Sepasang Naga Lembah Iblis 5
Sepasang Naga Lembah Iblis Karya Kho Ping Hoo Bagian 5 berlomba untuk lebih dulu dapat meringkus dan merangkul gadis itu . Akan tetapi , siapa yang lebih dulu menerjang gadis itu , dialah yang lebih dulu terjengkang atau terpelanting roboh dan sekarat , karena pedang Ji Goat telah menyambar . Begitu cepatnya gadis itu mencabut sepasang pedangnya sehingga tidak nampak oleh orang-orang itu dan begitu dia mengelebatkan pedangnya , mereka yang berada paling depan roboh bergelimpangan . Dalam waktu beberapa menit saja empat orang sudah roboh dan sekarat . Melihat ini , yang lain mundur dan kepala perampok menjadi semakin marah . " Serang dengan senjata !" . Semua perampok mencabut golok masing-masing dan kepala perampok itupun sudah memainkan golok besarnya mengeroyok Ji Goat . Namun gadis itu tidak menjadi gentar , ia mengamuk dengan sepasang pedangnya dan tidak mudah bagi para perampok itu untuk mendekatinya . Siapa terdekat tentu akan di sambar sinar pedang dan roboh ! . Akan tetapi kepala perampok itu cukup lihai . Dia dapat menangkis sambaran pedang Ji Goat dan dapat membalas pula , di bantu oleh para anak buahnya . Sudah tujuh orang anak buahnya roboh , akan tetapi masih ada sepuluh orang 234 lagi dan kini mereka mengeroyok Ji Goat dengan hati-hati karena maklum bahwa gadis itu sama sekali tidak boleh di pandang ringan . Ji Goat menjadi semakin marah sekali . Dengan pedangnya ia mengamuk , mengeluarkan suara melengking panjang dan kembali tiga orang anak buah perampok menjerit dan roboh bergelimpangan mandi darah . Pada saat itu muncul seorang pemuda yang bukan lain adalah Lai Seng , murid Lui Koksu atau suheng dari Ji Goat sendiri . Tanpa banyak cakap lagi Lai Seng lalu menyerbu dan sulingnya mengeluarkan cahaya gemerlapan putih ketika menyambar-nyambar . Pertama kali adalah kepala perampok muka bopeng itu yang menjadi korban hantaman sulingnya . Ketika Ji Goat melihat datangnya pemuda ini , pedangnya juga merobohkan dua orang pengeroyok lagi . Melihat kepala perampok sudah roboh maka sisa anak buahnya yang hanya tinggal lima orang itu lalu melarikan diri cerai berai meninggalkan belasan orang rekannya yang sudah rebah malang melintang dengan mandi darah . Ji Goat berdiri saling pandang dengan Lai Seng . Biarpun mereka kakak beradik seperguruan , namun mereka tidak pernah bergaul karena Lui Koksu melatih silat gadis itu di rumah Perdana Menteri . maka antara mereka hanya saling mengenal saja akan tetapi tidak bergaul akrab . Ji Goat memang tidak begitu suka kepada suhengnya ini yang mempunyai pandang mata kurang ajar , apalagi setelah ia mendengar dari ayahnya bahwa ia hendak di jodohkan dengan suhengnya itu , rasa tidak suka itu berkembang menjadi kebencian . Kini , biarpun baru saja ia mendapat bantuan , ia memandang kepada suhengnya itu dengan alis berkerut . " Kenapa kau membantu aku ! Aku tidak membutuhkan bantuan dan aku sendiri saja masih sanggup membasmi mereka ! " katanya ketus . Lai Seng juga tidak begitu akrab dengan sumoinya ini 235 karena selain mereka jarang bertemu , juga dia tentu saja harus tahu diri . Sumoinya adalah puteri Perdana Menteri , sedangkan dia hanyalah seorang perwira biasa saja murid Koksu . Akan tetapi , setelah dia oleh suhunya hendak di jodohkan dengan gadis ini , tentu saja dia menjadi lebih berani . Bukankah gadis ini telah di tunangkan padanya dan menjadi calon isterinya " . " Sumoi , bukankah kita ini kakak dan adik seperguruan " Tentu saja kita harus saling bantu " . " Aku tidak butuh bantuanmu . Suheng , kenapa engkau mengikuti aku " Pergilah dan jangan mengikuti aku lagi !" . " Sumoi , aku tidak mengikutimu , aku memang mencarimu untuk mengajakmu pulang . Marilah , sumoi , mari kita pulang ke kota raja " . " Aku akan pulang sendiri kalau aku menghendaki . Aku tidak mau pulang sekarang . Pulanglah sendiri dan jangan mengganggu aku " . " Tidak bisa sumoi . Aku harus pulang bersamamu . Ketahuilah , aku di utus oleh ayahmu untuk mencarimu dan membawamu pulang " . " Aku tidak peduli siapa yang mengutusmu , pendeknya aku tidak mau pulang dan aku tidak mau pulang bersamamu , pergilah !" . " Kalau engkau belum mau pulang , terpaksa aku harus menemanimu . Aku tidak ingin melihat tunanganku terancam bahaya dalam perjalanan " . " Tunangan " Siapa tunanganmu ?" . " Sumoi , tentu engkau juga sudah tahu bahwa kita telah di tunangkan satu sama lain oleh suhu dan ayahmu " . " Tidak sudi ! Aku tidak sudi bertunangan dengan mu , pergilah !" . 236 " Aku tidak mau pergi kalau tidak bersamamu " . " Keparat , kalau begitu aku akan terpaksa mengusirmu !" teriak Ji Goat dan iapun sudah menyerang dengan sepasang pedangnya . Lai Seng cepat menyambut dengan sulingnya dan dua orang ini lalu bertanding dengan seru . Akan tetapi betapa hebatnya Ji Goat memainkan pedangnya , tentu saja Lai Seng yang seperguruan dengannya itu sudah hafal akan gerakan sepasang pedang Ji Goat sehingga dia mampu menandingi dan mengimbangi dengan suling peraknya . Tempat yang masih penuh dengan tubuh para perampok itu , dimana para perampok masih merintih-rintih , kini menjadi tempat pertandingan antara Ji Goat dan Lai Seng . Gerakan mereka cepat sekali dan berkali-kali terdengar suara berdecing nyaring di susul berpijar nya bunga api ketika pedang bertemu suling . " Hyyaatttt ..... !" Pedang kiri Ji Goat menyambar dan ketika di tangkis suling , pedang kanan menyusul sehingga suling itu tergunting . Akan tetapi Lai Seng sudah mengirim tendangan sehingga terpaksa Ji Goat meloncat ke belakang dan senjata mereka tidak lagi beradu . Lai Seng lebih banyak menangkis karena tentu saja dia tidak ingin menyerang gadis yang membuatnya tergila-gila dan yang sudah di anggapnya sebagai calon isterinya itu . Tingkat kepandaian mereka berimbang akan tetapi Ji Goat harus mengakui bahwa ia masih kalah dalam hal tenaga . Sudah lima puluh jurus lewat dan belum juga Ji Goat mampu mendesak Lai Seng yang hanya mempertahankan diri . Selagi seru-serunya mereka berkelahi , tiba-tiba muncul banyak orang berpakaian hitam dan mereka itu adalah orang-orang Hek I Kaipang yang di pimpin oleh Cu Lokai . Ketika Cu Lokai melihat Lai Seng , tentu saja dia marah sekali . Cu Lokai sedang memimpin rombongan pengemis baju hitam yang dari kota raja mengungsi ke selatan . Melihat Lai 237 Seng orang yang menyeludup ke Hek I Kaipang dan pernah hendak merebut kedudukan ketua cabang , Cu Lokai menjadi marah dan tanpa banyak cakap lagi dia lalu menggerakkan tongkatnya maju ke gelanggang perkelahian dan menyerang Lai Seng dengan dahsyatnya ! . Lai Seng terkejut , mengenal pangcu pusat Hek I Kaipang yang amat lihai , maka tahulah dia bahwa kalau dia melanjutkan , tentu dia akan celaka . Maka dengan sebuah lompatan jauh , diapun melarikan diri dari tempat itu dan memasuki hutan di sebelah . Cu Lokai tidak mengejar , melainkan menghampiri Ji Goat yang merasa lega melihat Lai Seng melarikan diri . ia tadi sudah kehabisan akal untuk dapat menang melawan suhengnya itu . Maka ia pun memberi hormat kepada kakek berpakaian itu . " Terima kasih atas bantuan lo-cianpwe " . Cu Lokai memandang kepada gadis itu , lalu memandang kepada para perampok yang bergelimpangan di situ dengan heran . " Nona , kalau tidak salah , mereka ini adalah perampok-perampok ganas , apa yang telah terjadi dan siapakah nona ?" . " Aku adalah seorang yang sedang merantau dan tadi di sini aku bertemu dengan para perampok ini . Mereka dapat ku hajar , akan tetapi lalu datang laki-laki itu menyerangku " , kata Ji Goat yang tidak ingin memperkenalkan diri , juga tidak mengaku bahwa yang menyerangnya tadi adalah suhengnya . " Heiiii .... ! Ia adalah puteri Perdana Menteri Ji ! " tiba-tiba seorang di antara para pengemis itu berteriak . " A-cin , yang benar kau bicara !" tegus yang lain . " Jangan ngawur saja kau ! Puteri Perdana Menteri bagaimana dapat berada di sini seorang diri ?" . " Aku tidak ngawur ! Pernah di kuil dulu ia memberi sedekah kepadaku dan kabarnya puteri Perdana menteri memang lihai , murid Lui Kok-su !" kata pula pengemis itu 238 dengan tegas . Cu Lokai memandang kepada Ji Goat dan kini dia bertanya dengan penuh selidik , " Nona , benarkah nona ini puteri Perdana Menteri " Murid Lui Koksu ?" . Ji Goat tidak mengenal mereka siapa . Pakaiannya seperti pengemis dan seorang di antara mereka telah mengenalnya . Sebaiknya ia mengaku saja agar mereka takut mengganggunya dan akan membiarkan ia pergi dengan aman . " Benar , aku adalah puteri Perdana Menteri Ji dan murid Lui Koksu . Aku mengucapkan terima kasih atas bantuan kalian dan sekarang aku hendak pergi melanjutkan perjalanan " . Berkata demikian , Ji Goat sudah melangkah hendak pergi . " Tahan dulu !" sekali meloncat Cu Lokai sudah berada di depannya dan juga tiga puluh lebih orang pengemis telah mengepungnya sehingga Ji Goat merasa tidak berdaya . Ketua pengemis ini lihai sekali . Buktinya Lai Seng juga lari ketakutan . Apalagi di situ masih terdapat puluhan anak buahnya . Melawan akan tidak ada artinya sama sekali . " Heiii , kalian mau apa ?" bentaknya . Cu Lokai berkata hormat . " Nona kami tidak akan mengganggumu , akan tetapi karena nona adalah Puteri Perdana Menteri , maka terpaksa nona akan kami hadapkan kepada pimpinan kami . Kemudian terserah kepada pimpinan kami apa yang akan di lakukan terhadap nona " . " Kiranya kalian tidak lebih baik dari pada perampok ini , suka mengganggu wanita . Tak tahu malu !" " Harap jangan salah mengerti , nona . Kami tidak pernah mengganggu orang , apalagi merampok . Juga pimpinan kami tidak suka berbuat jahat . Kami adalah orang-orang Hek I Kaipang , pejuang sejati yang tidak suka mengganggu , malah melindungi rakyat . Akan tetapi karena nona adalah Puteri 239 Perdana Menteri , terpaksa kami hadapkan dulu kepada ketua kami !" . Ji Goat terkejut . Kiranya mereka adalah orang-orang Hek I Kaipang yang bersekutu dengan parapemberontak . Akan tetapi karena untuk melawan ia tidak mungkin dapat dan pula ia ingin sekali tahu macam apa pimpinan para pemberontak itu , ia pun mengikuti mereka pergi tanpa banyak membantah lagi . " Baik , bawa aku kepada pimpinan mu , hendak ku lihat apa yang akan dia lakukan kepadaku !" Katanya dengan sikap amat gagah sehingga diam-diam Cu Lokai merasa kagum . Bagaimana mungkin Perdana Menteri Ji , si penjilat antek Mongol itu , mempunyai puteri yang sedemikian gagah " . ***** Perkumpulan Hek I Kaipang yang tadinya berpusat di Tiang-an , kini terpecah dua . Sebagian pindah ke Lok-yang dan sebagian pula pergi ke selatan . Yang berada di selatan ini sekarang menjadi pusat , dan Yang Cien bahkan telah mendahului ke sana untuk memilih tempat yang baik untuk di jadikan pusat . Dan dia memilih sebuah bukit di tepi sungai Huai sebelah utara , tepat diperbatasan untuk di jadikan tempat tinggal para anak buah yang tidak kurang dari tiga ratus orang jumlahnya . Bahkan di tempat itu telah di bangun pondok-pondok darurat untuk tempat tinggal mereka . daerah ini adalah perbatasan , maka amat baik untuk dijadikan pusat karena tempatnya sepi . Penduduk dusun sudah lama mengungsi meninggalkan dusun mereka karena takut akan terjadi perang di situ antara pasukan Toba dengan pasukan Kerajaan Sun sehingga keadaan di bukit itu sunyi sekali . Karena itu tempat ini di anggap cukup memenuhi syarat untuk menerima kunjungan para pimpinan kaipang sebagai tempat di selenggarakannya rapat besar memilih pimpinan para pangcu di seluruh negeri . Di sini akan di pilih seseorang yang 240 mewakili para kaipang dalam pemilihan sebagai bengcu ( pemimpin rakyat ) kelak . Ketika Ji Goat di bawa naik ke bukit dan tiba di perkampungan yang menjadi pusat Hek I Kaipang itu , diam-diam ia kagum . Perkampungan yang baru itu cukup bersih , sama sekali tidak pantas menjadi tempat tinggal para pengemis jembel . Dan di situ terdapat banyak sekali anggota Hek I Kaipang yang semua berpakaian hitam membawa tongkat hitam . Mereka semua itu memberi hormat setiap kali bertemu dengan Cu Lokai . " Dimana Yang-taihiap ?" Tanya Cu Lokai kepada seorang anggota pengemis karena melihat pondok yang di peruntukkan Yang Cien itu kosong . " Yang-taihiap sedang melatih para anggota di lapangan " . " Katakan bahwa aku dapat membawa seorang tamu ingin menghadap Yang-taihiap " , kata Cu Lokai " Aku ingin menonton latihan para anggota kaipang " , kata Ji Goat yang merasa tertarik . Cu Lokai mengajaknya ke lapangan dan di lapangan itu terdapat pemandangan yang menganggumkan hati Ji Goat . Ratusan orang pengemis dengan tongkat di tangan sedang berlatih silat , di pimpin oleh seorang pemuda yang berdiri di tempat tinggi dan pemuda inipun memegang tongkat , Ketika pemuda itu melihat Cu Lokai datang bersama seorang gadis , dia kelihatan heran dan berseru kepada para pengemis agar melanjutkan berlatih jurus yang baru saja di ajarkan . Kemudian dia menghampiri Cu Lokai . Ji Goat memandang dan jantungnya berdebar . Tak di sangkanya bahwa pimpinan pengemis itu adalah seorang pemuda yang tampan dan gagah , walaupun pakaiannya sederhana sekali . " Paman sudah datang " Apa kabarnya , dan siapa pula nona ini , Paman Cu ?" . 241 " Semua kawan telah tiba dengan selamat dan baik saja , taihiap . Dan tentang nona ini , marilah kita bicara di dalam saja " . Mereka lalu memasuki pondok tempat tinggal Yang Cien dan tak lama kemudian mereka sudah duduk menghadapi meja yang buatannya kasar dan bentuknya persegi empat . " Nah , ceritakanlah siapa nona ini , paman !" kata Yang Cien dan diam-diam dia merasa kagum karena gadis di depannya itu memang cantik jelita dan nampak betapa sikapnya gagah dan berani , tidak pemalu seperti gadis-gadis biasanya . " Mula-mula kami melihat nona ini di serang oleh Lai Seng ..... " " Lai Seng ?" Tanya Yang Cien . " Benar , taihiap , Lai Seng yang dahulu pernah menyeludup ke dalam Hek I Kaipang . Kami lalu membantu nona ini sehingga Lai Seng melarikan diri . Ternyata nona ini tadinya di hadang perampok yang banyak di robohkan olehnya sampai kemudian datang Lai Seng itu . Tentu saja tadinya kami tidak berani mengganggu nona ini lebih jauh , akan tetapi seorang anggota kita mengenalnya sebagai puteri Perdana Menteri Ji Sun Cai . Setelah mendengar bahwa ia puteri Perdana Menteri , terpaksa kami menawannya dan menghadapkannya kepada taihiap untuk di beri keputusan . Yang Cien diam-diam merasa heran sekali , karena bagaimana mungkin seorang puteri Perdana Menteri yang berkuasa besar sekali , mendadak berkeliaran seorang diri " . " Dan ketahuilah , Yang-taihiap bahwa nona ini adalah murid dari Toat-beng Giamong " . " Murid Lui Koksu ?" Yang Cien semakin heran . Perdana Menteri Ji dan Lui Koksu Sepasang Naga Lembah Iblis Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo merupakan dua orang yang besar kekuasaannya , yang mengabdi kepada kaisar Toba dan 242 dengan adanya dua orang itulah maka semua usaha untuk menjatuhkan Kerajaan Mongol itu gagal . Dan sekarang , puteri Perdana menteri itu berkeliaran sampai ke perbatasan selatan . Tentu untuk menjadi mata-mata pikirnya . " Nona , engkau adalah puteri Perdana Menteri , kenapa sampai ke tempat sejauh ini ?" tanyanya sambil memandang penuh perhatian . Ji Goat balas memandang sedikitpun tidak kelihatan jerih . " Apakah tidak boleh kalau aku sampai ke tempat ini ?" ia balas bertanya dengan sikap menantang . " tentu saja tidak ada yang melarang mu , nona . Akan tetapi rasanya janggal dan juga luar biasa kalau puteri Perdana Menteri berkeliaran di tempat ini tanpa pengawal " Apakah yang kau cari nona ?" . Sepasang mata itu bernyala marah ketika ia di katakana " berkeliaran" . " Apakah hanya orang-orang macam kalian saja yang boleh berkeliaran di tempat ini " Aku juga mempunyai dua buah kaki , dan kemana saja aku pergi , peduli apakah dengan engkau ?" . Yang Cien tersenyum , tidak menjadi marah . Dia tahu bahwa gadis puteri bangsawan ini agaknya terlalu di manja sehingga apapun yang di kehendakinya harus kesampaian . Namun ia kagum akan keberaniannya , dan mengingat bahwa ia murid Toat-beng Giamong , maka sudah pantaslah kalau ia pemberani karena tentu ilmunya cukup hebat . " Ayahmu dan gurumu dan semua pejabat yang menghambakan diri kepada Kerajaan Toba , melakukan penindasan kepada rakyat jelata . Banyak pejabat melakukan korupsi , dan pasukan Toba juga bersikap amat kejam menindas rakyat . Karena itu , tidak mengherankan kalau di sana sini rakyat melakukan perlawanan yang kalian namakan pemberontakan . Sekarang engkau berada di sini , agaknya 243 hendak memata-matai gerakan rakyat , bukan ?" . " Ku akui bahwa aku memang ingin sekali mengetahui sampai dimana kebenaran berita yang ku terima bahwa para pemberontak adalah pejuang-pejuang yang membela rakyat jelata . Yang ku temui adalah perampokperampok jahat . Apakah engkau termasuk perampok-perampok itu " Aku tidak bertugas sebagai matamata oleh siapapun juga , akan tetapi aku hendak melihat keadaan di selatan ini , benarkah penguasa bertindak kejam dan benarkah rakyat mendukung para pemberontak " Aku mendengar di sepanjang jalan bahwa Gubernur Gak amat di sukai rakyat , dan bahwa Panglima Coa juga di anggap sebagai pahlawan oleh rakyat . Akan tetapi aku masih sangsi apakah mereka yang di anggap pahlawan itu kelak akan dapat memberi kemakmuran dan ketentraman kepada rakyat , ataukah rakyat akan menjadi lebih menderita lagi kalau terjadi perang pemberontakan " . Diam-diam Yang Cien kagum kepada gadis itu . Masih muda akan tetapi telah memiliki pandangan yang luas . " Nona , apakah nona berpikir bahwa di bawah pemerintah penjajah Mongol rakyat hidup tenteram dan Makmur ?" " Justeru karena menghendaki kemakmuran rakyat maka kami bekerja kepada pemerintah , sehingga kami dapat menggunakan kekuasaan untuk mengeluarkan peraturan yang meringankan rakyat jelata " . " hemmm , nona . Mungkin ada seorang dua orang pejabat yang berpendirian seperti itu . Akan tetapi apa artinya seorang dua orang saja " Buktinya , hamper semua pejabat menjadi lintah darat , memeras dan menindas rakyat dan Kiasar Toba sama sekali tidak berbuat apa-apa . Pemerintahan itu kuat dan baik tergantung sepenuhnya kepada kaisarnya . Kalau kaisarnya baik dan jujur , mencintai rakyat jelata , tentu dia akan bertindak keras terhadap para pejabat yang tidak jujur dan menindas rakyat . Akan tetapi bagaimana 244 mungkin mengharapkan kaisar bangsa asing untuk bertindak bijaksana terhadap rakyat jajahannya " Itulah sebabnya maka banyak rakyat hendak memberontak , untuk menjatuhkan Kerajaan Toba dan menggantikan kaisarnya dengan kaisar bangsa sendiri yang lebih dapat di harapkan bertindak bijaksana dan adil " . Ji Goat mendengarkan dengan kagum . Sebagai seorang wanita bangsa pribumi , ia dapat mengerti dan merasakan apa yang dimaksudkan Yang Cien . Ayahnya pun mencinta rakyat dan dengan cara sendiri bermaksud menolong rakyat , yaitu dengan menggunakan kedudukannya menentang peraturan yang membertakan rakyat . Akan tetapi , ayahnya juga tidak berdaya kalau bawahanya tidak melaksanakan peraturan , kalau bawahannya menjadi pejabat yang korup dan menindas rakyat . Yang berwenang menindak pejabat yang korup hanya kaisar , akan tetapi kalau kaisarnya acuh dan hanya mengejar kesenangan sendiri , maka tetap saja keadaan rakyat tertindas dan sengsara , bagaikan tumbuh-tumbuhan , kaisar merupakan batangnya . Kalau batangnya sakit , maka cabang ranting dan daunnya juga sakit dan tidak akan mendatangkan bunga dan buah . Mengobati cabang dan ranting saja tidak ada gunanya . Kalau menurut pemuda ini , cara satu-satunya hanyalah menebang pohon itu dan menanam pohon yang baru , dengan batang pohon yang sehat sehingga semua bagian pohon itu akan menjadi sehat dan menghasilkan bunga dan buah yang baik . " Akan tetapi , bukankah kalau terjadi pemberontakan berarti perang yang akan menewaskan banyak prajurit pejuang dan juga kalau terjadi perang , rakyatlah yang akan menderita karenanya ?" . " Tidak mungkin ada perbaikan tanpa pengorbanan , Kalau hendak menebang pohon yang berpenyakitan , tentu kita akan kehilangan pohon , berarti mengorbankan pohon beserta seluruh cabang ranting dan daunnya . Kalau hendak 245 membangun rumah baru , haruslah meruntuhkan yang lama terlebih dahulu . Kalau hendak menanam sesuatu , haruslah lading itu di cangkul dan di bajak lebih dulu . Semua pembaruan haruslah mengorbankan yang lama , kalau tidak begitu , mana ada pembaharuan ?" . Ji Goat tidak dapat membantah lagi , lalu memandang tajam kepada Yang Cien . " Orang muda , aku melihat engkau tidak berpakaian sebagai anggota Kaipang , bagaimana engkau menjadi pemimpin mereka ?" Yang Cien tersenyum geli mendengar disebut orang muda , seolah-olah gadis itu sudah berusia tua sekali . " Untuk memilih seorang pemimpin , tidak perlu melihat pakaiannya , bukan " Pula , aku tidak menjadi ketua kaipang , melainkan di calonkan untuk menjadi pemimpin seluruh pangcu dan di ajukan sebagai calon bengcu " " Hebat sekali . dan sekarang , apa yang akan kau lakukan terhadap diriku " Akan menghukum aku karena aku puteri Perdana Menteri yang membantu pemerintahan Toba , penjajah asing ?" . " tidak nona . Ayahmu juga seorang pejuang , walaupun dengan cara salah . Pula , andaikata ayahmu bersalah terhadap rakyat jelata , engkau tidak tersangkut sama sekali . Bahkan kami menilai nona seorang yang gagah perkasa dan berjiwa patriot . Nona boleh pergi kemana nona suka , kami tidak akan mengganggu lagi " . Ji Goat tertegun . Dan ia menjadi semakin kagum . " sudah seringkali aku mendengar dari ayah maupun dari suhu bahwa para pemberontak adalah penjahatpenjahat yang kejam , akan tetapi apa yang ku lihat sekarang berbeda sama sekali . Apakah para pejuang yang di anggap pemberontak ini semua seperti engkau ?" . " Kalau memang dia seorang pejuang sejati , tentu akan bertindak dengan bijaksana dan sama sekali tidak kejam . 246 Akan tetapi , tentu saja ada penjahat yang mengaku pejuang hanya untuk di pakai sebagai kedok kejahatannya . Engkau mempunyai seorang guru yang terkenal sebagai seorang datuk sesat yang amat jahat , nona . Akan tetapi sungguh mengagumkan , sedikitpun watak yang sesat itu tidak menurun padamu !" . " Ah , aku senang sekali bertemu dan bersahabat denganmu . Engkau di sebut Yang-taihiap , dan agaknya engkau memang seorang pendekar besar . Bolehkah aku menguji kepandaianmu agar semakin terbuka mataku begaimana keadaan seorang pejuang sejati ?" . Yang Cien tersenyum . Dia dapat menduga bahwa nona ini tentu lihai , karena murid Toat-beng Giam-ong bagaimana tidak akan lihai " Dia sendiri sebetulnya kalau menurut kata hatinya mendendam kepada Toat-beng Giam-ong . karena ayah bundanya tewas oleh datuk itu . Bahkan ketika masih kecil , dia dan kakeknya di kejar-kejar oleh Toat-beng Giam-ong . Akan tetapi demi perjuangan , dia melupakan semua dendam pribadi . Apalagi gadis ini , biarpun murid musuh besarnya itu , sama sekali tidak ada tanda-tanda sebagai seorang yang jahat . " Aku tahu bahwa nona adalah seorang ahli silat yang pandai dan agaknya sudah menjadi penyakit semua ahli silat , kalau bertemu orang selalu ingin menguji kepandaian . Baiklah nona , mari kita keluar ke halaman depan dan kita berlatih bersama , bukan menguji kepandaian . Ji Goat mendahului pemuda itu keluar dan setibanya di halaman luar , ia lalu mencabut sepasang pedang pendeknya dan siap memasang kuda-kuda . Sebetulnya Yang Cien merasa enggan menghadapi gadis itu dengan senjata di tangan , akan tetapi kalau dia menggunakan tangan kosong , tentu gadis itu akan menganggap dia memandang rendah , maka terpaksa diapun mencabut pedangnya . Sinar putih menyilaukan mata ketika Pek-liong Po-kiam dia cabut . Melihat 247 sinar pedang berkilat itu Ji Goat terkejut sekali dan teringat ia kepada Hekliong Po-kiam milik Akauw , hanya bedanya kalau pedang milik Akauw itu bersinar hitam , pedang di tangan pimpinan kaipang ini bersinar putih . Melihat gadis itu seperti menanti , Yang Cien lalu berkata , " Nona , aku telah bersiap , silahkan mulai !" . " Lihat pedang !" teriak Ji Goat dan ia pun mulai menyerang dengan menggerakkan pedangnya dari kanan kiri dengan gerakan menggunting . Inilah jurus Kim-peng-tiauw-ci ( Garuda Emas Sabetkan Sayap ) yang dilakukan dengan cepat dan kuat sekali . Sepasang pedangnya mengeluarkan suara berdesing dan nampak kilat dari kanan kiri menyambar dahsyat . Yang Cien melangkah mundur dengan cepat sambil menarik tubuh atas ke belakang sehingga sambaran sepasang pedang itu luput . Ji Goat mengayun pedangnya dan menyerang lagi , tubuhnya membalik dan pedang kanannya sudah menyambar . Inilah gerakan jurus Kong-ciak-tiauw-li ( Burung Merak Sabetkan Ekor ) , juga dilakukan dengan sepenuh tenaga , karena ia menduga bahwa lawannya lihai sekali . " Traannggg ........ ! " Yang Cien menangkis , akan tetapi tidak menggunakan mata pedangnya dan mengendalikan tenaganya sehingga dia tidak merusak pedang ji Goat , hanya membuat pedang yang menyerangnya itu terpental saja . Ji Goat merasa betapa tangannya tergetar hebat , dan ini membuatnya penasaran . Ia lalu mengerahkan sin-kangnya dan mulailah ia menyerang kalang kabut , bertubi-tubi dengan pedang-pedangnya . Sepasang pedang itu membentuk gulungan dua sinar yang berdesingan menyambar-nyambar . Diam-diam Yang Cien kagum dan dia dapat menduga bahwa tentu ilmu kepandaian guru silat ini amat hebat . Dia tetap saja mengelak dan kalaupun menangkis dia menjaga agar jangan merusak pedang gadis itu . Terjadilah pertandingan yang seru dan menarik sehingga kini tempat itu sudah penuh 248 dengan para anggota Hek I Kaipang yang menonton pertandingan adu ilmu silat itu . Ji Goat bukan seorang gadis bodoh . Sudah tiga puluh jurus lewat dan belum pernah satu kalipun Yang Cien membalas serangannya , namun semua serangannya terhadap pemuda itu sama sekali gagal . Kalau tidak di elakkan , tentu di tangkis , bahkan beberapa kali pedangnya terpental dan dalam keadaan demikian , kalau pemuda itu balas menyerang tentu ia akan kalah . Ia tahu bahwa pemuda itu memang lihai sekali . Gurunya sendiri saja belum tentu akan dapat bertahan kalau hanya mengelak dan menangkis terhadap serangan-serangannya selama tiga puluh jurus lebih ! . Yang Cien sedang mencari akal bagaimana dia akan mampu mengalahkan gadis ini tanpa merusak pedangpedangnya dan tanpa kemenangan yang menyolok . Di situ sudah berkumpul banyak saksi sehingga kalau dia menang secara menyolok tentu akan membuat gadis itu merasa malu . Tiba-tiba dia teringat akan tenaga dari Bu-tek Cin-keng yang dapat menyedot tenaga lawan . Ketika sepasang pedang lawan itu menyerang lagi dengan berbarengan , dia lalu menangkis dengan pedangnya , mengerahkan tenaganya menempel dan menyedot sehingga sepasang pedang itu tidak dapat di tarik lepas lagi . Dalam keadaan demikian , tangan kirinya menangkap sepasang pedang dan sekali tarik dia berhasil merampas sepasang pedang itu yang tak dapat di pertahankan lagi oleh pemiliknya . Yang Cien lalu memberi hormat dan mengembalikan pedang sambil berkata " ilmu pedang nona sungguh lihai , aku merasa kagum sekali !" . Dengan muka merah Ji Goat menerima sepasang pedangnya . Ia tahu bahwa lawan telah banyak mengalah , bahkan tadi mengalahkannya dengan cara halus . Hal ini membuatnya kagum dan takluk . " Yang-taihiap terlalu mengalah , membuat aku merasa 249 tidak enak . Aku sama sekali bukanlah lawan seimbang dari yaihiap " . " Nona , mari kita bicara di dalam " , ajak Yang Cien . Semua penonton bubaran dan merekapun memuji ilmu pedang nona muda itu . Dapat menandingi pemimpin mereka sampai tiga puluh jurus sudah di katakan hebat ! . " Yang-taihiap , apalagi yang akan kita bicarakan " Aku sudah mengaku kalah olehmu " , kata Ji Goat sambil memandang tajam penuh selidik . " Pertama-tama , aku bernama Yang Cien . Jangan nona ikut-ikutan memanggil taihiap kepadaku . Engkau adalah puteri bangsawan tinggi , jangan terlalu merendahkan diri , nona . Dan aku dapat mengerti bahwa nona bukanlah seperti para puteri bangsawan yang angkuh dan memandang rendah rakyat miskin . Aku ingin bersahabat denganmu , karena itu jangan memanggil aku taihiap " . " Hem , lalu harus memanggil apa " Bagaimana kalau aku menyebutmu twako ( kakak ) saja ?" . " Itu yang ku inginkan , nona " . " Wah , kalau aku menyebutmu twako , engkaupun sepatutnya tidak menyebut nona kepadaku , melainkan adik . Namaku Ji Goat , dan engkau boleh memanggil adik Goat saja " . " Baiklah , Goat-moi " . " Nah , sekarang katakana , apa yang hendak kau bicarakan selain soal panggilan ini , cien-ko ?" . Lega hatiku dengan sebutan ini , karena hubungan kita sebagai sahabat menjadi lebih akrab . Goat-moi , sesungguhnya , apa yang membawamu ke sini " Benarkah dugaan mereka bahwa engkau memang di suruh gurumu atau ayahmu untuk memata-matai kami ?" . 250 " Tidak sama sekali . Aku lari meninggalkan rumah " . " Ehhhh ! Maaf , aku tidak bermaksud mencampuri urusan pribadimu , akan tetapi sungguh aneh kalau seorang anak perempuan lari meninggalkan rumah orang tuanya !" . " Aku marah kepada ayahku . Aku menasehatkan kepadanya bahwa kaisar brengsek dan tidak memperhatikan pemerintahan , tidak memperdulikan para pejabat yang korup Sepasang Naga Lembah Iblis Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo . Aku nasehatkan ayah untuk mundur saja melepaskan jabatannya . Ayah malah marah sekali kepadaku . Aku memang mulai tidak suka dengan pemerintah penjajah , akan tetapi ayah berpendapat lain , katanya dengan menjadi Perdana Menteri diapun dapat berbuat banyak untuk kebaikan rakyat . Aku mulai merasa senasib dengan para pejuang yang bermaksud membebaskan rakyat dari cengkraman penjajah Mongol " . " Goat-moi , cita-citamu mulia sekali . Akan tetapi untuk itu engkau harus berkorban berat sekali . Sebetulnya perlahan-lahan engkau membujuk ayahmu , bukan melarikan diri karena hal itu amat tidak baik . Betapa pun juga , seorang anak harus berbakti kepada orang tuanya dan kalau engkau melihat orang tua bertindak salah , sudah menjadi kewajibanmu untuk membujuk dan mengingatkannya perlahan-lahan , bukan lalu minggat dari rumah " . " Cian-ko , enak saja engkau berkata demikian . Akan tetapi aku yang mengalaminya sendiri ! Kau tahu , bukan karena hanya itu aku lari dari rumah , akan tetapi karena hal lain lagi yang membuat aku marah dan tak betah tinggal di rumah lagi " . " Eh , urusan apalagikah itu ?" . " Di luar persetujuanku , ayah telah mengikatkan perjodohanku dengan pria yang tidak ku sukai , bahkan ku benci . Dia adalah Lai Seng , suhengku sendiri " . Yang Cien terkejut . " Kau maksudkan Lai Seng yang kata 251 Cu-pangcu telah menyerangmu dan dia membantumu mengusirnya " Yang pernah menyeludup ke dalam Hek I Kaipang " Dan dia itu murid Koksu ?" . " Benar , toako . Dialah orangnya " . " Tapi , bukankah dia itu suhengmu sendiri ?" . " Benar , akan tetapi kami tidak pernah bergaul . Suhu mengajarkan silat kepadaku di rumah ayah , kami jarang sekali berjumpa . Dan aku sungguh tidak suka kepadanya , akan tetapi ayah malah menjodohkan aku dengan dia . Hati siapa tidak akan kesal ?" . " Aihhh , kalau ada urusan itu , aku tidak tahu lagi harus berkata apa . Terserah kepadamu , Goat-moi . Akan tetapi engkau hendak pergi kemanakah ?" . " Kemana saja hati dan kaki ini membawaku . Aku ingin meluaskan pengalaman dan memperdalam ilmu pengetahuanku , sambil melupakan keadaan di rumah yang menjengkelkan " . " Kalau saja aku dapat membantumu , Goat-moi . Katakanlah , apakah ada sesuatu yang dapat aku membantumu ?" . " Terima kasih , toako . Engkau sudah banyak membantu sekali . Pertama , anak buahmu telah membantuku dari ancaman Lai Seng . Kedua , engkau telah membuka mataku untuk mengetahui lebih banyak lagi tentang perjuangan para patriot " . " Kalau engkau hendak bergabung dengan kami , aku akan merasa senang sekali , Goat-moi " . " Terima kasih , belum saatnya , toako . Bagaimanapun juga , hati ini masih tidak tega untuk menghadapi ayahku sendiri sebagai lawan . Nah , selamat tinggal , toako , aku akan melanjutkan perjalananku " . 252 " Selamat jalan , Goat-moi " . Yang Cien mengantar Ji Goat sampai keluar dari perkampungan itu dan ketika bayangan gadis itu sudah mengecil dan kabur , dia masih berdiri memandangnya . " Gadis yang hebat !" pikirnya kagum . Akan tetapi dia segera mengusir bayangan gadis itu dari pikirannya . Banyak tugas menanti dan belum saatnya bagi dia untuk memikirkan dan mengenang seorang wanita . ***** Lai Seng berlari dengan hati mengkal sekali . Dia sudah berhasil menemukan tunangannya , akan tetapi kembali ada saja penghalang yang membuat gadis itu lolos lagi dari tangannya . Bagaimana dia dapat pulang ke kota raja kalau tidak bersama Ji Goat " Dia semakin sakit hati terhadap Hek I Kaipang yang selalu menghalanginya , tentu dia sudah dapat menawan Ji Goat dan di bawa pulang ke kota raja , dimana menurut janji Perdana Menteri akan segera menikahkan dia dengan gadis itu kalau dia mampu membawanya pulang . Sekarang , dia harus mulai dari pertama lagi , mencari jejak gadis itu . Lai Seng adalah murid pertama dari Toat-beng Giam-ong Lui Tat yang sekarang menjadi Koksu Kerajaan Toba . Sejak kecil dia sudah menjadi murid Toat-beng Giam-ong ketika tokoh ini masih menjadi seorang datuk persilatan golongan sesat . Sebetulnya Lai Seng adalah putera seorang anak buah datuk itu yang tewas ketika melakukan perampokan , tewas di tangan para pendekar dari Gobi pai . Dia bru berusia enam tahun ketika ayahnya tewas dan ibunya mengikuti laki-laki lain dan meninggalkannya . Melihat bakat baik kepada anak yang dapat di bilang sudah yatim piatu ini , Toat-beng Giam-ong lalu mengambilnya sebagai murid . Ketika Toat-beng Giam-ong menjadi Koksu , Lai Seng sudah berusia delapan belas tahun dan diapun mendapat tugas dari gurunya untuk membantu pekerjaan nya , kadang 253 menjadi penyelidik . Karena itu ketika Ji Goat belajar silat kepada Koksu itu lima tahun yang lalu , dia jarang bertemu dengan Ji Goat yang belajar di rumahnya sendiri . Kini , Lai Seng telah menjadi seorang pemuda berusia dua puluh tiga tahun yang gagah dan berkepandaian tinggi . Dia seorang mata keranjang dan suka pelesir . Hal ini di ketahui oleh Koksu sendiri , akan tetapi karena Koksu sendiri bekas datuk sesat , maka dia tidak pernah menegurnya . Ketika untuk pertama kalinya bertemu dengan Ji Goat , sudah terkandung keinginan di hati Lai Seng agar dia dapat di jodohkan dengan Puteri Perdana Menteri ini , bukan hanya karena Ji Goat cantik jelita , akan tetapi terutama sekali karena kalau hal itu dapat terjadi , dia akan mendapatkan banyak kesempatan untuk naik pangkat dan setidaknya , sebagai menantu Perdana Menteri , dia tentu akan terpandang dan di hormati para bangsawan lain . Maka , alangkah girangnya ketika Perdana Menteri dan gurunya menghendaki perjodohan itu berlangsung . Akan tetapi , Ji Goat melarikan diri dan dia gagal untuk menawannya di bawa pulang . Dia berpikir dan mencari akal . Andaikata dia mampu menawan Ji Goat , kalau dia membawanya pulang sebagai seorang tawanan , hal itu akan amat merugikannya . Ji Goat tentu akan membencinya dan alangkah tidak enaknya di benci isteri sendiri kelak . Akan tetapi andaikata Ji Goat pulang bersamanya secara suka rela , tentu akan senang sekali hidupnya . Beristrikan wanita cantik , dan menjadi menantu Perdana Menteri ! Hanya saja , bagaimana akalnya agar Ji Goat menjadi suka kepadanya dan mau di bawanya pulang dengan suka rela " . Senja telah menjelang tiba dan Lai Seng mempercepat langkahnya . Dia harus dapat menemukan dusun sebelum malam tiba sehingga dia bisa mendapatkan tempat bermalam . Akan tetapi ketika dia naik ke atas pohon untuk mencari arah sebuah dusun , ternyata di sekitar tempat itu tidak nampak 254 ada dusun . Tiba-tiba dia melihat sebuah bangunan di lereng sebuah bukit di depan . Dia tidak tahu bangunan apa itu , hanya nampak gentengnya dan sebagian temboknya saja . Cepat dia turun dan menuju ke bukit itu . Ternyata jaraknya cukup jauh dan sebelum tiba di kaki bukit itu , malam telah tiba dan cuaca menjadi remangremang gelap . Dia menggunakan ilmu berlari cepat dan berhasil tiba di depan sebuah bangunan besar yang sudah tua sekali , dan tidak terawatt . Keadaan amat sunyi seolah bangunan itu kosong tidak ada penghuninya . Dia membuka pintu depan dan tiba di ruangan depan yang amat luas dan kosong . Di sudut ada api unggun , entah di buat oleh siapa karena di situ tidak nampak ada orangnya . " Ada siapa di dalam ?" tanyanya dengan suara nyaring . Suaranya bergema dari ruangan dalam yang luas dan panjang , tersambung melalui lorong di pinggir . Tidak ada jawaban . Dia melihat lantai cukup bersih dan ada jerami kering di lantai ruangan depan itu , seolah di jadikan tilam . " Heiii , kalau ada orang di dalam , harap keluar !" kembali dia berseru ke dalam karena dia yakin bahwa apin unggun itu tentu ada yang membuatnya . Tiba-tiba ada suatu benda mengkilap meluncur dari balik pintu sebelah dalam . Di bawah sinar api unggun itu dia dapat melihat bahwa benda yang terbang menyambar ke arahnya itu sebuah golok yang berkilauan saking tajamnya . Golok itu menyambar kea rah lehernya dengan kecepatan seperti sebatang anak panah . " Singggg ....... !! " Golok itu mengeluarkan suara berdesing ketika Lai Seng mengelak dan golok terbang di dekat telinganya . Dan dia terbelalak kagum ketika golok itu terbang kembali kea rah pintu dan lenyap . Sebatang golok terbang yang agaknya di sambitkan sedemikian rupa sehingga rupa sehingga golok itu dapat terbang kembali kalau tidak mengenai sasaran . Penyambitnya tentu seorang yang berilmu 255 tinggi . Akan tetapi tidak ada orang keluar . Padahal dia sudah siap dengan seruling peraknya . Untuk menyerbu ke dalam berbahaya sekali karena ruangan di balik pintu itu gelap . Selagi dia menanti dengan hati tegang , dia terkejut sekali mendengar suara tawa di atas !" . " Hua-ha-ha-ha-he-he-he !" Dia sampai terloncat ke belakang saking kagetnya , apa lagi ketika dia mengangkat muka ke atas . Hatinya penuh ketegangan dan seram . Di atas sana di tiang yang melintang , dia melihat seorang menggantung dengan kaki di atas kepala di bawah , tertawa-tawa kepadanya . Wajahnya ketika bersinar api unggun yang bergerak-gerak nampak menyeramkan sekali . Kepalanya tergantung ke bawah dan rambutnya riap-riapan . " Siapa kau !" bentak Lai Seng , memberanikan diri . " Manusia atau setan ?" . " Ha-ha-hah-heh-he , aku memang setan , Raja Setan ha-ha-ha kembali orang itu tertawa . Kini Lai Seng tidak begitu ngeri lagi setelah melihat bahwa yang bergantung di atas itu adalah seorang manusia , tubuhnya tinggi besar dan kepalanya besar pula , dengan rambut riap-riapan . Dengan gerakan seperti seekor kera saja . Tubuh yang menggantung membalik itu kini terayun dan kini dia sudah duduk di atas tiang melintang itu , kakinya terayun-ayun ke bawah . " Turunlah dan mari kita bicara !" kata pula Lai Seng . " Turun " Bicara " Ha-ha-ha . mudah asal engkau dapat menandingi anak buahku . Ngo Kwi ( Lima Iblis ) , tangkap bocah lancing yang memasuki tempat kita ini !" . Dari balik pintu sebelah dalam berloncatan lima orang yang wajahnya seram-seram dan mereka berlima itu masing-masing memegang sebatang golok besar yang berkilauan . Mereka 256 segera membentuk suatu barisan segi lima . Dan entah dari mana munculnya , tahutahu nampak seorang gadis menambahkan kayu bakar pada api unggun dan selanjutnya di dia duduk dekat api unggun , agaknya untuk menjaga api unggun agar api unggun itu tidak padam . Gadis yang cukup cantik dengan mata yang bersinar - sinar dan mulut tersenyum-senyum . Tentu ia memiliki gerakan yang cepat sekali karena tahu-tahu ia sudah berada dekat pada api unggun itu . Sementara kakek yang tinggi besar masih nongkrong di atas balok melintang sambil tertawa-tawa . Lai Seng maklum bahwa dia harus membela diri , maka diapun sudah siap siaga dengan suling peraknya . Sebetulnya , oleh gurunya , Toat-beng Giam-ong , Lai Seng juga di latih ilmu dengan senjata lain . Bahkan gurunya seorang yang ahli memainkan senjata golok atau pedang akan tetapi dia lebih suka menggunakan sulingnya sebagai senjata dan sulingnya ini merupakan senjata yang ampuh . Ujung suling itu meruncing dan dapat dipergunakan untuk meniupkan jarum beracun . Juga , biarpun di luarnya di selaputi perak , akan tetapi di sebelah dalamnya , suling itu terbuat dari baja yang baik sehingga tidak takut untuk menangkis senjata tajam yang manapun . Kini , menghadapi pengepungan lima orang itu , Lai Seng berpendapat bahwa menyerang lebih dulu yang terbaik agar dirinya jangan terkepung . Maka , tanpa banyak cakap lagi dia lalu memutar sulingnya dan menerjang orang yang berada di sebelah kirinya . Orang itu menangkis dengan golok , akan tetapi goloknya terpental ketika bertemu suling sehingga dia terkejut sekali dan melompat ke belakang . Teman-temannya segera menyerang dari belakang . Lai Seng membalikkan tubuhnya menghadapi mereka dan pemuda itu mengamuk . Lai Seng adalah murid pertama Toat-beng Giam-ong , maka tentu saja dia lihai sekali . Pengeroyokan lima orang itu tidak 257 membuatnya menjadi gentar bahkan setelah menendang roboh seorang pengeroyok dan memukul pengeroyok lain dengan sulingnya yang mengenai pundak , membuat golok yang di pegangnya terlepas ! . " Mundur ..... !" teriak kakek yang nongkrong di atas balok melintang dan lima orang itu lalu berloncatan menghilang di balik pintu sebelah dalam . " Kui Hwa , maju !" kata kakek di atas dan kini gadis yang duduk dekat api unggun , tiba-tiba saja meloncat dan pedang sudah berada di tangannya . Berbeda dengan Ngo-kwi tadi , gadis yang bernama Kui Hwa itu berdiri berhadapan dengan Lai Seng , memandang Lai Seng dari kepala sampai ke kaki seperti orang sedang menaksir seekor kuda yang hendak di belinya , mulutnya tersenyum menantang dan mataknya lirak - lirik dengan sikap genit . memang gadis ini cukup cantik sehingga sikapnya itu menarik perhatian Lai Seng yang mata keranjang . " Sobat , siapakah namamu ?" Tanya gadis itu . " Namaku Lai Seng " . " Kenapa engkau lancing memasuki tempat tinggal kami ?" . " Aku tidak mengira bahwa rumah besar ini ada yang menempati . Ku kira rumah kosong dan aku seorang pejalan kaki yang sedang kemalaman , bermaksud untuk bermalam di bangunan ini . Tidak tahu bahwa bangunan ini tempat tinggal kalian , harap membolehkan aku melewatkan malam di sini " " Boleh asal memenuhi syaratnya " . " Apa syaratnya ?" . " Engkau harus dapat mengalahkan aku !" kata gadis itu dan ia melintangkan pedangnya di depan dada . " Ah , engkau juga ingin main-main dengan aku , nona . 258 Baik , mari kulayani !" kata Lai Seng gembira . Kemenangan tadi membesarkan hatinya dan membuat keangkuhannya bangkit dan dia memandang ringan kepada gadis itu . " Awas , sambut seranganku !" bentak gadis yang bernama Kui Hwa itu dan ketika menyerang , terkejutlah Lai Seng . Serangan gadis itu hebat sekali , cepat dan mengandung tenaga dahsyat sehingga pedang itu berdesing mengeluarkan angina . Diapun cepat menangkis dengan sulingnya . " Traanggg ..... !! " Bunga api berpijar dan Lai Seng merasa betapa kuatnya tangan yang memegang pedang itu sehingga suling peraknya tergetar hebat bertemu dengan pedang . Namun dia pun melihat betapa gadis itu terkejut melihat kekuatan sulingnya . Dalam hal tenaga , dalam adu tenaga pertama ini ternyata mereka seimbang . Tahulah Lai Seng bahwa dia sama sekali salah perhitungan . Gadis ini tidak bisa di samakan dengan kelima Ngo-kwi tadi . maka , diapun berhati-hati dan memutar sulingnya sehingga terbentuk gulungan sinar perak . Gadis itu tidak mau kalah , pedangnya berkelebatan dan nampak sinar bergulunggulung mengimbangi gulungan sinar suling . Mereka sudah saling menyerang dengan seru dan ternyata ilmu pedang gadis itu hebat bukan main . Lai Seng harus mengerahkan seluruh tenaga dan mengeluarkan semua ilmunya untuk mempu menandinginya . Kakek yang duduk di atas tertawa-tawa senang dan memuji-muji ilmu suling yang dimainkan Lai Seng . Ketika Lai Seng yang hendak mendesak lawannya memainkan Lo-hai Kiam-sut ( Ilmu Pedang Pengacau Lautan ) dengan sulingnya , kakek itu berhenti tawanya dan tubuhnya melayang turun , tiba-tiba saja tangannya sudah menangkis suling Lai Seng dan hamper saja dapat merampasnya kalau saja Lai Seng tidak cepat-cepat menariknya kembali dan meloncat ke belakang . Sepasang Naga Lembah Iblis Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Kakek itu ternyata tinggi besar sekali , sekepala lebih tinggi darinya dan Lai Seng memandang dengan agak jerih . Dari 259 gerakan tangkisan kakek itu tadi saja yang hamper dapat merampas sulingnya , dia tahu bahwa kakek ini memiliki ilmu kepandaian yang tingkatnya jauh lebih tinggi darinya . -oo0dw0ooo- Jilid 9 " Orang muda , darimana engkau mempelajari Lo-hai Kiam-sut " Hayo katakana , dari siapa ?" suaranya membentak-bentak seperti orang marah . kakek ini memang menyeramkan . Tidak saja tubuhnya tinggi besar , juga wajahnya menyeramkan dengan rambut riap-riapan , matanya besar dan mulutnya menyerengai dengan gigi yang besar-besar . Lai Seng yang cerdik maklum bahwa dia berhadapan dengan seorang sakti , maka cepat dia memberi hormat dan menjawab , " Saya mempelajarinya dari suhu , lo-cian-pwe " . " Siapa suhumu " Apakah Toat-beng Giam-ong itu suhumu ?" . " Benar , lo-cian-pwe . Suhu sekarang telah menjadi Koksu Lui Tat " , kata Lai Seng bangga . " Hoa-ha-ha-ha-ha , kau kira aku belum tahu " Si Raja Maut itu telah memiliki kedudukan tinggi dan engkau muridnya tentu memiliki kedudukan tinggi pula " Kenapa berkeliaran di sini ?" . " Saya hanya menjadi seorang panglima muda , lo-cianpwe dan sekarang saya bertugas untuk mencari puteri Perdana Menteri Ji yang melarikan diri , sekalian menyelidiki keadaan para pejabat yang hendak memberontak terhadap Kerajaan " . " Ho-ho-ha-ha-ha , Kui Hwa yang begini pantas menjadi suamimu . Dengar , Lai Seng , antara aku Sin-to Kwi-ong ( 260 Raja Iblis Golok Sakti ) dan gurumu Toat-beng Giam-ong terdapat hubungan baik sebelum gurumu menjadi Koksu . Aku setuju untuk menjodohkan puteriku ini denganmu , bagaimana pendapatmu " Kui Hwa , bagaimana dengan engkau " Setujukah ?" . Kui Hwa melirik dan tersenyum genit . "Aku setuju , ayah ". " Nah , Lai Seng , engkau dengar sendiri , anakku Bong Kwi Hwa ini sudah banyak yang minta , akan tetapi ia tidak mau dan sekarang melihat engkau , ia agaknya sudah setuju untuk berjodoh dengan mu . Bagaimana jawabanmu ?" . Lai Seng adalah seorang mata keranjang . Melihat Kui Hwa cukup cantik menarik dan genit , dia sudah merasa suka . Sebetulnya dia belum ingin menikah dan agak keberatan kalau harus menikah , akan tetapi dia tahu bahwa menolak akan menimbulkan bahaya . Orang seperti kakek ini agaknya tidak boleh di tolak keinginannya . Dia harus cerdik , menarik keuntungan sebanyaknya dari setiap peristiwa yang terjadi . " Lo-cianpwe , suhu tentu akan marah kalau saya menerima sebelum memberitahu suhu . Akan tetapi tentu suhu akan senang kalau saja Lo-cianpwe suka berjanji bahwa lo-cianpwe dan semua anak buah lo-cianpwe bersedia membantu suhu , membantu Kerajaan Mongol di Tang-an . Kalau lo-cianpwe bersedia membantu , tentu suhu tidak berkeberatan untuk menikahkan saya dengan puteri locianpwe " . " Ha-ha-ha , bagus , bagus ! Engkau seorang panglima yang baik sekali . Orang macam engkau ini tentu akan cepat naik pangkat dan menduduki jabatan tinggi . Engkau selalu mengingat kepentingan kerajaan . Ha-haha , aku setuju sekali ! Memang aku ingin membonceng kemakmuran Koksu Toatbeng Giam-ong , ha-ha-ha !" . Demikianlah , Lai Seng tiba-tiba saja memperoleh isteri ! Mereka di nikahkan pada beberapa hari kemudian dan setelah 261 semua anak buah berkumpul , ternyata jumlah mereka hamper dua ratus orang . Ini adalah anak buah dari perkumpulan Kwi-to-pang ( Perkumpulan Golok Setan ) yang tersebar di daerah perbatasan di sepanjang Sungai Huai itu . Diam-diam Lai Seng merasa girang bahwa ayah mertuanya memiliki anak buah yang banyak juga , apalagi semua anak buahnya adalah orang-orang yang memiliki kepandaian . Setelah menikah , Lai Seng lalu minta bantuan anak buah ayah mertuanya untuk mencari-cari Ji Goat . Dia menggambarkan seorang gadis cantik yang membawa sepasang pedang pendek yang berpakaian sederhana . **** Dapat dibayangkan betapa girang rasa hati Lai Seng ketika beberapa hari kemudian anak buah ayah mertuanya telah dapat menemukan gadis yang di carinya . Dia lalu mengajak isterinya berunding . " Sumoiku itu lihai bukan main ilmu pedangnya . Aku seorang diri saja akan sukar untuk menawannya . Bagaimana kalau engkau membantuku ?" . " Hemm , engkau hendak membujuk adik seperguruanmu itu mau pulang dan bukankah engkau pernah mengatakan bahwa ia akan di jodohkan denganmu ?" . " Kau cemburu ?" " Sama sekali tidak . Engkau boleh menikah seratus kali , akan tetapi aku harus menjadi yang nomor satu . Kalau satu kali saja engkau mengesampingkan aku dan mengalahkan aku memilih lain wanita , maka wanita itu dan engkau akan ku bunuh ! Ayah tentu akan membantuku !". Diam-diam Lai Seng bergidik . Dia percaya sepenuhnya ancaman itu karena isterinya adalah seorang yang sadis dan galak sekali . Juga dia mendapatkan kenyataan bahwa ketika menikah dengan dia , isterinya bukan perawan lagi . Akan 262 tetapi dia tidak mau ribut-ribut karena agaknya bagi golongan sesat ini perawan atau bukan , bukan masalah lagi . Bahkan kini isterinya itu mengatakan bahwa dia boleh kawin lagi sampai seratus kali ! Agaknya isterinya tidak akan cemburu melihat dia mencinta gadis lain dan ini tentu ada imbalannya , yaitu diapun tidak boleh cemburu kalau melihat Bong Kwi mencinta pria lain ! . " Benar , ayahnya , Perdana Menteri Ji , sudah berjanji akan menikahkan aku dengan sumoi kalau aku mampu membawanya pulang . Akan tetapi bagaimana ia mau " Malah ia agaknya membenciku ! Jangankan menikah dengan aku , pulang bersamaku pun ia tidak mau " . Isterinya tersenyum . " Jangan pergunakan kekerasan . Kalau aku membantumu dan kemudian gadis itu tahu bahwa yang membantumu adalah isterimu , tentu ia semakin membencimu " . " Lalu bagaimana aku harus menangkapnya ?" " Menurut keterangan anak buahku , dimana gadis itu sekarang ?" . " Ia kelihatan di dalam sebuah kuil tua yang kosong " . " Bagus . Tepat sekali untuk menggunakan siasat ini " . Ia mengeluarkan sebuah bungkusan dari dalam saku bajunya dan menyerahkan bungkusan itu kepada suaminya . " kau dekati ia dan bakar kertas pembungkus obat bius ini di dekat jendela atau pintu kuil . Pendeknya , sekali saja ia menghisap asap dari bakaran obat ini, tentu ia akan pingsan ". " Akan tetapi kalau ia siuman kembali , ia tetap tidak mau dan aku harus mengunakan kekerasan . Ia akan semakin benci kepadaku " . " Bodoh ! Setelah ia pingsan , engkau tundukkan ia . Sekali ia telah menjadi milikmu , setelah sadar ia pasti bahkan memaksamu untuk mengawininya " . 263 Lai Seng terbelalak , hamper tidak percaya . " Kau menganjurkan aku untuk .... Memperkosanya ...." Mana ada isteri menyuruh suaminya memperkosa seorang gadis kalau bukan puteri si Raja Iblis ! ." Kwi Hwa terkekeh dan mengangguk . " Itu satu-satunya jalan . Kalau ia siuman dan mengetahui bahwa ia akan menebus aib itu dengan memaksa engkau menikahinya " . " Ah , bagus sekali . Engkau seorang isteri yang baik , Kwi Hwa . Aku cinta padamu ! " Lai Seng merangkul dan menciumi isterinya itu dengan girang bukan main . " Hemm , aku sudah membantumu , ada upahnya " . " Apa upahnya " Mintalah , pasti akan ku penuhi permintaanmu " . " Tidak banyak . Aku hanya ingin menonton kalau engkau melakukannya " . Diam-diam Lai Seng menggeleng kepalanya . Dia sendiri murid Koksu yang dulunya juga seorang datuk sesat , akan tetapi kesesatan yang di dengarnya dari isterinya ini sungguh melampaui batas , membuatnya diam-diam merasa tidak senang kepada isterinya ini . Isterinya ternyata seorang perempuan yang tidak tahu malu sama sekali , di samping kekejaman dan kegalakannya . Isterinya adalah seorang perempuan cabul yang tentu tidak pantang untuk berjina dengan siapapun juga . Tidak pantas menjadi isterinya . Dia , seorang panglima dan calon mantu Perdana Menteri ! . " Apa " Engkau menggeleng kepala " Tidak boleh ?" Kwi Hwa berkata dengan nada mengancam . " Siapa yang tidak boleh " Tentu saja boleh , aku menggeleng kepala hanya karena heran mendengar permintaanmu yang aneh-aneh " . Demikian , malam itu juga Lai Seng pergi ke kuil tua dimana anak buah isterinya melihat Ji Goat . Malam telah larut 264 dan cuaca hanya di terangi jutaan bintang di langit . Setelah melakukan pengintaian , benar saja Lai Seng melihat gadis itu tidur di ruangan kecil di sudut ruangan itu masih menyala . Cepat dia membakar bungkusan obat bius itu dan nampak banyak asap keluar . Dia sendiri sudah menutupi hidungnya dengan sapu tangan yang dipergunakan sebagai kedok dan cepat meninggalkan tempat itu , mengintai dari jauh betapa bungkusan yang terbakar dan yang dia lemparkan ke dalam ruangan itu mengeluarkan banyak asap . Terdengar suara gadis itu terbatuk-batuk dan nampak bayangannya bangkit berdiri , terhuyung ke dekat pintu lalu roboh ! Asap beracun itu telah hasil baik ! . Setelah asap membuyar , Lai Seng segera menghampiri dan melihat gadis itu menggeletak dalam keadaan seperti orang tidur pulas . Dia tidak dapat melihat wajah gadis itu dengan jelas , akan tetapi tidak salah lagi , dari bentuk tubuhnya saja dia yakin bahwa gadis itu adalah Ji Goat . " Hayo cepat ..... bawa masuk ke dalam ruangan itu ..... " bisik isterinya yang ikut mengintai . Jantungnya berdebar penuh ketegangan ketika Lai Seng memondong tubuh gadis itu ke dalam ruangan yang remang-remang itu dan selanjutnya terjadilah dua macam perbuatan terkutuk . Yang pertama di lakukan oleh Lai Seng yang memperkosa gadis yang sedang pingsan itu dan yang kedua dilakukan oleh Bong Kwi Hwa yang mengintai dan menonton adengan itu dengan muka kemerahan dan mata bersinar-sinar penuh nafsu . Semua orang memperebutkan kekuasaan dan dalam perebutan ini manusia menggunakan segala cara untuk mencapai tujuan . Karena ingin sekali menjadi mantu Perdana Menteri dan mendapatkan kekuasaan , Lai Seng tidak segan-segan melakukan perbuatan yang keji terhadap seorang gadis. bahkan manusia tidak segan untuk membunuh sesamanya demi mendapatkan kekuasaan itu . Mengapa kekuasaan diperebutkan sampai sedemikan oleh manusia " Kekuasaan 265 menjamin kehidupan yang penuh dengan kesenangan dan kemenangan . Siapa berkuasa dia akan menang dan akan dibenarkan dalam segala hal , dan siapa berkuasa diapun dapat hidup berenang di dalam kemuliaan , kekayaan dan juga kehormatan . Semua itu sebenarnya hanya mempunyai satu tujuan , yaitu kesenangan ! . Makanan nafsu , karena nafsu haus akan kesenangan . Maka , nafsu menguasai manusia untuk mengejar kesenangan sebanyak mungkin . Makin banyak yang di reguk , nafsu menjadi semakin haus . Dan untuk mendapatkan kesenangan yang di reguknya , nafsu membuat manusia lupa akan kemanusiaannya , lupa diri dan lupa bahwa sebetulnya hidup yang diberikan kepadanya bukanlah untuk menjadi budak nafsu . Manusia tidak lagi menggunakan perikemanusiaan sebagai penuntun jalan hidup , melainkan menggunakan perikebinatangan atau hokum rimba . Bagi binatang , siapa kuat dia menang dan siapa menang dia berkuasa dan siapa berkuasa dia berhak melakukan apa saja dan tidak bisa di salahkan . Yang menyalahkan akan di hantam dengan kekuasaannya . Sebetulnya , perikebinatangan atau hokum rimba ini hanya berlaku bagi binantang yang tidak memiliki akal budi seperti manusia . Akan tetapi ternyata perekebinatangan telah dipergunakan oleh manusia di seluruh dunia sebagai jalan hidupnya . Kalau kita mau membuka mata melihat kehidupan di kanan kiri kita , maka akan nampaklah bahwa hokum rimba berlaku di mana-mana . Baik di dalam rumah sendiri maupun di luar rumah . Yang lebih tinggi kedudukannya , lebih besar kekuasaannya . Siapakah yang mampu menyalahkan seorang kaisar " Kaisar tidak pernah bersalah dan kaisar tempat kebenaran , tempat penentu hokum . Seorang pembesar akan di himpit dan di kalahkan oleh atasannya dan demikian seterusnya . Persis keadaan seperti di dalam rumah sendiri . Ayah paling berkuasa , menghardik ibu . Ibu menjewer anaknya yang sulung dan si 266 sulung menampar adiknya yang melampiaskan kejengkelannya kepada adiknya lagi sampai kepada si bungsu. Dan si bungsu mempergunakan kekuasaannya memaki pembantu rumah tangga yang karena tidak mempunyai sasaran kemarahan lalu memukul anjing peliharaan keluarga . Demikianlah , yang atas menghimpit ke bawah sesuai dengan hukum rimba . Perbuatan Lai Seng yang terkutuk itu bahkan di restui oleh isterinya . Suatu kesesatan yang tiada taranya . Namun , karena mereka berdua adalah murid dari datuk-datuk sesat , maka peristiwa terkutuk itu sudah biasa saja bagi mereka . Baru pada keesokan harinya Lai Seng melepaskan korbannya . Dan ketika gadis itu sadar dan mengetahui apa yang telah terjadi atas dirinya , dunia bagaikan kiamat baginya. Ia menangis dan menggenakan pakaian secepatnya , kemudian menyambar pedangnya yang berada di sudut ruangan dan ia mencari-cari pelakunya . Pada saat itu , Lai Seng yang baru saja harus melayani isterinya memasuki ruangan . " Jahanam keparat !" Gadis itu menyerangnya dengan pedang , serangannya di lakukan dengan penuh kebencian dan sakit hati . Akan tetapi , Lai Seng menangkis dengan sulingnya membuat pedang itu terpental . Akan tetapi diapun kaget setengah mati ketika melihat gadis yang semalam telah menjadi korban keganasannya . Gadis itu memang cantik dan ramping seperti Ji Goat , akan tetapi sama sekali bukan Ji Goat !. " Kau ... kau siapakah , nona " " tanyanya , penuh keheranan dan kekecewaan karena ternyata yang diperkosanya semalam sama sekali bukan Ji Goat melainkan gadis lain . Walaupun dia tidak merasa menyesal karena gadis ini cantik juga , namun semua usahanya untuk menguasai Ji Goat menjadi sia-sia . Gadis itu adalah Kwee Sun Nio , murid Im Yang Tokouw ketua Thian-li-pang . 267 " Dan engkau siapa " Engkau jahanam busuk , apa yang telah kau lakukan terhadap diriku ?" Sun Nio menangis . Tadi ketika pemuda itu menangkis dengan suling peraknya , dara ini merasakan betapa besar tenaga pemuda itu dan baru sekarang ia melihat bahwa pemuda itu adalah seorang pemuda yang tampan dan gagah . Akan tetapi , begitu melihat bahwa gadis itu bukan Ji Goat , Lai Seng yang cerdik sudah mendapat akal untuk membersihkan diri . " Ah , apa yang kau maksudkan , nona " Aku baru saja lewat di sini dan tadi aku melihat pemimpin para pengemis itu meninggalkan tempat ini dengan tergesa-gesa . Aku lalu masuk dan tahu-tahu engkau menyerangku ! Aku tidak mengenalmu dan baru sekarang melihatmu , maka apa yang telah ku lakukan terhadap dirimu , nona ?" . Sun Nio terbelalak dan menjadi bimbang . Sudah jelas , ia telah di perkosa orang , akan tetapi ia tidak tahu siapa pelakunya , karena ketika di perkosa ia berada dalam keadaan tidak sadar atau setengah pingsan . Ia hanya teringat bahwa ada laki-laki menggaulinya , akan tetapi tidak tahu siapa . Sepasang Naga Lembah Iblis Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo " Pemimpin para pengemis " Benarkah engkau melihat dia meninggalkan tempat ini ?" . " Benar , baru saja aku melihatnya dia melompat dari sini . Aku hendak menegurnya akan tetapi dia melompat jauh dan pergi . Orang itu memang lihai sekali , dan jahat . Yang nona katakana melakukan sesuatu , tentulah orang itu , bukan aku !" . Kini jelaslah bagi Sun Nio . Ia telah salah sangka . Bukan pemuda tampan bersuling ini yang memperkosanya , melainkan pemimpin para pengemis ! . " Siapa namanya dan dimana aku dapat menemukan orang itu ?" tanyanya sambil menahan kemarahannya dan dengan sepasang mata yang berlinang air mata . " Nanti dulu , nona . Aku lebih dulu ingin mengetahui 268 siapakah nona " Aku sendiri bernama Lai Seng , seorang panglima kerajaan yang sedang mengadakan perjalanan ke daerah ini . Siapa nona , dan mengapa pula berada di sini seorang diri ?" . Sun Nio menjadi tidak sabar , akan tetapi karena ia membutuhkan keterangan tentang pemerkosanya dari orang ini , terpaksa ia menjawab , " namaku Kwee Sun Nio dan aku adalah seorang murid Thian-li-pang . Lai-ciangkun , harap kau katakana , siapa pemimpin pengemis itu dan dimana aku dapat menemukannya " . " Ah , dia seorang yang bernama Yang Cien , pemimpin para pengemis Hek I Kaipang " . " Dimana dia ?" . " Aku tidak tahu , nona . Hek I Kaipang adalah perkumpulan pengemis liar yang berkeliaran di daerah ini . Nona , engkau membutuhkan bantuan untuk menghadapi Yang Cien dan Hek I Kaipang . Bukankah Thian-li-pang merupakan perkumpulan besar " Laporkan saja kepada ketua Thian-li-pang kalau Yang Cien melakukan sesuatu yang tidak baik , dan dengan kekuatan Thian-li-pang maka barulah engkau akan dapat menghadapi Hek I Kaipang . Akan tetapi , apakah yang telah di lakukan Yang Cien terhadap dirimu , nona ?" . Wajah Sun Nio berubah merah sekali . " Tidak ada hubungannya denganmu , ciangkun . Terima kasih atas keteranganmu dan selamat tinggal , aku akan mencari Yang Cien !" Berkata demikian Sun Nio lalu melompat pergi dari tempat itu , menghilang dalam keremangan fajar . Lai Seng tersenyum dan muncullah isterinya dari balik kuil itu . " Apa yang terjadi " Nona itu bukan Ji Goat yang kau maksudkan ?" . 269 Lai Seng menghela napas panjang . " Ahhh , anak buahmu telah salah sangka . Gadis itu sama sekali bukan Ji Goat , melainkan murid Thian-li-pang !" . " Ahhh .... ! Kenapa engkau tidak mengetahuinya semalam ?" . " Bagaimana aku bisa tahu " Keadaannya gelap , mana dapat membedakan antara ia dengan Ji Goat yang juga belum pernah aku mendekatinya ?" . " Celaka , kita mendapatkan musuh baru , dan Thian-lipang tidak boleh di buat main-main !" seru Kwi Hwa . " Jangan khawatir . Aku telah mengalihkan permusuhan mereka itu kepada musuh kita , kepada Hek I Kaipang . Aku membuat ia menduga bahwa yang memperkosanya adalah Yang Cien , sahabat para pimpinan Hek I Kaipang " . " Dan ia percaya ?" . " Tentu saja . Dalam keadaan setengah sadar itu , mana ia mengenal siapa yang telah melakukannya " Ia marah dan kini sudah pergi mencari orang yang bernama Yang Cien . Kita bahkan untung , dapat mengadu domba antara Thian-li-pang dan Hek I Kaipang " . " Bagus sekali . Engkau memang pandai , suamiku ! Padahal , Thian-li-pang juga perkumpulan yang terkenal keras dan bersikap tidak bersahabat terhadap pemerintah , sama dengan Hek I Kaipang " . " Benar , dan kalau kita dapat mengadu domba di antara mereka , itu merupakan keuntungan besar bagi pemerintah " . Suami isteri ini lalu meninggalkan tempat itu dengan hati senang dan terutama sekali Lai Seng tidak jadi kecewa . Pertama , dia telah bersenang-senang semalam , kedua , dia telah berhasil mengadu domba antara Hek I Kaipang dan Thian Li Pang . 270 **** Akauw terombang-ambing di dalam perahunya . Dia merasa tidak berdaya dengan dayungnya karena ombak semakin membesar . Sebetulnya , tukang-tukang perahu yang menjual sebuah perahu kecil kepadanya sudah mengatakan bahwa Pulau Naga tidak mudah di datangi dengan perahu kecil yang hanya di dayung karena seringkali di situ terjadi badai dan ombaknya besar . Akan tetapi dengan semangat bernyala-nyala ingin mendapatkan kembali Hek-liong Po-kiam , Akauw yang pemberani itu tidak mundur . Setelah tidak ada tukang perahu yang berani mengantarnya , bukan hanya takut badai akan tetapi juga takut karena di perairan itu terkenal adanya bajak laut yang ganas , Akauw lalu mendayung sendiri perahunya dengan penuh semangat Tenaganya besar dan perahunya meluncur cepat ke tengah samudera , kea rah Pulau Naga yang hanya nampak seperti titik hitam kecil dari pantai , di antara titik-titik hitam kecil lain . Ternyata daerah itu merupakan gugusan pulau-pulau kecil dan satu di antaranya adalah Pulau Naga yang menjadi tempat tinggal Hek-liong-ong Poa Yok Su . Kini , di serang badai dengan ombak-ombak besar , Akauw mulai merasa pening . Biarpun dia memiliki tubuh yang kuat , akan tetapi dia tidak biasa dengan kehidupan di laut , maka begitu di serang badai , dia menjadi mabok laut dan merasa mual lalu muntah-muntah . Kini dia tidak lagi dapat menguasai perahunya . Padahal Pulau Naga sudah mulai kelihatan sebagai benda hitam yang besar ,bukan lagi titik hitam . Perahunya terbawa ombak dan dia tidak lagi dapat mengarahkan perahunya ke Pulau Naga . Dayungnya sama sekali tidak ada artinya lagi dalam menghadapi gelombang dan terpaksa dia membiarkan perahunya di bawa ombak . Dia merasa betapa dirinya kecil sekali , kecil tidak ada artinya di tengan gelombang lautan yang dahsyat itu . Segala macam kepandaian , kekuatan dan 271 pengetahuannya seolah lenyap di telan gelombang dan dia menjadi seorang mahluk yang tidak berdaya dan hanya dapat menyerahkan nasibnya ke Tangan Yang Maha Kuasa , yang menciptakan gelombang lautan itu . Dalam keadaan setengah pingsan karena mabok laut , akhirnya perahu yang di tumpanginya dilemparkan ombak dan terdampar ke sebuah pulau ! Akauw berusaha keluar sebelum perahunya di sambar dan di seret ombak lagi . Dia berjalan terhuyung-huyung di atas pasir danakhirnya dengan lemas dia jatuh dan rebah miring dalam keadaan pingsan di atas pasir yang panas . Dia tidak sadar ketika banyak tangan yang berkulit putih halus namun berotot kuat mengangkatnya dan menggotongnya pergi dari pantai menuju ke pedalaman pulau. Ketika Akauw siumanan , dia mendapat dirinya berada dalam sebuah ruangan yang penuh wanita . Wanita-wanita itu berusia antara dua puluh sampai empatpuluh tahun , rata-rata bertubuh kuat dan berpakaian seperti wanita kangouw dan diantara mereka terdapat juga yang berwajah manis . Dan yang duduk di dipan , dan agaknya sedang merawatnya adalah seorang wanita berusia kurang lebih limapuluh tahun , memegang sebuah mangkok berisi air yang berbau sedap obat. " Minumlah ini , orang muda , engkau akan sehat kembali " , kata wanita itu dengan lembut . Karena dapat menduga bahwa wanita tua itu menolongnya , Akauw tidak membantah . Dia bangkit duduk dan baru dia mengetahui bahwa tubuhnya telah memakai pakaian kering , bukan pakaiannya sendiri . Dia bergidik . Siapa yang telah menggantikan pakaiannya " Perempuan-perempuan itu " Dan heran dia mengapa di antara hamper dua puluh orang wanita itu dia tidak melihat seorangpun pria . Dia minum cairan obat itu lalu bertanya . 272 " Bibi , aku berada dimana dan siapakah kalian ?" . " Orang muda yang gagah , engkau berada di Pulau Hiu dan kami semua adalah anak buah dari siocia" . " Siaocia adalah yang memimpin kami di Pulau Hiu ini , Engkau akan melihatnya sendiri nanti . " Keluar dari ruangan ini , semuanya !" terdengar bentakan halus dan para wanita itu sambil terkekeh genit meninggalkan ruangan itu , hanya tinggal wanita setengah tua yang merawat Akauw saja yang tinggal dan wanita inipun cepat-cepat bangkit berdiri ketika semua wanita sudah keluar dan ada seorang wanita muda memasuki ruangan itu . Begitu ia masuk , tercium bau yang harum sekali dan Akauw segera membalikkan tubuh untuk memandangnya . Dan dia ternganga heran . Wanita itu sungguh tidak pantas berada di tengah-tengah para wanita yang kasar tadi . Wanita ini masih muda , paling banyak dua puluh satu tahun usianya , dan wajahnya cantik jelita , pakaiannya indah dan tidak nampak berotot seperti para wanita tadi , akan tetapi sepasang matanya mengeluarkan sinar mencorong dan di situlah terletak kewibawaannya dan menunjukkan bahwa ia bukan seorang biasa dan patut menjadi pemimpin . " Bagaimana keadaanya , bibi ?" Tanya wanita itu , suaranya lembut namun di balik kelembutan itu terdapat ketegasan sikap yang membaja . " Keadaannya sudah baik , Siocia " . " Kalau begitu , engkau keluarlah , bibi dan tinggalkan kami" . " Baik , siocia " , wanita setengah tua itu lalu pergi dari ruangan itu dan suasana menjadi sunyi . Agaknya para wanita tadi tidak ada yang berani mendekati ruangan itu setelah di suruh pergi , dan ini menunjukkan pula betapa besar wibawa gadis ini . 273 Mereka saling pandang dan Akauw melihat sinar kagum terpancar dari sepasang mata yang indah tajam itu . " Siapa namamu ?" Tanya wanita itu , nada suaranya adalah nada orang yang biasa memerintah dan menuntut keterangan . " Namaku Cian Kauw Cu " , jawab Akauw dengan tegas pula . Dia sudah sembuh dan tidak pusing lagi , hanya perutnya terasa amat lapar . Dia melihat bahwa buntalan pakaiannya , yang juga ada sekantung emasnya , berada di situ pula , di atas meja . " Darimana engkau datang ?" . " Dari pantai seberang sana " . " Hendak kemana ?" Akauw merasa seperti seorang pesakitan menghadapi hakim , akan tetapi pertanyaan itu dijawabnya juga , " Aku hendak pergi ke Pulau Naga " . Wanita itu mengerutkan alisnya. " Mau apa ke Pulau Naga?" " Mau mencari Hek-liong-ong " . Kerut di alis itu makin mendalam . " Apa " Engkau mencari Hek-liong-ong " Mau apa mencarinya ?" . " Mau minta kembali pedangku yang di rampasnya dariku ". Kini sepasang mata itu memandangnya dengan mencorong penuh selidik . " Hek-liong-ong merampas pedangmu dan kini engkau hendak menemuinya untuk minta kembali pedangmu itu ?" . " Benar " . " Kalau dia tidak mau mengembalikan ?" " Akan ku paksa dia mengembalikan pedangku " . " Kau berani melawannya ?" 274 " Kenapa mesti takut " Aku tidak bersalah " . Kini gadis itu terbelalak dan matanya yang mencorong itu memandangi Akauw dari kepala sampai kaki . " Hendak ku lihat sampai dimana kepandaianmu maka engkau berani hendak melawan Hek-liong-ong !" . Berkata demikian , tiba-tiba gadis cantik itu sudah menyerang Akauw dengan sebuah tamparan kilat yang kuat sekali sehingga mengeluarkan angina pukulan besiutan . Akauw tidak terkejut dan dia sudah mengelak sambil melangkah mundur . Ketika gadis itu mengejar dan menyerangnya lagi , diapun menangkis sambil mengerahkan tenaganya . " Duukkk !" keduanya terdorong ke belakang oleh beradunya kedua lengan itu . Gadis itu mengeluarkan seruan heran dan kini dengan cepat sekali ia mengirim serangan bertubi-tubi . Akauw dapat menangkap pergelangan tangan kanan gadisi itu . " Tahan ! Aku tidak ingin berkelahi dengan orang yang telah menyelamatkan aku dari air laut " . " Siapa berkelahi " Aku ingin mengujimu !" kata gadis itu dan tangan kirinya menyambar kearah dada Akauw yang terpaksa melepaskan pegangannya dan kembali mereka sudah saling serang karena kini Akauw juga membalas serangan gadis itu . Dia dapat merasakan bahwa gadis itu lihai sekali , maka diapun harus mengeluarkan kepandaiannya . Kalau gadis itu hendak mengujinya , dia harus tidak sampai kalah . Kegesitan gadis itu mengingatkan dia akan Ji Goat , gadis yang di cintainya . Diapun tidak tega untuk melukai , maka dalam pertandingan itu , dia lebih banyak mengalah . Betapapun juga , karena makin lama serangan gadis itu semakin berbahaya , Akauw lalu mengeluarkan jurus-jurus yang dipelajarinya dari dalam gua , yang dia tidak tahu adalah Bu-tek Cin-keng . Dan benar saja , begitu dia mainkan ilmu ini 275 , gadis itu terdesak hebat dan akhirnya meloncat ke belakang karena hamper saja pundaknya terkena tamparan tangan yang kuat dan besar dari Akauw . " Tahan !" katanya sambil memandang kagum . " Maaf , nona . Ilmu kepandaianmu hebat , membuat aku kagum " . " Cian Kauw Cu , ilmu silatmu tangguh , akan tetapi ku kira masih tidak akan dapat menandingi ilmu silat dari guruku " . " Gurumu ?" . " Ya , Guruku adalah Hek-liong-ong Poa Yok Su " . " Ahhh ......... !! " Akauw terkejut dan menjadi curiga dan waspada . " Akan tetapi kalau kita berdua menghadapinya , kurasa kita akan mampu mengalahkannya . Apalagi kita bersenjata " . " Eehh ! Engkau mengaku muridnya dan sekarang hendak menghadapinya sebagai musuh " Apa artinya ini , nona ?" . " Duduklah , dan aku akan memberi keterangan sejelasnya " . Mereka duduk menghadapi meja dan gadis itu bertepuk tangan memanggil anak buahnya . Dua orang anak buahnya masuk dan ia memerintahkan untuk mengambilkan minuman . " Ambilkan arak yang baik " , katanya kepada dua orang perempuan yang menjadi anak buahnya itu . " Jangan , nona . Aku tidak pernah minum arak " , kata Akauw cepat . " Ah , kalau begitu ambilkan air the untuk kami " . Setelah anak buah itu datang mengantarkan the dan di suruh pergi lagi , gadis itu lalu mulai bercerita , " Namaku Cia Bi Kiok dan sejak kecil aku telah menjadi murid Hek-liong-ong . Aku telah tidak mempunyai orang tua lagi , maka guruku itu juga sebagai pengganti orang tuaku . Tadinya aku tinggal di 276 Pulau Naga bersama suhu , akan tetapi dua tahun yang lalu , ketika isteri suhu meninggal dunia , suhu hendak mengambil aku sebagai pengganti isterinya " . " Hemmm .... " Akauw terkejut akan tetapi tidak berkata apa-apa ." Aku tidak mau karena dia sudah ku anggap sebagai ayahku sendiri . Dia marah-marah dan aku di usirnya . Aku melarikan diri ke pulau ini dan membentuk kelompok yang terdiri dari wanita semua , ku latih ilmu silat dan aku menjadi bajak laut di sini " . " Ahhhh ..... !" " Tidak perlu terkejut dan heran . Kalau tidak menjadi bajak laut , habis kami sebanyak lima puluh orang wanita mau bekerja apa " Pulau ini gersang , tidak Sepasang Naga Lembah Iblis Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo dapat di tanami apapun untuk menjadi nelayan , kami kurang keahlian . Juga , aku perlu dengan kekuatan para anak buahku untuk menahan serangan yang kadang dilakukan oleh suhu ke sini " . " Hek-liong-ong menyerang ke sini ?" . " Ya , kadang dia masih penasaran dan hendak memaksa aku untuk menjadi isterinya . Akan tetapi kalau dia datang , dia menghadapi kami lima puluh orang dengan anak panah kami dapat mengusirnya sebelum dia sempat mendarat " . " Lalu sekarang engkau hendak mengajak aku untuk mengeroyoknya , mengeroyok suhumu sendiri ?" . " Benar . Dan lebih dari itu , Cian Kauw Cu , aku juga telah memutuskan untuk mengambil engkau menjadi suamiku !" . " Hahhh ...." Akauw merasa heran bukan main . Mana ada wanita menentukan pilihannya atas diri seorang suami " " Tidak perlu heran , Cian Kauw Cu . Untuk menolak kehendak suhu agar tidak melanjutkan paksaannya , terpaksa aku harus mendapatkan seorang suami yang cocok . Kalau engkau sudah menjadi suamiku , suhu tentu tidak akan memaksaku lagi dan andaikata dia masih hendak memaksaku 277 lagi , kita berdua dapat melawannya dan mengalahkannya . Sudah banyak pemuda yang ingin menikah denganku , akan tetapi aku tidak merasa cocok dan baru sekarang aku bertemu denganmu . Cian Kauw Cu , maukah engkau menjadi suamiku " Kau akan menjadi raja di pulau ini dan kita dapat berbahagia di sini " . " Kalau aku tidak mau ?" . " Hemmm , hanya laki-laki gila yang menolak untuk menjadi suamiku dan engkau akan menjadi tawanan kami . Mungkin kami kelak akan membunuhmu " . Suara yang tadinya lembut itu kini berubah menjadi suara yang mendesis mengandung ancaman yang mengerikan . Akauw dapat merasakan bahwa di balik kelembutan ini tersembunyi watak yang kejam . Pantas kalau gadis ini menjadi anak asuhan dan murid seorang datuk sesat ! . " Bagaimana , Cian Kauw Cu " Engkau memilih menjadi raja di pulau ini atau menjadi tawanan yang akan mati konyol ?" . " Nona Cia Bi Kiok , urusan perjodohan adalah urusan penting , hanya satu kali seumur hidup . Karena itu harap jangan mendesakku untuk terburu-buru . Berilah aku waktu untuk memikirkannya " . " Baik , akan ku beri waktu sehari semalam untukmu . Besok pagi engkau sudah harus dapat memberi jawaban yang pasti " , setelah berkata demikian , Cia Bi Kiok kembali bertepuk tangan . Sekali ini ia bertepuk tangan tiga kali dan yang muncul adalah wanita yang tadi merawat Akauw bersama tujuh orang anak buah yang lain . " Jaga dia di sini , jangan sampai dia melarikan diri . Kalau dia pergi , pukul tanda bahaya " , pesan pemimpin bajak laut wanita itu dan ia lalu pergi meninggalkan ruangan itu . Akauw lalu pergi berbaring lagi di pembaringan yang tadi dan dia tidak memperdulikan delapan orang wanita yang 278 berjaga-jaga di situ . Otaknya bekerja keras . Jelas dia tidak mau menjadi suami gadis tadi . Biarpun cantik dan kadang dapat bersikap lembut , namun gadis itu sebenarnya memiliki watak yang keji . Tiba-tiba dia mendengar suara rebut-ribut diluar . " Ada kejadian apakah ?" tanyanya kepada wanita yang tadi merawatnya . " Ah , tidak apa-apa , hanya memberi hukuman kepada para pelaut yang tertawan karena melakukan perlawanan ketika di bajak " , kata wanita setengah tua itu , suaranya biasa saja seolah yang di ceritakan itu soal kecil yang sudah seringkali terjadi di situ . " Apa yang dilakukan terhadap mereka ?" tanyanya lagi . " Engkau hendak menonton " Mari kami antar " , kata wanita setengah tua itu dengan tenang . Akauw mengangguk dan diapun di antar keluar oleh delapan orang wanita itu . Di luar Akauw melihat empat orang laki-laki di belenggu tangannya ke belakang dan mereka di giring oleh belasan orang anggota bajak laut wanita itu menuju ke bukit karang . Karena ingin tahu dia lalu mengikuti dari belakang , dan tetap di kawal oleh delapan orang wanita itu . Mereka telah tiba di tepi bukit karang , di tebing yang terjal . Setelah tiba di sana , para wanita itu lalu membabat tali yang membelenggu tangan ke empat orang itu dengan golok sehingga tali-tali itu putus dan tangan mereka bebas . Akan tetapi setelah itu mereka lalu mendorong ke bawah tebing . " Nah , pergilah kalian berempat . Kalian bebas !" Dan para wanita itu tertawatawa . Segera terdengar jerit-jerit memilukan dari bawah tebing . Akauw ingin tahu dan menjenguk ke bawah . Dia melihat pemandangan yang mengerikan sekali . Empat orang itu 279 dikeroyok oleh ikan-ikan hiu sebesar paha orang dan betapapun mereka meronta dan hendak berenang menjauh , tetap saja mereka terkejar dan segera mereka menjadi rebutan . Air menjadi merah dan teriakan-teriakan itupun lenyap , berikut tubuh mereka yang di tarik ke bawah oleh ikan-ikan liar itu . Kiranya itulah sebabnya maka pulau ini dinamakan Pulau Hiu , karena banyak hiu nya itulah . Akauw bergidik . Akan tetapi diapun melihat hal yang menarik . Tebing itu di tumbuhi pohon yang akarnya nampak menonjol di antara tebing karang . Biarpun bagi orang lain tebing ini tidak mungkin di panjat , akan tetapi bagi dia yang sudah biasa dengan panjat memanjat , tebing itu akan dapat dia turuni tanpa mengandung bahaya terlalu besar . Kalau dia dapat melarikan diri dari tebing ini , tentu mereka akan dapat mengejar dan mengira dia mati pula . Malam itu gelap , namun udara bersih , langit biru dan nampak jutaan bintang yang memberi sinar remang-remang . Akauw memandang kea rah delapan orang wanita yang melakukan penjagaan dengan ketat . Dia baru saja di beri makan dan tubuhnya terasa kuat dan sehat . Inilah saatnya untuk melarikan diri , pikirnya . Dia bangkit berdiri dan delapan orang wanita itu ikut pula berdiri . " Jangan mencoba untuk melarikan diri " , kata wanita setengah tua itu . " Engkau tidak akan dapat lolos dari pulau ini dan kalau siocia mendengar engkau melarikan diri , tentu siocia akan marah sekali dan mungkin engkau akan di jatuhi hukuman seperti yang dilakukan kepada empat orang laki-laki tadi " . " Apa kesalahan empat orang tadi " , tanyanya . " Kami membajak sebuah perahu dan mereka berempat melakukan perlawanan , maka kami tawan dan bawa ke pulau ini . Adapun yang lain , yang tidak melawan , kami biarkan 280 pergi berlayar " . " Apakah Siocia tidak minta mereka menjadi suaminya ?" . Wanita setengah tua itu bangkit dan marah sekali . " Tutup mulutmu ! Kau kira siocia itu orang apa " Siocia hanya mau menikah dengan laki-laki yang gagah perkasa , bukan dengan sembarangan lelaki seperti mereka tadi !" . " Maaf .... !" kata Akauw dan tiba-tiba saja dia menyerang wanita setengah tua itu . Sekali tampar saja wanita yang tidak pernah menyangka itu terpelanting . Akauw melanjutkan serangannya dan tujuh orang wanita itupun semua terpelanting roboh dan dia cepat melarikan diri keluar dari ruangan itu . Para wanita itu bangkit , ada yang mengejar dan ada yang memukul tanda bahaya sehingga sebentar saja di Pulau itu terjadi kesibukan yang hebat . Semua anggotanya yang berjumlah lima puluh orang itu berlarian keluar . Cia Bi Kiok juga sudah keluar membawa pedangnya dan ketika mendengar bahwa tawanan nya lari iapun ikut pula mengejar . Akauw sudah lebih dulu tiba di tebing dan cepat dia merayap ke bawah . Hanya berpegang pada akar dan batu menonjol , di dalam kegelapan malam itu . Akan tetapi jari-jari tangannya sudah terlatih , bahkan jari-jari tangan itu seperti dapat melihat saja . Dia merayap dengan cepatnya sehingga ketika para pengejarnya tiba di tepi tebing , dia sudah merayap sampai ke bawah dan dekat dengan air , tidak nampak lagi dari atas . " Dia sudah hilang " . " Akan tetapi tadi jelas dia berdiri di sini " . " Akan tetapi tidak terdengar teriakannya " . " Dia tentu sudah dimakan ikan hiu " . " Tapi mana teriakannya " Tak mungkin disambar hiu tidak 281 menjerit " . Cia Bi Kiok berkata , " Sudahlah , jangan rebut . Dia memang bukan orang biasa . Agaknya pantang baginya untuk menjerit-jerit . Dia seorang laki-laki sejati . Sayang dia harus mati seperti itu " . Akan tetapi Bi Kiok memerintahkan anak buahnya untuk mencari-cari di lain tempat malam itu dan ia sendiri lalu kembali ke tempat tinggalnya dengan hati kecewa . Sebetulnya , ia suka sekali kepada Cian Kauw Cu yang di anggapnya seorang lakilaki sejati , yang memiliki ilmu kepandaian tinggi pula . Dengan suami seperti itu , ia tidak takut lagi menghadapi gurunya dan ia akan dapat melang melintang sebagai bajak laut di perairan itu , di sepanjang gugusan pulau-pulau itu sampai ke daratan. Akauw bergantung pada akar pohon sampai menjelang pagi . Setelah itu , dengan merayap dia dapat keluar dari tebing itu melalui jalan samping dan dari jauh melihat banyak perahu yang di tinggalkan . Dengan hati-hati , dalam kegelapan fajar , dia menghampiri sebuah perahu dan menariknya ke air lalu mendayungnya . Para wanita itu tidak ada yang mengira bahwa buronan mereka masih hidup , apalagi dapat mencuri perahu maka tidak ada yang mencari ke situ . Setelah matahari naik tinggi , Akauw sudah jauh meninggalkan pulau itu dan tak seorangpun di antara wanita itu yang tahu , bahkan tidak ada yang merasa kehilangan perahu karena banyak nya perahu kecil di situ . Kelak , kalau pemiliknya akan menggunakan perahunya , mungkin baru akan ketahuan bahwa perahu itu lenyap . ***** Dari bentuk pulaunya , Akauw dapat mengetahui bahwa yang kini di hampiri perahunya adalah Pulau Naga . Bentuk pulau itu memanjang dan di bagian kiri seperti bentuk kepala 282 naga atau kepala raksasa sedangkan ekornya memanjang dan makin mengecil . Nampaknya pulai itu kosong karena setelah perahunya mendekat dan menempel di daratan , tidak nampak seorangpun manusia . Akauw merasa heran . Kelirukah dia " Apakah dia terdampar di pulau yang lain lagi " Nampaknya pulau ini tidak berpenghuni . Akan tetapi baru saja mengikatkan perahunya dan melangkah belum ada seratus langkah , tiba-tiba bermunculan belasan orang dari balik semak belukar dan pohon-pohon . Pulau ini tidak gersang seperti Pulau Hiu , terdapat banyak tanaman yang bukan liar , melainikan di tanam orang . Melihat mereka bermunculan itu , Akauw segera berhenti melangkah dan waspada , siap menghadapi segala kemungkinan . Akan tetapi , orang-orang itu tidak mengepung dan mengeroyoknya . Seorang yang usianya sudah mendekati lima puluh tahun , melangkah maju dan menegurnya , " Orang muda , siapakah engkau " Ketahuilah bahwa tanpa ijin orang luar tidak boleh memasuki pulau kami ini , . Hayo cepat mengaku engkau siapa dan apa keperluanmu ke sini , atau cepat engkau tinggalkan pulau kami ini !" . " Sobat , apakah ini yang namanya Pulau Naga ?" Akauw bertanya . " Benar , ini adalah Pulau Naga , pulau kami !" . " Dan apakah benar bahwa Hek-liong-ong tinggal di pulau ini ?" . Mereka nampak mengerutkan alis mereka . " Beliau adalah Majikan pulau ini , pemimpin kami !" . " Bagus sekali kalau begitu . Aku bernama Cian Kauw Cu dan aku sengaja datang ke pulau ini untuk mencari Hek-liong-ong karena aku mempunyai urusan yang penting sekali dengan dia " . " Kalau begitu , mari kami hadapkan engkau kepada 283 majikan kami !" kata orang setengah tua itu dan Akauw lalu di giring oleh mereka menuju ke tengah pulau dimana terdapat semacam perkampungan dari beberapa puluh rumah yang kokoh . Agaknya Hek-liong-ong juga mempunyai anak buah seperti halnya Cia Bi Kiok , ketua Pulau Hiu itu . Akan tetapi anak buahnya tidak sebanyak anak buah Pulau Hiu , karena Akauw hanya melihat belasan orang itu saja dan ketika mereka tiba di perkampungan , dia melihat banyak wanita dan kanak-kanak , tentu keluarga dari para anggota gerombolan di Pulau Naga itu . Hek-liong-ong , kakek raksasa hitam berusia enam puluh tahun itu tertawa bergelak dan juga terheran-heran melihat munculnya Akauw . Tadinya dia hamper lupa siapa pemuda yang menghadapnya itu . Baru dia teringat ketika Akauw mengaku siapa dirinya . " Aku bernama Cian Kauw Cu dan aku datang untuk minta kembali Hek-liong Po-kiam yang dahulu kau rampas dari tanganku !" ucapan pemuda itu dikeluarkan dengan nada berani sekali , sedikitpun tidak nampak keraguan pada pandang mata itu . Hek-liong-ong adalah seorang datuk sesat yang menghargai kegagahan , maka sikap Akauw ini sungguh menimbulkan kekaguman di dalam hatinya . Dia tertawa bergelak . " Ha-ha-ha , orang muda . Engkau datang untuk minta kembali pedangmu " Aku telah merampas pedang itu dengan kepandaian , apakah engkau juga hendak memintanya kembali mengandalkan kepandaianmu dan berani melawan aku ?" . " Hek-liong-ong , pedang itu adalah pedangku . Karena dasar itulah aku datang memintanya kembali , karena pedang itu sudah menjadi hakku . Sungguh bukan merupakan perbuatan gagah darimu kalau engkau merampas benda yang menjadi hakku . Karena itu , kembalikan pedangku . Kalau engkau menghendaki aku mengambilnya dengan kepandaian , 284 baik , akan ku lakukan itu !" . " Ha-ha-ha , orang muda , kepandaianmu masih terlalu jauh untuk dapat mengalahkan aku . Melawanku berarti mencari kematian . Apakah engkau tidak sayang kepada nyawamu ?" . " Untuk mempertahankan apa yang menjadi hakku , aku tidak takut mati , Hek-liong-ong . Lebih baik mati dengan gagah daripada hidup sebagai pengecut !" Ucapan terakhir ini merupakan pelajaran yang diterimanya dari suhengnya ! . " Ha-ha-ha , belum pernah aku bertemu dengan orang senekat engkau . Engkau menggunakan perahu kecil untuk mencari aku di sini , itu sudah luar biasa . Dan engkau menantangku untuk mengadu kepandaian memperebutkan pedang , itu lebih luar biasa lagi . Engkau memiliki nyali naga ! Kauw Cu , beranikah engkau menghadapi pengeroyokan lima belas orang pembantuku ?" . " Sudah kukatakan , Hek-liong-ong , untuk mendapatkan kembali pedang yang menjadi hakku itu , aku tidak akan mundur melawan siapapun juga , termasuk pengeroyokan anak buahmu !" . " Ha-ha-ha , jangan tekebur , anak muda . Aku hendak menyuruh anak buahku yang lima belas orang mengeroyokmu untuk mengujinya , karena kalau aku yang maju , engkau bukanlah tandinganku . Nah , keluarkan senjatamu menghadapi pengeroyokan lima belas orang anak buahku !" . Akauw memperlihatkan dua tangan dan dua kakinya . " Karena pedangku sudah kau rampas , maka senjataku tinggal kaki dan tangan inilah . Orang-orangmu boleh maju , aku tidak takut !" . Hek-liong-ong menjadi semakin kagum . Dia sendiri seorang pemberani , namun agaknya dia kalah nekat dibandingkan pemuda yang tinggi besar ini . Dia lalu berseru kepada lima belas orang pembantunya atau anak buahnya . " 285 Sepasang Naga Lembah Iblis Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Kalian keroyok pemuda ini , akan tetapi karena dia bertangan kosong , kalian juga harus bertangan kosong . Robohkan dia dengan cara apa saja , asal tidak dengan senjata " . Lima belas orang itu tentu saja memandang ringan seorang pemuda seperti Akauw . Mereka adalah lima belas orang anak buah Pulau Naga yang sudah menerima latihan ilmu silat dari majikan mereka , rata-rata memiliki ketangguhan . Kini , mereka yang berjumlah lima belas orang di suruh mengeroyok seorang pemuda yang masih hijau " Akan tetapi karena itu merupakan perintah , mereka tidak berani membantah walaupun dalam hati merasa enggan untuk mengeroyok seorang pemuda karena perbuatan ini mereka anggap tidak gagah dan memalukan . Kini mereka maju mengepung Akauw dalam ruangan yang luas itu . Sikap mereka seperti sekumpulan orang hendak menangkap seekor ayam yang terlepas , dengan kedua tangan di buka dan di kembangkan di depan tubuh mereka , tubuh agak membungkuk . Mereka agaknya hendak meringkus pemuda itu agar tidak berdaya lagi . Akauw juga sudah siap-siaga . Dia berdiri biasa saja , namun seluruh urat syarafnya siap menegang . Bukan saja matanya yang waspada , juga pendengarannya karena dia di kepung dari depan belakang , kanan dan kiri . Tiba-tiba dua orang menubruk dari belakang untuk meringkusnya , akan tetapi dengan sigapnya , dengan gerakan yang cepat seperti gerakan seekor kera , dia cepat menyelinap ke kiri dan tubrukan itu mengenai tempat kosong . Dari sebelah kiri dia di sambut dengan sebuah tamparan dan sebuah tendangan yang bermaksud merobohkannya . Akan tetapi kembali tubuhnya bergerak dan dua serangan itupun luput . Kini , para pengeroyok itu menyadari bahwa pemuda ini memiliki gerakan yang cepat sekali . Mereka lalu menubruk bersama-sama dalam waktu yang hamper berbareng sehingga 286 agaknya tidak ada lagi jalan keluar bagi Akauw . Akan tetapi , tiba-tiba tubuh Akauw meluncur ke atas , dengan cepatnya dan ketika dia membalik , tubuhnya sudah menukik , dua tangannya bergerak dan dua orang pengeroyok terpelanting !. Para pengeroyok mulai penasaran dan marah . Kini mereka semua menyerang dengan pukulan , bukan lagi hanya sekedar ingin meringkus melainkan ingin merobohkan pemuda yang bandel ini . Akan tetapi , kini Akauw melayaninya , menangkis dan balas memukul . Dia menerima beberapa kali pukulan , namun tubuhnya yang kuat dank eras itu agaknya tidak merasakan nya , sebaliknya setiap kali pukulan atau tamparannya mengenai tubuh lawan , lawan itu pasti terpelanting keras ! Akauw mengamuk , menggunakan ilmu silat monyet yang membuat tubuhnya berloncatan ke sana kemari dan kalau ada yang mengejarnya , maka pengejar itu dirobohkan dengan tendangan atau tamparan . Dalawn waktu tidak lama , lima belas orang itu sudah jatuh bangun ! Tidak ada seorangpun yang tidak kebagian tamparan atau tendangan kaki Akauw . Melihat amukan pemuda itu , Hek-liong-ong mengelus jenggotnya yang pendek . Dia semakin kagum dan mengangguk-anggukkan kepalanya . " Cukup !" teriaknya melihat anak buahnya jatuh bangun di hajar oleh Akauw . Para anak buahnya berhenti menyerang dan mereka merasa malu karena dengan lima belas orang mereka tidak mampu mengalahkan pemuda itu . Hek-liong-ong memberi isyarat kepada mereka semua untuk keluar dari ruangan itu dan kini tinggal dia dan Akauw sendiri yang tinggal . " Kauw Cu , aku melihat engkau memang gagah perkasa dan berbakat baik sekali . Aku ingin mengambilmu sebagai murid , bagaimana pendapatmu ?" . Akauw mengerutkan alisnya , " Hek lion gong , aku datang untuk minta kembali pedangku , bukan untuk menjadi 287 muridmu . Kembalikan pedang itu kepadaku dan aku akan meninggalkan pulau ini " . " Hemmm , tidak semudah itu , orang muda . Engkau memang telah mengalahkan lima belas orang pembantuku . Akan tetapi itu hanya merupakan ujian pertama saja . Kau lihat , ini pedangmu Hek-liong Po-kiam . Apa kira-kira akan dapat merampasnya dari tangangku ?" Dia mengangkat pedang itu dengan sarungnya tinggi-tinggi di atas kepalanya . " Ada dua jalan bagimu untuk dapat memperolehnya kembali . Pertama , engkau harus merampasnya dari tanganku , dan kedua , yang lebih mudah engkau harus menjadi muridku selama setahun . mana yang kau pilih ?" . " Aku akan mencoba untuk merampasnya dari tanganmu , Hek-liong-ong !" kata Akauw dengan gagah . " Bagus , engkau memang tidak pernah mau putus asa . Aku senang sekali melihat keberanian dan semangatmu yang besar . Nah , coba engkau rampas kembali pedang ini dari tanganku , Kauw Cu !" . Raksasa hitam itu turun dari kursinya dan berdiri di depan Akauw sambil mengacungkan pedangnya kea rah Akauw . Akauw lalu menyambar dengan tangannya untuk merampas , akan tetapi pedang itu sudah di tarik kembali . Akauw meloncat dengan gerakan yang cepat sekali , kedua tangannya menyambar-nyambar untuk merampas pedang itu . Kemanapun pedang itu di elakkan , selalu di kejar oleh tangannya untuk merampasnya . Akan tetapi sebuah dorongan telapak tangan mengenai pundaknya , membuatnya terjengkang dan jatuh bergulingan . Akauw meloncat bangun dan sekali ini dia tidak hendak merampas begitu saja . Dia maklum bahwa dengan cara demikian dia tidak akan berhasil malah akan terkena pukulan yang amat kuat . Dia lalu mulai bersilat dengan Butek Cin-keng dan menyerang raksasa hitam itu dengan pukulan kilat . Hek-liong-ong untuk kedua kalinya dibuat terkejut oleh 288 serangan pemuda ini . Serangan itu demikian aneh gerakannya dan mendatangkan angina bersiutan . Dia mengelak dan membalas . Terjadilah serang menyerang antara mereka . Akan tetapi karena Akauw tidak memiliki tenaga sinking dari Butek Cinkeng , maka serangannya itu tidak mengandung tenaga yang tepat sehingga selalu dapat tertangkis dan tak pernah dia berhasil merampas pedang . Bahkan berulang kali dia terkena hantaman tangan si raksasa hitam sehingga dia jatuh terjengkang dan terpelanting . Akan tetapi , setiap kali bangkit kembali dan menyerang dengan ganas . Melihat ini , kembali Hek-liong-ong merasa kagum dan senang . Bocah ini selain berbakat , juga memiliki semangat yang membaja . Dia memperkuat pukulannya dan membuat Akauw jatuh bangun dan babak belur . Akhirnya Akauw tidak mampu menyerang lagi , tubuhnya sakit-sakit dan lemas kehabisan tenaga . Namun , dia masih bangkit juga dan berdiri dengan lemas terengah-engah dan mandi keringat . " Nah , kau lihat bahwa tidak mungkin engkau mendapatkan pedangmu kembali dengan kekerasan , Kauw Cu . Jadilah muridku dan engkau akan mendapatkan kembali pedangmu berikut ilmu pedang yang akan ku ajarkan kepadamu . Aku suka sekali mempunyai murid seperti engkau". Kini Akauw yakin bahwa sampai matipun tidak akan dapat merampas pedang dan jalan satu-satunya hanya suka menjadi murid . Dan pula , setelah bertanding , dia tahu bahwa kakek ini memang lihai luar biasa , maka kalau menjadi muridnya , dia tidak akan rugi . Mendapatkan kembali pedang berikut ilmu baru yang hebat ! . Dia lalu menjatuhkan dirinya yang sudah lemas itu , berlutut dan memberi hormat ." Suhu ..... !" . Hek-liong-ong tertawa bergelak . " Hua-ha-ha-ha , bagus , bagus sekali , muridku !" Dan dia lalu berteriak-teriak memanggil semua anak buahnya . Ketika mereka 289 berserabutan masuk , dia segera mengumumkan , " Lihat baik-baik , Cian Kauw Cu ini mulai sekarang menjadi muridku . Kalian harus bersikap baik kepadanya , bahkan kalian dapat memperoleh latihan ilmu silat darinya " . Semua pembantu itu memandang dengan wajah berseri dan mereka kelihatan girang sekali . Mereka sudah melihat betapa lihainya pemuda itu dan kalau pemuda itu mau melatih silat kepada mereka , tentu hal itu akan menguntungkan sekali. Demikianlah , mulai hari itu Akauw tinggal di Pulau Naga dan dia menerima pelajaran ilmu pedang dari gurunya yang baru . Hek-liong-ong sengaja merangkai ilmu pedang yang disesuaikan dengan pedang pusaka itu dan di beri nama ilmu pedang Hek-liong-kiam-sut . Di ambil dari inti sari ilmu silatnya . Di waktu senggang , Akauw juga melatih ilmu silat kepada para anak buah pulau Naga . Selain berlatih ilmu silat , seringkali Hek-liong-ong mengajak muridnya bercakap-cakap . Dia sudah mendengar akan riwayat Akauw yang aneh dan dia mendengar pula dari Akauw tentang Kerajaan penjajah yang membikin sengsara rakyat jelata . " Tadinya akupun membantu Koksu sebagai seorang panglima , suhu . Akan tetapi aku melihat bahwa Koksu bukan manusia yang baik , dan kebanyakan pejabat adalah orang-orang yang menekan rakyat demi kepentingan diri pribadi . Kalau tidak ada orang-orang gagah yang bangkit melawan penjajah , ku kira rakyat akan semakin sengsara hidupnya " . " Hemm , maksudmu untuk memberontak terhadap pemerintah ?" . " Suhu , pemerintah ini adalah pemerintah penjajah , maka memberontak terhadap penjajah adalah perjuangan untuk membebaskan rakyat dari kesengsaraaan . Suhu adalah seorang yang berkepandaian tinggi , kalau 290 hanya tinggal di Pulau ini , tidak melakukan sesuatu , alangkah sayangnya . Coba andaikata suhu mau berjuang membela rakyat , nama suhu kelak akan di puja-puja dan di sanjung , biarpun suhu tidak berada di dunia ini lagi , suhu tetap akan di kenang sebagai seorang pahlawan !" . Demikianlah , seringkali guru dan murid ini berbincang-bincang tentang keadaan Kerajaan Toba , tentang kesengsaraan rakyatnya , dan perlahan-lahan tanpa di sengaja , percakapan dengan Akauw itu mulai membakar semangat kepahlawanan dalam hati Hek-liong-ong . Dia merasa bahwa dirinya semakin tua dan bahwa selama ini dia tidak pernah melakukan sesuatu yang penting , sesuatu yang akan mengangkat namanya . Kalau saja dia dapat melakukan sesuatu yang hebat , sesuatu yang akan membuat namanya kelak di kenal dan di puja sebagai seorang pahlawan , alangkah akan senangnya ! Hek-liong-ong , seperti juga kita , selalu lupa bahwa stiap perbuatan itu tidak akan meninggalkan pamrihnya . Perbuatan yang di anggap baik , kalau itu dilakukan dengan pamrih tertentu , maka perbuatan itu adalah palsu karena yang menjadi tujuan adalah pamrihnya dan perbuatan itu hanya sekedar cara untuk mendapatkan pamrih tadi . Pamrih itu adalah keinginan , dan keinginan ini adalah dorongan nafsu dan betapapun baiknya cara yang dipergunakan , kalau itu di tujukan untuk mendapatkan sesuatu , maka cara itupun palsu adanya , tidak wajar . Misalnya kita menolong seseorang , kalau pamrihnya agar orang itu dapat Suling Emas Dan Naga Siluman 6 Dewa Arak 68 Biang-biang Iblis Pendekar Satu Jurus 10