Ceritasilat Novel Online

Menyingkap Karen 6

Menyingkap Karen Karya Richard Baer Bagian 6


"Selama upacara, mereka menyuruh kami menonton flm dan menunjukkan tandatanda
kepada kami. Aku melihat iblis di flm. Dia bermata merah, bertanduk, berjenggot,
dan berdagu lancip. Jika aku dan Miles berintegrasi, kami akan menjadikan Karen
sangat kejam." "Miles tidak menganggap dirinya kejam lagi," ujarku. Kari terdiam, tampak
frustrasi. "Aku sudah mencoba membuat yang lain memikirkan tentang kematian." Planetarium,
pikirku. "Aku berniat membawa pisau; aku hendak melakukan sesuatu ... aku ingin
mencekikmu. Aku tidak tahu alasannya." Kari jelas sedang kebingungan. Dia sedang
berusaha keras untuk mencapai sesuatu.
"Apakah kamu takut kepadaku?"
"Aku takut pada apa yang kamu lakukan. Aku tidak bisa mengambil alih ingatan
Sandy, Claire, ataupun Julie sejak mereka disatukan. Setelah mereka menyatu, aku
tak bisa lagi menghentikan mereka membagi ingatan dengan Karen. Aku tidak bisa
menjalankan pekerjaanku!"
"Perasaan Miles tentang pembagian ingatan telah berubah. Dia menyadari bahwa
masa melindungi Karen dari mengetahui masa lalunya sendiri telah berakhir. Kamu
juga bisa mengubah caramu berpikir tentang hal ini. Aku bisa menolongmu."
"Entahlah ... aku tidak menyukainya .... Aku akan memikirkannya dahulu."
"Aku ingin kamu bisa menerima hal ini, Kari. Kamu memegang peranan penting bagi
semua sosok lainnya. Kamu selalu menjadi perhentian terakhir mereka.Kita tidak
akan bisa melakukan ini tanpamu." Aku tahu bahwa aku telah mengerahkan segalanya
untuk membujuknya. "Benarkah?"
"Benar. Miles ingin melakukan integrasi hari ini. Tidak apa-apakah kamu jika
kami melakukannya?" "Yah, baiklah, aku tidak akan mengganggu."
"Terima kasih." Sejenak, aku terdiam dengan gaya dramatis. "Mungkin kamu mundur
sekarang, Kari. Aku harus berbicara dengan Miles."
Karl mundur, dan Karen bergerak-gerak dengan ekspresi kosong di kursinya.
"Aku menimbulkan banyak masalah, ya?" kata Miles sambil tersenyum lebar.
"Kari takut ingatan tentang iblis akan muncul dan dia tidak akan bisa melakukan
apa pun untuk menahannya."
"Ya, waktu aku tidak tahan lagi mendengar pembicaraan tentang Setan mantra-?mantra dan bahasa aneh itu Kari akan mengambil alih."
?"Baiklah. Aku akan mencoba menolongnya menghadapi semua itu. Tapi, apakah yang
sebaiknya kukatakan kepada Karen saat aku memperkenalkanmu kepadanya sebelum
menyatukan kalian?" "Yah, umurku delapan tahun. Aku lahir pada umur enam tahun, tapi aku hanya
tumbuh hingga umur delapan tahun. Mereka membutuhkan anak lakilaki untuk
dimunculkan saat Karen disakiti." Ekspresi wajah Miles menjadi serius, dan dia
mencondongkan tubuhnya ke depan, berbisik-bisik, seolaholah hanya kami berdua
yang boleh mendengar perkataannya. "Aku tak bisa merasa sakit jika mereka
memasukkan bendabenda ke dalam vagina." Miles kembali ceria. "Dia juga
membutuhkan seseorang untuk menyingkirkan orang lain.
Hanya aku seoranglah yang bisa melawan. Mereka memang akan lebih ganas
memukuliku, tapi itu mengurangi kesakitan dan membuatku bisa melampiaskan
sebagian kemarahanku. Karen ingin menjadi anak lakilaki karena anak lakilaki
tidak disakiti. Aku muncul sekitar sebulan jika Karen disakiti dengan parah."
Miles duduk tegak di kursinya. "Thea pernah muncul lebih dari setahun saat Karen
masih kecil. Waktu aku muncul, ayah Karen mengatakan bahwa aku pemarah dan
'dekil" Miles terdiam, menyandarkan punggungnya, dan menatap ke sekeliling
ruangan. "Bagaimanakah perasaanmu mengenai integrasi?"
"Oh, aku ingin melakukannya. Aku suka bersama Katherine dan Ann, jadi aku
mungkin tahu bagaimana rasanya, karena aku bersama mereka."
Aku mengucapkan selamat tinggal kepada Miles dan mengatakan kepadanya bahwa aku
akan merindukannya. Aku memang akan merindukannya.
Setelah dihipnosis, Karen mengizinkanku memasuki ruangan mungilnya dan mengunci
pintunya. Katanya, kunci pintu itu lebih banyak daripada sebelumnya. Dia
mendapatkan pikiran Kari tentang kematian sehari sebelumnya, dan dia sedang
berusaha mengurung pikiran Kari dengan kunci-kunci itu. Aku menanyakan kepada
Karen apakah dia telah siap bersatu dengan Miles; dia mengiyakan dan mengundang
Miles masuk. Aku memperkenalkan Miles kepadanya dan menceritakan kisahnya.
"Bisakah kamu melihatnya?" tanyaku.
"Ya," kata Karen. "Dia menyeringai." Itulah Miles, pikirku. "Katanya, dia akan
menolong saya berurusan dengan si ibu, dan dia tidak akan menyakiti siapa pun.
Dia ingin berbicara dengan Anda, Dr. Baer." "Baiklah."
"Saya ingin bersalaman denganmu sebelum pergi." Ada ketangguhan sekaligus
keinginan untuk menyenangkan orang lain dalam sikap Miles yang mengingatkanku
kepada putraku. "Semoga kamu beruntung, Miles," ujarku sambil bangkit dan mencondongkan tubuh,
menjabat tangan Karen dengan hangat.
"Tidak apa-apakah kalau aku masuk" Apakah aku harus duduk di pangkuannya"
Melakukannya begitu saja" Bagaimana caranya?"
"Sesukamu saja," ujarku.
"Dia duduk di pangkuan saya," kata Karen. "Dia menjulurkan lidah dan tersenyum
kepada saya." Karen tampak kesakitan. "Oh! Ini aneh sekali! Rasanya setiap sel
di dalam tubuh saya meledak. Saya merasakan tekanan yang sangat besar, sakit."
"Teruskan saja, kamu akan baik-baik saja." Aku berusaha bersikap positif.
"Dia sedang masuk ... saya bisa melihat sebagian dari dunianya. Berbeda dari dunia
nyata." "Apa maksudmu?"
"Begitu dingin ... ruangan abu-abu ... lilin-lilin."
"Miles membawa kekuatan," ujarku, "tapi dia juga menanggung beban
kenangankenangan menyakitkan."
"Saya merasakan kekuatannya. Dia punya pendirian tidak seorang pun akan bisa ?mempermainkannya. Saya merasa lemah sebelum ini Karen tampak seperti
sedang mendengarkan batinnya berkata. "Saya masih bisa mendengar dia, secara
terpisah, tapi dia sudah ada di dalam saya. Katanya, kami akan melakukannya
perlahan-lahan supaya saya tidak ketakutan. Saya rasa saya tidak akan apaapa kepala saya sakit sekali." Dia mengangkat kedua tangannya ke samping
?kepala, menutupi kedua telinganya. "Berisik?"
"Ya ... sepertinya saya akan bisa menerima kenangan Miles." Suaranya masih
terdengar lambat dan jauh. "... tidak ada kenangan hingga saya tiba dengan aman di
rumah ... dia sudah ada di dalam, tapi tetap sadar dan terpisah dari saya ... saat
kami pulang nanti, dia akan terintegrasi sepenuhnya."
"Kamu akan mendapatkan banyak hal dari Miles." Aku membangunkan Karen dari
kondisi trance-nya, sekali lagi mengatakan bahwa dia akan mengingat semua yang
terjadi. Dia meninggalkan kantorku, berjalan terhuyung-huyung. Aku berharap
Miles akan memastikan dia selamat sampai di rumah.
KAREN DEPRESI selama beberapa hari pertama setelah penyatuan Miles; dia bahkan
tidak mampu menuliskan seluruh detail ingatannya. Terdapat begitu banyak
penyimpangan dari kenyataan yang diyakininya. Miles senang membicarakan Setan,
tapi sesungguhnya semua itu hanya berpusar pada kebohongan, pornograf anakanak,
dan pencurian. "Semua orang mengatakan saya bertingkah seperti perempuan jalang," kata Karen.
"Aku bisa melihat sikap Miles di dalam dirimu." "Cara saya berbicara juga
menjadi lebih agresif bahkan sebelum saya sempat memikirkannya."
?Selama bertahuntahun ini, Karen menjelaskan bahwa orangorang tertentu yang
dikenalnya tiba-tiba mendiamkannya. Sekarang dia mengetahui bahwa Miles menyuruh mereka menyingkir.
Dia dapat mengingat setiap insiden tersebut. Miles menyuruh mereka menyingkir
dan Kari akan menyimpan kenangan akan orangorang tersebut. Miles selalu ingin
melakukan hal ini pada si ibu.
"Kupikir itu tidak apa-apa," kata Kari, setelah Karen berada dalam kondisi
trance. "Aku menyembunyikan sebagian kenangan dari Karen agar dia tidak bisa
menuliskannya untukmu."
"Apakah yang kamu tidak ingin saya tahu?"
"Miles bukan homo!" sembur Kari.
"Apa maksudmu?" tanyaku. Karen dan sosoksosoknya tak henti-hentinya
mengejutkanku. "Miles ingin melakukan hubungan seks dengan perempuan, tapi satusatunya cara dia
bisa melakukannya adalah jika Karen melakukan hubungan seks dengan perempuan
lain. Kamu tahu, homoseksual."
"Kurasa aku mengerti. Miles akan melakukan hubungan seks lakilaki/perempuan
bersama perempuan, meskipun kelihatannya seperti hubungan antara dua orang
perempuan." "Ya, tapi itu tidak pernah terjadi." Kari terdiam sejenak, lalu dia kembali
menyembur, "Dia ingin kamu menyakitinya."
"Mengapa begitu?" tanyaku, kembali terkejut.
"Agar dia merasa disayangi."
Aku tidak tahu harus mengatakan apa, sehingga aku membiarkan Kari terus
berbicara. Sebagai seseorang yang bertugas menyimpan rahasia, dia tentunya perlu
berbicara. "Tangannya akan terasa jauh lebih baik. Empat ruas jari Miles patah. Mereka
memalu tangannya jika dia mengulurkannya untuk melindungi dirinya. Lalu, mereka
mengikat pergelangan tangan dan kakinya Kari
sepertinya sedang membayangkan kejadian itu, dan dia terdiam kembali.
"Bagaimana kabar integrasi dengan Miles?" tanyaku.
"Kemarin sudah berakhir. Miles sudah tidak ada lagi."
Aku berusaha bersikap positif dalam menghadapi hal ini, mengatakan bahwa Miles
sekarang telah menjadi bagian dari Karen, dan masih bersama mereka semua. Kari
tampak kesepian. Aku bercakap-cakap sejenak dengan Ann, yang mengatakan bahwa dia merasa bersalah
akibat masa lalunya, tapi dia tidak menjelaskan hal ini dengan baik. Aku
menanyakan apakah dia telah mempertimbangkan penyatuan dirinya dengan Karen.
Katanya, dia akan memikirkannya. Kata Holdon, keadaan secara keseluruhan
berjalan dengan baik; dia tidak turut campur. Aku menanyakan apakah Ann adalah
pilihan yang baik untuk penyatuan berikutnya; Holdon sependapat denganku.
28 September 1996 Penyatuan M i les Pada malam sebelum penyatuan Miles, saya pirnya banyak keraguan. Saya tahu bahwa
Miles tercipta untuk menangani sebagian besar penganiayaan yang parah, dan saya
tidak tahu apakah saya akan siap menerima semua kenangan itu rianya ada satu
sosok yang tidak setu/u. Sosok itu, Kari, selama se harian mencekoki saya dengan
masalah. Saat saya sedang mencoba tidur pada malam sebelumnya, Kari berusaha
membujuk yang lain agar tidak mau berintegrasi. Saya tidak tahu berapa lama kami
tidur, tapi saat saya terbangun, saya merasa sangat buruk. Saat mengemudi ke
kantor Anda, saya kehikmg an waktu lagi, dan mendapati diri saya memarkir mobil
di planetarium, menghadap ke danau, dengan dorongan begitu
kuat untuk melompat. Perasaan ini begitu kuai, sehingga saya seakan-akan mati
rasa dan bersedia menuruti siapa pun yang memberikan dorongan ini.
Karen melanjutkan suratnya dengan menjabarkan prosesnya pergi ke kantorku dan
lanjutan integrasinya dengan Miles. Dia menghabiskan sebagian waktu kami untuk
membicarakan apa saja yang diterimanya dari Miles
Saat kami menyatu, saya merasakan kekuatan Miles, dan saya mendapatkan sebagian
kenangan indahnya. Setelah tersadar dari hipnotis, dan kembali ke kantor Anoa,
pergelangan ta ngan dan kaki saya sakit. Tangan saya terus-menerus menge pai
erat selama beberapa hari berikutnya. Saat mengemudi pulang, saya tak hentihentinya mendapatkan dorongan untuk menyuruh orangorang menyingkir.
Setelah akhirnya saya tiba di rumah, integrasi itu menerpa saya bagaikan satu
ton batu bata. Ketika ingatan Miles mem banjiri benak saya saya memikirkan
bagaimana mungkin hafoal itu bisa menimpa saya. Saya marah. Saya ingin memukul
seseorang. Seberapa banyak lagikah yang bisa ditanggung oleh pikiran saya"
Terdapat perasaan menyangkut pandangan seksual Miles yang tidak bisa saya
jabarkan. Saya berusaha menjelaskan hal ini semampu saya jadi beginilah. Ketika
saya berusia 17 ta hun, pada 1977, saya tinggal bersama seorang wanita bema ma
Jane, yang berumur 34 tahun. Jane adalah seorang lesbian, dan saya tidak
menyadari hal ini ketika itu. Tetapi, Miles senang bersama wanita dan dia
menghabiskan banyak waktu bersama Jane, memikatnya hingga Jane percaya bahwa
saya juga lesbian. Jane berkomentar tentang memulai hubungan dengan saya dan
saya menolaknya sementara Miles meneri manya. Ini mengakibatkan perasaan yang
sangat tidak enak antara Jane
dan saya. Apakah ini berarti saya mungkin lesbian" Sekarang, saat mengingat
kembali hal ini, saya menyadari mengapa dia sangat marah kepada saya. Miles
menggodanya. Setelah menyatu dengan Miles, saya mendapati diri saya melihat
wanita dari sudut pandangnya. Dia menyebabkan kekacauan orientasi seksual saya!
Saya menyimpan ingatan terburuk untuk diceritakan paling akhir karena saya
sangat takut menuliskannya. Saya me rasakan kebutuhan untuk memperingatkan Anda
karena ini sangat mengecewakan. Sejauh yang saya ingin ceritakan kepa da Anda
saya merasa bahwa kita harus melindungi Anda dan berbicara dengan seorang
pendeta atau pastor. Maka saya akan menuliskan beberapa kenangan tanpa
menyebutkan banyak detail. Saya berharap tidak harus menulis tentang hal ini.
Saya tidak bisa percaya bahwa ada orangorang yang mampu berbuat seperti ini.
Terdapat tingkatan yang berbeda dalam keyakinan terha dap Setan. Tingkat pertama
mencengangkan saya karena saya penasaran dan terkesan oleh apa yang mereka
katakan. Saya ingin tahu lebih banyak; setidaknya itulah yang dipikirkan oleh
Miles. Setelah ini, mereka membawa saya ke tingkat ber ikutnya yaitu berdoa
kepada Setan dan memberinya kendali atas jiwa kami. Laki yang ketiga saya
diperintahkan untuk merahasiakan semua itu. Dengan mengikuti langkahlangkah ini,
mereka mengatakan bahwa saya akan berkuasa.
Jika kami tidak mematuhi para pemimpin, mereka akan membunuh kami. Saya teringat
pada kain putih yang basah oleh darah. Banyak sekali darah. Darah siapa saya
tidak tahu. Tapi, saya ingat bahwa mereka membunuh binatang un tuk dikorbankan.
Saya terdorong untuk beralih/ ini akan menjaga agar rahasia mereka tetap aman.
Saya sangat kebingungan: saya ber terima kasih kepada sosok mana pun yang
kemudian muncul. Mereka yang terlibat dalam ritual ini adalah orangorang
terpandang di lingkungan kami. Mereka mengenakan jubah dan topeng. Miles
disiksa habis-habisan. Kami tidak diizinkan mem bicarakan ritual-ritual itu;
jika kami melanggar, mereka akan membunuh kami. Tahukah Anda apa yang betulbetul paling mengganggu saya kejahatan. Kami masih menderita akibat dampak ?dorongan untuk merasakan kejahatan, dan saya rasa kami tidak akan pernah
melupakan apa yang telah terjadi.
Tidak ada anakanak yang bisa menanggung kepedihan dan penderitaan sebesar ini.
Saya memikirkan apakah anakanak lainnya mengalami hal yang sama. Para penganiaya
kami sangat hebat dalam menutup-nutupi perbuatan mereka. Saya memikirkan di mana
mereka menyimpan semua flm yang me reka buat. Saya ingat mantra yang mereka
ucapkan berukmgulang, "Bayi yesus telah mati". Saya rasa saya tidak akan bisa
memulihkan diri dengan cepat dari kenangankenangan ini. Saya mengkhawatirkan
Anda Dr. Baer; saya tidak ingin Anda ketakutan karena kami. Karen Overhill
19 Ann dan Sidney PADA 10 Oktober 1996, Karen tampak kelelahan. Katanya, dia kehilangan waktu
dalam perjalanan menuju kantorku, terbangun di tempat parkir, dan tersesat.
Tanpa adanya kenangan baru dari Miles, dia tentu telah mendapatkan semuanya.
Kenangan yang terburuk, katanya, adalah yang menyangkut ritual. Tubuhnya telah
teramat sangat disakiti. Dalam mengambil alih rasa sakit itu, Miles ingin
mengoyak-ngoyak tubuhnya dari dalam, karena dia merasa dirinya adalah iblis. Dia
juga ingin menyakiti tubuh Karen. Kata Karen, mereka butuh bertahuntahun untuk
meyakini bahwa aku tidak akan menyakiti mereka.
Ingataningatan dari Miles tidak memiliki kerangka waktu atau kronologi. Karen
membenci sebagian besar kenangan saat mereka menyuruhnya mengatakan dirinya
ingin disakiti, lalu mereka menyakitinya, atau saat mereka membuatnya meyakini
bahwa dia hanya dapat diselamatkan jika mereka menyakitinya, lalu mereka betulbetul menyakitinya. Karen menceritakan kembali kepadaku salah satu kenangan
Miles tentang pendeta yang berpartisipasi dalam penganiayaannya. Pendeta itu
memercikkan air suci kepadanya untuk melihat apakah dia
akan terbakar, untuk mendemonstrasikan bahwa iblis menyertainya. Karen ingat
pernah melihat bekas merah di tempat air mengenainya, dan dia memikirkan apakah
air itu benar-benar suci. Dia memikirkan apakah dia sendiri yang memunculkan
bekas merah itu. Aku mendengarkan Karen menceritakan secara singkat kepadaku tentang integrasi
Miles, dan aku memikirkan tulisannya: bahwa aku harus memberitahunya jika ingin
mengetahui detaildetail "ritual" penganiayaan Miles. Aku mempertimbangkan hal
ini. Aku sangat penasaran, dengan ketertarikan yang mendesak, seperti orangorang
yang mengantre untuk menyaksikan seseorang dihukum cambuk di depan umum.
Kadangkadang aku yakin, atau khawatir, bahwa sebagian alasanku untuk mempelajari
psikiatri adalah karena aku memiliki ketertarikan terhadap kejanggalan. Tetapi,
aku harus berhati-hati. Aku tidak ingin menanyakan tentang insiden-insiden ini
hanya untuk memuaskan keingintahuanku.
Aku tidak betul-betul yakin apakah Karen akan mendapatkan manfaat dengan membagi


Menyingkap Karen Karya Richard Baer di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kepadaku semua detail penyiksaan yang memuakkan, mengaduk-aduk perut, dan
membuatnya ingin muntah itu. Hingga dapat melihat adanya kebutuhan terapeutik
dalam hal ini, aku tidak akan mengungkit-ungkitnya. Aku hanya mengatakan kepada
Karen bahwa dia tidak perlu khawatir aku akan terganggu karena ingatannya itu,
bahwa dia bisa menceritakan apa pun yang ingin diceritakannya, dan bahwa aku
tidak perlu mendengar tentang kenangankenangan tertentu. Kami meninggalkan topik
ini. Kemudian, aku menghipnosisnya, dan Ann muncul.
"Saya mendengar Anda mengatakan sayalah yang akan diintegrasikan selanjutnya."
Ann duduk tegak di kursi, dan berbicara dengan nada menyenangkan dan ramah sangat berkelas yang ? ?selalu kukenali. "Saya tertarik, tapi pertama-tama, saya ingin mengetahui lebih
banyak tentang hal ini."
"Tentu, bagaimana saya dapat membantumu?"
"Pengetahuan agama Karen yang salah kaprah harus diluruskan." Ann tampak letih.
"Tuhan seharusnya mencintai semua orang, dan garagara mereka pandangan kami
hancur berantakan." "Maksudmu, garagara perkataan mereka selama upacara berlangsung?"
"Betul." "Hanya beberapa sosok yang berpikiran begitu," ujarku.
"Mungkin kamu dapat membawa keseimbangan yang lebih baik bagi keyakinan yang
salah itu." "Entahlah. Kami merasa sangat hina di mata Tuhan." Ann menatap langsung ke
arahku. "Tahukah Anda, saat menjalankan upacara, ada paduan suara yang
menyanyikan lagu rohani" Setiap kali mendengar lagu seperti itu, ingatan buruk
itu serta merta menerpa kami."
"Ada begitu banyak kerusakan dalam pandangan keagamaan Karen," ujarku untuk
mendukung pernyataan Ann.
"Itu mengerikan."
BUTUH WAKTU beberapa minggu hingga proses integrasi Miles selesai sepenuhnya.
Proses perceraianku merenggut tenagaku, tapi aku berusaha menekan emosiku selama
sesi bersama Karen. Dia tidak menanyakan hal ini. Aku mendiskusikan lebih jauh
tentang integrasi bersana Anna dan mendapatkan persetujuannya.
Meskipun begitu, sebelum kami memulai, Sidney muncul. Dia mendukung integrasi
dan berharap dapat melakukannya. Meskipun kadangkadang merasa lebih baik saat
melakukan berbagai hal tanpa Karen, katanya, dia merasa sedih dan kesepian
karena sendirian. Miles biasanya menemaninya, dan juga Claire. Dia tidak punya
teman bermain. Keadaan di dalam begitu sepi. Dia bertanya kepadaku apakah
integrasi itu menyakitkan" Aku mengatakan bahwa rasanya seperti berpelukan. Dia
meminta izin untuk menyaksikan integrasi Ann.
"Sidney boleh melihat," kata Ann, duduk dengan anggun. Dia menatap langsung ke
arahku dan berbicara dengan tenang dan jelas.
"Kurasa itu akan menolong Sidney dan beberapa sosok lainnya dalam mengatasi
ketakutan mereka," ujarku.
"Saya juga berharap begitu. Sejak pertama kali kita mendiskusikan tentang
integrasi, pikiran saya terombang-ambing antara Karen dan diri saya tanpa
integrasi. Saya tidak pernah dianiaya. Sulit bagi saya untuk memercayai apa yang
terjadi pada yang lain. Saat melihat kenangan Miles, saya merasa sangat sedih,
menyadari bahwa semua itu sungguhsungguh terjadi."
"Apakah yang sebaiknya kukatakan kepada Karen saat aku memperkenalkan kalian?"
"Sebentar ... saya berumur enam belas tahun; saya lahir pada umur sebelas tahun.
Saya lahir untuk pergi ke gereja setiap hari, dan melakukan pengakuan dosa
setiap Sabtu. Saya bekerja untuk pendeta; saya akan mundur saat pendeta itu
menyakiti kami. Saya lahir untuk menjadi gadis yang sempurna. Saya memastikan
James dan Sara dibaptis serta mengikuti Komuni. Saya berusaha memberikan
pengetahuan agama kepada mereka dan
pandangan positif selama pertumbuhan mereka. Sayalah yang menenangkan anakanak
setelah Karen disiksa oleh suaminya. Saya berusaha mengajarkan kebaikan dan
keburukan kepada mereka."
Ann terdiam dan bergeser sedikit di kursinya. Aku menjabarkan langkahlangkah
prosedur integrasi kepadanya dan menanyakan apakah dia telah siap; dia
mengiyakan. Setelah meminta Ann untuk mundur sejenak, aku membawa Karen memasuki
ruangan mungilnya. Aku menghampirinya di sana dan memintanya untuk mengizinkan
Ann dan Sidney bergabung bersama kami. Sidney hadir untuk menyaksikan proses
ini. "Ceritakanlah kepadaku tentang apa yang kamu lihat," ujarku kepada Karen.
"Ann dan Sidney ada bersama kita," kata Karen, menggambarkan adegan ini. "Sidney
adalah seorang bocah lakilaki kecil berambut pirang. Caranya tersenyum
membuatnya tampak seperti anak berandalan. Ann berpenampilan sederhana, berambut
pendek; sepertinya dia sangat tenang. Tidak ada perasaan takut ataupun gugup
yang terpancar dari dirinya
Aku memanfaatkan jeda yang mengikuti untuk memperkenalkan Ann, dan mengatakan
bahwa jika telah siap, mereka dapat mulai menyatukan diri.
"Dia memeluk saya, menyibakkan rambut saya yang menutupi wajah. Katanya,
semuanya akan baik-baik saja. Katanya, jika saya balas memeluknya, dia akan
langsung masuk lebih cepat lebih baik. Saya agak gugup." Karen terdiam dan ?memasang telinga. "Ann sedang berbicara kepada Sidney. Katanya, integrasi adalah
hal yang baik dan menyenangkan." Karen kembali terdiam, ekspresinya berubah, dan
suara Ann terdengar. "Saya ingin berterima kasih kepada Anda atas segalanya, Dr. Baer. Sungguh sebuah
kehormatan bagi saya untuk dapat bekerja sama dengan Anda; saya harap saya tidak
mengecewakan Anda." Aku berterima kasih kepadanya karena telah menemani Miles
dan Katherine, dan karena telah memberikan contoh baik dalam proses penyatuan
untuk sosoksosok lainnya.
"Ann mulai masuk," kata Karen. "Saya merasa gelisah ... dia sudah sepenuhnya masuk
... Sidney tidak bisa melihatnya lagi ... ketenangan Ann ... mendapatkan sebagian
pikirannya ... saya bisa merasakan bahwa dia menanti-nanti pembaptisan
keponakannya." Karen terdiam, dan selama beberapa waktu, 340richard Baeraku
membiarkannya memproses keberadaan Ann. Lalu sekonyong-konyong, dia duduk tegak.
"Begitu saja?" tanya Sidney.
"Gampang sekali! Kupikir mereka akan tersedot ke dalam penyedot debu atau apa."
"Apakah yang kamu lihat?" tanyaku.
"Ann tampak nyata, lalu semuanya memudar, seperti hantu, lalu puf! Hilang."
"Bagaimana menurutmu?"
"Bagaimana kalau aku ingin bicara dengannya" Bagaimana caranya" Kami biasanya
pergi dari satu kamar ke kamar lain di dalam untuk saling berbicara. Sekarang,
beberapa ruangan telah kosong. Bagaimana aku bisa memanggil dia?"
"Ann menjadi bagian dari Karen sekarang; dia masih ada, tapi kita tidak bisa
melihatnya lagi," ujarku, berusaha menjelaskan yang tak mungkin dijelaskan.
"Kamu akan selalu bisa berbicara dengan Karen. Ann akan ada di sana. Bagaimana
jika kamu menceritakan apa yang telah
kamu saksikan ini kepada Kari?"
Sidney mundur, dan Karen mengatakan bahwa dia merasa tenang, tapi pendengaran
dan penglihatannya tetap peka. Dia meninggalkan kantorku, berjalan lebih tegak
daripada yang biasa dilakukannya setelah melakukan integrasi-integrasi
sebelumnya. 20 Oktober 1996 Penyatuan Ann Pada 17 Oktober 1996, Arm menyatu ke dalam tubuh saya. Mengintegrasikan Ann
bukanlah sebuah pengalaman yang mengecewakan, melainkan rasanya sangat berkesan.
Kenangankenangan Ann akan memengaruhi keseluruhan diri saya.
Dalam perjalanan menuju kantor Anda, saya ragu-ragu apakah saya akan bisa
menyatu dengan Ann. Saya takut karena dengan Miles, saya mendapatkan kenangan
tentang Setan dan kejahatan. Saya kembali merasa dirundung masalah. Tetapi,
segera setelah Ann menyatu, saya menyadari bahwa kenangan-kenangannya adalah
kebalikan dari yang lain. Ann tidak pernah berhadapan dengan situasi yang penuh
tekanan, penganiayaan, ataupun fungsi fsik saya yang lain (misalnya berjalan,
mencari sesuatu, atau pergi ke suatu tempat, dan lain-lain).
Benak saya berpacu dengan berbagai kenangan, pikiran, dan pandangan mengenai
kehidupan; mungkin saya akan bisa menjelaskannya pada waktu yang lain.
* Orangorang menyayangi Ann. Dia pintar, sensitif, dan ringan tangan. Dia
menganggap pertemuan kami dengan Anda sebagai sebuah mukjizat, Dr. Baer, dan
Anda memer cayai kami. * Ann merasa bahwa kami berbakat. Tuhan memberikan bakat beralih waktu kepada
kami untuk menolong kami me nanggung apa yang tidak bisa dihentikan-Nya.
* Ann merasa bahwa kami tidak memilih untuk dianiaya.
dan dia selaki mendoakan kami.
Ann akan dengan senang hati menceritakan kisah kami ke seluruh dunia, ?
berharap kami akan bisa menolong orang lain.
Ann menyembunyikan bukti-bukti penganiayaan. Tidak seorang?pun akan memercayai kami, dan kami tidak akan bisa mengumumkan identitas para
penganiaya kami. Ann bertugas melakukan pekerjaan darurat. Jika sesuatu yang dramatis terjadi,
?Ann akan menidurkan Karen dan memutuskan sosok lain yang sebaiknya mengambil
alih. Ann yakin bahwa setelah kami menyatu dan mengabdi kembali kepada Tuhan, kami
?akan bebas. PADA HALLOWEEN 1996 Karen datang ke kantorku dengan tubuh gemetar dan mata
basah. Kenangan yang baru saja didapatkannya melibatkan seorang opsir polisi,
Bert, yang telah meninggal akibat bunuh diri. Bert adalah salah seorang pria
yang secara teratur menganiaya dirinya. Karen ingat Bert pernah meminta maaf
kepadanya, mengatakan bahwa dia tidak pernah menyangka tindakan mereka akan
sejauh itu, dan bahwa dia tidak bisa hidup seperti itu. Katanya, dia tahu bahwa
dirinya akan terbakar di neraka, dan dia menyesal karenanya. Bert berdiri di
depan perapian dan menembakkan pistol ke pelipisnya sendiri. Karen masih
mengingat tangan Bert yang menyisakan noda darah di cermin. Permohonan maaf pria
itu terngiang-ngiang di dalam kepala Karen.
Di bawah hipnosis, Kari muncul, dan dengan teguh bersikeras bahwa tidak ada
alasan bagi Karen untuk mengingat kenangan itu. Dia telah mengalami kesulitan
menahan perasaan tidak nyaman dari Karen. Kenangankenangan seperti itu, katanya,
adalah racun, jahat Karen tidak boleh mengetahuinya! Kari mendesakku. Holdon menahan Kari
?karena dia tidak ingin Kari menyakiti siapa pun dan dia merasa Kari tidak perlu
muncul di depan umum. Holdon ingin mengintegrasikan Kari, namun kemarahan Kari
terlalu meledak-ledak. Dia harus terlebih dahulu ditenangkan, seperti Miles. Aku
memberi tahu Holdon bahwa aku akan menghabiskan lebih banyak waktu bersama Kari.
Aku dapat mendeteksi kesedihan yang nyata di dalam diri Kari. Ini entah berasal
dari dirinya atau diriku karena perceraianku baru diputuskan sehari sebelumnya,
tapi aku berasumsi setidaknya sebagian dari diri Kari berperan dalam hal ini
sehingga aku mengabaikan ceracau Kari dan memerhatikan kesedihannya. Jika aku
benar, dia akan menanggapi empatiku dengan memperkuat persekutuannya denganku.
Sama seperti yang terjadi pada Miles, itu akan membantu Kari.
"Apakah yang membuatmu bersedih, Kari?" Dia menatapku dengan ekspresi terkejut,
tapi masih tetap waspada.
"Aku tidak suka pekerjaanku diacak-acak." Dia masih gusar, namun pertahanan
dirinya telah sedikit goyah.
"Aku setuju bahwa pekerjaanmu memang penting, dan bahwa kamu boleh marah akibat
perubahan yang terjadi di dalam. Mungkin kamu masih bisa melakukan pekerjaanmu
jika kami sedikit mengubahnya."
"Apa maksudmu?" Dia masih waspada, tapi tampak tertarik.
"Karen perlu mendapatkan kenangankenangan baru ini dalam dosis yang lebih kecil,
tidak sekaligus. Dia merasa kewalahan selama menjalani integrasi. Mungkin jika
kamu menceritakan kenangankenangan itu kepadaku
terlebih dahulu, memberikan dosis pertamanya kepadaku, kita bisa memutuskan
bersamasama apa yang sebaiknya diketahui oleh Karen."
"Hmm ... yah, baiklah." Dia masih curiga, tapi sebagian dari dirinya ingin bekerja
sama dan meringankan beban yang dipikulnya sendirian.
"Di manakah kita sebaiknya memulai?" tanyaku, memberikan kuasa dan kendali untuk
menjalankan permainan ini kepada Kari.
"Para pria bertopeng," kata Kari, muram dan sendu.
"Ceritakanlah."
Ketika itu Halloween. Karen berumur tiga belas tahun. Ibunya sedang bekerja. Dia
baru saja pulang dari sekolah, dan ayah nya pulang bersama empat atau lima orang
kawannya. Mereka minum-minum, dan semuanya mengenakan topeng Halloween. Mereka
pernah ke rumah Karen sebelumnya. Ayahnya me nyambar Karen dan menyeretnya ke
kamarnya, laki melem parkannya ke tempat tidurnya. Yang lain mengikuti. Karen
mengenali Bert, seorang opsir polisi, yang mengenakan topeng Al Capone. Para
pria lainnya mengenakan topeng badut. Di kaki ranjang, ayahnya mengatakan bahwa
tubuh Karen sekarang adalah milik Setan. Halloween adalah hari Setan. Inilah
malam yang tepat baginya.
Karen terakhir kali mengingat ketika dirinya didorong ke ranjang dan mulutnya
dibekap dengan lakban. Kari muncul dan menolak membuka bajunya. Salah satu badut
menonjok mulut Karen. Bert menempekan moncong pistohya ke kepala Karen. Karl
menanggakan baju. Para pria itu tertawa dan mengolok-olok Karen dari balik
topeng mereka menyebutnya pengisap burung, pelacur, jalang.
Bel berdering dan ayahnya membuka pintu. Suara anakanak yang sedang melakukan
permainan trick-or-treat terdengar dari kamar. Ayah Karen memberi mereka permen
dari mangkuk di dekat pintu, mengucapkan selamat Halloween, dan kembali menghampiri Karen.
"Buka kakimu!" kata seseorang. Kari membuka kakinya dan merasakan mereka
menusuknya menggunakan sesuatu yang tajam dan keras. Ayah Karen tertawa laki
berbicara. "Ambillah jiwanya hari ini. Setan," kata ayah Karen, men dongak, laki menunjuk
ke arah Karen. "Mulai sekarang kamu adalah milik Setan. Tidak ada yang bisa
mengubah hal itu di dunia ini. Serukanlah kecintaanmu kepada Setan." Karen men
jerit. "Lebih nyaringi Lebih nyaringi" Para pria itu tertawa dan mendekatkan
wajah-wajah bertopeng mereka pada Karen, menjulurkan lidah mereka melalui lubang
di mulut topeng dan menjejaikannya ke dalam mulut dan telinga Karen, laki me
nampar wajahnya. Tiga orang di antara mereka memerkosanya. Akhirnya mereka
menebarkan permen Halloween dan menumpahkan bir ke sekujur tubuh Karen.
Selama berminggu-minggu setelah peristiwa itu, Karen me nonjoki perutnya sendiri
dan memasukkan gantungan baju ke dalam vaginanya karena dia takut akan hamil
garagara ma lam itu. "Ada apakah dengan kenangan ini, Kari, yang membuatmu memilihnya dari semua
penganiayaan yang pernah terjadi pada Karen" Apakah kamu punya masalah khusus
dengannya?" Aku ingin lebih memahami tentang "mengapa" kenangan ini dipilih,
alih-alih "apa".
"Kejadian itu tidak terduga," kata Kari. "Kejadian itu mengacaukan aturan siapa
yang akan menanggung rasa sakit. Kamu semua masuk dan keluar begitu cepat."
Untuk pertama kalinya, Kari tampak kebingungan dan benar-benar ketakutan. "Aku
berusaha menanggung semua kenangan ini, tapi aku tidak bisa. Ingatan itu bocor.
Itulah satusatunya waktu ketika kami bertujuh belas mengambil bagian dalam
sehari. Ini bukan kenangan
yang terburuk, tapi inilah yang paling memuakkan kami.
"Karena kejadiannya seketika dan tidak terduga?"
"Ya. Yang lainnya lebih ... rutin; kami tahu bahwa kami akan mengalaminya. Karen
berkali-kali terjaga akibat mimpi buruk berada di ranjang dengan moncong pistol
ditodongkan ke arahnya. Begitulah."
"Pekerjaanmu sungguh berat, Kari," ujarku, berharap dapat mengikatnya lebih erat
dengan diriku. "Karena Karen mendapatkan ingatan dari sosoksosok yang lain,
bagaimana jika kamu melakukan apa yang telah dilakukan oleh Miles mencurahkan ?sedikit demi sedikit ingatan kepadanya, agar dia tidak harus mengingat semua
kejadian itu dalam sekali waktu?"
"Aku tidak pernah melakukan itu sebelumnya." Kari terdiam, menantiku mengucapkan
sesuatu, tapi aku diam saja. "Baiklah, aku akan mencobanya."
"DI MANAKAH aku?" tanya Thea. Dia menempelkan tangannya ke wajah, menghadapkan
telapak tangannya ke arahku, tampak terkejut sekaligus heran. "Di kantorku,"
ujarku. "Aku baru saja berada di rumah sakit dengan banyak sekali cahaya yang terang.
Aku sudah sering di sana Children's Memorial, St. Anthony's, Mercy, Holy Cross
?Thea tenggelam dalam pikirannya sendiri.
"Apa yang terjadi padamu di rumah sakit?"
"Oh, aku ingat pernah berbaring di meja dengan ratusan dokter melihat flm
tentang sesuatu di kepalaku. Ayah juga biasanya memeriksaku dengan senter yang
terang, di bawah sana," katanya, memandang pangkuannya. "Dia memasukkan
bendabenda ke dalamku untuk melihat seberapa jauh aku bisa meregang."
"Apakah colonoscopy' yang baru saja dilakukan Karen mengingatkanmu akan hal
itu?" "Ya, hanya saja dokternya tidak tertawa. Aku takut, tentu bagian bawahku sudah
rusak parah. Para dokter itu tentu tahu. Aku selalu mengira mereka akan
menemukan palu atau benda lain yang tertinggal di sana."
"Kedengarannya kamu sangat menderita," ujarku, terpana mendengar cerita singkat
ini. "Oh, aku tidak merasakan sakit, tapi akulah yang selalu tinggal di rumah sakit.
Aku lahir untuk menjalani bermacammacam tes."


Menyingkap Karen Karya Richard Baer di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Jadi, kamu sudah menemui banyak dokter?"
"Ya. Dokter-dokter itu kejam. Salah seorang dokter menyuntikku setiap Sabtu
pagi. Itu membuatku letih dan lesu. Aku pergi menemuinya setelah kami disakiti
pada Jumat malam. Dokter itu akan memeriksaku dan memberiku suntikan untuk
menahan rasa sakit." Thea terdiam dan memandang ke luar jendela. "Aku kesepian.
Tidak ada lagi yang tersisa di dalam."
"Apakah kamu mau bersatu dengan Karen dan bergabung dengan yang lain?" tanyaku,
memperkenalkannya pada gagasan ini.
"Aku masih harus merawat si bayi." Thea sepertinya tahu banyak, sehingga aku
berpikir untuk menggunakan kesempatan ini untuk mendapatkan jawaban dari
beberapa pertanyaan yang mengganggu benakku.
"Oh, berapakah umur si bayi?" tanyaku.
"Belum ada dua tahun; dia belum lancar berbicara."
"Untuk apakah dia lahir?"
"Dia lahir pada waktu yang sama saat Katherine dan Holdon lahir. Mereka membelah
dari satu menjadi tiga *Hemasukkan alat pemeriksa ke dalam tubuh
bagian. Saat Karen menangis, orangtuanya akan mengguncang-guncangnya, dan
muncullah Karen Boo. Tidak ada Karen yang 'asli1.11 "Tidak ada?"
"Tidak, tidak ada satu bagian utama dari diri Karen."
"Jika kalian semua menyatu, kalian akan menjadi satu orang utama," ujarku.
"Bagaimana caramu menghabiskan waktu?"
"Di dalam, aku melayang dari satu ruangan ke ruangan lainnya, masuk dan keluar
rumah sakit. Aku tidak tidur."
Aku berharap dapat menghabiskan lebih banyak waktu hanya untuk bercakap-cakap
dengan Thea, namun waktu kami hari itu telah habis. Aku memintanya mundur dan
menanyakan jika ada sosok lain yang ingin berbicara kepadaku. Karen seketika
berubah. "Kalau aku bergabung, apakah Karen akan mencuri?" tanya Sidney.
"Kurasa tidak, Sidney; akan ada banyak faktor lain dalam diri Karen yang tidak
menginginkannya mencuri, untuk menyeimbangkan perasaanmu." Itu hanya dugaanku,
tentu saja. "Apa yang membuatmu khawatir, Sidney?"
"Firasatku tidak terlalu bagus. Aku takut akan menyakiti yang lain kalau aku
bersatu." "Kalau kamu tidak bersatu, Sidney, yang lain tidak akan mendapatkan sisi
baikmu selera humormu." Dia tersenyum, dan kami setuju untuk mengintegrasikan ?dirinya pada kesempatan berikutnya.
Holdon muncul secara singkat untuk menceritakan kepadaku tentang Kari yang
berusaha mengganggu Karen saat dia menulis tentang kenangan Ann. Karen
sekonyong-konyong berubah kembali.
"Bagaimana Holdon bisa tahu bahwa akulah pelakunya?" Kari menuntut penjelasan.
Kari marah, dan kami mendiskusikan kembali apa yang dirasakannya karena tidak
mampu mengendalikan ingatan semua sosok lagi. Aku mendengarkan dan menyampaikan
simpatiku kepadanya sebelum mempersilakan Karen pulang.
KETIKA ITU awal Desember 1996, cuaca dingin dan berangin. Dari jendelaku, langit
tampak kelabu, dengan sinar matahari mengintip jauh di pesisir Indiana dari
Danau Michigan. Karen masih menunggak tagihan sebesar 5.000 dolar. Dia tidak
mampu membayar sesi kami dan tidak memiliki harapan untuk dapat melunasi
utangnya. Aku menyampaikan hal ini kepadanya, dan seperti biasanya saat kami
membicarakan uang, dia putus asa. Aku memberitahunya bahwa dia memiliki satu
solusi: aku tidak akan menagihnya lagi dan menjumpainya secara cumacuma.
Aku tahu bahwa sebagai seorang psikiater, aku tidak seharusnya melakukan hal
ini, bahwa segala macam parameter akan memasuki terapi jika aku merawat
seseorang secara cumacuma. Ini menimbulkan fantasi bahwa seorang pasien memiliki
hubungan eksklusif yang istimewa dengan ahli terapinya, yang dalam kasus Karen,
harus kuakui, memang benar. Tetapi, aku tidak tahu apa lagi yang bisa kulakukan.
Kami telah bekerja sama selama delapan tahun, dan sebagian besar waktu itu kami
habiskan untuk membangun kepercayaan. Bagaimana mungkin aku akan
menyingkirkannya sekarang" Aku mengatakan kepadanya bahwa jika tiba waktunya dia
dapat membayar tagihan itu, dia boleh membayarnya,
tapi untuk sementara ini, kami akan melupakan hal ini dan bersamasama
melanjutkan pekerjaan kami. Dia berterima kasih kepadaku, dan kupikir kami
berdua senang karena beban mengkhawatirkan pembayaran telah terangkat.
Kami kembali mengalihkan perhatian pada proses integrasi. Giliran Sidney telah
tiba. "Waktu lahir aku berumur empat tahun dan Karen tiga tahun," kata Sidney.
"Sekarang umurku lima tahun. Aku lahir karena Ayah ingin anak lakilaki. Aku suka
hal-hal yang Ayah ingin aku suka. Bisbol, bermain dengan anjing, mengejar-ngejar
ayam di peternakan aku tidak keberatan jika harus berkotorkotor meskipun Karen ?membencinya. Aku menyembunyikan barang-barang yang dicuri Ayah: sebuah pemutar
kaset, sebuah arloji, bendabenda semacam itu. Kata Ayah, aku pandai dalam hal
ini, dan itu membuatku senang. Ayah selalu mencuri peralatan makan perak di
restoran. Katanya, kami membayarnya dengan tip. Jika Ayah mengatakan dia
menyukai sesuatu, aku harus mencurinya atau dia akan menyakiti kami. Tapi, dia
?juga menyakitiku karena aku mencuri, meskipun hukumannya tidak sekeras jika aku
tidak menurutinya." Sidney bercerita sedikit mengenai perbedaan metode hukuman
si ayah. "Aku suka menipu orangorang. Kadangkadang aku melakukannya pada Josh."
"Suami Karen?" "Ya. Ayah juga suka mengerjai orang, tapi dia kejam." "Apakah kamu siap bersatu
dengan Karen?" tanyaku. "Ya, mari kita melakukannya!"
Aku menghipnosis Karen, mengarahkan kami melalui langkahlangkah menuju ruangan
mungilnya, lalu memperkenalkan Sidney. "Sidney sepertinya lucu," kata Karen. "Dia ingin melakukan ini; dia ingin
melompat ke atas saya!" Senyuman Karen menunjukkan kesenangan sekaligus sedikit
ketakutan. Dia bersandar di kursinya. "Dia berdiri di hadapan saya, menatap saya
dengan ekspresi seperti, 'Apa yang akan kita lakukan sekarang"'"
"Memeluknya?" saranku.
"Dia mengatakan kepada saya tempat berbagai benda berada. Klarinet yang saya
kira dicuri oleh pembersih rumah kami: Sidney menyembunyikannya agar saya
memecat wanita itu. Benda itu ada di bawah perlengkapan berkemah." Karen
terdiam. "Tidak apa-apa," ujarku.
"Dia sedang bersiap-siap berlari ... dia mulai berlari ... uuff ... dia sudah berada
di dalam saya!" Karen melompat di kursinya saat Sidney mendarat di tubuhnya.
"Saya bisa merasakannya bergerak-gerak di dalam .... Ya ampun! Saya mendengar
semua suara tubuh saya, detak jantung saya, aliran darah saya, tekanan di kepala
saya, ini menyakitkan, terang sekali!" Dia terdiam untuk mengatur napas. "Tapi,
saya tidak merasa mual ataupun tertekan. Saya bisa membayangkan berbagai adegan
seperti di flm: bermobil, berbicara dengan Ayah." Karen sedikit tenang. "Saya
rasa saya akan baik-baik saja."
"Kamu akan mendapatkan ingatan tentang ayahmu yang bisa kita bicarakan."
"Ya, semuanya kekanak-kanakan, seperti saat saya masih kanak-kanak. Sidney
melucu di depan tetangga; dia tidak menyadari konsekuensinya ... dia hidup di
dunia anak lakilaki."
Aku membawa Karen kembali ke kantorku. Tepat ketika itu, sebuah mobil pemadam
kebakaran lewat, dan Karen menutup kedua telinganya dengan tangan, tampak
kesakitan. Aku membiarkan Karen beristirahat sejenak hingga dia cukup tenang
untuk memasuki lift menuju kafe di bawah, tempatnya dapat menunggu hingga
dirinya siap mengemudi pulang.
10 Desember 1996 Menyatukan Sidney Pada Kamis, 5 besembep 1996, Sidney menyatu dengan saya. Saat tiba di kantor
Anda saya sudah dapat mendengar gagasan Sidney mengenai bagaimana dia ingin
berintegrasi. Inilah yang saya ingat. Saya mendapati diri saya berada di tempat khusus saya
lebih cepat daripada biasanya. Saya juga melihat Sidney sedang berjalan masuk,
tepat di belakang Anda. Saya terkejut karena pintu masuk telah terbuka. Biasanya
pintu itu diamankan oleh banyak kunci.
Sidney siap menyatu, dan dia memandang Anda untuk meminta persetujuan. Setelah
itu, dia bergerak mundur ke pintu dan mulai berlari ke arah saya dan dengan satu
lompat an akhir, kami pun menyatu.
Saya tidak ingat kenangan mana yang datang terlebih da hulu, tetapi saya dapat
menjabarkannya sebagai berikut:
Setelah meninggalkan kantor Anda saya mulai meng inginkan pemak-pemik yang tidak
pernah saya perhatikan sebelumnya seperti mainan dan hiasan Natal. Dorongan un
tuk mencuri terasa begitu kuat, namun saya mampu mengen daiikannya.
Sidney harus memihak Ayah saat Ayah dan Ibu berteng kar. Saat Ayah memukuli Ibu,
Sidney selaki menonton. Ayah selaki mencari pembenaran atas tindakannya sehingga
Sidney percaya bahwa Ibu memang layak dihajar.
Saat Ayah butuh uang, Sidney harus meminta uang kepa da Nenek, dan jika Nenek
menolak, Sidney akan mencuri uang
dari dompetnya. Sidney menyembunyikan rapor pertamanya setiap tahun dan mengatakan bahwa buku
itu hilang. Laki, dia menuliskan nilai A dan B untuk semester selanjutnya. Ini
dilakukannya untuk menghindari pencambukan: satu cambukan untuk B, dua untuk C,
tiga untuk D, dan sepuluh untuk F.
Ada lebih banyak kenangan lagi, tapi saya kesulitan me nuiisnya karena tangan
saya sakit. Saya akan mencoba menu lis lagi nanti.
SEMAKIN MENDEKATI Natal, efek integrasi Sidney mulai memudar. Proses ini
berlangsung dengan cepat. Karen tidak lagi bisa mendengar suaranya. Kata Karen,
dia memiliki kebiasaan buruk baru. Dia minum menggunakan gelas orang lain dan
tidak mencuci tangan setelah buang air. Saat berada di toko, bermacammacam
barang membuatnya terpesona. Dia mendapatkan dorongan untuk mencuri hiasan
Natal. Dia ingin sekali menyantap Sloppy Joes.
Aku menanyakan rencananya untuk Natal. Dia memeriksa buku agendanya. Aku
memintanya untuk memeriksanya; semua lema di dalam buku itu ditulis oleh tangan
yang sama (tangan Katherine"). Karen mengatakan bahwa dia memeriksa buku itu
setiap pagi untuk melihat apa yang harus dilakukannya. Katanya, ibunya
mengundangnya merayakan Natal. Aku memperingatkannya akan konsekuensi yang
mungkin terjadi: Karen mengiyakanku, tapi dia ingin menemui kedua adiknya.
Aku berbicara dengan Holdon. Katanya, sejak Julie dan Sandy melakukan integrasi,
kadar gula darah mereka menjadi normal. Dia ingin meminta pendapat bagaimana dia
sebaiknya menjelaskan hal ini kepada Dr. Loeshen.
Aku menyarankan agar Karen menjalani pemeriksaan ulang dan membiarkan Dr.
Loeshen menjelaskannya sendiri.
Aku menanyakan kepada Holdon tentang siapa yang selanjutnya akan kami
integrasikan. Katanya, akan lebih baik jika kami mengintegrasikan yang muda
terlebih dahulu. Dia dan Katherine akan menjadi yang terakhir. Thea adalah
pilihan yang bagus untuk kesempatan selanjutnya, katanya. Dia akan membawa si
bayi bersamanya. Jensen juga telah menunjukkan ketertarikan. Mereka semua sedang
menunggu giliran. Kari masih ragu-ragu.
Aku menanyakan kepada Kari mengenai keadaan pergelangan tangannya; Karen
mengeluhkan rasa nyeri di tempat itu.
"Rasa sakit menyakitiku," kata Kari, mengatupkan bibirnya eraterat, "tapi aku
tidak merasa terganggu karenanya seperti yang lain."
"Jika kamu menyatu dengan Karen," ujarku, "dia akan mendapatkan kemampuanmu
menahan sakit." "Jika aku menyatu dengan Karen, aku akan mati," katanya dengan nada muram.
"Kamu tidak akan mati," ujarku. "Kamu tidak akan pergi ke mana-mana; kamu akan
menyatu bersama yang lain." Aku harus membujuk Kari supaya mau melakukannya;
dialah sosok yang paling menunjukkan penolakan. "Seluruh dirimu, seluruh
kekuatanmu, akan menjadi bagian dari diri Karen."
"Aku tidak bisa menyingkirkan rasa sakit saat Sara lahir," Kari memprotes. "Aku
tidak merasa tangguh lagi; aku cemas." Kari tampak kebingungan, dan kekanakkanakan. Sikapnya telah berubah, melunak. "Untuk pertama kalinya, aku memahami
kehebatan bakat kami. Aku lebih sering keluar bersama Karen. Aku bahkan mengirim kartu Natal
untukmu, Dr. Baer." "Kamu sudah berubah, Kari, semakin dewasa. Kamu akan menjadi sebuah pertolongan
besar bagi Karen jika kamu mau bersatu dengannya. Selamat merayakan Natal."
"Terima kasih."[] "
20 Thoa dan Karon Boo "APAKAH YANG apaKah yang sebaiknya saya katakan kepada temanteman dari
sosoksosok yang sudah tidak ada lagi?" tanya Karen. Ketika itu awal Januari, dan
Chicago masih beku berselimut salju. Karen telah menyerap dampak-dampak seluruh
integrasi yang sudah dijalaninya sejauh ini. Bagaimanakah sebaiknya aku
menasihati dia" "Saat bertemu dengan orangorang itu, saya masih punya ingatan tentang mereka,
tapi tidak ada perasaan apa pun," lanjut Karen. "Mereka membuat saya tidak
nyaman. Saya tidak tahu bagaimana saya bisa menjaga hubungan sebanyak itu."
"Karena kamu tidak pernah tidur," ujarku.
"Anda benar. Saya biasanya tidur dua hingga empat jam semalam; akhirakhir ini
saya tidur empat hingga enam jam."
"Sekarang, kamu akan bisa membentuk pendapatmu sendiri mengenai teman-temanmu."
"Saya sudah kehilangan banyak waktu beberapa minggu terakhir ini. Saya sedang
mengecat kamar putri saya saat kehilangan waktu. Sebenarnya, hasilnya tidak
buruk Karen memijat keningnya dan tersenyum.
"SAYA BENAR-BENAR lelah menghadapi semua orang di dalam. Tidak ada persatuan,
tidak ada keakraban." Katherine berbicara seperti seorang guru yang sedang
memarahi muridnya. "Sosoksosok yang sudah berintegrasi baik-baik saja justru ?mereka yang masih tersisalah yang berpikir dapat memegang kendali. Jensen tidak
pernah bersikap tidak terduga sebelumnya; kemarin dia tiba-tiba memutuskan untuk
mengecat kamar! Kari marah-marah. Holdon hanya duduk-duduk di rumah dan tidak
berbuat apa pun! Thea dan si bayi terus-menerus rewel; merekalah yang harus
diintegrasikan selanjutnya."
"Siapakah yang paling menimbulkan masalah?" tanyaku.
"Jensen, Karl, Karen 2, dan Elise." Katherine kembali masuk, dan Karen
menunjukkan postur mencolok yang sudah kukenal baik.
"Haruskah aku memberikan sebagian ingatan kepada Karen?" tanya Kari. "Dia sakit
kepala; aku akan menanggung rasa sakitnya. Aku bisa memberinya ingatan, tapi aku
tidak akan melakukannya sekaligus. Aku akan memberinya sepotong demi sepotong,
lalu melihat apa yang akan terjadi."
"Lakukanlah," aku mendorongnya.
Kari kembali masuk, dan Karen membuang muka, menundukkan pandangan, dan
menurunkan salah satu bahunya.
"Aku ingin mengecat," kata Jensen. "Aku suka mendekorasi." Aku harus berusaha
memberikan kanvas yang lebih kecil sebagai tempat Jensen berkreasi.
"Aku tahu kamu mengecat kamar Sara dengan baik, tapi bagaimana jika kamu
menggambar untukku saja?"
Saat menyadarkan Karen dari hipnosis, aku mengatakan kepadanya bahwa sakit
kepalanya telah jauh membaik, dan saat terbangun, dia mengatakan hal yang sama
kepadaku. Aku ataukah Kari yang melakukannya"
"AKU TIDAK bisa membiarkan kami pergi ke pengadilan karena mereka akan
menjebloskan kami ke penjara!" seru Kari. "Penjara?"
"Mereka akan memberi kami banyak pertanyaan, menyebabkan kami kehilangan waktu."
Keputusasaan terdengar dalam suara Kari. "Kami tidak bisa melakukan ini." Karen
mendapatkan panggilan untuk bertugas menjadi juri di pengadilan.
"Apakah kamu menganggap kalian pernah melakukan kejahatan?"
"Aku tidak percaya pada polisi. Mereka akan menganggap kami bersalah atas suatu
kejahatan. Aku takut kami akan berakhir di penjara suatu hari nanti."
"Karena kamu nakal?" tanyaku, menafsirkan sikap Kari yang begitu paranoid, bahwa
dia merasa layak dihukum karena dia menganggap dirinya jahat.
"Ya," katanya, menundukkan pandangan. "Mereka tahu itu."
"Kari, aku tidak mengerti mengapa kamu memandang dirimu sendiri sebagai anak
nakal, padahal kamu selalu mengorbankan diri untuk kebaikan yang lain." Aku
berusaha memberikan argumen yang mampu mengusik kelembutan sisi emosionalnya.
"Mereka selalu bilang kami nakal."
"Aku tahu itu. Orangorang jahat itu berkata begitu karena mereka ingin
menjadikan kalian seperti mereka.
Tapi kalian tidak seperti mereka." Kari mencerna perkataanku.
Aku tertarik melakukan psikoterapi dengan salah satu sosok dari sebuah
kepribadian. Berbagai masalah yang dihadapi oleh sosok betul-betul bersifat dua
dimensi; sosok tidak memiliki lapisan-lapisan kompleksitas yang dimiliki oleh
kepribadian yang terintegrasi secara utuh, dan sepertinya sosok memiliki
ketergantungan serta kesiapan untuk bekerja sama dan meringankan pekerjaanku.
Aku terkejut melihat betapa cepatnya sosoksosok itu, terutama para bocah
lakilaki, menerima perkataanku dan mengejawantahkannya ke dalam pandangan mereka
sendiri. "Aku akan menulis surat kepada dokter Karen untuk membebaskannya dari kewajiban
ini."

Menyingkap Karen Karya Richard Baer di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Kamu bisa melakukan itu?" Kari terkesan melihatku dapat dengan begitu mudahnya
melindunginya dari sesuatu yang ditakutinya. Kari mengatakan bahwa dia telah
membocorkan sedikit demi sedikit ingatannya kepada Karen, tapi dia khawatir
karena dialah yang selalu menanggung rasa sakit. Dia menanyakan kepadaku apakah
aku berpikir dia akan menyakiti seseorang. Aku mengatakan tidak, aku tidak
berpikir begitu, karena dia selalu berniat untuk melindungi, dan dia seharusnya
bangga akan hal itu. Kami telah membangun hubungan yang kokoh.
Thea muncul setelah itu. Dia telah berbagi waktu bersama Karen, meskipun Karen
tidak mengetahuinya. "Apakah peranmu bagi Karen?" tanyaku, sebagai bagian dari rutinitas standarku
untuk membantu para sosok itu merasa rileks. "Untuk apakah kamu lahir?"
"Saat Karen berumur enam bulan, dia selalu sakit
parah," kata Thea, yang centil, terbuka, jujur, dan menggemaskan. Dia itu gadis
cilik yang sangat menyenangkan. "Ada tumor di kepalanya. Karen Boo, si bayi,
muncul, tapi dia tidak tahan dengan obat dan dokter, maka aku pun lahir. Saat
Karen berumur lima tahun, dia menjalani operasi dan perawatan radiasi lagi.
Akulah yang selalu tinggal di rumah sakit." Thea tersenyum dan menoleh,
memandangku dari sudut matanya. "Sebenarnya, lebih enak saat aku bersama para
dokter dan perawat." Dia terdiam sejenak. "Ada tidak enaknya juga, misalnya
suntikan dan alatalat. Kadangkadang, saat masalah di rumah semakin parah, aku
berharap agar kami sakit." "Berharap agar kalian sakit?"
"Ya, aku bisa memunculkan ruam-ruam atau membuat kami demam."
"Bagaimanakah kamu melakukan itu?" Aku pernah mendengar hal ini, tapi tidak
pernah melihatnya sendiri.
"Aku cuma perlu berpikir aku harus demam. Kalau aku sangat marah, aku hanya
perlu berdiri di sana, lalu suhu badanku akan terus naik. Sekali waktu, suhuku
pernah sampai empat puluh derajat. Itu terlalu tinggi. Mereka mengompres kami
dengan air es." "Kamu bisa melakukan ini kapan pun kamu mau?"
"Hanya saat aku marah." Thea tersenyum centil, seolaholah dia malu sekaligus
senang. "Aku pernah membuat kami koma selama sebulan. Kami hanya berhenti
menjalani kehidupan sebentar. Ayah akan datang dan duduk di dekat ranjang rumah
sakit kami, lalu mengganti-ganti saluran TV. Kami bertingkah seolaholah kami
tidak bisa mendengar. Lalu, mereka ingin mengoperasi kami, jadi aku memutuskan
untuk bisa mendengar lagi." Thea menyampaikan kisah ini dengan ceria, seolaholah dia sedang
bercerita tentang kecelakaan kecil saat jam istirahat. Aku tidak yakin apakah
aku memercayai ceritanya, tapi dalam pikiran kekanak-kanakan Thea, inilah yang
terjadi. "Aku muncul waktu kamu memasukkan kami ke rumah sakit," kata Thea, suaranya
meninggi dan punggungnya tampak kaku, "dan aku marah padamu. Mereka memberi kami
obat; efek obat itu tidak sama untuk kami semua. Aku dan Claire tahu bahwa kamu
harus tahu tentang kami, tapi kukira kamu tidak akan memercayainya. Claire
mengkhianati kami dengan mengirim surat untukmu."
"Dia menggapai keluar."
"Ya, tapi aku takut. Tidak ada yang pernah berurusan dengan kami tanpa menyakiti
kami sebelum ini." "Bisakah kamu menceritakan kepadaku tentang Karen Boo?"
"Dia bayi mungil sempurna yang bisa disayangi si ibu; dia mengerti sedikit
bahasa Hongaria. Tapi, Karen selalu kesakitan, dan dia berkali-kali membelah.
Karen Boo adalah belahannya yang pertama, lalu Holdon dan Katherine kami ?membutuhkan mereka untuk menjadi orangtua di dalam. Kami tidak pernah benarbenar punya ayah dan ibu di luar."
"Bagaimana Holdon dan Katherine mengetahui bagaimana mereka sebaiknya
bertindak?" "Ada orangorang baik yang kami sukai. Kami membaca buku-buku cerita. Mereka
selalu berubah seiring waktu. Kami melihat seorang ibu memperlakukan anaknya
dengan cara tertentu, lalu Katherine dan Holdon akan menirunya."
"Mereka bisa melakukannya secepat itu" Menjadikan
suatu sikap sebagai bagian dari diri mereka?"
"Oh, ya, kami mendapat ide dari mana-mana. Dari TV. Dick Van Dyke, Father Knows
Best, The Partridge Family. Kami ingin Holdon mengerti."
Aku terpana mendengar kemampuan yang dipaparkan oleh Thea. Katanya, sosoksosok
di dalam diri Karen memiliki kemampuan identifkasi dalam waktu nyaris seketika.
Ini menjelaskan tentang betapa cepatnya mereka dapat mengadopsi saran dan
interpretasi yang kuberikan. Mereka sepertinya mulai menjadikanku sebagai bagian
dari diri mereka sesaat setelah kami mulai berinteraksi. Jika para pasien
lainnya membutuhkan waktu berbulan-bulan, sosoksosok dalam kepribadian Karen
hanya membutuhkan waktu beberapa hari. Mungkin ini berhubungan dengan bagaimana
dia dapat membelah dan menyatukan sosoksosoknya kembali. Sepertinya integrasi
akan membutuhkan kelenturan yang begitu besar dalam kemampuan Karen untuk
membentuk kembali gambaran dirinya, dan dia memang sepertinya memiliki
kelenturan semacam itu dalam kadar berlebihan.
Beberapa minggu kemudian, aku menanyakan kepada Thea mengenai kesiapannya dan
Karen Boo untuk berintegrasi, dan dia mengiyakanku. Aku memulainya dengan
rutinitas kami. Thea dan Karen Boo memasuki ruangan mungil Karen. Aku memaparkan
peran mereka berdasarkan cerita Thea kepadaku, dan Thea bersama si bayi duduk di
pangkuan Karen. "Rambut Thea dikepang dan wajahnya berbintik-bintik," ujar Karen. "Si bayi
tampak sangat mungil di dekat Thea; umurnya sekitar delapan belas bulan, dan dia
bayi yang kurus. Dia memeluk leher Thea dengan sangat erat. Thea sangat bahagia;
dia tidak akan kesepian lagi.
Apakah kita sebaiknya langsung menyatu sekaligus atau satu per satu?"
"Satu per satu atau sekaligus. Kamulah yang tahu cara terbaik untuk
melakukannya." Bagaimana mungkin aku tahu bagaimana mereka harus melakukannya"
"Saya merasa aneh; seolaholah ada tarikan ..." Karen terdiam, bergerak-gerak,
ekspresi wajahnya berubah-ubah; dia sepertinya sangat tenggelam dalam proses
ini. "Thea ingin mereka berdua bersandar ke bahu saya dan membaurkan diri dengan
saya apakah ini bisa berhasil?"
?"Tentu saja," ujarku dengan penuh keyakinan, mengharapkan yang terbaik.
Karen terdiam selama sekitar tiga puluh detik. Dia berkonsentrasi penuh.
"Mereka sudah masuk, sepertinya."
"Biarkanlah prosesnya selesai sepenuhnya," ujarku. Aku tidak ingin memburuburunya. Kami tidak pernah melakukan dua integrasi sekaligus sebelumnya.
"Saya mendapatkan ingatan Karen Boo. Nagymama [nenek] menulis puisi dalam bahasa
Hongaria; dia ingin mendengarnya. Banyak sekali cahaya, sebuah kamar rumah
sakit. Seorang pria berjenggot
Setelah beberapa menit berlalu, aku membawa Karen kembali ke kantorku. Dia
merasa cahaya di ruangan ini terlalu menyilaukan, dan kepalanya sakit.
"Seolaholah ada flm yang sedang diputar di dalam kepala saya," katanya saat
meninggalkan kantorku. Kami setuju untuk berbicara di telepon keesokan harinya.
26 Januari 1997 Penyatuan Thea dan Karen Boo
Pada Rabu, 22 Januari 1997, Thea dan Karen Boo menyatu dengan saya. Penyatuan
ini sangat menguras energi ka rena sungguh sulit memisahkan kenangan mana dengan
pemi tiknya. Karen Boo sangat mungil, mirip boneka dan dia berambut pirang. Saya
ingat Thea memangku Karen Boo, dan mereka berpelukan erat. Laki, kami menyatu.
Saat mereka menyatu di dalam diri saya saya langsung merasa peka terha dap
cahaya dan suara dan saya mendengar lagu Hongaria di nyanyikan, sepertinya itu
lagu anakanak. Setelah itu, saya merasakan dan mendengar bunyi-bunyian rumah
sakit. Saya merasa melayang dan kehilangan keseimbangan saat meninggalkan kantor
Anda. Tetapi, entah bagaimana saya tahu bah wa saya akan baik-baik saja hingga
tiba di rumah. Saya berusaha menggunakan kata ganti "saya" yang berarti "saya", yaitu Karen.
Sungguh sulit untuk melakukan ini karena saya ingin menulis dan mengatakan
'kami". Pada hari pertama setelah integrasi, saya teringat kembali pada seluruh
kenangan saya saat tinggal di rumah sakit. Thea menghabiskan sebagian besar
waktunya untuk berteman dengan para dokter, perawat, dan pasien lain. Thea
menghabiskan berjamjam waktunya untuk membaca buku-buku kedokteran, dan dia
mampu menghadirkan gejala-gejala penyakit hanya dengan memikirkannya. Thea
mengira dirinya mampu mengubah sistem kekebalannya dan meyakini bahwa hal ini
seharusnya diajarkan kepada orang lain agar mereka dapat menyembuhkan diri
mereka sendiri. Selama beberapa hari berikutnya saya mendapatkan kembali lebih banyak kenangan
saat berada di rumah sakit, juga katakata dan ucapan Karen Boo. Karen Boo punya
kebiasaan menggigiti kulit jarinya. Saya mendapati diri saya melakukan kebiasaan
ini selama sekitar seminggu setelah integrasi.
Butuh waktu sekitar dua minggu bagi proses integrasi ini untuk selesai
sepenuhnya dan saya merasa mendapatkan lebih
banyak pengetahuan setiap hari.
Aku tidak benar-benar memercayai bagian tentang Thea yang mampu "mengubah sistem
kekebalan" berdasarkan kemauannya, tapi hal ini akan menarik untuk dipelajari.
Meskipun begitu, ini bukanlah bagian dari terapi Karen, sehingga aku
membiarkannya begitu saja.
Kari telah memutuskan untuk menghentikan curahan ingatannya kepada Karen hingga
Thea dan Karen Boo sepenuhnya terintegrasi. Aku menanyakan kepadanya tentang
kesiapannya berintegrasi, dan dia mengatakan bahwa dia masih marah. Aku
mengatakan bahwa perasaan itu tidak akan hilang, tetapi akan memudar saat dia
bergabung dengan sosoksosok lainnya. Dia melihat perasaan Miles dan pembawaan
Ann dalam diri Karen. Jika dia berintegrasi dan Karen mendapatkan seluruh
ingatannya, katanya, efeknya adalah yang terburuk dari yang paling buruk. Dia
menanggung semua kepedihan dan kesedihan. Dia sudah lelah; dia tidak tahu
rasanya merasa senang. Aku menanyakan kepadanya apakah dia pernah mendapatkan dorongan untuk menyakiti
dirinya sendiri akhirakhir ini. Kadangkadang, dia merasa dirinya harus bertindak
berani dan mengakhiri kehidupannya agar yang lain tidak akan pernah merasakan
kesakitannya. Namun, dia menyadari bahwa jika dia membunuh dirinya sendiri, dia
juga akan membunuh sosoksosok yang lain karena mereka berbagi tubuh yang sama.
Dahulu, dia tidak tahu soal ini. f j
21 Kari KAREN DATAN membawa sepucuk amplop manila yang tampak menggembung dan beberapa
lembar kertas. Amplop itu langsung menimbulkan rasa penasaranku.
"Ini adalah bendabenda yang ditinggalkan untuk Anda oleh sosoksosok yang telah
berintegrasi." Karen mengulurkan selembar kertas bertuliskan "Isi Amplop untuk
Dr. Baer" kepadaku. Di kertas itu tercantum daftar barang-barang yang tersimpan
di dalam amplop, namun aku lebih mencurahkan perhatian pada barang-barang itu
sendiri. Aku menumpahkan isi amplop ke samping kursiku dan memilahmilah tumpukan
barang itu. Terdapat sebuah tang berat dan sebuah pengelupas cat usang berukuran empat
senti. Catatan yang diberikan Karen menyebutkan bahwa ini adalah bendabenda yang
digunakan Kakek untuk menyakiti "kami". Miles mengirimkannya kepadaku dan
memintaku untuk membuangnya. Miles juga mengirimiku sebatang lilin, dengan
panjang sekitar 25 senti, yang secara janggal membengkok membentuk sudut sikusiku di bagian tengahnya. Menurut Miles, ini adalah jenis lilin yang digunakan
selama upacara. Betapa mengejutkan melihat
bendabenda yang sangat umum ini. Tang dan pengelupas cat itu tampak begitu
wajar seperti perkakas yang biasa tersimpan di dasar kotak perkakas seorang ?pria uzur.
Terdapat pula sebatang salib plastik, sebuah liontin emas mungil berbentuk
salib, dan sebuah hiasan dinding bertuliskan: Mintalah kepada Tuhan untuk
memberkati pekerjaanmu, tapi jangan memintaNya untuk mengerjakannya. Tulisan itu
dikelilingi oleh rangkaian bunga. Benda ini adalah pemberian Ann. Sandy
memberiku buku rapor dari kelas satu hingga kelas empat, yang menunjukkan bahwa
Karen adalah seorang siswa berkemampuan rata-rata, meskipun dia beberapa kali
membolos dan menimbulkan keributan.
Julie meninggalkan sehelai saputangan katun dengan sulaman di pinggirannya, yang
sudah dibawanya selama lebih dari dua puluh tahun dan foto seorang guru yang
kata Karen pernah mencoba menyerangnya secara seksual. Foto itu menunjukkan
seorang pria setengah baya bertubuh gemuk yang mengenakan kacamata berbingkai
hitam dan tampak terkejut saat fotonya diambil.
Terdapat sebuah jimat kecil dari pemberat kail yang dicat warna-warni dan sebuah
gelang kulit berkait dengan ukiran nama Karen. Gelang itu milik Thea, dan nama
Karen diukir oleh Miles. Terdapat pula sebuah peniti popok dari Karen Boo,
sebutir kelereng besar dari Sidney, sebuah kancing baju, sebuah pending
berbentuk lambang zodiak, dan pernak-pernik lain khas kerajinan musim panas. Aku
menatap bendabenda itu, dan semuanya tampak sangat umum seperti sampah yang
?teronggok di sudut lemari sebelum kita sempat membersihkannya. Tetapi, bagi
Karen dan sosoksosoknya yang telah terintegrasi,
bendabenda itu sangat penting dan bermakna. Aku memasukkannya kembali secara
hati-hati ke dalam amplop dan memandang Karen.
"Saya mengerti bendabenda ini sangat bermakna bagi sosoksosok yang telah
berintegrasi, dan saya akan menyimpannya bersama bendabenda lainnya yang telah
saya dapatkan darimu." Aku menatap Karen untuk mencari tahu apakah caraku
menerima bendabenda itu senada dengan keinginannya. Aku melihat sedikit perasaan
puas pada dirinya. "Selasa depan, kita berencana untuk mengintegrasikan Kari," aku mengingatkan.
Karen mengangguk, tapi wajahnya menunjukkan kengerian. Saat menyerahkan kertas
yang dibawanya, dia menatapku dengan murung.
Tulisan di kertas itu berjudul "KenanganKenangan Karl". Karen menuliskan
kenangankenangan yang telah dibocorkan Kari selama beberapa minggu terakhir.
Katanya, isinya penjelasan tentang penganiayaan yang telah diceritakannya
kepadaku. Berikut ini potongan dari lima halaman penjelasan yang ditulisnya.
Saya dimasukkan ke dalam peti mati di rumah duka. Saya tidak bisa bernapas.
Awalnya Claire, lalu Miles mengambil alih kendali untuk saya. Saat mereka tidak
bisa lagi bertahan. Kari muncul hingga kami dibebaskan, lalu dihina dan
dilecehkan. Kari mengambil alih rasa sakit dari perawatan radiasi dan operasi yang kami
jalani saat masih kanak-kanak. Rasa sakit ini tidak bisa ditahan lagi oleh Julie
dan Thea. Kari pulalah yang menanggung rasa sakit selama operasi Caesar untuk me
lahirkan Sara. Saya diberi bius lokal, namun Thea muncul, lalu Julie. Julie
menggerakkan kaki kami saat kami bisa merasakan para dokter membedah perut kami.
Saya terbius, tapi Julie tidak. Kari juga menanggung rasa sakit akibat operasi
paru-paru. Karl menanggung rasa sakit selama upacara, saat mereka menusuk payudara dan
kemaluan kami menggunakan jarum pentut panjang. Kemudian, dia juga menanggung
rasa sakit saat ayah kami memukul tangan kami dengan paki garagara kami berusaha
melindungi payudara kami.
Kari menanggung rasa sakit dari Miles dan Julie akibat dicambuki menggunakan
kabel, disetrum, ditonjok, dan dite tesi lilin di kemaluan kami. Dia menanggung
rasa sakit akibat diperkosa secara bergilir oleh ayah kami dan teman-temannya
setelah mereka menonton flm-flm porno.
Aku meletakkan kertas itu. Ada jauh lebih banyak penjelasan, semuanya terlalu
mengerikan untuk dipaparkan, dan aku memercayainya. Aku memikirkan Karen yang
dicurahi kenangankenangan ini selama beberapa minggu terakhir, menjalani
kehidupan sehari-harinya dengan bayangan dan perasaan ini. Aku memahami tatapan
murungnya, juga kepanikan Kari saat dia mengetahui bahwa dirinya harus membagi
kenangankenangan itu setelah bertahuntahun berusaha mati-matian untuk
menyembunyikannya dari semua sosok yang lain.
"APAKAH MENURUT Anda mengintegrasikan Kari adalah tindakan bijaksana?" tanya
Karen dengan enggan. "Kalau kamu tidak siap, kita selalu bisa menundanya," jawabku. "Kita akan
menggunakan waktumu." Karen takut pada Kari dan penderitaannya. Aku tidak
menyalahkan Karen. Tetapi, karena aku mengembalikan keputusan kepadanya dan
tidak menolongnya dalam menghadapi ketakutannya sendiri, dia sendirilah yang
harus memutuskan apakah dia akan maju atau beringsut mundur. Dia tidak pernah mundur.
"Semua ini sungguh berat dijalani," katanya, tampak letih. "Saya merasa berbeda
sejak Thea dan Karen Boo menyatu. Saya merasakan kenangankenangan masa lalu
untuk pertama kalinya, dan kadangkadang hanya perasaan masa lalu. Bersama setiap
integrasi, saya semakin merasa diri saya tidak pernah ada 3_8richard
Baersebelumnya, seolaholah saya memulai dari awal kembali." Karen terdiam dan
memandang karpet di bawahnya. Aku menanti.
"Ketika satu sosok berintegrasi, rasanya seolaholah saya mendapatkan masa lalu
yang baru" dia memandangku, kebingungan dan terluka-"kehidupan orang lain. ?Siapakah saya?" Dia terdiam dan memandang ke luar jendela. "Tidak mudah bagi
saya untuk belajar menjadi ... 'saya1." Dia sedikit tersenyum mendengar gurauannya
sendiri, namun dia tidak sedang bergurau. Hanya sosoksosok yang telah menyatulah
yang memberikan identitas individual mereka, namun Karen, sebagai sosok yang
menemuiku, juga menganggap setiap integrasi sebagai serangan terhadap
kemanusiaannya. Keseluruhan dirinya berbeda dengan gabungan dari semua sosoknya.
Aku membiarkannya merenung sejenak.
"Aku mengerti betapa sulitnya kamu menjalani semua ini." Aku terdiam. "Apakah


Menyingkap Karen Karya Richard Baer di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kamu siap berintegrasi dengan Kari?" tanyaku.
Dia menunduk dan mengangguk. Dia tidak mengatakan apa-apa. Aku memintanya
bersandar dan bersikap santai di kursinya, seperti yang biasa kami lakukan
sebelum dia memasuki trance hipnotis. Dia menenangkan diri dan memejamkan mata.
Karl muncul. Karen memandangku, membelalakkan mata, bernapas lebih kencang.
"Karen khawatir," kata Kari. "Dia mengira akan merasa sakit. Dia tidak akan
memercayai ingatanku yang lain." Entah mengapa, tatapan Kari membuatku berpikir
bahwa tugas di hadapan kami dapat terlaksana, dapat berhasil, namun aku tidak
yakin seberapa banyak pertolongan yang mungkin kuberikan.
"Kenangankenangan itu akan lebih dapat dipercaya jika kamu juga mencurahkan
perasaanmu untuk menyertainya," aku menyarankan.
"Bagaimana mungkin aku bisa memberinya rasa sakit?" Kari menatapku dengan
ekspresi putus asa. Dia sedang menghadapi sebuah dilema besar. Tujuan utama
keberadaannya adalah untuk menjauhkan rasa sakit dari Karen dan membuatnya
melupakan. Sekarang, dia dihadapkan pada tugas membeberkan semua itu sekaligus.
"Bagaimana mungkin aku bisa memberinya perasaan itu?" Aku tidak menjawab,
berharap Kari akan menemukan sendiri jawaban untuk pertanyaannya itu.
"Apakah aku harus membiarkan dia tahu bahwa mereka pernah memasukkan kail ke
dalam tubuh kami, menancapkannya ke dadanya" Mereka menariknya dan tertawa-tawa,
lalu mengatakan akan mengulitinya. Akhirnya, mereka memotong ujung kail itu,
lalu mencabutnya dan menumpahkan alkohol ke lukanya. Aku selalu muncul saat
penyiksaan mereka semakin parah."
Yang disampaikan oleh Kari ini penting, menurutku. Bagaimana mungkin kami bisa
meminimalkan trauma yang akan dihadapi Karen jika ingataningatan ini menjadi
bagian dari dirinya" Atau, dapatkah kami melakukannya" Ini akan benar-benar
mengubah "masa lalunya". Saat
menceritakan berbagai peristiwa itu kepadaku, Kari bertindak seolaholah dialah
yang mengalaminya. Tetapi, menurutku Karen tidak perlu mendapatkan pengalaman
ini dalam kenyataan dan warna-warni mendetail.
"Aku bisa memikirkan dua hal yang mungkin membantu," ujarku pada Kari. "Pertama,
apakah menurutmu, saat kamu berintegrasi, kamu dapat mencurahkan ingatanmu
kepada Karen selama dua hingga tiga minggu berikutnya, alih-alih hanya dalam
beberapa hari?" Ini mungkin akan menolong Karen agar dapat lebih perlahan-lahan
menyerap perasaan Kari, sehingga dia akan terhindar dari penderitaan yang tidak
tertahankan. "Aku bisa mencobanya," kata Kari, kepanikannya sedikit berkurang.
"Kedua, saat memberikan rasa sakitmu kepada Karen, bisakah kamu juga memberikan
kepadanya kekuatanmu dalam menanggung rasa sakit?" Kari memikirkan hal ini
sedikit lebih lama. Sepertinya tidak terpikir olehnya untuk mengintegrasikan
bagian dari dirinya ini. "Aku juga akan melakukan itu."
Aku meminta Kari mundur sejenak, sementara aku berbicara dengan Holdon. Holdon
telah mengetahui bahwa Karen mungkin akan mengalami saat yang berat, dan dia
berjanji untuk tetap waspada dalam menghadapi ketertekanan Karen. Dia
mengingatkanku bahwa terdapat tujuh sosok yang dapat menolong di dalam. Menurut
Holdon, Karen akan lebih tangguh dalam menghadapi integrasi Kari. Tetapi, dia
juga memohon agar aku mudah dihubungi melalui telepon hingga beberapa hari ke
depan, hanya untuk berjaga-jaga. Katanya, Kari akan menunggu hingga Karen tiba
di rumah sebelum mulai mencurahkan pikirannya. Aku memanggil Kari kembali dan
memintanya untuk menunggu di luar ruangan mungil Karen.
Karen membuka pintu dan mengatakan, "Kari sedang masuk."
"Bisakah kamu menggambarkan dirinya?"
"Ekspresi wajahnya kesakitan," Karen mengernyitkan kening. "Rambutnya berwarna
gelap, lehernya berkalung. Dia menjabat tangan saya, memperkenalkan dirinya.
Katanya, semuanya akan baik-baik saja."
Kuharap dia benar, batinku berkata. Aku harus melakukan sedikit perkenalan,
meskipun Karen telah mengetahui peran Kari.
"Peran Kari adalah menanggung rasa sakit yang sudah tidak bisa ditahan oleh
sosoksosok lainnya. Dia menanggung rasa sakit dari kenangan, tapi dia juga
memiliki kekuatan untuk menahannya."
"Dia kikuk," kata Karen, yang sedang memandang Kari di dalam benaknya. "Dia
tidak suka bergaul. Dia memiliki banyak bekas luka, di lengannya dan di
tangannya; dia sering disakiti." Karen bergerak-gerak di kursinya. "Dia mulai
menghampiri saya ... kami tidak bersentuhan. Dia ingin berterima kasih kepada Anda
karena Anda telah mendengarkannya ... dia mendekati saya, dia hendak memasuki
saya, dia memudar, bagaikan arwah, berjalan memasuki saya ... dia sudah masuk."
Karen mengernyitkan kening dan sekali lagi mengatakan kepadaku bahwa suara yang
didengarnya sangat nyaring dan cahaya yang dilihatnya sangat terang. Selain itu,
kali ini dia juga merasa kedinginan. "Dia sudah masuk, tapi saya tidak
mendapatkan pikiran apa pun," katanya.
"Kamu mungkin tidak akan mendapatkan pikirannya hingga kamu tiba di rumah,"
ujarku. Aku menyadarkan Karen dari trance-nya, dan aku mengobrol sejenak
dengannya, hanya untuk memastikan bahwa dia sudah cukup tenang untuk dapat
melakukan perjalanan pulang. Kami berdua cemas memikirkan apa yang akan terjadi
selama beberapa minggu berikutnya.
12 Februari 1997 Penyatuan Kari Pada Selasa, 11 Februari 1997, Kari menyatu dengan saya. Belum ada 24 jam yang
faks sejak saya dan Kari berintegrasi, namun telah terdapat begitu banyak hal
yang harus saya se rap, sehingga saya mulai menulis lebih awal daripada biasa
nya. Pertama-tama saya akan memulai dengan apa yang saya ingat dari kantor Anda.
Meskipun Kari telah mencurahkan kenangannya kepada saya selama berminggu-minggu,
saya merasa teramat sangat gugup saat memikirkan integrasi dengannya. Di dalam
hati, saya tahu bahwa ini adalah satu langkah lagi yang harus saya ambil untuk
menuju keutuhan, dan saya tahu bahwa Anda akan ada untuk saya. Saya pernah
mendengar sosoksosok yang lain berbicara dan sosok bernama Kari itu sepertinya
yang terburuk. Saya rasa sebagian dari diri saya mengagumi kekuatan dan
keberaniannya. Bagaimana mungkin dia bisa menjalani mimpi buruk ini" Saya harap
saya bisa mendapatkan kemampuannya menahan sakit.
Saya ingat saat saya berada di ruangan aman saya dan membukakan pintu untuk Kari
Dia langsung menghampiri saya. Dia tidak tampak ketakutan, tapi dia sepertinya
marah dan kesakitan. Saya bisa melihat banyak memar di lengan dan wajahnya. Dia
mengucapkan selamat tinggal kepada Anda dan melangkah memasuki tubuh saya. Dia
tidak menggapai. Saya rasa dia tidak ingin bersentuhan sebelum menyatu. Saya
tahu bahwa baginya sentuhan tidak pernah bermakna baik, dan saya merasa sedih
untuknya. Saya tidak merasakan apa pun saat
Kari melangkah memasuki saya. Saya hanya merasa hampa dan
kesepian. Akhirnya saya tiba di rumah dan tertidur. Saat saya ter bangun, proses integrasi
ini menghantam saya. Yang pertama saya dapatkan adalah perasaan sedingin es,
seolaholah saya berada di sebuah tempat yang gelap, tembap, dan dingin. Sekujur
tubuh saya terasa sakit. Saya tidak bisa menekuk k ngan ataupun kaki saya. Saya
tidak pernah merasa sesakit ini sebelumnya.
Dua hari setelah integrasi, saya terbangun akibat bunyi alarm, namun saya tidak
bisa bergerak. Saya merasa nyeri dari ujung kepala hingga ujung kaki. Saya tidak
bisa bergerak cu kup cepat untuk mematikan alarm. Kelambanan saya menye babkan
suami saya memukul saya dan menyebut saya si gem brot pemalas. Semakin keras
saya berusaha semakin lumpuh tubuh saya. Sepanjang hari, saya kesakitan dan
teringat pada peristiwa-peristiwa yang menyebabkannya. Saya mengira saya tidak
akan bisa bertahan menjalani semua ini. Saya masih me rasa kedinginan dan
gemetar, dan saya yakin perasaan ini ber asal dari kejadian saat kami dikurung
di shandy dan loteng yang gelap dan dingin. Mulut saya sepertinya berubah
bentuk, dan saya tidak bisa berbicara dengan lancar. Berikut ini adalah kenangan
yang saya dapatkan hari ini. Meskipun tidak menyenangkan, saya dapat menerimanya
dan menanggungnya. Saya berdoa agar tidak ada orang lain yang harus menerima
penganiayaan seperti ini dari orangorang yang sama.
Saya teringat pada siksaan yang diberikan oleh para pria itu kepada saya. Saya
dapat merasakan jarum dan kail me nembus daging saya. Saya mendengar gelak tawa
dan hinaan mereka. Saya merasakan kejahatan.
Saya ingat pernah diikat di meja dengan tali yang mena han di bawah dagu saya
dan ditarik ke atas kepala saya. Rahang saya sakit sekali. Saya tahu bahwa
rahang saya pernah patah pada suatu ketika tapi saya tidak yakin apakah ke
jadiannya pada saat itu. Saya ingat mereka menggoreskan pinggiran kertas ke
wilayahwilayah sensitif di tubuh saya dan
menuangkan alkohol ke luka-luka yang timbul. Sakitnya sa ngat menyengat, tapi
saya tidak sedikit pun mengedipkan mata.
Tiga hari setelah berintegrasi, saya masih merasa sakit, terutama di bagian
persendian. Rasa nyeri di rahang saya telah hilang dan bicara saya kembali
normal. Rasa sakit akibat ja rum dan kail juga telah hilang, tapi rasa sakit dan
ingatan baru mulai mendatangi saya. Bagian samping dan bawah pe rut saya kram
parah. Rasa sakit ini muncul dari ingatan saya tentang alatalat yang dimasukkan
ke dalam tubuh saya. Saya menghabiskan waktu sehari penuh untuk mengingat
kembali berbagai kesempatan yang berbeda saat bermacammacam benda mengerikan itu
dimasukkan ke dalam tubuh saya. Saya merasa sangat jijik pada diri saya sendiri
sehingga mengira ti dok akan bisa berhubungan seks lagi. Saya tidak percaya saya
bisa memiliki dua orang anak. Saya merasa seolaholah semua orang yang melihat
saya mengetahui apa yang pernah terjadi pada saya.
Empat hari setelah berintegrasi dengan Kari, saya terbangun dan masih merasa
sakit di daerah persendian, namun kram perut saya telah lenyap. Pendengaran saya
tidak lagi peka dan penglihatan saya kembali normal. Saat berbaring di samping
suami saya di ranjang, saya teringat pada penghina annya kepada
saya. Kari menerima katakata dan penolakan yang menyakitkan itu. Saya ingat
bahwa setiap kali saya tanpa sengaja menyentuhnya dalam tidur, dia akan
menendang dan menonjok saya. Saya menyadari bahwa dia tidak pernah menyentuh
saya dengan baik selama sepuluh tahun terakhir. Bagaimana saya bisa tahan tidur
di sampingnya saya tidak akan pernah tahu!
Untunglah kami memiliki ranjang berukur an besar. Entah bagaimana saat melihat
suami saya pagi ini, saya menyadari bahwa dia hanyalah perpanjangan dari peng
aniayaan masa kecil saya. Saya memikirkan bagaimanakah rasanya disayangi. Saya
merasakan kemarahan Kari sebagai ke marahan saya sendiri.
Saya teringat kembali pada setiap ritual pemujaan setan, setiap detailnya. Ini
membuat saya muak. Saya tidak ingin
menerima kenangan ini, dan saya tidak ingin menuliskannya. Saya merasakan
ketakutan Kari bahwa kami akan dibunuh jika membocorkan informasi ini. Saya
mendengar pikirannya yang menyebutkan bahwa kami jahat, dan para anggota sekte
itu adalah keluarga kami. Saya menyadari bahwa Kari baru berusia sepuluh tahun,
dan bahwa cara berpikirnya mungkin saja salah. Saya tahu bahwa para anggota
"sekte" itu adalah keluarga dan teman di dalam sekte buatan bodoh itu, dengan
kakek saya sebagai pemimpin mereka. Saya terus-menerus men dapatkan kenangan
baru tentang hal ini. Saya merasa lumpuh. Saya merasakan kebencian Kari terhadap
harihari raya, ter utama yang dirayakan di gereja.
Saya mendapatkan bayangan-bayangan mengerikan ten tang penganiayaan yang terjadi
di rumah duka dan shandy Saya mendengar dan merasakan kepedihan Kari dalam
usahanya untuk selalu menyembunyikan ingatan ini dari saya. Satusatunya masalah
adalah saya tidak bisa melupakan lagi. Saya yakin kami hidup di dalam neraka
dunia. SEMINGGU SETELAH berintegrasi dengan Karl, Karen berjalan perlahan memasuki
kantorku, nyaris tersuruksuruk, dan wajahnya berkerut. Ekspresi wajahku
menunjukkan keibaan. Dia bergerak ke kursinya dan duduk sambil menyeringai.
"Sebagian besar rasa sakitnya telah lenyap," katanya sambil menghela napas,
"tapi persendian saya masih sakit dan pegal."
"Bagaimanakah perasaanmu tentang apa yang kamu ingat?" tanyaku.
"Sangat buruk. Saya merasa, saat melihat saya, orangorang akan tahu apa yang
telah menimpa saya, dan mereka akan membenci saya."
"Apakah kamu membenci dirimu sendiri?"
"Ya," jawabnya, dan dia mulai menangis. "Saya melihat setiap detail dari
segalanya! Saya tidak bisa menuliskannya. Saya merasa bahwa saya seharusnya bisa
menghentikannya, bahwa semua itu adalah salah saya, bahwa entah bagaimana saya
memilih Karen terdiam dan berpikir sejenak; sebagian kesedihan menguap dari
wajahnya. Dia melanjutkan.
"Mendapatkan semua kenangan itu membuat saya menyadari bahwa saya bahkan tidak
menjalani setengah pun dari kehidupan saya; sosoksosok sayalah yang
melakukannya. Jadi, siapakah sesungguhnya saya ini" Akan menjadi seperti apakah
saya jika kami semua berintegrasi?" Kesedihan kembali menyergapnya. "Saya
berharap kenangankenangan ini hanyalah sekadar cerita yang saya karang sendiri.
Saya pikir para pria itu hanya berpurapura melakukan ritual; mereka bahkan bukan
anggota sekte yang sesungguhnya. Mereka mungkin hanya berdelapan. Saya tidak
pernah membaca apa pun tentang sekte, tapi saya kira mereka seharusnya memiliki
lebih banyak anggota."
"Kelompok ini dipimpin oleh kakek dan ayahmu?"
"Ya. Sebagian besar pria itu adalah bawahan ayah atau kakek saya." Dia berpikir
sejenak. "Mereka menjadikan segalanya abu-abu, sehingga saya tidak bisa
berkonsentrasi pada yang lain. Saya ingat pernah dikurung di dalam sebuah bilik
kecil, ditusuk dengan jarum dan dilukai, ditertawakan dan dipermalukan. Suami
saya sendiri menghina dan memukuli saya ... sakit sekali." Dia menghela napas dan
tampak sedikit lebih lega. "Tempat-tempat tertutup masih mengganggu saya; di
mobil, saya harus mengemudi dengan jendela terbuka, padahal sekarang Februari,
cuaca buruk!" "Kamu sudah mengalami begitu banyak hal," ujarku, "tapi seperti yang kamu
katakan, inilah yang terburuk dari yang paling buruk, dan kamu telah melewati
sebagian besar di antaranya. Saya tahu kamu akan mampu menjalani sisanya. Mari
kita melihat keadaan sosoksosok lainnya."
Di bawah hipnosis, Holdon muncul, merogoh tas Karen, dan mengulurkan sepucuk
amplop kepadaku. Sebelum membuka amplop itu, aku menanyakan kepadanya tentang
bagaimana Karen menjalani hari-harinya. Kata Holdon, semuanya berjalan lancar;
mereka tidak perlu keluar untuk memberikan pertolongan. Masalahnya, Karen tidak
ingin memercayai apa yang diingatnya, sehingga dia juga harus mendapatkan
perasaan yang menyertai ingatan tersebut agar semuanya terasa nyata baginya. Aku
membaca surat Holdon dan kami mendiskusikannya. Holdon mengatakan bahwa ini
adalah pendapatnya, namun aku bisa melakukan apa yang kuanggap sebagai pilihan
terbaik. 13 Februari 1997 Dr. Baer, Kita telah melewati setengah jalan kita, dan saya merasa segalanya baik-baik
saja. Saya yakin bahwa Juliann adalah sosok yang sebaiknya kita integrasikan
selanjutnya, namun Anda perlu segera berbicara dengan Katherine. Keadaannya
tidak baik; saya tidak pernah melihatnya semuram itu. Saya mohon, tunggulah
hingga Kari lebih terintegrasi.
Sosoksosok yang paling bermasalah sekarang telah terintegrasi. Kami yang
tersisa, kecuali Elise, menjalankan fungsi bagi Karen. Bolehkah saya menyarankan
urutan untuk mengintegrasikan kami" 1 Juliann dia akan sangat membantu dalam ?menulis jurnal. Dia
memiliki bakat menulis yang besar, dan saya merasa dia akan
bermanfaat bagi sosoksosok lainnya.
2. Elise dia akan melengkapi seluruh ingatan dari ritual penganiayaan. Dia
?banyak membantu dalam usaha kami mencoba menjadi manusia normal.
3. Jensen dia akan memberikan pandangan baru mengenai cara kami menempatkan
?diri. 4. Karen 2 dia akan membantu kami menikmati kehidupan.
? 5. Karen l dia membutuhkan lebih banyak konseling sebelum diintegrasikan.?6. Karen 3 dia membutuhkan kepercayaan diri yang lebih besar sebelum
?diintegrasikan. 7. Katherine dia membutuhkan lebih banyak terapi. Dia harus dikembalikan pada
?tujuan aslinya. 8. Saya, Holdon saya akan diintegrasikan terakhir sebagai penutup.
?Holdon Aku bersyukur karena mendapatkan pertolongan dari sosok ini, Holdon, yang
memanduku dalam menyusun struktur proses penyatuan kembali Karen. Apakah yang akan kulakukan tanpa dirinya" Aku senang karena tidak
harus memikirkan langkahlangkah ini sendirian. Aku belum pernah membaca
literatur apa pun tentang penyakit ini, yang membahas mengenai proses integrasi
dengan salah satu sosok mengarahkan prosedurnya. Karen benar-benar telah
berusaha menyembuhkan dirinya sendiri, dan ini sepertinya berhasil. Aku berniat
mengikuti urutan yang dirumuskan dalam petunjuk Holdon dan berusaha menangani
setiap masalah individual yang dihadapi oleh setiap sosok untuk mempersiapkan
mereka dalam menghadapi giliran.
Sebelum membangunkan Karen dari hipnosis, aku
meminta untuk berbicara dengan Katherine. Dia merasa depresi karena merasa tidak
dibutuhkan lagi setelah anakanak pergi. Tidak ada seorang pun yang
mendengarkannya, membutuhkannya, dan


Menyingkap Karen Karya Richard Baer di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menghormatinya. Aku berusaha mendukungnya dengan mengatakan betapa kekuatannya
telah menolong Karen dan mengingatkannya bahwa saat dia berintegrasi,
keseluruhan dirinya akan dibutuhkan lagi. Dia merasa sedikit lebih baik.[]
22 Eliso clan Karon l KARENA AKU pergi berlibur, telah berminggu-minggu berlalu sejak terakhir kali
aku bertemu Karen. Seperti biasanya, dia datang lebih awal, dan tampak berubah
saat memasuki kantorku bukan dalam penampilan luarnya, melainkan dalam gerakan ?dan posturnya.
"Bagaimana kabarmu?" tanyaku.
"Sosoksosok yang lain masih mengatur jadwal untuk saya. Kemarin, saya terbangun
dan mendapati diri saya sedang menjalani terapi fsik .... Sepertinya sudah setahun
berlalu sejak terakhir kalinya saya bertemu dengan Anda."
"Aku tahu, perpisahan selalu berat."
"Untuk pertama kalinya, saya mendapatkan semua perasaan sosoksosok lainnya
mengenai Anda yang pergi berlibur. Perasaan Claire ... meskipun mereka telah
berintegrasi, saya masih bisa mengetahui pemiliknya." Dia terdiam. "Saya
mengetahui berbagai informasi tanpa menyadari bahwa saya mengetahuinya. Saya
tidak menyadarinya hingga ada yang bertanya kepada saya, lalu meluncurlah
informasi itu. Anak lakilaki saya bertanya, Kapan Wrigley Field dibuka, dan
seberapa tinggikah tiga gedung tertinggi di Chicago, dan saya tahu
jawabannya! Saya tidak menyadarinya sebelumnya betapa besar hasil yang telah
diberikan oleh integrasi kepada saya."
"Dalam hal apa lagikah kamu berubah?"
"Saya tidak pernah punya selera pribadi sebelumnya. Saya hanya ada. Sekarang,
saya harus memikirkan, manusia macam apakah saya. Apakah yang saya sukai" Apakah
yang akan saya lakukan untuk menghadapi pernikahan saya yang penuh kekerasan?"
"Kamu betul-betul telah berintegrasi dengan sosok-sosokmu. Kamu tidak pernah
menanyakan hal semacam itu sebelumnya."
"Ya. Sekonyong-konyong, saya mendapati diri saya memiliki begitu banyak
pengetahuan kedokteran, terutama tentang penyakit anakanak. Saya suka menonton
acara kesehatan di Learning Channel; saya tidak pernah peduli sebelumnya. Saya
tertarik pada manusia dan peristiwa. Sekarang, saat kehilangan waktu, saya
kecewa karena saya berpikir telah melewatkan sesuatu. Alihalih ingin mati, saya
berharap tidak akan mati."
Saat memandang Karen dan mendengarkan perubahanperubahan ini, aku mendapati
diriku sedang berhadapan dengan seorang manusia yang lebih utuh. Terdapat nuansa
baru dalam perasaan dan kedalaman pikirannya. Aku terkesan; semua ini sepertinya
berhasil. Ini mengingatkanku pada masa ketika aku menjadi mahasiswa kedokteran
dan untuk pertama kalinya membantu persalinan. Si ibu bergantung kepadaku
sebagai penolongnya, namun sesungguhnya dia sendirilah mukjizatnya, dan dialah
yang bekerja keras; aku hanya ada di sana untuk menangkap bayinya.
"SAYA HARUS mengakui sesuatu, Dr. Baer," kata Katherine, menarik-narik ujung
roknya. "Sayalah yang menyebabkan sakit kepala."
"Oh, ya?" "Ya, saya lebih sering muncul.
Saya khawatir saya menjadi tamak terhadap waktu. Sekarang, setelah anakanak
pergi, saya tidak punya pekerjaan lagi. Setelah tagihan-tagihan dibayar dan
rumah dibersihkan, saya kebingungan." Katherine menatapku seolaholah aku harus
memahami kesusahannya. Dia berbicara dengan nada datar dan teratur, tanpa emosi,
serta duduk dengan sopan.
"Sepertinya kamu juga harus diintegrasikan dengan yang lain," ujarku.
"Kata Holdon, saya harus menunggu" dia menegakkan badan-"dan Karen 2 ingin ?berintegrasi."
"Apa yang bisa kamu ceritakan soal itu?"
"Yah, dia ingin mengubah banyak hal. Dia ingin kami membentuk tubuh. Dia tidak
senang dengan berat badan Karen." Katherine mencondongkan tubuhnya ke samping,
seolaholah ingin terlihat lebih ramping dan ringan. Lalu, dia mencondongkan
tubuh ke depan dan berbisik. "Dia jugalah yang tertarik pada pria."
"Bagaimanakah perasaanmu tentang hal itu?"
"Saya tidak suka; itu membuat saya takut."
"Membuatmu takut?"
"Berdekatan dengan orang lain membuat saya takut." Aku tahu bahwa dia memiliki
seribu alasan untuk hal ini, sehingga aku tidak mencecarnya kali ini.
"Apakah kamu tahu siapa yang kira-kira siap untuk diintegrasikan berikutnya?"
tanyaku. "Elise dan Karen 1." Katherine tampak lebih bersemangat setelah dia mendapatkan
kesempatan untuk berkontribusi. "Mereka berdua berumur sepuluh tahun. Peran Elise adalah
382richard Baermelupakan penyiksaan agar dapat pergi ke sekolah dan bersikap
normal. Karen 1 bermain dengan anakanak tetangga dengan cara normal. Setelah
kita mengintegrasikan mereka berdua, saya bisa menyusul." Dia memandangku untuk
mencari persetujuan. Aku ragu-ragu, tidak yakin harus mengikuti agenda siapa.
Katherine melihat keraguanku dan melanjutkan penjelasannya.
"Karen 2 tidak terlalu membutuhkan saya, dan saya hampir tidak pernah berurusan
dengan Jensen. Elise sudah siap berintegrasi."
"Penjelasanmu ini sangat masuk akal, dan aku akan berusaha mengikutinya, tapi
ada sesuatu yang membimbangkanku. Holdon pernah berbicara tentang
mengintegrasikan Karen 1, 2, dan 3. Jadi, siapakah sesungguhnya yang datang
menemuiku?" "Kami semua datang menemui Anda pada suatu waktu, tapi Karen 3 adalah sosok yang
terdekat dengan gambaran Anda mengenai siapa yang datang menemui Anda. Dialah
sosok yang dituju oleh sosoksosok lainnya saat berintegrasi. Dengan perubahan
pada dirinya, dan karena dia jauh lebih menikmati banyak hal, saya mengalami
kesulitan untuk muncul saat dibutuhkan, meskipun saya tidak terlalu dibutuhkan
sekarang. Ini membuat saya cemburu."
"Jadi, terdapat tiga Karen, Holdon dan Katherine, Elise dan Jensen, serta
Juliann untuk diintegrasikan?" Aku merangkum posisi kami saat ini, lebih untuk
memberikan penjelasan kepada diriku sendiri.
"Betul," kata Katherine. Aku masih bingung memikirkan bagaimana kami akan
mengintegrasikan Karen 3 ke dalam
dirinya sendiri, tapi aku membiarkannya untuk saat ini.
"ELISE SUDAH siap," kata Juliann. "Dia tidak takut. Saya juga sudah siap; saya
bisa berintegrasi kapan pun. Sesudah itu, saya akan mulai menulis jurnal
lagi."eLIse "Terima kasih," ucapku. "Bisakah kamu mundur dan membiarkan Elise berbicara
kepadaku?" Ekspresi wajah Karen tampak hampa, lalu dia bergerak dan
mempermainkan jemarinya. "Di sekolah Katolik," Elise mulai bercerita, "saat kami melakukan sesuatu yang
buruk, para suster akan mengatakan bahwa iblis ada di dalam diri kami. Kalau aku
nakal, Suster Francis menjambak rambut kami dan memercikkan air suci kepada
kami, tapi aku tidak pernah menangis atau menunjukkan perasaan apa pun, dan itu
akan membuatnya ketakutan." Elise hendak melanjutkan ceritanya, namun dia
terdiam dan menunduk, mencabut sesuatu yang tidak terlihat olehku di celananya.
"Untuk apakah kamu lahir, Elise?" tanyaku. "Apakah peranmu?" Aku tahu bahwa
tentu dia memiliki peran lebih banyak daripada sekadar sosok yang pergi ke
sekolah. "Yah," dia memulai, lalu terdiam, "aku lahir untuk mengisi kekosongan pada waktu
pagi." Aku mengisyaratkan dengan tanganku agar dia melanjutkan. "Saat kami
disakiti pada malam hari, setelah itu, maksudku, mereka memasukkan kami ke dalam
kamar yang gelap. Saat itulah aku muncul." Elise terdiam. Kupikir dia tidak
pernah berbicara seperti ini kepada orang lain sebelumnya.
"Apa lagi?" aku bertanya. Elise bergeser di kursinya, kesulitan mencari posisi
yang nyaman. "Tidak ada banyak waktu sebelum kami pergi ke sekolah. Aku akan mandi atau
berendam dan memakai seragam, lalu mengikuti misa. Aku berpurapura tidak ada
yang terjadi. Ann akan muncul di gereja."
"Kapankah ini terjadi" Berapakah umurmu ketika itu?"
"Karen berumur sepuluh tahun, tapi saya baru delapan tahun. Saya memang harus
terlihat lebih muda. Ketika itulah Karen paling sering disiksa, waktu dia
berumur sepuluh sampai dua belas tahun." Elise terkulai di kursinya dan
menatapku untuk pertama kalinya. "Apa menurutmu aku jahat?"
"Aku tak berpendapat begitu, Elise. Kari menceritakan hal yang sama kepada
saya bahwa kalian disebut jahat, dan mereka membuat kalian meyakininya, ?sehingga kalian berpikir diri kalian layak disakiti. Tetapi, semua itu tidak
benar." Elise mengangguk dan menggigiti bibir bawahnya.
"Ann juga bilang begitu. Kami menghabiskan banyak waktu bersamasama, tapi
sekarang dia sudah pergi."
"Kurasa sekarang adalah saat yang tepat bagimu untuk menyusul Ann, Karen, dan
yang lain," ujarku. "Apakah kamu sudah siap?" Dia mengangguk tiga kali, dengan
cepat. Elise yang malang sepertinya sangat sedih.
Di bawah hipnosis, aku memperkenalkan Elise kepada Karen dan menyampaikan
perannya secara singkat. Elise menghampiri Karen dan mengatakan bahwa dia ingin
menyusul yang lain. Aku meminta Karen menggambarkan sosok Elise.
"Dia bertubuh mungil, berambut hitam, dan bermata biru," kata Karen. Matanya
terpejam, tapi dia tampak seolaholah sedang memandang Elise. "Sepertinya dia
berumur sekitar delapan atau sembilan tahun. Wajahnya bulat, menggemaskan, dan
alisnya hitam .... Elise ragu-ragu, tapi saya menggandengnya dan mendudukkannya di pangkuan saya." Karen
terdiam; aku bisa melihat usahanya. "Saya sedang memasukkan Elise ke dalam diri
saya. Saya kedinginan."
Aku membawa Karen kembali ke kantorku. Dia merasa pusing, seolaholah akan
pingsan, dan mual; seperti biasanya, penglihatan dan pendengarannya semakin
peka. Aku membiarkannya beristirahat sejenak sebelum mempersilakannya pulang.
27 Maret 1997 Penyatuan Elise Pada Senin, 24 Maret, Elise menyatu dengan saya. Integrasi ini berlangsung
cepat, dan jauh lebih lancar daripada yang lain. Saya merasa pusing, sensitif
terhadap suara, dan kehilangan keseimbangan, tapi ini adalah dampak yang wajar
dalam proses integrasi. Malamnya, saya menderita sakit kepala parah dan
kelelahan. Dari Elise, saya ingat bahwa saya disakiti, lalu bertindak seolaholah tidak ada
yang terjadi hanya dalam hitungan de tik. Saya selalu tampil layaknya anakanak
normal di lingkungan rumah dan sekolah saya.
Saya ingat pernah mendengar ceritacerita yang berten tangan, dan saya akan
menyesuaikan diri dengan semuanya. Saya harus memihak semua orang tanpa
memedulikan apa yang saya yakini. Saya harus menjadi penjaga kebohongan mereka
yang tidak bersalah. Saya harus mengatakan bahwa saya baik-baik saja, bahagia,
dan tidak mengetahui apa yang terjadi. Saya melakukan segalanya semampu saya
untuk menutup-nutupi kebenaran tentang para pria yang terlibat.
Aku menemui Karen seminggu kemudian. Dia mengatakan kepadaku bahwa penyatuan
Elise berjalan lancar dia mengira kejadiannya akan lebih buruk. Di?bawah hipnosis, Katherine memberitahuku bahwa Karen 1 telah menimbulkan masalah
dengan berusaha menguasai segalanya. Dia tahu bahwa gilirannya untuk
berintegrasi telah tiba. Katherine bersedih karena anakanak telah pergi:
terutama Miles, Elise, Thea, dan Kari. Dia merasa tersesat dan hampa.
"Apakah kamu menantikan integrasimu sendiri?" aku bertanya kepada Katherine.
"Oh! Yah, jawabannya ya dan tidak. Saya akan senang jika dapat tetap tinggal dan
menjaga agar semuanya tetap terkendali. Saya dan Holdon paling lama ada. Saya
mengambil banyak keputusan dan memastikan segalanya lancar."
"Sulit bagimu menjalankan pekerjaanmu sekarang."
"Ya. Saya mendengar pikiran Karen, dan saya tidak terlalu menyukai dia
sekarang." "Mengapa begitu?" aku terkejut mendengar pernyataan ini.
"Saya tidak suka dia punya pendapat sendiri dan menjadi lebih kuat."
"Apakah kamu khawatir akan kehilangan peran lamamu?"
"Saya sudah kehilangan sebagian besar peran saya." Katherine bersandar di
kursinya. "Karen telah menjadi orang yang berbeda."
Aku mengangguk dan menyampaikan simpatiku, dan kami mengobrol sebentar. Aku
meminta untuk berbicara dengan Karen 1. Katherine mundur, dan Karen seolaholah
melumer. Punggungnya yang kaku melembut, dan sorot kebingungan muncul di
matanya. "Apakah kamu sudah siap?" aku bertanya kepada Karen 1.
"Aku takut." Dia mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan, dan akhirnya
menatapku. "Aku mengerti," ujarku. "Bagaimana jika kamu menceritakan tentang
dirimu kepadaku, bagaimana kamu lahir?" "Aku lahir untuk menolong, untuk
memulai. Aku berumur dua tahun saat lahir; sekarang umurku sepuluh tahun, dan
aku tidak ingin tumbuh lagi, jadi aku berhenti tumbuh. Aku mengerjakan tugastugas sekolah dan membantu menjaga adikadikku. Akulah yang belajar berjalan
untuk kami." "Kamu pemberani," ujarku.
Karen 1 tersenyum, lalu cepatcepat menambahkan, "Tapi aku pendiam, dan aku tidak
ingin tumbuh menjadi gadis besar. Gadis besar sering disakiti. Akulah yang
memasang perban ke dada kami agar para pria itu tidak tahu bahwa kami
perempuan." Aku menjelaskan prosedur integrasi kepada Karen 1, dan di bawah hipnosis, kami
memasuki ruangan mungil Karen.
Saat aku baru mulai memperkenalkan Karen 1 kepada Karen sebagai sosok yang
Mahluk Dari Dunia Asing 1 Pedang Siluman Darah 21 Ratu Maksiat Telaga Warna Pendekar Bayangan Malaikat 1

Cari Blog Ini