Kisah Para Nabiallah Bagian 4
penjara beberapa tahun lamanya. " (QS. Yusuf: 41-42)
Coba Anda perhatikan bagaimana Al-Qur'an menceritakan hal ini. Yusuf tidak menentukan
kapan hal tersebut akan terjadi pada kedua orang itu, baik mereka yang bernasib baik atau pun
mereka yang bernasib buruk. Ini adalah salah satu bentuk kasih sayang dan kelembutan beliau
kepada mereka. Namun mereka memahami tujuan beliau ketika memutuskan suatu perkara
kepada mereka dan mengatakan kepada yang lain bahwa ia akan bebas.
Al-Qur'an al-Karim tidak menceritakan bahwa takwil itu telah terwujud dan bahwa perkara itu
telah terlaksana sebagaimana telah ditakwilkan oleh Yusuf. Di sini terdapat celah yang dapat
digunakan oleh daya khayal bahwa semua ini telah terjadi. Kemudian orang yang selamat itu
keluar dari penjara dan menuju ke istana. Ia pun kembali menuangkan minuman kepada raja.
Seharusnya ia menceritakan pesan Yusuf yang telah memberitahukan kepadanya bahwa ia
akan selamat namun pesan Nabi Yusuf tersebut benar-benar dilupakannya atau benar-benar
hilang dari ingatannya. Ia lupa bagaimana Nabi Yusuf menakwilkan mimpinya dan bagaimana
Nabi Yusuf berdakwah di jalan Allah SWT. Kemewahan istana raja dan kesibukannya dalam
melayani raja atau tuannya membuatnya lupa untuk menyampaikan pesan Nabi Yusuf. Setan
pun turut serta dalam melupakannya. Akhirnya, Nabi Yusuf tetap tinggal di penjara untuk
beberapa tahun. Nabi Yusuf menghadapi ujian itu dengan penuh kesabaran dan keikhlasan
serta tidak berputus asa dan ridha akan keputusan Allah SWT.
Marilah kita berpindah dari penjara ke kamar raja. Si raja tertidur dan bermimpi. Ia melihat
dirinya berdiri di tepi Sungai Nil. Air sungai Nil turun di depan matanya. Air Sungai Nil
tenggelam dan habis sehingga sungai itu menjadi tumpukan tanah yang kosong dari air.
Kemudian ikan-ikan melompat-lompat sehingga tersembunyi dalam tanah sungai. Lalu
keluarlah dari sungai itu tujuh sapi yang gemuk dan keluar juga tujuh sapi yang kurus. Sapi-sapi
yang kurus itu malah menyerang sapi-sapi yang gemuk. Sapi-sapi yang kurus itu anehnya
berubah menjadi binatang-binatang buas yang melahap sapi-sapi yang gemuk. Dalam
mimpinya itu, raja berdiri dan menyaksikan pemandangan yang mengerikan dan menakutkan
itu. la menyaksikan teriakan-teriakan sapi-sapi yang gemuk itu saat dimakan oleh sapi-sapi
yang kurus. Kemudian timbullah di atas tepi Sungai Nil tujuh tangkai hijau dan tujuh tangkai hijau itu
tenggelam dalam tanah. Dan muncullah di tanah yang sama tujuh tangkai yang kering. Tiba-tiba
raja bangun dari tidurnya dalam keadaan takut. Raja menceritakan mimpinya kepada para
peramal, para dukun, dan para menterinya. Ia meminta kepada mereka untuk menafsirkannya.
Seorang peramal berkata: "Ini adalah hal yang cukup aneh, bagaimana sapi-sapi kurus dapat
2 15. Sarang Perjudian Gu Long m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
memakan sapi-sapi yang gemuk" Saya kira ini adalah kembang mimpi yang tidak ada artinya."
Kemudian para ahli mimpi dan para penakwil mimpi dan mereka yang ada di sekitar raja
bersepakat bahwa mimpi si raja tidak memiliki makna yang khusus, atau ia hanya sekadar
kembang tidur yang tidak ada artinya.
Berita tentang mimpi raja itu sampai di telinga orang yang memberi minum raja. Pikirannya
berguncang ketika mendengar mimpi raja itu. Ia mulai mengingat-ingat mimpi yang dilihatnya di
penjara. Ia mengingat, bagaimana Yusuf menakwilkan mimpinya. Ia segera menuju ke tempat
raja dan menceritakan kepadanya peristiwa yang dialaminya bersama Yusuf. Ia berkata kepada
raja: "Sesungguhnya hanya Yusuf satu-satunya yang mampu menafsirkan mimpimu.
Sebenarnya ia telah berpesan kepadaku agar aku menyebut keadaaannya di depanmu tetapi
terus terang, aku lupa menyampaikan pesannya." Kemudian raja mengutus orang itu ke penjara
untuk menemui Yusuf dan bertanya kepadanya perihal mimpinya. Allah SWT berfirman:
"Raja berkata (kepada orang-orang terkemuka dari kaumnya): 'Sesungguhnya aku bermimpi
melihat tujuh ekor sapi betina yang gemuk-gemuk dimakan oleh sapi betina yang kurus-kurus
dan tujuh bulir (gandum) yang hijau dan tujuh bulir lainya yang kering. Hai orang-orang yang
termuka, terangkanlah kepadaku tentang ta'bir mimpiku itu jika kamu dapat menakwilkan
mimpiku. Mereka menjawab: 'Itu adalah mimpi-mimpi yang kosong dan kami sekali-kali tidak
tahu takwil mimpi itu.' Dan berkatalah orang yang selamat di antara mereka berdua dan teringat
(kepada Yusuf) sesudah beberapa waktu lamanya: 'Aku akan memberitahukan kepadamu
tentang (orang yang pandai) menakwilkan mimpi itu, maka utuslah aku (kepadanya).' (Setelah
pelayan itu berjumpa dengan Yusuf dia berseru): 'Yusuf, hat orang yang amat dipercaya,
terangkanlah kepada kami tentang tujuh ekor sapi betina yang gemuk-gemuk yang dimakan
oleh tujuh ekor sapi yang kurus-kurus dan tujuh bulir (gandum) yang hijau dan (tujuh) lainnya
yang kering agar aku kembali kepada orang-orang itu agar mereka mengetahuinya.'" (QS.
Yusuf: 43-46) Kamar raja menjadi gelap, sementara itu layar penjara menjadi terang. Yusuf tampak berada
dalam penjaranya. Seorang pemberi minum raja datang padanya. Raja membutuhkan
pendapatnya dan Allah SWT akan memenangkan urusan-Nya tetapi kebanyakan manusia tidak
menyadari. Utusan raja itu menanyakan tentang tafsir mimpi si raja. Yusuf tidak mensyaratkan
kepadanya bahwa ia harus dikeluarkan dari penjara sebagai imbalan dari usahanya dalam
menafsirkan mimpinya. Yusuf tidak tidak mengatakan apa-apa selain ia berusaha untuk
menafsirkan mimpi raja. Demikianlah sikap seorang nabi ketika manusia datang padanya untuk
meminta pertolongan meskipun mereka berbuat lalim kepadanya. Yusuf berkata kepada
pemberi minum raja itu: "Yusuf berkata: 'Supaya kamu bertanam tujuh tahun (lamanya) sebagaimana biasa;, maka apa
yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan di bulirnya kecuali sedikit untuk kamu makan.
Kemudian sesudah itu akan datang tujuh tahun yang amat sulit, yang menghabiskan apa yang
kamu simpan untuk menghadapinya (tahun yang sulit), kecuali sedikit dari (bibit gandum) yang
akan kamu simpan. Kemudian setelah itu akan datang tahun yang manusia diberi hujan
(dengan cukup) dan di masa itu mereka memeras anggur." (QS. Yusuf: 47-49)
Yusuf menjelaskan kepada utusan raja bahwa negeri Mesir akan mengalami masa-masa yang
subur selama tujuh tahun di mana saat itu tanaman-tanaman akan tumbuh segar, dan
hendaklah orang-orang Mesir tidak melampaui batas dalam memanfaatkan musim subur ini
karena setelah itu akan disusul dengan tujuh tahun paceklik. Pada musim itu, apa saja yang
disimpan oleh penduduk Mesir akan habis. Oleh karena itu, cara yang terbaik untuk menyimpan
hasil tanaman mereka adalah, hendaklah mereka membiarkannya di tangkai-tangkainya agar ia
tidak rusak atau terkena hama atau dapat berubah karena cuaca.
Demikian takwil mimpi raja tersebut terkuak. Yusuf justru menambahkan pembicaraan tentang
keadaan suatu tahun yang belum pernah dimimpikan oleh raja. Yaitu tahun yang penuh dengan
3 15. Sarang Perjudian Gu Long m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
kebahagiaan. Tahun di mana manusia mendapatkan karunia dengan banyaknya tanamantanaman
yang tumbuh dan melimpahnya air serta tumbuhnya anggur-anggur yang mereka
tanam sehingga mereka memeras darinya khamer. Juga tumbuh pohon zaitun yang mereka
tanam yang mereka memeras darinya minyak zaitun. Tahun ini tidak terdapat dalam mimpi raja.
Ini adalah ilmu khusus yang diperoleh Nabi Yusuf. Yusuf menyampaikannya kepada pemberi
minum raja itu dan memesan kepadanya agar bagian ini pun juga dikemukakan kepada raja
dan masyarakat. Akhirnya, pemberi minum itu kembali ke raja dan menceritakan semua yang
didengarnya dari Yusuf. Raja menjadi terheran-heran dengan apa yang didengarnya. Ia
kemudian berkata: "Siapa gerangan orang yang dipenjara ini. Sungguh luar biasa. Ia
menceritakan hal-hal yang akan terjadi, bahkan lebih dari itu ia memberikan cara-cara untuk
mengatasi persoalan yang akan terjadi itu tanpa meminta upah atau balasan atau agar ia
dibebaskan dari penjara."
Kemudian raja mengeluarkan perintah agar Yusuf dibebaskan dari penjara dan dihadirkan
padanya. Lalu utusan raja pergi ke penjara. Utusan ini bukan utusan yang pertama, yaitu si
pemberi minum raja. Ia adalah seseorang yang memiliki jabatan penting. Kemungkinan besar ia
adalah salah seorang menteri. Ia pergi untuk menemui Yusuf di penjara. Ia meminta kepada
Yusuf agar keluar dari penjara guna menemui raja. Raja menginginkan agar ia segera
menjumpainya. Ternyata Yusuf menolak untuk keluar dari penjara kecuali semua tuduhan yang ditujukan
kepadanya dicabut. Tampak bahwa mereka menuduhnya terlibat dalam kasus pemotongan
tangan para wanita. Mungkin mereka berkata: "Yusuf ingin berbuat aniaya terhadap wanitawanita
itu, lalu kaum wanita ingin mempertahankan diri mereka dengan cara memotong tangan
mereka dengan pisau." Alhasil, boleh jadi mereka menggunakan berbagai macam kebohongan
yang sulit diterima, tetapi sebagaimana kita ketahui segala hal sah-sah saja dan boleh saja jika
dilakukan oleh orang-orang yang hidup di istana karena hukum yang dipakai di sana adalah
hukum yang mutlak. Yusuf tidak mau keluar dari penjara itu kecuali bila ditetapkan bahwa
beliau terlepas dari segala tuduhan:
"Raja berkata: 'Bawalah dia kepadaku.' Maka tatkala utusan itu datang kepada Yusuf,
berkalalah Yusuf: 'Kembalilah kepada tuanmu dan tanyakanlah kepadanya bagaimana halnya
wanita-wanita yang telah melukai tangannya. Sesungguhnya Tuhanku, Maha Mengetahui tipu
daya mereka.'" (QS. Yusuf: 50)
Utusan itu kembali kepada raja. Raja berteriak ketika melihatnya sendirian: "Di mana Yusuf?"
Utusan raja berkata: "Ia masih di penjara." Raja bangkit dari tempat duduknya lalu berkata:
"Bukankah aku memerintahkanmu untuk menghadirkannya?" Utusan raja berkata: "Ia menolak
untuk keluar dari penjara kecuali semua tuduhan yang dialamatkan kepadanya dicabut. Paduka
yang mulia bertanggung jawab dalam menyelesaikan kasusnya bersama wanita-wanita di
istana yang telah memotong tangan mereka." Raja berkata: "Kalau begitu, panggilah semua
istri-istri menteri dan hadirkanlah istri al-Aziz. Saya minta semua hadir."
Raja merasa bahwa Yusuf menghadapi suatu perosalan di mana ia tidak mengetahui secara
pasti titik terangnya. Barangkali raja mendengar berbagai macam gosip dan desas-desus yang
biasa terjadi di kalangan para menterinya dan kisah yang melibatkan istri ketua menterinya dan
Yusuf, tetapi raja itu tidak begitu peduli dengan apa yang didengarnya. Sebab cerita-cerita
semacam ini sudah menjadi hal yang biasa dan sering terjadi di dunia istana yang glamor.
Akhirnya, istri al-Aziz dan semua wanita yang pernah dijamunya hadir di depan raja. Raja
bertanya: "Bagaimana cerita Yusuf yang sebenarnya" Apa yang kalian ketahui tentangnya"
Apa benar ia terlibat dalam skandal seks"
Salah seorang perempuan memotong pembicaraan raja dan berkata: "Demi Allah, kami tidak
mengetahui bahwa ia melakukan suatu keburukan." Wanita yang lain berkata: "Yusuf adalah
seorang yang suci bagaikan seorang malaikat." Kemudian pandangan tertuju kepada istri alAziz
4 15. Sarang Perjudian Gu Long m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
yang tampak pucat. Ia menampakkan kerinduan untuk melihat wajah Yusuf. Ia mengaku
bahwa ia telah berbohong dan Yusuf adalah orang-orang yang benar. Ia benar-benar telah
menggoda Yusuf namun Yusuf menolak. Ia menegaskan bah-wa ia benar-benar mengatakan
yang sesungguhnya, bukan karena takut kepada raja dan juga wanita-wanita yang lain.
Pikirannya masih berputar sekitar Yusuf. Akhirnya, Yusuf dibebaskan dari berbagai tuduhan.
Allah SWT menceritakan proses pengadilan ini dan pengusutan ini dalam firman-Nya:
"Raja berkata: (kepada wanita-wanita itu): 'Bagaimana keadaanmu ketika kamu menggoda
Yusuf untuk menundukkan dirinya (kepada-mu) " Mereka berkata: Maha sempurna Allah, kami
tiada mengetahui sesuatu heburukan darinya. Berkata istri al-Aziz: 'Sekarang jelaslah
kebenaran itu, akulah yang menggodanya untuk menundukkan dirinya (kepadaku) dan
sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang benar.' Yusuf berkata: 'Yang demikian itu agar
dia (al-Aziz) mengetahui bahwa sesungguhnya aku tidak berkhianat kepadanya di belakangnya,
dan bahwasannya Allah tidak meridhai tipu daya orang-orang yang berkhianat. " (QS. Yusuf:
51-52) Al-Qur'an al-Karim menceritakan kepada kita proses pengakuan istri al-Aziz dengan
menggunakan lafal-lafal insipiratif yang mengisyaratkan adanya luapan emosi dan perasaan
yang dalam: "Akulah yang menggodanya untuk menundukkan dirinya (kepadaku) dan
sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang benar. " Itu adalah suatu penyaksian yang utuh
dari wanita tersebut tentang dosanya serta kesucian dan kejujuran Yusuf. Suatu kesaksian
yang tidak didorong oleh rasa takut atau rasa khawatir atau apa pun lainnya.
Konteks Al-Qur'an mengungkapkan faktor yang lebih dalam dari semua ini. Yaitu keinginan
wanita itu agar pria yang telah mencela kesombongan feminisnya tetap menghormatinya. Ia
tidak ingin pria itu terus merendahkannya sebagai wanita yang salah. Ia ingin meluruskan
pikiran lelaki tentang dirinya. "Yang demikian itu agar dia (al-Aziz) mengetahui bahwa
sesungguhnya aku tidak berkhianat kepadanya di belakangnya." Aku tidak seburuk yang
dibayangkannya. Barangkali ia mulai menangis ketika berkata:
"Dan aku tidak membebashan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu
menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya
Tuhanku Maha Pengampunan lagi Maha Penyayang. " (QS. Yusuf: 53)
Melalui perenungan ayat-ayat tersebut, kita dapat mengetahui bahwa istri al-Aziz mengikuti
agama Nabi Yusuf. Ia mengikuti agama tauhid. Penahanan Yusuf telah membuat perubahan
drastis dalam hidupnya. Ia beriman kepada Tuhannya dan memeluk agama Yusuf. Ia mencintai
Yusuf meskipun beliaujauh dan tidak bertemu dengannya.
"Dan raja berkata: 'Bawalah Yusuf kepadaku, agar aku memilih dia sebagai orang yang tepat
bagiku.' Maka tatkala raja telah bercakap-cakap dengan dia, dia berkata: 'Sesungguhnya kamu
(mulai) hari ini menjadi seorang yang berkedudukan tinggi lagi dipercaya pada sisi kami.'
Berkatalah Yusuf: 'Jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir); sesungguhnya aku adalah
orang yang pandai menjaga, lagi berpengetahuan.' Dan demikian Kami memberi kedudukan
kepada Yusuf di negeri Mesir; (dia berkuasa penuh) pergi menuju kemana saja yang ia
kehendaki di bund Mesir itu. Kami melimpahkan rahmat Kami kepada siapa saja yang Kami
kehendaki dan Kami tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik. Dan
sesungguhnya pahala di akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan bertakwa."
(QS. Yusuf: 54-57) Setelah itu, Al-Qur'an al-Karim tidak menyebutkan kisah istri al-Aziz secara penuh. Al-Qur'an
malah berpindah ke kisah yang lain sehingga kita tidak mengetahui urusannya ketika ia
mengakui kejahatannya lalu dibarengi dengan pernyataan keimanannya terhadap agama Nabi
Yusuf. Berkenaaan dengan wanita itu, terdapat banyak dongeng palsu dan bohong. Ada yang
5 15. Sarang Perjudian Gu Long m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
mengatakan bahwa suaminya mati lalu ia menikah dengan Yusuf. Kemudian diketahui bahwa ia
masih perawan. Ia mengaku bahwa suaminya adalah seorang tua yang tidak suka mendekati
wanita. Ada yang mengatakan bahwa matanya menjadi buta karena saking seringnya ia
menangis terhadap Yusuf, lalu ia keluar dari istana dan tersesat di jalan-jalan kota. Ketika Yusuf
menjadi pembesar di istana, wanita itu berteriak dengan penuh kesakitan dan penyesalan
sambil berkata: "Maha Suci Allah yang menjadikan seorang raja budak karena kemaksiatannya
dan menjadikan budak raja karena ketaatannya." Kemudian Yusuf bertanya: "Suara siapa itu"
Dikatakan padanya: "Itu adalah istri al-Aziz yang keadaanya telah berubah. Sebelumnya ia
menjadi mulia dan kini menjadi hina." Kemudian Yusuf memanggilnya dan bertanya kepadanya:
"Apakah masih tersisa dalam dirimu rasa cinta pada diriku?" Wanita itu menjawab: "Sungguh,
memandang wajahmu lebih aku cintai daripada dunia. Hai Yusuf, berikanlah padaku ujung
cemetimu." Lalu Yusuf memberikan kepadanya. Ia meletakkan di dadanya. Yusuf melihat
cemeti itu bergetar di tangannya dengan guncangan yang sangat keras karena detak
jantungnya yang kuat. Masih banyak kebohongan-kebohongan lain dan dongeng-dongeng lain
yang berkenaan dengannya. Kisah-kisah yang disampaikan itu semua laksana drama romantis
yang berakhir pada kehancuran cinta.
Al-Qur'an al-Karim tidak menyebutkan akhir dari kehidupan wanita itu. Al-Qur'an sengaja
menutup kisahnya setelah ia bersaksi dan beriman kepada Nabi Yusuf. Tentu di balik semua ini
terdapat tujuan agamis. Pada dasarnya, kisah itu adalah kisah Yusuf, bukan kisah wanita itu.
Jadi, yang ditonjolkan oleh Al-Qur'an adalah kisah Yusuf, bukan kisah istri al-Aziz. Di balik
semua ini juga terdapat tujuan seni yang tinggi. Wanita itu muncul dalam kisah itu dan ia
bersembunyi atau menghilang di saat yang tepat. Ia bersembunyi ketika berada di puncak
penderitaannya. Raja berkata: "Bawalah Yusuf kepadaku, agar aku memilih dia sebagai orang
yang tepat bagiku." Yusuf masuk menemui raja. Raja berbicara dengannya dengan bahasanya
dan Yusuf pun mampu menjawabnya. Raja berbicara dengan bahasa kedua dan Yusuf pun
menjawabnya dengan bahasa Arab. Raja bertanya: "Bahasa apa ini?" Ini adalah bahasa Ismail,
paman ayahku, kata Yusuf. Kemudian Yusuf berbicara dengan raja dengan bahasa Ibrani. Raja
bertanya: "Bahasa apa ini?" Yusuf berkata: "Ini adalah bahasa orang tuaku, Ibrahim, Ishak dan
Yakub." Raja itu memang mampu berbicara dengan lebih dari satu bahasa namun ia mendapati
Yusuf justru memiliki kemampuan berbahasa lebih tinggi darinya.
Raja kagum dengan wawasan luas yang dimiliki Nabi Yusuf dan kedalaman ilmunya yang
mengesankan. Kemudian pembicaraan menjalar pada masalah mimpi. Yusuf menasihati raja
agar memulai rencana yang tepat untuk mengumpulkan makanan dan menyimpannya dalam
rangka menghadapi tahun-tahun penceklik. Yusuf memberikan pengertian kepada raja bahwa
kelaparan akan melanda Mesir dan kota-kota di sekitarnya. Oleh karena itu, negeri Mesir harus
siap-siap untuk menghadapi suasana yang sangat sulit itu, demikian juga negeri-negeri di
sekitarnya. Dari sini kita memahami bahwa negeri Mesir memiliki kedudukan penting dalam
percaturan sejarah kuno. Raja bertanya tentang pelaksanaan rencana. Salah satu yang
dikatakannya sebagaimana disebutkan dalam tafsir al-Qurtubi: "Seandainya penduduk Mesir
dapat melaksanakan apa-apa yang berkenaan dengan masalah ini. Tetapi sulit ditemukan di
antara mereka orang-orang yang jujur."
Raja mengisyaratkan pada kelompok yang berkuasa dan kelompok-kelompok lain di sekitarnya
bahwa untuk mendapat kejujuran pada kelompok yang bergaya hidup mewah tersebut
merupakan hal yang sangat sulit. Setelah pengakuan raja kepada Yusuf tentang hakikat ini,
Yusuf berkata: "Kalau begitu, jadikanlah aku sebagai pengawas atas kekayaan bumi. Aku
adalah seorang pengawas yang sangat teliti dan berpengetahuan." Tentu dalam pernyataan
tersebut, Yusuf tidak menginginkan keuntungan pribadi. Sebaliknya, Yusuf memikul amanat
untuk memberikan makan bagi masyarakat yang lapar selama tujuh tahun. Yaitu, masyarakat
yang seandainya mereka lapar, maka penguasanya dapat mempermainkan mereka. Dalam
6 15. Sarang Perjudian Gu Long m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
masalah ini, sebenarnya terdapat pengorbanan Nabi Yusuf.
Konteks Al-Qur'an tidak menetapkan bahwa raja setuju. Seakan-akan Al-Qur'an al-Karim
mengatakan bahwa permintaan tersebut mengandung persetujuan sebagai bentuk
penambahan penghormatan kepada Yusuf dan menunjukkan kedudukannya di sisi raja. Jadi,
jawaban raja atas permintaan Yusuf tidak disebutkan. Akhirnya, kita memahami bahwa Yusuf
kemudian berada di tempat yang diusulkannya. Demikianlah Allah SWT memberi kedudukan
kepada Yusuf di negeri Mesir. Ia menjadi orang yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan
kekayaan Mesir dan perekonomiannya. Beliau menjadi ketua para menteri besar. Barangkali
sesuai dengan tradisi saat itu, beliau mendapat dua tugas sekaligus: tugas sebagai kepala
pemerintahan dan kepala urusan logistik.
Konteks Al-Qur'an tidak memberitahukan kepada kita tindakan-tindakan Nabi Yusuf di Mesir.
Kisah Para Nabiallah di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Kita hanya mengetahui bahwa beliau adalah seorang yang bijaksana dan sangat mengerti
berbagai persoalan. Kita mengetahui bahwa beliau adalah seorang yang terpercaya dan jujur.
Oleh karena itu, selama Nabi Yusuf duduk di kursi pemerintahan, maka perekonomian Mesir
tidak perlu dikhawatirkan. Kemudian roda zaman berputar. Tahun-tahun kejayaan dan
kesenangan berlalu dengan cepat, dan datanglah tahun-tahun kelaparan. Di sini konteks AlQur'an
tidak menyebutkan keadaan raja dan para menteri. Seakan-akan masalah hanya
terfokus pada Yusuf. Al-Qur'an tidak menyebutkan kepada kita bahwa kelaparan telah dimulai. Ia tidak
menggambarkan kepada kita proses permulaan musim kelaparan itu. Kitab suci itu justru
membentangkan suatu peristiwa yang dialami saudara-saudara Yusuf di mana mereka datang
dari Palestina untuk membeli makanan di Mesir. Yaitu makanan yang saat itu dibagi dengan
sistem yang menyerupai sistem distribusi. Penggunaan sistem tersebut menunjukkan bahwa
mereka berada dalam puncak peradabannya. Yusuf ingin membandingkan antara kebutuhan
orang-orang yang memerlukan dan persediaan makanan yang akan digunakan di masa yang
lama. Oleh karena itu, tidak setiap orang yang memiliki daya beli tinggi berkesempatan membeli
barang-barang yang ingin disimpannya sehingga orang-orang yang lain akan mati kelaparan.
Ada yang mengatakan bahwa beliau memberi pada setiap orang - pada satu masa - seberat
muatan onta. Sementara itu, saudara-saudara Yusuf datang dari gurun. Mereka datang guna
membeli makanan dari Mesir. Dalam peribahasa Mesir dikatakan: "Seandainya Mesir kenyang
dan dunia lapar, maka Mesir akan mengenyangkannya tetapi kalau Mesir lapar, maka dunia
tidak akan mengenyangkannya."
Kini saudara-saudara Yusuf yang telah menceburkannya ke dalam sumur telah datang. Anakanak
Nabi Yakub datang dan berbaris dalam rombongan orang-orang yang membutuhkan.
Yusuf duduk di atas singgsana Mesir sebagai seorang penguasa yang memerintah dan
melarang. Yusuf bergegas untuk menjamin kelangsungan kehidupan manusia. Beliau dikelilingi
oleh para menterinya, orang-orang penting, dan para tentara. Nabi Yusuf segera mengenali
saudara-saudaranya, sedangkan mereka tidak mengenalinya. Mereka telah terpisahkan cukup
lama dengan Yusuf di mana keadaaan sangat menyusahkan mereka sehingga mereka datang
dari Palestina untuk mencari makan di Mesir.
Terjadilah dialog antara Yusuf dan saudara-saudaranya tanpa mereka mengetahui identitas
Yusuf. Saudara-saudara Yusuf itu berjumlah sepuluh orang, namun mereka membawa sebelas
unta. Yusuf bertanya kepada mereka - melalui - salah seorang penerjemah - agar beliau tidak
berbicara dengan mereka dengan bahasa mereka, yaitu bahasa Ibrani: "Undang-undang kita
memutuskan untuk memberikan makanan pada setiap orang sesuai dengan kemampuan unta
mengangkut makanan itu. Berapa jumlah kalian?" Mereka menjawab: "Sebelas orang." Yusuf
berkata kepada salah seorang penerjemah: "Katakan kepada mereka, bahasa kalian berbeda
dengan bahasa kami dan pakaian kalian pun berbeda dengan pakaian kami. Barangkali kalian
adalah mata-mata." Mereka menjawab: "Demi Allah, kami bukan mata-mata tetapi kami adalah
7 15. Sarang Perjudian Gu Long m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
keturunan dari seorang ayah yang baik." Yusuf bertanya: "Kalian mengatakan bahwa jumlah
kalian sebelas padahal, kalian berjumlah sepuluh."
Mereka menjawab: "Sebenarnya kami adalah dua belas saudara, seorang saudara kami
meninggal di daratan dan kami mempunyai saudara yang lain yang sangat dicintai oleh orang
tua kami dan ia tidak mampu untuk bersabar ketika berpisah dengannya. Oleh karena itu, kami
datang dengan membawa untanya sebagai ganti darinya." Yusuf berkata: "Bagaimana aku bisa
memastikan kejujuran kalian?" Mereka menjawab: "Pilihlah sesuatu yang engkau dapat menjadi
tenang dengannya." Yusuf berkata: "Undang-undang kami menentapkan untuk tidak
memberikan makanan kepada seseorang yang tidak ada. Karena itu, datangkanlah saudara
kalian agar aku dapat memberinya makanan. Tidakkah kalian mengetahui bahwa aku
menegakkan timbangan dengan jujur?"
Demikianlah dialog terus berlangsung antara saudara-saudara Yusuf dan Yusuf. Yusuf
memberitahukan kepada mereka bahwa kali ini mereka mendapatkan pengecualian
(keringanan) dan keistimewaan. Tetapi, jika pada masa yang akan datang mereka datang tanpa
membawa saudara mereka, maka Yusuf tidak akan memberikan makanan kepada mereka.
Mereka berkata padanya, bahwa kami akan berusaha memuaskan ayah kami atau meyakinkan
ayah kami untuk meninggalkan saudara kami itu bersama kami. Berkenaan dengan peristiwa
tersebut, Allah SWT berfirman:
"Dan saudara-saudara Yusuf datang (ke Mesir) lalu mereka masuk ke (tempatnya). Maka Yusuf
mengenal mereka, sedang mereka tidak kenal (lagi) kepadanya. Dan tatkala Yusuf menyiapkan
untuk mereka bahan makanannya, ia berkata: 'Bawalah kepadaku saudaramu yang seayah
dengan kamu (Bunyamin), tidakkah kamu melihat bahwa aku menyempurnakan sukatan dan
aku adalah sebaik-baik penerima tamu. Jika kamu tidak membawanya kepadaku, maka kamu
tidak akan mendapatkan sukatan lagi dariku dan jangan kamu mendekatiku.' Mereka berkata:
'Kami akan membujuk ayahnya untuk membawanya (ke mari) dan sesungguhnya kami benarbenar
akan melaksanakannya.' Mereka berkata kepada bujangan-bujangannya: 'Masukkanlah
barang-barang (penukar kepunyaan-kepunyaan mereka) ke dalam karung-karung mereka,
supaya mereka mengetahuinya apabila mereka telah kembali kepada keluarganya, mudahmudahan
mereka kembali lagi.'" (QS. Yusuf: 58-62)
Kemudian berpindahlah peristiwa di Mesir ke peristiwa yang terjadi di Kan'an. Saudara-saudara
Yusuf kembali pulang dan meneui ayah mereka. Sebelum mereka menurunkan muatan yang
dibawa oleh unta, mereka masuk menemui ayah mereka: "Sungguh kami tidak mendapatkan
sukatan gandum. Ini terjadi karena engkau melindungi dan mempertahankan anakmu." Mereka
mengatakan: "Kami tidak akan memberikan makanan bagi orang tak hadir. Mengapa engkau
tidak merasa aman ketika kami membawanya" Biarkanlah ia pergi bersama kami dan
sesungguhnya kami akan menjaganya." Jelas sekali bahwa dialog tersebut bertujuan untuk
memojokkan si ayah dan membebankan tanggung jawab kepadanya dalam hal
ketidakmampuan mereka memperoleh makanan. Namun, si ayah menjawab dengan
menggunakan sopan santun para nabi. Ia berkata bahwa ia tidak merasa aman terhadap
mereka atas anaknya yang kecil sebagaimana kekhawatirannya terhadap Yusuf sebelumnya,
dan ia tidak peduli atau tidak begitu yakin dengan ucapan mereka: "Sungguh kami sebaik-baik
penjaga. Karena, Allah SWT-lah sebaik-baik penjaga dan Maha Pengasih di antara yang
mengasihi." Anak-anak itu membuka wadah-wadah yang mereka bawa untuk mengeluarkan biji-bijian
makanan yang ada di dalamnya. Tiba-tiba mereka mendapatkan barang-barang mereka telah
dikembalikan bersama makanan. Pengembalian harga menunjukkan ketidakinginan untuk
menjual atau itu semacam peringatan, dan barangkali itu merupakan hal yang mengganggu
mereka agar mereka kembali membenarkan harga pada kali yang kedua. Melihat kenyataan
tersebut, anak-anak itu segera menuju ke ayah mereka sambil mengatakan: "Wahai ayah kami,
8 15. Sarang Perjudian Gu Long m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
kami tidak berbuat aniaya dan kami tidak berbohong kepadamu. Sungguh harga yang telah
kami beli dikembalikan kepada kami. Ini berarti bahwa mereka tidak akan menjual kepada kami
kecuali jika saudara kami pergi bersama kami."
Demikianlah dialog antara mereka dan ayah mereka terus berlanjut. Mereka memberikan
pengertian kepada ayahnya bahwa kecintaannya kepada seorang anaknya dan hubungan
dekat dengannya justru mengorbankan kepentingan mereka dan menjatuhkan perekonomian
mereka. Mereka ingin untuk menambah perbekalan mereka dan mereka berjanji akan menjaga
saudara mereka dengan penjagaan yang sangat hebat. Dialog tersebut berakhir dengan
persetujuan si ayah terhadap keinginan mereka dengan syarat, bahwa mereka berjanji untuk
membawa pulang anaknya kecuali jika mereka dikepung oleh musuh dan mereka tidak mampu
menyelamatkannya. Si ayah menasihati mereka untuk tidak masuk - karena mereka berjumlah
sebelas orang - dari satu pintu dari pintu-pintu Mesir sehingga tak seorang pun yang menaruh
kecurigaan. Barangkali si ayah mengkhawatirkan terjadinya pencurian atau kedengkian, namun
konteks ayat tersebut tidak menceritakan kepada kita apa yang dikhawatirkan oleh si ayah.
Akhirnya, Nabi Yakub bertawakal kepada Allah SWT dan menyerahkan urusan anaknya pada
mereka. Berkaitan dengan hal tersebut, Allah SWT berfirman:
"Maka tatkala mereka telah kembali kepada ayah mereka (Yakub), mereka berkata: 'Wahai
ayah kami, kami tidak akan mendapat sukatan (gandum) lagi, (jika tidak membawa saudara
kami), sebab itu biarkanlah saudara kami pergi bersama-sama kami supaya kami mendapat
sukatan, dan sesungguhnya kami benar-benar akan menjaganya.' Berkatalah Yakub:
'Bagaimana aku akan mempercayakannya (Bunyamin) kepadamu, kecuali seperti aku telah
mempercayakan saudaranya (Yusuf) kepada kamu dahulu".' Maka Allah adalah sebaik-baik
penjaga dan Dia adalah Maha Penyayang di antara para penyayang.' Tatkala mereka
membuka barang-barangnya, mereka menemukan kembali barang-barang (penukaran)
mereka, dikembalikan kepada mereka. Mereka berkata: Wahai ayah kami apa lagi yang kita
inginkan. Ini barang-barang kita dikembalihan kepada kita, dan kami akan dapat memberi
makan keluarga kami, dan kami akan dapat memelihara saudara kami, dan kami akan
mendapat tambahan sukatan (gandum) seberat beban seekor unta. Itu adalah sukatan yang
mudah (bagi raja Mesir). Yakub berkata: 'Aku sekali-kali tidak akan melepaskannya (pergi)
bersama-sama kamu, sebelum kamu memberikan kepadaku janji yang teguh atas nama Allah,
bahwa kamu pasti akan akan membawanya kembali kepadaku, kecuali jika kamu dikepung
musuh.' Tatkala mereka memberikan janji mereka, maka Yakub berkata: 'Allah adalah saksi
terhadap apa yang kita ucapkan (ini).' Dan Yakub berkata: 'Hai anak-anakku, janganlah kamu
(bersama-sama) masuk dari satu pintu gerbang, dan masuklah dari pintu-pintu gerbang yang
berlain-lain; namun demikian aku tiada dapat melepaskan kamu barang sedikit pun dari (takdir)
Allah. Keputusan menetapkan (sesuatu) hanyalah hak Allah; kepada-Nya-lah aku bertawakal
dan hendaklah kepada-Nya saja orang-orang yang bertawakal berserah diri.' Dan tatkala
mereka masuk menurut yang diperintahhan ayah mereka, maka (cara yang mereka lakukan itu)
tiadalah melepaskan mereka sedikit pun dari takdir Allah, akan tetapi itu hanya suatu keinginan
pada diri Yakub yang telah ditetapkannya. Dan sesungguhnya dia mempunyai pengetahuan,
karena Kami telah mengajarkan kepadanya. Akan tetapi kebanyakan manusia tiada
mengetahui." (QS. Yusuf: 63-68)
Kali ini saudara-saudara Yusuf yang sebelas orang itu kembali lagi:
"Dan tatkala mereka masuk he (tempat) Yusuf membawa saudaranya (Bunyamin) ke
tempatnya, Yusuf berkata: 'Sesungguhnya aku (ini) adalah saudaramu, maka janganlah kamu
berduka cita terhadap apa yang telah mereka kerjakan.'" (QS. Yusuf: 69)
Konteks Al-Qur'an mengarah ke keadaaan Yusuf di mana beliau melindungi saudaranya dan
menunjukkan padanya rahasia kekerabatannya. Tentu hal ini tidak terjadi saat saudara-saudara
Yusuf masuk menemuinya karena jika demikian niscaya mereka akan mengetahui hubungan
9 15. Sarang Perjudian Gu Long m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
kekerabatan Yusuf. Hal ini terjadi dalam ketersembunyian sehingga saudara-saudaranya tidak
mengetahui. Tapi konteks ayat tersebut yang sangat mengagumkan, sengaja berpindah pada
keadaan pertama yang dialami Yusuf di mana beliau tampak khawatir saat mereka masuk
menemuinya dan saat beliau melihat saudaranya. Demikianlah, Al-Qur'an menjadikannya
sebagai tugas pertama karena ia merupakan sesuatu yang pertama kali terlintas dalam hati
Yusuf. Ini termasuk ungkapan yang dalam yang terdapat pada Kitab yang agung ini. Ayat
tersebut juga tidak menyinggung masa perjamuan dan apa yang terjadi saat itu antara Yusuf
dan saudara-saudaranya. Ia justru mengungkapkan peristiwa saat mereka meninggalkan
tempat itu. Yusuf merencanakan sesuatu terhadap saudara-saudaranya. Yusuf ingin agar
saudaranya yang kecil tetap bersamanya. Yusuf mengetahui bahwa usahanya untuk menahan
saudaranya akan menimbulkan kesedihan buat ayahnya, dan barangkali kesedihan-kesedihan
baru akan menumpuki kesedihan-kesedihan si ayah. Mungkin saja peristiwa ini akan
mengingatkannya tentang hilangnya Yusuf.
Yusuf mengetahui semua itu. Beliau memandangi saudaranya. Dan tidak ada alasan kuat untuk
menahannya. Karena itu, mengapa ia harus menahan saudaranya dengan cara demikian" AlQur'an
menyinggung rahasia tersebut, yaitu bahwa Yusuf bergerak di bawah bimbingan wahyu
Ilahi. Allah SWT menginginkan agar Yakub menerima ujian dan menjalani puncak dari
penderitaan, sehingga ketika beliau mampu melalui berbagai penderitaan dan bersabar
atasnya, maka Allah SWT akan mengembalikan padanya kedua putranya, dan akan
mengembalikan juga matanya yang buta.
Rencana Yusuf sudah matang. Yusuf memerintahkan para pengawalnya untuk meletakkan
gelas raja yang terbuat dari emas di tempat penyimpanan yang dibawa saudaranya secara
rahasia. Gelas itu digunakan sebagai alat untuk menimbang gandum di mana gelas tersebut
tentu sangat mahal karena ia terbuat dari emas murni. Akhirnya, gelas tersebut disembunyikan
dalam barang bawaan saudaranya. Saudara-saudara Yusuf bersiap-siap untuk pergi dan
bersama mereka saudara mereka yang kecil. Kemudian pintu kota pun ditutup dan tiba-tiba
berteriaklah seseorang: "Hai kafilah, kalian adalah pencuri."
Teriakan tentara tersebut menghentikan langkah semua kafilah. Kini, mereka semua menjadi
tertuduh. Orang-orang berdatangan dan bersama mereka saudara-saudara Yusuf. "Barang apa
yang hilang dari kamu?" tanya saudara-saudara Yusuf. Para tentara itu menjawab: "Kami
kehilangan gelas milik raja yang terbuat dari emas. Barangsiapa yang mampu
mendatangkannya dan menemukannya, makakami akan memberikan balasan. Kami akan
memberikannya makanan yang dimuat oleh unta."
Saudara-saudara bukanlah orang-orang yang mencuri. Para petugas keamanan Yusuf berkata
(sebelumnya mereka telah mendapatkan pengarahan dari Yusuf): "Hukuman apa yang kalian
inginkan bagi seorang pencuri?" Saudara-saudara Yusuf berkata: "Dalam peraturan kami,
bahwa orang yang mencuri akan menjadi budak bagi orang yang kehilangan barangnya."
Petugas keamanan itu berkata: "Kami akan menerapkan peraturan kalian. Kami tidak
menggunakan undang-undang Mesir yang menegaskan untuk memenjarakan orang yang
mencuri." Tawaran ini tentu sebagai tipu daya dan rencana jitu dari Allah SWT di mana Yusuf
diberi ilham untuk membicarakan hal itu pada petugas keamanannya. Seandainya kalau bukan
karena rencana Ilahi ini, niscaya Yusuf tidak akan dapat mengambil saudaranya. Agama raja
atau peraturannya tidak memutuskan untuk menjadikan budak orang yang mencuri.
Salah seorang kepala keamanan berkata: "Mulailah kalian memeriksa." Yusuf memperhatikan
semua ini dari singgasananya. Ia telah menyerahkan perintahnya kepada petugas keamanan
untuk pertama-tama memeriksa saudara-saudaranya dan hendaklah mereka tidak
mengeluarkan gelas raja kecuali pada pemeriksaaan yang terakhir. Kemudian selesailah
pemeriksaan saudara yang pertama, saudara yang kedua sampai saudara yang kesepuluh.
10 15. Sarang Perjudian Gu Long m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Dan mereka tidak menemukan barang yang dimaksud. Saudara-saudara Yusuf merasa aman
bahwa mereka terlepas dari tuduhan mencuri. Mereka mulai menarik nafas lega dan mereka
berkata bahwa semua di antara kami telah diperiksa kecuali saudara kami yang kecil. Yusuf
berkata - kali ini beliau turut campur - : "Ia tidak perlu diperiksa." Tampaknya ia bukan seorang
pencuri. Saudara-saudara Yusuf berkata: "Kami tidak akan meninggalkan tempat ini kecuali setelah
barang bawaannya diperiksa. Ini harus dilakukan agar hati kami menjadi tenang begitu juga hati
kalian. Sungguh kami adalah anak-anak dari seorang tua yang baik dan kami bukanlah
pencuri." Akhirnya, petugas keamanan pun memeriksa barang bawaan saudaranya, dan tibatiba
mereka mengeluarkan gelas raja dari dalamnya. Dan sesuai peraturan yang ditetapkan
oleh mereka, saudara Yusuf menjadi budak baginya. Saudara-saudara Yusuf yang merasa
tenang dan selamat dari tuduhan, kini mereka mulai mencela saudara kandung Yusuf. Mereka
berkata: "Jika ia mencuri, maka saudaranya yang dulu pun juga mencuri." Yusuf mendengarkan
tuduhan mereka padanya dan beliau menampakkan kesedihan yang dalam. Yusuf
menyembunyikan kesedihannya dalam dirinya dan tidak menampakkan perasaannya.
Yusuf berkata dalam dirinya: "Sesungguhnya sifat-sifat kalian lebih buruk, dan Allah SWT
mengetahui apa yang kalian nyatakan itu." Beliau ingin mengatakan: "Dengan tuduhan ini,
kalian justru menambah keburukan kalian di sisi Allah SWT daripada si tertuduh karena kalian
menuduh seseorang yang sebenarnya terlepas dari tuduhan dan Allah SWT mengetahui
hakikat yang kalian katakan." Kemudian terjadilah keheningan setelah komentar saudarasaudara
yang terakhir. Kemudian hilanglah perasaan selamat dan mereka mulai mengingat
Yakub. Bukankah mereka telah menjalin suatu perjanjian besar dengannya agar mereka tidak
berlaku aniaya terhadap anaknya" Mereka mulai merengek-rengek dan mencoba mendapat
belas kasih dari Yusuf: "Wahai seorang yang mulia, wahai raja, sungguh ia mempunyai ayah
yang sudah tua, maka ambilah salah seorang dari kami sebagai gantinya. Sungguh kami
melihatmu sebagai seorang yang baik."
Yusuf berkata dengan penuh ketenangan: "Bagaimana kalian ingin agar kami melepaskan
seseorang yang kami temukan gelas raja di tempatnya, lalu kalian meminta seseorang yang
lain sebagai gantinya" Ini adalah tindakan yang lalim dan kami tidak akan berbuat lalim."
Saudara-saudara Yusuf berusaha untuk terus meminta belas kasihnya tetapi petugas
keamanan dan para tentara meyakinkan mereka bahwa pemimpin Mesir, Yusuf yang jujur, telah
berbicara dan mengeluarkan perintah. Karena itu, hendaklah mereka pergi dan meninggalkan
saudara mereka sebagai budak di sisinya.
Kemudian saudara-saudara Yusuf mulai bergerak. Mereka tidak mengetahui apa yang harus
mereka lakukan saat menghadapi musibah yang baru ini, dan bagaimana mereka akan
menghadapi ayah mereka dan menceritakan padanya apa yang terjadi. Salah seorang saudara
yang paling tua duduk di atas tanah dan berkata: "Aku tidak akan bergerak dari tempatku.
Kalian telah berbuat aniaya terhadap Yusuf sebelumnya, dan sekarang kalian berbuat aniaya
terhadap saudaranya. Pulanglah kalian pada ayah kalian tanpa aku dan ceritakan padanya apa
yang terjadi. Allah SWT berfirman: "Maka tatkala telah disiapkan untuk mereka bahan makanan mereka, Yusuf memasukan piala
(tempat minum) ke dalam karung saudaranya. Kemudian berteriaklah seseorang yang
menyerukan: 'Hai kafilah, sesungguhnya kamu adalah orang-orang yang mencuri.' Mereka
menjawab, sambil menghadap kepada penyeru-penyeru itu: 'Barang apakah yang hilang dari
kamu"' Penyeru-penyeru itu berkata: 'Kami kehilangan piala raja, dan siapa yang dapat
mengembalikannya akan memperoleh bahan makanan (seberat) beban unta, dan aku
menjamin terhadapnya.' Saudara-saudara Yusuf menjawab: 'Demi Allah, sesungguhnya kamu
mengetahui bahwa kami datang bukan untuk membuat kerusakan di negeri (ini) dan kami
11 15. Sarang Perjudian Gu Long m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
bukanlah para pencuri.' Mereka berkata: 'Tetapi apa balasannya jika kamu betul-betul
pendusta"' Mereka menjawab: 'Balasannya, ialah pada siapa diketemukan (barang yang hilang)
dalam karungnya, maka dia sendirilah balasannya (tebusannya). Demikianlah kami memberi
pembalasan kepada orang-orang yang lalim.' Maka mulailah Yusuf (memeriksa) karung-karung
mereka sebelum (memeriksa) karung saudaranya sendiri, kemudian dia mengeluarkan piala
raja itu dari karung saudaranya. Demikianlah Kami atur untuk (mencapai maksud) Yusuf.
Tiadalah patut Yusuf menghukum saudaranya menurut undang-undang raja, hecuali Allah
Kisah Para Nabiallah di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
menghendakinya. Kami tinggikan derajat orang yang Kami kehendaki: Dan di atas tiap-tiap
orang yang berpengatahuan itu ada lagi Yang Maha Mengetahui. Mereka berkata: 'Jika ia
mencuri, maka sesungguhnya telah pernah mencuri pula saudaranya sebelum itu.' Maka Yusuf
menyembunyikan kejengkelan itu pada dirinya dan tidak menampakkannya kepada mereka. Dia
berkata (dalam hatinya): 'Kamu lebih buruk dari kedudukanmu (sifat-sifatmu) dan Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu terangkan itu. Mereka berhata: 'Wahai al-Aziz, sesungguhnya ia
mempunyai ayah yang sudah lanjut usianya, lantaran itu ambillah salah seorang di antara kami
sebagai gantinya, sesungguhnya kami melihat hamu termasuk orang-orang yang berbuat baik.'
Berkata Yusuf: 'Aku mohon perlindungan kepada Allah dari menahan seseorang, kecuali orang
yang kami ketemukan harta benda kami padanya, jika kami berbuat demikian, maka benarbenarlah
kami orang-orang yang lalim.' Maka tatkala mereka berputus asa daripada (putusan)
Yusuf mereka menyendiri sambil berunding dengan berbisik-bisik. Berkatalah yang tertua di
antara mereka: 'Tidakkah kamu ketahui bahwa sesungguhnya ayahmu telah mengambil janji
dari kamu dengan nama Allah dan sebelum itu kamu telah menyia-nyiakan Yusuf. Sebab itu,
aku tidak akan meninggalkan negeri Mesir, sampai ayahku mengizinkan kepadaku (untuk
kembali) atau Allah memberi keputusan terhadapku. Dan Dia adalah hakim yang sebaikbaiknya.'"
(QS. Yusuf: 70-80) Saudara-saudara Yusuf menetapkan akan kembali tanpa saudara kandung mereka yang paling
besar dan tanpa saudara kandung mereka yang paling kecil. Mereka masuk menemui ayahnya
dan berkata: "Wahai ayahku, anakmu benar-benar mencuri." Dengan penuh keheranan
ayahnya bertanya, seakan-akan ia mendustakan apa yang didengarnya: "Apa yang kalian
katakan?" Mereka menceritakan apa yang telah terjadi. Mereka memberitahukan kepadanya
bahwa mereka mengatakan apa yang benar-benar mereka saksikan dengan mata kepala
mereka sendiri. Kalau ayah mereka ragu, hendaklah ia bertanya kepada orang-orang yang
bersama mereka di Mesir, dan hendaklah ia bertanya kepada kafilah yang datang bersama
mereka. Kali ini mereka benar. Terdapat banyak saksi yang mendukung mereka.
Nabi Yakub berusaha mendengar apa yang mereka katakan dan dengan kesedihan yang
diliputi dengan kesabaran dan mata yang menangis beliau berkata: "Hanya dirimu sendiri yang
memandang baik perbuatan yang buruk itu. Maka kesabaran yang baik itulah kesabaranku.
Mudah-mudahan Allah SWT mendatangkan mereka semuanya kepadaku. Sesungguhnya Dia
Maria Mengetahui dan Maha Bijaksana." Yakub tidak percaya kepada mereka karena mereka
sebelumnya telah berbuat kelaliman. Akhirnya, Yakub mulai merasakan kesepian. Ia hidup
tanpa ditemani putranya yang lebih dicintainya daripada saudara-saudaranya yang lain. Yakub
adalah seorang yang sudah tua dan di masa tuanya Allah SWT mengujinya dengan kesepian
dan kesendirian tetapi Yakub telah mewasiatkan kesabaran dalam dirinya dan bertawakal
kepada Allah SWT. Yakub telah berusaha menerapkan kesabaran yang indah tanpa
mengadukan apa yang dialaminya kepada seseorang pun selain Allah SWT. Beliau hanya
mengharap kebaikan kepada Allah SWT dan berharap kepada-Nya untuk mendatangkan
semua anak-anaknya. Sesungguhnya Allah SWT mengetahui keadaaannya dan Dia Maha
Bijaksana, Maha Penyayang, dan Maha Pengasih terhadap hamba-Nya.
Nabi Yakub pergi dan kembali ke kamarnya. Mendengar peristiwa tersebut, beliau kembali
terkenang dengan peristiwa lamanya berkenaan dengan anaknya Yusuf. Ia mulai merenung
12 15. Sarang Perjudian Gu Long m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
sambil berkata: "Aduhai duka citaku terhadap Yusuf." Keluarlah dalam hatinya suatu
kegoncangan cinta yang dalam lalu kedua matanya dipenuhi dengan air mata yang banyak
yang semakin menambah kesedihannya. Allah SWT memberitahukan kepada kita tentang
dialog yang terjadi antara saudara-saudara Yusuf dan ayah mereka dalam firman-Nya:
"Kembalilah kepada ayahmu dan katakanlah: 'Wahai ayah kami! Sesungguhnya anakmu telah
mencuri; dan kami hanya menyaksikan apa yang kami ketahui dan sekali-kali kami tidak dapat
menjaga (mengetahui) barang yang gaib. Dan tanyalah (penduduk) negeri yang kami berada di
situ, dan kafilah yang kami datang bersamanya, dan sesungguhnya kami adalah orang-orang
yang benar. Yakub berkata: 'Hanya dirimu sendirilah yang memandang baik perbuatan (yang
buruk) itu. Maka kesabaran yang baik itulah (kesabaranku). Mudah-mudahan Allah
mendatangkan mereka semuanya kepadaku; sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Mengetahui.
'Dan Yakub berpaling dari mereka (anak-anaknya) seraya berkata: 'Aduhai duka citaku
terhadap Yusuf,' dan kedua matanya menjadi putih karena kesedihan dan dia adalah seorang
yang menahan amarahnya (terhadap anak-anaknya). " (QS. Yusuf: 81-84)
Tangisan yang cukup lama itu menjadikan beliau kehilangan matanya atau menyerupai sesuatu
yang menampakkan kehilangan matanya. Adakah orang yang mengatakan: "Apakah mungkin
seorang nabi menangis seperti ini" Tidakkah menangis justru menam-pakkan keputusasaan?"
Untuk menjawab kegelisahan orang yang bertanya demikian, kami katakan: "para nabi adalah
manusia yang memiliki perasaan yang paling besar dan paling sensitif terhadap penderitaan.
Tangisan itu sendiri merupakan bentuk dan tingkatan dari cinta. Juga merupakan bentuk
pengaduan kepada Allah SWT. Yakub menangis karena beliau adalah seseorang yang memiliki
jiwa yang besar. Beliau tidak menangis di hadapan seseorang pun. Tangisan beliau sekadar
pengaduan kepada Allah SWT yang tiada seorang pun yang mengetahuinya kecuali Allah SWT.
Tangisan tersebut tidak dipahami oleh anak-anaknya di mana mereka menyerang sisi
kemanusiaannya yang dalam dengan menasihatinya agar berhenti menangis dan kalau tidak,
kata mereka, ia akan menghancurkan dirinya sendiri."
"Mereka berkata: ,Demi Allah, senantiasa kamu mengingati Yusuf, sehingga kamu
mengidapkan penyakit yang berat atau termasuk orang-orang yang binasa.'" Yakub menjawab:
"Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku, dan aku
mengetahui dari Allah apa yang kamu tiada mengetahuinya." (QS. Yusuf: 85-86)
Nabi Yakub menjawab perkataan anak-anaknya itu dan beliau berusaha menunjukkan alasan
dan hakikat dari tangisannya. Beliau mengadukan persoalan-persoalannya kepada Allah SWT
karena Dia Maha Mengetahui terhadap banyak hal yang tidak mereka ketahui. Beliau meminta
kepada mereka agar membiarkannya menangis dan menganjurkan mereka untuk melakukan
hal lebih bermanfaat bagi mereka.
"Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan
jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada yang berputus asa dari
rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir. " (QS. Yusuf: 87)
Di tengah-tengah kesedihannya yang dalam, beliau menyingkapkan harapannya akan rahmat
Allah SWT. Beliau mengetahui melalui ilham yang didapatnya bahwa Yusuf tidak mati. Oleh
karena itu, hendaklah saudara-saudara Yusuf pergi mencarinya, dan hen-daklah dalam
mencarinya mereka benar-benar berharap kepada Allah SWT. Kafilah bergerak dan menuju ke
Mesir. Saudara-saudara Yusuf berjalan menuju ke al-Aziz. Keadaan perekonomian mereka
sedang merosot tajam dan begitu juga suasana kejiwaaan mereka, kefakiran mereka,
kesedihan ayah mereka, dan penderitaan yang mengiringi mereka sangat meruntuhkan
kekuatan mereka. Kini mereka menemui Yusuf dan mereka membawa harta benda yang sangat
sederhana dan hina. Mereka datang dengan membawa sesuatu yang memiliki harga sangat
minim atau sedikit. Allah SWT berfirman:
"Maka ketika mereka masuk (ke tempat) Yusuf, mereka berkata: 'Hai al-Aziz, kami dan keluarga
13 15. Sarang Perjudian Gu Long m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
kami telah ditimpa kesengsaraan dan kami datang membawa barang-barang yang tak
berharga, maka sempurnakanlah sukatan untuk kami, dan bersedekahlah kepada kami,
sesungguhnya Allah memberi balasan kepada arang-orang yang bersedekah." (QS. Yusuf: 88)
Akhirnya, mereka terpaksa meminta-minta. Mereka meminta kepada Yusuf agar sudi kiranya
bersedekah untuk mereka dan menunjukkan belas kasihnya kepada mereka dengan
mengingatkan bahwa Allah SWT akan membalas orang-orang yang bersedekah. Di tengahtengah
kehinaan mereka dan kemerosotan mereka, Yusuf berbicara dengan bahasa mereka
tanpa perantara seorang penerjemah:
"Yusuf berkata: 'Apakah kamu mengetahui (kejelekan) apa yang telah kamu lakukan terhadap
Yusuf dan saudaranya ketika kamu tidak mengetahui (akibat) perbuatanmu itu"' Mereka
berkata: 'Apakah kamu ini benar-benar Yusuf"' Yusuf menjawab: 'Akulah Yusuf dan ini
saudaraku, sesungguhnya Allah telah melimpahkan karunia-Nya kepada kami.' Sesungguhnya
barangsiapa yang bertakwa dan bersabar, maka sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan
pahala orang-orang yang berbuat baik.' Mereka berkata: 'Demi Allah, sesungguhnya Allah telah
melebihkan kamu atas kami, dan sesungguhnya kami adalah orang-orang yang bersalah
(berdosa).'" (QS. Yusuf: 89-91)
Dialog tersebut menyentuh ungkapan-ungkapan yang sangat dalam yang ada pada jiwa
mereka. Penguasa Mesir mengagetkan mereka dengan bertanya seputar apa yang telah
mereka lakukan terhadap Yusuf. Nabi Yusuf berbicara dengan bahasa mereka sehingga
mereka mengetahui bahwa ia benar-benar Yusuf. Kemudian dialog itu semakin berkembang
sehingga terungkaplah kesalahan mereka di hadapannya. Mereka telah membuat tipu daya
pada Yusuf tetapi Allah SWT memenangkan urusan-Nya. Setelah berlalu tahun demi tahun,
maka tersingkaplah tipu daya mereka. Dan Allah SWT memenangkan rencana-Nya dengan
cara yang sangat elegan. Masuknya Yusuf dalam sumur merupakan awal dari kebangkitan
untuk menduduki kursi istana dan kekuasaan, dan jauhnya beliau dari ayahnya justru menjadi
sebab bertambahnya cinta Yakub kepadanya. Ini adalah tabir yang tersingkap di depan mereka.
Kali ini, Nabi Yusuf justru benar-benar menjadi tumpuan harapan mereka. Mereka menutup
dialog mereka bersamanya dengan mengatakan: "Demi Allah, sesungguhnya Allah SWT telah
melebihkan kamu atas kami, dan kami adalah orang-orang yang bersalah." Pengakuan mereka
terhadap kesalahan yang mereka lakukan di sisi lain justru menyembunyikan kekhawatiran
pada diri mereka. Mungkin mereka berpikir bahwa Yusuf akan melakukan balas dendam
kepada mereka sehingga tubuh mereka tampak gemetar. Melihat hal yang demikian itu, Yusuf
menenangkan mereka dengan ucapannya:
"Dia (Yusuf) berkata: 'Pada hari ini tak ada cercaan terhadap kamu, mudah-mudahan Allah
mengampuni (kamu), dan Dia Maha Penyayang di antara para penyayang. " (QS. Yusuf: 92)
Tidak ada balas dendam, tidak ada celaan, dan tidak ada kebencian. Yusuf tidak mengatakan
bahwa aku akan memaafkan kalian atau aku mengampuni kalian, tetapi ia berdoa kepada Allah
SWT agar Dia mengampuni mereka. Ini mengisyaratkan bahwa beliau mengampuni mereka.
Nabi Yusuf berdoa kepada Allah SWT agar Dia mengampuni mereka dan tentu doa seorang
nabi akan dikabulkan. Ini adalah sikap toleransi beliau yang sangat terpuji. Ini adalah contoh
terbaik dari sikap toleran. Setelah itu, Nabi Yusuf mengalihkan pembicaraan kepada ayahnya.
Beliau mengetahui bahwa mata ayahnya sudah memutih karena saking sedihnya. Beliau
mengetahui bahwa ayahnya tidak mampu lagi melihat. Beliau merasakan penderitaaan
ayahnya sehingga beliau melepas bajunya dan memberikannya kepada mereka:
"Pergilah kamu dengan membawa baju gamisku ini, lalu letakkanlah ke wajah ayahku, nanti ia
akan melihat kembali; dan bawalah keluargamu semuanya kepadaku." (QS. Yusuf: 93)
Kafilah kembali ke Palestina. Akhirnya, peristiwa di Mesir berpindah ke tanah Palestina. Kita
sekarang berada di rumah Nabi Yakub. Lelaki itu duduk di kamarnya dalam keadaan kedua
matanya memutih. Tiba-tiba laki-laki itu bangkit dan tampaklah perubahan drastis pada
14 15. Sarang Perjudian Gu Long m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
wajahnya. Ia menggantikan pakaiannya dan keluar menemui istri-istri anak-anaknya. Ia berhenti
di tengah-tengah rumah dan mengangkat kepalanya ke langit lalu menghirup udara dengan
kuat. Dadanya dipenuhi dengan hembusan angin yang datang dari Mesir. kemudian ia kembali
ke kamarnya. Salah seorang istri anak yang paling besar berkata kepada istri-istri anak-anak
yang lain: "Sungguh Yakub hari ini keluar dari kamarnya tidak seperti biasanya. Kami
merasakan ada sesuatu yang lain. Yakub meninggalkan persembunyiannya dan berdiri di
depan halaman rumah. Ia melihat ke langit padahal ia buta, dan bagaimana ia melihat ke
langit" Aku tidak tahu. Tetapi aku bersumpah, aku telah melihat senyum yang menghiasi
wajahnya." Istri-istri dan anak laki-laki yang lain bertanya dalam keadaan keheranan: "Kamu mengatakan
bahwa ia memakai baju yang baru dan kamu mengatakan bahwa dia tersenyum?" Wanitawanita itu
segera menuju Nabi Yakub dan tampak senyuman masih menghiasi wajahnya.
Apakah yang dilihat oleh wanita-wanita itu suatu imajinasi" Wanita-wanita itu bertanya
kepadanya: "Apa yang kamu rasakan, wahai seorang yang mulia?" Lelaki tua itu menjawab:
"Aku mencium bau Yusuf." Mendengar jawaban itu, para wanita menggerutu. Lalu Yakub
menambahkan: "Sekiranya kamu tidak menuduhku lemah akal, tentu kamu membenarkan aku."
Istri-istri dan anak laki-laki itu meninggalkan Yakub dan kemudian terjadilah dialog-dialog
lanjutan antara sesama mereka: "Lelaki tua itu tidak memiliki harapan. Tangisannya atas Yusuf
akan menghancurkannya," kata sebagian mereka. "Apakah ia berbicara tentang pakaiannya?"
"Aku tidak tahu, ia hanya berkata bahwa ia mencium bau Yusuf," jawab yang lain. "Engkau
mengatakan bahwa ia mengganti pakiannya"," tanya sebagian mereka. "Barangkali ia gila,
hanya orang yang gila yang menceritakan sesuatu yang tidak ada," sambung yang lain. Pada
hari itu Yakub meminta segelas susu. Ia berpuasa dan berbuka dengannya, lalu untuk pertama
kalinya ia meminta makanan dan tidak menolaknya.
Datanglah waktu sore dan ia menggantikan pakaiannya dengan agak lambat. Kafilah berjalan
dengan membawa pakian Yusuf. Pakaian itu disembunyikan di bawah gandum. Pakaian itu
bercampur dengan embun-embun kebun dan bau tanah yang baik dan minyak wangi Nabi
Yusuf serta kehangatan matahari yang mematangkan gandum. Kafilah mulai mendekat ke desa
lelaki tua itu. Lelaki itu berputar-putar di kamarnya. Ia tampak sibuk salat dan mengangkat
kedua tangannya ke langit kemudian ia mulai mencium udara dan menangis. Ia membayangkan
pakaian Yusuf yang sedang menuju padanya:
"Tatkala kafilah itu telah ke luar (dari negeri Mesir) berkata ayah mereka: 'Sesungguhnya aku
mencium bau Yusuf, sekiranya kamu tidak menuduhku lemah akal (tentu kamu membenarkan
aku). Keluarganya berkata: 'Demi Allah, sesungguhnya kamu masih dalam kekeliruanmu yang
dahulu.' Tatkala telah tiba pembawa kabar gembira itu, maka diletakkannya baju gamis itu ke
wajah Yakub, lalu kembalilah dia dapat melihat. Berkata Yakub: Tidakkah aku katakan
kepadamu, bahwa aku mengetahui dari Allah apa yang kamu tidak mengetahuinya.' Mereka
berkata: 'Wahai ayah kami, mohonkanlah ampun bagi kami terhadap dosa-dosa kami,
sesungguhnya kami adalah orang-orang yang bersalah (berdosa).'" (QS. Yusuf: 94-97)
Inilah fase terakhir dari kisah Nabi Yusuf di mana kisahnya dimulai dengan mimpi dan di
episode terakhirnya menyebutkan takwil mimpinya:
"Maka tatkala mereka masuk ke (tempat) Yusuf: Yusuf merangkul ibu bapaknya dan dia
berkata: 'Masuklah kamu ke negeri Mesir, insya Allah dalam keadaan aman." Dan ia menaikkan
kedua ibu bapaknya ke atas singgasana. Dan mereka (semuanya) merebahkan diri seraya
bersujud kepada Yusuf. Dan berkata Yusuf: 'Wahai ayahku inilah ta'bir mimpiku yang dahulu itu;
sesungguhnya Tuhanku telah menjadikannya suatu kenyataan. Dan sesungguhnya Tuhanku
telah berbuat baik kepadaku, ketika Dia membebaskan aku dari rumah penjara dan ketika
membawa kamu dari dusun padang pasir, setelah setan merusakkan (hubungan) antaraku dan
15 15. Sarang Perjudian Gu Long m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
saudara-saudaraku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Lembut terhadap apa yang Dia kehendaki.
Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui. " (QS. Yusuf: 99-100)
Perhatikanlah apa yang dilakukannya saat mimpinya terwujud, beliau berdoa kepada
Tuhannya: "Ya Tuhanku, sesungguhnya Engkau telah menganugerahkan kepadaku sebagian kerajaan
dan telah mengajarkan kepadaku sebagian ta'bir mimpi. (Ya Tuhan) Pencipta langit dan bumi,
Engkaulah Pelindungku di dunia dan di akhirat, wafatkanlah aku dalam keadaan Islam dan
gabungkanlah aku dengan orang-orang yang saleh. " (QS. Yusuf: 101)
Itu hanya satu doa: "wafatkanlah aku sebagai seorang Muslim." Kita tidak ingin meninggalkan
kisah Nabi Yusuf putra Nabi Yakub yang mulia sebelum kita memperhatikan poin penting di
bawah ini: Dalam kisah Nabi Ibrahim, cinta naluriah terhadap Ismail, anaknya, dicabut darinya, sehingga
hatinya benar-benar dipenuhi dengan cinta yang murni untuk Allah SWT semata. Dan ketika
persoalan tersebut terwujud, maka perintah untuk menyembelih anaknya dibatalkan dan
kemudian datanglah tebusan dari Allah SWT. Dalam hal ini terdapat kesamaan dengan apa
yang terjadi pada Nabi Yakub di mana Yakub sangat mencintai Yusuf kemudian ia diuji dengan
hilangnya Yusuf, dan ketika hatinya murni untuk Allah SWT tanpa ada kecemburuan kepada
Yusuf dan saudaranya, Allah mengembalikan kedua anaknya kepadanya.
KISAH NABI SYU'AIB Banyak orang di zaman kita beranggapan bahwa agama hanya merupakan program-program
yang kosong dan nilai-nilai akhlak semata. Ini adalah keyakinan klasik dan salah. Pada
hakikatnya, agama adalah sistem dalam kehidupan dan pergaulan. Intinya ialah hubungan
dengan Allah SWT. Oleh karena itu, usaha memisahkan antara problem-problem tauhid dan
perilaku manusia dalam kehidupan mereka sehari-hari berarti memisahkan agama dari
kehidupan dan mengubahnya menjadi adat-istiadat, tradis-tradisi, dan acara-acara ritual yang
hampa. Kisah Nabi Syu'aib menampakkan hal yang demikian secara jelas.
Allah SWT mengutus Syu'aib pada penduduk Madyan:
"Dan kepada (penduduk) Madyan (kami utus) saudara mereka, Syu 'aib. Ia berkata: 'Hai
kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tiada Tuhan bagimu selain Dia.'" (QS. Hud: 84)
Ini adalah dakwah yang sama yang diserukan oleh setiap nabi. Dalam hal ini tidak ada
perbedaan antara satu nabi dan nabi yang lain. Ia merupakan dasar akidah dan tanpa dasar ini
mustahil suatu bangunan akan berdiri. Setelah peletakan bangunan tersebut, Syu'aib mulai
menyuarakan dakwahnya: "Dan janganlah kamu kurangi takaran dan timbangan. Sesungguhnya aku melihat kamu dalam
keadaan yang baik (mampu) dan sesungguhnya aku khawatir terhadapmu akan azab hari yang
membinasakan (kiamat)." (QS. Hud: 84)
Setelah menjelaskan masalah tauhid secara langsung, Nabi Syu'aib berpindah pada masalah
muamalah sehari-hari yang berkenaan dengan kejujuran dan keadilan. Adalah hal yang
terkenal pada penduduk Madyan bahwa mereka mengurangi timbangan dan mereka tidak
memberikan hak-hak manusia. Ini adalah suatu kehinaan yang menyentuh kesucian hati dan
tangan sebagaimana menyentuh kesempurnaan harga diri dan kemuliaan.
Para penduduk Madyan beranggapan bahwa mengurangi timbangan adalah salah satu bentuk
kelihaian dan kepandaian dalam jual-beli serta bentuk kelicikan dalam mengambil dan membeli.
Kemudian nabi mereka datang dan mengingatkan bahwa hal tersebut merupakan hal yang hina
dan termasuk pencurian. Nabi Syu'aib memberitahukan kepada mereka bahwa beliau khawatir
jika mereka meneruskan perbuatan keji itu niscaya akan turun kepada mereka azab di mana
manusia tidak akan dapat menghindar dari siksaan itu. Perhatikanlah bagaimana campur
tangan Islam melalui Nabi Syu'aib yang diutus kepada manusia di mana ia memperhatikan
persoalan jual-beli dan mengawasinya:
16 15. Sarang Perjudian Gu Long m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
"Hai kaumku, cukupkanlah takaran dan timbangan dengan adil, dan janganlah kamu merugikan
manusia terhadap hak-hak mereka dan janganlah kamu membuat kejahatan di muka bumi
dengan membuat kerusakan." (QS. Hud: 85)
Kisah Para Nabiallah di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Nabi Syu'aib meneruskan misi dakwahnya. Beliau mengulang-ulangi nasihatnya kepada
mereka dengan cara yang baik dan mengajak ke jalan yang baik, tidak ke jalan yang buruk;
beliau menghimbau kepada mereka untuk menegakkan timbangan dengan keadilan dan
kebenaran dan mengingatkan mereka agar jangan merampas hak-hak orang lain. Merampas
hak-hak orang lain itu tidak terbatas pada jual-beli saja, namun juga berhubungan dengan
perbuatan-perbuatan lainnya; beliau memerintahkan mereka untuk menegakkan timbangan
keadilan dan kejujuran. Demikianlah seruan dari agama tauhid dan akidah tauhid di mana ia
selalu menyuarakan kejujuran dan keadilan.
Agama selalu memerintahkan manusia untuk menjalin kerjasama sesama mereka dalam
kehidupan sehari-hari dengan cara-cara yang bijaksana dan baik, baik menyangkut hubungan
kerja, hubungan pribadi maupun hubungan lainnya. Al-Qur'an al-Karim mengatakan: "Dan
janganlah kamu merugikan manusia terhadap hak-hak mereka. "Dan kata as-Syai' (sesuatu)
dalam ayat tersebut diucapkan kepada hal-hal yang bersifat materi dan yang bersifat non-materi
(rohani) di mana masuk dalam katagori itu perbuatan-perbuatan dan hubungan-hubungan yang
menghasilkan. Al-Qur'an melarang segala bentuk kelaliman, baik kelaliman berkenaan dengan
menimbang buah-buahan atau sayur-sayuran maupun kelaliman dalam bentuk tidak
memberikan penghargaan terhadap usaha manusia dan pekerjaan mereka. Sebab, kelaliman
terhadap manusia akan menciptakan suasana ketidakharmonisan yang berakibat pada
timbulnya penderitaan, sikap putus asa, dan sikap tidak peduli, sehingga pada akhirnya
hubungan sesama manusia berjalan tidak harmonis dan menimbulkan kegoncangan dalam
kehidupan. Oleh katrena itu, Al-Qur'an mengingatkan agar jangan sampai ada manusia yang
berbuat kerusakan di muka bumi:
"Dan janganlah kamu membuat kejahatan di muka bumi dengan membuat kerusakan. Sisa
(keuntungan) dart Allah adalah lebih baik bagimu jika kamu orang-orang yang beriman. Dan
aku bukanlah seorangpenjaga atas dirimu." (QS. Hud: 85-86)
Yang dimaksud al-'Atsu ialah sengaja membuat kerusakan dan bertujuan untuk membuat
kerusakan. Janganlah kalian membuat kerusakan di muka bumi; janganlah kalian sengaja untuk
menciptakan keonaran di muka bumi. Apa yang ada di sisi Allah SWT adalah hal yang terbaik
buat kalian jika kalian benar-benar beriman. Kemudian Nabi Syu'aib memberitahu kepada
mereka bahwa ia tidak memiki sesuatu kepada mereka; ia tidak dapat menguasai mereka tidak
juga ia selalu mengawasi mereka. Beliau hanya sekadar seorang rasul atau utusan untuk
menyampaikan ajaran Tuhannya:
"Dan aku bukanlah seorang penjaga atas dirimu. " (QS. Hud: 86) Dengan cara yang demikian,
Nabi Syu'aib menjelaskan kaumnya bahwa masalah yang mereka hadapi saat ini sangat
penting dan sangat serius, bahkan sangat berat. Beliau memberitahu mereka akibat yang bakal
mereka terima jika mereka membuat kerusakan. Selesailah bagian pertama dari dialog Nabi
Syu'aib bersama kaumnya. Nabi Syu'aib telah mengawali pembicaraan dan kaumnya
mendengarkan. Kemudian beliau berhenti dari pembicaraannya dan sekarang kaum membuka
pembicaraan: "Mereka berkata: 'Hai Syu'aib, apakah agamamu yang menyuruh agar kami meninggalkan apa
yang disembah oleh bapak-bapak kami atau melarang hand berbuat apa yang kami kehendaki
tentang harta kami. Sesungguhnya kamu adalah orang yang sangat penyantun lagi berakal "
(QS. Hud: 87) Para penduduk Madyan yang kafir mereka biasa merampok dan menyembah al-Aikah, yaitu
pohon dari al-Aik yang dikelilingi oleh dahan-dahan yang berputar di sekelilingnya. Mereka
17 15. Sarang Perjudian Gu Long m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
termasuk orang-orang yang menjalin hubungan sesama manusia dengan cara-cara yang
sangat keji. Mereka suka mengurangi timbangan; mereka mengambil yang lebih darinya dan
tidak menghiraukan kekurangannya. Perhatikanlah semua itu dalam dialog mereka bersama
Syu'aib. Mereka berkata, "wahai Syu'aib apakah agamamu yang memerintahkanmu...?"
Seakan-akan agama ini mendorong Syu'aib dan membisikinya serta memerintahnya sehingga
ia menaati tanpa pertimbangan dan pemikiran. Sungguh Syu'aib telah berubah dengan
agamanya itu menjadi alat yang bergerak dan alat yang tidak sadar. Demikianlah celaaan dan
tuduhan keji yang dialamatkan oleh kaum Nabi Syu'aib kepadanya. Agama Syu'aib telah
membuatnya gila dan membuatnya nekat untuk memerintahkan mereka meninggalkan apa
yang selama ini mereka sembah dan disembah oleh kakek-kakek mereka. Kakek-kakek mereka
telah menyembah tumbuh-tumbuhan dan pohon-pohonan sementara agama Syu'aib
memerintahkan mereka untuk hanya menyembah Allah SWT. Kenekatan model apa dari
Syu'aib ini" Dengan ejekan dan penghinaan ini, Nabi Syu'aib menghadapi dialog yang terjadi dengan
mereka. Kemudian mereka kembali bertanya-tanya dengan penuh keheranan dan dengan nada
mengejek: "Apakah agamamu yang menyuruh agar kami meninggalkan apa yang disembah
oleh bapak-bapak kami." Tidakkah engkau sadar wahai Syu'aib bahwa agamamu ingin
mencampuri keinginan kita dan cara kita menggunakan harta kita" Apakah hubungan keimanan
dan salat dengan muamalah materi"
Dengan pertanyaan ini, kaum Nabi Syu'aib mengira bahwa mereka mencapai suatu tingkat
kecerdasan. Mereka mengemukakan di hadapannya problem keimanan, dan mereka
mengingkari adanya keterkaitan antara perilaku manusia dan muamalah mereka serta
perekonomian mereka. Ini adalah masalah yang klasik; ini adalah usaha untuk memisahkan
antara ekonomi dan Islam di mana setiap nabi justru di utus untuknya meskipun nama-nama
mereka berbeda-beda; ini adalah masalah kuno yang diungkap oleh kaum Nabi Syu'aib di
mana mereka mengingkari bahwa agama turut campur dalam kehidupan sehari-hari mereka,
perekonomian mereka dan cara mereka menggunakan harta mereka. Mereka menganggap
bahwa menginfakkan harta atau menggunakannya atau menghambur-hamburkannya adalah
suatu yang tidak berhubungan dengan agama.
Hal itu menyangkut kebebasan pribadi manusia. Bukankah itu hartanya yang khusus lalu
mengapa agama turut campur di dalamnya"
Demikianlah pemahaman kaum Nabi Syu'aib kepada Islam yang dibawa oleh Nabi Syu'aib.
Kami kira pemahaman demikian sedikit atau banyak tidak berbeda dengan pemahaman banyak
masyarakat di zaman kita sekarang mereka menganggap bahwasannya Islam tidak memiliki
kaitan dengan kehidupan pribadi manusia dan kehidupan perekonomian mereka. Oleh karena
itu, manusia dapat menggunakan harta mereka sesuai dengan kemauan mereka:
"Sesungguhnya kamu adalah orang yang sangat penyantun lagi berakal."
Mereka ingin mengatakan kepada Nabi Syu'aib, seandainya engkau seorang yang bijaksana
dan memiliki pemikiran yang matang niscaya engkau tidak akan mengatakan apa yang telah
engkau katakan. Mereka kembali mengejek Nabi Syu'aib dan merendahkan dakwahnya.
Seandainya Anda bertanya kepada kaum Nabi Syu'aib tentang pemahaman agama mereka
maka mereka pasti mengingkari bahwa agama adalah sebagai sistem dalam kehidupan yang
menjadikan hidup lebih mulia, lebih suci, lebih adil dan lebih pantas manusia untuk menjabat
sebagai khalifatullah di muka bumi; seandainya Anda bertanya kepada mereka tentang agama
niscaya mereka memberitahumu bahwa ia hanya berupa kumpulan nilai-nilai rohani yang baik
yang tidak mewarnai kehidupan sehari-hari. Dengan pemahaman seperti ini, agama hanya
sekadar hiasan. Ini adalah pemahaman yang menggelikan karena Allah SWT mengutus para
nabi dan ajaran-ajaran yang mereka bawa bukan untuk perhiasan dan main-mainan. Maha Suci
Allah SWT dari semua itu. Allah SWT mengutus para nabi-Nya dengan membawa sistem baru
18 15. Sarang Perjudian Gu Long m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
dalam kehidupan, yaitu sistem yang mencakup nilai-nilai dan pemikiran-pemikiran yang itu
semua tidak akan bermakna jika tidak berubah menjadi suatu sistem dalam kehidupan secara
umum dan mengatur keh (http://cerita-silat.mywapblog.com)
1916. Sebilah Pedang Mustika Liang Ie Shen m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
http://cerita-silat.mywapblog.com ( Saiful Bahri - Seletreng - Situbondo )
idupan secara khusus. Dengan pemahaman seperti inilah agama
menjadi mulai dan agama menjadi benar adanya. Dan dengan asumsi seperti ini, kita
memahami seberapa jauh campur tangan agama dalam persoalan-persoalan kehidupan seharihari:
dimulai dari hubungan-hubungan cinta sampai undang-undang perkawinan, bahkan cara
mengambil keputusan hidup sampai sistem dalam menginfakkan uang dan menggunakannya,
juga sistem dalam cara menggunakan dan mendistribusikan kekayaan dan sebagainya. Jika
manusia memahami agama seperti ini makajadilah agama sesuatu kebenaran. Dan kalau tidak,
agama laksana puing-puing saja.
Nabi Syu'aib mengetahui bahwa kaumnya mengejeknya karena mereka menganggap agama
tidak turut campur dalam kehidupan sehari-hari. Namun, beliau menghadapi semua itu dengan
penuh kelembutan dan kasih sayang karena beliau yakin apa yang beliau bawa adalah
kebenaran. Beliau tidak peduli dengan ejekan mereka dan tidak tersinggung dengannya dan
tidak mempersoalkan hal itu; beliau memberi pengertian kepada mereka bahwa beliau berada
di atas kebenaran dari Tuhannya; beliau adalah seorang nabi yang mengetahui kebenaran;
beliau tidak melarang mereka untuk meninggalkan sesuatu yang di balik larangan itu
mendatangkan keuntungan pribadi buatnya; beliau tidak ingin menasihati mereka dalam
kejujuran agar pasar menjadi sepi dan karenanya beliau mengambil manfaat; beliau hanya
sekadar seorang nabi di mana dakwah setiap nabi tergambar dalam ungkapan yang singkat:
"Aku tidak bermaksud kecuali (mendatangkan) perbaikan selama aku masih berkesanggupan. "
(QS. Hud: 88) Yang beliau inginkan hanya al-Islah (usaha membuat perbaikan). Demikanlah kandungan dan
inti dakwah para nabi yang sebenarnya. Mereka adalah al-Muslihun, yaitu orang-orang yang
membuat perbaikan; mereka memperbaiki akal, memperbaiki hati dan memperbaiki kehidupan
yang umum dan kehidupan yang khusus:
"Syu'aib berkata: 'Hai kaumku, bagaimana pikiranku jika aku mempunyai bukti yang nyata dari
Tuhanku dan dianugerahi-Nya aku dari-Nya rezeki yang baik (patutkah aku menyalahi
perintahNya)" Dan aku tidak berkehendak menyalahi kamu (dengan mengerjakan) apa yang aku
larang. Aku tidak bermaksud kecuali (mendatangkan) perbaikan selama aku masih
berkesanggupan. Dan tidak ada taufik bagiku melainkan dengan (pertolongan) Allah. Hanya
kepada Allah bertawakal dan hanya kepada-Nya-lah aku kembali.'" (QS. Hud: 88)
Setelah Nabi Syu'aib menjelaskan tujuan-tujuannya kepada mereka dan menyingkapkan
kebenaran dakwahnya, beliau mulai mengotak-atik akal-akal rnereka; beliau mengungkapkan
kepada mereka bagaimana pergulatan orang-orang sebelum mereka dengan para nabi
sebelumnya, yaitu kaum Nabi Nuh, kaum Nabi Hud, kaum Nabi Saleh, dan kaum Nabi Luth
yang masa mereka ddak jauh dengan masa Nabi Syu'aib. Beliau mulai berdialog dengan
mereka dan mengingatkan mereka bahwa sikap penentangan mereka justru akan
mendatangkan siksaan bagi mereka. Nabi Syu'aib mengingatkan mereka bagaimana nasib
orang-orang yang mendustakan kebenaran:
"Hai kaumku, janganlah hendaknya pertentangan antara aku (dengan kamu) menyebabkan
kamu menjadi jahat hingga kamu ditimpa azab seperti yang menimpah kaum Nuh atau kaum
Hud atau kaum Saleh, sedang kaum Luth tidak (pula) jauh (tempatnya) dari kamu. Dan
mohonlah ampun dari Tuhanmu kemudian bertaubatlah kepada-Nya, sesungguhnya Tuhanku
Maha Penyayang lagi Maha Pengasih. " (QS. Hud: 89-90)
Usai Nabi Syu'aib berdakwah kepada Allah SWT dan menjelaskan al-ishlah (usaha
memperbaiki masyarakat) dan mengingatkan mereka bahaya penentangan serta
menakut-nakuti mereka dengan menceritakan kembali siksaan yang diterima orang-orang yang
berbohong sebelum mereka. Meskipun demikian, Nabi Syu'aib tetap membukakan pintu
1 16. Sebilah Pedang Mustika Liang Ie Shen m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
pengampunan dan pintu taubat bagi mereka. Beliau menunjukkan kepada mereka kasih sayang
Tuhannya Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Namun kaum Nabi Syu'aib memilih
azab. Kekerasan hati mereka dan keinginan mereka untuk mendapatkan harta yang haram
serta rasa puas dengan sistem yang mengatur mereka, semua itu menyebabkan mereka
menolak kebenaran: "Mereka berkata: 'Hai Syu'aib, kami tidak banyak mengerti tentang apa yang kamu katakan itu.'"
(QS. Hud: 91) Kami tidak memahamimu. Engkau adalah seorang yang mengacau; engkau mengatakan
sesuatu yang tidak dimengerti:
"Dan sesungguhnya kami benar-benar melihat kamu seorang yang lemah di antara kami." (QS.
Hud: 91) Beliau dikatakan sebagai orang yang lemah karena orang-orang fakir dan orang-orang yang
rrienderita adalah orang-orang yang beriman padanya, sedangkan orang-orang kaya dan para
pembesar telah menentang mereka. Demikianlah pertimbangan umumnya manusia yang tidak
memiliki kekuatan cukup untuk menghadapi kebenaran dakwah Nabi Syu'aib di mana beliau
dianggap sebagai orang yang lemah:
"Kalau tidaklah karena keluargamu tentulah kami akan merajammu."(QS. Hud: 91)
Seandainya kalau bukan karena keluargamu dan kaummu dan orang-orang yang mengikutimu
niscaya kami akan menggali suatu lubang dan kami akan bunuh kamu dilubang itu dengan cara
melempari kamu dengan batu:
"Sedang kamu pun bukanlah seorangyang berwibawa di sisi kami." (QS. Hud: 92)
Kaum Nabi Syu'aib berpindah dari cara mengejek pada cara menyerang. Nabi Syu'aib telah
menyampaikan bukti kepada mereka setelah mereka mengejeknya, lalu mereka mengubah
cara mereka berdialog. Mereka memberitahunya bahwa mereka tidak memahami apa yang
beliau katakan dan mereka melihat bahwa Nabi Syu'aib sebagai orang yang lemah dan hina.
Dan seandainya kalau bukan karena mereka takut (kasihan) kepada keluarganya niscaya
mereka akan membunuhnya. Mereka menampakkan kebencian kepada Nabi Syu'aib dan ingin
sekali untuk membunuhnya kalau bukan karena alasan-alasan yang berhubungan dengan
keluarganya. Menghadapi ancaman itu, Nabi Syu'aib tetap menunjukkan sikap lembutnya lalu
beliau bertanya kepada mereka dengan maksud untuk menggugah kesekian kalinya akal
mereka: "Syu 'aib menjawab: 'Hai kaumku, apakah keluargaku lebih terhormat menurut pandanganmu
daripada Allah. " (QS. Hud: 92)
Apakah cukup rasional jika mereka membayangkan hal tersebut" Mereka melupakan hakikat
kekuatan yang mengatur alam. Sesungguhnya hanya Allah SWT Yang Maha Mulia dan Maha
Kuat. Seharusnya mereka mengingat hal itu; seharusnya seseorang tidak takut kepada apapun
selain Allah SWT dan tidak membandingkan kekuatan di alam wujud ini dengan kekuatan Allah
SWT. Hanya Allah SWT Yang Kuat dan hanya Dia yang mengatur hamba-hamba-Nya.
Tampak bahwa kaum Nabi Syu'aib mulai kesal dan semakin kesal dengannya, lalu
berkumpullah para pembesar kaumnya:
"Pemuka-pemuka dari kaum Syu 'aib yang menyombongkan diri berkata: 'Sesungguhnya kami
akan mengusir kamu hai Syu'aib dan dengan orang-orang yang beriman bersamamu dari kota
kami, kecuali kamu kembali kepada agama kami.'" (QS. al-A'raf: 88)
Mereka menggunakan tahap baru dengan cara mengancam Nabi Syu'aib; mereka
mengancamnya untuk membunuh dan mengusir dari desa mereka; mereka memberi pilihan
kepada Nabi Syu'aib antara terusir dan kembali kepada agama mereka yang menyembah
pohon-pohon dan benda-benda mati. Nabi Syu'aib memberitahu kepada mereka bahwa
masalah kembalinya ia ke agama mereka adalah masalah yang tidak berhubungan dengan
masalah-masalah yang disebutkan dalam perjanjian. Sungguh Allah SWT telah menyelamatkan
2 16. Sebilah Pedang Mustika Liang Ie Shen m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
beliau dari agama mereka lalu bagaimana beliau kembali lagi padanya" Beliau yang mengajak
mereka pada agama tauhid lalu bagaimana beliau mengajak mereka untuk kembali pada
kesyirikan dan kekufuran" Beliau mengajak mereka dengan cara yang lembut dan kasih sayang
sementara mereka mengancamnya dengan kekuatan.
Demikianlah pertentangan antara Nabi Syu'aib dan kaumnya semakin berlanjut. Nabi Syu'aib
memegang amanat dakwah untuk menghadapi para pembesar, para pendusta, dan para
penguasa kaumnya. Akhirnya, Nabi Syu'aib mulai mengetahui bahwa mereka tidak lagi memiliki
harapan karena mereka telah berpaling dari Allah SWT:
"Sedang Allah kamu jadikan sesuatu yang terbuang di belakangmu" Sesungguhnya
pengetahuan Tuhanku meliputi apa yang kamu kerjakan. Dan (dia berkata): 'Hai kaumku,
berbuatlah menurut kemampuanmu, sesungguhnya aku pun berbuat (pula). Kelak kamu akan
mengetahui siapa yang akan ditimpa azab yang menghinakannya dan siapa yang berdusta.
Dan tunggulah azab (Tuhan). Sesungguhnya aku pun menunggu bersama kamu." (QS. Hud:
92-93) Nabi Syu'aib berlepas diri dari mereka. Mereka telah berpaling dari agama Allah SWT bahkan
telah mendustakan nabi-Nya dan menuduhnya bahwa ia tersihir dan seorang pembohong.
Maka, setiap orang hendaklah melakukan apa saja yang diinginkannya dan hendaklah mereka
menunggu azab Allah SWT. Kemudian pergulatan antara Nabi Syu'aib dan kaumnya berakhir
adanya fase baru. Mereka meminta kepada Nabi Syu'aib untuk mendatangkan azab dari langit
jika beliau termasuk orang-orang yang benar. Dengan nada mencibir dan menantang, mereka
berkata: "di mana azab itu, di mana siksaan yang dijanjikan itu" Mengapa terlambat datang?"
Mereka mengejek Nabi Syu'aib dan beliau dengan tenang menunggu datangnya azab Allah
SWT. Allah SWT mewahyukan kepada beliau agar keluar bersama orang-orang mukmin dari
desa tersebut. Akhirnya, Nabi Syu'aib keluar bersama para pengikutnya dan datanglah azab
Allah SWT: "Dan takkala datang azab Kami. Kami selamatkan Syu'aib dan orang-orang yang beriman
bersama-sama dengan dia dengan rahmat dari kami, dan orang-orang lalim dibinasakan oleh
satu suara yang mengguntur, lalu jadilah mereka mati bergelimpangan di rumahnya.
Seolah-olah mereka belum pernah berdiam di tempat itu. Ingatlah, kebinasaan bagi penduduk
Madyan sebagaimana kaum Tsamud telah binasa." (QS. Hud: 94-95)
Ia adalah teriakan sekali saja satu suara yang datang kepada mereka dari celah-celah awan
yang menyelimuti. Mula-mula mereka barangkali bergembira karena membayangkan itu akan
membawa hujan tetapi mereka dikagetkan ketika datang kepada mereka siksaan yang besar
pada hari yang besar. Selesailah masalah ini. Mereka menyadari bahwa teriakan itu membawa bencana buat mereka;
teriakan itu menghanguskan setiap makhluk yang ada di dalam negeri itu. Mereka tidak mampu
bergerak dan tidak mampu menyembunyikan diri dan tidak pula mereka dapat menyelamatkan
diri mereka. NABI ILYAS Beliau adalah seorang utusan Allah SWT. Telah terjadi pertentangan antara beliau dan
kaumnya tentang berhala yang bemama Ba'l. Nabi Ilyas menyeru di jalan Allah SWT dan
mengajak kaumnya tetapi kaumnya mengabaikannya. Mereka cenderung kepada Ba'l.
Selesailah halaman kehidupan dunia dan mereka dihadirkan di hadapan Allah SWT pada hari
kiamat. Allah SWT menceritakan hal tersebut dalam firman-Nya:
"Dan sesungguhnya Ilyas termasuk salah seorang dari rasul-rasul. (Ingatlah) ketika ia berkata
kepada kaumnya: 'Mengapa kamu tidak bertakwa" Pantaskah kamu menyembah Ba'l dan
Kisah Para Nabiallah di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
kamu tinggalkan sebaik-baik Pencipta, yaitu Allah Tuhanmu dan Tuhan bapak-bapakmu yang
terdahulu"' Maka mereka mendustakannya, karena itu mereka akan diseret (ke neraka), kecuali
3 16. Sebilah Pedang Mustika Liang Ie Shen m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
hamba-hamba Allah yang dibersihkan (dari dosa). Dan Kami abadikan untuk Ilyas (pujian yang
baik) di halangan orang-orang yang datang kemudian. (Yaitu) kesejahteran dilimpahkan atas
Ilyas" Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan hepada orang-orang yang berbuat
baik. Sesungguhnya dia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman." (QS. ash-Shaffat: 123132)
Hanya ayat-ayat yang pendek ini yang Allah SWT sebutkan berkaitan dengan kisah Nabi Ilyas.
Dan pendapat yang paling kuat adalah pendapat yang menyatakan bahwa Ilyas adalah seorang
Nabi yang bernama Ilya dalam Taurat. Injil Barnabas mengemukakan nasihat-nasihat Ilya.
Tentu nasihat-nasihat tersebut tidak begitu terkenal dalam Taurat. Kami akan menyebutkan
nasihat-nasihat tersebut karena di dalamnya terdapat hikmah yang dalam dan ketulusan hati.
Pesan tersebut terdapat dalam injil Barnabas dari ayat 23 sampai ayat 49. Disebutkan di
dalamnya bahwa "Ilya adalah hamba Allah. Hal ini ditulis bagi semua orang yang menginginkan untuk berjalan
bersama Allah Pencipta mereka. Sesungguhnya orang yang suka untuk banyak belajar maka ia
akan sedikit takut kepada Allah. Karena orang yang takut kepada Allah maka ia akan merasa
puas untuk mengetahui apa-apa yang diinginkan Allah saja.
Hendaklah orang-orang yang menginginkan untuk mengerjakan amal-amal yang saleh
memperhatikan diri mereka karena seseorang tidak akan memperoleh manfaat ketika
mendapati dunia mendapatkan keuntungan sementara ia mendapati kerugian. Selanjutnya,
hendaklah orang yang mengajari orang lain berusaha untuk lebih baik daripada orang lain
karena tidak akan bermanfaat suatu nasihat yang diberikan oleh orang yang tidak
mengamalkan apa yang dikatakannya. Sebab, bagaimana seorang yang salah dapat
memperbaiki kehidupannya sementara ia mendengar seorang yang lebih buruk darinya
berusaha untuk mengajarinya. Kemudian hendaklah orang yang mencari Allah berusaha lari
dari percakapan dengan manusia karena Musa ketika berada sendirian di atas gunung Saina'
maka beliau menemukan Allah dan berdialog dengan-Nya sebagaimana seorang pecinta
berdialog dengan kekasihnya. Dan hendaklah orang-orang yang mencari Allah berusaha keluar
sekali setiap tiga puluh kali ke tempat yang biasa di jadikan perkumpulan oleh masyarakat
dunia. Karena boleh jadi ia dapat melakukan suatu amal pada satu hari saja namun dihitung
amalnya itu selama dua tahun, khususnya berkaitan dengan pekerjaan yang di situ ia mencari
ridha Allah. Hendaklah ketika ia berbicara tidak melihat ke arah mana pun kecuali ke arah dua
kakinya, dan ketika ia berbicara hendaklah mengatakan hal yang penting saja. Hendaklah
ketika ia makan tidak berdiri dari meja makan dalam keadaan kekenyangan. Dan hendaklah
mereka berpikir setiap hari karena boleh jadi mereka tidak akan menemui hari berikutnya. Dan
hendaklah mereka benar-benar memanfaatkan waktu mereka sebagaimana mereka selalu
bernafas. Hendaklah satu baju dari kulit binatang cukup untuk mereka. Hendaklah mereka
setiap malam berusaha untuk tidur tidak lebih dari dua jam. Hendaklah mereka berusaha berdiri
di tengah-tengah salat dengan rasa takut.
Kerjakanlah semua ini dalam rangka mengabdi kepada Allah SWT dengan menjunjung tinggi
syariat-Nya yang Allah SWT karuniakan kepada kalian melalui Nabi Musa. Karena dengan cara
seperti ini, kalian akan menemukan Allah SWT dan kalian akan merasakan pada setiap zaman
dan tempat bahwa kalian berada di bawah naungan Allah SWT dan Dia akan selalu bersama
kalian." Demikianlah apa-apa yang disebutkan dalam injil Barnabas melalui tulisan Ilya. .
KISAH NABI IDRIS Allah SWT berfirman: "Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka kisah) Idris (yang tersebut) di dalam AlQur'an.
Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan dan seorang rasul. Dan
Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi." (QS. Maryam: 56-57)
Kita tidak mengetahui kapan Nabi Idris hidup dan kepada kaum siapa dia diutus dan bagaimana
4 16. Sebilah Pedang Mustika Liang Ie Shen m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Allah SWT mengangkat derajatnya pada kedudukan yang tinggi. Menurut dongeng kuno
disebutkan bahwa Nabi Idris adalah Uzairis, salah seorang pahlawan Mesir kuno. Beliau
dianggap sebagai Tuhan berhala. Izis, isterinya memainkan peranan penting dalam
mengembalikannya pada kehidupan. Kami tidak memiliki suatu sumber yang otentik yang dapat
kami percaya untuk meneguhkan pendapat seputar Nabi Idris. Barangkali Idris adalah seorang
Nabi yang dermawan dan mulia dan diutus di Mesir, lalu Allah SWT mengangkatnya di sisi-Nya
seperti Nabi Isa Ibnu Maryam. Ketika beliau diangkat, terjadilah berbagai macam isu dan fitnah
seputar beliau dan kemudian beliau dijadikan sebagai Tuhan. Dan barangkali ada versi lain
sepu-tar kisah itu. Yang jelas Al-Qur'an al-Karim tidak menyingkap kesamaran yang
berhubungan dengan Nabi Idris. Yang kami ketahui hanya bahwa beliau adalah seorang yang
jujur, yang terpercaya, dan seorang Nabi. Allah SWT mengangkatnya ke derajat yang tinggi di
sisi-Nya. . KISAH NABI YASA' Nabi Yasa' termasuk salah satu nabi yang diutus oleh Allah SWT. Allah SWT menyebut
namanya dan memujinya tetapi Dia tidak menceritakan kisahnya. Allah SWT berfirman dalam
surah Shad: "Dan inilah hamba-hamba Kami: Ibrahim, Ishak dan Yakub yang mempunyai
perbuatan-perbuatan besar dan ilmu-ilmu yang tinggi. Sesungguhnya Kami telah menyucikan
mereka dengan (menganugerahkan kepada mereka) akhlak yang tinggi, yaitu selalu
mengingatkan (manusia) kepada negeri akhirat. Dan sesungguhnya mereka pada sisi Kami
benar-benar termasuk orag-orang pilihan yang baik. Dan ingatlah akan Ismail, Ilyasa' dan
Zulkilfi. Semuanya termasuk orang-orang yang paling baik." (QS. Shad: 45-48)
Pendapat yang utama menyatakan bahwa Nabi Yasa' adalah Yasa' yang disebutkan dalam
Taurat, sementara Injil Bamabas menceritakan bahwa beliau mampu menghidupkan orang
yang mad. Ini adalah mukzijat beliau. .
KISAH NABI DZULKIFLI Allah SWT memasukkan Dzul Kifli dalam rahmat-Nya. Allah SWT memujinya sebagai hamba
yang sabar dan Dia menyebutkannya bersama Ismail dan Idris. Allah SWT berfirman:
"Dan (ingatlah) kisah Ismail, Idris dan Dzulkifli. Semua mereka termasuk orang-orang yang
sabar. Kami telah memasukkan mereka ke dalam rahmat Kami. Sesungguhnya mereka
termasuk orang-orang yang saleh." (QS. al-Anbiya': 85-86)
Disebutkan bahwa beliau menanggung kebutuhan kaumnya. Beliau yang mengurusi mereka;
beliau menegakkan keadilan di antara mereka. Ketika beliau melakukan tugas itu, beliau
mendapat julukan DzulKifli. Banyak dongeng yang dibuat berkenaan dengan cerita beliau. AlQur'an
hanya menyebut namanya dan memujinya tanpa menyertakan satu kisah yang lengkap
tentangnya, bahkan masa dakwahnya pun tidak diketahui. Kita tidak mengetahui siapa kaum
Nabi ini dan bagaimana beliau diutus di tengah-tengah mereka serta bagaimana kaumnya
memenuhi panggilan dakwahnya. .
NABI-NABI YANG DIUTUS KEPADA KAUM YASIN
Allah SWT berfirman: "Dan buatlah bagi mereka suatu perumpamaan, yaitu penduduk suatu negeri ketika utusanutusan
datang kepada mereka. (Yaitu) ketika Kami mengutus kepada mereka dua orang
utusan, lalu mereka mendustakan keduanya; kemudian Kami kuatkan dengan (utusan) yang
ketiga, maka ketiga utusan itu berkata: 'Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang diutus
kepadamu.' Mereka menjawab: 'Kamu tidak lain hanyalah manusia seperti kami dan Allah Yang
Maha Pemurah tidak menurunkan sesuatu pun, kamu tidak lain hanyalah pendusta belaka.'
Mereka berkata: 'Tuhan kami mengetahui bahwa sesungguhnya kami adalah orang yang diutus
5 16. Sebilah Pedang Mustika Liang Ie Shen m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
kepada kamu. Dan kewajiban kami tidak lain hanyalah menyampaikan (perintah Allah) dengan
jelas.' Mereka menjawab: 'Sesungguhnya kami bernasib malang karena kamu, sesungguhnya
kamu jika tidak berhenti (menyeru kami), niscaya kami akan merajam kamu dan kamu pasti
akan mendapat siksa yangpedih dari kami.' Utusan-utusan itu berkata: 'Kemalangan kamu itu
adalah karena kamu sendiri. Apakah jika kamu diberi peringatan (kamu mengancam kami)"
Sebenarnya kamu adalah kaum yang melampaui batas. " (QS. Yasin: 13-19)
Allah SWT menceritakan kepada kita tentang tiga nabi tanpa menyebut nama-nama mereka.
Hanya saja, Al-Qur'an menyebutkan bahwa kaum yang didatangi tiga nabi tersebut
mendustakan mereka. Mereka mengingkari bahwa tiga nabi itu sebagai utusan Allah. Ketika
para rasul itu menunjukan bukti kebenaran mereka, kaumnya berkata bahwa kedatangan
mereka justru membawa kesialan. Mereka mengancam para nabi itu dengan rajam,
pembunuhan, dan siksaan yang pedih. Para nabi itu menolak ancaman ini dan menuduh
kaumnya membuat tindakan yang melampui batas. Mereka justru menganiaya diri mereka
sendiri. Al-Qur'an al-Karim dalam konteks ayat tersebut tidak menceritakan bagaimana urusan para
nabi itu. Yang ditonjolkan oleh Al-Qur'an adalah urusan seorang mukmin yang mengikuti para
nabi itu. Hanya dia satu-satunya yang beriman kepada nabi. Kelompok yang kecil ini
berhadapan dengan kelompok yang besar yang menentang para nabi. Laki-laki itu datang dari
negeri yang jauh. Dan dalam keadaan berlari, ia mengingatkan kaumnya. Hatinya telah terbuka
untuk menerima kebenaran. Belum lama ia menyatakan keimanannya sehingga kemudian ia
dibunuh oleh orang-orang kafir.
Allah SWT berfirman: "Dan datanglah dari ujung kota, seorang laki-laki (Habib an-Najjar) dengan bergegas-gegas ia
berkata: 'Hai kaumku, ikutilah utusan-utusan itu, ikutilah orang yang tiada minta balasan
kepadamu; dan mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.
Mengapa aku tidak menyembah (Tuhan) yang telah menciptakanku dan yang hanya kepadaNya-lah
kamu (semua) ahan dikembalikan" Mengapa aku akan menyembah tuhan-tuhan
selain-Nya, jika (Allah) Yang Maha Pemurah menghendaki kemudharatan terhadapku, niscaya
syafaat mereka tidak memberi manfaat sedikit pun bagi diriku dan mereka tidah (pula) dapat
menyelamatkanku" Sesungguhnya aku kalau begitu pasti berada dalam kesesatan yang nyata.
Sesungguhnya aku telah beriman kepada Tuhanmu; maha dengarkanlah (pengakuan
keimanan)ku.'" (QS. Yasin: 20-25)
Konteks Al-Qur'an hanya menyebutkan atau membatasi tentang proses pembunuhan itu. Belum
lama orang mukmin itu atau belum sampai ia menghembuskan nafas terakhirnya sehingga
Allah SWT mengeluarkan perintah-Nya dan mengatakan:
"Dikatakan (kepadanya): 'Masuklah ke surga.' Ia berkata: 'Alangkah baiknya sekiranya kaumku
mengetahui, apa yang menyebabkan Tuhanku memberi ampun kepadaku dan menjadikan aku
termasuk orang-orang yang dimuliakan.'" (QS. Yasin: 26-27)
Jadi, Al-Qur'an al-Karim tidak menyebutkan nama-nama para nabi itu dan kisah-kisah mereka,
tetapi yang ditonjolkan adalah kisah lelaki mukmin di mana dalam konteks ayat tersebut nama
laki-laki mukmin pun tidak disebutkan. Tentu penyebutan namanya tidak penting, tetapi yang
lebih penting adalah apa yang terjadi padanya. Beliau adalah seorang mukmin yang mengikuti
para nabi AllahSWT. Dikatakan kepadanya: masuklah ke dalam surga. Tentu proses penyiksaan yang diterimanya
dan pembunuhannya bukan membawa suatu nilai yang besar tetapi yang perlu diperhatikan
adalah bahwa ia beriman dan tetap berjuang membela para nabi. Meski-pun ia mendapatkan
ancaman pembunuhan, ia tetap menunjukkan keimanannya dan keimanannya tetap membara.
"Sesungguhnya aku telah beriman kepada Tuhanmu; maka dengarkanlah (pengakuan
keimanan)ku."'. 6 16. Sebilah Pedang Mustika Liang Ie Shen m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
KISAH NABI AYUB Nabi Ayub as menggambarkan sosok manusia yang paling sabar, bahkan bisa dikatakan
bahwa beliau berada di puncak kesabaran. Sering orang menisbatkan kesabaran kepada Nabi
Ayub. Misalnya, dikatakan: seperti sabarnya Nabi Ayub. Jadi, Nabi Ayub menjadi simbol
kesabaran dan cermin kesabaran atau teladan kesabaran pada setiap bahasa, pada setiap
agama, dan pada setiap budaya. Allah SWT telah memujinya dalam kitab-Nya yang berbunyi:
"Sesungguhnya Kami dapati dia (Ayub) seorang yang sabar. Dialah sebaih-baik hamba.
Sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhannya)." (QS. Shad: 44)
Yang dimaksud al-Aubah ialah kembali kepada Allah SWT. Nabi Ayub adalah seseorang yang
selalu kembali kepada Allah SWT dengan zikir, syukur, dan sabar. Kesabarannya
menyebabkan beliau memperoleh keselamatan dan rahasia pujian Allah SWT padanya.
Al-Qur'an al-Karim tidak menyebutkan bentuk dari penyakitnya, dan banyak cerita-cerita
dongeng yang mengemukakan tentang penyakitnya. Dikatakan bahwa beliau terkena penyakit
kulit yang dahsyat sehingga manusia-manusia enggan untuk mendekatinya. Dalam cuplikan
kitab Taurat disebutkan berkenaan dengan Nabi Ayub: "Maka keluarlah setan dari haribaan
Tuhan dan kemudian Ayub terkena suatu luka yang sangat mengerikan dari ujung kakinya
sampai kepalanya." Tentu kita menolak semua ini sebagai suatu hakikat yang nyata. Kami pun
tidak mentolerir jika itu dianggap sebagai perbuatan seni semata. Perhatikanlah ungkapan
dalam Taurat: "Kemudian setan keluar dari haribaan Tuhan kita," sebagai orang-orang Muslim,
kita mengetahui bahwa setan telah keluar dari haribaan Tuhan sejak Allah SWT menciptakan
Adam as. Maka, kapan setan kembali keharibaan Tuhan" Kita berada di hadapan ungkapan
seni, tetapi kita tidak berada di hadapan suatu hakikat.
Lalu, bagaimana hakikat sakitnya Nabi Ayub dan bagaimana kisahnya" Yang populer tentang
cobaan Nabi Ayub dan kesabarannya adalah riwayat berikut: para malaikat di bumi berbicara
sesama mereka tentang manusia dan sejauh mana ibadah mereka. Salah seorang di antara
mereka berkata: "Tidak ada di muka bumi ini seorang yang lebih baik daripada Nabi Ayub.
Beliau adalah orang mukmin yang paling sukses, orang mukmin yang paling agung
keimanannya, yang paling banyak beribadah kepada Allah SWT dan bersyukur atas
nikmatnikmat-Nya dan selalu berdakwah di jalan-Nya." Setan mendengarkan apa yang dikatakan
lalu ia merasa terganggu dengan hal itu. Kemudian ia pergi menuju ke Nabi Ayub dalam rangka
berusaha menggodanya tetapi Nabi Ayub adalah seorang Nabi di mana hatinya dipenuhi
dengan ketulusan dan cinta kepada Allah SWT sehingga setan tidak mungkin mendapatkan
jalan untuk mengganggunya.
Ketika setan berputus asa dari mengganggu Nabi Ayub, ia berkata kepada Allah SWT: "Ya
Rabbi, hamba-Mu Ayub sedang menyembah-Mu dan menyucikan-Mu namun, ia menyembahMu
bukan karena cinta, tapi ia menyembah-Mu karena kepentingan-kepentingan tertentu. Ia
menyembah-Mu sebagai balasan kepada-Mu karena Engkau telah memberinya harta dan anak
dan Engkau telah memberinya kekayaan dan kemuliaan. Sebenarnya ia ingin menjaga
hartanya, kekayaannya, dan anak-anaknya. Seakan-akan berbagai nikmat yang Engkau
karuniakan padanya adalah rahasia dalam ibadahnya. Ia takut kalau-kalau apa yang dimilikinya
akan binasa dan hancur. Oleh karena itu, ibadahnya dipenuhi dengan hasrat dan rasa takut.
Jadi, di dalamnya bercampur antara rasa takut dan tamak, dan bukan ibadah yang murni
karena cinta." Riwayat tersebut mengatakan bahwa Allah SWT berkata kepada iblis: "Sesungguhnya Ayub
adalah hamba yang mukmin dan sejati imannya. Ayub menjadi teladan dalam keimanan dan
kesabaran. Aku membolehkanmu untuk mengujinya dalam hartanya. Lakukan apa saja yang
engkau inginkan, kemudian lihatlah hasil dari apa yang engkau lakukan."
7 16. Sebilah Pedang Mustika Liang Ie Shen m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Akhirnya, setan pergi dan mendatangi tanah Nabi Ayub dan berbagai tanaman dan kenikmatan
yang dimilikinya. Kemudian setan itu menghancurkan semuanya. Keadaan Nabi Ayub pun
berubah dari puncak kekayaan ke puncak kefakiran. Kemudian setan menunggu apa tindakan
Nabi Ayub. Nabi Ayub berkata: "Oh musibah dari Allah SWT.
Aku harus mengembalikan kepada-Nya amanat yang ada di sisi kami di mana Dia saat ini
mengambilnya. Allah SWT telah memberi kami nikmat selama beberapa masa. Maka segala
puji bagi Allah SWT atas segala nikmat yang diberikannya, dan Dia mengambil dari kami pada
hari ini nikmat-nikmat itu. Bagi-Nya pujian sebagai Pemberi dan Pengambil. Aku dalam keadaan
ridha dengan keputusan Allah SWT. Dia-lah yang mendatangkan manfaat dan mudharat. Dialah
yang ridha dan Dialah yang murka. Dia adalah Penguasa. Dia memberikan kerajaan kepada
siapa yang di kehendaki-Nya, dan mencabut kerajaan dari siapa yang dikehendaki-Nya; Dia
memuliakan siapa yang dikehendaki-Nya dan menghinakan siapa yang dikehendaki-Nya."
Kemudian Nabi Ayub sujud dan Iblis tampak tercengang melihat pemandangan tersebut.
Lalu setan kembali kepada Allah SWT dan berkata: "Ya Allah, jika Ayub tidak menerima nikmat
kecuali dengan mengatakan pujian, dan tidak mendapatkan musibah kecuali mendapatkan
kesabaran maka hal itu sebagai bentuk usahanya karena ia mendapatkan anak. Ia
mengharapkan dengan melalui mereka kekayaannya meningkat dan melalui mereka ia dapat
menjalani kehidupan yang lebih mudah." Riwayat mengatakan bahwa Allah SWT membolehkan
bagi setan untuk berbuat apa saja kepada anak-anak Ayub. Kemudian setan menggoncangkan
rumah yang di situ anak-anaknya tinggal sehingga mereka semua terbunuh. Dalam keadaan
demikian, Nabi Ayub berdialog kepada Tuhannya dan menyeru: "Allah memberi dan Allah
mengambil. Maka bagi-Nya pujian saat Dia memberi dan mengambil, saat Dia murka dan ridha,
saat Dia mendatangkan manfaat dan mudharat. Kemudian Ayub pun sujud dan iblis lagi-lagi
tampak tercengang dan merasa malu."
Iblis kembali menemui Allah SWT dan mengatakan bahwa Ayub dapat bersabar karena
badannya sehat. Seandainya Engkau memberi kekuasaan kepadaku, ya Rabbi, untuk
mengganggu badannya niscaya dia akan berhenti dari kesabarannya. Riwayat mengatakan
bahwa Allah SWT menginzinkan setan untuk mengganggu tubuh Ayub. Dikatakan bahwa setan
memukul tubuh Nabi Ayub dari kepalanya sampai kakinya sehingga Nabi Ayub sakit kulit di
mana tubuhnya membusuk dan mengeluarkan nanah, bahkan keluarganya dan sahabatsahabatnya
meninggalkannya kecuali isterinya. Namun lagi-lagi Nabi Ayub tetap bersabar dan
bersyukur kepada Allah SWT. Beliau memuji-Nya pada hari-hari kesehatannya dan ia tetap
memuji Allah SWT saat mendapatkan ujian sakit. Dalam dua keadaan itu, Nabi Ayub tetap
bersabar dan bersyukur kepada Allah SWT.
Melihat pemandangan itu, amarah setan semakin meningkat namun ia tidak mengetahui apa
yang harus dilakukannya. Di sini setan mengumpulkan para penasihatnya dari pakar-pakar dan
ia menceritakan tentang kisah Ayub dan meminta mereka mengeluarkan pendapat - setelah ia
menyampaikan rasa putus asanya saat menggodanya atau mencoba menghilangkan sifat
sabarnya dan syukurnya. Salah seorang setan berkata: "Sungguh engkau telah mengeluarkan Adam bapak manusia dari
surga, lalu darimana engkau mendatanginya" Oh, yang engkau maksud adalah Hawa?"
Terbukalah di hadapan Iblis suatu ide yang baru. Lalu ia pergi ke istri Ayub dan memenuhi
hatinya dengan rasa putus asa sehingga ia pergi ke Ayub dan berkata padanya: "Sampai kapan
Allah SWT menyiksamu" Di mana harta, keluarga, teman dan kaum kerabat" Di mana masa
jayamu dan kemuliaanmu dahulu?"
Mendengar perkataan isterinya itu, Nabi Ayub menjawab: "Sungguh engkau telah dikuasai oleh
Kisah Para Nabiallah di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
setan. Mengapa engkau menangisi kemuliaan yang telah berlalu dan anak yang telah mati?"
Perempuan itu berkata: "Mengapa engkau tidak berdoa kepada Allah agar Dia menghilangkan
cobaan darimu dan menyembuhkanmu serta menghilangkan kesedihannmu?" Nabi Ayub
8 16. Sebilah Pedang Mustika Liang Ie Shen m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
berkata: "Berapa lama kita merasakan kebahagiaan?" Istrinya menjawab: "Delapan tahun."
Ayub berkata: "Berapa lama kita mendapat penderitaan?" Istrinya menjawab: "Tujuh tahun."
Ayub berkata: "Aku malu jika aku meminta agar Allah SWT melepaskan penderitaanku ketika
aku melihat masa kebahagiaanku. Sungguh imanmu tampak melemah dan keputusan Allah
SWT membuat hatimu menjadi sempit. Seandainya aku sembuh dan kembali kepada
kekuatanku, niscaya aku akan memukulmu dengan seratus kali pukulan dari tongkat. Sejak hari
ini, aku tidak memakan dari makananmu dan dari minumanmu atau memerintahkanmu untuk
melakukan suatu urusan. Maka pergilah kau dariku."
Akhirnya, isteri Nabi Ayub pergi sehingga Nabi Ayub tinggal sendirian dalam keadaan sabar
menanggung penderitaanya. Penderitaan yang seandainya ditimpakan kepada gunung niscaya
gunung tidak akan mampu menahannya. Kemudian Nabi Ayub berdoa kepada Allah SWT
dalam keadaan penuh kasih sayang dan meminta belas kasih kepada-Nya. Beliau berdoa agar
Allah SWT menyembuhkannya. Dan akhirnya, doanya dikabulkan oleh Allah SWT. Demikianlah
riwayat yang populer berkenaan dengan penderitaan Nabi Ayub dan kesabarannya.
Menurut hemat kami riwayat ini palsu karena ia sesuai dengan teks Taurat yang menjelaskan
Touche Alchemist 1 Pendekar Rajawali Sakti 88 Topeng Setan Kemelut Blambangan 2
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama