"Tetapi Anda sudah datang di sini. Apakah ibu Anda banyak bercerita tentang
kakek Anda?" Pilar mengangguk gembira.
"Oh ya. Dia bilang kakek saya setan tua."
Hercule Poirot tersenyum.
Dia berkata, "Dan apa pendapat Anda tentang dia ketika Anda
datang, Nona?" Pilar berkata,
"Tentu saja dia sangat tua sekali. Dia harus duduk di kursi dan wajahnya
?keriput. Tetapi saya suka kepadanya. Saya kira pada waktu dia muda dia pasti
seorang laki-laki yang tampan sangat tampan, seperti Anda," kata Pilar kepada
?Inspektur Sugden. Matanya memandang laki-laki itu dengan rasa senang seorang
kanak-kanak. Muka inspektur itu menjadi merah karena pujian.
Kolonel Johnson menahan geli. Itu adalah salah satu dari beberapa kejadian di
mana Inspektur yang pendiam itu dibuat terkejut.
"Tetapi tentu saja," kata Pilar menyesal, "dia tidak sebesar Anda."
Hercule Poirot menarik napas.
"Kalau begitu Anda senang laki-laki yang besar, Nona?" tanyanya.
Pilar mengiakan dengan antusias.
"Oh ya, saya senang laki-laki yang sangat besar, tinggi, dan berbahu bidang, dan
sangat kuat." Kolonel Johnson berkata dengan tajam,
"Apakah Anda sering bertemu dengan kakek Anda selama di sini?" to Pilar berkata,
"Oh ya. Saya sering duduk dengan dia. Di"
bercerita banyak hal bahwa dia adalah seorang yang kejam, dan segala sesuatu ?yang dilakukannya ketika dia ada di Afrika Selatan."
"Apakah dia pernah memberi tahu bahwa dia menyimpan berlian di lemari besinya?"
"Ya, dia menunjukkannya kepada saya. "Tetapi batu-batu itu tidak seperti berlian
hanya seperti kerikil sangat jelek jelek sekali."
? ? ?Inspektur Sugden berkata singkat,
"Jadi dia menunjukkannya kepada Anda?"
"Ya." "Dia udak memberikannya kepada Anda?"
Pilar menggelengkan kepalanya.
'Tidak. Saya kira nanti suatu hari dia akan memberikannya kalau saya baik
?kepadanya dan sering duduk menemaninya. Karena bapak-bapak tua senang pada
gadis-gadis muda." Kolonel Johnson berkata, Tahukah Anda bahwa berlian itu bilang?"
Pilar membuka matanya lebar-lebar.
"Hilang?" "Ya. Apa Anda punya pendapat siapa .yang kira-kira mengambilnya?" Pilar
menganggukkan kepalanya.EBOOK INI DI SCAN OLEH OTOY UNTUK KOLEKSI PRIBADI AGAR
TERHINDAR DARI KEMUSNAHAN ottoys@yahoo.com
"Oh ya," katanya. "Pasti Horbury." "Horbury" Maksud Anda pelayan pribadinya?"
"Ya." "Mengapa Anda berpendapat begitu?"
"Karena wajahnya seperti pencuri. Matanya bergerak-gerak dari sisi ke sisi, dia
berjalan perlahan-lahan dan mendengar pembicaraan orang di pintu. Dia seperti
kucing. Dan semua kucing -i adalah pencuri."
"Hm," kata Kolonel Johnson. "Kita lihat saja nanti. Saya mendengar bahwa anggota
keluarga berkumpul di ruang kakek Anda tadi sore, dan ada kata-kata yang tidak
baik terdengar." Pilar mengangguk dan tersenyum.
"Ya," katanya. "Kejadian itu lucu. Kakek membuat mereka, oh! Begitu marah!"
"Jadi Anda menyukai hal itu?"
"Ya. Saya senang melihat orang menjadi marah. Saya sangat senang. Tetapi di
Inggris sini orang marah tidak seperti di Spanyol. Di Spanyol mereka mencabut
pisau dan menyumpah-nyumpah. Di Inggris mereka tidak apa-apa, hanya muka menjadi
merah dan menutup rapat-rapat mulut mereka."
"Ingatkah Anda apa yang dikatakan kakek Anda?"
Pilar kelihatan agak ragu-ragu.
"Saya tidak begitu pasti. Kakek bilang mereka tidak berarti mereka tidak ?punya anak. Katanya saya lebih baik dari mereka semua. Dia sangat suka kepada
saya." "Apakah dia mengatakan sesuatu tentang uang atau surat wasiat?"
"Surat wasiat"... Tidak, saya kira tidak. Saya tidak ingat."
"Apa yang terjadi?"
"Mereka semua keluar kecuali Hilda yang gendut isteri David, dia
? ? ?tinggal di belakang." "Oh, benarkah?"
"Ya. David kelihatan lucu. Dia sangat gemetar dan
oh! begitu pucat. Dia kelihatan seperti sakit." "Lalu bagaimana terusnya?"
an 'Kemudian saya pergi dan bertemu dengar Stephen. Kami berdansa dengan piringan
hitam.' "Stephen Farr?"
"Ya. Dia dari Afrika Selatan dia adalah anak kolega Kakek. Dia juga sangat
?tampan. Sangat coklat dan besar, dan matanya ramah."
Johnson bertanya, ;i-"ffl
"Di mana Anda ketika terjadi pembunuhan itu?"
"Anda bertanya di mana saya?"
"Ya." "Saya di ruang duduk dengan Lydia. Kemudian saya ke kamar saya memoles muka
saya. Saya akan berdansa lagi dengan Stephen. Dan kemudian, dari jauh saya
mendengar jeritan dan semua orang berlari, jadi saya juga berlari. Dan mereka
berusaha membuka pintu Kakek. Harry melakukannya dengan Stephen, mereka berdua
adalah laki-laki besar dan kuat." "Ya?"
"Dan kemudian brak pintu didobrak dan kami semua melihat ke dalam. Oh,
? ? ?pemandangan itu semua hancur berantakan dan Kakek terbaring dengan darah
?begitu banyak, dan lehernya tergorok seperti ini..." Dia membuat gerakan dramatis
dengan lehernya sendiri, "tepat di bawah telinganya."
Dia diam, senang menikmati ceritanya. Johnson berkata,
"Darah tidak membuat Anda merasa pusing?"
Dia memandang tidak mengerti.
"Tidak. Mengapa" Biasanya orang yang terbunuh j keluar darahnya. Tapi memang
banyak darah di . mana-mana!"
Poirot berkata, "Apakah ada yang mengatakan sesuatu?" Pilar berkata,
"David mengatakan sesuatu yang lucu apa ya" Oh ya. Penggilingan Tuhan ? ?itulah yang dikatakannya" dia mengulangi dengan menekankan sedap kata
? ?"penggilingan Tuhan Apa itu artinya" Penggilingan menghasilkan tepung,
? ?bukan?" Kolonel Johnson berkata, "Nah, saya kira sudah tidak ada lagi, Nona Estravados."
Pilar berdiri dengan patuh. Dia memberikan senyum singkat yang menarik pada
mereka satu per satu. "Saya pergi sekarang." Dia keluar.
Kolonel Johnson berkata, "Penggilingan Tuhan menggilas perlahan, tetapi
menghancurkan sampai sekecil-kecilnya. Dan David Lee
mengatakan hal itu!"
15 Kolonel Johnson memandang kepada pintu yang terbuka sekali lagi. Sesaat dia
mengira bahwa yang masuk adalah Harry Lee, tetapi ternyata Stephen
Farr. ?"Silakan duduk, Tuan Farr,EBOOK INI DI SCAN OLEH OTOY UNTUK KOLEKSI PRIBADI AGAR
TERHINDAR DARI KEMUSNAHAN ottoys@yahoo.com
" katanya. Stephen duduk. Matanya yang sejuk dan cerdas melihat dari satu orang
kepada yang lain. Dia berkata, "Saya rasa, saya tidak terlalu bisa banyak membantu. Tetapi silakan bertanya apa
saja yang j Anda kira perlu. Barangkali lebih baik saya mulai dengan menerangkan
siapa saya. Ayah saya I Ebenezer Farr, dulu adalah kolega Simeon Lee di Afrika
Selatan. Itu empat puluh tahun yang lalu."
Dia berhenti. "Ayah bercerita banyak tentang Simeon Lee. Bagaimana pribadinya. Dia dan ayah
memang berhasil bersama-sama. Simeon Lee pulang dengan kekayaan dan ayah saya
pun membuat suatu keuntungan. Ayah selalu berpesan agar saya menengok Tuan Lee
kalau sedang ke Inggris. Saya pernah berkata bahwa Tuan Lee sudah tidak ingat
lagi karena sudah terlalu lama, tetapi Ayah tetap mendesak. Dia berkata, 'Kalau
dua orang laki-laki telah pernah senasib seperti Simeon Lee dan aku, mereka
tidak akan lupa.' Ayah meninggal dua tahun yang lalu. Dan tahun ini saya pergi
ke Inggris untuk pertama kali, dan saya pun mengunjungi Tuan Lee sebagaimana
dipesan oleh Ayah." Dengan sedikit tersenyum dia meneruskan, "Saya memang agak
takut ketika datang ke sini, tetapi sebetulnya itu tidak perlu. Tuan Lee
menyambut saya dengan hangat dan mendesak agar saya tinggal dengan keluarganya
sampai Natal. Saya tidak, ingin merusak acara, tetapi dia tidak mau mendengar."
Dia meneruskan dengan agak malu, "Mereka semua sangat baik kepada saya Tuan ?dan Nyonya Alfred Lee. Saya benar-benar kasihan pada mereka dengan kejadian
ini." "Telah berapa lama Anda di sini, Tuan Farr?"
"Sejak kemarin."
"Apakah Anda bertemu dengan Tuan. Lee hari ini?"
"Ya. Saya mengobrol dengan dia tadi pagi. Dia masih segar dan penuh semangat dan
ingin mendengar tentang banyak orang dan tempat."
"Itu adalah terakhir kali Anda melihat dia?"
"Ya." "Apakah dia mengatakan pada Anda bahwa dia menyimpan sejumlah berlian tak
terasah dalam lemari besinya?"
"Tidak." Dia menambahkan lagi sebelum ditanya, "Apakah yang terjadi sekarang adalah
pembunuhan dan pencurian?"
"Kami belum pasti," kata Johnson. "Sekarang tentang kejadian malam ini.
Bersediakah Anda menceritakan apa yang Anda lakukan?"
'Tentu saja. Setelah nyon^a-nyonya meninggalkan ruang makan, saya tetap tinggal
di situ dan minum segelas anggur. Kemudian saya sadar bahwa keluarga Lee ingin
membicarakan soal keluarga dan saya keluar agar mereka bebas berbicara." "Dan
apa yang Anda lakukan kemudian?"
Stephen Farr menyandarkan diri di kursinya. Jari telunjuknya mengusap dagunya.
Dia berkata dengan agak tolol, "Saya er pergi ke sebuah ruangan besar berlantai papan seperti ruang
? ? ?dansa. Di situ ada gramopon dan piringan hitam untuk berdansa. Saya
memainkannya." Poirot berkata,
T "Ada kemungkinan, bukan, bahwa seseorang menemani Anda di situ?" I
Seulas senyum tipis menghias bibir Stephen Farr. Dia menjawab,
"Ya, tentu saja mungkin. Setiap orang selalu I punya harapan."
Dan dia menyeringai. Poirot berkata, "Nona Estravados sangat cantik.EBOOK INI DI SCAN OLEH OTOY UNTUK KOLEKSI PRIBADI
AGAR TERHINDAR DARI KEMUSNAHAN ottoys@yahoo.com
" Stephen menjawab, "Dia gadis cantik yang paling menarik yang saya Hhat sejak kedatangan saya di
Inggris." "Apakah Nona Estravados menemani Anda?" tanya Kolonel Johnson. Stephen
menggelengkan kepalanya. "Saya masih tetap berada di tempat itu ketika saya
mendengar ribut-ribut. Saya keluar ruangan dan lari secepatnya untuk melihat apa
yang terjadi. Saya membantu Harry Lee mendobrak pintu."
"Dan itukah sensk yang bisa Anda ceritakan kepada kami?" "Itulah semuanya."
Hercule Poirot membungkuk ke depan. Dia berkata dengan halus,
"Tetapi saya rasa masih ada yang bisa Anda ceritakan kalau mau."
Farr berkata dengan tajam,
"Apa maksud Anda?"
"Anda bisa menceritakan suatu hal yang sangat penting dalam kasus ini pribadi?Tuan Lee. Anda tadi mengatakan bahwa ayah Anda bercerita banyak tentang dia.
Pribadi yang bagaimana yang diceritakannya kepada Anda?"
Stephen Farr berkata perlahan-lahan, "Rasanya saya melihat apa yang Anda maksud.
Bagaimana Simeon Lee pada waktu mudanya" Saya rasa Anda menginginkan agar saya
berterus terang, bukan?"
"Kalau Anda tak berkeberatan." "Yah, pertama-tama saya berpendapat bahwa Simeon
Lee bukanlah seorang anggota masyarakat yang baik secara moril. Saya tidak
bermaksud mengatakan bahwa dia adalah seorang bajingan tapi hampir. Akhlaknya
?tidak bisa dibanggakan. Tetapi dia punya daya tarik. Dan dia benar-benar
dermawan. Tidak seorang malang pun tak berhasil meminta bantuannya. Dia
minurn_sedikit, tapi tidak keterlaluan; sangat tertarik pada wanita-wanita dan
punya rasa humor. Tapi dia juga punya sifat balas dendam yang agak aneh. Seperti
gajah, dia tidak pernah lupa. Ayah menceritakan beberapa kasus di mana dia harus
menunggu bertahun-tahun untuk berbalik membalas dendam." Inspektur Sugden
berkata, "Ada lebih dari satu kemungkinan. Tuan Farr, barangkali Anda tahu
apakah Simeon Lee punya musuh di sini" Barangkali dari cerita lama ada yang bisa
menjelaskan kejadian malam itu?" Stephen Farr menggelengkan kepalanya. "Tentu
saja dia punya musuh. Tetapi saya tidak; tahu secara lebih khusus. Di samping
itu," matanya mengecil, "saya tahu (sebetulnya saya telah menanyai Tressilian)
bahwa tidak ada orang asing yang masuk atau berada di sekitar rumah malam itu."
Hercule Poirot berkata, 'Dengan perkecualian diri Anda sendiri, Tuan Farr." Stephen farr membalikkan
tubuhnya menghadap dia. "Oh, jadi begitukah" Orang asing yang mencurigakan di dalam rumah" Anda tidak
akan menemukan hal semacam itu. Tidak ada cerita bahwa Simeon Lee bermusuhan
dengan Ebenezer Farr dan anak laki-laki E b datang membalas dendam ayahnya.'
Tidak," dia menggelengkan kepalanya. "Simeon dan Ebenezer tidak pernah
bermusuhan. Seperti saya katakan, saya datang kemari karena ingin tahu. Dan lagi
saya kira sebuah gramopon merupakan suatu alibi yang kuat. Saya tidak pernah
berhenti memutar piringan pasti ada yang mendengarnya. Sebuah piringan saja
?tidak cukup memberi saya kesempatan untuk lari ke atas karena gang-gang di
?sini begitu panjang menggorok leher seorang tua, mencuci darahnya, dan
?kembali lagi sebelum orang-orang datang. Ide yang j tak masuk akal!" Kolonel
Johnson berkata, "Kami tidak membuat tuduhan terhadap Anda, Tuan Farr." Stephen
berkata, "Saya tidak peduli terhadap nada suara Tuan Hercule Poirot."
"Itu," kata Poirot, "sangat disayangkan!"
Dia tersenyum ramah kepada Stephen.
Stephen memandang marah kepadanya.
Kolonel Johnson segera menyela,
"Terima kasih Tuan Farr. Saya rasa cukup untuk sat ini. Tentu saja Anda tidak
diperbolehkan,, meninggalkan rumah ini."
Stephen Farr mengangguk. Dia berdiri dan keluar dengan langkah-langkah panjang.
Ketika pintu telah tertutup Johnson berkata,
"Ada kuantitas x yang tak diketahui. Ceritanya kedengarannya benar. Bagaimanapun
dia adalah kambing hitam. Barangkali dia yang mengambil berlian itu mungkin ?dia bisa masuk ke sini dengan cerita palsu. Lebih baik engkau mengambil sidik
jarinya, Sugden, dan lihat."
"Saya sudah punya," kata Inspektur itu dengan senyum kecut.
"Bagus. Engkau tahu apa yang harus kau-kerjakan. Aku rasa hal-hal yang rutin
sudah kaulakukan?" Inspektur Sugden menghitung-hitung dengan jarinya,
"Mencek telepon, waktu, dan sebagainya. Mencek Horbury, jam berapa dia pergi,
siapa yang melihat dia pergi. Periksa pintu keluar dan masuk. Periksa staf.
Periksa situasi keuangan anggota keluarga. Pergi ke pengacara dan mencek surat
wasiat. Periksa seisi rumah, cari kalau ada senjata atau bekas percikan darah di
baju juga kemungkinan berlian disembunyikan di suatu tempat." ."Itu sudah
?semuanya saya rasa," kata Kolonel Johnson senang. "Ada usul dari Anda, Tuan
Poirot?" Poirot menggelengkan kepalanya. Dia berkata,
"Saya kira Inspektur sudah sangat teliti.EBOOK INI DI SCAN OLEH OTOY UNTUK
KOLEKSI PRIBADI AGAR TERHINDAR DARI KEMUSNAHAN ottoys@yahoo.com
" Sugden berkata dengan muram,
"Benar-benar pekerjaan yang tidak lucu, mencari berlian di rumah ini. Tidak pernah saya melihat
begitu banyak hiasan dan barang-barang dekorasi."
i "Tempat untuk menyembunyikan memang sangat banyak," kata Poirot setu . "Dan Anda
tidak punya usul apa-apa, Poirot?" Kepala Polisi itu kelihatan sedikit kecewa ?seperti orang yang anjingnya tidak mau mengikut perintahnya.
Poirot berkata, "Anda tidak berkeberatan kalau saya membantu dengan cara saya sendiri?"
"Tentu saja tidak," kata Johnson. Inspektur Sugden berkata dengan curiga, "Cara
apa?"
Pembunuhan Di Malam Natal Hercule Poirot's Christmas Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Saya ingin," kata Hercule Poirot, "bercakap-cakap lebih sering lebih
? ?banyak dengan anggota keluarga."
?"MaksudAnda, Anda mau mewawancarai mereka lagi?" kata Kolonel sedikit bingung,
"Tidak, tidak, bukan bertanya bercakap!"
?"Mengapa?" tanya Sugden.
Hercule Poirot mengibaskan tangannya. -"Dalam percakapan ada hal-hal yang bisa
terungkap! Kalau manusia banyak bercakap-cakap,
sulit menghindari kebenaran!"
Sugden berkata, "Kalau begitu, Anda berpendapat bahwa ada yang berbohong?" Poirot menarik napas.
"Kawan, setiap orang pasti berbohong sedikit-sedikit. Seperti pendeta
?Inggris. Akan baik bila bisa memisahkan yang main-mainan dengan j yang benarbenar." Kolonel Johnson berkata dengan tajam,
"Sama saja, semua tak masuk akal. Di sini telah terjadi pembunuhan kejam tak
berperikemanusiaan dan siapa yang harus dicurigai" Alfred dan isterinya keduanya baik,
? ?keturunan keluarga baik-baik, dan tidak banyak tingkah. George Lee yang anggota
DPR adalah orang yang dihormati. Isterinya" Dia hanyalah seorang wanita modern
yang cantik itu saja. David Lee kelihatannya seperti orang yang lemah lembut
?dan saudaranya, Harry, mengatakan bahwa dia tidak tahan melihat darah. Isterinya
seperti seorang wanita baik-baik yang biasa saja. Tinggal keponakan Spanyol dan
orang dari Afrika Selatan ini. Memang si cantik Spanyol punya sifat panas, tapi
saya tidak melihat makhluk yang menarik itu akan menggorok leher lelaki tua
secara kejam, terutama dengan cerita-cerita yang telah kita dengar. Dia
seharusnya menjaga agar kakeknya tetap hidup setidak-tidaknya sampai dia
?menandatangani surat wasiat baru. Stephen Farr adalah suatu kemungkinan yaitu
?dia mungkin seorang bajingan profesional dan datang ke tempat ini karena berlian
itu. Si tua sadar bahwa dia kehilangan berlian dan Farr menggorok lehernya
supaya diam. Itu hanya suatu kemungkinan alibi gramopon itu tidak terlalu
?kena." Poirot menggelengkan kepalanya. "Kawan," katanya. "Bandingkan fisik Tuan
Stephen Farr dengan si Tua, Simeon Lee. Kalau dia memang ingin membunuh si Tua
itu, dia bisa melakukan kapan saja Simeon tidak akan bisa bergumul melawan
?dia. Rasanya sulit dipercaya kalau si Tua yang kecil dan kering itu bergumul
dengan seorang gagah beberapa menit sambil
membalikkan kursi dan barang-barang pecah. Bayangan seperti itu terlalu
fantastis.'" Mara Kolonel Johnson mengecil.
"Maksud Anda," katanya," "hanya seorang laki-laki yang lemah yang membunuh
Simeon Lee?" "Atau seorang wanita.'" kata Inspektur.
16 .Kolonel Johnson memperhatikan jam tangannya.
"Tidak banyak yang bisa kulakukan lagi di sini. Engkau sudah melakukan yang
perlu dilakukan, Sugden. Oh, satu hal lagi. Kita harus bicara dengan kepala
pelayan itu. Aku tahu bahwa engkau telah menanyai dia, tetapi sekarang kita pun
lebih banyak tahu. Perlu penegasan yang menyatakan di mana seuap orang berada
pada saat pembunuhan terjadi."
Tressilian datang perlahan-lahan. Kepala Polisi menyuruhnya duduk.
"Terima kasih Tuan. Saya mau duduk kalau boleh. Saya merasa sangat aneh ?sangat aneh. Kaki saya, Tuan, dan kepala saya."
Poirot berkata dengan lembut, "Engkau terkejut, ya." Pelayan itu gemetar.
"Ke kejadian yang sangat mengerikan. Di rumah ini! Di mana segalanya berjalan
?tenang." Poirot berkata,
?"Rumah yang sangat teratur bukan" Tapi tidak bahagia?"
"Saya tidak akan mengatakan hal itu, Tuan/EBOOK INI DI SCAN OLEH OTOY UNTUK
KOLEKSI PRIBADI AGAR TERHINDAR DARI KEMUSNAHAN ottoys@yahoo.com
"Dahulu, ketika semua maaih di rumah, apakah bahagia waktu itu?" Tressilian
berkata perlahan-lahan, "Saya kira tidak harmonis, Tuan." "Nyonya Lee almarhumah
adalah seorang yang cacat bukan?" "Ya, Tuan, sangat kasihan dia." "Apakah anakanaknya sayang kepadanya?"
"Tuan David sangat sayang kepada beliau. Lebih seperti seorang anak perempuan.
Dan setelah beliau meninggal, dia lari, tidak tahan lebih lama tinggal di sini."
, Poirot berkata, "Dan Tuan Harry" Bagaimana dia dulu?" "Dia memang nakal, Tuan, tapi baik hati.
Oh, saya betul-betul gugup ketika bel berbunyi dan kemudian lagi, begitu
?tidak sabaran, dan saya membuka pintu dan ada seorang asing dan kemudian suara
Tuan Harry berkata: 'Halo, Tressilian. Masih di sini, eh" Tetap sama seperti
dulu'." Poirot berkata dengan simpatik, "Pasti rasanya aneh, ya." Tressilian
berkata dengan pipi kemerahan, "Kadang-kadang, seolah-olah yang lalu bukanlah
yang lalu. Saya yakin bahwa di London ada sebuah pertunjukan seperti itu. Memang
benar-benar ada sesuatu Tuan benar-benar ada. Ada suatu perasaan yang aneh
? ?seperti melakukan hal yang pernah dilakukan. Kelihatannya seolah-olah bel
berbunyi dan saya keluar membuka pintu dan saya melihat Tuan Harry walaupun
?sebenarnya itu adalah Tuan Farr atau orang lain saya berkata
?pada diri saya sendiri tapi rasanya aku telak melaku-hal ini sebelumnya.../*
?Poirot berkata, "Hal itu sangat menarik sangat menarik." Tressilian memandangnya dengan rasa
?terima kasih. Johnson yang kelihatannya kurang sabar berdehem dan ikut bicara.
"Saya ingin mencek waktu saja,", katanya. "Sekarang, pada waktu mulai ributribut di atas, benarkah bahwa Tuan Harry dan Tuan Alfred di ruang makan?"
"Saya benar-benar tidak tahu, Tuan. Semua tuan-tuan masih di sana ketika saya
menyuguhkan kopi untuk mereka tetapi itu kira-kira seperempat jam ?sebelumnya.** "Tuan George sedang menelepon. Tahukah kau?" "Saya kira memang ada
yang menelepon, Tuan. Belnya berbunyi di dapur saya, dan kalau ada seseorang
mengangkat gagang telepon dan bicara, maka terdengar suara bd samar-samar. Saya
ingat j akan hal itu tapi saya tidak memperhatikannya." 1 "Engkau tidak tahu
pasti jam berapa ketika itu?" "Saya tidak tahu, Tuan. Saya hanya bisa mengatakan
bahwa itu terjadi setelah saya mengantarkan kopi."
"Tahukah kau di mana nyonya-nyonya pada waktu itu?"
"Nyonya Alfred ada di ruang duduk, Tuan, ketika i saya mengambil nampan kopi.
Itu satu atau dua J menit sebelum saya mendengar jeritan di atas," Poirot
berkata, "Apa yang dilakukannya?"
"Beliau berdiri di dekat jendela, Tuan.. Memegang tjrai dan memandang kc luar."
"Dan tak ada yang lainnya di ruangan ku?"
"Tidak, Tuan." "Tahukah kau di mana mereka?"' "Saya tidak bisa mengatakannya, Tuan." ^ "Engkau
tidak tahu di mana yang lain?" "Saya kira Tuan David bermain piano di ruang
musik di dekat ruang duduk." "Engkau mendengarnya?" "Ya, Tuan." Lelaki tua itu
sekali lagi gemetar. "Seperti pertanda saja, Tuan. Dia memainkan Mars Kematian.
Bahkan pada waktu itu pun membuat saya gemetar."
"Ya, aneh," kata Poirot.
"Sekarang tentang Horbury, pelayan pribadi itu," kata Kolonel Johnson. "Apakah
kau sanggup bersumpah bahwa dia keluar rumah pada jam
delapan?" "Oh ya, Tuan. Itu adalah setelah Tuan Sugden datang. Saya ingat sekali karena
dia memecahkan sebuah cangkir kopi."
Poirot berkata, "Horbury memecahkan cangkir kopi?"EBOOK INI DI SCAN OLEH OTOY UNTUK KOLEKSI
PRIBADI AGAR TERHINDAR DARI KEMUSNAHAN ottoys@yahoo.com
"Ya, Tuan. Salah satu buatan Worcester yang tua. Sudah sebelas tahun saya
mencucinya dan tak satu pun pecah sampai malam tadi."
Poirot berkata, "Apa yang dilakukan Horbury dengan cangkir
itu?" "Ya memang sebetulnya bukan pekerjaannya. Dia hanya memegang satu, mengagumi,
dan saya r kebetulan mengatakan bahwa Tuan Sugden data dan dia menjatuhkan cangkir itu."
Poirot berkata, j "Engkau mengatakan 'Tuan Sugden' atau W lisi5?"
Tressilian kelihatan sedikit terperanjat.
"Sekarang saya baru ingat, Tuan. Saya mengatakan bahwa Inspektur Polisi datang."
"Dan Horbury menjatuhkan cangkir itu?" kata Poirot
"Kelihatannya cukup memberi gambaran," kata Kepala Polisi. "Apakah Horbury
menanyakan sesuatu tentang kunjungan Inspektur?"
"Ya, Tuan. Menanyakan maksud kedatangannya. Saya berkata bahwa Inspektur meminta
sumbangan untuk anak yatim polisi dan naik ke kamar Tuan Lee."
"Apakah Horbury kelihatan lega ketika kau | mengatakan hal itu?"
"Ya, saya ingat. Karena Tuan mengatakan hal itu. Sikapnya langsung berubah. Dia
berkata bahwa Tuan Lee adalah seorang tua yang baik dan dermawan dia ?mengatakannya dengan kurang hormat lalu dia keluar." "Lewat mana?"
?"Lewat pintu gang untuk pelayan-pelayan." Sugden menyela,
"Semua itu beres, Pak. Dia lewat dapur dan terlihat oleh koki dan pelayan dapur,
dan dia terus keluar lewat pintu belakang."
"Sekarang dengar, Tressilian, dan pikir baik-baik. Apakah mungkin Horbury
kembali lagi tam" diketahui oleh siapa pun?"
Orang tua itu menggelengkan kepalanya. "Saya kira tidak, Tuan. Semua pintu
terkunci dari dalam." "Kalau dia punya kunci?" "Semua pintu tergerendel, Tuan." "Bagaimana
caranya kalau dia mau masuk?" "Dia punya kunci pintu belakang, Tuan. Semua
?pelayan datang lewat situ." "Kalau begitu dia bisa kembali?" "Tidak tanpa
melewati dapur, Tuan. Dan di dapur itu selalu ada pelayan sampai jam setengah
sepuluh atau sepuluh kurang seperempat." Kolonel Johnson berkata, "Kelihatannya
meyakinkan. Terima kasih, Tressilian."
Orang tua itu berdiri dan setelah membungkuk hormat keluar. Tetapi satu atau dua
menit kemudian dia kembali. "Horbury baru saja kembali, Tuan. Apakah Tuan
bermaksud menanyai dia?" EBOOK INI DI SCAN OLEH OTOY UNTUK KOLEKSI PRIBADI AGAR
TERHINDAR DARI KEMUSNAHAN ottoys@yahoo.com
"i^s "Ya, tolong suruh dia segera masuk."
17 Sydney Horbury tidak mempunyai penampilan yang menarik. Dia masuk ke dalam
ruangan dan berdiri sambil menggosok-gosok kedua tangannya, matanya melihat ke
sana kemari dari satu orang ke orang lain". Sikapnya berpura-pura manis. Johnson
berkata, "Kau Sydney Horbury?"
"Ya, Tuan." "Pelayan pribadi almarhum Tuan Lee?"
"Ya, Tuan. Sangat menyedihkan, bukan" Saya hampir jatuh ketika mendengar dari
Gladys. Kasihan sudah tua...."
Johnson menyelanya dengan cepat. "Sekarang jawab saja pertanyaanku." "Ya, Tuan.
Tentu, Tuan." m "Jam berapa kau keluar malam ini, dan ke mana?" "Saya pergi
sebelum jam delapan, Tuan. Saya pergi ke 'Superb' Tuan, hanya lima menit jalan
kaki. filmnya Love in Old Seville, Tuan." "Ada orang yang melihatmu di sana?"
"Gadis yangjual karcis, Tuan. Dia kenal saya. Dan penjaga pintu. Dia juga kenal
saya. Dan er sebetulnya saya nonton dengan seorang gadis, Tuan, Saya ? ?berjanji bertemu dia di sana." "Oh, benarkah" Siapa namanya?" "Doris Buckle,
Tuan. Dia bekerja di Combined Dairies, Tuan, di Markham Road nomor dua puluh
tiga." "Bagus, kami akan mencek. Apakah kau langsung pulang?"
"Saya mengantar pulang teman wanita saya dulu, Tuan. Lalu saya langsung ke sini.
Tuan akan menemukan bahwa apa yang saya katakarwtu betul. ] Saya tidak terlibat
dalam.urusan ini. Saya ..."
Kolonel Johnson berkata dengan ketus, "Tidak ada yang menuduhmu bahwa kau
terlibat." "Betul, Tuan. Tapi sangat tidak menyenangkan kalau terjadi suatu pembunuhan di
rumah." "Tak ada yang mengatakan bahwa itu menyenangkan. Berapa lama kau bekerja di
sini?" * "Baru setahun lebih, Tuan."
"Apakah engkau senang?"
"Ya Tuan, saya puas. Gaji saya cukup. Tuan Lee memang kadang-kadang menyulitkan,
tetapi saya sudah biasa melayani orang cacat."
"Kau punya pengalaman sebelum ini?"
"Oh ya, Tuan. Saya bekerja dengan Mayor West dan dengan Yang Mulia Jaspier
Finch...." "Engkau bisa menceritakan itu kepada Sugden nanti. Yang saya ingin tahu adalah
ini jam berapa engkau terakhir kali melihat Tuan Lee malam ini?"
?"Kira-kira jam tujuh tiga puluh, Tuan. Tuan Lee makan malam setiap jam tujuh.
Saya kemudian menyiapkan tempat tidur beliau. Setelah itu biasanya beliau duduk
di depan perapian dengan baju tidur sampai mengantuk."
"Jam berapa itu biasanya?"
"Tidak tentu, Tuan. Kadang-kadang beliau tidur jam delapan itu kalau merasa
?capai. Kadang-kadang belum tidur sampai jam sebelas atau lebih."
"Apa yang dilakukan kalau dia ingin tidur?" "Biasanya beliau mengebel saya,
Tuan." "Dan engkau membantunya naik tempat tidur?"
"Ya, Tuan." "Tapi hari ini adalah hari liburmu. Apakah engkau biasanya libur pada hari
Jumat?" "Ya, Tuan, hari libur saya hari Jumat.EBOOK INI DI SCAN OLEH OTOY UNTUK KOLEKSI
PRIBADI AGAR TERHINDAR DARI KEMUSNAHAN ottoys@yahoo.com
" "Bagaimana kalau Tuan Lee mau tidur?"
"Beliau akan mengebel dan Tressilian atau Walter akan membantu."
"Dia selalu ada yang membantu" Dia bisa beb bergerak?"
"Ya Tuan, tetapi tidak mudah. Beliau menderita rheumatoid arthritis. Ada harihari di mana beliau sangat menderita."
"Apakah dia tidak pernah ke ruang lain pada siang hari?"
"Tidak, Tuan. Beliau lebih suka di ruang itu saja. Selera Tuan Lee tidaklah
mewah. Ruangan beliau cukup besar dengan udara bersih dan cahaya terang."
"Engkau bilang bahwa Tuan Lee makan malam jam tujuh?"
"Ya Tuan.. Saya mengambil kembali nampannya dan menyiapkan sherry dengan dua
gelas." "Mengapa engkau melakukan hal itu?"
"Perintah Tuan Lee."
"Apa itu suatu hal yang biasa?"
"Kadang-kadang. Tapi memang sudah peraturan bahwa tak seorang pun anggota
keluarga boleh menengok Tuan Lee pada waktu malam kecuali kalau beliau
memanggil. Kadang-kadang beliau suka sendirian. Kadang-kadang beliau memanggil
Tuan Alfred atau Nyonya atau keduanya setelah makan malam."
"Tetapi dia tidak melakukan hal itu pada malam ini" Dia tidak memanggil salah
satu anggota keluarga?"
"Beliau memang tidak menyuruh saya, Tuan."
"Jadi dia memang tidak mengharapkan bertemu dengan salah seorang anggota
keluarganya?" "Beliau bisa saja meminta mereka datang secari langsung.EBOOK INI DI SCAN OLEH
OTOY UNTUK KOLEKSI PRIBADI AGAR TERHINDAR DARI KEMUSNAHAN ottoys@yahoo.com
" "Tentu saja." Horbury melanjutkan,
"Setelah saya lihat semuanya beres, saya mengucapkan selamat malam pada Tuan
Lee, dan keluar." Poirot bertanya, "Apakah kau menyiapkan api sebelum keluar?" Pelayan itu ragu-ragu,
"Itu tidak perlu Tuan, karena sudah teratur
dengan baik." "Apakah Tuan Lee bisa melakukannya sendiri?" "Oh, tidak, Tuan.
Saya rasa Tuan Harry-lah yang melakukannya."
"Apakah Tuan Harry Lee bersama-sama dia ketika kau masuk sebelum makan malam?"
"Ya Tuan. Tapi dia keluar ketika saya datang." "Bagaimana hubungan keduanya
menurut pendapatmu?"
"Tuan Harry Lee kelihatannya gembira, Tuan.
Mendongakkan kepala dan tertawa-tawa." "Dan Tuan Lee?"
"Beliau diam dan tak banyak bicara." "Hm, begitu. Ada lagi yang ingin kuketahui,
Horbury. Apa yang bisa kauceritakan tentang berlian yang disimpan Tuan Lee di
lemari besinya?" "Berlian, Tuan" Saya tidak pernah melihat I berlian."
"Tuan Lee menyimpan sejumlah batu tak terasah di sana. Kau tentunya pernah
melihat dia memegang-megang batu itu." "Oh, kerikil-kerikil kecil yang lucu itu"
Ya, I memang saya pernah melihat beliau memegang batu-batu itu satu atau dua
kali. Tetapi saya tidak tahu bahwa itu berlian. Beliau menunjukkannya kepada nona asing itu kemarin,
atau kemarin dulu?" Kolonel Johnson berkata dengan cepat,
"Batu-batu itu telah hilang."
Horbury berteriak, "Saya harap Tuan tidak berpikir bahwa saya-hh yang mengambilnya}"
" "Aku tidak menuduhmu," kata Johnson. "Sekarang adakah yang bisa kauceri takan
tentang hal ini?" "Berlian itu, Tuan" Atau pembunuhan?" "Keduanya."
Pembunuhan Di Malam Natal Hercule Poirot's Christmas Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Horbury berpikir. Dia membasahi bibirnya yang pucat. Akhirnya dia memandang
dengan mata yang agak takut-takut "Saya rasa tidak ada, Tuan." "Tak ada yang
kebetulan kaudengar pada waktu kau bekerja, yang barangkali bisa membantu?" Mata
pelayan hu berkedip-kedip sebentar. "Tidak, Tuan, saya rasa tidak ada. Hanya
terjadi ketegangan antara Tuan Lee dan beberapa anggota keluarganya." "Yang ?mana?"
"Saya kira ada sedikit keributan karena kepulangan Tuan. Harry. Tuan Alfred Lee
tidak suka. Saya dengar dia dan ayahnya membicarakan hal itu tetapi hanya itu
?saja. Tuan Lee tidak menuduhnya mengambil berlian. Dan saya yakin Tuan Alfred I
tidak melakukannya." Poirot berkata dengan cepat, "Percakapan dengan Tuan Alfred
itu adalah ; sesudah dia tahu berliannya hilang, bukan?"
"Horbury," katanya dengan halus. "Aku tadi mengira bahwa engkau tidak tahu
tentang hilangnya berlian itu sampai kami memberi tahu. Bagaimana kau bisa tahu
bahwa Tuan Lee telah kehilangan berliannya sebelum dia bercakap-cakap dengan
anaknya?" Muka Horbury menjadi merah.
"Tak perlu berbohong. Terus terang saja,EBOOK INI DI SCAN OLEH OTOY UNTUK
KOLEKSI PRIBADI AGAR TERHINDAR DARI KEMUSNAHAN ottoys@yahoo.com
" kata Sugden. "Kapan kau tahu?"
Horbury berkata dengan sedih,
"Saya mendengar beliau menelepon seseorang tentang hal itu."
"Engkau tidak di dalam kamar?"
"Tidak, di luar kamar. Tidak bisa mendengar dengan jelas hanya satu dua kata
?saja." "Apa yang kaudengar?" tanya Poirot dengan manis.
"Saya mendengar kata pencurian, berlian, dan saya mendengar beliau mengatakan
'saya tidak tahu harus mencurigai siapa' dan saya mendengar beliau mengatakan?sesuatu tentang malam ini jam
delapan." Inspektur Sugden mengangguk.
"Dia berbicara denganku. Kira-kira jam lima lebih
sepuluh, bukan?" "Ya, betul, Tuan."
"Dan ketika engkau masuk ke kamarnya lagi, apakah dia kelihatan bingung?"
"Hanya sedikit saja, Tuan. Kelihatan agak linglung dan kuatir.EBOOK INI DI SCAN
OLEH OTOY UNTUK KOLEKSI PRIBADI AGAR TERHINDAR DARI KEMUSNAHAN ottoys@yahoo.com
" "Tetapi cukup untuk membuat engkau ketakutan,
!*Tuan Sugden jangan menyangka demikian. Saya tidak pernah menyentuh berlian
itu, sama sekali tidak, dan Anda tidak bisa membuktikannya. Saya bukan pencurif*
Inspektur Sugden tidak peduli, dia berkata, "Itu akan lata lihat nanti." Dia
memandang pada Kepala Polisi dengan mata bertanya. Yang ditanya kemudian
mengangguk dan dia meneruskan, "Sekarang sudah cukup. Kami tidak memerlukan
engkau lagi malam ini." Horbury cepat-cepat keluar dengan lega. Sugden berkata
memuji, i "Anda bebat, Tuan Poirot. Anda memerangkap dia begitu cermat. Dia
mungkin pencuri atau bukan, tapi dia adalah pembohong kelas wahidl'P "Pribadi
yang kurang menarik.'" kata Poirot. "Benar," kata Johnson setuju. "Persoalannya
sekarang, bagaimana tentang bukti-bukti itu?" Sugden menyimpulkan dengan rapi.
"Kelihatannya ada tiga kemungkinan. Nomor satu: Horbury seorang-pencuri dan
pembunuh. Nomor dua: Horbury adalah pencuri tapi bukan pembunuh. Nomor tiga:
Horbury tidak bersalah. Bukti-bukti yang memberatkan nomor satu: dia mendengar
pembicaraan di telepon dan tahu bahwa kehilangan itu diketahui. Dia merasa
dicurigai oleh Tuan Lee. Membuat rencana. Keluar dengan menyolok pada jam
delapan dan membuat alibi. Cukup mudah untuk keluar dari gedung bioskop dan
kembali lagi tanpa diketahui. Tapi dia harus yakin dengan gadis yang diajaknya
bahwa dia mau bekerja sama. Coba saya cek gadis itu besok." "Bagaimana dia masuk
ke rumah?" tanya Poirot. j
"Itu lebih sulit," kata Sugden membenarkan. "Tapi mungkin ada jalan. Barangkali
dia minta tolong salah seorang pelayan wanita untuk membuka sebuah pintu samping
untuknya." Poirot mengangkat kedua alis matanya. "Dia mempertaruhkan hidupnya di
antara dua wanita" Dengan seorang wanita saja sudah merupakan risiko besar
?dengan dua, eh rasanya terlalu fantastis!" Sugden berkata, "Beberapa
?kriminalis mengira bahwa mereka bisa melakukan apa saja!" Dia melanjutkan, umm
"Sekarang nomor dua: Horbury mengambil berlian itu. Dia membawanya keluar rumaji
malam ini dan mungkin telah memberikannya kepada kaki tangannya. Itu mudah dan
sangat mungkin. Sekarang kita harus mengaku bahwa ada orang lain yang menetapkan
malam ini akan membunuh Tuan Lee. Orang itu tidak tahu apa-apa tentang berlian
tersebut. Hal ini mungkin, tetapi terlalu kebetulan."
"Kemungkinan nomor tiga: Horbury tidak bersalah. Ada orang lain yang mengambil
berlian dan membunuh orang tua itu. Nah, itu kesimpulannya. Sekarang terserah
kepada kita untuk menemukan kebenarannya."
Kolonel Johnson menguap. Dia melihat jam tangannya lalu berdiri.
"Ah," katanya. "Saya kira kita sudahi dulu" Lebih baik kita periksa lemari besi
itu sebelum pulang. Aneh kalau berlian itu ada di sana."
Tetapi berlian itu tidak ada di lemari besi. Mereka menemukan kode rahasia yang
diceritakan Alfred, dalam buku kccU yang ada di saku b ?tua itu. Di lemari besi itu mereka" *****ora kantung kuht yang kosong. Di ant
mene^ul$ yang disimpan di lemari itu, ada sat/va
Dokumen itu adalah surat wasiat tert ena*k beIas t** Yang W"- -telah menyebn^*1
?W warisannya, pembagiannya sangatlah n har*a Setengah kekayaan Simeon Lee jatuh
T^^a Alfred Lee. Setengah lain dibagi J" anak-anaknya yang lain Harry (W "nt^
?dan Jennifer. Y' Ueor&e> Da^
BAGIAN IV 25 Desember 1 dalam cahaya matahari siang pada hari Natal itu Poirot berjalan di taman Gorston
Hall. Gorston Hall adalah sebuah rumah besar yang kokoh, tanpa selera arsitek
tertentu. Di bagian selatan ada sebuah teras yang lebar, diapit pagar tanaman sejenis
cemara. Tanaman-tanaman kecil tumbuh di celah-celah batu titian dan di sepanjang
teras itu ada bak-bak dari batu yang diatur seperti taman mini.
Poirot memperhatikannya dan mengaguminya. Dia bergumam sendiri, \ "Dirancang
dengan baik." Dari jauh dia melihat dua orang berjalan menuju air, kira-kira
tiga ratus yard jauhnya. Yang seorang adalah Pilar, dia mudah dikenali walaupun
dari jauh. Yang lain adalah Stephen Farr,, oh bukan, ternyata Harry Lee. Harry
kelihatannya sangat memperhatikan kemenakannya yang menarik itu. Kadang-kadang
dia mendongakkan kepalanya dan tertawa lalu menundukkan kepalanya lag. dengan
penuh perhatian kepadanya.
"Ternyata ada orang yang tidak berdukacita.EBOOK INI DI SCAN OLEH OTOY UNTUK
KOLEKSI PRIBADI AGAR TERHINDAR DARI KEMUSNAHAN ottoys@yahoo.com
" kata Poirot bergumam sendiri.
Sebuah suara halus di belakangnya membuat dia membalikkan badan. Magdalene Lee
berdiri di situ .Dia juga sedang melihat kedua orang yang sedang berbalik itu.
Dia menolehkan kepalanya dan tersenyum manis kepada Poirot.
Dia berkata, "Hari yang sangat cerah! Rasanya sulit percaya bahwa kemarin terjadi sesuatu
yang mengerikan. Bukan begitu, Tuan Poirot?" " "Ya, betul, Nyonya."
Magdalene menarik napas panjang.
"Saya belum pernah terlibat dalam suatu tragedi. Saya saya tumbuh begitu
?saja. Barangkali saya terlalu lama menjadi anak-anak bukan hal yang ' baik
?juga." -". 5,3
Dia menarik* napas lagi. Dia berkata,
"Pilar, kelihatannya begitu mandiri.... Saya rasa karena darah Spanyolnya" Semua
begitu aneh, bukan?"
"Apa yang aneh, Nyonya?" "
"Cara dia muncul di sini begitu tiba-tiba!"
? Poirot berkata, "Saya mendengar bahwa Tuan Lee sudah agak lama mencari dia. Dia berkorespondensi
dengan Konsulat di Madrid dan Wakil Konsul di Aiiquara di mana ibunya ?meninggal."
"Dia melakukan hal itu secara sembunyi-sembunyi," kata Magdalene. "Alfred tidak
tahu . I apa-apa tentang hal itu. Apalagi Lydia." "Ah!" kata Poirot.
Magdalene -mendekati Poirot. Poirot mencium I wangi lembut parfum yang
dipakainya. "Tahukah Anda, Tuan Poirot, bahwa ada suatu j cerita yang menyangkut suami
Jennifer, Estravados. Dia meninggal begitu cepat setelah pernikahan dan
Iada suatu misteri tentang hal itu. Alfred dan Lydia tahu. Saya kira cerita itu.
agak tidak enak....EBOOK INI DI SCAN OLEH OTOY UNTUK KOLEKSI PRIBADI AGAR
TERHINDAR DARI KEMUSNAHAN ottoys@yahoo.com
" "Itu," kata Poirot, "sangat menyedihkan."
Magdalene berkata, "Suami saya merasa dan saya pun sependapat ' bahwa keluarga kami
? ?seharusnya tahu lebih banyak tentang hal ihwal gadis itu. Sebab, seandainya
ayahnya seorang kriminal...."
Dia diam, tapi Poirot tak berkata apa-apa. Kelihatannya Poirot sedang mengagumi
keindahan alam pada musim dingin di Gorston Hall.
Magdalene berkata, "Saya merasa bahwa cara meninggal ayah mertua saya agak aneh. Cara
?meninggalnya begitu asing." ; Hercule Poirot membalikkan badan perlahan-lahan.
?Matanya yang suram memandang mata wanita itu dalam tanda tanya besar. "Ah,"
katanya. "Ada sentuhan Spanyol, begitu?" "Mereka kejam,- bukan" kata Magdalene
dengan nada kekanakan. "Pertandingan dengan banteng dan hal semacam itu?"
Hercule Poirot berkata dengan ramah, "Anda mengatakan bahwa menurut pendapat
Anda Nona Estravados-lah yang menggorok leher
kakeknya?" "Oh! Tidak, Tuan Poirot!" kata Magdalene dengan suara keras. Dia terkejut. "Saya
tidak pernah mengatakan hal seperti itu! Saya Udak mengata kannya!" 1
"Yah," kata Poirot. "Barangkah tidak."
"Tetapi memang saya berpikir bahwa dia pat^ dicurigai. Caranya mengambil
?benda kecil itu dari j lantai secara diam-diam tadi malam, misalnya."
Hercule Poirot berkata dengan nada yang lain. Dia berkata dengan tajam,
"Dia mengambil sesuatu dari lantai tadi malam?"
Magdalene mengangguk. Mulutnya yang kekanak-kanakan itu melengkung jahat.
"Ya, begitu masuk ke kamar. Dia melihat berkeliling dengan cepat kalau-kalau ada
yang memperhatikan dan kemudian mengambil benda itu. Tetapi Inspektur Polisi
melihatnya dan memaksa dia menyerahkan benda itu kepadanya."
"Benda apa yang diambilnya" Tahukah Anda?" j , "Tidak. Saya tidak cukup dekat
untuk bisa melihat." Suara Magdalene mengandung rasa penyesalan. "Benda itu
sangat kecil." *q Poirot mengerutkan keningnya. "Sangat menarik,EBOOK INI DI SCAN OLEH OTOY UNTUK
KOLEKSI PRIBADI AGAR TERHINDAR DARI KEMUSNAHAN ottoys@yahoo.com
" gumamnya pada dirinya 1 sendiri.
Magdalene berkata dengan cepat,
"Ya, saya kira Anda harus mengetahui hal itu. Karena kita tidak tahu apa-apa
tentang Pilar dan bagaimana dia dibesarkan. Alfred memang tidak pernah curiga
dan Lydia biasa-biasa saja." Lalu dia bergumam, "Barangkali sebaiknya saya masuk
dan membantu Lydia kalau perlu. Barangkali ada I surat-surat yang harus
ditulis," Dia meninggalkan Poirot dengan senyum jahat
yang menunjukkan rasa puas. Poirot tetap di teras, tenggelam dalam pikirannya.
Inspektur Sugden datang kepadanya. Inspektur polisi itu kelihatan lesu.
Dia berkata, "Selamat pagi, Tuan Poirot. Kelihatannya kurang sesuai kalau saya mengatakan
'Selamat Natal', bukan?"
"Kawan, saya memang tidak melihat kegembiraan di wajah Anda. Kalau Anda
mengatakan, 'Selamat Natal' seharusnya saya tidak menjawab, 'Selamat
Natal!' " "Saya tidak ingin Natal seperti ini lagi dan itu adalah fakta," kata Sugden.
"Anda menemukan hal-hal penting?" "Saya telah mencek beberapa hal. Alibi Horbury
memang kuat. Penjaga pintu bioskop itu memang melihat Horbury masuk dengan gadis
itu dan keluar lagi dengan dia ketika pertunjukan selesai, dan kelihatannya dia
yakin bahwa dia tidak meninggalkan bioskop itu sewaktu pertunjukan dan kembali
lagi sebelum selesai. Gadis itu sendiri bersumpah bahwa Horbury bersama-sama dia
selama di gedung bioskop."
"Saya tak tahu lagi mesti berkata apa, Smrden berkata dengan sinis, "Tapi orang
kan tidak selalu bisa percaya pada
gadis-gadis! Mereka bisa berbohong mati-matian untuk kepentingan seorang lakilaki." "Memang hati mereka baik," kata Hercule Poirot, Sugden menggerutu,
"Itu pandangan orang-asing. Tidak membantu ' tujuan keadilan."
Hercule Poirot berkata, "Keadilan adalah sesuatu yang aneh. Pernahkah Anda memikirkannya?"
Sugden memandang Poirot. Dia berkata,
"Anda agak aneh, Tuan Poirot.EBOOK INI DI SCAN OLEH OTOY UNTUK KOLEKSI PRIBADI
AGAR TERHINDAR DARI KEMUSNAHAN ottoys@yahoo.com
" "Sama sekati tidak. Saya hanya mengikuti perkembangan pikiran yang logis. Tetapi
kita tidak akan memperdebatkan hal ini. Jadi Anda percaya bahwa gadis di toko
susu itu tidak mengatakan hal j yang sebenarnya?"
Sugden menggelengkan kepalanya.
"Tidak," katanya. "Bukan begitu. Sebenarnya saya beranggapan bahwa dia
mengatakan hal yang benar. Gadis itu sangat sederhana dan kalau seandainya dia
mengatakan sesuatu yang tidak benar, saya akan bisa melihatnya."
Poirot berkata, "Ya, Anda punya pengalaman." "f.Sf "Itulah, Tuan Poirot. Setelah bertahun-tahun
mencatat bermacam-macam kesaksian, setidak-tidaknya saya tahu apakah seseorang
itu berkata benar atau tidak. Tidak, saya kira bukti dari gadis itu memang
benar, dan dengan demikian Horbury bukanlah pembunuh Tuan Lee tua. Dan itu
mengarahkan kita pada orang-orang di rumah." Dia menarik napas panjang.
"Salah seorang dari mereka melakukannya, Tuan poirot. Salah seorang dari mereka
melakukannya. Tapi yang mana?"
"Anda tidak punya data baru?"
"Ya, saya beruntung bisa mencek percakapan di telepon. Tuan George Lee menelepon
ke Westeringham jam sembilan kurang dua menit. Percakapan itu berlangsung selama
enam menit!" "Aha!" "Seperti Anda bilang! Lalu tidak ada lagi telepon ke Westeringham ataupun ke ?tempat lain."
"Sangat menarik," kata Poirot senang. "Tuan George Lee mengatakan bahwa dia baru
saja selesai menelepon ketika mendengar ribut-ribut di atas tetapi sebetulnya
?dia telah selesai menelepon hampir sepuluh menit sebelumnya. Di mana dia selama
sepuluh menit itu" Nyonya George Lee mengatakan bahwa dia menelepon tetapi
?sebetulnya dia tidak pernah meminta sambungan telepon sama sekali. Di mana dia?"
Sugden berkata, "Saya melihat Anda berbicara dengan dia, Tuan
Poirot?" Suaranya mengandung pertanyaan tetapi Poirot
menjawab, "Anda salah." . "Eh?"
"Saya tidak bicara dengan dia dialah yang bicara kepada saya!"
?"Oh...." Sugden kelihatannya tidak begitu mengacuhkan perbedaan itu; tetapi dia
kemudian menyadari pentingnya perbedaan tersebut. Dia berkata,
"Anda bilang dia berbicara kepada Anda?" "Tepat. Dia keluar ke sini .dengan
maksud itu. "Apa yang dikatakannya?" "Dia ingin menekankan beberapa hal sifa
?kriminalitas yang 'bukan Inggris' kemungkinan buruk keluarga Nona Estravados
?dari pihak ayah-dan fakta bahwa Nona Estravados secara sembunyi-sembunyi
mengambil sesuatu dari lantai tadi malam."
"Dia mengatakan hal itu kepada Anda?" kata Sugden tertarik. "Ya. Benda apa yang
diambil nona muda itu?" Sugden menarik napas.
"Anda boleh menebaknya sendiri! Akan saya perlihatkan nanti kepada Anda. Benda
itu akan mengungkapkan segala misteri seperti cerita detektif! Kalau Anda bisa
memecahkannya dengan benda itu lebih baik saya pensian!" 'Tunjukkan pada saya."
Sugden mengambil sebuah amplop dari sakunya dan menriringkan isinya ke atas
telapak tangannya. Seulas senyum yang samar menghias wajahnya. "Ini dia. Mau
diapakan?" Di telapak tangan Inspektur yang besar itu i terdapat sebuah karet
merah muda berbentuk segi tiga dan sebuah pasak kecil dari kayu.
Senyumnya melebar ketika Poirot mengambil benda-benda itu dan memandangnya
dengan wajah j berkerut. "Ada yang berarti, Tuan Poirot?" "Benda kecil ini mungkin dipotong dari tas f
spons?" "Betul. Dari tas spons yang ada di kamar Tuan
Lee. Seseorang telah memotongnya dengan gunting : yang tajam. Mungkin juga Tuan
Lee sendiri yang melakukannya. Tetapi saya tidak mengerti mengapa -dia melakukan
Pembunuhan Di Malam Natal Hercule Poirot's Christmas Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
hal itu. Horbury tidak tahu apa-apa tentang hal itu. Dan pasak ini besarnya sama
dengan pasak papan mainan, tapi biasanya dibuat dari I gading. Ini hanyalah kayu
kasar biasa yang diraut sedikit, saya kira."?"Luar biasa," gumam Poirot.
"Simpanlah kalau Anda mau," kata Sugden dengan ramah. EBOOK INI DI SCAN OLEH
OTOY UNTUK KOLEKSI PRIBADI AGAR TERHINDAR DARI KEMUSNAHAN ottoys@yahoo.com
"Saya tidak memerlukannya."
"Kawan, saya tidak akan memisahkan benda itu dari Anda!"
"Benda ini sama sekali tidak berarti bagi Anda?"
"Saya harus mengaku tidak!" "Bagus!" kata Sugden dengan sangat sinis sambil
?memasukkannya kembali ke dalam sakunya. "Kita
bertambah maju!" Poirot berkata,
"Nyonya George Lee menceritakan bahwa gadis itu membungkuk dan mengambil benda
itu dengan sikap diam-diam. Benarkah?" Sugden berpikir sejenak.
"Tidak," katanya ragu-ragu. "Saya rasa tidak begitu. Dia tidak kelihatan
bersalah tidak ada yang patut dicurigai tetapi dia memang melakukannya
? ?agak yah dengan cepat dan diam-diam kalau Anda mengerti apa yang saya
? ? ?maksud. Dan dia tidak tahu bahwa saya melihatnya! Itu saya yakin dia terkejut
?ketika saya tanya."
Poirot berpikir. "Kalau begitu memang ada sebabnya tetapi apa sebab itu" Karet kecil itu masih
?baru belum ?183 pernah digunakan untuk sesuatu tidak mungjjj punya suatu arti, akan tetapi...."
?.Sugden berkata dengan tidak sabar, "Tuan Poirot, Anda bisa saja memikirkan hal
it kalau mau. Saya punya hal-hal lain yang harus saya pikirkan pula."
"Poirot bertanya, "Kasus mi apa pendapat Anda?"?Sugden mengambil buku catatannya.
"Mari kita melihat fakta. Pertama-tama ada orang-orang tertentu yang tidak
mungkin melakukan pembunuhan itu. Kita pisahkan mereka terlebih dulu...." "Siapa
saja?" "Alfred dan Harry Lee. Mereka punya alibi yang kuat. Juga Nyonya Alfred Lee
karena Tressilian melihat dia di ruang duduk semenit sebelum terdengar ributribat di atas. Tiga orang itu bersin, j Sekarang yang lain. Ini ada daftar. Saya
menyusunnya begitu supaya jelas." Dia memberikan bukunya kepada Poirot.
Pada waktu pembunuhan EBOOK INI DI SCAN OLEH OTOY UNTUK KOLEKSI PRIBADI AGAR
TERHINDAR DARI KEMUSNAHAN ottoys@yahoo.com
EBOOK INI DI SCAN OLEH OTOY UNTUK KOLEKSI PRIBADI AGAR TERHINDAR DARI KEMUSNAHAN
ottoys@yahoo.com " Nyonya George Lee di"
David Lee sedang bermain piano di ruang musik
(dikuatkan oleh isterinya)
Nyonya David Lee di ruang musik (dikuatkan oleh j suaminya)
Nona Estravados di kamarnya (lak ada dukungan) Stephen Farr . di ruang dansa,
memainkan gramopoti I (dikuatkan oleh liga pelayan yang bisa mendengar musik
dari ruang pelayan) Sambil mengembalikan buku catatan itu Poirot J berkata,
"Dan karena itu?"
"Dan karena itu," kata Sugden, "George Lee J mungkin membunuh orang tua itu.
Nyonya George Lee mungkin membunuhnya. Pilar Estravados mungkin membunuhnya dan
Tuan atau Nyonya David I Lee mungkin membunuhnya, tapi tidak kedua-I duanya."
"Kalau begitu Anda tidak menerima alibi
mereka?" ^ Inspektur Sugden menggelengkan kepalanya dengan tegas.
"Tidak! Suami-isteri yang saling mencinta! Mereka mungkin terlibat dua?duanya, atau kalau salah satu terlibat, yang lain pasti sedia bersumpah. Saya
melihatnya seperti ini. Seseorang memang di ruang musik bermain piano. Orang itu
mungkin David Lee. Mungkin dia karena dia memang pemusik yang diakui, tetapi
tidak ada yang menguatkan bukti bahwa isterinya juga di situ kecuali kata-kata
wanita itu sendiri dan suaminya. Mungkin juga Hilda Lee\yang main piano ketika
David Lee merangkak ke atas membunuh ayahnya! Bukan, ini benar-benar kasus yang
lain dari kedua bersaudara yang ada di ruang makan itu. Alfred Lee dan Harry
saling membenci. Tidak seorang pun dari mereka yang bersumpah palsu untuk
kepentingan yang lain." "Bagaimana dengan Stephen Farr?" "Dia memang patut
dicurigai sebab alibi piringan hitam itu tidak kuat. Akan tetapi alibi semacam
itu memang lebih bagus dari alibi kuat yang telah disiapkan lebih masak
sebelumnya!" Poirot menganggukkan kepala sambil berpikir "Saya tahu apa yang Anda maksud. Itu
adaJa], alibi dari seseorang yang tidak tahu sebelumnya bahwa dia harus
mempunyai suatu alibi." B&" "Tepati Dan lagi, saya tidak begitu yakin bahwa ada
orang asing dari luar yang terlibat dalam soal ini"
Poirot berkata dengan cepat,
"Saya setuju dengan Anda. Ini merupakan persoalan keluarga. Racun yang bekerja
dalam darah intim dalam. Saya kira ada unsur benci dan tahu...."? ?Dia mengibaskan tangannya.
"Saya tak tahu sulit.'"
?Inspektur Sugden menunggu dengan hormat tetapi tidak terlalu terkesan. Dia
berkata, . "Memang, Tuan Poirot. Tetapi kita pasti akan menemukannya dengan segala
keterbatasan dan logika. Jangan kuatir. Kita punya kemungkinan-kemungkinan
sekarang orang-orang yang punya kesempatan. George Lee, Magdalene Lee, David
?Lee, Hilda Lee, Pilar Estravados, dan saya akan menambahkan Stephen Farr.
Sekarang kita bicarakan tentang motif. Siapa yang punya motif untuk membunuh
Tuan Lee tua" Di sini kita bisa menyisihkan beberapa orang. Nona Estravados yang
pertama. Saya berpendapat bahwa kalau wasiat itu masih tetap seperti sekarang,
dia tidak akan mendapat apa-apa. Kalau Simeon Lee telah meninggal sebelum ibunya
meninggal, warisan ibunya akan jatuh kepadanya (kecuali ibunya menghendaki
lain), tetapikarena Jennifer Estravados mendahului Simeon Lee, maka warisan itu
pun U berpindah ke tangan anggota keluarga yang lain. Jadi lebih menguntungkan Nona
Estravados bila kakeknya tetap hidup. Dia juga menyukai gadis itu, jadi sudah
pasti akan mewariskan sesuatu kepadanya apabila dia membuat surat warisan baru.
Gadis itu kehilangan warisan dan tidak mendapat apa-apa dengan kematian
kakeknya. Anda setuju?" "Ya, benar.""Memang ada kemungkinan bahwa dia memotong
lehernya dalam suatu pergumulan tetapi kelihatannya kok kurang tepat. Pertamatama karena mereka saling menyukai dan gadis itu belum cukup lama di sini untuk
menyatakan ketidaksenangannya, Kelihatannya tidak mungkin Nona "Estravados
terlibat dalam kriminalitas ini kecuali kalau Anda mendebat bahwa memotong
?leher seorang laki-laki memang 'tidak Inggris' sifatnya, seperti yang dikatakan
oleh kawan Anda, Nyonya George."
"Jangan mengatakan dia kawan saya,"kata. Poirot cepat-cepat. "Atau Anda ingin
agar saya mengatakan bahwa Nona Estravados adalah kawan Anda. Dia mengatakan
bahwa Anda tampan!" Poirot senang melihat sikap resmi Inspektur itu berubah. Polisi itu menjadi
merah wajahnya. Poirot memandangnya dengan senang.
Dia berkata dengan nada suara sedih, 'tn "Kumis Anda benar-benar hebat.... Apakah
Anda memakai minyak tertentu?" "Minyak" Ya Tuhan, tidak!" "Jadi pakai apa?" . ,
"Pakai apa" Tidak pakai apa-apa. Tumbuh begitu
saja." Poirot menarik napas.
1R7 Anda memang beruntung." Dia mengehis kumisnya sendiri yang teratur dan rapi,
lalu menarik napas dalam-dalam. "Bagaimanapun mahal biayanya," katanya bergumam,
"mengembalikan I warna asal memang mengurangi kualitas rambut." ?"
Inspektur Sugden yang tidak tertarik kepada soal-soal seperti itu meneruskan
dengan sikap j tenang. "Dengan mempertimbangkan motij kriminalitas, ' sava kira kita bisa
mengesampingkan Tuan Farr. Memang ada kemungkinan bahwa ada sesuatu antara
ayahnya dan Tuan Lee yang merugikan ayahnya, tapi saya tidak yakin akan hal itu.
Sikap Farr teriaki ringan dan tidak menunjukkan rasa kuatir ketika dia
menceritakan tentang hal itu. Dia begitu yakin dan saya kira kita tidak akan ?menemukan apa-apa di ani."
"Saya rasa juga tidak," kata Poirot. "Dan ada satu orang lagi yang akan mendapat
keuntungan bila Tuan Lee tidak meninggal. Anaknya, Harry. Memang benar bahwa dia
mendapatkan sesuatu dalam surat wasiat itu, tetapi saya tidak yakin bahwa dia
mengetahui fakta itu. Dan tentu saja saya tidak yakin dengan hal ini! Kesan saya
adalah bahwa Harry benar-benar kehilangan warisan pada waktu dia peTgi dari
sini. Tetapi dengan kembali pulang dia ada dalam posisi yang menguntungkan
karena mendapat tempat istimewa! Dia akan menerima keuntungan dengan surat
warisan baru. Dan dia tidak akan berlaku tolol untuk membunuhnya pada saat itu.
Sebenarnya, seperti kita ketahui, dia memang tidak melakukan pembunuhan itu.
Nah, Anda lihat bahwa analisa kita semakin
bertambah maju dengan menyisihkan beberapa
orang," "Betul. Sebentar lagi tak ada yang tertinggal!
Sugden menyeringai. "Kita belum sejauh itu! Kita masih punya George Lee dan isterinya, dan David Lee
dan Nyonya David. Mereka semua memperoleh keuntungan dengan
kematian itu, dan setahu saya George Lee memang sedang membutuhkan uang. Lebihlebih ayahnya mengancam akan mengurangi uang sokongannya.
Jadi George Lee memang punya motif dan kesempatan!" "Teruskan," kata Poirot.
"Dan kita punya Nyonya George! Suka uang seperti kucing suka susu, dan saya
berani bertaruh bahwa hutangnya terlalu berat pada saat mi! Dia iri pada gadis
Spanyol itu. Dia cepat melihat bahwa gadis itu punya pengaruh terhadap orang tua
itu. Dia mendengar bahwa Tuan Lee menyuruh pengacaranya datang. Jadi dia
bertindak cepat. Di sinilah terjadi kasus itu." "Bisa jadi."
"Kemudian David Lee dan isterinya. Mereka menerima warisan dengan surat wasiat
yang sekarang, tetapi saya kurang yakin bahwa motif uang itu benar-benar kuat
dalam kasus mereka,"
"Tidak?" "Tidak. David Lee memang pemimpi.EBOOK INI DI SCAN OLEH OTOY UNTUK KOLEKSI
PRIBADI AGAR TERHINDAR DARI KEMUSNAHAN ottoys@yahoo.com
tapi bukan dalam soal uang. Tapi dia yah, dia aneh. Saya melihat ada tiga
? ?motif untuk pembunuhan ini. Ada persoalan berlian, ada surat wasiat, dan ada
?yah ada faktor bbnmtn." "Ah, Anda juga melihatnya?"
?Sugden berkata, "Tentu saja. Hal itu ada di otaJc saya sejak lama Kalau David Lee membunuh
ayahnya, saya rasa itu bukan karena uang. Dan kalau dia pembunuhnya akan
terlihatlah yah, darah itu.'"
?Poirot memandangnya kagum.
"Ya. saya tak tahu apakah Anda akan mempertimbangkan hal itu. Begitu banyak
darah itu yang dikatakan Nyonya Alfred. Membuat orang jadi ingat pada ?upacara-upacara kuno korban darah, pemberkatan dengan darah...."
?Sugden berkata sambil mengerutkan wajahnya, "Maksud Anda siapa pun peJakunya,
dia adalah orang gila?"
"Kawan banyak sekali macam insting manusia yang dia sendiri tidak sadar.
?Kebutuhan akan darah permintaan akan korban.'" Sugden berkata, dengan ragu?ragu, "David Lee kelihatannya bukan orang semacam itu."
Poirot berkata, "Anda tidak mengerti psikologi. David Lee adalah manusia yang hidup pada masa
lampau seorang j laki-laki yang masih menghidupkan kenangan pada ibunya. Dia
?tak mau mendekat pada ayahnya bertahun-tahun karena dia tidak bisa memaafkan
sikap ayahnya pada ibunya. Dia kemari, katakan saja, untuk memaafkan dia. Tetapi
dia mungkin tidak bisa memaafkannya..:. Kita tahu satu hal bahwa ketika David
?Lee berdiri di dekat mayat ayahnya, sebagian dari dirinya terpuaskan , dan
menjadi tenang. Penggilingan Tuhan menggilas perlahan, tetapi
menghancurkan sampai sekecil-kecilnya. Pembalasan"
Bayaran! Yang bersalah menerima hukuman!" Sugden gemetar. Dia berkata, "Jangan
berkata seperti itu, Tuan Poirot. Anda membuat saya takut. Mungkin yang Anda
katakan benar! Kalau begitu, Nyonya David tahu dan bermaksud melindungi dia.
?Saya bisa membayangkan dia berbuat hal seperti itu. Sebaliknya saya tidak bisa
membayangkan dia sebagai pembunuh. Dia begitu sederhana dan tenang."
Poirot memandangnya heran.
"Jadi kesan Anda terhadap dia demikian"EBOOK INI DI SCAN OLEH OTOY UNTUK KOLEKSI
PRIBADI AGAR TERHINDAR DARI KEMUSNAHAN ottoys@yahoo.com
" katanya bergumam. "Ya seorang yang menyukai ketenangan, kalau Anda mengerti apa yang saya
?maksud!" "Oh, saya mengerti dengan baik apa yang Anda maksud!"
Sugden memandangnya. "Tuan Poirot, saya yakin bahwa Anda punya pendapat tentang kasus ini. Coba
katakan." Poirot berkata perlahan-lahan, Saya memang punya pendapat, tapi agak samarsamar. Sekarang Anda simpulkan dulu pendapat Anda."
"Seperti saya katakan ada tiga motif. Kebencian, keuntungan, dan komplikasi
?berlian ini. Kita ambil faktanya secara kronologis, ' Setengah empat, pertemuan
keluarga. Percakapan lewat telepon dengan pengacara yang terdengar oleh semua
anggota keluarga. Kemudian orang tua itu melepas keluarganya, mengusir mereka.
Mereka keluar seperti kelinci ketakutan."
"Hilda Lee tinggal," kata Poirot. . "Ya, tapi ridai Jama. Laiu kira-kirajam enrf
Alfred bercakap-cakap dengan ayaknya perca kapan yang tidak menyenangkan.
?Harry harm diterima kembali. Alfred "tidak senang. Alfred memang seharusnya
patut dicurigai. Dia satu-satunya yang punya motif paling kuat. Harry kemudian
datang. Dengan sikapyang ramai. Dia bisa mempengaruhi orang tua itu. Tetapi
sebelumkedua percakapan itu Simeon Lee telah mengetahui bahwa berliannya hilang
dan telah menelepon saya. Dia tidak menyebutkan kehilangan itu pada kedua
anaknya. Mengapa" Pada pendapat saya dia tidak yakin atau pasti siapa yang
? tersangkut. Tidak seorang pun dari mereka yang patut dicurigai. Saya yakin ?seperti telah saya katakan bahwa orang tua itu mencurigai Horbury dan seorang
?lainnya. Dan saya tahu apa yang dilakukannya.- Ingatkah Anda bahwa dia
mengatakan tidak bersedia menerima j siapa pun malam itu" Mengapa" Karena dia I
menyiapkan dua hal. Pertama, kedatangan saya, dan I kedua kedatangan orangyang
dicurigai itu. Dia menyuruh I seseorang datang langsung kepadanya segera setelah
makan malam. Sekarang siapa kira-kira orang tersebut" Bisa jadi George Lee.
Mungkin juga I isterinya. Dan ada seorang lagi yang datang di sini. ; r Pilar
Estravados. Dia telah menunjukkan berlian f tersebut pada gadis itn. Dia mem
beritahukan berapa r nilainya. Bagaimana kita yakin gadis itu bukan I pencuri"
Ingat bahwa ada cerita-cerita tidak baik f tentang ayahnya" Barangkali dia
adalah pencuri I profesional dan masuk penjara karenanya " Potrot berkata
perlahan-lahan "Dan, Anda bilang, Pilar Estravados kembali j dalam gambaran itu...."
"Ya sebagai seorang pencuri. Bukan yang-lain. EBOOK INI DI SCAN OLEH OTOY
?UNTUK KOLEKSI PRIBADI AGAR TERHINDAR DARI KEMUSNAHAN ottoys@yahoo.com
Dia mungkin kehilangan akal ketika dipergoki. Dia
[ bisa saja lari kepada kakeknya dan menyerangnya." Poirot berkata perlahan,
"Itu mungkin ya....."
?Inspektur Sugden memandangnya dengan penuh perhatian.
"Tapi itu bukan teori Anda" Ayo, Tuan Poirot, apa
teori Anda?" Poirot berkata,
"Saya selalu kembali pada hal yang sama sifat orang yang meninggal.
?Bagaimanakah sifat Simeon
Lee?" "Hal itu tidak terlalu sulit," kata Sugden sambil
memandangnya. 'Coba katakan. Ceritakan pandangan orang-orang sini mengenai dia."
Inspektur Sugden mengusap garis dagunya dengan ragu-ragu. Dia kelihatan bingung.
Dia berkata, "Saya sendiri bukan orang daerah ini. Saya dari Reeveshire, dekat perbatasan
?distrik sebelah. Tetapi tentu saja Tuan Lee tua adalah tokoh yang terkenal di
daerah sini. Saya tahu tentang dia dari pembicaraan orang-orang saja."
"Ya" Dan pembicaraan itu adalah apa?"EBOOK INI DI SCAN OLEH OTOY UNTUK
?KOLEKSI PRIBADI AGAR TERHINDAR DARI KEMUSNAHAN ottoys@yahoo.com
Sugden berkata, "Hm, dia memang hebat. Tidak banyak yang bisa mengungguli dia. Tetapi dia tidak
pelit. Dia dermawan. Sulit membayangkan Tuan George Lee
bisa begitu berlawanan dengan ayahnya dan membayangkan dia sebagai anaknya."
"Ah.' Tapi ada dua hal yang menycJok dalam keluarga itu. Alfred, George, dan
David lebih seperti ibu mereka walaupun tidak persis. Saya mencari-cari
? beberapa foto di serambi tadi pagi."
"Dia cepat marah, "lanjut Inspektur Sugden, "dan tentu saja dia punya reputasi
Pembunuhan Di Malam Natal Hercule Poirot's Christmas Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
jelek dengan wanita -itu ketika dia masih muda. Dia menjadi orang cacat ?beberapa tahun terakhir ini. Akan tetapi walaupun demikian dia tetap murah hati.
Kalau timbul persoalan dia selalu memberi banyak-banyak dan berusaha agar gadis
itu cepat-cepat menikah. Barangkah dia memang jahat, tapi dia tidak pelit. Dia
memperlakukan isterinya dengan jahat, mengejar-ngejar wanita lain dan tidak
mempedulikan isterinya. Wanita itu meninggal karena sakit hati kata orang-orang.
Istilah itu memang enak didengar tapi saya yakin wanita itu tidak bahagia,
kasihan. Dia selalu sakit-sakitan dan jarang keluar. Tak diragukan lagi Tuan Lee
adalah seorang yang aneh. Dia punya sifat balas dendam yang kuat pula. Kalau
seseorang menyakiti hatinya maka dia akan membalasnya, itu kata mereka, dan dia
tidak peduli berapa lama dia harus menunggu,"
"Penggilingan Tuhan menggilas perlahan, tetapi menghancurkan sampai sekecilkecilnya/' gumam Poirot. Inspektur Sugden berkata dengan berat, "Penggilingan
setan lebih cocoki Tak ada yang suci " pada Simeon Lee. Dia adalah manusia yang
telah menjual jiwanya kepada setan dan menikmati apa yang didapatnya! Dan dia
begitu bangga bangga dan sombong seperti Lucifer,"
?"Sombong seperti Lucifer!" kata Poirot. "Apa yang Anda katakan sangat sugestif."
Inspektur Sugden berkata, kelihatan bingung, "Anda tak berpendapat bahwa dia
dibunuh karena dia sombong bukan?" "Saya berbicara," kata Poirot, "tentang warisan. Simeon Lee mewariskan
kesombongan itu pada anak
laki-lakinya...." Dia terdiam. Hilda Lee keluar dari rumah dan
berdiri memandang ke teras.EBOOK INI DI SCAN OLEH OTOY UNTUK KOLEKSI PRIBADI
AGAR TERHINDAR DARI KEMUSNAHAN ottoys@yahoo.com
3 Hilda Lee hanya berkata, "Saya mencari Anda, Tuan Poirot." Inspektur Sugden
masuk kembali ke dalam rumah. Sambil melihat polisi itu Hilda berkata,
Saya tidak tahu bahwa dia ada di sini bersama Anda. Saya kira dia dengan Pilar.
Kelihatannya dia sangat baik, penuh perhatian."
Suaranya terdengar ramah dan menyenangkan. Poirot bertanya,- *
Anda mengatakan bahwa Anda mencari saya?" Hilda menundukkan kepalanya. "Ya. Saya
kira Anda bisa menolong saya." "Saya akan senang sekali, Nyonya." Dia berkata,
"Anda sangat cerdas, Tuan Poirot. Saya melihat hal itu tadi malam. Saya kira ada
hal-hal yang bisa Anda temukan dengan mudah. Saya ingin agar Anda mengerti suami
saya." "Ya, Nyonya?""Saya tidak akan membicarakan hal ini dengan Inspektur Sugden. Dia
tidak akan mengerti. Tetapi Anda akan mengerti.EBOOK INI DI SCAN OLEH OTOY UNTUK
KOLEKSI PRIBADI AGAR TERHINDAR DARI KEMUSNAHAN ottoys@yahoo.com
Poirot membungkuk. "Saya merasa mendapat kehormatan, Nyonya." .
Hilda meneruskan dengan tenang,
"Bertahun-tahun sejak saya menikah, saya hanya bisa mengatakan bahwa suami saya
adalah seorang yang lumpuh mentalnya."
"Air "Bila seseorang terluka secara fisik, itu akan menimbulkan kejutan dan
kesakitan, tetapi perlahan-lahan akan pulih kembali, dagingnya akan sembuh dan
tulangnya tersambung lagi. Barangkali ada sedikit cacat, bekas luka kecil, tapi
tidak lebih dari itu. Suami saya, Tuan Poirot, menderita luka mental yang amat
dalam pada umur yang amat rawan. Dia sangat memuja ibunya dan dia melihatnya
meninggal. Dia yakin bahwa arahnyalah yang bertanggung jawab secara moril akan
kejadian itu. Dari kejutan ini dia tidak pernah sembuh lagi. Kebencian pada
ayahnya tidak pernah hilang. Sayalah yang membujuk David untuk datang ke sini
pada Natal ini, bertemu kembali dengan ayahnya. Saya melakukan hal itu untuk ?kepentingannya EBOOK INI DI SCAN OLEH OTOY UNTUK KOLEKSI PRIBADI AGAR
?TERHINDAR DARI KEMUSNAHAN ottoys@yahoo.com saya ingin agar loka mental itu
sembuh. Tapi saya menyadari sekarang bahwa datang kesini merupakan suatu
kesalahan. Simeon Lee menghibur dirinya sendiri dengan mengorek luka lama itu. I
tu adalah suatu hal yang berbahaya,..." Poirot berkata,
?"Apakah Anda mengatakan bahwa suami Anda yang membunuh ayahnya?"
"Saya mengatakan kepada Anda, Tuan Poirot, b&hwa akan mudah baginya untuk
melakukan hal itu dan saya juga mengatakan hal ini bahwa dia tidak membunuhnya! Pada waktu
?Simeon Lee dibunuh, anak laki-lakinya, David, memainkan Mars Kematian. Keinginan
untuk membunuh itu ada di hatinya. Dan keluar melalui jari-jarinya dan hilang
dalam bentuk suara.... Itulah yang sebenarnya terjadi."
Poirot diam sejenak, kemudian "dia bekata, "Dan Anda sendiri, Nyonya, apakah
pendapat Anda mengenai drama yang telah lewat?" "Maksud Anda kematian isteri Simeon Lee?"
"Ya." Hilda berkata perlahan-lahan, Saya sudah cukup tua untuk mengerti bahwa kita
tidak bisa menghakimi suatu kasus hanya dari kulitnya saja. Secara sepintas,
Simeon Lee-lah yang patut disalahkan karena isterinya telah diperlakukan dengan
tidak baik. Tetapi saya juga yakin bahwa ada suatu sikap mengalah, suatu
kecenderungan pada kesyahidan yang justru menimbulkan insting terburuk pada
jenis laki-laki tertentu. Saya kira Simeon Lee akan mengag'umi suatu gairah dan
kekuatan karakter. Dia jengkel dengan kesabaran dan air mata." EBOOK INI DI SCAN
OLEH OTOY UNTUK KOLEKSI PRIBADI AGAR TERHINDAR DARI KEMUSNAHAN ottoys@yahoo.com
Poirot mengangguk. Dia berkata, "Suami Anda tadi malam mengatakan 'Ibu saya :
tidak pernah mengeluh'. Benarkah?" Hilda Lee berkata dengan tidak sabar, "Tentu
saja tidak benari Dia mengeluh terus menerus kepada David. Dia meletakkan semua
i beban ketidakbahagiaannya di bahu David. Dia
terlalu muda sangat terlalu muda untuk membawa beban itu.'EBOOK INI DI SCAN
?OLEH OTOY UNTUK KOLEKSI PRIBADI AGAR TERHINDAR DARI KEMUSNAHAN ottoys@yahoo.com"
Poirot memandangnya sambil merenung: Hilda menjadi malu ditatap seperti itu dan
dia menggigit bibirnya. Poirot berkata, "Saya mengerti"
Hilda berkata dengan tajam,
"Apa yang Anda mengerti?"
Dia menjawab, "Saya mengerti bahwa Anda harus menjadi ibu suami Anda padahal Anda ingin
menjadi isterinya." Hilda membalikkan badannya. Pada saat itu David Lee keluar dari rumah dan
berjalan menuju mereka. Dia berkata dengan suara riang dan ceria,
"Hari yang bagus bukan, Hilda" Hampir seperti musim semi, bukan musim dingin."
David bertambah dekat. Kepalanya mendongak, dan seberkas rambut pirang jatuh di
dahinya, matanya yang biru bersinar. Dia kelihatan begitu muda dan kekanakkanakan. Terlihat gairah seorang muda dan keriangan terpancar pada wajahnya.
Hercule Poirot menarik napas...EBOOK INI DI SCAN OLEH OTOY UNTUK KOLEKSI PRIBADI
AGAR TERHINDAR DARI KEMUSNAHAN ottoys@yahoo.com.
David berkata, "Kita ke danau, Hilda,"
Hilda tersenyum, menggandeng lengan suaminya,
dan mereka pergi bersama-sama. Ketika Poirot memperhatikan mereka, dia melihat
Hilda menoleh dan memandangnya dengan cepat.
Dia menangkap suatu kegelisahan atau, apakah?itu ketakutan"
Perlahan-lahan Hercule Poirot berjalan ke ujung teras yang lain. Dia bergumam
sendiri, "Seperti selalu kukatakan, aku adalah pastor tempat mengaku. Dan karena wanita
lebih sering mengaku daripada laki-laki, maka wanitalah yang datang kepadaku pagi ini. Apa
ada yang lain lagi?"
Ketika dia berbelok di ujung teras dan kembali lagi, dia tahu bahwa
pertanyaannya telah terjawab. Lydia Lee berjalan ke arahnya.
4 "Selamat pagi, Tuan Poirot. Tressilian berkata bahwa saya bisa menemukan Anda di
luar sini . dengan Harry,EBOOK INI DI SCAN OLEH OTOY UNTUK KOLEKSI PRIBADI AGAR
TERHINDAR DARI KEMUSNAHAN ottoys@yahoo.com tetapi saya senang bisa menemukan
Anda sendirian. Suami saya berbicara tentang Anda. Saya tahu bahwa dia ingin
sekali berbicara dengan Anda."
'Ah! Ya" Apa saya perlu menemui dia sekarang?" "Jangan dulu. Dia hampir tidak
tidur tadi malam. Akhirnya saya beri-dia obat tidur yang sangat kuat. Dia masih
tidur dan saya tidak ingin mengganggunya."
"Saya mengerti. Itu sangat bijaksana. Saya bisa mengerti bahwa kejadian tadi
malam benar-benar merupakan kejutan untuknya." Dia berkata dengan sungguhsungguh, "Tuan Poirot, dia benar-benar terpukul lebih dari yang lain." "Saya ?mengerti.EBOOK INI DI SCAN OLEH OTOY UNTUK KOLEKSI PRIBADI AGAR TERHINDAR DARI
KEMUSNAHAN ottoys@yahoo.com" Dia bertanya,
"Apakah Anda dan Inspektur sudah pUnva gambaran siapa yang melakukan hal
? ?kejam 3 Poirot berkata dengan sengaja, "Nyonya, kami punya gambaran siapa yang
tufa melakukannya." Lydia berkata hampir tidak sabar, "Ini seperti mimpi buruk
begitu fantastis saya tidak bisa percaya bahwa ini benar-benar
? ?terjadi.'EBOOK INI DI SCAN OLEH OTOY UNTUK KOLEKSI PRIBADI AGAR TERHINDAR DARI
KEMUSNAHAN ottoys@yahoo.com" Dia menambahkan,
"Bagaimana tentang Horbury" Apakah dia betul-betul nonton bioskop seperti
ceritanya?" "Ya, Nyonya. Telah kami cek. Dia memang mengatakan yang sebenarnya."
Lydia diam dan tangannya menarik-narik daun cemara. Wajahnya menjadi sedikit
pucat. Dia berkata, 'Tetapi kejadian itu benar-benar mengerikan! jadi k hanya tinggal anggota,
?keluarga.'" "Tepat."
'Tuan Poirot, saya sulit mempercayai hal itu.'"
"Nyonya, Anda bisa mempercayainya dan Anda memang percayai"
Dia kelihatan akan memrotes. Tetapi tiba-tiba tersenyum sedih.
Dia berkata, "Orang memang sering munafik.'" Poirot mengangguk.
"Kalau Anda mau bertema terang dengan saya, j Nyonya," katanya, "Anda akan'
mengaku bahwa i tidak mengherankan kalau salah seorang anggota i keluarga Anda
membunuh ayah mertua Anda!" i
Lydia berkata dengan tajam,
"Anda mengatakan suatu hal yang sangat
fantastis, Tuan Poirot!" "Ya, memang. Tetapi ayah mertua Anda pun
seorang yang fantastis!" " Lydia berkata,
"Kasihan orang tua itu. Saya merasa kasihan kepada dia sekarang. Ketika masih
hidup dia benar-benar menjengkelkan saya!"
Poirot berkata, "Saya bisa membayangkannya!" Poirot membungkuk ke salah satu bak batu di situ.
"Sangat bagus, sangat menarik." "Saya senang Anda menyukainya. Ini adalah salah
satu dari hobi saya. Apakah Anda suka laut artik dengan burung-burung pingguin
dan es ini?" "Sangat menarik. Dan ini, ini apa?" "Oh, itu Laut Mati atau akan
?jadi laut mati. Belum selesai. Jangan lihat yang itu. Nah, yang ini Piana di
Corsica. Batu-batu karang di sana berwarna merah muda dan begitu indah, masuk ke
dalam laut yang biru. Pemandangan gurun pasir ini agak lucu, bukan?"
Dia menunjukkan pada Poirot yang lain-lainnya. Ketika mereka sampai di ujung
lain dia melihat jam tangannya. "Saya harus melihat apakah Alfred sudah
bangun.EBOOK INI DI SCAN OLEH OTOY UNTUK KOLEKSI PRIBADI AGAR TERHINDAR DARI
KEMUSNAHAN ottoys@yahoo.com"
Ketika dia telah pergi Poirot perlahan-lahan kembali lagi ke taman yang
menggambarkan laut mati. Dia melihatnya dengan penuh perhatian. Kemudian dia
mengambil "genggam kerikil dan merasakannya dengan jari-jarinya.
Tiba-tiba wajahny berubahdia mendekatkan kerokil kerokil itu ke ajahnya.
Spristi!,katanya,ini benar benar kejutan,nah, apa artinya ini sekarang"
202EBOOK INI DI SCAN OLEH OTOY UNTUK KOLEKSI PRIBADI AGAR TERHINDAR DARI
KEMUSNAHAN ottoys@yahoo.com
BAGIAN V 26 Desember 1 Kepala Polisi dan Inspektur Sugden memandang Poirot dengan ragu-ragu. Poirot
mengembalikan sejumlah kerikil kecil ke dalam kardus dan menyorongkannya kepada
Kepala Polisi. "Oh, ya," katanya. "Ini benar-benar berlian itu."
?"Dan Anda menemukannya, di mana kata Anda tadi" Di taman?"
"Di salah satu taman buatan Nyonya Alfred Lee."
"Nyonya Alfred?" Sugden menggelengkan kepalanya. "Kelihatannya tidak mungkin."
Poirot berkata, "Maksud Anda bahwa tidak mungkin Nyonya Alfred menggorok leher ayah mertuanya?"
Sugden berkata dengan cepat,
"Kita tahu bahwa dia tidak melakukannya Maksud saya rasanya tidak mungkin dia
mengambil berlian ini."
Poirot berkata, EBOOK INI DI SCAN OLEH OTOY UNTUK KOLEKSI PRIBADI AGAR TERHINDAR
DARI KEMUSNAHAN ottoys@yahoo.com.
"Orang tidak akan percaya bahwa dia pencuri tidak." Sugden berkata,
203 "Siapa pun bisa menyembunyikan berlian itu di sana."
"Itu benar. Yang menyenangkan adafah bahwa di taman itu di Laut Mati ? ?kebetulan ada kerikil-kerikil yang seperti itu, bentuk dan rupanya."
Sugden berkata, "Maksud Anda dia memang sengaja mengumpulkan kerikil-kerikil itu sebelumnya"
Siap?" Kolonel Johnson berkata dengan hangat, "Saya tidak percaya sedikit pun. Tidak
sedikitpun. Mengapa dia mengambil berlian itu"'EBOOK INI DI SCAN OLEH OTOY UNTUK
KOLEKSI PRIBADI AGAR TERHINDAR DARI KEMUSNAHAN ottoys@yahoo.com
"Hm, tentang itu..." Sugden berkata perlahan-lahan.
Poirot menyela dengan cepat, "Ada suatu jawaban untuk itu. Dia mengambil
berlian itu untuk mengarahkan motif pembunuhan.
Dia tahu bahwa akan terjadi pembunuhan walaupun
dia sendiri tidak melakukannya."
- Johnson mengerutkan dahinya.
"Ita tidak masuk akal. Anda membuat dia sebagai
seorang kaki tangan-tapi kaki tangan siapa" Hanya
suaminya. Tetapi seperti kita ketahui dia juga tidak
terlibat dalam pembunuhan, teori itu sama sekali tak bisa diterima." Sugden
mengusap dagunya sambil termenung. "Ya," katanya, "memang begitu. Tidak, kalau
Nyonya Lee mengambil berlian itu dan ini adalah KALAU maka itu hanya suatu? ?pencurian biasa, dan memang benar bahwa dia menyiapkan taman itu sebagai tempat
persembunyiannya sampai ribut-ribut ini berakhir. Kemungkinan lain adalah faktor
kebetulan. Taman itu, dengan persamaan batu-batunya, menarik perhatian si
pencuri, siapa pun orangnya, dan merupakan tempat persembunyian yang ideal." Poirot berkata,
"Itu memang mungkin. Saya selalu siap untuk mengakui sebuah kebetulan."
Inspektur Sugden menggelengkan kepalanya dengan ragu-ragu. Poirot berkata,
"Apa pendapat Anda, Inspektur?" Inspektur berkata dengan hati-hati, "Nyonya Lee
adalah orang yang sangat baik. Rasanya tidak mungkin dia terlibat dalam suatu
persoalan yang mencurigakan. Tetapi tentu saja tak seorang pun bisa
memastikan.EBOOK INI DI SCAN OLEH OTOY UNTUK KOLEKSI PRIBADI AGAR TERHINDAR DARI
KEMUSNAHAN ottoys@yahoo.com" Kolonel Johnson berkata dengan tidak sabar, "Apa
pun yang sebenarnya terjadi dengan berlian itu, dia tidak terlibat dalam
pembunuhan. Pelayan itu melihatnya di ruang duduk pada waktu terjadi pembunuhan.
Anda ingat itu, Poirot?" Poirot berkata, "Saya belum lupa."
Kepala Polisi itu memandang kepada bawahannya.
"Lebih baik kita teruskan. Ada yang perlu kau laporkan" Ada sesuatu yang baru?"
"Ya Pak. Saya mendapat informasi. Tentang Horbury. Ada sebab yang mungkin
membuat dia takut pada polisi." "Pencurian" Eh?"
"Bukan, Pak. Mengambil uang dengan ancaman. Pemerasan. Kasus ini tak bisa
dibuktikan, jadi dia bebas Tetapi rasanya dia telah pernah melakukan sebelumnya*
Karena merasa bersalah dia mungkin
mengira bahwa kita berurusan dengan hai-baj semacam itu iefilca Tressilian
menyebutkan p0]jsj tadi maJam dan itu membuatnya gugup."
Kepala Polisi berkata, "Hm, begitu rupanya Horbury! Apa lagi?"
Inspektur itu batuk. "Er Nyonya George Lee, Pak. Kami punya informasi tentang dia sebelum menikah.?Hidup dengan Komandan Jones. Disebutkan sebagai anaknya tetapi dia bukan
?anaknya...EBOOK INI DI SCAN OLEH OTOY UNTUK KOLEKSI PRIBADI AGAR TERHINDAR DARI
KEMUSNAHAN ottoys@yahoo.com. Saya kira dari apa yang diceritakan, Tuan Lee tua
itu membuat kesimpulan yang tepat dia memang mengerti akan hal-hal yang
?berhubungan dengan wanita, tahu yang baik dan tidak dan membuat lelucon
?dengan menembak dalam gelap. Dan dia memang benar!"
Kolonel Johnson berkata dengan hati-hati, "Itu memberinya tambahan motif
?selain motif keuangan. Dia mungkin berpikir bahwa orang tua itu tahu akan suatu
hai tentang dirinya dan akan membukanya pada suaminya. Cerita tentang telepon
Pembunuhan Di Malam Natal Hercule Poirot's Christmas Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
itu agak mencurigakan. Dia tidak menelepon."
Sugden mengusulkan, "Mengapa tidak kita konfrontasikan saja keduanya, Pak, supaya ketahuan yang
benar" Kita lihat bagaimana hasilnya/EBOOK INI DI SCAN OLEH OTOY UNTUK KOLEKSI
PRIBADI AGAR TERHINDAR DARI KEMUSNAHAN ottoys@yahoo.com'
Kolonel Johnson berkata, "Ide yang bagus."
Dia membunyikan bel. Tressilian masuk. "Katakan pada Tuan dan Nyonya George Lee
agar datang ke sini," "Baik, Tuan,"
Ketika orang tua itu berbalik Poirot berkata,
Tanggal di kalender itu apa tetap seperti itu sejak pembunuhan?"
?Tressilian membalikkan badan. "Kalender yang mana, Tuan?" "Yang di dinding itu."
Ketiga laki-laki itu sekali lagi duduk di ruang duduk Alfred Lee yang kecil.
Kalender yang ditanyakan adalah kalender besar yang bisa disobek dengan tanggal
tebal-tebal di setiap lembarnya.
Tressilian melihat ke seberang ruangan itu, kemudian menyeret kakinya perlahanlahan sampai dekat sekali.
Dia berkata, "Maaf, Tuan, sudah disobek. Sekarang tanggal dua puluh enam."
Ah, maaf. Siapa kira-kira yang menyobeknya?" -"Biasanya Tuan Lee, setiap pagi.
Tuan Alfred memang sangat praktis." "Oh, baik, terima kasih, Tressilian."
Tressilian keluar. Sugden berkata dengan heran, Apakah ada yang mencurigakan
dengan kalender itu, Tuan Poirot" Apakah saya kelewatan memperhatikan suatu hal
di situ?" Sambil mengangkat bahunya Poirot berkata, "Kalender itu tidak penting. Saya
hanya membuat Suatu eksperimen kecil." Kolonel Johnson berkata, "Pemeriksaan besok pagi. Tentu
saja akan ada penundaan." Sugden berkata,
"Ya Pak saya telah menemui pegawai pemeriksaan dan semua telah
dipersiapkan.EBOOK INI DI SCAN OLEH OTOY UNTUK KOLEKSI PRIBADI AGAR TERHINDAR
DARI KEMUSNAHAN ottoys@yahoo.com"
George Lee masuk diikuti oleh isterinya.
Kolonel Johnson berkata, "Selamat pagi. Silakan duduk. Ada beberapa pertanyaan yang ingin saya ajukan
pada Anda berdua. Sesuatu yang kurang jelas bagi saya."
"Saya akan senang membantu Anda sebisa-bisanya," kata George dengan agak
sombong. Magdalene berkata dengan suara kecil,
"Tentu saja!" Kepala Polisi mengangguk pelan kepada Sugden. Inspektur itu berkata,
"Tentang telepon pada malam naas itu. Kalau tidak salah Anda mengatakan bahwa
Anda meminta sambungan telepon ke Westeringham, Tuan Lee?"
George berkata dengan dingin,
'ya, betul. Kepada agen saya. Saya bisa memberi tahu dia tentang Anda dan ..."
Inspektur Sugden mengangkat tangannya untuk membendung aliran kata-kata,
"Begitu'EBOOK INI DI SCAN OLEH OTOY UNTUK KOLEKSI PRIBADI AGAR TERHINDAR DARI
KEMUSNAHAN ottoys@yahoo.com ya, Tuan Lee. Kita tidak membicarakan soal itu. ?Telepon Anda bersambung pada jam 8.59 tepat."
"Tapi saya er tidak bisa mengatakan waktunya dengan tepat."
? ? ?"Ah," kata Sugden, "Tapi kami bisa! Kami selalu mencek hal-hal seperti itu
dengan hati-hati. Sangat hati-hati. Telepon itu disambung pada jam 8.59 dan
selesai pada jam 9.04. Ayah Anda, Tuan Lee, terbunuh pada kira-kira jam 9.15.
Saya harus menanyakan sekali lagi tentang apa yang Anda lakukan."
"Sudah saya katakan bahwa saya sedang menelepon!" - .
"Tidak, Tuan Lee, tidak pada waktu itu.
"Tak masuk akal Anda pasti keliru! Yah, barangkali saya baru saja selesai
?menelepon saya kira waktu itu saya berpikir-pikir akan menelepon lagi saya
? ?sedang mempertimbangkan apakah. tidak cukup mahal untuk minta sambungan
? ?lagi ketika saya mendengar keributan di atas."
?"Tentunya Anda tidak memerlukan sepuluh menit untuk berpikir tentang hal seperti
itu." Muka George menjadi ungu. Dia mulai mengomel.
"Apa maksud Anda" Apa yang Anda inginkan" Benar-benar tidak sopan! Anda
meragukan kata-kata saya" Meragukan kata-kata seseorang dengan posisi seperti
saya" Saya er mengapa saya harus menghitung-hitung setiap menit dari waktu
? ?saya?" Inspektur Sugden berkata dengan ketenangan yang mengagumkan Poirot,
"Itu biasa." George menjadi marah dan memandang kepada Kepala Polisi.
"Kolonel Johnson. Apakah Anda menyetujui sikap seperti ini?"
Kepala Polisi itu berkata dengan cepat,
"Tuan Lee, dalam kasus pembunuhan pertanyaan-pertanyaan itu harus ditanyakan ?dan dijawab."
"Saya telah menjawabnya! Saya telah selesai menelepon dan ber bermaksud
? ?menelepon lagi." "Anda berada di sini ketika suara ribut itu >EBOOK INI DI SCAN OLEH OTOY UNTUK
KOLEKSI PRIBADI AGAR TERHINDAR DARI KEMUSNAHAN ottoys@yahoo.comterdengar di
atas?" "Saya ya, di sini."
?Johnson memandang Magdalene.
"Saya lira, Nyonya Lee," katanya, "Anda mengatakan bahwa Anda sedang menelepon
ketika terdengar ribut-ribut, dan bahwa pada waktu itu Anda sendirian di ruangan
ini"*' Magdalene kebingungan. Dia menarik napas, memandang ke samping ke arah George
?pada Sugden, lalu memandang pada Johnson dengan gaya yang menarik. Dia berkata,
"Oh, saya benar-benar tak tahu - saya tidak ingat apa yang saya katakan...
? ?EBOOK INI DI SCAN OLEH OTOY UNTUK KOLEKSI PRIBADI AGAR TERHINDAR DARI KEMUSNAHAN
ottoys@yahoo.com. Saya begitu bingung saat itu...."
Sugden berkata, "Kami menulis semua yang Anda katakan." Dia mengarahkan senjatanya kepada Sugden
mata lebar yang menarik mulut yang gemetar. Tetapi dia hanya menerima
? ?sikap dingin seorang laki-laki terhormat yang tidak menyukai tipe wanita j
seperti dia. Dia berkata dengan rag"-ragu,
"Saya saya tentu saja saya menelepon. Saya tidak pasti kapan ..."
? ?Dia berhenti. George berkata, "Apa-apaan ini" Dari mana kau menelepon" Tidak I dari sini." Inspektur Sugden
berkata, "Saya kira, Nyonya Lee, Anda memang tidak EBOOK INI DI SCAN OLEH OTOY UNTUK
KOLEKSI PRIBADI AGAR TERHINDAR DARI KEMUSNAHAN ottoys@yahoo.com menelepon. Kalau
demikian di mana Anda pada saat itu dan apa yang Anda lakukan?"
Magdalene memandang ke sekitarnya sejenak dengan kacau, lalu dia menangis. Dia
terisak-isak, "George, jangan biarkan mereka menggertakku! Kau tahu kalau ada
yang menakuti dan menyerbuku
f dengan pertanyaan-pertanyaan aku tidak bisa I mengingat apa-apa sama sekalil
Aku aku tidak tahu j apa yang kukatakan malam itu begitu mengerikan -dan
? ? ?aku bingung dan mereka begitu ganas...." Dia meloncat dan berlari terisak-isak
?keluar I ruangan. Sambil berdiri George menggertak, "Apa maksud Anda" Saya tak akan membiarkan
isteri saya ditakut-takuti! Dia sangat perasa. Benar-benar memalukan! Saya akan
mengajukan pertanyaan kepada sidang tentang cara polisi menggertak-gertak dalam
pemeriksaan. Benar-benar memalukan!" Dia keluar ruangan dan membanting pintu.
tertawa. Dia berkata, "Kita sudah melakukannya! Sekarang akan kita lihat hasilnya!" Johnson berkata
sambil memberengut, "Persoalan yang luar biasa! Kelihatannya mencurigakan. Kita
harus memperoleh jawaban dari Nyonya Lee." Sugden berkata dengan santai, "Oh!
Dia akan kembali lagi'satu atau dua menit nanti. Kalau dia sudah menetapkan apa
yang akan dikatakannya. Eh, Tuan Poirot?" Poirot yang sedang duduk termenung
terperanjat. "Maaf?"
"Saya bilang dia akan kembali." "Barangkali ya, barangkali. Oh, ya!" Sujrden ?berkata sambil memandangnya, "Ada apa, Tuan Poirot" Melihat hantu?"
Poirot berkata perlahan-lahan,
'Tahukah Anda saya kurang yakin apakah says memang melihatnya baru saja.EBOOK
?INI DI SCAN OLEH OTOY UNTUK KOLEKSI PRIBADI AGAR TERHINDAR DARI KEMUSNAHAN
ottoys@yahoo.com" Kolonel Johnson berkata dengan tidak sabar, "Nah, Sugden, ada
yang lainnya lagi?" Sugden berkata,
"Saya mencoba mencek urut-urutan orang yang datang ke tempat pembunuhan itu.
Jelas sekali apa yang telah terjadi. Pembunuh itu menyelinap ke luar, mengunci
pintu dengan tang, atau alat sejenis itu, dan satu atau dua menit kemudian ikut orang-orang yang berlarian ke tempat pembunuhan itu. Sayangnya tidak mudah
mencek siapa yang telah melihat siapa, karena ingatan orang tidak selalu tepat
pada saat-saat seperti itu. Tressilian berkata bahwa dia melihat Harry dan
Alfred Lee menyeberang gang 'dari ruang makan dan lari ke atas. Itu memang
membersihkan mereka, tetapi kita tidak mencurigai mereka. Menurut perkiraan saya
Nona Estravados yang datang paling akhir. Saya rasa FanyNyonya George, dan
Nyonya David adalah yang pertama. Mereka masing-masing berkata bahwa mereka
saling ada di depan. Itulah yang sulit, karena kita tidak bisa membedakan antara
bohong yang disengaja atau ketidakpastian ingatan. Setiap orang lari ke sana ?itu benar tetapi tidak mudah mengetahui urut-urutannya.EBOOK INI DI SCAN OLEH
?OTOY UNTUK KOLEKSI PRIBADI AGAR TERHINDAR DARI KEMUSNAHAN ottoys@yahoo.com"
Poirot berkata perlahan-lahan, "Anda rasa itu penting?" Sugden berkata,
"Itu merupakan faktor waktu. Ingat, waktunya sangat singkat."
"Saya setuju dengan Anda bahwa faktor waktu
sangat penting dalam kasus ini." Sugden melanjutkan,
"Yang membuat lebih sulit yaitu ada dua tangga. Ada sebuah tangga utama di gang
ini yang kira-kira sama jauh dengan pintu ruang makan dan ruang duduk. Lalu ada
lagi sebuah yang terletak di ujung
rumah. Stephen Farr datang melewati tangga ini. Nona Estravados muncul dari
tangga di ujung rumah itu (kamarnya tepat di ujung yang lain). Yang lain-lain. mengatakan bahwa mereka
lewat tangga ini." Poirot berkata,
"Ya, memang membingungkan." Pintu ruangan terbuka dan Magdalene masuk dengan
cepat. Dia terengah-engah dan kedua pipinya merah. Dia menuju ke meja dan
berkata perlahan-lahan, "Suami saya mengira bahwa saya sedang beristirahat. Saya menyelinap perlahanlahan dari kamar saya. Kolonel Johnson," dia memandangnya dengan mata yang lebar
dan kelihatan sedih, "kalau saya mengatakan yang sebenarnya Anda akan menyimpan
rahasia ini, bukan" Maksud saya Anda tidak akan membuat semuanya terbuka?"
Kolonel Johnson berkata, "Maksud Anda, Nyonya Lee, bahwa hal itu tak ada hubungannya dengan kriminalitas
ini?" "Ya tidak ada sama sekali. Hanya sesuatu yang terjadi'dalam dalam kehidupan
?saya pribadi." "Sebaiknya Anda menceritakan apa adanya,
dan kami sendirilah yang memutuskan
Nyonya ebook ini di scan oleh otoy untuk koleksi pribadi agar terhindar dari
kemusnahan ottoys@yahoo.com
nanti.' Magdalene berkata dengan mata cerah,
"Ya, saya percaya kepada Anda. Saya tahu saya
bisa mempercayai Anda. Anda kelihatan baik. Sebetulnya begini. Ada seseorang ..."
Dia berhenti. "Ya, Nyonya Lee?"
"Saya ingin menelepon seseorang tadi malam seorang laki-laki seorang teman ?saya, dan saya tidak ingin George tahu akan hal ini. Saya tahu bahwa tidak
seharusnya saya begitu tetapi, ya, begitulah memang yang terjadi. Jadi saya
?pergi akan menelepon setelah makan karena saya.mengira George akan tetap berada
di ruang makan. Tetapi ketika saya sampai di sini saya mendengar dia sedang
menelepon. Jadi saya menunggu."
"Di mana Anda menunggu, Nyonya?" tanya Poirot.
"Ada tempat untuk mantel-mantel dan barang-barang di balik tangga. Di situ
gelap. Saya menunggu di sana sehingga saya bisa melihat George kalau dia keluar
dari ruangan. Tetapi dia tidak keluar sampai terdengar ribut-ribut dan Tuan Lee
menjerit, dan saya lari ke atas."
"jadi suami Anda tidak keluar ruangan ini sampai saat pembunuhan?"
'Tidak." - Kepala Polisi berkata,
"Dan Anda sendiri dari jam sembilan sampai sembilan lima belas menunggu di
belakang tangga?" "Ya. Tapi saya tidak bisa mengatakan hal itu sebelumnya! Mereka pasti bertanya
apa yang saya lakukan di situ. Hal itu sangat menyulitkan saya, Anda mengerti,
bukan?" , Johnson berkata, "Ya, memang. Magdalene tersenyum kepadanya dengan manis.
"Saya begitu lega bisa menceritakan hal yang sebenarnya. Dan Anda tidak akan
menceritakan ini kepada suami saya bukan" Pasti tidak, saya yakin! Saya percaya
kepada Anda, semuanya.'-' . Dia mengikut-sertakan mereka semua dalam
pandangan memohon yang terakhir kali, lalu menyelinap keluar.
Kolonel Johnson menarik napas.
"Ya," katanya. "Barangkali benar yang dikatakannya! Sebuah cerita yang masuk
akal. Sebaliknya ..."
"Mungkin juga tidak," kata Sugden menyelesaikan. "Itu saja. Kita tidak tahu."
3 Lydia Lee berdiri di dekat jendela di ruang duduk, memandang ke luar. Tubuhnya
setengah tersembunyi oleh tirai jendela yang berat itu. Sebuah suara membuatnya
menoleh dan terkejut ketika melihat
Hercule Poirot berdiri di pintu.
Dia berkata, "Anda mengejutkan saya, Tuan Poirot." : "Saya minta maaf, Nyonya. Saya berjalan
pelan-pelan." Dia berkata,
"Saya kira Anda Horbury." Hercule Poirot mengangguk. "Betul, dia memang berjalan
dengan halus. > seperti kucing atau seperti pencuri."? ?Poirot berhenti sejenak, memperhatikan wanjb
Wajahnya tidak menunjukkan apa-apa, tetapi dj. menyeringai tidak senang ketika
berkata, "Saya tidak peduli dengan dia. Saya senang kalau tidak berurusan dengan dia
lagi." "Saya rasa itu hal yang bijaksana untuk dilakukan Nyonya."
Lydia memandangnya dengan cepat. Dia berkata, "Apa maksud Anda" Apakah ada
sesuatu yang tidak baik tentang dia?" Poirot berkata,
"Dia adalah seorang laki-laki yang mengumpulkan rahasia dan memakainya untuk
?keuntungan dirinya sendiri." Lydia berkata dengan tajam, "Apakah menurut Anda
dia mengetahui sesuatu tentang pembunuhan itu?" Poirot mengangkat bahunya.
?Dia berkata, | "Dia punya kaki yang halus dan telinga yang panjang. Dia mungkin
mendengar sesuatu yang disimpannya sendiri." Lydia berkata dengan tegas, "Apakah
menurut Anda dia akan mencoba memeras salah seorang dari kami?"
"Itu masih dalam lingkaran kemungkinan. Tetapi itu bukanlah yang ingin saya
bicarakan di sini." "Apa yang ingin Anda katakan?"
Poirot berkata perlahan-lahan,
"Saya telah bicara dengan Tuan Alfred Lee. Dia mengajukan suatu usul dan saya
ingin membicarakan hal itu dengan Anda, terlebih dulu sebelum
menolak atau menerimanya. Tetapi saya begitu tertarik pada gambar yang Anda buat
pola baju hangat Anda yang menarik, berpadu dengan warna
?merah tua tirai ini sehingga saya terdiam kagum." Lydia berkata dengan tajam,
?"Tuan Poirot, rasanya kita tak perlu membuang waktu dengan pujian?"
"Maaf, Nyonya. Hanya sedikit wanita Inggris yang mengerti selera berpakaian
dengan baik. Baju yang Anda kenakan pada malam pertama kali saya berjumpa dengan
Anda, dengan pola yang berani tetapi sederhana, begitu luwes dan lain." ..
?Lydia berkata dengan tidak sabar, "Apa yang ingin Anda bicarakan dengan saya?"
Poirot menjadi muram. Hanya ini, Nyonya. Suami Anda ingin agar saya melakukan penyelidikan ini dengan
sungguh-sungguh. Dia ingin agar saya tinggal di sini, di rumah ini, dan
menyelidiki persoalan ini sampai tuntas."
Lydia berkata dengan tajam, "Jadi?"
Poirot berkata perlahan-lahan:
"Saya tidak akan menerima undangan yang tidak
disetujui oleh nyonya rumah."
Dia berkata dengan dingin,
"Tentu saja saya menyetujui undangan suami
saya." "Ya, Nyonya, tetapi saya memerlukan lebih dari itu. Apakah Anda benar-benar
menginginkan saya datang ke sini?"
Pembunuhan Di Malam Natal Hercule Poirot's Christmas Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Mengapa tidak?"
"Marilah kita berterus terang. Yang saya tanyakan ?pada Anda adalah mi; apakah Anda ingin agar 5, mengungkapkan kebenaran itu?"
"Tentu saja." Poirot menarik napas. "Haruskah Anda mengembalikan jawaban konvensional ini"** Lydia berkata,
"Saya seorang wanita yang konvensional." Kemudian dia menggigit bibirnya, raguragu, dan berkata. TlarangkaJi lebih baik berkata terus terang. Tentu saja saya mengerti maksud
Andal Posisinya memang sulit. Ayah mertua saya terbunuh dengan kejam, dan
kecuali suatu kasus bisa dibuat dengan memojokkan Horbury sebagai orang yang
patut dicurigai untuk pembunuhan dan pencurian dan kelihatannya hai itu
? ?tidak mungkin maka yang akan terjadi adalah salak seorang anggota keluarga
? ?akan terbukti membunuh dia. Untuk menegakkan keadilan berarti mencoreng muka
sendiri dengan arang.... Kalau saya harus berbicara dengan jujur saya akan
mengatakan bahwa saya tidak ingin hal ini terjadi."
Poirot berkata, "Anda puas kalau pembunuh itu lepas tanpa menerima hukuman?" j
"Barangkali di dunia ini ada beberapa pembunuh j yang tidak ketahuan." "Itu
memang ada." "Apakah sebuah tambahan begitu berarti?" Poirot berkata,
"Dan bagaimana dengan anggota keluarga yang lain" Yang tak besalah?"
f Dia memandang kosong. "Bagaimana dengan mereka?"
"Sadarkah Anda bahwa apabila hal yang Anda harapkan itu terjadi, maka tidak
seorang pun yang akan. tahu. Bayangan itu akan tetap ada...."
Dia berkata dengan ragu-ragu,
"Saya tidak berpikir tentang hal itu...."
Poirot berkata, "Tidak seorang pun tahu siapa yang bersalah...." Dia menambahkan dengan lembut,
"Kecuali apabila Anda telah tahu, Nyonya?"
Dia berteriak, "Anda tak berhak berkata demikian! Itu tidak benar! Oh! Seandainya saja dia
adalah orang asing ?bukan anggota keluarga." Poirot berkata, "Mungkin kedua-duanya."
Dia memandang kepada Poirot. "Apa maksud Anda?"
"Mungkin anggota keluarga dan pada saat yang bersamaan juga seorang asing....
?Anda tidak mengerti apa yang saya katakan" Eh, baiklah. Itu adalah suatu ide
yang baru saja keluar dag pikiran Hercule Poirot."
Dia memandang wanita itu.
"Nah, Nyonya, apa yang harus saya katakan kepada Tuan Lee?"
Lydia mengangkat kedua tangannya dan menjatuhkannya dalam gerakan yang tiba-tiba
dan putus asa. Dia berkata, "Tentu saja Anda harus menerimanya.?Pilar becbxi di tengah-tengah ruang musik. Dj" berdiri sangat tegak, matanya
bergerak-gerak dari sisi satu ke sisi lainnya seperti binatang yang takut
diserang. Dia berkata. "Aku ingin pergi dari sini." Stephen Farr berkata dengan lembut, "Bukan kau
sendiri yang merasa seperti itu. Tapi mereka tidak membolehkan kita pergi,
Sayang." . "Maksudmu polisi?" "Ya."
?Pilar berkata dengan sungguh-sungguh,
"Tidak enak terlibat dengan polisi. Itu merupakan sesuatu yang seharusnya tidak
terjadi dengan orang-orang terhormat."
Stephen berkata dengan senyum kecil, |
"Maksudmu engkau sendiri?"
Pilar berkata, "Bukan, maksudku Alfred dan Lydia, David dan George, Hilda dan ya
? ?Magdalene juga.*, Stephen menyalakan rokok. Dia menghembuskan sebentar*sebelum berkata,
"Kenapa ada perkecualian?"
"Apa maksudmu?"
Stephen berkata, "Mengapa tidak mengikut-sertakan Harry?"
Pilar tertawa, giginya kelihatan putih dan rata.
"Harry lain! Aku rasa dia tahu dengan baik bagaimana rasanya terlibat dengan
polisi." "Barangkali kau benar. Dia terlalu bagus untuk bercampur dengan gambaran rumah
tangga." Dia meneruskan, "Apakah engkau senang dengan orang-orang
Inggris ini, Pilar?"
Pilar berkata dengan ragu-ragu,
"Mereka baik mereka semua baik. Tetapi mereka tidak banyak tertawa. Mereka
?tidak gembira." "Ya, karena baru saja terjadi pembunuhan di rumah ini!"
"Y...a," kata Pilar ragu-ragu.
"Suatu pembunuhan," kata Stephen mengajari, "bukanlah kejadian sehari-hari
seperti sikap tidak pedulimu itu. Di Inggris mereka menganggap hal ini sebagai
sesuatu yang serius, tidak seperti di Spanyol."
Pilar berkata, "Engkau menertawakan aku...." Stephen berkata,
"Engkau salah. Aku sedang tidak ingin tertawa."
Pilar memandangnya dan berkata,-., "Karena engkau juga ingin pergi dari sini?"
"Ya." "Dan polisi yang besar dan tampan ku tak membolehkan engkau pergi?"
"Aku belum bertanya kepadanya Tetapi kalau aku bertanya, aku yakin bahwa dia
akan berkata tidak. Aku harus menjaga langkahku, Pilar, dan sangat hati-hati." .
"Itu membosankan?" kata Pilar menganggukkan kepalanya.
"Itu lebih dari membosankan, Sayang. Kemudian ada orang asing gila yang
berkeliaran di mana-mana, itu. Aku rasa orang itu tidak bisa apa-apa, tapi dia
membuatku terkejut." Pilar memberengut. Dia berkata, "Kakekku kaya sekali, ?bukan*" "Aku rasa begitu."
'"Siapa yang dapat uangmu sekarang" Alfred dan lain-lainnya"* "Tergantung pad*
sunt warisannya." Pilar berkata sambil berpikir, " "Dia barangkali mewariskan
untukku, tetapi aku rasa tidak." Stephen berkata dengan manis. "Engkau tidak
akan kekurangan. Engkau kau salah seorang anggota keluarga. Engkau salah satu
dari mereka. Mereka akan memeliharamu." Pilar berkata sambil menarik napas, "Aku
termasuk S sini, lucu sekali. Tapi sebenarnya tidak lucu."
"Aku rasa engkau tidak merasanya sebagai sesuatu yang lucu." FBar menarik napas
lagi. Dia berkata, "Kalau kita memasang piringan hitam, apakah I kita akan bisa
berdansa?" Stephen berkata dengan ragu-ragu, 'Tidak baik kelihatannya. Rum,) h
ini sedang berdukacita, Spanyol konyol tak berperasaan."
Pilar berkata dengan mata besar yang terbuka lebar,
"Tetapi aku tidak merasa sedih sama sekali. Sebab , aku tidak begitu kenal
dengan kakekku, dan j walaupun aku senang berbicara dengan dia, aku tidak mau
menangis dan bersedih karena dia j meninggal. Aku rasa sangat tolol kalau harus
| Stephen berkata, "Kau memang menarik!" Pilar berkata membujuk,
"Kita bisa meletakkan beberapa kaus kaki dan sarung tangan di graniopon supaya
tidak terlalu keras suaranya dan tidak ada yang akan mendengar." :.-"Baiklah, Penggoda."
Dia tertawa gembira dan berlari ke luar ruangan,
menuju ke ruang dansa di ujung rumah.
Kemudian, ketika dia sampai di sisi rumah yang menuju pintu taman dia berhenti.
Stephen juga ikut berhenti. Hercule Poirot mengambil sebuah lukisan dan memperhatikannya dalam cahaya dari
teras. Dia mendongak dan melihat mereka. . Aha!" katanya, "Anda datang pada waktu yang
tepat." Pilar berkata, "Apa yang Anda lakukan?" Dia mendekat dan berdiri di samping
Poirot Poirot berkata dengan sedih, Saya mempelajari sesuatu yang sangat
penting, wajah Simeon Lee ketika masih muda." -"Oh, apakah itu kakekku?" "Ya,
Nona." Dia memandang wajah dalam lukisan itu. Dia berkata perlahan-lahan,
"Sangat lain sangat lain ... dia begitu tua, begitu keriput. Di sini dia ?seperti Harry, seperti Harry sepuluh tahun yang lalu." Poirot mengangguk.
"Ya Nona. Harry Lee memang sama seperti.
Sekarang ini" dia membawa gadis itu ke ayanny"' ? _ ? *
?serambi "ini adalah nenek Anda, Nona. Wajah panjang dan Jem but, rambutnya
?sangat pir*"* matanya agak biru." n&
Pilar berkata, "Seperti David." Stephen berkata, "Juga sepon' Alfred." Poirot
Pendekar Pemanah Rajawali 13 Pohon Kramat Karya Khu Lung Pedang Urat Petir 1