Ceritasilat Novel Online

Budi Kesatria 20

Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen Bagian 20 lantang: "Seorang tamu tanpa nama sengaja datang untuk menghormati arwah Siau tayhiap!" "Aneh benar orang ini!" pikir Siau Ling. "kalau toh bersedia datang untuk memberi hormat kenapa tidak sebutkan namanya" Eh tapi siapa gerangan orang ini?" Tampaknya Pek li peng mempunyai perasaan yang sama dengan dirinya, gadis itu segera memberikan perhatian khusus kepada pendatang ini. Suara langkah kaki menggema dalam ruangan menyusul seorang pemuda baju hijau yang memakai baju rangkap putih diluarnya per lahan2 masuk keruang sembahyang, Begitu melihat jelas tampang orang itu Siau Ling langsung merasakan hatinya tergetar keras. Ternyata pemuda baju hijau itu tak lain tak bukan adalah Giok siau long kun cucu lelaki dari Raja seruling Thio Hong pemilik perkampungan Pek in san cung. 'Walaupun Giok siau Tong kuo seringkali celakukan perjalanan dalam dunia persilatan tapi dengan ilmu silatnya yang tinggi sulitlah bagi orang2 persilatan biasa untuk mengetahui wajahnya. selain itu diapun sering kali mengenakan topeng kulit manusia, maka setelah dia tampil dengan muka aslinya sekarang boleh dibilang jarang atau bahkan tak seorangpun yang mengenal indentitasnya. Setibanya didepan meja abu Siau Ling Giok siau long kun sama sekali tidak memberi hormat ataupun melakukan persembahan dia cuma berdiri didepan meja sambil mengawasi papan nama disana dengan termangu mangu. Lama sekali dia baru bergumam dengan suara lirih' "Siau Liog... Siau Ling aku tak tahu kematianmu kali ini adalah kematian yang sungguh2" Ataukah hanya pura2 mati?"" 'Sialan!" maki Pek li peng dalam hati. "engkau berani menyumpahi toakoku mati" Huuh dia akan berumur panjang, dia akan hidup seratus tahun lagi malahan seribu tahun lagi" Karena tingkah lakunya yang sangat aneh semua pandangan mata maupun perhatian para jago yang hadir dalam ruangan itu tertuju keatas tubuh Giok siau long kun, tapi pemuda itu sama Sekali tidak menggubris, dia anggap disitu se olah2 tak ada orang lain kecuali dia sendiri. Pada waktu itu baik Sun Put shia maupun Bu wi totiang sedang berada dibelakang panggung untuk melayani tamu, karena itu tak seorangpun yang menghalangi tingkah pola Giok siau long kun yang eksentrik itu. Kurang lebih seperminuman teh kemudian tiba2 Giok siau long Kun membentak nyaring "Siapa yang bertugas menjaga ruang sembahyangan ini?" Dari belakang panggung kebaktian perlahan-lahan berjalan keluar Coh Kun san yang berjenggot putih, sahutnya. "Sahabat, engkau ada urusan apa?" Dengan sorot mata tajam Giok siau long kun mengawasi Coh Kun san sekejap, kemudian tegurnya lagi. "Kakek tua. aku boleh tahu siapa namamu?" "Aku adalah Coh Kun san" "Ehm..! Nama itu pernah kudengar." "Terima kasih, terima kasih, apakah sahabat ada urusan" Katakan saja kepadaku" ''Kakek tua she-Coh, jadi engkau yang bertanggung jawab dalam ruang kebaktian ini?" tanya Giok siau long kun dengan nyaring. "Pada saat ini, akulah yang mendapat tugas bergilir didalam ruang kebaktian ini." Giok siau long kun segera rnengangguk. "Kalau begitu sangat bagus, aku ada suatu permohonan yang sebenarnya tidak pantas apakah lotiang bersedia untuk mengabulkan" "Kalau toh engkau sudah tahu permintaan itu tak pantas sebenarnya tak usah kau katakan, tapi aku yakin urusan itu pasti penting sekali, Nah ! Sahabat, katakan saja kepadaku apa permintaanmu itu, aku akan berusaha untuk memenuhinya." "Aku sangat ingin melihat jenasah dari Siau Ling, apakah lotiang bersedia untuk mengabulkan?"" "Tentang soal ini., tentang soal ini..." Coh Kun san berbisik dengan dahi berkerut "Mungkinkah perkataanku itu belum kuterangkan dengan jelas" sambung Giok siau long kun kembali. "'Harap sahabat utarakan, lebih jelas lebih baik agar akupun bisa mengetahui maksudmu yang sebenarnya" "Aku hendak memeriksa jenasah dari Siau Ling dengan penuh seksama, andaikata dia benar2 telah mati. maka aku akan kerahkan segenap kemampuan yang kumiliki untuk bantu kalian balaskan dendam baginya, tapi kalau jenasahnya tak ada.." "Kenapa"!" tanya Coh Kun san cepat. "Akan kubakar ruang kebaktian ini hingga hangus jadi abu.'' Dia tertawa dingin, kemudian melanjutkan kata2nya : "Buat seseorang rasanya sudah cukup kalau dia ber-pura2 mati sebanyak satu kali, tapi Siau tayhiap kalian itu., aku kuatir sudah mengidap suatu penyakit edan.." Coh Kun-san tarik napas panjang2 untuk menekan emosi dalam dadanya, kemudian ia bertanya : "Sahabat, boleh aku tahu siapa namamu?" "Dalam keadaan seperti ini aku tak ingin menyebutkan namaku, harap lo-tiang suka memaklumi" "Sahabat kalau kudengar dari pembicaraanmu kadang kala kurasa bahwa engkau adalah seorang sahabat, tapi kadang kala aku merasa engkau punya permusuhan dengan kami. sungguh bikin hatiku jadi bingung dan tak habis mengerti, sebetulnya engkau adalah sahabat kami" Ataukah musuh kami?" Dalam kenyataan perasaan bati Giok siau long kun pada saat ini sama ruwetnya seperti pembicaraan yang dia utarakan, pemuda itu merasa serba salah semua pendapatnya serasa saling bertentangan satu sama lainnya membuat dia jadi bingung.. Paras muka Giok siau long kun berubah jadi dingin bagaikan es katanya dengan ketus: "Lotiang kalau engkau tidak ingin terjadinya keributan dikala engkau sedang mendapat giliran bertugas, kuanjurkan kepadamu lebih baik jawablah semua pertanyaanku dengan sejujurnya..!" "Baik! Akan kujawab dengan sejujurnya, jenasah Siau tayhiap sama sekali tidak di-sini" "Lalu apa sebabnya kalian mengatakan dia sudah mati?" tanya Giok siau long kue dengan paras muka berubah hebat. "Shen Bok Hong telah memancing Siau tayhiap masuk kedalam sebuah hutan belantara yang sangat lebat, disitu ia lepaskan api dari empat penjuru, kebakaran hebatpun terjadi. jangankan pepohonan sampai batu karangpun sudah berubah warna, coba bayangkan saja apa lagi seorang manusia yang terdiri dari darah dan daging. mungkinkah masih ada kehidupan baginya,.?"" "Tapi hal itu toh tak dapat digunakan sebagai pegangan yang mengatakan bahwa dia pasti telah mati"!" "Tentu saja, semua umat persilatan yang ada didunia berharap agar Siau tayhiap masih hidup, tapi kalau dia tetap hidup dimanakah orangnya..?"" "Kalau dia benar2 telah mati, kenapa ti dak kelihatan pula jenasahnya"!" sambung Giok siau long Kua Cepat. "Api telah berkobar dengan hebatnya batu karangpun meleleh jadi bubur, memangnya jenasah seorang manusia masih bisa di temui dalam keadaan utuh?" Giok siau long Kun termenung dan berpikir beberapa saat lamanya, kemudian ia berkata . "Jadi kalau begitu lotiang berkeyakinan kalau Siau Ling benar2 sudah mati?" "Sudah tentu dia tak bisa hidup lagi sahut" Coh Kun san dengan suara amat sedih. "Seandainya dia masih tetap hidup"!" tiba2 Giok-siau long kun berseru lagi dengan mata melotot besar. "Itulah rejeki bagi seluruh umat persilatan yang ada didunia" '"Hm! Hm! Apanya yang rejeki, aku justru kuatir dialah yang akan menjadi sumber segala kekacauan dalam duoia persilatat!" "Aku sudah hidup sampai setua ini, telah kujelajahi baik wilayah utara maupun selatan, beraneka ragam manusia telah kujumpai, tapi..." "Tapi belum pernah berjumpa dengan seorang manusia macam diriku bukan"!" sambung Giok siau long kun cepat. "Bukan saja tak pernah kujumpai manusia seperti kau. bahkan akupun tak dapat memahami apa yang sedang kau katakan!" "Kalau begitu engkau memang sudah tua, saking tuanya sampai pikiranmu jadi melantur, sampai engkau jadi goblok!" Paras muka Coh Kun san berubah hebat, rupanya hawa amarah telah berkobar dalaua dadanya. "Hey orang muda" dia berseru "aku tak ingin sampai terjadi suatu pertarungan di depan meja tayhiap" "Itulah karena engkau cukup cerdik," sambung Giok siau long kun dengan cepat. Sesudah berhenti sebentar tiba2 nada pembicaraanya berubah jadi lembut dan jauh lebih lunak sambungnya: "Aku ingin mencari tahu berita tentang seseorang bersediakah lotiang memberi tahu?" Sikapnya yang sebentar dingin bagaikan es sebeotar ramah taman dan lemah lembut ini kontan membuat Coh kun san yang berpengalaman luaspun jadi pusing tujuh keliling ia sendiripun jadi kebingungan rasanya. "Siapa yang hendak engkau cari?" ia bertanya dengan sepasang alis matanya berkernyit" "Gak Siau cha, nona! Pernah kenal bukan dengan nona ini?" "Tentu Saja!" jawab Coh kun san sambil mengelus jenggotnya yang panjang. "Apakah nooa Gak Siau cha sudah berada disini?" desak Giok siau long kun cepat, ''Menurut apa yang kuketahui, asalkan nona Gak Siau cha mendengar tentang kematian dari Siau Ling, sudah pasti dia akan berangkat kemari!'' "Aku tak mau tahu tenang soal itu, aku hanya ingin tahu apakah sekarang dia sudah berada disini?"" Coh Kun san menggeleng. "Belum, dia belum sampai disini!" sahutnya "Belum sampai disini" Jadi berarti dia pasti akan tiba kemari?"" "Soal ini harus dilihat apakah dia mendengar berita tentang kematian Siau Ling atau tidak" "Nah ! coba lihat, Aku toh sudah bilang" "Egkau makin tua makin melantur otakmu makin tua makin bebal hingga jadi goblok tapi engkau tak mau mengakui ketololan sendiri" tukas GioK-siau long-kun dengan suara setengah membentak. "Setiap perkataanku amat jelas dan nyata setiap orang dapat memahami apa yang kukatakan, kenapa aku musti tolol" Kenapa aku rrusti goblok dan melantur ?" hardik Coh Kun san dengan kemarahan yang ber-kobar2 Giok-siau-long kun mendengus dingin, dia berusaha keras untuk menelan hawa amarah dalam dadanya, kembali dia berkata dengan suara dingin : "Apabila ditempat ini masih tersedia penanggung jawab lain, lebih baik lotiang pergi kebelakarg saja untuk beristirahat!" "Saudara, bila kedatanganmu kesini adalah untuk menghormati arwah Siau tayhiap, silahkan kalau kau memberi penghormatanmu, tapi kalau engkau memang datang kesini untuk mencari gara2, silahkan pasang kuda2, tak usih kuatir ! Aku tentu akan melaycan kehendak hatimu itu walau sampai di manapun juga" Mendengar tantangan itu. Dalam hati Siau Ling merasa terperanjat, pikirnya : "Ilmu silat yang dimiliki Giok siiu-long kun sangat tinggi dan Iihaynya luar biasa, jurus serangan dari ilmu serulingnya amat ganas dan lagi tak kenal ampun, sudah pasti Coh Kun san bukan tandingannya.. bila sungguh2 terjadi pertarungan, waah! Mau tak mau aku tak bisa berpeluk tangan belaka." Sementara itu Giok siau long kun telah menengadah dan mengamati sekejap sekujur badan Coh Kun san, lalu sambil tertawa dingin ejeknya sinis . 'Tidak gagah kalau kubunuh dirimu.." Ia berhenti sebentar, lalu melanjutkan : "Sebelum aku bisa menentukan mati hidup Siau Ling secara meyakinkan, aku masih belum bisa untuk menentukan apakah engkau seorang sahabat ataukah Seorang musuh !" Coh Kun-san menepuk jidat sendiri kemudian berseru; "Kalau memang tak ingin banyak urusan apa gunanya banyak bicara " Aaaai.. Kelihatannya aku memang sudah tua hingga otak ku benar2 menjadi bebal, diantara kita memang tak ada penyelesaian yang baik, makin ngomong semakin melantur sehingga bikin pusing kepala saja." "Ada dua orang pasti berada disini, kecuali kalau merekapun mati dibakar oleh Shen Bok Hong." "Siapa yang kau maksudkan dengan dua orang itu?" tanya Coh Kun-san cepat. "Sepasang pedagang dari kota Tiong-ciu" "Benar, mereka memang ada disini" kakek tua itu mengangguk tanda membenarkan. "Baik, panggil kedua orang itu dan suruh mereka keluar untuk bertemu dengan aku, kemudian pembicaraan ini kita lanjutkan kalau tidak begini aku kuatir habislah kesabaranku." Sebelum Cob kun san memberikan jawabannya Sang Pat telah munculkan diri dari belakang panggung kebaktian , setelah menjura dia berkata: "Boh heng silahkan masuk untuk beristirahat kalau toh saudara ini ingin berjumpa dengan aku, biar siaute yang temani dia untuk bercakap cakap!" Coh Kun sen segera menggelengkan kepalanya berulang kali. Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Apa yang terjadi pada saat ini, benar2 merupakan suatu kejadian paling membingungkan yang pernah kualami selama ini" Sembari berkata per lahan2 dia mengundurkan diri kebelakang panggung. Giok siau long kun sendiripun tidak memperdulikan Coh Kun san lagi, sorot matanya dialihkan keatas wajah Sang Pat lalu menegur: "Sang Pat masih kenal dengan aku?"" "Rupa2nya kita pernah saling mengenal?" "Kita pernah saling berjumpa, mungkin Waktu itu aku mengenakan topeig sehingga saat ini kau pangling." "Dan sekarang?" "Sekarang yang kau lihat adalah raut wajah asliku" Sang Pat termenung dan berpikir beberapa saat lamanya kemudian dia menjawab' "Jika tebakanku tak keliru, semestinya engkau adalah Giok siau long kun bukan?" Giok siau long kun mendengus dingin. "Hmm! Benar memang akulah yang telah datang" "Ada persoalan apa Tho heng datang kemari mencari aku?" "Aku ingin mengajukan satu pertanyaan kepadamu!" 'Katakanlah saudara Thio apa yang ingin kau tanyakan!" "Sebetulnya Siau Ling betul2 sudah mati" Ataukah dia hanya pura2 mati?" "Kain putih menyelubungi wilayah seluas sepuluh li, umat persilatan sama2 berduka, panggung kebaktian didirikan disini dan berita tersebut menggemparkan seantero jagad, coba katakan sendiri dia benar2 sudah mati" Ataukah hanya pura2 mati" ' "Jadi kalau begitu, dia betul sudah mati?" Giok siau long kun menegaskan "Kami semua mengharapkan dia masih tetap hidup!" "Aku dengar kebakaran hebat yang mengurung tempat kejadian itu sudah membakar sampai beberapa hari lamanya, batu karang pun jadi leleh, mungkinkah dia masih dapat hidup"'" "Semoga umat persilatan masih dilindungi oleh Thian sehingga Siau toako bisa lolos dari musibah yang maha dahsyat itu!" Sementara Gio-siau long kun hendak menanggapi ucapan tersebur, tiba2 tampaklah Suma Kan lari masuk kedalam ruangan dengan langkah ter gesa2. sambil lari masuk ia berseru penuh kegelisahann: 'Shen Bok Hong telah datang! Shen Bok Hong datang untuk memberi penghormatan.." Berita itu ibarat guntur yang membelah bumi disiang hari bolorg, semua orang yang hadir disitu terperanjat hingga berdiri ter-mangu2, untuk sesaat lamanya semua orang tak tahu apa yang musti dilakukan. Giok siau long kun segera menengadah dan ter bahak2 "Hahh.. hahhh haah. bagus sekali, bagus sekali, sungguh kebetulan sekali kedatangannya, memang sangat kebetulan kehadirannya disini !" "Jadi engkau telah berjanji dengan Shen Bok Hong untuk bertemu ditempat ini"!" tegur Sang Pat dingin. 'Tidak, kami bertemu hanya secara kebetulan saja" "Lalu apanya yang bagus dan apanya pula yang kebetulan?" "Dari mulut Shen Bok Hong aku dapat membuktikan apakah kematian Siau Ling adalah benar2 berita yang betul ataukah cuma isapan jempol belaka!" Sementara itu bayangan manusia telah berkelebat lewat dari balik panggung kebaktian menyusul mana Sun Put-shia, Bu wi totiang serta seorang lelaki berpakaian kabung yang memelihara jenggot hitam sepanjang lambung munculkan diri di tengah ruangan Begitu melihat kemunculan lelaki berjenggot panjang itu, Siau Ling merasa sangat girang, pikirnya : "Aih..! Diapun telah datang kemari, kalau begitu segala persiapan yang diatur dalam panggung kebaktian ini adalah hasil pemikirannya yang seksama.." Siapakah orang itu" Dia tak lain adalah It-bun Han-to, pemilik perpustakaan sian ki-su-liok yang ada di Siang yang peng propinsi Ci-pak Rupanya Sun Putshia maupun Bu wi totiang telah mendengar tentang penghormatan dan rasa kagum Siau Ling terhadap It bun Han to dari mulut Sang Pat, karena itu merekapun menaruh rasa hormat dan kagum terhadap jago lihay itu. Setibanya dalam ruang kebaktian, Bu-wi totiang segera berpaling kearah It bun Han to dan berbisik lirih: 'It bun heng silabkan melakukan persiapan!" It bun Han-to mengangguk, dia lantas a lihkan sorot matanya kiarah Suma Kan dan bertanya: "Saudara Suma. berapa banyak pengikut yang dibawa Shen Bok Hong?"" "Ciu Cau liong. Kim-noa hujin serta seorang pemuda baju biru, mereka datang ber empat." "Suruh mereka masuk, cuma harus berganti dengan pakaian berkabung, jika mereka tidak bersedia mengenakan pakaian berkabung kita hadang jalan masuk mereka dengan se kuat tenaga." "Baik, akan kusampaikan kata2 ini kepadanya." It bun Han to alihkan pula sinar matanya kearah Bu-wi totiang, kemudian ujar nya kembali: "To heng, tolong sampaikan perintah agar segenap kekuatan dari pihak kita bersiap sedia, tapi sebelum mendapat perintah darimu larang mereka untuk turun tangan secara sembarangan." Bu wi tcotiang mengiakan dan segera masuk kebelakang panggung. Sekarang It bun Han to baru alihkan sinar matanya keatas tubuh Giok siau long kun. dia menegur : "Tio si heng, apakah maksud dan tujuanmu hanya ingin membuktikan kematian yang sebenarnya dari Siau Ling dengan bertanya kepada Shen Bok Hong..?" "Benar, aku memang bermaksud begitu !" "Sebelum engkau bisa membuktikan kematian Siau Ling adalah kematian yang sungguh2 atau kematian pura2 belaka. diantara kita walaupun bukan sahabat, jaga bukan musuh bukan?" Giok siau long kun termenung dan berpikir beberapa saat lamanya, kemudian mengangguk tanda membenarkan. 'Ehmm! Memang begitulah...' "Kalau memang begitu silahkan untuk sementara waktu Thio siheng duduk disamping ruangan upacara, setelah Shen Bok Hong melakukan penghormatan untuk arwah Siau Ling. tak ada salahnya kalau Thio siheng bertanya sendiri kepada nya, apakah Siau Ling benar2 sudah mati ataukah cuma pura2 mati saja?" "Shen Bok Hong paling benci terhadap Siau Ling, boleh dibilang rasa benci telah merasuk ketulang sumsum, masa dia mau memberikan penghormatannya untuk arwah Siau Ling?" "Menurut pandanganku, Shen Bok Hong adalah seorang pemimpin besar yang patut dikagumi sudah tentu jiwa dan pikirannya tidak sesempit dan secupat Thio siheng!" Giok siau long kun tertawa dingin, rupanya dia hendak mengumbar hawa amarahnya, tapi perasaan itu akhirnya ditahan dan disimpan kedalam hati, tanpa berbicara lagi per lahan2 dia mengundurkan diri kesisi ruangan dan duduk disana. Setelah pemuda she Thio itu mundur. It bun han to serta Sun Put shia pun mengundurkan diri kebelakang panggung, sementara Bu wi totiang malahan tampil keluar dari balik panggung. Saat itulah Suma Kan berseru kembali dengan suara lantang: "Shen toa cungcu Shen Bok Hong dari perkampungan Pek hoa-sau-cung datang memberi hormat untuk arwah Siau Ling!" "Silahkan masuk !" seru Bu wi to tiang, Baru ia berseru, Shen Bok Hong dengan langkah lebar telah berjalan masuk kedalam ruangan. Cepat Siau Ling alihkan sorot matanya kearah gembong iblis itu, dia lihat Shen Bok Hong masuk kedalam ruangan diiringi tiga orang, disebelah kirinya berjalan Ciu Cau hong, disebelah kanannya Kim hoa hujin, sementara pemuda baju biru yang tak lain adalah Lan Giok tong berjalan dipaling belakang Dengan sorot mata yang sangat tajam Shen Bok Hong melirik sekejap keirah meja abu ditengah ruangan, ketika dilihatnya disitu tak tampak jago2 lihay, sorot matanya baru dialihkan keatas wajah Bu wi totiang. 'Totiang, baik2kah selama ini"!" dia menegur. Sikap Bu wi totiang dingin tapi penuh keseriusan, "Pinto selalu berada dalam keadaan sehat wal'afiat, terima kasih atas perhatian dari Shen toa cungcu" Shen Bok Hong tertawa ter-bahak2. "Hahhh haahh haah sungguh cepat kedatangan totiang ketempat ini, aku lihat ruang upacara sangat megah dan sudah benar2 luar biasa" "Ruang upacara ini dibangun dalam semalam oleh kawan2 persilatan yang datang dari Seantero jagat, kain putih kaci putih yang ada dikota Tiang sah telah kami pindahkan semua ketempat ini, aku baru merasakan sekarang bahwa bersatu kita teguh bercerai kita runtuh, asal kecuatan disatu padukan bentengpun akan ambruk dibuat-nya!" "Ehmm. memang gagah sekali perkataan itu, cuma sayang meskipun totiang gagah dan berotak, belum tentu apa yang kau ucapkan benar2 bisa berwujut ' 'Apa maksud dari ucapan Shen toa cang cu itu" Pinto merasa tak paham dan tak habis mengerti" Shen Bok Hong tertawa, "Aku percaya, totiang pasti sudah memahami atas perkataanku itu.." 'Pinto tidak mengertl!" ujar Bu wi totiang sambil tertawa dingin. Kembali Soen Bok Hong menengadah sambil tertawa terbahak2. "Hiaah haah haaah setelah Sampai di sini, aku tentu akan berhenti beberapa waktu, sebelum pembicaraan kita lanjutkan, lebih baik kuhormati dulu arwah dari Siau Ling !" Selesai berkata per-lahan2 dia maju mendekati meja abu ditengah ruangan, setelah menjura dalam2 kemudian jatuhkan diri berlutut diatas tanah. Siau Ling tercengang bercampur keheranan sama sekali tak terduga olehnya kalau Shen Bok Hong bersrdia melakukan penghormatan begitu besar bagi arwahnya. Ketika Shen Bok Hong berlutut, Kim-hua Kujin. Ciu Cau liong maupun Lan Giok-tong yang berada dibelakangnya ikut pula berlutut keatas tanah. Pek li Peng menaruh perhatian khusus terhadap diri Kim hoa hujin. ia lihat sewaktu perempuan itu berlutut ditanah, air matanya tak terbendung lagi hingga mengucur keluar membasahi wajahnya. Selesai berlutut, Shen Bok Hong bangkit berdiri dan memandang kearah meja abu Siau Ling dengan pandangan serius, katanya "Meskipun engkau lahir lima puluh tahun lebih lambat tapi dalam perasaanku dalam beberapa generasi terakhir ini hanya engkau dan akulah yang pantas disebut enghiong jika adik bersedia kerja sama dengan kakakmu, mungkin sekarang dunia persilatan telah jatuh kedalam cengkeraman Kita. setiap perintah yang kiia turunkan tentu akan menggetarkan seluruh kolong langit, waktu itu semua jago yang ada dalam dunia bisa kita perintah sekehendak hati. jangankan cuma menjadi seorang Bulim bengcu. sekalipun mau jadi kaisar yang memerintah negara juga bukan suatu pekerjaan yarg sulit.." Dia menghembuskan napas panjang, setelah berhenti sebentar lanjutnya lebih jauh: "Sayang seribu kali sayang adik tak mau tahu keadaan, engkau hanya memikirkan ke pentingan umum daripada kepentingan pribadi. engkau lebih suka mengorbankan diri demi kesejahteraan orang lain daripada menyenangkan diri sendiri, aaaaiii Adik, justru karena penentangan inilah akhirnya engkau harus mati terbakar ditengah hutan, intrik orang2 yang sok ksatrialah yarg mencelakai jiwamu menghancurkan masa depanmu., ooh. saudaraku.. coba bayangkanlah. berhargakah kematianmu itu.." Bu wi totiang yeng berada disampingnya segera menanggapi dengan suara dingin : "Dia mati secara ksatria, nama besarnya akan dicatat dalam sejarah persilatan dengan tinta emas, semua umat persilatan bersedih hati akan kematian itu, semua orang berduka dan merasa sayang atas kepergian nya dari dulu sampai sekarang, tak seorang enghiorg hohan atau pendekar besar manapun yang pantas disejajarkan dengan dirinya, dia mati dengan cemerlang, berkorban sebagai seorang ksatria sejatil Justru karena kematiannya, berita tersebut ibarat guntur yang menggeletar diseluruh angkasa, menyadarkan kembali umat persilatan dari tidur mereka.. Hmm! Jangankan rencana busuk yang kau susun belum terwujud, sekali pun engkau sudah menguasai seluruh jagad. akhirnya toh akan tertumpas dari muka bumi. namanya akan dimaki dan disumpahi oleh setiap umat manusia" Mendengar ucapan itu Shen Bok Hong segera tertawa dingin, ia berseru dengan nyaring : "Perkataan totiang terlalu kasar dan tak sedap didengar, sikapmu terlalu kurangajar. kalau kejadian ini berlangsung pada lima tahun berselang, aku orang she Shen tentu sudah cabut selembar jiwamu." Dia berhenti sebentar, kemudian melanjutkan: "Tapi sekarang, aku tak ingin membinasakan dirimu." "Mungkin saja pinto bukan tandingan dari Shen toa cungcu. tapi jikalau Shen toa cung cu ingin berkelahi, dengan senang hati pinto pasti akan melayani." Shen Bok Hong tertawa terbahak bahak. "Haaab haaah baah keberanian totiang sungguh membuat hatiku merasa kagum." Bu wi totiang mendengus dingin. Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Shen Bos Hong! Engkau telah memberi penghormatan bagi arwah Siau taybiap. Ji"ka tiada urusan yang lain lebih baik cepatlah pergi dari sini. Shen Bok Hong berpaling dan memandang sekejap kearah Kian bok hujin. ia lihat perempuan dari suku Biau itu masih berdiri termangu didepan meja abu Siau Ling. sementara air mata yang bercucuran makin deras membasahi pipinya. Dari sini dapatlah diketahui betapa sedihnya perasaan hati perempuan ini hingga sukar untuk dikendalikan lagi Sementara itu Lan Giok-tong telah memandang sekejap kearah Bu wi Totiang dengan pandangan dingin, lalu ia tegur "Engkau adalah ciangbunjin dari Bu tong pay?" "Benar" jawab Bu wi totiang sambil mengangguk. "Menurut berita yang tersiar dalam dunia persilatan, katanya ilmu pedang dari Bu-tong-pay sangat lihay dan luar biasa, tapi menurut pandanganku. semua berita yang tersiar hanya kabar bohong belaka'' "Pinto meraca pernah berjumpa denganmu sayang untuk sesaat tak dapat kuingat kembali siapakah kau! ' Ucapan itu mengandung dua arti yang berbeda, nadanya sinis dan sama sekali memandang rendah lawannya. "Aku adalah Lan Giok-tong! pemuda baju biru itu" memperkenalkan diri, "kalau totiang tidak percaya dengan perkataanku ini. bagaimana kalau kita buktikan sekarang juga" Dalam seratus gebrakan aku mampu paksa totiang untuk lepas pedang dan mengaku kalah!" Shen Bok Hong yang berada disampingnya segera goyangkan tangannya mencegah. ''Jangan ribut dulu, aku ingin bercakap cakap lebih jauh dengan diri totiang.'" "Apa yang hendak kau bicarakan?" tanya Bu wi totiang. "Membicarakan soal misalah besar dalam dunia persilatan!" "Baik! Silahkan Shen toa cungcu katakan pinto akan mendengarkan dengan sebaik baiknya" "Mungkin totiang tidak percaya, dalam kenyataan aku sudah mencengkeram tujuh puluh persen dari kekuasaan dunia persilatan, asal kuturunkan perintah maka dalam sekejap mata sembilan partai besar dalam dunia persilatan akan terjatuh kedalam cengkeraman aku orang she Shen" "Menurut apa yang pinto ketahui, dalam dunia persilatan terdapat pula banyak sekali umat persilatan yang bersumpah akan balaskan dendam bagi kematian Siau tayhiap, tentu saja diantara mereka terdapat pula orang orang dari sembilan partai besar" "Bukankah tujuan kalian menyelenggarakan upacara kebaktian di tempat juga adalah untuk membalas dendam" Sayang kalian kembali bertirdak keliru" "Pinto tak tahu dimanakab letak kekeliruan kami itu?"" "Justru karena kalian berkumpul semua disini, maka aku akan manfaatkan kesempatan yang ada ini dengan se baik2nya, aku telah siapkan segerap kekuatan yang kumiliki dari perkampungan Pek hoa san cung untuk mengepung rapat seputar tempat ini jika aku gagal untuk menaklukan hati kalian semua, maka terpaksa aku akan gunakan kekerasan untuk membasmi kalian semua dari muka bumi" "Sebelum diselenggarakan upacara kebaktian ditempat ini. kami semua telah melakukan parsiapan yang matang, mungkinkah apa yang Shen toa cungcu harapkan bisa tercapai, aku kuatir pertanyaan tersebut masih merupakan sebuah tanda tanya besar!" Sementara Shen Bok Hong hendak menanggapi perkataan itu. tiba2 terdengar serentetan suara yang amat dingin menimbrung dari samping: "Andaikata Siau Ling tidak benar benar mati aku rasa Shen toa cungcu tak akan mempunyai rasa percaya pada diri sendiri yang begitu kuat dan tebal!" Shen Bok Hong segera alihkan sorot mata nya kearah Giok siau long kun. setelah memandangnya sekejap kemudian ia menegur: "Siapa engkau?"" Rupanya Lan Giok tong sendiripun sama sekali tak menyangka kalau Giok siau long kun bakal munculkan diri ditempat itu, tak kuasa lagi ia berseru kaget. Shen Bok Hong segera berpaling. "Saudara Lan, engkau kenal dengan orang ini ?" dia menegur. "Kenal !" "Siapa dia?"" "Cungcu muda dari perkampungan Pek in sang cung. cucu lelaki dari Raja Seruling Tio Ci shia." "Tutup mulut!" bentak Giok siau long lun dengan gusar "kakekku adalah apamu" Enak benar menyebut namanya secara langsung!" "Hmm ! Hubungan kekeluargaan diantara kita telah putus." Shen Bok Hong ulapkan tangannya mencegah Lan Giok tong berbicara lebih jauh, dengan suara dalam ia beikata. "Sudah lama kudengar akan nama besar perkampungan Pek in San cung, sungguh beruntung hari ini aku dapat berjumpa muka dengan sau cungcu ! "Tak usah berlagak sungkan, maksudku tak lebih hanya ingin menanyakan suatu persoalan kepada Shen toa cungcu, aku harap engkau bersedia untuk menjawab dengan sejujurnya." Shen Bok Hong tertawa ewa. "Perkataan dari sau cungcu memang cukup sadis dan memaksa orang untuk menuruti nya, andaikata aku tak ingin menjawab..." Tapi sebelum Giok siau long kun menanggapi perkataan itu, dia telah melanjutkan kembali kata2nya. "Tapi, aku bersedia untuk mendengarkan pertanyaanmu itu!" "Pertanyaanku sangat sederhana, aku cuma ingin bertanya apakah Siau Ling benar2 sudah mati?"" "Kalau benari sudah mati kenapa?" Ka!au cuma pura2 mati lantas bagaimana?"'' Shen Bok Hong balik bertanya. "Besar sekali sangkut pautnya, berbicara bagi diriku dan Shen toa cungcu maka hubungannya boleh dibilang antara mati dan hidup" Shen Bok Hong tersenyum. "Aaah! Perkataanmu itu terlalu serius, masa dengan usia sau cungcu yang masih begitu muda sudah suka membicarakan soal mati?" "Aku cuma ingin tahu apakah Siau Ling benar2 sudah mati"! bentak Giok siau long kun dengan begitu keras. "Tentu saja benar2 sudah mati!" jawab Shen Bok Hong dengan sepasang alis matanya berkenyit. Tiba2 nada suara Giok-siau long kun berubah jadi lembut dan halus. "Sungguhkah perkataanmu itu"!" Shen Bok Hong sendiri diam2 dibuai tercengang oleh sikap lawannya yang aneh. sebentar bicara sambil mem-bentak2, sebentar kemudian berbicara dengan suara lembut dan halus, untuk sesaat ia tak dapat menduga apa yang dia kehendaki "Aneh benar bocah ini dia berpikir dihati entah apa maksud serta tujuan yang sebenarnya"! Berpikir kesitu, diapun menjawab : "Tentu saja aku tak bohong, bagaimma pendapat saudara"' "Dimanakah jerasah dari Siau Ling"!" ''Jenasahnva sudah hangus terbakar oleh kobaran api! ' "Pengakuan ini diutarakan dari mulut Shen toa cungcu sendiri, aku rasa pengakuan ini tak mungkin salah lagi!" "Dalam kenyataan memang begitulah..." Setelah berhenti sebentar, dia melanjutkan : "Apakah sau cungcu bersiap sedia untuk balaskan dendam bagi kematian Siau Ling"' "Andaikata Siau Ling benar2 sudah mati, aku punya maksud untuk berbuat begitu, tapi sebelum melihat sendiri akan jenazahnya aku merasa kurang tenteram" Sementara itu Kim-hoa bujin telah bangkit berdiri, katanya dengan suara dingin: "Hey. usiamu begitu muda tapi kalau ngomong kenapa begitu tak jelas?" "Sebenarnya engkau mengharapkan kematian dari Siau Ling" Ataukah berharap agar dia masih tetap hidup"'" Selama ini Shen Bok Hong selalu bertindak serius dan tidak banyak bicara asal dia hadir disesuatu tempat maka dialah yang berkuasa dan dia juga yang akan melakukan tanya jawab, tapi terhadap Kim hoa hujin sikapnya sangat istimewa, dia tak pernah menaruh suatu sikap yang serius terhadap dirinya. melihat perempuan itu sudah buka suara maka gembong iblis ini segera menyingkir kesamping dan tidak berbicara lagi Giok siau long kun memandang sekejap ke arah Kim hoa hujin, ia lihat perempuan itu memiliki alis mata yang panjang, biji mata yang jeli dan muka yang menawan hati, dia segera mendehem ringan dan menjawab: "Tentu saja aku berharap dia telah mati." Jawaban ini bukan saja sama sekali berada diluar dugaan Kim hoa hujin, bahkan Shen Bok Hong sendiripun tertegun dibuatnya, ia lantas berpikir didalam hati: "Entah permainan busuk apa yang sedang direncanakan oleh Giok siau long kun" Aneh benar orang ini...." Sementara itu Kim hoa hujin telah mengerdipkan sepasang matanya yang besar dan bulat kemudian ujarnya: "Kalau memang begitu, apa perlunya engkau bertanya lagi" Dia sudah mati terbakar ditengah hutan." Tiba2 Giok siau long kun menengadah dan tertawa terbahak2, suaranya keras bagaikan Pekikan naga hingga seluruh ruangan upacara bergetar keras. Betapa mendongkolnya hati Pek li Peng menyaksikan tingkah laku pemuda itu, diam diam ia menyumpah didalam hati: "Sialan ! Keparat yang tak tahu diri... Hmm. kalau engkau tahu jika Siau toako duduk segar bugar disini tanggung engkau tak sanggup tertawa lagi!" Shen Bok Hong adalah seorang jago kawakan yang mempunyai pengalaman amat luas-dalam dunia persilatan, ia dapat menilai keadaan dengan otak dingin, sebelum duduk nya persoalan dapat diketahui dengan jelas dia tak ingin mengumbar hawa amarahnya secara sembarangan. Dengan wajah dingin ia berdiri disisi gelarggang, menanti Giok siau long kun menghentikan sendiri gelak tertawanya ia baru berkata dengan nada ketus : "Siu cungcu, apa yang sedang kau tertawakan ?" Senyum yang menghiasi wajah Giok-siau long kun lenyap tak berbekas, per lahan2 katanya : "Aku sedang tertawa, apabila Siau Ling benar2 telah mati, maka aku rasa tak akan ada orang yang akan mencatut nama Siau Ling untuk menjadi Siau Ling gadungan lagi" Bicara sampai disitu dia melirik sekejap kearah Lan Giok tong dengan pandangan dingin. Sorot mata itu penuh mengandung rasa benci dongkol dan pelbagai perasaan lain yang bercampur aduk. Kiranya, dalam kejadian yang lampau justru karena Lan Giok tong menyaru sebagai Siau Ling gadungan maka Gak Siau cha yang mendapat kabar itu segera tinggalkan dirinya seorang diri, andaikata Lan Giok tong tidak menyamar sebagai Siau Ling gadungan, mungkin saat ini Gak Siau cha sudah menjadi istrinya. Walaupun dikemudian hari Siau Ling yang asli benar benar munculkan diri dunia persilatan, waktu itu nasi sudah menjadi bubur. Gak Siau cha telah menjadi Thio hujin, apa yang bisa dikatakan lagi Setelah kejadian itu, berulang kali Giok siau long kun membayangkan persoalan itu makin dipikir ia merasa semakin benci, dia merasa semua perubahau yang terjadi hingga berakhir demikian ini adalah berkat pengacauan dari Lan Giok tong. Sementara itu Lan Giok tong telah berkata pula dengan suara dingin : "Heeeh heeeh heeebb Thio heng jangan terlalu gembira, meskipun Siau Ling telah mati, aku toh masih hidup dikolong langit!" "Heeeh heeeh heeeh kalau engkau sudah bosan hidup, itulah jauh lebih baik lagi, akan kuhantar engkau pulang keakhirat" balas Giok siau long kun pula sambil tertawa dingin. Ucapan tersebut makin menggusarkan hati Lan Giok tong, teriaknya dengan lantang: "Orang lain mungkin akan jeri terhadap ilmu seruling keluarga Thio, tapi aku tidak takut, akan kulayani keinginanmu sampai di manapun juga .." Dalam waktu singkat kedua orang itu sudah ribut sendiri dan saling maki memaki dengan ramainya, semua orang tak tahu apa yang sedang diributkan oleh mereka berdua , hanya Siau Ling seorang yang tahu duduk persoalan yang sebenarnya, dua orang bersaudara yang masih punya hubungan darah ini bisa saling bermusuhan hingga ibaratnya air dan api, lak lain tak bukan hanya disebabkan mereka saling memperebutkan diri Gak Siau cha . Ada satu hal yarg tidak dimengerti Siau Ling, di hari2 biasa Lan Giok-tong sangat jeri terhadap Giok siau long-kun. apa sebab nya sekarang malah unjukkan sikap yang gagah berani dan sama sekali tidak terlintas perasaan takut " Sementara itu Giok siau-long kun telah menggertak mundur dua langkah kebelakang, ujarnya dengan dingin : "Hayo kita adu kepandaian didepan meja abu Siau Ling. dalam seratus jurus akan ku cabut selembar jiwamu!" Walaupun Lan Giok-tong sendiri sadar kalau ilmu silat yang dimilikinya masih belum dapat menandingi kehebatan dari Giok siau long kun, tetapi dia sendiripun tak dapat menahan diri. Per lahan2 pemuda itu maju kedalam gelanggang dan berkata : "Baik! Kita adu kekuatan sebanyak seratus gebrakan" Sebenarnya maksud Lan Giok-tong adalah memancing kemarahan Giok-siau long kun sehingga dia menantang Shen Bok Hong dan Kim hoa hujin. apabila kedua orang jago inipun menjadi gusar maka dalam pertarurgan yang kemudian berlangsung, Giok-siau long kun pasti dapat dibasmi dari muka bumi, itu berarti daa akan kehilangan seorang musuh cinta. Siapa tahu apa yang diharapkan sama sekali tidak Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo terwujud, bukan saja Giok siau-long kun sama sekali tidak menyerang dirinya. dia malah mundur dua langkah dan menantang dirinya untuk berduel. Berada dihadipan umum, sudah tentu Lan Giek tong tak dapat menarik tantangan orang, walaupun dia sadar bahwa kepandaian silatnya masih belum mampu menandingi Giok siau-long kun, terpaksa dengan perasaan apa boleh buat dia maju kedepan. Langkah kakinya sangat lambat dalam hati dia berharap agar Shen Bok Hong atau Kim hoa hojin turun tangan menghalangi perbuatannya itu, dengan demikian diapun akan mengundurkan diri secara hormat. Siapa tahu baik Shen Bok Hong maupun Kim hoa hujin sama sekali udak buka suara, malahan memandangpun tidak se olah2 mereka sama sekali tidak melihat akan kejadian tersebut. Dalam keadaan seperti ini. terpaksa Lan Giok tong harus tampil kedepan untuk menerima tantangan Giok siau long kun, pedangnya segera dicabut keluar dari dalam sarung. Bu wi lotiang mengerutkan dahinya, ia segera berseru. "Tempat ini tidak sesuai untuk melangsungkan pertarungan, kalau ingin adu kepandaian silahkan pilih saja tempat yang lain." Lan Giok tong berpaling dan memandang sekejap kearah Shen Bok Hong, dari sikapnya yang tertegun agaknya ia sedang menunggu pertimbangan dari gembong iblis itu. Setelah urusan jadi begini, tentu saja Shen Bok Hong tak dapat pura2 belagak pilon lagi, dia tertawa ewa dan berkata: '"Lan si heng. bagaimana kalau kau berabar untuk sementara waktu" Kesempatan di-kemudian hari masih banyak, Suatu ketika toh akhirnya persengketaan diantara kalian berdua dapat dibereskan" Menggunakan kesempatan itu Lan Giok tong batalkan niatnya untuk bertarung, dia masukkan kembali pedangnya kedalam sarung dan per lahan2 mundur kebelakang Shen Bok Hong. Giok situ long kun sendiri segera menengadah keatas dan tertawa ter bahak2 dia melangkah keluar dari ruangan itu. Belum jauh dia berjalan. tiba2 Suma Kan telah lari masuk kedalam sambil berkata: "Ada seorang tamu perempuan datang menyambangi arwah Siau tayhiap!' "Beritahu kepadanya kalau Shen toa cane cu berada disini, harap tunggu sesaat lagi!" jawab Bu wi totiang. "Aku telah berkata demikian, tapi ketika tamu perempuan itu mendengar kalau Shen toa cungcu ada disini. ia semakin bersikeras untuk masuk kedalam" Waktu itu Giok siau long kun sudah hampir keluar dari ruang sembahyangan ketika mendengar laporan dari Suma Kan itu ia segera menghentikan langkahnya. Terdengar Bu wi totiang bertanya: "Sudah kau tanyakan siapa nama nona itu" "Sudah!'' jawab Sumi Kan "ia mengaku she Gak." ' Bagus ..bagus sekali!' Shen Bok Hong segera menanggapi "apakah nona Gak menerangkan juga, apa sebabnya dia hendak ber jumpa dengan aku"'' Suma Kan tidak mananggapi pertanyaan itu. Sementara Bu wi totiang telah bertanya kembali; "Apakah dia adalah nona Gak Siau-cha?" "Tentang soal ini, aku tidak sampai menanyakan," "Silahkan dia masuk !" Suma Kan mengiakan, baru saja dia hendak putar badan, tiba2 terdengar seorang dara berkata : "Tak usah merepotkan engkau !" Seorang dara baju putih yarg gagah dan agung per-lahan2 berjalan masuk kedalam ruangan. Siau Ling segera berpaling, begitu mengetahui siapa yang datang hatinya langsung berdebar keras pikirnya: "Aaah.. ,benar2 enci Gak yang datang" Gak siau cha mengenakan pakaian berkabung, malahan suatu pakaian berkabung yang lengkap dengan kain kerudung kepala warna putih serta sepatu warna putih juga. Meskipun sedang berkabung, akan tetapi pakaian tersebut sangat ringkas dan ketat, se akan2 dia telah bersiap sedia untuk melangsungkan pertarungan dimanapun juga. Sepasang mata gadis itu merah membengkak karena terlalu banyak menangis meski begitu sinar mata yang memancar keluar terasa tajam bagaikan aliran listrik. Rupanya Gak siau cha sama sekali tak menduga kalau Giok siau long kun serta Lan Giok tong semuanya hadir disana dikala mereka saling bertemu muka, dara itu kelihatan rasa tertegun Tapi semua kejadian itu hanya berlangsung dalam sekejap mata, setelah tertegun sebentar akhirnya dia pulih kembali dalam ketenangan, per lahan2 gadis itu lanjutkan kembali langkahnya menuju kejapan meja abu. Bersamaan itu pula dua orang gadis berpakaian warna putih berkabung dengan pedang tersoren dipinggang ikut masuk kedalam ruangan tanpa menimbulkan sedikit suarapin, mereka langsung berdiri dibelakang Gak siau cha Siau Ling segera kenali dua orang gadis itu sebagai Soh Bun serta Siau Hong. Di hari2 biasa Siau Hong gemar mengenakan pakaian warna merah menyolok, tapi sekarang ia telah mengenakan pakaian warna patih bersih, mukanya kelihatan jauh lebih kalem dan lebih dewasa daripada dihari hari biasa. Setibanya didepan meja abu. Gak siau cha segera jatuhkan diri berlutut diatas tanah dengan suara lantang dia berkata: "Adik Ling walaupun arwahmu telah dialam baka tentunya kau mengetahui bukan akan kehadiranku kesini surat wasiat dari mendiang ibuku dengan jelas mengatakan bahwa aku... " Tiba2 suara batuk keras dan berat memotong perkataan dari Gak sian cha itu. Cepat gadis itu berpaling ia lihat orang yang terbatuk itu adalah Giok siau long kun-sepasang alis matanya kontan berkenyit, namun ia tidak menegur atau mengatakan sesuatu. Giok siau long kun adalah seorang pemuda yang cerdik, dari nada suara Gak Siau cha, dia telah menebak suara hati gadis itu, ia tahu dara tesebut hendak menggunakan kesempatan yang ada sekarang untuk mengutarakan suara hatinya dan menyatakan kalau dia sudah menjadi istri Siau Ling. Jikalau sampai terjadi begini, maka sekalipun dikemudian hari dia mempunyai kesempatan untuk menebak dara itu, Gak Siau cha bisa menggunakan alasan tersebut untuk menampik permintaannya. Oleh sebab itulah Giok s au long kun se cgaja mengacau, agar gadis itu tak mampu r.engutarakan suara batinya itu. Setelah memandang sekejap kearah Giok tiiau long kun, Gik Siau cha melanjutkan kembali kata2nya dengan suara lantang : "Dalam surat wasiat yang ditinggalkan mendingan ibuku dengan jelas telah tertera bahwa aku telah dijodohkan kepada,.." "Nona Gak!" kembali Gak siau long kun mengacau dengan suara keras bagaikan geledek. "Ada apa?" sanya Gak Siau cha dingin. "Siau Ling telah mati, bukankah ergkau akan balaskan dendam bagi dirinya?"" "Tentu saja aku harus membalas dendam bagi kematiannya." "Dengan kekuatanmu seorang diri, tidakkah engkau merasa bahwa tenagamu terlalu minim?"" "Tidak mengapa, jika aku gagal untuk membalaskan dendam, paling sedikit aku bisa bertarung sampai titik darah yarg penghabisan, diakhiratpun aku bisa berjumpa lagi dengan dirinya." Giok siau long kun tertawa ewa. "Jika engkau mati dalam pertarungan, itu berani engkau gagal untik balaskan dendam bsgi dirinya, apikah kematianmu itu tidak terlalu penasaran?"" "Apakah Thio heng mempunyai usul yang bagus-,?"" "Maksudku, apalagi nona memang berhasrat untuk membalaskan dendam bagi kematian Siau Ling, maka sepantasnya kalau engkau pusatkan segenap perhatian dan kekuatan untuk membalas dendam, walau harus menggunakan cara yang paling rendahpun." Rupanya Gak siau cha sudah dibikin tertarik hatinya oleh ucapan Giok siau long kun itu. dia mengerdipkan matanya dan bertanya: "Lalu bagaimana?" "Setiap orang yang sanggup membalaskan dendam bagi kematiaa Siau Ling harus nona anggap sebagai sahabat karib dan berbicara dari keadaan dunia persilatan saat ini sepantasnya kalau pertama tama nona menarik aku masuk kedalam rombonganmul" Gak siau cha termenung dan berpikir sebentar lalu menjawab: 'Benar, apabila aku hendak balaskan dendam bagi kematian saudaraku itu dengan cara apapun juga, pertama tama aku memang harus mengundang Thio heng karena engkaulah satulnya orang yang paling tangguh" Giok siau long kun tertawa ter bahak2! ''Haahh haahhh haahnh terima kasih atas pujian nona.. ." Tiba2 ia menghela napas sedih, sambung-nya: "Nona, tidaklah engkau merasakan bahwa hubungan diantara kita berdua menjadi jauh lebih renggang, malah terasa asing sekali...." Terbayang kembali hubungan mereka dimasa yang silam, Gak Siau cha ikut menghela napas sedih, ia gelenglan kepalanya berularg kali. "Sudah sembuhkah yang diderita Thiong heng"!" dia bertanya. Bukan menjawab Giok siau-long-kun malah balik bertanya. "Nona sudah berjumpa dengan gurumu?" Gak Siau cha menggeleng. "Belum" jawabnya "Untung Ilmu pertabiban, obat mujarab serta penyembuhan secara batin dari Koh may-nay sangat lihay. aku berhasil diselamatkan dari jurang kematian" Tentu saja Gak Siau-cha dapat memaklumi apa yang di maksudkan sebagai penyembuhan secara batin, cuma dia tidak bertanya lebih jauh. Terdengir Giok siau long kun melanjutkan kembali kata2nya: "Bibi telah memberitahukan sepatah kata kepadaku, ucapan tersebut jauh lebih mannur rasanya daripada minum be ratus2 butir obat mujarab, dia. berjanji kepadaku apapun yang kuhendaki dia pasti akan penuhi, asal badanku sehat kembali maka dia bersedia membatu diriku dengan sepenuh tenaga..." Gak Siau-cha berdiri menjublak din untuk sesaat lamanya tak mampu ber-kata2 ia tak menyangka kalau gurunya bersedia membantu pemuda itu dengan sepenuh tenaga. Giok siau-long-kun tertawa getir, kembali ia bertanya : "Engkau takut?" Gak Siau-cha menggeleng. "Aku berhutang budi kepada suhu budi itu kalau dihitung maka jauh lebih berat daripada sebuah bukit karang, walaupun demikian aku tak dapat pula membangkang pesan terakhir dari ibuku, aku tak ingin menjadi seorang anak yang tidak berbakti! ' Giok-siau long kun menghembuskan napas panjang. "Aku tahu, sekalipun dia orang tua membantu aku dengan sepenuh tenaga, belum tentu apa yang kuharapkan dapat tercapai dengan memuaskan hati, tapi apa yang dia katakan memang benar, aku harus menyayangi tubuh sendiri, sebab hanya tubuh yang sebat baru dapat melakukan segala galanya. "Cepat amat penyakitmu itu sembuh kembali." "Asal pikiran dan perasaanku terbuka kembali, tentu saja sakitku akan cepat sembuh toh bibi mempunyai obat2an yang sangat mujarab! ' Gak Siau cha tidak menggubris ocehan dari Giok siau long kun lagi, per lahan2 dia berpaling dan menyembah didepan meja abu Siau Ling. Kali ini dia tidak berdoa dengan suara keras lagi. tapi hanya berkemak kemik dengan suara lirih, orang lain hanya melihat bibir nya bergetar namun tak tahu apa yang sedang diucapkan. Sikap Shen Bok Hong sangat tenang, selama ini dia hanya berdiri diam tanpa bergerak ataupun mengucapkan sepatah kaia --ooo0dw0ooo - 89 BU WI TOTIANG sendiripin menunjukkan sikap yang tenang dan kalem, sebab jauh sebelum kejadian itu berlangsung, hal2 sererti ini telah diduga olehnya dan It bun Han-to serta Sun Put shia telah mengatu1" segala sesuafurya dengan rapi. Menanti Gak Siau-cha telah bangkit berdiri. Shen Bok Hong baru berkata dengan per lahan : "Akulah Shen Bok Hong, aku dengar nona hendak menjumpai diriku?"" "Aku kenal engkau !" Shen Bok Hong bukan erang bodoh, dari pembicaraan yang sedang berlangsung antara Giok siau-long kun dengan Gak Siau cha ia dapat meraba sedikit duduk persoalan yang sebenarnya, bahkan dari pembicaraan Lan Giok tong diapun tahu kalau pemuda tersebut rela berbakti kepadanya, kesemua nya itu tak lain hanya dikarenakan soal Gak Siau cha. Syarat yang diajukan Lan Giok tong sewaktu menggabungkan diri hanya ada satu, yakni minta bantuan Shen Bok Hoag untuk menanggap Gak Siau cha serta mengawinkan gadis iiu dengan dirinya. Oleh karena itulah dalam hati kecil Shen Bok Hong telah membekas Suatu kesan yang mendalam atas diri Gak Siau cha, ia tak tahu apa sebabnya Giok-siau-long-kun mau pun Lan giok siau.cha bisa ter-gila2 kepada gadis itu sehingga rela saling gontok2an. "Aku harus amati raut wajah gadis ini dengan seksama" pikirnya dalam hati," akan kulihat keistimewaan apakah yang Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo di miliki dara ini sehingga begitu memikat hati dua orang pemida itu ." Ketika paras muka gak siau cha diawasi dengan teliti, ia lihat paras gadis itu memang cantik dan agung namun tiada suatu daya tarik lain yang mampu membuat hati orang jadi kesima, ini membuat hatinya jadi tercengang dan tak habis mengerti. "Sungguh aneh !" pikirnya, " sekalipun gadis ini termasuk seorang gadis yang cantik jelita namun tidak memiliki ke istimewaan apapun, tapi apa sebabnya Giok siau long kun serta Lan Giok tong bisa di bikin ter gila2 olehnya?" Dalam pada itu Giok siau cha telah menegur dengan suara dingin: "Shen Bok Hong engkau telah membunuh saudara Siau ku?" Shen Bok Hong tersenyum. "Aku tidak membunuhnya kami melepaskan api dan membakarnya hidup" dihutan belantara! ' "Aku rasa baik dibunuh atau dibakar sama sekali tak ada bedanya!" "Memang sama2 mampusnya. cumi aku yakin rasanya sewaktu kematian berlangsung tentu sangat berbeda!' kata Shen Bok Hong sambil tertawa tergelak. "Hutang uang- bayar uang. hutang nyawa bayar nyawa...." "Betul!" balas gembong iblis itu lagi; "hutang nyawa memang musti dibayar dengan nyawa, cuma harus dilihat dulu adakah orang yang sanggup balaskan dendam bagi kematiannya" "Akulah yang akan balaskaa dendam bagi kematian saudara Siau!" Sementara pembicaraan masih berlangsung, dengan sepasang mata yang tajam Shen Bok Hong awasi gerak gerik Gak Siau-cba tanpa berkedip, ia berbarap bisa temukan keistimewaan yang dimiliki gadis ini, sehingga kecantikannya mampu membuat dua orang pemuda ter-gila2 kepadanya. Haruslah diketahui, bukan saja Giok siau long kun serta Lan Gio tong memiliki ilmu silat yang sangat tinggi bahkan memiliki paras muka yang tampan dan lagi masih muda, kegantengan mereka merupakan incaran dari kebanyakan gadis2 cantik, sebaliknya Gak Siau cha bukan saja tidak menerima cinta mereka berdua, bahkan menolaknya mentah2, kejadian ini boleh dibilang merupakan suatu kejadian yang aneh. Setelah di amatinya dengan seksarna, akhirnya Shen Bok Horg baru berhasil menemukan kalau Gak Siau cha memang benar2 mempunyai kelainan jika dibandingkan dengan gadis2 lain. Dia memiliki raut wajah yang cantik serta daya tarik yang gampang membuat hati orang jadi terpesona sekalipun sedang gusar namun sikap maupun mimik wajahnya menunjukkan suatu kelainan dari pada orang biasa. Sesaat kemudian, Shen Bok Hong merasakan jantungnya berdebar keras. dia ikut terkesima sehingga lupa untuk menjawab pertanyaan dan Gak siau cha itu "Shen Bok Hong! kembali Gak siau cha membentak dengan suara keras, mari kita langsungkan pertarungan yang menentukan mati hidup kita didepan meja abu dan saudara Siau ini juga!" Sinar mata yang sangat aneh memancar keluar dari sepasang mata Shen Bok Hoag" tiba2 ia tertawa tergelak. 'Haahh haahhh hahh nona, engkau percaya kalau kemampuan yang kau miliki sanggup untuk menangkan aku orang she Shen?"" Gak siau cha mendengus dingin. "Hmmm! Untuk menang aku memang tidak punya keyakinan, tapi aku memiliki suatu tekad, tekad untuk bertempur hingga titik darah penghabisan.!'' Shen Bok Hong tertawa ewa. "Ada satu hal sampai sekarang aku masih tidak paham, bersediakah nona untuk memberi penjelasan?" 'Soal apa" Cepat katakan!" Sementara itu Siau Ling yang mengikuti jalannya peritiwa dari samping gelanggang, diam2 merasa amat cemas, pikirnya Sudah pasti kepandaian silat yang dimiliki enci Gak tak akan berhasil menangkan Shen Bok Hong, andaikata mereka berdua betul2 sampai terlibat dalam suatu pertarungan yang seru. terpaksa aku harus tampilkan diri untuk membela dirinya...' Sementara itu Shen Bok Hong telah berkata : "Kelebihan apa yang dimiliki Siau ling sehingga nona begitu kesemsem dan terkesima olehnya" Apa pula harganya bila nona untuk mengorban diri demi dia yang sudah tiada?" "Itu urusan pribadiku, aku rasa sama sekalii tak ada sangkut pautnya dengan engkau!" Shen Bok Hong berpaling dan memandang sekejap kearah Lan Giok tong. kemudian bertanya lagi ; "Nona Gak, engkau kenal bukan dengan saudara ini?" "Kenal, ada apa?" Shen Bok Hong tertawa ter bahak2. "Haaah haaah haah kalau memang begitu bagus sekali, saudara Lan bersedia masuk kedalam perkampungan Pek hoa san cung ku lantaran dia cinta kepada nona Gak ia takluk kepadaku karena mengharapkan bantuanku dan aku telah menyanggupi sebuah syaratnya." Berbicara sampai disitu ia berhenti sebentar sambil memandang kearah Gak Siau cha Rupanya gadis itu pun mempunyai rencana sendiri yang dianggap matang, ia cuma mendengus tanpa menanggapi. Melihat gadis itu membungkam, terpaksa Shen Bok Hong melanjutkan kembali kata2 nya: "Syarat yang telah kusanggupi adalah membantu dia untuk menawan nona, kemudian menjodohkan diri nona untuk menjadi istri nya. Gak Siau cha tertawa dingin, ia masih tetap membungkam dalam seribu bahasa. ---ooo0dw0ooo--- Jilid: 36 MELIHAT mana Shen Bok Hong berkata lebih jauh : "Berhubung syarat itu sudah kukabulkan, maka dari itu aku harap nona tak usah kuatir, sekalipun engkau sangat benci kepadaku dan ingin membunuh aku, namun sebaliknya aku tak akan membinasakan dirimu!" "Cabut senjatamu!" seru Gak Siau-cha dingin, "Silahkan nona yang pakai senjata, aku akan melayani permainan nona dengan sepasang tangan kosong!" Gak Siau cha melepaskan ikat pinggangnya dan cabut keluar sebilah pedang lemas, kemudian sekali sentak dia siap untuk turun tangan. "Nona, harap tunggu sebentar!" tiba-tiba Giok siau longkun berseru lantang. Gak Siau cha berhenti seraya memandang sekejap kearah pemuda itu. "Ada urusan apa?" "Biar aku yang melakukan pertarungan babak pertama ini !" "Aaai..engkau tidak mungkin bisa menandingi kelihayan dari Shen Bok Hong ! " kata gadis itu sambil menghela nafas. Giok siau long kun tertawa ewa. "Aku tahu tak mungkin ilmu silatku dapat menangkan dirinya, tapi, memangnya aku tak dapat melakukan perlawanan hingga titik darah penghabisan?"" "Tapi apa gunanya bagimu " Engkau toh tidak mempunyai hubungan apa-apa dengan Siau Ling?"" Giok siau long kun menghela nafas. "Aaai ! Bukankah engkau akan balaskan dendam bagi Siau Ling dan bertarung hingga titik darah penghabisan?"" "Benar !" Dengan sedih Giok siau long kun berkata kembali : "Kalau engkau akhirnya mati disini, lalu apa artinya pula kehidupan bagiku?" "Daripada hidup sebatang kara, lebih baik aku mati duluan, siapa tahu aku bisa menangkan berapa titik air mata simpatimu" Aaai. meskipun hanya dua titik air mata, aku sudah merasa lebih dari cukup" Gak Siau-cha yang tenang dan pandai membawa diri kali ini tak dapat membendung rasa harunya lagi, ia menghela napas panjang. "Saudara Thio, siau moay dapat merasakann cinta kasihmu yang tulus itu dan cintamu dapat kuresapi hingga kedalam hati sanubariku, engkau tak perlu berkorban bagi Siau Ling, sebab hal ini tak perlu bagimu! " Tiba-tiba Giok siau long kun menengadah dan tertawa tergelak. "Haahh..haah... haah., sudah lama sekali siau heng tak pernah mendengar ucapanmu yang begitu lembut dan halus.." Ia menyingkap jubah panjangnya dan cabut keluar sebuah seruling kumala yang panjang, kemudian melanjutkan : "Aku bukan berkorban untuk Siau Ling aku pertaruhkan selembar jiwaku hanya untukmu seorang!" Kepada Shen Bok Hong sambil menuding dengan seruling kumalanya dia berseru, "Dalam dunia persilatan tersiar berita yang mengatakan, ilmu silat dari Shen toa-cungcu sangat lihay, sudah lama kudengar akan kehebatanmu ini, aku harap hari ini bisa kau tunjukkan kehebatanmu itu dihadapanku. Nah saudara, silahkan cabut keluar senjatamu !" "Engkau adalah keturunan dari Raja seruling Thio Hong" " tanya Shen Bok Hong sambil tertawa ewa. "Benar, dengan kedudukan aku orang she Thio, rasanya masih berhak untuk menantang Shen toa cungcu untuk berduel bukan?"" "Keluarga Thio tersohor sebagai keluarga besar yang bermartabat tinggi. Kalau ditinjau kembali perkampungan kalian memang terhitung sebuah perkampungan besar, cuma aku orang she Shen betul-betul tak habis mengerti, apa sebabnya saudara ajak aku untuk berkelahi?"" "Apa yang kupikir dan apa yang kulakukan tak mungkin bisa dipahami oleh semua orang, Shen toa-cungcu ! Engkau tak usah banyak bicara lagi, silahkan cabut senjatamu." Shen Bok Hong masih tetap mengejek dingin. "Aku merasa sangat heran, sekalipun tujuanmu adalah Gak Siau-cha, tapi Siau Ling toh merupakan musuh cintamu yang terutama" Halangan bagimu telah kubantu untuk singkirkan, sepantasnya kalau engkau merasa berterima kasih atas bantuan yang kuberikan ini, bukannya menerima kasih kenapa engkau malah tantang aku untuk berkelahi"!" "Masalah ini sama sekali tak ada hubungannya dengan Siau Ling, aku berbuat begini hanya untuk nona Gak seorang!" "Seandainya Siau Ling masih hidup?" "Tentang soal ini., tentang soal ini.." untuk sesaat lamanya Giok siau long kun cuma bisa tertegun. Dengan suara dingin Shen Bok Hong berkata lebih jauh : "Seandainya aku tidak bakar Siau Ling sampai mati, maka antara engkau dengan Siau Ling masih akan tetap terikat hubungan sebagai musuh yang tak mungkin bisa diakurkan lagi, sudah tentu Gak Siau cha akan membantu Siau Ling daripada membantu kau bila sampai terjadi pertarungan.." "Saudara, sebentar lagi aku akan menjadi masuh bebuyutan dari nona Gak, ini disebabkan karena aku telah membantu kau untuk bunuh Siau Ling, cobalah bayangkan" Aneh toh rasanya kalau orang yang berbudi kepadamu malahan kau anggap sebagai musuh besar" Nah, pikirlah sendiri pantas tidak kalau engkau bikin perhitungan dengan aku" " Walaupun Gik Siau cha sendiripun tahu kalau Shen Bok Hong sedang menghasut pemuda itu agar jangan membantu pihaknya untuk bikin perhitungan dengan iblis tersebut, akan tetapi dia sama sekali tidak berusaha untuk mencegah, sebab dia sendiri pun memang tidak berharap kalau Giok-siau-long kun pertaruhkan jiwa demi dirinya, diam-diam ia malah berharap agar hasutan itu manjur hingga pemuda itu mengundurkan diri dari situ. Ia merasa sudah terlalu banyak ia berhutang budi pada Giok siau long kun, kalau sekarang pemuda itu bersedia untuk korbankan jiwanya demi dia, sudah pasti dia akan semakin tidak tenteram. Oleh karena itulah, gadis itu tetap membungkam tanpa mengucapkan sepatah katapun Terdengar Giok siau long kun berkata "Apa yang toa cuogcu katakan memang betul, jika Siau Ling hidup didunia maka aku merupakan musuh bebuyutan yang tidak mungkin bisa diakurkan lagi, sebaliknya kalau dia sudah mati maka dia merupakan sahabat karibku!" " Oooh suatu perhitungan yang tolol dan membingungkan! " "Tidak, tidak membingungkan, tapi jelas.. yah jelas sekali ! Inipun harus dilihat dulu bagaimana tanggapanmu " Jikalau engkau tidak menginginkan suatu kehancuran secara total, aku harap engkaupun jangan terlalu membenci diri Siau Ling lagi". Shen Bok Hong mengangguk. "Jadi kalau begitu, Thio si-heng sudah bertekad untuk menantang aku berduel?"" "Benar, dan pertarungan ini bukan pertandingan adu silat, kita akan bertempur sampai salah seorang diantara kita mampus !" "Sekarang juga engkau akan bertarung " Tidakkah merasa terlalu kepagian?" kata gembong iblis itu seraya tertawa. "Kenapa?"" "Aku hendak memberi kesempatan lagi bagimu untuk berpikir lebih jauh, bagaimana kalau pertarungan ini kita undur sampai besok tengah hari?"" Giok-siau long-kun alihkan sorot matanya keatas wajah Gak Siau cha, kemudian bertanya: "Bagaimana pendapat nona Gak?"" "Terimalah permintaannya itu !" "Besok kita akan berjumpa dimana?" tanya Giok siau long kun kemudian. "Menurut pendapat Thio si heng?"" "Bagaimana kalau kita tetap berjumpa didepan meja abu Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo dari Siau Ling ini ?" "Baik, besok tengah hari aku orang she-Shen pasti akan dalang tepat pada waktunya" "Kalau begini, akan kunantikan kedatanganmu besok siang." Shen Bok Hong segera memberi hormat sambil putar badan "Aku mohon diri dulu !" Kemudian kepada Bu wi totiang katanya pula: "Harap totiang mengadakan persiapan pula, besok siang selesai aku orang she-Shen bertempur melawan Thio kongcu akupun hendak menantang totiang sekalian untuk berduel." "Sampai waktunya pinto sekalian akan me nantikan petunjukmu, maaf tidak kuhantar sampai jauh" "Tak perlu!" dengan langkah lebar gembong; iblis itu segera berlalu dari ruangan. Menanti bayangan tubuh dari Shen Bok Hong sekalian sudah lenyap dari pandangan Bu wi totiang baru menghembuskan napas panjang seraya berkata: "Nona Gak, Thio kongcu, silahkan masuk keruang belakang untuk beristirahat!" Giok siau long kun tidak memberi tanggapan, diam-diam dia awasi semua gerak gerik dari Gak Siau cha, menanti gadis itu sudah masuk keruang belakang Giok siau long kun baru menyusul dibelakangnya. Melihat gerak gerik mereka, dengan ilmu menyampaikan suara Pek li Peng segera berbisik : "Toako, setelah kita melihat kesemuanya itu, kita tak boleh membiarkan Giok siau long kun sampai menipu diri enci Gak, aku akan beri tahu kepadanya kalau engkau masih hidup" Siau Ling terperanjat cepat dia sambar pergelangan kiri Pek li Peng dan mencegah gadis itu pergi dari sana. "Jangan bertindak gegabah." bisiknya dengan lirih. Mereka berdua dengan jarak yang sangat dekat, sekali sambar tangan gadis itu sudah dapat disentuh, karenanya gerak gerik mereka tidak sampai menimbulkan kecurigaan orang. Walau begitu Siau Ling mengerti bahkan It bun Han to adalah seorang manusia yang bertindak cermat, sudah pasti dia telah menyebarkan anak buahnya sekitar ruangan tersebut, apabila jejak nereka ketahuan maka sudah pasti rahasia penyaruan merekapun akan terbongkar. Maka setelah menarik pergelangan kiri Pek li Peng, dia segera lepas tangan kembali sambil berbisik lirih: "Sudah terlalu lama kita berdiam didalam ruangan ini, hayo kita pergi saja sini" Sambil bangkit pemuda itu berjalan keluar dari situ. Pek li Peng mengikut dibelakangnya, dalam waktu singkat mereka sudah meninggalkan ruang kebaktian tersebut. Akhirnya mereka mencari sebuah tenda yang tiada penghuninya dan masuk kedalam. Setibanya dalam tenda, dengan sorot mata tajam Pek-li Peng menyapu sekejap sekitar ruangan, setelah yakin kalau disitu tak ada orang, dia lantas berbisik lirih "Toako, bagaimanapun juga kita harus berusaha untuk menyusup masuk keruang belakang. kita lihat bagaimana keadaan didalam situ" Lama sekali Siau Ling membungkam, sementara sinar yang sangat aneh memancar keluar dari balik matanya. Ketika merasa keanehan Siau Ling, dengan cepat Pek li Peng berpaling kemudian ujarnya lagi : " Giok siau long kun mempunyai maksud yang kurang baik terhadap enci Gak, padahal enci Gak menganggap kau sudah mati, Bagaimanapun juga kita harus berusaha keras untuk menyampaikan berita tentang masih hidupnya engkau kepada dirinya?" Per-lahan-lahan Siau Ling berpaling, ia mena tap wajah Pek-li Peng tanpa berkedip, lama sekali pemuda itu baru menggeleng sambil berkata, "Peng ji, Giok siau long kun amat mencintai enci Gak bahkan cinta yang berkobar membuat pikirannya jadi nyeleweng, bukankah pemuda itu kelihatan mengenaskan sekali?" Pek li Peng tertegun, sesaat kemudian baru mengangguk. "Memang benar perkataan toako, tapi kenapa ?" "Kecuali wataknya yang terlau kasar, pikiran serta jiwanya terlalu cupat dan sempit, sebetulnya Giok situ long kun tidak terhitung seorarg manusia yang jahat, benar bukan?"" "Tapi dia amat jahat terhadap toako!" bantah Pek li Peng dengan penasaran. "Sebenarnya antara aku dengan dia tiada ikatan dendam ataupun sakit hati, tapi lantaran enci Gak dia jadi membenci kepadaku dia selalu menganggap aku sebagai satu-satunya musuh cinta yang menghalangi habungannya dengan enci Gak !" Pek li Peng menghela napas panjang. "Toako tidak membenci dirinya?" ia bertanya. "Kenapa aku musti benci kepadanya.." jawab Siau Ling seraya menggeleng. "Aaai, kebesaran jiwa dan toako memang kian lama kian bertambah agung, sungguh membuat hati orsng jadi kagum!" Siau Ling tertawa sedih. "Peng ji, setelah Giok siau long kun menantang Shen Bok bong untuk berduel disini besok siang, dia pasti akan melakukan suatu persiapan yang amat matang, sebelum semuanya jadi terlambat kita harus berusaha untuk menyelidiki kekuatan yang dimiliki gembong iblis itu, kemudian beri tahu kepada It bun Han to agar dia sempat melakukan persiapan" "Tiba-tiba akupun teringat akan satu persoalan, andai kata besok siang benar-benar terjadi suatu pertarungan sengit, apakah toako jaga akan munculkan diri untuk membantu mereka?" "Hal ini musti dilihat dulu keadaan pada waktu itu. kalau kita tak perlu munculkan diri, sudah tentu kita tak usah munculkan diri!" "Sekarang siau moay sudah mengerti mengapa selama ini toako tak bersedia munculkan diri, akupun tahu maksudmu kenapa selalu merahasiakan diri..,!" "Bagus sekali perkataanmu itu "seru Siau Ling sambil tersenyum, setelah berpikir sebentar dia melanjutkan : "Setelah berulang kali kutentang dan ku-lawan kekuasaan dari Shen Bok Hong, pengaruh ini banyak merembet pula ke tubuh sementara umat persilatan, mereka dari takut: terhadap Shen Bok Hong kian lama kian berubah jadi makin berani, tapi banyak pule diantara jago2 lihay yang semula berhasrat untuk menantang kekuatan Shen Bok Hong" tapi lantaran ada aku maka mereka membatalkan maksudnya, jika mereka tahu kalau aku sudah mati dan dalam dunia persilatan sudah tiada orang yang bersedia menjadi pembuka jalan lagi bagi mereka, siapa tahu kalau sementara orang persilatan yang kumaksudkan ini malah bangkit berdiri dan membela diri dengan kekuatan yang mereka miliki.." "Benar " sambung Pek-li Peng sambil mengangguk," dalam dunia persilatan memang terdapat manusia sebangsa itu, meskipun tak dapat kusebutkan nama mereka, tapi aku dapat merasakannya" Siau Ling tertawa ewa. "Tahukah engkau apa maksud dan tujuan dari kedatangan Shen Bok Hong pada hari ini?"" "Ia merasa tak tenang hatinya karena telah membakar mati toako dengan siasat licik karena itu sengaja datang kemnari untuk memberi penghormatan kepada arwah toako." Sambil tertawa Siau Ling segera menggeleng. "Orang lain mungkin akan berpendapat demi kian, tapi bagi Shen Bok Hong pribadi tak mungkin karena persoalan itu." "Masa kedatangannya membawa rencana serta maksud tertentu?"" "Karena tak lega hati sebab jenasahku tak berhasil ditemukan, maka dia sengaja datang kemari untuk melakukan pemeriksaan, bahkan membawa serta Kim-hoa hujin serta Lan Giok tong. dari sini maksud tujuannya tertera jauh lebih jelas lagi," "Kenapa?" Sebab Lan Giok tong adalah orang yang sengaja pancing masuk kedalam jebakan, sedangkan Kim hoa hujin adalah satu-satunya anak buah Shen Bok Hong yang berhubungan akrab dengan diriku" "Nah itulah dia ! seru Pek li Peng.! Aku lihat tangisannya pada waktu itu amat menyedihkan sekali, jelas tangisan seperti itu tak mungkin dilakukan dengan ber pura-pura!" Siau Ling tertawa ewa. "Shen Bong telah memperhitungkan dengan tepat, andaikata aku masih hidup dikolong langit maka tujuanku pasti akan kemari", Nah, dia telah menyiapkan Lan Giok-tong dan Kim hoa hujin untuk memancing meluapnya perasaanku, Lan Giok-tong akan membangkitkan hawa amarahku yang tak terkendalikan, sedangkan Kim hoa hujin akan memancing rasa sedihku yang tak tertahan, dari situlah dia akan mencari titik kelemahanku.." "Seandainya engkau menyembunyikan diri, bukankah mereka juga tak akan melihat akan dirimu?" "Tapi dari suasana kesedihan yang menyelimuti seluruh ruang upacara, ia bisa menemukan akan hal yang sedang dicarinya itu, dan disini pula tujuan datang menyambangi arwahku!" "Kalau memang demikian, apakah sekarang dia sudah tahu kalau kita masih hidup"!" "Aku rasa dia pasti tak tahu, dia sama sekali tak menyangka kalau kita akan membaurkan diri diantara kawanan jago yang datang memberi penghormatan, ia tak pernah meneliti jago-jago yang datang berziarah dengan seksama, sebab menurut dugaannya bila aku kembali kesini maka Bu wi totiang sekalian tentu akan mengetahuinya" "Aaai..! Selama beberapa bulan kita berkumpul, bukan saja ilmu silat yang toako miliki telah mendapat kemajuan yang sangat pesat, bahkan kecerdasan otakpun kian hari kian bertambah hebat, semua orang mengatakan toako bagus dalam bakat cerdik dalam otak, perkataan ini rasanya memang tidak salah!" Dengan cepat Siau Ling menggeleng. "Keadaanlah yang memaksa aku harus meronta dan berjuang melepaskan diri dari kesengsaraan, karena tiap hari harus bergelim pangan dalam suasana bahaya dan tepi lembah kematian, lama kelamaan otakku mengalami perubahan dengan sendirinya, dulu aku tak pernah berpikir sampai disitu, tapi sekarang aku mulai belajar menggunakan otak, maka tak bisa dikatakan suatu kecerdasan otak yang luar biasa !" Pek li Peng tertawa manis "Kalau toako makin lama semakin hebat maka akulah yang makin lama makin bodoh" Ia berhenti sebentar kemudian melanjutkan: "Sekalipun siang malam aku mengikuti disisi toako, tapi dalam menghadapi setiap persoalan engkaulah yang melindungi diriku aku tak pernah punya kesempatan untuk berpikir dengan menggunakan otak sendiri." Siau Ling meneghela nafas panjang. "Aaai...Peng-ji, tahukah engkau akan keadaan situasi yang sedang kita hadapi sekarang" "Kenapa?"tanya Pek li Peng tertegun "masa situasi yang berada disekitar kita sangat berbahaya?" "Sekaranglah waktunya pertarungan antara kaum sesat dengan kaum lurus, Shen Bok Hong telah siapkan segenap kekuatan yang dimilikinya untuk menggempur kita, meskipun sekilas pandangan suasana tampaknya tenang dan tentram dalam kenyataan inilah kesunyian sementara sebelum suatu hujan badai yang dahsyat menjelang tiba, dan pada detik ini juga saat yang paling kritis bagi kita untuk menentukan mati atau hidup, perasaan hatiku saat ini berat bagaikan ditindih dengan buku karang yang besar, jika kita salah bertindak hanya selangkah saja pada saat seperti ini, maka akibatnya akan menciptakan suatu musibah dan tragedi yang paling besar bagi umat persilatan!" "Aaah! Masa keadaannya sampai seserius itu!" "Aku tidak bohong, keadaan memang sudah berubah jadi sangat gawat dan berbahaya, oleh sebab itulah aku lebih suka menyaksikan saudara Sang dan saudara Tu menangis sedih, membiarkan enei Gak meneteskan air mata bercampur dengan darah, daripada memberitahukan kepada mereka kalau aku masih hidup" Pek-li Peng termenung dan berpikir sebentar, kemudian tanyanya 1agi : "Apakah tindakan dari toako ini disebab kan oleh suatu tujuan atau maksud tertentu?" "Ehmm! Justru karena Shen Bok hong menganggap aku benar-benar sudah mati, maka aku baru bisa bergerak dengan leluasa untuk menghancurkan semua rencana besarnya agar ambisinya yang besar serta kemauannya yang busuk hancur berantakan" Ia berhenti sebentar untuk tukar napas, kemudian lanjurnya lebih jauh: "Agaknya It bun Han to telah menyusun suatu rencana yang amat matang aku percaya dengan kemampuannya, orang itu lihay serta pintar, kelihayannya tidak dibawah Shen Bok hong, sayang ia tak mampu memegang keyakinan untuk menang, oleh sebab itulah aku harus membantu usahanya secara diam diam" "Kalau toh kecerdasan dan kemampuan It bun Han to bisa lebih hebat dari Shen Bok hong. mengapa ia tak bisa memegang keyakinan untuk menang?" "Rencana masak yang disusun Shen Bok bong sudah disiapkan sejak puluhan tahun berselang, karena kelangsungan yang sudah berjalan sangat lama inilah maka dia berhasil mengumpulkan sebagian besar jago persilatan yang lihay untuk berpihak kepadanya, walaupun It bun Han to juga hebat dan cerdik tapi kedua belah pihak sebenarnya memiliki perbedaan yang sangat besar" Berbicara sampai disini, tiba-tiba sinar matanya dialihkan keatas wajah Pek li Peng, kemudian menambahkan: "Peng-ji, untuk sementara waktu kita harus berpisah dulu!" "Toako mau pergi kemana " Memang tak dapat membawa Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo serta diriku?" "Bukankah sudah kuterangkan kepadamu bagaimana gawatnya situasi pada saat ini" Kita tak boleh menelantarkan masalah besar hanya dikarenakan urusan muda mudi." Perlahan-lahan Pek li Peng mengangguk. "Baiklah, kapan kita akan bertemu lagi?"" "Mungkin malam nanti, tapi paling lambat besok sebelum tengah hari tiba !" "Akan kunantikan kedatanganmu diruang tengah ini." "Engkaupun harus melakukan suatu pekerjaan bagiku " "Pekerjaan apa?" tanya Pek li Peng cepat dengan semangat berkobar kembali "Sudah pasti enci Gak bukan tandingan Shen Bok Hong, seandainya pertarungan yang besok siang akan diadakan didepan meja abu ini benar-benar terlaksana, sudah pasti enci Gak maupun Giok siau long kun akan mati ditangan Shen Bok Hong, oleh karena, itu sebelum tengah hari tiba besok bila aku masih belum kembali maka engkau harus berusaha untuk menghalangi terjadinya pertarungan sengit itu" "Tapi., bagaimana caranya untuk menghalangi pertarungan itu?" "Beri tahu enci Gak secara diam-diam kalau aku belum mati, minta dia jangan layani pertarungan adu kekerasan dengan Shen Bok Hong ..." Ia termenung dan berpikir sebantar, kemudian melanjutkan. "Alangkah baiknya kalau engkau bisa atasi persoalan ini tanpa menggunakan cara tersebut, kalau terpaksa memang tiada jalan lain cara itu baru kau gunakan, mengerti?" "Akan kuingat selalu!" jawab Pek li Peng sambil mengangguk. Siau Ling segera bangkit berdiri, pesannya kemudian: "Ilmu silat yang kau miliki cukup untuk melindungi diri sendiri, tapi engkau musti berhati-hati dalam semua masalah, tunggulah sampai aku kembali dengan tenang" Habis berkata pemuda itu segera bangkit dan keluar dari tenda. Pek li Peng mengejar keluar tenda, ia lihat Siau Ling telah berlalu dengan langkah lebar. Setelah meninggalkan tenda yang berderet deret, anak muda itu langsung menuju ketanah belukar. Haruslah diketahui, kawanan jago persilatan yang berkumpul ditempat itu jumlahnya mencapai ratusan orang, suasana amat gaduh dan orang-orang itu berkeliaran kesana, kemari hingga sukar dikontrol dengan baik, tentu saja It bun Han to maupun Bu wi totiang tahu kalau diantara mereka kemungkinan besar terdapat mata-mata2 yang dikirim Shen Bok Hong untuk mencari berita, tapi mereka berlagak terbuka asalkan pihak lawan tidak melakukan sesuatu gerakan maka merekapun tidak melarang; Oleh karena itulah gerak gerik Siau Ling berdua disekitar tempat itu sama sekali tidak mengganggu boleh dibilang leluasa.... Menanti bayangan punggung dari Siau Ling sudah lenyap dari pandangan mata. Pek li Peng baru menghembuskan napas panjang. ia putar badan dan berjalan kembali keruang kebaktian. Waktu itu sebagian besar peziarah telah memberikan penghormatannya, sedangkan mereka yang berdiam agak jauh dari tempat itu masih belum tiba maka suasana dalam ruang telah sunyi dan hening. Perlahan-lahan Pek-li Peng masuk keruang tengah, asap tipis mengepul keangkasa menyiarkan bau harum semerbak, sepi seluruh ruangan itu sama sekait tak nampak sesosok bayangan manusiapun. Perlahan-lahan ia mendekati meja abu itu memandang papan nama yang bertuliskan nama Siau Ling tak tahan lagi dia tersenyum, tangannya dengan lembut meraba beberapa huruf yang tertera ditengah meja abu tersebut. "Itu cuma tulisan hitam diatas kain putih, entah apa maksudmu merabanya?"" Tiba-tiba...serentetan suara teguran yang berat dan rendah menggema disisi telinganya; Cepat Pek-li Peng berpaling, ia lihat orang itu adalah pria baju putih yang melihara jenggot sepanjang lambung, dia tak lain adalah It-bun Han to. Dalam hati segera pikirnya : "Toako seringkali memuji akan kehebatan orang ini. katanya kecerdikannya melebihi Shen Bok Hong. kalau aku buka suara maka dia pasti akan mencurigai identitasku, lebih baik aku membungkam saja.!" Dengan sorot mata yang amat tajam bagaikan pisau belati It-bun Han to mengawasi wajah Pek-li Peng tanpa berkedip, hal ini membuat gadis itu merasa tidak seharusnya membungkam terus. Betapa gelisahnya hati dara ini, dia berpikir "Andaikata toako berada disini dia pasti punya akal untuk menghadapinya, sekarang aku hanya berada disini seorang diri, celaka, bila rahasiaku ketahuan!" Dalam gelisahnya tiba-tiba satu ingatan terlintas dalam benak gadis ini, kembali dia berpikir : "Aaah. aku ada akal, lebih baik aku pura-pura berlagak bisu dan tak pandai berbicara, dengan begitu dia toh tak bisa paksa aku mtuk bercakap cakap" Berpikir sampai disitu, dia lantas menunjuk kemulut sendiri kemudian gelengkan kepalanya. "Engkau tak bisa bicara" " tanya It bun Han to dengan dahi berkerut kencang. Pek li Peng mengangguk, ia lantas menulis diatas meja dengan abu hio: "Aku bisa mendengar bisa menulis, tapi tak mampu berbicara!" It bun Han to termenung dan berpikir sebentar, kemudian ujarnya lagi dengan lembut: "Bersedia bukan untuk bersantap diruang dalam?" Pek li Peng segera berpikir: "Kalau ditinjau dari keadaan yang kulihat hari ini, rupanya ruang belakang khusus disediakan mereka untuk melayani tamu-tamu terhormat atau mempunyai kedudukan yang terpandang, semestinya disitulah letak pusat kekuatan untuk menentang Shen Bok liong, malahan enci Gak ada disitu. Giok siau long kun serta Bu wi totiang sekalipun berada disana, semestinya sukar untuk masuk kesitu.,.. sekarang ada kesempatan baik untuk masuk, apa salahnya kalau kuterima tawaran ini?" Karena berpendapat begitu maka ia tidak menampik, tapi langsung berjalan masnk ke ruang belakang, Dibelakang meja abu itu merupakan sebuah lorong jalan yang lebarnya cuma dua depa. Kedua belah sisinya ditutup dengan kain warna putih. Terdengar It bun Han to berkata lagi: "Lorong jalan ini sudah tertera sangat jelas, dinding pemisah hanyalah berupa kain putih yang tipis, aku harap sahabat jangan sengaja menjebolkan kain putih ita hanya dikarenakan rasa ingin tahu, sebab kalau sampai terjadi begitu maka akan berakibat fatal sekali!" Pek li Peng coba berpaling, ia lihat It -bun Han to tidak ikut masuk tapi hanya berdiri tegak ditempat semula, ini menyebabkan hatinya jadi keheranan. Tapi gadis itu sudah terlanjur berlagak bisu, maka ia tak bisa buka suara untuk bertanya. Tampak It bun Han to siapkan tangannya seraya berkata lagi : "Silahkan masuk kedalam, asal engkau bersedia masuk kedalam dengan melewati jalan berdinding kain putih yang ada, pastilah ada orang yang akan menyambut kedatanganmu" Pek li Peng segera berpikir lagi : "Orang ini memang cerdik banyak akal dan sukar diraba perasaan hatinya, entah mengapa dia suruh aku berjalan masuk seorang diri " Tapi keadaannya pada waktu itu ibarat menunggang diatas punggung harimau, mau tak mau terpaksa dia harus melanjutkan langkahnya masuk kedalam lorong itu. Setelah berada didalam lorong tersebut, Pek li Peng baru merasakan betapa banyaknya tikungan yang ada disana, seakan-akan dia sedang berada dalam sebuah barisan Patkwatin yang lihay: Sepertanak nasi sudah Pek li Peng berjalan dalam lorong itu, namun ujang lorong belum juga ditemukau, bahkan tak nampak pula seorang manusiapun yang menyambut kedatangannya. Tiba-tiba satu ingatan terlintas dalam benaknya, ia segera berhenti dan berpikir : "Berapa besar toh ukuran dari ruang penghormatan itu" Kenapa belum juga kusampai di tempat tujuan?" Paling sedikit aku sudah berja1an sejauh lima li, tapi masih juga berputar terus disekitar lorong yang berdinding kain putih... sudah pasti aku terjebak dalam suatu barisan yang aneh...." "Aaah! Kalau begitu pujian toako atas kehebatan It bun Han to memang tak salah lagi, dia memang lihay dan berilmu tinggi." Oleh sebab dia sangat mengagumi akan ketajaman mata toakonya, maka meskipun harus terjebak didalam barisan aneh hatinya sama sekali tidak terpengaruh oleh hawa gusar. Pada saat itulah tiba-tiba melintas lewat sesosok bayangan manusia menyusul It bun Han to munculkan diri disebuah tikungan lorong, sambil maju menghampiri gadis itu pujinya" "Sababat, sungguh bagus imanmu engkau sabar dan tenang sekali!" Pek li Peng menggetarkan bibirnya dan hampir saja menjawab perkataan itu, untung dia cukup sigap sehingga kata-kata yang hampir terlontar keluar segera ditelan kembali It bun Han to segera ulapkan tangannya dan berkata lagi; "Mari ikutilah dibelakangku " Pek li Peng tidak banyak bertingkah, dia segera mengikuti dibelakang orang itu. Hanya berbelok beberapa kali saja diantara lorong tersebut, mereka sudah keluar dari himpitan lorong tadi, pemandangan yang terbentang didepan mata pun berubah. Di hadapan mereka sekarang terbentang sebuah ruangan indah yang terbentuk dari kain putih, ruangan itu terbagi jadi dua sisi yang saling berpisah satu sama lainnya. Menyaksikan hal itu kembali Pek li Peng memuji didalam hati : "Bukan saja dapat membangun barisan yang hebat didaerah seluas beberapa li, bahkan dapat pula membangun ruangan seindah, ini, kalau tidak memiliki pengetahuan tentang bangunan yang luar biasa, tak mungkin kesemuanya itu dapat diselesaikan hanya di dalam beberapa hari saja" Tampak It bun Han to menyiapkan semua borden dan berkata dengan halus : "Silahkan masak kedalam" Per lahan-lahan Pek li Peng masuk kedalam ruangan, kemudian mengamati susunan ruang tersebut dengan seksama. Dia lihat warna ruangan itu serba putih dan sama sekali tidak nampak warna lain, sebuah meja dilapisi pula dengan kain putih berada ditengah ruangan sedang disekelilingnya tersedia empat buah kursi, teko air teh dan cawan putih tersedia disana. Pada waktu itu ada dua orang sedang duduk didalam ruangan itu, mereka adalah Bu wi lotiang serta Sun Put-shia. Pek li Peng memandang sekejap kearah dua orang itu, kemudian per lahan-lahan duduk disitu. Sun Put shia memandang sekejap kearah Pek li Peng, kemudian sambil memandang kearah It bun Han to tanyanya : "Siapa orang ini?" "Seorang sahabat persilatan yang punya mulut tak mampu berbicara!" "Punya mulut tak mampu berbicara" Memangnya dia seorang bisu?" tanya Sun Put shia lagi dengan dahi berkerut. It bun Han to mengangguk. "Memang begitulah!". Sambil berkata diapun ambil tempat duduk dikursi yang masih kosong. Dengan sorot mata yang amat tajam Sun Put shia mengawasi wajah Pek li Peng beberapa saat lamanya, kemudian menegur: "Bukankah raut wajahmu telah dipoles dengan obat penyaru?" Pek li Peng segera menggeleng. Tiba-tiba It bun Han to duduk mendekati gadis itu, kemudian dia tepuk bahunya dengan perlahan. Pek li Peng, amat terperanjat, cepat-cepat ia bangkit dan menghindar. Tingkah lakunya yang kaget dan gugup ini kontan membuat It bun Han to jadi tertegun dan memandang kearahnya dan melongo. Tapi hanya sebentar kemudian ia sudah pulih kembali dalam ketenangannya seperti sediakala setelah tertawa ewa katanya: "Bila dugaanku tidak keliru, aku yakin engkau bukanlah sungguh-sungguh bisu!" "Kalau aku bisu, sudah pasti kalian tak akan bisa berbuat apa-apa terhadap diriku..." batin Pek li Peng dihati Terdengar It bun Han to melanjutkan kembali kata-katanya "Bukankah engkau mempunyai seorang sahabat yang sangat baik dan sekarang dia telah meninggalkan tempat ini" Aku lihat kalian berbicara lama sekali, bahkan engkaupun pernah bercakap-cakap dengan orang lain, tidak keliru bukan kata-kataku ini?" "Ia bisa mengetahui segala sesuatu tentang gerak gerik kami, itu berarti sejak permulaan mereka telah kirim orang untuk mengawasi semua gerak gerikku" pikir Pek li Peng dalam hati, urusan sudah menjadi begini, rasanya walaupun aku ingin menyangkal juga tak mungkin lagi" Ketika dilihatnya Pek li Peng tetap membungkam, untuk kesekian kalinya It bun Han to berkata lagi: "Sekalipun engkau mata-mata dari Shen Bok Hong, selama Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo upacara pengambilan sumpah belum diselenggarakan, kami tak nanti akan mencelakai jiwamu" "It bun heng!" tiba-tiba Sun Put shia menimbrung," engkau yakin kalau dia bukan seorang yang bisu" " "Tentu saja yakin" "Baik! Aku pengemis tualah yang akan paksa dia untuk buka suara!" Seraya berkata tangan kanannya langsung berkelebat kedepan dan mencengkeram pergelangan tangan kiri dari dara tersebut. Cepat Pek li Peng berkelit kesamping dengan lincahnya, sementara tangannya digoyangkan berulang kali. Dari gerakan tubuh Pek li Peng dikala melepaskan diri dari gerak cengkeraman Sun Put shia itu Bu wi to tiang menyadari kalau musuh, yang sedang dihadapi berilmu tinggi, cepat dia bangkit berdiri dan menghadang didepan pintu keluar. Dengan muka serius It bun Han to segera berkata lagi : "Saudara, aku rasa engkau tak usah berlagak pilon lagi, bukankah aku sudah katakan tadi. sekalipun engkau adalah mata-mata yang dikirim oleh Shen Bok Hong, tidak nanti kami akan binasakan dirimu, tapi kalau engkau bersikeras untuk tetap berlagak pilon dan tak tahu diri. itulah artinya engkau yang paksa kami untuk turun tangan" Sun Put shia telah maju dua langkah ke depan untuk mengejar Pek-li Peng, diapun berseru dengan dingin : "Asal engkau masih sanggup berbicara aku pengemis tua tidak percaya kalau engkau tidak akan buka suara." Sambil berseru, telapak tangan kanannya kembali diayun kedepan melepaskan sebuah babatan kilat. Pukulan tersebut sangat dahsyat dan membawa segulung hawa pukulan yang sangat tajam. Cepat Pek li Peng ayun pula tangan kanannya untuk menyambut serangan tersebut, sementara tubuhnya cepatcepat berkelit kembali kearah samping gelanggang. Ketika sepasang telapak tangan saling beradu satu sama lainnya, terdengarlah suara benturan nyaring. Sun Put-shia mendengus dingin, serunya keras "Sungguh hebat tenaga pukulan saudara " Tiba-tiba ia mendesak maju kedepan, sepasang telapak tangannya melepaskan serangkaian pukulan berantai. Serangan-serangan itu dilepaskan dengan kecepatan ibarat sambaran petir, Pek-li Peng terdesak hebat dan mau tak mau dia musti menggerakkan pula sepasang tangannya untuk menangkis. Agak tercengang hati Sun Put shia ketika dilihatnya tiga buah serangan berantai yang dilepaskan dapat disambut oleh lawannya dengan jitu. Peristiwa ini sama sekali di luar dugaannya, diam-diam ia memuji didalam hati : "Sungguh tak kusangka ilmu silat yang dimiliki tua bangka celaka ini tangguh sekali, dia memang terhitung seorang jagoan lihay" Kiranya waktu itu Pek li Peng sedang menyaru sebagai seorang kakek kurus yang berperawakan kecil. Sun Put shia mempergencar serangan-serangannya, suatu ketika ia membentak keras dan sepasang telapak tangannya dibabat kedepan secara berbareng. Serangan yang datang dari tangan kanan berhasil dihindari Pek li Peng dengan manis, namun serangan yang tiba dengan kiri tak mampu dihindari lagi. Dalam keadaan demikian terpaksa ia harus menyambutnya dengan kekerasan. Sungguh dahsyat angin tersebut, Pek li Peng berseru tertahan dan jatuh terduduk diatas lantai. Melihat lawannya sudah roboh, cepat Sun Put shia tarik kembali serangannya sambil mundur kebelakang, dengan alis mata berkernyit ia berseru keheranan. "Eeeh. gimana ini" Kok nyatanya seorang perempuan?" Sementara itu It bun Han to sudah mendekati pula Pek li Peng dengan langkah lebar, ia langsung menegur: "Siapa kau" Kenapa datang kemari dengan menyamar sebagai seorang lelaki?" Perlahan-lahan Pek li Peng bangkit berdiri, ia tempelkan tangan kanannya didepan bibir kemudian berbisik lirih: "Sstt,. jangan berisik!" It bun Han to yang cerdik dibuat tertegun juga oleh tingkah laku Pek li Peng yang sangat aneh itu. segera ia menjawab: "Tempat ini aman sekali, kalau nona hendak mengatakan sesuatu silahkan diutarakan dengan bebas, tak usah ragu-ragu dan jangan kuatir rahasia pasti terjamin!" Pek-li Peng rupanya sudah sadar, bila dia tidak mengaku terus terang maka sulitlah untuk melayani tekanan-tekanan dari beberapa orang ini, mau melawan pakai kekerasan dia pun tahu kalau ilmu silatnya tak mungkin bisa menandingi gabungan tenaga dari tiga orang jago lihay itu. Daripada tertawan sehingga penyamarannya dibongkar secara paksa, bukankah jauh lebih baik mengaku terus terang?" Berpendapat demikian, diapun berbisik lirih: "Aku adalah Pek li Peng ?" Baik It bun Han to maupun Bu wi totiang serta Sun Put shia sama-sama berseru kaget ketika mendengar pengakuan tersebut. "Apa " Eagkau adalah nona Pek li..." "Ssstt ! Jangan keras-keras" seru Pek li peng dengan cemas. It bun Han to segera memperendah suaranya, hampir setengah berbisik ia berseru. "Bukankah nona ada bersama Siau tayhiap?" "Benar !" "Apakah nona tidak mati terbakar oleh siasat busuk Shen Bok Hong" " tanya Bu wi totiang dari samping. "Kalau sudah mampu karena terbakar, memangnya aku bisa muncul lagi disini?" "Jadi kalau begitu, Siau tayhiap juga tidak sampai mati terbakar bukan?"desak It bun Han to. "Aku saja tak mampu dibakar sampai mati, memangnya Siau toako bisa mampu dibakar Shen Bok Hong" " "Lalu saat ini Siau tayhiap berada dimana?"" "Bukankah engkau sudah tahu kalau dia telah pergi tinggalkan tempat ini?" "Aaah! Jadi kalau begitu orang yang memakai nama Teng Toa wan dari Siang pak itu adalah Siau tayhiap?" seru It bun Han to dengan terperanjat. "Toako selalu memuji akan kecerdikanmu serta kecermatanmu dalam menilai segala urusan. tampaknya apa yang dia katakan memang tak salah" "Jadi., jadi engkau benar-benar adalah nona Pek li Peng?" Sun Put shia menegaskan pula dengan mimik masih sangsi. "Tanggung seratus persen murni!" "Aku rasa tak mungkin bisa salah lagi" It bun Han to menanggapi dari samping "secara lapat-lapat aku masih dapat mengenali logat suaranya !" "Sekarang kita tak boleh berbuat teledor sehingga membuat urusan jadi berabe, agar bisa dipercayai secara seratus persen maka lebih baik kita buktikan dengan melibat raut wajah aslinya!" Tentu saja Pek-li Peng tak dapat menampik permintaannya itu, terpaksa ia menghapus obat penyamarannya hingga tampaklah raut wajah aslinya. Dengan seksama den teliti Bu wi totiang mengawasi wajah Pek-li Peng beberapa saat lamanya, tiba-tiba ia menghembuskan napas panjang dan berkata lirih : "Aaah ! Dia memang benar nona Pek-li, kalau begitu Siau tayhiap tak sampai ketimpa bencana.." "Sstt! Jangan keras-keras.." sela Pek-1i Peng bertambah gelisah. Sun put-shia tak sanggup mengendalikan rasa girangnya lagi, kontan dia menengadah dan tertawa terbahak-bahak. "Haahh. haahh. haahh. nah, apa kubilang" saudara Siau memang tidak memiliki paras muka orang yang berumur pendek, apa kenyataannya sekarang" Dia toh masih hidup, haahh. haahh. haahh.." "Hey pengemis tua, jangan tertawa keras tentunya kau bisa bukan?"seru Pek-li Peng dengan gusar. Sun Put-shia agak tertegun. "Eeeh..budak ingusan, engkau berani sebut aku sebagai pengemis tua?"" "Baik baik berteriaklah kalian sekeras kerasnya. Teriaklah biar semua orang tahu toako pasti akan marah-marah besar kepadaku!" Dengan mendongkol ia segera putar badan dan berjalan keluar dari ruangan itu. Cepat It-bun Han-to menghalangi jalan perginya, dengan suara lirih dia berkala : "Nona harap jangan marah, duduklah dahulu ! Mari kita perlahan-lahan bicarakan soal ini." San Put shia mendehem ringan dan berkata pula: "Baiklah ! Aku pengemis tua berjanji tak akan tertawa keras lagi" "Nona, duduklah disini ! " bisik It bun Han-to kemudian sambil mengambil sebuah bangku. Perlahan-lahan Pek li Peng duduk dia ulapkan tangannya. "Hayo kalian semua juga duduk!" Sun Put shia, It bun Han to serta Bu wi totiang tidak membantah lagi, mereka segera duduk disekeliling gadis itu. Menunggu semua orang sudah duduk, Pek li Peng baru berkata : "Berulang kali toako telah berpesan kepadaku melarang aku bocorkan rahasia bahwa dia sebenarnya masih hidup !" "Kenapa?" tanya Sun Put shia keheranan, "apakah dia senang kalau melihat semua orang bersedih hati karena kematiannya?" "Tentu saja dia mempunyai maksud tertentu dengan perbuatannya itu, tanggung dia tak akan suruh kalian bersedih hati dengan sia-sia belaka," "Aku benar-benar tak habis mengerti, batu karangpun meleleh dan batang kayupun hangus jadi abu ketika Shen Bok Hong membakar bukit, ternyata Siau tayhiap serta nona dapat lolos dengan selamat" ujar Bu wi totiang sambil gelengkan kepalanya berulang kali. "Memangnya kenapa " apa kalian mengharapkan aku dan Siau toako sungguh-sungguh mati terbakar?"" Mula-mula Bu wi totiang agak tertegun, menyusul sambil tertawa hambar sahutnya : "Nona, janganlah kau salah artikan perkataanku ini!" Dengan paras muka serius Pek li Peng berkata lagi: "Toako berulang kali berpesan kepadaku agar untuk sementara waktu jangan sampai bocorkan berita tentang masih hidupnya dia. Sekarang aku kena kalian paksa hingga mau tak mau harus kubocorkan juga rahasia ini bila dia sampai tahu pastilah dalam hati akan merasa tak senang hati!" "Jangan kuatir, aku pengemis tua akan bertanggung jawab!" seru Sun Put shia dengan cepat sambil tepuk dada sendiri. "Nona, aku tahu pengalaman kalian sewaktu lolos dari kebakaran pasti lebih banyak bahayanya dari pada kesenangan" kata It bun Han to "dan kejadian itu bagaimanapun juga toh sudah lewat, diceritakan pada lain kesempatan rasanya belum terlambat. Justru persoalan terpenting yang kita hadapi sekarang adalah kemana perginya Siau tayhiap pada saat ini?" Aku yakin Shen Bok Hong tentu sudah menyiapkan jago jago lihaynya disekitar tempat ini, dengan kekuatan Siau tayhiap seorang yang begitu minim susah rasanya untuk menghadapi mereka semua kita harus segera mengirim orang untuk menyambut dirinya!" "Ooh. jangan, jangan, kalian tidak boleh sekali-kali berbuat begitu !" seru Pek-li Peng sambil gelengkan kepalanya berulang kali, "kalau kamu semua utus orang untuk menyusulnya, bukankah itu sama artinya telah membocorkan berita kehidupannya.." Ia berhenti sebentar untuk tukar napas, menyusul sambungnya lebih jauh : "Pada hakekatnya aku sendiripun tak tahu kemana ia telah pergi padasaat ini, sebab aku hanya tahu kalau dia sedang menyelesaikan sesuatu urusan!" "Lalu kapan dia baru akan kembali kesini"!" tanya It-bun Han to dengan cepat. "Sebelum tengah hari besok, katanya dia pasti akan kembali kesini sebelum pertarungan seru antara nona Gak dan Shen Bok Hong berlangsung.." Tiba-tiba ia merendahkan suaranya dan melanjutkan lebih jauh : "Eeh.. untuk sementara waktu kecuali kamu bertiga, janganlah kalian beritahu lagi kepada orang lain tentang masih hidupnya toakoku. terutama jangan sampai Giok siau long kun mengetahui tentang rahasia ini, bisa berabe nanti jadinya!" "Bagaimana kalau kami beritahukan soal ini kepada Tiongciusiang-ku?" tanya Sun Put shia dengan cepat, kasihan kedua orang itu, sejak mendengar berita kematian dari Siau Ling, senantiasa mereka menangis terus, makan tak mau minum segan, terlalu payah keadaannya! Kalau dibiarkan begitu terus maka mereka akhirnya akan jatuh sakit, kasihan toh" Sekarangkan kita sudah tahu kalau Siau Ling belum mati, masa kita sudah tahu kalau Siau Ling belum mati. mana kita biarkan mereka tersiksa terus lahir maupun batinnya?" Pek-li Peng termenung dan berpikir sebentar, kemudian sahutnya "Aaai..! Memang kasihan sekali kedua orang itu, hiburlah mereka, agar jangan terlalu bersedih hati!" "Tak mungkin bisa menghibur mereka, kecuali kalau biarkan mereka ikut tahu bahwa Siau Ling sebenarnya masih hidup, sebab hanya kabar inilah merupakan obat paling cespleng buat kesedihan mereka itu!" "Memang boleh-boleh saja kita kabarkan pula kepada mereka berdua, tapi kalau lain hari toako menyalahkan diriku lantas bagaimana" Aku tentu akan dicueki habis-habisan!" "Jangan kuatir nona !" seru Sun Put shia lagi dengan tegas. "toh sedari tadi telah kukatakan, bila toakomu marah dan menegur engkau, aku si pengemis tua yang akan memikul Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo tanggung jawabnya!" "Pada hakekatnya Shen Bok Hong toh sudah berkunjung kemari!" sela It bun Han to tiba-tiba dari samping, "Kendatipun Tiang ciu siangku ikut mengetahui rahasia ini rasanya tidak akan berpengaruh apa-apa pada situasi yang sedang kita hadapi, menurut pendapatku lebih baik kita kabarkan rahasia ini kepada Tiong ciu siang ku, agar batin mereka tidak tersiksa lebih lama lagi!" "Toako selalu memuji dan mengagumi kecerdasan otakmu, katanya engkau hebat dan tinggi tipu muslihatnya, hanya engkaulah yang mampu beradu kecerdasan dengan Shen Bok Hong, coba berilah penilaian menurut jalan pikiranmu, apakah perlu kita buka rahasia ini dihadapan mereka"!" Tersenyum bangga It bun Han to sehabis mendengar ucapan tersebut, cepat sahutnya "Aah .! Siau tayhiap terlalu memuji diri ku. kecerdikan apa yang kumiliki dan keampuhan apa yang bisa kuandalkan" Bila dibandingkan kegagahan serta kehebatan Siau tayhiap, pada hakekatnya aku masih tertinggal amat jauh." Dia berhenti sebentar, kemudian sambungnya lebih jauh: "Beberapa hari belakangan ini Tiong ciu siang ku tidak makan maupun minum, keadaannya mulai payah dan kesehatan badannya merosot sekali, padalah justru kita sangat membutuhkan tenaga orang-orang macam mereka untuk menanggulangi situasi begini, apa bila kedua orang itu dibiarkan tersiksa terus batinnya, sudah pasti kita tak akan mampu manfaatkan tenaga mereka lagi, malahan mungkin mereka akan terluka ditangan musuh, kalau sampai terjadi hal yang begini ini kan telalu sayang bukan?"" "Jadi menurut pendapatmu, lebih baik kita beritahukan rahasia ini kepada mereka?"" tanya sang dara kemudian. " Ooh..! Aku hanya memberikan penilaianku saja atas berat ringannya masalah ini, mau beritahu kepada mereka atau tidak keputusannya tetap berada ditangan nona!" Mendengar jawaban tersebut, kembali Pek li Peng termenung dan berpikir beberapa saat, kemudian ujarnya: "Baik ! Kita beritahukan saja rahasia ini kepada mereka, tapi jangan kalian katakan pula kalau aku juga berada disim!" "Masa nona mau menghindarkan diri " " kembali It bun Han to berseru "jika mereka tidak berhasil menjumpai diri nona, kendatipun sudah kuberitahukan, belum tentu mereka mau mempercayainya dengan begitu saja!" "Lalu bagaimana baiknya?"" "Lebih baik nona temui mereka sebentar asal sudah bertemu muka aku yakin mereka pasti akan percaya." "Aaaai.. iya sudahlah, kalau memang tak ada jalan lain yang lebih baik, biar kutemui mereka berdua!" "Kalau begitu biar pinto yang pergi undang mereka datang!" kita Bu wi totiang kemudian. Dia lantas bangkit berdiri dan melangkah keluar dari ruangan tersebut. Sepeninggalnya imam tua itu, It bun Han to menghembus nafas panjang dan berkata "Apakah Siau tayhiap memberi pesan khusus kepadamu mengenai pertarungan yang akan dilangsungkan antara Shen Bok Hong dengan nona Gak besok tengah hari?" "Tidak, ia tidak meninggalkan apa-apa sebelum tengah hari besok dia sudah akan kembali lagi kemari!" It bun Han to membungkam sebentar, ia termenung dan putar otaknya kemudian baru berkata: "Sekarang kita sudah tahu kalau Siau tayhiap masih hidup didunia ini. itu berarti rencana kita untuk menghadapi serangan lawanpun mau tak mau harus mengalami banyak perubahan!" "Aku sipengemis tua mempunyai suatu usul yang bodoh, entah usulku ini bisa digunakan atau tidak?" tiba-tiba Sun Put shia menyela kembali. "Apa usulmu itu locianpwe?"" "Kita semua tahu, kekuatan dari perkampungan Pek hoa san cung amat tangguh dan hebat, tapi dalam kenyataan otaknya cuma satu yaitu Shen Bok Hong, bila kita dapat membinasakan atau menawan Shen Bok Hong bukankah secara otomatis kekuatan yang dahsyat dari perkampungan Pek hoa san cung akan buyar dengan sendirinya?"" "Memang benar ucapanmu itu! sahut It bun Han to sambil tersenyum, akan tetapi pernahkah locianpwee bayangkan, bahkan menawan atan membunuh Shen Bok Hong bukanlah suatu pekerjaan yang terlalu mudah" Menurut pandangan aku pengemis tua, sebelum tengah hari besok, Shen Bok Hong pasti sudah akan hadir disini untuk memenuhi janji. "Benar, sebelum waktunya ia pasti sudah tiba di sini!" "Kalau memang dia pasti datang kesini, maka sampai waktunya aku pengemis tua berniat untuk membantu Gak Siau-cha untuk memerangi gembong iblis ini, akan kupaksa suatu pertarungan adu kekerasan dengan dirinya, siapa tahu kalau aku sedang mujur dan berhasil melenyapkan iblis itu dari muka bumi Asal dia bisa dibasmi, bukankah sama artinya kita sudah lenyapkan sebuah bibit bencana besar bagi umat persilatan?"" It-bun Han to menghela nafas panjang sehabis mendengar perkataan itu. "Aaai.. ! Rencana dari locianpwe itu memang bagus, tapi engkau telah melupakan sesuatu, janganlah locianpwe menganggap Shen Bok Hong seorang menusia yang bodoh dan gampang tertipu, bila dugaanku tak keliru tengah hari besok dia tak akan datang seorang diri, jago-jago lihay yang dibawanya besok tentu banyak sekali jumlahnya, ini berarti tak mungkin bagi locianpwe untuk mengajak berduel gembong iblis itu", Dia berhenti sebentar untuk tukar napsu kemudian lanjutnya lebih jauh. "Sebenarnya aku hendak menggunakan siasat busuknya untuk menghadapi siasat busuk itu, agar senjata makan tuan, bila perlu akan kukorbankan selembar jiwaku sendiri untuk balaskan dendam bagi kematian Siau tayhiap, dan lenyapkan bibit bencana ini bagi umat persilatan, tapi berhubung Siau tayhiap masih hidup, maka rencanaku ini terpaksa harus dirombak lagi mulai dari awal. "Eeh.. kenapa aku sipengemis tua sama sekali tidak tahu menahu tentang rencana besarmu itu"!" tanya Sun Put shia keheranan. It bun Han to tertawa penuh permintaan maaf, jawabnya : "Bukan saja Sun locianpwe tidak tahu tentang rencana ini. bahkan Bu wi totiang juga tak akan tahu, demi terjaganya rahasia ini jangan sampai bocor, kecuali aku hanya Tiong ciu siang ku berdua saja yang ikut mengetahui adanya rencana ini." "Tapi sekarang toh sudah kau katakan keluar" Bagaimana kalau kalian terangkan kepada aku sipengemis tua?" "Harap locianpwe jangan salah paham, rahasia tersebut terpaksa harus kuberitahukan kepada Tiong ciu siang ku berhubung aku memang membutuhkan bantuan mereka berdua, karena itu aku musti terangkan dulu duduknya persoalan kepadanya,..." Ia berhenti sebentar, kemudian sambungnya lebih jauh: "Semua orang persilatan tahu kalau Tiong ciu siangku kaya raya, harta kekayaan boleh dibilang melebihi nilai dari satu kota, bahkan Shen Bok Hong sendiripun belum tentu mampu mengalahkan kekayaan mereka berdua. Orang luar kebanyakan tahu kalau mereka berdua gemar mengumpulkan intan permata dan barang-barang sebangsa mutu manikam, padahal dalam penyataannya kecuali bendabenda berharga itu mereka mengumpulkan juga setiap barang yang dianggap menarik hati!" Setelah berhenti sebentar, lanjutnya: "Nah itulah dia! Rencanaku ini justru timbul setelah mengetahui bahwa kedua orang itu menyimpan sebutir peluru peledak Poh san sin lui ( geledek sakti penghancur bukit ) tentunya locianpwe masih ingat bukan dengan kisah lama tentang seorang kakek tua penghancur bukit yang menjadi tersohor namanya pada seratus tahun berselang" orang itu sangat gemar bermain dengan mesiu dan bahan-bahan peledak hingga akhirnya terciptalah bahan peledak Poh san sin lui yang tersohor itu. Dalam suatu pertarurgan sengit yang dialaminya kemudian, ia membinasakan dua puluh tujuh orang jago lihay dalam sekejap mata, bahkan karena dahsyatnya bahan peledak itu sampai-sampai empat orang murid Poh san lojin pun ikut jadi korban.Walaupun Poh san lojio sendiri berhasil lolos dari malapetaka itu. namun disebabkan luka yang dideritanya terlalu parah setengah tahun iapun tewas. Nah. dua biji peluru sakti Poh san sin lui peninggalannya itu berhasil ditemukan Tiong ciu siangku dan disimpannya secara baik-baik hingga saat, ini " Sun Put shia mengangguk tiada hentinya. "Ehmm... aku sipengemis tua pernah mendengar juga kisah tragedi tersebut, aaai! Kekuatan bahan peledak itu memang betul-betul mengerikan sekali.." "Sejak Tiong ciu siang ku berhasil mendapatkan dua biji bahan peledak Poh san sin lui itu " tutur It bun Han to lebih jauh, "mereka selalu menyimpan bahan meledak itu dalam sebuah kotak besi dan ditanam didalam tanah, sebab mereka tahu betapa dahsyatnya kekuatan bahan peledak itu. Sejak berita kematian Siau Ling tersiar, mereka berdua telah bertekad mengadakan pembalasan dendam, dalam sedihnya tiba-tiba mereka teringat akan dua biji peluru sakti itu, secara diam-diam ternyata mereka telah mengambilnya dan disimpan dalam saku, Sang Pat telah memberitahukan rencananya kepadaku, maka segera kuatur sebuah rencana besar untuk beradu jiwa dengan Shen Bok Hong. tempat yang kupilih menjadi tempat sasaran pun sudah kutemukan, yakni dalam ruang abu dari Siau tayhiap masih hidup, terpaksa rencana inipun harus mengalami perubahan" "Ooh.. kiranya begitu, pahamlah sudah aku sipengemis tua, rupa-rupanya Tiong ciu siang ku bersiap sedia menggunakan peluru sakti Poh san sin lui itu untuk berangkat ke akherat bersama-sama Shen Bok Hong" It bun Han to menghela napas panjang. " Aaai..! Locianpwe terlalu memandang rendah kehebatan Shen Bok Hong dengan kecerdasan serta kelihayan ilmu silat yang dimilikinya, kita harus benar-benar siap dengan suatu senjata ampuh yang mampu melenyapkan dirinya sebelum melakukan segala tindakan, bila rencana kita ini sampai ketahuan dirinya hingga ia sempat membuat persiapan. itu berarti kita telah memberi kesempatan kepadanya untuk lolos dari bencana itu, sebaliknya kalau kita kurang tepat dalam penggunaan bahan peledak itu, diapun bisa menanggulangi Pena Wasiat 4 Pendekar Rajawali Sakti 14 Api Di Karang Setra Pendekar Pedang Dari Bu Tong 11

Cari Blog Ini