Lembah Tiga Malaikat Karya Tjan Id Bagian 22
rahasia ini, mana mungkin ada orang yang menyembunyikan diri disini ?"
Suara lain yang tinggi melengking dan lembut segera menyambung.
928 "Apabila toako menyuruh kita datang kemari, sudah pasti hal ini bukan didasarkan
atas dugaan belaka, sudah pasti ia telah mendapatkan sedikit berita tentang hal ini.
Toh sekarang kita sudah sampai disini, mengapa tidak masuk ke dalam untuk melakukan
pemeriksaan ?" "Dalam sekilas pandangan saja tempat ini bisa dilihat amat jelas, hanya
dibelakang ketiga sosok mayat itu saja yang dapat dipergunakan untuk menyembunyikan badan."
"Kalau begitu, mari kita mencoba untuk memeriksa keadaan dibelakang mayat
sana !" Mendengar ucapan mana, diam-diam Kwik Soat kun segera berdoa.
"Moga-moga Pousat yang berdiam sudi melindungi hambamu, janganlah kau biarkan
kedua orang itu datang kemari."
Mendadak terdengar suara yang parau tadi berteriak lagi.
"Buyung tayhiap....Buyung tayhiap...."
"Mengapa dengan Buyung tayhiap ?" tegur suara yang tinggi melengking dengan
cepat. Seakan-akan menjumpai suatu peristiwa yang mengerikan saja, orang yang bersuara
parau itu kembali berseru dengan nada gemetar amat keras.
"Sepasang matanya.... sepasang matanya...."
Agaknya orang yang bersuara tinggi melengking tadi telah menyaksikan sesuatu,
tibatiba saja dia turut menjerit sekeras-kerasnya.
Menyusul kemudian kedengaran suara langkah kaki manusia yang amat ramai bergema
menjauhi tempat tersebut, sudah jelas kedua orang itu telah melarikan diri
terbirit-birit. Sambil menghembuskan napas panjang kakek berjubah panjang itu segera berkata.
"Kita tak boleh berdiam lebih lama lagi disini..."
"Sebenarnya apa yang telah terjadi ?"
"Sekarang aku tak punya waktu untuk memberi keterangan kepadamu, yang penting
sekarang adalah pergi dahulu meninggalkan tempat ini !"
Selesai berkata, dia segera berjalan lebih dahulu meninggalkan tempat tersebut.
Kwik Soat kun segera mengikuti dibelakangnya berlalu dari sana, tapi sewaktu
teringat akan keadaan dua orang itu yang melarikan diri terbirit-birit, tanpa terasa dia
pun turut berpaling. Begitu melihat, kontan saja membuat Kwik Soat kun menjerit keras saking
kagetnya. Ternyata sepasang mata Buyung Tiang kim yang semula tertutup rapat itu, sekarang
telah mementangkan matanya lebar-lebar bahkan dengan wajah penuh amarah.
Padahal Kwik Soat kun tahu kalau dia hanya sesosok mayat, tapi mengapa mayat itu
bisa mementangkan matanya lagi sehingga tampangnya nampak begitu menakutkan"
Tiba-tiba kakek berjubah panjang itu menarik pakaian Kwik Soat kun sambil
bisiknya. "Nona, jangan berteriak !"
929 Padahal Kwik Soat kun telah menyadari akan kesilafannya setelah menjerit
tertahan tadi, namun hatinya masih merasa ragu bercampur tidak habis mengerti, tanpa terasa dia
berseru. "Sepasang mata Buyung tayhiap terpentang lebar-lebar."
"Bila sepasang matanya tidak terpentang lebar, sulitlah buat kita untuk
meloloskan diri dari pencarian mereka" jawab kakek berjubah panjang itu hambar.
Sambil berkata dia lantas beranjak meninggalkan gua tersebut.
Kwik Soat kun segera menyusul di belakangnya.
"Kalau sepasang mata sesosok mayat masih bisa dipentangkan, bukankah orang mati
pun dapat berkata." Kakek berjubah panjang itu segera tertawa.
"Apakah nona merasa keheranan ?"
Kwik Soat kun segera menyadari akan sesuatu, segera serunya dengan cepat.
"Apakah kau yang telah menggerakkan mayat tersebut ?"
"Aaa, mana mungkin aku mempunyai kecerdasan seperti ini." jawabnya kemudian.
"Lantas siapakah yang telah mengatur siasat tersebut ?" tanya dia lagi.
"Kecuali majikanku, siapa lagi yang memiliki kecerdasan otak seperti ini ?"
Begitulah, sembari berbicara sembari melanjutkan perjalanan, tanpa terasa mereka
sudah keluar dari gua batu itu dan tiba ditengah sebuah hutan.
Tatkala Kwik Soat kun menjumpai orang tua itu hapal sekali dengan daerah
disekitar sana, tanpa terasa kembali tanyanya.
"Sebenarnya siapa sih majikanmu itu ?"
"Tentang soal ini, maaf bila aku tak dapat memberitahukan kepadamu, bila harus
disampaikan kepadamu, majikanku pasti akan menerangkan sendiri kepadamu nanti."
"Ooh... tampaknya kalian majikan da pelayan dua orang benar-benar manusia yang
misterius." Kakek berjubah panjang itu tertawa hambar.
"Di tempat dan situasi yang penuh dengan hawa napsu membunuh begini, seandainya
kami tidak bersikap lebih misterius dan berhati-hati, bagaimana mungkin masih
bisa hidup terus sampai sekarang ?"
Sekali lagi Kwik Soat kun berpikir di dalam hati kecilnya.
"Orang ini menutup mulutnya sangat rapat, mungkin sulit bagiku untuk mendapatkan
jawaban yang pasti !"
Berpikir sampai disitu, dia segera berkata.
"Aku lihat, kau hapal dan menguasai penuh seluruh wilayah di sekitar tempat
ini." 930 "Aku berdiam hampir lima tahun lamanya di tempat ini, justru kami selalu
mengandalkan 'kehapalan' kami atas daerah disekitar tempat ini untuk menyembunyikan diri dari
pelbagai ancaman dan mara bahaya..."
Kwik Soat kun segera berkerut kening, serunya.
"Hai, tampaknya kau banyak mengetahui tentang persoalan yang menyangkut soal
perguruan tiga malaikat."
Kakek berjubah panjang itu tertawa.
"Nona, jangan harap kau bisa berhasil untuk mengorek sedikit rahasia dari
mulutku, lebih baik berhematlah tenaga dan tidak mengajukan pertanyaan lagi."
"Kalian menolong kami tentu disebabkan satu alasan bukan ?"
"Sudah kukatakan tadi, bukan aku yang menolongmu melainkan majikanku, apabila
nona mempunyai banyak persoalan yang mencurigakan hatimu, harap suka bersabar
sebentar, setelah bertemu dengan majikanku nanti, rasanya belum terlambat untuk ditanyakan
lagi." "Menutup mulut bagaikan menyumbat botol, tampaknya kau benar-benar seorang
manusia yang luar biasa...."
Setelah berhenti sejenak, terusnya.
"Kau hendak mengajakku pergi kemana " Tentunya kau bersedia untuk menerangkan
kepadaku bukan ?" "Kita sudah sampai ditempat tujuan !"
Medadak dia mempercepat langkah kakinya dan memasuki hutan yang cukup lebar itu.
Kwik Soat kun segera mengikuti di belakangnya berbelok ke kiri dan berputar ke
kanan dan mengikuti dibelakangnya hampir setengah jam lebih sebelum orang itu
berhenti. Gerak langkah kaki kakek berjubah panjang itu dari lambat mendadak menjadi cepat
kembali kemudian dari cepat menjadi secepat kilat, perjalanan berikutnya mereka
tempuh dengan begitu cepatnya sehingga tak sempat lagi buat Kwik Soat kun untuk
memperhatikan keadaan disekelilingnya....
Rupanya mereka sedang menembusi hutan yang lebat dan semak belukar yang tinggi,
dalam keadaan seperti ini, asal dia bertindak kuang berhati-hati maka bisa jadi
akan kehilangan sama sekali jejak si kakek tersebut.
Menanti kakek berjubah panjang itu menhentikan perjalanannya, Kwik Soat kun baru
dapat menghembuskan napas panjang, sepasang matanya yang jeli segera mengawasi
keadaan disekelilingnya dengan seksama.
Ternyata disekitar tempat itu hanya penuh dengan pepohonan yang tinggi serta
semak belukar yang amat lebat, sejauh mata memandang yang terlihat hanya rumput dan
dedauanan belaka, sama sekali tak nampak batu karang atau pun tanah perbukitan.
Kwik Soat kun yang mencoba menahan diri tapi lama kelamaan tak dapat juga
melawan kecurigaan di dalam hatinya, akhirnya tak tahan lagi dia menegur.
"Masih berapa jauh ?"
931 "Sudah sampai ditempat ini."
"Tapi disekitar tempat ini sama sekali tidak kujumpai rumah untuk berdiam dan
dimanakah kalian berdua hidup selama ini ?"
"Bila ditempat ini terdapat sebuah rumah sebagai tempat berteduh, bagaimana
mungkin bisa meloloskan diri dari pengintaian mata-mata perguruan tiga malaikat ?"
"Lantas bagaimana cara kalian berdua melanjutkan hidup ?"
"Dengan langit sebagai atap dan bumi sebagai tikar dimana pun kami berdiam
diri." "Oooh, aku mengerti sekarang, selama beberapa tahun ini kalian pasti berdiam
terus dibalik hutan dan semak belukar yang lebat ini, sekali tinggal beberapa tahun
sudah dilalui, nampaknya kalian memang merupakan maanusia-manusia yang mempunyai
maksud tertentu." Kemudian setelah berhenti sejenak, sambungnya lebih jauh.
"Tempat ini merupakan hutan belantara dengan semak belukar yang sangat lebat,
bagaimana cara kita untuk bisa berjumpa dengan majikanmu itu...?"
Kakek berjubah panjang itu menggelengkan kepalanya berulang kali.
"Tiada jalan lain untuk mencarinya kecuali menantikan kedatangannya disini."
"Sampai kapan dia baru akan kembali ?"
"Soal ini harus bergantung pada nasib."
(Bersambung jilid 44) 932 Lembah Tiga Malaikat Oleh: Tjan Jilid 44 Kwik Soat kun benar-benar merasa gelisah sekali tapi dia pun mengerti, sekalipun
ditanyakan lebih jauh pun belum tentu bisa memperoleh jawaban yang memuaskan,
terpaksa dia hanya berjalan mondar-mandir dengan perasaan tak tenang.
Berbeda sekali dengan sikap kakek berjubah panjang itu, dia nampak amat santai
sambil bergendong tangan, dia mengamati keadaan sekeliling tempat itu.
Mendadak ia membalikkan tubuhnya dan menatap wajah Kwik Soat kun lekat-lekat
kemudian katanya. "Nona Kwik, apakah kau berharap bisa jumpa dengan majikan kami secepat
mungkin ?" "Benar, lebih cepat lebih baik !"
"Kalau begitu, terpaksa aku akan menyiksa nona sebentar !"
Ucapan tersebut segera membuat Kwik Soat kun menjadi tertegun.
"Katakan saja apabila benar-benar dapat membantu situasi, aku tak akan segansegan." Kakek berjubah panjang itu segera tersenyum.
"Harap nona jangan salah paham, majikanku adalah seorang lelaki sejati."
933 "Aaai, seandainya dia tidak memiliki jiwa ksatria yang begitu agung, bagaimana
mungkin dia bisa hidup selama banyak tahun disini ?"
"Apa yang kau inginkan " Cepat utarakan !"
Dari dalam sakunya kakek berjubah panjang itu mengeluarkan seutas kain hitam,
kemudian katanya. "Bukannya majikan kami sengaja berbuat sok misterius, sesungguhnya dia memiliki
kesulitan yang terpaksa, di saat nona berjumpa dengannya nanti harap kau menutup
matamu rapat-rapat. Andaikata dia ingin berjumpa dengan nona, sudah pasti kain
penutup mata diwajah nona akan dilepas sendiri olehnya."
"Kau hendak menutupi sepasang mataku ?"
"Benar. Hanya saja hal tersebut bukan semacam kunci, kunci ini bisa
mengendalikan manusia sejati namun tidak berlaku untuk manusia rendah, setelah kututup matamu
dengan kain tentu saja aku tak bisa mengikat sepasang tanganmu, setiap saat kau
bisa melepaskan kain tersebut secara mudah. Cuma aku sangat berharap agar nona dapat
menepati janji dan jangan sampai membuka kain hitam tersebut, dengan demikin hal
tersebut akan lebih bermanfaat bagi nona sendiri."
"Cukup dilihat dari sikap misterius kalian, majikan dan pelayan, aku sudah
benar-benar merasa takluk, tak usah diterangkan lebih jauh, silahkan saja turun tangan."
Kakek berjubah panjang itu segera menutupi sepasang mata Kwik Soat kun dengan
secarik kain hitam, kemudian katanya.
"Nona, aku hendak mengikat pula tubuhmu dengan sebuah tali !"
"Silahkan saja diikat, aku pasrah saja terhadap semua tindakanmu itu."
Dia merasa pinggangnya seperti dengan seutas tali, lalu didalam waktu singkat
tubuhnya sudah melambung ke tengah udara.
Sekalipun sepasang mata Kwik Soat kun tak bisa menangkap benda apapun, namun dia
sudah menduga kalau tubuhnya sedang dikerek naik ke atas sebatang pohon yang
amat besar. Benar juga, tak selang berapa saat kemudian dia merasa daun yang tebal menerpa
sekeliling tubuhnya, sementara tubuh yang sedang dikerek naik pun segera
berhenti. Sesudah itu terdengar seseorang berkata dengan nada berwibawa.
"Keselamatan nona terjamin, kau tak usah kuatir kalau sampai terjatuh ke bawah."
934 Kwik Soat kun mengerti, seandainya dia nekad juga untuk lalu membuka kain hitam
penutup matanya itu, suasana pasti akan berubah menjadi amat tidak menyenangkan,
terpaksa dia hanya bisa mengingat-ingat suara tersebut dengan seksama, dia
berharap apabila bisa mendapat kesempatan dilain waktu untuk mendengar suara tersebut
lagi, dia bisa menduga kedudukan maupun identitas orang ini.
Setelah mengambil keputusan dalam hatinya, dia pun berkata.
"Boanpwe adalah seseorang yang berulang kali berhasil lolos dari kematian, soal
mati hidup sudah tak pernah kupikirkan lagi di dalam hatiku..."
Suara yang berwibawa itu segera menghela napas panjang.
"Aaai..... dunia persilatan memang penuh dengan jurang dan tebing yang berlikuliku, hati manusia sukar diduga dalamnya, namun di dlaam dunia ini toh tetap terdapat
manusia yang tidak kemaruk akan harta, nama serta kedudukan, manusia bodoh yang
tidak terpengaruh oleh kehebatan ilmu silat, dalam suasana semacam ini, dunia
persilatan membutuhkan manusia-manusia seperti inilah untuk membangun kembali kebenaran
Lembah Tiga Malaikat Karya Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
serta keadilan di dalam dunia persilatan."
Ucapan yang begitu gagah dan perkasa ini membuat Kwik Soat kun merasa amat
kagun, tak tahan lagi dia berseru.
"Locianpwe telah menyelamatkan jiwa boanpwe, budi kebaikan ini lebih tinggi
daripada bukit, apabila kau hendak menitahkan sesuatu, boanpwe pasti akan melakukannya
tanpa membantah." "Asal kau mempunyai ingatan demikian, aku pun bisa merasa lega, cuma saatnya
sekarang belum tiba." sahut suara yang berwibawa itu sambil tertawa.
"Perguruan tiga malaikat penuh oleh misteri dan segala macam keanehan, sekalipun
boanpwe sudah mengalami kesemuanya itu, namun sekalipun sudha dilihat pun hanya
dilihat dengan percuma, kalau aku diharuskan untuk membayangkan kembali, maka
sama sekali tiada sisa kenangan yang berada didalam benaknya."
"Persoalan yang terdapat dalam perguruan tiga malaikat punuh liku-liku yang suka
diceritakan dalam sepatah dua patah kata saja, bagaimana mungkin masalahnya
dapat kau pahami berdasarkan pengamatan yang sepintas lalu " Apabila kau memang benarbenar ingin menolong umat persilatan dari bahaya ini, kau boleh melakukan beberapa
buah pekerjaan bagiku." "Asal pekerjaan tersebut sanggup boanpwe lakukan sudah pasti akan kulakukan
tanpa membantah." "Bagu sekali, disini terdapat tiga pucuk surat rahasia, kau harus menyampaikan
surat tersebut kepada mereka yang bersangkutan."
935 "Anggota perkumpulan Li ji pang kami sangat banyak, kami pun paling gampang
mencari berita, asal aku dapat meninggalkan tempat ini, sudah pasti tugas yang
locianpwe berikan itu bisa diselesaikan dengan cepatnya."
"Masalah ini besar sekali sangkut pautnya." sambung suara yang selalu berwibawa
itu lebih jauh, "apabila tindakan ini pun tidak berhasil memporak porandakan
perguruan tiga malaikat, maka selanjutnya jangan harap ada keadilan dan kebenaran yang bisa
dibicarakan lagi dalam dunia persilatan, kami orang-orang persilatan pun
selamanya akan terjatuh di dalam cengkeraman kaum iblis dan jangan harap ada kesempatan untuk
bisa bangkit kembali. Kedengaran menghantar beberapa pucuk surat ini adalah suatu
pekerjaan yang amat gampang, padahal persoalannya menyangkut suatu keadaan yang
amat besar, aku telah menunggu selama bertahun-tahun lamanya sebelum berhasil
menemukan seorang manusia seperti kau."
"Masa untuk menyampaikan beberapa pucuk surat pun mempunyai arti yang begitu
penting ?" "Benar, persoalan ini penting sekali artinya, cuma kecerdasan dari si pengirim
surat itu jauh lebih penting daripada ilmu silatnya dan surat itupun harus disampaikan
kepada pribadi yang bersangkutan, karena isinya menyangkut suatu masalah yang amat
rahasia. Oleh karena itu, kau tak dapat menyuruh orang lain untuk menyampaikan surat ini,
sebab bila berita ini sampai bocor maka jerih payahku selama ini pun akan sia-sia
belaka." "Boanpwe pasti akan berusaha dengan sekuat tenaga.
"Bukan hanya berusaha dengan sekuat tenaga saja, bahkan harus disampaikan kepada
yang bersangkutan, karena masalahnya bukan menyangkut mati hidup dari satu dua
orang saja, melainkan menyangkut soal keselamatan dari segenap umat persilatan. Dan
lagi, inilah kesempatan yang terakhir, oleh sebab itu usaha tersebut tak boleh sampai
mengalami kegagalan."
Tiba-tiba saja Kwik Soat kun merasa diatas bahunya telah diberi beban dan
tanggung jawab yang amat besar. Tak tahan lagi dia berkata sambil menghela napas panjang.
"Boanpwe akan berusaha dengan segala kemampuan yang kumiliki untuk bekerja,
seandainya surat-surat tersebut tak bisa disampaikan kepada yang bersangkutan,
aku lebih baik mati saja."
Kemudian setelah berhenti sejenak lanjutnya.
"Locianpwe, dapatkah kau memberikan sedikit keterangan tentang persoalan ini,
agar pikiran boanpwe menjadi lebih terbuka ?"
Orang itu termenung sebentar lalu berkata.
936 "Sudah banyak tahun aku berdiam disini, aku tak tahu bagaimanakah keadaan dunia
persilatan setelah dikacau oleh orang-orang sam seng bun, tapi aku percaya tiga
orang yang menerima suratku itu masih ada di tempat semula, mengenai bagaimana caranya
untuk menyampaikan surat tersebut, hal ini tergantung pada kecerdasan otakmu
sendiri. Namun, ada satu hal perlu kuterangkan lebih dahulu, yakni setelah kau dihantar
meninggalkan tempat ini, ada seseorang yang akan mewakilimu untuk mati, dengan
demikian baru dapat mengelabui mata-mata dari pihak perguruan tiga malaikat."
"Siapakah yang akan mewakili aku untuk mati ?"
"Soal ini kau tak perlu tahu. Sekarang waktu lebih berharga dari segala-galanya,
untuk menyelamatkan kalian, jejakku sudah ketahuan dan orang-orang sam seng bun pun
pasti akan mengirimkan jago-jago lihainya untuk mencari jejakku, nah sekarang kau haru
segera berangkat meninggalkan tempat ini."
"Apakah boanpwe masih boleh mengajukan beberapa buah pertanyaan ?"
"Baik ! Tapi harus pertanyaan yang singkat dan jelas !"
"Apakah Nyoo Hong leng dan Siau tin juga ditolong oleh locianpwe...?"
"Ya, semuanya sudah tertolong. Namun aku tak mampu melindungi keselamatan
mereka, dapatkah mereka hidup lebih jauh, kesemuanya itu tergantung pada kemujuran
mereka sendiri," "Bagaimana dengan Khong Bu siang yang mengenakan pakaian serba hitam itu ?"
"Dia pun sudah ditolong."
"Sedang Buyung Im seng ?"
"Dia pernah memasuki kota batu dibawah tanah, setiap orang yang pernah kesitu
pasti akan mengalami perubahan yang besar atas wataknya, hanya ada dua jalan yang
dapat ditempuh olehnya." "Pertama tetap tinggal didalam perguruan tiga malaikat, kedua memenjarakan
diri." "Mengapa demikian ?"
"Nona, tak ada kesempatan lagi bagiku untuk menjelaskan persoalan ini kepadamu,
sekarang kau boleh pergi."
Setelah berhenti sejenak, lanjutnya.
"Bila kau diliputi rasa ingin tahu, sehabis menyampaikan ketiga pucuk surat
tersebut otomatis kau akan memahami sendirinya semua masalah tersebut."
937 Kwik Soat kun merasa ada tiga pucuk surat yang disodorkan ke tangannya, segera
diterima surat itu dan dimasukkan ke dalam saku.
"Dapatkah locianpwe memberitahukan namamu kepada boanpwe ?" pintanya kemudian.
"Sebelum rahasia ini terbongkar, aku tak ingin berjumpa dengan orang siapa saja,
aku tak ingin memberitahukan kepada siapapun, anggap saja aku sebagai Bu beng lojin
(kakek tanpa nama)." "Baik, kalau begitu boapwe akan berangkat lebih dulu 1"
Dia segera merasakan tubuhnya melayang ditengah udara dan meluncur ke arah
bawah, tak selang berapa saat kemudain, kedua kakinya sudah menempel diatas tanah.
Kwik Soat kun sama sekali tidak melepaskan kain hitam yang menutupi matanya, dia
masih tetap berdiri tegak di tempat semula.
Tak selang beberapa saat kemudian, matanya menjadi silau, si kakek berjubah
hijau itu telah melepaskan kain hitam penutup mata tersebut.
Kwik Soat kun segera mengerdipkan sepasang matanya yang bulat dan besar,
kemudian tanpa sadar mendongakkan kepalanya memandang sekejap ke atas pohon.
Sambil tertawa kakek berjubah hijau itu tertawa.
"Majikan kami telah pergi jauh, nona tak akan bisa menyaksikan dirinya lagi."
Kwik Soat kun tersenyum. "Walaupun aku tak bisa menyaksikan raut wajahnya, namun aku telah mendengar
suaranya." Agaknya kakek berjubah hijau itu menaruh perhatian yang khusus terhadap
majikannya itu, tanpa terasa serunya.
"Nona, bagaimanakah pendengaranmu terhadap majikanku ini ?"
"Pembicaraan diantara kami tidak berlangsung lama, lagipula aku tak sempat
melihat wajahnya, darimana aku bisa tahu ?"
"Kau adalah satu-satunya orang yang berbicara paling banyak dengannya selama
belasan tahun terakhir ini" sambung kakek berjubah hijau itu lagi.
Kwik Soat kun menjadi tertegun.
"Jadi selama belasan tahun, dia tak pernah meninggalkan tempat ini ?"
938 oooOooo "Benar !" kakek berjubah hijau itu mengangguk, "tempo hari, dia tak dapat pergi,
kalau sekarang, dia tak ingin pergi."
Kwik Soat kun segera termenung beberapa saat lamanya, setelah itu berkata.
"Walaupun aku belum pernah menyaksikan wajahnya, namun kalau didengar dari nada
suaranya, dia adalah seorang yang serius, berwibawa dan tegas, seolah-olah
memiliki suatu kekuatan yang membuat orang tak bisa melawan kemauannya."
Terhadap penilaian tersebut, tampaknya kakek berjubah hijau itu merasa sangat
pusa, dia segera tersenyum. "Betul, dia memang seorang manusia semacam itu !"
Setelah berhenti sejenak, lanjutnya.
"Apakah dia telah menyinggung akan menyuruh aku untuk menghantarmu pergi dari
sini ?" Kwik Soat kun segera berpikir.
"Orang itu berpesan kepadaku agar merahasiakan kejadian ini, terutama tentang
ketiga pucuk surat tersebut, lebih baik aku jangan menyinggung soal itu."
Berpikir demikian, dia lantas mengiakan.
"Ya, dia bilang akan menyuruh seseorang untuk menghantarkan pergi dari sini,
tapi aku tak tahu siapakah orang tersebut."
"Sudah pasti aku. Kecuali aku, disini tiada orang yang kedua yang bisa diutus
lagi." Mendadak Kwik Soat kun jadi teringat akan sesuatu, kemungkinan besar orang yang
akan menghantarnya pergi meninggalkan tempat itulah yang mungkin akan
mewakilinya untuk mati, tanpa terasa ia menjadi tertegun.
Tanpa sadar pula dengan sorot mata yang tajam, dia mengawasi wajah kakek
berjubah hijau itu lekat-lekat. Sambil tersenyum kakek berjubah hijau itu segera menegur.
"Apa yang sedang kau lihat ?"
"Aku sedang mengamati dirimu."
939 "Aku mana sudah tua, jelek lagi, apa sih yang menarik untuk dipandang...?"
"Kau adalah satu-satunya orang yang mendampinginya selama ini, seandainya kau
sampai mati, bukankan tiada orang yang akan merawat dirinya lagi ?"
Kakek berbaju hijau itu segera tersenyum.
"Nona, kau tak usah membolak-balikkan duduknya persoalan bila ingin berbicara,
maksudmu, setelah menghantar kau turun gunung nanti, maka aku pun tiada harapan
untuk hidup lagi ?" "Bukan aku yang mengatakan demikian."
"Jadi orang itu adalah majikanku ?"
"Ya, memang dia, ia bilang hendak mencari seseorang untuk mewakiliku mati."
Paras muka kakek berjubah hijau itu segera berubah menjadi amat keren dan
serius, katanya. "Aku sudah tahu tentang hal ini dan aku harap nona bersedia untuk menyaru
sebagai seseorang yang sama sekali tidak menarik perhatian, kalau tidak, sekalipun aku
telah mengorbankan jiwaku untukmu, orang lain masih tetap akan menaruh curiga."
Dengan pandangan yang tajam Kwik Soat kun mengawasi wajah kakek berbaju hijau
itu lekat-lekat, dia jumpai wajah si kakek tenang sekali, seakan-akan dia telah
mengesampingkan soal mati hidupnya.
Kenyataan ini membuatnya merasa amat kagum, segera tanyanya.
"Jadi kau sudah tahu akan dirimu ?"
"Kami majikan dan pelayang hidup berdua, kalau bukan majikan yang akan mati,
tentu saja tinggal aku seorang."
"Tampaknya kau sama sekali tidak memikirkan masalah mati hidup tersebut di dalam
hati." "Nona, apabila saat kematian untuk seseorang telah tiba, maka dia hanya akan
merasakan sedikit penderitaan, selama beberapa tahun ini kehidupan yang kami alami justru
jauh lebih parah dan menderita daripada kematian."
Kwik Soat kun segera menghela napas panjang.
"Aaai... tapi kau rela untuk mengorbankan ciri, keagungan dan kebesaan jiwamu ini,
sungguh membuat aku merasa kagum sekali."
940 Kakek berjubah hijau itu tersenyum, tukasnya.
"Tak usah kita bicarakan tentang hal ini, sekarang kau boleh bertukar pakaian !"
Selesai berkata dia lantas membalikkan badan siap berlalu dari tempat tersebut.
"Locianpwe, berhenti !" Kwik Soat kun segera berseru memanggilnya dengan suara
lirih. Kakek berjubah hijau itu berhenti.
"Ada urusan apa ?" tanyanya.
"Kau tak usah menyingkir."
"Apakah kau suruh aku menikmati tubuhmu yang indah dan mempesonakan hati itu ?"
seru si kakek berjubah hijau itu sambil tersenyum.
"Bagi seorang tokoh berjiwa besar dan berperasaan agung seperti kalian,
kendatipun
Lembah Tiga Malaikat Karya Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
dapat menyaksikan seorang gadis dalam keadaan telanjang bulat pun, aku percaya
kalian pasti tak akan terangsang."
"Baik, aku akan duduk disini dan tak akan melihatmu lagi, sekarang kau boleh
bertukar pakaian !" Selesai berkata, dia lantas memejamkan matanya dan duduk bersila tanpa berkutik
lagi. "Aku tidak mempunyai pakaian untuk ditukar, nampaknya terpaksa harus mengacaukan
rambutku sambil melumuri wajah dengan lumpur..."
"Entah bagaimanapun dandananmu nanti, yang penting jangan samapi menarik
perhatian orang lain" tukas si kakek cepat.
Sementara mulutnya berbicara, sepasang matanya masih tertutup rapat-rapat.
Pelan-pelan Kwik Soat kun melepaskan pakaiannya dan mengenakan secara terbalik,
rambutnya dibikin kusut lalu dibuat sebuah konde dan mencoreng-coreng wajahnya
dengan lumpur. Selama ini dia mengawasi kakek berjubah hijau itu tanpa berkedip, dijumpainya
kakek tersebut benar-benar memejamkan matanya rapat-rapat dan sama sekali tidak
menggerakkan biji matanya barang sekejap pun, tanpa terasa kembali dia berpikir.
"Orang ini benar-benar seorang lelaki yang jujur dan sejati."
Selesai berdandan, Kwik Soat kun baru menghela napas panjang sembari berkata.
941 "Locianpwe, aku telah selesai berdandan !"
Saat itulah si kakek berubah hijau itu baru membuka matanya dan mengawasi
dandanan Kwik Soat kun sekejap, kemudian sambil berdiri dia berkata.
"Kalau begitu, mari kita berangkat !"
"Bagaimana dengan dandananku sekarang ?"
"Ya, apa boleh buat, ditempat ini tiada pakaian yang bisa ditemukan, terpaksa
harus seadanya..." Menyaksikan sikapnya yang begitu tenang dan hambar, sekan-akan menganggap
dirinya seperti rumput atau pohon saja, tak tahan Kwik Soat kun bertanya lagi.
"Locianpwe, apakah aku adalah seorang perempuan yang berwajah amat jelek ?"
"Kau tidak jelek, tapi akupun tak dapat menilai kau amat cantik, sebab aku belum
pernah memikirkan soal kecantikan atau kejelekan seorang wanita."
"Bila kau tak dapat membedakan canti dan jeleknya seorang perempuan, hal ini
menunjukkan kalau dalam hatimu tidak terdapat suatu patokan tertentu mengenai
wanita...." Kakek berjubah hijau itu segera tersenyum, tukasnya.
"Justru karena di dalam hatiku tidak terdapat patokan mengenai hal tersebut,
maka aku pun tak bisa menentukan apakah kau cantik ataukah jelek."
Kwik Soat kun menghela napas panjang.
"Aaai, apabila seseorang telah berada dalam keadaan seperti ini, mungkin dia
sudah tak dapat dikatakan sebagai seorang manusia lagi."
"Kalau bukan manusia, lantas apa namanya ?" tanya si kakek berjubah hijau itu
sambil tertawa hambar. "Malaikat, rasanya hanyalah malaikat yang tak akan tergoda oleh bujuk rayu serta
rangsangan pelbagai napsu, buktinya kalian majikan dan pelayan berdua sama
sekali tidak tertarik oleh segala sesuatu yang berada disekitar kalian."
"Sudah kelewat lama kami hidup berdampingan dengan rumput dan pepohononan,
manusia yang kami saksikan selama inipun hanya manusia-manusia kejam berhati
busuk, jahat dan dingin, kalau dibilang mereka semua adalah manusia, aku rasa hal ini
hanya akan menodai arti suci yang sesungguhnya dari manusia itu sendiri..."
942 Setelah berhenti sejenak, lanjutnya.
"Tidak banyak waktu yang tersedia buat kita, soal-soal semacam itu tak usah kita
bicarakan lagi." * * Note (by maya) : Lanjutan jilid 41* *
Tiba-tiba kakek berjubah hijau itu mendongakkan kepalanya dan tertawa terbahakbahak. "Haaah... haaah... sebetulnya kalian berdua bisa saja meloloskan diri dari bencana
kali ini, sungguh tak nyana kalian jauh-jauh datang kemari tak lain hanya ingin
menghantar kematian saja." Mendadak terdengar seseorang berkata dengan suara dingin.
"Meskipun yang tertimpa musibah sukar meloloskan diri, namun saudara sendiripun
berada di dalam ancaman bencana besar."
Dengan perasaan terkejut, manusia berbaju hijau itu membentak nyaring.
"Siapa disitu ?"
"Aku !" seseorang menyahut dengan suara yang dingin bagaikan es.
Seorang manusia berbaju hitam yang mengenakan kain cadar berwarna hitam,
pelanpelan munculkan diri. Kwik Soat kun merasa suara orang itu amat dikenal olehnya, seperti orang yang
telah menyelamatkan dirinya. "Siapakah kau ?" bentak manusia berbaju hijau itu lagi.
Pelan-pelan manusia berbaju hitam itu melepaskan kain cadar yang menutupi
wajahnya dengan jenggot panjang yang menghiasi dagunya.
Sekalipun belum pernah menjumpai raut wajah orang ini, paling tidak ia pernah
mendengar dari gurunya yang melukiskan bahwa dia adalah Buyung Tiang kim, Buyung
tayhiap yang amat termashur namanya dalam dunia persilatan itu.
Manusia berjubah hijau itu kelihatan agak gemetar, kemudian sambil mendongakkan
kepalanya dia tertawa terbahak-bahak.
"Haaah... haaaah... Buyung Tiang kim, sudah lama mati dengan mata kepala sendiri
lohu menyaksikan peristiwa tersebut, kau tak usah mencatut wajahnya untuk
berjumpa lagi denganku, memangnya kau anggap masih bisa membohongi lohu ?"
943 "Kau telah membunuh Buyung Tiang kim dan mencatut namanya untuk mengundang
tiga puluh enam orang jago lihai dari seluruh dunia persilatan untuk bersamasama merundingkan masalah besar dunia persilatan, namun dalam perjamuan tersebut,
diamdiam ia mencampurkan obat pemabuk di dalam arak hingga merobohkan mereka semua,
dimana orang-orang itu kau sekap secara terpisah dan dipaksa untuk menyerahkan
ilmu silatnya, kemudian mengurung mereka semua dikota batu bawah tanah, bukan
begitu ?" seru manusia berbaju hitam itu dengan suara dingin tapi serius.
Manusia berjubah hijau itu tertawa dingin.
"Apakah kau ingin memancing lohu untuk mengikuti peristiwa tersebut, sehingga
semua jago persilatan yang menyembunyikan diri dalam hutan dapat mendengarkan hal
ini..?" jengeknya. "Selama banyak tahun ini aku sudah mengetahui latar belakang yang sesungguhnya,
cara kerjamu sangat rahasia dan teliti, toh ada yang bocor juga. Pertama kau tak
pernah menyangka kalau aku masih hidup di dunia ini, sekalipun kau enggan untuk
mengungkapkan latar belakangnya aku toh bisa memberitahukan kesemuanya ini
kepada mereka...." "Kau hanya ingin jelasnya saja ?" tukas manusia berbaju hijau itu cepat.
"Ingin jelas tentang apa ?"
"Hasil akhir dari peristiwa ini ?" seru manusia berbaju hijau itu dingin,
"sekarang kau sudah bukan tandinganku lagi, didalam seratus gebrakan saja aku sudah dapat
merenggut selembar nyawamu." Dengan cepat manusia berbaju hitam itu menggelengkan kepalanya berulang kali,
katanya sambil tertawa. "Kau telah membunuh Hong-ya tojin, melukai Kiu ci mo ang, sekarang tenaga
dalammu sudah mengalami kerugian yang besar sekali, itu berarti kau sudah tak
berkemampuan lagi untuk membinasakan diriku."
"Inikah saat yang kau nanti-nantikan ?" seru manusia berjubah hijau itu sambil
tertawa dingin. "Yah, inilah persiapan yang memang kuatu !" sahut manusia berbaju hitam itu.
Kemudian setelah berhenti sejenak, bentaknya keras-keras.
Lepaskan kain cadarmu sekarang. Dalam saat dan keadaan seperti ini aku rasa tak
perlu untuk merahasiakan identitasmu lagi."
944 "Heeeh... heeeh... heeh, sekalipun kulepaskan kain cadarku, apa pula yang bisa kau
lakukan ?" jengek manusia berjubah hijau itu sambil tertawa dingin.
Pelan-pelan dia melepaskan kain cadar yang menutupi wajahnya itu....
Kwik Soat kun mencoba untuk mengawasi orang itu dengan seksama, betul juga, dia
adalah majikan dari kota batu dibawah tanah.
Pelbagai persoalan yang semula masih memenuhi benaknya, dalam waktu singkat
banyak yang dipahami olehnya, tentu saja masih banyak terdapat persoalan aneh yang
tidak bisa dipahami olehnya. Dengan sorot mata yang amat tajam manusia berjubah hitam itu menatap wajah
manusia berjubah hijau itu lekat-lekat, berapa saat kemudian dia berkata.
"Walaupun kau telah berusaha dengan susah payah, sayang sekali kau belum
berhasil merubah wajahmu sehingga mirip sekali dengan wajah asliku..."
Kemudian setelah mendehem beberapa kali, sambungnya.
"Konon kau telah mencari banyak sekali yang berperan pula dengan wajah macam
kau, entah berita ini benar atau tidak."
Mendadak berkumandang suara benturan yang amat keras...."Blaaam !"
Kiu ci mo ang yang sedang berdiri sambil memegangi perut itu jatuh terjengkang
ke atas tanah. Manusia berbaju hitam itu berpaling dan memandang sekejap ke arah Kiu ci mo ang,
kemudian ujarnya lagi sambil menghela napas panjang: "Kedua orang itu kupancing
dengan akal agar datang kemari, tapi akhirnya harus mengalami nasib seperti
ini ! Aaai... berbicara yang sebenarnya, siaute benar-benar merasa bersalah dan harus minta
maaf, tapi kedua orang ini sudah terlalu banyak melakukan kejahatan sepanjang
hidupnya, kalau sampai tewas ditangan orang lain, sesungguhnya hal mana sudah merupakan
sesuatu kejadian yang sewajarnya."
Manusia berbaju hijau tertawa-tawa.
"Haaah... haaah.... Buyung Tiang kim, manusia dalam dunia dewasa ini pasti tahu
kalau kau adalah seorang pendekar besar yang amat sukar dihadapi, padahal kau adalah
seorang tokoh manusia yang licik, berbahaya dan serakahnya bukan kepalang, egoismu
terlampau besar." Sementara manusia berbaju hitam itu hendak menjawab, mendadak terdengar
seseorang berseru keras. 945 "Toako... !" Sesosok bayangan manusia dengan kecepatan luar biasa meluncur mana dari atas
pohon. Orang itu bungkuk dan berwajah penuh codet, dia tak lain adalah Tiong ciu it
kiam (jago pedang dari Tiong ciu) Seng Cu sian.
Ruapanya Seng Cu sian tak sanggup menahan gejolak emosinya setelah menyaksikan
manusia berbaju hitam itu melepaskan kain cadar mukanya, karena itu dia lantas
melompat turun dari tempat persembunyiannya dan menampakkan diri.
Manusia berbaju hitam itu mendehem pelan, kemudian tanyanya.
"Kau adalah..."
"Siaute adalah Seng Cu sian, toako, apakah kau sudah tidak kenal lagi
denganku ?" "Aku masih dapat mengingat suaramu !"
"Sam te, Nyoo te semuanya berada disini, sayang Su te entah telah pergi kemana.
Konon dia telah menyelundup masuk ke dalam perguruan tiga malaikat untuk mencari jejak
toako." Sementara itu Kiu ji taysu, Lui Hua hong dan lain-lainnya telah bermunculan dari
atas pohon dan sama-sama menampakkan diri disisi arena seru mereka hampir bersamaan
waktunya. "Toako, kau membuat kami benar-benar merindukan dirimu !"
Buyung Tiang kim menghembuskan napas panjang.
"Selama dua puluh tahun belakangan ini kalian pasti sudah banyak menderita."
"Asal toako masih hidup di dunia ini, sekalipun siaute sekalian harus menderita
lagi juga tak menjadi soal." sahut Seng Cu sian cepat.
"Aaai, kendatipun hubungan kita bagaikan saudara sendiri, namun kalian masih
belum begitu memahami tentang toakomu..."
"Nama besar toako termashur di kolong langit, siapakah yang tidak menaruh hormat
dan segan kepadamu " Kami sebagai saudaramu benar-benar ikut berbangga hati buat
toako." seru Lui Hua hong pula sambil tertawa.
Buyung Tiang kim tertawa getir.
946 "Setiap orang di dunia ini tahu kalau Buyung Tiang kim adalah seorang pendekar
besar, tapi agaknya mereka semua telah melupakan satu hal."
"Soal apa ?" Kiu ji taysu segera bertanya.
"Sifat manusia di dunia ini tiada seorang pun yang bisa menyamai Buyung Tiang
kim, seperti dalam berita, sebab apa yang dilukiskan bukan manusia, melainkan dewa."
"Tapi toako memang dewa !" kata Lui Hua hong.
Buyung Tiang kim menghela napas panjang.
"Kalian bersabarlah lebih dulu, pasti akan kalian saksikan raut wajah asli dari
toakomu." Sebelum Liu Hua hong sempat mengucapkan sesuatu, Seng Cu sian telah mencegah
dengan berkata. "Ngo te, saat ini bukan saatnya bagi kita bersaudara untuk mengingat-ingat masa
silam." Sementara itu Buyung Tiang kim telah mengalihkan sorot matanya ke wajah manusia
Lembah Tiga Malaikat Karya Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
berbaju hijau itu, kemudian pelan-pelan berkata.
"Mereka adalah beberapa orang saudara angkatku, hubungan batin mereka terhadap
diriku amat mendalam, meraka hanya mengetahui akan nama pendekar namun tidak
mengetahui akan perbuatan jahatku, bila kau ingin memberitahukan kepada mereka
katakan saja secara berterus terang."
Manusia berjubah hijau itu tertawa dingin.
"Dengan bersusah payah kau membangun naam pendekarmu, apakah tidak kuatir kalau
nama pendekarmu itu sampai punah dalam sekejap mata...?"
Dengan wajah sedih Buyung Tiang kim menghela napas panjang.
"Aaaai, sudah lama aku memikirkan persoalan ini dan sekarang telah berhasil
kupecahkan, aku tak dapat merahasiakan semua kejahatanku terhadap pandangan mata
serta pendengaran semua orang di dunia ini, cepat atau lambat persoalan ini
dapat terungkap juga dalam dunia persilatan, oleh sebab itu soal nama bukan menjadi
ancaman yang berat bagiku." Manusia berjubah hijau itu mengalihkan sorot matanya dan memandang sekejap
sekeliling tempat itu, kemudian ujarnya.
"Selain ketiga orang saudaramu, masih adakah orang lain yang bersembunyi didalam
hutan ?" 947 "Ada ! Cuma hanya diantaranya yang tidak kuketahui."
"Suruh mereka semua keluar dari tempat persembunyiannya."
Buyung Tiang kim segera berpaling ke arah dalam hutan, lalu berseru dengan
lantang. "Pertemuan ini merupakan sebuah pertemuan yang sukar ditemui, kalau toh kalian
sudah berdatangan semua disini, mengapa tidak segera munculkan diri ke tengah arena
untuk mengikuti jalannya peristiwa dengan lebih seksama ?"
"Bila kalian telah ditakdirkan akan mati, kendatipun bersembunyi di dalam hutan
pun tak akan bisa lolos dari ancaman maut itu."
Baru selesai dia berkata, si dewa ular Tong Lim sudah melompat turun lebih
dahulu dari atas pohon. Menyusul kemudian Kwik Soat kun, Nyoo Hong leng, si kaitan sakti Pau Heng,
bersamasama pula munculkan diri dari balik hutan.
Mencorong sinar tajam dari balik mata manusia berjubah hijau itu sesudah
menyaksikan kehadiran Nyoo Hong leng, setelah diperhatikan sejenak ujarnya.
"Kau belum mati ?"
"Betul, harus disayangkan tusukan pedang orang itu agak miring sedikit sehingga
meninggalkan selembar jiwaku."
oooOooo "Siapa yang telah menyelamatkan jiwamu ?" tanya manusia berbaju hijau itu
sesudah termenung sejenak. "Aku !" jawab Buyung Tiang kim, "kalau diwaktu-waktu lampau aku bekerja karena
mempunyai tujuan tertentu, maka kali ini kutolong selembar jiwanya tanpa
disertai dengan tujuan apapun."
Nyoo Hong leng menghela napas panjang, memandang ke arah manusia berjubah hijau
itu, katanya. "Locianpwe, sebenarnya siapakah kau " Mengapa kau harus menyaru sebagai Buyung
Tiang kim " Kalau begitu apa yang pernah kau ucapkan sewaktu berada di kota batu
tempo hari hanya bohong belaka ?"
Manusia berjubah hijau itu tertawa hambar, seperti menjawab tapi bukan menjawab,
dia berkata. 948 "Mana Buyung Im seng " Sekarang dia berada dimana ?"
"Entahlah !" Nyoo Hong leng menggelengkan kepalanya berulang kali,
Manusia berjubah hijau itu menggetarkan pedangnya lagi, kemudian berkata.
"Nak, beritahu kepadaku, masih ada siapa lagi dalam hutan sana.. ?"
"Hanya beberapa orang ini saja yang datang bersama denganku."
Manusia berjubah hijau itu mendengus dingin, serunya kemudian.
"Buyung Tiang kim, sebelum kita turun tangan, terlebih dahulu kita harus
menjanjikan sesuatu hal." "Baik ! Katakanlah lebih dahulu, asal hal itu cocok dan pantas, tentu akan
kukabulkan." "Lohu sangat memahami tentang dirimu, andaikata kau unggul di dalam pertarungan
ini, maka jangan harap mereka bisa tinggalkan tempat ini dalam keadaan selamat."
"Bagaimana seandainya kau yang menang ?"
"Lohu tak ingin melakukan perbuatan yang mengingkari perasaanku sendiri,
andaikata aku menang, maka kalian hanya mempunyai dua buah jalan yang bisa ditempuh,
pertama adalah mati ditanganku dan kedua kalian akan kusekap di dalam kota batu di bawah
tanah." Kemudian setelah tertawa terbahak-bahak dia melanjutkan.
"Gunung sukar dipindahkan, watak sukar dirubah, walaupun kau Buyung Tiang kim
telah berpikir selama puluhan tahun lamanya, namun setelah menghadapi keadaan yang
kritis, aku rasa watak aslimu belum juga dirubah."
"Menurut pendapatmua ?" ucap Buyung Tiang kim.
"Lebih baik kita saling mengungkap rahasia kita agar mereka pergi meninggalkan
tempat ini, sebab apabila kita sampai bertarung kembali, sudah pasti pertarungan tersebut
menentukan mati hidup kita, entah siapa saja yang berhasil meraih keunggulan,
mereka semua telah pergi jauh, rahasia dalam perguruan tiga malaikat serta watak yang
sebenarnya dari Buyung Tiang kim juga akan bersama mereka tersiar dalam dunia
persilatan." Buyung Tiang kim termenung sambil berpikir sebentar, kemudian serunya.
"Sebuah ide yang sangat bagus cuma ada satu hal aku masih merasa tak berlega
hati." 949 "Dalam hal apa ?"
"Anak buahmu sangat banyak dengan penjagaan yang amat ketat, walaupun mereka
dapat meninggalkan hutan ini, belum tentu bisa muncul kembali dalam dunia
persilatan dalam keadaan selamat."
"Lohu mempunyai sepotong lencana Seng pay, asalkan mereka membawanya di dalam
saku, tak mungkin orang-orang Sam seng bun akan menghalangi kepergian mereka."
Sementara pembicaraan masih berlangsung, dia sudah mengeluarkan sepotong lencana
emas dan dilemparkan ke tangan Nyoo Hong leng.
Buyung Tiang kim memandang sekejap ke arah Seng pay tersebut kemudian berkata.
"Ehmm, tak salah lagi, memang lencana yang berkuasa paling tinggi didalam
perguruan tiga malaikat, nona harus menyimpannya secara baik-baik."
"Sudah kau lihat dengan ?" seru manusia berjubah hijau itu sambil tertawa.
"Di dalam perguruan tiga malaikat terdapat tiga buah lencana Seng pay, dan semua
lencana tersebut akulah yang membuatnya."
"Siapa pula yang mendirikan perguruan tiga malaikat itu ?"
Buyung Tiang kim termenung sambil berpikir beberapa saat, kemudian sahutnya.
"Aku...." "Toako" Lui Hua hong segera berseru, "kau tak boleh seperti sengaja terikat
semua dosa tersebut diatas pundakmu, kalau badan mah tak akan lolos dari kematian
selewatnya seratus tahun, tapi nama besarmu, kesadaran tubuhmu..."
"Aku tahu, semua yang kau katakan merupakan kata-kata yang sesungguhnya" tukas
Buyung Tiang kim cepat. "Sudah belasan tahun lamanya kami mengikuti toako, mengapa selama ini tak pernah
menyaksikan kalian melakukan kejahatan ?"
"Bila seseorang dapat diketahui semua kelakuannya, bagaimana mungkin orang itu
bisa dianggap sebagai seorang manusia laknat yang besar ?"
Lui Hua hong menjadi tertegun, serunya tertahan.
"Toako, kau..."
950 "Aaai, Ngo te tak usah emosi" tukas Buyung Tiang kim sambil menghela napas
panjang, "dengarkan perkataanku dengan hati yang sabar adn kau akan mengetahui segala
sesuatunya dengan jelas. Sesungguhnya Buyung Tiang kim yang bernama besar di
dalam dunia persilatan tak lebih hanya seorang manusia yang menggunakan nama
pendekarnya untuk menutupi keserakahan serta sifat egoisnya."
Buyung Tiang kim tidak memperdulikan Lui Hua hong lagi, kembali dia berkata.
"Kepandaian silatku yang terutama adalah menguasai berbagai macam ilmu sakti
yang ada di dunia ini, tentu saja hal tersebut pun mempunyai alasan yang amat besar,
yakni aku selalu menuntut balas jasa setiap kali aku telah menolong seseorang, aku
selalu berupaya untuk memaksa orang lain agar menyerahkan ilmu silatnya."
"Seandainya orang itu tidak bersedia menyerahkan ilmu silatnya ?" tanya Seng Cu
sian. "Kalau sampai begitu maka akan kugunakan berbagai macam cara yang bisa kutempuh,
tak bisa kugunakan kelembutan, akan kugunakan kekerasan atau menyerang
kelemahannya. Sepanjang hidupku, sudah beratus macam ilmu silat yang berhasil
kupelajari dan selama ini belum pernah aku menderita kekalahan sekalipun."
Seng Cu sian menghela napas panjang, katanya kemudian.
"Perkataan dari toako masuk diakal juga, karena sejak dulu sampai sekarang
memang belum pernah kujumpai ada manusia seperti toako yang boleh dibilang menguasai
hampir semua kepandaian silat yang ada di dunia ini."
"Ya, semenjak toako berkenalan dengan kami semua, kau belum pernah mempunyai
banyak waktu untuk mempelajari ilmu silatmu, namun kepandaian silat yang toako
miliki justru sehari demi sehari bertambah maju terus" kata Kiu ji taysu.
"Asal kalian sudah percaya, hal ini lebih baik lagi. Selama banyak tahun aku
selalu mendompleng pada nama besarku itu, lama kelamaan liang simku mulai tak tentram,
aku ingin menghapuskan nama besarku dari Buyung Tiang kim tersebut dan berharap umat
persilatan yang sesungguhnya, dengan demikian akupun bisa mati dengan perasaan
lebih tenang." "Setelah selesai mendengar perkataan dari toako ini, tiba-tiba saja dalam hati
kecil siau te muncul suatu pikiran yang sangat aneh." seru Seng Cu sian.
"Jangan memanggil aku sebagai toako, aku tidak pantas menjadi toako kalian, juga
tak usah menaruh perasaan sangsi kepadaku. Aku telah menerima sanjungan dan hormat
dari segenap umat persilatan, tapi kalau dipikir lebih cermat, sesungguhnya sanjungan
tersebut jauh lebih menyiksa daripada diriku, seandainya yang mencaci maki
diriku dengan kata-kata yang gagah dan terbuka, mungkin perasaanku akan jauh lebih
baikan." Setelah menatap wajah Seng Cu sian sekian lama, sambil tersenyum kembali dia
berkata. 951 "Apa yang sedang kau pikirkan " Katakan saja berterus terang !"
"Sebelum berjumpa dengan toako, siaute merasa sangat memahami tentang diri
toako, namun setelah berjumpa toako sekarang, siaute justru merasa seakan-akan sama
sekali tidak mengetahui tentang diri toako, kendatipun telah kupikirkan dengan lebih
seksama, namun benakku masih tetap seperti kosong melompong."
"Betul ! Pada hakekatnya kalian seperti sama sekali tidak tahu tentang diriku."
"Yaa, memang begitulah kalau dipikirkan dengan seksama" ucap Seng Cu sian lagi.
Kemudian setelah berhenti sejenak, dia berkata lebih jauh.
"Toako, apa pula yang terjadi dengan Buyung im seng " Seingat siaute, dalam
gedung keluarga Buyung yang amat luas itu rasanya belum pernah terdapat majikan
perempuan." "Ya, sesungguhnya dia memang bukan putraku." ucap Buyung Tiang kim pelan.
"Kalau begitu ada orang yang sengaja mencatut namamu ?" seru Lui Hua hong cepat.
"Kalau begitu surat wasiat dari toako juga merupakan surat wasiat yang dipalsu
orang " sambung Kiu ji taysu pula.
"Surat itu aku yang tulis, sebab waktu itu aku tidak tahu kalau masih bisa hidup
hingga kini, oleh karenanya aku membutuhkan seseorang untuk membalaskan sakit hatiku."
"Maka kau pun membuat sepucuk surat dan mengakui bocah itu sebagai putramu,
kemudian kau menciptakan gelombang besar pula dalam dunia persilatan ?" kata
Seng Cu sian lagi. Dengan sedih Buyung Tiang kim menghela napas panjang.
"Aaai, gara-gara aku, kau jadi bungkuk dan cacad wajah, dua puluh tahun lamanya
harus hidup menderita dan tersiksa."
"Walaupun tubuh siaute harus hancur, aku tak pernah merasa sayang, sebab kita
memang mempunyai hubungan yang amat erat, tapi mengapa pula kau harus membohongi semua
umat persilatan yang berada di dunia ini sehingga mereka harus mengorbankan
jiwanya gara-gara ingin berziarah di depan makammu " Sebenarnya apa maksud tujuanmu ?"
"Kalau soal ini mah jangan kau salahkan kepadaku" ucap Buyung Tiang kim sambil
tertawa getir. Kemudian sambil mengalihkan sorot matanya ke wajah manusia berjubah hijau itu,
dia menambahkan. 952 "Kesemuanya ini merupakan buah dari rencana busuknya."
Manusia berjubah hijau itu tertawa dingin, katanya dengan cepat.
"Orang-orang itu semuanya merupakan umat persilatan yang menaruh hormat
kepadamu, mereka pun sangat menaruh perhatian terhadap mati hidupmu. Andaikata aku tidak
mempergunakan cara yang keji itu agar umat persilatan menganggap kuburan Buyung
Tiang kim sebagai tempat pembantaian yang mengerikan, hingga akibatnya atas
permufakatan semua orang, kuburan itu dibongkar, siapa yang tahu kalau kuburan
tersebut sesungguhnya kosong " Dan andaikata umat persilatan tidak dibikin
sampai tercengang dan curiga, bukankah semua rencanamu itu sia-sia belaka ?"
Buyung Tiang kim tertawa hambar.
"Betul, itulah sebabnya banyak orang yang dikirim untuk menjaga kuburanku
sehingga setiap orang yang berkunjung kesitu terbunuh dan nama besarku pun tetap
dihormati
Lembah Tiga Malaikat Karya Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
orang dalam dunia persilatan."
Seng Cu sian menghembuskan napas panjang, tukasnya tiba-tiba.
"Benar-benar suatu tindakan yang sangat keji, betul-betul suatu perbuatan yang
rendah dan memalukan." Dengan cepat dia menyambar jubah sendiri dan memotong ujung jubah tersebut
dengan pedangnya, kemudian katanya lagi.
"Kami sudah tertipu selama belasan tahun, selama ini kami menyanjung dirimu
sebagai malaikat, siapa tahu kau tak lebih adalah seorang gembong iblis yang rendah keji
dan berhati buas, mulai hari ini kau Seng cu sian putus hubungan persaudaraan
denganmu." Lui Hu ahong menggaris pula permukaan tanah dengan ujung pena bajanya, kemudian
berkata pula. "Lui Lu ngo juga menggaris tanah memutuskan hubungan denganmu !"
"Omitohud !" ucap Ki ji taysu pula, "pinceng sudah puluhan tahun lamanya
menghormati dirimu sebagai toako, tak tahunya kau adalah jejadian iblis, sungguh
mengecewakan ! Sungguh mengecewakan !"
Seng Cu sian mengayunkan tangan kirinya dan melemparkan ujung jubah tersebut ke
wajah Buyung Tiang kim. Ternyata Buyung Tiang kim sama sekali tidak berkelit, dia membiarkan ujung baju
itu menghajar diatas wajahnya keras-keras....
953 "Plaaaakkk !" rupanya Seng Cu sian telah menyertakan pula tenaganya yang besar
sewaktu melemparkan ujung jubah tersebut ke depan tadi.
Buyung Tiang kim tertawa kaku.
"Aku memang tak pantas menyebut saudara dengan kalian, sebab kalianlah
pendekarpendekar sejati, harga diri serta kebersihan dari seseorang memang tak bisa dinilai dari
keberhasilannya dalam permainan ilmu silat."
Sorot matanya memandang sekejap ke arah Seng Cu sian, Kiu ji taysu dan Lui Hua
hong dengan sayu, kemudian sambungnya lebih jauh.
"Aku harap kalian bertiga sudi memberi sebuah kesempatan kepadaku agar aku
melakukan suatu pekerjaan yang bermanfaat bagi dunia persilatan, kemudian aku
dapat menghabisi diriku sendiri untuk menebus dosa-dosaku itu."
"Apa yang hendak kau lakukan ?" tegur Seng Cu sian dengan suara dingin.
Kalau ilmu silatnya harus dibandingkan dengan Buyung Tiang kim maka keadaannya
ibarat orang dewasa dengan bocah cilik, selisihnya masih berapa ratus kali,
namun kegagahan, kejujuran dan kesetia kawannya justru membuat Buyung Tiang kim merasa
rendah diri dan maju untuk bertatap muka dengannya.
Pelan-pelan dia menundukkan kepalanya rendah-rendah, kemudian menyahut pelan.
"Aku hendak menghancurkan perguruan tiga malaikat, agar dunia persilatan dapat
menjadi tenang kembali."
Mendadak ia mendongakkan kepalanya lagi, dengan sorot mata yang tajam ditatapnya
manusia berjubah hijau itu lekat-lekat, kemudian menegur.
"Apakah kau masih dapat menemukan cara lain untuk menakut-nakuti diriku " Kalau
tiada cara yang bisa kau temukan, lebih kita bertarung mulai sekarang juga."
Sebelum manusia berjubah hijau itu sempat menjawab, Seng Cu sian telah berkata
duluan. "Jangan bertarung lebih dulu, dalam hati kecilku masih terdapat beberapa
persoalan yang mencurigakan hatiku, aku harap kau bisa menjawab dengan sejelasnya."
Sekilas perasaan gelisah menghiasi wajah Buyung Tiang kim, namun hanya sekilas
saja sudah pulih kembali di dalam ketenangan.
"Baiklah, kau boleh bertanya" ucapnya kemudian.
954 "Aku tahu bahwa waktu sangat berharga bagimu, aku berharap kau bisa memberikan
jawaban secara sederhana dan sejujurnya."
Buyung Tiang kim tersenyum.
"Tanyakan saja sekehendakmu, aku akan memberikan jawaban yang memuaskan
dirimu." "Sebenarnya siapakah Buyung Im seng itu ?"
Buyung Tiang kim segera mengalihkan matanya ke wajah manusia berjubah hijau itu,
kemudian menyahut. "Putranya !" Begitu ucapan tersebut diutarakan, semua orang yang berada disana menjadi amat
terperanjat, sorot mata semua orangpun bersama-sama dialihkan ke wajah manusia
berjubah hijau itu. Sambil berseru tertahan Seng Cu sian bergumam.
"Wah, tampaknya persoalan ini sangat kelam."
"Tapi dia sendiripun mungkin kurang begitu jelas" ucap Buyung Tiang kim lagi.
Manusia berjubah hijau itu tertawa dingin.
"Heeeh.... heeeeh... seandainya lohu benar-benar tidak tahu, bagaimana mungkin
mereka bisa lolos dengan selamat."
"Ooh, rupanya kau sudah tahu akan soal ini" seru Nyoo Hong leng pula, "aku heran
kalau dia hanya menaruh curiga saja." sela Buyung Tiang kim lagi, "aku rasa dalam hati
kecilnya belum dapat meyakini kalau Buyung Im seng sebenarnya adalah putranya
sendiri." "Tapi dia sangat baik terhadapnya" bantah Nyoo Hong leng.
Sekilas perasaan gusar menghiasi wajah manusia berjubah hijau itu, sambungnya
dingin. "Seandainya bukan kau si budak busuk, semua persoalan yang lohu atu pun tak
bakal terjadi perubahan seperti sekarang ini."
Buyung Tiang kim tertawa terbahak-bahak, tukasnya.
955 "Sekarang, tentunya kau sudah tahu bukan, Buyung Im seng sesungguhnya adalah
putramu sendiri, walaupun dia tidak terluka ditanganmu, namun ia terluka oleh
rencanamu sendiri. Inilah yang dinamakan hukum karma."
Sekalipun manusia berjubah hijau itu ingin berusaha keras untuk mempertahankan
ketenangannya, toh tak mampu juga untuk mengendalikan perasaan hatinya yang
bergetar keras, tak tahan dia berseru.
"Sekarang dia berada dimana " Bagaimana dengan keadaan lukanya.... ?"
"Lukanya sangat parah, dia telah lohu sembunyikan di suatu tempat yang amat
rahasia." Berbicara sampai disitu, mendadak saja dia membungkam dalam seribu bahasa.
"Buyung Tiang kim" seru manusia berjubah hijau kemudian, "apa kubilang tadi,
kalau sudah menjadi anjing maka tak akan bisa merubah kebiasaannya untuk menjilat
kendatipun sudah diberi makanan enak. Sampai kini pun kau masih tetap
menggunakan akal muslihat untuk menghadapi orang."
"Sebenarnya dia adalah seorang bocah biasa" kata Buyung Tiang kim, "tapi justru
karean orang di dunia ini salah menganggapnya sebagai putera Buyung Tiang kim, maka
dengan cepatnya dia pun menjadi seorang manusia termashur dalam dunia persilatan, tapi
nyatanya dia justru selalu kabur dan tersiksa akibat tekanan dari ayahnya
sendiri.... ya, boleh dibilang peristiwa saling bunuh membunuh antara kalian ayah dan anak
merupakan kejadian maha aneh di dunia persilatan dewasa ini."
"Aku tahu akan maksud hatimu itu" kata manusia berjubah hijau tersebut sambil
tertawa dingin, "andaikan didalam pertarungan kita nanti kau terluka ditangan lohu, maka
putra pun tak akan memperoleh makanan dan obat-obatan sehingga akhirnya akan tewas
juga karena luka parahnya, bukankah begitu ?"
"Benar" sela Buyung Tiang kim cepat, "bila kau ingin menolong jiwanya, hanya ada
satu jalan yang bisa kau tempuh, yakni mampus ditanganku dalam pertarungan nanti."
Manusia berjubah hijau itu segera tertawa dingin.
"Heeeeh... heeeh.. aku kuatir kalau usahamu itu akan sia-sia saja, lohu bukan
seorang manusia yang mau menuruti perintah orang."
Sebagaimana diketahui, selama hampir dua puluh tahun lamanya ini, Seng Cu sian,
Kiu ji taysu dan Lui Hua hong selalu berjuang dan menahan derita karena setiap saat
mereka ingin berusaha untuk membalaskan dendam bagi kematian Buyung Tiang kim.
Tetapi beberapa patah kata dari Buyung Tiang kim ini membuat semangat mereka
selama dua puluh tahun terakhir menjadi hilang lenyap hingga tak berbekas.
956 Mereka bertiga saling berpandangan sekejap dengan sedih, kemudian setelah
menghela napas panjang, mereka menundukkan kepalanya rendah-rendah.
Mendadak Kwik Soat kun menimbrung dari samping.
"Buyung locianpwe, aku ingin mengajukan sebuah pertanyaan kepadamu, apakah kau
bersedia untuk memberikan jawaban ?"
"Asalkan lohu tahu, sudah pasti akan kujawab dengan sejujurnya."
"Sewaktu aku terluka dan jatuh tak sadarkan diri, apakah kau yang telah
menyelamatkan selembar jiwaku ?" Buyung Tiang kim manggut-manggut.
"Ya, memang aku" sahutnya.
"Apakah kau pula yang menutupi mataku, mengerekku naik ke pohon dan menyerahkan
surat kepadaku agar mengundang datang tokoh-tokoh misterius seperti Kiu di mo
ang dan Hong ya tojin tersebut ?"
"Ya, memang aku. Tapi Kiu ci mo ang dan Hong ya tojin adalah orang-orang jahat,
sekalipun aku telah melakukan suatu tindakan atas tubuh mereka dan menyekapnya
disuatu tempat, namun mereka masih tetap hilang di dunia ini, bila suatu hari
aku sudah mati, mereka pasti akan melakukan kejahatan lagi dengan semaunya sendiri, oleh
sebab itu sebelum aku mati, aku harus meminjam tokoh gadungan yang telah menyaru
sebagai diriku itu untuk melenyapkan kedua gembong iblis itu dari muka bumi, agar jangan
sampai meninggalkan bibit bencana bagi umat persilatan di kemudian hari."
"Sewaktu berada dalam sebuah gua, telah kujumpai tiga buah sosok mayang, salah
satu diantara mayat-mayat tersebut mirip sekali dengan wajahmu, apakah jenazah itu
pun palsu ?" "Mayatnya mah sungguhan, cuma bukan aku...." kata Buyung Tiang kim cepat.
Kemudian sambil menuding ke arah manusia berjubah hijau itu, lanjutnya.
"Dengan susah payah dia mencari banyak orang yang mirip dengan wajahku untuk
membohongi orang, kalau dia memakai orang hidup, maka aku menggunakan mayatmayat
tersebut." "Aaai, setelah persoalan ini disingkap rasanya juga tidak begitu misterius
lagi." "Semua persoalan di dunia ini memang begitu, banyak orang pandai bermain sulap,
hanya tehniknya saja yang berbeda-beda satu dengan lainnya."
957 "Di dalam goa tersebut terdapat tiga sosok mayat, kecuali kau masih ada dua
orang lagi, agaknya mereka adalah seorang pendeta dan seorang tosu, siapa pula kedua orang
itu ?" "Si hwesio dalah Thian tong taysu dari kuil Siau lim si, sedangkan si tosu
adalah Thi kiam tojin dari Bu tong pay."
"Mereka semua adalah tokoh-tokoh dunia persilatan dengan nama yang amat
termashur, apakah mayat-mayat mereka pun palsu semua ?"
"Benar. Thian tong taysu, Thi kiam tojin dan aku sesungguhnya tak lain adalah
cosu pendiri perguruan tiga malaikat."
Kwik Soat kun melirik sekejap ke arah manusia berjubah hijau itu kemudian
bertanya. "Apakah pendeta dan tosu itu pun tewas di tangannya ?"
Dengan cepat Buyung Tiang kim menggelengkan kepalanya berulang kali.
"Tidak, Thian thong taysu serta Thi kiam tosu tewas ditangan aku orang she Suma"
"Apakah kau membunuh mereka berdua karena kau ingin mengangkangi kekuasaan
dalam perguruan tiga malaikat ?"
"Nona hanya benar separuh, sedangkan separuh yang lain adalah disebabkan mereka
berdua berasal dari perguruan kaum lurus, mereka tak ingin mengatur dunia dengan
mengandalkan kekuasaan, sehingga pendapat mereka bertentangan denganku bagaikan
api dan air, itulah sebabnya kalau bukan mereka berdua yang mati, akulah yang
tewas." "Apakah kau merasa mereka dapat membunuhmu maka kau mendahului membunuhi "
Dengan berbuat demikian apakah liangsim mu tidak merasa merasa tersentuh dan
malu ?" tegur Nyoo Hong leng.
Buyung Tiang kim tertawa hambar.
"Memang begitulah kenyataannya, aku orang she Buyung memang sudah banyak
melakukan kejahatan, tapi sepanjang hidupku belum pernah membunuh seorang
manusia pun, mencelakai jiwa Thian thong taysu dan Thi kiam totiang memang merupakan
perbuatan yang paling membuatku menyesal sepanjang hidupku."
"Jika kau membunuh banyak orang, tak mungkin orang persilatan akan menganggapmu
sebagai Buyung tayhiap, tapi siasat meminjam golok membunuh orang yang kau
gunakan sesungguhnya jauh lebih keji, licik, berbahaya daripada kau membunuh orang
dengan mempergunakan tanganmu sendiri."
"Semua siasat licik dan dosa yang kulakukan selama hidup telah kucatat di dalam
kitab pusaka ilmu silat yang kuserahkan kepadamu itu."
958 "Semua ilmu silat yang tercantum dalam kitab itu merupakan kepandaian silat yang
berhasil kuperoleh dengan cara memaksa dan menipu sumber dari kepandaian
tersebut serta cara yang kupakai untuk membohongi orang, semuanya kucatat pula di dalam
kitab tersebut dengan jelas. Setelah aku mati, aku harap nona dapat menggunakan siasat
dan tehnik meniru yang pernah kugunakan itu untuk disiarkan secara luas ke dalam
dunia persilatan, agar seluruh umat persilatan dapat meningkatkan kewaspadaannya
hingga kemudian hari dalam dunia persilatan, jangan sampai muncul kembali Buyung Tiang
kim kedua." "Aku dapat menyelesaikan harapanmu itu dengan sebaik-baiknya."
"Apakah kau sudah menghapalkan semua beberapa jurus silat dan kepandaian yang
kuwariskan kepadamu selama ini ?"
Nyoo Hong leng manggut-manggut.
"Ya, sudah hapal semua."
Lembah Tiga Malaikat Karya Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Ini penting sekali artinya, sebab setelah aku mati nanti, kau adalah satusatunya orang yang dapat menyelamatkan orang-orang yang tersekap dalam perguruan tiga
malaikat." "Aku ingin mengajukan satu pertanyaan lagi, harap kau sudi menjawab dengan
sesungguhnya." "Aaai, orang yang sudah hampir mati ucapannya selalu benar, berada dalam keadaan
seperti ini, masa aku akan membohongi dirimu ?"
"Kau adalah seorang yang selalu menggunakan siasat untuk membohongi orang,
terhadap diriku pun tidak terkecuali, aku ingin tahu apa sebabnya selama sebulan ini kau
merawatku dengan sebaiknya...?"
Buyung Tiang kim segera tertawa terbahak-bahak.
"Haaah... haaaah... aku telah melakukan semua perbuatan jahat yang ada didunia ini,
sebelum ajalku tiba mendadak saja aku kepingin merasakan bagaimana rasanya
menjadi seorang manusia baik, jadi akupun tak bisa mengemukakan alasan apa pun jua."
( Bersambung jilid ke 45 )
959 Lembah Tiga Malaikat Oleh: Tjan Jilid 45 Kemudian setelah mendehem pelan, sambungnya lebih jauh.
"Nak, akupun ingin mengajukan satu pertanyaan kepadamu, aku harap kau pun dapat
menjawab dengan sejujurnya."
"Terlepas apakah kau jahat atau baik, namun yang pasti kau telah melepaskan budi
kepadaku, kendatipun sejuta orang mengumpatmu, aku tak bisa turut mencaci maki
dirimu, apa yang ingin kau tanyakan, silahkan saja dibicarakan."
"Bagus sekali, bagus sekali, setelah mendengar dua patah katamu ini, aku pun
bisa mati dengan mata meram. Nak, bagaimana dengan keadaan lukamu ?"
"Berkat perhatian dan perawatanmu yang teliti, sekarang aku telah sembuh sama
sekali." Buyung Tiang kim segera manggut-manggut.
"Bagus, dengan begitu aku pun dapat mati dengan berlega hati." katanya.
Selama ini manusia berjubah hijau itu hanay berdiri tenang disamping tanpa
mengucapkan sepatah katapun.
Pelan-pelan Buyung Tiang kim mengalihkan sorot matanya ke tubuh manusia berbaju
hijau itu, kemudian menegur.
"Apakah tenaga dalammu telah pulih kembali ?"
960 Manusia berbaju hijau itu segera tertawa dingin "Heeeh... heeeh... heeeeh, tebak
saja sendiri 1" Buyung Tiang kim segera mengayunkan pedangnya ke dia, kemudian berseru.
"Sekarang kita sudah boleh bertarung !"
Pedangnya pelan-pelan diayunkan ke depan melancarkan sebuah tusukan ke tubuh
lawan. Gerak serangan pedangnya itu dilancarkan dengan menggunakan jurus serangan yang
lain daripada yang lain, gerakan pedangnya sangat lamban seperti siput yang
sedang merangkak, di tengah kilatan cahaya pedang yang menyilaukan mata pelan-pelan
menusuk ke dada manusia berbaju hijau itu.
Gerak serangan yang begini lamban tersebut, jangan toh digunakan untuk
menghadapi seorang jago lihai kelas satu dari dunia persilatan, kendatipun menghadapi
seorang manusia biasapun rasanya belum tentu bisa melukainya dengan tepat.
Namun manusia berjubah hijau itu seakan-akan memandang serius serangan pedang
tersebut, sepasang matanya menatap ujung pedang Buyung Tiang kim lekat-lekat,
sikapnya juga amat keren.
Semua yang hadir dalam arena sekarang rata-rata merupakan jago persilatan yang
sepanjang hidupnya sudah banyak menjumpai pertarungan sengit, tapi pertarungan
seperti apa yang dilakukan Buyung Tiang kim sekarang boleh dibilang baru pertama
kalinya, bisa dibayangkan betapa sengitnya pertarungan yang bakal berlangsung
saat ini. Seng Cu sian dan Kwik Soat kun berada paling dekat dengan Buyung Tiang kim,
mereka dapat merasakan betapa dahsyatnya hawa pedang yang terpancar keluar dari pedang
yang sedang bergerak lamban ke depan itu, bahkan tiap sejengkal mendekati tubuh
manusia berjubah hijau itu, hawa pedang yang terpancar keluar makin dahsyat rasanya.
Tanpa disadari lagi, kedua orang itu bersama-sama mundur sejauh beberapa langkah
ke belakang. Di bawah cahaya api, tampak pakaian yang dikenakan manusia berjubah hijau itu
menggelembungkan secara tiba-tiba, seolah-olah diisi dengan udara.
Sedangkan paras muka Buyung Tiang kim pun makin berubah menjadi merah padam
dengan mengikuti makin dekatnya tusukan pedang tersebut diatas tubuh lawannya.
Mendadak Buyung Tiang kim mempercepat gerakan pedangnya menusuk dada manusia
berjubah hijau itu. Dengan suatu gerakan cepat manusia berjubah hijau itu mundur selangkah ke
belakang, lain tangan kanannya diputarbalikkan dan pedang yang berada ditangannya telah
961 berkelebat secepat kilat, cahaya pedang menyambar lewat langsung membabat lengan
kanan Buyung Tiang kim. Serangan pedang itu sama sekali bertolak belakang dengan aliran yang diatur
Buyung Tiang kim, kecepatan gerak serangannya pun bagaikan sambaran petir, sedemikian
cepatnya sehingga orang yang berada disamping arena pun tak sempat melihat
dengan jelas. "Traaaang...!" terdengar dua kali benturan nyaring berkumandang memecahkan
keheningan. Kedua orang itu segera menyambar lewat sambil saling tempat berdiri.
Tiada orang yang sempat melihat dengan bagaimana jalannya pertarungan tersebut
namun dilihat dari keadaan mereka berdua yang mengenaskan, bisa diketahui betapa
dahsyatnya serangan yang dilakukan oleh kedua orang tersebut. Tampaknya pakaian
yang dikenakan manusia berjubah hijau itu terutama bagian dadanya telah
tersambar robek, darah sedang mengucur keluar membasahi tubuhnya.
Sedangkan pakaian yang dikenakan Buyung Tiang kim terutama bagian lengan
kanannya juga telah tersambar robek, darah pun sedang mengucur keluar dengan derasnya.
Kedua orang itu sama-sama tidak ambil perduli atas luka yang mereka derita,
secepat kilat kedua orang itu membalikkan badan dan berdiri saling berhadapan lagi.
Pelan-pelan Buyung Tiang kim mengangkat pedangnya ke udara, kemudian ujarnya
lagi. "Aku pikir dalam tiga gebrakan mendatang kita sudah dapat menentukan menang
kalah masing-masing pihak."
"Bukan menang kalah, melainkan mati hidup" kata manusia berjubah hijau itu
dingin, "dalam tiga jurus mendatang kalau bukan kau yang mati, akulah yang tewas."
"Bagus sekali, kalau begitu silahkan kau mencoba sebuah seranganku lagi."
Perlahan-lahan manusia berjubah hijau itu mengangkat pedangnya, lalu berkata
dingin. "Dalam serangan kali ini, akulah yang akan melancarkan serangan kepadamu."
Begitu selesai berkata tubuhnya segera melompat ke depan, pedangnya digetarkan
dan langsung menerjang ke tubuh Buyung Tiang kim.
Sedangkan Buyung Tiang kim kini sendiripun bersamaan waktunya melompat ke udara
dan melancarkan sebuah terjangan ke depan.
962 Kedua orang itu sama-sama memutar senjata ditengah udara, tampak dua rentetan
cahaya saling bergumul menjadi satu.
Pertarungan ini benar-benar merupakan suatu pertarungan sengit yang jarang
ditemui dalam dunia persilatan, menggunakan kesempatan disaat kedua bilah pedang itu
saling membentur, mereka sama-sama menghentikan gerakannya cukup lama ditengah udara.
Setelah bergebrak lagi sebanyak empat lima jurus, kedua orang itu baru bersamasama melayang turun kembali ke atas tanah.
Ketika semua orang mengalikhkan pandangan matanya ke depan, tampaklah kedua
orang itu berdiri saling berhadapan, pakaian yang mereka kenakan pada robek dan
compang camping, luka yang membekas ditubuhpun banyak sekali, darah segar telah
membasahi tubuhnya. Tiba-tiba Nyoo Hong leng berpaling dan memandang sekejap ke arah Seng Cu sian
kemudian berbisik lirih. "Tenaga dalam yang dimiliki kedua orang itu seimbang, sukar untuk menentukan
siapa menang siapa kalah, bila pertarungan tersebut dibiarkan berlangsung terus,
menang kalah rasanya sukar diduga."
"Tapi aku sudah dapat menduganya, hanya tidak kuketahui bagaimana caranya untuk
campur tangan." Nyoo Hong leng menghela napas panjang.
"Aaai, paling tidak apa yang dilakukan oleh Buyung Tiang kim sekarang adalah
suatu perbuatan baik." "Maksud nona Nyoo...."
"Jangan salah paham dengan maksudku, aku bukan memohon bantuan kalian, sebab
kendatipun kau ingin membantu pun juga tak ada gunanya."
"Aku semakin tak mengerti akan maksud hati nona."
"Andaikata dalam hati kecil kalian masih ada persoalan, sudah seharusnya kalau
persoalan tersebut segera diajukan, sebab menurut pendapatku, kemungkinan besar
mereka akan bertarung sampai titik darah penghabisan, agaknya kedua orang itu
sudah bertekad akan saling beradu jiwa."
"Ya, betul, aku harus bertanya kepadanya." seru Seng Cu sian kemudian.
Setelah berhenti sejenak, dia berseru dengan lantang.
963 "Buyung tayhiap, Buyung tayhiap !"
Dia memanggil sampai beberapa kali, namun belum kedengaran juga suara jawaban
dari Buyung Tiang kim. Sambil tertawa dingin Seng Cu sian segera berseru : "Buyung Tiang kim, kau..."
Tiba-tiba terdengar Buyung Tiang kim membentak keras, tubuhnya melesat kemuka,
berikut pedangnya dan langsung menumbuk ke tubuh manusia berjubah hijau itu.
Serta merta manusia berjubah hijau itu menggerakkan pedangnya dan menciptakan
selapis cahaya tajam untuk melindungi badan.
Tampaklah Buyung Tiang kim dengan membawa sekilas cahaya putih langsung
menembusi lapisan hawa pelindung tersebut.
"Traang !" serentetan suara benturan nyaring yang memecahkan keheningan, cahaya
tajam itu segera lenyap dan tubuh manusia berbaju hijau itu tahu-tahu sudah
roboh terjengkang keatas tanah.
Buyung Tiang kim sendiripun menahan tubuhnya itu yang gontai dengan pedangnya
lalu berpaling ke arah Seng Cu sian, dia berkata.
"Saudaraku, harap kau jangan salah paham. Tadi, bila kau jawab pertanyaanmu itu
maka aku pasti akan terluka di ujung pedangnya, sekarang apa yang hendak kau tanyakan
?" Ketika berbicara sampai disitu, tubuhnya sudah tak sanggup untuk menahan diri
lagi, ia segera roboh terjengkang ke atas tanah.
Seng Cu sian melompat kemuka dengan cepat dan buru-buru memayang tubuh Buyung
Tiang kim. Mendadak terasa oleh ada segulung tenaga yang amat kuat mendesak keatas
badannya, membuat gerakan tubuhnya yang sedang menerjang ke muka itu segera tertahan.
Nyoo Hong leng memutar pergelangan tangannya dengan cepat dan maju selangkah
lebih ke depan, dia sambut tubuh Buyung Tiang kim lebih dahulu.
"Nonakah yang baru saja melancarkan serangan ?" tanya Seng Cu sian dengan kening
berkerut. "Maaf, aku kuatir kalian akan melukainya !"
Dengan cepat Seng Cu sian menggelengkan kepalanya berulang kali, ujarnya.
964 "Walaupun dia tidak setia kawan, namun sebagai saudaranya juga tak akan
membunuhnya, tidak mencegah orang lain membunuhnya saja, hati kecilku sudah
merasa amat tak tentram." Ketika dia menundukkan kepalanya, tampak Buyung Tiang kim telah memejamkan
matanya rapat-rapat, seluruh tubuhnya berlepotan darah, keadaannya sangat
mengenaskan. Lui Hua hong berpaling dan memandang sekejap ke arah Buyung Tiang kim, kemudian
tanyanya. "Nona Nyoo, apakah dia telah meninggal ?"
Nyoo Hong leng segera menggeleng.
"Dia belum meninggal, tapi luka yang dideritanya parah sekali."
"Apakah dia masih bisa berbicara ?"
"Sekarang tidak bisa, dia pernah melepaskan budi kepadaku karena telah
menyelamatkan selembar jiwaku, maka sekarang aku pun harus berusaha untuk menyelamatkan
jiwanya." Mendadak Buyung Tiang kim melompat bangun dan duduk, kemudian serunya.
"Aku sudah tidak tertolong lagi, tusukan pedangnya telah memutuskan jantungku,
meski ada obat mestika di dunia ini, walaupun ada tabib sakti di dunia ini, siapa pun
tak akan dapat menyelamatkan jiwaku lagi...."
Tampaknya dia sedang berusaha untuk menahan penderitaan yang luar biasa, dia
berharap bisa menyelesaikan perkataan itu, sayang baru sampai disana, mendadak
ia memuntahkan dua gumpalan darah dan menghembuskan napas yang penghabisan.
Seng Cu sian meneliti dua gumpalan darah yang dimuntahkan oleh Buyung Tiang kim
itu, kemudian bisiknya. "Aaah, rupanya dua potong belahan jantung."
Lui Hua hoeng menghela napas panjang, pelan-pelan dia berkata.
"Ada satu persoalan penting yang lupa kita tanyakan kepadanya."
"Soal apa ?" "Secara garis besarnya kita sudah mengetahui bagaimanakah watak dari Buyung
Tiang kim itu, tapi siapa pula kakek berbaju hijau tersebut " Mengapa dia dapat
berubah 965 menjadi tokoh yang menguasai perguruan Sam seng bun " Mengapa pula dia harus
mencatut nama Buyung Tiang kim...?"
"Walaupun asal usul orang ini cukup misterius, namun tidak sulit bagi kita untuk
menyelidikinya, yang sulit sekarang adalah perguruan tiga malaikat masih
Lembah Tiga Malaikat Karya Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
merupakan suatu kekuatan yang sangat besar, suatu organisasi yang penuh rahasia, bila
organisasi ini tidak dilenyapkan, maka dunia persilatan pun tak akan memperoleh ketenangan
untuk selamanya..." "Hanya ada satu cara saja" seru Nyoo Hong leng.
"Apakah cara tersebut ?"
Nyoo Hong leng tidak segera menjawab pertanyaan dari Lui Hua hong, pelan-pelan
dia berjalan ke hadapan kakek berbaju hijau itu, berjongkok dan meraba dada orang
itu kemudain ujarnya. "Dia tewas jauh lebih cepat dari pada Buyung Tiang kim !"
Kemudian sambil mengalihkan sorot matanya ke wajah Seng Cu sian, kembali
ujarnya. "Ia telah memberitahukan kepadaku, itulah satu-satunya akhir yang ada dan satusatunya akhir yang terbaik, urusan selanjutnya merupakan urusan kita sendiri."
"Urusan kita sendiri ?" seru Seng Cu sian.
"Betul, karena Buyung Tiang kim telah tewas tapi dia meninggalkan sisa permainan
yang belum selesai, kita harus membantunya untuk menyelesaikan tugas ini, dia
membutuhkan bantuan dan disini tiada seorang manusiapun yang dapat membantunya, dia telah
menunggu banyak tahu sebelum akhirnya menemukan aku dan Kwik Soat kun."
"Maksud nona, apakah kau hendak mengandalkan kekuatan dari kami beberapa orang
untuk menghancurkan perguruan tiga malaikat ?"
"Jangan toh kita baru beberapa orang, sekalipun segenap kekuatan dunia
persilatan kita gabungkan menjadi satu pun belum tentu dapat menghadapi perguruan tiga
malaikat." "Kalau begitu, kita sudah tidak berdaya lagi ?" keluh Lui Hua hong murung.
"Tidak, kita masih bisa menggunakan kekuatan yang ada di dalam perguruan tiga
malaikat untuk menghancurkan kekuasaan dari perguruan tiga malaikat."
Kemudian setelah berhenti sejenak, gadis itu berkata lebih jauh.
966 "Ada satu hal yang mungkin tidak kalian ketahui, yakni ketua dari sembilan
partai besar telah dikuasai oleh pihak perguruan tiga malaikat. Pentolan tertinggi yang
diimpikan setiap umat persilatan, kini sudah berubah menjadi kenyataan."
"Siapakah pentolan tersebut ?" tanya Seng Cu sian.
"Kecuali Buyung Tiang kim, siapa pula yang sanggup menciptakan situasi seperti
hari ini " Sayangnya, sepandai-pandai tupai melompat akhirnya akan jatuh juga."
Kembali gadis itu berhenti sejenak, sebelum sambungnya lebih jauh.
"Dengan susah payah dia membina dan menempa suatu pondasi yang kuat untuk
memimpin dunia persilatan, siapa tahu kedudukan tersebut akhirnya dimanfaatkan
orang lain, dia adalah manusia berjubah hijau yang menyebut dirinya sebagai Tabib Ong
dalam kota batu dan mencatut nama besar Buyung Tiang kim itu."
"Sebetulnya siapakah orang ini ?" tanya Seng Cu sian dengan wajah keheranan.
"Buyung Tiang kim telah meninggalkan sejilid kitab yang menerangkan segala
tindak tanduk serta perbuatan yang telah dilakukan olehnya sepanjang hidup orang itu,
mau dibilang kitab tersebut sebagai catatan dosa juga boleh, mau dibilang sejilid
kitab beertaubat juga baik..."
"Apakah nona telah membaca isi kitab tersebut ?" kembali Seng Cu sian bertanya.
Nyoo Hong leng manggut-manggut.
"Betul, itulah sebabnya kau hendak mengajak kalian semua untuk merundingkan
persoalan tentang Buyung Tiang kim" ucapnya.
"Kalau begitu katakan saja nona !"
"Buyung Tiang kim telah mengorbankan waktu selama puluhan tahun untuk membina
kepercayaan dalam dunia persilatan, tiada orang kedua di dunia ini yang bisa
menggantikan kedudukannya, apabila kau mengumumkan semua kejahatan yang
sebenarnya dari Buyung Tiang kim ke seluruh dunia persilatan, sudah pasti
peristiwa ini akan menimbulkan kegemparan yang luar biasa, orang-orang pasti akan bersama-sama
membicarakan tentang persoalan ini, oleh sebab itu aku pikir lebih baik
peristiwa tersebut jangan kita umumkan lebih dulu ke seluruh dunia persilatan."
Lui Hua hong menghela napas panjang.
"Aaai, betul juga perkataan nona, setiap umat persilatan di dunia ini telah
menganggap Buyung Tiang kim sebagai seorang manusia yang jujur dan benar, ia merupakan
lambang keadilan dan kebenaran bagi dunia persilatan."
967 "Betul" tukas Nyoo Hong leng, "apalagi pada akhirnya Buyung Tiang kim menebus
dosanya pula dengan darah sendiri, kita wajib menggunakan nama pendekarnya untuk
merebut kepercayaan orang persilatan, apalagi keadaan Bu lim sekarang masih
lemah dan belum pulih kembali kekuatannya, lebih kita jangan membuat kejutan lagi yang
akan menimbulkan kekalutan bagi mereka, sebab dari sekian banyak korban yang
menderita, banyak diantara mereka yang tak tahu kalau Buyung Tiang kim lah yang telah
mencelakai mereka, bila peristiwa ini sampai terbongkar, sudah dapat dipastikan
dunia persilatan akan mengalami kekalutan lagi..."
Seng Cu sian memandang sekejap ke sekeliling tempat itu, kemudian berkata.
"Kami sangat setuju dengan pendapat nona, tapi orang lain..."
"Aku pun setuju" seru di dewa ular Tong Lim dengan cepat.
"Aku gembira melihat dukungan kalian" ucap Nyoo Hong leng lagi, "padahal waktu
berbicara yang sesungguhnya, kendatipun kita ungkapkan keadaan yang sebenarnya
pada hari ini kepada dunia luar tanpa disertai bukti yang jelas, tak mungkin orang
persilatan akan mempercayai obrolan kita dengan begitu saja."
Kemudian setelah berhenti sejenak, sambungnya lebih jauh.
"Kini kita tinggal memutuskan satu hal lagi sebelum bisa berangkat..."
"Masih ada soal apa lagi ?" tanya Seng Cu sian.
"Tentang Buyung Im seng, setiap umat persilatan tahu kalau di dunia ini terdapat
seorang Buyung kongcu yang sedang membalaskan dendam bagi ayahnya, tapi tidak seorang
manusia pun yang tahu kalau Buyung Tiang kim sesungguhnya tidak berputera,
bahkan kalian sebagai saudara angkatnya pun tidak tahu tentang seluk beluknya, aaaa...
kalian selalu menyebutnya sebagai Buyung toako namun tak seorang pun yang tahu apakah
Buyung toako kalian itu mempunyai istri atau tidak."
"Ya, kalau dibicarakan sesungguhnya memang memalukan sekali" kata Seng Cu sian.
"Cahaya pamor yang terpancar keluar dari tubuh Buyung Tiang kim kelewat keras,
membuat mata orang menjadi silau rasanya hingga tidak berani menatapnya, tentu
orang merasa dia sempurna, tiada sesuatu kekurangan pun, apakah kami berani melakukan
penyelidikan atas dirinya ?" seru Pau Heng pula.
"Buyung kongcu adalah seorang pemuda yang bernasib jelek, namun dia adalah
seorang koncu sejati, mungkin lantaran dia memang tidak mempunyai darah dari Buyung
Tiang kim. Oleh sebab itu, kita tak dapat mencelakainya, juga tak dapat memberitahukan
keadaan yang sebenarnya kepadanya."
Seng Cu sian kembali mengangguk.
968 "Ya, betul, kita tetap akan membiarkan dia muncul di dalam dunia persilatan
sebagai Buyung kongcu." "Kalian pun harus tetap melindunginya seperti dahulu, jangan membuat dia
merasakan perubahan sikap dari kalian, sebab hal mana akan menimbulkan kecurigaan
baginya." "Sudah puluhan tahun lamanya kita ditipu" prote Lui Hua hong, "perasaan kami
diliputi dengan amarah, bagaimana mungkin keadaan semacam ini bisa kami tahan terus ?"
"Yang menipu kalian toh Buyung Tiang kim, apa sangkut pautnya persoalan ini
dengan Buyung Im seng " Apalagi andaikata kakek berjubah hijau itu tidak terlampau
menguatirkan Buyung Im seng, belum tentu Buyung Tiang kim sanggup menandinginya.
Aaaai. Dia adalah seorang pemuda yang bernasib jelek, kalian tak dapat
mencelakainya lagi, bila dia mengetahui duduk persoalan yang sebenarnya, sudah pasti hatinya
akan merasa sedih sekali."
"Baik, kami kabulkan permintaan nona."
Mendadak Nyoo Hong leng melelehka air matanya dengan sedih, kemudian berbisik.
"Mari kita mengubur dulu kedua sosok mayat ini !"
"Betul disaat terakhir Buyung Tiang kim telah bertobat dan kembali ke jalan yang
benar, apalagi telah membantu dunia persilatan untuk menghilang bencana besar, sudah
selayaknya bila kita menguburkan jenasahnya" kata Seng Cu sian cepat, "
sedangkan tentang manuisa berbaju hijau itu kita masih belum mengetahui identitas yang
sebenarnya, kita harus mengetahui asal usulnya lebih dulu sebelum mengubur
jenasahnya." "Coba kalian perhatikan wajahnya dengan lebih seksama, mungkin kalian kemudian
sambil membopong jenasah Buyung Tiang kim, pelan-pelan dia berjalan menuju ke
depan. "Nona, hendak kemana kau ?" si dewa ular Tong Lim segera menegur keras.
"Akan kucari sebuah tempat untuk mengubur jenasah."
Menyaksikan air mata yang membasahi wajah Nyoo Hong leng ketika gadis tersebut
membopong jenasah Buyung Tiang kim, si dewa ular Tong Lim menjadi keheranan,
kembali dia menegur. "Nona, tampaknya kau sangat cocok dengan Buyung Tiang kim ?"
Nyoo Hong leng tertawa sedih.
969 "Dia sudah pernah menyelamatkan jiwaku, maka sudah sewajarnya bila kukuburkan
jenasahnya sebagai rasa terima kasihku."
oooOooo Si dewa ular Tong Lim berseru tertahan dan tidak banyak berbicara lagi.
Tiba-tiba Kiu ji taysu berseru.
"Aku dapat mengenalinya, aku dapat mengenalinya ! Walaupun dia telah merubah
wajahnya, namun lupa untuk menghilangkan tahi lalat yang berada dibelakang
telinganya." "Tahi lalat dibelakang telinga ?" seru Lui Hua hong pula dengan wajah tertegun.
"Ya, betul. Di belakang telinganya terdapat sebuah tahi lalat."
"Kau maksudkan su te (adik keempat) Ci im Kioungcu ?" seru Seng Cu sian tibatiba. (Tentang hubungan antara Buyung Tiang kim dengan saudara-saudaranya serta asal
mula terjadinya pertikaian sebelum terbentuknya perguruan tiga malaikar dalam lembah
tiga malaikat, silahkan ada membaca cerita yang berjudul : Lencana Bunga Mawar oleh
penyadur yang sama). "Ya, benar dia !" seru Kiu ji taysu lagi, "aaai... sudah seharusnya kita teringat
akan dia, ia bilang hendak menyusup ke dalam perguruan tiga malaikat untuk menyelidiki
pembunuh sebenarnya dari toako, tapi selama ini dia belum pernah mengadakan
hubungan kontak dengan kita semua."
Pelan-pelan Seng Cu sian berjalan ke sisi tubuh kakek yang berjubah warna hijau
itu dan membalikkan tubuhnya, setelah diteliti lebih seksama betul juga dibelakang
telinga kanannya terdapat sebuah tahi lalat yang besar.
Tak kuasa lagi dia menghela napas panjang, katanya kemudian.
"Mungkin inilah alasannya mengapa dia ingin membunuh kita semua, berbicara dari
kepandaian silat yang dia miliki, andaikan dia mau menyerang secara tiba-tiba
disaat Buyung Tiang kim sedang bercakap-cakap dengan kita, paling tidak bisa membuat
kita semua terluka parah..."
Lui Hua hong juga merasakan tubuhnya seakan-akan tersambar geledek dan menjadi
termangu-mangu sejenak sebelum berkata demikian.
"yaa, tak bakal salah lagi, dia adalah sute, betul-betul tragedi yang memilukan
hati, sesama saudara harus saling membunuh..."
970 "Ngo te, aku jadi ingat akan suatu persoalan" seru Kiu ji taysu tiba-tiba,
"tubuhku yang cacat ini mungkin dilukai Lo su, serangan golokku telah dibendung olehnya
sehingga membuat aku tidak bisa melakukan perubahan lagi, padahal serangan golok itu
ciptaan dari Buyung toako, bila dia bukan orang yang mengetahui keadaan sebenarnya,
mustahil jurus serangan tersebut dapat dipatahkan olehnya."
"Jurus golok itu bukan ciptaannya, melainkan hasil tipuannya" tukas Seng Cu sian
dingin, "aai..! Bagaimana pun cerdiknya seseorang, tak mungkin kalau dia dapat
menguasai semua ilmu silat yang ada di dunia ini, sayang kita tak pernah menduga
atas titik kelemahan tersebut."
"Betul" kata Lui Hua hong, "terhadap toako, kami kelewat menaruh kepercayaan,
apa saja yang dia katakan, apa pun yang dia perbuat, belum pernah kami
mencurigainya, padahal jika kita mau menggunakan otak untuk berpikir waktu itu, tak nanti akan
tertipu mentah-mentah seperti apa yang kami alami sekarang."
"Omitohud !" Kiu ji taysu memuji keagungan sang Buddha, "bila kita berpikir
menggunakan otak dan mengajukan pertanyaan yang mencurigakan, mungkin kerangka
kita sudah menjadi tanah sekarang."
"Lebih baik mati puluhan tahun lebih cepat daripada dibohongi orang selama
puluhan tahun, aaai...! Tapi ada satu hal yang harus kita pahami yakni kecerdasan Buyung
Tiang kim masih jauh melebihi kita semua, itulah sebabnya kita dapat dipemainkan
olehnya sekehendak hati dia sendiri."
Lui Hua hong memperhatikan raut wajah kakek berjubah hijau itu lekat-lekat,
kemudian ujarnya dengan sedih. "Ya, dia memang Su ko, selain tahi lalat dibelakang telinganya, raut wajahnya
masih lamat-lamat memiliki kemiripan dengan paras mukanya dulu, dia berusaha dengan
segala kemampuan untuk merubah dirinya, namun tak pernah berhasil merubah dirinya
Lembah Tiga Malaikat Karya Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
secara keseluruhan..." Mendadak si kaitan sakti Pau Heng mengayunkan alat pengaitnya, kemudian berkata.
"Antara kalian dengan Buyung Tiang kim pernah mempunyai ikatan persaudaraan,
sudah sepantasnya jika kamu semua tetap tinggal disini untuk membereskan urusan
terakhirnya, tapi karena dia, aku telah menderita banyak, kalau dibayangkan kembali sekarang
sungguh menggelikan dan mengenaskan, tapi orang yang sudah mati berarti semua
persoalannya telah beres, aku pun tidak ingin banyak mencerca Buyung Tiang kim
lagi, cuma aku pun enggan berada disini lebih jauh, biar aku mohon diri lebih dulu."
Selesai dia berkata, dia membalikkan badan dan beranjak pergi meninggalkan
tempat itu. "Saudara Seng masih ada urusan apa ?"
971 "Apa yang hendak saudara Pau lakukan ?"
"Selama ini aku paling mengagumi Buyung tayhiap, oleh sebab itu aku selalu
uringuringan bila teringat kalau selama puluhan tahun terakhir ini telah ditipunya
mentahmentah, akupun tak menyangka kalau Buyung Tiang kim sesungguhnya merupakan
seorang manusia munafik, berpura-pura baik hati padahal jahatnya bukan kepalang,
kini setelah mengetahui kedok aslinya, semua rasa hormatku selama selama puluhan
tahun menjadi pudar, aku merasa lebih sedih dan sakit hati daripada memikirkan
kematian yang mungkin menimpa diriku setiap saat. Oleh sebab itu, aku tak ingin berdiam
terlalu lama disini." "Walaupun Buyung Tiang kim banyak melakukan kejahatan selama hidupnya, toh
orangnya sudah mati sekarang" ucap Seng Cu sian, "aku berharap saudara Pau
bersedia membangkitkan semangat dan mari kita bersama-sama berjuang untuk menghancurkan
perguruan tiga malaikat dari muka bumi."
Pau Heng menggeleng. "Tidak perlu, aku sudah putus asa sekarang, aku benar-benar kecewa setengah
mati, tiada orang di dunia ini yang bisa membangkitkan kembali semangatku."
Begitu selesai berkata, tanpa menggubris Seng Cu sian lagi, dia beranjak
meninggalkan tempat itu. Tiba-tiba Kwik Soat kun menghela napas panjang, kemudian serunya pelan.
"Pau sianseng, harap tunggu dulu, dengarkan dahulu perkataan siaumoay..."
Namun Pau Heng berlagak seolah-olah tak mendengar, dia tetap melanjutkan
perjalanannya meninggalkan tempat tersebut.
Kwik Soat kun segera berkelebat ke depan dan menghadang jalan perginya.
"Kau tak boleh pergi !" serunya.
"Mengapa ?" Pau Heng bertanya tanpa mendongakkan kepalanya.
"Tempat ini penuh dengan ancaman bahaya maut, kat tak bakal bisa lolos dari
kepungan orang-orang Sam seng bun."
Dalam pada itu Nyoo Hong leng telah selesai mengubur jenasah Buyung Tiang kim
dan berjalan kembali, ketika menyaksikan kejadian tersebut, segera ujarnya.
"Apa yang dikatakan nona Kwik benar, bila perguruan tiga malaikat tak
dihancurkan, setiap orang masih dapat memanfaatkan kekuatan yang ada untuk berbuat kejahatan,
kini 972 meski pemimpin dari perguruan tiga malaikat sudah tiada, belum berarti
organisasi ini sudah bubar." "Apa sangkut pautnya denganku ?" teriak Pau Heng cepat, "sepeninggalanku dari
sini aku akan mengasingkan diri di tempat yang terpencil, lebih baik berteman dengan
binatang daripada harus bergaul dengan manusia."
Mendengar ucapan mana, sekali lagi Kwik Soat kun menghela napas panjang.
"Bila kau dihantui oelh kekecewaanmu karena selama puluhan tahun hanya dijadikan
boneka orang, perasaan tersebut bisa meledak, memang merupakan suatu penderitaan
yang tak tertahankan, namun penderitaan mana hanya terbalas urusan pribadi
seseorang, sebaliknya bila perguruan tiga malaikat tidak dibasmi yang menderita adalah
beribu-ribu orang." Mendadak Pau Heng menghentikan langkahnya, sekilas sinar tajam mencorong keluar
dari balik matanya, dengan suara dingin dia berseru.
"Perguruan tiga malaikat memang merupakan kekuatan yang amat tangguh dalam dunia
persilatan, namun perkumpulan Li ji pang yang berada dibawah perguruan tiga
malaikat pun termasuk pula suatu kekuatan yang maha besar dalam dunia persilatan."
"Bila perguruan tiga malaikat telah dimusnahkan, akupun akan berusaha untuk
membujuk ketuaku agar membubarkan pula perkumpulan Li ji pang...."
"Seandainya dia enggan menuruti perkataanmu, bagaimana ?"
"Paling tidak aku bisa angkat kaki dari perkumpulan Li ji pang..."
Pau Heng segera terbungkam dalam seribu bahasa, namun dia menghentikan juga
langkahnya, jelas perasaannya sudah ditaklukan oleh ucapan Kwik Soat kun.
Seng Cu sian memandang sekejap ke arah Nyoo Hong leng, kemudian katanya.
"Nona Nyoo, apakah kita akan menghancurkan perguruan tiga malaikat hanya
mengandalkan kekuatan kita beberapa orang ?"
"Sekalipun menghimpun segenap kekuatan yang ada di dalam dunia persilatan pun
belum tentu bisa mengobrak abrik perguruan tiga malaikat..."
"Lantas apa maksud nona menahan kami semua disini ?" seru Pau Heng cepat.
"Kini Buyung Tiang kim serta Ci im kiong cu telah mati tapi berapa banyaknya
yang berhasil kalian pahami dari kasus tersebut ?" kata Nyoo Hong leng.
Kemudian setelah berhenti sejenak, dia melanjutkan.
973 "Sejak dulu hingga sekarang, siapa pula yang sanggup mendirikan perguruan yang
begini besar dan berpengaruh dahsyat seperti perguruan tiga malaikat " Apakah kalian
sama sekali tidak tertarik oleh kejadian-kejadian seperti ini ?"
"Sudah setengah harian lamanya nona berbicara, namun belum mendengar bagaimana
cara kita untuk menghancurkan perguruan tiga malaikat ini."
"Perguruan tiga malaikat merupakan suatu kelompok kekuatan dahsyat yang belum
pernah dijumpai dalam dunia persilatan, namun perguruan tersebut justru
terbentuk karena mengandalkan kecerdikan otak, oleh sebab itu bila kita hendak
menghancurkan perguruan tiga malaikat, kecerdasan jauh lebih penting daripada ilmu silat."
"Kalau begitu, hal ini tergantung pada persiapan serta pengaturan nona" seru
Seng Cu sian. Nyoo Hong leng memandang sekejap sekeliling tempat itu, kemudian berkata.
"Baiklah ! Aku berharap kalian bersungguh hati dalam mengangkat diriku kali ini"
Mendadak dia bertepuk tangan tiga kali, kemudian mengeluarkan serentetan suara
yang sangat aneh. Dari dalam hutan segera nampak bayangan manusia berkelebat lewat, puluhan orang
lelaki berbaju hitam yang membawa senjata segera bermunculan ditengah arena.
Paras muka orang-orang itu dilapisi oleh hawa amarah yang membara, serentak
mereka meloloskan senjata yang dibawa.
Di bawah cahaya obor tampak cahaya tajam berkilauan ke angkasa, agaknya semuanya
berniat untuk turun tangan.
Seng Cu sian, Lui Hua hong, Pau Heng semuanya mencabut keluar senjatanya tanpa
terasa, serentak mereka pun bersiap siaga menghadapi serangan musuh.
Kiu ji taysu mencabut keluar senjata kencrengannya, sedangkan Tong Lim
meloloskan senjata rantai berkepala ularnya.
"Jangan turun tangan" mendadak terdengar Nyoo Hong leng membentak keras.
Pelan-pelan dia berjalan maju ke depan, sementara mulutnya bersenandung seperti
menyanyi. Dibalik suaranya itu penuh mengandung semacam suasana yang lembut dan penuh
kedamaian. Dengan suara lirih Kiu ji taysu segera berbisik kepada Seng Cu sian.
974 "Jiko, jelas dia sedang membaca doa kesedihan dari kaum Buddha... !"
"Mengapa nona Nyoo bisa mengucapkan kata-kata dari liam keng ?" seru Seng Cu
sian keheranan. Sementara itu kawanan lelaki berbaju hitam itu telah menarik kembali senjata
masingmasing dan bersama-sama mengurung sekeliling tubuh Nyoo Hong leng.
Dengan suara rendah Lui Hua hong segera berbisik.
"Jika nona Nyoo mendapat serangan, kita tak boleh berpeluk tangan belaka."
Padahal tanpa disinggung olehnya pun semua orang sudah mengerahkan tenaga
dalamnya sambil bersiap siaga, begitu kawana lelaki berbaju hitam itu melancarkan
serangan, maka serentak mereka pun akan menyerang juga."
Tampak kawanan lelaki berbaju hitam itu bersama-sama menjatuhkan diri dihadapan
Nyoo Hong leng kemudian menyembahnya beberapa kali.
Nyoo Hong leng masih saja liam keng, dia yang dibawakan olehnya adalah doa
kesedihan, kemudian dengan suatu gerakan perputaran tahu-tahu dia sudah
menyelinap keluar dari kurungan lelaki berbaju hitam itu.
Kemudian tampak dia mengayunkan telapak tangannya dan menghantam tubuh lelaki
berbaju hitam itu masing-masing satu kali
Gerak serangannya amat cepat lagi enteng, orang lain hanya menyaksikan ujung
bajunya berkibar terhembus angin, ternyata tak seorangpun yang sempat melihat ke arah
manakah pukulan itu ditujukan pada tubuh lelaki berbaju hitam tadi.
Tak selang berapa saat kemudian belakang kepala lelaki berbaju hitam itu sudah
terkena sebuah pukulan. Mereka yang terkena serangan sama sekali tidak roboh terjengkang, sebaliknya
malah duduk bersila diatas tanah.
Pada saat itu pula Nyoo Hong leng menghentikan pula pembacaan doa kesedihan.
Dengan cepat Kwik Soat kun menghampirinya, lalu bertanya.
"Nona Nyoo, mengapa dengan orang-orang itu ?"
"Mereka butuh beristirahat untuk memulihkan diri sendiri."
"Memulihkan diri ?" Kwik Soat kun heran.
975 "Benar, mereka dikendalikan oleh semacam ilmu sehingga melupakan diri sendiri.
Buyung Tiang kim bukan cuma menipu orang di dunia dengan menggunakan nama
pendekarnya, dia pun menipu ilmu silat jago-jago persilatan itu sehingga beratus
macam kepandaian sakti dan berpuluh macam ilmu beracun telah dipelajari olehnya."
"Tak nyana perbuatan jahatnya bisa dilakukan selama puluhan tahun tanpa
diketahui orang persilatan." "Dia mempunyai semacam keistimewaan, yakni selamanya enggan membunuh orang
secara sembarangan, apabilat tidak terpaksa, dia enggan turun tangan secara
kekerasan." "Kekuatan terbesar yang dimilikinya adalah menipu bukan saja orang yang tertipu
tidak merasa, bahkan masih memujinya sebagai orang baik, sekalipun ada orang yang
menderita kerugian ditangannya, belum tentu mereka akan tahu kalau dia
sesungguhnya orang jahat." Nyoo Hong len manggut-manggut.
"Selama hidup kerjanya memang menipu orang, tapi dia sendiripun menderita
kerugian karena ditipu orang, dari catatan sejarahnya aku telah membaca semuanya itu,
akupun dapat merasakan penyesalannya. Usahanya yang dibangun dengan susah payah dari
penuh perjuangan akhirnya dirampas orang secara gampang, selama puluhan tahun
terakhir ini dia telah merasakan siksaan dan penderitaan akibat ditipu, oleh
sebab itu meski dia mempunyai banyak dosa dan kesalahan, namun dia berusaha untuk
menyesali dengan menahan hina dan sedih, dia berusaha memperpanjagn hidupnya hingga kini
sesungguhnya tujuan yang terutama baginya adalah untuk menghancurkan perguruan
tiga malaikat dari muka bumi ini."
Seng Cu sian memandang sekejap ke arah orang yang berbaju hitam yang sedang
duduk bersila diatas tanah itu, kemudian bertanya.
"Nona Nyoo, sampai kapankan orang-orang itu baru akan menjadi sadar kembali ?"
"Mereka terbagi dalam usia yang berbeda dengan tinggi rendah tenaga dalam yang
berbeda pula, oleh sebab itu saat bagi mereka untuk sadarpun berbeda-beda."
Setelah berhenti sejenak sambungnya lebih jauh.
"Kita tidak usah mengurusi mereka lagi. Setelah sadar nanti orang-orang itu akan
teringat kembali dengan kejadian-kejadian lama, apa yang dilakukannya selama puluhan
tahun akan mereka rasakan bagaikan dalam impian. Nah, mari kita berangkat."
"Kemana ?" "Memasuki perguruan tiga malaikat, moga-moga saha dalam semalaman saja kita
dapat memusnahkan perguruan tiga malaikat dari muka bumi ini."
976 "Hanya mengandalkan kekuatan dari kita beberapa orang ?" tanya Pau Heng
keheranan. "Benar, kita semua sadar dan segar bugar, sebaliknya orang-orang dalam perguruan
tiga malaikat hanya domba-domba yang kehilangan jalan dan mata angin, kalau dibilang
kita hendak memusnahkan perguruan tiga malaikat, maka lebih tepat kalau dikatakan
kita sedang menyelamatkan jiwa mereka."
"Sekalipun mereka adalah orang-orang yang dikendalikan kesadarannya, namun
sebelum kesadarannya pulih kembali mereka tentu akan menganggap kita sebagai musuh, bila
mereka turun tangan, bukankah kita harus membela diri ?" seru Pau Heng.
Nyoo Hong leng termenung dan berpikir sejenak, kemudian menjawab pelan.
"Pertanyaanmu ini bagus sekali. Tindakan kita menolong orang, ibaratnya memasuki
sebuah rumah yang berisi orang gila, sekalipun aku mengetahui bagaimana caranya
menghadapi mereka, namun tak berani menjamin kalau pasti akan berhasil. Bila
tiada orang yang berjiwa ksatria dan pendekar, lebih baik memang jangan turut serta."
Selesai berkata, tanpa menggubris beberapa orang itu lagi, dia meneruskan
perjalanannya seorang diri.
Lembah Tiga Malaikat Karya Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Sesungguhnya di dalam dada Seng Cu sian sekalipun sedang dibakar oleh api dendam
yang telah tertanam selama dua puluhan tahun, namun setelah duduk persoalannya
menjadi jelas, kobaran api tersebut telah padam, inilah hasil yang mereka
peroleh setelah berjuang selam dua puluh tahun dalam dunia persilatan, otomatis padamnya api
tersebut segera diikuti dengan munculnya perasaan putus asa dan kecewa yang mendalam.
Tetapi, setelah mendengar ucapan dari Nyoo Honge leng barusan, semangat serta
kegagahan mereka segera muncul kembali, semua kemurungan dan kekecewaan segera
tersapu bersih dari dalam benaknya.
Para jago saling berpandangan sekejap, kemudian serentak maju mengejar ke
belakang Nyoo Hong leng tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
Tiada orang yang menanyakan lagi bahaya macam apakah yang bakal mereka jumpai,
juga tiada orang yang menanyakan besar kecilnya keberhasilan serta kegagalan
yang bakal mereka temui, seakan-akan mereka berangkat dengan hati yang rela serta
semangat juang yang tinggi. Inilah keberanian serta kerelaan yang tercipta oleh kebesaran jiwa seorang
pendekar sejati. Dengan mengikuti di belakang Nyoo Hong leng, berangkatlah mereka menuju ke depan
dengan langkah lebar, setiap orang berjalan sambil membusungkan dada dan
senyuman riang menghiasi raut wajah mereka.
977 Setelah berjalan sejauh beberapa li dan tiba di depan mulut sebuah lembah yang
diapit sepasang puncak, mendadak Nyoo Hong leng berhenti berjalan, kemudian setelah
berpaling dan memandang sekejap ke arah para jago, dia berkata.
"Barang siapa enggan mengikuti perjalanan kami, silahkan berbelok ke selatan dan
berlalu dari sini, bila kebetulan bernasib baik dan tidak sampai bertemu dengan
para peronda dari pihak Sam seng bun, maka bila waktu sebelum terang tanah nanti akan
berhasil meninggalkan daerah berbahaya ini."
Tiada jago yang menjawab, tiada pula yang celingkan kesana kemari, tampaknya
semua orang sudah mengambil keputusan masing-masing dan tak perlu menengok ke arah
yang lain. Malahan tiada orang yang berniat meninggalkan tempat itu, sambil menghela napas
Nyoo Hong leng berkata. "Bila penyerangan kita ke dalam perguruan Sam seng bun meski bisa berjalan
lancar, toh beberapa pertarungan sengit tak bisa dihindari, apakah saudara sekalian bisa
selamat tanpa cedera apapun, aku sama sekali tidak menjamin."
"Sekalipun harus mati kami tak menyesal, nona tak usah memikirkan hal yang
bukanbukan" ujar para jago serentak. Kembali Nyoo Hong leng berkata.
"Buyung Im seng sedang berada diatas puncak tersebut dan sedang beristirahat
dalam sebuah gua rahasia, aku akan menengok keadaan lukanya lebih dulu. Dengan
kepandaian silatnya yang lihai, bila lukanya sudah sembuh dan kita bisa mengajaknya turut
serta berarti kalian akan mempunyai kesempatan yang lebih besar lagi untuk
meninggalkan tempat ini dalam keadaan hidup."
"Terserah keputusan nona, kami semua hanya akan turut perintah." kata Tong Lim.
"Baik, silahkan saudara sekalian beristirahat dulu disini, aku akan pergi
menyiapkan sedikit hidangan buat kalian semua. Ketahuilah jebakan dan perangkap yang diatur
orang-orang Sam seng bun amat lihai, aku rasa belum terlambat bila kita
berangkat setelah terang tanah nanti."
Selesai berkata dia membalikkan badan dan berjalan menuju ke arah dinding
tebing. "Nona Nyoo, apakah kau memerlukan bantuan siaumoay ?" seru Kwik Soat kun cepat.
"Bila cici bersedia membantu, tentu saja hal ini lebih baik lagi."
"Siaumoay bersedia membantumu !"
978 Maka berangkatlah kedua oran gitu bersama-sama mendaki dinding tebing.
Sementara itu Seng Cu sian sekalian sudah merasa kagum sekali terhadap Nyoo Hong
leng, maka apa yang diucapkannya hampir boleh dibilang menurut sekali, mereka
lantas duduk bersila diatas tanah dan mengatur pernapasan.
Kwik Soat kun dengan mengikuti dibelakang Nyoo Hong leng telah tiba dipuncak
tebing tersebut. Nyoo Hong leng segera mendorong sebuah pintu batu dan masuk ke dalam
sebuah gua. Terhadap keadaan dalam gua tersebut, tampaknya Nyoo Hong leng hapal sekali,
dengan cepa dia telah mengambil korek api dan menyulut sebuah obor.
Kwik Soat kun memperhatikan sekejap sekeliling tempat itu, ujarnya.
"Disinikah nona merawat lukamu ?"
Nyoo Hong leng menggeleng.
Suling Naga 11 Roro Centil 28 Ular Betina Selat Madura Badai Rimba Persilatan 1
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama