Ceritasilat Novel Online

Sepasang Naga Lembah Iblis 4

Sepasang Naga Lembah Iblis Karya Kho Ping Hoo Bagian 4 yang telah kuputuskan ?" Tanya Gubernur Yen sambil memandang kepada semua orang yang hadir . " Kami tidak dapat membantah ayah , akan tetapi kalau ayah nanti hendak menghadap kaisar , perkenankan saya ikut untuk membantu dan menjaga keselamatan ayah " . " Perkenankan saya yang mengawal taijin !" kata Kwee-ciangkun . Gubernur Yen mengankat tangannya . " Tidak cukup jelaskah apa yang ku katakana tadi " Kalau memang aku harus berkorban , biarlah aku saja . Yang lain harus tinggal di sini untuk melanjutkan perjuangan . Kalian boleh mati demi perjuangan , tidak boleh hancur karena kekoyolan kalian . Mengertikah semua " Aku tidak memerlukan pengawal atau pengantar . Biarkan aku pergi sendiri !" Tidak ada orang yang berani membantahnya lagi . Bahkan cucuran air mata tiga orang istrinya ketika mendengar akan tekad gubernur ini tidak dapat mencegah keputusannya . Pada keesokan harinya , pasukan yang di pimpin Akauw atau menurut laporan di sebut sebagai Cian-ciangkun itu telah 176 tiba di Lok-yang dan langsung menghadap Gubernur . Pasukan itu berhenti diluar pintu gerbang dan hanya Akauw dan dua orang pembantunya yang memasuki kota Lok-yang membawa leng-ki ( bendera utusan kaisar ) sehingga di sepanjang jalan Akauw dan dua orang pembantunya dihormati orang . " Utusan Kaisar telah tiba !" terdengar teriakan ke dalam ketika mereka telah tiba di pintu depan gedung tempat tinggal gubernur . nampak Gubernur Yen tergopoh keluar lalu menjatuhkan diri berlutut di depan Akauw . Memang setiap orang yang menerima utusan kaisar harus bersikap hormat seolah yang datang itu kaisar sendiri . Akauw lalu mengeluarkan gulungan surat perintah dan menyerahkan kepada pembantunya . Dia sendiri tidak pandai membaca , maka dia menyerahkan kepada pembantunya yang segera membacanya dengan suara nyaring . " Sribaginda Kaisar yang mulia memanggil dan memerintahkan Gubernur Yen Kan untuk segera datang menghadap istana kerajaan !" Setelah membacanya , pembantu itu menyerahkan gulungan kertas itu kepada Akauw dan Akauw juga menyerahkannya kepada Gubernur Yen . Gubernur menerima gulungan perintah itu dengan sikap hormat , setelah itu barulah dia bangkit berdiri dan kini yang dihadapinya adalah seorang panglima biasa . " Cian-ciangkun telah melakukan perjalanan jauh , tentu lelah . Silahkan masuk dan melepas lelah sambil makan minum yang akan kami hidangkan " , kata Gubernur Yen dengan ramah sambil memandang tajam panglima yang tinggi besar dan gagah itu . Cian Kauw Cu memberi hormat dengan mengangkat tangan di depan dada . " Banyak terima kasih , taijin . Akan tetapi tugas kami hanyalah menyampaikan surat perintah , kemudian 177 mengawal taijin sekarang juga untuk berangkat ke kota raja " . Gubernur Yen dapat merasakan bahwa dalam ucapan itu terkandung kepastian yang tak dapat dibantah lagi dan tahu bahwa panglima seperti ini amat tegas dan jujur , tidak akan mudah untuk " di sogok " . " Baiklah , ciangkun . Akan tetapi setidaknya berilah waktu kepada saya untuk berpamit dari keluarga saya " . " Silahkan , taijin . Kami bertiga akan menanti diluar pintu gerbang " . Akauw dan dua orang pembantunya lalu meninggalkan gedung itu , menunggu bersama pasukannya diluar pintu gerbang sebelah barat . Ketika gubernur memasuki ruangan dalam , dia di sambut oleh tangisan tiga orang istrinya . Bahkan Yen Sian yang biasanya gagah perkasa dan tabah , kini merangkul pundak ayahnya sambil menangis sedangkan Yen Gun berdiri mondar mandir dengan wajah keruh . Semua orang tenggelam ke dalam kedukaan dan kekhawatiran . Khawatir , kecewa , sedih sebagai kebalikan dari sejahtera , puas dan gembira adalah perasaan yang melanda setiap orang manusia di dunia ini , orang akan tenggelam dan merasa bahwa di seluruh dunia ini dirinyalah yang paling menderita , paling sengsara , paling celaka . Sebaliknya kalau sedang bergembira dia lupa segalanya , yang ada hanya kegembiraan itulah . Orang tenggelam ke dalam suka duka , susah senang , sedih gembira , seperti sebuah biduk yang di ombang ambingkan gelombang samudera . Barulah kalau kita dapat melihat diri sebagai orang luar , kita dapat melihat bahwa semua itu sudahlah wajar . Gelombang kehidupan menghempas dari kanan kiri , terombang ambing . Semua perasaan susah senang dalam kehidupan ini adalah wajar , sudahmerupakan romantika kehidupan . Kalau tidak ada susah mana ada senang dan kalau tidak ada duka mana ada suka " Romantika kehidupan ini justeru merupakan nikmat hidup . 178 bagaikan makanan , kalau yang ada hanya manis saja , tanpa mengenal rasa asam pahir getir dan asin , mana mungkin kita dapat menikmati rasa manis " Bahkan rasa manis itu akan menjadi memuakkan . Demikian pula dalam kehidupan ini . rasa senang yang terus menerus tanpa di selingi perasaan lain seperti kecewa dan susah , akan menjadi perasaan yang menjemukan . Tidak ada kesenangan abadi di dunia ini karena sesuatu yang di anggap menyenangkan itu kalu diberikan terus menerus tanpa ada perubahan , akan kehilangan anggapan menyenangkan itu . Sebuah pantai laut dengan desir ombaknya akan terasa indah dan menyenangkan bagi pendatang dari kota , akan tetapi tanyakan kepada mereka yang tinggal di pantai , maka mereka akan mengatakan bahwa pemandangan itu membosankan dan mereka merindukan untuk pergi dan melihat kota dan gunung ! . Sebaliknya orang kota ingin ke pantai , orang gunung ingin ke kota dan orang kota ingin ke gunung . Hiduo ini membutuhkan perubahan ,perubahan pemandangan , penglihatan dan pendengaran . Bahkan penciuman dan rasa di mulut juga selalu menghendaki perubahan . Karena itu , tenggelam ke dalam satu macam perasaan saja adalah tidak bijaksana . Terimalah susah senang sebagai sesuatu yang wajar dan nyata , sebagai bumbu - bumbu kehidupan . Bukan tidak mungkin bahwa diujung sesuatu yang menyedihkan itu menanti sesuatu yang menggembirakan , dan sebaliknya di ujung jalan penuh kesenangan itu menanti kesusahan ! Ada hikmah tersembunyi dibalik setiap peristiwa dan kalau kita menyerahkannya kepada Tuhan sambil tidak lupa berusaha sekuat tenaga , maka apapun yang terjadi menimpa diri tidak akan mendatangkan batin yang terlalu merasa gembira . " Sudahlah , cukup semua ini . Ingatlah kalian semua bahwa andaikata terjadi sesuatu dengan diriku , andaikata kematian menantiku di sana , maka kematianku adalah merupakan pupuk bagi perjuangan kalian . Juga andaikata 179 kalian gagal pula , itu semua merupakan pupuk bagi perjuangan selanjutnya yang akan dilakukan rakyat terhadap penjajah Toba . Penjajahan harus lenyap dari tanah air kita !" . Kata-kata yang penuh semangat dar Gubernur Yen ini agaknya merupakan obat yang manjur karena semua orang berhenti menangis , bahkan tiga orang istri itu segera mempersiapkan segala yang perlu di bawa suami mereka . Mereka berkemas dan tak lama kemudian Gubernur Yen Kan keluar dari gedung , masuk ke dalam keretanya yang sudah menanti diluar rumah . Kereta segera berangkat dan mereka semua mengantarkan gubernur sampai tiba diluar pintu gerbang sebelah barat dimana pasukan kerajaan sudah menanti . Biarpun Gubernur Yen berangkat seorang diri saja , namun para pembantunya telah menyebar mata-mata untuk mengikuti perjalanan gubernur itu dan untuk mengetahui bagaimana nasibnya kelak setelah tiba di kota raja . Diam-diam Akauw merasa kecelik . Tadinya dia menganggap bahwa Gubernur pemberontak ini seorang yang keras dan yang sudah mengambil keputusan untuk memberontak , tentu akan membangkang terhadap panggilan kaisar . Dia sudah siap untuk menggunakan kekerasan seandainya sang gubernur menolak . Akan tetapi sama sekali tidak si sangkanya bahwa gubernur itu menaati perintah kaisar dan segera berangkat , bahkan tanpa membawa pengawal . Diapun merasa kagum karena gubernur itu di anggapnya seorang yang gagah berani . Bagi Akauw yang kurang begitu mengerti tentang perjuangan atau pemberontakan , hanya menganggap bahwa seorang bawahan yang menentang atasannya itu adalah perbuatan yang tidak benar dan wajib di tentang . Oleh karena itu , betapa kecewa hati Akauw ketika mereka tiba di kota raja , Gubernur Yen Kan di hadapkan kepada 180 Kaisar ,langsung saja dia dibentak oleh kaisar dan di tuduh pemberontak . Bagaimanapun juga , belum ada bukti bahwa gubernur itu memberontak , biarpun dia sudah mendengar sendiri rapat yang diadakan gubernur itu dengan para sekutunya . " Gubernur Yen Kan , kami mendengar bahwa engkau telah mengumpulkan banyak pemuda untuk di jadikan prajurit , bahwa engkau telah memperkuat barisanmu . Engkau sudah membuat persiapan untuk memberontak " " " yang Mulia , berita yang dikabarkan orang itu memang benar . Hamba memang memperkuat barisan , akan tetapi hal itu hamba lakukan untuk menjaga keselamatan perbatasan dengan Negara lek-kok ( Korea ) dan juga untuk menjaga keamanan di sepanjang pantai timur karena terdapat banyak gangguna oleh bajak laut " . " Bohong ! Engkau memperkuat barisan untuk mengadakan pemberontakan . Engkau bergabung dengan berbagai golongan , juga dengan Hek I Kaipang . Engkau tidak perlu menyangkal lagi karena kami telah mengetahui segalanya ! Pengawal , tangkap dia dan jebloskan ke penjara menanti pengadilan !" . Gubernur itu tanpa di beri kesempatan membela diri lagi lalu di seret oleh para pengawal . Gubernur itu nampak tenang saja , sama sekali tidak kelihatan takut , bahkan mengangkat dadanya dan menegakkan kepalanya . Sikap yang gagah perkasa ini membuat Akauw merasa kagum dan penasaran . Melihat kegagahan gubernur itu saja telah mendatangkan perasaan suka didalam hatinya . " Koksu , setelah dia di tangkap , lalu bagaimana sekarang " Ternyata dia sama sekali tidak mau mengaku , bahkan ketika di panggil juga tidak melawan atau membangkang " . " Biarpun begitu , Yang Mulia , Kita tidak boleh bertindak lemah . Hamba kira ini semua adalah siasat belaka dari 181 Gubernur Yen . Dia bersikap demikian agar tidak ada alasan bagi paduka untuk menyerbu Lok-yang . Dia agaknya hendak mengorbankan diri demi kelanjutan penghimpunan kekuartan di Lok-yang . Sebaiknya kalau paduka mengirimkan pasukan besar untuk menyerang Lok-yang , menangkapi para panglimanya dan mengangkat seorang gubernur baru di sana , juga panglima-panglima baru " . Kaisar mengangguk-angguk , akan tetapi pada saat itu Perdana Menteri Ji menghadap Kaisar dengan kata-katanya yang tegas dan jelas . " ampun , Yang Mulia . Hamba kira bahwa tindakan itu tidaklah bijaksana . Kalau paduka menyerang Lok-yang tanpa ada bukti pemberontakan , berarti paduka menyerang tanpa alasan . Kita belum dapat menuduh Lok-yang akan memberontak , maka kalau tiba-tiba kita menyerang dan hal itu terdengar oleh para gubernur lain , tentu akan menimbulkan keresahan dan penasaran . Kita harus mendapatkan buktinya dulu . Sebaiknya kalau kita mengirim penyelidik lagi ke sana , untuk mendapatkan bukti-bukti , dan kalau perlu menyelidiki Hek I Kaipang yang kabarnya dijadikan sekutu oleh Gubernur Yen . Baru setelah mendapat bukti , paduka turun tangan menyerang dan tidak akan ada gubernur yang menyalahkan tindakan itu " . Kaisar mengangguk-angguk , mengerutkan alisnya dan menoleh kepada koksu . " bagaimana , Lui Koksu , apakah engkau sependapat dengan apa yang dikemukakan Perdana Menteri Ji ?" Koksu saling pandang dengan Perdana Menteri Ji dan diapun mengangguk . " memang tadi hamba telah terburu nafsu , Yang Mulia . Hamba setuju dengan pendapat Perdana Menteri Ji , karena kita masih menghadapi sikap membangkang dari Gubernur Gak dan Coa-ciangkun . Sebaiknya kalau paduka mengirim penyelidik yang boleh dipercaya , dan hamba kira Cian-182 ciangkun untuk kedua kalinya dapat paduka utus untuk menjadi penyelidik di Lok-yang " . " Bagus , akupun sependapat dengan kalian . Cianciangkun , engkau telah berjasa besar dalam penangkapan Gubernur Yen . Kini kami mengangkat engkau setingkat lebih tinggi dari kedudukan mu sekarang , dan memerintahkan kepadamu untuk melakukan penyelidikan ke Lok-yang . Sekali ini untuk mencari bukti-bukti pemberontakan , dan carilah di kalangan Hek I Lo-kai . Entah siasat apa yang akan kau lakukan , terserah . Yang penting , engkau mendapatkan bukti itu . Sanggupkah engkau ?" " Hamba sanggup dan kapan hamba diharuskan berangkat ?" " Engkau boleh berisitirahat sepekan lamanya , kemudian engkau berangkatlah dan boleh membawa perlengkapan apa saja dan kalau perlu boleh pula membawa anak buah untuk membantumu di sana " . " Terima kasih Yang Mulia , akan tetapi hamba tidak akan membawa seorangpun pembantu karena hal itu bahkan akan menghambat dan menjadi penghalang gerakan hamba " . Akan tetapi di dalam hatinya Akauw ingin sekali membawa sahabatnya , Bi Soan dalam penyelidikan barunya itu . Hatinya akan merasa besar kalau saja Bi Soan dapat ikut dengannya karena dia tahu bahwa sahabatnya itu , biarpun kecil , memiliki kecerdikan luar biasa . Setelah meninggalkan istana , kebetulan tiga hari kemudian bulan purnama maka diapun bergegas pergi seorang diri di waktu bulan purnama itu , menuju ke kuil di luar kota . Baru saja dia tiba di halaman kuil kosong itu , terdengar suara orang memanggil , " kauw-ko .... !" Dengan girang dia menoleh dan ternyata yang memanggil itu adalah sahabatnya , Bi Soan . " Eh , Soan-te , engkau sudah tiba di sini pula " Betapa 183 girang hatiku karena aku memang sedang mencarimu " . " Aku tahu , engkau mencariku untuk mengajak aku kembali ke Lok-yang , bukan ?" " Eh , bagaimana engkau bisa tahu ?" " Hemm , aku mempunyai banyak kawan di sini dan aku mendengar betapa engkau telah naik pangkat karena pergi menangkap Gubernur Yen , dan engkau lalu menerima tugas untuk mencari bukti pemberontakan Jendral Yen di Lok-yang " . " Wah-wah , agaknya engkau mengetahui segalanya , adik Soan ! Memang demikianlah , aku ingin sekali engkau membantu aku melakukan penyelidikan ke Lok-yang . Engkau tentu mau , bukan ?" . " Hemm , kalau engkau membutuhkanku , baru engkau ingat kepadaku . Kalau sudah tidak dibutuhkan lagi , aku yakin engkau akan sama sekali lupa kepada Bi Soan !" Pemuda remaja itu cemberut , masih dapat kelihatan cemberutnya karena bulan purnama sedang terang sekali saat itu . " Aih , jangan begitu , Soan-te . Aku selalu ingat kepadamu , bukan kalau sedang membutuhkan bantuanmu . Kalau andaikata engkau tidak mau membantuku sekalipun , aku akan tetap ingat kepadamu . Engkaulah satu-satunya sahabatku yang ku sayang " . " Hem , merayu , ya " Sudahlah , apa yang kau bawa dalam buntalan itu ?" " Ini ku bawakan engkau bebek panggang dan nasi , juga air the sedap !" . " Wah , engkau bawa oleh-oleh " Hayo cepat buka selagi masih hangat dan kita makan dibawah sinar bulan purnama , tentu lezat sekali ! " dengan gembira Bi Soan merampas buntalan itu , membukanya dan keduanya lalu makan minum dibawah Sepasang Naga Lembah Iblis Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo sinar bulan , di halaman kuil kosong itu . 184 Baru saja mereka selesai makan , tiba-tiba Akauw memegang tangan sahabatnya yang tengah minum air teh . Bi Soan memandang heran dan Akauw mengedipkan matanya . Bi Soan memperhatikan dan kini diapun mendengar gerakan-gerakan yang tidak wajar . " Kalian siapa yang mengintai " Keluarlah !" bentak Akauw sambil melompat berdiri . Tiba-tiba dari segala penjuru terdengar angina bersiutan dan beberapa batang senjata piauw ( pisau terbang ) menyambar kea rah mereka . Akauw terkejut dan khawatir kalau-kalau sahabatnya terluka . Dia menarik tangan Bi Soan dan menyembunyikan pemuda itu di belakangnya , lalu kaki tangannya bergerak menangkis runtuh semua piauw yang menyambar itu . Bi Soan bersembunyi di balik tubuh Akauw dan bertanya . " Siapakah mereka ?" Setelah senjata piauw mereda tidak ada yang mengenai sasaran , kini berloncatan tujuh orang yang berpakaian hitam dari balik semak dan pohon , dan mereka semua bersenjata tongkat hitam , lalu menyerang tanpa mengeluarkan sepatah kata pun . Yang mereka serang adalah Akauw dan agaknya mereka sama sekali tidak menyerang Bi Soan . Pemuda cilik ini cepat berlari ke belakang sebatang pohon dan mengintai perkelahian itu . Akauw merasa penasaran sekali , " Hei , berhenti dulu ! Siapa kalian dan mengapa menyerangku ?" . Akan tetapi jawabannya hanyalah menyambarnya tongkattongkat itu dengan dahsyat sekali . Tahulah Akauw bahwa tujuh orang yang berpakaian serba hitam dan semua memegang tongkat itu merupakan lawan yang tangguh . Dia masih mencoba menggunakan kecepatan gerakannya menghindar ke sana sini sambil berloncatan . Akan tetapi gerakan tongkat yang menyerang dengan bertubi-tubi sehingga kemanapun tubuh Akauw bergerak , dia selalu disambut tongkat lain . Ketika dia menangkis dengan 185 tangannya , diapun dapat merasakan bahwa tenaga merekapun rata-rata kuat . " Syuuuuuuttt ..... !" Dua batang tongkat menyambar dari kanan kiri dan ketika dia menangkis dengan kedua tangannya , dua tongkat lagi menyambar kea rah kedua kakinya . " Haiiihh .... ! Akauw mengeluarkan teriakan dan tubuhnya mencelat ke atas sekaligus menghindarkan dua tongkat yang menyerang kaki dan tiga batang tongkat lain yang menyerang dari atas . Demikian cepat gerakannya sehingga tiba-tiba tujuh orang itu telah kehilangan orang yang mereka keroyok . Akhirnya mereka tahu bahwa Akauw telah meloncat ke atas pohon . Maka , kini merekapun berloncatan dan menyerang kea rah tubuh Akauw yang kembali melompat turun . Dia menjadi repot juga karena tidak diberi kesempatan membalas . Selain itu , dia juga belum melawan sungguh-sungguh karena belum tahu mereka itu siapa dan mengapa menyerangnya . " Tahan senjata !" bentaknya . " Katakan siapa kalian dan apa salahku maka kalian menyerangku !" " Engkau telah mengambil alih tempat kami , karena itu harus kami pukul mampus !" bentak seorang diantara mereka sambil menyerang lagi . Kini Akauw mengerti . Kiranya kuil itu adalah tempat mereka dan mereka mengira dia dan Bi Soan mengambil kuil kosong itu . " Kami tidak mengambil alih , hanya berhenti di sini sebentar ! Kami tidak bermalam di tempat ini !" " mampuslah !" bentak mereka dan tongkat-tongkat itu kembali menyerangnya dari semua jurusan . Melihat ini Akauw kehilangan kesabarannya . Dia sudah banyak mengalah . Kalaupun dia bersalah telah mengganggu ketentraman mereka , tidak semestinya mereka bertindak begini kejam , mengeroyok dengan serangan yang berbahaya , dapat mematikannya . Sepatutnya hanya menegur saja . 186 " Singgg .... !" nampak sinar hitam berkilat menyilaukan mata dimalam terang bulan purnama itu . " Sekali lagi , harap kalian mundur . Aku bersedia minta maaf kalau memang dianggap bersalah !" katanya untuk terakhir kalinya . Akan tetapi , tujuh orang itu bukannya mundur , bahkan mendesak maju dengan serangan mereka . " Kalian keterlaluan !" Akauw lalu menggerakkan pedangnya . Demikian kuat dan cepatnya gerakan itu sehingga yang nampak hanya sinar hitam bergulung panjang bagaikan seekor naga hitam mengamuk . Akan tetapi , dia tetap tidak ingin membunuh orang , dan sinar pedangnya hanya menyambar ke arah tongkat-tongkat para pengeroyok itu . " Trakk-trak-trak .... !" berturut-turut tongkat mereka itu di babat Hek-liong Pokiam dan patah menjadu dua potong . Tujuh orang itu terbelalak ketakutan dan mereka melarikan diri tanpa menoleh lagi . Akauw tersenyum dan menyimpan lagi pedangnya , tidak melakukan pengejaran . Bi Soan muncul dari balik pohon . " Wah , engkau memang hebat sekali , Kauw-ko . dan pedangmu itu , waahhh , seperti seekor naga saja . Pedang apakah itu , kauwko ?" " Memang kata-katamu itu tepat seakli , Bi Soan . Pedangku ini namanya Hek-Liong Po-kiam ( Pedang Naga Hitam ) " . " Benarkah " Bagus sekali . Bolehkah aku melihatnya sebentar , Kauw-ko ?" . " Tentu saja boleh " , Akauw lalu menghunus pedangnya dan menyerahkannya kepada Bi Soan . Ketika menerima pedang itu , Bi Soan menerima dengan kedua tangannya memegang gagang , seolah pedang itu teramat berat baginya . Dan dia memandangi pedang itu dengan penuh kagum . " Po-kiam ( Pedang pusaka ) yang baik .... " katanya memuji . 187 " Bagaimana engkau tahu bahwa ini merupakan po-kiam yang baik , Soan-te ?" " Mudah saja . Po-kiam ini tadi telah mematahkan semua tongkat mereka . Kalau tidak baik sekali mana mungkin begitu ?" . " Aku merasa heran mengapa orang-orang tadi begitu galak . Kalau Cuma kita mengganggu tempat tinggal mereka saja , tidak semestinya mereka hendak membunuh kita " . " Aku tidak merasa heran , kauw-ko . Mereka itu adalah orang-orang dari Hek I Kaipang " . " Ahhh ...." Bagaimana engkau bisa tahu ?" " Ingat saja pakaian mereka tadi serba hitam , bukan " Dan penuh tambalan . Juga mereka semua bersenjata tongkat . Mereka itu adalah para anggota Hek I Kaipang yang kabarnya bersekutu dengan pihak pemberontak . Jadi mereka tadi menyerangmu bukan karena tempat ini , melainkan karena memang mereka memusuhimu . Mereka agaknya tahu bahwa yang membawa Gubernur Yen ke sini adalah engkau , maka mereka hendak membalas dendam dan membunuhmu " . " Aih , Soan-te , engkau sungguh hebat . Engkau agaknya mengetahui segalanya !" . " Sudahlah , jangan terlalu memuji . Kita harus lebih berhati-hati . Engkau di utus ke Lok-yang untuk mencari bukti pemberontakan , bukan " Dan untuk itu engkau harus menyelidiki Hek I Kaipang . Akan tetapi agaknya mereka telah mengenalmu , maka engkau harus berhati-hati sekali " . Akauw mengangguk-angguk . " Akan tetapi dengan adanya engkau yang begini cerdik dan tahu segala berada di sampingku , aku tidak takut , Soan-te " . Tiga hari kemudian , berangkatlah mereka ke Lok-yang . Untuk keperluan ini , kembali Akauw mengenakan pakaian biasa , hanya saja dia membawa surat perintah dari Kok-su 188 sebagai bekal , kalau-kalau dia akan berurusan dengan pejabat setempat . **** Malam itu masih terang bulan . Dua sosok tubuh orang yang berpakaian serba hitam , membawa tongkat , berjalan menuju ke sebuah rumah besar kuno . Rumah ini sejak dulu menjadi pusat dari Perkumpulan Hek I Kaipang di kota raja . Dua orang itu bukan lain adalah Song-pangcu , ketua cabang Hek I Kaipang di Nam-kiang dan yang kedua adalah Yang Cien yang menyamar sebagai seorang anggota Hek I Kaipang . Seperti diketahui , Song Pang-cu pergi ke kota raja karena undangan dari Cu-lokai , pangcu pusat Hek I Kaipang di Tiang-an . Tidak seperti biasanya , dibangunan kuno itu nampak sepi . Ketika mereka memasuki pekarangan yang sepi , dari dalam bangunan itu muncul belasan orang anggota Hek I Kaipang . Song-pangcu memandang penuh perhatian . Di beranda itu terdapat pula lampu gantung sehingga penerangan di situ cukup , dan dia dapat melihat bahwa para anggota Hek I Kaipang itu biarpun mengenakan pakaian serba hitam , namun pakaian mereka itu terbuat dari kain yang baru , dan sepatu mereka juga baru ! Padahal , anggota Hek I Kaipang hanya mengenakan sepatu butut , bahkan banyak yang bertelanjang kaki . Lima belas orang itu lalu memberi hormat dengan membungkuk kepada Song-pangcu , cara penghormatan yang lajim dipergunakan oleh para anggota Hek I Kaipang . " Selamat datang , Song Pangcu .... " teriak mereka serentak . "Hemm , kalian ini para anggota Hek I Kaipang , ataukah pengantin pria yang hendak dipertemukan " Belum pernah aku melihat anggota Hek I Kaipang menjadi pesolek seperti 189 kalian . Dimana Cu Lokai ?" kata Song Pangcu dengan nada teguran . Cu Pangcu menanti di ruangan belakang . Harap Songpangcu langsung saja masuk kedalam " , kata seorang di antara mereka yang tidak memperdulikan teguran dalam soal pakaian itu . Cu-pangcu mengangguk dan bersama Yang Cien dia memasuki bangunan kuno yang besar itu . Baru masuk saja dia sudah merasa heran . Biasanya , pusat Hek I Kaipang ini mempunyai banyak sekali anggotanya . Apalagi di waktu malam , para anggotanya pasti berkumpul di sini . Kenapa sekarang kelihatan sepi saja " " Mereka terus masuk ke ruangan belakang yang luas sekali . Ruangan ini dipakai untuk mengadakan rapat anggota , juga dipergunakan sebagai tempat latihan silat . Kini ruangan inipun kosong dan begitu mereka masuk , terdengar suara orang tertawa dan tempat itu sudah di kepung oleh belasan orang prajurit dan belasan orang berpakaian hitam yang menyambut mereka tadi . dan di depan sendiri berdiri Thian-te Ciu-kwi sambil tertawa-tawa . kakek yang kecil kurus ini menuangkan arak dari guci ke dalam mulutnya , lalu tertawa lagi . " Song-pangcu , engkau baru muncul ?" Song-pangcu terkejut bukan main melihat munculnya belasan orang prajurit itu dan terutama sekali melihat kakek kecil kurus itu yang dikenalnya dengan baik . Siapa tidak mengenal Thian-te Ciu-kwi , dari timur itu . Dan hebatnya , kakek itu kini mengenakan pakaian seorang panglima ! . " Thian-te Ciu-kwi , apa artinya ini " Dimana Cu-pangcu ?" tanyanya dengan heran dan juga khawatir " Ha-ha-ha , engkau hendak bertemu dengan Cu Lokai " Tunggu sebentar !" Thian-te Ciu-kwi memberi tanda dan beberapa orang prajurit masuk sambil menggiring tujuh orang yang tangannya 190 tereblenggu masuk ke tempat itu . Paling depan adalah Cu Lokai dan enam orang lain adalah para ketua cabang yang agaknya sudah menjadi tawanan pemerintah . Jelas sekarang bagi Song-pangcu bahwa undangan itu adalah palsu dan merupakan jebakan . Dia di undang ke situ hanya untuk di tangkap seperti mereka . " Ha-ha-ha , engkau melihat sendiri , semua telah tertangkap . Kami minta agar engkau menyerah saja , Song-pangcu sehingga kami tidak perlu melakukan kekerasan ! " . " Thian-te Ciu-kwi , aku tidak akan sudi menyerah !" Bentak Song-pangcu dengan marah sekali dan dengan tongkat hitamnya dia sudah menyerang Thian-te Ciu-kwi dengan dahsyatnya . Kepandaian Song-pangcu sudah cukup tinggi sebagai ketua cabang Hek I Kaipang , akan tetapi tentu saja jauh kalau dibandingkan dengan Ciu-kwi . Sambil terkekeh Ciu-kwi menyambut serangan itu dengan dorongan kedua tangannya dan akibatnya tubuh Song-pangcu terjengkang roboh ! . Melihat ini , Yang Cien berseru , " Song-pangcu , bebaskan semua rekan " . dan diapun sudah mencabut pedangnya lalu menerjang kea rah Thian-te Ciu-kwi . Si Setan Arak ini terkejut sekali melihat sinar putih bergulung-gulung bagaikan seekor naga putih itu . Para prajurit dan orang-orang yang menyamar sebagai anggota Hek I Kaipang sudah menyamar sebagai anggota Hek I Kaipang sudah menyambut pedang Yang Cien , akan tetapi mereka segera mundur dan terkejut karena senjata di tangan mereka patah-patah begitu bertemu dengan sinar putih bergulung-gulung itu . Thian-te Ciu-kwi maklum bahwa pemuda itu lihai dan memiliki pedang ampuh , maka diapun segera mencabut pedangnya di punggungnya dan menyerang dengan ganasnya . Yang Cien mengelak dan membalas dan segera pemuda ini di keroyok banyak orang . 191 Sementara itu , Song-pangcu sudah melompat kea rah para tawanan . Beberapa orang prajurit menyambutnya , akan tetapi dengan gerakan tongkatnya , Song-pangcu merobohkan dua orang prajurit , merampas sebatang golok dan dengan golok itu dia membikin patah borgol yang mengikat tangan enam orang rekannya . Setelah para pimpinan kai-pang itu terlepas tangannya , mereka segera mengamuk dan membuat para prajurit dan anggota Hek I Kaipang palsu kocar kacir . Sementara itu , perkelahian antara Yang Cien melawan Thian-te Ciu-kwi berlangsung dengan serunya . Thian-te Ciu-kwi juga memiliki pedang yang ampuh dan tidak patah ketika bertemu Pek-liong Po-kiam , dan gerakan kakek ini cukup gesit , sehingga dapat mengimbangi amukan Yang Cien . Anak buahnya yang tadi ikut mengeroyok , kini sudah mundur dengan jerih karena setiap kali senjata mereka bertemu dengan Pek-liong Po-kiam , senjata mereka tentu patah-patah . Dan mereka kini ikut mengeroyok delapan orang pimpinan Hek I Kaipang yang mengamuk itu . Yang Cien harus mengakui bahwa kakek kecil kurus yang dilawannya itu lihai sekali dan agaknya tidak akan mudah baginya untuk mengalahkannya dalam waktu singkat . Kalau sampai datang bantuan berupa pasukan , tentu dia dan para pimpinan Hek I Kaipang akan terkepung ketat dan tidak akan lolos lagi . Maka dia segera berseru kepada Song-pangcu agar melarikan diri . " Cepat pergi sebelum terlambat !" Demikian dia mengeluarkan seruan nyaring dan Song-pangcu, juga yang lain-lain . Maklum apa yang dimaksudkan pemuda gagah perkasa itu . maka setelah merobohkan para penghalang mereka segera melarikan . Yang Cien mengerahkan tenaga Bu-tek Cin-keng menyerang dengan dahsyat dan biarpun Thian-te Ciu-kwi dapat menangkisnya , namun tubuhnya terdorong jauh ke belakang oleh hebatnya tenaga Bu-tek Cin-keng itu . Dia 192 terkejut bukan main , maka ketika Yang Cien meloncat jauh ke belakang untuk menyusul teman-temannya . Dia tidak berani mengejar sendirian saja . Dia lalu meneriaki anak buahnya untuk melakukan pengejaran sementara Thian-te Ciu-kwi cepat melapor kepada Koksu akan adanya seorang pemuda yang amat lihai , yang memiliki sebatang pedang bersinar putih yang ampuh sekali , juga diam-diam dia terkejut ketika tadi Yang Cien menggerakkan tangan kiri mendorong ke depan . Gerakan itu persis dengan sebuah jurus dari ilmu silat yang dikuasai muridnya , namun tenaga yang keluar dari tangan pemuda berpakaian hitam itu jauh lebih dahsyat dibandingkan tenaga muridnya . Dia sendiri juga sudah mempelajari ilmu dari muridnya itu , akan tetapi dia Sepasang Naga Lembah Iblis Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo menganggap ilmu itu amat aneh , bahkan pernah ketika mempelajari sebauh jurus , dia merasa dadanya sesak dan sakit seolah tenaga sinkangnya membalik dan memukul dirinya sendiri . Dia tidak tahu bahwa muridnya mempelajari ilmu itu secara ngawur , tidak menurut teori yang benar . Maka ketika dia mempelajari jurus itu , tenaganya membalik dan hampir saja dia terluka parah . Kalau muridnya tidak mengalami hal seperti yang di alaminya itu . Hal itu adalah karena Akauw memiliki tenaga murni yang wajar , bukan tenaga karena terlatih melalu Samadhi , melainkan tenaga yang timbul karena cara hidupnya seperti kera . maka , Akauw tidak mengalami guncangan . Akauw dapat memainkan guncangan . Akauw dapat memainkan semua jurus Bu-tek Cin-keng tanpa membahayakan dirinya . Walaupun dia tidak memiliki tenaga yang ampuh dari ilmu itu . seolah dia hanya menguasai kulitnya saja tanpa mengenal isinya . Itulah sebabnya ketika bertemu dengan Yang Cien yang memiliki dan menguasai ilmu itu seutuhnya , sekali dorong saja Thian-te Ciu-kwi hamper terjengkang ! . Para pimpinan Hek I Kaipang yang delapan orang itu maklum bahwa kalau mereka tidak cepat keluar dari kota raja , pada keesokan harinya mereka akan terlambat karena tentu 193 Koksu akan mengerahkan pasukan untuk mencari mereka . Maka , dengan bantuan Yang Cien , mereka lalu menyerbu pintu gerbang utara dan akhirnya setelah terjadi pertempuran kecil melawan para penjaga pintu gerbang yang hendak mencegah mereka lari , mereka akhirnya dapat keluar dari kota raja dengan selamat . Cu Lokai mengajak mereka memasuki sebuah hutan yang menjadi pusat dan tempat tinggal para anggota Hek I Kaipang untuk sementara . Setelah tiba di situ , kedelapan orang pimpinan Hek I Kaipang itu lalu menjatuhkan diri berlutut ke depan kaki Yang Cien menghaturkan terima kasih . Dengan gugup Yang Cien mengangkat mereka satu demi satu , dimintanya agar mereka bangkit dan jangan memberi hormat secara berlebihan . " yang kulakukan ini bukanlah pertolongan , melainkan suatu kewajiban . Harap cu-wi ( Kalian ) tidak bersikap sungkan " . Song-pangcu lalu berkata kepada Cu Lokai dan yang lain-lain . " Harap para pangcu mengenalnya . Taihiap ini adalah taihiap Yang Cien yang telah menolong dan menguburkan jenazah mendiang Kam Lokai " . " Ahhh .... !" Semua orang berseru dan Cu Lokai yang menjadi ketua pusat cepat memberi hormat . " Kiranya Yang Taihiap yang telah menguburkan jenazah sute kami . Untuk kami kami merasa bersukur dan berterima kasih sekali " . Mereka duduk mengelilingi meja dan kini mereka membicarakan urusan perjuangan mereka . Yang Cien yang sudah di anggap orang sendiri itu hanya mendengarkan . Dari cerita mereka Yang Cien tahu bahwa mereka semua telah di jebak oleh Koksu dan di tangkap setelah mereka semua di kalahkan oleh Koksu atau oleh pembantunya , yaitu Thian-te Ciu-kwi yang lihai " . " Pemerintah telah mengetahui akan hubungan kita dengan 194 para gubernur yang mengusahakan pemberontakan " , kata Cu Lokai . " Bahkan dari dalam penjara kami mendengar bahwa Gubernur Yen juga sudah di tangkap " . " Aahhhh .... !" Song-lokai berseru kaget . " Kalau begitu gerakan di timur gagal ?" " Mungkin saja . Gubernur belum berhasil menyusun kekuatan akan tetapi telah di dahului , di panggil kaisar dan setelah sampai di sini langsung di tahan . Semua ini tentu akal dari Koksu Lui yang lihai sekali itu " . " Akan tetapi , kenapa Gubernur Yen mau saja di panggil seperti seekor sapi masuk ke jagal ?" Tanya Song-pangcu penasaran . -oo0dw0ooo- Jilid 7 " Tentu Gubernur Yen adalah seorang patriot sejati . Kalau dia membangkang berarti ada bukti akan pemberontakan di Lok-yang . Tentu Gubernur Yen mengorbankan diri demi perjuangan . Biarpun dia di tangkap , bahkan di bunuh sekalipun , perjuangan tidak boleh hancur sebelum di mulai . Tentu diam-diam ada yang menggantikannya , melanjutkan penghimpunan kekuatan di sana . Kita sudah tidak dapat lagi tinggal di kota raja , oleh karena itu semua anak buah harus di pindahkan . Aku akan membawa anak buah dari kota raja pindah ke sekitar Lok-yang , untuk membantu sewaktu-waktu Lok-yang menentang pemerintah " . " Sebaiknya sebagian pula pindah ke Nam-kiang " , kata Song-Pangcu . " di Namkiang juga terjadi pergolakan . Terjadi pertentangan antara Koksu dan Coaciangkun . kabarnya Coa-ciangkun telah menerima perintah dari kaisar untuk mengundurkan tentaranya akan tetapi dia masih 195 menangguhkannya . Dan Gubernur Gak di Nam-kiang bersimpati kepada Coa-ciangkun . Ada gejalanya bahwa merekapun hendak menentang pemerintah penjajah " . " Akan tetapi kenapa Kaisar memerintahkan Coa-ciangkun mundur " Bukankah pasukan Coa-ciangkun yang menjaga tapal batas di selatan ?" . " Entahlah , gerakan itu kalau benar dilakukan dan pasukan di tarik mundur , hanya akan menguntungkan Kerajaan Sun . Padahal kami mendengar bahwa Kerajaan Sun yang diperintah Sun Huang-te kini semakin kuat karena di bantu oleh banyak golongan kang-ouw . Kini di Nam-kiang itupun timbul desas-desus bahwa pemerintah Kerajaan Sun akan segera melakukan penyerangan terhadap Kerajaan Toba " . " Bagus !" kata Coa Lokai . " makin banyak yang memberontak semakin baik , tanda keruntuhan Kerajaan Toba sudah mendekati saatnya dan kita akan segera terbebas dari cengkraman penjajah " . Yang Cien yang sejak tadi hanya mendengarkan saja , segera ikut bicara . " Menurut pendapat saya yang bodoh , pemberontakanpemberontakan kecil itu tidak ada artinya sama sekali . Satu demi satu akan di hancurkan oleh kekuatan Toba , tentu akan terjadi perebutan kekuasaan di antara mereka yang tak kunjung henti . dan rakyat tetap saja tidak dapat mengecam kedamaian dan ketentraman " . " Hemmm , ada benarnya juga ucapan Yang-taihiap " , kata Cu Lokai . " Akan tetapi , kalau kita semua tidak melakukan usaha perjuangan ini , lalu sampai kapan penjajah Toba dapat di usir keluar dari tanah air ?" " Memang sudah menjadi kewajiban kita bersama untuk mengusir penjajah dari tanah air , akan tetapi yang paling penting kita harus dapat bersatu padu menghimpun kekuatan . Dengan cara demikian , barulah kita memang tidak akan berhasil dan kalaupun kita memang tidak akan terjadi 196 perebutan kekuasaan dan perang saudara yang tidak henti-hentinya . Lupakah cu-wi akan sejarah bangsa kita sebelum bangsa Toba menjajah tanah air kita " Mengapa sampai dapat terjajah " Karena kita saling hantam sendiri , karena perang saudara yang tiada henti-hentinya . Bangsa Toba menggunakan kesempatan itu untuk memukul dan menguasai tanah air . Coba andaikata kita bersatu padu , tak mungkin bangsa lain menjajah kita " . Ucapan penuh semangat dari yang Cien ini di sambut gembira sekali oleh para pimpinan kaipang itu . Bahkan Song-pangcu saking gembiranya lalu mengusulkan ." Dalam pemilihan pangcu yang akan di adakan dalam tahun depan , kami mengusulkan agar Yang-taihiap di pilih menjadi bengcu !" . " Akur ! Setuju !" Semua orang berseru dan Cu Lokai mengangkat tangan agar mereka diam . Setelah semua orang diam , Co Lokai berkata dengan suara nyaring . " Usul Song-pangcu itu memang tepat , akan tetapi bagi kami yang sudah mengenal baik Yang-Taihiap . Sedangkan golongan kaipang ada amat banyak . Mereka pun harus di yakinkan dulu akan kemampuan Yang-taihiap . Pertemua para kaipang akan di adakan di lereng Hoa-san dalam waktu tiga bulan lagi . Nah , dalam pertemuan itulah kita akan mengusulkan agar Yang-taihiap dijadikan calon tunggal dari pihak seluruh kaipang sebagai calaon bengcu " . Semua orang menyatakan setuju dan kini Yang Cien yang bicara . " Maksud hati cuwi amat baik dan saya mengucapkan banyak terima kasih atas kepercayaan itu . Akan tetapi harap di ingat bahwa saya tidak mau memperebutkan kedudukan bengcu . Saya hanya mau menjadi bengcu kalau semua pihak menghendakinya . Memang sudah menjadi tekad saya untuk mempersatukan semua golongan dan mengusir penjajah Toba dari Tanah air . kalau perebutan kedudukan bengcu itu berarti sudah mengarah kepada perpecahan , justeru saya 197 menghendaki persatuan semua pihak demi kepentingan perjuangan mengusir penjajah " . Semua orang menyatakan setuju dan demikianlah , para anggota kaipang kini tidak diperbolehkan berkeliaran di kota raja . Sebagian dari mereka berangkat ke Lok-yang untuk bergabung dengan Hek I Kaipang di sana . dan sebagian lagi ada yang ke selatan . Yang tinggal di hutan itu menerima latihan ilmu silat dari Yang Cien untuk melewatkan waktu menanti datangnya pertemuan besar antara para kaipang di Hoa-san . **** Ciang Kauw Cu dan Bi Soan melakukan perjalanan dengan santai ke kota Lok-yang kembali . akan tetapi mereka sama sekali tidak tahu bahwa perjalanan mereka sekali ini tidaklah sama dengan perjalanan pertama dahulu . Ketika itu , tidak ada orang mengenal mereka , maka perjalanan mereka tidak menemui banyak rintangan . Sekarang keadaannya lain lagi . Akauw sudah dikenal oleh orang-orang Hek I Kaipang , bahkan di kenal sebagai musuh karena mereka tahu bahwa Akauw adalah seorang panglima yang di tugaskan memanggil Gubernur Yen yang kemudian di tangkap . Bahkan ketika mengadakan pertemuan dengan Bi Soan di kuil tua dia sudah di serang oleh orang-orang Hek I Kaipang yang kini mengetahui bahwa dia adalah seorang jagoan yang amat lihai . Kini , perjalanan mereka di bayangi orang Hek I Kaipang dari jauh , bahkan orang-orang Hek I Kaipang sudah mengatur siasat untuk menghadangnya dan telah mendatangkan dua orang jagoan dari dunia kang-ouw untuk membantu mereka menaklukkan panglima tinggi besar itu . Mereka itu adalah ketua cabang di Lok-yang dan wakilnya , dua orang kakak beradik seperguruan yang ahli dalam hal penggunaan racun atau senjata beracun . Jauh di luar kota Lok-yang , di sebelah barat terdapat 198 hutan yang di seling padang rumput yang luas . Ketika mereka tiba di padang rumput yang luas itulah muncul banyak orang . sedikitnya ada tiga puluh orang berpakaian hitam , berloncatan keluar dari balik rumput dan alang-alang , mengepung Akauw dan Bi Soan . Akauw merasa khawatir sekali akan keselamatan Bi Soan dan mulailah dia merasa menyesal mengapa dia mengajak Bi Soan karena kalau menghadapi bahaya begini Bi Soan tidak dapat membela diri dan terpaksa dialah yang harus melindunginya . " Soan-te , cepat kalu lari , aku yang akan melindungimu " , kata Akauw yang melihat banyaknya orang yang mengepung mereka . Kalau Bi Soan sudah melarikan diri , maka dia akan lebih tenang menghadapi pengeroyokan mereka . Baru dari pakaian mereka saja dia dapat menduga bahwa tentulah mereka anggota Hek I Kaipang . " Heiii , siapakah kalian dan mengapa menghadang perjalanan kami ?" Akauw membentak dengan sikap gagah . Dua orang pemimpin mereka , yaitu Thio Ci Ketua Hek I Kaipang cabang Lok-yang dan Thio Kui , adiknya atau wakil ketua , segera berteriak , " Antek Mongol , lebih baik kalian menyerah daripada harus mampus di tangan kami !" . Akauw marah sekali mendengar dirinya di maki antek Mongol . Dia bekerja kepada Koksu dan kaisar hanya untuk membantu gurunya , Thian-te Ciu-kwi dan selama dia tidak melakukan pekerjaan yang kotor , dia tidak merasa menjadi antek Mongol . " Kalian orang-orang Hek I Kaipang pemberontak jahat ! Cepat pergi atau aku akan menghajar kalian dan kalau ada yang tewas di antara kalian jangan salahkan aku !" Akauw selama ini memang selalu menjaga agar jangan sampai membunuh orang . Akan tetapi sekarang , ketika keselamatan Bi Soan terancam , dia tidak akan segan untuk membunuh semua orang itu , demi keselamatan Bi Soan ! . 199 " Jangan khawatir , Kauw-ko , aku dapat melindungi diri sendiri !" bisik Bi Soan dan ketika dia mengerling kea rah kawannya itu , ternyata Bi Soan telah memegang sepasang pedang pendek seperti belati , entah darimana dia mendapatkan itu , tentu di sembunyikan di bawah pakaiannya . Melihat ini , Akauw merasa agak lega . Pada saat itu , kedua saudara Thio sudah memberi aba-aba kepada anak buahnya untuk maju menyerang . Bi Soan berdiri beradu punggung dengan Akauw dan ketika pemuda remaja ini mulai bergerak menyambut serangan para pengeroyok , hati Akauw menjadi kagum . Ternayat gerakan pemuda itu cukup hebat , bahkan terlalu hebat karena dalam beberapa gebrakan saja Bi Soan telah dapat merobohkan dua orang pengeroyok yang berada di depannya dengan sepasang pedangnya itu . Dia pun menjadi gembira dan dengan Hek-liong-kiam di tangan Akauw mengamuk . Begitu pedang nya berkelebat , beberapa batang tongkat terpotong menjadi dua dan tiga orang roboh oleh tendangan dan tamparan tangan kirinya . Akan tetapi para pengeroyok mendesak terus . Karena jumlah mereka memang banyak . Yang menganggumkan adalah Bi Soan . Pemuda remaja ini bergerak dengan cepat bagaikan seekor burung wallet saja dan dia berloncatan ke sana sini dengan gulungan sinar kedua pedangnya . Para pengeroyok menjadi panic ketika dua orang pemuda itu merobohkan banyak teman mereka . Tiba-tiba terdengar sambaran angina yang berciutan . Akauw maklum akan datangnya senjata rahasia maka dia memutar pedangnya sehingga beberapa batang jarum dan juga pisau terbang runtuh . Akan tetapi dia mendengar kawannya mengeluh lirih . Tahulah dia bahwa Bi Soan terkena senjata rahasia , maka dia lalu mengamuk . melihat betapa Bi Soan terhuyung-huyung , hati Akauw menjadi gelisah sekali dan timbullah sifatnya yang liar . Dia mengeluarkan gerengan seperti kera yang marah dan gerakannya menjadi luar biasa 200 sekali . Enam orang roboh mandi darah oleh gulungan sinar pedangnya yang hitam dan melihat ini , kedua saudara Thio menjadi gentar . Kalau di lanjutkan bisa habis anak buah mereka . dan penyerangan mereka menggunakan senjata rahasia terhadap pemuda tinggi besar itupun sia-sia saja , bahkan tangkisan pemuda itu membuat senjata rahasia mereka menyeleweng dan mengenai kawan-kawan sendiri . Karena maklum bahwa pemuda tinggi besar itu sakti , Thio Ci memberi aba-aba kepada anak buahnya untuk melarikan diri sambilmembawa kawan-kawan yang terluka . Mereka lari cerai berai akan tetapi Akauw tidak mengejar karena dia sudah merangkul Bi Soan yang roboh terguling . Akauw memondong tubuh Bi Soan setelah menyimpan sepasang pedangnya yang masih di pegangi Bi Soan , lalu membawanya lari pergi dari tempat itu , khawatir kalau-kalau para musuh tadi datang kembali . Setelah memasuki sebuah hutan , dia berhenti . Keadaan di hutan itu cukup sunyi dan aman . Dia merebahkan Bi Soan di bawah sebatang pohon dan dilihatnya Bi Soan dalam keadaan pingsan ! Cepat diperiksanya dan di pundak pemuda remaja itu nampak sebatang paku besar yang masuk sampai hamper seluruhnya . dan sekitar luka itu nampak menghitam . Racun ! Tahulah dia bahwa paku itu beracun . Maka cepat dia mencabut paku itu dan mengalirkan darah yang kehitaman . " Breeettt .... ! " Akauw tanpa ragu-ragu lagi membuka baju temannya di bagian dada dan pundak dan tiba-tiba dia terbelalak ! Matanya menatap kea rah dada itu dan tiba-tiba mukanya berubah merah sekali . Kawannya itu adalah seorang wanita ! Sejenak Akauw tidak dapat berpikir , seperti patung dia menatap dada itu , kemudian barulah dia teringat akan ajaran suhengnya tentang tata susila , maka cepat-cepat dia menutupkan kembali baju itu , hanya meninggalkan bagian pundak saja yang terbuka . Kemudian Sepasang Naga Lembah Iblis Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo dengan agak gemetar karena masih terguncang oleh kenyataan bahwa kawannya itu 201 adalah seorang gadis , dia lalu mendekatkan mulutnya pada luka di pundak itu dan mengisapnya . Darah terisap olehnya lalu di ludahkan , lalu mengisap lagi . Sampai tiga kali dia mengisap , mempergunakan tenaganya sehingga darah beracun itu terisap keluar semua . Ketika dia mengisap untuk keempat kalinya , gadis itu siuman . Ia merintih dan melihat ada orang menempelkan mulut di pundaknya , ia menjerit . Akauw lalu mengangkat mukanya dan meludahkan darah yang merah , tidak menghitam lagi dan pada saat itu Bi Soan atau sekarang lebih baik mengenalnya sebagai Ji Goat menampar pipinya . " Plakk , plakk !" Dua kali tangan itu menampar pipi Akauw dan Ji Goat kembali roboh dengan lemas dan ia pingsan lagi . " Soan-te ... eh ... Bi Soan , kenapa engkau memukul aku " Aku mengobati lukamu ... " Akan tetapi Akauw segera tahu bahwa gadis itu tak sadarkan diri lagi maka dia memodong tubuhnya dan membawanya lari . Dia harus mendapatkan rumah orang agar gadis ini dapat beristirahat dan dapat dia titipkan karena dia harus cepat dapat mencari daun dan getah obat . Tak lama kemudian dia melihat sebuah dusun dan di rumah pertama dia melihat seorang wanita setengah tua di depan pintu . maka dia segera menghampiri wanita itu yang memandangnya dengan heran dan khawatir . " Maafkan , bibi . Sahabatku ini terluka parah , bolehkah kami mendapatkan pertolongan bibi agar sahabatku ini dapat sekedar mengaso di dalam rumah bibi ?" . " Ah , dia kenapa .... ?" Tanya wanita itu dengan khawatir . " Dia terluka dan keracunan " . " Baik , bawa dia masuk .... Di sini , masuklah di kamar ini , ini kamarku .... " Akauw merasa senang sekali dan membawa Ji Goat masuk 202 kamar dan merebahkannya di pembaringan . " Bibi , sahabatku ini seorang gadis yang menyamar pria karena itu harap bibi tidak khawatir . Ia pingsan dan aku akan pergi sebentar mencarikan obat untuknya . Kalau sebentar ia siuman dan menanyakan aku , katakana bahwa aku akan mencari obat " . Pada saat itu muncul seorang gadis dari dalam . " ini Giok Hwa , puteriku " , wanita itu memperkenalkan . " Kebetulan sekali , biarkan puterimu menemani sahabatku . Nah , aku pergi dulu , bibi " . Dan Akauw lalu cepat berlari keluar untuk mencarikan daun-daun obat di dalam hutan . Dia teringat akan kebiasaannya ketika masih hidup sebagai kera dan dia tahu betul mana daun obat yang dapat memunahkan racun seperti racun gigitan ular , dan mana getah pohon yang dapat mengeringkan luka. Ketika dia kembali ke rumah itu , ternyata Ji Goat sudah sadar dan ketika gadis itu memandang kepadanya , wajahnya berubah kemerahan . " Kauw-ko , engkau ......... " . Ia tidak melanjutkan ucapannya karena di situ duduk Giok Hwa , gadis puteri nyonya rumah . Tadi Giok Hwa sudah bercakap-cakap dengan Ji Goat , menceritakan bahwa ibunya sudah menjadi janda dan mereka hanya hidup berdua saja di rumah itu . Giok Hwa agaknya tahu diri , maka ia lalu meninggalkan mereka berdua . " Aku membawa daun obat untukmu " kata Kauw cu dengan suara agak gemetar . Ji Goat memandang kea rah pipi pemuda itu dan pipi yang tadi di tamparinya itu masih kemerahan bekas tangannya . Ia tersipu . " Kauw-ko , engkau ..... tadi aku menamparmu .... " . " Ah , engkau masih ingat itu " Maafkan aku , karena melihat engkau terluka dan lukamu itu penuh racun 203 menghitam , sedangkan engkau masih pingsan sehingga tidak dapat ku mintai ijin , aku terpaksa mengisap keluar racun itu dari lukamu . Maafkan .... " . Kauw-ko , engkau .... Engkau sudah tahu ... eh , keadaanku " " . Ia teringat akan bajunya yang sudah terlepas kancingnya dan tentu dadanya nampak oleh pemuda itu . Akauw tidak berani mengangkat mukanya , akan tetapi dia mengangguk . " Maafkan , aku ... aku tidak sengaja ... aku tidak tahu engkau seorang wanita .... " . " Engkau tidak salah , Kauw-ko . Dan memang agaknya sudah tiba waktunya bagiku untuk mengakui terus terang " . " Nanti dulu , biar aku obati dulu lukamu . Aku khawatir masih ada sisa racun di dalamnya . Ini aku membawa obat daun pemunah racun ular , ku rasa cocok untuk mengobati lukamu dan ini getah untuk mengeringkan luka " . Melihat pemuda itu ragu-ragu untuk mengobati pundaknya , Ji Goat miringkan mukanya dan menyerahkan pundaknya . " Silahkan , kauw-ko " . Barulah Akauw berani menaruh daun pengisap racun pada luka itu . Setelah itu dia duduk di atas kursi dekat pembaringan . " Sekali lagi kau maafkanlah kelakuanku tadi , karena aku sama sekali tidak dapat menduga bahwa engkau seorang wanita " . " Kauw-ko , engkau sungguh jujur dan bodoh sekali . Kita pernah bertemu , maksudku aku sebagai wanita pernah bertemu denganmu , bahkan aku pernah menguji kepandaian silatmu " . Akauw terbelalak . Teringat dia akan Ji Goat , puteri Perdana Menteri Ji yang pernah menguji ilmu silatnya . Hampir saja dia melompat dari atas kursinya karena kaget . Dia bangkit berdiri dan mukanya berubah merah . 204 " Jadi .... Engkau ... Nona Ji Goat , puteri Perdana Menteri Ji ..... " Ah , kini aku ingat . Pantas saja aku merasa seperti pernah melihatmu ketika untuk pertama kalinya kita bertemu di rumah Perdana Menteri Ji " . " Ssstttt , jangan keras-keras , Kauw-ko .... " Akan tetapi peringatan itu tidak ada gunanya karena tadi Akauw bicara keras sekali sehingga terdengar oleh janda dan puterinya itu , yang berada diluar kamar . " Tapi ... tapi kenapa engkau memakai pakaian seperti ini , Ji-siocia ?" " Aih , Kauw-ko , apakah engkau sudah tidak mau menganggap aku sebagai sahabatmu lagi " Kalau masih kau anggap sahabat , jangan sebut aku Ji-Siocia !" . " Habis , aku harus menyebut apa " Tidak mungkin menyebut Soan-te .... " . " Kalau aku menyamar sebagai pria engkau tetap menyebut aku adik Bi Soan , kalau aku berpakaian wanita barulah engkau menyebut ..... " " Ji-siocia " " Bukan , aku tidak senang kalau engkau menyebutku begitu . Apakah engkau akan senang kalau aku menyebutmu Cian-ciangkun atau Ciankongcu " Nah , sebut saja namaku . namaku Ji Goat , engkau boleh menyebutku Goat-moi kalau engkau suka " . " Kalau aku suka " Aih , Goat-moi tentu saja aku suka sekali , terima kasih !" Kata Akauw dengan gembira sekali . Entah mengapa , dia sendiri tidak tahu mengapa kini dia merasa begitu gembira setelah mendapat kenyataan bahwa sahabat yang di sayangnya itu adalah Ji Goat !. " Akan tetapi sekarang aku masih menyamar , sebaiknya engkau menyebut aku Soante seperti biasa" 205 " Akan tetapi janda itu dan puterinya sudah mengetahui bahwa engkau wanita " " Tidak mengapa . Mereka tidak berbahaya " . Ji Goat lalu bangkit duduk . " Mari kita keluar , perutku terasa lapar dan tadi enci Giok Hwa sudah berjanji akan memasakkan sayur untukku " . Mereka lalu keluar dan janda itu bersama puterinya girang melihat bahwa Ji Goat sudah dapat turun dan ternyata tidak sakit parah seperti yang mereka khawatirkan . " Nona , engkau terluka oleh senjata " Tentu prajurit-prajurit biadab itu yang melukaimu , bukan ?" , Tanya nyonya janda itu . " Prajurit-prajurit biadab " Maksudmu siapa , bibi ?" Tanya Ji Goat . " Siapa lagi kalau bukan pasukan bangsa liar itu . Bangsa Toba adalah bangsa liar dan mereka selalu menindas kita . Memang sebaiknya kalau engkau menyamar sebagai laki-laki karena mereka itu tidak pernah mau melepaskan wanita cantik " . Ji Goat menjadi tertarik sekali . " Bibi , apakah prajurit itu pernah mengganggu dusun ini ?" . " Sudah tak terhitung banyaknya . Kambing dan ayam kita selalu di rampas . Dan kalau Giok Hwa ini ketahuan mereka , celakalah kita . Selama ini Giok Hwa ku titipkan pada pamannya di kota , dan baru beberapa hari ini pulang karena kami saling merindukan . Mudah-mudahan saja perampok-perampok berpakaian prajurit itu tidak akan datang malam ini " . Biarpun luka yang di derita oleh Ji Goat sudah tidak berbahaya lagi , akan tetapi karena gadis itu perlu beristirahat , Akauw menganjurkan untuk mereka bermalam satu malam di rumah itu dan baru pada keesokan paginya melanjutkan 206 perjalanan ke Lok-yang . Malam itu Ji Goat tidur bersama Giok Hwa dan Akauw tidur di ruangan depan dan dia mendapat kesempatan untuk bicara dengan nyonya janda itu . " Sudah lamakah suami bibi meninggal ?" Tanya Akauw . Wanita itu mengela napas . " Baru setahun yang lalu . Suamiku tewas karena mempertahankan tanahnya yang hendak di beli oleh tuan tanah . Dia rebut dengan para tukang pukul dan di pukuli . Dia menderita sakit karena itu dan meninggal sepekan kemudian . Kami orang dusun sungguh tersiksa hidup kami . Bukan saja dari parapemeras , akan tetapi juga dari pemerintah kami di kenakan pajak besar . Belum lagi kerja paksa yang membawa banyak pemuda dusun ini untuk di suruh bekerja membangun Tembok Besar . Masih ada lagi gangguan para pasukan Bangsa Toba yang ganas itu . Aihhh kehidupan sungguh merupakan serentetan kesengsaraan yang tiada henti-hentinya . Kami tadinya hendak pindah saja ke dekat Lok-yang karena di sana keadaan lebih aman . Akan tetapi belum sempat lagi " . " Kenapa di dekat Lok-yang lebih aman , bibi ?" . " Karena Gubernur Lok-yang seorang yang amat bijaksana . Dia memerintah dengan adil dan pasukan Lok-yang juga merupakan pasukan yang tidak pernah bertindak liar dan buas seperti pasukan Toba . Bahkan Gubernur di Lok-yang amat baik kepada rakyat kecil . Ketika musim panas yang berkepanjangan tahun lalu , beliau yang membagikan ransom kepada rakyat , bahkan juga uang untuk modal menanam pada musim hujan berikutnya . Ah , benar . Kalau saja yang memegang pemerintah itu Gubernur Yen di Lok-yang , kehidupan tentu akan lebih tenteram " . Akauw menjadi tertatik sekali . " Akan tetapi aku mendengar bahwa Gubernur Lok-yang hendak memberontak 207 kepada Kerajaan , Bibi . benarkah berita itu ?" . " Aku tidak tahu . Akan tetapi kalau benar begitu , tentu kami semua mendukungnya ! Rakyat sudah bosan dengan pemerintah penjajah yang menindas dan menyengsarakan ini . Biarpun aku seorang wanita kalau bisa aku akan membantunya pula , untuk menebus kematian suamiku " . Sekarang jelaslah bagi Akauw . Pemerintah Toba itu di benci rakyat , dan kalau Gubernur Yen hendak memberontak , tentu akan mendapat dukungan rakyat jelata . Dia mulai menjadi bingung . Kalau dia kini membantu yang lalim yang di benci oleh rakyat , benarkah perbuatannya " Apakah suhengnya tidak akan menyalahkannya " Akan tetapi Ji Goat adalah puteri Perdana Menteri . bagaimanapun juga dia harus berpihak kepada Ji Goat ! Tidak peduli dengan yang lain-lain , akan tetapi dia sudah yakin bahwa Ji Goat adalah seorang yang baik dan benar . Dan karenanya , dia akan membelanya , kalau perlu dengan taruhan nyawanya ! Dia sudah jatuh cinta kepada Ji Goat sejak lama , sejak dia belum tahu bahwa Bi Soan adalah Ji Goat , seorang wanita . Dia sudah jatuh cinta sejak Ji Goat di anggapnya pemuda remaja . Tiba-tiba terdengar canang di pukul bertubi-tubi , dan janda itu melompat berdiri , wajahnya berubah pucat dan tubuhnya gemetaran . " Celaka .......! Mereka datang .........!" Pada saat itu , pintu kamar terbuka dan dua orang gadis itu muncul pula . " Apa yang terjadi ?" Sementara itu , giok Hwa sudah saling rangkul dengan ibunya dan menangis . " Apa yang terjadi ?" Ji Goat dan Akauw bertanya kepada mereka . " Mereka , perampok-perampok itu datang ........ !" Giok Hwa dengan suara menggigil . 208 Ji Goat dan Akauw saling pandang . " Mari , Kauw-ko !" Ji Goat dan ia sudah lari memasuki kamarnya untuk mengambil sepasang pedangnya dan Akauw segera mengikutinya pergi keluar . Terjadi perubahan hebat di dusun yang tadinya sunyi dan tentram itu . Dimanamana terdengar jeritan wanita dan teriakan-teriakan orang yang di pukuli . Nampak seorang laki-laki menyeret seorang gadis keluar dari rumah , dan dari rumah lain dua orang laki-laki menuntun kambing dan membawa ayam . Mereka itu adalah orang-orang berpakaian prajurit dan agaknya mereka itu mabok atau setengah mabok , merampoki ayam dan kambing sambil tertawa-tawa . Ji Goat sudah tidak dapat menahan sabar lagi . Sekali loncat ia sudah mendekati prajurit yang menyeret-nyeret gadis yang menjerit-jerit ketakutan itu . Tangannya melayang dan menampar . " Plaakkk !" Laki-laki itu berseru kesakitan dan terpelanting . Akan tetapi dia cukup kuat karena sudah dapat meloncat bangun kembali dan ketika melihat bahwa yang menamparnya adalah seorang pemuda remaja , dia lalu mencabut goloknya dan membacok dengan cepat dan kuat . Kemarahan membuat dia ingin sekali membunuh pemuda yang menghalanginya membawa gadis itu . Gadis itupun lari sambil menangis , kembali ke rumahnya . Di bacok dengan golok itu , Ji Goat menghindar cepat . namun penyerangnya terus mengejar dengan golok . Ji Goat lalu menggerakkan sepasang pedangnya yang kiri menangkis yang kanan menusuk dan orang itupun roboh mandi darah , sambil mengeluarkan teriakan keras . Kini bermunculan banyak prajurit . Tidak kurang dari dua puluh orang banyaknya . Ada yang memondong tubuh seorang wanita , ada pula yang membawa barang atau 209 menuntun hewan ternak . Akauw juga sudah mengamuk dan kini dia sudah dikeroyok banyak prajurit yang menggunakan golok . Akauw mengamuk dengan pedangnya dan sebentar saja sudah ada enam orang yang roboh oleh pedangnya . Ji Goat juga membantunya dan lebih banyak lagi pengeroyok roboh . Akan tetapi yang di serang oleh Ji Goat hanya mereka yang memondong wanita dan setiap penculik wanita itu pasti di bunuhnya tanpa ampun lagi . Tiba-tiba terdengar jeritan dari rumah dimana mereka bermalam . Mendengar ini Ji Goat meninggalkan Akauw dan lari kea rah rumah itu . Ketika masuk , ia mendengar pergumulan dikamar dan terdengar jeritan Giok Hwa . Cepat di tendangnya daun pintu kamar terbuka dan mukanya berubah merah saking marahnya melihat seorang prajurit tinggi besar bermuka hitam yang sedang berusaha memperkosa Giok Hwa . " Jahanam busuk !" Ji Goat berseru dan karena tidak mau membunuh orang dalam kamar itu , ia menjambak rambut si prajurit dan menariknya keluar . Prajurit itu kaget dan hendak meronta , akan tetapi dia tidak dapat melepaskan jambakan itu . Tubuhnya terseret keluar dan ketika tiba di luar rumah baru dia di lepaskan . " Kurang ajar !" bentaknya sambil mencabut goloknya . Ternyata dia berpakaian opsir , mungkin dia pemimpin gerombolan itu . Goloknya menyambar-nyambar dengan cepatnya dan ilmu silatnya lebih baik daripada yang lain . Akan tetapi dia berhadapan dengan murid Toat-beng Giam-ong , Koksu dari Kerajaan Toba ! Biarpun dia sudah mengerahkan seluruh kepandaian dan tenaga , tetap saja dalam waktu belasan jurus , dia roboh dengan leher hamper putus terbabat pedang di tangan Ji Goat yang sudah marah sekali !. Sepasang Naga Lembah Iblis Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Para prajurit yang melihat betapa opsirnya tewas , juga setengah jumlah mereka sudah roboh , segera melarikan diri di tengan malam itu , meninggalkan semua barang rampokannya . 210 Orang-orang dusun keluar dari rumah mereka dan semua orang menjadi ketakutan . Kepala dusun itu segera menjatuhkan diri berlutut di dapan Akauw dan Ji Goat . Taihiap , bagaimana dengan kami ini " Mereka tentu akan datang dengan jumlah lebih banyak dan kami yang akan menerima hukuman karena banyak tentara tewas di dusun kami " , katanya dengan suara hamper menangis . Orang-orang dusun lainnya juga menjatuhkan diri berlutut . " Kalian bangkitlah dan jangan khawatir . Kami berdua akan tinggal di sini dan kami yang akan bertanggung jawab . Kami akan menanti sampai mereka datang dan sementara itu , kalian urus jenazah semua perampok ini , kuburkan baik-baik . Ini untuk biayanya " , Ji Goat mengeluarkan beberapa potong uang emas untuk biaya penguburan . Setelah Ji Goat berkata demikian , barulah kepala dusun merasa agak lega dan beramai-ramai mereka mengurus mayat sembilan orang prajurit itu . Yang belum mati sudah lebih dulu melarikan diri sedapatnya dari tempat itu . ***** Pada keesokan harinya tengah hari , penduduk dusun itu kembali menjadi panic karena benar seperti mereka khawatirkan , datang pasukan yang sedikitnya seratus orang ke dusun itu . Pasukan ini di pimpin oleh seorang perwira gendut yang nampak bengis sekali dan begitu tiba di luar rumah kepala dusun , pasukan itu berhenti dan si perwira membentak dengan suara nyaring . " Dimana pemberontak yang semalam membunuh prajuritprajurit kami " keluarlah kalau tidak kami akan membakar semua rumah di dusun ini untuk memaksa kalian keluar !" . Ketika semua orang gemetaran dan tidak berani keluar , terdengar suara nyaring menjawab , " Akulah yang membunuh mereka !" dan Akauw sudah berdiri dengan tegak di depan perwira itu . 211 " Dan aku juga !" terdengar bentakan lain dan munculah seorang gadis cantik yang berdiri di dekat Akauw . Perwira itu memandang dan dia begitu terkejut dan heran sehingga hamper dia terjatuh dari kudanya . Cepat dia melompat turun dan menghampiri Akauw dan Ji Goat . " Ahhh , bukankah engkau Cian-ciangkun dan Ji-Siocia ?" . " Benar dan kamilah yang telah membunuh perampokperampok itu . Jadi mereka itu adalah anak buahmu kau suruh merampoki penduduk dusun , merampok hewan ternak mereka dan memperkosa dan menculik anak gadis mereka " Begitukah ?" . Pertanyaan yang di ajukan oleh Ji Goat ini membuat perwira itu kelihatan bingung dan gugup . " Ah , sama sekali tidak , Ji-Siocia . Mereka itu hanya iseng dan maklumlah , karena tugas mereka berat maka sekali waktu mereka ingin bersenang-senang " . " Bersenang-senang dengan menculik dan memperkosa gadis-gadis orang dusun " Dan berpesta pora menyembelih hewan ternak penduduk ?" Ji Goat mendesak dengan kata-katanya dan perwira itu menjadi kehabisan akal untuk menjawab . Akan tetapi pada saat itu terdengar suara orang tertawa , " Akauw , engkau sungguh mengecewakan gurumu !" dan muncullah Thian-te Ciu-kwi di antara para pasukan itu . Melihat gurunya , Akauw terkejut dan berkata sambil memberi hormat . " Suhu .... !" " Bagus , beginikah engkau melaksanakan tugasmu " Hayo kau ikut pulang ke kota raja " . " Lo-cian-pwe , Kauw-ko sama sekali tidak bersalah . Dia melaksanakan tugas dengan baik . Ketahuilah , aku telah terluka oleh gerombolan pengacau , dan Kauw-ko 212 membawaku ke sini untuk berobat . Kami telah menumpang tinggal di dusun ini kemudian malam tadi , dusun ini di serbu perampok yang merampas kambing dan ayam , bahkan menculik dan memperkosa wanita . Kami berdua turun tangan dan akibatnya beberapa orang perampok tewas . Sama sekali kami tidak menduga bahwa perampok itu adalah tentara anak buah perwira ini . Salahkah kami " Harap kau jangan menyalahkan muridmu " . " Ji-siocia , tunggu sampai aku melaporkan kepada gurumu dan ayahmu . Akauw , mari kita pulang ke kota raja dan engkau harus membuat laporan kepada Sri Baginda " . Akauw tidak berani membantah perintah gurunya . " Baiklah , suhu " . Pada hari itu juga , Akauw dan Ji Goat pulang bersama pasukan itu . Mereka mendapatkanmasing-masing seekor kuda dan dengan cepat mereka kembali ke kota raja . Akauw lalu di bawa oleh gurunya dan oleh Koksu menghadap Sri baginda Kaisar untuk membuat laporan . Dengan terus terang dia melaporkan tentang apa yang di dengarnya dari janda itu . " yang Mulia , menurut apa yang hamba dengar , Gubernur Yen akan di dukung oleh seluruh rakyat dan melihat betapa orang-orang Hek I Kaipang menyerang hamba , jelaslah bahwa Hek I Kaipang mendukung Gubernur Yen " . " Hemmm , kalau begitu , Koksu . Kerahkan pasukan dan cepat serbu Lok-yang sebelum mereka sempat memberontak . Ganti semua panglimanya dan tangkap seluruh keluarga Gubernur Yen , hukum mati semuanya , tidak boleh seorangpun lolos ! " Persidangan itu di bubarkan dan Akauw segera di omeli gurunya . " Akauw , apa yang kau lakukan di dusun itu suatu 213 kesalahan besar . mana ada panglima membunuhi anak buahnya sendiri " " " Akan tetapi suhu , mereka adalah orang-orang jahat yang melakukan perbuatan keji . Sudah sepatutnya kalau mereka di basmi !" . " Huushh , enak saja engkau bicara . Engkau adalah atasan mereka , kalau mereka melakukan kesalahan , berarti engkau yang paling bersalah di antara mereka . Sebaiknya engkau melaporkan kalau melihat mereka melakukan pelanggaran , agar mereka di hokum , bukannya engkau turun tangan sendiri membunuhi mereka . Pula , apa yang mereka lakukan itu tidak dapat terlalu di salahkan . Mengambili ayam dan kambing rakyat sudah semestinya , mereka berjaga dengan keras demi keamanan rakyat , apa salahnya kalau rakyat menyumbang mereka dengan sedikit makanan ?" . " Tapi mereka juga menculik dan memperkosa wanita !" . " Ha-ha-ha itu sudah biasa . Mereka jauh dari keluarga . Mereka sudah lama di jauhkan dari wanita , maka sekali-sekali boleh saja mereka bersenang-senang , ha-ha-ha !" . Akauw merasa muak sekali mendengar pendapat gurunya ini . Pelajaran tentang susila yang di dapat dari kakekk Yang Kok It , terutama dari suhengnya , masih membekas di hatinya dan apa yang di ucapkan gurunya ini benar-benar membuatnya merasa penasaran dan muak . " Suhu , sekarang juga aku keluar dari pekerjaanku sebagai panglima !" . Thian-te Ciu-kwi yang sedang tertawa itu tiba-tiba menghentikan tawanya dan dia menoleh ke kanan kiri . Mereka berada di taman ruang gedung koksu dan tidak ada yang mendengar ucapan muridnya itu . " Akauw , apakah engkau sudah gila " Engkau mendapatkan kedudukan terhormat di sini , dan engkau 214 hendak keluar ?" . " Benar , suhu . Sebetulnya sejak lama aku hendak keluar . Aku berada di sini hanya mengikuti suhu dan pernah aku mengatakan kepada suhu bahwa aku mau bekerja asalkan tidak di suruh melakukan perbuatan jahat . Aku telah melaksanakan tugas dengan baik . Akan tetapi sekarang suhu membenarkan perbuatan yang amat jahat , dan aku tidak ingin terlibat " . " Lalu engkau hendak pergi kemana ?" sepasang mata itu memandang penuh selidik dan kecurigaan . " Aku hendak melanjutkan perantauan ku dan aku tidak mau lagi kut suhu " . " Hemm , engkau murid murtad ! Kalau engkau pergi , serahkan Hek-liong Po-kiam kepadaku !" . " Tidak suhu . Ini adalah pedangku sendiri , aku tidak mendapatkannya dari siapapun juga . Tidak akan ku berikan kepada siapapun " . " Akauw , engkau tidak menaati perintahku ! Berikan pedang itu kepadaku dan aku akan mengampunimu , dan membiarkan engkau pergi . Semestinya aku menghukum mu karena engkau tidak taat , akan tetapi kalau kau berikan pedang itu , ku ijinkan engkau pergi " . " Tidak , suhu . Pedang ini bukan pemberian suhu , tidak akan kuberikan kepadamu " . " Eh , berani engkau membantah perintahku " Berikan , atau aku hendak menggunakan kekerasan untuk mendapatkannya !" . Setelah berkata demikian , Thian-te Ciu-kwi mencabut pedangnya dengan sikap mengancam . " Suhu , terlalu mendesak . Apa boleh buat , kalau suhu hendak merampas Hekliong Po-kiam , aku akan 215 mempertahankan !" kata Akauw yang kini yakin benar bahwa dia telah keliru memilih guru , dia mengambil keputusan untuk melawan . Selama ini dia memang memperoleh petunjuk untuk memperdalam ilmu silatnya dari Thian-te Ciu-kwi , akan tetapi sebaliknya gurunya itu juga mempelajari ilmu silat yang di latihnya dari lukisan-lukisan dinding dalam guha . Hanya suhunya tidak dapat melatih ilmu itu karena setiap kali suhunya mencoba untuk berlatih , selalu suhunya merasa tenaganya membalik . Melihat betapa suhunya hendak memaksanya menyerahkan Hek-liong po-kiam , dia bertekad untuk mempertahankannya . " Singggg ........ ! " Diapun mencabut pedang itu dari sarungnya dan bersiap siaga untuk melawan gurunya . Pada saat itu terdengar suara tawa yang aneh , akan tetapi suara tawa itu mengandung getaran hebat sekali sehingga Akauw merasa jantungnya berdebar dan tubuhnya gemetar ! Dan nampak bayangan hitam berkelebat menerjangnya . Karena dia masih terpengaruh suara ketawa tadi , gerakan Akauw kurang cepat dan tiba-tiba dia merasa lengannya yang memegang pedang menjadi lemas dan pedang itu tahu-tahu sudah berpindah tangan ! Dia terkejut sekali dan memandang . Seorang kakek raksasa yang berkulit hitam telah memegang pedangnya dan mengamati pedang itu sambil tertawa bergelak . " Bagus ! Bagus sekali ! Inilah pedang yang tepat untuk aku , ha-ha-ha-ha !" Ketika Thian-te Ciu-kwi melihat orang hitam itu , dia pun terbelalak . Hekliong-ong ( Raja Naga Hitam ) ..... !" . " Ha-ha-ha , Ciu-kwi engkau masih mengenal aku " Bagus , bagus , ini membuktikan bahwa ingatanmu masih kuat . Belasan tahun telah lewat dan engkau masih ingat kepadaku !" . " Hek-liong-ong , engkau tidak boleh mengambil pedang 216 itu !" kata Thian-te Ciu-kwi , akan tetapi ucapannya bernada lemah seolah dia takut kepada kakek raksasa hitam itu . " Hemmm , pedang inipun bukan milikmu , melainkan milik orang muda ini . Engkau berani menghalangi aku ! Boleh kau coba untuk merebutnya dari tanganku kalau berani !" . " Hek-liong-ong , pemuda ini adalah muridku . Lihatlah mukaku dan kembalikan pedang ini kepadanya " . " Ha-ha-ha , untuk kemudian engkau rampas darinya " Tidak , Ciu-kwi , tidak ada orang yang dapat mengambil pedang ini dariku !" kembali dia mengamati pedang itu dan melihat gambar ukiran naga di pedang hitam itu dan huruf-huruf kecil yang mengukir nama pedang . " Hek-liong Po-kiam ! Hek-liong Po-kiam menjadi milik Hek-liong-ong , sudah tepat sekali , bukan " Ha-ha-ha !" . " Kembalikan pedangku !" Bentak Akauw dan dengan nekad dia menubruk maju , menggunakan jurus dari Bu-tek Cin-keng , tangan kanan membuat gerakan mendorong , tangan kiri membuat gerakan menarik kea rah pedang . Kakek hitam itu terkejut bukan main . Dia dapat merasakan tenaga yang berlawanan itu , dan membuatnya terpaksa melangkah ke depan . Akan tetapi sebelum Akauw dapat merampas pedangnya , dia menggerakkan tangan kiri dan hawa pukulan yang dahsyat menyambar kea rah Akauw , sehingga serangan Akauw dengan sendirinya gagal , kakek raksasa hitam itu memandang heran kepada Akauw dan dengan terkejut pula dia melirik ke arah Thian-te Ciu-kwi . Kalau muridnya memiliki pukulan yang begini aneh dan ampuh , apalagi gurunya . Agaknya pukulan Akauw tadi membuatnya jerih terhadap Thiante Ciu-kwi , maka diapun lalu melompat jauh meninggalkan tempat itu . " Jangan lari ........ !" Akauw melompat , mengejar akan tetapi kakek itu telah lenyap dari situ . Terpaksa Akauw kembali kepada gurunya . " Suhu , aku 217 harus merebut kembali pedangku itu . Siapakah kakek itu dan dimana tinggalnya ?" . Thian-te Ciu-kwi mengenal kesaktian Hek-liong-ong dan dia merasa tidak sanggup menandinginya . Apalagi dia , bahkan Toat-beng Giam-ong sendiri pernah tunduk kepada raksasa hitam itu , maka setelah kini Hek-liong Po-kiam terampas , biarlah Akauw yang berusaha mendapatkan kembali . Kalau sudah di tangan pemuda ini , mudah baginya untuk merampasnya kelak . " Dia berjuluk Hek-liong-ong dan tempat tinggalnya di Pulau Naga di Laut Timur " . " Selamat tinggal , suhu . Aku akan pergi mencarinya ! Harap pamitkan kepada keluarga Ji , terutama sekali nona Ji Goat . " Setelah berkata demikian . Akauw segera lari meninggalkan gurunya , menuju ke timur untuk mengejar kakek yang telah merampas Hek-liong Po-kiam . ***** " Apa kau bilang .....?" Perdana Menteri Ji membentak putrinya . " Ayah , aku melihat dengan mata kepala sendiri . Rakyat amat membenci pemerintah penjajah Mongol . Kalau kita orang han mengabdi kepada pemerintah penjajah , rakyatpun akan membenci kita . Apakah ayah suka kalau rakyat mengatakan bahwa kita adalah pengkhianat bangsa yang membantu orang asing menjajah dan menyengsarakan mereka , bangsa kita sendiri ?" . " Anak bodoh , mendengar ucapan rakyat yang bodoh pula ! Kau kira untuk siapa aku ini bekerja kepada kerajaan ini sampai memperoleh kedudukan tinggi dan mulia " Justeru aku bekerja ini untuk rakyat . Dengan kedudukanku , aku dapat mengendalikan pemerintahan agar jangan sampai menyengsarakan rakyat jelata . Dan kau berani mengatakan bahwa aku membantu pemerintah yang menyengsarakan 218 rakyat ?" . " Akan tetapi buktinya , ayah . Sudah banyak aku melihat betapa para pembesar Sepasang Naga Lembah Iblis Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo melakukan korup , menindas rakyat bahkan para serdadu biasa saja berani merampok dan membunuh semena-mena . Nama keluarga kita akan ikut di kutuk rakyat , ayah " . " Hemmm , kalau para pejabat korupsi , salahkukah itu " Dan kalau ada tentara yang berbuat jahat , salahkah itu " Itu semua hanya pelanggaran dan di jaman apa pun kejahatan selalu ada . Akan tetapi pemerintah tidak menyuruh anak buahnya bertindak begitu " . " Ayah , ini berarti bahwa pemerintahnya buruk . Dan ayah sebagai seorang yang duduk di atas , kenapa tidak mampu mencegah semua perbuatan itu " Karena kaisar juga tidak bertindak apa-apa . Selama ini ku lihat kaisar hanya bersenang-senang , sama sekali tidak memperdulikan rakyat . bahkan sekarang aku menyangsikan Gubernur Yen . Gubernur itu di cinta rakyat , ayah dan kalau dia memberontak , tentu akan di dukung oleh seluruh rakyat . Oleh karena itu , sebelum terlambat , sebaiknya kalau ayah mengundurkan diri ..... " . " Plaakkk !" Perdana Menteri Ji menampar muka anaknya dan Ji Goat tidak mengelak maupun menangkis . Pipinya menjadi merah oleh tamparan itu . " Apakah engkau sudah menjadi gila " Dengan susah payah selama bertahun-tahun , sejak engkau belum lahir , aku merangkak sampai akhirnya mencapai kedudukan ini dan engkau , anakku yang durhaka , malah minta aku untuk mengundurkan diri " Aih , ini tentu gara-gara engkau bergaul dengan murid Thiante Ciu-kwi itu maka pikiranmu menjadi kotor . Mulai sekarang , engkau tidak boleh bergaul dengan pemuda kasar itu dan tahun depan kita rayakan pernikahanmu dengan Lai Seng , suhengmu itu yang sekarang mulai 219 memegang jabatan " . Ji Goat mengerutkan alisnya . Ayahnya pernah membicarakan urusan perjodohannya dengan Lai Seng , murid gurunya atau suhengya yang jarang di temuinya itu karena Lai Seng selama ini tidak tinggal di kota raja . Akan tetapi dia tidak suka kepada suhengnya itu . Biarpun wajahnya tampan dan sikapnya halus seperti sastrawan , juga ilmu silatnya tinggi dengan senjata suling peraknya , akan tetapi ia tidak suka kepada pemuda itu , terutama sekali tidak menyukai pandangan mata yang berani dan kurang ajar itu . " Ayah , aku tidak mau menikah dengan suheng Lai Seng . Aku tidak sudi !" . Setelah berkata demikian , Ji Goat meninggalkan ayahnya dan lari ke dalam kamarnya . Perdana Menteri Ji Menghela napas dan menggeleng kepalanya . Kini baru dia tahu bahwa dia selama ini terlalu memanjakan anak tunggalnya ini sehingga berani menentang dan membantahnya . Perdana Menteri Ji dengan jengkel lalu memanggil kepala pengawalnya . Setelah kepala pengawal itu datang , dia memberi perintahnya . " Sejak saat ini , awasi nona , jangan sampai ia keluar dari rumah . Kalau ia memaksa , beritahukan aku !" . " Baik tai-jin " . Kepala pengawal itu mundur dan alisnya berkerut . Tugas yang amat berat , pikirnya . Nona nya itu galak dan memiliki ilmu kepandaian tinggi , bagaimana mungkin melarangnya meninggalkan rumah . Seperti mengurung seekor harimau betina dengan kurungan rumput saja , pikirnya . Akan tetapi dia pun cepat memanggil semua anak buahnya dan menyampaikan perintah itu kepada mereka , dan mulailah saat itu semua pengawal mengamati dan menjaga kalau-kalau gadis itu pergi meninggalkan rumah . Sementara itu , Ji Taijin berjalan hilir mudik di dalam 220 ruangan itu . Apa yang di ucapkan puterinya masih terngiang di telinganya . Anaknya itu dapat menjadi berbahaya sekali , pikirnya . Bayangkan kalau apa yang di ucapkan anaknya itu terdengar orang lain , kemudian menyampaikannya kepada Koksu atau kepada kaisar . Kedudukannya dapat terancam . Dia harus segera menikahkan puterinya itu agar tidak lagi menjadi binal seperti sekarang . Selama ini , puterinya sering mengenakan pakaian pria untuk mebantunya menyelidiki para pemberontak , siapa tahu hari ini menyatakan sukanya kepada pemberontak dan menasehati dia untuk mengundurkan diri . Mengundurkan diri " Setelah menjadi perdana menteri " Gila ! . Kedudukan mendatangkan kekuasaan . dan setiap orang manusia mendambakan kekuasaan ini ! Seorang pejabat ingin berkuasa terhadap bawahannya , seorang ayah ingin berkuasa terhadap anak-anaknya , seorang ibupun demikian bahkan kalau mungkin ingin berkuasa terhadap suaminya , seorang anak ingin berkuasa terhadap adik-adiknya atau teman-temannya . Kekuasaan mendatangkan nikmat karena dengan kekuasaan itu orang bisa mendapatkan segala yang di kehendakinya . Oleh karena itu , wajar jika seseorang memegangi kedudukannya kuat-kuat , dan akan melakukan segala daya untuk tetap menguasainya . Kalau perlu dengan taruhan nyawa . Orang-orang saling berebutan sehingga terjadi bentrokan , bahkan perang . Ketika sedang memperebutkan kekuasaan , orang mencari pendukung dengan sumpah bahwa kalau ia mendapatkan kekuasaan itu , dia akan menjadi penguasa yang adil dan yang melindungi kepentingan orang terbanyak . Akan tetapi sungguh sayang sekali , hanya dapat di hitung dengan jari saja penguasa yang benar-benar memegang janjinya itu . Biasanya , kalau kekuasaan sudah berada di tangannya , maka kekuasaan itu akan dipergunakan demi kepentingan diri sendiri , lalu kepentingan keluarganya , lalu kepentingan kelompoknya dan melupakan kepentingan orang terbanyak , yaitu rakyat jelata . 221 Dan kekuasaannya di perebutkan kembali , demikian seterusnya . Alangkah baiknya kalau penguasa mendapatkan kekuasaanya bukan karena memperebutkannya , kalau penguasa tetap memegang kekuasannya bukan karena menang berebut , melainkan dikehendaki oleh orang terbanyak atau rakyat jelata !. Ji Goat ingin menangis , ingin berteriak-teriak sekuatnya . Karena perasaan jengkel terhadap ayahnya . Biarpun ia sudah menduga lebih dahulu bahwa tidak mungkin ayahnya mau mendengar nasehatnya , akan tetapi setelah benar-benar ayahnya marah besar mendengar nasehatnya , ia menjadi jengkel . Apalagi ayahnya memaksanya harus menikah dengan Lai Seng ! Berhari-hari ia tidak mau keluar dari kamarnya , bahkan makan pun minta di antar ke kamarnya . Akan tetapi ia mempunyai seorang pelayan yang amat sayang dan setia kepadanya dan kepada pelayannya inilah ia minta agar suka mendengarkan segala berita dan menyampaikan kepadanya . Dan pada suatu hari ia mendengar berita bahwa Cian-ciangkun telah mengundurkan diri dari jabatannya dan meninggalkan kota raja ! Tentu saja Ji Goat menjadi terkejut bukan main . Ia telah mempunyai hubungan yang akrab dengan Akauw , maka mendengar bahwa Akauw pergi meninggalkan kota raja , hatinya menjadi semakin gelisah . Ia tahu bahwa Akauw mencintanya . Ia sendiri tidak tahu apakah ia juga mencinta pemuda yang jujur itu , akan tetapi yang jelas , tak dapat di ragukan lagi bahwa ia suka dan kagum kepada pemuda yang katanya dahulu hidup di antara kera itu . Selagi ia merasa gelisah , tiba-tiba pelayan mengumumkan bahwa Lai Seng datang berkunjung . " Apa-apaan dia datang berkunjung " Beritahukan kepada ayah , bukan kepadaku !" katanya tegas kepadapelayan . 222 Ketika itu dara ini sedang melamun di taman , gelisah memikirkan berita tentang kepergian Akauw dari kota raja . Ia tidak tahu bahwa selama ini gerak-geriknya selalu di intai oleh para pengawal , bahkan ketika ida duduk di taman , para pengawalpun mengintai dari jauh , menjaga kalau-kalau gadis itu akan pergi meninggalkan rumah . " Sumoi , aku datang bukan untuk ayahmu , bahkan oleh ayahmu aku di suruh menemuimu di sini " , tiba-tiba terdengar suara seorang laki-laki dan muncullah Lai Seng . Pemuda ini adalah pemuda yang pernah menyeludup ke dalam Hek I Kaipang dan yang senjatanya suling perak . Akan tetapi sekali ini dia tidak menyamar . Dia memang seorang yang telah di angkat panglima oleh gurunya , yaitu oleh Koksu , jauh sebelum Akauw datang ke kota raja . Dia mendapat tugas untuk menyeludup di Hek I Kaipang namun usahanya itu gagal . Dan sekarang dia kembali ke kota raja dan kini pakaiannya gagah sekali , pakaian panglima dengan pedang panjang di pinggangnya . Pemuda ini memang cukup tampan , dan sebagai murid Lui Koksu tentu saja ilmunya lihai . " Mau apa engkau datang ke sini , suheng " Aku tidak mengundangmu !" kata Ji Goat dengan suara yang angkuh . " Aih , sumoi . Kita adalah saudara seperguruan , bukan " Mengapa engkau bersikap tidak ramah kepadaku " Apa salahku kepadamu , sumoi ?" . " Apa salahmu , aku tidak peduli . Aku sedang pusing , pergilah tinggalkan aku seorang diri , suheng !" . " Kalau engkau sedang pusing , biarlah aku menjadi obatnya , kalau engkau sedang berduka , biarlah aku menjadi penghiburnya , sumoi . Aku akan meniupkan lagu untuk menggembirakan hatimu !" . Dan pemuda itu lalu mencabut suling peraknya dan meniup suling , melagukan sebuah lagu asmara yang sedang popular di saat itu . 223 Ji Goat menjadi semakin gemas . Di tutupinya kedua telinganya dan ia berteriak-teriak , " Cukup , cukup , aku tidak mau mendengarkan lagi .......... !" Lai Seng menghentikan tiupan sulingnya . " Aih , engkau sedang risau , sumoi " Biarlah ku bacakan sajak untukmu .... " . Dia lalu membaca sajak dengan suara seperti orang bernyanyi . " Andaikan engkau menjadi air , adinda Biarlah aku menjadi telaganya Andaikan engkau menjadi api , adinda Biarlah aku menjadi bahan bakarnya . Andaikan engkau menjadi bunga , adinda Biarlah aku menjadi tangkainya ! Betapa hati ini ingin menyentuh Betapa hati ini ingin membelai Betapa ........... " " Sudah cukup ! Suheng , kalau engkau tidak lekas pergi dari sini , aku akan memanggil pengawal untuk mengusirmu !" . " Tapi , sumoi , pengawal-pengawalmu tidak akan berani mengusirku , karena aku memang di suruh ayahmu untuk menghiburmu " . Ji Goat membanting kaki kanannya tanda bahwa ia marah sekali . " Kalau begitu , biar aku yang mengusirmu !" . " Aihh , sumoi . Tidak tahukah engkau bahwa aku amat menyayangmu " Biarpun kita jarang sekali berjumpa , akan tetapi sejak pertama kali melihatmu , wajahmu selalu terukir di hatiku dan .......... " . " Cukup , aku tidak mau mendengarnya lagi !" . 224 " Akan tetapi , sumoi . Ayahmu telah menjodohkan engkau dengan aku . Kalau kita sudah menjadi suami istri , bagaimana engkau tidak akan mendengarkan ucapanku . Sumoiku yang terkasih , tahun depan kita menikah ........ " . " Singgggg !" Ji Goat mencabut pedangnya . " Kalau engkau tidak menutup mulutmu dan pergi dari sini , aku akan melupakan bahwa engkau murid suhu dan aku akan menyerangmu " . " Aihhh , sumoi . Kita ini tunangan , calon suami istri " . " Aku bukan tunanganmu , aku tidak sudi berjodoh dengan engkau ! " " Akan tetapi ayahmu dan suhu sudah setuju , tinggal menentukan hari perkawinan kita ..... " . " Pergi atau tidak kau !" Ji Goat menodongkan pedangnya . " Ha-ha , engkau mengajakku bermain-main " Mari kita latihan sebentar kalau itu yang kau hendaki , kekasihku !" Suling di tangan Lai Seng bergerak menangkis . " Traannggg ...... !" Bunga api berpijar ketika suling bertemu pedang . Hal ini membuat Ji Goat sudah tidak dapat menahan kesabarannya lagi dan iapun menyerang kalang kabut dengan marah sekali . Berulang kali terdengar bunyi nyaring ketika pedang bertemu suling dan kedua orang ini memang memiliki ilmu silat yang sama , bahkan tingkat mereka juga tidak berselisih jauh . Mungkin Lai Seng menang tenaga , akan tetapi sebaliknya Ji Goat menang cepat , maka terjadilah pertandingan yang seru . Mereka bukan lagi main-main atau berlatih karena desakan Ji Goat amat berbahaya dan membuat Lai Seng harus melindungi dirinya benar-benar . Semua itu nampak oleh pengawal yang segera melapor kepada Perdana Menteri Ji . Orang tua ini lalu tergopoh-gopoh lari memasuki taman dan berteriak . 225 " Ji Goat , hentikan ini ........ !" Dia membentak . Mendengar bentakan ayahnya ini , Ji Goat menghentikan serangannya dan ia berdiri membelakangi ayahnya dengan wajah cemberut . Lai Seng cepat memberi hormat kepada Perdana Menteri itu . " Ada apa ini , Lai Seng ?" Tanya sang perdana menteri , sambil memandang kepada pemuda itu . " Tidak apa-apa , paman . Sumoi mengajak berlatih dan kami hanya berlatih silat " . " Tidak , ayah . Aku memang hendak membunuhnya !" Ji Goat berkata ketus . Ayahnya terkejut dan berkata kepada Lai Seng dengan suara halus . " Lai Seng , engkau tinggalkan dulu kami berdua " . " Baik , paman . Sampai berjumpa kembali , sumoi " . Biarpun tidak mendapat jawaban , namun pemuda itu tetap tersenyum dan pergi meninggalkan mereka . Setelah pemuda itu pergi , Menteri Ji marah kepada puterinya . " Ji Goat , sikapmu ini sudah keterlaluan ,apa kesalahan Lai Seng sehingga engkau bersikap seburuk ini ?" . " Dia mengganggu ketenanganku di sini ayah . Tidak mau ku usir pergi . Ayah , aku tidak sudi menikah dengan orang itu " . " Ji Goat , pertunanganmu sudah kami bicarakan dengan matang . Aku dan gurumu sudah setuju . Apakah engkau hendak membantah ayahmu dan juga gurumu . Anak dan murid macam apa engkau ini " Kalau Koksu mendengat tentang sikapmu kepada muridnya yang sudah di anggap puteranya itu , tentu aku menjadi tidak enak kepadanya " . " Aku tidak peduli , ayah . Juga kepada suhu akan ku katakana bahwa aku tidak sudi menikah dengan suheng !" . 226 " Anak durhaka ! Engkau yang selama ini ku sayang . Kini , berani membantah kehendak orang tua ?" Perdana Menteri Ji yang biasanya amat memanjakan Ji Goat , kini marah benar-benar dan lari ke kamarnya . Perdana Menteri Ji memanggil para pengawalnya dan sekali lagi menekankan agar menjaga dengan hati-hati . Siang malam puterinya yang tinggal di kamarnya itu harus di awasi secara diam-diam . " kalau sampai ia melarikan diri , kalian harus mencegahnya , kalau perlu dengan kekerasan mengepungnya . Awas , kalau sampai ia lolos dan lari , kalian akan mendapat hukuman berat " . Tentu saja para pengawal menjadi khawatir sekali . Bagaimana mungkin menghalangi kalau puteri itu hendak melarikan diri " Mereka lalu memasang penjagaan siang malam dengan bergilir , bahkan komandan pengawal Sepasang Naga Lembah Iblis Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo tidak pernah pulang ke rumahnya , melainkan terus ikut menjaga . Semua orang menjadi sibuk dengan urusan itu . Sementara itu di dalam kamarnya Ji Goat menangis . gadis ini jarang menangis . Ia adalah seorang yang sejak kecil mempelajari ilmu silat dan menjunjung tinggi kegagahan , maka sejak kecil ia pantang untuk menjadi cengeng seperti anak-anak perempuan lainnya . Akan tetapi sekali ini ia menangis terisak - isak . Ia marah sekali dan yang membuatnya bersedih adalah karena ia memikirkan ayahnya . Ia amat sayang kepada ayahnya , lebih sayang daripada kepada ibunya . Ayahnya sejak kecil amat memanjakannya dan sekarang ayahnya berubah sikap menjadi galak dan hendak memaksanya menikah dengan seorang pria yang tidak di sukainya . Ia mengambil keputusan untuk minggat , akan tetapi kalau teringat kepada ayahnya yang sudah tua , ia menangis sedih . Ayahnya tidak mau mengundurkan diri , berarti akan tetap menjadi Perdana Menteri . Bagaimana kalau sampai terjadi pemberontakan dan ayahnya menjadi korban kemarahan rakyat " Ia menjadi sedih sekali . 227 -oo0dw0ooo- Jilid 8 Ji Goat mengambil keputusan untuk minggat saja kalau ayahnya memaksa ia menikah dengan Lai Seng . Di cobanya untuk menghubungi ibunya malam itu . " Ibu , engkau harus menolongku , ibu " , tangisnya di pangkuan ibunya . Ibunya mengelus rambut puterinya . " Ji Goat , ayahmu tentu tahu apa yang terbaik untukmu . Dia tidak akan sembarangan saja memilih suami untukmu . Aku mendengar bahwa pemuda she Lai itu kakak seperguruanmu sendiri dan kabarnya dia cukup tampan dan baik . Ayahmu tidak akan mencelakakan hidupmu , Ji Goat " . " Ah , ibu , mengapa malah membenarkan ayah " Aku minta agar ibu membujuk ayah supaya pertunangan itu di batalkan !" . " Akan tetapi kenapa , Ji Goat " Kenapa harus di batalkan ?" . " Tidak mengertikah ibu , aku belum ingin menikah . Aku ingin tinggal bersama ayah dan ibu !" . " Ji Goat , usiamu sudah hamper sembilan belas tahun ! Engkau tidak bisa selamanya tinggal bersama ayah dan ibumu " . " Ibu , haruskah ku jelaskan lagi " Aku tidak suka padanya , aku tidak mencintanya . Haruskah aku menikah dengan pria yang tidak ku cinta " Lebih baik selama hidup aku tidak menikah ! " Gadis itu menangis lagi dan kini tangisnya lebih sedih karena ia tahu bahwa dari ibunya ia tidak dapat mengharapkan bantuan . Ibunya sependapat dengan ayahnya 228 pula , andaikata tidak begitu , ibunya juga tidak berani membantah kehendak ayahnya . Satu-satunya jalan hanya minggat ! . Ji Goat diam-diam mempersiapkan segalanya . Ia berkemas dan hanya pelayan yang dipercayainya itu saja yang mengetahui bahwa nonanya berkemas untuk pergi . Membawa buntalan pakaian , membawa perhiasan . Akan tetapi nonanya menanti saat baik . Darinya nonanya tahu bahwa penjagaan kini diperketat , dan agaknya para pengawal akan menghalangi kepergiannya . Ji Goat menanti setelah malam gelap . Mendung di luar dan langit gelap tidak nampak sebauhpun bintang , apalagi bulan . Ia berpakaian ringkas , pakaian wanita biasa , bukan seperti pakaian pria seperti biasanya . Lalu ia keluar dari kamarnya , menggendong buntalan pakaiannya dan membawa pedang di punggungnya . Baru beberapa langkah keluar dari kamarnya saja , sudah muncul beberapa orang pengawal dengan tombak di tangan . Mereka melintangkan tombak menghadang dan seorang di antara mereka berkata , " Atas perintah Perdana Menteri , tak seorangpun di perbolehkan meninggalkan rumah " . " Tahan , tidak lihat engkau dengan siapa engkau bicara ?" bentak Ji Goat marah . " Maaf , nona . Kami tahu bahwa kami berhadapan dengan Ji-siocia , puteri Perdana Menteri , akan tetapi ayah nona yang memerintahkan kami melarang nona keluar " . " Kalian berani ?" " Kami hanya menaati perintah !" kata seorang di antara mereka dan yang seorang lagi sudah meniup sempritan tanda bahaya . " Haiitttt ..... !" Ji Goat bergerak di antara tombak mereka dan dua kali tangannya menampar , dua orang pengawal itu 229 pun roboh . Akan tetapi kini datang banyak pengawal , dua puluh orang banyaknya dan mereka semua mengepung Ji Goat ! . " Nona , di larang pergi , kalau memaksa , kami menggunakan kekerasan !" . Ji Goat maklum bahwa tidak dapat di bujuk orang-orang ini yang tentu saja takut kepada ayahnya , maka iapun sudah mencabut sepadang pedang pendeknya lalu mengamuk . Kasihan sekali para pasukan pengawal itu . Tentu saja mereka bukan lawan Ji Goat dan biarpun mereka berusaha melawan dan menangkis , tetap saja gulungan dua sinar pedang di tangan Ji Goat merobohkan mereka satu demi satu . Ada yang terluka ringan , akan tetapi ada pula yang parah sehingga tidak mampu bangkit kembali . Seorang pengawal cepat lari untuk melapor kepada Perdana Menteri Ji Sun Cai . Akan tetapi ketika pembesar ini berlari ke tempat itu dia hanya melihat para pengawalnya rebah malang melintang dalam keadaan luka-luka , sedangkan Ji Goat sudah lama menghilang di kegelapan malam . Bukan main marah nya Perdana Menteri Ji . Malam itu juga dia mengundang Koksu Lui dan minta bantuannya agar menangkap kembali puterinya yang melarikan diri . Mendengar permintaan itu , Koksu Lui tersenyum . Sepantasnya dia marah karena malam-malam begini Perdana Menteri Ji mengundangnya hanya untuk mengurus hal yang sekecil itu . Akan tetapi dia dapat mengerti betapa khawatir perdana menteri itu atas puterinya yna menjadi anak tunggal . Tentu saja dia tidak mau merendahkan diri untuk melakukan pengejaran terhadap muridnya dengan turun tangan sendiri . " Harap taijin tidak khawatir " , katanya menghibur . " Saya akan menyuruh murid saya Lai Seng untuk melakukan pengejaran . Pemuda itu cukup cerdik dan tentu akan dapat melacaknya dan mengajaknya pulang " . 230 " Kalau Lai Seng dapat mengajaknya pulang , saya akan langsung saja menikahkan mereka " , kata Ji- taijin sambil mengepal tinju . " Itu baik sekali , taijin . Akan saya sampaikan kepada Lai Seng dan saya percaya janji itu akan membuat dia lebih bersemangat dalam usahanya mencari puterimu " . Lui-Koksu berpamit pulang dan malam itu juga dia memberitahu kepada Lai Seng dan menyuruh murid itu melacak jejak ji Goat . " Perdana Menteri sudah berjanji kepadaku bahwa kalau engkau dapat membawa pulang puterinya , engkau akan langsung saja di nikahkan dengan puterinya itu " . " Baik , suhu , malam ini juga teecu akan berangkat menacri sumoi Ji Goat !" kata pemuda itu penuh semangat . Memang dia sudah tergila-gila kepada gadis yang di tunangkan padanya itu , bukan saja tergila-gila atas kecantikannya , akan tetapi juga atas kedudukannya . Kalau dia menjadi mantu Perdana Menteri , tentu saja martabatnya akan terangkat naik tinggi sekali ! . **** Ji Goat melarikan diri ke selatan . Ia sudah mendengar beritanya akan Coa-ciangkun yang gagah perkasa , yang selama ini menjaga perbatasan selatan dengan gigih dari serangan Kerajaan Sun di selatan . Dan ia sudah mendengar pula bahwa Kaisar memerintahkan bahwa panglima itu harus mengundurkan pasukannya , bahkan ada berita panglima itu di panggil pulang ke kota raja . Juga dia mendengar bahwa Gubernur Gak di Nam-kiang mempunyai hubungan baik dengan panglima itu , karenanya gubernur inipun menjadi perhatian ayahnya dan Koksu . Ia ingin pergi ke daerah itu , ingin menyelidiki apa sebetulnya yang telah terjadi disana . Ayahnya tidak menyimpan rahasia terhadap dirinya . Pernah ayahnya menceritakan bahwa satu-satunya jalan untuk menguasai raja-raja muda di selatan , adalah mengajak damai 231 dan bersatu dengan Kerajaan Sun yang selama ini menjadi saingan dan musuh besar . Karena itu , ayahnya dan Koksu mengusulkan kepada kaisar untuk memperbaiki hubungan dengan Kerajaan Sun dank arena itulah maka Panglima Coa di minta untuk menarik mundur pasukannya . Perbatasan antara wilayah Kerajaan Toba dan Kerajaan Sun terdapat di sepanjang Sungai Huai . Seberang utara termasuk wilayah Kerajaan Toba , dan Kerajaan Sun wilayahnya berada di sebelah selatan sungai itu . Seringkali terjadi perang dan pertempuran di sungai itu , dimana perahu-perahu mereka kadang menyeberang untuk melakukan penyerangan . Akan tetapi semenjak Panglima Coa menerima perintah untuk mengundurkan pasukannya , tidak pernah lagi terjadi bentrokan . Akan tetapi ini bukan berarti bahwa Panglima Coa menarik mundur pasukannya . Dia tetap mempertahankan perbentengan di sebelah utara Sungai Huai . Wilayah ini termasuk wilayah daerah Nam-kiang yang di pimpin oleh Gubernur Gak . Pada suatu hari , seorang gadis yang berpakaian sederhana namun bersih , berjalan seorang diri menuju ke kota Tiong-ho-koan yang berada kurang lebih tiga puluh li dari perbatasan . Gadis ini sederhana saja pakaiannya , namun wajahnya amat manis dan jelita sehingga agak janggal juga melihat sepasang pedang pendek yang tergantung di punggung , orangpun akan mengerti bahwa gadis ini tentu seorang gadis kang-ouw yang ahli silat sehingga ia memiliki kepandaian dan mampu menjaga diri sendiri . Kalau orang mengenal siapa gadis itu , dia tentu tidak merasa heran lagi karena gadis itu adalah Ji Goat , puteri Perdana Menteri Ji , murid Toat-beng Giam Ong atau Liu Koksu yang sakti . Gadis ini memiliki ilmu kepandaian tinggi maka pantaslah kalau ia berani melakukan perjalanan sampai sedemikian jauhnya dari kota raja . 232 Pada masa itu , karena pemerintahan lemah , maka para penjahat bermunculan , banyak sekali gerombolan perampok merajalela dimana-mana . Ada perampok-perampok biasa yang memang terdiri dari orang jahat yang enggan bekerja melainkan hendak mencari kesenangan dengan mudah , yaitu mencuri dan merampok . Ada pula perampok berpakaian seragam , yaitu para anak buah pasukan yang suka meliar dan merampok , mengandalkan pakaian dan gerombolan mereka . Ketika Ji Goat berjalan seorang diri di lereng bukit itu , tiba-tiba bermunculan belasan orang yang kelihatan kasar dan bengis . Ini adalah gerombolan perampok yang biasa menghadang orang lewat di daerah itu , terkenal sebagai gerombolan perampok ganas , di kepalai oleh seorang yang bermuka bopeng dan bertubuh tinggi besar . Melihat bahwa yang mereka hadang seorang gadis yang demikian cantik jelita , kepala perampok itu berkata sambil tertawa bergelak , " Aduh cantiknya . Kawan-kawan , bagaimana kalau gadis ini menjadi isteriku , apakah sudah cocok ?" . " Cocok sekali , twako !" seru para anak buahnya yang enam belas orang itu serentak dan mereka tertawa-tawa gembira . Si muka bopeng itu lalu melangkah maju menghadapi Ji Goat . " Nona manis , engkau sudah mendengar sendiri kata kawan-kawanku . Engkau cocok untuk menjadi isteriku . Siapakah namamu , nona ?" Sebetulnya hati Ji Goat sudah panas sekali dan ia marah , akan tetapi ia tersenyum mengejek , lalu berkata , " mau tahu namaku " Namaku adalah Pemukul Anjing bopeng " . " Hehhh .... ?" Kepala perampok itu mendengus heran . " Dan karena engkau ini anjing besar yang bopeng , sebaiknya cepat menggelinding pergi dari sini sebelum ku pukul kepalamu !" tambah lagi Ji Goat . " Bangsat kurang ajar !" Kepala perampok itu memaki 233 berang . Dia dimaki anjing bopeng di depan semua anak buahnya . Biarpun dia tergila-gila kepada gadis cantik itu , akan tetapi makian itu membuat gilanya berubah menjadi marah sekali . " Tangkap ia hidup-hidup !" bentaknya kepada anak buahnya . Para perampok itu tidak usah di perintah dua kali , sudah biasa bagi mereka untuk menangkapi kambing , sapi , kerbau atau ayam , menggotong barang-barang rampasan , dan menangkap memanggul seorang gadis untuk diperkosa . Maka , mendengar bahwa mereka di suruh menangkap gadis cantik itu , mereka seperti Kisah Para Pendekar Pulau Es 2 Kisah Si Pedang Kilat Karya Kho Ping Hoo Perkampungan Misterius 1

Cari Blog Ini