Ceritasilat Novel Online

Pembunuhan Pondokan Mahasiswa 2

Pembunuhan Di Pondokan Mahasiswa Hickory Dickory Death Karya Agatha Christie Bagian 2


"Angin di luar dingin. Pakailah mantelmu." Patricia berlari menyusulnya.
"Petok, petok, petok," kata Valerie menyindir. "Sebentar lagi dia akan ditumbuhi
bulu dan mengepak-ngepakkan sayapnya."
Genevieve, si gadis Prancis yang belum mampu mengikuti pembicaraan cepat dalam
bahasa Inggris, selama ini mendengarkan apa yang sedang diperdebatkan melalui
penjelasan yang dibisikkan oleh Rene ke telinganya. Sekarang ia menyembur dalam
bahasa Prancis, suaranya terdengar berteriak.
"Comment done" C est cette petite qui m'a vole mon compact" Ah, par example!
J'irai a la police. Je ne supporteraipas unepareille...."
Sementara itu, Colin McNabb telah berusaha membuat dirinya didengarkan, tapi
suaranya yang berat dan diulur-ulur itu tenggelam di antara suara teman-temannya
yang melengking. Akhirnya ia meninggalkan perilaku superiornya dan menghantamkan
tinjunya ke meja, hingga mengejutkan semua orang yang langsung terdiam. Pot
berisi selai jeruk terlempar dari meja dan pecah.
81 "Maukah kalian semua tutup mulut dan mendengarkan omonganku" Aku belum pernah
mendengar ketidakacuhan dan ketidakramahan seperti ini! Tak adakah di antara
kalian yang mengenal psikologi" Kukatakan kepada kalian, gadis itu tak boleh
disalahkan. Dia telah mengalami krisis emosional yang berat, dan dia perlu
dirawat dengan rasa simpati mendalam dan perhatian besar. Kalau tidak, seumur
hidup dia pasti kacau. Kupcnngat kan kalian.- Perhatian besar itulah yang ?diperlukannya."
"Tapi," kata Jean dengan suara jernih dan angkuh, 'meskipun aku setuju untuk
bersikap ramah, kita seharusnya tidak memaafkan perbuatan seperti itu, bukan"
Mencuri, maksudku." "Mencuri," kata Colin. "Ini bukan pencurian. Oh! Kau membuatku muak kalian
?semua." "Dia itu kasus yang menarik, bukan, Colin?" tanya Valerie sambil menyeringai.
"Jika kau tertarik dengan cara kerja otak manusia, ya."
"Tentu saja, dia tak mencuri satu pun dari barang-barangifcK," Jean mulai lagi,
"tapi kupikir..."
"Tidak, dia memang tak mencuri satu pun dari barang-barangmu," sahut Colin,
sambil berbalik untuk memarahi Jean. "Dan jika kau mengerti apa artinya hal itu,
kau takkan terlalu senang mengenainya."
"Sungguh, aku tak mengerti..."
"Oh, sudahlah, Jean," potong Len Bateson. "Berhentilah berdebat daft mengomel.
Bisa-bisa kita berdua terlambat"
82 Mereka keluar bersama-sama. "Bilang pada Celia agar dia tabah," kata Len sambil
berjalan keluar. "Saya hendak membuat protes resmi," kata Mr. Chandra Lal. "Bubuk boraks saya,
yang sangat penting untuk mata yang penat karena belajar terus, telah dicuri."
"Anda juga akan terlambat, Mr. Chandra Lal," kata Mrs. Hubbard dengan tegas.
"Dosen saya sering kali terlambat," sahut Mr. Chandra Lal dengan suram, tapi ia
berjalan juga ke pintu. "Lagi pula, dia juga gampang tersinggung dan marah-marah
kalau saya banyak bertanya tentang bagaimana menyelidiki alam."
"Mats d faut quelle me le retide, compact," kata Genevieve.
"Kau harus berbicara dalam bahasa Inggris, Genevieve. Kau takkan pernah bisa
berbahasa Inggris kalau selalu ngomong dalam bahasa Prancis selagi kau tegang.
Dan kau telah menghadiri makan malam hari Minggu minggu ini, dan kau belum juga
membayarku." "Ah, aku sekarang tidak bawa dompet. Malam ini Viens, Rene, nous serons en ?retard."
"Tolong," kata Mr. Akibombo, sambil memandang ke sekitarnya dengan pandangan
memohon. "Aku tak mengerti."
"Ayolah, Akibombo," kata Sally. "Akan kuceritakan padamu tentang semuanya dalam
perjalanan ke InstitufT"
Sally mengangguk pada Mrs. Hubbard dengan*
83 pandangan menghibur, serta menyeret Akibombo yang bingung keluar dari ruangan
itu. "Oh, astaga," keluh Mrs. Hubbard Sambil menarik napas panjang. "Mengapa aku
dulu. menerima pekerjaan ini!"
Valeric, satu-satunya mahasiswa yang masih berada di sana, menyeringai ramah
padanya. "Jangan cemas, Ma," katanya. "Sungguh lega semuanya sudah jelas sekarang. Kita
semua sedang tegang tadi."
"Terus terang aku sangat terkejut."
"Bahwa ternyata pelakunya Celia?"
"Ya. Apa kau tidak terkejut?"
Valerie berkata dengan nada agak acuh tak acuh.
"Menurutku, sesungguhnya hal itu agak kentara."
"Apakah selama ini kau memikirkannya?"
"Yah, ada satu-dua hal yang membuatku heran. Bagaimanapun juga, dia berhasil
mendapatkan Colin." "Ya, dan menurutku hal itu salah."
"Kita takkan dapat menggaet seorang laki-laki dengan senapan," kata Valerie
sambil tertawa. "Tapi dengan sifat kleptomania bisa, bukan" Jangan cemas, Ma.
Dan demi Tuhan, usahakan agar Celia mengembalikan kotak bedak milik si
Genevieve. Kalau tidak, takkan pernah ada ketenteraman di meja makan."
Mrs. Hubbard mengeluh. "Nigel telah memecahkan tatakan cangkirnya, dan pot selai jeruk itu juga pecah."
84 "Pagi yang menegangkan, bukan?" kata Valerie. Ia pergi keluar. Mrs. Hubbard
mendengar suaranya di gang, yang berkata dengan nada riang,
"Selamat pagi, Celia. Sudah beres sekarang. Semua sudah tahu, dan semua
memaafkanmu atas perintah Jean yang baik. Dan Colin, dia mengaum seperti singa ?untuk membelamu."
Celia memasuki ruang makan. Matanya merah karena habis menangis.
"Oh, Mrs. Hubbard."
"Kau sangat terlambat, Celia. Kopimu sudah dingin, dan sudah tak banyak yang
bisa dimakan." "Saya tak ingin bertemu dengan yang lain."
"Aku tahu. Tapi cepat atau lambat kau harus bertemu dengan mereka."
"Oh, ya, saya tahu. Tapi saya pikir kalau nanti malam akan lebih gampang. Dan
? ?tentu saja saya tak akan tinggal di sini lagi. Saya akan pergi akhir minggu
ini." Mrs. Hubbard mengerutkan dahinya.
"Kukira kau tak perlu pergi. Kau akan merasa sedikit tak enak itu sudah
?pasti tapi secara keseluruhan, teman-temanmu itu mudah memaafkan. Tentu saja
?kau harus mengganti barang-barang yang kauambil itu sebisamu."
Celia langsung menyelanya,
"Oh, ya, saya membawa buku cek saya sekarang. Ini adalah salah satu hal yang
ingin saya bicarakan dengan Anda." Ia menunduk. Di tangannya terdapat sebuah
buku cek dan sebuah amplop. "Saya tadi bermaksud menulis surat untuk berjagajaga kalau Anda tidak ada sewaktu saya turun, untuk mengatakan betapa
menyesalnya saya, dan saya juga bermaksud untuk memberi cek, sehingga Anda dapat
mengaturnya dengan mereka tapi pena saya kehabisan tinta."
? "Kita harus membuat daftar dulu."
"Saya sudah membuat daftarnya sejauh yang dapat saya ingat. Tapi saya tidak ?tahu apakah harus membeli yang baru atau mengganti dengan uang saja."
"Biar kupikirkan dulu. Sulit untuk menjawabnya sekarang."
"Oh, tapi biar saya beri ceknya sekarang. Dengan begitu, saya akan merasa lebih
baik." Mrs. Hubbard hendak bertanya menyindir, "Masa" Mengapa kau harus merasa lebih
bgik?" Tapi, karena kebanyakan mahasiswa selalu kekurangan uang kontan, Mrs.
Hubbard merasa persoalan tersebut akan lebih gampang kalau dipecahkan dengan
cara begitu. Hal itu juga akan menenangkan Genevieve. Kalau tidak, ia pasti
melapor dan ribut dengan Mrs. Nicoletis (padahal sekarang saja sudah cukup
banyak persoalan). "Baiklah," sahut Mrs. Hubbard. Ia menyusuri satu per satu nama barang yang
tercantum dalam daftar tersebut. "Susah untuk mengira-ngira berapa harganya..."
Celia berkata cepat, "Biar saya beri cek sebesar taksiran kasar Anda saja, dan
kemudian Anda bisa menanyai yang bersangkutan. Nanti kalau kurang
bisa saya tambah, dan kalau lebih saya ambil sisanya."
"Baiklah kalau begitu." Mrs. Hubbard menyebutkan sejumlah uang yang ditaksirnya
akan dapat mencukupi, dan Celia segera menyetujuinya. Ia membuka buku ceknya.
"Oh, pena sialan." Celia berlari dan melongok rak tempat para mahasiswa
menyimpan bermacam-macam barang milik mereka. "Di sini tak ada tinta lain
kecuali tinta hijau jelek kepunyaan Nigel. Oh, biarlah kupakai saja. Nigel
takkan keberatan. Aku harus ingat untuk membeli sebotol Quink baru kalau pergi
nanti." Celia mengisi penanya, dan kembali untuk menulis ceknya.
Sambil menyerahkan cek tersebut pada Mrs. Hubbard, ia-melirik jam tangannya.
"Saya sudah terlambat Jadi lebih baik saya tidak sarapan pagi."
"Nah, kau harus makan sesuatu, Celia, walaupun hanya sesuap roti dan mentega
saja. Tak baik pergi keluar dengan perut kosong. Ya, ada apa?"
Geronimo, si pelayan laki-laki asal Italia, masuk ke dalam ruangan itu dan
memberi isyarat-isyarat tak keruan dengan kedua tangannya, wajahnya yang penuh
keriput seperti monyet kelihatan lucu sekali.
"Eadroira, dia baru datang. Dia ingin bertemu dengan Anda." Geronimo menambahkan
dengan sebuah isyarat akhir, "Dia betul-betul marah."
"Aku segera menemuinya."
87 Mrs. Hubbard meninggalkan ruangan itu, sementara Celia buru-buru mengiris
sepotong roli. Mrs. Nicoletis berjalan mondar-mandir di kamarnya, bagaikan seekor harimau di
kebun binatang yang menunggu jam makannya.
"Apa ini yang baru kudengar?" semburnya. "Kau memanggil polisi kemari" Tanpa
mengatakan apa-apa kepadaku" Kaupikir kau ini siapa" Demi Tuhan, dia pikir dia
itu siapa?" "Saya tidak memanggil polisi."
"Pembohong." "Mrs. Nicoletis, Anda tak boleh berkala seperti itu kepada saya."
"Oh, tidak boleh, ya. Tentu saja tidak boleh! Akulah yang salah. Bukan kau.
Selalu aku. Semuanya yang kaulakukan adalah sempurna. Polisi di pondokanku yang
terhormat "Toh bukan untuk yang pertama kalinya," ujar Mrs. Hubbard, mengingat berbagai
peristiwa yang tidak menyenangkan dulu. "Dulu di sini pernah ada seorang
mahasiswa dari India Barat yang mencari nafkah secara tidak jujur, dan juga ada
seorang penyebar paham komunis terkenal yang datang kemari dengan nama palsu,
dan..." "Ah! Kau menyalahkan aku" Apakah salahku kalau orang-orang datang kemari dan
berbohong kepadaku dengan cara memalsukan surat-surat mereka, atau mereka
dibutuhkan oleh polisi untuk menjadi saksi dalam peristiwa pembunun i n' Kau
malah mencela penderitan penderitaanku'"
"Saya tidak mencela Anda. Saya hanya ingin
88 menunjukkan bahwa memanggil polisi kemari bukanlah suatu hal memalukan. Saya
rasa hal itu tak bisa dihindari, karena di sini ada banyak mahasiswa yang
beraneka ragam. Tapi kenyataannya tak seorang pun telah 'memanggil polisi'.
Seorang detektif swasta dengan reputasi hebat kebetulan makan malam di sini
sebagai tamu saya. Dia memberikan ceramah yang sangat menarik tentang
kriminologi pada para mahasiswa itu."
"Apa perlunya menceramahi para mahasiswa itu tentang kriminologi! Mereka toh
sudah mengetahuinya, sehingga bisa mencuri, menghancurkan, dan menyabot sesuka
mereka! Dan tidak ada yang mengambil tindakan mengenainya tidak ada!"?"Saya sudah mengambil tindakan."
"Ya, kau telah menceritakan pada temanmu itu semua persoalan kita yang paling
pribadi. Kau telah menyalahgunakan kepercayaan yang diberikan padamu."
"Sama sekali tidak. Saya bertanggung jawab untuk mengelola tempat ini. Saya
gembira bisa mengatakan kepada Anda bahwa sekarang persoalan itu telah beres.
Salah seorang dari mahasiswa-mahasiswa itu telah mengaku bahwa dia yang
bertanggung jawab atas sebagian besar kejadian itu."
"Dasar kucing keparat," kata Mrs. Nicoletis. "Lempar dia ke jalan."
"Dia akan keluar dari sini atas kemauannya sendiri, dan sekarang dia sedang
bersiap-siap." "Apa gunanya" Pondokan mahasiswaku yang indah akan mendapat nama buruk. Tak
seorang pun 89 akan mau datang kemari." Mrs. Nicoletis duduk di sofa, dan menangis. "Tak
seorang pun mau memikirkan perasaanku," isaknya. "Betapa jahatnya kalian pada
diriku. Aku tidak diacuhkan! Tidak dipedulikan lagi. Jika besok aku mati, siapa
yang peduli?" Dengan bijaksana Mrs. Hubbard meninggalkan ruangan itu, tanpa menjawab
pertanyaan Mrs. Nicoletis.
"Semoga Yang Mahakuasa memberiku kesabaran," kata Mrs. Hubbard dalam hati, dan
pergi ke dapur untuk menanyai Maria.
Maria sedang ngambek dan tak mau diajak berbicara. Kata "polisi" seolah-olah
sedang mencekam suasana. "Sayalah yang akan dituduh. Saya dan Geronimo si povero. Keadilan macam apa ?yang dapat diperoleh di negeri asing" Tidak, saya tak bisa masak risotto seperti
yang Anda minta. Mereka mengirim beras yang keliru, karenanya saya akan membuat
spageti." "Kemarin malam kita sudah makan spageti."
"Tak apa-apa. Di negeri saya, kami makan spageti setiap hari setiap hari.
?Pastanya selalu enak setiap saat."
"Ya, tapi kau berada di Inggris sekarang."
"Baiklah, kalau begitu, akan saya buatkan stew. Anda pasti tidak akan
menyukainya, tapi saya tetap akan memasaknya, dengan kuah encer encer dengan
? ?bawang yang direbus dengan air, "bukannya digoreng dengan minyak dengan daging
?tipis dari tulang yang retak."
90 Nada bicara Maria begitu" menwrtHd^AajjuIgg' Mrs. Hubbard merasa bahwa ia sedang
mendengarkan sebuah laporan* pembunuhan.
"Oh, masaklah sesukamu," katanya marah, dan ia beranjak keluar dari dapur.
Pada jam enam sore, Mrs. Hubbard sudah efisien kembali. Ia telah meletakkan
secarik kertas berisi pengumuman di kamar setiap mahasiswa, untuk meminta mereka
agar datang menemuinya sebelum makan malam, dan ketika mereka semua sudah
berkumpul, Mrs. Hubbard menjelaskan bahwa Celia telah memintanya untuk
membereskan semua persoalan. Menurut Mrs. Hubbard, semua mahasiswa bersikap
sangat ramah. Bahkan Genevieve menjadi lunak hatinya ketika mengetahui bahwa
uang pengganti kotak bedaknya lumayan besar. Ia berkata dengan nada riang bahwa
semuanya akan menjadi sans rancune, dan menambahkan dengan bijaksana, "Kita
semua tahu bahwa gangguan-gangguan saraf memang bisa terjadi. Celia sebenarnya
kaya, dan dia tak perlu mencuri. Tidak, ini gara-gara badai dalam kepalanya. M.
McNabb benar mengenainya."
Len Bateson menarik Mrs. Hubbard ke pinggir ketika ia turun. Sementara itu, bel
makan malam berbunyi. "Aku akan menunggu Celia di gang," kata Len, "dan menemaninya masuk nanti. Jadidia takkan ketakutan."
"Kau sangat baik, Len."
91 "Tak apa-apa, Ma."
Ketika saatnya tiba, sementara sup sedang dihidangkan, suara Len terdengar
membahana dari arah gang.
"Ayo, Celia. Semua teman sudah hadir."
Nigel menggerutu pada piring supnya.
"Len itu cuma sok baik saja!" Tapi selebihnya ia mampu mengendalikan lidahnya,
dan melambaikan tangan untuk menyapa Celia ketika gadis itu muncul bersama Len
yang memeluk pundaknya. Mereka semua membicarakan berbagai macam topik dengan riang, dan
mengikutsertakan Celia dalam pembicaraan tersebut.
Secara tak disengaja, suasana yang penuh dengan keramah-tamahan itu hilang, dan
semua yang hadir menjadi hening dan merasa tak enak. Ini gara-gara Mr. Akibombo
yang beralih ke Celia dengan wajah berseri-seri sambil bersandaran meja, dan
berkata, "Mereka telah menjelaskan semuanya yang tidak kumengerti. Kau pandai sekali
mencuri barang-barang. Lama tak ada yang tahu. Sangat pandai."
Pada saat itu, Sally Finch dengan suara tercekik berteriak, "Akibombo, kau
membuatku malu." Akibatnya Sally tersedak dan terpaksa berlari ke gang untuk
meredakan dirinya. Dan yang lainnya tertawa secara otomatis."
Colin McNabb datang terlambat. Ia kelihatan tertutup dan lebih pendiam dan
biasanya. Pada saat makan malam hampir selesai, dan sebelum yang lain beranjak


Pembunuhan Di Pondokan Mahasiswa Hickory Dickory Death Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

pergi, ia bangkit berdiri, dan dengan malu-malu berkata dengan suara lirih,
92 "Aku harus pergi untuk menemui seseorang. Tapi sebelum itu aku ingin mengatakan
kepada kalian bahwa Celia dan aku... bermaksud untuk menikah tahun depan, kalau
aku sudah lulus." Dengan tersipu-sipu malu, Colin menerima ucapan-ucapan selamat serta suitansuitan menggoda dari teman-temannya, lalu ia cepat-cepat meloloskan diri.
Sebaliknya, Celia dengan wajah kemerah-merahan karena malu, bersikap tenang.
"Seorang laki-laki yang baik akan segera pergi ke Barat," keluh Len Bateson.
"Aku sangat gembira, Celia," kata Patricia. "Kuharap kau akan sangat
berbahagia." "Semua yang ada di kebun kelihatan indah sekarang," ujar Nigel. "Besok kita akan
membawa beberapa botol chianti dan minum-minum demi kesehatanmu. Mengapa Jean
tersayang kelihatan muram" Apakah kau menentang pernikahan, Jean?"
"Tentu saja tidak, Nigel."
"Menurutku pernikahan jauh lebih baik daripada kumpul kebo. Bagaimana
pendapatmu" Lebih baik untuk anak-anak mereka. Dan kelihatan lebih manis di
paspor." "Tapi si ibu tidak boleh terlalu muda," kata Genevieve. "Begitulah yang
diajarkan dalam kuliah-kuliah fisiologi."
"Sungguh," kata Nigel, "kau tidak bermaksud untuk mengatakan bahwa Celia masih
berada di bawah umur untuk menikah, bukan" Dia bebas, berkulit putih, dan sudah
dua puluh satu tahun."
"Itu," sahut Mr. Chandra Lal, "adalah ucapan yang sangat menghina."
"Tidak, tidak, Mr. Chandra Lal," kata Patricia. "Itu hanya sejenis ungkapan
saja. Tidak berarti apa-apa."
"Aku tak mengerti," kata Mr Akibombo. "Jika hal itu tidak berarti apa-apa,
mengapa harus di-fc ucapkan?"
Tiba-tiba Elizabeth Johnston berbicara dengan suara agak keras,
"Kadang-kadang memang ada hal-hal yang diucapkan, yang kelihatannya tak berarti
apa-apa, tapi sebenarnya artinya sangat besar. Tidak, bukan ungkapan Amerika
itu, maksudku. Aku berbicara tentang hal lain." Ia memandang ke sekeliling meja.
"Aku berbicara tentang apa yang terjadi kemarin."
Valerie berkata dengan nada tajam, "Ada apa, Bess?"
"Oh, sudahlah," kata Celia. "Kukira aku sungguh-sungguh mengira bahwa semuanya? ?akan beres besok. Sungguh. Tinta di kertas-kertasmu itu, dan urusan konyol
dengan tas ransel itu. Dan jika... jika orang itu mengaku, seperti yang telah
kulakukan, semuanya akan beres."
Celia berkata dengan sungguh-sungguh, wajahnya merah karena malu, dan satu atau
dua mahasiswa memandangnya dengan penuh tanda tanya.
Valerie berkata sambil tertawa kecil,
"Dan kita semua akan hidup berbahagia selama-lamanya."
94 Kemudian mereka semua berdiri dan pergi ke ruang duduk bersama. Banyak yang
berebut menuangkan kopi untuk Celia. Lalu radio dinyalakan, beberapa mahasiswa
pergi keluar untuk memenuhi janji atau untuk belajar, dan akhirnya seluruh
penghuni Hickory Road Nomor 24 dan 26 pergi tidur.
Mrs. Hubbard merasa hari itu adalah hari yang melelahkan, ketika ia merangkak ke
dalam selimutnya dengan gembira.
"Tapi syukur kepada Tuhan," katanya dalam hati. "Semuanya sudah beres sekarang."
T A Bab 7 Miss lemon jarang sekali datang terlambat. Kabut, badai, wabah flu, pemogokan
pengangkutan tak satu pun dari hal-hal tersebut mampu mempengaruhi wanita hebat
?itu. Tapi pagi ini Miss Lemon muncul dengan napas terengah-engah, pada pukul
sepuluh lebih lima menit, dan bukannya pada pukul sepuluh tepat. Ia betul-betul
merasa lak enak dan bersalah.
"Maafkan saya, M. Poirot saya betul-betul minta maaf. Saya baru saja hendak
?berangkat ketika adik saya menelepon."
'Ah, dia sehat-sehat saja, bukan?"
"Yah, terus terang tidak." Poirot tercengang. "Kenyataannya, dia sangat
tertekan. Salah seorang dari para mahasiswa itu telah bunuh diri."
Poirot menatap Miss Lemon. Ia menggumam lirih.
"Maaf, M. Poirot?" "Siapa nama mahasiswa itu?" "Seorang gadis bernama Celia
Austin." "Bagaimana cara dia bunuh diri?" "Kelihatannya dia memakai morfin."
"Apakah kejadian itu bukan suatu kecelakaan?"
"Oh, bukan. Gadis itu meninggalkan sepucuk surat, kelihatannya."
Poirot berkata pelan, "Bukan ini yang kuharapkan, bukan, bukan ini... tapi
nyatanya aku memang mengharapkan sesuatu."
Poirot menengadah dan melihat Miss Lemon sudah siap menunggu dengan sebatang
pensil di atas buku notesnya. Ia mengeluh dan menggelengkan kepalanya.
'Anda urus saja surat-surat yang datang pagi ini. Tolong semuanya diarsip, dan
balaslah sebisanya. Sedangkan saya, saya akan pergi ke Hickory Road."
Geronimo menyilakan Poirot masuk. Ia mengenali Poirot sebagai tamu terhormat
yang datang ke sana dua hari yang lalu, dan ia berbicara berbisik-bisik dengan
sikap bersahabat. "Ah, Signor, Anda datang lagi. Kami mempunyai masalah di sini masalah besar. ?Signorina kecil itu, dia meninggal di tempat tidurnya pagi ini. Mula-mula datang
dokter. Dia menggelengkan kepalanya. Sekarang yang datang seorang inspektur
polisi. Dia ada di atas bersama dengan Signora dan Padrona. Mengapa si poverina
ingin bunuh diri" Padahal kemarin malam dia begitu gembira ketika pertunangannya
diumumkan." "Pertunangan?" "Si, si. Dengan Mr. Colin Anda tahu gelap, besar, dan selalu mengisap pipa."
? ?"Saya tahu."
97 96 Geronimo membuka pintu ruang duduk bersama, dan menyilakan Poirot masuk dengan
sikap bersahabat yang berlebihan.
"Anda tinggal di sini dulu, ya" Nanti, kalau polisi sudah pergi, saya akan
bilang pada Signora bahwa Anda di sini. Setuju?"
Poirot menyetujuinya, dan Geronimo keluar. Ditinggal sendirian, Poirot yang pada
dasarnya mencintai kerapian, memeriksa dengan amat saksama semua yang ada di
ruangan itu, terutama barang-barang milik para mahasiswa. Tidak banyak yang bisa
diperolehnya. Sebagian besar mahasiswa menyimpan barang-barang milik mereka dan
surat-surat pribadi di kamar tidur masing-masing.
Di tingkat atas, Mrs. Hubbard sedang duduk berhadap-hadapan dengan Inspektur
Sharpe yang menanyainya dengan suara lembut dan ramah. Ia adalah seorang lakilaki bertubuh besar yang menyenangkan, dengan tingkah laku lumayan lembut.
"Saya tahu kejadian ini sangat membingungkan dan mencemaskan Anda," katanya
dengan nada menenangkan. "Tapi Anda mengerti, seperti dikatakan oleh Dokter
Coles tadi, kami harus mengadakan pemeriksaan. Oleh karenanya, kami harus
mendapatkan gambaran yang tepat tentang peristiwa itu. Apakah gadis itu merasa
tertekan dan tidak bahagia akhir-akhir ini?"
"Ya." "Kisah cinta?" "Tidak tepat begitu." Mrs. Hubbard kelihatan ragu-ragu.
98 "Anda mengerti bahwa lebih baik Anda mengatakannya kepada saya," bujuk Inspektur
Sharpe. "Seperti kata saya tadi, kami harus mendapat gambaran tentang peristiwa
itu. Pasti ada alasannya. Paling tidak, gadis itu merasa memiliki alasan untuk
bunuh diri, bukan" Apakah ada kemungkinan dia sedang hamil?"
"Sama sekali tidak ada. Saya tadi ragu-ragu, Inspektur Sharpe, semata-mata
karena anak itu telah melakukan suatu perbuatan yang sangat konyol, dan saya
berharap saya tak perlu menceritakannya."
Inspektur Sharpe terbatuk-batuk.
"Kami memang mempunyai banyak kebijaksanaan, dan petugas pemeriksa kematian kami
mempunyai pengalaman luas. Tapi kami harus mengetahuinya."
"Ya, tentu saja. Saya hanya konyol saja tadi. Sebenarnya beberapa waktu yang
lalu, tiga bulan atau lebih, ada barang-barang yang hilang di sini barang-?barang kecil, maksud saya tidak begitu penting."
?"Barang-barang kecil yang bagus, maksud Anda perhiasan, kaus kaki nilon, dan
sebagainya" Uang juga?"
"Sepanjang yang saya ketahui tidak ada uang yang diambil."
"Ah. Dan gadis ini bertanggung jawab atas hal itu?"
"Ya." "Anda memergokinya?"
99 "Tidak begitu. Dua malam yang lalu, seorang... eh... seorang teman saya datang untuk
makan malam di sini. M. Hercule Poirot saya tidak tahu apakah Anda pernah
?mendengar namanya atau belum."
Inspektur Sharpe menengadah dari buku notesnya. Matanya terbuka agak lebar.
Kebetulan ia sangat mengenal nama itu.
"M. Hercule Poirot?" tanyanya. "Betulkah itu" Sungguh menarik sekali."
"Dia memberi sebuah ceramah kecil pada kami setelah makan malam, dan pembicaraan
tentang pencurian-pencurian itu muncul. Dia menasihati saya, di depan semua
mahasiswa, untuk memanggil polisi."
"O, ya?" "Sesudahnya, Celia datang ke kamar saya dan mengakui semuanya. Dia kelihatan
betul-betul tertekan."
* Apakah ada yang mengajukan tuntutan?"
"Tidak. Celia bermaksud mengganti barang-barang yang dicurinya, dan setiap orang
bersikap ramah kepadanya."
'Apakah dia sedang mengalami kesulitan keuang- * an?"
"Tidak. Gajinya sebagai petugas di apotek di Rumah Sakit St. Catherine lumayan
besar, dan saya rasa dia juga punya sedikit uang simpanan sendiri. Dia lebih
kaya daripada sebagian besar mahasiswa di sini."
?"Jadi sebenarnya dia tak perlu mencuri, tapi dia
100 melakukannya," kata inspektur itu sambil menuliskan hal tersebut di buku
notesnya. "Saya kira, dia menderita kleptomania," ujar Mrs. Hubbard.
"Itu istilah yang biasa dipakai. Maksud saya untuk orang-orang yang sebenarnya
tidak perlu mencuri barang-barang itu, tapi ternyata mencurinya."
"Saya rasa Anda agak tidak adil kepadanya. Anda tahu, ini ada kaitannya dengan
seorang pemuda." "Dan dia mengkhianati gadis itu?"
"Oh, tidak. Kebalikannya malah. Pemuda itu membelanya dengan tegas sekali, dan
sesungguhnya, kemarin malam, sesudah makan malam, dia mengumumkan bahwa mereka
berdua sudah bertunangan."
Alis Inspektur Sharpe menggunung di dahinya karena terkejut.
"Dan kemudian gadis ini pergi tidur dan meminum morfin" Agak mengejutkan,
bukan?" "Ya. Saya tidak memahaminya."
Wajah Mrs. Hubbard diliputi kebingungan dan kecemasan.
"Tapi fakta-faktanya cukup jelas." Sharpe menganggukkan kepalanya pada sobekansobekan kertas yang tergeletak di atas meja di antara mereka berdua.
Kepada-Mrs. Hubbard (begitulah bunyinya), saya betul-betul menyesal, dan ini
adalah yang terbaik yang dapat saya lakukan.
TAlttKr&acaan " "JAYA ABADI "
"Surat ini tidak ditandatangani, tapi Anda yakin bahwa ini adalah tulisan
tangannya?" "Ya."
Mrs. Hubbard berkata dengan sedikit ragu, sambil mengerutkan dahinya, ketika ia
melihat sobek an sobekan kertas itu. Mengapa ia merasa yakin bahwa ada sesuatu
yang salah dengan sobekan kertas itu?"
"Ada sebuah sidik jari yang jelas di sini, nyata-nyata milik gadis itu," ujar
Inspektur Sharpe. "Morfin itu terdapat di sebuah botol kecil yang berlabelkan
Rumah Sakit St. Catherine di atasnya" dan baru saja Anda katakan kepada saya
bahwa dia bekerja sebagai petugas apotek di St. Catherine. Dia punya wewenang
untuk membuka lemari barisi racun itu, dan mungkin dari sanalah dia memperoleh
morfin itu. Mungkin dia membawanya pulang kemarin, dengan pikiran hendak bunuh
diri." "Saya betul-betul tak bisa mempercayainya. Kelihatannya tidak benar. Dia begitu
bahagia kemarin malam."
"Kalau begitu, kita harus mengasumsikan bahwa ada sesuatu yang mendorongnya
untuk bunuh diri ketika dia pergi tidur. Mungkin ada sesuatu pada masa lalunya
yang tidak Anda ketahui. Mungkin dia takut kalau hal itu diketahui oleh orang
lain. Menurut Anda, dia betul-betul jatuh cinta dengan pemuda itu omong-omong, ?siapa namanya"5'
"Colin McNabb. Dia mengambil gelar pascasarjana di St. Catherine."
102 "Seorang dokter" Di St. Catherine?"
"Celia betul-betul jatuh cinta kepadanya, menurut saya bahkan lebih besar
daripada Colin kepadanya. Pemuda itu agak tertutup."
"Kalau begitu, mungkin itu penyebabnya. Dia merasa tidak berharga bagi pemuda
itu, atau dia belum menceritakan segalanya yang perlu dia ceritakan kepada
pemuda itu. Dia masih muda, bukan?"
"Dua puluh tiga tahun."
"Orang-orang pada usia tersebut biasanya idealis, dan mereka menghadapi masalah
percintaan dengan serius. Ya, begitulah saya kira. Sayang."
Inspektur Sharpe berdiri. "Saya khawatir fakta-fakta yang sebenarnya akan
tersiar, tapi kami akan berusaha menutupinya sedapat mungkin. Terima kasih, Mrs.
Hubbard, saya sudah mendapatkan semua informasi yang saya butuhkan. Ibunya
meninggal dua tahun yang lalu, dan satu-satunya keluarga yang Anda ketahui
adalah seorang bibi tua di Yorkshire. Kami akan menghubunginya."
Inpektur itu mengambil sehelai sobekan kecil kertas dengan tulisan Celia yang
kacau di atasnya. "Ada yang tidak beres dengan kertas itu," kata Mrs. Hubbard tiba-tiba.
"Tidak beres" Apanya yang tidak beres?"
"Saya tidak tahu, tapi saya merasa saya mestinya tahu. Oh, astaga."
"Anda-yakin ini tulisan tangannya?"
"Oh, ya. Bukan itu masalahnya." Mrs. Hubbard menekan matanya dengan tangannya.
103 "Saya merasa betul-betul bodoh pagi ini," katanya dengan nada meminta maaf.
"Saya maklum, semuanya ini sangat meletihkan bagi Anda," ujar inspektur itu
dengan nada ramah dan simpatik. "Saya kira kami tidak akan merepotkan Anda lebih
lanjut saat ini, Mrs. Hubbard."
Inspektur Sharpe membuka pintu, dan hampir bertubrukan dengan Gejonimo yang
sedang mendorong pintu itu dari luar. ?"Halo," sapa Inspektur Sharpe dengan ramah. "Menguping, ya?"
"Tidak, tidak," sahut Geronimo berang. "Saya tidak menguping tidak, tidak
?pernah! Saya hanya ingin menyampaikan pesan."
"Oh, begitu. Pesan apa?"
Geronimo berkata dengan nada dongkol,
"Ada seorang tuan di bawah yang ingin bertemu dengan Signora Hubbard."
"Baiklah. Masuklah, Nak, dan sampaikan pesan itu kepadanya."
Inspektur Sharpe berjalan melewati Geronimo di sepanjang gang, dan kemudian
dengan meniru tindakan si orang Italia itu, ia berbalik dengan cepat sambil
berjingkat-jingkat tanpa bersuara. Untuk memeriksa apakah si wajah monyet itu
mengatakan hal yang sebenarnya.
Ia tiba tepat pada saat Geronimo mengatakan,
"Tuan yang datang untuk makan malam kemarin dulu, tuan yang berkumis itu,
sekarang dia berada di bawah, menunggu Anda."
"Eh" Apa?" Mrs. Hubbard kelihatan linglung.
104, "Oh, terima Jiasi'h^^Gejgr^m^^^aS-tegera
"Tuan berkumis, eh," kata Sharpe dalam hati sambil menyeringai. "Taruhan aku
tahu siapa dia." Ia menuruni tangga dan memasuki ruang duduk bersama.
"Halo, M. Poirot," sapanya. "Sudah lama kita tidak bertemu."
Poirot bangkit berdiri dengan cepat, sehingga tidak kentara kalau ia barusan
berlutut di depan sebuak rak di dekat perapian.
"Aha," kalanya. "Tentunya Anda... ya, Anda Inspektur Sharpe, bukan" Tapi Anda dulu
tidak bertugas di divisi ini?" '
"Ditransfer sejak dua tahun yang lalu. Masih ingat dengan peristiwa di Crays
Hill?" "Ah, ya. Sudah lama sekali terjadinya. Anda masih muda waktu itu, Inspektur...."
"Begitulah." "Dan saya sudah tua sekarang. Astaga!" Poirot mengeluh.
"Tapi masih aktif, eh, M. Poirot. Aktif dalam hal-hal tertentu, bukan?"
"Nah, apa maksud perkataan itu?"
"Mak*ud saya, saya ingin tahu mengapa Anda datang kemari dua malam yang lalu
untuk memberi ceramah tentang kriminologi pada para mahasiswa itu.?"
Poirot-tersenyum. * "Penjelasannya sangat sederhana. Mrs. Hubbard adalah adik
sekretaris saya yang sangat berharga


Pembunuhan Di Pondokan Mahasiswa Hickory Dickory Death Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

. 105 nilainya itu Miss Lemon. Jadi, ketika dia meminta saya..."?"Ketika dia meminta Anda untuk menyelidiki apa yang sedang terjadi di sini, Anda
datang. Begitu, bukan?"
"Betul." "Tapi mengapa" Itu yang ingin saya ketahui. Apa yang menarik Anda dalam kejadian
itu?" "Menarik minat saya, maksud Anda?"
"Begitulah. Di sini cuma ada seorang anak konyol yang telah mencuri beberapa
barang di sana-sini. Kejadian yang lumrah. Agak remeh bagi Anda, bukan, M.
Poirot?" Poirot menggelengkan kepalanya.
"Kejadiannya tidak sesederhana itu."
"Mengapa tidak" Apanya yang tidak sederhana?"
Poirot duduk di sebuah kursi. Dengan dahi agak berkerut ia membersihkan debu
yang menempel di lutut celana panjangnya. '
"Kalau saja saya mengetahui jawabannya," katanya sederhana.
Sharpe mengerutkan dahinya.
"Saya tak mengerti," katanya. '
"Tidak, saya juga tak mengerti. Barang-barang yang dicuri itu..." Poirot
menggelengkan kepalanya. "Tidak ada polanya tidak ada kaitannya. Kelihatannya ?seperti mengikuti jejak-jejak* kaki yang tidak dibuat oleh kaki-kaki yang samar4efak itu sudah jelas merupakan 'anak konyol', seperti yang Anda bilang tadi,
tapi ada suatu hal yang lebih
106 dari itu. Suatu hal lain yang terjadi, yang dimak sudkan agar sesuai dengan pola
Celia Austin, tapi ternyata tidak cocok. Hal-hal itu tidak berarti apa-apa, dan
tampaknya tidak bertujuan. Selain itu, ada bukti-bukti kedengkian. Dan Celia
bukan seorang pendengki."
"Dia cuma seorang kleptoman?"
"Saya sangat meragukan hal itu."
"Hanya seorang pencuri kelas teri, kalau begitu."
"Tidak seperti apa yang Anda maksudkan. Menurut pendapat saya, semua pencurian
atas. barang-barang kecil itu dilakukan untuk menarik perhatian seorang pemuda
tertentu." "Colin McNabb?"
"Ya. Celia betul-betul jatuh cinta pada Colirr r McNabb. Sedangkan Colin tidak
pernah memperhatikannya. Dia tidak mau tinggal diam sebagai seorang gadis yang
manis, cantik, dan baik perilakunya. Sebaliknya, dia menunjukkan dirinya sebagai
seorang penjahat muda. Dan dia berhasil. Colin McNabb segera mencurahkan
perhatian be-'sar kepadanya, seperti kata mereka."
"Kalau begitu, pemuda ini pasti betul-betul bcH* doh." *
"Sama sekali tidak. Dia seorang psikolog yang tekun."
"Oh," Inspektur Sharpe mengerang. "Yang seperti ktti toh! Saya mengerti
sekarang." Ia menyeringai kecil. "Gadis yang cukup cerdik/'
"Agak mengejutkan, bukan?"
107 Poirot mengulangi kata-katanya lagi dengan penuh minat, "Ya, agak mengejutkan."
Inspektur Sharpe memandangnya dengan bertanya,
"Apa maksud Anda, M. Poirot?" . "Saya ingin tahu saya masih ingin tahu apakah
? ?ide itu diusulkan padanya oleh orang lain?" "Untuk alasan apa?" "Bagaimana saya tahu" Kebaikan hati" Atau ada maksud tersembunyi tertentu"
Semuanya masih gelap bagi kita."
"Apakah Anda punya gagasan siapa yang mungkin mengusulkan hal itu kepadanya?"
"Tidak kecuali... ah, tidak."
"Sama saja," kata Sharpe sambil merenung. "Saya tetap tak mengerti. Jika dia
semata-mata hanya mencoba untuk menjadi seorang kleptoman dan akhirnya berhasil,
mengapa dia bunuh diri?"
"Jawabannya adalah dia semestinya tidak melakukan bunuh diri."
Kedua pria itu saling memandang.
Poirot menggumam, "Anda yakin dia memang bunuh diri?"*"
"Hal itu sudah jelas sekali, M. Poirot. Tak ada alasan untuk mempercayai
sebaliknya, dan..." *
Pintu terbuka dan Mrs. Hubbard masuk. Wajahnya memerah dan ia tampak seperti
seseorang yang telah mencapai kemenangan. Dagunya terangkat ke atas dengan
tegas. "Saya berhasil," katanya dengan bangga. "Selamat pagi, M. Poirot. Saya berhasil
mengetahuinya, 108 Inspektur Sharpe. Tiba-tiba saya ingat kembali. Maksud saya, mengapa kejadian
bunuh diri itu terasa tidak beres. Celia tak mungkin menulis surat itu."
"Mengapa tidak, Mrs. Hubbard?"
"Sebab tulisan itu ditulis dengan tinta biru biasa, sedangkan Celia telah
mengisi penanya dengan tinta hijau tinta yang di sana itu." Mrs. Hubbara ?menganggukkan kepalanya ke arah rak. "Dia mengisinya sewaktu sarapan pagi
kemarin." Inspektur Sharpe, yang rasa-rasanya sudah meri*^ jadi Inspektur Sharpe yang
berbeda, kembali ke ruangan yang baru ia tinggalkan setelah mendengar pernyataan
Mrs. Hubbard. "Betul," katanya. "Saya sudah memeriksanya. Satu-satunya pena di kamar gadis
itu, yang terletak di samping tempat tidurnya, ternyata berisikan tinta hijau.
Nah, tinta hijau itu..."
Mrs. Hubbard mengangkat botol yang hampir kosong itu.
Kemudian ia menerangkan secara jelas dan ringkas kejadian sewaktu makan pagi
kemarin. "Saya merasa yakin," Mrs. Hubbard mengakhiri penjelasannya, "bahwa sobekansobekan kertas itu diambil dari surat yang telah ditulis Celia kemarin surat
?yang tak pernah saya buka."
"Apa yang dilakukannya dengan surat itu" Apakah Anda masih ingat?"
Mrs. Hubbard menggeleng. "Saya meninggalkannya sendirian di sini, dan pergi untuk mengurusi pekerjaan
rumah tangga -"' V V "> ,\Q&*&*
a. . - *> KW *><,
saya. Saya kira, dia pasti menggeletakkan surat itu di sini, entah di mana, dan
kemudian melupakannya."
"Dan seseorang menemukannya... dan membukanya... Seseorang..."
Inspektur Sharpe berhenti.
"Sadarkah Anda apa arti kejadian ini?" katanya. "Sejak tadi, saya sudah merasa
tidak begitu senang dengan sobekan-sobekah kertas itu. Ada banyak _ tumpukan
kertas untuk catatan kuliah di kamarnya, yang lebih pantas untuk dipakai menulis
surat bunuh diri. Ini berarti ada seseorang yang melihat adanya kemungkinan
untuk menggunakan bait pembukaan surat Celia yang ditujukan kepada Anda, untuk
mengusulkan sesuatu yang berbeda sama sekali, yaitu bunuh diri."
Inspektur Sharpe berhenti lagi, dan kemudian berkata pelan,
"Ini berarti..."
"Pembunuhan," tukas Hercule Poirot.
110 Bab 8 Meskipun secara pribadi Poirot mengutuk le five o'clock saat minum teh dan ? ?menganggapnya sebagai perusak selera makan malam yang merupakan acara makan
puncak dalam satu hari, ia kini sudah cukup terbiasa untuk menyajikannya.
Kali ini George yang cprdik menyediakan cangkir-cangkir teh yang besar, dan
sepoci teh India yang betul-betul pekat untuk melengkapi kue-kue mentega yang
masih hangat, roti dan selai, serta kue prem persegi yang besar.
Semuanya ini untuk menyambut kedatangan Inspektur Sharpe, yang kini bersandar di
kursinya "dengan rasa puas sambil menghirup tehnya yang ketiga.
"Anda tidak keberatan kalau saya datang seperti ini, bukan, M. Poirot" Saya
punya waktu luang satu jam sebelum mahasiswa-mahasiswa itu pulang. Saya ingin
menanyai mereka semua, dan terus terang saya tidak berminat melakukannya. Anda
telah bertemu dengan beberapa dari mereka malam itu, dan saya ingin tahu apakah
Anda dapat 111 memberikan saran-saran berharga kepada saya tentang orang-orang asing itu,
?misalnya." "Anda mengira saya ini penilai orang asing yang baik" Tapi, mon cher, tak ada
yang berkebangsaan Belgia di antara mereka."
"Tidak ada yang Bel... oh, saya mengerti maksud Anda! Maksud Anda, sebagai orang
Belgia, semua kebangsaan lain sama asingnya bagi Anda seperti halnya bagi saya.
Tapi itu tidak terlalu benar, bukan" Maksud saya, Anda mungkin lebih mengetahui
tentang tipe-tipe Kontinental dibandingkan dengan saya, meskipun Anda mungkin
tidak mengetahui apa-apa tentang orang-orang India, Afrika Barat, dan
sejenisnya." "Anda akan mendapat bantuan yang sangat berguna dalam hal itu dan Mrs Hubbard.
Dia telah bekerja di sana selama beberapa bulan, dan telah akrab dengan orangorang muda itu. Dia mempunyai pandangan yang cukup baik tentang watak-watak
manusia." "Ya, secara keseluruhan dia seorang wanita yang cakap. Saya menaruh kepercayaan
kepadanya. Saya juga harus bertemu dengan pemilik tempat itu. Dia tidak berada
di sana tadi pagi. Saya tahu, dia memiliki beberapa tempat seperti itu, juga
beberapa klub mahasiswa. Tampaknya dia tidak begitu disukai."
Poirot tidak berkata apa-apa selama beberapa menit, kemudian ia bertanya,
"Anda sudah pergi ke SL Catherine?"
"Ya. Kepala bagian apotek di sana sangat mem 112 bantu. Dia betul-betul terkejut dan tak percaya atas berita itu."
"Apa katanya tentang gadis itu?"
"Gadis itu baru bekerja selama satu tahun lebih dan cukup disukai di sana.
Menurutnya, dia agak lambat, tapi sangat cermat" Inspektur Sharpe berhenti
sejenak, dan kemudian menambahkan, "Morfin itu memang berasal dari sana."
"O, ya" Sungguh menarik dan agak membingungkan."?"Yang diambil itu morfin tartrat. Biasanya disimpan di lemari berisi obat-obat
beracun di apotek itu. Di rak atas, di antara obat-obat yang jarang dipakai.
Tablet-tablet hipodermik tentu saja lebih umum dipakai, dan kelihatannya morfin
hidroklorida lebih sering dipakai daripada yang tartrat. Rasanya obat-obatan
juga mengenal adanya mode, seperti dalam hal-hal lain. Para dokter kelihatannya
saling mengikuti rekannya dalam memberikan resep, seperti sekawanan domba. Ini
bukan kata kepala apotek itu. Hanya pendapat saya saja. Ada beberapa obat di rak
atas lemari itu, yang dulu pernah populer, tapi sekarang tak pernah diberikan
lagi selama bertahun-tahun."
"Jadi, hilangnya satu botol kecil yang berdebu tidak akan segera diketahui?"
"Betul. Perhitungan fisik hanya dilakukan dalam waktu-waktu tertentu. Sudah lama
tak ada yang ingat adanya suatu resep berisikan morfin tartrat. Hilangnya botol
itu tidak akan diketahui sampai ada orang yang membutuhkannya, atau sampai
113 mereka melaksanakan perhitungan fisik. Ketiga petugas apotek itu mempunyai kunci
lemari yang berisi racun tersebut, dan juga lemari yang berisi obat berbahaya.
Lemari-lemari itu dibuka kalau memang diperlukan, dan pada hari-hari sibuk
?hampir setiap hari seseorang akan pergi sebentar-sebentar ke Jemari itu. Jadi
?lemari itu tidak dikunci sampai usai jam kerja."
"Siapa yang mempunyai kekuasaan untuk membuka lemari itu selain Celia?"
"Dua orang wanita lain yang juga menjadi petugas apotek di sana, tapi mereka
tidak mempunyai hubungan apa pun dengan Hickory Road. Yang satu sudah bekerja di
sana selama empat tahun, dan yang satunya baru bekerja selama beberapa minggu.
Dulunya dia bekerja di sebuah rumah sakit di Devon. Reputasinya baik. Lalu ada
tiga apoteker senior yang sudah bertahun-tahun bekerja di St. Catherine. Mereka
bisa disebut sebagai orang-orang yang berhak dan mempunyai kekuasaan normal atas
lemari itu. Lalu ada seorang wanita tua yang bertugas membersihkan lantai. Dia
bekerja di sana antara jam sembilan dan sepuluh pagi, dan mempunyai
?kemungkinan untuk mengambil botol itu dari lemari penyimpannya sewaktu gadisgadis itu sibuk dengan orang-orang yang datang ke rumah sakit untuk berobat,
atau ketika mereka melayani keranjang-keranjang obat, tapi dia sudah bekerja di
rumah sakit itu selama bertahun-tahun, dan kelihatannya tak mungkin kalau dia
yang mencurinya. Petugas laboratorium juga sering
114 muncul dengan membawa botol-botol untuk persediaan, dan dia juga bisa mengambil
botol itu kalau dia merasa mendapat kesempatan tapi semua usulan ini
?kelihatannya tak mungkin."
"Apakah ada orang-orang luar yang bisa masuk ke apotek itu?"
"Ada, cukup banyak malah. Kita harus berjalan memasuki apotek itu untuk pergi ke
kantor kepala apoteker, misalnya atau para pedagang keliling dari apotek-apotek
?grosir bisa berjalan melewati apotek itu untuk pergi ke bagian pembuatan obat.
Dan, tentu saja, teman-teman dari para petugas apotek kadang-kadang datang ke
sana untuk bertemu dengan salah seorang dari mereka bukan kejadian biasa, tapi
?bisa terjadi." "Itu lebih baik. Siapa yang baru-baru ini datang untuk menemui Celia Austin?"
Sharpe melihat buku notesnya.
"Seorang gadis bernama Patricia Lane datang ke sana pada hari Selasa minggu
lalu. Dia ingin agar Celia menemuinya di gedung bioskop, setelah apotek itu
tutup." "Patricia Lane," kata Poirot dengan serius.
"Dia hanya mampir selama lima menit, dan j tidak mendekati lemari berisi racun
itu, melainkan berdiri di dekat loket pasien sambil mengobrol dengan Celia dan
seorang gadis lain. Mereka juga ingat kedatangan seorang gadis berkulit gelap -?sekitar dua-minggu yang lalu seorang gadis yang sangat cerdas, kata mereka. Dia
?berminat pada pekerjaan mereka, dan bertanya macam-macam
115 mengenainya, serta mencatat jawabannya. Bahasa Inggris nya sangat bagus."
"Itu pasti Elizabeth Johnston. Dia berminat pada pekerjaan itu, heh?"
"Waktu itu ada acara Klinik Sejahtera. Dia berminat pada organisasinya, dan juga
pada resep-resep yang diberikan untuk penyakit-penyakit seperti diare pada bayi
serta infeksi kulit"
Poirot menganggukkan kepalanya.
"Masih ada yang lain?"
"Mereka tidak ingat lagi."
"Apakah para dokter juga datang ke apotek itu?"
Sharpe menyeringai. "Sepanjang waktu. Baik karena tugas maupun 'bukan. Kadang-kadang mereka hendak
menanyakan suatu formula tertentu, atau untuk, melihat persediaan obat apa saja
yang ada di sana." "Untuk melihat persediaan obat di sana?"
"Ya, saya sudah memikirkannya. Kadang-kadang mereka juga meminta
nasihat tentang suatu obat pengganti, untuk menggantikan obat yang kelihatannya
?menimbulkan alergi pada kulit seorang pasien, atau menimbulkan gangguan
pencernaan. . Kadang-kadang mereka ke sana hanya untuk ngobrol-ngobrol saja pada
waktu-waktu luang. Banyak pemuda yang. datang untuk meminta Vegenin atau aspirin
kalau mereka merasa kembung dan kadang-kadang, saya kira mereka juga merayu
?gadis-gadis itu, jika ada kesempatan. Sifat manusia yang lumrah. Nah, Anda tahu
bagaimana keadaannya. Tidak begitu menggembirakan, bukan?"
116 Poirot berkata, "Jika saya tidak, salan ingat ada seorang atau lebih dari para
mahasiswa di Hickory Road itu yang bekerja di St Catherine pemuda bertubuh
?besar dan berambut merah itu Bates Bateman..."
? ?"Leonard Bateson. Betul. Dan Colin McNabb yang mengambil kuliah pascasarjana di
sana. Lalu ada seorang gadis bernama Jean Tomlinson, yang bekerja di bagian
fisioterapi." "Dan mereka semua sering datang ke apotek itu?"
"Ya, dan lebih-lebih lagi, tak seorang pun yang ingat kapan mereka ke sana,
sebab petugas-petugas apotek itu sudah terbiasa melihat mereka, dan juga
mengenal mereka. Jean Tomlinson adalah teman salah seorang apoteker senior...."
"Tidak mudah," kata Poirot.
"Memang tidak, menurut saya! Anda tahu, setiap staf bisa saja melongok ke dalam
lemari berisi racun itu dan berkata, 'Mengapa kalian menyimpan Liquor
Arsenicalis sedemikian banyaknya" Rasa-rasanya sudah tidak pernah dipakai lagi
sekarang,' atau mengatakan hal-hal lain seperti itu. Dan tak seorang pun yang
akan menganggap hal itu serius dan mengingatnya."
Sharpe berhenti sejenak, lalu berkata,
"Dugaan kita adalah seseorang telah memberikan morfin kepada Celia Austin, dan
sesudahnya meletakkan botol berisi morfin serta sobekan surat itu di kamarnya,
sehingga kelihatannya seperti peristiwa bunuh diri. Tapi mengapa, M. Poirot,
mengapa?" 117 4" 118 Valerie Hobhouse. Dia cerdas,,memiliki penampilan serta pendidikan yang modern,


Pembunuhan Di Pondokan Mahasiswa Hickory Dickory Death Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dan mungkin pernah cukup banyak membaca buku-buku tentang psikologi, sehingga
dia bisa menebak reaksi Colin. Jika dia betul-betul menyukai Celia, dia mungkin
berpendapat bahwa lucu sekali untuk mempermainkan Colin." ' "Leonard Bateson,
Nigel Chapman, Valerie Hobhouse," kata Sharpe sambil menulis nama-nama itu.
"Trims untuk keterangan Anda. Saya akan mengingatnya sewaktu menanyai mereka.
Bagaimana dengan mahasiswa-mahasiswa India itu" Salah seorang dari mereka adalah
mahasiswa kedokteran."
"Pikirannya hanya dipenuhi oleh politik dan penganiayaan melulu," kata Poirot.
"Saya kira dia takkan cukup tertarik untuk mengusulkan kleptomania pada Celia
AuStin, dan saya rasa Celia juga takkan mau menerima nasihat darinya."
"Apakah hanya itu yang dapat Anda berikan untuk membantu saya, M. Poirot?" tanya
Sharpe sambil bangkit berdiri dan menyelipkan notesnya 'di saku.
"Saya kira begitu. Tapi, secara pribadi saya mengakui bahwa saya tertarik dengan
kasus ini itu jika Anda tidak keberatan, Teman."?"Sama sekali tidak. Mengapa harus keberatan?"
"Secara amatiran, saya akan mengerjakan apa yang bisa~dikerjakan. Bagi saya,
saya kira, hanya ada satu jalur tindakan."
119 Poirot menggelengkan kepalanya. Sharpe melanjutkan,
"Anda mengatakan pagi ini bahwa seseorang mungkin telah mengusulkan ide tentang
kleptomania itu pada Celia Austin."
Poirot menggerak-gerakkan badannya dengan tak enak.
"Itu cuma sebuah gagasan samar. Kelihatannya agak meragukan bahwa dia bisa
memikirkan ide itu sendiri."
"Kalau begitu, siapa?"
"Sepanjang yang saya ketahui, hanya tiga mahasiswa yang mampu memikirkan ide
semacam itu. Leonard Bateson mempunyai pengetahuan yang diperlukan untuk itu.
Dia mengetahui perasaan Colin yang menggebu-gebu terhadap kepr badian kepn
badian yang menyimpang. Dia mungkin telah mengusulkan sesuatu pada Celia secara
bergurau, dan mendesaknya untuk melakukan peranan itu. Tapi saya tak bisa
membayangkan bahwa dia memikirkan semuanya itu dengan diam-diam selama berbulanbulan kecuali, tentu saja, kalau dia punya motif tersembunyi, atau dia ?sebenarnya mempunyai kepribadian yang berbeda sama sekali dengan yang
ditampilkannya selama ini kita harus selalu mempertimbangkan hal-hal seperti
?itu. Nigel Chapman mempunyai pikiran iseng yang sedikit jahat. Dia menganggap
hal itu lucu, dari saya kira dia tak punya rasa bersalah sedikit pun"~Dia itu
sejenis enfant terrible dewasa. Orang ketiga dalam pikiran saya adalah seorang
wanita muda bernama Poirot menarik napas. 'Percakapan, Teman. Percakapan dan sekali lagi percakapan! Semua pembunuh yang
pernah saya jumpai selalu gemar mengobrol. Menurut saya, tipe orang kuat yang
pendiam jarang sekali melakukan kejahatan, dan jika dia melakukannya, pasti
hanya yang sederhana, kejam, dan sangat kentara. Tapi pembunuh yang licin dan
pandai begitu bangga dengan dirinya, sehingga cepat atau lambat dia akan
mengatakan sesuatu yang mencelakakan dan menghancurkan dirinya. Bicaralah dengan
orang-orang itu, mon cher Jangan batasi diri Anda dengan interogasi yang
sederhana saja. Pancinglah mereka dengan pembicaraan tentang pandangan,
tuntutan, bantuan, atau tentang kecurigaan-kecurigaan mereka tapi, bon Dieu).
?Saya tak perlu mengajari Anda apa yang sudah Anda ketahui. Saya masih ingat
kepada kemampuan Anda."
Sharpe tersenyum lembut. "Ya," katanya, "saya selalu merasa bahwa... yah... keramah-tamahan itu sangat
membantu." Kedua pria itu saling tersenyum penuh kesepakatan.
Sharpe berdiri dan pulang.
"Saya rasa setiap orang di antara mereka memiliki kemungkinan untuk menjadi
pembunuhnya," katanya pelan. .
"Saya kira juga begitu," sahut Poirot sambil lalu. "Leonard Bateson, misalnya,
dia mudah marah. Dia dapat kehilangan kontrol atas dirinya. Valerie Hobhouse
mempunyai otak dan dapat mem
120 buat suatu rencana yang cerdik. Nigel Chapman bersifat kekanak-kanakan yang
?agak berlebih-lebihan. Di sana juga ada seorang gadis Prancis yang mungkin mau
melakukan pembunuhan, jika dijanjikan sejumlah uang yang lumayan. Patricia Lane
bersifat keibuan, dan biasanya tipe seperti itu berhati kejam. Gadis Amerika
itu, Sally Finch, selalu riang dan gembira, tapi bisa saja dia hanya berpurapura. Jean Tomlinson selalu bersikap manis dan alim, tapi kita sudah cukup
banyak mengenal para pembunuh yang menghadiri sekolah Minggu dengan penuh hikmat
Gadis India Barat itu, Elizabeth Johnston, mungkin dia adalah yang paling pintar
di antara semuanya di pondokan itu. Dia telah mengalihkan perasaan-perasaan
emosionalnya ke otak itu bahaya. Juga ada seorang pemuda Afrika yang menarik,
?yang mungkin mempunyai motif yang tak pernah kita duga untuk melakukan
pembunuhan. Kita juga punya Colin McNabb, si ahli jiwa itu. Berapa banyak ahli
jiwa yang kita ketahui yang pantas diberi nasihat, 'Dokter, setn-buhkanlah diri
Anda sendiri"} . "Demi Tuhan, Poirot Anda membuat saya pusingi Apakah ada orang
yang tidak mampu melakukan pembunuhan?"
"Saya meragukan hal itu," sahut Hercule Poirot.
121 Bab 9 Inspektur sharpe menarik napas panjang, menyandarkan dirinya di kursi, dan
mengusap dahinya dengan sehelai saputangan. Ia telah berbicara dengan seorang
gadis Prancis yang pemberang dan mudah tersinggung, dengan seorang pemuda
Prancis yang sombong dan tak mau bekerja sama, dengan seorang pemuda Belanda
yang pendiam dan penuh rasa curiga, serta dengan seorang Mesir yang agresif dan
cerewet. Ia telah berbasa-basi sebentar dengan kedua mahasiswa Turki yang gugup
itu, yang tidak sepenuhnya memahami perkataannya. Ia juga mengalami hal sama
dengan seorang mahasiswa Irak yang tampan. Ia yakin tak satu pun dari semuanya
ini yang mempunyai kaitan, atau dapat membantunya, dengan kematian Celia Austin.
Ia menyilakan mereka pergi satu per satu sambil -mengucapkan kata-kata yang
menenangkan, dan sekarang ia sedang bersiap-siap untuk menghadapi Mr. Akibombo.
Pemuda Afrika Barat itu memandangnya-sambil tersenyum, memamerkan gigi-giginya
yang putih, dengan mata yang polos dan agak kekanak-kanakan.
122 "Saya sungguh ingin membantu ya sungguh," katanya. "Dia baik sekali kepada ? ?saya, Miss Celia ini. Dia pernah memberi saya sekotak permen Edinburg dulu saya
?tidak tahu kalau ada permen seenak itu. Kelihatannya sangat menyedihkan bahwa
dia harus dibunuh. Mungkinkah kejadian itu suatu pembalasan dendam berdarah"
Atau mungkin ayah atau pamannya yang datang kemari dan membunuhnya, sebab mereka
mendengar cerita-cerita palsu yang mengatakan bahwa dia melakukan kesalahan."
Inspektur Sharpe meyakinkannya bahwa tak satu pun dari hal-hal itu yang masuk
akal sedikit pun. Pemuda itu menggelengkan kepalanya dengan sedih.
"Kalau begitu, saya tidak tahu mengapa peristiwa itu terjadi," katanya. "Saya
tak mengerti mengapa ada orang di sini yang mau menyakitinya. Tapi Anda bisa
memberikan sehelai rambutnya atau secuil kukunya kepada saya," ia melanjutkan,
"dan saya akan berusaha untuk mengetahui penyebab kejadian itu melalui metode
kuno. Tidak secara ilmiah atau secara modern, tapi dengan metode yang sangat
sering dipakai di daerah asal saya."
"Yah, terima kasih, Mr. Akibombo, tapi saya kira itu tak perlu. Kami... eh...
?kami tidak melakukan hal-hal seperti itu di sini."
"Memang udak, saya cukup maklum. Tidak modern. Tidak sesuai dengan abad atom
ini. Tidak dilakukan lagi oleh polisi-polisi baru hanya oleh
?I 123 orang-orang tua di pedalaman. Saya yakin semua metode baru itu sangat hebat,
sehingga Anda akan dapat meraih sukses." Mr. Akibombo membungkuk dengan sopan,
dan pergi ke luar. Inspektur Sharpe menggumam sendiri,
"Aku betul-betul berharap kita bisa berhasil demi menjaga martabat"
?Pembicaraannya yang berikut adalah dengan Nigel Chapman yang cenderung memimpin
pembicaraan itu sendiri. "Peristiwa ini benar-benar luar biasa, bukan?" katanya. "Tahu tidak, saya sudah
mempunyai pikiran bahwa Anda mengikuti jejak yang salah ketika Anda berk ras
mengatakan bahwa ini adalah kejadian bunuh diri. Saya harus mengakui bahwa saya
sedikit bangga kalau memikirkan bahwa seluruh kejadian itu tergantung, sungguh,
pada pena yang diisi dengan tinta hijau kepunyaan saya. Satu-satunya hal yang
tak mungkin diduga oleh pembunuhnya. Saya rasa Anda telah cukup memikirkan apa
yang sekiranya menjadi motif dari kejahatan ini?"
"Saya yang akan mengajukan pertanyaan pertanyaannya, Mr. Chapman," sahut
Inspektur Sharpe dingin. "Oh, tentu, tentu saja," ujar Nigel acuh tak acuh, sambil mengibaskan tangannya.
"Saya hanya bermaksud untuk langsung menuju sasaran, itu saja. Tapi saya kira
kita harus melalui prosedur yang umum. Nama, Nigel Chapman. Umur, dua puluh lima
tahun. Tempat lahir, saya kira saya
124 lahir di Nagasaki betul-betul tempat yang tak masuk akal. Saya tak bisa ?membayangkan apa yang dilakukan oleh ayah dan ibu saya di sana waktu itu. Saya
rasa mereka sedang ikut tur keliling dunia. Bagaimanapun juga, saya yakin saya
bukan orang Jepang. Saya mengambil kuliah di Universitas London dalam bidang
zaman perunggu dan sejarah abad pertengahan. Masih ada hal lain yang ingin Anda
ketahui?" "Di mana alamat rumah Anda, Mr. Chapman?"
"Tidak ada alamat rumah, Sir. Saya punya seorang ayah, tapi dia dan saya
bertengkar, jadi alamatnya bukan alamat saya lagi. Alamat saya adalah Hickory
Road Nomor 26 dan Coutts Bank, Leadenhall Street Branch, seperti yang kita
katakan kepada orang-orang yang kita temui dalam perjalanan, yang tidak ingin
kita jumpai lagi di masa yang akan datang."
Inspektur Sharpe tidak menunjukkan reaksi apa-apa atas sikap keras kepala Nigel.
Ia pernah bertemu dengan Nigel sebelumnya, dan secara samar-samar ia telah
menduga bahwa kekeraskepalaan Nigel adalah topeng dari kegugupannya karena akan
ditanyai sehubungan dengan pembunuhan tersebut
"Sebaik apa Anda mengenal Celia Austin?" tanyanya.
"Pertanyaan Anda sulit dijawab. Saya mengenalnya dengan sangat baik, dalam arti
saya melihatnya setiap hari, dan sering kali bersenda gurau dengannya, tapi
sebenarnya saya tidak mengenalnya sama sekali. Tentu saja saya tidak tertarik
kepadanya sedikit pun, dan saya kira dia juga tidak menyukai saya."
"Apakah dia tidak menyukai Anda karena suatu alasan tertentu?"
"Yah, dia sangat tidak menyukai rasa humor saya. Tapi, tentu saja, saya kan
bukan tipe pemuda yang banyak pikiran dan kasar seperti Colin McNabb. Sikap
seperti itu sungguh merupakan teknik yang bagus untuk menarik hati wanita."
"Kapankah terakhir kali Anda melihat Celia Austin?"
"Pada waktu makan malam kemarin. Kami semua memberinya selamat, Anda tahu. Colin
berdiri dan berbasa-basi sebentar, dan akhirnya mengaku dengan sikap malu-malu,
mengumumkan pertunangan mereka. Lalu kami menggoda-godanya sedikit. Yah,
begitulah." "Waktu itu kalian sedang makan malam atau sedang berada di ruang duduk bersama?"
"Oh, waktu makan malam. Baru sesudahnya, ketika kami pergi ke ruang duduk
bersama, Colin pergi entah ke mana."
"Dan kalian semua, kecuali Colin, minum kopi di ruang duduk?"
"Jika Anda menyebut cairan yang mereka saji^ kan itu kopi ya," sahut Nig? 1.
?"Apakah Celia Austin juga minum kopi?"
"Yah, saya kira begitu. Maksud saya, saya tidak betul-betul memperhatikan saat
dia meminum kopinya, tapi dia pasti meminumnya."
126 'Apakah bukan Anda sendiri yang mengambilkan kopi untuk Celia?"
"Betapa mengerikannya gagasan itu! Ketika Anda mengatakannya dan memandang saya
dengan pandangan penuh selidik, tahukah Anda saya merasa cukup yakin bahwa
sayalah yang mengambil kan kopi untuk Celia, dan telah mencampurnya dengan
strychnine, atau racun lainnya. Sugesti, saya rasa, tapi sebenarnya, Mr. Sharpe,
saya tidak mendekatinya dan terus terang, saya bahkan tidak memperhatikannya ?minum kopi, dan saya dapat meyakinkan Anda, terserah Anda mau percaya atau
tidak, bahwa saya tak pernah mempunyai perasaan apa pun terhadap Celia, dan
pengumuman pertunangannya dengan Colin McNabb tidak menimbulkan perasaan ingin
membunuh dalam diri saya."
"Saya tidak sungguh-sungguh mengusulkan gagasan seperti itu, Mr. Chapman," kata
Sharpe dengan lembut "Kecuali kalau saya salah besar, saya kira dalam kejadian
ini tak ada rasa cemburu apa pun, tapi ada seseorang yang ingin menyingkirkan
Celia Austin. Mengapa?"
"Saya betul-betul tak bisa membayangkan mengapa, Inspektur. Sungguh
membingungkan, sebab Celia adalah gadis yang betul-betul tidak berbahaya, jika
Anda mengerti maksud saya. Dia lamban dalam berpikir, sedikit membosankan, luar
biasa baik, dan betul-betul, menurut saya, bukan tipe gadis yang harus dibunuh."
"Apakah Anda terkejut ketika mengetahui
127 bahwa Celia Austin-lah yang bertanggung jawab atas hilangnya bermacam-macam
barang, pencurian, dan lain-lain di tempat ini?"
"Bapak yang baik, berita itu betul-betul mengejutkan saya! Betul-betul tak
sesuai dengan penampilannya. Begitulah menurut saya."
"Apakah tak mungkin kalau Anda yang mengusulkan hal itu kepadanya?"
Pandangan terkejut Nigel kelihatannya betul-betul asli.
"Saya" Mengusulkan ide itu" Untuk apa?"
"Yah, itu yang menjadi pertanyaan, bukan" Ada orang-orang yang mempunyai rasi
humor aneh." "Yah, memang saya mungkin keterlaluan, tapi saya tidak melihat adanya hal
menarik dari pencurian-pencurian konyol yang terjadi di s-rhi."
"Jadi itu bukan lelucon Anda?"
"Saya tak pernah mempunyai pikiran bahwa kejadian-kejadian itu adalah sebuah
lelucon. Sesungguhnya, Inspektur, bukankah pencurian-pencurian itu semata-mata
bersifat psikologis?"
"Anda jelas-jelas berpendapat bahwa Celia Austin adalah seorang kleptoman?"
"Tapi tentunya tak ada penjelasan lain, bukan, Inspektur?"
"Mungkin pengetahuan Anda tentang kleptomania tidak sebanyak saya, Mr. Chapman."
"Yah, saya betul-betul tidak dapat memikirkan penjelasan yang lain."
"Anda tak mengira, bukan, bahwa ada kemungkinan seseorang telah mengusulkan
kepada Miss 128 Austin untuk melakukan perbuatan-perbuatan itu, sebagai cara
untuk katakanlah menimbulkan rasa tertarik Mr. McNabb pada dirinya?"? ?Mata Nigel berkilat-kilat penuh minat.
"Nah, itu suatu penjelasan yang sangat hebat, Inspektur," katanya. "Anda tahu,
bila saya memikirkannya, saya kira hal itu betul-betul masuk akal, dan tentu
saja Colin yang kuno itu akan mempercayainya bulat-bulat." Nigel mengucapkan
kata-katanya dengan nada geli selama beberapa saat. Kemudian ia menggelengkan
kepalanya dengan sedih. "Tapi Celia takkan mau mempermainkannya," katanya. "Dia sangat sayang pada
Colin." "Anda sendiri, Mr. Chapman, apakah Anda tidak mempunyai teori tentang kejadiankejadian di rumah ini" Misalnya tentang tinta yang ditumpahkan di atas catatancatatan Miss Johnston?"
"Jika Anda mengira bahwa saya pelakunya, Inspektur Sharpe, Anda salah. Tentu
saja kelihatannya sayalah yang melakukannyafsebab yang dipakai itu tinta
berwarna hijau, tapi jika Anda bertanya kepada saya, menurut saya ada orang yang
dengki kepada saya."
"Dengki bagaimana?"
"Dengan memakai tinta saya. Seseorang telah dengan sengaja memakai tinta saya,
agar kelihatannya sayalah pelakunya. Di sini terdapat banyak rasa dengki,
Inspektur." Inspektur itu memandangnya dengan tajam.
"Nah, apa sebetulnya maksud Anda dengan banyak rasa dengki di sini?"
129 Tapi Nigel telah kembali menutup diri, dan tidak memberikan jawaban.
"Saya tidak memaksudkan apa-apa. Hanya saja, kalau banyak orang berkumpul
bersama, mereka biasanya berpikiran sempit."
Orang berikut dalam daftar Inspektur Sharpe adalah Leonard Bateson. Len Bateson
bahkan kurang sabar bila dibandingkan dengan Nigel, meskipun ia menunjukkan
sikap berbeda. Sikapnya penuh rasa curiga dan kasar.
"Baiklah!" teriaknya, setelah menjawab pertanyaan-pertanyaan rutin. "Sayalah
yang menuangkan kopi untuk Celia dan memberikannya kepadanya. Apa salahnya?"
"Anda memberinya kopi sesudah makan malam begitukah maksud Anda, Mr. Bateson?"
?"Ya. Paling tidak, saya mengisi cangkirnya dengan kopi dari poci, dan meletakkan
cangkir itu di sampingnya, dan Anda boleh percaya atau tidak, tak ada morfin
dalam kopi itu." "Anda melihat dia meminumnya?" "Tidak, saya tidak betul-betul
melihatnya meminum kopinya. Kami semua beranjak dari satu tempat ke tempat lain,
dan saya asyik berdebat dengan seseorang setelah menuangkan kopi untuknya. Jadi,
saya tidak memperhatikan ketika dia meminumnya. Ada orang-orang lain di
sekitarnya." "Begitu. Sebenarnya, maksud Anda adalah siapa pun dapat memasukkan morfin itu ke
dalam cangkir kopi Celia?"
130

Pembunuhan Di Pondokan Mahasiswa Hickory Dickory Death Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Bila Anda mencoba untuk menuangkan sesuatu dalam cangkir seseorang, Anda pasti
ketahuan!" "Belum tentu," sahut Sharpe. Len berteriak keras,
"Demi Tuhan, mengapa Anda berpikir bahwa saya ingin meracuni anak itu" Saya
tidak mempunyai rasa dendam terhadapnya.'
"Saya tidak mengatakan bahwa Anda memang ingin meracuninyrf*
"Dia meminum morfin itu atas kcmauannya sendiri. Pasti begitu. Tak ada
penjelasan lain." "Kami memang mengira demikian, kalau saja tak ada surat bunuh diri palsu itu."
"Palsu apa! Dia yang menulisnya, bukan?"
"Dia menulisnya sebagai pembukaan dari sepucuk surat yang ditulisnya pagi itu."
"Yah, bisa jadi dia menyobeknya sedikit, dan memakainya sebagai surat bunuh
diri." "Ayolah, Mr. Bateson. Jika Anda ingin menulis sepucuk surat bunuh diri, Anda
akan menulisnya. Anda takkan mengambil surat yang Anda tulis untuk orang lain,
dan dengan hati-hati menyobeknya sampai kalimat tertentu."
"Bisa jadi saya melakukannya. Tingkah laku manusia lucu-lucu."
"Kalau begitu, di mana sisa surat itu?"
"Mana saya tahu" Itu urusan Anda, bukan urusan saya."
"Saya tahu apa yang menjadi urusan saya. Saya peringatkan kepada Anda, Mr.
Bateson, untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan saya dengan sopan."
131 "Yah, apa yang ingin Anda ketahui" Saya tidak membunuh gadis itu, dan s^ya tak
punya motif untuk membunuhnya."
"Anda menyukainya?"
Len berkata dengan nada lebih lembut,
"Saya sangat menyukainya. Dia anak yang baik. Sedikit bodoh, tapi baik."
"Apakah Anda mempercayainya ketika dia mengakui bahwa dialah yang melakukan
pencurian-pencurian yang selama ini telah mencemaskan banyak orang?"
"Yah, tentu saja saya mempercayainya, karena dia sendiri yang bilang begitu.
Tapi sebenarnya saya merasa aneh."
"Anda berpendapat bahwa tidak sepantasnya dia melakukan hal itu?"
"Yah, begitulah."
Kekasaran Leonard telah hilang sekarang, sehingga ia tidak lagi bersikap
waspada, dan lebih terbuka dalam memberikan pendapatnya pada persoalan yang
betul-betul membingungkannya.
"Dia kelihatannya bukan tipe seorang kleptoman, jika Anda mengerti maksud saya,"
katanya. "Juga bukan seorang pencuri."
"Dan Anda tidak mengetahui alasan lain apa pun yang menyebabkannya melakukan hal
itu?" "Alasan lain" Apakah ada alasan lain?"
"Yah, dia mungkin ingin menimbulkan rasa tertarik dalam hati Mr. Colin McNabb."
M "Agak terlalu dibuat-buat, bukan?"
"Tapi nyatanya Colin McNabb memang tertarik."
132 "Ya, tentu saja. Colin kuno itu betul-betul berminat sekali pada penyimpangan
psikologis dalam bentuk apa pun."
"Yah, begitulah. Jika Celia Austin mengetahuinya..."
Len menggelengkan kepalanya.
"Anda salah. Celia takkan mungkin memikirkan hal seperti itu. Maksud saya,
merencanakannya. Dia tidak mempunyai pengetahuan tentang hal-hal seperti itu." ^
"Tetapi Anda mempunyai pengetahuan itu, bukan?"
"Apa maksud Anda?"
"Maksud saya, atas dasar kebaikan hati semata-mata, Anda mungkin telah
mengusulkan hal semacam itu kepadanya." "* Len tertawa kecil.
"Bayangkan saya melakukan hal konyol seperti itu. Anda gila."
Inspektur itu hanya mengangkat bahu.
"Menurut Anda, apakah Celia Austin yang menumpahkan tinta di atas catatancatatan Elizabeth Johnston, atau apakah Anda mengira ada orang lain yang
melakukannya?" "Orang lain. Celia berkata bahwa dia tidak me ^ lakukan perbuatan itu, dan saya
mempercayainya. Celia tak pernah gusar pada Bess, tidak seperti lainnya."
"Siapa yang gusar terhadap Bess" Dan mengapa?"
"Dia suka menjatuhkan orang, Anda tahu." Len
133 memikirkan hal itu selama beberapa menit. "Setiap orang yang mengemukakan suatu
pernyataan' gegabah. Bess akan memandangnya dari seberang meja dan berkata
dengan caranya yang khas, 'Kukira pernyataan itu tidak didukung oleh fakta.
Statistik menyatakan bahwa...' Sesuatu seperti itu. Yah, hal itu menggusarkan
orang lain, Anda mengerti terutama orang-orang yang suka membuat pernyataan-?pernyataan gegabah, seperti Nigel Chapman, misalnya."
?"Ah, ya. Nigel Chapman."
"Dan yang dipakai itu tinta hijau."
"Jadi Anda pikir Nigel yang melakukannya?"
"Yah, paling tidak ada kemungkinan dia yang melakukannya. Dia itu pendendam,
Anda tahu, dan saya kira dia mungkin mempunyai sedikit perasaan antiras. Mungkin
dia satu-satunya di antara kami yang berperasaan demikian."
"Dapatkah Anda mengira-ngira siapa lagi. yang mungkin merasa jengkel dengan
sikap Miss Johnston yang rewel dan suka mengoreksi itu?"
"Yah, Colin McNabb kadang-kadang juga merasa jengkel, dan sekali atau dua kali
Bess juga bertengkar dengan Jean Tomlinson."
Sharpe mengajukan beberapa pertanyaan lain, tapi Len Bateson tak bisa memberikan
keterangan lain yang berguna. Berikutnya Sharpe berhadapan dengan Valerie
Hobhouse. Valerie Hobhouse bersikap dingin, anggun, dan waspada. Ia lebih tenang bila
dibandingkan dengan kedua pemuda sebelumnya. Ia menyukai Celia,
134 katanya. Celia memang tidak terlalu pintar, dan caranya mengungkapkan
perasaannya kepada Colin McNabb memang agak mengharukan.
"Menurut Anda, apakah dia seorang kleptoman, Miss Hobhouse?"
"Yah, saya kira begitu. Saya tidak begitu memahami hal itu."
"Apakah Anda tak mengira bahwa ada seseorang yang telah mengusulkan perbuatan
itu kepadanya?" Valerie mengangkat bahunya.
"Maksud Anda untuk menarik "%ti Colin si keledai sombong itu?"
"Anda sangat cepat menerka maksud saya, Miss Hobhouse. Ya, itu maksud saya. Kan
bukan Anda sendiri yang mengusulkannya?"
Valerie kelihatan heran. "Yah, tentu saja tidak, Bapak yang baik. Bayangkan, salah satu syal yang paling
saya sukai telah hancur dicabik-cabiknya. Saya tidak begitu mementingkan
kepentingan orang lain seperti itu."
"Menurut Anda, apakah ada orang lain yang mengusulkan hal itu?"
"Saya kira tidak ada. Menurut saya, gagasan itu betul-betul timbul dari
pikirannya sendiri secara wajar."
"Apa yang Anda maksudkan dengan secara wajar?"
"Yah, mula-mula saya sudah curiga bahwa Ce-lia-lah pelakunya, yaitu ketika kami
semua bingung dengan hilangnya sepatu Sally. Celia cem 135 buru kepada Sally. Sally Finch, maksud saya. Dia gadis paling cantik di sini,
dan Colin suka memperhatikannya. Jadi, pada malam saat pesta itu
diselenggarakan, sepatu Sally menghilang, sehingga dia terpaksa pergi dengan
memakai baju hitamnya yang lama dan sepasang sepatu hitam. Dan Celia tampak puas
sekali, seperti seekor kucing yang diberi krim. Tapi saya tidak mencurigainya
mencuri barang-barang di sini, seperti gelang dan kotak bedak."
"Menurut Anda siapa pelakunya?"
Valerie mengangkat bahu. "Oh, saya tidak tahu. Saya kira salah seorang dari pembantu-pembantu itu."
"Dan tas ransel yang tercabik-cabik itu?"
"Apa memang ada tas ransel yang tercabik-cabik" Saya sudah lupa. Kelihatannya
tidak berarti apa-apa.' "Anda sudah lama tinggal di sini, bukan, Miss Hobhouse?"
"Yah, begitulah. Saya kira saya yang tertua dari semua penghuni di sini. Maksud
saya, saya sudah tinggal di sini selama dua setengah tahun."
"Jadi, Anda mungkin lebih mengetahui tentang pondokan ini dibandingkan dengan
yang lain?" "Saya rasa begitu."
"Apakah Anda punya gagasan tentang kematian Celia Austin" Apakah ada suatu motif
tersembunyi?" Valerie menggelengkan kepala. Wajahnya tampak serius.
136 "Tidak," katanya. "Peristiwa itu betul-betul mengerikan. Saya tak bisa
membayangkan siapa yang menginginkan kematian Celia. Dia cuma seorang anak yang
baik, tidak berbahaya, lagi pula dia baru saja bertunangan dan bermaksud untuk
menikah, dan..." "Ya. Dan?" Inspektur itu menyela.
"Saya cuma ingin tahu apakah itu penyebabnya," sahut Valerie pelan. "Sebab dia
telah bertunangan. Sebab dia bahagia. Bukankah itu berarti bahwa orang itu... yah...
gila." Valerie mengucapkan kata itu dengan suara agak bergetar, dan inspektur itu
memandangnya dengan serius.
"Ya," katanya. "Kita memang tak bisa mengatasi kegilaan." Ia melanjutkan,
"Apakah Anda punya teori tentang kerusakan atas catatan-catatan Elizabeth ?Johnston?"
"Tidak. Itu juga perbuatan keji. Saya sedikit pun tak percaya Celia mau
melakukan perbuatan seperti itu."
"Apakah Anda punya gagasan tentang siapa pelakunya?"
"Yah... bukan.suatu gagasan yang masuk akal."
"Jadi, gagasan yang tidak masuk akal?"
"Anda takkan mau mendengarkan sesuatu yang hanya merupakan prasangka saya saja,
bukan, Inspektur?" "Saya bahkan sangat ingin mendengarnya. Saya akan menganggapnya sebagai suatu
prasangka, dan "tak akan menceritakannya ke orang lain."
t*"**v bacaan* >T M. ^AC*5* ' OL.. ft^a "- ' < S KM B%4.' - W" t AKAR T a /
"Yah, saya mungkin salah, tapi saya punya perasaan bahwa pelakunya adalah
Patricia Lane." "Masa! Anda betul-betul mengejutkan saya, Miss Hobhouse. Saya tak pernah
membayangkan Patricia Lane sebagai pelakunya. Tampaknya dia seorang wanita muda
yang stabil, tenang, dan ramah."
"Saya tidak mengatakan bahwa dia pelakunya. Itu hanya perasaan saya saja."
"Apa alasan Anda?"
"Yah, Patricia tidak menyukai Bess Hitam. Bess Hitam selalu menjatuhkan Nigel
tercinta milik Patricia, dengan selalu mengoreksinya ketika Nigel mengucapkan
pernyataan-pernyataan konyol seperti yang kadang-kadang dilakukannya."
"Anda pikir lebih mungkin Patricia Lane yang melakukannya ketimbang Nigel
sendiri?" "Oh, ya. Saya rasa Nigel takkan peduli, dan kalaupun dia pelakunya, dia takkan
memakai tinta hijau kesayangannya. Nigel cerdik. Dan itu hanyalah perbuatan
bodoh yang dilakukan oleh Patricia tanpa memikirkan bahwa Nigel-nya tercinta
akan dicurigai." "Atau mungkin juga ada seseorang yang membenci Nigel Chapman dan ingin agar dia
dicurigai?" "Ya, itu juga sebuah kemungkinan lain."
"Siapa yang tidak menyukai Nigel Chapman?"
"Oh, yah, misalnya Jean Tomlinson. Dan Nigel juga sering berselisih paham dengan
Len Bateson." "Apakah Anda mempunyai gagasan, Miss Hobhouse, bagaimana caranya morfin itu
diberikan kepada Celia Austin?"
138 "Saya sudah memikirkan hal itu. Tentu saja, menurut saya, kopi itu adalah cara
yang paling gampang. Kami semua sedang berkerumun di ruang duduk. Kopi Celia
terletak di atas meja kecil di dekatnya, dan dia selalu menunggu kopinya agar
cukup dingin sebelum meminumnya. Saya kira seseorang yang cukup berani telah
menjatuhkan sebutir tablet, atau sesuatu ke dalam cangkir kopinya tanpa
kelihatan, tapi hal itu agak riskan, bukan" Maksud saya, hal itu pasti gampang
sekali ketahuan." "Morfin itu tidak berbentuk tablet," kata Inspektur Sharpe.
"Bentuk apa" Bubuk?"
"Ya." Valerie mengerutkan dahinya. "Itu bahkan lebih sulit, bukan?" "Menurut Anda,
apakah ada yang lain selain kopi?"
"Celia kadang-kadang meminum segelas susu panas sebelum pergi tidur. Tapi saya
kira dia tidak meminumnya malam itu."
"Dapatkah Anda menggambarkan dengan tepat apa yang terjadi malam itu di ruang
duduk bersama?" "Yah, seperti saya katakan tadi, kami semua duduk, bercakap-cakap. Seseorang
telah menghidupkan radio. Saya kira,' sebagian besar anak laki-laki telah pergi
keluar. Celia pergi tidur lebih awal dari biasanya, begitu pula dengan Jean
Tomlinson. Sally dan saya tetap duduk-duduk di sana sampai
cukup lama. Saya sedang menulis beberapa surat, dan Sally sedang mempelajari
catatannya. Saya kira saya yang terakhir pergi tidur."
"Malam yang biasa-biasa saja, bukan?"
"Betul sekali, Inspektur."
"Terima kasih, Miss Hobhouse. Maukah Anda memanggilkan Miss Lane sekarang?"
Patricia Lane tampak cemas, tapi ia tidak takut. Pertanyaan dan jawaban yang
dilontarkan tak ada bedanya dengan yang sebelumnya. Ketika ditanya tentang
rusaknya catatan-catatan Elizabeth Johnston, Patricia menjawab bahwa ia yakin
pelakunya adalah Celia. "Tapi dia menyangkalnya, Miss Lane, dengan tegas sekali."
"Yah, tentu saja," sahut Patricia. "Dia akan menyangkalnya. Saya rasa dia merasa
malu telah melakukannya. Tapi itu cocok, bukan, dengan kejadian-kejadian
lainnya?" "Tahukah Anda pendapat saya tentang kasus ini, Miss Lane" Tak ada satu pun yang
cocok." "Saya rasa," kata Patricia dengan wajah memerah, "Anda mengira Nigel-lah yang
merusakkan catatan-catatan Bess. Karena warna tinta itu. Itu betul-betul tidak
masuk akal. Maksud saya, Nigel takkan memakai tintanya sendiri kalau dia yang
melakukannya. Dia takkan sebodoh itu. Tapi, bagaimanapun juga, dia tidak
melakukannya." "Dia tidak selalu akur dengan Miss Johnston, bukan?"
"Oh, Bess kadang-kadang agak menjengkelkan
140 sikapnya, tapi Nigel tidak keberatan" Patricia Lane mencondongkan tubuhnya ke
depan dengan bersemangat. "Saya ingin mencoba menjelaskan agar Anda bisa
memahami satu atau dua hal, Inspektur. Tentang Nigel Chapman, maksud saya. Anda
tahu, bagi Nigel, dirinya sendiri adalah musuhnya yang terbesar. Saya adalah
yang pertama mengakui bahwa dia mempunyai sikap yang sangat menyulitkan. Hal itu
membuat orang-orang mencurigainya. Dia kasar, suka menghina dan menggoda orang
lain, sehingga orang lain menjadi marah dan menganggapnya jahat Padahal
sesungguhnya dia berbeda sekali dengan apa yang ditunjukkannya. Dia itu pemalu,
agak tidak bahagia, dan ingin disukai oleh orang lain. Tapi, karena ada suatu
semangat kontradiksi di dalam dirinya, dia mengucapkan dan melakukan hal-hal
kebalikan dari apa yang diinginkannya."?"Ah," ujar Inspektur Sharpe. "Hal itu agak tidak m menguntungkan baginya,
bukan?" "Ya, tapi sebenarnya dia tak bisa memahaminya. Hal itu disebabkan masa kecilnya
yang tidak bahagia. Kehidupan keluarga Nigel tidak harmonis. '^Ayahnya sangat
kasar dan kejam, dan tak pernah memahaminya. Dan ayahnya memperlakukan ibunya
dengan sangat buruk. Sesudah ibunya meninggal, mereka bertengkar hebat. Nigel
minggat dari rumah, dan ayahnya berkata takkan memberi Nigel uang sesen pun,
sehingga dia harus hidup tanpa bantuan apa pun dari ayahnya. Nigel berkata bahwa
dia tak butuh bantuan ayahnya, dan takkan
141 mau menerimanya kalau ayahnya menawarkan bantuan. Dia mendapat uang dalam jumlah
kecil sebagai warisan dari ibunya, dan dia tak pernah menulis surat atau pergi
ke rumah ayahnya lagi. Tentu saja saya menyayangkan hal itu, tapi tidak
diragukan lagi bahwa ayahnya adalah seorang laki-laki yang sangat tidak
menyenangkan. Saya tak heran bahwa hal itulah yang membuat Nigel bersikap buruk
dan sulit untuk bergaul dengan orang lain. Sejak kematian ibunya, dia tidak
mempunyai seseorang yang dapat merawat dan menjaganya. Kesehatannya tidak begitu
baik, meskipun otaknya cemerlang. Dia tak mampu menghadapi hidup, dan tak bisa
menunjukkan dirinya yang sebenarnya."


Pembunuhan Di Pondokan Mahasiswa Hickory Dickory Death Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Patricia Lane berhenti berbicara. Wajahnya memerah, dan ia agak terengah-engah
sedikit sehabis menyampaikan pidatonya yang panjang dengan bersemangat.
Inspektur Sharpe memandangnya " dengan serius. Ia sudah sering berjumpa dengan
orang-orang seperti Patricia Lane sebelumnya. ^ "Taruhan, Nigel tidak mempedul
ikannya sedikit pun, tapi mungkin juga dia senang diasuh oleh gadis ini.
Kedengarannya ayah Nigel itu suka memaki-maki, tapi aku berani taruhan ibunya
adalah seorang wanita bodoh yang memanjakan anaknya dengan selalu membelanya,
sehingga memperlebar jurang antara ayah dan anak. Aku sudah sering melihat
kejadian seperti itu." Sharpe ingin tahu apakah Nigel Chapman tertarik pada
Celia Austin. Kelihatannya tak mungkin, tapi bisa jadi. "Dan kalau begitu,"
pikirnya, "Patricia Lane mungkin
142 menjadi dendam sekali." Begitu dendamnya sehingga membunuh" Tentu saja
tidak dan bagaimanapun juga, kenyataan bahwa Celia telah bertunangan dengan ?Colin McNabb akan menghapuskannya sebagai seseorang yang patut dicurigai karena
melakukan pembunuhan. Ia menyilakan Patricia Lane pergi, dan memanggil Jean
Tomlinson. 143 Bab 10 Miss tomlinson adalah seorang wanita muda berwajah menakutkan, berumur dua puluh
tujuh tahun, dengan rambut berwarna pucat, bentuk tubuh biasa, dan mulut agak
mengerut. Ia duduk dan berkata dengan nada formal.
"Ya, Inspektur" Apa yang dapat saya lakukan untuk Anda?"
"Saya cuma ingin tahu apakah Anda bisa mem-# bantu kami, Miss Tomlinson,
sehubungan dengan peristiwa yang sangat tragis ini."
"Sungguh mengejutkan. Betul-betul mengejutkan," ujar Jean. "Waktu kami mengira
Celia bunuh diri, kami sudah terkejut, dan sekarang diperkirakan bahwa peristiwa
itu adalah sebuah pembunuhan..." Ia berhenti dan menggelengkan kepalanya dengan
muram "Kami cukup yakin bahwa dia tidak meracuni dirinya sendiri," kata Sharpe. "Anda
tahu dari mana asalnya racun itu?"
Jean mengangguk. "Saya rasa dari Rumah Sakit St. Catherine tem 144 patnya bekerja. Tapi bukankah hal itu akan lebih tampak seperti suatu peristiwa
bunuh diri?" "Itu maksudnya, tidak diragukan lagi," sahut inspektur itu.
"Tapi siapa lagi yang mungkin bisa mengambil racun itu selain Celia?"
"Cukup banyak orang yang dapat melakukan-. nya," kata Inspektur Sharpe, "jika
mereka memang berniat mengambilnya. Bahkan Anda sendiri, Miss Tomlinson, mungkin
Anda bisa mengambilnya kalau memang mau."
"Yang benar, Inspektur Sharpe!" Nada suara Jean terdengar tajam dan berang.
"Yah, Anda cukup sering mengunjungi apotek itu, bukan, Miss Tomlinson?"
"Saya ke sana untuk bertemu dengan Mildred Carey, ya. Tapi tentu saja saya tak
pernah membayangkan untuk mengacak-acak lemari berisi racun itu."
"Tapi mungkin bagi Anda untuk melakukannya?"?"Saya tentunya tak mungkin melakukan hal seperti itu!"
"Oh, ayolah, Miss Tomlinson. Misalnya teman Anda sedang sibuk membungkus obatobatan, dan gadis lainnya sedang melayani loket pasien. Cukup sering apotek itu
hanya dilayani oleh dua petugas di ruang bagian depan. Bisa saja Anda berjalan
dengan santai ke belakang rak-rak tempat botol-botol itu, yang terbentang di
tengah-tengah ruangan. Anda bisa mengambil sebuah botol dari lemari
145 itu dan mengantonginya, dan tak satu pun dari kedua petugas itu akan menyangka
apa yang telah Anda lakukan.
"Saya sangat membenci kata-kata Anda, Inspektur Sharpe. Hal itu hal itu
?merupakan sebuah tuduhan yang memalukan."
"Tapi ini bukan tuduhan, Miss Tomlinson. Sama sekali bukan. Anda jangan salah
paham. Anda tadi bilang tak mungkin bagi Anda untuk melakukan perbuatan itu, dan
saya hanya mencoba menunjukkan kepada Anda bahwa hal itu mungkin. Saya sama
sekali tidak mengatakan bahwa Anda melakukannya. Bagaimanapun juga," tambah
inspektur itu, "untuk apa Anda melakukannya?"
"Memang, untuk apa" Anda kelihatannya tak mengerti, Inspektur Sharpe, bahwa saya
adalah teman Celia."
"Cukup banyak orang yang diracuni oleh teman-* teman mereka. Kadang-kadang kita
harus bertanya kepada diri kita sendiri, apakah teman kita itu i masih teman
sebenarnya?" "Tak ada perselisihan antara Celia dan saya. Saya sangat menyukainya."
"Apakah Anda punya alasan tertentu untuk mencurigai bahwa Celia-lah yang harus
bertanggung jawab atas pencurian-pencurian yang terjadi di rumah ini?"
"Sama sekali tidak. Saya sangat terkejut. Saya selalu mengira bahwa Celia
mempunyai prinsip-prinsip yang tinggi. Saya tak pernah menyangka dia yang
melakukan perbuatan itu."
146 "Tentu saja," sahut Sharpe, sambil memandang Jean dengan saksama. "Orang-orang
kleptomaniak tak bisa menahan diri mereka sendiri, bukan?"
Bibir-bibir Jean Tomlinson bahkan mengerut lebih rapat. Kemudian ia membuka
bibirnya dan berkata, "Saya kira saya tidak begitu setuju dengan gagasan itu, Inspektur Sharpe.
Pandangan saya memang kuno, dan menurut saya mencuri tetap mencuri."
"Menurut Anda, Celia mencuri barang-barang itu karena sebenarnya dia memang
ingin mencurinya?" "Begitulah." "Kenyataannya dia hanya tidak jujur saja?" "Saya kira begitu."
"Ah!" ujar Inspektur Sharpe sambil menggelengkan kepalanya. "Sungguh buruk."
"Ya, sungguh mengesalkan kalau kita merasa .kecewa dengan seseorang."
"Saya kira, dulu pernah ada maksud untuk memanggil kami polisi, maksud saya."?"Ya. Menurut saya, itu adalah tindakan yang benar."
"Mungkin Anda mengira hal itu sudah sepantasnya dilakukan?"
"Saya kira itu adalah tindakan yang benar. Ya, menurut saya, Anda tahu, tidak
sepatutnya orang-orang seperti itu dibiarkan saja."
"Mengaku sebagai seorang kleptoman padahal dia itu pencuri, begitu maksud Anda?"
147 "Yah, kurang lebih, ya begitulah maksud saya."
'Tapi nyatanya segalanya berakhir dengan membahagiakan, dan Miss Austin akan
segera menikah." "Tentu saja, kita tak perlu terkejut dengan tingkah laku Colin McNabb," kata
Jean Tomlinson dengan nada menyindir. "Saya yakin dia itu ateis, suka menghina,
tak pernah mempercayai orang lain, dan tidak menyenangkan. Sikapnya kasar pada
setiap orang. Menurut saya, dia itu komunis]"
"Ah!" kata Inspektur Sharpe. "Sungguh buruk!" Ia menggelengkan kepalanya.
"Saya rasa dia membela Celia karena dia tidak mempunyai perasaan yang layak atas
harta milik seseorang. Mungkin dia mengira setiap orang bisa mengambil milik
orang lain dengan seenaknya/'
"Bagaimanapun juga," kata Inspektur Sharpe, "Miss Austin telah mengaku."
"Setelah dia ketahuan. Ya," kata Jean dengan tajam.
"Siapa yang memergokinya?"
"Bapak itu siapa ya, namanya... oh, M. Poirot yang datang kemari itu."
?"Mengapa Anda mengira bahwa dia memergoki Miss Austin, Miss Tomlinson" Dia tidak
berkata begitu-. Dia hanya menasihati agar kalian memanggil polisi."
"Dia pasti telah menunjukkan pada Celia bahwa dia mengetahui perbuatannya. Celia
jelas-jelas tahu bahwa permainannya sudah selesai, dan buru-buru mengakui."
"Bagaimana dengan tinta yang ditumpahkan pa 148 da kertas-kertas Elizabeth JHONSON apakah dia mengakui hal itu juga?"
"Saya sungguh-sungguh tidak tahu. Saya kira mungkin juga dia mengakui hal itu."
"Perkiraan Anda salah," ujar Sharpe. "Celia menyangkal dengan keras bahwa dia
melakukan perbuatan itu."
"Yah, mungkin memang bukan dia. Saya harus mengakui bahwa hal itu tidak cocok."
"Menurut Anda, lebih cocok kalau Nigel Chapman yang melakukannya?"
"Tidak, saya kira Nigel tidak melakukan perbuatan itu. Saya rasa lebih cocok
kalau Mr. Aki bombo yang melakukannya."
"Masa" Mengapa dia melakukan hal itu?"
"Cemburu. Semua orang kulit berwarna sangat cemburuan satu sama lain dan sangat
histeris." "Menarik sekali, Miss Tomlinson. Kapan terakhir kali Anda melihat Celia Austin?"
"Sesudah makan malam pada hari Jumat"
"Siapa yang lebih dulu pergi tidur" Anda atau dia?" *
"Saya." "Anda tidak pergi ke kamarnya atau melihatnya lagi setelah Anda keluar dari
ruang duduk bersama?" "Tidak."
4 "Dan Anda juga tidak punya gagasan tentang siapa yang mungkin dapat menuangkan
morfin ke dalam cangkirnya jika memang begitu caranya morfin itu diberikan?" ?"Sama sekali tidak ada."
149 "Anda tak pernah melihat ada morfin tergeletak di rumah ini atau di kamar
seseorang?" "Tidak. Tidak, saya kira tidak."
"Anda kira tidak" Apa maksud Anda, Miss Tomlinson?"
"Yah, saya cuma teringat saja. Anda tahu tentang taruhan konyol itu?" "Taruhan apa?" "Satu oh, dua atau tiga anak laki-laki sedang berdebat."
?"Apa yang mereka perdebatkan?"
"Pembunuhan, dan cara-cara untuk melakukannya. Terutama tentang racun."
"Siapa saja yang terlibat dalam perdebatan itu?"
"Yah, saya kira Colin dan Nigel yang memulainya, dan kemudian Len Bateson ikutikutan, dan Patricia juga."
"Dapatkah Anda mengingat, sejauh yang dapat Anda ingat, apa saja yang dikatakan
waktu itu" Bagaimana jalannya perdebatan itu?"
Jean Tomlinson mengingat-ingat sejenak.
"Yah, mulanya, saya rasa, a#e pembicaraan tentang membunuh dengan racun, tentang
betapa sulitnya mendapatkan racun itu, karena biasanya si pembunuh bisa dilacak
dari penjualan racun itu atau dari bagaimana dia mendapatkannya, dan Nigel
berkata bahwa hai itu tidak selalu begitu. Dia bilang dia dapai memikirkan tiga
cara berbeda' yang dapat dilakukan oleh seseorang untuk bisa mendapatkan racun
itu, dan tak seorang pun akan mengetahui bahwa dia telah mendapatkannya. Len
150 Bateson berkata bahwa Nigel hanya membual saja. Nigel berkata bahwa dia serius,
dan dia siap membuktikannya. Pat berkata bahwa tentu saja Nigel benar. Katanya,
baik Len atau Colin dapat mengambil racun itu sendiri, kapan saja mereka mau
dari rumah sakit, begitu pula Celia. Dan Nigel berkata bahwa bukan itu
maksudnya. Dia berkata bahwa kalau Celia mengambil sesuatu dari apotek, pasti
hal itu akan ketahuan. Cepat atau lambat, orang-orang akan mencari racun itu dan
mengetahui bahwa racun itu telah hilang. Dan Pat berkata tidak, tidak bila Celia
mengambil botol itu, mengosongkannya, dan mengisinya kembali dengan obat lain.
Lantas Colin tertawa dan berkata bahwa bila begitu kejadiannya, pasti akan
banyak keluhan serius dari para pasien suatu hari nanti. Tapi Nigel berkata
bahwa tentu saja maksudnya bukan kesempatan-kesempatan khusus seperti yang
dimiliki Celia. Dia berkata bahwa dia yang tak punya wewenang apa pun, baik
sebagai dokter ataupun sebagai petugas apotek, bisa dengan bebas mengambil tiga
jenis racun yang berbeda melalui tiga metode yang berbeda pula. Len Bateson
berkata, 'Baiklah kalau begitu, tapi apa sih metode metodemu itu"' Dan Nigel
menyahut, 'Aku takkan mengatakannya kepadamu sekarang, tapi aku siap bertaruh
denganmu bahwa dalam tiga minggu, aku akan dapat menunjukkan contoh dari tiga
racun mematikan di sini.' Dan Len Bateson berkata bahwa dia bertaruh lima pound
Nigel takkan berhasil melakukannya."
151 "Lalu?" kata Inspektur Sharpe, ketika Jean berhenti.
"Yah, setelah itu tak ada apa-apa lagi saya kira, selama beberapa waktu. Lalu
pada suatu malam, di ruang duduk bersama, Nigel berkata, 'Sekarang, Kawan-kawan,
coba lihat kemari. Aku selalu teguh pada kata-kataku,' dan dia meletakkan tiga
benda di atas meja. Dia mempunyai satu tube berisi tablet-tablet hyoscine,
sebotol cairan digitalin, dan sebotol kecil morfin tartrat
Inspektur itu berkata tajam,
"Morfin tartrat. Apakah ada labelnya?"
"Ya, ada label Rumah Sakit St. Catherine pada botol itu. Saya langsung
mengingatnya, sebab secara otomatis saya membacanya."
"Dan yang lain?"
"Saya tidak memperhatikannya. Tapi saya rasa bukan berasal dari rumah sakit."
"Apa yang terjadi kemudian?"
"Yah, tentu saja semua ribut berbicara, dan Len Bateson berkata, 'Ayolah, jika
kau telah melakukan pembunuhan, kau akan segera ketahuan melalui barang-barang
ini.' Tapi Nigel menyahut, 'Sama sekali tidak. Aku hanya orang awam. Aku tak
punya hubungan apa pun dengan klinik atau rumah sakit, dan tak seorang pun akan
menghubung-hubungkan diriku dengan salah satu di antaranya. Aku tidak
membelinya.' Lalu Colin McNabb mengeluarkan pipanya dari mulut dan berkata,
'Memang tidak. Takkan mungkin kau bisa membelinya. Tak ada apoteker mana pun
yang mau menjual ketiga obat itu
152 kepadamu tanpa resep dokter.' Bagaimanapun juga, mereka terus berdebat, dan
akhirnya Len berkata bahwa dia akan membayar. Katanya, 'Aku tak bisa membayar
sekarang, sebab aku sedang tak punya uang, tapi aku tidak meragukan semua ini.
Nigel telah membuktikan omongannya.' Lalu dia berkata, 'Apa yang akan kita
lakukan dengan barang-barang berbahaya ini"* Nigel menyeringai dan berkata bahwa
lebih baik kita menyingkirkan semuanya sebelum terjadi suatu kecelakaan. Jadi,
mereka mengosongkan tube itu dan melemparkan tablet-tabletnya ke perapian,
mengosongkan botol berisi bubuk morfin tartrat dan melemparkannya ke dalam
perapian juga. Sedangkan cairan digitalin itu mereka buang ke WC."
"Dan botol-botolnya?"
"Saya tak tahu apa yang terjadi dengan botol-botol itu. Saya kira mereka mungkin
hanya membuangnya ke keranjang sampah."
"Tapi racunnya sendiri telah dimusnahkan?"
"Ya. Saya yakin akan hal itu. Saya melihatnya."
"Kapan semua ini terjadi?"
"Sekitar... oh, sekitar dua minggu yang lalu, saya kira."
"Begitu. Terima kasih, Miss Tomlinson."
Jean tetap tinggal di tempat. Ia ingin mendengar lebih banyak.
"Anda pikir hal ini penting?"
"Mungkin. Kita belum tahu."
Inspektur Sharpe berpikir selama beberapa saat Kemudian ia memanggil Nigel
Chapman lagi. 153 "Saya baru saja mendengar suatu cerita menarik dari Miss Tomlinson," katanya.
"Ah! Siapa yang dijelek-jelekkan oleh Jean tersayang itu" Saya?"
"Dia bercerita tentang racun, dan itu ada hubungannya dengan Anda, Mr. Chapman?"
"Racun yang ada hubungannya dengan saya" Yang benar, ah."
"Apakah Anda menyangkal bahwa beberapa minggu yang lalu Anda bertaruh dengan Mr.
Bateson tentang metode-metode untuk mendapatkan racun, sehingga racun-racun itu
tak bisa dilacak pada Anda?"
"Oh, itu!" Nigel tiba-tiba tampak ceria. "Ya, tentu saja! Lucu, saya tak pernah
mengingat hal itu lagi. Saya bahkan tak ingat kalau Jean berada di sana. Tapi
Anda tak berpikir bahwa hal itu mempunyai hubungan penting dengan peristiwa ini,
bukan?" Yah, kita tidak tahu. Tapi Anda mengakui fakta itu?"
"Oh, ya, kami sedang memperdebatkan masalah itu. Colin dan Len tetap teguh pada
pendirian mereka mengenai hal itu, jadi saya berkata kepada mereka bahwa dengan
sedikit kecerdikan, setiap orang bisa mendapatkan sejumlah racun yang memadai.
Bahkan saya berkata bahwa saya dapat memikirkan tiga cara berbeda untuk
melakukart nya, dan saya akan membuktikan hal tersebut dengan mempraktekkannya
"Dan Anda memang mempraktekkannya?"
154 "Betul, Inspektur."
"Dan apakah ketiga metode itu, Mr. Chapman?"
Nigel memiringkan kepalanya sedikit.
"Apakah itu berarti bahwa saya harus mengungkapkan kejahatan-kejahatan saya?"
katanya. "Bukankah mestinya Anda harus memperingatkan saya?"
"Kami belum perlu memperingatkan Anda, Mr. Chapman, tapi tentu saja Anda tak
perlu mengungkapkan kejahatan-kejahatan Anda, seperti kata Anda tadi.
Kenyataannya Anda berhak untuk menolak menjawab pertanyaan-pertanyaan saya, jika
Anda memang tidak mau."
"Saya tidak tahu apakah saya ingin menolak atau tidak." Nigel mempertimbangkan
hal itu sejenak, sambil tersenyum senyum
"Tentu saja," katanya. "Tidak diragukan lagi bahwa apa yang saya lakukan
bertentangan-dengan hukum. Anda bisa menuntut saya kalau Anda mau. Tapi
sebenarnya ini adalah kasus pembunuhan, dan jika keterangan-keterangan saya


Pembunuhan Di Pondokan Mahasiswa Hickory Dickory Death Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dapat membantu dalam mengungkapkan kematian Celia kecil yang malang, saya rasa
saya harus mengatakannya - kepada Anda."
"Pertimbangan Anda benar."
"Baiklah. Saya akan menceritakannya pada Anda."
"Apakah ketiga metode itu?"
"Yah." Nigel bersandar di kursinya. "Bukankah kita selalu membaca di surat-surat
kabar tentang dokter-dokter yang kehilangan obat-obat berbahaya
155 dari mobil mereka" Kita selalu diingatkan untuk beihaU h&U karenanya." "Ya."
"Yah, saya mendapat gagasan bahwa salah satu metode yang sangat sederhana adalah
pergi ke daerah pedesaan, membuntuti seorang dokter umum yang sedang mengunjungi
pasien-pasiennya, dan bila ada kesempatan, saya hanya perlu membuka pintu
mobilnya, menggeledah tasnya, dan mengambil apa yang saya inginkan. Anda tahu,
di daerah-daerah pedesaan, para dokter tidak selalu membawa tas-tas mereka ke
dalam rumah pasiennya. Tergantung pasien apa yang dia kunjungi."
"Lalu?" "Yah, hanya itu saja. Hanya begitulah metode nomor satu saya. Saya harus
membuntuti tiga orang dokter sebelum saya menemukan seorang dokter yang agak
ceroboh. Setelah itu, semuanya mudah. Dokter itu meninggalkan mobilnya di luar
sebuah pertanian yang agak terpencil dan sepi. Saya membuka pintu mobil,
menggeledah tasnya, dan mengeluarkan sebuah tube berisi hyoseine hydrobromide.
Begitulah ceritanya."
"Ah! Dan metode nomor dua?"
"Metode kedua itu sedikit-banyak melibatkan Celia sebenarnya. Dia sama sekali
tidak curiga. Saya tadi sudah bilang bahwa dia itu gadis yang bodoh, tak punya
pikiran apa pun tentang apa yang akan saya kerjakan. Saya cuma membual sedikit
tentang tulisan cakar ayam dokter pada resep-resep, dan memintanya untuk
menuliskan 156 resep dengan tulisan tangan seperti seorang dokter, untuk obat tincture
digitalin. Dia menuruti permintaan saya, tanpa curiga. Setelah itu, saya tinggal
berusaha mencari seorang dokter di daerah terpencil yang jauh dari London, dan
saya menambah namanya dengan sedikit mengubah tanda tangannya. Lalu saya membawa
resep itu ke ahli obat ^ yang sangat sibuk di London, yang takkan mungkin dapat
mengenali tanda tangan dokter itu, dan saya berhasil mendapatkan obat itu tanpa
kesulitan sama sekali. Digitalin diberikan dalam jumlah besar untuk penyakit
jantung, dan saya menulis resep itu di atas secarik kertas hotel."
"Sangat cerdik," komentar Inspektur Sharpe dingin.
"Saya mengungkapkan kejahatan-kejahatan saya! " Begitulah maksud Anda
sebenarnya." "Dan metode ketiga?"
Nigel tidak segera menjawab. Lalu ia berkata,
"Coba lihat Sebenarnya apa sih kesalahan-kesalahan saya?"
"Mengambil obat dari mobil yang terkunci adalah pencurian," kata Inspektur
Sharpe. "Memakai resep..."
Nigel menyela, "Tidak betul-betul memalsu, bukan" Maksud saya, saya tidak mencari uang
dengannya, dan sesungguhnya itu juga bukan tiruan tanda tangan dokter mana pun.
Maksud saya, jika saya menulis resep dan menuliskan H.R. James pada resep itu,
Anda tidak bisa mengalikan bahwa saya memalsu
W?157 nama Dokter James yang itu, bukan?" Nigel melanjutkan kata-katanya dengan senyum
agak kecut. "Anda mengerti maksud saya" Saya ini mencari bahaya. Jika Anda ingin
menggugat saya karena hal itu, yah... saya betul-betul bersedia. Tapi sebaliknya,
jika..." "Ya, Mr. Chapman, sebaliknya apa?"
Nigel tiba-tiba berkata dengan nada lembuj,
?"Saya tidak menyukai pembunuhan, karena pembunuhan itu kejam dan tidak beradab.
Celia, anak malang itu, tidak layak dibunuh. Saya ingin menolong. Tapi bisakah
keterangan-keterangan saya ini membantu" Saya rasa tidak. Dengan mengungkapkan
kejahatan-kejahatan saya kepada Anda, maksud saya."
"Polisi memiliki keleluasaan, Mr. Chapman. Terserah vpada kami dalam menganggap
apakah suatu perbuatan dilakukan untuk iseng dan tidak bertanggung jawab atau
tidak. Saya menerima maksud Anda bahwa Anda ingin menolong memecahkan kasus
pembunuhan gadis itu. Nah, sekarang tolong Anda lanjutkan cerita Anda tentang
metode nomor tiga." "Yah," kata Nigel, "kita hampir sampai ke sasarannya sekarang. Yang ketiga ini
sedikit lebih riskan daripada kedua metode lainnya, tapi sama-sama menyenangkan.
Anda tahu, saya pernah sekali atau -dua kali mengunjungi Celia di apotek. Saya
tahu posisi barang-barang di sana...."
"Jadi Anda bisa mengambil sebuah botol dari lemari?"
158 "Tidak, tidak, tidak semudah itu. Tidak jujur menurut saya. Selain itu, jika ini
pembunuhan sungguhan maksud saya, kalau saya mencuri racun itu untuk
?membunuh pasti ada orang yang ingat bahwa saya pernah ke sana. Sebenarnya, saya
?tak pernah pergi ke apotek Celia lagi dalam waktu sekitar enam bulan ini. Saya
tahu bahwa ^ Celia selalu pergi ke ruang di belakang apotek itu pada pukul sebelas lima
belas, untuk jajan-jajan sedikit yah, secangkir kopi dan sekeping biskuit.
?Gadis-gadis itu jajan secara bergiliran, dua gadis pergi dan satunya menjaga di
depan. Ada gadis baru yang baru saja bekerja di sana, dan tentunya tidak
mengenali saya. Jadi, inilah yang saya lakukan. Saya memasuki apotek itu dengan
mengenakan jubah putih dan sebuah stetoskop di leher. Di
* sana cuma ada gadis baru itu, dan dia sedang sibuk di loket pasien. Sayamasuk, pergi ke lemari berisi racun itu, mengambil sebuah botol, berjalan ke
ujung ruangan, dan berkata pada gadis itu, 'Apakah di sini ada adrenalin yang
kuat"' Dia menjawab dan saya mengangguk, lalu saya bertanya kepadanya apakah dia
punya dua tablet Vega-min, karena perut saya kembung sekali. Saya menelan obat
itu dan keluar. Dia tak pernah curiga
^. sedikit pun bahwa saya bukan pesuruh seseorang ataupun seorang mahasiswa
kedokteran. Gampang sekali. Bahkan Celia sendiri tidak tahu kalau saya pernah ke
sana." "Stetoskop," kata Inspektur Sharpe curiga. "Dari mana Anda mendapat stetoskop
itu?" 159 Nigel menyeringai dengan tiba-tiba. "Stetoskop itu milik Len Bateson," katanya.
"Saya mencopetnya." "Dari rumah ini?" "Ya."
"Jadi, begitulah caranya stetoskop itu hilang. Itu bukan pekerjaan Celia, kalau
begitu?" "Demi Tuhan, bukan! Saya tak bisa membayangkan seorang kleptoman mencuri
Senopati Pamungkas I 18 Jaka Sembung 10 Mahligai Cinta Sepasang Pendekar Petaka Gundik Jelita 2

Cari Blog Ini