Ceritasilat Novel Online

Pendekar Baja 17

Pendekar Baja Wu Lin Wai Shi Karya Gu Long Bagian 17


dia tidak memperoleh laporan tentang dirimu"?
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Jika dia tahu siapa diriku, dia yang terkenal pencinta orang pandai
pasti akan berusaha merangkul diriku, bila aku menolak baru ada
kemungkinan dia akan membikin susah padaku.?
"Tapi dia pasti takkan berusaha membeli dirimu,?jar Ci-hiang.
"Sebab apa"? "Sebab ia pasti tahu engkau tidak dapat dibeli.?
"Mengapa tidak, masakah aku orang begitu baik" Tokoh Kangouw
zaman ini mana ada yang terlebih banyak dimaki orang daripada
diriku" Umpama dirimu, mungkin kau pun tak dapat memastikan aku
ini orang baik atau orang busuk.?
Ci-hiang jadi melenggong, "Ah, kau ... ini ....?
"Nah, jika kau pun tidak dapat memastikan aku ini baik atau busuk,
apalagi Koay-lok-ong" Untuk itu dia pasti akan menguji diriku, dan
sekali menguji tentu jadi.?
"Tapi ... tapi caramu ini sangat berbahaya, kukhawatir ....?
"Tidak perlu kau khawatir bagiku, aku takkan mati,?jar Sim Long
tertawa. Ci-hiang mengentak kaki, "Apa, kukhawatir bagimu" Persetan!
Biarpun kau mati dicencang orang pun aku tidak peduli.?
Sim Long tertawa, "Wah, dapat dibenci perempuan cantik begini,
menyenangkan juga rasanya. Cuma sayang kebanyakan lelaki di
dunia ini jarang yang dapat menikmati kesenangan begini ....?
Mendadak ia berlari ke sana dan menarik pintu. Ternyata Jun-kiau
kembali berdiri di luar lagi.
"Hahaha!? Sim Long tertawa. "Apakah kau datang mengundang
kami makan siang" Apakah tidak terlalu dini makan siang
sekarang"? KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Jun-kiau berdiri kaku di tempatnya dengan muka merah, dengan
tergegap ia menjawab, "O, ti ... tidak, kudatang melihat ....?
"Melihat apakah aku mati atau belum, begitu bukan"?
"Ah, Sim-kongcu jangan ... jangan bergurau,? sahut Jun-kiau
dengan likat. "Tentu ... tentu semalam Sim-kongcu dan nona Hiang
tidur dengan nyenyak.? Ci-hiang mengejek, "Tentu saja kami tidur dengan nyenyak, mungkin
nona Jun-kiau yang tidak dapat tidur. Coba, kelopak matamu sampai
hitam seluruhnya. Wah, terlalu letih terkadang juga membuat orang
tidak dapat tidur nyenyak.?
Biasanya Jun-kiau tidak mau manda disindir orang, tapi sekarang
terpaksa ia bungkam. "Eh, tamu tentu sudah hampir tiba, kukira nona Jun-kiau perlu
pulang untuk mengatur seperlunya,? kata Sim Long.
"Ya, aku permisi pulang,? kata Jun-kiau, lalu ia melangkah pergi
dengan pinggang meliuk-liuk.
"Eh, tolong suruh nona Jun-sui kemari, ingin kuminta dia
mengiringiku berjalan-jalan,? seru Sim Long.
Jun-kiau mengiakan dari jauh ....
Jantung Jun-sui berdetak keras. Bahwa Sim-kongcu minta dia
mengiringinya berjalan-jalan, apakah ini bukan dalam mimpi"
Cuma sayang, si genit Ci-hiang selalu ikut di samping Sim-kongcu.
Mengapa dia tidak sakit perut mendadak" Begitulah Jun-sui merasa
geregetan. Suasana tenang, pemandangan indah, angin meniup semilir, sinar
sang surya gilang-gemilang, burung berkicau merdu.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Hati Jun-sui serasa dibuai dalam mimpi, jika Sim Long bertanya baru
dia menjawab, sungguh ia ingin melupakan masih ada orang ketiga
yang berada di tengah mereka.
Sekonyong-konyong suara roda kereta bergemertak di luar hutan
sana. Sederet kereta kuda melintas ke kaki gunung sana.
Kereta kuda itu bercat hitam gilap, keretanya sendiri tidak ada
hiasan apa-apa, tapi sekali pandang siapa pun tahu penumpang
kereta itu pasti bukan sembarang orang.
Kuda penarik kereta tinggi besar, gagah perkasa larinya cepat,
langkahnya enteng, jelas kuda bibit unggul dari padang rumput.
Sais kereta berbaju sutra biru safir dan duduk tenang di tempat kasir
sambil memegang tali kendali dengan santai.
Di belakang dan depan kereta masih ada delapan ekor kuda bagus
lagi, kedelapan penunggangnya lelaki kekar berbaju biru, semuanya
gagah perkasa, dan jelas tidak lemah kungfunya.
"Hebat benar orang ini!? terkejut juga Sim Long memandang kereta
besar ini. "Jangan-jangan Koay-lok-ong sudah datang.? seru Ci-hiang.
"Koay-lok-ong"? jengek Jun-sui. "Hm, bila Koay-lok-ong datang,
suasana serupa gempa bumi dan langit seperti mau ambruk, mana
bisa aman seperti ini. Agaknya nona Hiang terlalu memandang
rendah Koay-lok-ong.? "Habis siapa kalau bukan Koay-lok-ong,? tanya Ci-hiang.
"Biar kukatakan juga tidak kau kenal,? jawab Jun-sui.
"Kenapa tidak coba kau katakan,?jar Sim Long dengan tertawa.
Jun-sui lantas tertawa manis, tuturnya, "Orang ini bernama The Lanciu.? KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Diam-diam Ci-hiang mendongkol, ia tanya tidak digubris, ditanya Sim
Long lantas dijawabnya, sungguh ia ingin menampar muka Jun-sui.
"The Lan-ciu" Orang macam apakah dia" Hebat benar perbawanya"?jar Sim Long.
"Konon keluarga The adalah keluarga hartawan turun-temurun di
daerah sini, hampir semua kebun buah-buahan di Lanciu sini adalah
milik keluarga The, kata orang kekayaannya sanggup menandingi
milik negara,? tutur Jun-sui.
Ketika kereta tadi lewat belum lama, debu mengepul lagi di jalan
raya sana. Rombongan kereta ini tampaknya jauh lebih kereng daripada kereta
The Lan-ciu tadi. Dua kereta besar dengan 16 ekor kuda penarik,
kereta berwarna emas dan memantulkan cahaya menyilaukan mata.
Kereta ini berlapiskan emas, bahkan pelana kuda, roda kereta dan
bagian lain, sampai tangkai cambuk yang dipegang kusir juga
bersepuh emas. Cambuk menggelegar, lelaki yang berbaju satin bersulam benang
emas tampak gagah dengan membusungkan dada sambil
membentak-bentak sepanjang jalan.
Sim Long tertawa, ucapnya, "Tampaknya bagian yang dapat disepuh
emas seluruhnya disepuhnya emas, hanya sayang muka mereka
tidak disepuh sekalian, kalau tidak kan serupa patung di dalam
kelenteng.? Jun-sui tertawa, katanya, "Emas di rumahnya memang terlalu
banyak.? "Orang macam apa pula dia"? tanya Sim Long.
"Konon orang ini asalnya cuma seorang belantik sapi, entah
bagaimana terjadinya, akhirnya ia menemukan beberapa tambang
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
emas sehingga rumahnya penuh tertimbun emas, sejak itu namanya
yang berbau kuli lantas berganti menjadi Ciu Thian-hu atau Ciu yang
diberi rezeki oleh langit.?
"Haha, ternyata seorang kaya baru mendadak,?jar Sim Long
tertawa. "Pantas dari jauh dapat kucium bau emas,? gumam Ci-hiang.
Setelah rombongan kedua ini lalu, Sim Long berkata pula, "Wah,
tampaknya masih ada rombongan lain lagi.?
"Ya, siang ini sedikitnya ada enam atau tujuh rombongan akan
datang ke sini,? tutur Jun-sui.
"Oo, masih ada siapa lagi"?
"Dengan sendirinya orang terkemuka, kalau tidak berpangkat tentu
orang kaya, misalnya ....?
Belum lanjut cerita Jun-sui, tiba-tiba dari jauh berkumandang lagi
suara kaki kuda berlari. Cepat sekali datangnya kuda ini, baru terdengar detak kaki kuda,
penunggangnya segera muncul, seluruhnya ada tujuh orang,
semuanya memakai ikat kepala hijau, pakaiannya sangat sederhana.
"Masa ini pun terhitung anggota keluarga orang kaya atau
berpangkat"? Ci-hiang menggerundel.
Sim Long tidak menghiraukan ucapannya, perhatiannya tertarik pada
salah seorang penunggang kuda itu.
Baju orang ini tiada bedanya daripada keenam orang lainnya, tapi
sikapnya sangat berbeda. Perbawanya yang lain daripada lain itu
biarpun berdiri di tengah beribu orang yang berseragam sama tetap
akan dapat dibedakan orang dengan sekali pandang saja.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Lelaki yang hebat, sikapnya ini sangat mirip si Kucing,? kata Sim
Long. "Kucing" Dia bukan kucing, tapi naga,?cap Jun-sui dengan
tertawa. "Naga"? Sim Long menegas.
"Ya, dia she Liong (naga), namanya Su-hay,? tutur Jun-sui. "Tapi
tidak ada orang berani menyebut namanya, siapa pun bila
berhadapan dengan dia sama menyebutnya Liong-lotoa.?
"O, apa kedudukan orang ini"? tanya Sim Long.
"Perairan Huang-ho bagian hulu hanya dapat ditempuh dengan rakit,
sedangkan seluruh rakit di perairan sana semuanya di bawah
pengawasan Liong-lotoa, tanpa izin Liong-lotoa siapa pun jangan
harap akan dapat lalu di sana.?
"Arus Huang-ho sangat keras, sahabat yang hidup mengemudikan
rakit di hulu sungai sana boleh dikatakan semuanya orang yang
bergurau dengan nyawa sendiri, jadi setiap orang pasti menguasai
sejurus-dua, untuk mengurus orang-orang ini sungguh tidak
gampang,? demikian kata Sim Long.
"Dia berbaju seragam serupa anak buahnya, jelas dia bukan tokoh
sembarangan,?jar Ci-hiang. "Tidak perlu bicara tentang ilmu
silatnya, melulu hal pakaian saja sudah cukup membuat orang
tertarik kepada kebijaksanaannya. Jika dia sendiri makan daging dan
orang lain cuma menggerogoti tulangnya, orang semacam ini mana
bisa menjadi Lotoa (si tertua, kepala, pemimpin atau bos).?
"Ada sementara orang pembawaannya memang pantas menjadi
Lotoa, Liong-lotoa adalah satu di antara orang demikian ini,? kata
Sim Long. ?"Selain dia, Him Miau-ji juga terhitung satu tokoh
istimewa begitu.? KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Him Miau-ji,?jar Ci-hiang dengan tertawa. "Tapi ... apakah dia
ingat padamu" Sekarang, bukan mustahil dia sudah ada main
dengan nonamu she Cu itu.?
Mendadak Sim Long menarik muka, jengeknya, "Hm, kau kira setiap
perempuan di dunia ini sama tidak punya muka serupa dirimu"?
Tanpa terasa Ci-hiang menyurut mundur dua langkah, tak pernah
terpikir olehnya wajah Sim Long yang selalu tersenyum itu bisa juga
berubah masam dan menakutkan seperti ini.
Jun-sui dapat melihat jelas, hampir saja ia berkeplok gembira.
Untunglah pada saat itu juga dari kejauhan datang pula beberapa
puluh orang mengiringi sebuah tandu besar berbungkus kain laken
hijau. Terdiri dari macam-macam orang rombongan ini, ada lelaki ada
perempuan, baju mereka juga berwarna-warni, ada merah ada hijau,
tapi usianya tidak ada yang di atas 25 tahun, kebanyakan adalah
pemuda berumur 17-18 tahun.
Rombongan muda-mudi ini saling berpegangan pundak sambil
tertawa haha-hihi sepanjang jalan, ada yang sibuk makan jajanan
sehingga kulit buah dan kertas bungkus beterbangan terlempar
begitu saja. Dari dalam tandu besar itu pun terus-menerus ada kulit buah dan
kertas bungkus dilemparkan keluar, di dalam tandu juga ada suara
senda gurau orang, ada suara lelaki dan juga suara perempuan. Di
dalam sebuah tandu rupanya berjubel lima atau enam penumpang.
Begitu melihat rombongan ini, segera Jun-sui berkerut kening,
katanya, "Wah, kenapa kawanan kakek moyang cilik ini juga
datang"? "Orang-orang macam apakah mereka ini"? tanya Sim Long dengan
tertawa. KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Jun-sui menghela napas, tuturnya, "Mereka semuanya putra-putri
keluarga hartawan, sepanjang hari mereka selalu membikin onar di
kota Lanciu, perkara besar sih jarang terjadi, tapi urusan kecil sering
membikin pusing orang. Mereka boleh dikatakan satu gerombolan
pencoleng kecil.? "Tapi tandu besar ini tampaknya milik orang ternama atau
berpangkat, jangan-jangan penumpangnya adalah pembesar negeri"
Tapi mengapa bisa bergaul dengan kawanan pengacau cilik ini.?
"Penumpang tandu itu justru tergolong mestikanya mestika,? kata
Jun-sui. "Pada waktu ayahnya masih hidup, setiap hari dia selalu
bergaul dengan kawanan pencoleng cilik ini, makan, minum, main
(judi), madon (main perempuan), pokoknya hampir segala macam M
telah dilakukannya. Ketika ayahnya mati, dia menerima warisan yang
tak terhitung jumlahnya, bahkan mendapatkan warisan gelar tituler
sebagai Bi-hui-su (inspektur), keruan dia lantas malang melintang.?
"O, kiranya seorang anak pembikin bangkrut,? kata Sim Long
tertawa. "Tapi penduduk kota Lanciu telah ikut dibikin susah oleh anak
berandal ini, sampai nona cilik atau perempuan muda tidak ada yang
berani berjalan sendirian di tempat umum. Siapa pun bila
mendengar nama Siau-pa-ong (si Raja Berandal Cilik) Si Bing tentu
kepala pusing.? "Wah, jika demikian, tampaknya semua keluarga hartawan dan
pembesar di sekitar sini hari ini telah hadir seluruhnya,? kata Sim
Long. "Mengapa bisa kebetulan begini" Jangan-jangan memang
sudah ada janji"? "Orang-orang ini memang diundang oleh Koay-lok-ong,? tutur Junsui. "Oo"!? Sim Long melengak. "Memangnya ada sangkut paut apa
antara orang-orang ini dengan Koay-lok-ong"?
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Sangkut paut kentut,? Jun-sui mencibir. "Koay-lok-ong mengundang mereka tidak lebih hanya untuk berjudi saja. Setiap kali
Koay-lok-ong datang kemari tentu mengadakan perjudian besarbesaran.? "Haha, betul, memang sudah lama kudengar hobi Koay-lok-ong ini,
kecuali undangannya ini siapa pula yang mampu berjudi besar
dengan dia"? seru Sim Long dengan tertawa.
"Tapi cara berjudi Koay-lok-ong sangat bersih, sebab itulah orang
lain pun mau berjudi dengan dia,?? kata Jun-sui. ?"Eh, barangkali
Sim-Kongcu juga berminat ikut serta"?
Gemerdep sinar mata Sim Long, "Ya, tampaknya aku pun akan ikut.?
***** Setelah makan siang, Sim Long lantas menunggu di rumahnya.
Tidak berapa lama, terdengarlah suara ribut di luar, suara orang


Pendekar Baja Wu Lin Wai Shi Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

bicara, bergurau, suara ringkik kuda dan gemertak roda kereta serta
suara gedubrakan peti dilemparkan.
Begitulah macam-macam suara itu terus berlangsung sampai sekian
lama, kedengarannya serupa ada suatu pasukan besar akan
berkemah di sini. Air muka Ci-hiang tampak berubah, akhirnya ia berseru, "Koay-lokong datang.? "Betul, datangnya orang ini ternyata benar menimbulkan kekacauan
luar biasa,?jar Sim Long.
"Kita ... kita bagaimana"?
"Tunggu dan lihat saja, masakah kau khawatir dia takkan mencari
diriku"? Dia lantas duduk mengantuk di kursinya.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Sebaliknya Ci-hiang terus mondar-mandir di dalam ruangan,
kelabakan serupa semut di dalam wajan panas. Mungkin sudah
sekian ratus kali ia mondar-mandir dan Koay-lok-ong tetap tidak ada
kabar beritanya. Ia tidak tahan, ia mengentak kaki di depan Sim Long dan berseru,
"Hei, jangan kau duduk saja seperti orang mampus!?
"Aku ini kan simpan tenaga untuk menghadapi Koay-lok-ong nanti,?
jawab Sim Long tertawa. "Tapi jangan salah sangka, aku tidak akan
berkelahi dengan dia melainkan bertarung di atas meja. Emas perak
pemberian Ong-hujin agaknya dapat kugunakan sekarang ....?
"Tapi engkau ....? "Makanya aku harus simpan tenaga sekarang,? kata Sim Long pula.
"Kau tahu, berjudi jauh lebih membuang tenaga daripada berkelahi.
Perjudian besar tiada ubahnya pertarungan maut di medan laga.
Pertarungan di atas meja juga memeras tenaga dan pikiran dengan
aneka macam perubahan yang sukar diraba, sungguh jauh lebih
merangsang dan berbahaya daripada di medan perang.?
"Jangan-jangan engkau sengaja akan mengalah sebagai jalan untuk
bekerja baginya"? "Mana boleh kukalah,?jar Sim Long. "Jika kukalah, tentu aku
takkan berharga lagi dalam pandangannya. Jika aku kalah berarti
aku tidak punya otak, apakah aku terpandang olehnya" Dan jika aku
dipandang hina olehnya, cara bagaimana dia mau membeli diriku,
dan bila aku tidak berharga baginya, mungkin jiwaku yang akan
dicabut olehnya ....?a tersenyum, lalu menyambung, "Maka dari itu di atas meja
judi juga harus kuberi pukulan keras padanya, kalau tidak tentu segala
rencana akan gagal total dan jiwaku pun mungkin sukar
dipertahankan.? KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Ci-hiang terbelalak, "Kau yakin dapat mengalahkan dia di atas
meja"? "Tidak,? jawab Sim Long tak acuh.
"Tanpa keyakinan kau pun berani berjudi dengan dia"? seru Ci-hiang
kaget. "Dan sampai sekarang engkau masih tetap tenang seperti ini
tanpa tegang sedikit pun, tidak gelisah setitik pun.?
"Dari mana kau tahu aku tidak tegang dan tidak gelisah"?
"Masa ... masa tidak dapat kulihat"?
"Haha, jika perasaanku dapat kau lihat, mana boleh lagi aku berjudi
dengan orang semacam Koay-lok-ong. Di atas meja judi, setiap detik
dapat berubah, jika tidak tahan, mungkin bini pun akan dibawa
orang.? "Haha, tak tersangka engkau selain setan perempuan dan setan
arak, ternyata juga setan judi,?cap Ci-hiang dengan tertawa.
Pada saat itulah tiba-tiba seorang bersuara di luar, "Apakah Sim
Long, Sim-kongcu tinggal di sini"?
Bergetar tubuh Ci-hiang, desisnya, "Ssst, itu dia"?
Dengan tersenyum Sim Long lantas membuka pintu, tertampaklah
seorang pemuda cakap berdiri di depan pintu dengan membawa
sehelai kartu merah besar, setelah memberi hormat lantas menyapa,
"Apakah Anda ini Sim-kongcu"?
"Betul, saudara ini utusan Koay-lok-ong"? jawab Sim Long
tersenyum. Gemerdep sinar mata pemuda itu, dengan cepat ia mengamati Sim
Long sekejap dan menjawab, "Betul, hamba anggota Angin Ribut ke18 anak buah Koay-lok-ong, atas perintah Ongya untuk
menyampaikan surat kepada Kongcu, harap Kongcu sudi
menerimanya.? KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Sembari bicara, ia maju selangkah, kartu merah yang dipegang
terangkat ke atas sebatas mata, lalu didorong ke depan dengan
cepat. Gerakan ini seperti tanda penghormatan, padahal mengandung daya
pukulan yang sangat kuat. Bilamana Sim Long tidak dapat
melayaninya, kontan pasti akan dibikin malu.
Tapi Sim Long anggap seperti tidak terjadi apa-apa, kedua kepalan
terangkap di depan dada sebagai tanda hormat, katanya dengan
tersenyum, "Terima kasih!?
Berbareng dengan ucapan terima kasih itu, perlahan ia tarik kartu
merah itu, tahu-tahu kartu itu sudah berpindah ke tangan Sim Long.
Dengan air muka rada berubah pemuda itu menyurut mundur lagi,
lalu memberi hormat dan berucap pula, "Sim-kongcu memang luar
biasa.? "Terima kasih atas pujianmu,? kata Sim Long dengan tertawa.
Ia coba membentang kartu undangan itu, di situ tertulis: "Waktu Cu
(antara pukul 2-3) tengah malam nanti, tersedia perjamuan
sederhana, mohon kedatangan Anda untuk mengobrol iseng, selesai
bersantap tersedia pula berbagai hiburan. Harap memberi jawaban.?
Kartu ini tanpa menyebut si alamat, juga tidak ada nama si pengirim.
Setelah membaca, Sim Long berkata, "Harap sampaikan kepada
Ongya bahwa Sim Long pasti akan hadir tepat pada waktunya.?
Pemuda itu memandang Sim Long lagi sekejap dengan rasa kagum,
kemudian memberi hormat sambil mengiakan, lalu melangkah pergi.
"Aneh juga, mengapa perjamuan diadakan lewat tengah malam
buta, memangnya supaya tetamunya lelah dan mengantuk, lalu akan
disembelihnya di atas meja"?cap Ci-hiang dengan kening
bekernyit. KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Makanya sekarang aku harus simpan tenaga, sebaiknya jangan kau
ganggu diriku,? kata Sim Long tertawa.
Waktu Sim Long bangun tidur, masih ada waktu cukup baginya
untuk mandi dulu dan ganti pakaian yang paling ringan dan bersih.
Kemudian ia gunakan sepotong handuk bersih, dibungkusnya Ginbio
bernilai nominal besar pemberian Ong-hujin itu dengan rajin, lalu
dimasukkan ke dalam baju.
Setelah merasa semuanya serbafit, kemudian ia menuang secangkir
teh kental dan duduk menikmati air teh untuk menantikan
pertarungan sengit yang bakal berlangsung nanti.
Ci-hiang juga sudah selesai berdandan, dia memakai baju sutra yang
indah, seluruh tubuh terembus bau harum semerbak.
Namun dia kelihatan tidak tenang, sebentar berduduk, segera berdiri
lagi, rupanya ia khawatir Sim Long akan kalah, bila kalah, lantas
bagaimana" Karena itulah ia coba bertanya, "Sim Long, sesungguhnya ada
berapa bagian keyakinanmu akan menang"?
Sim Long memejamkan mata dan tersenyum, katanya, "Sebelum
kulihat cara bertaruh Koay-lok-ong tidak dapat kukatakan bagaimana
hasilnya nanti.? "Sedikitnya ada setengahnya pasti menang bukan"? tanya Ci-hiang
pula. "Kukira ada,? jawab Sim Long.
"Syukurlah ....? Ci-hiang menghela napas lega.
"Tapi modal yang kubawa cuma ada delapan belas ribu tahil, tidak
perlu diragukan lagi modal Koay-lok-ong pasti jauh lebih tebal
daripadaku. Bilamana modal lebih kuat biasanya sudah menang satu
langkah lebih dulu.? KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Wah, tahu begitu mestinya kita juga bawa modal sebanyaknya,?jar Ci-hiang
gegetun. "Namun tidak apalah, asalkan Koay-lok-ong tidak dapat menerka
berapa banyak modalku, tentu dia tidak berani bergebrak sepenuh
tenaga, apalagi ....? Sim Long tersenyum, lalu menyambung, "Dapat
juga kusikat dulu dari orang lain, habis itu baru kutempur matimatian dengan Koay-lok-ong. The Lan-ciu dan Liong Su-hay mungkin
sangat pandai berjudi, sebaliknya kulihat Ciu Thian-hu dan Siau-paong pasti makanan empuk.?
"Makanan empuk"? Ci-hiang menegas dengan tertawa. "Yang
penting janganlah engkau sendiri menjadi makanan empuk bagi
orang lain.? Waktu mereka memandang ke luar jendela, terlihatlah dari jauh ada
dua tenglong atau lampu berkerudung sedang menuju kemari. Sim
Long berbangkit dan berucap, "Ayo berangkat, kita sudah dipapak!?
***** Ciu-jui-han atau vila zamrud, inilah vila musim panas bagi Koay-lokong. Dengan sendirinya vila ini terhitung tempat yang paling mewah
dan paling megah di lingkungan Koay-hoat-lim.
Di luar rumah cahaya lampu terang benderang, namun suasana
sangat sepi tiada tampak seorang pun, hanya di tempat yang gelap
terkadang ada bayangan orang berkelebat.
Di dalam vila indah ini sudah disiapkan meja perjamuan, hidangan
yang tersedia terdiri dari lohi (ikan loh) dari sungai Siong, kepiting
besar dari danau Yangting, udang galah dari Tinghay, bulus dari
Kanglam .... Semua makanan ini mestinya tidak mungkin muncul bersama di
daerah tandus ini, tapi sekarang tersedia semua di atas meja,
sungguh seperti dalam dongeng saja.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Ternyata sesuai dengan dugaan Sim Long, hidangan yang tersedia
tidak pakai daging, semuanya makanan laut, seafood, kalau mau
pakai istilah zaman sekarang.
Yang di luar dugaan Sim Long adalah pajangan rumah ini ternyata
sangat sederhana, tapi cukup serasi, sedikit pun tidak ada tanda
mewah yang berlebihan. Di atas meja juga tidak tersedia piala emas atau poci kemala segala,
yang ada cuma alat terbuat dari keramik, dengan sendirinya keramik
yang indah, malahan hampir seluruhnya barang antik.
Sim Long jadi teringat kepada Cu Jit-jit yang pernah menyaru
sebagai Koay-lok-ong, diam-diam ia merasa geli, pikirnya, "Beginilah
baru gaya asli Koay-lok-ong, cara Jit-jit itu kan lebih mirip orang
kaya mendadak.? Meja perjamuan sudah dikitari delapan atau sembilan orang. Sekali
pandang saja Sim Long lantas mengenali Liong-lotoa, Liong Su-hay.
Meski dia tetap pakai baju kain kasar, namun di tengah orang
banyak dia tetap kelihatan seperti bangau di tengah kawanan ayam,
sangat mencolok. Di samping Liong Su-hay berduduk seorang setengah baya dengan
jenggot pendek, tubuhnya rada gemuk, jelas seorang yang biasa
hidup senang. Ia pun memakai baju tipis biasa tanpa sesuatu hiasan
yang mencolok, hanya di depannya tertaruh sebuah pot tembakau
dengan pipanya yang berwarna hijau, jelas benda ini tidak boleh
dipandang sepele. Tanpa pikir Sim Long lantas tahu orang ini pasti The Lan-ciu. Putra
keluarga hartawan terkenal tentu saja mempunyai perbawa yang
tersendiri. Orang yang duduk di samping The Lan-ciu tampak berbeda lagi.
Di atas tubuhnya bergelantungan macam-macam hiasan, setiap
benda itu sukar diukur nilainya, namun begitu dia tetap kelihatan
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
seperti orang miskin. Tapi lagaknya angkuh seperti dunia ini dia
punya. Tanpa pikir Sim Long juga lantas tahu orang ini pastilah Ciu Thian-hu
yang kaya mendadak itu. Di samping Ciu Thian-hu berduduk seorang perempuan dengan
macam-macam perhiasan pula.
Dia duduk menggelendot di samping Ciu Thian-hu, tapi matanya
sebentar lirik sini sebentar lirik sana, walaupun tidak jelek mukanya,
namun kelakuannya yang jalang dan rendah itu membuat orang
muak. Di sebelah lagi adalah Siau-pa-ong Si Bing, si Raja Berandal Cilik.
Benar juga dia baru berumur 18-19 tahun, namun matanya tampak
celung, mata yang tidak kecil itu tidak bercahaya, serupa orang yang
selalu mengantuk sepanjang tahun. Pakaiannya tidak terlalu
mencolok serupa Ciu Thian-hu.
Di sampingnya juga berduduk seorang perempuan muda, tapi
caranya berpakaian jauh lebih mengejutkan daripada perempuan di
samping Ciu Thian-hu itu.
Boleh dikatakan dia tidak memakai baju melainkan memakai sebuah
kutang saja, sehingga kedua lengannya sebatas bahu kelihatan putih
bersih, dadanya juga kelihatan menonjol tinggi, gelang emas pada
tangannya berbunyi gemerencing.
Kelihatannya perempuan muda ini baru berumur 15-16, tapi caranya
bersolek sungguh luar biasa, bahkan mulut menggigit pipa tembakau
dan asap mengepul dari hidungnya.
Sim Long tidak berani memandang lagi "nona pencoleng?tu, tapi
nona itu lantas menepuk kursi di sebelahnya dan berseru dengan
tertawa, "Eh, anak muda, duduklah di sini!?
Sim Long tersenyum, jawabnya, "Terima kasih, namun ....?
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Namun apa"? nona itu mendelik, "kursi ini tidak membara dan
takkan membakar pantatmu, kenapa takut"?
Terpaksa Sim Long berduduk di situ.
Nona itu lantas memandang Ci-hiang dan tertawa, "Haha, boleh juga
pandanganmu. Meski anak muda semacam ini kelihatan malu-malu
kucing tapi biasanya tidak jelek permainannya. Jangan kau kira
usiaku masih kecil, pengalamanku pasti tidak lebih sedikit
daripadamu.? Sungguh gemas Ci-hiang, rasanya ingin memberi dua kali gamparan
kepada nona cilik bejat itu.
Malahan nona cilik itu lantas menepuk pundak Sim Long dan berkata
lagi, "Namaku He Wan-wan, kawan-kawan sama menyebutku Li-paong (raja berandal perempuan), yang duduk di sebelahku inilah
kekasihku si Siau-pa-ong. Engkau sendiri bernama siapa"?
"Sim Long,? jawab Sim Long dengan tertawa.
"Sim Long"?lang He Wan-wan. "Ehm, boleh juga tampaknya kau
ini.? Sejak Sim Long masuk tadi, pandangan Liong-lotoa yang tajam
lantas terpusat ke arahnya, tiba-tiba ia menyapa sambil angkat
cawan terhadap Sim Long, "Apakah Sim-kongcu datang dari daerah
Tionggoan"? "Betul,? sahut Sim Long sambil angkat cawan juga, "Cayhe juga
sudah lama mendengar nama kebesaran Liong-toako, setelah
bertemu sekarang nyata memang tidak bernama kosong.?
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Jilid 27 "Haha, terima kasih,? Liong-lotoa bergelak tertawa. Mendadak ia
berhenti tertawa dan menatap Sim Long, katanya pula, "Kudengar di
daerah Tionggoan akhir-akhir ini muncul seorang Sim-kongcu


Pendekar Baja Wu Lin Wai Shi Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sekaligus mengalahkan Sam-jiu-long Lai Jiu-hong dan menjatuhkan
Thian-hoat Taysu dari Ngo-tay-san, hanya dalam sebulan saja
namanya sudah mengguncangkan seluruh negeri, apakah Simkongcu itu ialah Anda sendiri"?
"Ah, itu cuma pujian teman saja padaku,? sahut Sim Long dengan
tertawa. Seketika para hadirin sama gempar oleh keterangan Liong-lotoa itu,
bahkan si Raja Berandal Cilik juga melenggong dan Ciu Thian-hu pun
melongo. Dalam pada itu sebagai tuan rumah Koay-hoat-lim, Li Ting-liong dan
Jun-kiau lantas mengajak angkat cawan dengan para tamu.
Dengan tertawa Jun-kiau berkata, "Yang duduk di sini seluruhnya
adalah orang ternama, cuma sayang kesehatan Ongya agak
terganggu sehingga tidak dapat keluar mengiring tamu, terpaksa
silakan hadirin makan minum sekadarnya, lalu menemui beliau.?
Beramai-ramai mereka lantas angkat cawan dan menenggak arak,
lalu bersantap. Tiba-tiba Ciu Thian-hu bertanya setelah menenggak arak, "Apakah
Sim-laute ini juga suka bertaruh"?
"Kukira sangat sedikit orang lelaki yang tidak berjudi,? jawab Sim
Long dengan tersenyum. "Wah, jika begitu sebentar lagi aku ingin belajar kenal,? tukas The
Lan-ciu. "Tentu akan kuiringi kalian,? kata Sim Long.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Segera Siau-pa-ong Si Bing menukas, "Sudah lama ingin kudatang
ke sini, entah permainan apa saja yang terdapat di sini"?
"Ongya paling suka main Pay-kiu,? jawab Jun-kiau. "Beliau merasa
permainan Pay-kiu paling merangsang.?
"Bagiku Pay-kiu tidak lebih menarik daripada main dadu, tapi boleh
juga.?jar Si Bing. "Ah, kukira saudara cilik ini lebih suka main lempar mata uang,? kata
Liong-lotoa dengan tertawa.
"Itu kan permainan anak kecil,? sahut si berandal cilik.
Pada saat itulah muncul seorang pemuda berbaju satin, yaitu jago
Angin Ribut yang mengirim undangan kepada Sim Long itu, ia
memberi hormat dan berseru, "Bilamana hadirin sudah dahar,
silakan ikut hamba, Ongya sudah menunggu.?
Segera Sim Long berbangkit, bahwa sebentar lagi akan berhadapan
dengan tokoh yang paling misterius zaman ini, yaitu Koay-lok-ong,
seketika darah terasa bergolak.
Ruangan dalam tidak luas, tapi juga sangat indah.
Keadaan ruangan gelap sekali, hanya di tengah tergantung sebuah
lampu minyak kristal yang besar, cahaya lampu terkerudung oleh
kertas putih bersih sehingga sinarnya tidak terpancar ke tempat lain.
Karena sekelilingnya gelap maka cahaya lampu jadi terlebih terang,
seluruhnya menyorot ke atas meja bundar yang berlapis laken hijau.
Sekitar laken hijau diberi tepian warna emas, sekeliling meja adalah
beberapa kursi besar longgar, di belakang kursi dikitari pagar
tembaga yang tergosok mengilat.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Di atas meja sudah tertaruh seperangkat kartu Pay-kiu yang terbuat
dari gading serta sepasang dadu gading berukir indah. Kecuali itu
masih ada sepasang tangan.
Tangan ini pun sangat indah, mulus, serupa ukiran gading, jari yang
panjang lurus tertaruh di atas laken hijau, kukunya terawat rapi, jari
tengah memakai tiga bentuk cincin aneh dan memancarkan cahaya
menakjubkan. Jelas inilah tangan Koay-lok-ong. Akan tetapi tubuh dan mukanya
tersembunyi di balik kegelapan.
Meski Sim Long berusaha melihatnya dengan cermat di bawah
cahaya lampu sorot itu juga cuma tertampak wajahnya yang samarsamar dan bola matanya yang bersinar tajam.
Cukup juga dapat melihat bola mata yang bisa membuat jantung
orang yang memandangnya berdetak.
The Lan-ciu maju lebih dulu, ia menjura dan berucap, "Selamat,
Ongya!? Suara lembut, tenang dan perlahan, tapi mengandung semacam
daya tarik menjawab, "Selamat, silakan duduk!?
"Terima kasih,? kata The Lan-ciu pula sambil melangkah ke dalam
pagar dan duduk di kursi sebelah Koay-lok-ong.
"Selamat, Ongya,? giliran Liong Su-hay yang memberi hormat dan
dia juga disilakan duduk di sebelah Koay-lok-ong yang lain.
Kemudian giliran Ciu Thian-hu dan dia duduk di samping The Lanciu. Siau-pa-ong tidak berani gegabah, ia pun memberi hormat.
"Apakah engkau ini putra Si-ciangkun"? tanya Koay-lok-ong.
"Betul ....? jawab Si Bing.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Dan aku adalah bakal menantu Si-ciangkun,? sambung He Wanwan mendadak. "Apakah Ongya ....?
Tapi mendadak Koay-lok-ong mendengus, "Yang tidak berjudi berdiri
di luar pagar.? "Eh, jangan Ongya mengira aku ini orang perempuan, kalau berjudi
masakah kukalah berani dibandingkan orang lelaki ....?
"Perempuan tidak boleh judi,? kata suara itu.
"Mengapa, masa perempuan ....?
Belum lanjut ucapan He Wan-wan, mendadak dari belakang
bayangan Koay-lok-ong terjulur sebuah tangan dan menolak ke arah
He Wan-wan, kontan ia jatuh terjungkal.
Keruan He Wan-wan ketakutan setengah mati, cepat ia merangkak
bangun dan berdiri di luar pagar dan tidak berani bertingkah lagi.
Diam-diam Sim Long terkejut, pikirnya, "Hebat benar tenaga dalam
orang ini, jangan-jangan dia inilah salah satu duta Koay-lok-ong"?
Segera ia pun memberi hormat dan mengucapkan selamat bertemu.
Dapat dirasakan sinar mata orang yang tajam itu sedang
menatapnya, lalu suara orang berkata, "Anda inikah Sim-kongcu"?
Sim Long membenarkan. Orang itu memandangnya lagi sejenak, lalu berkata, "Baik silakan
duduk.? Sim Long lantas berduduk tepat di depan Koay-lok-ong. Tanpa
disuruh lagi Ci-hiang berdiri juga di luar pagar.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Sekonyong-konyong tangan di belakang Koay-lok-ong bertepuk
perlahan, dua pemuda berbaju satin lantas membawa datang
sebuah kotak berukuran dua kaki persegi.
Ketika kotak itu dibuka di atas, meja mendadak melompat keluar
satu orang. Sungguh aneh bin ajaib, dari dalam kotak sekecil itu dapat melompat
keluar seorang manusia hidup.
Kiranya seorang manusia kerdil, manusia mini. Tinggi tubuh orang
ini kurang dari dua kaki. Berbeda daripada orang kerdil umumnya
yang tidak rata pertumbuhannya, orang kerdil ini tumbuh dengan
sama rata ukuran anggota badannya sehingga sekilas pandang
serupa manusia normal biasa, hanya ukurannya memang mini.
Hanya kepalanya saja yang agak lebih besar sedikit, ditambah
sepasang mata yang lincah dan mulut yang tipis sehingga
tampaknya cukup menyenangkan.
Manusia mini ini memakai topi putih dengan baju dan sepatu putih
pula, malahan tangan juga memakai kaus putih, semuanya
serbaputih bersih. Sampai Sim Long juga kaget ketika seorang melompat keluar dari
kotak kecil itu. Segera manusia mini ini berjongkok di atas meja dan menyembah
kepada para tamu. Kemudian ia melompat bangun, ucapnya sambil
berkedip-kedip lucu, "Main perempuan mencari yang cantik, berjudi
harus main jujur .... Hamba Siau-ling-ci (si Cerdik Pandai Cilik)
khusus akan meladeni dan mencuci kartu bagi hadirin ....?
Nyata ucapannya jelas dan bicaranya pintar meski ukurannya mini.
Diam-diam Sim Long membatin, "Agaknya Koay-lok-ong khawatir
orang lain menyangka dia main curang, maka sengaja menyuruh
seorang kerdil untuk menjadi tukang bagi kartu.?
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Siau-ling-ci atau si Cerdik Pandai Kecil lantas mendorong kartu Paykiu ke depan para hadirin sambil bicara, "Tuan-tuan, kartu ini
berkualitas tinggi dan berharga mahal, mulus tanpa sesuatu kode
rahasia, silakan hadirin memeriksanya sendiri.?
"Cukup, tidak perlu periksa lagi,? kata semua orang.
"Setiap kali setelah hamba mencuci kartu, setiap orang masih
diperbolehkan menyuruhku mencuci sekali lagi. Bilamana di antara
hadirin mengetahui sesuatu permainanku pada waktu mencuci kartu,
silakan segera bertindak, boleh langsung potong tangan hamba.?
Dengan tertawa Liong Su-hay menanggapi, "Ah, selamanya Ongya
bertaruh dengan adil dan bersih, hal ini diketahui siapa pun.?
"Jika begitu, silakan hadirin mulai pasang,? kata pula Siau-ling-ci
dengan tertawa. "Uang kontan, emas perak, Ginbio dari kedelapan
Ci-ceng (serupa bank zaman sekarang) besar, semuanya berlaku di
atas meja. Benda mestika, batu permata juga boleh langsung
dihargai di sini. Sebaliknya pinjam utang takkan diladeni.?
"Dengan sendirinya kami tahu peraturan ini,? kata Liong Su-hay.
"Nah, hamba yang cuci kartu, hadirin lempar dadu, kecuali Ongya
yang menjadi bandar, hadirin boleh lempar dadu secara bergiliran,?
kata Siau-ling-ci pula. Diam-diam Sim Long juga mengakui cara bertaruh ini memang jujur
dan tidak memberi peluang untuk main curang, tampaknya cara
berjudi Koay-lok-ong memang bersih.
Segera si manusia mini itu sibuk mencuci kartu dengan gesit.
The Lan-ciu yang mendahului mengeluarkan sehelai Ginbio dan
perlahan ditaruh di atas meja.
Sedangkan si berandal merogoh segenggam biji emas dan ditaruh
seluruhnya ke depan. KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Mendadak terdengar Koay-lok-ong mendengus, "Ambil kembali dan
enyah!? Siau-pa-ong melengak, "He, ken ... kenapa, masakah emasku tidak
laku"? Sama sekali Koay-lok-ong tidak menggubrisnya, tapi orang di
belakangnya lantas mendengus, "Emasnya sih laku, cuma tanganmu
terlalu jorok.? Suaranya lambat, kaku, sepat, seperti orang yang jarang bicara
sepanjang tahun sehingga lidah pun berubah kelu. Maklum, cara
menggerakkan tangan orang ini biasanya memang jauh lebih cepat
daripada dia menggunakan mulutnya.
Siau-pa-ong jadi melengak, katanya dengan tertawa, "Tangan jorok"
Apa sangkut pautnya tangan jorok" Kedatangan kita ini adalah untuk
berjudi dan bukan untuk berlomba tangan siapa paling bersih dan
indah.? Belum habis ucapannya, sekonyong-konyong sebuah tangan
mencengkeram baju lehernya dari belakang.
Keruan ia terkejut dan bermaksud melawan, tapi entah mengapa,
sekujur badan terasa lemas lunglai tak bertenaga, kontan ia diangkat
orang serupa elang mencengkeram anak ayam.
"Enyah!? demikian dengus suara yang dingin sepat tadi.
Berbareng dengan kata "enyah?tu, tubuh Siau-pa-ong terus
melayang ke luar dan "bluk?, ia terbanting di luar pintu dan sukar
merangkak bangun lagi. Cara bagaimana orang itu sampai di belakang Siau-pa-ong dan cara
bagaimana dia turun tangan, bukan cuma Siau-pa-ong saja tidak
tahu, bahkan orang sebanyak ini pun tidak ada yang tahu.
Si berandal perempuan tadi pun menjerit dan berlari keluar. Habis
itu keadaan lantas sepi. Suara napas setiap orang sama terdengar.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Akhirnya Koay-lok-ong tersenyum katanya, "Janganlah hadirin
terganggu oleh bocah yang menjemukan ini, marilah kita lanjutkan.?
Siau-ling-ci lantas membawa dua biji dadu ke depan The Lan-ciu,
tubuhnya yang berukuran mini itu melangkah kian kemari di atas
meja besar itu serupa sebuah boneka yang lincah.
Ia berlutut di depan The Lan-ciu sambil mengangkat dadu, serunya,
"Silakan The-siansing membuka dasar!?
"Terima kasih,? kata The Lan-ciu dengan tersenyum.
Kegunaan kedua biji dadu dalam permainan Pay-kiu adalah untuk
menentukan nomor urutan pembagian kartu. Meski kecil kedua biji
dadu itu, tapi dapat menentukan nasib untung-malang orang-orang
yang ikut bertaruh ini, dapat membuat mereka gembira dan
menderita, bahkan dapat menentukan mati-hidup mereka. Dan
kedua biji dadu itu lantas meluncur dari tangan The Lan-ciu yang
putih itu, perjudian besar sepanjang malam pun dimulai.
Dadu berputar di dalam sebuah mangkuk porselen, berpasang mata
sama memandangnya dengan tegang tanpa berkedip. Akhirnya dadu
berhenti dan menunjukkan tujuh titik total.
Segera si manusia mini berteriak menyatakan tempat yang
berhadapan dengan bandar. Maka dua potong kartu (kartu Pay-kiu
terbuat dari kayu atau gading dengan angka serupa kartu domino)
yang indah lantas didorong oleh setangkai tongkat kecil ke depan
Sim Long. Perlahan Sim Long mengintip kartunya, kartu pertama angka
delapan campur, kartu ini tidak baik, tapi juga tidak jelek. Ketika
kartu kedua dibuka ternyata dua titik alias balok satu (istilah
domino), kartu ini disebut "Te? dalam permainan Pay-kiu dan
terhitung kartu nomor dua setelah "Thian?, yaitu balok enam.
Kartu delapan campur berpasangan dengan kartu "Te? disebut "Tekong?, terhitung kartu bagus. Sim Long tersenyum puas. Dilihatnya
kawan bertaruh yang lain, yaitu The Lan-ciu, Liong Su-hay dan Ciu
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Thian-hu sama menggerutu, rupanya mereka mendapatkan kartu
jelek. Terdengarlah Siau-ling-ci berteriak menyerukan angka kartu bandar
yang terdiri dari tujuh dan delapan, kartu jelek, namun masih lebih
tinggi daripada kartu kedua pemasang kanan-kiri.
Maka perak, Ginbio dan emas lantas disapu oleh bandar. Hanya Sim
Long saja yang mendapat seribu tahil perak. Taruhan pertamanya
memang tidak besar. Dan begitulah seterusnya, agaknya angin Sim Long cukup baik,
berturut-turut dia menang lagi, pasangnya juga terus ditumpuk atau
dilipatkan. Lima kali pasangan jumlah taruhannya sudah berjumlah
16 ribu tahil. Ci-hiang yang berdiri di belakangnya sama terbelalak.
Sedangkan Ciu Thian-hu tampak tidak tenang, matanya mulai
merah, ia pandang Sim Long dengan iri. Tampaknya sudah lebih
selaksa tahil kekalahannya. Liong Su-hay dan The Lan-ciu juga
kalah, namun mereka tetap tenang saja walaupun tangan pun mulai
berkeringat. Mata yang tajam di balik kegelapan itu tetap dingin, namun juga
berulang melotot ke arah Sim Long.
Dadu dilempar dan kartu dibagi lagi.
Sekali ini pihak bandar cukup beruntung dan mendapat kartu
sepasang "Jin?, yaitu dua kartu balok empat. Kartu Thian dan Te
sudah keluar semua, jelas sepasang kartu Jin ini paling tinggi.
Para petaruh sama putus asa dan menghela napas perlahan. The
Lan-ciu mengusap keringat. Ia kalah lagi, yang lain juga kalah,


Pendekar Baja Wu Lin Wai Shi Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tinggal Sim Long saja yang masih mengintip kartu.
Mendadak Sim Long tertawa, kartu dibuka ternyata mendapat
pasangan empat-dua dan dua-satu. Kedua kartu ini dalam
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
permainan Pay-kiu disebut "Ci-cun?, artinya yang maha agung, dari
arti istilah ini sudah cukup melambangkan keagungannya yang tak
terkalahkan oleh kartu lain.
Seketika penonton sama gempar. Kembali cuma Sim Long saja yang
menang. The Lan-ciu dan lain-lain sama bermuka merah dan mandi keringat.
Rupanya mereka menjadi iri terhadap kartu Sim Long, untuk
selanjutnya mereka ikut bertaruh bagi kartu Sim Long dan
mengosongkan bagian kartu sendiri.
Siapa tahu hal ini pun tidak menjamin akan kemenangan mereka,
sebaliknya kartu Sim Long menjadi buruk setelah mereka ikut
taruhan pada kartunya. Dengan begitu Ciu Thian-hu dan lain-lain tambah banyak kalahnya,
sebaliknya kemenangan Sim Long masih utuh.
Keruan yang kalah tambah menggerutu. Dan biasanya, pejudi yang
kalah selalu ngotot terus dengan harapan bisa kembali modal.
Maka setelah berputar lagi beberapa kali, kekalahan Ciu Thian-hu
sudah mendekati 50 ribu tahil, Liong Su-hay juga kalah 20-an ribu
tahil. Hanya The Lan-ciu berbalik ada kemenangan sedikit karena
kartunya mulai membaik. Tapi ketika Ciu Thian-hu dan Liong Su-hay memegang kartu sendiri
lagi, segera Sim Long bertaruh pula dan kembali mendapat kartu
bagus dan menang. Hanya sebentar saja kemenangannya telah
bertambah sehingga seluruhnya menang ratusan ribu tahil.
Bagi pandangan kaum pejudi, hanya pemenang saja menjadi
kebanggaan dan pujaan mereka, sekarang Sim Long dipandang
mereka tiada ubahnya superman.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Tampaknya Ciu Thian-hu yang lagi sial, hampir setiap kali
taruhannya pasti dimakan bandar, ia mulai lemas, mukanya merah
padam. Tiba-tiba The Lan-ciu berkata, "Malam ini engkau kurang mujur,
akan lebih baik jika istirahat dulu.?
"Tidak, harus kuteruskan, kupasang lagi tiga laksa tahil,? seru Ciu
Thian-hu penasaran sambil merogoh saku. Setelah tiga laksa tahil
Ginbio dikeluarkan, agaknya sudah kosong isi sakunya.
Mendadak Liong Su-hay berbangkit dan tertawa, "Haha, akulah yang
harus berhenti, bila diteruskan, mungkin seluruhnya bisa ludes dan
akhir bulan para saudaraku terpaksa harus makan angin.?
Sembari membetulkan bajunya ia lantas melangkah pergi, dia
memang seorang pejudi yang berani menang juga berani kalah.
Karena Ciu Thian-hu ikut bertaruh atas kartunya, sekali ini Sim Long
cuma pasang seribu tahil saja. Waktu kartu dibuka, lagi-lagi semua
pasangan disapu oleh bandar.
Butiran keringat memenuhi dahi Ciu Thian-hu, ia termangu-mangu
sejenak, mendadak ia mengeluarkan semua barang berharga yang
dibawanya, seluruhnya ditaruh di atas meja. Katanya parau,
"Uangku sudah ludes, barang ini dinilai berapa"?
Siau-ling-ci memeriksa barang-barang itu, lalu berkata, "Lima laksa
lima ribu tahil.? "Baik, seluruhnya kutaruh lagi di sini ....? dengan penasaran Ciu
Thian-hu bertaruh pula atas kartu Sim Long. "Sungguh aku tidak
percaya, jika dia bertaruh sendiri mendapatkan kartu besar, bila aku
ikut bertaruh tentu kalah. Maaf, sekali ini kuharap dapat memegang
kartu.? "Silakan,? jawab Sim Long dengan tersenyum. Sekali ini ia malah
tidak bertaruh sama sekali.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Dengan tangannya yang rada gemetar Ciu Thian-hu memegang
kartu, diintipnya dengan perlahan dengan mata setengah terpicing.
Tapi mendadak ia berteriak, orangnya terus jatuh merosot ke lantai.
Kartunya jatuh di atas meja dan terbuka, ternyata sepuluh campur,
jeblok, kartu yang paling jelek.
Sinar mata tajam dalam kegelapan itu tampak gemerdep, desisnya,
"Bawa dia keluar!? Li Ting-liong yang menunggu di luar pagar mengiakan dan Ciu
Thian-hu segera diusung pergi.
Tiba-tiba The Lan-ciu berkata, "Rasanya aku pun lebih baik berhenti
saja, biarlah pertarungan besar berlangsung antara Ongya dan Simkongcu, apabila tidak keberatan, boleh juga kulemparkan dadu bagi
kalian sekadar ikut meramaikan pertarungan besar yang
sesungguhnya ini.? Sim Long tetap duduk saja dengan tersenyum, ia tahu ucapan The
Lan-ciu memang tidak salah, pertarungan besar yang sebenarnya
memang baru akan mulai antara dia dan Koay-lok-ong. Sasaran
Koay-lok-ong malam ini jelas adalah dia, begitu pula yang ditujunya
juga Koay-lok-ong. Meski dia telah mendapatkan kemenangan belasan laksa tahil perak
dan menambah modalnya, ini berarti pula menambah ketabahannya
menghadapi lawan, tapi lawannya memang teramat kuat, sampai
saat ini belum lagi ditemukan sesuatu lubang kelemahannya.
Dalam pada itu 32 potong kartu gading yang mengilat telah
ditumpuk rajin lagi di atas meja.
Tiba-tiba Koay-lok-ong berkata, "Hanya dua orang saja yang
bertaruh, rasanya tidak perlu lagi aku menjadi bandar, betul tidak"?
"Ongya memang sangat adil,?jar Sim Long dengan tersenyum.
Hendaknya maklum, bila kartu pemasang dan bandar sama
besarnya, biasanya dianggap bandar yang menang. Jika demikian
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
halnya berarti Sim Long dirugikan karena sekarang tiada petaruh
yang lain. "Menjadi bandar secara bergiliran juga kurang enak, maka ingin
kuusulkan suatu cara pertarungan yang adil dan menarik, bahkan
merangsang,? kata Koay-lok-ong pula.
"Bagaimana caranya"? tanya Sim Long dengan tertawa.
"Begini,? tutur Koay-lok-ong. "Setelah kita sama-sama melihat kartu
masing-masing, pihak yang mendapat bagian kartu lebih dulu boleh
menambah pertaruhannya, bila lawan tidak ikut menambah
taruhannya dalam jumlah yang sama berarti dia menyerah. Jika
tambahan taruhan itu diterima barulah berhak untuk mengadu kartu.
Tapi kalau lawan merasa kartunya lebih bagus, kecuali ikut jumlah
taruhan tambahan itu, dia masih boleh "kik" lagi lebih banyak dan
begitu seterusnya sampai kedua pihak tidak tambah lagi baru
dilakukan mengadu kartu atau sampai salah satu pihak tidak berani
ikut lagi dan menyerah.? Rupanya cara bertaruh yang diajukan Koay-lok-ong ini adalah
pertaruhan sistem main poker zaman sekarang.
Sim Long berkeplok senang, "Haha, bagus sungguh permainan yang
bagus! Pertaruhan cara begini, kecuali nasib mujur, masih diperlukan
kecerdasan dan keberanian, bahkan tidak boleh ketinggalan
ketenangan dan ketabahan ....?
"Betul, kunci pada cara pertaruhan ini terletak pada pribadi dirimu,
harus berusaha agar lawan tidak dapat menerka kartumu dari
sikapmu. Sebaliknya engkau juga harus berusaha menebak besarkecil kartu yang dipegang lawan.?
"Haha, sungguh pertaruhan yang menarik ....? seru Sim Long
dengan tertawa. Para penonton juga sama melongo, sungguh perjudian yang belum
pernah mereka dengar, apalagi melihat.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
The Lan-ciu berucap dengan gegetun, "Ai, cara pertaruhan ini
sungguh lain daripada yang lain, bisa saja Ongya menciptakan
sistem pertaruhan yang menarik ini.?
Koay-lok-ong tertawa bangga, katanya, "Medan judi serupa medan
perang. Di medan judi kedua pihak juga harus mengadu kepintaran,
mengadu otak, menggunakan segala tipu akal, dengan begitu
barulah menarik.? "Ongya jelas adalah jago kelas tinggi, Sim-kongcu tampaknya juga
tidak lemah, wah, pertarungan di antara kalian pasti sangat seru,
sungguh sukar mencari tontonan menarik ini,?jar The Lan-ciu.
"Nah, bilamana Sim-kongcu tidak mempunyai pendapat lain,
bagaimana kalau sekarang juga kita mulai"? tanya Koay-lok-ong.
"Dan supaya tidak membuang waktu, kita tentukan taruhan
minimum adalah lima ribu tahil, setiap kali taruhan yang
ditambahkan juga harus perkalian dari lima ribu, umpamanya boleh
sepuluh, lima belas, dua puluh ribu dan seterusnya.?
"Baik,? tanpa pikir Sim Long menerima tantangan orang dengan
tersenyum. Maka dadu lantas dilempar dan kartu dibagi.
Para penonton sama terbelalak menyaksikan perjudian besar dengan
cara yang aneh antara dua seteru yang sama kuat ini.
Mencorong juga sinar mata Sim Long menghadapi lawan yang hebat
ini, namun dia tetap tenang, senyumnya tambah memesona.
Perlahan ia memegang kartu.
Ternyata tujuh campur, tidak bagus, tapi juga tidak jelek,
lumayanlah begitu. Ia tumpuk kartunya, lalu berduduk dengan kepala agak mendoyong
ke belakang untuk menyembunyikan wajahnya di balik bayang
kegelapan sambil menatap Koay-lok-ong. Dengan cara yang sama
Koay-lok-ong juga sedang memandangnya. Dua pasang mata sama
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
memancarkan sinar tajam, namun tidak memperlihatkan sesuatu
perubahan perasaan. Dilihatnya tangan Koay-lok-ong yang putih mulus itu mendorong
seonggok perak ke depan sambil berucap, "Tambah lagi selaksa
tahil.?rang berani menambah selaksa, jangan-jangan memegang kartu
besar atau cuma main gertak saja"
Sim Long ragu sejenak, akhirnya ia keluarkan dua helai Ginbio
bernilai dua laksa lima ribu tahil, katanya, "Selaksa kuikut dan
tambah lagi lima belas ribu tahil.?
"Baik, dan kutambah lagi tiga laksa,? jawab Koay-lok-ong.
Tanpa pikir orang menambah sejumlah besar itu, jelas bukan main
gertak, kartunya pasti tidak kecil.
Perlahan Sim Long hampir membuang kartunya sebagai tanda
menyerah. Tapi pada saat terakhir mendadak pendiriannya berubah.
Ia berbalik menaruh sehelai Ginbio dan berkata, "Baik, aku ikut tiga
laksa.? Hanya ikut tanpa menambah lagi berarti sampai di sini kedua pihak
harus mengadu kartu. Koay-lok-ong hanya memandang Sim Long tanpa melihat kartunya,
katanya hambar, "Engkau menang.?
"Tapi kartuku cuma tujuh campur,? kata Sim Long.
Perlahan Koay-lok-ong membuka kartunya, cuma satu, memang
kalah. Para penonton sama bersuara gegetun, berani menambah taruhan
sebesar itu, ternyata cuma memegang kartu sekecil itu, sungguh
sukar dibayangkan. KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Babak pertama telah dimenangkan Sim Long dengan gemilang.
Mungkin inilah kunci kemenangan selanjutnya, Ci-hiang ikut
tersenyum senang. Dan begitulah permainan terus berlanjut, beberapa babak permulaan
selalu dimenangkan oleh Sim Long sehingga modalnya telah
bertambah hingga hampir setengah juta tahil.
Tapi setelah berputar lagi, beberapa kali taruhan berikutnya angin
berganti arah, Koay-lok-ong yang menang, modal Sim Long
menyusut dan akhirnya tersisa belasan laksa tahil saja.
Diam-diam Ci-hiang menahan napas dan mengeluh, jika sisa modal
ini pun hanyut berarti tamatlah segalanya. Dilihatnya Sim Long
masih tetap tenang saja. Cahaya lampu yang semula mencorong terang kini pun terasa
berubah agak guram. Para penonton juga ikut tegang karena pertaruhan semakin besar.
"Tambah tiga laksa,?cap Koay-lok-ong setelah membaca kartunya.
Sim Long ragu sejenak sambil menghitung Ginbio yang dipegangnya,
katanya kemudian, "Dan kutambah lagi tiga laksa.?
"Baik, tambah pula tiga laksa,? jawab Koay-lok-ong.
Sekaligus pertaruhan dari lima ribu tahil telah berubah menjadi 95
ribu, para penonton sama tercengang, jantung Ci-hiang juga
berdetak. Ia tahu sisa modal Sim Long saat ini paling banyak tinggal
enam atau tujuh laksa saja, bila ini pun kalah berarti selesailah
perjudian ini. Siapa duga, Sim Long lantas menaruh sisa modalnya dan berkata,
"Baik, tiga laksa kuikut dan kutambah lagi 35 ribu.?
Hampir saja Ci-hiang menjerit, tapi setelah dipikir lagi, hampir juga
ia tertawa, sebab ia yakin Sim Long pasti memegang kartu besar,
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
bisa jadi Ci-cun yang tak terkalahkan, kalau tidak masakah dia berani
mempertaruhkan seluruh modalnya.
Begitulah ia tersenyum senang. Padahal kalau dia tahu kartu yang
dipegang Sim Long cuma dua titik, mungkin dia akan kelengar
seketika. Sekali ini Koay-lok-ong berpikir, ia tatap Sim Long dengan tajam,
seperti ingin menyelami pikiran lawan sesungguhnya lagi main
gertak atau main "colong? belaka.
Sim Long tidak bergerak dan membiarkan orang memandangnya,
mendadak Koay-lok-ong berkata dengan tertawa, "Haha, mana aku
dapat kau gertak, belum pernah ada orang berani main curi padaku.
Kuyakin kartumu tidak lebih cuma empat atau lima saja.?
"Masa"?jar Sim Long tertawa.
"Ya, pasti, sudah kuhitung,? kata Koay-lok-ong.
"Jika begitu mengapa engkau tidak tambah lagi" Jangan-jangan
kartumu sendiri cuma satu atau dua"?
Koay-lok-ong mendengus, mendadak ia tepuk tangan, dari
belakangnya segera ada orang menyodorkan sebuah peti kecil.
Sambil mendorong peti itu Koay-lok-ong berkata, "Kutambah lagi 90
laksa tahil.? Hal ini membikin gempar para penonton lagi, entah sejak kapan
Liong Su-hay dan Ciu Thian-hu juga sudah datang lagi tertarik oleh
pertaruhan luar biasa ini. Mata Liong Su-hay terbelalak seperti
gundu, hidung Ciu Thian-hu berkembang-kempis.
Namun Sim Long tetap tenang saja, ia tersenyum sambil meraba
kartunya. "Bagaimana, berani masuk tidak"? tanya Koay-lok-ong.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Tadi kulupa tanya dulu, bilamana modal sudah habis, apakah
dianggap kalah"? kata Sim Long.
"Masakah modalmu habis"? tanya Koay-lok-ong.
"Ongya tentu maklum, siapa pun tidak mungkin dapat kian kemari
membawa 90 laksa tahil perak,?jar Sim Long.
Serupa mata elang Koay-lok-ong menatap Sim Long, "Jika tidak ada
modal lagi, boleh juga pakai barang gadai.?
"Sekalipun Ciu-heng itu juga tidak membawa barang berharga 90
laksa tahil untuk digadaikan, apalagi diriku yang memang ...
memang tidak membawa sesuatu benda berharga.?
"Orang lain jelas tidak punya benda bernilai sebesar itu, tapi Sim

Pendekar Baja Wu Lin Wai Shi Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kongcu ada,?jar Koay-lok-ong dengan tersenyum licik.
"Aku punya" ....? Sim Long melengak. Mendadak ia bergelak
tertawa, "Haha, jangan-jangan Ongya menghendaki kugadaikan
jiwaku itu.? "Jika jiwamu cuma digadaikan 90 laksa tahil perak, apakah engkau
tidak terlalu menilai rendah diri sendiri"?
"Habis apa yang kupunyai"? Sim Long berhenti tertawa.
"Jarimu!? kata Koay-lok-ong.
"Jariku"? Sim Long menegas dengan kening bekernyit.
"Betul, setiap jarimu dapat kuhargai 45 laksa tahil.?
"Hahaha,? Sim Long tertawa, "baru sekarang kutahu jariku
sedemikian berharga.? "Nah, jika pertaruhan kau menangkan, uang di atas meja boleh kau
sapu, tapi jika Anda kalah, cukup kupotong dua jarimu saja ....?
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Koay-lok-ong tertawa dingin, lalu menyambung, "Jarimu seluruhnya
ada sepuluh, kalau cuma dipotong dua kan belum apa-apa.?
Tanya-jawab mereka itu membuat air muka para penonton sebentar
berubah merah dan sebentar lagi berubah pucat, semuanya sama
berkeringat dingin. Kalau saja tidak berpegangan pagar, mungkin sejak tadi Ci-hiang
sudah jatuh semaput. Betapa kejamnya pertaruhan ini, masakah
harus menggunakan darah daging untuk bertaruh dengan emas
perak yang dingin itu. Namun Sim Long tetap tersenyum, ia pandang Koay-lok-ong,
jawabnya, "Bila jariku dipotong Ongya berarti selama hidupku tak
dapat lagi menggunakan pedang. Jika Ongya memotong jari tengah
dan jari telunjukku, selama hidupku pun takkan mampu Tiam-hiat
(menutuk Hiat-to) .... Ya, dua jari memang tidak sedikit
kegunaannya.? "Jika engkau tidak berani juga tidak menjadi soal,?jar Koay-lokong. Sim Long menatapnya sebentar lagi, mendadak ia berseru, "Baik,
jadi!?capan ini membuat semua orang hampir tidak bisa bernapas lagi.
Tubuh Koay-lok-ong agaknya juga bergetar sedikit, serunya,
"Maksudmu kau ikut 90 laksa tahil ini!?
"Ya, masuk!? jawab Sim Long tersenyum.
"Apa kartumu"? bentak Koay-lok-ong.
"Kartuku tidak bagus, tapi juga tidak terlalu jelek,?jar Sim Long
tertawa sambil membuka kartu.
Dua, ternyata cuma dua titik.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Baru sekarang para penonton mengembuskan napasnya yang
ditahan, walaupun semua orang tidak berani sembarang bersuara di
sini, tidak urung terjadi juga kegemparan.
Tubuh Ci-hiang juga lemas dan jatuh terkulai di lantai.
Tamat, tamatlah segalanya! Sungguh gila Sim Long, kartu sekecil itu
berani bertaruh sebesar itu, benar-benar gila!
Di tengah kegemparan itu. Koay-lok-ong justru duduk serupa patung
di balik bayangan kegelapan tanpa bergerak, sorot matanya yang
tajam itu mendadak berubah kosong hampa.
Ia pandang kartu Sim Long dengan hampa dan berucap sekata demi
sekata, "Cuma dua ... bagus sekali, cuma dua ....?
Suaranya juga terasa hampa, entah girang, entah murka.
Sim Long tersenyum, "Betul, memang cuma dua.?
Mendadak Koay-lok-ong membentak bengis, "Mengapa kau berani
menyerempet bahaya"?
"Sebab sudah kuperhitungkan kartu Ongya pasti tidak melebihi
dua,? jawab Sim Long dengan tertawa.
"Hm, cara bagaimana dapat kau hitung" Coba jelaskan, kuingin
tahu,? jengek Koay-lok-ong.
"Pertama, sudah dapat kuraba cara permainan Ongya.?
"Bagaimana permainanku"?
"Bila Ongya memegang kartu besar, engkau tidak menyerang
dengan terburu-buru melainkan menanti dengan tenang, menunggu
lawan masuk perangkap sendiri, dengan taruhan pancingan.
Sebaliknya jika kartu Ongya kurang bagus, Ongya pasti menambah
taruhan secara besar-besaran untuk menggertak lari lawan.?
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Hm, apa lagi"? jengek Koay-lok-ong.
"Dengan begitu aku lantas memasang jeratan juga,? tutur Sim Long.
"Jeratan"? Koay-lok-ong menegas.
"Ya, aku sengaja menghitung modalku agar Ongya mengetahui
modal judiku tersisa tidak banyak lagi, ingin kupancing supaya
Ongya main "curi". Sebab Ongya pasti berpendapat orang yang
modal judinya tidak banyak pasti akan bertaruh dengan hati-hati,
kartu yang tidak meyakinkan pasti tidak berani bertaruh, sekalipun
tahu Ongya cuma main gertak juga belum tentu berani masuk ....?
Sim Long tertawa, lalu menyambung, "Apalagi setelah kartu besar
jelas sudah keluar sedang kartu yang kupegang pasti tidak besar,
inilah kesempatan bagi Ongya untuk main gertak atau curi, dan
ternyata kesempatan ini memang tidak disia-siakan Ongya.?
"Hm, jadi kesempatan ini sengaja kau bikin"? jengek Koay-lok-ong.
"Betul, dan ternyata Ongya tidak tahan oleh pancinganku ini,? jawab
Sim Long dengan tertawa. "Ketika Ongya benar-benar menambah
taruhan sebesar itu, aku tambah yakin Ongya cuma ingin
menggertak lari diriku saja.?
"Masakah kau yakin aku pasti akan main gertak begitu" Apakah tidak
mungkin kuganti cara bermain"?
"Dengan sendirinya juga mungkin terjadi begitu. Cuma, kebiasaan
berjudi seorang kebanyakan sudah berakar dan sukar berubah lagi,
semakin tegang keadaan yang dihadapi semakin nyata kebiasaannya
itu akan menonjol.? "Hahaha, tapi mungkin juga sengaja kupasang tabir begitu untuk
mengelabui pandanganmu atas cara permainanku, padahal justru
engkau sendiri yang tertipu ....? di tengah gelak tertawanya Koaylok-ong lantas berbangkit dan melangkah pergi sambil
menambahkan, "Bagus ... bagus, boleh kau lihat sendiri berapa
kartuku.? KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Sampai sekarang semua orang belum lagi tahu sesungguhnya besar
atau kecil kartu yang dipegang Koay-lok-ong, dengan sendirinya
setiap orang ingin melihatnya. Akan tetapi meski Koay-lok-ong sudah
pergi, tetap tiada seorang pun berani membuka kartu yang
ditinggalkannya di atas meja.
Sim Long tersenyum, "Ongya sudah pergi, sesuai pesannya, biarlah
kubuka kartunya.? Baru saja tangannya bergerak, mendadak sebuah tangan terjulur
dari tempat gelap dan menahan kedua potong kartu Pay-kiu itu. Ia
cuma menekan perlahan dan kedua kartu lantas ambles rata dengan
permukaan meja. Tangan ini tangan yang membikin He Wan-wan mencelat tadi, juga
tangan yang melempar keluar Siau-pa-ong Si Bing.
Baru sekarang semua orang dapat melihat jelas tangan ini kurus
kering, tiada terlihat guratan otot, tangan yang mirip sepotong kayu
kering. Terdengar suara yang dingin dan sepat itu berkata, "Kartu ini tidak
perlu kau lihat lagi.? "Sebab apa"? tanya Sim Long tersenyum.
"Sudah kuperiksa, kartu ini lebih besar daripada kartumu, tiga titik,?
jengek suara itu. "O apa betul"? "Masa kau berani tidak percaya padaku"?capan ini membikin air muka semua orang
sama berubah, sebab kalau Sim Long menjawab "tidak?, jelas segera orang ini akan
turun tangan. KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Meski nama Sim Long akhir-akhir ini sangat cemerlang, tapi usianya
masih sedemikian muda, semua orang menyangsikan apakah dia
sanggup melayani jago nomor satu dari Kwan-gwa ini.
Apalagi jika benar keduanya bergebrak, rencana Sim Long juga akan
berantakan. Tapi kalau tanpa melihat kartu lawan dan Sim Long
disuruh mengaku kalah, hal ini pun tak dapat diterima oleh siapa
pun. Seketika semua orang merasa cemas bagi Sim Long, mereka tahu
bilamana Sim Long ingin menggeser tangan orang dari atas kartu,
jelas mahasulit. Tak terduga Sim Long cuma tersenyum, katanya, "Tadi sudah
kusaksikan kungfu Anda, memang hebat dan tidak malu sebagai
jago utama di bawah Ongya. Tapi apakah dapat kau lihat ada
sesuatu yang tidak beres pada benda ini"?
Sembari bicara tangan Sim Long terjulur ke sana dan memegang
sesuatu. Secara di bawah sadar tangan kurus kering itu menerima barang
yang dimaksud Sim Long dan diperiksa, ternyata cuma dua biji dadu.
Orang itu melengak, katanya dengan gusar, "Apa yang kau katakan
tidak beres pada dadu ini"?
"Dadu ini memang baik, tapi kartu ini apakah juga baik"? kata Sim
Long dengan tertawa, berbareng tangannya lantas menekan
permukaan meja, kontan kedua kartu yang ambles rata dengan
meja itu melompat ke atas.
Bahwa sekali tekan kedua potong kartu gading itu dapat ambles ke
dalam meja jelas sangat mengejutkan, tapi sekali tekan meja segera
membuat kartu yang ambles itu melompat ke atas inilah kungfu
terlebih mengejutkan. Semua orang sama bersorak memuji, segera pula Sim Long hendak
menangkap kedua biji kartu itu. Siapa tahu mendadak terdengar
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
suara "cret-cret? dua kali, kedua potong kartu tertimpuk hancur,
remukan kartu muncrat mengenai pundak Li Ting-liong dan
membuatnya meringis kesakitan.
Lalu dua biji benda jatuh di atas meja, ternyata kedua biji dadu yang
terpegang oleh tangan yang kurus kering tadi.
Kartu gading sudah remuk, tapi kedua biji dadu masih utuh, nyata
kungfu timpukan orang ini sangat lihai.
Terdengar suara dingin sepat tadi mendengus, "Tiga lebih besar dari
dua, jelas engkau yang kalah.?
Sim Long tetap tersenyum saja, jawabnya, "Apa betul tiga titik kartu
Ongya"? Dua tangan yang kurus kering terus mencakup sisa 30 biji kartu Paykiu, beberapa kali tangannya meremas, seketika 30 potong kartu
tergilas menjadi bubuk. Dengan demikian sukar untuk mengecek berapakah angka kedua
kartu Koay-lok-ong tadi, sebab semua kartu Pay-kiu kini sudah
remuk. "Sekali kubilang tiga pasti tiga,? demikian suara dingin tadi berkata
pula. "Wah, tampaknya mau tak mau aku harus percaya kepada
ucapanmu,? gumam Sim Long.
"Makanya engkau tiada jalan lain kecuali mengaku kalah saja,?
jengek orang itu. "Namun Anda telah melupakan sesuatu,? kata Sim Long dengan
tertawa. "Sesuatu apa"?rang itu melengak.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Ini,? seru Sim Long sambil menjulurkan tangan ke bawah meja,
"plo??, tahu-tahu dari tengah meja melejit ke atas sesuatu benda.
Kiranya papan meja telah diketuknya hingga berlubang, potongan
kayu meja itu bukan lain adalah tempat ambles kedua biji kartu Paykiu. Secepat kilat Sim Long tangkap kedua potong kayu kecil serupa
kartu itu dan diperlihatkan di bawah cahaya lampu, jelas ada
sepuluh titik bundar pada kedua potong kayu itu.
Yang sepotong tercetak "4-2? dan yang lain tercetak balok dua, total
menjadi sepuluh angka jeblok.
Meski tangan kurus kering tadi telah menghancurkan seluruh kartu
Pay-kiu, disangkanya bukti sudah hilang, tapi dia lupa kartu yang
ditekan ambles ke meja itu telah mencetak bukti lain. Bukti yang
dibuatnya sendiri. Seketika semua orang sama melongo dan terbelalak, entah kaget,
heran, atau memuji. Sim Long tersenyum, katanya, "Dua lebih besar daripada sepuluh
jeblok, jelas Ongya yang kalah.?rang di balik bayang kegelapan itu tidak
bergerak, hanya matanya yang liar serupa mata serigala melototi Sim Long dengan
beringas. Namun Sim Long hanya memandangnya dengan tersenyum.
Entah berlangsung beberapa lama sehingga semua orang sampai
menahan napas. Mendadak orang itu menghela napas perlahan, jengeknya, "Baik,
kau menang!? ***** Hasil perjudian ini dimenangkan oleh Sim Long berjumlah sejuta
tahil, di bawah pandangan iri dan kagum orang banyak harta
sebesar itu diusung pergi.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Sementara itu fajar sudah menyingsing.
Sim Long berduduk lagi di kursinya yang longgar dan lunak itu
dengan santainya, ujung mulutnya mengulum senyum, kemalasmalasan, seperti tiada sesuatu yang patut dibuat bangga.
Ci-hiang meringkuk lagi di tempat tidur dan memandang Sim Long
dengan termangu-mangu, mendadak ia berkata dengan tertawa,
"Caramu itu sungguh berbahaya, aku ketakutan setengah mati.?
"Cuma sayang tidak benar-benar mati,?jar Sim Long.
Ci-hiang menggigit bibir dengan mendongkol, akhirnya ia berkata
lagi, "Apa pun juga engkau sudah menang, sekarang engkau sudah
terhitung jutawan. Ai, satu juta tahil perak, berapa orang di dunia ini
yang memiliki kekayaan sebesar ini"?
Sim Long tidak menghiraukannya.
"Apakah kau tahu dengan satu juta tahil perak itu pekerjaan apa
yang dapat kau lakukan"?
"Melakukan apa"? Sim Long berlagak dungu.
"Melakukan macam-macam,?cap Ci-hiang sambil memejamkan
mata. "Misalnya rumah yang kau bangun dengan satu juta tahil itu
cukup untuk dihuni separuh penduduk kota Lan-ciu, ransum yang
kau beli dengan sejuta tahil perak cukup untuk makan seluruh
penduduk provinsi Kamsiok ini selama dua tahun ....?a menghela napas, lalu
menyambung, "Dengan sejuta tahil perak dapat kau bikin seribu orang hamba yang
paling setia untuk mengkhianati tuannya, dapat kau bikin seribu perawan kehilangan
kesuciannya.? Mendadak Sim Long menukas dengan tertawa, "Tapi sejuta tahil
perak juga dapat hilang begitu saja tanpa berbuat apa pun.?
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Mana bisa, tidak mungkin,? seru Ci-hiang. "Biarpun kau lemparkan
sejuta tahil perak itu ke sungai, paling sedikit ada separuh penduduk
kota Lanciu akan terjun ke sungai untuk mencarinya.?
"Kenapa tidak ....? "Sudahlah, kita tidak perlu berdebat,?jar Ci-hiang. "Aku cuma ingin
tanya padamu, setelah kemenangan babak pertama ini, lalu
bagaimana selanjutnya" Apakah engkau cuma berduduk saja di sini


Pendekar Baja Wu Lin Wai Shi Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

agar Koay-lok-ong mencarimu"?
"Tentu saja aku pun dapat mencarinya,? jawab Sim Long.
"Mencarinya"? Ci-hiang menegas.
Sim Long tidak menjawab, mendadak ia berteriak, "Silakan masuk
saja, nona Jun-kiau!? Sekali ini Jun-kiau lantas mendorong pintu dan masuk sendiri.
Dengan wajah berseri ia memberi hormat dan berkata, "Selagi aku
hendak mengetuk pintu, tak terduga Sim-kongcu sudah tahu akan
kedatanganku.? "Hm, kau memang tidak biasa ketuk pintu segala, ketuk dan tidak
kan sama saja,? jengek Ci-hiang.
Tapi Jun-kiau tidak menghiraukannya, ia berkata pula kepada Sim
Long, "Kedatanganku hanya ingin tahu apakah Sim-Kongcu ada
sesuatu keperluan.? "Ya, memang ingin kucari dirimu,? kata Sim Long dengan tertawa.
Air muka Jun-kiau berubah, "Sim-kongcu men ... mencari diriku"?
"Maksudku hendak minta kau pergi ke Lanciu untuk membelikan
satu partai mutiara paling bagus bagiku.?
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Hati Jun-kiau merasa lega, ucapnya dengan tersenyum cerah, "Itu
kan pekerjaan gampang, entah Sim-kongcu mau beli berapa"?
"Beli sejuta tahil perak?? kata Sim Long. "Kuminta mutiara yang
paling besar dan paling putih, harus sebesar gundu.?
"Wah, mutiara semacam itu mungkin ... mungkin sangat sulit dicari
....? "Asalkan ada uang masakah tidak ada barang"?
"Tapi ... tapi harganya ....?
"Berapa pun harganya tidak menjadi soal, mahal sedikit tidak apa
asal saja barang baik, yang penting harus dibeli hari ini, jangan
lewat tengah malam nanti.?
"Sejuta tahil kau belikan mutiara seluruhnya, apakah ... apakah
engkau sudah gila" Untuk apa mutiara sebanyak itu"? tanya Cihiang. "Dengan sendirinya ada gunanya,? jawab Sim Long.
Jun-kiau berkedip-kedip, mendadak ia tertawa, "Ah, kutahu, janganjangan akan Sim-kongcu sumbangkan kepada orang"?
"Hah, apakah hendak kau sumbangkan kepada Koay-lok-ong"? tukas
Ci-hiang. "Kenapa mesti disumbangkan kepada Koay-lok-ong, memangnya
tidak boleh kuhadiahkan kepada kalian"? jawab Sim Long dengan
tertawa. Jun-kiau dan Ci-hiang saling pandang dengan melongo.
"Ayolah lekas pergi membelikan mutiara,? kata Sim Long.
Jun-kiau mengiakan. KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Ada lagi, tolong siapkan beberapa kartu undangan, orang sudah
menjamu kita, betapa pun kita harus balas menjamu orang,? Sim
Long menambahkan. "Baiklah, segera akan kusiapkan santapan bagi Kongcu,?jar Junkiau. "Tidak perlu santapan, apalagi arak,? kata Sim Long.
Jun-kiau jadi melengak, "Perjamuan tanpa santapan, lantas apa ...
apa yang akan Kongcu hidangkan"?
"Dengan sendirinya ada hidanganku yang akan kusuguhkan kepada
mereka,? kata Sim Long dengan tersenyum misterius.
***** Perjamuan sudah tiba waktunya, tamu undangan juga sudah hadir.
Di depan setiap orang hanya terdapat secawan arak. Hanya inilah
suguhan Sim Long kepada tetamunya.
Cawan arak terbuat dari emas, ukurannya juga cukup besar, araknya
juga kelihatan arak bagus. Tapi menjamu tamu hanya disediakan
secawan arak untuk setiap tamu, rasanya agak keterlaluan pelitnya.
The Lan-ciu, Liong Su-hay, Ciu Thian-hu, bahkan Siau-pa-ong Si Bing
juga hadir, semuanya memandangi cawan arak di depan masingmasing dengan termenung. Hanya Koay-lok-ong yang belum muncul, sungguh besar lagaknya.
Sekali ini tidak ada tamu yang membawa cewek, mungkin sudah
kapok oleh pengalaman semalam.
The Lan-ciu memandangi cawan arak di depannya dengan
tersenyum, tidak heran, juga tidak ada tanda kurang senang,
agaknya dia sudah menduga di dalam cawan arak ini pasti
mengandung sesuatu permainan Sim Long.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Liong Su-hay tampak tersenyum, senyuman heran dan sangsi.
Sedangkan Ciu Thian-hu sebentar berkerut kening, lain saat berkerut
hidung sambil lihat sini dan pandang sana, dia bukan lagi menunggu
kedatangan Koay-lok-ong melainkan berharap munculnya hidangan
lezat. Siau-pa-ong Si Bing hanya sibuk bermain memupuk pagoda kecik
emas, sudah sekian lama pagoda kecik tetap tidak jadi ditumpuknya.
"Apakah Ongya itu akan hadir"? tiba-tiba Si Bing bersuara.
"Tidak tentu,? jawab Sim Long tersenyum.
"Berapa lama lagi kita harus menunggu,? tanya Si Bing pula.
"Juga tidak pasti,? sahut Sim Long.
"Wah, mungkin hidangan yang tersedia akan dingin bila dia belum
lagi muncul,? gerutu Ciu Thian-hu.
"Takkan dingin,? sela Ci-hiang mendadak dengan tertawa.
"Ooh!? Ciu Thian-hu bersuara heran.
"Sebab memang tidak disediakan hidangan,? sambung Ci-hiang.
Ciu Thian-hu melongo, mendadak ia terbahak, katanya sambil
menuding Sim Long, "Hahaah, tak tersangka engkau pintar
menghemat.? "Biasanya aku memang suka menghemat,?jar Sim Long
tersenyum. "Dia kan tidak punya tambang emas, dengan sendirinya perlu
hemat,? tukas Ci-hiang pula.
Mendadak ia berhenti tertawa dan memandang ke arah pintu
dengan terbelalak. KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Entah sejak kapan di depan pintu sudah berdiri seorang.
Pintu cukup tinggi, tapi orang ini ternyata lebih tinggi satu kepala
daripada pintu sehingga cuma kelihatan tubuhnya, sedang kepalanya
teraling oleh kosen pintu.
Ci-hiang cuma dapat melihat perawakannya yang kurus kering
serupa galah bambu tanpa kelihatan kepalanya, tapi cukup melihat
tubuhnya saja sudah membuat orang merasa seram.
Dia memakai baju kulit hitam mulus membungkus erat tubuhnya
yang jangkung itu sehingga serupa kulit ular, dia memang serupa
seekor ular berbisa, setiap bagian tubuhnya seolah-olah tersembunyi
bahaya yang sukar diraba, dia tidak bergerak, tapi setiap saat seperti
siap mencaplok mangsanya.
Tangannya yang kurus kering serupa kepala ular itu terjulur hampir
melampaui dengkul, orang lain hanya dapat mencapainya dalam
jarak tiga kaki, tapi dia sanggup menyerang orang dari jarak lima
kaki. "Gi-su (Duta Hawa) sudah berkunjung, mengapa tidak masuk kemari
untuk minum secawan"? segera Sim Long menyapa sembari
menjura. Suara yang dingin dan sepat itu menjawab di luar pintu, "Namaku
Tokko Siang.? "Ah, kiranya saudara Tokko,? kata Sim Long dengan tertawa.
"Orang she Tokko tidak pernah bersaudara,?cap orang itu ketus.
"O, ya, silakan Tokko-siansing masuk kemari,? tetap Sim Long
menanggapi dengan tertawa.
"Memang ingin kuminum secawan arakmu,? kata orang itu alias
Tokko Siang. KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Bilakah kiranya Ongya akan hadir"? tanya Sim Long.
"Mestinya dia akan kemari, tapi malam ini justru ada seorang
sahabat ingin mencari dia,? tutur Tokko Siang. "Terpaksa dia
menunggu di sana untuk mengorek hati orang itu, kalau tidak orang
itu pasti akan kecewa.? Perbuatan mengorek hati manusia dan bunuh-membunuh
diucapkannya dengan santai, tapi bagi pendengaran orang lain
seketika bisa merinding. "Jika Ongya tidak sempat hadir, sama saja Tokko-siansing mewakili
beliau,? kata Sim Long. Kembali Tokko Siang mendengus, mendadak dari lengan bajunya
menyambar keluar seutas benang emas, meski kepalanya seperti
teraling kosen pintu, namun tangannya seakan-akan bermata.
Benang emas itu berkelebat, tahu-tahu sebuah cawan arak sudah
terbelit, sekali tarik cawan sudah terpegang olehnya.
"Ehm, arak enak"? kata Tokko Siang sehabis menenggak arak.
Kembali tangannya bergerak, cawan emas terbang kembali dan
jatuh di tempat semula tanpa selisih setitik pun.
Padahal berat cawan atau piala emas berikut araknya sedikitnya ada
dua kati, namun dengan seutas benang lemas ia sanggup
mengangkatnya dari jauh, sungguh ketepatan menggunakan tenaga
dan kekuatan pergelangan tangannya sangat mengejutkan. Apalagi
piala emas dapat ditaruh kembali ke tempat semula, kepandaian ini
sungguh sukar untuk dibayangkan.
Semua orang sama menahan napas setelah menyaksikan pamer
kungfu orang ini, ketika mereka memandang lagi keluar pintu, Tokko
Siang sudah menghilang. "Lihai amat!?cap Liong Su-hay.
"Kepandaian orang ini mungkin terhitung nomor satu di Kwan-gwa,?
kata Sim Long dengan tertawa.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Haha, sekali ini Sim-heng telah salah nilai,? mendadak The Lan-ciu
menanggapi ucapan Sim Long itu.
"Oo"! Salah nilai"?
"Ya, sebab biarpun di Kwan-gwa dia belum lagi terhitung jago nomor
satu,? kata The Lan-ciu. "Kutahu juga di padang rumput dan gurun pasir sana banyak tokoh
terpendam, tapi biasanya jago terpendam itu mengutamakan
Lwekang, jarang ada yang lihai gerak tangannya seperti orang tadi.?
"Pernahkah Sim-heng mendengar sebutan Kui-jiau-coa-hun (cakar
setan mencengkeram sukma)"? tanya The Lan-ciu.
"Kui-jiau-coa-hun" Jangan-jangan nama lain daripada Pek-kut-yuleng-ciang (ilmu pukulan setan tulang putih) yang paling keji dan
misterius yang dulu pernah menggemparkan dunia persilatan itu"?
"Betul, Sim-heng memang berpengetahuan luas,? The Lan-ciu
mengangguk. "Tapi kawanan setan perguruan Yu-leng-bun konon sudah tertumpas
habis oleh Sim Thian-kun, Sim-tayhiap bersama ketujuh aliran besar
ilmu pedang pada 30 tahun yang lalu di Im-san" Sejak itu kabarnya
Yu-leng-bun tidak ada ahli waris lagi, mengapa sekarang bisa
muncul di Kwan-gwa"?
"Agaknya Sim-heng tidak tahu meski kawanan setan Yu-leng-bun itu
sudah mati semua tapi kitab pusaka ilmu sihir Yu-leng-bun entah
mengapa telah tersiar ke Kwan-gwa sana,? tutur The Lan-ciu.
"Ah, tak tersangka setelah pertempuran Im-san bisa tertinggal lagi
ekor seperti ini, bilamana Sim-tayhiap dan para ketua ketujuh aliran
besar mengetahuinya, mungkin mereka takkan tenteram di alam
baka,?jar Sim Long dengan gegetun, sikapnya mendadak berubah
prihatin, hal ini jarang terjadi.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Karena semua orang sama tertarik oleh cerita Yu-leng-bun yang
misterius itu sehingga tidak ada yang mengetahui perubahan sikap
Sim Long itu. "Konon pada 30 tahun yang lalu kalangan persilatan di Kwan-gwa
pernah geger lantaran memperebutkan kitab pusaka Yu-leng-pitboh, anehnya peristiwa ini tidak banyak diketahui orang Kangouw,?
tutur The Lan-ciu. "Bisa jadi hal ini disebabkan orang yang ikut dalam perebutan kitab
pusaka itu tidak banyak, bahkan semuanya tutup mulut dan jaga
rahasia, hanya diam-diam di antara mereka terjadi pertarungan
sengit, tapi berita ini tidak disiarkan keluar.?
"Ya, bilamana berita ini tersiar, entah berapa banyak orang
persilatan daerah Tionggoan akan memburu ke sana untuk ikut
dalam kemelut perebutan kitab pusaka itu. Kecuali itu juga masih
ada sebab lain, yaitu orang yang ikut berebut kitab pada waktu itu
namanya tidak terkenal, karena itulah gerak-gerik mereka tidak
menarik perhatian orang lain.?
"Betul, tapi siapa pun juga, sekalipun namanya semula tidak
menonjol dan kedudukannya rendah, kalau sudah memperoleh Yuleng-pit-boh, tentu nilainya akan berubah sama sekali,?jar Sim
Long. "Dan entah siapa akhirnya yang mendapatkan kitab pusaka
itu" ? "Konon beberapa keluarga yang ikut dalam perebutan kitab itu
akhirnya sama gugur seluruhnya, hanya tertinggal seorang budak
tukang cuci saja, dan dengan sendirinya Yu-leng-pit-boh itu lantas
jatuh di tangan budak cilik ini. Cuma, kabarnya budak ini kemudian
juga tidak berhasil meyakinkan kungfu rahasia Yu-leng-bun ini.?
"O, sebab apa"? tanya Sim Long.
"Duduk perkara yang sebenarnya tidak diketahui siapa pun,? tutur
The Lan-ciu. "Cuma menurut cerita yang pernah kudengar, rahasia
ini akhirnya diketahui juga oleh seorang tokoh dunia persilatan.?
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Dan kitab pusaka itu dirampas olehnya"? tanya Sim Long pula.
"Tidak,? tutur The Lan-ciu. "Jika dia mau membunuh budak itu,
tentu saja terlalu mudah baginya. Susahnya si budak sendiri juga
mengetahui padanya terdapat sejilid kitab pusaka yang diincar
orang, hal ini akan mendatangkan malapetaka bagi dirinya sendiri,
sebab itulah kitab itu telah disembunyikannya di suatu tempat
rahasia. Dalam keadaan demikian, biarpun tokoh itu membunuhnya
juga tetap tidak mendapatkan kitab pusaka yang diharapkan.?
"Tentu dia tidak rela mengakhiri urusan dengan begitu saja"?
"Ya, memang. Orang ini ternyata sangat licin dan licik, culas dan
keji. Dia memakai cara halus, budak itu ditipunya sehingga
kehilangan kehormatannya. Ia yakin seorang anak perempuan jika
sudah mau menyerahkan tubuhnya kepada seorang, maka segala
apa pun akan diserahkannya. Tak tersangka olehnya si budak
ternyata jauh lebih cerdik daripada perkiraannya, betapa pun ia tidak
mau memperlihatkan kitab itu. Setelah menunggu lagi sekian
lamanya, orang itu tidak sabar lagi, lambat laun tertampaklah wajah
aslinya. Tapi si budak menjadi lebih waspada dan tetap tidak mau
menyerahkan kitab yang diminta.?
"Pintar juga budak itu,?jar Sim Long.
The Lan-ciu tertawa, "Budak itu pun menyadari wajahnya tidak
cantik, jika ada tokoh persilatan penujui dia, dengan sendirinya
bukan terpikat pada wajahnya melainkan mengincar kitab pusaka
yang dikuasainya itu, jika dia menyerahkan kitab, sekalipun dirinya
tidak diganggu, tentu juga akan ditinggal pergi. Dan bila kitab tidak
diserahkannya, sedikitnya masih dapat hidup bersama untuk sekian
lamanya.? "Tampaknya budak itu jadi menyukainya,? kata Sim Long.
"Bukan saja menyukainya, bahkan tergila-gila,? tutur The Lan-ciu.
"Tapi semakin si budak tergila-gila padanya, orang itu tambah jemu,
gagal dengan cara halus, akhirnya dia menggunakan cara kasar,


Pendekar Baja Wu Lin Wai Shi Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

bahkan cara keji untuk memaksa si budak menyerahkan kitabnya.?
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Ia menghela napas lalu menyambung, "Konon cara yang
digunakannya sungguh luar biasa kejamnya, genduk itu tersiksa
sehingga tidak berbentuk manusia lagi, mata buta, kaki dan tangan
pun cacat, tapi dia tetap tutup mulut, mati pun tidak mau mengaku
di mana dia menyembunyikan kitabnya.?
"Blang?, mendadak Liong Su-hay menggebrak meja dan berteriak,
"Jahanam, siapa bocah itu, ingin kutemui dia.?
"Siapa dia tidak ada yang tahu, yang jelas sampai akhirnya dia tetap
tidak mendapatkan kitab pusaka idamannya dan tetap pulang
dengan tangan hampa.? "Masa dia mau melepaskan genduk itu begitu saja"? tanya Sim
Long. "Konon genduk itu juga bukan orang biasa, meski sudah cacat, pada
suatu kesempatan dia dapat melarikan diri. Pada waktu itu juga
tokoh persilatan itu kebetulan ada urusan penting harus segera
pulang ke Tionggoan. Ketika urusannya sudah selesai dan kembali
lagi ke Kwan-gwa, budak itu entah bersembunyi di mana dan sukar
ditemukan lagi. Terpaksa ia pulang lagi dengan putus harapan.?
"Ai, budak itu ....?
"Budak itu tentu juga tidak mampu menguasai kungfu dalam kitab
pusaka, namun dia telah duduk perut, akhirnya ia melahirkan anak,?
The Lan-ciu menghela napas, lalu menyambung, "Dan agaknya anak
inilah ahli waris kungfu Yu-leng-bun sekarang.?
"Wah, anak yang dilahirkan cara demikian tentu saja sangat benci
kepada sesamanya,?cap Sim Long. "Jika dia berhasil lagi
menguasai kungfu yang keji, tentu ... tentu runyam.?
"Memang,? kata The Lan-ciu. "Konon setelah anak itu dewasa dan
berhasil meyakinkan kungfu sakti ia pun menerima sejumlah murid,
Yu-leng-kun-kui (kawanan setan alam halus) dahulu sudah mati, Yuleng-kun-kui yang sekarang telah lahir lagi.?
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Orang macam apakah anak ini"? tanya Sim Long.
"Belum pernah ada orang Kangouw yang melihat bentuknya,? tutur
Lan-ciu. "Di dunia Kangouw ada macam-macam berita, katanya dia
seorang gadis yang sangat cantik laksana bidadari, tapi tindak
tanduknya kejam dan keji serupa setan iblis.?
"Seorang perempuan kalau sudah kejam, biasanya bisa berpuluh kali
lebih kejam daripada orang lelaki,?jar Sim Long.
"Huh, semua itu kan lantaran kebanyakan lelaki adalah orang
berengsek,? Ci-hiang mencibir.
"Nama kawanan setan Yu-leng baru beberapa tahun terakhir
terdengar di dunia persilatan Kwan-gwa, tapi entah berapa banyak
korban yang telah jatuh di tangan kawan setan itu. Konon gadis ini
suka makan hati manusia, setiap orang yang dibunuhnya akan
dikorek hatinya untuk dimakan, yang dibunuhnya dengan sendirinya
seluruhnya orang lelaki, jadi hati orang lelaki yang dimakannya.?
"Ibunya ditipu oleh lelaki, dapat dibayangkan betapa dia membenci
orang lelaki,? kata Sim Long.
"Eh, bagaimana rasanya hatimu, Sim Long"? tanya Ci-hiang
mendadak. "Kukira pahit,? jawab Sim Long tertawa.
Ci-hiang berkedip-kedip. "Biarpun pahit juga ingin kucicipi. Kukira
orang perempuan yang ingin mencicipi rasa hatimu tidak cuma aku
seorang saja.? "Aha, kiranya Sim-kongcu juga lelaki yang disiriki perempuan,? The
Lan-ciu berseloroh. Mendadak ia menahan suaranya dan berkata
pula, "Selain itu tadi, ada lagi satu hal aneh.?
"Aneh apa"? tanya Sim Long.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Entah mengapa, kawanan setan itu selalu memusuhi Koay-lok-ong,
setiap anak buah Koay-lok-ong yang terpencil sendirian tentu akan
disembelih kawanan setan itu dan dimakan hatinya.?
"Oo"!? Sim Long melengak.
"Dari ucapan Tokko Siang tadi, katanya hari ini Koay-lok-ong lagi
menunggu kedatangan seorang yang akan dikorek hatinya, mungkin
... mungkin orang yang dimaksudkan ialah ....?
"Gembong setan perempuan Yu-leng-kun-kui itu, maksudmu"? tukas
Ci-hiang. "Ya, tapi mudah-mudahan bukan dia,?jar The Lan-ciu.
Semua orang sama terkesiap. Selang sejenak mendadak Ciu Thianhu berbangkit dan berkata, "Wah, bila mendengar cerita yang
menakutkan perutku lantas lapar, perlu kumakan dulu.?
"Arak ini tidak kau tenggak"? kata Sim Long dengan tersenyum.
"Engkau kan ingin menghemat, biarlah arak ini boleh kau hemat
sekalian,?jar Ciu Thian-hu sambil bergelak tertawa.
"Hm, jika arak ini tidak kau minum, selama hidupmu selanjutnya
pasti sukar lagi minum arak semacam ini,? jengek Ci-hiang.
"Haha, sekalipun arak ini air emas juga dapat kuminum setiap hari,?
seru Ciu Thian-hu. "Air emas" Hm, arak ini sedikitnya lebih mahal seribu kali daripada
air emas,? jengek Ci-hiang.
Ciu Thian-hu melengak, tapi segera ia tertawa pula, "Ah, membual
kan tidak perlu modal. Memangnya harga arak ini sampai seribu tahil
perak"? KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Hm, mestinya tidak ingin kukatakan, tapi sekarang justru ingin
kujelaskan supaya kau tahu,?jek Ci-hiang. "Arak yang disuguhkan
ini berharga 125 ribu tahil perak dan tidak kurang.?
"Hah, 125 ribu tahil" Haha, masa ada arak semahal ini, kau sangka
orang she Ciu ini orang udik yang dapat kau bohongi"?
"Jika sejuta tahil perak dibelikan mutiara seluruhnya dan digiling
menjadi bubuk, lalu semua bubuk dicairkan menjadi delapan cawan
arak, coba hitung sendiri, secawan arak lantas berharga berapa"?
Ciu Thian-hu melongo, jawabnya dengan tergegap, "Ya, betul, 125
ribu tahil perak ....?a melototi arak di depannya dengan rasa kagum dan hormat,
sampai lama ia memandang, akhirnya cawan arak diangkatnya dan
ditenggaknya. Pada saat itulah mendadak terdengar suara suitan nyaring panjang,
entah suara apa, jelas bukan suara manusia.
Kedengaran suara suitan itu sangat jauh, tapi hanya sekejap lantas
mendekat, betapa cepat datangnya sungguh sukar dibayangkan.
Hal ini pasti tidak dilakukan manusia, manusia pasti tidak
mempunyai kecepatan sehebat ini.
Lantas suara apakah sesungguhnya"
Itulah tangisan setan! Suara itu membuat orang merinding, kaki dan tangan sama dingin,
kontan pucat muka Ciu Thian-hu.
Suara itu terus berjangkit, sekali berubah, menjadi dua kali, berubah
lagi menjadi empat kali dan seterusnya hingga dalam sekejap suara
melengking itu bergema dari empat penjuru, sebentar timbul di
kanan, mendadak terdengar lagi di kiri, sekonyong-konyong di
depan, tahu-tahu di belakang.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Ciu Thian-hu bergemetar, hampir saja ia sembunyi di kolong meja.
The Lan-ciu dan Liong Su-hay juga berubah pucat.
"Yu-leng-hui ...?cap Ci-hiang dengan rada gemetar.
Mendadak Sim Long berdiri dan melangkah keluar.
"He, jangan ....? seru Ci-hiang khawatir.
Sim Long tetap melangkah tanpa menoleh, ucapnya dengan tertawa,
"Jika hatiku bakal dimakan orang, biarlah dimakan oleh setan
perempuan ini saja.? Jilid 28 Ternyata seluruh taman yang luas ini sudah penuh bintik-bintik api
setan. Api setan yang berwarna hijau pucat berkelip di tengah kegelapan
taman yang sunyi sehingga membuat keadaan terasa sangat seram.
Setiba di luar, sekonyong-konyong setitik api setan menyambar tiba
dengan membawa suara mendenging. Sekali lengan baju Sim Long
mengebut, api setan ini tergulung ke dalam lengan baju, kiranya
cuma sepotong tembaga tipis yang dibikin serupa sempritan dan
disambitkan orang dengan kuat sehingga menerbitkan suara
mendenging seperti suara suitan.
Adapun api setan itu cuma api fosfor saja.
Sim Long tersenyum dan membuang sempritan itu, ucapnya dengan
tertawa, "Hah, kepandaian kawanan setan juga cuma begini saja.?
Tanpa berhenti ia terus menuju ke vila zamrud. Vila itu juga gelap
gulita, hanya di serambi ada sebuah meja pendek, di situ ada
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
sebuah pelita. Seorang berbaju kuning dengan baju dada terbuka
menongkrong di situ asyik minum arak.
Menghadapi api setan yang memenuhi udara, orang ini tampak tetap
santai saja seakan-akan beribu titik api setan yang misterius ini
serupa bunga api yang mengiringi dia minum arak.
Dipandang dari jauh, lamat-lamat Sim Long melihat orang berjidat
lebar, bermuka putih, berjenggot panjang terawat.
Sim Long menarik napas, akhirnya wajah asli Koay-lok-ong dapat
dilihatnya juga, tokoh misterius yang selama belasan tahun paling
disegani di dunia persilatan.
Koay-lok-ong asyik makan minum, ketika ia menaruh cawan araknya
mendadak ia berpaling ke arah tempat sembunyi Sim Long, serunya
dengan tertawa lantang, "Jika Anda sudah datang, kenapa tidak
muncul kemari untuk minum bersamaku"?
Diam-diam Sim Long terkejut oleh ketajaman mata-telinga orang,
cepat ia menjawab dengan tersenyum, "Cayhe Sim Long.?
"O, kiranya engkaulah Sim-kongcu,? kata Koay-lok-ong.
Dengan langkah lebar Sim Long mendekati orang, sapanya sambil
memberi hormat, "Api setan memenuhi udara, Ongya asyik
bersantap sendiri, sungguh sangat menyenangkan tampaknya.?
"Api setan memenuhi udara dan Sim-kongcu masih juga pesiar
keluar, tentu tidak kecil juga hasrat Sim-kongcu,?jar Koay-lok-ong
tertawa. "Karena Ongya tidak dapat diundang, terpaksa kudatang kemari
untuk belajar kenal,? sahut Sim Long.
"Bagus, aku memang lagi kesepian minum sendirian, kini Simkongcu datang menemani, sungguh bagus sekali. Silakan!?
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Sambil mengucapkan terima kasih, kini Sim Long dapat melihat lebih
jelas wajah Koay-lok-ong.
Dilihatnya alisnya tebal, matanya panjang lebar dan gemerdep
ditambah dengan hidungnya yang besar sehingga melambangkan
perbawanya yang besar dan kecerdasan serta gairah hidupnya yang
sukar ditandingi orang biasa.
Sim Long tidak dapat melihat mulutnya, karena mulut tertutup oleh
kumis jenggotnya yang lebat, namun kumis jenggot terawat dengan
rapi. Koay-lok-ong juga sedang mengawasi Sim Long. Banyak pemuda
cakap anak buahnya, tapi kalau dibandingkan Sim Long hampir tidak
ada artinya. Di samping meja pendek ada kasur berlapis kain sutra, mungkin
tersedia untuk Yu-leng-kui-li (setan perempuan alam halus), di atas
meja juga masih ada cawan kosong.
Tapi Sim Long lantas duduk saja di situ, lalu menuang arak sendiri,
katanya, "Sudah lama kudengar Ongya seorang ahli minum, marilah
kusuguh dulu Ongya secawan.?
Keduanya lantas angkat cawan dan menenggaknya hingga habis.
"Ehm, arak sedap!?cap Sim Long.
"Betapa bagusnya arak ini masakah dapat membandingi arak bubuk
mutiaramu yang berharga sejuta tahil itu,?jar Koay-lok-ong
dengan tertawa terbahak. Suara gelak tertawanya keras mengguncang atap, daun pohon pun
sama rontok di luar. Namun tiada setetes arak dalam cawan Sim
Long yang tercecer. "Mengapa Ongya bergelak tertawa segembira ini"? tanya Sim Long.
"Hahahaha!? Koay-lok-ong tertawa latah pula. "Setiap orang
Kangouw sekarang sama tahu Sim Long adalah musuhku yang
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
terbesar, tapi kau Sim Long saat ini berani duduk berhadapan
denganku, bahkan menyanjung puji diriku, coba apakah tidak lucu
dan menggelikan" Haha! ....?
Sim Long tenang saja, mendadak ia pun tertawa keras.
Karena suara tertawa kedua orang berjangkit sekaligus, "prak?,
tahu-tahu cawan arak di atas meja sama retak tergetar.
Seketika Koay-lok-ong berhenti tertawa dan bertanya, "Dan
mengapa Sim-kongcu mendadak ikut tertawa"?
Dengan lantang Sim Long menjawab, "Bahwa setiap orang Kangouw
sama tahu mata-telinga Koay-lok-ong tersebar di segenap pelosok
dunia ini, siapa duga seluk-beluk seorang Sim Long ternyata tidak
dapat diketahui oleh Koay-lok-ong, coba, kan lucu dan menggelikan"
Hahaha!? "Huh, kau salah besar bila mengira aku tidak tahu seluk-belukmu,?
kata Koay-lok-ong dengan bengis.
"Memangnya apa yang diketahui Ongya mengenai diriku"? tanya
Sim Long. "Critt?, mendadak sebuah panah kecil dengan membawa kerlipan api
setan menyambar tiba memecah angkasa gelap.
Sim Long tidak gugup, ia pegang sumpit dan menjepit perlahan,
tampaknya dia bergerak dengan santai, tahu-tahu anak panah yang
menyambar tiba itu tepat terjepit oleh sumpitnya.
Tanpa memandang anak panah itu dibuangnya, lalu berkata lagi
dengan tertawa, "Coba, apakah Ongya tahu kungfuku berasal dari
aliran atau perguruan mana atau ajaran, siapa"?
"Hmk,? jengek Koay-lok-ong.
"Hmk artinya tahu atau tidak tahu"? Sim Long sengaja bertanya.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Tidak tahu,? jawab Koay-lok-ong sambil menenggak arak untuk
menutup rasa kikuknya. Sim Long juga angkat cawan, katanya pula, "Dan apakah Ongya
tahu aku mempunyai saudara, punya sanak kadang, ada kawan atau
lawan?" "Tidak tahu,? teriak Koay-lok-ong gemas.
"Nah, jika begitu apakah Ongya tahu persis nama asliku memang
Sim Long"? "Ini ... ini pun tidak tahu,? melengak juga Koay-lok-ong.
"Haha, mendingan jika Ongya tidak tahu hal lain, bila namaku saja
Ongya tidak tahu secara pasti, lantas berdasarkan apa Ongya bilang
tahu seluk-beluk diriku"?
"Ini ....? kening Koay-lok-ong bekernyit.
Sim Long tidak memberi kesempatan bicara baginya, langsung ia
menyambung lagi dengan tertawa, "Dan bila Ongya tidak tahu selukbelukku, dari mana Ongya mendapat tahu aku adalah musuh
besarmu"? "Setiap orang Kangouw sama tahu hal ini,? teriak Koay-lok-ong
gemas. "Desas-desus orang Kangouw masa dapat dipercaya"? tanya Sim
Long. "Perkataan sepuluh orang mungkin palsu, pembicaraan seribu orang
pasti benar, kenapa aku tidak percaya"?jar Koay-lok-ong.
Sim Long tertawa, "Jika demikian, sebenarnya apa yang dikatakan


Pendekar Baja Wu Lin Wai Shi Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

orang Kangouw mengenai diriku" Sesungguhnya apa yang didengar
Ongya" Bolehkah kudengarkan penjelasan Ongya"?
Koay-lok-ong tersenyum, mendadak ia bertepuk tangan dua kali.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Begitu tangan bertepuk, serentak Tokko Siang melompat keluar.
Dengan ketajaman daya dengar dan pandang Sim Long ternyata
tidak mengetahui orang ini sejak tadi sudah berada di sekitar situ.
"Haha, orang bilang Tokko-heng dan Ongya bagaikan bayangan
yang tidak pernah berpisah, tampaknya memang tidak salah kabar
ini,?jar Sim Long dengan tertawa.
Tokko Siang hanya mendengus saja, lalu menyodorkan seberkas
gulungan warna kuning ke atas meja.
Sambil tertawa Koay-lok-ong berkata, "Memangnya kau kira kami
tidak tahu bahwa secara diam-diam kau pun mengintai gerakgerikku, segala tata kehidupan pribadiku pun kau selidiki dengan
jelas. Namun sebaliknya setiap gerak-gerikmu dapat terhindar dari
mata-telingaku"? Sembari bicara ia lantas melolos tiga helai dari berkas itu dari
dilemparkan ke depan Sim Long, katanya, "Nah, boleh kau baca
sendiri.? Ternyata isi ketiga helai kertas itu mencatat lengkap segenap
tingkah laku Him Miau-ji, Cu Jit-jit dan Sim Long sejak pertemuan
mereka di Jin-gi-ceng, kemudian keduanya mengikat persahabatan
dengan si Kucing, semua itu tercatat dengan jelas.
Dengan sendirinya Ong Ling-hoa juga disinggung, malahan urusan
persaingan antara Sim Long dan Ong Ling-hoa juga diselidiki secara
terperinci. Habis baca, meski lahirnya tetap tenang saja, tapi dalam hati Sim
Long sangat terkejut. Maklumlah, sebagian kejadian sebenarnya
cuma diketahui antara mereka bertiga saja dan tidak mungkin
diketahui orang lain lagi, terutama apa-apa yang dibicarakan mereka
bertiga, entah cara bagaimana juga dapat diketahui Koay-lok-ong.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Jika begitu, apakah mungkin satu di antara mereka bertiga adalah
agen rahasia Koay-lok-ong"
Lantas siapa" Him Miau-ji" Jelas tidak mungkin.
Si Kucing pasti bukan manusia begitu, apalagi dia sama sekali tidak
ada kesempatan mengadakan kontak rahasia dengan Koay-lok-ong,
setiap gerak-geriknya pada hakikatnya tidak pernah bebas dari
mata-telinga Sim-Long. Apakah Cu Jit-jit" Juga tidak mungkin. Jit-jit juga pasti bukan orang
semacam ini, dia berasal diri keluarga kaya, sama sekali tidak ada
hubungan apa pun dengan Koay-lok-ong. Apalagi dia pernah jatuh
dalam cengkeraman antek Koay-lok-ong yang banci itu dan
mengalami berbagai siksaan lahir batin.
Mati pun Sim Long tidak percaya jika orang bilang kedua orang itu
agen rahasia musuh. Tapi kecuali kedua orang itu tinggal Sim Long sendiri. Apakah
mungkin Sim Long sendiri yang menjadi mata-mata musuh"
Sungguh Sim Long tidak habis mengerti, diam-diam ia cuma
menyengir saja, perlahan ia taruh kembali ketiga helai kertas itu,
kertas yang tipis itu mendadak dirasakannya sedemikian berat.
"Apakah ada yang omong kosong apa yang tertulis di situ"? tanya
Koay-lok-ong sambil menatapnya dengan tajam.
Sim Long termenung sejenak, jawabnya kemudian, "Tulen atau
palsu, benar atau omong kosong, memangnya Ongya sendiri tidak
dapat memastikannya"?
"Jika begitu, apa yang dapat kau katakan lagi"?jar Koay-lok-ong.
"Apa yang tertulis di situ cuma ada sesuatu yang tidak benar,? kata
Sim Long tiba-tiba. "Oo, satu hal apa"? tanya Koay-lok-ong.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Apa yang ditulisnya tentang pribadi Sim Long terasa terlampau
baik.? "Untuk itu mengapa engkau mesti rendah hati"?jar Koay-lok-ong
dengan tertawa. "Di situ Sim Long ditulis sebagai seorang yang luhur budi, seorang
kesatria yang murah hati dan suka menolong sesamanya, padahal
yang benar Sim Long adalah seorang rendah yang suka
mementingkan diri sendiri.?
"Terkutuklah manusia yang tidak membela diri sendiri, sekalipun
seorang pendekar atau pahlawan terkadang juga berhitung bagi
kepentingan sendiri, dari dulu kala hingga sekarang siapa yang tidak
memikirkan diri sendiri selain orang gila atau orang linglung.?
"Memang betul,? kata Sim Long. "Betapa besarnya seorang juga tak
terlepas dari urusan nama dan kedudukan serta keuntungan,
biarpun sang nabi dahulu juga berkeliling ke berbagai negara,
tujuannya kan juga ingin mencari seorang junjungan yang dapat
diandalkan untuk menggunakan tenaga dan pikirannya.?
"Haha, uraian yang bagus, harus kusuguh satu cawan,? kata Koaylok-ong dengan tertawa. Dalam pada itu api setan di udara semakin banyak, suara suitan juga
semakin nyaring, nyata bahaya yang belum dapat diramalkan sudah
sangat mendesak, namun kedua orang masih tetap makan minum
seperti tidak terjadi apa pun.
"Menjemukan!? gerutu Tokko Siang mendadak. Mendadak ia meraup
segenggam kacang dari atas meja terus ditebarkan ke luar.
Terdengarlah suara mendesing ramai memecah udara. Seketika api
setan berjatuhan bagai hujan.
Akan tetapi api setan memang terlalu banyak, hanya sekejap saja
udara sudah penuh lagi oleh bintik api setan.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Sim Long memegang cawan arak, katanya dengan tersenyum, "Api
setan ini memang agak mengganggu, biarlah kubantu Tokko-heng.?a minum arak
seceguk, mendadak arak disemburkan, seketika arak berubah seperti kabut
membanjir ke depan, seketika beribu bintik
api setan terhapus. "Khikang (kekuatan hawa) yang hebat!? puji Tokko Siang.
Koay-lok-ong pun berkata, "Kungfu Anda sungguh harus kuakui
sebagai jago nomor satu yang pernah kutemui selama dua tahun
terakhir ini. Sekarang kita berhadapan, mengapa engkau tidak turun
tangan saja padaku"?
"Mengapa aku perlu turun tangan"? Sim Long tertawa.
"Turun tangan lebih dulu akan menang, masakah kau lupa"?
"Sebenarnya kita ini kawan atau lawan, masakah Ongya tidak tahu"?
"Kawan atau lawan memang bergantung pada pikiran sekejap ....?
Belum habis ucapan Koay-lok-ong, mendadak di kejauhan ada suara
orang bersorak, "Koay-lok-ong, nyawa takkan panjang, sebelum
fajar jiwa melayang!? Lalu terdengar gelak tertawa seram serupa lolong serigala dan
seperti tangis setan. Koay-lok-ong juga tertawa sambil mengelus jenggotnya, serunya
lantang, "Koay-lok-ong, usianya paling panjang, jiwa kawanan setan
yang pasti melayang!? Baru lenyap suaranya, berpuluh sosok bayangan orang muncul di
tengah bintik api setan yang memenuhi udara itu.
Bayangan orang dengan hiasan bintik api hijau, bayangan setan
bergoyang, seram kelihatannya seperti kawanan setan yang baru
muncul dari neraka. KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Tiba-tiba suara berdendang berkumandang pula, "Pintu neraka
sudah terbuka, api hijau dari alam halus, membakar Koay-lok-ong
sampai mati!? Berbareng itu berpuluh orang sama mengangkat tangan dan
menebarkan beribu titik api setan dan membanjir tiba.
Koay-lok-ong tetap duduk tenang, serunya, "Di mana Tokko Siang"?
Serentak Tokko Siang beraksi, kedua tangan terpentang, lengan baju
mengebas. "Hanya api setan begini, apa artinya"?jar Sim Long sambil
menenggak arak sepoci penuh, habis itu lantas disemburkan kembali
sebagai hujan untuk menyirapkan api setan.
"Haha, rupanya kawanan setan alam halus tidak suka minum arak,?
seru Koay-lok-ong dengan tertawa.
Belum habis ucapannya api setan kembali membanjir lagi, berpuluh
bayangan orang sama menyerbu tiba. Dua orang paling depan
bersuara tertawa ngekek, muka mereka pun dilumuri fosfor sehingga
bersinar gemerdep dan sukar dibedakan wajah aslinya. Rambut
mereka panjang terurai dan bertebaran tertiup angin, dipandang
dalam kegelapan sungguh lebih menakutkan daripada setan
sungguhan. Seorang di antaranya bersenjata garpu pandak, seorang lagi
berpedang hijau, panjangnya juga cuma satu kaki saja.
Kawanan setan Yu-leng ini ternyata berani menggunakan senjata
pendek, tentu saja mempunyai kungfu yang lain daripada yang lain.
Serentak mereka menubruk maju lagi.
"Silakan Ongya duduk saja ....? kata Sim Long, sekali tangannya
bergerak, setan Yu-leng yang bersenjata garpu kontan menjerit dan
mencelat. KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Namun setan yang berpedang hijau sudah menerjang tiba, cepat
sumpit Sim Long bekerja, pedang si setan terjepit. Meski setan Yuleng itu membetot sekuatnya tetap tak terlepas.
"Kepiting ini sangat lezat, barangkali kau ingin mencicipinya"?jar
Sim-Long dengan tertawa, tangan lain segera mencomot seekor
kepiting. Capit kepiting dicapitkan pada hidung setan hidup itu,
terdengarlah jeritan kaget dan kesakitan, sambil mendekap mukanya
si setan lari terbirit-birit.
Sumpit Sim Long masih menjepit pedang hijau rampasan, katanya,
"Barang setan takkan kuambil, kukembalikan saja kepadamu!?
Sekali sumpit menggeser, pedang hijau menyambar ke depan
secepat anak panah terlepas dari busurnya. Kebetulan seorang setan
Yu-leng lain sedang menubruk maju, ia kaget ketika cahaya hijau
menyambar tiba, cepat ia mengegos, tidak urung pedang pandak itu
menancap di bahunya. Segera ia pun kabur.
Hanya sekejap saja sambil bicara dan bergurau Sim Long telah
melukai tiga penyatron. Meski kawanan setan masih berkeliaran di
luar sambil mengeluarkan suara seram, namun tidak ada lagi yang
berani menyerbu. "Hah, bagus, bagus sekali!? seru Koay-lok-ong sambil menatap Sim
Long. "Terima kasih atas pujian Ongya,? kata Sim Long.
"Mestinya aku adalah musuhmu, sekarang kau bantu diriku,
biasanya kau caci maki diriku, sekarang engkau sedemikian hormat
padaku,? mendadak Koay-lok-ong menarik muka dan membentak,
"Sebenarnya apa maksud tujuan tindakanmu ini"?
"Masa Ongya tidak tahu"? jawab Sim Long.
Belum lanjut ucapannya, mendadak lima sosok bayangan menerjang
tiba pula. Golok, pedang, garpu, godam, cambuk, lima jenis senjata
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
sekaligus menghantam Sim Long, jurus serangannya aneh,
gerakannya cepat, caranya keji.
Tokko Siang berdiri di belakang Sim Long, ia sengaja tinggal diam
saja. Mendadak lengan baju Sim Long mengebas, kontan golok musuh
terlibat, waktu ia tarik, orang itu menumbuk kawannya yang
berpedang sehingga keduanya jatuh terguling.
Yang bersenjata garpu segera menusuk mata Sim Long, tapi entah
cara bagaimana, "trang?, tahu-tahu ujung garpu menusuk cawan
arak, malahan mulutnya juga dijejal sepotong ikan, badan pun tak
berkuasa, kepala tertekan di atas piring kuah ikan oleh sumpit Sim
Long. "Apakah Ongya mau mencicipi ikan hidup ini"? kata Sim Long
dengan tertawa. Melihat kejadian itu, yang bersenjata godam melengak, tapi segera
ia meraung, dengan nekat godam menghantam kepala Sim Long.
Siapa tahu mendadak Sim Long menarik diri ke belakang sehingga
godam menghantam cambuk yang saat itu menyambar tiba, kontan
cambuk dan godam terlepas dari pegangan, tahu-tahu iga kedua
orang itu merasa kesemutan dan jatuh terkulai.
Hanya dalam sekejap, dengan gerakan sepele, kembali Sim Long
merobohkan lima orang lagi.
"Hm, sedemikian besar kau jual tenaga, apakah sengaja kau
perlihatkan kepadaku"? jengek Koay-lok-ong malah.
Dalam pada itu yang berpedang telah merangkak bangun, kembali ia
menusuk lagi dengan pedangnya.
"Betul, sengaja kuperlihatkan kepada Ongya,? demikian sembari
bicara Sim Long sempat mengelak, sekali tarik, kepala orang
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
berpedang itu juga kena ditolak ke dalam piring yang berisi Ang-siohi. Seketika lengking kawanan setan di luar bertambah riuh, tapi tidak
ada yang berani menerjang maju lagi. Kungfu Sim Long yang lihai
sungguh tidak pernah mereka lihat.
Dengan tersenyum Sim Long berkata pula, "Binatang mencari
tempat berteduh yang baik, manusia ingin mendapatkan majikan
ternama, sudah lama aku berkelana, untuk melakukan pekerjaan
besar tidak mungkin terlaksana oleh tenagaku sendiri. Bagaimana
maksudku, tentu cukup gamblang bagi Ongya.?
"Memangnya maksudmu hendak mengabdi padaku"? gemerdep
sinar mata Koay-lok-ong. "Ya, begitulah,? kata Sim Long. Pegangannya lantas dikendurkan,
Lima Jalan Darah 2 Pendekar Mata Keranjang 21 Prahara Dendam Leluhur Titisan Darah Terkutuk 2

Cari Blog Ini