Titik Muslihat Deception Point Karya Dan Brown Bagian 8
menghancurkan mereka malam ini. Setelah bagaimana Tench dan Herney mempermainkan
Gabrielle sore itu, dia sangat ingin memban tu.
Gabrielle mengangkat tangannya untuk mengetuk pintu, tetapi kemudian dia
berhenti. Suara Yolanda terngiang dalam benaknya. Jika Chris Harper memang
berbohong kepada dunia mengenai PODS, apa yang membuatmu berpikir dia akan
mengatakan yang sebenarnya padaMU"
Rasa takut, kata Gabrielle pada dirinya sendiri. Dia sendiri juga hampir
menyerah karena rasa takut sore tadi. Sekarang dia punya rencana. Ini akan
dilakukannya dengan menggunakan taktik yang pernah digunakan Senator Sexton
ketika menakut-nakuti seorang informan untuk mendapatkan rahasia lawan
politiknya. Gabrielle sudah belajar banyak di bawah bimbingan Sexton, dan tidak
semua pelajarannya menarik dan sopan. Tetapi malam ini, dia memerlukan semua hal
yang menguntungkannya. Jika dia dapat membujuk Chris Harper untuk mengakui
kebohongannya - dengan alasan apa pun - Gabrielle akan mem-buka sebuah pintu kecil
kesempatan bagi kampanye senatornya. Selain itu, Sexton adalah seorang lelaki
yang jika diberi ke-sempatan sedikit saja untuk bergerak, dapat menggeliat untuk
mencari jalan keluarnya dalam hampir setiap kesulitan.
Rencana Gabrielle ketika hendak menghadapi Harper disebut Sexton sebagai
"overshooting' - sebuah teknik interogasi yang ditemukan para penguasa Roma kuno
untuk meman cing pengakuan dari penjahat yang mereka curigai berbohong. Metode
mereka terlihat sangat sederhana:
Tegaskan informasi yang kauingin diakui oleh oran g itu. Kemudian tuduhkan
sesuatu yang jauh lebih buruk.
Intinya adalah memberikan lawan sebuah kesempatan untuk memilih kejahatan yang
lebih ringan - dalam hal ini, kebenaran itu.
Kiat ini membutuhkan rasa percaya diri yang terpancar, sesuatu yang tidak
terlalu dirasakan Gabrielle saat itu. Sambil menarik napas dalam, Gabrielle
mengikuti naskah di dalam benaknya, lalu mengetuk pintu kantor itu dengan tegas.
"Aku sudah bilang, aku sibuk!" teriak Harper. Aksen orang Inggrisnya terdengar
tidak asing lagi. Gabrielle mengetuk lagi. Kali ini lebih keras.
"Aku sudah bilang, aku tidak berminat untuk turun!"
Kali ini Gabrielle menggedor pintu dengan tangan terkepal.
Chris Harper mendekati pintu dan membuka pintu dengan kasar. "Kurang ajar, apa
kau - " Harper langsung terhenti. Jelas dia sangat terkejut ketika melihat
Gabrielle. "Dr. Harper," katanya dengan suara yang tegas. "Bagaimana kau bisa naik ke
sini?" Wajah Gabrielle mengeras. "Kautahu siapa aku?"
"Tentu saja aku tahu. Pimpinanmu telah mencerca proyekku selama berbulan-bulan.
Bagaimana kau bisa masuk?"
"Senator Sexton mengirimku."
Mata Harper melayang ke ruangan laboratorium di belakang Gabrielle. "Mana staf
NASA yang seharusnya mengawalmu?"
"Itu bukan urusanmu. Senator memiliki koneksi berpengaruh di sini."
"Di dalam gedung ini?" tanya Harper dengan tatapan ragu.
"Kau sudah berlaku tidak jujur, Dr. Harper. Dan aku khawatir, Senator telah
membentuk semacam dewan pengadilan senatorial untuk menyelidiki kebohonganmu."
Tiba-tiba Harper menjadi pucat. "Apa maksudmu?" "Orang-orang pintar sepertimu
tidak pandai berpura-pura bodoh, Dr. Harper. Kau sedang berada dalam masalah
besar, dan Senator mengirimku ke sini untuk menawarkan perjanjian denganmu.
Kampanye Senator Sexton sedang sangat terpukul malam ini. Dia tidak punya apaapa lagi, dan dia sudah siap untuk membawamu jatuh bersamanya kalau itu
diperlukan." "Apa maksudmu?"
Gabrielle menarik napas panjang, dan mulai memainkan perannya. "Kau berbohong
dalam konferensi pers tentang piranti lunak pendeteksi anomali PODS. Kami tahu
itu. Banyak orang tahu tentang hal itu. Tetapi itu bukan isu yang ingin
kusampaikan." Sebelum Harper dapat membuka mulutnya untuk menyangkal, Gabrielle
melanjutkan. "Senatorku dapat menyebar-luaskan kebohonganmu itu sekarang, tetapi
dia tidak ber-minat. Dia hanya tertarik pada cerita yang lebih besar. Kukira kau
mengerti apa maksudku."
"Tidak, aku " "Ini tawaran Senator. Dia akan tutup mulut tentang kebohongan piranti lunakmu
namun kau harus memberikan nama seorang eksekutif tinggi NASA yang menggelapkan
dana ber-samamu." Mata Chris Harper membelalak sesaat. "Apa" Aku tidak menggelapkan dana!"
"Kusarankan berhati-hatilah dengan ucapanmu, Pak. Komite senatorial telah
mengumpulkan dokumen penyelidikan selama berbulan-bulan hingga sekarang ini.
Apakah kau benar-benar berpikir kalian berdua akan lolos begitu saja tanpa
diketahui" Merekayasa dokumen PODS dan mengalih kan dana NASA ke rekening
pribadi" Berbohong dan menggelapkan dana dapat membawamu ke penjara, Dr.
Harper." "Aku tidak melakukan hal semacam itu!"
"Kau bilang kau tidak berbohong tentang PODS?"
"Tidak, aku bilang aku sama sekali tidak menggelapkan dana!"
"Jadi, kau mengatakan bahwa kau memang berbohong ten-tang PODS."
Harper menatapnya. Jelas dia kehilangan kata-kata. "Lupakan kebohongan itu,"
kata Gabrielle sambil mengibaskan tangannya. "Senator Sexton tidak tertarik pada
isu kebohonganmu dalam konferensi pers itu. Kami terbiasa dengan hal semacam
itu. Kalian sudah menemukan sebongkah meteorit, dan tidak seorang pun peduli
bagaimana kalian menemukannya. Yang menarik perhatiannya adalah penggelapan,
uang itu. Dia harus mengetahui siapa petinggi NASA yang melakukan hal itu.
Katakan saja kau bekerja sama dengan siapa, setelah itu Senator akan mengalihkan
penyelidikan ini menjauh darimu. Kau dapat membuatnya menjadi lebih mudah dengan
mengata-kan siapa orang kedua tersebut, atau Senator akan membuat masalah ini
menjadi lebih buruk lagi dengan membeberkan piranti lunak pendeteksi anomali
yang tidak beres dan per-baikannya yang palsu itu."
"Kau menggertak. Tidak ada penggelapan dana."
"Kau pembohong yang payah, Dr. Harper. Aku sudah melihat dokumennya. Namamu ada
di seluruh dokumen tersebut dan itu dapat membuktikan kejahatanmu. Lagi dan
lagi." "Aku bersumpah aku tidak tahu apa-apa tentang penggelapan dana itu!"
Gabrielle mendesah kecewa. "Tempatkan dirimu pada posisiku, Dr. Harper. Aku
hanya dapat menyimpulkan dua hal di sini. Kau berbohong padaku, seperti kau
berbohong dalam konferensi pers. Atau kau mengatakan kebenaran, namun ada orang
kuat di lembaga ini yang menjebakmu dan menjadikanmu kambing hitam untuk
kepentingannya sendiri."
Gagasan itu tampaknya membuat Harper terdiam sejenak. Gabrielle melirik jam
tangannya. "Tawaran Senator akan dibuka selama satu jam. Kau dapat menyelamatkan
dirimu dengan memberinya nama eksekutif NASA yang menggelapkan uang para
pembayar pajak bersamamu. Senator tidak peduli padamu. Dia hanya berminat pada
tangkapan yang lebih besar. Jelas, orang itu memiliki kekuasaan di sini, di
NASA. Dia berhasil menyembunyikan identitasnya dengan lihainya sehingga tidak
masuk ke dalam dokumen penyelidikan, dan membiarkanmu menjadi penjahat
sendirian." Harper menggelengkan kepalanya. "Kau berbohong."
"Kaumau mengatakan itu di depan pengadilan." "Tentu. Aku akan menyangkal
semuanya." "Di bawah sumpah?" tantang Gabrielle sambil menggerutu dengan nada jijik.
"Mungkin kau juga akan menyangkal tentang perbaikan piranti lunak PODS itu?"
Jantung Gabrielle berdebar dengan keras ketika dia menatap langsung ke dalam
mata lelaki itu. "Pikirkan baik-baik tentang pilihanmu ini, Dr. Harper. Penjara
Amerika bisa menjadi tempat yang tidak menyenangkan."
Harper balas melotot, tetapi Gabrielle berkeras untuk menundukkannya. Untuk
sesaat Gabrielle seperti melihat kilatan menyerah di balik mata Dr. Harper.
Tetapi ketika lelaki itu berbicara, suaranya terdengar keras seperti baja.
"Ms. Ashe," ujarnya dengan kemarahan terpancar dari matanya, "dakwaanmu lemah.
Kau dan aku tahu tidak ada penggelapan dana yang terjadi di NASA. Satu-satunya
pembohong yang ada di ruangan ini adalah kau."
Gabrielle merasa otot tubuhnya menjadi kaku. Tatapan marah lelaki itu semakin
tajam. Gabrielle ingin berpaling dan lari. Kau sedang berusaha menggertak
seorang ilmuwan yang kecerdasannya tidak diragukan lagi. Apa yang kauharapkan"
Gabrielle memaksakan dirinya untuk tetap tegar. "Yang aku tahu," katanya sambil
berpura-pura yakin sekali dan mengabaikan kedudukan lelaki itu. "Aku sudah
melihat dokumen-dokumen yang membuktikan keterlibatanmu - bukti yang meyakinkan
bahwa kau dan seseorang yang lain, menggelapkan dana NASA. Senator hanya
memintaku untuk datang ke sini malam ini dan menawarimu pilihan: memberikan nama
rekanmu itu atau menghadapi tuduhan itu sendirian. Aku akan mengatakan kepada
Senator bahwa kau lebih senang untuk diadili. Kau dapat mengatakan di depan
pengadilan apa yang kau katakan padaku - kau tidak menggelapkan uang dan kau juga
tidak berbohong tentang piranti lunak PODS." Lalu Gabrielle tersenyum muram.
"Tetapi setelah konferensi pers tolol yang kauberikan dua minggu yang lalu, aku
meragukannya." Gabrielle kemudian memutar tubuhnya dan berjalan menyeberangi lab
PODS yang gelap. Dia bertanya-tanya apakah mungkin dirinyalah yang akan
dipenjara, dan bukan Harper.
Gabrielle berjalan dengan kepala terangkat tinggi sambil menunggu Harper
memanggilnya kembali. Tidak ada suara. Dia melanjutkan langkahnya dan mendorong
pintu besi dan berjalan menuju koridor sambil berharap lift di sini tidak harus
menggunakan kunci kartu seperti yang ada di lobi. Dia tersesat. Walau dia sudah
berusaha sebaik mungkin, Harper tidak me-makan umpannya. Mungkin saja dia
berkata jujur dalam konferensi pers PODS itu, pikir Gabrielle.
Terdengar suara keras menggema di dalam koridor ketika pintu-pintu metal itu
terbuka lebar di belakang Gabrielle.
"Ms. Ashe," Harper berseru. "Aku bersumpah, aku tidak tahu apa-apa tentang
penggelapan dana itu. Aku orang jujur!"
Gabrielle merasa jantungnya berhenti. Dia memaksakan dirinya untuk terus berjalan. Dia mengangkat bahunya
seakan tidak peduli dan menjawab sambil berseru tanpa memalingkan wajah-nya.
"Tetapi kau berbohong dalam konferensi pers ketika itu."
Tidak ada jawaban. Gabrielle masih terus melangkah. "Tunggu!" Harper berteriak.
Dia kemudian berlari mengejar Gabrielle. Wajahnya terlihat pucat. "Tentang
penggelapan dana itu," katanya sambil merendahkan suaranya. "Kupikir aku tahu
siapa yang menjebakku."
Gabrielle menghentikan langkahnya sambil bertanyatanya, apakah dia tidak salah
dengar. Dia lalu membalikkan tubuhnya selambat mungkin. "Kau berharap aku
percaya kepadamu kalau ada orang yang mau menjebakmu?"
Harper mendesah. "Aku bersumpah aku tidak tahu apa-apa tentang penggelapan dana
itu. Tetapi jika ada bukti yang mem-beratkanku ...."
"Ada setumpuk."
Harper mendesah lagi. "Kalau begitu, semuanya memang telah direncanakan. Untuk
menodai nama baikku jika diperlukan. Dan hanya ada satu orang yang dapat
melakukan itu." "Siapa?" Harper menatap Gabrielle lurus ke matanya. "Lawrence Ekstrom membenciku."
Gabrielle terpaku. "Administrator NASA?"
Harper mengangguk muram. "Dialah yang memaksaku untuk berbohong dalam konferensi
pers ketika itu." 88 WALAUPUN MENGGUNAKAN pesawat Aurora yang memiliki sistem misted-methane
propulsion dan menggunakan kemampuannya itu hanya separuhnya saja, Delta Force
melesat menembus malam dengan kecepatan tiga kali kecepatan suara - lebih dari
dua ribu mil per jam. Denyut yang berulang dari Pulse Detonation Wave Engines di
belakang mereka memberikan irama yang menghipnotis. Seratus kaki di bawah
mereka, lautan bergolak liar, tersapu gelombang angin dari vakum pesawat Aurora
yang mengakibatkan deburan ombak tertarik ke atas setinggi lima puluh kaki dalam
garis-garis pararel di belakang pesawat.
Inilah alasan kenapa SR-71 Blackbird dipensiunkan, pikir Delta-One.
Aurora adalah salah satu dari beberapa pesawat rahasia yang keberadaannya
seharusnya tidak boleh diketahui, tetapi ternyata semua orang sudah tahu. Bahkan
saluran televisi Discovery pernah menyiarkan berita mengenai Aurora dan
pengujiannya di Danau Groom di Nevada. Apakah kebocoran informasi ke-amanan itu
terjadi karena suara "getaran di udara" terus-menerus yang terdengar hingga ke
Los Angeles, atau seorang saksi yang secara tidak sengaja melihatnya di sebuah
pengeboran minyak di Laut Utara, atau kesalahan pengelolaan sehingga membuat
penjelasan tentang Aurora tertera dalam salinan anggaran Pentagon yang terbuka
untuk umum, tidak seorang pun yang pernah mengetahuinya. Itu tidak terlalu
penting. Rahasia itu sudah terungkap: Militer AS memiliki sebuah pesawat yang
mampu terbang dengan kecepatan 6 mach, dan pesawat itu tidak lagi hanya berada
di atas papan gambar. Pesawat itu sudah melayang di udara.
Dibuat oleh Lockheed, pesawat Aurora berbentuk seperti bola futbal yang
dipipihkan. Panjangnya 110 kaki, lebarnya enam puluh kaki, bagian luarnya yang
halus dilapisi keramik crystaline patina tahan panas yang serupa dengan pesawat
ulang-alik angkasa luar. Kecepatannya merupakan hasil dari sistem mesin jet baru
yang unik yang dikenal dengan nama Pulse Detonation Wave Engine yang membakar
hidrogen cair murni seperti kabut dan meninggalkan jejak partikel gas yang
terlihat jelas di langit. Karena alasan inilah pesawat ini hanya diter-bangkan
pada malam hari. Malam ini, dengan kemewahan berupa kecepatan luar biasa, Delta Force melakukan
perjalanan pulang yang jauh, menyeberangi lautan lepas. Mereka bahkan mendahului
kecepatan pesawat yang ditumpangi buruan mereka. Dengan kecepatan seperti itu,
Delta Force akan tiba di Pantai Timur dalam waktu kurang dari satu jam, tepat
dua jam sebelum mangsamangsanya tiba. Di dalam pesawat, mereka berdiskusi dengan
sang pengendali mengenai pelacakan dan penembakan pesawat yang bersang-kutan,
tetapi atasan mereka khawatir radar akan menangkap peristiwa itu atau reruntuhan
pesawat tersebut akan meng -akibatkan munculnya penyelidikan besarbesaran.
Akhirnya sang pengendali memutuskan, yang terbaik adalah membiarkan pesawat itu
mendarat seperti yang dijadwalkan. Begitu mereka tahu dengan pasti di mana
mangsa mereka itu akan mendarat, Delta Force akan bergerak.
Sekarang, ketika Aurora melesat di atas Laut Labrador yang terpencil, mesin
CrypTalk milik Delta-One menunjukkan adanya panggilan masuk. Dia menjawabnya.
"Keadaan berubah," kata suara robot itu memberi tahu mereka. "Kalian memiliki
sasaran lain sebelum Rachel Sexton dan dua orang ilmuwan itu mendarat."
Sasaran lain. Delta-One dapat merasakannya. Semuanya mulai terungkap. Telah ada
kebocoran lagi di kapal sang pengendali, dan sang pengendali membutuhkan mereka
untuk segera menambalnya secepat mungkin. Kapal itu tidak mungkin bocor, DeltaOne mengingatkan dirinya, jika kami berhasil membunuh sasaran kami dengan su
kses di Milne Ice Shelf. DeltaOne tahu dengan pasti dirinya sedang membereskan
kekacauan yang di-buatnya sendiri.
"Satu orang lagi telah terlibat," kata sang pengendali. "Siapa?"
Sang pengendali terdiam sebentar, lalu dia memberikan sebuah nama.
Ketiga lelaki itu saling berpandangan dengan heran. Mereka sangat mengenai nama
itu. Tidak heran sang pengendali terdengar enggan menyebutkan nya! pilar Delta-One.
Untuk sebuah operasi yang dirancang sebagai operasi "tanpa-korban", jumlah dan
profil sasaran yang harus dibunuh dalam operasi ini menanjak dengan cepat. Dia
merasa syaraf-syarafnya menegang ketika sang pengendali bersiap untuk memberi
tahu mereka bagaimana dan di mana mereka harus menghabisi sasaran baru mereka
itu dengan tepat. "Risiko telah meningkat dengan tajam," kata sang pengendali. "Dengarkan baikbaik. Aku hanya akan memberi kalian instruksi ini satu kali saja."
89 TINGGI DI atas kawasan utara Maine, sebuah pesawat jet G4 terus melesat cepat ke
arah Washington.Di dalamnya, Michael Tolland, dan Corky Marlinson sedang menatap
Rachel Sexton ketika dia menjelaskan teorinya kenapa dapat terjadi peningkatan
ion hidrogen pada kulit fusi meteorit tersebut.
"NASA memiliki fasilitas pengujian pribadi yang mereka sebut Plum Brook
Station," jelas Rachel. Dirinya hampir tidak percaya ketika membicarakan tentang
hal ini. Berbagi informasi rahasia di luar protokol merupakan hal yang belum
pernah dilakukannya, tetapi karena mempertimbangkan keadaan saat itu, Tolland
dan Corky memiliki hak untuk mengetahuinya juga. "Plum Brook sebenarnya adalah
ruangan pengujian untuk menguji sistem mesin baru NASA yang paling radikal. Dua
tahun yang lalu, aku menulis sebuah ringkasan mengenai ran cangan baru yang
diuji NASA di sana - sesuatu yang mereka sebut sebagai Expander Cycle Engine."
Corky menatapnya dengan curiga. "Mesin seperti itu baru berada di tingkat teori.
Di atas kertas. Sebenarnya belum ada yang mengujinya. Itu masih berpuluh -puluh
tahun yang akan datang."
Rachel menggelengkan kepalanya. "Maaf, Corky. NASA sudah memiliki prototipenya.
Mereka sedang mengujinya."
"Apa?" Corky tampak meragukan perkataan Rachel. "ECE bekerja dengan menggunakan
Titik Muslihat Deception Point Karya Dan Brown di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
hidrogen-oksigen cair yang akan membeku saat di luar angkasa sehingga mesin
tersebut tidak ada gunanya bagi NASA. Mereka bahkan berkata tidak mau berusaha
membuat ECE sampai mereka berhasil mengatasi masalah bahan bakar yang membeku
ltu. "Mereka telah berhasil mengatasinya. Mereka tidak menggunakan oksigen dan
kembali ke campuran 'hidrogen cair,' semacam bahan bakar cryogenic yang terdiri
atas hidrogen murni dalam keadaan setengah beku. Bahan bakar tersebut sangat
bertenaga dan sangat bersih pembakarannya. Ini juga merupakan saingan berat
untuk sistem mesin jet jika NASA menjalankan misi ke Mars."
Corky tampak kagum. "Ini tidak benar."
"Ini pasti benar," sahut Rachel. "Aku menulis ringkasan mengenai hal itu kepada
Presiden. Pickering sangat marah karena NASA ingin memublikasikan bahan bakar
hidrogen cair itu sebagai sebuah keberhasilan besar, sementara dia ingin Gedung
Putih memaksa NASA agar merahasiakan bahan bakar tersebut."
"Kenapa?" "Tidak penting," sahut Rachel pendek karena dia tidak berniat untuk membuka
rahasia telalu banyak. Sebenarnya keinginan Pickering untuk merahasiakan bahan
bakar hidrogen cair itu adalah untuk mengatasi meningkatnya keprihatinan
mengenai keamanan nasional yang hanya diketahui segelintir orang saja - peringatan
akan kemajuan teknologi Cina. Akhirakhir ini, Cina mengembangkan landasan
peluncuran yang sangat hebat "untuk disewakan." Lan dasan ini disewakan kepada
penawar tertinggi, dan calon-calonnya pada umumnya adalah musuh-musuh AS.
Dampaknya pada keamanan AS akan sangat merugikan. Untungnya, NRO tahu Cina
sedang mengejar model mesin jet dari bahan bakar yang tidak bagus, dan Pickering
tidak melihat alasan untuk memberi tahu mereka mengenai mesin jet NASA dari
bahan bakar hidrogen cair yang lebih menjanjikan.
"Jadi," kata Tolland dengan ekspresi cemas, "maksudmu NASA memiliki mesin jet
dengan sistem pembakaran murni yang menggunakan hidrogen murni?"
Rachel mengangguk. "Aku tidak tahu berapa angkanya, tetapi temperatur yang
dikeluarkan dari mesin ini beberapa kali lipat lebih panas daripada mesin
lainnya yang pernah dikem-bangkan. Hal ini membuat NASA mengembangkan semua
jenis tabung pipa yang baru." Rachel terdiam sebentar, lalu berkata, "Sebongkah
batu besar yang ditempatkan di belakang mesin berbahan bakar hidrogen cair akan
terkena panas dari semburan api yang kaya hidrogen yang keluar dari pipa
pembuangan dengan temperatur yang melebihi mesin apa pun. Kau akan mendapatkan
kulit fusi yang sempurna."
"Yang benar saja!" kata Corky. "Apakah kita kembali ke skenario meteorit palsu
lagi?" Tolland tiba-tiba terlihat terpancing. "Sebenarnya, itu sebuah gagasan yang
hebat. Kurang-lebih, seseorang dapat menempatkan sebongkah batu di bawah
landasan peluncuran ketika sebuah pesawat ulang alik akan tinggal landas."
"Tuhan, selamatkan aku," gerutu Corky. "Aku sedang naik pesawat bersama para
idiot." "Corky," kata Tolland. "Secara hipotesis, sebongkah batu yang ditempatkan di
dekat pipa pembuangan akan menghasilkan pembakaran yang serupa dengan batu yang
jatuh melewati atmosfer, bukan" Kau akan memiliki bekas-bekas goresan yang sama
di atas permukaan batu yang meleleh tersebut."
Corky menggerutu. "Kukira begitu."
"Dan bahan bakar hidrogen dengan pembakaran murni seperti yang tadi dijelaskan
Rachel tidak akan meninggalkan sisa pembakaran. Hanya ada hidrogen. Tingkat ion
hidrogen yang meningkat di kulit fusinya adalah hasilnya."
Corky memutar bola matanya. "Begini, jika salah satu dari mesin ECE itu memang
ada dan bekerja dengan bahan bakar hidrogen cair, kukira apa yang kaukatakan itu
mungkin saja. Tetapi tetap saja terlalu berlebihan."
"Kenapa?" tanya Tolland. "Prosesnya terlihat cukup mudah."
Rachel mengangguk. "Yang kau butuhkan adalah batu yang mengandung fosil dan
berusia 190 tahun. Bakar batu itu di bawah pipa pengeluaran api dari mesin
berbahan bakar hidrogen cair, dan kuburkan di dalam es. Jadilah meteorit
instan." "Bagi para wisatawan, mungkin," kata Corky, "tetapi tidak bagi ilmuwan-ilmuwan
NASA! Kau masih belum bisa menjelaskan tentang chondrules"
Rachel berusaha untuk mengingat penjelasan Corky tentang bagaimana gelembunggelembung kecil itu terjadi. "Kau bilang chondrules disebabkan oleh pemanasan
dan pendinginan yang terjadi secara cepat di ruang angkasa, bukan?"
Corky mendesah. '''Chondrules terbentuk ketika sebuah batu yang bersuhu dingin
karena sudah lama melayang -layang di luar angkasa, tiba-tiba dipanaskan hingga
dalam keadaan setengah meleleh - sekitar 1.550 derajat Celsius. Kemudian batu itu
harus menjadi dingin lagi dengan sangat cepat, sehingga mengeraskan kantungkantung cairan di dalamnya dan menjadi chondrules."
Tolland mengamati temannya. "Dan proses itu tidak dapat berlangsung di bumi?"
"Tidak mungkin," kata Corky. "Planet ini tidak memiliki perbedaan temperatur
yang cukup untuk berubah secepat dan seekstrem itu. Kau membicarakan tentang
pemanasan nuklir dan ruangan bersuhu nol derajat. Hal ekstrem seperti itu tidak
bisa terjadi di bumi."
Rachel mempertimbangkannya. "Setidaknya tidak secara alami."
Corky berpaling. "Apa maksudmu?"
"Kenapa pemanasan dan pendinginan itu tidak dapat terjadi di sini, di bumi
secara buatan?" tanya Rachel. "Batu itu bisa saja dipanaskan dengan mesin
berbahan bakar hidrogen cair dan kemudian langsung didinginkan dengan pendingin
cryogenic." Corky menatap dengan pandangan tidak percaya. "Chondrules buatan?"
" "Itu gagasan saja."
"Gagasan yang menggelikan," sahut Corky sambil mengayunkan sampel meteorit itu
di muka mereka. "Mungkin kau lupa" Tidak diragukan lagi, chondrules ini berusia
190 juta tahun." Nada bicaranya menjadi merendahkan. "Setahuku, Ms. Sexton, 190
tahun yang lalu tidak seorang pun memiliki mesin berbahan bakar hidrogen cair
dan pendingin cryogenic."
CHONDRULES ATAU bukan, pikir Tolland, bukti-bukti mulai menumpuk. Dia telah
berdiam diri selama beberapa menit sekarang, dan merasa sangat cemas ketika
mendengar uraian terbaru Rachel mengenai kulit fusi. Hipotesisnya, walau sangat
polos, telah membuka banyak pintu kemungkinan baru dan membuat Tolland berpikir
dari arah yang berbeda. Jika kulit fusi itu dapat dijelaskan ... kemungkinan apa
lagi yang mungkin ada"
"Kau diam saja," kata Rachel yang duduk di sampingnya Tolland melirik sekilas.
Untuk sesaat, di balik sinar remang-remang di dalam pesawat ini, dia dapat
melihat kelembutan dalam mata Rachel yang mengingatkannya akan Celia. Setelah
mengusir kenangannya, dia mendesah letih. "Oh, aku hanya berpikir ...."
Rachel tersenyum. "Tentang meteorit?" "Apa lagi?"
"Meneliti semua bukti, dan berusaha membayangkan apa yang masih tersisa?"
"Semacam itulah." "Ada gagasan lain?"
"Tidak terlalu. Aku bingung ketika mengetahui berapa banyak data yang ternyata
tidak akurat begitu kita tahu bah wa meteorit itu disisipkan di dalam lapisan
es." "Bukti hirarkis seperti rumah yang terbuat dari kartu remi," kata Rachel. "Tarik
asumsi pertamamu, dan segalanya akan goyah. Lokasi meteorit itu ditemukan adalah
asumsi awal." Aku tahu. "Ketika aku tiba di Milne, Administrator Ekstrom berkata padaku bahwa
meteorit itu telah ditemukan di dalam matriks es murni berusia tiga ratus tahun
dan lebih padat daripada batu mana pun dari luar angkasa."
"Dia mengatakannya kepadamu dan kita semua." "Kandungan nikel yang dimiliki batu
itu, walau agak meyakinkan, tampaknya tidak cukup baik."
"Tetapi mendekati" kata Corky yang duduk di dekat mereka. Tampaknya dia juga
mendengarkan percakapan mereka.
"Tetapi tidak tepat."
Corky mengakui dengan anggukan enggan.
"Dan," kata Tolland, "mengenai spesies serangga luar angkasa yang belum pernah
terlihat ini, walau sangat mengejutkan dan aneh, dalam kenyataannya mungkin saja
tidak lebih dari hewan berkulit keras dari dasar laut."
Rachel mengangguk. "Dan sekarang lapisan kulit fusi ...." "Aku benci
mengatakannya," kata Tolland sambil menatap Corky, "tetapi mulai terasa lebih
banyak bukti negatif daripada bukti positifnya."
"Ilmu pengetahuan bukan tentang firasat," kata Corky. "Ilmu pengetahuan adalah
tentang bukti. Chondrules di dalam batu itu membuat batu itu dapat dipastikan
sebagai meteorit. Aku setuju dengan kalian berdua, semua yang sudah kita lihat
ini sangat membingungkan, tetapi kita tidak dapat mengabaikan chondrules yang
terdapat di batu ini. Bukti yang mendukung sangat meyakinkan, sementara bukti
yang menentang masih tergantung pada keadaan."
Wajah Rachel mengerut. "Jadi sampai di mana kesimpulan kita sekarang?"
"Tidak di mana pun," kata Corky. "Bukti chondrules yang kita bicarakan ini
membuktikan kalau batu ini adalah meteorit.
Satu-satunya pertanyaan adalah kenapa orang menyim pannya di bawah es."
Tolland ingin memercayai kata-kata temannya yang terdengar masuk akal itu,
tetapi ada yang salah. "Kau tidak tampak yakin, Mike," tanya Corky.
Tolland mendesah dengan bingung pada temannya. "Aku tidak tahu. Dua dari tiga
bukti memang tidak buruk, Corky. Tetapi sekarang yang tersisa hanya satu dari
tiga bukti. Aku hanya merasa kita melewatkan sesuatu."
90 TERBONGKARLAH AKU, pikir Chris Harper. Tubuhnya tiba-tiba merinding ketika dia
membayangkan sel penjara di Amerika. Senator Sexton tahu aku berbohong tentang
piranti lunak PODS. Ketika manajer bagian PODS itu mengajak Gabrielle Ashe kembali ke kantornya,
lalu menutup pintunya, dia merasa kebenciannya kepada administrator NASA menjadi
semakin mendalam dalam sekejap. Malam ini Harper mengetahui betapa kejinya
kebohongan sang administrator. Sebagai tam bahan dari perintahnya kepada Harper
untuk berbohong tentang perbaikan piranti lunak PODS, sang administrator
tampaknya juga telah menjebaknya sebagai jaminan kalaukalau Harper menjadi takut
dan memutuskan untuk tidak ikut bermain.
Bukti penggelapan dana, pikir Harper. Pemerasan. Sangat licik. Lagi pula, siapa
yang akan memercayai seorang penggelap dana yang mencoba untuk menodai momen
kejayaan terbesar dalam sejarah ruang angkasa Amerika" Harper sudah melihat
bagaimana Administrator NASA akan melakukan apa saja untuk menyelamatkan badan
antariksa Amerika itu, dan sekarang dengan pengumuman mengenai meteorit yang
mengandung fosil, se makin banyak yang dipertaruhkan di sini.
Harper berjalan hilir-mudik selama beberapa detik di sekitar meja lebar di ruang
kerjanya di mana di atasnya terdapat model satelit PODS yang berbentuk prisma
berbentuk silinder dengan banyak antena dan lensa di belakang cangkang
reflektifnya. Sementar itu Gabrielle duduk. Mata hitam nya menatap, dan
menunggu. Rasa mual yang sekarang dirasakan Harper meng-ingatkannya kembali pada
apa yang dia rasakan saat konferensi pers yang buruk itu. Dia telah menampiikan
pertunjukan yang buruk malam itu, dan semua orang bertanya padanya tentang hal
tersebut. Dia harus berbohong lagi dengan berkata dia merasa tidak enak badan
dan tidak seperti biasanya malam itu. Para koleganya dan para wartawan tampak
tidak peduli dengan penam-pilannya yang tidak bersemangat itu dan segera
melupakannya. Sekarang kebohongan itu kembali menghantui dirinya.
Air muka Gabrielle Ashe melembut. "Mr. Harper, dengan sang administrator sebagai
musuhmu, kau harus memiliki sekutu yang kuat. Senator Sexton bisa jadi satusatunya sekutumu pada saat ini. Mari kita mulai dengan kebohongan perbaikan
piranti lunak PODS. Ceritakan apa yang sesungguhnya terjadi."
Harper mendesah. Dia tahu inilah waktunya untuk menceritakan yang sesungguhnya.
Aku seharusnya sudah sejak awal mengatakan yang sebenarnya! "Peluncuran PODS
berlangsung lancar," Harper memulainya. "Satelit itu menempati orbit di atas
kutub dengan sempurna seperti yang direncanakan."
Gabrielle Ashe tampak bosan. Dia sudah tahu semuanya itu. "Lanjutkan."
"Kemudian muncullah masalah itu. Ketika kami bersiap untuk mulai mengamati es
dan mencari anomali kepadatan nya, piranti lunak pendeteksi anomali yang
terpasang di satelit itu tidak dapat bekerja."
"Lalu ...." Sekarang Harper berbicara dengan lebih cepat. "Piranti lunak itu seharusnya
dapat memeriksa data seluas ribuan ekar dengan cepat dan menemukan bagian-bagian
es yang kepadatannya tidak seperti seharusnya. Tugas utama piranti lunak
tersebut adalah untuk mencari daratan es yang lunak - indikator terjadinya
pemanasan global - tetapi jika bertemu dengan area dengan kepadatan yang ganjil,
piranti lunak itu juga diprogram untuk mengenalinya. Rencananya adalah PODS
mengamati Lingkar Kutub Utara selama beberapa minggu dan mengenali seluruh
anomali yang dapat kami gunakan untuk mengukur pemanasan global."
"Tetapi tanpa piranti lunak yang berfungsi," sela Gabrielle, "PODS tidak ada
gunanya. NASA harus memeriksa gambar-gambar dari setiap inci persegi Arktika
secara manual untuk mencari daerah-daerah yang bermasalah."
Harper mengangguk. Mimpi buruk tentang kesalahan programnya serasa hidup
kembali. "Cara seperti itu akan membutuhkan waktu puluhan tahun. Keadaannya
sangat kacau. Karena satu kesalahan dalam pemrograman, PODS menjadi betul-betul
tidak ada gunanya. Dengan pemilihan presiden yang akan segera tiba dan Senator
Sexton menjadi sangat kritis pada NASA ...." Dia mendesah.
"Kesalahanmu merusak nama Presiden dan NASA." "Waktunya memang benar-benar
buruk. Administrator sangat marah. Aku berjanji padanya, aku dapat memperbaiki
masalah itu pada misi peluncuran pesawat ulang-alik yang berikutnya. Ini hanya
tinggal menukar keping yang mengendalikan sistem piranti lunak PODS . Tetapi
sudah terlambat. Dia menyuruhku cuti di rumah, tetapi arti sebenarnya adalah aku
dipecat. Itu terjadi sebulan yang lalu."
"Tetapi kau muncul kembali di televisi dua minggu yang lalu untuk mengumumkan
bahwa kau sudah memperbaikinya."
Harper menjadi lesu. "Kesalahan yang mengerikan. Pada hari itu Administrator
meneleponku dengan putus asa. Dia berkata kepadaku ada sesuatu yang terjadi, dan
ini adalah satu-satunya kesempatan untuk menebus kesalahanku sendiri. Aku segera
datang ke kantor dan bertemu dengannya. Dia memintaku untuk mengadakan
konferensi pers dan mengatakan kepada semua orang bahwa aku telah memperbaiki
piranti lunak PODS sehingga piranti lunak tersebut dapat mengirimkan data dalam
beberapa minggu kemudian. Administrator lalu berkata, dia akan menjelaskan
padaku kemudian." "Dan kau setuju."
"Tidak, aku menolak! Tetapi satu jam kemudian, Administrator kembali ke kantorku
... bersama penasihat senior Gedung Putih!"
"Apa!" Gabrielle tampak terpaku mendengarnya. "Marjorie Tench?"
Makhluk yang mengerikan, kata Harper dalam hati. "Dia dan Administrator
menyuruhku duduk dan mengatakan kesalahanku itu telah membuat NASA dan Presiden
berada di tepi jurang kehancuran. Ms. Tench mengatakan padaku tentang rencana
Senator untuk memprivatisasi NASA. Dia juga mengatakan padaku bahwa aku berutang
kepada Presiden dan lembaga ruang angkasa ini untuk membereskan semuanya. Lalu
perem-puan itu mengatakan padaku bagaimana caranya."
Gabrielle mencondongkan tubuhnya ke depan. "Lanjut kan."
"Marjorie Tench memberitahuku bahwa Gedung Putih, karena nasib baik, telah
menemukan bukti geologis yang kuat, berupa meteorit besar yang tertanam di Milne
Ice Shelf. Salah satu yang terbesar yang pernah ditemukan. Sebuah meteorit
sebesar itu akan dapat menjadi penemuan luar biasa bagi NASA."
Gabrielle tampak bingung. "Tahan dulu. jadi maksudmu seseorang sudah mengetahui
ada meteorit di sana sebelum PODS menemukannya?"
"Ya. PODS tidak melakukan apa-apa dalam penemuan tersebut. Administrator sudah
tahu meteorit itu ada. Dia hanya memberiku koordinat-koordinatnya dan memintaku
untuk mengatur kembali kedudukan PODS di atas lapisan es dan berpura-pura PODS
telah menemukannya."
"Kau bercanda."
"Begitulah reaksiku ketika mereka memintaku untuk ikut serta dalam rencana purapura itu. Mereka menolak mengatakan padaku bagaimana mereka dapat menemukan
meteorit itu di situ, tetapi Ms. Tench berkeras hal itu tidak penting dan cara
itu adalah cara terbaik untuk menyelamatkan kekacauan piranti lunak PODS yang
sudah aku buat. Kalau aku berpurapura satelit PODS berhasil menemukan meteorit
itu, maka NASA dapat memuji PODS sebagai satelit yang penting bagi ke-berhasilan
NASA dan mendongkrak popularitas Presiden sebelum pemilihan."
Gabrielle sangat terheran-heran. "Dan tentu saja kau tidak dapat mengatakan
bahwa PODS benar-benar dapat mendeteksi sebuah meteorit kecuali kau mengumumkan
bah wa piranti lunak pendeteksi anomali PODS sudah dapat bekerja lagi."
Harper mengangguk. "Itulah sebabnya kenapa terjadi kebohongan dalam konferensi
pers tersebut. Aku dipaksa melakukannya. Tench dan Administrator memang orang
yang kejam. Mereka mengingatkanku betapa aku telah mengecewakan semua orang Presiden telah mendanai proyek PODS-ku, NASA telah membuang waktu bertahun
-tahun untuk proyek itu, dan sekarang aku merusak segalanya dengan kesalahan
program."
Titik Muslihat Deception Point Karya Dan Brown di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Jadi, kau setuju untuk membantu mereka."
"Aku tidak punya pilihan lain. Karierku betul-betul hancur jika aku tidak
melakukannya. Dan kenyataannya adalah jika aku tidak mengutak-atik piranti lunak
itu, PODS juga akan menemukan meteorit tersebut sendiri nantinya. Jadi,
kebohongan tersebut pada saat itu terlihat kecil. Aku mencoba membenarkan apa
yang kulakukan dengan mengatakan pada diriku sendiri bahwa piranti lunak itu
memang akan diperbaiki dalam beberapa bulan saat ada pesawat ulang-alik pergi ke
sana, jadi aku hanya mengumumkan perbaikan itu lebih awal."
Gabrielle bersiul. "Sebuah kebohongan kecil untuk mengambil keuntungan dari
sebuah kesempatan yang amat besar."
Harper merasa tidak senang membicarakan hal ini. "Jadi ... aku melakukannya.
Dengan mengikuti perintah Administrator, aku mengadakan konferensi pers dan
mengumumkan bahwa aku telah memperbaiki piranti lunak pendeteksi anomali, lalu
aku menunggu beberapa hari dan kemudian aku mengatur-ulang posisi PODS di atas
koordinat meteorit yang diberi-tahukan oleh Administrator. Setelah itu, sesuai
dengan rantai perintah, aku menelepon direktur EOS, dan melaporkan bahwa PODS
telah menemukan anomali dalam kepadatan di Milne Ice Shelf. Aku kemudian
memberikan koordinatnya dan mengata-kan padanya bahwa anomali tersebut tampak
cukup padat seperti sebuah meteorit. Dengan sangat gembira, NASA mengirimkan
sebuah regu ke Milne untuk mengebor inti meteorit. Sejak saat itulah proyek
tersebut menjadi kegiatan yang sangat rahasia."
"Jadi, kau tidak tahu meteorit itu memiliki fosil hingga malam ini?"
"Tidak ada satu pun orang di sini yang mengetahuinya. Kami semua sangat
terkejut. Sekarang semua orang di sini menyebutku sebagai pahlawan karena
berhasil menemukan bukti kehidupan dari makhluk hidup di ruang angkasa, dan aku
tidak tahu apa yang harus kukatakan."
Gabrielle terdiam lama sambil mengamati Harper dengan mata hitamnya yang tajam.
"Tetapi jika PODS tidak menemukan meteorit itu di dalam es, bagaimana
Administrator tahu bahwa meteorit itu ada di bawah sana?"
"Seseorang menemukannya lebih dulu." "Orang lain" Siapa?"
Harper mendesah. "Seorang ahli geologi Kanada bernama Charles Brophy Dia adalah
seorang peneliti di Pulau Ellesmere. Tampaknya dia sedang melakukan pengujian es
secara geologis di Milne Ice Shelf ketika dia secara kebetulan menemukan apa
yang tampak seperti meteorit besar di dalam es. Dia mengirim kan kabar melalui
radionya, dan NASA kebetulan menangkap transmisinya."
Gabrielle menatapnya dengan bingung. "Tetapi kok orang Kanada ini tidak marah
ketika NASA yang mendapat pujian dari penemuan itu?"
"Tidak," sahut Harper sambil merasa merinding. "Kebetulan, lelaki itu mati."
91 MICHAEL TOLLAND menutup matanya dan mendengarkan deru mesin jet G4 yang meraungraung di dekatnya. Dia sudah menyerah untuk memikirkan meteorit itu hingga
mereka tiba di Washington nanti. Menurut Corky, chondrules tersebut adalah bukti
yang sangat kuat sehingga batu di Milne Ice Shelf pastilah sebuah meteorit.
Sementara itu, Rachel berharap memiliki jawaban yang pasti bagi William
Pickering ketika mereka mendarat, tetapi berbagai percobaan dalam pikirannya
telah tiba pada jalan buntu karena dihadang chondrules tersebut. Walau bukti
pendukung meteorit tersebut mencurigakan, tetapi meteorit itu sendiri tam-pak
asli. Sejauh ini itulah yang terjadi.
Rachel terlihat masih gemetar karena traumanya saat di lautan tadi. Namun,
Tolland kagum pada kemampuan Rachel untuk cepat pulih. Sekarang dia tampak dapat
memusatkan per-hatiannya pada masalah yan g ada di hadapannya - berusaha menemukan
jalan untuk mengumpulkan data-data yang dapat menentang atau mendukung keabsahan
meteorit tersebut, dan mencoba mengetahui siapa yang telah berusaha membunuh
mereka. Hampir di sepanjang penerbangan itu, Tolland duduk di samping Rachel. Dia senang
berbicara dengan Rachel, walau di tengah-tengah keadaan yang sulit ini. Beberapa
menit yang lalu, Rachel pergi ke kamar mandi, dan sekarang Tolland merasa heran
kepada dirinya sendiri karena dia sudah merasa kehilangan. Dia bertanya-tanya
sejak kapan dia merasakan kerinduan akan kehadiran seorang perempuan - seorang
perempuan selain Celia. "Mr. Tolland?" Tolland mendongak.
Pilot itu melongokkan kepalanya ke kabin. "Kau tadi memintaku untuk memberi tahu
kalau kita sudah berada dalam jangkauan telepon kapalmu" Aku dapat
menghubungkannya jika kau mau."
"Terima kasih." Tolland berjalan di gang dalam kabin untuk menuju ke kokpit.
Di dalam kokpit, Tolland menghubungi anak buahnya. Dia ingin memberi tahu mereka
bahwa dia tidak akan kembali ke kapal selama satu atau dua hari. Tentu saja dia
tidak berniat untuk mengatakan masalah apa yang sedang dihadapinya.
Telepon itu berdering beberapa kali, dan Tolland heran ketika dijawab oleh
sistem komunikasi SHINCOM 2100 di kapalnya. Salam yang terdengar bukanlah salam
dengan nada profesional yang biasa terdengar, melainkan suara cempreng dari
salah satu awak kapal Tolland yang senang melucu.
"Ahoy, ahoy, ini kapal Goya" suara itu mengumumkan. "Maaf, sekarang tidak ada
orang di kapal karena kami sudah diculik oleh seekor serangga raksasa!
Sebenarnya, kami merapat sebentar ke daratan untuk merayakan malam istimewa
untuk Mike. Wah, kami bangga sekali! Kau dapat meninggalkan pesan dan nomor
teleponmu. Kami mungkin akan kembali besok ketika kami sudah tidak mabuk lagi.
Ciao! Hidup ET!" Tolland tertawa, dan merasa rindu pada anak buahnya. Jelas mereka telah
menyaksikan konferensi pers tersebut. Dia senang mereka merapat ke daratan
karena dia telah meninggalkan mereka dengan tiba-tiba ketika President
memanggilnya, dan sungguh gila membiarkan mereka duduk berpangku tangan di laut.
Walau pesan tadi mengatakan semua orang mendarat, Tolland menduga mereka tidak
mungkin meninggalkan kapal tanpa pengawasan, terutama ketika terjadi arus kuat
di tempat mereka membuang jangkar saat ini.
Tolland menekan kode nomor untuk mendengarkan pesan-pesan yang ditinggalkan
baginya. Saluran itu berbunyi "bip" satu kali. Satu pesan. Suara yang terdengar
masih sama, suara cempreng dari salah satu anak buah kapalnya.
"Hai Mike, pertunjukan hebat! Jika kau sedang mendengarkan ini, mungkin kau
mendengarkannya sambil berpesta di Gedung Putih yang mewah dan bertanya-tanya ke
mana kami semua. Maaf, kami meninggalkan kapal, Kawan, karena malam ini bukanlah
perayaan biasa. Jangan khawatir, kami menam -batkannya dengan sangat baik dan
juga sudah menyalakan lampu beranda. Diam -diam kami berharap kapal kita ini
dirampok sehingga NBC mau membelikan kapal baru! Aku hanya bercanda, Kawan.
Jangan khawatir, Xavia mau tinggal dan menjaga kapal. Katanya dia lebih suka
sendirian daripada berpesta dengan para nelayan mabuk" Kaupercaya itu?"
Tolland tertawa, dan merasa lega ketika mendengar ada seseorang yang menjaga
kapal mereka. Xavia adalah seorang perempuan yang bertanggung jawab, dan jelas
bukan tipe orang yang suka berpesta. Sebagai seorang ahli geologi kelautan yang
terhormat, Xavia terkenal suka mengucapkan apa yang ada di hatinya dengan jujur.
"Ngomong-ngomong, Mike," pesan itu berlanjut, "malam ini hebat sekali. Kau pasti
merasa bangga menjadi seorang ilmuwan, bukan" Semua orang berkata betapa
penemuan ini sangat berguna bagi NASA. Menurutku persetan dengan NASA! Ini lebih
baik bagi kita! Peringkat Amazing Sea pasti naik jutaan angka malam ini. Kaulah
bintangnya, Kawan. Bintang yang sebenarnya. Selamat. Kerja yang hebat."
Selanjutnya terdengar suara berbisik di dalam saluran itu, kemudian suara itu
kembali. "Oh ya, tentang Xavia, supaya kau tidak terlalu besar kepala, ya" Dia
ingin mengomelimu tentang sesuatu. Ini dia."
Suara Xavia yang tajam seperti silet terdengar dari mesin itu. "Mike, ini Xavia,
kau seorang dewa bla ... bla .... Dan karena aku sangat mencintaimu, aku mau
saja menjaga kapal kunomu yang sudah bobrok ini. Terus terang, senang juga aku
bisa menjauh dari sekelompok buaya yang kau sebut ilmuwan ini. Selain menjaga
kapal, para anak buah kapal memintaku, dalam kapasitasku sebagai seorang
perempuan yang pintar, untuk melakukan apa saja agar kau tidak menjadi orang
sombong yang menyebalkan, yang menurutku agak sulit juga setelah apa yang
terjadi malam ini, tetapi aku akan menjadi orang pertama yang berkata kepadamu
bahwa kau telah membuat kesalahan dalam film dokumentermu. Ya, kau dengar aku.
Kebocoran otak yang jarang terjadi pada Michael Tolland. Jangan khawatir, hanya
ada tiga orang yang tahu akan hal itu, dan mereka semua adalah ahli geologi
kelautan pencemas yang tidak memiliki rasa humor. Persis seperti aku. Tetapi
kautahu sendiri apa yang orang-orang katakan tentang para ahli geologi seperti
kita ini - selalu saja mencari kesalahan!" Xavia tertawa. "Tetapi, tidak apa-apa
kok. Ini hanya hal kecil tentang petrologi meteorit. Aku hanya menyebutkannya
untuk merusak malammu saja. Kau mungkin akan mendapat telepon satu atau dua kali
tentang hal itu. Karena itulah aku memberitahumu terlebih dahulu sehingga kau
tidak akan terlihat seperti orang bodoh seperti yang sudah kita semua ketahui."
Dia tertawa lagi. "Sudahlah, aku bukan biang pesta, jadi aku tetap tinggal di
kapal. Tidak usah repotrepot me-neleponku. Aku harus mematikan mesin ini karena
para warta-wan meneleponmu sepanjang malam. Malam ini kau benar-benar seorang
bintang, walau kau melakukan kesalahan. Aku akan memberitahumu jika kau kembali.
Ciao." Saluran itu mati. Michael Tolland mengerutkan keningnya. Sebuah kesalahan dalam film dokumenterku"
RACHEL SEXTON berdiri di dalam kamar kecil G4 dan menatap wajahnya di dalam
cermin. Dia tampak pucat, katanya dalam hati dan lebih rapuh dari yang pernah
dibayangkannya. Rasa takut yang menimpanya malam ini telah membuatnya sangat
letih. Dia bertanya-tanya kapan gemetarnya itu akan meng-hilang, atau kapan dia
akan berani mendekati laut lagi. Dia membuka topi dari U.S.S. Charlotte sehingga
rambutnya tergerai. Lebih baik, katanya dalam hati, dan merasa lebih nyaman.
Ketika memandang ke dalam matanya, Rachel merasakan kecemasan yang mendalam. Di
balik itu, dia dapat melihat adanya kekuatan jiwa. Dia tahu, itu diwarisinya
dari ibunya. Tidak seorang pun dapat mengatakan padamu apa yang dapat dan tidak
dapat kaukerjakan. Rachel bertanya-tanya apakah ibunya melihat apa yang
dialaminya malam ini. Seseorang berusaha membunuhku, Bu. Seseorang mencoba
membunuh kami semua .... Dalam pikiran Rachel, berputar sebuah daftar nama yang sudah dimulai sejak
beberapa jam yang lalu. Lawrence Ekstrom ... Marjorie Tench ... Presiden Zach Herney.
Semuanya memiliki motif. Dan lebih mengerikan lagi, semuanya memiliki sumber
daya untuk melakukannya. Presi den tidak terlibat, kata Rachel pada dirinya
sendiri sambil terus berharap presiden yang dihormatinya lebih dari ayahnya
sendiri itu hanyalah orang luar yang tidak bersalah dalam kejadian misterius
ini. Kita masih belum tahu apa-apa.
Tidak tahu siapa ... tidak tahu bagaimana ... tidak tahu kenapa.
Rachel sangat ingin memberikan jawaban -jawaban untuk William Pickering, tetapi
sejauh ini yang dapat dia lakukan adalah menanyakan lebih banyak pertanyaan
lagi. Ketika Rachel meninggalkan kamar kecil, dia merasa heran karena Michael Tolland
tidak ada di tempat duduknya. Corky sedang tertidur di dekatnya. Ketika Rachel
mencaricari, Mike melangkah keluar dari kokpit dan pilot pesawat mematikan
telepon radio yang tadi digunakannya. Mata Tolland terbuka lebar karena sedang
memikirkan sesuatu. "Ada apa?" tan ya Rachel.
Suara Tolland terasa berat ketika dia menceritakan tentang pesan teleponnya.
Sebuah kesalahan dalam presentasinya" Rachel mengira reaksi Tolland terlalu
berlebihan. "Mungkin bukan apa-apa.
Memangnya Xavia tidak mengatakan padamu secara khusus mengenai kesalahan itu?"
"Sesuatu tentang petrologi meteorit." "Struktur batu?"
"Ya. Dia bilang yang akan mengetahui tentang kesalahan itu hanyalah beberapa
orang ahli geologi lainnya saja. Aku menduga apa pun kesalahanku, tampaknya ada
hubungannya dengan komposisi meteorit itu sendiri."
Rachel menarik napas dengan cepat karena sekarang dia mengerti. " Chondrules?"
"Aku tidak tahu, tetapi tampaknya ini seperti kebetulan."
Rachel setuju. Chondrules itu sekarang merupakan satusatunya sisa bukti yang
secara meyakinkan menguatkan pengakuan NASA bahwa batu tersebut memang sebongkah
meteorit. Corky mendekat sambil menggosok matanya. "Ada apa?" Tolland memberi tahu apa
yang sedang mereka bicarakan. Corky menggerutu sambil menggelengkan kepalanya.
"Tidak ada masalah dengan chondrules itu, Mike. Tidak mungkin. Semua datamu
berasal dari NASA. Dan dariku. Data-data itu sempurna."
"Kesalahan petrologis apa lagi yang dapat kubuat?"
"Siapa yang tahu" Lagi pula, apa yang diketahui seorang ahli geologi tentang
chondrules?" "Aku tidak tahu, tetapi Xavia sangat pandai."
"Dengan mempertimbangkan keadaannya," kata Rachel, "kukira aku harus berbicara
dengan perempuan itu sebelum berbicara pada Direktur Pickering."
Tolland mengangkat bahunya. "Aku sudah meneleponnya empat kali dan hanya mesin
penjawab yang menerimaku. Dia mungkin sedang berada di lab hidro dan tidak dapat
mendengar dering telepon. Paling tidak, dia tidak akan mendengarkan pesanku
hingga keesokan paginya." Tolland terdiam, dan melihat jam tangannya.
"Tetapi ...." "Tetapi apa?" Tolland menatap Rachel dengan tajam. "Menurutmu se berapa pentingnya kita
berbicara dengan Xavia sebelum bertemu dengan Pickering?"
"Jika dia memiliki informasi tentang chondrules itu" Menurutku sangat penting,
Mike," sah ut Rachel. "Pada saat ini kita memiliki semua data yang saling
bertentangan. William Pickering adalah seseorang yang terbiasa dengan jawaban
yang jelas. Ketika kita bertemu dengannya, aku ingin memiliki sesuatu yang
penting sehingga dapat dijadikan landasan baginya untuk melakukan sesuatu."
"Kalau begitu kita harus singgah." Rachel terkejut. "Di kapalmu?"
"Kapalku bersandar di pantai New Jersey. Hampir satu arah dengan tujuan kita ke
Washington. Kita dapat berbicara dengan Xavia, dan mengetahui apa yang
diketahuinya. Corky masih rae-megang sampel meteorit, dan jika Xavia ingin
mengujinya secara geologis, kapal itu memiliki laboratorium yang cukup lengkap.
Kupikir kita hanya membutuhkan waktu tidak lebih dari satu jam untuk mendapatkan
beberapa jawaban yang meyakinkan."
Jantung Rachel berdebar-debar karena cemas. Pikiran akan segera berhadapan
dengan lautan lagi membuatnya cemas. Jawaban-jawaban meyakinkan, katanya pada
dirinya sendiri, dan dia tergoda oleh kemungkinan itu. Pickering pasti sangat
mengingin-kan jawaban-jawaban itu.
92 DELTA-ONE merasa senang karena sudah kembali pada daratan tanah lagi.
Pesawat Aurora, walau hanya terbang dengan kekuatan separuhnya saja dan
mengambil rute memutar di atas laut, telah menyelesaikan perjalanannya kurang
dari dua jam saja. Begitu turun dari pesawat, Delta Force masih merasa segar
untuk menjalankan tugas berikutnya, dan mempersiapkan diri untuk melakukan
pembunuhan tambahan seperti yang diminta sang pengendali.
Sekarang, di sebuah landasan pacu militer di luar D.C., Delta Force meninggalkan
Aurora dan menaiki transportasi mereka yang baru - sebuah helikopter OH-58D Kiowa
Warrior yang sudah menunggu.
Sekali lagi, sang pengendali telah menyediakan yang terbaik, pikir Delta-One.
Helikopter Kiowa Warrior, aslinya dirancang sebagai heli-kopter ringan untuk
observasi, tetapi telah "diperluas dan dikem-bangkan" sehingga menjadi
helikopter jenis penyerang terbaru. Kiowa membanggakan kemampuannya untuk mem
buat foto obyek yang memiliki suhu tubuh dengan infra merah sehingga
memungkinkan alat pemandu/radar laser untuk mengunci lawan-nya dan meluncurkan
senjata presisi terpandu laser seperti rudal udara ke udara Stinger dan AGM
-1148 Hellfire Missile System dengan sangat akurat. Sebuah prosesor sinyal digital
berkecepatan tinggi memiliki kemampuan untuk melakukan pelacakan multi-sasaran
secara bersamaan hingga enam sasaran. Hanya segelintir musuh yang dapat selamat
dari serangan Kiowa sehingga mereka dapat menceritakan kehebatannya.
Delta-One merasakan kekuatan yang selalu dirasakannya ketika memasuki kursi
pilot helikopter Kiowa dan memasang sabuk pengaman. Dia sudah terlatih untuk
mengendalikan pesawat ini dan pernah menerbangkannya dalam operasi rahasia
sebanyak tiga kali. Tentu saja, dia tidak pernah dipersenjatai untuk membunuh
seorang pejabat tinggi Amerika. Harus dia akui, Kiowa merupakan pesawat sempurna
untuk melaksanakan tugas ini. Mesin Rolls-Royce Allison dan baling-baling
semirigid gandanya dapat berfungsi "tanpa suara," sehingga target tidak dapat
mendengar kedatangan pesawat itu sebelum pesawat tersebut berada tepat di atas
mereka. Dan karena pesawat tersebut sanggup terbang tanpa dibantu penerangan
serta dicat hitam legam tanpa nomor ekor yang menyala, maka pesawat ini tidak
dapat terlihat kecuali sasarannya memiliki radar.
Helikopter hitam tanpa suara.
Para ahli teori konspirasi dibuat bingung dengan pesawat ini. Beberapa orang
mengatakan bahwa penyerangan helikopter hitam tanpa suara itu adalah bukti
adanya "pasukan badai Tatanan Dunia Baru" yang diperintahkan Persatuan
BangsaBangsa. Yang lainnya mengatakan bahwa helikopter itu adalah pesawat
Titik Muslihat Deception Point Karya Dan Brown di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
makhluk luar angkasa tanpa suara. Namun yang lainnya lagi yang pernah melihat
Kiowa-Kiowa terbang bersama dalam formasi ketat pada malam hari, mengira bahwa
yang dilihatnya itu adalah cahaya lampu-lampu yang sedang menyala dari sebuah
pesawat besar - sebuah piring terbang yang tampaknya mampu terbang vertikal.
Salah lagi. Tetapi pihak militer menyukai keragaman pendap at itu.
Selama misi rahasianya baru-baru ini, Delta-One telah menerbangkan Kiowa dengan
teknologi rahasia militer AS yang baru - sebuah senjata holografis canggih dengan
nama panggilan S&M. Walaupun memiliki asosiasi dengan sadomasokime, sesungguhnya S&M ini adalah singkatan dari "smoke and mirrors." Cara kerjanya
adalah gambaran holografis "diproyeksikan" ke angkasa di atas teritori musuh.
Kiowa pernah menggunakan teknologi S&M untuk memproyeksikan hologram pesawat
Amerika di atas instalasi anti-pesawat milik musuh. Para penembak di instalasi
itu menembaki pesawat bohongan itu dengan membabi-buta, dan ketika amunisi
mereka sudah habis, Amerika kemudian mengirimkan pesawat yang sesungguhnya.
Ketika Delta-One dan kawan -kawannya lepas landas, Delta-One masih dapat
mendengar kata-kata sang pengendali. Kau-punya sasaran lain. Tampaknya itu
merupakan pernyataan luar biasa jika dilihat dari identitas sasaran tersebut.
DeltaOne mengingatkan dirinya sendiri, bagaimana pun juga, dia tidak boleh
bertanya. Regunya sudah diberi tugas, dan mereka akan menjalankannya sesuai
dengan instruksi yang diterimanya - walaupun instruksi itu begitu mengejutkan.
Aku sangat berharap Pengendali yakin ini adalab tindakan yang benar.
Ketika Kiowa tinggal landas, Delta-One mengarahkan pesawatnya ke barat daya. Dia
sudah pernah melihat gedung FDR Memorial dua kali, tetapi malam ini adalah yang
pertama kalinya dari udara.
93 "METEORIT INI sebenarnya ditemukan oleh seorang ahli geologi Kanada?" tanya
Gabrielle Ashe sambil menatap Chris Harper, seorang programmer muda NASA, dengan
kekagum an. "Dan sekarang orang Kanada itu sudah tewas?"
Harper mengangguk dengan muram.
"Sudah berapa lama kau mengetahui hal ini?" tanya Gabrielle lagi.
"Beberapa minggu. Setelah Administrator dan Marjorie Tench memaksaku untuk
memberikan keterangan palsu di depan konferensi pers, mereka tahu aku tidak
dapat menarik kata-kataku lagi. Mereka mengatakan padaku bagaimana meteorit itu
sesung-guhnya ditemukan."
PODS tidak terlibat dalam penemuan meteorit tersebut! Gabrielle tidak tahu ke
mana informasi ini akan berujung, tetapi jelas ini sebuah skandal. Berita buruk
bagi Tench. Berita besar bagi Senator.
"Seperti yang sudah kukatakan tadi," kata Harper dengan tatapan yang tampak
muram sekarang, "sesungguhnya meteorit itu ditemukan melalui transmisi radio
yang kebetulan tertangkap NASA. Apakah kau akrab dengan sebuah program yang
disebut INSPIRE" Interactive NASA Space Physics Ionosphere Radio Experiment."
Gabrielle pernah mendengarnya walau tidak terlalu jelas. "Pada intinya," lanjut
Harper, "itu adalah serangkaian penerima gelombang radio dengan frekuensi sangat
rendah yang diletakkari di Kutub Utara dan dapat mendengarkan suara dari bumi,
seperti emisi gelombang plasma dari elektromagnet di Kutub Utara, gelombang pita
lebar dari badai petir ... hal-hal semacam itulah."
"Baik." "Beberapa minggu yang lalu, salah satu radio INSPIRE menerima gangguan transmisi
dari Pulau Ellesmere. Seorang ahli geologi Kanada meminta bantuan melalui
gelombang yang sangat rendah." Lalu Harper terdiam sejenak. "Sebenarnya, fre
kuensi tersebut begitu rendah sehingga tidak seorang pun selain VLF milik NASA
yang dapat mendengarnya. Kami menduga orang Kanada tersebut melakukan long
waving." "Maaf?" "Menyiarkan berita dalam frekuensi serendah mungkin untuk mendapatkan jarak
maksimum dalam transmisinya. Lelaki itu berada suatu tempat yang sangat jauh.
Ingat, transmisi frekuensi standar mungkin tidak dapat terdengar sampai jauh."
"Apa bunyi pesannya?"
"Transmisi itu singkat saja. Orang Kanada itu mengatakan bahwa dia sedang
mengadakan penelitian es di Milne Ice Shelf, dan mendeteksi sebuah anomali yang
berupa kepadatan yang terkubur di dalam es. Dia mengira itu adalah meteorit
raksasa, dan ketika sedang melakukan pengujian, dia terjebak dalam badai. Dia
memberikan koordinatnya, dan minta bantuan keluar dari badai, lalu memutuskan
hubungan. Pos pendengar milik NASA kemudian mengirim pesawat dari Thule untuk
menyelamatkannya. Mereka mencari selama berjam-jam, dan akhirnya menemukannya
bermil-mil dari koordinatnya. Dia sudah tewas di dasar jurang bersama kereta
luncur dan anjing-anjingnya. Tampaknya dia mencoba untuk menghindari badai,
terjebak di dalam badai, tersesat dan melenceng dari jalurnya, dan jatuh ke
dalam jurang." Gabrielle menimbang-nimbang informasi tersebut, dan me-rasa terpancing. "Jadi,
tiba-tiba NASA mengetahui keberadaan sebuah meteorit yang tidak diketahui
seorang pun?" "Tepat. Dan ironisnya, jika saja piranti lunakku bekerja dengan baik, satelit
PODS pasti sudah menemukan meteorit yang sama - seminggu sebelum orang Kanada itu
menemukannya." Kebetulan itu membuat Gabrielle terdiam sesaat. "Sebuah meteorit terkubur selama
tiga ratus tahun dan hampir ditemukan dua kali pada minggu yang sama?"
"Aku tahu. Agak aneh memang, tetapi ilmu pengetahuan bisa saja seperti itu.
Intinya adalah Administrator merasa meteorit tersebut seharusnya menjadi
penemuan NASA - kalau saja aku mengerjakan pekerjaanku dengan benar. Dia
mengatakan padaku karena orang Kanada itu tewas, maka lebih baik aku mengarah
kan ulang PODS ke koordinat yang dikirimkan lelaki Kanada itu dalam pesan S.O.Snya. Kemudian aku dapat berpura-pura menemukan meteorit itu dari perhitungan
kasar kami, dan kami dapat menyelamatkan kehormatan kami dari kegagalan yang
memalukan." "Lalu kau melakukannya?"
"Seperti yang kukatakan tadi, aku tidak punya pilihan lain. Aku sudah
menggagalkan misi tersebut." Dia terdiam sejenak. "Malam ini, ketika aku
mendengar konferensi pers Presiden dan mengetahui meteorit yang pura-pura
kutemukan itu berisi fosil-fosil..."
"Kau tercengang." "Rasanya aku mau mati!"
"Kaupikir Administrator tahu meteorit tersebut mengandung fosil-fosil sebelum
memintamu berpura-pura menemukannya?"
"Aku tidak dapat membayangkan bagaimana dia bisa tahu. Meteorit itu terkubur dan
tidak tersentuh hingga regu NASA pertama tiba di sana. Dugaan terbaikku adalah
NASA tidak tahu apa yang sesungguhnya mereka temukan hingga mere ka mengirimkan
sebuah regu ke sana untuk mengebor sampel intinya dan melihatnya dengan sinar X.
Mereka memintaku berbohong ten-tang PODS karena mereka berpikir, penemuan
meteorit itu saja sudah merupakan kemenangan tersendiri. Kemudian, ketika mereka tiba di sana, mereka baru sadar betapa hebatnya penemu-an itu
sesungguhnya." Napas Gabrielle menjadi tersengal-sengal karena sangat gem-bira. "Dr. Harper,
maukah kau bersaksi bahwa NASA dan Gedung Putih memaksamu untuk berbohong
tentang piranti lunak PODS?"
"Aku tidak tahu." Harper tampak ketakutan. "Aku tidak dapat membayangkan
kerusakan macam apa yang akan terjadi pada lembaga ini ... pada penemuan itu
nantinya jika aku bersaksi."
"Dr. Harper, kau dan aku tahu bahwa meteorit ini akan tetap menjadi sebuah
penemuan yang hebat, walau kita tidak tahu bagaimana batu itu ditemukan. Intinya
di sini, kau telah berbohong kepada rakyat Amerika. Mereka punya hak untuk tahu
bahwa PODS bukanlah seperti yang dikatakan NASA."
"Aku tidak tahu. Aku memang tidak senang kepada Administrator, tetapi rekanrekan kerjaku ... mereka orang-orang yang baik."
"Dan mereka patut tahu bahwa mereka ditipu."
"Dan bukti tentang penggelapan dana yang memberatkan aku?"
"Kau dapat menghapusnya dari benakmu," sahut Gabrielle. Sebenarnya dia hampir
lupa akan tuduhannya itu. "Aku akan mengatakan kepada Senator bahwa kau tidak
tahu apaapa tentang penggelapan dana itu. Ini hanyalah jebakan - langkah yang
dilakukan Administrator agar kau tidak akan mengatakan apa-apa tentang PODS."
"Senator dapat melindungiku?"
"Sepenuhnya.Kau tidak melakukan kesalahan apa-apa. Kau hanya mengikuti perintah.
Lagi pula, informasi yang baru saja kauberikan padaku tentang ahli geologi
Kanada itu ... aku tidak dapat membayangkan apakah Senator masih harus
mengungkit-ungkit isu penggelapan dana lagi. Kami dapat memusatkan perhatian
sepenuhnya pada informasi palsu yang diberikan NASA tentang PODS dan meteorit.
Begitu Senator membuka informasi tentang orang Kanada itu, Administrator tidak
akan berani menjatuhkan namamu lagi dengan kebohongan ini."
Harper masih tampak cemas. Dia terdiam. Wajahnya terlihat muram ketika dia
mempertimbangkan berbagai pilihan di hadapannya. Gabrielle memberinya waktu.
Sejak awal Gabrielle sudah menyadari adanya kebetulan yang mengganggu dalam
cerita ini. Dia tidak mau menyebutkannya, tetapi dia dapat melihat Dr. Harper
membutuhkan do-rongan terakhir.
"Kaupunya anjing, Dr. Harper?"
Lelaki itu menatapnya dengan bingung. "Maaf?"
"Aku hanya berpikir, ini aneh. Kau bilang tidak lama setelah ahli geologi Kanada
itu mengirimkan koordinat meteorit temuannya, anjing-anjing penarik kereta
luncurnya berlari menembus badai, dan masuk ke jurang?"
"Ketika itu badai datang. Tentu saja mereka berlari tanpa mampu melihat dengan
jelas." Gabrielle mengangkat bahunya untuk memperlihatkan ke-raguannya. "Ya ...
baiklah." Jelas Harper merasakan keraguan Gabrielle. "Apa maksudmu?"
"Aku tidak tahu. Hanya saja, aku merasa ada begitu banyak kebetulan yang terjadi
di sekitar penemuan tersebut. Seorang ahli geologi Kanada mengirimkan koordinat
dalam frekuensi yang hanya dapat diterima NASA" Kemudian anjing-anjing penarik
kereta luncurnya berlari menembus badai sehingga masuk ke jurang?" Gabrielle
terdiam sejenak. "Kau pasti tahu, kematian ahli geologi itu memudahkan jalan
bagi seluruh kemenangan NASA malam ini."
Wajah Harper memucat. "Kaupikir Administrator akan mem-bunuh orang demi meteorit
ini?" Politik penting. Uang besar, pikir Gabrielle. "Biarkan aku berbicara dengan
Senator dan aku akan menghubungimu lagi. Apakah ada jalan belakang untuk keluar
dari sini?" GABRIELLE ASHE meninggalkan Chris Harper yang pucat pasi dan menuruni tangga
darurat menuju ke gang sunyi di belakang gedung NASA. Dia melambai ke arah
sebuah taksi yang baru saja menurunkan para pegawai NASA lainnya yang ingin
merayakan kemenangan mereka malam itu.
"Westbrooke Place Luxury Apartements," katanya pada si supir. Sebentar lagi
Gabrielle akan membuat Senator Sexton menjadi seseorang yang jauh lebih gembira.
94 SAMBIL BERTANYA-TANYA apa yang baru saja disetujuinya, Rachel berdiri di dekat
pintu masuk kokpit G4, dan menarik-narik kabel sebuah radio penghubung hingga ke
kabin penum pang sehingga apa yang dibicarakannya tidak akan terdengar pilot.
Corky dan Tolland menatapnya. Walau Rachel dan direktur NRO William Pickering
telah sepakat untuk tidak menggunakan sambungan radio apa pun hingga kedatangan
mereka di Boilings Air Force Base di luar D.C., sekarang Rachel memiliki
informasi yang menurutnya akan sangat ingin didengar Pickering dengan segera.
Rachel kemudian menelepon ponsel saluran aman yang selalu dibawabawa Pickering
ke mana-mana. Ketika Pickering menjawab, lelaki itu menjawab dengan nada tegas, dan
profesional. "Harap berbicara hati-hati. Aku tidak dapat menjamin keamanan
sambungan ini." Rachel mengerti. Ponsel Pickering, seperti umumnya telepon lapangan NRO,
memiliki indikator yang dapat mendeteksi panggilan telepon yang tidak aman.
Karena Rachel menelepon dari telepon radio, salah satu alat komunikasi yang
paling tidak aman, ponsel Pickering langsung memeringatkannya. Percakapan ini
harus berlangsung samar-samar. Tidak boleh menyebut nama. Tidak juga tempat.
"Suaraku adalah identitasku," kata Rachel. Dia sengaja menggunakan salam standar
lapangan dalam keadaan seperti ini. Dia menduga reaksi direkturnya akan tidak
menyenang kan karena Rachel membahayakan diri dengan menghubunginya, tetapi
ternyata reaksi Pickering terdengar positif.
"Ya, aku memang akan menghubungimu. Kita harus mengubah tujuanmu. Aku khawatir
kau akan menerima pesta penyam butan."
Tibat-tiba Rachel merasa ragu. Seseorang sedang mengawasi kita. Dia dapat
mendengar isyarat bahaya dalam nada suara Pickering. Mengubah tujuan. Pickering
pasti akan senang mendengarnya karena Rachel menelepon memang untuk meminta hal
itu, walau untuk alasan yang berbeda.
"Masalah keaslian," kata Rachel. "Kami telah mendiskusikannya. Mungkin kami
memiliki cara untuk meyakinkannya atau menolaknya secara pasti."
"Bagus sekali. Ada beberapa perkembangan, dan paling tidak aku akan memiliki
alasan kuat untuk memilih jalan mana yang harus diambil."
"Bukti tersebut membuat kami harus singgah sebentar. Salah satu di antara kami
memiliki akses ke fasilitas laboratorium - "
"Harap jangan sebut lokasi dengan jelas. Ini untuk keselamatanmu sendiri."
Rachel memang tidak berniat untuk menjelaskan rencananya melalui telepon. "Bisa
beri kami kemungkinan untuk mendarat di GAS-AC?"
Pickering terdiam sejenak. Rachel menduga Pickering sedang mencerna arti
singkatannya. GAS-AC adalah kode intelijen untuk Coast Guard's Group Air Station
Atlantic City. Rachel berharap direkturnya mengetahuinya.
"Ya," akhirnya dia menyahut. "Aku dapat mengaturnya. Apakah itu tujuan
terakhirmu?" "Bukan. Kami akan meminta helikopter untuk perjalanan selanjutnya."
"Sebuah pesawat akan menunggu kalian." "Terima kasih."
"Aku sarankan agar kau bertindak dengan sangat hatihati sampai kita tahu lebih
banyak. Jangan berbicara dengan siapa pun. Kecurigaanmu telah menimbulkan
kecemasan pada se-kelompok orang berpengaruh."
Tench, pikir Rachel sambil berharap dia dapat berbicara langsung dengan
Presiden. "Aku sekarang sedang berada di mobilku dalam perjalanan untuk bertemu dengan
perempuan tersebut. Dia telah meminta pertemuan pribadi di lokasi netral. Ini
akan mengungkap banyak hal."
Pickering sedang mengemudikan mobilnya ke suatu tempat untuk bertemu dengan
Tench" Apa pun yang akan dikatakan Tench pada Pickering, pasti sangat penting
karena dia tidak mau mengatakannya lewat telepon.
Pickering berkata lagi, "Jangan bicarakan tujuan terakhirmu dengan siapa pun.
Dan jangan menggunakan kontak radio lagi. Jelas?"
"Ya, Pak. Kami akan berada di GAS-AC dalam waktu satu jam. "
"Transport akan diatur. Jika kau tiba di tujuan akhirmu, kau dapat meneleponku
melalui sa luran yang lebih aman." Dia terdiam sejenak. "Aku tekankan betapa
pentingnya kerahasiaan demi keamananmu sendiri. Kau telah bermusuhan dengan
orang-orang yang sangat kuat malam ini. Berhati-hatilah." Lalu Pickering
menghilang. Rachel merasa tegang ketika dia mengakhiri sambungan telepon itu, dan berpaling
ke arah Tolland dan Corky.
"Ubah tujuan?" tanya Tolland, dan tampak bersemangat ketika menanti jawaban dari
Rachel. Rachel mengangguk dengan perasaan enggan. "Goya."
Corky mendesah sambil menatap ke arah sampel meteorit di tangannya. "Aku masih
tidak bisa membayangkan NASA dapat ...." Dia tidak melanjutkan kalimatnya, dan
tampak semakin cemas setiap menitnya.
Kita akan tahu dengan segera, pikir Rachel.
Rachel masuk ke kokpit lagi dan mengembalikan radio yang tadi dipakainya untuk
meng hubungi Pickering. Ketika meman dang kaca depan pesawat menuju gulungan
awan yang disinari bulan dan berlari dengan cepat di bawah mereka, Rachel merasa
cemas, mereka tidak akan menyukai apa yang nanti mereka temukan di kapal
Tolland. 95 WILLIAM PICKERING merasakan perasaan kesepian yang tidak biasa ketika dia
mengendarai sedannya di.Leesburg Pike. Saat itu hampir pukul 2:00 pagi, dan
jalanan sudah kosong. Sudah bertahun -tahun dia tidak mengendarai mobilnya pada
jam seperti ini. Suara serak Marjorie Tench masih mengganggu pikiran nya. Temui aku di FDR
Memorial. Pickering mencoba mengingat saat terakhir kali dia bertemu dengan Marjorie Tench
secara langsung. Pertemuan itu tidak pernah menjadi pengalaman yang
menyenangkan. Itu terjadi dua bulan yang lalu. Di Gedung Putih. Tench duduk di
seberang Pickering di depan meja panjang dari kayu ek yang dikelilingi anggota
Dewan Keamanan Nasional, para Kepala Staf, CIA, Presiden Herney, dan
Administrator NASA. "Bapak-bapak," kata Direktur CIA sambil menatap langsung ke arah Marjorie Tench.
"Sekali lagi, aku berdiri di hadapan kalian untuk mendesak pemerintah agar
Titik Muslihat Deception Point Karya Dan Brown di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
menghadapi krisis keamanan yang sedang berlangsung di NASA."
Pernyataan itu tidak membuat para hadirin terkejut. Masalah keamanan NASA sudah
menjadi isu lama di dalam komunitas intelijen. Dua hari sebelumnya, lebih dari
tiga ratus foto satelit beresolusi tinggi milik salah satu satelit pengamatan
bumi NASA dicuri oleh pembajak komputer dari database NASA. Foto-foto tersebut,
yang tidak sengaja menunjukkan fasilitas pelatihan militer rahasia AS di Afrika
Utara, muncul di pasar gelap, dan kemudian dibeli lembaga intelijen musuh di
Timur Tengah. "Walau NASA memiliki maksud yang baik," lanjut direktur CIA dengan suara
waspada, "NASA tetap menjadi ancam an bagi keamanan nasional. Pendek kata,
lembaga ruang angkasa kita ini tidak diperlengkapi dengan kemampuan untuk melin
-dungi data dan teknologi yang mereka kembangkan."
"Aku tahu telah ada kebocoran," sahut Presiden. "Kebocoran yang membahayakan.
Dan itu sangat mengangguku." Dia lalu mengalihkan pandangan ke seberang meja ke
arah wajah administrator NASA, Lawrence Ekstrom yang terlihat tegang. "Kami
sekali lagi mencari jalan untuk memperbaiki keamanan NASA."
"Dengan segala hormat," kata direktur CIA, "apa pun perubahan sistem keamanan
NASA yang akan diterapkan, tidak akan efektif selama operasi-operasi NASA berada
di luar perlindungan komunitas intelijen Amerika Serikat."
Pernyataan itu memicu gerutuan dari seluruh hadirin. Semua orang tahu apa tujuan
dari pernyataan itu. "Seperti yang kalian ketahui," Direktur CIA melanjutkan dengan nada yang
bertambah tajam, "semua badan pemerin tah yang berurusan dengan informasi
intelijen yang sensitif, diatur dengan aturan yang ketat untuk menjaga
kerahasiaan nya. Militer, CIA, NSA, NRO ... semuanya harus menaati hukum yang
ketat yang berhubungan dengan kerahasiaan data yang mereka kum pulkan, dan
teknologi yang mereka kembangkan. Aku sekali lagi bertanya kepada kalian, kenapa
NASA - lembaga yang akhir-akhir ini membuat pesawat ultra modern, pencitraan,
penerbangan, piranti lunak, pengumpulan informasi untuk kepentingan militer, dan
teknologi telekomunikasi yang digunakan militer dan komunitas intelijen - berada
di luar perlindungan kerahasiaan tersebut?"
Presiden mendesah dengan nada berat. Proposal itu jelas. Restrukturisasi NASA
sehingga lembaga antariksa itu menjadi bagian komunitas intelijen milker AS.
Walau restrukturisasi yang serupa telah terjadi pada lembaga-lembaga lainnya di
masa lalu, Herney menolak untuk menempatkan NASA di bawah perlindungan Pentagon,
CIA, dan NRO, atau institusi militer apa pun. Dewan Keamanan Nasional sudah
mulai terpecah dengan gagasan itu karena banyak dari mereka yang mendukung
komunitas intelijen. Lawrence Ekstrom tidak pernah terlihat senang selama pertemuan-pertemuan semacam
itu, begitu pula pada saat ini. Dia menatap tajam ke arah Direktur CIA. "Dengan
risiko aku mengulang-ulang pernyataan, Pak, teknologi yang dikembangkan NASA
ditujukan untuk kepentingan non militer. Ini untuk aplikasi akademis. Jika
komunitas intelijen yang kau pimpin ingin memutar arah teleskop ruang angkasa
kami dan melihat ke Cina, itu pilihanmu."
Direktur CIA tampak seperti akan mendidih.
Pickering menangkap tatapan Administrator NASA dan menengahi. "Larry," katanya
dengan berhati-hati dan menjaga nada suaranya agar terdengar datar, "setiap
tahun NASA berlutut di depan Kongres dan memohon untuk mendapatkan uang. Kau
menjalankan operasi-operasi dengan pendanaan yang terlalu sedikit, dan kalian
menanggung akibatnya sehingga misi-misi kalian gagal. Kalau kita menggabungkan
NASA ke dalam komunitas intelijen, NASA tidak perlu lagi meminta bantuan dari
Kongres. Kau akan mendapatkan dana dengan jumlah yang cukup besar. Ini adalah
solusi yang saling menguntungkan. NASA akan mendapatkan uang yang dibutuhkan
untuk menjalankan misinya dengan pantas, dan komunitas intelijen akan merasa
tenang karena teknologi-teknologi NASA terlindungi."
Ekstrom menggelengkan kepalanya. "Pada prinsipnya, aku tidak dapat membiarkan
NASA menjadi lembaga seperti itu. NASA adalah lembaga ilmu pengetahuan ruang
angkasa. Kami tidak ada hubungannya dengan keamanan nasional."
Direktur CIA berdiri, suatu hal yang tidak pernah dilakukan siapa pun ketika
Presiden duduk. Tetapi saat itu tidak ada yang menghentikannya. Dia melotot pada
Administrator NASA. "Kau tadi berkata ilmu pengetahuan tidak ada hubungannya
dengan kemanan nasion al" Larry, dua hal itu sama saja. Hanya ilmu pengetahuan
dan keunggulan teknologi sajalah yang membuat kita tetap aman, dan suka atau
tidak suka, NASA memainkan peran yang lebih besar dan semakin besar dalam
pengembangan teknologi-teknologi itu. Celakanya, lembagamu bocor seperti ayakan
dan waktu sudah berkali-kali membuktikan, keamanan lembagamu tidak dapat
diandalkan!" Ruangan itu menjadi sunyi.
Sekarang Administrator NASA ikut-ikutan berdiri dan menatap tajam pada
penyerangnya. "Jadi, kau menyarankan kami mengunci 20 ribu ilmuwan NASA di dalam
laboratorium militer yang pengap, dan membuat mereka bekerja untukmu" Apakah kau
benar-benar berpikir bahwa teleskop ruang angkasa NASA akan tercipta jika tidak
karena minat pribadi para ilmuwan kami untuk melih at lebih jauh ke luar
angkasa" NASA membuat terobosan luar biasa hanya karena satu alasan - para
pegawai kami ingin mengerti alam semesta ini dengan lebih mendalam. Mereka
adalah para pemimpi yang sejak kecil tumbuh dengan menatap langit berbintang dan
bertanya pada diri mereka sendiri ada apa di atas sana. Gairah dan rasa ingin
tahu itulah yang mendorong penemuan -penemuan NASA, bukan janji superioritas
militer." Pickering berdehem, kemudian berbicara dengan lembut sambil mencoba meredam suhu
panas di ruangan ini. "Larry, aku yakin Direktur CIA tidak bermaksud merekrut
ilmuwan NASA untuk membangun satelit militer. Pernyataan misi NASA-mu tidak akan
berubah. NASA akan melanjutkan urusannya seperti biasa, tetapi kau haru s
menaikkan anggaran dan meningkatkan keamanan." Pickering sekarang berpaling pada
Presiden. "Keamanan itu mahal. Semua orang di ruangan ini pasti sadar bahwa
kebocoran keamanan NASA adalah akibat dari kurangnya pendanaan. NASA harus
berusaha sendiri, memangkas langkah-langkah pengamanan, dan mengadakan proyek
bersama dengan negara lain sehingga mereka dapat berbagi beban. Saya menyarankan agar NASA tetap menjadi badan ilmiah dan non militer seperti saat ini,
tetapi dengan dana yang lebih besar dan adanya peningkatan keamanan."
Beberapa anggota Dewan Keamanan Nasional mengangguk setuju tanpa suara.
Presiden Herney perlahan-lahan berdiri, dan menatap lang-sung pada William
Pickering. Jelas dia sama sekali tidak suka dengan cara Pickering mengambil alih
seperti tadi. "Bill, aku ingin bertanya padamu: NASA berharap dapat pergi ke
Mars dalam sepuluh tahun yang akan datang. Bagaimana perasaan komunitas
intelijen tentang penggunaan sebagian besar anggaran mereka untuk pelaksanaan
misi ke Mars - sebuah misi yang tidak akan membawa keuntungan bagi keamanan
nasional dalam waktu singkat?"
"NASA harus bisa melakukan apa saja sesuka mereka." "Omong kosong," sahut Herney
datar. Semua mata menatap tajam. Presiden Herney jarang sekali mengucapkan kata-kata
kasar. "Jika ada sesuatu yang sudah kupelajari sebagai Presiden," kata Herney, "adalah
siapa yang mengendalikan uang, dia jugalah yang akan mengendalikan arah. Aku
menolak untuk meletakkan dompet NASA di tangan orang -orang yang tidak memiliki
cita-cita yang sama dengan tujuan lembaga itu ketika didirikan. Aku tidak dapat
membayangkan bagaimana ilmu pengetahuan dapat dikembangkan ketika militer yang
memutuskan misi apa yang baik untuk NASA."
Mata Herney menyapu ruangan. Perlahan-lahan, dengan sengaja dia mengembalikan
tatapan tajamnya kepada William Pickering.
"Bill," Herney mendesah, "rasa tidak sukamu karena NASA bergabung dengan negara
lain dalam proyek bersama sangat tidak bijak. Setidaknya ada pihak yang dapat
bekerja secara konstruktif bersama Cina dan Rusia. Kedamaian di planet ini tidak
akan dihasilkan melalui kekuatan militer. Kedamaian akan dihasilkan oleh orangorang yang bekerja sama walau negara mereka berbeda. Jika kau bertanya padaku,
maka aku akan katakan bahwa misi bersama NASA lebih berperan dalam meningkatkan
keamanan nasional dibandingkan dengan satelit mata-mata yang berharga jutaan
dolar itu, dan memberikan harapan yang jauh lebih baik bagi masa depan."
Pickering merasa kemarahan meluap-luap di dalamnya Berani sekali seorang
politisi menghinaku seperti ini! Idealisme Herney memang terdengar baik di dalam
ruang rapat, tetapi di dunia nyata, hal itu bisa mengakibatkan orang terbunuh.
"Bill," Marjorie Tench menyela, seolah menyadari Pickering hampir meledak. "Kami
tahu kau kehilangan seorang anak. Kami tahu ini masalah pribadi bagimu."
Pickering tidak mendengar apa pun kecuali nada yang merendahkan dirinya dari
kalimat Tench tadi. "Tetapi harap diingat," kata Tench lagi, "Gedung Putih akhir-akhir ini sudah
berusaha menahan tekanan dari para investor yang ingin agar kami membuka ruang
angkasa kepada sektor swasta. Jika kalian bertanya padaku, menurutku walaupun
NASA banyak melakukan kesalahan, sebenarnya lembaga ini sudah menjadi kawan yang
luar biasa bagi komunitas intelijen. Kalian semua seharusnya sudah bersyukur
karenanya." SERANGKAIAN POLISI tidur di jalan tol membangunkan Pickering dari lamunannya
kembali ke masa sekarang. Jalan keluar dari jalan tol ini sudah terlihat. Ketika
dia mendekati jalan keluar itu untuk menuju D.C., dia melewati bangkai seekor
kijang di sisi jalan . Dia merasakan keragu-raguan yang aneh ... tetapi dia
tetap mengemudi. Dia memiliki sebuah pertemuan untuk dihadiri.
96 FRANKLIN DELANO Roosevelt Memorial adalah bangunan bersejarah terbesar di negara
ini. Dengan sebuah taman, air mancur, patung-patung, ruang-ruang kecil, dan
kolam, bangunan itu terbagi menjadi empat galeri luar ruangan di mana masingmasing galeri itu menggambarkan masa pemerintahan FDR.
Satu mil dari bangunan bersejarah itu, sebuah helikopter Kiowa meluncur
sendirian, tinggi di atas kota. Lampunya tidak terang. Di kota yang menjadi
tempat tinggal banyak orang penting, dan kru media seperti D.C., helikopterhelikopter yang terbang di langit dianggap biasa, sama seperti burung-burung
yang terbang ke selatan. Delta-One tahu, selama dia tetap berada di luar area
yang dikenal dengan nama "kubah" - sebuah gelem-bung maya yang melindungi ruang
udara di sekitar Gedung Putih - dia tidak akan menarik perhatian. Lagi pula,
mereka tidak akan lama berada di sini.
Kiowa berada pada ketinggian dua ribu kaki ketika mendekat lambat, tetapi tidak
langsung terbang di atas bangunan FDR Memorial yang gelap. Delta-One melayang
sambil memeriksa posisinya. Dia berpaling dan melihat ke sebelah kirinya. Dia
melihat Delta-Two sedang mempersiapkan sistem teleskop untuk penglihatan malam.
Tayangan video di depan Delta-One mem-perlihatkan gambar kehijauan dari jalan
masuk ke bangunan bersejarah itu. Kawasan di sekitar gedung itu sunyi.
Sekarang mereka harus menunggu.
Ini tidak akan menjadi pembunuhan yang tanpa suara. Ada beberapa orang yang
memang tidak dapat dibunuh secara diam-diam. Apa pun metodenya, pasti akan ada
akibatnya. Investigasi. Pertanyaan-pertanyaan. Dalam hal ini, cara terbaik untuk
me-nutupi pembunuhan tersebut adalah dengan membuat keributan. Ledakan, api, dan
asap sehingga membuat orang mengira si pembunuh sengaja membuat pernyataan
tertentu. Dan pikiran pertama yang muncul adalah ini pasti perbuatan teroris
luar negeri. Terutama jika sasaran tersebut adalah pejabat tinggi negara.
Delta-One memandang transmisi penglihatan malam yang dikirimkan ke layar video
dari teleskop yang digunakan Delta-Two dan menunjukkan bangunan bersejarah yang
dipenuhi dengan kerimbunan pohon di bawah mereka. Lapangan parkir dan jalan
masuk kosong. Segera, pikirnya. Lokasi pertemuan pribadi itu, walau terletak di
daerah pusat kota, secara kebetulan sangat sepi pada jam seperti itu. Delta-One
mengalihkan pan-dangan dari layar video ke pengendali senjatanya.
Sistem Hellfire menjadi senjata pilihan malam ini. Sebuah rudal terpandu laser
dan anti-baja, Hellfire memiliki kemampuan fire-and-forget. Rudal ini dapat
menuju tepat pada titik yang ditunjuk oleh sinar laser yang diproyeksikan dari
pengamat lain di darat, pesawat lain, atau pesawat yang meluncurkan rudal itu
sendiri. Malam ini, rudal tersebut akan dipandu secara otonom melalui penentu
laser dari ketinggian udara. Begitu pemandu Kiowa telah "mengunci" sasaran
dengan sinar laser, rudal Hellfire akan mengarah sendiri ke sasarannya. Karena
Hellfire dapat ditembakkan dari udara atau daratan, maka le dakan malam ini
tidak harus berarti melibat kan sebuah pesawat. Dan sebagai tambahan, Hellfire
merupakan senjata yang populer di kalangan para penjual senjata di pasar gelap,
sehingga teroris jelas dapat dijadikan kambing hitam dalam pembunuhan ini.
"Sedan," kata Delta-Two.
Delta-One melirik sekilas ke arah layar. Sebuah sedan hitam polos yang mewah
sedang bergerak mendekati jalan masuk, tepat seperti waktu yang dijadwalkan. Ini
mobil khas milik pejabat lembaga negara yang penting. Si pengemudi mematikan
lampu depannya ketika memasuki kawasan bangunan bersejarah itu. Mobil itu
memutari lapangan parkir beberapa kali kemudian parkir di dekat pepohonan.
Delta-One memerhatikan layar video ketika kawannya mengarahkan teleskop
penglihatan malamnya ke arah jendela di sisi pengemudi mobil tersebut. Beberapa
saat kemudian, wajah si pengemudi tampak di layar video.
Delta-One menarik napas. "Sasaran ditetapkan," kata rekannya.
Delta-One melihat layar video di mana terlihat tanda tambah tepat di tengah
-tengah sasarannya. Dia merasa seperti seorang penembak jitu yang sedang
membidik seorang anggota kerajaan. Sasaran ditetapkan.
Delta-Two berpaling ke sisi kiri pesawat tersebut dan meng-aktifkan pemandu
laser. Dia membidik, dan dua ribu kaki di bawahnya, setitik sinar muncul di atap
sedan itu, dan tak terlihat oleh pemiliknya. "Sasaran terkunci," katanya lagi.
Delta-One menarik napas dalam. Lalu dia menembak. Desis tajam terdengar di bawah
pesawat, diikuti seberkas sinar redup yang melesat ke bumi. Sedetik kemudian,
mobil di lapangan parkir itu meledak hancur dalam ledakan api yang menyilaukan.
Metal berterbangan ke mana-mana. Ban-ban terbakar menggelinding ke hutan kecil
di sekitarnya. "Tugas selesai," kata Delta-One sambil mengarahkan pesawatnya menjauh dengan
cepat dari tempat kejadian "Hubungi Pengendali."
KURANG DARI dua mil jauhnya dari tempat kejadian itu, Presiden Zach Herney
sedang bersiap untuk tidur. Jendela kaca Lexan anti-peluru yang terpasang di
"kediamannya" itu, memiliki ketebalan satu inci. Herney tidak pernah mendengar
ledakan itu. 97 COAST GUARD Group Air Station Atlantic City terletak di area aman di William J.
Hughes Federal Aviation Administration Technical Center di Bandara Internasional
Atlantic City. Kawasan yang menjadi tanggung jawab badan itu termasuk pantai
Atlantik dari Asbury Park hingga Cape May.
Rachel Sexton tersentak terbangun ketika roda pesawat menyentuh aspal landasan
pacu satu-satunya yang terletak di antara dua gedung kargo yang besar. Terkejut
karena menyadari dirinya telah tertidur, Rachel dengan gugup melihat jam
tangannya. 2:13 pagi. Rachel merasa seperti sudah tertidur selama beberapa hari.
Selembar selimut pesawat yang hangat ditebarkan dengan rapi di atas tubuhnya,
dan Michael Tolland juga baru saja terbangun di sampingnya. Dia tersenyum lesu
pada Rachel. Corky berdiri terhuyung-huyung di gang sambil mengerutkan keningnya ketika
melihat kedua temannya itu. "Ya ampun, kalian masih ada di sini" Aku tadi
terbangun dan berharap malam ini hanya mimpi buruk saja."
Rachel mengerti perasaan Corky. Aku sendiri harus kembali ke laut.
Pesawat itu berjalan lambat untuk sampai ke tempat berhenti. Setelah itu Rachel
bersama kedua temannya turun dari pesawat dan menapaki landasan pacu yang sunyi.
Malam itu mendung, tetapi udara di pantai terasa berat dan hangat. Dibandingkan
dengan Ellesmere, New Jersey terasa seperti daerah beriklim tropis.
"Di sini!" ada suara memanggil.
Rachel dan kawan-kawannya menoleh dan melihat sebuah helikopter Coast Guard
klasik. Sebuah helikopter HH-65
Dolphin berwarna kemerahan, menunggu di dekat mereka. Dan di bagian belakang
helikopter yang memiliki garis putih terang, berdiri seorang pilot yang
mengenakan pakaian penerbang lengkap, dan melambai kearah mereka.
Tolland mengangguk pada Rachel dengan ekspresi terkesan."Pimpinanmu benar-benar
membereskan semuanya."
Masih banyak lagi yang belum kau ketahui, pikir Rachel. Corky menjadi lesu.
"Sudah akan terbang lagi" Tidak ada makan malam dulu?"
Pilot itu menyambut mereka dan membantu mereka naik ke helikopternya. Dia tidak
pernah menanyakan nama-nama mereka, dan berkesan menjaga jarak demi keselamatan
mere ka, walau dia berbicara dengan ramah. Tampaknya Pickering telah menjelaskan
pada Coast Guard bahwa penerbangan ini adalah misi yang tidak boleh diumumkan
pada siapa pun. Tetapi, walaupun Pickering merahasiakan mereka, Rachel tahu
identitas mereka hanya akan terjaga selama beberapa detik saja. Rachel dapat
melihat bagaimana mata si pilot terbelalak ketika melihat si selebritis
televisi, Michael Tolland.
Rachel sudah merasa tegang ketika duduk dan mengikatkan sabuk pengaman di
samping Tolland. Mesin pesawat di atas mereka mulai menyala, dan baling-baling
Titik Muslihat Deception Point Karya Dan Brown di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Dolphin yang melengkung sepanjang 39 kaki, mulai berputar dan berubah menjadi
bayangan kabur berwarna keperakan. Suara mesin mulai menggelegar, lalu
helikopter mulai terangkat dari landasan pacu, dan merayapi malam.
Si pilot berpaling dari kokpit, dan berseru ke belakang, "Aku diberi tahu,
kalian akan mengatakan padaku arah tujuan kalian begitu kita mengudara."
Tolland memberi koordinat lokasi di lepas pantai yang kurang lebih berjarak tiga
puluh mil ke arah tenggara dari posisi mereka sekarang kepada si pilot.
Kapalnya berada dua belas mil dari pantai, pikir Rachel sambil merasa merinding.
Si pilot mengetik koordinat itu ke dalam sistem navigasinya. Kemudian, dia duduk
dengan lebih baik dan mengarahkan pesawatnya. Helikopter tersebut melaju ke
depan lalu membelok ke arah tenggara.
Ketika bukir pasir di pantai New Jersey menghilang di bawah pesawat, Rachel
mengalihkan matanya dari kegelapan laut yang terhampar di bawahnya. Walau dia
ketakutan kare na berada di atas air lagi, dia mencoba untuk tenang karena tahu
dirinya sedang bersama dengan seorang lelaki yang telah berteman dengan lautan
sepanjang hidupnya. Tolland duduk rapat di samping Rachel di dalam kabin pesawat
yang sempit ini, pinggul dan bahunya menyentuh tubuh Rachel. Tetapi, keduanya
tidak berusaha memperbaiki posisi duduk mereka masing-masing.
"Aku tahu seharusnya aku tidak boleh mengatakan ini," tiba-tiba si pilot memutar
tubuhnya, seolah siap meledak kare na gembira, "tetapi kau pasti Michael
Tolland. Aku harus berkata, kami sudah menyaksikanmu di televisi sepanjang
malam! Meteorit itu! Itu betul-betul luar biasa! Kau pasti merasa begitu kagum!"
Tolland mengangguk dengan sabar. "Sampai-sampai aku tidak dapat berkata-kata."
"Film dokumenter tersebut sangat fantastis! Kautahu, berbagai jaringan televisi
memutarnya berulang-ulang. Malam ini tidak satu pilot jaga pun yang mau terbang
karena semua ingin terus menonton televisi. Tetapi ketika diundi dengan
mengambil segenggam sedotan plastik, aku mencabut sedotan terpendek! Dan di
sinilah aku sekarang! Tetapi kalau mereka tahu aku menerbangkan siapa - "
"Kami sangat berterima kasih kaumau menerbangkan kami," sela Rachel, "tetapi kau
harus merahasiakan keberadaan kami. Tidak seorang pun boleh tahu kami ada di sini."
"Pasti, Bu. Perintah untukku sangat jelas." Pilot itu terlihat ragu-ragu
sejenak. Lalu, wajahnya menjadi cerah. "Hey, kita tidak akan ke Goya, bukan?"
Tolland mengangguk dengan enggan. "Kita akan ke sana."
"Gila!" seru si pilot. "Maaf. Maafkan aku, tetapi aku sudah pernah melihat kapal
itu di acaramu. Kapal berlambung kembar itu, bukan" Kapal dengan bentuk yang
aneh! Aku sendiri belum pernah naik ke kapal seperti itu dan aku tidak pernah
bermimpi kapalmu akan jadi pengalaman pertama bagiku!"
Rachel mengabaikan si pilot karena sudah mulai merasa cemas dalam perjalanannya
kembali ke laut ini. Tolland menoleh ke arahnya. "Kau tidak apa-apa" Kau tidak perlu ikut ke laut.
Aku kan sudah bilang."
Aku memang seharusnya di darat saja, pikir Rachel, tapi dia tahu harga dirinya
tidak akan membiarkannya tidak ikut dalam perjalanan ini.
Tolland tersenyum. "Aku akan menjagamu."
"Terima kasih." Rachel merasa heran karena kehangatan dalam suara Tolland
membuatnya lebih tenang. "Kau sudah pernah melihat Goya di televisi, bukan?" Rachel mengangguk. "Kapalmu
itu ... mm ... kapal yang menarik."
Tolland tertawa. "Ya. Goya merupakan jenis yang sangat canggih pada masanya,
tetapi rancangannya memang tidak pernah menarik."
"Aku tidak dapat membayangkan kenapa begitu," sahut Rachel dengan nada bergurau
sambil membayangkan penam pilan kapal yang aneh itu.
"Sekarang NBC mendesakku untuk menggunakan kapal yang lebih baru. Yang ...
yah ... lebih cepat, lebih seksi. Dalam satu atau dua musim tayang setelah ini,
mereka akan membuatku berpisah dengan Goya." Suara Tolland terdengar sendu
karena gagasan itu. "Memangnya kau tidak suka dengan kapal barumu?" "Aku tidak tahu ... ada banyak
kenangan di atas Goya."
Rachel tersenyum lembut. "Yah, seperti yang pernah dikatakan ibuku, cepat atau
lambat, kita semua harus melepaskan masa lalu kita."
Mata Tolland menatap lama ke arah mata Rachel. "Ya, aku tahu.
98 "SIALAN," UMPAT pengemudi taksi sambil menoleh ke arah Gabrielle yang duduk di
bangku belakang. "Tampaknya ada kecelakaan di depan. Kita akan terjebak di sini.
Lama." Gabrielle melihat ke luar jendela dan melihat sinar lampu mobil-mobil polisi dan
ambulans yang berputar-putar menyinari malam. Beberapa orang polisi berdiri di
jalan di depan mereka, dan menahan lalu-lintas di sekitar Mall.
"Pasti sudah terjadi kecelakaan yang hebat," kata si pengemudi taksi sambil
menunjuk ke arah kobaran api yang mengamuk di FDR Memorial.
Gabrielle mengerutkan keningnya ke arah api yang menyala-nyala di depan sana.
Kenapa ini harus terjadi sekarang. Gabrielle harus segera tiba di apartemen
Senator Sexton dengan informasi baru tentang PODS dan ahli geologi Kanada itu.
Dia bertanya-tanya apakah kebohongan NASA tentang penemuan meteorit mereka itu
akan menjadi skandal yang cukup besar untuk menghidupkan kampanye Senator
Sexton. Mungkin tidak bagi politisi pada umumnya, pikir Gabrielle, tetapi ini
adalah Senator Sedgewick Sexton, seorang lelaki yang membangun kampanyenya
dengan membesar-besarkan kekurangan lawannya.
Gabrielle tidak selalu bangga dengan kemampuan Senator dalam menonjolkan sisi
negatif lawan politiknya, namun cara itu efektif. Kemampuan Sexton dalam
menyindir dan menghina mungkin dapat mengubah sebagian dari kebohongan NASA ini
menjadi pertanyaan yang menyerang karakter orang-orang ber-pengaruh di lembaga
ruang angkasa ini - dan dalam hal ini tentunya Presiden juga akan ikut terseret.
Di luar jendela, kobaran api di FDR Memorial tampak semakin tinggi. Beberapa
pohon yang tumbuh di dekatnya tampak tersambar api, dan truk pemadam kebakaran
sedang menyemprotnya hingga padam. Si pengemudi taksi sekarang menyalakan
radionya dan mencari-cari saluran.
Sambil mendesah, Gabrielle menutup matanya dan merasa keletihan mengalir di
seluruh tubuhnya. Ketika dia pertama kali datang ke Washington, dia bercita-cita
akan bekerja di bidang politik selamanya, dan mungkin suatu saat nanti akan
bekerja di Gedung Putih. Tetapi pada saat ini, dia merasa sudah cukup muak untuk
berurusan dengan politik sepanjang hidupnya - pertarungan dengan Marjorie Tench,
foto-foto cabul diri-nya dan Senator Sexton, semua kebohongan NASA ....
Seorang penyiar berita di radio sedang menyiarkan berita tentang bom mobil dan
kemungkinan terorisme. Aku harus keluar dari kota ini, kata Gabrielle dalam hati untuk pertama kalinya
sejak kedatangannya ke ibu kota negara ini.
99 SANG PENGENDALI jarang merasa letih, tetapi hari ini dia sudah sampai pada
batasnya. Tidak ada yang berjalan seperti yang direncanakan - penemuan terowongan
penyisipan di dalam es yang tragis, kesulitan untuk menjaga informasi rahasia
tersebut, dan sekarang daftar korban yang terus bertambah.
Seharusnya tidak perlu ada yang tewas ... kecuali orang Kanada itu.
Tampak sungguh ironis ketika bagian rencana yang secara teknis paling sulit,
ternyata malah menjadi bagian yang paling tidak bermasalah. Penyisipan itu, yang
dilakukan berbulan-bulan yang lalu, telah berhasil tanpa mengalami kesulitan.
Begitu anomali tersebut berada pada tempatnya, yang tersisa hanyalah menunggu
satelit Polar Orbiting Density Scanner (PODS) diluncurkan dan berada di tempat
yang tepat. PODS diprogram untuk memindai sebagian besar bagian Lingkar Kutub
Utara, jadi cepat atau lambat piranti lunak pendeteksi anomali yang terpasang
pada satelit itu akan mendeteksi meteorit tersebut dan kemudian menghasilkan
penemuan besar bagi NASA.
Tetapi piranti lunak keparat itu ternyata tidak dapat bekerja.
Ketika Pengendali mengetah ui piranti lunak pendeteksi anomali tersebut tidak
dapat berfungsi dan tidak mungkin diperbaiki kecuali setelah pemilu, keseluruhan
rencananya berada dalam bahaya. Tanpa PODS, meteorit tersebut tidak akan dapat
terdeteksi. Sang pengendali harus memikirkan cara lain untuk secara diam -diam
memberi tahu seseorang di NASA tentang keberadaan meteorit tersebut. Solusinya
adalah pengiriman transmisi radio dari seorang ahli geologi Kanada yang sedang
berada di sekitar area penyisipan itu. Kemudian ahli geologis tersebut, karena
alasan yang sudah pasti, harus dibunuh segera dan kematiannya harus tampak
seperti kecelakaan. Melemparkan ahli geologi yang tak berdosa itu dari
helikopter merupakan awal dari segalanya. Tetapi, sekarang semuanya mulai
terbongkar dengan cepat. Wailee Ming. Norah Mangor. Keduanya tewas.
Lalu pembunuhan sadis yang baru saja terjadi di FDR Memorial.
Segera daftar itu akan bertambah dengan nama-nama Rachel Sexton, Michael
Tolland, dan Dr. Marlinson.
Tidak ada cara lain, pikir Pengendali sambil melawan rasa sesal yang mulai
berkembang di hatinya. Terlalu banyak yang dipertaruhkan di sini.
100 HELIKOPTER COAST Guard Dolphin masih berjarak dua mil dari koordinat Goya dan
terbang setinggi tiga ribu kaki ketika Tolland berteriak pada si pilot.
"Apa Night Sight terpasang pada helikopter ini?"
Si pilot mengangguk. "Ini helikopter unit penyelamat." Tolland sudah menduganya.
NightSight adalah sistem pencitraan panas maritim buatan Raytheon yang mampu
mencari kapal karam di dalam gelap. Panas tubuh yang berasal dari kepala seorang
perenang akan muncul sebagai titik merah di lautan yang hitam.
"Nyalakanlah," kata Tolland.
Si pilot tampak bingung "Kenapa" Kau kehilangan sese orang?"
"Tidak. Aku hanya ingin kita semua melihat sesuatu." "Kita tidak akan dapat
mendeteksi obyek dengan suhu berapa pun dari ketinggian seperti ini kecuali ada
lapisan minyak yang terbakar."
"Nyalakan sajalah," kata Tolland.
Si pilot menatap Tolland dengan pandangan aneh dan kemudian mengatur beberapa
tombol, dan memerintahkan lensa termal di bawah helikopternya untuk mensurvei
lautan yang berjarak tiga mil di depan mereka. Sebuah layar LCD di dasbor
menyala. Lalu gambar itu m enjadi jelas.
"Gila!" Helikopter itu bergoyang sesaat ketika si pilot terhenyak karena
terkejut. Dia kemudian kembali tenang, dan menatap ke arah layar.
Rachel dan Corky mencondongkan tubuh mereka ke depan sambil melihat layar dengan
rasa terkejut yang sama. Lautan yang berwarna hitam sekarang diterangi pusaran besar berwarna merah yang
berputar dan berdenyut-denyut.
Rachel berpaling ke arah Tolland dengan tatapan takut. "Ini kelihatan seperti
badai topan." "Memang," sahut Tolland. "Topan arus hangat. Kira-kira setengah mil di depan
kita." Pilot Coast Guard itu tertawa dengan kagum. "Ini topan yang besar. Kami kadangkadang melihatnya, tetapi aku belum mendengar tentang yang ini."
"Baru muncul minggu lalu," kata Tolland. "Mungkin baru akan berhenti setelah
beberapa hari." "Apa penyebabnya?" tanya Rachel. Dia jelas terheranheran karena melihat pusaran
air yang besar di tengah lautan seperti ini.
"Kubah magma," kata si pilot.
Rachel menoleh ke arah Tolland dengan tatapan takut. "Gunung berapi?"
"Bukan," sahut Tolland. "Pantai Timur umumnya tidak memiliki gunung berapi yang
aktif, tetapi terkadang kami menemukan kantung-kantung magma berbahaya di dalam
dasar laut sehingga menyebabkan beberapa titik daerah panas di dalam laut. Titik
daerah panas ini menyebabkan perubahan temperatur yang ekstrem - air yang panas di
bagian bawah dan air yang lebih dingin di atasnya. Hal inilah yang mengakibatkan
muncul-nya pusaran arus yang besar seperti ini. Ini disebut megaplume. Pusaran
air itu akan terus berputar selama beberapa minggu kemudian menghilang."
Si pilot melihat pusaran air itu di layar LCD-nya. "Tampaknya yang ini masih
kuat." Dia terdiam sejenak sambil memeriksa koordinat kapal Tolland dan menoleh
dengan keheranan. "Mr. Tolland, tampaknya kau memarkir kapalmu cukup dekat
dengan pusat pusaran itu."
Tolland mengangguk. "Pusaran itu agak lambat di kawasan yang dekat dengan
pusatnya. Hanya deiapan belas knot.
Ini seperti membuang jangkar di sungai berarus deras. Rantai kami memang sudah
bekerja keras minggu ini."
"Ya, ampun" kata si pilot. "Deiapan belas knot" Jangan sam-pai terguling!" Dia
lalu tertawa. Rachel tidak tertawa. "Mike, kau tadi tidak mengatakan apa-apa tentang
megaplume, kubah magma, dan arus panas."
Tolland meletakkan tangannya di atas lutut Rachel untuk menenangkan. "Ini sangat
aman. Percayalah padaku."
Rachel mengerutkan keningnya. "Jadi, film dokumenter yang sedang kau buat di
sini adalah tentang fenomena kubah magma ini"
"Megaplume dan Sphyrna mokarran."
"Ya. Kau sudah menyebutkannya sore tadi."
Tolland tersenyum nakal. "Sphyrna mokarran menyukai air hangat, dan sekarang,
semua Sphyrna mokarran dalam jarak seratus mil sedang berkumpul di pusaran
samudra hangat yang luas ini.
"Bagus sekali." Rachel mengangguk cemas. "Dan apa sebenarnya Sphyrna mokarran
itu?" "Ikan terjelek di laut." "Ikan flounder?"
Tolland tertawa. "Hiu kepala palu yang besar."
Tubuh Rachel menjadi kaku di samping Tolland. "Kapalmu sedang dikelilingi ikan
hiu?" Tolland mengedipkan mat anya. "Tenang, mereka tidak berbahaya."
"Kau tidak akan mengatakan itu kecuali mereka memang berbahaya."
Tolland tertawa. "Kukira kau benar." Lalu dia berseru dengan nada bercanda pada
Minyak Darah Malaikat 3 Wiro Sableng 056 Ratu Mesum Bukit Kemukus Kisah Si Pedang Kilat 1
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama