Ceritasilat Novel Online

Ayat Ayat Cinta 6

Ayat Ayat Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy Bagian 6


Syaikh Ahmad dan isterinya kekuatannya tak akan berbeda dengan kesaksian Nurul
yang memang malam itu tidak tahu apa-apa. Marialah sebenarnya saksi kunci, tapi
sayang dia sekarang sedang koma." jelas Amru.
"Bagaimana dengan surat Noura itu?" tanya Eqbal.
"Cukup kuat, jika benar-benar bisa dibuktikan itu tulisan tangannya. Tapi surat
itu sekarang ada di mana masih jadi masalah. Oleh Fahri surat itu diberikan kepada
Syaikh Ahmad. Syaikh Ahmad memberikan kepada isterinya. Isterinya memberikan
kepada Noura waktu masih di Tafahna. Sekarang sedang dicari di Tafahna, siapa
tahu ditinggal oleh Noura di sana. Jika surat itu ternyata dibawa Noura ya kita tidak
bisa berbuat apa-apa selain menunggu mukjizat Maria bisa membaik dan pada sidang
setelah hari raya nanti bisa memberikan kesaksian," jelas Amru.
Mendengar semua pembicaraan itu aku merasa nasibku benar-benar berada
di ujung tanduk. Jika nyawaku akhirnya harus melayang dengan sedemikian
tragisnya, aku pasrah saja kepada Yang Mahakuasa. Aku teringat nasihat Syaikh
Utsman agar selalu menjaga keikhlasan menerima takdir Ilahi setelah berusaha
sekuat tenaga. Yang divonis salah dalam pengadilan dunia tidak selamanya salah di
pengadilan akhirat. Kepala Nabi Yahya dipenggal dan dihadiahkan kepada seorang
pelacur. Dalam hati aku berdoa, jika aku harus mati di tiang gantungan, maka
"Allaahumma amitni alasy syahaadati fi sabilik.Amin."111
"Apa tidak ada jalan lain untuk membuktikan bahwa yang menghamili Noura
bukan Fahri" Bagaimana dengan test DNA" Bukankah Noura menemukan orang tua
kandungnya karena test DNA?" ucap Eqbal dengan mata berbinar.
Amru dan Magdi mengangguk-anggukkan kepala. Aku merasa di dalam
6 36. Pendekar Sakti kho ping hoo m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
dadaku ada cahaya. "Benar test DNA!" lirihku.
111 Ya Allah matikanlah diriku dalam keadaan mati syahid di jalanMu. Amin.
246 "Ini ide yang sangat menggembirakan. Aku nanti akan mencoba bertanya pada
dokter apakah janin yang dikandung Noura bisa diperiksa DNA-nya. Agar ketahuan
siapa sebenarnya ayahnya" Jika bukan Fahri yang menghamili tentu DNA janin itu
akan berbeda dengan DNA Fahri. Sebentar aku mau mengontak Dokter Fatema Zaki,
apakah janin bisa diperiksa DNA-nya." Kata Amru sambil memenjet handphone-nya
dan meletakkan di telinganya. Amru lalu terlibat pembicaraan dengan orang yang
ditujunya. Tiba-tiba mukanya agak pucat, ia berkata setengah berteriak, "Apa" Tidak
bisa! Menunggu sampai lahir"! Oh, begitu. Ya, terima kasih atas informasinya."
"Bagaimana Amru?" tanya Eqbal.
"Menurut keterangan Dokter Fatema Zaki, janin yang masih berada di dalam
kandungan tidak bisa diperiksa DNA-nya. Karena harus pakai sampel jaringan/sel
tubuh. Janin tidak bisa diambil jaringan tubuhnya. Yang bisa diambil cuma sampel air
ketuban, tidak bisa untuk pemeriksaan DNA. Jadi harus menunggu janin itu dilahirkan
baru bisa diperiksa DNA-nya," jelas Amru yang membuat diriku lemas kembali.
Menunggu Noura sampai melahirkan janinnya, bukan waktu yang singkat di dalam
penjara buruk seperti ini. Tapi aku tetap merasa lebih berbesar hati bahwa jalan untuk
membebaskan diri dari tuduhan dan fitnah itu masih ada.
"Aku akan membuat surat permohonan kepada pengadilan agar sidang
selanjutnya diundur sampai Noura melahirkan bayinya untuk pemeriksaan DNA." Ujar
Amru dengan wajah optimis.
"Jika pengadilan tidak mengabulkan?" sahut Magdi.
"Kita lihat nanti. Oh ya Magdi, tolong bagaimana caranya keamanan Maria
terjamin. Sebab walau bagaimana pun sebelum test DNA, Maria adalah saksi kunci.
Kau tentu tahu maksudku?" kata Amru.
"Insya Allah," jawab Magdi pelan.
Mereka bertiga lalu pamintan. Amru berjanji akan menengok ke penjara lagi
jika ada perkembangan. *** Sampai di dalam sel, sebelum Profesor Abdul Rauf dan teman-teman
menanyakan yang terjadi di dalam sidang kedua, aku langsung mengisahkan
semuanya. Termasuk pembicaraan berempat dengan Amru, Magdi dan Eqbal di
ruang tamu penjara. 247 "Bolehkan aku membuat suatu analisa" Siapa tahu ada gunanya," ujar
Profesor Abdul Rauf begitu aku selesai bercerita.
"Tentu, Profesor," jawabku senang.
"Pemohonanmu untuk mengundurkan sidang setelah Noura melahirkan
bayinya agar bisa diperiksa DNAnya tidak akan dikabulkan pengadilan. Pengadilan
akan tetap berjalan sesuai yang diinginkan hakim. Dan hakim berjalan sesuai yang
diinginkan oleh keluarga Noura. Mereka sudah tahu saksi kunci sudah tidak berdaya.
Seandainya pun Maria bisa memberikan kesaksian mereka sudah mempersiapkan
jurus yang akan mengejutkan. Selama ini yang terjadi, tertuduh yang berada dalam
7 36. Pendekar Sakti kho ping hoo m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
posisi seperti dirimu jarang bisa menang. Apalagi kau orang asing. Mereka juga tahu
akan adanya test DNA, maka mereka akan menggunakan cara agar di pengadilan ini
kau kalah. Tindakan yang akan kau ambil adalah naik banding, menunggu bayi Noura
bisa ditest DNAnya. Begitu kau kalah, maka setelah itu rekayasa yang akan mereka
mainkan susah diprediksi. Bisa jadi diamdiam mereka akan menggugurkan
kandungan Noura dengan alasan keguguran dan membuangnya entah di mana yang
penting tidak bisa ditest DNAnya. Dan kau tidak akan bisa menuntut apa-apa. Atau
tidak begitu, tetap membiarkan bayi itu lahir tapi permohonan bandingmu tidak
dikabulkan dengan alasan yang seringkali tidak masuk. Atau dikabulkan tapi setelah
menunggu sekian tahun, setelah dirimu mengalami penderitaan luar biasa dan
sekarat di dalam penjara. Sebab begitu kau diputuskan pengadilan bersalah kau akan
diperlakukan sebagai orang bersalah meskipun sedang mengajukan banding. Itu
analisaku. Aku tidak ingin menakutimu tapi agar pengacaramu dan pihak kedutaanmu
berusaha lebih maksimal untuk membebaskan dirimu dalam pengadilan terakhir
nanti." Aku merasa apa yang disampaikan profesor benar. Dalam pengadilan Mesir
seringkali terjadi hal-hal yang tidak masuk akal. Adanya saksi seorang lelaki yang
hobinya berburu burung hantu adalah suatu yang ganjil. Dan sejak kapan di suthuh
apartemen di Hadayek Helwan itu ada burung hantu"
"Menurut Profesor apa yang harus kami lakukan?" tanyaku dengan hati cemas.
"Minta pertolongan Tuhan. Dan terus berusaha untuk menang!" ucap Profesor
mantap. "Aku punya sesuatu yang ingin aku katakan, Akhi." sahut Ismail.
"Boleh." kataku pelan.
248 "Mendengar semua kisahmu sejak kau ditangkap sampai sekarang, aku
melihat ada satu kekuatan yang mengaturnya. Mintalah kepada Magdi untuk
menyelidiki kekuatan backing dibelakang keluarga Noura. Kau masih beruntung
karena kasusmu bukan kasus yang oleh pihak keamanan dianggap mengancam
kekuasaan seperti Profesor Abdul Rauf. Asal bisa menjinakkan kekuatan di belakang
Noura maka jalan pembebasanmu menjadi lebih mudah. Firasatku mengatakan, yang
menghamili Noura adalah seseorang yang sangat memalukan untuk disebut, jadi
mereka mencari kambing hitam. Dan kambing hitamnya adalah dirimu.Yang aku
kuatirkan jika backing Noura adalah orang penting di Keamanan Negara yang
memang sangat berkuasa di negara ini."
"Namun kau jangan kecil hati Fahri, di atas segalanya Allahlah yang
menentukan. Daya dan kekuatan manusia tiada berarti apa-apa di hadapan
kemahakuasaan Allah. Jika Dia berkehendak apa pun bisa terjadi." Haj Rashed
menghibur. Aku diam saja. Semuanya lalu diam. Ruangan sel bawah tanah yang
pengap dan dingin itu dicekam suasana senyap sesaat. Keheningan menebarkan
aroma ketakutan yang menguji keimanan. Kini dalam ruangan sempit itu tinggal kami
berempat. Marwan sejak diambil sipir bersuara cempreng itu tak ketahuan nasibnya.
Apakah dipindahkan ke penjara lain" Ataukah dibebaskan" Atau malah telah
menemui kematian. Hamada juga tidak lagi terdengar beritanya sejak dua hari lalu.
Yang paling cemas atas nasib Hamada adalah Ismail. Katanya ia bermimpi melihat
Hamada berpakaian putih di sebuah tanah yang sangat lapang. Ia kuatir itu adalah
pertanda keburukan. Tapi Profesor malah menafsirkan mimpi itu dengan hal yang
menyenangkan, tanah lapang adalah kebebasan. Hamada berarti sudah dibebaskan.
*** 8 36. Pendekar Sakti kho ping hoo m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Hari berikutnya, kira-kira pukul sepuluh pagi, aku dibawa sipir hitam ke kantor.
Di sana kepala penjara menyerahkan sepucuk surat. "Ini surat dari Universitas Al
Azhar. Selamat!" Kata kepala penjara dengan nada yang sangat sinis. Aku menerima
surat itu dengan tangan bergetar. Aku teringat peristiwa tahun 1995 seperti yang
diceritakan staf konsuler KBRI. Kubuka amplop surat cokelat buram itu dan
kukeluarkan isinya. Lalu kubaca huruf demi huruf. Selesai membaca surat itu aku tak
mampu menahan isak tangisku. Usahaku sekian tahun belajar mati-matian seakan
sia-sia belaka. "Karena tidak asusila yang Anda lakukan, maka Anda dikeluarkan dari
Universitas Al Azhar dan gelar licence yang telah Anda dapat dicabut sejak surat ini
dibuat!" Demikian salah satu baris surat dari Universitas Al Azhar itu. Melihat aku
249 sedih dan meneteskan air mata, kepala penjara malah tertawa mengejek. Ia tentu
sudah tahu isi surat itu. Aku kembali ke penjara dengan memendam kesedihan tiada
tara. Al Azhar yang kucintai itu tidak lagi menganggapku sebagai bagian dari anak
muridnya. Alangkah malang nasibku.
Di dalam sel aku menangis sejadi-jadinya. Aku belum pernah menangis
sesedu itu. Profesor Abdul Rauf menghiburku seperti seorang ayah menghibur
anaknya. Ia bertanya ada apa" Aku tak kuasa menceritakannya. Aku terus menangis
dengan sesak dada yang tiada terkira. Aku teringat semua pengorbanan orang tua.
Sawah warisan kakek, harta satu-satunya, dijual demi agar aku bisa kuliah di Al Azhar
Mesir. Dan kini semuanya seperti sia-sia. Aku merasa menjadi manusia yang paling
tiada gunanya di dunia. Hampir satu jam aku menangis. Profesor Abdul Rauf masih
terus menghibur dan membesarkan hatiku. Akhirnya aku ceritakan berita duka itu
padanya, dengan isak tangis yang tersisa.
"Kau percayalah padaku, Al Azhar sebenarnya
tidak semudah itu mengeluarkanmu. Di sana masih banyak ulama dan guru besar yang arif bijaksana.
Tapi Al Azhar tidak bisa berbuat apa-apa jika mendapat tekanan dari penguasa.
Apalagi jika datang dari Amn Daulah112. Aku sangat yakin Al Azhar mengeluarkanmu
karena mendapat tekanan. Itu sama seperti Universitas El-Menya waktu
mengeluarkan diriku dan mencopot gelar guru besarku. Jadi sebenarnya sekarang ini
saya bukan seorang profesor lagi, karena gelar guru besarku telah dicabut. Rektor
Universitas El-Menya adalah temanku waktu mengambil doktor di Universits Lyon,
Perancis. Dia tidak mungkin berbuat buruk padaku, tapi dia mendapat tekanan dari
penguasa agar memecatku dari dosen dan menandatangani surat pencabutan guru
besarku. Untungnya aku mendapat gelar doktor dari Perancis, kalau aku
mendapatkan gelar doktor dari salah satu universitas di sini maka seluruh gelar
akademisku juga akan dipreteli. Ah sebenarnya gelar itu tidaklah segalanya yang
paling penting adalah kemampuan kita. Meskipun kau dikeluarkan dan gelarmu
dicopot tapi ilmu yang telah melekat dalam otakmu tidak bisa mereka copot.
Seandainya nanti kau bebas dan kembali ke tanah airmu kau masih bisa
mengamalkan ilmumu meskipun tanpa gelar. Di dunia ini sangat banyak orang yang
sukses tanpa gelar akademis. Aku malah pernah membaca sejarah Indonesia, bahwa
9 36. Pendekar Sakti kho ping hoo m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
salah seorang Wakil Presiden Indonesia yang sangat disegani yaitu Adam Malik, tidak
112 Keamanan Negara. 250 memiliki gelar akademis apapun. Tapi kemampuannya tidak diragukan. Jadi
janganlah masalah sekecil itu kau tangisi. Kau harus menjadi seorang lelaki sejati
yang berjiwa besar. Dan aku yakin kau mampu untuk itu."
Kata-kata profesor Abdul Rauf mampu menyeka air mata sedihku. Aku
semestinya malu pada diriku sendiri jika menangisi hilangnya sebuah gelar. Jika aku
diharamkan belajar di Al Azhar, maka Allah mungkin akan membuka jalan untuk
belajar di tempat yang lain, termasuk belajar di dalam penjara. Bahkan bisa jadi
penjara adalah universitas paling dahsyat di dunia. Banyak terjadi orang-orang besar
di dunia melahirkan karya-karya monumental di penjara. Ibnu Taimiyah, ulama
terkemuka pada zamannya yang mendapat gelar "Syaikhul Islam" menulis Fatawanya
yang berjilid-jilid di dalam penjara. Sayyid Qutb menulis tafsir Zhilalnya yang sangat
indah bahasa dan isinya, juga di dalam penjara. Syaikh Badiuz Zaman Said An-Nursi
juga menulis karya-karyanya yang monumental di dalam penjara. Kenapa aku tidak
berpikiran positif seperti mereka" Penjara bukanlah penghalang untuk berkarya dan
berbuat. Seandainya aku tidak bisa menelorkan karya di dalam penjara, kenapa aku
tidak menggunakan kesempatan yang ada untuk belajar pada Profesor Abdul Rauf.
Beliau adalah guru besar bidang ilmu ekonomi. Beliau juga pernah belajar di Perancis.
Dengan beliau aku semestinya bisa belajar satu rumus ilmu ekonomi, atau bahasa
Perancis menskipun cuma satu kosa kata.. Rasanya mempersiapkan diri saja untuk
menikmati hidup di dalam penjara, itu lebih realistis dan lebih baik daripada bersedih,
berkeluh kesah dan meratapi nasib. Kuutarakan kemauanku pada beliau. Hari itu juga
aku mulai menimba ilmu pada beliau. Lumayan selain 'bonjour' aku mendapatkan
sebuah kalimat dari Victor Hugo saat merenungi suatu keadaan nyata bahwa tangan
manusia banyak melakukan suatu kejahilan. Hugo mengatakan: Tempos edax, home
edacior! Artinya: Waktu kejam tapi manusia lebih kejam lagi!
*** Tiga hari setelah itu, kira-kira satu jam menjelang buka puasa, sipir bersuara
cempreng memanggilku. Aku yang biasanya tidak pernah takut kali ini menyahut
panggilannya dengan bulu kuduk merinding. Aku bersyukur ketika Si Cempreng tidak
berbuat macam-macam padaku, ia hanya membawaku ke ruang tamu penjara. Di
sana ada Aisha, paman Eqbal, Maqdi, dan Amru yang telah menunggu.
"Sore ini kita akan sedikit berbincang dan buka puasa bersama." kata Aisha.
"Untuk buka puasanya mungkin aku tidak bisa," jawabku.
251 "Kenapa?" "Aku tidak mungkin makan enak sementara teman-teman satu sel berbuka
hanya dengan seteguk air dan roti isy kering dengan jubnah kadaluwarsa."
Aisha langsung mengerti apa maksudku. Dia langsung membagi beberapa
bungkus makanan yang dibawa menjadi dua bagian.
"Ini untuk mereka."
"Biar kuantar dulu."
10 36. Pendekar Sakti kho ping hoo m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Selesai mengantar buka untuk teman-teman satu sel, barulah aku
mendengarkan semua perkembangan yang terjadi dari mereka.
"Ada kabar kurang menggembirakan untukmu. Surat permohonan agar jadwal
sidang berikutnya diundur sampai janin Noura bisa diperiksa DNAnya ditolak oleh
pengadilan." Kata Amru dengan wajah mengguratkan kemuraman.
"Aku tidak kaget. Sudah aku kira." Jawabku lirih. Kemudian aku menjelaskan
prediksi-prediksi Profesor Abdul Rauf dan saran dari Ismail.
"Aku juga memiliki prediksi dan kalkulasi yang tidak jauh berbeda. Sekarang
senjata kita tinggal kesaksian Maria. Dan dia masih koma di rumah sakit. Kondisinya
sangat memprihatinkan, susah untuk kita harapkan." Kata Amru lemas.
"Saran Ismail itu cukup bagus. Memang dibelakang Noura adalah seorang
perwira menengah di badan intelijen khusus keamanan negara. Dia adik bungsu
Madame Yasmin, ibu kandung Noura. Dialah yang mendalangi semua ini. Si Kumis
yang mau berbuat tidak baik pada Madame Aisha itu akhirnya buka mulut juga. Tapi
dia sulit disentuh. Kecuali oleh orang yang pangkatnya lebih tinggi darinya. Kebetulan
aku tidak punya akses ke badan intelijen khusus. Aksesku hanya intel polisi biasa jadi
tidak bisa berbuat banyak. Si Kumis itu kalau bukan desakan diplomatik dari Jerman
dia juga tidak akan terproses secara hukum." Ucap Magdi.
"Hmm..aku ingat sekarang. Syaikh Ahmad punya sepupu yang juga bertugas di
dalam badan intelijen khusus keamanan negara, namanya Ridha Shahata. Siapa tahu
bisa membantu." Sahutku sedikit optimis.
"Saya sudah menghubungi Syaikh Ahmad, tapi sayang Ridha Shahata sedang
ditugaskan ke Iran selama dua bulan. Dia baru akan kembali ke Mesir sekitar
pertengahan Syawal, ketika sidang telah usai." Tukas paman Eqbal Hakan Erbakan.
252 Azan maghrib berkumandang. Kami berbuka bersama. Pembicaraan sore itu
belum menghasilkan sesuatu yang nyata untuk membuktikan bahwa diriku sama
sekali tidak berdosa melakukan perbuatan yang hina yang dituduhkan kepadaku.
Aisha pamit dengan air mata tak terbendung. "Aku akan cari jalan untuk
menyelamatkan nyawamu, Suamiku. Aku tak mau jadi janda. Aku tak ingin anakku ini
nanti lahir dalam keadaan yatim. Aku tak ingin kehilangan dirimu. Kau adalah karunia


Ayat Ayat Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

agung yang diberikan oleh Allah kepadaku." Kalimat dari bibirnya yang bergetar itu
membuat hatiku terasa pilu dan sedih. Tak lama lagi akan memiliki seorang anak. Dan
aku tidak tahu apakah masih akan sempat melihat wajah anakku itu apa tidak" Hanya
Tuhanlah yang tahu akan akhir nasibku. Apapun yang akan terjadi aku harus siap
menerimanya.Untuk membesarkan hati, aku kembali mengingat kisah Nabi Yahya
yang mati muda, kepalanya dipenggal dan dihadiahkan kepada seorang pelacur.
Kalau kehidupan dunia adalah segalanya maka kesalehan seorang nabi tiada artinya.
*** 253 26. Ayat Ayat Cinta Musim dingin yang beku membuat tulang-tulangku terasa ngilu. Aku nyaris
tidak kuat dengan keadaan sel yang sangat menyiksa. Tanpa disiksapun musim
dingin dalam sel gelap, pengap, basah dan berbau pesing itu sangat menyiksa.
Seluruh sumsum tulang terasa pedih bernanah. Aku memasuki hari-hari yang sangat
berat. 11 36. Pendekar Sakti kho ping hoo m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Suatu sore, satu jam sebelum buka, tiga hari menjelang hari raya Idul Fitri
Aisha menjenguk bersama paman Eqbal, dia tampak terpukul melihat keadaanku
yang sangat mengenaskan. Menjalani musim dingin dengan tanpa pelindung tubuh
yang cukup telah membuat seluruh persendianku kaku. Selama ini aku nyaris tidak
pernah tidur kecuali dengan posisi jongkok, tangan memegang kedua kaki erat-erat.
Beberapa kali aku merasa sangat tersiksa bagaikan orang yang sedang sekarat.
"Suamiku, izinkanlah aku melakukan sesuatu untukmu!" Kata Aisha dengan
mata berkaca-kaca. "Apa itu?" "Beberapa waktu yang lalu Magdi mengatakan harapan kau bisa dibebaskan
sangat tipis sekali. Maria masih juga koma. Mungkin hanya mukjizat yang akan
menyadarkannya. Magdi berseloroh, jika punya uang untuk diberikan pada keluarga
Noura dan pihak hakim mungkin kau bisa diselamatkan. Kalau kau mengizinkan aku
akan bernegosiasi dengan keluarga Noura. Bagiku uang tidak ada artinya
dibandingkan dengan nyawa dan keselamatanmu."
"Maksudmu menyuap mereka?"
"Dengan sangat terpaksa. Bukan untuk membebaskan orang salah tapi untuk
membebaskan orang tidak bersalah!"
"Lebih baik aku mati daripada kau melakukan itu!"
"Terus apalagi yang bisa aku lakukan" Aku tak ingin kau mati. Aku tak ingin
kehilangan dirimu. Aku tak ingin bayi ini nanti tidak punya ayah. Aku tak ingin jadi
janda. Aku tak ingin tersiksa. Apalagi yang bisa aku lakukan?"
"Dekatkan diri pada Allah! Dekatkan diri pada Allah! Dan dekatkan diri pada
Allah! Kita ini orang yang sudah tahu hukum Allah dalam menguji hambahamba-Nya
yang beriman. Kita ini orang yang mengerti ajaran agama. Jika kita melakukan hal itu
dengan alasan terpaksa maka apa yang akan dilakukan oleh mereka, orang-orang
254 awan yang tidak tahu apa-apa. Bisa jadi dalam keadaan kritis sekarang ini hal itu bisa
jadi darurat yang diperbolehkan, tapi bukan untuk orang seperti kita, Isteriku. Orang
seperti kita harus tetap teguh tidak melakukan hal itu. Kau ingat Imam Ahmad bin
Hambal yang dipenjara, dicambuk dan disiksa habishabisan ketika teguh memegang
keyakinan bahwa Al-Qur'an bukan makhluk. AlQur'an adalah kalam Ilahi. Ratusan
ulama pergi meninggalkan Bagdad dengan alasan keadaan darurat membolehkan
mereka pergi untuk menghindari siksaan. Jika semua ulama saat itu berpikiran seperti
itu, maka siapa yang akan memberi teladan kepada umat untuk teguh memegang
keyakinan dan kebenaran. Maka Imam Ahmad merasa jika ikut pergi juga ia akan
berdosa. Imam Ahmad tetap berada di Bagdad mempertahankan keyakinan dan
kebenaran meskipun harus menghadapi siksaan yang tidak ringan bahkan bisa
berujung pada kematian. Sama dengan kita saat ini. Jika aku yang telah belajar di Al
Azhar sampai merelakan isteriku menyuap maka bagaimana dengan mereka yang
tidak belajar agama sama sekali. Suap menyuap adalah perbuatan yang diharamkan
dengan tegas oleh Baginda Nabi. Beliau bersabda, 'Arraasyi wal murtasyi fin naar!'
Artinya, orang yang menyuap dan disuap masuk neraka! Isteriku, hidup di dunia ini
bukan segalanya. Jika kita tidak bisa lama hidup bersama di dunia, maka insya Allah
kehidupan akherat akan kekal abadi. Jadi, kumohon isteriku jangan kau lakukan itu!
Aku tidak rela, demi Allah, aku tidak rela!"
Aisha tersedu-sedu mendengar penjelasanku. Dalam tangisnya ia berkata
dengan penuh penyesalan, "Astaghfirullah...astaghfirullaahal adhiim!" Paman Eqbal
ikut sedih dan meneteskan air mata.
12 36. Pendekar Sakti kho ping hoo m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
"Aisha isteriku, apakah kau benar-benar mencintaiku?" tanyaku.
Aisha menganggukkan kepala.
"Aku juga sangat mencintaimu. Dan aku tak ingin kita yang sekarang ini saling
mencintai kelak di akhirat menjadi orang yang saling membenci dan saling
memusuhi." "Apa maksudmu" Apakah ada dua orang yang di dunia saling mencintai di
akhirat justru saling memusuhi?" tanyanya.
"Jika cinta keduanya tidak berlandaskan ketakwaan kepada Allah maka
keduanya bisa saling bermusuhan kelak di akhirat. Apalagi jika cinta keduanya justru
menyebabkan terjadinya perbuatan maksiat baik kecil maupun besar. Tentu kelak
mereka berdua akan bertengkar di akhirat. Seseorang yang sangat mencintai
255 kekasihnya sering melakukan apa saja demi kekasihnya. Tak peduli pada apa pun
juga. Terkadang juga tidak peduli pada pertimbangan dosa atau tidak dosa. Jika yang
dilakukan adalah dosa tentu akan menyebabkan keduanya akan bermusuhan kelak di
akhirat. Sebab mereka akan berseteru di hadapan pengadilan Allah Swt. Inilah yang
telah diperingatkan oleh Allah Swt dalam surat Az Zuhruf ayat 67: 'Orang-orang yang
akrab saling kasih mengasihi, pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi
sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang bertakwa.' Isteriku, aku tak ingin kita
yang sekarang ini saling menyayangi dan saling mencintai kelak di akhirat justru
menjadi musuh dan seteru. Aku ingin kelak di akhirat kita tetap menjadi sepasang
kekasih yang dimuliakan oleh Allah Swt. Aku tak menginginkan yang lain kecuali itu
isteriku. Hidup dan mati sudah ada ajalnya. Allahlah yang menentukan bukan
keluarga Noura juga bukan hakim pengadilan itu. Jika memang kematianku ada di
tiang gantungan itu bukan suatu hal yang harus ditakutkan. Beribu-ribu sebab tapi
kematian adalah satu yaitu kematian. Yang membedakan rasanya seseorang
mereguk kematian adalah besarnya ridha Tuhan kepadanya. Isteriku, aku sangat
mencintaimu. Aku tak ingin kehilangan dirimu di dunia ini dan aku lebih tak ingin
kehilangan dirimu di akhirat nanti. Satu-satunya jalan yang harus kita tempuh agar kita
tetap bersama dan tidak kehilangan adalah bertakwa dengan sepenuh takwa kepada
Allah Azza Wa Jalla."
Tangis Aisha semakin menjadi-jadi.
"Ka...kau benar Suamiku, terima kasih kau telah mengingatkan diriku. Sungguh
beruntung aku memiliki suami seperti dirimu. Aku mencintaimu suamiku. Aku
mencintaimu karena kau adalah suamiku. Aku juga mencintaimu karena Allah Swt.
Ayat yang kau baca dan kau jelaskan kandungannya adalah satu ayat cinta di antara
sekian juta ayat-ayat cinta yang diwahyukan Allah kepada manusia. Keteguhan
imanmu mencintai kebenaran, ketakwaan dan kesucian dalam hidup adalah juga ayat
cinta yang dianugerahkan Tuhan kepadaku dan kepada anak dalam kandunganku.
Aku berjanji akan setia menempatkan cinta yang kita bina ini di dalam cahaya
kerelaan-Nya." Kalimat-kalimat yang terucap dari mulut Aisha menjadi penyejuk jiwa yang
tiada pernah kurasa sebelumnya. Ia seorang perempuan yang lunak hatinya dan
bersih nuraninya. "Kisah percintaan kalian membuat hatiku sangat terharu. Aisha, memiliki rasa
cinta dan kesetiaan pada suami yang luar biasa. Kau seperti ibumu. Kau mewarisi
256 kelembutan hati seperti nenekmu yang asli Palestina. Jika beliau masih ada pasti
13 36. Pendekar Sakti kho ping hoo m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
akan sangat bangga memiliki cucu sepertimu. Dan kau Fahri, aku belum pernah
melihat seorang lelaki yang seteguh dirimu dan sekuat dirimu dalam bertanggung
jawab mempertahankan cinta suci di dunia dan di akhirat. Kau benar, hidup yang
sebenarnya adalah hidup di akhirat. Hidup yang kekal abadi tiada penghabisannya.
Sesungguhnya sore ini aku mendapatkan nasihat agung yang tiada ternilai harganya."
Azan berkumandang dan kami bersiap untuk buka. Sambil menjawab azan,
lirih kudengar Aisha berdoa, "Ya Allah kekalkan cinta kami di dunia dan di akhirat. Ya
Allah masukkan kami ke dalam surga Firdaus-Mu agar kami dapat terus bercinta
selama-lamanya. Amin."
Setelah mereka pulang di dalam sel penjara aku menyatukan diri dalam
rengkuhan tangan Tuhan. Meskipun berada di dalam penjara aku masih merasakan
kenikmatan-kenikmatan yang kelihatannya biasa-biasa namun luar biasa agungnya.
Tuhan masih memberikan sentuhan cinta dan kasih sayang-Nya. Aku tiada kuasa
berbuat apa-apa kecuali meletakkan kening bersujud kepada-Nya.
Ilahi, setiap kali, bila kurenungkan kemurahanMu
yang begitu sederhana mendalam
akupun tergugu dan membulatkan sembahku padaMu113
*** Hari raya Idul Fitri tiba. Aku merayakannya di dalam penjara berteman duka dan air
mata. Tidak seperti hari raya yang telah lalu. Aku tidak bisa berbicara langsung
dengan kedua orang tua di Indonesia. Aku hanya berpesan kepada Aisha agar minta
tolong kepada Rudi membelikan kartu lebaran di Attaba dan mengirimnya tanpa
memberitahukan keadaanku sebenarnya. Aku tak ingin membuat mereka berdua
berduka tiada terkira. Aku telah berpesan pada Ketua PPMI agar jika ada teman
mahasiswa dari Jawa pulang berkenan mampir ke rumah orang tuaku dan
menceritakan masalah yang menimpaku dengan baik dan bijaksana.
Yang sedikit mengurangi kesedihanku pada hari raya itu adalah kunjungan
113 Diadaptasi dengan sedikit perubahan dari puisi berjudul "Saat-saat Sadar" karya penyair Belgia,
Emile Verhaeren (1855-1916), yang sangat terkenal pasca perang dunia pertama.
257 yang datang silih berganti dari pagi sampai sore. Pagi sekali, tak lama setelah shalat
Ied selesai Aisha, paman Eqbal dan bibi Sarah menjenguk. Setelah itu teman-teman
satu rumah alias Rudi dkk. Lalu Mas Khalid dan anak buahnya. Ketua Kelompok Studi
Walisongo (KSW) dan bala kurawanya. Takmir masjid Indonesia. Beberapa staf KBRI
yang rendah hati. Teman-teman S2 dan S3. Dan beberapa kenalan lainnya.
Yang cukup mengejutkan diriku adalah kunjungan Nurul bersama Ustadz Jalal
dan isterinya. Nurul menyampaikan rasa terima kasihnya atas surat yang aku tulis
untuknya. Dia minta doanya tiga hari lagi akan melangsungkan akad nikah dengan
salah seorang mahasiswa Indonesia.
"Siapa dia calon suamimu yang beruntung itu, kalau aku boleh tahu?" Tanyaku
pada Nurul. Dia menundukkan kepala dan dia diam saja. Malu.
"Dia juga sedang menulis tesis. Juga kawan dekatmu." Kata Ustadz Jalal
menanggapi pertanyaanku. Aku berpikir sesaat mencari seseorang yang diisyaratkan
oleh Ustadz Jalal. 14 36. Pendekar Sakti kho ping hoo m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
"Apakah dia itu Mas Khalid?" tebakku.
"Tebakkanmu tidak salah," jawab Ustadz Jalal.
"Dia orang yang shaleh, baik dan memiliki karakter dan dedikasi tinggi." kataku.
"Tapi cinta pertama sangat susah dilupakan." Lirih Nurul.
"Sekali lagi cinta sejati adalah yang telah diikat dengan tali suci pernikahan.
Jadikanlah Mas Khalid sebagai cinta pertama dan terakhirmu." pelanku.
"Insya Allah, aku sedang berusaha untuk melakukan itu dengan segenap
usaha. Doakanlah pernikahan kami barakah, dan kami bahagia dan menemukan
mawaddah," lirih Nurul.
"Sama-sama. Kita saling mendoakan," jawabku.
Aku bahagia mendapat kunjungan yang membawa berita baik itu. Mas Khalid
memang pasangan yang cocok untuk Nurul. Keduanya sama-sama berasal dari
keluarga pesantren. Dan kepiawaian Mas Khalid dalam membaca kitab kuning ala
pesantren salaf akan sangat berguna bagi pengembangan pesantren milik ayah
Nurul. Mas Khalid bisa menjadi pengasuh pesantren yang baik. Dalam banyak acara
diskusi di Cairo dia paling sering diminta untuk memimpin doa. Doanya panjang
namun mampu membuat orang meneteskan air mata di hadapan Tuhannya.
258 Dan yang tak kalah bahagianya hatiku adalah kunjungan Syaikh Prof. Dr.
Abdul Ghafur Ja'far bersama puteranya yang bernama Umar. Beliau berpesan agar
aku bersabar dan tidak pernah putus asa sedetikpun atas datangnya rahmat Allah
Swt. Beliau meminta maaf atas ketidakberdayaan beliau mempertahankan diriku atas
pengeluaranku dari Al Azhar. Beliau juga menjelaskan bahwa sebenarnya Al Azhar
mendapatkan tekanan dari keamanan untuk melakukan hal itu padaku. Sebelum
pulang beliau memelukku erat-erat lalu mengecup ubunubun kepalaku.
"Ingat baik-baik Anakku, wa man yattaqillaha yaj'al lahu makhraja!"114 Pesan
beliau kepadaku. Kunjungan Guru Besar Tafsir Universitas Al Azhar itu membuat
diriku memang benar-benar terasa ada. Orang sepenting dia masih berkenan
menengokku di penjara. Sungguh pengalaman yang tak akan terlupa.
Menjelang Isya', Syaikh Ahmad dan isterinya, Ummu Aiman datang. Syaikh
Ahmad sedikit membawa berita baik untukku. Yaitu saudara sepupunya, Ridha
Shahata, yang ditugaskan keluar Mesir pulang lebih awal dari jadwal yang ditetapkan
karena dia telah menyelesaikan semua tugasnya dengan baik. Ridha Shahata berjanji
akan membantu sebisanya. Yang paling penting menurut Ridha Shahata dari cerita
Syaikh Ahmad adalah bagaimana caranya Maria bisa memberikan kesaksiannya di
depan pengadilan. Aku lebih banyak diam, dalam hati kukatakan, 'Maria sangat susah
diharapkan, jika memang aku harus mati di tiang gantungan berarti memang Tuhan
berkehendak demikian.' Sejujurnya kukatakan, selama merayakan Iedul Fitri di Mesir aku belum
pernah mendapatkan kunjungan sebanyak itu. Meskipun berada di penjara, namun
hari raya yang kulewati cukup mengesan. Aku ikhlas seandainya hari raya yang aku
lewati adalah hari raya terakhirku di dunia.
114 Dan siapa yang bertakwa kepada Allah maka dia akan menjadikan untuknya jalan keluar.
259 15 36. Pendekar Sakti kho ping hoo m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
27. Diary Maria Hari berikutnya, pagi-pagi sekali, Tuan Boutros dan Madame Nahed datang.
Aku sama sekali tidak menyangka mereka akan datang menjenguk dan
mengucapkan selamat hari raya. Ternyata maksud kedatangan mereka tidak
semata-mata berkunjung. Tuan Boutros berkata, "Kedatangan kami berdua kemari
mau minta pertolonganmu sekali lagi untuk kesembuhan Maria."
"Aku tidak mengerti maksud Tuan. Apa yang bisa aku lakukan dalam keadaan
seperti ini?" jawabku.
"Kaset rekaman suaramu itu bisa menyadarkan Maria beberapa menit. Begitu
sadar ia menanyakan dirimu. Ia terus menanyakan dirimu sampai tak sadarkan diri
kembali. Dokter ahli syaraf yang menanganinya meminta agar bisa mendatangkan
dirimu beberapa saat untuk menyadarkan Maria. Dengan suara dan dengan sentuhan
tanganmu ada kemungkinan Maria bisa sadar. Dan ketika mendapatkan dirimu
berada di sisinya, dia akan memiliki semangat hidup kembali. Maria itu ternyata persis
seperti ibunya yang tidak mudah jatuh cinta. Namun sekali jatuh cinta dia tak bisa
melupakan sama sekali orang yang dicintainya. Madame Nahed ini dulu juga sakit
seperti Maria sekarang, cuma tidak separah Maria," kata Tuan Boutros.
"Tolonglah Anakku, aku tak mau kehilangan Maria. Aku sudah pernah
mengalami apa yang dialami Maria. Hanya suaramu, sentuhanmu dan kehadiranmu
di sisinya yang akan membuat dirinya kembali memiliki cahaya hidup yang telah
redup," desak Madame Nahed.
"Kalau hanya memperdengarkan suaraku padanya, insya Allah aku bisa. Tapi
kalau sampai menyentuhnya aku tidak bisa. Anda tentu sudah tahu kenapa" Tapi
bagaimana aku bisa melakukan itu sementara aku berada di dalam penjara. Apakah
akan rekaman lagi?" jawabku.
"Kami akan minta izin kepada pihak kepolisian untuk membawamu ke rumah
sakit beberapa saat lamanya dengan jaminan," kata Tuan Boutros.
"Semoga bisa," sahutku pelan.
Keduanya lalu keluar. Aku menunggu di ruang tamu penjara dengan penuh
harap berdoa mereka diizinkan membawaku ke rumah sakit menemui Maria. Dan
semoga aku bisa menyadarkan Maria sehingga nanti dia bisa menjadi saksi dalam
persidangan penentuan yang tidak lama lagi akan dilangsungkan. Entah bagaimana
260 diplomasi mereka pada pihak kepolisian dan jaminan apa yang mereka berikan
akhirnya mereka diizinkan membawaku ke rumah sakit sampai maghrib tiba. Saat
azan maghrib berkumandang aku harus sudah berada di dalam penjara lagi. Borgolku


Ayat Ayat Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dilepas. Aku melihat jam dinding yang ada di ruangan itu. Baru pukul setengah
delapan pagi. Maghrib sekitar pukul lima empat lima. Ada waktu sembilan jam
setengah. Semoga waktu yang ada itu cukup untuk membantu Maria.
Tuan Boutros dan Madame Nahed membawaku ke mobil mereka. Aku heran,
sama sekali kami tidak dikawal. Apa mereka tidak takut aku akan melarikan diri. Aku
tanyakan hal itu pada Tuan Boutros. Beliau menjawab, "Jika kau lari maka kami
sekeluarga akan mati. Kami sekeluarga yang menjadi jaminanmu."
"Apa Tuan tidak kuatir aku akan melarikan diri?" tanyaku.
"Aku sudah mengenal siapa dirimu. Kau bukan seorang pengecut yang akan
melakukan hal itu," jawab Tuan Boutros mantap.
"Terima kasih atas kepercayaannya," tukasku.
Rumah sakit tempat Maria dirawat adalah rumah sakit tempat aku dulu dirawat.
16 36. Pendekar Sakti kho ping hoo m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Begitu sampai di sana Madame Nahed yang juga seorang dokter langsung meminta
temannya untuk memeriksa kesehatanku. Aku sempat minta pada Madame Nahed
menghubungi Aisha yang tinggal di rumah paman Eqbal yang tak jauh dari rumah
sakit. Seorang dokter memeriksa tekanan darahku dan lain sebagainya dengan
proses yang cepat. Dia minta aku mandi dengan air kemerahan yang telah disiapkan
seorang perawat. Lalu salin pakaian rumah sakit. Aku mandi dengan cepat. Setelah
itu aku disuntik. Barulah aku diajak ke kamar di mana Maria tergeletak seperti mayat.
Aku tak kuasa menatapnya. Maria yang kulihat itu tidak seperti Maria yang dulu. Ia
tampak begitu kurus. Mukanya pucat dan layu. Tak ada senyum di bibirnya. Matanya
terpejam rapat. Air matanya terus meleleh. Entah kenapa tiba-tiba mataku basah.
Seorang dokter setengah baya memintaku untuk berbicara dengan suara yang
datang dari jiwa agar bisa masuk ke dalam jiwa Maria. "Ini penyakit cinta, hanya bisa
disembuhkan dengan getaran-getaran cinta," katanya padaku.
Aku duduk di kursi dekat Maria berbaring. Mulutku tak jauh dari telinga Maria.
Aku memanggil-manggil namanya. Menyuruhnya untuk membukakan mata. Aku
bercerita dan lain sebagainya. Satu jam sudah aku berbicara tapi Maria tetap tidak
sadar juga. Dokter setengah baya mengajakku bicara. Dia minta agar aku
mengucapkan kata-kata yang mesra, kata-kata pernyataan cinta pada Maria sambil
261 memegang-megang tangannya atau menyentuh keningnya.
Kujawab, "Maafkan diriku atas ketidakmampuanku melakukan hal itu. Aku tidak
mungkin menyatakan cinta dan menyentuh bagian tubuh seorang wanita, kecuali
pada isteriku saja."
"Tolonglah, lakukan itu untuk merangsang syarafnya dan membuatnya sadar.
Kau harus mengatakan dan melakukan sesuatu yang memiliki efek pada syaraf dan
memorinya. Dan lebih dari itu pada jiwanya. Utarakanlah rasa cintamu padanya,
mungkin itu akan menolongnya."
"Aku tidak bisa melakukannya. Aku tidak menyesal."
"Ini tidak sungguhan."
"Aku harus bersikap bagaimana" Aku tidak bisa melakukan hal itu, juga tidak
bisa untuk melakukan suatu kebohongan. Bagaimana jika aku mengungkapkan rasa
cinta lalu dia sadar. Kemudian dia tahu aku membohonginya apakah itu bukan suatu
penyiksaan yang kejam padanya?"
Dokter setengah baya diam. Ia lalu keluar dan beranjak keluar untuk berbicara
pada Tuan Boutros dan Madame Nahed. Aku duduk terpekur dalam ketermanguan.
Lakon hidup ini kenapa begitu rumit" Aku melihat bibir Maria bergetar menyebut
sebuah nama. Hatiku berdesir. Yang ia sebut adalah namaku. Aku menjawab dengan
menyebut namanya tapi ia tidak juga 17 36. Pendekar Sakti kho ping hoo m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
membuka matanya. Ingin aku menggoyang-goyang tubuhnya agar ia sadar, agar ia tahu aku ada di dekatnya tapi itu
tak mungkin aku lakukan. Tuan Boutros mengajakku berbicara enam mata dengan
Madame Nahed di sebuah ruangan. Tuan Boutros menyerahkan sebuah agenda
berwarna biru. "Fahri, ini agenda pribadi Maria. Tempat ia mencurahkan segala perasaan dan
pengalamannya yang sangat pribadi yang terkadang kami tidak mengetahuinya.
Termasuk cintanya padamu yang luar biasa. Kami tidak pernah menyalahkanmu
dalam masalah ini. Sebab kamu memang tidak bersalah. Kamu tidak pernah
melakukan tindakan yang tidak baik pada Maria. Kami juga tidak bisa menyalahkan
Maria. Bacalah beberapa halaman yang telah kami tandai itu agar kau mengetahui
bagaimana perasaan Maria terhadapmu sebenarnya," kata Tuan Boutros.
Aku menerima agenda pribadi Maria itu dan membaca pada halamanhalaman
yang telah ditandai dengan sedikit dilipat ujung atas halamannya.
262 Kubuka lipatan 1: Senin, 1 Oktober 2001, pukul 22.25
Sudah dua tahun dia dan teman-temannya tinggal di flat bawah. Kamarnya
tepat dibawah kamarku. Aku tak pernah berkenalan langsung dengannya, tapi aku
mengenalnya. Aku tahu namanya dan tanggal lahirnya. Yousef banyak bercerita
tentang dirinya dan teman-temannya. Setiap Jum'at pagi dia dan teman-temannya
bermain sepak bola di lapangan bersama Yousef dan anak-anak muda Hadayek
Helwan. Mereka semua mahasiswa Al Azhar dari Indonesia yang ramah dan
menghormati siapa saja. Kata Yousef yang paling ramah dan dewasa adalah dia.
Bahasa 'amiyah dan fushanya juga paling baik di antara keempat orang temannya.
Ayah pernah dibuat terharu oleh sikapnya yang tidak mau merepotkan dan
menyakiti tetangga. Ceritanya suatu hari ayah menagih iuran air ke tempatnya.
Ternyata ia sedang tidak enak badan dan istirahat di kamarnya. Teman-temannya
mengajak ayah masuk ke kamarnya. Di dalam kamarnya ada sebuah ember untuk
menadah air yang menetes dari langit-langit. Ayah langsung tahu bahwa tetesan air
itu berasal dari kamar mandi kami. Karena kamilah yang tepat berada di atasnya. Dan
letak kamar mandi memang berada di samping kamarku. Ayah bertanya padanya,
"Sudah berapa lama air ini merembes dan menetes di kamarmu?"
"Satu bulan?" "Kenapa kau tidak bilang kepadaku kalau ada ketidakberesan di kamar mandi
kami dan merembes ke tempatmu?"
"Nabi kami mengajarkan untuk memuliakan tetangga, beliau bersabda, 'Siapa
yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka muliakanlah tetangganya!' Kami tahu
kerusakan itu perlu diperbaiki. Dan perbaikan itu memerlukan biaya yang tidak sedikit.
Karena lantai rumah Anda adalah langilangit rumah kami, maka biaya perbaikan itu
tentunya kita berdua yang menanggungnya. Kebetulan kami tidak punya uang. Kami
18 36. Pendekar Sakti kho ping hoo m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
menunggu ada uang baru akan memberitahu Anda. Jika kami langsung memberitahu
Anda kami takut akan merepotkan Anda. Dan itu tidak kami inginkan."
Mendengar jawaban itu hati ayah sangat tersentuh dan terharu. Ayah terharu
atas kesabaran dia selama satu bulan. Ada air menetes di langit-langit kamar tentu
sangat mengganggu kenyamanan. Ayah juga terharu akan kedewasaannya dalam
merasa bertanggung jawab. Ayah merasa mendapat teguran. Bagaimana tidak"
263 Setengah tahun sebelumnya ada air menetes di langitlangit kamar mandi kami.
Berarti kamar mandi penghuni rumah atas kami tidak beres. Ayah dengan tegas
langsung meminta orang atas memperbaikinya tanpa memberi bantuan finansial
sedikit pun. Sebab ayah merasa itu sepenuhnya tanggung jawab orang atas. Sejak itu
kekaguman ayah padanya dan pada temantemannya sering ayah ungkapkan. Dan
sejak kejadian itu aku jadi penasaran ingin tahu lebih jauh tentang dirinya.
Sudah dua tahun dia tinggal di bawah dan aku tidak pernah bertegur sapa
dengannya. Seringkali kami bertemu tak sengaja di jalan, di halaman apartemen, di
gerbang, atau di tangga. Tapi kami tak pernah bertegur sapa. Dia lebih sering
menunduk. Jika tanpa sengaja beradu pandangan saat bertemu denganku dia
cepat-cepat menunduk atau mengalihkan padangan. Dia bersikap biasa. Tidak
tersenyum juga tidak bermuka masam. Akhirnya tadi siang saat aku pulang dari kuliah
aku bertemu dia di dalam metro. Dia juga dari kuliah. Aku memberanikan diri untuk
menyapanya dan mengajaknya bicara. Sebab rasa-rasanya rasa penasaranku ingin
tahu sendiri keindahan pribadinya seperti yang sering diceritakan Yousef dan ayah
tidak dapat aku tahan lagi. Aku menyapanya dengan tersenyum dan dia pun
menjawab dengan baik dan halus. Aku heran pada diriku sendiri bagaimana mungkin
aku tersenyum padanya. Aku jarang bahkan bisa dikatakan anti memberikan senyum
pada lelaki yang bukan keluargaku. Aku tidak tahu kenapa aku memberikan
senyumku padanya dan aku tidak merasa menyesal bahkan sebaliknya. Yang
membuatku senang adalah dia ternyata tahu namaku. Saat itu aku ingin bertanya
padanya kenapa selama ini kalau bertemu di jalan atau ditangga tidak pernah
menyapaku. Tapi kuurungkan.
Perbincangan dengannya tadi siang sangat berkesan di hatiku. Dia memiliki
tutur bahasa yang halus dan kepribadian yang indah. Ia tidak mau aku ajak berjabat
tangan. Bukan tidak menghormati diriku, kata dia, justru karena menghormati diriku.
Dia juga bisa menjadi pendengar yang baik. Sifat yang tidak banyak dimiliki setiap
orang. Ia sangat senang menyimak aku membaca surat Maryam. Kelihatannya ia
kaget ada gadis koptik hafal surat Maryam. Aku bukan gadis yang mudah terkesan
pada seorang pemuda. Tapi entah kenapa aku merasa sangat terkesan dengan
sikap-sikapnya. Dan entah kenapa hatiku mulai condong padanya. Hatiku selalu
bergetar mendengar namanya. Lalu ada perasaan halus yang menyusup ke sana
tanpa aku tahu perasaan apa itu namanya. Fahri, nama itu seperti embun yang
menetes dalam hati. Kurindu setiap pagi.
264 Lipatan 2: Minggu, 16 Desember 2001, pukul 21.00
Kenapa aku menangis" Perasaan apa yang mendera hatiku sekarang"Begitu
menyiksa. Aku tak pernah merindukan seseorang seperti rinduku padanya. Sudah
satu bulan aku tidak melihatnya melintas di halaman apartemen. Sudah satu bulan dia
19 36. Pendekar Sakti kho ping hoo m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
menghilang membuat hatiku merasa tercekam kerinduan. Yousef bilang Fahri pergi
umrah sejak pertengahan Ramadhan dan sampai sekarang belum juga pulang. Aku
merasa memang telah jatuh cinta padanya. Cinta yang datang begitu saja tanpa aku
sadari kehadirannya di dalam hati.
Lipatan 3: Sabtu, 10 Agustus 2002 pukul 11.15
Pulang dari restoran Cleopatra kugoreskan pena ini. Sebab aku tidak bisa
mengungkapkan gelegak perasaanku secara tuntas kecuali dengan menorehkannya
dalam diary ini. Akhirnya keraguanku padanya hilang, berganti dengan keyakinan. Selama ini
aku ragu apakah dia bisa romantis. Sebab selama bertemu atau berbicara dengannya
dia sama sekali tidak pernah berkata yang manis-manis. Selalu biasa, datar dan
wajar. Dia selalu tampak serius meskipun setiap kali aku tersenyum padanya dia juga
membalas dengan senyum sewajarnya.
Tapi malam ini, apa yang dia lakukan membuat hatiku benar-benar sesak oleh
rasa cinta dan bangga padanya. Dia sangat perhatian dan suka membuat kejutan.
Kali ini yang mendapat kejutan indah darinya adalah Mama dan Yousef. Mereka
berdua mendapat hadiah ulang tahun darinya. Meskipun di atas namakan seluruh
anggota rumahnya tapi aku yakin dialah yang merencanakan semuanya. Dia ternyata
sangat romantis. Tak perlu banyak berkata-kata dan langsung dengan perbuatan
nyata. Fahri, aku benar-benar tertawan olehmu. Tapi apakah kau tahu yang terjadi
pada diriku" Apakah kau tahu aku mencintaimu" Aku malu untuk mengungkapkan
semua ini padamu. Dan ketika kau kuajak dansa tidak mau itu tidak membuatku
kecewa tapi malah sebaliknya membuat aku merasa sangat bangga mencintai lelaki
yang kuat menjaga prinsip dan kesucian diri seperti dirimu.
Lipatan 4: Minggu, 11 Agustus 2002 pukul 22.00
265 Aku sangat cemas memikirkan dia. Dia dia tergeletak keningnya panas. Kata
Mama terkena heat stroke. Kata teman-temannya dia seharian melakukan kegiatan
yang melelahkan di tengah musim panas yang sedang menggila.
Oh, kekasihku sakit Aku menjenguknya Wajahnya pucat Aku jadi sakit dan pucat Karena memikirkan dirinya
Aku semakin tahu siapa dia. Untuk pertama kalinya aku tadi masuk kamarnya
ikut Mama dan Ayah menjenguknya. Dia seorang pemuda yang ulet, pekerja
keras, dan memiliki rencana ke depan yang matang. Aku masih ingat dia
menyitir perkataan bertenaga Thomas Carlyle: 'Seseorang dengan tujuan yang
jelas akan membuat kemajuan walaupun melewati jalan yang sulit. Seseorang
yang tanpa tujuan, tidak akan membuat kemajuan walaupun ia berada di jalan
yang mulus!' Aku merasa tidak salah mencintai dia. Aku ingin hidup bersamanya. Merenda
masa depan bersama dan membesarkan anak-anak bersama. Membangun
peradaban bersama. Oh Fahri, apakah kau mendengar suara-suara cinta yang
bergemuruh dalam hatiku"
Lipatan 5: Sabtu, 17 Agustus 2002, pukul 23.15
20 36. Pendekar Sakti kho ping hoo m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Aku belum pernah merasakan ketakutan dan kecemasan sehebat ini" Aku tak
ingin kehilangan dirinya. Dia memang keras kepala. Diingatkan untuk menjaga
kesehatannya tidak juga mengindahkannya. Akhirnya terjadilah peristiwa yang
membuat diriku didera kecemasan luar biasa.
Siang tadi pukul setengah empat Saiful datang dengan wajah cemas. Minta
tolong Fahri dibawa ke rumah sakit. Fahri tak sadarkan diri. Aku telpon Mama di
rumah sakit lalu bersama Yousef membawa Fahri ke rumah sakit. Aku menungguinya
sampai jam delapan malam. Dan dia belum juga siuman. Ah, Fahri kau jangan mati!
Aku tak mau kehilangan dirimu. Sembuhlah Fahri, aku akan katakan semua
perasaanku padamu. Aku sangat mencintaimu.
266 Lipatan 6: Minggu, 18 Agustus 2002, pukul 17.30
Seolah-olah akulah yang sakit, bukan dia. Tuhan, jangan kau panggil dia. Aku ingin
dia mendengar dan tahu bahwa aku sangat mencintainya.
Dia tergeletak tanpa daya berselimut kain putih. Kata Saiful pukul setengah tiga
malam dia sadar tapi tak lama. Lalu kembali tak sadarkan diri sampai aku datang
menjenguknya jam setengah delapan pagi tadi. Kulihat Saiful pucat. Ia belum tidur
dan belum makan. Kuminta dia keluar mencari makan. Aku mengantikan Saiful
menjaganya. Aku tak kuasa menahan sedih dan air mataku. Dia terus mengigau
dengan bibir bergetar membaca ayat-ayat suci. Wajahmu pucat. Air matanya meleleh
. Mungkin dia merasakan sakit yang tiada terkira.
Aku tak kuasa menahan rasa sedih yang berselimut rasa cinta dan sayang
padanya. Kupegang tangannya dan kuciumi. Kupegang keningnya yang hangat. Aku
takut sekali kalau dia mati. Aku tidak mau dia mati. Aku tak bisa menahan diriku untuk
tidak menciumnya. Pagi itu untuk pertama kali aku mencium seorang lelaki. Yaitu
Fahri. Aku takut dia mati. Kuciumi wajahnya. Kedua pipinya. Dan bibirnya yang wangi.
Aku tak mungkin melupakan kejadian itu. Kalau dia sadar mungkin dia akan marah
sekali padaku. Tapi aku takut dia mati. Saat menciumnya aku katakan padanya
bahwa aku sangat mencintainya. Tapi dia tak juga sadar. Tak juga menjawab.
Pukul delapan dia bangun dan dia kelihatan kaget melihat aku berada di
sisinya. Aku ingin mengatakan aku cinta padanya. Tapi entah kenapa melihat sorot
matanya yang bening aku tidak berani mengatakannya. Tenggorokanku tercekat.
Mulutku terkunci hanya hati yang berbicara tanpa suara. Tapi aku berjanji akan
mencari waktu yang tepat untuk mengatakan semuanya padanya. Aku ingin menikah
dengannya. Dan aku akan mengikuti semua keinginannya. Aku sangat mencintainya
seperti seorang penyembah mencintai yang disembahnya. Memang memendam rasa
cinta sangat menyiksa tapi sangat mengasyikkan. Love is a sweet torment!
Lipatan terakhir: Jum'at, 4 Oktober 2002, pukul 23.25
Aku masih sangat kelelahan baru pulang dari Hurgada. Baru setengah jam
meletakkan badan di atas kasur aku mendapatkan berita yang meremukredamkan
seluruh jiwa raga. Fahri telah menikah dengan Aisha, seorang gadis Turki satu
267 minggu yang lalu. Aku merasa dunia telah gelap. Dan hidupku tiada lagi berguna.


Ayat Ayat Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Harapan dan impianku semua lenyap. Aku kecewa pada diriku sendiri. Aku kecewa
21 36. Pendekar Sakti kho ping hoo m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
pada hari-hari yang telah kujalani. Andaikan waktu bisa diputar mundur aku akan
mengungkapkan semua perasaan cintaku padanya dan mengajaknya menikah
sebelum dia bertemu Aisha. Aku merasa ingin mati saja. Tak ada gunanya hidup
tanpa didampingi seorang yang sangat kucintai dan kusayangi. Aku ingin mati saja.
Aku ingin mati saja. Aku rasa aku tiada bisa hidup tanpa kekuatan cinta. Aku akan
menunggunya di surga. Air mataku tak bisa kubendung membaca apa yang ditulis Maria dalam diary
pribadinya. Aku cepat-cepat menata hati dan jiwaku. Aku tak boleh larut dalam
perasaan haru dan cinta yang tiada berhak kumerasakannya. Aku sudah menjadi
milik Aisha. Dan aku harus setia lahir batin, dalam suka dan duka, juga dalam segala
cuaca. "Hanya kau yang bisa menolongnya Anakku. Nyawa Maria ada di tanganmu,"
ucap Madame Nahed pelan dengan air mata meleleh di pipinya.
"Bukan aku. Tapi Tuhan," jawabku.
"Ya. Tapi kau perantaranya. Kumohon lakukanlah sesuatu untuk Maria!"
"Aku sudah melakukannya semampuku."
"Lakukanlah seperti yang diminta dokter. Tolong."
"Andai aku bisa Madame, aku tak bisa melakukannya."
"Kenapa?" "Aku sudah katakan semuanya pada dokter."
"Kalau begitu nikahilah Maria. Dia tidak akan bisa hidup tanpa dirimu.
Sebagaimana aku tidak bisa hidup tanpa Boutros."
"Itu juga tidak mampu aku lakukan. Aku sangat menyesal."
"Kenapa Fahri" Kau tidak mencintainya" Kalau kau tidak bisa mencintainya
maka kasihanilah dia. Sungguh malang nasibnya jika harus mati dalam keadaan
sangat sengsara dan menderita. Kasihanilah dia, Fahri. Kumohon demi rasa cintamu
pada nabimu." "Masalahnya bukan cinta atau kasihan Madame."
"Lantas apa?" 268 "Aku sudah menikah. Dan saat menikah aku menyepakati syarat yang
diberikan isteriku agar aku menjadikan dia isteri yang pertama dan terakhir. Dan aku
harus menunaikan janji itu. Aku tidak boleh melanggarnya."
"Aku akan minta pada Aisha untuk memberikan belas kasihnya pada Maria.
Aku yakin Aisha seorang perempuan shalihah yang baik hati. Kebetulan itu dia, baru
datang. Kau tunggulah di sini bersama Boutros. Aku mau bicara empat mata dengan
Aisha." Kata Madame Nahed sambil berjalan menyambut Aisha. Keduanya lalu
berjalan memasuki sebuah ruangan. Entah apa yang akan dikatakan Madame Nahed
pada Aisha. Semoga Aisha tidak terluka hatinya. Dan aku sama sekali tidak punya
niat sedetikpun untuk menduakan Aisha dengan Maria. Aku tidak pernah berpikir
kalau Maria mencintaiku sedemikian rupa.
*** Setelah berbincang dengan Madame Nahed, Aisha mengajakku berbicara
empat mata. Matanya berkaca-kaca.
"Fahri, menikahlah dengan Maria. Aku ikhlas."
"Tidak Aisha, tidak! Aku tidak bisa."
"Menikahlah dengan dia, demi anak kita. Kumohon! Jika Maria tidak
memberikan kesaksiannya maka aku tak tahu lagi harus berbuat apa untuk
menyelamatkan ayah dari anak yang kukandung ini." Setetes air bening keluar dari
22 36. Pendekar Sakti kho ping hoo m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
sudut matanya. "Aisha, hidup dan mati ada di tangan Allah."
"Tapi manusia harus berusaha sekuat tenaga. Tidak boleh pasrah begitu saja.
Menikahlah dengan Maria lalu lakukanlah seluruh petunjuk dokter untuk menyelamatkannya." "Aku tak bisa Aisha. Aku sangat mencintaimu. Aku ingin kau yang pertama dan
terakhir bagiku." "Kalau kau mencintaiku maka kau harus berusaha melakukan yang terbaik
untuk anak kita. Aku ini sebentar lagi menjadi ibu. Dan seorang ibu akan melakukan
apa saja untuk ayah dari anaknya. Menikahlah dengan Maria. Dan kau akan
menyelamatkan banyak orang. Kau menyelamatkan Maria. Menyelamatkan anak kita.
Menyelamatkan diriku dari status janda yang terus membayang di depan mata dan
menyelamatkan nama baikmu sendiri."
269 "Aku mencintai kalian semua. Tapi aku lebih mencintai Allah dan Rasul-Nya.
Budak hitam yang muslimah lebih baik dari yang bukan muslimah. Aku tak mungkin
melakukannya isteriku."
"Aku yakin Maria seorang muslimah."
"Bagaimana kau bisa yakin begitu?"
"Dengan sekilas membaca diarynya. Jika dia bukan seorang muslimah dia
tidak akan mencintaimu sedemikian kuatnya. Kalau pun belum menjadi muslimah
secara lesan dan perbuatan, aku yakin fitrahnya dia itu muslimah."
"Aku tidak bisa berspekulasi isteriku. Aku tidak bisa melakukannya. Dalam
interaksi sosial kita bisa toleran pada siapa saja, berbuat baik kepada siapa saja. Tapi
untuk masalah keyakinan aku tidak bisa main-main. Aku tidak bisa menikah kecuali
dengan perempuan yang bersaksi dan meyakini tiada Tuhan selain Allah dan
Muhammad adalah utusan Allah. Kalau untuk bertetangga, berteman, bermasyarakat
aku bisa dengan siapa saja. Untuk berkeluarga tidak bisa Aisha. Tidak bisa!"
"Suamiku aku sependapat denganmu. Sekarang menikahlah dengannya.
Anggaplah ini ijtihad dakwah dalam posisi yang sangat sulit ini. Nanti kita akan
berusaha bersama untuk membawa Maria ke pintu hidayah. Jika tidak bisa, semoga
Allah masih memberikan satu pahala atas usaha kita. Tapi aku sangat yakin dia telah
menjadi seorang muslimah. Jika tidak bagaimana mungkin dia mau menerjemahkan
buku yang membela Islam yang kau berikan pada Alicia itu. Itu firasatku. Kumohon
menikahlah dan selamatkan Maria. Bukankah dalam AlQur'an disebutkan, Dan
barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia
telah memelihara kehidupan manusia seluruhnya.?"
Aku diam tidak bisa bicara apa-apa. Aku tidak pernah membayangkan akan
23 36. Pendekar Sakti kho ping hoo m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
menghadapi suasana psikologis yang cukup berat seperti ini. Aisha mengambil cincin
mahar yang aku berikan di jari manis tangan kanannya.
"Ini jadikan mahar untuk Maria. Waktunya sangat mendesak. Sebelum maghrib
kau harus sampai di penjara. Jadi kau harus segera menikah dan melakukan semua
petunjuk dokter untuk menyadarkan Maria." Kata-kata Maria begitu tegas tanpa ada
keraguan, setegas perempuan-perempuan Palestina ketika menyuruh suaminya
berangkat ke medan jihad. Dengan sedikit ragu aku mengambil cincin itu. Aku tak bisa
menahan isak tangisku. Aisha memelukku, kami bertangisan.
270 "Suamiku kau jangan ragu! Kau sama sekali tidak melakukan dosa. Yakinlah
bahwa kau akan melakukan amal shaleh," bisik Aish
(http://cerita-silat.mywapblog.com)
2437. Pendekar Bodoh kho ping hoo m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
http://cerita-silat.mywapblog.com ( Saiful Bahri - Seletreng - Situbondo )
a. Setelah itu aku menemui Madame Nahed dan Tuan Boutros. Mereka berdua
menyambut kesediaanku dengan bahagia. Proses akad nikah dilaksanakan dalam
waktu yang sangat cepat, sederhana, sesuai dengan permintaanku. Seorang
ma'dzun syar'i mewakili Tuan Boutros menikahkan diriku dengan Maria dengan
mahar sebuah cincin emas. Saksinya adalah dua dokter muslim yang ada di rumah
sakit itu. Setelah itu dokter setengah baya memberikan petunjuk apa yang harus aku
lakukan untuk membantu Maria sadar dari komanya. Aku minta hanya aku dan Maria
yang ada di ruang itu. Aku wudhu dan shalat dua rakaat lalu berdoa di ubun-ubun
kepala Maria seperti yang aku lakukan pada Aisha. Aku hampir tidak percaya bahwa
gadis Mesir yang dulu lincah, ceria dan kini terbaring lemah tiada berdaya ini adalah
isteriku. Segenap perasaan kucurahkan untuk mencintainya. Aku membisikkan ke
telinganya ungkapan-ungkapan rasa cinta dan rasa sayang yang mendalam. Aku lalu
menciuminya seperti dia menciumiku waktu aku sakit. Tapi dia tetap diam saja. Aku
lalu menangis melihat usahaku sepertinya sia-sia. Aku ingin melakukan lebih dari itu
tapi tidak mungkin. Aku hanya bisa terisak sambil memanggil-manggil nama Maria.
Tiba-tiba aku melihat sujud mata Maria melelehkan air mata. Aku yakin Maria
mulai mendengar apa yang aku katakan. Aku kembali menciumi tangannya. Lalu
mencium keningnya. "Maria, bangunlah Maria. Jika kau mati maka aku juga akan ikut
mati. Bangunlah kekasihku! Aku sangat mencintaimu!" kuucapkan dengan pelan di
telinganya dengan penuh perasaan.
Kepalanya menggeliat, dan perlahan-lahan ia mengerjapkan kedua matanya.
Aku memegang kedua tanganya sambil kubasahi dengan air mataku.
"F..f..Fahri..?"
"Ya, aku di sisimu Maria."
Entah mendapatkan kekuatan dari mana, Maria bisa bicara meskipun dengan
suara yang lemah, "Aku mendengar kau berkata bahwa kau mencintaiku, benarkah?"
"Benar. Aku sangat mencintaimu,Maria?"
"Kenapa kau pegang tanganku. Bukankah itu tidak boleh?"
271 "Boleh! Karena kau sudah jadi isteriku."
"Apa?" "Kau sudah jadi isteriku, jadi aku boleh memegang tanganmu?"
"Siapa yang menikahkan kita?"
"Ayahmu. Apa kau tidak mau jadi isteriku?"
Mata Maria berkaca-kaca, "Itu impianku. Aku merasa kita tidak akan bisa
menikah setelah kau menikah dengan Aisha. Terus bagaimana dengan Aisha?"
"Dia yang mendorongku untuk menikahimu. Ini cincin yang ada di tanganmu
adalah pemberian Aisha. Anggaplah dia sebagai kakakmu."
"Aku tak menyangka Aisha akan semulia itu."
"Fahri, aku mau minta maaf. Saat kau sakit dulu aku pernah men..."
"Aku sudah tahu semuanya. Tadi saat kau belum bangun aku sudah
membalasnya." Maria tersenyum. "Aku ingin kau mengulanginya lagi. Aku ingin merasakannya
dalam keadaan sadar." Pinta Maria dengan sorot mata berbinar. Aku memenuhi
1 37. Pendekar Bodoh kho ping hoo m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
permintaannya. Seketika wajahnya kelihatan lebih bercahaya dan segar.
"Maria." "Ya." "Berjanjilah kau akan mengembalikan semangat hidupmu."
"Setelah aku menemukan kembali cintaku maka dengan sendirinya aku
menemukan kembali semangat hidupku. Saat ini, aku merasakan kebahagiaan yang
belum pernah aku rasakan sebelumnya. Aku merasa menjadi wanita paling
berbahagia di dunia setelah sebelumnya merasa menjadi wanita paling sengsara."
Aku melihat jam dinding. Satu jam lagi aku harus sampai di penjara. Dengan
mata berkaca aku berkata, "Maria, aku keluar sebentar memberitahukan keadaanmu
pada dokter, ayah ibumu dan Aisha."
Maria mengangguk. Madame Nahed dan Tuan Boutros sangat berbahagia
mendengar sadarnya Maria. Serta merta mereka berdua melangkah masuk diiringi
dokter setengah baya. Kulihat Aisha duduk sendirian di bangku. Aku mendekatinya
dan duduk di sampingnya. Aisha diam saja. Matanya basah.
272 "Kau menangis Aisha?"
Aisha diam seribu bahasa seolah tidak mendengar pertanyaanku.
"Kau menyesal dengan keputusanmu?"
Dia menggelengkan kepala.
"Kenapa kau menangis" Kau cemburu?"
Aisha mengangguk. Aku memeluknya, "Maafkan aku Aisha, semestinya kau
tidak menikah denganku sehingga kau menderita seperti ini."
"Kau jangan berkata begitu Fahri. Menikah denganmu adalah kebahagianku
yang tiada duanya. Kau tidak bersalah apa-apa Fahri. Tak ada yang salah denganmu.
Kau sudah berusaha melakukan hal yang menurutmu baik. Rasa cemburu itu wajar.
Meskipun aku yang memaksamu menikahi Maria. Tapi rasa cemburuku ketika kau
berada dalam kamar dengannya itu datang begitu saja. Inilah cinta. Tanpa rasa
cemburu cinta tiada."
"Aku takut sebenarnya aku tidak pantas dicintai siapa-siapa."
"Tidak Fahri. Kalau seluruh dunia ini membencimu aku tetap akan setia
mencintaimu." "Terima kasih atas segala ketulusanmu Aisha. Aku akan berusaha membalas
cintamu dengan sebaik-baiknya. Aisha, sebentar lagi aku harus kembali ke penjara.
Aku belum menjelaskan keadaanku pada Maria. Kaulah nanti yang pelan-pelan
menjelaskan padanya semuanya. Kau jangan ragu, Maria sangat menghormatimu."
Aku lalu masuk ke kamar menemui Tuan Boutros dan Madame Nahed. Aku
mengingatkan keduanya waktuku telah habis. Mata Madame Nahed menatapku
dengan berkaca-kaca. Aku pamitan padanya dan mencium tangannya. Dia kini jadi
ibuku. Maria kelihatannya heran dengan yang ia lihat. Tuan Boutros menjelaskan
pada Maria bahwa diriku ada urusan penting sekali. Aku menatap wajah Maria
dalam-dalam. Dia menantapku penuh sayang. Air mataku hendak keluar tapi kutahan
sekuat tenaga. "Tersenyumlah dulu sebelum pergi, Sayang." lirih Maria. Aku tersenyum
sebisanya. Maria tersenyum manis sekali. Aku jadi teringat Aisha. Dua wanita itu
memiliki senyum yang sama manisnya.
"Nanti Aisha akan menungguimu dan banyak bercerita denganmu. Kau jangan
273 2 37. Pendekar Bodoh kho ping hoo m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
terkejut jika ada hal-hal yang akan membuatmu terkejut. Aku pergi dulu. Jangan
pernah kau lupakan sedetik pun Maria, bahwa aku sangat mencintaimu. Cintaku
kepadamu seperti cintanya seorang penyembah kepada sesembahannya."
Aku mengambil kata-kata yang ditulis Maria dalam agendanya. Maria sangat
senang mendengarnya. Seorang isteri sangat suka dihadiahi kata-kata indah tanda
cinta dan kasih sayang. "Terima kasih Fahri, kau sungguh romantis dan menyenangkan."
Aku melangkah keluar bersama Tuan Boutros untuk kembali ke penjara. Di luar
aku memeluk Aisha erat-erat. Sesaat lamanya aku terisak dalam pelukannya. "Aisha,
temani Maria dan ceritakan semua yang sedang aku alami dengan bijaksana
padanya. Aku yakin kau mampu melaksanakannya. Semoga saat sidang nanti dia
bisa memberikan kesaksiannya."
"Insya Allah, aku akan melakukan tugasku dengan baik Suamiku. Jangan lupa
nanti malam shalat tahajjud. Berdoalah kepada Allah untuk dirimu, diriku, anak kita,
dan Maria. Di sepertiga malam Allah turun untuk mendengarkan doa hamba-hamba-Nya," pesan Aisha.
274 28. Sidang Penentuan Sidang penentuan itu pun datang. Amru dan Magdi datang dengan wajah
tenang. Syaikh Ahmad dan isterinya juga datang. Orang-orang Indonesia di Mesir
banyak yang datang. Namun Maria, dan Aisha belum juga datang. Sudah dua puluh
menit menunggu mereka belum juga kelihatan. Noura dan keluarganya beberapa kali
memandangku dengan pandangan yang merendahkan. Apapun yang akan terjadi
aku pasrah kepada Tuhan. Akhirnya hakim memulai sidang. Sambil menunggu Maria datang, Amru
mengajukan Syaikh Ahmad dan isterinya sebagai saksi. Mereka berdua tampil
bergantian memberikan kesaksian. Ummu Aiman, isteri Syaikh Ahmad menangis saat
memberikan kesaksiannya. Ia merasa sangat sakit hatinya atas apa yang dilakukan
Noura. Sambil terisak dan sesekali menyeka matanya Ummu Aiman berkata, "Entah


Ayat Ayat Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

3 37. Pendekar Bodoh kho ping hoo m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
dengan siapa Noura melakukan perzinahan. Tapi jelas bukan dengan Fahri. Apa yang
dikatakan Noura bahwa Fahri memperkosanya adalah fitnah yang sangat keji. Noura
sungguh gadis yang tidak tahu diri. Ia telah ditolong tapi memfitnah orang yang
dengan tulus hati menolongnya. Aku hanya bisa bersaksi bahwa selama Noura di
Tafahna ia menceritakan kejadian malam itu dan tidak pernah menyebut bersama
Fahri dari jam tiga sampai azan pertama. Ia bercerita malam itu ia bersama Maria
sampai pagi. Jika pengadilan ini akhirnya memenangkan seorang pemfitnah maka
kelak di hari kemudian seorang pemfitnah akan dibinasakan oleh keadilan Tuhan."
Kulihat reaksi Noura. Dia hanya menundukkan kepala. Sementara ayah dan
ibunya menatap Ummu Aiman tanpa kedip dengan tatapan garang dan kebencian.
Jaksa penuntut mencerca Ummu Aiman dengan beberapa pertanyaan dan Ummu
Aiman menjawabnya dengan tenang. Beberapa kali ia menjawab, 'Tidak tahu!'
Ketika Ummu Aiman turun dari memberikan kesaksian, Maria datang. Ia duduk
di atas kursi roda didorong oleh adiknya Yousef. Di iringi Aisha, Tuan Boutros,
Madame Nahed, Paman Egbal, Bibi Sarah, dan seorang polisi berdasi yang gagah.
Melihat Maria datang serta merta Syaikh Ahmad bertakbir diikuti oleh gemuruh takbir
orang-orang Indonesia. Polisi berdasi langsung mendekati Syaikh Ahmad berbincang
sebentar lalu mendekati Amru. Dia tampak menyerahkan beberapa berkas. Amru
melihat berkas itu sebentar lalu tersenyum padaku. Amru meminta kepada hakim
untuk mendengarkan kesaksian Maria. Saksi kunci dalam kasus ini. Sebab dialah
yang mengerti dengan pasti apa yang dilakukan Noura malam itu. Benarkah Noura
275 berada di kamarku antara jam tiga sampai azan pertama ataukah justru Noura
bersama Maria. Hakim mempersilakan Maria berbicara setelah disumpah akan
memberikan kesaksian yang sejujurjujurnya. Maria pun berbicara dengan suara agak
lemah. Wajahnya tampak memerah karena emosi. Ia berusaha menahan emosinya.
Mikrofon yang dipegangnya cukup membantu memperjelas suaranya.
"Pak Hakim dan seluruh yang hadir dalam sidang ini, saya berani bersaksi atas
nama Tuhan Yang Maha Mengetahui bahwa Noura malam itu, sejak pukul dua malam
sampai pagi berada di kamarku. Ia sama sekali tidak keluar dari kamarku. Ia selalu
bersamaku. Jika dia mengatakan pukul tiga aku mengantarnya turun ke rumah Fahri
itu bohong belaka. Dalam rentang waktu itu dia sama sekali tidak keluar dari rumahku.
Jika Noura mengatakan pemerkosaan atas dirinya terjadi dalam rentang waktu itu
sungguh tidak masuk akal. Bagaimana mungkin ada pemerkosaan waktu itu padahal
dia berada di kamarku. Dan Fahri berada di kamarnya. Untuk membuktikan omongan
saya ini, saya punya bukti nyata. Begini, kira-kira pukul tiga lebih sepuluh menit Noura
menelpon ke salah satu temannya dengan telpon rumahku. Dia menelpon teman satu
kelasnya bernama Khadija yang tinggal di Wadi Hof. Dia berbicara kira-kira sepuluh
menit. Dan kami bawa bukti tercatat dari kantor telkom adanya percakapan itu.
Bahkan rekaman pembicaraan Noura dengan Khadija juga ada. Kebetulan Khadija
juga datang bersama kami. Dia bisa menjadi saksi. Dengan bukti kuat ini, aku
berharap Bapak Hakim bisa mengetahui mana yang benar dan mana yang salah. Apa
yang dikatakan Noura adalah fitnah belaka. Dia harus mendapatkan ganjaran atas
tuduhan kejinya. Entah setan apa yang membuat Noura yang dulu jujur dan baik hati
kini berubah menjadi tukang fitnah yang tidak memiliki nurani. Dia menyerahkan
kegadisannya pada orang lain lalu menuduh Fahri yang melakukannya. Aku sangat
menyesal menolong perempuan berhati busuk seperti dia. Demi Allah Yang Maha
Mengetahui, aku tidak rela atas tuduhan yang dilontarkan Noura kepada Fahri. Aku
tidak rela. Jika sampai Fahri divonis salah maka Noura akan menjadi musuhku di
4 37. Pendekar Bodoh kho ping hoo m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
hadapan Allah di akherat kelak..ugh..ugh..ugh..!" Maria batuk lalu jatuh tak sadarkan
diri di kursi rodanya. Madame Nahed yang tahu akan hal itu langsung mengambil
Maria dan menggeledeknya keluar ruangan bersama Yousef. Mungkin langsung
membawanya kembali ke rumah sakit.
Setelah Maria, Khadija memberikan kesaksian memang benar pada malam itu
sekitar jam tiga lebih Noura menelponnya dan menceritakan kisah sedihnya. Namun
Noura minta agar tidak memberitahukan Bahadur bahwa dia menelponnya. Amru lalu
276 memberikan selembar kertas dari kantor telkom Mesir berisi perincian pemanggilan
dan penerimaan panggilan nomor telpon rumah Maria. Yang membuat heran adalah
Amru membunyikan rekaman pembicaraan Noura-Khadija via telpon malam itu.
Setelah itu Amru mengajukan kesaksian paling mengejutkan yaitu kesaksian lelaki
ceking bernama Gamal yang pada saat pengadilan pertama menjadi saksi pihak
Noura. Kini Gamal bersaksi kembali:
"Pak Hakim dan hadirin semuanya. Saya ingin memberikan kesaksian yang
sejujurnya. Di tempat ini saya hendak berkata apa sebenarnya yang saya alami.
Sebenarnya apa yang saya katakan pada pengadilan pertama tidak benar. Saya
minta maaf atas kesaksian palsu saya. Saya khilaf. Dan pada kesempatan kali ini
saya mengaku dengan sejujurnya saya tidak tahu menahu mengenai masalah ini.
Saya tidak melihat nona Noura turun dan masuk rumah Fahri. Sebab malam itu saya
tidur di rumah bersama isteri dan anak saya. Saya bukan seorang pemburu burung
hantu. Itu semua rekayasa belaka. Terima kasih."
Setelah mendengar semua kesaksian itu Amru berpidato dengan bahasa yang
luar biasa kuatnya. Ia meyakinkan kepada siapa saja yang mendengarnya bahwa
Noura seorang pemfitnah. Berkali-kali dengan bahasa yang kuat dan tajam dia
menghabisi Noura. Kulihat Noura pucat dan meneteskan air mata. Selesai Amru
bicara Noura angkat tangan dan minta kepada hakim untuk bicara. Hakim
memberinya waktu lima menit. Noura berdiri dan menuju podium. Di sana dia
berbicara dengan kepala menunduk sambil menangis terisak-isak:
"Pak Hakim dan hadirin sekalian. Selamanya kebenaran akan menang. Jika
tidak di pengadilan dunia maka kelak di pengadilan akhirat. Selamanya rekayasa
manusia tiada artinya apa-apa dibanding kekuasaan Tuhan. Hadirin, jika ada gadis
malang di dunia ini yang semalang-malangnya adalah diriku. Sejak kecil sampai
beberapa bulan yang lalu aku diasuh oleh orang yang bukan orang tua kandungku.
Waktu bayi aku tertukar di rumah sakit dengan bayi lain. Aku hidup dalam keluarga
bermoral setan. Namun aku selalu tabah dan terus bertahan. Sampai akhirnya malam
itu. Aku ingin mengatakan apa yang sebenarnya terjadi. Malam itu sebelum aku diusir
dan diseret si jahat Bahadur ke jalan terlebih dahulu aku diperkosanya...hiks..hiks..!"
Noura tersedu sesaat lamanya. Ruang pengadilan diselimuti keheningan berbalut
kepiluan dan rasa kasihan.
"Aku merasa bisa menyembunyikan aib yang menimpaku. Aku kira tidak akan
terjadi apa-apa denganku. Waktu 5 37. Pendekar Bodoh kho ping hoo m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
terus berjalan sampai akhirnya Allah 277 mempertemukan diriku dengan kedua orang tua kandungku lewat bantuan banyak
orang termasuk, Fahri, Maria, Nurul, Syaikh Ahmad dan Ummu Aiman. Kedua orang
tua kandungku adalah orang terpandang dan dari keluarga besar terhormat. Mereka
menerima kedatanganku dengan penuh rasa bahagia luar biasa. Petaka itu datang
kembali ketika perutku semakin membesar. Mereka menanyakan padaku siapa yang
telah menghamiliku. Aku tak mau berterus terang bahwa Bahadur yang menghamiliku
dengan memperkosa. Aku sudah sangat benci dengan dirinya. Akhirnya aku
berbohong pada mereka yang menghamiliku adalah Fahri. Sebab aku sangat
mencintai Fahri dengan harapan Fahri nanti mau menikahiku. Namun yang kulakukan
ternyata tak lain adalah dosa besar yang sangat keji aku telah menghancurkan
kehidupan orang yang kucintai dan di sisi lain aku telah membiarkan penjahat yang
menghamiliku tertawa terbahak-bahak. Semua rekayasa yang telah diatur rapi juga
diporak-porandakan oleh kekuasaan Allah Swt. Di sini, sebelum di akhirat nanti, aku
akui dengan sejujurnya Fahri tidak bersalah. Dia bersih. Dan kepadanya dan kepada
keluarganya serta siapa saja yang terzhalimi atas kebodohanku aku mohon maaf
yang sebesar-besarnya. Aku memang ditakdirkan untuk hidup malang di dunia.
Namun aku bertekad memperbaiki diri agar tidak malang di akhirat kelak."
Atas dasar semua bukti yang ada dan pengakuan Noura akhirnya mau tidak
mau Dewan Hakim memutuskan diriku tidak bersalah dan bebas dari dakwaan apa
pun. Takbir dan hamdalah bergemuruh di ruang pengadilan itu dilantunkan oleh
semua orang yang membela dan bersimpati padaku. Seketika aku sujud syukur
kepada Allah Swt. Aisya memelukku dengan tangis bahagia tiada terkira. Paman
Eqbal dan bibi Sarah tak mampu membendung air matanya. Syaikh Ahmad dan
Ummu Aiman juga sama. Nurul dan suaminya yaitu Mas Khalid datang memberi
selamat dengan mata berkaca. Satu persatu orang-orang Indonesia yang di dalam
ruangan itu memberi selamat dengan wajah haru. Amru memberi tahu bahwa Kolonel
Ridha Shahata, sepupu Syaikh Ahmad yang memiliki posisi cukup penting di Badan
Kemanan Negara juga punya andil dalam membantu mendapatkan bukti dari kantor
telkom dan memaksa Gamal berkata jujur. Suatu bukti bahwa dunia belum kehilangan
orang-orang yang baik dan cinta keadilan.
278 29. Nyanyian dari Surga Begitu divonis bebas, aku dibawa oleh Aisha ke rumah sakit Maadi untuk
diperiksa. Penyiksaan dipenjara seringkali menyisakan cidera atau luka. Dokter
mengatakan aku harus dirawat di rumah sakit beberapa hari untuk memulihkan
kesehatan. Beberapa jari kakiku yang hancur harus ditangani serius. Ada gejala
paru-paru basah yang kuderita. Aisha memesankan kamar kelas satu bersebelahan
6 37. Pendekar Bodoh kho ping hoo m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
dengan kamar Maria. Teman-teman dari Indonesia banyak yang menjenguk,
meskipun mereka sedang menghadapi ujian semester ganjil Al Azhar. Sementara
musim dingin semakin menggigit.
Sudah tiga hari, sejak jatuh tak sadarkan diri saat memberikan kesaksian di
pengadilan Maria belum juga siuman. Dokter mengatakan ada kelenjar syaraf di
kepalanya yang tak kuat menahan emosi yang kuat mendera. Ada pembengkakan
serius pada pembuluh darah otaknya karena tekanan darah yang naik drastis.
Akibatnya dia koma. Untung pembuluh darah otaknya itu tidak pecah. Kalau pecah
maka nyawanya bisa melayang.
Sekarang tidak hanya Madame Nadia dan keluarganya saja yang merasa
bertanggung jawab menunggui Maria. Aisha merasa punya panggilan jiwa tak kalah
kuatnya. Ia sangat setia menunggui diriku dan menunggui Maria. Ia bahkan sering
tidur sambil duduk di samping Maria. Aisha menganggap Maria seperti adiknya
sendiri. Beberapa kali aku memaksakan diri untuk bangkit dari tempat tidur dan
menemani Aisha menunggui Maria.
Pada hari keempat sejak Maria tak sadarkan diri, tepatnya pada pukul
sembilan pagi handphone Aisha berdering. Aisha mengangkatnya. Ia terkejut
mendengar suara orang yang menelponnya. "Alicia" Di mana" Oh masya Allah,
Subhanallah! Ya..ya...baik. Kalau begitu kau naik metro saja turun di Maadi. Aku
jemput di dekat loket tiket sebelah barat. Okey" Wa 'alaikumussalam wa rahmatullah."
Aisha lalu tersenyum padaku dan berkata,
"Selamat untukmu Fahri, kau telah mendapatkan kenikmatan yang lebih agung
dari terbitnya matahari. Alicia sudah menjadi muslimah sekarang. Apa yang kau
lakukan sampai kau akhirnya jatuh sakit itu tidak sia-sia. Jawabanmu itu mampu
menjadi jembatan baginya menemukan cahaya Tuhan. Dia ingin menemuimu.
Kira-kira pukul setengah sepuluh dia akan sampai di Mahattah Maadi."
279 Aku merasakan keagungan Tuhan di seluruh jiwa. Aku merasa Dia tiada
pernah meninggalkan diriku dalam segala cuaca dan keadaan.
PadaMu Kutitipkan secuil asa Kau berikan selaksa bahagia PadaMu
Kuharapkan setetes embun cinta Kau limpahkan samudera cinta
Aisha menengok kamar Maria, tak lama ia kembali lagi dan berkata, "Dia belum
juga sadar. Hanya detak jantungnya yang masih terus bekerja dan hembusan
nafasnya yang masih mengalir menunjukkan dia masih hidup. Sungguh aku tak tega
melihat dia terbaring begitu lemah tiada berdaya. Seringkali ada lelehan air mata di
sudut matanya. Entah apa yang dialaminya di alam tak sadarnya."
Aisha melihat jam. "Sayang, aku keluar sebentar ya menjemput Alicia."
"Ya, tapi jangan cerita tentang penjara." Lirihku. Aisha menganggukkan
kepalanya lalu beranjak keluar.
Seperempat jam kemudian Aisha datang bersama Alicia. Aku nyaris tidak
percaya bahwa sosok yang datang bersamannya adalah Alicia. Sangat kontras
dengan penampilannya waktu pertama kali bertemu di dalam metro dulu. Dulu
pakaiannya ketat mempertontonkan aurat. Sekarang dia memakai jilbab, pakaiannya
sangat anggun dan rapat menutup aurat. Tak jauh berbeda dengan Aisha.
"Aku datang kemari sengaja untuk menemuimu, Fahri. Untuk mengucapkan
terima kasih tiada terkira padamu. Karena berjumpa denganmulah aku menemukan
kebenaran dan kesejukan yang aku cari-cari selama ini." Kata Alicia, mata birunya
berbinar bahagia. Alicia lalu mengisahkan pergolakan batinnya sampai akhirnya
7 37. Pendekar Bodoh kho ping hoo m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
masuk Islam dua bulan yang lalu.
"Selain itu aku membawa ini." Alicia membuka tas hitamnya yang agak besar.
Ia mengeluarkan dua buah buku dan menyerahkan padaku. Aku terkejut membaca
tulisan yang ada di sampulnya. Namaku tertulis di sana.
"Jawabanmu tentang masalah perempuan dalam Islam jadi buku itu. Dan
terjemahan Maria jadi yang ini. Semuanya diterbitkan oleh Islamic Centre di New
York. Tiap buku baru dicetak 25 ribu exemplar. Dr. Salman Abdul Adhim direktur
penerbitannya meminta nomor rekeningmu, Maria dan Syaikh Ahmad untuk tranfer
honorariumnya. Kau boleh bangga sekarang dua buku itu sedang dicetak lagi karena
satu bulan diluncurkan langsung habis." Cerita yang dibawa Alicia benar-benar
menghapus semua duka yang pernah kurasa. Sangat mudah bagi Tuhan untuk
280 menghapus duka dan kesedihan hamba-Nya.
"Kau tidak ingin menemui Maria?" tanyaku.
"Ingin." "Aisha, antarkan Alicia melihat Maria."
Aisha menggamit tangan Alicia ke kamar sebelah di mana Maria terbaring
lemah. Aku tidak tahu seperti apa reaksi Alicia bertemu Maria dalam keadaan seperti
itu. Sambil berbaring aku memperhatikan dengan seksama dua buku yang diberikan
Alicia itu. Buku pertama, Women in Islam. Sebuah buku kecil. Tebalnya cuma 65
halaman. Namaku terpampang sebagai pengarangnya. Aku jadi malu pada diri
sendiri, aku hanya menulis ulang dan merapikan pelbagai macam bahan untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan seputar perempuan dalam Islam. Bukan menulis
suatu yang baru. Di dalamnya kulihat editornya dua orang: Alicia Brown dan Syaikh
Ahmad Taqiyuddin. Di halaman terakhir buku itu ada biodataku secara singkat. Lalu
buku kedua berjudul, Why Does the West Fear Islam" ditulis Prof Dr. Abdul Wadud
Shalabi. Aku dan Maria tercantum sebagai penerjemah. Editornya sama.
Setengah jam kemudian Alicia kembali bersama Aisha.
"Semoga isteri keduamu itu cepat sembuh. Selamat atas pernikahan kalian.
Semoga dirahmati Tuhan. Oh ya aku ada pesan dari Dr. Salman Abdul Adhim, kau
akan diundang untuk memberikan cemarah di beberapa Islamic Centre di Amerika
sekalian mendiskusikan apa yang telah kau tulis. Tiket, surat undangan dan jadwal
kegiatannya ada di hotel, tidak terbawa," kata Alicia.
"Waktunya kapan?" Aisha menanggapi.
"Bulan depan. Selama sepuluh hari."
"Semoga dia benar-benar sudah sembuh."
"Semoga." Setelah itu Alicia minta diri dan berjanji akan datang lagi keesokan hari untuk
menyerahkan tiket dan semua berkas yang akan digunakan untuk mempermudah
mengurusi visa masuk ke Amerika. "Begitu banyak perubahan silih berganti yang kita
alami," kata Aisha setelah Alicia pergi. * * *
Tengah malam, Aisha membangunkan diriku. Kusibak selimut tebal. Kaca
jendela tampak basah. Musim dingin mulai merambat menuju puncaknya. Aisha
281 melindungi tubuhnya dengan sweater. Untung penghangat ruangan kamar kelas satu
berfungsi baik. Tapi kaca jendela tetap tampak basah. Berarti di luar sana udara
benar-benar dingin. Mungkin telah mencapai 8 derajat. Aku tidak bisa membayangkan
8 37. Pendekar Bodoh kho ping hoo m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
seperti apa dinginnya kutub utara yang puluhan derajat di bawah nol. Suasana malam
senyap dan beku. "Fahri, ayo lihatlah Maria, dia mengigau aneh sekali..aku belum pernah melihat
orang mengigau seperti itu." Kata Aisha pelan.
Aku mengikuti ajakan Aisha untuk melihat keadaan Maria. Tak ada siapasiapa
di kamar Maria saat kami masuk. Kecuali Madame Nadia, yang pulas di sofa tak jauh


Ayat Ayat Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dari ranjang Maria. Ibu kandung Maria itu kelihatannya kelelahan. Kami melangkah
pelan mendekati Maria. Dan aku mengenal apa yang diigaukan oleh Maria. Aku
pasang telinga lekat-lekat dan memperhatikan dengan seksama. Subhanallah, Maha
Suci Allah! Yang terucap lirih dari mulut Maria, tak lain dan tak bukan adalah ayat-ayat
suci dalam surat Maryam. Ia memang hafal surat itu. Aku tak kuat menahan haru.
"Sepertinya yang keluar dari bibirnya itu ayat-ayat suci Al-Qur'an" Bagaimana
bisa terjadi, Fahri?" Heran Aisha.
"Kita dengarkan saja baik-baik. Nanti aku jelaskan padamu. Banyak hal yang
belum kau ketahui tentang Maria." Jawabku pelan.
Kami pun menyimak igauan Maria baik-baik. Mendengarkan apa yang
diucapkan oleh Maria dalam alam tidak sadarnya. Pelan. Urut. Indah dan lancar. Tak
ada yang salah. Meskipun tajwidnya masih belum lurus benar. Maria melantunkan
ayat-ayat yang mengisahkan penderitaan Maryam setelah melahirkan nabi Isa.
Maryam dituduh melakukan perbuatan mungkar. Allah menurunkan mukjizat-Nya, Isa
yang masih bayi bisa berbicara.
Fa atat bihi qaumaha tahmiluh, qaalu yaa Maryamu laqad ji'ta syaian
fariyya. Ya ukhta Haaruna maa kaana abuuki imra ata sauin wa maa kaanat
ummuki baghiyya. Fa asyaarat ilaih, qaalu kaifa nukallimu man kaanat fil mahdi
shabiyya. Qaala inni abdullah aataniyal kitaaba wa ja'alani nabiyya. Wa ja'alani mubaarakan
ainama kuntu wa aushaani bish shalati waz zakaati maa dumtu hayya.
(Maka Maryam membawa anak itu kepada kaumnya dengan 282 menggendongnya. Kaumnya berkata, 'Hai Maryam, sesungguhnya kamu telah
melakukan sesuatu yang amat mungkar.
Hai saudara perempuan Harun ayahmu sekali-kali bukanlah seorang yang jahat
dan ibumu sekali-kali bukanlah seorang pezina. Maka Maryam menunjuk kepada
anaknya. Mereka berkata, 'Bagaimana kami akan berbicara pada anak kecil yang
9 37. Pendekar Bodoh kho ping hoo m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
masih dalam ayunan"' Isa berkata, 'Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia
memberiku Al Kitab dan dia menjadikan aku seorang nabi.
Dan dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada,
dan dia memerintahkan kepadaku mendirikan shalat menunaikah zakat
selama aku hidup)115 Seorang malaikat pun jika mendengar apa yang dilantunkan Maria dalam alam
bawah sadarnya itu akan luluh jiwanya, bergetar hatinya, dan meneteskan air mata.
Maria sedang mengeluarkan apa yang bercokol kuat dalam memorinya. Dan itu
adalah ayat-ayat suci yang menyejukkan. Maria terus melantunkan apa yang
dihafalnya ayat demi ayat. Air mataku menetes setetes demi setetes. Cahaya
keagungan Tuhan berkilat-kilat dalam diri semakin lama semakin benderang. Bibir
Maria terus bergetar. Aku bertanya dalam diri, siapa sebenarnya yang menggerakkan
bibirnya" Dia sedang tak sadar apa-apa. Ia sampai pada akhir surat Maryam. Namun
bibirnya tidak juga berhenti bergetar, terus melanjutkan surat setelahnya. Surat
Thaaha. Subhanallah! Thaaha. Maa anzalna 'alaikal Qur'aana li tasyqa Illa tadzkiratan liman yakhsya
( Thaaha. Kami tidak menurunkan Al-Qur'an ini kepadamu
agar kamu jadi susah Tetapi sebagai tadzkirah bagi orang yang takut kepada Allah
116 ) Aku jadi tidak mengerti sebenarnya berapa surat. Berapa juz yang telah dihafal
Maria. Dulu saat pertama kali dia menyapa di dalam metro dia mengatakan hanya
hafal surat Al Maidah dan Maryam saja. Sekarang dia membaca surat Thaaha. Aku
benar-benar terkesima dibuatnya. Masih banyak rahasia dalam dirinya yang tidak aku
115 116 QS. Maryam: 27-31. QS. Thaaha: 1-3. 283 ketahui. Aku jadi tidak tahu pasti keyakinan dalam hatinya. Dengan air mata terus
mengalir di sudut matanya yang terpejam ia melantunkan ayat-ayat suci itu seperti
sedang asyik bernyanyi dalam mimpi. Malam yang dingin terasa hangat oleh aura
getar bibir Maria. Ia mengajak pendengarnya berada di Mesir pada masa nabi Musa
melawan Fir'aun. Ia terus bernyanyi, seperti bidadari menyanyikan lagu surga.
Innama ilaahukumullah al ladzi laa ilaha illa huwa wasia kulla syai in ilma
Kadzalika naqushu 'alaika anbai ma sabaq wa qad aatainaaka min ladunna
dzikra (Sesungguhnya Tuhanmu hanyalah Allah, yang tiada tuhan selain Dia,
pengetahuannya meliputi segala sesuatu. Demikianlah kami kisahkan
kepadamu sebagian kisah umat yang telah lalu, dan sesungguhnya telah
kami berikan kepadamu dari sisi Kami suatu peringatan
10 37. Pendekar Bodoh kho ping hoo m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
117 ) Sampai ayat ini bibir Maria berhenti bergetar. Lelehan air matanya semakin
deras. Namun ia tidak juga membuka mata. Entah apa yang ia rasa. Aku hanya bisa
ikut melelehkan air mata. Berdoa. Dan memegang erat tangannya. Sesaat lamanya
keheningan tercipta. Tiba-tiba bibirnya bergerak dan mendendangkan zikir dengan
nada aneh: Allah. Allah. Allah. Aku ingin Allah. Allah. Allah. Allah. Aku rindu Allah. Allah. Allah. Allah. Aku cinta Allah. Allah. Allah. Allah Allah. Allah. Allah. Allah. Allah. Allah. Allah. Allah. CahayaMu Allah. Allah. Allah. Allah. SenyumMu Allah. Allah. Allah. Allah. BelaianMu Allah. Allah. Allah. Allah. CiumanMu Allah. Allah. Allah. Allah. CintaMu Allah. Allah. Surgamu Allah. 117 QS. Thaaha: 98-99 284 Allah. Surgamu Allah. Allah. Surgamu Allah. Surgamu Allah. Surgamu Allah. Surgamu Allah. Allah. Allah.Allah. Allah. Allah. 11 37. Pendekar Bodoh kho ping hoo m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Allah. Semakin lama volume suaranya semakin mengecil. Lalu hilang. Hatiku
berdesir ketika melihat bulu matanya yang lentik bergerak-gerak. Perlahan ia
mengerjap. Allah. Allah. Allah. Sembari bibirnya berzikir matanya tampak mulai
terbuka perlahan. Dan akhirnya benar-benar terbuka. Subhanallah!
"Maria!" sapaku pelan.
"Fa..Fahri?" suaranya sangat lirih nyaris tiada terdengar.
"Ya. Apa yang kau rasakan sekarang, Sayang" Apanya yang sakit?"
"Tolonglah aku" Aku sedih sekali."
"Kenapa sedih?"
"Aku sedih tak diizinkan masuk surga!"
Jawaban Maria membuat aku dan Aisha kaget bukan main. Dari mana dia
tiba-tiba dapat kekuatan untuk berkata sejelas itu" Apakah dia akan mati" Tanyaku
dalam hati. Dan cepat-cepat aku membuang pertanyaan tidak baik itu. Tapi kenapa
dia berulang-ulang menyebut-nyebut surga.
"Aku telah sampai di depan pintu surga, tetapi aku tidak boleh masuk!"
ulangnya. "Kenapa?" "Katanya aku tidak termasuk golongan mereka. Pintu-pintu itu tertutup bagiku.
Aku terlunta-lunta. Aku menangis sejadi-jadinya."
"Aku sungguh tak mengerti dengan apa yang kau alami, Maria. Tapi
bagaimana mulanya kau bisa sampai di sana?"
"Aku tidak tahu awal mulanya bagaimana. Tiba-tiba saja aku berada dalam
alam yang tidak pernah kulihat sebelumnya. Dari kejauhan aku melihat istana megah
285 hijau bersinar-sinar. Aku datang ke sana. Aku belum pernah melihat bangunan istana
yang luasnya tiada terkira, dan indahnya tiada pernah terpikir dalam benak manusia.
Luar biasa indahnya. Ia memiliki banyak pintu. Dari jarak sangat jauh aku telah
mencium wanginya. Aku melihat banyak sekali manusia berpakaian indah satu
persatu masuk ke dalamnya lewat sebuah pintu yang tiada terbayangkan indahnya.
Kepada mereka aku bertanya, "Istana yang luar biasa indahnya ini apa?" Mereka
menjawab, "Ini surga!" Hatiku bergetar. Dari pintu yang terbuka itu aku bisa sedikit
melihat apa yang ada di dalamnya. Sangat menakjubkan. Tak ada kata-kata yang
bisa menggambarkan. Tak ada pikiran yang mampu melukiskan. Aku sangat tertarik
maka aku ikut barisan orang-orang yang satu persatu masuk ke dalamnya. Ketika kaki
mau melangkah masuk seorang penjaga dengan senyum yang menawan berkata
padaku, "Maaf, Anda tidak boleh lewat pintu ini. Ini namanya Babur Rayyan. Pintu
khusus untuk orang-orang yang berpuasa. 118 Anda tidak termasuk golongan
mereka!" Aku sangat kecewa. Aku lalu berjalan ke sisi lain. Di sana ada pintu yang
juga sedang penuh dimasuki anak manusia berpakaian indah. Aku mau ikut masuk.
Seorang penjaga yang ramah berkata, "Maaf, Anda tidak boleh lewat pintu ini. Ini
Babush Shalat. Pintu khusus untuk orang-orang shalat. Dan Anda tidak termasuk
golongan mereka!" Aku sangat sedih. Hatiku kecewa luar biasa. Aku melihat di
kejauhan masih ada pintu. Aku berjalan ke sana dengan harapan bisa masuk lewat
pintu itu. Namun ketika hendak masuk seorang penjaga yang wajahnya bercahaya
berkata, "Maaf, Anda tidak boleh masuk lewat sini. Ini Babuz Zakat. Pintu khusus
untuk orang-orang yang menunaikan zakat. Ada banyak pintu. Dan setiap kali aku
hendak masuk selalu dicegah penjaganya. Sampai di pintu terakhir namanya Babut
12 37. Pendekar Bodoh kho ping hoo m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Taubah. Aku juga tidak boleh masuk. Karena itu khusus untuk orang-orang yang
taubatnya diterima Allah. Dan aku tidak termasuk mereka. Aku kembali ke pintu-pintu
sebelumnya. Semuanya tertutup rapat. Orang-orang sudah masuk semua. Hanya aku
sendirian di luar. Aku menggedor-gedor pintu bernama Babur Rahmah. Tak ada yang
membuka. Aku hanya mendengar suara, "Jika kau memang penghuni surga kau tidak
perlu mengetuknya karena kau pasti punya kuncinya. Bukalah pintu-pintu itu dengan
kunci surga yang kau miliki!" Aku menangis sejadijadinya. Aku tidak memiliki
kuncinya. Aku berjalan dari pintu satu ke pintu yang lain dengan air mata menetes di
sepanjang jalan. Aku putus asa. Aku tergugu di depan Babur Rahmah. Aku mengharu
118 Imam Syamsuddin Al-Qurthubi (w. 671 H.) dalam kitabnya At Tadzkirah banyak menjelaskan
tentang deskripsi surga sesuai dengan yang dijelaskan dalam hadits-hadits nabi, termasuk jumlah
pintu surga dan nama-namanya. 286 biru pada Tuhan. Aku ingin menarik belas kasihNya dengan membaca ayat-ayat
sucinya. Yang kuhafal adalah surat Maryam yang tertera di dalam Al-Qur'an. Dengan
mengharu biru aku membacanya penuh penghayatan. Selesai membaca surat
Maryam aku lanjutkan surat Thaha. Sampai ayat sembilan puluh sembilan aku
berhenti karena Babur Rahmah terbuka perlahan. Seorang perempuan yang luar
biasa anggun dan sucinya keluar mendekatiku dan berkata,
"Aku Maryam. Yang baru saja kau sebut dalam ayat-ayat suci yang kau baca.
Aku diutus oleh Allah untuk menemuimu. Dia mendengar haru biru tangismu. Apa
maumu?" "Aku ingin masuk surga. Bolehkah?"
"Boleh. Surga memang diperuntukkan bagi semua hamba-Nya. Tapi kau harus
tahu kuncinya?" "Apa itu kuncinya?"
"Nabi pilihan Muhammad telah mengajarkannya berulang-ulang. Apakah kau
tidak mengetahuinya?"
"Aku tidak mengikuti ajarannya."
"Itulah salahmu."
"Kau tidak akan mendapatkan kunci itu selama kau tidak mau tunduk penuh
ikhlas mengikuti ajaran Nabi yang paling dikasihi Allah ini. Aku sebenarnya datang
untuk memberitahukan kepadamu kunci masuk surga. Tapi karena kau sudah
menjaga jarak dengan Muhammad maka aku tidak diperkenankan untuk
memberitahukan padamu."
Bunda Maryam lalu membalikkan badan dan hendak pergi. Aku langsung
menubruknya dan bersimpuh dikakinya. Aku menangis tersedu-sedu. Memohon agar
diberitahu kunci surga itu. "Aku hidup untuk mencari kerelaan Tuhan. Aku ingin masuk
surga hidup bersama orang-orang yang beruntung. Aku akan melakukan apa saja,
asal masuk surga. Bunda Maryam tolonglah berilah aku kunci itu. Aku tidak mau
merugi selama-lamanya." Aku terus menangis sambil menyebut-nyebut nama Allah.
Akhirnya hati Bunda Maryam luluh. Dia duduk dan mengelus kepalaku dengan penuh
kasih sayang, "Maria dengarkan baik-baik! Nabi Muhammad Saw. telah mengajarkan kunci
13 37. Pendekar Bodoh kho ping hoo m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
masuk surga. Dia bersabda, 'Barangsiapa berwudhu dengan baik, kemudian
287 mengucapkan: Asyhadu an laa ilaaha illallah wa asyhadu anna Muhammadan abduhu
wa rasuluh (Aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi sesungguhnya
Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya) maka akan dibukakan delapan pintu
surga untuknya dan dia boleh masuk yang mana ia suka!'
119 Jika kau ingin masuk surga lakukanlah apa yang diajarkan olah Nabi pilihan Allah itu. Dia nabi yang tidak
pernah bohong, dia nabi yang semua ucapannya benar. Itulah kunci surga! Dan ingat
Maria, kau harus melakukannya dengan penuh keimanan dalam hati, bahwa tiada
Tuhan selain Allah dan Muhammad utusan Allah. Tanpa keimanan itu, yang kau
lakukan sia-sia. Sekarang pergilah untuk berwudhu. Dan cepat kembali kemari, aku
akan menunggumu di sini. Kita nanti masuk bersama. Aku akan membawamu ke
surga Firdaus!" Setelah mendengar nasihat dari Bunda Maryam, aku lalu pergi mencari air
untuk wudhu. Aku berjalan ke sana kemari namun tidak juga menemukan air. Aku
terus menyebut nama Allah. Akhirnya aku terbangun dengan hati sedih. Aku ingin
masuk surga. Aku ingin masuk surga. Aku ingin ke sana, Bunda Maryam menungguku
di Babur Rahmah. Itulah kejadian atau mimpi yang aku alami. Oh Fahri suamiku,
maukah kau menolongku?"
"Apa yang bisa aku lakukan untukmu, Maria?"


Ayat Ayat Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Bantulah aku berwudhu. Aku masih mencium bau surga. Wanginya merasuk
ke dalam sukma. Aku ingin masuk ke dalamnya. Di sana aku berjanji akan
mempersiapkan segalanya dan menunggumu untuk bercinta. Memadu kasih dalam
cahaya kesucian dan kerelaan Tuhan selama-lamanya. Suamiku, bantu aku
berwudhu sekarang juga!"
Aku menuruti keinginan Maria. Dengan sekuat tenaga aku membopong Maria
yang kurus kering ke kamar mandi. Aisha membantu membawakan tiang infus.
Dengan tetap kubopong, Maria diwudhui oleh Aisha. Setelah selesai, Maria kembali
kubaringkan di atas kasur seperti semula. Dia menatapku dengan sorot mata
bercahaya. Bibirnya tersenyum lebih indah dari biasanya. Lalu dengan suara lirih
yang keluar dari relung jiwa ia berkata:
Asyhadu an laa ilaaha illallah
wa asyhadu anna Muhammadan abduhu wa rasuluh!
Ia tetap tersenyum. Menatapku tiada berkedip. Perlahan pandangan matanya
119 Hadits riwayat Imam Muslim.
288 meredup. Tak lama kemudian kedua matanya yang bening itu tertutup rapat.
Kuperiksa nafasnya telah tiada. Nadinya tiada lagi denyutnya. Dan jantungnya telah
berhenti berdetak. Aku tak kuasa menahan derasnya lelehan air mata. Aisha juga.
Inna lillahi wa inna ilaihi raajiun!
14 37. Pendekar Bodoh kho ping hoo m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Maria menghadap Tuhan dengan menyungging senyum di bibir. Wajahnya
bersih seakan diselimuti cahaya. Kata-kata yang tadi diucapkannya dengan bibir
bergetar itu kembali terngiang-ngiang ditelinga:
"Aku masih mencium bau surga. Wanginya merasuk ke dalam sukma. Aku
ingin masuk ke dalamnya. Di sana aku berjanji akan mempersiapkan segalanya dan
menunggumu untuk bercinta. Memadu kasih dalam cahaya kesucian dan kerelaan
Tuhan selama-lamanya."
Sambil terisak Aisha melantunkan ayat:
Yaa ayyatuhan nafsul muthmainnah
irji'ii ilaa Rabbiki raadhiyatan mardhiyyah Fadkhulii fii 'ibaadii wadkhulii jannatii (Hai jiwa yang tenang Kembalilah kamu kepada Tuhanmu
dengan hati puas lagi diridhai
Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hambaKu
Maka masuklah ke dalam surga-Ku.120 )
Saat itu Madame Nahed, terbangun dari tidurnya dan bertanya sambil
mengucek kedua matanya, "Kenapa kalian menangis?"
Kaca jendela mengembun. Musim dingin sedang menuju puncaknya. O,
apakah di surga sana ada musim dingin" Ataukah malah musim semi selamanya"
Ataukah musim-musim di sana tidak seperti musim yang ada di dunia"
TAMAT 120 QS. Al-Fajr: 27-30 289 Selesai, Rabu 8 Oktober 2003
Pukul 01: 03 dini hari. Bangetayu Wetan, Semarang
290 Kitab-kitab yang mendampingi penulisan novel ini:
1. As-Sunnah wal Bid'ah, (Sunah dan Bid'ah), karya Syaikh Prof. Dr. Yusuf
Al-Qaradhwi, Maktabah Wahbah, Cairo, Cet. I, 1999.
2. At Tadzkirah (Peringatan), karya Imam Syamsuddin Al-Qurthubi, Dar Ibnu
Khadun, Alexandria, Cet. I, 1997.
3. Fatawa Mu'ashirah (Fatwa-fatwa Kontemporer) Juz II & III, karya Syaikh Prof.
Dr. Yusuf Al-Qaradhawi, Darul Qalam, Cairo. Cet. I, 2001.
4. Kitab Ar-Ruuh (Kitab Ruh) karya Imam Ibnu Qayyim Al Jauziyyah, Darul Fajr,
Cairo, Cet I, 1999. 5. Limadza Yakhafunal Islam" (Kenapa Mereka Takut Kepada Islam"), karya
Prof. Dr.Abdul Wadud Syalabi, Darul I'tisham, Cairo, 1999.
6. Makanatul Mar'ah Fil Islam (Posisi Wanita dalam Islam), karya Prof. Dr.
Muhammad Biltaji, Darus Salam, Cairo, Cet.I, 2000.
15 37. Pendekar Bodoh kho ping hoo m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
7. Manahilul 'Irfan fi Ulumil Quran (Sumber Pengetahuan Ilmu-ilmu AlQur'an),
karya Syaikh Prof. Muhammad Abdul Adhim Az-Zarqani, Muassasah At Tarikh
Al Arabiy, Beirut-Lebanon, Cet. III, 1991.
8. Tuhfatul 'Arus aw Az Zawaj Al Islamiy As Sa'id, (Hadiah Untuk Pengantin
atau Perkawinan Islami Yang Bahagia), karya Syaikh Mahmud Mahdi
Al-Istanbuli, Al Maktabah Al Islamiyyah, Amman, 1410 H.
9. Tuhfatul 'Aris wal 'Arus (Hadiah untuk Pengantin Lelaki dan Pengantin
Perempuan), karya Syaikh Muhammad Ali Qutb, Darul Anshar, Cairo, tanpa
tahun. 291 (http://cerita-silat.mywapblog.com)
16 Makam Bunga Mawar 29 Pasangan Jadi Jadian Karya Lusiwulan Kisah Penutup 1

Cari Blog Ini