Ceritasilat Novel Online

Pedang Bayangan Panji Sakti 6

Pedang Bayangan Dan Panji Sakti Huan Jian Ling Qi Seri Thiansan Karya Liang Ie Shen Bagian 6


kepadaku, aku pun tidak bisa menjawabnya."
Kata Wei Tian Yuan,"Aku tahu, dalam waktu dekat ini kau pun
akan segera tahu. Yang penting aku akan ikut denganmu."
Kata Shang Guan Fei Feng,"Aku belum pemah ke Yang Zhou, kau
saja yang bawa jalan, aku mengikutimu."
Kata Wei Tian Yuan,"Yang membawa jalan adalah aku, yang
memegang kemudi adalah kau, apakah pendapatku salah?"
Wei Tian Yuan membawa Shang Guan Fei Feng berjalan
menyusuri danau. Shou Xi Hu benar-benar indah, bila naik perahu
mereka akan menikmati keindahan danau itu. Di sisi danau pun
banyak tempat rekreasi, ternyata jalan kaki pun tak kalah baiknya.
Kata Shang Guan Fei Feng,"Banyak tempat rekreasi, tapi kita
harus menunggu nanti baru bisa menikmatinya."
Jawab Wei Tian Yuan,"Benar, kita harus cepat-cepat tiba di
tempat tujuan." Setelah tiba di Gunung Guan Yin, terlihat ada sebuah kuil. Kuil
itulah yang mereka cari. Kata Shang Guan Fei Feng,"Baiklah, kita berjalan pelan-pelan
sekarang." Kata Wei Tian Yuan,"Kuil ini sudah ada sejak jaman Kerajaan
Tang, diurus oleh seorang biksu yang terkenal."
Tanya Shang Guan Fei Feng,"Apakah biksu itu bernama Jian
Zhen, dia pemah ke Jepang untuk menyebarkan agama Budha
bukan?" "Ternyata kau sudah tahu sejarah kuil ini."
"Walaupun ayahku bukan pemeluk agama Budha tapi dia sangat
mengagumi Biksu Jian Zhen."
Kata Wei Tian Yuan,"Bila kita akan menginap di kuil ini bagiku
tidak menjadi masalah, tapi bagaimana dengan dirimu" Kuil biksu
mana boleh dimasuki oleh seorang perempuan apalagi sampai
menginap." "Tenang saja, orang yang aku cari bukan seorang biksu."
Di belakang kuil itu ada beberapa rumah peristirahan milik orangorang
kaya. Kata Shang Guan Fei Feng,"Aku hanya tahu bahwa dia tinggal di
daerah sini, tapi tepatnya rumah yang mana, aku tidak tahu."
Kata Wei Tian Yuan,"Di sini hanya ada beberapa rumah, lebih
baik kita cari satu per satu."
"Tidak perlu hingga seperti itu."
Dia mengeluarkan sebuah suling lalu meniupnya, hanya dalam
waktu singkat terdengar suara kecapi yang berasal dari salah satu
rumah di sana, kemudian Shang Guan Fei Feng segera mengetuk
pintu rumah itu. Pintu dibuka, ada seorang laki-laki setengah baya, seperti
seorang pelajar, keluar menyambut mereka.
Shang Guan Fei Feng dan Wei Tian Yuan masuk ke dalam rumah
itu, laki-laki itu menutup pintu, baru dia bertanya kepada
mereka,"Maaf, sepertinya aku tidak kenal dengan kalian."
Jawab Shang Guan Fei Feng,"Anda tidak mengenalku, tapi aku
mengenal panjimu." Laki-laki itu melihat Shang Guan Fei Feng mengeluarkan panji,
segera dia memberi hormat lalu berkata "Ternyata Nona yang
datang, anak buahmu Gong Ye Hong memberi hormat, teman ini
adalah...?" "Dia adalah temanku, dia bernama Wei Tian Yuan, dijuluki Fei
Tian Shen Long, mungkin kau pemah mendengar namanya."
Pikir Gong Ye Hong, "Ternyata gossip yang beredar di dunia
persilatan semuanya itu benar, dia adalah calon menantu ketua
kami, aku harus melayani dia dengan baik."
Gong Ye Hong berkata, "Nama Pendekar Wei sudah
menggetarkan dunia persilatan, walaupun aku tidak terlalu banyak
tahu, tapi nama besar Anda sudah lama kudengar, terimalah
hormatku." Wei Tian Yuan tertawa terbahak-bahak dan berkata,"Aku bukan
pendekar ternama, aku hanya teman Nona Shang Guan, jangan
terlalu sungkan." Wei Tian Yuan mengulurkan tangannya untuk melarangnya
memberi hormat, tapi Gong Ye Hong sudah mengerahkan tenaga
mencoba mempertahankan diri untuk memberi hormat, terpaksa
Wei Tian Yuan pun mengerahkan tenaganya, walaupun terlihat
ringan tapi Wei Tian Yuan sudah menggunakan tenaga dalam
sebesar 70%. Gong Ye Hong tidak dapat berlutut, tapi dia masih bisa melipat
setengah kakinya. Wei Tian Yuan merasa tenaga dalamnya begitu kuat, dia merasa
terkejut juga, dalam hati dia berpikir,"Dia hanya seorang pelayan
dari Shang Guan Yun Long, Fei Feng pun tidak tahu namanya, tidak
disangka dia memiliki ilmu silat yang cukup tinggi dan tampak
terpelajar, pelayannya saja begitu kuat, apalagi ketuanya."
Kata Gong Ye Hong,"Nona jauh-jauh datang kemari, ada pesan
apa?" Jawab Shang Guan Fei Feng,"Kakak Wei datang ke Yang Zhou
untuk berekreasi, aku hanya menemaninya, tiba di Yang Zhou aku
baru ingat ayah pernah mengatakan bahwa di dekat kuil di Gunung
Guan Yin tinggal seorang anggotanya, karena itu aku datang untuk
mencarimu." Kata Gong Ye Hong, "Aku sudah membeli lukisan dan huruf
kaligrafi yang ketua inginkan, apakah Nona ingin melihatnya?"
"Aku tidak begitu mengerti, juga tidak hobi, bila ada waktu, nanti
aku akan melihatnya."
Kata Gong Ye Hong,"Aku sampai lupa Nona dan Tuan Muda baru
datang dari tempat jauh, harus segera beristirahat."
Kata Shang Guan Fei Feng, "Mungkin sebentar lagi kami akan
pergi, kau tidak perlu melayani kami, kami sudah makan malam."
Dia berkata Iagi,"Dua hari kemarin aku menginap di danau Mo
Zhou, aku sangat cocok dengan keadaan dan pengaturan yang ada
di sana." Kata Gong Ye Hong,"Apakah peraturan di sana?"
"Hanya ada 4 kata, tamu mengurus diri sendiri."
Gong YeJ-long mengerti, segera dia mengatur kamar untuk
mereka dan pergi, dia hanya berpesan,"Bila ada perlu apa-apa,
Nona tinggal memanggilku, tidak perlu merasa sungkan,"
Hati Wei Tian Yuan terasa tidak tenang, dia tinggal di dalam
kamar, setelah jam 2 dini hari, Shang Guan Fei Feng mengetuk
pintu kamarnya. Kata Wei Tian Yuan, "Tidak perlu mengkhawatirkanku, kau tidur
saja, jam 3 nanti aku akan pergi."
Kata Shang Guan Fei Feng,"Aku akan mengantarkanmu, malam
hari melihat Shou Xi Hu, pasti tidak akan sama dengan
pemandangan pada pagi hari."
"Bila itu keinginanmu, aku akan menemanimu jalan-jalan."
Mereka berdua berjalan dalam diam, Shang Guan Fei Feng
mendekati Wei Tian Yuan, kecantikannya ternyata dapat melawan
rasa dinginnya udara malam.
Kata Wei Tian Yuan,"Mengapa kau hanya mengenakan satu lapis
baju?" "Aku merasa hatiku sedang dingin."
"Kau sedang memikirkan apa?"
Shang Guan Fei Feng tidak menjawab.
Shang Guan Fei Feng malah bertanya,"Kau sudah tiba di Yang
Zhou, bagaimana perasaanmu sekarang?"
JawabWei Tian Yuan,"Aku merasa aneh, sebelum tiba di Yang
Zhou, hatiku merasa tidak tenang, setelah tiba di Yang Zhou hatiku
malah menjadi tenang, kau bertanya bagaimana perasaanku, aku
pun bingung entah dari mana aku harus memulai untuk bercerita."
Kata Shang Guan Fei Feng,"Aku ingat kau pemah mengatakan :
makin dekat dengan orang sekampung halaman hatimu menjadi
semakin takut" Kata Wei Tian Yuan,"Sekarang sudah ada kau yang berada di
sisiku, aku merasa tenang."
Kata Shang Guan Fei Feng, "Tapi sebentar lagi kau akan
meninggalkanku." "Aku hanya akan pergi sebentar, kau takut apa?"
"Apapun yang akan terjadi di keluarga Chu, apakah kau akan
tetap kembali untuk menemuiku?"
Wei Tian Yuan tertawa dan menjawab,"Di keluarga Chu tidak ada
yang mau menangkapku, kecuali aku mati, aku pasti akan kembali
untuk menemuimu." Kata Shang Guan Fei Feng,"Di dunia ini semua bisa berubah,
seperti sebelumnya, tidak terpikir olehmu untuk mengunjungi
keluarga Chu pada malam hari bukan?"
Wei Tian Yuan mengangguk dan berkata, "Aku pun tidak
menyangkanya bahwa jenasah Xue Jun berada di keluarga Chu."
Tanya Shang Guan Fei Feng,"Bila kau tidak mengurusi jenasah
Xue Jun, apakah kau tetap akan pergi ke keluarga Chu dengan
resiko menghadapi bahaya?"
Jawab Wei Tian Yuan, "Adikku berada di sana, mungkin aku akan
tetap ke sana." Kata Shang Guan Fei Feng,"Mungkin kau tidak akan terburu-buru
pergi ke sana seperti sekarang ini."
Kata Wei Tian Yuan,"Mungkin juga, adik datang untuk berkumpul
kembali dengan ibunya, dia masih ingin menikmati kasih sayang
ibunya, aku juga ikut merasa senang, aku tidak perlu mengurus dia
lagi, lebih awal atau terlambat sedikit menengok dia, tidak apa-apa."
Kata Shang Guan Fei Feng, "Mungkin dulu juga kau tidak
menyangka akan seperti ini kejadiannya."
Jawab Wei Tian Yuan,"Benar, aku dan dia mengira bahwa ibunya
sudah meninggal, tidak disangka ibunya masih ada,"
Kata Shang Guan Fei Feng, "KecuaIi ibunya menghilang dan
sudah kembali lagi. Sewaktu ibunya menikah dengan ayahnya,
banyak orang yang iri, tapi siapa yang menyangka akhirnya mereka
berpisah, Nyonya Qi menjadi Nyonya Chu, dan Qi Le Ming masih
menjadi pesilat nomor satu di dunia ini."
Wei Tian Yuan menghela nafas, dan berkata,"Paman Qi pemah
membalas dendam kepada Pendekar Chu, untung sekarang ini
mereka sudah mendapatkan apa yang mereka inginkan, dendam ini
sudah hilang." Kata Shang Guan Fei Feng,"Benar, mereka yang tadinya suami
istri bisa berubah menjadi musuh. Apakah kau yakin, akan kembali
lagi ke sisiku?" Jawab Wei Tian Yuan, "Ini bukan hal yang sama. Sebelum
menikah dengan Paman Guru Qi, Bibi sudah mencintai Pendekar
Chu. Sekarang hatiku hanya untukmu, apakah di hatimu ada yang
lain?" Kata Shang Guan Fei Feng,"Aku tidak mempunyai Kakak Xue Jun
versi laki-laki." Mendengar kata Kakak Xue Jun versi laki-laki membuat Wei Tiun
Yuan menjadi terpaku, tapi dia langsung mengerti maksud dari
Shang Guan Fei Feng. Wei Tian Yuan tertawa dan berkata, "Benar, aku pemah
menyukai perempuan lain, apakah kau masih cemburu kepadanya?"
Jawab Shang Guan Fei Feng, "Bila kau tidak cepat melupakan
Kakak Xue Jun, mungkin aku tidak berani mencintaimu. Kali ini kau
pergi ke keluarga Chu, menengok keadaan adikmu adalah hal
kedua, apakah ini benar?"
Wei Tian Yuan mengangguk dan berkata,"Benar, sebelum Xue
Jun meninggal, aku berhutang kepadanya, sekarang dia sudah
meninggal, aku harus mengurus jenasahnya."
Kata Shang Guan Fei Feng,"Bila jenasah Kakak Xue Jun tidak
berada di keluarga Chu, malam ini kau pun tidak perlu pergi ke
sana." Wei Tian Yuan terkejut dan berkata "Mengapa kau mengatakan
'bila'" Apa maksudnya?"
"Benar, Tang Huai Yi mewakili Pendekar Chu mengurus
pemakaman Xue Jun, kemudian bersama dengan Pendekar Chu
mengantarkan jenasah Xue Jun ke Yang Zhou, ini kabar yang dapat
dipercaya, tapi apakah di tengah perjalanan terjadi perubahan" Aku
tidak tahu, maka aku menyebutkan kata 'bila'."
Kata Wei Tian Yuan,"Aku tidak pemah mengatakan kata 'bila'
untuk memastikannya."
Dari semua ucapan Wei Tian Yuan dia percaya bahwa jenasah
Xue Jun berada di keluarga Chu.
Kata Shang Guan Fei Feng,"Aku tidak sama denganmu, aku
selalu memikirkan kemungkinan yang akan terjadi."
Kata Wei Tian Yuan,"Bila di tengah perjalanan terjadi sesuatu di
luar dugaan lebih-lebih aku harus menanyakannya dengan jelas, aku
kira tidak mungkin terjadi sesuatu."
Bila terjadi sesuatu kepada Chu Qing Song berita ini akan segera
menyebar di dunia persilatan.
Shang Guan Fei Feng terdiam, tapi dalam hatinya dia
berpikir,"Kau belum tahu apa yang kumaksud, apa yang dimaksud
dengan hal yang tidak diduga itu seperti apa, bagaimana aku harus
menjelaskannya kepadamu?"
"Fei Feng, aku merasa begitu tiba di Yang Zhou kau seperti
banyak pikiran." "Orang yang mengerti diriku tahu apa yang sedang
kukhawatirkan, orang yang tidak mengerti diriku, tidak tahu apa
yang kuinginkan." Wei Tian Yuan tertawa, "Mengapa kau seperti sedang
membacakan sebuah puisi" Apakah ini teka teki yang harus
kujawab?" Shang Guan Fei Feng juga tertawa, "Coba kau tebak! Tiba-tiba
aku ini ingat kepada puisi yang berada di danau Mo Zhou, yaitu :
bagaimana akhirnya tidak ada yang tahu, menang atau kalah, dari
dulu hingga sekarang, setengah kolam teratai, tidak dapat
mengalahkan harumnya Yu Jin Xiang, siapa yang dapat menemani
Mo Zhou?" "Aku mengerti maksudmu, kau tidak pelu merasa khawatir, aku
akan segera pulang dan menemuimu."
Kata Shang Guan Fei Feng.'Tidak, aku hanya takut semua ini
seperti bermain catur, sewaktu kita tahu hasil akhirnya, kita seperti
terbangun dari mimpi."
"Mengapa kau mempunyai pikiran seperti itu?"
Dalam hati Shang Guan Fei Feng berpikir,"Lebih baik jangan
beritahukan kepadanya, di dunia ini apa yang akan terjadi kita tidak
bisa menebaknya, mungkin permainan catur ini selamanya tidak
akan bisa diselesaikan."
Kata Wei Tian Yuan,"Sudah hampir jam 3 dini hari, sudah
waktunya aku pergi ke keluarga Chu, kau tidurlah lebih awal, besok
pagi aku sudah pulang."
Kata Shang Guan Fei Feng,"Benar, kau sudah harus pergi, kau
pulang atau tidak, aku pasti akan menunggumu."
Apa yang akan terjadi "
---ooo0dw0ooo--- BAB 6 Terus memainkan sandiwara
Di tempat duka terjadi pertarungan
Strategi yang sempurna Tangan sakti penyelamat

Pedang Bayangan Dan Panji Sakti Huan Jian Ling Qi Seri Thiansan Karya Liang Ie Shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

A. Sandiwara Palsu dan Pemerannya yang Benar
Sewaktu Wei Tian Yuan dan Shang Guan Fei Feng tiba di Shou Xi
Hu, Chu Tian Shu dan Qi Shu Yu sedang bermain ke suatu tempat di
Yang Zhou. Keadaan Qi Shu Yu di keluarga Chu terasa sangat lucu, dia
adalah tamu keluarga Chu juga putri dari keluarga Chu. Sejak kecil
dia sudah kehilangan kasih sayang ibu, sekarang dia
mendapatkannya beberapa kali lipat.
Dia mendapat kasih sayang ibu, juga mulai merasakan
persahabatan dengan lawan jenis. Selama beberapa hari ini dia
sering membandingkan perilaku Wei Tian Yuan dan Chu Tian Shu.
Yang membuatnya aneh adalah, Wei Tian Yuan yang tidak
mempunyai hubungan adik kakak dengannya malah lebih dari
seperti kakak kandung, tapi yang mempunyai hubungan adik
dengannya yaitu Chu Tian Shu malah seperti teman akrabnya.
Hari ini Chu Tian Shu melihat Qi Shu Yu seperti sedang tidak
enak perasaan. Chu Tian Shu bertanya,"Adik, sepertinya kau tidak enak hati,
apakah kau sedang memikirkan Kakak Yuan?"
"Aku tidak perlu mengkhawatirkan dia, tapi kadang-kadang aku
masih teringat kepadanya. Aku hanya ingin tahu sekarang dia
berada di mana, tapi saat ini aku bukan memikirkan dia."
"Mungkin kau sedang memikirkan kakekmu?"
"Benar, aku merindukan kakek dan rumah."
"Memikirkan rumah, apakah di sini bukan rumahmu?"
"Yang kumaksud adalah rumah yang dulu, ibu berada di sini
hidup dengan baik, tapi kakek hanya seorang tua yang kesepian."
"Kau berada di sini belum setengah bulan, jika ingin pulang harus
menunggu setelah hari raya Imlek (Tahun Baru). Tempat bermain di
Yang Zhou masih banyak, aku belum sempat membawamu pergi
bermain." Qi Shu Yu tampak tidak tertarik dan berkata,"Apakah bisa
menandingi Shou Xi Hu?"
Kata Chu Tian Shu,"Tempat itu bukan terkenal karena
pemandangan, tapi biasanya tamu dari luar Yang Zhou senang pergi
ke tempat itu." "Tempat apakah itu?"
"Shi Gong Ci." "Shi Gong itu siapa?"
Kata Chu Tian Shu "Sepuluh hari di Yang Zhou telah terjadi 3 kali
pembunuhan secara besar-besaran, apakah kau tahu?"
"Bukankah Shi Gong adalah perdana menteri terakhir dari
Kerajaan Ming yang meninggal di Yang Zhou?"
Jawab Chu Tian Shu,"Karena perdana menteri sangat mencintai
negara dan rakyat, maka beliau dibunuh oleh tentara Man
Qing(Mancu), rakyat mendirikan sebuah rumah untuk memperingati
jasa-jasa beliau." Kata Qi Shu Yu,"Shi Ke Fa adalah seorang menteri yang setia,
demi negara dia mengorbankan nyawanya di Yang Zhou, tapi di sini
Zhong (setia) masih belum cukup artinya, kita lihat ada sebuah puisi
berbunyi: Rumput yang dibawa oleh angin kencang.
Mei Hua berada di sebuah gunung yang sangat tinggi.''
Dua baris puisi mengggambarkan dan memuji sifatnya yang
mulia, seperti sifat rumput dan Mei Hua.
Kata Qi Shu Yu,"Benar, menjadi orang harus seperti rumput yang
dibawa oleh angin kencang dan Mei Hua yang berada di atas
gunung." Kata Chu Tian Shu,"Pengertianmu lumayan tinggi."
Qi Shu Yu tertawa dan berkata,"Untung di sini tidak ada siapa
pun, jika ada mereka akan menertawakanmu."
Tiba-tiba ada yang tertawa dan berkata,"Aku sudah mendengar,
Kakak, kau pilih kasih!"
Yang datang adalah Chu Tian Hong.
Tanya Chu Tian Shu sambil tertawa,"Apakah kau tidak setuju aku
memuji Adik Yu?" Kata Chu Tian Hong,"Ilmu silat Kakak Yu lebih bagus dariku,
sekolah pun lebih tinggi dariku, aku mengakuinya, tapi yang
membuatku tidak setuju, mengapa Kakak pilih kasih, sudah ada
Kakak Yu, kau tega melupakanku."
Chu Tian Shu tertawa dan berkata,"Kau menyalahkanku yang
tidak mengajakmu ke tempat ini untuk bermain, apakah benar
dugaanku" Siapa suruh kau terlambat bangun" Dan aku tahu kau
pasti akan datang ke sini sendiri."
Kata Chu Tian Hong,"Aku datang bukan untuk bermain, ayah
menyuruh kalian pulang."
"Ada apa?" "Di rumah datang seorang tamu."
"Siapa?" "Tamu yang kalian tidak akan menduganya, Kakak Yu pasti akan
senang bila bertemu dengannya."
Hati Qi Shu Yu bergetar,"Apakah dia adalah Kakak Yuan?" Dia
berkata "Jangan main tebak-tebakan, siapakah dia?"
Chu Tian Hong tertawa dan berkata "Tebaklah sendiri!"
Qi Shu Yu mengira tamu itu adalah Wei Tian Yuan, tapi dia tidak
mau mengatakannya. Dia dan Chu Tian Shu pulang dengan tergesa-gesa. Sesampainya
di rumah ternyata tebakannya salah.
Tamu itu bukan Wei Tian Yuan, dia adalah Ding Bo. Ding Bo
adalah pelayan Qi Shu Yu, tapi Qi Shu Yu belum pernah
menganggap dia sebagai pelayan. Sebelum Qi Shu Yu lahir, dia
sudah ada di keluarga Qi dan di dunia persilatan nama Ding Bo
sudah lama terkenal. Dia dan Pendekar Yang Zhou, Chu Qing Song
pun teman lama. Qi Shu Yu dengan senang berkata,"Paman Ding, mengapa kau
tahu aku berada di sini" Apakah kakek menyuruhmu untuk
menjemputku pulang?"
"Kakekmu menyuruhku untuk mencarimu tapi ayahmu sudah
tahu kau berada di sini, dia hanya menyuruhku untuk
menengokmu." Kata Qi Shu Yu,"Kau sudah bertemu ayahku" Bagaimana
keadaannya?" "Dia bersama Mu Juan Juan, dia baik-baik saja."
Ding Bo tahu bahwa ilmu silat Qi Le Ming sudah musnah tapi dia
tidak memberitahukan hal ini kepada Qi Shu Yu. Dia takut Qi Shu Yu
mengkhawatirkan keadaan ayahnya.
Kata Ding Bo, "Qi Le Ming hidup dengan baik, sebenarnya juga
bukan bohong, karena ada Mu Juan Juan yang menemaninya hidup
di gunung, hidup di sana memang lebih tenang daripada berkelana
di 'dunia persilatan."
"Kakekmu berharap kau segera pulang, tapi tidak perlu tergesagesa.
Aku tahu kau pergi ke Yang Zhou hanya setengah bulan,
sesudah tahun baru Imlek, baru kau pulang itu pun tidak apa-apa,"
kata Ding Bo. Qi Shu Yu bertanya,"Paman Ding, kapan kau akan pulang?"
"Belum tentu, mungkin beberapa hari lagi," jawab Ding Bo.
Chu Tian Shu berkata,"Kata Paman Ding, sesudah hari raya Imlek
baru kau pulang." Kata Qi Shu Yu,"Paman Ding, apakah kau ada hal yang penting?"
Jawab Ding Bo,"Benar, ini ada hubungannya denganmu."
"Hal apa?" "Apakah kau tahu keberadaan Tuan Muda Wei?"
"Aku juga ingin bertanya kepada Paman. Walaupun aku sudah
pergi ke ibukota tapi aku tidak melihatnya, hanya tahu bahwa di Mi
Mo Ya dia melakukan hal yang menggetarkan ibukota. Setelah itu
aku tidak tahu dia berada di mana."
Kata Ding Bo,"Katanya dia bersama putri Shang Guan Yun Long."
Kata Qi Shu Yu,"Putri Shang Guan Yun Long apakah dia adalah.."
Kata Chu Tian Shu,"Benar, sewaktu di ibukota kita pernah datang
ke rumahnya, tapi tidak bertemu dengannya. Dia bernama Shang
Guan Fei Feng." Hati Qi Shu Yu merasa sedih, dalam hati dia berpikir,
"Kelihatannya semua gosip itu benar."
Kata Ding Bo,"Menurut orang-orang, Tuan Muda Wei dan Nona
Shang Guan sudah pergi ke Jiang Nan, mungkin dalam 1 atau 2 hari
ini mereka akan tiba di Yang Zhou."
Kata Qi Shu Yu,"Orang-orang mengatakan bahwa Shang Guan
Yun Long adalah seorang penjahat besar, putrinya adalah siluman
yang kejam. Shang Guan Fei Feng, dia seperti apa, aku pun tidak
tahu, tapi kakek tidak pemah menjelekkan nama ayahnya. Apakah
dia adalah seorang penjahat" Paman bagaimana rencanamu?"
Setelah habis bicara, terlihat ada yang menggotong peti mati
masuk. Qi Shu Yu kaget dan berkata,"Peti mati ini untuk apa?"
Begitu orang yang menggotong peti itu pergi, Chu Qing Song
berkata,"Ini adalah ide dari Paman Ding."
Kata Ding Bo,"Aku ingin membuat sebuah sandiwara."
Chu Qing Song berkata,"Sandiwara ini harus dibantu olehmu
dalam memerankan suatu lakon. Paman Ding sudah mengatakan
kepadaku, kau yang menjadi pemeran pembantu."
Tanya Qi Shu Yu,"Siapa pemeran utamanya?"
Jawab Ding Bo,"Kakak Yuan mu, mungkin juga Nona Shang
Guan." Kata Qi Shu Yu,"Kalian sebenarnya sedang melakukan hal apa..."
Jawab Chu Qing Song,"Anak Yu, coba ke sini!"
Begitu Qi Shu Yu mengikuti ayah tirinya masuk ke sebuah
ruangan, dia langsung terkejut.
Tadinya ruangan ini adalah perpustakaan tapi sekarang sudah
diubah menjadi tempat duka. Peti mati yang baru dikirim berada di
tengah-tengah ruangan. Tanya Chu Qing Song,"Lao Ding, bagaimana dekorasiku?"
Jawab Ding Bo,"Lumayan juga, ada adat Bao Ding, di dekat peti
mati masih ada lampu-lampu kecil."
Kata Chu Qing Song,"Di depan peti: harus dipasang sebuah
papan kecil, bagaimana menuliskannya supaya lebih mirip?"
Jawab Ding Bo,"Generasi dia lebih rendah, kau tidak boleh
menyediakan kue dan lainnya. Minuman nanti kita siapkan. Lebih
bagus jika ada gambar dia supaya tamu-tamu dapat melihatnya."
Kata Chu Qing Song,"Lukisan Anak Yu lumayan bagus, aku
menyuruh dia melukis gambar ini."
Qi Shu Yu merasa aneh dan bertanya,"Ayah, Paman Ding, kalian
sedang apa" Apa yang sudah terjadi?"
Chu Qing Song menarik nafas dan berkata,"Harus bagaimana
menjelaskan kepadanya" Lao Ding, lebih baik kau yang
menjelaskannya." Kata Ding Bo dengan pelan,"Hidup seperti sebuah sandiwara.
Nona, kau anggap saja tempat duka ini adalah panggung
sandiwara." Chu Qing Song melanjutkan,"Sandiwara ini akan dimainkan
malam ini, tapi kau tidak perlu membaca skenarionya, hanya
melihat yang lain bermain, itu sudah cukup."
Ding Bo tertawa dan berkata,"Bahkan melihat pun tidak perlu,
hanya cukup mendengar dengan telinga."
Setelah mendengar penjelasan dari Ding Bo, Qi Shu Yu baru
mengerti apa yang harus dia lakoni dan dia merasa sangat tertekan,
tapi akhirnya dia setuju juga.
Wei Tian Yuan sudah tiba di keluarga Chu pada jam 3 dini hari.
Dia tidak ingin mengejutkan orang-orang, lebih baik bertemu
dengan Chu Qing Song saja, kemudian Chu Qing Song akan
mengatur agar dia bisa bertemu dengan Adik Yu. Dia takut Xu Jin
Yao dan Adik Yu satu kamar.
Hanya satu cara yaitu mengeluarkan sedikit suara, karena di
dalam rumah itu, ilmu silat paling tinggi dimiliki oleh Chu Qing Song.
Pasti dia yang pertama kali tahu dan dia akan terpancing keluar.
Saat dia sedang mengatur cara mengeluarkan sedikit suara, dia
melihat di sudut ada sebuah kamar. Di dalam kamar masih ada
cahaya lampu, siapakah yang berada di dalam kamar itu" Malam
begitu larut dia belum tidur"
Tiba-tiba ada angin berhembus. Angin membawa harum Tan
Kiang (nama kayu, kayu ini jika dicium atau dibakar sangat wangi).
Wei Tian Yuan terpikir dalam hati,"Apakah ruang itu khusus
untuk bersembahyang, tapi Pendekar Chu bukan seorang pemeluk
agama Budha yang taat."
Kemudian dia melihat ada sepasang lampion biru digantung di
depan pintu. Dia lebih merasa aneh lagi,
"Biasanya jika di luar pintu digantungi lampion, berarti dalam
keluarga ini ada yang meninggal dunia. Tapi kedua lampion itu
bukan digantung di depan pintu utama keluarga Chu tapi digantung
di luar pintu mangan, apakah di dalam keluarga Chu ada yang
meninggal?" Tiba-tiba dia mendengar di dalam ruangan itu ada yang
menangis. Hati Wei Tian Yuan bergetar, dia kaget sekaligus senang.
Dia teringat sewaktu dia berada di Bao Ding, di rumah yang
sudah nintuh, dia pemah mendengar desah nafas Xue Jun.
Kali ini suara tangis terdengar lebih jelas dari suara desah nafas,
"nara tangisan ini adalah tangisan suara perempuan, apakah dia
adalah Xue lun" Dia tidak percaya bahwa Jiang Xue Jun masih hidup, dia berpikir
yang macam-macam. "Apakah roh Xue Jun belum beristirahat dengan tenang, dia tahu
aku akan datang dan dia sedang menungguku?"
Waktu itu dia sedang mengigau dan 'bayangan setan' itu
menghilang. Kali ini dia sangat hati-hati, dia bersembunyi di balik
gunung buatan. Dalam hati dia berpikir,
"Orang dan setan tidak sama, jika dia masih tidak ingin dilihat
olehku, aku tidak akan mengejutkan dia."
Baru saja bersembunyi, sudah melihat ada seorang setan
perempuan yang keluar dari ruangan itu, tapi dia bukan setan
perempuan, dia adalah Xu Jin Yao.
Xu Jin Yao berjalan ke tempat Wei Tian Yuan bersembunyi, tibatiba
langkahnya berhenti dan berkata,"Siapa?"
Wei Tian Yuan sangat kaget, tiba-tiba ada yang berkata,"Adik
seperguruan, ini adalah aku!"
Kata Xu Jin Yao,"Kakak Yuan, kau mengagetkanku!"
Dalam hati Wei Tian Yuan tertawa kecut,"Kakak Yuan dipanggil
dengan nada sama, tapi Kakak Yuan ini bukan aku."
Ternyata orang ini adalah kakak seperguruan Xu Jin Yao, Guo
Yuan Zai. Dia ikut mengantar Chu Tian Hong dan Xu Jin Yao pulang
ke Yang Zhou. Sekarang dia masih tinggal di rumah Chu Qing Song.
Di antara murid-murid Xu Zhong Yue, dia adalah murid yang paling
lurus, Wei Tian Yuan pun mengetahui hal ini.
Kata Guo Yuan Zai,"Adik, apa kau marah lagi kepada Jiang Xue
Jun?" Wei Tian Yuan sangat kaget, kata-kata ini sepertinya dia tidak
ingin Xu Jin Yao sering marah-marah kepada Jiang Xue Jun, apakah
ini mungkin" Kata Xu Jin Yao,"Dia mencelakai ayahku sampai mati, apakah dia


Pedang Bayangan Dan Panji Sakti Huan Jian Ling Qi Seri Thiansan Karya Liang Ie Shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tidak pantas dimarahi olehku?"
Kata Guo Yuan Cai,"Benar, guru memang mati karena dia, tapi
dalam hal ini, seperti guru juga..."
Kata Xu Jin Yao,"Aku tahu ayahku juga bersalah, tapi walau
bagaimana pun jika Jiang Xue Jun sudah :,mempunyai kekasih, dia
tidak boleh setuju menikah dengan ayahku."
Dalam hati Wei Tian Yuan berpikir,'
"Dia mengira aku sudah mati, dia juga terpaksa melakukannya,
dia tertipu oleh Xu Zhong Yue tapi Guo Yuan Zai tidak tahu
keadaannya seperti itu."
Kata Guo Yuan Zai,"Guru dan Jiang Xue Jun mati bersama-sama,
ada pepatah mengatakan : jika sudah mati semua hal akan
dianggap selesai, kita sebagai generasi yang lebih muda tidak perlu
mengingat Jiang Xue Jun sebagai adik seperguruan Chu Tian Shu.
Papan nisannya keluarga Chu yang memasangkannya, kau marahmarah
terus ke papan nisannya, itu tidak baik untuk pemilik rumah."
Sekarang Wei Tian Yuan baru mengerti yang dimaksud dengar
'marah lagi kepada Jiang Xue Jun'.
Dalam hati Wei Tian Yuan merasa kesal, "Kau boleh marahmarah
kepadaku, tapi kau tidak boleh marah-marah kepada Xue
Jun." Kata Xu Jin Yao,"Kau salah, aku tidak marah kepada lagi kepada
Jiang Xue Jun." "Apakah kau marah kepada Wei Tian Yuan?"
Xu Jin Yao tidak menjawab, dia hanya berkata/'Jujur bicara, aku
mengatakan Jiang Xue Jun mencelakai ayah sebenarnya tuduhan itu
terlalu berat, tapi kau juga setuju bahwa ayah mati untuk Xue Jun.
aku pernah membenci Xue Jun, tapi sekarang aku tidak benci lagi
kepadanya, malah sebaliknya aku merasa kasihan kepada dia."
Kata Guo Yuan Zai,"Benar, dia memang patut untuk dikasihani."
Xu Jin Yao berkata,"Apakah kau mengira aku kasihan kepada
nasibnya yang tidak baik" Nasibnya tidak baik karena dia sendiri
yang mencarinya, tapi aku tidak menyangka nasib buruknya datang
begitu cepat, mungkin saat dia akan mati baru mengetahuinya, tapi
semua ini sudah terlambat karena itu aku merasa dia patut
dikasihani juga pantas untuk ditertawakan."
Guo Yuan Zai terkejut dan berkata,"Karena apa" Aku masih
bingung, aku tidak mengerti maksudmu?"
Jawab Xu Jin Yao,"Aku baru tahu hari ini, katanya Wei Tian Yuan
sudah datang ke Jiang Nan, mungkin dalam 2 hingga 3 hari dia akan
sampai ili Yang Zhou, tapi dia tidak akan datang seorang diri."
Tanya Guo Yuan Zai,"Dia datang dengan siapa?"
"Dengan putri seorang penjahat besar, Shang Guan Yun Long."
Guo Yuan Zai terdiam kemudian berkata,"Kalau begitu semua
gossip-gosip itu benar."
Kata Xu Jin Yao,"Sepanjang perjalanan mereka menginap dan
berjalan bersama, ada yang melihatnya, apakah kabar seperti ini
palsu?" Wei Tian Yuan pemah menginap dengan Shang Guan dalam satu
ruangan di danau Mo Zhou. Dalam hatinya dia berpikir, "Mungkin
gossip itu muncul dari sini. Orang di dunia persilatan senang
membuat gossip, aku tidak perlu marah karena gossip itu, siapa
yang melihat aku dan Fei Feng dalam satu penginapan" Tidak
mungkin Meng Zhong Qiang dan Ling Yu Song karena Yu Yan pasti
masih beristirahat di penginapan itu."
Dia tidak akan ambil pusing karena gossip murahan itu, yang
membuat Wei Tian Yuan marah adalah banyak yang menyangka dia
adalah orang yang tidak setia.
Terdengar Guo Yuan Zai berkata,"Jenasah Jiang Xue Jun belum
busuk, Wei Tian Yuan sudah berganti kekasih, aku juga merasa itu
tidak pantas," Xu Jin Yao tertawa dingin dan berkata 'Sebenarnya jika Xue Jun
masih hidup mereka akan saling mencintai, pertarungan di Mi Mo Ya
aku tidak ada di sana. Menurut orang-orang, Xue Jun marah kepada
mereka akhirnya bunuh diri. Jiang Xue Jun yang sudah menikah
mempunyai kekasih gelap, ayahku mati karena dia, tapi kekasih
lamanya malah berselingkuh di depannya."
Kata Guo Yuan Zai,"Wei Tian Yuan benar-benar tidak setia, aku
sama sekali tidak menyangkanya, sekarang Xue Jun sudah mati, kita
tidak perlu lagi berbicara tentang dia."
Begitu Guo Yuan Zai dan Xu Jin Yao pergi, Wei Tian Yuan baru
masuk ke dalam ruangan itu.
Tempat itu memang tempat berduka, ada peti mati juga 2 buah
lampu yang berada di sisi peti mati. Dia melihat ada lukisan Jiang
Xue Jun dan papan nisannya.
Rasa sedih, marah, dan berduka membuat Wei Tian Yuan
berlutut di depan peti mati. Di depan peti mati dia bercerita
mengenai kesedihan hatinya, dia menganggap Xue Jun sebagai
kekasih, teman, dan tempat untuk menumpahkan kesedihan.
Wei Tian Yuan memegang peti itu, dengan suara kecil dia
berkata,"Xue Jun, dengan cara apa pun mereka memarahiku, aku
tidak peduli, aku hanya minta agar kau mau maafkanku, aku merasa
kau pasti tidak akan memarahiku karena tidak setia. Kau tahu,
sewaktu kau masih hidup, di hatiku hanya ada kau seorang, kadangkadang
kau malah mau menjodohkanku dengan adikku, tapi
akhirnya kau mengerti, cintaku hanya untukmu, apakah itu benar"
Memang benar, Adik Yu dari kecil sudah menyukaiku di
hadapanmu dia pun mengungkapkan kasih sayangnya kepadaku,
aku pun tahu maksudnya, tapi aku selalu menganggap dia sebagai
adik kecilku, tidak pemah mencintai dia seperti mencintaimu.
Kalau aku tidak setia, seharusnya aku sudah jatuh cinta kepada
Qi Shu Yu, dengan begitu aku bisa membalas budi kakek, juga
hidup lebih bahagia dan jika aku menikah dengannya tidak akan
terjadi hal-hal seperti sekarang ini, dimaki-maki oleh orang.
Adik adalah seorang gadis yang sangat baik, bersih dan
sempurna seperti sebuah giok yang belum dipahat. Kecantikannya
tidak kalah dengan Fei Feng, jika aku tidak benar-benar
mencintaimu, sebelum mendapat kabar tentang kematianmu,
mengapa aku tidak langsung menyayangi Fei Feng, mengapa harus
menuunggu sampai sekarang, baru bisa mencintai Fei Feng?"
Di depan peti mati dia seperti sedang mengobrol dengan Xue Jun
dia tidak tahu di dalam peti mati bukan Xue Jun, melainkan adik
seperguruannya, Qi Shu Yu!
Dia menganggap Qi Shu Yu sebagai adik, ini sudah diketahui
dengari pasti oleh Qi Shu Yu, tapi sekarang terucap kata-kata
seperti itu dari mulut Wei Tian Yuan, Qi Shu Yu tetap merasa
marah, tidak enak hati. "Benar, Kakak Wei memang memujiku, tapi tetap tidak bisa
meredakan kemarahanku."
Dalam hati Qi Shu Yu berpikir 'Mengapa aku dibandingbandingkan
dengan siluman itu" Kau bilang aku tidak kalah dengan
siluman itu, tapi mengapa kau malah memilih siluman itu" Sebelum
Kakak Xue Jun meninggal, kau tidak mencintaiku, aku tidak
menyalahkan dirimu, tapi sekarang setelah Kakak Xue Jun
meninggal dan mayatnya pun belum busuk, kau sudah begitu cepat
mencintai orang lain. Jika Kakak Xue Jun bisa maafkanmu, aku tidak
bisa. Begitu tahu kau bersama siluman itu, aku sudah tidak
membutuhkan cintamu, aku sudah bukan gadis kecil polos yang
dulu hanya bisa mengemis cintamu."
Dia ingin berteriak, "Aku sudah tidak mencintaimu!!"
Walaupun dia tidak berteriak, tapi kemarahan membuat
tubuhnya sedikit bergetar.
Wei Tian Y uan s edang meraba p eti m ati i tu, d ia m erasakan
p eti mati itu bergetar. ---ooo0dw0ooo--- B. Merasa Marah Wei Tian Yuan merasa terkejut, dia tampak sedang berpikir,
"Apakah itu adalah roh dari Xue Jun" Atau aku yang salah dengar?"
Hatinya lebih bergejolak lagi, dia berkata, "Xue Jun, apakah kau
sudah mendengar kata-kataku" Aku rasa kau pasti akan
mamaafkanku, aku ingat sewaktu kau jatuh ke dalam pelukanku,
kata-katamu yang terakhir adalah : aku tahu kau mencintaiku, aku
sangat senang, bila aku sudah meninggal, akan ada seseorang yang
mengurusmu, walaupun kau tidak menyebutkan namanya, aku tahu
siapa dia. Orang yang kau maksud itu adalah Fei Feng bukan"
Xue Jun, kita sama-sama melewati kesulitan, keluarga kita pun
berakhir dengan nasib yang sama, perasaan kita timbul dari rasa
susah yang kita alami bersama. Aku dan Fei Feng pun seperti itu,
bila bukan karena dia aku sudah lama mati, dia yang menolongku,
dia yang memberi semangat supaya aku bisa bertahan hidup. Aku
tidak ingin membohongimu, sekarang aku mencintainya, sama
seperti aku dulu mencintaimu.
Sekarang aku sudah menuruti pesan terakhirmu, aku sudah
bertunangan dengan Fei Feng, sebenarnya malam ini Fei Feng ingin
ikut datang untuk menengokmu, karena aku takut orang lain akan
salah paham, maka aku melarangnya datang ke sini, tapi perasaan
Fei Feng kepadamu sudah aku wakilkan, apakah kau tahu dia sudah
menganggapmu sebagai kakak, dia menghormatimu seperti
menghormati kakak kandungnya sendiri. Apakah kau tahu apa arti
dari 'kakak'" Walaupun kita belum menjadi suami istri, tapi dalam
hati Fei Feng dia sudah menganggapmu sebagai istri pertamaku.
Xue Jun, aku tidak pemah membohongimu, bila kata-kataku ini
didengar oleh orang lain, dosaku akan bertambah banyak, tapi aku
percaya kau tidak akan mengatakan bahwa aku adalah orang yang
tidak mempunyai perasaan, asal kau mau memaafkanku, bagaimana
dengan pikiran orang lain, aku tidak peduli."
Qi Shu Yu yang bersembunyi di dalam peti mati merasa sangat
marah, kemarahan membuatnya ingin meloncat dari dalam peti
mati. Dia tidak percaya bahwa Kakak Xue Jun sebelum meninggal
sudah menitipkan Wei Tian Yuan kepada Shang Guan Fei Feng.
Seorang gadis masih memiliki harga diri, walaupun dia tahu bahwa
cinta tidak dapat dipaksakan, tapi dia juga tahu bagaimana
perasaan Wei Tian Yuan kepadanya, tapi dia mempercayai kata-kata
Xue Jun sebelum meninggal pada suatu hari akan ada seseorang
yang mengurusmu. Yang bisa mengurus Wei Tian Yuan adalah dia,
bukan Shang Guan Fei Feng.
"Tidak tahu malu," dalam hati Qi Shu Yu merasa marah, "jenasah
Kakak Xue Jun belum lagi membusuk, kau sudah berubah hati, kau
takut dia dihina oleh orang-orang, kau salah mengartikan maksud
dari. Kakak Xue Jun, kau bukan Iaki-Iaki yang setia, untuk apa kau
bercerita bahwa kau masih menyayangi Kakak Xue Jun, untuk apa
kau berlaku seperti kucing menangisi tikus yang sudah mati" Atau
kau sengaja datang untuk membuat Kakak Xue Jun marah?"
Xue Jun sudah meninggal, dia tidak akan marah, yang marah
adalah Qi Shu Yu, dia benar-benar sangat marah.
Begitu kemarahannya sudah memuncak, nafasnya menjadi berat
dan tidak beraturan, walaupun terhalang oleh papan peti mati, tapi
Wei Tian Yuan dapat merasakannya.
"Apakah ada seseorang yang bersembunyi di tempat gelap"'' Wei
Tian Yuan mengambil lampu yang terpasang di depan peti mati,
melihat ke sekeliling ruangan itu, tidak ada siapa pun di sana,
bahkan bayangan setan pun tidak tampak.
Tapi peti mati itu bergerak kembali.
"Xue Jun, apakah rohmu muncul" Aku tidak takut, bila kau ingin
muncul, muncullah, aku memang ingin bertemu denganmu!"
Roh yang ditunggu-tunggu oleh Wei Tian Yuan tidak muncul, tapi
peti mati itu bergoyang sebanyak 3 kali!
Ada pepatah yang mengatakan : semua hal jangan melewati
untuk ketiga kalinya. Segera Wei Tian Yuan merasa curiga.
Wei Tian Yuan menempelkan telinganya ke tutup peti mati
supaya dapat mendengarnya lebih jelas, Qi Shu Yu yang berada di
dalam pati mati sama sekali tidak bergerak, nafasnya sudah kembali
normal, tapi Wei Tian Yuan yang pendengarannya sudah terlatih
seperti mendengarkan ada sedikit suara
"Orang yang sudah mati tidak akan bernafas, apakah dia itu
orang atau setan, aku harus mengetahuinya!"
Segera dia menjulurkan tangannya untuk membuka tutup peti
itu. Chu Qing Song dan istrinya saat itu sedang duduk berhadapan.
Mereka memadamkan lampu, di dalam kegelapan mereka
mengobrol dengan suara kecil, "Pemeran utamanya sudah datang,
apakah hasilnya akan seperti yang kita harapkan?" tanya Nyonya
Chu. Chu Qing Song tertawa kecut dan menjawab, "aku bukan orang
yang kaku, ada hal tertentu yang tidak boleh dilakukan, tapi aku
pemah melakukannya, tapi hal seperti ini baru pertama kali
kulakukan, bila bukan Lao Ding yang memaksaku, aku...."
Nyonya Chu tertawa dan berkata, "sebenarnya Lao Ding
melakukan ini pun karena dirimu, aku tanya kepadamu, apakah kau
menginginkan putriku menjadi menantumu" Mereka bukan saudara
kandung, mereka masih boleh menikah."
Kata Chu Qing Song, "bila mereka menjadi suami istri, aku dan Qi
Le Ming yang tadinya adalah musuh bebuyutan akan menjadi besan,
aku pasti menyetujui pernikahan ini, tapi menurutku Anak Yu dan
Tian Shu lu lihat sangat akrab, bila tidak memainkan sandiwara ini,
mereka juga akan tetap bisa saling mencintai."
Ucap Nyonya Chu, "kau boleh mengira-ngira, tapi hatiku tidak
tenang, kau harus tahu bahwa Tian Yuan dan Anak Yu tumbuh
bersama, dia ingin sekali bisa menikah dengan Tian Yuan, menurut
Lao Ding cinta Anak Yu hanya bertepuk sebelah tangan, kita harus
memberitahu kepadanya bahwa Tian Yuan sudah bertunangan
dengan Fei Feng, dia harus memadamkan harapannya."
Kata Chu Qing Song, "Bila kita mengikuti skenario Lao Ding,
sekarang sandiwara ini sudah berjalan setengahnya, sandiwara ini
harus diakhiri dengan berkumpulnya semua orang, tapi sampai saat
ini kita masih belum mengetahui hasilnya sedikit pun."
Kata Nyonya Chu," semua yang kita lakukan bila ingin berhasil
harus sedikit menanggung resiko, apa pun hasilnya, kita harus tetap
mencobanya." Chu Qing Song berkata,"Bila hasil akhirnya tidak seperti yang kita
harapkan, bagaimana?"
"Ding Bo yang mengatur sandiwara ini, Ding Bo adalah teman
lamamu, kau harus tahu bahwa Ding Bo bukan orang yang tanpa
perhitungan." Ucap Chu Qing Song,"Nyonya, kita sudah lama tidak bermain
catur, kemarin ini permainan yang kau lakukan aku masih belum
mengerti." Tanya Nyonya Chu, "Mengapa tiba-tiba ingin bermain catur,
permainan kemarin bila kau sudah mengerti dasarnya, langkah
selanjutnya akan lebih mudah."
"Rencana Lao Ding pun seperti permainan catur, aku takut kita
akan salah langkah."
Tiba-tiba ada seseorang yang menjawab, "langkah catur mana
yang tidak kau mengerti?"
Ding Bo berjalan memasuki ruangan.
Kata Chu Qing Song, "sepertinya rencana ini bukan kau yang
menyusunnya." Ding Bo tertawa dan menjawab, "kita benar-benar teman lama,
kau pun tahu aku tidak bisa menyusun rencana seperti ini, aku tidak


Pedang Bayangan Dan Panji Sakti Huan Jian Ling Qi Seri Thiansan Karya Liang Ie Shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

akan membohongimu, sandiwara ini disusun oleh Mu Juan Juan."
Tanya Nyonya Chu, "mengapa dia bisa merencakan semua ini?"
Tanya Ding Bo lagi, "apakah kau mencurigainya?"
Jawab Nyonya Chu, "Tidak, aku hanya merasa aneh, mengapa
dia mau mengurusi hal seperti ini?" dalam hatinya dia tidak
mempercayai Yin Hu. Kata Ding Bo, "Dia merasa dia sudah terlalu banyak berhutang
kepadamu, dia ingin mencairkan dendam di antara keluarga ini,
menurutnya Tuan Muda sudah tidak begitu membenci Kakak Chu,
tapi simpul masalah ini masih belum bisa terbuka, Tuan Muda hanya
memiliki Qi Shu Yu, putri satu-satunya, hubungan antara ayah dan
anak ini lebih penting dari apa pun, bila Nona menikah dengan putra
Chu Qing Song, semua dendam akan mencair."
Ding Bo adalah pelayan dari keluarga Qi, sudah terbiasa
memanggil Qi Le Ming dengan sebutan tuan muda, dulu dia
memanggil Zhuang Ying Nan dengan sebutan nyonya, karena dia
sudah lama berteman dengan Chu Qing Song, dia segera mengganti
panggilannya kepada Zhuang Ying Nan.
Tanya Zhuang Ying Nan (Nyonya Chu), "Apakah Qi Le Ming tahu
dengan ide dari Mu Juan Juan ini?"
Jawab Ding Bo, "Aku rasa Tuan Muda sudah, tahu, karena Tuan
Muda pemah menceritakan hubungan antara Tuan Muda Wei
dengan Nona Shang Guan, menurut Tuan Muda mereka adalah
pasangan serasi, dia juga pernah mengatakan dia pemah
menginginkan Wei Tian Yuan menjadi menantunya, tapi sekarang
keinginannya sudah berubah, aku pemah bertanya kepadanya siapa
yang dia inginkan supaya bisa menjadi menantunya, dia menjawab,
semua ini terserah ibu Shu Yu yang memutuskann ya."
Kata Zhuang Ying Nan, "Itu tidak membuktikan bahwa dia tahu
dengan rencana Mu Juan Juan."
Kata Ding Bo,"Paling sedikit kalau dia sudah berkata seperti itu,
dia mengatakan masalah dalam memilih menantu, kau dan Mu Juan
Juan pasti memiliki pandangan yang sama, bila kalian berdua
setuju, maka dia pun menyetujuinya."
Tanya Zhuang Ying Nan, "Apakah masih ada yang tidak kau
mengerti?" Kata Chu Qing Song, "Yang penting adalah apakah Wei Tian
Yuan benar-benar mencintai Sheng Guan Fei Feng?"
Ucap Ding Bo, "Aku tidak bisa mewakili dia untuk menjawab
pertanyaan ini, tapi Tuan Muda pasti pemah melihat mereka berdua,
dan merasa mereka adalah pasangan serasi selama ini mereka
berkelana bersama. gosip-gosip mereka bukan tidak terbukti."
Kata Chu Qing Song, "Sepertinya Qi Le Ming juga tidak
menganggap Sheng Guan Fei Feng sebagai siluman."
Kata Ding Bo, "Dia tidak menganggap Sheng Guan Fei Feng
sebagai siluman. Ayahnya, Sheng Guan Yun Long, menurut orangorang
adalah penjahat besar tapi Tuan Muda sangat
menghormatinya." Kata Zhuang Ying Nan, "Kelakuan Qi Le Ming memang terkadang
sangat aneh, tapi sikapnya terhadap keluarga Shang Guan, aku
mempercayai penilaiannya. Berarti tidak perlu mengkhawatirkan Wei
Tian Yuan akan salah memilih istri."
Kata Chu Qing Song, "Aku juga berharap Wei Tian Yuan
mendapatkan seorang istri yang baik. Jika hubungannya dengan
Shang Guan Fei Feng tidak seperti yang kita harapkan, sandiwara ini
akan sia-sia." Kata Ding Bo, "Jika Tuan Muda Wei tidak menyukai Nona Shang
Guan, Nona Shang Guan pun tidak bisa berbuat apa-apa. Kita bisa
menguji Wei Tian Yuan, dan untuk Nona Shang Guan ini pun tidak
ada ruginya." Chu Qing Song terdiam. Ding Bo tertawa dan berkata, "Sandiwara sudah berjalan
setengah, sekarang giliran pemeran tua yang naik panggung. Ayo
jalan!" Tanya Chu Qing Song, "Apakah kita akan terus memerankan
sandiwara ini?" Ding Bo tertawa dan menjawab, "Di dalam kepalsuan tersimpan
kebenaran, yang penting peranmu adalah sebagai seorang tetua
yang sangat memperhatikan dia. Ini adalah sebuah sandiwara
tapi perasaanmu terhadapnya harus benar."
"Benar-benar tua bangka! Jujur bicara, mempermainkan
perasaan anak muda, hatiku aku merasa tidak enak."
"Apakah kau ingin menarik kembali peran ini?"
Chu Qing Song tertawa kecut dan berkata, "aku adalah
sahabatmu, baiklah aku terpaksa membantumu memerankan hal
yang tidak pemah ada."
Ding Bo merasa tidak enak, sepertinya dia ingin menyampaikan
sesuatu, tapi dia tidak jadi mengatakannya. Untung Chu Qing Song
berjalan di depan, dia tidak bisa melihat ekspresi wajah Ding Bo.
Ternyata masih ada satu hal yang belum disampaikan kepada
sahabatnya ini. Dia pemah bertemu dengan Qi Le Ming dan Mu Juan Juan. Dia
masih bertemu seseorang lagi dan dia diberi tahu oleh orang ini
maka dia bisa bertemu dengan tuan mudanya.
Pertemuan malam ini juga tidak semuanya ide Mu Juan Juan.
Boleh dikatakan skenario sandiwara ini disusun oleh orang itu,
siapakah dia" Ding Bo tidak menjelaskannya.
Chu Qing Song dan Ding Bo memasuki tempat duka, secara
kebetulan Wei Tian Yuan sedang berbicara sendiri. Mereka berdua
tertawa kecil, seperti berkata, "Kita datang tepat pada waktunya."
Benar saja ketika mereka datang, Wei Tian Yuan akan membuka
tutup peti itu. Tutup peti belum dibuka, tiba-tiba ada yang memanggil,
"Pendekar Muda Wei!"
"Tuan Muda Wei!"
Dua orang bersamaan memanggilnya, yang satu suaranya sudah
sangat dia kenal, suara yang lainnya pun tidak begitu asing di
telinganya. Wei Tian Yuan sangat terkejut, dia membalikkan tubuhnya,
ternyata mereka adalah Ding Bo dan Chu Qing Song.
"Pendekar Chu, Paman Ding, kalian...."
"Aku datang untuk menunggumu," kata Ding Bo.
"Maafkan aku, Pendekar Chu aku datang tidak diundang. Tadinya
aku memang ingin mencarimu..."
Kata Chu Qing Song, "Aku tidak merasa aneh, aku tahu kau akan
datang untuk Xue Jun. Apakah kau sudah sembahyang untuk Xue
Jun?" Wei Tian Yuan mengangguk.
Kata Ding Bo, "Tuan Muda keinginanmu sudah tercapai, segera
ikut aku pulang." Wei Tian Yuan terpaku dan berkata, "Apa" Segera?"
"Benar, apakah kau tidak tahu kakekmu sangat mengharapkan
kalian pulang?" "Ternyata kakek menyuruhmu mencariku hingga ke tempat ini,
lalu membawa aku dan adik pulang."
Kata Ding Bo, "Benar, karena kau dan nona sudah lama tidak
pulang. Dia mengkhawatirkan kalian, dia juga baru tahu bahwa
nona berada di sini dan dia berpikir kau pasti akan kembali ke
keluarga Qi karena itu dia menyuruhku ke Yang Zhou dan menyuruh
kalian pulang. Jika tidak bisa pulang bersama-sama, itu pun tidak
apa asal kalian tetap pulang. Walaupun kakekmu berada dalam
keadaan sehat tapi kakekmu sudah tua, dia ingin kalian menemani
dia melewati masa tuanya."
"Kalau begitu lebih baik adik pulang dulu." Tanya Chu Qing Song,
"Pendekar Muda Wei, apakah kau masih memiliki masalah yang
belum diselesaikan?"
"Aku ingin membawa jenasah Xue Jun pulang ke kampung
halamannya dan dikubur bersama-sama dengan ayah dan ibunya."
Kata Chu Qing Song, "Dalam hal ini aku bisa membantumu,
mungkin kau belum tahu di dunia persilatan banyak gossip yang
tidak sedap didengar, lebih baik aku saja yang melakukannya. Ayah
Xue Jun adalah kakak seperguruanku, aku akan mengurus acara
penguburannya, itu masih pantas."
Pikir Wei Tian Yuan, "Jika jenasah Xue Jun dibawa olehku, belum
tentu perjalananku ke kampung halaman Xue Jun bisa berjalan
dengan lancar." Wei Tian Yuan berkata, "Pendekar Chu, kau adalah paman guru
Xue Jun, aku tidak bisa berbuat apa-apa lagi."
Kata Chu Qing Song, "Jika kau sudah setuju, lebih baik kau
pulang dengan Ding Bo."
Segera Wei Tian Yuan tertawa dan berkata, "Pendekar Chu, aku
belum bertemu dengan adikku, apakah kau akan mengusirku?"
Kata Chu Qing Song, "Bukan aku mengusir, aku mengira kau
tidak ingin bertemu dengan Qi Shu Yu lagi?"
Tanya Wei Tian Yuan, "Apakah dia tidak berada di rumah?"
Jawab Chu Qing Song, "Bukan aku mengusirmu, tapi aku kira kau
tidak perlu bertemu dengan Qi Shu Yu karena Ding Bo sedang
menunggumu saat ini."
"Shu Yu berada di sini, mengapa kalian begitu cepat menyuruhku
pulang?" Jawab Chu Qing Song, "karena Anak Yu baru datang ke rumahku
dan ibunya sudah berpesan kepadanya setelah melewati tahun baru
Imlek Shu Yu baru boleh pulang."
Wei Tian Yuan mulai sedikit curiga dan berkata, "Jika setelah
melewati tahun baru Imlek baru adik boleh pulang, mengapa aku
tidak boleh lama-lama berada di sini?"
"Ini demi kebaikanmu, ikutlah Ding Bo pulang."
"Jika aku ingin bertemu dengan adik terlebih dahulu setelah itu
baru pulang, apakah tidak boleh?"
Chu Qing Song mengerutkan dahinya, seperti ada yang ingin dia
sampaikan, tapi dia tidak jadi mengatakannya. Yang menjawab
adalah Ding Bo, "Tuan Muda Wei, apakah kau datang dengan
siluman perempuan itu?"
"Siluman perempuan yang mana?"
"Putri dari Shang Guan Yun Long," jawab Ding Bo.
Wajah Wei Tian Yuan tampak marah dan berkata, "Putri Shang
Guan Yun Long bukan siluman, jika bukan paman yang
mengatakannya...." "Kau akan bertarung dengan dia, apakah benar?"
Ding Bo menarik nafas dan berkata, "Tuan Muda Wei, kau
mengucapkan kata-kata itu di depan peti Xue Jun, aku sudah
mendengar ternyata kau menyukai putri Shang Guan Yun Long."
Kata Wei Tian Yuan, "Aku suka dengan siapa, ini adalah
urusanku. Orang lain boleh memarahi Nona Shang Guan dan tidak
aneh, tapi Paman Ding, kau tidak boleh menganggap dia sebagai
siluman!" "Mengapa?" "Karena kau menganggap ayahnya adalah seorang penjahat
besar dan menganggap dia sebagai siluman!"
"Benar, semua orang mengatakan demikian."
"Tapi kakek tidak pemah berkata seperti itu. Paman Ding, kau
sudah berteman dengan kakek selama puluhan tahun, apakah kau
tidak tahu bahwa kakek sangat menghormatinya?"
"Tapi semua orang mengatakan seperti itu...."
"Lalu, mengapa?"
Kata Chu Qing Song, "Pendekar Muda Wei, kau adalah orang
sangat pintar, apakah kau tidak mengerti jika kau terus bersamasama
dengan Nona Shang Guan, ini akan membawa bencana,
bukan kebahagiaan." Kata Wei Tian Yuan, "Apakah ini adalah bencana atau
kebahagiaan semua ini aku yang menanggung sendiri."
Tiba-tiba Wei Tian Yuan tertawa dan berkata, "Pendekar Chu,
sekarang aku mengerti, kau takut aku akan menarikmu memasuki
putaran ini." Chu Qing Song tertawa terbahak-bahak, suaranya lebih besar
dari Wei Tian Yuan. Dia berkata, "Pendekar Muda Wei, dalam pikiranmu apakah aku
memang orang seperti itu?"
Jawab Wei Tian Yuan, "Aku tahu sebenarnya Pendekar Yang
Zhou Chu, Qing Song tidak takut untuk masuk ke dalam perputaran
ini, tapi mengapa kau malah mengusirku?"
Kata Chu Qing Song, "Aku hanya berharap kau bisa
meninggalkan tempat ini lebih cepat dan meninggalkan orang yang
ingin membuat keributan."
Kata-kata Chu Qing Song sangat jelas, dia berharap Wei Tian
Yuan meninggalkan Shang Guan Fei Feng.
Wajah Wei Tian Yuan terlihat memerah, dia berkata, "Pendekar
Chu, kau adalah tetua yang aku hormati, tapi aku menyukai siapa,
ini adalah hal pribadi,kau tidak perlu campur tangan. Permisi!"
Ding Bo teriak, "Tuan muda Wei, kau...."
"Paman Ding, maafkan aku, aku tidak bisa ikut pulang
denganmu." Ding Bo dan Chu Qing Song bersamaan menghalangi langkahnya
di depan pintu dan bertanya, "Kau mau pergi kemana?"
"Aku akan kembali ke tempat yang aku datangi tadi."
"Tuan Muda Wei, mengapa kau begitu bersikeras tetap ingin
kembali ke sisi Nona Shang Guan?"
"Paman Ding, paman sudah mengetahui bagaimana sifatku. Aku
tidak akan mengubah kata-kataku. Kakek, aku pasti akan kembali,
tapi bukan sekarang."
Chu Qing Song tiba-tiba berkata, "Pendekar Muda Wei, silakan
kau tinggal di sini!"
Tanya Wei Tian Yuan, "bukankah tadi kau menyuruhku pergi?"
"Aku berubah pikiran."
"Apakah kau ingin aku bertemu dengan adikku" Silakan
panggilkan dia keluar!"
Jawab Chu Qing Song, "Dia sudah tidur, besok kau bisa bertemu
dengannya." Kata Wei Tian Yuan, "Tidak, aku sudah berjanji kepada Fei Feng,
sebelum hari terang aku sudah pulang. Aku pikir adik pasti akan
marah jika dibangunkan. Aku hanya ingin bertemu sebentar
dengannya lalu aku akan pergi."
Kata Chu Qing Song, "Tidak, walau bagaimana pun kau harus di
sini melewati malam ini!"
"Tadi kau menyuruhku segera meninggalkan tempat ini, sekarang
kau menyuruhku menginap."
Tanya Chu Qing Song, "Apakah ada yang salah?"
"Aku mengerti, jika aku ikut Paman Ding pulang, meninggalkan
tempat ini lebih cepat itu lebih baik, tapi kau tidak ingin aku kembali
ke sisi Fei Feng." "Aku hanya menyuruhmu tinggal satu malam di sini, aku tidak
akan mengurusi hal lainnya!"
Wei Tian Yuan semakin curiga dan bertanya, "Mengapa kalian
melarangku bertemu dengan Fei Feng malam ini" Tapi aku sudah
berjanji akan kembali sebelum hari terang."
Kata Chu Qing Song, "Kau tidak perlu menepati janji kepada
perempuan itu." Kata Wei Tian Yuan, "Pendekar Chu, kau orang yang selalu
menepati janji, tapi mengapa menyuruh orang lain jangan menepati
janji?" Seperti ada kata-kata yang sulit dikeluarkan oleh Chu Qing Song,


Pedang Bayangan Dan Panji Sakti Huan Jian Ling Qi Seri Thiansan Karya Liang Ie Shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dia menarik nafas dan berkata, "Aku juga tidak tahu harus
mengatakan apa lagi, tapi besok pasti kau akan mengerti."
Kecurigaan Wei Tian Yuan semakin bertambah, dia berkata,
"Apakah kalian menutupi sesuatu" Aku tidak bisa menunggu hingga
esok hari, jika kalian tidak ingin memberitahukannya kepadaku, aku
akan mencari tahu sendiri."
Kata Chu Qing Song, "Bukan aku takut terbawa ke dalam
masalah ini, aku takut kau yang akan terbawa ke dalam masalah
ini." Tiba-tiba Ding Bo berkata," Shang Guan Yun Long mempunyai
anak buah bernama Gong Ye Hong, dia berada di Yang Zhou dan
tinggal di Guan Yin Shan, apakah benar?"
Kata Wei Tian Yuan, "Paman Ding, kabar ini sangat cepat kau
dapatkan, kelihatannya kau sudah tahu bahwa kami tinggal di
sana." Ding Bo mengangguk dan berkata, "Bukan aku yang mendapat
kabar dengan cepat tapi orang lain yang memberitahu kepadaku."
Tanya Wei Tian Yuan, "Orang lain" Siapakah dia?"
Jawab Ding Bo, "Sangat banyak. Ada musuh Shang Guan Yun
Long, ada pula pendekar-pendekar bijaksana. Walaupun mereka
tidak sama, tapi tujuan mereka sama, mereka bermusuhan dengan
Shang Guan Yun Long!"
Kata Wei Tian Yuan, "Kalau begitu, lalu mengapa?"
Kata Ding Bo, "Mereka tidak berani ke Gunung Kun Lun untuk
mengajak Shang Guan Yun Long bertarung, tapi mereka sanggup
menghadapi putrinya. Aku sudah mendapatkan undangan,
menyuruhku agar ikut dengan gerakan mereka tapi aku melihat kau
tidak setuju." Kata Wei Tian Yuan, "Cepat katakan, gerakan seperti apa?"
"Menangkap putri Shang Guan Yun Long hidup-hidup, jika tidak
dapat menangkapnya hidup-hidup, dalam keadaan mati pun tidak
apa-apa." "Kapan kalian merencanakan pengepungan terhadap mereka?"
"Malam ini jam 3."
Wei Tian Yuan datang jam 3, sekarang sudah lewat setengah
jam! Kata Chu Qing Song, "Pendekar Muda Wei, sekarang kau sudah
mengerti, jika kau pulang sekarang, kau pasti terbawa dalam
pertarungan ini karena itu...."
Teriak Wei Tian Yuan, "Minggir!"
Walaupun Chu Qing Song sudah menyingkir, tapi dia sudah
mengeluarkan jurus Yun Shou. Dengan jurus ini dia mendorong
tenaga yang dikeluarkan oleh Wei Tian Yuan. Ding Bo pun segera
mengeluarkan jurus Xuan Zhuan Quan Kun (Memutar Dunia).
Mereka berdua dengan sekuat tenaga menghalangi Wei Tian Yuan
keluar dari tempat duka itu.
Mata Wei Tian Yuan memerah dan berkata, "Pendekar Chu,
Paman Ding, jika kalian tidak membiarkan aku pergi, aku memilih
mati di tangan kalian!"
Ding Bo mendorong tenaga Wei Tian Yuan dan berkata, "Tuan
Muda Wei, aku adalah pelayanmu, aku tidak berani melukaimu. Ini
adalah ide kakekmu, harap kau mau meninggalkan siluman itu!"
Kata 'Wei Tian Yuan marah, "Baiklah, kau diperintahkan oleh
kakek untuk menghalangiku, kau membunuhku pun tidak salah,
keluarkanlah jurusmu, jika tidak aku yang akan menyerangmu!"
"Apakah kata-kata kakekmu, kau pun tidak mau mendengarnya?"
"Aku akan menuruti hal lainnya, begitu aku sudah mati, baru kau
beritahu kepada kakek, maafkan aku, aku tidak bisa menerima
perintahnya." Hanya terdengar suara sobekan baju. Lengan baju Ding Bo sudah
dicakar hingga sobek oleh Wei Tian Yuan. Kain baju sobek seperti
kupu-kupu yang beterbangan.
Walaupun melawan dengan sekuat tenaga, Wei Tian Yuan tetap
tidak bisa keluar dari kepungan Chu Qing Song dan Ding Bo.
Ding Bo melihat Wei Tian Yuan sudah marah seperti itu, dia juga
sedikit kaget. Dalam hati dia berpikir, "Sepertinya sandiwara ini
harus dihentikan, lebih baik ganti dengan pemeran yang lain."
Wei Tian Yuan berteriak, "Paman Ding, aku tidak ingin
melukaimu, aku juga tahu kau tidak akan melukaiku, tapi aku
terpaksa melakukannya...."
Belum habis perkataannya, Ding Bo sudah mundur 2 langkah dan
berkata, "Tuan Muda Wei, aku akan membiarkan kau pergi, tapi
mereka tidak akan mengijinkannya."
Tanya Wei Tian Yuan, "Mereka itu siapa?"
Pada waktu itu juga dari belakang gunung buatan keluar
beberapa orang. Mereka memasuki ruang duka.
"Kami adalah musuh Shang Guan Fei Feng," orang-orang yang
datang itu yang menjawabnya.
Wei Tian Yuan tahu bahwa kedua orang itu adalah orang yang
pernah menyerangnya di Bao Ding, mereka bukan orang Han.
Orang yang pertama berkata, "Aku adalah Xi Men Ba memberi
hormat kepada Pendekar Chu. Maafkan, kami sudah mengganggu
keluarga Chu." Kata Chu Qing Song, "Asalkan kalian tahu diri, itu tidak apa-apa."
Kata Xi Men Ba, "aku tahu bahwa Wei Tian Yuan adalah tuan
muda Ding Bo dan Ding Bo adalah teman lamamu."
Kata Chu Qing Song, "Jika kalian tahu, syukurlah!" Xi Men Ba
tertawa terbahak-bahak. Chu Qing Song terpaku dan berkata, "Aku dan Ding Bo berteman,
apakah itu salah?" Jawab Xi Men Ba, "Pendekar Chu, apakah Ding Bo pemah
memberitahu kepadamu bahwa 30 tahun yang lalu dia pemah
bergabung melakukan perdagangan gelap dengan kami!"
Kemudian dia membalikkan tubuh kemudian memberi hormat
kepada Ding Bo dan berkata, "Kakak Ding aku tahu bahwa Wei Tian
Yuan adalah tuan mudamu, aku tidak akan melukainya, tapi aku
minta bantuanmu, nasihatilah tuan mudamu ini...."
Wei Tian Yuan yang sejak tadi sangat marah, berkata kepada
Ding Bo, "Paman Ding, apakah kau ikut berdagang gelap lagi
dengan mereka?" Ding Bo terpaku dan menjawab, "Tuan Muda, kau mengatakan
apa" Apakah kau mengira bahwa aku mengkhianatimu" Tapi...."
Kata Wei Tian Yuan, "Jika kau tidak mau bermusuhan denganku
lebih baik kau jangan mengatakan 'tapi' ini untuk persahabatan
kalian. Kau tidak membantu mereka, aku juga tidak akan
melukaimu!" Ding Bo seperti setuju dengan kata-kata Xi Men Ba dan Ding Bo
berkata lagi, "Tuan Muda Wei, lebih baik kau dengarkan maksud
mereka datang ke tempat ini. Dan sebisa mungkin jangan
bertarung." Wei Tian Yuan tertawa dingin dan berkata, "Paman Ding, dua
temanmu ini bukan pertama kali bertemu denganku, apa yang
mereka inginkan, aku sudah mengetahuinya. Masih ada perhitungan
yang belum sempat kuperhitungkan dengan mereka."
Xi Men Ba tertawa dan berkata, "Pendekar Wei, kau salah, kami
datang bukan untuk menghitung hutang. Kami adalah musuh dari
Shang Guan Yun Long. Denganmu, kami tidak mempunyai dendam.
Benar, malam itu di Bao Ding kita pemah bertarung, kami pun
pemah dirugikan oleh Shang Guan Fei Feng dan kau, tapi kali ini
kami datang untuk mencari siluman itu, bila kau tidak campur
tangan, kami tidak akan mencarimu."
Kata Ding Bo, "sudahlah Tuan Muda, kau menginap saja di sini
satu malam, untuk apa..."
Kata-katanya belum selesai, Wei Tian Yuan sudah berteriak,
"Siapa berani menyentuh Shang Guan Fei Feng,'hadapi aku dulu!"
Di dalam suara teriakan itu, Wei Tian Yuan sudah meloncat
keluar. Terdengar suara senjata saling beradu, sepasang kait seperti
kepala harimau yang dimiliki oleh Xi Men Ba, senjata pisau Tong
Fang Xiong (nama orang) sudah mencoba menahan pedang Wei
Tian Yuan. Orang-orang yang dibawa oleh mereka semua sudah
siap dalam posisi mereka. Wei Tian Yuan sudah dikelilingi oleh
mereka. Tong Fang Xiong dan Xi Men Ba bergabung itu sudah cukup
untuk melawan Wei Tian Yuan. Dan orang-orang yang mereka bawa
bukan orang-orang biasa. Wei Tian Yuan sangat marah dan berkata, "Aku akan bertarung
dengan kalian antara hidup dan mati."
Segera kait harimau Xi Men Ba sudah mengunci pedang Wei Tian
Yuan. Xi Men Ba bergabung dengan Tong Fang Xiong. Kait kepala
harimau datang lebih cepat daripada kedua tombak itu.
Hati Wei Tian Yuan sudah dingin, dia tahu kali ini pasti dia tidak
akan bisa lolos. Tapi kaitan Xi Men Ba membawa tubuh Wei Tian Yuan berputar,
tepat menghindari tusukan kedua tombak itu.
Tong Fang Xiong bergulingan di bawah, kemudian dia berdiri,
dengan marah berkata, "Bocak tengik, kita tidak ingin melukaimu,
tapi kau begitu serius, apakah kau benar-benar akan bertarung!"
Keadaan Wei Tian Yuan sudah seperti harimau gila, dia berkata,
"Benar, aku memang ingin mencari mati, kalian melarangku pergi,
aku akan mati bersama kalian." Segera dia maju lagi ke depan.
Kata-katanya bukan sekedar ancaman, dia benar-benar ingin
mati bersama Tong Fang Xiong dan Xi Men Ba.
Segera Ding Bo mengayunkan lengan baju, dia membantu Tong
Fang Xiong menahan pedang Wei Tian Yuan. Tapi lengan baju Ding
Bo sudah menjadi serpihan kecil seperti kertas yang di robek-robek.
Wei Tian Yuan tahu jika Ding Bo sudah campur tangan, dia tidak
akan bisa lari. Mati bersama musuh juga tidak bisa. Wei Tian Yuan
marah dan berkata, "Paman Ding, kau..." karena marah Wei Tian
Yuan tidak bisa melanjutkan lagi.
Ding Bo berkata, "Aku sudah mengatakan, aku tidak akan
membantu kedua belah pihak. Orang lain tidak melukaimu, kau juga
tidak boleh melukai orang."
Dalam hati Chu Qing Song berpikir, " sandiwara ini sudah harus
dihentikan." Chu Qing Song melambaikan tangan, menyuruh kedua belah
pihak berhenti. Dengan pelan dia berkata, "Pendekar Muda Wei, kau
benar-benar adalah orang yang penuh dengan cinta, kau ingin pergi
silakan...." Belum selesai mengatakan kata 'pergi', tiba-tiba dia melihat di
dalam pekarangan sudah banyak orang.
Suara Chu Tian Shu berteriak, "Kalian teman yang datang dari
mana" Tidak diundang datang sendiri, kalian kira bisa masuk dan
pergi ke dalam keluarga Chu begitu saja"....ternyata kalian
adalah...." Kedua orang itu dengan cepat berjalan ke tempat duka. Chu Tian
Shu tidak mengenali mereka, tapi ayahnya Chu Qing Song sudah
tahu, mereka berdua adalah pengawal istana. Yang gendut bernama
Lu Ting Fang vang kurus bernama Han Zhu Guo. Yang lain Chu Qing
Song pemah bertemu dengan mereka di rumah Mu Zhi Yao.
Begitu sampai di tempat duka Lu Ting Fang dengan senang
berkata, "Pendekar Chu, terima kasih sandiwaramu sudah
membantu kami menangkap burunon istana."
Sebenarnya dia tahu Chu Qing Song hanya ingin membiarkan
Wei Tian Yuan, tapi dia sengaja mengatakan bahwa Chu Qing Song
sepertinya bersekongkol dengan Wei Tian Yuan. Ini membuat Chu
Qing Song tidak bisa marah juga tidak bisa tertawa.
Han Zhu Guo lebih parah lagi, dia langsung melepaskan senjata
rahasianya yang berupa paku yang sudah diberi racun. Begitu
melempar dia langsung berkata, "Wei Tian Yuan, kau ingin mati,
aku akan mengantarkanmu kepada kematian."
Wei Tian Yuan bisa menghindari satu senjata rahasia, satu lagi
dibantu Xi Men Ba dipukul jatuh, satu lagi menggesek pundaknya
walaupun hanya lewat tapi kulitnya terluka.
Kata Chu Qing Song, "Tuan-tuan, kalian salah..."
Lu Ting Fang segera berkata, "Tidak salah lagi, bocah ini adalah
buronan istana, Fei Tian Shen Long katanya di ibukota kau pemah
bertarung dengan Fei Tian Shen Long, masa tidak tahu bahwa dia
adalah Fei Tian Shen Long?"
Kata Chu Qing Song," Aku t ahu. Tapi di sini bukan ibukota, disini
adalah rumahku." Sebenarnya sangat mudah menebak apa arti dari perkataan Chu
Qing Song. Artinya di rumah Chu Qing Song tidak bisa sembarangan
menangkap orang. Tapi Lu Ting Fang pura-pura tidak tahu, dia
tertawa dan berkata, "Terima kasih kau sudah membantu kami
menangkap buronan istana. Sekarang kami tidak akan
merepotkanmu lagi." Keluarga Chu Qing Song secara turun temurun adalah keluarga
pesilat di Jiang Nan, dengan nama keluarganya yang terkenal dia
menutupi identitasnya sebagai pemimpin pemberontak. Bila tidak
terpaksa, dia tidak akan membocorkan rahasia ini, lebih-lebih tidak
boleh menentang kerajaan.
Apakah sekarang sudah tiba saatnya untuk mengungkapkan
semuanya" Sewaktu Chu Qing Song sedang mempertimbangkannya,
tiba-tiba Xi Men Ba mengeluarkan kaitan, terdengar suara 'TANG'
Pena hakimnya sudah terpelanting. Pena ini pena milik Han Guo
Zhu. Han Guo Zhu terkejut dan bertanya, "Apakah kalian bukan
musuhnya Shang Guan Yun Long?"
Jawab Xi Men Ba, "benar."
Kata Han Guo Zhu, "Mengapa kalian membantu Wei Tian Yuan"
Apakah kalian tidak tahu..."
Jawab Xi Men Ba, "Kami tahu dia adalah calon menantu Shang
Guan Yun Long." Lu Ting Fang memutar tangannya ingin mencengkram Wei Tian
Yuan, tapi Tong Fang Xiong mengeluarkan pisau menghalanginya
dan membentak, "Kalian tidak boleh melukai Wei Tian Yuan walau
hanya sehelai rambut!!"
Lu Ting Fang marah, "Kalian datang untuk menghadapi Wei Tian
Yuan, mengapa tidak bisa membedakan mana teman dan musuh?"
"Apakah kau tidak mengerti aturan di dunia persilatan?"
Tanya Lu Ting Fang, "aturan tentang apa?"
Kata Tong Fang Xiong, "Aturan dunia persilatan tidak
mengijinkan pemerintah campur tangan, hanya orang yang tidak
berguna saja, yang bisa meminjam tenaga pemerintah. Kami datang
ke sini membalas dendam, kami tidak mengundang kalian untuk
membantu." Perkataan itu disambung lagi oleh Xi Men Ba, "Kalian memiliki
musuh dan datang mencari, aturannya kedua adalah, yang datang
dulu yang boleh mendapat giliran dulu, karena kami datang terlebih
dulu mencari Wei Tian Yuan. Kami ingin membunuh atau
menangkapnya ini adalah hak kami, tidak ada hubungannya dengan
kalian." Lu Ting Fang marah dan berkata, "Apakah kalian tidak tahu, dia
adalah buronan istana, bukan buronan biasa."
Xi Men Ba tertawa dingin, "Apakah kau tidak tahu kami adalah
sekelompok orang luar yang tidak tahu aturan pemerintah, kami
tidak tahu apakah dia buronan istana atau bukan" Kami hanya tahu
aturan dunia persilatan."
Sekarang 2 kelompok saling berdebat sampai di luar ruang duka.


Pedang Bayangan Dan Panji Sakti Huan Jian Ling Qi Seri Thiansan Karya Liang Ie Shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Perubahan ini di luar dugaan Wei Tian Yuan. Hatinya dipenuhi
dengan pertanyaan, dia berpikir, "Malam itu di Bao Ding, kedua
orang ini menyerangku, sepertinya juga mengatakan ingin
menangkap buronan istana. Aku mengira mereka hanya orang
biasa, mengapa sekarang mereka saling bersikeras" Siapakah
mereka itu?" Xi Men Ba sudah mengatakan bahwa mereka adalah musuh
Shang Guan Yun Long, hal ini membuat Wei Tian Yuan merasa
curiga. Kebanyakan musuh Shang G uan Yun Long yang berada di Xi
Yu adalah orang sesat. Melihat wajah Xi Men Ba dan Tong Fang
Xiong, mereka seperti bukan orang Han, mereka pasti datang dari Xi
Yu. Perkumpulan sesat seperti mereka biasanya tidak akan
menentang kerajaan. Wei Tian Yuan sedikit curiga seperti ada sesuatu yang salah, tapi
dimana letak kesalahannya" Dia tidak tahu.
Tiba-tiba dia teringat kepada puisi yang berada di Danau Mu
Zhou : Coba lihat permainan catur, siapa yang bisa menebak hasil
akhirnya" Sekarang di depan matanya terjadi perdebatan yang kacau,
sepert permainan catur, sulit ditebak dan dimengerti.
Wei Tian Yuan terus berpikir tapi masih tidak menemukar
jawabannya, pikirannya mulai resah. Dia berdiri di depan pintu
ruangan duka dan menjadi bengong.
Chu Qing Song diam-diam berjalan ke depannya dan berkata,
"Pendekar Muda Wei, mengapa kau belum pergi?"
Dia baru sadar, bukankah tadi dia memang ingin pergi dari sini"
Mengapa sekarang masih berada di sini"
Kelompok Xi Men Ba dan kelompok Lu Ting Fang sedang
bersikeras memperrebutkan pendapatnya masing-masing sehingga
mulai bertarung, keadaan sangat kacau, jika dilihat dengan teliti
ilmu silat kelompok Xi Men Ba seharusnya lebih kuat, tapi kelompok
Lu Ting Fan memiliki jumlah orang lebih banyak. Lama kelamaan
kelompok Xi Men Ba bisa berada di posisi yang kalah.
Pikir Wei Tian Yuan, "Ada apa dengan orang-orang ini" Mengapa
mereka malah bertarung?"
Kata Chu Qing Song, "Pergilah! Semua yang terjadi di sini, bisa
aku bereskan." Sewaktu Wei Tian Yuan akan pergi, tiba-tiba dia mendengar Ding
Bo berteriak, "Teman dari golongan mana yang datang?" Terlihat
ada sekelompok orang yang masuk.
Sekelompok orang ini datang seperi hujan angin besar. Orang
yang paling depan seperti burung begitu cepat turun dari atas
dinding, orang itu segera sudah berada di depan!
"Pendekar Chu, apakah kau sudah menunggu lama" Apakah kami
datang tepat pada waktunya?"
Chu Qing Song terkejut dan berkata, "Biksu Tian Ji!"
Biksu Tian Ji tertawa terbahak-bahak dan berkata, "Benar, aku
membawa murid-murid perkumpulan dan membawa teman-teman
yang ingin membantu!"
Tanya Chu Qing Song, "Apakah aku telah berjanji bertemu
dengan kalian hari ini?"
Jawab Biksu Tian Ji sambil tertawa, "Tidak apa-apa, asalkan
datang tepat waktunya itu sudah cukup. Mengapa siluman itu tidak
datang?" Dia tidak menunggu Chu Qing Song menjawab dan dia berkata
lagi, "Siluman itu tidak datang, kita tangkap saja penjahat yang
lainnya!" Sebelum Chu Qing Song mengambil keputusan, dia sudah masuk
ke ruang duka. Dengan pedang dia mendesak Wei Tian Yuan yang
berdiri di pintu ruang duka masuk ke dalam.
Yang membuntuti dengannya masih ada 3 orang Tetua Hua Shan
Pai. Mereka adalah Tian Ce, Tian Qu, dua orang biksu tua, dan
biksuni Yao Guang. Sekelompok orang ini kebanyakan adalah murid-murid Hua Shan.
Orang dunia persilatan yang lain pun banyak, walaupun bercampur
aduk tapi mereka kelihatan lumayan kuat, mereka adalah Mei Qing
Feng, Wang Dian Ying, dan Yin Xin Mo, masih ada Xie Guo Tang,
dan lain-lain. Chu Qing Song berteriak, "Biksu Tian Ji, ada apa datang kemari?"
Tapi Biksu Tian Ji tidak menjawab, dia terus memaksa Wei Tiai
Yuan masuk ke dalam ruang duka dan orang-orang seperti Mei Qing
Fenj juga segera mengurungnya.
Kata Mei Qing Feng, "Sewaktu kami mengantarkan undangan
untuk pendekar, kami juga menitipkan sepucuk surat. Surat itu
dariku apakah Pendekar Chu sudah membacanya?"
Jawab Chu Qing Song, "Sudah."
Kata Mei Qing Feng, "Identitas siluman dan hubungannya dengan
Wei Tian Yuan semua sudah aku sudah tulis di dalam surat itu
dengar jelas." Dia berkata seperti itu agar Chu Qing Song jangan
mencurigainya. Kata Chu Qing Song, "Tapi..."
Kata-katanya belum habis, Yin Xin Mo sudah memotong dar
berkata, "Pendekar Chu, kau adalah pemimpin ahli silat di Jiang Nan
apakah kau akan membela penjahat seperti Wei Tian Yuan?"
Chu Jin Song tidak bisa menjawab, dia hanya bisa
berkata,"Semua hal yang kalian pikirkan bukan hal yang sepele."
Jawab Wang Dian Ying,"Hal yang mudah tidak menjadi masalah,
hal yang susah pun bukan suatu masalah, yang paling penting
adalah menangkap penjahat kecil ini dulu."
Mereka adalah teman-teman Xu Zhong Yue, sewaktu pesta
perkawinan Jiang Xue Jun dan Xu Zhong Yue, dia pemah dikalahkan
oleh Wei Tian Yuan. Xue Guo Tang ikut menambahkan,"Lebih baik cepat tangkap Wei
Tian Yuan, kalau tidak mungkin keadaan akan lebih kacau lagi."
Suara Biksu Tian Ji dari dalam ruang duka berkata,"Pendekar
Chu. apakah kau tidak tahu bahwa ketua kami telah dibunuh orang"
Pembunuhan itu berhubungan dengan penjahat ini, malam ini kami
tidak akan melepaskan penjahat ini."
Di dalam ruangan telah terdengar suara senjata beradu, hal ini
menunjukkan bahwa Wei Tian Yuan yang berada di dalam ruang
duka sudah mulai bertarung dengan sengit.
Adik seperguruan Biksu Tian Ce dan Biksu Tian Qu berjaga-jaga
di pintu ruang duka, mereka hanya diam, sikap mereka seolah-oleh
mengatakan, "Jika ingin membantu Wei Tian Yuan kau harus
melewati kami berdua."
Hati Chu Tian Shu mulai panas, dalam hatinya dia berpikir, "Bila
aku memaksa masuk, apakah kalian bisa menghalangiku" Tapi...
Hua Shan pai adalah perguruan yang lurus, aku tidak boleh
langsung menyerang mereka."
Sewaktu dia ragu-ragu, ada 2 orang lagi yang mengikuti mereka
masuk. Biksu Tian Ji masuk ke dalam ruang duka, mereka adalah
Biksu Han Qu dan Biksu Han Xu. Mereka adalah 2 orang biksu yang
berjaga-jaga di depan pintu. Mereka hanya menghadang orang luar
untuk masuk tapi tidak menghalangi orang-orang mereka masuk.
Qi Shu Yu yang sedang bersembunyi di dalam peti mati tidak
mengetahui keadaan yang terjadi di luar peti. Dia hanya bisa
mendengar suara senjata yang beradu. Suara yang dia dengar
semakin lama semakin keras. Dalam hatinya dia berpikir, "Apakah
sandiwara ini benar-benar menjadi suatu keributan?"
Biksu Tian Ji adalah seorang pesilat tangguh, dia menggunakan
senjata pedang. Serangan yang dilancarkan laksana angin topan
yang terus menyerang tubuh Wei Tian Yuan yang penting.
Kata Wei Tian Yuan, "Biksu Tian Ji, kau jangan terus
mendesakku, jika kau terus memaksa, aku tidak akan sungkansungkan
lagi." Biksu Tian Ji hanya tertawa dingin dan berkata, "Jika tidak
sungkan kau mau apa...."
Kata-kata ini belun selesai diucapkan, terlihat kilatan cahaya
putih. Pedang Wei Tian Yuan sudah bergerak cepat menusuk ke
arahnya. Dengan pedangnya dia mencoba menahan serangan ini,
namun dia Cuma bisa bertahan sementara, pada serangan
berikutnya lengan bajunya sudah terpotong oleh pedang Wei Tian
Yuan. Biksu Tian Ji marah dan berkata, "Bocah tengik! Apakah kau
ingin beradu nyawa denganku" Lihat pedangku!"
Dengan tertawa dingin Wei Tian Yuan berkata, "Kehebatanmu
aku sudah tahu, namun kau belum mengetahui kehebatanku."
Ilmu pedang Wei Tian Yuan diwariskan dari Qi Yan Ran. Ilmu
pedang keluarga Qi sangat sulit dipahami gerakannya, meskipun
ilmu pedang ini sulit mengalahkan ilmu pedang Huan Shan, tapi
Biksu Tian Ji pun tidak terlalu paham gerakan ilmu pedang warisan
Qi Yan Ran, sebaliknya Wei Tian Yuan mengetahui sedikit banyak
mengenai ilmu pedang Huan Shan. Ketika Wei Tian Yuan
mengeluarkan ilmu pedangnya, Biksu Tian Ji hanya bisa bertahan
saja. Han Gu dan Han Xu begitu masuk ke dalam ruangan, mereka
melihat paman gurunya berada dalam posisi bertahan dan tidak bisa
melancarkan serangan balasan. Mereka membentak Wei Tian Yuan,
"Bocah tangik, kau kurang ajar sekali, hari ini kami akan
membalaskan dendam guru kami."
Mereka adalah murid-murid Ketua Hua Shan Pai yang terbunuh,
Biksu Tian Quan. Mereka mendengar dari paman guru mereka
bahwa Wei Tian Yuan berhubungan dengan kematian guru mereka.
Mereka berdua tidak bertanya dengan jelas, mereka langsung
menganggap bahwa Wei Tian Yuan adalah pembunuh guru mereka.
Ilmu pedang mereka tingkatkannya di bawah Biksu Tian ji, tapi
mereka masih muda dan tenaga mereka lebih besar dan lebih ganas
dibandingkan dengan Biksu Tian Ji.
Tapi Wei Tian Yuan merasa berhutang budi kepada Xi Men Ba
(meskipun hanya berpura-pura sandiwara, tapi Wei Tian Yuan
belum mengetahui bahwa semua itu hanyalah sandiwara.)
pertarungan itu telah banyak menghabiskan tenaganya. Sekarang
dia harus menghadapi 3 orang sekaligus. Baru 10 jurus berjalan dia
sudah merasa kepayahan, beberapa kali dia hampir terkena
serangan yang berbahaya. Dipertarungan lain Wei Tian Yuan yang terus menyerang Han Gu,
secara tiba-tiba dia merubah serangannya ke arah tenggorokan Han
Xu. Pedang Han Gu dalam posisi miring mencoba berusaha
menolong Han Xu namun tindakan ini tidak keburu, tidak ada jalan
lain dia segera menendang bagian belakang punggung Wei Tian
Yuan. Wei Tian Yuan terpaksa menghindar dari serangan ini. Han Xu
akhirnya selamat dari serangan Wei Tian Yuan. Tapi Biksu Han Xu
yang bisa lolos dari serangan tidak bisa mengendalikan
keseimbangannya, dengan sempoyongan secara tidak sengaja dia
menyenggol peti mati sehingga peti mati itu terjatuh, tutup peti itu
akhirnya terbuka. Biksu Tian Ji memang memiliki ilmu silat yang tinggi, namun
begitu melihat peti mati itu terbuka dan keluar seorang perempuan
yang langsung berdiri, dia berteriak, "Setan perempuan!"
Biksu Tian Jin sangat terkejut dan untuk sesaat terlupa untuk
menyerang Wei Tian Yuan. Qi Shu Yu yang melompat keluar dari peti, dengan marah dia
berkata, "Kakak Tian Shu, kau dan paman membuat sandiwara yang
keterlaluan, apakah kalian ingin membunuh Kakak Wei?"
Dalam sandiwara ini Chu Qing Song telah memintanya untuk
memerankan suatu peran, dia tidak berani marah kepada ayah
tirinya, dia hanya bisa marah kepada Chu Tian Shu, tapi karena
kemarahannya ini dia lupa juga, bahwa Chu Qing Song juga telah
dia marahi (karena biasanya Qi Shu Yu memanggil Chu Qing Song
dengan panggilan paman). Wei Tian Yuan berteriak, "Adik Yu, mana Xue Jun?"
Han Gu dan Han Xu hanya bengong dan terdiam sesaat tapi
kemudian mereka mulai menyerang lagi.
Qi Shu Yu tidak mempunyai waktu untuk menjawab pertanyaan
Wei Tian Yuan, Wei Tian Yuan juga tidak mempunyai kesempatan
bertanya lagi. Chu Tian Shu masuk ke dalam ruangan, dengan marah dia
berteriak, "Minggir!"
Tian Ce dan Tian Qu segera mengangkat pedangnya berniat
menghadang dari pintu. Chu Tian Shu tidak memperdulikan mereka,
dia langsung menerobos masuk.
Pedang Tian Ce diayunkan tapi dia hanya bermaksud menotok
nadi Chu Tian Shu supaya lemas, terdengan suara 'JING', pedang
Tian Ce in lepas dari tangannya, ternyata Ding Bo sudah
memaksanya masuk terlebih dahulu, dia yang menangkis serangan
Tian Ce, pedang Tian Ce telah disentil oleh jarinya hingga terlepas.
Chu Qing Song berteriak, "Tian Shu, jangan bertindak kurang
ajar pada tetua!" Mulutnya mengatakan demikian, tapi tubuhnya menghalangi
mereka agar putranya bisa masuk. Kedudukan Chu Qing Song di
dunia persilatan lebih tinggi dibandingkan dengan Ding Bao, ilmu
silatnya jelas lebih tinggi dari Ding Bao karena itu Tian Qu tidak
berani kurang ajar kepadanya.
---ooo0dw0oo--- C. Pertarungan Sengit! Begitu Chu Tian Shu memasuki ruang duka, Biksu Tian Ji
berkata, "Pendekar Chu, ini bukan urusanmu, silahkan kau
tinggalkan ruangan ini!"
Chu Tian Shu sangat marah dan berkata, "Ini adalah
kediamanku, kalian semua silahkan keluar!"
Biksu Tian Ji tertawa terbahak-bahak dan berkata, "Ayahmu
sudah menerima undangan pendekar dari kami. Ayahmu sendiri
juga tidak bisa menyuruh kami keluar dari ruangan ini, apalagi
dirimu!" Han Gu dan Qi Shu Yu sekarang sudah bertarung, sedangkan
Han Xu membantu Tian Ji menyerang Wei Tian Yuan. Lima orang
yang bertarung terbagi menjadi 2 kelompok, masing-masing
bertarung dengan sengit. Qi Shu Yu sangat gelisah dia ingin cepat-cepat bergabung
dengan Wei Tian Yuan, maka segera dia mengeluarkan jurus Yu Mu
Tou Suo (perempuan menjalankan alat tenun kain) jurus itu
diarahkan ke dada Han Gu, tapi jurus ini dilancarkan secara tergesagesa
sehingga tampak lemah, peluang dimanfaatkan oleh Han Gu
dengan mengeluarkan jurus Heng Yun Duan Feng (Awan Mendatar
Memapas Gunung), pedang bergerak secara horisontal, segera
kedua pedang itu beradu di udara. Sebenarnya ilmu pedang Qi Shu
Yu tidak kalah dengan ilmu pedang Han Gu, namun dalam hal
tenaga dia tidak sekuat Han Gu. Akibatnya adalah begitu 2 pedang
beradu, tubuh Qi Shu Yu terhuyung-huyung seperti nyala lilin yang
bergoyang karena ditiup angin.
Han Gu tertawa dingin dan berkata, "Kau berdirilah dengan
benar, baru kita melanjutkan pertarungan lagi." Qi Shu Yu yang
belum berdiri dengan mantap, dia langsung menyerang kembali.
Jurus yang dia pakai sekarang adalah jurus Zui Ba Xian (8 dewa
mabuk), badannya miring tapi gerakan pedangnya tidak berhenti
dimainkan, kali ini jurus yang dipakai agak membingungkan Han Gu.
Dalam hatinya Han Gu berpikir, "Dia adalah anak Qi Le Ming, aku
tidak boleh meremehkan ilmu silatnya."
Tapi sayang Qi Shu Yu benar-benar lemah dalam hal tenaga


Pedang Bayangan Dan Panji Sakti Huan Jian Ling Qi Seri Thiansan Karya Liang Ie Shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dalam, hanya sebentar saja Han Gu sudah berada di atas angin lagi.
Wei Tian Yuan melihat ke sekelilingnya selagi dia bertarung.
begitu dia melihat Qi Shu Yu hampir tidak kuat bertahan lagi. Wei
Tian Yuan segera mengeluarkan jurus yang sangat berbahaya yang
bernama Xing Han Fu Cha (Bintang Han Sakit mengambang).
Ujung pedang menyebar bertaburan seperti bintang di langit
yang Kelap, yang berjumlah ribuan titik.
Han Xu tidak mengenal jurus itu, segera dia menggerakan
pedang berputar untuk bertahan menjaga dirinya, dia tidak berani
menyerang. Biksu Tian Ji menerobos jurus lingkaran pedang ini, walaupun
dengan mudah dia mengatasi jurus ini, tapi apakah dia dapat
bertahan melawan Wei Tian Yuan, dia sendiri tidak yakin, jika satu
lawan satu dia tidak bisa menghadapi Wei Tian Yuan, sekarang Han
Xu pun sedang sibuk melindungi dirinya sendiri terpaksa dia harus
bertarung seorang diri dengan Wei Tian Yuan.
Walaupun Biksu Tian Ji telah meladeni serangan Wei Tian Yuan
dengan sekuat tenaga. Akhimya dia terkena juga sebuah tusukan
pedang Wei Tian Yuan. Biksu Tian ji tidak merasakan sakit,
sepertinya Wei Tian Yuan belum mengunakan tenaga seluruhnya,
ujung pedang hanya mengenai sedikit tubuhnya. Tangan Wei Tian
Yuan seperti terkulai ke bawah. Dalam hatinya Biksu Tian Ji berpikir,
"Ternyata penjahat ini sudah kehabisan tenaga, sekarang jika Chu
Qing Song tidak ikut campur, mungkin aku dapat menangkap
penjahat ini hidup-hidup."
Biksu Tian Ji tidak mengetahui bahwa selain kelelahan Wei Tian
Yuan pun ternyata telah terkena senjata rahasia yang diolesi racun.
Senjata rahasia ini tadi dilepaskan oleh Han Guo Zhu, walaupun itu
hanya tergores sedikit. Sebenarnya racun itu tidak berbahaya
karena tenaga dalam Wei Tian Yuan sangat tinggi. Dalam
pertarungan sengit yang dialami oleh Wei Tian Yuan telah membuat
pertahanan Wei Tian Yuan terhadap racun menjadi lemah, dan
lambat laun dia mulai merasakan racun itu mulai mempengaruhinya,
kepalanya mulai terasa pusing.
Pada waktu itulah Chu Tian Shu sudah memasuki ruang duka, dia
melihat Biksu Tian Ji sedang menggerakan pedang panjangnya,
dilain tempat-tubuh Qi Shu Yu sudah terkurung dalam cahaya
pedang. Dengan suara kecil Biksu Tian Ji berkata kepada dua orang
keponakaannya, "Untuk menghormati Chu Qing Song kalian tidak
boleh melukai Chu Tian Shu."
Han Xu dan Han Gu sekarang sudah bergabung saling membantu
dalam bertarung, dengan petunjuk paman gurunya, mereka
bertarung sangat berhati-hati.
Chu Tian Shu tidak bisa masuk ke dalam arena pertarungan
sebab kedua orang itu seperti membuat jala pedang.
Wei Tian Yuan mencoba menghindar ke arah peti mati, dia masih
terengah-engah mengambil nafas. Sedangkan Biksu Tian Ji ingin
menangkapnya hidup-hidup. Sebelum pedang Biksu Tian Ji
mengenai tubuh Wei Tian Yuan, Wei Tian Yuan sudah mengayunkan
pedangnya, namun ayunannya sudah tidak stabil, kadang diukir
kadang ditarik. Biksu Tian Ji mengetahui dengan jelas gerakan ini,
gerakan ini dapat memberikan totokan sebanyak 7 hingga 8 tempat
sekaligus. Jika tidak ada Qi Shu Yu di sini, dia masih ingin
mempermainkan Wei Tian Yuan dengan cara membiarkan tubuhnya
terkena totokan, paling-paling dia akan merasakan sedikit kaku tapi
akan segera pulih. Namun sekarang Qi Shu Yu ada di sini, jika
nadinya tertotok dia tidak mempunyai kesempatan meghindar dari
serangan Qi Shu Yu. Tian Ji tidak berani mengambil resiko ini, segera dia merobah
jurus pedangnya. Wei Tian Yuan juga merobah gerakannya, ujung
pedangnya masih mengarah pada bagian urat nadi.
Tian Ji menyesal seharusnya dia tidak perlu memerintahkan
kedua keponakannya menghadang Chu Tian Shu.
Ketika melihat Wei Tian Yuan kehabisan tenaga dia berkata, "Kita
lihat sampai kapan kau bisa bertahan."
Demi menjaga wibawanya, dia tidak mengubah perintah kepada
keponakannya. Senjata pena Chu Tian Yuan terhalang oleh Han Gu dan Han Xu,
dia tidak bisa menotok, terpaksa dia menghindarkan diri ke sudut
ruangan. Dalam hatinya Biksu Tian Ji berpikir, "Aku mau lihat kau bisa
bertahan sampai kapan."
Tiba-tiba dia mendengar ada seorang yang batuk, ternyata di
tempat itu bertambah satu orang lagi.
Kali ini yang masuk ke dalam ruangan ini adalah Chu Qing Song.
Sambil batuk Chu Qing Song berkata kepada putranya, "Anak
Shu, bukankah sudah kukatakan kepadamu, jangan berbuat tidak
sopan kepada tetua, mengapa kau...."
Chu Tiam Shu menjawab, "Ayah, apakah kau tidak melihat biksu
tua berhidung sapi itu sedang menghina Adik?"
Biksu Tian Ji melihat ilmu pedang Wei Tian Yuan yang sangat
aneh, dia tidak bisa menundukan Wei Tian Yuan dalam waktu
singkat, dengan datangnya Chu Qing Song terpaksa dia mengubah
taktik, sekarang dia ingin mencoba menyandera Qi Shu Yu, dia
segera mengeluarkan jurus Cakar Naga, begitu jurus di keluarkan
hampir saja mengenai tulang bahu Qi Shu Yu.
Tiba-tiba dengan suara besar Chu Qing Song berkata, "Kakak
Tian Ji, kau jangan bertindak seperti anak muda yang tidak memiliki
pendirian!" Biksu Tian Ji yang dibentak oleh Chu Qing Song. Dia tidak jadi
enak hati kemudian dia berkata, "Pendekar Chu, kau tenang saja,
aku sudah berpesan kepada mereka supaya jangan melukai
putramu." Dengan dingin Chu Qing Song berkata, "Terima kasih, kau juga
jangan melukai putriku."
Biksu Tian Ji tertawa menghina kemudian berkata, "Pendekar
Chu, kau membuatku bingung, aku tahu kau mempunyai seorang
putra, putrimu yang ini datang dari mana?"
Jawab Chu Qing Song, "Gadis ini adalah...."
Biksu Tian Ji pura-pura terkejut dan berkata, "Bukankah dia itu
putri Qi Le Ming" Mengapa sekarang bisa menjadi putrimu?"
Han Gu dan Han Yu yang sudah memaksa Chu Tian Shu mundur
hingga ke sudut memperlambat serangannya, mereka bersiap-siap
menghadapi perubahan tiba-tiba, begitu mendengar paman guru
mereka bercanda dengan Chu Qing Song, mereka pun ikut tertawa.
Chu Qing Song berusaha menahan emosinya, dia tetap
menjawab, "Aku adalah ayah tirinya, bagian mana yang menjadi
lucu?" Jawab Biksu Tian Ji, "Aku mengerti sekarang, ternyata kau
menikah dengan ibunya, di jaman edan seperti ini, laki-laki dan
perempuan yang menikah kemudian bercerai itu adalah hal biasa,
benar, memang tidak lucu. Jujur bicara Qi Le Ming adalah seorang
penjahat besar, semua orang pun mengetahuinya, putrinya di mata
kami pun hanya seorang siluman, yang lain tidak perlu dibahas lagi,
hanya saja malam ini kelakuannya keterlaluan. Pendekar Chu, bila
kau takut istrimu tidak bisa mendidik dia, aku yang akan
mewakilimu mendidik dia." Dia ingin menangkap Qi Shu Yu.
Chu Qing Song tidak bisa menahan lagi kemarahannya, dia
berdiri di depan Qi Shu Yu, matanya melotot kearah Biksu Tian Ji
kemudian berkata, "Apakah kau tidak mendengar kata-kataku" Dia
datang ke tempatku, itu semua sudah direncanakan."
Sekarang Biksu Tian Ji bisa melihat Chu Qing Song sudah tidak
marah tapi dia bicara penuh dengan wibawa, hatinya merasa sedikit
takut, dia tidak berani melancarkan serangan, dengan terpaksa dia
berkata, "Pendekar Chu, kau adalah tuan rumah, aku pasti
menghormatimu, apa yang ingin kau katakan?"
Jawab Chu Qing Song, "Aku tidak butuh rasa hormatmu, aku
hanya ingin menyampaikan kepadamu bahwa aku sangat
menghormati Biksu Tian Quan yang sudah almarhum, Biksu Tian
Wu pun adalah teman yang kukagumi, tapi kau...."
Dengan dingin Biksu Tian Ji berkata, "Orang sepertiku bukan
orang terpandang, tidak perlu dihormati!"
Kata Chu Qing Song, "Kau adalah Tetua Hua Shan Pai,
sebenarnya kau pun harus dihormati, tapi sekarang aku hanya ingin
mengucapkan 3 perkataan."
"Apakah itu?" Dengan tegas Chu Qing Song menjawab, "Keluar dari sini!"
Wajah Biksu Tian Ji memerah kemudian dia berkata, "Chu Qing
Song, kau...." Segera dia mengangkat pedangnya untuk menusuk.
Pedang sudah diluncurkan tapi tidak mengenai sasaran, karena
saat itu Chu Qing Song sudah mengeluarkan tenaga dalam ditelapak
tangannya, Biksu Tian Ji masih mencoba ingin menyerang, tapi
tubuhnya terus terdesak mundur.
Dia mundur hingga dekat pintu, baru saja dia akan mengatur
posisi berdirinya dengan benar, tiba-tiba dia seperti didorong oleh
seseorang, belum sempat berdiri dengan benar, dia kembali mundur
hingga keluar dari ruang duka.
Ternyata tenaga telapak tangan yang tadi dikeluarkan oleh Chu
Qing Song bernama Long Men San Tie Lang (Pintu Naga
Bergelombang Tiga Susun), di dalam jurus ini terdapat 3 gerakan
tenaga dalam yang datang secara berturut-turut. Tenaga itu seperti
gelombang, gelombang kedua lebih kuat dari gelombang pertama,
gelombang ketiga lebih kuat dari bclombang ke dua.
Dalam keadaan- biasa sebenarnya Biksu Tian Ji pasti tidak akar
terdorong seperti sekarang keadaannya, tadi dia sudah bertarung
dengari Wei Tian Yuan, tenaga dalamnya sudah terkuras sebagian,
sekarang dia tidak memiliki kekuatan untuk bertahan, serangan
tenaga dalam dan Chu Qing Song tidak dapat ditahannya.
Han Gu dan Han Yu melihat paman gurunya terdesak keluar,
mereka sangat terkejut. Tian Ji dipaksa keluar oleh tenaga dalam Chu Qing Song, hingga
keluar dari ruang duka, tenaga dalam yang mendorong terakhir
masih terasa oleh Tian Ji, Tian Ji masih diputar-putar, Han Gu dan
Han Yu segera melarikan diri, mereka berdua berlari lebih cepat dari
paman gurunya, dengan cepat mereka sudah bergabung dengan
anggota perkumpulannya. Murid-murid Hua Shan terkejut dan bertanya, "Apa yang sudah
terjadi?" "Apakah Tetua Tian Ji terluka?"
Dengan marah Han Gu menjawab, "Chu Qing Song malah
membantu penjahat kecil itu, dia ingin kita keluar dari sana. Paman
guru juga diusirnya..."
Dia sengaja mengatakan kita, dan bukan Biksu Tian Ji sendiri
yang diusir. Benar saja, akibat kata-katanya murid-murid Hua Shan
menjadi sangat marah, mereka berkata, "Kurang ajar! Biarpun Chu
Qing Song adalah ketua persilatan di Jiang Nan, dia tidak boleh
menghina kita seperti itu!"
"Aku lihat karena menikah dengan istri Qi Le Ming dan Wei Tian
Yuan adalah keponakan seperguruan dari Qi Le Ming, jadi dia dan si
penjahat kecil itu berteman!"
Sewaktu murid-murid Hua Shan sedang ribut dan ingin bertanya
apa sebabnya, Chu Qing Song sudah keluar dari ruang duka.
"Murid-murid Hua Shan Pai dan teman-teman yang lain, aku
hanya menyuruh Biksu Tian Ji keluar, kalian jangan mudah terkena
hasutan orang lain...."
Kata-kata Chu Qing Song belum habis, mund-murid Hua Shan Pai
sudah marah dan berkata, "Kau menghina tetua kami, masih
menyuruh kami jangan terkena hasutan?"
Ada juga orang-orang yang bukan murid Hua Shan Pai
mendengar perkataan Chu Qing Song, mereka lebih marah dan
suaranya lebih keras lagi mereka berteriak, "Menghina Tetua Hua
Shan Pai berarti juga menghina kami. Chu Qing Song, jika kau tidak
bisa menjelaskan alasannya, kami tidak akan melepaskanmu!"
Dengan pelan Chu Qing Song berkata, "Aku akan
menjelaskannya, itapi bukan sekarang. Sekarang kalian keluar dulu,
nanti aku akan ke Hua Shan menjelaskan semuanya kepada Ketua
Tian Wu dan meminta maaf kepada kalian."
Jika dia diam itu lebih baik, begitu kata-kata tersebut dikeluarkan
oleh Chu Qing Song, orang-orang di luar seperti api yang disiram
oleh minyak. Biksuni Yao Guang adalah satu-satunya tetua perempuan.
Biarpun dia adalah perempuan tapi sifatnya paling keras dan
angkuh. Begitu mendengar kata-kata Chu Qing Song, dia marah
besar dan berkata, "Pendekar Chu, kata 'silakan' ini kami sangat
berat menerimanya, karena Tian Ji adalah kakak seperguruanku.
Aku juga tidak bisa menerimanya. Sebaiknya begini saja bila kau
bisa menerima serangan pedangku ini, aku akan keluar dari sini
sendiri saja." Tian Ji adalah salah satu dari 6 tetua Hua Shan. Dia menjadi
tetua nomor 2. Biksu Tian Wu tidak datang berarti dia memiliki
kedudukan paling tinggi dan harus dihormati.
Chu Qing Song tertawa kecut dan berkata, "Tolong dengarkan
dulu penjelasan..." Karena Biksu Tian Ji yang tadi sudah dikalahan, dia marah dan
membentak, "Tidak perlu menjelaskan apa-apa lagi. Keluar dari sini
dan silakan keluar dulu, bukankah itu sama artinya" Baiklah, jika
kau bisa mengusir kami dari sini, silakan!"
Dengan cepat Biksuni Yao Guang mencabut pedangnya dan
menyerang ke arah Chu Qing Song, Biksu Tian Qu ikut menyerang.
Mereka berdua bertarung dengan Chu Qing Song. Ilmu pedang
biksuni lebih lugas dan lebih ganas dari Biksu Tian Ji. Bila Chu Qing
Song ingin memenangkan pertarungan ini, benar-benar tidak
mudah, apalagi Yao Guang adalah seorang perempuan. Sewaktu
bertarung Chu Qing Song merasa sedikit canggung, misalnya jika
dia ingin mencakar dia tidak bisa mencengkram tubuh perempuan
itu. Jika dengan tenaga dalam menggetarkan dia, Chu Qing Song
tidak ingin melukainya, karena itu Chu Qing Song hanya berjaga,
tapi tidak menyerang. Orang-orang yang datang bersama Hua Shan Pai sekarang sudah
memihak kepada Hua Shan Pai, mereka juga marah kepada Chu
Qing Song. Keadaan sangat tidak menguntungkan bagi Chu Qing
Song Mei Qing Feng dengan tertawa dingin berkata, "Apakah Pendekar
Chu juga ingin kami pergi dari sini" Sekarang kami harus berbuat
bagaimana?" Kata Wang Tian Ying, "Walaupun dia sudah tidak sopan tapi kami
tidak boleh mengeroyok orang yang jumlahnya lebih sedikit, karena
kami berjumlah banyak. Perkara ini kita tunda dulu di kemudian
hari." Kata Tie Li Fu, "Chu Qing Song ingin melindungi penjahat
bermarga Wei, apakah kita harus mendengarkan kata-katanya?"
Kata Tie Li Fu, "Tidak, kita tidak bisa mendengarkan
omongannya, kita tangkap saja penjahat kecil dan siluman kecil itu
hidup-hidup." Chu Tian Shu, Wei Tian Yuan dan Qi Shu Yu saat itu sudah keluar
dari tempat duka. Di Luo Yang, di keluarga Xu Zhong Yue, Tie Li Fu pernah
dirugikan oleh Wei Tian Yuan. Sekarang dia melihat Wei Tian Yuan
sudah terluka, dia pikir ini adalah kesempatan yang baik untuk


Pedang Bayangan Dan Panji Sakti Huan Jian Ling Qi Seri Thiansan Karya Liang Ie Shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

membalas dendam, karena itu dia yang pertama kali berlari ke
hadapan Wei Tian Yuan. Kata Ding Bo, "Tuan Muda Wei, memotong ayam tidak perlu
menggunakan pisau potong babi. Biar aku saja yang mengatasinya."
Dia maju ke depan, kedua telapak tangannya menggambar garis
lingkaran, dengan ringan ditarik, Tie Li Fu sudah tidak bisa berdiri
tegak. Dia menabrak ke arah dinding hingga dinding itu hancur.
Karena ilmu silat yang dilatih oleh Tie Li Fu termasuk ke dalam
ilmu silat yang menggunakan kekuatan keras, maka kedua
tangannya bisa mengeluarkan tenaga ribuan kilo. Tapi karena
tangannya diputar oleh Ding Bo dan tenaga ini dipukul ke dinding,
hal ini membuat dinding tembok menjadi runtuh.
Dengan cepat Ding Bo sudah mencengkram leher belakang Tie Li
Fu dan mengangkat tubuhnya yang seperti pagoda, kemudian
melemparkan dia keluar sambil berhentak, "keluar kau!"
Orang-orang yang mengikuti Tie Li Fu, melihat Ding Bo begitu
lihai. Mereka segera menghentikan langkah.
Biksu Tian Ce berkata, "Ding Bo, ternyata kau masih begitu setia
menjadi pelayan keluarga Qi. Maaf, aku tidak akan sungkan lagi
kepadamu!" Ding Bo tertawa dan berkata, "Apakah sejak tadi kau berlaku
sungkan kepadaku" Baiklah, aku nasihati kau, tidak perlu sungkan.
Kita coba bertarung lagi."
Pedang Tian Ce yang tadi dijatuhkan oleh Ding Bo, diambilnya di
bawah, begitu mendengar kata-kata Ding Bo tadi, membuat
wajahnya menjadi merah, dengan marah dia berkata, "Tadi aku
tidak berhati-hati, apakah kau mengira aku mengalah kepadamu?"
Qi Shu Yu tertawa dan berkata, "Tidak perlu adu mulut lagi, kita
bertarung saja, siapa yang benar dan siapa yang palsu, akan segera
diketahui!" Yin Xin Mo membentak, "Siluman kecil, kau sendiri pun tidak l)isa
menjaga dirimu, masih berani menertawakan orang lain!"
Qi Shu Yu masih tertawa dan berkata, "Biksu dari Shao Lin
memang hebat, aku berani menertawakan orang lain tapi tidak
berani menertawakan biksu dari Shao Lin."
Yin Xin Mo adalah murid Shao Lin, tapi sudah lama dia tidak
menjadi biksu, tapi Qi Shu Yu masih memanggilnya biksu dan
memanggilnya dengan sebutan biksu Shao Lin.
Alasannya karena, pertama Qi Shu Yu menertawakan Yin Xin Mo
yang tidak bisa mengikuti ajaran Shao Lin hingga diusir dari sana,
kedua menertawakan dia karena walaupun meninggalkan shao Lin
masih memakai nama Shao Lin.
Yin Xin Mo marah hingga matanya terbelalak, kemudian dia
berkata, " Walaupun aku sudah tidak di Shao Lin lagi tapi cara Shao
Lin mengajarkanku menangkap siluman, masih teringat hari ini aku
akan menggunakan cara itu untuk menangkap siluman sepertimu"'
Chu Tian Shu mengeluarkan penanya dengan tertawa dingini dia
berkata, "Seorang biksu menghina seorang gadis, benar-benar tidak
tahu malu!" Chu Tian Shu berdiri berhadapan dengan Yin Xin Mo, sedang
Ding Bo sudah bertarung dengan Biksu Tian Ce Han Gu dan Han Xu
takut paman guru mereka akan kalah lagi, maka mereka ikut
bertarung untuk membantu Tian Ce, mereka bertiga bergabung
mengeroyok Ding Bo. Kemampuan silat Ding Bo memang lebih tinggi tapi itu pun tidak
berapa jauh perbedaannya, tadi dia mampu memukul pedang Tian
Ce hingga terjatuh dikarenakan saat itu Tian Ce sedang lengah
hingga kecolongan, sekarang Ding Bo tidak akan dengan mudah
melakukan hal itu lagi ditambah Han Gu dan Han Xu ikut
membantu, mereka adalah generasi muda dari Hua Shan Pai yang
paling unggul. Ding Bo harus melawan tiga orang itu, dia lama
kelamaan merasa kelelahan, untungnya pengalaman bertarung Ding
Bo sudah banyak sekali. Yin Xin Mo dihadang oleh Chu Tian Shu dan Wang Tian Ying
berhadapan dengan Wei Tian Yuan.
Wei Tian Yuan mengawasi musuhnya, sambil mengatur nafas dia
mulai mencoba mengeluarkan racun dari dalam tubunya dalam
keadaan biasa Wang Tian Ying dengan cara apa pun sulit
menghadapi Wei Tian Yuan, untung sekarang Xue Guo Zhu datang
untuk membantunya. Kondisi Wei Tian Yuan pun sedang lemah.
Biksu Tian Ji yang sedang mengatur nafasnya dengan tertawa
dingin dia berkata, "Chu Tian Shu, kau sendiri pun sulit untuk
menjaga diri, buat apa kau masih mau melindungi siluman itu?"
Chu Qing Song yang dihadang oleh Biksuni Yao Guang dan Biksu
Tian Qu, dia tidak bisa melepaskan diri dari keadaan ini, dengan
marah Chu Qing Song berkata, "Tidak tahu malu! Bila kau tidak
merasa malu ditertawakan oleh dunia persilatan, silakan tangkap
putriku!" Biksu Tian Ji memang sangat ingin menangkap Qi Shu Yu, begitu
mendengar kata-kata Chu Qing Song, dia menjadi merasa malu
untuk melakukannya, dengan marah dia bekata, "Kau yang tidak
tahu malu, siluman itu adalah putri Qi Le Ming, ibunya menikah lagi
denganmu, tapi putrinya tetap bermarga Qi!"
Yao Guang marah dan berkata, "Kakak, kau jangan barvak bicara
lagi, biar muridku yang menangkapnya!"
Sekarang banyak orang yang berkata, "Kita tangkap siluman itu!'
Murid Yao Cuang yang bemama Qing Luan berjalan paling depan,
dengan pedangnya dia menahan Qi Shu Yu, juga menahan orangorang
yang berada di belakangnya.
Dia berkata, "Para paman, laki-laki sejati jangan bertarung
dengan seorang gadis, siluman ini biar aku saja yang menghadapi!"
Kata-kata ini membuat orang yang tadinya ingin menangkap Qi
Shu Yu mulai mundur perlahan-lahan.
Qing Luan adalah murid Yao Guang yang paling kuat,
kemampuan ilmu silatnya hampir setara dengan Qi Shu Yu, dia
selalu memarahi Qi Shi Yu dengan sebutan siluman, dari luar
tampaknya pertarungan mereka cukup sengit, tapi setiap kali ada
kesempatan dia selalu melepaskan Qi Shu Yi atau bahkan
menghindari pedang Qi Shu Yu. Qi Shu Yu adalah gadis yang pintar,
dia sudah bisa menebak maksud Qing Luan.
Di dalam kepalsuan terdapat kebenaran, di dalam kebenaran ada
kepalsuan, jurus pedang mereka bergerak sangat cepat, membuat
orang lain yang menyaksikan pertarungan itu menjadi kebingungan,
bila tidak dengar teliti melihat pertarungan itu, tidak akan tahu
bahwa mereka sama-sama tidak menginginkan lawannya terluka.
Di tempat lain pun terjadi pertarungan yang sengit, yang paling
menyita perhatian orang-orang di sana adalah pertarungan antara
Chu Qing Song dengan Yao Guang dan Biksu Tian Qu.
Chu Qing Song menggunakan telapak tangan dan pedangnya
dengan pedang dia menahan serangan Yao Guang, begitu telapak
tangannya didorong, sudah memaksa Biksu Tian Qu mundur
beberapa langkah, dengat suara besar Chu Qing Song berkata,
"Para hadirin, tolong dengarkan, kaki tangan Mu Zhi Yao ingin
menangkap Wei Tian Yuan, sekarang ini mereka sedang bertarung
dengan musuh Shang Guan Yun Long, para hadirin apakah kalian
ingin menjadi kaki tangan Mu Zhi Yao" Kalau tidak, aku persilakan
kalian untuk mundur dari sini."
Pada awalnya dia ingin mengatakan 'bawahan Mu Zhi Yao'
terakhir dia mengatakan 'kaki tangan Mu Zhi Yao', hal ini membuat
orang orang di sana merasa terkejut.
Sudah lama Chu Qing Song dengan sekuat tenaga mencoba
untuk menutupi identitas aslinya, dengan menyebutkan nama Mu
Zhi Yao, ini di lakukan supaya tidak dicurigai bahwa dia adalah
seorang pemberontak sekarang begitu dia mengatakan 'kaki tangan
Mu Zhi Yao', artinya di sudah menyatakan bahwa dia adalah
seorang pemberontak. Orang-orang yang diajak oleh Mei Qing Feng dan Biksu Tian Ji
banyak yang kagum kepada Chu Qing Song, sekarang mereka
sudah tahu bahwa di tempat itu sudah terjadi kesalahpahaman,
sekarang mereka hanya bisa berdiri mematung.
Tapi Biksu Tian Ji berkata, "Persoalan ini semua tidak ada
hubungannya, marga Chu; bila kau tidak mau orang-orang ini
membuat keributan di rumahmu, aku akan mengusir mereka."
Dia mengisyaratkan tangannya, saat itu juga banyak orang yang
ikut turun tangan bertarung.
Orang-orang itu bukan murid-murid Hua Shan Pai, mereka adalah
orang-orang yang diajak oleh Biksu Tian Ji.
Tian Ji mengatakan akan membantu mengusir orang-orang itu
dari sana, tapi segera terlihat bahwa ternyata dia memihak kepada
Mu Zhi Yao, yang disebut kaki tangan Mu Zhi Yao oleh Chu Qing
Song segera terlihat, mereka bertarung dengan sengit, tapi bila
benar-benar diperhatikan yang menyerang pihak Lu Ting Fang
seperti sangat sengit tepi ternyata hanya berpura-pura, dan yang
Bulan Biru Di Mataram 2 Pendekar Hina Kelana 8 Kembalinya Si Tangan Setan Hilangnya Seorang Pendekar 1

Cari Blog Ini