mundur dari sangkar itu, dan para Yeerk yang mengendalikan
Hork-Bajir itu terbahak-bahak.
Seperti yang kau lihat, seorang Hork-Bajir membuka
kurungan itu dan mengeluarkan seorang wanita. Dia menolak,
Hork-Bajir itu biasanya akan mengancam leher wanita itu dengan
pisaunya. Kau tidak akan ragu lagi bahwa dia akan menyabetkannya
dalam hitungan detik. Hork-Bajir itu menuntun wanita itu ke
dekat kolam Yeerk. Didala kolam itu kelihatan ada yang bergerakgerak. Dia membenamkan kepala wanita itu ke permukaan kolam.
Saat dia menarik kepalanya, kau lihat ada makhluk abu-abu licin
yang masuk kedalam lubang telinganya. Setelah selesai. Wanita itu
tidak meronta-ronta lagi.
Dan kau lihat Tom lagi. Dia menundukkan kepalanya ke
kolam. Makhluk licin yang sama keluar dari telinganya.
Setelah keluar, dia mulai menjerit. Kau tidak bisa
mendengar suaranya, tapi bisa kau bayangkan. Hork-Bajir itu
menakankan pisaunnya pada tenggorakan Tom. Butuh tiga orang
Hork-Bajir untuk menahannya dan membawanya ke kurungan, lalu
melemparkannya. Kau merasa sedih. Sedih yang merasuk kedalam tulang. Kau
tidak bisa melawan hal ini. Kau harusnya berbalik dan pergi saat
kau bisa. Tunggu untuk melawannya di hari lain.
Sebab sekarang tak ada harapan. Kau pikir mustahil
menyerang mereka. Tapi kau tidak ingin menyerah.
Lalu kau lihat, Cassie. Dia ditangkap oleh manusia lain.
Menunggu seorang Yeerk yang licin untuk masuk ke dalam otaknya.
41 Yang menjaganya adalah dua orang Hork-Bajir dan seorang
Taxxon. Masih tetap tak ada harapan. Tapi kemarahanmu berkobarkobar dan membuat darahmu mengalir dengan cepat, kau sudah
siap untuk bertarung. 42 Empat Belas. Kau melangkah perlahan-lahan. Tidak ada yang tahu sat kau
berjalan melintasi lantai. Kau kelihatan seperti tikus tanah, atau
makhluk tanah lainnya. Hembusan angin menggelitik bulumu.
Angin" Dibawah sini"
Kau melihat keatas. Seekor elang baru saja melintas dari
atas kepalamu. Dia berputaran pada udara diatas Cassie.
Cassie.!>
Kau menyusuri lantai kearah teman yang lain.
menjadi tikus ?" Bisiknya.
suka manusia. Aku tidak akan mengigit.>
"Hebat." Gerutu Marco. "Seekor pengerat yang berusaha
jadi anjing. Itulah yang kita butuhkan."
aku akan morph balik jadi manusia. Kau mungkin butuh morph yang
jauh lebih baik daripada ferret. Tempat ini penuh Hork-Bajir dan
Taxxon."
memberitahumu segalanya. Tidak bisa kau bayangkan bagaimana
mengerikannya melihat saudaramu begitu,
Kau menyusup kebelakang peti, dengan cepat kau morph
balik jadi manusia. Rachel mengintip kebalik peti itu. "Lebih baik kau tetap
disini. Kau harus mengumpulkan kekuatanmu dulu sebelum morph
lagi. Kami akan kesini lagi saat waktunya tiba."
Kau menyender pada peti itu dan menutup matamu. Kau
berkonsentrasi untuk bernafas pelan-pelan, mengumpulkan
kekuatanmu untuk morph berikutnya.
Tidak begitu lama sebelum temanmu yang lain datang. Tapi
mereka ketahuan. "Apa yang kau lakukan dibelakang sini?"
Dia seorang pengendali manusia! Disebelahnya ada seorang
Hork-Bajir, pisau di lengannya sudah disiagakan. Seorang Taxxon
berdiri disebelah satunya, kakinya dikejangkan, mata jelly
merahnya berkilauan. Tiba-tiba saja, kau melihat ada seseorang dibelakang para
penjaga itu. Rachel, hanya saja itu Rachel dengan hidungnya yang
panjang. Itu belalai. Dia morph menjadi gajah! Hidungnya
menggerus mengeluarkan udara saat Rachel merasakan kekuatan
gajah itu. Dia mencengkram seorang Hork-Bajir dengan belalainya, dan
menginjak Taxxon itu, pengendali manusianya kabur.
44 "Ayo morph!" Jerit Jake.
Kau melirik pada Cassie. Dia hampir sampai di kolam Yeerk.
Fakta itu memberikanmu tambahan tenaga. Kau berkonsentrasi
sangat keras. Kau merasakan ada yang tumbuh di belakang
tubuhmu. Ekor. Telingamu membundar dan kepalamu membesar.
Gigimu menjadi tajam menjadi alat mematikan yang penuh teror.
Kau menjadi Hyena kejam, lapar, dan sangat marah. Dan kau
tidak takut pada apapun. Kau mulai berlari kearah Cassie, tapi seorang Taxxon
menghalangi jalanmmu. Bukan masalah. Kau koyak-koyak tubuh
Taxxon itu dengan gigi-gigimu. Dia mencoba menggigit balik
padamu, tapi kau itu mesin pembunuh dan dia akan tewas sebelum
merasa sakit. Marco sekarang jadi Big Jim, seorang gorilla yang besar.
Rachel meniupkan raungan gajahnya saat dia menjatuhkan seorang
Hork-Bajir lain. Dalam morph harimaunya, Jake melompat pada
seorang Taxxon. Kau yang menguasai tempat ini.
Marco melemparkan Hork-Bajir lain ke udara seperti boneka
saja. Yang lainnya berpencaran. Jadi mereka takut juga akan
sesuatu. Marcolah satu-satunya yang memiliki keterampilan, jadi dia
langsung meluncur ke kurungan untuk membukanya. Jake sudah
bergerak kearah Cassie. Kau datang untuk membantunya, tapi
seorang Hork-Bajir datang menggempurmu. Dia menyabetkan
pisau di sikunya. Kau loncat. Kau koyakkan dagingnya lalu meloncat lagi. Kau
serang lagi, kali ini pada daging tidak terindungi di dekat
kepalanya. Dia terluka, kau kira dia akan terjatuh. Tapi daripada
jatuh dia melompat kedepan, pisau di siku dan pergelangannya
45 berkilau. Rachel mengangkat sebelah kakinya dan memijak HorkBajir itu.
Rachel. Dia kedengaran begitu haus akan darah.
Tobias meluncur ke bawah dan mencakar mata Hork-Bajir
yang memegangi Cassie. Cassie berontak dan kabur.
Bahkan saat kau lihat, rambut Cassie tumbuh menjadi surai
kuda yang cantik. Surai itu memanjang di punggungnya saat
kakinya memanjang, dia keempat kakinya muncul. Pemandangan itu
begitu mengagumkan.
Orang-orang yang dilepaskan Marco panik, berlarian kearah
tangga. Hork-Bajir dan Taxxon berusaha mengurung mereka lagi.
Kau menyusup dari mereka dan berlari.
Cassie, dan Jake melompat Taxxon yang terkejut. Kau ingat
bahwa Hork-Bajir itu tidak begitu cerdas akan strategi, kau kau
tipu dia kekiri lalu kau berbelok ke kanan, melompat sepasang
pisau pergelangan panjang yang coba menabasmu di menit
terakhir. Kau sampai di tangga. Bola api meledak di atas kepalamu. Kau
melompat pada seorang Taxxon yang membidikkan sinar Dracon
kearahmu. Tepat kearah Visser Three dalam wujud Andalitenya.
Lalu terdengarlah suara keji di kepalamu.
Dia mulai morph menjadi makhluk setinggi gedung. Berkaki
delapan. berlengan delapan. dan delapan kepala. Kau bahkan
46 merasakan bahwa pikiran hyena di dalam kepalamu ragu-ragu,
bahwa kau bisa mengurus makhluk itu.
"Kau bajingan kotor!" Itu Tom. Saudara Jake. dia meluncur
kearah Visser Three.
Visser Three, tepat kearah matanya. Dia mencakar mata Visser
Three yang langsung meraung kesakitan.
Bola api meledak. Salah satunya hampir mengenai Jake. Tom
terjatuh dekat tangga.
Disertai raunganya Jake berbalik kearah tangga dan berlari.
Rachel mulai demorph saat dia menaiki tangga sehingga dia bisa
muat di pintu depan.
Oh, ya. kau bisa kabur. Tangga itu sempit. Visser Three
tidak akan bisa mengejar kalian sejauh ini. Dalam bentuk morph
besarnya, dia tidak akan bisa menaiki tangga.
Kau berlari dan terus berlari. Kau dobrak pintu penjaga dan
kembali ke sekolah. Kau terus berlarian hingga keluar dari
sekolah, dibawah pepohonan yang aman. Dan kau mulai morph lagi.
Kau aman. Untuk sekarang.
Kau pandang teman-temanmu dan melihat wajah mereka
yang kelelahan. Bahkan Marco tidak bisa mengeluarkan leluconnya
saat ini. Cassie memegang tangan Jake. Rachel menatap gedung
sekolah, matanya berkilat-kilat. Tobias terbang mendekat dan
bertengger di bahunya. 47 Kau tahu bahwa ada banyak teror yang menantimu di hari
depan. Kau tahu bahwa rasa aman sekarang hanya ilusi. Kau tidak
akan pernah merasa benar-benar aman lagi.
Morph sempurna! Buka halaman 52 Untuk petualangan
Animorphs selanjutnya 48 Lima Belas. Telingamu menjulur keatas. Bulu-bulu tumbuh di wajah dan
tanganmu. Tubuhmu terjatuh kedepan dan bertumpu pada
keempat kaki sekaligus. Tiba-tiba, saja kau membaui segalanya.
Oli. Emisi mobil, bau manusia, tikus, dan bahkan di pojok sana,
sekantung sandwich dengan selai kacang.
Kau berderap kearah gerombolan orang yang menunggu
elevator. Kau berdiri di belakang mereka. Saat elevator itu
datang, kau melompat sebelum pintunya tertutup.
Kau berhasil masuk tanpa ada orang yang peduli. Elevator itu
terus turun, kemudian seorang pengendali menekan berbagai
tombol dan elevator itu terus turun kebawah. Saat berhentu,
semua orang ikut keluar. Pengendali terakhir mendorongmu balik
kedalam elevator itu. "Beat itu, bub." Katanya.
Pintunya tertutup, kau meloncat kearah panel dan menekan
tombol berhenti dengan tapakmu. Kau menunggu. Setelah
beberapa menit. Kau tekan tombol Buka dengan kepalamu.
Pintunya terbuka di ruangan kecil kau lihat bayangan
pengendali terakhir yang baru saja menghilang melalui pintu
tersembunyi. Kau tahan pintu elevator dengan tubuhmu hingga
tetap terbuka, lalu kau menyelinap keluar.
Tapi ada pengendali yang melihatmu.
"Hei" Dia melihatmu, sekarang dia curiga. Kau mundur. Kau
tontonkan gigimu dan mencoba menyalak. Dia mundur, tapi
pengendali lain naik dari tangga.
Dia Finley, polisi itu. "Tangkap dia!" Jerit Finley.
49 Pengendali lain mengincar kerahmu, kau gigit tangannya. Kau
menyalak lagi, dia mundur. Kemudian Finley melompat maju dan
mencengkram kerahmu. Dia setengah menyeretmu mengikuti
langkahnya. Kau lihat didepan sana ada gua besar yang di jaga oleh
Taxxon dan Hork-Bajir. Ada juga manusia di kurungan. Jeritan
didalam gua ini terdengar lebih mengerikan bagi telingamu yang
sensitif. Finley menyerahkanmu pada seorang Hork-Bajir. "Tahan
binatang ini. Ada yang aneh dengan anjing ini."
Hork-Bajir itu mengencangkan ikatan rantai di lehermu,
mengikatkan rantai itu pada mesin besar. Lalu dia mengancam
lehermu dengan pisaunya. Pesannya jelas, bergeraklah, dan kau
akan mati. Kau memutuskan untuk tetap diam. Apa yang bisa kau lakukan
hanya menonton saja. Menonton saja saat Jake, Rachel, dan Marco morph menjadi
binatang buas. Menonton saat mereka menyerang. Menonton saat
Hork-Bajir dan Taxxon bertarung dengan mereka. Menonton saat
Visser Three morph menjadi suatu makhluk mengerikan dengan
delapan kepala, yang setinggi gedung dua tingkat.
Kau ingin bersorak saat mereka kabur, berlarian di tangga.
Kau ingin menjerit saat kau lihat Tom saudara Jake dilemparkan
ke kurungan lagi. Lalu salah satu kepala Visser Three diayunkan kearahmu.
Matanya memperhatikanmu.
kolam Yeerk. Tebal dan keji.
Kau turunkan kepalamu kedekat tapakmu, seperti yang
dilakukan anjing, ekormu kaku dan lurus.
50
disini.> Dia tertawa, dan kau lihat giginya berkilat. Giginya setajam
pisau. Dia mengangkat salah satu tangan dari sekian banyak
Animorphs - Alternamorphs 1 The First Journey di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
tangannya, dan bola api menghambur ke arahmu.
diangkat lagi, dan ditembakkannya bola api lain. Kali ini kau kena.
Tubuhmu berdesis! Kau tewas.
Pilihan morph yang buruk. Kau ambil kesempatan
yang mungkin kau kenali. Kau kalah
51 Enam Belas. "Pizza untuk makan malam?" Ujar Ibumu.
"Mengagumkan." Kau berseru,
Ini malam sabtu. Kau baru saja pulang dari mall. Terkadang,
kau butuh hari-hari biasa.
Kau sudah banyak melakukan misi dengan Animorphs.
Pangilan dekatmu memberikanmu mimpi buruk. Kau hidup dalam
dunia dengan aturan baru. Terkadang, kau berpikir bahwa kau
menjadi gila. Terkadang kau ingin gila. Hidup dengan teror setiap
hari akan membuatmu begitu.
Jadi kapanpun kau bisa, kau mencoba untuk bertingkah
normal. Seperti morph menjadi burung Osprey mungkin menyenangkan, tapi itu tidak normal.
Jadi, saat kau dipanggil Jake dipagi hari untuk bertanya
apakah ada kabar, dia hanya mengeluh. "Telah kukatakan bahwa
kita libur satu hari dari menyelematkan dunia." Ujarnya.
Aroma cabai hijau memenuhi dapur. Kau perhatikan ibumu
memotong-motong cabai itu. Dia membuat pizza-nya sendiri, dan
pizzanya lah yang terbaik di kota ini.
"Bisakah pizzanya ditambahkan sosis?" Tanyamu pada ibu.
Ibu menyeringai. "Tentu saja. Sekarang hari sabtu. Mari
hidup sedikit." Kau pergi ke kulkas untuk mengambil soda dan---Ingatan sekilas ! Rasa panas itu terasa di kulitmu. Kau
dengar suara burung dan serangga.
"Kemana kalian pergi?" Tanya Rachel.
"Dan dimana kita ini?" Tanya Cassie penasaran.
"Dan mengapa aku tidak bersepatu?" Tanya Marco.
52 Ingatan sekilas! "-------dan salad hijau yang enak." Ujar ibu selesai bicara.
"Ku tambahkan sesuatu yang sehat disana."
Tanganmu dingin. Kau lihat tetesan air dari kaleng. Whoa.
apa itu maksudnya" Hal itu begitu nyata. Rasa panas di jarimu
sama kerasnya dengan rasa dingin saat ini.
"Bisakah kau ambilkan bawang putih itu?" Pintu ibu.
Kau menganguk dan mengambil semangkuk bawang putih di
tempatnya. Kau berikan pada ibumu dan----Ingatan sekilas!
"Benarkah, morph monyet?" Ujar Marco, diangkatnya alis
matanya. "Dengar ya, aku pernah jadi gorilla, itu namanya
penurunan pangkat, apakah tidak kalian pikirkan?"
"Maraco, aku hanya membayangkan," Kata Rachel, dia
bertolak pinggang. "Apakah kau selalu membuat semua hal jadi
semakin sulit" Apakah itu sejenis hobimu?"
"Ini kehidupanku." Ujar Marco.
Ingatan sekilas! "------Bisakah kau tolong aku dan ambilkan beberapa
kemangi dari kebun?" Pinta Ibu. "Sayang" Apa kau baik-baik
saja?" "Aku baik-baik saja," Kau jawab begitu, padahal tidak. Ada
sesuatu, yang sangat-sangat keliru. Dan kau harus mencari
tahunya. "Hal itu kedengarannya seperti Retakan Sario." Jawab Jake
khawatir. Kau mengendarai sepedamu secepat yang kau bisa kerumah
Jake. Kau hanya punya waktu luang setengah jam sebelum makan
malam. Ax juga ada disana, dan dia sama khawatirnya dengan
53 Jake. Dia lagi menikmati saat-saat memakan Licorice untuk yang
pertama klainya, Tapi dia langsung berhenti saat kau bercerita.
"Tidak lagi." Ujarnya. "Tidak, tidak lagi, Pangeran Jake. Ini
tidak baik." "Apa itu Retakan Sario?" Kau bertanya.
"Apa kau yakin itu hutan?" Tanya Jake, daripada menjawabmu dia malah bertanya. "Ataukah itu hutan hujan?"
"Kaya aku tahu bedanya aja?" Kau tanya balik. Kau sudah
mulai tidak sabaran. Jake memandang Ax. "Tapi aku berhasil membalikan
Retakan itu. Bagaimana bisa hal itu terjadi?"
Ax mengangkat bahu dan mulai mengunyah ujung licorice.
"Aku tidak tahu. Saat aku di ajari Retakan Sario di kelas------"
"Tidak memperhatikan." Sambung Jake tidak sabaran. "Aku
tahu." "Gadis Andalite mudah bisa melakukannya." Ujar Ax. dia
mengunyah seinchi licorice lagi. "Yang ini rasanya merah Mee"
rrrr-ah. Terasa Mee-uuh."
"Cherry," Jawab Jake tanpa diminta. "Itu berasa Cherry."
"Apakah ada yang bisa menjelaskan padaku.?" Teriakmu.
"Retakan Sario itu seperti lubang di waktu angkasa." Jake
menjelaskan. "Kita semua pernah mengalaminya, tapi hanya aku
yang mengingatnya. Hal itu karena aku tewas disana, tapi bukan di
waktu ini, jadi aku bisa kembali."
"Oh, terima kasih. Aku jadi paham. Benar-benar paham."
"Yang ini penjelasan dari Ax. Kau butuh ledakan super besar
untuk membalikkan dirimu." Ujar Jake khawatir. "Kurasa hal itu
belum lagi terjadi."
54 "Mengerikan." Ujarmu. "Sesuatu yang perlu diperhatikan
disamping Pizza, yaitu pembantaian nuklir."
"Kecuali kita berada di dalam retakan itu sekarang." Tambah
Ax. "Sebuah retakan didalam retakan."
Jake terpaku. "Apa itu artinya?"
Ax mengangkat bahu. Itu pasti angkatan bahu pertamanya,
sebab dia kelihatan terkejut. Dia melakukannya lagi untuk latihan.
"Aku tidak tahu. Aku hanya mengira-ngira. Mau licorice?" Dia
menyodorkan sepotong licorice padamu, dan----Ingatan sekilas!
55 Tujuh Belas. Pepohonan menjulang diatas kepala kami. Dedaunannya
membentuk pucuk pohon menjadi sangat tebal hingga menghalangi
sinar matahari. Rasa panasnya menyengat kulitmu.
"Whoa!" Jerit Jake. "Apa yang terjadi?"
"Tunggu," Kau berseru. "Maksudmu, kau tahu dimana kau
sekarang" Denganku?"
"Ini tempat yang sama." Ujar Jake, dia berputar-putar.
"Tunggu dulu." Dia meluncur ke pepohonan, dan kau serta Ax mengikutinya.
Kau berhenti tiba-tiba saat Jake berhenti, hingga kau menabraknya. Di tanah lapang kecil ditengah hutan ada Bug
fighter. Pesawat itu terdampar begitu saja, seakan terjatuh
karena kecelakaan. "Yang ini benar-benar aneh." Bisik Jake.
"Akan kukatakan." Ujar seseorang. Dia Rachel, yang melangkah dari balik pepohonan, Cassie dan Marco disebelahnya.
"Darimana mana saja kalian?"
"Dan dimana kita?" Tanya Cassie.
"Dan mengapa aku tidak bersepatu?" Tanya Marco, dia
melihat kaki telanjangnya.
meluncur kebawah lalu hingga pada sebatang pohon.
adanya desa, atau kota terdekat.>
"Tidak ada kota disini."Gerutu Jake.
56 "Katakanlah, bagaimana kau bisa tahu, O pemimpin yang tak
kenal takut?" Tanya Marco.
"Aku hanya tahu," Ujar Jake. Dia terpaku. "Hal pertama
yang kita lakukan adalah mengambil kepingan komputer navigasi.
Visser Three akan datang untuk Bug fighter ini."
"Bagaimana kau bisa tahu hal ini?" Tanya Cassie. "Hal
terakhir yang kuingat adalah aku ada didalam Bug fighter. Kita
lagi menembaki pesawat Visser Three dengan sinar Dracon."
"Ini Retakan Sario." Ujar Jake. dengan cepat. Dia menjelaskan apa yang terjadi.
"Jadi, bagaimana kita bisa kembali?" Tanya Cassie, kau bisa
melihat dengan jelas bahwa dia mencoba untuk kelihatan tidak
takut. "Aku tidak yakin." Jawab Jake. "Yang terakhir kali, aku
harus mati. Aku tidak ingin melakukannya lagi."
"Apakah kalian semua memikirkan apa yang kupikirkan."
Tanya Ax tiba-tiba. Marco memutar bola matanya. "Apa ada yang aneh?"
"Coba pikirkan, Pangeran Jake." Sambung Ax. "Kau diberikan
kesempatan kedua. Yang terakhir kalinya, kau melakukan kesalahan. Apa yang ingin kukatakan adalah, kau buat keputusan
bagus, tapi malah jadi keliru."
"Terima kasih karena membuatku jadi merasa lebih baik, Ax
tapi kali ini akau benar." Ujar Jake getir. "Kita berjalan langsung
ke jebakan Visser Three."
"Tapi kali ini, kita tidak akan berjalan ke jebakan lagi." Ujar
Ax. "Kita tahu apa yang salah untuk dilakukan. Sekarang kita
harus mengambil jalan yang benar."
"Kau benar, Ax!" Jake tertarik sekali. "Kita diberikan
kesempatan kedua! Dan hal pertama yang kita lakukan adalah
57 seharusnya tidak mengambil keping komputer. Bisakah kau
rusakkan saja" Buat seakan-akan karena kecelakaan, tapi yakinkan
bahwa itu bisa di perbaiki. Hal itu akan memperlambat mereka
saat kita menjalankan rencana kita."
"Aku bisa melakukannya, Pangeran Jake." Ujar Ax, dia
mengangguk. Lalu beranjak pergi ke Bug fighter.
"Apa rencananya?" Tanya Marco. "Sebut saja aku gila, tapi
aku punya perasaan bahwa aku tidak akan suka hal ini."
"Sederhana." Ujar Jake. "Kita akan menyelinap kedalam
pesawat Blade----" "Sudah, aku tidak suka." Potong Marco, dia menggerung.
"---dan menghabisi Visser Three." Ujar Jake muram. "Lalu
kita buat kembali Retakan itu dan kembali ke waktu kita."
"Kedengarannya seperti rencana bagus." Rachel setuju.
"Terutama bagian. "habisi Visser Three" itu."
"Tentu saja, kau akan berpikiran begitu," Ujar Marco. "Apa
kau butuh morph untuk melakukan hal itu" Kau sudah jadi
binatang kian." "Pertanyaanya adalah, kita seharusnya morph jadi apa?"
Tanya Cassie. "Kita harus melalui hutan hujan, dan kaki kita
telanjang. Bagaimana kalau monyet?"
"Benarkah, morph monyet?" Ujar Marco, dia mengangkat
alisnya. "Dengar ya, aku pernah jadi gorilla, itu namanya penurunan
pangkat, apa tidak kau pikirkan?"
"Marco, aku hanya membayangkan saja." Ujar Rachel, dia
bertolak pinggan. "Apakah kau selalu membuat keadaan jadi lebih
sulit" Apakah itu sejenis hobimu?"
"Inilah kehidupanku?" Kau berkata begitu.
Marco menatapku dengan tatapan aneh. "Itulah yang akan
kukatakan." 58 "Aku tahu." Katamu.
"Ayolah, teman-teman." Ujar Jake. "Kita sudah menyetujui
keputusan tadi. Kita harus menyerap morph yang akan membantu
kita bergerak di hutan hujan. Tapi kita juga butuh morph yang
bisa membantu kita menyelinap kedalam pesawat Blade."
"Dan mungkin kita butuh bantuan dari suku yang kita jumpai
terakhir kali." Ujar Ax saat dia muncul kembali. "Kau katakan
bahwa mereka akan sangat berguna untuk melawan Hork-Bajir."
"Bagaimana kalau menggunakan morph semut lagi?" Kau
menyarankan hal itu, seraya menunjuk sebatang pohon. "Aku
pernah membaca tentang semut itu. Mereka disebut semut
parasol. Mereka bisa memanjat hingga ratusan kaki. Dan kita akan
jadi kecil hingga bisa menyelinap masuk kedalam Bug fighter
tanpa masalah." "Itu benar." Seru Cassie.
"Aku tidak mau jadi semut lagi," Ujar Marco. "Itulah yang
terburuk." Kalian semua mulai beradu pendapat tentang jenis morph.
Animorphs - Alternamorphs 1 The First Journey di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Tapi kalian mulai kehabisan waktu. Kau mungkin hanya punya waktu
untuk morph sekali saja. Kau memilih : Seekor monyet. Pergilah ke halaman berikutnya.
Seekor Burung Kakak tua. Pergilah ke halaman 63
Seekor semut Parasol. Pergilah ke halaman 67
59 Delapan Belas. Kau merasakan efek dari hutan hujan. Yang pertama kau
rasakan yaitu serangga-nya yang bisa membuatmu menjerit-jerit
hingga kedengaran ke kaki langit. Itupun jika ada kaki langit.
Tapi sekali kau morph jadi monyet, kau paham bahwa sulur
yang awalnya kau kira sebagai penghalang langit dan cahaya,
sebenarnya......,serasa alat senam bagi monyet.
Yang mana memberikan kesempatan padamu untuk
menggunakannya dengan ekor paling kerenmu sealam semesta.
berayun. Kau naik ke cabang tertinggi, kau melompat begitu saja,
di angkasa, dan akhirnya kau tangkap cabang pohon dengan
ekormu. KIKKKI CHACHACAHAA KIKIKI!
Kau berayun melewati Rachel, kau genggam cabang dengan
salah satu tangan, berayun di udara semenit, lalu meluncurkan
dirimu kearah sulur. Kau gigitkan mulutmu pada sulur itu.
KIKI CHEE CHEE!
yang saa, berayun, dan mendarat di cabangmu, dia mengigit juga.
kedengaran tergesa-gesa.
seperti anak enam tahun selamanya, hanya saja disini tidak ada
sekolah.>
Lalu kau mendengarnya juga. Ada beberapa makhluk yang
berlalu melewati semak-semak dibawah.
Sahut Tobias dari cabang tertinggi.
kepakan sayapnya, Tobias berangkat.
Kalian semua saling pandang karena khawatir. Kau berangkat,
meraih sulur dan cabang lalu berayun melalui pepohonan,
sebelumnya, berayun itu permainan, tapi, sekarang sudah jadi
hidup atau mati. Kau melihat Tobias ada di depan. Dia tertangkap jaring. Dia
terkena tembak sinar Dracon.
61 Rachel beraksi. Dia meluncurkan dirinya sendiri ke tengah
udara dan meraih sebuah sulur. Dia berayun dan mendarat pada
cabang dekat Tobias. Dengan menggunakan giginya yang tajam, dia
mulai mengoyak jaringnya saat tangannya menarik-narik juga.
"Itu bukan kegiatan monyet!" Teriak pengendali manusia itu.
Sinar Dracon meledak di samping Rachel. Kau harus
melindunginya. Kau berayun dan mulai berceloteh, mencoba
menarik tembakan Hork-Bajir itu padamu. Kau raih sulur dan
berayun tepat kearah seorang Hork-Bajir. Dia menyabet udara,
tapi sayang kau sudah lewat.
"Yang itu. Yang kecil itu. Tangkap dia!"
Sinar Dracon meledak di dekatmu, membelah dua pohon yang
terkena. Sebelum kau bisa buru-buru meraih sulur berikutnya,
tembakan lain meledak. Yang satu ini mengenaimu, kau terjatuh.
Tepat kearah pisau seorang Hork-Bajir.
Oops---morph buruk. Pergilah ke halaman 59
dan coba lagi. 62 Sembilan Belas. Kau tidak punya sayap yang sekuat burung pemangsa, tapi
paling tidak kau bisa terbang. Morph kakak tua membuatmu bisa
melayang diatas ataupun dibawah pucuk pohon. Bulumu yang
berwarna hijau menawarkan kamuflase.
membubung keatas.
bekerja keras.>
Semua orang tertawa, dan munculnya begini dalam suara
kakak tua. C-cc-cc-err-EPP-err-Epp! senang rasanya karena
tertawa, bahkan walaupun kau melakukannya dengan paruh yang
tebal dan bengkok.
yang super tajam dan kekuatan sayapnya, dia bisa melihat HorkBajir dari jarak jauh.
63
Tobias lagi.
Di saat yang lain, kau lihat bulu coklat yang buram. Tobias
terjatuh pada suatu cabang.
Kau tinggalkan Tobias di belakang dan terbang kedepan. Kau
dengar suara Hork-Bajir sebelum kau melihatnya. Sinar Dracon
ditembakkan. Aroma hutan terbakar memenuhi udara. Kau dengar
teriakan dari suara ribuan burung, sesama jenismu yang berusaha
kabur.
sayapnya kelihatan buram,> Kupikir aku melihat sesuatu. Lihatlah
kebawah pada pohon yang aneh itu.>
Sahut Marco.
Kau melihat kebawah, tidak ada apa-apa. Hanya cabang dan
dedaunan. Tapi kemudian dedaunan itu bergerak, dan kau lihat ada
seseorang yang bersembunyi di belakangnya. Dia menggenggam
tombak. Dan kemudian kau lihat lagi yang lainnya lagi.
Kau menemukan suku itu.
penting, bahkan walaupun kalian berbicara dalam bahasa pikiran.
64
yang memata-matai ada anggota pria dan wanita, seluruhnya
berambut hitam kelam dengan mata hitam yang waspada. Mereka
mengenakan sesuatu yang kelihatan seperti popok yang terbuat
dari dedaunan. Kau terbang ke bahu lain. Rachel mengikuti, lalu Cassie,
Marco, Ax, serta Tobias yang turun ke cabang rendah.
Suku itu diam saja. Mereka bahkan tidak menggerakkan
ototnya. Tapi kau perhatikan bahwa setiap pasang matanya
memandang seorang pria. Dia seumuran kakekmu. Susah dijelaskan.
Cassie bahkan tidak bertanya mengapa. Dia terbang ke
tengah-tengah tanah lapang kecil di depan suku itu dan mulai
demorph, kau mengerti. Cassie bisa mengendalikan morpnya
sehingga dia berubah dengan anggun. Dia tidak menakutkan. Dia
cantik. Dia mempertahankan bulunya yang cerah saat dia tumbuh.
Wajahnya yang pertama berubah, jadi dari awal dia jadi Gadisburung. Ekornya tertarik masuk, tapi bulunya masih tetap
berkibar-kibar. Perlahan-lahan bulunya berubah jadi kulit yang
lembut, dimulai dari kakinya dan perlahan-lahan naik keseluruh
tubuhnya. Lagi, suku itu tidak bergerak. Mereka bahkan tidak
mengangkat tombaknya. "Espirito," Sahut pemimpin mereka.
65 Cassie mengangguk. Dia memasang gesture selamat datang.
Kau sadar bahwa dia itu sedang berkata pada suku itu agar tidak
takut.
Perintah Jake lagi. Cassie membungkuk dan menggambar Hork-Bajir di tanah.
Gambarnya tidak terlalu bagus, tapi Hork-Bajirnya begitu jelas.
"Diablo," Ujar kepala suku itu.
Cassie mengangguk.
menusuk gambar Hork-Bajir degnan tongkatnya.
Kepala suku itu menyeringai. Dia melemparkan tongkatnya.
Tapi tombaknya meleset di kaki Cassie. Tombak itu meluncur
tepat kearah gambar Hork-Bajir.
Cassie tersenyum. Kepala suku itu tersenyum.
Kalian semua berkata CA-CA-CA-Err-EPP-Err-EPP!
Cassie butuh waktu untuk kembali morph lagi, jadi kalian
semua beristirahat dalam wujud manusia. Dengan kombinasi
antara tunjuk menunjuk dan tanda, Cassie mengatur perjumpaan
lagi dengan suku itu saat senja.
Morph kakak tuamu berhasil. Kau menemui suku dan tidak di
ketahui oleh Hork-Bajir. Tapi kau butuh morph lain untuk
menyelinap kedalam pesawat Blade.
Kau memilih : Bunglon. Pergilah ke halaman 69
Kodok beracun. Pergilah ke halaman 81
Jaguar. Pergilah ke halaman 83
66 Dua puluh. Morph semut parasol hebat. Siapa yang akan menyadari
keberadaan seekor semut" Kau memberi selamat pada dirimu
sendiri karena ide hebatmu ini.
Sebelum kau menjadi seekor semut, temanmu yang lain sudah
memperingatkanu. Mereka berkata padamu bahwa sangat sulit
untuk menjadi diri sendiri dalam wujud semut. Semut itu tidak
punya diri sendiri. Semut hanya fokus dalam mencari makan dan
musuh serta kembali lagi ke koloni.
Jadi kau kira kau sudah siap. Tapi rasa takut kehilangan
dirimu berkobar-kobar. Antenamu berayun kedepan, membaui
makan dan musuh.
Kau mulai dari sebatang pohon. Itulah yang seharusnya kau
lakukan. Dapatkan makanan.
Yang lainnya saling merespon. Kau tidak menjawabnya. Kau
sudah setengah jalan di pohon sekarang. Kau terus saja naik.
Makanan ada diatas sana. Kau bisa membawa makanan itu ke
koloni. Kau membaui adanya yang mematikan. Seekor kumbang. Kau
tidak memikirkannya, bawa pulang.
padamu. Dan pikiran manusiamu menjerit. Kau tidak ingin mengingat
kumbang. Kaki kumbang itu bukanlah makanan yang enak.
67 Lebih dekat dari yang kau pikirkan. Sebab disampingmu ada
seekor kukang yang bergantungan. Dan dia lapar. Dia bergantung
Animorphs - Alternamorphs 1 The First Journey di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
pada cabang dengan ekornya sementara kepalanya berayun
kepadamu. Lidahnya terjulur keluar, dan----SLURP! Kau jadi makan siang.
Bukan jenis morph terbaikmu. Kembalilah
ke halaman 59 dan coba lagi
68 Dua Puluh Satu. Awalnya, kulitmu berubah menjadi hijau.
"Apakah kita penduduk mars atau reptil?" Itulah ocehan
Marco selama dia masih bisa bicara. Setelah morph gerutuannya
terdengar seperti ack ack.
Kau tahu apa maksudnya. Ekor bunglon itu hampir seperti
ekor monyat---bergulung dan kuat. Kau putar bola matamu. Satu
kesebelah kiri, yang satunya ke kanan. Kau bisa melihat 180
derajat tanpa harus membalikkan kepalamu.
Kau mengikuti dibelakang yang lainnya seakan kau sedang
membuat garis batas pendaratan saja.
adalah masuk ke pesawat dari arah belakang. Dan disaat itu, sukusuku tadi akan melindungi kita dengan pengacauan.>
menambahkan.
bergerak.> Jake telah memberitahumu akan wujud Morph Visser Three.
Lerdethak setinggi batang pohon. Dan punya seratus tentakel
seperti sulur. Mereka bisa menyerang dengan cara mencambuk,
serta meremasmu hingga ke habisan nafas. Lalu Lerdethak itu
akan memakanmu. Itu suatu pengalaman yang akan dengan senang hari kau
lewarkan.
69 Pewarnaan dirimu melindungimu saat kau berjalan di lantai.
Kau itu milik hutan, bagian dari hutan. Kau bisa mendengar suara
Hork-Bajir di dalam hutan. Kau bisa mendengar suara Hork-Bajir
dari jarak jauh, kau cepat, tangkas, serta tidak penakut. Kau
biarkan insting bunglon itu memimpin.
Sebab jika kau biarkan insting manusiamu untuk mulai
berpikir, yang ada hanyalah rasa takut. Kau itu berlari kearah
Visser Three, bukan kabur darinya.
terjadi memberitahummu.
berlari.
Kau berlarian di tanah datar sekarang. Seekor bunglon tidak
begitu cepat larinya, tidak secepat seekor jaguar, tapi kau sampai
juga ke area hutan yang terbakar. Pesawat Blade terbayang
didepan. Jake pergi duluan. Lalu Rachel. Satu persatu, bergerak
secepat yang kalian bisa, tapi tetap saja bergerak di bayangan
hijau hitam dari hutan, kau sampai ke pesawat besar, berwarna
hitam. Jalur naiknya diturunkan. Kalian semua buru-buru naik, tapi
bergerak dari sudut pesawat.
Matamu berputar ke atas. Kau melihatnya samar-samar.
meluncur. Lalu kita akan mendarat di waktu angkasa kita sendiri.>
70
menjadi sesuatu yang berbahaya" Kita bisa mengejutkannya.>
Jake ragu-ragu.
ke waktu kita sendiri.>
Cassie.
Kita mungkin bisa menghabisi Visser Three jika kita benar-benar
beruntung. Tapi itu bukan artinya kita akan selamat.>
kecewa.
bagian dari ingatan seseorang. Jika kita bunuh Visser Three
sekarang, di saat ini, apa yang akan terjadi pada waktu nyata">
71 bagi Visser Three. Dia tidak akan mengejar suku dihutan itu lebih
lama lagi.> Kalian berenam bersembunyi dibalik konsol kendali. Kau
tempatkan dirimu disana, kemudian kau dengar suara bahasa
pikiran dari jauh.
Jika kau punya tangan, pasti akan kau tutupkan di kupingmu. Saat
Visser Three berbicara dalam bahasa pikiran, rasanya seluruh
otakmu berguncang.
kembali dalam wujud Andalitenya.
Visser Three duduk pada salah satu bangku di jembatan.
pada Kapten Taxxon itu. Sebuah pesan muncul dari sistem komunikasi. "Bug Fighter
bersiap berangkat."
bahasa pikiran. Bisa kau rasakan pesawat besar itu menaik, tapi kau tidak
bisa melihat apapun. Kau rasakan lonjakan ke-optimisanmu.
Rasanya seperti langkah pertamamu ke rumah.
bahasa pikiran.
pesawat Blade akan saling menembakkan sinar Dracon, mungkin
mereka telah memperhitungkan kordinatnya. Kalau begitu tidak
ada cara untuk menghitung waktu.>
Suaranya terpotong oleh teriakan Visser Three.
Ledakan itu menghentakkanmu.
72 Ingatan Sekilas! Kau berada di diluar sekolah. Kau mengenakan sweater yang
tidak pernah kau pakai sejak tahun lalu. Di depanmu ada
perhentian bus. Kau lihat seorang pengawas sedang mengatur lalu
lintas. Dia di dirumahkan musim panas tahun lalu.
Kau berbalik. Rachel melangkah keluar dari sekolah.
Rambutnya empat inchi lebih pendek. Dia menyentuhnya, lalu
mengerutkan dahi. Dia mengenakan pakaian itu tahun semalam. Kau kembali pada
waktu dimana seharusnya kau tidak disitu. Tapi kau melampaui
waktumu sendiri. Kau setahun lebih dini muncul.
73 Dua Puluh Empat. "Apa yang terjadi?" Ini bukanlah kilas balik. Ini terlalu jauh.
Tapi ini tidak terasa nyata,
"Oh, man," Kata Marco. "Apakah ini artinya aku akan belajar
di rumah bersama Nyonya Pedalowski lagi?"
"Ada yang salah," Ucapmu.
Disaat itu, ada sebuah mobil yang berhenti. Jendelanya
terbuka. Ibu Marco melambai padanya.
"Hai, sayang! Kupikir aku akan memberimu tumpangan."
Berikutnya kau, Marco benar-benar tetap sama. Ibunya telah
tewas. Itulah yang setiap orang pikirkan. Hanya kau, Jake, dan Ax
yang tahu bahwa ibunya dikendalikan oleh Yeerk. Dialah saingan
Visser Three, dia Visser One.
Marco melangkah kedepan. Dia bergerak kaku, seperti
membeku. Bisa kau lihat air mata di matanya. Ibunya begitu hidup!
Hembusan angin mengangkat rambut hitamnya. Tangannya
beristirahat pada jendela yang terbuka. Cincin pernikahannya
berkilau terkena sinar matahari.
"Ayolah, lambat!" Godanya. "Apakah kau bermasalah dipandu
sepatumu?" "Ibu," Bisik Marco.
Ibu Marco membuka pintu dan melangkah keluar. Segalanya
seakan berlangsung dalam gerakan lambat. Kau terkejut karena
melihatnya begitu hidup, hangat, dan bahagia.
Jadi hal ini butuh waktu lebih lama bagimu untuk melihat
anjing Pit bul itu. Dia berlarian diatas rumput kearahnya.
Lalu kau dengar suara yang menghantuimu.
Marco mulai berlari. Tapi kau tahu dalam beberapa detik
bahwa kau tidak akan bisa mengalahkan anjing itu. Tidak sebagai
74 manusia, dia terlalu jauh. Kau hanya punya waktu beberapa detik
untuk mencoba suatu morph.
Kau memilih : Hyena. Pergilah ke Halaman 75.
Anjing K-9. Pergilah ke halaman 76.
Jerapah. Pergilah ke halaman 77.
75 Dua Puluh Tiga. Inilah morph tercepat yang pernah kau lakukan. Mungkin rasa
panik itu membantumu. Kaki belakangmu yang kuat muncul
pertamma. Lalu, wajahmu mendatar, gigimu tumbuh. Kau rasakan
kekuatan di dalam ototmu. Kau rasakan desakan untuk membunuh.
Anjing itu berada dekat Ibu Marco.Dia menghempaskan
tangan yang melindungi tenggorokannya.
Seekor Pit bul bukanlah lawanmu, seekor mesin pembunuh.
Kau melommpat kedepan, disertai raungan yang mirip suara
tangisan manusia. ERRR-UP! EURRR-UP! RRR-UP!
Kau menggigit kaki Pit Bul itu. Kau kunyah dan gigit tulangnya.
Menggertaknya. pit bul itu berbalik. Hal itu membuat lehernya
terbuka, kau gigit langsung. Kau berhasil menggigi Visser Three
dengan rahangmu. Kau rasakan saat-saat itu.
Apa yang tidak kau perhitungkan adalah pengatur lalu lintas.
Dia bekerja di bus sekolah selama sepuluh tahun. Dia suka
anak kecil. Dia melindunginya dari pembullian, anjing liar, dan
mobil cepat. Dia benar-benar tidak akan membiarkan seekor hyena
membahayakannya. Dia berlari dibelakangmu dan menarik pistolnya.
Bang! Kau mati. Morph buruk. Kau harusnya berpikir akan petugas
pengawas itu. Visser Three masih tetap hidup, dan
kau jadi hyena yang tewas.
76 Dua Puluh Empat. Seekor Anjing K-9 sangat terlatih untuk mencari jejak.
Anjing itu juga terlatih untuk bertahan. Dia lawan yang pas bagi
pit bul. Tapi apakah dia lawan yang pas bagi pit bul yang dikendalikan
Visser Three" Aura iblis dari Visser Three bergabung dengan rahang hebat
dan insting pembunuh dari Pit bul. Kombinasi kedua hal itu
berubah menjadi binatang yang tiga kali lebih mematikan.
Kau melompat ke punggung anjing. Kau lebih besar, dan kau
gunakan beratmu untuk menekanya. Kau benamkan gigimu pada
bulu di sekitar leher dan menarik Ibu Marco.
Kalian berdua bergulingan. Petugas pengawas itu berlari
kedepan. Tapi dia tidak menarik pistolnya, tidak untuk dua ekor
anjing. Apa yang kau dengar adalah geramanmu sendiri, Kau baui
darah dan teror. Teror itu dirimu. Kau sadar bahwa kau tidak kuat
melawannya. Gigi pit bul itu mengoyak tenggorakanmu. Kau tidak bisa
menyalak. Kau tidak bisa bicara. Kau coba morph balik, tapi
kekuatan hidupmu sudah mengering.
RIP---Kau tewas. Pergilah ke halaman 75 dan coba lagi.
77 Dua Puluh Lima. Kau melompat kebelakang pohon dan menyelesaikan morph
jerapahmu. Kakimu tumbuh sangat panjang dengan cepat hingga
kepalamu membentur pohon. Lehermu memanjang. Kulitmu berpola
titik bulat coklat. Dengan kaki berkuku belahmu, kau berlari kearah ibu Marco.
Kau sampai kesana dalam tiga langkah saja.
Jerapah itu makhluk yang damai. Petugas pengawas itu
Animorphs - Alternamorphs 1 The First Journey di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
terpaku karena meliatnya, tapi dia tidak menarik pistolnya. Dia
tidak akan pernah menembak seekor jerapah.
Kau balikkan punggungmu pada anjing itu sehingga
memberikan daya tendangan yang kuat. Dia meluncur ke arahmu,
tapi dia hanya bisa meraih kakimu saja. Kau goyang-goyangkan
dirinya, kau tarik kakimu, dan --WHAM! Kau hantam Visser Three ke minggu berikutnya.
Ingatan sekilas! ?"Bawang putih juga?" Pinta ibumu. Dia sedang mengaduk
sepanci saus tomat diatas kompor.
Dia berbalik karena kau tidak menjawab. "Sayang" Apakah
kau mau bawang di pizza-nya?"
"Tentu saja," Kau jawab. "Segalanya. Tapi aku harus ke rumah
Jake sebentar. Aku lupa p.....prku."
"Ini hari sabtu."
"Yeah," Katamu, dan sudah hampir habis.
"Ajak dia makan malam!" Teriak ibumu saat kau menaiki
sepedammu. Kau berkendara seperti angin. Kau bertemu dengan
Jake dan Ax di kamarnya. Ax sudah mengunyah setengah licoricenya. Kau langsung bercerita.
"Kita semua ada disana?" Tanya Jake. "Dan aku tahu bahwa
aku berada di retakan Sario kedua?"
78 Kau mengangguk. "Dan saat kita kembali ke waktu
sesungguhnya, Aku dan Marco berada di waktu yang salah. Marco
tahu bahwa ibunya sudah tewas. Hilang. Apalah itu."
Jake menatap Ax. "Apakah kau merasa sesuatu akan hal ini?"
Ax mengunyah licoricenya lalu ditelan. "Tidak, kecuali tujuan
dari Visser Three. Dia memanipulasi Retakan Sario untuk kembali
ke masa lalu." "Dia tahu hal itu akan terjadi?" Tanya Jake.
"Dia mencoba untuk membunuh inang musuhnya sebelum dia
jadi inang." Ax menjelaskan. "Kau lihat kan, beberapa inang itu
jauh lebih baik daripada yang lainnya. Tentu saja, Visser One
menemukan tubuh inang dengan kemampuan luar biasa. Kurasa aku
juga mengira bahwa Visser Three mungkin tahu bahwa kau ada
disana dengan jenis morph khusus. Itu jebakan. Karena dia pikir
kau itu Andalite, mungkin dia kira dia bisa mengirimmu balik.
Itulah, dia mempersiapkannya dimalam saat saudaraku, Elfangor
mendarat. Dia yakin bahwa dia akan membunuhmu. Atau dia ingin
kau tidak ada disana. Mengubah masa lalu, mengacaukan masa
depan. Dia siap menerima resikonya."
Jake mengeluh. "Jadi aku masuk ke jebakannya yang lain di
Amazon" Aku tidak bisa pintar sedikit di retakan Sario orang
lain!" "Tapi hasilnya jadi baik, Pangeran Jake." Ujar Ax. "Visser
Three dihentikan oleh Morph jerapah itu. Itulah mengapa semua
hal ini terjadi. Dia kembali ke waktu sebenarnya sehingga dia
tidak bisa dihentikan. Berita baiknya bahwa Ibu Marco tidak
terbunuh. Jadi Visser One tetap jadi musuh Visser Three. Yang
bagus juga untuk kita. karena mereka akan terus bertarung
hingga mengalihkan kekuatan Visser Three."
Kau Berkata "Tapi aku tidak paham, jika aku itu berada dalam
retakan Visser Three, mengapa aku mengingatnya" Dan mengapa
kau dan Jake ingat kejadian di Amazon?"
Ax menggigit licorice, hingga pecah. "Mufffmmmx"
"Apakah itu bahasa Andalite?" Tanya Jake.
79 "Bukan, itu bahasa mulut yang penuh licorice." Sahut Ax.
"Jawabannya adalah, aku tidak tahu. Kukira ada suara cara
mematahkan retakan itu seperti ini."
Dia memegang licorice. Sinar lampur menyinari lubangnya.
"Aku tidak memperhatikan........"
"----hari dimana Retakan sario di ajari." Kau selesaikan
ucapannya. "Kami tahu!"
Ax mengangkat bahu. "Suatu hari kita mungkin tahu. Tapi kau
masih hidup. Kau menyelamatkan Ibu Marco. Itu hal pentingnya.
Kita hidup untuk bertarung di hari lain."
"Ax, benar." Ucap Jake padamu. "Ambillah apa yang kau bisa,
hari itu. Khawatirkan tentang hal yang bisa kau lakukan. Kau hidup.
Dan begitu baik." Kau tahu bahwa dia benar. Kau memahami saat ini. Kau aman.
Kau mungkin tidak membunuh Visser Three, tapi kau kembali ke
waktumu sebenarnya. Hidup-Hidup.
Jake menyentuh bahumu. "Jangan khawatir. Masih akan ada
pertempuran kita." Kau menyeringai. "Tapi lebih dulu, ada pizza."
80 Dua Puluh Enam. Kodok panah beracun adalah penyaruan yang sempurna.
Dengan kaki belakangmu yang hebat, kau melompat melalui hutan
hujan ketempat pesawat Blade. Kau menyusup kebawah semaksemak, menunggu sinyal dari Tobias.
semak.
Kau melompat balik. Bersama dengan yang lain, kalian
bersembunyi di sekitar pesawat. Disekitarmu, kau dengar suara
Hork-Bajir yang berjalan di hutan hujan. Bahkan sering kau
dengar suara desisan sinar Dracon.
Hujan mulai turun. Kau kehausan, dan otak kodokmu
berteriak karena air. Kau melompat kedepan dan menjulurkan
lidahmu. Air itu terasa dingin. Kau telan dengan senang.
Makhlok berwarna coklat kehijaun tiba-tiba melepaskan
dirinya dari pohon. Dia kelihatannya tidak bertulang. Di tiap ujung
ke lima lengannya ada lubang melingkar. Lubang itu
menyemprotimu dengan air.
Lidah sepanjang tiga kaki tiba-tiba terjulur dari mulut
Makhluk itu. Dia menjilatmu bagai es krim. Kau dibanting, tapi kau
81 tidak bisa kabur karena lidah itu kembali menangkap dan
menarikmu ke mulutnya yang menunggu.
Dan SLURP---Kau selesai. Oops. Coba lagi. Balik ke halaman 66
82 Dua Puluh Tujuh. Jaguar menguasai hutan hujan. Kau sadar akan hal itu saat
kau menguasai morph itu. Kau merasakan kekuatan dari ototmu,
yang siap melompat. Kau bisa melihat dengan jelas di bayangan
hutan yang gelap. Kau mata-matai kumbang kecil dan kukang yang
bergantung diatasmu serta kakak tua di pohon.
Mereka tidak peduli padamu. Saat kau lapar, kau membunuh
untuk makan. Itulah cara hidup di hutan. Kau punya kekuatan dan
kendali serta anugerah, kelincahan, dan harapan.
luar biasa.>
Kau tahu apa maksudnya kan. Dari tanah dibawah tapak
kakimu hingga cabang kecil di atas sana, hutan hujan itu penuh
kehidupan.
Hork-Bajir berkeluaran dari dalam hutan. Mereka bergerak
dengan gaya makhluk hutan, dan kau terjebak dalam jebakan
mereka. 83 Sinar Dracon meledak di mana-mana. Salah satu Hork-Bajir
menebas Cassie, Cassie lalu melompat kearahnya. Rachel tidak
jauh dibelakangnya. Kau melompat pada leher seorang Hork-Bajir, dia terjatuh.
Kau ayunkan cakar dan gigimu pada Hork-Bajir yang lain, tapi
mereka itu jauh lebih banyak daripadamu.
Kau melompat pada pohon untuk menghindar dari seorang
Hork-Bajir. Kau daki pohon itu hingga sulurnya. Kau bertahan
dengan cakarmu. Tapi kemudian sulur itu bergerak. Mereka
mengurungmu. Rupanya sulur itu bagian dari morph Lerdethak Visser Three.
Dia mencekikmu. Kau rasakan paru-parumu sekarat. Kau rasakan
sesuatu yang dalam di tubuhmu.
Jake berbalik. Kau menatapnya dengan mata kuning jaguar,
yang tiba-tiba kelihatan begitu manusia bagimu. menyempit. Dan kau tahu sudah terlambat
Bu Beng Siau Jin ***************** "Tidak Ada gading yang tak retak,
Begitu pula terjemahan ini."
***************** HRT,TPS1A 03-11-2016 16:45
84 Mereka Bidadari Iblis 1 Pendekar Slebor 07 Pusaka Langit Bukit Pemakan Manusia 11