Hati Yang Terberkahi Blessed Heart Karya Adam Aksara Bagian 17
*** "Penyusup itu ingin menyerang gedung Divisi Keamanan kita, kumpulkan semua
anggota yang ada ke sana untuk mencegahnya. Hubungi pasukan khusus dari BtP Pusat untuk
segera datang membantu. Kita membutuhkan sebanyak yang mereka miliki," perintah
pemimpin tertinggi BtP Graceland. Dia sedang melihat dari jendela kantornya di mana
gedung Divisi Keamanan yang merupakan divisi penyerang BtP sedang terbakar dan pertempuran di
sekitarnya masih terlihat berkobar disertai rentetan tembakan peluru yang
terlihat meluncur membelah langit malam. "Tambahkan penjagaan di sekitar gerbang dan tembok
mungkin dia hanyalah pancingan dan memiliki kawanannya yang sedang menunggu untuk menyerang
kita dari arah lain!" Beberapa pasukan khusus dari BtP Internasional perlahan-lahan mulai memenuhi BtP
Graceland dan berlarian menuju ke gedung Divisi Keamanan.
*** Master dan Madame terbangun oleh suara keras dan melihat ke Markas Besar BtP
yang terang-benderang melalui jendela kamar mereka.
"Ada apa?" tanya Madame pada Master.
"Mungkin Kelompok Pembebas menyerang ke Markas Besar BtP," jawab Master melihat
asap kebakaran meluncur dari dalam Markas Besar BtP.
"Tapi bukankah Kelompok Pembebas sudah musnah?"
Master mendesah. "Aku tidak tahu, tapi yang pastinya mereka yang berani
menyerang ke dalam Markas Besar BtP tidak akan pernah kembali."
*** ~ 719 ~ - B L E S S E D H E A R T Aku mengamuk dan bermain kucing-kucingan selama beberapa menit yang semuanya
terasa begitu lama. Tubuhku terasa lemah dan sudah mengalirkan darah yang tidak
sedikit. Kembali diriku diterjang oleh peluru dan kekuatan mereka, yang semampu mungkin kutahan.
Aku yakin tidak akan pernah memenangkan pertarungan ini namun setidaknya semuanya
berjalan sesuai rencanaku. Alasanku menyerang gedung Divisi Keamanan yang berada di
sebelah kanan dari depan gerbang adalah karena di sebelah ujung kiri dari pintu masuk
gerbang BtP adalah gedung tempat Divisi Penelitian berada. Aku menarik semua orang ke gedung
yang berlainan arah karena tujuan itu.
Seorang lelaki bertubuh besar melompat sangat tinggi dan tiba di hadapanku
dengan suara berdebum keras. Pria itu menggeram keras dan langsung menyerang ke arahku dengan
kedua tangannya yang bersinar kuning dan memaksaku untuk melompat terbang menghindari
pukulannya. Sebuah pukulannya yang luput telah membuat lantai di bawahku
berlubang sedalam dua meter. Kepalanya mendongkak ke arahku dan memaki menyuruhku turun.
Jelas aku tidak akan melayaninya karena sudah cukup keributan di sini dan tubuhku
kemudian terbang lebih tinggi lagi sambil meluncur ke arah gedung Divisi Keamanan. Di
bawah terlihat berlapis-lapis anggota BtP yang menjaga gedung itu dan terkejut karena tidak
menyangka aku dapat terbang. Seketika itu juga mereka semua mulai menembakiku dan tubuhku terlihat berubah
menjadi kabut, membiarkan tembakan serta serangan mereka melewati tubuhku yang meliukliuk mencapai lantai tiga gedung Divisi Keamanan. Di tempat ini aku segera
mengeluarkan api untuk membakar seluruh isi dalam ruangan seperti komputer, kursi, sofa, meja dan
ditambah dengan kebakaran yang sudah terjadi akibat ledakan dari mobil, api dalam gedung
ini semakin berkobar. Di tengah api itu aku melihat beberapa anggota BtP sedang
mengejar ke arahku yang membuatku segera menerobos masuk lebih ke dalam dan meneleportkan
diriku menuju ke depan gedung Divisi Penelitian, di mana aku sudah mendapatkan gambaran
lokasinya dari ingatan penjaga di depan gerbang sebelumnya.
Di depan gedung Divisi Penelitian yang memiliki pintu kaca lebar, aku membuat
tubuhku tak terlihat dan menembus pintu utama gedung ini yang entah bagaimana berhasil
menyalakan sistem keamanan mereka yang langsung berbunyi di seluruh gedung. Dengan cepat
aku mengeluarkan kekuatan listrik dari tubuhku dan menyerap seluruh energi listrik
dari seluruh gedung ini untuk mematikan seluruh alarm sistem keamanan mereka. Tepat saat itu
aku melihat seorang berpakaian putih yang menatap ke arahku ketakutan serta berusaha
menutup sebuah pintu besi setelah tanda bahaya dinyalakan. Pikiranku bergerak menerobos
ke dalam pikirannya dan mencuri informasi darinya, mencari gambaran tempat dan ruangan di
dalam Divisi Penelitian di mana tahanan berada, yang dengan mudah aku dapatkan. Segera
setelah membuat pria itu tertidur, aku meneleportkan diriku ke dalam sebuah ruangan yang
sangat ~ 720 ~ - B L E S S E D H E A R T besar dengan begitu banyak alat-alat kedokteran serta beberapa orang yang sedang
berteriak kesakitan dan sedang diikat dalam kursi maupun tempat tidur pasien. Bau obatobatan tercium begitu menyengat. Memasuki ruangan ini membuat perasaanku menjadi tidak
nyaman, hawa disekelilingnya terasa sesak, dipenuhi ketakutan dan emosi yang
tidak menyenangkan. Tubuhku yang masih menghilang mencoba meneliti setiap orang di
dalam ruangan ini dan tidak menemukan Nadia sehingga segera menuju ke sebuah pintu
yang bertuliskan "Ruang Tahanan". Menerobos pintu itu aku memperlihatkan wujudku
kembali. "Nadia!!!" teriakku karena melihat begitu banyak pintu-pintu tahanan, berharap
dia menjawabnya dan juga sebagian karena aku tidak lagi mampu bersabar.
Aku harus menemukannya secepat mungkin.
Seketika beberapa wajah menyedihkan muncul di depan pintu mereka melalui sebuah
lubang kecil. "Obat, berikan aku obat," teriak mereka.
Dua orang berpakaian putih mendadak keluar dari sebuah ruang tahanan dan
berteriak, "Kamu tidak boleh di sini."
Aku menatap seorang pria untuk mencuri infromasi darinya dan membuatnya
tertidur. Seorang lainnya kutatap lekat-lekat dan mencoba sesuatu yang tidak pernah
kulakukan sebelumnya, aku memberikan perintah padanya untuk membuka seluruh pintu penjara.
Karena aku membutuhkan mereka untuk membuat keributan saat mereka menyadari aku
sedang berada di sini. Pria itu tergagap namun akhirnya sambil ketakutan
bergerak mengeluarkan sebuah kartu pengenalnya, menggesek setiap pintu tahanan dan
memasukkan serangkaian angka kuncinya untuk membuka pintu tersebut. Dan dia terus
melakukannya pada semua pintu tahanan. Cara memaksanya sangat sederhana, aku hanya memberikan
bayangan seorang pria ganas bersenjata sedang mengancamnya dengan senjata api
yang menempel di kepalanya dan memaksanya untuk membuka semua pintu penjara.
Mataku bergerak cepat melirik angka yang tertulis di atas tiap pintu sel dan
kakiku berlari menyisir setiap pintu. Aku sudah mendapatkan informasi di mana letak Nadia
berada, namun di saat aku menemukan ruangan bertuliskan 702, pintu besi tersebut sudah hancur
dan tidak ada orang di dalamnya. "Nadia!" teriakku melihat di dalam dan tidak ada siapa
pun juga di tempat ini. Tidak mungkin. Dengan kalap aku keluar dari ruang penjara dan melihat ke lorong kiri dan kanan.
Tidak tahu ke mana aku harus mencari berikutnya, dengan kesal aku mengerahkan tanganku
menjadi berlian dan memukul setiap pintu ruangan agar terbuka paksa yang mengakibatkan
alarm di atasku berbunyi. ~ 721 ~ - B L E S S E D H E A R T Aku sudah tidak perduli lagi.
"Nadia!!!" teriakku pada setiap ruangan dan hanya mendapat tatapan lemah dari
banyak tawanan yang kelihatan tidak memiliki sukma lagi dan beberapa terlihat meminta
obat padaku. Di sebuah ruangan lain aku menemukan orang yang tidak biasa.
"Dr. Kumar," tatapku pada seorang berwajah pucat, rambutnya terlihat memutih
semuanya. Mendengarkan panggilanku, ia mencoba mengarahkan mata tanpa sukmanya ke arahku
dan mencoba menggerakkan bibir kering pecah-pecahnya dengan lemah. Hendak mengatakan
sesuatu sehingga aku menyentuh kepalanya dan mencoba membaca seluruh ingatannya.
Melalui ingatannya aku dapat melihat bayangan Nadia dari mata Dr.Kumar saat
dimasukkan ke dalam penjara maupun ruangan ini, menangis, menungguku dan tersiksa oleh
penelitian dan obat-obatan yang diberikan. Aku juga mendengarkan teriakan kesakitan Nadia,
air mataku mengalir bersamaan dengan semua emosi kemarahanku yang menyusup ke dalam
setiap aliran darahku. Aku akan membunuh mereka. Tidak! Aku akan memberikan balasan pada setiap
peneliti di sini kesakitan yang lebih dari kematian itu sendiri.
Meski aku sadar membalaskan dendam selalu berarti kehancuran pada kedua belah
pihak, karena untuk membuat mereka merasakan hal yang sama maka aku harus merasakannya
terlebih dahulu. Tanganku menyentuh tubuh Dr. Kumar, mengambil ingatannya akan
kesakitan dan penderitaannya selama beberapa hari ini. Ingatanku segera
menyerapnya menjadikannya ingatanku dan aku segera berteriak keras merasakan penderitaan
yang ada. Efek obat-obatan yang mengacaukan pikiran, penelitian-penelitian yang melibatkan
gelombang radiasi membuat tubuh menjadi mual, suntikan cairan yang membuat urat
syaraf menjerit dan lainnya yang membuat seluruh rambutku mulai memutih. Aku terjatuh
ke lantai dan memaksa diriku untuk tetap bernafas, seluruh tubuhku terasa lemah dan uraturatku bergerak menonjol dari kulitku. Aku harus mengakui aku hampir kehilangan
sukmaku, jika bukan karena aku pernah mengalami pikiran jahat yang ditanam oleh Almaria
mungkin aku tidak akan pernah mendapatkan kesadaranku kembali.
Aku semakin membenci Divisi Penelitian, seketika aku mengembalikan tubuh dan
kesehatanku ke beberapa menit lalu yang membuat rambutku kembali menghitam.
Segera aku membantu mengembalikan kesehatan Dr.Kumar ke waktu tiga hari lalu. Rambutnya
seketika menjadi hitam kembali dan wajahnya menjadi lebih cerah setelah ingatan
dalam tiga hari ini kuhapuskan sepenuhnya.
"Siapa?" tanya Dokter itu melihatku dengan mata yang sudah bersinar.
~ 722 ~ - B L E S S E D H E A R T "Aku Cuckoo." Aku ingin bertanya lebih lanjut akan tetapi aku sudah melihat
semua ingatannya tidak ada lagi yang perlu kutanyakan.
"Mereka, mereka menangkap temanmu, Nadia," kata Dr.Kumar buru-buru memberitahu.
"Aku sudah mengetahui, sekarang keluarlah bantu aku mencarinya," kataku dan
keluar dari ruangan ini yang diikuti oleh Dr. Kumar. Di sepanjang lorong, aku melihat begitu
banyak orang yang sudah kehilangan sukmanya meski tubuh mereka terlihat bergerak,
semangat mereka sudah terbang meninggalkan jasad kosong yang sedang berdiri sepanjang
lorong. Aku sadar mereka harus kembali aktif untuk membuat keributan nantinya, namun aku
hanya dapat mengembalikan kesehatan mereka dengan maksimal 21 hari yang lalu meski waktu
yang terbaik cumalah tujuh hari.
Tapi aku harus melakukan sesuatu pada mereka.
Menarik nafas menenangkan diriku aku menghapus semua ingatan mereka selama
menjadi rabbit dan mencoba mengembalikan mereka ke kondisi 21 hari yang lalu. Meski
setelah ingatan mereka dihapus rata-rata wajah mereka menjadi cerah tetap saja hanya
sebagian kecil dari rabbit yang mampu mendapatkan kesehatan dan kekuatan mereka kembali.
Setidaknya mereka tidak lagi sibuk meminta obat.
"Hancurkan tempat ini!!!!!" teriakku sambil berlari melewati mereka sepanjang
lorong. "Tapi jangan membunuh satu pun staf Divisi Penelitian. Kematian terlalu enak untuk
mereka. Aku akan memberikan mereka ingatan akan siksa penelitan yang sudah mereka lakukan
pada kalian, hancurkan semua peralatannya dan seluruh tempat ini." Semua orang
bersemangat dan saat aku melihat kedua ilmuan di dalam lorong ini aku segera menanamkan pikiran
Hati Yang Terberkahi Blessed Heart Karya Adam Aksara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
kesakitan yang dialami oleh Dr. Kumar pada seorang peneliti yang tertidur dan
seorang peneliti yang sedang ketakutan. Efeknya begitu luar biasa, mereka segera
berteriak-teriak, rambut mereka menjadi putih dan sukma mereka seperti tercabut dari tubuh mereka.
Mulailah merasakan apa yang kalian lakukan sendiri.
Aku menerobos keluar dari tempat tahanan menuju ke ruangan penelitian bersama
tiga puluhan orang rabbit. Atau mungkin mantan rabbit. Para peneliti dan ilmuan yang
melihat kami keluar dari tempat itu, lengkap dengan wajah marah kami dan mulai
menghancurkan benda-benda di sekitar kami, segera menjadi ketakutan. Setiap kali aku melihat
mereka maka satu per satu dari mereka akan langsung jatuh dengan rambut mereka yang menjadi
putih dan juga berteriak ketakutan, merasakan penderitaan yang selama ini telah mereka
berikan pada semua orang. Beberapa alinergi yang terikat di ranjang besi terlihat meneteskan air mata saat
dibebaskan dan beberapa bahkan langsung membunuh para peneliti dengan ganas. Kupikir pada
akhirnya ~ 723 ~ - B L E S S E D H E A R T ada sekitar 20-an peneliti yang merasakan hal perbuatan mereka sendiri dan
beberapa terpaksa mati tercabik. Sebuah bunyi dari depan gerbang Divisi Penelitian
terdengar riuh, tampaknya anggota BtP sudah menyadari dan berbalik ke tempat ini.
"Selamatkan diri kalian dan hancurkan gedung ini," kataku hendak meninggalkan
tempat ini karena jelas Nadia tidak berada di sini. Dengan menggunakan ingatan Dr. Kumar,
aku meneleportkan diriku menuju ke sebuah ruangan di dalam penjara Polisi Khusus BtP
tempat di mana Dr. Kumar ditahan sebelumnya. Di dalam ruangan ini aku melihat seorang
tahanan yang terkejut melihatku, seorang lelaki, jelas bukan Nadia. Dengan tangan
berlian aku segera menghancurkan pintu tahanannya dan kemudian menelusuri lorong itu untuk
menghancurkan pintu-pintu tahanan yang lainnya, mencari Nadia. Tiga orang Polisi Khusus BtP
segera muncul dan berlari menghadapiku namun hanya sekejap mereka bertiga langsung
terjatuh dengan rambut memutih sambil berteriak ketakutan. Sekitar lima orang tahanan
berada di dalam 20 ruang tahanan yang ada. Tidak ada Nadia. Aku berjalan cepat menuju ke
seorang penjaga yang ketakutan tidak berani keluar dari posnya dan mencuri semua
ingatannya. Nadia tidak ada di sini, hanya barang-barangnya yang masih tersimpan. Dengan
marah aku menghancurkan pos itu dan membuat penjaganya ketakutan berteriak-teriak serta
memaksanya untuk mengeluarkan semua barang-barang Nadia yang tersimpan. Sambil
ketakutan ia membuka sebuah pintu lemari dan di dalamnya terdapat sebuah
bungkusan. Mengerahkan kekuatan terbang aku mengambil bungkusan itu dan melihat isinya
dengan sedih. Kalungnya, kunci, telepon genggam, jam tangan, dompet, sebuah pulpen emas
dan... cincin yang kuberikan. "Nadia.." bisikku dengan perasaan yang sedih dan kehilangan. Tanganku membuka
rantai di leherku dan memasukkan cincin milik Nadia untuk bergabung dengan cincin milikku
yang tergantung dan aku lebih dari sekedar siap untuk menghancurkan BtP.
Membongkar setiap inci tanahnya hingga menemukan Nadia, tidak akan berhenti
sebelum menemukannya atau nafasku berhenti berhembus, mana yang lebih dahulu.
Aku segera berteriak begitu keras dan terbang menerobos keluar dari tingkat
dasar mulai menghancurkan seisi gedung Polisi Khusus BtP hingga ke lantai atasnya, membakar
dan meledakan apa saja yang terlihat olehku. Dan berhubung karena gedung Kepolisian
Khusus BtP terletak persis di samping gedung Divisi Penelitian, saat aku melompat
keluar dari lantai tiga gedung tempat ini, di depanku sudah berdiri puluhan rabbit yang baru saja
keluar gedung Divisi Penelitian. Mereka terhadang oleh ratusan anggota BtP yang berjaga di
depan gedung Divisi Penelitian. Aku melihat mereka terdiam di tempat dan diriku mendarat
dengan memegang erat barang-barang Nadia serta berjalan ke depan.
~ 724 ~ - B L E S S E D H E A R T "Aku harus menemukan Nadia," geramku rendah dan berjalan menuju ke barisan
anggota BtP membuat tubuhku menjadi tembus pada semua hal dan siap untuk melakukan apa
pun juga. "Cuckoo! Apa yang kamu lakukan di sini?" teriak Albert saat melihatku dan aku
dapat melihat Michelle di sampingnya.
"Aku mencari Nadia," teriakku keras. "Katakan siapa yang mengambilnya."
"Cuckoo kamu tidak akan bisa lolos kali ini. Meski diriku pun tidak akan sanggup
membantumu," kata Albert.
Aku menatapnya dengan sorot mengejek dan menghinanya. "Apa yang bisa kamu
lakukan" Memegang kata-katamu saja kamu tidak bisa!!!" Aku melemparkan kembali pulpen
emas miliknya dan Albert terlihat murka menatapku. Tanganku memegang bungkusan berisi
barang milik Nadia dan meneleportkannya ke dalam kamar Nadia. Aku masih perlu
untuk tetap berada di BtP untuk memulai peperangan kedua.
"Laboratoriumku! Apa yang kamu lakukan?" teriak seorang yang bertampang seperti
tikus. "Dia Nixon," bisik seorang rabbit yang berdiri di sampingku. "Pemimpin Divisi
Penelitian seluruh BtP." Kebetulan sekali. Amarahku langsung terbakar dan tubuhku menjadi kabut. Seketika muncul di
depannya, mencengkaram lehernya. Tidak ada yang menyangka hal itu akan terjadi sehingga
kini mereka hanya dapat mengarahkan senjata mereka dan bersiap-siap menyerangku. Akan
tetapi karena tanganku berada di leher Nixon, mereka tidak berani sembarangan menembak
juga bergerak. "Katakan, siapa yang membawa Nadia," tanyaku padanya
"Siapa?" kata Nixon ketakutan karena tanganku mencengkeramnya semakin keras.
"Nadia F. Cheney, The Perfect copier," kataku sepatah demi sepatah agar ia
mengetahui nama itu. "Aku tidak kenal," kata Nixon. Aku mencoba mencuri pikirannya, namun tidak mampu
menembusnya karena terasa seperti adanya sebuah dinding yang melindungi
pikirannya. Aku membuat tanganku menjadi panas mencengkeram lehernya. "Di dalam tahanan
laboratoriumku. Di dalam sana... di dalam sana panass!!" teriak Nixon mulai
ketakutan. "Tidak ada," bentakku padanya. "Seseorang sudah membawanya keluar. Siapa?"
~ 725 ~ - B L E S S E D H E A R T "Aku tidak tahu, aku tidak tahu..." Nixon mulai mencicit kesakitan persis seperti
tikus. Aku begitu marah dan menatapnya, "Kamu mengapa kamu menangkap Nadia! Apa
alasanmu" Untuk menyiksanya?" tanganku mengeras pada lehernya.
"Bukan salahku, Divisi Intelijen-lah yang menyuruhku menangkapnya," kata Nixon
menyelamatkan diri. Mata amarahku langsung menantap pada Albert. "Kamu yang menyuruhnya menangkap
Nadia?" Amarah dalam diriku meledak dan hawa panas terlepas dari diriku
berhembus ke semua arah seperti badai yang menerbangkan debu dan membuat semua pakaian
anggota BtP di tempat itu berkibar. "Nixon, jangan berbohong! Aku tidak menyuruhmu menangkap Nadia. Aku bahkan
mengutus dua orang bodyguard untuk melindunginya."
Nixon menatapku. "Benar dia yang menyuruh. Anak buahnyalah yang menyerahkan
laporan tentang diri Nadia padaku, aku hanya melakukan tugasku."
"Siapa?" tanya Michelle.
"Lawrence, anggota kalian."
Albert dan Michelle menjadi terdiam.
"Lawrence?" bisikku.
Albert terlihat mengeluarkan telepon genggamnya dan menghubungi seseorang ... yang
setelah beberapa saat mengatakan, "Lawrence mematikan teleponnya."
"Cuckoo, kami tidak memberi perintah pada Lawrence untuk menangkap Nadia atau
melakukan hal itu," tambah Michelle. "Percayalah."
Aku bergitu marah hingga air mataku hampir mengalir. "LAWRENCE!!!!!
Keluarlah!!!!" teriakku begitu keras mengema ke semua arah. Tidak ada jawaban dari seluruh
anggota BtP di sana. Kekesalanku menjadi berlipat-lipat, teringat kembali dia menipu dan
mencium Nadia, meski tidak ada hubungannya, akan tetapi semua kebencian sudah bertumpuk
padanya. "Siapa di antara kalian mengetahui di mana Lawrence berada atau Nixon akan
mati." Tidak ada yang menjawab sehingga aku tertawa melihat pada Nixon. "Tampaknya
semua orang ingin kematianmu," kataku mengeraskan cengkeraman tanganku dan membuat
Nixon menjerit kesakitan dan senjata-senjata kembali bersiaga.
Seorang anggota BtP akhirnya berkata, "Aku melihatnya keluar dengan mobilnya
sambil membawa seseorang yang tampaknya seorang gadis."
~ 726 ~ - B L E S S E D H E A R T Mataku menatap ke arahnya, mencuri pikirannya dan melihat dirinya yang melihat
Lawrence membawa seorang bertubuh kecil dan memasukkannya ke dalam mobilnya yang berwarna
biru, tepat saat terdengar suara-suara ledakan dari dalam gedung Divisi
Penelitian. Itu Nadia, aku mengenalnya, wajahnya yang pucat.
Apa yang dilakukannya dengan melarikan Nadia di saat aku ingin mengambilnya"
Bagaimana dia mengetahui aku akan datang mengambil Nadia" Kecuali...
Aku menatap Michelle, "Apa kamu memberitahu Lawrence aku akan datang menjemput
Nadia?" Michelle menggelengkan kepalanya, "Tidak ada seorang pun yang tahu, hingga kamu
menerobos ke dalam tempat ini."
Aku menatap Nixon, membuatku teringat akan wajah Nadia dan siksaan pada dirinya
yang kudapat dari ingatan Dr. Kumar. "Kamu seharusnya merasakan apa yang sudah kamu
lakukan pada orang lain," kataku menatap mata Nixon dan pikiranku mengirimkan
ingatan kesakitan Dr. Kumar pada Nixon. Sebuah gelombang energi mendadak muncul menahan
gelombang energiku dan aku melihat lambang harimau yang membuatku tertawa.
Dengan sekuat tenaga aku terus memaksakan ingatan itu ke dalam pikirannya untuk
membalas dendam atau aku akan terus menyesalinya. Seluruh kekuatan kukerahkan khusus
untuknya dan kembali terjadi ledakan udara dari diriku ke semua arah. Seketika energi
pelindung pada pikiran Nixon tertembus ke dalam dan pecah, ia menjadi pingsan dan aku segera
memasukkan ingatan kesakitan itu ke dalam pikirannya dan memperburuknya dengan
memperpanjang ingatan itu serta memasukan beberapa pikiran yang menurutku akan
berguna kelak. Saat ia terbangun nanti ia akan melihat neraka yang selama ini ia berikan
pada orang lain, berkali-kali. Tanganku menjatuhkan dirinya pada lantai dan melihat Albert, Michelle, Mio,
Pasukan Khusus BtP Pusat, Lee dan beberapa orang disekeliling yang kelihatannya seperti
para pemimpin divisi BtP dengan pakaian mereka yang sedikit berbeda. "Apa yang kalian
inginkan," tanyaku melihat mereka menghina.
"Kamu sudah menghancurkan BtP. Cuckoo kali ini aku mau tidak mau akan
menahanmu," kata Albert. Aku tertawa keras merasa itu semua begitu lucu.
"Bajiangan! Apa kamu kira kami akan membiarkanmu keluar begitu saja setelah
menghancurkan tiga gedung kami?" teriak seorang pimpinan divisi lainnya.
~ 727 ~ - B L E S S E D H E A R T Aku melihat jauh ke depan sana, terlihat gedung Divisi Keamanan yang sedang
terbakar memperlihatkan apinya. Gedung kepolisian BtP dan Divisi Penelitian juga masih
terbakar sambil mengeluarkan suara ledakan di dalamnya. "Apa kalian tahu 200-an anggota
Kelompok Pembebas meninggal di tanganku dan tidak satu pun dari kalian yang
kubunuh karena aku masih memandang kalian," tatapku tajam pada mereka.
"Diam!!" teriak Mio menyerangku dan aku menggerakkan tanganku untuk menerjangkan
energi padanya yang seketika ditebas olehnya dan semakin mendekat kearahku.
Emosiku naik seketika dan menggunakan kekuatan radius untuk mendominasinya dan menekan
tubuhnya ke lantai. Sebuah energi tak terlihat menarik pedang dari tangannya
untuk berpindah ke tanganku dan seketika itu juga, pedang katana di tanganku mulai
bercahaya dan berbunyi mendengung. Aku sudah mencuri kekuatannya dan ingatan tentang cara menggunakannya dengan
sedikit pengembangan. "Jika kalian ingin mencegahku keluar kalian sebaiknya bersiap-siap
mati di tanganku karena kali ini aku benar-benar marah." Aku mengayunkan pedang di
tanganku
Hati Yang Terberkahi Blessed Heart Karya Adam Aksara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
dengan mengabungkan energi terkuatku dan kekuatan dari Mio untuk mengarah pada
sebuah gedung terdekat di sampingku yang berjarak sekitar 200 meter.
Tanganku bergerak cepat menebas menyilang dalam bentuk "X" dan seketika seluruh
kaca gedung itu meledak pecah memuntahkan pecahan kaca jendelanya. Gedung yang tinggi
itu perlahan-lahan bergeser dan roboh dengan suara yang sangat keras dan terjatuh
mengetarkan lantai tempat kami berpijak. Seketika itu juga seseorang anggota BtP menembakku
tepat di dahi tapi peluru itu berhenti tepat di depanku karena kekuatan terbangku
melindungi sekeliling tubuhku juga menahan serangan apa pun juga. Peluru itu jatuh
berdenting di lantai dan aku menatap orang yang menembak itu. Seketika dia langsung berteriak
kesakitan dengan rambutnya yang memutih saat itu juga.
Aku memandang mereka semua yang melihatku dengan berbagai mimik wajah yang
memuakkan."Aku akan berjalan keluar dari sini melalui pintu gerbang BtP siapa
pun yang menghalangiku akan mati!!!!" Sebelah kakiku melangkah ke depan, tegas dan kuat.
Terakhir kali aku keluar dari tempat ini aku ditarik dan dibuang seperti anjing.
Kali ini aku tidak akan melipatkan ekor di antara kakiku dan keluar dengan cara itu lagi. Aku
akan keluar dengan kedua kakiku.
Aku melangkah dan seorang bertubuh sangat besar melompat dari samping ke arahku
hendak menyerang, namun tubuhnya mendadak berhenti di tengah udara dan kemudian
terlontar ke belakang dengan kecepatan tinggi. Menghantam gedung yang terletak jauh di
belakangnya dan mengeluarkan suara berdebum. Orang-orang mengarahkan senjatanya pada tubuhku
dan ~ 728 ~ - B L E S S E D H E A R T pedang katana di tanganku mendengungkan bunyi tinggi, siap melayangkannya pada
siapa pun juga. Kali ini aku tidak akan menebas gedung, tapi langsung menebas tubuh mereka, hawa
membunuhku segera mengalir dari setiap pori-pori dan gerakan tubuhku. Aku tetap
berjalan ke depan. Mereka tidak membuka jalan di depan untukku sehingga aku terus berjalan lurus
menerobos di antara mereka, bahu menyengol bahu. Seorang yang jelas terlihat seperti
pemimpin divisi, tepat berdiri di hadapanku dan tidak mau bergerak menyingkir sambil mengeluarkan
kekuatannya yang membuat seluruh tubuhnya bercahaya. Dia menatapku dengan
pandangan meremehkan, penuh kesombongan dan seketika itu saja cahaya tubuhnya redup dan
dirinya langsung jatuh tergeletak dengan rambut memutih tidak dapat bangkit lagi.
Kekuatan apa pun yang sudah membuatnya sombong dan hendak dikeluarkannya tadi sudah musnah dari
muka bumi. Kakiku melangkah tegas, melewati tubuhnya dan terus bergerak. Setiap orang yang
tepat berada di hadapanku dapat mendengar tingginya suara dengungan pedang katana.
Kembali bahu menyengol bahu dan kini tidak ada yang menghentikanku, tidak ada yang mulai
ingin menghajarku. Aku terus berjalan dan mereka semua seolah-olah mematung saat aku berhasil
berjalan keluar dari kerumunan. "Serang para rabbit yang melarikan diri," teriak anggota BtP di sampingku dan
semuanya berlari melewatiku dan membiarkanku berjalan keluar dari gerbang.
~ 729 ~ - B L E S S E D H E A R T Bab 44 SIAPA AKU Terbang di ketinggian 50 meter sepanjang jalanan Graceland-Viginia, aku berusaha
mencari Lawrence yang sebelumnya keluar dengan mobil birunya membawa Nadia. Mengerahkan
seluruh kekuatanku, tubuhku terbang menembus udara dingin untuk menelusuri
sepanjang jalanan mencari mereka. Waktu terus berlalu tanpa hasil dan diriku menjadi
semakin gelisah. Lawrence mungkin sudah membawanya ke suatu tempat, menyembunyikannya. Jika
demikian aku tidak akan dapat menemukan Nadia lagi, aku sudah kehilangan semua
jejak yang ada. Nadia, di mana kamu berada"
Aku menambah kecepatan terbangku dan terus melaju hingga tak berapa lama saat
mendekati jalanan Viginia, terlihat mobil biru Lawrence yang sedang melaju kencang dan
dari energi yang terpancar, aku jelas dapat merasakan energi Nadia. Jantungku berdetak
kencang dan semangatku mulai timbul kembali. Kali ini dia tidak akan lolos lagi! Seketika
itu juga aku terbang mendekati atap mobil tersebut dan mencoba mengerahkan kekuatanku untuk
mendominasi mobilnya serta menerbangkannya, namun mobil itu terus melaju
meninggalkanku karena sebuah energi melindungi mobil itu sehingga aku gagal
mendominasinya. Dengan kekuatan penuh aku terbang melewati mobilnya dan mendarat ke depan
jalanan, menghadang tepat di tengah laju mobilnya. Saat dua lampu cahaya mobil Lawrence
menyorot ~ 730 ~ - B L E S S E D H E A R T lurus ke arahku, tubuhku segera berubah menjadi berlian dan seluruh tubuhku
mengalirkan kekuatan raksasa untuk bersiap-siap menghentikan mobilnya dengan paksa dari
depan. Kakiku mencengkeram aspal, tepat ketika mobilnya sudah sangat mendekat dan aku
menaikkan tanganku tinggi-tinggi berniat untuk menghajar depan mobil tersebut
untuk melumpuhkannya, seketika itu juga aku merasakan sebuah kekuatan dari dalam mobil
yang segera menerjang dan melontarkan seluruh tubuhku ke samping hutan dan membiarkan
mobil tersebut berlalu. Aku harus mengakui Lawrence jelas memiliki kekuatan, tidak mudah untuk
menawannya. Dengan penuh amarah aku bangkit dan terbang mengejar mobil itu kembali. Kali ini
tidak ragu-ragu lagi langsung mendaratkan kedua kakiku pada depan mesin mobil. Kedua
kakiku yang sekeras berlian melesat masuk ke dalam mesinnya dan menyebabkan mobilnya
seketika berputar liar sepanjang jalanan dengan kedua kakiku yang melesak masuk pada
aspal dan menghancurkan aspal sepanjang jalanan. Hampir setengah tubuhku terbenam pada
mesin mobil dan mataku menatap pada Lawrence melalui kaca depan mobil. Tanganku segera
meninju pecah kaca itu dan mobil masih berputar liar bersama tubuhku di
sepanjang jalan sambil mengeluarkan bunyi roda berdecit.
"Lawrence!!!" teriakku begitu keras memanggilnya dengan kebencian.
Ia tersenyum menatapku tiada sedikit ketakutan pun. "Jaime!!!" teriaknya
tertawa. Untuk sesaat aku terkejut dan gerakanku terhenti karena tidak mungkin baginya
untuk mengetahui jati diriku karena saat ini wajahku masih berbentuk Cuckoo. Lawrence
mengeluarkan sebuah senjata api dan mengarahkan padaku yang membuatku hampir
tertawa tidak memperdulikan hal itu dan mengarahkan tanganku hendak menangkap lehernya.
Tepat saat tanganku berhasil menggenggam kerah bajunya ia mengarahkan senjata api di
tangannya pada kepala Nadia yang terkulai lemas dan masih pingsan.
"Jangan bergerak, teman," katanya melihatku dengan tatapan menantang.
Nafasku memburu dan aku mencoba mendominasi kekuatannya untuk menghentikan
gerakannya. Akan tetapi semuanya seperti terhalang oleh energinya yang juga
mendominasi seluruh wilayah dalam mobil. Mobil ini akhirnya berhenti berputar dengan suara
ban yang berdecit keras. "Lawrence, serahkan Nadia. Kamu tidak membutuhkannya," sahutku yang membuat
Lawenece tertawa dan pintu mobil di sampingnya meledak terlempar keluar. Ia
perlahan- lahan keluar dari mobil dengan senjata api yang masih menempel pada kepala
Nadia, sedangkan tubuh Nadia perlahan-lahan terbang keluar mengikutinya. Sebuah
helikopter BtP terlihat melayang di atas kepala kami dan menyorotkan lampu pada kami bertiga.
Aku ~ 731 ~ - B L E S S E D H E A R T terbang keluar dari bak mesin dan menghilangkan kekuatan berlian. "Berhentilah
melawan Lawrence, kamu sudah tertangkap, kamu tidak akan bisa lari lagi mereka sudah
mengetahui kamu seorang mata-mata dari Jushin."
Lawrence tertawa keras merasa hal itu sangat lucu. "Jaime, Jaime ... kamu benarbenar tidak pernah berubah, masih selugu yang dahulu." Helikopter itu akhirnya mendekat dan
mendarat tidak jauh dari tempat kami. Dari dalam helikopter keluar, Michelle dan Albert.
Michelle berada di sampingku dan aku berbicara langsung pada pikirannya. "Aku
akan membuatnya menyerahkan Nadia padamu. Setelah itu kamu harus langsung membawanya
ke dalam helikopter dan membawanya pergi."
Michelle menatap ke arahku dan menggangguk. Mengakses kekuatan energi paling
murni dari semesta, aku hanya punya satu kesempatan untuk menerjang ke dalam pikiran
Lawrence dan melumpuhkannya dalam sekejap. Aku tahu dirinya memiliki pertahanan energi
mungkin dari Sherry, akan tetapi aku berhasil menembus pelindungan Nixon sebelumnya.
Seharusnya aku akan sanggup melakukannya jika aku mengerahkan seluruh kekuatanku, mataku
menatap pada Lawrence. "Jangan lakukan apa pun yang akan kamu lakukan karena aku pasti akan menang,"
ancam Lawrence Aku tidak perduli . Seketika itu juga aku menyerang pikiran Lawrence, yang membuat dirinya segera
berteriak dan menaikkan kedua tangannya menyentuh kepalanya. Berikutnya tubuh Nadia yang
sedang melayang segera terjatuh dan langsung kusambut dengan energi terbangku yang
membuat tubuh Nadia melayang ke arah Michelle. Sedangkan diriku segera melesat ke depan
Lawrence menghalanginya untuk melakukan hal gila lainnya. Saat ini aku sungguh
marah dan meninju wajah hingga membuatnya terjatuh. "Bajingan!" makiku menatapnya dan
kembali melayangkan sebelah tanganku hendak memukulnya namun Lawrence terlihat
berhasil mengendalikan pikirannya kembali. Seketika itu juga ia bergerak begitu
cepat menangkap tanganku serta menguncinya dengan membuat tanganku berputar ke
belakang. Dia juga menyelinap ke balik tubuhku, mendadak tanganku menjadi sekeras berlian
sehingga dia tidak bisa melakukan apa pun juga.
Setidaknya begitulah yang kupikirkan. Mendadak tubuh Lawrence juga ikut berubah
menjadi berlian dan memaksa tanganku untuk tertekuk ke arah lain. Tubuhnya tetap
bertahan di belakangku. "ARGGHHHH!!!!" teriak kesakitanku saat Lawrence mencoba menghancurkan lenganku
dan tanganku yang lain segera bergerak memukul membabi-buta mengarah ke belakang.
~ 732 ~ - B L E S S E D H E A R T Mencoba menghantam kepalanya karena hanya tempat itulah yang berhasil kucapai
setelah dia mengunci tanganku dari belakang. Kami terus bertempur dengan cara demikian,
tanganku yang hendak dipatahkannya terasa begitu sakit, terasa remuk. Tidak sanggup
bertahan lagi tubuhku berubah menjadi kabut untuk melepaskan diri dari kuncian tangannya namun
Lawrence seperti memahami hal itu, tubuhnya pun ikut berubah menjadi kabut dan
tetap menangkap tanganku. Apa yang terjadi" Lawrence bahkan mengunci tanganku lebih keras lagi. Tubuhku berubah menjadi
dapat tembus segala sesuatu dan berharap ia tidak akan mampu menangkapku, namun aku
salah. Dia juga mengikuti perubahan kekuatanku dan tidak mau melepaskan tanganku.
Membuatku begitu kesal hingga aku berteriak, "Kamu boleh mendapatkan sebelah lenganku akan
tetapi aku akan mendapatkan nyawamu!" Dengan mengubah tubuhku menjadi berlian, aku
kembali menyerang kepalanya dengan kepalanku yang menuju ke belakang.
"Kamu tidak akan pernah menang melawanku!" teriak Lawrence tertawa.
"Tertawalah selagi kamu masih sanggup," kataku semakin mengamuk dan terus
menghajar kepala Lawrence dengan kekuatan penuh melupakan kesakitan ditanganku yang lain,
aku sudah memasrahkan tangan itu. Seluruh kekuatanku terasa semakin kuat dan keras,
Hati Yang Terberkahi Blessed Heart Karya Adam Aksara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
sadar atau tidak, aku merasakan kekuatan Lawrence semakin lama semakin melemah dan
menghilang. Kami berdua bertempur beberapa saat sebelum tubuh Lawrence mendadak berubah
kembali menjadi tubuh manusia. Dengan mudah aku melepaskan tanganku yang dikuncinya dan
mendorongnya ke atas tanah. Aku menatapnya dengan penuh kebencian. "Berdoalah
sekarang," kataku dan tanganku naik tinggi untuk melayangkan pukulan terakhir
untuknya. Dengan tangan berlianku, kepalanya akan hancur seperti tahu.
Akan tetapi, Lawrence terlihat tetap tersenyum dan bahkan tertawa, "Michelle
bunuh Nadia jika dia menyakitiku!"
Tanganku berhenti tepat di depan wajahnya dan menatapnya lekat-lekat.
Serius" Aku segera menoleh ke belakang dan melihat Michelle masih berada di sana dengan
memeluk Nadia ditemani Albert.
"Apa yang kamu lakukan di sana" Cepat pergi," kataku.
Michelle menggelengkan kepalanya. "Lepaskan Lawrence, dia serius Jaime." Aku
menatap Michelle dan kemudian menatap pada Lawrence.
~ 733 ~ - B L E S S E D H E A R T "Dia serius akan membunuh Nadia," kata Lawrence menatapku setengah mengejek.
"Sebaiknya kamu melepaskanku."
Apakah Michelle dikendalikan olehnya, mengingat Lawrence juga mungkin memiliki
kekuatan sepertiku" Mungkin saja dia memanipulasi pikiran Michelle. Aku mencoba
menerobos pikiran Michelle, lagipula bagaimana dia mengetahui aku adalah Jaime,
wujudku masih sebagai Cuckoo. Ataukah Michelle juga mata-mata Jushin"
"Hentikan, Jaime, pikiranku tidak dimanipulasi siapa pun juga," kata Michelle
menatapku. Albert menatapku. "Jaime, lepaskan Lawrence, kamu akan memahami semua ini
nantinya tapi saat ini kamu masih memiliki tugasmu yang lain."
Aku tidak mengerti semua ini. Aku mencengkeram leher Lawrence dan menatap
Michelle dan Albert. "Lepaskan Nadia," kataku, "Lawrence bisa pergi dengan kalian
berdua." "Aku takut itu tidak akan terjadi," kata Albert.
"Kalian sebaiknya sadar seberapa seriusnya aku saat ini." Aku marah menatap
mereka bertiga, tidak tahu apa yang sebenarnya tengah terjadi di sini. Tapi aku mungkin akan
menghancurkan mereka semua. Albert memegang tubuh Nadia dan menatap pada Michelle. "Tunjukan padanya."
Michelle menggangguk dan mengeluarkan sebuah telepon genggamnya memijit beberapa tombol
dan sebuah suara terdengar dari dalamnya, sebuah video klip tepatnya.
"Jaime, aku akan mendekatimu untuk menunjukkan video ini," kata Michelle dan
mendekatiku sambil menunjukkan sebuah video klip dari telepon genggam dengan
perlahan- lahan. Aku memperhatikan video itu dan berbagai perasaan segera berkecamuk dalam
diriku. Tidak mungkin. Aku menatap video di dalam telepon genggam itu yang sedang menunjukkan diriku
dan ... Tidak mungkin "Kalian memanipulasi video ini, tidak mungkin itu aku! Kalian alinergi dapat
melakukan apa pun juga apalagi mengedit video seperti itu. Jelas itu bukan diriku!" Aku
mengeraskan tanganku mencengkeram leher Lawrence. "Jangan menipuku!!"
"Jaime," teriak Michelle. "Lawrence itu senior kita!"
"Aku tidak percaya," kataku.
~ 734 ~ - B L E S S E D H E A R T Albert menarik nafas dan berkata, "Michelle tunjukan video berikutnya betapa
seriusnya kita." Michelle menatap ke arahku dan menekan beberapa tombol pada telepon genggamnya.
"Aku tidak akan melihat apa pun lagi, cukup serahkan Nadia atau Lawrence akan..."
"Jaime," suara panggilan terdengar dari dalam telepon genggam Michelle.
Suara itu. Aku segera menatap ke dalam layar yang ditunjukan oleh Michelle. Rekaman wajah
ibuku, ayahku, kakak-kakakku, adikku juga tetangga-tetangga dan teman yang sedang
berkumpul. "Jaime selamat, kamu sudah menjadi anggota BtP, kami sangat bangga padamu."
Ucapan- ucapan selamat seperti itu mengalir dari semua orang yang terlihat sibuk
menitipkan pesan dan ayahku akhirnya muncul berkata, "Jaime, kamu mengabdi untuk negara dan orang
banyak, lakukanlah tugasmu dengan baik." Terlihat jelas di sana pemandangan
rumahku di desa, kakak-kakakku, tetangga dan banyak lagi orang yang sedang mengadakan pesta
kecil- kecilan di halaman rumahku.
"Bagaimana kalian...?" tanyaku menatap Michelle, Albert dan juga Lawrence yang
sedang tertawa. "Jaime, jika kamu membunuhku, kami akan serius membantai semua keluargamu bahkan
tetanggamu," kata Lawrence.
"Kamu!" kataku mencengkeram leher Lawrence.
"Hentikan Lawrence, itu tidak lucu," sahut Michelle.
"Lepaskan dia Jaime!" teriak Albert, "Kami tidak akan membahayakan Nadia, dia
adalah anggota BtP." Keringatku sedikit banyak mengalir memikirkan Nadia dan keluargaku yang
dijadikan sandera untuk ditukarkan dengan nyawa anjing busuk ini, sama sekali tidak
pantas. Aku mengubah diriku kembali menjadi normal dan kembali ke wajah asliku serta
melepaskan diri Lawrence yang membuatnya segera berdiri dan mengarahkan sebuah tinjunya
menghantam pipiku dan membuatku terjatuh dengan bibir berdarah.
"Lawrence!" teriak Michelle.
"Maaf hanya ingin membalas hutangku," katanya sambil berjalan meninggalkanku.
"Siapa kalian sebenarnya?" tanyaku menatap mereka semua. Lawrence sudah berjalan
melewatiku untuk memasuki helikopter yang sedang bergerak dan aku menatap
Michelle menunggu jawaban. ~ 735 ~ - B L E S S E D H E A R T "Maafkan aku," kata Michelle dan berbalik.
Albert menatapku dan berkata, "Pertanyaan sebenarnya, adalah siapa kamu
sebenarnya, Jaime." Aku menatapnya tidak mengerti. "Tugas terakhirmu Jaime," kata Albert
menyerahkan sebuah kertas. "Setelah ini selesai kamu akan mengetahui semuanya
dan Nadia akan aman bersama kami. Untuk saat ini lakukan saja tugasmu dengan konsekuansi
kehilangan Nadia dan keluargamu."
Mereka bertiga segera menaiki helikopter dan terbang ke arah kota meninggalku
sendirian. Aku membuka alamat di kertas itu dan melihat tulisan. "Bawa Xian malam ini juga
ke atas gedung ...." Aku membaca alamat gedung itu dan mengetahui letaknya di Viginia.
Apa yang sebenarnya sedang terjadi" Dan gambar di rekaman itu, gambar aku
memakai seragam anggota BtP yang sama sekali tidak kuingat pernah melakukannya.
Siapa aku sebenarnya" Sialan mereka alinergi. Permainan apa yang sedang mereka
lakukan padaku!!! Aku terduduk tidak tahu apa yang harus kulakukan lagi selain mengikuti permainan
mereka. ~ 736 ~ - B L E S S E D H E A R T Bab 45 MATA-MATA Di tengah malam, di atas sebuah gedung salah satu cabang BtP di Viginia, aku
berdiri dengan Xian menunggu Lawrence, Albert dan Michelle. Aku harus bersusah payah
membujuk Xian untuk mengikutiku dan berjanji padanya jika semuanya menjadi buruk
ia boleh melarikan diri. Aku akan melindunginya agar dia tidak akan pernah menjadi
rabbit lagi. Setelah kehancuran divisi penelitian, untuk sementara hal itu tidak perlu
dirisaukan lagi. Tapi tetap saja aku membutuhkan Xian untuk menukarnya dengan Nadia.
Apakah hal itu bisa diterima" Mengorbankan yang satu demi mendapatkan yang
lainnya" Tapi aku tidak memiliki jalan lain lagi.
Pintu atas gedung terbuka dan beberapa orang berjalan keluar.
"Lawrence, Lepaskan Nadia!" teriakku keras melihatnya sedang mendorong sebuah
kursi roda dengan Nadia yang duduk di atasnya dalam keadaan tidak sadarkan diri.
"Ayolah Jaime, kita tidak akan kembali membahas yang ini lagi," kata Lawrence
mencemoohku dengan wajah dibuat menghina dan meremehkanku yang membuat amarahku
naik. "Tenanglah, Jaime dia hanya sedang tertidur setelah di bius," tambah Michelle di
sampingnya terlihat gelisah. ~ 737 ~ - B L E S S E D H E A R T Kepercayaanku pada Michelle sudah mencapai titik nol mungkin minus. Aku melihat
Nadia dan perasaanku semakin resah dengan nekat aku berjalan ke arah mereka. Aku perlu
melihat keadaan Nadia. Seorang wanita tua yang berada di samping Lawrence mendorongkan
tangannya ke leher Nadia. "Maju selangkah dan dia akan menghadap nenek
moyangmu." Tubuhku berhenti bergerak. "Apa yang kamu inginkan?" Nadaku terdengar tidak
senang. "Sabarlah Jaime, kita ada di pihak yang sama," kata Michelle kembali. Aku
melihat Michelle dengan tatapan penuh amarah dan membuatnya menunduk tidak berani melihatku. Mata
wanita tua itu menatapku tajam, wajahnya meski tampak tua dan berkeriput akan
tetapi jelas dia tampak berwibawa. Seperti seorang wanita bangsawan tua yang tidak akan
pernah kehilangan wibawanya untuk membuat semua orang bergidik.
Jelas seseorang perlu menendang kesombongannya dan aku sedang menatapnya untuk
menilai berapa lama waktu yang kubutuhkan untuk membungkamnya.
"Sherry!" panggil sebuah suara dari belakang dan saat aku menoleh terlihat Xian
sedang berjalan ke sampingku. Sherry" Istri Xian" Salah satu pendiri BtP"
Aku melihat wanita itu yang sedang menatap ke arah Xian dan saat itu juga aku
melihat Vito mendadak muncul ke tempat ini bersama dengan Jushin.
Apa yang mereka lakukan di sini"
Jushin melihat ke arahku dan terlihat begitu marah. Entah jika dia juga dapat
merasakan kebencianku padanya, yang pasti ia memilih untuk berdiri di samping Sherry.
Salah satu pendiri 3rd berdiri berdampingan dengan pendiri BtP, ini baru lucu.
"Kecuali Almaria, akhirnya kita semua berkumpul kembali," kata Sherry melihat
sekeliling. "Aku di sini," kata sebuah suara dan Almaria muncul dari belakangku dengan Rick
jauh di belakangnya yang segera menghilang.
"Kalau begitu akhirnya kita semua berkumpul kembali," kata Sherry tertawa
senang. "Tak kusangka pertemuan terakhir kita sudah puluhan yang tahun lalu."
Aku dapat melihat Xian dan Almaria di sisiku. Jushin, Sherry, Nadia, Lawrence
dan Michelle berada di depan kami sedangkan Vito berada di samping tengah di antara kami
tidak mendukung siapa pun. "Michelle, masuklah ke dalam kamu tidak di perlukan di sini," perintah Sherry.
Michelle segera memberi hormat pada Sherry dan melirikku sebentar serta kembali memasuki
pintu ~ 738 ~ - B L E S S E D H E A R T menuju ke dalam gedung. Suasananya terasa mencekam, dua orang wanita yang
merupakan musuh dengan dendam berdarah, Jushin, Vito, Xian, Lawrence, aku dan Nadia.
Apa yang sedang terjadi di sini"
"Jushin!! Apa yang kamu lakukan di samping wanita busuk itu?" tanya Almaria
begitu marah yang hanya dijawab Jushin dengan tersenyum mengejek dan membungkam. "Jushin?"
tanya Almaria lagi. "Jangan panggil namaku lagi," desis Jushin marah, "Aku sudah cukup bersabar
selama ini denganmu." Kata kasar itu membuat Almaria tertegun sejenak dan begitu juga kami.
"Tak kusangka kamu mengkhianatiku, Jushin," kata Almaria terlihat angker. "Demi
wanita busuk itu, yang telah membunuh anak kita."
Jushin terlihat begitu emosional dan marah hingga terlihat urat di dahinya. Ia
melihat ke arah Almaria berteriak, "Dia bukan anakku, Glenna ada adalah anak darimu dan Xian."
"Tapi kita membesarkannya bersama-sama!" teriak Almaria, "Dia memanggilmu Ayah
hampir tiga puluh tahun lamanya!"
"Ya! Dan aku tertipu selama itu!" teriak Jushin. "Apa kamu tahu perasaanku
begitu mengetahui ternyata dia adalah anak haram darimu dan Xian?"
Almaria terlihat menahan derita yang sangat dalam dan meneteskan air mata di
sudut matanya melewati keriput-keriput tua.
"Kukatakan padamu Almaria, istriku. Aku merasa lega saat Sherry membunuhnya,"
kata Jushin menatap ke dalam mata Almaria.
Sherry tersenyum, Vito menutup matanya dan Xian hanya dapat mendesah lemah.
Almaria terlihat terkejut mendengar hal itu dan tangan tuanya segera menyentuh
jantungnya mencoba menahan derita itu dan air mata menetes deras. "Glenna, oh Glenna..." isak Almaria
Hati Yang Terberkahi Blessed Heart Karya Adam Aksara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
terpatah-patah dan tertahan.
Jushin dengan muak menatap Xian. "Jika rencanaku berhasil seharusnya seluruh
kelompok 3rd dan Mafia sudah hancur, aku menginginkan kehancuran atas semua yang dibangun
olehmu. Aku bersumpah akan menghancurkannya!" kata Jushin penuh kebencian, tidak
heran mengingat ia hampir membuatku bentrok dengan kelompok Mafia dan 3rd.
Vito mendesah. "Aku tidak tahu apa yang merasukimu adik, hingga kamu bisa
menjadi seperti ini." Jushin diam tidak mau menjawab sepatah kata pun.
~ 739 ~ - B L E S S E D H E A R T Sherry tertawa memperlihatkan kesombongannya. "Perempuan busuk!" panggilnya pada
Almaria, "Aku ingin mengatakan bahwa akulah yang merencanakan semua ini.
Kehancuran Kelompok Pembebas, memperkuat BtP dengan merebut anggota Kelompok Pembebas,
mengambil kekuatanmu dan menghancurkan Divisi Penelitian yang tentunya dengan
bantuan Kakak Jushin ini. Hanya saja rencana menghancurkan kelompok 3rd dan Mafia
gagal." Sherry yang mengaturnya" Mataku melihat pada Sherry, kini aku sama sekali tidak
tahu lagi apa yang ada di balik ini semua.
Xian menatap Sherry dan Jushin. "Adik Sherry, apa yang sebenarnya kamu
inginkan?" Sherry tertawa memperlihatkan kesombongannya serta balas menatap dengan
pandangan meremehkan. "Kakak Xian, aku tidak tahu mengapa guru memilihmu sebagai
penerusnya, ketua dari kami berlima, yang juga berhak menentukan kepada siapa kamu akan
menyerahkan kekuatan terakhir untuk penerus generasi berikutnya. Kupikir guru
sudah tua dan rabun karena kamu sama sekali tidak memiliki ambisi dan tidak berminat pada
apa pun termasuk mengembangkan ajaran dan aliran guru kita."
Xian terlihat tidak membela dirinya sama sekali. "Kamu menghancurkan kelompokkelompok alinergi pengacau di tahun-tahun awal seorang diri dan membantu
membangun BtP bersamaku. Kemudian pergi meninggalkan BtP untuk membantu membangun Kelompok
Mafia Vito dan juga membangun Kelompok 3rd serta kelompok-kelompok kecil di
bawah mereka. Untuk apa semua itu" Sekarang ini posisi pimpinan tertinggi dewan
pendiri BtP yang sudah kakak pegang selama bertahun-tahun terus kosong setelah kepergianmu.
Kembalilah Kakak, BtP membutuhkan seorang pemimpin untuk mendominasi seluruh dunia dan
mengharumkan nama guru kita!"
Xian menutup matanya dan menarik nafas, "Aku tidak tahu jika guru pernah
menginginkan hal itu." Aku menatap Xian, tidak tahu apakah aku harus mempercayai, dialah legenda hidup
yang menghancurkan banyak pemimpin kelompok alinergi pengacau di saat awal seorang
diri. Membangun BtP dan menjadi pemimpin tertinggi BtP serta juga pendiri kelompok
lain. Wajah Xian terlihat seperti seorang biksu olehku yang tidak memiliki kemauan.
Sherry menatap pada Xian dalam-dalam. "Kakak Xian aku tidak akan pernah mengerti
jalan hidupmu. Jika tujuanmu agar kami semua memiliki kekuasaan, Kakak Vito sudah
memegang hampir sebagian besar alinergi di kalangan dunia hitam. Kakak Jushin menjadi
pemimpin dan mengendalikan alinergi yang bebas. Sedangkan kita memegang seluruh BtP, bukankah
kelompok kita sudah menguasai hampir semua alinergi di muka bumi ini?" tambah
Sherry. ~ 740 ~ - B L E S S E D H E A R T "Sekarang kita semua sudah tua sudah saatnya kamu menentukan pemimpin muda di
antara kita. Seseorang harus mengendalikan ketiga kelompok ini dan seluruh alinergi."
Xian terlihat tidak menjawab sehingga Sherry melanjutkan, "Kakak Xian, Lawrence adalah putra
kita sendiri, darah dagingmu sendiri, apalagi yang kamu inginkan?" Sherry terlihat
menjadi semakin emosional. "Putrimu dan Almaria sudah meninggal, pilihanmu cuma pada
Lawrence seorang! Apalagi yang kamu tunggu" Apa kamu mau membawa semua kekuatanmu itu ke
dalam kubur dan membiarkan kekacauan terjadi?" Aku terkejut melihat Lawrence dan
samar- samar aku menemukan kemiripan antara Lawrence dan Xian. "Aku, Kakak Vito dan
Kakak Jushin sudah memberinya attunement, tinggal kamu sendiri yang belum memberinya
dan menjadikannya sah sebagai penerus!"
"Tidak," kata Xian menggelengkan kepalanya.
"Demi guru kita Xian, Lawrence darah dagingmu sendiri! Orang yang paling dekat
dan dapat kamu percayai," teriak Sherry.
"Tidak!" kata Xian, "Aku tidak akan memberikan attunement ini padanya ataupun di
bawah kekuasaanmu sebagai BtP. Kalian berdua terlalu berambisi dan juga tidak
berjodoh. Karena pada akhirnya bukan aku yang memilih siapa yang akan memilikinya, takdirlah yang
memilih." Lawrence terlihat marah menatap Xian dan menunjuk pada diriku. "Tapi mengapa
Ayah mau memberi attunement pada dirinya?"
Xian menatap sejenak ke arahku dan aku melihat sorot mata lembut darinya.
"Anakku, dia memiliki hal yang tidak kamu miliki," kata Xian pada Lawrence.
"Apa itu?" tanya Lawrence protes dan tidak dapat menerima jawaban itu.
"Pamanmu, Vito dan Jushin mengetahuinya, bahkan ibumu sendiri mengetahuinya,"
kata Xian melihat ke arah Vito, Jushin dan Sherry. "Lawrence, kamu mendapatkan
attunement dari mereka, bukan karena kamu memiliki dasar yang sudah diingatkan guru pada
kami masing-masing dalam memilih seorang murid. Kamu diberi attunement karena kamu
adalah putra dari Sherry dan aku." Xian melihat Vito dan Jushin, "Adik Vito dan Adik
Jushin memberimu attunement dengan membutakan mata mereka demi kepentingan mereka
sendiri." Lawrence terlihat marah. "Ayah, aku tidak pernah menyangka ayah memiliki dendam
padaku. Bagaimanapun juga mereka bersedia memberiku attunement karena aku memiliki
kemampuan yang tidak ingin ayah lihat padaku karena mata ayah buta setelah ibu
membunuh Glenna," sahut Lawrence. "Paman Vito, Paman Jushin, bujuklah ayah untuk
memberikan attunement terakhir itu padaku, katakan padanya kalau dia ditutupi oleh
kebenciannya sehingga tidak mau mengakui diriku." Vito dan Jushin menatap ke arah Lawrence
dan ~ 741 ~ - B L E S S E D H E A R T kemudian menatap ke arah Xian dan terdiam. "Paman Vito, Paman Jushin," panggil
Lawrence tidak mendapat tanggapan.
"Diamlah, Lawrence, kamu tidak memiliki dasar yang mencukupi untuk menerima
attunement, tapi ibu pasti akan membuatmu memiliki kekuatan ayahmu," sahut
Sherry. "Ibu," teriak Lawrence tidak percaya dan benar-benar marah, "Apa yang tidak
kumiliki dan dimiliki oleh Jaime?"
Sherry menatap anaknya dan mendesah, "Xian bagaimanapun juga dia anakmu, mengapa
kamu lebih memilih orang lain dibandingkan dengannya?"
Xian menatap mereka semua, "Sherry, sebelum aku bertemu denganmu, aku sudah
bertemu dengan guruku. Dialah segalanya bagiku, pesannya yang terakhir tidak akan pernah
kusalahgunakan meski nyawaku maupun keluargaku sebagai taruhannya."
Muka Sherry menjadi bengis. "Tapi kamu akan memberi attunement pada Glenna
sehingga anak kalian akan kelak menguasai kami semua, hingga aku terpaksa membunuhnya,"
protes Sherry. "Kamu lebih memilih perempuan hina itu dan jangan membawa nama guru
untuk membenarkan dirimu sendiri."
Almaria menangis tertahan dan Xian menatap ke arahnya dengan lembut.
"Kakak," kata Almaria terisak. "Aku mengatakan pada Sherry jika Glenna adalah
anak dari diriku dan dirimu. Kakak juga berjanji akan memberikan attunement terakhir pada
Glenna sebagai pewaris sehingga membuatnya marah." Jushin dan Vito terdiam menatap
Almaria. "Akulah yang bersalah padamu telah mengancam dirimu dan harus menerima kepahitan
kehilangan Glennaku karena hal ini," isak Almaria.
Sherry terlihat marah. "Dan hingga saat ini tiada penyesalan aku telah membunuh
anak kalian. Tidak pernah menyangka kalian bermain di belakang mencoba menipuku."
Aku melihat kesedihan dan kesakitan di mata Xian. Penyesalan pada wajah Almaria,
kemarahan pada Jushin dan kepuasan pada wajah Sherry. Sedangkan pada Vito hanya
terlihat wajah serba salah dan jelas wajah orang yang pertama kali ingin melarikan diri
dari semua kerumitan ini jika diperbolehkan.
Almaria menangis terisak semakin berat, Xian menyentuh bahu Almaria dan berkata,
"Apakah kamu mau memberitahu kebenarannya sekarang?" Almaria menggelengkan
kepalanya. "Adik, berapa lama lagi kamu harus menyimpannya. Apa kamu mau aku
mengatakannya untukmu?"
~ 742 ~ - B L E S S E D H E A R T Tangis Almaria tiba-tiba menjadi semakin keras dan menyedihkan serta
mengganggukkan kepalanya. "Jushin sudah mengkhianatiku, tidak ada lagi yang perlu
kusembunyikan, katakanlah pada mereka semua."
Xian melihat pada Jushin dan Sherry. "Demi nama guru, aku tidak pernah
berhubungan dengan Almaria sekalipun," kata itu begitu perlahan tapi serasa menohok
semuanya. "Aku menyukai Almaria sejak dulu sebagai seorang adik, sejak bertemu dengan Sherry
aku hanya mencintainya seorang hingga kini," kata Xian mengeluarkannya isi hatinya.
"Bagaimana dengan Glenna?" tanya Jushin tidak mempercayai perkataan itu.
Xian menarik nafas. "Pada suatu hari Almaria mendatangiku, mengira aku akan
memberikan attunement pada Lawrence, putraku dan Sherry. Dia memintaku memberi attunement
terakhir pada Glenna." Sherry terlihat sedang menatap Almaria dengan penuh amarah. "Vito
sudah memberikan attunement pada Glenna," kata Xian membuat Sherry dan Jushin
menatapnya. Vito terlihat serba salah dan menatap Sherry juga Jushin, "Ayolah kalian berdua
adalah adik- adikku. Aku tidak akan bisa memihak salah satu dari kalian. Guru juga memberikan
kalian attunement dasar yang sama karena tidak dapat memilih satu di antara kalian,
kami berdua mengasihi kalian. Meski Glenna dan Lawrence sebenarnya sama sekali tidak pantas
mendapatkan attunement dariku maupun memenuhi dasar yang diminta guru dariku
dalam memilih murid. Toh, aku juga memberikan attunement- ku pada mereka berdua."
Jushin menatap Vito, "Jadi kamu sudah tahu Glenna adalah anak Xian sehingga kamu
memberinya attunement?"
"Sabarlah, dengarkan penjelasan mereka dulu," kata Vito. "Meski pada akhirnya
kamu tidak akan menyukai apa yang akan kamu dengar."
"Aku tidak menyukai apa pun yang keluar dari kedua penipu itu," kata Jushin
merasa jijik menatap Almaria dan Xian.
Almaria menangis semakin sedih. Xian mendesah, merasa tidak satu pun dari hal
itu yang seharusnya mengganggu dirinya. "Almaria memaksaku untuk memberikan attunement
pada Glenna karena rasa sayangnya pada Glenna, juga perasaan tidak mau kalah dari
Sherry. Almaria bahkan mengancamku. Dia mengetahui betapa dalam aku mencintai Sherry dan
juga tahu bahwa Sherry adalah pencemburu buta yang akan mempercayai perkataan apa pun
juga. Almaria berjanji akan menghancurkan keluargaku jika aku menolak." Vito hanya
menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Dan aku menolaknya dengan tegas," lanjut Xian memandang Sherry dengan penuh
kasih, "Sherry, aku selalu mencintaimu dan hanya dirimu, namun semua itu seakan-akan
tidak ~ 743 ~ - B L E S S E D H E A R T pernah mencapai hatimu. Saat aku menolak memberi attunement pada Glenna. Almaria
mengatakan semua kebohongan itu padamu untuk menyakitiku dan merusak hubungan
kita, namun dia tidak pernah menyangka kalau Sherry akan semarah itu hingga membunuh
Glenna." Jushin menatap Almaria dan kemudian pada Xian setengah tidak percaya, "Jika
Glenna itu bukan anakmu siapa ayahnya?"
Xian mendesah, "Almaria mungkin dapat melihat Sherry yang tidak mempercayaiku
meski aku terus mencintainya tapi dia mungkin luput melihat suaminya sendiri. Dia
mungkin mengira kamu akan terus mencintainya, akan tetapi Almaria telah mengambil
langkah yang salah sehingga mengakibatkan kematian Glenna dan dia merasa begitu takut padamu
karena dialah penyebab kematian putri kalian sehingga menyembunyikan kebenaran darimu."
"Tidak mungkin," teriak Jushin kalap. "Aku sudah melakukan pengecekan darah dari
Glenna dan dia bukan anakku."
Hati Yang Terberkahi Blessed Heart Karya Adam Aksara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Biggs melakukan sesuatu akan hal itu," kata Xian menunduk menyesal. "Pada suatu
hari dia datang ke tempatku dan meminta maaf karena dia jelas tahu Glenna bukan anakku.
Akan tetapi dia telah mengubah laporannya menjadi anakku atas perintah Almaria
sehingga dia takut akan amarahku. Setelah itu Almaria menghapus ingatannya tentang hal itu."
"Jadi siapa ayah dari Glenna?" tanya Jushin yang terlihat kalut dan mukanya
begitu pucat. "KATAKAN PADAKU SIAPA AYAHNYA!!!" teriaknya pada kami semua.
"Dia anakmu dan darah dagingmu sendiri!!!!" teriak Almaria menangis dan Jushin
terlihat begitu terguncang. Wajah Jushin seketika menjadi pucat sekali dan memutih. Drama
ini jelas aku tidak tahu akan sebegitu dalam. Kedua tangan gemetar Jushin menyentuh
dadanya yang sesak dan matanya dengan liar bergerak menatap ke arah Sherry dengan penuh
amarah. Air matanya mengalir dan menggertakkan giginya "Hari aku akan beradu nyawa denganmu
untuk Glenna." Tak lama kemudian mendadak tubuh Jushin terjatuh, kedua bola matanya masih dapat
melihat tetapi seluruh tubuhnya terlihat lumpuh. Vito melihat pada Sherry dan
berkata, "Adik, lepaskanlah energimu," dan Vito segera mengangkat jarinya yang membuat tubuh
Jushin segera terbang. "Adik Jushin, seharusnya kamu tahu kekuatanmu sudah menghilang.
Kamu tidak akan sanggup menghadapi Adik Sherry dengan keadaan demikian."
Aku melihat pada Jushin yang malang dan seketika itu juga aku membaca pikirannya
dan membuka kekuatannya serta membiarkan kekuatannya kembali. Aku tidak akan pernah
sanggup mengambil kekuatan dari orang yang semenderita ini. Lagipula jika dia
~ 744 ~ - B L E S S E D H E A R T menyebabkan kekacauan aku dapat mencoba melarikan Nadia dan hidup berdua
dengannya di tempat yang sangat jauh dari kekacauan ini.
Mendadak aku merasa muak sekali dengan semua ini.
"Kukembalikan dia padamu, Dik Almaria," kata Vito dan tubuh Jushin terbang
melayang mendekati Almaria serta rebah di sampingnya. Aku dapat melihat air mata Jushin
mengalir dan seluruh tubuhnya bergetar keras. Almaria menyebabkan kematian putri mereka
dan Jushin telah menyimpan dendam puluhan tahun pada Almaria karena kesalahpahaman
hingga mengkhianati Almaria dan menyebabkan istrinya kehilangan kekuatannya,
kelompoknya dan alat membalas dendam mereka. Juga Jushin sempat bersyukur atas kematian putrinya
sendiri. Aku dapat melihat Jushin tidak akan mudah menerima semua ini.
"Mengapa kamu menyerahkan Jushin padanya!" maki Sherry pada Vito, yang membuat
Vito memandangnya dalam-dalam.
"Dik Sherry, aku membantumu menghancurkan Kelompok Pembebas karena mereka buruk
untuk bisnisku dan melukai banyak orang tidak bersalah. Aku tidak pernah
mengatakan mengikuti perintahmu."
"Apa kamu tidak takut pada BtP?" tanya Sherry mengancamnya.
Vito tertawa menatap Sherry. "Sesungguhnya BtP tanpa Kakak Xian sama sekali
tidak kupandang sebelah mata. Aku dan anggotaku pernah menghancurkan BtP sekali dan
untuk yang kedua kalinya pun tiada persoalan padaku. Aku hanya menyetujui perjanjian
tidak saling mengganggu, jika kamu berani memegang bisnisku dengan tangan BtP-mu.
Jangan salahkan kakakmu ini akan meratakan BtP-mu." Sherry terdiam bergidik menatap
kilat kejam di mata Vito. "BtP untuk dunia putih, 3rd untuk dunia tengah dan aku
mengendalikan dunia hitam. Selama kita tidak saling mengganggu sebaiknya kita saling menahan diri.
Kelompok Pembebas dan Divisi Penelitian hanyalah pengacau yang tidak kita perlukan dan
kamu sebaiknya tidak terlalu sombong dengan semua yang kamu miliki. Jika kamu
membuatku marah, kamu akan tahu akibatnya."
"Hmm.." Sherry bungkam tidak berani melanjutkan ancamannya dan menatap ke arah
Xian. "Aku sudah tahu kamu tidak berkhianat, kembalilah ke BtP dan berilah attunement
pada anak kandung kita," kata Sherry
Xian menggelengkan kepala, "Sudah kukatakan, aku tidak akan memberinya
attunement selama dia tidak memiliki dasarnya. Lagipula..." Xian melihat ke arahku. "Aku
sudah memberi attunement pada dirinya dan perjanjianku dengan guru adalah aku hanya
akan memberi attunement pada satu orang untuk menghindari persaingan kekuatan."
~ 745 ~ - B L E S S E D H E A R T Lawrence melihatku dengan mata penuh amarah. "Ayah, berhentilah membodohiku!
Katakan padaku apa yang tidak kumiliki, tapi dimiliki olehnya! Aku memiliki segalagalanya dan bahkan melebihinya." Aku melihat pada Lawrence dan mendadak merasa jenuh untuk
melayani kesombongannya. Terserah kamu sajalah. Xian menatap pada Vito. "Adik Vito, kamu masih ingat kata guru untukmu dalam
memilih murid-muridmu?" "Tentu saja," jawab Vito menggangguk. "Sebuah hati yang memiliki keberanian yang
tak tergoyahkan." "Adik Almaria?" tanya Xian padanya
Almaria menangis. "Sebuah hati yang jujur dan tabah dalam menjalani berbagai
rintangan kehidupan." Jelas Almaria telah melanggar perintah gurunya dengan berbohong pada
kakaknya Xian. Juga berbohong pada suaminya sendiri yang mengakibatkan
penderitaan pada hidupnya. Dia juga telah membangun Kelompok Pembebas di atas kebohongan
dengan menanam ingatan palsu akan kesedihannya pada pikiran anggota-anggotanya.
"Adik Jushin?" tanya Xian.
Jushin terlihat terduduk mencoba bertahan menerima semua yang terjadi, masih
terlihat air mata di sudut matanya yang keriput. "Sebuah hati yang memaafkan dan menerima
keadaan yang ada." Dia jelas tidak memilikinya setelah menjalankan semua muslihat untuk
membalas dendam. "Adik Sherry?" Sherry diam tidak mau menjawab.
Xian memandangnya dengan lembut. "Adik Sherry, ini demi Lawrence agar dia juga
mengetahui kekurangannya."
Sherry mendesah, meski dia tidak ingin menjawab, akan tetapi mungkin benar jika
putranya butuh mendengarkan hal itu. Dengan dingin ia menjawab, " Hati yang selalu
sederhana dalam memiliki kekuatan atau kelebihan sebesar apa pun juga." Dan Sherry juga sudah
menggunakan kekuasaan dan juga kekuatan BtP-nya untuk mengancam Vito dan memaksa
Jushin untuk memberikan Lawrence attunement.
"Untukku," Xian menatap mereka. "Guru berpesan, lihatlah pilihan dari adikadikmu dan gunakan hatimu untuk memilih yang pantas di antara mereka."
~ 746 ~ - B L E S S E D H E A R T Lawrence marah. "Jika demikian ayah bebas memberikan attunement pada siapa pun
yang ayah sukai." "Aku mengasihimu anakku, tapi tanyakan pada paman gurumu dan dirimu sendiri
apakah kamu memiliki keempat hal itu?"
Lawrence marah tidak dapat menerima dirinya tidak pantas. "Aku tidak akan
berdebat dengan Ayah! Tapi bagaimanapun juga Ayah telah kalah, Jaime yang Ayah percayai
dan berikan attunement terakhir adalah anggota BtP."
Aku menatap ke arah Lawrence. "Aku bukan anggota BtP," ejekku.
"Diam!" teriak Lawrence padaku dan melemparkan sebuah kantongan kertas padaku,
"Itu semua milikmu." Aku merasakan beberapa benda di dalam kantong itu dan membukanya. Sebuah ikat
lengan berlogo BtP, sebuah logo BtP Divisi Intelijen yang terbuat dari perak berkilap,
sebuah jam tangan dan sebuah kartu indentitas anggota BtP yang setelah melihatnya aku tidak
akan percaya. "Setelah Jaime kembali pada kami, mindreader kami dan dirinya akan mewariskan
semua kekuatan itu pada BtP!" teriak Lawrence pada Xian.
Kartu ini jelas adalah tanda pengenal sebagai anggota BtP, wajah dan namaku
tertulis di sana. Juga tanggal bergabungku yang menunjukkan pada tanggal di tahun di mana aku
memiliki lompatan satu tahun antara waktu kampungku dengan waktu Viginia. Waktu yang
menurutku hilang karena perbedaan waktu desaku dan waktu internasional kota Viginia.
"Tidak mungkin, permainan apa yang sedang kalian mainkan!" kataku dan saat aku
melihat pada Sherry, dia melakukan sesuatu dan mengirimkan sebuah gambaran pikirannya
padaku. Sebuah ingatan. ~ 747 ~ - B L E S S E D H E A R T Bab 46 DIRIKU DAN BtP Sesungguhnya aku tiba di Viginia dengan waktu yang sesuai dengan rencanaku dari
desa tanpa perbedaan setahun seperti yang kuyakini. Dengan aman aku melakukan
perjalanan menuju Markas Besar Graceland dan karena aku dapat membuktikan diriku adalah
alinergi dengan terbang di tempat itu. Aku segera mendapat izin bergabung pada BtP cabang
Graceland. Dikarenakan BtP cabang Graceland sama sekali belum dapat difungsikan
sepenuhnya mengingat sedang dalam tahap pembangunan, maka kami semua para
pendaftar dipindahkan ke salah satu tempat pelatihan BtP Pusat dan tinggal di asrama
mereka. Selama enam bulan lamanya kami menjadi anggota BtP junior untuk menjalani pelatihan
fisik, pelatihan kekuatan alinergi milik kami masing-masing dan beberapa pembelajaran
tentang tanggung jawab serta fungsi lembaga BtP terhadap masyarakat.
Dengan mudah aku melalui enam bulan pelatihan karena secara fisik tubuhku sehat
juga terbiasa dengan kerja otot. Kemampuan terbangku mengalami kemajuan yang cukup
pesat serta semakin terkendali dengan sempurna, tidak ada keraguan sedikit pun bahwa
aku adalah alinergi. Dalam pembelajaran teori, aku harus bersusah payah mengejar
ketinggalan di sana mengingat pendidikan dari desaku tertinggal cukup jauh. Mendekati masa akhir
pelatihan, kami diberitahu bahwa setiap anggota junior seperti kami tidak dapat memilih
untuk memasuki divisi yang kami inginkan. Setiap divisi dari BtP akan mengirimkan
perwakilannya untuk mengawasi kami selama akhir pelatihan dan menilai kami.
Mereka akan memutuskan untuk membawa kami ke dalam divisi mereka atau tidak. Kecuali jika
kami ~ 748 ~ - B L E S S E D H E A R T mendapatkan penawaran dari dua divisi yang berbeda barulah kami dapat memilih di
divisi mana kami ingin berada. Diriku adalah seorang alinergi yang dapat terbang. Divisi yang mungkin paling
cocok untukku hanyalah Divisi Pertahanan atau divisi yang berfungsi sebagai pembantu
divisi lainnya yang tidak memiliki peranan di garis depan. Divisi Keamanan atau yang
disebut juga Divisi Penyerangan selalu berada di garis paling depan dan hanya alinergi yang
memiliki kekuatan perusak atau penyerang saja yang biasanya dapat masuk ke dalam divisi
itu. Divisi Kesehatan hanya untuk para penyembuh, Divisi Komunikasi dan Teknologi hanya
untuk alinergi yang memiliki otak canggih dan keterampilan tangan, sedangkan Divisi
Intelijen adalah untuk orang-orang yang memiliki berbagai kemampuan di atas rata-rata dan
gajinya jelas lebih besar. Untuk seorang penerbang seperti diriku kebanyakan dari kami hanya bertugas
sebagai pengantar barang, penjaga atau bodyguard orang-orang penting yang bila terjadi
sesuatu pada mereka, kami akan langsung membawa mereka terbang menjauhi tempat-tempat
berbahaya. Jelas kami tidak memiliki kekuatan perusak, juga tidak tahan ditembak peluru,
sehingga kami biasa juga disebut sebagai transporter atau pengangkut.
Tidak jelek bagi diriku yang lebih menyukai ketenangan dan kedamaian.
Sejujurnya aku bangga memiliki kekuatan terbang dan tidak bersedia menukarkannya
dengan kekuatan apa pun juga. Aku senang dapat terbang dan mencintai langit, perasaan
bebas yang diberikannya sangat luar biasa, tidak banyak kekuatan alinergi yang bisa
Hati Yang Terberkahi Blessed Heart Karya Adam Aksara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
memberikan perasaan kebebasan yang begitu luar biasa.
Pada hari penentuan, para pemilih yang merupakan perwakilan dari setiap divisi
sudah berada di depan kami untuk memanggil nama kami satu persatu. Seorang alinergi penerbang
yang bertipe sama sepertiku sudah dipanggil oleh Divisi Pertahanan, setidaknya
kemungkinanku juga ikut dipanggil oleh divisi itu sangat tinggi mengingat kemampuan
mengendalikan terbangku jauh lebih baik darinya.
Jantungku berdebar keras selama pemanggilan, akan tetapi hingga akhir pemilihan
namaku sama sekali tidak disebutkan. Pelatih kami terlihat mengucapkan selamat pada
mereka yang dipilih dan mengatakan dengan jelas bahwa siapa pun yang belum dipilih adalah
karena kurang memadainya nilai yang dikumpulkan selama enam bulan. Dan akan diwajibkan
memulai kembali pelatihan hingga nilai tersebut cukup untuk dapat diterima di
salah satu divisi. Baiklah, aku terpaksa memulai kembali pelatihanku bersama ...
~ 749 ~ - B L E S S E D H E A R T Aku melirik ke sekeliling mencoba menghitung berapa banyak orang yang tertinggal
setelah beberapa dari mereka pergi meninggalkan tempat ini mengikuti wakil divisi mereka
menuju tempat mereka akan bekerja selanjutnya dan dengan lesu aku terpaksa harus
mengakui diriku sendirian di tengah-tengah ruangan ini.
"Kamu sendirian yang tidak lulus, Jaime?" tanya pelatih kami yang bernama George
berjalan mendekati diriku, kami memanggilnya Mad dog karena dia selalu menyalak dengan
dan tanpa alasan. "Kupikir demikian, Sir," jawabku tak berdaya dan meringis.
"Jaime, terus terang ini pertama kalinya aku harus mengulang pelatihan untuk
seseorang dan jelas aku tidak bangga akan hal ini. Kupikir aku akan menitipkanmu ke berbagai
divisi mengikuti pelatihan mereka karena aku juga harus melatih orang baru lagi.
Kuharap kamu bisa mengambil hati tiap divisi sehingga jika mereka cukup tertarik padamu dan
langsung menerimamu maka kamu tidak perlu lagi melanjutkan pelatihan. Bagaimana
menurutmu?" "Sir, aku ada pertanyaan penting Sir!" Tanyaku setelah tidak mampu menahan
perasaanku sedari tadi terutama saat menemukan diriku tidak lulus.
"Apa itu?" "Apakah aku akan tetap mendapat gaji selama pelatihan kembali ini?"
"Tentu saja," jawab Mad dog.
Aku langsung tersenyum cerah, selama aku memiliki gajiku, ditempatkan di mana
pun aku tidak perduli. Aku masih dapat berkembang selama makanan dan minumanku cukup
untuk memenuhiku dan gaji selama pelatihan BtP juga tidak jelek-jelek amat meski tidak
sebesar anggota yang sudah diterima ke dalam divisi. Sebulan gajiku di sini sebagai
junior sama dengan hasil panen selama tiga atau empat bulan tanahku dan yang pastinya kali
ini tidak ada pembagian pada keluarga. Mad dog menatapku, "Tapi mungkin setiap divisi akan memaksamu latihan dua kali
lebih keras karena mereka tidak akan menyukai parasit sepertimu yang masuk ke tempat
mereka tanpa persetujuan mereka. Juga mereka ingin memastikan kamu dapat melakukan yang
terbaik sebelum bersedia menerimamu."
"Tidak masalah Sir," jawabku tersenyum.
Apa yang tidak membunuhku akan menguatkanku.
Selama empat bulan berikutnya aku berpindah-pindah dari satu divisi ke divisi
yang lainnya dan mereka jelas-jelas terlihat membenciku serta memusuhiku. Aku mendapat
masalah ~ 750 ~ - B L E S S E D H E A R T beberapa kali karena berkelahi dengan anggota dari Divisi Keamanan, itu karena
semua orang di divisi itu adalah para pencari masalah. Sebagian besar dari mereka
adalah mantan pengacau yang bergabung dengan BtP dan cukup banyak kelompok-kelompok kecil atau
geng-geng di dalamnya meski mereka semua dalam satu tubuh Divisi Keamanan. Akan
tetapi kekuatan terbangku cukup dapat diandalkan untuk bertarung melawan mereka, hanya
jika aku cukup cerdik menendang bokong mereka dan terbang menjauh sebelum mereka
menyerangku dengan kekuatan mereka. Keuntunganku yang lain adalah mereka sulit menjangkauku
setiap kali aku terbang dan dari atas langit aku bebas menembak mereka.
Mereka manusia darat yang menyedihkan dengan rantai di kedua kaki mereka pada
bumi. Divisi Keamanan menolak untuk menerimaku karena kekacauan yang kubuat. Divisi
Komunikasi dan Teknologi membuat otakku bekerja terlalu keras. Aku harus
menjalani kehidupan kurang tidur selama beberapa minggu bersama mereka untuk mempelajari
banyak hal tentang teknologi dan semua tentang internet, pengamanan dan pembobolannya.
Divisi ini juga tidak mau menerimaku karena otakku bagaikan otak manusia purba jika
dibandingkan dengan para alinergi jenius di sana.
Pada Divisi Pertahanan aku diajari banyak hal tentang penjagaan, keamanan dan
cara menganalisis keadaan. Divisi yang paling menyenangkan karena aku baru menyadari
bahwa naluri dasarku lebih banyak bertahan daripada menyerang, tapi mereka juga
menolak untuk menerimaku, tanpa alasan.
Kemudian aku kembali berpindah ke Divisi Kesehatan yang lebih banyak wanita
menarik untuk mempelajari cara-cara menangani berbagai macam luka. Divisi Humas untuk
mempelajari tentang cara komunikasi pada masyarakat dan sebagainya, setelah
empat bulan kemudian serta menjalani seluruh divisi dan ditolak oleh mereka semua. Mad dog
mendatangiku dan memberiku sebuah surat pernyataan bahwa aku telah diterima di
salah satu divisi yang segera membuatku begitu senang karena mendapatkan penolakan terus
menerus bukanlah hal menyenangkan.
Kupikir mataku menjadi sedikit basah. Aku mengira selama ini diriku adalah
pecundang dari desa yang memiliki begitu banyak kekurangan dan tidak di terima di divisi mana
pun juga. Beberapa kali aku menemukan diriku sudah hampir menyerah karena pelatihan yang
keras dan berbagai penolakan. Tidka jarang pada malam harinya aku menemukan diriku
berjongkok di sudut kamar dengan gelisah memikirkan masa depanku. Beberapa kali
aku harus mengakui air mataku jatuh di sudut lantai. Selalu merasa aku sudah
memberikan yang terbaik namun mengapa aku tetap saja belum diterima di salah satu divisi pun
padahal semua yang terbaik telah kuberikan, tidak ada lagi yang tersisa dariku. Yang kuketahui
dalam selama pelatihan ini adalah aku telah meletakkan sepenuh hatiku dalam setiap hal
yang ~ 751 ~ - B L E S S E D H E A R T kulakukan karena hanya itulah modal yang kupunya hingga sekarang dan satusatunya modal yang kubawa dari desaku yang serba kekurangan.
Sebuah hati yang tidak pernah menyerah.
Saat aku membuka surat itu dan membacanya, mataku tidak percaya jika aku
diterima oleh di Divisi Intelijen. Saat itu Mad dog datang mendekatiku dan tersenyum mengatakan
bahwa sejak awal aku telah dipesan oleh Divisi Intelijen. Dan tidak diberitahukan
karena Divisi Intelijen masih ingin menilai pelatihanku pada semua divisi BtP selama empat
bulan. Pada dasarnya setiap anggota Divisi Intelijen memang diwajibkan untuk memiliki
berbagai kemampuan khusus yang menunjang pekerjaan mereka yang cenderung sendirian
sehingga pelatihan di divisi lain adalah mutlak perlu. Selain itu memiliki pengetahuan
akan setiap divisi adalah hal yang sangat penting dan wajib karena dapat mempermudah
pengumpulan data-data penting dan rahasia dari dan untuk setiap divisi jika dibutuhkan.
Mad dog menatapku dan memberi sebuah hormat ala militer. "Dan kamu menjalani
pelatihan selama empat bulan ini dengan nilai yang cukup memuaskan. Kamu membuatku bangga,
Jaime." Aku segera membalas hormat tersebut dengan perasaan hati yang penuh kebahagiaan.
Dapat diterima oleh Divisi Intelijen adalah hal yang tidak pernah berani kuimpikan
sama sekali. Semua itu membuatku merasa semua kerja kerasku akhirnya memberikan hasil yang
jauh dari yang dapat kubayangkan. Membuatku teringat pada perkataan Kakek pendongeng,
"Sebuah hati yang kaya akan membawamu ketempat-tempat yang tidak akan pernah
kamu bayangkan." Selama dua bulan berikutnya aku mendapatkan pelatihan khusus dari Divisi
Intelijen Pusat, bersama dengan anggota-anggota Divisi Intelijen lainnya yang diterima oleh
berbagai cabang BtP dalam setahun ini. Termasuk Michelle yang merupakan rekan seangkatan
denganku, sedangkan Lawrence yang memiliki julukan Lawrence The Prince, adalah senior
kami. Dia memiliki kekuatan terbesar di Divisi Intelijen Pusat yang mungkin juga terkuat
di seluruh BtP karena dirinya juga dapat menggunakan kekuatan siapa pun juga dengan mudah.
Selain itu juga semua orang mengetahui Lawrence merupakan putra dari Sang legenda hidup
yang merupakan pemimpin dari para pendiri BtP dan sangat terhormat.
Selama dua bulan pelatihan pada BtP Pusat, aku berteman cukup baik dengan
Michelle meski tidak terlalu akrab, karena susah untuk mengenal dirinya yang terus berubah dari
hari ke hari. Dan pada sehari-harinya di dalam Divisi Intelijen sebenarnya cukup damai,
kecuali Lawrence yang terkenal senang menjadi pusat perhatian tidak jarang mengganggu orang-orang
baru seperti kami para juniornya. Beberapa kali aku menemukan diriku dan dirinya
bentrok hanya ~ 752 ~ - B L E S S E D H E A R T karena aku tidak menyukai kecongkakannya. Aku tidak pernah memperdulikannya
maupun menghormatinya, yang sedikit banyak telah membuatnya tidak senang serta
meremehkan pemuda dari desa ini. Pada puncak keributan kami, aku berhasil melayangkan
sebuah kepalan tanganku untuk mematahkan hidung congkaknya sekali. Meski pada akhirnya aku
harus menginap di Divisi Kesehatan hampir selama seminggu karena patah tulang di
rusuk, kaki dan tangan juga luka di banyak tempat di tubuhku. Meski demikian, aku merasa
cukup bangga dan dapat tersenyum selama seminggu dalam perawatan karena berhasil
meninjunya. Pada suatu hari kami yang berjumlah delapan orang dipanggil menghadap ketua
Divisi Intelijen Pusat, Albert D. Lecheruen. Di sana kami diberikan penjelasan singkat
akan sebuah misi rahasia untuk menyusup ke kota Viginia dan misi tersebut mungkin akan
memakan waktu yang cukup panjang hingga bertahun-tahun. Menatap sekeliling, aku
mendapati bahwa hanya aku yang merupakan seorang junior dan aku ingat melihat Rei dan Jack di
sana sebagai salah seorang seniorku. Rei yang merupakan murid dari Jushin dan Jack yang merupakan anggota 3rd. Mereka
adalah mata-mata dari BtP juga.
Ketua divisi kami mulai menjelaskan bahwa kami semua akan diberikan identitas
sebagai warga kota Viginia dan hidup sebagai masyarakat biasa di sana untuk menemukan
kelompok- kelompok alinergi di luar BtP. Tapi misi kami bukan untuk menangkap mereka, tapi
untuk menjadi mata-mata dan tinggal di dalam kelompok-kelompok itu untuk waktu yang
cukup lama hingga ada pemberitahuan berikutnya. Dan kami tidak akan dapat mengakses
keanggotaan kami selama waktu itu. Namun, sebagai gantinya, jika kami bersedia
melakukan misi ini maka kami akan memiliki kemungkinan untuk mendapatkan kekuatan lebih
yang mendekati kekuatan Lawrence. Hal yang di mana membuat kebanyakan dari mereka
mendesah tertarik karena Lawrence adalah model dari kesempurnaan seorang
alinergi, sedangkan aku meradang. *** Albert berjalan memasuki kantor Sherry dengan membawa beberapa berkas.
"Bagaimana persiapannya?"
Hati Yang Terberkahi Blessed Heart Karya Adam Aksara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Albert melirik berkas yang ada di tangannya dan menyerahkannya. "Tujuh dari
delapan orang menerima penugasan ini dan bersedia untuk menjalaninya. Satu dari mereka
mengundurkan diri." Sherry menerima berkas-berkas itu dan mempelajarinya satu per satu. mereka semua
kelihatan sudah pernah berhasil melakukan satu atau dua misi untuk BtP. Beberapa
di ~ 753 ~ - B L E S S E D H E A R T antaranya menempati peringkat sepuluh besar terbaik agen Divisi Intelijen.
"Siapa di antara mereka yang ingin kamu rekomendasikan untukku?" tanya Sherry.
"Menurut empat klasifikasi dari pimpinan mengenai, kesederhanaan, keberanian,
kejujuran dan ketabahan serta hati yang memaafkan?" Albert menarik nafas. "Menurutku yang
mengundurkan dirilah yang lebih memenuhinya?"
Sherry meletakkan berkas sedang dilihatnya. "Kamu memiliki berkasnya?" Albert
menyerahkan sebuah berkas pada Sherry dan dia mulai membacanya. "Apakah kamu
memberikan lingkungan yang tepat untuk menguji empat kriteria yang kuberikan
padanya?" "Selama empat bulan dia bergabung dengan berbagai divisi, dia berhasil
menjalaninya dengan menunjukan keberanian, hati yang memaafkan, kejujuran dan ketabahan serta
kesederhanaan dengan baik sekali. Aku akan mengirimkan video rekamannya jika
anda memerlukannya, lagipula dialah yang mematahkan hidung Lawrence meski dia harus
menginap selama seminggu di ruang kesehatan."
"Oh, dia." Alis mata Sherry berdiri naik mengingat pernah terjadi hal seperti
itu. Saat pertama kali mendengar laporan tersebut ia tidak percaya akan ada orang yang
cukup sinting untuk berani melakukannya. Sherry mencoba membaca berkas itu lebih seksama.
"Alasannya menolak penugasan ini?"
Albert menarik nafas dalam-dalam. "Ia tidak ingin kehilangan kontak dengan BtP
dan ingin tetap menjadi anggota BtP yang aktif. Atau menurut pengakuan jujurnya ia tidak
ingin kehilangan gaji bulannya."
"Apakah kamu sudah mengatakan menolak penugasan akan dapat dikenakan sanksi dan
dipindahkan dari Divisi Intelijen?"
"Sudah." "Jawabannya?" "Katanya selama dia dapat menjadi anggota BtP, tidak menjadi masalah ia akan di
tempatkan di divisi mana pun," sahut Albert sedikit tersenyum. "Tampaknya dia cukup tabah
menghadapi ancaman itu."
"Dan divisi yang diinginkannya?" tanya Sherry.
Albert terlihat sedikit meringis hampir tertawa. "Divisi Pertahanan atau Divisi
Pembantu lainnya yang selalu berada di garis belakang dan hampir tidak memiliki peranan
penting." ~ 754 ~ - B L E S S E D H E A R T Sherry hampir mengamuk dan menutup berkas itu. "Dasar manusia tidak ada ambisi.
Ambil dan bersihkan data dirinya dari seluruh BtP pusat maupun cabang dan simpan agar
hanya aku saja yang dapat mengaksesnya."
"Apa yang akan kita lakukan padanya" Memberhentikannya?"
"Tidak kita akan tetap memakainya. Di saat seperti ini kita membutuhkan semua
umpan yang bisa kita gunakan untuk mematangkan rencana kita dan memancing Xian. Jika
ketujuh orang ini gagal setidaknya kita dapat mencoba yang satu ini. Delapan pilihan tetap
lebih baik daripada tujuh pilihan."
*** "Jaime. atas penolakanmu terhadap penugasan maka kamu akan dipindahkan ke divisi
lain," kata Albert menatapku. "Aku menerimanya," kataku sambil berharap Divisi Pertahanan akan bersedia
menerimaku. Mereka cukup menyenangkan dan aku bisa memiliki kehidupan yang tenang di sana.
Saat itu juga aku dipaksa mengumpulkan seluruh barang-barangku dari kamar asrama.
Mengucapkan selamat tinggal pada teman-temanku serta menaiki sebuah mobil yang akan
mengantarkanku menuju ke divisi lain. "Selamat tinggal Divisi Intelijen meski hanya sebentar tapi cintaku akan selalu
bersama kalian." Ingin kuberkata seperti itu tapi kupikir cintaku pada divisi ini
berakhir selangkah setelah aku keluar dari gerbangnya. Pemikiran memasuki Divisi Pertahanan terlalu
menyenangkan buatku. Namun entah bagaimana kendaraan yang kutumpangi malah mengantarku ke sebuah
tenda besar di tengah jalan. Di sana aku diturunkan secara paksa serta didorong dengan
kasar memasuki tenda di mana Sherry sudah menunggu kedatanganku. Dia memintaku untuk
tetap menjadi mata-mata Divisi Intelijen dan setelah misi ini berhasil atau setidaknya
ada seorang di antara kami berdelapan yang berhasil menuntaskannya, maka aku akan
dikembalikan pada keanggotaan BtP-ku pada Divisi Intelijen.
Saat ini aku hanya diberi pilihan menjalankan tugas atau dikeluarkan dari BtP
sepenuhnya. Aku ingin menolaknya, namun sebelum aku dapat mengucapkan penolakan itu ia sudah
berkata. "Saat semua ini selesai kamu bahkan tidak akan mengingatnya."
Mendadak aku merasa pening dan tertidur.
*** ~ 755 ~ - B L E S S E D H E A R T Sherry melihat ke arah Albert yang berdiri di samping sedang menatap tubuh Jaime
yang tertidur. "Albert, aku sudah menghilangkan seluruh ingatan selama dia menjadi
BtP dan juga menghilangkan kekuatannya. Dia akan menjadi manusia biasa sepenuhnya dan jika
ketujuh anggota kita gagal atau ditolak Xian, maka kita akan mencoba mengaktifkannya
kembali. Jika ada salah satu saja yang berhasil dari ketujuh anggota kita, maka kita akan
membuangnya begitu saja. Aku cukup menghapus datanya saja dan dia akan selamanya
menjadi manusia biasa."
"Baiklah," kata Albert menggerakkan tangannya menyuruh beberapa anggotanya untuk
mengangkat tubuh Jaime. "Aku sudah membaca beberapa ingatannya, keluarkan pakaian yang dimilikinya di
dalam tas yang dia bawa," tambah Sherry dan Albert menyuruh dua anggota lainnya
menggeledah serta mengeluar isi barang-barang dari tas Jaime. Sherry berjalan menatap benda-benda
di atas meja. "Pastikan dia memakai pakaian ini dan celana ini. Barang lainnya tidak
penting, bisa di buang saja, tapi simpan hal-hal yang berhubungan dengan BtP. Mungkin dia akan
kembali pada kita nantinya."
"Apa yang kita lakukan padanya?" tanya Albert.
Sherry terdiam sesaat dan memeriksa pikiran Jaime. "Lepaskan dia di pelabuhan
Viginia beberapa hari lagi agar tepat setahun sejak kedatangannya dan saat itu utus
seorang untuk menjelaskan perbedaan setahun ingatannya. Lepaskan dia di mana pun juga yang
diinginkannya. Juga...." tambah Sherry. "Utus seseorang kepada keluarganya untuk
mengambil rekaman video keluarganya dan setelah itu hapus semua ingatan mereka
tentang dirinya yang pernah menjadi anggota BtP."
"Baik!" *** Beberapa tahun kemudian. "Jushin, bagaimana dengan orang-orang yang kukirimkan?" tanya Sherry.
"Xian sudah melihat mereka, tapi tidak satu pun dari mereka yang menarik
perhatian Xian maupun Vito," balas Jushin, "Kita hanya membuang-buang waktu. Apakah dari sekian
banyak anggota BtP-mu tidak ada satu pun yang memiliki kriteria yang tepat?"
Sherry menjawab. "Orang yang cocok susah dicari, tapi aku masih memiliki
seseorang lagi. Apa kamu bisa melihatnya?"
~ 756 ~ - B L E S S E D H E A R T "Suruh anggotamu membawanya ke tempatku. Aku akan memerlukan darahnya langsung
untuk membuat contoh dirinya dalam potongan sebelum memperkenalkannya pada Kakak
Vito dan Kakak Xian."
"Akan kuutus orangku untuk membawanya ke sana, akan tetapi.."
"Apa?" tanya Jushin.
"Aku telah menghilangkan kekuatan dan ingatannya."
*** Beberapa hari kemudian. "Jushin, bagaimana dengan dirinya?"
"Kupikir kali ini dapat dicoba, aku akan segera menghubungi Vito dan Xian untuk
mengatur rencana berikutnya, agar mereka mau memberinya attunement dan menjalankan
rencana kita. Akan tetapi, bagaimana kita akan mengontrol pemuda itu agar dia mau mengikuti
rencana kita jika dia sendiri tidak mengingat dirinya sebagai anggota BtP?" tanya
Jushin. Sherry mendesah. "Kita akan buat dia melakukannya tanpa dia sadari dan lagipula
aku sedang membuat kelemahannya."
"Apa itu?" "Aku sudah menyuruh anggotaku bernama Michelle untuk menarik perhatiannya dan
jika perlu kita akan menggunakan perasaannya pada Michelle untuk menggerakkannya.
Kamu ingat" Negara pun dapat hancur karena seorang wanita," tambah Sherry.
"Kupikir rencanamu itu sudah gagal," jawab Jushin sedikit tertawa.
"Mengapa?" "Dia sudah mencintai orang lain."
Giliran Sherry tertawa. "Jika demikian lebih mudah lagi, kita tinggal
menggunakan orang yang dicintainya. Apa kamu bisa memanipulasi pikiran orang yang dicintainya
untuk supaya kita gerakkan?" "Gadisnya adalah anggota BtP."
"Kebetulan yang menyenangkan. Aku akan mengaturnya jika demikian," kata Sherry.
"Kamu memiliki sebuah nama?"
"Nadia F. Cheney."
~ 757 ~ - B L E S S E D H E A R T "Baiklah aku akan mengutus Lawrence untuk memperhatikan dan mengurus gadis itu
sekalian melacak keberadaan Xian dan berjaga-jaga di Viginia," tambah Sherry.
~ 758 ~ - B L E S S E D H E A R T Bab 47 AKHIR SEGALANYA Aku menatap Xian, Vito, Almaria dan Jushin. Sekarang aku ingat, aku adalah
anggota BtP dan misi untuk menjebak Xian ini sudah dimulai sejak sekitar empat tahun lalu
oleh Divisi Intelijen. Aku adalah salah satu mata-mata yang diseludupkan di antara mereka.
Aku adalah pengkhianat yang akan mengkhianati mereka.
"Kamu sudah ingat sekarang?" tanya Sherry tersenyum.
Aku menggangguk dan memegang benda berlogo BtP, yang kuterima saat memasuki
Divisi Intelijen. Benda ini adalah milikku dan aku terdaftar sebagai anggota BtP Pusat
dari Divisi Intelijen dengan nomor yang persis terukir pada benda ini.
"Kemarilah," kata Lawrence menyuruhku menuju ke arahnya.
Sejujurnya aku ingin ke sana, ke tempat di mana Nadia berada. Ke tempat di mana
aku menjadi anggota BtP dan dapat mencintai Nadia dengan bebas. Tanganku memasuki
kantong kertas itu dan mengeluarkan sebuah telepon genggam canggih millikku dan
menghidupkannya. Sudah sering sekali aku bermimpi ingin menjadi anggota BtP dan
ingin melihat deretan angka yang sangat banyak dalam tabunganku. Setelah telepon
genggamku menyala aku segera membuka rekening bankku melaluinya dan melihat sejumlah angka
yang segera membuatku tersenyum. Aku segera menatap pada Xian dan menunjukkan layar
telepon genggamku padanya. "Aku tidak menyangka kalau aku ternyata sekaya ini."
Xian ~ 759 ~ - B L E S S E D H E A R T hanya tersenyum padaku. "Kamu ingat, terkadang membeli susu pun aku tidak
memiliki uang yang cukup sehingga Lily menjadi kesal." Aku tertawa. "Yah dia juga tidak
mengerti betapa susahnya menghidupi tiga perut hanya dengan mengandalkan gaji satu orang yang
bekerja saja, meski demikian beberapa bulan juga berhasil kita lalui bersama."
Xian memandangku dengan lembut dan penuh kasih, "Aku dan Lily menikmati saatsaat bersamamu." Aku menatapnya dalam-dalam. "Xian, aku bertaruh kamu sudah tahu kalau aku adalah
mata- mata dari Sherry bahkan sebelum kamu memberiku attunement, bukan?" kataku
menatap Xian. "Oleh karena itukah kamu membawa serta Lily untuk tinggal bersamaku?"
Xian tertawa. "Meski Sherry ingin menyimpan rahasia ini dari kami sejak awal.
Kupikir selain Almaria kami semua sudah mengetahuinya. Termasuk Vito. Dia memiliki lebih
banyak mata dan telinga daripada yang bisa kamu duga."
"Dan mengapa kamu kalian masih mau memberiku attunement?" tanyaku. "BtP akan
Hati Yang Terberkahi Blessed Heart Karya Adam Aksara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
segera memiliki kekuatan yang kumiliki dan akan segera mendominasi semua kelompok!"
Mata Xian terlihat jernih dan bening. "Jaime, hal itu harus kamu tanyakan pada
mereka masing-masing. Karena mereka jugalah yang memberimu attunement." Perasaanku
menjadi serba salah karena jelas aku sudah menipu mereka meski tanpa kusadari dan
sekarang aku tidak tahu apa yang harus kulakukan. Bergabung kembali dengan BtP sama saja
dengan aku akan mencelakai mereka semua. Karena kelak setelah BtP memiliki kekuatanku untuk
dibagikan kepada semua anggotanya, maka kelompok di luar BtP akan segera
dihancurkan. "Jaime, apa yang kamu lakukan!" teriak Lawrence marah. "Kembali ke tempat ini."
Aku tidak memperduli kan Lawrence dan kakiku melangkah ke tempat di dekat
Almaria dan Jushin yang menatap ke arahku. "Almaria, maafkan aku," sahutku lirih menatapnya.
Bagaimanapun juga aku merasa malu telah menipunya meski ini semua adalah
pekerjaan dan tanpa kusadari. Putrinya telah meninggal, kelompoknya hancur, tangannya pernah
putus olehku, kekuatannya telah hilang dan dikhianati oleh suaminya. "Almaria, apakah
kamu menyesal telah memberiku attunement?"
Jika dia menyesal, aku ingin dia menariknya kembali, aku tidak ingin menyimpan
hal apa pun yang tidak pantas kumiliki dan mengotori hatiku.
Almaria menahan kesedihan dan menggelengkan kepalanya. "Guruku menyuruhku
memberi attunement pada seseorang yang jujur dan tabah menjalani cobaan. Aku sudah
melihat kejujuranmu dan ketabahanmu menghadapi perbuatan dari Kelompok Pembebas maupun
BtP. Tiada sesal untuk itu meski aku membencimu karena kamu anggota BtP, tapi aku
tidak ~ 760 ~ - B L E S S E D H E A R T menyesal memberimu attunement karena kamu adalah satu-satunya orang yang
kuberikan attunement sesuai dengan perintah Guru."
Aku tersenyum lemah dan mataku basah sambil mencoba tertawa. "Aku benar-benar
menyesal telah menghancurkan Kelompok Pembebas, melukaimu dan menjadi penyebab
hilangnya kekuatanmu."
"Aku masih membencimu untuk itu, tapi jika kusadari," Almaria terisak. "Semuanya
adalah salahku sendiri. Seharusnya aku mengingat kata guruku dan tidak melakukan
kebohongan ini sejak awal dan mencelakai Glenna. Membohongi Kakak Xian dan Suamiku, juga menipu
banyak orang untuk membentuk Kelompok Pembebas. Guru sudah melihat jauh ke depan
dan menasehatiku, aku ... aku sudah melanggar pesan penting yang dititipkan guru
padaku ... aku... aku tidak punya muka untuk bertemu dengannya lagi," kata Almaria menangis
dan Jushin memeluknya. "Aku tidak tahu sejak kapan aku sudah melupakan semua itu dan
menipu serta membohongi hatiku sendiri. Hatiku sudah membusuk dan merubahku
menjadi manusia yang begitu mengerikan. Jaime, setidaknya kuharap attunementku padamu
adalah hal terbaik yang dapat kulakukan dalam hidupku dan masih dapat menyelamatkanku
di depan guruku kelak. Pergunakanlah attunement itu sebaik-baiknya, janganlah menjadi
seperti diriku." Aku menggelengkan kepalaku menjatuhkan air mataku dan menatap pada Jushin.
"Apakah Sensei menyesal karena terpaksa memberikan attunement untukku?"
Jushin terlihat lemah dan melihatku dengan mata yang hampir bening. "Aku sedikit
menyesal karena kamu anggota BtP. Tapi aku dapat melihat dirimu yang mau memaafkan
Almaria dengan mengembalikan tangannya setelah ia mencoba membunuhmu. Juga kamu telah
mengembalikan kekuatanku di atas semua yang pernah kulakukan padamu. Antara aku
dan dirimu, aku tidak menyesal memberimu attunement. Guru juga sudah mengingatkanku
untuk memiliki hati yang memaafkan, dia sudah melihat semua ini. Tapi aku ... aku...."
Jushin meneteskan air mata dan tubuhnya berguncang. "Aku telah berubah menjadi seorang
pendendam selama bertahun-tahun dan ingin menghancurkan Xian serta istriku
sendiri. Aku bahkan merasa senang dan puas akan kematian putriku sendiri. Demi Tuhan ... Di
persimpangan mana aku telah kehilangan hatiku dan menggantikannya dengan hati
yang begitu penuh dendam dan kelicikan yang menjijikan."
Air mata Jushin mengalir dan begitu juga air mataku.
Aku juga sudah menjadi manusia yang mengerikan yang membunuh banyak orang dan
juga kehilangan hatiku. Menyisihkan hati yang penuh amarah dan membusuk.
~ 761 ~ - B L E S S E D H E A R T Dan saat aku menatap pada Vito dia langsung menjawab, "Anak muda aku melihatmu
bertarung dengan dua puluhan orang anggota mudaku dan kamu sendirian mengirim
mereka semua ke rumah sakit tanpa kekuatan alinergi. Juga kamu telah menghajar ratusan
alinergi termasuk anggota Markas Besar BtP hari ini." Vito berhenti berkata sejenak dan
menatapku dengan lembut. "Tapi keberanian yang benar-benar kulihat darimu adalah saat kamu
berani melindungi Lily dan kakakku Xian. Kamu juga berani menyerahkan dirimu untuk
membuat perjanjian denganku demi melindungi orang yang kamu kasihi. Dan aku sama sekali
tidak menyesal telah memberimu attunement-ku, tidak sedikit pun. Keberanian terbesar
adalah dari hati yang berani melindungi apa yang benar, lemah dan diyakini hati. Kamu pantas
menjadi murid kebanggaanku."
"Meski kelak aku akan menjadi musuhmu?" tanyaku melihat Vito yang tersenyum.
Vito tertawa dan memandangku dengan lembut, "Meski jika kamu akan menjadi
musuhku, aku tetap akan mengakuimu sebagai murid kebanggaanku. Apa yang kukatakan adalah
sebenar-benarnya, karena hatiku benar menyukaimu."
Aku menundukkan kepalaku padanya dan mengucapkan terima kasih dengan air mata di
sudut mata. Kemudian melihat pada Xian.
"Xian," tanyaku. "Mengapa kamu mau memberikan attunement-mu padaku padahal kamu
sudah mengetahuinya?"
"Jaime, aku tinggal denganmu tidak begitu lama, tapi aku memperhatikanmu dengan
sepenuh hati dan aku tidak menyesal telah memilihmu." kata Xian begitu lembut hingga
membuatku merasa dirinya adalah orang tuaku sendiri yang membuat mataku basah.
Aku tidak pantas dipercayai sedalam ini oleh semua orang ini.
"Meski aku akan segera mengkhianati kalian?" kataku tidak dapat menahan diri
lagi. Rasanya begitu susah untuk mengkhianati orang yang percaya padaku. Hati ini tidak akan
pernah mengizinkannya. Xian dengan lembut menatapku. "Semua nasib dan kehidupan ada di tangan Tuhan.
Lakukanlah yang menurut hatimu terbaik meski jika pilihanmu adalah mengkhianati
kami. Aku tetap tidak akan menyesal karena hatiku telah memilihmu. Lagipula..." kata
Xian menatapku dengan teduh. "Manusia berencana Tuhanlah yang memutuskan, kamu
menerima empat attunement dari adik-adikku dan itu semua tentu ada artinya, setidaknya
besar artinya buatku." ~ 762 ~ - B L E S S E D H E A R T "Maafkan aku," kataku berlinangan air mata dan membungkuk dalam-dalam pada Xian,
Vito serta Almaria dan Jushin. "Kalian terlalu mempercayaiku, Aku tidak pantas
menerima semua ini". Aku berbalik dan melangkah mendekat pada Sherry dan Lawrence.
3rd, Kelompok Alinergi Vito, Lily dan semua alinergi lainnya akan segera di
bawah BtP. Mereka semua akan menjadi anggota BtP yang mendapatkan gaji yang tinggi saat aku
kembali pada BtP nantinya dan membiarkan BtP memiliki semua kekuatan yang
tercatat dalam diriku. BtP akan menjadi kelompok terkuat.
Apakah itu yang terbaik" Apa yang diinginkan alinergi di luar BtP" Kebebasankah"
Bukankah masih banyak yang lebih penting daripada kebebasan" Mengapa mereka
begitu bodoh tidak mau bergabung dengan BtP dan bukankah setelah BtP mengambil alih
semua kelompok maka akan tercipta keamanan, keharmonisan dan kedamaian di bawah
perlindungan BtP. Kakiku berhenti melangkah. "Vito," panggilku berbalik. "Mengapa kamu membangun
kelompokmu dan tidak bergabung saja dengan BtP?"
Vito kembali tertawa. "Jaime, dunia ini begitu luas dan manusia itu ada berbagai
macam. Tidak semua orang terlahir melindungi, ada yang terlahir mencipta dan ada yang
terlahir merusak. Seseorang harus berada di sana untuk mengatur mereka agar daya rusak
mereka terkendali. Jika bukan aku yang di sana mengatur mereka agar tidak sembarangan
merusak, siapa lagi" Aku mungkin bisa keluar dari tempat itu. Akan tetapi pasti akan ada
seseorang yang mungkin akan mengambil alih tempatku dan melakukan hal yang buruk serta
mencelakakan banyak orang, belum lagi menghitung timbulnya perpecahan dan
peperangan antar kelompok-kelompok kecil. Sudah menjadi tugasku berada di sana untuk
mengatur mereka." Aku berdiri menghadapnya dari kejauhan dan tunduk menghormatinya.
Dia tahu dirinya dan posisinya. Orang bijak mengetahui tempatnya di dalam dunia
yang besar ini. "Mengapa aku dipilih untuk misi ini?" tanyaku menatap pada Sherry saat sudah
mendekati dirinya. "Kamu tidak perlu mengetahuinya, kamu sudah menjalankan misimu dengan bagus
kemarilah," kata Sherry.
"Tidak sebelum aku mendapatkan jawaban," kataku tegas melihat Sherry.
~ 763 ~ - B L E S S E D H E A R T Vito tertawa. "Mengapa kamu tidak mengatakan padanya untuk membuatnya senang"
Lagipula kami semua sudah memberi alasan kami memilihnya. Katakan saja mengapa
kamu memberinya attunement-nya, tapi tidak mata-mata lain."
Attunement dari Sherry" Aku tidak mengetahui jika aku mendapatkan attunement
darinya. Sherry menatapku tajam dan aku membalas menatapnya menanti jawabannya. "Pesan
yang kudapatkan dari guru adalah untuk memilih murid yang memiliki kesederhanaan
dalam memiliki kekuatan atau tanggung jawab atas sebuah kekuatan yang dimiliki. Aku
juga tidak akan memilih orang yang akan berbuat seenaknya setelah mendapatkan kekuatan dari
Xian." "Dari mana kamu menilainya?" tanyaku.
"Dari caramu menolak untuk ikut serta dalam rencana ini dan menolak untuk
mendapatkan kekuatan yang lebih besar. Juga caramu mengatur uang yang kamu dapatkan selama
menjadi BtP. Banyak anggota yang memfoya-foyakannya sedangkan kamu menyimpannya dan
mengirimnya ke desamu untuk membangun sekolahmu di sana," tambah Sherry.
Aku tertawa begitu keras, karena aku melakukan hal itu dengan alasan lain. Itu
semua karena diriku yang berasal dari desa yang jarang memiliki hiburan. Sehingga saat aku
mendapatkan gaji yang begitu besar, selain untuk makan dan minumku, aku tidak tahu di mana
akan menghabiskan uang sebanyak itu. Jika ada alasan aku menyumbangkan sejumlah uang
untuk sekolah di desaku itu adalah karena aku mengingat nilai matematikaku yang pernah
mendapat nilai nol besar dari guru tuaku. Selain untuk merenovasi ruang-ruang sekolah,
membetulkan kamar kecil sekolah itu yang luar biasa bau, aku juga mengisi buku-buku terbaru
di sana agar orang-orang desaku dan desa tetangga dapat menjadi cerdas. Tepatnya aku ingin
membalas dendam pada orang-orang desaku yang bodoh agar mereka mulai memakai rumus
terbaru yang dulu kugunakan pada matematikaku. Agar mereka tahu betapa jeniusnya diriku
ini. Air mataku jatuh mengalir.
Oh, aku merindukan mereka dan kesederhanaan hidup di sana. Hidup di sana tidak
pernah sesulit ini, meski kami hidup kekurangan dan tidak berlebihan seperti di sini
Pertarungan Dikota Chang An 2 Dewa Linglung 12 Raksasa Gunung Bromo Petualangan Dipulau Suram 4
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama