Pena Wasiat Karya Wo Lung Shen Bagian 25
darah penghabisan" "Toako, bukan masalah membantu atau tidak,
sesungguhnya siaute pun berharap bisa pergi mengikuti
mereka, aku ingin mengetahui manusia macam apakah otak
yang memimpin organisasi rahasia tersebut"
"Saudara, bukankah tindakanmu tersebut sama artinya
dengan menghantar diri masuk perangkap?"
"Toako, sesungguhnya siaute sudah tidak mempunyai
pilihan lain" "Demi anggota keluargamu?"
"Selain dikarenakan anggota keluargaku, masih ada dua
alas an lagi yang tak kalah pentingnya"
"Apa alasanmu?"
"Pertama, aku bukan tandingannya, kedua, bila tidak
kujumpai Toa sianseng tersebut, mungkin sulit buat kita
untuk meloloskan diri dari pengejaran mereka"
"Serius inikah persoalannya?" Tanya Kian Hui seng
dengan kening berkerut. "Yaa!" Kian Hui seng termenung beberapa saat lamanya,
kemudian baru berkata lagi:
"Bolehkah bagi kami untuk bertarung sampai titik darah
penghabisan?" "Kecil sekali peluang kita untuk meraih kemenangan,
apalagi sekali terjun berarti beratus lembar jiwa manusia
sebagai pertaruhannya, nilai tersebut kelewat besar"
Mendengar sampai disini, Kian Hui seng menghela napas
panjang. "Kalau dipikir kembali, sesungguhnya hal ini merupakan
suatu persoalan yang sangat aneh kalau dimasa lalu setiap
kali Pena wasiat munculkan diri dalam dunia persilatan,
berbagai ciangbunjin dari partai persilatan besar akan
berdatangan semua untuk menyambut kemunculannya, tapi
kali ini, kecuali dari rombongan kita saja, rasanya banyak
yang turut hadir disini"
'Yaa, siaute sendiri pun merasakan hal ini"
"Aku pernah menghadiri satu kali peristiwa munculnya
Pena wasiat dalam dunia persilatan, waktu itu terjadi di
bukit Hengsan bagian selatan, sebelum Pena wasiat
menampakkan diri, jalan raya menuju ke bukit Hengsan
hampir dipenuhi oleh empat lima ratus orang, bahkan
banyak diantaranya yang merupakan ketua atau kuasa dari
suatu perguruan tertentu, tapi kali ini tampaknya mereka
tidak nampak semua. "Toako, bila mereka tidak muncul, sesungguhnya hal ini
merupakan suatu tindakan yang tepat"
"Maksudmu mereka sudah berdatangan?"
"Soal ini siaute tak berani memastikan, namun jika
mereka semua tidak dating, bukankah hal ini justru
merupakan suatu peristiwa yang aneh sekali"
Kian Hui seng seperti terbayang pula akan suatu
peristiwa yang menakutkan, namun dia mencoba untuk
menahan diri dan tidak sampai mengutarakannya keluar.
"Kongcu, bila kau bersikeras hendak pergi bolehkah kami
mengikuti dirimu?" bisik Ong Peng.
"Betul!" sambung Kian Hui seng, "Saudaraku bila kau
hendak pergi, paling tidak harus mengajak dua orang"
"Sekali pun kuajak mereka berdua aku rasa toh tiada
bantuan apa-apa yang bisa mereka berikan"
"Saudaraku, ucapanmu memang sangat masuk diakal,
kepergian kita kali ini lebih besar bencana daripada
keuntungannya, bila kita membawa dua orang lebih banyak
paling tidak masih ada orang yang bisa kita ajak untuk
berunding" "Aku yang pergi" seru Ong Peng cepat.
Mendadak seru Seng Hong serta Hoa Wan: "Kami selalu
melayani kongcu, sudah seharusnya kamilah yang ikut
kongcu" "Seng Hong seharusnya memang sekalian pergi" kata
Ong Peng kemudian, "Cuma kepandaian kalian masih
terlamrupakan suatu keberuntungan bagi
dunia persilataan" ooo0ooo Jilid 50 BAGIAN 50 AKU rasa mereka tak lebih hanya ingin mengetahui
tindak tanduk pena wasiat terhadap dunia persilatan saja,
belum tentu benar-benar ingin tinggal dalam dunia
persilatan' Setelah menghela napas pelan dia melanjutkan:
"Kongcu perlukah kita mengadakan kontak dengan
mereka?" 'Aku rasa tak usah untuk sementara waktu'
''Mengapa?" "Pertama, kita harus mengetahui lebih dulu apa tujuan
dan maksud mereka terjun lagi ke dalam dunia persilatan
kali ini?" Ong Peng mengangguk tanpa berbicara.
"Kedua" sambung Cu Siau hong, "mereka berombongan
besar, lagi pula berdandan sangat istimewa, keadaan
mereka amat menyolok mata, Jikalau kita sampai
mengadakan kontak dengan mereka, sudah pasti tindakan
kita ini akan menarik pula perhatian orang lain"
"Pendapat kongcu memang benar"
"Menurut pengamatanku secara diam-diam, manusiamanusia
dari dunia persilatan yang munculkan diri sekarang
amat beraneka ragam, siapa tahu diantara mereka terdapat
pula manusia-manusia yang sesungguhnva bertujuan untuk
memusuhi kita?" "Maksud kongcu .....?" Cu Siau hong tertawa.
"Sekarang kita semua sedang meraba dalam air keruh,
maka kita dituntut untuk bertindak lebib cerdas, lebih
waspada dan lebih berhati hati lagi...."
"Ooooh. . ." "Beritahu kepada mereka, mulai sekarang kita harus
memecahkan diri menjadi grup-grup kecil dan melakukan
tindakan secara terpisah, bilamana tidak penting jangan
berkumpul menjadi satu, tapi secara diam-diam mereka
harus turut mengawasi semua keadaan dan saling
mengadakan kontak un-tuk bertukar keterangan"
Ong Peng mengiakan dan segera membalikkan badan
sambil berlalu. Tampaknya pendeta tua beralis putih itu dihormati oleh
setiap orang, dimana saja dia tiba, semua orang hampir
memberi hormat kepadanya.
Cu Siau hong sendiri berusaha keras untuk menjadikan
dirinya sederhana dan sebiasa mungkin, pelan-pelan dia
berjalan mendekati jembatan yang patah itu sambil turut
memeriksa. Dengan jelas ia menemukan jembatan itu bukan patah
atau rusak karena arus atau dimakan usia. Sudah jelas
jembatan itu patah oleh sebotase seorang atau sekelompok
organisasi dunia persilatan.
Cara yang mereka gunakan benar-benar brutal dan keji,
pada hakekatnya jembatan itu mustahil bisa dipergunakan
lagi. Tapi apa sebabnya jembatan itu di rusak" Siapakah yang
melaksanakan perusakan itu" Dan dimanakah keuntungan
yang bisa diraih" Disekitar tempat itu berkumpul ratusan orangjago
persilatan, tidak sedikit diantara mereka yang ikut
melakukan pemeriksaan terhadap keadaan jembatan
tersebut. Dengan langkah lebar Pek bi taysu berjalan mendekati
jembatan itu diiringi seorang kakek berjubah panjang.
Ia memperhatikan jembatan yang patah, Pek bi taysu
segera mengernyitkan alis matanya yang putih, kemudian
katanya: "Jelas ada orang yang sengaja merusak jembatan ini.'
Kakek berjubah panjang itu manggut-manggut, serunya
sambil mengelus jenggot kambingnya yang putih: "Benar,
sudah jelas merupakan suatu tindakan sabotase!"
'Lolap benar-benar tidak habis mengerti, sesungguhnya
dimanakah letak maksud dan tujuan mereka berbuat
demikian"'" 'Menurut apa yang lohu ketahui, kemarin jembatan ini
masih tetap utuh dan baik, tapi hanya dalam semalaman
saja, jembatan ini bisa dihancurkan orang".
Cu Siau hong segera membalikkan badannya seraya
berbisik: "Ong Peng, apakah kau kenal dengan kakek itu"'
"Kenal, dia adalah Oh Hong cun dari kota Lu ciu, seorang
tokoh dunia persilatan yang amat ternama"
'Bagaimana nama orang ini"'
"Dia adalah seorang manusia yang cekatan dan pandai
bekerja, tapi ia tak akan mencari kesulitan buat diri sendiri'
"Ooooh..." 'Sesunggunnya dia memang seorang yang cermat dan
seksama" Ong Peng menambah kan. Cu Siau hong
tersenyum. 'Orang semacam ini biasanya jarang melakukan
kejahatan, namun diapun tak pernah berbuat sosial"
Berbicara soal kebaikannya, dia pandai menjaga diri dan
mengendalikan diri, berbicara soal kejelekannya, dia licik
dan banyak tipu muslihatnya.."
"Tampaknya dia begitu kenal baik dengan Pek bi taysu
dari kuil Siau lim si?"
"Oh Hong cun amat gemar berkenalan, diantara
golongan putih maupun golongan hitam yang ada dalam
dunia persilatan, banyak diantaranya yang merupakan
sahabat karibnya" "Ooooh, rupanya dia adalah seorang tokoh persilatan
macam begini" "Dia pun seorang manusia yang bertelinga tajam`
"Ong Peng, carikan kesempatan yang tepat, aku ingin
berkenalan dengannya"
"Kongcu, gampang kalau kau ingin berkenalan
dengannya, cuma paling baik kalau kau menunjukkan
sedikit kelihayan lebih dulu"
'Ooooh...." "orang ini hanya menghormati manusia yang punya
nama dan kepandaian, padahal kita tak punya nama dan
kedudukan, maka kita harus menunjukkan sedikit kelihayan
dihadapannya" "Ong Peng, caramu itu boleh digunakan tapi lebih baik
gunakan sedikit taktik sehingga jangan berbuat kelewat
menyolok' "Akan hamba ingat"
Sementara itu, perahu penyeberang tersebut sudah
kembali lagi ketepi pantai.
Terhadap Pek bi taysu, orang-orang itu menaruh sikap
yang sangat menghormat, masing-masing orang lantas
menyingkir ke samping dan memberi jalan lewat, arti dari
tindakan mana sudah amatjelas yakni mereka akan
mempersilahkan Pek bi taysu untuk naik ke atas perahu
penyeberang itu lebih dulu.
Pek bi taysu memandang sekejap sekeliling tempat itu,
kemudian bisiknya dengan suara rendah.
"Oh sicu, saudara sekalian, harap kalian jangan kelewat
sungkan, lolap mana boleh berbuat semau sendiri, masa
datang paling belakangan naik perahu lebih duluan?"
Sambil mengelus jenggot kambingnya, Oh Hong cun
segera menyahut sambil tertawa.
"Taysu adalah seorang tokoh persilatan yang punya
nama serta kedudukan besar dalam dunia persilatan, setiap
umat persilatan sama-sama menghormati dirimu, kalau toh
mereka semua mempunyai pikiran demikian, aku rasa kau
pun tak usah sungkan-sungkan lagi"
Pek bi taysu termenung lagi beberapa saat, kemuian
katanya: "Baiklah, kalau memang begitu lebih baik lolap menurut
perintah saja.." "Sudah seharusnya demikian"
"Saudara 0h, bagaimana kalau kau ikut bersama lolap
menyeberang bersama-sama." "Jika taysu tidak keberatan,
tentu saja akan kutemani"
Pek bi taysu dan Oh Hong cun secara beruntun segera
naik keatas perahu penyeberang.
Dua belas Lohan segera menyusul pula naik keatas
perahu. "Kini perahu tersebut sudah hampir penuh, tapi paling
tidak masih bisa memuat empat lima orang lagi, namun tak
seorang manusia lagi yang ikut naik ke atas perahu
tersebut. Pada saat itulah mendadak Cu Siau hong berjalan ke
depan dan langsung naik keatas perahu itu.
Ong Peng, Tan Heng, Seng Hong dan Hoa Wan empat
orang, dengan terbagi dalam dua rombongan turut
melompat naik keatas perahu penyeberang..
Setelah ditambah lagi dengan kelima orang ini, maka
perahu penyeberang itu menjadi penuh sekali.
Terhadap tindak tanduk yang diambil kelima orang
pemuda itu dalam menaiki perahu penyeberang tersebut,
tampaknya Oh Hong cun merasa sangat keheranan, dia
mengawasi orang-orang muda itu dengan pandangan
tercengang. Pek bi taysu segera mendehem pelan, kemudian ujarnya:
'Saudara Oh, beberapa orang enghiong muda ini adalah.
. ." "Sayang siaute bermata buta, sehingga tidak kenal
dengan mereka" tukas Oh Hong cun cepat.
"Semua orang yang berada dilima telaga empat samudra
adalah saudara, daun dan akar semuanya berasal dari satu,
sebagai sesama umat persilatan, buat apa mesti
membedakan antara kau dan aku" kata Cu Siau hong
kemudian. "Bagus!" seru Pek bi taysu sambil tersenyum, "siapa
nama marga siau sicu?"
"Aku she Cu"
Pena Wasiat Karya Wo Lung Shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Cu apa?" tanya Oh hong cun pula.
"Aaah, aku Cuma angkatan muda dalam dunia persilatan,
sekalipun kusebutkan namaku belum tentu Oh tayhiap akan
mengenalnya" "Oooh. . ." Diatas perahu penyeberang itu hanya terdapat tiga
tempat duduk, setelah Pek bi taysu dan Oh hong cun
masing-masing menempati sebuah tempat duduk, berarti
masih ada sebuah tempat kosong lagi.
Sambil menepuk bangku disampingnya, Pek bi taysu
berseru lagi. "Siau sicu, kemari duduklah disini!"
Pelan-pelan Cu Siau hong berjalan mendekati, katanya:
"Pemberian angkatan tua itu tak pantas untuk ditampik."
Diapun duduk tanpa sungkan-sungkan lagi.
Sesudah mengehmbuskan napas panjang, Pek bi taysu
baru bertanya lagi. "Siau sicu hendak kemana?"
"Dan Taysu?" Cu Siau hong balik bertanya.
Pek bi taysu tertawa terbahak-bahak.
"Haaahhh. . . haaahhh. . . haaahhh. . . sepuluh hari
kemudian, Pena Wasiat akan munculkan diri diatas tebing
Yang Jit gay di bukit Taysan, mungkin badai yang melanda
dunia persilatan selama banyak tahun inipun akan bisa
diatasi dan diselesaikan secara tuntas."
"Betul, akupun hendak kesana untuk menyaksikan
kemunculan Pena Wasiat. . ." kata Cu Siau hong kemudian.
Setelah berhenti sejenak, dia melanjutkan:
"Padahal semua orang yang datang kemari sebagian
besar adalah orang-orang yang hendak menyaksikan
kemunculan Pena Wasiat, bukankah demikian. .. ?"
"Yaa, bila setiap orang mempunyai niat itu, tentu pula
akan mempunyai jalan pemikiran demikian, mungkin saja
semua orang yang berkumpul disini adalah orang-orang
yang ingin datang untuk menyaksikan kemunculan Pena
Wasiat" Setelah memuji keagungan sang Buddha, lanjutnya.
"Kemunculan pena wasiat dalam dunia persilatan kali ini
telah menyambung pemunculannya pada belasan tahun
berselang, rahasia dunia persilatan selama belasan tahun
inipun akan segera terbongkar semua diatas bukit Yan Jit
gay, semua orang yang munafik dan berbuat sok suci akan
terbongkar pula perbuatannya di depan umum, moga-moga
saja semua masalah yang terkutuk selama ini bisa
dibongkar sampai tuntas."
"Taysu, aku dilahirkan lambat sehingga belum pernah
mengikuti peristiwa munculnya pena wasiat.. ." kata Cu
Siau hong. Meskipun Pek bi taysu adalah seorang dari golongan
Buddha, namun wataknya amat berangasan, segera
sambungnya. "Lolap pernah mengikuti peristiwa tersebut, kejadian itu
benar-benar merupakan suatu peristiwa maha besar, ketika
rahasia dunia persilatan diungkap, ada lima orang jago yang
melakukan bunuh diri seketika itu juga, bahkan setelah
kejadian itu konon masih ada dua puluhan orang yang mati
karena bunuh diri, persitiwa waktu itu benar-benar
merupakan peristiwa pembersihan secara besar-besaran
terhadap umat persilatan, selanjutnya selama lima tahun
berikutnya dalam dunia persilatan tak pernah terjadi
sesuatu peristiwa lagi."
"Kelewat tenang berarti mereka sedang mempersiapkan
suatu pengacauan secara besar-besaran dalam dunia
persilatan, sebab hanya dalam suasana tenang dan tanpa
perhatian orang lain, mereka baru akan dapat
menyelesaikan persiapannya"
"Omitohud, omitohud, siau sicu tiada satu persoalan pun
didalam dunia persilatan yang bisa mengelabuhi pena
wasiat, dia seakan-akan mempunyai seribu pasang mata
dan seribu pasang tangan, dimanapun dia berada,
dimanapun dia hadir"
Diam-diam Cu Siau hong menghela napas panjang,
pikirnya kemudian: "Mereka telah melimpahkan semua pengharapannya
terhadap Pena Wasiat seorang, merekapun melimpahkan
semua penyelesaian terhadap peristiwa yang terjadi
kepadanya, agaknya didalam anggapan mereka, dunai
persilatan bisa aman karena Pena Wasiat mengawasi dunia
persilatan secara ketat, sehingga dengan kehadiran tokoh
misterius itu, dalam dunia persilatan tak pernah akan
terjadi sesuatu peristiwa pun"
Dalam hati dia berpikir demikian, dilaran ujarnya:
"Taysu, menurut kepercayaanmu Pena Wasiat adalah
seorang manusia" Ataukah Malaikat?"
'Jika ia disebut manusia maka dia pastilah seorang
manusia luar biasa, seorang manusia luar biasa yang tak
akan dapat dilampaui oleh siapa saja, bayangkan saja
dengan sebilah pena wasiat, dia dapat mengendalikan
beribu-ribu orangjago persilatan, daoat mengendalikan dosa
dan kejahatan yang mereka perbuat selama berada dalam
dunia persilatan." "Taysu, terlepas Pena Wasiat memiliki kemampuan apa
saja, tapi yang pasti dia hanya sebatang pena, sebatang
pena sulit untuk mencatat dua peristiwa yang berlangsung
di dua tempat yang berbeda, apalagi dunia persilatan itu
terlampau besar lingkungannya."
Pek bi taysu mengernyitkan alis matanya kemudian.
"Siau sicu, kalau sampai berpendapat demikian, maka
kelirulah pendapatmu itu, sebab ucapanmu itu sama artinya
dengan memandang rendah kemampuan Pena Wasiat"
"Taysu, seandainya pihak Bu tong, Siau lim dan
perguruan besar lainnya masih tetap mengirimkan anak
muridnya untuk berkelana dalam dunia persilatan, niscaya
pena wasiat akan mengurangi tugasnya dan menghinpun
tenaga yang dimiliki untuk menyelidiki rahasia yang
sesungguhnya." Pek bi taysu merasa agak naik pitam oleh ucapan itu,
mendadak ujarnya dengan ketus:
"siau sicu, sebenarnya apa maksudmu" Pena Wasiat itu
manusia lihay macam apa, dengan usiamu yang masih
begitu muda berapa banyak sih yang kau ketahui?"
"Betul" sambung Oh hong cun, "orang muda tak boleh
sembarangan berbicara untuk menilai angkatan yang lebih
tua, apalagi perbuatan semacam ini merupakan suatu
perbuatan yang kurang sopan, hal ini merupakan pantangan
besar" "Aku mengajak taysu membicarakan soal cengli"
"Pek bi taysu adalah seorang manusia luar biasa, masa
dia akan memperdebatkan soal cengli denganmu" Hmmm,
ucapanmu ini memang sedikit kelewat kebangetan."
Cu Siau hong tertawa. "Cianpwe adalah. . ."
"Oh hong cun dari Lu ciu, pernah mendengar nama lohu
dari gurumu atau angkatan tuamu yang lebih tua?"
"Sayang belum pernah kudengar!" sahut Cu Siau hong
sambil menggelengkan kepalanya berulang kali. Paras muka
Oh Hong cun berubah hebat, serunya kemudian:
"Sebenarnya kau anak murid, siapa"'
"Belum terlalu lama aku berkelana dalam dunia
persilatan, tidak banyak tokoh persilatan yang ku ketahui"
"Ooooh, lohu pun tak akan ribut denganmu, cuma mulai
sekarang kau tak boleh sembarangan berbicara lagi."
Sebagai anak muda yang baru terjun ke dalam dunia
persilatan, kau harus mengerti tentang sopan santun"
sambung Pek bi taysu pula..
'Bagus sekali nasehat dari kalian berdua, cuma aku
masih ingin mengucapkan sepatah kata lagi."
"Moga-moga saja merupakan perkataan yang enak
didengar" kata Oh Hong cun
"Oh cianpwe mempunyai pengetahuan yang sangat luas,
bagaimanakah menurut pendapatmu tentang putusnya
jembatan batu ini secara tiba-tiba. . . ?"
"Hmmm, kau anggap persoalan ini bisa menyusahkan
lohu" padahal kalau di jelaskan hanya sederhana"
"Boanpwe mohon petunjuk'
"Jembatan ini merupakan jembatan penting yang harus
dilewati setiap orang yang hendak berhubungan ke lima
propinsi diutarat, entah keparat dari manakah yang berniat
jahat dengan sengaja merusak jembatan batu ini, tentu
saja tujuannya hendak menyulitkan orang yang berlalu
lalang disini agar tak bisa maju ke depan".
'Oh cianpwe, orang yang kerjanya merusakjembatan
dengan maksud menghalangi umat persilatan untuk
menghadiri pertemuan besar itu, menurut pendapatmu,
manusia tersebut adalah manusia biasa saja?"
"Kalau bukan lantas kenapa" Apakah dia berani
memusuhi sekian banyak jago persilatan yang hadir disini?"
"Oh cianpwe, dia berani merusak jembatan dan
menghalangi jalan pergi sekian banyak orang, apakah
tindakannya ini bukan termasuk suatu tindakan yang
sengaja memusuhi kita?"
"Soal ini, soal ini..."
'Oh cianpwe" Cu Siau hong berkata lebih lanjut ketika
orang itu mengetahui bahwa usahanya menghancurkan
jembatan ternyata tak berhasil menghalangi jalan pergi
kita, mungkinkah dia akan melakukan permainan busuk
lainnya." Oh Hong can tertegun, lalu katanya:
"Aku pikir, belum ada orang yang berani berbuat
demikian!' "Merusakjembatan saja berani dia lakukan, masa ia tak
berani memperlihatkan permainan busuk lain nya?"
"Merusakjembatan toh dilakukan secara diam-diam tanpa
sepengetahuan orang lain, aku tak bisa menduga siapakah
orang yang begitu berani menampilkan diri dan sengaja
memusuhi kita semua!"
Cu Siau hong tertawa. "Aaaai....! Oh cianpwe, paling tidak orang yang merusak
jembatan batu itu bernyali cukup besar bukan?" katanya.
Sambil mengelus jenggot kambingnya, Oh Hong cun
seperti ingin mengumbar hawa amarahnya, tapi semacam
kekuatan lain, memaksanya tak sanggup untuk mengumbar
hawa amarahnya tersebut. Pek bi taysu sendiri walaupun bukan seorang jagoan
yang terbiasa bermain akal muslihat, bagaimanapun juga ia
sudah banyak tahun berkelana dalam dunia persilatan,
sedikit banyak perkataan dari Cu Siau hong telah
meningkatkan kewaspadaannya.
Untuk sesaat suasana diatas perahu itu menjadi hening,
sepi dan tak kedengaran suara apa-apa lagi. Akhirnya
perahupun merapat di atas daratan.
Pemilik perahu segera memberi hormat seraya berkata.
"Saudara sekalian, silahkan naik ke darat!"
Pek bi taysu mengembuskan napas panjang, katanya
kemudian. "Tidak mudah untuk membangun kembali jembatan batu
ini" "Merusaknya pun bukan suatu pekerjaan yang mudah"
sambung Cu Siau hong cepat, "tapi kenyataannya dalam
semalaman saja, jembatan tersebut sudah dirusak orang
tanpa disadari oleh siapapun"
"Ehmm, dibalik kesemuanya ini sudah pasti terdapat halhal
yang tak beres" kata Oh hong cun pula. Pek bi taysu
mendongakkan kepalanya memandang keadaan cuaca, lalu
ujarnya. "Sungai ini tidak dangkal, pun tidak terlalu dalam, tapi
orang yang tak pandai berenang sulit untuk menyeberang
ke mari" "Dengan kedudukan dan nama besar taysu dalam dunia
persilatan serta kemampuan yang dimiliki sebagian besar
umat persilatan yang hadir disini sekarang, asal taysu
bersedia menurunkan perintah untuk membangun kembali
jembatan yang rusak ini, aku rasa hal ini bukan suatu
pekerjaan yang menyulitkan" kata Cu Siau hong.
Pek bi taysu manggut-manggut.
"Oh heng, bagaimana menurut pendapatmu?" tanyanya
kemudian. "Yaa, betul, asal taysu bersedia menurunkan perintah,
aku pikir membangun kembali jembatan tersebut bukan
sesuatu yang menyulitkan"
Maka Pek bi taysu lantas menurunkan perintahnya, dua
belas Lo han serentak turun tangan mengangkuti batu
cadas. Kekuatan yang mereka miliki pada dasarnya memang
hebat, setiap orang dapat mengangkat batu cadas seberat
seribu kati dalam sekali angkatan saja.
Tindakan ini diikuti secara spontan oleh para jago lainnya
yang berada di kedua belah sisi sungai.
Diantara sekian banyakjago yang hadir disitu, ada juga
dua tiga orang diantaranya yang ahli dalam ilmu bangunan,
dibawah petunjuk merekalah dalam waktu tak seberapa
lama, jembatan yang patah itu berhasil diperbaiki kembali.
Walaupun pekerjaan berlangsung dengan lancar, namun
itupun membutuhkan waktu setengah harian lebih, ketika
jembatan selsai diperbaiki, rembulan sudah muncul di langit
timur. Seng Tiong gak segera memimpin rombongan kereta
berkuda untuk menyeberangi jembatan baru itu lebih dulu.
Dalam masa perbaikan jembatan itu, Cu Siau hong tidak
terlampau menyolok dalam penampilannya. Ia berusaha
ketat untuk menutupi kemampuan sendiri agar tidak
kelewat menyolok mata. Disekitar tempat itu tiada rumah makan atau warung
kecil, selain mereka yang membekal rangsuim, hampir
sebagian besar diantaranya menahan perut yang lapar.
Selama ini Cu Siau hong berhasil pula menemukan
sesuatu, tampaknya Oh Hong cun dari kota Lu ciu sedang
mengawasi terus semua gerak geriknya...
Oleh sebab itu dia tidak berkumpul lagi dengan Seng
Tiong gak sekalian, bersama itu pula dia memberi tanda
kepada Seng Hong, Hoa Wan dan Tan Heng agar melakukan
perjalan bersama-sama. Dengan demikian, sepintas lalu Cu Siau hong seperti
Pena Wasiat Karya Wo Lung Shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
hanya melakukan perjalanan bersama Ong Peng saja.
Memandangjembatan yang selesai dieprbaiki Pek bi taysu
tertawa terbahak bahak, ujarnya.
"Saudara Oh, sayang sekali sahabat yang merusak
jembatan tersebut harus bekerja dengan sia-sia." Oh Hong
cun mengalihkan sorot matanya ke wajah Cu Siau hong,
kemudian ujarnya. "Sahabat Cu, harap kemari, lohu ingin mengajukan
beberapa pertanyaan kepada mu!"
Pelan-pelan Cu Siau hong datang mendekat.
"Ada petunjuk apa Oh cianpwe?"
"Sahabat Cu, menurut pendapatmu didepan sana masih
terdapat perangkap apa lagi?"
"Oh cianpwe, di depan situ tentu ada kesulitan yang
bakal kita jumpai, tapi kesulitan apakah itu aku sendiripun
kurang begitu tahu" "Anak muda, kau pernah berkunjung ke tebing Yang Jit
gay?" "Belum" "Lohu tidak banyak mengenal orang, tapi tidak banyak
kujumpai pemuda sebaya dengan usiamu yang berani
berbicara seperti ini dengan diriku. . ."
"Boanpwe merasa kurang jelas atas maksud yang
locianpwe ucapkan. . .?" kata Cu Siau hong.
"Bagaimana kalau kita melakukan perjalanan bersama"
Lohu tidak berbicara lagi, Pek bi taysu seringkali melakukan
perjalanan dalam dunia persilatan, pengetahuannya sangat
luas, bila kita melakukan perjalanan bersamanya, maka
sepanjangjalan akan banyak kau dengar persoalanpersoalan
yang pernah terjadi dalam dunia persilatan"
"Waah, kalau begitu, boanpwe pasti akan berhasil meraih
banyak manfaat, tapi apa Pek bi taysu bersedia membawa
serta diri boanpwe.. ."
Oh Hong cun segera tertawa terbahak-bahak.
"Haaahhh. . . haaahhh. . . haaahhh. . . tak usah kuatir
soal ini Cu lote, tentang Pek bi taysu cukup lohu
menyampaikan hal ini kepadanya, tanggung ia bersedia
membawa serta dirimu."
"Kalau begitu kuucapkan banyak terimakasih dulu
kepada Oh cianpe atas kebaikan budimu." "Cu lote, berapa
sih rekan seperjalananmu?"
"Dewasa ini hanya seorang teman yang sedang
melakukan perjalanan bersama diriku" "Baik, suruh dia
datang kemari!" Cu Siau hong berpaling dan menggape ke arah Ong
Peng, serunya dengan lantang. "0NG PENG, kemarilah dulu
jumpai Oh cianpwe ini"
Ong Peng segera menjura seraya berkata:
"Aku Ong peng menjumpai Oh locianpwe!"
"Bagus, bagus, kau dan saudara Cu ini adalah..."
"Aku melayani kongcu"
"Jadi maksudmu, kau adalah pelayannya?" seru Oh Hong
cun dengan wajah tertegun.
'Saudara Ong adalah sahabat karibku" cepat-cepat Cu
Siau hong berkata, "meski sebutan dan tingkat
kedudukannya berbeda, namun aku selalu menganggapnya
sebagai saudara" Oh Hong cun segera manggut-manggut.
"Sungguh tak kusangka, sungguh tak kusangka, masih
begini muda namun memiliki jiwa yang amat besar.
Sementara itu, Pek bi taysu telah buka suara secara tibatiba:
"Saudara Oh, kita harus mencari tempat untuk mengisi
perut!' Menurut apa yang lohu ketahui, kita masih harus
menempuh perjalanan sejauh tiga puluh li sebelum sampai
di kota Pek mao ki, disitulah baru ada makanan dan
minuman yang dijual."
Diam-diam Cu Siau hong mengamati pula daerah
disekitarnya, ia saksikan ada sebagian besar orang yang
berkumpul disitu telah membubarkan diri, lalu terdengar
pula suara roda kereta bergelinding, Seng Tiong gak dengan
membawa sebuah kereta berjalan lewat.
Melihat kereta tersebut, dengan kening berkerut Pek bi
taysu segera berkata: "Entah siapa yang duduk di dalam kereta tersebut"
Biasanya diantara orang-orang yang datang menyaksikan
kemunculan Pena wasiat, jarang sekali yang hadir dengan
menggunakan kereta" "Aaai.. . anak muda memang suka urusan, arak muda
memang gemar keramaian, entah pemuda dari mana yang
berbuat demikian?" kata Oh Hong cun pula.
Cu Siau hong yang menyaksikan kejadian tersebut,
diam-diam menghela napas panjang, pikirnya kemudian:
"Badai besar akan segera melanda dunia persilatan, tapi
mereka masih belum merasakan hal tersebut, kendatipun
Pena. wasiat memiliki kemampuan untuk mengendalikan
keadaan dan menolong suasana, aku rasa sulitjuga untuk
merobah suasana kini"
Berpikir demikien diapun lantas bertanya.
"Cianpwe berdua, untuk menonton kemunculan pena
wasiat, apakah orang tak boleh memakai kereta?"
"Sebenarnya peraturan semacam itu sih tiada" jawab Pek
bi taysu, "tapi untuk memperlihatkan rasa hormatnya
kepada Pena wasiat, selamanya belum pernah ada orang
yang kesana dengan menumpang kereta"
"Oooh, rupanya begitu"
"Entah anggota perguruan mana yang berani bertindak
begini kurang ajar, setelah lohu menjumpai keadaan seperti
ini, paling tidak harus kuselidiki sampai tuntas" seru Oh
hong uan kemudian. Cu Siau hong segera mengeluh dihati.
"Aduh celaka, seandainya Oh hong cun benar-benar
hendak melakukan penyelidikan, hal ini benar-benar
merupakan satu persoalan yang sangat merepotkan, perlu
tidak kuberitahukan keadaan yang sebenarnya kepada
mereka?" "Sementara anak muda itu masih berpikir, Pek bi taysu
telah berkata pula: "Ucapan saudara Oh memang benar, sebagai orang yang
beragama kurang leluasa bagi lohu untuk mencampuri
urusan orang lain, lebih baik saudara Oh saja yang mencari
tahu berasal dari aliran manakah mereka itu?"
'Taysu perguruan yang ada dalam dunia persilatan
beratus-ratus banyaknya, andaikata penyelidikan siaute
sampai menimbulkan kesulitan, bagaimanajadinya?"
"Andaikata di dalam dunia persilatan benar-benar
terdapat begitu banyak manusia yang tak tahu diri, tentu
saja lolap bersedia untuk membela saudara Oh"
`Setelah ada persetujuan dari taysu, aku orang she 0h
pun bisa berlega hati untuk menyelidiki masalah ini'
"Menyaksikan kesemuanya itu, kembali Cu Siau hong
berpikir. "Tak heran Oh Hong cub bisa tancapkan kakinya begitu
lama dalam dunia persilatan, ternyata segala tindak
tanduknya dilakukan dengan sangat berhati-hati."
"Rombongan ini segera mempercepat langkahya dan
menyusul kereta kuda tersebut.
Waktu itu kentongan pertama baru lewat, rembulan
bersinar terang di langit yang bersih, pemandangan alam
disekeliling sana dapat terlihat sangat jelas.
Waktu itu disekeliling kereta tampak berkerumun
beberapa orang manusia. Bahkan mereka semua nampak gagah perkasa, senjata
berada digengggaman, sudah jelas orang-orang itu
merupakan jagoan dari dunia persilatan.
Oh Hong cun bukan manusia-manusia sembarangan,
sekilas pandangan saja ia telah tahu, walaupun orang itu
tidak ternama dalam dunia persilatan namun kesempurnaan
tenaga dalam mereka sungguh mengagumkan.
Biasanya orang-orang muda semacam ini merupakan
manusia-manusia yang tak takut langit tak takut bumi,
manusia yang paling sulit dihadapi.
Orang yang berada dalam kereta dapat membawa begitu
banyak jagoan untuk mengikuti perjalanannya, itu berarti
orang itu pasti seseorang yang luar biasa, siapa tahu dia
merupakan salah seorang sauya kongcu dari empat
keluarga persilatan di dunia ini..
Dari empat keluarga persilatan terbesar dalam dunia
persilaian, entah keluarga yang manapun, Oh Hong cun
mengerti tak sanggup menghadapinya. Maka dia segera
merubah pendapatnya semula, meski sudah melihat namun
berlagak seperti tidak melihat, menegurpun tidak.
Berbeda dengan Pek bi taysu, dia belum melupakan
persoalan itu bahkan masih teringat amat jelas, dengan
suara rendah dia lantas menegur:
"Saudara Oh, coba kau tanyakan mereka berasal dari
mana' Oh Hong cun sudah mengunggulkan dirinya tadi, setelah
disinggung Pek bi taysu, tentu saja ia tak bids berlagak
pilon terus. Terpaksa sambil mengeraskan kepalanya, dia berkata:
"Siapakah diantara kalian yang merupakan kepala
rombongan disini?" Padahal Jit hou dan Su eng yang berdiri mengelilingi
kereta kuda itu sudah melihat kemunculan Cu Siau hong
semenjak tadi namun mereka telah mendapat perintah
sehingga tak seorang pun diantara mereka yang menyapa
Ci Siau hong. Kereta kudapun berhenti berjalan. Seng Tiong gak yang
berjalan di depan kereta segera ikut berhenti sesudah
mendengar teguran tersebut.
Tapi ia tidak menyongsong ke depan orang itu melainkan
memberi tanda kepada Toan San agar menghadapi
persoalan tersebut. Toan San menjura lalu menyapa.
"Saudara adalah . . ."
"Lohu adalah Oh Hong cun dari kota Lu ciu"
"0ooh, rupanya Oh tayhiap"
"Siapa yang duduk didalam kereta?"
"Nona kami" "Oh, jadi kaum wanita?"
"Benar!" "Kalian berasal dari perguruan mana"' kembali Oh Hong
cun bertanya. Toan San melirik sekejap ke arah Cu Siau-hong yang
berdiri disamping Oh Hong cun, kemudian sahutnya: "Kami
tidak mempunyai perguruan apapun"
"Tapi jumlah kalian tidak kecil?" seru Oh Hong cun
dengan wajah tertegun. "Terhitung tidak banyak, kami hanya terdiri dari belasan
orang saja. . ." "Kalian bermaksud hendak kemana" Mengunjungi teman
atau menyambangi keluarga'
''Semuanya bukan, kami hendak pergi menyaksikan
kemunculan pena wasiat' "Oooh, Jadi kalian pun hendak menyaksikan kemunculan
Pena wasiat". "Dalam sepuluh tahun belum tentu Pena wasiat muncul
sekali, peristiva ini merupakan suatu kejadian besar, kecuali
mereka yang sempat mendengar kabar berita tentang
peristiwa ini, kalau tidak semuanya tentu akan datang
berbondong-bondong untuk menghadiri keramaian
tersebut" "Oooh tapi menurut apa yang lohu ketahui cuma berapa
orang umat persilatan yang datang dengan menunggang
kereta untuk menyaksikan kemunculan pena wasiat di dunia
ini." "Cuma berapa orang" Itu kan berarti bukannya tak ada
yang datang dengan menumpang kereta bukan?" kata Toan
San sambil tertawa. "Tidak! Menurut apa yang lohu ketahui, kalian
merupakan satu-satunya orang yang datang dengan
menumpang kereta" "Apakah hal ini melanggar pantangan?" kembali Toan
San bertanya sambil tertawa.
"Paling tidak, perbuatan kalian merupakan suatu
tindakan yang kurang hormat terhadap Pena Wasiat"
"Aaah, masa sedemikian serius. . . ?"
Melihat Toan San berulang kali mengalah terus, suara
pembicaraan Oh Hong cun pun kian lama kian bertambah
keras, serunya lagi. "Kalau dilihat dari rombongan kalian, tampaknya kamu
semua terdiri dari orang-orang muda, itulah sebabnya lohu
merasa ada perlunya memberitahukan beberapa patah kata
kepada kalian" "Baik, baik locianpwe, silahkan memberi petunjuk?"
"sama artinya dengan menaruh hormat kepada pena
Wasiat, bila ia memang tak sanggup melanjutkan
perjalanan dengan berjalan kaki, suruhlah meneruskan
perjalanan dengan menunggang kuda!"
Ketika Toan San menyaksikan Cu Siau hong hanya
membungkam terus selama ini, dia lantas tahu bahwa
pemuda tersebut tidak menyetujui usul mana, maka sambil
tertawa ujarnya. "Semestinya kami harus menuruti nasehat dan petunjuk
locianpwe, Cuma sayang ada satu hal yang membuat kami
merasa tidak lega." "Soal apa" Coba kau utarakan kepada lohu" ucap Oh
Hong cun sambil mengelus jenggot kambingnya.
"Bila mereka meninggalkan kereta dan seandainya
sampai menjumpai suatu ancaman mara bahaya, siapa
yang akan bertanggungjawab?"
"Bahaya?" tanya Oh Hong cun tertegun, "masa akan
terjadi sesuatu bahaya" Bahaya apa?"
"Misalnya hujin dan nona yang duduk dalam kereta
mengalami suatu cidera yang tak dinginkan?" Oh Hong cun
tertawa terbahak-bahak. "Haaahhh. . . haaahhh. . . haaahhh. . . omong kosong,
sepanjang jalan hingga sampai ke bukit Yan Jit gay, umat
persilatan datang berduyun-duyun, masa ada orang berani
Pena Wasiat Karya Wo Lung Shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
melakukan pembunuhan di siang hari bolong, apalagi
sekalipun ada dendam kesumat yang bagaimanapun
dalamnya, tidak mungkin pembalasan dendam akan
dilaksanakan dalam keadaan seperti ini saudara, kau terlalu
jauh berpikir." "Justru karena jumlah manusia yang datang kelewat
banyak, beraneka ragam, maka serangan gelap susah
diduga sebelumnya, aku rasa keteranganku sudah cukup
jelas, biarlah maksud locianpwe kuterima didalam hati
saja." Oh Hong cun tertegun. "Kau.. ."
"Kecuali locianpwe mempunyai suatu cara yang lebih
bagus untuk menjamin keselamatan jiwa mereka" tukas
Toan San ketus. Mendadak Pek bi taysu menimbrung.
"Siau sicu, lolap bersedia menanggungtanggungjawab
ini" "Taysu adalah. . ."
"Pek bi taysu dari Siau lim si, setiap umat persilatan
mengetahuinya, setiap jagoan mengenalinya" sambung Oh
Hong cun cepat. "Bila ada orang yang hendak melukai mereka, lolap
bersedia untuk memikul tanggung jawab sampai
tertangkapnya pembunuh tersebut"
"Pasti dapat ditangkap?"
"Lolap tak akan mengingkari janji, akan lolap usahakan
dengan sekuat tenaga."
"Seandainya hujin dan nona kami sampai terbunuh
mati?" "Soal ini, soal ini. . ." Pek bi taysu jadi gelagapan dan tak
tahu bagaimana mesti menjawab. Oh Hong cun segera
menyambung. "Orang muda, Pek bi taysu adalah seorang tokoh
persilatan yang punya nama dan kedudukan di dunia ini,
masa kau hendak suruh dia mengganti mereka dengan
nyawanya?" "Sekalipun taysu bersedia mengganti dengan jiwanya,
toh tak mungkin bisa menghidupkan kembali nyonya dan
nona kami" Begitu selesai berkata, dia membalikkan badan menuju
ke arah kereta kuda dan tidak menggubris kedua orang itu
lagi. Sambil mendepak-depakkan kakinya ke tanah karena
mendongkol, Oh Hong cun berseru:
"Peraturan macam apakah ini, aaai.. . dasar jaman
sekarang adalah jamannya anak muda, sama sekali tidak
diketahui bagaimana harus menghormati angkatan yang
lebih tua." "Aaai. . ." Pek bi taysu turut menghela napas,
"seandainya lolap tidak terikat oleh peraturan perguruan
yang sangat ketat, sejak tadi aku sudah turun tangan untuk
memberi pelajaran kepada mereka.
Tiba-tiba Cu Siau hong menimbrung.
"Taysu, Oh cianpwe, sesungguhnya mereka mau datang
naik kereta atau mau berjalan kaki, toh tiada sangkut
pautnya dengan kita, buat apa kita mesti mencampuri
urusan mereka" Aku lihat kalian berdua tak usah marahmarah
lagi." "Cu lote, kau harus mengerti, aku dan Pek bi taysu kan
bermaksud baik!" kata Oh Hong cun.
"Kesulitan" Kesulitan apa" Dasar anak muda tak tahu
urusan, aaai. . . biasanya Cuma bikin ribut, bikin keonaran
saja. . ." Cu Siau hong tertawa. "Oh cianpwe, bukan begitu masalahnya, kalau toh tuan
yang memegang pena wasiat tidak menurunkan peraturan
yang melarang orang datang dengan menumpang kereta,
kenapa taysu dan Oh cianpwe mesti kukuh dengan
pendirian tersebut?"
"Sekalipun Pena Wasiat tidak pernah menurunkan
peraturan macam ini, tapi selama ini belum pernah ada
umat persilatan yang melanggar ketentuan mana, mengapa
justru mereka yang melanggar kebiasaan tersebut dengan
datang menumpang kereta?"
"Oh cianpwe, setiap persoalan tentu ada awal
pembukaan bukan?" "Awal pembukaan" Saudara Cu, ada sementara
persoalan justru tak boleh ada awal pembukaannya!"
"Oooh, mengapa?"
"Sebab ada sementara kebiasaaan yang sudah
merupakan adat istiadat, tidak baik untuk dirusak dengan
begitu saja." "Yaa, kalau toh locianpwe mempersoalkan masalah
tersebut sampai demikian seriusnya, boanpwe jadi rikuh
untuk banyak berbicara lagi." Kata Cu Siau hong kemudian
sambil tertawa. Mendadak sambil merendahkan suaranya dia berbisik.
"Oh cianpwe, bagaimana rencanamu untuk mengatasi
persoalan ini?" "Rencana untuk mengatasi persoalan ini" Bahkan aku
sendiri tak tahu bagaimana harus mengatasinya,
gerombolan anak-anak muda itu tak sedikit jumlahnya,
menurut pendapatku mereka semua terhitung jagoan yang
punya ilmu hebat, kalau mereka segan mendengarkan
nasehat hingga suasana malah terbalik, sudah pasti akan
timbul suatu perselisihan yang susah diselesaikan.
"Kalau memang begitu apakah locianpwe tidak bersedia
lagi untuk mencampuri urusan ini?"
"Aaaai, lohu benar-benar dibikin serba salah"
"Oh cianpwe" Cu Siau hong segera berbisik, padahal aku
lihat cara orang itu berbicara amat lembut dan berbudi,
mungkin dia benar-benar mempunyai persoalan yang
serius, misalnya benar-benar ada orang hendak membunuh
orang yang berada dalam kereta itu"
'Masa ada orarg berani melakukan pembunuhan
dihadapan begini banyak jago persilatan" Sekalipun dia
adalah seorang manusia paling buas di dunia ini, rasanya
pun belum tentu leluasa untukturun tangan!"
"Tidak leluasa untus turun tangan bukan berarti dia tidak
berani turun tangan, apalagi cara membunuh orang terlalu
banyak, ada yang menyerang secara sembunyi-sembunyi,
ada pula yang menyergap orang secara gelap, coba
bayangkan saja, begini banyak orang bercampur baur
menjadi satu, bila benar-benar ada orang hendak
melakukan penyergapan dari sini, untuk mencari
pembunuhnya saja sudah merupakan suatu kejadian yang
cukup merepotkan." "Ehmm, masuk diakal juga perkataanmu itu!' Oh Hong
cun manggut-manggut sambil mengelis jenggot
kambingnya. ooo0ooo "OH CIANPWE, boanpwe masih mempunyai suatu
pandangan, entah pandangan ini benar tidak?" kata Cu Siau
hong lagi. "Ehmm, perkataanmu banyak yang masuk diakal, coba
katakan, kau masih mempunyai pendapat apa lagi?"
"Aku lihat disekitar kereta mereka berdiri banyak orang,
kemungkinan besar orang-orang itu adalah jagoan yang
dibawa untuk mengawal keselamatan."
"Ooooh?" "Kemungkinan besar mereka sedang melindungi
seseorang dan orang itu adalah orang yang duduk di dalam
kereta" "Yaa, masuk diakal, memang masuk diakal."
"Orang itu bisa dilindungi keselamatan jiwanya oleh
sekian banyak orang, sudah dapat dipastikan orang itu
penting sekali artinya."
"Oooh anak muda, tampaknya kau adalah seorang
manusia yang sangat pandai menganalisa suatu persoalan."
"Boanpwe jarang sekali berkelana dalam dunia
persilatan, sama sekali tak berpengalaman, apa yang
kucapkan dan apa yang kupandang hanya berdasarkan
suatu dugaan belaka, oleh sebab itu dalam beberapa
persoalan, kadang kala aku bisa berbicara semauku
sendiri." Oh Hong cun tertawa. "Menurut pendapat locianpwe?" Cu Siau hong bertanya
sambil tertawa. "Cu lote, lohu sedang bertanya kepadamu?"
Cu Siau hong tak ingin kelewat memperlihatkan
kecerdasannya, yang dilakukan tadi sesungguhnya tak lain
adalah untuk menghindari suatu bentrokan yang tak
bermanfaat, maka setelah dilihatnya ancaman bahaya ke
sana telah mereda, dia segera menghembuskan napas
panjang sambil menyambung.
"Locianpwe, tentang soal, boanpwe tak berani menduga
secara sembarangan."
"Kemungkinan sekali orang yang ada di dalam kereta itu
adalah seorang perempuan kota" Oh Hong cun
mengemukakan dugaannya. Cu Siau hong hanya tersenyum, dia tidak menanggapi
ucapan tersebut. ooo0ooo TAMPAKNYA kereta kuda yang dipimpin Seng Tiong gak
ada maksud untuk melanjutkan perjalanan bersama
rombongan dari Pek bi taysu, bila Pek bi taysu berjalan
pelan, kereta kuda itupun berjalan pelan, bila Pek bi taysu
berjalan cepat, kereta kuda itupun berjalan lebih cepat.
Dengan cepatnya Pek bi taysu dapat merasakan hal ini,
tanpa terasa ia berkata dengan kening berkerut: 'Saudara
Oh, dapatkah kau rasakan bahwa mereka seperti sengaja
mengikuti kita terus?"
"Tampaknya mereka seperti mempunyai maksud lain,
kalau begitu kita mesti bersikasp lebih berhati-hati"
'Kalau menurut pendapat boanpwe, bukan demikian
halnya. . . "tiba-tiba Cu Siau hong menyela sambil
tersenyum. "Cu lote, bagaimana pula menurut pendapatmu itu?" Oh
Hong cun segera menyambung.
"Menurut pendapatku, mungkin mengikuti kita hanya
disebabkan soal keamanan belaka"
"Soal keamanan?"
'Jikalau orang yang berada dalam kereta kuda itu
membutuhkan suatu perlindungan yang begini ketat, maka
orang itu sudah tentu.."
"Seorang manusia yang sangat penting" lanjut Oh Hong
cun. "Penting atau tidak, aku tak berani memastikan, cuma
orang itu sudah pasti amat terancarn sekali jiwanya, oleh
sebab itulah, dia baru memperoleh perlindungan yang ketat
sekali" ''Lote, sungguh mengherankan, mengapa sih
pandanganmu selalu lebih cocok dan masuk di akal dari
pada pendapat-pendapat kami!"
"Aaah, boanpwe pun sama saja hanya menduga-duga,
pohon besar mudah untuk berlindung, apalagi disini
terdapat manusia lihay seperti Pek bi taysu yang ditambah
pula dengan dua belas orang jago dari Siau lim si dan Oh
cianpwe yang termashur, seandainya mereka berjalan
serombongan dengan kalian, dus berarti mereka lagi
membonceng ketenaran kalian semua, bukan demikian?"
Oh Hong cun manggut-manggut, wajahnya nampak amat
kagum, sementara hatinya merasa gembira sekali.
"Kali ini dia tak memuji, akan tetapi wajahnya
memancarkan rasa kagum yang amat sangat. Suatu
perasaan kagum yang benar-benar muncul dari hati
sanubari yang jujur. Pek bi taysu ikut tertawa katanya:
"Seandainya maksud tujuan mereka benar-benar
demikian, maka hal inipun tak perlu dirisaukan lagi" Pek bi
taysu menghembuskan napas panjang, katanya lebih jauh:
"Peraturan yang berlaku di dalam perguruan kami sangat
ketat, banyak diantaranya yang amat tak sesuai dengan
situasi dalam dunia persilatan, mereka yang jarang
berkelana dalam dunia persilatan tentu saja tidak akan
mengetahui kalau peraturan-peraturan tersebut merupakan
suatu belenggu yang sangat merepotkan, oleh karena itu
seandainya pihak lawan sedikit mengekang diri, maka lolap
pun tak sanggup mencari gara-gara dengan mereka pula..
." Mendadak ia memperendah suaranya sambil
menambahkan: "Seandainya lolap harus berkelana seorang diri dalam
dunia persilatan, soal mencampuri urusan orang sih masih
bisa saja kulakukan, tapi dengan membawa rombongan
sebesar ini, aku jadi merasa kurang leluasa untuk bergerak
bebas." Cu Siau hong manggut-manggut.
"Perkataan taysu memang benar, Siau lim pay
merupakan tonggak dari dunia persilatan, selama ini
akupun sering mendengar orang berkata, peraturan
perguruan yang berlaku ketat sekali!"
Pek bi taysu tertawa terbahak-bahak.
"Haaahhh. . . haaahhh. . . haaahhh. . . kendatipun
rombongan anak-anak muda tersebut sedikit tak tahu
tingginya langit dan tebalnya bumi, namun andaikata
mereka terancam oleh suatu mara bahaya, lolap toh tak
bisa berpeluktangan belaka"
"Betul, mungkin itulah yang mereka harapkan sehingga
melakukan perjalanan bersama-sama kita." Setelah
menempuh perjalanan sejauh tiga puluhan li, akhirnya
sampailah mereka di dusun Pek moa kia. Tapi waktu itu
malam sudah tiba, kentongan ke tiga baru saja lewat....
Oh Hong cun berhasil menemukan sebuah rumah
penginapan dan segera menggedor pintu. Seng Tiong gak
dengan membawa Jit hou dan Su eng pun telah tiba pula di
sana. Mereka pandai sekali mengekang diri menunggu Pek bi
taysu sekalian selesai bersantap dan masuk ke kamar
masing-masing, Seng Tiong gak baru berkata kepada sang
pelayan:
Pena Wasiat Karya Wo Lung Shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Beri kami makanan dan minuman yang secukupnya,
kemudian siapkan beberapa buah kamar yang berderet."
Tapi pelayan itu segera menggeleng.
"Maaf kek koan, kamarnya tidak cukup, hanya tinggal
tiga buah kamar saja"
"Baiklah, tiga kamar yaa tiga kamar" kata Seng Tiong
gak sambil tertawa, "biarlah orang-orang kami yang tak
kebagian kamar tidur di ruang tengah ini"
"Pelayan itu manggut-manggut dan segera berlalu.
Selama ini Oh Hong cun mengawasi terus gerak gerik
mereka dengan seksama, ia segera menemukan bahwa
Seng Tiong gak merupakan pemimpin dari rombongan
tersebut, maka sambil menjura dia menyapa"
"Saudara, kau dari marga mana ?"
"Aku she Seng!"
"Oooh. . . rupanya saudara Seng, di seberang sanapun
terdapat sebuah rumah penginapan, bila kekurangan kamar
mengapa saudara Seng tidak mengajak mereka tinggal di
penginapan seberang sana" Kalau disuruh tidur berdesakan
disini, rasanya kurang enak."
"Oh cianpwe, kau sendiripun terhitung seorang jago
kawakan, tentunya kau juga tahu akan peribahasa yang
berkata, seribu hari di rumah enak, sekali keluar rumah
susah, apalagi jalanan ini sudah kelewat penuh oleh para
umat persilatan lainnya, aku pikir kemungkinan besar
penginapan di seberang sanapun sudah penuh"
Oh Hong cun tertawa, ia tidak berbicara lagi dan segera
bangkit berdiri menuju ke belakang.
Cu Siau hong ikut berdiri, setelah berpaling dan
memandang sekejap ke arah SengTiong gak, dia pun turut
beranjak masuk.. Ternyata Cu Siau Hong sekalian telah bersantap semua.
Pelan-pelan Tan Heng berjalan mendekat, lalu bisiknya:
"Seng ya, bagaimana kita harus mengatur penjagaan"'
"Cari akal untuk menarik kereta itu ke dalam rumah
penginapan" kata Seng Tiong gak.
"Apakah kita akan mengundangnya turun dari kereta
untuk bersantap" bisik Tan Heng lirih.
Cepat-cepat Seng Tiong gak menggeleng.
"Tidak usah, biar ia bersantap didalam kereta saja!"
Sesudah berhenti sejenak, dengan suara rendah dia
melanjutkan: "Lik Hoo, Ui Bwee dan Ang Bo tan masih berada di dalam
kereta, suruh mereka mengunci pintu kereta baik-baik,
perlebar lubang hawa dan malam ini suruh mereka tetap
didalam kereta saja, Oya, siapa yang giliran jaga malam
ini?" "Su eng yang mendapat giliran jaga"
"Kalau begitu kau, aku, Su eng beristirahat disekeliling
kereta, malam ini suruh Jit Hou beristirahat sebaik-baiknya"
"Apakah kereta itu harus kita dorong masuk ke tengah
halaman penginapan. . ."
"Usahakan sedapat mungkin untuk berada dekat dengan
tempat yang didiami Pek bi taysu." Tan Heng manggutmanggut.
Kereta kuda itu benar-benar sangat berat, untung saja
penginapan tersebut menyediakan pintu lebar yang biasa
dilewati kereta kuda. Ditambah pula jumlah mereka memang banyak, maka
setelah mendorongnya beberapa saat, kereta kuda itu
sudah berhasil didorong masuk dan diparkir di halaman
belakang. Tempat itu sangat dekat letaknya dengan halaman
rumah sebelah kanan, dimana kereta itu diparkir ternyata
persis di samping halaman rumah yang di diami Pek bi
taysu sekalian. Seng Tiong gak segera turun tangan sendiri melakukan
pemeriksaan terhadap sekeliling dinding pekarangan yang
mengitari sekitar situ, kemudian mereka baru menempelkan
salah satu sisi keretanya diatas dinding pekarangan.
Su kiat mengeluarkan perbekalan mereka yang
sederhana dan membaringkan diri di sekeliling kereta.
Oh Hong cun dan Pek bi taysu berdiam didalam sebuah
kamar yang sama, dari mulut jendela mereka dapat
menyaksikan kereta kuda itu.
Ternyata mereka berdua bertindak cukup berhati-hati,
mereka ingin tahu siapakah yang berada dalam kereta
tersebut. Akan tetapi kedua orang itu merasa sangat kecewa,
sebab selama ini pintu kereta tak pernah dibuka barang
sekejappun. Ketika kentongan kelima menjelang datang, saat
sebelum fajar menyingsing merupakan saat yang paling
gelap. Para jago yang menginap dalam penginapan itu sudah
merasa lelah sekali, delapan sembilan puluh persen
diantaranya sudah tidur nyenyak.
Tapi ada juga sebagian manusia yang belum tidur,
bahkan secara diam-diam merangkak bangun. Cu Siau hong
adalah salah seorang diantaranya.
Ong Peng yang tinggal sekamar dengan Cu Siau hong
turut bangun, kini ia sudah bangkit berdiri. "Mau keluar
kamar untuk melihat-lihat?" bisik Ong Peng.
"Tak usah keluar, jendela kita persis berhadapan dengan
kereta tersebut, aku selalu berpendapat bahwa putusnya
jembatan batu itu mencurigakan sekali, tindakan kita yang
secara tiba-tiba merubah jadwal perjalanan bahkan ikut
datang menyaksikan keramaian Pena Wasiat pun mungkin
jauh diluar dugaan mereka, itulah sebabnya selama ini
suasana tenang sekali."
"Pek bi taysu amat termashur di dalam dunia persilatan,
disinipun hadir dua belas orang Lo han dari kuil Siau liam si,
sekalipun mereka benar ingin turun tangan, aku rasa
rencana tersebut harus di pertimbangkan sekali lagi"
"Sekalipun begitu, kita masih tak boleh bertindak kelewat
gegabah, sementara waktu mereka memang belum bisa
menduga apa maksud tujuan kita, tapi lama kelamaan toh
akan tertebakjuga" Ong Pang segera tertawa. "Andaikata budak itu mau nekad dan membeberkan latar
belakang peristiwa tersebut di bukit Yang Jit gay, itu baru
ramai jadinya". "Itulah sebabnya pihak lawan tak nanti akan membiarkan
kita membawanya sampai di tebing Yang Jit gay."
"Kalau begitu, tentu akan berusaha menghabisi
nyawanya sebelum kita sampai di tebing Yang Jit gay?"
''Benar, mereka pasti akan beruaha de-gan sekuat
tenaga" Ong Peng termenung berapa saat, kemudian baru
ujarnya: ''Kongcu, kalau dipikir hal ini cukup membuat kerepotan
setengah mati, dewasa ini jalanan yang kita lalui selalu
ramai oleh umar persilatan yang datang berbondongbondong
baik jagoan dari golongan putih maupun dari
golongan hitam berkumpul disekitar sini, bukan suatu
pekerjaan yang gampang bagi mereka untuk melakukan
pembunuhan disuasana seperti ini."
"Ong Peng, aku belum pernah melakukan perjalanan
dalam dunia persilatan, persoalan yang kuketahui pun tidak
banyak, tapi menurut pendapatku, kekuatan dari Siau lim
pay dan Bu tong pay belum tentu bisa mengungguli
kekuatan dari Kay pang dan Pay kau"
"Tentang soal ini, aku merasa kurang leluasa untuk
mengemukakan perbandingannya, Cuma banyak tahun ini
baik pihak Kay pang maupun pihak Pay kau selalu berusaha
memupuk anggotanya sedpat mungkin, kehebatan kedua
perkumpulan tersebut boleh dibilang sedang mencapai pada
masa jayanya semenjak kedua perkumpulan itu didirikan."
"Tapi Kay pang dan Pay kau toh tak ingin memusuhi
mereka secara terang-terangan bukan?" kata Cu Siau hong
sambil tertawa. Ong Peng manggut-manggut.
"Oleh sebab itu" lanjut Cu Siau hong, "aku selalu merasa
bahwa manusia-manusia yang bergabung dalam organisasi
rahasia tersebut bukan manusia sembarangan, kekuatan
mereka luar biasa, mungkin sudah jauh melebihi kekuatan
dari pelbagai perguruan yang ada dalam dunia persilatan
dewasa ini' 'Tapi yang terpenting adalah kemisteriusan mereka itu'
"betul, setiap saat mereka dapat mencari musuhmusuhnya
dan turun tangan, sedangkan kita tak mampu
menemukan jejak mereka"
''Kongcu' kata Ong Peng kemudian sesudah termenung
sejenak, "mungkinkah mereka punya mata-mata juga
didalam tubuh Kay pang dan Pay kau?"
"Disinilah letak sebab utama mengapa pangcu dan kaucu
bersedia menyerahkan kekuatan inti dari Kay pangdan Pay
kau kepadaku'' "Kalau begitu kongcu, kita masih harus bertindak lebih
berhati-hati lagi, kita harus..'
"Pena Wasiat akan munculkan diri disaat seperti ini,
sehingga seluruh jagoan dari kolong langit bersama-sama
berkumpul disini, kejadian ini telah memberi suatu
kesempatan yang sangat baik bagi kita, asal kita dapat
memancing kemunculan mereka, secara otomatis pentolan
mereka pun dapat pula dipaksa keluar."
"Banyak kejadian aneh yang sering berlangsung di dunia
ini, aku rasa suatu ketika pasti ada orang yang akan
mengenali asal mereka... "Baik, mulai sekarang kita harus mengawasi kereta itu
secara diam-diam, seandainya mereka hendak turun tangan
pada malam ini, sekaranglah saatnya yang terbaik"
Ong Peng manggut-manggut.
Mendadak sorot mata Cu Siau hong yang tajam berhasil
menangkap sesosok bayangan manusia yang sedang
menelusuri dinding pekarangan seberang dan pelan-pelan
mendekati kereta kuda, kejadian ini kontan saja membuat
keningnya berkerut. Baru saja dia hendak memerintahkan Ong Peng untuk
bergerak, sementara itu dari sekeliling kereta sudah timbul
reaksi. Mendadak dua orang diantara mereka melompat bangun.
Cu Siau hong merasa puas sekali setelah menyaksikan
kejadian ini, diapun merasa amat gembira, sebab dari sini
dapat dibuktikan bahwa selain ketajaman mata dan
pendengaran mereka dapat diunggulkan, lagi pula mereka
sangat bertanggungjawab. Ditengah kegelapan menjelang fajar, Cu Siau hong tak
sempat melihat jelas siapakah yang melompat bangun itu".
Sementara itu, Ong Peng juga telah menyaksikan
kejadian tersebut, dia lantaas bertanya dengan suara lirih:
"Kongcu, perlukah bagi kita untuk turun tangan?"
'Bersiap siagalah dengan sepenuh tenaga, bila mana saat
untuk turun tangan telah tiba, aku akan memberi tanda
kepadamu." Ong Peng tidak banyak berbicara lagi.
Terdengar suara bentakan dingin menggema
memecahkan keheningan. "Siapa disitu" Tengah malam buta begini mau apa
datang kemari secara sembunyi-sembunyi" Ingin mencuri
barang barangkali" Suara itu berasal dari Seng Tiong gak, begitu
berkumandang, Cu Siau hong dapat segera mengenalinya.
Suara tegurannya amat keras, bukan saja Cu Siau hong
dapat mendengar dengan jelas, seharusnya Pek bi taysu
dan Oh Hong cun pun dapat mendengar dengan jelas pula.
Suara Seng Tiong gak berkumandang dari tujuh delapan
depa di depan kereta, tapi dua orang yang sudah bangkit
berdiri itu berada di belakang kereta.
Bayangan manusia nampak berkelebat lewat, dari balik
halaman gedung muncul dua orang manusia yang langsung
memburu ke depan kereta kuda.
Yang seorang bertubuh tinggi besar, berkepala gundul,
jenggot panjang, sekilas pandangan segera dapat dikenal
sebagai Pek bi taysu. Sedang yang lain bertubuh kurus kering, tak usah
ditanya lagi tentu saja Oh Hong cun.
"Aaah, ternyata benar-benar terdapat penjahat yang
bernyali begitu besar, sungguh membuat lohu merasa
kagum" seru Oh Hong cun kemudian dengan suara lantang.
Seng Tiong gak menyongsong keluar dari balik
kegelapan, dia segera berkata:
"Aaah rupanya telah menggangu ketenangan tidur taysu
dan Oh lo enghiong, kejadian ini sungguh membuat hatiku
tak tenang." "Bukankah ini pula tujuan kalian menginap bersama
kami?" sindir Oh Hong cun. "Aaah.. . mana, mana. . ."
"Mana penyamunnya?" tegur Pek bi taysu.
"Menyembunyikan diri dibalik kegelapan dibawah
serambi sana" Oh Hong cun melirik sekejap ke arah ekreta kuda itu
kemudian bisiknya lagi: "Yang berada dalam kereta itu
adalah. . ." "Kaum wanita." Sela Seng Tiong gak cepat, "selewatnya
hari ini kami pasti akan memperkenalkan mereka dengan
Oh lo enghiong" Oh Hong cun segera tersenyum. "Aaaah, soal itu mah tak
usah" Sementara itu Pek bi taysu telah membentak dengan
suara dingin. "Bajingan cabul bernyali besar, mengapa tidak segera
menggelinding keluar?"
Sementara membentak, sepasang matanya yang tajam
bagaikan sembilu mengawasi bawah wuwungan rumah di
seberang sana dengan pandangan tanpa berkedip.
Ketajaman matanya memang luar biasa, setelah Seng
Tiong gak menunjukkan tempat persembunyian lawan,
secara lamat-lamat iapun sudah menyaksikan sesosok
bayangan manusia sedang bersembunyi dibalik kegelapan.
Mendadak menyambar lewat serentetan cahaya hijau
dari balik wuwungan rumah diseberang sana, cahaya hijau
Pena Wasiat Karya Wo Lung Shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
itu langsung menyambar ke arah Pek bi taysu sekalian.
"Cepat menyingkir" seru Oh Hong cun.
"Weees!" segera melompat delapan depa lebih dulu.
Sebetulnya Pek bi taysu hendak menyambut serangan
tersebut dengan tangannya, mendengar seruan tadi ia
urungkan niatnya dan segera berkelit pula ke samping.
Seng Tiong gak telah mendapat petunjuk agar berusaha
keras merahasiakan kelihayan ilmu silatnya selama berada
dihadapan Pek bi taysu sekalian, tentu saja diapun turut
menghindari dengan cepat.
"Ketika cahaya hijau itu menghantam diatas dinding
pekarangan, segera terjadi ledakan yang keras, disusul
munculnya segumpal bunga api yang mengerikan.
Melihat itu Pek bi taysu segera membentak dengan
gusar. "Kurang ajar, rupanya dia menggunakan peluru api Im
ling lui hwe tan yang keji, benar-benar bangsat itu berhati
kejam." Terlihat cahaya hijau kembali berkelebat lewat, kali ini
muncul titik cahaya terang yang disambit ke arah kereta
kuda itu. Mendadak muncul tiga bintik cahaya terang begitu cepat
cahaya tersebut menyambar lewat sehingga sebelum
cahaya hijau musuh mencapai tengah jalan, tahu-tahu
semuanya sudah kena tertumbuk.
Tiga kali ledakan keras menggema diudara, menciptakan
tiga gumpalan bunga api. Rupanya tiga titik cahaya tersebut
adalah tiga biji tasbeh yang disambit oleh Pek bi taysu.
Dua sosok bayangan manusia segera melompat keluar
dari bawah wuwungan rumah diseberang sana, sekali
menjejakkan kakinya ke tanah, tubuh mereka sudah
melayang naik ke atas atap rumah.
Pek bi taysu mengebaskan ujung bajunya bagaikan
seekor burung raksasa dia melayang keudara dan
menyambar pula ke atas atap rumah diseberang sana.
Oh Hong cun memburu dengan cepat dibelakangnya,
sambil mengejar teriaknya keras-keras. "Taysu, harap
tunggu sebentar." Ketika Pek bi taysu mencapai atap rumah seberang sana,
kedua sosok bayangan manusia tersebut sudah berada
enam kaki dari posisi semula...
Oh Hong cun menyusul tiba, kemudian bisiknya.
"Taysu, mereka mempunyai peluru api hawa dingin Im
lin lui hwee tan yang sangat lihay, apa gunanya dikejar
terus" Biarkan saja mereka pergi... !"
Sesungguhnya Pek bi taysu memang agak jeri terhadap
kelihayan peluru api dingin Im lin lui hwee tan lawan,
sambil menggeleng ujarnya kemudian:
"Benar-benar tak kusangka, didepan mata lolap pun
betul-betul terjadi gangguan penyamun."
"Mari kita kembali dulu beristirahat, besok kita harus
menyelidiki persoalan ini sampai tuntas, yang paling penting
lagi adalah manusia macam apakah yang duduk di dalam
kereta tersebut." "Ehmmm, ucapanmu memang benar" Pek bi taysu
berkerut kening, begitu banyak manusia melindungi kereta
tersebut, tampaknya mereka seperti sudah tahu bekal
menjumpai sergapan-sergapan yang tak terduga."
"Penjahat yang datang tadi pun tidak mirip sebagai Jai
hoa cat (penjahat pemetik bunga)"'
"Tentu saja bukan pemerkosa, tapi apa maksud mereka
datang kemari.. ." Oh Hong cun termenung sebentar, kemudian baru
sahutnya?"Mereka seperti datang kemari khusus untuk
membunuh orang." Pek bi taysu manggut-manggut.
'Soal ini harus diselidiki besok, justru hal inilah yang
merupakan persoalan terpenting untuk kita ketahui"
'Baiklah, setelah fajar menyingsing nanti kita temui dulu
orang yang berada dalam kereta itu, kemudian baru
menanyakan latar belakang persitiwa tersebut."
Oh Hong cun manggut-manggut, mereka melompat
turun dari atas atap dan kembali ke kamar masing-masing.
Rupanya Cu Siau hong memang sengaja mengatur siasat
agar persoalan ini melibatkan pula para jago persilatan
lainnya, andaikata pendeta agung dari Siau lim si dan Oh
Hong cun berhasil terseret masuk ke dalam masalah itu,
secara otomatis peristiwa tersebut akan menarik perhatian
segenap umat persilatan lainnya.
Dia bukan bermaksud ingin mengandalkan ilmu silat para
pendeta dari Siau lim si untuk melindungi keselamatan
kereta tersebut, melainkan dengan peristiwa tersebut
sebagai umpannya, dia ingin memancing perhatian umat
persilatan lainnya. Dalam rencananya itu, Cu Siau hong sengaja mengatur
dirinya berada diluar garis, hingga ia bisa melakukan
pengamatan yang seksama secara diam-diam, bilamana
keadaan tidak benar-benar kritis dan berbahaya sekali, Cu
Siau hong sebisa mungkin tetap berpeluk tangan belaka.
Tujuan yang terutama dari rencana besarnya ini adalah
ingin meminjam kedudukan dari beberapa orang jago
persilatan yang termashur untuk menemukan adanya
ancaman bahaya yang datangnya dari suatu organisasi
rahasia. ltulah sebabnya Cu Siau hong dan Ong Peng selalu
memperhatikan perkembangan selanjutnya dari peristiwa
tersebut, tapi selalu tak pernah turun tangan untuk
mencegahnya, pada hakekatnya ke dua orang itu tak
pernah munculkan diri secara terang-terangan.
Keesokan harinya, baru saja matahari bersinar terang,
Oh Hong cun dan Pek bi taysu sudah pergi mencari Seng
Tiong gak. Kebetulan sekali pada saat yang bersamaan Cu
Siau hong dan Ong Peng muncul juga disitu.
Oh Hong cun lantas mengundang Seng Tiong gak dan Cu
Siau hong untuk bersarapan di ruang makan. Sarapan
terdiri dari menu yang baik sekali, ada ikan ada pula
daging. Pek bi taysu tidak makan barang berjiwa maka dia
memesan semangkuk bakmi. Dalam ruangan kini hanya ada empat orang, Cu Siau
hong, Seng Tiong gak, Oh Hong cun dan Pek bi taysu. Ong
Peng tidak ikut masuk, ia sengaja ditinggalkan diluar
ruangan makan tersebut. Oh Hong cun mempersilahkan tamunya untuk bersantap
dulu, slesai bersantap, ia baru berkata sambil tertawa.
"Cu lote, semalam penginapan ini kedatangan
penyamun, tahukah kau akan peristiwa tersebut?"
"Suara teriakan sih kudengar, sayang aku tak sempat
menyusul ke tempat kejadian"
Oh Hong cun manggut-manggut, sorot matanya dialihkan
ke wajah Seng Tiong gak, kemudian tegurnya:
"Saudara Seng, apakah dalam persitiwa semalam,
kedatangan mereka memang khusus ditujukan kepada
kalian?" "Benar' ''Mengapa"' "Aaaai, apa lagi kalau bukan disebabkan orang yang
berada didalam kereta itu" "Saudara Seng, sebenarnya
siapa sih orang berada dalam kereta berkuda itu?"
"Beberapa orang perempuan"
Oh Hong-cun segera tertawa terbahak- bahak.
"Haaahhh. . . haaahhh. . . haaahhh. . . beberapa orang
perempuan" Kalau begitu mereka pasti mempunyai
kedudukan yang sangat luar biasa ...."
"Tak bisa dikatakan memiliki kedudukan yang sangat luar
biasa, cuma mereka semua masih amat muda, lagi pula
berparas cantik jelita"
"Kalau begitu, kedatangan mereka disebabkan soal
perempuan?" "Mungkin saja begitu"...
Oh Hong cun kembali tertawa, katanya lebih jauh:
"Seng-heng, kalian datang dari manakah" Tampaktampaknya
kalian pun seperti berasal dari suatu
perguruan." "Sebenarnya kelompok kami masih terhitung juga suatu
perguruan kecil!" "Benar, suatu perguruan kecil yang sama sekali tak
punya nama dalam dunia persilatan'
"Oooh, lantas perguruan kecil itu tentunya, mempunyai
nama bukan" Apa nama perguruan kalian itu"'' "Perguruan
Ing gwat bun" "Ing gwat-bun" Heran mengapa lohu belum pernah
mendengar nama perguruan ini?"
"Yaa, dikarenakan perguruan kami kelewat kecil!"
"Tapi kalau ditinjau dari nama Ing gwat justru
mempunyai nama yang besar sekali, perguruan Bu khek
bun memang bermarkas di perkampungan Ing gwat
sanceng, karena dia tak ingin melupakan asalnya, tapi sama
sekali tak terduga olehnya kalau nama "Ing gwat" sudah
begitu termashur dalam dunia persilatan, sesungguhnya
bukan suatu tindakan yang cerdik."
Masih untung Oh Hong cun tidak mendesak lebih lanjut.
Pek bi taysu segera ikut menimbruung pula.
"Sewaktu Bu khek bun tertimpa musibah, konon hanya
dua tiga orang murid yang berhasil meloloskan diri, entah
mereka kabur kemana" Siapapun yang melakukan tindakan
keji tersebut?" "Konon mereka yang berhasil meloloskan diri telah
ditampung oleh pihak Kay pang, sedang mengenai siapa
yang melakukan perbuatan keji itu, hingga kini masih
merupakan teka teki besar, siapapun tak berhasil
mengetahuinya" "Aku dengar perbuatan itu dilakukan oleh suatu
organisasi rahasia, moga-moga saja Pena Wasiat dapat
mengumumkan peristiwa itu sehingga duduknya persoalan
dapat diketahui setiap umat persilatan" kata Pek bi taysu
kemudian. Pena wasiat memiliki kemampuan yang luar biasa" kata
Oh Hong cun pula, "mungkin kemunculannya kali ini pun
dapat menyingkap latar belakang dari organisasi rahasia
tersebut" "Omitohud, moga-moga saja demikian."
Oh Hong cun mengalihkan sinar matanya ke wajah Seng
Tiong gak lalu ujarnya lagi:
"Tampaknya tidak sedikit jumlah anggota dari perguruan
lng gwat bun kalian ini?"
"Tidak terlalu banyak!.
"Tapi dalam rombongan ini paling tidak berjumlah
belasan orang bukan "
"Benar, memang terdiri dari belasan orang, ini mencakup
seluruh kekuatan inti dari perguruan kami."
"Kalau begitu kalian bergerak dengan segenap kekuatan
yang ada?" "Walaupun bukan keseluruhan, tapi sudah mencapai
tujuh, delapan bagian."
"Oooh, kali ini kalian bergerak dengan mengerahkan
sebagian besar kekuatan yang ada, tentunya ada sesuatu
tujuan bukan?" "Kami sedang mencari sesuatu tempat aman yang lain
kemudian memindahkan seluruh kekuatan perguruan yang
ada, didalam bukit Thay-san yang terpencil"
"Jadi kalian bukan datang untuk menyaksikan
kemunculan Pena Wasiat "
"Kami hanya suatu perguruan kecil, tapi selalu berharap
bisa memunculkan diri sebagai suatu kekuatan baru dalam
dunia persilatan, oleh sebab itu dari generasi kami ini selalu
berlatih diri dengan tekun dan rajin, kami yakin semuanya
telah berhasil meraih suatu kemajuan, cuma kali ini secara
kebetulan sekali kami dengar akan peristiwa munculnya
Pena wasiat maka kami berunding, akhirnya kami
memutuskan turut menghadiri keramaian tersebut sekalian
menambah pengetahuan kami"
"Ooooh. . . rupanya begitu ceritanya" kata Oh Hong cun
kemudian sambil manggut-manggut.
"Apakah ciangbunjin perguruan kalian tidak hadir disini"
tanya Pek bi taysu tiba-tiba.
"Dia tidak turut datang"
"Kalau begitu kau adalah pemimpin rombongan?"
"Yaa, pemimpin sementara"
"Mengapa kalian harus mengasingkan diri di tengah bukit
Thay-san yang terpencil" Mengapa tidak hidup saja di
tempat tinggal semula?"
"Sebab Ciangbunjin kami menganggap generasi kami ini
masih belum becus, oleh sebab itu kami harus hidup
memencilkan diri di tengah gunung untuk berlatih. Bila ilmu
silat kami sudah baik dan hebat, sepuluh tahun kemudian
akan melakukan suatu tindakan yang mengejutkan dunia
persilatan." "Semangat dan cita-cita yang mengagumkan" puji Oh
Hong cun cepat. "Apakah kalian mengetahui jelas asal-usul dari
penyamun-penyamun tersebut?" tanya Pek bi taysu pula.
"Kami baru terjun kedunia persilatan, pengetahuan yang
kami milikipun tidak banyak hingga sulit untuk menduga
asal usul mereka, cuma kamipun dapat merasakan bahwa
kaum wanita yang berada dalam kereta telah
mendatangkan banyak kesulitan untuk kami, itulah
sebabnya sepanjang jalan kami harus bertindak sangat
berhati-hati" Mendadak Oh Hong cun mengalihkan sorot matanya ke
wajah Cu Siau hong, kemudian ujarnya sambil tersenyum:
"Cu lote sudah kau dengar semua pembicaraan saudara
Seng ini?" "Yaa, sudah kudengar semua"
"Bagaimanakah menurut pandanganmu"."
"Menurut pendapatku, duduknya persoalan tak mungkin
demikian sederhana nya" "Coba kau terangkan lebih jauh"
"Menurut pendapatku, kemungkinan besar orang-orang
yang tak diundang semalam bukan cuma disebabkan soal
perempuan saja"
Pena Wasiat Karya Wo Lung Shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Ehmm, masih muda belia, namun caramu menganalisa
persoalan memang sangat hebat." Puji Oh Hong cun.
"Menurut pendapatku, alasan kedatangan tamu-tamu tak
diundang itu tak akan lepas dari dua sebab, pertama ingin
membunuh orang melenyapkan saksi.. ."
"Membunuh orang melenyapkan saksi" Mengapa?" tukas
Pek bi taysu dengan wajah tersenyum.
"Soal mengapa aku sendiripun kurang jelas!"
"Lantas kemungkinan yang lain.. ."
"Mereka ingin merampas sesuatu, atau ingin
memusnahkan sesuatu benda.. ."
"Yaa, ya, memang sangat masuk diakal"
Sorot mata orang she Oh itu segera dialihkan ke wajah
Seng Tiong gak, kemudian melanjutkan. "Saudara Seng,
berbicaralah terus terang benda apa sih yang kalian bawa?"
Seng Tiong gak tidak memahami maksud tujuan dari Cu
Siau hong, terpaksa sahutnya dengan kening berkerut.
"Kami benar-benar tidak membawa apa-apa"
"Lantas siapa yang berada dalam kereta?"
"Kaum wanita!" "Aku sudah tahu kalau wanita, wanita macam apakah
mereka?" "Wanita yang masih muda sekali"
Paras muka Oh Hong cun berubah, dia seperti mau
mengumbar amarahnya, tapi kemudian niat tersebut
diurungkan. Cu Siau hong segera berbisik lirih.
"Oh cianpwe, mungkin dia mempunyai kesulitan yang tak
bisa diterangkan, bagaimana kalau boanpwe saja yang
mengajukan beberapa pertanyaan kepadanya?"
"Baik, Cu lote saja yang mengajukan pertanyaan."
Cu Siau hong mendehem lebih dulu, kemudian baru
ujarnya. "Saudara, aku lihat kau merasa kurang bebas untuk
berbicara, tentunya ada kesulitan yang tak bisa diterangkan
bukan, baiklah, aku akan mencoba mewakilimu untuk
berbicara, bila betul kau boleh mengangguk, kalau salah
kaupun boleh menggeleng, bersedia bukan?"
Seng Tiong gak manggut-manggut.. Cu Siau hong lantas
berkata: "Perempuan yang berada dalam kereta kalian itu pastilah
seorang yang amat penting artinya sehingga kalian harus
mengerahkan begitu banyak orang untuk melindungi
keselamatan jiwanya betul bukan?"
Seng Tiong gak manggut-manggut.
"Taysu dan Oh cianpwe ini merupakan pendekarpendekar
ternama dalam dunia persilatan, kalian ikuti
mereka terus menerus, apakah maksudnya hendak
meminjam nama besar mereka untuk melindungi kereta
kuda kalian itu?" Sekali lagi Seng Tiong gak manggut-manggut.
Sambil mengirim kode rahasia, Cu Siau hong bertanya
lagi: "Apakah perempuan didalam kereta itu hendak menuju
ketebing Yang Jit gay?"
Kembali Seng Tiong gak manggut-manggut. Kali ini Oh
Hong cun tak kuasa menahan diri, dia segera menyela:
"Mau apa dia kesitu?"
Seng Tiong gak menggerakkan bibirnya seperti mau
bicara, tapi kemudian niat tersebut diurungkan.
"Kau tak bisa menerangkan, apakah disebabkan kau
sudah mempunyai perjanjian dengan orang itu?" cepat Cu
Siau hong bertanya. Seng Tiong gak manggut-manggut..
"PADAHAL kau ingin sekali memberitahu kan persoalan
itu kepada kami, tapi berhubung telah berjanji dengan
orang lain, ucapan seorang lelaki lebih berat dari bukit
thaysan, maka meski hatimu gelisah, namun tak dapat
menerangkan, bukan begitu?" kembali Cu Siau hong
bertanya. Seng Tiong gak segera mengangguk berulang kali,
padahal dia sendiripun tak tahu apa yang harus di katakan.
Cu Siau hong segera berpaling dan memandang sekejap
kearah 0h Hong cun, kemudian katanya: "Oh cianpwe, aku
lihat dalam persoalan ini mungkin masih ada banyak
kesulitan lainnya" "Kesulitan apa"'.
"Menurut dugaan boanpwe, setelah mengajukan
beberapa pertanyaan itu, agaknya kita sudah bertanya ke
arah yang benar, jika ditanyakan lebih jauh, bisa jadi
semua duduknya persoalan akan terungkap, bila kita belum
tahu akan duduknya persoalan, boleh saja tak usah
mencampurinya, tapi bila urusan sudah jelas, bukan kah
mau tak mau kita musti mencampurinya.?"
"Itu mah harus tergantung dalam masalah apakah itu?"
kata Pek bi taysu. "'Tentu saja dalam hal turut melindungi keselamatan dari
orang yang berada dalam kereta itu."
"Asal dia pantas untuk dilindungi, tentu saja kami akan
berusaha untuk melindunginya' kata Pek bi taysu cepat.
'Yaa, paling tidak kami harus memahami lebih dulu,
mengapa dia harus dilindungi?" Sambung Oh Hong cun
cepat. Cu Siau hong termenung sambil berpikir sejenak,
kemudian ujarnya lagi. "Menurut pendapatku, dewasa ini kurang cocok bagi kita
untuk mendesakkan pertanyaan tersebut kepada mereka.'
"Aaah, mana boleh begitu" Cu lote apakah tanpa
mengetahui lebih dulu siapakah mereka, kita harus
melindungi keselamatan dirinya?"
"Oh cianpwe, saudara itu toh sudah bilang kalau dia tak
bisa mengambil keputusan, sekalipun kau bertanya
kepadanya juga sama sekali tak ada gunanya."
"Ooooh. . ." "Dia tak bersedia menerangkan segala kemungkinan
yang ada, tapi yang paling mungkin mereka adalah pada
hakekatnya dia sendiripun tidak mengetahui akan latar
belakang dari persoalan itu."
Oh Hong cun segera manggut-manggut.
"Yaa, perkataan ini memang masuk diakal juga."
"Oh cianpwe, mereka berani menempuh perjalanan
bersama-sama Oh tayhiap dan taysu, sudah jelas
membonceng nama besar kalian berdua untuk melindungi
keselamatan sendiri merupakan salah satu alasannya,
apalagi kalau ditinjau dari keberanian mereka untuk
berhadapan dengan kalian berdua, hal ini membuktikan
kalau dalam hati kecil mereka sebetulnya tidak menyimpan
sesuatu rahasia." 'Cu lote, menurut pendapatmu, lebih baik kita tak usah
banyak bertanya saja"`
"Ya betul, aku memang bermaksud demikian"
'Saudara Oh" Pek bi taysu menyela. "apa yang di
ucapkan Cu sicu memang benar, sekalipun mereka
menyimpan sesuatu rahasia, andaikata tidak bersedia untuk
menerangkan, sekalipun kita bertanya juga sama saja tak
tahu". 'Persoalannya sekarang adalah apakah kita perlu untuk
mencampuri urusan ini atau tidak?"
"Tentu saja harus mencampuri, bagaimanapun juga kita
toh tak bisa berpeluk tangan belaka, membiarkan orang lain
datang membunuh mereka"
Oh Hong cun segera mengalihkan sorot matanya ke
wajah Seng Tiong gak, sesudah mendengar perkataan dari
Pek bi tay-su itu, katanya.
'Nasibmu sungguh mujur, hanya saja nasib seseorang
belum tentu setiap kali mujur dan baik.."
"Paling tidak, nasibku untuk kali ini masih terhitung
lumayan juga....' sambung Seng Tiong gak cepat.
"Soal nasib tak bisa dipertahankan, yang paling penting
adalah musti pegangjanji dan tahu aturan."
"Akan kuingat petunjuk ini."
Oh Hong cun menjadi gembira sekali sesudah mendengar
perkataan itu, karena gembira banyak persoalan pun
dilewatkan dengan begitu saja tanpa mengajukan
pertanyaan lebih mendalam."
Dengan suara rendah Cu Siau hong berbisik:
"Oh cianpwe, harap dia disuruh mengundurkan diri lebih
dulu, boanpwe ada persoalan yang hendak dibicarakan"
Mendengar perkataan itu, sambil tertawa Oh Hong cun
segera berkata kepada Seng Tiong gak:
"Sekarang kau boleh pergi mempersiapkan diri lebih
dulu, dengan cepat kami akan meneruskan perjalanan!"
Seng Tiong gak segera bangkit berdiri, memberi hormat
dan mengundurkan diri dari situ.
"Cu lote" kata 0h Hong cun kemudian sepeninggal Seng
Tiong gak, "coba kau katakan, persoalan apakah yang
hendak kau bicarakan denganku?"
'Aku rasa kemungkinan besar mereka hendak membawa
orang yang berada didalam kereta itu ke puncak bukit Yang
jit gay" "Ehmmm, tapi karena apa?"
'Mungkinkah mereka adalah saksi-saksi yang sengaja
dicari oleh Pena wasiat untuk mengungkapkan suatu
peristiwa"' Oh Hong cun segera manggut-manggut.
'Yaaa, kalau dipikir kembali, memang ada kemungkinan
besar demikian adanya"
"Betul!" sambung Pek bi taysu pula, sudah pasti mereka
adalah saksi yang dicari oleh Pena wasiat, kalau begitu kita
harus berusaha untuk melindungi dengan sebaik-baiknya"
"Taysu, segera Oh Hong cun berkata lagi, "menolong
orang yang sedang mengalami kesulitan merupakan
kewajiban dari kita semua, sekalipun orang yang berada
dalam kereta itu bukan saksi yang dicari pena Wasiat, kita
pun sudah sewajarnya untuk membantu mereka".
"Betul, jikalau mereka benar-benar berani melakukan
pembunuhan dihadapan begitu banyak jago-jago persilatan,
bisa diduga kalau manusia-manusia tersebut bukan
manusia baik" Oh Hong-cun segera berpaling dan memandang sekejap
ke arah Cu Siau hong, setelah itu katanya:
"Cu lote, kau toh sudah mengetahui peristiwa ini, sampai
waktunya kau pun harus memberikan bantuannya`
Cu Siau hong tertawa. "Sekalipun boanpwe pernah belajar silat selama
beberapa hari, tapi dengan mengadalkan sedikit
kepandaianku itu, rasanya tak mungkin bisa banyak
membantu saudara sekalian"
"Sekalipun tak bisa membantu banyak membantu sedikit
kan bisa, paling tidak kau boleh berdiri disisi arena sambil
bersorak sorai menambah semangat'
"Betul, burung bodoh terbang lebih dulu, pembawa
bendera berjalan di muka, sampai waktunya aku pasti akan
tampil ke arena" Oh Hong cun segera tertawa terbahak-bahak.
"Haaahhh. . . haaahhh. . . haaahhh. . . tepat sekali! asal
kau bisa mempunyai pikiran seperti ini, siapa tahu sepuluh
tahun atau dua puluh tahun lagi kau pun bisa mencapai
kedudukan seperti lohu sekarang." Cu Siau hong
tersenyum. "Aaah, bagaimana mungkin boanpwe bisa dibandingkan
dengan locianpwe?" "Mungkin aku tidak memiliki keberuntungan seperti itu"
'Senyuman cerah segera menghiasi paras muka Oh Hong
cun, itulah senyuman yang riang dan gembira.
Dua tiga patah kata merendah dari Cu Siau hong
barusan, segera membuat Oh Hong cun amat girang,
kesannya terhadap Cu Siau hong pun otomatis menjadi
lebih mendalam. "Baik!" terdengar Pek bi taysu berkata: "kalau begitu kita
tetapkan demikian saja, untung lolap datang dengam
membawa dua belas lohan, hingga tak kuatir kekurangan
tenaga, lolap ingin melihat, siapakah manusia di dunia
persilatan ini yang berani turun tangan membunuh orang
yang lolap lindungi."
"Mungkin mereka sudah tahu kalau tay-su berada disini
dan tak akan datang kembali' umpak Oh Hong cun.
Beberapa patah kata itu segera memanceing senyuman
gembira dari Pek bi taysu pula..
Ditengah suara tertawa yang keras itulah, ketiga orang
itu segera berangkat meninggalkan rumah makan tesebut.
Rupanya Oh Hong cun pun merupakan seseorang yang
gemar memberi topi kebesaran kepada orang lain..
Agaknya setiap orang suka dipuji dan diumpak, bahkan
pendeta saleh dari Sian lim si macam Pek bi taysu pun
nampak gembira sekali mendengar kata-kata pujian
tersebut. ROMBONGAN kereta kuda berangkat meninggalkan kota
Pek mao ki. Ditengah jalan raya yang lebar nampak manusia berlalu
lalang dengan ramainya. Apa yang diucapkan Oh Hong cun memang benar, orang
yang hendak melihat kemunculan pena wasiat memang
sebagian besar berjalan kaki sebagai tanda hormatnya
kepada tokoh berat tersebut, bahkan yang naik kuda pun
tak banyak, sedang yang memakai kereta hanya satu yakni
kereta yang dikawal Seng Tiong gak.
Oleh sebab itu, kemunculan kereta kuda itu sangat
menyolok dan menarik perhatian orang banyak.
Tengah hari itu, Pek bi taysu dan rombongan telah tiba
disebuah kota kecil. Kalau dibilang sebuah kota kecil, maka
lebih cocok kalau dibilang sebuah dusun.
Sebab seluruh kota hanya terdiri dari beberapa puluh
rumah saja, rumah yang dekat jalan raya terdapat sebuah
warung nasi. Mungkin lantaran selama beberapa hari ini tamu yang
berjalan lewat disitu amat banyak, lagi pula orang
persilatan lebih mudah mengeluarkan uang, maka dimana
rumah makan kecil itu telah didirikan pula sebuah barak
sementara. Barak itu cukup besar, didalamnya tersedia tujuh
Pena Wasiat Karya Wo Lung Shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
delapan belas meja besar. Tapi sekarang, semua tempat
sudah penuh dengan tamu yang sedang bersantap.
Pembantu yang bekerja dirumah makan itu sangat
banyak, tidak sedikit perempuan setengah umur sedang
memasak didapur. Rupanya anggota dusun lainnya yang membantu
dirumah makan tersebut. Bakpao besar, bakmi kuah, kueh-kueh kecil tersedia
berlimpah ruah, orang yang makan pun banyak, tapi bisa
cepat selesai dan kenyang.
Tentu saja bila masih ada sisa waktu orang dapat
memesan beberapa macam sayur tapi itupun hanya dadar
telur, daging masak dan beberapa macam sayur sederhana.
Peb hi taysu memang mempunyai kedudukan yang
sangat tinggi dalam dunia persilatan, tak sedikit orang yang
kenal dengannya. Begitu dia tin masuk kedalam barak, serentak ada
beberapa orang jago yang segera berdiri dan memberikan
tempat mereka untuk pendeta tersebut.
Dengan demikian, Seng Tiong gak dan rombongan jadi
tak kebagian tempat sama sekali.
Didalam kenyataan, sekalipun ada tempat belum tentu
mereka akan duduk, paling banter mereka hanya akan
mengutus satu dua orang untuk membeli makanan didalam
warung, kemudian mengundurkan diri lagi dari situ
Sekalipun disaat bersantap, mereka tetap menyebarkan
diri dan berdiri di sekeliling kereta kuda.
Terhadap suatu kereta kuda, ternyata mereka lakukan
perlindungan yang begitu ketat, tidak heran kalau
tindakannya tersebut segera memancing perhatian orang
banyak. Ditinjau dari makanan dan minuman yang dihantar ke
dalam kereta, hal itu membuktikan kalau isi kereta tersebut
adalah manusia. Dengan suara rendah Oh Hong cun segera berkata:
"Taysu, tampaknya orang-orang itu amat teliti dan
seksama, semangat tempurnya sangat mengagumkan
sekali" "Betul, kalau dilihat dari sikap berhati-hati mereka dalam
melindungi kereta tersebut, siapapun akan merasakan
ketangguhan mereka" "Bila orang mau membantu orang lain, orang lain baru
bersedia pula membantu mereka," kata Cu Siau hong.
"justru karena mereka bersikap amat berhati-hati, itulah
sebabnya mereka baru bertemu dengan manusia seperti
taysu" Pek bi taysu segera tertawa lebar..
"Betul, betul sekali"
Sementara pembicaraan berlangsung, mendadak
berkumandang suara kaki kuda yang ramai sekali. Empat
ekor kuda berlarian mendekat dengan kecebatan sangat
tinggi Sewaktu kuda-kuda itu melalui depan kereta, mendadak
mereka mengayunkan tangan kanannya, beberapa titik
cahaya hitam segera meluncur ke depan dengan kecepatan
tinggi. Selama ini Seng Tiong gak sekalian berada dalam kesiap
siagaan penuh, begitu dilihatnya beberapa orang itu
mengayunkan tangannya, serentak mereka melompat
bangun. Dia duduk ditepi kereta dan sedang makan sepotong
kueh, tangan kanannya cepat diayunkan ke depan, kueh
tersebut ikut meluncur pula ke tengah udara.
Ketika membentur diatas gumpalan cahaya hitam
tersebut, segera terjadi ledakan keras yang menimbulkan
percikan bunga api. Ke empat orang penunggang kuda itu me-lepaskan
empat butir peluru api long bwee tan, tapi semuanya kena
dihadang ditengah udara oleh ayunan kueh dan bakpao dari
Su eng dan Jit hou, kejadian tersebut benar-benar
merupakan suatu pertunjukan yang menarik sekali, tapi
juga menampilkan kemampuan dari kawanan pemuda yang
bertugas melindungi kereta tersebut sebagai jago-jago
tangguh yang bisa diandalkan.
Lemparan bakpao dan kueh dari mereka semua selain
tepat, bahkan tenaga yang disertakan pula sangat besar
dan kuat, membuat serangan dari ke empat peluru Leng
hwee tan yang dilepaskan secara tiba-tiba itu tak sebuah
pun yang mengenai sasaran.
Setelah serangan lewat Seng Tiong gak segera
memeriksa keadaan anak buahnya, ternyata tiada yang
cedera atau terluka, diam-diam ia menghembuskan napas
lega. Para jago yang berada dalam warung makan sebagian
besar bangkit berdiri, namun tiada seorangpun yang
mengejar keluar. Rupanya lari kuda-kuda tersebut cepat sekali, dalam
waktu singkat bayangan tubuh mereka sudah lenyap tak
berbekas. Tampaknya mereka semua seperti menyadari,
kendatipun mereka mengejar ke luar, toh tak bakalan bisa
menyusul mereka. Ditengah jalanan masih terbakar beberapa gumpalan api
yang berwarna hijau. Diantara sekian banyak jago yang berada dalam barak
warung makan, ada beberapa orang diantaranya yang
cukup berpengalaman, mereka segera berteriak keras:
"Aaaaah, peluru api Im leng lui hwee tan!`
"Yaa, memang peluru api Im leng lui hwee tan yang lihay
sekali." Setelah kue dan bakpao tadi menumbuk diatas peluru api
yang meledak, ternyata benda itu dikurung oleh gumpalan
api hijau dan terbakar dengan hebatnya.
Bayangkan saja, seandainya peluru Im leng hwee tan itu
sampai mengena ditubuh manusia dan terbakar dengan
hebatnya, siapakah yang mampu untuk mempertahan kan
diri" Bila dibicarakan yang sebetulnya, senjata rahasia
tersebut benar-benar merupakan senjata rahasia yang amat
jahat. Dengan wajah penuh kegusaran Pek bi taysu berjalan
keluar dari warung makanan, kemudian serunya:
"Betul-betul bajingan keparat yang menggemaskan,
disiang hari bolong begini, apa lagi berada dibawab tatapan
beratus orang manusia, mereka berani melancarkan
serangan sedemikian kejinya, betul-betul membuat orang
menjadi marah" Oh Hong cun yang berjalan dibelakang Pek bi taysu
segera menyambung pula dengan cepat.
"Tampaknya mereka seperti bertekad untuk berusaha
sehingga berhasil, sampai-sampai pantangan terbesar bagi
dunia persilatan pun sama sekali tidak dipikirkan didalam
hati" "Kalau dilihat dari hal ini, bisa diketahui kalau orang yang
berada didalam kereta itu benar-benar seorang manusia
yang penting sekali ...." sambung Cu Siau hong.
Pek bi taysu segera manggut-manggut.
"Yaa, dalam dua kali sergapannya, mereka selalu
mempergunakan peluru Im leng lui hwee tan, seakan-akan
mereka sudah bersumpah untuk membunuh manusia
hingga berhasil, oleh karena itu kita harus berusaha dengan
sekuat tenaga untuk melindungi kereta itu"
Hweesio tua ini termasuk type manusia yang cepat
mengambil keputusan dan cepat melakukan tindakan,
begitu selesai berbicara, dia segera mengumpulkan ke dua
belas orang Lo han nya sambil berkata:
"Mulai dari sekarang, secara bergilir kalian harus
melindungi kereta tersebut" Seorang pendeta berbaju abuabu
segera bertanya lirih: "Supek, siapa sih yang duduk didalam kereta itu?"
Pertaryaan mana kontan membuat Pek bi taysu tertegun,
dia memang tak tahu siapakah orang yang duduk didalam
kereta tersebut. Dengan kening berkerut segera ujarnya, perduli siapakah
orang itu, yang jelas orang yang berada dalam kereta itu
adalah manusia yang amat panting, kalian harus
melindunginya secara berhati-hati.
Hweesio berbaju abu-abu itu mengiakan.
"Supek, jumlah mereka tak sedikit, tampak nya
merupakan penjaga-penjaga keamanan kereta tersebut,
perlu tidak untuk membicarakan persoalan ini lebih dulu
dengan mereka?" "Yaa, hal ini memang penting sekali, kau pergilah kesana
dan terangkan maksud kalian kepada pemimpin rom bonga
n?" Tampaknya pendeta berbaju abu-abu itu adalah
pemimpin diantara dua belas lohan, dia segera manggutmanggut.
Setelah berjalan ke depan Sang Tiong gak dia
merangkap tangannya didepan dada sambil memberi
hormat, kemudin sapanya: "Siapakah diantara sicu sekalian yang merupakan
pemimpin rombongan?"
"Akulah pemimpinnya" sambut Seng Tiong gak sambil
menjura, "taysu ada pesan apa?"
"Pinceng Ki kian mendapat perintah untuk melindungi
kereta ini, entah bagaimana pendapat sicu?"
"Kami semua akan merasa amat berterima kasih sekali"
"Berterima kasih sih tak perlu, asal sicu tidak keberatan,
itu sudah lebih dari cukup." "Taysu kelewat serius"
Ki kian tersenyum.. "Diantara kita harus diatur suatu pembagian tugas, anak
buah yang sicu bawa sangat banyak, bila pinceng mengirim
orang lagi, kuatirnya orang yang kelewat banyak
menyebabkan tempat menjadi lebih sesak"
"Betul, kita memang harus merencanakan suatu
penjagaan dengan sebaik-baiknya"
Ki kian taysu adalah pemimpin dari dua belas lohan, lagi
pula terhitung seorang jago persilatan yang berpengalaman
sekali, dia segera mengusulkan satu cara.
Seng Tiong gak segera merasakan cara itu amat sesuai
dengan perasaannya, maka segera setuju.
Setelah melewati suatu peristiwa yang sama sekali diluar
dugaan ini, kehadiran kereta kuda itu segera memancing
perhatian dari sebagian besar umat persilatan.
Ada orang yang sengaja melambatkan perjalanannya
dengan mengikuti dimuka atau dibelakang kereta, tapi
mereka semua hampir mempunyai tujuan yang sama, yakni
berharap bisa menonton suatu keramaian.
Cu Siau hong pun menunjukkan perasaan puas dan
kepercayaan yang lebih besar terhadap kereta ciptaannya
itu, tapi dia tetap menguatirkan perubahan secara tiba-tiba
atas situasi yang mereka hadapi.
Senja kini tiba, matahari sudah tenggelIam dilangit
barat.. Kini kereta berkuda itu telah tiba disebuah jalanan
gunung yang sempit lagi panjang, kedua sisinya merupakan
dinding bukit yang terjal dan menjulang tinggi ke langit.
Cu Siau hong memandang sekejap situasi bukit itu,
kemudian pikirnya dihati.
"Seandainya mereka bermaksud untuk turun tangan,
tempat ini merupakan suatu tempat yang terbaik untuk
turun tangan.. Akan tetapi Cu Siau hong tidak menguatirkan
penghadangan yang dilakukan pihak lawan. Sebab
rombongan yang turut serta dalam rombongan kereta
berkuda itu kini sudah mencapai ratusan orang.
Waktu itu kereta kuda sedang berjalan melewati selat
sempit yang dihimpit oleh dua buah tebing yang terjal.
Dimuka kereta paling tidak terdapat lima puluh orang
jago yang berjalan melanjutkan perjalanan.
Tapi Pek bi taysu, Oh Hong cun dan Cu Siau hong
sekalian berjalan dibelakang kereta berkuda itu.
Siapa pun tak ada yang menyangka, di hadapan begitu
banyakjago persilatan, ternyata penghadangan terhadap
kereta kuda itu tetap dilaksanakan juga.
Tiba-tiba saja dari atas dinding bukit disebelah depan
sana menggelinding jatuh dua buah batu gunung yang
berukuran besar. Batu raksasa yang beratnya mencapai ribuan kati itu
menggelinding turun dari kedua belah sisi dinding bukit
yang terjal, berat benda yang ditambah dengan daya
luncurnya dapat merubah suatu kekuatan dorongan yang
biasa pun menjadi sesuatu kekuatan maha dahsyat.
Serentak semua orang pada menyingkir ke samping.
Walaupun jumlah manusia yang sedang menempuh
perjalanan melewati selat sempit itu amat banyak, tapi
berhubung semua orang berilmu tinggi dan mereka bisa
melompat dengan enteng dan cekatan, maka tak
seorangpun diantara mereka menderita cedara.
Akan tetapi peristiwa ini semakin membangkitkan hawa
amarah dari Pek bi Taysu, alis matanya berkenyit dan
amarahnya makin berkobar, serunya dingin.
Benar-benar besar sekali nyali mereka, terhadap umat
persilatan yang begini banyak pun berani melakukan
penyerangan. "Hmmm, Ki kian kau utus enam orang dan daki bukit ini
dari ke dua belah sisi' Ki kian taysu mengiakan, enam orang pendeta Siau lim
serentak mendaki ke atas bukit terjal tersebut, tiap sisi
didatangi oleh tiga orang.
Melihat kesemuanya itu dengan suara lirih Cu Siau hong
berbisik: "Oh cianpwe, ular tanpa kepala tak bisa jalan, burung
tanpa sayap tak bisa terbang. Jika begini banyak orang
bertindak sendiri-sendiri, sudah pasti keadaan akan
bertambah kalut, cianpwe, mengapa kau tidak segera
tampilkan diri dan memberi penerangan kepada mereka
agar tenang lalu bergabung dengan kita menjadi suatu
rombongan besar" kekuatan yang terhimpun jauh lebih
menguntungkan dari pada kekuatan yang tercerai berai
Pena Wasiat Karya Wo Lung Shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Oh Hong cun menjadi ragu-ragu untuk berbuat demikian.
Ia tidak percaya kalau nama besar yang akan
berpengaruh besar bagi umat persilatan, apalagi menyuruh
sekian banyakjago menuruti perintahnya ....
Untung saja Pek bi taysu segera menyambung.
"Oh sicu tak usah ragu-ragu, kau memang harus segera
tampilkan diri, jangan kuatir lolap akan menunjang dari
belakang." Dengan adanya jaminan dari Pek bi taysu, keadaanya
sama sekali menjadi berubah. Tiba-tiba Oh hong cun
menghimpun tenaga dalamnya, lalu berteriak keras-keras:
"Saudara sekalian harap tenang!"
Rupanya pada saat itu para jago sedang berbisik-bisik
membicarakan peristiwa yang barusan berlangsung, hingga
suasana menjadi gaduh dan berisik sekali.
Bentakan dari Oh Hong cun segera mendatangkan hasil
yang amat besar, suara gaduh segera berhenti. Oh Hong
cun segera memberi tanda kepada Seng Tiong gak sambil
katanya pelan. "Maaf, pinjam sebentar keretamu"
Kemudian setelah melompat naik keatas kereta,
sambungnya lebih jauh: "Harap saudara sekalian dengarkan baik-baik, Pena
wasiat adalah seorang tokoh silat yang bijaksana dan
berjiwa ksatria, dan banyak mengungkap ketidak beresan
yang terjadi dalam dunia persilatan, boleh dibilang setiap
umat persilatan menaruh hormat kepadanya, sungguh tak
disangka hari ini seseorang yang berani menghadang
kepergian kita untuk menonton munculnya Pena wasiat."
Dengan capat Cu siau hong memberi tanda kepada Ong
Peng. Mendapat tanda, Ong Peng segera berteriak keras.
"Apa yang diucapkan Oh tayhiap memang benar,
kejadian ini merupakan suatu tindakan yang melanggar
peraturan dunia persilatan, cukup dilihat dari jatuhnya dua
buah batu raksasa tersebut, bisa diduga kalau maksud
tujuannya adalah untuk mencelakai kita semua"
"Yaa, betul!" sambung Tan Heng, untung saja semua
orang yang hadir di arena rata-rata berilmu tinggi, coba
kalau ada diantara kita tak pandai silat, dengan
menggelindingnya dua butir batu cadas tersebut, paling
tidak ada tujuh delapan orang yang bakal tewas, belum lagi
terhitung mereka yang terluka, dari jumlah satu dua orang
saja, sambung Ong Peng, melainkan terdiri dari suatu
organisasi yang besar sekali, hanya organisasi yang besar
dengan jumlah manusia yang banyak baru berani
melakukan tindakan semacam ini, pada hakekatnya
perbuatan mereka sama halnya dengan tidak memandang
sebelah mata pun kepada kita, oleh sebab itu paling baik
kalau kita mengangkat seseorang untuk memimpin kita
semua dan memberikan perlawanan yang sepadan kepada
mereka" Ucapan tersebut segera membakar hati kawanan jago
lainnya, serentak ada belasan orang diantara yang berteriak
lantang. "Betul! Kita harus menunjuk seorang pemimpin, dengan
begitu ada yang memberi komando kepada kita, maju
mundur kita pun menjadi jauh lebih tertib!"
Malah ada pula diantara mereka yang berteriak lantang:
"Pek bi taysu mempunyai nama dan kedudukan yang
paling terhormat, mari kita mengangkat dia saja sebagai
pemimpin kita semua!"
"Saudara sekalian" Ong Peng kembali berseru, "Pek bi
taysu memang cocok sekali kita hormati, tapi dia adalah
seorang pendeta, hatinya kelewat welas kasih, untuk
menghadapi musuh yang membandel macam mereka tak
mungkin ia turun tangan kelewat keji, menurut pendapatku,
sepantasnya jika kita mengusulkan Oh tayhiap dari Lu ciu
saja untuk memimpin kita semua"
Tan Heng kembali berseru dengan lantang.
'"Oh tayhiap dan Pek bi taysu berada di satu rombongan,
apalagi hubungan mereka akrab sekali, siapa pun diantara
mereka sama saja.. Tempik sorak yang gegap gembira segera berkumandang
memecahkan keheningan, kawanan jago itu sama-sama
berteriak keras: "Betul, kita memang harus mendukung Oh tayhiap"
Sampai disini, Oh Hong cun segera tertawa terbahakbahak.
"Haaahhh. . . haahhhh. . . haaaahhh. . . baik, baiklah,
maksud baik saudara sekalian lohu terima dengan senang
hati cuma aku hanya bisa menyetujui untuk memimpin
sementara, begitu sampai di tebing Yang jit gay, maka
anggaplah kedudukanku juga runtuh"
Cu Siau hong segera berpikir:
"Tampaknya Oh Hong cun juga merupakan seorang
manusia yang gemar mencari nama ''
Tampak 0h Hong cun bertepuk tangan tiga kali, suasana
diseputar selat sempit itu menjadi hening kembali.
0h Hong cun menjura ke empat penjuru, kemudian
katanya: "Cinta kasih kalian semua kepada lohu membuat Hong
cun merasa sangat terharu, dalam dunia persilatan tiada
terbagi antara yang muda dan tua, siapa yang berhasil dulu
dialah yang terhormat, aku rasa diantara saudara sekalian
pun pasti terdapat banyak tokoh sakti yang tak suka
mencari nama, kini lohu sudah kalian pilih, terpaksa dengan
menebalkan muka akan kupangku jabatan ini, harap
saudara sekalian sudi menunjang diriku ini"
Setelah berhenti sejenak, dengan wajah yang turut
berubah menjadi amat serius, dia menyambung lagi dengan
suara lantang. "Kemunculan pena wasiat di tebing Yang jit gay
merupakan suatu peristiwa besar yang jarang bisa
ditemukan dalam dunia persilatan, seluruh umat persilatan
yang berbondong-bondong datang kemari pun tak lain
untuk menyaksikan Pena wasiat mengungkapkan penjahat
paling besar yang telah banyak melakukan perbuatan keji
sela-ma ini, tapi sungguh tak disangka ternyata ada orang
yang berani menyerang kita semua ditengah jalan.."
Dia mendongakkan kepalanya dan memandang sekejap
pendeta Siau lim pay yang sedang mendaki tebing
disebelah barat, kemudian lanjutnya:
"Pek bi taysu telah membawa dua belas Lohan dari kuil
Siau lim si, ditambah pula dengan kekuatan saudara
sekalian, aku rasa siapa pun pihak lawan, kita pun tak usah
terlampau memikirkannya didalam hati."
Pada saat itulah, tiba-tiba terdengar seseorang berkata
dengan suara yang kasar dan parau.
"Oh tayhiap, yang datang tak akan bermaksud jahat,
yang tidak bermaksud jahat tak akan datang, dibawah
pandangan begitu banyak orang mereka berani menyerang
kita, aku rasa kalau tiada persiapan yang cukup matang,
sudah pasti mempunyai kekuatan besar yang menunjang
mereka dari belakang, mau tak mau kita harus selalu
meningkatkan kewaspadaan kita dan jangan bertindak
gegabah " Ketika Oh Hong cun berpaling, dia menyaksikan orang
yang barusan berbicara berperawakan tinggi besar,
berpunggung lebar dan memelihara jenggot pendek
diwajahnya, ia bersenjatakan sebuah toya tembaga yang
beratnya tidak berada dibawah toya sian ceng para pendeta
dari Siau lim pay. Sambil manggut-manggut ujarnya kemudian.
"Apa yang sobat katakan memang betul, tolong tanya
siapakah nama mu ....?" "
'Aku Bu Seng siong dari Cho ciu"
"Saudara Bu, harap kemari, bila terjadi suatu urusan,
harap saudara Bu sudi membantu"
Dengan langkah lebar Bu-seng siang segera maju ke
depan, sambil beranjak katanya lagi:
"Asal aku orang she Bu dibutuhkan tenaganya, pasti tak
akan kutampik" Dalam pada itu, terdengar lagi suara seseorang berkata
dengan dingin: "Oh tayhiap, seandainya pandanganku tidak keliru,
tampaknya tujuan mereka adalah untuk menghadapi kereta
kuda ini" Begitu ucapan tersebut diutarakan, serentak semua jago
yang hadir disitu mulai berbisik-bisik membicarakan
masalah ini" Cu Siau hong segera mendongakkan kepalanya, ternyata
orang yang sedang berbicara barusan adalah seorang lelaki
bertubuh kurus kering, sama sekali berlawanan dengan
bentuk badan dari Bu Seng siong.
Oh Hong cun menghembuskan napas panjang, kemudian
ucapnya. "Apa yang saudara ini ucapkan memang benar,
tampaknya mereka memang bermaksud untuk mencari
gara-gara dengan kereta itu"
Cu Siau hong yang mendengar perkataan itu segera
merasakan hatinya bergetar keras, segera pikirnya:
"Ternyata Oh Hong cun adalah seorang yang pandai
sekali memutar kemudi menuruti arah mata angin ''
Berpikir demikian, sekali lagi dia memberi tanda kepada
Ong Peng untuk turut menimbrung. Tiba-tiba Ong Peng
berseru dengan suara lantang.
"Oh tayhiap ucapan dari saudara ini tidak benar"
"Maksud saudara ?"
"Kami mendukungmu untuk menguasai keadaan, 0h
tayhiap harus mempunyai prinsip yang tetap lebih dahulu,
jika kau sepatah aku sepatah semuanya sama-sama
mengungkapkan pendapat masing-masing, bukanlah Oh
tayhiap yang kita pilih sebagai seorang pemimpin akan
berubah seperti seorang pemimpin boneka?"
Beberapa patah kata ini diucapkan dengan nada suara
yang sangat berat, tapi cukup pula mendamprat Oh Hong
cun habis-habisan. Dengar kening berkerut Oh Hong cun segera berseru:
"Yaa, ucapan ini memang ada benarnya juga".
Sementara itu orang yang bertubuh kurus kering itu
mempercepat langkahnya sambil maju kedepan, kemudian
serunya lagi. "Oh tayhiap, setiap orang yang hendak menuju ke tebing
Yang jit gay kebanyakan berjalan kaki, atau paling banter
menunggang kuda, aku tidak mengetahui siapakah orang
yang berada dalam kereta itu, tapi dengan kedatangan
mereka memakai kereta, hal ini sudah menunjukkan sikap
yang kurang hormat terhadap Pena wasiat"
"Sekalipun demikian, kita toh tak bisa membiarkan
mereka mati dibunuh orang!' seru Ong Peng. Orang yang
bertubuh kurus kering itu segera tertawa dingin.
"Jadi menurut maksud sobat, kita sudah seharusnya
melindungi keselamatan mereka" Membantu yang sedang
susah merupakan prinsip hidup kita semua, apa salahnya?"
Manusia bertubuh karus kering itu segara tertawa.
'Yaa, ucapanmu memang ada benarnya, tapi paling tidak
kita harus menyaksikan lebih dulu manusia macam apakah
orang yang berada dalam kereta itu" Apa kedudukannya
dan berhargakah buat kita untuk melindungi dirinya"
Serangan dari orang ini benar-benar lihay sekali, berapa
patah kata itu segera mengenai secara telak titik kelemahan
dari peristiwa tersebut. Tak bisa dicegah lagi, serertak semua orang berteriak
keras. "Benar, kita harus mengetahui lebih dulu siapakah yang
berada dalam kereta itu"
Orang yang berada dalam kereta memang cukup
misterius, ditambah pula kereta itu dibuat sangat istimewa,
tidak heran kalau kehadirannya segera memancing rasa
ingin tahu dari semua orang.
Apalagi sesudah dihasut oleh ucapan manusia kurus
kering itu, tak ampun lagi berubahlah menjadi suatu
gelombang yang besar. Oh Hong cun sudah lama berkelana dalam dunia
persilatan, setelah menyaksikan keadaan yang terbentang
didepan mata, dia segera mengerti kalau beberapa patah
saja tak mungkin bisa mengendalikan situasi tersebut....
Ketika berpaling dan menyaksikan Cu Siau hong berdiri
disampingnya, dia segera bertanya:
"Cu lote, menurut pendapatmu, bagaimana baiknya kita
sekarang untuk mengatasi keadaan ini?"
Sekarang semua orang sudah menuntut untuk
menyaksikan orang yang berada dalam kereta, paling baik
kalau membiarkan mereka menyaksikan orang dalam
kereta tersebut' "Yaa, lohu pun berpendapat demikian"
Maka dengan memperkeras suaranya, diapun berseru:
"Harap saudara sekalian jangan ribut dulu, lohu pasti
akan menyelesaikan persoalan ini dengan sebaik-baiknya"
"Beberapa patah kata itu sengaja diucapkan dengan
suara lantang, setiap orang yang hadir di arena dapat
mendengar dengan jelas. Suasana yang gaduh dan hiruk pikuk pun serentak
menjadi mereda dan hening kembali. Oh Hong cun segera
berpaling ke arah Seng Tiong gak, kemudian katanya pelan:
"Saudara Seng, sudah kau saksikan situasi didepan mata?"
Jilid 51 BAGIAN 51 "YAA, sudah kulihat" Seng Tiong gak mengangguk, "Oh
tayhiap bermaksud untuk menyelesaikan persoalan ini
dengan cara apa?" "Apakah orang yang berada dalam kereta adalab kaum
wanita?" tanya Oh Hong cun sambil memperkeras suaranya.
"Benar... ." "Dapatkah suruh mereka keluar untuk memperlihatkan
diri?" Sementara itu Seng Tiong gak sudah memperoleh tanda
rahasia dari Cu Siau hong, dia segera mengangguk.
"Perintah dari Oh tayhiap tentu saja harus kuturuti"
Oh Hong cun melayang turun keatas tanah, kembali
ujarnya:
Pena Wasiat Karya Wo Lung Shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Baik .... siapa yang tahu diri dialah manusia yang
pandai, emas murni tidak kuatir dibakar dengan api
sekarang silahkan saja kepada mereka agar keluar'
Sementara itu Cu Siau hong sudah menurunkan perintah
secara diam-diam agar Seng Hong dan Hoa Wan secara
diam-diam menyelinap ke muka dan mengawasi gerak gerik
manusia bertubuh kurus kering itu.
Sebaliknya Cu Siau hong berjalan ke samping Oh Hong
cun, kemudian ujarnya. "Oh tayhiap, seandainya kemuncuian perempuanperempuan
itu mendatangkan perubahan yang tak terduga,
mungkin kita bisa dibikin gelagapan, paling baik jika kita
mulai mempersiapkan diri'
"Aku bisa berhati-hati" sahut Oh Hong cun.
Sementara itu pintu kereta sudah dibuka Lik Hoo, Ui
Bwee dan Ang Bo tan bersama-sama melongokkan separuh
badannya keluar. Manusia bertubuh kurus itu berdiri di depan kereta,
begitu Lik Hoo dan Ui Bwee menampakkan diri, orang itu
segera mengayunkan tangan kanannya.
Seng Hong persis berdiri disampingnya, ketika dia
mengangkat tangan kanannya, Seng Hong segera
melancarkan pula sebuah pukulan.
Serangah tersebut dengan cepat membuat ancaman
yang dilepaskan menjadi meleset dari sasaran. Serentetan
cahaya berkilauan berwarna keperak-perakan langsung
meluncur ke depan. Akan tetapi berhubung sasarannya
miring ke samping karena tabung jarum beracun disodok
sampai miring, otomatis serangan yang memancar
keluarpun meleset dari sasaran.
Ditengan jeritan ngeri yang menyayatkan hati, seketika
itu juga ada enam tujuh orang yang roboh tergeletak diatas
tanah. Pada sekeliling kereta itu penuh dengan jago
persilatan, begitu orang-orang itu roboh terkena hajaran
jarum beracun itu, mereka tewas dengan paras muka
berubah menjadi hijau membesi.
Betul-betul serangan jarum beracun yang lihay lagi pula
begitu mengena segera mematikan. Dengan gerakan cepat
Lik Hoo dan Ui Bwee melompat masuk kedalam kereta dan
menutup pintu kereta rapat-rapat.
Orang-orang yang berdiri disekeliling kereta menjadi
panik, suasana ,amat gaduh diiringi jeritan kaget banyak
diantara mereka yang berlompatan kebelakang untuk
menyelamatkan diri. Seng Hong segera membentak keras:
"Pembunuh bedebah!"
Dengan suatu gerakan kilat dia mencengkeram tubuh
manusia bertubuh kurus kering itu. Seng Tiong gak dengan
membawa Jit hou dan Su eng segera memecahkan diri
menjadi berapa kelompok untuk menjaga di seputar kereta,
sementera Ui It hou berdiri dimuka kereta mengendalikan
kuda, agar kalau sampai kaget kuda itu tidak lari.
Terjangan dari Seng Hong kembali membuat miringnya
bidikan tabung jarum beracun ditangan lelaki berbadan
kurus itu, selapis jarum beracun menyambar lewat dari atas
kepala kuda. Seng Tiong gak yang berada di posisi paling berbahaya
segera terhindar pula dari ancaman jarum beracun itu.
Beberapa orang yang kebetulan berdiri dibelakang Seng
Tiong gak segera menjadi korban penasaran, ditengah
jeritan kaget, kembali ada beberapa orang roboh
terjengkang. Bagaimana pun juga Oh Hong cun adalah seorang jago
Misteri Desa Siluman 1 Pendekar Slebor 22 Manusia Pemuja Bulan Pendekar Harpa Emas 5
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama