Ceritasilat Novel Online

Pendekar Baja 21

Pendekar Baja Wu Lin Wai Shi Karya Gu Long Bagian 21


pula dengan sedih, "Kupercaya padamu, engkau takkan mati, demi
membela diriku juga engkau tidak boleh mati.?
Miau-ji mengucek mata dan menyengir, "Mengapa di dunia ini selalu
terjadi hal-hal yang membuat orang mengucurkan air mata,
mengapa ....? KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Pada saat itulah tiba-tiba terdengar suara gemeresik perlahan dari
kejauhan. "Ssst, lekas berangkat!? desis Sim Long.
Jit-jit masih ingin memeluknya, tapi Sim Long segera mendorongnya
pergi, Miau-ji lantas menarik si nona, bersama Ong Ling-hoa mereka
terus berlari ke arah gardu kecil itu.
Di bawah remang cahaya rembulan Jit-jit masih menoleh dan
memandang Sim Long dengan rasa berat ....
***** Dalam kegelapan mendadak muncul bayangan orang banyak, setiap
orang berjalan dengan perlahan dan ringan tanpa menerbitkan suara
sedikit pun. Cuma lantaran jumlah orangnya terlalu banyak, betapa
pun tetap menimbulkan suara gemeresik perlahan.
Sim Long serupa kucing saja bersembunyi di tempat gelap dan
mengamati segala sesuatu dengan tenang.
Berpuluh sosok bayangan orang segera terpencar setiba di depan
rumah ini sehingga rumah yang tidak terlampau besar ini terkepung
rapat. Orang-orang ini sama bersenjata yang disembunyikan di belakang
tubuh seakan-akan khawatir cahaya golok akan mengejutkan orang
di dalam rumah, setiap orang itu sama bergerak dengan enteng dan
gesit. "Anak buah Koay-lok-ong memang jago pilihan semua,? diam-diam
Sim Long membatin. Dalam pada itu dilihatnya 30-40 orang membanjir tiba pula,
semuanya membawa busur dan panah, mereka pun mengepung
rumah ini. KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Berpuluh orang yang datang belakangan ini jelas lebih rendah
kungfunya, sebab langkah mereka telah menimbulkan suara
gemeresak, cuma sekarang rumah kecil ini sudah terkepung
seluruhnya, agaknya mereka tidak khawatir lagi akan diketahui
musuh. Diam-diam Sim Long berpikir pula, "Koay-lok-ong benar-benar luar
biasa, dalam keadaan demikian dia masih dapat mengatur siasat
dengan teratur tanpa kacau sedikit pun. Jika setiba di sini dia terus
menerjang masuk begitu saja akan terlihat kecerobohannya.
Nyatanya anak buahnya semua bertindak dengan tenang.?
Dan baru sekarang dilihatnya Koay-lok-ong muncul.
Mata Koay-lok-ong serupa gemerdep batu permata dalam
kegelapan, meski dia cuma berdiri tenang di sana, namun sikapnya
yang gagah berwibawa itu sudah cukup membikin keder orang.
Sekonyong-konyong ia memberi tanda, ratusan anak buahnya
serentak bertiarap. Lalu Koay-lok-ong berteriak, "Sim Long, ayolah
keluar sekarang, kalian sudah terkepung rapat dan jangan harap
akan lolos dari sini.? Pada hakikatnya di dalam rumah tidak ada orang, dengan sendirinya
tidak ada sesuatu suara jawaban.
Dengan suara bengis Koay-lok-ong berkata pula, "Wahai Sim Long,
kuhormati engkau sebagai seorang kesatria, sebab itulah kubiarkan
kau keluar sendiri, memangnya engkau tidak tahu diri dan minta
kuturun tangan"? Tentu saja tetap tiada suara jawaban.
"Baik,? teriak Koay-lok-ong, "jika begitu ....?a memberi tanda, serentak
berpuluh obor dinyalakan, keadaan menjadi terang benderang.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Di tengah gemerdepnya cahaya api, lebih 20 orang lain segera
menyerbu maju. "Blang?, ada yang mendobrak pintu, ada yang
menerjang jendela. Setelah rombongan orang itu menyerbu ke dalam rumah, segera ada
yang berteriak, "Hah, Sim Long tidak berada di sini!?ir muka Koay-lok-ong
berubah, tanpa kelihatan dia bergerak, tahu-tahu ia melayang masuk di tengah
kerumunan orang banyak. Diam-diam Sim Long memuji Ginkang orang yang tinggi.
"Geledah seluruh rumah ini!? dengan bengis Koay-lok-ong memberi
perintah. Lalu ia memberi tanda tepukan tangan.
Seorang kekar lantas bersuit, menyusul dalam kegelapan sana lantas
bergema suara anjing menyalak.
Sim Long menarik napas panjang, diam-diam disiapkan belasan biji
mata uang. Tertampak si jago nomor tiga pasukan Angin Puyuh berlari datang
dengan membawa empat ekor anjing buas.
Keempat anjing ini adalah jenis herder, tampangnya buas, suaranya
galak, serupa empat ekor singa lapar saja mereka meraung-raung.
Kedelapan biji mata mereka serupa delapan lentera dalam
kegelapan. Mendadak Sim Long menyambitkan senjata mata uang yang
digenggamnya. Kontan kedelapan lentera itu padam seluruhnya.
Rupanya biji mata mereka telah buta semua tertimpuk oleh mata
uang yang dihamburkan Sim Long.
Keruan kawanan anjing itu sama meraung kesakitan dan juga kalap,
si nomor tiga tidak mampu menguasainya lagi, keempat ekor anjing
buas yang sudah buta itu lantas menubruk serabutan serupa
harimau gila, dengan ngawur setiap apa yang tertubruk segera
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
digigitnya. Hanya sekejap saja sudah dua orang tergigit lehernya
dan binasa. Tentu saja keadaan menjadi kacau.
Namun Koay-lok-ong tetap tenang saja, bentaknya, "Bunuh anjing
dan kejar musuh!? Berpuluh golok serentak bekerja, kawanan anjing lantas
menggeletak menjadi bangkai.
Dalam pada itu Sim Long sudah melayang jauh ke sana,
disangkanya musuh sukar mengejarnya lagi. Waktu ia menoleh,
mendadak diketahui tidak jauh di belakangnya ada sepasang mata
yang mencorong. Ternyata Koay-lok-ong sendiri yang mengejar tiba.
Di tengah taman segera bergema suara suitan di sana-sini dan
sahut-menyahut. Sembari mengejar Koay-lok-ong terus-menerus
bersuit untuk memberi tanda kepada anak buahnya yang sudah siap
di sekeliling, ia mengejar sampai di mana, dengan sendirinya Sim
Long juga berada di situ.
Sim Long menyadari telah terjeblos dalam kepungan dan setiap saat
bisa muncul pengadang. Dia tidak takut kepada pengadang yang
akan muncul, tapi jeri terhadap Koay-lok-ong yang masih terus
mengejar dari belakang. Ia tahu tenaga sendiri terlalu banyak susut, dalam keadaan demikian
hanya ada jalan kematian baginya bila bergebrak dengan Koay-lokong. Apalagi sekarang jelas ia tidak dapat lolos keluar hutan ini, barisan
pemanah yang berjaga di luar hutan tidak mungkin dapat ditahan
oleh tubuh yang terdiri dari darah-daging.
Keadaan semakin gawat. Sim Long sudah mandi keringat.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Haha, hendak lari ke mana, Sim Long"? seru Koay-lok-ong dengan
tertawa. "Kenapa tidak berhenti saja dan marilah kita bertempur
menentukan mati dan hidup.?a menantang, sebab sudah diperhitungkannya saat ini
Sim Long pasti bukan tandingannya.
***** Di tempat lain, Jit-jit bersama Ong Ling-hoa dan Him Miau-ji sudah
tiba di gua itu dengan selamat. Tertampak ada empat-lima anak
dara sedang membersihkan meja di situ.
Terdengar seorang di antaranya sedang berkata dengan tertawa,
"Wah, hari ini Ongya benar-benar marah besar, selama ini belum
pernah kulihat beliau marah sehebat ini. Tampaknya bocah Sim Long
itu memang boleh juga.? Seorang lagi menanggapi, "Memang betul, bahkan baru sekarang
Ongya merasa terjungkal di tangan lawan. Padahal bocah itu
kelihatan lemah lembut, tak tersangka dia seorang tokoh selihai itu.?
"Menurut pendapat kalian, dapatkah dia melarikan diri malam ini"?jar seorang
lagi yang bermuka bulat. "Betapa tinggi kepandaiannya toh seorang sukar melawan orang
banyak,? kata gadis pertama tadi. "Kukira dia tak dapat lolos. Kalian
mungkin tidak kenal ilmu silat Ongya, aku sendiri pernah
menyaksikannya, wah, kungfu Ongya sungguh sangat mengejutkan.? "Ai, usia Sim Long masih muda, jika dia mati begitu saja, rasanya
sangat sayang,?jar gadis kedua tadi.
Gadis pertama tertawa ngikik, "Hihi, tampaknya kau jatuh hati
kepadanya.? "Pemuda cakap serupa Sim Long itu, siapa yang tidak suka
padanya"? kata si muka bulat.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Diam-diam Jit-jit geregetan karena kawanan budak itu berani
menaksir kekasihnya. "Kita terjang ke sana"? tanya Miau-ji dengan suara tertahan.
"Apakah perlu padamkan dulu lampunya"? Jit-jit juga bertanya.
"Nanti dulu,?jar Ling-hoa. "Mereka berlima, jika sekaligus tak
dapat kita binasakan semua, asal seorang saja menyiarkan tanda
bahaya, tentu kita bisa runyam.?
"Wah, lantas bagai ... bagaimana baiknya" ? keluh Jit-jit.
"Kalian menunggu di sini dan jangan sembarangan bergerak, biar
kudekati mereka dulu,? kata Ling-hoa sesudah berpikir.
Dilihatnya si muka bulat sedang mengangkat sisa arak yang tidak
habis diminum Koay-lok-ong, katanya dengan tertawa, "Wahai Sim
Long, lebih dulu kuhormatimu secawan, semoga kau mati.?
"Eh, bukankah kau suka padanya" Kenapa kau doakan dia mati
malah"? tanya seorang kawannya.
"Umpama dia tidak mati, kita kan juga tidak akan kebagian untuk
menyukai dia, biarkan saja dia mati dan habis perkara, supaya tiada
seorang pun dapat memiliki dia.?
"Ai, keji benar hatimu,?jar kawannya dengan tertawa.
"Hati orang perempuan memang ....?
Belum lanjut ucapan si muka bulat, tahu-tahu Ong Ling-hoa sudah
mendekati dan menegurnya dengan tertawa, "Meski mulutmu bicara
keji, tapi hatimu sangat baik, betul tidak"?
Kawanan gadis itu sama terkejut, seperti mau menjerit, tapi demi
melihat sikap Ong Ling-hoa yang ramah tamah dengan wajah
tersenyum simpul, rasa kaget dan takut mereka menjadi berkurang.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Apalagi terlihat Ong Ling-hoa juga seorang pemuda cakap, maka
mereka tidak takut lagi, sebaliknya memandangnya dengan
terkesima. Si muka bulat menatap Ling-hoa dengan kerlingan genit, omelnya,
"Huh, kau berani datang ke sini, apakah engkau tidak takut mati"?a sengaja
berlagak galak, tapi sedikit pun tidak menakutkan.
Dengan suara halus Ling-hoa menjawab, "Jika aku dapat mati di
tangan para nona yang putih halus, mati pun kurela.?
"Hm, kau kira karena gagah dan cakap, lantas kami tidak tega
membunuhmu"? semprot gadis satunya lagi.
"Sebenarnya aku tidak berani datang kemari, tapi melihat para nona
secantik bidadari, sungguh aku tidak ... tidak tahan. Apalagi aku
memang juga menghadapi jalan buntu, kalau bisa mati di tangan
para nona tentu akan lebih baik daripada mati di bawah tangan
orang lain. Nah, boleh nona turun tangan membunuhku sekarang.?
Sembari bicara Ling-hoa melangkah lebih dekat lagi.
Gadis yang mengancam itu tertawa ngikik, "Hihi, coba betapa
kasihan cara bicaranya!? Diam-diam Him Miau-ji yang bersembunyi di kejauhan itu
menggeleng kepala, katanya, "Cara Ong Ling-hoa menghadapi anak
perempuan memang boleh juga??
"Dengan sendirinya ia tahu anak-anak perempuan ini diawasi dengan
keras oleh Koay-lok-ong, biasanya tidak dapat bergerak dengan
bebas, maka bila Koay-lok-ong tidak berada di sini, dengan
sendirinya mereka ingin mengumbar ....?
"Wah, tampaknya engkau sangat memahami perasaan orang
perempuan,?jar Miau-ji. KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Aku sendiri kan juga orang perempuan"? sahut Jit-jit tertawa.
Dalam pada itu kelihatan Ong Ling-hoa lagi berlagak mohon kasihan
dan berkata, "Kutahu kebaikan hati para nona dan tentu tidak tega
turun tangan pada orang yang pantas dikasihani. Tapi bila nonanona tidak membunuhku, kukira kalian akan terembet dan bikin
susah sendiri.? "Ai, tampaknya engkau sangat pandai memikirkan perasaan orang
lain,? kata gadis itu dengan menyesal. "Cuma sayang ....?
"Nona tidak perlu memberi penjelasan, aku cukup mengetahui
kedudukan para nona yang serbasulit,?jar Ling-hoa. "Aku memang
tidak dapat lari keluar dan akan mati di sini, mana boleh kubikin
susah lagi para nona. Cuma sebelum ... sebelum kumati, ingin
kumohon sesuatu kepada para nona.?
"Katakan saja, urusan apa pun tentu kuterima,? sahut si muka bulat.
Habis berucap, mendadak mukanya menjadi merah.
Mata Ong Ling-hoa memandang, dalam hati tertawa, ucapnya
kemudian, "Aku cuma berharap para nona sudi mengiringiku minum
secawan arak, habis itu mati pun kurela.?
Mendengar harapan Ong Ling-hoa hanya ingin minum secawan arak
saja, kawanan gadis itu seperti merasa kecewa, si muka bulat
menggigit bibir, katanya, "Hanya itu saja keinginanmu"?
"Melulu ini saja sudah cukup puas bagiku, mana kuberani memohon
urusan lain,? jawab Ling-hoa dengan pedih.
"Huh, penakut,?mel si muka bulat.
Ong Ling-hoa berlagak tidak paham, tanyanya, "Apakah nona tidak
terima permintaanku"?
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Si muka bulat menggigit bibir dan memandangnya dengan tertawa,
katanya, "Kau tahu tadi bila kau minta hal lain tentu kami juga akan
menerima dengan baik.?ng Ling-hoa pura-pura terkesiap, ucapnya dengan tergegap,
"Aku ... aku ... sekarang ....?
"Sekarang sudah terlambat, tolol,?mel si muka bulat sambil
mencubit pipi Ling-hoa. "Nah, tuangkan arak saja.?
Kawanan gadis itu lantas tertawa cekikak-cekikik memandangi Ong
Ling-hoa yang kelihatan lesu dan menuangkan arak bagi mereka.
Segera si muka bulat mendahului mengangkat cawan, tiba-tiba
katanya dengan tertawa genit, "Jangan sedih, sehabis minum arak
ini, bisa jadi masih ada kesempatan bagimu.?
Ling-hoa berlagak seperti kegirangan setengah mati sehingga arak
dalam cawan yang dipegangnya tercecer membasahi bajunya.


Pendekar Baja Wu Lin Wai Shi Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Kawanan gadis itu tambah geli melihat kelakuannya, semuanya
tertawa ngikik dan berolok-olok, "Huh, penakut ... tolol ....?
Maka satu per satu pun menghabiskan cawan masing-masing.
Ong Ling-hoa kelihatan terkesima dan bergumam, "Semoga masih
ada kesempatan, cuma sayang ....?
"Cuma sayang apa"? tanya si muka bulat.
"Sayang ... sayang ... sayang ....?
Berturut Ling-hoa berucap "sayang? tiga kali dan sorot mata
kawanan gadis yang genit itu mendadak sama berubah warna, biji
mata yang bening dengan hitam-putih yang jelas itu mendadak
berubah menjadi pucat kelabu.
Mereka ingin menjerit, tapi tidak dapat bersuara lagi. Mereka ingin
lari, namun tubuh lantas roboh terkulai.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Ling-hoa memandangi mereka sambil menggeleng, "Sayang, sayang
... bila seorang lelaki terpaksa harus membunuh perempuan yang
jatuh hati kepadanya, sungguh kejadian yang sangat tidak
menyenangkan.? Waktu ia menoleh, tertampak Him Miau-ji dan Cu Jit-jit telah muncul
dari tempat sembunyinya, dengan tertawa ia berkata, "Apakah kalian
tahu ada racun lain di dunia ini yang lebih cepat bekerjanya daripada
racun yang kugunakan ini" Telah kubunuh mereka secara cepat,
rasanya aku tidak terlalu berdosa kepada mereka.?
Miau-ji dan Jit-jit hanya saling pandang saja dan tidak memberi
komentar. Selang sejenak, akhirnya Jit-jit berkata, "Sudah waktunya Sim Long
datang kemari.? "Ya, semoga dia lekas kemari, kalau tidak ....?
"Kalau tidak bagaimana"? potong Jit-jit sebelum lanjut ucapan Linghoa. "Kalau tidak, terpaksa kita tidak dapat menunggu lagi,? jawab Linghoa sekata demi sekata. "Omong kosong, sungguh manusia tidak punya perasaan, jika tidak
ada dia, dapatkah kau lari sampai di sini"? damprat Jit-jit dengan
gusar. "Masa sekarang kau bilang takkan menunggu dia lagi"?
"Hm, jika bukan dia, pada hakikatnya aku takkan jatuh dalam
cengkeraman Pek Fifi, terlebih takkan jatuh dalam cengkeraman
Koay-lok-ong, memangnya aku mesti berterima kasih padanya
malah"? jengek Ling-hoa.
"Mengapa tidak kau katakan hal ini di depannya"? bentak Jit-jit.
"Karena aku tidak berani, puas"? dengus Ling-hoa pula.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Hm, kusangka engkau sudah sedikit mempunyai pikiran manusia,
siapa tahu ....? Belum habis ucapan si Kucing, Ong Ling-hoa telah menarik
tangannya dan berkata, "Miau-heng, coba kau pikirkan lagi, jika kita
tinggal lebih lama di sini tentu akan semakin berbahaya. Daripada
kita mati konyol di sini, kan lebih baik kita lari lebih dulu, bisa
selamat berapa orang pun lebih baik daripada mati seluruhnya.?
"Kenapa ... kenapa kau bicara demikian??mel Jit-jit gemas.
"Kata-kata ini kan ucapan Sim Long sendiri,?jar Ling-hoa. "Kuyakin
dalam keadaan demikian Sim Long pasti juga bertindak sama.?
"Miau-ji, bagaimana ....?
"Aku tidak dapat meninggalkan Sim Long,? sahut si Kucing tegas.
"Ai, kenapa kalian tidak mau berpikir dengan akal sehat"?jar Linghoa dengan gegetun. "Saat ini perhatian Koay-lok-ong pasti
seluruhnya ditumplakkan atas diri Sim Long, kesempatan ini dapat
kita gunakan untuk lari dengan harapan sangat besar akan
berhasil.? Biji matanya berputar, ia berkata pula dengan tertawa, "Apalagi, bila
Sim Long tidak ditambahi beban kita bertiga, ia sendiri pasti dapat
lolos dari sini, masakah kalian tidak percaya kepada kemampuannya
ini"? "Ini ... ini ....? si Kucing menjadi ragu, nyata hatinya rada tergerak
oleh uraian Ong Ling-hoa yang memang masuk di akal itu.
"Baik, kalian boleh berangkat sendiri,? mendadak Jit-jit berkata
sambil melotot. "Dan kau"? tanya Ling-hoa.
Si nona menengadah dan menjawab ketus, "Kutunggu dia di sini.?
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Jika selamanya dia tidak datang"?
"Selamanya juga kutunggu di sini.?
"Tunggu sampai kapan"?
"Sampai mati.? "Dan kau bagaimana"? Ling-hoa berganti tanya kepada si Kucing.
"Mereka adalah sepasang merpati, apakah kau pun akan mengiringi
kematiannya"? "Kupergi bersamamu,? jawab Miau-ji.
"Aha, inilah baru tindakan seorang lelaki sejati,? seru Ling-hoa
sambil berkeplok. Jit-jit menjengek, "Hm, engkau sungguh sahabat yang setia kawan,
Miau-ji, baru sekarang kukenal siapa dirimu.?
"Oo" ....? si Kucing melongo.
"Enyah, lekas enyah! ....? teriak Jit-jit.
Ling-hoa menyeringai, katanya tiba-tiba, "Dan kau pun mesti ikut
enyah bersama kami.? Sembari bicara serentak ia turun tangan, secepat kilat ia tutuk Hiatto kelumpuhan Cu Jit-jit. Dengan kungfunya yang tinggi, mana Jit-jit
mampu mengelak. ***** Di tempat lain Sim Long sedang berlari dengan cepat, dirasakannya
Koay-lok-ong yang mengejarnya sudah semakin dekat.
Dengan beberapa cara dan gerak cepat tetap Sim Long tidak mampu
melepaskan diri dari kejaran lawan. Mau tak mau dia harus
mengakui gembong iblis ini memang mahalihai.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Sekonyong-konyong cahaya senjata berkelebat di depan, jalan lari
Sim Long teradang. Tanpa pikir Sim Long turun tangan sambil
membentak, "Kena!? Bentakan yang menggelegar itu membuat kaget pengadang di
depannya dan lekas menghindar. Tahu-tahu Sim Long sudah
menerobos lewat! Menyusul bayangan orang berkelebat datang pula
dan muka setiap orang kena digampar dengan keras dan sama
roboh terjungkal. "Binatang, semua tidak becus!? terdengar suara bentakan Koay-lokong. Para pengadang itu lekas merangkak bangun dengan memegang
muka yang bengap, sementara itu bayangan Sim Long dan Koay-lokong sudah menghilang ke depan sana.
Kedua sosok bayangan itu menghilang serupa setan iblis, kawanan
penjaga yang bersembunyi di tengah hutan itu hampir tidak dapat
melihat wujud mereka, tahu-tahu bayangan berkelebat hilang.
Waktu itu Sim Long sendiri sudah mandi keringat, betapa pun dia
bukan manusia gemblengan baja, akhirnya dia tentu juga akan
roboh tak tahan. Dalam keadaan demikian bilamana Sim Long ingin melepaskan diri
dari kejaran Koay-lok-ong dan bergabung dengan Cu Jit-jit bertiga,
jelas tidak mungkin terjadi.
Sampai di sini, siapa pun yang menghadapi keadaan demikian juga
akan merasa putus asa. Namun Sim Long justru tidak, dalam kamus
Sim Long sama sekali tidak terdapat istilah "tidak mungkin.?
Di tengah hutan sekarang di mana-mana sudah ada cahaya api dan
senjata, teriakan dan bentakan Koay-lok-ong bertambah keras.
Di depan ada sebuah tiang bendera yang menjulang tinggi melebihi
pucuk pohon, bendera yang berkibar tertiup angin itu bertulisan
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Koay-hoat-lim? (hutan atau taman mahagembira), itulah lambang
taman hiburan yang terkenal ini.?
Sekarang di pucuk tiang bendera yang terdapat pos pengintai itu ada
seorang lelaki dengan memegang sebuah lentera merah, ke timur
Sim Long lari, lentera merah itu pun menunjuk ke timur, ke barat
Sim Long menuju, lentera merah juga menuding ke barat dan begitu
seterusnya. Dengan sendirinya kepungan yang semakin rapat juga ikut bergerak
menurut petunjuk lampu merah itu, lingkaran kepungan makin lama
makin ciut, tampaknya Sim Long akan terdesak hingga sukar lolos
lagi. "Hahahaha!? terdengar Koay-lok-ong tertawa latah. "Wahai Sim
Long, masakah masih coba meronta dan berusaha lari lagi"?
"Hah, sebelum melihat peti mati tidak mencucurkan air mata,
memang begitulah watak pembawaanku,? jawab Sim Long dengan
tertawa. Di tengah gelak tertawanya mendadak ia melayang ke atas dan
hinggap di pucuk pohon. Mungkin dia sudah gelisah sehingga
kelabakan, tanpa pikir ia memperlihatkan wujudnya, keruan seketika
dia menjadi sasaran panah.
Karena hujan panah, terpaksa Koay-lok-ong sendiri harus berhenti
mengejar. Pada saat itulah Sim Long lantas melompat lebih tinggi lagi, dengan
daya pental dahan pohon ia melayang ke puncak tiang bendera yang
bertalang itu. Keruan lelaki yang berada di talang bendera itu kaget, cepat kakinya
menendang. Tapi secepat kilat Sim Long tangkap kaki orang terus dilemparkan ke
samping, sambil menjerit ngeri orang itu terlempar jauh ke semak
pohon sana. KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Dalam pada itu sebelah tangan Sim Long yang lain sempat meraih
tepian talang tiang bendera, segera ia dapat melompat ke atas
talang dan berdiri tegak di situ.
Tiang bendera itu ada belasan tombak tingginya, dia berdiri gagah di
pucuk tiang dengan baju berkibar tertiup angin, setiap kesatria di
dunia ini seolah-oleh berada di bawah kakinya.
Hujan panah masih terjadi, tapi setiba di pucuk tiang bendera daya
bidik panah sudah melemah, Sim Long menanggalkan baju luarnya,
sekali kebut dengan perlahan semua anak panah yang menyambar
tiba sama rontok ke bawah.
"Sim Long!? teriak Koay-lok-ong, "mengapa kau pun berubah
sebodoh itu" Memangnya engkau dapat bertahan berapa lama di
atas"? "Berapa lama kutahan di sini bukan soal,? jawab Sim Long dengan
tertawa. "Yang penting, apakah kau berani naik ke sini" Engkau
dapat melihat diriku, tapi tidak berdaya menangkapku ke atas,
bukankah hatimu sangat sakit" Jika dapat kusaksikan engkau
kelabakan di bawah, kan suatu kesenangan bagiku"?
"Hm, kau kira aku tidak berani naik ke atas"? teriak Koay-lok-ong
murka. Mendadak ia pun melompat ke atas, dengan daya pantul pucuk
pohon, ia terus menerjang ke puncak tiang bendera. Gerak tubuhnya
yang indah sungguh harus dipuji.
Namun baju yang dipegang Sim Long segera mengerudung ke
bawah bagai segumpal awan, meski cuma sepotong baju yang
ringan, tapi di tangan Sim Long telah berubah menjadi mahakuat.
Tubuh Koay-lok-ong terapung, mana dia berani menyambut sabetan
keras ini, cepat kedua tangannya meraih, maksudnya hendak
memegang tiang bendera, tapi angin keras menyambar tiba, ujung
baju Sim Long telah menyambar mukanya.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Dalam keadaan demikian barulah kelihatan betapa lihainya gembong
iblis ini. Pada detik berbahaya itu sebelah tangannya berbalik meraih
ujung baju lawan. Dengan tenaga tarikan ini dia bermaksud
menubruk ke atas. Akan tetapi Sim Long lantas mengebaskan bajunya, "bret?, baju
robek, Koay-lok-ong juga tergetar mencelat oleh tenaga kebasan itu.
Namun begitu dia tidak menjadi bingung, dengan sekali
berjumpalitan di udara dapatlah ia melayang turun dengan enteng.
Sim Long tertawa, serunya, "Gaya yang indah! Tapi apa pun juga
engkau tetap tidak mampu naik ke sini.?ir muka Koay-lok-ong kelihatan masam,
sekali raih ia rampas sebuah busur dari seorang anak buahnya, segera ia pasang
panah dan pentang busur sambil membentak, "Kena!?
Tapi segera terdengar suara "pletak?, busur malah terpentang patah
lebih dulu. Berturut ia ganti tiga busur dan semuanya tertarik patah,
satu panah pun tidak berhasil terbidik.
"Haha, tenaga sakti Koay-lok-ong memang mengejutkan, cuma
sayang terlampau besar tenagamu,? seru Sim Long sambil bergelak.
Mendadak Koay-lok-ong melompat ke bawah tiang bendera,
teriaknya, "Baik, Sim Long, boleh kau lihat caraku ini!?
Segera ia pasang kuda-kuda, dengan kuat ia memotong tiang
bendera dengan sebelah telapak tangannya.
Terdengarlah suara "brak? yang keras, tiang bendera yang bulatan
tengahnya sebesar mangkuk itu tergetar patah oleh tenaga
pukulannya. Tampaknya Sim Long pasti akan ikut terlempar juga
dari ketinggian belasan tombak.
Anak buah Koay-lok-ong sama bersorak memuji kesaktian tenaga
pimpinannya. KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Tak terduga kedua kaki Sim Long tetap mengempit kencang pada
tiang bendera yang tumbang itu, tiang bendera jatuh miring ke
sebelah selatan, dia juga ikut jatuh ke sana dari tetap roboh di atas
rumah. "Haha, memang ingin kulihat betapa kelihaianmu!? demikian Sim
Long sempat berolok-olok.
"Blang?, tiang bendera membuat genting sama hancur hingga
berlubang besar, sebelum tiang bendera menghantam atap rumah,
Sim Long mendahului meloncat ke atas, habis itu ia terus menerobos
ke bawah melalui lubang yang ditimbulkan hantaman tiang bendera
itu. Melihat kelicinan Sim Long itu, Koay-lok-ong tercengang dan juga
gusar, teriaknya, "Kepung rumah itu ... awasi atapnya ....?
Sembari memberi perintah secepat angin ia terus menerjang ke
sana. Rumah itu kecil mungil dan terdiri dari tiga kamar, daun jendela
tertutup rapat. Dapat dilihat jelas oleh Koay-lok-ong tiada seorang
pun keluar dari rumah kecil ini.
Sementara itu ratusan orang sudah mengepung rapat rumah ini,
barisan pemanah juga sudah mencari tempat ketinggian dan siap
dengan busurnya mengawasi atap rumah. Dalam keadaan demikian
sukar bagi siapa pun untuk lolos begitu saja.
"Haha, Sim Long, tak tersangka kau pun bisa mencari jalan kematian
sendiri,? seru Koay-lok-ong dengan tertawa senang. "Tapi hal ini
pun tidak dapat menyalahkan dirimu, engkau memang sudah
menghadapi jalan buntu.? Tiba-tiba si nomor satu tampil ke muka dan tanya Koay-lok-ong,
"Apakah kita serang saja dengan api"?
Gemerdep sinar mata Koay-lok-ong, serunya kemudian, "Wahai Sim
Long, dengarkan yang jelas! Kuberi batas waktu hitungan sampai
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
tiga, apabila engkau tetap tidak keluar, segera kubakar rumah ini
supaya engkau terbakar menjadi abu.?


Pendekar Baja Wu Lin Wai Shi Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Si nomor satu tersenyum senang karena usulnya diterima bosnya, ia
bergumam, "Wahai Sim Long, sekali ini jika engkau masih dapat
lolos dengan selamat, biarlah aku merangkak dari sini sampai ke
Hangciu.? ***** Dalam pada itu, sesudah Ong Ling-hoa menutuk roboh Cu Jit-jit,
cepat ia pegang pula tubuh si nona, lalu berkata kepada Him Miau-ji,
"Miau-heng, kau tahu, tiada maksudku membikin susah padanya,
aku cuma tidak sampai hati melihat dia mati konyol di sini, maka
terpaksa harus kita bawa dia melarikan diri dari sini.?
Miau-ji mengiakan dengan mengangguk.
"Jika demikian, marilah lekas kita berangkat!? kata Ling-hoa.
Dalam keadaan tak sadar, sama sekali Jit-jit tak dapat melawan.
"Marilah kita menuju ke balik bukit sana, harap Miau-ji mencari jalan
di depan,? kata Ling-hoa.
"Tidak, kugendong Jit-jit, engkau yang mencari jalan,?jar si
Kucing. Jilid 34 Air muka Ong Ling-hoa berubah, tapi segera ia menjawab dengan
tertawa, "Boleh juga aku mencari jalan di depan.?
Miau-ji lantas mendekatinya untuk memegangi Jit-jit.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Terpaksa Ong Ling-hoa menyodorkan tubuh Jit-jit padanya. Tak
terduga, mendadak kedua pergelangan tangannya kesemutan.
Tangan si Kucing sekuat tanggam telah mencengkeram erat
pergelangan tangannya. Seketika sekujur badan Ong Ling-hoa tak bisa berkutik, keruan ia
terkejut, serunya, "Hei, Miau ... Miau-heng, apa artinya ini"?
Mata Miau-ji yang serupa mata kucing itu menatapnya serupa kucing
mengincar tikus, tidak bergerak, juga tidak bicara, tapi
cengkeramannya tambah erat.
Tubuh Ong Ling-hoa serasa kaku dan tanpa kuasa bertekuk lutut,
ucapnya dengan parau, "Buk ... bukankah engkau mau ikut pergi
bersamaku"? "Hm, jika kau sangka Him Miau-ji pun manusia tak berbudi dan tidak
setia serupa dirimu, maka engkau jelas sudah gila.?
Butiran keringat bercucuran di dahi Ong Ling-hoa, ucapnya dengan
suara gemetar, "Miau-heng, kau sendiri yang mau ikut dan tidak
kupaksamu, meng ... mengapa engkau ingkar dan berbalik
menyergap diriku"? "Cara ini kan kubelajar darimu,? jengek si Kucing.
"Tapi ... tapi engkau ....?
"Sudah kenyang kau tipu orang, kan sekali-sekali kau sendiri juga
perlu mencicipi rasanya ditipu orang,?cap Miau-ji.
Ling-hoa menghela napas panjang, katanya dengan menyengir,
"Bahwa Him Miau-ji juga dapat mengakali Ong Ling-hoa, sungguh
tidak pernah terduga.? "Jika dapat kau duga mana mungkin dapat menipumu"?
"Baik, aku mengaku terjungkal, lantas kau mau apa"?
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Bila kau jadi diriku, lantas bagaimana kehendakmu"?
"Aku ... aku ....? tubuh Ling-hoa rada gemetar.
Mendadak Miau-ji membentak, "Seharusnya kubinasakan dirimu
sekarang juga. Cuma, bila kubunuhmu sekarang juga tentu akan
ditertawai Koay-lok-ong bahwa belum apa-apa kita sudah saling
membunuh dulu.? Di tengah suara bentakannya mendadak sebelah kakinya mendepak
sehingga Ong Ling-hoa terpental beberapa kaki jauhnya.
Habis itu ia lantas melototi Ong Ling-hoa dan berkata pula, ?"Nah,
dengarkan, sekarang hendaknya kau tahu dua urusan. Pertama, ada
sementara orang tidak suka menipu orang, hal ini bukannya dia tidak
dapat menipu melainkan karena dia tidak suka menipu. Jika dia mau,
setiap saat juga dia dapat menipu orang.??
"Hal ini sekarang sudah kupahami dengan jelas,?jar Ling-hoa
dengan tersenyum pedih. "Dan kedua, kapan pun Sim Long pulang tetap kita akan
menunggunya, asalkan Sim Long diberi sedikit kesempatan untuk
kabur bagi kita tetap berharga menunggunya di sini. Jika di dunia ini
ada orang yang berharga kutunggu, bahkan mengiringi
kematiannya, maka orang itu ialah Sim Long. Nah, kau tahu
sekarang"? "Ya, tahu,? jawab Ling-hoa gegetun. "Cuma ....?
"Cuma apa"? tanya Miau-ji.
"Mungkin setengah bagian harapan Sim Long akan berhasil lolos pun
sukar diharapkan lagi,?jar Ling-hoa.
***** Pada saat itu Koay-lok-ong sudah berhitung sampai "tiga?, namun di
dalam rumah tetap tidak ada sesuatu suara apa pun.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Koay-lok-ong menyeringai, katanya, "Baik, Sim Long, engkau
sungguh tahan uji, sungguh hebat. Tapi jika api pun tidak dapat
membakar mampus dirimu barulah benar-benar kutakluk kepada
kelihaianmu.? Mendadak ia memberi tanda dan berteriak, "Bakar!?
Di tengah suara bentakan, obor lantas dilemparkan ke rumah itu
seperti hujan. Rumah yang terbuat dari kayu itu dengan cepat lantas
terjilat api. "Lekas tersebar menjadi lima lapis,? teriak Koay-lok-ong pula
mengatur siasat. "Lapisan pertama adalah regu senjata pendek,
lapisan kedua adalah barisan pemanah, lapisan ketiga adalah
pasukan angin puyuh, lapisan keempat regu tombak, lapisan kelima
tetap pasukan pemanah. Apabila Sim Long sampai lolos, setiap
orang boleh menghadap padaku dengan memenggal kepala sendiri.?
Selesai dia memberi aba-aba, beberapa ratus anak buahnya lantas
berbaris menjadi lima regu dan tersusun lima lapis. Cara
mengaturnya ini membuat rumah yang sudah terbakar itu benarbenar terkepung rapat, biarpun Sim Long punya sayap pun sukar
terbang melintasi. Di dunia ini mungkin tidak ada orang, bahkan burung pun sukar lolos
dari kepungan ini, tidak ada makhluk hidup yang mampu kabur dari
rumah ini. ***** Saat itu Miau-ji baru saja berhasil melancarkan Hiat-to Cu Jit-jit yang
tertutuk, tapi kontan Jit-jit menjotosnya, dengan tepat mengenai
dada si Kucing, bahkan si nona lantas mencaci maki, "Kucing busuk,
binatang licik, aku lebih suka mati daripada pergi bersama kawanan
hewan semacam kalian ini.?
Sembari mencaci maki ia pun menghantam lagi.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Berturut-turut Miau-ji terkena tiga kali pukulan baru dapat
dipegangnya tangan si nona, ucapnya dengan suara lembut, "Sabar
dulu, coba kau lihat ke belakang!?
Sambil meronta berteriak, "Aku tidak mau melihat, tidak mau!?
Meski di mulut bilang tidak mau, tidak urung kepalanya sudah
menoleh, maka dapatlah dilihatnya Ong Ling-hoa menggeletak di
sana. Seketika dia urung menghantam lagi dan berdiri melongo,
ucapnya dengan tergegap, "He, se ....?
"Miau-ji sesungguhnya kan tidak serendah sebagaimana kau duga
bukan"? kata si Kucing.
Jit-jit tercengang, akhirnya menunduk dan berucap, "Ya, aku salah,
Miau-ji, hendaknya jangan kau marah padaku.?
"Mana bisa kumarah padamu"?jar Miau-ji dengan tersenyum.
Waktu Jit-jit mengangkat kepalanya, air matanya berlinang-linang,
katanya dengan sedih, "Maaf, aku salah padamu, mengapa selalu
aku ....? Miau-ji melengos dan tidak memandangnya, sebaliknya ia tertawa
dan berkata, "Mempunyai adik perempuan yang begini
menyenangkan, tidak menjadi soal bila kakak mengalami sedikit
kesusahan.? Tanpa terasa Jit-jit memegang tangannya, "Adik sedikit pun tidak
menyenangkan, yang menyenangkan adalah kakak.?
Miau-ji tergelak, "Apabila anak perempuan lain berpendapat serupa
dirimu tentu beruntunglah bagiku.?
"Jika anak perempuan lain tidak berpikir demikian, maka dia pasti
orang tolol,?jar Jit-jit. "Lelaki mana di dunia ini yang mempunyai
hati terbuka serupa dirimu"?
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Hati terbuka apa" Aku cuma pelupa saja .... Terhadap urusan yang
sudah lalu dapat kulupakan terlebih cepat daripada siapa pun.?
Jit-jit memandangnya dengan rasa kagum, katanya pula, "Betul,
urusan yang tidak perlu dikenang memang dapat kau lupakan
terlebih cepat daripada siapa pun. Tapi kasih sayang orang
terhadapmu tak terlupakan selamanya.?a menghela napas, lalu menyambung, "Seorang
anak perempuan bila mempunyai seorang kakak seperti dirimu dapatlah dia merasa
bangga dan puas.? Mendadak Ong Ling-hoa menimbrung dengan tertawa, "Jika sudah
mempunyai kakak seperti ini, untuk apa pula menanti kekasih seperti
itu"? "Kau ... kau berani sembarangan omong"? damprat Jit-jit.
"Memangnya salah ucapanku"?jar Ling-hoa dengan tertawa.
Jit-jit memandangnya dengan geregetan, katanya kemudian,
"Kumaafkanmu, sebab hatimu memang sudah terlampau kotor,
mimpi pun tak pernah kau pikir bahwa di tengah kehidupan manusia
ini masih ada perasaan yang suci bersih, sampai mati pun engkau
tetap hidup dalam kegelapan dan tidak pernah kenal hal-hal yang
indah.? "Hidup dalam kegelapan akan jauh lebih baik daripada mati dalam
api yang benderang.?cap Ling-hoa dengan tenang.
"Apa katamu"? Jit-jit menegas. Berbaring di tempatnya Ong Linghoa memandang ke angkasa dan bergumam, "O, api .... Aku lebih
suka menjadi kelelawar yang sepanjang tahun hidup dalam
kegelapan daripada menjadi laron yang pasti akan mati terbakar.?
Tanpa terasa Jit-jit dan Miau-ji ikut memandang ke arah sana.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Tertampaklah cahaya api mulai membubung tinggi dalam kegelapan,
api yang berkobar dengan cepat itu membuat udara yang gelap
berubah menjadi merah membara serupa darah.
Jit-jit menubruk ke dalam pelukan Him Miau-ji, serunya gemetar,
"Apakah ... apakah api itu akan ....?
"Tidak, pasti tidak, jangan khawatir ....? meski di mulut si Kucing
bilang jangan khawatir, tidak urung air mukanya berubah juga.
Memandangi bayangan mereka yang saling dekap di bawah sorotan
cahaya api, tiba-tiba tersembul senyuman keji pada wajah Ong Linghoa, gumamnya, "Ai, sayang, sungguh sayang, biarpun Sim Long
sudah mampus tetap aku takkan mendapat bagian.?
***** Waktu itu rumah bekas kediaman Koay-lok-ong itu memang sudah
terbakar, makin lama makin dahsyat api yang berkobar, namun dari
dalam rumah tetap tidak ada orang berlari keluar. Di tengah api
yang berkobar sedahsyat itu, jika tidak lari keluar, maka nasibnya
tidak ada lain kecuali mati.
Memandangi api yang semakin mengamuk itu, mendadak Koay-lokong menghela napas. "Orang berbahaya sudah tertumpas, mengapa Ongya malah
menghela napas"? tanya si jago nomor satu pasukan angin puyuh.
Koay-lok-ong mengelus jenggotnya dan menjawab, "Kau tahu apa,
orang ini memang lawan besarku pada waktu hidupnya, setiap saat
ingin kubasmi dia, tapi bila benar dia mati, terasa sayang juga
olehku?? Nomor satu mengiakan dengan menunduk.
"Di dunia ini, jika ingin kucari lawan hebat seperti dia mungkin sukar
menemukannya, maka setelah dia mati, tentu akan kurasakan
kehilangan dan kesepian pula.?
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Jalan pikiran seorang tokoh memang sukar dipahami orang seperti
Tecu,?mpak si nomor satu.
"Jalan pikiran semacam ini memang sukar dipahami oleh kalian,?cap Koay-lok-ong
dengan gegetun. "Yang harus disesalkan adalah sampai saat ini dia belum lagi
bergebrak denganku secara resmi.
Mungkin selama hidupku ini sukar lagi menemukan lawan yang
mampu menandingi seratus jurus seranganku, jadi sia-sia belaka aku
mempunyai kepandaian setinggi ini.?
"Sejauh itu Sim Long belum lagi lari keluar, saat ini tentu sudah
terbakar menjadi abu,? kata si nomor satu. "Maka menurut
pendapat Tecu, sebaiknya sekarang juga kita berusaha menghambat
menjalarnya api, bilamana angin meniup dan api berkobar lebih
dahsyat, bisa jadi seluruh hutan akan menjadi lautan api.?
"Ya, betul juga, hutan seindah ini kan sayang bilamana terbakar,?jar Koay-lokong. "Nanti tulang abu Sim Long harus ditemukan, hendak kukubur dia sebaikbaiknya. Waktu hidupnya adalah seorang
kesatria, sesudah mati kita pun perlu menghormati dia.?
***** Di sana Him Miau-ji juga sudah melihat berkobarnya api semakin
dahsyat, angin yang meniup pun membawa hawa panas, dan Sim
Long tetap tidak kelihatan muncul, tentu saja ia gelisah.
Jit-jit tidak kurang gelisahnya dan kelabakan, berulang ia mengentak
tangan Miau-ji dan berkata, "Bagaimana menurut pendapatmu
apakah api itu sengaja dibakar oleh Sim Long"?
Tiba-tiba Ling-hoa menjengek, "Api itu mendadak berkobar dan
sekaligus menjalar dengan dahsyatnya, jelas api itu dinyalakan
serentak oleh orang banyak, hanya sendirian mana mampu Sim
Long menyalakan api sebesar itu"?
"Habis bagai ... bagaimana ....?
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Tentu lantaran Sim Long sudah terkurung di sana, maka Koay-lokong ....? "Omong kosong!? bentak Miau-ji. "Jangan kau percaya ocehannya,
Jit-jit.? "Meski di mulut kau suruh dia jangan percaya, tapi dalam hatimu
sendiri diam-diam mengakui kebenaran ucapanku, bukan"?jek
Ling-hoa. "Jika Sim Long mati, bukankah kalian berdua akan
bergembira, kenapa mesti berlagak sedih segala" Memangnya untuk
dipertontonkan kepadaku"?
"Ayo bicara lagi!? bentak Miau-ji sambil memburu ke sana terus
menendang. Siapa tahu, Ong Ling-hoa yang semula menggeletak tak bisa
berkutik itu mendadak melompat bangun, secepat kilat ia tutuk duatiga Hiat-to kelumpuhan Jit-jit.
Keruan Miau-ji kaget, bentaknya, "Lepaskan dia!?
Selagi ia hendak menerjang maju, telapak tangan Ong Ling-hoa
telah mengancam bagian tubuh Jit-jit yang mematikan, jengeknya,
"Jika kau maju lagi satu langkah, segera kuberikan mayat Jit-jit
kepadamu.? Seketika Miau-ji tidak berani bergerak lagi.
Ling-hoa tertawa, "Nah, sekarang hendaknya kau tahu dua hal.
Pertama, aku Ong Ling-hoa bukan orang yang dapat kau tipu begitu
saja. Kedua, kalau bicara tentang tipu-menipu, jelas kau si Kucing ini
masih perlu belajar padaku.?
"Sungguh aku menyesal mengapa tadi tidak kubunuh dirimu,?cap
Miau-ji dengan gemas.

Pendekar Baja Wu Lin Wai Shi Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Soalnya engkau ini orang tolol,? tukas Ling-hoa dengan tertawa.
"Baik, sekarang apa kehendakmu"? tanya Miau-ji.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Jika kau ingin adik perempuanmu yang menyenangkan ini tetap
hidup, maka sekarang juga hendaknya kau pergi mencari jalan,
ingat, jika tidak kau temukan jalan lolos yang aman, maka orang
pertama yang akan mampus ialah si dia ini,?ncam Ong Ling-hoa.
Pada saat itulah mendadak seorang menanggapi dengan tertawa,
?"Haha, mungkin dia tidak sanggup membawamu keluar, orang yang
paling tepat mencari jalan bagimu agaknya aku inilah!??
Suara tertawa yang khas itu cukup dikenal mereka, seketika air
muka si Kucing dan Ong Ling-hoa sama berubah. Yang satu
kegirangan, yang lain ketakutan, keduanya serentak berseru, ?"Hah,
Sim Long!?? Betul juga, segera tertampak Sim Long muncul dari sana.
Meski bajunya tidak teratur, keadaannya tampak runyam, namun
senyuman khas yang senantiasa menghias ujung mulutnya masih
tetap kelihatan acuh tak acuh.
"Eh, maukah kau lepaskan dia"? katanya dengan tersenyum
terhadap Ling-hoa. Sejenak Ling-hoa tercengang, segera ia menjawab, "Jika Sim-heng
sudah datang, dengan sendirinya segera kulepaskan nona Cu.?
Sembari membebaskan Hiat-to Jit-jit yang ditutuknya, segera ia
menyambung pula, "Karena mengingat Sim-heng telah menyerempet bahaya bagiku, sebaliknya Miau-heng ini justru main
patgulipat dengan nona Cu ini di sini, mau tak mau aku ikut
penasaran bagi Sim-heng, maka kututuk nona Cu.?
"Terima kasih atas maksud baikmu,? kata Sim Long dengan
tersenyum. Jit-jit lantas menubruk ke dalam rangkulan Sim Long, tanyanya,
"Masa ... masa kau percaya kepada ocehannya"?
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Kau kira aku percaya padanya"? jawab Sim Long tertawa.
"Haha, jika Sim Long begitu gampang dibohongi orang dan mudah
diadu domba memangnya aku si Kucing mau memasrahkan jiwaku
kepadanya"? seru Miau-ji dengan tertawa.
Sambil meraba dada Sim Long, Jit-jit bertanya dengan suara lembut,
"Kenapa baru sekarang engkau datang" Apakah kau tahu betapa
kami cemas bagimu.? "Di tengah taman sana penuh pos penjaga, mau tak mau aku harus
berlaku hati-hati,? kata Sim Long.
"Ah, coba, betapa aku memikirkan diriku sendiri tanpa memikirkan
bahaya yang kau hadapi, malahan kuomeli kelambatanmu kembali
ke sini, engkau tentu tidak marah padaku, bukan"?jar Jit-jit.
"Haha, engkau dapat bicara demikian, hal ini menandakan sekarang
engkau sudah dewasa,? seru Miau-ji.
Ong Ling-hoa tak tahan, serunya, "Ya, ya, semua sudah dewasa,
dan sekarang tentunya kita dapat berangkat.?
"Jangan tergesa,?jar Sim Long. "Untuk sementara kita tidak
berbahaya tinggal di sini.?
"Sebab apa"? tanya Ling-hoa.
"Sebab saat ini mereka lagi sibuk membakar mati diriku, maka untuk
sementara takkan memburu ke sini,? tutur Sim Long dengan
tertawa. "Sibuk membakarmu"? Jit-jit menegas.
"Ya,?cap Sim Long dengan gegetun. "Koay-lok-ong itu memang
memiliki kungfu yang daripada yang lain, hampir saja aku dikejarnya
hingga menghadapi jalan buntu, terpaksa kuloncat ke pucuk tiang
bendera, tak tahunya Koay-lok-ong lantas menghantam sehingga
tiang bendera patah.? KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Meski jelas dia sudah datang dengan selamat, tidak urung Jit-jit dan
Miau-ji sama menahan napas mengikuti ceritanya.
"Lantas apa yang kau lakukan"? tanya Jit-jit.
"Betapa pun licik Koay-lok-ong juga tidak menyangka pada waktu
kuloncat ke atas tiang bendera, harapanku justru agar dia
mematahkan tiang bendera itu, memang sengaja kupancing
kemarahannya untuk bertindak demikian.?
"Memangnya apa maksudmu"? tanya Jit-jit pula.
"Kau tahu tinggi tiang bendera itu ada belasan tombak, pada waktu
ambruk tentu ujung tiang akan jatuh lebih belasan tombak jauhnya,
asal kupegang ujung tiang, maka tubuhku akan ikut terlempar
sejauh itu atau lebih, kalau tidak, betapa tinggi Ginkangku juga tidak
mampu melompat sejauh itu.?
"Ai, dalil ini kedengarannya sederhana, tapi bila aku yang
menghadapi kenyataan begitu, biarpun kepalaku dipenggal juga
tidak dapat kupikirkan akal sebagus itu,?jar Miau-ji dengan
gegetun. "Kan sudah kukatakan, biarpun di dunia ini hanya ada satu jalan
saja, maka orang pertama yang menuju ke jalan ini pastilah Sim
Long adanya,? seru Jit-jit dengan tertawa.
"Lantas cara bagaimana berkobarnya api"? tanya Miau-ji.
"Pada waktu aku jatuh di atas rumah yang terletak belasan tombak
jauhnya, genting rumah itu telah remuk terkena tiang bendera,
kesempatan itu lantas kugunakan untuk membuat sebuah lubang di
atas rumah.?a merandek sejenak, tanpa terasa Miau-ji dan Jit-jit lantas tanya
berbareng, "Apakah engkau lantas menerobos ke dalam rumah
melalui lubang itu"?
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Di antara seratus orang mungkin ada 99 orang akan menyangka
aku pasti akan menerobos masuk melalui lubang itu, demikian pula
dugaan Koay-lok-ong,?jar Sim Long dengan tertawa. "Maklumlah,
setiap orang bila menghadapi bahaya dan mendadak menemukan
sesuatu tempat bersembunyi tentu akan segera digunakannya. Hal
ini adalah sifat pembawaan manusia dan tidak perlu diherankan.?
"Tapi engkau harus dikecualikan,? tukas Jit-jit tertawa.
"Aku harus mengadu akal dengan orang semacam Koay-lok-ong,
dengan sendirinya aku harus bertindak melanggar kebiasaan,
dengan begitu barulah bisa di luar dugaan Koay-lok-ong dan sukar
diterkanya.? "Habis apa yang kau lakukan"? tanya Miau-ji tak sabar.
"Sesudah atap rumah kutumbuk sebuah lubang, meski tubuhku
menerobos ke dalam, tapi tanganku tetap berpegangan pada atap
rumah,? tutur Sim Long. "Kudengar Koay-lok-ong berteriak memberi
perintah kepada anak buahnya agar mengepung rumah itu
serapatnya, pada saat itulah aku lantas melompat keluar.?
"Mereka tidak melihat dirimu"? tanya Jit-jit dengan menarik napas.
"Sejenak itu adalah saat yang paling kacau bagi mereka, sedang
Koay-lok-ong juga sudah memburu maju, tentu dia tidak
memerhatikan apa yang terjadi di atas rumah. Dan sama sekali tidak
mereka pikir, di tengah kegaduhan itulah aku justru melompat
pergi.? "Haha, betul, memang di situlah letak kelemahan manusia,?jar Jitjit dengan tertawa. "Jika aku, biarpun ada keberanianku untuk berbuat apa pun, tapi
dalam sekejap itu pasti juga aku takkan melompat pergi, sebab
dalam detik itu di rumah itu akan terasa jauh lebih aman daripada
tempat lain,? kata si Kucing.
"Dan kemudian bagaimana"? tanya Jit-jit.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Sesudah kulompat keluar, kupanjat ke atas pohon, tapi segera aku
merosot ke batang pohon dan menunggu di situ, ketika rombongan
orang banyak berseliweran di sekitar pohon, kesempatan itu segera
kugunakan untuk mencampurkan diri di tengah orang banyak.
Tatkala mana perhatian semua orang lagi tertuju ke rumah itu
sehingga tidak ada yang memerhatikan diriku.?
"Meng ... mengapa engkau tidak bersembunyi di tempat lain,
sebaliknya mencampurkan diri di tengah mereka, cara begitu
tidakkah terlalu berbahaya"?jar Jit-jit.
"Kau tahu, mata Koay-lok-ong lain daripada mata orang biasa, yang
utama tujuanku adalah menghindari matanya, orang lain tentu tidak
menjadi soal bagiku,?a tertawa, lalu menyambung, "Maka pada
saat genting itu hanya mencampurkan diri di tengah orang banyak
barulah dapat menghindari pencarian Koay-lok-ong. Apabila waktu
itu semua orang sedang menerjang ke depan, aku tidak perlu
berjalan dan segera tertinggal di belakang orang banyak, dalam
keadaan begitu orang lain tambah tidak memerhatikan lagi akan
diriku.? "Hah, permainan menarik ini, di dunia ini mungkin cuma Sim Long
saja yang dapat melakukannya,?jar Jit-jit dengan tertawa.
"Waktu itu aku tidak merasakan apa pun,? sambung Sim Long, "tapi
bila kupikirkan sekarang, sungguh aku pun merasa berbahaya.
Untunglah semuanya berjalan lancar, apabila sedikit salah tindak
saja atau keliru sedetik, maka akibatnya sukar kubayangkan.?
Sampai di sini mau tak mau Ong Ling-hoa merasa kagum juga,
katanya, "Bicara terus terang, kecerdikanmu itu harus dipuji. Dalam
keadaan begitu, sedikit salah hitung saja tentu sukar bagimu untuk
kabur lagi.? "Makanya kau sangka aku pasti tidak dapat kembali ke sini, bukan"?
tanya Sim Long dengan tersenyum.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Ong Ling-hoa tidak berani menjawab, ia membelokkan pokok
pembicaraan, "Jika sekarang Koay-lok-ong dan anak buahnya berada
di tempat kebakaran, kenapa kesempatan ini tidak kita gunakan
untuk menerjang pergi selekasnya"?
"Meski kesempatan sudah ada, sebaiknya kita menunggu lagi
sebentar,?jar Sim Long. "Sebab apa"? tanya Ling-hoa.
"Saat ini kan Sim Long sudah terbakar mati, berita ini belum tersiar,
tapi selekasnya pasti akan tersiar,? tutur Sim Long. "Bilamana pos
penjaga di luar sana mendapat berita ini, penjagaan pasti akan
longgar, kan menjadi mudah bagi kita untuk menerjang keluar.?
"Ai, kecerdasan Sim-heng sungguh sukar ditandingi,? kata Ling-hoa
dengan gegetun. "Hm, sampai sekarang masih juga kau bicara plinplan begini,
sesungguhnya kau harus ditinggalkan di sini,? jengek Jit-jit.
"Ai, kenapa nona ....?
Belum lanjut ucapan Ling-hoa, mendadak terdengar suara rintihan
orang, seperti datang dari rumah berhala sana.
Air muka Sim Long berubah, desisnya, "Pada waktu kalian lalu di
rumah berhala itu tadi apakah melihat seorang di situ"?
"Wah, hal ini tidak ... tidak kami perhatikan,? kata si Kucing.
"Ong-heng, harap kau periksa ke sana,? kata Sim Long setelah
berpikir. "Caramu mengatur ini sungguh sangat cerdik,?cap Ling-hoa
dengan menyengir. KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Dalam keadaan demikian biarpun seribu kali dia tidak mau terpaksa
harus menurut juga, segera ia melayang ke sana dengan gaya yang
memesona. Lebih dulu dia mengitar satu kali di luar rumah berhala itu dengan
cepat, dipungutnya dua potong batu kecil dan dilemparkan ke dalam
melalui jendela, sebaliknya ia langsung menerjang masuk melalui
pintu. "Orang ini sebenarnya seorang mahapintar dan berbakat besar,?
kata Sim Long dengan tersenyum.
"Jika tidak ada rasa sayang akan bakatnya yang hebat itu, tentu tadi
sudah kubinasakan dia,?jar si Kucing dengan gegetun.
"Meski dia seorang busuk, kebusukannya membikin orang
geregetan, tapi tidak juga menjemukan, kalau dibandingkan Kim
Put-hoan dan sebangsanya jelas dia terlebih tinggi kelasnya.?
"Di dunia sekarang orang busuk seperti dia mungkin sukar dicari
bandingnya, dibandingkan dia, Kim Put-hoan boleh dikatakan tidak
masuk hitungan,? kata Sim Long dengan tertawa. "Kim Put-hoan
hanya seorang Siaujin (orang kecil, rendah), sebaliknya dia boleh
dibilang Kuncu (lelaki sejati, gentleman) kaum Siaujin.?
"Betul, dia memang tidak busuk sampai juga tidak ada sisanya,?jar
Jit-jit. "Terkadang dia menyerupai manusia, bahkan selalu dapat
berganti haluan menurut arah angin, tidak nanti main belit dan
ngotot. Umpamanya tadi, begitu Sim Long muncul segera ia
lepaskan diriku. Apabila Kim Put-hoan dan sebangsanya pasti dia
akan ngotot dan bertahan mati-matian.?
"Dalam hal ini, memang dia dapat bertindak cerdik, kalau tidak ....?
Belum lanjut ucapan Miau-ji, mendadak terlihat Ong Ling-hoa
melompat keluar dari rumah berhala itu dengan wajah yang
kelihatan terheran-heran, ia melirik sekejap kepada Cu Jit-jit lalu
berpaling dan berkata kepada Sim Long dengan tertawa, "Eh, coba
kau terka siapa yang berada di situ"?
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Sim Long bekernyit kening, belum lagi ia menjawab Jit-jit lantas
berseru, "Sesungguhnya siapa" Lekas katakan!?
Ling-hoa tersenyum misterius, tuturnya, "Sesudah masuk ke situ,
sebenarnya aku tidak melihat dia, rupanya dia disembunyikan orang
di bawah meja sembahyang, bahkan seperti terluka sangat parah
....? Belum habis ceritanya, serentak Sim Long melayang ke sana.
Jit-jit mengentak kaki dan mengomel, "Dia ... dia sesungguhnya
siapa dia"? "Yu-leng-kiongcu Pek Fifi,? jawab Ling-hoa sekata demi sekata.
***** Di tengah malam remang rumah berhala terasa seram.
Malaikat Bunga, malaikat yang dipuja dalam rumah berhala itu,
malaikat yang cantik, namun keseraman pada rumah berhala
umumnya hampir serupa. Betapa pun malaikat yang dipujanya
malaikat bunga yang cantik atau malaikat langit yang bermuka
bengis. Berkat cahaya lemah yang menyorot masuk dari luar pintu, akhirnya
Sim Long dapat menemukan Pek Fifi .... Sungguh hampir tidak
menyerupai Pek Fifi lagi, apabila tidak didengarnya lebih dulu dari
Ong Ling-hoa tentu Sim Long pangling padanya.
Si nona yang meringkuk di bawah meja sembahyang itu sekarang
tidak mirip lagi Pek Fifi yang lembut dan cantik, juga tidak serupa
Yu-leng-kiongcu yang kejam dan membuat orang ketakutan itu. Saat
ini dia cuma seorang anak perempuan yang awam dan minta
dikasihani, dengan sujud dia lagi memohon orang suka
menolongnya. Mukanya kelihatan pucat pasi.
Sekarang ia pun melihat Sim Long. Air matanya bercucuran, ucapnya
dengan lemah dan rada gemetar, "Sim Long, mengapa ... mengapa
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
engkau belum lagi mati" Mengapa engkau datang lagi dan kenapa
muncul pada saat demikian"?
Dengan tenang Sim Long memandangnya, katanya, "Meski kau
perlakukan diriku cara begitu namun aku tetap akan menolongmu.
Kedatanganku seharusnya menggembirakan dirimu.?
"Tidak, aku tidak perlu pertolonganmu, aku lebih suka mati,? teriak


Pendekar Baja Wu Lin Wai Shi Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Pek Fifi dengan parau. "Aku pun tidak ingin kau lihat keadaanku
seperti ini. Dalam pandanganmu, biarpun aku dirasakan tidak
menarik, biarlah kau rasakan benci dan menakutkan ....?ir matanya berderai,
ratapnya pula, "O, mati pun aku tidak mau mendapat belas kasihanmu, lekas
kau ... kau keluar saja, lekas
keluar!? Sim Long tetap memandangnya dengan tenang, katanya, "Mengapa
engkau berubah serupa ini"?
"Engkau sudah tahu, mengapa perlu tanya lagi"? jawab Fifi dengan
pedih. "Aku tidak tahu,? kata Sim Long.
Fifi memukul lantai dengan tangan, teriaknya parau, "Jelas kau tahu
aku bukan tandingan Koay-lok-ong, dia yang melukaiku dan
membuangku di sini. Kutahu maksudnya, yaitu supaya kau lihat
keadaanku ini. Dan sekarang sudah puas bagimu, bukan"?
Sim Long menghela napas, gumamnya, "Puas"!?
Tiba-tiba sebuah tangan meraih lengannya. Itulah tangan Cu Jit-jit.
"Pergi, enyah, semuanya enyah!? teriak Fifi pula. "Tidak perlu
berlagak mesra di depanku. Cu Jit-jit, kutahu kau benci padaku,
boleh kau bunuh aku!? Jit-jit memandangnya sejenak, mendadak ia pun menghela napas,
katanya, "Memang betul pernah kubenci padamu, membencimu
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
hingga merasuk tulang sumsum, tapi sekarang ....?a berpaling ke
arah Sim Long dan berucap, "Marilah kita membawa pergi dia.?
Sim Long tetap berdiri diam saja.
Miau-ji juga memandang Sim Long, katanya, "Aku tidak peduli
bagaimana keputusanmu, tapi bila aku disuruh membiarkan seorang
anak perempuan yang dekat ajalnya tertinggal di sini, betapa pun
tidak dapat kusetujui.? Sim Long tetap tidak bicara.
"Ken ... kenapa engkau diam saja"? seru Jit-jit dengan mengentak
kaki. "Kutahu sebab apa dia tidak bicara,? jengek Ling-hoa.
"Sebab apa"? tanya Jit-jit.
"Mungkin ini pun salah satu akal keji Koay-lok-ong,?jar Ling-hoa.
"Dia sengaja meninggalkan Pek Fifi yang terluka parah ini di sini,
tujuannya bila kita sempat lari dengan membawa dia, maka lari kita
pasti takkan mencapai jauh.?
"Bagaimana Sim Long, apakah begitu maksud tujuan Koay-lok-ong"?
tanya Jit-jit. "Bukan,? jawab Sim Long.
"Habis bagaimana ....?
"Miau-ji, boleh kau gendong dia,? kata Sim Long tiba-tiba.
"Masa ... masa benar kalian mau menolongku"? ratap Fifi.
Miau-ji tidak bersuara melainkan terus menggendongnya.
"Dengan berbagai daya upaya hendak kubikin celaka kalian,
sebaliknya kalian masih mau menyelamatkan diriku"? seru Fifi pula.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Mata Jit-jit berkedip-kedip, sudah mengembeng air mata. Ia
melengos, ucapnya perlahan, "Aku cuma ingat engkau adalah Pek
Fifi yang dulu itu dan tidak ingat padamu sebagai Yu-leng-kiongcu.?
Perlahan Sim Long meraba bahu Jit-jit, ucapnya, "Memang betul, Yuleng-kiongcu sudah mati, kami menghendaki Pek Fifi tetap hidup.?
Maka meledaklah tangis Pek Fifi sambil mendekap di pundak Him
Miau-ji. "Satu-satunya kekurangan kalian adalah hati kalian terlalu lunak,?cap Ling-hoa
dengan menyesal. "Hm, kalau hati kami tidak lunak, dapatkah kau hidup sampai saat
ini"? jengek Jit-jit.
Bisa merah juga muka Ong Ling-hoa dan tidak bicara lagi.
Beramai mereka lantas meninggalkan rumah berhala itu.
"Cara bagaimana kita pergi dari sini"? tanya Miau-ji.
"Ong-kongcu silakan merintis jalan di depan, aku dan Jit-jit
mengawal di belakang, kita terjang bagian tengah yang luang,? kata
Sim Long. "Bagian yang luang"? Ling-hoa menegas. "Mengapa kita tidak
melalui kaki bukit ....? "Penjagaan di dekat bukit pasti sangat keras, justru bagian tengah
yang lapang itu penjagaan akan kurang rapat,?jar Sim Long.
"Apalagi sesudah api berkobar tentu mereka akan menyaksikan
kebakaran itu dari tempat ketinggian.?
"Ai, sekali ini kau pun tepat lagi,?jar Ling-hoa dengan gegetun.
Pek Fifi yang mendekap di pundak Miau-ji itu mendadak mengangkat
kepalanya dan menyela, "Tidak tepat.?
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Kenapa tidak tepat"? tanya Sim Long.
Fifi tersenyum pedih, "Kalian sebaik ini kepadaku, maka aku ....?
Tiba-tiba Ong Ling-hoa berseru, "Aha, betul, gua ini adalah
sarangnya, tentu dia mempunyai jalan rahasia untuk meloloskan diri
dari sini.? Dengan tenang Fifi berkata pula, "Meski parah lukaku, tapi bila
kalian membebaskan ketiga Hiat-to Hong-ji, Goan-tiau dan Yangkoan-hiat, dapatlah aku berjalan sendiri, sedikitnya dapat kubawa
kalian keluar dari sini.?
"Apakah jalan ini memang ....?
Dengan senyum pedih Fifi memotong, "Meski aku dikalahkan Koaylok-ong, tapi jalan ini tetap tidak diketahuinya. Kecuali aku sendiri,
dunia ini tidak ada orang kedua yang tahu akan lorong rahasia ini.?
Meski senyumannya kelihatan pedih, namun sikapnya tetap
memperlihatkan rasa bangga.
Sesungguhnya dia memang anak perempuan yang pantas bangga.
Ong Ling-hoa bergumam, "Berhati baik tentu mendapat ganjaran
baik, ucapan ini memang ada dalilnya.?
***** Maka mereka lantas memasuki gua rahasia itu.
Dengan sendirinya dalam gua gelap gulita.
Fifi mengeluarkan sebuah geretan api yang mungil, meski cahayanya
tidak terlalu terang, namun sudah cukup untuk menerangi jalan di
depan. KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Sembari merembet dinding karang dan tangan lain memegang obor
kecil itu, Fifi mendahului menunjuk jalan di depan. Miau-ji hendak
memapahnya, tapi telah ditolaknya.
Dia bukan lagi anak perempuan yang perlu dibantu orang lelaki lagi.
Lorong gua ini sangat panjang, berliku dan tidak rata. Tapi bagi
pandangan Cu Jit-jit dan lain-lain dirasakan sebagai jalan yang
terdekat dan paling rata selama dua hari ini.
Akhirnya mereka terlepas juga dari bahaya.
Jit-jit tertawa gembira dan bersyukur. Sampai sekian lama, akhirnya
mereka sampai di ujung loteng, di situ ada sepotong batu
mengadang jalan lalu, tapi pada batu ada tangga yang dapat
menembus ke atas. Baru sekarang Fifi menghela napas lega, katanya sambil menoleh,
"Di atas sana adalah jalan keluarnya, biar kunaik dulu untuk
memeriksanya.? Jit-jit memburu maju dan memegang tangannya, katanya dengan
tersenyum,"Maukah kita melupakan semua kejadian yang lalu.?
"Asal engkau tidak benci lagi padaku,? jawab Fifi dengan rawan.
"Selanjutnya engkau adalah adik perempuanku yang baik, mana bisa
kubenci padamu"? kata Jit-jit dengan suara lembut.
"Terima kasih,?cap Fifi dengan menunduk. "Setelah kejadian ini,
aku takkan ... takkan ....?a menengadah dan tersenyum, lalu memanjat ke atas
melalui tangga besi itu. Sim Long memegang bahu Jit-jit, ucapnya, "Setelah kejadian ini
engkau pun sudah berubah.?
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Jit-jit tersenyum, "Sebab baru sekarang kutahu engkau benar-benar
baik padaku, kalau tidak, tetap aku akan cemburu ....?
"Sejak dulu kutahu engkau ini memang sebuah guci cuka,? Miau-ji
ikut berkelakar. Sambil memandangi tubuh lemah Pek Fifi yang sedang memanjat ke
atas itu, mendadak Jit-jit membisiki Sim Long, "Bagaimana menurut
pendapatmu antara dia dan guci arak (maksudnya Him Miau-ji)
kita"? "Mungkin si guci arak akan kewalahan terhadap dia,? sahut Sim
Long tertawa. "Menurut pandanganku hanya dia saja yang cocok menjadi kakak
iparku,?jar Jit-jit tertawa perlahan. "Bilamana pada suatu hari hal
itu benar-benar terjadi, sungguh aku akan menjadi orang yang
paling gembira di dunia ini.?
Sementara itu Fifi sedang menyingkap sepotong batu penutup di
atas, segera cahaya terang menyorot ke bawah. Agaknya hari di luar
sudah terang. Ling-hoa menarik napas dalam-dalam dan berucap, "Ehm, alangkah
harumnya, mungkin di luar banyak tumbuhan bunga yang sedang
mekar.? Selang sejenak, Jit-jit tidak tahan, katanya, "Mungkinkah di atas ada
orang" Apakah takkan terjadi sesuatu"?
Sim Long termenung sejenak, katanya kemudian, "Koay-lok-ong
tidak tahu jalan ini, mungkin tidak ....?
Belum habis ucapannya terlihat Fifi lagi melongok ke bawah dan
berseru, "Lekas naik kemari!?
"Tampaknya sekarang aku tidak perlu menjadi perintis jalan lagi,?
kata Ling-hoa dengan tertawa.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Naiklah lebih dulu,? segera Jit-jit mendorong Sim Long. "Engkau
sudah terlalu banyak berkorban bagi kami, orang pertama yang
keluar sekarang harus engkau.?
Sim Long tersenyum, perlahan ia mulai memanjat tangga.
Lubang keluar itu sangat sempit, hanya tiba cukup untuk terobosan
seorang saja. Ia coba melongok ke atas, tapi ... darah sekujur badannya serasa
membeku mendadak. Tempat di luar lorong bawah tanah ini kiranya adalah kamar Pek Fifi
yang penuh teruruk bunga segar itu.
Pantas tadi Ong Ling-hoa mencium bau harum bunga. Pantas juga
Pek Fifi dapat berubah menjadi Yu-leng-kiongcu.
Kiranya tempat tinggal Pek Fifi ini memang ada jalan tembus dengan
gua setan itu. Pada waktu dia tidur dan orang lain dilarang
mengganggunya, pada saat itulah dia berubah menjadi Yu-lengkiongcu. Akhirnya Sim Long tahu juga rahasia ini. Tapi sudah terlambat.
Tertampak Koay-lok-ong berada di sana dan sedang memandangnya. Berpuluh busur yang siap membidikkan anak panah
sama mengincar kepalanya.
Koay-lok-ong menyeringai senang, jarinya memberi tanda perlahan
agar Sim Long naik ke atas.
Dalam keadaan demikian Sim Long cukup tahu diri, bila ayal sedikit
saja kepalanya bisa segera berubah menjadi landak. Terpaksa ia
naik ke atas dengan menyengir.
Tapi baru saja tubuhnya muncul separuh, segera Hiat-to bagian
punggungnya kena ditutuk oleh Pek Fifi, menyusul lantas menjadi
giliran Cu Jit-jit, Ong Ling-hoa dan si Kucing ....
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
***** Sekarang Pek Fifi setengah bersandar dalam pangkuan Koay-lokong, dan sedang tertawa dengan sangat manis.
Sim Long berempat berdiri sejajar bersandar dinding, satu jari pun
tak dapat bergerak, hati pun entah bagaimana rasanya.
Ternyata pada saat mereka sudah dekat dengan kebebasan
mendadak tertawan musuh lagi.
Mereka telah gagal pada detik hampir mendekati sukses.
Jit-jit ingin menangis, tapi tak berair mata.
Fifi memandangi mereka dengan tertawa manis, katanya, "Tak
tersangka bukan, Sim Long yang serba pintar akhirnya toh salah
hitung selangkah.? "Ya, seharusnya kupikirkan sebelumnya, bila tiada engkau yang
menjadi penunjuk jalan tidak mungkin Koay-lok-ong dapat
menemukan kami,?jar Sim Long dengan menyesal. "Sekarang kau
bawa kami kepada Koay-lok-ong, bukan saja engkau dapat
meminjam golok untuk membunuh orang, bahkan dengan demikian
engkau akan mendapat pujian dari Koay-lok-ong.?
"Hihi, baru sekarang kau ingat hal ini kan sudah amat terlambat,?
kata Fifi dengan tertawa nyaring.
Koay-lok-ong mengelus jenggot dan berucap dengan senang,
"Tentunya sekarang kalian tahu jelas tentang pembantuku tepercaya
yang pernah kukatakan itu tak-lain-tak-bukan ialah Fifi sayang.
Melulu dia seorang saja bukankah jauh lebih berguna daripada
sepuluh orang Kim Bu-bong"?
"Ya, dia memang anak perempuan paling lihai yang pernah kulihat
selama hidupku ini,?jar Ong Ling-hoa dengan menyengir. "Anak
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
perempuan sehebat ini, bila bertambah lagi dua-tiga orang, maka
semua lelaki di dunia ini mungkin terpaksa harus bunuh diri.?
"Terima kasih atas pujianmu,? kata Fifi dengan tertawa.
"Bagus, aku juga sangat kagum padamu,? tukas Miau-ji. "Tapi cara
bagaimana engkau bisa berada di rumah berhala itu, sungguh aku
tidak mengerti.? "Soalnya orang lain sama bilang Sim Long akan mati terbakar, hanya
aku saja yang tidak percaya, sebab kupikir Sim Long takkan mati
semudah itu,? kata Fifi. "Maka lantas terpikir lagi olehku bilamana
aku menjadi Sim Long, jalan mana yang akan kugunakan untuk
kabur" .... Dengan sendirinya hanya ada sebuah jalan saja, maka ke
situ pula kupergi dan benar juga dapatlah kupergoki kalian.?
Ling-hoa menghela napas, "Sim Long dapat meraba perasaan orang
lain, tapi engkau justru dapat meraba jalan pikiran Sim Long, nyata
engkau lebih unggul daripada Sim Long.?
Mendadak Jit-jit mendengus, "Hm, bukanlah dia lebih unggul
daripada Sim Long, soalnya hati Sim Long tidak sekejam dia, juga
tidak rendah, kotor dan khianat, lupa budi dan ingkar janji seperti
dia.? "Kan sudah sering kukatakan, kelemahan Sim Long yang terbesar
adalah hatinya terlampau lunak,?jar Ling-hoa dengan gegetun.
"Haha, dalam hal ini pandanganmu ternyata sama denganku,? tukas
Koay-lok-ong dengan berkeplok tertawa.
Tiba-tiba Miau-ji berseru, "Sesudah kau pergoki kami, mengapa tidak
kau perintahkan anak buahmu menawan kami"?
"Eh, kucing cilik, masakah hal ini tidak kau pahami"? sahut Fifi
dengan suara lembut. "Waktu itu bila kuperintahkan orang
menangkap kalian, rasanya belum tentu berhasil, bisa jadi
kesempatan itu akan digunakan kalian untuk kabur .... Kutahu, otak
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
kalian meski tidak banyak berguna, tapi kungfu kalian kan tidak


Pendekar Baja Wu Lin Wai Shi Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

boleh diremehkan.? "Makanya engkau sengaja berlagak terluka parah"? tanya Miau-ji
dengan gemas. "Betul,? jawab Fifi dengan tertawa. "Aku pun banyak menelan pahit
getir baru berhasil menipu kalian. Bukan saja kututuk Hiat-toku
sendiri bahkan kupukul diri sendiri dua-tiga kali, sampai sekarang
tubuhku masih sakit pegal.?
"Masa engkau yakin kami takkan mengetahui luka parahmu yang
pura-pura itu"? teriak Miau-ji pula.
"Kalian kan jantan sejati seluruhnya, dengan sendirinya kalian
takkan memeriksa tubuh seorang perempuan, apalagi waktu itu
keadaan gelap gulita, mukaku juga sangat pucat ....?
"Dari mana kau tahu kami pasti akan menolongmu"? tanya Jit-jit
dengan gemas. "Kalian bukan saja jantan sejati, rata-rata juga berhati welas asih,
serupa apa yang dikatakan si Kucing ini, tidak nanti dia menyaksikan
seorang anak perempuan menghadapi ajalnya tanpa memberi
pertolongan, betul tidak"?
"Waktu itu aku cuma diam saja, aku justru khawatir ada tipu
muslihatmu,?jar Sim Long gegetun. "Sungguh lagakmu itu sangat
mirip sehingga aku tertipu tanpa curiga sedikit pun. Coba kalau
engkau langsung minta pertolonganku, tentu aku akan curiga malah,
tapi begitu bertemu engkau minta kupergi ....?
"Hati orang lelaki memang sudah kuselami dengan baik,? kata Fifi
dengan tertawa. "Adalah biasa, semakin kau suruh dia pergi, dia
berbalik tidak mau pergi .... Cu Jit-jit, untuk ini kau harus belajar
dariku, jika satu bagian kepandaianku ini dapat kau kuasai, tentu
selanjutnya engkau takkan mengalami kegagalan lagi.?
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Jit-jit mendengus, "Hm, kenapa harus kutiru dirimu, jika engkau
sedemikian memahami hati orang lelaki, mengapa Sim Long tetap
tidak suka padamu, kukira engkau yang harus belajar padaku.?ir muka Fifi rada
berubah, tapi segera tertawa dan berkata, "Kau kira Sim Long suka padamu"?
Jit-jit mendongak dan berteriak, "Tentu saja.?
"Ai, Cici yang baik, jangan kau lupa, orang mati kan tak dapat
menyukai siapa pun,?cap Fifi dengan suara halus.
Jit-jit melengak, air mata segera meleleh.
Mestinya dia tidak sudi mencucurkan air mata di depan Pek Fifi, apa
mau dikatakan lagi, air mata tidak mau tunduk kepada perintah lagi,
semakin tidak ingin menangis, makin deras air matanya.
Koay-lok-ong merangkul Fifi dan berkata dengan tertawa, "Jika Sim
Long sudah tertumpas, selanjutnya hidupku boleh santai tanpa
khawatir lagi, sungguh hari ini ....?
Mendadak Miau-ji berteriak, "Sekarang juga kau kira tidak ada yang
perlu kau khawatirkan, apakah jalan pikiranmu ini tidak terlalu dini"?
"Oo, maksudmu"? tanya Koay-lok-ong.
?Apakah kau tahu engkau masih ada seorang lawan paling besar"?
kata si Kucing. "Bahkan dia jauh lebih benci padamu daripada kami.
Paling banyak kami hanya ingin mencabut nyawamu, tapi dia justru
ingin makan dagingmu dan membeset kulitmu.?
"Hah, apakah benar ada orang begini" Siapa dia"? tanya Koay-lokong dengan tersenyum. "Dia tak-lain-tak-bukan ialah orang yang duduk dalam pangkuanmu
sekarang,? kata Miau-ji dengan tertawa.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Perlahan Koay-lok-ong meraba pundak Fifi katanya dengan tenang,
"Maksudmu dia ini"?
"Apakah kau tahu dia bukan lain ialah Yu-leng-kiongcu"? seru Miau-ji
pula. "Hahaha, memangnya kau sangka aku tidak tahu" ....? Koay-lok-ong
bergelak tertawa. ?Jika aku tidak tahu, tentu dia takkan duduk dalam
pangkuanku. Di seluruh kolong langit ini kecuali Yu-leng-kiongcu,
perempuan mana yang setimpal berjodoh denganku"?
Tergetar tubuh Sim Long, serunya, "Maksudmu ... maksudmu
hendak mengambil dia sebagai istri"?
"Kan sudah waktunya aku harus mengakhiri masa bujanganku"?jar
Koay-lok-ong dengan tertawa.
"Tapi dia ... dia sebenarnya kan ....?
Belum lagi ucapan "putrimu? terucapkan oleh Sim Long, tahu-tahu
mukanya sudah digampar oleh Pek Fifi.
Dengan sorot mata setajam sembilu Fifi menatapnya dan
menjengek, "Baru saja kudapatkan kekasih pilihan, kau berani
sembarangan memfitnah"?
"Tapi ... tapi kalian adalah ....?
"Berani kau bicara satu kata lagi segera kubinasakan kau,? bentak
Fifi dengan bengis. Mendadak Ong Ling-hoa berseru, "Yu-leng-kiongcu dan Koay-lokong memang pasangan yang sangat setimpal, mengapa Sim-heng
sengaja mengacaukan perjodohan mereka, kan perbuatan yang
paling tidak bermoral merusak perjodohan orang lain"?
Sim Long menghela napas panjang dan tidak bicara lagi.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Dengan gemulai Fifi berjalan mendekati Koay-lok-ong lagi, katanya
dengan senyum memikat, "Sekarang beberapa orang ini sudah
menjadi milik Ongya, cara bagaimana Ongya akan memperlakukan
mereka"? "Piara penyakit hanya akan mendatangkan bencana saja, lekas
dibasmi akan lebih baik,? kata Koay-lok-ong.
"Sekarang juga Ongya ingin membunuh mereka"? tanya Fifi.
"Ya, kalau tertunda lagi kukhawatir akan terjadi perubahan.?
Mata Fifi mengerling, katanya dengan tersenyum manis, "Biarlah
kuceritakan suatu kejadian dulu, apakah Ongya mau mendengarkan"? Koay-lok-ong tidak tahu mengapa dalam keadaan dan di tempat ini
Fifi jadi iseng dan ingin mendongeng segala, jawabnya dengan
tertawa, "Jika kau mau bercerita, tentu saja dengan senang hati
akan kudengarkan.? "Dahulu ada seorang lelaki,? demikian Fifi mulai bertutur dengan
suara lembut, "dia senantiasa ingin makan daging angsa, tapi meski
dia sudah berusaha dengan susah payah, peras keringat dan tenaga,
sepotong daging angsa pun tidak berhasil dimakannya.?
Meski dongeng ini tidak menarik, tapi ia bicara dengan suaranya
yang lembut dan khas itu sehingga mempunyai daya tarik tersendiri.
Dengan tertawa Koay-lok-ong menanggapi, "Wah, di dunia ini
banyak sekali orang yang ingin makan daging angsa, tapi siapakah
yang benar-benar dapat memakannya"?
"Tapi orang itu terhitung beruntung, setelah mencari sekian
lamanya, akhirnya dapatlah diketemukan sepotong daging, saking
senangnya sekaligus daging angsa itu ditelannya bulat-bulat.?
"Wah, watak orang ini sungguh tidak sabar,?jar Koay-lok-ong.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Seterusnya setiap orang tahu dia pernah makan daging angsa,?
tutur Fifi lebih lanjut, "tapi bila ada orang tanya padanya bagaimana
rasanya daging angsa, satu kata pun dia tidak sanggup menjawab.?
"Sekaligus daging itu ditelannya begitu saja, dengan sendirinya
bagaimana rasanya tidak diketahuinya,?jar Koay-lok-ong.
"Ya, barang yang diperoleh dengan susah payah, jika ditelan begitu
saja, kan sangat sayang" Maka, akhirnya semua orang tidak kagum
lagi akan keberuntungannya dapat makan daging angsa, sebaliknya
malah menganggapnya sebagai orang tolol.?
Koay-lok-ong terdiam sejenak sambil menatap Sim Long, katanya
kemudian, "Betul, dengan susah payah baru dapat kutangkap
dirimu, jika begitu saja kubunuhmu kan terlalu sayang dan bukankah
akan ditertawakan orang pula sebagai orang tolol"?
"Apalagi, setiap orang di antara mereka juga ada harganya untuk
diperalat,? tukas Fifi dengan tenang. "Tebu yang belum habis kita
isap airnya, kenapa sepahnya buru-buru dibuang"?
"Haha, seorang lelaki kalau mendapat istri yang pintar, sungguh
merupakan pembantu yang berguna dan beruntunglah lelaki itu,?
seru Koay-lok-ong dengan gembira. "Jika begitu keempat orang ini
kan hasil tawananmu, biarlah kuserahkan mereka kepadamu untuk
dibereskan.? Fifi tertawa merdu, katanya, "Kukira mereka lebih suka mati
daripada Ongya menyerahkan mereka kepadaku ....?
***** Sekarang Sim Long berempat sudah dipindahkan ke dalam sebuah
kamar batu. Di dalam kamar batu ini tidak terdapat apa pun, kosong melompong,
mereka duduk di lantai batu yang dingin, bersandar dinding batu
yang kasap, seluruh tubuh terasa sakit.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Dengan memegang cawan arak Pek Fifi bersandar di pintu dan
memandang mereka dengan mengulum senyum, katanya, "Bolehlah
kalian meringkuk semalam di sini, besok juga Koay-lok-ong akan
membawa pulang kalian, meski belum pernah kukunjungi tempat itu
tapi kuyakin pasti suatu tempat yang bagus.?
"Maksudmu Koay-lok-ong akan pulang kandang"? tanya Ling-hoa.
"Esok pagi dia akan berangkat, taman hiburan ini memang juga tidak
ada sesuatu yang membuatnya merasa berat untuk ditinggalkan,?jar Fifi.
"Haha, dapat melihat sarang Koay-lok-ong yang asli, rasanya boleh
juga,? kata Ling-hoa. "Cuma ... mengapa saat ini tidak digunakannya
untuk menyerbu ke Tionggoan sebaliknya malah pulang kandang"?
"Kau tahu, dia adalah seorang yang pakai perhitungan, peperangan
yang tidak meyakinkan pasti akan menang tidak nanti
dilakukannya,?jar Fifi. "Pada sebelum dia menyerbu Tionggoan,
dengan sendirinya masih diperlukan berbagai persiapan, apalagi ....?a tersenyum
manis, lalu menyambung, "Bahwa sekali ini dia mundur kembali lebih dulu, tujuan
utamanya adalah untuk menikah
denganku.?khirnya Sim Long tak tahan, "Apakah benar" Kau mau jadi
istrinya"? "Kau cemburu"? tanya Fifi dengan terkikik.
"Jangan kau lupa, betapa pun dia adalah ayahmu,? kata Sim Long.
Senyuman manis Pek Fifi itu lenyap seketika, jawabnya sekata demi
sekata, "Justru lantaran dia adalah ayahku, makanya kunikah
dengan dia.? Sim Long melenggong, "Masa ... masa kau ....?
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Kerlingan mata Fifi yang lembut itu mendadak berubah sejalang
setan iblis, ucapnya dengan tersenyum keji, "Masa belum dapat kau
terka maksud tujuanku"?
"Justru sudah dapat kuterka sebelum ini,? mendadak Ong Ling-hoa
menimbrung. ?Dapat dibayangkan, apabila Koay-lok-ong mengetahui
istri tercintanya ternyata adalah putri kandung sendiri, tatkala mana
rasa hatinya pasti lebih sakit daripada disayat-sayat.?a terbahak-bahak, lalu
menyambung, "Maklumlah, betapa kejamnya dia toh tetap manusia.?
Fifi menyeringai, "Nyata engkau dapat memahami maksudku ....
Betapa darah yang mengalir dalam tubuh kami adalah golongan
darah yang sama ... darah iblis, darah berbisa.?
"Betul darah berbisa ini adalah keturunannya tak tersangka justru
akan meracuni dia sendiri,? seru Ling-hoa dengan tertawa.
Miau-ji memandangi mereka dan mengirik, gumamnya, "Sungguh
luar biasa, ternyata ada saudara sedemikian dan ... dan ayah dan
anak begini pula .... Jangan-jangan darah yang mengalir dalam
tubuh mereka memang darah iblis" Darah berbisa demikian sungguh
tidak boleh menurun lagi.?
"Yang kau benci kan cuma Koay-lok-ong saja, mengapa kau pun
membikin susah kami" Mengapa" ....? teriak Jit-jit. "Sesungguhnya
ada permusuhan antara kami denganmu" ....?
"Mengapa aku hendak membunuh kalian" ....? Fifi menegas.
"Alasannya jelas tidak cuma satu.?
"Alasan apa" Katakan, coba katakan!? teriak Jit-jit.
"Jika tidak kupersembahkan kalian kepada Koay-lok-ong, cara
bagaimana dapat kurebut kepercayaannya kepadaku" Kalian adalah
alat yang kugunakan untuk mendekati Koay-lok-ong, inilah alasan
pertama.? KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Hm, masih ada alasan lain"? jengek Jit-jit.
"Tentu saja masih ada ....? jawab Fifi. "Aku ini seorang yang
bernasib malang, nasibku ini sudah ditakdirkan hanya kesedihan
melulu, betapa pun tak dapat kusaksikan kalian hidup dengan
bahagia.? Meski lambat ucapannya, namun mengandung rasa benci dan
dendam yang hebat. Ia benci kepada setiap orang, bahkan benci
dirinya sendiri. Ia menengadah dan tertawa latah, "Kubenci tenagaku terbatas ....
Apabila aku masih ada tenaga lagi, sungguh ingin kubunuh setiap
manusia dunia ini, ingin kubunuh bersih seluruhnya.?
"Jika begitu, adakah yang menarik bagi hidupmu"?jar Jit-jit.
"Aku" Kau kira aku ingin hidup"? Fifi tertawa terkekeh. "Hehe, biar
kuberi tahukan padamu, sejak aku mulai tahu urusan, hidupku sudah
dimulai demi untuk mati. Jika hidup sedemikian susah dan sengsara,
setiap saat aku hanya mengkhayalkan betapa senangnya mati.?
Jit-jit memandangnya dan tidak bicara lagi.
"Masa di dalam hatimu juga cuma ada dendam dan benci melulu"?
tanya Sim Long. Mendadak Fifi membalik tubuh dan menyiramkan arak dalam cawan
yang dipegangnya, katanya dengan tertawa, "Betul ... benci dan
dendam, hanya dua hal ini saja dalam hidupku ini yang kupandang
sebagai urusan yang menyenangkan .... Kematian dan dendam
membuatku hidup ....?a tertawa terkekeh dan mundur keluar, "blang?, pintu batu
segera merapat. Tapi di dalam kamar batu ini seakan-akan masih terus bergema
suara tertawanya yang latah.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
***** Benar juga, pada esok paginya Koay-lok-ong lantas meninggalkan
taman hiburan ini. Rombongan berbentuk sebuah konvoi raksasa, kereta berderet-deret
dan kuda berjumlah ratusan.
Anak buah Koay-lok-ong ternyata begini banyak, padahal biasanya
anak buahnya hampir tak terlihat, semua ini menandakan betapa
keras disiplinnya anak buah Koay-lok-ong itu.
Sejauh itu majikan taman hiburan "maha gembira? suami istri Li
Ting-liong dan Coh Bin-kim tidak menampakkan diri lagi. Meski Li
Ting-liong sudah mati, tapi ke mana perginya Jun-kiau dan Coh Binkim" Dengan sendirinya tidak ada orang perhatikan orang-orang semacam
mereka. Adalah jamak tempat tinggal Koay-lok-ong bisa mendadak
kekurangan beberapa orang atau puluhan orang, apalagi yang
menghilang adalah manusia yang tak berarti itu.
Konvoi besar itu terus menuju ke barat secara berbondong-bondong.
Sim Long, Cu Jit-jit, Him Miau-ji, Ong Ling-hoa, keempat orang ini
berjubel di dalam sebuah kereta. Di atas kereta empat lelaki kekar


Pendekar Baja Wu Lin Wai Shi Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mengawasi mereka dengan ketat.
Padahal tanpa pengawasan juga mereka tidak mampu kabur. Tubuh
mereka sudah tertutuk beberapa tempat Hiat-to yang melumpuhkan
sehingga tidak dapat berkutik sama sekali.
Hari cerah, debu mengepul sepanjang jalan yang dilalui konvoi.
Muka Sim Long sudah berlepotan debu, wajahnya kelihatan tidak
secerah biasanya, namun senyuman yang selalu menghiasi ujung
mulutnya tidak pernah berubah.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Biarpun perjalanan merupakan perjalanan maut dan malaikat elmaut
sudah menyongsongnya tetap Sim Long akan tersenyum.
Menghadapi kematian dengan tersenyum kan jauh lebih baik
daripada menangis. Suara roda kereta yang gemuruh dan ringkik kuda yang riuh terus
ramai setengah harian hingga tengah hari.
Mendadak seekor kuda merah berlari datang, wajah Pek Fifi muncul
di luar jendela kereta, senyumnya kembali berubah lembut dan
memikat. Ia memberi tanda, segera seorang lelaki pengawal di atas kereta
melompat turun. "Apakah kau datang mengantarkan makanan"? tanya Ling-hoa.
"Ya, mana kutega membikin lapar kalian"? jawab Fifi. Mendadak ia
melemparkan sebuah bungkusan ke dalam kereta, ternyata berisi
ayam bakar, daging panggang dan beberapa potong siopia.
Selama dua hari ini Ong Ling-hoa dan lain-lain boleh dikatakan tidak
makan sesuatu, kini bau sedap makanan sungguh sangat
merangsang dan membuat mereka mengiler.
"Hatimu sangat baik,? kata Ling-hoa dengan tertawa. "Tapi bila tidak
kau buka Hiat-to kami yang tertutuk, cara bagaimana kami dapat
makan"? "Yang penting sudah kuberikan barang makanan, cara bagaimana
makan adalah urusan kalian, tentunya tidak dapat kau minta kusuapi
kalian bukan" Bisa jadi Koay-lok-ong akan cemburu,? jawab Fifi
dengan tertawa. "Tarr?, ia ayun cambuk kuda dan tinggal pergi.
Jadinya Ong Ling-hoa hanya memandangi makanan lezat itu dengan
terbelalak saja tanpa bisa berbuat lain, tentu saja rasa demikian jauh
lebih tersiksa daripada hukuman apa pun.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Saking gemasnya dada Miau-ji hampir meledak, tapi dia juga tidak
berdaya selain memandangi makanan itu dengan melotot. Kalau jari
saja tidak dapat bergerak, apa mau dikatakan lagi"
Entah selang berapa lama, terdengar suara tertawa merdu itu
bergema lagi di luar kereta, kembali Pek Fifi melongok ke dalam
kereta, sesudah memandang, katanya dengan tertawa, "Ai,
mengapa nafsu makan kalian sedemikian kecil, tampaknya makanan
ini sama sekali tidak kalian sentuh, apakah kalian takut keracunan
atau menganggapnya tidak enak dimakan"?
Segera tangannya terjulur, bungkusan makanan itu diangkatnya
terus dilempar jauh ke sana.
Begitulah sepanjang jalan rombongan Sim Long telah disiksa secara
begitu. Agaknya Pek Fifi memang sengaja menyiksa mereka,
rupanya hatinya baru akan senang bila menyaksikan orang tersiksa.
Sungguh sadis. Hanya dua hari saja rombongan Sim-Long sudah tersiksa sehingga
tak berbentuk manusia lagi, jelas Cu Jit-jit sudah jauh lebih kurus.
Meski si Kucing ingin mencaci maki, namun tenaga untuk bicara saja
rasanya sudah habis. Senja hari berikutnya, cahaya matahari senja menyinari pasir yang
kuning gelap, entah dari mana datangnya gema suara nyanyian
yang sendu, nyanyian kaum musafir.
"Waktu kecil sering kubayangkan betapa luas gurun pasir dan betapa
terpencilnya kaum pengelana gurun, selalu kukhayalkan pada suatu
hari aku sendiri dapat menjelajahi gurun ....? demikian si Kucing
berkomentar. "Dan sekarang engkau sudah berada di tengah gurun,? kata Linghoa. Rupanya waktu itu mereka sudah keluar Giok-bun-koan, pintu
gerbang ujung barat tembok besar yang termasyhur itu.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Ya, sekarang aku sudah berada di tengah gurun,? kata Miau-ji.
"Tapi di mana letak Giok-bun-koan yang megah itu" .... Mungkin
selamanya takkan kulihat lagi.?
Sekuatnya Jit-jit berteriak, "Miau-ji, mengapa kau pun berubah
sedemikian lemah dan patah semangat, di mana keberanianmu yang
dulu"? "Ai, barangkali engkau tidak tahu bahwa di dunia ini hanya
kelaparan yang paling cepat menghilangkan keberanian seorang,?jar Ling-hoa
dengan gegetun. Jit-jit tidak bicara lagi.
Tiba-tiba kereta kuda berhenti, di luar ada suara keleningan unta.
Beberapa pengawal itu membuka pintu kereta, Sim Long berempat
diseret ke luar. Di bawah cahaya matahari senja di jalan pasir sana tampak berderet
sebarisan unta, beberapa di antaranya pada punuknya dipasang
tenda kecil. Sejauh mata memandang di depan hanya pasir belaka, itulah "Pekliong-tui?tau pasir naga putih di luar Giok-bun-koan, setiba di sini,
selangkah pun kereta kuda tidak dapat lagi meneruskan perjalanan.
Ketika beberapa lelaki pengawal bersuit, segera dua ekor unta
mendekam ke bawah. "Untuk apa ini"? tanya Miau-ji.
"Ini namanya perahu gurun, boleh kau naik,? jengek salah seorang
lelaki itu sambil melemparkan Miau-ji ke dalam tenda kecil di atas
punuk unta. Dengan rawan Jit-jit memandang Sim Long sekejap, teringat olehnya
bila dirinya masih dapat berjubel di dalam tenda kecil itu dengan Sim
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Long dan menyelesaikan perjalanan hidup yang terakhir ini, entah
bagaimana rasanya nanti. Sekonyong-konyong kelihatan Pek Fifi datang pula menunggang
kuda, katanya dengan tertawa, "Rasanya agak puitis juga
menunggang unta melintasi gurun di bawah senja yang indah ini.
Eh, Cu Jit-jit, kau ingin menumpang unta bersama siapa"?
Jit-jit menggigit bibir dan tidak bicara.
"Ah, engkau tidak mau menggubris diriku bukan" .... Baik!?
mendadak Fifi menarik muka, dengan ujung cambuk ia tuding Ong
Ling-hoa dan berkata, "Taruh nona ini bersama dia di suatu tenda
.... Nah, Ong Ling-hoa, tentunya kau harus berterima kasih padaku,
bukan"? Cambuknya berbunyi, sambil tergelak ia melarikan kudanya ke sana.
Remuk redam hati Jit-jit, teriaknya parau, "Pek Fifi, kumohon ...
kumohon padamu .... Ini kan perjalanan kami yang terakhir, taruhlah
diriku bersama Sim Long, mati pun kuterima kasih padamu.?
Namun Fifi tidak berpaling lagi dan sudah pergi jauh.
"Sudahlah, biar pecah tenggorokan juga tiada gunanya engkau
berteriak,? kata Ling-hoa. "Padahal, aku dan Sim Long kan tidak
banyak berbeda, apa salahnya kau anggap aku sebagai Sim Long
saja"!? Jit-jit tidak menggubrisnya, ia pandang Sim Long dengan putus asa,
gumamnya gemetar, "O, Sim Long ... Sim Long ....?
Sekarang ia tidak sanggup bicara apa-apa lagi, hanya berulang-ulang
memanggil nama Sim Long, suaranya duka dan memilukan.
Sim Long memandangnya dengan lembut dari atas unta yang lain,
ucapnya, "Jangan khawatir, perjalanan ini bukanlah yang terakhir
bagi kita.? KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Tapi bagiku aku lebih suka mati sekarang,? seru Jit-jit dengan
menangis. "Jika aku mati sekarang, sedikitnya masih dapat
kupandang dirimu.? Suaranya yang mengharukan lenyap terbawa angin puyuh yang
mendadak berjangkit. Tenda kecil di atas punuk unta itu dibuat di atas sepotong papan
kecil, waktu unta berjalan, tenda itu pun ikut bergoyang-goyang.
Sim Long dan Miau-ji serupa berduduk di dalam sebuah perahu yang
terombang-ambing oleh ombak, suara genta kedengaran sangat
jauh di tengah angin yang menderu-deru. Suara Jit-jit bahkan sudah
hampir tak terdengar lagi.
Malam semakin larut, agaknya Koay-lok-ong ingin lekas-lekas pulang
sehingga menempuh perjalanan di tengah malam.
Jilid 35 Entah berapa lama sudah lalu, akhirnya Miau-ji mengangkat kepala,
remang-remang terlihat wajah Sim Long tetap tenang, sungguh
kesabaran sukar ada bandingannya.
"Apa yang lagi kau pikirkan"? tanya Miau-ji tak tahan.
"Dalam keadaan begini, sebaiknya apa pun jangan kau pikir,?jar
Sim Long. "Tapi ... tapi apakah kita masih ada kesempatan untuk kabur"?
"Selama hayat masih dikandung badan selama itu pula ada
harapan,?jar Sim Long dengan tersenyum.
"Namun berapa lama lagi kita dapat hidup"? suara Miau-ji terasa
parau. KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Melihat gelagatnya Pek Fifi tidak ingin membunuh kita, kalau tidak,
tentu dia takkan mencegah tindakan Koay-lok-ong dengan katakatanya itu. Mungkin dia merasa belum cukup menyiksa kita,
sedangkan untuk menyiksa kita harus dilakukan pada waktu kita
masih hidup, makanya dia takkan membunuh kita secara tergesagesa ....? "Tapi hidup semacam apa bedanya dengan mati, bahkan lebih baik
mati saja,? seru Miau-ji.
"Ada bedanya,?jar Sim Long. "Asalkan masih hidup, jelas berbeda
dengan mati. Makanya jangan kita menyesal dan mencerca diri
sendiri, kita harus membikin Pek Fifi merasa berharga menyiksa kita,
dengan begitu barulah kita dapat hidup terus.?a tersenyum, lalu menyambung lagi,
"Selain itu juga diperlukan keyakinan, yang terpenting adalah percaya kepada
diri sendiri. Dalam keadaan bagaimanapun kita harus yakin dan sanggup hidup
terus. Hanya hidup saja yang paling berharga bagi manusia.?
Miau-ji memandangnya, memandangi wajah yang kelihatan lembut,
namun selamanya tidak pernah menyerah itu, memandangi
senyumnya yang tidak pernah tunduk di bawah siksaan apa pun.
Angin meniup dengan dahsyatnya, menderu-deru serupa jerit setan
iblis yang hendak merenggut nyawa orang.
Mendadak dari depan berkumandang suara teriakan lantang,
"Berhenti, berkemah .... Berhenti dan berkemah di sini!?
Suara aba-aba itu berturut-turut dari depan berkumandang terbawa
angin menuju ke belakang, kafilah unta itu akhirnya berhenti
seluruhnya. Tapi Sim Long dan Miau-ji masih ditahan di dalam tenda kecil ini,
agak lama kemudian barulah mereka dipindah keluar.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Selama menunggu ini mereka tidak mendengar sesuatu suara, tidak
ada berisik orang bicara, juga tiada suara sesuatu benda digeser,
terlebih tiada sesuatu suara ketokan dan sebagainya.
Tapi sekarang dapat dilihat mereka kemah Koay-lok-ong yang
megah itu sudah dipasang di balik sebuah bukitan pasir untuk
menghindari angin puyuh. Di kedua sampingnya ada pula beberapa
kemah yang lebih kecil. Orang-orang lelaki mengantar mereka ke sebuah kemah yang paling
kiri, di dalam kemah penuh macam-macam barang yang tak teratur.
Di pojok sana meringkuk satu orang, ternyata Jit-jit adanya.
Memang Jit-jit sedang menantikan kedatangan Sim Long, demi
melihatnya, sorot mata si nona tampak penuh rasa duka dan harapharap cemas. Sayangnya Sim Long justru digusur ke pojok kemah yang lain, meski
jarak mereka tidak terlalu jauh, tapi dalam pandangan Jit-jit rasanya
seperti terpisah di ujung langit sana.
Meski dia menggunakan segenap tenaganya tetap tidak mampu
menggeser ke sana sejengkal pun. Terpaksa ia hanya dapat
menyentuhnya dengan sinar matanya yang mesra saja.
"Jangan marah padaku, Sim Long, apa yang terjadi ini bukan
kehendakku,? kata Ong Ling-hoa dengan menyesal.
Sim Long tersenyum, "Tidak ada orang yang menyalahkanmu.?
"Meski aku berada di dalam satu kemah bersama dia, tapi aku
merasa sangat tersiksa,? tutur Ling-hoa dengan menyengir. "Terusmenerus dia mendelik padaku, rasanya dia ingin sekali gigit
memutuskan kerongkonganku.?a berhenti sejenak, lalu menyambung, "Baru sekarang
kutahu begini besar ketakutan bila dibenci seorang. Meski dia hanya
mendelik padaku, tidak urung aku berkeringat dingin.?
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Kau takut padanya"? tanya Miau-ji tak tahan.
"Dengan sendirinya bukan kutakut padanya, kugentar kepada sinar
mata yang penuh rasa dendam dan benci itu, sungguh mengerikan,?
tutur Ling-hoa. "Pernah kudengar orang bilang kekuatan yang lebih
menakutkan daripada cinta di dunia ini adalah dendam. Baru
sekarang kubuktikan ucapan ini memang tidak salah.?
"Ya, tidak salah, kekuatan yang paling besar di dunia ini adalah
dendam,? tiba-tiba seorang menimpali.
Lenyap suaranya Pek Fifi pun muncul.
Dia memakai jubah panjang beledu warna emas, rambutnya yang
terurai diikat dengan seutas pita warna emas sehingga kelihatan
serupa putri gurun yang paling cantik.
Senyuman manis masih menghiasi wajahnya, tapi matanya yang jeli
itu justru gemerdep menampilkan cahaya yang seram mengerikan.
Ia menyapu pandang wajah setiap orang, lalu berkata, "Nah,
sekarang tentu kalian sudah dapat merasakan betapa rasanya
dendam.? Tidak ada yang menjawab, saking geregetan Jit-jit sampai tidak
sanggup bicara lagi. Perlahan Fifi bicara pula, "Caraku memperlakukan kalian hanya
supaya kalian mencicipi bagaimana rasanya dendam dan benci.
Sebelum ini, pernahkah kalian benci kepada seorang" ....?a mendekati Jit-jit,
lalu berucap, "Dan sekarang, apakah benar kau benci padaku"?
Jit-jit mengertak gigi dan melototnya tanpa bersuara.
"Kularang kau naik seekor unta bersama Sim Long, dalam
pandangan orang lain urusan ini adalah soal kecil, tapi bagimu tentu
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
soal besar dan kau jadi benci merasuk tulang padaku,?cap Fifi pula
dengan tertawa. "Ya, betul, kubenci ... kubenci padamu,? teriak Jit-jit.
"Padahal aku cuma memisahkan Sim Long darimu dan engkau lantas
begini benci padaku,?jar Fifi. "Tapi coba bayangkan, manakala
ibumu dipaksa selama hidup tidak dapat bertemu dengan orang
yang dicintainya sebab dia telah dinodai orang sehingga malu
bertemu lagi dengan dia, akhirnya dia justru ditinggalkan pula oleh
orang yang telah mencemarkan dia itu ....?
Fifi kelihatan emosional, dengan beringas ia menyambung pula,
"Dan jika engkau adalah anak yang dilahirkan dari hasil perbuatan
kotor itu, dari dendamnya kepada orang yang membuatnya nelangsa
dalam hidup ini, maka bencinya itu juga dialihkan kepadamu. Sebab


Pendekar Baja Wu Lin Wai Shi Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

itulah begitu engkau dilahirkan segera hidup dalam kebencian dan
diliputi dendam tanpa cinta kasih, sampai satu-satunya orang yang
paling erat denganmu, yaitu ibundamu juga benci padamu, padahal
engkau sendiri sama sekali tidak berdosa ....?
Mendadak ia jambret baju Jit-jit dan berteriak histeris, "Nah, coba
bayangkan, jika cara begitulah engkau dibesarkan, lantas apa yang
akan kau lakukan"? "Aku ... aku ....? terharu juga Jit-jit.
"Hm, Siocia yang biasa dimanjakan seperti dirimu tentu tidak dapat
membayangkan hal yang kuceritakan ini,?cap Fifi pula dengan
senyum pedih. "Sebab itulah baru terjadi tidak dapat menumpang
seekor unta bersama kekasihmu lantas kau rasakan sebagai hal yang
paling menyedihkan dan ingin kau sayat-sayat orang yang
memisahkan kalian itu.? "Tidak ada pikiranku yang demikian itu,?cap Jit-jit dengan
menunduk. KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Fifi tersenyum, katanya sambil melirik Sim Long, "Jika dia
menyatakan tidak ada pikiran begitu, mulai besok bolehlah dia
berada satu tenda dengan Ong Ling-hoa saja.?
Habis berkata ia lantas melangkah pergi dengan gemulai.
Sampai lama di dalam kemah tiada orang bersuara. Tapi ada orang
mengantarkan makanan dan air minum serta menyuapi mereka
makan-minum, tapi mereka tetap tidak berbicara.
Entah selang berapa lama lagi, Miau-ji menghela napas dan
bergumam, "Dia memang gadis yang sampai detik ini aku sendiri
tidak tahu apakah harus sayang atau benci padanya, mungkin ... dia
harus dikasihani.? Pada saat itulah mendadak di luar kemah ada cahaya terang.
Sebatang panah berapi meluncur ke atas memecahkan kegelapan
angkasa. Bunga api yang membara buyar tertiup angin sehingga mirip hujan
cahaya. Segera melayang pula panah berapi kedua ke angkasa raya.
Dengan sendirinya Sim Long dan lain-lain yang berada di dalam
kemah tidak dapat melihat pemandangan yang indah itu. Mereka
cuma mendengar denging panah yang meluncur ke udara berturutturut, terdengar pula di kejauhan ada suara teriakan dan bentakan
orang berkumandang terbawa angin.
"Apakah yang terjadi"? gumam Ling-hoa dengan kening bekernyit.
"Jangan-jangan ada orang menyerbu kemari"?jar Miau-ji.
"Memangnya siapa yang berani main gila dengan Koay-lok-ong"?
kata Ong Ling-hoa. Sim Long termenung sejenak, katanya kemudian, "Meski betul
begitu, tapi penduduk di daerah utara sini kebanyakan belum tinggi
budayanya, bilamana melihat rombongan Koay-lok-ong yang
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
mencolok ini, bukan mustahil mereka ingin tahu dan coba
mengganggunya.? "Betapa pun kejadian ini kan menguntungkan kita"?jar Miau-ji
dengan tertawa. "Hm, juga belum tentu,? jengek Ling-hoa.?"Orang biadab kan dapat
berbuat apa pun ....? Pada saat itulah mendadak seorang menyelinap masuk,
dandanannya ringkas dan perawakannya jangkung, sinar matanya
mencorong terang, jelas dia ini jago nomor satu dari pasukan Angin
Puyuh itu. Seketika Miau-ji mendelik, "Mau apa kau datang kemari"?
Jago nomor satu itu tersenyum, "Ongya mengundang kalian keluar.?
"Tengah malam buta, memangnya ada urusan apa"?cap Sim Long
dengan tertawa. "Mungkin di luar segera ada tontonan menarik, kan sayang jika
kalian tidak ikut menyaksikannya"?jar si jago nomor satu. "Selain
itu, Ongya juga ingin Sim-kongcu menyaksikan kelihaian beliau.?
Di luar kemah suasana sunyi senyap, setiap orang sama berselimut
tebal dan berbaring, jelas sama tidur dengan nyenyak.
Di dalam kemah Koay-lok-ong yang megah itu terlihat ada cahaya
lampu, tapi suasana juga hening, dan Sim Long berempat justru
duduk di bawah bayang-bayang kemah yang gelap.
Suara teriakan dan bentakan tadi semakin dekat.
Sekonyong-konyong timbul juga suara derapan kaki kuda yang
ramai, segerombol penunggang kuda dengan golok panjang
terhunus menerjang tiba. KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Orang-orang yang tadi kelihatan sedang tidur itu serentak melompat
bangun, rupanya di balik selimut sudah siap busur dan panah,
segera terdengar busur melenting dan terjadi hujan anak panah.
Dari balik gundukan pasir di sekeliling sana juga muncul lelaki kekar
yang tidak sedikit, seketika rombongan penyerbu itu terjeblos di
dalam kepungan. Ada yang berteriak-teriak sambil memutar
senjatanya, ada yang menjerit dan terjungkal dari kudanya. Ada pula
yang langsung menyerbu ke perkemahan, tapi segera dua barisan
pengikut Koay-lok-ong memapak mereka.
Kedua regu ini bergolok dan membawa perisai yang terbuat dari
rotan, golok mereka selalu mengincar kuda musuh. Maka dalam
sejenak saja terdengarlah suara ringkik kuda dan jerit tangis serta
suara nyaring beradunya senjata menggema angkasa gurun.
Terjadilah banjir darah di gurun pasir.
Sementara obor pun sudah dinyalakan, tertampak para penunggang
kuda itu sama memakai sepatu bot dan bermantel, muka pakai
kedok kain putih, golok mereka berbentuk melengkung.
Meski dalam sekejap itu di pihak penyerbu ini jatuh korban sangat
banyak, namun sisanya pantang menyerah, mereka masih terus
menerjang ke depan. Salah seorang anak buah Koay-lok-ong memapak maju dengan
mengangkat perisai, sekonyong-konyong penunggang kuda itu
mencabut sebatang lembing dari pelana kudanya, sambil berteriak
dia terus menikam. Betapa tajamnya lembing itu, tameng rotan ternyata tidak mampu
menahannya, kontan orang itu terpantek di tanah.
Penunggang kuda itu masih terus menyerbu ke dalam kemah Koaylok-ong. Tiba-tiba terdengar suara "sret? disertai berkelebatnya sinar pedang,
si jago nomor satu pasukan Angin Puyuh melayang lewat, seketika
kepala si penunggang kuda tersisa separuh saja.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Darah lantas muncrat, namun penunggang kuda itu tidak terguling,
kuda masih terus menerjang ke depan dan tampaknya segera akan
menyerbu ke dalam kemah. Tiba-tiba terdengar suara "sret? pula, si jago nomor satu kembali
melayang tiba dari sana, sinar pedang berkelebat, kaki kuda sama
terkutung dan roboh terjungkal sambil meringkik.
"Tampaknya inilah jago tempur dari barat, ternyata memang gagah
berani,?jar Miau-ji. "Tapi anak buah Koay-lok-ong juga tidak lemah,? kata Ling-hoa.
"Dalam keadaan demikian baru kentara mereka adalah pejuang yang
sudah gemblengan dan tidak dapat diremehkan.?
"Ya, terlebih si jago nomor satu Angin Puyuh itu, bukan saja
kungfunya lain daripada yang lain, kecerdasannya juga sangat
tinggi, kelak orang ini pasti akan menjadi tokoh yang tidak boleh
diabaikan,?jar Sim Long. Tengah bicara, ratusan prajurit dari barat sudah tersisa separuh
saja. Mendadak dari kejauhan ada suara trompet, serentak kawanan
penyerbu itu bersuit, kuda berputar terus membedal kembali ke
sana. "Minggir, berikan jalan supaya mereka kabur,? teriak si jago nomor
satu. Debu pasir mengepul tinggi, suara teriakan riuh itu pun menjauh,
pasir kuning yang telah berlumuran darah itu penuh bergelimpangan
mayat dengan golok melengkung berserakan.
"Sungguh pertempuran banjir darah!? kata Miau-ji dengan gegetun.
"Hanya pertempuran semacam ini masakah masuk hitungan di gurun
pasir"? tiba-tiba seorang menanggapi dengan gelak tertawa. Dengan
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
langkah lebar Koay-lok-ong muncul dari kemahnya, sambil meraba
jenggotnya ia berteriak, "Wahai Liong-kui-hong, jika berani ayolah
maju, mari kita coba-coba siapa yang lebih unggul.?
"Liong-kui-hong"? tanya Sim Long.
"Ya, kawanan penyerbu ini adalah gerombolan bandit yang paling
kuat dan berpengaruh di gunung pasir sini, pemimpinnya berjuluk
Liong-kui-hong (angin puyuh naga), juga hanya dia saja yang berani
coba-coba merecoki aku,? kata Koay-lok-ong pula dengan tertawa.
"Orang macam apakah dia"? tanya Miau-ji.
"Aku sendiri belum pernah bertemu dengan dia,? jawab Koay-lokong. "Apakah inilah serbuan mereka yang pertama kepadamu"? tanya
Miau-ji pula. Koay-lok-ong tertawa, tuturnya, "Mereka menganggap aku telah
menduduki wilayah kekuasaan mereka, maka setahun yang lalu
mereka sudah sering mengganggu ke sini. Cuma Liong-kui-hong itu
mungkin juga gentar kepada namaku, mana dia berani langsung
bergebrak denganku"?
Sebenarnya Liong-kui-hong juga seorang tokoh ajaib di gurun pasir
ini, konon orang ini pergi datang tanpa meninggalkan jejak, siapa
pun tidak pernah melihat wajah aslinya.
Terdengar Koay-lok-ong berkata pula, "Biarpun Liong-kui-hong
sering mengganggu kemari, tapi serbuan besar-besaran seperti hari
ini memang baru pertama kali ini terjadi. Tampaknya sekarang meski
mereka telah mundur, tapi pasti tidak rela dan malam nanti tentu
akan datang lagi.? "Meski berjumlah cukup banyak orang mereka yang menyerbu ini,
namun jelas bukan kekuatan induk mereka,?jar Sim Long. "Dan
tokoh utama atau otak mereka tentu berada di belakang sana untuk
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
mengatur siasat, makanya begitu mendengar suara trompet segera
mereka mengundurkan diri.?
Koay-lok-ong berkeplok tertawa, "Haha, Sim Long memang tidak
malu sebagai Sim Long, memang betul, serbuan gelombang pertama
ini hanya bersifat menjajaki kekuatanku saja dan tidak bermaksud
mencari menang. Sebab itulah begitu suara trompet berbunyi segera
pasukan mereka ditarik mundur tanpa peduli kalah atau menang.?
"Ai, untuk penjajakan harus mengorbankan jiwa sebanyak ini,
apakah imbalan ini tidak terlalu mahal"?jar Miau-ji dengan
gegetun. "Di medan perang, yang diharap hanya menang, peduli korban
banyak apa segala, memangnya terhitung apa hanya beberapa
puluh lembar nyawa saja"?jar Koay-lok-ong dengan tertawa.
"Tapi orang yang menggunakan tipu dan siasat demikian bukankah
terlalu kejam"? kata Miau-ji pula.
"Sebagai seorang komandan, kalau tidak berhati keras, mana bisa
menjadi panglima perang"?jar Ong Ling-hoa. "Tampaknya Liongkui-hong ini bukan cuma mahir mengatur peperangan, tapi akalnya
jelas juga tidak lemah.? "Justru ingin kulihat betapa tinggi kepandaiannya,? seru Koay-lokong dengan tertawa. Dan begitu berhenti suara tertawanya, mendadak ia membentak
dengan bengis, "Periksa prajurit yang menjadi korban!?
Cepat si jago nomor satu pasukan Angin Puyuh tampil ke muka dan
melapor, "Sudah diperiksa, Ongya.?
"Bagaimana keadaannya"? tanya Koay-lok-ong.
"Yang tewas tujuh orang dan luka-luka 13 orang, korban seluruhnya
20 orang,? lapor si nomor satu. "Tapi pihak lawan jatuh korban
berjumlah 117 orang.? KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Koay-lok-ong termenung sejenak, tiba-tiba ia bertanya, "Eh, ke
mana perginya nona Pek"?
"Tecu tidak melihatnya,? sahut si nomor satu.
"Apakah barisan sudah teratur baik"? tanya Koay-lok-ong.
"Sesuai perintah Ongya sudah Tecu bagi menjadi 16 barisan dan
empat regu pemanah, empat regu bergolok, empat regu perisai dan
empat regu petombak, semuanya dipimpin oleh ketujuh anggota
Angin Puyuh.? "Pengintai sudah diatur"?
"Sudah, 20 orang di bawah pimpinan Samte sudah berangkat sejak
tadi,? lapor pula si nomor satu.
"Bagus,? kata Koay-lok-ong puas.
Cahaya api gemerdep, pasir berhamburan tertiup angin, bayangan
manusia bergerak di sana-sini, suasana diliputi ketegangan.
Koay-lok-ong berdiri santai di luar kemah, gumamnya, "Medan
perang ... inilah medan perang yang memabukkan setiap pahlawan
dari zaman kuno hingga sekarang, rasanya aku pun ....?
"Huh, tempat seperti neraka ini masakah dianggap memabukkan,?
jengek Cu Jit-jit. Koay-lok-ong tertawa, "Haha, rangsangan di medan perang masakah
dapat dirasakan oleh anak perempuan serupa dirimu ini. Bilamana
kau pegang kekuasaan besar, nasib beratus ribu orang tergantung
kepada keputusanmu dalam sekejap, perasaanmu waktu itu tentu
sukar lagi dilukiskan. Kesenangan yang kau dapat pun sukar diganti
oleh apa pun.? Belum lenyap suaranya, tiba-tiba dari kejauhan muncul sesosok
bayangan melayang datang secepat terbang.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Para penjaga sama membentak, "Hai, siapa" Berhenti!?
"Keparat, masakah aku saja tidak dikenal lagi"? terdengar bayangan
orang itu tertawa ngikik.
Di tengah suara tertawa merdunya Pek Fifi sudah hinggap di depan
Koay-lok-ong. Sekarang dia sudah berganti baju yang singsat,
mukanya juga memakai cadar sutra tipis.
Lencana Pembunuh Naga 17 Pendekar Kembar 12 Pemburu Mahkota Dara Sang Pembantai 2

Cari Blog Ini