Ceritasilat Novel Online

Budi Kesatria 10

Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen Bagian 10 berpikir dalam hatinya: "Aaaaaah.....!. tak kusangka dalam bajunya terdapat begitu banyak saku dan didalam tiap saku terdapat begitu banyak obat-obatan, kalau dia salah mengambil obat pemunah menjadi bubuk racun bukankah tiga lembar jiwa Peng ji bakal jadi korban dengan percuma?"" Berpikir sampai disini, tak tahan lagi dia segera berseru: "Nona, engkau jangan sampai salah mengambil obat loo. ." Sementara itu Wu Yong sudah mengambil keluar sebuah botol porselen dari dalam saku ketiga disebelah kiri, mendengar ucapan itu gadis tersebut nampak tertegun, kemudian serunya: "Oooh! nenek kalau engkau membohongi diriku, bukan saja engkau akan kehilangan selembar jiwamu, bahkan kalau sampai tosu tua ini naik pitam maka Yong ji pun akan ikut jadi korban" Setelah termakan sentilan jari Sian-ci sin kang dari Siau Ling kemudian terhajar pula oleh sebuah pukulan yang lain, ada dua batang tulang iga dari nenek tua itu yang terhajar sampai patah, darah panas yang bergolak dalam rongga dadanya belum sempat ditenangkan kembali hingga waktu berbicarapun suaranya amat lirih. Terdengar ia menjawab dengan suara perlahan: "Nenek mana berani membohongi dirimu !" Wu Yong segera menyerahkan botol obat itu kearah depan, katanya. "Nah, terimalah obat ini dan tolonglah rekan-rekanmu itu" Sambil menerima botol obat itu perlahan-lahan Siau Ling memperingatkan: "Nona, sebelum ketiga orang rekanku berhasil sadar dari pengaruh racun itu, aku anjurkan kepadamu lebih baik janganlah memperlihatkan suatu tindak tanduk apapun" Wu Yong sudah menyadari sampai dimanakah hebatnya ilmu silat yang dimiliki pemuda itu, dengan amat penurut sekali dia mengangguk. "Aku akan berlalu setelah engkau suruh kami pergi !" Sambil membawa botol porselen itu Siau Ling pun menghampiri tiga orang rekannya, kemudian ia buka penutup botol itu dan ambil keluar tiga biji obat pemunah yang mana masing2 dimasukkan kedalam mulut ketiga orang itu. Ketika obat itu masuk kedalam mulut segera mencair dan masuk kedalam perut. Obat pemunah itu benar-benar sangat mujarab, beberapa saat kemudian ketiga orang itu sudah mendusin kembali dari pingsannya dan bangun duduk. "Sekarang kita sudah boleh pergi bukan" "ujar Wu Yong sambil memayang bangun neneknya. "Jangan terburu napsu tunggulah sebentar lagi" Wu Yong benar2 tidak berani pergi, tangannya yang semula telah memayang tubuh nenek jelek kembali dilepaskan dan cekalannya. Menyaksikan gadis itu menaruh perasaan yang amat jeri terhadap dirinya, Siau Ling tak dapat menahan geli lagi, ia segera tertawa terbahak bahak, seraya berpaling kearah Pek li Peng serta Teng It Lui tanyanya: "Cobalah mengerahkan tenaga dalam, apakah didalam isi perut kalian masih terdapat sisa racun?"?" Teng It Lui, Pek li Peng serta Ceng Yap Ching segera mengerahkan tenaga untuk mencoba, kemudian jawabnya: "Racun keji itu sudah lenyap tak berbekas." "Nona, engkau boleh pergi sekarang!" jawab Siau Ling sambil ulapkan tangannya. Wu Yong segera memayang tubuh nenek jelek itu, kemudian putar badan dan berlalu dari sana. "Jangan lepaskan mereka pergi!" tiba-ti ba Pek li Peng menjerit dengan suara lengking. Dalam gugupnya ia berteriak keras sehingga melupakan penyaruan terhadap dirinya. suara jeritan itu merdu, tinggi melengking dan suara itu adalah suara dari seorang gadis "Pengji!" kata Siau Ling sambil goyangkan tangannya, lepaskanlah mereka pergi, aku telah menyanggupi permintaannya!" Pek li Peng segera enjotkan badannya siap mengejar kedua orang nenek dan gadis itu, siapa tahu baru saja berlarian beberapa langkah mendadak ia jatuh tenjungkal keatas tanah. Siau Ling merasa amat terperanjat, buru2 ia bangunkan tubuh gadis muda itu sambil tertegun: "Kenapa engkau?"" "Sepasang kakiku lemas, tubuhku sama sekali tak bertenaga. " Satu ingatan dengan cepat berkelebat dalam benak Siau Ling, segera bentaknya keras "Berhenti!" Ia mengepos tenaga dan meloncat kedepan, sekali berkelebat dua tombak lebih telah dilompati. Ilmu meringankan tubuh yang dimilikinya amat sempurna, dalam sekali enjotan badan Ia telah berhasil mengejar sampai dibelakang tubuh Wu Yong serta neneknya, baru saja ia menggerakkan badannya siap menangkap Wu Yong, mendadak kepalanya terasa pening dan pandangan matanya jadi gelap, tubuhnya gontai hampir saja roboh terjengkang diatas tanah, buru2 dia mengerahkan tenaganya dan mempertahankan sang badan sehingga tidak sampai roboh keatas tanah. Terhadap diri Siau Ling, rupanya Wu Yong sudah menaruh perasaan jeri yang sangat mendalam, ketika mendengar teriakannya dia segera menghentikan langkah kakinya. Ketika berpaling kebelakang, ia saksikan tubuh Siau Ling gontai seakan-akan tak mampu berdiri tegak hal ini membuat hatinya agak tertegun. Terdengar Wu Popo nenek bermuka jelek itu tertawa terbahak-bahak, lalu serunya: "Haaah... haaah... haaah... Yong ji pergilah kesitu dan bunuhlah beberapa orang itu" "Apa?"?" tanya Wu Yong tertegun. "Pergilah kehadapan orang2 itu dan bunuhlah mereka semua hingga mampus!" "Oooh...Nenek tahukah engkau siapakah mereka itu?" kata Wu Yong dengan perasaan hati cemas. "Aku tahu, engkau tak usah banyak bertanya, bunuh saja orang2 itu sampai mampus semua" Namun dengan cepat Wu Yong gelengkan kepalanya berulang kali, kembali dia berkata: "Sekali pun sekali menyerang pukulanku bakal mampu, menghantam tubuh mereka, akupun tak berani untuk turun tangan sendiri secara sembarangan..." Sementara itu terlihatlah Siau Ling sedang menggunakan telapak kanannya menekan diatas kedua belah keningnya sendiri, jelas ia sudah mulai tak mampu mempertahankan diri. Wu Yong segera melepaskan cekalan pada neneknya, dengan langkah lebar ia maju menghampiri sianak muda itu, sambil memandang wajahnya gadis itu menegur: "Eeei... kenapa?"" Pada waktu itu Siau Ling segera mengerahkan segenap tenaga dalam yang dimilikinya untuk menahan daya kerja racun yang mengeram didalam tubuhnya, ia sama sekali tak mampu untuk mndengarkan apa yang sedang dibicarakan Wu Yong terhadap dirinya itu?"" Pek li Peng paling gelisah diantara beberapa orang itu, teriaknya keras2: "Oooh. toako, apakah engkaupun keracunan hebat?"" Rupanya Siau Ling digetarkan hatinya oleh jeritan lengkingan gadis itu, sesudah memandang sekejap kearah Pek li Peng, tiba2 badannya roboh terjengkang keatas tanah. Pek li Peng segera memburu kedepan,sambil berjongkok disisi tubuh sianak muda itu, tanpa memperdulikan apakah dia sedang menyaru sebagai seorang pria atau tidak, sambil memegang tangan kanan pemuda teriaknya sambil menangis tersedu2. "Oooh, toako! mengapa engkau tidak berbicara..." Dalam pada itu Teng It Lui, serta Ceng Yap Ching telah memburu datang ketempat kejadian tersebut, langkah mereka amat lambat sekali. Rupanya keadaan dari kedua orang ini sama sekali tak jauh berbeda dengan keadaan dari Pek li Peng, sepasang kakinya lemas tak bertenaga dan sulit untuk melakukan perjalanan. Wu popo, nenek bermuka jelek itu segera menengadah keatas dan tertawa terbahak2, suaranya mengerikan bagaikan jeritan kuntilanak. "Haaahh....haaaahh...haaaahh.... semula aku masih mengira kalian terdiri dan otot kawat tulang besi manusia2 ampuh yang kebal terhadap racun keji, ternyata kalian hanya mengandalkan tenaga dalam yang amat sempurna saja untuk menahan daya kerja racun yang mengeram didalam tubuh..." Sambil tertawa tergelak, dia bergumam tiada hentinya seakan2 nenek tua itu merasa amat gembira sekali dengan hasil yang berhasil dicapai olehnya itu. Mendadak ia hentikan gelak tertawanya, sambil memegangi pinggangnya tiba2 ia berjongkok diatas tanah Ternyata sewaktu tertawa keras tadi dua batang tulang iganya yang patah ikut bergetar sehingga menimbulkan rasa sakit yang bukan kepalang. Sementara itu Teng It Lui serta Ceng Yap Ching tiba dihadapan Siau Ling. Kiranya kedua orang itu ingin mengandalkan sisa tenaga yang dimilikinya untuk melindungi keselamatan Siau Ling, siapa tahu setelah mereka berjalan berdua beberapa langkah, mereka baru sadar bahwa sedikitpun tiada harapan baginya untuk berbuat demikian, sekalipun nereka tidak jeri menghadapi kematian, namun perbuatan semacam itupun tak dapat dilakukan untuk melindungi keselamatan sianak muda itu. Untung Wu popo juga menderita luka yang parah sehingga tak mampu untuk melangsungkan pertarungan lagi, dewasa ini tinggal Wu Yong seorang yang berada dalam keadaan sehat walafiat tanpa kekurangan sesuatu apapun juga. Sambil mengempos tenaga, per lahan2 Teng It Lui berkata: "Nona, serahkanlah obat pemunah itu kepada kami!" Wu Yong memandang sekejap kearah Siau Ling yang roboh terkapar diatas tanah, kemudian jawabnya: "Apakah engkau hendak menolong toosu tua itu?"" "Sedikitpun tidak salah, dewasa ini kami bertiga sedangkan nona hanya satu orang keadaan sangat tidak menguntungkan dan engkau belum tentu mampu untuk mengalahkan kami" "Toosu tua ini tak dapat ditolong!" sahut Wu Yong sambil menggelengkan kepalanya berulang kali. "Mengapa?"'' "Ilmu silat yang dimilikinya sangat tinggi kalau kami selamatkan jiwanya maka kami berdua pasti akan mendapat tekanan lagi dari dirinya, karena itu biarkanlah dia keracunan. " Teng It Lui yang mendengar jawaban itu segera berpikir didalam hati kecilnya: "Oooh... nampaknya budak ini masih belum paham dengan keadaan situasi sebenarnya yang sedang dihadapi, biarlah aku coba untuk menggertak dirinya." Berpikir sampai disini dengan suara dingin ia segera berkata: "Nona.. kalau engkau tak mau serahkan obat pemunah itu kepada kami, apakah kami tak dapat merampas dengan jalan kekerasan." Tiba2 terdengar Wu popo berterak dengan suara lantang. "Yong ji, engkau jangan sampai kena digertak oleh orang2 itu, mereka sudah kehilangan daya kemampuannya untuk bertempur lagi, asal engkau menggerakkan tangan mereka akan mampus ditanganmu." Wu Yong menggerakkan sepasang biji matanya yang jeli sehabis mendengarkan perkataan itu, serunya. "Nenek sungguhkah perkataan yang kau ucapkan itu?" Terkesiap juga hati Teng It Lui mendengar ucapan tadi, pikirnya didalam hati: "Andaikata budak ingusan ini benar2 turut tangan...wah! urusan bisa berabe, aku benar benar tidak memiliki kemampuan untuk melakukan perlawanan lagi." Sebagai seorang jago kawakan yang banyak pengalamannya, meskipun menyadari bahwa keadaan yang sedang dihadapinya sangat berbahaya, namun diatas wajahnya dia masih tetap memperlihatkan keterangannya dengan dingin ia balas berseru: "Nona apakah engkau merasa bahwa ucapan itu sungguh?"?"" Wu Yong termenung beberapa saat lamanya kemudian menjawab: "Sukar untuk dikatakan demikian saja, mari kita berdua saling bergebrak lebih dahulu beberapa jurus aku ingin membuktikan lebih dahulu apakah kalian masih memiliki kemampuan untuk bertempur lagi atau tidak?" Tertegun hati Teng It Lui sehabis mendengar perkataan itu balik serunya dengan suara lantang. "Apakah nona merasa yakin dapat menangkan diriku didalam pertarungan itu?"?" "Sedikitpun tidak salah, asalkan engkau masih bisa berkelahi maka akupun dapat membuktikan apakah kalian masih mempunyai kemampuan untuk melanjutkan pertarungan atau tidak" Tiba2 Pek li Peng meloncat bangun, serunya. "Budak busuk yang tak tahu diri, engkau telah membohongi toakoku sehingga dia melepaskan kalian pergi, sebaliknya engkau telah menggunakan racun untuk merobohkan dirinya, toako adalah seorag manusia berjiwa besar, dia teatu saja tak pernah menyangka kalau kalian adalah manusia2 rendah yang terkutuk dan tak tahu malu." Dalam gugupnya Radis itu sudah lupa pada penyaruannya lagi, suara makiannya merdu melengking dan tiada jauh berbeda dengan suara kaum gadis pada umumnya, Wu Yong nampak tertegun, lalu tegurnya: "Engkau sebenarnya seorang lelaki ataukah seorang perempuan?" "Lelaki atau perempuan perduli amat dengan dirimu?" Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Wu popo yang sedang mendongkol karena rulang iganya terasa sakitnya luar biasa sehingga membuat keringat dingin mengucur keluar tiada hentinya ketika mendengar ucapan Pek li Peng yang tajam dan kasar itu dia jadi naik pitam, tak tahan lagi segera serunya, "Yong-ji hajar dihadiahkan beberapa buah tamparan diatas mukanya, agar dia bisa tahu diri...." Berbicara sampai disini, tulang iganya kembali terasa amat sakit sehingga terpaksa ia harus menutup mulutnya kembali. Mendengar perintah dari neneknya itu, tanpa berpikir panjang lagi Wu Yong segera menerjang maju kedepan sambil melancarkan sebuah gaplokan. Pek li Peng merasakan sepasang kakinya lemas sama sekali tak bertenaga meskipun dalam hati dia ada maksud untuk menghinda kan diri, namun ada maksud sayang sekali tak bertenaga, tubuhnya sama sekali tak mampu untuk berkelit dari datangnya ancaman, tersebut. "Blaaam....!" dengan telak serangan tersebut bersarang diatas tubuhnya. Pek li Peng yang sudah kehilangan seluruh kekuatan tubuhnya, tak kuat menahan diri lagi, dengan Sempoyongan badannya terdorong beberapa langkah kebelakang, kemudian roboh terjengkang diatas tanah. Wu Yong sama sekali tidak menyangka kalau serangan yang dilancarkannya itu berhasil merobohkan lawan, tanpa terasa senyuman manis tersungging diujung bibirnya. Teng It Lui yang menyaksikan Pek li Peng kena digaplok sampai jatuh terjungkal diatas tanah, diam2 merasa jeri, pikirnya: "Aku sudah lanjut usia begini, kalau sampai kena ditampar beberapa kali oleh budak cilik itu... waah! kejadian ini akan merupakan suatu peristiwa memilukan yang tak akan kulupakan untuk selamanya..." Berpikir sampai disitu, ia tak berani melanjutkan kembali langkah kakinya menuju kearah depan Sesudah menghajar Pek li Peng, Wu Yong segera mendekati tubuh Siau Ling yang terkapar diatas tanah, sambil menarik jenggot diatas wajah pemuda itu ujarnya sambil tertawa "Tadi ia masih begitu lagak dan seramnya menganiaya diriku, sekarang akupun akan menghadiahkan beberapa gaplokan kearah tubuhnya agar engkaupun bisa tahu rasa..." Jenggot yang dimiliki Siau Ling pada saat ini pada dasamya adalah jenggot palsu, ketika ditarik sekuat tenaga oleh Wu Yong, seketika itu juga jenggot itu terlepas, dan obat penyaruan yang berada diatas wajahnya pun ikut rontok bersamaan dengan terlepasnya jenggot palsu tadi. Wu Yong jadi tertegun dibuatnya ia berseru tertahan. "Aah..! rupanya engkau adalah seorang toosu gadungan!" Ceng Yap Ching yang berada disamping kalangan segera cabut keluar sebilah pedang Jit-siu kiamnya, kemudian membentak dengan nada keras: "Nona, kalau engkau tidak menyerahkan obat pemunah lagi jangan salahkan kalau aku akan bertindak keji terhadap dirimu !" "Engkau tak usah menggertak diriku lagi" kata Wu Yong sambil gelengkan kepalanya berulang kali, "keadaanmu tidak jauh berbeda dengan keadaan yang lain, engkau sudah tidak memiliki tenaga lagi untuk bergebrak melawan orang". "Akan tetapi aku masih mempunyai kekuatan untuk melepaskan senjata rahasia !" Sebenarnya jago muda dari partai Bu tong ini akan melepaskan senjata Jit siu kiamnya secara diam2 dan sedikitpun tidak mengeluarkan suara, akan tetapi setelah pedang tersebut dicekal dalam genggamannya, dia merasa bahwa tindakan semacam ini bukanlah tindakan yang benar dari seorang lelaki sejati maka tanpa terasa pula dia berteriak lebih dahulu untuk memberi peringatan. Ketika Yong berpaling dan menyaksikan pedang pendek yang berada didalam cekalan Ceng Yap Ching memancarkan cahaya yang sangat tajam dan nampaknya tajam sekali ia tak berani bertindak gegabah. Tangan kanannya segera diayun kedepan, laksana kilat dia lepaskan sebuah serangan yang maha dahsyat kearah jago muda itu. Pada waktu itu sekujur badan Ceng Yap Ching merasa lemas dan sama sekali tak bertenaga, sebelum senjata rahasianya sampai dilepaskan, angin pukulan yang dilancarkan Wu Yong sudah keburu datang lebih dahulu dan tepat bersarang diatas pergelangan tangan kanannya. "Traaang...!" tak dapat dihindari lagi pedang pendek dalam genggamannya itu terlepas dari cekalannya dan rontok keatas tanah, sementara tubuhnya sendiri telah terhajar sampai berputar beberapa kali tiba2 roboh terkapar diatas tanah. Menyaksikan kesemuanya itu Teng It Lui menghela napas panjang, ujarnya dengan putus asa: "Saudara Ceng, pada saat ini keadaan kita tidak jauh berbeda dengan keadaan manusia biasa, mana mungkin kita bisa menandingi kehebatan mereka?" duduklah disini dan tak usah membuang tenaga dengan percuma lagi, tak ada gunanya." "Maksud Teng heng, apakah kita hanya mandah ditawan dan dijagal orang tanpa berusaha untuk melawan?"?"" "Kecuali terbuat demikian, apa yang bisa kita lakukan lagi dalam keadaan seperti ini?" Ceng Yap Ching menghela napas panjang dan iapun membungkam dalam seribu bahasa. Sesudah berhasil merobohkan Ceng Yap Ching hingga roboh terkapar diatas tanah, Wu Yong tertawa dan berkata: "Kalian tunggulah dengan hati tenang aku ingin menyaksikan lebih dahulu raut wajah yang sebenarnya dan imam gadungan ini!" Sambil berjongkok disisi tubuh Siau Ling, diapun melepaskan seluruh penyaruan diatas wajah pemuda itu. Pek li Peng yang kena dihajar oleh serangan Wu Yong hingga jatuh tak sadarkan diri, pada saat itu telah mendusin kembali dari pingsannya, ketika dilihatnya Wu Yong sedang membersihkan wajah Siau Ling dari obat penyaruan, ia jadi amat terperanjat, sambil meronta bangun bentaknya keras2. "Jangan kau usik dirinya!" "Ada apa?" seru Wu Yong sambil bekerja "Engkau tak boleh snengusik dirinya!" "Apa gunanya engkau berteriak?"?" ejek Wu Yong sambil tertawa, "engkau sudah tak memiliki kemampuan apa2 lagi untuk menghalangi niatku ini, tunggu sajalah setelah aku melihat jelas raut wajah aslinya, kemudian akan kulepaskan pula jubah toosumu itu untuk melihat pula wajah aslimu!" Pek li Peng tertegun dan tidak berani banyak bicara lagi. Wu Yong segera merobek secarik kain dari jubab toosu yang dikenakan Siau Ling dengan menggunakan kain itulah dia membersihkan wajah sianak muda itu dari pengaruh obat penyaruan. Beberapa saat kemudian obat penyaru tadi sudah dibersihkan, dibawah sinar bintang yang remang2 tampaklah seraut wajah amat tampan dan menawan hati. Wu Yong yang menyaksikan kesemuanya itu jadi tertegun, beberapa saat kemudian ia berjalan menghampiri Pek li Peng sambil ujarnya "Engkau akan melepaskan sendiri?" ataukah aku yang harus turun tangan mewakili dirimu?" "Apa yang ingin kau lihat?" 'teriak Pek li Peng dengan perasaan hati amat gelisah, "Aku ingin lihat engkau sebenarnya adalah seorang pria ataukah wanita?" Terbayang bagaimana kalau pakaian yang dikenakan dilepas semua sehingga bagian pentingnya terlihat oleh banyak orang, Pek li Peng merasa sangat gelisah, sebab andaikata sampai terjadi hal demikian maka peristiwa tersebut akan merupakan suatu kejadian yang paling memalukan. Buru-buru jawabnya dengan gemas "Aku adalah seorang perempuan" WuYong tersenyum. "Kalau engkau adalah seorang perempuan kenapa memakai baju seorang imam...?" dan mengapa melakukan perjalanan bersama dengan dia?" hmm! aku lihat engkau pasti bukan seorang manusia baik2!!" "Dia adalah toakoku, tentu saja kami boleh melakukan perjalanan bersama sama... " seru Pekli Peng. "Oooh.. ! kiranya begitu!!" Sesudah berhenti sebentar, tiba2 dengan dahi berkerut sambungnya lebib jauh. "Mengapa kalian harus menyaru sebagai imam tua?" " "Tentang soal ini... tentang soal ini... karena kami hendak menghindari pengawasan dari musuh2 besar kami" Wu Yong mengerdipkan matanya dan mengangguk. "Baiklah! untuk sementara waktu aku suka mempercayai jawaban kalian itu." katanya. Pek-li Peng menghela napas sedih, ujarnya beberapa saat kemudian. "Nona, bolehkah aku mohon suatu persoalan kepadamu?"?" Mendengar perkataan itu mengenaskan sekali dan patut dikasihani, Wu Yong segera bertanya. "Persoalan apakah yang kau inginkan?"?" "Tolonglah toako kami ini! Dia adalah seorang lelaki sejati yang berjiwa besar, di kolong langit sulit menemukan seorang pria baik budi seperti dia, engkau tak boleh mencelakai jiwanya!" "Benarkah dia sangat baik hati dan berbudi?"" "Setiap perkataanku kuucapkan dengan sejujurnya" Wu Yong segera gelengkan kepalanya berulang kali. "Tidak bisa," katanya, "kepandaian silat yang dimilikinya terlalu tinggi, kalau kuselamatkan jiwanya maka aku serta nenekku pasti akan dianiaya pula olehnya." "Jangan kuatir, asal kalian dapat menguasai keselamatan jiwaku, maka dia pasti akan menuruti semua perintah dan perkataan yang kalian ucapkan..." Demi keselamatan jiwa Siau Ling, gadis itu bersedia untuk mengorbankan diri dan mohon belas kasihan orang. "Dia sudah melukai nenekku, aku tak dapat menolong dirinya" sahut Wu Yong kembali. "Sebenarnya dia dapat saja membinasakan engkau serta nenekmu, akan tetapi buktinya dia toh mengampuni kalian berdua..." Mendengar perkataan itu Wu Yong segera tertawa dingin, tukasnya dengan cepat, "Karena aku merengek dan meminta-minta kepadanya, akhirnya dia baru bersedia mengampuni jiwa nenekku!" "Akan tetapi sekarang aku toh sedang merengek dan meminta-minta kepadamu..." bentak Pek li Peng. Tiba-tiba Wu popo maju kedepan dan berseru. "Yong ji mereka tak dapat diampuni lagi" "Kalau tak dapat diampuni, kita bereskan saja jiwa mereka semua!" "Sedikitpun tidak salah, kita harus bikin mampus orangorang itu, daripada meninggalkan bibit bencana dikemudian hari." Tiba-tiba Wu Yong menghela napas panjang, "Aaaai...! Nenek, seandainya toosu tua tadi membinasakan kita, maka sekarang kita tak mampu lagi untuk membinasakan mereka" Tertegun hati Wu popo mendengar perkataan itu, serunya "Eeeei! Kenapa engkau" Apakah engkau hendak mengampuni jiwa mereka semua..?" "Bagaimana kalau kita ampuni saja mereka dan punahkan ilmu silat yang dimilikinya saja" apakah nenek setuju?" " Sambil menuding kearah Siau Ling, terdengar Wu popo berkata: "Orang itu harus dibunuh, sedangkan sisanya yang tiga orang terserah pada keputusanmu sendiri, mau punahkah ilmu silat mereka atau mau dibunuh aku tak mau tahu" "Aku akan mewakili dirinya untuk mati!" seru Pek liPeng dengan cepat. Sorot mata Wu popo perlahan2 dialihkan keatas wajah Pek li Peng sambil tertawa dingin ejeknya: "Engkau akan mewakili dirinya untuk mati" "Kalau engkau hanya bermaksud membinasakan satu orang saja, membunuh dirrinya atau membunuh aku toh sama saja tak ada bedanya!" "Kalau engkau menginginkan dia bisa diampuni tentu saja boleh akan tetapi kalian tiga lembar jiwa harus ditukar dengan dirinya selembar jiwa" "Kenapa?"" "Karena ilmu silat yang dimilikinya sangat tinggi, orang biasa sulit untuk menandingi kepandaiannya itu" jawab Wu popo. Sebelum Pek li Peng sempat menjawab Ceng Yap Ching yang berada disampingnya sambil menjura telah berkata: "Yang lo hujin maksudkan dengan tiga lembar jiwa ditukar dengan selembar jiwa. apakah termasuk memberi obat pemunah baginya?"" "Benar!" jawab Wu popo setelah termenung sebentar, "akan kupunahkan pula racun keji yang bersarang didalam tubuhnya!!" "Dia jauh lebih penting kedudukan serta tenaganya daripada kita semua, tenaga serta kekuatannya pada saat ini sedang dibutuhkan dunia persilatan, aku memang sepantasnya kalau mengorbankan jiwa demi dirinya ..." pikir Ceng Yap Ching didalam hati. Setelah menghela napas panjang segera ujarnya. "Baiklah! kau boleh sembuhkan dahulu orang itu dari pengaruh racunnya, sesudah itu aku akan bunuh diri dihadapanmu." Wu popo segera alihkan sorot matanya keatas wajah Teng It Lui, dan katanya pula "Selama-lamanya manusia hanya hidup satu kali dikolong langit, usiamu jauh lebih lanjut daripada yang lain, tentunya engkau tidak akan menyetujui tindakan itu bukan?" "Asal lo hujin dapat memegang janji, aku bersedia mengorbankan selembar jiwaku demi menyelamatkan orang itu "jawab Teng It Lui dengan suara yang tenang. Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Wu popo, jadi tertegun setelah menjumpai kenyataan tersebut, serunya. "Apakah semua ucapan kalian itu diutarakan dan hati sanubari?" "Setiap perkataan kami diutarakan dan hati sanubari! "jawab Teng It Lui serta Ceng Yap Ching hampir bersamaan waktunya. Dengan pandangan tercengang Wu popo segera alihkan sorot matanya keatas wajah Siau Ling, setelah memandang beberapa saat lamanya ia berseru "Siapa orang ini?" kenapa ia begitu penting, sehingga kalian bertiga bersedia untuk mengorbankan jiwa sendiri untuk menyelamatkan dirinya?".." "Kalau lo hujin sudah menyanggupi persyaratan tersebut, sudah sepantasnya kalau kita putuskan persoalan itu sampai disini saja, buat apa engkau musti bertanya siapakah dia?" "tukas Ceng Yap Ching dengan suara yang lantang. "Kalau kalian tidak mengatakan lebih dahulu siapakah orang ini, maafkanlah daku terpaksa aku harus batalkan pembicaraan kita barusan ini." Ceng Yap Ching berpaling dan memandang sekejap kearah Teng It Lui, namun jago kawakan itupun berdiri melongo dengan wajah gelisah jelas diapun tak tahu apa yang harus dilakukan. Pek li Peng yang selamanya cerdik pada saat inipun dibuat kehilangan akal, setelah termenung beberapa saat lamanya ia berkata: "Boleh saja aku beritahukan kepadamu siapakah dia, tetapi engkau tak boleh mengingkari janji dan harus menyembuhkaan muka racun yang diderita olehnya?"" "Haaah....haaah...haaah..selamanya aku tidak menerima perintah dari orang, maka engkaupun tak usah memerintah pula terhadap diriku " seru Wu popo sambil tertawa terbahak bahak. Pek li Peng merasa amat membenci terhadap nenek tua bermuka jelek ini sambil tertawa dingin serunya "Pengemis tua kalau dikemudian hari engkau sampai terjatuh kembali ditanganku, aku pasti akan cincang tubuhmu sehingga hancur berkeping2" Mendengar perkataan itu Wu popo naik pitam, bentaknya; "Budak ingusan cilik engkau perempuan menyaru sebagai pria, berjalan bersama orang lelaki. Hmmm...engkau pasti bukan seorang perempuan yang genah..." Karena sewaktu bicara suaranya terlampau keras, mulut lukanya jadi teramat sakit sekali sehingga sambil memegang pinggangnya ia berjongkok keatas tanah menahan sakit, segera sambungnya kembali. "Yong ji pergilah kesana dan hadiahkan dua tempelengan keatas pipinya agar dia tahu rasa:" Per-lahan2 Wu Yong segera maju kedepan katanya; "Nenek suruh aku menghajar dirimu, apa daya perintah ini bagaimanapun juga terpaksa harus dilakukan..." Tangan kanannya diayun kedepan, dan sebuah tempelengan yang amat nyaring bersarang diatas pipinya. Gaplokan ini benar2 tidak enteng, membuat tubuh Pek li Peng mundur sempoyongan dan darah segar segera mengalir keluar membasahi ujung bibirnya. Setelah bangkit berdiri Pek li Peng menyeka darah yang menodai bibirnya. kemudian berkata. "Tidak mengapa kalau kau hendak memukul aku tapi janganlah membinasakan dirinya mati hidup semua umat persilatan yang ada dikolong langit telah berada dalam genggamannya dialah yang akan selamatkan seluruh kolong langit dari badai pembunuhan" Wu Yong ketika menyaksikan gadis itu sama sekali tidak memperhatikan dirinya. tapi selalu memohon pengampunan bagi Siau Ling hatinya jadi sangat keheranan serunya: "Aku lihat rasa cintamu terhadap dirinya sudah begitu mendalam sekali, sebenarnya siapakah dia ?"" Sejak Pek li Peng kehilangan seluruh tenaga dalamnya meskipun ia tak mampu selamatkan jiwa Siau Ling dengan keampuhan ilmu silatnya akan tetapi ia selalu berusaha dengan pelbagai macam cara untuk menolong jwa sianak muda itu, mendengar pertanyaan tersebut terpaksa dia berkata: "Baiklah, kalau kalian ingin mengetahui siapakah dia akan kuberitahukan kepadamu, dia adalah Siau Ling !" "Apa " dia adalah Siau Ling?"" seru Wu popo yang sedang berjongkok diatas tanah itu sambil loncat bangun. "Sedikitpun tidak salah, dia adalah Siau Ling" "Yong ji !" seru Wu Popo kemudian dengan cepat, "cepat bersihkan sisa obat penyaru yang masih melekat data wajahnya." Wu Yong mengiakan, dari dalam sakunya dia ambil keluar sebuah saputangan kemudian membersihkan sisa obat penyaru yang masih menempel diatas wajah sianak muda itu. Dari dalam sakunya Wu Popo ambil keluar sebuah botol porselen dan berkata kembali: "Yong ji cepat berikan obat pemunah ini kepadanya" Pek li Peng jadi amat gembira sekali ketika dilihatnya Wu Popo segera mengeluarkan obat pemunahnya sesudah ia mengucapkan nama Siau Ling, sambil berpaling kearah Ceng Yap Ching serta Teng It Lui, katanya sambil tertawa: "Nama besar toako benar2 luar biasa sekali, tahu begini sedari tadi kita sebutkan saja nama toako, daripada merengek2 tanpa hasil apapun!" "Sebelum duduknya persoalan dapat dibikin jelas aku harap nona jangan keburu merasa gembira lebih dahulu", kata Teng It Lui. Ketika mereka berpaling kembali ketengah kalangan tampaklah Wu Yong sudah menerima bolol porselen itu, membuka penutupnya dan ambil keluar sebutir pil yang segera dimasukkan kedalam mulut pemuda itu. Obat pemunah tersebut benar2 amat mujarab sekali, tidak lama kemudian Siau Ling telah sadar kembali dan pingsannya dan bangun duduk dan atas tanah. "Toako bagaimana perasaanmu?" teriak Pek li Peng dengan gelisah. Per-lahan2 Siau Ling bangkit berdiri, sesudah menyapu sekejap sekeliling tempat itu jawabnya: "Aku sangat baik!" ''Apakah engkau adalah Siau Ling?""seru Wu popo kemudian sambil tertawa nyaring. Siau Ling memegang jenggotnya namun ia temukan jenggot palsu itu sudah lenyap tak berbekas. Wu Yong yang menyaksikan kejadian itu segera mendengus dingin, serunya "Engkau tak usah mencari jenggot palsu lagi, jenggot itu sudah kucabut lepas..." Siau Ling segera alihkan sorot matanya keatas wajah Pek-li Peng, ketika dilihatnya bekas telapak membekas nyata diatas wajahnya air mata masih jatuh berlinang dengan dahi berkerut ia segera berkata: "Peng-ji parahkah luka yang kau derita?"?" "Tidak lukaku sama sekali tidak parah! jawab Pek-li Peng sambil tertawa manis Sementara itu Wu popo sudah mendengus dingin dan berkata. "Siau Ling aku hendak memberitahukan tentang satu persoalan kepadamu... dengarkanlah baik2." "Persoalan apa?"" "Pada saat ini baik engkau maupun ketiga orang sahabatmu itu sudah tak bertenaga lagi, keadaan kalian tidak lebih bagaikan manusia belaka." Setelah berhenti sebentar, sambungnya lebih jauh. "Yong-ji, mungkin tidak percaya dengan apa yang kukatakan, coba lancarkanlah sebuah serangan kearahnya." Wu Yong ayunkan telapak kanannya kedepan melancarkan sebuah sapuan yang cepat bagaikan sambaran kilat. Secara otomatis Siau Ling mengerahkan pula tangan kanannya untuk menyambut datangnya serangan tersebut. Ketika sepasang telapak saling beradu satu sama lainnya, tubuh Siau Ling segera ter hantam sampai berputar kencang dan geser dari tempatnya semula hingga sejauh empat lima kaki lebih dengan susah payah ia berhasil mempertahankan tubuhnya tidak sampai roboh keatas tanah. Wu Yong tertawa, katanya: "Siau Ling! sekarang engkau tentu sudah percaya bukan dengan apa yang dikatakan oleh nenekku?" Siau Ling mengangguk. "Cara kerja nenekku benar2 keji dan jahat membuat orang keracunan sehingga seluruh kepandaian silainya punah sama sekali..." "Siau Ling!" ujar Wu popo dengan dingin. "Ketiga orang itu bersedia untuk mengorbankan jiwanya demi keselamatan jiwamu dan akupun telah menyanggupi permintaan mereka untuk menukar tiga lembar jiwa mereka dengan selembar jiwamu, pada waktu itu aku merasa sangat geli, kenapa ada juga orang yang bersedia mengorbankan jiwanya demi menolong orang lain, akan tetapi sewaktu kukabulkan permintaan mereka aku belum tahu kalau engkau sebenarnya adalah Siau Ling" Setelah mengalami pelbagai peristiwa besar Siau Ling sekarang bukanlah Siau Ling dahulu, kini ia jauh lebih tenang dan mantap, sambil tertawa ewa katanya: "Sekarang setelah engkau mengetahui siapakah aku apa yang hendak engkau lakukan." "Aku hendak persilahkan engkau untuk memilih sendiri salah satu diantara dua jalan yang kuajukan!" "Katakalah! dua jalan bagaimana yang kau ajukan" "Jalan yang pertama aku bunuh dirimu kemudian membawa batok kepalamu untuk menemui seseorang, jalan yang kedua dengarkan baik2 perkataanku dan ikutlah denganku untuk bertemu dengan dua orang!" "Siapakah dua orang yang kau maksud itu?" "Shen Bok Hong serta Su-hay Kuncun" Mendengar perkataan itu Siau Ling segera berpikir didalam hati kecilnya: "Berjumpa dengan Shen Bok Hong serta Su - hay Kuncu, sama artinya menghantarkan diri menuju gerbang kematian." Berpikir demikian dengan nada ketus segera ujarnya: "Lo hujin, apakah engkau menganggap aku Siau Ling adalah seorang manusia yang takut menghadapi kematian ?" "Engkau adalah seorang enghiong, seorang pahlawan, kalau engkau bukan seorang enghiong tak mungkin mereka mengundang kedatangan aku sinenek tua untuk menghadapi dirimu!" Siau Ling tertawa dingin. "Heehhh....heehh....heeehh.... Shen Bok Hong adalah bandit diatas daratan sedang Su hay Kuncu adalah perampok diatas air, sekarang bandit-bandit daratan telah bersekongkol dengan bandit-bandit air untuk bersama-sama menguasai kolong langit..." "Kalau tujuan mereka bukan untuk menghadapi engkau Siau Ling kedua orang itu mungkin susah untuk bekerja sama" sambung Wu popo cepat. Kembali Siau Ling tertawa dingin. "Hmmm! sekalipun untuk sementara waktu mereka dapat bekerjasama, akan tetapi suatu hari nanti pasti akan bentrok satu sama lainnya dan suatu pertumpahan darahpun tak akan terhindar pada saat itu engkau akan membantu pihak yang mana....?" Setelah berhenti sebentar dengan nada suara yang lebih keren dan nyaring sambungnya lebih jauh: "Aku ingin tanya kepandaian lo hujin didalam melepaskan racun kalau dibandingkan dengan kepandaian Tok jiu Yok ong Raja obat bertangan keji siapakah yang jauh lebih unggul ?" Wu popo termenung sebentar lalu menjawab: "Kalau berbicara tentang cara melepaskan racun belum tentu kepandaian yang kumiliki berada dibawah kepandaiannya akan tetapi kalau berbicara tentang cara menggunakan campuran obat dan pembuatan racun aku mengakui bahwa kepandaianku masih belum dapat mengungguli Raja obat bertangan keji" Siau Ling mendengus dingin, ujarnya kembali: "Tahukah engkau bagaimanakah hubungan persahabatan antara Shen BoK Hong dengan Tok-jiu Yok ong?" sejak menderita kekalahan dibawah kerubutan partai2 besar sehingga hampir mati, Shen Bok Hong dapat membangun kembali semua usahanya hingga sedemikian besar boleh dibilang kesemuanya ini adalah berkat jasa dan Raja obat bertangan keji, tetapi apakah yang dilakukan Shen Bok Hong terhadap jasa jasanya itu?" secara diam diam ia telah meracuni Raja obat bertangan keji, lo hujin! sekarang engkau diundang turun gunung dengan segala kebesaran, hal ini disebabkan mereka hendak mengandalkan kepandaian racunmu untuk menghadapi para, jago persilatan yang sekarang mulai bangkit berdiri untuk menentang kekuasaan Shen Bok Hong," "Yang paling penting adalah untuk menghadapi engkau Siau Ling", sela Wu Popo dengan cepat. Siau Ling tertawa ewa, "Setelah Siau Ling dibunuh, maka nilai dari lo hujin yang diundang datangpun akan ikut lenyap, pada saat itulah dengan kekejamannya serta kekejian Shen Bok Hong, kalian berdua pasti akan didesak mundur terus hingga kehilangan jalan mundur, pada saat itulah hanya ada dua jalan yang bisa kalian tempuh, pertama dibunuh mati olehnya dan kedua selama hidup menjual nyawa baginya jadi budaknya." Wu popo termenung dan berpikir beberapa saat lamanya, kemudian ia menjawab: "Sudah lama aku mengetahui akan kekejaman serta kesadisan Shen Bok Hong, sekalipun begitu kedatanganku kali ini atas undangan Shen Bok Hong serta Siau-yau cu telah disertai pula dengan perjanjian, aku hanya bertanggung jawab dalam menghadapi dirimu Siau Ling saja, begitu urusan selesai maka akupun akan pulang kegunung." "Darimana lo hujin bisa tahu kalau mereka pasti akan menuruti perjanjian dan melepaskan engkau pulang kegunung"... Aaaai! sudahlah banyak bicara sama sekali tak Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo ada gunanya, sekarang aku sudah terjatuh ketangan lo hujin. silahkan engkau memutuskan akan jatuhkan hukuman apa kepadaku" "Lo hujin!" tiba2 Pek li Peng menyela dari samping, "bukankah engkau turun ganung karena mendapat hadiah dari mereka?" aku rasa hadiah yang ia berikan kepadamu tentu luar biasa besarnya bukan?"" "Sedikitpun tidak salah!" "Bolehkah aku mengetahui hadiah itu berupa apa saja?"?" "Mutiara seratus biji, emas murni sepuluh laksa tahil, batang antic, lukisan kenamaan, sutera dan macam2 benda berharga lainnya" "Asal engkau bersedia memberikan obat pemunah kepada kami semua, kamipun akan menghadiahkan pula benda2 seperti yang kau sebutkan tadi kepadamu!" Wu popo gelengkan kepalanya berulang kali serunya: "Siapakah engkau?" besar amat mulutmu kalau bicara!" "Nama ayahku mungkin pernah locianpwe dengar." "Siapakah dia?"?" "Pak-thian Cuncu" "Apa" Pak thian Cuncu adalah ayahmu", teriak Wu popo dengan amat terperanjat. "Sedikitpun tidak salah, dia adalah ayahku! apakah engkau tidak percaya..?" "Aku memang benar2 agak tidak percaya!" jawab nenek bermuka jelek itu sambil gelengkan kepalanya berulang kali. Siau Ling yang ada disamping tiba-tiba menyela: "Kalau membicarakan tentang harta kekayaan maka sepasang pedagang dari kota Tiong-ciu lah yang mempunyai kekayaan melebihi siapapun, mereka adalah saudara angkat dari aku orang she Siau, sekalipun begitu aku orang she Siau tidak sudi menukar nyawa kami dengan benda berharga. Dewasa ini kami sudah tiada bertenaga untuk melakukan perlawanan lagi, mau digorok, mau dipancung ataupun mau dicincang terserah kehendak hatimu, ucapankupun hanya sampai disini saja, lo hujin tak usah membicarakan persoalan itu lagi dengan diriku" "Oooh, toako, engkau tak boleh mati...." "Peng ji!" tukas Siau Ling dingin "Mati atau hidup sudah digariskan Thian didalam suratan takdir, semua yang telah menjadi takdir tak dapat dipaksakan dengan cara apapun juga, seandainya siau heng bersikap agak keras kepala dan hatiku tidak tergerak oleh rengekan nona Yong, pada saat ini mereka berduapun sudah menemuj ajalnya sedari tadi" Tiba2 Wu Yong berpaling memandang kearah neneknya, lalu berseru: "Nenek, Yong-ji ada sepatah dua patah kata hendak diucapkan keluar, apakah engkau memperbolehkan aku untuk mengutarakan keluar?"?" "Katakanlah!" "Ketika Yong ji memohon kepada Siau Ling tadi, bukan saja ia telah mengampuni diriku bahkan mengampuni pula nenek, sekarang sudah sepantasnys kalau kitapun mengampuni mereka!" "Kalau kita lepaskan Siau Ling bukankah semua intan permata, mutiara seratus biji emas murni sepuluh taksa tahil dan benda berharga lainnya akan lenyap tak berbekas." "Buat apa harta kekayaan sebanyak itu buat kita?"?" sela Wu Yong dengan cepat. Wu Popo tertawa. "Aku hanya mempunyai seorang cucu perempuan yang tersayang saja, sudah sepantasnya kalau mulai sekarang aku kumpulkan pelbagai macam barang berharga untukmu, sehingga apabila dikemudian hari engkau akan menikah dengan orang, barang perhiasan untukmu pun sudah tersedia... " Ia menengadah keatas memandang bintang yang bertaburan diangkasa, kemudian gumamnya seorang diri: "Aku hendak menggunakan barang berharga yang paling bagus dan paling indah dikolong langit untuk pesangon bagimu..." Wu Yong segera menghela napas panjang. "Aaaai...! nenek, aku akan kawin dengan siapa...?"?" "Tentu saja kawin dengan pemuda pilihanmu sendiri, kecantikan wajahmu luar biasa ditambah pula engkau memiliki kekayaan yang luar biasa sekali, aku rasa orang yang bersedia mengawini dirimu pasti banyak sekali bagaikan ikan dalam sungai..." Sambil menggelengkan kepalanya kembali Wu Yong menghela napas panjang, katanya: "Apakah orang hendak mengawini diriku, aku lantas menerima pinangannya itu !" "Haaahh....haaaahhh....haaahhh.... budak tolol, tentu saja engkau harus memilih salah satu diantaranya dari beberapa ribu orang yang ada" "Nenek kalau berbuat demikian bagi diriku sebenarnya boleh dibilang merupakan suatu hal yang jelek" "Kenapa ?" "Kalau aku mempunyai banyak harta maka orang2 yang akan mengawini aku bukanlah mengawini orangnya, tapi mengawini harta kekayaanku." "Aaai...! nenek sudah tua sekali", kata Wu popo sambil menghela napas panjang. "Suatu ketika aku pasti akan berpulang lebih dahulu kalau aku tidak meninggalkan sedikit kekayaan untukmu, mana mungkin hatiku bisa lega ?" Wu Yong tersenyum. "Oooh...nenek, mengapa engkau tidak berbuat sesuatu yang maha besar hingga meninggalkan sedikit nama yang bersih dan bersifat pendekar bagi dirimu" emas intan dan berlian hanya benda sampingan, apa gunanya benda2 seperti itu?"" "Engkau suruh aku menciptakan nama apa buat nenek yang sudah tua?"", kata Wu popo dengan dahi berkerut. "Kerjakanlah satu perbuatan besar yang bisa menggetarkan seluruh kolong langit, agar semua orang menghormati dirimu" "Bukankah nenek sekarang sedang berbuat demikian?" banyak jago" dalam dunia persilatan selalu berusaha untuk membereskan jiwanya, akan tetapi semua orang tidak mampu untuk melakukannya, sedangkan nenek mampu untuk menangkapnya dalam keadaan hidup2, bukankah perbuatan ini cukup menggetarkan dunia persilatan?" "Haaaahh....haaaah.....haaaahh.... Shen Bok Hong setelah berjumpa dengan aku pasti akan bangkit berdiri dan menyambut kedatanganku, pada waktu itu nama nenek akan tersebar luas diseluruh kolong langit dan dikagumi oleh setiap orang. "Nenek, seandainya pada saat ini kita lepaskan Siau Ling, bukankah perbuatan kita inipun sangat mengemparkan seluruh dunia persilatan" seru Wu Yong dengan air mata bericucuran. Air muka Wu popo seketiak itu juga berybah hebat. "Kalau kita berbuat demikian, bukankah intan permata dan emas murni itu bakal terlepas dari tangan kita", serunya: "Nenek kalau ingin memberikan kepadaku, aku tidak membutuhkan benda semacam itu" "Masih ada satu persoalan, sebenarnya aku tidak ingin memberitahukan kepadamu tapi sekarang mau tak mau terpaksa aku harus mengatakannya juga kepadamu." "Seringkali engkau mengatakan bahwa hidup kita adalah saling menguntungkan, mengapa ada persoalan yang kau rahasiakan?"" Wu popo menghela napas panjang "Aaai.. meskipun kita diundang oleh Shen Bok Hong serta Siau yaucu karena mendapat hadiah besar, didalam kenyataan kita pergi karena mendapat desakan yang membuat kita mau tak mau terpaksa harus berbuat demikian," "Mengapa?" "Kita sudah kena serangan oleh Shen Bo Hong dengan suatu tindakan yang amat keji" "Maksud nenek engkau sudah keracunan hebat?"" "Aku sudah tua dan sebentar lagi bakal mati, sekalipun keracunan hebat juga tak menjadi soal, tapi engkau, Yong-ji kau masih muda, engkau tak boleh mati dengan begitu saja" "Apakah akupun sudah keracunan pula?" Sekali lagi Wu popo menghela napas panjang. "Aaai.! rupanya mereka tahu bahwa engkau jauh lebih penting dalam pandanganku daripada jiwaku sendiri, karena itu merekapun sudah melepaskan racun keji dalam tubuhmu. " "Kenapa selama ini aku tak tahu?"" "Karena racun keji tersebut adalah jenis racun aneh yang dibuat secara khusus oleh Tok- jiu Yok ong raja obat bertangan keji, sebelum daya kerja racun itu kambuh maka seseorang tak ubahnya seperti manusia biasa, akan tetapi setelah racun itu mulai bekerja maka darah kental akan mengalir keluar dan tujuh lubang inderanya dan akhirnya mati Secara mengerikan sekali" Siau Ling yang mendengar pembicaraan itu diam2 menghela napas panjang pikirnya: "Cara Wu popo turun tangan melepaskan racun keji boleh dibilang jarang sekali ditemui dikolong langit, Teng It Lui serta Ceng Yap Ching yang memiliki kepandaian ampuh pun bisa diracuni tanpa disadari olehnya, sungguh tak kusangka seorang jago lihay yang ahli didalam melepaskan racun akhirnya terjebak pula dalam soal racun..." Dalam pada itu Wu Yong telah berkata kembali: "Jadi kalau begitu nenek mengatakan bahwa kita diundang dengan mendapat hadiah besar sebenarnya hanyalah membohongi diriku belaka ?" "Aku sama sekali tidak membohongi dirimu mereka sambil memberi hadiah kepada kita secara diam2 melepaskan racun pula untuk melukai kita berdua kita dipaksa mau tak mau terpaksa harus menerima undangannya itu". Wu Yong berpaling dan memandang sekejap kearah Siau Ling kemudian ujarnya kembali: "Nenek, engkau toh seorang ahli didalam hal ilmu racun apakah engkau tidak mampu untuk menemukan cara untuk memunahkan daya kerja racun keji yang berada didalam tubuh kita ini?"" Wu popo gelengkan kepalanya. "Pil racun itu dibuat oleh Raja obat bertangan keji, nenek tidak mengerti bagaimana caranya untuk membebaskan pengaruh racun tersebut. Wu Yong termenung beberapa saat lamanya, kemudian sambil berpaling kearah Siau Ling ujarnya: "Siau thayhiap, aku minta maaf kepadamu nenekku sudah lanjut usia aku tak dapat membiarkan dia mati keracunan..." "Semua pembicaraan yang sedang kalian ucapkan telah kudengar semua maksud baik nona biarkan kuterima didalam hati "tukas Siau Ling dengan cepat. "Nenek", tiba2 Wu Yong berseru, "apa hubungannya antara kita yang keracunan dengan Siau Ling?" bukankah sama saja kalau kita lepaskan dahulu Siau Ling, setelah itu baru pergi menghadap Shen Bok Hong...?"" "Tentu saja sama sekali berbeda jauh", "Shen Bok Hong bisa meracuni kita berdua kemudian mengundang kita dengan diberi hadiah tujuannya bukan lain adalah hendak menggunakan kekuatan yang kita miliki untuk menghadapi Siau Ling, mana boleh kita lepaskan dirinya ?" "Sekalipun kita lepaskan dirinya Shen Bok Hong toh tidak mengetahui akan perbuatan kira ini ?" "Ketajaman mata dan pendengaran Shen Bok Hong sudah tersohor dikolong langit mata matanya tersebar dimana-mana, mungkin saja semua gerak gerik kita pada saat ini telah diawasi pula oleh seseorang tanpa kita ketahui !" "Tapi... dimanakah orang itu " " seru Wu Yong sambil memandang sekejap kearah sekeliling tempat itu. Tiba-tiba Siau Ling menghela napas panjang, timbrungnya: "Nona Yong, sikap nenekmu terhadap dirimu boleh dibilang baik sekali apa yang dikatakan memang tepat sekali, dalam keadaan seperti ini memang sudah sepantasnya kalau aku aku ikut serta dirimu pergi untuk menghadap Shen Bok Hong, cuma..." "Cuma kenapa?"" tanya Wu popo. "Ketika to hujin mendapat ancaman serta hadiah untuk turun gunung, bukankah tujuanmu hanya untuk menghadapi aku Siau Ling seorang?" nah! aku akan mengikuti dirimu pergi tetapi aku berharap agar engkau suka berbuat kebajikan dengan melepaskan orang-orang yang mengikuti bersama diriku ini!" "Bukankah sekarang orang2 itu berada dalam keadaan baik?" "Akan tetapi ilmu silat yang mereka miliki toh belum dipulihkan kembali seperti sedia kala..." "Kalau ilmu silat yang mereka miliki kupulihkan kembali, maka mereka pasti tak akan melepaskan diriku pergi dan sin..Hm bukan mintakan ampun bagi diri sendiri, Sebaliknya mintakan ampun buat sahabatmu lebih dahulu, caramu berpikir benar2 luar biasa sekali!" "Harap lo hujin jangan salah paham" sela Siau Ling sambil gelengkan kepalanya berulang kali, aku jamin mereka akan segera tinggalkan tempat ini setelah kepandaian silat mereka pulih kembali, aku jamin mereka tak akan menghalangi niat lo hujin untuk membawa aku pergi dan sini..." "Perbuatan itu terlalu menempuh bahaya aku tidak ingin terjatuh ketangan orang lain." Siau Ling jadi mendongkol sekali sambil tertawa dingin serunya. "Lo hujin, tahukah engkau bahwa bagi seorang manusia yang berlatih ilmu silat kehilangan ilmu silatnya sama halnya dengan kehilangan selembar jiwanya" "Kami akan melakukan perjalanan bersama sama Siau tayhiap, teriak Teng It Lui dengan suara keras biarlah kami mati hidup bersama2 dirimu.." "Buat apa?"" Shen Bok Hong serta Siau yau cu amat membenci diriku sehingga boleh dibilang rasa benci mereka terhadap diriku sudah merasuk ketulang sumsum. mereka tak akan melepaskan diriku dengan begitu raja.. jikalau kalian mengikuti diriku maka sama halnya dengan mencari kematian buat diri sendiri, lagipula Sun Put Shia locianpwee serta Bu Wi Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Tootiang sedang menantikan kabar berita kalian..." Sorot matanya segera dialihkan keatas wajah Wu Popo, sambungnya dengan nada serius: "Aku ingin mengajukan suatu pertanyaan kepadamu, harap lo hujin suka menjawab dengan sejujurnya" "Apa yang ingin kau tanyakan?" "Apakah kepandaian silat yang mereka miliki masih dapat dipulihkan kembali seperti sedia kala?"" "Tentu saja dapat, akan tetapi kalau sampai terlampau lama hal ini sukar untuk dikatakan!" ''Berapa lama batas waktunya untuk bisa pulih kembali seperti sedia kala?" "Kurang lebih tiga bulan selewatnya aku tidak tanggung!" "Toako!" tiba2 Pek li Peng berseru keras aku ingin ikut bersamamu!!" "Baik, engkau dengan umat Bulim sama sekali tidak terikat dendam sakit hati, aku rasa Shen Bok Hong akan jeri terhadap nama besar ayahmu dan tidak sampai mencelakai jiwa mu." ---oo0dw0ooo--- PEK LI PENG tertawa sedih ia berkata ,"Aaai...! toako, seandainya engkau mati apakah engkau mengira aku akan hidup seorang diri ?" Beberapa patah kata yang menunjukan, be tapa setianya gadis itu terhadap dirinya, seketika menggetarkan hati Siau Ling. Tanpa terasa lagi ia berpaling dan memandang sekejap kearah Pek li Peng ujarnya, "Peng ji engkau toh sama sekali tak pernah ribut dengan orang lain, mengapa engkau harus mengikuti diriku untuk terjun kedalam kancah persoalan yang memusingkan kepaIa ini ?" Pek li Peng tertawa, "Selama aku mengikuti toako, kendatipun harus terjun kelautan api rasanya aku jauh lebih gembira daripada harus hidup seorang diri" Wu Yong yang mendengar perkataan itu mendadak timbul rasa cemburu dalam hati kecilnya, ia segera mendengus dingin dan berkata: "Hmm! nenek jangan biarkan budak tersebut ikut bersama kita" Pek li Peng segera berpaling, ketika dilihatnya wajah Wu Yong diliputi kegusaran mendadak ia merasakan hatinya begitu nyaman dan gembira, sambil membereskan rambutnya yang terurai, ia tersenyum dan tidak menanggapi ucapan lawan. Siau Ling sendiri tahu bahwa kepergianya kali ini untuk menjumpai Shen Bok Hong jauh lebih banyak bahayanya daripada tidak bahkan selembar jiwanya kemungkinan besar bakal lenyap ditangannya. Itu berarti semua perjuangan selanjutnya untuk menentang kaum kejahatan harus digantungkan pada kekuatan Sun Put Shia serta Bu Wi Too tiang. Pemuda itu segera mengambil keputusan untuk menyerahkan kitab pusaka ilmu pedang partai Hoa-san serta Sin ci sinkang dari partai Siau lim kepada Teng It Lui dan Ceng Yap Ching agar bisa diserahkan ketangan Sun Put Shia serta Bu Wi Tootiang. Berpikir sampai disitu, dia segera alih kan sorot matanya keatas wajah Wu popo sambil ujarnya: "Lo hujin aku ingin sekali membicarakan beberapa persoalan pribadi dengan kedua orang itu, kemudian aku akan mengikuti kalian berdua untuk meneruskan perjalanan guna menjumpai Shen Bok Hong serta Siau-yau tootiang aku rasa engkau pasti mengijjnkan bukan?" Wu popo termenung dan berpikir beberapa saat lamanya, kemudian menjawab. "Baiklah,cuma jangan mengulur waktu terlalu lama" ''Sebentar saja." Pemuda itu segera berjalan menghampiri kehadapan Teng It Lui serta Ceng Yap Ching kemudian berkata dengan suara dalam. "Kematian ada yang berat bagaikan gunung Tay San, ada pula yang enteng bagaikan bulu domba, jikalau kalian berdua mengikuti diriku pergi menghantar nyawa maka kematian kalian boleh dibilang enteng bagaikan bulu domba." Teng It LUi menghela napas panjang, ujarnya. "Seandainya kami tidak makan-makanan yang beracun sehingga menyebabkan Siau tayhiap bentrok dengan Wu popo, tidak mungkin pada saat ini bakal terjadi peristiwa macam ini.." "Benar" sambung Ceng Yap Ching, "kalau dibicarakan kembali, kamilah yang mengundang datangnya bencana sehingga menyusahkan Siau tayhiap serta nona Pek-li." "Semua kejadian toh sudah terlalu, apa gunanya dibicarakan lagi" sekarang ada satu masalah penting yang hendak kubicarakan dengan kalian berdua!" "Persoalan apa" " tanya Teng It Lui dengan cepat, "sekarang ilmu silat yang kami miliki sudah lenyap tak berbekas, mungkin apa yang diinginkan Siau tayhiap tak mampu kami laksanakan!" Siau Ling menghela napas panjang bisiknya dengan lirih "Manusia berusaha Thian lah yang menentukan, aku cuma berharap agar kalian berdua suka berusaha dengan sepenuh tenaga..." Ia berhenti sebentar, kemudian sambungnya: "Didalam sakuku terdapat dua jilid kitab, aku berharap agar kalian berdua suka berusaha sekuat tenaga untuk menyerahkan kedua jilid kitab tersebut ketangan Sun locianpwee serta Bu Wi tootiang" "Kami akan berusaha dengan sekuat tenaga" jawab Ceng Yap Ching dengan cepat. "Tugas ini penting sekali, apabila merasa perlu kalian berdua boleh melakukan perjlanap dengan jalan menyaru, berusahalah untuk memhindarkan diri dan pengawasan mata Shen Bok Hong " "Benda hilang nyawa hilang, barang ada manusia ada, kami pasti akan lebih menaruh perhatian terhadap benda itu daripada keselamatan jiwa sendiri..." jawab Teng It Lui. Siau Ling segera berpaling, ia lihat Wu popo sedang menaruh perhatian khusus terhadap semua gerak geriknya, hal ini membuat hatinya amat risau, pikirnya. "Kalau sekarang juga kuambil keluar kedua jilid kitab pusaka itu, dia pasti akan menaruh perasaan ingin tahu dan pasti suruh Yong-ji untuk memeriksanya, kalau sampai begitu... waah! bisa celaka, aku harus berusaha keras untuk memecahkan perhatiannya" Tapi untuk beberapa saat lamanya diapun tidak berhasil menemukan suatu cara yang dirasakan amat sesuai, hatinya jadi gelisah bercampur cemas sekali. Pada saat itulah dari tempat kejauhan tiba-tiba berkumandang datang suara derap kaki kuda yang amat ramai kian lama suara tersebut kian bertambah dekat. Wu popo segera berpaling kearah mana berasalnya suara derap kaki kuda tadi. Menggunakan kesempatan itulah Siau Ling segera ambil keluar dua jilid kitab pusaka itu dan diserahkan ketangan Teng It Lui bisiknya : "Kalian berdua baik baiklah menjaga diri " Kemudian sambl memperkeras suaranya dia melanjutkan: "Ditempat sepasang pedagang dari Tiong ciu terdapat sebuah kotak kayu milikku bila kalian berdua telah berjumpa dengan mereka suruhah mereka membuka kotak itu serta memeriksa isinya, suruhlah mereka simpan kotak itu baik2." Beberapa patah perkataan itu diucapkan dalam keadaan seperti ini, terasalah penuh pancaran rasa sedih yang amat tebal, "Siau tayhiap adalah seorang budiman Thian pasti akan melindungi keselamatan jiwamu, semoga engkau selalu sehat walafiat", sahut Teng It Lui perlahan. "Kalian berdua boleh pergi, semoga berhasil dan sampai ditujuan dalam keadaan selamat: Teng It Lui maupun Ceng Yap Ching mengetahui bahwa Siau Ling suruh mereka segera melakukan perjalanan, setelah memberi hormat ujarnva. "Kalau memang begitu kami akan mohon diri lebih dahulu!" Habis berkata mereka putar badan dan segera berlalu dari sana. Memandang hingga bayangan tubuh kedua orang itu lenyap dan pandangan. Siau Ling merasakan hatinya lega sekali dia menghembus napas panjang dan segera alihkan kembali pandangan matanya. Tampaklah dua ekor kuda jempolan yang tinggi besar berhenti disamping tubuh Wu popo, dari atas kuda loncat turun dua orang manusia nereka bukan lain adalah sepasang iblis dari propinsi Leng-lam. Tampak kedua orang itu bercakap-cakap sebentar dengan Wu popo, kemudian terdengarlah Ma Poo tertawa terbahak2 sambil berkata. "Haaah...haah...haaah... inilah yang dikatakan mencari dengan susah payah sampai satupun jebol, akhirnya didapatkan dengan gampang sekali" Ditengah gelak tawa yang keras dia alihkan sorot matanya keatas wajah Siau Ling kemudian sambungnya dengan dingin: "Engkaukah yang bernama Siau Ling?"" "Sedikitpun tidak salah!" "Nama besarmu amat tersohor sekali dalam dunia persilatan. Sungguh tak ku nyana engkau hanya seorang bocah cilik belaka" "Wu lo hujin", terdengar iblis kedua berkata aku lihat ada dua oang diantaranya yang melarikan diri dan sini, apakah perlu mereka ditangkap kembali?"?" Siau Ling merasa amat terperanjat setelah mendengar perkataan itu pikirnya. "Aduh... celaka, kalau dia sampai menyusul kedua orang itu, maka tubuh mereka pasti akan digeledah kalau sampai kitab pusaka itu didapatkan, bukankah keadaan akan bertambah berabe." Meskipun dalam hati merasa amat gelisah, akan tetapi perasaan tersebut tidak sampai diperlihatkan diatas wajahnya, dengan muka yang masih tetap tenang ia berseru sambil tertawa dingin "Sayang sekali aku kena racun keji sehingga kepandaian silat yang kumiliki punah..." "Kalau kepandaianmu belum musnah, apa yang hendak kau lakukan ?" tukas Ma Poo. "Dengan berdasarkan beberapa patah kata yang tidak hormat itu, aku harus memberi pelajaran yang setimpal buat kalian berdua" Iblis kedua yang mendengar jawaban itu jadi amat gusar, bentaknya "Keparat cilik, berada dalam keadaan serta situasi seperti ini! Kau masih berani bicara tekebur?" Hmmm! rupanya engkau sudah bosan hidup lagi dikolong langit." Telapak tangannya segera diayunkan kearah depan. Meskipun Siau Ling dapat menyaksikan datangnva serangan tersebut, akan tetapi ia tak mampu untuk menghindarkan diri..., Blam! tidak ampun lagi pipi kirinya segera satu sodokan keras, Pukulan tersebut benar2 kuat dan keras sekali, tubuh Siau Ling berputar dua kali bagaikan gansing, ia tak mampu mempertahankan diri lagi dan tubuhnya segera roboh terkapar diatas tanah. Sejak terjun kedalam dunia persilatan, belum pernah Siau Ling mendapat pengalaman yang demikian pahitnya, kepala langsung terasa pening tujuh keliling dan pandangan matanya jadi berkunang2. "Aduuh..." jerit Pek li Peng, dengan langkah lebar segera menghampiri tubuh Siau Ling dan membimbingnya bangun. ---oo0dw0oo--- Jilid: 18 SAMBIL menahan rasa sakit pikir Siau Ling dalam hatinya: "Entah racun keji apakah yang telah dipergunakan Wu popo ini sehingga membuat orang tak mampu untuk mengerahkan tenaga dalamnya dan seluruh kepandaian silat yang dimilikipun tak mampu dikembangkan semua andaikata ia gunakan racun semacam ini secara besar besaran rasanya tidak sulit baginya untuk menguasai seluruh kolong langit, lain kali kalau ada kesempatan aku harus binasakan orang ini dan tak dapat membiarkan dia tetap hidup lagi dikolong langit..." Berpikir sampai disini ia segera meronta untuk bangkit berdiri. Ketika ia berpaling kembali, bayangan tubuh Teng It Lui serta Ceng Yap Ching sudah lenyap dari pandangan dalam hati segera pikirnya kembali "Semoga Thian bisa melindungi mereka sehingga mereka berhasil berjumpa kembali dengan Sun Put Shia serta Bu Wi Totiang dalam keadaan hidup, asalkan kedua jilid kitab itu bisa sampai ditempat tujuan, sekalipun ditempeleng lagi juga tak mengapa..." Sementara itu iblis kedua dari Leng lam diam2 merasa kagum juga ketika dilihatnya Siau Ling sama sekali tidak menjadi gusar kendatipun sudah dijotos olehnya dengan amat keras, ia berpikir didalam hati kecilnya. "Usia Siau Ling belum begitu besar akan tetapi imannya sangat tebal .. orang ini memang luar biasa sekali!" Belum habis ia termenung, tiba2 Wu Yong telah maju dengan langkah lebar serta menghadang dihadapan Siau Ling, terdengar gadis itu dengan nada tak senang hati menegur: "Kenapa engkau hajar dirinya?"" Iblis kedua dari Leng lam yang ditanya seketika jadi tertegun, serunya dengan nada tercengang: "Nona maksudkan kami berdua?" "Engkau turun tangan memukul orang, sebenarnya apa maksudmu?", seru Wu Yong sambil tuding iblis kedua. Iblis kedua dari Leng lam segera tertawa ewa. "Nona Wu, apakah engkau maksudkan mengapa aku turun tangan memukul Siau Ling?" "Sedikitpun tidak salah Siau Ling adalah buronan yang berhasil kami tangkap, siapa suruh engkau ikut-ikutan Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo memukul?" Ma Poo yang ikut mendengarkan perkataan itu kontan saja mengerutkan dahinya, "Memang tidak salah orang itu ditangkap oleh kalian berdua. Katanya membela iblis kedua, akan tetapi masa kami berdua tak boleh hanya memukulnya sebentar?" "Tidak boleh, kalau mau pukul kami berdualah yang berhak untuk memukul tawanan kami", jawab Wu Yong ketus, Ma Poo segera berpaling memandang sekejap kearah iblis kedua, kemudian kedua orang itu kuluk-kuluk berbicara dengan bahasa yang aneh sekali dan sama sekali tidak dimengerti oleh orang lain. Wu Yong mengerutkan dahinya berusaha menangkap pembicaraan antara kedua orang itu, namun kecuali mendengarkan bahasa asing yang sama sekali tidak dimengerti olehnya ia tak dapat menangkap apa yang dimaksudkan oleh orang-orang itu. Dengan alis mata berkerut dia segera membentak. "Hey apa yang sedang kalian berdua bicarakan?"" Ma Poo tertawa dingin, sinar matanya segera dialihkan keatas wajah Wu Popo dan serunya. "Wu lo-hujin aku lihat badanmu kurang sehat?"" "Aku telah mendapat luka dalam yang sangat parah!"Tanpa syak wasangka nenek tua itu mengaku terus terang." Kembali Ma Poo tertawa dingin, ejeknya. "Kali ini kami berdua mendapat perintah untuk menyambut kedatangan lo hujin, sungguh tak kusangka lo hujin telah berhasil menangkap pula diri Siau Ling, andaikata Shen Bok Hong serta Siau yau tootiang mengetahui akan persoalan ini, mereka pasti akan merasa sangat gembira," Air muka Wu Popo berubah hebat, sambil tertawa paksa ia segera berkata: "Secara kebetulan saja aku telah berhasil menangkap Siau Ling, kalian berdua jauh2 datang menyambut kedatangan kami berdua, seandainya hasil penangkapan kami ini merupakan suatu pahala besar, maka kalian berdua pasti akan mendapat bagian pula" Ma Poo tersenyum. "Wu lo hujin begitu menaruh perhatian terhadap kami dua bersaudara, hal ini membuat kami merasa sangat berterima kasih, cuma..." Tiba-tiba ia putar telapaknya dan mencengkeram tangan kanan Wu Yong. Meskipun Wu Yong cukup cekatan, akan tetapi dia sama sekali tidak menyangka kalau secara tiba-tiba Ma Poo bisa turun tangan terhadap dirinya, urat nadi diatas pergelangannya seketika tercekal, lagipula tenaga yang dipergunakan besar sekali, kendatipun Wu Yong sudah berusaha untuk meronta namun gagal untuk melepaskan diri dari cengkeraman orang. Pada saat Ma Poo turun tangan mencengkeram tangan kanan Wu Yong, iblis kedua pun turun tangan mencengkeram tangan Wu popo. Sekalipun nenek tua bermuka jelek itu sudah melakukan persiapan, akan tetapi berhubung luka dalam yang dideritanya cukup parah, kendatipun ia saksikan iblis kedua mengancam urat nadi pada pergelangan tangannya akan tetapi ia tak mampu untuk meaghindarkan diri. Terdengar Ma Poo tertawa ter-bahak2 sambil berkata: "Setelah Siau Ling berhasil ditangkap, aku rasa engkau dan cucumu tak perlu lagi pergi menghadap Shen toacungcu serta Siau yau tootiang!" "Apa maksud perkataanmu itu?"seru Wu Popo. Tujuan Shen toa cungcu serta Siau-yau tootiang mengundang kedatangan kalian berdua adalah bukan lain hendak suruh kalian menghadapi Siau Ling, kini setelah Siau Ling berhasil ditangkap, aku rasa kepandaian silat yang kalian miliki sama sekali tak akan berfaedah bagi dunia persilatan lagi .!" "Aku telah membicarakan dengan mereka" tukas Wu popo, "begitu Siau Ling berhasil ditangkap dan kami berdua berhasil mendapatkan hadiahnya, maka saat itu juga kami akan pulang kerumah serta tidak mencampuri urusan dunia persilatan lagi.." "Kalau memang engkau dan cucumu akan mengasingkan diri, biarlah kami antar kalian pulang kerumah!" seru Ma Poo dengan ketus, habis berkata dia segera ayunkan telapak kanannya. Siau Ling serta Pek-li Peng yang menyaksikan perubahan situasi itu hanya bisa menghela napas belaka, dalam keadaan ilmu silat punah dan sedikitpun tak bertenaga, bukan saja meeka tak mampu untuk turun tangan menolong orang, bahkan menggunakan kesempatan itu untuk melarikan diripuntak dapat. "Apakah kalian berdua ingin membunuh aku serta cucuku"... "seru Wu Popo dingin. "Sedikitpun tidak salah, setelah kalian kubunuh maka jasa berhasilnya menangkap Siau Ling akan jatuh ketangan kami berdua!" "Hmm.! kalau kubebaskan racun yang mengeram dalam tubuh Siau Ling, aku rasa kalian berdua bukanlah tandingannya", seru Wu Popo sambil tertawa dingin. Mula mula Ma Poo nampak tertegun, kemudian sambil tertawa ewa katanya: "Apakah Wu lo-hujin tidak merasa bahwa perbuatanmu itu terlalu lambat....?"" Wu Popo memandang keatas langit, setelah termenung sebentar ujarnya dengan serius: "Tahukah kalian berdua, mengapa Shen Bok Hong serta Siau yau cu mengundang aku turun gunung?" "Karena lo hujin pandai didalam menggunakan racun. maka mereka undang kedatanganmu untuk menghadapi Siau Ling!" "Orang yang pandai menggunakan racun dikolong langit toh tak terhitung jumlahnya, mengapa mereka datang mencari diriku?" "Pertama, karena caramu melepaskan racun sangat lihay melebihi siapapun, dan kedua, engkau terlalu kemaruk akan harta kekayaan karena itulah mereka ambil keputusan untuk mengundang kehadiranmu.." "Tahukah kalian berdua dimanakah letak perbedaan antara caraku melepaskan racun dengan cara yang dipergunakan orang lain?" "Kami dua bersaudara mendapat tugas untuk menyambut kedatanganmu serta cucumu, tentu saja kami mengetahui tentang hal ini." "Kalau begitu, coba katakanlah! " "Kemampuan lo-hujin dalam melepaskan racun, bisa membuat korbannya keracunan tanpa disadari sama sekali." Tiba tiba ia seperti teringat bahwa ucapannya salah, buru2, mulutnya membungkam dalam seribu bahasa. "Nah, itulah dia!" sambung Wu popo dengan cepat, kalian berdua mempunyai satu kesalahan yang sangat besar, mebuat aku mau tak mau terpaksa harus memberi petunjuk." "Kesalahan apa?"" "Seandainya kalian berdua tidak bercakap cakap dengan menggunakan logat serta bahasa wilayah Leng lam sebaliknya secara tiba tiba turun tangan mencengkeram urat nadi kami berdua dalam keadaan sama sekali tak bersiap sedia tentu saja kami akan terbekuk tanpa sempat melakukan perlawanan, tetapi sekaran kalian berdua sudah kena diserang oleh racun keji, sebab bahasa wilayah Leng lam itulah yang membuat aku terpaksa harus melakukan persiapan..!" Ma Poo tertawa dingin, ejeknya "Nyawamu dan cucumu sudah berada di dalam cengkeraman kami dua bersaudara. Hmm! aku bisa saja menggunakan tindakan serta siksaan yang paling keji untuk memaksa engkau serahkan obat pemunah tersebut kepada kami!'' "Andaikata aku sudah menyerahkan obat pemunah itu dan jiwa kami dapat diselamatkan tentu saja aku tidak keberatan untuk memberikan obat tersebut, sayang sekali rencana kalian untuk mencelakai kami berdua dilakukan terlalu awal.." "Bagaimana kalau sekarang juga kukabulkan pemintaanmu itu serta memberi jalan kehidupan bagi kalian nenek dan cucu berdua..." "Terlalu lambat, aku tak dapat mempercayai perkataan kalian berdua " tukas Wu Popo. Ma Poo segera berpaling dan memandang sekejap kearah iblis kedua, kemudian perintahnya : "Loo ji, coba kerahkan tenaga dalammu, periksalah apakah engkau benar benar sudah terkena racun keji dari nenek siluman itu?" Iblis kedua menurut dan diam2 menyalurkan hawa murninya beberapa saat kemudian menjawab "Siaute sama sekali tidak merasakan seauatu yang aneh!" Ma Poo segera alihkan kembali sorot ma tanya keatas wajah Wu Popo, ujarnya dengan dingin.. "Wu lo hujin dengan kedudukanmu yang terhormat dikolong langit, andaikata perbutanmu hanya menggertak orang dengan ucapan kosong belaka maka perbuatanmu ini hanya akan ditertawakan oleh orang saja" Wu Popo, tertawa ewa, "Dua lembar jiwa kami berdua bisa ditukar dengan dua lembar jiwa kalian dua bersaudara, sekalipun mati juga tak menyesal silahkan kalian turun tangan". Ma Po segera menggerakan tangan kirinya untuk menotok dua buah jalan darah di tubuh Wu Yong, setelah itu diam2 diapun mengatur hawa murninya untuk memeriksa badan sendiri. Dirasakan hawa murni berjalan dengan lancar sedikitpun tidak memperlihatkan tanda2 keracunan, hal ini membuat hatinya segera berpikir" Cara nenek tua ini melepaskan racunnya sudah tersohor karena tak dapat diduga atau pun dirasakan ancamannya boleh dipercaya boleh juga tak percaya, pokoknya yang penting baik nenek dan cucunya maupun Siau Ling sekalisn sudah jatuh ditanganku, cepat atau lambat akhirnya toh mereka tak akan lolos dari tanganku. " Berpikir sampai disini dia lantas berkata "Wu lo hujin sekalipun engkau sudah melepaskan racun keji kedalam tubuh kami berdua obat pemunahnya toh masih berada dalam sakumu, apa susahnya untuk mengambil obat pemunah itu dari dalam sakumu?" "Obat obatan yang kubawa semuanya berjumlah ratusan botol kalau kalian berdua mempunyal keyakinan untuk bisa memilih sendiri, silahkan saja turun tangan untuk membinasakan kami berdua" Ma Poo tertawa dingin. "Berapa lama racun keji yang kau lepaslan kedalam tubuh kami berdua itu baru akan mulai bekerja?" ia bertanya. "Dalam dua belas jam kemudian!" "Kalau sampai waktunya sama sekali tidak bekerja?"" "Aku bersed.a mendapat hukuman dan kalian berdua!" "Baik! perkataan ini engkau sendirilah yang mengucapkannya keluar, sampai waktunya aku akan menbunuh cucu perempuanmu lebih dahulu.. " Sorot matanya segera dialihkan keatas wajah iblis kedua dan perintahnya: "Musnahkan saja sepasang tangannya yang sering melepaskan racun itu....!" Iblis kedua mengiakan dan segera turun tangan mematahkan pergelangan dari nenek tua itu. Ditengah kegelapan tampaklah keringat sebesar kacang kedelai mengucur keluar membasahi seluruh tubuh Wu Popo, akan tetapi ia masih tetap menggertak giginya rapat-rapat dan sama sekali tidak merintih. Siau Ling Yang menyaksikan kejadian itu diam2 menghela napas panjang, pikirnya didalam hati: "Pads dasarnya Wu popo adalah seorang manusia yang licin, sungguh tak dinyana sepasang iblis dari wilayah Leng lam ini jauh lebih kejam dan telengas daripada dirinya.. penderitaan ini boleh dibilang merupakan hukum karma bagi dirinya." Sementara itu Wu Yong yang menyaksikan tulang pergelangan tangan neneknya dipatahkan orang, hatinya jadi amat terkesiap sambil menangis teriaknya berulang kali "Oooh...nenek...nenek.." "Penderitaan semacam ini masih belum terhitung seberapa, jangan menangis..!" bentak Wu Popo Meskipun Wu Yong berhenti menangis, namun air mata mengucur keluar tiada hentinya membasahi seluruh wajah gadis itu. Perlahan2 Wu Popo alihkan sinar matanya keatas wajah Ma Poo, kemudian katanya: "Pada saat ini sekalipun aku bersedia berunding dengan dirimu aku rasa kalian berdua pasti tak akan mau menerimanya bukan?"" "Sedikitpun tidak salah, sebelum aku merasakan bahwa tubuhku benar benar keracunan aku tidak bersedia menerima perundingan macam apapun jua." "Jadi kalau begitu terpaksa aku harus menunggu sampai racun keji yang bersarang ditubuh kalian berdua mulai bekerja kemudian baru merundingkan lagi persoalan ini dengan dirimu." Pada saat itu, demi keselamatan jiwa kami berdua kemungkinan besar kami dapat menyanggupi beberapa buah permintaan itu, tetapi aku harus menerangkan lebih dahulu' syarat tersebut tak boleh terlalu memaksa orang." "Kita bicarakan saja setelah waktunya tiba!" Ma Poo segera memandang sekejap kearah iblis kedua, lalu serunya: "Loo ji, tempat ini tak boleh didiami terlalu lama kita harus segera meneruskan perjalanan. Iblis kedua memandang sekejap kearah Siau Ling, lalu berkata "Sahabat kangouw yang dimiliki Siau Ling terlalu banyak sepanjang perjalanan kemungkinan besar ada orang yang akan berusaha untyk menolong selembar jiwanya." "Maksudmu ?"" "Lebih baik kita bunuh saja, kemudian membawa batok Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo kepalanya pulang menghadap Shen Bok Hong serta Siau Yau totiang aku rasa keadaan ini jauh lebih aman" Pek li Peng yang mendengar perkataan itu jadi amat terperanjat sekali namun dalam keadaan seperti ini ia tak dapat berbuat lain diam2 pikirnya didalam hati: "Sekalipun aku harus membayar pengorbanan yang tak ternilai harganya aku harus berusaha untuk menyelamatkan jiwa Siau toako dan bencana besar ini " Tiba tiba terdengar Wu popo menengadah dan tertawa terbahak bahak. "Apa yang kau tertawakan ?" " bentak Ma Poe dengan gusar Luka yang diderita Wu popo cukup parah, sewaktu tertawa rasa sakitnya bukan kepalang tanggung, akan tetapi ia tetap mempertahankan sekuat tenaga. Ketika Ma Poo membentak ia berhenti tertawa dan berkata: "Aku sedang mentertawakan kalian berdua yang terlalu goblok, ketika aku terbayang kembali betapa diriku sudah terjebak oleh siasat licikmu itu, aku jadi geli dan ingin tertawa." "Kami bodoh?" hal yang bagaimana kami dianggap terlalu goblok?"?" "Hmm! apakah kalian berdua mengharapkan agar aku bisa memberi petunjuk pada ketololanmu itu?"" ejek Wu popo dengan suara dingin. "Kalau alasanmu diberikan secara paksaan jangan salahkan, kalau aku akan bertindak keji terhadap dirimu!" "Sebaliknya kalau yang aku katakan masuk diakal?"" "Tentu saja kami dua bersaudara akan menurut!" "Baiklah! aku memberitahukan dimanakah letak ketololanmu itu...." seru Wu popo. Sesudah berhenti sebentar, sepatah demi sepatah kata sambungnya lebih jauh. "Seandainya pada saat ini kalian berdua membinasakan Siau Ling, kemudian menghadap Shen Bok Hong serta Siau yau cu hanya dengan membawa batok kepalanya belaka, berapa hari yang kalian butuhkan untuk menempuh perjalanan serta sampai ditempat tujuan pada waktu itu bukankah batok kepala Siau Ling sudah akan membusuk dan rusak" dalam keadaan begitu mana mungkin Shen Bok Hong serta Siau yau cu bisa mengenalinya kembali....siapa tahu kalau mereka lantas mengatakan bahwa batok kepala yang kalian bawa bukanlah batok kepala dari Siau Ling...." Rupanya beberapa patah kata ini sangat masuk diakal, sepasang iblis dari wilayah Leng-lam pun segera membungkam dan tidak memberi komentar apapun juga. "Sekalipun kalian dapat menjaga agar sampai batok kepala itu tidak rusak akan tetapi batok kepala yang sudah dipenggal bagaimanapun juga susah untuk disamakan dengan batok kepala aslinya", sambung Wu Popo lebih jauh dengan suara dingin, "disamping itu aku dengan mata kepala sendiri sudah pernah menyaksikan sampai dimanakah kehebatan ilmu silat yang dimiliki Siau Ling, apa yang hendak kalian jawab seandainya Shen Bok Hong serta Siau yau cu bertanya kepada kalian, dengan andalkan apakah kalian berdua berhasil menangkap Siau Ling?"" "Kita toh sudah berhasil membawa batok kepalanya, aku rasa Shen Bok Hong serta Siau yau tootiang pasti akan mempercayainya" "Seandainya mereka mengatakan bahwa memalsukan batok kepala dengan tujuan mencari pahala ?" apa yang bisa kalian perbuat paling2 apa yang bakal kalian berdua derita jauh lebih mengenaskan daripada apa yang kami berdua derita !" Ma Poo termenung dan berpikir beberapa saat lamanya kemudian dia menjawab: "Perkataanmu memang sangat masuk diakal, tetapi kalau kami harus melakukan perjalanan sambil membawa Siau Ling, rasanya perjalanan ini agak kurang leluasa sedikit!" "ternyata dua orang manusia setolol kalianpun bisa mencelakai diriku, kejadian ini benar benar merupakan suatu peristiwa yang amat menyedihkan bagiku." "Hey aku sedang bertanya kepadamu, apakah engkau mempunyai cara lain yang jauh lebih baik?" bentak Ma Poo. "Tentu saja ada!" "Apakah aku boleh mengetahuinya?" "Hmmm! kenapa ku harus memberitahukan kepada kalian?"" "Karena kami dua bersaudara telah mencengkeram keselamatan hidup engkau serta cucumu! " "Jikalau kalian membersihkan jiwaku serta cucuku, maka pada akhirnya kalian berduapun tak akan terlepas dari bahaya keracunan yang mengakibatkan jiwa kalian melayang " "Apa yang baru kulakukan sehingga engkau bersedia mengatakannya keluar?" "Kalian berdua harus bersikap lebih menghormat dan sungkan terhadap aku orang tua" Sepasan iblis dari wilayah Leng-lam saling berpandangan sekejap, kemudian mereka ber-sama2 memberi hormat, katanya "Lo hujin, harap engkau suka memberi petunjuk kepada kami berdua, jalan apakah yang paling baik?"" "Siau Ling toh bisa menyaru sebagai seorang toojin, apakah kalian berdua tak dapat menyaru pula sebagai manusia lain ?" "Ehmm...! benar2 suatu pendapat yang tinggi!" seru Ma Poo. Selelah memandang sekejap kearah sekeliling tempat itu, sambungnya lebih jauh "Mari kita segera lanjutkan perjalanan!" Wu Popo memandang sekejap kearah dua ekor kuda jempolan yang ditambat dihadapannya, lalu berkata: "Siau Ling setelah minum obat beracun ilmu silatnya telah punah tak berbekas, ia tak dapat melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki lagi, ia harus dibiarkan naik kuda" "Dia adalah buronan penting dari Shen toa cungcu, tentu saja aku harus bersikap istimewa pula terhadap dirinya!" "Aku sudah dihajar Siau Ling sampai terluka, jalan darah cucuku pun tertotok, kami semua tak dapat melanjutkan perjalanan!" "Baik kalian berdua boleh naik seekor kuda, biarlah Siau Ling berdua menunggang kuda yang lain." "Tidak bisa jadi!" teriak iblis kedua, "nenek ini harus dipisahkan dengan cucunya" "Sedikitpun tidak salah!" Maka Siau Ling dan Wu Yong diikat pada seekor kuda, sedangkan Pek li Peng dan Wo popo diikat pada kuda yang lain. Sapasang pergelangan tangan Wu popo walaupun sudah patah, dua buah jalan darah dikaki kanannya sudah tertotok akan tetapi kaki kirinya masih bebas merdeka, diam2 ia mengendalikan kuda itu sehingga sebentar berlari kencang dan sebentar berlari agak lambat. Sepasang iblis dari Leng lam, seorang mengurusi seekor kuda dan bermaksud melakukan parjalaaan dangan menggunakan kegelapan malam yang masih menyelimuti seluruh jagad itu, akan tetapi berhubung Wu popo secara diam mengacau dengan sebentar mempercepat lari kudanya kemudian sebentar lagi memperlambat lari kudanya, hal ini membuat kedua orang itu harus mengikutinya dengan teratur. Pek-li Peng sendiri walaupun naik seekor kuda yang sama dengan Wu popo, akan tetapi berhubung dia amat membenci terhadap watak serta perbuatannya maka sepanjang perjaIan ia tak sudi untuk bercakap cakap dengan nenek tua bermuka jelek itu. Ketika kuda mereka berjalan memasuki sebuah hutan, tiba2 Wu Popo menjejakkan sepasang kakinya pada perut kuda itu, membuat sang kuda berlari dengan kencangnya berbelok masuk kehutan. Iblis kedua siap melakukan pengejaran namun sebelum ia sempat bergerak terdengar Ma Poo sudah berteriak keras: Siau Ling serta Wu Yong toh masih berada disini aku rasa mereka tak akan berani melarikan diri tak usah dikejar" Dalam pada itu ketika Wu Popo telah melarikan kudanya masuk kehutan, dengan suara berbisik ia segera berkata: "Nona, didajam saku sebelah kananku terdapat sebuah botol kecil, dalam botol itu berisikan butiran obat berwarna merah, obat itu akan memunahkan racun aneh yang bersarang ditubuh nona serta Siau Ling, dan memulihkan kembali ilmu silat yang kalian miliki," Sebelum Pek li Peng sempat menjawab tampaklah sesosok bayangan manusia berkelebat lewat tahu2 Ma Poo sudah menghadang dihadapan kuda mereka, dengan suara dingin ia menegur: "Wu lo-hujin seandainya engkau tidak ingin merasakan penderitaan karena disiksa aku anjurkan kepadamu lebih baik janganlah bermain sabun dihadapanku lagi, jarak antara kuda yang satu dengan kuda yang lain tak boleh terpaut lebih dari satu tombak" "Aku sudah menderita luka dalam yang parah, tulang pergelangan tangankupun sudah kalian patahkan, aku sama sekali tidak mempunyai daya untuk menguasai lari kuda ini ditambah pula nona ini tidak sudi bekerja sama dengan ku, darimana mungkin aku dapat mempengaruhi kecepatan lari kudamu itu ?"" Ma Poo mendengus dingin sorot matanya dialihkan keatas wajah Pek li Peng lalu sambungnya lebih jauh: "Nona, kalau engkau tidak man menuruti perkataanku, maka siksaan yang luar biasa segera akan kau rasakan" Pek-li Peng mengerdipkan matanya, ia tetap membungkam dan tidak membantah ataupun buka suara. Selesai berbicara Ma Poo segera menyingkir kesamping dan membiarkan, kuda itu meneruskan kembali perjalanannya Wu Popo berpaling memandang sekejap ke arah belakang, ia saksikan sepasang iblis dari wilayah Leng lam itu berjalan dibelakang kuda yang ditumpangi Siau Ling serta Wu Yong, dengan suara lirih dia segera berkata kembali: "Obat ini tidak gampang cara pembuatannya dan akupun hanya memiliki satu botol belaka, engkau harus baik2 menyimpannya dan jangan sampai ditemukan oleh sepasang iblis dari Leng lam. Pek-li Peng tetap membungkam, hanya saja dalam hati kecilnya dia berpikir: "Perduli amat perkataannya ini sungguhan atau bohong, biarlah pada saat seperti ini kupercayai perkataannya satu kali. " Ia jadi orang amat teliti, meskipun sudah mengetahui dimanakah letak obat pemunah itu disimpan, namun tidak berani mengambilnya secara gegabah, ia takut gerak geriknya secara diam2 diawasi terus oleh sepasang iblis tersebut. Sementara dia merasa serba salah tiba2 terdengar jeritan tertahan berkumandang datang dan arah belakang disusul roboh seseorang dari atas kuda. Dengan penuh kegusaran Wu popo segera menbentak keras: "Jangan kau aniaya cucu perempuanku!" Menggunakan kesempatan itulah Pek- li Peng segera menggerakkan tangan kanannya dan mengambil keluar botol obat pemunah tersebut dari saku kanan Wu popo kemudian menyembunyiknnya kedalam saku. Menanti ia berpaling kebelakang maka terlihatlah orang yang terjatuh keatas tanah itu bukan lain adalah Wu Yong, segera pikirnya didalam hati: "Seandainya budak itu sengaja menjatuhkan diri dari atas kuda sehingga memecahkan perhatian dari sepasang iblis tersebut, kecerdikannya ini benar2 mempesonakan..." Dalam pada itu terdengar iblis kedua sedang memaki kalang kabut: "Budak cilik ingusan ilmu silatmu toh belum lenyap sama sekali, melainkan hanya beberapa buah jalan darahnya saja yang tertotok kenapa engkau bisa terjatuh dari atas kuda " Hmmm! rupanya engkau sengaja mengacau yaa.. ?"" Ma Poo tertawa dingin sambungnya: "Loo ji, mari kita cari tempat yang baik untuk berteduh kita bereskan dahulu kedua orang budak cilik ini kemudian baru meneruskan perjalanan.." "Haaahh... haaahh....haaahh... perkataan toako memang tepat sekali, dua orang budak ini boleh dibilang sangat menarik hati sedari tadi siau-te sudah mempunyai pikiran sampaj kesitu hanya saja aku tak berani mengatakannya keluar." "Menurut penglihatanku kedua orang dayang ini mungkin saja masih tetap perawan yang belum dijamah orang!" "Aku rasa Wu Yong kemungkinan besar masih tetap perawan, sebaliknya dayang itu mungkin saja sudah tidak perawan lagi bukankah sepanjang hari dia selalu berada bersama sama Siau Ling, aku lihat keperawanannya sudah disikat oleh Siau Ling" Pek-li Peng yang mendengar pembicaraan kedua orang itu jadi amat terperanjat pikirnya. "Pada saat ini tubuhku sama sekali tak bertenaga seandainya kedua orang itu benar2 akan melakukan tindak kekerasan dengan memperkosa diriku waktu Itu mau matipun rasanya tak dapat.." Berpikir sampai disini ia jadi amat jeri sehingga buru2 mengambil keluar botol porselen tadi, ambil keluar sebutir obat pemunah dan segera dimasukkan kedalam mulut. Sebenarnya dia ingin membedakan warnanya lebih dahulu kemudian hari menelan obat pemunah tersebut akan tetapi setelah mendengar perkataan dari sepasang iblis dari Leng lam itu hatinya jadi ketakutan, pikirnya didalam hati. "Sekalipun aku salah makan obat jauh lebih baik mati keracunan daripada digagahi oleh mereka secara brutal" Barusan Wu Yong sengaja menjatuhkan diri dan kuda tujuannya bukan lain adalah hendak menggunakan kesempatan itu,untuk memaki sepasang iblis tersebut akan tetapi setelah mendengar ucapan tadi, ia jadi ketakutan dan tak berani bicara secara sembarangan lagi katanya: "Sepasang kakiku ditotok, aku tak bisa duduk tenang diatas punggung kuda" Iblis kedua tertawa dingin, ia segera mencengkeram tubuh Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Wu Yong dan segera didudukkan keatas punggung kuda. Siau Ling sendiri ketika menyaksikan kekejaman sepasang iblis dari Leng-lam kemudian mendengar pula ucapannya yang terkutuk, dalam hati merasa amat membenci hal ini, membuat ia tak mampu berbuat apa-apa kecuali membungkam dalam seribu bahasa" Terdengar Wu Yong menghela napas panjang kemudian bisiknya dengan suara lirih: "Tidak seharusnya nenekku melepaskan racun keji untuk memusnahkan ilmu silatmu" Siau Ling tertawa ewa, dia membungkam dalam seribu bahasa. Ia tahu rasa benci sepasang iblis dari Leng lam terhadap dirinya jauh melebihi terhadap dua gadis lainnya, bila salah berbicara niscaya yang diperoleh hanyalah penghinaan serta pemukulan yang tak ada artinya, oleh karena itu ia tak berani buka suara untuk mengundang datangnya bencana. Kurang lebih puluhan li sudah lewat waktu sudah menunjukan kentongan kelima dan fajarpun hampir menyingsing. Tiba2 iblis kedua mempercepat langkah kakinya menarik tali les kuda yang ditunggangi Wu Popo berdua, sambil berjalan cepat serunya: Lotoa, didepan sana terdapat sebuah kuil kecil yang tak berpenghuni. Bagaimana kalau kita bereskan dahulu perawan dua orang gadis ini kemudian baru melanjutkan perjalanan kembali?" "Haaahhh....haaahhh...haaaahh....baik! biarlah kita suruh kedua orang dayang itu merasakan dahulu bagaimana nikmatnya sorga dunia sebelum akhirnya mati." Pek li Peng serta Wu Yong yang mendengar perkataan itu jadi ketakutan setengah mati sehingga bulu kuduknya pada bangun berdiri, dengan mulut membungkam mereka tahan napas untuk menenangkan golakan perasaan hatinya.... Kurang lebih belasan li kemudian, akhirnya sampailah mereka didepan sebuah kuil yang tak berpenghuni, iblis kedua segera membentak keras "Kalian berempat mau turun sendiri ?" ataukah aku yang harus turun tangan bagi kalian?"" Tanpa bicara Wu Popo loncat turun dan punggung kudanya terlebih dahulu. Pek li Peng, Wu Yong serta Siau Ling segera meloncat turun pula dari atas punggung kudanya. Iblis kedua mengikat kedua ekor kudanya diatas pohon liu diluar kuil, setelah itu ujarnya "Kalian tidak masuk kedalam kuil apakah harus menunggu sampai aku turun tangan mengundang kalian untuk masuk?"" Siau Ling segera berjalan masuk kedalam ruang kuil, ketika berjalan lewat disisi tubun Pek-li Peng, ujarnya dengan sedih "Peng-ji, akulah yang sudah mencelakaj dirimu, aku harap engkau suka baik-baik menjaga diri" Air mata bercucuran membasahi seluruh wajah Pek-li Peng, katanya "Toako, sekalipun harus mati siau moay akan tetap mempertahankan kesucian badan ini!" Ma Poo yang berada disisinya segera ayunkan tangan kanannya kedepan.... Blaaam sebuah serangan dahsyat dengan telak bersarang diatas bahu Siau Ling membuat tubuh sianak muda itu terjungkal sejauh empat lima depa lebih dari tempat semula. "Toako..! "jerit Pek li Peng dengan suara lengking, ia segera lari menghampiri Sianak muda yang terjungkal diatas tanah itu. Ma Poo menggerakkan tangan kirinya mencengkeram tubuh Pek li Peng tangan kanannya bergerak dan.. Breet! jubah toosu yang dkenakan gadis itu segera tersambar hingga robek. "Nak, tenangkanlah hatimu... aturlah pernapasan..." bisik Wu popo memperingatkan. Iblis kedua ayunkan tangan kanannya.... Plok! sebuah tamparan keras bersarang diatas wajah Wu popo membuat darah segar segera mengucur keluar membasahi seluruh wajahnya. Diantara Siau Ling berempat. Wu popo adalah satu satunya orang yang masih memiliki tenaga untuk melakukan perlawanan, sekalipun sepasang tangannya sudah patah dan isi perutnya menderita luka parah, namun berhubung tenaga dalamnya amat sempurna ia masih mampu untuk menghadapi musuh. Kendatipun begitu ia masih tetap menyabarkan diri dan sama sekali tidak melakukan suatu perlawanan apapun. Iblis kedua segera menyambar tubuh Wu Yong dan tertawa terbahak bahak serunya: "Haahhh....haaah...haaah.. bocah perem puan, apa sih enaknya mengikuti nenekmu asaI engkau bersedia untuk melayani aku mencari kepuasan maka akan kubawa dirimu untuk berpesiar keseluruh tempat-tempat yang indah dikolong langit" Dalam hati Wu Yong merasa mendongkol sekali, akan tetapi berhubung jalan darah dikeempat anggota badannya sudah tertotok ia tak memiliki kemampuan untuk melakukan perlawanan, maka dibiarkan dirinya di permainkan orang lain. Ketika iblis kedua tidak mendengar jawaban dari Wu Yong, kembali ia tertawa terbahak-bahak "Perempuan cantik sekalipun engkau tidak menyetujuinya juga tak dapat, terpaksa aku harus mempergunakan kekerasan!" Tangan kanannya diayun kedepan dan... Sreeeit pakaian yang dikenakan Wu Yong segera tertarik hingga robek. "Tahan!" bentak Wu Popo dengan suara keras. "Nenek pengemis, apa yang kau kehendaki?"" seru iblis kedua sambil menghentikan gerakan tangannya. Wu Popo melirik sekejap kearah Pek li Peng ketika dilihatnya ia sedang berdiri sambil pejamkan mita, tahulah nenek itu bahwa gadis tersebut sedang mengatur pernapasan, segera pikirnya didalam hati "Semoga saja ia dapat serahkan obat pemunah tersebut ketangan Siau Ling" Berpikir sampai disini, ia lantas berkata: "Jikalau engkau ingin mengawini cucu perempuanku itu sebagai isterimu urusan sudah seharusnya dirundingkan secara baik-baik janganlah menggunakan kekerasan bagaikan binatang..." 'Haaah... haaahh... haaah... aku sudah tua bangka seperti ini, masa cucu perempuanmu bersedia untuk menjadi istriku ?" tentang soal ini aku sudah mengerti keadaanku sendiri" Tanpa memperdulikan ocehan dari Wu popo lagi, ia lanjutkan perbuatan merobek pakaian yang dikenakan Wu Yong. "Breeet..! Breeet.....! robekan kain berkumandang tiada hentinya, tidak selang beberapa saat kemudian sebagian besar pakaian yang dikenakan Wu Yong sudah disingkirkan. Dibawah sorot bintang yang redup, secara lapat2 nampaklah kulit tubuhnya yang putih bersih bagaikan salju. Wu Yong sendiri tetap berdiri sambil pejamkan matanya, ia tak berkutik maupun mengucapkan sepatah katapun. Ketika Ma Poo melihat Iblis kedua telah merobek sebagian besar pakaian yang dikenakan Wu Yong, diapun segera turun tangan merobek pakaian yang dikenakan Pek li Peng. Pada waktu itu hawa murni yang ada dalam tubuh Pek li Peng belum berjalan lancer, akan tetapi berhubung keadaan yang sangat mendesak gadis itu tak dapat berdiam diri lebih jauh, tiba2 ia membentak nyaring dan segera melancarkan sebuah babatan kearah depan. Ma Poo sama sekali tidak menduga sampai kesitu, hampir saja bacokan telapak yang dilancarkan Pek li Peng bersarang ditubuhnya, buru2 dia menyingkir kesamping lalu balas melancarkan satu serangan. Gerakan tubuh Pek li Peng sama sekali belum leluasa dan lincah seperti sedia kala, akan tetai secara dipaksakan ia dapat bertempur melawan orang, tangan kanannya segera merogoh kedalam sakunya ambil keluar botol berisi obat pemunah itu dan segera dilemparkan kearah Siau Ling sambil berteriak keras, "Toako, terimalah obat pemunah ini!" Setelah melemparkan botol berisi obat pemunah itu, telapak dan kakinya segera melancarkan serangan bertubi-tubi menghajar diri Ma Poo. Setelah dihajar oleh Ma Poo tadi, Siau Ling merasakan kepalanya pusing tujuh keliling dan pandangan matanya berkunang-kunang, ketika Pek li Peng berseru, ia sama sekali tidak sempat melihat jelas dimanakah botol berisi obat pemunah itu dilemparkan dan tahu2... plook! Benda itu terjatuh disisi tubuhnya. Dalam pada itu walaupun gerakan tubuh Pek li Peng masih belum leluasa dan lincah seperti sedia kala, namun dengan andalkan jurus jurus serangannya yang sakti dan aneh, untuk beberapa saat lamanya memaksa Ma Poo tak mampu untuk melancarkan serangan balasan. Terpaksa dengan suara keras bentaknya, "Loo ji, cepat rampas obat pemunah itu!" Iblis kedua mengiakan, dia segera melepaskan Wu Yong dan menerjang kearah Siau Ling Wu Yong berseru tertahan, tiba2 ia mementangkan mulutnya dan menyemburkan darah segar kearah depan. Selisih jarang diantara kedua orang itu sangat dekat sekali, lagi pula Iblis kedua sama sekali tak menduga akan datangnya serangan tersebut, termakan oleh semburan darah segar dari Wu Yong yang bercampur dengan gumpalan angina, sepasang matanya segera terasa amat perih dan sakit. Rupanya Wu Yong menyaksikan bahwa tubuhnya tak bakal lolos dari cengkeraman lawan, diam2 ia menghancurkan lidah sendiri untuk mencari mati, ketika Pek li Peng turun tangan menyerang Ma Poo serta melemparkan obat pemunah itu kearah Siau Ling, ia segera mengerahkan pula segenap kekuatan tubuhnya untuk menggigit hancur lidah sendiri dan disemburkan kearah Iblis kedua. Sambil menutupi wajahnya dengan tangan sendiri, Iblis kedua mencaci maki dengan penuh kemarahan. "Lonte cilik, rupanya kau pingin mampus, " Sebuah tendangan kilat segera dilancarkan kearah depan. Jalan darah ditubuh Wu Yong tertotok, meskipun ia melihat datangnya tendangan tersebut akan tetapi tak mampu untuk menghindarinya, dengan telak lambungnya segera termakan oleh serangan tersebut. Ditengah rintihan, tubuh gadis itu mencelat ketengah udara dan menumbuk diatas dinding tembok. Wu Popo menjerit lengking. "Yong ji.. Yong ji..." ia segera menerjang maju kearah depan. Menggunakan kesempatan itulah Siau Ling segera mengambil botol obat itu, mengeluarkan sebiji dan dimasukkan kedalam mulutnya. Iblis kedua sendiri setelah menendang tubuh Wu Yong sampai mencelat, kemudian menyeka darah yang membasahi wajahnya, segera bergerak mendekati pemuda she Siau tersebut. Siau Ling setelah menelan obat pemunah segera mengatur pernapasan. Ketika Wu Popo menyaksikan Iblis kedua berjalan mendekati Siau Ling, tubuhnya yang sedang berjalan menuju kearah Wu Yong tiba2 dibatalkan, bagaikan banteng ia menumbuk tubuh iblis itu. Setelah kena semburan darah segar yang tepat menghajar sepasang matanya itu, meskipun Iblis kedua tidak sampai menderita luka parah, akan tetapi air mata mengucur keluar tiada hentinya dari balik matanya, dalam keadaan begini ketajaman mata serta pendengarannya sama sekali tak berfungsi sebagaimana mestinya, ketika Wu Popo batalkan niatnya dan tanpa menimbulkan sedikit suara pun balik menumbuk tubuh iblis itu, sang iblis kedua sama sekali tak mampu menghindarkan diri, tak ampun lagi iganya kena terjang hebat. Terjangan tersebut dilakukan dengan mengerahkan segenap kekuatan tubuh yang dimiliki Wu Popo, bias dibayangkan betapa dahsyatnya terjangan itu. Tubuh Iblis kedua segera terhantam sampai mencelat beberapa depa jauhnya dari tempat semula dan menumbuk diatas meja sembahyangan. Akan tetapi Wu Popo sendiri yang pada dasarnya menderita luka dalam yang cukup parah, setelah melancarkan terjangan dengan sepenuh tenaga, meskipun serangannya mencapai hasil, tak urung tubuhnya roboh juga diatas tanah hingga tak sadarkan diri. Dipihak lain Pek li Peng yang sedang bertempur sengit melawan Ma Poo, semakin bertarung gerakan tubuhnya semakin lincah, serangan2 yang dilancarkan pun semakin jauh lebih dahsyat lagi. Ma Poo sama sekali tak menyangka kalau ilmu silat yang dimiliki seorang gadis muda ternyata begitu hebat dan lihaynya, kejadian itu membuat hatinya merasa amat terperanjat, meskipun dia ingin sekali melancarkan serangan balasan, apa daya tenaganya tidak memadai. Iblis kedua yang berulangkali menderita kerugian, hawa amarahnya segera memuncak sambil mengepos tenaga ia segera mencengkeram tubuh Siau Ling, makinya. "Nenek pengemis, setelah kubereskan Siau Ling maka akupun akan membuat perhitungan dengan dirimu" Tiba-tiba...., iganya jadi kaku, dan tahu-tahu urat nadinya sudah kena dicengkeram orang. Tenaga dalam yang dimiliki Siau Ling amat sempurna, setelah mengatur pernapasan beberapa waktu, sebagian dari tenaga dalamnya telah pulih kembali seperti sedia kala, akan tetapi diapun tahu bahwa Iblis kedua dari wilayah Leng lam ini bukan manusia yang gampang dilayani, ia tak berani turun tangan secara gegabah. Karena itulah menanti sampai Iblis kedua melancarkan cengkeraman, ia barulah menggerakkan tangannya balas mencengkeram urat nadi pada pergelangan tangan Iblis kedua tersebut. Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Sorot matanya segera dialihkan ketengah gelanggang, ketika dilihatnya permainan telapak Pek li Peng berjalan lancar dan leluasa, dan lagi diapun berada pada posisi diatas angina hatinnya merasa lega sambil memperkencang genggamannya pada urat nadi Iblis kedua, diam2 ia mulai mengatur pernapasan. Tiba-tiba terdengar Pek li Peng dengan ilmu menyampaikan suara berbisik. "Toako, baik-baikkah engkau?" "Kurung Ma Poo dengan ketat jangan biarkan dia berhasil meloloskan diri dari sini" sahut Siau Ling. Ketika mendengar jawaban dari sianak muda itu, Pek li Peng merasa amat kegirangan dengan semangat berkobar serunya, "Dia tak bakal mampu untuk melarikan diri" Serangannya segera diperketat, semua jurus serangannya merupakan serangan-serangan mematikan yang semuanya ditujukan kearah jalan darah penting ditubuh Ma Poo. Hal ini membuat iblis dari wilayah Leng lam tersebut harus menghadapinya dengan segenap tenaga. Setelah Siau Ling berhasil mencengkeram urat nadi Iblis kedua, ia tidak melanjutkan dengan serangan yang lain, sebaliknya sambil pejamkan mata diam2 mengatur pernapasan lagi. Iblis kedua sendiri, setelah urat nadinya kena cengkerama sebenarnya sudah tidak berkutik lagi dan pejamkan mata menunggu saat kematiannya tiba, siapa tahu setelah ditunggunya beberapa saat namun tiada gerakan lain, ia segera membuka matanya. Melihat Siau Ling berdiri sambil mengatur pernapasan timbullah satu ingatan dalam hatinya, keinginan untuk hidup muncul kembali dalam benaknya, diam-diam ia mengerahkan tenaga kemudian ayunkan telapak kirinya menghajar dada sianak muda itu. "Blaaaam...!" dengan telah serangan tersebut bersarang diatas dada Siau Ling. Akan tetapi berhubung kesatu, Siau Ling sedang mengatur pernapasan dan tenaga dalamnya sudah banyak yang pulih, kedua urat nadi pada pergelangan kanan Iblis kedua kena dicengkeram sehingga tenaga pukulannya terpengaruh, sekalipun serangannya berhasil menghajar telak diatas dada pemuda itu, namun itupun hanya mampu menggetar mundurkan tubuh Siau Ling satu langkah kebelakang. Perlahan-lahan pemuda itu membuka matanya kembali, sambil tertawa dingin ujarnya, "Kalian berdua adalah manusia licik yang sangat berbahaya, manusia seperti engkau tak dapat dibiarkan hidup lebih jauh dikolong langit" Tangan kirinya diperketat cengkeramannya lima jari ditarik menyeret Iblis kedua maju kedepan, sementari telapak kanannya segera dibabat kearah depan. Separuh badan Iblis kedua kaku karena kena dicengkeram, meskipun ia dapat menyaksikan datangnya serangan tersebut namun tak mampu untuk menghindarinya, tak ampun lagi jalan darah "Thian leng hiat" pada ubun-ubunnya terkena dihajar sampai hancur berantakan, tubuhnya segera terkapar diatas tanah dalam keadaan tak bernyawa lagi. Selesai membinasakan Iblis kedua, Siau Ling alihkan sorot matanya kearah pihak lain. Ia saksikan Pek li Peng sedang memutar telapak tangannya mendesak Ma Poo habis2an sehingga sama sekali tak bertenaga lagi untuk melancarkan serangan balasan. Dengan langkah lebar ia segera berjalan menuju ke pintu kuil, serunya dengan suara lantang. "Peng ji, pergilah tolong Wu Popo serta nona Wu Yong serahkan bandit itu kepada ku!" Meskipun Pek li Peng nakal tetapi terhadap perkataan Siau Ling ia selalu menurut, mendengar perkataan itu ia segera menyahut dan menarik kembali serangannya. Siau Ling tertawa dingin, ujarnya kemudian "Malam ini adalah malam terakhir bagi kalian sepasang iblis dari Leng lam untuk mengumbar kejahatan, adikmu sudah menantikan kedatanganmu dialam baka. Nah! Silahkan engkau menyusul dirinya..." Ma Poo berpaling memandang sekejap kearah iblis kedua, kemudian dilihatnya Iblis kedua sudah roboh terkapar diatas tanah dengan batok kepalanya hancur, hatinya kontan terkesiap. Siau Ling maju melangkah kedepan, serunya lebih jauh, "Ma Poo, sekarang aku memberi satu kesempatan bagimu untuk melanjutkan hidup, Nah! Bersiap-siaplah untuk bertempur..." Terhadap Siau Ling boleh dibilang Ma Poo merasa ketakutan sekali, apalagi setelah menyaksikan mayat Iblis kedua roboh terkapar diatas tanah, ia semakin ketakutan sehingga berdiri termangu-mangu ditempat semula, terhadap apa yang diucapkan Siau Ling sama sekali tak didengarnya. Siau Ling jadi teramat gusar, bentaknya, "Kalau engkau tidak bersedia turun tangan, engkau telah mengabaikan satu kesempatan untuk meloloskan diri dari ancaman maut, dan akupun tak dapat menunggu lebih lama lagi..." Telapak tangannya segera diayunkan kedepan melancarkan sebuah babatan kilat. Buru-buru Ma Poo meloloskan diri dengan mengegos kesamping, sebelum ia sempat melancarkan serangan balasan, serangan kedua yang dilancarkan Siau Ling sudah menggulung tiba. Sungguh cepat gerak serangan yang dilancarkan Siau Ling, dalam sekejap mata ia sudah lancarkan delapan buah serangan berantai, sementara Ma Poo sendiri tak mampu melepaskan serangan balasan barang satu juruspun, langkah serta gerakan tubuhnya sudah kacau balau tak karuan, suatu ketika kakinya menginjak diatas mayat Iblis kedua hingga tubuhnya tergelincir dan roboh terjengkang kebelakang. Laksana kilat Siau Ling segera melepaskan satu pukulan kearah depan... Blamm! Dengan telak serangan tadi bersarang diatas bahu kanan Ma Poo. Serangan tersebut rupanya berat sekali, tulang badan Ma Poo seketika terhajar patah, tak tertahan lagi ia mendengus berat dan mundur tiga langkah kebelakang. Napsu membunuh menyelimuti seluruh wajah Siau Ling, ia tidak membiarkan musuhnya berhasil meloloskan diri dari ujung telapaknya, laksana kilat tangan kanannya melancarkan serangan susulan, kali ini pukulan tersebut dengan telak bersarang diatas dada Ma Poo. Sekujur tubuh iblis dari wilayah Leng lam itu bergetar keras ia muntahkan darah segar dan tubuhnya roboh terjengkang keatas tanah, dalam waktu singkat sukmanya telah melayang tinggalkan raganya. Setelah membinasakan dua orang iblis tersebut, Siau Ling segera menghampiri Pek li Peng sambil bisiknya lirih. "Peng ji, apakah nenek itu beserta cucunya masih bias ditolong?"" Pek li Peng gelengkan kepalanya berulang kali. "Aku lihat kemungkinan besar Wu Popo sudah tak dapat ditolong lagi, aku sudah mengerahkan hawa murniku untuk menyerang jalan darah Mia bun hitanya, akan tetapi sama sekali tak ada reaksi apapun. "Bagaimana keadaan nona Yong?"" "Nona Yong telah memutuskan lidah sendiri, darah yang mengalir keluar terlalu banyak, aku rasa diapun sulit untuk diselamatkan, aku telah menotok beberapa buah jalan darahnya untuk menghentikan aliran darah ditubuhnya. "Aaaai...! Seandainya ia tidak menyemburkan darah segar keatas wajah Iblis kedua, mungkin aku sudah terluka ditangan iblis tersebut..." Berbicara sampai disitu, ia segera menjongkok dan membangunkan Wu Popo, sambungnya lebih jauh, "Peng ji, pergilah merawat nona Wu Yong, aku akan mencoba dengan andalkan tenaga dalamku apakah masih mampu untuk menyadarkan Wu Popo barang sebentar saja, kalau kita tak mampu menyelamatkan jiwanya, paling sedikit sudah sepantasnya kalau sadarkan sebentar dirinya agar bias meninggalkan pesan" Pek li Peng mengiakan, ia segera putar badan dan membopong Wu Yong yang menggeletak ditanah. Setelah memayang bangun tubuh Wu Popo, Siau Ling segera tempelkan telapak kanannya diatas punggung Wu Popo, segulung aliran hawa panas dengan cepat menerjang masuk kedalam isi perut Wu Popo. Kesempurnaan tenaga dalam yang dimiliki Siau Ling tentu saja tak dapat dibandingkan dengan tenaga dalam yang dimiliki Pek li Peng, Wu Popo yang sudah senin kemis tinggal menunggu saat ajalnya itu setelah termakan oleh gulungan hawa panas yang menyerang kedalam tubuhnya tiba2 mendusin kembali dari pingsannya. Per lahan2 ia membuka matanya, setelah memandang sekejap kearah Siau Ling lalu berkata, "Siau tayhiap, aku... aku....merasa amat menyesal sekali...menyusahkan kalian..." Siau Ling menghela napas panjang. "Aaaai...! Urusan yang sudah lewat apa gunanya dibicarakan lagi, locianpwee tak usah memikirkan lagi persoalan itu...!" katanya. "Aku menyadair bahwa luka yang kuderita parah sekali dan tiada harapan lagi untuk melanjutkan hidup dikolong langit" ujar Wu Popo dengan nada amat sedih, "aku sudah banyak melakukan dosa dan kesalahan, sudah sepantasnya kalau mendapat ganjaran yang setimpal, tetapi cucu perempuanku.. Yong ji..." Bicara sampai disini ia terbatuk-batuk dan ucapannya terpotong ditengah jalan. Rupanya dia cepat-cepat menyampaikan suara hatinya, sambil mengepos tenaga ia berkata lebih jauh, "Yong ji ku itu selama hidup belum pernah melakukan suatu perbuatan jahat apapun juga, semoga Siau tayhiap suka mengabulkan permintaanku..." Bicara sampai disini, napasnya tak bias berlangsung terus dan melayanglah selembar jiwanya tinggalkan raga. Siau Ling segera menyalurkan hawa murninya kedalam isi perut Wu Popo dengan harapan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Akan tetapi hawa murni yang bersarang dalam tubuh Wu Popo sudah punah sama sekali, kendatipun Siau Ling telah berusaha keras untuk menolong jiwanya namun usaha tersebut hanya sia2 belaka. Perlahan lahan Siau Ling turunkan mayat Wu Popo keatas tanah dan berjalan menghampiri Pek li Peng tanyanya sambil menghela napas panjang. "Peng ji, bagai mana keadaan nona itu?" "Sukar untuk dikatakan!" Balada Padang Pasir 13 Candika Dewi Penyebar Maut I X Bentrok Rimba Persilatan 2

Cari Blog Ini