Willam Roger Tennant berteriak sambil membanting gagang teleponnya.
42 | A n i m o r p h s # 3 5
Si orang suci itu mengambil remote kontrol dan menekan sebuah tombol. Tiraitirai mulai turun menutupi semua jendela. Dia memastikan tidak ada satu
orangpun yang melihatnya.
Uh-oh. "Kenapa kau-" William Roger Tennant menggeram.
Aku mengembangkan sayapku dan menjejak tenggerannya.
menyambar, tangannya terulur. Dia mau menangkapku, tapi meleset.
Tennant
Aku melesat menuju ke arah pintu.
"Tidak semudah itu, burung kecil," desis Tennant.
Telingaku yang tajam bisa mendengar apa yang akan terjadi. Sebuah buku. Buku
yang besar dan ber-hardcover.
BONK! Aku terhantam. Aku jatuh ke atas karpet. Angin terhempas ketika tubuhku
menabrak karpet. Pusing. Otak berputar-putar. Gambaran seekor ular besar
merayap turun dari dahan pohon menuju ke arahku.
Tennant menerkamku. Merenggutku di tangannya dan menekankan ibu jarinya
ke dadaku. Ia mulai menggencetku.
43 | A n i m o r p h s # 3 5
"Aku akan mengajarimu mengotori mejaku, dasar kau-"
Tulang rusukku! Mulai bengkok! Mulai remuk!
Paru-paruku! Mau meledak! Darah mengalir deras ke kepalaku!
Mataku terkunci pada wajah Tennant. Dia menggertakkan giginya. Mata biru
pucatnya terbelalak, tiba-tiba muncul pembuluh darah. Pembuluh darah di
dahinya membengkak dan berdenyut.
Dia terlihat seperti mau meledak, meledak seperti kista yang pecah. Tapi
tangannya tak lagi meremasku.
Kemudian aku menyadarinya. Yeerk ini sedang berjuang. Melawan sesuatu yang
ada di tubuhnya. Berjuang melawan William Roger Tennant. Manusia yang asli
bernama William Roger Tennant.
"Oh, burung kecil, burung kecil," bisik Tennant. "Kalau saja kau bisa mendengar
jeritan induk semangku yang penuh kesedihan. Permohonannya untuk
menyelamatkan nyawamu yang tak berharga. Manusia! Spesies yang lemah dan
sentimentil." Kemudian dia meregangkan cengkeramannya dan mulai membelai-belai buluku.
"Oh, aku akan sangat senang bisa membunuhmu," nyanyinya. "Jika bukan
karena alasan lain selain jeritan kesedihan dari induk semang yang hatinya
sangat tersiksa ini, oh ya, oh ya. Tapi aku tidak akan membunuhmu. Tidak
sekarang. Tidak, tidak, tidak. Aku akan menantikan hari dimana aku bisa
membunuh semua makhluk-makhluk mengerikan seperti kalian secara
bersamaan! Oh, pasti akan sangat menyenangkan! Mungkin saja pembantaian
seperti itu akan cukup untuk menghancurkan jiwa manusia ini, sekali dan untuk
selamanya!" Dia tetap membelaiku. Matanya berkaca-kaca. Keringat bermunculan di dahinya.
44 | A n i m o r p h s # 3 5
Aku mencoba untuk santai. Mencoba untuk tetap tenang. Dia akan
melepaskanku. Iya, kan" Dia sepertinya tidak sadar kalau Rachel telah kembali.
Melayang di atas sana, mengamati, siap untuk menyerang.
Seolah-olah ia bisa menimbulkan luka yang berarti dengan morf burung palek
itu.
"Ketika aku pertama kali diberi induk semang ini," William Roger Tennant terus
berbicara, suaranya melembut, seperti sedang berbicara dengan para penonton
TV yang asyik, "Aku tidak pernah mengira bahwa tantangan terbesar yang harus
kuhadapi adalah harus berpura-pura menjadi sesabar, sebaik, dan se-penyayang
manusia yang menyedihkan dan cengeng ini. Siapa yang menyangka peran ini
akan menjadi begitu sulit?"
Tennant berjalan ke arah sebuah cermin yang tinggi, menatap bayangannya,
kemudian berbalik kembali ke mejanya yang berada di tengah ruangan. "Aku
adalah seorang pejuang!" teriaknya, membuat gerakan dramatis dengan diriku
sebagai propertinya. "Seorang pejuang yang terperangkap dalam tubuh
mengerikan ini. Bisakah kau bayangkan, burung kecil, bagaimana sakitnya diriku
harus berpura-pura menjadi ramah dan baik dan sopan, pagi, siang, dan malam!
Aku ingin menyerang! Menghancurkan! Membunuh semua orang-orang bodoh di
sekelilingku! Tapi aku tidak bisa. Tidak! Itu bukanlah sifat William Roger Tennant,
si pembela kebajikan. Pelindung dari semua jenis kehidupan. Bah!"
jiwa.">
Kemudian, secara mengejutkan,Tennant mengangkat kepalan tangannya dan
membukanya. Aku berusaha berdiri di atas kakiku.
45 | A n i m o r p h s # 3 5
"Bagus, bagus, burung kecil." Dia membelai bulu-bulu di dadaku. "Burung kecil
yang baik. Buruuuung keciiillll yaaang baiiiiikkk."
Dia membawaku tepat di depan wajahnya. Aku mencoba menahan keinginan
untuk mematuk dan mencabik sedikit hidungnya.
"Aku punya ide, burung kecil. Jika kau bisa memberitahu namamu padaku, aku
akan memberimu hadiah. Siapa namamu, burung kecil?" katanya. "Katakan pada
William Roger Tennant siapa namamu."
46 | A n i m o r p h s # 3 5
"Siapa namamu, burung kecil?" ulangnya.
Tennant terus menatap tepat ke arah mataku, senyuman ganjil itu masih
melekat di wajahnya.
Ada suara bising dari koridor! Gemuruh suara derap kaki-kaki yang gemuk. Kakikaki bercakar. Apakah Tennant bisa mendengarnya" Dia tidak menunjukkan
reaksi apa-apa.
"Apakah kau tidak tahu namamu, burung kecil?" desis Tennant, matanya
menyipit. "Semua burung-burung kecilku yang berharga tahu namanya."
Aku menekuk kakiku, siap untuk terbang.
Kecurigaan yang tiba-tiba membuat wajahnya menggelap. "Kecuali kau
bukanlah satu dari burung peliharaanku yang berharga."
Aku melompat ke belakang, keluar dari telapaknya. Mengepak gila-gilaan,
mencoba untuk keluar dari jangkauan tangannya.
47 | A n i m o r p h s # 3 5
"Kecuali kau adalah salah satu bandit Andalite dalam morf! Komputer! Status
Siaga Satu! Penyelundupan Andalite!"
Tennant melayangkan pukulan ke arahku. Meleset. Aku melesat menuju langitlangit. Berbelok mengikuti Rachel menuju ke arah pintu. Tinggal tiga meter lagi.
WHAM!!
Satu sayapku patah, tertekuk ke belakang. Aku bisa merasakan salah satu tulang
sayap yang panjang mencuat keluar dari kulitnya.
"Andalite yang bodoh," Tennant menatapku dengan keji. Dia menendang kamus
tebal itu ke samping dan merengkuhku ke dalam tangannya yang berkeringat.
"Mengambil morf yang begitu lemah! Kuhargai keberanianmu, tapi sangat
kusayangkan sepertinya aku tetap harus membunuhmu!"
Rachel melesat menuju kepala Tennant. Kaki terlebih dahulu, dia menancapkan
cakarnya ke rambut Tennant.
"Apa ?"" Tennant menggeram.
Masih mencengkeram rambut Tennant.
William Roger Tennant menjatuhkanku.
Aku menabrak lantai. Rasa sakitnya! Tubuhku hancur. Setiap tarikan nafas
adalah perjuangan yang menyakitkan. Samar-samar aku bisa melihat Rachel
melayang tepat di atas kepala Tennant, cakarnya mencengkeram erat kuncir
ekor kuda palsu milik Tennant.
48 | A n i m o r p h s # 3 5
"Kembalikan padaku!" jerit Tennant.
mengejarnya.
beberapa Hork-Bajir. Tobias, kami butuh kau dibawah sini!>
Aku mendengar suara-suara pertarungan di koridor yang panjang itu. Cabikan.
Erangan. Tebasan. Aku mencoba berkonsentrasi. Yang perlu kulakukan hanyalah demorf, dan
semua lukaku akan menghilang. Tapi kesadaranku melemah dengan cepat. Aku
hampir-hampir tidak memiliki kekuatan untuk berpikir, apalagi untuk demorf.
BLAM! Sebuah tembakan! Aku merasakan perubahannya dimulai. Sayapku yang patah mulai tumbuh. Bulubulu menjadi daging. Massa tubuhku membesar, semakin berat.
49 | A n i m o r p h s # 3 5
Luka-lukaku menghilang perlahan. Lenganku terulur ke depan, sembuh secara
ajaib. Tulang rusuk dan dadaku kembali ke ukuran dan bentuk semula. Paruparuku, bisa bernapas lagi!
TSEEEWWW! Sinar Dracon! Aku hampir selesai. Rasa sakitnya menghilang. Aku bisa melihat dengan jelas.
Berpikir dengan jernih. Sekarang apa" Morf lagi" Morf tempur. Morf gorilaku
pasti sudah cukup. Aku berguling ke bawah meja yang besar dan memusatkan pikiran. Lenganku
mulai tumbuh. Tebal. Kuat. Cukup kuat untuk membalikkan sebuah mobil tanpa
mengeluarkan sebutir keringatpun.
Rasanya terjadi peristiwa yang menggemparkan di koridor sana. Lantainya
berdentum-dentum. Dinding-dinding bergetar.
"Bunuh mereka!" William Roger Tennant berteriak. "Bunuh bandit-bandit
Andalite itu!" Tembakan lagi! Aku melihat satu Hork-Bajir berjalan terhuyung memasuki ruangan. Dia
menabrak jendela, menggapai-gapai, meleset, dan jatuh, terbungkus oleh tirai
jendela yang transparan. Morf-nya berlanjut. Cepat! Teman-temanku membutuhkanku! Ayolah, Marco!
Morf! Morf! Tunggu! Ada yang salah! Lenganku terus tumbuh, tapi sisa tubuhku yang lain
menyusut! Lebih kecil, lebih kecil. Panjang tubuhku hampir tidak sampai satu
kaki! Tubuh sepanjang satu kaki dengan lengan-lengan sepanjang tiga kaki!
Kulitku mulai mengering, mengeripik. Sisik" Kepalaku mulai menyusut di
bahuku, memipih dan membentuk seperti panah. Sebuah mata muncul pada
masing-masing sisi wajahku. Bibir bawahku mencuat keluar seperti sedang
50 | A n i m o r p h s # 3 5
terperangkap dalam mode cium. Kemudian bahuku menyusut ke dalam sisa
tubuhku hingga aku hanyalah sebuah tubuh yang panjang dan gepeng dengan
lengan-lengan yang luar biasa besar.
Aku merasakan dua celah muncul, masing-masing pada sisi wajahku. Dan tibatiba, aku tidak bisa bernapas. Insang! Aku telah menumbuhkan insang!
Aku setengah gorila, setengah salmon!
Tobias" Aku memfokuskan mata ikanku yang menyimpang pada jendela terdekat.
Panik! Aku tak bisa bernapas! Dan tubuh kecilku tidak menyimpan banyak
oksigen. Aku merasa pusing"
Aku mengerang. Tapi perubahannya telah dimulai. Tubuhku mulai membesar.
Lenganku menyusut. Celah di pipiku menghilang. Aku megap-megap mencari
udara. Udara yang manis, dan indah.
William Roger Tennant menjerit, "Bunuh mereka! Hancurkan mereka. Aku tak
peduli meskipun kalian harus menghancurkan rumah ini saat melakukannya!"
TSEEEWWW! Sinar Dracon lagi!
TSEEEWWW! 52 | A n i m o r p h s # 3 5
Aku hampir selesai demorf. Aku sudah menjadi manusia. Dengan lengan dan kaki
dan paru-paru yang normal dan berfungsi dengan baik.
Sebenarnya bukan hal yang bagus. Jika Tennant melihatku, mengidentifikasiku
sebagai Marco si anak-anak " bukan bandit Andalite " hidupku akan berakhir.
Untuk hal ini, hidup ayahku juga.
Kenyataanya, semua teman-temanku " semua yang kukenal " akan terbunuh
atau menjadi tawanan para Yeerk.
Tapi jika aku tidak bertindak sekarang teman-temanku pasti akan mati. Aku
harus memikirkan sesuatu!
Pintu yang menuju ke koridor terbuka ke dalam. Aku bersembunyi di
belakangnya. Pintu ini besar. Terbuat dari kayu pohon ek yang padat, sekitar dua
inchi tebalnya. TSEEEWWW!
Aku mendengar engahan napas mamalia yang besar. Entakan kaki prajuritprajurit Hork-Bajir.
Melewati pintu yang terbuka! Jake, Rachel, Cassie, Ax!
"Tangkap mereka!" William Roger Tennant berteriak.
terperangkap di dalam kantor! Mereka akan-"
"Mereka akan WHAM! Aku membanting pintunya. Pintu itu menghantam sesuatu. Dilihat dari teriakanteriakan Tennant yang tak boleh ditiru, itu adalah wajahnya.
"Tak ada waktu!" kataku, mengunci pintunya. "Kita harus melarikan diri."
53 | A n i m o r p h s # 3 5
Dan kami harus keluar lewat jendela.
"Bodoh!" Tennant menjerit dari balik pintu. "Hancurkan pintu ini! Hancurkan!"
Aku melihat ke sekeliling ruangan. Apa yang bisa dipakai"
Webster"s College Edition12" The New York Public Library Desk Reference13" The
Collected Works of Leo Tolstoy14" Kursi"
Tidak. Laptop William Roger Tennant. Aku mengambilnya dengan kedua tangan
dan menariknya dari meja, mencabut kabel-kabelnya saat melakukannya.
"Semoga saja dia tidak mem-back up hard drive-nya," kataku, sambil berbalik
membelakangi jendela. Aku memutar laptop-nya seperti akan melakukan
hammer toss. Tepat pada puncak lengkungannya, kulepaskan laptop-nya.
Komputer itu melambung di udara.
CRASH!
Animorphs - 35 Tawaran The Proposal di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Jendela yang besar itu hancur menjadi ribuan pecahan kaca.
jendela yang hancur. Berusaha berpijak pada kaki mereka. Berlari kencang,
melewati dinding pekarangan tertutup ini. Aman.
BOOM!BOOM! Benturan bertubi-tubi! Pintu kantornya mulai melengkung.
Aku melesat menyeberangi ruangan. Kantornya terletak di lantai satu mansion
ini. Tapi tanahnya melereng tajam ke bawah menuju laut.
12 Semacam kamus Buku referensi yang mencakup banyak hal, dari hal-hal kecil hingga yang serius, bisa dibilang seperti Wikipedia
versi buku. 14 Leo Tolstoy adalah seorang penulis, ahli filsafat, dan pemikir politik. Karyanya yang paling terkenal adalah War
and Peace (1896) dan Anna Karenina (1877).
13 54 | A n i m o r p h s # 3 5
Setidaknya ada turunan setinggi dua puluh kaki.
Pohonnya. Cabang-cabangnya menjalar hingga beberapa kaki mendekati
jendela. Di bawah, lantai semen yang keras.
Tapi apa pilihan yang kumiliki" Pergelangan kaki patah " atau hidup sebagai
Pengendali. Aku menggertakan gigiku, berdiri di ambang jendela, dan melempar tubuhku
keluar. Menendang-nendang, memukul-mukul, dan menyambar sebuah cabang
pohon dengan satu tangan.
Jatuh dari pohon. Berlari menuju barisan semak-semak yang berjajar di dinding
yang mengelilingi pekarangan. Masuk ke dalamnya dan menekuk tubuhku
hingga sekecil mungkin. Apakah William Roger Tennant melihatku"
55 | A n i m o r p h s # 3 5
"Kenapa kau tidak memberitahu kami tentang masalah ini?" Jake bertanya. Kami
berkumpul di gudang jerami Cassie. Saat ini aku tidak bisa berbohong lagi. Tidak
bisa pura-pura kalau kecelakaan morf itu tidak pernah terjadi. Tobias telah
melihat semuanya dari luar jendela.
"Aku tak tahu," kataku. "Aku pikir ini bukan masalah besar."
"Ya, kau benar. Kau berubah menjadi setengah salmon dan setengah gorila
sementara kami semua bermain tangkap ekornya dengan Hork-Bajir, bagaimana
mungkin itu jadi masalah?" kata Rachel.
"Semuanya berakhir dengan baik-baik saja, kan"!" hardikku. "Apalagi, Rachel.
Kau sendiri juga tidak terlalu jujur pada kami saat kau punya alergi terhadap morf
buaya itu. Malah, jika ingatanku benar, kau berbohong pada kami. Dan sekarang
kau berkata seolah kau lebih baik padahal tidak."
Rachel mengernyit, kemudian memiringkan kepalanya, dan berkata, "Kayaknya
akan kubiarkan orang lain saja yang memarahimu."
Jake menoleh ke arah Ax. "Apa kau tahu kenapa hal ini bisa terjadi?"
dimana gangguan emosional memiliki efek negatif terhadap kemampuan morf.>
"Mungkin masalah tentang ayahmu itu sebenarnya membuatmu terganggu lebih
dari yang kau pikirkan," Cassie mengusulkan.
Aku menatap Cassie tajam.
"Maaf, Marco," katanya. "Tapi jika hal ini mempengaruhi kemampuan
bertarungmu, maka ini adalah urusan semuanya."
56 | A n i m o r p h s # 3 5
"Ada masalah apa dengan ayahmu?" tuntut Jake.
"Dia berkencan, oke?"
"Hanya itu" Kita semua sudah tahu soal itu. Jadi itu adalah alasan kenapa kau
morf menjadi surf and turf15?"
"Em, Jake," Cassie menyela. "Ibunya, mungkin saja belum meninggal" Ayahnya,
mungkin saja tidak bisa dibilang seorang duda?"
"Oh." Jake terlihat menyesal. "Maaf. Aku tidak langsung menyadarinya. Kenapa
kau tidak bilang apa-apa sebelumnya, Marco" Aku sahabatmu."
Aku mengangkat bahu. "Karena ini bukan masalah besar." Aku tertawa. Tawa
bohongan. "Aku rasa Ms. Robbinette tidak akan tahan lama. Seberapa lama dia
bisa tahan menghadapiku?"
"Bisa dibilang begitu," kata Cassie.
"Tapi sebaiknya kau tidak berpikir begitu," tambahku. "Dia hanya-"
"Oke, pertama-tama, kita hancurkan TV Ax," kataku.
"Dengar, masalahnya sekarang adalah kemampuan morf Marco." Jake menoleh
ke arahku. "Kita tidak bisa membiarkanmu menjalani misi-misi dengan keadaan
seperti itu. Ini untuk kebaikanmu dan juga kita."
15 Istilah di restoran untuk menyebut sebuah sajian yang terdiri dari seafood dan daging. Surf berarti yang berasal
dari air alias seafood seperti lobster, udang, kepiting, cumi, dll. Sedangkan turf berarti pemakan rumput, biasanya
berupa steak daging sapi.
16 Kalau dibahasa-indonesiakan artinya yang muda dan tak kenal istirahat. The Young and the Restless ini adalah
opera sabun televisi Amerika yang tayang dari tahun 1973 hingga saat ini sudah mencapai 41 season dengan
10.481 episode terhitung pada tanggal 10 Oktober 2014.
57 | A n i m o r p h s # 3 5
"Sungguh, itu sama sekali bukan masalah," protesku. "Aku hanya mengalami
beberapa minggu yang menyebalkan, itu saja. Aku akan melupakannya. Percaya
padaku." "Mungkin kau perlu bicara pada seseorang," Cassie menyarankan. "Misalnya
pada orang yg profesional."
"Ya, Cassie. "Oh, Dokter Freud" Ayahku punya rencana untuk menikah lagi. Kau
tahu, dia pikir ibuku sudah meninggal, tapi sebenarnya tidak. Dia sebenarnya
adalah budak alien parasit yang berusaha untuk menguasai planet ini. Dan apa
sudah kukatakan bahwa kenyatannya aku sendiri yang sedang melawan invansi
alien ini" Yang kulakukan dengan cara berubah menjadi binatang" Apa kau
bilang" Berapa ukuran straight-jacket17 yang kupakai?"
"Well, oke," Cassie menjawab lembut. "Tapi bagaimana dengan kami" Kami
temanmu, Marco. Kau bisa cerita pada kami. Menyimpan semuanya sendirianlah
yang membuatmu merasa stress."
"Cassie, setiap orang disini punya masalah. Ax adalah satu-satunya anggota
spesiesnya yang berjarak triliunan mil yang bukan merupakan Pengendali; kau
adalah si pecinta damai yang menghabiskan separuh dari waktunya memerangi
alien; Jake hanyalah si atlet bodoh yang mencoba berperan menjadi Jenderal
Eisenhower18; Rachel hanya berjarak sekitar tiga milimeter dari morf permanen
menjadi terminator; dan, oh, ngomong-ngomong, Tobias adalah burung yang
tinggal di pohon dan makan tikus untuk sarapan. Kita semua punya masalah. Kita
bukanlah tipe anak yang bisa jadi model poster majalah kesehatan jiwa."
"Atlet bodoh" Maksudmu?"
17 Jaket khusus orang gila yg bertujuan agar pasien tidak dapat banyak bergerak.
Dwight D. Eisenhower, presiden Amerika ke-34 dan merupakan satu-satunya presiden yang pernah berdinas
dalam Perang Dunia I dan II. Eisenhower adalah Panglima Tertinggi Sekutu Eropa dengan pangkat Jenderal
Angkatan Darat. 18 58 | A n i m o r p h s # 3 5
"Intinya adalah kita semua bergantung pada kuku jari kita19. Aku punya hak apa
untuk jadi gila?" Cassie mengangkat bahu. "Sebesar hak semua orang."
"Yeah, well, ini bukan masalah besar, oke" Kita punya hal yang harus dilakukan.
Aku hanya perlu menenangkan diri saja."
Jake menghela napas. "Oke, ayo fokus. Bukan berarti masalah Marco tidak
penting, tapi kita memang punya misi. Menjatuhkan William Roger Tennant."
"Sangat mudah," gumam Rachel merengut. "Pandangan publik terhadapnya
bagaikan emas murni. Kecuali fakta bahwa dia benar-benar gila, kekurangan
yang dia miliki sepertinya hanya karena memakai rambut palsu."
Jake melambaikan tangan di depan mukanya sendiri seperti sedang menghapus
papan tulis. "Baiklah. Jelas sekali kita tidak akan menemukan solusinya malam
ini. Sebaiknya kita pulang saja dan mengerjakan PR. Dan Marco?"
"Yeah," gumamku. "Aku tahu. Jangan morf."
19 Kira-kira yang diumpamakan Marco adalah mereka dalam keadaan akan jatuh dan hanya bisa berpegangan
dengan kuku jari mereka. 59 | A n i m o r p h s # 3 5
Perjalanan pulang memberiku banyak waktu untuk berpikir.
Hanya butuh jarak dua blok untuk menemukan sebuah kesimpulan.
Aku benci hidupku. Aku bukan orang yang suka mengasihani diri sendiri. Itu tidak ada manfaatnya.
Tapi ada saat-saat dimana tidak ada gunanya lagi menyangkal bahwa hidup itu
menyebalkan. Untuk waktu yang sangat lama aku terus berpegang pada harapan bahwa ibuku
akan kembali lagi. Aman dan baik-baik saja. Bahwa ibuku dan ayahku mungkin
akan makan malam bersama setiap malam dan pergi berlibur ke Grand Canyon
dan bermain Monopoli di Sabtu sore yang sedang hujan.
Kemungkinannya kecil, untuk ibuku kembali ke rumah. Aku tahu itu.
Kemungkinan yang sangat, sangat kecil. Bahkan kemungkinannya sangat kecil
untuk percaca bahwa dia masih hidup. Tapi aku tetap masih punya harapan.
Kemudian Ms. Robbinette datang. Menghancurkan harapan terakhir itu.
Menipiskannya. Aku mulai menjadi gila. Sulit dipercaya bahwa setelah semua kegilaan yang
kualami sejak perang ini dimulai, sebuah masalah sederhana dari kehidupan
sehari-harilah yang membuatku hampir gila.
Oh, ya. Dan kemudian kenyataan bahwa kami sama sekali tidak memiliki
petunjuk untuk menghentikan William Roger Tennant merekrut orang-orang
untuk The Sharing di acara TV prime-time.
Dan sekalipun kami punya, aku mungkin tidak akan diperbolehkan bertarung
dengan yang lain. Karena MASALAH yang kumiliki.
60 | A n i m o r p h s # 3 5
Hari yang buruk" Tentu. Tapi ini masih terlalu awal. Masih ada hal yang bisa
memperburuk keadaan. Jika aku benar-benar beruntung.
Apa yang kulakukan di sisa malam ini"
PR" Tidak setelah pengalaman yang mendekati kematian. Tidak, pengalaman
mendekati kematian menuntut beberapa jam bermain PlayStation setelahnya.
Jalanku. Rumahku. Aku berbelok untuk memasuki halaman rumahku.
Dan berhenti. Ada yang salah. Aku menoleh dengan cepat ke jalanan. Tidak ada
orang. Menoleh lagi ke arah rumah. Gelap. Tapi garasinya terbuka dan mobil ayahku
terparkir disana. Dan mobil siapa yang terparkir di halaman rumah"
Butuh beberapa langkah. Pelan. Ini akan menjadi akhir yang sempurna untuk hari
ini, pikirku. Serangan kejutan oleh Yeerk. Visser Three sedang menungguku di
dalam ruang tamuku sendiri.
Apakah Yeerk telah melihatku di rumah William Roger Tennan" Apakah mereka
sudah mengidentifikasiku"
Aku mengendap-ngendap ke belakang rumah. Tidak ada cahaya juga disana.
Dengan perlahan aku berputar lagi ke depan rumah. Mengintip dari jendela besar
yang ada di ruang tamu. Terlalu gelap. Aku tidak bisa melihat apa-apa.
Apa yang harus kulakukan" Mencoba morf" Aku tidak yakin bisa melakukan satu
morf-pun dengan benar. Dan sekalipun bisa, satu gorila tidak akan cukup untuk
menghentikan Visser Three dan sepasukan Hork-Bajir.
Tiba-tiba aku merasa bahwa mungkin saja aku hanya bersikap paranoid. Bahwa
ayahku sudah tidur. Bahwa dia hanya lupa menutup pintu garasinya. Tapi itu
tidak menjelaskan mobil yang satunya.
Aku berpikir untuk berlari mencari Jake dan yang lainnya. Tapi kemudian sadar
bahwa disaat aku sudah kembali dengan kekuatan penuh, ayahku bisa saja sudah
mati. Atau lebih buruk. 61 | A n i m o r p h s # 3 5
Tak ada pilihan. Aku meraih gagang pintunya. Memutarnya.
Dengan perlahan aku membuka pintu.
"RrrrrrrrRrrrrrrrRrrrrrRrrrrrrrrrrrR R Rrrrrrrrrr."
Dua kaki bercakar menabrak perutku.
"Aaaaaah!" jeritku.
"Apa yang-?" sebuah suara berteriak.
Aku mengibas-ngibaskan tanganku dengan liar, mendorong si monster menjauh.
"Arrarrarrarrarrarrarrarrarr!"
Dia menyerang lagi. Melindungi diriku dari cakarnya, aku menekan sakelar lampu
di dinding. Lampunya menyala.
"Menjauh dariku!" teriakku.
"Arrarrarrarrarrarrarr!"
"Marco?" Itu ayahku. Dia duduk di sofa. Ms. Robbinette duduk di sofa juga. Mereka duduk
sangat berdekatan. Malah, Ms. Robbinette bisa dibilang lebih banyak duduk di
atas ayahku daripada duduk di sofa.
Ayahku meloncat berdiri. Wajahnya hampir semerah lipstik yang tercoreng
disana. "Euclid!" Ms. Robbinette berteriak. "Hentikan! Duduk! Diam!"
Anjing idiot itu terus menyalak. Dan melompat ke arahku. Panjangnya hanya
satu setengah kaki, tapi dia dapat melompat setinggi tiga kaki di udara. Pasti
sangat mudah untuk menendangnya menyeberangi ruangan. Persis melewati
jendela dapur di belakang rumah.
"Apa yang kau lakukan di rumah?" ayahku bertanya dengan tersipu.
62 | A n i m o r p h s # 3 5
"Uh, aku tinggal disini?" jawabku, mendorong anjingnya menjauh.
"Euclid! Hentikan!" Ms. Robbinette berteriak lagi. "Jujur, aku tidak mengerti dia
kenapa." Aku tergoda untuk membalasnya. Tapi sebaliknya, aku menangkap si anjing
kampung di tengah udara. Dia mencoba melepaskan diri, tapi aku meremasnya
di tubuhku seperti seorang pemain belakang yang membawa bola. Aku mulai
menyadapnya dan dia menjadi lemas.
"Ohhh," Ms. Robbinette berkata, terpesona pada pemandangan Euclid yang
setengah tertidur di tanganku. "Lihat" Dia menyukaimu, Marco."
Aku rasa kau bisa menyebut Ms. Robbinette cantik. Dia punya rambut berwarna
gelap dan kulit yang putih mulus. Aku tak peduli.
"Kami tidak menyangka kau akan pulang secepat ini," ayahku bergumam
sementara ia memainkan tangannya.
"Maaf." "Biasanya kau pulang sangat malam. Kau tahu. Dengan Jake."
Euclid bangun dari keadaan mengantuknya. Dia mulai menggeliat dan aku
menjatuhkannya. Dengan cepat ia menjepitkan rahangnya pada pergelangan kaki jeans-ku dan
mulai menarik. "Euclid!" Ms. Robbinette berteriak. "Kau tahu, Marco, Euclid bisa merasakan
stress. Apa kau sedang merasa stress?"
Aku menatap ayahku. "Uh, bukankah kita semua begitu?" dia berkata dengan tawa kaku.
"Kurasa aku mau ke kamarku saja sekarang," kataku. Aku mengambil
PlayStation-ku dari bawah meja kopi.
63 | A n i m o r p h s # 3 5
"Senang bertemu denganmu, Marco," Ms. Robbinette berkata dengan sopan.
"Eh-heh," gerutuku. Ayahku memandangku dengan ekspresi terluka.
Aku menaiki tangga dengan langkah keras, Euclid menempel pada
pergelanganku. Ketika aku sampai di depan pintu kamarku, aku melepaskan rahang Euclid
dengan perlahan dari jeans-ku, mendorongnya pergi, dan membanting pintu.
"Arrarrarrarrarrarrarrarrar!"
Aku tidak tahu berapa lama ia tinggal disana dan dan terus menggonggong. Aku
menghubungkan headphone-ku ke TV dan menaikkan volume-nya cukup besar
untuk meredam suaranya. 64 | A n i m o r p h s # 3 5
Normalnya aku akan protes. Normalnya aku akan mengatakan kalau gagasan
misi ini adalah gila. Sepuluh poin dari Sepuluh Skala Kegilaan.
Animorphs - 35 Tawaran The Proposal di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Tapi aku tidak bisa. Tidak bisa bilang apa-apa, karena Jake telah
mengikutsertakan diriku di misi penyusupan Solid Citizen Award dan
menghancurkan citra William Roger Tennant.
Kami harus menunggu sampai Sabtu sore untuk misi ini. Aku telah
menghabiskan sebagian waktuku untuk berlatih morf di kamar mandi. Gorila.
Osprey. Camar. Serigala. Bahkan morf menjijikan seperti lalat dan kecoak.
Tak ada apa-apa. Tak ada masalah. Semua morf terkendali. Semua morf utuh
dan lengkap. Sepertinya aku sudah bisa mengendalikan morf-ku. Aku menunjukkan beberapa
morf di depan yang lain untuk membuktikannya.
Akhirnya, Jake memutuskan untuk memberiku kesempatan. Apalagi, dia
membutuhkanku. Tugas yang besar. Misi kami sederhana. Kami sudah lihat sendiri Yeerk di kepala Tennant bukanlah
contoh sempurna dari jiwa yang sehat. Maksudku, kita bisa memakai fotonya
untuk ditaruh di kamus di samping kata "sinting". Yang kita perlukan adalah
menunjukkan hal itu pada dunia. Kalau kami bisa membuat dia kehilangan
kendali di depan umum, well, bye-bye guru.
Perjamuannya diadakan di sebuah hotel besar di dekat pantai, tak jauh dari
mansion William Roger Tennant. Kami pernah melakukan misi disana
sebelumnya, ketika kami mencoba menghentikan Yeerk untuk memperbudak
beberapa pemimpin dunia yang paling berkuasa.
65 | A n i m o r p h s # 3 5
Tingkat keamanannya sama sekali tidak mendekati tingkat keamanan ketika
para presiden dan perdana menteri yang menjadi tamu. Malahan, cukup mudah
untuk masuk kesana. Kami morf menjadi camar. Terbang ke hotel. Menemukan ruangan kosong
dengan balkon. Mendarat di balkon, demorf, dan berjalan masuk. Kau akan
terkejut mengetahui seberapa banyaknya orang yang meninggalkan balkonnya
tak terkunci. Kurasa mereka tidak pernah berpikir bahwa akan ada orang yang
memanjat naik dua belas lantai.
Kemudian kami turun lewat tangga karyawan, menemukan kamar mandi dekat
dapur restoran, dan morf menjadi kecoak. Untungnya, kami sangat mengenal
tempat ini. Kami tahu jalan-jalan disini. Yang tentu saja adalah hal bagus karena
apa yang bisa dilihat kecoak tidak berguna untuk dilihat.
Dan disinilah misi ini mulai menjadi sangat menarik. Jauh sangat menarik.
seseorang membuka pintunya. Kita menuju kesana. Kemudian menyeberangi
ruangan, kiri, melewati dua pintu, masuk ke pintu ketiga, dan kita akan ada di
dapur.>
66 | A n i m o r p h s # 3 5
keantusiasan seperti biasa. Tidak ada yang lebih membuatku takut ketimbang
Rachel yang merasa takut.
Kami berlari menuju dinding. Kemudian kami berlari memanjat dinding.
Inilah rasanya jadi kecoak. Bayangkan sebuah mobil. Bayangkan salah satu mobil
Jaguar yang keren itu. Maksudku, di dalam imajinasi semuanya gratis, kan" Lebih
baik membayangkan mobil yang keren.
Bayangkan mobil Jaguar merah. Bayangkan dirimu terikat di bawah mobil, wajah
menghadap ke bawah, hidungmu berjarak satu milimeter dari jalanan, dan si
idiot yang mengemudi dengan kecepatan seratus mil per jam.
Seekor kecoak yang berlari di lantaimu kelihatannya cepat. Tapi dari bawah sini,
dari sudut pandang si kecoak, rasanya seperti ada seseorang yang menempelkan
ribuan botol roket di pantatmu dan menyalakannya bersamaan.
Aku melesat melewati lantai ubin yang kotor itu. Dan kemudian berhenti
mendadak ketika antena kecil kecoakku yang pintar memberitahu bahwa dunia
ini akan menjadi vertikal. Aku merangkakkan dua kaki depanku ke atas dinding,
kemudian dua kaki tengahku, kemudian dua kaki belakangku, dan akupun
memanjat ke atas. Lurus ke atas. Lurus ke atas seperti ada orang yang telah
menghentikan hukum gravitasi.
67 | A n i m o r p h s # 3 5
Zooom! Menaiki dinding, cakar kacil mungil menapaki benjolan kecil mungil di lukisan. Ke
atas dan ke atas, agak miring ke kiri, menakuti diri sendiri dengan menabrak Ax,
kemudian lurus ke atas lagi.
Aku adalah robot cokelat kecil. Ke atas. Ke atas. Dan kemudian, dinding. Hanya
saja itu bukan dinding, itu adalah langit-langit.
melakukannya. Aku adalah si pengacau. Aku yang paling diragukan disini. Aku
harus menjadi keren. Aku melakukannya persis seperti yang kulakukan saat berpindah dari lantai ke
dinding. Dua kaki depan. Kaki tengah. Kaki belakang.
Jatuh! Jatuh! Jatuh selama-lamanya, terpelintir dan berputar dan "
Tunk! Aku menabrak lantai. Aku jatuh di ketinggian ratusan kali tinggi tubuhku. Seperti
manusia yang jatuh dari puncak gedung pencakar langit. Aku mendarat di
punggungku. Aku baik-baik saja. Aku melaju lagi ke dinding, kembali memanjat dinding, dan bergabung dengan
yang lain. 68 | A n i m o r p h s # 3 5
kataku.
Mengelilingi kamar mandi. Menuju pintunya. Turun, tepat di atas pintunya,
kemudian naik lagi ke arah langit-langit koridor. Menyusuri sudutnya sampai ke
ujung koridor, kemudian kembali mencari pintu dapur.
Pada akhirnya kami sampai kesana. Kami berada di dapur. Misi hampir
terlaksana. Dan kemudian Cassie berkata,
salad atau makanan mana yang merupakan makanan Tennant">
Kemudian diikuti kesunyian yang panjang.
Dan kemudian, masih menjadi si idiot, aku berkata,
69 | A n i m o r p h s # 3 5
Sebenarnya aku bukan pilihan yang tepat untuk tugas ini, mengingat masalah
morf-ku akhir-akhir ini. Tapi hanya Cassie, Ax, dan aku yang punya morf yang
dibutuhkan, dan Ax tak bisa diandalkan di dapur dalam morf manusia. Terlalu
banyak garam dan lemak yang menggoda. Dan kami membutuhkan Cassie
bersama dengan Jake dan Rachel. Jadi aku yang kebagian tugas.
Sementara yang lain tetap bersembunyi di bawah peralatan yang besar dan tak
teridentifikasi, aku bergegas menuju loker karyawan yang berbatasan dengan
dapur. Dan bagaimana aku bisa menemukan loker karyawan, kau tanya" Bau, tentu
saja. Tidak ada aroma manapun yang se-khas keringat manusia dan urin.
Aku menemukan bilik toilet kosong dan demorf.
"Petualangan superhero lainnya," gumamku pada diri sendiri. "Apa Batman
berpindah dari satu kamar mandi ke kamar mandi lain" Tidak. Apa Silver Surf
beraksi di dalam bilik toilet" Tidak, dia tidak melakukan itu."
Ruangan lokernya kosong. Aku menggeledah semua lokernya sampai
menemukan sebuah kaos dan celana yang tidak membuatku kelihatan pendek.
Sebuah dasi kupu-kupu yang serasi.
"Apa Daredevil memakai baju kotor orang lain" Tidak. Spawn, mungkin. Lain kali
kalau ada formulir pendaftaran superhero aku-"
Aku terdiam. Seorang pria muda masuk ke dalam ruangan, mengabaikanku, dan
dengan cepat menyalakan rokok. Aku berjalan melewatinya, menunduk.
Berisik. Sangat berisik. Teriakan, denting suara panci, geraman suara mesin
pencuci piring, suara pisau yang memotong-motong.
70 | A n i m o r p h s # 3 5
Dapur dipenuhi aktivitas yang sangat sibuk. Area seukuran setengah dari aula
gedung olahraga terdiri dari beberapa kompor besar, oven-oven, dan meja untuk
memotong. Lusinan koki sedang menghias steak, memotong bawang,
mencampur saus. Di sepanjang salah satu dindingnya adalah area pencuci. Di masing-masing
sisinya ada sebuah pintu ayun ganda. Pintu itu menuju ke ruangan perjamuan.
Dinding yang membatasi ruangan loker dan dapur dipenuhi oleh beberapa
komputer register, mesin pembuat kopi berukuran standar industri, mesin
espresso, dan beberapa kulkas besar. Jake dan yang lain sepertinya berada di
bawah salah satu kulkas-kulkas itu.
Area memasak dan bagian dapur yang lain dibatasi oleh sebaris panjang rak
stainless-steel yang terisi penuh oleh piring-piring. Sekumpulan pria berdiri di
belakang rak-rak itu, mencampur selada di dalam mangkuk besar.
Waiter dan waitress berlalu-lalang. Berhenti di depan komputer untuk mengetik
pesanan. Membawa nampan-nampan minuman melewati pintu ayun, keluar ke
ruang perjamuan. Tak ada orang yang menyadari ketika aku berlutut di depan kulkas yang paling
dekat pintu. "Guys?" bisikku.
"Ini bukan Spider-Man." Aku menaruh tanganku di atas lantai. Lima kecoak kecil
merangkak ke jari-jariku, naik ke atas telapak tanganku, dan masuk ke bawah
lengan bajuku. Aku tahu mereka bukan kecoak asli. Aku tahu mereka temanku. Aku tahu aku
sendiri pernah jadi kecoak. Tidak pengaruh. Aku tetap merinding.
71 | A n i m o r p h s # 3 5
"Eh-heh. Aku baru saja akan menyisihkan satu untuk Tennant." Aku mendekati
bagian salad. "Hey, dude, apa kau si pria salad?"
"Pria apa!" jawabnya.
"Si pria salad," kataku. "Pria yang membuat salad?"
"Maksudmu garde-manger20?" desisnya.
"Ya, itulah yang kumaksud," kataku. "Dengar, William Roger Tennant bilang dia
tidak suka ada tomat di saladnya."
"Siapa William Roger Tennant?" ejeknya.
"Duh," jawabku. Dia ingin main angkuh, dia dapatkan itu.
"Dia hanya tamu istimewa di perjamuan ini. Dia tamu utamanya. Well, dia dan
Hanson. Mereka disini juga."
"Apa itu Hanson?"
"Beberapa anak pirang yang keliatan kayak cewe, yang, untuk alasan tertentu,
menurut cewek-cewek lebih imut dari aku," kataku.
"Bagaimana kalau kau kuremukkan dengan jari-jariku?" kataku.
"Apa"!" si koki menyentak.
"Bukan kau. Serangga. Serangga yang tak punya selera, tapi bukan itu
masalahnya. Tennant tidak suka tomat. Apa kau bisa menyisihkan satu salad
tanpa tomat untuknya?"
"Terserahlah." 20 Garde manger adalah area yang dingin dengan ventilasi yang bagus dimana makanan dingin (salad, makanan
penutup, dll) dipersiapkan dan makanan lainnya disimpan di dalam kulkas.
72 | A n i m o r p h s # 3 5
Aku mengamati pria itu mengambil salah satu salad dari rak dengan enggan dan
mengambil potongan tomat dari salad itu.
"Sini," kataku, memegang mangkuk darinya. "Akan kubawa." Membawanya
dengan tangan kananku, aku menurunkannya sampai tidak terlihat.
Ketika yang lain sudah mendarat, aku berbalik ke si pria salad tadi.
"Aku akan menaruh salad ini di rak atas sini, oke" Dengan begitu ini tidak akan
tertukar dengan salad yang lain. Jangan lupa bilang pada waiter kalau salad
spesial ini untuk William Roger Tennant, oke?"
"Pergi sana, orang kecil. Aku sibuk."
Aku menaruh mangkuknya di rak paling atas.
Sekarang aku harus bergabung ke pesta. No problemo. Morf menjadi laba-laba
serigala, berlari ke tempat di atas salad, menjatuhkan diri ke dalam salad,
menunggu, dan kemudian menakut-nakuti Tennant. Kecoak-kecoak dan labalaba" Tidak ada orang yang tidak merasa sedikit terganggu jika melihat semua
itu ada di saladnya.
Aku buru-buru kembali ke ruang loker. Setelah mengembalikan baju yang
kupinjam, aku menemukan sudut gelap untuk morf.
Segera setelah aku selesai, aku merangkak keluar. Aku merasa aneh, rasanya
seperti aku belum selesai morf, semoga itu cuma kegugupanku saja. Aku berlari
ke dinding dan mulai memanjat.
Dengan cakar hitamku yang berbulu.
Apaku" "Oh Tuhan!" seseorang berteriak. "Benda apa itu?"
73 | A n i m o r p h s # 3 5
Tidak! Tidak lagi! "Itu seperti" oh, oh! Itu seperti miniatur sigung berkaki delapan!" seseorang
berteriak. "Itu monster mutan!"
"Bunuh dia!" "Kau saja! Aku tak akan mendekati makhluk itu sedikitpun!"
Aku melesat di bawah salah satu kulkas, delapan cakar kecilku merayap di atas
lantai dengan susah payah. Dua pasang kaki raksasa mengejarku. Aku
berhadapan dengan dinding dan merapatkan punggungku kesana.
Setengah laba-laba, setengah sigung. Delapan kaki, semuanya adalah kaki kecil
sigung, dengan tungkai-tungkai kaki sigung dan cakar-cakar sigung. Sepertiga
ukuran sigung normal, mungkin empat atau lima inchi panjangnya. Mulut labalaba serigala yang seperti penjepit. Ekor sigung yang panjang dan bergaris putih.
Dan aku masih belum selesai berubah. Mata-mata bermunculan keluar masuk
dari wajahku. Terbuka, tertutup, terbuka, tertutup. Kemudian, akhirnya, aku
melihat dunia melalui mata yang berjumlah sepuluh: mata sederhana si laba-laba
yang sudah merupakan percampuran yang aneh, ditambah dua mata sigung
yang berfungsi dengan baik.
Banyak sekali mata. Banyak sekali pemandangan jungkir-balik dari sekelilingku.
Dan si pemilik kaki tersebut membawa sapu.
74 | A n i m o r p h s # 3 5
Animorphs - 35 Tawaran The Proposal di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
sapunya ke arahku. Sapu itu menghantam tepat di wajahku, meremukkan bagian
mulut si laba-laba yang kecil.
"Aku mendapatkannya!" Mr. Sapu berkata. "Dia keluar."
Aku berlari keluar dari bawah kulkas " tepat menuju sepasang kaki yang telah
menunggu. "Man, makhluk apa sih itu?"
"Oh, tolong kami, itu pertanda untuk kita! Akhir dari dunia!"
"Jangan biarkan makhluk itu lepas!"
Salah satu kakinya mengayun di atas lantai dan menendangku. Aku melayang
dan menabrak dinding. Dengan tubuh kecil dan ringan, efeknya tidak
menyakitkan. Tidak terlalu.
Mr. Sapu bergerak. Dia menarikku dari dinding, dan membawaku ke tengah
ruangan. Aku berbalik dan merangkak kembali ke ruang loker, enam kaki raksasa
tepat di belakangku. "Injak makhluk itu! Injak makhluk itu!"
Sebuah kaki raksasa hendak menginjakku! Aku menghindar ke kiri. Kaki yang
lain! Aku menghindar ke kanan.
75 | A n i m o r p h s # 3 5
Aku melesat melewati sebaris loker. Ruangan shower tepat di depan. Jalan
buntu. Tidak ada jalan untuk keluar.
Tunggu! Aku setengah sigung, kan" Aku bisa mencoba menyemprot. Tapi
bisakah aku melakukannya sebelum para pengejarku meremukkanku"
Aku berbalik arah dan berlari kencang menuju bilik toilet. Kamar mandi lagi!
"Sekarang kita mendapatkannya!" Mr. Sapu membuka pintu toiletnya.
Aku mengangkat ekorku. Semprot! Semprot! Semprot! Aku memerintahkan si
sigung. Tak ada yang terjadi! Tak ada!
Mereka mengelilingiku, menutup semua jalan keluar.
"Makhluk ini tidak berbau seperti sigung," si pengejar pertama berkata.
"Well, itu bukan sigung, tolol," Mr. Sapu berkata. "Ukurannya terlalu kecil. Dan
lihat semua kaki-kaki itu."
"Sudah kubilang itu adalah pertanda. Itu peringatan!"
"Yeah, tapi itu punya ekor seperti sigung."
"Apapun itu, bunuh!"
Mr. Sapu mengangkat senjata jabriknya. Aku mengerut ketakutan.
"Jadi sedikit merasa bersalah padanya," si pria pertama berkata.
"Apa" Aku tak pernah melihat makhluk sejelek ini seumur hidupku!"
pikiran pribadi. Jake dan yang lain tak akan dengar.
76 | A n i m o r p h s # 3 5
Ketiganya membeku. "Siapa yang ngomong?" Mr. Sapu menuntut.
"Mustahil. Aku tidak tahu kau seorang ventriloquist21, Charlie."
"Memang bukan."
"Mungkin ini pertanda."
spunk23.> "Oke, ini terlalu aneh," si pria pertama berkata.
"Tidak seaneh yang akan terjadi jika kalian tidak menjatuhkan saja sapunya,
berbalik, dan pergi.> "Apa?"
Charlie si Pria Sapu tidak terkesan. "Atau apa?" tantangnya.
"Oh, yeah. Yang benar saja."
Keputusan yang penuh resiko. Bodoh malah. Tapi apa lagi yang bisa kulakukan"
Aku mulai demorf. Dan tumbuh. Cepat. Dari panjang enam inchi menjadi
sepanjang satu kaki menjadi dua kaki menjadi empat "
"Aaaaaaaaaaaaaa!" si Sapu menjerit.
21 Seseorang yang bisa berbicara tanpa menggerakkan bibir atau biasa disebut suara perut.
Skunk (sigung) + spider (laba-laba) = skider
23 Spider + skunk = spunk 22 77 | A n i m o r p h s # 3 5
Teman-temannya menyetujui.
"Ayo keluar dari sini!"
Mereka berlari keluar dari ruang loker.
Yes! Aku selesai melakukan demorf dan mengendap-ngendap ke pintu dapur
untuk melihat apa yang terjadi.
"Sudah kubilang, Marcel," si Sapu merengek. "Ada monster disana! Kami semua
melihatnya!" "Makhluk itu berbicara di dalam kepala kami!"
"Kita telah sampai pada hari-hari terakhir! Api dan belerang akan menghujani
kita!" Sebuah suara yang menggelegar membungkam mereka. "Ihdiot! Aku punya
ruangan penuh zamu di luar zana! Apa kau pikir aku punya wakzu unzuk
permainan bodohmu24?"
"Tapi-" "Dengar," Marcel melanjutkan, "Aku zidak peduli apa yang kalian lakukan
dzengan wakzu zenggang kalian, tapi zaat kalian dizini, aku ingin kalian bekerza!
Comprenez25" Zekarang kembali bekerza!"
Aku tak bisa menjawab, tentu saja. Sebaliknya, aku memakai pakaian lusuh si
busboy26 lagi. Tak ada morf lagi untuk Marco hari ini.
24 Ceritanya si Marcel ini ngomong bahasa Inggris pake logat Perancis yang masih kental. Jadi ya" anggap saja itu
terjemahannya si Marcel lagi ngomong Bahasa Indonesia pake logat Perancis. Maap kalo gak pas ^^a
25 Bahasa Perancis untuk "Apa kalian mengerti?"
26 Pembantu waiter/waitress, biasanya bertugas untuk mengumpulkan piring-piring kotor, mencucinya, membuang
sampah, membersihkan meja, dll.
78 | A n i m o r p h s # 3 5
Aku selesai berpakaian dan kembali ke dapur. Aku berjalan ke bagian salad.
"Aku akan memastikan kalian semua sampai ke tujuan," gumamku. Salad spesial
untuk Tennant sekarang dikelilingi paling tidak oleh dua lusin salad lain. Mudah
sekali seorang waiter yang sembrono akan memberi Tennat salad yang salah.
"Apa?" Sobatku si garde-manger mendengarku.
"Tidak apa-apa."
Dia membuat gerakan mengusir dengan tangannya. "Shoo."
"KHAU! Apa yang khau lakukan dizana?"
Marcel. Aku mengenali suaranya.
"Kembali bekerza!"
"Tapi-" "Tidak ada tapi! Kau butzuh kerzaan" Kozongkan embher bahbinya!"
"Embher ahpa?" "Kau berani mengezekku" Pergi! Uruz itu! Zegera!"
Pria itu pergi. "Apa itu ember babi?" kataku.
Si garde-manger menyeringai. "Itu ada di tempat pencuci piring."
Benda itu adalah tempat sampah plastik yang sangat besar " terisi penuh dengan
makanan sisa yang tak dimakan.
"Buang ke belakang sana," kata si garde-manger. "Pergi. Atau kupanggil Marcel."
79 | A n i m o r p h s # 3 5
Aku masih belum memutuskan apa yang ingin kulakukan ketika atau jika aku
selamat dari peperangan ini dan benar-benar menjadi orang dewasa. Tapi aku
tahu satu hal yang pasti. Hal yang ingin kulakukan tidak akan ada hubungannya
dengan bekerja di restoran.
Sebagai Animorph, aku telah melakukan banyak hal menjijikan. Heck, aku
bahkan pernah menjadi banyak hal yang menjijikan. Tapi aku bisa
memberitahumu, tidak ada hal yang pernah kulakukan yang bisa dibandingkan
dengan mengosongkan "ember babi" itu.
Hanya butuh beberapa menit. Tapi itu adalah beberapa menit paling menjijikan
dalam hidupku. Sekop penuh tulang-tulang ayam, hamburger-hamburger
setengah termakan, macaroni lengket. Semuanya tercampur membentuk
rebusan dingin makanan yang lebih beraroma daripada imajinasi terliar seekor
lalat. Oh ya. Kehidupan seorang superhero memang glamor.
Ketika aku sudah selesai, aku melesat kembali ke dapur dari lorong tempat
sampah. Para waiter dan waitress mengelilingi bagian salad. Aku menerobos
kerumunan itu, mencari-cari salad tanpa tomat yang telah dikerumuni kecoak.
Hilang! Saladnya hilang! "Hei," jeritku pada si pria salad. "Mana saladnya William Roger Tennant?"
Dia mengangkat bahu. "Hilang."
"Apa kau sudah bilang pada waiter-nya kalau salad itu punya Tennant?"
"Dia bisa menyisihkan tomatnya jika dia tidak suka."
"Aaahhh!" 80 | A n i m o r p h s # 3 5
Aku menggeliat melewati keramaian dan melesat menuju ruang perjamuan.
Menerobos melewati pintu ayunnya. Mencari-cari William Roger Tennant di
ruang perjamuan. Sekitar dua puluh meja bundar yang dilapisi taplak putih telah ditata di sekeliling
ruangan. Dan di meja-meja itu duduklah orang-orang dengan tuksedo dan gaun
mewah dan sejumlah besar gadis seumuranku atau lebih muda yang
dandanannya berlebihan. Mereka kemungkinan adalah fans Hanson.
Di depan dinding, di sebelah kiri pintu ayun dapur, adalah sebuah meja kotak
panjang, terangkat beberapa kaki dari lantai dan terlapisi oleh taplak putih
panjang. Panggung. Dimana tamu kehormatan duduk. Di tengah panggung
adalah podium, dimana William Roger Tennant akan mengucapkan pidato
penghargaannya.
Aku mempercepat lariku di tangga menuju panggung. Tiga tamu duduk di
masing-masing sisi podium. William Roger Tennant duduk persis di sebelah kiri
podium. Podiumnya menutup pandanganku dari saladnya.
Tiga bocah Hanson berada di kanan podium. Aku berjalan perlahan di belakang
mereka, nyengir dan berusaha terlihat seperti aku memang seharusnya ada
disana.
Aku sampai ke tempat Tennant tepat ketika ia mencondongkan tubuh ke arah
orang di samping kirinya dan berkata, "Tomat-tomat ini kelihatan lezat!"
"Aaaaaahhhhhhhhhh!"
81 | A n i m o r p h s # 3 5
Jeritan itu berasal dari belakangku.
Aku berbalik. Zac Hanson terjengkang ke belakang di atas kursinya. Dua saudara
laki-lakinya melompat ke arahnya untuk membantu.
"Aaaaaahhhhhhhhhh!" Zac menjerit, mengibas-ngibas liar pada kecoak-kecoak
di pangkuannya. "Aaaaaahhhhhhhhhh!" seorang gadis di meja penonton balas menjerit.
"Aaaaaahhhhhhhhhh!" Zac berteriak.
"Aaaaaahhhhhhhhhh!" jerit seorang wanita bergaun merah panjang.
"Aaaaaahhhhhhhhhh!" Dalam hitungan detik, ruangan itu dipenuhi dengan suara
jeritan wanita, kursi-kursi yang berjatuhan, dan para pria berteriak "Sssshhhhh!"
Hanson dan berlarian menuju lantai.
"Aaaaaaahhhhhhhhhh!" wanita-wanita dan gadis-gadis menjerit.
Seekor kecoak merayap di kakiku. Aku menyambarnya.
"Ini aku, man. Aku yang mengambilmu," bisikku.
Empat kecoak menghilang dari pandangan ke bawah taplak yang panjang.
82 | A n i m o r p h s # 3 5
Rencana B membuat rencana A terlihat brilian jika dibandingkan.
Ax morf menjadi manusia dan memakai seragam kotor lainnya. Setelah aku
berhasil meyakinkan Ax kalau apron bukanlah mantel tanpa lengan kami baikbaik saja. Aku membutuhkan Ax. Kurasa aku tidak akan diijinkan untuk
mendekati panggung lagi. Aku ada hubungannya dengan insiden kecoak yang
memprihatinkan tadi. Aku tetap menjadi manusia, dalam seragam busboy-ku sendiri. Tak masalah. Ax
dan aku dapat bekerja sama. Selama aku ada disana untuk mengawasinya. Kau
lihat, Andalite tidak punya mulut. Tak ada indera pengecap. Dan ketika Ax morf
menjadi manusia, dan tiba-tiba memiliki mulut penuh dengan indera pengecap,
dia bisa jadi berbahaya. Kami memasuki ruang perjamuan.
Hanson tak terlihat sama sekali.
William Roger Tennant masih duduk di bangkunya, mengobrol dengan pria di
sebelah kirinya. Dan tepat saat itu Marcel muncul di belakangku. "Kao dibuzuhkan di bhelakang.
Embher bahbinya, dzia penuh lagi."
Pria ini benar-benar menghabiskan kesabaranku. Tapi jika aku mulai protes
Marcel mungkin akan sadar kalau aku bukanlah salah satu busboy-nya yang
anonim. "Ah weel embher bahbinya," kataku. Aku bisa membuangnya begitu saja di
lorong dan segera kembali. Masih bukan menjadi masalah. Aku segera
melakukannya. 84 | A n i m o r p h s # 3 5
Kesunyian yang panjang. Aku mendengar ini semua di kepalaku sambil menyeret
tampat sampah bodoh penuh makanan lembek itu ke lorong.
kata Jake.
Animorphs - 35 Tawaran The Proposal di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Tidak!" Aku berteriak frustasi pada kucing liar di lorong.
Harpa Iblis Jari Sakti 26 Pendekar Slebor 40 Tasbih Emas Bidadari Pemberontakan Taipeng 9