Ceritasilat Novel Online

Pendekar Muka Buruk 10

Pendekar Muka Buruk Pendekar Berwajah Seribu Karya Tjan Id Bagian 10


Mengetahui kalau musuh besar penumpas keluarganya berada
disitu, Giam In kok menjadi naik pitam dan tak mampu menguasai
hawa amarahnya lagi. Tanpa berpikir panjang dia segera membentak nyaring dan
langsung menyerbu kedalam arena dengan kecepatan luar biasa.
Sayang sekali Giam Ong hui jauh lebih gesit, begitu mendengar
suara bentakan tersebut, dia langsung kabur lebih dulu
meninggalkan tempat itu, dengan deikian maka terjangan dari anak muda itupun
mengenai sasaran yang kosong.
Giam In kok menjadi sangat penasaran, tentu saja dia tidak rela membiarkan
musuhnya lolos dengan begitu saja, sambil melakukan
pengejaran ke dalam hutan, secara beruntun dia lancarkan
beberapa kali serangan berantai.....
"Blaaaam...! Blaaamm....!"
Akibat dari serangan tersebut, beberapa puluh batang pohon
besar yang tumbuh disekitar hutan segera roboh dan tumbang oleh pukulan dahsyat
tersebut. Tapi anehnya, ternyata bayangan tubuh dari Giam Ong hui telah
lenyap tak berbekas. Sementara itu dari arah sawah gersang telah berkumandang lagi
suara bentakan nyaring. kangzusi.com Bentakan tersebut segera mengingatkan Giam In kok kalau Giam
Ong hui masih mempunyai komplotan yang tertinggal.
Buru-buru dia melompat kembali ketempat semula dan
membentak keras: "Jangan kabur!"
Dengan sekali jejakkan kaki keatas tanah, pemuda itu
menyambar kedepan, seorang penyamun segera tertangkap batang
lehernya dan segera dibanting keatas tanah.
Ketika dia melihat kedua orang gadis tersebut bermaksud akan
mengejar musuh-musuhnya, pemuda kita segera berseru lagi:
"Cici berdua, tak usah mengejar lagi, aku telah berhasil
membekuk seorang diantaranya!"
"Hmmm, toh kau yang berhasil membekuk orang itu, apa
sangkut pautnya dengan kami berdua?" sahut si nona ketus.
Giam In kok mengenali suara nona itu sebagai suara dari Yan ji, diapun cukup
memahami watak keras kepala dari si nona yang
tampaknya sampai sekarang belum berubah itu.
Dengan cepat pemuda itu sadar, apabila dia berusaha untuk
menghadang lagi kepergian kedua orang gadis ini, akibatnya
peristiwa tersebut akan mendatangkan keadaan yang kurang enak
baginya. Karena itu dia membiarkan kedua orang gadis tersebut
melanjutkan pengejarannya terhadap kawanan musuh yang sedang
kabur itu. Belum jauh mereka lakukan pengejaran, tiba-tiba terdengar
suara bentakan nyaring bergema diangkasa, menyusul kemudian
terdengar seorang menjerit kaget.
Buru-buru pemuda itu menyusuk kedepan, dengan cepat ia
saksikan Yan ji sedang melarikan diri kearahnya sambil membopong tubuh
rekannya.... Cepat-cepat pemuda itu maju menyongsong kedatangannya
sambil menegur: kangzusi.com "Enci Yan, apa yang telah terjadi dengan dirinya?"
Cung Yan ji agak terperangah sewaktu menyaksikan jalan
perginya dihadang oleh seorang pemuda setengah telanjang, tapi
setelah mengetahui siapa gerangan anak muda itu, dengan wajah
berseri karena gembira segera sahutnya:
"Oooh.... rupanya kau, sungguh kebetulan sekali! Kami memang sedang mencari
dirimu, aku rasa keadaan adik Bong tidak terlalu serius!"
Giam In kok segera mengalihkan sinar matanya kearah lengan
Bong ji yang terluka, mendadak dia berseru kaget:
"Aaaah... anak panah berbentuk ular, ujung panah itu
mengandung racun yang sangat keji!"
Mendengar keterangan ini, paras muka Ciang Bong ji segera
berubah hebat, keringat dingin segera mengucur keluar membasahi seluruh
tubuhnya. Cung Yan jipun turut merasa kaget, dengan perasaan gelisah
cepat-cepat dia bertanya:
"Apakah kau kenal dengan anak panah ini?"
Giam In kok tidak menjawab pertanyaan tersebut tapi dengan
suatu gerakan yang amat cepat melancarkan serangkain totokan
keatas jalan darah ditubuh Ciang Bong ji, setelah itu dia baru
berkata dengan wajah serius:
"Kita harus meninggalkan tempat ini secepatnya, agar tidak membuang waktu dengan
percuma, mari biar aku saja yang
mengendong adik Bong...."
"Bagaimana dengan tawananmu itu" apa yang hendak kau
perbuat terhadapnya?" tanya gadis itu kemudian.
"Bagaimana kalau kita lepaskan saja?"
kangzusi.com "Baiklah!" Giam In kok segera melepaskan tawanan-nya itu dan mengusir
orang tadi dari situ. Menanti orang itu sudah melarikan diri terbirit-birit meninggalkan tempat itu,
pemuda tersebut baru membopong tubuh Ciang Bong ji
dan segera berangkat meninggalkan tempat tersebut.
Sepanjang perjalanan, mereka berdua mengerahkan ilmu
meringankan tubuh masing-masing sehebat mungkin.
Suatu ketika, mendadak terdengar Cung Yan ji berseru sambil
tertawa merdu: "Hey, apakah kau hendak mengajak aku untuk beradu
kecepatan....?" Perlu diketahui, sejak kecil gadis tersebut telah memperoleh
pendidikan yang sangat keras dari si Dewi bertangan keji, dalam kepandaian lain
mungkin saja dia masih ketinggalan jauh, tapi
dalam ilmu meringankan tubuh, kehebatannya benar-benar liar
biasa dan mengagumkan sekali.
Biarpun Giam In kok telah mengalami penemuan-penemuan aneh
sehingga ilmu silatnya memperoleh kemajuan pesat, namun dalam
hal berlari ternyata gadis itu dapat bergerak mengimbangi
kecepatan-nya. Sepanjang jalan mereka bergerak terus tanpa berhenti dan
langsung menuju kerah sebuah bukit yang penuh dengan
pepohonan, setelah berputar kasana kemari berapa saat, akhirnya mereka pun
berhasil menemukan sebuah gua yang terpencil
letaknya tapi aman sekali.
Cepat-cepat pemuda itu menerobos masuk kedalam gua dan
membaringkan tubuh Ciang Bong ji ketas tanah, setelah itu baru
serunya: "Enci Yan, baik-baiklah menjaga mulut gua itu, untuk
memyembuhkan luka racun yang dideritanya, aku membutuhkan
kangzusi.com waktu yang cukup lama..."
Cung Yan ji sempat agak ragu-ragu dan merasa berat hati untuk
keluar dari gua tersebut, sebab bagaimanapun juga dia tak tega
membiarkan rekannya berada dalam sebuah ruangan bersama
seorang lelaki asing......
Maka sambil mengerutkan dahinya rapat-rapat dia bertanya:
"Berapa lama waktu yang kau butuhkan untuk menyembuhkan
luka beracun tersebut....?"
"Entahlah, sebab menurut apa yang kuketahui, setiap korban yang terkena panah
ular beracun kebanyakan berakhir dengan
kematian yang mengenaskan, selain mendapar obat penawar racun
yang dibuat khusus, rasanya tiada cara lain yang bisa dipakai untuk
menyelamatkan jiwanya!"
"Jadi kau memiliki obat penawar racun khusus itu?" tanya Cung Yan ji segera
dengan penuh harapan. Giam In kok segera menggeleng:
"Tidak!! Aku tidak mempunyai pil tersebut, tapi aku dapat
menyembuhkan luka beracun itu dengan menggunakan darah murni
ku...." Belum sempat si anak muda itu menyelesaikan kata-katanya,
dengan muka merah membara karena marah dan jengah, gadis itu
telah membentak keras: "Kurang ajar, kepingin mampus rupanya kau?"
Sebuah pukulan yang amat dahsyat dengan cepat dilontarkan
kedepan... Giam In kok menjadi amat terkejut menghadapi serangan
tersebut, cepat-cepat dia melompat mundur dua langkah dari osisi semula,
kemudian teriaknya: "Eeeh... enci Yan, jangan salah paham..."
Menyaksikan serangannya tidak mengenai sasaran, dengan
kangzusi.com suatu gerakan yang cepat Cung Yan ji meloloskan pedangnya
kemudian dengan mata melotot dan muka penuh amarah teriaknya
keras-keras: "Hmmmm, aalah paham" Kau anggap mataku buta" jahanam,
manusia berhati binatang....!"
"Eeeeii... bukan.... bukan begitu maksudnya, kau jangan salah paham dulu" teriak
Giam In kok lagi, "kau tahu bukan, darah murni yang berada dalam tubuhku
mengandung kasiat yang bisa
memunahkan pelbagi macam pengaruh racun keji, karena itu aku
bermaksud mengambil segelas darah murniku untuk diminumkan
kepada adik Bong, kemudian aku baru menggunakan tenaga dalam
yang ku miliki untuk mendesak keluar sisa racun yang masih
mengeram didalam tubuhnya!"
"Oooh...." Cung Yan ji segera menjerit kaget.
Kini dia baru sadar bahwa dirinya telah salah manafsirkan
maksud baik anak muda itu, maka dengan muka bersemu merah
karena jengah, nona itu menundukkan kepalanya rendah-rendah.
Melihat hal tersebut, Giam In kok segera berlagak seolah-olah
tidak tahu akan kejengahan nona tersebut, kembali ujarnya:
"Enci Yan, sekarang jagalah mulut goa baik-baik, sebentar lagi aku akan turun
tangan...." "Biar aku tetap berada disini saja, dengan begitu aku bisa menyaksikan cara
kerjamu.." Giam In kok bukan seorang pemuda bodoh, sudah barang tentu
dia mengetahui akan kekuatiran si nona atas keselamatan rekannya, kendatipun
dalam hati kecilnya merasa tak senang, namun
diluaran terpaksa dia mengangguk juga.
"Baiklah!" katanya kemudian, "kalau toh enci Yan merasa tak tega, biar kuturuti
saja keinginanmu itu!"
"Hmmmm, tentu saja aku merasa kuatir dengan membiarkan
kangzusi.com kalian berada dalam gua berduaan saja, hayolah, tak usah banyak berbicara lagi,
cepat selamatkan jiwanya....!"
Dalam keadaan demikian, Giam In kok tak bisa berbuat lain
kecuali tertawa getir, dengan kuku garuda miliknya ia segera
membuat sebuah mulut luka pada pergelangan tangan kiri, darah
segarpun segera menyembur keluar dan langsung masuk kedalam
mulut Ciang Bong ji. Kemudian diapun menyalurkan hawa murninya untuk menahan
peredaran darah didalam tubuhnya serta menolong gadis itu untuk mendesak keluar
sisa racun yang masih bersarang dalam tubuhnya.
Cung Yan ji terharu sekali melihat kelakuan sang pemuda dalam
usahanya menolong jiwa rekannya itu, tanpa terasa air mata jatuh bercucuran
membasahi pipinya. Dengan pandangan berterima kasih dia pandang wajah pemuda
itu tanpa berkedip, kemudian membiarkan pemuda itu mulai
mengurut seluruh tubuh gadis tersebut.
Lebih kurang sepertanak nasi kemudian, jalan darah penting
yabg terakhir pun berhasil ditembusi olehnya, terasalah segulung aliran hawa
panas langsung menembusi pusar dan menyusup
kedalam tulang selangkangan.
Tiba-tiba terdengar Ciang Bong ji menjerit kaget lalu membuka
matanya lebar-lebar, nampaknya dia terkejut sekali karena
menjumpai ada pemuda setengah telanjang sedang duduk
dihadapannya, apalagi setelah merasa bahwa telapak tangan masih menempel dibawah
pusarnya. Dengan penuh amarah nona itu segera membentak keras:
"Hey, apa yang sedang kau lakukan?"
Sementara itu Giam In kok sedang berada dalam keadaan lupa
diri setelah berusaha untuk menembusi jalan darah terakhir yang kangzusi.com
berada dalam tubuh gadis itu.
Akibat dari bentakan yang amat keras itu, tahu-tahu tubuhnya
mencelat sejauh beberapa tombak dari tempat semula.
Cung Yan ji segera menyadari akan apa yang terjadi, cepat-cepat dia buang
senjata yang berada dalam cekalannya kemudian
dengan suatu gerak tangannya.
"Mengapa kau?" tanyanya dengan penuh perhatian.
Tapi sesaat kemudian ia segera sadar kalau dalam pelukannya
sedang merangkul seorang pemuda setengah telanjang, dengan
wajah bersemu merah karena jengah, cepat-cepat dia melepaskan
pemuda tersebut dari pelukannya kemudian mundur beberapa
langkah kebelakang. Setelah itu dia baru berkata lagi sambil tertawa.
"Adik Bong, masih ingatkah kau bahwa dirimu telah terluka....?"
Waktu itu Ciang Bong ji telah duduk di-lantai, dari pemandangan yang berada
disekeliling tempat itu ia sudah tahu akan apa yang telah terjadi, tanpa sadar
ia tundukkan kepalanya dan melelehkan air mata.
Melihat rekannya menangis, Cung Yan ji menjadi amat gelisah,
buru-buru dia berseru. "Eeeeh... eeeh... jangan menangis, jangan menangis.... kalau kau menangis juga, awas
kalau aku tak mau menggubrismu lagi..."
"Si tolol hanya menggunakan darah murninya untuk
memunahkan racun yang bersarang dalam tubuhnu, hayo cepat
ucapkan terima kasih kepadanya!"
Ciang Bong ji duduk terperangah, bukannya menjawab, dia
malah menagis makin terseduh.
Sementara itu Giam In kok telah menyelesaikan semedinya,
sudah barang tentu dia tak ingin membiarkan suasana yang serba
rikuh ini berlangsung lebih jauh, maka segera ujarnya:
kangzusi.com "Enci Yan, aku tidak memerlukan ucapan terima kasih, harap kau jangan berkata
begitu... Oya, ada urusan apa kau datang mencari aku....?"
"Aaaah, betul! Kalau bukan kau mengingatkan kembali, hampir saja aku
melupakannya! Aku dengar kau telah memperoleh warisan ilmu silat dari Cing khu
Sangjin, benarkah itu ?"
"Betul, aku memang berhasil mendapatkan warisan ilmu silatnya, cuma sayang
tenaga dalamku masih rendah!"
"Sudah kuduga sampai kesitu... tapi ngomong-ngomong, apakah kau mampu untuk
merobohkan seorang yang bernama Tikus dalam
pecomberan...?" "Tikus dalam pecomberan" Siapakah dia?" tanya Giam In kok dengan wajah
tercengang. Mendengar pertanyaan itu, merah padam selembar wajah Cung
Yan ji, buru-buru serunya:


Pendekar Muka Buruk Pendekar Berwajah Seribu Karya Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Orang itu bernama Tong Seng siong, orang lain menyebutnya sebagai Dewa banci!"
"Oooh... rupanya si dewa dari urutan dewa dan Buddha, tapi mengapa kalian sebut
orang itu sebagai Tikus dalam pecomberan?"
"Hoooh....! Aku melarangmu untuk menanyakan persoalan ini, hayo jawab saja secara
terus terang, sebenarnya kau mampu tidak untuk mengungguli orang itu?"
Giam In kok tidak langsung menjawab, tapi dengan pandangan
kagum diawasinya wajah kadua orang gadis yang pernah di
jumpainya lima tahun berselang ini tanpa berkedip.
Waktu itu mereka berdua masih kecil dan mentah, tapi sekarang,
kematangan Cung yan ji ibaratnya buah tho yang telah masak,
sedang Ciang Bong ji sudah tumbuh jadi dewasa, dimana lekukan lekukan tubuhnya yang naik turun tak menentu kelihatan nyata
sekali. Teringat pula dengan budi pertolongan yang pernah diterimanya
kangzusi.com dulu, meski pemuda itu sadar bahwa manusia yang disebut Tikus
dalam pecomberan pastilah seorang jago yang amat lihay, namun
dia toh mengangguk juga. "Mampukah kau mengungguli orang itu, sebelum pertarungan
besar-besaran dilangsungkan rasanya benar-benar dilangsungkan,
rasanya susah untuk dijawab, sebab aku toh harus mencoba dulu
sampai dimanakah taraf kelihayan-nya. Tapi sebelum menjawab
yang lain, bolehkah kudengar dulu kisah ceritanya sampai kalian mengikat tali
permusuhan dengan gembong iblis tersebut?"
Rasa sedih dan murung segera terlintas diatas wajah Cung Yang
ji, setelah termenung beberapa saat, diapun berkata:
"Sebenarnya kami tak pernah mencari gara-gara dengan si tikus dalam pecomberan
itu! Masih ingat dengan kilatan cahaya
gemerlapan yang memancar keluar dari atas pagoda dekat sungai
Cing ci hoo beberapa hari sebelum kau berkunjung kerumah
keluarga Ciang?" "Aaaah.... yaaa... aku masih ingat.... aku masih ingat, malah waktu itu aku sempat
bertanya kepada enci Ciang, mengapa di atas pagoda itu terdapat kilatan cahaya
yang menyilaukan mata, tapi
enci Ciang tidak mengetahui apa yang terjadi disitu. Tak lama
kemudian kitapun meninggalkan rumah untuk memancing pergi
gerombolan yang di pimpin si harimau bermuka senyum, setelah
lewat tiga empat bulan kemudian aku kembali lagi ke rumah
keluarga Ciang. Tapi tak tahunya rumah tersebut telah hancnr
berantakan dan tinggal puing-puing yang berserakan...."
Setelah berhenti sebentar, dia tepuk buli-buli emas yang
tergantung dipinggangnya sambil melanjutkan:
"Waktu itu aku kuatir sekali bila ada korban yang tewas dalam peristiwa
tersebut, untuk menyakinkan kecurigaanku ini, akupun
membongkar puing-puing tersebut sambil melakukan pemeriksaan,
namun bukan kerangka manusia atau abu tulang manusia yang
kutemukan, sebaliknya adalah buli-buli ini...."
"Hey tolol, apakah senjata telapak tangan bajamu tidak berhasil kangzusi.com
kau temukan kembali?" tanya Cung Yan ji keheranan.
"Siapa bilang tidak kutemukan" Hanya saja senjata tersebut telah kuberikan
kepada saudaraku!" "Hey.... sedari kapan kau punya saudara" Siapakah dia?"
"Adikku bernama Giam In kian, kalau ingin mengetahui duduknya persoalan... wah,
aku mesti mengulang dari permukaan, lebig baik lain kali saja! Oya... cici,
barusan kau mengingatkan aku dengan cahaya dipagoda, apakah tikus dalam
pecomberan berdiam dalam pagoda tersebut?" "Huuuh... kau jangan menyebutnya sebagai Tikus dalam
pecombearan lagi..." tiba-tiba nona itu membentak.
Giam In kok yang dibentak menjadi melongo dan tak habis
mengerti, untuk beberapa saat lamanya dia berdiri termangu-mangu.
Selang sesaat kemudian, Cung Yan ji baru melanjutkan kembali
kisahnya sambil menundukkan kepala rendah-rendah:
"Seandainya bajingan tua itu tidak bercokol dalam pagoda
tersebut, kamipun tak sampai melarikan diri dari rumah kediaman kami, begini
ceritanya, dua hari setalah kepergianmu meninggalkan rumah kami, tiba-tiba kami
menerima sepucuk surat...."
"Yaaa.... aku tahu, surat tersebut pasti berasal dari si tikus dalam pecomberan..."
"Aaah, jangan usil mulut dulu!" bentak nona she Cung itu.
Giam In kok segera menjulurkan lidahnya dan menelan kembali
semua perkataannya yang belum sempat diucapkan.
Cun Yan ji tertawa manis, setelah berhenti sebentar, diapun
melanjutkan kembali kata-katanya:
"Surat tersebut entah dikirim oleh siapa" Waktu itu, kami semua sedang duduk
didalam ruangan sambil membicarakan tentang
dirimu, tatkala aku sedang bercerita kalau melihat kau dibawa kabur kangzusi.com
oleh beberapa orang, mendadak berhembus angin kencang dari
arah jendela, kami semua segera dibikin tertegun dan tahu-tahu
kertas surat tadipun telah menempel diatas tiang beranda rumah!"
"Apa yang ditulis dalam suratnya itu?"
"Ringkasnya, dia memerintahkan kepada enci Ciang agar
menyarahkan adik Bong serta aku ke bawah pagoda tersebut pada
kentongan ketiga malam itu juga, sedang di bawah surat tadi
terdapat sebuah tanda senjata!"
"Oooh... aku tahu sekarang, perbuatan tersebut pastilah
merupakan hasil karya dari si tikus.... dari siluman tua she Tong itu!"
Cung Yan ji mengangguk. "Siapa lagi kalau bukan dia" waktu itu kami berpendapat tak akan lolos dari
bencana tersebut, tapi nenek berpendapat lain, dia bilang siluman tua itu pasti
menduga kalau korbannya tak berani melarikan diri setelah menerima surat ancaman
tersebut, apa salahnya kalau kita justru pergunakan kesempatan yang baik ini
untuk melarikan diri.." Maka kami pun segera mengambil keputusan antuk kabur
dari situ!" Ternyata dugaan nenek tak salah, kami semua berhasil
meloloskan diri dari cengkeramannya, lewat beberapa waktu
kemudian kami kembali kerumah, siapa tahu rumah kami telah
dibakar oleh siluman tua itu hingga tinggal puing-puing tang
berserakan. "Oooh....! kiranya begitu, aku sendiripun juga tak tahu apakah mampu mengalahkan
siluman tua itu, yang jelas dua Buddha sakti
pernah keok ditanganku... baiklah... biarku jumpai dulu siluman tua itu, kalau perlu
akan kulabrak dia sampai mampus, kalau kalah aku akan segera melarikan diri....
cuma, sebelum itu aku ingin
menanyakan satu urusan dulu!"
"Kau ingin menanyakan soal apa?"
"Kenapa kalian keluar rumah hanya berdua saja untuk mencari kangzusi.com
diriku?" "Cuma dua orang" Siapa yang bilang?" seru Cung Yan ji cepat,
"kebetulan aku dan adik ku ditugaskan dalam satu kelompok, ayah dan ibu satu
kelompok sedang beberapa orang paman itu masing-masing membagi diri menjadi
beberapa kelompok, dan nenek
katanya mau mencari engkoh dan encinya, ia tak mau mengajak
serta diriku, sekarang entah sudah ketemu atau belum, aku tak
tahu!" "Tapi.... kalau diingat kembali rasanya sangat aneh sekali, selama banyak tahun
sudah berlalu, aku tak pernah mendengar kalau
nenek itu punya enci serta kakak, aku merasa heran dan pada
waktu itu aku bertanya siapakah nama dari enci dan engkohnya,
namun nenek hanya diam saja dan tak mau memberi tahu!"
Perkataan itu segera menyentuh hati Giam In kok, buru-buru
tegurnya: "Apakah nenekmu she Song?"
"Kau ini sungguh aneh sekali, kalau tidak marga Song, lantas aku harus pakai
marga apa?" "Bukan-bukan.... bukannya begitu...."
Bocah muda itu dengan cepat memberikan penjelasan-nya, "aku kok curiga kalau
nenekmu itu sebenarnya ia bermarga Suto dan
bernama Ing.... Oooo ya... ibumu sebenarnya she apa?"
"Ibuku"... dia she Han!"
"Han" dan lengkapnya apa" apakah aku boleh tahu?"
Cung Yan ji jadi melongo, setelah tertegun beberapa saat,
dengan muka tercengang serunya:
"Kau ini benar-benar aneh, mau apa kau menyelidiki nama ibuku"
ayo terangkan dulu maksud dan tujuanmu!"
"Buuu... bukan begitu! terus terang saja urusan ini sangat aneh sekali, bukankah
bibi bernama Han jin cui?"
kangzusi.com Cung Yan ji nampak tertagun, kemudian dengan wajah
keheranan tanyanya: "Dari mana kau bisa tahu?"
"Bukankah kau punya seorang bibi yang bernama Jin pa?"
kembali Giam In kok berkata.
Cung Yan ji semakin keheranan dibuatnya.
"Siapa yang telah memberitahukan semuanya itu kepadamu?"
tegurnya ingin tahu. Ciang Bong ji yang selama ini masih menangis terisak, segera
berhenti tatkala mendengar pembicaraan itu, matanya segera
membelalak lebar-lebar memandang kedua orang itu dengan wajah
terkejut bercampur keheranan dan tak berkedip.
Ibu Cung Yan ji bernama Han Jin cui sedangkan ibunya Giam In
kok bernama Han Jin pa, bukankah kejadian ini sangat aneh sekali"
Kalau memang Lak ji iau nio atau dewi bertangan keji itu
merupakan ibu kandung Han Jin cui, itu berarti ia bukan she Song, dari situ pula
dapat ditarik kesimpulan bahwa burung walet tua
Song Giok Cin yang dikenalnya selama ini seharusnya adalah
jelmaan dari Suto Ing. Ingatan tersebut dengan cepat berkelebat dalam benak Giam In
kok, tak kuasa lagi serunya dengan suara yang lantang:
"Enci Cung, kalau begitu kau adalah kakak misanku!"
Cung Yan ji sampai melompat keudara saking terperanjatnya, ia
berseru tertahan: "Apa" apa yang sedang kau katakan" Aku adalah kakak
misanmu" siapa yang bilang?"
Walaupun dalam hati kecilnya Giam In kok juga masih sangsi dan
ragu-ragu, namun diluaran ia mengangguk sambil menjawab:
"Benar, kau merupakan kakak misanku, sebab ibuku juga she
Han dan bernama Jin pa!"
kangzusi.com Begitu mendengar perkataan tersebut, dengan penuh
kegembiraan Cung Yan ji segera berteriak keras:
"Adik Kok....!"
Saking girangnya nona itu sampai lupa daratan, ia menerjang
kedalam pelukan pemuda itu sambil memeluknya dengan penuh
kegembiraan. Tapi sesaat kemudian ia baru sadar akan apa yang telah
dilakukan itu, dengan muka merah karena jengah, ia dorong tubuh pemuda itu
kebelakang, kemudian sambil tertawa cekikikan,
serunya: "Hihihi.... hihihi.... hihihi.... aku tak percaya kalau dalam kolong langit ini bisa
terjadi hal yang sedemikian kebetulan-nya!"
"Semula akupun masih agak ragu, tapi beberapa bulan berselang aku telah berjumpa
dengan iblis bumi Suto Hong, dan dari dialah aku baru mengetahui akan asalusulku.....!" Dan pemuda itu lantas menceritakan kisah pertemuannya
dengan Suto Hong..... -ooo0dw0ooo- Jilid : 22 TIBA-TIBA.... Ciang Bong ji menyela dari samping:
"Perkataanmu itu memang masuk akal, kalau tidak kenapa nenek sama sekali tidak
memberitahukan kepada kami kalau dia masih
mempunyai kakak laki-laki dan perempuan, bahkan nenekpun tak
mau memberitahukan siapakah nama dari saudaranya itu, mungkin
ia takut orang lain mengetahui bahwa ia merupakan adik kandung
dari sepasang iblis langit dan iblis bumi?"
kangzusi.com Setelah mendengar penjelasan tersebut, maka kejadian tersebut
itu banyak benarnya daripada salahnya.
Dengan riang gembira ketiga orang itupun merayakan hari
perjumpaan dengan penuh riang gembira, sementara pembicaraan
itu berlangsung, mendadak dari dari belakang gua dimana mereka
berada berkumandang suara dengusan kerbau yang sangat keras.
Mendengar dengusan kerbau itu, Cung Yan ji tertegun, kemudian
serunya: "Eeeee.... sungguh aneh, kenapa ada kerbau bersembunyi
didalam goa" jangan-jangan ada orang yang sengaja mencuri
kerbau dan disembunyikan disini?"
"Bukan...... bukan, kurasa itu bukan suara dengusan kerbau!"
sahut Giam In kok setelah mengamati suara itu sebentar, "ayoh cepat kalian
mundur dari sini, ada orang yang sedang berlatih ilmu dengusan kerbau!"
"Hahaha... hahaha... hahaha... masa ada orang yang melatih ilmu dengusan kerbau?" seru
Bong ji kegelian, "kalau ilmu pekikan naga atau auman singa sih sering aku
dengar, mana ada orang yang mau meniru kerbau" aaahh! mungkin kau memang sengaja
mau membohongi kami berdua!"
"Tidak! aku sama sekali tak membohongi kalian" jawab Giam In kok dengan muka
serius, "jika orang itu mendengus dua kali lagi, berarti ia sudah menyelesaikan
latihannya, sebelum kita tahu
siapakah orang itu, dan apakah ia termasuk golongan lurus atau
sesat, maka lebih baik kita segera mengundurkan diri keluar goa!"
"Bagaimana dengan kau?"
"Aku ingin tahu siapakah manusia yang melatih ilmu dengusan kerbau itu!"
Perkataan Giam In kok itu sedikitpun tak salah, dari balik dinding goa kembali
terdengar suara dengusan kerbau yang jauh lebih
dahsyat, begitu kerasnya suara itu hingga membuat dinding goa
yang terbuat dari batu itu tergetar keras ibarat terlanda gempa.
kangzusi.com Cung Yan ji berdua jadi amat terperanjat sekali, tanpa pikir
panjang lagi kedua orang itu segera mengundurkan diri dari goa.
Giam In kok sendiri sebetulnya tidak takut menghadapi ilmu
dengusan kerbau itu, ia cuma kuatir jikalau kedua gadis itu nanti terluka akibat
terpengaruh oleh dengusan tersebut, karena itu
setelah kedua gadis itu mengundurkan diri dari goa, nyalinya jadi bertambah
besar. Diam-diam ia mendengus dingin dan menatap dinding goa
dihadapannya itu tanpa berkedip.
"Blaaammm!" Mengiringi dengusan kerbau itu untuk kedua kalinya, maka
seluruh dinding goa itu mulai goncang dengan hebat seolah-olah
akan roboh. Giam In kok jadi sangat terperanjat sekali ketika menyaksikan
kehebatan orang itu, diam-diam pikirnya didalam hati:
"Sungguh lihay dan luar biasa ilmu dengusan kerbau itu, aku mesti bertindak
hati-hati!" Rupanya pemuda itu sudah tertarik sekali oleh peristiwa yang
sedang berlangsung dihadapannya itu, sekalipun dalam hati sudah bersiap siaga,
akan tetapi diluaran ia tetap berlagak bodoh, seolah-olah bagaikan orang
pelancongan saja. Goncangan diatas dinding goa itu kian pelan dan akhirnya sirap, diikuti oleh
suara gemuruh yang menggelegar diangkasa....


Pendekar Muka Buruk Pendekar Berwajah Seribu Karya Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

akhirnya.... "Blaaaammmmm!" Dinding batu itu pecah jadi dua dan memunculkan sebuah mulut
goa yang sangat besar, serentetan cahaya yang menyilaukan mata
memancar masuk kedalam ruangan, membuat Giam In kok yang
ada dalam kegelapan jadi silau.
kangzusi.com Seorang kakek tua yang berambut panjang, berjenggot panjang
dan bermuka merah padam seperti bayi dan memakai jubah yang
sudah rombeng, perlahan-lahan munculkan diri dari balik dinding batu yang telah
pecah itu. Baru saja dia melangkah keluar dari tempat itu, mendadak
kakinya yang sudah melangkah itu ditarik kembali dan tertahan
sambil menegur: "Eeeei... siapakah kau?"
"Aku" aku adalah In Kok Hui, dan kau... kau ini siapa?"
"Tentang soal ini kau tak usah tanya, apa kau cuma seorang diri?"
"Seorang diripun kukira sudah lebih dari cukup!"
"Hahaha.... hahaha.... hahaha... sudah sepuluh tahun lamanya aku menutup diri dari
dunia persilatan, tak nyana pada waktu
kututup pengasingan ini aku telah berjumpa dengan dirimu, ini
namanya kalau kita punya jodoh!"
"Eeeeiii, bocah cilik! kalau kau ingin belajar silat, dengan senang hati aku
menerimamu sebagai murid, jika kau menginginkan intan, permata atau emas,
didalam goa sudah tersedia lengkap, sekarang terserah kau mau mengambil berapa
saja!" Semula Giam In kok mengira orang itu tentu merupakan manusia
sebangsa gembong iblis yang suka membuat keonaran dalam
kolong langit, tak nyana orang yang dijumpainya sekarang ini
ternyata memiliki sifat yang ramah serta memberi tawaran yang
menguntungkan baginya. Sambil tersenyum, bocak itu segera mengelengkan kepalanya,
lalu sahutnya: "Aku tak ingin belajar silat, aku juga tak suka intan permata atau emas perak!"
Orang itu tampak terperangah.
kangzusi.com "Engkau toh miskin sampai bajupun tak punya, emas, intan dan permata sangat
berguna bagimu, kenapa kalau malah tak suka"
sebetulnya apa yang kau kehendaki?"
"Aku cuma ingin mengetahui siapakah dirimu ini?"
"Aku"... hahaha.... hahaha.... hahaha... kalau kusebut namaku, mungkin kau akan
ketakutan setengah mati!"
"Aaaah! masa" aku kok tak percaya..."
"Ooooh... mungkin kau bukan merupakan orang persilatan, jadi tak tahu sapakah
diriku ini, tak heran kalau kau tak pernah
mendengar namaku serta tak merasa jeri dihadapanku!"
Giam In kok sudah minum cairan kumala dalam cupu-cupu
pualam, lalu makan buah rotan serta makan pil Huy cay leng wan
dan belajar silat peninggalan Cing Khu sangjin, kedahsyatan ilmu silatnya sudah
mencapai pada tingkat kesempurnaan, kecuali
sepasang matanya yang tajam, keadaan bocah itu tak jauh berbeda dengan bocah
sebaya lainnya. Sekarang setelah mengetahui pihak lawan salah menaksir dirinya, dalam hati diamdiam Giam In kok kegelian, sekalipun ia sudah
menduga kalau lawannya itu tentu merupakan malaikat elmaut
yang disegani orang, tak urung ia bertanya juga sambil tertawa:
"Aaaah......! masa namamu menakutkan sekali" aku kok rada
kurang percaya, coba sebutkan siapa sih kau ini?"
Orang itu tetap bersikap tenang, sambil tersenyum ia menjawab:
"Aku adalah iblis langit Suto Liong!"
Begitu mendengar nama tersebut, Giam In kok merasa amat
terperanjat, dengan wajah tercengang dan sangsi ia segera mundur selangkah
kebelakang. Melihat bocah itu mundur dengan peraaan kaget, orang itu
segera mendonggakkan kepalanya dan tertawa terbahak-bahak.
kangzusi.com "Hahaha.... hahaha.... hahaha... coba lihat, benar tidak apa yang kukatakan tadi"
sekarang kau baru ketakutan setengah mati?"
"Menakutkan" oooh.... jangan bermimpi disiang hari bolong, aku tak pernah merasa
takut kepada siapapun, aku cuma mau tanya,
kau ini merupakan Suto Liong yang asli atau gadungan?"
"Nama busuk Suto Liong sudah tersohor sampai dimanapun,
siapakah yang kesudian menyaru sebagai diriku?"
Setelah merasa yakin kalau orang itu benar-benar merupakan
Suto Liong, tiba-tiba Giam In kok menjatuhkan diri dan berlutut sambil berseru:
"Ooo... Ku kong, Kok ji tak tahu kalau kau adalah iblis langit....!"
Kali ini gantian Suto Liong yang dibuat terperangah oleh
perbuatan si anak muda itu, ia segera mundur kebelakang dan
menggoyangkan tangan berulang kali.
"Eeii...! bocah, kau mungkin keliru.... aku sama sekali tak punya sanak keluarga....
dari mana bisa muncul cucu keponakan" kau
keliru mungkin?" Giam In kok merasa geli dan segera bertanya:
"Ku kong, apakah kau masih ingat dengan adikmu Suto Ing?"
"Oooh.... ya aku ingat, dia merupakan adik ku yang paling kecil, tentu saja aku
tak pernah lupa kepada adikku..."
"Nah... ! itulah dia..... dia adalah nenek ku!"
"Oooooh...!" dengan hati terparanjat dan keheranan, Suto Liong mmbelalakkan
matanya lebar-lebar, lama sekali akhirnya ia baru
merangkul bocah itu serta memeluknya erat-erat.
"Ooooh... Kok ji sayang" serunya dengan air mata bercucuran,
"ibumu bernama Han Jin pa atau Han Jin cui?"
Giam In kok tak pernah menyangka kalau Suto Liong yang
dikenal orang sebagai iblis keji ternyata mempunyai perasaan yang kangzusi.com
hangat serta mengharukan.
Sejak kecil bocah itu tak pernah mendapat kasih sayang ataupun
perhatian dari siapapun, perasaan dirinya dirangkul, ia sangat
terharu sehingga menyentuh perasaan halusnya, tak tahan lagi
bocah itu balas memeluk kakek itu sambil mengucurkan airmata.
"Ibuku bernama Jin pa....!" jawabnya dengan suara lembut.
Tiba-tiba bocah itu teringat akan kedua orang gadis yang sudah
disuruhnya menggundurkan diri lebih dulu tadi, dengan gelisah
serunya: "Ku kong, a-ik juga punya dua orang putri, sekarang mereka berada diluar goa!"
"Putrinya Jin Cui?"
"Benar !" "Ayo cepat panggil mereka kemari... ooh.... alangkah bahagianya aku, benar-benar
menemukan mustika yang tiada taranya....
hahaa... hahaa... hahaa...!"
Setengah dari hidupnya, ia lakukan untuk melakukan perjalanan
dalam dunia persilatan dan mengasingkan diri, sekarang secara tiba-tiba muncul
seorang anak muda yang mengaku sebagai
keluarganya, kejadian ini tentu saja sangat menggirangkan hatinya, apa lagi
ketika menyaksikan Giam In kok sewaktu meluncur keluar dari goa yang cepat
bagaikan kilat, dengan wajah kagum ia
berguman seorang diri: "Bocah itu benar-benar hebat... tak aneh kalau ia tak mau belajar silat denganku,
rupanya kepandaian silatnya telah mencapai pada taraf yang sempurna!"
Setelah tertegun beberapa saat lamanya, Suto Liong membalikan
badan dan siap untuk mengemasi barangnya, tiba-tiba saja Giam In kok menerjang
masuk kedalam goa dengan gelisah, begitu tiba
dihadapan mukanya, bocah itu segera berseru:
kangzusi.com "Ku kong.. aduh... celaka! kakak misan telah lenyap tak berbeks!"
"Apa... hilang?" Suto Liong terperangah, "berapakah usia kakak misanmu itu?"
"Hampir sebaya dengan Kok ji!"
"Ooooh.... mungkin mereka sedang main petak denganmu,
kurasa gadis-gadis itu pasti bersembunyi disekitar sini, ayoh cepat bantu dulu
aku membereskan barangku, baru kemudian mencari
mereka!" Giam In kok merasa bahwa perkataan Ku kongnya ada benarnya
juga, ia jadi ingat dengan peristiwa diluar kota Kim leng tempo hari, gadis
itupun pernah mengajak dia bermain petak, siapa tahu kalau gadis itu sekarang
mengulangi lagi perbuatannya.
Berpikir demikian, dengan perasaan lega masuklah bocah itu
kedalam goa untuk membantu Suto Liong membereskan barang barangnya yang berserakan disitu.
Beberapa saat kemudian telah selesai membereskan sebuntalan
besar emas dan intan permata, sewaktu dilihatnya cucu keponakannya itu tak
mengambil sebijipun benda yang berharga itu, diam-diam ia jadi keheranan dan
segera menegur: "Kok Ji anak manis, kenapa kau tidak mengambil emas untuk
membeli gula-gula" apa kau kira kedapatkan benda itu dengan jalan yang tidak
halal?" "Bukan... bukan... begitu Ku kong, Kok ji tak berani punya pikiran yang begitu
jahat!" "Lantas kenapa kau tak sudi mengambil emas barang
sekepingpun" masa kau tak membutuhkan buat membeli pakaian"
Coba perhatikan dirimu itu, badanmu yang setengah telanjang itu apa tidak
memalukan kalau dilihat orang, apalagi kau tak merasa kedinginan?"
Dengan tersenyum jengah Giam In kok segera menyengir, lalu
jawabnya: kangzusi.com "Sebelum berkelahi dengan orang, Kok ji masih berpakaian,
kemudian aku dihajar orang sampai masuk kedalam cerobong asap,
pakaian Kok ji jadi hitam dan sangat kotor! maka kubuang pakaian itu... dan sampai
sekarang aku belum sempat untuk membeli baju
lagi!" Sewaktu ia melemaskan otot, Suto Liong tiba-tiba sempat melihat cupu-cupu kecil
yang tergantung dipinggangnya, ia jadi terperangah dan melongo.
Beberapa saat lamanya, dengan muka tercengang ia baru
menegur: "Ooooh....! rupanya kau merupakan ahli waris dari Cing Khu sangjin" kau telah
berkelahi dengan siapa?"
Giam In kok segera menceritakan kisah pengalamannya
sehingga terjerumus kedalam cerobong asap orang....
Setelah mendengar kisah tersebut, dengan suara bagaikan
geledek ia berseru dengan gusar:
"Kurang ajar....! jadi setan tua bermuka seratus yang telah mempermainkan engkau,
baiklah! nanti kalau aku sampai bertemu
dengan iblis tua itu, pasti akan kuhajar ia sampai peyot, hmmm
kalau tak dihajar, percuma saja aku mengasingkan diri selama
sepuluh tahun!" "Ku kong! jadi kau sampai bersembunyi lantaran tak mampu
menandingi kelihayan diri iblis tua itu?"
Suto Liong tertawa jengah.
"Kejadian ini sudah berlangsung sepuluh tahun berselang, pada waktu itu aku
telah kalah satu gebrakan melawan dia sehingga
dengan terpaksa musti menyerahkan lembah pertapaan iblis itu
kepadanya, eeeiii.... tak tahunya sekarang ia berani
mempermainkan cucu keponakanku, hmm, dengan ini harus
kutuntut balas!" kangzusi.com "Waaah.... kalau begitu bisa celaka....!" jerit Giam In kok mendadak, "apakah Ik poo
juga tahu kalau kau berdiam dilembah pertapaan iblis?"
"Adik Suto Hong tentu saja tahu!"
"Waduuuh celaka, lalau begitu kemungkinan besar Ik poo bisa jadi sudah tertipu
oleh iblis tua itu!"
Mendengar seruan tersebut, Suto Liongpun jadi amat terperanjat, setelah ia tahu
adiknya yang telah mengadakan perjanjian dengan pihak sembilan partai dan tiga
perkumpulan besar sudah pasti akan datang kelembah pertapaan iblis untuk mencari
dirinya, andaikata ia sampai tertipu oleh setan tua bermuka seratus, bukankah
bakal berabe" Suto Liong makin gelisah, setelah mempertimbangkan seriusnya
itu, buru-buru ia membungkus buntalan-nya jadi dan bagian, sambil menyerahkan
satu buntalan kepada Giam In kok, katanya lagi:
"Ayo kita segera cari dirinya!"
Tapi belum jauh ia berlalu, tiba-tiba Suto Liong berhenti lagi dan mengajak
bocah itu untuk kembali kedalam goa, tiba-tiba serunya:
"Oooh yaa, hampir saja aku lupa, Kok ji, ayoh cepat beri hormat kepada Pek yang
cuosu, sebab aku hendak mewariskan kitab
pusaka Too tek kang miliknya kepadamu!"
Giam In kok segera berpaling kearah yang ditunjuk, diatas
dinding goa tergantunglah sebuah lukisan yang menggambarkan
seorang kakek tua bermuka penuh kewibawaan, hingga timbul rasa
hormat dalam hati kecil bocah muda itu, tanpa sadar ia
menjatuhkan diri dan memmbari hormat sebanyak tiga kali.
Melihat bocah itu sudah memberi hormat, dengan tersenyum
Suto Liong berkata: "Kok ji, tahukah kau bahwa lukisan yang tergantung diatas itu merupakan lukisan
siapa" dia adalah cikal bakal dari pengajar
agama serta tata krama didaratan tionggoan atau dengan perkataan kangzusi.com
lain dia merupakan gurunya Khong cu, orang mengenal dirinya
sebagai Lie oh alias Pek yang, meskipun isi kitab Too Tek Keng yang diwariskan
olehnya berisikan ajaran tata krama, namun isi dari
pelajaran tersebut dapat digunakan untuk pelajaran ilmu silat,
engkau dikenal orang sebagai bocah ajaib bermuka seribu, rasanya asal kuberi
sedikit petunjuk saja, niscaya engkau dapat memahami dengan sendirinya..."
Setelah berhenti sebentar, ia melanjutkan:
"Cing Khu sangjin merupakan seorang penganut dari agama Too, sekalipun engkau
mempelajari ilmu dari perguruan lain, aku rasa diapun tak akan menyalahkan
dirimu!" Mendengar penjelasan tersebut, Giam In kok jadi sangat
kegirangan, ia segera menerima pemberian kitab Too Tek Kong itu dan diperiksa
isinya. Terbacalah pada halaman pertama tertulis kata-kata yang
demikian: "Tata krama adalah tata krama, tapi bisa juga merupakan suatu tata krama yang
luar biasa." "Nama bisa merupakan nama yang biasa tapi bisa juga menjadi nama yang luar
biasa, sejak jagad tercipta, nama tetap ada."
Dalam halaman pertama berisi lima puluh sembilan kata yang
mengandung arti sangat mendalam, bila tidak diberi petunjuk yang jelas, sangat
sukar ditangkap artinya. Membaca sampai disini, tanpa terasa bocah itu berpikir dalam
hati: "Terang sudah kitab ini berisikan pelajaran agama, kok bilang dapat juga untuk
belajar ilmu silat" lantas bagaimana cara
mempelajarinya?" Ketika ia membaca pada halaman berikutnya, isi kitab itu penuh
dengan tulisan dan sangat rapat sekali, isinya sumua merupakan
pelajaran tata krama dan sopan santun dan tak mungkin dapat
dibaca sampai selesai hanya dalam waktu singkat.
kangzusi.com Sementara bocah muda itu masih melongo, tiba-tiba Suto Liong
bertanya: "Kok ji, apakah kau paham akan isinya?"
"Tulisan-ya sih tahu, namun artinya.... Wah! amat susah"
"Kalau begitu, kau cobalah untuk memahami dahulu dari isi
halaman bagian pertama sebelum kita berangkat!" perintah Suto Liong.


Pendekar Muka Buruk Pendekar Berwajah Seribu Karya Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Giam In kok termenung dan berpikir sebentar, kemudian dengan
muka berseri katanya: "Andaikata aku ganti tulisan "Too" menjadi kata "menyerang", lalu tulisan "nama"
juga kuganti menjadi kata "bertahan", rasanya rangkaian kata-kata tersebut besar
sekali manfaatnya buat melakukan pertarungan..."
"Bukan hanya bermanfaat saja! bahkan boleh dibilang
merupakan suatu keuntungan yang tak ada nilainya" teriak Suto Liong kegirangan.
"Sungguh tak kusangka pemecahan kata-kata yang harus Ku kong lakukan dengan
duduk menghadap dinding selama sepuluh tahun lamanya hanya kau pecahkan dalam waktu
yang sangat singkat.... "Kok Ji, kau memang betul-betul hebat... ayoh kita segera
berangkat! kita puntir batang leher setan tua itu sampai putus!"
Sebelum berlalu dari ruangana goa itu, Suto Liong berputar dan
menjejak kepermukaan tanah disekitar tempat itu keras-keras,
tatkala badannya sudah meloncat keluar dari ruangan itu, ternyata dari atas
dinding muncul sebuah pintu batu yang sangat tebal sekali menutup lubang dinding
tadi secara otomatis. Dengan muka murung dan sedih, Suto Liong memandang
sekejap kearah goanya yang sudah tertutup itu, lalu ujarnya lirih:
"Dalam seratus tahun mendatang, belum tentu ada orang yang mampu untuk kemari
lagi.... aaii! mari cepat kita pergi"
kangzusi.com Setelah keluar dari goa, Giam In kok tak dapat menahan
perasaan hatinya lagi, ia segera berteriak memanggil nama kedua orang gadis itu,
suaranya yang keras dan nyaring berkumandang
hingga beberapa li jauhnya, namun kecuali suara pantulan burung yang ketakutan
maka tiada suara lain yang kedengaran.
Satu ingatan yang mengerikan dengan cepat terlintas dalam
benak si anak muda itu dan tanpa terasa semua bulu kuduknya
pada bangun berdiri. "Kok ji!" tiba-tiba Suto Liong berseru dengan suara lantang:
"Coba ceritakan kisah yang kau alami dari awal sampai akhir, aku ingin menarik
kesimpulan dan Giam In kok mengangguk, diapun
segera menceritakan apa yang telah dialaminya bersama Cung Yan
ji berdua. Selesai mendengar kisah tersebut, Suto Liong segera
mengerutkan dahihya rapat-rapat, kemudian serunya:
"Jangan-jangan kedua bocah perempuan itu telah diculik
orang.....?" "Tidak mungkin!" bantah Giam In kok, "ilmu silat yang dimiliki kedua bocah itu
sangat lihay, kecuali mereka bertemu dengan setan tua, dewa siluman atau
sepasang Buddha, rasanya sulit bagi orang lain untuk menculik mereka!"
"Kalau begitu cepat, mari kita segera berangkat, kau cari mereka dari timur
keselatan, dan aku akan mencari dari barat keutara,
kurasa mungkin dalam jarak setengah li kita akan menemukan
tanda" Setelah mengungkapkan kata-kata itu, berangkatlah mereka melakukan
pencarian disekitar sana.
Dugaan Suto Liong ternyata tak meleset, kurang lebih sepuluh
tombak diluar tempat kejadian, diantara balik celah-celah batu
karang yang berserakan, ia berhasil menemukan sebatang tusuk
konde emas yang berbentuk burung walet, dari bentuk tusuk konde itu dapatlah
diketahui bahwa pemiliknya Cung Yan ji, berhubung ia dibawa lari dengan dihimpit
dibawah ketiak, maka tusuk konde itu kangzusi.com
tanpa terasa telah terlepas.
Bocah itu segera berteriak memanggil Suto Liong, kemudian baru
melanjutkan kembali pemeriksaan disekitar tempat itu, akhirnya
diatas sebuah batu cadas, ia berhasil menemukan sebuah bekas
telapak kaki berlumpur membekas disitu.
Sementara bocah itu masih mengamati dengan seksama, Suto
Liong telah menyusul sampai disitu, pemuda tersebut segera
menuding kearah bekas telapak kaki itu sambil berkata:
"Ku Kong, cepat lihat! tusuk konde ini milik enci Cung dan disini juga terdapat
bekas telapak kaki!"
"Ayo, cepat kita kejar!"
Dua orang itu segera mengerahkan ilmu meringankan tubuhnya
yang paling lihay dan segera mengejar kedapan dengan mengikuti
bekas telapak kaki, hanya dalam waktu yang singkat, dua puluh li sudah dilewati.
Tiba-tiba.... dari tempat kejauhan terdengar suara bentakan
nyaring, disusul terdengar bergemanya suara seruling yang tinggi melengking dan
amat memekikkan telinga. "Aaah! coba dengar.... suara seruling nenek Hong!"
"Benar, ayo cepat kita susul kesitu....!"
Dua orang jago itu segera mempercepat larinya dan segera
menerjang turun kebawah bukit, disuatu tanah lapang yang kosong, tampaklah dua
sosok bayangan manusia saling bergebrak dengan
serunya. Disamping kalangan, terlihat dua sosok manusia nampak
membujur diatas tanah dan sama sekali tak bergerak.
Sambil mempercepat larinya, bocah itu segera berteriak keras:
"Nenek Hong! Kok ji datang membantu..."
Ditengah deruan lantang yang memekikkan telinga, tubuh Giam
In kok bagaikan anak panah yang terlepas dari busurnya segera
kangzusi.com meluncur kebawah dan menerjang kearah bayangan manusia lainnya.
Suto Liong juga tak mau memperlihatkan kelemahannya, sambil
terjun kedalam arena ia berriak :
"Adik Hong! jangan kuatir, aku datang menolongmu!"
Rupanya orang yang sedang bertempur melawan Suto Hong
telah menyadari kelihayan musuhnya, karena kuatir dikerubuti dari tiga penjuru
dan nanti jatuh kecundang ditangan musuhnya, maka
setelah melepaskan beberapa buah pukulan gencar, ia segera
melarikan diri dari tempat itu.
Giam In kok yang baru saja terjun kedalam arena dapat
merasakan bahwa orang itu seperti telah dikenalnya, mendadak
satu ingatan berkelebat dalam benaknya.
"Hey, bajingan tua she Ku, jangan kabur dulu!" bentaknya kemudian.
Ia sekarang telah teringat kembali, bahwa orang tersebut bukan
lain adalah Tui Min Giam Ong atau raja akherat pencabut nyawa
yang telah dihajar olehnya sampai tercebur kedalam sumber air
dingin. Dengan cepat bocah itu mengerahkan tenaga untuk melakukan
pengejaran. Gerakan tubuh raja akherat pencabut nyawa amat cepat sekali,
bagaikan kilatan petir, rupanya ilmu silat yang dimilikinya telah memperoleh
kemajuan yang sangat pesat sekali jika dibandingkan
dengan lima tahun berselang.
Kendatipun Giam In kok telah menemukan pengalaman pengalaman aneh, namun belum juga ia berhasil mengejarnya,
sementara jarak diantara mereka sama sekali tak berubah.
"Bangsat tua she Ku! engkau toh orang kenamaan... apakah
kepandaianmu cuma pandainya hanya seperti tikus yang tertangkap basah?"
kangzusi.com Raja akhirat pencabut nyawa segera tertawa seram, badannya
tiba-tiba menyelinap kedepan dan dengan menggunakan suatu
gerakan yang manis, tahu-tahu tubuhnya sudah berada sepuluh
tombak jauh lebih kedepan.
Menyaksikan gerakan tubuh yang dipergunakan oleh lawannya
itu, diam-diam Giam In kok jadi amat terperanjat, ia segera
membentak keras: "Hey, bangsat tua, kau telah mencuri pelajaran ilmu silat dari Cing Khu sangjin
itu dari mana?" "Hahaha... hahaha... hahaha... kitab pusaka Cing Khu sangjin sudah bukan menjadi milik
tunggalmu lagi!" Ucapan ini segera membuat Giam In kok makin terperanjat, dari
perkataan itu ia dapat menarik kesimpulan bahwasanya raja akherat pencabut nyawa
telah berhasil mendapatkan seluruh pelajaran ilmu silat Cing Khu sangjin.
Pikirannya cepat berputar berusaha untuk menemukan sumber
dari ilmu silat itu, ia merasa orang itu tak mungkin bisa memperoleh kitab
pusaka warisan dari Cing Khu sang yang asli, sebab kitab itu bersama kotaknya
telah ia ceburkan kembali kedalam telaga air
dingin, satu-satu kemungkinan yang mungkin terjadi ialah bahwa
raja akherat telah memperoleh kitab itu dari tangan Giam In Kian yang sedang
belajar silat ditelaga Siau thian si.
Pemuda itupun sadar, andaikata kitab pusaka ajaran Cing Khu
sangjin benar-benar sudah terjatuh ketangan iblis ini, maka dengan tabiatnya
yang kejam sudah pasti akan banyak keonaran dan
kejahatan yang bakal dilakukan olehnya.
Memikirkan akan keselamatan semua umat persilatan, pemuda
itu merasa ikut bertangung jawab untuk mengatasinya, ia segera
mengepos tenaga dan tubuhnya meluncur kedepan, hingga jaraknya
makin surut dua tombak. Akan tetapi raja akherat pencabut nyawa pun merupakan
seorang jago lihay, sekali lagi ia melayang kesamping lalu berputar kangzusi.com
arah. Giam In kok yang sedang meluncur dengan cepatnya jadi
kewalahan dibuatnya, menanti ia balik berputar haluan, musuhnya telah berada
sepuluh tombak jauhnya dari tempat semula.
00000dOw00000 Sang surya telah condong kebarat, senjapun telah menjelang
tiba, kesunyian dan kegelapan menambah seramnya suasana
disekitar tempat itu. Disatu pihak, raja akherat pernah makan daging manusia untuk
mempertahankan hidupnya, sedang yang lain merupakan seorang
bocah yang dijuluki orang sebagai bocah ajaib bermuka seribu,
masing-masing pihak samasama mengerahkan segenap
kemampuannya untuk saling mengejar serta menyusul.
Beberapa saat kemudian, tiba-tiba raja akherat pencabut nyawa
memperdengarkan suara tertawanya yang aneh serta
menyeramkan, kemudian teriaknya dengan suara keras:
"Keparat cilik! kau belajar silat warisan Cing Khu sangjin lebih dahulu, sedang
aku belajar belakangan, maka sudah sepantasnya
kalau kau merupakan suhengku, tapi... usiaku beberapa kali lipat lebih tua dari
padamu, apa salahnya kalau kusebut kau sebagai sute saja" sudahlah.... kita tak
usah saling mengejar lagi, aku tak akan mengingat-ingat lagi akan dendamku
dahulu, ketika badanku kau
hantam sampai tercebur kedalam kolam dingin itu!"
"Sudahlah, kau tak usah banyak bicara lagi! siauya sampai bosan mendengarnya,
sekarang dengarkan aku ingin bertanya!?"Kitab pusaka Cing Khu Hun Pit itu kau dapatkan dari mana?"
"Kau ini kok aneh sekali" masa kitab Cing Khu Hun Pit ada dua jilid banyaknya?"
Dari jawaban tersebut Giam In kok segera dapat mengetahui
kangzusi.com bahwa Giam In kian sama sekali tak terganggu keselamatan jiwanya dan tak bertemu
dengan iblis tua itu, dengan hati lega dia bertanya lagi:
"Sekarang kitab pusaka itu apakah masih berada didalam kotak kumala itu" dan kau
simpan dimana?" "Hahaha... hahaha... hahaha... aku sih tidak sebodoh engkau, agar tak diketemukan
orang lagi, maka aku sudah memusnahkan
kitab itu dengan ilmu It goan Ceng ki hingga hancur berkeping-keping, sedangkan
kotak yang bercahaya itu kugunakan untuk
memancing pertumpahan darah diantara semua umat persilatan,
hingga aku bisa kehilangan banyak musuh, setelah melenyapkan
engkau dari muka bumi, akan kudirikan perguruan Cing Khu Pay
untuk menjayakan nama guru, bukankah rencana ini sangat bagus
sekali....?" Giam In Kok jadi sangat mendongkol sekali, paras mukanya
beruab hebat, bentaknya keras-keras:
"Ayoh, cepat kembalikan kotak itu kepadaku!"
"Kenapa aku harus mengembalikan padamu?" sahut raja akherat pencabut nyawa
dengan dahi berkerut, "pertama nama besarku dalam dunia persilatan jauh lebih
tersohor dari padamu, kedua,
akulah yang menjabat kursi ketua dari perguruan Cing Khu, maka
sudah sepantasnya kalau akulah yang menyimpan kotak kumala itu, ketiga, engkau
she Giam sedang aku berjulukan raja akherat
pencabut nyawa, bila dibicarakan kembali, maka namaku jauh lebih terhormat dari
pada namamu!" "Tutup mulutmu!" bentak Giam In kok gusar.
Sebuah pukulan segera dilancarkan dari kejauhan, tubuhnya ikut
menerjang kedepan sambil melancarkan sebuah cengkeraman
kearah dada iblis tersebut.
Tapi raja akherat pencabut nyawa yang sekarang bukan raja
akherat yang dahulu, baru saja Giam In kok menggerakkan
tubuhnya ia telah menduga gerakan jurus apa yang akan
dipergunakan oleh bocah itu, dengan suatu gerakan yang gesit dan kangzusi.com
lincah ia segera menghindar kesamping, kemudian serunya sambil
tertawa: "Jangan keburu napsu berkelahi, dengarkan dulu perkataanku sampai selesai,
setelah itu barulah kita beradu kepandaian untuk menentukan ilmu silat siapa
yang jauh lebih sempurna!"
"Bajingan tua! siapa yang mau mengajak kau untuk beradu
kepandaian guna menentukan siapa yang lebih unggul ilmu silatnya"
sekarang serahkan saja jiwa anjingmu!"
Beberapa pukulan berantai segera dilepaskan oleh Giam In kok,
hingga memaksa raja akherat pencabut nyawa harus mundur
kebelakang berulang kali, kendatipun begitu tak sebuah pukulanpun yang berhasil
mengenai tubuhnya. Setelah didesak berulang kali, lama kelamaan raja akherat
pencabut nyawa jadi amat mendongkol, rasa dendamnya dimasa
lampau segera berkobar lagi didalam dadanya, dengan muka dingin menyeramkan ia
membentak keras: "Setan cilik! kau tak usah bergaya, ibarat anjing budukan naik tandu, jika
engkau berani berkaok-kaok lagi dan tak tahu akan
tingginya langit dan bumi, maka jangan salahkan kalau aku tak akan berlaku
sungkan-sungkan lagi kepadamu... hmm! aku ini tidak jeri kepadamu, selama ini aku
selalu mengalah kepadamu lantaran kita berasal dari satu perguruan yang sama,
kalau engkau terus memaksa, maka jangan salahkan aku juga tak akan berlaku
sungkan-sungkan lagi dan sekarang rasakan kelihayanku ini!"
Habis berkata ia segera menghimpun tenaganya dan menangkis
datangnya ancaman itu dengan keras lawan keras.
"Blaaaam....!" Ditengah benturan dahsyat yang memekikan telinga, kedua belah
pihak samasama tergetar mundur satu langkah kebelakang,
kekuatan mereka ternyata seimbang.
kangzusi.com Tenaga dalam raja akherat pencabut nyawa yang dilatihnya
selama beberapa tahun, ditambah dengan hasil latihan It goan ceng ki yang
diyakini olehnya ternyata persis berhasil mengimbangi
kekuatan bocah muda yang telah berulang kali menemukan
penemuan yang aneh-aneh itu.
Sebagai seorang manusia yang berhati keji dan bertangan
telengas, raja akherat pencabut nyawa merasa amat gusar,
mendongkol dan dendam setelah melihat "adik seperguruannya"
tak mendengarkan "nasehatnya", maka ia segera mengambil keputusan akan segera
memberekan jiwa bocah itu guna menguasai
jagad seorang diri. Sambil menghimpun tenaganya, ia membentak keras:
"Sambutlah pukulanku ini!"
Dalam serangannya itu raja akherat pencabut nyawa telah


Pendekar Muka Buruk Pendekar Berwajah Seribu Karya Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mempergunakan segenap tenaganya, bayangan telapak memenuhi
seluruh angkasa, angin pukulan menderu-deru dengan membawa
gulungan debu dan pasir yang mencapai ketinggian beberapa
tombak dan langsung menerjang kearah bocah itu.
Giam In kok tak berani bertindak gegabah dalam menghadapi
serangan yang begitu dahystnya itu, diam-diam ia menyesal kenapa tempo hari ia
menghantam raja akherat itu sampai tercebur
kedalam kolam air dingin yang mengakibatkan ia mendapat rejeki, bukannya ia mati
melainkan mendapatkan ilmu silat warisan dari Cing Khu Sangjin yang amat dahsyat
itu. Menyaksikan datangnya pukulan yang begitu dahsyat ibarat
gulungan ombak raksasa ditengah samudra, ia segera menghimpun
segenap tenaga dalam yang dimilikinya dan balas melancarkan tiga buah pukulan
gencar. "Blaaaammm....! blaamm....! blaaamm...!"
Bentrokan yang terjadi berulang kali itu menyebabkan debu dan
pasir beterbangan hingga tinggi keangkasa dan menyebabkan
timbullah sebuah celah sedalam beberapa tombak merekah diatas
permukaan tanah. kangzusi.com Bagaimana keadaan raja akherat pencabut nyawa" karena
terhalang oleh debu dan pasir, bocah muda itu tak dapat melihat dengan jelas,
sedangkan ia sendiri merasakan sepasang lengannya jadi kaku dan tak kuasa lagi
badannya mundur kebelakang enam
langkah sebelum akhirnya ia berhasil berdiri dengan tegak.
Beberapa saat kemudian debu dan pasir telah sirap, ditengah
remang-remangnya cahaya, tampaklah kedua orang itu telah
berubah jadi manusia yang penuh dengan lumpur.
"Hey setan cilik!" teriak raja akherat pencabut nyawa sambil tertawa seram,
"rupanya tenaga dalam yang kita miliki seimbang, kalau kau ingin tahu siapakah
yang lebih ampuh, maka kita harus beradu jurus serangan!"
"Bajingan penghianat, terserah kau mau berbuat apa! pokoknya kalau malam ini aku
tak bisa membinasakan dirimu, aku tak mau
menyudahi pertarungan ini dengan begitu saja!"
"Hahaaa... hahaaa... hahaha... merdu amat suara nyanyianmu itu, coba saja sendiri!"
Giam In kok mendengus dingin, menghadapi manusia yang buas
dan sangat lihay macam raja akherat pencabut nyawa ini dia tak
berani berlaku ayal lagi, sambil mengerahkan segenap kepandaian yang
dimilikinya, ia berusaha melancarkan serangan-serangan yang mematikan.
Hasil latihannya yang tekun selama lima tahun ini membuat ilmu silat yang
dimiliki bocah itu benar-benar amat dahsyat, tapi raja akherat pencabut nyawapun
mempunyai pengalaman yang telah
matang, ditambah pula ia telah mempelajari kehebatan ilmu silat dari Cing khu
sangjin, hingga membuat iblis itu jauh lebih ampuh dari keadaannya dulu.
Begitulah, yang satu bertempur guna melenyapkan kaum durjana
dari muka bumi serta membersihkan nama baik perguruannya,
sedang yang lainnya berusaha untuk melenyapkan musuh tangguh
agar bisa merajai kolong langit seorang diri, mereka samasama
kangzusi.com saling menyerang dengan serunya.... dari senja sampai malam, dari malam sampai
pagi kembali.... pertarungan masih saja berlangsung dengan serunya, kedua belah
pihak tak mau saling mengalah,
mereka berusaha untuk saling mengalahkan musuhnya dan saling
ngotot melancarkan serangan yang mematikan.
Tiba-tiba.... "Krooooooook!" Dari perut Giam In kok terdengar mengeluarkan suara yang
sangat aneh. Raja akherat pencabut nyawa jadi amat terperanjat sekali,
dengan hati terkesiap, buru-buru ia meloncat mundur beberapa
tombak kebelakang, dikiranya anak muda itu mengeluarkan senjata kepandaian yang
aneh, tapi setelah menyadari akan apa yang telah terjadi, sekali lagi ia segera
menerjang kedepan sambil melancarkan pukulan berantai.
Pukulan yang dahsyat bagaikan gulungan ombak dan angin
puyuh segera menggulung sekujur badan Giam In kok.
"Aduuuh celaka!" pikir bocah itu dalam hati, "agaknya bunyi perutku tadi telah
menyadarkan keparat itu kalau aku sedang
kelaparan, jika pertarungan ini dilanjutkan lebih jauh, bisa jadi akan mati
kepayahan!" Sekalipun pemuda itu kuatir kalau tenaganya akan habis karena
sudah dua hari tidak makan, namun ketika teringat akan bahaya
yang mengancam nama baik perguruannya, maka pemuda itu
merasa berkewajiban untuk melenyapkan manusia itu dari muka
bumi. Sepasang telapak tangannya bergerak makin gencar, pukulan-pukulan dahsyat segera
dilancarkan berulang kali guna merebut
posisi yang menguntungkan dirinya.
"Setan cilik!" teriak raja akherat pencabut nyawa, "kenapa sih kau mengajak aku
bertarung mati-matian" apakah engkau ingin jadi setan kelaparan diakherat
nanti?" kangzusi.com Mungkin raja akhirat pencabut nyawa merasa amat sayang jika
harus melenyapkan bakat bagus yang sukar ditemukan dalam
seratus tahun belakangan ini, atau juga mungkin ia membutuhkan
orang untuk membantu dia mendirikan perguruan Cing Khu pay,
ternyata ia tak tega turun tangan keji, malahan memberi peringatan kepada anak
muda itu. Sebaliknya Giam In kok amat mendendam terhadap gembong
iblis itu, dengan cepat ia segera meloncat kedalam arena
pertempuran sambil mencabut keluar senjata kuku garuda saktinya, ia membentak
keras: "Siauya akan memberi suatu kesempatan yang adil bagimu untuk melakukan
perlawanan, ayoh cepat cabut keluar senjata andalanmu dari pada menunggu saat
kematian dengan percuma...."
Raja akherat penyabut nyawa segera tertawa dingin, sekarang ia
dibuat mendongkol juga oleh sikap bandel bocah muda itu,
tertawanya begitu seram hingga melengking keangkasa.
Dengan suatu gerakan yang amat cepat ia merogoh kedalam
sakunya dan mencabut sepasang senjata roda baja dan
dipegangnya erat-erat, serta dengan muka marah bentaknya:
"Hey, setan cilik, sepasang senjata roda baja Kim Ci tui mia toh milik siauya mu
ini sudah banyak tahun tak pernah kugunakan,
maka malam ini akan kusuruh kau menikmati kedahsyatan-nya....!
sekarang bersiap-siaplah untuk menerima siksaan!"
"Huuuh.... setan tua, kau tak usah ngibul dan omong kosong melulu!" jawab Giam In
kok, "siauya akan mengalah tiga jurus kepadamu....."
Raja akherat pencabut nyawa jadi naik pitam setelah mendengar
perkataan itu, ia merasa sangat terhina, lalu teriaknya dengan suara marah:
kangzusi.com "Bagus... bagus... mengingat akan ketololanmu itu maka aku menyempurnakan
keinginanmu itu!" Sembari berkata ia rentangkan senjata andalan-nya itu
kesamping, dan hawa murninya disalurkan kedalam senjata
tersebut, lalu dengan diiringi mengepulnya dua gulung asap
berwarna putih, sepasang senjatanya itu menerjang kearah bocah
muda itu dari sisi kiri maupun dari kanan.
Meskipun permainan sepasang senjatanya tidak termasuk
didalam kepandaian yang diwariskan oleh Cing Khu sangjin, namun Giam In kok tahu
bahwa pihak lawan telah menyalurkan hawa
murni It Goan Ceng Ki-nya kedalam permainan senjata itu.
Dia tak berani bertindak sembrono, senjata kuku garudanya
dengan memancarkan lima gulung hawa putih segera meluncur
kedepan, hanya dalam waktu singkat seluruh badan lawan telah
terkurung oleh cahaya senjatanya, sementara telapak tangan kirinya yang kosong
melepaskan pukulan berulang kali serta babatan-babatan yang mematikan.
Hanya dalam sekejap mata kedua orang itu sudah saling
menyerang berpuluh-puluh jurus banyaknya, cahaya tajam yang
berkilauan memenuhi seluruh angkasa, angin pukulan menderu-deru, pasir dan debu
beterbangan memenuhi daerah sekitar itu.
Makin bertarung Giam In kok merasa perutnya semakin lapar,
makin lapar hatinya semakin gelisah, diam-diam pikirnya dengan
gemas: "Bangsat tua ini benar-benar sialan... kalau ada Ku kong disini pasti beres...
aduh.... laparnya....!"
Pemuda itu sangat berharap ada orang yang segara datang
membantu usahanya melenyapkan bibit bencana bagi perguruannya itu, dengan serta
merta ia segera teringat akan Suto Liong yang baru saja berpisah dengan dirinya,
dan tanpa disadarinya ia teringat kembali akan lembaran pertama kitab Too Tek
Keng yang diberikan kepadanya....
kangzusi.com "Menyerang, dapat menyerang, menyerang dengan hebat"
"Berlahan, dapat bertahan, bertakan dengan hebat...."
Setelah mengulang berkali-kali isi catatan tersebut, diam-diam
bocah itu memaki diri sendiri, pikirnya:
"Aku memang sangat tolol, kenapa dari tadi tidak kupraktek-kan kedahsyatan dari
ilmu Too Tek Keng ini?"
Berpikir sampai disitu, ia segera bertahan dan sama sekail tidak melancarkan
serangan, dengan hati yang tenang ia memperhatikan
setip keistimewaan dan setiap keampunan dari jurus serangan
lawannya. Raja akherat pencabut nyawa sendiri walaupun telah berhasil
mempelajari ilmu silat warisan dari Cing Khu sangjin, namun ia tak pernah
menyangka kalau pihak lawan berhasil memahami ilmu silat lain yang jauh lebih
tinggi dan mendalam daripada ilmu yang
dimilikinya. Satu jurus demi satu jurus ia lancarkan serangan-serangan
mautnya untuk mendesak lawannya, cahaya perak yang terpancar
keluar dari senjata raja akherat pencabut nyawa segera menyebar memenuhi
lapangan dan membuat cahaya yang terpancar dari
senjata kuku garuda itu sirap karena tertekan dibawah lingkaran.
Mendadak.... cahaya tajam yang berkilauan memenuhi angkasa,
dengan diikuti suara dentingan nyaring, bergema memenuhi seluruh angkasa, suatu
serangan yang dilancaran Giam In kok secara tiba-tiba berhasil menghajar raja
akherat pencabut nyawa, sehingga
telapak tangannya jadi kaku dan sepasang senjatanya terlepas dari cekalannya.
Peristiwa yang sama sekali diluar dugaan ini membuat gembong
iblis yang pernah menyambung hidupnya dengan memakan daging
manusia ini jadi sangat terkesiap dan ketakutan setengah mati,
seolah-olah sukmanya melayang meninggalkan raganya, setelah
kangzusi.com meloncat dan mundur beberapa langkah kebelakang, ia putar badan dan melarikan
diri dengan terbirit-birit kedalam hutan, teriaknya dengan suara lantang:
"Hey setan cilik! untuk sementara waktu aku mengaku kalah
setingkat dari padamu, sekarang aku hendak pergi dahulu, tapi
ingat, suatu ketika aku pasti akan muncul kembali untuk menagih hutang hari
ini...! Raja akherat pencabut nyawa yang menderita kekalahan total tak
berani berdiam di situ terlalu lama, ia mengira ilmu silat warisan dari Cing Khu
sangjin belum semuanya berhasil ia yakini keseluruhan-nya, maka ia hendak
mencari tempat guna memperdalam
latihannya, baru kemudian muncul kembali dalam dunia persilatan.
Giam Im kok sendiripun tak menyangka kalau keberhasilannya
memecahkan sepotong kata yang tercantum dalam kitab Too tek
keng, berhasil menambah kekuatan dari ilmu silat Cing Khu hun pit yang
diyakininya satu kali lipat lebih hebat dari keadaan semula, diam-diam pemuda
merasa menyesal kenapa membiarkan lawannya kabur dengan begitu saja tanpa
berusaha untuk menghalanginya. Kendatipun begitu hatinya merasa agak lega dan terhibur juga,
karena hanya dengan menguasai ilmu silat dari warisan Cing Khu
sangjin masih belum cukup untuk menjagoi kolong langit, sekalipun raja akherat
pencabut nyawa berlatih silat seratus tahun lagi, ia masih punya kemampuan untuk
menaklukan-nya. Dalam pada itu, perutnya terasa sangat lapar sekali, ia hendak
mencari sedikit makanan untuk menangsal perutnya yang lapar
ditengah malam buta begini, ia harus mencari kemana untuk
mencari makanan" Pemuda itu hendak balik kembali kedalam goa batu dimana ia
berjumpa dengan Suto Liong tadi, sebab ia kuatir kalau Suto Hong, Suto Liong
serta kedua kakak misan-nya menanti kedatangannya
dengan hati gelisah. Apa lacur karena terburu-buru sewaktu mengejar raja akherat
kangzusi.com tadi walaupun ia telah berusaha menemukan arah yang benar ia tak berhasil dan
selalu tersesat, dalam keadaan demikian, timbullah niatnya untuk mencari buahbuahan guna mengisi perut.
Dalam keadaan apa boleh buat, bocah itu berpikir:
"Baiklah, enaknya kuikuti saja arah yang diambil oleh iblis tua itu, siapa tahu,
sekali tepuk akan dapat dua lalat?"
Sambil mengepos tenaga, ia enjotkan badan dan segera
meluncur kearah mana raja akherat tadi melenyapkan diri.
Beberapa meter sudah dilewatkan tanpa terasa, diantara
hembusan angin gunung yang sepoi-sepoi, mendadak ia mendengar
suara teriakan orang minta tolong.
Walaupun jeritan itu terdengar amat lirih namun ketika
menyusup kedalam telinganya, suara itu seakan-akan merupakan
ledakan guntur ditengah hari bolong.
Sebab suara itu sangat dikenal olehnya, dia bukan lain
merupakan suara Sim Soh Sia putrinya Sim Peng pemilik
perkampungan keluarga Sim.
Sambil menahan rasa lapar, dengan cepat anak muda itu berlari
kearah mana berasalnya suara tersebut, ia mendengar suara raja
akherat pencabut nyawa sambil tertawa sedang berkata:
"Nona manis, nona cantik! kau tak usah berteriak-teriak, sebab percuma saja tak
bakal ada orang yang mendengar teriakanmu itu, aku sudah melatih diri hingga
memiliki tubuh yang kuat dan kebal bagaikan baja, aku membutuhkan sari perawan
dari seorang gadis yang mengerti ilmu silat guna menambah kekuatan tenaga dalamku, asalkan sudah ku
ambil sari perawanmu maka aku pasti akan
memberikan ganti rugi yang setimpal, nah! sekarang makanlah dulu pil penguat
badan ini, obat tersebut akan mengumpulkan segenap
tenaga dalammu kedalam pusar, dan dengan menghimpun-nya
kekuatan itu akan lebih mempermudah kerjaku untuk menghisap
sari kekuatan itu!" kangzusi.com Giam In kok sangat kaget sekali setelah mendengar perkataan
itu, ia sadar bahwa keselamatan Sim Soh Sia sangat terancam,
dengan gerakan tubuh yang paling cepat ia segera meluncur
kedepan. Meskipun suara pembicaraan itu berasal dari daerah itu, akan
tetapi ketika pemuda itu tiba ditempat tujuan, ternyata tak nampak sesokok
bayangan manusiapun yang nampak, disitu hanya ada
pepohonan yang besar, lebat dan daun-nya yang rimbun.
Setelah tertegun sebentar, Glam In kok baru ingat kalau
musuhnya tentu bersembunyi didalam rimbun-nya daun pepohonan
di sana, ia hendak melancarkan serangan, tapi kuatir kalau nanti sampai melukai
Sim soh sia, sementara hatinya masih bingung dan tak tahu apa yang mesti ia
lakukan, terdengar raja akherat pencabut nyawa telah berseru dengan nada
kegirangan: "Obat penguat tenaga itu setelah terkena air liur akan segara lumer dan mengalir


Pendekar Muka Buruk Pendekar Berwajah Seribu Karya Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kedalam perut, sejenak lagi lubang sorgamu
pasti sudah siap menampung senjataku, dalam keadaan begitu, aku akan segera
membebaskan semua jalan darahmu agar engkaupun
bisa bergerak dengan leluasa, dengan begitu maka semua hawa
murnimu dengan sendirinya akan mengalir masuk kedalam badan
ku... hahaha... hahaha... hahana..."
Sekarang Giam In kok baru dapat membedakan dari mana asal
suara itu, dia segera membentak keras:
"Bajingan tua, ayoh cepat serahkan jiwa anjingmu!"
Dalam perkiraan bocah muda itu, Sim Soh sia pada waktu itu
tentu berbaring diatas tanah, karenanya begitu sampai, ia segera melayang
keangkasa dan melancarkan sebuah sapuan tajam.
"Blaaaaaam.....!"
Angin pukulan yang sangat tajam segera meluncur kedepan dan
menghajar sebuah pohon, dan ranting segera berjatuhan ditanah.
Bersamaan waktunya, sesosok bayangan tubuhnya berada dalam
keadaan telanjang bulat terguling diatas tanah, diikuti dengan
kangzusi.com bayangan lain yang mencelat keangkasa sambil berteriak keras-keras:
"Sute, bocah perempuan ini sudah siap untuk menghantar dirimu menuju sorga,
silahkan menikmatinya....!"
Andaikata pukulan tadi tidak tertahan oleh dahan pohon, niscaya tubuh raja
akherat pencabut nyawa tentu sudah hancur dan mati
konyol. Mendengar ucapan lawan yang dilontarkan sebelum
meninggalkan tempat itu, Giam In kok sangat gusar sekali hingga rasanya hampir
meledak, sebenarnya ia hendak melakukan
pengejaran, tapi memandang tubuh Sim Soh sia yang telanjang
bulat dan terkapar diatas tanah, ia merasa tak tega untuk
meninggalkan dengan begitu saja.
"Cici, kau tak usah kuatir, aku akan segera menolongmu!"
Dalam pada itu, obat penguat badan yang telah ditelan Sim Soh
sia telah bereaksi, sekujur badannya jadi panas membara,
sepasang matanya memancarkan sinar penuh birahi, tapi berhubung jalan darahnya
tertotok, maka gadis itu masih berbaring ditempat semula, meskipun demikian,
napasnya terdengar sangat cepat.
-ooo0dw0ooo- Jilid : 23 GIAM IN KOK melirik sekejap kearah gadis tersebut, ketika
menyaksikan keadaannya yang gawat, diam-diam ia mengernyitkan
dahinya, pemuda itu sadar kalau Sim Soh sia sudah terpengaruh
oleh obat perangsang yang diberikan oleh pihak lawan, dan saat ini daya kerja
obat perangsang itu telah mencapai puncaknya,
andaikata birahi yang telah berkobar itu tidak dilampiaskan niscaya gadis itu
akan mati konyol karena kepanasan.
Sebaliknya andaikata jalan darahnya ditotok, baru kemudian ia
kangzusi.com mencari obat mujarab untuk menyelamatkan jiwanya mungkin akan
berhasil juga, tapi harus pergi kemana ia mencarinya sambil
membopong gadis itu. Sementara ia masih diliputi keragu-raguan, Sim Soh sia sudah
merintih sambil meliuk-liukkan tubuhnya, pemuda itu sadar bahwa jiwa gadis itu
berada dalam keadaan yang gawat.
Dalam keadaan begini tak ada waktu buat Giam In lok untuk
berpikir panjang lagi, ia segera menggigit pergelangan sendiri
hingga robek dan darah bercucuran keluar lalu ia teteskan kedalam mulut gadis
itu, kemudian telapaknya ditempelkan keatas jalan
darah Pek hwe hiat dan langsung menembusi jalan darah hui in
hiat. Beberapa waktu kemudian, Sim Soh sia merasakan sekujur
badannya jadi dingin dan nyaman, hawa napsu birahi yang semula sangat merangsang
tubuhnya jadi lenyap tak berbekas dan
kesadarannya kembali pulih seperti sedia kala.
Tapi begitu ia saksikan keadaannya yang telanjang bulat serta di sampingnya ada
seorang pemuda, gadis itu jadi cemas dan sedih,
tak tahan ia lantas menangis tersedu-sedu.
Buat seorang gadis yang baru menginjak dewasa, payudara dan
alat kelamin merupakan tempat-tempat terlarang yang paling
berharga bagi hidupnya, tapi sekarang Sim Soh sia menyaksikan
tempat-tempat yang paling rahasia baginya telah dilihat begitu
nyata oleh seseorang pemuda setengah telanjang yang paras
mukanya tak begitu jelas terlihat olehnya bahkan anggota
rahasianya juga telah dilihat pada saat tadi ketika ia lagi terangsang oleh
birahi, keadaan itu merupakan kejadian yang amat tragis.
Diam-diam Giam In kok mengagumi keindahan tubuh Sim Soh sia
yang begitu putih dan halus, buru-buru serunya:
"Enci Sim! ayo cepatlah berpakaian, kalau tidak nanti kau bisa masuk angin!"
Tiba-tiba satu ingatan berkelebat dalam benak Sim Soh sia,
pikirnya: kangzusi.com "Aneeh...! kenapa nada suara orang itu amat kukenal" aneh...
siapakah dia?" Tapi sesaat kemudian dia telah menyadari siapakah orang itu,
dengan cepat ia turunkan telapak tangannya dan digunakan untuk menutupi bagian
paling rahasianya, kemudian serunya dengan
suara tertahan: "Ooooh...! rupanya kau....!"
Menyaksikan tingkah laku gadis itu, diam-diam Giam In kok
merasa geli sekali, pikirnya dihati:
"Tadi saja bagian terlarangmu tidak kau tutupi, sekarang setelah bertemu dengan
orang yang kau kenal buru-buru kau tutupi dan
berlagak sangat tersipu-sipu.... apa tidak terlambat?"
Tentu saja ucapan semacam itu tak berani diucapkan keluar,
dengan serius katanya: "Aku telah datang terlambat satu langkah, hingga membuat cici jadi kaget, maaf
ya kalau aku datang terlambat!"
"Huuuh...! kau toh merupakan kakak seperguruan orang itu,
ayoh cepat enyah dari sini!"
"Orang itu merupakan raja akherat pencabut nyawa" buru-buru Giam In kok berusaha
menerangkan, "ia telah mencuri belajar silat dari Cing Khu sangjin, ia tak bisa
dikatakan sebagai kakak seperguruanku!" "Kau anggap aku tuli yaa" sebelum pergi orang itu toh telah menyerahkan badanku
untukmu.... bagus kau anggap ilmu silatmu
sangat tinggi dan aku tentu tak atau lolos" kalau membuat mampus diriku, kenapa
tak cepat-cepat turun tangan" apa yang kau nantikan lagi?"
Giam In kok tak menyangka kalau Sim Soh sia dapat berkata
demikian terhadap dirinya, menghadapi tuduhan yang sama sekali
tak terbukti itu terpaksa ia berseru:
kangzusi.com "Kau telah salah menilai orang. Aku orang she Giam bukanlah merupakan manusia
yang tak tahu malu seperti apa yang kau
tuduhkan!" "Hmm! kalau memang benar demikian, mengapa kau tak segera
enyah dari sini?" Pengusiran yaug dilakukan secara kasar ini segera
membangkitkan hawa amarah dalam dada Giam In kok, ia tak sudi
memandang gadis itu barang sekejappun, sekali putar badan ia
segara berlalu dari situ.
Belum sampsi setengah li ia pergi, dari arah belakang mendadak
terdengar suara seseorang minta tolong:
"Toloooong... toloooong"
Giam In kok sangat terperanjat, ia segera menghentikan langkah
kakinya dan berpikir: "Jangan-jangan raja akherat pencabut nyawa telah kembali lagi kesana untuk
melihat aku bermain cinta, karena tak melihatnya
maka ia lantas turun tangan lagi terhadap gadis itu?"
Andaikata ia tidak curiga kalau raja akherat pencabut nyawa
telah balik lagi kesana, mungkin kendatipun Sim Soh sia berteriak sampai
serakpun ia tak akan sudi kembali lagi kesitu.
Tapi sekarang ia merasa bahwa urusan yang paling penting ialah
membinasakan raja akherat pencabut nyawa, hanya dalam
beberapa lompatan saja ia telah sampai di tempat semula, sambil membentak keras
telapak tangannya diayunkan kedepan
melancarkan pukulan-pukulan maut.
Dalam perkiraan-nnya, dengan ilmu silat yang dimiliki raja
akherat pencabut nyawa, tak mungkin ia bisa lolos dari
cengkraman-nya, apalagi kabur sambil membawa beban,
kemungkinan besar orang tersebut tentu bersembunyi didaerah
sekitar situ. Siapa tahu baru saja ia melepaskan pukulan, tiba-tiba terdengar kangzusi.com
Sim Soh sia berseru dari belakang tubuhnya:
"Ooooh....! sungguh mengejutkan hatiku!"
Ketika pemuda itu berpaling kebelakang, terlihatlah gadis itu
sedang melingkar dibawah sebuah pohon yaag tumbang, namun ia
sudah mengenakan pakaian yang rapih.
Tak tahan ia segera menegur:
"Nona Sim! dimanakah bajingan tua itu sekarang?"
"Sudah kabur!" "Jalan darahmu tidak sampai ditotok olehnya bukan?"
"Tidaaak!" "Kau tahu ia kabur kemana?"
"Entahlah, aku sendiripun juga tak tahu!"
Menggunakan kesempatan dikala mereka sedang bercakap-cakap
itu, Sim Soh sia telah membereskan pakaiannya dan memungut
kembali senjata tajamnya, dengan alis melantik ia tertawa, lalu tegurnya:
"Kenapa sekarang kau tidak menyebut diriku dengan sebutan
cici?" Giam In kok segera gelagapan menghadapi pertanyaan itu, ia
merasa tak mampu untuk memberikan jawaban.
Sebelum pemuda itu sempat menjawab, terdengar gadis itu telah
melanjutkan kembali perkataannya:
"Aku tahu kau sangat benci kepadaku, apa lagi barusan aku telah membuat kau tak
senang hati.... tapi sekarang coba kau bayangkan, andaikata aku tidak mengusirmu
pergi, dari mana aku tahu kalau
kalian memang benar-benar bukan merupakan satu komplotan,
lagipula bagaimana aku dapat berpakaian jika kalian tetap berada disini" mulai
sekarang... mulai sekarang... apa yang hendak kau lakukan terhadap cicimu yang
bernasib jelek ini....?"
kangzusi.com "Waaah.... kalau caramu menyuruh orang pergi begitu kasar, siapa yang tidak dibuat
jengkel?" pikir Giam In kok dalam hati.
Sekarang anak muda itu baru tahu kalau teriakan minta tolong
tadi memang di lakukan gadis itu dengan sengaja guna memancing
agar ia datang balik lagi, walaupun begitu masih ada satu persoalan yang belum
ia pahami. Dengan perasaan tak habis mengerti ia bertanya:
"Enci, apa yang barusan kau katakan" apa yang akan kulakukan terhadap diri cici"
apakah kau akan menyuruh aku untuk mengantar kau pulang kerumah....?"
"Pulang kerumah" masa kau tak mau tanggung jawab terhadap
perbuatan yang telah kau lakukan terhadap diriku?"
"Meskipun nasib ayahmu jelek dan telah meninggal dunia, namun ibumu toh masih
hidup sehat wal'afiat" Baiklah, aku berjanji akan menghantarkan dirimu pulang
kerumah..." "Ciiiiiis....! enak benar kalau bicara, aku tak mau pulang kerumah," seru Sim Soh
sia dengan ngotot, "aku akan mengikuti dirimu terus, aku juga akan melakukan
perjalanan dalam dunia persilatan serta akan mencari musuh besar yang telah
membinasakan ayah ku....!"
"Eeeei.... eeeeeiii.... hal ini mana boleh jadi" kalau seorang pria harus melakukan
perjalanan bersamasama dengan seorang
perempuan, bagaimana nanti jadinya" apa tidak akan dibuat bahan cerita orang?"
"Hmm! kalau kau berlagak sok sopan, maka lebih baik sekarang tinggalkan dulu
batok kepalamu!" Giam In kok segara tertawa terbahak-bahak.
"Hahaa... hahaa... hahaa... batok kepalaku cuma satu, mana kangzusi.com
boleh kutinggalkan disini, kalau kau tak mau pergi, biarlah aku yang pergi
sendiri!" Selesai berkata ia segera menjejakkan kakinya dan meluncur
kedepan meninggalkan tempat itu.
Sim Soh sia tak mau ditinggal dengan begitu saja, sambil
mengejar ia berteriak-teriak tiada hentinya.
Menyaksikan tingkah laku gadis itu, diam-diam Giam In kok
merasa geli, pikirnya: "Perempuan ini benar-benar binal dan nakal, rupanya ia hendak menyiksaku,
biarlah akan kuajak dirinya untuk bermain kayun
kesana-kemari, kalau kebetulan nanti bertemu dengan kenalan
maka akan kuserahkau dirinya kepada mereka...."
Sebenarnya pemuda itu merasa sedang kelaparan, tapi setelah
mengalami ketegangan, rasa laparnya jadi hilang.
ooooodOwooooo Fajar telah menyingsing... sang surya memancarkan sinarnya
yang berwarna keemasan keseluruh penjuru dunia, udara dipagi
hari terasa amat segar...
Dijalan raya tampaklah seorang pemuda sedang berlari kedepan
dengan cepatnya, kurang lebih setengah li dibelakangnya mengikuti seorang gadis
yang cantik. Tiba-tiba.... sepasang suami istri yang telah lanjut usianya
muncul dari ujung jalan raya itu, ketika kakek tua tersebut
menyaksikan kemunculan pemuda setengah telanjang itu, segera
teriaknya sambil tertawa:
"In siau hiap" kenapa keadaanmu begitu mengenaskan....?"
Pemuda itu ternyata bukan lain adalah Giam In kok yang sedang
berusaha untuk melepaskan diri dari pengejaran Sim Soh sia.
Tatkala ia mengenali sepasang suami istri itu tak bukan lain
merupakan pertapa nelayan dari sungai Kang ciu, buru-buru
kangzusi.com katanya sambil memandang kearah belakang sambil teriaknya:
"Nona Sim telah menderita kerugian oleh Raja akherat pencabut nyawa, aku telah
menolong dirinya tapi ia malah tak berterima kasih kepadaku bahkan meminta
pertanggungan jawabku, hingga
membuat aku pusing, kini tolong sudilah kalau kalian berdua
menolong diriku!" "Oh... begitu" kalau begitu silahkan saja siau hiap berlalu, biarlah urusan disini
aku saja yang akan membereskannya!"
Sebelum pertapa nelayan dari sungai Kang ciu sempat
mengajukan pertanyaan lebih jauh, bagaikan sambaran kilat Giam
In kok telah kabur dari hadapannya dan hilang di balik tikungan.
Pemuda itu sadar kalau Sim Soh sia tak akan mengalami
gangguan apa-apa lagi setelah dirawat oleh pertapa nelayan suami istri, maka
dengan riang gembira iapun melanjutkan perjalanannya.
Disuatu sungai yang bersih airnya, ia membersihkan tubuhnya
dari angus dan debu hingga tampangnya yang ganteng tampak
jelas, kemudian ia memasuki sebuah dusun dan membeli pakaian,
dan dalam waktu singkat saja ia telah berdandan sebagai seorang anak hartawan
yang kaya raya. Dari beberapa buah kedai obat, ia sempat membeli beberapa
macam bahan obat untuk merubah wajah, kemudian setelah
menentukan arah kemana ia akan pergi, berangkatlah pemuda itu
melanjutkan kembali perjalanan.


Pendekar Muka Buruk Pendekar Berwajah Seribu Karya Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Dua hari kemudian, ia telah tiba kembali digoa dimana ia
berjumpa dengan Suto Liong, meskipun keadaan disitu masih tetap seperti semula,
namun tak nanpak sesosok bayangan manusia pun
yang kelihatan. Maka iapun lantas berpendapat kalau dua orang kakak misan-nya
tentu sudah berlalu mengikuti iblis langit dan iblis bumi.
Diam-diam Giam In kok merasa sangat gelisah, dia ingin
menyelidiki jejak dari Giam Ong Hui, karenanya ia harus bertemu kangzusi.com
dahulu dengan dewi bertangan keji agar bisa menanyakan sebab
musababnya sampai ibunya terjerumus kedalam perkampungan Ang
Sin san ceng. Tapi kemana ia harus mencari mereka"
"Yaaa... sudah, biarlah! kita toh samasama berkelana dalam dunia persilatan, nanti
akhirnya toh akan jumpa juga..." pikirnya dalam hati.
Tiba-tiba.... satu ingatan segera melintas dalam benaknya, ia
berseru dalam hati. "Totol amat aku ini, siapa tahu kalau Ku kong serta Ik poo telah berangkat
kelembah pertapaan Iblis?"
Berpikir sampai disini, ia segera mengerahkan ilmunya dan
secepatnya berkelebat keluar dari dalam gua.
Mendadak.... sesosok bayangan manusia berkelebat lewat,
seorang imam tua berambut perak tahu-tahu saja sudah muncul
dihadapannya. "Eeeh.... bocah cilik apa yang sedang kau kerjakan didalam goa itu?" tegurnya.
Agaknya imam tua itu sama sekali tak menduga kalau dalam gua
itu ada penghuninya, maka begitu ia melihat Giam In kok keluar, langsung saja
menegur. Giam In kok ganti menatap orang itu tajam-tajam, dalam sekilas
pandangan itulah ia menemukan bahwa sorot mata imam tua itu
amat cabul dan jahat, rupanya ia bukan merupakan orang baik-baik, maka dengan
perasaan agak muak dan tak senang hati pemuda itu
balas berkata: "Tootiang... masa aku tak boleh datang kemari" apakah gua ini milikmu?"
"Bagus... bagus.. bagus sekali pertanyaanmu ini, apakah goa ini kangzusi.com
sudah ada pemiliknya?"
Giam In kok merasa semakin tak senang, ia segera berseru
dengan penasaran: "Tentu, tentu saja goa ini ada pemiliknya, siapa yang datang lebih dahulu dialah
yang merupakan pemiliknya dan yang datang
kemudian tentu dia adalah tamu, dan sekarang tentunya akulah
yang merupakan pemilik goa ini, karena akulah yang telah datang duluan!"
"Hahaa... hahaa... hahaa... kau tahu siapakah aku ini" berani benar bicara tak karuan
dihadapanku?" "Aku mah tak sudi mengurusi dirimu itu, yang aku tahu ialah bahwa semua
persoalan itu harus diselesaikan menurut cengli!"
"Ooooh.... tentu saja aku bicara menurut aturan, meskipun
sekarang goa ini kau tempati lebih dahulu, tapi beberapa hari
berselang aku juga telah menempati goa ini terlebih dahulu, jadi kalau
dibicarakan maka akulah yang harus menjadi pemilik goa ini!"
"Hihiii... hihiii... hihiii... tapi sayang aku telah datang dua hari lebih dulu dari
totiang, karena itulah kini silahkan totiang
menggelinding dari sini!"
"Omong kosong!"
"Ooooh.... aku mah tak pernah omong kosong, sebab aku tahu omong kosong itu
berdosa, tahukah kau kalau sebelumnya goa ini
memang sudah ada penghuninya?"
"Tentu saja aku tahu!"
"Kalau tahu coba katakan siapakah dia?"
"Buat apa kau menanyakan persoalan sampai secermat itu" toh tak akan ada
gunanya?" "Huuuh....! kalau tak tahu janganlah mengaku-aku, kalau aku sih memang benar-benar
tahu, sungguh!" kangzusi.com "Hihiiii.... hihihi.... hihiiii... kenapa aku mesti memberitahukan hal ini kepadamu?"
"Kurang ajar.... sungguh kurang ajar.... aku sudah hidup seratus tahun lebih
lamanya, tapi belum pernah bertemu dengan bocah
ingusan yang sombong macam dirimu ini, sungguh-sungguh takabur
dan tak tahu adat!" "Oooh... mungkin hal ini dikarenakan kau tak pantas disebut sebagai seorang
cianpwee, maka kepalamu enaknya mesti diinjak-injak!"
Paras muka imam tua itu berubah sangat hebat setelah
mendengar perkataan itu, dengan gusar teriaknya:
"Kalau aku si dewa suci tak pantas disebut sebagai angkatan tua, lalu siapa lagi
yang pantas disebut begitu?"
Giam In kok terperangah, kemudian serunya:
"Dewa suci...." jadi kau adalah tikus busuk dari pecomberan?"
bentaknya. Imam tua itu sangat gusar sekali ketika Giam In kok
menganggap dirinya sebagai tikus busuk dari pecomberan,
bentaknya dengan muka merah padam:
"Setan cilik, kau masih ingin hidup atau tidak?"
"Hihii.... hihiii.... hihii... kalau hidup sih ingin" sahut Giam In kok sambil
tertawa, "tapi... coba beritahu dulu kepadaku, benarkah kau memang si tikus dari
pecomberan?" "Bangsat cilik! kalau kau masih saja mengoceh tak karuan,
jangan salahkan kalau aku bertindak kejam kepadamu!"
Sambil membentak gusar, imam tua itu menerjang kedepan
sambil melayangkan tangannya.
Sebelum merasa yakin kalau lawannya memang benar-benar
merupakan tikus dari pecomberan yang sedang dicarinya, Giam In
kok tak mau bertempur melawan orang tersebut, ketika
kangzusi.com menyaksikan datangnya sambaran telapak, ia segera bergerak
menyingkir kesamping, lalu menyusup lewat ketiak imam tua itu dan menerobos
keluar dari dalam gua. Imam tua itu tak menyangka kalau pemuda itu ternyata memiliki
gerakan tubuh yang luar biasa cepatnya, ia segera berseru
keheranan baru kemudian mengejarnya dari belakang.
Giam In kok bergerak cekatan, setibanya diluar goa ia barpaling kebelakang lagi
sambil ia tertawa mengejek:
"Hey, imam tua! ayoh cepat jawab, kau ini memang merupakan tikus busuk dari
pecomberan atau bukan" ayoh cepat bicara, kalau tidak aku akan segera pergi dari
sini lho!" "Kalau benar memangnya kenapa?"
Dari nada bicara pihak lawan yang setengah mengaku setengah
tidak itu, ia segera menduga kalau orang itu kebanyakan memang
benar-benar merupakan tikus busuk dari pecomberan, maka dengan
keras ia berkata: "Kalau benar, sekarang kau beritahu kepadaku, mengapa kau
bisa mendapatkan julukan yang sangat indah hu, kemudian baru
kita berduel untuk melihat siapa yang lebih unggul diantara kita.
Sebaliknya kalau kau bukan tikus busuk dari pecomberan, maka
sekarang kita ambil jalan sendiri-sendiri dan masing-masing orang tak usah
mengurusi urusan pribadi orang lain!"
"Siapakah kau?" seru imam tua itu dengan perasaan heran bercampur kaget, "masa
kau berani menantang diriku?"
"Huuuh....! Dewa suci apaan" paling-paling kau ini cuma
merupakan tikus busuk, kalau tikus busuk keluar dari pecomberan maka siapapun
berhak untuk mengajarnya!"
Sementara itu paras muka imam tua itu telah berubah jadi dingin menyeramkan,
sedikitpun tiada senyuman yang menghiasi bibirnya, dengan kaku tegurnya:
kangzusi.com "Apa sangkut pautnya kau dengan dewa suci Im yang" apakah
diantara kalian pernah terikat oleh dendam sakit hati?"
"Sakit hati sih tidak ada, tapi tidak pantas kalau ia mengirim surat untuk
memaksa orang agar menyerahkan anak gadisnya ke pagoda
Leng Liong tha, apalagi membumi hanguskan perkampungan
keluarga Ciang!" "Hey bocah keparat, apa hubunganmu dengan keluarga Ciang"
rupanya kau mau membela orang lain ya....?"
"Ooo... hahaa... hahahah.. sekarang baru aku yakin kalau kau memang merupakan tikus
busuk dari pecomberan! tak usah banyak
bacot lagi, ayoh sekarang cepat katakan bagaimana asal-usulnya
hingga kau mendapat julukan yang begitu istimewa itu!"
"Bocah kurang ajar, kau memang sungguh takabur dan tak tahu diri, aku akan
mewakili Im tootiang untuk memberi pelajaran
kepadamu!" Sejak tadi ia dimaki terus oleh Giam In kok sebagai tikus busuk dari pecomberan,
lama-kelamaan gusar juga ia dibuatnya, paras
mukanya berubah jadi merah padam, sambil maju kedepan
teriaknya keras-keras. Giam In kok sendiripun jadi keheranan ketika mendengar imam
tua itu menyebut, "tikus busuk dari pecomberan" sebagai too heng, buru-buru ia
menghindar kesamping untuk meloloskan diri dari
terjangan orang, kemudian bentaknya:
"Sebenarnya siapakah kau ini?"
"Hmmmm.... aku dewa suci tak punya julukan atau nama!"
"Ooooh.... Jadi kau pastilah merupakan searang kurcaci yang tak punya nama!"
"Punya nama juga boleh, tak punya nama juga tak mengapa,
pokoknya aku akan mengalah tiga jurus lebih dahulu kepadamu!"
"Huuuuh.... tak usah berlagak amat sok di hadapanku, aku
biasanya justru selalu mengalah tiga jarus kepada siapapun, tak kangzusi.com
terkecuali pula terhadap engkau manusia kurcaci yang tak punya
nama...." "Aaaah... apakah kau ini sibocah ajaib bermuka seribu?" tanya imam tua itu secara
mendadak dengan muka kaget.
"Benar juga boleh, tidak juga boleh, ayoh cepat sekarang
lancarkan serangaamu yang lihay itu!"
"Hahaa... hahaa... hahaa... bagus, engkau memang bernyali
besar... kalau memang begitu maka aku tak bakal akan menampik
lagi!" Begitu selesai berkata, Imam tua itu segera menggerakkan
sepasang telapaknya dan dan mulai melancarkan serangan, diantara jari-jarinya
meluncur segulung desiran angin tajam kearah depan.
Giam In kok segera menyingkir kesamping dan berseru keras:
"Jurus pertama!"
Imam tua itupun tak mau kalah dan berseru lantang:
"Jurus pertama!"
Giam In kok terperangah dibuatnya oleh sikap tersebut,
sementara ia masih berdiri tertegun, imam tua itu telah manfaatkan kesempatan
itu secara baik-baik. Mendadak permainan telapaknya berubah, bayangan telapak
seketika memenuhi seluruh angkasa, angin pukulan mendera-deru
membuat pemuda itu terkurung didalam gulungan angin pukulan
lawan. Sekalipun berada dalam kepungan angin pukulan lawan,
bagaimana juga Giam In kok merupakan seorang jago muda yang
telah memiliki ilmu silat yang sangat tinggi, ketika menyaksikan datangnya
ancaman dari empat penjuru, buru-buru ia mengerahkan
tenaga It goan ceng ki-nya untuk melindungi badan, sepasang
telapak tangannya direntangkan secara berbarang, diantara bunyi benturan yang
nyaring, ia membumbung tinggi keangkasa sambil
bentaknya: kangzusi.com "Hati-hati hey tikus busuk, ada kucing yang datang
menubrukmu!" Dalam melepaskan pukulannya tadi, imam tua itu telah
mengerahkan segenap kekuatan yang dimilikinya, setelah
menjumpai kegagalannya tadi, ia baru menyadari kalau ilmu silat pihak lawan
sangat dahsyat. Buru-buru segenap perhatiannya dijadikan satu, sepasang
telapak tangannya berputar tiada hentinya, serangan demi
serangannya diterima dan dipatahkan dengan sepenuh tenaga.
Pertahanan Imam tua itu ternyata cukup ampuh, kendatipun
Giam In kok telah melancarkan serangannya bertubi-tubi ibarat
hujan gerimis, namun semua serangan itu dapat digagalkan semua, hingga sama
sekali tak berfungsi lagi.
Terdengar imam tua itu tertawa terbahak-bahak sambil mengejek
tiada hentinya. "Eeee..... eeei.... setan cilik.... kau si kucing penyakitan sama sekali tak ada
gunanya, kau tak punya kemampuan apa-apa,
dimana sih letak kelihayanmu?"
Giam In kok diam-diam mengagumi pula kelihayan ilmu silat
yang dimiliki oleh imam tua itu, meskipun ia sudah melepaskan
serangkaian serangan berantai, namun masih gagal untuk merebut
barang setengah langkah pun.
Mendadak satu ingatan berkelebat dalam benaknya, ia segera
tertawa dan berseru: "Imam bau! kau jangan keburu merasa bangga dahulu, hari ini kalau aku tak mampu
mengajar kau tikus busuk dari pecomberan
sampai keyok, maka lain hari nanti jika aku sampai bertemu dengan musuh, tentu
aku tak akan mengalah tiga jurus lebih dulu!"
Begitu ucapan tersebut diucapkan keluar, ia segera
mengembangkan permainan telapak baja dari Giam Tok yang cukup
tersohor itu, namun dalam pandangan jago lihay macam imam tua
itu tentu saja serangan itu tidak terhitung seberapa dahsyat.
kangzusi.com Mula-mula imam tua agak terperangah tatkala menyaksikan
bocah muda itu merubah permainan telapaknya, tapi sesudah
bergebrak dua tiga jurus, ia mulai merasa jika serangan bocah
muda itu kendatipun bertenaga ampuh, namun jurus serangannya
sangat sederhana, satu ingatan segara berkelebat dalam benaknya:
"Waaah.... jangan-jangan bocah ini belum sempat mempelajari ilmu silat yang ampuh
dari Cing Khu sangjin, maka ia hanya bisa mempergunakan jurus-jurus serangan
yang biasa saja...."
Tak tertahankan maka ia tertawa terbahak-bahak, serunya:
"Hahaaa... hahaaa... hahaaa... setan cilik! tak kusangka kalau engkau begitu tak becus
sehingga kepandaian silat yaag kau miliki hanya begini saja... hmm! lihatlah
kelihayan pinto, dalam sepuluh gebrakan, aku pasti bisa memusnahkan semua ilmu
silat yang kau miliki!" "Waaaduuh.... kalau ngibul jangan gede-gede, ntar kau bisa terjerumus sendiri....
lihat saja nanti, aku yang akan kalah ataukah aku yang akan membuat kau keok!"
Imam tua itu segera tertawa seram tiada hentinya, mendadak
permainan telapaknya berubah, angin pukulan menderu-deru,
bayangan telapak memenuhi seluruh angkasa, semua serangan
yang dilancarkan hampir boleh dibilang telah diselipi dengan tenaga tekanan yang
amat berat. Giam In kok musti menangkis dan mempertahankan diri, dalam
waktu singkat ia sudah terdesak mundur sejauh beberapa puluh
tombak dari tempat semula, paras mukanya mulai menunjukan
perasaan apa boleh buat. "Setan cilik!" terdengar imam tua mengejek dengan nada sinis,
"coba lihatlah betapa lihaynya ilmu pukulan yang kulancarkan ini!"
"Waaaaah.... kalau cuma begitu sih belum seberapa, paling-paling tak akan kuat
menahan seranganku!"
kangzusi.com "Kurang ajar! kematian sudah berada diambang pintu namun
mulatmu masih saja ngerocos tak karuan...!"
Belum habis imam tua itu selesai bicara, tiba-tiba Giam In kok
menggerakkan tubuhnya mengitari disampingnya, sepasang telapak


Pendekar Muka Buruk Pendekar Berwajah Seribu Karya Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tangannya dirangkap kembali menjadi satu dan segara
melancarkan sebuah pukulan kedepan.
"Weeeeeessss.....!"
Segulung desiran angin tajam menyambar lewat, gulungan debu
dan pasir membumbung tinggi beberapa puluh tombak,
pemandangan disekitar tempat itu jadi kabur hingga susah untuk
melihat apapun. Imam tua itu jadi sangat terperanjat, ia segera merasakan suatu tekanan yang
maha dahsyat menghantam dadanya sehingga
membuat tubuhnya sempoyongan dan tergetar mundur sejauh
beberapa tombak jauhnya dari tempat semula.
Rasa terkejut yang dialaminya ini sukar dilukiskan dengan kata-kata, dengan
cepat ia kabur dari situ sambil berteriak-teriak:
"Baik.... baik.... kali ini kuampuni jiwa anjingmu itu, tapi nanti kalau lain kali
kita sampai berjumpa...."
Serangan yang dilepaskan Giam In kok itu berhasil mengurung
daerah seluas dua tiga puluh tombak lebih, dia sendiripun
tercengang ketika menyaksikan imam tua itu sama sekali tak
terluka, melihat dia hendak kabur, sudah tentu tak akan dilepaskan olehnya
dengan begitu saja. Sambil bersuit nyaring, dia segera melesat kedepan sambil
serunya: "Hey, jangan kabur dulu!"
"Hm! siapa yang jeri kepadamu" ini hari aku si dewa suci masih ada urusan yang
lebih penting yaag harus segera diselesaikan,
maka aku tak dapat melayani dirimu lebih jauh, lebih baik
pertarungan ini kita tunda sampai lain waktu saja!"
kangzusi.com "Ayoh... cepat jawab dulu, apakah kau merupakan tikus busuk dari pecomberan atau
bukan?" "Huuuh! kurang ajar, kau sendiri yang baru pantas disebut
sebagai tikus busuk dari pecomberan!"
Sambil bicara imam tua sama sekali tak mengendorkan gerakan
tubuhnya, dengan cepat tubuhnya telah melesat kedapan.
Giam In kok segera mengerahkan ilmu meringankan tubuhnya
guna mengejar, tapi ia selalu gagal untuk mendekati lawannya,
lama-kelamaan ia jadi berpikir juga didalam hati:
"Andaikata aku bisa mempelajari ilmu meringankan tubuh milik nenek, waaah tentu
lariku akan jadi cepat sekali!"
Karena musuhnya sudah tak mungkin dapat disusul lagi, maka
terpaksa pemuda itu berhenti mengejar dan kembali lagi kearah
goa. "Biarlah, kali ini akan kubiarkan tikus busuk itu melarikan diri, tapi lain kali
kalau sampai bertemu kembali, aku pasti akan
memuntir batang lehernya" pikirnya dalam hati, "goa ini tak boleh di biarkan
utuh, kalau tidak pasti akan digunakan oleh kawanan
manusia bengis yang tak bertanggung jawab itu!"
Dalam beberapa buah pukulan yang kemudian ia lancarkan,
mulut goa itu berhasil dibuatnya roboh dan hancur hingga dari luar orang sama
sekali tak akan pernah menduga kalau semula ditempat itu dulunya ada sebuah goa.
Setelah yakin kalau goa itu tak mungkin ditemukan orang lagi,
maka berangkatlah Giam In kok meninggalkan tempat itu dengan
mengerahkan ilmu meringankan tubuhnya.
Lembah pertapaan iblis terletak dibalik hutan belantara yang
luas, dan dari keadaan tersebut dapatlah diketahui bahwa
pertempuran sengit baru saja berlangsung, dan disekitar tempat itu merupakan
arena pertarungan. Sesosok bayangan manusia dengan gerakan yang sangat ringan
kangzusi.com meluncur masuk kedalam lembah, setelah menyaksikan daerah
sekitar hutan itu, mendadak ia berdiri terperangah, pemuda itu
bukan lain adalah Giam In kok, setelah termenung sejenak ia lari berkelebat
menuju kepohon besar dimana dulu ia pernah makan
pepaya pemberian Suto Liong gadungan.
Diatas pohon besar yang telah diikuti itu, ia menemukan sebaris tulisan yang
kira-kira isinya begini: "Tulisan ini ditujukan buat Kok ji"
Setelah membaca tulisan ini, segeralah dia berangkat kegardu
Tan siang tong diluar dusun Tay Ki keng yang terletak kurang lebih tiga puluh li
disebelah tenggara tempat ini, tertanda: "Hong"
Dalam pada itu, Giam In kok memang sedang mencemaskan
keadaan dari sanak keluarganya, sehabis membaca tulisan itu ia
segera menganggap tulisan itu dibuat oleh Suto Hong, maka tanpa banyak pikir
lagi berangkatlah bocah muda itu menuju kedusun Tay Ki keng.
Dengan ilmu meringankan tubuh yang di milikinya, maka jarak
sejauh tiga puluh li itu tak terhitung seberapa baginya, hanya dalam waktu yang
singkat saja ia telah sampai didusun itu.
Giam In kok bergerak menuju kearah luar dusun seperti apa
yang tercantum dalam surat itu.
Sementara itu dialah gardu tan siang teng diluar hutan,
tampaklah seorang perempuan bertubuh telanjang yang berwajah
cantik sedang berbaring dalam gardu tersebut, tubuhnya berada
dalam keadaan polos dan tak tertutup oleh sehelai benangpun,
sepasang pahanya direntangkan lebar-lebar, hingga terlihatlah nyata semua bagian
"rahasia"nya. Begitu tenang perempuan itu berbaring di atas meja batu dalam
gardu itu, hingga membuat semua pria yang melihat pasti akan
bangkit birahinya. kangzusi.com Seorang perempuan tua yang telah berambut uban dan berwajah
penuh keriput berdiri disamping perempuan telanjang itu, sorot
matanya yang biru dan tajam itu menatap perempuan telanjang itu tak berkedip,
sepasang telapak tangannya memijit dari atas
payudara hingga kepusarnya, dari gerakan tersebut dapatlah diduga kalau ia
sedang melakukan suatu gerakan pertolongan dengan cara mengurut.
Diluar gardu, seorang pertapa tua yang berambut putih dengan
wajah yang gelisah, berdiri diatas tangga, seakan-akan ia sedang menantikan
kedatangan seseorang. Tiba-tiba.... sesosok bayangan manusia berkelebat lewat, buru-buru ia membentak
keras: "Berhenti!" "Kakek jangan kaget... aku yang datang!" orang itu segera berseru memberi
penjelasan. Dengan pandangan tajam, petapa nelayan tua itu segera
mengenali pendatang itu, kemudian seakan-akan baru menyadari
akan sesuatu, ia segera berseru tertahan:
"Oooooh....! rupanya In siau hiap yang datang, sempurna amat penyaruanmu, hingga
hampir saja akupun berhasil kau kelabuhi...
ayoh.... cepat masuk kedalam gardu! Ik poo mu sedang menderita
luka yang sangat parah, keadaannya sangatlah gawat!"
Orang yang baru saja datang ternyata bukan lain ialah bocah
ajaib bermuka seribu. meskipun dla masih berdiri dibawah tangga, namun ia sudah
dapat melihat kalau nenek pertapa nelayan berada didalam gardu dan seorang
lainnya berbaring diatas meja, hanya saja karena kakinya didepan dan kepalanya
dibelakang maka pemuda itu tak sempat melihat jelas raut wajahnya.
Kini, setelah mengetahui kalau perempuan yang berbaring diatas
meja itu tak bukan lain adalah Suto Hong, tanpa banyak bicara lagi ia segera
menerobos masuk kedalam gardu sambil serunya:
"Kalau begitu biarlah akan kucoba untuk menyembuhkan
kangzusi.com lukanya!" Begitu masuk kedalam gardu, ia segera melihat pemandangan
yang amat merangsang itu, diam-diam pemuda ini merasa bahwa
keindahan tubuh Suto Hong ternyata jauh lebih montok dan indah
ketimbang tubuh Sim Soh sia, bahkan keadaannya jauh lebih
merangsang lagi, tak kuasa lagi ia segera barpaling kearah lain dengan jantung
berdebar-debar. Buru-buru tanyanya: "Nek! dimanakah letak luka yang diderita oleh Ik poo?"
Dengan sedih nenek pertapa nelayan itu menghela napas
panjang. "Aaaah.....! lukanya berada diantara tulang selangkangan dekat alat kelaminnya,
coba sekarang katakan apa yang mesti
kulakukan?" Ketika untuk pertama kalinya Giam In kok berjumpa dengan
pertapa nelayan suami istri dulu, nenek pertapa nelayan pernah
mengalami musibah tertotok pada tulang selangkangan-nya, dan
keadaan itu bisa dibebaskan oleh suaminya sendiri.
Dan sekarang ternyata Suto Hong adik dari neneknya juga
mengalami keadaan yang sama, sedang sekarang Suto Hong tak
punya suami, bagaimana mungkin totokan pada tulang
selangkangan-nya bisa dibebaskan" Karena kesulitan, tak kuasa lagi pemuda itu
menghela napas panjang. "Aaaai.... kalau begitu aku bisa celaka nih.... siapa sih yang telah melakukan
perbuatan terkutuk ini?"
"Engkoh cilik, lebih baik tak usah tanya dahulu, yang penting berusahalah
menyelamatkan jiwanya dahulu, kalau engkau memang
mampu menyelamatkan, ayoh cepat lakukan, kami sudah beberapa
hari tak tidur, sekarang tubuh kami sudah penat sekali dan sesudah urusan disini
beres maka kami akan segera pergi beristirahat!"
Giring Giring Perak 2 Mustika Lidah Naga 4 Pengkhianatan Dewa Maut 3

Cari Blog Ini