Pendekar Baja Wu Lin Wai Shi Karya Gu Long Bagian 13
semacam Sing-heng sudah pasti memenuhi syarat.?
Sing Hian terkesiap dan bergirang, juga malu, tanpa terasa ia melirik
Ong Ling-hoa lagi sekejap, lalu cepat menunduk.
Sebaliknya tidak kepalang gemas Ong Ling-hoa dan serba runyam,
sungguh lidah Cu Jit-jit ingin dipotongnya, biji mata Sing Hian juga
ingin dicungkilnya. Cu Jit-jit merasa geli, ia terpingkal-pingkal hingga air mata pun
hampir tercucur, tapi juga tidak berani mengeluarkan suara tertawa
sehingga terpaksa ditahan sekuatnya.
Pada saat itulah mendadak seorang berteriak, "Hei, Sim ... Sim Long,
Sim-kongcu!? Jit-jit terkejut, cepat ia memandang ke sana.
Dilihatnya Kiau Ngo telah membuka jendela dan berseru ke luar,
"Sim Long ....? Segera Him Miau-ji juga melompat ke luar secepat anak panah.
Sing Hian juga heran, gumamnya, "Sim-siangkong berada di sini,
mengapa mereka berseru ke luar"?
Jit-jit tertegun, sahutnya dengan gelagapan, "Mana ... mana
kutahu.? "Ah, barangkali ada orang yang bernama sama,?jar Sing Hian.
"Ya, benar, memang banyak sekali di dunia ini orang yang bernama
sama,? cepat Jit-jit menukas. Ia tahu sekali Him Miau-ji melompat
turun, segera Sim Long akan diseretnya ke atas loteng.
Maka tanpa berkedip ia memandang ke arah ujung tangga dengan
hati berdebar. Entah girang, kejut, gemas atau benci.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Dan akhirnya benarlah Him Miau-ji telah menyeret Sim Long ke atas,
belum lagi mereka muncul, suara tertawa mereka sudah bergema.
"Haha, mata kucing sungguh tajam luar biasa,? demikian terdengar
Sim Long berseloroh. "Tapi bukan aku yang memergokimu,?jar si Kucing.
Dengan menggereget Jit-jit memandang ujung tangga. Akhirnya
tertampak kepala anak muda yang dicintai dan juga dibenci ini, lalu
terlihat alisnya yang kereng dan matanya yang bersinar dan
kemudian wajahnya yang selalu menampilkan semacam senyuman
aneh itu. Meski tangan Jit-jit terkepal, tidak urung rada gemetar juga,
sungguh ia ingin tonjok mulut Sim Long supaya dia tidak dapat
tersenyum lagi. Hanya terlihat Sim Long dan Him Miau-ji saja, Kim Bu-bong tidak
ikut serta, hal ini juga tidak diperhatikan Jit-jit, asalkan melihat Sim
Long, urusan lain tidak terpikir lagi olehnya.
Kini pandangan semua orang juga sama tertuju ke arah Sim Long,
sampai si kakek peminum juga berubah aneh mendadak.
Dengan langkah lebar Kiau Ngo lantas menyongsongnya sambil
menyapa, "Aha, apakah Sim-kongcu masih ingat kepada orang she
Kiau"? Segera Sim Long berseru, "Ah, kiranya Kiau-tayhiap, selamat
bertemu.? "Nah, yang melihatmu ialah dia,?jar Him Miau-ji dengan tertawa.
"Sebab itulah Sim-kongcu harus berduduk di mejaku sana,? kata
Kiau Ngo. "Wah, caramu menarik tamu ternyata boleh juga,? kata si Kucing.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Selain dia kutarik, juga kutarik dirimu,?jar Kiau Ngo dengan
tertawa. "Bahwa engkau adalah sahabat Sim-kongcu juga, sungguh
sangat beruntung bagiku.?
Dengan tertawa lepas si Kucing berkata, "Haha, bagus sekali, biarlah
kita duduk bersama satu meja, toh sama-sama tidak bayar, ke sana
atau ke sini juga sama saja. Cuma sudah sekian lama Sim-heng
menghilang, ingin kuhormati dulu satu cawan.?
"Hah, cuma satu cawan, arak tanpa bayar, masa begitu pelit kau"?
seru Kiau Ngo dengan tergelak.
"Hah, betul, sedikitnya harus sepuluh cawan,? sahut si Kucing
dengan tertawa. Dan begitulah Sim Long lantas disongsong ke meja sana.
Dengan demikian suasana restoran bertambah ramai, beberapa
orang berebut menuangkan arak bagi Sim Long, suara tertawa dan
teriakan hiruk-pikuk memekak telinga.
Mendadak Jit-jit menggebrak meja dan berteriak, "Ayo, angkat nona
dan pergi!? "Eh, kenapa saudara tergesa-gesa"? tanya Sing Hian bingung.
"Aku tidak biasa melihat orang macam begitu,? jengek Jit-jit. Bilang
tidak biasa melihatnya, tidak urung ia melirik lagi ke sana, lalu
dengan menggereget ia berbangkit dan mendesak kedua bibi lekas
mengusung pergi Ong Ling-hoa.
Sing Hian tertegun sejenak, mendadak ia memburu maju dan
bertanya, "Eh, di manakah Sim-heng bermalam"?
Jit-jit tidak sabar lagi bicara dengan dia, dengan tak acuh ia
menjawab, "Di hotel yang paling besar sana.?
Segera ia turun ke bawah dengan langkah yang dientak-entakkan.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Sing Hian memandangi kepergiannya dengan termenung,
gumamnya, "Mengapa sifat Sim-siangkong ini sedemikian aneh" ....?
Tiba-tiba teringat olehnya meski Sim-siangkong yang ini sudah pergi,
kan masih ada Sim-siangkong yang lain di sana, tanpa terasa ia
berpaling .... Ternyata Sim-siangkong yang sana sudah menghabiskan belasan
cawan arak. Biarpun paling sedikit sudah 17 cawan arak diminumnya, namun air
muka Sim Long tidak berubah sama sekali, tidak ada tanda-tanda
pengaruh alkohol, sinar matanya masih tajam, masih jernih.
Banyak orang memandangnya dengan heran kagum dan memuji,
tapi juga ada yang merasa iri dan benci.
Namun Sim Long tidak menghiraukan pandangan orang lain dan
bagaimana perasaan mereka terhadapnya, yang penting baginya dia
tetap mempertahankan kesadarannya, dalam pandangan orang lain
hal ini mungkin mengagumkan, tapi bagi Sim Long sendiri hal ini
adalah suatu penderitaan. Orang yang selalu sadar, penderitaan
yang dirasakan tentu akan jauh lebih banyak daripada orang lain.
Manusia, terkadang akan lebih enak dalam keadaan tidak sadar.
Memandangi Him Miau-ji yang lagi bergelak tertawa itu, Sim Long
justru kagum kepadanya. Si Kucing lebih suka melepaskan segalanya
dan juga melupakan segalanya. Pada waktu bergembira, si Kucing
benar-benar gembira. Sebaliknya meski saat ini Sim Long juga gembira, tapi tetap tidak
dapat melupakan segala macam penderitaan. Yang terlihat olehnya
sekarang adalah orang-orang yang gembira, tapi dalam hati
senantiasa terbayang orang yang lagi menderita.
Mereka, Cu Jit-jit, Pek Fifi, Kim Bu-bong ....
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Jit-jit sudah pergi, tidak diketahuinya nona itu berada di mana"
Meski dia yang mengusir kepergian nona itu, tapi mau tak mau dia
berkhawatir juga baginya.
Kekerasannya terhadap Cu Jit-jit juga kebesaran cintanya
kepadanya. Cinta yang sudah tebal akan berubah menjadi tipis. Tapi
semua ini mana dapat dimengerti oleh Cu Jit-jit.
Dan di manakah Pek Fifi" Anak perempuan yang sebatang kara ini
sekarang berada dalam cengkeraman kaum iblis.
Meski tidak ada sesuatu hubungan antara si nona dan dirinya, tapi
selalu dirasakannya wajib mengatur seperlunya bagi nasib anak
perempuan itu, bagi masa depannya.
Tapi sekarang, jika terjadi sesuatu atas nona itu, sungguh dia
merasa berdosa. Ia ingin menolongnya, tapi ke mana dapat
ditemukannya" Lalu mengenai Kim Bu-bong, dia juga sudah pergi.
Kim Bu-bong sendiri yang berkeras mau pergi. Lelaki seperti Kim Bubong, bilamana dia bertekad ingin pergi, siapa pula yang mampu
mencegahnya" Sim Long dapat mengerti tekad Kim Bu-bong itu, dengan sendirinya
ia tidak dapat memaksanya, ia cuma bertanya ke mana dia akan
pergi dan bagaimana rencananya di kemudian hari"
Namun Kim Bu-bong tidak menjawab.
Padahal dia memang tidak perlu menjawab, betapa isi hatinya cukup
diketahui Sim Long. Dia tidak mau menjadi beban Sim Long karena
tubuhnya telah invalid. Sim Long bukan orang biasa, urusan yang
harus dikerjakannya sangat banyak, tugasnya masih sangat berat.
Sebaliknya sakit hati dirinya harus dibalas, harus dibalasnya sendiri.
Meski dia sudah cacat, tapi tidak patah semangat, yang cacat hanya
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
lahiriahnya dengan tidak rohaniahnya. Ia masih mau berjuang,
berbuat sesuatu yang mengguncangkan dunia.
Sim Long tidak dapat merintangi tekad Kim Bu-bong itu, juga tidak
dapat menahannya, terpaksa ia menyaksikan kepergiannya ....
Begitulah derita batin yang ditanggung Sim Long sekarang dan di
luar tahu orang lain. Dengan tertawa Him Miau-ji berkata, "Bagus, Sim Long, arak sudah
minum cukup, sekarang ingin kutanya padamu, di mana nona Cu
dan Kim-heng sekarang"?
Sim Long termenung sejenak, mendadak ia menenggak lagi secawan
arak, lalu berkata, "Hal ini kelak akan kau ketahui sendiri.?
Si Kucing tidak tanya lagi, sebab dapat dilihatnya dalam urusan ini
pasti ada sesuatu yang sukar dijelaskan oleh Sim Long. Ia suka
kepada Sim Long, maka dia tidak mau menyakiti hatinya.
Si Singa Jantan Kiau Ngo lantas bertanya, "Kedatangan Simsiangkong ini apakah juga lantaran menerima undangan Kay-pang"?
Sim Long tersenyum, "Ah, tidak, kedatanganku ini hanya secara
kebetulan saja, baru semalam kutahu urusan Kay-pang, maka
kugunakan kesempatan ini dengan baik. Sebab itulah tanpa kartu
undangan juga akan kujadi tamu yang tidak diundang.?
"Tamu tidak diundang apa,?jar Kiau Ngo dengan tertawa.
"Kunjungan tokoh seperti Sim-siangkong adalah suatu kehormatan
besar bagi Kay-pang. Betul tidak, Si-moay"?
Hoa Si-koh tertawa, "Ya, kedatangan Sim-siangkong ini kukira paling
menggembirakan Kiau-goko. Sejak berpisah di Jin-gi-ceng tempo
hari, selalu Goko terkenang kepadamu.?
Sim Long memandang Kiau Ngo, lalu memandang Hoa Si-koh pula,
dapat dilihatnya betapa erat dan mesranya antara kedua orang itu,
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
segera ia angkat cawan arak dan berkata dengan tertawa,
"Terimalah selamatku, mari minum secawan!?
Muka Hoa Si-koh menjadi merah.
Sebaliknya Kiau Ngo tertawa, "Baik, marilah kita minum secawan!?
Habis minum, Sim Long berkata pula, "Haha, sekarang baru
kuketahui Kiau-goko adalah lelaki paling beruntung di dunia ini, lelaki
yang paling pintar.? "Aku pintar dalam hal apa"? tanya Kiau Ngo.
"Dia bilang kau pintar lantaran engkau tidak mencari anak
perempuan cantik lain, tapi malah mencari diriku,?jar Hoa Si-koh
dengan tertawa. "Padahal kau dapatkan perempuan muka jelek
seperti diriku ini justru perbuatan yang paling bodoh.?
Kiau Ngo memandangnya dengan lembut, ucapnya, "Jika
perbuatanku yang paling pintar selama hidup ini adalah berkenalan
denganmu. Hanya orang pintar saja yang dapat melihat
kecantikanmu dan mengetahui engkau berpuluh kali lebih cantik
daripada anak perempuan mana pun. Sim-siangkong juga orang
pintar, maka kuyakin ucapannya adalah pujian setulus hati
padamu.? Hoa Si-koh tersenyum kikuk, "Terima kasih atas kepintaran kalian
berdua.? Semula Him Miau-ji merasa heran Kiau Ngo yang gagah perkasa itu
mengapa menyukai anak perempuan bermuka buruk seperti Hoa Sikoh ini, baru sekarang ia tahu sebab musababnya.
Nyata Hoa Si-koh ini cuma lahirnya saja kurang cantik, tapi setiap
gerak-geriknya, tutur katanya, senyum tawanya, semuanya lembut
dan lugas, tidak ada sesuatu yang sengaja dibuat-buat, polos, apa
adanya. KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Sebaliknya umpama Cu Jit-jit, dia serupa ombak samudra, ombak
samudra yang selalu bergolak. Tatkala engkau mabuk dibuai ombak,
mendadak ombak itu mendampar dan membuat badanmu hancur
lebur. Dengan lembut Hoa Si-koh memandang Sim Long, katanya
kemudian dengan tersenyum, "Mendadak Sim-siangkong bicara halhal ini, apakah disebabkan nonamu yang cantik itu telah banyak
menimbulkan pikiranmu"?
"Ah, mana ada pikiran apa segala"? sahut Sim Long dengan tertawa.
"Kutahu lelaki semacam dirimu ini, biarpun menanggung sesuatu
pikiran juga takkan kau katakan,?jar Hoa Si-koh dengan
tersenyum. "Tapi di depan kawan sendiri, ada urusan apa
seharusnya kau katakan terus terang.?nilah orang pertama yang dapat melihat isi
hati Sim Long, meski tidak mengaku, diam-diam Sim Long merasa kagum atas
ketajaman perasaan Hoa Si-koh, sungguh perempuan luar biasa.
Segera ia angkat cawan dan berseru, "Marilah kita minum lagi tiga
cawan!? Mendadak di kejauhan sana seorang menyela, "Wah, Kongcu yang di
sana sungguh kuat takaran minumnya, bila tidak menolak, bolehkah
orang tua mengiringi Kongcu minum beberapa cawan"?
Suaranya tidak keras, tidak lantang, tapi bagi pendengaran setiap
orang kata-kata orang seperti disiarkan ke tepi telinga dan terdengar
dengan jelas di tengah gelak tertawa orang banyak.
Ternyata yang bicara itu adalah si kakek kecil aneh yang asyik
minum arak tadi. Ketika naik ke atas loteng tadi Sim Long lantas melihat kakek yang
lagi minum arak sendiri itu, waktu itu diam-diam ia sudah heran
terhadap kakek yang kelihatan biasa, tapi rasanya membawa
semacam gaya yang misterius.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Dengan sendirinya ia tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk
berkenalan dengan tokoh misterius demikian, cepat ia berbangkit
dan memberi hormat dari jauh, serunya, "Bilamana Lotiang sudi,
mana Wanpwe berani menolak"?
Namun si kakek tetap duduk saja di tempatnya, katanya dengan
tersenyum, "Jika begitu, silakan pindah saja ke sini.?
"Menurut,? kata Sim Long.
Dengan mendongkol si Kucing menggerutu, "Kurang ajar! Besar
amat lagaknya! .... Sim-heng, biar kuikut ke sana.?
Begitulah mereka lantas mendekati meja si kakek. Tapi pandangan si
kakek hanya tertuju kepada Sim Long saja seorang, katanya,
"Maafkan jika orang tua tidak dapat berdiri untuk menyambut ....?
mendadak air mukanya berubah aneh, sambungnya pula, "Ya, sebab
orang tua memang mempunyai alasan agar Kongcu dapat
memaafkan hal ini.? "Apa alasanmu"? tanya si Kucing dengan mendongkol.
Si kakek tidak menjawab, ia cuma sedikit menyingkap baju bagian
bawah. Kiranya si kakek tidak punya kaki.
Kaki celananya ternyata kosong melompong tanpa isi.
Pendekar Baja Wu Lin Wai Shi Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Dengan sorot mata tajam si kakek lantas menatap si Kucing, "Apa
alasanku tentu tidak perlu lagi kujelaskan, bukan"?
Si Kucing jadi menyesal, katanya dengan gelagapan, "O, ini ... ini
....? "Nah, engkau puas sekarang"? jengek si kakek. "Maka hendaknya
engkau menyingkir saja agak jauh, aku tidak mengundang dirimu,
jika engkau ikut duduk di sini tentu juga merasa tidak enak.?
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Tentu saja si Kucing melenggong. Tapi ia lantas tertawa, "Haha,
sungguh tak tersangka aku bisa diusir orang, bahkan tidak dapat
berbuat apa-apa, sungguh baru pertama kali ini kualami kejadian
demikian selama hidup. Tapi jika aku tidak ikut duduk melainkan
cuma berdiri saja di samping, kan boleh"?
"Bila Anda tidak tahu diri, ya terserah,?cap si kakek. Lalu ia tidak
menggubrisnya lagi, kembali ia tersenyum terhadap Sim Long dan
berkata, "Silakan duduk.?
"Terima kasih,? kata Sim Long.
Si Kucing menjadi kikuk dan serbasalah, tapi dia benar-benar berdiri
di samping situ dan tidak pergi.
Si kakek lantas memanggil pelayan membawakan lagi tujuh buah
cawan arak dan ditaruh di depan Sim Long, dengan tertawa gembira
ia berkata, "Sebagai seorang ahli minum, tentu Kongcu juga kenal
setiap jenis arak.? "Sulit mencari sahabat di dunia ini, apa salahnya mencarinya di
dalam cawan,?jar Sim Long dengan tertawa.
"Ah, bagus, bagus sekali,? seru si kakek sambil berkeplok.
Lalu ia angkat poci arak pertama dan menuangkan pada cawan di
depan Sim Long, hanya setengah cawan saja arak yang dituangnya,
arak berwarna hijau muda rada pucat, serupa air muka si kakek.
"Sebagai seorang ahli, silakan Anda cicipi arak ini,? kata si kakek.
Tanpa ragu Sim Long angkat cawan itu dan ditenggaknya hingga
habis, serunya dengan tertawa, "Ehm, arak bagus.?
"Arak apakah ini, dapatkah Anda membedakannya"? tanya si kakek.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Dengan tersenyum Sim Long menjawab, "Rasa arak ini ada halusnya
dan ada kerasnya, rasanya seperti campuran Tay-mi-ciu dan Tikyap-jing.? "Haha, sungguh hebat, Kongcu ternyata benar seorang ahli,? seru si
kakek. "Tik-yap-jing dan Tay-mi-ciu mempunyai rasa yang berbeda
sama sekali, tapi kalau dicampur, rasanya menjadi lain daripada
yang lain.? "Ya, kalau tidak dicampur oleh tangan ajaib Lotiang, mana bisa
sebagus ini rasa arak campuran ini"?jar Sim Long.
Si kakek menghela napas gegetun, "Terus terang, selama hidupku
ini memang banyak membuang waktu dalam hal campurmencampur arak. Baru sekarang dapatlah bertemu dengan seorang
ahli yang sepaham seperti Kongcu ini."?
Dengan mendongkol tiba-tiba si Kucing berteriak, "Huh, hanya
mencampur dua macam arak saja, anak kecil umur tiga juga bisa,
kenapa mesti dibuat membual segala"?
Si kakek tetap tenang saja, bahkan tidak menggubrisnya, ia cuma
berkata dengan perlahan, "Ada sementara bocah ingusan yang
mengira sangat gampang mencampur arak, tak diketahuinya bahwa
betapa banyak jenis arak di dunia ini serupa bintang di langit yang
sukar dihitung. Dengan cara bagaimana untuk mencampur arak dan
mencampurnya dengan jenis arak apa agar dapat menghasilkan arak
campuran yang mempunyai cita rasa yang paling enak, kepandaian
demikian masakah dapat dipahami begitu saja oleh anak ingusan
yang tidak tahu apa-apa itu"?
Tentu saja si Kucing tambah mendongkol, tapi dia memang bukan
ahli minum, terpaksa tidak bisa bicara lagi.
Dengan tersenyum Sim Long meliriknya sekejap, lalu berkata, "Kata
pepatah: Mengarang adalah bakat pembawaan, keahlian hanya
timbul secara kebetulan. Kukira kepandaian Lotiang mencampur arak
juga bakat pembawaan ditambah dengan keringanan tanganmu
yang hebat.? KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Tepat, perumpamaanmu memang tepat,? seru si kakek. "Tulisan
harus dirangkai oleh tangan penulis yang ahli supaya dapat
terbentuk sebuah karangan yang baik. Arak juga memerlukan
tangan kaum ahli untuk mencampurnya baru dapat menghasilkan
arak paling enak.? "Jika begitu, biarlah kucicipi lagi arak yang lain,? pinta Sim Long
dengan tertawa. Segera si kakek mengangkat poci kedua dan menuangkan pula
setengah cawan pada cawan kedua di depan Sim Long, warna arak
ini kemerah-merahan, tapi bersemu semacam warna hijau yang
aneh. Warna ini serupa juga dengan sorot mata si kakek.
Tanpa sungkan Sim Long angkat cawan dan menghabiskan lagi
isinya, lalu berkata pula dengan gegetun, "Ehmm, sungguh arak
bagus" Bukankah arak ini terdiri dari Li-ji-hong (arak merah putri)
dan ditambah arak Mau-tay dan Tik-yap-jing, lalu diberi lagi
beberapa tetes arak Ho-yok-ciu"?
"Haha, memang betul,? sahut si kakek dengan tertawa. "Untuk
mencampur arak ini, banyak juga memeras pikiranku ....?
Begitulah tambah lama kedua orang merasa semakin cocok satu
sama lain. Waktu si kakek menuangkan lagi arak ketiga, Him Miau-ji tidak tahan
lagi berdiri di situ, terpaksa ia mencari kesempatan untuk
mengeluyur kembali ke tempatnya semula.
"Saudara jadi kembali juga,? kata Kiau Ngo dengan tertawa.
Si kucing mengangkat pundak, sahutnya dengan tertawa, "Minum
arak adalah untuk mencari kesenangan, masa perlu repot campur
mencampur begitu, bagiku lebih baik tidak minum daripada
mencampur arak dengan susah payah.?
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Betul, kau lebih enak minum seadanya saja semangkuk demi
semangkuk,?jar Kiau Ngo dengan tertawa.
"Tampaknya Kiau-heng adalah teman sepahamku?? kata si Kucing.
"Mari kita minum!? Kedua orang lantas menghabiskan tiga cawan sambil selalu melirik
ke arah sana. "Kukira kalian tentu juga ingin minum arak campuran kakek itu,?
tiba-tiba Hoa Si-koh menggoda dengan tertawa.
"Siapa bilang aku ingin minum,? Kiau Ngo mendelik.
Dengan tertawa Him Miau-ji menanggapi, "Rezeki Sim Long selalu
jauh lebih besar daripada orang lain. Selain rezeki terhadap anak
perempuan, juga rezeki makan jauh lebih besar daripada orang
lain.? "Tapi jangan kau kira beberapa cawan arak itu dapat diminumnya
dengan mudah"?jar Hoa Si-koh.
Si Kucing berkedip-kedip, "Apa arti ucapanmu ini" Orang
menuangkan arak baginya, sekali tenggak isi cawan pun habis,
kenapa diminumnya dengan tidak mudah katamu"?
"Justru lantaran orang menuangkan arak, makanya tidak mudah
baginya meminum arak itu,? Si-koh.
"Wah, makin omong aku jadi makin bingung,? kata si Kucing sambil
menyengir. "Bukan cuma kau saja yang bingung, aku pun tidak mengerti,? tukas
Kiau Ngo. "Coba kalian lihat ke sana dengan lebih cermat,? kata Si-koh.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Waktu Him Miau-ji dan Kiau Ngo memandang ke sana, terlihat Sim
Long sudah habis minum cawan kelima dan sedang angkat cawan
keenam. "Nah, lihat yang betul, sekarang Sim-siangkong lagi angkat cawan
araknya, bukan"? tanya Si-koh.
"Betul,? kata si Kucing.
"Dan si kakek lagi memegang poci dan ... dan menuang, bukan"?
"Ya, mulut poci sudah menyentuh cawan Sim Long.?
"Betul, dan dia sudah mulai menuang araknya,? sambung Kiau Ngo.
"Masa belum kau lihat sesuatu yang aneh"? kata Si-koh.
"Apa ... apanya yang aneh" ....? Kiau Ngo merasa bingung.
"Aha, betul,? seru si Kucing dengan suara tertahan. "Gerakan kakek
itu sangat lambat, caranya menuang arak juga perlahan, kita telah
bicara sekian lama, tapi secawan arak saja belum penuh
dituangnya.? "Ya, dan sekarang tentu dapat kau lihat apa sebabnya kelambanan
gerak-geriknya, bukan"?
"Sungguh tidak nyata kakek ini mempunyai tenaga dalam sehebat ini
sehingga dapat menandingi Sim Long dengan sama kuatnya,
sungguh luar biasa,? kata si Kucing.
Kiranya dilihatnya cara menuang arak si kakek yang lambat itu,
lengan bajunya juga bergetar seolah-olah tangannya lagi gemetar.
Sebaliknya Sim Long kelihatan tetap tersenyum, cuma senyumnya
juga rada kaku, bahkan lengan bajunya juga rada bergetar.
Yang hebat adalah cawan arak yang dipegangnya mendadak
kelihatan gumpil sedikit, tertindih oleh mulut poci arak si kakek dan
mulut poci terbuat dari timbel itu pun mulai melengkung.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Nyata kedua orang telah mulai mengadu tenaga dalam secara diamdiam. "Menurut pandanganku, Sim-kongcu tetap lebih unggul,? gumam
Kiau Ngo. "Dengan sendirinya Sim Long lebih unggul, tapi di dunia Kangouw
zaman ini ada berapa orang yang dapat memaksa Sim Long
mengeluarkan tenaga sebesar ini"? kata si Kucing.
"Betul juga,?jar Kiau Ngo.
"Sebab itulah semakin kurasakan keanehan kakek ini, begini tinggi
kungfunya, mengapa kedua kakinya buntung" Tingkah lakunya juga
seaneh ini" Entah bagaimana asal usulnya"?
"Tampaknya dia dan Sim-siangkong pasti ada sesuatu persoalan,
kalau tidak masakah begitu berkenalan lantas mengadu tenaga
dalam dengan mati-matian"?jar Kiau Ngo.
Selagi mereka sama merasa bingung, tiba-tiba terlihat cawan arak
dan poci arak sudah terpisah, rupanya arak sudah cukup tertuang.
Sim Long lantas menenggak habis lagi isi cawannya dan tetap
berseru dengan tertawa, "Ehm, arak sedap!?
"Bruk?, si kakek menaruh poci di atas meja tapi mulut poci lantas
putus sebatas leher dan jatuh, namun si kakek anggap tidak terjadi
sesuatu, ucapnya dengan tertawa, "Arak ini tentu saja sedap, arak
yang kucampur, makin banyak kau minum, selalu muncul lagi yang
lebih enak.? "Jika demikian, cawan ketujuh ini pasti terlebih sedap,? kata Sim
Long dengan tertawa. "Sedap atau tidak, setelah dicoba tentu akan tahu,?jar si kakek.
Perlahan ia angkat poci ketujuh dan disodorkan ke depan.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Dengan mengulum senyum Sim Long juga pegang cawan ketujuh
untuk menyambut poci orang.
"Kakek ini sungguh bandel,? kata si Kucing dengan kening bekernyit.
"Sudah jelas tahu tenaga dalamnya tidak lebih unggul, mengapa
masih juga ....? Jilid 20 Belum habis ucapannya mendadak terlihat tangan Sim Long
membalikkan guci cawan arak pada telapak tangannya dengan jari
kelingking, lalu dengan jari telunjuk, jari tengah, dan ibu jari ia
pencet mulut poci si kakek serta dirampasnya dengan enteng.
Si kakek tetap tenang saja, katanya dengan tertawa, "Apakah
Kongcu ingin menuang sendiri"?
Sim Long hanya tertawa saja tanpa menjawab, sebaliknya ia
mendorong daun jendela dan melongok ke luar, lalu poci arak
dijulurkan, seluruh isi poci dituangnya ke luar jendela.
Akhirnya berubah juga air muka si kakek, "Mengapa Kongcu berbuat
demikian"? "Betapa pun arak cawan ketujuh suguhan Lotiang ini tidak berani
kuterima,? sahut Sim Long.
"Bila enam cawan sudah kau minum, sepantasnya kau minum juga
cawan ketujuh, jika sekarang engkau bersikap kurang sopan padaku,
seharusnya keenam cawan arak tadi tidak kau minum,? damprat si
kakek. "Soalnya keenam cawan arak yang lebih dulu memang boleh
diminum dan cawan ketujuh ini tidak boleh kuminum,?jar Sim
Long dengan tersenyum. KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Kau ....? Belum lanjut ucapan si kakek, mendadak Sim Long turun tangan
secepat kilat, sekali tangannya meraih saku baju si kakek, belum lagi
orang sempat berbuat sesuatu, cepat Sim Long menarik kembali
tangannya, dan pada tangannya sudah bertambah sebuah kotak
kecil mungil buatan kemala hijau berukir.
Di atas loteng restoran sekarang selain Hoa Si-koh, Kiau Ngo dan
Him Miau-ji bertiga, masih banyak juga berpasang mata yang
menyaksikan tontonan menarik ini.
Mereka sama terkejut melihat Sim Long mendadak bertindak
demikian. Si kakek juga kaget, tapi sedapatnya ia berlagak tenang dan
membentak, "Dengan maksud baik kuajak minum arak padamu,
mengapa engkau bertindak kasar begini" .... Kembalikan!?
"Tentu saja akan kukembalikan, cuma ....? dengan tertawa Sim Long
membuka kotak kemala itu, dengan kuku jari kelingking ia mencukit
setitik bubuk merah dan disentilkan ke dalam cawan arak,
dipandangnya dengan cermat, lalu berucap dengan menyesal,
"Ternyata benar racun yang tidak ada bandingannya.?
"Apa katamu"? teriak si kakek bengis.
"Jika Lotiang tidak menjentikkan racun ini ke dalam arak secara
diam-diam, tentu sejak tadi arak cawan ketujuh sudah kuminum,?
kata Sim Long. "Kentut!? damprat si kakek dengan gusar. "Kau ....?
Dengan tertawa Sim Long memotong, "Tadi Lotiang telah beradu
tenaga dalam denganku, tujuanmu hanya ingin memencarkan
perhatianku saja. Jika aku anak kemarin, tanpa curiga tentu akan
kuminum arak cawan ketujuh dan ....?a menengadah dan tergelak,
lalu menyambung, "Haha, mungkin saat ini aku tidak dapat minum
arak lagi!? KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Wajah si kakek tampak pucat, namun dia masih juga menjengek,
"Hm, antara kita tidak ada permusuhan, bahkan belum pernah kenal,
untuk apa kubikin celaka padamu"?
Sim Long tersenyum, "Kukira Lotiang sudah kenal diriku, mengenai
dirimu ... sekarang dapat juga kukenal Lotiang.?
"Kau kenal padaku"? tanya si kakek dengan melengak.
"Duta Arak, datang dari Kwan-gwa ....?
Belum lanjut ucapan Sim Long, serentak si kakek meraung murka,
rambut dan jenggotnya seakan-akan menegak ....
Percakapan di sebelah sini dapat diikuti Him Miau-ji dan lain-lain
dengan jelas. Rada berubah juga air muka Kiau Ngo, katanya, "Tak tersangka
kakek ini adalah satu di antara keempat duta andalan Koay-lok
Pendekar Baja Wu Lin Wai Shi Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
ong.? "Ya, tindak tanduknya serapi ini akhirnya juga terbongkar oleh Simsiangkong,? tukas Hoa Si-koh.
Saat itu sinar mata si Duta Arak telah berubah serupa pisau yang
tajam sedang menatap Sim Long, sungguh anak muda itu ingin
diganyangnya mentah-mentah.
Tapi setelah dia pandang Sim Long sekian lama, akhirnya sinar
matanya berubah menjadi halus, rambut dan jenggotnya yang
seolah-olah menegak itu sama lurus kembali, api kemarahannya
telah padam. "Tidak salah bukan terkaanku"? kata Sim Long dengan tersenyum.
Tiba-tiba tersembul juga senyuman si kakek, "Ya, sungguh lihai ...
memang betul ....? KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Jika begitu, dapatkah kutahu nama Lotiang yang terhormat"?
"Aku Han Ling,? sahut si kakek.
"Bagus,? seru Sim Long. "Dahulu ada seorang tokoh Lau Ling
terkenal sebagai dewa arak, sekarang ada Han Ling yang Duta Arak,
sungguh beruntung sekali hari ini aku dapat berjumpa dengan Ciusay (Duta Arak).? Han Ling juga berkeplok tertawa dan berkata, "Cuma sayang,
semangatku minum arak sambil bekerja tak dapat menandingi Lau
Ling.? Begitulah kedua orang lantas bergelak tertawa bersama, tampaknya
sangat gembira. Semua orang saling pandang dengan bingung.
"Sim-siangkong sungguh berjiwa besar, si kakek bermaksud
membikin celaka padanya, sama sekali dia tidak menyinggung soal
ini, sebaliknya masih bicara dan tertawa bersama dia,?cap Kiau
Ngo dengan gegetun. "Di balik tertawanya sinar mata si kakek
tampak gemerdep, entah rencana keji apa pula yang diaturnya,
kukira Sim-siangkong harus berhati-hati.?
"Jangan khawatir, tidak nanti Sim Long terperangkap,?jar si
Kucing. "Wah, celaka ....? tiba-tiba Hoa Si-koh berseru tertahan.
"Ada apa"? tanya Kiau Ngo.
"Lihatlah kedua kaki orang tua itu!?
"Mana dia punya kaki"?jar si Kucing dengan heran.
Belum lenyap suaranya, mendadak terdengar Sim Long tertawa
panjang, meja di depannya lantas mencelat, segera cahaya kebiruan
berkelebat di kolong meja.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Si Kucing dapat melihat cahaya itu terpancar dari kaki celana si
kakek yang bernama Han Ling itu.
Ternyata di dalam kaki celana kedua kaki yang buntung itu
tersembunyi dua bilah pedang. Dua bilah pedang beracun.
Rupanya sambil bicara dan tertawa, mendadak kedua kaki pedang di
kolong meja terus menendang, asalkan Sim Long tersentuh saja,
seketika bisa binasa keracunan.
Siapa tahu Sim Long seperti dapat melihat di kolong meja, begitu
kaki Han Ling bergerak, seketika dia lantas menggeser mundur.
Sekali serang tidak kena sasarannya, menyusul meja lantas
didomplangkan oleh Han Ling, meja menabrak ke arah Sim Long,
sedangkan Han Ling sendiri lantas melompat maju, kedua kaki
pedang menendang susul-menyusul.
Agaknya sehari-hari dia berjalan dengan pedang sebagai kaki,
latihan selama 20 tahun ini membikin kedua bilah pedang yang
direndam dengan racun telah tumbuh serupa kaki asli.
Tendangan kaki pedangnya sungguh lihai sekali, gesit dan tajam.
Semua orang sama menjerit kaget. Bahkan Him Miau-ji dan Kiau
Ngo terus memburu maju sambil membentak.
Pada saat itulah mendadak tertampak Sim Long berputar kian
kemari di tengah sinar pedang, beruntun Han Ling menendang tujuh
kali dan semuanya mengenai tempat kosong. Habis ini mendadak ia
menghantam jendela hingga hancur lalu secepat terbang ia
menerobos keluar. Waktu Si Kucing dan Kiau Ngo memburu ke depan jendela, tahutahu si kakek yang keji itu sudah lenyap.
Suasana di dalam restoran itu menjadi gempar.
Si Kucing mengentak kaki dan mengomel, "Sim-heng, mengapa
engkau tidak balas menyerang dan juga tidak mengejarnya"?
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Sim Long termenung sejenak, katanya kemudian, "Mengingat Kim
Bu-bong, biarlah kuampuni dia sekali ini.?
Him Miau-ji juga termenung sejenak, katanya kemudian, "Ya,
memang pantas lepaskan dia.?
"Tapi melepaskan harimau lebih mudah daripada menawannya,?jar Kiau Ngo.
"Ada Singa Jantan di sini, kenapa takut kepada harimau"? Sim Long
berseloroh. "Haha, jika Cayhe benar Singa, maka Anda adalah Naga Sakti,? seru
Kiau Ngo dengan bergelak.
"Bagus, kalian yang satu singa dan yang lain naga, tapi ada lagi
seekor kucing di sini,? tukas Miau-ji.
Di tengah gelak tertawa, ketiga kesatria gagah ini seolah-olah sudah
melupakan pertarungan maut yang hampir membikin jiwa melayang
tadi. Pada saat itulah mendadak seorang pemuda tampan mendekati Sim
Long, lalu mengamat-amatinya dari atas ke bawah dan dari bawah
ke atas. "Saudara ini ....? Sim Long merasa heran.
"O, Cayhe Sing Hian,? kata pemuda tampan itu.
"Mukanya kan tidak berbunga, apa yang kau pandang"? tanya Miauji. Sing Hian tidak menghiraukannya, dipandangnya lagi beberapa kejap
lalu mengangguk dan berucap, "Betul, engkaulah Sim Long yang
sebenarnya.? KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Sim Long yang sebenarnya" .... Memangnya ada Sim Long palsu"?jar Sim Long
dengan tertawa. "Ada satu,? kata Sing Hian dengan menyesal.
"Sim Long palsu"? teriak Miau-ji. "Di mana" Pernah kau lihat"?
"Tentu saja telah kulihat, baru saja berada di sini,? tutur Sing Hian.
"Sekarang di mana"? desak si Kucing.
"Sekarang dia ....? mendadak terbayang wajah yang menggiurkan
itu, seketika Sing Hian berhenti bicara.
"Ayolah katakan, kenapa diam"? desak si Kucing.
Sing Hian tersenyum, "Bisa jadi orang itu cuma sama nama dengan
Sim-siangkong.? "Coba jelaskan, biar kita tanyai dia,?jar Miau-ji.
"Wah, ini ....? Mendadak si Kucing memegang pundaknya dan membentak, "Mau
bicara atau tidak.? "Hm, mestinya ingin kukatakan, sekarang aku jadi tidak mau,?
jawab Sing Hian ketus. Miau-ji mendelik, tapi mendadak ia bergelak tertawa, "Aha, bagus,
tak tersangka engkau juga seorang jantan, selama hidup si Kucing
paling suka kepada lelaki keras kepala seperti dirimu ini. Mari,
urusan lain kita tunda dulu, biarlah kita minum dulu tiga cawan.?
Habis bicara benar-benar Sing Hian lantas diseretnya ke sana untuk
minum arak. Kiau Ngo menggeleng kepala, "Kucing ini sungguh lucu.?
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Ya, bila tidak kenal si Kucing, sungguh akan menyesal,? tukas Sim
Long dengan tertawa. Terlihat Sing Hian telah kembali setelah dicekoki tiga cawan arak, dia
memang sudah minum cukup banyak, ditambah lagi tiga cawan ini,
langkahnya mulai sempoyongan.
Sim Long memayangnya dan berkata, "Lain kali jangan adu minum
cepat dengan si Kucing, minumlah secara lambat, dia pasti takkan
melebihi dirimu.? "Sing-heng bukan anak perempuan, mana dia mau minum seceguk
demi seceguk,?jar si Kucing dengan tertawa. "Seorang lelaki, kalau
mabuk biarlah mabuk, kalau tidak tahan ya menggeletak, cara
beginilah baru tingkah seorang lelaki sejati.?
"Betul, betul, kalau mabuk biar mabuk, kalau tidak tahan biar
menggeletak, apa salahnya" .... Tapi aku belum lagi mabuk. Betul
tidak, Sim-heng, aku kan belum mabuk"? seru Sing Hian dengan
muka merah. "Ya, tidak mabuk,? jawab Sim Long.
"Bagus, Sim-heng memang adil.? kata Sing Hian pula.
"Eh, Sim-heng, jangan khawatir, bilamana kau ingin menemui Sim
Long yang satu lagi, tunggulah sampai besok.?
"Besok"? Sim Long menegas.
"Ya, besok ... besok adalah pertemuan kaum jembel, dia pasti akan
ikut hadir!? Sim Long melengak, katanya kemudian, "Baiklah, dalam sidang
kaum jembel besok kukira macam-macam orang dapat kulihat, tentu
juga dapat kutemui berbagai orang yang ingin kujumpai.?
Pada saat itulah tiba-tiba datang seorang pelayan, dia tidak berani
lagi memandang Him Miau-ji, agaknya sudah kapok, ia berhenti di
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
kejauhan dan bicara dengan kepala menunduk, "Adakah Simsiangkong di sini"? "Ya, aku inilah,? sahut Sim Long.
"Juragan kami telah menyiapkan sekadar perjamuan di belakang,
mohon Sim-siangkong sudi berkunjung ke dalam,? kata si pelayan
sambil memberi hormat. Selagi Sim Long merasa ragu, dengan tertawa si Kucing menyela,
"Hah, kembali ada orang hendak menjamu dirimu, ramai juga
bisnismu.? "Ya, kenapa tidak ada orang mengundang makan padaku"? tukas
Sing Hian. Sim Long lantas menjawab, "Sampaikan saja kepada juraganmu,
katakan Sim Long sudah kenyang dan mabuk, tidak berani
mengganggunya lagi.? Cepat si pelayan bicara pula, "Tapi juragan memberi pesan dengan
sangat Sim-siangkong harus diminta sudi berkunjung, sebab ...
sebab juragan ingin berunding mengenai ... mengenai seorang nona
Cu.? "O, jika ... jika begitu, baiklah,? sahut Sim Long cepat.
Begitulah si pelayan lantas membawa Sim Long ke dalam.
"Nona Cu yang dimaksudkan itu apakah putri keluarga Cu yang kaya
raya itu"? tanya Kiau Ngo setelah Sim Long pergi.
"Ya, jangan-jangan dia juga datang atau ... atau mungkin dia
membikin onar lagi .... Tapi ada hubungan apa pula antara dia
dengan juragan restoran ini"? gumam si Kucing.
***** KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Sementara itu Cu Jit-jit sudah tiba kembali di hotelnya, begitu dia
suruh kedua bibi pengusung ke luar, segera ia gabrukkan pintu
kamar dengan keras. Ong Ling-hoa berduduk tak bisa berkutik menyaksikan si nona yang
uring-uringan sendiri itu.
Dilihatnya Jit-jit mondar-mandir di dalam kamar, lalu minum teh
seceguk, habis itu mendadak cangkir teh dibantingnya hingga
hancur. Ong Ling-hoa tetap memandangnya dengan geli.
Mendadak Jit-jit mendekati Ling-hoa dan membuka Hiat-to bisunya,
lalu membalik ke sana, tiba-tiba dia kesandung bangku yang
mengadang di depan, dengan gemas ia tendang bangku itu hingga
mencelat. Tapi tendangannya itu membuat sakit tulang kakinya, tanpa terasa
ia berjongkok untuk menggosok-gosok bagian yang sakit itu.
Keruan Ong Ling-hoa tertawa geli.
Seketika Jit-jit mendelik, "Kau tertawa apa"?
"Aku ... haha .... O, tidak ....?
"Ayo tertawa, berani tertawa lagi bisa kukawinkan dirimu dengan
bocah she Sing itu,?mel Jit-jit.
Baru habis berkata demikian, ia sendiri jadi tertawa geli.
Namun tertawa ini sangat singkat, sebab dengan segera dia teringat
kepada Sim Long sehingga tidak mampu tertawa lagi.
"Ai, kenapa ... kenapa menendang bangku hingga kaki sendiri
kesakitan, apalagi ... apalagi sengaja mencari satu orang untuk ...
untuk ... untuk menyakiti hatinya sendiri, kan cari penyakit sendiri"?
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Apa kau bilang"? bentak Jit-jit.
"Aku lagi tanya pada diriku sendiri, apa lelaki di dunia ini sudah mati
seluruhnya dan cuma bersisa seorang Sim Long saja, padahal
setahuku kebanyakan orang jauh lebih baik daripada orang she Sim
itu.? Jit-jit memburu ke depannya dengan tangan terangkat. Tapi dia
tidak jadi menggamparnya.
Diam-diam ia pun bertanya kepada diri sendiri, "Ya, apakah lelaki di
dunia ini sudah mati semua" Ken ... kenapa aku tetap terkenang
kepada Sim Long seorang dan tidak dapat melupakannya"?
Mendadak ia mengentak kaki dan berteriak, "Aku harus membalas ...
harus menuntut balas.? Perlahan Ong Ling-hoa berkata, "Melulu tenagamu sendiri, mungkin
tidak gampang jika ingin balas dendam kepada Sim Long ....?
"Memangnya kenapa, aku tidak mampu katamu"? bentak Jit-jit
dengan mendongkol. "Dengan sendirinya mampu, cuma ... cuma perlu mengikutsertakan
diriku. Aku yang akan mencarikan akal bagimu. Dengan bantuanku,
mustahil Sim Long takkan bertekuk lutut di depanmu.?
Jit-jit memandangnya lekat-lekat sampai lama, mendadak ia
membalik ke sana dengan badan agak gemetar, nyata sedang terjadi
pertentangan batinnya dengan hebat.
Dengan tersenyum Ong Ling-hoa berkata, "Padahal, menurut
pendapatku, hanya sedikit tersinggung saja mestinya tidak perlu
dipersoalkan lagi. Orang she Sim itu memang sukar dihadapi, buat
apa ....? "Siapa bilang sukar menghadapi dia, aku justru akan menghadapi
dia,? teriak Jit-jit dengan gusar sambil berpaling pula.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Jika begitu, apakah engkau sudah ada rencana"? tanya Ling-hoa.
"Aku ... aku ....?? mendadak timbul suatu pikiran Jit-jit, teriaknya,
"akan kubikin setiap orang sama benci padanya dan memusuhi dia.
? "Ya, ini memang gagasan bagus,?jar Ling-hoa sambil manggutmanggut. "Tapi cara bagaimana akan kau bikin semua orang
memusuhi dia" .... Tentunya kau saksikan sendiri tadi, sekarang dia
adalah tokoh kesayangan orang banyak.?
"Hm, tentu ada rencanaku,?jar si nona.
Kembali ia mondar-mandir lagi di dalam kamar, kemudian ia berhenti
di depan Ong Ling-hoa dan berkata,?"Sesungguhnya bagaimana
dengan rapat besar orang Kay-pang itu, tentunya kau tahu urusan
ini"? "Memang tidak ada orang lain yang lebih tahu daripadaku mengenai
urusan ini,?jar Ling-hoa dengan tertawa.
"Coba ceritakan,? pinta Jit-jit.
Pendekar Baja Wu Lin Wai Shi Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Soalnya Co Kong-liong ingin menjadi Pangcu, telah kusanggupi
akan membantu dia, sebab itulah dia mengumpulkan segenap anak
murid Kay-pang ke sini.? "Tapi sekarang Co Kong-liong telah kabur hingga tak tahu di mana
jejaknya, engkau juga ... hehe, juga tidak tahu bagaimana nasibnya
sendiri selanjutnya.? "Perubahan semua ini kan tidak diketahui oleh orang Kay-pang, yang
jelas setelah mereka menerima panggilan ketiga sesepuh mereka,
dengan sendirinya mereka lantas berkumpul dari berbagai penjuru.?
"Dan para kesatria yang datang sebagai peninjau itu diundang oleh
siapa"? KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Dengan sendirinya juga Co Kong-liong,? tutur Ling-hoa. "Kalau
dapat naik singgasana sebagai Kay-pang Pangcu, hal ini adalah
peristiwa menggembirakan baginya, tentu saja dia ingin para
kesatria sejagat sama berkumpul untuk menyaksikan dia naik
takhta.? "Itu dia,? mendadak Jit-jit bertepuk tangan.
"Wah, tampaknya engkau ada akal bagus"?
Sorot mata Jit-jit penuh rasa senang dan bangga, katanya dengan
tertawa, "Ong Ling-hoa, supaya kau tahu, aku ini juga bukan orang
baik hati. Mendingan kalau tidak ada maksudku hendak membikin
susah orang lain, bilamana ingin kubikin celaka orang kukira
tindakanku pasti tidak kalah kejamnya daripadamu.?
"Sesungguhnya ada akal bagus apa, coba ceritakan"? tanya Ong
Ling-hoa dengan tertawa. "Begini,? gemerdep sinar mata Jit-jit, "setelah anak murid Kay-pang
menerima panggilan Co Kong-liong, segera mereka berkumpul ke
sini. Hal ini menunjukkan Co Kong-liong dalam pandangan anak
murid Kay-pang masih dianggap sebagai pucuk pimpinan.?
"Memang,? kata Ling-hoa.
"Dan bila para kesatria Bu-lim, termasuk ketujuh tokoh top saat ini
juga ikut hadir dari jauh, ini pun menandakan nama Co Kong-liong di
dunia persilatan cukup dihormati.?
"Di dunia Kangouw memang Co Kong-liong terkenal sebagai orang
baik hati,?jar Ong Ling-hoa dengan tertawa. "Kalau bicara tentang
nama baik, mendiang Pangcu yang dulu juga tidak lebih unggul
daripada dia.? "Dari sini terlihat bahwa sampai sekarang orang Kangouw umumnya
belum lagi kenal wajah asli Co Kong-liong, semuanya masih sayang
dan mendukung dia.? KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Ya, asalkan aku dan engkau tidak bicara pasti orang lain tidak
tahu.? Mendadak Jit-jit menarik muka, katanya pula, "Maka, bila sekarang
ada berita yang menyatakan Co Kong-liong telah dibunuh oleh Sim
Long, tentu tidak sedikit orang yang akan menuntut balas bagi Co
Kong-liong.? Meski sedapatnya ia berlagak memperlihatkan wajahnya yang
beringas dan kejam, tapi lagaknya justru tidak mirip. Diam-diam Ong
Ling-hoa merasa geli, tapi di mulut dia terus memuji kebagusan akal
si nona. "Tidak cuma kita siarkan Sim Long membunuh Co Kong-liong, kita
juga bilang Tan Kiong dan Auyang Lun terbunuh semua oleh Sim
Long, dengan demikian orang yang akan mencari perkara kepadanya
pasti akan tambah banyak.?
"Bagus, bagus sekali ....? seru Ling-hoa dengan tertawa. Tapi
mendadak ia berkerut kening, "Ah, cuma ada sedikit yang kurang
bagus.? "Apa yang tidak bagus"? tanya Jit-jit.
"Kan Co Kong-liong belum mati, jika dia muncul ....?
"Katanya engkau ini orang pintar, nyatanya begini goblok,?mel Jitjit dengan tertawa. "Munculnya Co Kong-liong kan lebih baik,
bukankah dia juga benci sekali terhadap Sim Long, bila dia muncul,
tentu kita dapat menyuruh dia mengaku memang habis lolos dari
cengkeraman Sim Long, hanya Tan Kiong dan Auyang Lun yang
benar-benar telah mati terbunuh.?a berhenti sejenak, lalu menyambung sambil
berkeplok, "Jika Co Kong-liong sendiri yang memberi keterangan demikian, siapa
pula yang tidak percaya"?
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Aha, betul, sungguh sangat bagus!? seru Ling-hoa. Mendadak ia
berkerut kening dan menyambung, "Tapi ... tapi apa yang kita
katakan ini apakah dapat di ... dipercaya orang lain"?
"Makanya kita juga perlu lagi seorang peran pembantu, berita ini
tidak perlu kita siarkan sendiri, tapi melalui mulut pembantu inilah
berita ini disebarkan.? "Wah, bagus, akal bagus!?
"Supaya orang lain percaya kepada berita yang disiarkan pembantu
ini, maka pembantu yang kita pilih juga harus seorang tokoh yang
berwibawa, apa yang diucapkannya harus berbobot.?
"Orang semacam ini mungkin ... mungkin sukar dicari,?jar Linghoa. "Kenapa kau lupa, bukankah sekarang juga ada satu orang berada di
sini.? "Siapa"? tanya Ling-hoa dengan heran. "Oo ... apakah kau
maksudkan bocah itu"?
"Ya, bocah she Sing itu.?
"Tapi dia ... dia ....? Ling-hoa tampak ragu.
"Meski dia cuma seorang pemuda ingusan, belum menonjol di dunia
persilatan, tapi keluarganya, Sing-keh-po, kan keluarga yang
terkenal di dunia Kangouw. Masakah putra keluarga ternama itu tak
dipercaya orang"? "Betul, soalnya terletak pada ... apakah dia mau"?
"Untuk ini tentu saja masih perlu pakai akal,?jar Jit-jit.
"Akal apa yang akan kita gunakan terhadapnya"?
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Akal Hoan-kan-keh (akal memecah belah, mengadu domba),? Jit-jit
mengerling Ong Ling-hoa sekejap, lalu menambahkan dengan
tertawa, "Dengan sendirinya juga Bi-jin-keh (akal memperalat
perempuan cantik).?ng Ling-hoa melengak, "Bi-jin-keh" .... Wah, masakah
hendak ... hendak kau gunakan diriku ....?
"Betul, hendak kuperalat nona cantik dirimu ini,? kata Jit-jit sambil
mengikik tawa. "Bahwa ada orang terpikat kepadamu, kan
seharusnya kau senang, kenapa malah sedih"?
Habis berkata, ia tertawa terpingkal-pingkal hingga menungging.
Keruan Ling-hoa mendongkol dan gelisah, serunya, "Tapi ... tapi ini
....? "Tidak perlu ini-itu,?jar Jit-jit dengan memegang perut yang
mulas. "Ini kan beruntung bagimu, telah kucarikan jodoh bagus
bagimu, mestinya engkau berterima kasih kepadaku.?
Dengan bersungut Ong Ling-hoa berkata, "Tapi ... tapi kalau dia
benar hendak ... hendak anu ....?
Kembali Jit-jit terpingkal-pingkal hingga hampir tidak dapat
bernapas, ucapnya kemudian, "Itu kan urusanmu, aku ... aku tidak
tahu ....? Mendadak ia membuka pintu dan memanggil pelayan.
Panggilan tuan muda yang padat sakunya tentu saja ditaati si
pelayan secepat terbang. "Ada sesuatu urusan kuminta kau kerjakan, entah dapat tidak"? kata
Jit-jit. "Silakan Kongcu bicara,? jawab si pelayan dengan munduk-munduk.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Ada seorang kawanku, she Sing, namanya Hian, dia juga berada di
kota ini, cuma tidak diketahui tinggal di hotel mana, dapatkah kau
carikan bagiku"? "Ah, pekerjaan gampang, segera hamba carikan,? sahut si pelayan.
"Baik, lekas kerjakan, bila berhasil kuberi persen.?
Tidak kepalang girang si pelayan, sambil mengiakan segera ia berlari
pergi. "Setan pun doyan duit, apalagi seorang pelayan,? gumam Jit-jit
kemudian. "Eh, Ong Ling-hoa, kau ....?
Belum lanjut ucapannya, sekonyong-konyong terdengar seorang
berteriak di luar, "Hai, pelayan, adakah seorang Kongcu muda
bersama seorang nona jelita tinggal di sini"?
Suara orang ini lantang serupa bunyi genta terdengar jelas
berkumandang dari jauh. Air muka Jit-jit berubah seketika, "Wah, celaka, itu dia si Kucing.
Kenapa dia juga datang kemari"?
Lalu terdengar suara seorang berkata pula, "Tuan muda itu she Sim
....? "Ah, itu dia Sing Hian,? desis Jit-jit. "Kenapa dia bisa berada
bersama si Kucing" Untuk apa pula datang mencariku" Wah, janganjangan ....? Segera terdengar pelayan lagi menjawab, "Maaf, Kongcu she apa"?
Jelas suara pelayan tadi, rupanya baru saja dia sampai di pintu
lantas tercegat oleh kedatangan Miau-ji dan Sing Hian.
"Aku she Sing ....? KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Aha, kiranya Sing-kongcu, sungguh kebetulan,? demikian seru si
pelayan. "Memangnya Sim-kongcu menyuruh hamba mencari Singkongcu ....? Di tengah gelak tertawa terdengarlah suara langkah orang ramai
menuju ke sini. Tentu saja Jit-jit kelabakan, "Wah, celaka, datang semua, lantas
bagaimana baiknya ....? Dengan tertawa Ong Ling-hoa berkata, "Jangan khawatir, dari
suaranya agaknya kedua bocah itu dalam keadaan mabuk, pasti tak
dapat mengenali dirimu. Apalagi dengan kepandaian riasku, biarpun
kucing itu tidak mabuk juga tidak dapat membedakan dirimu.?
"Tapi ... lekas kau tidur di atas ranjang,? seru Jit-jit, segera ia
memburu maju dan mengangkat Ong Ling-hoa, "blang?, anak muda
itu dilemparkan ke tempat tidur, selimut lantas ditarik untuk
menutupi tubuhnya. Pada saat itulah Sing Hian telah berseru di luar, "Sim-heng, Simkongcu, Siaute Sing Hian, sengaja berkunjung kemari!?
Him Miau-ji alias si Kucing dan Sing Hian memang benar dalam
keadaan mabuk. Sesudah Sim Long diundang pergi, kembali si Kucing menarik Sing
Hian untuk minum beberapa cawan arak lagi, Kiau Ngo bilang si
Kucing terlalu, segera ditantangnya minum sembilan cawan pula.
Setelah minum sembilan cawan, Miau-ji sendiri pun mulai sinting,
seorang kalau sudah setengah mabuk, biasanya akan minum terlebih
banyak pula. Maka dia angkat poci dan menantang minum setiap
orang. Akhirnya dia mabuk benar-benar.
Maka begitu Jit-jit membuka pintu, seketika tercium bau arak yang
menusuk hidung. Belum lagi ia bersuara, Him Miau-ji lantas menarik
Sing Hian dan melangkah masuk dengan sempoyongan.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Melihat orang benar-benar mabuk, diam-diam Jit-jit bergirang,
segera ia menegur, "Eh, siapakah nama saudara yang mulia" Ada
keperluan apa"? Karena mabuk, lidah Sing Hian menjadi agak kaku, ucapnya dengan
rada tergegap, "O, dia ... dia adalah Him Miau-ji yang termasyhur.?
"Betul, aku inilah Him Miau-ji, si Kucing ... meong-meong, seekor
kucing besar, hahahaha!? seru Miau-ji dengan tertawa.
"Ai, kiranya Miau-heng, kagum, kagum,?cap Jit-jit dengan
menahan rasa geli. "Kedatanganku si kucing ini adalah untuk ... untuk melamar bagi
Sing-heng,? seru Miau-ji pula, "plok?, ia tepuk pundak Sing Hian,
lalu menyambung, "Ayolah, bicara, sudah berada di sini, malu apa
lagi"? Sing Hian menunduk malu, ucapnya dengan gelagapan, ?Aku ... aku
ingin ... hehe ....? "Dia tidak dapat bicara, biar kubicara baginya,? seru Miau-ji dengan
tertawa, "Soalnya, sejak dia melihat keponakan perempuanmu, dia
lantas mabuk kepayang, tidur tidak nyenyak, makan tidak enak,
maka dia minta kudatang kemari untuk melamar baginya .... Haha,
aku inilah comblangnya, comblang istimewa!?
"Tidak, bukan ... bukan aku, tapi dia ... dia bertepuk dada akan
menjadi comblang bagiku, maka aku diseretnya kemari,? cepat Sing
Hian membela diri. Miau-ji berlagak marah, "Baik, baik, kiranya aku yang menyeretmu
ke sini dan bukan kehendakmu, jika begitu, buat apa aku ikut
campur ....? habis bicara ia lantas membalik tubuh dan seperti mau
melangkah pergi. Tapi baru saja kakinya bergerak, mendadak Sing Hian menariknya.
"Eh, aneh" Kenapa kau tarik diriku"? tanya Miau-ji.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Him-heng, hehe, jang ... jangan ....? Sing Hian tertawa kikuk.
"Sesungguhnya Sing-heng yang menyeret aku atau aku yang
menyeretmu"? "Ya, ya, aku ... aku ....? sahut Sing Hian dengan peringas-peringis.
"Hahaha, akhirnya kau bicara terus terang juga,? seru si Kucing
dengan terbahak. "Jika demikian, bolehlah kumaafkan sekali ini.
Oya, bagaimana dengan comblang seperti diriku ini"?
Sambil meraba dagu Jit-jit pura-pura ragu, sahutnya, "Wah, ini ....?
Sing Hian menjadi gelisah tampaknya, cepat ia berseru, "Jelek-jelek
aku ini berasal keluarga ternama, aku tidak pintar, namun juga tidak
bodoh, cukup tampan, bahkan alim, tidak pernah berbuat hal-hal
yang kurang sopan ....? "Hai, kata demikian mestinya comblang yang bicara bagimu,
mengapa kau jadi menyanjung dirinya sendiri"? seru si Kucing
dengan tertawa. "Tapi ... tapi semua ini memang benar,?jar Sing Hian dengan
kikuk. "Ai, kan kuminta bantuanmu, mengapa kau jegal diriku
malah" ....? Sampai sakit perut Jit-jit saking gelinya. Pikirnya, "Comblang
semacam ini sungguh jarang ada. Calon menantu dengan cara
melamarnya ini juga tidak pernah terlihat. Andaikan benar aku
mempunyai keponakan perempuan juga pasti takkan kuberikan
kepada pelamar demikian.?
Dalam pada itu Him Miau-ji telah berteriak, "Baik, baik, tidak perlu
ribut lagi, dengarkan ucapanku ....? lalu ia menepuk dada dan
menyambung, "Aku she Him, bernama Miau-ji, alias si Kucing, kalau
berkelahi tidak pernah kalah, bila minum arak tidak pernah
menggeletak. Tidak pernah berbuat jelek, cukup terpelajar. Lelaki
semacam diriku ini ke mana lagi akan kau cari"?
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Hei, se ... sesungguhnya engkau lagi melamar bagiku atau bagimu
sendiri"? cepat Sing Hian menegur.
"Tentu saja bagimu.? jawab si Kucing.
"Jika bagiku, kenapa engkau membual bagimu sendiri" .... Ai,
sungguh sial mendapat comblang semacam dirimu.?
Dengan sungguh-sungguh Miau-ji menjawab, "Tampaknya engkau
tidak mengerti. Bahwa aku menjadi comblang, kan perlu
kuperkenalkan dulu siapa diriku, jika seorang comblang berasal dari
kaum rendahan, apakah engkau yang melamar ini akan dihargai"?
"Oo ... ya, benar juga,? kata Sing Hian dengan tergegap.
Pendekar Baja Wu Lin Wai Shi Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Jika benar, maka dengarkan saja dan jangan ribut ....?
Mendadak Jit-jit berucap, "Baiklah ....?
"Jadi Anda menerima lamaranku"? seru Miau-ji dengan tertawa.
"Ya, kuterima, keponakan perempuanku kuberikan padamu,? kata
Jit-jit. Miau-ji jadi melenggong, "Be ... berikan padaku"?
Sing Hian juga terkejut, cepat ia menegas, "Berikan padanya" Lantas
... lantas bagaimana dengan diriku"?
Jit-jit sengaja menarik muka, katanya, "Jika dia ini lelaki yang sukar
dicari, akan kujodohkan kepada siapa keponakanku itu kalau bukan
kepadanya"? "Tapi ini ... ini ....? Miau-ji garuk-garuk kepala sendiri dengan
menyengir. Sing Hian lantas mengentak kaki ucapnya dengan menyesal, "Wah,
lantas ... lantas bagaimana" Him Miau-ji, kau ....?
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Jit-jit tidak tahan lagi akan rasa gelinya, ia tertawa terpingkalpingkal. "Baik, aku memang membual, betapa pun baiknya si Kucing tetap
sukar menandingi jejaka keluarga Sing,? seru Miau-ji. ?"Maka lebih
baik keponakan perempuanmu kau jodohkan saja kepadanya.??
Jit-jit sengaja berlagak sangsi sejenak, katanya kemudian, "Baiklah,
kuterima lamarannya.? Baru habis ucapannya, seketika Him Miau-ji berjingkrak kegirangan.
Sebaliknya Sing Hian berdiri mematung, saking senangnya dia jadi
linglung. "Plak?, si Kucing menepuk pundaknya dengan keras sambil berseru,
?"Hei, masa engkau tidak gembira"??
"Gembira ... gembira ....? teriak Sing Hian, mendadak ia melonjak
dan berjumpalitan satu kali terus menerjang ke luar, hanya sebentar
saja dia sudah berlari kembali dengan gelak tertawa, pada
tangannya sudah bertambah sebotol arak.
"Aha, bagus, rupanya arak untuk menyuguh kepada comblang yang
berjasa,? seru si Kucing dengan senang.
"Betul, harus menyuguh arak kepada comblang,? seru Jit-jit sambil
mengambilkan dua mangkuk, katanya pula, "Mari, biar kusuguh
comblang dulu.? "Aku dulu,? kata Sing Hian.
Seketika Jit-jit mendelik, "Hm, apakah kau lupa siapa diriku"?
"Engkau ... engkau ....? Sing Hian jadi melengak.
Si Kucing lantas berkeplok tertawa, "Aha, betul, masa kau lupa dia
adalah bakal pamanmu, mana boleh kau rebut dulu dengan dia"?
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Kontan Sing Hian menggampar muka sendiri dan berkata, "Betul,
aku salah, silakan paman menyuguhnya dulu.?
"Begini baru pantas,?jar Jit-jit. Segera ia menuangkan semangkuk
penuh bagi Him Miau-ji, ia sendiri cuma menuang setengah
mangkuk saja, katanya pula, "Silakan?
Pandangan Him Miau-ji sudah kabur, arak yang dituangkan itu
banyak atau sedikit tak terlihat lagi olehnya, begitu pegang
mangkuk, seketika seluruh isinya ditenggaknya hingga habis.
Dalam keadaan demikian, biarpun isi mangkuk itu adalah air kencing
juga akan diminumnya. Dan begitulah seterusnya Jit-jit menuangkan pula semangkuk demi
semangkuk, setiap mangkuk diminumnya hingga habis.
Lima-enam mangkuk arak telah dihabiskan si Kucing, mendadak ia
berteriak, "Ha, siapa kalian" .... Di mana Sim Long" .... Siapa ...
siapa bilang Sim Long lebih unggul daripadaku" .... Him Miau-ji tetap
nomor satu di dunia, minum arak nomor satu ... berkelahi juga
nomor satu ....? Sampai di sini, "bluk?, mendadak ia terguling ke lantai dan tidak
bergerak lagi. Jit-jit coba memanggilnya, "Miau-heng .... Miau-ji ....?
Tapi Si Kucing tidak bergerak sama sekali. Jit-jit coba
mendorongnya, lalu menggoyang-goyangkan tangan di depan
matanya, namun mata si kucing tetap tidak terpentang.
"Hihi, kucing ini mabuk benar-benar,? kata Jit-jit dengan tertawa.
Waktu ia berpaling, dilihatnya Sing Hian juga sudah mendekap di
atas meja dan tertidur. Mendadak Jit-jit angkat satu poci teh terus dituang ke leher Sing
Hian. Semula Sing Hian meraba-raba leher, lalu mengangkat kepala
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
dan hidungnya berkerut-kerut, akhirnya ia melonjak bangun sambil
berteriak. Mestinya dia mau marah, tapi ketika diketahuinya yang menuangi air
adalah "bakal paman mertua,? seketika ia melongo dan tidak jadi
memukul orang, sebaliknya lantas memberi hormat dan minta maaf,
"O, sungguh kurang sopan, tanpa terasa Siaute (adik) tertidur ....?
"Siaute"? seketika Jit-jit menarik muka.
"O, bukan Siaute, tapi Siautit (keponakan),? cepat Sing Hian
mengoreksi dengan menyengir.
"Ini baru betul,?cap Jit-jit dengan tertawa. "Tampaknya Hiantit
sekarang sudah mendusin."
"Siautit sebenarnya tidak mabuk ....?
"Andaikan mabuk, sepoci teh segar itu pun dapat membuat sadar
padamu.? Sing Hian menjadi kikuk, ia meraba lagi leher sendiri, mabuknya
sekarang memang benar telah hilang, ia menunduk dan berkata,
"Ah, rasanya Siautit tidak ... tidak boleh mengganggu lebih lama lagi
....? "Kau mau pergi"? tanya Jit-jit.
"Ya, Siautit mohon diri dulu, besok ... besok kami akan berkunjung
lagi kemari,? Sing Hian ragu sejenak, akhirnya ia berkata pula,
"Mengenai cara bagaimana mengatur emas kawin dan upacara tukar
cincin, Siautit menurut saja atas kehendak paman.?
Mendadak Jit-jit mendengus, "Hm, tukar cincin, masakah begitu
gampang"? Keruan Sing Hian melengak, "Bu ... bukankah lamaran Siautit sudah
diterima"? KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Terima memang sudah diterima, cuma setiap calon menantu
keluarga kami harus kerja bakti dulu bagi keluarga kami,?jar Jit-jit.
"Kecuali itu juga harus berbuat amal dulu kepada sesama orang
Kangouw, bilamana kulihat caramu bekerja memang lumayan
barulah dapat kuserahkan keponakan perempuanku kepadamu.?
"Jika ... jika begitu, mohon diberi petunjuk apa yang harus Siautit
lakukan"? tanya Sing Hian.
"Bilakah mulai rapat besar orang Kay-pang, tentu kau tahu"? tanya
Jit-jit. "Pada waktu magrib, sebelum makan malam besok,? jawab Sing
Hian. "Ehm, apabila sebelum tengah hari besok dapat kau siarkan sesuatu
berita mahapenting sehingga diketahui oleh segenap peserta rapat
ini, maka caramu bekerja akan terhitung lumayan.?
"Ini kan pekerjaan mudah,?jar Sing Hian. "Dan entah ... entah
berita apa yang harus kusiarkan"?
"Tadi mendadak kutinggalkan restoran, apakah kau tahu apa
sebabnya"? "O, mungkin ... mungkin disebabkan ada Sim ....?
"Betul, sebab Sim Long yang satu itu adalah seorang mahajahat,?
tukas Jit-jit. "Kay-pang-sam-lo terbunuh seluruhnya olehnya,
perbuatan jahat begini kan harus kita beri tahukan kepada orang
banyak.? Sing Hian kaget, "Ap ... apa betul"?
"Masa tidak kau percayai keteranganku"? Jit-jit berlagak marah.
"Bukan ... bukan maksudku tidak percaya, soalnya ... soalnya urusan
ini terlalu besar dan mengejutkan, sebelum ... sebelum jelas bukti
dan saksinya tak berani sembarangan kusiarkan.?
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Ha, tak tersangka engkau malah bicara baginya,? jengek Jit-jit.
"Apakah kau tahu cara bagaimana Sing Ing, kakakmu itu
menghilang" Apakah kau tahu siapa yang membikin celaka dia"?
"Kakak telah ... telah dicelakai siapa" Apakah juga ... juga perbuatan
Sim ....? "Ya, memang dia,? sela Jit-jit.
Sing Hian jatuh terduduk lemas di kursi, "Ahh, urusan ... urusan ini
pun tidak boleh dipercaya begitu saja.?
"Baik, karena kau sangsi, biar kuceritakan padamu mulai awal,? kata
Jit-jit. "Kakakmu dan Sun To sampai di Tiongciu, kemudian mereka
....? Begitulah ia lantas bercerita cara bagaimana Sing Ing masuk ke
makam kuno yang misterius itu dan terjebak, lalu ditolong orang dan
kemudian sampai di Lokyang, di sana Sim Long berhasil
membebaskan mereka dari cengkeraman Ong-hujin dan menyuruh
mereka pergi ke Jin-gi-ceng, tapi begitu sampai di Jin-gi-ceng
semuanya lantas mati keracunan.
Dasar Jit-jit memang pintar bercerita, apa yang terjadi itu memang
juga sungguh, tentu saja caranya menutur jadi sangat menarik.
Sing Hian tampak gemetar, mabuknya benar-benar hilang sama
sekali. "Nah, engkau bukan orang bodoh, tentu dapat kau bedakan apa
yang kuceritakan ini sungguh terjadi atau cuma karangan belaka.?
"Ya, aku ... sungguh aku sangat benci ....? seru Sing Hian dengan
gemetar. "Dan sekarang masih kau bicara bagi Sim Long"? tanya Jit-jit.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Mendadak Sing Hian melompat bangun seperti orang gila terus
hendak menerjang keluar. Cepat Jit-jit menarik bajunya dan berseru, ?Hei, kau mau apa"?
"Menuntut balas, membalas dendam!? seru Sing Hian. ?Akan kucari
Sim Long untuk ....? "Untuk mengantar kematianmu"? tukas Jit-jit dengan dingin.
Dengan suara parau Sing Hian berteriak, "Sakit hati ayah dan kakak
sedalam lautan, betapa pun aku harus ... harus mencari dia untuk
mengadu jiwa.? "Tolol,?mel Jit-jit sambil menggeleng. "Cuma sedikit kepandaianmu
ini, tidak lebih tiga jurus saja jiwamu bisa melayang di tangan Sim
Long, kepergianmu ini bukankah cuma mengantar kematian saja
secara penasaran"? "Tapi ... apa pun juga harus kucari dia,? teriak Sing Hian kalap.
Jit-jit berkedip-kedip, "Seluruhnya engkau bersaudara berapa
orang"? "Cuma kami berdua saja, sebab itulah aku harus ....?
"Hm, kakakmu sudah mati di tangannya, sekarang kau mau antar
kematian lagi, selanjutnya keluarga Sing akan putus keturunan, lalu
siapa lagi yang akan menuntut balas bagimu"?
Sing Hian jadi melengak, kembali ia duduk lemas.
"Banyak cara untuk menuntut balas, hanya orang yang paling bodoh
yang mau mengadu jiwa secara ngawur,?jar Jit-jit. "Asalkan kau
mau turut kepada gagasanku, kutanggung engkau akan dapat
membalas dendam dengan baik.?
Sing Hian menunduk dan termenung sekian lama, gumamnya
kemudian, "Aku ... aku merasa bingung, kuturut saja saranmu ....?
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Baik, jika begitu, harus segera kau beri tahukan kepada anak murid
Kay-pang tentang segala kejahatan yang telah dilakukan Sim Long
itu, juga setiap kesatria dunia persilatan perlu mengetahui urusan
ini, bilamana orang tahu kemalanganmu, dengan sendirinya banyak
orang yang akan membantumu.?
"Baiklah, segera kukerjakan ....? tanpa pikir Sing Hian terus berlari
pergi. Sekali ini Jit-jit tidak menariknya lagi melainkan memandangi
kepergian orang dengan tersenyum puas.
Kemudian ia menyingkap selimut dan terlihatlah Ong Ling-hoa masih
meringkuk di situ tanpa bisa berkutik, cuma sorot matanya juga
menampilkan senyuman puas serupa Cu Jit-jit, bahkan dia terlebih
senang daripada si nona. "Nah, sudah kau dengar, bagaimana"? tanya Jit-jit.
"Ya, bagus, sungguh bagus sekali!? jawab Ong Ling-hoa.
"Tentunya sekarang kau tahu aku bukan orang yang mudah
direcoki"? "Ya, aku pun tahu sedikit urusan lain.?
"Kau tahu urusan lain apa"? tanya Jit-jit.
"Baru sekarang kutahu anak muda keluarga ternama kebanyakan
adalah orang bodoh, untuk menipu mereka sungguh jauh lebih
gampang daripada menipu anak kecil,?ng Ling-hoa menghela
napas, lalu menyambung, "Sebelum ini kuanggap dirimu masih
sangat hijau dan mudah tertipu, siapa tahu masih ada orang lain
yang juga dapat kau tipu.?
"Hm, memangnya siapa yang bisa menipuku"? jengek Jit-jit dengan
pongahnya. "Dan apa lagi yang kau ketahui"?
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Aku pun tahu, seorang anak perempuan yang senantiasa menyaru
sebagai lelaki, betapa pun dia berlagak tetap membawa sedikit
gerak-gerik orang perempuan.?
"Masa gerak-gerikku juga kelihatan"? Jit-jit mendelik.
"Terkadang memang kelihatan, umpama kau suka meraba rambut
sendiri, itu khas gerakan orang perempuan, juga tadi, waktu kau
tarik anak she Sing itu, bukan kau tarik lengannya, tapi menarik
bajunya.? "Hm, dasar mata setan, apa pun dapat kau lihat,?mel Jit-jit. "Coba,
apa lagi yang kau ketahui"?
"Sekarang aku juga tahu, bilamana dicintai seorang anak
perempuan, wah, sungguh sangat menakutkan,?cap Ling-hoa.
"Dicintai orang adalah kejadian baik, apa yang menakutkan"?
"Seorang lelaki disukai oleh seorang perempuan, sudah tentu hal
yang menyenangkan dan membanggakan, tapi bila cinta perempuan
itu berubah menjadi dendam, itu berarti maut baginya.?
Jit-jit seperti mau bicara, tapi urung.
Ong Ling-hoa lantas menyambung pula, "Kata peribahasa, cinta
yang mendalam juga dapat menimbulkan benci yang luar biasa.
Cinta yang dalam, sungguh kalau bisa keduanya ingin terlebur
menjadi satu. Pada waktu benci juga ingin menghancurkannya dan
membakarnya menjadi abu!?khirnya Jit-jit menghela napas, "Memang, seorang
perempuan kalau sudah benci kepada seorang, hal itu memang sangat
menakutkan. Tapi ... jika kau minta cuma dicintai tanpa dibenci,
apanya yang menakutkan"?
"Betul juga ucapanmu, namun jarak antara cinta dan benci seorang
perempuan biasanya hampir tidak kelihatan, apalagi ... bilamana
seorang dibenci perempuan, sungguh dia ingin mencincang tubuhmu
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
dan makan dagingmu. Pada saat dia cinta padamu, dia juga
geregetan dan ingin menggiling dirimu, mengurung dirimu dan
makan dagingmu. Keduanya sama-sama tidak enak. Bila dapat
membikin orang perempuan tidak benci padamu dan juga tidak cinta
padamu, itu barulah orang lelaki yang pintar.?
Habis berkata, Ong Ling-hoa bergelak tertawa hingga terbatukbatuk. "Huh, tidak perlu kau senang,? jengek Jit-jit. "Meski Sim Long tidak
baik, engkau juga tidak lebih baik, betapa pun selamanya tidak
Pendekar Baja Wu Lin Wai Shi Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
mungkin kusuka padamu, yang jelas benciku padamu juga kelewat
takaran dan ingin kucincang tubuhmu.?
Sembari mencaci maki ia terus berbangkit, mendadak ia kesandung
sesuatu, waktu ia melihat ke bawah, kiranya Him Miau-ji yang masih
menggeletak di situ seperti orang mampus.
"Hendak kau apakan kucing ini"? tanya Ling-hoa tiba-tiba. "Bilamana
dia sadar besok, tentu akan teringat olehnya kedatangannya
bersama Sing Hian, bukan mustahil Sing Hian sudah
memberitahukan tentang namamu juga Sim Long, tentu dia dapat
menerka engkaulah orang yang hendak membikin celaka Sim Long
yang asli dan ....? "Dan apa"? Jit-jit mendelik pula.
"Demi keselamatanmu di kemudian hari, seharusnya kau bikin dia
takkan sadar untuk selamanya,?cap Ling-hoa perlahan.
"Kentut busuk!? bentak Jit-jit. "Dasar bangsat, hendak kau gunakan
tanganku untuk membunuh setiap orang yang memusuhimu. Huh,
jangan ... jangan kau mimpi.?
"Tidak kau bunuh dia, kelak engkau sendiri akan menyesal,?jar
Ling-hoa. KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Waktu datang tadi dia sudah mabuk, jika sekarang kubawa dia
pergi dan ditaruh di setiap tempat, besok kalau dia mendusin pasti
juga tidak ingat lagi apa yang terjadi tadi.?
"Jika hendak kau lakukan cara begini, apa mau kukatakan lagi"?jar
Ong Ling-hoa dengan tersenyum getir.
"Tentu saja tak dapat kau bilang apa-apa,? jengek Jit-jit, segera ia
mengangkat tubuh Him Miau-ji, tapi segera si Kucing memberosot
lagi ke lantai. "Kucing mampus, kucing sialan!?mel Jit-jit dengan mendongkol.
Sembari mengomel ia mengeluarkan juga saputangan untuk
mengusap air liur yang mengalir dari ujung mulut Him Miau-ji, habis
itu sekuatnya ia mengangkat si Kucing dan dibawa keluar.
Tapi baru dua-tiga langkah, mendadak ia putar balik, Ong Ling-hoa
ditutuknya lagi supaya tidak dapat berkutik.
Orang yang berlalu-lalang di jalan raya sudah jarang-jarang, cahaya
lampu juga guram, namun di sana-sini masih ada gerombolan
pemabuk yang berjalan sempoyongan sambil mengoceh tak keruan,
ada juga yang menyanyi asal nyanyi.
Melihat kawanan pemabuk di sana-sini dan memandang pula
pemabuk yang dipondongnya, diam-diam Jit-jit merasa gegetun,
"Orang lelaki sungguh aneh, mengapa suka mencekoki dirinya
sendiri sehingga mabuk seperti babi mampus, kan mencari penyakit
sendiri"? Jit-jit sengaja berjalan di bawah emper rumah yang agak gelap agar
tidak mencolok mata orang lain, meski dia ingin membuang si Kucing
di sembarang tempat, tapi khawatir juga anak muda itu akan
mengalami sesuatu. Sekonyong-konyong dari ujung jalan sana muncul tiga penunggang
kuda. Semula Jit-jit tidak menaruh perhatian, tapi di malam sunyi
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
kuda dilarikan secepat ini, apa pun juga agak luar biasa, mau tak
mau ia berpaling memandangnya.
Mendingan tidak dipandangnya, sekali pandang ia jadi melengak.
Kiranya penunggang kuda pertama tampak gagah dengan potongan
baju yang sangat pas dengan tubuhnya, bibirnya berkumis pendek,
jelas dia inilah pemilik restoran Wat-pin-lau itu. Dan penunggang
kuda yang kedua ternyata Sim Long adanya.
Jit-jit melenggong sampai sekian lama, meski ketiga penunggang
kuda sudah lalu dan menghilang dalam kegelapan sana, dia masih
tetap tidak bergerak. Tampaknya ketiga penunggang kuda itu ada urusan penting,
semuanya kelihatan prihatin dan menempuh perjalanan dengan
terburu-buru sehingga tiada seorang pun memerhatikan Jit-jit.
Setelah termangu pula sejenak, Jit-jit bergumam, "Aneh, mengapa
dia juga kenal Sim Long dan berkumpul bersama dia.?
Lantas terpikir pula olehnya, "Ah, tentu dia mendengar orang bilang
di restorannya datang seorang Sim Long, sedangkan pergaulanku
dengan Sim Long juga sudah banyak diketahui orang, maka dia
sengaja mencari Sim Long untuk menanyai kabar mengenai diriku.?pa yang
dipikirnya itu memang betul.
"Tapi sesungguhnya apa yang dibicarakannya dengan Sim Long"
Mengapa kedua orang menempuh perjalanan dengan tergesa"
Hendak ke manakah mereka"?
Hal-hal inilah yang tidak diketahui oleh Jit-jit.
Diam-diam ia mengomel, "Setan ini mengapa mengajak pergi Sim
Long" Bila dalam rapat besar Kay-pang besok Sim Long tidak sempat
hadir, bukankah segala jerih payahku akan tersia-sia belaka"?
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Berpikir sampai di sini, tak dihiraukan lagi apa yang akan dialami
Him Miau-ji, si Kucing ditaruhkan di bawah emper rumah, katanya,
"Maaf, salahmu sendiri, suka ikut campur tetek bengek dan juga
suka mabuk-mabukan.? Lalu dia tinggal pergi. Tapi baru dua langkah, segera ia putar balik,
ia membuka baju luar sendiri dan ditutupkan pada tubuh si Kucing.
Habis itu cepat ia pulang ke hotelnya.
Hanya sebentar saja seperginya Cu Jit-jit, mendadak muncul empat
lelaki kekar berbaju hitam dari balik kegelapan sana, dua orang ikut
ke arah hotel si nona, dua orang lagi menuju ke tempat Him Miau-ji.
Kedua orang ini kelihatan gagah, kekar, langkahnya gesit dan
cekatan. Setiba di depan Miau-ji dan memandangnya dua kejap, seorang di
antaranya mendepak sekali, Him Miau-ji bersuara mengeluh dan
membalik tubuh, lalu tidak bergerak lagi.
"Hm, menghadapi kucing mabuk ini kan tidak perlu banyak
mengeluarkan tenaga,? jengek seorang.
"Menurut pesan bos,? demikian seorang lagi berkata. "Setiap orang
yang berada bersama domba itu harus kita awasi secara khusus. Apa
yang dipesan bos kita tentu ada alasannya.?
"Biarlah kita lemparkan dia ke sungai saja untuk umpan ikan,? kata
orang pertama. "Tidak boleh, kan menurut pesan bos, semuanya harus tetap hidup.?
"Baiklah, mari kita gotong dia pulang.?
Begitulah kedua lelaki itu lantas mengangkat Him Miau-ji dan
dilarikan ke ujung jalan sana. Pada saat itulah kebetulan ada
beberapa pemabuk muncul dari situ, ada yang lagi menyanyi,
"Siapakah pendekar Kangouw nomor satu zaman ini .... Ialah Toako
kita Him Miau-ji ....? KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Ketika kedua pihak berpapasan, mendadak orang itu berhenti
bernyanyi dan berseru dengan tertawa, "Lihatlah, di situ ada yang
mabuknya lebih hebat daripada kita, sampai perlu digotong segala.?
"Haha, sebentar juga engkau akan sama seperti itu,?jar kawannya.
Agaknya kedua lelaki yang menggotong Him Miau-ji itu tidak suka
menimbulkan perkara, mereka sengaja menghindar ke tepi jalan dan
kedua pihak dengan cepat bersimpang jalan.
Mendadak salah seorang pemabuk itu berseru, "Hai, tidak betul ...
tidak betul ....? "Tidak betul apa"? tanya seorang lagi.
"Tampaknya orang ... orang yang digotong itu rada mirip Toako
kita"!? "Ah, tentu matamu sudah kabur!?
"Ehm, rasanya pandanganku memang rada kabur.?
"Tapi apa pun juga harus kita memeriksanya dengan jelas,? tiba-tiba
seorang mengusul. Dalam keadaan mabuk, bilamana seorang mengusulkan sesuatu,
biasanya yang lain lantas mendukungnya, maka serentak mereka
berteriak, "Betul, harus kita periksa dia.?
Maka rombongan pemabuk ini lantas berputar balik ke sana.
Melihat kawanan pemabuk itu mengejarnya, meski tidak diketahui
mau apa, tidak urung kedua lelaki tadi rada gugup, cepat mereka
berlari dengan lebih kencang.
Karena mereka lari, kawanan pemabuk itu lantas mengejar, seorang
malah berteriak, "Berhenti ... jangan lari!?
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Makin dibentak, makin cepat lari kedua orang itu. Tapi mereka
menggotong Him Miau-ji, dengan sendirinya kecepatannya terbatas.
Belum sampai ujung jalan mereka sudah tersusul dan terkepung di
tengah. "Ada apa, sahabat"? kedua orang itu berlagak tabah dan menegur.
Dalam pada itu kawanan pemabuk itu sudah mengenali Him Miau-ji,
beramai mereka berseru, ?Aha, ternyata benar Toako adanya.?
"Hai, hendak kau bawa Toako kami ke mana"?
"Lekas lepaskan Toako kami!?
Di tengah teriakan orang banyak, beramai-ramai kawanan pemabuk
itu lantas mengerubuti kedua lelaki itu.
Karena menggotong orang, dengan sendirinya kedua lelaki itu tidak
mampu menangkis dan balas menyerang, ketika mereka lepaskan
Him Miau-ji, tubuh mereka sudah kena belasan kali genjotan.
Biarpun kawanan pemabuk itu tidak menguasai kungfu yang tinggi,
tapi jotosan mereka tidak ringan, asal kena juga cukup membuatnya
meringis kesakitan. Kedua lelaki itu juga tidak tinggi ilmu silatnya, setelah digenjot
belasan kali, ruas tulang mereka hampir retak, mana mereka mampu
membalas, maka cepat mereka melarikan diri.
Sambil membentak-bentak kawanan pemabuk itu bermaksud
mengejar. Tak terduga Him Miau-ji lantas melompat bangun.
Keruan kawanan pemabuk itu terkejut dan bergirang, beramai
mereka mengerumuninya sambil menyapa, "Aha, kiranya Toako
tidak mabuk.? KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Tanpa bicara, "plak-plok?, kontan Miau-ji menggampar kawanan
pemabuk itu, setiap orang beberapa kali.
Tentu saja kawanan pemabuk itu melongo, sambil memegang muka
masing-masing mereka berseru, "O, ampun, Toako .... Mengapa
Toako menghajar kami malah"?
"Hm, rasanya harus kutambahi lagi beberapa gamparan kepada
kalian!? damprat si Kucing.
"Kami berbuat salah apa, Toako"!? salah seorang pemabuk itu coba
tanya. "Apakah kalian tahu sebab apa aku berlagak mabuk"? kata si
Kucing. "Tidak tahu.? sahut para pemabuk itu dengan menggeleng.
"Aku pura-pura mabuk sebab aku justru ingin tahu kedua keparat itu
orang macam apa, di mana sarang mereka" Siapa tahu usahaku ini
telah digagalkan oleh kalian.?
Seketika kawanan pemabuk menunduk dan tidak berani bicara lagi.
"Nah, apakah hajaranku kepada kalian membuat penasaran"? tanya
si Kucing. "O, tidak, tidak, hajaran Toako memang pantas!? sahut mereka.
"Bagus,?cap si Kucing, lalu tangannya bergerak lagi, tapi bukan
menghajar mereka lagi melainkan setiap orang diberikan sepotong
uang perak. "He, untuk ... untuk apakah ini"? tanya para pemabuk.
"Meski kalian pantas dihajar, tapi ketika kalian melihat aku ada
kesulitan, kalian segera menolong tanpa menghiraukan bahaya
sendiri, kalian tetap saudaraku yang baik, maka harus kutraktir
kalian minum arak.? KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Aha, Toako tetap Toako, tetap sebaik ini, jangankan cuma
digampar dua-tiga kali, dibacok dan tubuh dilubangi juga kami rela,?
seru kawanan pemabuk itu.
Mendadak si Kucing terkulai ke tanah dengan lemas.
Keruan kawanan pemabuk itu terkejut, "Hei, apakah Toako terluka"?
"Omong kosong, siapa yang mampu melukaiku"? sahut si Kucing.
?Aku cuma ... ai, tubuhku rasanya mabuk benar, kaki dan tangan
terasa lemas.? Kembali kawanan pemabuk itu bersorak gembira dan bernyanyi,
?Aha, tampaknya biarpun Toako kita sangat tangkas, tapi araknya
justru lebih ....? "Sudahlah, jangan kalian ngacau lagi,? sela si Kucing. "Ingin kutanya
kepada kalian, apakah kalian melihat Sim-siangkong, Sim Long,?
seru si Kucing. "Oo, baru saja Sim-siangkong lagi mencari Toako,? sahut seorang.
"Dan sekarang"?
"Sekarang telah diajak pergi oleh juragan restoran besar itu dengan
menumpang kuda.? "Hah, pergi dengan naik kuda"? seru si Kucing khawatir.
"Wah, celaka, bisa celaka! Apakah kalian tahu untuk apa mereka
pergi dan ke mana"? Kawanan pemabuk itu saling pandang dengan bingung. Akhirnya
seorang bicara, "Seperti pergi mencari orang.?
"Mencari siapa"? desak si Kucing.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Wah, mencari siapa, mana hamba tahu"? sahut orang itu. "Cuma
jelas kulihat mereka menuju ke sana, keluar kota.?
"Buset, jadi suara kuda lari tadi pastilah mereka ....? gumam si
Kucing. Maklumlah, meski waktu itu dia mendengar derapan kaki kuda lari,
tapi Jit-jit juga sedang bergumam. Dengan sendirinya waktu itu dia
memang setengah mabuk, hanya mabuknya tidak separah dugaan
Cu Jit-jit. "Betul, belum lama mereka melarikan kuda ke sana,? kata orang
tadi. "Jika kususul sekarang mungkin masih keburu,? kata si Kucing.
"Baiklah, saudara, lekas mencarikan seekor kuda bagiku. Lekas,
boleh kalian merampas atau mencuri, aku tidak peduli!?
***** Sementara itu Jit-jit sudah masuk ke hotelnya. Selama beberapa hari
ini pintu hotel itu selalu terbuka siang dan malam. Pelayan menyapa
kedatangannya, namun Jit-jit tidak menghiraukannya, langsung ia
masuk ke dalam dengan hati bimbang.
Pada saat itulah mendadak seorang berseru di belakang, "Tunggu
dulu, Siangkong di depan itu!?
Waktu Jit-jit berpaling dengan terkejut, terlihatlah dua lelaki kekar
berbaju hitam berlari masuk, wajah keduanya mengulum senyum,
tampaknya tidak bermaksud jahat.
Tapi Jit-jit lantas melotot dan menegur, "Aku tidak kenal kalian,
untuk apa kalian memanggil diriku"?
Salah seorang berbaju hitam itu menjawab dengan tertawa, "Meski
hamba tidak kenal, tapi majikan kami kenal Kongcu. Ada ... ada
sesuatu urusan beliau ingin menemuimu.?
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Oo, ada urusan apa"? tanya Jit-jit.
"Ti ... tidak ada apa-apa, beliau cuma mengundang Kongcu ke sana
untuk ... untuk minum barang dua-tiga cawan,? tutur lelaki itu
dengan agak gelagapan. Jit-jit berkerut kening, "Minum arak" Tengah malam buta begini
mengundangku minum arak" Hm, kukira majikan kalian pasti ....?
Mendadak teringat dirinya dalam keadaan menyamar, siapa pun
Pendekar Baja Wu Lin Wai Shi Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
tidak dapat mengenalnya lagi, segera ia berganti suara dan
membentak, "Siapa majikan kalian"?
"Majikan kami ialah Auyang ....?
"Aku tidak kenal orang she Auyang,? bentak Jit-jit.
"Tapi ... tapi majikan bilang kenal Li-kongcu, maka hamba disuruh
....? "Kalian sudah buta barangkali"? damprat Jit-jit. "Memangnya siapa
she Li"?rang itu mengamat-amati si nona beberapa kejap, lalu saling
pandang dengan kawannya, kemudian berucap dengan ragu,
"Jangan-jangan kita salah lihat"?
"Keparat .... " Jit-jit mendamprat pula. "Selanjutnya hendaknya lihat
lebih jelas bila mencari orang, tahu"?
Kedua orang itu mengiakan dengan takut-takut.
Meski mendongkol, Jit-jit hanya mendengus saja dan tinggal masuk
lagi ke dalam sambil menggerutu.
Setiba di serambi samping, terlihat beberapa orang perempuan yang
rambut kusut menggotong sebuah amben sambil menangis, amben
itu tertutup sehelai kain putih, agaknya orang mati. Beberapa
perempuan itu menangis dengan sangat sedih.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Sungguh sial, ketemu orang mati lagi,? gerutu Jit-jit di dalam hati.
Terpaksa ia menepi memberi jalan kepada mereka.
Sambil menangis, kawanan perempuan itu juga membuang ingus,
ketika lalu di samping Jit-jit, seorang perempuan tua membuang
ingusnya dan tepat hinggap di tubuh Jit-jit.
Keruan si nona keki setengah mati, tapi orang lain lagi berduka,
terpaksa ia menahan rasa marahnya, ia percepat langkahnya dan
menerjang ke dalam kamar sendiri.
Untung keadaan kamar tidak terjadi sesuatu, Ong Ling-hoa masih
berbaring di tempatnya. Karena tertutuk Hiat-to tidurnya, saat itu Ong Ling-hoa masih tidur
dengan nyenyak. Segera Jit-jit menepuk Hiat-to untuk menyadarkan Ong Ling-hoa,
karena hatinya lagi keki, tepukannya menjadi agak keras. Kontan
Ong Ling-hoa menjerit dan terjaga bangun.
"Hm, enak saja kau tidur, aku justru mengalami berbagai kesialan di
luar,?mel Jit-jit. "Eh, apakah kau tahu baru saja Sim Long telah
pergi.? "Dari ... dari mana kutahu"? jawab Ling-hoa.
"Kukhawatir bila besok dia tidak pulang, kan usahaku akan sia-sia
belaka"? "Kukira tidak menjadi soal, mana dia mau mengabaikan pertemuan
besar besok yang jarang terjadi itu"?
Setelah berpikir, Jit-jit berkata, "Benar juga .... Selama hidup ini,
hanya ucapanmu ini yang paling mencocoki seleraku. Baiklah,
tampaknya matamu masih sepat, akan kubiarkan kau tidur lagi.?
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Terima kasih,? kata Ling-hoa, lalu ia menghela napas, "Ai, sampai
tidur juga perlu memohon berkah orang lain, sungguh kasihan ....?
Jit-jit jadi tertawa geli juga dan tidak menyiksanya lagi. Ia lantas
berbaring di dipan pojok sana, tanpa terasa dia terpulas.
Nona itu memang sudah lelah, sungguh lelap sekali tidurnya.
Waktu dia mendusin, Ong Ling-hoa ternyata masih tidur. Ia berkerut
kening, lalu tertawa juga. Dengan kemalasan dia berbangkit dan
mengulet, lalu membuka pintu.
Sekonyong-konyong seorang menerjang masuk. Keruan Jit-jit
terkejut. Waktu diawasi, kiranya orang ini ialah Sing Hian yang dicemoohkan
Ong Ling-hoa itu. Cepat Sing Hian berdiri tegak, matanya tampak merah wajah pucat
lesu, jelas kurang tidur.
Jit-jit tahu semalam pasti cukup membuat anak muda itu kapiran.
Maklum, putra keluarga ternama bilakah pernah menderita seperti
ini" "Apakah kau tidur di luar pintu"? tanya Jit-jit.
Dengan muka merah Sing Hian menjawab, "Pagi-pagi aku sudah
datang, kudengar suara orang mendengkur di dalam, kuyakin kalian
masih tidur dan tidak berani kuganggu ....?a melirik sekejap Ong Ling-hoa di
sebelah sana, lalu menyambung dengan tergegap, "Sebab itulah aku lantas ...
lantas menunggu di luar pintu. Siapa ... siapa tahu aku jadi tertidur juga bersandar pintu
....? Sampai di sini ia pandang Ong Ling-hoa beberapa kejap, lalu
memandang Jit-jit pula dengan sorot mata menunjukkan rasa
keheranan. KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Dengan tertawa cepat Jit-jit menjelaskan, "Keponakan perempuanku
ini lagi sakit, tengah malam perlu dijaga. Orang dalam perjalanan
juga tidak membawa pelayan, terpaksa kutidur di sini untuk menjaga
dia.? Rupanya isi hati Sing Hian terungkap oleh ucapan Jit-jit ini, mukanya
menjadi merah, cepat ia mengiakan.
"Eh, apa yang kusuruh kau kerjakan apakah sudah dilaksanakan"?
tanya Jit-jit. "Sudah,? jawab Sing Hian. "Hanya dalam semalam saja sudah kuberi
tahukan perbuatan jahat Sim Long itu kepada 57 orang dan ... Sim
Long sendiri pasti tidak tahu.?
"Baik, lantas bagaimana reaksi orang-orang itu setelah mendengar
kabar darimu"? "Anak murid Kay-pang tentu saja murka, ada di antaranya menangis
sedih, ada yang hendak mencari Sim Long itu untuk menuntut balas,
terpaksa kubujuk mereka agar bersabar sampai besok.?
"Lantas bagaimana lagi yang lain"?
Jilid 21 "Yang lain juga gusar,? tutur Sing Hian. "Pendek kata, bilamana Sim
Long hadir dalam rapat Kay-pang petang nanti, dia pasti takkan
pergi lagi dengan selamat.?
"Hm, bagus, bagus sekali,?cap Jit-jit dengan gemas. "Justru akan
kulihat bagaimana bentuknya waktu itu. Sungguh aku tidak sabar
menunggu lagi. Sekarang sudah waktu apa"?
"O, masih sangat pagi ....?
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Belum lanjut jawaban Sing Hian, mendadak seorang pelayan
melongok ke dalam dan bertanya, "Apakah Tuan tamu ingin
makan"? "Makan pagi atau makan siang"? tanya Jit-jit.
"Makan siang sudah hampir lewat, sudah beberapa kali hamba
datang kemari, namun tidak berani membikin kaget,? tutur si
pelayan. "Ai, kiranya sudah hampir lewat tengah hari, hampir, sudah hampir
waktunya!? seru Jit-jit. Teringat kepada bencana yang hampir menimpa Sim Long, hampir
saja si nona tertawa. Tapi entah mengapa, sukar untuk tertawa.
Akhirnya dia berseru, "Baiklah, lekas atur makan siang!?
Sesudah pelayan pergi, kembali ia bergumam, "Sesudah makan
siang, kita harus keluar, Sing Hian, kau perlu makan agak banyak,
bila kenyang baru bertenaga, baru dapat membunuh orang.?
"Cuma sayang, mungkin sebelum kuturun tangan, bisa jadi Sim Long
sudah dicincang orang,?jar Sing Hian dengan menyesal.
Hidangan telah disiapkan, kedua bibi juga ikut datang, tujuannya
untuk meladeni Ong Ling-hoa. Sambil makan Ong Ling-hoa terus
berkeluh-kesah, hampir sukar menelan nasi.
Dengan susah payah akhirnya selesai juga makan siang ini. Sing
Hian menghela napas dan mengusap keringat.
Jit-jit mulai lagi mondar-mandir di dalam rumah, kelihatan sangat
gelisah. Tentu saja Sing Hian tidak berani mengganggunya, dia
duduk diam saja di kejauhan.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Ong Ling-hoa lantas tidur malah, tidur dengan menutupi kepalanya,
nyata dia tidak ingin dipandang oleh Sing Hian, betapa pun merasa
rikuh seorang lelaki dipandang semesra itu oleh lelaki lain.
Sang waktu terasa lalu dengan sangat lambat, jangankan Jit-jit, Sing
Hian juga merasa gelisah.
Entah sudah berapa kali Jit-jit membuka jendela dan menutupnya
lagi. Ketika untuk ke-13 kalinya dia membuka jendela, akhirnya dia
tidak tahan dan bertanya, ?"Sudah tiba waktunya"??
"Hampir,? jawab Sing Hian.
"Di mana tempatnya, apakah kau tahu"?
"Semalam sudah pernah kudatang ke sana.?
"Baik, suruh bibi itu ke sini dan kita lantas berangkat,? kata si nona.
Sing Hian tercengang, dipandangnya Ong Ling-hoa yang meringkuk
di tempat tidur, katanya, "Dia ... dia boleh pergi"?
"Mengapa tidak"?jar Jit-jit.
"Di sana terlalu banyak orang, juga terlalu ramai, bila dia tercedera
....? "Hm, dia belum lagi menjadi istrimu, dia masih anggota keluargaku,
aku sendiri tidak khawatir, mengapa kau khawatir malah" .... Ada
aku, siapa yang mampu mencederai dia"?
Muka Sing Hian menjadi merah, dengan tersipu-sipu dia lari keluar
untuk memanggil kedua bibi itu.
Jalan raya terlebih ramai daripada semalam.
Hampir setiap belasan langkah pasti terdapat seorang lelaki
berdandan serupa pengemis berdiri di emper rumah, kebanyakan
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
menyandang tiga empat buah kantong, jelas mereka ini anak murid
Kay-pang. Mereka ada yang bersandar di samping pintu rumah orang, ada juga
yang berjongkok di ujung jalan, orang lain tidak mengajak bicara
mereka, mereka juga tidak bicara dengan orang lain. Inilah
peraturan Kay-pang. Meski mereka datang ke sini untuk menerima tamu, yaitu para
kawan Bu-lim, tapi di tengah jalan raya, kecuali minta-minta sebagai
tugas rutin, biasanya mereka dilarang bicara dengan orang lain.
Dengan sendirinya ada juga orang Bu-lim yang mencari keterangan
kepada mereka atau tanya arah jalan, maka mereka lantas
menuding ke timur. Nyata pertemuan besar Kay-pang itu diadakan di
luar kota timur. Jit-jit minta Sing Hian sebagai penunjuk jalan, maka Sing Hian
berjalan di depan, di tengahnya kedua bibi menggotong tandu yang
ditumpangi Ong Ling-hoa dan Cu Jit-jit sendiri mengintil di belakang
tandu. Orang yang berlalu-lalang kebanyakan memandang lebih banyak
beberapa kejap kepada mereka. Tapi ketika melihat mata Jit-jit yang
melotot, kelihatan garang, semua orang cepat menoleh dan tidak
berani memandang lagi. Setelah meninggalkan pusat kota, anak murid Kay-pang tampak
bertambah banyak. Pada waktu itu anak murid Kay-pang juga telah melihat Sing Hian,
banyak di antaranya menegur sapa padanya dengan tersenyum.
Namun senyum anak murid Kay-pang itu kelihatan kaku, sorot mata
mereka pun menampilkan rasa duka, senyuman yang
memperlihatkan tidak dapat menutupi perasaan mereka yang berat.
Dari perasaan anak murid Kay-pang, Jit-jit menarik kesimpulan Co
Kong-liong pasti belum muncul. Tiba-tiba ia memburu ke depan dan
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
membisiki Sing Hian, "Sebentar bila tiba di sana, sebaiknya jangan
kau duduk bersama kami.? "Seb ... sebab apa"? tanya Sing Hian.
"Sebab aku menghendaki demikian,? jawab Jit-jit dengan mendelik.
Terpaksa Sing Hian mengiakan dan tidak berani tanya lagi.
"Tapi tempat dudukmu juga jangan terlalu jauh ....? sampai di sini,
mendadak Jit-jit berseru, "Hei, Him Miau-ji berada di sana!?
Sing Hian juga sempat melihat bayangan orang berkelebat di
kejauhan sana, cepat ia berkata, ?"Baik, akan kupanggil dia.??
"Untuk apa panggil setan arak itu"? bentak Jit-jit.
Terpaksa Sing Hian mengiakan lagi dengan menunduk.
Tertampak dua anggota Kay-pang datang dari kejauhan, yang
sebelah kanan bermuka jelek, penuh burik, tapi punggungnya
menyandang enam buah karung.
Pengemis sebelah kiri berusia belum tua, berperawakan gemuk
pendek, mukanya bulat dan selalu tertawa, kelihatan rada ketololtololan, tapi karung yang disandangnya juga ada enam buah.
Anak murid Kay-pang yang berkarung enam jumlahnya tidak
banyak. Jit-jit mendesis, "Apakah kau kenal kedua orang ini"?
"Kenal,? jawab Sing Hian. "Kedua orang ini adalah anak buah
langsung Him-pangcu almarhum, konon nama mereka cukup
menonjol di dalam Kay-pang, kedudukan mereka cuma berada di
bawah Kay-pang-sam-lo.? "Siapa nama mereka"? tanya Jit-jit.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Yang sebelah kiri bernama Ci Kong-tay berjuluk Pian-te-say-kim-ci
(menyebar mata uang di mana-mana) dan yang sebelah kanan
bernama Ko Siau-diong berjuluk Siau-bian-siau-hok-sin (si malaikat
rezeki selalu tertawa).? "Siau-diong (ulat kecil)" Sungguh aneh namanya,?jar Jit-jit dengan
tertawa. Dalam pada itu kedua orang itu sudah mendekat.
Segera Ci Kong-tay memberi hormat, "Banyak terima kasih atas
berita yang disampaikan Sing-kongcu semalam ....? ketika melihat
Cu Jit-jit, cepat ia ganti ucapannya, "Oh, ini ....?
"Aku, pamannya,? cepat Jit-jit mendahului sebelum Sing Hian
menjawab. "Oo,? Ci Kong-tay bersuara heran sambil mengamat-amati Cu Jit-jit.
"Kau kira usiaku terlalu muda dan tidak mirip menjadi pamannya"?
tanya si nona. "Ah, mana,? cepat Ci Kong-tay menjawab dengan menyengir.
"Apakah kalian datang untuk menjadi petunjuk jalan bagi kami"?
tanya Jit-jit. "O ... ya,? jawab Ci Kong-tay.
"Baiklah jika begitu, mari berangkat,? kata Jit-jit.
Terpaksa Ci Kong-tay berdua menurut. Padahal kedatangan mereka
adalah untuk mencari Sing Hian, namun Sing Hian sama sekali tidak
bicara melainkan cuma tersenyum getir saja.
Tempat rapat kawanan jembel itu tampaknya serupa bekas sawah,
kini musim dingin, panen sudah lama lalu, di tengah sawah hanya
tersisa merang kering dan timbunan salju saja.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Di pedusunan daerah utara banyak tumbuh pohon bambu, maka
anak murid Kay-pang telah membangun barak yang panjang di
sekeliling sawah ini. Agaknya tergesa-gesa sehingga barak yang
dibangun sangat sederhana dan kurang rajin, yang tersedia di dalam
barak juga cuma bangku dan meja kasar.
Namun yang berduduk di dalam barak sekarang kebanyakan adalah
orang yang berbaju perlente dan bersikap gagah sehingga
keadaannya tidak serasi. Di luar barak adalah anak murid Kay-pang, ada yang mondar-mandir
tanpa tujuan, ada yang berduduk dengan mata terpejam dan sedang
berjemur, ada yang lagi mencari kutu.
Meski orang-orang Kay-pang ini kelihatan iseng dan tenang, namun
Pendekar Baja Wu Lin Wai Shi Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
air muka setiap orang sama prihatin, dua ratusan orang berjubel di
situ dan sedikit sekali yang bicara.
Mestinya Ci Kong-tay tidak bermaksud menjadi petunjuk jalan,
karena beberapa patah kata Cu Jit-jit tadi terpaksa menjadi petunjuk
jalan. Sedangkan pengemis yang bernama Ko Siau-diong itu tidak
bicara apa-apa melainkan cuma tertawa ketololan saja.
Ci Kong-tay membawa rombongan Jit-jit ke barak sebelah utara dan
berduduk di situ, barat utara adalah tempat terhormat, yang hadir di
situ belum terlalu banyak.
Jit-jit tidak menghiraukan orang lain, dengan lagak tuan besar ia
duduk saja di situ. Cepat Ci Kong-tay memberi hormat dan berucap, "Silakan kalian
duduk dan minum di sini, Cayhe masih perlu meladeni tetamu lain.?
Rupanya ia pun merasakan sang "paman?ni kurang simpatik, maka
ingin lekas-lekas melepaskan diri.
"Eh, nanti dulu,? mendadak Jit-jit berkata.
"Anda ada keperluan apa lagi"? tanya Kong-tay.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Jika kalian mengundang tamu pada saat makan, kenapa kalian
cuma menyuguh tamu minum teh saja"? kata si nona.
Ci Kong-tay menyengir, ucapnya, "Ah, ada juga, cuma makanan
kasar dan arak hambar, untuk ini mohon dimaafkan.?
"Baiklah, asal ada saja,?jar Jit-jit.
"Jika Ci-heng ada urusan, silakan pergi saja,? cepat Sing Hian
menambahkan. Ko Siau-diong yang sejak tadi cuma tertawa itu mendadak berkata,
"Aku tidak ada pekerjaan, biar kutemani kalian di sini.?
Ci Kong-tay memandangnya sekejap dengan tersenyum getir, lalu
tinggal pergi dengan tergesa-gesa.
"Baik, jika engkau yang akan mengiringi harap ambilkan teh dulu,?
kata Jit-jit. Dengan tertawa Ko Siau-diong benar-benar menuangkan tiga
mangkuk teh dan menyilakan tetamunya minum.
Di barak sebelah utara ini sudah berduduk likuran orang, pandangan
semua orang sejak tadi sudah beralih kepada rombongan Cu Jit-jit
ini, ada yang sedang kasak-kusuk, jelas diam-diam sedang menduga
dan menerka sesungguhnya siapakah orang-orang ini.
Mata Jit-jit juga tidak sungkan-sungkan, ia pandang orang-orang itu
satu per satu, dilihatnya kebanyakan sudah berusia setengah baya,
berpakaian mentereng, tampaknya orang mampu semua dan jelas
tokoh berkedudukan penting di dunia Kangouw. Akan tetapi tiada
seorang pun dikenalnya. Him Miau-ji telah berputar beberapa kali mengelilingi barak, ketika
melihat rombongan Cu Jit-jit, pandangannya terbeliak, tapi diamdiam ia menyingkir dan membatin, "Bagus, bocah ini telah datang ...
dan di manakah Sim Long sekarang" ....?
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Rupanya semalam dia mencari Sim Long dan tidak diketemukan.
Dalam pada itu tamu yang datang semakin banyak.
Setelah mengeliling sekali lagi barak itu, tiba-tiba si Kucing merasa
dirinya terlalu bodoh, apa gunanya menunggu di sini, kan lebih baik
cegat dia saja di jalan raya sana"
Berpikir demikian, serentak ia balik ke sana, sepanjang jalan
memandang ke sini dan melihat ke sana, namun bayangan Sim Long
tetap tidak kelihatan. Waktu dia putar balik ke jalan kota, orang berlalu-lalang sudah
sedikit, kebanyakan sudah pergi ke tempat rapat, hanya tersisa anak
murid Kay-pang saja yang berada di bawah emper sana-sini.
Si Kucing berhenti di pengkolan jalan, ia pikir kalau Sim Long pulang
pasti akan lalu di sini. Maka ia pun bersedekap dan bersandar di
samping pintu rumah orang.
Setelah menunggu sekian lamanya, tiba-tiba seorang memberinya
sepuluh mata uang tanpa diminta.
Tentu saja Miau-ji heran, katanya, "Ini ... ini ....?
"Harap Toako berdiri saja di tempat lain supaya tidak mengganggu
tamu toko kami,? kata orang itu dengan tertawa.
Semula Miau-ji melenggong, tapi merasa geli, pikirnya, "Ah, kiranya
dia menyangka diriku sebagai pengemis.?a pandang dandanan sendiri yang memang
tidak banyak berbeda dengan anggota Kay-pang, tanpa terasa ia tertawa geli, ia
terima uang pemberian orang dan mengucapkan terima kasih. Lalu ia
menuju ke sebuah warung arak di seberang dan berkata kepada
penjual, ?"Berikan arak sepuluh duit!??
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Orang yang memberi sedekah tadi menggeleng kepala dan
menggerutu, "Ai, dasar pengemis, punya duit sedikit lantas minum
arak.? Biarpun sudah di seberang jalan, dengan ketajaman telinga Him
Miau-ji dapat didengarnya gerutu orang itu, diam-diam ia merasa
geli. Begitu arak yang diminta disodorkan, sekali tenggak ia minum
habis, mendadak ia keluarkan sepotong uang perak dan dilemparkan
kepada penjual arak, katanya, "Berikan lagi tiga mangkuk besar!?
Pemberi sedekah itu melongo, sampai sekian lama tercengang, lalu
menggeleng dan masuk ke tokonya dengan menggerundel, "Zaman
ini orang aneh dan kejadian aneh memang semakin banyak.?
Setelah Him Miau-ji habis minum empat mangkuk arak, jalan raya
tambah sepi. Tiba-tiba dilihatnya seorang murid Kay-pang datang dari depan
sana, ia tepuk tangan beberapa kali, para anggota Kay-pang yang
berdiri di ujung jalan dan di bawah emper itu lantas ikut dia menuju
ke luar kota. Namun Sim Long masih tetap tidak kelihatan.
Keruan si Kucing menjadi gelisah, gumamnya, "Masakah dia tidak
kembali ke sini" .... Ah, tidak mungkin, rapat besar Kay-pang ini
mana boleh diabaikannya" Tapi mengapa dia pergi malah"
Memangnya ada urusan lain yang lebih penting"?
Sekarang suasana tambah sepi, kembali Miau-ji minum lagi
semangkuk, dada bajunya tersingkap, gumamnya, "Wah, lantas
bagaimana jika dia tidak kembali ke sini"?
***** Karena tidak kenal orang lain, maka pandangan Cu Jit-jit hanya
menatap ke arah Ko Siau-diong melulu.
Jika orang lain tentu akan merasa risi oleh pandangan Cu Jit-jit itu,
tapi Ko Siau-diong ini tetap tertawa ketololan seperti tidak
merasakan apa pun. KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Sepanjang hari engkau tertawa terus-menerus, apakah hatimu
selalu gembira"? tanya Jit-jit tak tahan.
"Ya,? jawab Ko Siau-diong.
"Urusan apa yang membuatmu gembira"?
"Banyak,? jawab Ko Siau-diong. "Coba lihat, sinar sang surya
sedemikian hangat, tanah bersalju seindah ini, tamu pun datang
sekian banyak .... Bukankah semua ini sangat menggembirakan"?
"Pernah juga engkau tidak gembira"?
"Tidak, di mana-mana aku selalu gembira.?
"Engkau sungguh manusia aneh,?cap Jit-jit kemudian.
Ia pikir orang aneh yang dilihatnya selama ini sungguh tidak sedikit.
Sim Long, Him Miau-ji, Kim Bu-bong, bahkan Sing Hian, semua ini
orang aneh. Untung juga, setiap orang aneh itu terasa sangat
menyenangkan. Pada saat itulah mendadak ada orang berdiri dan berseru, ?"Itu dia
Kiau-tayhiap datang!?? Waktu Jit-jit berpaling, benarlah dilihatnya Kiau Ngo dan Hoa Si-koh
telah muncul. Kiau Ngo memberi salam kepada para hadirin, tamu yang datang
lebih dulu juga balas menyapa padanya.
Diam-diam Jit-jit merasa heran, ucapnya, ?"Aneh, orang yang
angkuh begini juga banyak kenalannya.??
"Asalkan tidak berbuat jahat, asalkan baik hati nuraninya, setiap
tindak tanduknya selalu di pihak yang benar, biarpun agak angkuh
tetap disukai orang,? kata Ko Siau-diong dengan tertawa.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Wah, banyak juga pengetahuanmu,? kata Jit-jit.
"Ah, lumayan,?jar Ko Siau-diong.
Mendadak terdengar suara ?"tok-tok-tok?? tiga kali, suara ketukan
kentungan. "Suheng memerintahkan berkumpul, terpaksa kumohon diri,? kata
Ko Siau-diong dengan tertawa.
Waktu Jit-jit memandang ke sana, benarlah para anggota Kay-pang
yang tadinya tersebar itu kini telah berkumpul dan berbaris dengan
rajin. Yang menjadi komandan barisan ternyata Ci Kong-tay dan Ko
Siau-diong, barisan masuk ke pelataran kosong di tengah barak,
serentak lebih dua ratus anggota Kay-pang memberi hormat kepada
hadirin dan mengucapkan terima kasih. Lalu mereka berduduk di
atas jerami kering bertimbun salju itu.
Jit-jit menjadi gelisah, gumamnya, "Rapat segera akan dimulai,
mengapa Sim Long belum lagi muncul"?
Him Miau-ji telah minum sebelas mangkuk arak, kalau tidak
terdengar derapan kaki kuda mungkin dia akan minum lagi sepuluh
mangkuk. Demi mendengar suara kaki kuda, segera ia taruh
mangkuk arak dan berlari ke sana.
Tiga ekor kuda muncul, benarlah Sim Long dan si pemilik restoran
serta seorang lelaki kekar yang pernah digenjot sekali oleh Him
Miau-ji itu. Di belakang ketiga ekor kuda ikut sebuah kereta besar.
Miau-ji pentang tangan dan menyongsong ke sana sambil berteriak,
"O, Sim-heng, jika engkau tidak lagi datang, sungguh aku bisa gila.?
Sim Long menahan kudanya dan bertanya kepada kedua kawannya,
"Apakah kalian kenal dia"?
Lelaki kekar itu bersungut dan diam saja.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Sedangkan si pemilik restoran lantas tertawa dan berkata, "Kalau
aku tidak dapat melihat gelagat, tentu semalam juga sudah
merasakan bogem mentah saudara ini.?
Si Kucing tertawa, "Untuk itu kuminta maaf. Sekarang ingin
kupinjam sebentar Sim-heng untuk bicara.?
Segera ia menarik Sim Long ke samping sana.
"Ada urusan rahasia apa"? tanya Sim Long dengan tertawa. "Setelah
kau minum arak, siapa yang mampu menemukan dirimu si Kucing
ini"? Tapi dengan serius Miau-ji lantas berkata, "Namun semalam telah
kudengar sesuatu yang mengejutkan.?
Belum pernah Sim Long melihat si Kucing bicara sungguh-sungguh
begini, cepat ia tanya, "Urusan apa"?
"Bocah she Sing itu mabuk dan menarikku untuk menjadi comblang
baginya, terpaksa kuikut pergi ke Peng-an-khek-tiam sana ....?
begitulah Miau-ji lantas bercerita apa yang dilihat dan didengarnya
semalam. "Apa betul pembicaraan mereka itu"? Sim Long terperanjat juga.
"Mereka menyangka aku mabuk, maka cara bicara mereka sama
sekali tidak khawatir didengar olehku,? tutur Miau-ji. "Mereka tidak
tahu biarpun mabuk orangnya, otakku selalu jernih. Justru setelah
mendengar percakapan mereka aku lantas sengaja berlagak
mabuk.? "Jadi orang itulah Sim Long palsu seperti apa yang diceritakan Sing
Hian itu,? gumam Sim Long.
"Betul,? kata Miau-ji.
"Menurut pendapatmu, siapakah orang ini"? tanya Sim Long.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Dari suara orang ini, kukira ... ai ....? Miau-ji menghela napas dan
tidak melanjutkan. Kedua orang lantas saling pandang sekejap dan sama menghela
napas, keduanya sama-sama tahu siapa yang dipikirkan masingmasing. "Ai, mengapa dia berbuat demikian"? berulang-ulang Sim Long
menggerutu. "Apakah kau pikir dia benar-benar Cu Jit-jit"? tanya si Kucing.
"Besar kemungkinan dia, orang lain takkan bicara demikian.?
"Tapi ... tapi meski suaranya sama, wujudnya sama sekali tidak
sama.? "Waktu itu kau pun mabuk, mana dapat melihatnya dengan jelas.?
Miau-ji menggeleng, ?Tidak, waktu kumasuk ke sana belum terlalu
terlambat, orang itu memang tidak mirip Cu Jit-jit .... Anehnya,
kedengarannya dia justru nona Cu, ai, sungguh runyam.?
"Dia pasti sudah mengalami penyamaran,?jar Sim Long setelah
berpikir. "Tapi dia tidak paham ilmu merias, kecuali ....?
"Kecuali Ong Ling-hoa, begitu bukan maksudmu"?
"Kau pikir Ong Ling-hoa akan ... akan merias muka nona Cu"? tanya
Miau-ji dengan khawatir. "Kukira yang perempuan itu ialah Ong Ling-hoa,?cap Sim Long
sekata demi sekata. Miau-ji melonjak kaget, "Ah, mana bisa ... tidak mungkin ....? tapi
cepat ia menyambung pula, "Sungguh setan alas, memang betul dia
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
.... Jadi dia merias nona Cu menjadi lelaki, ia sendiri berbalik
menyamar sebagai perempuan. Tapi ... apa maksudnya berbuat
demikian"? "Tentu karena dipaksa oleh Jit-jit,?jar Sim Long.
"Masakah nona Cu mampu memaksa dia"? melengak juga si Kucing.
"Mungkin Jit-jit mendapatkan suatu kesempatan yang luar biasa dan
berhasil membekuk Ong Ling-hoa. Karena dia sudah kenyang
dikerjai bocah she Ong itu, maka sekarang ia pun balas mengerjai
orang dengan cara yang sama.?
"Ya, betul, memang betul,?? seru si Kucing. ?"Setelah nona Cu
membekuk Ong Ling-hoa, lalu memaksa dia merias mukanya.
Karena dia merasa ... merasa gemas padamu, maka ingin
membalas.? "Ya, memang begitulah, biasanya Jit-jit memang suka menuruti
wataknya, bila di dunia ini ada orang yang berani berbuat apa pun
maka orang ini ialah Cu Jit-jit.?
"Wah, lantas ... lantas bagaimana"? si Kucing merasa tidak sabar.
"Kukira lebih baik cari dulu Co Kong-liong, lalu memaksa dia
membereskan segala seluk-beluk urusan ini. Hm, ada caraku dapat
membuat dia bicara sejujurnya.?
Sim Long tidak menanggapi, setelah termenung sejenak, katanya
kemudian, "Kau tahu semalam kupergi ke mana"?
"Thian yang tahu,? jawab si Kucing dengan tertawa.
"Kupergi menemui Co Kong-liong,?cap Sim Long sekata demi
sekata. "Hah, apa betul"? si Kucing melonjak kaget.
Sim Long melirik sekejap ke arah si pemilik restoran, lalu berkata
pula, "Dia yang membawaku ke sana.?
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Dan sudah bertemu"? tanya Miau-ji dengan kejut dan girang.
"Sudah,? jawab Sim Long.
"Aha, di mana dia sekarang,? Miau-ji berjingkrak gembira.
Sim Long termenung lagi sejenak lalu berkata, "Mari ikut padaku.?
Segera ia menuju ke arah kereta yang masih berhenti di sana itu.
"Ah, urusan ini menjadi lebih sederhana, kiranya dia di dalam
kereta,? gumam si Kucing.
Pendekar Baja Wu Lin Wai Shi Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Perlahan Sim Long telah membuka pintu kereta. Benar juga terlihat
Co Kong-liong berada di dalam.
Si Pedang Tumpul 4 Alap Alap Laut Kidul Seri Ke 3 Pecut Sakti Bajrakirana Karya Kho Ping Hoo Titisan Dewi Kwan Im 3
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama