Animorph 42. The Journey Animorph 42. The Journey Diterjemahkan oleh : Bu Beng Siau Jin aka Bakaman
Facebook : www.facebook.com/huseinhsb
31-Des-2015 14.39 03-Jan-2016 10.44 Jika ada saran dan kritik silahkan kirim pesan ke facebook
diatas. Happy Reading Terima Kasih Animorphs 42. The Journey
CHAPTER 1. 14.39 Namaku Rachel. Sekarang aku sedang bertarung dengan pengendali yang
mengenakan seragam Dunkin " Donuts. Dia memegang senjata
Laser Dracon. Bajingan itu tertawa memuakkan.
Tseewww !! Tseeww !! Dia menembak dari jarak dekat. Tembakannya mengenai
gadingku *tepat di antara tiga kaki panjangku.
"HhhhhReeeeeuuhhhh !!, Aku meraung dalam sakit dan
kemarahanku. Marah besar, Rasanya seperti sepasang laser
Dracon yang cukup untuk menjatuhkan 1300 Pon Gajah Afrika.
Seekor Gajah, Aku bisa morph menjadi binatang apa saja
yang kuinginkan, Aku juga bisa morph menjadi Kucing, dan
Kecoa, dan masih banyak binatang lain, Bahkan Kutu juga bisa.
Kedengaranya asyik bukan, "
Salah besar. Seperti satu persen dari waktu, Hal itu
sungguh-sungguh tak enak. Kebanyakan morphing adalah
senjata. Senjata yang membuat sering membuat putus asa
sepanjang sejarah peperangan manusia.
Keadaannya begini. Bumi diserang. Planet ini di serang oleh
Alien yang disebut Yeerk. Para Yeerk bukan mencari dunia
baru, Mereka hanya mencari tubuh baru. Mereka parasit,
seperti Kutu dan Jamur Kurap. Bahkan lebih buruk lagi.
Di kehidupan alami mereka, Yeerk itu bukan apa-apa.
Kecuali siput abu-abu, Hingga mereka menginfeksi tubuh induk
semangnya. Memasuki otak, Masuk kedalam celah terkecil di
otakmu, dan Mengambil alih tubuhmu.
Sekali mereka bisa mengendalikanmu, Kau tak bisa
memfokuskan matamu lagi, Atau menarik nafasmu pun kau tak
bisa, Bahkan jika kau ingin kencing kau juga tak bisa. Kau tak
punya kekuata, Kau telah menjadi budaknya, dan Tak punya
harapan. Tapi kau masih bisa melakukan satu hal. Hanya satu hal
mengerikan, Kau bisa melihat kengerian saat Yeerk didalam
kepalamu berbohong pada keluargamu, Mengkhianati temanmu,
dan utamanya mengambil alih planetmu.
Takutkan " Oh, Tentu saja Dan itu hal terburuknya
Aku dan temanku selalu ikut campur dengan rencana para
Yeerk menguasai bangsa Manusia. Kami hanya kelompok kecil
yang terdiri dari lima anak-anak dan seorang Alien,
Kami berusaha bertahan hingga bala bantuan tiba dari
tempat yang jauhnya jutaan tahun cahaya dari bumi. Lihat,
Yeerk punya musuh. Bangsa Alien yang sangat maju yang
dikenal sebagai Andalite.
Bangsa Andalite terlihat Rusa. Jika rusa juga berbulu
biru, tangan yang mirip manusia, dan ekor yang mirip ekor
kalajengking tapi sangat tajam. Andalite juga punya dua mata
utama, di wajahnya. dan dua mata yang menempel di ujung
tanduknya. Cantik, dan berpengatahuan serta cerdik.
Di zaman dahulu----- Apa aku bercanda, Apa yang terlihat
seperti zaman dahulu, Satu kapal Andalite terbakar di orbit
Bumi, Meledak di langit saat berperang dengan Yeerk, Aku dan
teman-temanku menyaksikannya jatuh ke Bumi. Melihat
bagaimana Pangeran perang Andalite yang bernama Elfangor
yanag sekarat merangkak keluar dari pesawatnya yang rusak.
terdengar menegangkan dan sedikit aneh bukan. Dia
memberikan kami tekhnologi yang membuat kami bisa morph.
Untuk menyerap DNA binatang kami harus menyentuhnya dulu,
Baru setelah itu kami bisa berubah menjadi binatang itu, Tapi
ada satu peraturan yang harus kami patuhi, Tetaplah dalam
bentuk binatang lebih dari dua jam, dan kau akan selamanya
menjadi binatang itu. dan menjadi apa yang disebut Andalite
sebagai Nothlit. Terjebak dalam tubuh morphmu seumur
hidupmu, Seseorang yang kuketahui menjadi yang pertama
mencobanya. Dia bertahan terlalu lama dalam morphnya, dan
hidupnya sekarang adalah seekor Elang ekor merah. Dia telah
mendapatkan kemampuan morphnya kembali. Tapi saat dia
demorph dia tak menjadi manusia. Dia tetap menjadi burung.
Bagian yang menyedihkan, --- setidaknya untukku. Karena
sepertinya dia senang menjalani hidupnya seperti itu sekarang.
Tetapi walaupun terlihat sia-sia, Kami telah bertempur sejak
lama. Mencoba bertahan walaupun kelihatannya kami akan
menyerah, Menunggu pertolongan dari langit diluar sana.
Jadi inilah kami: Jake, Pemimpin kami dan dia sepupuku,
Cassie, teman baikku, Marco, Teman baik Jake, dan dia sangat
menyebalkan----Jangan dipikirkan, Tobias seorang yang
jiwanya dalam bentuk burung. dan Adik Elfangor, AximilliEsgarrouth-Isthill. Kami memanggilnya Ax.
Oh, Ada satu informasi penting yang lupa kusebutkan,
Yeerk mengkonsumsi sesuatu yang kami sebut itu Kandrona.
Kebutuhan Bangsa Yeerk adalah salah satu kekurangan
dalam strategi mereka. Suatu kelemahan mereka, Pintu yang
bisa kami manfaatkan. Setiap tiga hari sekali, ratusan Yeerk
akan berkumpul di kolam Yeer yang sangat besar dan dibangun
dibawah kota kami. Hancurkan kolam itu dan Yeerk akan kelaparan.
kami baru saja diberitahu oleh teman Android kami bahwa
Bangsa Yeerk mulai memproduksi massal Kandrona portable.
Setiap Ketua organisasi Yeerk punya alat itu, tapi produksi
massal ", Artinya setiap Yeerk pasti punya, tak perduli
bagaimanapun, Mereka bisa dengan mudah menggunakannya
seperti menyimpan pizza beku di kulkas. Kolam Yeerk akan jadi
usang, Musuh kami bisa mengatasi kelemahan dalam strategi
mereka. Kami tak bisa membiarkan hal itu terjadi.
Jadi kami menyerang pabrik mereka, gedung industri yang
kotor disudut kota. Dengan jendela berwarna hitam, Para
Yeerk menyembunyikannya menjadi seperti Pabrik Dunkin
Donut. Para pengendali manusia bahkan berpakaian seperti
seorang pekerja di pabrik makanan dengan pakaian yang
terbuar dari polyster putih itu.
Pepto Bismol Pink ini tak membuat moodku menjadi lebih
baik. Menyadari bahwa kami kekurangan anggota.
Tiga puluh pengendali manusia sedang bekerja merakit
mentahan portable kandrona dibelakang bangunan itu. Empat
orang yang bekerja membuat donut di bagian depan,
Sedikitnya ada selusin penjaga disini.
Aku mengangkat seorang pengendali pada pinggangnya,
Lalu mempermainkannya dengan kepala besarku, setalah itu
melangkah maju. "Ahhhhhhhhh !" Teriaknya. Saat dia kulemparkan, Lalu ....
THAMPPP !! Aku tak tahu dimana dia mendarat.
"HrrrrrREEEEEeeeeuuuhhh " Suaraku menggelegar.
Jake, Cassie , Ax, dan Tobias ada dibelakang di bagian
perakitan. Dibalik satu dinding palsu, Aku tak bisa melihat
mereka. Tapi telinga Gajah yang besar mendegar adanya
rauangan serta keluhan dibarenagi tangisan dan tembakan
Laser Dracon. Aku juga mendengar sesuatu yang menghantam
tembok. Marco ada dibalik tembok, Dalam bentuk Gorillanya. Tiga
pengendali mengurungnya. Dia memukul dengan tangan
seukuran Paha babi dewasa, Tapi tiga pengendali ini pandai
juga, Mereka bertahan dari serangan Marco dengan Oven
manusia.
Pengendali itu berhati-hati menatap ke belakang, Takut aku
datang. Aku tiba dan langsung mengangkat pengendali yang
ditengah dengan belalaiku yang kuat. Lalu melemparkannya.
"Aaaaahhhhhhh !" Jeritnya.
Sekarang mereka tahu ku datang,
Pengendali yang disebelah kanan mengangkat tangannya
mengarahkan laser Dracon itu padaku.
Terlalu lambat. Aku mengangkatnya juga. Ku Lemparkan dia.
"Tidaaaaaaakkkk !" Teriaknya.
Marco berjalan kedepan, Memukul jatuh Dracon dari
tangan pengendali ke tiga, Menghantamnya dengan pukulan
Gorilla langsung pada rahang pengendali itu. Lelaki itu jatuh,
Tak bergerak lagi. Marco dan aku menatap sekeliling, Pabrik ditempat kami
berada lantainya sudah penuh dengan pengendali yang pingsan.
Yeerks tak akan membuat kami sakit kepala lagi, Kedepannya.
Aku melaju ditengah bangunan utama, menghantam rubuh
pintu yang menghalangiku,Tiga menit waktu yang tersisa, atau
aku harus menghabiskan hidupku sebagai seekor Gajah Afrika.
Yang lainnya tepat dibelakangku, Ax dalam wujud
Andalitenya. Jake bergerak anggun dalam morph Harimaunnya,
Cassie sebagai seekor Srigala yang cepat walau kecil, Tobias
sebagai Elang ekor merah, dan Marco,Gorila dibagian belakang.
Kami berlarian, Sampai di lorong sempit, tempat dimana
kami menyimpan pakaian kami,Trotoar yang basah kuyup. Kabut
aneh terbentuk dari sodium yang menguap didekat kami.
Tak ada waktu lagi. Tempat sampah yang berbau oli,
Basah, kami berhenti situ.
Gadingku melembut, seperti dua spaghetti yang
kepanjangan. Gadingku mulai tersedot kedalam sedikit demi
sedikit. Morphing tak enak dilihat, Sesungguhnya. Sangat aneh
untuk melihat orana morph.
Mataku merayap turun. Seakan-akan dia sedang berjalan
di kepalaku yang semakin mengecil, dari kepala hingga bawah.
Penglihatanku menjadi samar-samar sebentar, dan menjadi
jelas kembali saat mata manusiaku muncul dan lalu......
CHAPTER 2. "Aphwwaa itu ?" tanya Cassie. dengan mulut yang masih
berbentuk setengah serigala setengah manusia
"Apa ?" Emosi Marco meledak. "Seseorang mengambil
gambarku ", Tak keren, Bisa kau lihat apa yang aku pakai
sekarang " Aku jadi Spandex-Boy. Sangat-sangat tak keren."
Aku mendengar sampah-sampah berjatuhan disana,
Kedengaran suara langkah kaki di trotoar yang basah.
Seseorang sedang berlari disana !
"Semuanya tetap disini" Ucap Jake. "Kita tak bisa
membiarkan orang lain melihat keadaan kita, Tobias ?"
membuat usaha Yeerk berantakan, dan sekarang membiarkan
seorang photographer tabloid mengendap-endap mengambil
photo kita, Aku bertaruh besok pasti kita ada di sampul
National Enquirer. "Kau belum tahu apakah dia itu seorang photographer
profesional atau tidak," Bantah Cassie.
"Harapan anak kecil, Bukan ?"
"Tak lucu." Jake, Mukanya terlihat muram.
Salah satu alasan kita tetap selamat selama ini adalah
bahwa Yeerk tak tahu siapa kita sebenarnya, Mereka hanya
mengira kita adalah segerombolan bandit Andalite.
Jika mereka tahu kita hanya serombongan anak kecil, Kita
bisa dipastikan akan mati atau dimasuki Yeerk dalam hitungan
jam. Tak ragu lagi bahwa keluarga kita juga akan bernasib
sama. "Aku pergi bersama tobias." Ucapku suram.
Aku berkonsentrasi pada wujud Elang botak yang DNAnya tersimpan entah dimana didalam tubuhku. Demorph lalu
morph lagi sesaat setelah bertempur terasa sangat
melelahkan. Tapi aku tak bisa hanya berdiri dan menunggu saja.
Lebih mudah untuk melakukan sesuatu, apapun ketimbang diam.
Mulutku yang pertama berubah, Bibirku menonjol, Menjadi
keras dan lancip serta berubah warna menjadi kuning.
THUD ! Aku jatuh kedepan saat kedua kakiku mengecil
dengan cepat. Jatuh menghantam tanah yang licin.
Motif bulu tertato dengan jelas mulai dari ujung jariku
hingga menyelimuti seluruh lenganku dalam beberapa detik.
Tiba-tiba pola itu terbentuk dan Lengan serta kakiku
diselumuti sayap-sayap asli. Sayap-sayap yang berwarna coklat
gelap. Kecuali di kepalaku yang berwarna putih, menggantikan
rambut asliku yang pirang. warna putih ini menutupi kepala
serta leherku. Kakiku terbelah dan membentuk jari-jari berwarna
kuning, Masing-masing jari dilengkapi dengan kuku-kuku tajam,
Kuku yang bisa menangkap ikan di Sungai deras. Tulang-tulang
manusiaku menjadi kopong dan ringan.
Sesaat kemudian, Aku sudah terbang di udara, Melayang
tak bersuara diatas jalan-jalan. Dari atas aku bisa melihat
toko roti Dunkin" Donut beberapa blok dari sini. Puing-puing
berserakan, tak ada seorangpun yang mengurusnya.
Tetangga disekitarnya tetap tenang, Artinya bala bantuan
Yeerk belum ada yang datang.
Disana ! Aku bisa menemukan Tobias sekitar dua ratus
meter arahnya dariku. Di arah kananku, melayang diatas
bangunan menjulang tinggi.
sedang memegang sebuah kamera,>
Animorphs - 42 Petualangan The Journey di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
diatapnya,>
dimalam hari,> Sama juga dengan Elang botak. Kemudian aku tahu bahwa
yang lainnya datang kemari, Saat dirasa keadaan sudah aman,
mereka morph menjadi Burung Hantu dan terbang mengikuti
kami. Kami berenam terbang mengitari bangunan itu, Menunggu
anak itu keluar, atau mengintip dari jendela, tak ada yang
kelihatan, kecuali kabut aneh yang semakin tebal.
Jake memanggil kami,
Ax, Tobias, Kalian yang berjaga lebih dulu.>
Kami mengatur jadwal lalu berpisah,
Aku tak bisa tidur nyenyak malam ini, Aku bermimpi
selama dua jam, Bahwa aku ada di Majalah Time, sebagai
seorang setengah Gajah-Manusia. Manusia setengah gajah yang
aneh, Hal yang tak membanggakan bagi kedua orang tuaku.
Jam tiga dini hari, Aku morph jadi Burung Hantu dan
terbang ke gedung apartemen tadi. Tobias dan Ax melaporkan
bahwa mereka tak melihat apapun, Aku dan Cassie
menghabiskan waktu kami selama dua jam terbang berputaran.
Marco dan Jake menggantikan kami jam lima pagi.
Aku kembali ke kamarku, tetap diikelilingi oleh mimpi
buruk. Aku bangun jam 08.30 di Sabtu pagi, Dan berangkat ke
gudang jerami Cassie untuk mengadakan rapat. Aku merasa
lelah serta kesal. Hari ini hujan turun sehingga hawa menjadi
dingin, Aku ingin beristirahat, Mungkin kami mendapatkan film,
Tobias berada ditempat biasanya. Cassie sedang
membersihkan kandang, Marco sedang berdiri, Kami semua
terlihat kacau, Jake terus-terusan menguap. terlihat
berantakan, seperti baru bangun tidur,
Ax melanjutkan pengintaian pada apartement itu.
"Mari kita persingkat rapat kali ini," Ucap Jake. "Aku tak
ingin membiarkan Ax mengintai sendirian,"
"Aku tak bisa bayangkan," Ucap Marco, "Apa saja yang
dilakukan anak itu semalaman, ?"
"Mungkin tidur." Gerutuku.
"Mudah, Kita curi film photo itu. Saranku.
"Hal seperti itu bukan rencana, O Rachel yang ceroboh,"
Sindir Marco, "Itu kenyataan, Aku siap "
Jake mengangguk, "Aku melihat anak itu subuh tadi,"
Apartemen-nya berada di lantai lima, Kamar tidurnya kosong, "
"Apakah kaua melihat Camera itu?" Tanya Rachel.
"Aku yakin," Ucap Jake, "Ada diatas meja,"
"Kita harus mengambil kamera itu," Ucapku. "Sebelum dia
menyerahkannya pada seseorang *.
Cassie sedang mengecilkan penggaruk jeraminya,"Mungkin
ada ratusan orang yang tinggal didalam apartemen itu," Dia
menatap kami,"Beberapa diantaranya mungkin pengendali,"
"Yeah," Ucap Marco, "Jadi mungkin saat naik lift dengan
tetangganya anak itu menceritakan makhluk aneh yang dia
lihat dikegelapan malam, dan sebelum kau tau, ada yang
mengetuk pintumu dan menyerahkan cek jutaan dollar
padanya."
"Kita harus....."
ZZZZiiiiipppppp ! "Apa yang ter...... ?" Marco melompat,
Sebuah mobil remot mainan melesat masuk kedalam
gudang jerami itu. Tepatnya, Barbie berwarna antara pink dan
aqua berukuran 4X4. Daripada Barbie, sebuah pesawat kecil
kelihataan duduk di bangku penumpang mobil mainan itu.
Pesawat itu hanya berukuran tiga-empat inchi, berbentuk
seperti tongkat polisi dengan dua "Mesin" Besar dibelakangnya,
dan kepala runcing didepan.
Kapal itu kelihatan akrab bagi kami.
Makhluk tidak penting !! Berikan kami sumber kekuatan itu dan
terimalah nasibmu sebagai budak abadi kami ! kami tak akan
menghancurkan dan membunuhmu. sama seperti kami akan
menghancurkan serta membunuh semua makhluk rendahan di
planet ini !> "Oh, Man, " Ucapku. "Kalian lagi, Pasti kalian sedang
bercanda," CHAPTER 03. Wahai Panglima kami yang perkasa, Tuan dari Galaxy ini. Kabar buruk, Mesin kapal kami
bermasalah ! para popinjay lelaki yang ceroboh mereka menekan tombol merah padahal
seharusnya tombol biru yang ditekan. Pelayan yang lemah dan tak berharga harus
dimusnahkan karena bencana ini !, Semua Helmacron wanita pemberani tak akan gentar !
Kami sendiri yang akan mengambil kotak biru perubah tenaga itu. Seluruh Galaxy akan
gemetar pada kami, Pemimpin kami yang selalu benar !.
--Dari catatan Helmacron Wanita
Tsewww !! Tseeww !!. Aku merasakan tusukan kecil di leherku. Seperti gigitan
nyamuk kecil, "Ahhh !! Oww !!"
Mungkin ini akibat kurang tidur,Sekarang aku merasa luar
biasa jengkel, Ingin rasanya aku memukul bangsat-bangsat
kecil itu. "Helmacron," Ucap Marco dengan goyangan kagum
kepalanya. "Aku tak percaya belum ada yang meledakkan para
maniac ini dari alam semesta."
Helmacron adalah Ras alien kecil, Mereka berukuran
hanya 1/6 inchi,Mereka juga memiliki ego sepanjang 1/6 inchi.
Mereka kedengarannya tak berbahaya bukan ". Salah, mereka
punya sinar pengecil. yang bisa membuatmu menjadi seukuran
mereka. Hal itu membuat mereka menjadi menjengkelkan sekaligus
berbahaya.
Suara Helmacron berdengung dikepalaku,
perintah kami dan jadilah budak kami ! atau jika kalian melawan
kami akan meledakkanmu hingga menjadi molekul-molekul kecil
Lihatlah kekuasaan kami, Patuhilah tuan barumu !>
"Aku tak mengerti" ucap Jake, "Kita telah memberi
mereka kesempatan. Mengapa sekarang mereka kembali kesini"
"Siapa yang peduli," Ujarku,"Mari kita enyahkan mereka?"
"Mungkin kapal mereka bermasalah," ucap Cassie," Hey "
Kemana mereka pergi ?"
Mobil Barbie itu berputar 180 derajat dan melayang
keluar dari gudang jerami.
"Ayo pergi !," Ajak Marco.
Kami pergi mengejar mereka, Aku bisa mendengar suara
kepakan sayang Tobias diatas kami, Kami datang tepat waktu
untuk melihat ban truk itu memantul setelah membentur peti
pendingin disalah satu kandang.
Jake menatap mata Cassie, "Apa didalam sini ?"
"Ya," Kotak biru itu berada didalam peti itu. Itu lah sebutan
kami pada benda itu, Bangsa Andalite punya nama lain
untuknya, Banyak bahkan. Bagaimanapun benda ini yang
digunakan untuk mengirim kemampuan morphing pada
seseorang. Benda ini seperti Bateray super canggih Alien.
Elfangor telah menggunakannya pada kami.
Terakhir kali kami elihat Helmacron, kami bentrok dengan
mereka, Mereka menginginkan kotak biru itu untuk mengisi
ulang tenaga kapal mereka. Lalu mereka harus pergi dari Bumi,
Pergi selamanya dari Bumi.
Mungkin mereka tak akan menepati setengah tawarannya.
penglihatan yang mengagumkan. Kau bisa memandang apa yang
sedang dilakukan para Helmcaron dengan Laser kecil mereka.
Bahu Cassie kelihatan bergetar."Ayahku tak bisa melihat
hal ini." "Tak masalah," Ucapku. Aku mengambil Garpu yang
tersandar di dinding. "Aku akan mengurus merek,"
"Aku akan membantumu," Marco mengambil pot keramik.
"Aku akan disini menjebak mereka dengan cangkir ini.
Kami berjalan menuju pendingin itu.
Truk berwarna campuran pink-aqua itu berputar dan
membalap kearah kami. Marco menyambarnya. Aku sambut dan menusukkan garpu itu pada truk kecil itu,
Tak sengaja bahuku mengenai kepala Marco, dan membuatnya
terjatuh kebelakang. Disudut mataku aku bisa melihat Marco terhuyunghuyung.
"Aku dapat !" Teriak Cassie.
"Lihat," THUNK ! Marco tergelincir kesamping pendingin itu. meluncur tepat
ke tumpukan jerami. "Apa yang terjadi," Tanyaku.
"Kepala nya membentur pinggiran pendingin itu." Ucap
Jake. Cassie memburu kesamping Marco, "Marco ", Marco ",
Bisa kau dengar aku, ?"
Tak ada jawaban. Badannya dingin.
"Oh man, Para Helmacron itu berita buruk," Kesalku.
Jake menaikkan alisnya. "Rachel kaulah yang menyikut kepala
Marco," "Itu karena monster kecil itu bias.
menarik perhatianku."
ditempat dimana mereka jatuh," Aku mengambilnya, "Jangan
khawatir," Ucapku, "Aku telah mendapatkannya."
Tobias menyambar kearah kepal Marco, Hampir saja
cakarnya mengenai Cassie.
"Hey, Hati-hati !" Teriak Cassie.
Aku mengerti, Helmacron itu telah keluar dari kapalnya.
Mereka kehilangan sesuatu didalam Gudang ini,
"Kemana mereka pergi ?" Tanyaku.
"Apa," Padahal aku sedang berlutut beberapa inchi dari
muka Marco. Denga bingung aku memeriksa jerami dan kotoran
disekitarnya.
"Berapa banyak ?"
kami sekarang dan kami akan membunuh kalian dengan cepat !
Ragukanlah kami, dan kami akan melecut kalian sebelum
mati !,>
Helmacron itu.
"Berita baru," Ucapku, "Tetaplah menggangu kami dan kau
tak akan bisa meninggalkan bumi dengan hidup."
pertama berteriak.
kedua. Lalu kedua belah pihak Helmacron terdiam, Mungkin
mereka masuk lebih dalam di hidung Marco,
"Apa yang terjadi dengan Lelaki dan Perempuan ini ?"
Tanya Jake. Cassie menggankat bahunya. "Ingatkah kau ," Saat
Helmacron tiba disini dahulu, Aku dan Marco memberikan
sedikit saran pada Helmacron pria,. Kami tak suka cara Wanita
mengepalai mereka terus."
"Yeah, Okay, Itu bagus," Ucap Jake, "Karena sekarang
para Helmacron itu punya alasan untuk berperang dengan
sesamanya. " CHAPTER 04. Marco bangun dua detik kemudian. Dia menatap kami
bertiga dan dia cemas, Sangat cepat.
"Apa yang terjadi ?" Tanyanya. Sambil memegangi
belakang kepalanya dan memandan kami dengan pandangan yang
kejam. "Ya, Bukan hal baik," Ucapku, "Sesuatu yang tak akan kau
sukai," "Hal apa," tanya Marco.
"Helmacron itu.. "Jake mulai berkata.
"Tawanan mereka," Cassie menjelaskan.
Mata Marco melebar, Tapi sebelum dia bertanyaa -----"Ah ! Ah ! Ah Chooooooo !! " Dia bersin, mengelap mulutnya.
"Apakah dia mengeluarkan mereka semua keluar?" Tanya
Jake.
buka tanganmu.> Marco memandang kami dan berdiri,"Ada apa dengan
kalian ?" Dia bertanya dengan curiga, "Mengapa kalian tertarik
dengan ingusku," Dimana Helmacron itu,"
Cassie mendekat membersihkan badan Marco dengan
lengananya. "Mereka keluar dari kapal," Ucapnya tenang."Dan
mereka masuk kedalam hidungmu,"
"Untuk bersembunyi ?"
"Well, Bukan ! Ucap Jake,"Lebih tepat seperti.... dan aku
mengira"karena mereka ingin membunuhmu."
Animorphs - 42 Petualangan The Journey di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Tak mungkin," Marco mengucek hidungnya. mencoba
bersin. "Ini tak bagus buatku,"
"Tenanglah," Ucap Cassie,
"Tenang " " teriak Marco,Helmacron ada di hidungku !
Mereka Gila ! Dan mereka ingin aku mati ! Tidak,, Aku tak bisa
tenang," "Aku berpikir dengan jelas bagaimana mengatasinya tanpa
teriakanmu," Ucap Cassie.
"Pikir tentang apa ?" Debat Marco, "Kita harus
mengeluarkan mereka, Mereka bersenjata, Mungkin mereka
sudah meledakkan arteriku, atau.... seperti anggota tubuhku
yang penting, Apa yang harus dipikirkan dengan jelas, "
Lakukan sesuatu," "Kami akan melakukan sesuatu," Berikan kami waktu untuk
kami berpikir !" Marco mengerutkan dahinya dan memegangi hidungnya.
"Tobias, Labih baik kau panggil Ax," Ucap Jake, "Pertama
Bisakah kau minta tolong pada Erek untuk mengawasi nya, Di
tak mungkin mengikuti anak itu dengan camera itu, tapi
setidaknya kita tahu dia ada dimana,"
Tobias mengepakkan sayapnya dan mulai terbang.
"Bisakah kita masuk mengejar mereka ?" Tanya Jake.
Cassie membuat muka aneh.."Morph terkecil kita.... Aku
rasa kutu cukup kecil untuk masuk ke lubang hidung.. Mungkin
akan susah, atau mungkin seekor tick.?"
"Tick tak berguna untuk bertempur," Ucapku.
"Permisi," Jerit Marco,"Apakah kau berencana berperang
didalam badanku ?" "Apa kau punya saran yang lebih baik." Tanyaku.
"Tidak," Marco merengek, dia merosot ke tumpukan
jerami, "Ada ide?" tanya Jake.
Cassie mengeluh, " Well.... Kita punya pesawat Helmacron
disini, Kita bisa memberinya kekuatan kubus itu, Lalu menjadi
kecil dan pergi jumpai Helmacron itu dalam bentuk manusia,
Itupun jika alat pengontrol-nya masih bekerja.
Tak ada yang bersuara. Mempertimbangkan. Menjaga agar tak mengerling pada Marco.
Aku tahu Marco, Marco itu orang yang berpikiran
langsung, Dia punya pikiran serius ala militer,dan dia tak takut
untuk membuat keputusan yang tak biasa demi misi. Dia tahu
bahwa mendatangi helmacron adalah jalan tercepat
menyelesaikan masalah ini. Dia hanya tak ingin menghalangi hal
itu. Kami berbicara tentang bagaimana menginvasi tubuhnya.
Hal itu cara yang tak bisa dipercaya. Dia punya hak untuk
jengkel tentang hal ini, jika dia mau.
"Ini pasti berhasil." Ucap Jake.
Tak ada respon apapun dari Marco.
Seekor Elang ekor merah, dan Seekor burung Harrier
mengipas-kipaskan sayapnya di gudang, lalu turun belandar.
Tobias dan Ax. "Kami berpikir akan menggunakan kontrol pengecil didalam
pesawat Helmacron, untuk mengecilkan diri kami, dan mengejar
alien di dalam hidung Marco. Jake menjelaskan pada merek.
terlalu banyak informasi.>
Marco memotong, "Jadi ini bus dari sekolah sihir, Rachel,
Pernahkah aku mengatakannya padamu bahwa kau
sesungguhnya Ms. Frizzle.?"
Aku mengabaikannya. Informasi apa ?" tanya Cassie.
Tapi Marco bisa menebaknya, "Helmacron itu tahu bahwa
manusia memiliki kemampuan morphing. Dari apa yang kita
ketahui, Helmacron membenci Yeerk, dan sebaliknya. Tapi jika
bangsa Helmacron mengetahui bahwa Visser Three sedang
mencari bandit-bandit yang bisa morph. Dan jika Helmacron
menginginkan sesuatu dari mereka, Para Helmacron itu akan
menjual kita pada Visser.
Jake mengeluh, "Okay, Mari kita kejar mereka, Tak ada
pilihan lain. "Tak adakah yang bertanya bagaimana pikiranku ?" tanya
Marco. tangannya melingkari perutnya. "Tentang hidung yang
kau katakan tadi padaku, Apa yang akan terjadi padaku,"
Seperti yang sudah kukatakan sebelumnya, Aku tau Marco, Dia
sudah setuju pada rencana ini.
Jake menatap Marco dengan tatapan tak sabaran.
"Baiklah," "Oh, Tentu," Ucap Marco lemah, "Anggap saja seperti
dirumahmu sendiri. Cobalah tenang, Berpikirlah bahwa ini
adalah Taman Hidung Nasional, Jagalah bentuknya untuk
generasi yang akan datang."
CHAPTER 05. Ax terbang turun dari belandar.
Jake mengangguk. "Tobias?"
yang mendekati gudang dan bisa melihat Ax.
Ax mulai berubah. Kepala pemangsanya yang kuat mulai
mengembang. mata Kuningnya bergeser keatas kepalanya.
Badannya berubah warna menjadi biru, dan tanduk dikepalanya
muncul. Benar-benar pertunjukan mengerikan.
"Mengapa Helmacron itu datang lagi,?" Teriak Marco.
"Aku baru saja minum maduku ". Aku selalu membuat lelucon
Animoprh saat mereka disini. Soalnya tak ada waktu istirahat
bagiku," Cassie pergi mendekati Pendingin itu dan mulai
membukanya untuk mengeluarkan Kubus morphing itu. Aku
mengikutinya, Karena aku muak melihat wajah Marco.
"Mengapa ayahmu meletekkan pendingin diluat sini,?"
Tanyaku padanya. "Kami menyimpang barang-barang disini," Ucap Cassie, Dia
memberikan benda-benda yang tak kukenali apa itu, Benda
yang membeku sehingga membuat tanganku mulai kebas.
"Benda macam apa ?"
"Tempayak beku," Jawabnya. Membongkar terus isi
pendingin itu. "Beberapa cairan dari binatang juga. Oh. Dan
juga arit. Ayahku juga suka Anggur."
"Maaf, " Aku mengabaikan benda beku ditanganku. Aku
tak ingin tahu benda apa itu.
"Aku mengira tak ada seorangpun yang akan mau membuka
pendingin ini," Ucap Cassie. "Lagipula, Aku butuh tempat
dimana makhluk hidup tak akan bisa menyentuh kubus ini."
"Aku setuju dengan pendapatmu,"
Ax berusaha masuk kedalam Kapal Helmacron.
Aku melihatnya sebentar. Dia menggunakan peralatan
bedah yang ditinggalkan Ayah Cassie di gudang ini. Memegang
peralatan penting itu dengan tangan Andalitenya mencoba
membuka kontrol pesawat itu yang hanya seukuran rambut
manusia. Berkutat dengan hal sekecil itu selama sepuluh menit
bisa membuatku sakit kepala.
Mataku melirik Marco. Dia tetap berbaring di atas jerami.
Terlihat menyedihkan. Aku membayangkan dirinya. Duduk
disampingnya. Berpikir bahwa aku harus memeluknya. Tapi tak
kulakukan, "Kau baik-baik saja ?" Tanyaku.
"Sangat baik. Aku selalu ingin tumbuh besar sebagai
Pondok liburan Helmacron."
Tak lucu, Tapi aku tetap tersenyum. "Kami akan mengurus
mereka." Ucapku pada Marco.
Sejam kemudian Ax telah selesai.
kami
Aku terpaku, Energiku seakan beku. Aku tak bersemangat
untuk bergerak. Helmacron itu sudah masuk satu jam lebih
didalam tubuh Marco. Banyak waktu dihabiskan mereka, Banyak
pula luka yang mereka timbulkan.
"Cukup beritahukan saja padaku tombol mana yang harus
kupencet," Ucap Marco pada Ax.
Jake menatap Marco. "Kau mau mengecilkan kami,?"
"Siapa lagi ?" "Aku pikir Ax yang akan melakukan hal itu"
"Bukankah dia pergi juga. Kau tahu, Ikut misi ini ?" Tanya
Marco. "Baiklah,, Kita tahu ada selusin Helmacron didalam sana. "
Ucapku. "Lima dari kita, Bahkan dengan ikutnya Ax. Dua lawan
satu mereka tetap menang jumlah atas kita."
mungkin berguna didalam hidung Marco,>
Marco tertawa gugup. "Hal itu tak terdengar cukup aneh."
Jake terlihat terganggu. "Marco, Apalah kau tak ingin ada
yang menemanimu disini ?" Tanyanya.
"Maksudmu, Jika aku pingsan." " Ucapnya, Atau untuk
memastikan apakah aku sudah mati?"
Jake mengucek matanya."Benar." Jawabnya.
"Tidak," Marco menggelengkan kepalanya. "Tak usah
dipikirkan, Aku lebih berharap lebih banyak pasukan yang
masuk kedalam untuk memastikan semua baik-baik saja. Apa
yang akan dilakukan Ax disini ?" Memegangi tanganku ?"
"Kita tetap punya masalah dengan kamera. !." Jake
mengingatkanku. "Aku akan mengurus anak itu." Ucap Marco. "Seekor lebah
madu tak bisa dibandingkan dengan sekumpulan Alien kecil
berisik psikopat dari luar angkasa."
Ekspresi Jake terlihat serius. "Perhatikan. Kau tak boleh
mengambil resiko apapun selama misi ini sedang berlangsung.
Jangan mencoba jadi seorang pahlawan. Tetaplah berhubungan
dengan Erek, Biarkan dia yang mengawasi,"
Sejauh yang kutahu, Hal seperti ini belum pernah terjadi
dalam sejarah morphin. Tak ada yang bisa memperkirakan
bagian tubuhnya yang mana saja yang akan dikirim ke ZeroSpace dan bagaiman jadinya dengan DNA asing pada tubuh kita
nanti jadinya,> Jake menyeka rambutnya."Nah dengar Marco,"
"Uh, Tak jelas Ax, Coba ucapkan dengan bahasa Inggris,>
"Lihat, " Ucap Jake," Tak boleh morphing dalam situasi
apapun." "Jangan khawatir," Dengus Marco, "Walaupun hal itu
membuatku sakit," "Okay, Ax, kau ikut dengan kami," Ucap Jake."Aku
berharap kita tak masuk terlalu lama, Tapi Marco......"
"Yeah, Yeah, Nomor telpon Erek ada di pendingin
bukan,Dengar, Bolehkah anak itu makan snack sebelum tidur ?"
"Semua rencana kita hanya kesenangan," Ucapku keras.
"Tapi kita harus membuat Helmacron itu merasakan sesuatu.
Baiklah Ayo Mulai," "Okay, Ucap Jake, "Kalau kata sepupuku, Ayo Mulai,"
"Kita harusnya berpegangan tangan," Ucap Cassie,"Agar
kita tak berpisah saat kita mengecil nantinya."
Kami berlima berkumpul bersama. Aku memegang tangan
Cassie serta memegang sayap Tobias hati-hati, Kami melihat
Marco memegan kapal Helmacron itu. kelihatan terlalu besar
dan kaku.
Ucap Ax. "Yeah, Aku tahu," Ucap marco terdengar menyebalkan.
"Bersiap...." FLASH ! Sinar Hijau terang seperti matahari berwarna emerald
menerpa kami. Lalu dengan kecepatan tinggi kami semua
berubah menjadi sangat-sangat kecil.
CHAPTER 06. Turun, Turun dan semakin turun.
Kami mengecil dengna cepat.
Kapal Helmacron dan kubus itu semakin terlihat
membesar. Marco seperti Raksasa.
"Hey, Marco," Ucapku. "Dari sini kau terlihat sangatsangat tinggi,"
"Hei----Keren !."
"Terlalu buruk, Coba kau bisa mengecilkan sekolah juga,"
Ucapku. "Ha-Ha dan kita libur bulan ini, Bonus. Ha- Ha."
Kami mengecil rasanya seperti morphing menjadi
serangga. Tapi berbeda . Saat aku morph jadi lalat, Insting
lalat merasa wajar kalau aku menjadi kecil.
Menjadi manusia super kecil sangat aneh.
Aku mulai mengecil, Lima kaki, makin kecil, seukuran
boneka anak-anak, mengecil terus dengan cepat.
Marco menatap kami. Wajahnya kelihatan sebesar
Bilboard Times Square. Jika dia memakai pakaian Calvin Klein"
Dan tak ada lagi----Ilusi ini terasa nyata.
"Ingat Marco," Teriak Jake, "Tak boleh morphing,"
"Apa yang kau ucapkan ?" Tanyanya, "Suara makhluk kecil
susah didengar," "Aku bilang, Jangan morphing," tapi dalam keadaan ini aku
terdengar seperti. Aku bilang, Jangan morphing..
"Aku tak bisa mendengarmu !" Marco mulai terdengar
seperti Cheerleader yang ada di tv.
"Beritahu dia," Ucap Jake pada Ax.
"Okayy" Ucap Marcoo. "Hidup kecil kalian tergantung pada
perintahku," Itulah saat pertama gelombang rasa takut menerpaku.
Okay, Morphing itu mengerikan., Dari sudut lain, Kau bisa
mengendalikannya. Konsentrasi penuh . kau bisa menguasa proses morph itu. setidaknya sedikit
Konsentrasi penuh dan bahkan saat kau merasa bahwa inilah
tarikan nafas terkahirmu. Kau tetap bisa mendapatkan
tubuhmu kembali. Tapi mengecil.... Aku tak bisa membalikkan hal ini.
Dalam kenyataannya dan pemikiran yang menyeramkan,
Hidup kami semua tergantun pada tangan Marco.
Tentu saja, Marco sedang di infeksi oleh makhluk kecil
gila yang menginginkannya---Dan ---masih jauh dari mereka.
Animorphs - 42 Petualangan The Journey di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Sekarang kami seukuran kutu, dan terus mengecil.
Bangku-bangku mulai terlihat berbayang terlihat seperti
gedung penjulang langit yang tak berjendela.
Bekas pijakan kaku Marco terlihat seperti lembah ungu
yang saanggaaat besaar. Jatuh,, Jatuh, dan jatuh, dan terus Jatuh.
Terus jatuh hingga bekas garukan di lantai terlihat
seperti lembah. Jatuh terus, kedunia yang luas dibawah. Daun-daun yang
berguguran dan rumput kelihatan sebesar bola kaki.
Dan kami terus mengecil. Badan Marco terlihat seperti Mammoth. "Aku hanya
berpikir bahwa ....."
Suaranya tiba-tiba berubah, Seperti tiba-tiba ada yang
mematikan radio, Tapi aku tahu Marco masih terus berkata,
Aku bisa merasakan getaran suara Marco disekitarku.
Cassie menggenggam tanaganku lebih keras. "Apa yang
terjadi ?" "Kita terlalu kecil untuk mendengar suaranya," Jawab Ax.
"Sebelumnya tak begini," Ucap Cassie.
manusia, Kami bisa mendengarmu, tapi kalian tak bisa.>
Cassie menatapku. "Ada yang tak beres."
CHAPTER 07. MARCO Hi, Marco disini. Kau berharap bisa mendapat lelucon disini, Komentar
jenaka. Baiklah Aku buklah Jim Carrey.
Helmacron tak membuatku terpukau pada waktu pertama
berjumpa. Dasarnya, Mereka itu gila, Sekarang mereka malah
masuk kedalam badanku. Di sini didalam anggota badanku yang tidak penting,
seperti Jantung dan paru-paruku.
Dan teman-temanku, Kenyataannya, Aku sedang berpikir tentang menulis
catatan untuk mengambil Stereoku saat aku sudah mati,
Menjelaskan pada ayahku apa yang sebenarnya terjadi pada
Menceritakan pada Rachel tentana mimpi buruk yang
dialaminya. Dan tambahkan sedikit fakta mengejutkan, Fakta bahwa
teman-temanku tak ada yang berbicara padaku.
Aku hanya mendengar Ax berkata < Tak boleh morping,>
Lalu.......
pikiran ini,> "Tapi kau bisa mendengarku bukan,"
Jeda panjang, Lalu .....
tentu saja. "Ini sungguh menyebalkan !" Ucapku "Maksudku bagaimana
aku bisa memberikan dukungan moril pada kalian saat tak ada
seorangpun yang bisa mendengar komik jeniusku ?"
Tak ada. Oh, Benar. Mereka tak bisa mendengarku.
mengangkat kalian tanpa menggepengkan badan kecil mereka."
Aku harus menjulingkan mataku untuk bisa menatap mereka.
Mereka hanya seukuran ketombe.
Aku menatap tanah. Okay, Masalah kedua, Aku kehilangan
mereka,Nyatanya Aku telah memeriksa sampah-sampah, tapi
tak ada apapun disitu. Aku kaget, kami tak pernah membayangkan hal seperti ini.
Sekarang aku harus membiarkan mereka naik ke tanganku yang
hanya satu inchi tingginya. Sebab untuk menemukan temantemanku saja sungguh mustahil.
Aku merasa ketakukan akan keadaan ini.
Aku hampir mati sebelumnya. Setiap orang dari kami
pernah hampir mati. Tapi hal ini berbeda, kali ini mereka
semua. Artinya hanya aku satu-satunnya Animorph yang hidup.
Aku yang kecil berhadapan dengan mereka orang-orang busuk
itu. Aku merasa berengsek. Stress, Atau,,,, lainnya >, Beberapa alien kecil aneh masuk
kedalam... Apa ".. Hidungku," Paru-paru dan otakku," Siapa
yang tau, Luka apa yang telah mereka buat disana.
Tak ada waktu untuk berpikir.
Sekarang waktunya menemukan teman-temanku dan
memasukkan mereka kedalam hidungku.
Perutku tergelincir, Aku benar-benar stress.
"Baik Baik" Gerutuku, "Cukup beritahu aku dimana kalian?"
Tentu saja mereka tak bisa mendengarku.
Lalu aku melihatnya, Serangga hitam dengan cangkang
keras. Dengan tanduk tajam didepanku. Aku bisa
membayangkan bagaimana paniknya tobias. Teman-temanku,
berada entah dimana disektar serangga itu. Kumbang yang
jahat. Aku berlutut, Tak ada apa-apa, hanya kotoran saja. lalu--Disana !
Beberapa butiran berwarna diatas pasir. Aku coba
menghitung mereka. Aku tak bisa menghajar kumbang itu jika
dia menangkap salah satu temanku.
Satu, Dua, Tiga, Empat... lima.. Okay aku mengangkat
kumbang lalu melemparnya kearah pendingin,
"Sama-sama," Ucapku walaupun dia tak bisa mendengarku.
Okay. Aku bisa melihat warna mereka, Tapi aku tetap tak
punya ide bagaimana cara mengangkat mereka. Dan aku takut..
CHAPTER 08. Rachel Liburan kecil kami dihutan sungguh menyenangkan. Aku
telah siap untuk pergi dari situ. Terutama setelah adanya
kumbang raksasa tadi. Kami bisa melihat Marco berada didekat kami. Wajahnya
yang datar dan sangat luas. Pegununnga hidung. Dana tanah
datar pipinya. Dia seorang raksasa. "Mengapa dia belum mengangkat kita ?" Tanya Cassie.
Marco tak melakukan apapun kecuali menatap kita.
"Mungkin dia menunggu perintah Jake untuk bergerak,"
Jawabku. Menjadi kecil bukan tipeku.
Ax menatap Jake,
kita, Atau... Bagaimana caranya mengangkat kita. ?"
"Mudah," Jawabku. "Kita berpegangan pada jerami, dan
suruh dia meletakkan jerami itu didekat hidungnya. lalu kita
masuk" Jake mengangguk, "Di sana ada jerami," tunjukknya ke
arah setumpukan jerami. Memanjat jerami sungguh gampang. Dengan ukuran kami,
Jerami ini terlihat mudah, Sama seperti seseorang yang ingin
memotong potongan keju, cukup mudah bukan. Aku menggapai
jerami itu dengan tanganku dan mulai memanjat keatas. Tak
ada masalah. "Aku merasa bahwa aku bisa seperti Schwarznegger,"
Ucapku Cassie mengangguk saat di memanjat disampingku.
"Menjadi kecil membuatmu menjadi sangat kuat." Kami telah
tahu hal itu sebelumnya, "Sama seperti semut yang bisa
mengangkat benda yang lebih berat 100 kali dari berat
badannya," Saat kami sudah naik ke jerami itu, Ax memberi tahu
pada Marco untuk mengangkat jeraminya. Dua jari berukuran
truk raksasa turun, menjepit dan mengangkat jerami ini.
"Ahhhhh !" Jerit Cassie
"Ahhhh !" Sorakku,
Kami diangkat ke angkasa, rasanya seperti pasukan GForce menendang pantatku, Aku bisa bertahan, angin menderuderu menerpa kami, Aku sudah bernafas, dan aku bisa melihat
sesuatu, mungkin itu lutut Marco.
Anginnya berhenti, pemandangan dibawah kami berubahubah dari Jeans, ke T-shirt, lalu ke dagu.
"Perjalanan Luar Biasa" Ucapku. "Perjalanan didalam tubuh
Marco"
tobias, Kami melewati tempat yang gelap.
Sepertinya.... aku bisa bilang,,, Ewww Didalam Hidung
Marco, Saat mataku menyesuaikan dengan suasana di hidung
marco, aku bisa melihat hutan lebat yang terdiri dari rambutrambut yang mencuat dari daging berwarna hitam. Dagingnya
seperti dinding granite berwarna pink, Bulu hidung Marco
acak-acakan, saling silang tumbuh tinggi pendek dimana-mana.
beregoyang-goyang saat dihempus udara yang dihisap Marco.
"Okay semuanya mari jalan," Ucap Jake. Dia memegang
bulu hidung terdekat. Tobias melayang diatas kepalaku.
berjalan di "Tanah" ini dengan kuku-ku akan memperlambatku. >
"Lakukanlah," Aku memegang satu bulu hidung dan berayun kearahnya,
bulu hidung itu mengayunku kebawah....kosong. Aku bisa
melihat cahaya dari benda lonjong disana, Aku melihat jauh
didalam lubang hidung Manto, Lubangnya sangat jauh bermilmil dari kami. Aku merayap dengan cepat di medan ini.
Ugh. Dinding ini terasa nyamana. Temperatur tubuhnya.
Terasa aneh saat aku menekan diriku ke kulit Marco.
Memberikan ku rasa aneh tentang hal ini.
" Kau tahu," Ucap jake. "Aku pikir ini misi yang paling
menjijikkan yang pernah kita lakukan. Berada didalam diri
Marco membuatku merasa seperti seorang Yeerk."
"Coba periksa ini," Bisik Cassie, "Kau bisa merasakan nafas
Marco.,,," Angin sejuk berhembus dari lubang hidung menerpa kami.
"Dan keluar---"
Sekarang hawa udara hangat yang berhembus dengan arah
yang berlawanan dari yang tadi.
Aku melekat, menatap keatas. Dinding itu membentu
sudut empat puluh lima derajat. Aku tak bisa melihat ujungnya.
tapi itu pasti diatas, atas sana dan meghilang kedalam
kegelapan. Tak ada tanda-tanda dari Helmacron. Tak ada jejak yang
akan menuntun kami. "Sekarang bagaimana," tanyaku.
"Mendaki ?" Saran Cassie.
AKu melihat Ax menyelesaikan morphnya menjadi wujud
burung Harrier. AKu bisa melihat saat-saat terakhir dimana
mata tanduknya tertarik kedalam dan menghilang. lalu
SLURP !! Ekornya menghilang, digantikan oleh ekor burung.
"Semuanya dapatkan Sayap kalian," Saranku. "Terbang
akan lebih mudah daripada mendaki disini,"
Bergantung pada bulu hidung dan dinding yang
bergenangan cairan. Kami mulai morph., Aku merasa lebih baik
menjadi Elang botak, Menyentuh tubuh bagian dalam Marco
membuatku merasa tak nyaman.
Morph selesai, Kami terbang dari lubang hidung Marco.
Seekor Elang ekor merah, Satu Peregrine Falco, Satu Harrier
dan Seekor Elang botak serta Burung Hantu,
Oh. dan sekarang kami merasa seperti terbang di gua,
Gelap dan Makin gelap saat kami masuk lebih kedalam.
Terbang memang lebih mudah dari memanjat. Tapi tetap
saja butuh kerja keras. Setiap kali marco menarik nafas kami
kehilangan kendali, Elang botak bisa terbang berjam-jam di
udara termal, tapi tak ada termal disini. Lama kelamaan aku
kelelahan juga karena keseringan mengepakkan sayapku naik
turun. Di depan sana ditempat datar, Dibawah kami, telinga
pemburuku bisa mendengar adanya suara-suara.
Mereka terdengar marah,Sepertinya mereka sedang
berdebat, Akhirnya aku bisa melihat mereka,
penglihatan bagus disiang hari, Mereka bisa melihat ikan
Salmon yang berenang di Air deras dari jarak beberapa mil.
Tapi sekarang sedang gelap. dan aku buta. < Apakah ada
sesuatu yang salah,">
Mereka seukuran jerapah. tidak lebih besar lagi, dua kali lipat
jerapah, sama besar dengan tower pengendali udara. Aku bisa
saja Morph menjadi gajah, dan tetap saja seukuran anak sapi
bagi mereka. Hal lainnya. disana ada Alien Jelek dengan kepala lebar
yang datar diatasnya. Mata bulat seperti pualam berwana
hijau, Wajah yang berbetuk Piramida terbalik, Dagu yang
seperti duri, Serta gigi yang bergemeretak di tiap mulutnya,
serta kaki besar yang berbentuk seperti meja berjalan.
tenang.
Ax, membuat kesalahan dengan perhitungan matematika
sederhana,!! Tidak mungkin.
CHAPTER 09. Wahai yang terhebat. Pemimpin kami yang tak pernah salah. Dengan berani kami masuk kedalam
saluran pernafasan dari Alien besar. Kemenangan ada ditangan kami sampai seorang penghianat
Animorphs - 42 Petualangan The Journey di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
wanita itu masuk kesaluran eksresi di tubuh yang lengket ini, Tapi kami, Kesatria yang mulia dari
Helmacron akan mengatasi kerja keras ini dan menemukan kekuatan yang akan membuat raksasa ini
diam selamanya. " dari catatan Helmacron Pria
Helmacron itu sepertinya tak menyadari saat kami
terbang melewati mereak. Mereka sibuk sendiri seperti biasa.
Helmacron itu berdiri sambil membentuk lingkaran, seperti
kelakuan anak pramuka disekitar api unggun. Disana ada satu
Helmacron yang memegang Api.
mendengar suara mereka !>
Salah satu Helmacron itu bertanya pada yang lain.
pahlawan ! Kita tak bisa membiarkan kematiannya sia-sia,>
Aku bisa mendengar suara pedang berdentingan.
terdengar monoton.
Terdengar pedang-pedang yang berdentingan lagi. Aku
mulai berpikir mengapa mereka tak saling membunuh saja,
Sehingga kami bisa menghemat waktu kami.
Inilah hal yang membuatku sebal, Maksudku Aku
membuang-buang waktuku untuk berurusan dengan mahkluk
yang telah mengkhianati kami sebelumnya. Ini kesalahan
mereka sebab sekarang aku tak lebih besar dari nyamuk. Aku
ingin balas dendam ! Aku ingin mereka sebelum tak ada satupun
dari mereka yang bisa kuserang lagi.
Ingus Marco pasti telah menjebak salah satu Helmacron itu, !>
Aku tak tahu mengapa dia sangat senang. Padahal ini
semua hanya penuh kekerasan, Kau tahu kan Cassie itu seorang
pecinta damai sungguh aneh melihatnya begini.
Ax keras. Kau tak berharapa begitu, Tapi untuk berbicara
dalam bahasa pikiran dimana Helmacron berdebat serta
kerasnya angin yang berhembus sungguh susah. Andalite juga
punya ingus. >
menyerang mereka,>
Dia benar. Sekarang aku memfokuskan mataku yang suram
ke dinding, lantai, serta langit langit diatas kami. Aku bisa
melihat ingus, cairan lengket yang menetes-netes. menggumpal
hingga mirip tahi lilin dibakar. Walaupun tak setebal lilin, Tibatiba angin menghantam tiba membawa ombak putih yang besar.
dari kolam ingus. Ombak Putih "
Dengan ritme yang berbeda dari sebelumnya.
Dengan kehebatan telinga Elangku, Aku bisa mendengar
raungan keras. Otak Elangnku langsung panik. Ingin terbang,
Ingin kabur dari apa pun yang sebentar lagi menerjang.
Semakin keras. ! Sekarang Para Helmacron itu sudah menyadarinya.
Mereka semua berteriak bersama.
Penguasa Alam Semesta. !>
SEMAKIN KERAS ! Bagian lain dari tubuh manusiaku merasa sedikit gugup.
Suara ini terdengar seperti hujan lebat yang akan menghantam
kami.
Jake sudah mengepak turun ke kolam ingus terdalam.
Aku terbang, Tapi mustahil melawan angin. Sama saja
seperti terbang ke pusat badai. Aku menggunakan semua
tenagaku. Menekan otot dan tulang sayapku untuk mengepak
lebih cepat. THUMP !! Dan aku mendarat di tumpukan ingus.
Tersangkut. THUMP !! Tobias jatuh ditempat basah disamping
kananku. Tersangkut juga.
THUMP !! Cassie berada paling jauh dari dinding.
THUMP !! Ax jatuh juga. Angin menghantamku rasanya seperti dihantam dengan
batako. Menghempaskanku dari cengkaram cakarku. Paruhku
mendarat duluan ditempat yang lengket dan mulai meluncur
keluar dari lubang hidung Marco.
Tobias mengcengkram sayapku dengan paruhnya,
Aku berhenti tepat waktu, hingga bisa melihat sesuatu
yang terhempas kearahku. Sesuatu yang besar.
Seorang Helmacron. Lelaki, Wanita, atau apalah kepalanya memantul memutari
kakinya berjungkir balik.
itu menjungkir balikkan badannya.
Lalu dia menghilang. Begitu juga dengan Anginnya.
CHAPTER 10 Marco Aku berdiri di gudang jerami Cassie sambil memegangi
sepotong jerami di hidungku sekitar lima menit. Sebenarnya
aku merasa menjadi seorang idiot. Sesaat setelah Ax, berkata
aman untuk melepaskan jeraminya. Aku membuang jeramit itu,
lalu menyembuyikan pesawat Helmacron itu.
Aku mengendari sepeda saat datang ke Gudang jerami
Cassie, Jadi sekarang aku mengambilnya dan mulai mengayuh
pulang. Udara hari ini buruk, Awan kelabu berkabut, Aku tahu
seharusnya aku harus pulang dan berdiam di kamar. Menunggu
pesan dari Ax dan Tobias bahwa misi telah selesa dan keluar.
Jika Jake dan yang lainnya tak muncul pada waktu yang
ditentukan, Aku akan menyelinap keluar menghubungi Chee.
Memeriksa bagaimana situasi Camera itu. Menyusun strategi
tentang Camera untuk mempermainkan temanku saat
mereka...... pergi. Aku merasa diabaikan. Aneh, Bayangkan saja saat tiga
orang manusia, Satu manusia-burung, dan Andalite, Serta
sekumpulan Helmacron sedang mengadakan pertemuan didalam
sinusku. Aku mengayuh terus. Pikiranku melayang-layang.
Apakah kau pernah menonton film Fantastic Voyage "
Aku dan ayahku menontonnya sekali saat tengah malam.
Raquel Welch, Sangat cantik,Anyway didalam film itu
Kelompoknya menjelajah kedalam saluran darah dari orang tua,
Doktornya memberikan obat tidur untuk menjaga orang tua itu
tak sadar. Hal itu dilakukan untuk membuat Raquel selamat.
Mungkin, Kukira, Aku harus pulang kerumah dan berbaring
saja. Di pikiranku yang lain, Aku merasa jika aku ingin beraksi,
aku tak harus menatap langit-langit di kamarku.
Aku merubah arah, Menuju ke pusat industri di pinggiran
kota. Tepat kearah apartemen anak pemoto kami semalam, Aku
tak punya ide bagaimana caraku meminta film itu. Aku tak
boleh morph, Jake dan Ax telah menjelaskan efeknya padaku.
Tak diizinkan karena berbahaya, Tapi aku telah berjanji akan
menjaga anak itu. Aku memutuskan jalan langsung saja. Jalan langsung
memang cara terbaik, Tak kan ada yang akan menghentikanku
memanjat lewat tangga penyelamat kebakaran, merayap ke
jendela kamar anak itu lalu mengambil apa yang ku inginkan.
Para pencuri melakukan hal yang sama selama ini. Seberapa
susah itu." Aku meletakkan sepedaku didinding sebuah gedung.
Gedung yang telah ditinggalkan dan mudah hancur. Berbicara
hati-hati pada orang tua tak berdaya----seorang chee---- yang
sedang mengawasi pintu depan bangunan itu. Aku berputar
kebelakang. Apartemen anak itu lusuh sekali, Cat pintunya terkelupas,
Jendela yang kotor, Grafitti bertebaran. Tak ada yang mau
tinggal dibagian ini, Aku tahu itu dengan jelas.
Mungkin dia hanya anak biasa, Anak yang bosan sehingga
dia ingin menjadi Photographer, Well, Jika hal itu betul,
Waktunya seseorang harus menyuruhnya menjauh dari lorong
sempit saat tengah malam.
Dibawah tangga itu penuh dengan kotak-kotak kayu,
rumpuh serta sampah. pagar besi berkeliling di tempat itu,
Tapi seseorang telah merusaknya. mungkin seseorang telah
menabraknya dengan mobil. Pagarnya telah longgar, Aku
berjalan melewati pagar itu dan menatap tangga itu keatas.
Aku mulai membayangkan bagaimana jika seseorang
bertanya apa yang sedang kulakukan disini. Tapi seluruh
tembat ini telah ditinggalkan. Ditinggalkan pukul 11.00 di sabtu
pagi. Jendela di bangunan sebelah diberi penghalang.
Aku melangkah melewati hancuran beton menuju tangga
itu. Pegangannya sekita empat kaki diatasku. Aku melompat
sampai enam atau tujuh kali. Akhirnya aku menggapainya,
Kutarik turun. Clang ! Clang ! Clang. Suara besi karatan itu, saat aku menarik lipatan tangga
itu kebawah. Okay. Mungkin memasuki rumah orang di siang
hari bukan ide yang hebat.
Aku bersiap lari, saat aku melihat gorden di lantai empat
bergerak, Tapi tak ada kepala yang menongol keluar dari situ.
tak ada yang berteriak. Mungkin mereka mengira aku adalah seorang tukang yang
sedang bekerja. Yah, Benar. Untuk sesaat aku mempertimbangkan untuk mengabaikan
rencana ini dan duduk diam saja dirumah.
Aku mengkhawatirkan sesuatu yang lebih dari pada
sekedar polisi. Anak itu mungkin pengendali, Ini bisa saja
jebakan, Yeerk mungkin sedang mengintaiku dari atap sana.
Atau dari pengisian bensin diseberang jalan sana. Sedang
menunggu bandit Andalite bergerak karena Camera itu.
Aku juga mengkhawatirkan polisi sungguhan yang bukan
pengendali, Mereka tak akan mentolerir sikapku memasuki
rumah orang lain tanpa izin, Jika tertangkap aku akan
menghabiskan waktuku di Juvie Hall .
Atau sisi lainnya. Aku mungkin saja mati sebelum
seseorang berhasil menangkapku.
Dan sama seperti Rachel, Duduk diam bukan tipeku.
Lipatan tangga itu telah terbuka semua. Tangga itu
terbuat dari besi hitam legam dengan pegangan tangan yang
bergoyang-goyang. Aku letakkan kakiku di pijakan pertama dan
mulai naik keatas. Jake berkata bahwa anak itu tinggal di lantai lima. Aku
terus naik melewati kamar tidur disetiap lantai.
Lantai pertama. Kasur lipat dilantai. Lantai dua : kosong,
Lantai ketiga : Tv yang berkedip-kedip, Lantai ke empat :
deretan rak buku, Lantai lima ....
Kamar ini berisi kasur bersangga besi, Sebuah meja,
Kantong kosong dari Krem asam dan keripik bawang. Beberapa
buku catatan, dan ...... kamera yang bisa dijual.
Bingo. Jendelanya sendiri telah retak. Bingkainya terpisah,
Dengan satu tangan aku bisa membuka jendela itu, AKu
berhenti, Mendengarkan, merendahkan kepalaku lalu masuk
melalui jendela itu. Kemudian
Click, Click,Click, Click,Click, (Suara langkah kaki Anjing)
Suara yang akrab ditelingaku. Suara dari Anjing Euclip.
Anjing menyebalkan milik ibu tiriku. Mencoba berlari di
linolium, Pintu ke ruang tengah terbuka, Aku langsung
menerjangnya. "ARF ! "ARF ! "FAR ! "FAR ! "FAR !
Click, Click,Click, Click,Click,
Suara ini tak mirip Anjing poodle.
Okay, Dia tetap Anjing, Dasarnya mereka binatang yang
bahagia, Sangat mudah untuk bersahabat, Bahkan yang paling
menyebalkan sekalipun seperti Euclid.
"Anjing baik," Ucapku gemetaran.
Lalu Fido memandang kedalam ruangan ini, Dia pendek dan
gemuk, Seluruh bahu, kepala, leher, matanya yang kecil, Mulut
yang penuh dengan gigi, Setiap bagian tubuhnya terpampang
jelas. Seekor Pit Bull. Seekor Pit Bull yang marah.
"Rrrrrr" Dia menyalak, Air Liurnya menetes keluar dari
mulutnya. Terlalu jauh bagiku untuk mengambil Camera itu, jadi....
Morph !! tapi aku tak bisa, Morph kemungkinan bisa
menyakiti teman-temanku. Hal itu tak boleh terjadi.
Tinggal satu pilihan : Lari.
Aku mulai mundur ke arah jendela.
Fido melompat. "Ahhhhh !" Jeritku.
Gigi yang bergemeretuk itu seinchi lagi dari hidungku. Aku
bisa mendengar geraman gigi Fido, tercium juga nafasnya yang
keras,
Animorphs - 42 Petualangan The Journey di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Aku mengangkat tanganku. "Pergi dari sini, Cujo !"
Fido menggigit pergelangan tanganku. Dia menggoyangkan
kepalanya, mengirimkan rasa sakit ke lenganku.
"Pergi !!, Pergi !!"
"Ahhhhhh !, Jeritku.
Sebuah pemukul Baseball tersandar di dinding, Pemukul
Louisville, Aku meluncur kesitu, Fido tetap bergantung di
tanganku seperti jimat keberuntungan yang sangat jelek.
Aku mengankat pemukul itu dengan tangan yang belum
tergigit. Memukul Fido dipinngangnya. cukup keras untuk menarik
perhatiannya, Tapi tak cukup keras untuk membuatnya terluka.
Okay, Jadi aku menerobos masuk ke rumah orang. tapi dia
harus membuatku mengamputasi tanganku ini.
"Arrr...." Fido meraung pelan lalu melepaskan gigitannya
dan terjatuh. Aku memegan tanganku yang tergigit.
Fido mundur sejauh dua kaki, menatapku dengan lapar.
Satu gigitan bulat tercetak di pergelangan tanganku,
Sedikit darah mengalir di lenganku, Darah yang berasal dari
luka gigitan ini, Aku mengambil kaos lama dari kamar tidur itu
dan membalutkannya dilukaku.
Crap. Yeah, Aku bisa morph lalu demorph lagi untuk
menghilangkan luka ini, tapi aku tak bisa. rasa sakit ini luar
biasa. Fido menunduk dan menyalak pelan.
Tak ada yang datang kemari, Apartemen ini pasti kosong.
Kecuali pemilik Fido sedang keluar menelepon polisi.
Aku kembali ke jendela itu, tetap memegangi pemukul
baseball itu, Tak ada waktu lagi mengambil camera itu, Aku
baru saja turun saat aku mendengar sirene polisi. Aku merosot
dari tangga itu. "Bagaimana cara pencuri melakukan hal ini "
pikirku. Aku berlari melintasi gedung kosong itu dan merasakan
sesuatu menggangku hidungku. Aku menggunakan tanganku
yang sehat dan menyeka darah itu.
CHAPTER 11 Rachel Kami berdiri, mencoba keluar dengan menarik-narik diri
kami dari ingus yang lengket. Sayap kananku berdenyut-denyut,
tergantung patah. Kehilangan banyak bulu yang berguna tuk
terbang. Tobias tak terluka terlalu parah, Paruh Jake patah,
sedang leher Cassie berputar pada sudut yang tak seharusnya.
dan Ax, dia kehilangan setengah bulu dibadannya. Kami semua
demorph ketubuh asli kami.
Para Helmacron itu hanya berjarak beberapa yard saja
dari kami, berteriak dan menjerit-jerit seperti orang gila.
Mereka kelihatannya tidak khawatir akan nasib temantemannya yang terhempas keluar tadi.
mungkin.> Menurutmu bagaimana caranya "> Potongku.
Jake,
Bibirku melembut saat paruh Elangku yang kuning itu
berubah menjadi mulut manusia. Cakarku berubah menjadi jarijari, Aku merasakan kegelian saat bulu-buluku terhisap
kedalam dan membentuk pola ditubuhku yang terlihat seperti
cetakan yang jelek. Tubuhku semakin besar, semakin membesar. membesar
dalam artian tubuhku yang sesungguhnya setelah menyusut,
padahal walaupun lima orang sepertiku dikumpulkan panjang
kami tak akan lebih dari 1 milimeter.
Sayapku yang patah tadi mulai membentuk tangan
manusia, Tubuh bagian dalamku saling tekan-menekan
menempati setiang ruang yang ada dan berubah menjadi bagian
tubuh manusia yang berupa Jantung, Ginjal, Hati, dan Paruparu.
Tiba-tiba aku merasa seakan-akan ada yang mematikan
lampu, Penglihatan burungku yang super tajam sekarana
memudar. "Hey, " Ucap Cassie,"Sangat gelap disini,"
kepalanya mulai membentuk kepala manusia.. "Keuntungan
lainnya," Kita bisa morph menjadi binatang untuk melihat dalam
gelap."
"Kita tak tahu," Ucap Jake muram.
"Aku pikir aku tahu, " Jawab Cassie, "Marco dan Aku ada
didalam kapal Helmacron saat itu, Dan sangat terang disana,"
tempur setengah yang bisa melihat dalam kegelapan.
Kami morph. SPROONG ! Hidungku memanjang hingga melebihi ukuran tubuhku,
Panjangnya sekitar lima milimeter. Kakiku membesar, Dua
gigiku menggulung kedepan dan terbentuk menjadi Gading.
Sekarang aku tiga kali lebih besar dari tubuhku semula.
Dan seratus lima puluh kali lebih berat.
Bagi para Helmacron itu ukuranku hanya sebesar bayi
Gajah, Ax tetap dalam wujud Andalitenya. Tetap lebih kecil
sih, Tobias menjadi Hork-Bajir yang dalam ukuran Helmacron
hanya sebesar tikus. Jake dan Cassie dalam wujud Burung
Hantunya hanya lalat bagi para Helmacron itu.
kecil.>
Jake.
Kami maju kedepan hingga kami berdiri diantara para
Helmacron itu. Mereka tak merespon kami.
Jake menyapa mereka. < Menyerahlah sekarang !
Menyerah ! dan kami akan membiarkan kalian hidup sebagai
Binatang kotor peliharaan kami, Jika kalian menolak kami akan
bersin pada kalian disini.>
bisa melihat dalam kegelapan.
Rachel.> "Neep ! "Neep ! "Neep ! Para Helmacron itu bersorak.
Para Helmacron itu mulai tertawa dan bersorak. atau
apalah arti "Neep" bagi mereka.
Salah seorang Helmacron mengambil sarung pedanngya
dan memukulku. "Neep ! Neep ! Neep !"
Sekarang aku sangat marah, Sangat-sangat marah.
Begitu juga dengan Tobias dan Ax.
Sebuah Boot hitam jelek dari Helmacron tepat didepan
kami, Ax menyabet dengan ekornya, Tobias mengiris dengan
pisau di pinggang dan kakinya. Aku berdiri tepat didepan boot
itu. Tak ada reaksi.
kepalaku,
Aku tak punya petunjuk tentang apa itu Hilna. Tapi aku
ingin menghancurkannya. Aku melangkah ke dekat boot itu. Lalu menusukkan Gading
panjangku kedalamnya. Helmacron itu tak bergeming, Dia tak
berdarah, Dia tetap menyebalkan.
Laser Draconnya . Laser Dracon yang sangat-sangat besar.
Tseww Aku mengelak. Laser itu tak mengenaiku,
Mengenai permukaan. Dan sesuatu yang mengerikan terjadi, Darah mulai
mengalir keluar dar bawah kaki Gajahku.
Marco berdarah. CHAPTER 12.
terhembus sampai ke ajalmu.>
Berikan pada kami sumber kekuatan itu dan kami akan
mengampuni jiwa kalian. Jika kalian menolak kami akan
menghentikan jantung temanmu ini,>
Tanyaku
kecerdasan kami yang tinggi. Mungkin kita harus
menghancurkannya nanti !>
Jake bertanya pada Ax dalam bahasa pikiran pribadi yang
meliputi kami. bukan para Helmacron itu.
menghentikannya.>
Ucapku.
kita memecah strategi Helmacron. Dengan apa yang disebut
manusia dengan "Double Cross">
Ax, menyarankan sesuatau yang tak bisa kutangani," Ini
membuatku gugup, Andalite makhluk yang terhormat dan baik.
Jika Ax mengusulkan agar kami berdalih, Situasi ini akan
semakin jadi semakin buruk,>
Helmacron.
Seorang Helmacron itu Bersuka ria,
diri depan Tuan baru kalian,>
Jawab Helmacron itu,
Sepertinya kami telah merendahkan pengetahuan mereka .<
Waktu untuk debate selesai ! Sekarang waktunya beraksi, Para
Helmacron wanite pemberani ikuti aku untuk meraih
kemenangan !> Dibawah suara gemerincingnya Pedang, Helmacron yang
besar, Menjijikkan mulai berlari dari kami, Ya, meraka bukan
mengejar kami, tap sebaliknya mereka berlari ketempat
dimana tak ada kami.
Lelaki pemberani ikuti aku !>
Gemerincing lagi, suara lari lagi, Lelaki terkecil mengikuti
para wanita.
Aku berlari. Mencoba untuk melilitkan belalaiku pada lengan Helmacron
dan menahannya disini. Tapi malah terjadi kejadian dimana
kelinci yang mencoba menghentikan truk beroda delapan belas.
Tak terjadi apa-apa.
Animorphs - 42 Petualangan The Journey di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
menyeretmu. menye.. apa " Aku melepaskan apa. Terlambat, ! Salah satu kaki kiri depanku tergelincir aku terseret oleh
momentum tarikan Helmacron tadi, kaki depannku terseret.
Harpa Iblis Jari Sakti 23 Pendekar Kelana Sakti 6 Bidadari Kuil Neraka Darah Pendekar 25