Ceritasilat Novel Online

Ayat Ayat Cinta 5

Ayat Ayat Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy Bagian 5


merasa dirinya sangat penting bagi pengambilan keputusan sang suami. Dari
kunjungan Syaikh Ahmad aku banyak mendapatkan banyak sekali pelajaran
kehidupan yang berarti. Aku merasa lebih siap dengan hidup yang sedang aku jalani.
Ada kata-kata beliau yang sangat menyentuh diriku,
102 Al-Israa: 29 195 "Aku pernah mengalami hal yang sama dengan dirimu. Ummu Aiman adalah
puteri tunggal konglomerat di Maadi. Ia menyerahkan kekayaannya sepenuhnya di
tanganku. Aku dulu juga bingung, aku pergi ke tempat seorang ulama dan beliau
memberikan nasihat seperti apa yang aku nasihatkan padamu. Ada satu hal yang
harus kau ingat baik-baik. Banyak lelaki yang menjadi kerdil setelah memiliki
isteri yang cantik dan kaya raya. Semangat juang dan kerja kerasnya luntur.
19 35. Pedang Wucisan Chin Yung Ilmu Pedang m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Tapi kita mempunyai teladan yang mulia yaitu Rasulullah Saw. Isteri beliau,
Sayyeda Khadijah, adalah konglomerat Makkah pada zamannya, dan itu tidak
membuat beliau kerdil tapi justeru sebaliknya dengan kekayaan isterinya itu
beliau menegakkan agama Allah. Maka kau tidak boleh kerdil. Kau harus terus
bekerja, menerjemah dan berkarya lebih keras!"
Malamnya aku ajak Aisha berbincang-bincang di perpustakaan sambil
mendengarkan dendangan nasyid Rasailul Asywaq103 yang indah dibawakan anakanak Mesir.
Kami duduk di lantai beralas karpet. Aku bentangkan dua kertas karton
berisi rancangan peta hidup yang telah aku buat beberapa bulan yang lalu sebelum
menikah. Peta hidup sepuluh tahun ke depan. Dan rancangan satu tahun. Tentunya
peta hidup itu harus dirubah. Melihat apa yang aku gelar mata Aisha terbelalak.
"Subhanallah! Bagaimana mungkin kita memiliki kebiasaan yang sama. Ibuku
sejak kecil telah mengajarkan hal seperti ini padaku. Dan aku juga memiliki peta dan
rancangan seperti ini. Rancangan peta hidup sepuluh tahun ke depan. Rancangan
kegiatan tahunan, bulanan, mingguan, dan harian. Tunggu sebentar ya Sayang!"
Aisha beranjak menuju kamar utama. Lalu kembali dengan membawa agenda biru.
"Ini telah peta hidupku sepuluh tahun ke depan. Memang kita harus membuat
peta hidup bersama," kata Aisha gembira.
Kami pun lalu merancang bersama. Dalam rancangan Aisha, awal April
kembali ke Munchen untuk menyelesaikan S1. Lalu S2 di Sorbonne University dan S3
di Bonn University. Sementara aku masih harus menulis tesis, kalau lancar baru dua
tahun lagi selesai dan langsung S3 di Al Azhar. Harus ada kompromikompromi. Jika
Aisha transfer S1 ke Mesir, bukan tidak mungkin tapi sangat susah. Proses
administrasi universitas-universitas Mesir sangat melelahkan. Jika aku ikut ke Jerman
juga bukan tidak mungkin, tapi susah, target selesai master dua tahun lagi bisa molor.
Di Jerman tidak ada bahan yang cukup untuk menulis tesis disiplin ilmu tafsir. Harus
103 Risalah Kerinduan 196 ada jalan keluar. Akhirnya kami sepakat melakukan kompromi. Jalan tengahnya adalah Turki. Di
Turki semua target bisa dikejar. Rencananya bulan April tahun depan berangkat ke
sana. Aisha bisa transfer S1 ke Istanbul University. Prosesnya mudah. Aisha bahkan
tidak perlu repot mengurus sendiri. Ia bisa minta tolong seorang temannya di
Munchen untuk mengurus berkasnya yang mengirimnya ke alamat pamannya di
Istanbul. Jadi Aisha bisa tetap selesai S1 tahun depan dan selama di Turki aku bisa
mendapatkan bahan tentang Syaikh Said An-Nursi. Selama di Turki juga akan
menambah eratnya persaudaraan dengan keluarga besar di Turki. Setelah selesai S1
Aisha mengalah untuk kembali ke Mesir menemani aku sampai selesai S2.
Sebenarnya aku mempersilakan kalau dia mau langsung ke Sorbonne, tapi dia tidak
mau berpisah denganku sama sekali. Tapi setelah master aku yang harus mengalah.
Aku harus mengikuti Aisha ke Sorbonne. Setelah kupikir tidak masalah S3 di
Sorbonne sementara Aisha S2. Toh, Almarhum Syaikh Abdullah Darraz, Guru Besar
Tafsir Universitas Al Azhar mengambil S3 nya juga di Sorbonne. Setelah selesai S3
barulah pulang dan merencanakan hidup di Indonesia, Aisha mengalah untuk tidak
langsung S3. Bahkan seandainya terpaksa S3 di Indonesia tidak apa-apa. Tapi dia
20 35. Pedang Wucisan Chin Yung Ilmu Pedang m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
membuat cadangan S3 di Australia yang dekat dengan Indonesia.
Kami lalu merancang agenda setengah tahun ini. Awal bulan depan Aisha
minta ke Alexandria, satu minggu saja, masih dalam rangkaian bulan madu. Dia juga
minta umrah dan selama bulan puasa sampai hari raya ada di tengah keluarga di
Indonesia. Akhirnya sepakat awal Ramadhan pergi umrah, sepuluh hari di tanah suci
dan langsung terbang ke Indonesia.
Lalu kami membuat rencana satu bulan ke depan. Lebih banyak di rumah.
Aisha membuat jadwal kami bermain cinta. Naik perahu berdua di sungai Nil.
Menyaksikan pagelaran musik rakyat Palestina di Opera House. Melihat pertunjukan
drama komedi di Ballon Teater. Pergi ke El-Mo'men Restaurant. Ke Masjid Musthofa
Mahmud mendengarkan ceramah Syaikh Muhammad Said Ramadhan Al Buthi yang
rencananya lima hari lagi akan datang dari Syiria. Aku menambah jadwal talaqqi
qiraah sab'ah pada Syaikh Utsman dan berkunjung ke rumah Syaikh Abdul Ghafur
Ja'far. Aisha menekankan: Dan ke Alexandria!
Kami lalu membuat jadwal harian. Kapan baca Al-Qur'an dan tadabbur
bersama. Shalat dhuha. Shalat malam. Waktu menerjemah dan waktu yang tepat
untuk bercinta. Begitu selesai membuat rancangan peta hidup Aisha berkata,
197 "Sayang, aku punya puisi indah untukmu dengarkan:
agar dapat melukiskan hasratku, kekasih,
taruh bibirmu seperti bintang di langit kata-katamu
Aku langsung menyahut dengan suara lantang seperti Antonius merayu
Cleopatra: ciuman dalam malam yang hidup,
dan deras lenganmu memeluk daku
seperti suatu nyala bertanda kemenangan
mimpikupun berada dalam benderang dan abadi Di tepi sungai Nil, hari-hari yang indah kami lalui bersama. Semua serba indah.
Dunia terasa milik kami berdua. Kenikmatan demi kenikmatan, kebahagiaan demi
kebahagiaan kami reguk bersama. Seperti di surga. Muncul kebiasaan baru Aisha, ia
tidak bisa tidur kecuali aku membelai-belai rambutnya dan mengelus-elus ubun
kepalanya, seperti seorang ibu menidurkan bayinya. Aku juga semakin banyak tahu
watak dan karakter Aisha, tingkahnya kalau merajuk, tidak suka, marah, caranya
memuji, hal-hal yang ia sukai dan ia benci, juga pengalaman hidupnya sejak kecil.
Suatu kali sebelum tidur Aisha bercerita, "Ibu sering mengajariku agar berdoa dalam
sujud saat shalat malam: Ya Allah, letakkanlah dunia di tanganku, jangan di hatiku."
198 20. Surat dari Nurul Dua hari menjelang keberangkatan ke Alexandria kami belanja ke Attaba.
Pasar rakyat paling besar di Mesir. Tak ada trasnportasi langsung dari ke sana. Kami
naik bis mini dari mahattah Abul Fida yang tak begitu jauh dari apartemen kami
menuju Tahrir. Sampai di Tahrir kami naik metro bawah tanah ke Attaba. Aisha iseng
minta diajak melihat toko-toko buku loakan. Dua jam kami di sana. Aku menemukan
beberapa buku yang bisa dijadikan referensi. Aisha hanya melihat-lihat dan
membolak-balik buku. Akhirnya ia membeli empat bundel komik Donald Bebek.
"Kau aneh sekali, untuk apa Sayang?" heranku. Bagaimana tidak heran, orang
21 35. Pedang Wucisan Chin Yung Ilmu Pedang m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
secerdas dan sedewasa dia kok beli komik Donald Bebek.
"Untuk belajar bahasa Arab. Ini 'kan komik bahasa Arab. Aku ingin tahu
kalimat-kalimat yang lucu. Nanti kalau kita punya anak ini juga ada gunanya. Aku suka
anakku nanti tertawa-tawa renyah. Karena tertawa adalah musiknya jiwa. Dan rumah
kita nanti tidak sepi," jawab Aisha santai. Cara berpikir Aisha yang mahasiswi
psikologi terkadang menarik dan mengejutkan.
Sampai di rumah kulihat Aisha sangat kelelahan. Perjalanan dari Attaba
sampai rumah memang sangat melelahkan. Padahal sebenarnya tidak terlalu jauh.
Transportasinya yang memang melelahkan. Metro bawah tanah penuh sesak orang
yang pulang kerja. Juga bis mininya. Kami berdua berdesakan. Aku sangat hatihati
menjaga Aisha. Aku tak ingin ada tangan jahil menyentuhnya. Setelah membuka
cadar dan jilbabnya, Aisha langsung menyalakan AC dan membanting tubuhnya di
sofa. Ia mengatur nafasnya. Mukanya yang putih memerah dan pucat. Kuambilkan air
mineral dingin untuknya. Ia menerima dengan tersenyum.
"Danke, mein Mann,"
104 lirihnya. "Bitte."105 Selama ini kami memang berkomunikasi dengan tiga bahasa; Jerman, Arab,
dan Inggris. Lebih banyak pakai bahasa Arab. Aisha yang memintanya untuk terus
memperbaiki bahasa Arabnya. Jika dia kehabisan kosa kata ia akan mengatakannya
dalam bahasa Inggris atau Jerman.
"Sayang, capek ya berdiri dan berdesakan," tanyaku sambil menuangkan air
104 105 Terima kasih, suamiku Terima kasih kembali 199 mineral ke dalam gelas. "Ya." "Di Jerman kalau berangkat kuliah gimana" Sering berdesakan seperti tadi
nggak?" "Transportasi di Jerman sangat baik tidak seperti di Mesir. Dan kebetulan aku
jarang naik angkutan umum."
"Terus" Jalan kaki" Apa kontrakanmu dekat dengan kampus?"
"Tidak juga. Aku menyewa rumah lima kilo dari kampus. Dan alhamdulillah aku
punya mobil sendiri."
Aku langsung tahu apa yang harus aku lakukan. Sangatlah zhalim diriku kalau
aku membiarkan isteriku sedemikian tersiksa dan berdesakan sementara di tanganku
ada tiga juta dollar lebih. Aku jadi teringat nasihat Syaikh Ahmad, "Jangan kau
paksakan isterimu mengikuti standar hidupmu yang sangat sederhana. Jangan pelit
dan jangan boros!" "Mobilmu apa, Sayang?"
22 35. Pedang Wucisan Chin Yung Ilmu Pedang m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
"Land Cruiser. Aku suka model Jeep."
Aku menawarkan, bagaimana kalau membeli mobil. Ternyata sebenarnya itu
juga ingin dia bicarakan padaku sejak tiga hari yang lalu. Cuma dia maju mundur
akhirnya tidak berani bicara. Takut kalau aku tidak setuju. Aku tekankan padanya
untuk tidak menyembunyikan keinginan apa pun dariku.
"Meskipun kusembunyikan toh kelihatannya kau bisa membaca keinginanku.
Kau memang suami yang baik," pujinya.
Aku harus mencari orang yang tahu seluk beluk mobil di Mesir. Biar tidak kena
tipu. Biar urusan dengan kepolisian mudah dan lain sebagainya. Aku teringat Yousef,
adiknya Maria. Bagaimana kabar mereka" Sudah pulang dari Hurgada apa belum ya"
Sudah tahu aku menikah apa belum" Aku perlu menghubungi Yousef. Ia kelihatannya
tahu seluk beluk mobil. Selama jadi tetangganya kulihat sudah tiga kali ganti mobil.
"Hallo. Yousef?"
"Ya. Ini siapa?"
"Fahri. Kapan pulang?"
200 "Baru tadi pagi. Selamat ya atas pernikahannya. Aku sudah diberi tahu sama
Rudi. Sayang sekali. Kami menyesal. Seharusnya kami menelpon kalian begitu tiba di
sana dan memberikan nomor telpon hotel kami menginap."
"O tidak apa-apa. Mama dan papa juga sudah pulang juga?"
"Belum. Mereka masih akan di sana satu minggu lagi. Tapi Maria sudah
pulang. Mau bicara sama dia?"
"Tidak. Lain kali saja. Salam buat dia. Oh ya, aku mau minta tolong padamu.
Bagaimana kita secepatnya bisa bertemu?"
"Kau sekarang ada di mana?"
"Di Zamalik. Muhammad Mazhar Street."
"Kedutaan Swedia?"
"Lurus ke utara ada Apartemen tertinggi di ujung pulau. Flat nomor 21."
"Malam ini juga aku ke sana. Aku sudah rindu ingin ketemu padamu sekalian
aku bawakan kado istimewa."
"Terima kasih, kutunggu."
*** Pukul delapan malam Yousef datang bersama Maria. Yousef masih seperti
biasa, cerah dan ceria melihatku. Maria agak lain, dia sama sekali tidak cerah. Dingin.
Tersenyum pun tidak. Mungkin belum hilang lelahnya dari Hurgada.
"Ini kado sederhana dari aku dan Maria. Maaf tidak bisa memberi yang
mewah-mewah maklum kami belum punya penghasilan," kata Yousef menyerahkan
kado kecil yang dibungkus manis.
Maria lebih banyak menunduk. Sepertinya ia lesu sekali. Kami berbincang
sambil menikmati karikade hangat. Aku jelaskan pada Yousef rencanaku membeli
mobil. Dia sangat senang mendengarnya. Dia bertanya kriterianya. Kujawab model
jeep, tangan kedua, masih bagus dan normal semua. Dia berjanji paling lambat besok
sore dia akan menghubungi.
Hanya setengah jam mereka berada di rumah kami. Aku minta tolong pada
Yousef menjelaskan pada Rudi dan teman-temannya route rumah kami. Sebab sejak
acara walimah itu aku belum berkomunikasi dengan mereka lagi. Dan itu atas
permintaan mereka. "Sebelum satu minggu tidak boleh menghubungi Hadayek
201 23 35. Pedang Wucisan Chin Yung Ilmu Pedang m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Helwan. Pengantin baru satu minggu penuh harus tenang," kata mereka. Akhirnya
malah kebablasan, dan mereka terlupakan.
Begitu Yousef dan Maria pulang aku langsung membuka kadonya.
"Kurang ajar, Yousef dan Maria itu!" umpatku.
"Apa sih isinya" Kenapa sampai mengumpat segala?" heran Aisha mendengar
aku mengumpat. Ia melihat isi kado. Botol berisi serbuk.
"Serbuk apa ini, Fahri?" tanya Aisha. Aku ragu untuk menjelaskannya. Tapi
Aisha terus mendesak. "Serbuk Dhab Mashri," jawabku.
"Apa itu Dhab Mashri?" kejarnya. Aduh bagaimana ini.
Terpaksa aku jelaskan juga. Dhab Masri adalah kadal Mesir, dan khasiatnya
untuk obat kuat yang - kata orang-orang yang pernah mencobanya - lebih dahsyat
dari Viagra, telah digunakan oleh para raja dan pangeran Mesir kuno. Mendengar
penjelasanku Aisha salah tingkah, pipi merona merah, lalu tersenyum indah sekali.
*** Atas bantuan Yousef, kami berhasil membeli Nissan Terrano hitam metalik
yang masih baru dengan harga sangat miring. Baru dipakai pemiliknya setengah
tahun. Aisha senang sekali. Hari itu juga kami berdua berjalan-jalan mengelilingi kota
Cairo. Tentu saja aku tidak bisa menyetir. Yang menyetir Aisha. Ia juga punya SIM
Internasional. Aku jadi guidenya. Tujuh tahun di Kairo aku sudah hafal seluk beluk
kota Cairo. Acara jalan-jalan pun lancar dan mengasyikkan.
Malam sebelum keberangkatan ke Alexandria, Mishbah datang bersama Mas
Khalid. Mereka memberitahukan dua hari lagi Pelatihan Ekonomi Islam akan
dilaksanakan selama satu minggu di Wisma Nusantara. Aku kira pelatihan itu sudah
selesai ternyata diundur. Aku diminta menjadi salah satu moderator sekaligus
pendamping dosen-dosen yang semuanya dari Mesir. Aku tidak bisa memutuskan
sendiri. Aku harus bermusyawarah dengan Aisha. "Tidak apa-apa, penuhi saja
permintaan mereka. Kita tunda berangkatnya setelah pelatihan saja. Aku juga ingin
tahu konsep ekonomi Islam itu seperti apa." Jawab Aisha.
Selama satu minggu setiap hari kami ikut pelatihan. Dan sudah tentu, seperti
yang aku prediksi, mahasiswa Indonesia geger melihat aku datang dan pergi dengan
membawa mobil, disopiri oleh seorang isteri bercadar. Mana ada mahasiswa
202 Indonesia memakai mobil" Kecuali beberapa gelintir dan bisa dihitung dengan jari.
Terobosan, bulletin mahasiswa Indo
(http://cerita-silat.mywapblog.com)
24Mayapada Kitab wasiat m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
http://cerita-silat.mywapblog.com ( Saiful Bahri - Seletreng - Situbondo )
nesia di Cairo paling vokal, kembali usil.
Tanpa sepengetahuanku mereka berusaha mewawancarai Aisha mengenai proses
pernikahan kami. Mereka sungguh kreatif. Untung saja Aisha isteri yang baik, ia tidak
mau

Ayat Ayat Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

berkomentar sama sekali, dan menyuruh kru Terobosan langsung mewawancaraiku. Kepada mereka aku kisahkan prosesnya yang sungguh sangat
sederhana. Dua hari setelah itu Terobosan terbit. Segala keterangan yang aku berikan
tertulis jelas. Yang membuatku geli adalah tanggapan-tanggapan dari beberapa
kalangan aktifis yang pro dan kontra. Yang memandang positif dan negatif penikahan
kami. Yang paling menggelitik hatiku dan justru paling kusukai adalah komentar
seorang mahasiswi aktifis gender:
"Aku yakin si Aisha, isteri Fahri dari Turki itu pasti jelek. Kalau cantik mana
mungkin dia mau. Apalagi katanya dia itu kaya, punya flat mewah di pinggir Nil segala.
Yakin deh pasti wajahnya jelek. Dan kenapa Fahri tetap mau dengan gadis jelek"
Karena Fahri mengejar kekayaannya. Jadi meskipun isterinya jelek dia mau saja,
yang penting kaya. Dan untuk menutupi jeleknya makanya Fahri menyuruhnya
memakai cadar dengan dalil agama."
Aku suka sekali membaca komentar itu. Kalau mereka tahu kecantikan Aisha
semakin geger suasananya. Biarlah aku seorang yang tahu kecantikan Aisha. Tapi
ada komentar singkat yang membuat hatiku merasa tidak enak. Komentar dari Nurul
sebagai Ketua Wihdah: "Pernikahan Fahri (Indonesia) dengan Aisha (Turki berdarah Palestina)
menunjukkan universalitas Islam. Aku tahu siapa Aisha. Sebelum dia menikah
dengan Fahri dia pernah banyak bertanya padaku tentang budaya Indonesia,
khususnya masyarakat Jawa. Selamat buat Fahri yang berhasil menyunting muslimah
Turki yang shalehah dan jelita."
Nurul ternyata juga ikut pelatihan.
Dalam satu kesempatan, saat pulang, aku dan Aisha bertemu dengannya di
gerbang Wisma. Aku tidak menyapanya dan dia juga tidak menyapaku. Namun Nurul
bisa berbincang-bincang santai dengan Aisha seolah tidak pernah terjadi apa-apa.
Hatiku lega. Semoga dia telah menemukan jalan keluar atas masalahnya. Sebelum
1 Mayapada Kitab wasiat m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
berpisah Nurul memberikan selembar surat pada Aisha. Di mobil Aisha menyerahkan
203 sepucuk surat itu padaku sambil bergumam, "Katanya ini pesan dari seseorang
untukmu dan minta di baca jika sudah sampai di rumah."
Sampai di rumah langsung aku baca surat itu.
Untuk Kak Fahri Yang sedang berbahagia Bersama isterinya
Assalamu'alaikum wr. wb. Kutulis surat ini dengan lelehan air mataku yang tiada berhenti dari detik ke
detik. Kutulis surat ini kala hati tiada lagi menahan nestapa yang menderadera
perihnya luar biasa. Kak Fahri, aku ini perempuan paling bodoh dan paling malang di
dunia. Bahwa mengandalkan orang lain sungguh tindakan paling bodoh. Dan aku
harus menelan kepahitan dan kegetiran tiada tara atas kebodohanku itu. Kini aku
didera penyesalan tiada habisnya. Semestinya aku katakan sendiri perasaanku
padamu. Dan apakah yang kini bisa kulakukan kecuali menangisi kebodohanku
sendiri. Aku berusaha membuang rasa cintaku padamu jauh-jauh. Tapi sudah
terlambat. Semestinya sejak semula aku bersikap tegas, mencintaimu dan berterus
terang lalu menikah atau tidak sama sekali. Aku mencintaimu diam-diam selama
berbulan-bulan, memeramnya dalam diri hingga cinta itu mendarahdaging tanpa aku
berani berterus terang. Dan ketika kau tahu apa yang kurasa semuanya telah
terlambat. Kak Fahri, Kini perempuan bodoh ini sedang berada dalam jurang penderitaannya paling
dalam. Dan jika ia tidak berterus terang maka ia akan menderita lebih berat lagi.
Perempuan bodoh ini ternyata tiada bisa membuang rasa cinta itu. Membuangnya
sama saja menarik seluruh jaringan sel dalam tubuhnya. Ia akan binasa. Saat ini, Kak
Fahri mungkin sedang dalam saat-saat paling bahagia, namun perempuan bodoh ini
berada dalam saat-saat paling menderita.
Kak Fahri, Apakah tidak ada jalan bagi perempuan bodoh ini untuk mendapatkan
cintanya" Untuk keluar dari keperihan dan kepiluan hatinya. Bukankah ajaran agama
kita adalah ajaran penuh rahmah dan kasih sayang. Kak Fahri adalah orang shalih
dan isteri Kak Fahri yaitu Aisha adalah juga orang yang shalihah. Bagi orang shalih
semua yang tidak melanggar syariah adalah mudah.
Kak Fahri, 204 Sungguh maaf aku sampai hati menulis surat ini. Namun jika tidak maka aku
akan semakin menyesal dan menyesal. Bagi seorang perempuan jika ia telah
mencintai seorang pria. Maka pria itu adalah segalanya. Susah melupakan cinta
pertama apalagi yang telah menyumsum dalam tulangnya. Dan cintaku padamu
seperti itu adanya telah mendarah daging dan menyumsum dalam diriku. Jika masih
ada kesempatan mohon bukakanlah untukku untuk sedikit menghirup manisnya hidup
bersamamu. Aku tidak ingin yang melanggar syariat aku ingin yang seiring dengan
syariat. Kalian berdua orang shalih dan paham agama tentu memahami masalah
poligami. Apakah keadaan yang menimpaku tidak bisa dimasukkan dalam keadaan
darurat yang membolehkan poligami" Memang tidak semua wanita bisa menerima
poligami. Dan tenyata jika Aisha termasuk yang tidak menerima poligami maka aku
tidak akan menyalahkannya. Dan biarlah aku mengikuti jejak puteri Zein dalam novel
yang ditulis Syaikh Muhammad Ramadhan Al Buthi yang membawa cintanya ke jalan
2 Mayapada Kitab wasiat m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
sunyi, jalan orang-orang sufi, setia pada yang dicintai sampai mati.
Wassalam, Nurul Azkiya Air mataku mengalir deras membaca surat Nurul. Aku tak tahu harus berbuat
apa. Hatiku ikut pilu. "Sayang, apa isinya sampai kau menangis?" tanya Aisha sambil mengusap air
mata dipipiku dengan ujung jilbabnya. Kutatap wajah isteriku. Haruskah aku berterus
terang padanya" Aku tak ingin membuat dirinya kacau dan cemburu. Aku harus
melindungi ketenangan jiwanya. Yang jelas aku sama sekali tidak mau
mengkhianatinya. Bisa jadi jika aku berterus terang, dia bisa menerima usulan Nurul,
tapi aku telah berjanji pada diriku sendiri bahwa aku tidak akan memadu isteriku.
Aisha adalah perempuanku yang pertama dan terakhir.
"Kenapa diam Sayang" Apa isinya?" tanya Aisha kembali.
"Bacalah sendiri!"
Aisha melihat surat itu. Ia mengerutkan keningnya.
"Kau bercanda. Ini bahasa Indonesia 'kan" Mana aku tahu maksudnya. Apa
yang ditulisnya sampai kau menangis?"
"Ah tidak apa-apa. Isinya nasihat. Agar aku menjagamu dengan baik.
205 Berusaha memahamimu dan memaklumi perbedaan-perbedaan di antara kita yang
memang berbeda latar belakang budaya dan pendidikan. Dia juga menasihati agar
aku mengajarimu bahasa dan adat istiadat masyarakat Indonesia agar kelak jika
pulang ke Indonesia kau bisa beradaptasi dan diterima dengan baik. Terakhir dia
menasihatiku agar menyempatkan waktu untuk menengok kedua orang tua di
Indonesia, jangan terlalu asyik di Mesir. Aku teringat ibuku." Terpaksa aku berbohong,
aku tak ingin ketenangan hatinya terusik. Aku harus melindungi keluargaku dari
segala gangguan. Aisha mengangguk-anggukkan kepala mendengar penjelasanku.
"Nasihat yang baik sekali. Dia memang muslimah yang baik. Sekali-kali kita
harus undang dia dan teman-temannya kemari. Dia memuliakan diriku saat aku
berkunjung ke rumahnya," ujar Aisha.
*** Seketika itu juga aku menulis surat balasan untuk Nurul.
Kepada Nurul Azkiya Cahaya orang-orang yang bersih hatinya
Di bumi perjuangan mulia Assalamu'alaikum wa rahmatullah wa barakatuh
Saat menulis surat ini hatiku gerimis. Tiada henti kuberdoa semoga Allah
menyejukkan hatimu, menerangkan pikiranmu, membersihkan 3 Mayapada Kitab wasiat m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
jiwamu, dan mengangkat dirimu dari segala jenis penderitaan dan kepiluan.
Nurul, Terima kasih atas suratnya. Aku sudah membacanya dengan seksama dan
aku memahami semua kata-kata yang kau tulis. Kalau kau merasa harus setia pada
cintamu. Maka aku merasa harus setia pada isteriku, pada belahan jiwaku. Kalau kau
memiliki anggapan poligami bisa menjadi jalan keluar dalam masalah ini, bisa jadi ada
benarnya. Poligami memang diperbolehkan oleh syariat, tapi aku tidak mungkin
menempuhnya. Aku perlu menjelaskan, di antara syarat yang telah kami sepakati
sebelum akad nikah adalah aku tidak akan memadu Aisha. Aku sudah menyepakati
syarat itu. Kau tentu tahu hukumnya, aku harus menepatinya. Hukumnya wajib.
Nurul, 206 Dalam hidup ini, cinta bukan segalanya. Masih ada yang lebih penting dari
cinta. Sebenarnya jikalau kita bercinta maka seharusnya itu menjadi salah satu pintu
menjalankan ibadah. Janganlah terlalu kau turutkan perasaanmu. Gunakanlah akal
sehatmu, karena akal sehat adalah termasuk bagian dari wahyu. Kau masih memiliki
masa depan yang luar biasa cerahnya. Kau ditunggu oleh ribuan generasi di tanah air.
Jadilah kau seorang Nurul seperti sebelum mengenalku. Nurul yang bersih dan
bercahaya, seperti namanya Nurul Azkiya , Cahaya bagi orang-orang yang bersih
hatinya. Nurul, Apakah kau sadar dengan apa yang kau lakukan saat ini" Dengan tetap
menuruti perasaanmu untuk menyesal dan membodoh-bodohkan diri kau telah
merusak dirimu sendiri. Ajaran agama kita yang hanif melarang manusia
membinasakan dirinya sendiri dengan cara dan alasan apa pun. Memasung diri
sampai menderita dengan alasan setia pada cinta adalah perbuatan yang tidak
seirama dengan sunnah nabi. Kau jangan salah tafsir pada novel yang ditulis oleh
Syaikh Muhammad Said Ramadhan Al Buthi. Dengan novel itu beliau ingin menghibur
dan menyejukkan orang-orang yang mereguk pahitnya cinta karena kelaliman
orang-orang yang tidak mengerti cinta. Beliau membela orang yang semestinya
dibela, dan mencela orang-orang lalim yang semestinya dicela. Adapun Puteri Zein
yang membawa cintanya sampai ke liang lahat itu bukan atas kehendaknya. Berbeda
dengan dirimu. Jika kau membawa cintamu sampai mati maka itu atas kehendakmu,
dan itu sama saja dengan bunuh diri.
Nurul, Cinta sejati dua insan berbeda jenis adalah cinta yang terjalin setelah akad
nikah. Yaitu cinta kita pada pasangan hidup kita yang sah. Cinta sebelum menikah
adalah cinta semu yang tidak perlu disakralkan dan diagung-agungkan. Nurul, dunia
tidak selebar daun anggur. Masih ada jutaan orang shalih di dunia ini yang belum
menikah. Pilihlah salah satu, menikahlah dengan dia dan kau akan mendapatkan
cinta yang lebih indah dari yang pernah kau rasakan.
Terkadang, tanpa sengaja kita telah menyengsarakan orang lain. Itulah yang
mungkin kulakukan padamu. Maafkanlah aku. Semoga Allah masih terus berkenan
memberikan hidayah dan rahmatnya, juga maghfirahnya kepada kita semua.
Wassalam, 4 Mayapada Kitab wasiat m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
207 Fahri Abdullah. Surat itu kumasukkan dalam amplop dan kuberikan kepada Aisha untuk
diberikan kepada Nurul besok paginya saat pelatihan.
Aisha bertanya, "Isinya apa?"
Kujawab, "Ucapan terima kasih. Aku gantian menasihatinya untuk segera
menikah." "Benar. Dia sudah saatnya menikah, sebentar lagi selesai kuliah. Semoga dia
dapat suami yang baik dan shalih," ujar Aisha polos sambil tersenyum.
208 21. Di San Stefano, Alexandria
Selesai pelatihan kami mempersiap segala sesuatu untuk pergi ke Alexandria.
Dengan cermat Aisha mendata semua keperluan yang harus dibawa. Termasuk
laktopnya. Selama satu minggu di sana ia berencana menulis biografi ibunya. Ia
pernah ke Alexandria bersama ibunya. Jadwal di Alexandria telah tersusun baik. Di
antaranya adalah pergi ke perpustakaan Universitas Alexandria untuk mencari
tambahan referensi dan menemui Syaikh Zakaria Orabi, seorang imam masjid yang
menurut keterangan Syaikh Utsman pernah berjumpa dengan Syaikh Badiuz Zaman
Said An-Nursi. Dengan Nissan Terrano kami sampai di kota Alexandria. Kota kebanggaan
rakyat Mesir. Aku tidak hafal betul route kota budaya ini. Setelah bertanya beberapa
kali akhirnya kami sampai di San Stefano Hotel. Sebenarnya aku ingin naik bis saja.
Tapi Aisha memaksa menggunakan mobil pribadi. Ketika aku sedikit ragu akan
keputusannya. Ia meyakinkan diriku dengan berkata:
"Di Jerman aku sering keluar kota dengan mobil pribadi. Aku bahkan pernah
menempuh jarak Munchen-Hamburg dengan mobil sendiri. Kau jangan kuatir, insya
Allah selamat. Apalagi Cairo-Alexandria cuma 177 km, jalannya pun lebar dan lurus,
dengan kecepatan santai tiga-empat jam sampai!"
Karena dia merasa yakin sekali semuanya akan baik-baik saja. Dia juga ingin
sekali berkeliling Alexandria dengan mobil sendiri maka aku pun menyetujuinya.
Untuk menginap sebenarnya sudah aku tawarkan padanya menginap di rumah
khusus tamu milik mahasiswi Malaysia, tapi Aisha tidak mau. Aisha Aisha ingin
menginap di hotel San Stefano dan di kamar yang ia dan ibunya dulu pernah
menginap. Sudah jauh-jauh hari ia pesan kamar itu. Ia ingin bernostalgia sambil
menulis biografi ibunya. Itulah untuk pertama kalinya aku menginap di hotel
berbintang. Sudah empat kali aku ke Alexandria dan tidak pernah menginap di hotel.
Dua kali ikut mukhayyam 106 musim panas yang diadakan oleh Universitas Al Azhar.
Dan yang dua kali bersama teman-teman Malaysia dan menginap di rumah khusus
tamu milik organisasi mahasiswi Malaysia di Alexandria.
Hotel San Stefano terletak tepat di garis pantai laut Mediterania. Balkon kami
kami menghadap ke laut. Malam pertama di San Stefano Aisha berbisik,
5 Mayapada Kitab wasiat m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
106 Perkemahan. 209 "Sayang, Dhab Mashrinya dicoba yuk!"
Aku tersenyum. Aisha selalu berterus terang. Apakah karena dia bukan
perempuan Jawa" Tapi keterusterangannya membuat aku senang. Aku teringat
perkataan Sayyidina Muhammad Al Baqir, "Wanita yang terbaik di antara kamu
adalah yang membuang perisai malu ketika ia membuka baju untuk suaminya, dan
memasang perisai malu ketika ia berpakaian lagi!" Dan Aisha adalah wanita seperti
itu. "Dhab Mashrinya tidak kubawa?"
"Kenapa?" "Aku takut menjelma jadi kadal."
Aisha tertawa geli. Di Alexandria kami melewati hari-hari indah. Tidak terlalu kalah indahnya
dengan hari-hari di tepi sungai Nil. Tapi tepi sungai Nil tetaplah lebih terkesan, karena
kami menghabiskan malam paling indah sepanjang hayat di sana. Satu minggu telah
berlalu, tapi Aisha ingin menambah satu minggu lagi untuk menuntaskan biografi
ibunya. Ternyata dengan memandang laut yang indah Aisha merasa pikirannya lebih
jernih. Banyak kenangan yang bersama ibunya yang terus berkelabat di kepalanya. Ia
sudah menulis tiga ratus halaman dan biografi itu belum juga selesai. Aku merasa
tidak ada masalah menambah hari lagi. Sementara dia sibuk dengan biografi ibunya,
aku sibuk talaqqi kitab hadits Shahih Bukhari di Masjid Imam Abdul Halim Mahmud
yang diajar oleh Syaikh Zainuddin El-Maula.


Ayat Ayat Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Suatu malam ada sms masuk ke handphone-ku. Dari Yousef . Kubuka:
"Maria sakit, mama minta agar memberi tahu kamu."
Aku tersenyum. Madame Nahed masih menganggap aku bagian dari
keluarganya. Puterinya sakit langsung memberi kabar. Aku tidak membalas apaapa.
Aku hanya berdoa dalam hati semoga Maria segera sembuh. Dan nanti jika sudah
kembali ke Cairo, aku akan mengajak Aisha mengunjungi mereka, sekalian
mengunjungi teman-teman seperjuangan di Hadayek Helwan.
Setelah dua minggu di Alexandria, waktu pulang pun tiba. Dari mengaji pada
Syaikh Zainuddin aku mendapatkan pengetahuan tentang fiqhul hadits yang sangat
berharga. Dari Syaikh Zakaria Orabi aku mendapatkan kisah perjalanan hidup Said
An-Nursi, juga beberapa lembar teks khutbah Jum'atnya yang ditulis tangan oleh
210 Syaikh Zakaria. Dan Aisha berhasil menyelesaikan biografi ibunya. Tertulis dalam
bahasa Jerman sebanyak 545 halaman satu spasi, Microsoft Word, Times New
Roman, font 12. Sehari menjelang pulang ke Cairo kami jalan-jalan ke kawasan
El-Manshiya yang merupakan pusat kota Alexandria dan disebut juga Alexandria
lama. Di El-Manshiya itulah tepatnya kota Alexandria kuno berada. Puing-puing
peninggalan Romawi masih ada di sana. Misalnya dapat di lihat bekasnya di
Graeco-Roman Museum dan Achaeological and Roman Amphitheatre. Kami juga
belanja di sana, tak lupa kami membeli dua jaket untuk Hosam dan Magdi, dua
penjaga keamanan apartemen kami. Sekadar sebagai hadiah dan pengikat jiwa.
Terakhir kami berziarah ke makam Luqman Al Hakim yang namanya disebut
6 Mayapada Kitab wasiat m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
dalam Al-Qur'an dan dijadikan nama surat ketiga puluh satu. Makam Luqman
berdampingan dengan makam Nabi Daniyal. Berada di goa bawah tanah masjid Nabi
Daniyal, tak jauh dari terminal utama Alexandria. Selama menatap makam Luqman air
mataku meleleh teringat nasihat Luqman pada anaknya:
"Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya
mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar".
"Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan
berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan
mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha
Mengetahui. Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik
dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa
yang menimpa kamu.Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang
diwajibkan (oleh Allah).107 I
Luqman seperti masih hidup dan menasihati diriku dengan suaranya yang
penuh wibawa dan mengetarkan jiwa. Jika aku punya anak kelak, aku ingin
mendidiknya seperti Luqman mendidik anaknya. Aku ingin menasihatinya seperti
Luqman menasihati anaknya. Aku ingin bersikap bijaksana padanya seperti Luqman
bersikap bijaksana pada anaknya. Ya Tuhan, kabulkan.
107 Surat Luqman: 13,16, dan 17.
211 22. Penangkapan Dalam perjalanan pulang entah kenapa aku merasakan kecemasan yang
menyusup begitu saja dalam jiwa. Selama melewati jalan lurus yang membelah lautan
padang pasir aku terus berdoa agar diberi keselamatan sampai tujuan. Kupandang
lekat-lekat wajah Aisha yang sedang konsentrasi mengemudikan kendaraan. Dalam
hati aku berkata: Aku cemas bila kehilangan kau
Aku cemas pada kecemasanku108
Aisha terus mengebut dengan tenang. 90 km/jam. Semua kendaraan berjalan
cepat. Tak ada yang lambat. Bus West Delta menyalib dengan kecepatan gila.
Memasuki Giza, awal masuk kota Kairo dari arah Alexandria, kami mampir di sebuah
restoran untuk makan malam dan sedikit membeli oleh-oleh buat Si Hosam dan
Magdi. Dua penjaga apartemen yang dalam waktu singkat sudah sangat akrab
dengan kami. Tepat pukul sembilan malam kami tiba di gerbang apartemen. Dua
malam sebelum Ramadhan tiba. Rencana berangkat umrah awal Ramadhan
terpaksa diundur satu minggu. Baru masuk rumah sms dari Yousef datang,
mengabarkan kondisi Maria semakin memburuk dan terpaksa harus dirawat di rumah
sakit Maadi. Kondisi kami sangat lelah. Tidak mungkin langsung meluncur ke Maadi.
Aku membalas dengan mengabarkan baru tiba dari Alexandria dan insya Allah besok
pagi akan datang menjenguk.
Selesai membersihkan badan dengan air hangat kami shalat berjamaah.
Selesai shalat aku turun ke bawah membawa oleh-oleh untuk Hosam dan Magdi. Dua
bungkus ayam panggang dan dua jaket baru. Mereka senang sekali menerimanya.
Aku kembali naik dan mengajak Aisha istirahat. Ketika mata baru saja akan terlelap,
7 Mayapada Kitab wasiat m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Aisha terbangun dan berlari ke kamar mandi. Ia muntahmuntah. Kubuntuti dia.
Kupijit-pijit tengkuknya. Mukanya pucat. Dalam pikiranku dia masuk angin dan
kelelahan. Ia telah bekerja keras, memforsir tenaga dan pikirannya untuk menulis
biografi ibunya selama di Alexandria. Ia juga harus konsentrasi selama tiga jam
mengendarai mobil. Aku merasa sangat kasihan pada isteriku. Aku berniat aku harus
bisa menyetir agar isteriku tidak kelelahan. Kugosok punggungnya dengan minyak
kayu putih. Telapak tangan, kaki, perut dan lehernya kuolesi minyak kayu putih.
108 Petikah puisi berjudul "Sajak" karya Penyair Amerika, John Cornford, diterjemahkan oleh Chairil
Anwar. 212 Kubuatkan ramuan obat andalanku jika lelah dan meriang. Segelas madu hangat
diberi habbah barakah. Rasulullah pernah memberi tahu bahwa habbah barakah bisa
menjadi obat segala penyakit. Setelah meminum ramuan itu Aisya kuajak tidur.
Pagi hari ia tampak segar. Pukul sembilan saat aku bersiap mengajaknya ke
rumah sakit Maadi. Tiba-tiba dia kembali muntah-muntah. Aku bingung. Aku takut ia
terkena penyakit yang orang Jawa bilang masuk angin kasep, yaitu masuk angin yang
bertumpuk-tumpuk dan parah. Aku urung ke Maadi, dengan taksi kubawa Aisha ke
klinik terdekat. Seorang dokter berjilbab memeriksanya. Hampir setengah jam
lamanya Aisha berada dalam kamar periksa dengan dokter berjilbab. Ketika
keduanya keluar, dokter berjilbab itu tersenyum, "Selamat! Setelah kami periksa air
seninya dan kami lanjutkan dengan USG, isteri anda positif hamil!"
Wajah Aisha cerah. Kepadaku ia mengerlingkan mata kanannya. Aku
merasakan kebahagiaan luar biasa. Begitu sampai di flat Aisha berkata dengan wajah
cerah, "Melodi cinta yang kau mainkan sungguh ampuh suamiku. Dan memang saat
malam pertama dan malam-malam indah setelah itu adalah saat aku sedang berada
dalam masa subur. Allah telah mengatur sedemikian indahnya. Segala puji bagi-Nya
yang telah memberikan anugerahNya yang agung ini pada kita berdua."
Aku tersenyum dan langsung mencium pipinya yang bersih. Aisha menggeliat
manja. Ia lalu mengangkat telpon memberi tahu bibinya, Sarah. Ia juga memberi tahu
Akbar Ali, pamannya di Turki. Aku melihat kalender. Tak terasa kami telah hidup
bersama sejak malam pertama itu selama satu bulan lebih. Hari-hari indah selalu
berlalu begitu saja tanpa terasa. Rasanya aku baru sehari bersama Aisha.
Untuk menghayati keagungan nikmat yang telah Tuhan berikan, kuajak Aisha
sujud syukur dan shalat dhuha. Kepadanya aku berpesan untuk tidak banyak
beraktifitas keluar rumah. Menjelang zhuhur aku bersiap untuk menjenguk Maria yang
sakit. Aisha kuminta di rumah. Dia pesan dibelikan buah pir dan korma. Tiba-tiba ada
orang membunyikan bel dengan kasar sekali. Aku bergegas membuka pintu dibuntuti
Aisha yang penasaran siapa yang membunyikan bel seperti orang gila itu. Begitu
pintu kubuka. Tiga orang polisi berbadan kekar menerobos masuk tanpa permisi dan
menghardik, "Kau yang bernama Fahri Abdullah"!"
"Ya benar, ada apa?"
213 "Kami mendapatkan perintah untuk menangkapmu dan menyeretmu ke
8 Mayapada Kitab wasiat m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
penjara, ya Mugrim!"109 bentak polisi yang berkumis tebal.
"Kalian bawa surat penangkapan dan apa kesalahanku?"
"Ini suratnya, dan kesalahanmu lihat saja nanti di pengadilan!"
Aku membaca selembar kertas itu. Aku ditangkap atas tuduhan memperkosa.
Bagaimana ini bisa terjadi.
"Ini tidak mungkin! Ini pasti ada kesalahan. Saya tidak mau ditangkap!"
bantahku. "Jangan macam-macam, atau kami gunakan kekerasan!" bentak polisi Mesir.
Aku sangat geram pada sikapnya yang sangat jauh dari sopan dan kelihatan sangat
angkut. Aisha cemas dan memegangi tanganku. Polisi Mesir itu berkatakata dengan
suara keras seperti anjing menyalak.
"Ayo ikut kami!" tegas polisi kurus hitam sambil memegang erat-erat tangan
kananku. Aku menarik tanganku tapi polisi hitam mencengkeramnya kuatkuat dan
memasang borgol. Tangan kiriku dipegang Aisha, dia menangis.
"Ada apa ini Fahri, ada apa!?" tanya Aisha dengan muka pucat.
Polisi berkumis menarik tangan kiriku dari pegangan Aisha dan memaksa
memborgolku. "Sebentar Kapten biarkan aku sedikit bicara pada isteriku!?" ucapku dengan
suara tegas. "Boleh. Dua menit saja!" kata Si Kumis.
Aku lalu menjelaskan pada Aisha, hal seperti ini sering terjadi di Mesir. Polisi
Mesir tidak memakai azas praduga tak bersalah. Tapi praduga bersalah. Jika dicurigai
langsung ditangkap akan dibebaskan kalau terbukti tidak bersalah. Aku berpesan
pada Aisha untuk bersabar dan langsung menghubungi Paman Eqbal, teman-teman
PPMI, dan Kedutaan Besar Republik Indonesia. Surat penangkapannya kuminta
untuk aku berikan kepada Aisha. Tujuanku agar nanti mudah dilacak keberadaanku.
Tapi polisi itu tidak memperbolehkannya. Aku pun pasrah digelandang tiga polisi itu.
Kulihat Aisha terisak-isak. Aku dibawa turun melalui lift. Di halaman mobil kerangkeng
besi menungguku. Sebelum masuk mobil kerangkeng aku sempat mendongakkan
109 Wahai penjahat. 214 kepala ke arah jendela flat lantai 7. Di sana kulihat wajah Aisha yang basah air mata.
Aku tidak tahu akan dibawa ke mana. Dalam beberapa jam saja kegembiraan yang
aku rasakan berubah menjadi kesedihan dan kecemasan. Kota Cairo yang indah
tiba-tiba terasa seperti sarang monster yang menakutkan.
215 23. Dalam Penjara Bawah Tanah
Aku dibawa ke markas polisi Abbasea. Diseret seperti anjing kurap. Lalu
diinterogasi habis-habisan, dibentak-bentak, dimaki-maki dan disumpahserapahi
dengan kata-kata kotor. Dianggap tak ubahnya makhluk najis yang menjijikkan.
Tuduhan yang dialamatkan kepadaku sangat menyakitkan: memperkosa seorang
gadis Mesir hingga hamil hampir tiga bulan.
"Orang Indonesia kau sungguh anak haram. Saat mengandung dirimu, ibumu
9 Mayapada Kitab wasiat m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
makan apa heh" Makan bangkai anjing ya" Kau pura-pura menolong gadis malang itu
ternyata kau menerkamnya. Kau berani menginjak-injak kehormatan perempuan
kami. Kau ini mahasiswa Al Azhar, katanya belajar agama, ternyata manusia bejat
berwatak serigala!" Seorang polisi hitam besar membentakku lalu menampar mukaku
dengan seluruh kekuatan tangannya. Kurasakan darah mengalir dari hidungku.
"Akui saja, kau yang memperkosa gadis bernama Noura yang jadi tetanggamu
di Hadayek Helwan pada jam setengah empat dini hari Kamis 8 Agustus yang lalu"
Akui saja, atau kami paksa kau untuk mengaku! Jika kau mengakuinya maka
urusannya akan cepat."
Kata-kata polisi itu membuatku kaget bukan main. Noura hamil dan aku yang
dituduh memperkosanya. Sungguh celaka!
Dengan tetap berusaha berkepala dingin aku mencoba menjelaskan kepada
mereka itu adalah sebuah tuduhan keji. Lalu kujelaskan semua kronologis kejadian
malam itu. Sejak mendengar jeritan Noura disiksa ayah dan kakaknya sampai
paginya dititipkan ke rumah Nurul. Tapi penjelasanku dianggap seolah suara keledai.
Mereka malah tertawa. Dan menjadikan aku bulan-bulanan oleh hinaan, makian dan
tamparan yang membuat bibirku pecah.
"Kami memiliki bukti kuat kaulah pemerkosa gadis malang itu. Dia sangat
menyesal mengikuti bujuk rayumu. Dia telah menceritakan semuanya. Dan dia juga
punya saksi kau melakukan perbuatan terkutuk yang merusak masa depannya itu.
Kau sudah tahu bahwa hukuman pemerkosa di negara ini adalah hukuman gantung.
Sekarang kau hanya memiliki dua pilihan. Mengakui perbuatanmu itu, dan kau
mungkin akan mendapat keringanan atas kerja samamu. Sehingga kau mungkin tidak
akan dihukum gantung. Atau kau tetap bersikeras mengingkarinya dan terpaksa nanti
pengadilan akan menggantungmu. Pilih mana?" Polisi hitam besar kembali
menggertak. Hatiku sempat ciut. Aku teringat ulama-ulama yang mengalami nasib
216 tragis di tangan para algojo negara ini. Apa pun jalannya, kematian itu satu yaitu mati.
Allah sudah menentukan ajal seseorang. Tak akan dimajukan dan dimundurkan.
Maka tak ada gunanya bersikap lemah dan takut menghadapi kematian. Dan aku
tidak mau mati dalam keadaan mengakui perbuatan biadab yang memang tidak
pernah aku lakukan. "Kapten, aku memilih membuktikan di pengadilan bahwa aku tidak bersalah.
Aku yakin negara ini punya undang-undang dan hukum. Aku minta disediakan
pengacara!" "Tindakan bodoh! Di pengadilan kau akan kalah! Kau akan dihukum gantung!
Lebih dari itu kau akan masuk surat kabar! Kau akan diteriaki orang-orang sebagai
pemerkosa! Kenapa kau tidak memilih mengakuinya dan kita tutup kasus ini
diam-diam. Kita buat kesepakatan-kesepakatan dengan keluarga Noura sekarang.
Kalau mereka memaafkan kau mungkin akan bernasib lebih baik.Kami masih sedikit
berbelas kasihan padamu karena kau orang asing. Kalau kau orang Mesir sudah kami
binasakan!" bentak polisi hitam dengan mata melotot.
"Aku bukan pelaku pemerkosaan itu Kapten! Aku akan buktikan bahwa aku
tidak bersalah!" tegasku.
"Baiklah aku akan memberimu waktu berpikir dua hari. Jika kau tetap
bersikeras tidak mau mengaku dan mengambil jalan kompromi maka terpaksa kau
kami seret ke meja hijau dan jangan salahkan kami jika nasibmu berakhir di tiang
gantungan dan namamu dilaknat semua orang!"
"Yang berhak melaknat hanya Allah. Dan hanya Allahlah yang tahu segalanya.
10 Mayapada Kitab wasiat m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Aku tidak akan takut dengan caci maki manusia selama aku merasa berada di jalan
yang benar!" "Hahaha...kau ini sok pintar! Jalan benar apa" Apa memperkosa itu jalan yang
benar" Kau ini sudah selesai S.1. di Al Azhar. Gadis-gadis Indonesia saja banyak
kenapa ketika itu kau tidak memilih menikah dengan salah satu dari mereka. Kenapa
kau malah memilih memperkosa gadis malang itu dengan purapura mau menolong"
Dan itu kau anggap jalan yang benar" Dasar anak anjing!
Dasar anak pelacur!" Polisi hitam itu mengumpat-umpat kasar. Entah kenapa
mendengar kalimat umpatan terakhir darahku mendidih.
"Kau yang anak anjing! Wajahmu hitam penuh dosa! Kau yang anak pelacur!
217 Yakhrab baitak!" balasku mengumpat dengan sama kasarnya. Wajah polisi itu
semakin gosong. Giginya gemerutuk seperti monster mau menelanku. Ia pun
melayangkan tangan kanannya ke mukaku.
"Bawa dia ke penjara dan cambuk sepuluh kali atas penghinaannya padaku!"
Perintahnya pada tiga anak buahnya yang tadi menangkapku. Tiga polisi itu lalu
menggelandangku ke penjara. Inilah untuk pertama kalinya aku masuk penjara. Kami
melewati sel-sel yang berisi tahanan yang semuanya orang Mesir. Mereka semua
terheran-heran melihat kehadiranku. Tiga polisi itu terus menggelandangku hingga
sampai disebuah ruangan kosong. Ada sebuah kursi kayu kusam dan didindingnya
tergantung beberapa alat penyiksa. Cambuk. Pentungan dari karet. Ganco. Tali. Dan
lain sebagainya. Polisi gendut melepas pakaianku. Lalu menyuruhku berdiri menghadap
tembok. Setelah itu aku merasakan sabetan cambuk yang perih di punggungku. Tidak
sepuluh kali tapi lima belas kali. Aku merasakan sakit luar biasa. Mereka lalu melepas
borgolku dan menyeretku ke sebuah ruangan, melucuti semua pakaianku kecuali
pakaian dalam. Juga sepatuku. Dalam keadaan hanya memakai celana dalam
mereka menggunduliku. Lalu melempar seragam tahanan ke arahku. Cepat-cepat
aku menutup aurat. Si Kumis menyuruh aku berdiri tegap dengan tangan diletakkan
dibelakang punggung. Si Hitam memegang kedua tanganku yang kulipat dibelakang
punggung kuat-kuat. Sementara Si Gendut mengikat kedua kakiku. Lalu dengan
sangat kurang ajar Si Kumis mempermainkan kemaluanku. Aku menjerit-jerit dan
meronta-ronta. Meludahi Si Kumis. Tapi mereka terus saja terbahak-bahak seperti


Ayat Ayat Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

setan. "Ini yang digunakan untuk memperkosa itu oh..oh..oh! Burung kakak
tua..hehehe..kecil sekali tak ada apaapanya dengan milikku...hehehe..tapi berani
kurang ajar ya hehehe..hahaha!"
Sungguh perlakuan yang sangat tidak manusiawi. Aku merasakan penghinaan
yang luar biasa. Aku belum pernah merasakan diriku dihina dan kehormatanku
dinistakan senista itu. Aku lebih suka dirajam daripada dihina seperti itu. Jika aku
sampai terlihat mengucurkan air mata, maka ketiga setan itu akan semakin gila
tertawanya. Aku merintih dalam hati. Batinku menangis sejadijadinya memohon
keadilan kepada Allah. Agar mereka diganjar atas kekurangajaran mereka. Aku terus
menjadi bulan-bulanan mereka sampai aku tidak sadarkan diri.
*** 218 Ketika sadar, aku berada di sebuah kamar gelap dan pengap.
11 Mayapada Kitab wasiat m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
"Alhamdulillah, kau sudah sadar." Suara orang yang kurasa sangat tua. Di
keremangan cahaya buram lampu di luar kamar yang masuk melalui jeruji pintu sel
aku bisa menangkap wajah orang tua berjenggot putih duduk di dekatku.lalu empat
orang lainnya. Dua setengah baya dan dua lainnya muda. Mereka semua memakai
pakaian tahanan yang lusuh.
"Kelihatannya kau bukan orang Mesir?" tanya kakek tua ramah. Aku sedikit
tenang mendengar suaranya yang lembut. Tapi aku kuatir dengan yang empat, kalau
mereka orang-orang yang jahat aku bisa jadi bulan-bulanan di penjara ini. Aku pernah
mendengar adanya hukum rimba di dalam penjara. Apalagi aku asing sendiri di sini.
"Dari Indonesia."
"Siapa namamu?"
"Fahri Abdullah Shiddiq."
"Nama yang bagus. Namaku Abdur Rauf."
"Apa yang kau lakukan di Mesir?"
"Hanya belajar."
"Di mana?" "Di Al Azhar." "Masya Allah. Lantas bagaimana ceritanya kau bisa masuk penjara ini?"
"Musibah ini datang begitu saja. Aku dituduh memperkosa gadis Mesir,
padahal aku tidak pernah melakukan perbuatan keji itu. Bagaimana mungkin aku
akan melakukannya padahal aku memiliki seorang ibu, bibi, isteri dan nanti mungkin
seorang anak perempuan. Aku terkadang tidak bisa memahami sistem yang berlaku
di negara ini?" "Di mana kau ditangkap?"
"Di rumah." "Nasibmu masih lebih bagus dariku Anak muda. Aku ditangkap disaat sedang
menguji tesis magister di universitas. Di depan sekian banyak orang aku diperlakukan
seperti tikus." "Jadi Anda seorang guru besar?"
219 Pemuda berwajah putih yang sejak tadi mematung di pojok ruangan menyahut
sambil mendekat, "Beliau adalah Prof. Dr. Abdur Rauf
Manshour, guru besar ekonomi pembangunan di Universitas El-Menya. Beliau kemungkinan ditangkap
karena kritik-kritik tajamnya di koran! Oh ya perkenalkan namaku Ismail, mahasiswa
kedokteran tahun ketiga Universitas Ains Syam, ditangkap karena memimpin
demonstrasi di dalam kampus mengutuk tindakan Ariel Sharon menginjak-injak
Masjidil Aqsha dan perlakuan kejam tentara Israel pada anakanak Palestina terutama
penembakan Muhammad Al Dorrah dua tahun lalu."
"Jadi kau sudah dua tahun mendekam di sini?"
"Ya." "Dan hanya karena memimpin demonstrasi di dalam kampus?"
"Ya." "Aku lebih tragis lagi!" Pemuda yang satunya menyahut, "aku tidak melakukan
apa-apa juga ditangkap. Kau tentu tahu demonstrasi di masjid Al Azhar usai shalat
Jum'at satu tahun yang lalu yang menentang agresi Amerika ke Afganistan.
Demonstrasi itu tidak besar. Bisa dikatakan bukan demonstrasi malah. Lebih tepat
12 Mayapada Kitab wasiat m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
dikatakan protes. Ketika orang-orang bertakbir aku ikut bertakbir. Hanya itu. Keluar
masjid aku ditangkap dan mendekam di sini sampai sekarang. Kenalkan namaku
Ahmad biasa dipanggil Hamada. Aku tidak kuliah, lulus SLTA langsung bekerja di
penerbit Muassasa Resala."
"Muassasa Resala di dekat Abidin Attaba itu?" tanyaku.
"Benar." Kami lalu berbincang banyak dan saling mengenal satu sama lain. Dua lelaki
setengah baya bernama Haj Rashed, dia kepala sekolah SD dan imam sebuah masjid
kecil di Mathariyah. Ditangkap dua bulan lalu karena khutbah Jum'atnya yang pedas.
Yang satunya bernama Marwan, mantan pegawai jawatan kereta api, dipenjara sejak
setengah tahun lalu karena membunuh tetangganya yang menggoda isterinya.
"Aku ini orang paling besar cemburunya di dunia. Sebenarnya aku sudah
bersabar dan beberapa memberi peringatan pada pria kurang ajar itu. Tapi dia
sungguh keterlaluan. Rumah kami dua tingkat di atasnya. Suatu ketika isteriku
belanja, ketika pulang satu lift dengannya. Di dalam lift itulah dia menggerayangi
isteriku. Isteriku lapor padaku. Seketika itu juga kudatangi dia dan kupancung dia. Dia
220 keliru kalau menganggap diriku tidak bisa berbuat sesuatu. Seandainya dengan
perbuatanku ini aku akan dihukum mati aku akan menerimanya dengan senang hati.
Aku merasa puas karena aku telah membela kehormatan isteriku."
Cerita Marwan langsung mengingatkan diriku pada Aisha. Oh Aisha, dia tentu
sangat sedih sekarang. Dia sendirian di flat memikirkan nasibku dengan penuh
kecemasan. Aku menitikkan air mata dan berdoa kepada Allah agar memberikan
ketabahan pada Aisha dan agar melindunginya dari segala mara bahaya.
"Orang Indonesia, siapkanlah mentalmu! Kau akan menghadapi hari-hari yang
mencekam. Hari-hari yang tidak kau ketahui apakah kau masih hidup atau telah mati.
Kamar kita ini hanya berukuran tiga kali tiga. Kau lihat aku berdiri di atas genangan
Air. Padahal sekarang sudah mulai masuk musim dingin. Setengah ruangan ini
tergenang air. Kau kini duduk dibagian yang kering. Selama ini kita tidur bergantian.
Terkadang tidur sambil berdiri. Kita diberi kesempatan ke WC dan kamar mandi sehari
sekali menjelang shubuh. Itupun dalam antrean yang panjang dan terkadang kita
sama sekali tidak punya kesempatan ke WC karena waktu yang diberikan telah habis.
Siapkanlah mentalmu!" kata Professor Abdul Rauf.
"Gelap dan pengap. Apakah kita berada di bawah tanah?" tanyaku.
"Benar! Oh ya, tadi kau pingsan cukup lama. Kelihatannya kau belum shalat
ashar," jawab Professor Abdul Rauf.
"Astaghfirullah. Pukul berapa sekarang?" tanyaku.
"Pastinya tidak tahu, tapi sebentar lagi maghrib datang."
"Tayammum?" "Ya." Aku lalu tayammum dan shalat. Selesai shalat Professor Abdul Rauf memimpin
kami membaca doa dan dzikir sore hari. Ditutup doa rabithah yang dibaca oleh Haj
Rashed. Tak lama setelah itu azan maghrib berkumandang. Adil bergumam lirih,
"Ya Allah, inilah saat malam-Mu datang menjelang, dan siang-Mu telah berlalu,
dan inilah suara dari para penyeru-Mu maka ampunilah kami."
Karena tempat yang sempit kami tidak bisa berjamaah sekaligus. Terpaksa
dibagi dua jamaah bergantian. Aku diminta menjadi imam jamaah kedua, dengan
alasan aku satu-satunya yang dari Al Azhar. Aku membaca surat Yusuf, ayat-ayat
yang menceritakan nabi mulia itu dipenjara di Mesir karena tuduhan Zulaikha.
13 Mayapada Kitab wasiat m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
221 Sungguh nasibku tak jauh berbeda dengan Yusuf. Noura mengaku aku telah
memperkosanya. Aku menangis dalam shalat.
"Bacaan Al-Qur'anmu indah dan tartil, di mana kau talaqqi?" tanya Haj Rashed
"Di Shubra. Pada Syaikh Ustman Abdul Fattah."
"Yang di masjid Abu Bakar itu?"
"Benar." "Pantas. Besok malam sudah mulai tarawih. Kau saja imamnya ya?"
Pertanyaannya kembali mengigatkan aku pada Aisha. Dia akan menjalani
Ramadhan sendirian dengan hati sedih. Rencana umrah ke tanah suci dan berhari
raya di Indonesia tidak jadi. Oh begitu cepat perubahan terjadi. Kemarin malam aku
masih tidur nyaman di hotel berbintang di Alexandria bercinta dengan Aisha begitu
mesranya. Malam ini aku meringkuk kedinginan di penjara bawah tanah. Aku nyaris
tidak bisa memejamkan mata. Seluruh tulang terasa ngilu, kulit kedinginan, punggung
perih bukan main, dan kemaluan sakit luar biasa. Bayangbayang kematian mengintai
di semua sudut ruangan, tapi aku bersikeras untuk bertahan.
Keesokan harinya terdengar langkah sepatu bot. Lalu suara orang membentak
sambil menggedor pintu sel, "Tahanan nomor 879!"
Tak ada yang menjawab. Semua diam. Ismail dan Haj Rashed berpandangan.
"Hai tahanan 879! Anjing! Dungu ya?" Sipir penjara itu marah sekali.
Ismail menepuk pundakku. "Coba lihat nomormu!" Pelannya. Ia lalu
mendekatkan matanya ke dadaku. Dalam keremangan gelap tertulis di sana nomor
879. Berarti aku yang dimaksud. Aku lalu beranjak menuju pintu yang telah dibuka.
Sipir itu langsung menarikku dengan kasar dan menendangku, "Dungu kau!"
Aku kembali dibawa ke ruang interogasi. Polisi hitam besar yang kemarin
mengintrogasiku telah menunggu dengan segelas teh kental di tangan kanannya.
Begitu aku masuk ia tersenyum sinis. Dua orang polisi yang kemarin menangkapku
juga ada di situ. Si Hitam dan Si Gendut. Aku tidak melihat Si Kumis yang kurang ajar
itu. "Bagaimana orang Indonesia" Kau mau mengakui perbuatanmu" Aku berjanji
akan mengusahakan keringanan hukumannya?" tanyanya.
"Aku tidak berubah pikiran. Aku tidak melakukan perbuatan dosa itu.
222 Bagaimana mungkin aku akan mengakuinya. Aku akan buktikan bahwa aku tidak
bersalah!" jawabku tegas.
"Semua penjahat selalu berkata begitu. Kau sungguh bodoh! Jika kau sampai
ke meja hijau kau akan kalah. Bukti kau bersalah sangat kuat! Kau akan digantung!
Kau masih punya kesempatan satu hari untuk berpikir. Sipir beri dia sedikit sarapan
pagi biar pikirannya cerah!"
Dua anak buahnya itu lalu membawaku ke ruangan penyiksaan. Aku disuruh
berdiri tegak. Si hitam mengangkat kursi kayu, dua kaki belakang kursi itu diletakkan
diatas telapak kakiku. Dan Si Polisi Gendut lalu menduduki kursi itu. Terang saja aku
menjerit kesakitan. Telapak kakiku terasa remuk tulangtulangnya. Dan ketika aku
menjerit Si Hitam menjejalkan roti keras ke mulutku hingga menyodok tenggorokanku.
Aku mau muntah tapi raoti kering itu tetap dijejalkan ke mulutku. Ketika aku sudah
tidak tahan dan nyaris pingsan ia menarik roti itu dan si gendut bangkit dari kursi itu.
Aku dibiarkan istirahat sebentar, lalu disuruh menghadap ke dinding dan dicambuk
lima kali. Belum juga puas, mereka lalu menyodok perutku yang masih kosong
14 Mayapada Kitab wasiat m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
dengan popor bedil tiga kali sampai aku muntah. Rupanya itu yang dimaksud dengan
sedikit sarapan pagi. Dengan tubuh lemas aku diseret dan dilempar kembali di sel
bawah tanah. Dan aku jatuh tertelungkup di dalam sel tak sadarkan diri.
223 24. Tangis Aisha Yang kulihat pertama kali adalah wajah Ismail ketika aku bangun. Kepalaku
ada di atas pahanya. Ia tersenyum padaku. Aku merasa haus sekali. Sejak kemarin
tenggorokanku belum terkena setetes air sama sekali.
"Aku haus sekali," lirihku sambil menahan rasa sakit disekujur tubuhku.
"Hamada, ambilkan susu itu!" Kata Professor Abdul Rauf.
Hamada mengambil botol berisi susu dan meminumkan padaku. Aku
menenggak tiga teguk. "Sudah," kataku.
"Minumlah lagi, biar tubuhmu segar!" paksa Ismail.
Aku menenggak tiga teguk lagi. "Sudah!" kataku.
"Apa yang mereka perlakukan terhadapmu?"
Dengan suara terbata aku menceritakan semua bentuk penyiksaan yang aku
terima sejak kemarin sampai tadi pagi. Juga perlakuan mereka yang keji atas
kemaluanku. "Mereka sungguh biadab!" geram Ismail mendengar ceritaku.
"Mereka memang sangat biadab. Lebih biadab dari Iblis! Dan apa kau terima
masih belum seberapa dibandingkan para ulama yang disiksa habis-habisan tahun
enam puluhan. Bahkan ada dua orang ulama yang ditelanjangi dan dipaksa
melakukan perbuatan kaum nabi Luth. Tentu saja mereka tidak mau melakukan
perbuatan terkutuk itu. Akhirnya mereka berdua mati syahid jadi santapan anjing
ganas yang lapar." Kisah Professor Abdul Rauf dengan suara bergetar.
Aku bergidik mendengarnya. Perlakuan mereka yang keji padaku terbayang
kembali. Membuat hatiku perih dan sakit sekali. Aku tak bisa membayangkan sakitnya
seorang perempuan diperkosa. Kehormatannya dinodai. Betapa sakitnya mereka.
Gilanya aku dituduh melakukan perbuatan bejat yang menyakitkan perempuan itu.
Perbuatan yang sangat kubenci dan kukutuk, tidak mungkin aku lakukan. Rasa gilu
dan sakit bergumul dalam hati bercampur marah, bertumpuk-tumpuk, mendera-dera,
menyesak-nyesak dalam dada.
"Sudahlah kita makan dulu. Alhamdulillah, ada sedikit rizki dari Allah Swt.!" kata
Professor Abdul Rauf. Haj Rashed mengambil bungkusan dari pojok ruangan. Tiga roti isy yang
224 empuk dan lebar, satu ayam panggang digelar dan satu plastik apel. Aku bangkit
duduk perlahan. "Apakah semewah ini jatah dari penjara?" tanyaku.
"Tak lama lagi kau akan tahu seperti apa jatah penjara," sahut Hamada.
"Lebih layak untuk santapan binatang!" tukas Marwan.
Haj Rashed berkata: "Yang kita makan ini adalah kiriman dari isteri Professor Abdul Rauf. Untuk bisa
memasukkan makanan ini ke penjara dia harus membayar seratus pound kepada
petugas. Kirimannya juga dirampas setengahnya. Aslinya adalah dua botol susu,
enam lembar roti Isy, dua buah ayam bakar dan dua kilo apel. Tapi para sipir itu minta
separo bagian. Tidak setiap saat keluarga kami boleh mengirim makanan. Satu bulan
15 Mayapada Kitab wasiat m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
hanya diizinkan dua kali saja. Makanan ini sudah datang sejak tadi pagi. Beberapa
menit setelah kamu dibawa keluar. Kami tidak mungkin makan tanpa menunggumu.
Kami yakin kau pasti sudah lapar. Wajahmu sedemikian pucatnya. Rasulullah tidak
mengizinkan perut kita kenyang sementara orang terdekat kita kelaparan."
Penjelasan Haj Rashed membuat diriku terharu. Bahwa diriku berada di
tengah-tengah orang baik. Mereka begitu perhatian padaku. Kami pun makan
bersama penuh nikmat dengan diselimuti rasa persaudaraan yang kuat. Setelah
makan dan minum beberapa teguk susu tubuhku terasa memiliki kekuatan kembali.
Tak lama setelah itu seorang sipir menggedor pintu dan dari jeruji atas ia
melemparkan enam roti isy kering. Ia melempar roti itu seperti melempar makanan
pada anjing. Isy itu melayang bertebaran. Ada yang mengenai muka Professor. Ada
yang jatuh di kaki Ismail dan ada yang masuk air yang menggenang di sebagian
lantai. "Ini jubnahnya!"110 teriak sipir itu melempar bungkusan hitam.
Ismail memunguti isy itu dan mengumpulkannya. Yang jatuh ke genangan air
ia pisahkan. Ia mengambil selembar Isya yang sudah kering itu serta bungkusan
hitam dan menyerahkannya padaku.
"Inilah jatahnya. Sehari sekali. Coba kau lihat!" ujarnya padaku.
Aku pegang isy itu. Kering dan kaku. Kubuka plastik hitam, baunya sudah
110 Jubnah: keju putih seperti tahu.
225 tidak karuan. "Tapi kita tetap harus menerimanya dengan sabar. Yang jatuh ke dalam
genangan air kotor itu pun suatu ketika ada gunanya. Dahulu baginda nabi dan para
sahabat pernah sampai makan rerumputan dan akar pepohonan," lanjut Ismail.
Kembali aku teringat hari-hari indah bersama Aisha. Makan tidak pernah
kurang. Selama di Alexandria selalu di restoran hotel. Semua enak dan penuh gizi.
Dan tiba-tiba kini aku harus siap dengan makanan yang layaknya untuk tikus dan
kecoa. Aku masih merasakan Allah Maha Pemurah, makan pertama di penjara adalah
ayam panggang lengkap dengan sebutir apel merah yang segar.
Malam harinya kami tarawih. Kami mengatur sedemikian rupa agar kami tetap
bisa shalat tarawih berjamaah bersama. Haj Rashed minta satu juz dalam delapan
rakaat. Inilah untuk pertama kalinya aku jadi imam tarawih di Mesir. Dan di dalam
penjara. Setengah tiga kami bangun, tahajjud sebentar lalu sahur. Apalagi yang kami
makan kalau bukan jatah tadi siang. Aku hampir muntah tapi kutahan-tahan. Kulihat


Ayat Ayat Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Professor dan teman-teman lainnya makan dengan santai. Di pojok ruangan ada
ember plastik. Kami bergantian minum dari air yang ada di ember itu.
"Kita beruntung minum dari ember. Di kamar paling pojok sana tempat airnya
adalah kaleng bekas yang sudah karatan," kata Hamada. Aku teringat Aisha,
bagaimanakah dia sekarang. Apakah juga sedang sahur, ataukah sedang menangis
sendirian. Aku sangat merindukannya.
*** Sampai hari ketiga ditahan, belum juga ada yang menjengukku. Meskipun
diinterogasi dan dipaksa seperti apapun aku tetap bersikukuh tidak mau mengakui
dakwaan itu. Aku tetap memilih membuktikan tidak bersalah di pengadilan.
16 Mayapada Kitab wasiat m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Pengadilan pertama akan digelar tiga hari lagi. Aku cemas. Aku perlu pengacara dan
saksi yang membelaku bahwa aku tidak bersalah. Teman-teman satu rumah di
Hadayek Helwan. Kelurga Tuan Boutros. Nurul dan teman-temannya. Dan Syaikh
Ahmad. Mereka bisa menjadi saksi. Tapi bagaimana aku bisa menghubungi mereka.
Isteriku, Aisha yang sangat kurindukan belum juga datang menjenguk. KBRI atau
PPMI belum juga tampak batang hidungnya. Aku sangat gelisah dan sedih. Aku kuatir
mereka tidak mau mengerti karena termakan oleh fitnah keji itu. Aku takut Aisha tidak
percaya padaku dan membenciku. Aku tak kuat memendam semua kegelisahan dan
kekuatiran ini. Akhirnya kuutarakan semuanya pada Profesor Abdul Rauf dan
226 teman-teman. "Fahri, kau jangan kuatir. Aku yakin mereka semua sudah tahu dan sudah
bergerak. Cuma memang pihak kepolisian yang sengaja mengulur waktu agar kau
tidak segera bisa bertemu dengan mereka. Dulu, waktu aku ditangkap, satu bulan
keluargaku mencariku ingin bertemu tapi tidak bisa. Baru bulan kedua mereka
menemukanku. Isterimu mungkin sekarang sedang pontang-panting dipermainkan
para polisi tidak bertanggung jawab itu. Mungkin sudah sampai di kantor penjara ini.
Tapi pihak keamanan akan bilang sudah dipindah ke Tahrir. Nanti yang Tahrir akan
bilang dipindah ke Nasr City. Dan seterusnya. Begini saja nanti ibuku mau
menjengukku. Berikanlah nomor handphone isterimu, biar ibuku memberitahu dia
bahwa kau ada dipenjara ini," kata Ismail memberi saran. Untung aku ingat nomor
handphone Aisha. Aku beritahu nomor itu pada Ismail sampai dia hafal betul. Dan
nanti ibunya akan menghafal nomor itu. Jika satu angka saja salah maka nasibku
akan semakin buruk. *** Hari keempat. Setelah menerima sarapan pagi dari sipir penjara berupa cambukan, pukulan
dan tamparan aku mendapat panggilan. Seorang sipir menggelandangku dengan
tergesa-gesa ke balai pengobatan penjara. Seorang dokter militer dan dua perawat
membersihkan muka dan beberapa bagian tubuhku yang luka. Penampilanku mereka
perbaiki sedemikian rupa. Lalu aku diajak ke sebuah ruangan. Di sana ada tiga sosok
menungguku, Paman Eqbal, Magdi penjaga apartemen kami dan seorang perempuan
bercadar yang aku yakin dia adalah Aisha. Begitu melihat sosokku perempuan
bercadar itu berhambur ke arahku. Ia memelukku erat-erat sambil menangis. Aku pun
menangis. Ia menatapku dalamdalam dan meraba wajahku dengan kedua tangannya
yang halus. "Bagaimana keadaanmu, Fahri, Suamiku?"
"Aku baik-baik saja. Kau bagaimana?"
Aisha menangis tersedu-sedu dalam pelukanku. "Apa dosa kita berdua Fahri
sampai kita harus menanggung cobaan seberat ini. Aku nyaris kehilangan sesuatu
yang paling berharga yang aku miliki kalau seandainya tidak diselamatkan oleh
Magdi. Kau harus berterima kasih padanya. Dia telah menyelamatkan kesucian
isterimu ini Fahri." Aisha berkata sambil terisak-isak.
227 "Apa sebenarnya yang terjadi setelah hari itu?" tanyaku penasaran.
"Aku tak sanggup menceritakannya. Tanyakanlah pada Magdi?" jawab Aisha
dengan tetap memeluk erat diriku.
Kami lalu duduk. Kutanyakan apa yang terjadi pada Aisha pada Magdi. Dengan
17 Mayapada Kitab wasiat m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
tenang Magdi, polisi yang sering kujumpai shalat berjamaah di masjid dekat
apartemen itu bercerita: "Sebelumnya maafkan diriku, aku tidak bisa membantumu saat kau ditangkap.
Karena mereka membawa surat penangkapan lengkap. Meskipun aku secara pribadi
tidak yakin akan kebenaran tuduhan yang digunakan sebagai alasan penangkapanmu. Dan anggapanku ini agaknya benar. Satu hari setelah kau
ditangkap, sekitar jam sepuluh pagi polisi berkumis yang ikut menangkapmu itu
kembali datang. Ia minta izin mau bertanya sedikit pada Madame Aisha, isterimu. Aku
menanyakan surat izinnya. Dia bilang tidak bawa tapi ini tugas penting yang harus
dikerjakannya. Dia hanya akan bertanya beberapa hal pada Aisha, membutuhkan
waktu tak lebih dari sepuluh menit saja. Akhirnya kuizinkan dia naik. Namun aku dan
Hosam punya firasat tidak baik dan curiga dengan tindaktanduknya. Diam-diam kami
naik juga ke atas membuntutinya memakai lift satunya. Sampai di lantai 7 kami kaget
oleh teriakan Madame Aisha. Kami berdua langsung mendobrak pintu sekuat tenaga.
Dan kami melihat Si Kumis sedang mengejar Madame Aisha di ruang tamu hendak
memperkosanya. Seketika itu juga dia kami bekuk!"
Darahku mendidih, aku nyaris tidak bisa menguasai amarahku mendengar
cerita Magdi. "Kurang ajar! Akan kucari dan kubunuh keparat itu!" teriakku dengan
mengepalkan tangan kuat-kuat. Bagiku kehormatan isteriku adalah segalagalanya,
jauh diatas kehormatan diriku sendiri. Kesucian isteriku sama dengan kesucian kitab
suci, tidak boleh ada seorang pun yang menodainya apalagi menginjak-injaknya.
Kesucian isteriku adalah nyawaku. Ketika ada orang yang berusaha menjamah
kesuciannya maka nyawaku akan kupertaruhkan untuk membelanya. Seandainya
aku punya seribu nyawa akan aku korbankan semuanya untuk menjaga kesucian
isteriku tercinta. Mati seribu kali lebih ringan bagiku daripada ada orang yang
menjamah kesuciannya. Malaikat maut pun akan aku hajar jika dia mencoba-coba
menodainya. Aku rela dijuluki apa saja untuk membela kesucian isteriku tercinta.
228 "Insya Allah, kau tidak akan lagi bertemu dengannya!" kata Magdi sambil
tersenyum. 18 Mayapada Kitab wasiat m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
"Maksudmu?" tanyaku.
"Dia sedang diproses ke tiang gantungan. Dia terlalu bodoh. Dia salah
perhitungan. Dia mengira isterimu adalah orang Indonesia. Dan kau tentu tahu
banyak perempuan Indonesia diperkosa di mana-mana, di Saudi, di Singapura, di
Malaysia, di Hongkong, di Taiwan, juga beberapa kali di Mesir dan para
pemerkosanya tidak tersentuh hukum sama sekali. Diplomasi Indonesia sangat
lemah. Si Kumis itu beranggapan begitu. Dia merasa perbuatannya akan amanaman
saja sebab yang akan ia perkosa adalah perempuan Indonesia. Dia menganggap
kami berdua seperti penjaga apartemen biasa yang tidak akan berani mengusiknya.
Tapi dia keliru. Kami tidak akan membiarkan siapa pun berbuat jahat di apartemen
yang kami jaga. Dia langsung kami bekuk begitu tertangkap basah hendak melakukan
perbuatan jahat itu. Madame Aisha langsung mengontak Mr. Minnich, Atase Politik
Kedutaan Jerman. Kedutaan Jerman langsung mengontak kementerian luar negeri
meminta agar penjahat yang mencoba menyakiti warganya ditindak tegas sesuai
hukum yang berlaku di Mesir yaitu hukuman gantung. Si Kumis itu dalam tahanan
kami masih bisa tertawa karena ia yakin akan ada yang membebaskannya. Benar,
lima jam setelah itu ada perintah untuk membebaskannya. Namun belum sempat
kami bebaskan sudah ada perintah lagi untuk memprosesnya secara hukum. Yang
kami tahu Jerman mengancam akan mengopinikan di negaranya dan di Eropa bahwa
Mesir tidak aman jika polisi brengsek itu tidak ditindak tegas. Jerman juga
mengancam akan membatalkan beberapa kerjasama perdagangan dan perindustrian
dengan Mesir. Menurut Mr. Minnich keselamatan seorang warganya sama dengan
keselamatan presidennya. Tak ada pilihan bagi pemerintah Mesir kecuali menindak
tegas seorang oknum tidak bertanggung jawab itu. Tapi setelah kami selidiki agaknya
memang ada skenario jahat yang ingin menghancurkan dirimu dan keluargamu,
Fahri!" jawab Magdi.
"Maksudmu?" "Aku sudah bertemu Syaikh Ahmad. Beliau meyakinkan padaku bahwa kau
tidak mungkin melakukan hal itu. Selama tiga hari kemarin di samping menangani
kasus Si Kumis, aku dan Eqbal berusaha mencari di mana kau berada. Si Kumis
bilang di serahkan ke penjara Tahrir. Pihak Tahrir bilang sudah dibawa ke Nasr City.
Nasr City bilang sudah diambil Abbasea. Pihak Abbasea bilang sudah dibawa lagi ke
229 Tahrir. Ada orang yang cukup punya kuasa yang mendalangi semua ini, kemungkinan
dia seorang oknum dari Keamanan Negara, sampai aku nyaris tidak berdaya dan para
polisi itu juga takut memberikan keterangan jelas mengenai keberadaanmu. Pihak
Kedutaan Indonesia juga alot di Tahrir. Untung tadi pagi Aisha mendapat telpon dari
seorang perempuan yang mengatakan anaknya satu sel denganmu. Dan kami
langsung meluncur kemari. Kasus Aisha sudah beres, kau tinggal menunggu kabar
penjahat itu digantung. Sekarang tinggal masalahmu. Masalah yang tidak mudah.
Coba ceritakanlah padaku bagaimana sebenarnya yang terjadi sampai kau dituduh
memperkosa gadis bernama Noura itu?"
Aku lalu menjelaskan semua yang terjadi malam itu, dimulai dari kabar
kelulusanku, makan ayam panggang di Sutuh bersama teman-teman, jeritan Noura,
minta tolong Maria, sampai menitipkan Noura pada Nurul di Masakin Utsman. Juga
aku ceritakan sepucuk surat cinta dan ucapan terima kasih dari Noura.
"Di mana surat itu sekarang?"
"Aku berikan pada Syaikh Ahmad."
Seorang polisi memberi tahu waktu berkunjung telah habis. Aisha memberikan
19 Mayapada Kitab wasiat m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
bungkusan berisi makanan. Dia mengajakku ke pojok ruangan. Di sana dia membuka
cadarnya sehingga aku bisa menatap wajahnya. Dia menangis dan tampak sedih.
Aku mencium pipinya. "Jaga diri baik-baik, jaga kesehatanmu dan kandunganmu,
teruslah berdoa dan mendekatkan diri pada Allah agar semua masalah ini dapat
teratasi. Aku sangat mencintaimu, isteriku."
Aisha terisak, "Aku juga sangat mencintaimu. Kau besarkanlah jiwamu
suamiku, aku berada disampingmu. Aku tidak akan termakan tuduhan jahat itu. Aku
yakin akan kesucianmu. Kalau seandainya kau mengizinkan aku ingin dipenjara
bersamamu agar aku bisa menyediakan sahur dan buka untukmu."
"Kau jangan berpikir seperti itu. Kau tenangkanlah pikiranmu. Yakinlah
semuanya akan selesai dengan baik. Banyak orang baik yang akan membantu kita.
Sekarang yang harus kau prioritaskan adalah perhatianmu pada kandunganmu.
Sekarang kau tinggal di mana" Apa sendirian di Zamalek?"
"Tidak. Sejak kejadian itu aku tinggal bersama bibi Sarah dan paman Eqbal."
"Bagus. Kau akan lebih tenang di sana."
Aisha kembali memasang cadarnya. Paman Eqbal dan Magdi mendekati kami.
230 Mereka pamitan. Aku merangkul paman Eqbal dan minta doanya. Juga merangkul
Magdi dan mengucapkan banyak terima kasih padanya. Mereka lalu keluar. Aku
beranjak mengambil bungkusan besar berisi makanan. Tiba-tiba Magdi kembali.
"Sst..Fahri ceritakan padaku kau diinterogasi bagaimana?"
Aku menceritakan semuanya. Paksaan untuk mengakui perbuatan itu dan aku
bersikukuh tidak mau mengakuinya.
"Keputusan yang tepat sekali. Sebab jika kau mengaku dan menandatangani
berkas pengakuan maka sangat sulit diselamatkan. Aku dan Eqbal akan mencari
pengacara yang baik untukmu. Kapan sidangnya?"
"Tiga hari lagi."
"Siksaan apa yang kau terima selama tiga hari ini?"
Aku menceritakan semuanya. Termasuk kekurangajaran Si Kumis mempermainkan kemaluanku. Juga siksaan setiap pagi.
"Tapi kumohon kau jangan ceritakan siksaan-siksaan ini pada Aisha atau
paman Eqbal mereka akan sedih. Biarlah nanti kuceritakan sendiri setelah keluar dari
penjara ini." "Yang kau terima itu masih termasuk ringan. Jangan kuatir. Sakit hatimu pada
Si Kumis itu biar teman-temanku yang nanti membalasnya. Dia memang polisi kurang
ajar. Aku akan mencoba berbicara pada kepala penjara ini. Dan makanan ini, jika
20 Mayapada Kitab wasiat m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
dirampas sama sipir penjara nanti bilang. Terus ciri-ciri sipir itu bagaimana" Aku akan
mengurusnya. Sudah ya satu hari sebelum sidang, insya Allah aku dan pengacara
yang akan membelamu akan datang kemari. Aku pamit dulu. Selamat beribadah oh
ya ada salam dari Syaikh Abdurrahim Hasuna, imam masjid kita. Beliau ikut berbela
sungkawa atas musibah yang menimpamu dan beliau akan ikut serta mendoakanmu."
"Terima kasih atas segalanya Magdi, salam balik untuk beliau."
Magdi pergi. Aku kembali ke sel. Aku beritahu mereka apa yang terjadi. Mereka
semua ikut senang dan berdoa semoga aku cepat bebas dari penjara ini. Bisa kembali
belajar dan pulang ke Indonesia mengamalkan ilmu yang kudapat di bumi para nabi
ini. Ismail membuka bungkusan besar yang kubawa. Ia heran bagaimana aku bisa
membawa makanan sebanyak itu. Kujelaskan semuanya.
"Alhamdulillah, di dunia ini masih ada polisi baik seperti Magdi," gumam Ismail.
231 "Dia SLTA di ma'had Al Azhar Damanhur," sahutku.
"Pantas." "Tapi Si Noura, gadis itu juga ma'had Al Azhar, kenapa dia bisa berbuat sejahat
itu?" heranku. "Aku yakin itu bukan semata-mata kemauan Noura. Setidaknya ada sesuatu
yang menekannya. Puteriku yang nomor tiga juga di Al Azhar, dan dia sangat jujur,"
tukas Haj Rashed. Belum puas kami berbincang terdengar langkah sepatu bot dan pintu kami
digedor. "Tahanan 879!" teriaknya seperti anjing menyalak.
"Ya!" jawabku dengan suara keras.
"Ayo ikut!" Aku dibawa ke ruang penerimaan tamu. Di sana sudah ada Staf Konsuler KBRI
dan Ketua PPMI. Keduanya memelukku erat-erat. Mereka berdua ingin tahu
sebenarnya apa yang terjadi denganku. Aku ceritakan kronologis penangkapanku dan
dakwaan yang dialamatkan kepadaku. Staf konsuler berjanji akan membantu sekuat
tenaga membebaskan aku dengan upaya diplomatis, meskipun dengan nada yang
agak pesimis, "Tahun 1995 pernah ada mahasiswa kita yang mengalami nasib mirip
denganmu. Dia naik lift. Di dalam lift ada anak kecil Mesir. Entah kenapa anak kecil itu
menangis. Anak kecil itu melapor pada kedua orang tuanya takut pada mahasiswa
kita itu. Orang tuanya melapor pada polisi menuduh mahasiswa kita mencoba
mencabuli anaknya. Padahal mahasiswa kita tidak berbuat demikian, dia hanya
menyapanya dan mengajaknya bicara seperti kalau bertemu dengan anakanak di
Indonesia. Polisi lebih percaya pada pengaduan orang tua anak itu. Orang Mesir jika
sudah menyinggung kehormatan perempuan sangat sensitif. Menyiul perempuan
berjalan saja bisa ditangkap polisi jika perempuan itu merasa terhina dan tidak terima.
Akhirnya mahasiswa kita itu dipenjara beberapa bulan. Ia dikeluarkan dari Al Azhar
dan dideportasi. Ia tidak dihukum gantung karena setelah divisum anak kecil itu
memang tidak apa-apa. Bayangkan, hanya karena mengajak bicara anak kecil di
dalam lift, mahasiswa kita dipenjara. Dan pihak KBRI tidak bisa berbuat apa-apa.
Akhirnya mahasiswa kita itu harus keluar dari Mesir. Sekarang ia belajar di Turki.
232 Bahkan ikut membantu staf KBRI di sana. Juga menjadi pemandu travel bagi orang
21 Mayapada Kitab wasiat m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Indonesia yang melancong ke Turki yang biasanya satu paket dengan umrah. Di sana
dia malah kaya dan makmur sekarang. Untuk kasusmu ini, kita akan berusaha sekuat
tenaga. Tapi kita tidak bisa menjamin keberhasilannya."


Ayat Ayat Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Kata-kata staf konsuler KBRI itu membuat hatiku ciut. Aku tiba-tiba ingin jadi
warga negara Amerika saja. Jika aku warga negara Amerika pasti polisi Mesir tidak
berani berbuat macam-macam. Menyentuh kulitku saja mereka tidak akan berani
apalagi mengancam hukuman gantung. Jika aku jadi warga negara Amerika, mungkin
seandainya benar-benar memperkosa pun, tetap selamat. Sebab presiden Amerika
akan ikut bicara membela warganya seperti ketika Clinton membela warganya yang
dicambuk di Singapura. Lain Amerika lain Indonesia. Apa yang dibela oleh presiden
Indonesia kalau bukan jabatan dan perutnya sendiri" Mana mungkin dia mendengar
rintihan dan rasa sakitku dicambuk tiap pagi dan membeku kedinginan di bawah tanah
dalam musim dingin yang membuat tulang ngilu" Apalagi diriku yang jauh di Mesir.
Sedangkan ribuan gadis Indonesia dijual, dirobek-robek kehormatannya dan
diperlakukan seperti binatang di Singapura saja presiden diam saja" Kapan dalam
sejarahnya ada Presiden Indonesia membela rakyatnya" Kecuali Soekarno di zaman
mempertahankan kemerdekaan.
"Kalau kami, apa yang bisa kami bantu menurut Mas Fahri?" kata Ketua PPMI.
"Pertama, aku ingin dukungan seluruh teman-teman dari Indonesia. Demi Allah
yang mengetahui apa yang tersembunyi di langit dan di bumi, aku tidak melakukan
perbuatan yang dituduhkan kepadaku itu. Aku ingin dukungan moral dari
teman-teman semua. Tolong disosialisasikan kisah yang sebenarnya. Orang satu
rumah denganku dan Nurul tahu akan hal itu. Jika nanti ada wartawan Mesir
mewawancarai tolong opinikan yang baik mengenai diriku, tolong! Juga temanteman
yang jadi koresponden media massa di tanah air tolong kisahkan yang sebenarnya
jangan yang malah menimbulkan interpretasi yang macam-macam. Kedua, kepada
PPMI dan KBRI mohon kerjasama dengan pengacaraku nanti. Sekarang isteriku dan
seorang polisi Mesir yang baik sedang mencari pengacara untuk membelaku. Tolong
bantu mereka. Ketiga, mohon doa teman-teman Indonesia semuanya, ketika sahur,
ketika tarawih, ketika shalat malam. Doakan aku selamat dari ujian berat ini. Itu saja
harapanku saat ini." Jelasku dengan sedikit terisak, sebab masalah yang aku hadapi
sangat serius. Nyawaku sedang terancam. Staf KBRI dan Ketua PPMI berjanji akan
memenuhi keinginanku itu. Aku mengucapkan terima kasih atas kunjungan mereka.
233 Mereka minta maaf terlambat tapi itu karena pihak kepolisian Mesir yang membuat
urusan berbelitbelit. Sesedih apapun, kunjungan KBRI dan PPMI menambah kekuatan dalam diri.
Kedatangan mereka berdua seolah berisi dorongan moral dari seluruh saudara
setanah air di Indonesia. Di negeri orang, orang satu tanah air yang berlainan
pulaupun menjadi seperti saudara sendiri. Apalagi yang satu pulau. Satu propinsi.
Satu kabupaten. Satu kecamatan. Aku merasa diperhatikan oleh dua ribu lima ratus
lebih mahasiswa Indonesia yang ada di Mesir. Rasa cintaku pada mereka semakin
membulat, juga pada segenap saudara di KBRI.
*** Satu hari menjelang sidang Aisha, paman Eqbal, dan Magdi
datang membawa seorang pengacara bernama Amru. Dia menginginkan diriku menceritakan
22 Mayapada Kitab wasiat m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
semua hal yang kira berkaitan dengan masalah yang sedang aku hadapi. Aku
menceritakan semuanya dari kejadian ribut malam itu sampai berita terakhir dari
Syaikh Ahmad bahwa Noura telah menemukan orang tuanya yang asli setelah melalui
test DNA. Amru dan Magdi akan membantu sekuat tenaga untuk membebaskan aku
dari segala tuduhan itu. Semua saksi dan bukti yang kira-kira bisa membela diriku
akan dia gunakan. Amru juga mengingatkan diriku agar dalam sidang besok bersikap
tenang dan tidak terpancing emosi. Sebab jaksa penuntut akan menggunakan teror
kata-kata dan psikologis untuk melemahkan diriku dan menjebakku. Aku mungkin
akan sangat dihina oleh kepandaiannya bersilat lidah dan berargumentasi tapi aku
tidak boleh terbawa oleh irama permainannya. Kemungkinan besar besok adalah
sidang untuk mendengarkan pengakuan Noura dan pengakuanku. Serta teror
investigasi dengan perkataan dan pertanyaan di depan sidang. Aku mengucapkan
terima kasih atas segala bantuannya. Amru tersenyum.
"Meski berliku, aku yakin kebenaran akan menang. Apa pun yang terjadi pada
akhirnya kebenaran akan menang. Jangan kuatir, Saudaraku. Nanti malam
perbanyaklah shalat dan memohon pertolongan kepada Allah." Kata Amru
mengingatkan. Mereka pamitan. Seperti saat mengunjungi sebelumnya sebelum
pergi, Aisha mengajakku ke pojok ruangan. Dia membuka cadarnya agar aku dapat
melihat wajahnya. Kami berangkulan dalam tangis.
"Fahri, kuatkanlah dirimu. Aku sangat mencintaimu. Aku tidak mau kehilangan
dirimu. Aku tak ingin bayiku ini lahir tanpa dirimu disisiku." Isak Aisha yang membuat
234 hatiku bagai diremas-remas. Aku merasa langit-langit ruangan itu basah, dan
dinding-dindingnya melelehkan air mata. Kuusap air matanya dengan ujung jilbabnya,
pelan kubisikkan padanya sebuah harapan:
Sayang, tancapkan dalam hati
walau tak kini esok insya Allah terjadi kita akan bulan madu lagi berkali kali lebih indah dari yang telah kita lalui
apalagi di sorga nanti walau tak kini esok insya Allah terjadi selama cinta kita
tak pernah mati selama iman masih terpatri dalam diri
235 25. Persidangan "Nona Noura, saya persilakan Anda mengisahkan apa yang menimpa pada diri
Anda?" Hakim gemuk dengan rambut hitam bercampur uban mempersilakan Noura
yang sudah berdiri dipodium untuk berbicara. Sementara aku berada di tempat
terdakwa yang berbentuk seperti kerangkeng. Ratusan mata memandang Noura
dengan seksama. Aku melihat orang-orang yang kukenal turut serta menghadiri
sidang pertamaku ini. Teman-teman satu rumah di Hadayek Helwan ; Rudi, Saiful,
Hamdi dan Mishbah duduk dibagian agak belakang. Beberapa puluh mahasiswa
Indonesia, Ketua dan pengurus PPMI, Pengurus Wihdah - termasuk Nurul sang
ketua - juga datang. Sekitas aku memandang ke arah Nurul, mata kami bertemu. Ia
tak bisa menyembunyikan matanya yang berkaca-kaca. Pengacaraku duduk bersama
Maqdi. Di belakangnya ada Aisha, paman Eqbal, Syaikh Ahmad dan isterinya. Bibi
Sarah tidak datang. Keluarga Tuan Boutros juga tidak satu pun yang kelihatan. Di
barisan dekat jaksa penuntut banyak sekali orang Mesir. Mungkin mereka keluarga
Noura. Beberapa wartawan sibuk merekam dan membidikkan kamera. Aku pasrah
23 Mayapada Kitab wasiat m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
pada apa yang akan ditulis mereka. Jika ada ketidakadilan dalam tulisan mereka aku
akan menuntutnya kelak di akherat sana.
"Saya akan menceritakan dengan sejujurnya tragedi yang menimpa diri saya.
Tragedi yang menginjak-injak kehormatan saya dan menghancurkan masa depan
saya." Kata Noura dengan terisak. Air matanya meleleh. Aku tidak tahu apa yang akan
dia katakan. Apakah dia akan mengatakan dengan sejujurnya siapa yang mengamili
dirinya ataukah justru akan menghabisi diriku dengan sandiwaranya seperti Zulaikha
pura-pura menangis dan menjebloskan Yusuf ke dalam penjara.
"Pada hari Rabu, 7 Agustus yang lalu saya masih hidup bersama keluarga
Bahadur. Hari itu sore hari setelah aku shalat ashar, Bahadur yang saat itu masih
saya anggap sebagai ayah memaksaku untuk ikut Mona selepas maghrib ke sebuah
Nigh Club mengapung di sungai Nil, tempat di mana Badahur dan Mona bekerja.
Bahadur sebagai pukang tukul dan Mona sebagai penari dan wanita penghibur. Saya
tidak mau. Bahadur mengancam akan membunuh saya jika sampai jam sembilan
malam tidak sampai di sana bersama Mona. Saat itu juga ia menjambak rambut saya
kuat-kuat dan menyambuk punggung saya dengan ikat pinggang. Saya tidak tahan,
akhirnya saya pura-pura mau. Bahadur lalu berangkat kerja dengan sebuah ancaman
saya akan mati jika tidak datang. Saya bertanya pada Mona apa kerja saya di sana.
Dia bilang, 'Seperti pertama aku kerja di sana. Menyerahkan keperawanan pada turis
236 bule dengan imbalan sepuluh ribu pound!' Jawaban Mona membuat saya merinding.
Saya tidak mungkin melakukan perbuatan terkutuk itu. Saya bertekad lebih baik mati
daripada menjual diri. Akhirnya begitu shalat maghrib saya mengurung diri di kamar.
Pintu kamar dan jendela saya kunci. Mona berteriak-teriak dan menggedor-gedor
tidak saya pedulikan. Mona pun berangkat sendirian. Saya terus di kamar sampai
tengah malam. Jam setengah satu ayah pulang bersama Noura dengan kemarahan
meluap. Pintu kamarku didobrak dan saya disiksanya habis-habisan lalu diusir dan
diseret ke jalan. Ternyata saya tidak dibunuhnya hanya diusir saja. Tapi malam itu
saya merasa sangat merana. Saya meratapi nasib saya sambil memeluk tiang lampu
di jalan, depan apartemen. Saya meratap sendirian agak lama. Lalu, kirakira pukul
setengah dua datanglah Maria menghibur saya. Ia juga mengajak saya naik dan tidur
di kamarnya, saya pun ikut. Di kamar Maria aku mencurahkan semua kesedihanku
padanya. Yang tidak kuduga Maria menceritakan sebenarnya yang membuatnya
turun menghiburku adalah Fahri, mahasiswa dari Indonesia yang malam itu kebetulan
tidak tidur. Sebenarnya Maria takut sekali pada Bahadur. Keluarga Maria juga tidak
mau berurusan dengan Bahadur. Maria meminta bagaimana kalau malam itu
menginap sementara di rumah Fahri. Saya merasa kediaman Fahri adalah tempat
yang aman untuk sementara. Akhirnya tepat pukul tiga Maria mengantarkan aku turun
ke tempat Fahri. Fahri sendiri yang masih bangun. Ia membukakan pintu dan
mempersilakan aku masuk ke kamarnya. Maria kembali ke rumahnya. Mulanya Fahri
banyak menghibur. Dia lalu merayuku dan membujukku dengan kata-kata Manis.
Entah dari mana ia tahu kalau aku mau dijual pada turis bule. Fahri menawari saya
untuk kawin dengannya dan akan diajak hidup bahagia di Indonesia. Ia berjanji akan
membuat hidupku bahagia. Akan mencurahkan segala kasih sayang dan cintanya
padaku. Fahri juga mengungkapkan sebenarnya dia telah lama jatuh cinta pada saya.
Fahri mampu memanfaatkan keadaan saya yang sedih, yang selama itu belum
pernah merasakan kasih sayang dan cinta. Malam itu saya menangis dalam pelukan
Fahri. Saya merasakan Fahri adalah dewa penyelamat. Entah bagaimana prosesnya
malam itu saya telah menyerahkan kehormatan saya padanya. Saya terhipnotis oleh
24 Mayapada Kitab wasiat m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
manisnya janji yang ia berikan. Ketika masjid melantunkan azan pertama saya
tersadar. Saya menangis sejadi-jadinya atas apa yang menimpa diri saya. Saya
melihat Fahri sedang tertidur. Saya pun keluar dan kembali ke tempat Maria. Saya
menangis Maria bertanya pada saya ada apa. Saya tidak menjawabnya. Saya malu
untuk menceritakannya. Pukul tujuh pagi Fahri datang ke tempat Maria. Keluarga
Maria minta agar saya meninggalkan rumah mereka sebelum Bahadur bangun.
237 Akhirnya Fahri menyuruh saya untuk menginap di tempat mahasiswi Indonesia
bernama Nurul. Sebelum berangkat Fahri memberi uang sebanyak dua puluh pound
untuk ongkos jalan. Beberapa hari di rumah Nurul saya dijemput Syaikh Ahmad dan
isterinya dan diamankan di Tafahna, Zaqaziq. Syaikh Ahmad membantu saya
menemukan saya dengan orang tua saya asli yang ternyata bernama Adel dan
Yasmin. Beliau berdua dosen di Ain Syams University. Sejak itu saya tinggal bersama
mereka. Suatu hari setelah satu minggu tinggal bersama mereka saya muntah-muntah. Mama Yasmin membawa saya ke dokter dan saya ketahuan hamil
satu bulan setengah. Mama mendesak untuk mengatakan siapa yang menghamili
saya. Saya tidak mau mengatakannya. Ayah mengancam akan mengusir saya jika
tidak mengatakan siapa yang menghamili saya. Terpaksa saya jelaskan siapa
sebenarnya yang menghamili saya. Tak lain dan tak bukan adalah Fahri Abdullah. Dia
manusia berhati serigala pura-pura menolong ternyata menerkam. Saya telah
beberapa kali minta pertanggung jawabannya dan menyelesaikan masalah ini dengan
baik-baik. (http://cerita-silat.mywapblog.com)
2536. Pendekar Sakti kho ping hoo m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
http://cerita-silat.mywapblog.com ( Saiful Bahri - Seletreng - Situbondo )
Saya menuntut janjinya mau mengawini saya ternyata ia berkelit. Ia bahkan
menuduh saya pelacur. Uang dua puluh pound yang dia berikan itu ternyata dianggap
sebagai harga diri saya. Betapa remuk dan hancur hati saya. Dia malah menikah
dengan seorang gadis Turki. Dia benar-benar manusia yang sangat busuk hatinya.
Saya minta kepada pengadilan untuk memberikan hukuman yang setimpal dengan
perbuatan terkutuknya!"
Noura lalu menangis terisak-isak di podium. Orang-orang Mesir yang tidak tahu
masalah sesungguhnya terbakar emosinya. Mereka berteriak-teriak minta kepada
hakim menggantung diriku. Aku sendiri sangat terpukul mendengar semua yang
dikatakan Noura. Aku tidak percaya bahwa yang dipodium itu adalah Noura. Gadis
innocent yang sangat pendiam yang dulu sangat aku kasihani. Kini Noura seperti
puteri jahat yang siap mencincangku dengan belati beracun yang ia sembunyikan di
balik bajunya. Aku melihat ke arah orang-orang yang simpati padaku. Wajah Syaikh Ahmad
tampak marah. Aisha jatuh pingsan. Tiba-tiba Nurul berteriak lantang dan
memaki-maki Noura yang tidak tahu balas budi dan mengarang cerita bohong. Hakim
mengetuk palunya berkali-kali meminta semuanya untuk tenang. Dia lalu meminta
tanggapanku. Dengan emosi yang kutahan aku menolak tuduhan Noura. Aku jelaskan
bahwa Noura sama sekali tidak pernah masuk kamarku. Aku bahkan belum pernah
menyentuh kulit Noura. Malam itu Noura bersama Maria sampai pagi. Tiba-tiba Noura
238 berteriak menganggap diriku yang bohong. Hakim menenangkan Noura. Pihak jaksa
mengajukan saksi. Seorang lelaki ceking bernama Gamal. Hakim mempersilakan
saksi itu bicara setelah disumpah. Seorang lelaki mengaku melihat aku membukakan
pintu dan mengajak Noura masuk rumah jam tiga dini hari, Kamis 8 Agustus 2003.
Amru pengacaraku mengintrogasi saksi itu. Sang saksi bersikukuh melihat
dengan jelas Noura masuk rumahku. Amru bertanya posisinya di mana dan sedang
apa dia sampai begitu jelas melihat Noura masuk rumahku. Dia menjawab dia
seorang pemburu burung hantu. Hobinya berburu pada waktu malam. Kebetulan ia
melintas di apartemen dan di situ melihat ada burung hantu. Ia hendak menembaknya
dari jarak dekat dengan cara naik ke sutuh melalui tangga. Ketika ia naik itulah dari
jarak tiga meter ia melihat Noura masuk flat di lantai tiga.
Aku heran dengan lelaki ceking bernama Gamal. Bagaimana mungkin dia
berani membuat kesaksian palsu seperti itu. Belum pernah aku mendengar ada
seorang yang hobinya sedemikian aneh. Untuk apa burung hantu diburu" Tubuhku
tiba-tiba terasa dingin dan gemetaran. Aku yakin keluarga Noura telah menggunakan
segala cara untuk menggantung diriku. Yang aku tidak bisa mengerti adalah
perubahan diri Noura. Beberapa waktu yang lalu ia menulis surat sangat mencintaiku.
Kini tiba-tiba ia ingin membunuhku. Apa dosa dan salahku padanya" Apakah karena
aku tidak menanggapi perasaannya dia lalu dendam yang ingin membunuhku"
Kenapa dia begitu keji memfitnahku. Kapan sebenarnya dirinya kehilangan
kegadisannya sehingga hamil" Dan siapa sebenarnya yang menghamili dirinya"
Semua pertanyaan itu bagaikan palu yang menghantam-hantam batok kepalaku. Aku
nyaris tak sanggup menegakkan kepalaku. Hakim memutuskan melanjutkan sidang
minggu depan. Aku turun dari kerangkeng terdakwa dengan dikawal dua polisi.
Orang-orang Mesir mencacimaki diriku dengan kata-kata kotor. Seorang ibu setengah
baya bahkan melempar botol air mineral dan mengenai mukaku. Polisi yang
1 36. Pendekar Sakti kho ping hoo m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
mengawalku tidak begitu peduli. Aku dibawa kembali ke penjara. Di dalam penjara
aku teringat Aisha yang tadi jatuh pingsan. Aku takut kondisi psikisnya berpengaruh
pada janin yang dikandungnya.
*** Sampai di dalam penjara, Profesor Abdul Rauf menanyakan jalannya sidang.
Aku ceritakan semuanya dari awal masuk ruang sidang sampai dilempar botol mineral
oleh seorang wanita setengah baya saat berjalan meninggalkan ruang sidang.
"Profesor, perlakuan wanita setengah baya itu aku maklumi dia tidak tahu masalah
239 sebenarnya. Yang aku heran dan belum bisa kumengerti adalah Noura. Gadis itu
pernah menulis surat ucapan terima kasih dan perasaan cinta padaku dengan
sedemikian tulusnya. Tapi dipengadilan itu ia menjadi orang yang sama sekali tak
kukenal. Ia tampak sangat membenci aku dan ingin sekali membinasakan diriku. Aku
juga heran dengan lelaki ceking bernama Gamal. Bagaimana mungkin dia bisa setega
itu memberikan kesaksian palsu untuk membinasakan orang" Apakah dia sudah tidak
punya nurani?" Kataku.
"Noura itu sebenarnya sangat mencintaimu. Karena dia tidak mendapatkan
apa yang dia inginkan darimu dia berubah membencimu. Cinta yang berubah jadi
kebencian tiada tara itu seringkali terjadi dalam sejarah kehidupan manusia," jawab
Profesor Abdul Rauf. "Dan orang seperti Gamal jangan kau herankan keberadaannya di zaman yang
telah kehilangan nurani kemanusiaannya seperti sekarang. Uang menjelma menjadi
tuhan. Uang adalah segalanya. Demi uang begundal seperti Gamal siap mengerjakan
apapun saja," sahut Haj Rashed.


Ayat Ayat Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Berbicara tentang kemanusiaan, aku jadi teringat sebuah film sukses yang
dibuat oleh Spielberg yaitu ET. Lewat film itu Spielberg ingin menunjukkan bahwa
mungkin tempat terbaik untuk untuk menemukan nilai-nilai kemanusiaan adalah
diangkasa, tidak di bumi." Suara Ismail terdengar parau. Tadi malam ia menjadi
bulan-bulanan para algojo penjara.
"Kau suka menonton film Amerika juga rupanya?" Haj Rashed agak kurang
senang. "Sebenarnya tidak juga. Aku menonton film itu karena penasaran pada analisa
Profesor Akbar S. Ahmad dalam karyanya Postmodernism and Islam. Dan memang
seperti itu ironi yang dibangun Spielberg dalam film ET. Nilai-nilai kemanusiaan di
bumi semakin punah,"jJawab Ismail.
"Tapi, insya Allah, selama masih ada yang teguh kukuh mengamalkan AlQur'an dan As Sunnah,
nilai-nilai kemanusiaan tidak akan hilang dari muka bumi ini!"
tukas Professor Abdul Rauf Manshour mantap.
"Insya Allah," sahut kami semua hampir kompak.
Tiba-tiba pintu digedor. "Tahanan nomor 543!" Kali ini sipir bersuara cempreng
yang memanggil. Meskipun suaranya cempreng tapi kalau menyiksa para tahanan tak
240 kenal belas kasihan. Menurut cerita Hamada ia pernah menyaksikan dengan mata
kepala sendiri bagaimana Si Cempreng itu memasukkan mata ganco ke dalam lubang
hidung seorang tahanan yang tangan dan kakinya diikat lalu menarik ganco itu
kuat-kuat. Tak ayal hidung tahanan miskin itu sobek tak karuan bentuknya. Tahanan
miskin itu sudah lama tiada kabarnya. Mungkin telah mati.
2 36. Pendekar Sakti kho ping hoo m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
"Hai, keledai 543 apa kau dungu!" Apa aku perlu menyeretmu dengan ganco?"
Si Cempreng kembali mendesis seperti ular.
"Ya saya!" jawab Marwan santai sambil melangkah ke pintu. Setelah pintu
terbuka. Kami mendengar suara: buk! buk!
"Doakanlah Marwan, semoga dia tidak cedera berat!" Suara Profesor Abdul
Rauf membuat hati kami gerimis. Setiap hari selalu ada yang jadi mainan para algojo
penjara. Aku bersyukur bahwa setelah kedatangan Magdi, KBRI, dan PPMI siksaan
yang kuterima sebagai sarapan pagi semakin ringan.
*** Satu hari menjelang persidangan kedua Syaikh Utsman datang menjenguk
bersama Paman Eqbal. Syaikh Utsman banyak memberi siraman jiwa. "Kau harus
ikhlas menerima cobaan ini. Kau tidak boleh sedikitpun merasa ragu akan kasih
sayang Allah kepadamu. Kau tentu tahu, Allah sangat mencintai Nabi Yahya. Dan
Nabi Yahya itu kepalanya dipenggal untuk dihadiahkan kepada seorang pelacur.
Husein cucu baginda Nabi juga dipenggal kepalanya. Ditancapkan diujung tombak
dan diarak di kota Kufah. Mereka tetaplah manusia-manusia mulia meskipun
kelihatannya dinistakan dan dihina. Orang yang divonis salah oleh pengadilan dunia
belum tentu salah di pengadilan akhirat dan sebaliknya. Dekatkanlah dirimu kepada
Allah!" Kunjungan Syaikh Utsman sangat berarti bagiku. Nasihat beliau bagaikan
embun menetes di pagi hari musim semi. Aku semakin mempersiapkan diri untuk
menerima apapun yang terjadi.
Setelah Syaikh Utsman, tanpa kuduga Madame Nahed, dan Yousef
menjenguk. Mereka berdua meneteskan air mata melihat keadaanku.
"Madame, maafkan aku yang tidak sempat menjenguk Maria."
"Tak masalah. Sungguh sangat tragis nasibmu, Anakku. Kau menolong dia tapi
dia malah membalasnya dengan fitnah yang keji sekali. Aku sudah membaca
semuanya di koran. Seluruh koran yang memuat berita persidangan itu tak ada yang
241 membelamu. Andaikan Maria sehat dia pasti akan menulis membelamu. Sayang
dia...ah!" Madame Nahed terisak. Aku takut sesuatu telah terjadi pada Maria.
"Kenapa Maria, Madame?" tanyaku cemas.
"Sakitnya sangat parah. Empat hari ini dia koma. Hanya kadang-kadang dia
seperti sadar, mulutnya berkomat-kamit mengatakan sesuatu. Dan apakah kau tahu
apa yang dia katakan, Anakku?" Suara Madame Nadia terbata-bata.
"Apa Madame?" "Dia menyebut-nyebut namamu. Hanya namamu, Anakku. Dia ternyata sangat
mencintaimu!" Kalimat yang diucapkan Madame Nahed bagaikan guntur yang menyambar
kepalaku."Tak mungkin itu terjadi, Madame!" bantahku.
Yousef langsung menyahut:
"Benar Fahri, Maria sangat mencintaimu. Aku telah membaca diary khususnya.
Dia menulis semua perasaan cintanya padamu di sana. Dalam diarynya itu aku juga
menemukan kwitansi pembayaran semua biaya pengobatanmu. Maria diam-diam
mengambil tabungannya dan membayar pengobatanmu tanpa ada satupun dari kami
yang tahu. Dia sangat mencintaimu. Sayang diarynya tidak aku bawa. Nanti akan aku
bawa kemari agar kau bisa membacanya sendiri."
Keterangan Yousef membuat hatiku mau runtuh. Air mataku tanpa terasa
meleleh. Baru aku tahu bahwa malaikat itu adalah Maria.
3 36. Pendekar Sakti kho ping hoo m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
"Kenapa dia tidak mengungkapkan isi hatinya padaku?" lirihku.
"Dia malu. Dia menunggu saat yang tepat untuk membangun keberaniannya
tapi terlambat. Ketika tahu kau telah menikah dengan Aisha yang baru beberapa
bulan kenal denganmu dia sangat terpukul. Dia sangat menyesal. Padahal dirinya
telah mengenalmu jauh lebih lama dan lebih dalam dari Aisha. Itu ia tulis setelah
pulang dari Hurgada dan tahu kabar pernikahanmu. Aku baru tahu kenapa dia selalu
murung dan tidak bersemangat hidup. Maria menulis dibaris terakhir, when some one
is in love he cannot think of anything else. Bila seseorang dimabuk asmara, dia tak
bisa memikirkan hal yang lain. Dia tidak bisa lepas untuk memikirkan dirimu,
memikirkan cintanya, sampai akhirnya jatuh sakit." Yousef meneteskan air mata.
"Anakku, aku takut dia akan mati..hiks..hiks!" Madame Nahed terisakisak.
242 Aku jadi melupakan nasibku sendiri. Mataku basah melihat kesedihan Madame
Nahed. Dan Maria, oh, kenapa semua ini bisa terjadi!"
"Oh, andaikan aku bisa membantu. Aku merasa menjadi manusia paling tiada
berguna karena tidak bisa berbuat apa-apa. Aku sendiri sekarang dibayangbayangi
vonis hukuman gantung. Oh apa yang bisa aku lakukan?" Ucapku sedih.
Yousef mengeluarkan tape kecil dari jaketnya dan berkata, "Kata dokter,
Maria harus dirangsang dengan suara atau sentuhan dari orang-orang yang
dicintainya. Dia sepertinya telah kehilangan gairah untuk hidup. Suara orang yang
dicintainya harus mendorongnya untuk hidup, harus memberikan harapan-harapan
yang indah baginya. Fahri tolonglah, bicaralah pada Maria apa saja. Ini salah satu
usaha menolong dia. Nanti akan kami perdengarkan suaramu di telinganya."
"Iya anakku tolonglah! Maria sangat mencintaimu dan merindukan suaramu,"
desak Madame Nahed. Demi sebuah nyawa aku memenuhi permintaan Yousef dan Madame Nahed.
Dengan suara kupaksakan kebiasa-biasanya, aku berbicara apa saja pada Maria.
Terkadang aku berusaha tertawa. Atau mengingatkan sesuatu yang kirakira berkesan
baginya. Hanya satu yang tidak kuucapkan di sana yaitu kalimat aku mencintaimu.
Tak mungkin, karena kalimat itu hanya berhak untuk Aisha seorang. Aku berharap
suaraku berguna untuk membantu menyembuhkan Maria. Bahwa di dalam penjara
sekali pun aku bisa melakukan sesuatu untuk orang lain. Namun begitu mengingat
kata-kata Madame Nahed dan Yousef bahwa Maria sakit karena mencintaiku aku jadi
sedih sekali. Aku jadi tidak mengerti apa itu cinta sebenarnya" Yang kutahu cinta
adalah apa yang terjadi antara diriku dengan Aisha. Itu saja. Tapi apa yang dirasakan
Nurul. Yang dirasakan Noura dan yang dirasakan Maria aku tidak tahu. Apakah itu
cinta" Ah cinta. Semacam duka. Mengiris jiwa.
*** Persidangan kedua sangat menegangkan. Tuan Boutros hadir memberikan
kesaksiannya. Beliau membantah keterangan Noura yang mengatakan malam itu
masuk di kamarku. "Jam lima pagi ketika saya bangun, saya menemukan Noura
bersama Maria di kamarnya. Dan Maria bercerita Noura sejak tengah malam ada
dikamarnya." Penuntut bertanya pada Tuan Boutros, "Apakah antara jam 2 sampai jam 5
anda tidak tidur, jadi anda tahu persis Noura selalu bersama Maria, misalnya
243 mendengar suara mereka dalam rentang waktu itu?"
4 36. Pendekar Sakti kho ping hoo m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Tuan Boutros dengan jujur menjawab, "Tidak saya sedang tidur. Bahkan jeritan
Noura dipukul Bahadur juga tidak saya dengar. Saya terlelap dan bangun setengah
lima." Noura diminta bicara. "Maria berkata tidak benar kalau aku bersamanya terus.
Yang benar pukul tiga Maria mengantarku ke tempat Fahri yang hanya berada di
bawahnya. Di kamar Fahri pemerkosaan atas diriku terjadi. Dan ketika azan pertama
berkumandang, aku kembali ke tempat Maria. Saat itu seluruh isi rumah Maria masih
tidur, termasuk Tuan Boutros, kecuali Maria." Kata Noura.
Teman-teman satu rumah yang pada malam kejadian itu ada di rumah ikut
memberikan kesaksian. Mereka semua menolak tuduhan Noura. Tapi mereka juga
jujur menjawab ketika ditanya sedang apa antara jam tiga sampai azan pertama"
Jawabnya tidur. Hamdi masih berusaha membela, "Saya ini termasuk manusia yang
sangat sensitif. Seringkali dalam keadaan tidur jika pintu dibuka saya terbangun. Jika
Noura masuk rumah pasti saya terbangun. Saya tidak terbangun malam itu?"
Penuntut malah tersenyum dan berkata, "Menurut cerita Fahri kalian malam itu
berpesta hingga kenyang, benarkah?"
"Benar!" jawab Hamdi.
"Itulah salah satu penyebab kenapa kau tidak terbangun ketika Noura masuk.
Karena kau terlalu kenyang. Dan itu sudah sangat wajar terjadi!"
Nurul memberikan kesaksian dengan suara terbata-bata menahan emosi. Ia
menceritakan cerita yang dikisahkan sendiri oleh Noura kepadanya ketika Noura
menginap beberapa hari di rumahnya. Cerita yang sangat berbeda dengan yang
dikatakan Noura di sidang pengadilan. "Saya yakin Noura saat ini sedang berbohong.
Apa yang dia katakan di pengadilan ini dusta. Dia bercerita malam itu di kamar Maria
dan baru bertemu Fahri pukul tujuh pagi. Dan uang dua puluh pound itu diberikan
kepadanya bukan sebagai harga atas kegadisannya. Itu fitnah. Fahri tidak mungkin
melakukan kejahatan seperti itu. Dia menyentuh tangan perempuan saja tidak mau."
Noura menolak kesaksian Nurul dan berkata dengan tenang, "Memang seperti
itu yang aku kisahkan pada Nurul. Saat itu aku tidak mungkin dengan jujur
menceritakan apa yang terjadi pada diriku di kamar Fahri. Aku tidak mungkin
menceritakan aib. Aib diriku dan aib orang yang akan jadi suamiku, karena dia
244 memang berjanji akan menikahiku. Sebenarnya yang terjadi adalah seperti apa yang
aku ceritakan. Saat itu aku juga mengira uang dua puluh pound itu ikhlas diberikan
oleh Fahri sebagai ongkos pergi ke Masakin Utsman. Aku tidak mengira sama sekali
saat itu kalau itu adalah sebagai harga akan kegadisanku yang direnggut Fahri. Aku
tahu kebusukkannya setelah dia terang-terangan tidak mau menikahiku dan malah
mengatakan diriku pelacur sebab telah ia bayar dengan dua puluh pound saja mau."
Di akhir sidang terjadi sesuatu yang sangat mengejutkan. Bahadur
memberikan kesaksian bahwa dia katanya pernah melihatku beberapa kali menyiuli
Noura dari jendela kamarku. "Saat itu aku sebenarnya sangat marah pada penjahat
itu. Tapi aku masih menghormatinya sebagai tamu di negeri ini dan aku mengira itu
hanyalah iseng anak muda. Apalagi dia kulihat juga rajin ke masjid. Aku tidak
menyangka kalau dia sebenarnya serigala. Dan aku yakin dialah yang menodai
Noura. Dia harus dihukum yang seberat-beratnya!"
Hakim lalu bertanya pada pengacaraku apakah masih ada saksi atau bukti
untuk membela diriku. Pengacaraku bilang masih. Yaitu kesaksian Syaikh Ahmad dan
isterinya, surat yang ditulis Noura untukku, dan Maria. Hakim memutuskan sidang
5 36. Pendekar Sakti kho ping hoo m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
akan dilanjutkan satu minggu setelah hari raya Idul Fitri. Itu berarti aku akan menjalani
hari raya terberat selama hidup.
Amru, Magdi dan paman Eqbal mengikutiku sampai ke penjara. Di ruang tamu
penjara mereka mangajakku berbicara. Eqbal terus memintaku untuk tabah dan besar
hati. Magdi dan Amru menganalisa jalannya sidang yang telah terjadi.
"Saksi yang kita ajukan adalah orang-orang yang sangat jujur. Mulai dari Tuan
Boutros sampai teman-temanmu. Aku salut atas kejujuran itu, meskipun dalam kasus
ini kejujuran teman-temanmu tidak membantu. Kalau mereka ada yang berani bohong
sedikit saja, misalnya pukul tiga terbangun untuk shalat malam dan mendapati
keadaan rumah dalam keadaan sepi seperti biasa tidak ada Noura di kamarmu.
Karena kamarmu berdekataan dengan kamar mandi tempat wudhu, dakwaan Noura
akan runtuh," ucap Amru sambil memandang lurus kepadaku.
"Tapi insya Allah kejujuran itu tetap akan membantu. Setidaknya membantu
kekuatan moral kita. Kebersihan nurani kita. Dan semoga dengan kejujuran itu Allah
memberikan jalan keluar yang lebih baik," sahut Eqbal.
"Dalam sejarah kejahatan selalu dilancarkan dengan segala cara. Dan
kebenaran selalu dipertahankan dengan cara-cara yang jantan dan bersih," imbuh
245 Magdi. "Bisa jadi sidang setelah hari raya adalah sidang penentuan. Dan dalam sidang
itu kita harus membalik keadaan dan meruntuhkan semua tuduhan dan rekayasa
mereka. Senjata kita yang tersisa adalah surat cinta Noura yang disana dia
mengungkapkan semua pengakuannya secara jujur dan pengakuan Maria. Yang
paling penting sebenarnya adalah kesaksian Maria. Sebab dialah yang paling tahu.
Dialah - yang dalam penuturan Noura - mengantarkan dirinya ke tempatmu. Dan dia
juga yang membukakan pintu ketika Noura kembali lagi naik. Adapun kesaksian
Sisi Merah Jambu 2 Sapta Siaga 13 Keributan Sesama Kawan Dendam Makhluk Alam Roh 1

Cari Blog Ini