Ceritasilat Novel Online

Sepasang Naga Lembah Iblis 6

Sepasang Naga Lembah Iblis Karya Kho Ping Hoo Bagian 6 melakukan sesuatu untuk kepentingan kita , maka pertolongan kita kepada orang itu adalah palsu , tidak wajar dan tidak dapat dinamakan suatu kebaikan . Perbuatan barulah wajar kalau kita tidak menjenguk ke depan atau ke belakang sebagai sebab dan akibat perbuatan itu . Kita berbuat karena sudah semestinya berbuat , karena dorongan perasaan pada saat itu . Misalnya , kita melihat seseorang kelaparan dan kita merasa iba , lalu kita mengulurkan tangan menolongnya . Habis ! tidak ada 291 kelanjutannya lagi , dan hanya perbuatan beginilah yang wajar . Misalnya Hek-liong-ong melihat kesengsaraan rakyat dan penyebabnya , lalu dia berjuang untuk membebaskan rakyat dari kesengsaraan , tanpa pamrih apapun untuk diri sendiri , maka dia benar seorang pahlawan . Akan tetapi kalau dia ingin berjuang agar di cap sebagai pahlawan , agar di puja-puja kelak , maka perjuangan nya itu adalah palsu , hanya merupakan suatu cara untuk mendapatkan suatu cara untuk mendapatkan sesuatu yang menyenangkan bagi dirinya sendiri . Seorang pahlawan adalah seorang pejuang yang tidak ternama , seorang pejuang yang tidak mengharapkan imbalan apapun juga . Hasil yang di capai atau di akibatkan oleh perjuangannya untuk rakyat jelata , itulah imbalan yang cukup membahagiakan baginya . Hasil yang dinikmati rakyat , bukan di nikmati dirinya sendiri . Sayang , kebanyakan pejuang menuntut agar perjuangannya di hargai dan di beri imbalan . Ini menodai perjuangan ! . -00odwo00- Jilid 10 " Kauw Cu , aku sudah mengambil keputusan !" kata Hek-liong-ong pada suatu hari kepada muridnya . Sudah setahun Akauw belajar ilmu pedang kepada suhunya dan Hek-liong-ong makin merasa suka kepada muridnya ini yang sungguh menggambarkan kegagahan seorang pendekar . " Apa yang suhu maksudkan ?" " Aku hendak menghadiri pemilihan bengcu dan mencoba untuk merebut kedudukan sebagai bengcu baru ! Aku mendengar bahwa pemilihan bengcu di Thai-san akan diadakan dua bulan mendatang . Kita akan menghadiri , kau harus membantuku . Aku harus menjadi bengcu baru !" . 292 " Suhu , mengapa suhu ingin menjadi bengcu " Bukankah bengcu itu merupakan pemimpin seluruh golongan kangouw ?" " Ha-ha-ha , anak bodoh . Lupakah engkau akan percakapan kita tentang perjuangan " Aku ingin menjadi bengcu karena kalau sudah menjadi bengcu aku akan dapat menghimpun seluruh kekuatan dunia kangouw dan akan ku bawa mereka itu berjuang meruntuhkan Kerajaan penjajah Mongol dari tanah air !" . Akauw mengangguk-angguk . Diam-diam dia merasa gembira bahwa gurunya , seorang datuk sesat . Kini mempunyai pendapat seperti itu . Alangkah bedanya dengan gurunya yang lain , yaitu Thian-te Ciu-kwi yang demi kemuliaan dan kesenangan rela menjadi antek Mongol , bahkan membantu pemerintah penjajah untuk menindas rakyat jelata . Sejak meninggalkan kota raja , dia mulai melihat betapa jahatnya Koksu Lui Tat , Thian-te Ciu-kwi , bahkan juga Perdana menteri Ji yang hendak mengusahakan hal yang langka , yaitu memberi kesejahteraan kepada rakyat di bawah pemerintah penjajah ! Dan kini , gurunya yang baru ini bercita-cita menjadi bengcu agar dapat memimpin dunia kang-ouw memberontak terhadap pemerintah Toba . " Aku akan membantu suhu dengan sekuat tenagaku !" katanya dengan penuh semangat dan tentu saja gurunya merasa gembira sekali . Beberapa hari kemudian , guru dan murid ini meninggalkan Pulau Naga untuk pergi ke Thai-san dimana akan diadakan pemilihan bengcu yang tentu akan di hadiri oleh seluruh tokoh dan jagoan di dunia kangouw . ***** Lai Seng merasa penasaran sekali karena anak buah Kwito-pang tidak berhasil menemukan jejak Ji Goat . Bahkan mereka telah salah memberi keterangan dan dia telah 293 memperkosa Kwee Sun Nio , murid Thian-li-pang yang di sangka Ji Goat . Untung dia bersikap cerdik sekali dan dapat menjatuhkan fitnah kepada Yang Cien sehingga kini Sun Nio akan mencari dan membalas dendam atau minta pertanggungan jawab kepada Yang Cien ! Dia yang makan nangkanya Yang Cien yang akan terkena getahnya ! . Kini Lai Seng mengerahkan anggota Kwi-to-pang untuk mencari para anggota Hek I Kaipang dan kalau bertemu mereka , langsung di bunuhnya ! Banyak sudah anak buah Hek I Kaipang terbunuh oleh para anggota Kwi-to-pang itu . Akhirnya Yang Cien mendengar laporan Cu Lokai , ketua Hek I Kaipang tentang perbuatan Kwi-to-pang yang membunuhi anggota Hek I Kaipang tanpa alasan . " Entah mengapa secara tiba-tiba saja orang-orang Kwi-topang mengadakan aksi pembunuhan terhadap orang-orang kita " , kata Cu-Lokai . " Selama ini tidak terdapat permusuhan di antara kami dengan mereka " . " Dan anak buah kita tidak membalas ?" Tanya Yang Cien . " Orang-orang Kwi-to-pang amat lihai dan rata-rata memiliki kelebihan dibandingkan orang-orang kita . Dan Kwi-to-pang di pimpin oleh seorang Raja Iblis ........ " . " Raja Iblis ?" " Julukan adalah Sin-to Kwi-ong ( Raja Iblis Golok Sakti ) , seorang datuk yang sakti dan kejam . Apalagi puterinya yang bernama Bong Kwi Hwa dan di juluki Siauw Kwi , jahatnya bukan kepalang . Apalagi setelah wanita itu menikah dengan Lai Seng ...... " " Lai Seng lagi ! Apakah pemuda murid Toat-beng Giamong itu kini menjadi mantu Sin-to Kwi-pang ?" . " Tidak salah , dan ku kira dialah yang menjadi gara-gara mengapa sekarang kwito-pang memusuhi Hek I Kaipang . Agaknya Lai Seng hendak membalas dendam kepada kita dan 294 dia menggunakan anak buah mertuanya untuk membunuhi anak buah kita " . Yang Cien mengerutkan alisnya . Dia teringat akan cerita Ji Goat . Bukankah gadis itu oleh ayahnya yang Perdana Menteri juga ditunangkan dengan Lai Seng " Dan sekarang tahu-tahu Lai Seng telah menikah dengan puteri Sin-to Kwi-ong ! . " Kalau begitu sudah jelas . Ini gara-gara Lai Seng yang hendak membalas dendam . Kita harus hadapi dengan kekerasan pula . Tidak semestinya kalau Kwi-to-pang membunuhi anak buah kita tanpa alasan . Mari kita mendatangi Kwi-to-pang dan biarkan aku yang bicara dengan Sin-to Kwi-ong " . " Akan tetapi , dia itu berbahaya dan lihai sekali , Yang-taihiap . Juga anak buah mereka ada dua ratus orang lebih , semuanya jahat dan berbahaya " . " Paman , dalam saat seperti ini kita harus berani menghadapi lawan yang bagaimanapun . Kita pun memiliki anak buah yang banyak . Berapa orang yang kiranya dapat kau kumpulkan ?" . " Karena sekarang telah berpencar , yang berada di sini kurang lebih ada dua ratus lima puluh orang " " Sudah lebih dari cukup . Kita kabari Kiang-pangcu dari nan-king , Phang Kim dan Ciok Kui ,minta bantuan mereka agar membawa anak buah sedikitnya seratus orang . Setelah itu kita baru menyerbu Kwi-to-pang . Aku yang akan menghadapi Sin-to Kwi-ong !" kata Yang Cien . Cepat Cu-Lokai mengirim kabar ke Nan-king dan dalam waktu belasan hari saja sudah muncul Kiang Si Gun , Phang Kim dan Ciok Kwi bersama seratus orang anak buah Hek I Kaipang dari Nanking . Bahkan diantara mereka itu terdapat seorang yang berjenggot panjang dan melihat orang ini , Cu-Lokai gembira 295 sekali . Kiranya dia adalah Song Pa yang pernah menjadi ketua di Nanking sebelum Kiang Si Gun menggantikannya karena Song Pa di undang ke kota raja oleh Cu-Lokai dan kemudian ternyata undangan itu palsu dan merupakan jebakan . Song Pa kini kembali ke Nanking dan membantu para pimpinan baru . Mendengar bahwa Cu-Lokai minta bala bantuan , Song Pa tidak mau ketinggalan dan ikut pula . Dengan membawa anak buah tigaratus orang lebih , Yang Cien dan Cu-Lokai memimpin mereka menuju ke bukit di tepi Sungai Huai itu , yang menjadi pusat perkumpulan Golok Setan . Berbondong-bondong tiga ratus lebih anak buah Hek I Kaipang dengan pakaian mereka yang hitam-hitam menuju ke bukit itu dan mendaki lereng bukit dimana terdapat sebuah bangunan tua yang besar sekali . Tentu saja kedatangan mereka sudah diketahui oleh anak buah Kwi-to-pang yang cepat melapor ke dalam . Sin-to Kwi-pang adalah seorang datuk yang sombong dan tinggi hati , merasa diri paling pandai . Mendengar bahwa Hek I Kaipang datang menyerbu dengan tenang dia menyuruh semua anak buahnya bersiap-siap . Lai Seng dan isterinya , Bong Kwi Hwa juga sudah bersiap-siap . Rombongan Hek I Kaipang sudah tiba di depan bangunan dan Cu-Lokai lalu berteriak dengan nyaring , " Sin-to Kwi-ong harap keluar kami ingin bicara !" . Dari dalam bangunan itu keluar semua anak buah Kwi-topang yang berjumlah dua ratus orang lebih itu , mengiringkan tiga orang pimpinan mereka , yaitu Sin-to Kwi-tong , Lai Seng dan Siauw-kwi atau Bong Kwi Hwa . Dengan angkuhnya mereka bertiga menyambut rombongan Hek I Kaipang . " Kalian ini golongan jembel ada keperluan apa berani datang berkunjung ke tempat kami ?" bentak Sin-to Kwi-ong dengan suaranya yang lantang . " Sin-to Kwi-ong , sejak dahulu antara Kwi-to-pang dan 296 kami Hek I Kaipang tidak pernah terjadi bentrokan . Akan tetapi selama beberapa pekan ini orang-orangmu mengeroyok dan membunuhi beberapa orang anggota kami . Kami minta pertanggung-jawabmu atas kejadian itu , Kwi-ong !" . " Ha-ha-ha-ha , tanggung jawab apa , Lokai " Kalian adalah jembel-jembel busuk yang menjadi pemberontak , sudah kewajiban kami untuk membasmi kalian . Baru membunuh beberapa orang pengemis busuk pemberontak saja , apa salahnya ?" . " Sin-to Kwi-ong , ucapanmu yang kotor itu hanya menunjukkan orang macam apa engkau adanya ! Dengarlah baik-baik , menjadi pengemis miskin bukanlah suatu kejahatan , akan tetapi menjadi penjahat macam kalian merupakan dosa yang besar sekali . Kami rakyat miskin berjuang untuk mengusir penjajah , menunjukkan bahwa kami adalah anak bangsa yang baik . Akan tetapi kalian bahkan membela penjajah dan menjadi antek Mongol , apakah engkau tidak malu kepada nenek moyangmu ?" kata Yang Cien dengan suara marah . Mendengar ucapan yang pedas ini , Sin-to Kwi-ong menjadi merah mukanya . Matanya melotot marah dan dia memandang kepada Yang Cien seolah hendak menelannya bulat-bulat . " Bocah kurang ajar , siapakah engkau ?" . " Namaku Yang Cien dan akulah yang memimpin para saudara ini . Sebetulnya kami datang untuk minta pertanggungan-jawabmu dan untuk menyadarkanmu bahwa menjadi antek Mongol adalah memalukan dan hina sekali . Akan tetapi kalau engkau membandel , bahkan menghina kami , terpaksa kami akan menghancurkan Kwi-to-pang dari muka bumi !" . " Tutup mulutmu , keparat ! Engkau sudah bosan hidup berani menghinaku " . Datuk tinggi besar yang bermuka bengis dan rambutnya riapriapan ini segera menerjang maju dengan pukulan tangannya yang besar kea rah kepala Yang 297 Cien . Dia mengira bahwa sekali pukul saja kepala pemuda itu akan hancur berantakan . Tenaga gajahnya membuat pukulan itu mendatangkan angina yang bersiutan menyambar . Yang Cien maklum akan kelihaian orang . Maka dengan ringan dia melangkah mundur sehingga sambaran pukulan itu luput . Melihat betapa pemuda itu dengan amat mudahnya menghindarkan pukulannya , raja Iblis itu menjadi penasaran dan diapun mengirimkan serangkaian pukulan yang susul menyusul dan bertubi-tubi kepada pemuda itu . Namun Yang Cien telah siap sedia dan pemuda inipun memainkan Bu-tek Cin-keng karena dia tahu bahwa yang dihadapinya adalah seorang datuk sakti yang berkepandaian tinggi dan memiliki tenaga gajah . " Duk-dukkk ........ !!" Ketika kedua lengan bertemu , tubuh Sin-to Kwi-ong terpental ke belakang , membuat kakek ini mengeluarkan gerengan seperti seekor binatang buas terluka . Dia kaget bukan main karena hamper tidak dapat percaya bahwa pemuda seperti orang yang lemah itu mampu membuatnya terpental ke belakang seperti di hanyutkan gelombang yang amat kuat . Tahulah dia bahwa pemuda ini sama sekali tidak boleh di pandang ringan , maka dia lalu mencabut goloknya yang besar dan berat . Melihat ini , Yang Cien juga mencabut Pek-liong Po-kiam nya dan nampak sinar putih berkelebat ketika pedang yang mencorong itu di cabut . Biarpun dapat menduga bahwa lawannya memiliki pedang pusaka ampuh , Sin-to Kwi-ong tidak perduli dan dia sudah memainkan goloknya dengan gerakan dahsyat sekali , menyerang dengan jurus Elang Emas Menyambar Kelinci . Golok itu berdesing nyaring ketika menyambar dan nampak gulungan sinar menyambar ke arah leher Yang Cien . Pemuda ini dengan tenang saja mengelak lalu membalas dengan tusukan pedangnya kea rah perut lawan . " Traannggg ....... !" Golok itu menangkis pedang dan 298 bunga api berhamburan menyilaukan mata . Sin-ti Kwi-ong lalu memutar-mutar goloknya dan tidak percuma dia berjuluk Sin-to ( Golok Sakti ) karena memang ilmu goloknya amat hebat . Namun sekali ini dia berhadapan dengan Yang Cien yang memiliki pedang pusaka dan memiliki ilmu pedang Pek-liong Kiam-sut ( Ilmu Pedang Naga Putih ) yang di gubahnya sendiri berdasarkan ilmu Bu-tek Cin-keng . Sementara itu , Cu-Lokai juga sudah memberi aba-aba kepada anak buahnya dan para anggota Hek I Kaipang menyerbu sehingga terjadi pertempuran seru antara mereka dengan para anggota Kwi-to-pang . Lai Seng dan isterinya , Bong Kwi Hwa , juga sudah menerjang maju untuk membantu Sin-to Kwi-ong , akan tetapi Cu Lokai menghadang dan menyambut di bantu oleh para pangcu yang lain seperti Song Pa , Kiang Si Gun , Phang Kim dan Ciok Kui . Terjadilah pertempuran seru antara sepasang suami istri yang lihai itu melawan lima orang ketua kaipang itu . Pedang dan suling suami isteri itu lihai sekali , akan tetapi lima orang pengeroyoknya juga memiliki ilmu tongkat yang lihai sehingga pertempuran itu seimbang . Para anak buah Sin-to Kwi-ong menggunakan golok , dan semua pengemis menggunakan tongkat sehingga pertempuran yang seru itu terjadi dengan hebat , bentrokan antara ratusan batang golok melawan ratusan batang tongkat . Suaranya gaduh dan mulailah ada yang roboh dan suara jerit kesakitan dan pekik kemenangan bercampur dengan berdentingan suara senjata yang saling beradu . Biarpun para anggota Kwi-to-pang rata-rata memiliki ilmu silat yang lebih lihai akan tetapi karena jumlah mereka kalah banyak , maka pertempuran itu makin lama makin merepotkan pihak Kwi-topang dan pihak mereka menderita kerugian yang lebih banyak. Yang paling seru adalah pertandingan antara Sin-to Kwi-ong melawan Yang Cien . Setelah lewat lima puluh jurus saling 299 menyerang , mulai lah Sin-to Kwi-ong terdesak oleh pukulan-pukulan tangan kiri Yang Cien yang memainkan jurus-jurus dari Bu-tek Cin-keng . Dia tidak mengenal ilmu silat aneh itu dan tangan kiri pemuda yang di gunakan untuk selingan pedangnya , sungguh amat dahsyat . Sudah dua kali pundak dan dadanya terkena dorongan tangan kiri itu dan dia terhuyung-huyung merasa dadanya sesak . Sin-to Kwi-ong meloncat ke belakang untuk melihat keadaan teman-temannya . Sungguh tidak menguntungkan . Puteri dan mantunya yang di keroyok lima orang ketua kaipang itu nampak kelelahan , dan anak buahnya juga kelihatan terdesak oleh lawan yang jumlahnya amat banyak . Sepasang Naga Lembah Iblis Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Sekali pandang saja tahulah Sin-ti Kwi-ong bahwa kalau dilanjutkan pertempuran itu , pihaknya tentu akan kalah , bahkan keselamatan diri sendiri , puterinya dan mantunya terancam . Pemuda yang bernama Yang Cien itu sungguh merupakan lawan yang amat tangguh . Maka , diapun segera memberi aba-aba kepada puteri dan mantunya , juga para anak buahnya untuk mundur . Mendengar aba-aba ini , Lai Seng dan Bong Kwi Hwa memutar pedang dan sulingnya dengan cepat sehingga para pengeroyoknya berlompatan ke belakang dan kesempatan itu mereka pergunakan untuk meloncat dan menyelinap ke dalam rombongan anak buahnya yang sedang bertempur . Demikian pula dilakukan oleh Sin-to Kwi-ong , meninggalkan Yang Cien dan menyelinap di antara anak buahnya . Anak buah Kwi-to-pang juga sudah kewalahan , maka perintah mundur ini mereka lakukan dengan cepat dan tak lama kemudian mereka yang masih hidup itu melarikan diri cerai berai . Yang Cien melarang anak buahnya untuk mengejar . Sebaliknya mereka lalu merawat yang terluka . Pihak musuh yang terluka dan tertawan di ampuni dan di lepaskan . Sedangkan yang mati di kubur bersama para anggota kaipang yang tewas . Peraturan ini di pegang teguh oleh Yang Cien yang tidak ingin mengotori tempat itu dengan 300 mayat yang dibiarkan membusuk sehingga akan amat merugikan penduduk di sekitar tempat itu . Bekas tempat tinggal Kwi-to-pang di bakar dan para anak buah kaipang itu pulang membawa kemenangan . Semangat mereka semakin tinggi dan mereka semua menganggap Yang Cien sebagai pemimpin besar mereka . Kemenangan Hek I Kaipang atas Kwi-to-pang ini segera tersiar luas di dunia para kaipang sehingga ketika di adakan pemilihan bengcu yang dicalonkan para kaipang , maka semua ketua kaipang tanpa ragu lagi memilih Yang Cien . Dari mereka semua yang hadir , hanya ada dua orang kai-pangcu saja yang masih penasaran . Mereka adalah ketua dari Sin-tung Kai-pang ( Perkumpulan Pengemis Tongkat Sakti ) dan Hwa I Kaipang ( Perkumpulan Pengemis Baju Kembang ) . Akan tetapi , setelah dia orang ketua ini maju bersama untuk menguji kepandaian calon bengcu itu , dengan mudah saja Yang Cien mamu mengalahkan mereka dan merekapun menjadi tunduk dan takluk . Dengan suara bulat , seluruh kaipang yang terdiri dari puluhan perkumpulan yang tersebar di empat penjuru , menyatakan pilihan mereka kepada Yang Cien sebagai calon beng-cu . Pemuda ini maklum bahwa tanpa adanya persatuan yang kuat dari semua kekuatan rakyat , tidak mungkin kiranya menumbangkan kekuasaan pemerintah penjajah . Dan biarlah para perkumpulan pengemis ini menjadi pelopor , dan kemudian dia akan menarik kekuatan golongan lain . Kalau dia berhasil menjadi bengcu , agaknya hal itu akan mudah dilakukan dan kalau semua kekuatan sudah bersatu , dia akan mulai dengan perjuangannya menumbangkan kekuasaan penjajah seperti yang dipesankan mendiang kakeknya . Dia tidak menganjurkan Hek I Kaipang membasmi Kwi-to-pang ,bahkan membiarkan mereka yang masih hidup melarikan diri dan membebaskan tawanan yang terluka . Hal ini juga termasuk siasatnya . Kalau dia sudah benar-benar hendak mengadakan gerakan perjuangan mengusir penjajah , dia 301 harus mampu mengumpulkan tenaga semua pihak , tidak perduli dari golongan hitam atau putih . Dan untuk pembiayaan perjuangannya , dia sudah memiliki harta karun , yaitu gumpalangumpalan emas yang berada di dalam guha , di Lembah Iblis . Hanya dia dan Akauw yang mengetahui tempat yang kini telah di tutupnya dengan batu besar itu . Akan tetapi dimana Akauw " Sudah bertahun-tahun dia tidak tahu kemana perginya sutenya itu dan hatinya mulai merasa khawatir . Mulailah dia menyuruh para anak buah Hek I Kaipang untuk mencari seorang pemuda bernama Cian Kauw Cu atau Akauw . Demikianlah , Yang Cien yang berambisi besar itu mulai menyusun tenaga melalui perkumpulan-perkumpulan pengemis yang pada waktu itu merupakan tenaga besar yang patut diperhitungkan karena dimana-mana terdapat perkumpulan itu dan para pengemis ini merupakan penyelidik-penyelidik yang pandai dan tidak di curigai orang . Hal ini memudahkan mereka untuk menyelidiki keadaan musuh dan keadaan di kota-kota yang ingin di selidiki . Akan tetapi yang terutama adalah menghimpun tenaga seluruh golongan kangouw . Dan nanti , tiga bulan lagi . Pada pertemuan di Puncak Thai-san , akan diadakan pemilihan bengcu itu . Dia akan mencoba untuk meraih kedudukan itu , atau setidaknya , kalau dia gagal , dia harus dapat mendekati bengcu baru untuk mengajaknya berjuang menggulingkan Pemerintah Toba. ***** Sambil menanti datangnya saat pemilihan beng-cu , Yang Cien tetap melatih para anggota kaipang dengan ilmu silat agar kelak mereka menjadi prajurit yang tangguh . Juga dia diperkenalkan dengan pimpinan Hek I Kaipang yang lain . Pada suatu hari datang berkunjung ketua Hek I Kaipang di Lok-yang bersama wakil ketua , yaitu Thio Cid an Thio Kui . Kedua orang ini datang berkunjung ketika mendengar bahwa 302 Yang Cien menyebar anak buah mencari keterangan tentang Cian Kauw Cu atau Akauw pemuda yang tinggi besar dan gagah . " Yang taihiap " , kata Thio Ci yang sudah pernah bertemu dengan Yang Cien ketika pemuda ini di pilih sebagai calon bengcu oleh semua ketua kaipang . " Kalau tidak salah , kami dapat menemukan pemuda yang taihiap cari-cari itu " . " Kamu maksudkan Cian Kauw Cu , pangcu " Dimana dia dan bagaimana engkau dapat bertemu dengan dia ?" . Wajah Thio Ci agak muram mendengar pertanyaan itu . " Bukankah taihiap mengatakan bahwa yang bernama Akauw itu memiliki sebuah pedang pusaka yang bersinar hitam ?" . " Hek-liong Po-kiam ! Betul ! Betul itu , pangcu !" kata Yang Cien gembira . " Dimana dia sekarang ?" . Wajah Thio Ci masih murung ketika menjawab , " Tentu saja di kota raja , dimana lagi , taihiap " Seorang panglima muda tentu tinggalnya di kota raja . Bahkan kami mendengar bahwa dia adalah panglima pembantu Koksu Lui ! Dia pula yang di utus oleh kaisar untuk menangkap Gubernur Yen Kan dari Lok-yang yang berjiwa patriot . Sekarang Gubernur Yen Kan dijadikan orang tahanan di kota raja " . " Ah , tidak mungkin !" seru Yang Cien dengan penasaran . " Apa yang tidak mungkin taihiap ?" Tanya Thio Kui karena mengira bahwa Yang Cien tidak mempercayai laporan kakaknya . " Tidak mungkin Akauw menjadi antek Koksu !" . " Akan tetapi yang jelas , nama komandan itu adalah Cian Kauw Cu dan dia memiliki pedang bersinar hitam , juga ilmu kepandaiannya tinggi sekali . Kami berdua sudah membuktikannya sendiri " . " Ceritakan yang jelas " . 303 " Ketika kami melihat panglima itu menyamar sebagai seorang biasa , bersama seorang pemuda remaja , kami langsung mengenalnya sebagai komandan yang menangkap Jendral Yen . Tentu kedatangannya dengan menyamar itu untuk menyelidiki keadaan di Lok-yang . Bersama kurang lebih tiga puluh orang anggota Hek I Kaipang di Lok-yang , kami berdua menyergapnya . Akan tetapi dia lihai bukan main , Pedang sinar hitam itu sukar di tembus bahkan kami kehilangan banyak anak buah . Akhirnya dia dapat meloloskan diri membawa temannya yang terluka . Kami berkata sebenarnya , taihiap , entah dia itu sahabat yang taihiap cari atau bukan , akan tetapi yang bernama Cian Kauw Cu berpedang sinar hitam adalah seorang panglima antek Raja Toba !" . Setelah mendengar laporan itu , wajah Yang Cien selalu murung karena dia gelisah dan penasaran sekali mendengar bahwa sutenya telah menjadi komandan Kerajaan Toba . Sungguh aneh sekali . Dia mengenal betul watak sutenya yang gagah perkasa , tidak mungkin kiranya mau di peralat oleh Kaisar Toba , tidak mungkin gila harta atau gila kedudukan . Kalau benar orang yang di ceritakan ketua Hek I Kaipang di Lok-yang itu benar Akauw , tentu ada sebab-sebab tertentu yang membuatnya menjadi komandan !" . Malam itu terang bulan dan Yang Cien keluar dari perkampungan Hek I Kaipang , berjalan-jalan seorang diri di lereng pantai Sungai Huai . Dia melamun karena pikirannya penuh dengan Akauw . Dia harus menyelidiki sendiri keadaan sutenya itu di kota raja dan kalau benar Akauw telah menjadi komandan , dia harus menyadarkan sutenya itu dari kekeliruannya . Sutenya tidak boleh menjadi antek Mongol ! . Tiba-tiba ada suara tidak wajar di belakangnya dan kesadaran Yang Cien kembali membuatnya waspada . Dia membalikkan tubuhnya dan berhadapan dengan seorang wanita muda yang cantik . Di bawah sinar bulan yang remang-304 remamng , dia tidak mengenal siapa gadis itu . " Yang-taihiap .... " terdengar suara gadis itu memanggil lirih . " Eh , siapakah nona ?" " Hemm , benarkah taihiap telah lupa kepadaku ?" Tanya gadis itu dengan suara mengandung penasaran . " Kita sudah pernah saling bertemu di rumah Gubernur Gak di Nam-kiang dan malam itu ..... " Ia tidak melanjutkan kata-katanya . " Ah , sekarang aku ingat . Nona tentulah Nona Kwee Sun Nio , murid dari Iam Yang To-kouw dari Thian-li-pang itu , bukan " Selamat malam , nona . Apa yang membawa nona datang ke sini ?" . " Taihiap , aku sengaja datang mencarimu dan beruntung sekali aku mendapatkan engkau seorang diri di tempat ini " . " Maafkan kalau aku menyambut dalam cara begini , nona . Marilah kita pergi ke tempat tinggal kami dan di sana kita dapat berbincangbincang ...." . " Tidak perlu . Aku justeru ingin bicara di tempat sunyi denganmu , empat mata saja " . " Terserah kepadamu , nona . Apakah nona di suruh oleh guru nona menemuiku ?" . " Yang Cien , jangan berpura-pura terus !" Tiba-tiba suara Sun Nio berubah penasaran dan ketus . " Aku datang menemuimu untuk minta pertanggung jawabmu !" . Yang Cien tentu saja terkejut sekali mendengar ini . Minta pertanggung-jawab " Seingatnya , tidak pernah ada terjadi sesuatu dengan nona ini atau gurunya , kecuali ketika guru nona ini dahulu meminta surat peninggalan Kam Lo-kai dan di tolaknya sehingga terjadi pertempuran antara dia dan Im Yang To-kouw . Dan itupun ternyata hanya merupakan ujian saja dari tokouw itu untuk melihat apakah dia memang setia 305 akan mempertahankan surat wasiat dari Kam Lokai , seperti di ketahuinya ketika ia sudah menghadap Gubernur Gak . Ternyata Thian-li-pang juga merupakan perkumpulan yang condong membantu pergerakan pejuang melawan penjajah . Ada urusan apa lagi antara dia dengan gadis Thian-li-pang ini ?" . " Nona , apa artinya semua ini " pertanggung-jawab apakah yang nona minta dariku ?" . " Yang Cien , ketika pertama kali aku mengenalmu bersama subo , kukira engkau seorang pendekar budiman yang bijaksana dan bertanggung jawab . Tak ku sangka sekarang ini ternyata engkau seorang pengecut yang tidak segan untuk pura-pura tidak tahu apa yang telah kau perbuat terhadap diriku !" Gadis ini sudah demikian kecewa dan marahnya sehingga suaranya tercampur isak yang di tahan-tahannya . " Sungguh mati , nona . Aku tidak mengerti apa yang nona maksudkan ! Aku bukanlah seorang pengecut dan aku Yang Cien pasti akan mempertanggung-jawabkan semua perbuatanku sampai yang sekecil-kecilnya . Nah , jelaskan , perbuatan apakah yang telah ku lakukan terhadap dirimu , nona Kwee Sun Nio ?" . Sun Nio menjadi merah sekali mukanya . " Apakah benar engkau sudah lupa atau pura-pura lupa apa yang kau lakukan di kuil tua itu pada waktu malam hari beberapa pekan yang lalu ?" . " Di kuil tua " Malam hari beberapa pekan yang lalu " Aku tidak pernah berkunjung ke kuil tua , nona " . " Bohong ! Ada orang yang melihatmu meninggalkan kuil dengan tergesa-gesa " . " Sungguh heran , aku benar tidak pernah ke kuil . Orang itu pasti telah salah lihat . Dan apa katanya yang ku lakukan di dalam kuil itu ?" 306 " Dia tidak berkata apa-apa , akan tetapi akulah yang menjadi korban kebiadabanmu . Yang Cien , sebagai laki-laki gagah tidak pelu kau ingkari lagi . Engkau telah memperkosa aku selagi aku pingsan !" Seperti di sambar ular Yang Cien melangkah dua tindak , akan tetapi lalu maju lagi mendekati Kwee Sun Nio dengan mata terbelalak . " Apa ...... " Apa yang kau katakana ini " Sungguh fitnah keji sekali !" . " Fitnah " Aku yang menderita ! Aku yang kehilangan kehormatan , kehilangan yang lebih daripada nyawa . Aku yang terkena aib . Apakah aku akan melakukan fitnah kalau tidak terjadi benar atas diriku ?" . " Nanti dulu , nona . Coba ceritakan yang lebih jelas . Engkau berada didalam kuil tua , lalu datang memperkosamu ..... " . " Kau lebih dulu melepaskan asap pembius sehingga aku menjadi pingsan , dan kau lalu .... " " Hemmm , kau jatuh pingsan di dalam kuil tua lalu aku datang memperkosamu " Bagaimana kau tahu bahwa aku yang memperkosamu kelau engkau pingsan ?" . " Aku memang tidak melihat dengan mataku sendiri . Setelah sadar , aku melompat keluar kuil dan bertemu seseorang yang mengatakan bahwa dia melihat engkau pergi dari kuil dengan tergesa-gesa " " Fitnah keji ! Kalau dia mengatakan bahwa ada laki-laki berlari dari kuil , bagaimana engkau bisa tahu bahwa laki-laki itu aku orangnya ?" . " Yang Cien , tidak perlu engkau mengelak lagi . Orang itu telah mengenalmu , maka tahu siapa engkau dan dia yang menceritakan kepadaku " . " Nona Kwe , siapakah orang itu " Siapakah orang yang mengatakan bahwa dia melihat aku lari meninggalkan kuil ?" . 307 Melihat gadis itu meragu , dia menyambung . " Aku perlu mengetahui untuk dapat meyakinkan hatiku tentang ceritamu". " Orang itu bernama Lai Seng ! Nah , engkau tidak boleh pungkir sekarang , Yang Cien , engkau harus mempertanggungjawabkan perbuatanmu yang terkutuk kepadaku " . " Mempertanggung-jawabkan bagaimana ?" . " Engkau harus menikahi aku atau engkau harus mati di tanganku " . " Keduanya tidak dapat ku terima . Aku tidak mau mempertanggung-jawabkan perbuatan yang tidak kulakukan . Nona , pertimbangkan baik-baik . Aku tidak melakukan itu , apakah engkau tidak percaya kepadaku dan lebih percaya kepada keterangan laki-laki jahanam itu " Ingat , Lai Seng adalah seorang penjahat besar yang menjadi mata-mata Kerajaan Mongol , dia pernah hendak menyeludup ke dalam Hek I Kaipang dan ketahuan , lalu di usir . Apakah laki-laki penjilat Mongol itu lebih kau percaya dari pada aku " Aku bersumpah tidak melakukan perbuatan itu !" . Kwe Sun Nio mencabut pedangnya . Ia sudah nekat . Kalau bukan Yang Cien yang melakukan , lebih celaka lagi baginya . Kalau Yang Cien , ia menuntut dinikahi dan ia akan suka menjadi isteri pemuda ini . Kalau orang lain bagaimana " Mungkin ia memilih mati ! Kekecewaan dan penasaran Sepasang Naga Lembah Iblis Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo membuatnya nekat . " Yang Cien , aku adalah murid Thian-li-pang yang sejak kecil di latih dengan peraturan keras . Aku telah kehilangan kesucianku sebagai seorang gadis dan hukumnya hanyalah menikah atau mati ternoda aib . Kalau engkau tidak mau menikahiku , biarlah aku mati di tanganmu atau engkau mati di tanganku !" Setelah berkata demikian , gadis itu lalu menyerang dengan dahsyatnya , menusukkan pedangnya kea 308 rah dada Yang Cien . Pemuda ini cepat mengelak dan meloncat ke belakang , " Bersabarlah , nona . Aku tidak ingin bermusuhan denganmu , bahkan aku merasa iba sekali kepadamu , dan aku bersedia membantumu untuk menyelidiki siapa yang melakukan perbuatan terkutuk itu !" . Makin nyeri rasa hati Kwe Sun Nio . Pemuda ini tetap menyangkal , mengecewakan hatinya dan mematahkan semua harapannya agar pemuda yang dikaguminya ini mau menikahinya . " Kalau bukan engkau siapa lagi !" Bentaknya dan kembali ia menyerang dengan nekad bahwa kalau ia tidak dapat membunuh pemuda itu , biarlah ia tewas di tangannya untuk menubus aib . Kembali Yang Cien mengelak dan dia tahu bahwa dengan bujukan kata-kata saja , gadis ini yang agaknya sudah nekat dan penasaran tidak akan reda kemarahannya . Diam-diam , mendengar nama Lai Seng di sebut , dia sudah curiga bahwa pemuda ini tentu melempar fitnah dan sangat boleh jadi bahwa perbuatan terkutuk itu di lakukan oleh sendiri . Biarpun ilmu pendang yang dimainkan Sun Nio cukup hebat , namun berhadapan dengan Yang Cien , sama sekali tidak ada artinya . Setelah mengelak selama belasan jurus , akhirnya dia menangkap pedang itu dalam jempitan antara kedua jarinya dan pedang itu seperti melekat di situ , tidak dapat di tarik kembali oleh Sun Nio . " Nona , engkau salah sangka , hentikanlah !" kata Yang Cien dan dia melepaskan jepitannya . Akan tetapi , Yang Cien tidak menduga sama sekali bahwa gadis itu sudah nekat benar , begitu pedangnya di lepas sudah menyerang lagi dengan tusukan yang cepat dan mengandung tenaga . Yang Cien memiringkan tubuhnya dan tangannya menyambar dari atas ke bawah . Tangan yang miring itu menghantam pedang yang menyambar di dekat perutnya . 309 " Traakkk .... ! " Pedang itu patah menjadi dua potong seperti di hantam palu godam yang berat . Sun Nio terbelalak pucat , membuang sisa pedangnya dan menyerang dengan pukulan tangan kosong . Yang Cien meloncat ke belakang lalu menghilang . " Nona , engkau salah sangka .... " terdengar suaranya dari jauh , suara yang mengandung penasaran dan juga iba hati . Sun Nio menangis . Ia menjatuhkan diri menutupi mukanya dengan kedua tangan , menangis sesungukan dengan hati hancur . Satu-satunya harapan telah pudar dan ia meraba-raba dalam kegelapan tidak tahu kepada siapa ia akan minta pertanggungjawabnya . " Subo .... Ah , subo ...... " Tangisnya dan ia lalu bangkit berdiri melangkah terhuyung untuk pergi melapor kepada subonya . Ia akan minta bantuan subonya untuk membujuk Yang Cien agar mempertanggung-jawabnya . Mengingat akan kemungkinan ini , timbul pula sedikit harapan di hati Sun Nio . Mungkin subonya akan berhasil . **** Gubernur Yen di bebaskan dari tahanan di kota raja ! Dia diperbolehkan pulang ke Lok-yang . Hal ini adalah karena nasehat dan siasat Koksu dan Perdana menteri yang di ajukan kepada kaisar . Pertama , untuk meredakan ketegangan kedua , agar pasukan di Lok-yang terkecoh dan tidak siap siaga . Padahal , beberapa hari setelah dia dipulangkan ke Lok-yang , puluhan ribu pasukan yang di pimpin oleh Koksu sendiri menyerbu Lok-yang ! Hanya terjadi sedikit perlawanan dari para penjaga pintu gerbang , karena memang Gubernur Yen melarang pasukan di wilayahnya mengadakan perlawanan terhadap pasukan kerajaan . Pemberontakan belum waktunya dimulai karena perimbangan kekuatan masih jauh selisihnya . Dia memerintahkan kedua orang anaknya , Yen Gun dan Yen Sian , untuk melarikan diri dan bergabung dengan Hek I Kaipang melarikan diri meninggalkan Lok-yang , dan 310 menyusun kekuatan bersama perkumpulan-perkumpulan lain yang condong memberontak terhadap pemerintah Toba . Tanpa melakukan perlawanan Gubernur Yen kembali di tawan , kini berikut seluruh keluarganya , kecuali Yen Gun dan Yen Sian yang sudah lebih dulu melarikan diri . Juga para panglima di tawan dan seketika di ganti oleh panglima-panglima yang di tunjuk oleh Koksu . Penyerbuan sehari itu selesai dan hamper semua pejabat di Lok-yang di tangkap dan dig anti , kecuali beberapa orang yang memang sebelumnya sudah ada kontak dengan kerajaan dan bahkan merupakan mata-mata yang mengawasi gerak-gerik mereka yang condong memberontak . Ketika pasukan menyerbu , Yen Gun dan Yen Sian , dengan mengenakan pakaian biasa , menyelinap diantara orang-orang yang mengungsi karena takut akan peperangan , dan melarikan diri keluar kota . Akan tetapi baru saja tiba di luar kota , serombongan prajurit kerajaan menghentikan mereka yang lari mengungsi . Jumlah prajurit ini tidak kurang dari seratus orang dan jumlah pengungsi sedikitnya lima puluh orang . " Berhenti ! Kalian hendak lari kemana ?" Semua orang ketakutan dan Yen Gun mewakili mereka menjawab , " kami hendak lari mengungsi karena takut akan adanya perang . Mengungsi keluar kota agar jangan ikut terlanda perang " . " Hemm , kami harus menggeledah dulu kalian . Hayo berkumpul di sini !" kata pemimpin rombongan prajurit itu dengan sikap angkuh dan memerintah . Semua orang menaati perintah itu dan mulailah diadakan penggeledahan . Dan penggeledahan itu bukan lain hanyalah perampokan dan perampasan . Setiap menemukan benda berharga , lalu di sita begitu saja oleh para penggeledahnya . 311 Dan yang lebih memuakkan hati lagi , kalau yang di geledah seorang wanita muda , tangan-tangan para penggeledah lalu mulai berbuat kurang ajar dan tidak sopan , meraba sana sini sehingga mulai terdengar jerit tangis mereka yang dipermainkan dan mereka yang barang-barangnya di rampas . " Heekkk , kalian ini menggeledah atau merampok ?" bentak Yen Gun dengan marah . " Dan lepaskan perempuan itu !" bentak pula Yen Sian ketika seorang menggeledah hamper menelanjangi seorang wanita muda yang manis . " Kau mau melawan , ya " Kamu pemberontak , ya " " bentak orang yang sedang mengantungi kalung emas dari seorang wanita yang di geledahnya dan langsung saja dia mengangkat tangannya untuk menampar muka Yen Gun . " Dukkk !" Yen Gun menangkis dan sekali tangannya bergerak , orang itu terpelanting roboh . Seorang prajurit lain yang melihat kecantikan Yen Sian , juga sudah menubruk dan memeluk pinggangnya dari belakang . Yen Sian menjerit karena jijik , kakinya menendang ke belakang dan pemeluknya jatuh tersungkur , bergulingan memegangi bawah perut yang mendadak terasa seperti akan hancur . Tentu saja keadaan menjadi geger melihat Yen Gun dan Yen Sian merobohkan dua orang prajurit . Komandan pasukan itu lalu memberi abaaba untuk mengeroyok . Yen Gun dan Yen Sian yang sudah di pesan oleh ayahnya untuk tidak melakukan perlawanan dan lari bergabung dengan Hek I Kaipang , tidak kuat menahan hati mereka melihat tindakan sewenang-wenang dari para prajurit Toba , maka kini mereka menghadapi pengeroyokan itu dengan pedang di tangan ! . Dua orang kakak beradik ini adalah murid dari ayah mereka sendiri . Gubernur Yen Kan adalah seorang pewaris ilmu silat 312 keluarga Yen yang sudah turun temurun memiliki ilmu silat dari Gobi-pai . Dan Gubernur Yen Kan dahulunya di kala muda pernah menjadi pendekar Gobi-pai yang di segani orang karena ilmu silatnya yang tinggi . Bagaikan sepasang rajawali mengamuk , Yen Gun dan Yen Sian membabati para prajurit Mongol itu dan puluhan orang prajurit sudah menjadi korban pedang mereka . Para pengungsi lain menggunakan kesempatan itu untuk lari cerai berai , ada yang kehilangan suaminya kehilangan anaknya karena mereka berpencaran saking takutnya . " Sian-moi , lari .... !" Mereka lari memutar pedang , menjatuhkan para pengeroyok terdepan , kemudian berloncatan jauh dan menggunakan ilmu berlari cepat meninggalkan tempat itu . Untung bagi mereka bahwa peristiwa itu terjadi di luar kota . Andaikata terjadi di sebelah dalam kota , akan sulitlah bagi mereka untuk dapat meloloskan diri . Biarpun demikian , para prajurit segera melakukan pengejaran dan mereka yang mengejar dengan menunggang kuda dapat menyusul mereka dan kembali mereka terkepung . Akan tetapi pengepungnya hanya dua-tigapuluh orang yang memiliki kepandaian lebih tangguh dibandingkan para pengeroyok pertama . Inilah para prajurit yang membantu dari kota dan mereka adalah prajurit pilihan , di pimpin oleh Lai Seng dan Bong Kwi Hwa . Begitu Lai Seng dan Bong Kwi Hwa berloncatan turun dari atas kuda mereka dengan berjungkir balik di udara beberapa kali dan berhadapan dengan Yen Gun dan Yen Sian , tahulah kedua kakak beradik ini bahwa mereka berhadapan dengan lawan yang pandai . Dan Lai Seng segera mengenal kedua orang itu . " Ha-ha-ha , kiranya putera dan puteri Gubernur sendiri yang melakukan pemberontakan di sini ! Menyerahlah kalian untuk kami tawan , kalau kalian tidak menghendaki mati di tempat 313 ini " . " Kami tidak akan menyerah selama nyawa masih di kandung badan ! " kata Yan Gun dengan gagah . " Gun-ko , kita hajar saja antek-antek Mongol ini !" seru pula Yen Sian . " Ha-ha-ha , nona yang cantik bernyali besar , Kwi Hwa , kau tangkap yang lakilaki , biar aku hadapi nona ini !" kata Lai Seng yang segera menggerakkan suling peraknya menyerang Yen Sian . " Trangg-tranngg-criingg ... !" Bunga api berhamburan ketika suling itu di tangkis pedang Yen Sian . Gadis ini segera memainkan ilmu pedang Gobi-kiam-hoat untuk menandingi Lai Seng dan terjadilah perkelahian seru sekali antara mereka . Sementara itu Bong Kwi Hwa juga menggerakkan pedangnya menyerang Yen Gun . Ia tahu bahwa suaminya sudah tergila-gila kepada gadis jelita itu , akan tetapi ia tidak peduli karena ia pun akan senang sekali untuk dapat menawan pemuda yang jangkung tampan ini . Yen Gun menangkis pedang lawan dan keduanya juga segera bertanding dengan serunya . Ternyata tingkat ilmu pedang mereka semua seimbang sehingga perkelahian itu terjadi sengit dan melihat ini , Lai Seng merasa khawatir kalau sampai mereka lolos . Maka dia lalu meneriakan aba-aba kepada anak buahnya untuk mengeroyok dan mengepung . Setelah di kepung puluhan orang prajurit , sementara harus melawan Lai Seng dan Kwi Hwa yang tangguh , maka kedua orang putera dan puteri Gubernur Yen itu merasa kewalahan juga . Pada saat keadaan mereka sudah gawat dan peluh sudah membasahi seluruh badan walaupun mereka belum terluka , tiba-tiba dengan tak terduga juga datang serombongan orang berpakaian hitam dan menggunakan tongkat . Mereka menyerbu dari luar kepungan dan para prajurit itu jatuh bergelimpangan ! . 314 Hek I Kaipang muncul , sebanyak tidak kurang dari lima puluh orang , di pimpin oleh Thio Cid an Thio Kui , ketua dan wakil ketua Hek I Kaipang wilayah Lok-yang . Ketika terjadi penyerbuan ke kota Lok-yang , Hek I Kaipang juga merasa gelisah . Akan tetapi mereka mendengar akan perintah Gubernur Yen agar jangan mengadakan perlawanan , melainkan mengundurkan diri untuk menyusun kekuatan . Maka , Thio Ci lalu memerintahkan anak buahnya untuk berjaga di luar kota dan membantu para pengungsi melarikan diri . Hanya itu yang dapat mereka lakukan karena andaikata mereka akan menyerbu masuk kota , tentu pasukan kerajaan yang besar jumlahnya itu bukan merupakan tandingan mereka yang hanya berjumlah ratusan orang . Thio Cid an Thio Kui menggunakan jarum-jarum , pisau dan paku beracun merobohkan banyak prajurit . Dan ketika mereka terjun ke dalam perkelahian , Thio Ci membantu Yen Gun dan adiknya Yen Sian , pihak pasukan kerajaan segera terdesak . Betul ada pula datang bala bantuan yang jumlahnya hanya tigapuluh orang . Namun Lai Seng maklum bahwa orang-orang berpakaian hitam ini berbahaya sekali maka dia segera memerintahkan pasukannya untuk menahan diri dan hanya melakukan perlawanan sambil mundur . Kesempatan ini dipergunakan oleh Thio Ci untuk mengajak kedua putera Gubernur Yen ini melarikan diri . " Terima kasih atas pertolongan ji-wo pangcu " , kata Yen Gun dan Yen Sian yang sudah mengenal baik mereka . " Tidak perlu berterima kasih , kongcu dan sio-cia . Bagaimana dengan Yen-taijin " Sungguh kami tidak mengerti mengapa taijin tidak melakukan perlawanan ....... " " Ayah kami tahu akan kekuatan sendiri . Kalau melakukan perlawanan berarti menghancurkan kekuatan pasukan sendiri dan hal ini dapat melemahkan semangat . Sekarang belum saatnya melakukan perlawanan . Ayah memerintahkan kami untuk melarikan diri dan bergabung dengan Hek I Kaipang , 315 lalu menyusun kekuatan untuk kelak melakukan pemberontakan " . Thio Ci menghela napas panjang . " Yen-taijin terlalu mengkhawatirkan keadaan , terlalu menyayang rakyat dan pasukan , sehingga rela mengorbankan diri sendiri di tangkap. " Koko , bagaimana dengan ayah dan ibu dan semua keluarga " Ah , aku khawatir sekali , koko " , kata Yen Sian dan suaranya terdengar bergetar . " Harap Yen-siocia tenangkan diri . Kami kira Yen-taijin dapat menjaga diri sindiri dan keluarganya . Bagaimanapun semua ini tentu telah masuk perhitungan beliau , karena bagaimana beliau akan dapat di tuntut sebagai pemberontak kalau tidak ada bukti pemberontakan " Kini kami mengerti . Justeru inilah sebabnya maka beliau melarang diadakannya perlawanan , agar jangan ada bukti bahwa beliau pemberontak " . " Akan tetapi hatiku khawatir sekali " , kata Yen Sian . " kaisar Kerajaan Toba memiliki banyak penjilat dan kabarnya para penjilat inilah yang berbahaya suka membujuk kaisar untuk menghukum siapa saja yang mereka anggap tidak dapat di jadikan sahabat atau sekutu " . " Jangan khawatir , nona . Kami akan mengirim mata-mata ke kota raja untuk mendengarkan berita tentang ayah nona kalau sudah di bawa ke kota raja " , Thio Ci menghiburnya . " Sekarang , sebaiknya ji-wi ikut dengan kami untuk mengadakan perundingan lebih jauh . Kebetulan sekali pemimpin besar kami akan datang berkunjung " . " Siapakah pemimpin besar kalian " Apakah bukan CuLokai yang dahulu menjadi ketua pusat Hek I Kaipang di Tiang-an " " Tanya Yen Gun . " Dia juga akan datang , akan tetapi kami sekarang mempunyai pemimpin besar , bahkan yang kami calonkan sebagai bengcu , dia adalah taihiap Yang Cien . Mari , kongcu 316 Sepasang Naga Lembah Iblis Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo dan sioci , kita cepat pergi agar jangan sampai ada pasukan datang mencari lagi " . Mereka segera pergi dengan cepat menuju ke tempat persembunyian Hek I Kaipang di bukit dekat Sungai Huai . Sementara itu , dengan sikap gagah dan tegak Gubernur Yen duduk di kursinya di ruangan besar , di kelilingi keluarganya kecuali kedua orang puteranya , dan sikapnya berwibawa sekali ketika Panglima Su yang menjadi pemimpin pasukan yang di suruh Koksu menghadap Gubernur menyampaikan perintah kaisar untuk menangkapnya . Koksu hanya ikut untuk menjaga kalau-kalau Lok-yang melakukan perlawanan dan bukanlah menjadi tugas seorang Guru Negara untuk memimpin pasukan . maka begitu melihat bahwa tidak ada perlawanan , Koksu lalu lebih dulu kembali ke Tiang-an dan yang memasuki gedung gubernuran adalah Su-ciang kun . " Gubernur Yen , atas perintah Yang Mulia Kaisar , kami datang untuk menangkapmu , berlututlah dan menyerahlah untuk kami tangkap !" . " Apakah alasannya aku akan di tangkap ?" Tanya Gubernur itu dengan wajah tenang sekali . " Alasannya sudah jelas . Mengadakan usaha pemberontakan !" kata Su-Ciangkun . " Fitnah keji . Mana buktinya " Apakah ketika ciang-kun memasuki tempat ini ada yang menentangmu ?" . Su-ciangkun nampak bingung . Memang dia tidak melihat perlawanan berarti atau pemberontakan , hanya kesalahpahaman saja antara pasukannya dengan para penjaga keamanan yang berhak mempertahankan tempat yang mereka jaga . Akan tetapi tidak ada tanda-tanda pemberontakan . " Aku tidak tahu , pendeknya aku datang perintah kaisar untuk menangkapmu " . 317 " Jangan harap aku akan menyerahkan diri kalau perintah tidak ada buktinya !" . " Gubernur Yen , kami membawa perintah Kaisar itu . Lihat ini ! " Su-ciangkun mengeluarkan segulung surat dan setelah surat itu di baca oleh Gubernur Yen , dia segera bangkit berdiri . " Baik , kami menaati perintah Sri Baginda Kaisar untuk di bawa ke kota raja !" katanya gagah . Dua orang prajurit segera menghampiri atas isyarat Su-ciangkun dan akan memborgol kedua tangan Gubernur itu . Akan tetapi sekali menggerakkan kaki tanganya , dua orang prajurit itu telah di tendang dan di tampar roboh oleh Gubernur Yen . " Aku tidak perlu di borgol , aku bukan penjahat dan tuduhan pemberontakan itu tidak ada buktinya . Aku akan menghadap kaisar dengan keadaan seperti seorang bawahan menghadap atasan , bukan sebagai seorang pemberontak atau penjahat . Juga keluargaku kalau hendak di bawa , harus menggunakan keretaku sendiri . kalau semua ini tidak di penuhi sampai mati aku tidak akan menyerah !" . Sikap dan ucapan gubernur itu berwibawa sekali sehingga Su-ciangkun sendiri merasa gentar . Terpaksa dia memenuhi permintaan gubernur itu agar tidak menimbulkan kesulitan . Demikianlah , gubernur dan keluarganya dibawa ke kota raja bukan sebagai tawanan perang , bukan sebagai pemberontak , melainkan sebagai tamu saja yang dikawal pasukan besar Kerajaan ! Suatu kehormatan yang besar dan yang hanya mungkin terjadi karena keberanian Gubernur Yen . Akan tetapi , setelah menghadap Kaisar , Gubernur Yen dimarahi oleh Kaisar , " Biarpun belum ada bukti bahwa engkau melakukan pemberontakan , akan tetapi menurut penyelidikan , engkau mengumpulkan para pengemis dan melakukan hubungan baik dengan Hek I Kaipang , padahal 318 Hek I Kaipang jelas berusaha memberontak . Ada gejalanya engkau berpihak kepada pemberontak , karena itu kamu di tahan sambil menanti sidang pengadilan . Demikian pula keluarga akan di tahan di penjara !" Keputusan kaisar tidak dapat dibantah dan demikianlah , Gubernur Yen Kan dan tiga orang isterinya lalu lalu di masukkan ke dalam tahanan . Gubernur itu tidak kelihatan sedih , bahkan merasa bersukur bahwa kedua orang anaknya berhasil lolos dari tangkapan dan dia percaya bahwa mereka berdua tentu akan melanjutkan perjuangannya untuk menumbangkan kekuasaan Kerajaan Toba dari tanah air . Dia tidak akan menyesal andaikata dia harus mati sekalipun ! . ***** Penangkapan atas diri Gubernur Gak di Nam-kiang kemudian di susul penangkapan atas diri Gubernur Yen di Lok-yang menimbulkan kegemparan . Banyak pejabat tinggi menjadi khawatir . Bagaimanapun juga , belum ada bukti-bukti bahwa kedua Gubernur itu melakukan pemberontakan . Juga di terima kabar bahwa Coa-ciangkun tidak jadi berangkat ke kota raja atau jelasnya mengabaikan panggilan kaisar untuk menarik pasukan dan kembali ke kota raja ! Memang panggilan itu di anggap tidak masuk akal oleh para pejabat tinggi . Coa-ciangkun adalah seorang panglima yang berjasa besar , panglima yang selama ini telah menahan serangan Kerajaan Sun di perbatasan . Kalau tidak karena kehebatan Coa-ciangkun mengatur pasukan , tentu sudah lama musuh di selatan itu memasuki wilayah Toba karena pasukan Sun di kabarkan amat kuat . Hanya berkat kegagahan Coa-ciangkun saja maka Kerajaan Sun dapat di tahan . Dan sekarang kaisar menyuruhnya mundur dan menarik pasukan . Tidak masuk di akal ! Penangkapan atas diri kedua Gubernur itu menimbulkan perasaan tidak puas di kalangan pejabat tinggi , apalagi penagkapan itu menjalar dengan di tangkapinya dan digantinya para panglima yang tadinya berkedudukan di Lok-yang . Semua pejabat khawatir kalau-kalau pada suatu hari 319 mereka akan mengalami nasib yang sama . Dan mereka semua juga tahu bahwa semua ini adalah hasil ulah Koksu Lui Tat dan juga Perdana Menteri Ji . Dunia kang-ouw juga geger . Mereka semua seperti sudah dapat merasakan mulainya api pemberontakan berkobar di mana-mana , ledakan-ledakan pemberontakan hanya tinggal menanti saatnya saja . Akan tetapi para tokoh kang-ouw sendiri masih bingung harus berpihak siapa . Dan untuk melegakan hati mereka , untuk mendapatkan pegangan , mereka memandang kepada pemilihan beng-cu yang segera akan tiba dan di adakan di Thai-san . Kalau sudah ada seorang beng-cu yang bijaksana dan pandai , tentu beng-cu itu akan dapat mengambil keputusan melalui musyawarah , tindakan apa yang sebaiknya harus di ambil oleh dunia kang-ouw menghadapi peristiwa dalam negeri itu . Jauh hari sebelum hari pertemuan besar pemilihan beng-cu , Thai-san sudah mulai di banjiri pengunjung . Mereka terdiri dari banyak macam orang , ada yang aneh-aneh , ada pengemis , pendeta hwe-sio , to-su , ada pendeta wanita , dan ada pula yang berpakaian seperti petani , ada pula yang seperti sastrawan , dan seperti orang kalangan persilatan . Mereka ada yang datang berkelompok , ada pula yang perorangan . Karena pertemuan itu adalah pertemuan yang dikehendaki semua orang , tanpa ada tuan rumah , akan tetapi undangan dilakukan oleh Hek I Kaipang , maka juga mereka tidak menerima penyambutan seperti biasa . Mereka mendirikan sendiri gubuk-gubuk darurat untuk tempat itnggal sambil menanti datangnya hari yang di tentukan . Yang Cien yang mewakili golongan pengemis sudah tiba lebih dulu di ditu bersama Cu Lokai yang mewakili Hek I Kaipang yang lain . Mereka pun mendirikan gubuk-gubuk di dalam hutan di puncak pegunungan yang dingin itu karena pemilihan bengcu baru akan di adakan tiga hari kemudian . Tempat untuk melakukan pemilihan sudah dipersiapkan 320 oleh Hek I Kaipang , yang menebangi pohon dan membuka sesuatu dataran yang cukup luas , dengan mendirikan panggung yang besar . Pada hari itu , pagi-pagi sekali , seorang anggota pengemis memberitahu kepada Yang Cien bahwa ada seorang tokouw ( Pendeta To ) dan seorang gadis minta berjumpa dengannya . Yang Cien mengerti bahwa itu tentulah Kwe Sun Nio yang menuduhnya memperkosa dan gurunya . Maka dia bergegas keluar , menerima mereka di depan gubuk di bawah pohon besar dan dia memberi isyarat kepada semua pengemis untuk menjauhkan diri karena maklum bahwa apa yang di bicarakan tidak boleh terdengar orang lain . " Selamat pagi , lo-cian-pwe " , kata Yang Cien sambil memberi hormat . " Dan Nona Kwe " . Kedua orang wanita itu membalas penghormatannya dan wajah Sun Nio kemerahan , bahkan matanya juga menunjukkan bahwa gadis ini banyak menangis dan dalam keadaan bersedih sekali sehingga dia merasa kasihan . " Selamat pagi , Yang-taihiap . Kami kira engkau sudah tahu apa maksud kunjungan kami ini " , kata Im-yang Tokouw dengan suara tajam dan pandang mata penuh selidik . Yang Cien bersikap serius . " Kalau tidak salah , tentu ada hubungannya dengan peristiwa yang menimpa diri nona Kwe?". " Yang-taihiap , kami bukan hendak mencari keributan . Antara engkau dan kami ada hubungan baik , yaitu samasama mendukung perjuangan untuk mengusir penjajah Mongol dari tanah air . Bahkan kita bersama menghadapi peristiwa besar pemilihan beng-cu dan kami pun mendukung kalau engkau yang dapat menjadi beng-cu untuk memimpin kita semua . Akan tetapi , peristiwa yang menimpa diri murid kami menjadi ganjalan dan kami harap agar taihiap suka mempertanggung-jawabnya . Ketahuilah , kehidupan kami 321 sebagai pendeta mempunyai peraturan yang amat keras . Apa yang menimpa diri Sun Nio yang malang ini hanya dapat dibersihkan dengan dua jalan , yaitu ia menikah dengan yang bertanggung-jawab atau ia menghabisi nyawa sendiri untuk menebus aib dan tidak menodai nama perkumpulan kami . Nah , tegakah taihiap bersikap tidak adil dan membiarkannya menghabiskan nyawa sendiri ?" . " Aduh , lo-cian-pwe , apa yang dapat saya katakana " Sungguh mati , saya berani bersumpah bahwa saya bukanlah pelakunya . Bukan saya yang melakukannya dan saya tidak tahu menahu sama sekali , bahkan tidak pernah lagi bertemu dengan nona Kwe sejak kami saling jumpa di rumah Gubernur Gak dulu itu . Lalu bagaimana saya harus mempertanggungjawabkan perbuatan yang tidak saya lakukan?" " Akan tetapi muridku ini mengatakan bahwa ada orang yang melihatmu !" desak Im-Yang To-kouw karena pertapa ini juga setuju sepenuhnya kalau muridnya menjadi isteri pemuda yang dikaguminya ini . " Lo-cian-pwe , saya bukanlah orang macam itu . Saya tidak mungkin dapat melakukan perbuatan sekeji dan terkutuk itu , dan sayapun seorang yang bertanggung-jawab sepenuhnya atas segala perbuatan saya . Menurut keterangan nona Kwe , ketika peristiwa itu berlangsung ia sedang dalam keadaan pingsan . Berarti ia tidak melihat siapa pelakunya , artinya , boleh jadi saya , boleh jadi pula orang lain ! Kemudian , ia bertemu seseorang yang mengatakan bahwa orang itu melihat saya melarikan diri ! Ketahuilah , lo-cian-pwe , orang yang mengatakan itu adalah Lai Seng , dia kabarnya murid Toat-beng Giamong , Koksu Lui Tat dan dia seorang yang jahat sekali . Dia pernah menyusup ke dalam Hek I Kaipang dan membikin kacau sehingga terusir keluar . Orang macam dialah yang besar kemungkinan melakukan perbuatan terkutuk itu dank arena ia memang mendendam kepadaku 322 karena kukalahkan dan kuusir dari Hek I Kaipang maka dia lalu menyebut namaku . Mungkin ini juga lalu menyebut namaku . Mungkin ini juga suatu cara untuk mengadu domba antara Thian-li-pang dengan Hek I Kaipang . Pertimbangkanlah baik-baik , lo-cian-pwe dan engkau , Nona Kwe Sun Nio . Aku bersumpah tidak melakukan perbuatan itu!". Terdengar isak tangis Sun Nio dan Im-Yang To-kouw termenung . Ia dapat menerima alasan-alasan Yang Cien dan menjadi ragu . " Aihhh , Sun Nio , jangan-jangan anjing keparat Lai Seng itu yang justru melakukannya ! Kita harus menyelidiki dulu sebelum menjatuhkan suatu keputusan " . " Aihhhh , subo ... bagaimana teecu ini .... ?" Sun Nio tersedu-sedu . " Kwee-siocia , saya berjanji akan membantumu menyelidikinya !" kata Yang Cien dengan gemas . " Karena ini menyangkut fitnah atas nama saya pula . Tunggulah saja sampai pemilihan beng-cu ini selesai , aku akan menemui Lai Seng dan kalau perlu akan ku paksa dia mengaku bahwa semua itu fitnah belaka !" . Sun Nio tidak menjawab lalu lari meninggalkan tempat itu sambil menangis . Hatinya hancur karena dengan hadirnya subonya tetap saja tidak dapat membujuk Yang Cien untuk mengawininya . Dan kalau benar Lai Seng yang melakukannya , ah , ia lebih baik mati daripada harus menikah dengan orang sejahat itu , melakukan fitnah kepada orang lain ! Ia harus mengetahui yang sebenarnya dan kalau sudah yakin bahwa Lai Seng yang melakukannya , ia harus membunuh jahanam itu . Kalau pelaku itu sudah dibunuhnya , maka baru impas dan ia sudah terlepas dari ada hukuman yang menjadi peraturan Thian-li-pang . Kalau ia melakukan perjinaan ia memang harus mati , akan tetapi ia tidak berdaya dan diperkosa orang selagi pingsan . Kalau ia sudah dapat membunuh pelakunya , maka impaslah sudah . 323 " Maafkan kami , taihiap . Pin-ni percaya akan semua keteranganmu dan hal ini akan kami selidiki lebih lanjut " , kata Im-Yang Tokouw . -0oodwoo0- Jilid 11 Yang Cien menjadi girang sekali dan dia cepat memberi hormat . " Lo-cian-pwe adalah seorang bijaksana yang dapat mempertimbangkan dengan adil . Sayapun berjanji akan membantu sekuat tenaga , lo-cian-pwe " . Pendeta wanita itu lalu pergi meninggalkan Yang Cien dan mengejar muridnya . Akan tetapi , sampai di tempat tinggal para anggota Thian-li-pang , ia tidak menemukan muridnya . Di cari kemanapun tidak ada dan tidak ada seorangpun murid yang mengetahui . Ketika akhirnya ada yang memberitahu bahwa muridnya itu pergi menuju ke perkemahan yang kabarnya menjadi tempat tinggal sementara dari rombongan dari kota raja yang di hadiri pula oleh Koksu Lui , ia merasa khawatir sekali . Tahulah ia bahwa muridnya itu agaknya hendak mencari Lai Seng ! Maka tergesa-gesa ia kembali k etempat tinggal Yang Cien . " Ada apakah lo-cian-pwe kembali ke sini ?" Tanya Yang Cien khawatir . " Yang-taihiap , tolonglah kami . Sun Nio pergi ke tempat tinggal Lai Seng dan gurunya . Aku khawatir sekali ..... " . " Mari kita susul ke sana , lo-cianpwe !" kata Yang Cien yang mengkhawatirkan keselamatan gadis itu Sementara itu , Sun Nio memang sudah mendengar bahwa rombongan Koksu juga menghadiri pemilihan bengcu itu , dank arena ia mendengar bahwa Lai Seng adalah murid Koksu 324 , maka ia tidak pulang ke perkemahan Thian-li-pang melainkan langsung saja menuju ke perkemahan Koksu dengan semua pengikutnya ! Ia mengambil keputusan untuk menyelesaikan urusannya hari itu juga , tidak menanti sampai pemilihan bengcu . Ia harus menemui Lai Seng . Tak jauh dari perkemahan itu , bertemulah ia dengan seorang wanita cantik yang pesolek . Wanita itu bukan lain adalah Bong Kwi Hwa , isteri Lai Seng yang juga ikut datang ke tempat itu . Begitu melihat Kwe Sun Nio , Kwi Hwa segera teringat bahwa inilah gadis yang dulu di sangka Ji Goat dan menjadi korban perkosaan suaminya ! Maka ia menyambut dengan senyum mengejek di mulutnya . " Ada urusan apa engkau datang mendekati perkemahan kami " Tanpa ijin engkau tidak boleh memasuki daerah Sepasang Naga Lembah Iblis Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo perkemahan kami !" bentaknya ketus . ia tidak cemburu karena gadis ini pernah di gauli suaminya , akan tetapi mendongkol karena ternyata gadis ini bukan Ji Goat seperti yang di kehendaki suaminya . Kalau suaminya menjadi mantu Perdana Menteri , setidaknya iapun akan terangkat derajatnya . Akan tetapi gadis ini bukan Ji Goat dan hal itu menyebalkan hatinya . Sun Nio sedang marah dan sedih , melotot ketika di sambut ucapan kasar itu . " Aku tidak memasuki daerah perkemahan siapa-siapa , aku datang untuk mencari orang yang namanya Lai Seng !" . " Hemm , orang yang namanya Lai Seng itu suamiku , tahu " Mau apa engkau mencari-cari suamiku dan apa yang engkau harapkan darinya " Hayo katakana !" . Hampir meledak dada Sun Nio menghadapi wanita yang mengaku isteri Lai Seng itu . Jadi Lai Seng sudah beristeri . Hal ini membikin ia semakin marah kalau membayangkan bahwa mungkin sekali pelakunya adalah Lai Seng . " Suamimu telah melakukan fitnah keji terhadap taihiap 325 Yang Cien dan aku akan menanyainya tentang fitnah itu . Panggil dia ke sini !" . Kwi Hwa mengerutkan alisnya . Hem , jadi akal suaminya untuk mengadu domba antara Thian-li-pang dan Hek I Kaipang agaknya juga gagal . Gadis ini agaknya tidak percaya bahwa pemerkosanya adalah Yang Cien . Kalau begitu percuma saja mereka mempergunakan siasat melakukan fitnah itu ! . " Tidak perlu engkau bertemu suamiku , kalau ada urusan , cukup dengan aku ! " . " Aku tidak mempunyai urusan denganmu , panggil dia keluar !" . " Tidak sudi !" . " Kalau begitu , biar aku mencarinya sendiri !" . " Perempuan tak tahu malu , lupakah engkau bahwa Lai Seng sudah mempunyai isteri " Engkau minta di gauli lagi ya " Sun Nio tersentak kaget . Di gauli lagi " Matanya terbelalak memandang wajah wanita yang pesolek itu . " Ahhh .... Jadi .... Jadi .... Dia yang menggauliku waktu itu " Dia yang memperkosaku waktu itu ..... ?" Kwi Hwa merasa sudah kesalahan bicara , akan tetapi karena siasat mengadu domba itu tidak berhasil , tidak mengapalah ia berterus terang untuk menghina gadis ini . " Benar , suamiku yang dulu menikmati tubuhmu . Dan engkau datang mencarinya untuk minta lagi , ya " Tak tahu malu !" . Sun Nio menjerit dan pedangnya berkelebat menyerang . Ia marah dan benci sekali , kepada Lai Seng , kepada wanita yang menjadi isterinya , kepada siapa saja ! Sekarang telah terbongkar rahasia itu dan ternyata benar Lai Seng yang telah memperkosanya . Lai Seng yang jahat , yang sudah memiliki isteri yang juga bukan manusia baik-baik ini . Ia menyerang dengan sengit sehingga mengejutkan Kwi Hwa yang segera 326 mengelak dengan loncatan ke belakang , lalu ia pun mencabut pedangnya . Terjadilah perkelahian yang seru antara murid Thian-li-pang dan puteri Sin-ti Kwi-ong ini . Bunyi pedang mereka berkerontangan dan teriakan-teriakan mereka penuh kebencian . Sampai sepuluh jurus mereka berkelahi , belum juga ada yang terdesak , akan tetapi tiba-tiba muncul Lai Seng , " Haiii , ada apa ini ?" teriaknya . " Ini ia perempuan itu , perempuan tak tahu malu , sekarang datang mencarimu " , kata Kwi Hwa sambil melompat ke belakang . Sun Nio menahan pedangnya dan memandang kepada Lai Seng dengan penuh kebencian . Lai Seng juga segera mengenal gadis yang dulu di sangka Ji Goat dan di perkosanya dengan bantuan isterinya itu . " Hei , nona , ada apakah engkau mencari aku ?" . " Aku hendak bertanya tentang fitnahmu terhadap Yang Cien taihiap . Dia bukan pelakunya dan engkau melakukan fitnah terhadap dirinya . Hayo mengaku terus terang bahwa engkaulah yang melakukan perbuatan biadab atas diriku itu dan bukan Yang Cien !" . Lai Seng menjadi gugup , karena tidak menyangka gadis itu akan menuduhnya demikian . " Sudahlah , siasat mengadu domba tidak berhasil , aku telah mengakuinya " , kata Kwi Hwa . Lai Seng tersenyum , " memang benar , dan karena sudah terlanjur , bagaimana kalau engkau menjadi selirku , sayang ?" . Kemarahan Sun Nio memuncak . " Kalian harus mati di tanganku !" bentaknya dan kini ia menyerang dengan sengit . Pedangnya berkelebat membacok kea rah leher pria itu , akan tetapi Lai Seng menggerakkan sulingnya untuk menangkis . 327 " Trannggg .... ! " Bunga api berhamburan dan Sun Nio agak terhuyung ke belakang . Biarpun ia tahu bahwa Lai Seng lihai sekali apa lagi di situ terdapat isterinya yang juga amat lihai , akan tetapi dendam sakit hati dan kebenciannya yang sudah memuncak membuat ia lupa diri dan lupa bahaya . Ia menyerang terus dan kini ia di keroyok dua oleh suami isteri itu ! . Keadaan menjadi berat sebelah dan suatu saat suling di tangan Lai Seng menghantam pundaknya , membuat ia terhuyung dan pedang di tangan Kwi Hwa menusuk lambungnya . Sun Nio berteriak , pedangnya terlepas dan ia meloncat lari sambil mendekap lambungnya yang terluka parah . " Sudahlah , jangan kejar , ia sudah terluka parah " , kata Lai Seng kepada isterinya dan mereka lalu kembali ke perkemahan rombongan Koksu . Rombongan Koksu terdiri dari orang-orang yang memiliki kepandaian tinggi karena Koksu bermaksud menguasai dunia kang-ouw dan kalau mungkin akan menanamkan seorang pembantu agar dapat menjadi bengcu menguasai Kang-ouw . Diantara mereka terdapat Lai Seng dan isterinya , Sin-to Kwi-ong dan Thian-te Ciu-kwi , Gu Moko si tinggi kurus muka kerbau yang bersenjata sepasang kapak , dan Huang-ho Sam-kouw yang terdiri dari tiga orang bersaudara yang tinggi besar dan lihai . Sun Nio menahan rasa nyeri di lambungnya dan ia melarikan diri secepatnya menuju ke perkemahan Thian-li-pang . Akan tetapi di tengah perjalanan , ia bertemu dengan Im-Yang To-kouw dan Yang Cien yang berlari hendak mengejarnya . " Sun Nio .... !" " Subo .... Ah , subo ... teecu .... !" Sun Nio terhuyung dan segera di rangkul oleh gurunya . Im-Yang To-kouw terkejut melihat lambung itu bercucuran darah . Cepat ia menotok beberapa jalan darah untuk menghentikan keluarnya darah , 328 akan tetapi ia melihat bahwa luka yang di derita muridnya itu parah bukan main . " Sun Nio , apa yang terjadi .....?" " Subo ... teecu bertemu Lai Seng .... Ternyata dia ... dia yang dulu ... memperkosa teecu ... Yang taihiap ... maafkan aku .... Subo .... Aku tidak kuat lagi ....dia ... dan isterinya ... membunuhku ... subo .... " Ia terkulai dan tewas dalam rangkulan subonya . " Sun Nio .... Ah , Sun Nio .... " Im-Yang To-kouw menghela napas berulang-ulang , " betapa buruk nasibmu .....". " Kwee-siocia , tenangkan arwahmu , aku berjanji kelak akan membalaskan sakit hati ini !" kata Yang Cien mengepal tinju . " Sekarangpun pin-ni akan menuntut kepada Koksu !" kata Im-yang To-kouw setelah merebahkan tubuh muridnya yang sudah menjadi mayat dan ia bangkit berdiri . " Maaf , lo-cian-pwe , saya kira tidak ada manfaatnya , bahkan akan merugikan . Mereka itu licik sekali . Kalau lo-cianpwe menuntut dan marah di sana , mereka akan menuduh locian-pwe mencari keributan atau akan memberontak terhadap orang pemerintah " . " Akan tetapi ini buktinya mereka telah membunuh muridku !" . " Mereka dapat saja mengatakan bahwa murid lo-cian-pwe yang menyerbu ke sana dan menyerang lebih dulu dan hal itu mungkin terjadi . Lalu apa yang hendak lo-cianpwe katakan " Lo-cian-pwe tentu tidak tega untuk membeberkan aib yang telah menimpa diri nona Kwe , bukan " Sudahlah , kita rawat jenazah ini dan kita terpaksa bersabar sampai pemilihan bengcu selesai . Masih banyak waktu untuk membalas dendam . Ingat , urusan perjuangan jauh lebih penting dari pada 329 urusan pribadi bukan ?" . Im-yang To-kouw merangkap kedua tangannya . " Sian-cai ... engkau memang seorang muda yang bijaksana sekali , taihiap . Engkau telah menyadarkan pin-ni dari perbuatan bodoh yang terburu nafsu . Mari kita rawat jenazah ini . Yang Cien lalu memondong jenazah itu dan membawanya kembali ke perkemahan Thian-li-pang , di sambut dengan kesedihan oleh para murid Thian-li-pang . Pemakaman di lakukan secara sederhana di perkemahan itu juga . -oo0dw0oo- Saat yang din anti-nanti oleh semua orang itu pun tiba . Kini tempat itu sudah penuh tamu yang membuat perkemahan di sekitar panggung itu . Tepat pada hari itu setelah matahari naik , Cu Lokai sebagai pihak yang mengirim undangan naik ke atas panggung . Setelah memberi hormat kepada semua tamu yang sudah memenuhi sekitar panggung itu , bermacam-macam , Cu Lokai lalu berkata dengan suara lantang . " Cu-wi yang terhormat , sayalah mewakili Hek I Kaipang yang mengambil kehormatan mengundang cu-wi sekalian ke tempat ini untuk mengadakan pemilihan beng-cu . Karena ini kepentingan kita semua , maka kami bukanlah penyelenggara , hanya pengundang saja dan selanjutnya biarlah lebih dahulu kita semua memilih seorang untuk dijadikan pengatur pemilihan beng-cu . Harap saudara sekalian memilih wakil masing-masing agar dapat dibentuk suatu kelompok yang akan mengatur jalannya pemilihan bengcu dan menjaga tata-tertib " . Segera terdengar sambutan suara-suara yang mengajukan calon wakil masingmasing . Cu Lokai mengangkat tangannya minta agar semua orang tenang . " Harap mengajukannya satu demi satu agar kami di sini dapat mencatat dan mendengarnya dengan baik " . 330 Pihak para ketua perkumpulan pengemis segera berteriak menyebut nama Cu Lokai . " Ah , ada yang mengusulkan agar saya sendiri menjadi wakil mereka . Baiklah , saya terima pengangkatan ini , dan siapa lagi yang di usulkan ?" . " Toat-beng Giam-ong Lui Tat !" Terdengar suara dan di ikuti pula oleh suara banyak orang yang mendukungnya . " Yang dimaksud tentu Lui Koksu yang berkenan hadir pula di sini ?" kata Cu Lokai . " Silahkan lo-cian-pwe Toat-beng Giam-ong untuk naik ke panggung untuk bersama kami memimpin pemilihan bengcu ini !" . Terdengar suara tawa dan sesosok tubuh melayang naik ke atas panggung dan ketika tiba di atas panggung sama sekali tidak terdengar suara injakan kakinya , menunjukkan betapa lihainya orang itu yang bertubuh tinggi besar , tubuhnya tinggi besar kulit mukanya hitam dan sikapnya angkuh . Semua orang memandang , terutama mereka yang sudah lama mendengar nama besar tokoh ini , baik sebagai datuk Toat-beng Giam-ong maupun sebagai Koksu Lui Tat yang tersohor . Sambil tersenyum Giam-ong mengangguk ke empat penjuru , di sambut tepuk tangan mereka yang mendukungnya . " Masih ada lagi " Kami kira boleh seorang lagi untuk menjadi anggota pimpinan rapat besar ini . Sesudah itu , barulah kita semua mengajukan nama calon bengcu masing-masing yang di pilih !" kata Cu Lokai dengan suara lantang . Terdengar teriakan wanita , " Kami usulkan Im Yang To Kouw!" . " Bagus , kami sudah mendengar nama Im Yang To Kouw sebagai tokoh besar ketua Thian-li-pang . Silahkan Im Yang To Kouw maju ke atas panggung !" . Im-Yang To-kouw yang masih berduka atas kematian muridnya tidak dapat menolak , juga ia pikir dengan menjadi 331 anggota pimpinan yang memimpin pemiluhan bengcu , ia dapat ikut mengawasi agar jangan terjadi kecurangan di pihak Koksu dan rekanrekannya . Maka , ia pun meloncat dan nampak berkelebatnya sesosok tubuh dan tahu-tahu tokouw yang berusia lima puluh tahun membawa kebutan putih , sudah berdiri di atas panggung . " Sian-cai , terima kasih atas kepercayaan yang diberikan kepada pin-ni " , katanya . " Nah , cu-wi yang terhormat . Sekarang kami bertiga di sini sudah siap untuk melakukan pendaftaran para calon yang akan di ajukan sebagai calon bengcu . Siapakah yang akan mendaftar nama agar kami catat " . Dari pihak pengikut Koksu segera terdengar seruan , kami mengajukan Thian-te Ciu-kwi sebagai calon bengcu !" . Cu Lokai mengerutkan alisnya . Dia tahu bahwa Thian-te Ciu-kwi adalah pembantu Koksu , maka dengan di ajukannya orang itu jelas ada maksud dari Koksu agar kedudukan bengcu di pegang oleh orangnya sendiri . Akan tetapi karena pemilihan bengcu itu bebas dan Thian-te Ciu-kwi juga seorang tokoh kang-ouw yang terkenal , dia tentu saja tidak dapat berkata apa-apa . " Kami mendaftar nama Thian-te Ciu Kwi sebagai pendaftar pertama !" seru Cu Lokai . " Siapa lagi yang akan di ajukan sebagai calon beng-cu ?" . Tiba-tiba terdengar suara yang parau dan nyaring . " Aku Hek-liong-ong mengajukan diri sebagai calon bengcu !" . Suara itu menggeledek dan mengejutkan orang , terutama sekali Lui Koksu terkejut . Dia tahu siapa Hek-liong-ong , majikan Pulau Naga yang lihai bukan main . Kalau kakek itu mengajukan diri sebagai calon bengcu , akan sukarlah bagi orang lain untuk dapat mengalahkannya , Kalau sampai terjadi pertandingan adu kesaktian . Maka diapun segera membisikkan kepada Lai Seng . 332 " Pendaftar kedua adalah Hek-liong-ong ! Kami sudah mencatatnya !" teriak pula Cu Lokai yang diam-diam juga mengkhawatirkan , karena diapun sudah mendengar akan kesaktian kakek raksasa hitam itu . " Kami mengusulkan Sin-to Kwi-ong menjadi calon bengcu !" kini Lai Seng berteriak memenuhi bisikan Koksu tadi . Sin-to Kwi-ong , mertua Lai Seng kini sudah dia ajukan untuk memperkuat pencalonan Thian-te Ciu-kwi . Dengan adanya dua calon dari mereka yang maju , maka kesempatan untuk meraih kedudukan bengcu lebih banyak lagi . Munculnya tiga orang datuk ini saja sebagai calon bengcu sudah membuat orangorang lain menjadi gentar . Partai-parta besar seperti Kun-lun-pai , Gobi-pai , Kong-thong-pai dan lainnya tidak berambisi untuk menguasai dunia kang-ouw , maka mereka datang hanya sebagai penonton dan sebagai saksi saja . Mereka semua itu merasa tidak suka melihat bahwa orang-orang yang menjadi calon bengcu sepatutnya seorang pendekar yang bijaksana dan budiman . Kalau bengcunya seorang datuk sesat , salah-salah dunia kang-ouw akan di seret ke dalam kesesatan ! . " Cu-wi yang terhormat . Apakah masih ada lain calon lagi untuk di ajukan ?" Tanya Cu Lokai lantang . Kini dari kelompok pengemis terdengar suara nyaring , " Kami dari seluruh kai-pang yang berada di sini mengajukan seorang calon bengcu , yaitu taihiap Yang Cien !" . Terdengar tepuk tangan dan sorak sorai menggegap gempita dari seluruh anggota kaipang yang hadir untuk menyambut nama ini . Cu Lokai lalu mengangkat tangan meminta agar suasana menjadi tenang , lalu dia berteriak , " Calon ke empat adalah taihiap Yang Cien ! Mungkin banyak yang belum mengenalnya , akan tetapi di kalangan para kaipang namanya sudah amat di kenal . Apakah masih ada lagi calon yang akan di ajukan ?". 333 Ternyata tidak ada lagi calon yang di ajukan . Yang tadinya mempunyai niat menjadi mundur teratur ketika melihat sederetan nama para datuk tadi , karena mereka menjadi gentar . " Kalau sudah tidak ada lagi calon yang di ajukan , kami minta kepada para calon untuk maju seorang demi seorang . Sepasang Naga Lembah Iblis Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Sekarang peserta atau calon pertama , kami minta agar Thian-te Ciu-kwi maju ke atas panggung !" . " Ha-ha-ha-ha ..... !" terdengar suara tawa bergerak dan nampak sesosok tubuh berjungkir balik di udara dan turun ke atas panggung . Di atas panggung itu nampak seorang tua berusia enam puluh tahun bertubuh kecil kurus dan dia begitu tiba di situ meminum araknya dari sebuah guci arak . " Thian-te Ciu-kwi sebagai calon pertama di persilahkan berbicara kepada semua peserta rapat pemilihan beng-cu , silahkan !" kata Cu Lokai . Thian-te Ciu-kwi kembali meminum araknya , kemudian dia memandang ke sekeliling dan berseru dengan suaranya yang tinggi , " Aku sudah berdiri di sini . Apalagi yang akan di bicarakan " Aku ingin menjadi bengcu untuk memimpin kalian semua menjadi warga Negara yang baik , membantu Kerajaan dan mencari kedudukan dan kemuliaan . Kita kaum kang-ouw sudah sepatutnya membantu kerajaan , menyumbangkan tenaga dan menuntut imbalan jasa !" . Ucapan ini di sambut sorak sorai para anak buah Koksu , akan tetapi mereka mendengar apa yang akan dilakukan calon itu kalau sudah menjadi beng-cu . Jelas bahwa calon ini berpihak kepada Kerajaan Toba yang menjajah , dan tentu saja sesuai dengan kedudukan Koksu yang menjadi seorang di antara pimpinan pemilihan beng-cu itu . " Apakah sudah selesai pembicaraan peserta calon pertama ?" Tanya Cu Lokai . 334 " Sudah " , jawab Thian-te Ciu-kwi . " Aku tidak mempunyai ucapan apa-apa lagi " . " Kalau begitu anda dipersilahkan untuk mundur dan kami memberi kesempatan kepada calon kedua untuk maju memperkenalkan diri dan bicara . Silahkan calon kedua , Hek-liong-ong !" . Raksasa hitam itu muncul di atas panggung dengan suatu lompatan yang membuat jubahnya berkibar seperti sayap burung rajawali , dan kedua kakinya hinggap di panggung tanpa suara . Kakek berusia enam puluh tahun ini berdiri tegak dan kokoh seperti bukit karang dan suaranya juga terdengar keras. " Aku adalah Hek-liong-ong Poa Yok Su Majikan Pulau Naga di Laut Timur . Aku mengajukan diri sebagai calon bengcu karena aku melihat kekacauan terjadi di mana-mana . Kalau aku di pilih menjadi bengcu , aku akan memimpin kalian semua untuk menantang kelaliman pemerintah , dan untuk menghancurkan mereka yang mendatangkan kekacauan di antara rakyat . Kini sudah tiba saatnya kita bangkit , mengandalkan kepandaian kita untuk mendatangkan ketentraman dan menghalau semua pengacau dari permukaan bumi !" ucapan itu gagah sekali dan terdengar penuh dengan kekerasan . Sementara itu , Akauw yang ikut datang bersama Hekliong-ong , tadi merasa terkejut bukan main mendengar disebutnya nama Yang Cien . Akan tetapi dia belum tahu apakah yang di sebut itu benar Yang Cien suhengnya ataukah bukan . Namun , dia menjadi tegang sekali , juga gembira karena mungkin dia akan bertemu dengan suhengnya yang sudah bertahun-tahun tidak dijumpainya . Ketika gurunya , Hek-liong-ong menyatakan diri menjadi calon , dia merasa senang dan siap untuk membantu gurunya . Dia telah berhasil membujuk gurunya agar menyadari akan buruknya pemerintahan penjajah sehingga gurunya kini ingin menjadi 335 bengcu dan memimpin para kang-ouw untuk memberontak . Ucapan Hek-liong-ong juga mendapat sambutan sorak-sorai dari mereka yang setuju . Kemudian dia diminta mundur untuk memberi kesempatan bicara kepada calon ketiga , yaitu Sin-to Kwi-ong . Sin-to Kwi-ong yang bertubuh tinggi besar , mukanya bengis , rambutnya riap-riapan itupun melompat ke atas panggung . " Cu-wi yang terhormat , aku tidak mempunyai banyak cakap lagi , dan tidak menjanjikan yang muluk-muluk . Akan tetapi pada dasarnya aku setuju dengan apa yang di utarakan calon pertama tadi. Kita harus membantu pemerintah untuk mendatangkan suasana yang tentram dan Makmur . Kita hancurkan semua pemberontak , karena merekalah yang mendatangkan kekacauan yang membuat kehidupan rakyat tidak tentram . Kita orang kang-ouw harus menggunakan kepandaian untuk membuat jasa dan menjadi pembantu-pembantu pemerintah yang tangguh . Aku akan memeloporinya dan kalau aku menjadi bengcu , aku akan mintakan pekerjaan kepada pemerintah untuk semua tokoh kang-ouw !" . Kembali anak buah Koksu yang menyambut dengan tepuk sorak . Cu Lokai diam-diam maklum bahwa dua orang itu memang anak buah Koksu dan tentu akan bersekongkol untuk memenangkan pemilihan bengcu ini . Kemudian dia mempersilahkan calon ke empat , yaitu Yang Cien , untuk naik ke atas panggung . Semua orang memperhatikan karena banyak di antara mereka yang belum mengenal siapa Yang Cien. Para utusan partai-partai besar juga ingin sekali tahu siapa orangnya . Terutama sekali Akauw sudah lebih dulu mencurahkan perhatian untuk melihat apakah benar orang itu suhengnya . Yang Cien melompat ke atas panggung dengan sikap biasa saja . Sederhana dan tidak mengesankan . Semua orang melihat seorang pemuda yang usianya sekitar dua puluh enam 336 tahun , wajahnya berbentuk persegi , gagah dan tampan namun sederhana sekali , matanya mencorong seperti mata naga , mulutnya tersenyum ramah dan sabar . Rambutnya di gelung ke atas dan kepalanya memakai penutup kepala , semacam caping lebar . Bajunya biru potongan baju petani . Kulitnya putih dan nampak kemerahan dan sehat . Alisnya tebal menambah ketajaman matanya , hidung mancung dan dagunya berlekuk . Biarpun pakaiannya sederhana sekali namun sikap dan pembawaannya mengandung wibawa yang kuat . Di punggungnya tergantung sebatang pedang . Melihat ini Akauw menahan seruannya . Benar , orang itu adalah suhengnya ! Tentu saja dia menjadi girang bukan main . Suhengnya ! Orang yang selama ini paling dekat dengannya . Yang Cien mengangkat kedua tangan ke depan dadanya , lalu memberi hormat ke empat penjuru , sambil tersenyum dan bersikap tenang saja . Akan tetapi ketika dia sudah mengeluarkan suara , suaranya lantang dan penuh semangat sehingga menarik perhatian semua orang . " Cu-wi yang terhormat . Saya di tunjuk oleh para kaipang-cu untuk mencalonkan diri menjadi bengcu . Saya menerimanya dengan rela karena memang perlu sekali adanya seorang bengcu yang akan mempersatukan semua golongan . Seperti cu-wi telah mengetahui , tanah air kita dijajah oleh bangsa lain semenjak puluhan tahun , dan kalau kita semua tidak bersatu dan bertindak , siapa lagi yang akan mampu membebaskan kita " Kita harus bersatu padu . Tidak peduli dari golongan apa , demi kekuatan bangsa . Karena itulah saya menerima menjadi calon bengcu , dan sekiranya cu-wi nanti memilih saya menjadi bengcu , saya akan berusaha sekuat tenaga saya untuk mempersatukan untuk berjuang bersama , membebaskan rakyat jelata dari pada cengkraman penjajah ! . Semua anggota kaipang dan juga mereka yang merasa suka mendengar ucapan Yang Cien ini bertepuk tangan , 337 termasuk Akauw . " He , Akauw , kenapa engkau bertepuk tangan untuk dia ?" Tanya Hek-liong-ong dalam hatinya katika melihat murid itu bertepuk tangan mendengar pidato Yang Cien . Dia tidak mengerti mengapa muridnya ikut bertepuk tangan dan hal ini mengherankan hatinya . Memang benar bahwa pemuda itu juga bermaksud menggalang persatuan untuk berjuang melawan penjajah seperti juga yang menjadi maksudnya , akan tetapi bagaimanapun juga , pemuda itu adalah saingannya dalam memperebutkan kedudukan bengcu . Sementara itu , Koksu yang mendengar ucapan itu , lalu mengangkat tangan ke atas minta semua orang tenang . Sebagai anggota pimpinan pemilihan bengcu , dia memang berhak bicara dan dia berkata kepada Yang Cien dengan suara nyaring . " Tiga calaon terdahulu sudah dikenal semua orang karena mereka memang merupakan tokoh-tokoh besar . Akan tetapi , engkau adalah seorang pemuda yang sama sekali belum di kenal , maka sebaiknya kalau engkau memperkenalkan diri tentang keadaan dirimu kepada kita semua " . Yang Cien memandang kepada Koksu itu . Inilah musuh besarnya . Inilah orang yang menyebabkan kematian ayaj ibunya , dan yang membuat dia dan kakeknya melarikan diri terlunta-lunta . Akan tetapi dia melupakan semua kenangan itu dan menghadapi semua orang . " Nama saya Yang Cien dan saya di pilih oleh para kaipang untuk menjadi pemimpin dan menjadi wakil mereka dalam pemilihan bengcu " . Semua orang membicarakan pemuda yang tidak terkenal itu , dan banyak wakil pimpinan para perkumpulan besar yang masih meragukan kemampuan Yang Cien yang masih muda sebagai seorang beng-cu . Kalau kemampuan tiga orang yang lain mereka sudah tidak meragukannya lagi . Kini pihak pemilih terbagi menjadi dua golongan . Yang segolongan condong memilih Thian-te Ciu-kwi atau Sin-to Kwi-ong yang 338 akan membawa mereka membantu pemerintah dan memperoleh kedudukan . Akan tetapi mereka yang berjiwa patriot dan membenci penjajah , condong memilih Hek-liong-ong . Akan tetapi karena mereka mengetahui bahwa Hek- liong-ong juga seorang datuk sesat , maka mereka banyak pula yang menoleh kepada Yang Cien . Bagaimanapun juga , tidak enak kalau perjuangan menentang penjajah di pimpin oleh seorang datuk sesat . Kini Cu Lokai yang maju dan bicara . " Semua ada empat orang calon dan cuwi sudah mendengarkan suara mereka ketika mereka berbicara tadi , mengetahui isi hati mereka . Sekarang , seperti lajimnya dalam pemilihan bengcu , harus dilakukan ujian kepandaian . Siapa yang lebih tangguh dan lebih berhak untuk menjadi bengcu . Kita mengadakan undian siapa yang harus melawan siapa lebih dulu , untuk kemudian pemenang dari dua pertandingan itu di pertandingkan lagi , dan pemenangnya itulah yang berhak mendapat penilaian dan pertimbangan lebih dahulu untuk menjadi bengcu . Dapatkah peraturan ini di setujui ?" Semua orang berteriak setuju karena di anggap peraturan itu sudah cukup adil . Undian lalu di lakukan dan ternyata hasil undian adalah bahwa peserta pertama , Thian-te Ciu-kwi harus bertanding melawan Hek-liong-ong dan peserta ke tiga , Sin-to Kwi-ong bertanding melawan Yang Cien . Kemudian pemenang dari kedua pertandingan ini akan di pertandingkan untuk merebut kejuaraan dan keluar sebagai pemenang . Mendengar ini , Hek-liong-ong tertawa bergelak . " Akauw , pinjamkan pedangmu sebentar !" katanya dan Akauw tidak membantah , memberikan pedangnya kepada suhunya yang memegang pedang itu lalu menghadapi Thian-te Ciu-kwi di atas panggung . Ketika melihat Hek-liong-ong menggerakkan pedang yang mengeluarkan sinar hitam itu , Yang Cien terkejut bukan main . " Hek-liong Po-kiam ..... !" katanya dalam hati dan dia 339 merasa heran . bagaimana pedang itu dapat terjatuh ke tangan Hek-liong-ong " Dia sudah mengambil keputusan untuk menarik Hek-liong-ong menjadi rekan seperjuangan karena tujuan mereka adalah sama , akan tetapi begitu melihat Hek-liong Po-kiam , hatinya menjadi ragu . Apa yang terjadi dengan Akauw maka pedangnya terjatuh ke tangan raksasa hitam itu " Melihat lawannya sudah maju dengan pedang hitam di tangan , Thian-te Ciu-kwi juga mencabut pedangnya dan diapun meloncat ke depan Hek-liong-ong dengan marah . " Hek-liong-ong , engkau telah mencuri pedang muridku , kembalikan pedang itu kepadaku atau pertempuran ini akan ku buat menjadi pertempuran mati-matian memperebutkan pedang " . " ha-ha-ha , Ciu-kwi , jangan tekebur . Pedang ini sekarang milik muridku dan bukan milikmu , maka engkau tidak berhak memiliki . Kita memperebutkan kedudukan bengcu , bukan pedang . Hayo , mulailah memperlihatkan kepandaianmu !" . " Bagus , jangan di kira aku takut menghadapimu , Hek-liong-ong ! Haaiiittt ... yaahhhh .... ! " Thian-te Ciu-kwi mulai menyerang dengan dahsyat , menggunakan pedangnya yang juga merupakan sebatang pedang pusaka untuk menusuk ke arah perut lawan , Hek-liong-ong mengelak dan membalikkan tubuh , membalas serangan itu dengan bacokan kea rah leher . Bacokan ini di lakukan sambil membalikkan tubuh sehingga cepat sekali datangnya , akan tetapi Thian-te Ciu-kwi tidak menjadi gugup . Dengan tenang dan kuat pedangnya menangkis dari samping . " Crringgg .... !" Bunga api berhamburan ketika ke dua senjata bertemu dan keduanya merasa betapa tangan mereka bergetar . Akan tetapi , getaran pada tangan Thian-te Ciu-kwi lebih keras dari pada getaran yang di rasakan Hek-liong-ong dan hal ini membuktikan bahwa dalam hal tenaga , Hekliong-ong masih lebih unggul sedikit dibandingkan lawannya . 340 " Hyaatttttt ..... !" Thian-te Ciu-kwi kini memainkan Thian-te Sin-kiam ( Pedang Sakti Langit Bumi ) yang dilakukan dengan gerakan cepat bukan main . Pedang di tangannya menyambar-nyambar kadang-kadang dari atas kadang-kadang dari bawah dan pedang itu telah lenyap bentuknya berubah menjadi gulungan sinar kebiruan yang amat hebat , mengeluarkan suara berdesingan dan mendatangkan angina bersiutan . Akan tetapi , dengan tenang Hek-liong-ong mengimbangi permainan pedang lawannya dengan ilmu pedang Hai-liong-kiamsut ( Ilmu Pedang Naga Laut ) . Juga pedangnya lenyap berubah menjadi gulungan sinar hitam yang bergelombang pasang yang dahsyat . Semua orang memandang dengan penuh kagum . Pertandingan antara dua orang datuk ini memang hebat sekali . Kedua memiliki gerakan cepat dan memang sepasang pedang yang ampuh . Maka , dapat dibayangkan betapa hebatnya pertandingan itu . Akan tetapi , setelah lewat lima puluh jurus , nampaklah bahwa dalam hal tenaga , Hek-liong-ong lebih unggul . Beberapa kali , setelah kedua pedang yang mengandung tenaga sinking bertemu , nampak Thian-te Ciu-kwi terhuyung . Dan semakin lama , ayunan pedang hitam Hek-liong-ong semakin kuat saja . Hal ini adalah karena Thian-te Ciu-kwi memiliki kebiasaan minum arak yang secara berlebihan sehingga hal ini sedikit banyak merusak kesehatan tubuhnya . " Heeiiittttt .... !" Dengan penasaran Thian-te Ciu-kwi menusukkan lambung kanan lawan . " Hyeeehhhh ... !" Hek-liong-ong Poa Yok Su mengelak dan pedang terayun cepat sekali menyambar kea rah leher Ciu-kwi . Ciu-kwi terkejut sekali dan terpaksa dia melempar tubuh ke belakang untuk menghindarkan diri dari sambaran pedang lawan yang hitam . Baru sinar pedang yang hitam itu saja sudah amat berbahaya , apalagi kalau pedang itu mengenai 341 lehernya . Dia terjengkang dan menggulingkan diri , bergulingan mendekati lawan dan pedangnya membabat kea rah kaki Hek-liong-ong . Hek-liong-ong melompat ke atas lalu meluncur turun menusukkan Hek-liong Po-kiam kea rah leher Ciu-kwi . Ciu-kwi tidak dapat mengelak lagi dan menangkis pedangnya . " Traaannggg .... !" pedang itu tertangkis , melewat dan masih menyerempet pundak Ciu-kwi sehingga pundak itu berdarah . Ciu-kwi terhuyung ke belakang dan mukanya berubah merah sekali . Bagaimanapun juga , sudah jelas bahwa pundaknya terluka . Walaupun tidak berat luka itu , namun cukup mengeluarkan banyak darah dan terpaksa dia harus mengakui keunggulan lawan . " Hek-liong-ong , engkau memang semakin lihai saja !" katanya dan diapun melompat turun dari atas panggung itu agar jangan menderita malu . Sorak-sorai dari mereka yang mendukung Hek-liong-ong menyambut kemenangan itu ketika Cu Lokai yang juga diam-diam merasa girang itu mengumumkan bahwa dalam adu ilmu itu Hek-liong-ong telah keluar sebagai pemenang . " Sekarang tiba giliran calon ketiga dank e empat untuk menguji kepandaian masing-masing !" kata Cu Lokai dengan suara lantang . Semua orang kini memandang penuh perhatian . Mereka sudah mendengar tentang kehebatan Sin-to Kwi-ong , ketua dari Perkumpulan Golok Setan itu , yang terkenal sekali dengan ilmu goloknya yang lihai dan tenaganya yang amat kuat . Apakah pemuda yang tidak terkenal itu akan mampu menandingi datuk yang namanya terkenal di sepanjang Sungai Huai itu " . Akan tetapi , Sin-to Kwi-ong sendiri tidak kelihatan gembiara mendapatkan lawan pemuda itu . Dia pernah Sepasang Naga Lembah Iblis Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo bertanding melawan pemuda itu dan dia tidak dapat menganggap pemuda itu sebagai lawan yang ringan . Sama 342 sekali tidak , bahkan dia pernah di desak oleh pemuda yang memiliki gerakan pukulan aneh yang mendatangkan nagin bergelombang amat dahsyatnya . Dan kini dia harus berhadapan lagi dengan pemuda itu ! Akan tetapi , di situ terdapat kawankawannya , terutama sekali terdapat Koksu , maka dia tidak takut dan cepat dia mencabut goloknya menghadapi Yang Cien . " Bocah she Yang ! Kembali kita berhadapan dan sekali ini aku tidak akan melepaskanmu !" bentaknya. " Kwi-ong , kita berdua adalah calon-calon bengcu yang hendak menguji kepandaian masing-masing . Tidak perlu banyak cakap lagi dan silahkan mulai !" jawab Yang Cien . Dia tahu bahwa Raja Iblis ini adalah antek penjajah pula , dan dia sudah pernah merasakan betapa lihainya golok setan di tangan kakek tinggi besar yang berwajah bengis itu . " Lihat golok , hyaattt .... !" Sin-to Kwi-ong sudah menerjang dan memutar goloknya . Begitu menyerang dia langsung saja mengeluarkan jurus-jurunya yang paling ampuh karena dia sudah tahu bahwa lawannya lihai . Yang Cien bergerak cepat , mengelak dari sambaransambaran golok itu dan ketika dia menangkis , terdengar suara lantang nyaring bertemunya pedang putihnya dan golok , menimbulkan suara berdentingan dan mendatangkan bunga api berhamburan . Mereka lalu saling serang dengan sengitnya . Pertandingan beberapa bulan yang lalu di ulangi , akan tetapi sekarang pertandingan dilakukan satu lawan satu , tidak seperti dahulu yang terjadi dalam sebuah pertempuran keroyokan yang kacau balau . Apalagi pertandingan kali ini adalah merupakan saling uji kepandaian , terjadi di atas saling uji kepandaian , terjadi di atas panggung di saksikan ratusan pasang mata orang kang-ouw sehingga mereka tidak mungkin dapat melakukan kecurangan . " Tring-tring-traanggg .... !" Untuk kesekian kalinya golok itu bertemu dengan pedang dan kini Yang Cien mulai 343 menggunakan pukulan-pukulan jarak jauh dengan tangan kirinya , yaitu pukulan dari ilmu Bu-tek Cin-keng . Biarpun Sin-to Kwi-ong sudah siap menghadapi pukulan aneh itu , dan menangkis , tetap saja dia terhuyung oleh gelombang hawa pukulan yang amat dahsyat itu . Dia terkejut sekali dan berusaha untuk memutar goloknya sambil bergulingan untuk menghindarkan pukulan dan mendesak lawan sambil berguling goloknya membuat bacokan-bacokan dari bawah seperti seekor ular menyerang lawannya . Yang Cien terkejut dan cepat dia berlompatan untuk menghindarkan diri dan ketika mendapat kesempatan , selagi dia menangkis dan pedangnya menempel ketat dengan golok lawan , dia pun membarengi dengan dorongan tangan kirinya . Itulah jurus ampuh sekali dari Bu-tek Cin-keng yang di sebut Tangan Dewa Keluarkan Kilat . Hawa pukulan sinkang yang amat kuat mencuat dari telapak tangan itu . Kwi-ong masih berusaha untuk menyambut dengan tangan kirinya , akan tetapi dia mengeluh dan tubuhnya terjengkang ke belakang dan diapun roboh dan muntah darah ! . Yang Cien tidak melanjutkan serangannya , melainkan berdiri menunggu dengan pedang di tangan . Sin-to Kwi-ong merangkak bangun dan Lai Seng sudah meloncat ke atas panggung untuk membantu mertuanya bangkit berdiri lalu keduanya meninggalkan panggung . Sorak sorai bergemuruh menyambut kemenangan ini yang di umumkan oleh Cu Lokai . Diam-diam Cu Lokai dan para pejuang yang menentang penjajahan merasa gembira bukan main . Yang menang adalah Hek-liong-ong dan Yang Cien , justeru dua orang calon yang berpihak kepada pejuang dan menentang penjajahan , Koksu berdiri dengan muka sebentar merah sebentar pucat . Dia merasa terpukul sekali karena dua orang jagoannya telah kalah . Dia sendiri sebagai Koksu tentu saja tidak dapat mengajukan diri sebagai calon bengcu dan yang menang 344 adalah dua orang yang berjiwa pemberontak . Sementara itu , Hek-liong-ong yang haus kemenangan itu , melihat betapa Yang Cien keluar sebagai pemenang , langsung tanpa menanti pengumuman Cu Lokai lagi lalu menantang Yang Cien , " Orang muda , pemenangnya adalah engkau dan aku . Marilah kita berdua mengadu kepandaian untuk menentukan siapa di antara kita yang berhak menjadi bengcu !" Setelah berkata demikian , dia mengangkat Pedang Pusaka Naga Hitam yang di pinjamnya dari muridnya . " Suhu , jangan !" Tiba-tiba Akauw meloncat ke atas panggung dan melihat pemuda ini , Yang Cien kaget dan heran , juga girang bukan main . " Sute ..... !" " Suhu , dia adalah suhengku sendiri . Harap suhu suka mengalah dan menyerahkan kedudukan bengcu kepada suheng ! " kata Akauw kepada suhunya . " Ha-ha , dia harus mengalahkan aku lebih dulu kalau mau menjadi bengcu " , bentak Hek-liong-ong . Yang Cien girang melihat kenyataan bahwa sutenya bukan menjadi antek Kerajaan Mongol seperti yang pernah di dengarnya dari Thio Cid an Thio Kui , melainkan sutenya menjadi murid seorang datuk yang juga berjiwa pejuang ! . Pada saat itu , terdengar teriakan panjang dan nyaring , " Hek-liong-ong dan Yang Cien , kalian hendak menggerakkan dunia kang-ouw untuk memberontak kepada pemerintah . Atas nama kaisar kami akan menangkap kalian . Menyerahlah , tempat ini sudah di kepung !" Ternyata yang berteriak itu adalah Koksu dan benar saja , tempat itu kini telah dikepung pasukan yang agaknya telah dipersiapkan secara diam-diam oleh Koksu . " Curang !" teriak Hek-liong-ong melihat ini . " Toat-beng Giam-ong , urusan pemilihan bengsu tidak ada 345 hubungan dengan pemerintah !" kata pula Cu Lokai dengan marah melihat kecurangan Koksu yang menggunakan kesempatan itu untuk mengerahkan pasukan , bukan saja mencampuri pemilihan bengcu di dunia kangouw , bahkan hendak melakukan penangkapan . " Saudara-saudara sekali , siapa yang membantu kami menangkapi pemberontak , akan mendapat pahala , sebaliknya yang membantu pemberontak akan di tangkap dan di hokum berat !" berulang-ulang Koksu berteriak dan pasukan mulai mengepung tempat itu dengan ketat . Dengan sendiri nya Lai Seng , Bong Kwi Hwa , Sin-to Kwi-ong , Thian-te Ciu-kwi , Gu Moko , Huangho Sam-houw dan para anak buah Koksu sudah siap dengan senjatanya masing-masing untuk melakukan pengeroyokan dan penangkapan . Melihat ini , Hek-liong-ong marah sekali . Dia menyerahkan pedangnya kepada muridnya dan sebagai gantinya Pedang Pusaka Naga Hitam , dia menggunakan pedangnya sendiri yang panjang besar . " Kauw Cu , mari kita hajar antek-antek Mongol ini !" . Akauw mengeluarkan suara gerengan dahsyat dan dia sudah menerjang ke arah Koksu dengan keberanian luar biasa . Akan tetapi Thian-te Ciu-kwi , bekas gurunya . menghadangnya dengan pedang di tangan sehingga terpaksa Akauw menyerangnya . Bekas guru dan murid ini bertanding sendiri , akan tetapi sebentar saja Akauw sudah di keroyok banyak orang . Hek-liong-ong juga sudah di keroyok oleh Sin-to Kwi-ong yang di bantu puterinya , Bong Kwi Hwa . Para pasukan juga mulai bergerak hendak menangkap Yang Cien . Melihat keadaan ini , banyak wakil para perkumpulan besar yang tidak mau melibatkan diri lalu meninggalkan tempat itu . Akan tetapi banyak pula yang mebela kaum pemberontak sehingga terjadilah pertempuran sengit di tempat itu . Im-yang To-kouw melihat kesempatan ini , sudah 346 menggerakkan kebutan dan pedangnya , menyerang Lai Seng dengan kemarahan meluapluap karena ia teringat akan muridnya yang menjadi korban kejahatan pemuda ini sehingga tewas . " Jahanam busuk , engkau harus menebus dosamu terhadap murid pin-ni Kwe Sun Nio !" bentaknya dan kebutan serta pedangnya menyerang dengan dahsyat sehingga Lai Seng terdesak mundur . Akan tetapi isterinya yang tadinya membantu ayah mertuanya , sudah meninggalkan orang tua itu untuk membantunya sehingga To-kouw itu di keroyok dua , Sin-to Kwi-ong yang di tinggalkan puterinya , terdesak oleh Hek-liong-ong , akan tetapi segera dia di bantu oleh Huang-ho Sam-houw sehingga keadaan mereka berimbang lagi . Lui Koksu sendiri tidak mau melepaskan Yang Cien . Dia melihat bahwa pemuda itu amat berbahaya , agaknya mendapatkan banyak sekali pendukung , oleh karena itu harus lebih dulu di tangkap atau di bunuh . Maka dia sendiri yang meloncat dan dia sudah memainkan golok gergajinya dengan hebat sekali menyerang Yang Cien . Yang Cien menggunakan Pek-liong Po-kiam menyambut dan terjadilah pertandingan yang paling hebat di antara mereka . Biarpun semua anggota Hek I Kaipang juga bangkit dan melakukan perlawanan , namun jumlah pasukan jauh lebih banyak sehingga Yang Cien maklum bahwa pertempuran itu tidak akan menguntungkan pihaknya kalau di lanjutkan . " Kwan-kawan , munduuuurrrr .......... !" bentaknya berulang-ulang dan dia sendiri sudah meloncat meninggalkan Koksu , mengamuk di antara pasukan musuh , merobohkan banyak orang . Perbuatannya ini di turu pula oleh Akauw , Hek-liong-ong , Im-yang To-kouw , para kai-pangcu dan semua yang membela pihak pejuang sehingga pasukan yang tadinya mendesak terpaksa mundur . Kesempatan ini dipergunakan mereka untuk melarikan diri dan pasukan tidak berani mengejarnya . Juga Koksu tidak berani mengejar 347 sendiri-sendiri karena di pihak musuh terdapat banyak sekali orang pandai . Pengejaran hanya di lakukan oleh pasukan yang terpimpin dan ini sukar sekali karena para pemberontak itu melarikan diri cerai berai . Jauh dari tempat itu , para pejuang berkumpul kembali . Hek-liong-ong sudah lenyap seleranya untuk menjadi beng-cu Pendekar Pemanah Rajawali 11 Pendekar Naga Putih 49 Tumbal Perkawinan Pedang Pembunuh Naga 7

Cari Blog Ini