Pendekar Muka Buruk Pendekar Berwajah Seribu Karya Tjan Id Bagian 16
untuk membentak nyaring. Sementara itu sekawanan perempuan berbaju putih yang sedang
bersiap-siap mengatur barisan seketika menjadi kacau balau tak
keruan karena secara tiba-tiba mereka merasakan hatinya sakit
bagaikan diris-iris dengan pisau, gelak tertawa tersebut membuat mereka
terkesiap, mengucurkan keringat dingin dan untuk beberapa saat lamanya tak mampu
berbuat apa-apa.... Tiangsun Bong kuatir perempuan berhati racun Ciu Li ya yang
baru saja kehilangan banyak tenaga akibat bertarung sengit tak
mampu menahan suara tertawa seram yang menusuk pendengaran
itu, buru-buru ia menyumbat telinganya dengan jari tangan.
Hanya sepasang siluman tua yang berada dihadapan Giam In kok
saja yang nampak saling bertukar pandangan sekejap, namun
bagaimanakah perubahan wajahnya, karena tertutup dibalik kain
kangzusi.com kerudung maka susah diketahui dengan pasti.
Selesai tertawa tergelak, dari pingggangnya Giam In kok
mencabut keluar cakar burung garuda saktinya dan digenggam
ditangan kanan, lalu sambil tertawa menyeringai serunya:
"Siluman tua Giam, siauya segera akan memberi pelajaran
kepadamu, paling baik lagi jika kau segera gunakan pula pedang
ularmu agar akhirnya jangan menuduh aku telah menganiayamu!"
Giam Cau bukan orang bodoh, semenjak ia saksikan musuhnya
menggeluarkan sebuah senjata berbentuk aneh yang ujungnya
memancarkan lima titik cahaya bintang yang berkilauan, ia sudah sadar bahwa
lawannya telah menyalurkan hawa It goan
khikangnya keujung senjata tersebut, ini berarti tak mungkin lagi baginya untuk
melukai musuh dengan mengandalkan kelihayan ilmu
pukulan bayangan darah. Berada dalam keadaan demikian maka dia pun tidak sungkan-sungkan lagi, dengan
cepat ia merogoh kedalam pinggang dan
menggeluarkan sebilah pedang berbentuk ular yang panjangnya
satu kaki dua depa serta memancarkan cahaya emas yang
berkilauan. Giam In kok hanya melihat sekejap kearah pedang berbentuk
ular itu kemudian sambil berpaling kearah Wu Sian leng, serunya lagi sambil
tertawa dingin: "Hey siluman banci yang lelaki tidak perempuanpun tidak,
bukankah kaupun telah mendapat warisan ilmu dari gurumu"
Apalagi dengan bajingan tua Giam Cau pun mengaku sebagai
saudara, mengapa kau hanya diam terpaku disitu" Ayoh cepat
bersiap-siap untuk menerima kematian!"
Mendengar rahasia dirinya dibongkar secara blak-blakan didepan
umum, merah padam selembar wajah Wu Sian leng karena jengah,
dengan suara keras, segera bentaknya:
"Bajingan cilik, pingin mampus nampaknya kau!"
Ia segera bergeak maju kemuka siap melancarkan terkaman.
kangzusi.com Tapi Giam Cau segera menarik pergelangan tangannya dan
serseru sambil tertawa: "Kenapa kau mesti terburu nafsu" Agar berhasil membekuk anak jadah cilik itu
dalam keadaan hidup, apa salahnya jika kita turun tangan bersamasama?"
-oo0dw0oo - Jilid : 35 "NAH, begitu baru betul." jengek Giam In kok lagi, "akan kubuka kedok yang
menutupi wajah setan kalian dalam tiga gebrakan
mendatang, ingin kulihat seberapa tebalnya muka kalian itu, hmm...
lihat serangan!" Menyusul suara bentakan nyaring tersebut, Giam In kok segera
menerjang maju kemuka, telapak tangan kirinya langsung
membacok tubuh Wu Sian leng, sementara cakar garuda ditangan
kanannya membentuk selapis jaring keemas-emasan dan
mengurung tubuh Giam Cau.
Menghadapi ancaman tersebut, Giam Cau membentak nyaring,
pedang berbentuk ularnya ditegangkan keras-keras lalu sambil
menyelinap kebelakang tubuh anak muda tersebut, pedangnya
menyemburkan segulung asap tebal dan langsung membabat
pinggang lawan. Sementara Wu Sian leng sudah tak sempat lagi menggunakan
senjatanya, dia melakukan tangkisan dengan telapak tangan kirinya, sementara
tangan kanannya dengan menghimpun tenaga dalam
dengan sebuah bacokan dahsyat kedepan.
Dengan cekatan Giam In kok memutar badannya sambil berkelit,
serangan dari Wu Sian leng pun segera menyambar lewat persis
dari sisi badannya, namun ayunan telapak tangan kirinya yang
berputar arah mengikuti gerakan badan dengan tepat menghantam
pedang Giam Cau. kangzusi.com "Traaang....!" Diiringi suara dentingan nyaring, pedang itu terbabat hingga
miring kesamping, kelima titik cahaya emas pun menelusuri tubuh pedang tersebut
langsung mengancam tenggorokan Giam Cau.
Giam Cau sama sekali tidak menyangka kalau musuhnya
menggunakan taktik suara ditimur menyerang kebarat, dengan Wu
Sian leng sebagai sasaran yang semu, padahal serangan yang
sebetulnya terarah kepadanya.
Menanti ia merasa cahaya emas menyambar dibawah dagunya,
untuk berkelit sudah tak mampu lagi, buru-buru ia mendongak
sambil membuang tubuhnya kebelakang.
Wajahnya segera terasa dingin karena desingan angin tajam,
menyusul berkelebataya cahaya tajam, kain kerudung mukanya
benar-benar sudah tersambar hingga terlepas.
"Jurus pertama!"
Suara teriakan Giam In kok terdengar keras dan nyaring,
membuat perasaan hati setiap orang terasa bergetar keras.
Melihat kejadian ini, siluman rase Sian wan maupun kedua
manusia berkerudung lainnya kelihatan agak gemetar.
Sebaliknya kawanan perempuan berbaju putih itu menjadi keder
dan kelihatan amat murung.
Sebaliknya Ciu Li ya segera berpaling dan saling berpandangan
dengan Tiangsun Bong sambil tertawa.
Dalam pada itu, Giam In kok telah bergerak kembali dengan
kecepatan bagaikan sambaran kilat, tanpa membuang kain
kerudung yang masih terkait diujung cakar garuda saktinya, kembali dia
melepaskan sebuah sapuan kilat untuk mendesak mundur Giam
Cau sampai beberapa kaki jauhnya, setelah itu cakarnya baru
menerjang keperut Wu Sian leng.
"Kurang ajar....!" bentak Wu Sian leng keras-keras. Telapak tangan kanannya segera
menekan kebawah, sementara telapak
kangzusi.com tangan kirinya melancarkan segulung bayangan merah.
"Oooh.... rupanya kaupun mempelajari ilmu bayangan darah"
Hmmm, ini berarti saat kematianmu telah tiba!"
Begitu menyaksikan bayangan darah tersebut, amarah Giam In
kok boleh dibilang telah membara dan memuncak sampai batasnya.
Selama hidup ia merasa benci sekali dengan setiap orang yang
mempelajari ilmu pukulan bayangan darah, maka diapun merasa
dendam terhadap mereka serta bertekad hendak membasminya dari
muka bumi. Sambil melotot penuh kegusaran, ia membentak keras, pukulan
dan cakar garudanya dipergunakan bersama, sementara dari tangan kirinya
menyembur keluar segulung kabut tipis berwarna hijau,
maka cakar garuda ditangan kanannya memercikan selapis cahaya
bianglala berwarna emas yang mengurung seluruh tubuh.
"Blaaaammmmm....!"
Menyusul suara benturan keras itu, terdengar jeritan ngeri yang memilukan hati
bergema memecahkan keheningan, nampak sesosok
tubuh manusia terjungkal keatas tanah dan bergulingan sejauh
beberapa kaki. Walaupun kain kerudung yang menutupi wajah Wu Sian leng
sudah terbuka oleh sambaran tersebut, namun tubuhnya telah
penuh berlumuran darah, ternyata ubun-ubun-nya telah tersambar
oleh cakar garuda tersebut sehingga berlubang besar, darah dan isi benak pun
jatuh berhamburan dimana-mana menimbulkan
pemandangan yang sangat mengerikan.
Pada jurus yang kedua, ternyata Wu Sian leng telah menemui
ajalnya ditangan si bocah ajaib berwajah seribu.
Tak seorangpun diantara kawanan perempuan berbaju putih itu
berani menyaksikan mayat Wu Sian leng yang berada dalam
keadaan mengerikan itu, mereka menjerit kaget dan berkumpul
menjadi satu dengan perasaan ketakutan.
Mendengar suara gaduh tersebut, perempuan berkerudung yang
kangzusi.com berdiri disisi kiri siluman rase Sian wan segera berpaling seraya membentak:
"Hey, apa yang sedang kalian perbuat?"
Tiangsun Bong yang menyaksikan hal ini segera berseru sambil
tertawa dingin: "Ciu Bi, kau tak usah berlagak lagi didepan kawanan perempuan yang bernasib
jelek itu, hati-hati dengan ulahmu tersebut, jangan sampai gara gara lagakmu
yang tengik, akhirnya kau mesti mampus dalam keadaan yang amat mengerikan."
Dengan cepat siluman rase Sian wan melepaskan kerudungnya,
kemudian membentak: "Anak Bong, kenalkah kau dengan ibumu?"
"Tentu saja masih, ibu masih tetap berada dalam keadaan
semula, masa aku tak dapat mengenalmu lagi?"
"Bagus sekali, kalau kau masih mengenali ibumu, hayo cepat menyeberang kemari!"
"Tidak, aku hendak....."
"Kau berani berkhianat?" bentak siluman rase itu dengan wajah penuh amarah.
"Tidak, aku tidak berniat, sekalipun ibu pernah melepaskan budi memelihara dan
mendidik kepadaku, tapi sejak tadi kau sudah
rencana hendak menghukum mati diriku, maka....."
Belum selesai perkataan tersebut diucapkan, mendadak
terdengar suara benturan nyaring bergema memecahkan
keheningan, lalu nampak dua sosok bayangan manusia menerjang
datang dengan kecepatan luar biasa, maka serunya kemudian:
"Lebih baik kau kaburlah secepatnya, mengingat budi
kebaikanmu selama enam belas tahun mendidik serta
memeliharaku, selama hidup aku tak ingin bertarung denganmu,
tapi akupun tak ingin bersua lagi denganmu."
kangzusi.com Ciu Li ya segera meloloskan pedangnya dan berkata pula sambil
tertawa: "Wahai siluman rase tua, aku tak pernah menerima budi
pemeliharaan darimu, maka hati hatilah dengan pedang mustikaku
ini!" Ketika siluman rase Sian wan berhasil menculik Giam In kok
malam itu, ia sudah pernah merasakan kelihayan Cia Li ya, sadar kalau
kepandaiannya belum mampu menghadapi lawannya, maka
dengan penuh amarah segera bentaknya nyaring:
"Ciu dan Si hu kiongcu, cepat kalian ikuti aku!"
Ciu Li ya segera mendesak maju lebih kedepan, bentaknya keras:
"Jangan pergi dulu, kalian berdua harus tinggal disini!"
Siluman rase menjadi teramat marah, setelah melotot sekejap
kearah Tiangsun Bong dengan penuh kegusaran, bentaknya
nyaring: "Sebenarnya apa rencana kalian berdua?"
"Enci Ciu bermaksud menahanmu disini, padahal dia bermaksud baik kepadamu, lebih
baik turuti saja perkataannya...."
Siluman rase Sian wan segera memahami maksud perkataan
tersebut, ia merasakan hatinya bergidik, peluh dingin bercucaran membasahi
tubuhnya, setelah menghela naps panjang, katanya
kemudian: "Baiklah....." Dengan cepat ia menjejakkan kakinya ketas tanah dan segera
melejit pergi dari situ. Dalam pada itu, Ciu Li ya telah menodongkan ujung pedangnya
kehadapan dua orang wakil kiongcu, sambil tertawa dingin serunya: kangzusi.com
"Apakah kalian berdua tidak punya rencana untuk hidup sebagai manusia baru?"
Mendadak.... suara pekikan nyaring berkumandang dari balik
dinding istana. Paras muka Tiangsun Bong segera berubah hebat, sambil
memburu kedepan, dengan cepat ia menyambar pedang berbentuk
ular milik Giam Cau yang terjatuh keatas tanah itu.
Baru saja pedangnya berhasil diambil, Giam Cau dengan
kecepatan tinggi telah melayang turun dihadapan Tiangsun Bong,
setelah memandang sekejap sekeliling tempat itu, bentaknya sambil menarik muka:
"Serahkan kembali pedang tersebut kepadaku!"
"Bawa kemari dulu orangnya!"
"Siapa yang kau maksud?"
"Bocah ajaib bermuka seribu, dimana dia sekarang?"
"Haaahhh... haaah... haaah... kau tak perlu merindukan dirinya lagi, biar aku yang
menggantikan kedudukannya untuk memberi
kenikmatan kepadamu."
Melihat Giam Cau hanya berada disitu seorang diri, Ciu Li ya
segera menduga kalau Giam In kok sudah terperangkap oleh
semacam alat rahasia yang dipasang dalam istana tersebut.
Sambil membentak keras ia segera menerjang kehadapan Giam
Cau dan melancarkan serangkaian serangan yang dahsyat.
"Hati-hati dengan pukulan bayangan darahnya....." teriak Tiangsun Bong sambil ikut
menerjang kemuka. Tapi sayang keadaan sudah terlambat, sebuah pukulan kilat dari
Giam Cau telah ditujukan keatas dada Ciu Li ya.
"Blaaammm........"
Benturan keras itu segera menimbulkan gulungan angin
kangzusi.com berpusing, Ciu Li ya segera tergetar mundur sejauh lima langkah, tubuhnya nampak
tergetar keras. Sebaliknya Giam Cau sendiripun tergeser mundur sejauh tiga
langkah lebih sebelum berhenti untuk berdiri tegak kembali.
Mula-mula Tiangsun Bong merasa keheranan setelah
menyaksikan kejadian itu, namun dengan cepat ia menjadi paham
apa yang telah terjadi, pedang berbentuk ular itu segera digetarkan membentuk
segumpul bunga pedang, lalu katanya sambil tertawa:
"Rupanya tenaga pukulan bayangan darah milik siluman tua ini telah berhasil
dipukul buyar oleh engkoh In, mari kita bekerjasama untuk membunuh bajingan tua
ini!" Melihat keadaan dirinya yang sebenarnya telah diketahui lawan,
tentu saja Giam Cau tak berani berdiam lebih lama lagi disana,
segera teriaknya: "Maaf aku tak bisa melayanimu hari ini, biar untuk sementara aktu kutitipkan
nyawamu itu, akan kucabut kembali dikemudian
hari......" Habis berkata, ia segera kabur terbirit-birit meninggalkan tempat kejadian.
"Cici, mengapa kau lepaskan siluman tua itu?" Ciu Li ya segera berseru.
"Yang penting kita harus menolong engkoh In lebih dulu."
Tiangsun Bong segera memerintahkan dua orang wakil kiongcu
itu untuk menjadi penunjuk jalan.
Tak selang beberapa saat kemudian, mereka sudah tiba disebuah
jalan yang berliku-liku dan akhirnya berhenti disuatu tempat yang tampak amat
Pendekar Muka Buruk Pendekar Berwajah Seribu Karya Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
terjal sekali. "Engkoh In.." dengan perasaan terkejut Tiangsun Bong segera berteriak keras,
hampir saja ia melompat kemuka.
kangzusi.com Ternyata mereka telah diajak menuju ke sebuah liang yang
dalamnya mencapai sepuluh kaki lebih, didasar liang tersebut
nampak banyak sekali ular berbisa yang bergerak kesana kemari,
sementara tulang belulang manusia berserakan dimana-mana.
Jelas tempat tersebut merupakan sebuah tempat hukuman bagi
para penghuni istana wanita yang melanggar peraturan.
Bisa dibayangkan apa jadinya bila seseorang dibuang kedalam
liang tertebut, sudah pasti akan dipagut oleh kawanan ular berbisa tersebut dan
dagingnya dilumat sampai hancur.
Ketika Tiangsun Bong dan Ciu Li ya tiba disana, mereka saksikan Giam In kok
sedang berdiri disamping sebuah gundukan tanah dan
mengayunkan pedang dan cakar saktinya untuk membantai
kawanan ular berbisa yang bergerak mendekatinya.
Sekalipun tak seekor ularpun yang berhasil mndekatinya, namun
karena jumlah ular yang terlalu banyak, maka tak mungkin bagi
pemuda itu untuk bisa membntai semua ular tersebut sampai ludas..
Ketika mendengar suara oanggilan yang berasal dari atas liang,
Giam In kok segera mendongakkan kepalanya sambil berseru:
"Kalian tak usah ikut turun kebawah, bersiap diatas sambil menerima orang, aku
hendak melemparkan mereka keatas."
"Siapa yang hendak kau lemparkan keatas?" tanya Tiangsun Bong dan Ciu Li ya
hampir bersamaan waktunya.
"Kedua orang locianpwee!"
Kedua gadis tersebut segera mengerti siapa yang dimaksudkan,
cepat-cepat mereka menyahut.
Tampak pemuda itu menyimpan kembali senjata pedang dan
cakar saktinya, kemudian sambil mengayunkan telapak tangannya
menyapu rontok kawanan ular yang berada disekeliling tempat itu, ia ambil
gumpalan daging tadi dan melemparkan keatas.
Cepat-cepat kedua orang gadis itu menyambut gumpalan daging
tersebut. kangzusi.com Tak lama kemudian Giam In kok juga telah menyusul keatas,
katanya kemudian sambil tertawa getir:
"Ternyata jenis ular pun dibedakan menjadi ular baik dan ular jahat, belum lama
berselang aku pernah hidup didalam sebuah gua yang penuh dengan ular berbisa
bersama seorang locianpwee, tapi ular-ular disitu tidak melukai orang, lain
dengan ular didalam liang ini, boleh dibilang ular disini adalah ular siluman!"
Sementara itu mereka telah dapat menyksikan keadaan
gumpalan daging tersebut dengan jelas, ternyata mereka adalah
dua orang perempuan yang dalam keadaan bugil.
Yang seorang adalah nenek yang telah berambut ubanan
sebaliknya yabg satu lagi adalah seorang perempuan cantik yang
berusia tiga puluh tahunan...
Yang luar biasa adalah kedua orang itu saling berpelukan dalam
keadaan terbalik, wajah perempuan cantik itu berada dibawah
selangkangan nenek berambut putih itu, sebaliknya wajah si nenek pun menempel
dibawah selangkangan perempuan cantik,
berhubung mereka saling berpelukan begitu erat sehingga sekilas pandangan mereka
berdua kelihatan seperti gumpalan daging yang
berkaki empat. Sebagai orang yang pandai, dengan cepat semua orang yang
hadir dalam arena tahu bahwa kedua orang perempuan bugil itu
memang sengaja berbuat demikian agar ular-ular berbisa tersebut tidak menerobos
masuk kedalam liang kemaluan mereka, karena
selain berbuat demikian, memang tiada cara lain untuk menghindari hal tersebut.
Tiangsun Bong segera berpaling dan memandang sekejap kearah
Ciu Bi lalu tegurnya: "Hasil karya siapakah ini" Kau ataukah Si Cian?"
"Aku tidak tahu." perempuan bernama Ciu Bi itu buru-buru menjawab dengan
ketakutan. "Bukankah kau yang mengurusi masalah hukuman" Masa
kangzusi.com persoalan inipun tidak kau ketahui?"
"segala sesuatunya telah diatur oleh kiongcu sendiri, kami benar-benar tidak
turut campur dalam persoalan ini."
Giam In kok yang mendengarkan pembicaraan tersebut buru-buru menyela:
"Aku rasa persoalan yang sudah lewat tak usah dibicarakan lagi, yang penting
sekarang adalah membebaskan mereka berdua dari
pengaruh totokan, tapi bila dilhat dari keadaan mereka yang tak sadarkan diri,
bisa diduga pasti mereka berdua telah diloloh dengan semacam obat pemabuk, cepat
kalian usahakan obat penawarnya."
"Biasanya urusan seperti ini diurusi oleh perempuan she Si. Nah Si cian,
beranikah kau tidak menyerahkan obat panawar racunnya?"
"Tapi aku tidak mengetahui obat apakah yang telah
dipergunakan?" "Tak usah perduli obat apa yang telah di gunakan." tukas Tiangsun Bong,
"pokoknya ambil saja semua obat penawar racun yang ada."
"Siapakah yang akan menemani aku kesana?" kembali
perempuan she Si itu bertanya.
"Aku tak percaya kalau kau mengajak kami dengan maksud baik, lebih baik biar aku
saja yang menemanimu."
Tak lama kemudian obat penawar racun sudah datang, Tiangsun
Bong segera menyerahkan obat dan beberapa setel pakaian, lalu
katanya kepada Giam In kok sambil tertawa:
"Aku rasa kurang baik jika kau tetap berada disini, toh aku serta enci Ciu akan
membereskan persoalan mereka, aku lihat lebih baik kau segera berangkat ke
gedung Liong yang wan saja, siapa tahu
Suto locianpwee sudah terjerumus pula disana" Berangkat saja
dulu, kami segera akan menyusulmu."
Giam In kok menjadi amat terkejut setelah mendengar perkataan
kangzusi.com itu, buru-buru serunya: "Kalau begitu aku segera berangkat!
Degan suatu gerakan yang cepat sekali bagaikan sambaran kilat
dia berangkat menuju kegedung Liong yang wan, sementara dihati
kecilnya ia berpikir: "Untung aku dibantu oleh kedua orang cici, kalau tidak, mungkin banyak kesulitan
yang bakal kujumpai....."
d*****w Tanpa terasa ia sudah menempuh perjalanan beberapa saat dan
tiba di kota Jit ki ho. Menurut keterangan dari Ki Jian sicu, gedung Liong yang wan
didirikan diatas bukit, maka setelah mengamati sebentar sekeliling tempat itu,
berangkatlah dia menuju ketanah perbukitan sebelah
barat. Karena terburu-buru ingin menolong orang, Giam In kok tidak
bermaksud untuk menyembunyikan jejaknya lagi, dengan kecepatan
luar biasa ia melayang keatas sebatang pohon besar.
"Siapa disitu?"
Dari balik dedaunan yang rimbun terdengar seseorang
membentak keras, disusul munculnya sesosok bayangan manusia.
Meskipun kaget Giam In kok tidak menjadi gugup, ia saksikan
orang tersebut adalah seorang lelaki setengah umur yang membawa sebilah golok.
Tanpa terasa ia tertawa geli, pikirnya:
"Benar-benar pucuk dicinta ulam tiba, baru saja aku risau karena tak ada
petunjuk jalan, siapa tahu dipenunjuk jalan telah munculkan diri...."
kangzusi.com Tanpa mengucapkan sepatah katapun ia segera menejang maju
kedepan, memukul rontok golok yang berada ditangan lelaki itu
kemudian menotok jalan darah lemasnya. Setelah itu sambil tertawa katanya:
"Biasanya hanya orang yang memegang medali bambu yang
ditugaskan melakukan penjagaan, bila kau bersedia
memberitahukan letak gedung Liong yang wan kepadaku, bisa juga
kuampuni selembar jiwamu."
"Sebenarnya siapakah kau?" tanya lelaki kekar itu kemudian.
"Si bocah ajaib berwajah seribu Chin In kok!"
Lelaki kekar itu tampak agak tertegun, lalu serunya sambil
mendengus: "Bangsat cilik, biar kau cincang diriku pun tak nanti aku akan menunjukkan
tempat tersebut kepadamu, apalagi si bocah ajaib
bermuka seribu tidak bertampang seperti wajah kura-kuramu itu,
dia bernama In kok hui, bukan Chin In kok."
"Kau keliru besar bila berpendapat demikian, siauya telah
berganti nama marga menurut marga leluhurku, sudah... tak usah
banyak cerewet lagi, cepat katakan sebetulnya kau bersedia untuk berbicara atau
tidak....?" "Sungguhkah perkataanmu ini?"
"Buat apa aku mesti membohongimu?" jawab sang pemuda.
"Kalau begitu aku harus berterima kasih kepada langit dan bumi, tapi kau seorang
masih kurang, ketahuilah aku Koan Ki pun seorang lelaki sejati, sekali pun aku
terpaksa melakukan perbuatan
memalukan, tapi begitu ada kesempatan, akupun berniat
melepaskan diri dari jalan sesat, lepaskan, akan kutunjukkan jalan buat
siauhiap." Mendengar perkataan tersebut, Giam In kok berpikir sebentar,
akhirnya dia membebaskan orang tersebut dari pengaruh totokan,
kangzusi.com katanya kemudian: "Aku hanya perlu mendapatkan keterangan tentang letak gedung tersebut, sedang
bantuanmu..." Bukannya aku menolak, tapi
sesungguhnya kau belum mampu menghadapi mereka, lebih baik
kaburlah untuk menyelamatkan diri sendiri."
Begitu jalan darahnya dibebaskan, dengan cepat orang itu
melompat berdiri dan berlutut dihadapan Giam In kok sambil
berkata: "Siauhiap, terima kasih banyak atas kemurahan hatimu, meski kau menyuruh aku
kabur, namun bila kuturuti anjuranmu ini maka
dalam tiga jam kemudian aku bakal mati keracunan."
"Kenapa begitu?" tanya Giam In kok sambil berseru tertahan.
"Sebab inilah cara yang paling tepat dari kawanan siluman itu untuk mencegah
anak buahnya melarikan diri."
"Baiklah kalau begitu, yang penting sekarang aku harus
menolong orang dulu, ajaklah aku pergi kedekat gedung Liong yang wan lalu
bersembunyilah disana, bila kau melihat gedung itu mulai terbakar, carilah
diriku..... oya, apakah kau pernah mendengar ada seseorang yang bernama iblis
langit telah diculik kemari?"
"Setiap hari mereka pergi menculik orang, jadi adakah iblis langit tersebut
didalam gedung, aku sendiripun kurang jelas."
"Baiklah, kalau begitu tunjukkan arah gedung tersebut dan
ajaklah aku kesana."
"Gedung itu terletak disebuah kuil kecil setengah li dari sini!"
"Dalam sebuah kuil kecil" Apakah kau bukan lagi menipuku?"
"Tidak, hamba tidak berniat berbohong, kuil kecil tersebut hanya merupakan pintu
masuk, gedung Liang yang wan terletak dibawah
tanah, tapi kau harus berhati-hati sebab si penjaga kuil yang
bernama Bo Peng memiliki ilmu silat yang tangguh!"
"Bagaimana caraku untuk memasuki ruang bawah tanah?" tanya kangzusi.com
Giam In kok kemudian. "Jalan masuk menuju keruang bawah tanah terletak dibawah
patung malaikat nomor dua, asal hiolo yang berada didepan patung itu diputar
kekiri maka patung tersebut akan bergeser kesamping dan muncul sebuah lorong
bawah tanah. Dalam ruangan bawah
tanah terdapat gedung yang bernama Cian hi wan, Liong yang wan, Ang leng wan, di
samping itu terdapat ruangan semedi yang disebut Cu tok tong...."
"Ditempat manakah mereka menyekap para tawanan-nya?" sela Giam In kok cepat.
"Setelah melewati Cu tok tong adalah ruang Siang li gan,
disitulah para jejaka diperkosa mereka secara brutal. Sayang aku kurang begitu
tahu persiapan apa saja yang berada dalam ruangan bawah tanah, sebab sejak
bertugas disini tiga tahun berselang,
belum pernah ada orang mencari gara-gara ditempat ini."
"Baiklah, untuk sementara waktu bersembunyilah disini, bila kau melihat ada dua
orang nona datang bersama temannya, berilah
petunjuk kepada mereka untuk menyusul kebawah!"
"Baik!" Baru selesai Koan Ki menjawab, bayangan tubuh Giam In kok
sudah berkelebat lewat dan tiba didepan pintu kuil.
Pemuda itu nampak ragu sebentar, tapi akhirnya dia melompat
masuk dengan melewati dinding pekarangan.
"Siapa disitu, berhenti!" mendadak terdengar suara bentakan yang menggeledek
bergema memecahkan keheningan.
Menyusul duara bentakan tersebut, terasa segulung tenaga
pukulan menyambar lewat dihadapannya.
"Kurang ajar..." umpat Giam In kok sambil mengayunkan pula telapak tangannya
kedepan. "Blaaaammmm.....!"
kangzusi.com Menyusul suara benturan keras terdengar suara dinding kuil
roboh keatas tanah tapi Giam In kok telah melompati ruangan dan melayang turun
didepan pelataran. Mendadak..... Dari balik pintu gedung bergema suara bentakan keras:
"Siapa yang berani mencari gara-gara dikuil Liong yang wan?"
Giam In kok berpaling namun tak nampak sesosok bayangan
manusia pun disekitar sana, ia tahu pihak lawan pasti sedang
bersembunyi dibalik kegelapan dengan niat melakukan sergapan,
maka walaupun dihati kecilnya tertawa dingin, diluaran sahutnya lantang:
"Giam Ong sun!"
Sambil menyahut dia melangkah maju kemuka dengan langkah
lebar. "Siapakah Giam Ong sun itu?"
"Aku!" Perlu diketahui, Giam Ong sun berarti cucunya raja akhirat.
Giam In kok yang bermata jeli segera menyaksikan ada sesosok
bayangan manusia sedang berkelebat lewat didalam ruangan,
dengan cepat dia melancarkan sebuah pukulan kedepan.
"Weeeesssss.....!"
Angin pukulannya menyambar kedalam gedung hingga
menimbulkan suara nyaring, akibatnya hiolo didepan patung
terhajar hingga bergeser arah.
Mendadak patung dihadapannya bergeser kesamping dan
muncullah sebuah lorong bawah tanah.
"Tunggu sebentar!"
Kembali terdengar seseorang berseru keras, menyusul seruan
tersebut terasa ada gulungan angin pukulan dilontarkan dari balik kangzusi.com
pintu. Tahu-tahu seorang kakek berusia enam puluh tahunan yang
bermuka merah telah berdiri tegak didepan pintu.
Dengan wajah agak tertegun, ia segera berseru:
"Siauhiap, siapakah kau" Mengapa tanpa sebab kau mencari
gara-gara disini?" "Aku adalah Giam Ong san, khusus datang kemari mencari
pemimpin Liong yang wan, apakah kau yang bernama Bo Peng?"
"Benar!" "Ehhmm, kalau begitu kau perlu diberi pelajaran...."
Sambil berkata Giam In kok segera melepaskan sebuah pukulan
Pendekar Muka Buruk Pendekar Berwajah Seribu Karya Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
gencar kedepan. Cepat-cepat Bo Peng menarik napas panjang-panjang sambil
bergerak mundur sejauh beberapa kaki dari posisi semula, dengan begitu serangan
tersebut pun mengenai sasaran kosong.
Dengan cepat Bo Peng berdiri menghadang didepan pintu lorong
tersebut, lalu sambil tertawa terbahak-bahak katanya:
"Sebelum kau menjelaskan identitasmu yang sebenarnya, jangan harap dapat
memasuki lorong rahasia ini!"
Giam In kok sendiripun merasa agak tercengang ketika
menyaksikan serangannya mengenai sasaran yang kosong, dengan
suara lantang serunya kemudian:
"Aku si bocah ajaib berwajah seribu berniat menghancurkan
gedung Liong yang wan ini, mau jadi sahabat atau musuh, terserah kau sendiri
yang menentukan!" "Semangat yang hebat!" seru Bo Peng dengan wajah dingin tanpa emosi.
Mendadak ia berpekik nyaring, disusul kemudian dari balik lorong kangzusi.com
rahasia itu bergema suara kelentingan yang dibunyikan nyaring.
Melihat hal itu, Giam In kok segera berkata sambil mendengus
dingin: "Berada dihadapan siauyamu tak perlu bermain gila, lebih baik cepatlah
menggelinding pergi dari sini!"
Baru saja dia hendak melepaskan serangannya, mendadak
terdengar Bo peng berteriak keras:
"Tunggu sebentar!"
"Oooh, nampaknya kau sengaja hendak mengulur waktu agar
cukup kesempatan untuk melakukan persiapan?"
"Benar, akan kulihat apakah kau cukup bernyali untuk mencoba menerobosnya?"
"Heehh... heehh... heehh... pandai benar kau siluman tua celaka untuk memanasi hati
orang, sayang sekali siauya tidak doyan
dengan permainan macam ini, enyah...."
Tanpa menunggu lagi, telapak tangan kiri dan kanannya
dilontarkan bersama kedepan melancarkan sebuah pukulan dahsyat.
Desingan angin tajam yang maha dahyat dengan cepatnya
meluncur kedepan dan menggulung tubuh Bo Peng, diiringi jeritan ngeri, tubuhnya
segera terguling masuk kedalam lorong rahasia.
Giam In kok sama sekali tak ambil perduli lagi dengan mati hidup Bo peng dengan
suatu gerakan cepat ia segera menerobos masuk
kedalam lorong rahasia tersebut.
Siapa tahu belum sempat ia melampaui tubuh Bo Peng yang
tergeletak dihadapannya, mendadak terdengar suara dentingan
nyaring bergema memecahkan keheningan disusul kemudian
suasana menjadi gelap. Menyusul peristiwa tersebut, terdengar Bo Peng tertawa tergelak kangzusi.com
sambil mengejek: "Lebih baik nantikan saja kematianmu disini, sejak tadi aku toh sudah bilang,
jangan harap kau bisa memasuki lorong rahasia ini!
Jadi sesungguhnya dengan membiarkan kau berada ditempat
tersebut, aku sudah bersikap cukup baik kepadamu."
Mendengar suara ejekan tersebut. Giam In kok menjadi teramat
gusar, dengan suara yang keras teriaknya sambil tertawa dingin:
"Haaah... haaah... haaah... kau anggap dengan mengandalkan lembar lempengan baja itu
maka siauya dapat disekap untuk
selamanya" Hmmm, lebih baik jangan bermimpi di siang hari
bolong." "Lebih baik kau jangan omong besar dulu, tak lama kemudian kau bakal menjadi
seekor Liong yang kecil dan akulah yang akan
menikmatinya paling dulu."
Tiba-tiba Giam In kok teringat kembali dengan isi kitab Kim teng keng yang
pernah dibacanya, tentu saja ia menjadi sangat geram
setelah mendengar perkataan tersebut.
Sambil menghimpun segenap tenaga dalam yang dimilikinya, ia
mengincar kearah dinding baja dihadapannya dan melepaskan
sebuah pukulan yang maha dahsyat.
Berbicara dari kekuatan tenaga pukulannya ini, jangan dikata
cuma lempengan besi, biarpun lebih tebal beberapa kalipun
seharusnya dapat digempur hancur oleh tenaga pukulannya itu.
Siapa tahu apa yang terjadi kemudian sama sekali diluar dugaannya.
Ketika angin pukulan yang maha dahsyat tersebut menghantam
diatas lempengan besi pemisah tersebut, yang ditimbulkan hanya
suara benturan nyaring yang memekikkan telinga serta desingan
hawa pukulan yang memancar keempat penjuru.
Bukan saja lempengan basi itu gagal dijebolkan, bahkan lantaran kangzusi.com
menggunakan tenaga kelewat besar, akibatnya ia sendiri yang jatuh terpental
hingga roboh terduduk diatas tanah.
Bo Peng yang berada diluar lorong tersebut segera tertawa terbahak-bahak,
jengeknya: "Haaah... haaaah.... haaah... aku tidak membohongi dirimu
bukan" Nah Siau Liong yang, apakah kau menderita kerugian?"
Giam In kok sama sekali tidak ambil perduli terhadap sindiran
lawan, bahkan menganggapnya seakan-akan tidak mendengar,
setelah melompat kembali dari atas tanah, ia mencoba memeriksa
bekas pukulannya. Ternyata lempengan besi tersebut sudah menekuk kedalam, tapi
hanya sebuah retakan kecil yang dihasilkan sehingga cuma seujung rambut saja
yang dapat menerobos lewat melalui retakan tersebut.
"Hmmm, lempengan besi inipun mau main gila denganku,"
gumam Giam In kok dengan perasaan amat mendongkol,
"tampaknya kalau aku gagal menjebolnya, percuma aku disebut orang sebagai si
bocah ajaib berwajah seribu."
Ketika meraba lempengan besi tadi, diam-diam ia mencoba
menganalisa bahan yang digunakan untuk penyekat tersebut,
ternyata selain dilapisi besi baja, terdapat pula sejenis bahan yang keras tapi
lentur, tak heran tenaga pukulannya segera terpental balik setelah membentur
penyekat tersebut. Setelah berpikir sebentar, akhirnya dia meloloskan pedang
pendeknya dan menyalurkan tenaga dalamnya ke ujung pedang
tersebut. "Sreeeettt....."
Dengan cepat ujung pedangnya menembusi celah-celah
lempengan besi yang retak tadi.
Ketika pergelangan tangannya memutar kuat-kuat, lempengan
baja tersebut segera terkorek hingga muncul sebuah lobang selebar dua depa.
kangzusi.com Menyaksikan keberhasilannya ini, tiba-tiba saja satu ingatan lain melintas
didalam benaknya, sambil membalikkan badan ia
mengambil ancang-ancang, lalu dengan mengerahkan segenap
kekuatan yang dimilikinya, dia melancarkan serangan dahsyat
dengan pedang serta pukulannya secara bersama...
"Blaaaaaammm....!"
Ditengah suara benturan keras yang memekikkak telinga,
muncullah sebuah lobang besar diatas lempengan besi tadi, serta merta Giam In
kok menerobos keluar melalui lobang tadi.
Dihadapannya kini muncul sebuah ruangan lain dengan papan
nama yang bertuliskan "Ciau ci wan", terpampang diatas pintu, disusul kemudian
muncul tiga belas orang kakek yang memakai
pakaian wanita, berpinggang langsing serta berbedak tebal
diwajahnya berdiri berjajar didepan mata.
Ketiga belas pasang mata mereka yang redup sedang mengawasi
lempengan besi di hadapannya tanpa berkedip.
Ketika itulah terdengar suara benturan keras yang memekikkan
telinga bergema memecahkan keheningan, menyusul kemudian
terlihat sesosok bayangan manusia berbaju putih menerobos keluar dari lobang
tersebut dengan kecepatan luar biasa.
Kakek banci yang berdiri dipaling tengah nampak agak tertegun,
kemudian sambil menjura sapanya:
"Ada urusan apa saudara cilik datang kemari?"
Menyaksikan kawanan kakek yang telah berusia setengah abad
lebih namun masih berbedak dan gincu tebal, bahkan berperan
sebagai banci-banci pemuas kaum homo, Giam In kok selain merasa geli, timbul
juga rasa iba yang tebal.
Namun begitu mendengar dirinya disebut sebagai "saudara cilik', kontan saja
amarahnya meluap, segera bentaknya:
"Siapa yang menjadi saudara cilikmu" Hmm, aku Chin In kok
kangzusi.com khusus datang kemari untuk menolong kalian, ayo cepat ikuti aku pergi kegedung
Liong yang wan!" "Aneh benar perkataanmu itu, karena persoalan apakah kami si engkoh-engkoh harus
ditolong olehmu" Mau apa kau datang ke
gedung Liong yang wan ini kalau tidak menjadi banci pemuas kaum homo seperti
kami" Memangnya kau hendak menjadi cucunya raja
akhirat?" "Sudahlah, kalian tak usah ngaco belo lagi, cepat menyingkir dari situ, kalau
tidak jangan salahkan bila siauya tak akan berlaku
sungkan-sungkan lagi!"
"Engkoh tua kan tak pernah berebut pacar dengarmu, kenapa
kau akan bersikap tak sungkan...?" sahut kakak banci itu.
Terhadap kawanan kakek yang bernasib jelek ini, Giam In kok
benar-benar merasa tak tega untuk turun tangan melukainya,
dengan langkah lebar ia segera maju kedepan, lalu sambil
mementangkan sepasang tangannya, ia bermaksud menembusinya
lewat tengah-tengah kerumunan mereka.
Siapa tahu kepandaian silat yang dimiliki kawanan orang tua
tersebut cukup tangguh, diiringi suara bentakan nyaring, tiga belas pasang
telapak tangan mereka dilontarkan bersama kemuka.
Seketika itu juga desingan angin pukulan yang maha dahsyat
memancar kemuka dan mendesak mundur Giam In kok selangkah
kebelakang. Giam In Kok menjadi gusar sekali, serunya:
"Dasar manusia-manusia banci yang tak tahu diri, kalian harus mengerti, siauya
bukan takut kepadamu, tapi kasihan, kasihan kalau kalian mengalami nasib yang
lebih tragis. Hmm, lebih baik tak usah mencari penyakit buat diri sendiri!"
Kakek banci yang berada ditengah itu kembali tertawa terkekah kekeh, katanya: "Jadi maksud saudara cilik...."
kangzusi.com Belum selesai perkataan itu diucapkam Giam In kok telah
mengayunkan tangannya menghadiahkan sebuah tamparan keatas
wajahnya, begitu kerasnya tamparan tersebut membuat kakek banci itu terpental
sejauh dua depa lebih....
"Hmm, kali ini kau tentu sudah merasakan sampai dimanakah
kelihayan dari si bocah ajaib bermuka seribu?" dengusnya.
Akibat tamparan yang amat keras itu, berapa bongkah pupur
tebal yang semula melekat diatas wajahnya segera rontok ketanah dan muncullah
lima buah jalur jari tangan yang merah menyala.
Agaknya kakek banci itupun naik darah, dengan geramnya dia
berteriak nyaring: "Hmmm, kau berani menamparku" Baik, akan kusuruh kaupun
merasakan kelihayan dari tiga belas kakek dari Cian hi!"
"Oooh, rupanya kalian sekawanan banci-banci dungu sudah
mempunyai jabatan disini" Baik, kalau begitu siauyapun akan
melakukan pembantaian secara besar-besaran...."
Dengan cepat dia menyarungkan kembali pedang pendeknya,
kemudian setelah memperhatikan sekejap sekeliling arena, katanya lebih jauh:
"Kalau toh kalian pingin mampus, lebih baik maju saja secara bersamasama!"
"Hmm, kami tiga belas kakek dari Cian hi memang selalu maju dan mundur secara
bersamasama, buat apa kau banyak bicara
lagi?" "Kalau begitu silahkaa melancarkan serangan!"
"Hati hati kau...." bentak kakek banci itu.
Telapak tangannya segera diputar setengah lingkaran didepan
dada lalu dengan penuh bertenaga dilontarkan kedepan, deruan
angin puyuhpun segera menggetarkan seluruh ruangan.
kangzusi.com Giam In kok tersenyum, tiba-tiba saja dari tubuhnya
menyebarkan sejenis bau khusus yang harum baunya, setelah itu
sepasang telapak tangannya pelan-pelan didorong kedepan.
Ketika tiga belas gulung angin pukulan yang maha dahsyat
tersebut saling bertemu dengan tenaga pukulan yang harum baunya tadi, segera
terjadilah suara benturan keras yang sangat
memekikkan telinga. "Blaaaammmm....."
Akhir dari bentrokan tersebut, ketiga belas orang manusia banci yang menyebut
dirinya sebagai tiga belas kakek dari Cian hi itu nampak jatuh bergulingan ketas
tanah. Sambil mendengus dingin, Giam In kok berkata:
"Hmm, manusia-manusia banci semacam kalian hanya akan
mengotori dunia bila dibiarkan hidup terus...."
"Bocah keparat, kau jangan sombong dan takabur lebih dulu, aku yakin pada
akhirnya kau sendiripun tak akan lolos dari nasib seperti mereka itu...."
Suara teguran itu berasal dari dinding ruangan sebelah dan
diucapkan dengan nada yang dingin dan menyeramkan, namun
tidak nampak bagaimanakah raut wajah aslinya.
"Siluman jelek," Giam In kok segera berteriak, "bila kau memang bernyali, ayoh
cepat tunjukkan wajahmu!"
"Bocah keparat yang tak tahu tingginya langit dan tebalnya bumi... apakah kau
sudah membayangkan bahwa sebentar lagi
tubuhmu akan terkubur untuk selamanya disini?"
Diam-diam Giam In kok merasakan hatinya bergidik, tanpa terasa
bulu kuduknya pada bangun berdiri, rasa ngeri dan seram pun
dengan cepat menyelimuti seluruh perasaan hatinya.
Sebab bila dipikirkan kembali secara sungguh-sungguh, ancaman
tersebut memang bisa diwujudkan menjadi kenyataan, andaikata
kangzusi.com pihak lawan menanamkan obat peledak saja didasar bangunan
Liong yang wan tersebut dan kemudian meledakan-nya, bukankah
dia akan segera mampus didalam lorong rahasia tersebut"
Tapi..... andaikata pihak lawan betul-betul mempunyai rencana
tersebut, kenapa ia membocorkan-nya terlebih dulu" Atau mungkin cuma gertak
sambal belaka" Diam-diam Giam In kok berpikir:
"Tidak heran kalau disini tak nampak seorang lelaki mudapun kecuali ketiga belas
setan tua yang hampir mampus tadi...."
Sekalipun ia sadar kalau posisinya berada dalam keadaan
terancam dan berbahaya sekali, namun sebelum menemukan
kembali si iblis langit Suto Leng yang menjadi tujuan
kedatangannya, dia tak ingin mengundurkan diri dengan begitu
saja.... Sementara pemuda itu masih termenung memikirkan persoalan
ini, suara yang mengerikan tadi kembali bergema dari dinding
samping: "Bagaimana" Apakah kau mulai takut" Bila kau bersedia
menyerahkan diri kepadaku serta mau menjadi penghuni ruang
Liong yan wan kami, bukan saja aku bersedia mencegah terjadinya ledakan didalam
lorong ini, malah akan kutampung dirimu sebagai anak murid ku serta hidup cukup,
makan cukup disini...."
Secara diam-diam, Giam In kok mencoba untuk mengawasi
sumber dari suara pembicaraan tersebut, dia tahu si pembicara
berasal dari balik dinding lorong yang berada beberapa kaki
tebalnya disamping lorong tersebut, ini berarti tidak akan dijumpai kesulitan
andaikata ia hendak menjebolkan dinding tebal tersebut dan mencabut nyawa orang
Pendekar Muka Buruk Pendekar Berwajah Seribu Karya Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
tadi. Sebab bila didengar dari nada pembicaraan-nya yang begitu
angkuh dan takabur, bisa jadi orang tersebut adalah Liong yang
wancu pribadi, si penguasa dari gedung tersebut.
kangzusi.com Maka secara diam-diam ia menghimpun tenaga dalam Ceng goan
hiat khi-nya hingga mencapai puncak kemampuannya, namun
karena kuatir pihak lawan mengetahui perbuatannya, sambil
tertawa dingin segera serunya:
"Siauyamu belum tentu akan mati, aku kuatir yang bakal
mampus lebih dulu adalah kau sendiri!"
"Saudara cilik, bila kau memang punya kemampuan, silahkan
saja...." Belum selesai perkataan tersebut diucapkan, mendadak
berkumandang suara benturan keras yang memekikkan telinga.
"Blaaaaaammmmm...."
Seperti apa yang telah diperhitungkan oleh Giam In kok tadi,
begitu gempuran dahsyat tersebut dilontarkan keatas dinding
ruangan gua tadi, maka muncullah sebuah retak berlubang,
besarnya mencapai beberapa kaki persegi.
Diiringi gelak tertawa yaag amat nyaring, Giam In kok segera
menerobos masuk kedalam gua, terlihat sesosok bayangan tubuh
kecil menyelinap kebalik kegelapan.
"Mau kabur kemana kau?" bentaknya keras.
Bagaikan anak panah yang terlepas dari busurnya, Giam In kok
segera meluncur kedepan dan mengejar dari belakang orang
tersebut, sementara kelima jari tangannya yang dipentangkan
lebar-lebar langsung mencengkeram leher orang tersebut.
Dengan sekali ayunan tangan, leher orang itu segera berhasil
dicengkeram secara telak, akibatnya orang itu segera menjerit
kesakitan dengan suara yang mengenaskan.
Diam-diam Giam In kok merasa keheranan, ia tak percaya kalau
musuhnya begitu tak becus sehinngga dalam sekali sambaran saja, tengkuknya sudah
berhasil tercengke ram secara telak.
Didorong oleh perasaan heran dan ingin tahu, segera bentaknya
keras: kangzusi.com "Sesungguhnya siapakah kau?"
"Jangan bertanya dulu, jangan bertanya dulu.... yang penting kita harus
menyelamatkan diri lebih dulu!"
Ternyata nada pembicaraan orang inipun berbeda jauh dengan
nada pembicaraan orang yang pertama tadi,tanpa terasa Giam In
kok memperhatikan orang tersebut dengan lebih seksama lagi,
ternyata dia adalah seorang bocah lelaki yang masih ingusan.
Dengan penuh amarah, Giam In kok segera membentak:
"Kemana larinya orang yang berbicara tadi?"
"Ia sudah melarikan diri sejak tadi, sebab lorong bawah tanah ini segera akan
diledakkan, malah aku diharuskan mati terkubur
bersamamu?" Giam In kok benar-benar dibikin tersenyum getir oleh sikap takut mati orang
tersebut, namun meskipun ancaman bahaya sudah
berada didepan mata namun dia enggan melepaskan kesempatan
baik yang terakhir itu dengan begitu saja, katanya lagi sambil
tertawa: "Sekalipun harus matipun tak jadi soal, aku ingin bertanya dulu kepadamu,
tahukah kau si iblis langit Suto Liong yang berhasil
mereka culik itu kini disekap dimana?"
"Sudah kabur!" "Kau berani berbohong?" bentak pemuda itu keras-keras, "baik, akan kucekik
dirimu sekarang juga sampai mampus....."
"Buat apa aku mesti membohongimu..." rengek bocah itu hampir menangis, "lagi pula
bila aku berniat membohongimu, kenapa aku terangkan juga kepadamu kalau tempat
ini hendak diledakkan?"
Dari mimik bocah tersebut, Giam In kok bisa menarik kesimpulan
bahwa bocah itu memang tak bohong, maka desaknya lebih jauh:
"Sejak kapan si iblis langit melarikan diri dari sini?"
kangzusi.com "Apakah kau pingin mampus disini" buat apa kau bertanya hal itu disini" Sebentar
lagi gua ini akan diledakkan...."
"Apa salahnya bila kau mati ditemani si bocah ajaib bermuka seribu" Ayolah,
cepat mengaku saja, terus terang aku berjanji akan menolongmu dari sini...."
"Hmm, untuk menolong diri sendiripun masih tanda tanya besar, mana mungkin kau
bisa menolongku" Iblis langit sudah kabur pada kentongan ketiga tadi, bila kau
tak percaya, sebentar boleh
melakukan penyelidikan lagi dengan lebih seksama...."
"Baiklah, untuk saat ini aku percaya dengan perkataanmu itu, sekarang tunjukkan
jalan kemana kita harus menyelamatkan diri?"
"Aaaiii, aku lihat keadaan sudah tak sempat lagi."
"Siapa bilang" Kita masih mempunyai cukup waktu...."
"Kau jangan gila, coba kau endus, bukankah sudah bau belirang yang menusuk?"
Tak tahan lagi Giam In kok tertawa terkekeh, dengan cepat ia
mengempit tubuh orang itu dibawah ketiaknya kemudian
menyelinap kedalam sebuah gua yang gelap. Orang itu menjerit
kaget, teriaknya: "Hey, jangan bergurau, masa kau kenal dengan jalanan disini?"
"Mengapa tidak kau katakan sedari tadi?" Giam In kok balas menegur.
"Cepat kabur menuju ketempat yang gelap."
"Tak usah kuatir, sekarang kita memang sedang menuju kearah tempat kegelapan...."
"Blaaammm....."
Mendadak dari arah belakang sana berkumandang suara ledakan
keras yang amat memekikkan telinga, disusul kemudian pasir dan
debu berguguran bagaikan air hujan.
Dengaa rasa takut, orang itu segera menjerit:
kangzusi.com "Aduuh mak.... tolong... mampus aku kali ini.... oooh, kau memang si pembuat celaka...."
"Hey, apa yang kau katakan?" tegur Giam In kok sambil tertawa gli, "coba
perhatikan dulu keadaan disekelilingmu, yang meledak toh lorong sebelah belakang
situ, padahal kita menuju kearah depan!"
Meskipun mmulutnya berbicara, langkah kakinya sama sekali
tidak berhenti, sekalipun meski membopong seseorang namun tidak mempengaruhi
gerak cepat tubuhnya, dalam waktu singkat mereka
telah habis menelusuri sebuah lorong yang panjang.
Saat itulah tiba-tiba bocah yang dikempitnya itu menjerit
kesakitan: "Aduuuh... rupanya kau sengaja hendak menjepitku sampai
mampus...?" "Oooh iya" Apakah terlalu kencang?"
"Siapa bilang tidak, ayoh cepat turunkan aku, biar aku berjalan sendiri saja...."
Setelah keluar dari lorong nanti, aku pasti akan membebaskan"dirimu!"
Mendadak dari kejauhan sana terlihat ada sesosok bayangan
hitam berkelebat lewat, dengan ketajaman mata Giam In kok, ia
berani memastikan kalau apa yang terlihat adalah bayangan
manusia. Sambil membentak keras, dengan cepat ia memburu kedepan,
dalam waktu singkat mereka sudah mengejar sampai diluar lorong.
Sinar surya yang terang benderang terasa amat menyilaukan
mata, tampak bayangan manusia tadi menyelinap kebalik hutan
sana. Tiba-tiba terdengar orang yang berada di bawah kempitan-nya
berteriak keras: "Engkoh cilik, tak usah dikejar lagi, turunkan aku lebih dulu kangzusi.com
disini..." Giam In kok memandang sekejap kearah depan, ia sadar bukan
pekerjaan gampang untuk mengejar orang tersebut, maka ia
menurunkan lebih dulu orang tadi dari kempitan-nya lalu mengamati wajahnya
dengan seksama. Ternyata orang itu berwajah bersih dan cukup gagah, hanya saja
paras mukanya kelihatan agak pucat.
Tanpa terasa iapun menegur:
"Siapa namamu?"
Pemuda itu memandang sekejap Giam In kok, kemudian
sahutnya: "Aku bernama Ho Koan Kim...!"
"Ho Koan Kim...?" tiba-tiba Giam In kok teringat akan seseorang, segera tegurnya
lebih jauh: "Kau kenal dengan seorang gadis yang bernama Ho Wan Kim?"
Pemuda tersebut nampak agak terkejut, buru-buru sahutnya:
"Dia adalah ciciku... apakah kau kenal dengan dia?"
Giam In kok tidak menjawab, sama sekali tak terduga olehnya
kalau Ho Wan kim kakak beradik samasama mengalami nasib yang
begitu tragis. Ho Wan Kim salah masuk menjadi anggota perkampungan Su
Hay pang, disitu ia dijadikan barang pelampian nafsu birahi kaum lelaki brutal,
maka adiknya salah masuk menjadi anggota
perkumpulan pelajar rudin dan menjadi alat pemuas nafsu kaum
homo dan banci... Dalam waktu singkat ia terbayang kembali berbagai pemuda
yang mungkin terdorong keinginan untuk mempelajari ilmu silat
tangguh, namun akhirnya harus terjerumus dalam lembah
kangzusi.com kehancuran.... Sementara ia masih termenung dengan perasaan sedih, dari
kejauhan sana tampak beberapa sosok bayangan manusia bergerak
mendekat dengan kecepatan tinggi, arah mereka berasal dari istana Koan Wa kiong,
sedang orang-orang itupun bukan kawanan gadis
bertubuh ramping. Menyaksikan hal itu, Giam In kok segera berseru:
"Saudara Ho, cepat kabur, musuh tangguh telah datang!"
Mendengar panggilan "saudara Ho" tersebut, Ho Koan kim segera mengerling genit
sambil tertawa cekikikan, serunya:
"Tidak, aku tak mau kabur, ingin kulihat kau berkelahi kemudian mengajak aku
pergi dari sini." "Tidak bisa, seandainya musuh kelewat tangguh, kau pasti akan menjadi korban....."
"Tidak, aku hendak menunggumu, sebab kau harus mengajakku
pergi mencari ciciku, justru karena hendak mencari cicilah aku
menuruti bujuk rayu mereka hingga dibawa kemari, kau harus
membawaku pergi dari sini."
"Kalau memang begitu,bersembunyilah lebih dulu!"
"Tidak usah, kaupun tak perlu memikirkan diriku, kecuali mati rasanyai tiada
bencana lain yang lebih besar, aku...."
Belum selesai perkataan itu diucapkan, kelima sosok bayangan
manusia tersebut sudah berdiri berjajar lima kaki dihadapannya.
-ooo0dw0ooo- Jilid : 36 Begitu memandang sekejab kawanan manusia yang baru datang
itu, Ho Koan Kim kembali berseru :
kangzusi.com Engkoh In, orang yang berasa dipaling ujung kanan adalah Au?Long Wancu
" Rupanya pihak lawan sama sekali tidak menggunakan kain
kerudung muka, ditambah pula berada dibawah cahaya sang surya
yang terang bederag, maka dalam sekilas pandang saja raut muka
kelima orang tersebut sudah terlihat dengan jelas.
Melihat kawanan manusia itu rata rata berwajah hakus, lembut
seperti pelajar, sambil tertawa terbawak bahak Giam In Kok berseru
: Haaaah".haaah .haaah .tak kusangka kalian sekawanan
manusia cabul masih bisa berperan begitu lembut seperi seorang
Nabi saja .huuuuh, ayo cepat laporkan nama kalian untuk
menerima kematian ! "Lelaki pelajar yang berada ditengah seperti sengaja tak sengaja mementangkan
kipas emasnya sambil mengipas kipas, lalu sambil
berpaling tanyanya pelan.
Setan cilik inikah yang bernama Bocah Ajaib Bermuka Seribu "
?. ?Dengan hormat Au Long Wancu menjawab :
Hamba belum sempat bersua muka dengannya, namun dilihat
?dari kemampuannya menghancurkan dinding ruangan dan
merampas Siau Liong Yang Ho Hoan Kim, bisa diduga selain Bocah
Ajaib Bermuka Seribu. Rasanya orang lain tidak mungkin
. . ?Sambil tersenyum pemuda pelajar itu berkata lagi :
To Bu Tong. Jadi maksudmu akupun belum tentu bisa
?melakukan hal seperti itu " .
?Walaupun ucapannya diutarakan lembut, namun penuh dengan
kewibawaan. Ang Long Wancu nampak terperanjat sekali, buru buru serunya :
Tidak. Tidak begitu maksudku?.
?Sementara itu Giam In Kok sudah dibikin mendongkol oleh sikap
kangzusi.com juwana pemuda pelajar itu, sambil mendengus marah tegurnya :
Hemmm, kau tak usah bergaya dihadapanku, kau tahu
?kematian sudah berada didepan mata, lebih baik cepat cepat
tampilkan diri untuk menerima kematian! .
?Pemuda pelajar itu sama sekali tak menggubris, sambil tetap
menggoyangkan kipasnya ia berkata :
Buyang coba kau jajal dulu kepandaian dari calon Liong Yang
?kita . . ?Mendengar dirinya sudah dianggap sebagai calon Liong Yang,
merah padam selembar wajah Giam In Kok, sambil membentak
keras sebuah pukulan dahsyat segera dilontarkan kedepan.
Sekalipun serangan tersebut dilancarkan tanpa persiapan, dan
paling banter hanya menggunakan tenaga sebesar tiga bagian,
namun kekuatannya tak bisa dianggap enteng.
Tampak segulung tenaga pukulan yang maha dahsyat segera
meluncur kedepan dan menyambar kelima orang yang berada
dihadapannya, tapi begitu sampai ditengah jalan ternyata tenaga serangan
tersebut segera bergabung kembali dan mengarah
ketubuh pemuda pelajar itu seorang.
Dengan senyuman masih menghiasi ujung bibirnya, pemuda
pelajar itu berkata : Tunggu sebentar ! . ? ?Kipasnya yang direntangkan nampak digoyang pelan, tidak
terlihat ada desingan angin serangan yang menyambar lewat, tapi tahu tahu tenaga
serangan dari Giam In Kok sudah lenyap dengan
begitu saja. Selama hidup belum pernah Giam In Kok menjumpai peristiwa
seaneh itu, untuk beberapa saat lamanya ia dibuat berdiri tertegun.
Wancu dari gunung Ang Long. To Bu Tong segera berebut maju
selangkah kedepan, kemudian tegurnya dengan suara yang
kangzusi.com menyeramkan : Bocah keparat, kau masih belum berhak untuk bertarung?melawan petugas pemeriksaan kami, aku rasa lebih baik kau
menuruti saja permintaannya
. . ? Menuruti apa " . ? ? Menjadi Sian Liong Yang kami
?.. .
Pendekar Muka Buruk Pendekar Berwajah Seribu Karya Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
?Belum selesai perkataan itu diucapkan, tiba tiba terasa ada
segulung tenaga pukulan yang maha dahsyat menerjang kearah
perutnya, sambil menjerit kaget cepat cepat dia melompat mundur sejauh beberapa
kaki kebelakang. Namun Giam In Kok yang sudah terlanjur membenci orang ini,
terutama sekali atas perkataannya sewaktu masih berada dalam
lorong rahasia tadi, tentu saja enggan melepaskan musuhnya
dengan begitu saja. Sambil mendesak maju kedepan, sepasang telapak tangannya
kembali dilontarkan bersama keatas.
Blammmm ?! . ?Diiringi jeritan ngeri yang memilukan hati, To Bu Tong terhajar oleh serangan
dahsyat itu hingga tubuhnya mencelat setinggi lima kaki lalu dengan tubuh hancur
berantakan dan darah menyebar
kemana mana, mayatnya roboh kembali keatas tanah.
Ang Long Wancu dari perkumpulan Pelajar Rudin, To Bu Tong
ternyata hanya dalam dua gebrakan sudah tewas dalam keadaan
mengerikan. Mau tak mau peristiwa ini segera membuat paras muka ketiga orang
rekan lainnya menjadi berubah hebat.
Hanya si Pelajar tadi kelihatan tetap tenang dan tersenyum
simpul, tak kala percikan darah menyembur kearahnya, ia segera
mengibaskan kipas kedepan, tahu tahu percikan darah itupun
memancar kembali kearah lain.
Diam diam Giam In Kok terkesiap juga menyaksikan peristiwa itu, kangzusi.com
pikirnya : Agaknya ilmu silat yang dimiliki orang ini sama sekali tidak?berada dibawah kemampuan Tiong Giok Kiam, tapi mengapa cuma
menjabat sebagai seorang Kepala Pengawas dari Perkumpulan
Pelajar Rudin " . ?Sementara dia masih meragukan kedudukan serta kepandaian
silat si Pemuda Pelajar yang dirasakan tak sesuai. Mendadak penuda pelajar itu
merapatkan kembali kipasnya, setelah itu sambil
berpaling kearah tiga orang rekan lainnya, dia berkata :
To Bu Tong kelewat tak becus, coba Liong Yang Wancu, Cu
?Tong Tongcu serta Siang Li Koansi harap maju bersama untuk
menghadapi bocah tersebut .
?Ketiga orang siluman yang disebut namanya serentak
mengiyakan dengan hormat den bersiap siap maju ketengah arena.
Sementara itu Giam In Kok juga telah mengetahui jabatan dari
orang orang tersebut, katanya kemudian sambil tertawa geli :
Tampaknya perjalananku kali ini tidak sia sia belaka, terima
?kasih banyak atas petunjukmu itu! .
?Kemudian setelah berhenti sejenak dengan kening berkerut dan
tertawa dingin tiada hentinya dia menegur :
Hei siluman tua, lebih baik kaupun turut maju ! .
? ?Si Pemuda Pelajar itu Cuma tersenyum tanpa menjawab, Giam In
Kok segera merasakan dibalik senyuman lawan terselip pula rasa
kasih sayang yang lembut, hal ini tentu saja membuat hatinya
tertegun. Dalam pada itu Liong Yang Wancu telah meloloskan sebatang
Seruling Kumala, lalu diiringi dua rekannya mereka maju ketengah arena dan
membentak nyaring : Bocah Ajaib Berwajah Seribu, sebetulnya kau bersedia
?menuruti permintaan kami atau lebih baik mencari mampus " .
? kangzusi.com Heeeehh?heeehh heeehh..dengan mengandalkan barang
barang rongsokan macam kalianpun, kamu semua ingin mencabut
nyawaku ". Huuuuh, kelewat tak tahu diri
.. . ? Sudah tak usah banyak bicara lagi, ayo cepat loloskan
?senjatamu ! . ? Siauya akan melayani barang rongsokan macam kalian dengan
?tangan kosong saja ! . ?Liong Yang Wancu yang mendengar perkataan tersebut sangat
berang. Dianggapnya ucapan itu sebagai penghinaan terhadap
mereka, segera bentaknya lagi :
Kau Tahu, Seruling Kumalaku ini pernah memukul rata lima
?propinsi didaratan Tionggoan, janganlah setelah bertarung nanti kau menuduhku
berlaku curang. Tak adil . . ? Sudah tak usah banyak cincong terus, lihat serangan ! bentak pemuda kita
? ?keras keras. Sesungguhnya Giam In Kok mempunyai kebiasaan untuk
mengalah tiga jurus kepada setiap musuhnya, namun terhadap
kawanan manusia macam seperti para anggota dari Perkumpulan
Pelajar Rudin ini, kebiasaan semacam itu tak pernah diikuti, sebab dia
menganggap hal tersebut pemborosan waktu yang percuma.
Begitulah, ketika perkataannya selesai diucapkan, tubuhnya
segera menerjang kedepan dan langsung melepaskan sebuah
babatan kilat keatas tubuh Liong Yang Wancu.
Angin pukulan yang menderu deru bagaikan amukan topanpun
segera meluncur kedepan bagaikan sambaran kilat dan menerjang
ketubuh musuh. Liong Yang Wancu segera membentak keras, Cu Toh Tongcu dan
Siang Li Koansi yang berada diri kanannya serentak menggetarkan senjata Pit dan
Toya masing masing untuk menciptakan selapis
cahaya tajam guna membendung datangnya ancaman tersebut.
kangzusi.com Duuukk?. ?Menyusul suara benturan yang amat keras itu, terlihat ada tiga
sosok bayangan manusia mundur sempoyongan kebelakang,
sementar ketiga jenis senjata andalan merekapun tergetar oleh
tenaga pukulan Giam In Kok yang dahsyat hingga mencelat
ketengah udara. Melihat kejadian tersebut, senyuman yang menghiasi wajah di
Pemuda Pelajar itu nampak semakin menebal lagi.
Sebaliknya paras muka Liong Yang Wancu sekalian bertiga
segera berubah sagat hebat.
Sambil tertawa dingin Giam In Kok mengejek :
Hemmmm ?.mereka tak akan mampus dalam waktu singkat,
sekarang tiba giliranmu si Manusia Siluman untuk menyambut
serangan ! . ?Pemuda Pelajar tadi segera membentak :
Hanyo maju lagi ! . ? ?Sesungguhnya Liong Yang Wancu sekalian bertiga sudah dibikin
keder oleh kelihaian ilmu Giam In Kok, akan tetapi merekapun tak berani
membangkang perintah atasannya, apalagi mereka melihat
atasannya terus melancarkan serangan dengan kipasnya.
Sejak meyaksikan kemampuan si Pemuda Pelajar dalam
memunahkan dan serangannya tadi Giam In Kok sudah menyadari
bahwa pelajar tersebut memiliki kepandaian ilmu silat yang luar biasa hebatnya.
Maka sewaktu menyaksikan orang itu mengibaskan kipasnya,
meski tidak nampak ada kekuatan yang memancar keluar, namun
cepat cepat ia menghimpun juga Cong Goan Hiat Khi-nya untuk
melindungi badan, lalu diiringi suara bentakan keras, sebuah
pukulan dahsyat segera dilontarkan kedepan.
Dalam waktu singkat terihatlah angin pukulan menderu deru,
kangzusi.com banyangan telapak tangan menyelimuti seluruh angkasa,
keadaannya waktu itu sungguh mengerikan.
Jeritan ngeri yang memilukan hatipun segera berkumandang
saling susul menyusul, dalam waktu singkat tiga sosok mayat yang hancur
berantakan telah roboh terkapar ditas tanah.
Sewaktu Giam In Kok memandang kembali ketengah arena, ia
saksikan di Pemuda Pelajar tadi telah mengundurkan diri sejauh
belasan kaki dari posisi semula, hal tersebut tentu saja
menimbulkan perasaan heran didalam hati kecilnya.
Mengapa kau tidak ikut maju untuk menerima kematian " .? ? Haaaahhh
?.haaah .haaaah .. Pemuda Pelajar itu tertawa
?terbahak bahak. Anak Kok. Masa kau sudah tak mengenali diriku lagi " .
? ?Sambil berkata, tiba tiba dia mengusap keatas wajahnya sendiri
dan segera muncul seraut wajah yang sudah dikenal.
Aaahh ?.rupanya kau adalah Ku Kong
. ?Ternyata si Pemuda Pelajar tadi adalah hasil penyamaran dari
Iblis Langit Suto Liong. Giam In Kok segera berteriak gembira, tapi
pengalamannya dengan Nenek Gadungan pada malam Tiongcin
tempo hari membuatnya tak berani maju secara gegabah.
Sambil menghela nafas si Iblis Langit manggut manggut, ujarnya
: Ya aku memang Ku Kongmu. Seandainya kau tidak menghabisi
?nyawa mereka lebih dulu, aku tak berani mengakuimu sebagai anak Kok. Dalam
peristiwa dimalam Tingcin tempo hari kusalah mengira dirimu sebagai manusia
jahat. Itulah sebabnya aku segera
ditangkap mereka. Pagi tadi aku berhasil meloloskan diri dari
sekapan, secara kebetulan kujumpai sipetugas pengawas Yu Kim Sui sedang membawa
seorang bocah lelaki datang kemari, maka segera
kubunuh orang itu dan kusaru peranannya. Tak lama kujumpai
beberapa orang siluman itu yang mengatakan gua Liong Yang Wan
telah diobrak abrik olehmu, kamipun sama sama memburu kemari.
kangzusi.com Kipas ini nampaknya sangat bagus dan terbuat dari mutiara anti
angin, dan kumala yang murni. Ambillah, gunakan peranan sebagai Yu Kim Sui untuk
menyelidiki rahsia asal usulmu, kemudian
lakukanlah tindakan sesuai dengan keadaan .?Sembari berkata ia segera menyerahkan sebuah lencana emas
dan kipas emas tersebut kepada pemuda kita.
Setelah itu iapun berkata lebih jauh :
Kepandaian silat yang kau miliki sekarang sudah cukup untuk
?menjelajahi seantero dunia. Nah cepatlah kau bebaskan para lelaki muda yang
disekap dalam gedung Liong Yang Wan, mereka disekap
dalam sebuah gedung besar
. ?Buru buru Giam In Kok berseru :
Nenek serta Ik-po semuanya berada di Istana Koan Wan Kiong
?dan ditemani dua orang Lihiap, apakah Ku Kong tak berniat
menjenguk mereka " .
? Baik, sebentar aku akan menyusul kesitu ! .
? ? Bagaimana kalau Ku Kong membawa serta saudara Ho ini " .
? ?Si Iblis Lngit memandang sekejab kearah Ho Koan Kim, lalu
sahutnya sambil tertawa. Bocah lelaki yang dibawa Yu Kim Sui tadi bernama Tan Tin
?Lam, usianya hampir sebaya dengan engkoh cilik ini. Bila engkoh cilik ini
bersedia mengikutimu, lebih baik biar turut dirimu saja, sebab hal ini akan
semakin memperlancar usaha kerjamu .
?Sementara Giam In Kok masih termenung si Iblis Langit Suto
Liong sudah tertawa keras dan berangkat ke Istana Koan Wan
Kiong. Giam In Kok mengerti, apa yang penting baginya sekarang
adalah membebaskan dulu para Liong Yang dari Istana bawah
tanah. Maka setelah menyimpan baik baik Lencana Emas serta Kipas Emas itu
katanya : Saudara Ho, mari kita berangkat !" .? ?kangzusi.com
Mendadak dari belakang tubuhnya terdengar seseorang berteriak
keras : Chin Siauhiap tunggu sebentar ! .
? ?Sewaktu berpaling maka nampaklah Koan Ki sedang berlarian
mendekat dengan langkah cepat, ia segera teringat kembali dengan janjinya untuk
mencari obat penawar racun begitu sarang banci
tersebut berhasil diobrak abrik.
Kini, meskipun gedung Liong Yang Wan berhasil dipunahkan,
namun yang paling penting adalah lorong bawah tanah sudah
terkubur dalam tanah, bagaimana mungkin ia bisa peroleh obat
penawar tersebut ". Sementara ia masih termenung, Koan Ki sudah memburu datang.
Tapi begitu melihat sikap Giam In Kok yang serba slah, diapun
segera berkata sambil menghela nafas :
Siauhiap tidak usah bersusah hati, kalau memang takdir
?menghendaki nasih Koan Ki begini, apa boleh buat lagi ". yang
kuharapkan sekarang adalah kesanggupan Siauhiap untuk
menyampaikan sepucuk surat kepada pihak Bu Tong Pay
.. . ? Kau murid Bu Tong Pay " tak tahan Giam In Kok bertanya.
? ? Benar, aku adalah murid preman dari Bu Tong Pay .
? ?Ho Koan Kim yang berada disampingnya segera mengerling dan
mengamati sekejab wajah Koan Ki, tiba tiba katanya :
Bukankah kau tetap sehat walafiat ". kenapa bilang nasibmu
?bakal mengalami kejadian tragis " .
?Dari dandanan maupun sikap Ho Koan Kim, dengan cepat Koan
Ki mengetahui bahwa pemuda tersebut adalah seorang Liong Yang
kecil yang baru lolos dari gedung banci. Membayangkan nasibnya
ternyata lebih jelek daripda banci banci didalam gedung, ia segera tertawa
getir, ujarnya : Sudara cilik, kau tidak tahu, bila aku tak berhasil mendapatkan kangzusi.com
? obat penawar racun, maka selewatnya setengah jam nyawaku pasti
akan berakhir .?Dengan keheranan Ho Koan Kim berseru :
Coba kau lihat, disitu terkapar dan sosok mayat Wancu,
?seorang Tongcu serta seorang banci, siapa tahu didalam saku
mereka terdapat obat penawar racun tersebut ". .
?Sekalipun hanya sepatah kata yang diucapkan tanpa tujuan,
namun dengan segera mendatngkan pengharapan yang besar bagi
Koan Ki. Cepat cepat ia menggeledah saku mayat mayat tersebut. Betul
juga, dari saku Siang Li Koansi ia berhasil mendapatkan obat
penawar racun yang pernah diperolehnya belum lama, cepat cepat
ia telan pil tersebut. Kemudian baru menjura kepada Ho Koan Kim sambil ujarnya :
Saudara cilik, terima kasih banyak atas pertolonganmu .
? ?Ho Koan Kim segera menyingkir dengan wajah tersipu sipu,
pipinya menjadi merah dadu, tak ubahnya seperti perempuan tulen.
Cepat cepat serunya lirih :
Aaaah, kau seharusnya berterima kasih kepada engkoh In-ku
?ini "! . ?Giam In Kok-pun merasa senang atas kecerdasan pemuda banci
itu, sambil menggoyangkan tangannya ia berkata kepada Koan Ki :
Saudara Koan, apabila kau tidak tergesa gesa pulang ke Bu
?Tong Pay, mari bantu aku menolong orang dilembah air .
?Koan Ki segera berseru tertahan :
Aaaah, tempat itu adalah Pesanggrahan dari Istana Liong Yang, mari kuhantar
?kalian kesana . ?Lembah air adalah sebuah gedung yang terdiri dari istana
belasan bangunan rumah kecil, disekelilingnya berpagar amat tinggi, sedang dalam
setiap bilik rumah dijaga beberapa puluh orang.
kangzusi.com
Pendekar Muka Buruk Pendekar Berwajah Seribu Karya Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Waktu itu tengah hari telah menjelang, pintu gerbang masih
tertutup rapat, sementara dari balik gedung terdengar suara tertawa bocah lelaki
atau rintihan lirih. Mendadak terdengar seseorang menggedor gerbang keras keras,
seorang lelaki kekar yang sedang duduk agak tercengang :
Siapa disitu " .? ? Saudara, aku yang datang .
? ? Siapakah " . ? ? Pemegang medali perak .
? ? Oooohhhh ?.maaf . ?Cepat cepat lelaki kekar itu membukakan pintu.
Didepan pintu berdiri seorang lelaki setengah umur serta seorang pemuda tampan
yang menggandeng seorang bocah lelaki. Melihat
itu ia segera berseru tertahan dan menegur lagi :
Saudara Koan, siauhiap inikah sipemegang medali perak " .
? ?Ternyata untuk melancarkan usaha pertolongannya Giam In Kok
telah menyamar sebagai si Pengemis Yu Kim Sui.
Ketika menyaksikan, petugas pintu itu kelihatannya ragu ragu,
mendadak dari balik matanya mencorong keluar sinar mata sembilu, sambil tertawa
dingin segera hardiknya :
Anjing busuk, apakah kau hendak melakukan pemeriksaan " .
? "Koan Ki-pun segera membentak pula :
Yu Peng. Kau tak boleh kurang ajar ! .
? ?Saat itulah Giam In Kok telah menyentilkan jari tanganya.
Segulung desingan angin tajam segera menerjang kemuka dan
menghajar jalan darah kematian ditubuh Yu Peng.
Melihat musuhnya telah roboh, cepat cepat pemuda kita
merapatkan kembali pintu gerbang, lalu katanya sambil tertawa.
Saudara Koan, cepat geser tubuhnya dari situ .
? ?kangzusi.com Selesai berkata dia bersama Ho Koan Kim segera berjalan masuk
kebalik penyekat. Didalam ruangan ia menyaksikan ada beberapa
orang lelaki sambil melakukan hubungan homo, sedang dari balik
kamar yang tertutup rapatpun terdengar suara rintihan cabul yang lamat lamat
menerangkan apa yang sesungguhnya terjadi dibalik
kamar tersebut. Melihat kejadian ini kontan saja hawa amarah Giam In Kok
meluap, kesepuluh jari tangannya disentilkan secara bergantian.
Desingan angin tajampun memancar keempat penjuru dan
membinasakan kawanan lelaki gagah yang sedang melakukan
perbuatan mesum itu. Peristiwa yang sama sekali tidak terduga ini kontan saja
membuat pasangan mereka yang terdiri dari bocah bocah kecil itu menjadi
ketakutan setengah mati. Sambil menjerit kaget mereka
kabur pontang panting kehalaman belakang.
Berhenti !! .? ?Menyusul bentakan nyaring itu muncul seorang pelajar kurus
yang bertubuh jangkung dari balik penyekat. Sambil menghadang
jalan pergi kawanan bocah lelaki itu bentaknya :
Kalian semua benar benar tak tahu aturan. Kenapa pada lari
?pontang panting " .
?Namun setelah orang itu menyaksikan mayat yang
bergelimpangan dalam ruangan ia baru kaget setengah mati. Segera teriaknya :
Apa yang telah terjadi dengan mereka !!" .
? ?Giam In Kok bersama Ho Koan Kim segera munculkan diri,
sahutnya tersenyum : Bila kau ingin mengetahui keadaan yang sebenarnya, silahkan
?bertanya sendiri kepada rekan rekanmu diakherat
. ?Begitu usai berkata, kelima jari tangannya segera disentilkan
kangzusi.com kedepan bersama sama. Desingan angin tajam segera menderu, dada dan perut orang itu
segera tertembus oleh kelima desingan angin tajam itu hingga
berlubang. Percikan darah segar segera menyebar keempat penjuru. Diiringi
jeritan ngeri yang memilukan hati, roboh binasalah orang itu.
Ganas sekali "! seru Ho Koan Kim gembira. Orang ini? ? ?memang pantas dibunuh, dia adalah wakil Wancu .
?Namun jeritan ngeri dari wakil Wancu tersebut nampaknya sudah
mengejutkan semua penghuni gedung tersebut. Dari ruang
samping, ruang belakang bermunculan belasan orang manusia
siluman yang bersama sama berkumpul disana.
Nah... begini baru bagus !" Giam In Kok segera berseru keras.
? ?Dengan cepat sepuluh jari tangannya disentilkan secara
beruntun, dalam waktu singkat seluruh ruangan telah dipenuhi
dengan desingan suara yang memekakkan telinga.
Jeritan kesakitanpun bergema susul menyusul. Dalam waktu
beberapa saja semua siluman tersebut roboh tergelepar tanpa
nyawa lagi Setelah membantai ludes semua penjahat itu, maka kepada Koan
Ki katanya sambil tertawa :
Membunuh kawanan penjahat itu gampang bagiku. Tapi susah
?untuk mengurusi bocah bocah korban nafsu homo seks itu. Saudara Koan, tolong kau
urusi tempat ini, sebab aku harus berangkat ke Istana Koan Wakiong
.. . ? Tak usah kuatir, biar aku yang menyelesaikan persoalan disini.
?Silahkan Siauhiap segera berangkat .
?Giam In Kok tidak membuah banyak waktu lagi, sambil menarik
tangan Ho Koan Kim dengan cepat dia meluncur keluar
kangzusi.com meninggalkan gedung tersebut.
Beberapa saat kemudian Giam In Kok berdua telah tiba tak jauh
dari Istana Koan Wakiong. Dari kejauhan nampak cahaya api yang
membumbung tinggi keangkasa.
Giam In Kok tahu, sudah pasti Ku Kong, Ik Po dan Neneknya
merasa mendendam dengan tempat tersebut sehingga
membakarnya sampai ludes.
Ia takut kehilangan kontak lagi dengan sanak saudaranya itu,
maka sambil membopong Ho Koan Kim ia segera mengerahkan ilmu
meringankan tubuhnya yang paling sempurna untuk melesat
kedepan. Siapa tahu ketika sampai di Istana Koan Wakiong ternyata sudah
terlambat beberapa langkah.
Waktu itu para gadis pemuas nafsu birahi telah bubar. Bangunan
gedungpun sudah tinggal puing puing berserakan, meski kobaran
api belum padam, namun keadaannya benar benar menggenaskan.
Disitu ia tak menjumpai seorang manusiapun. Giam In Kok tahu
Ik Po dan Neneknya tentu merasa malu bertemu dengannya, tapi
mengapa Ciu Li-ya serta Tiangsu Bong tak nampak juga.
Kalau dibilang mereka sudah berangkat ke Liong Yang Wan,
ditengah jalan tentu sudah berpapasan dengan Ku Kongnya dan
bersama sama kembali ke Istana Koan Wakiong. Kalau dibilang
mereka berangkat ke Koh Sui kenapa tidak berpapasan muka
dengannya. Mendadak ia teringat kembali dengan rumah makan Kim Kok
Wan, dimana ia bersama Ciu Li Ya serta Gak Put Leng ayah anak
bersantap. Mungkinkah atas usul Ciu Li Ya mereka telah berpesta dirumah makan
tersebut ". Berpendapat demikian maka cepat cepat ia berangkat kembalii
kerumah makan Kim Kok Wan.
kangzusi.com Mendekati tengah hari mereka baru siap berangkat menuju ke
Kim Kok Wan, tentu saja Giam In Kok pun merasa leluasa untuk
mengangkat Ho Koan Kim terus menerus.
Maka diapun menurunkan bocah lelaki itu keatas tanah.
Mendadak dilihatnya bocah itu sedang menangis sedih. Dengan
keheranan dia menegur : Hay, mengapa tanpa sebab kau menangis sedih " .? ? Ehmmm
?dapatkah kita mencari tempat untuk beristirahat
sebentar " .? Kita akan bersantap siang dirumah makan Kim Kok Wan,
?sekalian beristirahat disana, bukankah lebih baik menunggu sampai disana saja "
. ? Tidak, sekarang aku ingin tidur sebentar "! .
? ? Oohhh ?rupanya kau tak pernah belajar silat, tentu lelah
setelah ribut satu siangan. Mari kita berangkat dulu ke Kim Kok Wab, kita
beristirahat disana !" .
?Akhirnya setelah dibujuk, Ho Koan Kim mengangguk juga dengan
air mata bercucuran. Tiba di Kim Kok Wan, Giam In Kok segera menyewa sebuah
kamar dan mempersilahkan Ho Koan Kim untuk beristirahar,
sementara ia sendiri pergi bersantap.
Siapa tahu biarpun sudah ditunggu berapa jam pun tak nampak
seorang yang dikenalpun yang muncul dirumah makan tersebut.
Dalam keadaan begini terpaksa ia memberi makanan dan kembali
kekamar. Mendadak dari balik kamarnya ia mendengar ada orang sedang
merintih dengan suara yang menggenaskan.
Diam diam Giam In Kok berpikir :
kangzusi.com Siapa lagi yang bermain gila disini " .
? ?Ia segera menghentikan langkahnya sambil memasang telinga
dan mendengarkan suasana dalam kamar.
Tak lama kemudian ia menjumpai bahwa suara rintihan terseut
hanya berasal dari Ho Koan Kim seorang, disamping itu terdengar pula suara
pembaringan yang bergoyang amat keras.
Dengan rasa kaget bercampur keheranan pemuda kita menerjang
masuk kedalam kamar, lalu setelah meletakkan makanan dimeja dia menghampiri Ho
Koan Kim dan memegang jidatnya. Ternyata tubuh
bocah itu panas sekali. Dengan perasaan amat gelisah Giam In Kok menegur :
Saudara Ho, kenapa kau " .
? ? Oh engkoh Kok rintih Ho Koan Kim dengan suara lirih, Baru sekarang kau ? ? ?pulang, aku
.aku ingin mati saja !" .
? Kenapa ingin mati ". Bukankah tubuhmu tidak berpeyakit
?apapun " tanya Giam In Kok.
? Coba raba tubuhku ?kau .kau .kau segera akan mengerti " .
?Giam In Kok menurut dan memasukkan tangannya kebalik
selimut untuk meraba tubuhnya, ternyata ia merasa seperti
menyentuh tubuh yang lembut dan lunak sekali. Suatu perasaan
anehpun bagaikan aliran listrik menyebar keseluruh tubuhnya,
dengan cepat suatu ingatan anehpun membuatnya bagaikan terbuai
dalam impian. Untung saja tenaga dalam yang dimilikinya cukup sempurna
sehingga pikirannya tidak gampang terpengaruh oleh perasaan
macam macam. Setelah menarik nafas panjang panjang ia menarik
kembali tangannya, kemudian mengunci pintu kamar lalu bertanya
lagi : Saudara Ho, ketika aku keluar tadi apakah ada orang yang
?melakukan perbuatan tak senonoh lagi denganmu " .
?kangzusi.com Tidak . ? ? Lantas apa sebabnya kau berada dalam keadaan telanjang
?bulat . " . ?Ketika mendengar pertanyaan tersebut, Ho Koan Kim segera
menarik tubuhnya keatas dan segera jatuh tak sadarkan diri.
Giam In Kok menjadi amat terkejut, terpaksa ia menyikap kain
selimut yang menutupi tubuh bocah itu dan mencoba untuk
menguruti jalan darahnya.
Siapa tahu begitu selimut itu dibuka, maka terlihatlah sebuah
tubuh yang putih mulus terpampang didepan mata, buka cuma
begitu, bahkan payudarapun sudah menonjol keluar bagaikan
payudara milik perempuan, bau harum yang anehpun menyebar
keluar dari badannya. Cepat cepat Giam In Kok mengendalikan gejolak perasaan dalam
hatinya, cepat dia miringkan tubuhnya kesamping, tapi dengan
cepat diapun menemukan bahwa alat kelamin bocak itu sudah
hilang tak berbekas, sebagai gantinya ditemukan alat kelamin
buatan yang berbentuk seperti alat kelamin kaum wanita.
Menyaksikan kesemuanya ini pemuda kita segera berseru dengan
gemas : Kawanan bajingan itu pantas dibunuh sampai habis, kini bocah?ini dibuat lelaki tidak perempuanpun tidak, apa jadinya dikemudian hari " .
?Tak kala ia mencoba untuk memeriksa denyut nadi serta
menguruti jalan darahnya, dengan cepat diketahui pula bahwa letak nadi dan jalan
darahpun sama sekali sudah mengalami perubahan.
Bukan hanya alat kelaminnya diganti, letak jalan darahpun
dirubah, akibatnya seorang bocah lelaki dirubahnya menjadi lelaki tidak
perempuanpun tidak. Giam In Kok betul betul dibuat tertegun, gugup, gelagapan dan
tak tahu apa yang mesti diperbuat sekarang.
kangzusi.com Akhirnya dengan perasaan apa boleh buat dia hanya bisa
menyalurkan tenaga dalamnya menembusi tangan untuk menguruti
jalan darah didalam tubuh Ho Koan Kim.
Tak selang beberapa saat kemudian, Ho Koan Kim telah sadar
dari pingsannya. Sambil menangis tersedu sedu segera katanya :
Engkoh Kok, aku pengin mati saja, harap kau bisa
?membawakan berita untuk Ciciku, katakan aku.. .
?Giam In Kok menjumpai tubuhnya sebentar panas sebentar lagi
jadi dingin, ini segera tahu bahwa keselamatan bocah ini sudah
terancam bahaya maut, maka cepat cepat tukasnya :
Aku rasa pasti ada caranya untuk menolongmu "! .
? ? Caranya sih ada?.Cuma coba harus meminta bantuan engkoh
Kok . ? Coba katakan bagaimana caranya " .
? ? Sewaktu mula mula datang di Liong Yan Wan aku menolak
?untuk masuk menjadi anggota mereka. Akibat penolakanku ini
mereka telah mencekoki aku dengan sejenis ulat beracun, kemudian melolohku
dengan sejenis obat cabul, disaat obat itu mulai bekerja dalam tubuhku, maka
merekapun mengebiri diriku. Konon setiap
tiga jam sekali obat tersebut akan bekerja. Mula pertama memang masih bisa
bertahan, tapi bila kambuh untuk kedua kalinya maka
tanpa memperoleh Kam Liok maka seluruh badanku akan terbakar
nafsu birahi dan akhirnya mati secara menggenaskan .
?Mendengar penjelasan tersebut Giam In Kok segera menghela
nafas panjang, katanya : Aaa, tapi ?kemana kita harus mencari Kam Liok tersebut " .
? Bila engkoh Kok bersedia menolongku, aku akan
?mengatakannya kepadamu kata Ho Koan Kim sambil ?menangis. Aneh betul kau ini. Atas dasar apa aku tak mau menolongmu "
Pendekar Muka Buruk Pendekar Berwajah Seribu Karya Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
?. ?kangzusi.com Berbicara soal Kam Liok, tubuhmupun memilikinya "! .
? ? Hahhhhh !! . ? ?Dengan cepat Giam In Kok memahami apa yang dimaksud
sebagai Kam Liok tersebut. Tapi begitu menjadi paham, diapun
dibuat menjadi serba salah.
Demi keselamatan jiwa bocah yang pandai ini, bisa saja dia berperan untuk
sementara sebagai lelaki homo. Tapi
.bukankah setiap tiga jam Ho Koan Kim bakal kambuh sekali ". bila dia harus melayani terus
menerus, sekali demi sekali, bukankah akibatnya dia bakal menjadi repot sendiri.
Apalagi bila sampai diketahui oleh mereka yang tak tahu duduknya persoalan,
bukankah dia bakal dituduh sebagai lelaki homo.
Sementara dia masih termenung, Ho Koan Kim yang berada
diatas ranjang telah berseru lagi :
Oh?.engkoh Kok ! . ?Ketika ia berpaling, memandang sorot mata penuh mohon belas
kasihan dari bocah tersebut, kontan hatinya menjadi tak tega,
katanya kemudian : Biar kucarikan seseorang untukmu
?. ?Tapi sebelum ucapan tersebut selesai diutarakan, Ho Koan Kim
telah menukas dengan sedih :
Engkoh Kok, biarpun nasibku jelek, biar matipun aku tak ingin dengan orang
?lain "! . ?Menyaksikan bocah itu menangis sedih, Giam In Kok menjadi tak
tega sendiri, apalagi teringat sejarah kuno yang banyak pula
bercerita tentang bantuan dari seorang Kaisar untuk memuaskan
kaum homo yang terpepet oleh keadaan, akhirnya diapun
mengambil keputusan cepat.
Dengan cepat dipeluknya tubuh bocah itu dan membiarkan sang
bocak berlaku homo untuk memuaskah nafsu birahinya yang
kangzusi.com terangsang hebat itu. Ho Koan Kim nampat amat terharu dan berterima kasih,
mukanya pelan pelan berubah merah, nafasnyapun terengah
engah Mendadak bocah itu merasakan ada segulung aliran hawa panas
menembusi jalan darah Yu Buannya, disusul kemudian seluruh
badannya menjadi segar dan nyaman. Tanpa terasa lagi ia berseru :
Engkoh Kok, kau sangat baik, sejak kini Koanji akan
?melayanimu seumur hidup .. .?Entah sudah berapa lama sudah lewat, pelan pelan nafsu birahi
Ho Koan Kimpun sudah selesai dilampiaskan.
Pelan pelan dia bangkit untuk mengenakan kembali pakaiannya,
tiba tiba tubuhnya terasa enteng. Ketika mencoba menarik nafas
ternyata gerak geriknya terasa jauh lebih lemas dan riang. Dengan keheranan
segera serunya : Apa yang sebenarnya telah terjadi " .
? ?Sambil tersenyum Giam In Kok berkata :
Secara kebetulan aku pernah membaca isi kitab Kim Tong
?Hong. Rupanya kawanan siluman itu secara sengaja memberi
kebebasan kepadamu, atau mungkin juga tenaga dalam mereka
kurang sempurna sehingga tak mampu menembusi nadi penting
ditubuhmu. Akibatnya racun yang berada dalam darah tertinggal
didalam usus. Barusan aku telah berhasil menembusi nadi
pentingmu dengan tenaga dalam, ditambah lagi darahku
mengandung kasiat memunahkan racun, maka racun dalam
tubuhmu sekarang telah punah sama sekali. Itulah sebabnya
tubuhmu menjadi ringan dan gesit. Bahkan siapa tahu kau benar
benar dapat berubah menjadi adik perempuanku .
?Merah padam selembar wajah Ho Koan Kim dibuatnya. Tapi
sepasang matanyapun lebih jeli, katanya kemudian dengan lembut :
Moga moga saja begitu. Mulai sekarang akupun hendak
?memakai pakaian perempuan .
?kangzusi.com Baiklah Giam In Kok menghela nafas ringan, Sekarang
? ? ?bersantaplah dulu, aku hendak beristirahat sebentar .
? Kau tentu amat lelah, biar Konji memesankan hidangan lezat
?untukmu . . ?Ketika Giam In Kok melihat bocah itu mulai belajar berjalan
dengan gaya perempuan, ia jadi geli sendiri, tapi lantaran tenaga dalamnya sudah
banyak berkorban maka iapun tak menggubrisnya
lagi. Dia mengira Ho Koan Kim tak akan terlalu lama, apalagi dirumah
makan Kim Kok Wanpun sudah tersedia berbagai macam hidangan.
Siapa tahu ketika semedinya telah selesai dan malampun menjelang tiba, ternyata
bocah itu belum kembali, diam diam ia mulai berpikir.
Baru saja hendak bangkit untuk memeriksa keluar, tiba tiba
segulung angin berhembus lewat membuat pintu kamarnya terbuka
sendiri. Dari luar pintu nampak sesosok bayangan tubuh, pemuda
yang amat dikenal berjalan melintas.
Tampak orang itu berjalan terlalu cepat sehingga menimbulkan
angin kencang yang membuka pintunya.
Biarpun demikian Giam In Kok sangat mengenal dengan
bayangan tubuh orang tersebut, bahkan sekalipun sudah terbakar
menjadi abupun dia tetap bisa mengenalnya.
Hei, mengapa bajingan itupun berada disini " .? ?Baru saja dia hendak bangun berdiri, mendadak dijumpai
tubuhnya masih berada dalam keadaan bugil. Terpaksa ia memakai
pakaian terlebih dahulu baru kemudian ia merapatkan kembali pintu kamarnya.
Mendadak pintu kamar terbuka kembali. Sesosok bayangan
tubuh kecil mungil telah menerobos masuk kedalam kamar sambil
berseru : Engkoh Kok !!!" . ? ?kangzusi.com Dengan cepat ia menubruk kedalam rangkulannya.
Giam In Kok segera mengenali orang itu sebagai Ho Koan Kim
yang berdandan perempuan. Hatinya menjadi girang, buru buru
katanya : Musuh telah muncul disini, hati hatilah kalau bicara. Apakah kau melihat ada
?seorang pemuda lewat didepan pintu " .
?Mendengar musuh telah datang disini. Ho Koan Kim cepat cepat
melompat bangun da merapatkan pintu kamarnya, lalu menjawab :
Tidak, aku tidak melihat apa apa .
? ? Seandainya kau pulang sedari tadi, tentu aku bisa menguntil
? dibelakang orang itu dan melihat kemana perginya .? Koanji memang bersalah. Sebetulnya aku hanya berniat
?membeli barang disekitar sini, tapi aku mendengar Koko bilang ilmu meringankan
tubuhku hebat, maka setelah membeli beberapa buah
pakaian di Lok Yang dan menggantinya ditempat sepi, aku balik lagi ke Cing Liang
Tay untuk memesan dua bungkus sarang burung,
akibatnya aku jadi membuang waktu terlalu lama
.. . ?Sejak terjun kedunia persilatan Giam In Kok sudah sering bergaul dengan kaum
wanita, tapi kebanyakan wanita yang dijumpai adalah kaum hawa yang ingin
menunggang diatas kepala kaum pria.
Berbeda sekali dengan bocah banci perempuan tidak lelakipun
tidak ini, melihat betapa menurutnya, ia menjadi amat gembira.
Tak tahan lagi dirangkulnya pinggang bocah itu dan serunya :
Adik Koan kau tak bersalah, nah tunggulah disini, sementara
?aku pergi mencari musuhku .
? Mencari musuh ". Koanji pengin ikut " .
? ?Gaya maupun gerak geriknya sama sekal tak berbeda seperti
seorang gadis tulen. Giam In Kok dibuat tertegun beberapa saat, akhirnya diapun
kangzusi.com mengangguk : Baiklah, kau boleh ikut serta. Tapi kau toh tak mengerti ilmu silat, meski
?berdiri disamping harus berhati hati, juga dengan
sergapan musuh . ? Koanji adalah seorang yang bernasib jelek, betapa syukurku
?bisa menemani engkoh Kok selama ini, karenanya Koko tak usah
pikirkan diriku. Koanji bisa menjaga diri .
? Kalau begitu mari kita berangkat "! .
? ?Siapa tahu baru sampai didepan pintu, mendadak dari depan
muncul serombongan bayangan manusia.
Dalam sekilas pandangan saja Giam In Kok telah mengetahui
bahwa diantara rombongan itu terdapat dua sosok tubuh yang
dikenalnya. Cepat cepat dia mundur kembali kekamarnya dan
merapatkan kembali pintunya.
Dengan perasaan heran Ho Koan Kim segera bertanya :
Apakah orang orang itu musuhmu " .? ? Benar .
? ?Sementara itu langkah manusia sudah semakin mendekat,
menyusul kemudian terdengar seseorang berkata sambil tertawa :
Tak nyana disinipun terdapat laki laki banci ! .
? ? Haaaahh ?.haahhhh .haaahh jangan jangan mereka adalah
kawanan banci berasal dari Kok Sui " .
? Perduli amat berasal dari mana. Pokoknya mereka toh sudah
?tak ada pemiliknya. Selesai urusan disini, kita bawa saja beberapa orang untuk
memberi kenikmatan kepada kita .
?Ho Koan Kim menunggu hingga rombongan tersebut pergi jauh,
kemudian baru berbisik dengan lembut :
Koko, mengapa kau tidak melabraknya " .
? ? Kalau kita turun tangan disini pasti akan mengejutkan penghuni lainnya. Lebih
?baik kita tantang saja ketempat lain .
?kangzusi.com Tidak bersantap dulu " .
? ? Kita tantang mereka dulu baru kemudian bersantap .
? ? Kalau begitu akan kusiapkan kuah sarang burung untukmu .
? ? Baiklah . ? ?Dengan cepat Giam In Kok menulis sepucuk surat kemudian
melompat keluar dari jendela, dari situ dia menyelinap kebalik
kegelapan malam dengan gerakan ringan.
Disudut belakang Kim Kok Wan tampak sebuah bangunan yang
amat megah, sinar lentera menerangi seluruh ruangan, suasanapun kedengaran amat
ramai. Dengan suatu gerakan yang cepat Giam In Kok menyelinap
kebalik pepohonan dan mendekati bangunan berloteng itu.
Kemudian dengan cepat tubuhnya menyelinap kebalik bangunan
berloteng tadi dan bersembunyi dibalik tiang wuwungan rumah.
Saat itu didalam ruang tengah gedung bertingkat itu sedang
diselenggarakan perjamuan besar.
Pada meja perjamuan disebelah timur duduk seorang kakek
berusia lima puluh tahunan yang bermata tajam dan berbentuk
elang. Disisi kanannya duduk seorang perempuan setengah umur yang
menggunakan baju berwarna merah.
Sebaliknya dimeja sudut timur duduk seorang lelaki setengah
umur yang bercodet diatas jidatnya. Disamping orang itu duduk
seorang lelaki kekar bermuka putih dan berwajah licik.
Disudut barat duduk seorang perempuan muda berparas cantik
dan disisinya duduk seorang nona berusia belasan tahun.
Duduk disudut terbawah adalah seorang pemuda tampan
bertubuh tegap serta seorang kakek berusia lima puluh tahunan
bermata biru, hidung seperti singa, berwajah bengis.
Pada meja perjamuan yang kedua, duduklah delapan orang
kangzusi.com bertubuh tegap dan berwajah bengis, semuanya nampak berilmu
tinggi. Ketika perjamuan sudah berlangsung beberapa saat, pemuda
tampan tadi segera bangkit berdiri dan memberi hormat kepada
semua orang yaang hadir sambil berkata :
Dalam perjalanan anak Si kali ini, aku mendapatkan tugas dari suhu untuk ?mengundang Lau Locianpwe berdua berangkat
keselatan. Bila Lau Locianpwe memang sudah setuju, harap
ditentukan jadwal keberangkatannya sehingga anak Si bisa memberi laporan kepada
Suhu guna dilakukan persiapan .
?Perempuan setengah tua itu segera berkata sambil tertawa :
Engkoh cilik tak usah banyak adat, bicaralah sambil duduk !" .
? ?Sementara itu kakek yang duduk dikursi utama berkata sambil
melirik sekejab kearah perempuan setengah tua disampingnya :
Lebih baik kau saja yang menentukan jadwal keberangkatan
?kita "! . ? Hahhhh?.makin tua kau makin pikun saja, masa persoalan
sepenting inipun bisa dibicarakan disini " .
?Kakek itu segera berseru
Ucapan adik memang menarik, justru lantaran kudengar
?keponakan Giam Ong Hui sudah dipojokkan oleh bocah murtad itu
hingga tak mampu berkutik lagi, maka aku pikir makin cepat makin baik agar
persiapanpun dilakukan lebih rapi
.. . ? Aaaahhh, kau benar benar pikun. Masa persiapan seperti inipun dibicarakan
?keluar .. . ?Maka gelak tertawapun segera bergema memecah keheningan.
Pada saat itulah mendadak terdengar suara desingan angin tajam
membelah ruangan, kemudian tampak serentetan cahaya putih
meluncur kearah meja perjamuan sebelah timur.
kangzusi.com Perempuan berusia dua puluh tahunan yang duduk disitu segera
menggerakkan tangannya untuk menangkap cahaya putih tadi.
Namun sebentar saja ia sudah berseru kaget dan melepaskan
kembali genggamannya. Sementara itu kakek berhidung elang tadi sudah membentak
keras, tahu tahu bayangan tubuhnya telah lenyap dari pandangan
mata. Ternyata secepat kilat dia telah meluncur kebelakang gedung
sambil melakukan pencarian, tapi hanya sebentar sja telah balik kembali ketempat
duduknya semula, katanya kemudian sambil
menggeleng : Aku Si Langkah Sakti Tanpa Bayangan benar benar tak percaya
?kalau dalam dunia persilatan saat ini ternyata ada orang yang
memiliki ilmu meringankan tubuh jauh lebih sempurna daripada
diriku, heran, barusan aku tak berhasil menyaksikan sesosok
bayangan manusiapun. Masak ia pandai menghilang " .
? Baru saja perkataan tersebut selesai diucapkan, tiba tiba dari
seberang sana bergema suara teguran seseorang sambil tertawa :
Ooooh, rupanya kau si makhluk tua yang ada disini. Ingat, jika kau benar ?benar berani membantu bajingan tua Giam untuk
melakukan perbuatan jahat, siauya segera akan mencabut nyawamu
" . ?Beberapa kali Kakek berhidung elang itu bermaksud bangkit
berdiri, tapi selalu dicegah perempuan setengah umur
disampingnya, hingga suasana diluar gedung menjadi hening. Ia
baru mengambil surat tadi dari tangan dinona cantik tadi.
Pendekar Muka Buruk Pendekar Berwajah Seribu Karya Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Tertanya isi surat tersebut berbunyi begini :
Ditujukan Giam In Si Kunantikan kedatanganmu dipuncak Cui Im Hong pada
kentongan ketiga malam nanti untuk menyerahkan nyawamu. Harap
dilaksanakan. Selesai membaca tulisan ini, si kakek segera tertawa dingin
kangzusi.com sambil berkata : Manusia ini benar benar jahanam, ingin kulihat sampai
?dimanakah kemampuan yang dimilikinya .
?Sementara itu paras muka Giam In Si telah berubah hebat, agak
gemetar dia berbisik ? Bisa jadi orang itu adik durhakaku Giam In Kok
?.. . ? Kita tak usah mempersoalkan siapakah dia, aku tak akan
?membiarkan manusia ini bertindak semaunya sendiri .
?Nona cantik yang menerima surat tadi ikut menimbrung :
Tenaga dalam yang dimiliki orang itu benar benar amat
?sempurna. Biarpun Cuma secarik kertas namun nyatanya berbobot
amat berat. Lagipula terasa panas menyengat tangan, jangan
jangan ia sudah berhasil melatih ilmu Ji Gi Cang Khi " .
?Dengan cepat Giam In Si menggelengkan kepalanya :
Tidak mungkin. Dia tak pernah belajar Ji Gi Cang Khi, yang
? dipelajari adalah ilmu silat penginggalan Ciang Kau Sangjin .?Sementara kawanan jago itu membicarakan masalah tersebut
dalam gedung, dipihak lain Ho Koan Kim si manusia banci itu
sedang bertanya kepada Giam In Kok didalam kamarnya :
Koko Kok. Kau tentu sangat lelah, cepat minum kuah sarang
?burung ini sambil menceritakan apa yang telah terjadi " .
? Baiklah, kita berbicara sambil makan. Kaupun cepat
?bersantaplah. Sebentar kita akan menguntil Giam In Si beserta
kedua orang bajingan dari perkampungan Ang Sin Sancung itu .
? Dimanakah mereka berada saat ini ". Bagaimana kalau Koanji
?saja yang menguntil mereka " .
? Kau tak akan kenali mereka. Ayo bersantaplah dahulu sebelum
"berbicara .. . ?Selesai bersantap dan meninggalkan ruang kamar, Ho Koan Kim
segera mengerling sekejab kearah Giam In Kok sambil berbisik :
kangzusi.com Koko Kok, apakah kau ingin menyaksikan kehebatan ilmu
?meringankan tubuhku " .
? Baik . ? ?Sambil tertawa Ho Koan Kim segera menjejakkan kakinya dan
menerobos keluar lewat jendela.
Melihat ia dapat menirukan gerakan tubuhnya, dengan gembira
Giam In Kok meyusul kesisinya dan memuji :
Adik Koan, kau betul betul muridku yang pandai !" .
? ? Tidak Engkok Kok, Koanji hanya ingin menjadi isteri mudamu
?!" . ?Ucapan itu kontan saja menggetarkan perasaan Giam In Kok.
Segera pikirnya : Bagus sih bagus, dengan mengandalkan kepandaianku, sudah
?pasti ia bisa kurubah menjadi gadis sungguhan. Tapi sayang dia tak mungkin bisa
melahirkan anak . ? Ketika menyaksikan anak muda tersebut hanya membungkam,
dengan sedih Ho Koan Kim berkata lagi :
Engkoh Kok, apakah kau tidak bersedia menerima Koanji?sebagai isteri mudamu " .
? Bukan begitu maksudku, aku sedang memikirkan sebuah
?persoalan yang lain . ? Soal apa " . ? ? apakah kau merasakan sesuatu perubahan atas tubuhmu, atau
?sesuatu yang berbeda dengan waktu lalu " .
? Ya benar. Saat ini Koanji merasa jauh lebih pemalu ketimbang
?dulu, lagipula aku selain berpendapat bahwa pada akhirnya aku
tentu akan menjadi seorang gadis tulen, bahkan
. ?kangzusi.com Waktu itu meskipun Giam In Kok sedang berbicara dengan Ho
Koan Kim, namun sorot matanya mengawasi terus kearah gedung
dibelakang sana. Ketika melihat ada bayangan manusia berkelebat lewat, buru buru
dia menukas sambil berbisik :
Mari kita berangkat ! . ? ?Sambil menarik lengannya, mereka melompat naik keatas pohon
besar. Siapa tahu belum lagi ujung kakinya menyentuh dahan.
Mendadak terdengar seseorang membentak keras :
Lihat serangan ! . ? ?Menyusul suara bentakan itu, tampak setitik cahaya bintang
meluncur kemuka dan mengancam bahu kanan Ho Koan Kim.
Cepat cepat Giam In Kok menarik lengannya untuk dirapatkan
diatas tubuh sendiri, sementara tangan kirinya diayunkan kemuka untuk
merontokkan ancaman senjata rahasia tersebut.
Pada saat inilah dari belakang pohon besar dimana senjata
rahasia tersebut berasal, muncul seorang lelaki kekar berpakaian ringkas.
Terdengar orang itu berseru sambil tertawa dingin :
Bajingan cilik yang punya mata tak berbiji, berani benar kalian mencari gara ?gara didalam Kim Ko Wan ini "! .
?Seandainya Giam In Kok tidak bertindak cepat, sudah pasti Ho
Koan Kim sudah terluka diujung senjata rahasia lawan. Maka begitu dia dimaki
sebagai bajingan cilik, tak tahan lagi pemuda itu
menghentikan langkahnya seraya membentuk :
Bajingan busuk. Apa sebabnya kau menyergap kami dengan
?senjata rahasia !!!" . ? Toaya memang berniat membekuk kau di bajingan cilik .
? ?Giam In Kok gusar sekali serunya :
-ooo0dw0ooo- kangzusi.com Jilid : 37 Siapa kau " cepat sebutkan namamu sebelum bersiap siap
?menerima kematian ! . ?Haaaahh ?.haaaahh .haaaahh ternyata dugaanku memang benar, kau tak lebih cuma seorang bajingan cilik yang punya mata tak berbiji.
Masak Toayamu sebagai Piausu Pelindung Kebun inipun tidak dikenal "!. Hayo cepat
cepat turun kebawah untuk ditangkap .
?Semula Giam In Kok mengira orang ini adalah komplotan dari
Giam In Si, maka dia bermaksud hendak membunuhnya, tapi
setelah tahu kalau orang ini cuma seorang piausu penjaga kebun
tersebut, ia menjadi tak tega untuk turun tangan.
Terpaksa katanya dengan cepat
Siauya bukan bajingan ?. . ?Sambil berkata tubuhnya segera melambung keudara dan
meluncur kearah pohon yang lain.
Siapa tahu baru saja tubuhnya hendak melayang turun pada
dahan pohon yang lain, kembali terdengar seseorang membentak
keras : Cepat bidik ! .? ?Desingan suara gendewa bergema susul menyusul. Beberapa
puluh batang anak panah segera berhamburan datang dari empat
arah delapan penjuru. Bersamaan itu pula terdengar suara gembrongan dibunyikan
orang bertalu talu, seluruh kebun Kim Kok Wan segera terang
benderang bermandikan cahaya obor.
Giam In Kok merasa takut bercampur marah. Sambil mengempit
tubuh Ho Koa Kim, dengan gerakan Kuda langit berjalan
?diangkasa dia melesat kearah hutan seberang dan menyelinap
"dengan andalkan ilmu meringankan tubuhnya yang sempurna.
kangzusi.com Tiba tiba terdengar seseorang berteriak keras :
Aaaah ?.dia pasti bajingan pemetik bunga. Coba lihat, dia kabur setelah menculik
seorang gadis !" . ?Giam In Kok jadi amat terkejut. Ia sadar bila kesalah pahaman ini dibiarkan
berlangsung terus, maka ia bisa tersudut sama sekali.
Karenanya ia segera munurunkan Ho Koan Kim keatas tanah dan
membiarkan Nona itu duduk berjajar dengannya, kemudian dengan
suara keras bentaknya : Coba kalian perhatikan dulu, siapakah Siauya ! .
? ? Turun dulu dari pohon sebelum berbicara ! teriak orang orang itu.
? ?Untuk membersihkan diri dari tuduhan sebagai seorang Penjahat
?Pemetik Bunga , terpaksa Giam In Kok harus mengajak Ho Koan
"Kim turun dari pohon, katanya :
Tak ada salahnya kalian maju dan perhatikan diri Siauya. Masak tampang macam
?diriku ini adalah seorang penjahat " .
?Walaupun si penjaga kebun serta para tukang pukul dari Kim Kok
Wan telah mengerubungi tempat tersebut, namun berhubung
mereka mengetahui bahwa anak muda tersebut berilmu silat tinggi dan bisa
bergerak kesana kemari dibawah hujan panah secara
leluasa, maka sekalipun mereka telah berada diatas tanah, namun tak seorangpun
diantara mereka yang berani maju kedepan.
Sambil tertawa dingin Giam In Kok segera berseru :
Dasar pandangan anjing yang menilai orang kelewat rendah.?Jika kalian tak mau maju kedepan lagi, jangan salahkan bila Siauya segera akan
pergi meninggalkan tempat ini .
? Tunggu sebentar !" mendadak dari balik kerumunan orang
? ?banyak terdengar seseorang berteriak keras.
Ketika Giam In Kok berpaling, dia segera mengenali orang itu
sebagai pelayan penginapan tersebut. Maka tegurnya dengan suara kangzusi.com
tercengang : Sungguh aneh, bukankah aku sudah meninggalkan uang sewa
?kamar disana ". memangnya kau masih ada urusan lain .
?Sambil tertawa paksa pegawai rumah penginapan itu berkata :
Bukan masalah tersebut yang hamba permasalahkan. Seingatku
?sewaktu Kongcu datang kemari, kau didampingi seorang kacung
lelaki, tapi kemana perginya kacung lelaki itu ". Dan darimana
datangnya si nona cilik tersebut " .
?Sekalipun tak menuduh secara terang terangan, namun sedah
jelas dengan perkataan tersebut ia menuduhnya telah menculik
anak gadis orang. Maka dengan penuh amarah serunya :
Kau jangan sembarangan menuduh. Urusan Siauya siapa suruh
?mencampurinya " . ?Bentakan itu kontan saja membuat di pegawai rumah penginapan
itu mundur dua langkah dengan ketakutan. Buru buru serunya :
Hamba tak berani mencampuri urusan tuan. Tapi pemeriksaan
?dari hamba negara amat ketat, bila asal usul Kongcu tak jelas maka hambapun
pasti akan turut tersangkut, itulah sebabnya harap
Kongcu menerangkan asal usul nona ini dihadapan umum. Sekalipun dia adalah
penghuni dari salah satu komplek pelacuran
.. . ?Merah dadu selembar wajah Ho Koan Kim sehabis mendengar
perkataan tersebut. Entah darimana datangnya keberanian tiba tiba ia melepaskan
diri dari gandengan tangan Giam In Kok dan maju
mendekati pegawai tersebut.
Plaaakkkkk ? .. .?Tahu tahu dia sudah menghadiahkan sebuah tamparan keras
keatas wajah orang itu, bahkan dampratnya :
Kau berani berkentut dihadapan nonamu ". Hemmmmm, coba
?lihatlah aku bakal menghajarmu sampai mampus .
? Aaaahh ?rupanya seorang nona gadungan !!" tiba tiba dari
?arah gedung dibelakang kebun bergema seruan seseorang sambil
kangzusi.com tertawa. Ho Koan Kim menjadi gusar dan segera bentaknya :
Pingin mampus rupanya kau ...
" "Sambil berkata ia segera menjejakkan kakinya dan melompat
naik ke atas sebatang pohon besar.
Giam In Kok kuatir nona yang belum tahu lihay sehingga
" "menderita kena serangan lawan, cepat-cepat ia maju ke depan.
Namun ketika sewaktu dia tiba disana, ternyata Giam In Si
termasuk rombongannya sudah melarikan diri terbirit-birit, yang tersisa hanya
perjamuan dengan segala hidangan yang lengkap.
Dengan wajah tertegun Giam In Kok segera berseru :
Jangan-jangan In Si si bajingan cecunguk itu mengetahui aku
"sedang mencarinya, maka ia telah melarikan diri lebih dahulu
"Engkoh Kok, siapa sih In Si tersebut " tanya si Hoan
" "Oooh, dia adalah putera sulung bajingan she Giam dari
"perkampungan An-sin sam ceng
"Engkoh Kok, dia pasti belum pergi jauh, mungkin bangsat itu
"masih bersembunyi di kebun Kim Kok wan ini"
"Mungkin juga dia pasti belum pergi jauh, Kim Kok wan terdiri
"dari beberapa kebun punya raja, tempatnyapun sangat luas,
ditambah pepohonan yang begitu banyak, siapa tahu dia telah
bersembunyi dimana.... "
"Ho Hoan Kim mengerutkan dahinya, tetapi secara tiba-tiba
katanya sambil tertawa : Siapa tahu dia bersembunyi dalam kamar?"
"Giam In Kok yang mendengar ucapan tersebut menjadi geli.
Serunya: Bisa juga hal ini terjadi, sayang sekali kita tak bisa
?menggeledah kamar mereka satu persatu .
? Mustahil mereka tak akan keluar dari tempat
?kangzusi.com persembunyiannya itu. Bila jumlah mereka amat banyak, maka
cukup kita menguntit dibelakang seorang saja diantara mereka.
Niscaya tempat persembunyian rekan rekannya akan segera
ketahuan . ?Ucapan tersebut nampaknya segera menimbulkan suatu ingatan
cerdik didalam benak Giam In Kok, wajahnya berseri seri. Katanya sambil
tertawa : Perkataanmu masuk akal juga. Kalau begitu mari kita tunggu
?mereka kembali . ?Andakata Giam In Su tidak mengetahui kalau sipengirim surat
adalah Giam In Kok, niscaya dia akan balik kegedung tersebut untuk melanjutkan
perjamuan. Oleh sebab itulah Giam In Kok mengambil siap lebih baik
menunggu sang kelinci masuk perangkap daripada mengejarnya
tanpa arah tujuan yang pasti.
Maka bersama pasangannya dia bersembunyi dibalik pepohonan
yang rimbun dan duduk bermesraan sembari menyelidiki gerak gerik didalam gedung
tersebut. Tak selang beberapa lama kemudian, betul juga, mereka
saksikan beberapa orang pelayan muncul kembali didalam ruangan
gedung tersebut, bahkan terdengar salah seorang diantaranya
berkata sambil tertawa dingin :
Dasar kita punya rejeki, makanya
Pendekar Muka Buruk Pendekar Berwajah Seribu Karya Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
?..mengakunya saja putra kesayangan dari Ang Sin Cungcu. Tampangnya saja gagah dan
keren. Siapa tahu orangnya sama sekali tak becus. Baru mendengar kedatangan si
bajingan cilik ternyata makanpun tak sempat lagi. Ia sudah kabur terbirit
birit..akibatnya Lao Lo Enghiong harus menahan lapar untuk menghantar tamunya
berangkat .?Mendengar perbincangan tersebut, Giam In Kok segera
tersenyum getir, dia tak mengira kalau Giam In Si begitu pengecut dan takut mati
sehingga belum apa apa sudah merat lebih dahulu.
Seandainya hal tersebut betul, sudah pasti dia tak akan memenuhi kangzusi.com
tantangannya tersebut. Maka bisiknya kemudian dengan suara lirih :
Adik Koan, tunggulah sebentar disini. Biar kucari keterangan
Pendekar Penyebar Maut 26 Pendekar Romantis 06 Kitab Panca Longok Sepasang Pedang Pusaka Matahari Dan Rembulan 1
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama