Ceritasilat Novel Online

Obat Pamungkas 3

Obat Pamungkas The Magic Bullet Karya Harry Stein Bagian 3


Tanpa bisa ditahan, Logan tersenyum.
Reston meletakkan tangan di belakang kepalanya dan bersandar, menatap langitlangit. "Ya Tuhan, ku-kira ini makan malam yang menyenangkan."
"Maaf." Reston kembali menyuruk maju, dan berbicara dengan pelan. "Kau akan dibantai
karena ini, Logan. Kanker payudara milik Stillman! Dia mau meluncurkan uji
cobanya." Logan lebih menyadari akan hal tersebut daripada sahabatnya. Pada saat ini ia
tidak berani mengungkit apa yang telah dipelajarinya mengenai Coopersmith.
"Jadi" katanya sambil menyeringai kaku "kita hadapi dia. Demi kebaikan umat
? ?manusia." "Kalau ingin agar ini punya kesempatan sama sekali, kau harus didukung salah
seorang tokoh di sini."
172 "Aku tahu." "Dan dengan proses eliminasi..." "Hanya ada Shein."
Implikasinya jelas bagi mereka berdua. Karena sifat tidak tahu adatnya yang
keterlaluan, terutama karena itu, kekuasaan Shein jauh lebih kecil daripada
sebagian besar lainnya di YKA.
Logan mencondongkan tubuhnya ke depan. "Jadi, kau ikut atau tidak?"
Reston menggeleng pasrah. "Ah, persetan. Kurasa kita layak mencobanya, bukan?"
Ia diam sejenak. "Aku mau memesan anggur lagi dan mabuk-mabukan. Sebaiknya kau
mulai memikirkan bagaimana caramu menjilat Shein."
Sebagaimana yang kemudian terjadi, Shein mempermudah segalanya bagi Logan. Dua
hari kemudian, di akhir hari kerja yang panjang, pria senior tersebut memanggil
Logan ke kantornya dan menutup pintu.
"Kau bisa berbahasa Jerman, bukan, Logan?" Melihat kebingungannya, Shein
menambahkan, "kuperiksa resumemu. Seberapa baik?"
"Cukup untuk mengerti."
"Mengerti tidak mengesankanku. Kalau cuma untuk mengerti aku bisa menggunakan
bahasa Yiddi-ku." "Sebenarnya aku sudah mempelajarinya lagi akhir-akhir ini."
Shein mengangguk. "Aku tahu. Kulihat kau banyak mengambil materi dari ruang
arsip." Logan hanya bisa menatapnya: apa ada yang tidak diketahui orang ini" "Boleh
tanya ada apa ini?" discan dan didjvu-kan untuk dimhader (dimhad.co.cc) oleh OBI
Dilarang meng-komersil- kan atau keslalan menimpa aada selamanya
PRC/TXT BY OTOY "'Boleh tanya ada apa ini"'" ulang Shein, dengan nada mengejek. "Memangnya ini
apa, acara sosial gereja" Tentu saja kau boleh menanyakan. Aku mau mengikuti
Konferensi Kemoterapi Internasional bulan depan di Jerman. Frankfurt. Dan aku
mau ada rekan junior yang menemaniku. Akan ada banyak diskusi panel dan
penyajian poster, dan aku membutuhkan mata dan telinga tambahan." Ia mengangguk
kepada Logan. "Kau."
"Serius?" "Tulis, lima belas sampai delapan belas Desember. Atau kau khawatir itu akan
mengacaukan jadwal belanja hari Natalmu?"
Logan menggeleng. "Kita punya kesempatan untuk lebih saling mengenai, mungkin membicarakan hal-hal
yang tidak ada hubungannya dengan tempat ini. Bermain catur. Wanita. Daging
panggang." Baru sekarang Logan membiarkan dirinya bersemangat. "Bagus sekali, Dr. Shein.
Sungguh, aku sangat berterima kasih."
"Yeah, yeah, yeah." Shein menyingkirkannya dengan lambaian tangannya. "Samasama, aku yakin." 174 Ha,, Logan," desis Shein, mengincar wanita tinggi pirang yang mengenakan setelan
yang anggun, "coba lihat itu."
Mereka tengah berdiri di dekat ban berjalan di bandara Frankfurt, menunggu
bagasi. Wanita tersebut, tampaknya keras dan sedikit kasar, jelas menunjukkan
seorang eksekutif yang efisien, bukanlah tipe Logan. Ia mengangguk. "Aku
melihatnya di pesawat. Dia duduk di kelas satu."
Shein menatap wanita tersebut dengan pandangan yang bahkan di rumah bordil pun
dianggap tidak sopan. "Pasti menyenangkan bercinta dengannya. Boy, kau akan
merasa kembali muda."
"Dr. Shein, aku memang masih muda." Tanpa memedulikannya, Shein berbalik ke ban
berjalan. "Percayalah, Logan, kita akan bersenang-senang di sini. Kalau bagasi
terkutuk itu akan keluar."
Baru delapan jam bersama-sama, pandangan Logan terhadap seluruh perjalanan ini
telah mulai berubah. Kalau semula sebagian dari tujuan perjalanan ini adalah
untuk mengenai atasannya lebih dekat, ia tiba-tiba menyadari kalau telah
mengenai atasannya lebih discan dan didjvu-kan untuk dimhader (dimhad.co.cc) oleh OBI
Dilarang meng-komersil- kan atau keslalan menimpa aada selamanya
PRC/TXT BY OTOY dari yang pernah diharapkannya. Bahkan sebelum pesawat lepas Iandas di Dulles,
perubahan tersebut telah dimulai. "Oke, Logan, sekarang kau akan melihat sisi
lain diriku yang menyenangkan."
"Kurasa kau sekarang pun sudah menyenangkan," kata Logan, dengan nada pura-pura
bersemangat. "Tidak," jawabannya, "tunggu sampai kau melihatnya. Aku selalu mengharapkan
perjalanan-perjalanan seperti ini."
Sepanjang beberapa jam berikutnya saat pesawat terbang melewati Atlantik Utara,
sebagian besar penumpang tidur dalam kabin yang digelapkan. Tapi pramugari terus
membanjiri Shein dengan Bloody Mary dan kisah-kisah petualangan Shein terus
meluncur keluar dari mulutnya satu demi satu. Walau kelelahan setengah mati,
tapi matanya terbuka lebar. Logan sulit mempercayai sedikit pun apa yang
didengarnya: asisten peneliti yang ditemui Shein dalam konferensi di Roma;
dokter Inggris yang ditemuinya di Tokyo, yang dicintainya dengan sangat
mendalam; pelacur penuh berahi dengan siapa ia menghabiskan sebagian besar saat
terjaganya di Rio. Yang pasti, cerita tersebut mengandung bualan yang tidak sedikit. Lebih dari
sekali, Shein bertatapan dengan koleganya dan menyeringai lebar. "Kau terkejut,
Logan?" Tapi, saat mendengarkannya, Logan bisa menangkap keputusasaan di balik cerita
tersebut; dan merasa bahwa pria ini, yang dipuja dan dijadikan bahan iri hati
secara luas, kehidupannya hampa. Bahkan dalam ceritanya sendiri pun, tidak semua
kencannya berlangsung dengan baik. Setelah malam pertama, ia
176 tidak mampu "melakukannya" dengan dokter Inggris tersebut. Wanita yang terlalu
ramah yang dikenalnya dalam pertemuan di Seattle ternyata cuma ingin
memanfaatkannya untuk kepentingan pribadinya. Pelacur Brasilia tersebut
mengajaknya ke gubuk tempat tinggalnya di tepi kota dan, sambil menunjukkan
kedua anaknya yang masih kecil, menuntut janji Shein agar mengiriminya uang dari
Amerika. Ia melakukannya selama setahun lebih.
Di tengah penerbangan, .saat Logan akhirnya mulai mengantuk, ia menyadari kalau
siku Shein menyodok-nya dengan lembut, membuat kantuknya hilang.
"Dr. Shein?" tanyanya. "Ada apa?"
"Kau pasti menganggapku menjengkelkan, bukan?" jawabnya pelan.
Logan ragu-ragu. "Tidak. Itu kan manusiawi."
"Jangan menjilatku, Logan, kau tidak tahu apa-apa. Alice kalau kuingat semua ?yang sudah dilakukannya padaku. Bekerja keras sebagai tenaga pembukuan hanya
untuk membiayai kuliah kedokteranku, tahan menghadapi suasana hatiku yang
berubah-ubah. Aku bahkan tidak tahu kenapa dia mau bertahan denganku."
Sejenak, Logan merasa bukan saja kasihan tapi juga sedikit malu terhadap pria
tersebut. Orang dengan otak dan pengalaman seperti Shein seharusnya tidak
memiliki keluh kesah yang begitu biasa, seharusnya lebih menarik.
Tapi, sedetik kemudian Shein telah melupakan semua perasaan mengasihani dirinya.
Sebagai gantinya muncullah kemarahan yang terkendali. "Tentu saja para keparat
itu pasti akan menggunakannya untuk melawanku. Aku tahu!" desisnya.
177 Logan tidak perlu menanyakan siapa yang dimaksudkannya. YKA mungkin salah satu
institusi terakhir di Amerika di mana tuduhan penyelewengan masih bisa merusak
karier seseorang; situasi ini terlahir dari ketergantungannya pada tingkah
politisi yang berkuasa, yang beberapa di antaranya terus menyelenggarakan
pemujaan di depan publik tentang moralitas pribadi. Oleh karena itulah, paling
tidak dalam kampus sendiri, petualangan seksual yang di tempat lain merupakan
hal biasa, di sini tidak dikenal.
"Seakan-akan mereka sendiri tidak pernah melakukannya, para bangsat itu," tambah
Shein tiba-tiba. "Setiap ada kesempatan. Mereka semuanya!"
Logan memandang arlojinya, yang belum dicocok-kan, sambil membisu: dua belas
empat puluh delapan. Di Frankfurt subuh telah merekah. Dalam satu jam lebih
sedikit mereka akan mendarat. "Dr. Shein, mungkin sebaiknya kita tidur."
"Well, mungkin Larsen tidak. Dia terlalu bodoh untuk bisa mengaturnya agar tidak
ketahuan." Logan jelas tidak akan bisa tidur sekarang. Kepalanya serasa berputar. Tiba-tiba
ia merasa dirinya tidak lagi menjadi kolega kolega yang sangat junior tapi
? ?pendamping. Sialan, penjaga malah. Orang ini lebih tidak stabil daripada
dugaannya. Beberapa jam sebelumnya, Logan memandang perjalanan ini sebagai
kesempatan besar, tujuan utamanya adalah untuk memilih saat yang tepat untuk
berusaha memperoleh dukungan Shein bagi Campuran J yang akan mereka
eksperimenkan. Sekarang ia khawatir jangan-jangan ilmuwan terhormat ini
mempermalukan YKA; dan, tidak bisa dikatakan kebetulan, menyeretnya juga.
178 Sesaat, di dekat ban berjalan, Logan khawatir Shein akan berpikir untuk
mengikuti wanita pengusaha berambut pi rang tersebut. Tapi ketika bagasi mereka
akhirnya keluar, ia membiarkan dirinya diajak ke pangkalan taksi, dan setengah
jam kemudian mereka telah berada di International Hotel.
Di depan mata rekannya yang lebih muda, Shein mengalami metamorfosis yang Iain
lagi. Dengan sikap santai dan ceria, ia berdiri di lobi luas yang ditata penuh
selera, menyalami kolega-kolega dari seluruh dunia; tampaknya tanpa kesulitan
mengingat bukan saja nama-nama mereka, tapi juga rincian terkecil penelitian
yang dilakukan masing-masing.
Karena tidak tahu harus bersikap bagaimana, dan tidak menginginkan apa pun
kecuali merebahkan diri di atas sesuatu yang empuk, Logan diam-diam ber-pamitan
ke kamarnya. Kurang dari lima menit kemudian ia telah tertidur.
Ketika matanya terbuka, sejenak ia tidak tahu tengah berada di mana. Angka pada
jam digital di TV menujukkan 3:08. Cahaya matahari menerobos dari jendela di
seberangnya. Hampir sore. Dengan kepala pusing ia meraih telepon dan minta
disambungkan ke kamar Shein. Tidak ada jawaban.
"Tapi ada pesan untuk Anda, Dr. Logan," kata suara dengan bahasa Inggris
beraksen kental. "Mau dikirim ke kamar?"
Catatan tersebut ditulis dengan tulisan tangan Shein, yang biasa digunakannya
untuk menulis resep: Papa berburu, tidak perlu menunggu.
Malamnya, duduk sendirian di restoran hotel, Logan
discan dan didjvu-kan untuk dimhader (dimhad.co.cc) oleh OBI
Dilarang meng-komersil- kan atau keslalan menimpa aada selamanya
PRC/TXT BY OTOY sekali lagi meyakinkan diri kalau tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Konferensi
tiga hari tersebut baru akan dibuka secara resmi besok pagi. Jadwal ceramah
Shein baru esok malamnya. Pasti besok pagi...
Tapi Shein tidak sarapan esok paginya: dan Logan mendapati kalau ia juga tidak
mengambil kartu pe-sertanya di meja depan. Saat menghadiri upacara pembukaan
konferensi seorang diri, memandang dari bagian belakang auditorium yang luas
saat pria tua kepala Joachim Brysch Stiftung der Deutschen Krebshilfe
mengucapkan selamat datang pada para delegasi, ia tidak bisa menyingkirkan
ketakutannya. Apa yang harus dilakukannya" Menghubungi seseorang di YKA" Tapi
siapa dan apa konsekuensinya" Menghubungi polisi Frankfurt" Mungkin malah lebih?buruk lagi hasilnya. Seth Shein merupakan salah seorang peneliti kanker paling
terkemuka di dunia. Siapa tahu, mungkin ia cuma sekadar berkemah di distrik
lampu merah kota ini. Akhirnya, Logan memutuskan untuk tidak melakukan apa-apa. Ini tampaknya bukan
pilihan yang terbaik baginya secara pribadi, tapi sangat mendekati instruksi
yang diberikan Shein sendiri dalam suratnya. Lagi pula, ia juga berkewajiban
untuk menaruh perhatian pada konferensinya sendiri. Dengan tidak hadirnya Shein,
apa bukannya semakin vital baginya untuk bertindak sebagai mata dan telinga
untuk rekan seniornya tersebut"
Ini juga bukan tindakan rasional yang kebetulan. Pekerjaan yang didiskusikan dan
dievaluasi dalam konferensi ini sangat penting. Belum pernah, bahkan
180 di YKA, Logan melihat begitu banyak bakat di satu tempat: spesialis kanker
terkemuka dari hampir semua institusi penelitian yang penting di seluruh dunia.
Saat duduk di auditorium, membalik-balik jadwal acara, ia mampu sedikit
mengesampingkan masalah dari dalam benaknya. Saat itu ia seperti anak delapan
tahun di Disney World, dengan karcis gratis untuk setiap permainan. Kuliah
tentang segala sesuatu dari kanker sel-basal biasa hingga oligodendroglioma
otak, lokakarya mulai dari variasi kemoterapi yang menyesatkan hingga penelitian
untuk mendapatkan terobosan. Begitu banyak kanker, begitu sedikit waktu.
Kemudian, kalau dipikir-pikir, banyaknya variasi pilihan mempermudah dirinya: ia
akan memusatkan perhatian pada kanker payudara.
Di halaman kedua, pandangannya terpaku pada pembicaraan yang akan
diselenggarakan segera setelah upacara ini di aula satu lantai di atasnya:
"Faktor-faktor Prognosis pada Kanker Payudara Tahap Dini." Pembicaranya tercatat
Sergio Ferrati dari Instituto Nazionale di Tumori, Milan, nama yang selalu
diingat Logan sejak pertama kali membacanya di tahun keduanya di Claremont.
Diwajibkan berbahasa Inggris, bahasa internasional ilmu pengetahuan, Dr. Ferrati
ternyata hampir tidak bisa dimengerti, tapi Logan tidak peduli. Sungguh
menyenangkan akhirnya bisa bertemu dengannya. Jadi sekalipun catatannya tidak
berguna, Reston tetap saja akan sangat iri!
Setelah makan siang di kafetaria, Logan segera menuju "Agen Kemoterapi Baru
untuk Kanker Payudara Tahap Menengah" oleh Arthur McGee dari Pusat Kanker M. D.
Anderson di Houston; lalu, untuk
181 mengubah kecepatan, ia mengikuti bagian akhir seminar tentang "Siklus
Perkembangan Sel dalam Sel Kanker Payudara MCF-7."
Pada saat sesi tanya-jawab berakhir, hari sudah hampir pukul 17.00. Shein
dijadwalkan untuk berbicara pukul 20.00, segera setelah makan malam. Perasaan
akan datangnya bencana segera kembali. Di mana orang itu" Ada apa dengannya"
Sepanjang hari, Logan jarang berbicara dengan orang lain di sana. Ia tidak
mempermasalahkannya; muda dan tanpa reputasi besar dalam pertemuan sejumlah jiwa
paling ambisi us di dunia, ia cukup bersyukur bisa menjauh dari suasana
egoistis. Tapi sekarang ia merasa lebih kesepian daripada terkucil.
Setelah sesi-sesi resmi hari ini berakhir, dengan maksud menyingkirkan masalah
dari benaknya, Logan turun ke ruang di dekat lobi tempat diselenggarakannya
"sesi poster". Suasana di situ mirip pameran ilmu pengetahuan SMA, percaya diri berbaur dengan
sedikit keputusasaan. Di gang-gang, dari ujung ke ujung, terdapat banyak kudakuda, masing-masing sekitar 1,8 meter tingginya dan 1,2 meter panjangnya.
Ruangan itu terbuka bahkan bagi yang tidak punya nama, dari mahasiswa strata dua
yang ambisius, peneliti muda yang melihat harapan untuk terkenal, sampai warga
akademik tingkat menengah yang berharap untuk bisa tetap tinggal dalam arena.
Siapa pun yang memiliki data untuk dipamerkan atau bahkan produk untuk dijajakan
diterima dengan tangan terbuka; ia hanya perlu menuliskan penjabaran singkat
tentang barang-barangnya pada poster, menempelkan sedikit data
discan dan didjvu-kan untuk dimhader (dimhad.co.cc) oleh OBI
Dilarang meng-komersil- kan atau keslalan menimpa aada selamanya
PRC/TXT BY OTOY pendukung, dan berdiri di sebelahnya, menunggu pem-beli yang berminat.
Sekalipun sesi poster merupakan lokasi dengan sewa murah dalam setiap konvensi
seperti ini para ilmuwan senior yang menghadirinya cenderung berkeliaran hanya ?dalam kelompok yang protektif, bagai pejabat yang berjalan-jalan di Harlem untuk
memperoleh santapan rohani Logan pernah mendengar kalau sesi poster seperti ini
?sering kali menampilkan pekerjaan yang inovatif. Sekarang ia perlahan menyusuri
pameran tersebut: "Peranan p53 dalam Retinoblastoma" oleh Edinoff da Bender dari
Pusat Kanker Sloan-Kettering Memorial, New York; "Rangkaian Mutasi ras-H dalam
Kanker Pankreas" oleh seorang peneliti dari Madrid; "Sel-sel K-Balb dengan
Etisien Menginternalisasi Antisense Oligonucleotides" oleh... tidak ada afiliasi
yang ditulis di sana. Tapi wanita muda yang jelas merupakan penelitinya berdiri
di dekatnya. Lebih demi kesopanan daripada minat, Logan berhenti sejenak, membaca posternya.
"Afiliasi?" tanya wanita tersebut tiba-tiba.


Obat Pamungkas The Magic Bullet Karya Harry Stein di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Maaf?" kata Logan, terkejut.
"Afiliasi Anda, please?" Bahasa Inggris-nya samar-samar beraksen Eropa Tengah.
Mungkin Ceko. "Yayasan Kanker Amerika."
Mata wanita tersebut bertambah ceria. "Bagus. Kalau begitu Anda pasti tertarik
dengan ini." Dan, tanpa menunggu jawaban, ia mempresentasikan karyanya. "Anda
tahu, kami berusaha membuktikan bahwa konstruksi antisense oligonucleotide bisa
dipergunakan dalam sel-sel ini untuk menghalangi secara rangkaian-183
spesifik ekspresi gen. Ini bisa menjadi cara baru untuk merawat pasien."
Lupakan, pikir Logan, tidak akan berhasil. "Sebenarnya," katanya, "bidangku
kanker payudara." "Oh." Dengan murung, wanita tersebut mengangguk ke sebelah kirinya. "Sebelah
sana." Lorong berikutnya sepenuhnya disediakan bagi penelitian kanker payudara, tidak
kurang dari lima belas poster.
Saat mulai menyusurinya, satu poster seketika menarik minatnya: "Penghalang
Faktor Pertumbuhan yang Terikat pada Sel-sel Kanker Payudara MCF-7".
Logan langsung terenyak. Bahkan pada saat ia berpura-pura tidak peduli, ia sadar
jantungnya berdebar kencang. Inilah klaim yang ingin diajukannya untuk Campuran
J! Apa sudah ada orang yang melakukan penelitian" Berhasilkah"
Ia dan pria di samping poster itu, kartu identifikasi-nya menyebutkan Willem Van
Meter Ph.D., Universitas Antwerp, saling pandang. Tampak jelas tidak terkesan,
Van Meter kembali mengamati kerumunan untuk mencari calon yang lebih potensial.
Logan mendekat. Lirikan sekilas ke kartu-kartu keterangan poster mengkonfirmasi
ketakutannya kalau ini ilmu pengetahuan murni, bukan perdukunan. Ia membaca
kartu tersebut satu demi satu, mempertimbangkan hipotesisnya, mengkritik teknik
eksperimen-nya, berusaha memutuskan apakah tesis ini cukup layak.
Dengan muram, ia memutuskan bahwa kemungkinan tersebut ada.
"Karya menarik," katanya, dengan sikap netral.
discan dan didjvu-kan untuk dimhader (dimhad.co.cc) oleh OBI
Dilarang meng-komersil- kan atau keslalan menimpa aada selamanya
PRC/TXT BY OTOY Van Meter memandangnya "Terima kasih" kemudian kembali mengalihkan ? ?perhatiannya ke ruangan.
"Aku jadi teringat penelitian Profesor Engel dari Universitas Minnesota."
"Ya, aku pernah mendengarnya."
Logan menunggu penjelasan lebih lanjut. Ketika tidak ada, ia merasa kalau pria
tersebut tidak mengetahui penelitian yang dimaksud sedikit pun.
Tapi Van Meter menjadi sedikit gembira beberapa saat kemudian, ketika seorang
ilmuwan lebih tua, yang jauh lebih terkenal, mendekatinya: Dr. Vickers dari
Rumah Sakit Royal Marsden di London.
"Apa ini?" tanya Vickers.
"Polimer polikarboksilat yang berwarna merah," jawab Van Meter cepat. "Menurut
kami cukup menarik."
"Ah, polimer, itu...?"
"Kami berusaha mengadakan aktivitas dalam kanker payudara yang menyebar..."
"Tapi," ulang Vickers, memusatkan perhatian pada rincian pokok, "katamu itu
polimer..,?" "Ya, Sir." "Sayang sekali. Tidak ada orang yang mau menggunakan hasil yang memesonakan ini
pada pasien." Polimer, yang terdiri atas bagian-bagian berulang yang berantai dengan sejumlah
unit yang berbeda molekul-molekulnya, menurut definisinya memiliki tingkah laku
yang tidak menentu. Dan karena diproduksi melalui reaksi kimia yang tidak bisa
diduga akhirnya, polimer tidak pernah bisa memperoleh keseragaman. Dalam
kelompok yang sama bisa ditemukan molekul yang berbeda-beda ukuran dan beratnya,
beberapa di 185 antaranya aktif, beberapa nonaktif, yang lainnya .mungkin malah beracun.
"Ya," Van Meter mengakui. "Yang kami miliki ini terlalu... sulit dijelaskan untuk
penggunaan praktis."
"Memang. FDA Amerika tidak akan pernah mengizinkan benda seperti ini! Mereka
cenderung agak kaku dalam mengetahui apa yang akan kaumasukkan ke dalam tubuh
pasien." Pria Inggris tersebut tertawa. "Well, kukira paling tidak kau bisa
bersenang-senang dengannya."
"Tentu saja, untuk saat ini, aku lebih memusatkan perhatian pada prinsipnya,"
kata Van Meter membela diri. "Pada perkembangannya nanti, kita pasti membutuhkan
campuran yang lebih baik, tapi untuk saat ini..."
Tapi Logan telah mendengar lebih daripada yang dibutuhkannya. Sambil mengangguk
puas, ia berbalik dan meneruskan langkahnya menyusuri lorong.
"Dari mana saja kau?"
Logan pasti mengenali suara tersebut di mana pun dan tidak pernah begitu ?gembira mendengarnya. Ia harus menekan keinginannya untuk memeluk Shein.
Meskipun matanya merah, tidak bercukur, dan masih mengenakan pakaian yang
dikenakannya pada saat tiba, Shein tampaknya baik-baik saja.
"Aku baru saja menghadiri konferensi, Dr. Shein." Ia diam sejenak. "Aku
mengkhawatirkanmu." "Mengkhawatirkan aku" Kau tidak menerima suratku?" Tiba-tiba ia mencondongkan
tubuhnya. "Aku harus ganti pakaian untuk ceramahku. Ikut aku, kuceritakan
segalanya." discan dan didjvu-kan untuk dimhader (dimhad.co.cc) oleh OBI
Dilarang meng-komersil- kan atau keslalan menimpa aada selamanya
PRC/TXT BY OTOY Shein menyampaikan kabarnya dengan semangat.
"Ingat wanita di bandara?" semburnya tiba-tiba, saat mereka memasuki lift.
Logan melirik dengan perasaan tidak enak ke orang lainnya di lift, seorang
pesuruh hotel yang membawa kereta makanan. "Si Pirang?" tanyanya pelan.
"Ya ampun, dia kan punya nama. Christina. Logan, kau kurang menghormati wanita."
Pintu terbuka dan Logan melangkah ke luar dengan perasaan lega. "Kau bersama
dia" Bagaimana kau menemukannya?"
Shein tersenyum bangga. "Kau tidak sepandai penampilanmu kubaca label kopornya.?Ternyata dia penerjemah, hebat kan" Bicaranya lebih baik daripada kita berdua
digabung jadi satu."
Saat mereka menyusuri koridor, Logan melirik arlojinya. Ceramahnya dimulai
kurang dari dua puluh lima menit lagi.
"Cuma ada satu ganjalan dia tidak mau tidur denganku!"
?Sekalipun rasanya harus menjawab, Logan tidak tahu apa yang harus dikatakannya.
"Sayang sekali," katanya mencoba-coba.
"Dia minta aku menjalani tes AIDS. Aku" Keterlaluan!"
Lima belas menit kemudian, berdiri dengan hanya mengenakan celana dalam di depan
wastafel, wajahnya tertutup busa, Shein masih terus membicarakannya. "Kucoba
untuk menjelaskan tentang statistik proba-bilitasnya. Pria seusiaku, dengan
latar belakang seperti diriku, jumlah partner seksualku. Tapi rasanya seperti
berbicara dengan Tembok Berlin!" Ia tertawa. "Itu
187 julukanku untuknya, Tembok Berlin kecilku. Dia menyukainya."
"Dr. Shein, aku agak khawatir dengan waktunya." Dan fakta kalau koleganya
tersebut sama sekali tidak memikirkan ceramahnya.
"Kuberitahu kau, Logan," katanya, sambil menggeleng penuh penyesalan, "histeria
tentang penyakit ini di luar sana benar-benar hebat!"
Tapi Logan ternyata tidak perlu khawatir. Shein cemerlang. Berbicara tanpa teks
tentang faktor yang menstimulasi koloni granulocit protein yang disusun secara
?genetis yang memungkinkan sumsum tulang meregenerasi lebih cepat, oleh karenanya
memungkinkan untuk menerima kemoterapi dosis tinggi ia terus memesona hadirin
?yang membanjiri auditorium utama. Dalam sesi tanya-jawab setelahnya, sepenuhnya
menguasai keadaan, ia menjabarkan pengalaman penelitiannya sendiri atas campuran
tersebut dengan cara-cara yang hampir tidak pernah didengar dalam pertemuan
semacam itu; mendiskusikan bukan saja aspek teknisnya, tapi juga interaksinya
dengan pasien dan keluarganya; di tengah acara ditertawakan oleh para ilmu wan
senior yang pasti menggembirakan veteran komik Borscht Belt.
"Mengagumkan," kata Logan bergairah, saat menyambutnya di podium setelahnya.
"Aku tidak tahu bagaimana kau melakukannya."
Tapi yang mengejutkannya, Shein tampak kecewa. "Demi Tuhan, ini terlalu mudah.
Reaksi mereka seharusnya lebih skeptis."
Logan hanya menatapnya. "Ayolah, Logan, kau juga sama tahunya itu semua
?188 omong kosong. Tingkat kesembuhan penyebaran kanker payudara tidak berubah dalam
dua puluh tahun. Dan semua faktor penstimulasi koloni di planet ini tidak akan
meningkatkannya sedikit pun."
189 Seperti sebagian besar orang sebayanya, ia merasa masih muda. Mungkinkah
sekarang sudah delapan belas tahun sejak ia masih di Sacramento, menulis politik
lokal untuk majalah Bee" Terkadang, saat memejamkan mata, ia bisa melihat
dirinya, dengan rambut sebahu, mengenakan setelan menggelikan, bekerja keras
dengan me sin tik Underwood tuanya, berjuang mengejar batas waktu.
Tapi penyesalan tampaknya hampir tak bersisa. Tindakannya menyingkirkan karier
yang bermasa depan cerah merupakan pilihannya sendiri, dipicu bukan saja oleh
situasi yang berubah, tapi juga perubahan dalam dirinya. Empat belas tahun yang
lalu, ketika Charlie lahir, ia ingin diam di rumah dan menganggap dirinya ?sangat beruntung karena bisa berbuat begitu. Ia ingin menyaksikan anak-anaknya
tumbuh dewasa, mendampingi mereka setiap saat. Tujuh tahun kemudian, pada saat
anak keduanya, Allison, telah cukup umur untuk bersekolah, kehidupannya tidak
lagi terasa mudah. Sekarang, tidak terhindarkan lagi, karier John harus
didulukan. Sacramento hanya tinggal kenangan manis, rumah
190 tempat mereka dulu tinggal telah digantikan rumah yang lebih besar, sebelum
mereka tinggal di sini. Sekarang, bila memasuki kantor penerbitan koran
?terpukul oleh kesunyian, komputer telah mengambil alih mesin tik yang ribut ia
?selalu hanya mendampingi suaminya.
Memang, selama bertahun-tahun ini terkadang ia membenci situasi ini. Tidak mudah
untuk hidup di bawah bayang-bayang bintang politik yang tengah melejit. Begitu
memasuki tempat umum, suaminya selalu berubah, pandangannya mengeras dan
senyumnya terpasang. Kurangnya pertemuan dengan ayah mereka terasa berat bagi
anak-anak. Sekalipun begitu, ia selalu berkata pada orang-orang kalau pernikahannya
bahagia, dan tidak seperti umumnya istri politikus, ia bersungguh-sungguh.
Mungkin tidak setegar karang sebagaimana pernikahan orangtuanya, tapi mau apa
lagi" Ini masa-masa yang berubah, masa-masa sulit. Kalau John ambisius, well,
bukankah itu salah satu alasan dirinya menikahinya "
Di atas semua itu, ia menghormati suaminya. Ia mengetahui betapa sengsara
suaminya akibat kompromi yang harus dilakukannya; dan betapa sering, dalam masa
sulit, ia berjuang untuk tetap jujur terhadap diri sendiri. la melihat dirinya
merupakan bagian penting proses tersebut, partner yang jauh melebihi sekadar
nama. Suaminya sepenuhnya mempercayainya.
Mungkin, ia menyadarinva sekarang, bahkan lebih daripada kepercayaannya pada
suaminya. Karena selama hampir seminggu setelah sakit di bagian
discan dan didjvu-kan untuk dimhader (dimhad.co.cc) oleh OBI
Dilarang meng-komersil- kan atau keslalan menimpa aada selamanya
PRC/TXT BY OTOY bawah punggungnya kembali menggigit, ia tidak memberitahunya. Bagaimanapun,
dokter masih menenangkan. Katanya ia menyarankan biopsi hanya sebagai tindakan
jaga-jaga. (Jaga-jaga untuk siapa" pikirnya, dengan kesal. Sebetulnya masa
depart siapa yang BENAR-BENAR dikhawatirkan dokternya")
Ia akhirnya setuju karena lebih mudah begitu daripada menentangnya. Setidaknya,
pikirannya sen-din akan tenang.
Biarpun begitu, ia memutuskan untuk tidak memberitahu John. Saatnya kurang
tepat, suaminya se-dang menghadapi banyak masalah. Ia akan memberitahunya nanti
sesudahnya, bila hasilnya telah keluar, bila ia sudah bebas dan bersih.
Biopsinya dijadwalkan lusa. Saat memandang ke cermin, ia sekali lagi berhasil
mengatasi keragu-raguannya. Bukan wanita sakit yang tengah menatapnya itu. Itu
wanita yang tampak tepat seperti yang dirasakannya sangat muda.?192
Esok paginya, Shein menghilang lagi. Tapi Logan tidak lagi mengkhawatirkannya.
Walau penampilannya seperti itu, Shein jelas mampu menjaga diri sebaik siapa pun
yang pernah dikenalnya. Lagi pula, ia tengah memikirkan hal lain. Hari ini ia akan mengunjungi bangunan
tempat Paul Ehrlich menaklukan sipilis, sekarang merupakan pusat penelitian
kanker. Direkturnya telah memanfaatkan pendeknya jarak dengan tempat konferensi
untuk menyelenggarakan tur dan berbagai acara.
Logan tidak begitu berminat dengan topik yang akan didiskusikannya, tapi ada
alasan lain untuk kedatangannya. Ini ziarah. Ia mengunjungi tempat ini sebagai
wisatawan yang terperangah dan penggemar tanpa malu-malu, sebagaimana orangorang lain, di kampung halaman, mengunjungi rumah Elvis di Graceland;
membayangkan, seperti mereka, bahwa ia mungkin bisa menangkap penyebab prestasi
orang hebat tersebut. Bus sewaan dari pusat konferensi menurunkan Logan dan dua belas orang lainnya di
depan bangunan sesaat sebelum pukul 11.00. Ia langsung kecewa.
193 Dari luar bangunan tersebut sama sekali tidak mengesankan, benda persegi dari
batu kelabu yang tertutup tanaman ivy, menghadap ke jalan sempit (setelah perang
diganti namanya menjadi Paul Ehrlich Allee) dan diapit oleh bangunan-bangunan
yang sangat identik bentuk dan ukurannya. Satu-satunya tanda sejarah hebat
bangunan tersebut hanyalah pelat logam kecil di sudut.
Setelah masuk ke dalam, Logan semakin tidak bersemangat ketika melihat bahwa
bagian dalamnya baru-baru ini telah diperbaharui; dengan tidak selayaknya,
daerah resepsionis yang luas diisi segala macam perabotan ultra modern yang
diasosiasikan Logan dengan keinginan untuk mengesankan para dokter Park Avenue
seperti Sidney Karpe. Sekarang beberapa sentuhan tradisional yang tersisa yang
tampaknya tidak pada tempatnya: sepasang vas Oriental besar dengan motif rumit,
penuh dengan bulu merak. Foto wanita tua dengan pakaian gaya akhir abad 19 ia
?istri pemilik asli bangunan dan pewaris Ehrlich. Patung dada ilmu wan tersebut
terdapat di atas marmer persegi, nama dan tahun 1854-1915 tertulis di dasarnya.
Para dokter dan peneliti yang berkunjung tersebut disambut oleh peneliti muda
yang mengaku sebagai asisten tuan rumah mereka, direktur pusat penelitian. Dalam
bahasa Inggris yang sempurna, ia menyampaikan ulasan singkat jenis pekerjaan
yang tengah diselenggarakan di tempat ini. Sebagaimana yang akan segera mereka
saksikan dalam tur, laboratorium Institut sangat canggih; kurang dari dua tahun
sebelumnya, lantai-lantai atas telah diruntuhkan dan dibangun ulang.
194 MaRan siang akan.disajikan pada akhir tur, dengan pembicara tambahan, direktur
penelitian Institut, berbicara pada saat pencuci mulut dan kopi dihidangkan.
Tentu saja ia dan para koleganya sangat mengharapkan pertanyaan, komentar, dan
pengamatan dari para tamu yang terhormat.
Dalam hati, Logan bergidik. Ini tidak ada hubungannya dengan tempat magis yang
mengaduk imajinasinya selama bertahun-tahun sebelumnya. Dari nada bicara mereka,
bahkan mereka yang bekerja di tempat ini pun tidak begitu menghargai peristiwa
luar biasa yang pernah terjadi di antara dinding-dinding bangunan ini; tidak ada
perasaan bahwa mereka merupakan pewaris salah satu penelitian yang paling
menakjubkan dalam sejarah ilmu pengetahuan.
Mungkin lebih baik ia tadi tidak datang; paling tidak, ilusinya tetap utuh.
Setengah jam kemudian, pada saat mereka di tengah-tengah acara tur, ia merasa
yakin. Logan siap untuk meninggalkan tempat ini dan pasti melakukannya, kalau ?ia punya bayangan di mana, di lingkungan yang sunyi dan membosankan ini, ia bisa
mendapat taksi. Laboratorium yang ditunjukkan peneliti muda tersebut identik
dengan laboratorium tempat Logan bekerja: malahan, flow cytometer-nya mesin
?yang menembakkan sel-sel ke berkas laser agar bisa dipelajari secara
terpisah yang tampaknya sangat dibanggakannya merupakan model yang akan di?pensiunkan YKA. Saat kelompok pengunjung bergerombol menaiki tangga ke lantai teratas, tempat
serangkaian laboratorium lainnya, Logan menyelinap turun, menuju ke
discan dan didjvu-kan untuk dimhader (dimhad.co.cc) oleh OBI
Dilarang meng-komersil- kan atau keslalan menimpa aada selamanya
PRC/TXT BY OTOY ruang resepsionis. Sepanjang jalan ia menghirup kopinya, hingga tiba di
resepsionis. "Maaf, kau bisa bahasa Inggris?"
Resepsionis tersebut menatapnya dengan pandangan tidak sabar. "Ya, tentu saja."
"Kamar kecil di mana, ya?"
Wanita tersebut mengangguk ke arah lorong depan. "Ke sana, terus menuruni
tangga. Lalu lurus ke kamar sebelahnya. Belok kiri. Dan belok kiri lagi. Di
sebelah kanan." Logan yakin ia telah mengikuti petunjuk resepsionis itu setepat-tepatnya itu
?sebabnya ia kebingungan ke-tika tiba di koridor sempit yang berakhir pada pintu
kayu. Apa itu yang dicarinya"


Obat Pamungkas The Magic Bullet Karya Harry Stein di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Ia mencoba membuka pintu tersebut dan seketika mengetahui kalau harus
?menutupnya kembali. Tangga kayu menuju ke bawah tanah. Tapi, setelah ragu-ragu
sejenak, ia justru menghidupkan lampu. Tanpa suara, merasa sangat bersemangat,
ia menuruni beberapa anak tangga dan mengintip ke bawah.
Apa yang dilihatnya membuatnya yakin untuk meneruskan perjalanan: peralatan
laboratorium kuno, jenis yang selama ini hanya dilihatnya di foto, ditata rapi
dalam lemari kayu jati bertutup kaca yang berjajar di dinding.
Setelah lebih dekat, ia bingung sekaligus tergelitik. Benda-benda di sana layak
untuk dimuseunikan, tidak ada gunanya bagi peneliti masa kini, seperti lumpang
dan alu. Mikroskop perunggu yang terlalu besar. Neraca baja mengilap. Kondensor
kaca tiup manual dengan koil pendingin berbentuk spiral yang indah.
196 Kompor Bunsen dan tatakan berbentuk cincin. Semuanya terbungkus debu tebal,
seakan tidak pernah ada yang bahkan sekadar memandang sampah mengagumkan ini
selama berpuluh-puluh tahun.
Sebagai orang yang skeptis baik karena sifatnya maupun karena
?pendidikannya Logan tidak bisa menekan seluruh pemikirannya: Adakah kemungkinan
?walau sekecil apa pun kalau semua ini pernah digunakan oleh Paul Ehrlich
sendiri" Di sudut, ia melihat adanya tumpukan peti kayu. Dengan sangat hati-hati, ia
mengangkat peti teratas dan meletakkannya di lantai. Di dalamnya terdapat botolbptol tua yang dulu berisi bahan kimia, masing-masing dibungkus kertas koran
yang telah menguning sebagai pelindung. Sekalipun telah lama habis, huruf-huruf
yang timbul pada beberapa di antaranya menunjukkan isinya dulu: HC1
terkonsentrasi, H2S04, amonium hidroksida. Botol-botol lainnya terbungkus label
yang dilemkan ke sana, sekarang sudah cokelat termakan usia, tulisan tangan pada
label tersebut memudar hingga sulit dibaca.Menyadari sepenuhnya kalau telah berada di sini terlalu lama makan siang ?mungkin telah dimulai Logan bergegas membungkus kembali botol-botol tersebut.
?Tapi ia berhenti sejenak untuk melihat tanggal korannya 7 Juli 1916 dan, tanpa
? ?tertahan, segera berusaha membaca peristiwa di masa lalu tersebut. Pertempuran
seru tengah berlangsung mungkinkah itu Pertempuran Somme" dan orang-orang
? ?Jerman didorong untuk berkorban lebih besar lagi bagi Kaiser mereka dan para
prajuritnya yang agung. Logan mengambil halaman lainnya untuk dibaca.
discan dan didjvu-kan untuk dimhader (dimhad.co.cc) oleh OBI
Dilarang meng-komersil- kan atau keslalan menimpa aada selamanya
PRC/TXT BY OTOY Tapi pandangannya segera teralih oleh hal lain: re-masan kertas catatan,
terjepit di sudut. Ia mengambilnya dan meratakannya. Tulisan pensil
tersebut sulit untuk membacanya dalam cahaya remang-remang tertanggal 25
? ?November 1916, diikuti tulisan yang rapat. Tapi yang menarik minatnya adalah
sketsa di bawahnya: heksagon kembar yang berbagi sisi yang sama dan, menonjol
dari masing-masing heksagon, molekul sulfonat tambahan. Ia menghela napas
panjang, menghirup udara pengap. Di tangannya terdapat apa yang bertentangan
dengan semua logika. Versi primitif Campuran J!
Dengan hati-hati, ia melipat kembali kertas tersebut, menjejalkannya di saku,
dan kembali meletakkan botol-botol ke dalam peti. Lima menit kemudian, dengan
jantung berdebar kencang, ia kembali menggabungkan diri dengan kelompoknya.
198 Sabrina selalu berhasil menutupi perasaannya dengan baik dan John Reston sama
sekali tidak menduga kalau ia menentang keterlibatannya dalam proyek itu.
Filosofi Sabrina mengenai hubungan manusia sederhana: Jangan mencari masalah,
tekan keinginan untuk menimbulkan masalah. Dalam kerja sama ilmiah, khususnya,
keharmonisan tim sangat penting bahkan, seperti yang sering kali terjadi,
?seandainya keharmonisan itu terpaksa maupun palsu.
"Jangan menyangsikannya, oke?" desak Logan. "Jangan menyangsikan aku." Dan
akhirnya, itulah yang dilakukan Sabrina.
Pada saat ini, bahkan ia pun jadi yakin kalau itulah tindakan yang tepat. Dalam
beberapa hari sejak kepergian Logan, perasaan tidak sukanya telah lenyap
sepenuhnya. Bekerja sama dengan Reston dalam menyusun proposal protokol,
menghabiskan sebagian besar hari Sabtu tersebut membungkuk di depan komputernya,
ia mendapati kalau Reston memang secerdas yang dipromosikan Logan; dan apa yang
sebelumnya dianggap sebagai sikap mementingkan diri semakin lama tampak sekadar
variasi yang menyesatkan dari
199 kemaskulinannya yang merasa tidak aman; jenis yang, bila dipikirkan dengan
pemikiran yang tepat, bisa jadi menyenangkan.
Yang menjadi masalah adalah mereka jelas sekali punya pemikiran yang sama.
Mengingat hambatan besar yang akan mereka hadapi dalam beroperasi usia muda ?mereka, fakta kalau Campuran J telah gagal dengan begitu menjengkelkan dalam uji
coba AIDS, kemungkinan tentangan yang serius proposal tersebut harus sesempurna
?mungkin. Perbedaan antara protokol ini dan semua pendahulunya harus dijelaskan
dengan sangat terinci, karena kemungkinan besar akan ditentang dengan keras dan
kreatif. Seperti Logan, Sabrina memiliki argumen dasar untuk Campuran J selama bermingguminggu sebelumnya. Tapi baru sekarang, dengan Reston mengendalikan keyboard, ia
melihat alasan tersebut diarahkan untuk memperoleh pengaruh maksimum. Reston
editor berbakat dan terjun ke dalam bidang di mana keahlian semacam itu sangat
?langka. Sabrina mengetahui kalau Logan benar: kehadiran Reston bisa berarti
penting bagi hasil akhirnya.
Menjelang sore mereka telah menyelesaikan rancangan kasar pembukaan proposal,
enam halaman panjangnya. "Kau sangat pandai bermain kata-kata, Reston," katanya, sambil membacanya.
"Semuanya menjadi begitu jelas."
Reston tersenyum padanya. "Karena kau yang mengatakannya, kuhargai pujiannya."
"Sesudah membacanya, siapa yang tidak ingin mendukung protokol seperti ini?"
200 "Itu namanya membuat persiapan. Sekarang bagian yang sulit rinciannya." Ia diam
?sejenak. "Nah, kau punya minuman?"
Sabrina mengangguk. "Tapi aku lebih suka tidak minum dan bekerja pada saat yang
bersamaan." "Kukira sudah saatnya beristirahat."
"Kenapa" Lebih cepat kita mulai, lebih cepat selesai, bukan?"
Reston tertawa. "Sumpah, terkadang kau berbicara ala koboi barat."
"Aku tidak tahu apa-apa tentang itu."
"Jangan khawatir, itu hebat." Ia tersenyum. "Ayolah, cuma segelas anggur?"
Sabrina menggeleng. "Nanti."
"Dengar, aku punya jadwal. Kemungkinan besar kita akan berdebat serius beberapa
menit lagi, dan aku berharap bisa menumpulkan pikiranmu supaya kau tidak menang
dengan mudah." Sabrina menahan senyumnya. "Oh, ya" Debat macam apa?"
"Sebelum melangkah lebih jauh, kita harus mendiskusikan kelayakan pasien untuk
protokol ini. Aku punya bayangan cukup bagus di mana kau dan Logan bisa
menggunakannya sebagai dasar."
Sabrina tercengang. Status sakit-sehatnya pasien yang layak untuk menerima
protokol ini memang sangat mendasar. Sabrina selama ini menerima begitu sajabahwa pandangan mereka tentang hal itu sama.
Bagi orang luar, pertanyaan tersebut kedengarannya sepenuhnya medis, tapi
sebenarnya status kelayakan pasien juga merupakan keputusan politis, bahkan
moral. Seperti seorang spekulator real estate atau
discan dan didjvu-kan untuk dimhader (dimhad.co.cc) oleh OBI
Dilarang meng-komersil- kan atau keslalan menimpa aada selamanya
PRC/TXT BY OTOY keuangan yang tegang, banyak peneliti ambisius yang berusaha untuk menentukan
batas-batasnya terlebih dulu, membatasi pengobatan protokol mereka terhadap
pasien yang cukup sehat agar kemungkinan sukses cukup tinggi.
Sabrina terdiam sejenak sebelum menjawab. "Posisiku di mana?" tanyanya, tidak
mengungkapkan perasaan apa pun. "Aku belum memutuskannya sama sekali."
"Kuduga kau memilih pasien dengan persentase lima puluh sampai enam puluh pada
Skala Karnovsky." Yang dimaksud adalah perhitungan standar atas kondisi pasien
kanker. Sembilan puluh persen ke atas berarti masih bisa berfungsi seperti
biasa; tiga puluh persen, terikat di ranjang; sepuluh persen, sekarat. Lima
puluh atau enam puluh persen, kondisi pasien tersebut kemungkinan menurun;
sekalipun masih bisa berjalan, mudah lelah atau terus-menerus menurun berat
badannya. Sabrina tidak bisa mendebatnya. Contoh tersebut persis dengan ukuran kesuksesan
Campuran J. "Kau mau lebih tinggi" Enam puluh sampai tujuh puluh?"
"Delapan puluh ke atas."
Sabrina mendengus. "Itu orang-orang yang hampir sembuh. Kau bisa mengajak mereka
berdansa. Atau" ia berusaha keras menemukan istilah yang sepenuhnya gila-?gilaan "menonton mereka bermain jootballV
?"Apa salahnya" Itu permainan bagus."
Sabrina merasa pipinya memerah. Sekalipun cukup percaya diri, ia selalu
kehilangan keberanian menghadapi sesuatu yang dianggapnya sebagai kesintingan.
"Dengarkan aku, Reston, kau tidak mempercayai cam 202 puran ini" Logan dan aku, kami percaya. Sangat percaya."
"Kau mengerti kalau seluruh karier kita menjadi taruhannya" Kau BENAR-BENAR
mengerti?" "Dan uji coba dengan bias seperti itu" Bisa membantu kariermu?"
"Jangan membesar-besarkan, para wanita ini muak dengan kanker payudara."
Kemarahan Sabrina sulit untuk disembunyikan. "Proposal seperti itu" ia
?menggeleng "akan ditertawakan pada saat datanya keluar. Dan mereka benar."
?"Anggaplah sebagai negosiasi. Kita bisa menurunkannya sampai delapan puluh
persen, mungkin lebih rendah sedikit."
"Sebaiknya jangan mendiskusikannya sekarang. Nanti kita bicarakan lagi kalau
Logan sudah kembali."
Sambil memunggungi Reston, ia berusaha keras mengendalikan diri.
"Kalau begitu apa yang harus kita bicarakan?"
"Entahlah." "Apa ada istilah Italia untuk cantik kalau marahi" "Apa?"
"Seharusnya ada."
Tiba-tiba, tak terduga, Sabrina merasa tangan Reston memeluk pinggangnya,
napasnya mengembus tengkuknya.
"John, apa-apaan kau?"
Reston tidak bergerak. "Kurasa ini saat yang sangat tepat untuk mencobanya,
hah?" "HENTIKAN. Sekarang!"
"Tapi kau sangat cantik, aku tidak tahan lagi. Seharian ini aku terus
memikirkannya." 203 Sabrina memutar bagian atas tubuhnya, berusaha membebaskan diri.
"Hei, tenang." Reston mengecup lehernya. Sabrina merasa selangkangan Reston
menempel pada tubuhnya. "Ayolah, Sabrina, apa kelebihan Logan dariku?"
"Bastardo! Figlio di puttana!"
Dengan sekuat tenaga, Sabrina akhirnya berhasil membebaskan diri.
Reston mengangkat tangannya dengan gaya bingung yang tidak berdosa, seperti
pemain basket yang dihukum dengan tidak adil. "Kau tidak berminat, baik. Tidak
ada salahnya mencoba."
"Pergi dari sini, Reston. Sekarang juga!"
"Ayolah. Jangan bodoh. Sebaiknya kita kembali bekerja."
"PERGI." Reston tidak pernah mendengar kata tersebut diucapkan lebih dingin dari
sekarang. "Dengar, aku cuma manusia biasa. Aku berjanji tidak akan terulang." Tapi ia
telah meraih jaketnya yang tersampir pada kursi terdekat. "Aku sungguh-sungguh,
Sabrina, maafkan aku."
Ia menarik ritsleting jaketnya dan maju beberapa langkah ke pintu. "Please,
jangan terlalu dimasukkan ke hati, oke" Dan sebaiknya hanya kita yang tahu."
Sebelum konferensi mencapai setengahnya, Logan telah memutuskan bahwa mustahil
untuk bersaing dengan kehidupan pribadi Shein. Ia akan menyampaikan masalah
Campuran J dan proposal protokol yang akan datang dalam perjalanan pulang.? ?Biarpun begitu, setelah dua jam pesawat lepas
204 landas, ia masih berusaha menemukan cara untuk memulai pembicaraan. Dengan
frustrasi, meskipun tidak mengejutkan, sekali lagi ia menjadi pendengar yang
taat, dipaksa untuk mendengarkan rincian petualangan terbaru Shein. Tampaknya
hubungannya dengan Christina akhirnya berlangsung baik. Sekalipun Christina
tetap menolak untuk mendengarkan argumentasi tentang probabilitas penularan HIV,
ia menampilkan keeksentrikan yang menyenangkan dan tidak terduga: mereka
menghabiskan sebagian besar siang kemarin dengan membaca surat-surat porno di
Penthouse keras-keras. "Wanita muda yang hebatV
Sekarang, setelah kisahnya selesai, ilmuwan tersebut tampaknya mulai mengantuk.
"Dr. Shein, ada yang mau kaudiskusikan tentang konferensi itu" Catatanku cukup
lengkap." "Nanti saja." Logan ragu-ragu. "Aku mendapat pengalaman yang cukup menarik sewaktu mengunjungi
bekas tempat kerja Paul Ehrlich."
Shein bahkan tidak membuka mata. "Aku tahu tentang laboratorium itu. Pekerjaan
mereka tidak ada gunanya sama sekali."
"Tidak ada hubungannya dengan itu. Aku turun ke ruang bawah tanah dan menemukan
beberapa peralatan. Barang kuno. Aku yakin barang-barang tersebut berasal dari
laboratorium Paul Ehrlich sendiri."
Ia menegakkan duduknya dan memandang Logan, betul-betul terkejut. "Apa yang
kaulakukan di ruang bawah tanah?"
"Well, begini "?"Ada yang kauambil" Untuk suvenir?"
discan dan didjvu-kan untuk dimhader (dimhad.co.cc) oleh OBI
Dilarang meng-komersil- kan atau keslalan menimpa aada selamanya
PRC/TXT BY OTOY Dengan wajah memerah, Logan merogoh saku dalam jasnya dan mengambil kertas
tersebut. "Ini."
"Begitu dong." Shein menerimanya. "Brengsek, apa kau tidak tahu kalau aku bisa
membuatmu ditangkap?"
Setelah mengenakan kacamata bacanya, Shein melalap kertas tersebut dalam waktu
singkat. "Kutemukan dalam peti berisi botol-botol bahan kimia. Sebagai bungkus."
"Lalu?" "Well, kukira ini cukup menarik."
"Kenapa" Ini cuma kertas tua yang dicoret-coret?"
"Benar. Tapi kalau kauperhatikan lebih cermat..."
Shein menatapnya tajam. "Logan, kapan kau akan terbuka denganku" Kau dan aku
sama-sama mengetahui kalau ini merupakan versi awal struktur kimiawi yang sedang
kau dan Italia manis itu pelajari."
Sekarang setelah kesempatan tersebut datang sendiri, Logan ternyata merasa sama
sekali tidak siap. "Benar," katanya mengakui.
"Apa arti kata-kata itu?"
"Kata-kata?" Ia memandang kertas tersebut lebih teliti untuk pertama kalinya.
"Kau mau terjemahannya?"
"Ya, Logan, kurasa begitu istilahnya." "Weir ia ragu-ragu. "Pada dasarnya, ini
?cuma menjelaskan campuran yang digambarkan." "Aromatik polisulfonat."
"Tapi bahasanya aneh, agak kaku. Kukira ini ditulis salah seorang peneliti
Jepang Ehrlich sebagai semacam jurnal "
?Shein menyingkirkan kemungkinan itu. "Urus faktanya saja, Logan. Apa artinya
penemuan kecilmu 206 ini?" Ia melambaikan kertas tersebut tinggi-tinggi. "Kalau ada artinya."
"Weir ia diam sejenak "kurasa sangat berarti. Maksudku, kami membaca kalau ? ?campuran tersebut mungkin berasal dari Jerman, bertahun-tahun yang lalu. Senang
rasanya menemukan apa yang tampaknya merupakan konfirmasi langsung."
"Jadi apa, Logan sangat berarti atau menyenangkan" Kau ilmuwan, keduanya tidak
?sama." Logan tampak kecewa. 'Tidak, kurasa tidak banyak berarti tidak dalam lingkup
?ilmiah." "Baik. Kau mau kesenangan, pergilah berselancar tubuh. Atau apa saja." Ia diam
sejenak. "Nah, kita punya waktu senggang: Coba ceritakan semua yang kaukejar.
Serinci mungkin." Jadi selama dua jam berikutnya ia menceritakannya, dimulai dengan kemunculan
Larry Tilley di ruang periksa. Shein terkadang tampak tidak sabar menyela
?ceritanya dengan komentar yang tajam atau pertanyaan menantang tapi minatnya
?tidak berkurang sedikit pun.
"Campuran J untuk kanker payudara?" katanya setelah cerita Logan berakhir.
"Well, pilihan baru, harus kuakui. Sekarang sampai di mana kau?"
"Kuharap Sabrina dan Reston sudah menuliskan sesuatu sepulangnya kita."
"Jadi cuma kalian bertiga?" Nadanya tidak menyenangkan, tidak menunjukkan apa
pun. "Sejauh ini."

Obat Pamungkas The Magic Bullet Karya Harry Stein di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Sambil memejamkan matanya, Shein kembali bersandar ke kursinya. "Kedengarannya
cara yang cukup bagus untuk menyusun menage a trois, kalau memang itu yang
kaukejar." 207 Reaksi Logan lebih tajam daripada yang diinginkannya. "Dengar, Dr. Shein, aku
tidak perlu mendengarnya. Kami sudah mencurahkan banyak waktu untuk proyek ini.
Kami merasa ini cukup berpotensi."
Yang mengejutkan, Shein membuka mata dan mengangkat bahu hampir mirip
?permintaan maaf. "Oh, maaf, kau tidak bilang kalau kau berhubungan dengannya.
Kenapa kau selalu tidak terbuka denganku?"
"Aku cuma ingin menceritakan betapa "
?Tapi Shein menghentikannya dengan meremas lengannya. "Itu gagasan bagus. Aku
terkesan. Tentu saja aku mau melihat datamu. Coba lihat proposalmu."
"Jadi kau berminat" Kau mau membantu kami?" tanya Logan, sangat keheranan.
"Menurutmu kenapa aku mengajakmu dalam perjalanan sialan ini?"
discan dan didjvu-kan untuk dimhader (dimhad.co.cc) oleh OBI
Dilarang meng-komersil- kan atau keslalan menimpa aada selamanya
PRC/TXT BY OTOY 21 September 1919 Frankfurt
Semacam ulang tahun tepatnya enam tahun sesudah kami mulai menggarap campuran ?ini di laboratorium Profesor Ehrlich. Sudah berapa lama rasanya" Betapa naifnya
aku menganggap jawabannya bisa ditemukan dalam waktu singkat! Sekarang sudah
berhari-hari aku merasa putus asa, jangan-jangan jawabannya tidak akan pernah
ditemukan. Menjelang perang berakhir, kami mengira situasi sudah tak bisa lebih buruk lagi.
Sekarang kami menyadari betapa kelirunya pandangan tersebut! Semua orang
kelaparan. Gelandangan di mana-mana! Tentu saja, beberapa bahan untuk pekerjaan
tidak bisa diperoleh. Kami melontarkan gurauan untuk mencari tikus percobaan di
ruang bawah tanah hanya saja, karena melihat tempat penyimpanan makanan kosong,
?mereka semua sudah pergi.
209 Sekalipun begitu, aku masih terus berusaha. Pagi ini, menyelesaikan variasi
terbaru campuran tersebut: #74 kristal-kristal putih yang indah, sedikit
?menggelap bila terkena sinar matahari. Kuharap ada peningkatan keaktifan.
Mungkin jawabannya pada panjangnya molekul!
Lebih dari kapan pun, aku merindukan kekuatan dan nasihat Dr. Ehrlich!
210 Saat menatap halaman, kelelahan setengah mati, Reston tiba-tiba tertawa. Di
seberang ruangan, Logan dan Sabrina berturut-turut menengadah dari kertas yang
tengah mereka baca. "Aku tidak tahu bagaimana kalian," kata Reston, "tapi aku sudah membaca proposal
terkutuk ini berulang-ulang, sampai tidak lagi bisa menyerap isinya. Rasanya
seperti ditulis dalam huruf Yunani kuno."
"Kita semua lelah, Reston," sergah Sabrina. "Tapi itu bukan alasan untuk
berhenti bekerja." "Maksudku," tambah Reston, mengabaikannya, "aku baru saja membaca menyediakan
pengobatan yang berarti sebagai mendapatkan pelacur yang berarti. Kurasa kita
tidak akan menuliskan sesuatu yang semenarik itu."
"Berani bertaruh itu akan menarik minat mereka," kata Logan.
"Terutama Shein," kata sahabatnya menyetujui. Logan tertawa; tentu saja ia
menceritakan percakapannya dengan pria senior tersebut secara rinci. "Ini bukan
lelucon," kata Sabrina ketus. "Kurasa
211 Shein tidak menginginkan protokol yang bisa ditertawakan. Begitu juga komite
penilai." Sekali lagi, Logan terkejut: Ada apa dengan Sabrina" Kenapa tiba-tiba ia tidak
humoris sama sekali" Dan terus-menerus bersikap keras pada Reston"
Ini mulai tepat sejak kepulangannya dari Jerman. Malamnya, sewaktu makan malam,
Sabrina memberitahunya tentang perbedaan yang tampaknya tidak bisa disesuaikan
mengenai masalah kelayakan pasien.
"Ini konflik besar," katanya. "Aku tahu kau menyukai Reston, tapi kurasa kita
tidak bisa membiarkannya bekerja bersama kita."
Logan juga mengerti bahwa argumentasi tersebut merupakan sumber masalah serius.
Sekalipun begitu, ia juga mengerti bahwa kalau dibutuhkan, Reston terbukti
sangat biarpun bukan sifatnya logis. Memang benar, ia memaksakan pendapatnya
? ? dalam pertemuan bersama mereka setelah liburan, mengungkapkan statistik tingkat
kesuksesan protokol yang mirip selama bertahun-tahun untuk memenangkan
perdebatannya dengan Sabrina. Tapi begitu tahu bahwa ia tidak akan menang, ia
tidak berusaha memperpanjang perdebatan.
"Nah," kata Logan, "kuanggap kau masih mau ikut serta" Sekalipun kita belum
tentu sukses?" "Hei, apa lagi yang bisa kukerjakan" Maksudku, bukannya aku tidak menduganya.
Kalau ini berhasil, kurasa kita semua harus terbiasa dengan peraturan suara
terbanyak" ia meringis "bahkan kalau suara terbanyak keliru." Dan, dari dalam ? ?tasnya, ia mengambil sebotol sampanye. "Kurasa kita perlu
212 bersulang." Ia memandang penuh arti pada Sabrina. "Semacam 'Semua untuk satu dan
satu untuk semua!'" Dalam minggu-minggu setelahnya, pertentangan ilmiah di antara ketiganya tidak
banyak. Sekalipun begitu, sikap Sabrina terhadap Reston tampaknya tidak berubah.
Dan Logan tidak mampu memancing pembicaraan tentangnya. Dua kali ia berusaha,
Sabrina menolak mentah-mentah untuk mengakui kalau ada ganjalan.
"Dengar," kata Logan sekarang, "kita semua gugup dengan reaksi Shein terhadap
rancangan ini. Kenapa tidak berusaha untuk santai saja?"
"Berani taruhan aku tidak segugup dirimu," kata Reston. "Shein tidak
mengharapkan apa pun dariku."
"Terima kasih banyak," kata Logan, mengakui perkataannya. "Senang sekali
mendengar kau selalu siap untuk menghibur."
Malahan, karena ia yang merekrut Shein sebagai penasihat senior proyek dan
?orang senior tersebut terang-terangan memandangnya sebagai pendatang baru
potensial Logan jelas menanggung risiko yang lebih besar daripada kedua
?koleganya. Sejauh ini, Shein tetap menjaga jarak, memilih untuk membiarkan
ketiga rekan junior tersebut untuk menyusun rancangan proposal protokolnya
sendiri. Ini kebaikan yang sekaligus merupakan tantangan: baru
setelah'mempelajarinya, ia akan memberitahukan akan mendukung mereka sepenuhnya
atau tidak. "Well" kata Logan, mendesah, "kita akan tahu" ia memandang arlojinya
?sekilas "sebentar lagi. Bukan main, haram jadah itu terlambat!"
?discan dan didjvu-kan untuk dimhader (dimhad.co.cc) oleh OBI
Dilarang meng-komersil- kan atau keslalan menimpa aada selamanya
PRC/TXT BY OTOY "Aku tidak khawatir," kata Sabrina meyakinkan. "Ini pekerjaan yang baik."
Sambil mendesah, Logan menutup proposal protokolnya; lima puluh lima halaman,
plus cetak ulang enam artikel dan data pendukung lainnya, proposal tersebut
sangat mirip laporan tahunan perusahaan.
Tentu saja itu salah satu maksudnya. Bahkan dengan dukungan Shein pun, tugas
mereka masih menggunung: untuk mengesankan dewan penilai yang skeptis bahwa,
sekalipun muda dan kurang pengalaman, mereka peneliti yang berdedikasi dan
banyak akal, mengerjakan sesuatu yang benar-benar berpotensi. Biarpun begitu
?inilah yang menyebabkan sikap seimbang menjadi sangat rumit tujuan mereka tidak
?boleh terkesan tidak realistis, atau lebih dari agak berharap bahwa mereka akan
berhasil. Malahan, dengan judul, "Uji Coba Klinis Tahap Dua Campuran J dalam Penyebaran
Kanker Payudara", proposal mereka kedengaran mengandung kelembutan yang
diperhitungkan masak-masak; seakan proposal tersebut ditulis trio orang tua yang
berpengetahuan luas, yakin kalau dunia hampir tidak pernah menyerahkan
rahasianya. Selain itu, mereka juga menaruh perhatian khusus pada Dokumen Persetujuan
Setelah Pasien Diberitahu yang merupakan bagian kesimpulan proposal. Karena
Campuran J tidak memiliki sejarah klinis sebagai agen antikanker, mereka hanya
bisa berspekulasi atas reaksi pasien terhadap pengobatan dengan Campuran J. Tapi
hal ini pun mereka perjelas dengan mendaftar kemungkinan kadar racun yang cukup
panjang yang para peneliti lain mungkin menyepelekannya.
214 Mereka juga menaruh perhatian yang sama besar untuk hampir setiap aspek uji coba
yang diajukan. Keputusan terberat lain setelah menyangkut kelayakan pasien pada
intinya hanyalah masalah teknis. Melibatkan jadwal pemberian obat dan karena ?Campuran J tidak bisa diserap bila diminum penyuntikan langsung ke pembuluh
?darah jelas merupakan pilihan yang lebih efektif: tetesan terus-menerus atau
dosis yang lebih tinggi konsentrasinya yang diberikan secara sporadis, melalui
peluru besar yang dikenal dengan istilah bolus.
Setelah beberapa malam panjang yang nyaris tanpa hasil, mereka memilih tetesan.
Bagaimanapun, seperti sebagian besar lainnya, pilihan tersebut sedikit banyak
hanya merupakan hasil menduga-duga. Apakah sel-sel kankernya kemungkinan lebih
cepat mati karena kadar pengobatan dalam darah yang stabil" Atau hanya hancur
dengan racun yang berlebihan langkah yang juga menghadapkan sel-sel sehat pada
?risiko yang lebih besar"
Pada akhirnya, kemungkinan inilah yang menentukan keputusan mereka. Tetesan
jelas merupakan pilihan yang lebih konservatif; dan, merasa yakin kalau ini
lebih bertanggung jawab, setelah berdiskusi berjam-jam mereka memutuskan untuk
memilihnya. "Maaf," kata Shein, ketika akhirnya ia muncul di apartemen Logan, empat puluh
menit kemudian, "pegawai Dinas Kesehatan dan Kemanusiaan datang ke kantorku dan
tidak bisa kuusir." "Tidak apa, Dr. Shein."
"Birokrat-birokrat keparat itu tidak pernah beristirahat. Sekarang mereka ingin
garis besar semua 215 uji coba klinis yang berlangsung di YKA. Kau percaya" Seakan-akan mereka
mengerti apa yang akan mereka baca!"
Logan mengangguk, tidak sabar. "Benar." Berapa lama lagi Shein mau mengulur-ulur
waktu" "Well, senang melihat kalian semua ada di sini." Shein tertawa. "Aku suka halhal yang berbau misteri seperti ini. Aku yakin kalian semua cukup berhati-hati
untuk tidak diikuti."
"Boleh kugantungkan mantelmu, Dr. Shein?" tanya Logan.
"Logan, Seth. Berapa kali kau harus kuberitahu?"
Logan tentu saja menganggapnya sebagai pertanda bagus. Ia tersenyum. "Maaf.
Boleh kugantungkan mantelmu, SethT
"Tidak. Alice menunggu kepulanganku aku harus meluangkan waktu sebentar
? untuknya juga, demi Tuhan. Yang akan kubicarakan tidak butuh waktu lama."
Rasanya seperti pukulan di ulu hati, tapi Logan tidak menunjukkan reaksi apa
pun. "Tempat ini boleh juga," kata Shein mengamati, melirik ke seisi ruangan.
"Terima kasih."
"Jadi apa" kau melengkapinya melalui toko Bala Keselamatan atau kau ? ?mengunjungi toko Goodwill?"
"Sebenarnya, Dr. Shein maaf, Seth aku pergi ke Ikea."
? ?"Ada apa denganmu, Logan, kehilangan perasaan humormu?"
"Dia sering begitu," tambah Reston. "Bukan salah satu sifat baiknya."
216 "Kurasa," kata Sabrina datar, "kami semua penasaran menunggu pendapatmu atas
proposal itu." Shein menatapnya. "Lihat itu. Paling tidak satu orang di sini punya nyali untuk
berterus terang." Setelah membuka mantelnya, ia melontarkannya ke kursi kosong.
Dari saku dalam jas wol kotak-kotaknya yang kusut ia mengeluarkan kopi proposal
protokol yang terlipat. Tampaknya telah dibaca baik-baik. "Kau punya minuman?"
"Please, Dr. Shein."
Shein menatap Logan dengan jengkel. "Oke. Ini bagus. Sangat bagus."
Logan bisa bernapas lagi. Ia menunggu sesaat. "Kau sungguh-sungguh?"
Pandangan Shein beralih dari Reston kepada Sabrina, kegembiraan atau mungkin
?cuma sekadar lega" tampak nyata pada wajah keduanya. "Tunggu dulu. Bukannya
?tanpa kritik serius."
Dan sesaat kemudian, seakan tidak suka karena telah menimbulkan kegembiraan
biarpun hanya semu, ia mengungkapkannya: "Aku tidak suka tetesan itu. Kalian
harus menggunakan bolus."
"Tentu saja kami sudah mempertimbangkannya masak-masak," kata Logan. "Kenapa
kau " ?"Karena kalian seharusnya berani mengambil risiko," ia memotong dengan tidaT
sab"ar. Bukan risiko yang konyol, demi Tuhan, tapi, yeah, yang sesuai! Kalau
tidak, efek yang bagaimana yang bisa kalian dapatkan?"
"Sangat sedikit," kata Reston, pelan.
"Jangan cuma menjawab apa yang ingin kudengar, Reston. Katakan sesuatu yang aku
belum tahu. Dalam 217 situasi yang paling baik, racun macam apa yang bisa kalian hasilkan dengan obat
ini?" Reston jelas memerah wajahnya. "Banyak sekali:"
"Benar. Barang yang menyebabkan jaringan adrenal temanmu Til ley tidak
berfungsi*. Jadi kenapa kalian malu-malu" Pada akhirnya, kanker tersebut akan
membunuh mereka juga kenapa tidak menghajar sel-sel kankernya sekeras-kerasnya
? dan lolos?" "Kami berusaha meminimalkan kerusakan," kata Logan beralasan. "Kami ingin
pasiennya tetap hidup."
"Persetan. Kalau kalian menguji coba seperti ini, kemungkinan besar kalian akan
berhadapan dengan kematian. Karena pada dasarnya tindakan kalian hanyalah
meracuni orang-orang sehingga kurang seinci lagi dari kematian. Kalian tidak
bisa membuat telur dadar tanpa memecah telurnya."
Kesunyian mencekam ruangan lama sekali.
Sabrina-lah yang memecahkannya. "Dr. Shein, kita membicarakan jendela
therapeutic, bukan" Dosis yang beracun bagi sel-sel kanker tapi tidak bagi selsel sehat." Shein mengangguk. "Tepat."
"Dan ini batas yang sangat tipis... bahkan untuk obat terbaik."
"Rahasianya adalah menemukannya. Itulah yang membedakan antara dokter kanker
hebat dengan pecundang kesediaannya untuk mengambil risiko tinggi dan tidak ?mengedipkan mata karenanya. Jauh Jebih mudah mengatakannya daripada
menjalaninya." Shein mengamati para pendengarnya. Sabrina jelas sekali menguasai hal ini; ia
akan setuju dengan pendapatnya. Begitu juga Reston, sekalipun hanya untuk
discan dan didjvu-kan untuk dimhader (dimhad.co.cc) oleh OBI
Dilarang meng-komersil- kan atau keslalan menimpa aada selamanya
PRC/TXT BY OTOY memberi kesan baik padanya. Tapi Logan tampaknya belum yakin.
"Dengar," tambahnya, menujukan pada Logan, "bukannya aku tidak mengerti
impulsnya. Kalau kau menginfus pasien dengan dosis subtoksin, dia akan
menyayangimu habis-habisan. Semua orang diberitahunya, 'Dokterku jenius, dia
memberiku kemoterapi dan hampir tidak ada efek sampingnya!'" Ia diam sejenak
penuh arti. "Tapi apa kau sadar kalau kau membunuhnya dengan kebaikan?"
Ia terdiam, lebih serius daripada yang pernah dilihat Logan. "Tugasmu adalah
menemukan pengobatan! Lakukanlah dan persetan apa kau seorang nabi atau
?jahanam jangan pernah berpikir untuk" menjadi populer lagi." Logan tidak
? ?bisa mendebatnya sedikit pun. Faktanya, mendengar pria tersebut mengungkapkannya
dengan begitu terus terang ia justru semakin menghormatinya: pria itu bukan saja
berotak teknologi tinggi, bagai menggunakan microchip, tapi juga punya nyali
sebesar para birokrat kuno.
Meskipun begitu, ia masih ragu-ragu karena ia juga menyadari suatu hal lain.
?Tidak peduli betapapun baiknya maksud nasihat Shein, dan tidak peduli betapa
penting kedengarannya, posisi seniornya tersebut tidak terancam. Logan dan tim
Campuran J tidak bisa melanjutkan tanpa restunya. Dan, kalau ada kekeliruan, ia
tidak menanggung risikonya.
"Bagaimana dengan masalah adrenal.?" desak Logan. "Dengan dosis yang
kausarankan, setiap pasien dalam uji coba ini kemungkinan akan menderita" ia
?ragu-ragu "kerusakan jaringan adrenal. Seperti Tilley."
?219 Shein mengangkat bahu. "Cegah saja dengan hidro-kortison. Itu akan menetralkan
efek beracunnya sediakan hormon yang sama dengan yang biasanya diproduksi
? jaringan adrenal dalam bentuk pil."
i___ Logan mempertimbangkannya. "Tapi itu bisa jadi
5 t cuma awalan. Maksudku, itu yang ingin kami peroleh dengan persyaratan
Persetujuan Setelah Pasien Diberitahu. Siapa yang tahu berapa banyak masalah


Obat Pamungkas The Magic Bullet Karya Harry Stein di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

stj: lain yang harus kita bereskan selama percobaan?" Ia diam sejenak. "Well,
kurasa itu jembatan yang harus kjta_s"b"ran|"."
Shein tersenyum: ia tahu ia telah berhasil meyakinkan Logan. "Untungnya, kau
bisa meminta pertolonganku untuk merancang pemecahan."
"Bisa kami andalkan?"
"Sepenuhnya." Ia beranjak bangkit dan meraih mantelnya. "Omong-omong, nanti
sewaktu kau tulis ulang proposalnya, kurangi persyaratan Persetujuan yang
Diinformasikan keparat itu. Tidak perlu berlebihan membayangkan efek samping
yang mungkin timbul."
"Kami cuma ingin jujur. Dan bertanggung jawab."
"Dengar, apa yang kautuli" di sana membuat/cw ketakutan setengah mati. Komite
juga sudah mengetahuinya."
"Kurasa kau benar."
"Jangan lupa, Logan, kita semua satu pihak dalam hal ini."
220 Malamnya, setelah Reston pulang, Logan mengeluarkan botol sampanyenya sendiri.
Roederer Cristal harganya seratus empat puluh dolar.?Sekalipun ia telah merencanakannya selama berminggu-minggu, ia terkejut ketika menyadari betapa cepat saat
ini berubah jadi antiklimaks.
"Ada yang tidak beres?" tanyanya pada Sabrina saat mereka menghirup gelas kedua
mereka. Tapi, diam-diam merasa jengkel, di dalam hati ia mengucapkan pertanyaan
yang berbeda. Apa lagi yang salah sekarang"
"Aku cuma kelelahan."
Logan memeluknya. "Biasakan. Pekerjaan sebenarnya belum lagi dimulai."
"Shein ini," kata Sabrina dengan senyum dipaksakan, "moralnya sama dengan kubis.
Tapi tidak membosankan."
"Tidak memang tidak. Beri dia organ putar dan kemeja kecil, dia pasti berdiri ?di atas tangannya di jalan, seperti topeng monyet." Ia diam sejenak. "Hanya saja
kuharap dia berhenti melontarkan gurauan yang menyakitkan."
221 Sabrina menatapnya lekat-lekat. Mulanya wajah Logan baginya hanya tampan;
sekarang ia juga terpesona oleh kerut-merut kekhawatiran itu bukti dari apa
?yang ia ketahui sebagai karakternya. "Ia tidak bersungguh-sungguh. Itu pertanda
dia menyukaimu." "Benar. Kalau dia lebih bersahabat, akan kutembak kepalaku."
Meskipun tampak percaya diri, Sabrina tahu Logan sebenarnya sangat rapuh; produk
kehidupan rumah tangga berantakan yang tidak bisa pura-pura dimengertinya.
Sabrina bersimpati padanya tapi juga membuatnya merasa tidak enak. Biarpun
?mereka sama-sama mencurahkan perhatian sepenuhnya pada pekerjaan, Sabrina sejak
lama juga tidak mau menghambur-hamburkan waktu untuk membina hubungan romantis.
Ia menyayangi Logan lebih dari siapa pun sejak lama. Tapi semakin lama, ia
?tidak bisa membantah kalau Logan benar sejak awal: hubungan pribadi dan
profesional yang membingungkan ini bisa menjadi kesalahan fatal.
"Maafkan aku, Logan," katanya, "saat ini seharusnya kita berbahagia."
"Siapa bilang aku tidak bahagia?" Ia tersenyum. "Kau bergurau" Sekarang aku cuma
membutuhkan cerutu Havana untuk membuat kehidupan ini sempurna."
Sabrina tertawa, tapi Logan mengetahui kalau dirinya belum berhasil menjembatani
jarak di antara mereka. "Anggaplah Shein cuma salib yang harus kupikul. Punyamu
Reston." Reston! Tentu saja ia merupakan inti masalah. Bisakah ia terbuka pada Logan"
Lebih dari sekali ia 222 hampir melakukannya. Tapi selalu dikalahkan pertanyaan pragmatis: Bisa sekacau
apa akibatnya" Yang penting sekarang yang paling penting adalah keberhasilan
? ?protokol. Dan untuk masa depan yang sebentar lagi itu, itu tampaknya berarti
harus menerima Reston sebaik-baiknya.
"Well" kata Logan tiba-tiba, cukup yakin kalau Sabrina menentang pasti ia akan
melontarkannya dalam bentuk gurauan, "kurasa sudah saatnya kita mengadakan
perayaan yang benar-benar perayaan." Ia mengangguk ke arah kamar tidur.
"Jangan dulu, Logan. Ini sungguh menyenangkan."
Sekalipun begitu, ia menghadapi dilema. Karena semakin lama semakin nyata kalau
kekikukan situasi pribadi ini mungkin akan mengancam pekerjaan mereka. Ia tidak
bisa mempercayai Reston. Logan sebaliknya, sepenuhnya percaya. Sebagai
akibatnya, sekarang terkadang ia ragu untuk mempercayai kekasih/ koleganya
sepenuhnya bahkan dalam masalah ilmiah.
Ia meraih sampanye. "Kalau kutunjukkan sesuatu," katanya tiba-tiba, "bisa
kaurahasiakan hanya untuk kita berdua?"
Apa lagi" "Hewan, sayuran, atau mineral?"
"Aku serius, Logan. Ini-artikel yang kutemukan. Tentang Nakano. Bukan sesuatu
yang sangat penting tapi aku tidak mau John Reston terlibat."?"Ah." Demi Tuhan, kapan dia mau menghentikan obsesinya terhadap Reston"
"Persetan, baiklah. John juga tidak terlalu peduli dengan hal-hal yang
berhubungan dengan latar belakang. Menurutnya tidak berguna."
"Kau berjanji?"
223 "Kalau kau mau."
Sabrina beranjak bangkit, menyeberangi ruangan, dan mengambil sehelai kertas
dari kopornya. "Ini," katanya, mengulurkannya pada Logan. "Tidak banyak tapi
?ada beberapa rincian di dalamnya."
Kertas tersebut merupakan fotokopi kliping koran, tanggal 18 Agustus 1924, dan
hanya tiga paragraf panjangnya, dari harian Jerman Frankfurter Allgemeine
Zeitung. Saat mempelajarinya, dengan cepat Logan memahami kalau artikel tersebut
semacam pengumuman sosial. Dr. Mikio Nakano, asisten direktur Divisi Obat-obatan
Kimiawi I.G. Farben Company, hari berikutnya akan berbicara di Perkumpulan Istri
Tentara yang Berperang cabang Frankfurt. Topik ceramahnya: /. G. Farben
Wissenschaftler erzielen Fortschritte im Kampf gegen die Krankheiten der
Menschheit (Kemajuan yang dicapai para ilmuwan I.G. Farben dalam melawan
penyakit manusia). Artikel tersebut menyebutkan kalau pembicaranya merupakan
keturunan Jepang, mantan asisten Paul Ehrlich yang agung. Usianya tercatat tiga
puluh empat. "Dari mana kau mendapatkan ini?" tanya Logan, sambil menengadah.
"Kuhubungi semua perusahaan kimia Jerman. Kutanyakan kalau ada yang punya
informasi mengenai orang ini."
"Tapi I.G. Farben sudah tidak ada lagi..."
Sebagaimana yang mereka berdua ketahui, pelajaran yang ditinggalkan oleh
perusahaan kimiawi besar tersebut tentang potensi penyalahgunaan ilmu
pengetahuan merupakan salah satu yang paling buas dalam catatan sejarah: karena
dengan antusias berpartisipasi dalam
224 program genocide (pembantaian terhadap suatu golongan) yang diselenggarakan
Third Reich bahkan hingga mengoperasikan kamp budak di Auschwitz perusahaan
? ?tersebut dibubarkan oleh Sekutu segera setelah perang, para direkturnya dituntut
sebagai penjahat perang. "Memang. Ini dari salah satu perusahaan penerusnya, Hoechst. Semua data yang
mereka miliki tentang orang ini ada dalam fde mereka." Ia tersenyum. "Kurasa
orang-orang Jerman tidak terlalu banyak membuang."
"Jadi kita benar mengenai orang ini dia bersama Ehrlich." Ia memandang Sabrina.
?"Kau luar biasa, tahu?"
"Tidak, cuma penasaran. Sama denganmu. Masih sedikit yang kita ketahui tentang
pekerjaannya." Tapi Logan bisa melihat kalau Sabrina kembali pada kepribadiannya yang dulu;
sifat tertutupnya telah digantikan, paling tidak untuk saat ini, dengan
keterbukaan yang sangat memikat. "Kau juga sangat cantik," tambahnya, secara
spontan. "Kurasa kau benar-benar layak mendapat sampanye lagi."
"Tidak, terima kasih." Ia meraih tangan Logan dan mengecupnya lembut. "Kurasa
sekarang saatnya kita melanjutkan perayaan."
discan dan didjvu-kan untuk dimhader (dimhad.co.cc) oleh OBI
Dilarang meng-komersil- kan atau keslalan menimpa aada selamanya
PRC/TXT BY OTOY 18 Agustus 1924 Leverkusen
Kenapa kuterima tawaran untuk bekerja pada Farben" Mereka menggunakanku seperti
kera terlatih! Harus menyia-nyiakan sepanjang siang untuk berceramah.
Aku dengan bahasa Jerman-ku! Jelas para pendengar sama payahnya dengan diriku ?untuk memahaminya.
Lebih banyak bukti kalau Farben tidak begitu tertarik pada proyek. Herr Direktor
Ambros, dulunya pendukung, mengatakan kalau laboratorium menghabiskan terlalu
banyak waktu untuk campuran meragukan potensi komersialnya. Semakin sulit
?menggunakan laboratorium untuk pekerjaan itu.
Semalam tidak bisa tidur. Mana yang lebih buruk kehilangan pekerjaan atau
?mempertahankannya" Campuran #157 tidak ada gunanya. Tidak stabil dalam suhu kamar dan sangat tidak
mudah larut. Besok mulai dengan #158. 226 Logan agak gemetar ketika tiba di rumah sakit esok harinya untuk acara keliling
pagi dan bahkan lebih tidak berminat daripada biasanya untuk berurusan dengan
?Rochelle Boudin. Selama beberapa bulan ini, Rochelle menjadi semakin sulit. Biarpun Logan bangga
akan kemampuannya berurusan dengan pasien yang sulit, ia harus bekerja keras
untuk mempertahankan sikap gembiranya bila mengunjungi wanita itu. Hampir setiap
hari bahkan pada hari-hari ketika ia tidak bertugas di rumah sakit Logan
? ?menerima pesan kalau Rochelle membutuhkannya. Kalau bukan tentang jadwal
pengobatannya, mungkin tentang mutu makanan rumah sakit; atau mungkin bahkan
tentang acara penelitian kanker yang dilihatnya semalam di PBS yang menurut
bayangannya ada gunanya bagi pengobatannya.
Logan terlambat untuk menyadari kalau ia sendirilah yang menjadi penyebabnya.
Karena ia berusaha menunjukkan perhatian khusus pada awal hubungan mereka,
Rochelle akhirnya beranggapan bahwa ia berhak mendapat keistimewaan; sekarang
merasa berhak untuk 227 menuntut hal-hal yang tidak akan dituntutnya dari dokter lain di YKA.
Tentu saja, sebenarnya yang ia inginkan adalah sahabat dan beberapa minggu
?terakhir ini, kebutuhan tersebut menjadi semakin nyata. Suami Rochelle, Roger,
yang pada awalnya menunjukkan kesetiaannya, telah menghilang dari pandangan, dan
Logan menyadari kalau semakin lama Rochelle semakin tidak mempercayai
pengakuannya sendiri kalau Roger sedang sibuk.
Jelas sekali, skenario semacam ini selalu pedih. Penyakit gawat merupakan ujian
terberat dalam ikatan manusia, cenderung untuk menunjukkan kebangkrutan
moral juga karakter terhadap orang-orang tercinta; dan seandainya terjadi pada? ?orang lain, orang yang tidak begitu manipulatif atau bahkan sedikit lebih
memiliki pertimbangan, Logan mungkin akan menganggap situasi Rochelle
mengharukan. Sekarang ini, urusannya dengan Rochelle lebih dikarenakan kewajiban untuk
menjaga protokol di mana Rochelle merupakan bagian darinya. Yang, pada
akhirnya karena protokol yang bersangkutan merupakan milik Larsen yang plin?plan dan sulit diduga tidak lebih daripada kewajiban terhadap masa depannya.
?Sekarang, saat ia menggosok tubuhnya, menyiramkan air dingin ke wajahnya untuk
menghapus kantuk dari matanya, ia tiba-tiba menyadari kehadiran seseorang di
sebelahnya. Perawat Lennox.
Logan berpaling padanya dengan tatapan tidak senang. Wanita itu jelas datang
bukan untuk menyampaikan berita baik.
"Apa?" 228 "Aku tidak ingin mengganggumu dengan berita ini, Dokter." "Boudin?"
Ia mengangguk. "Dia mulai menanyakanmu sejak kemarin siang, dan mulai lagi
begitu bangun tadi pagi. Perhitungan terakhir sel darah putihnya baru saja
keluar." "Oh, Tuhan." Biasanya ia tidak keberatan dengan panduan etis yang memberikan
akses penuh kepada pasien terhadap catatan medis masing-masing. Tapi Boudin
selalu melecehkannya, mendapatkan hasil uji bahkan sebelum dilihat dokternya,
sering kali me-nafsirkanya dengan cara yang hampir tidak ada hubungannya dengan
realitas medis. "Berapa?"
"Empat ribu dua ratus. Ini kubawa."
Ia menyerahkan kertas laporan tersebut kepada Logan, yang segera mengamatinya
sekilas. "Jadi... kurasa dia minta dosisnya dikurangi lagi, benar?"
Ia mengangguk. "Memang."
"Astaga,, orang satu ini...!"
"Semoga beruntung."
"Yeah. Aku berharap cuma keberuntungan yang diperlukan."
Dengan perasaan enggan ia menyusuri koridor menuju kamar Rochelle, tantangan di
hadapannya terlalu dikenalnya: Bagaimana cara membatasi percakapan ini jadi lima
sampai sepuluh menit saja" Bagaimana caranya melewatinya dengan semburan
emosional seminimal mungkin"
"Dr. Logan?" Logan begitu tenggelam dalam pemikirannya, se 229 hingga sejenak ia tidak bereaksi terhadap suara yang memanggilnya dari belakang
tersebut atau mungkin karena suara tersebut begitu biasa. "Dr. Logan."?Ia berputar, dan terkejut melihat... Stillman!
"D-Dr. Stillman," katanya tergagap, "maaf, saya tidak mendengar panggilan Anda."
Pria senior tersebut mendekatinya, mengulurkan tangannya, tersenyum. "Bukan
masalah. Kau punya waktu beberapa menit" Ada yang mau kubicarakan."
Logan ragu-ragu. "Sebenarnya, saya mau mengunjungi pasien. Tapi kalau hanya
sebentar " ?"Siapa?" "Rochelle Boudin."
"Kau beruntung. Tidak, sebaiknya kaubereskan dulu, jangan sampai Larsen
menendang pantatmu." Ia tersenyum lagi, kali ini dipenuhi pengertian antarteman.
"Datanglah ke kantorku sesudahnya."
Sesaat kemudian, melangkah memasuki kamar Rochelle Boudin, ia harus berusaha
keras menutupi reaksinya penasaran, bercampur kegelisahan terhadap apa yang
? ?baru saja terjadi. "Selamat pagi, Rochelle," katanya dengan kaku. "Katanya kau mencariku?"
Rochelle duduk tegak di ranjang, Selamat Pagi Amerika tengah ditayangkan di
televisi mini yang tergantung setinggi mata. "Ke mana saja kau kemarin?"
"Rochelle," katanya, dengan kesabaran dibuat-buat, "kau tahu aku tidak bertugas
di rumah sakit hari Rabu, aku di Klinik Seleksi."
"Maksudku kemarin malam. Kau biasanya berkunjung setiap malam."
discan dan didjvu-kan untuk dimhader (dimhad.co.cc) oleh OBI
Dilarang meng-komersil- kan atau keslalan menimpa aada selamanya
PRC/TXT BY OTOY Ia tidak bisa mengingkarinya. Pada awal kedatangannya di YKA, ia sering kali
menghabiskan waktu dengan bercakap-cakap dengan pasiennya setelah jam kerja;
sedikit perhatian untuk peningkatan hubungan yang juga bisa menjadi perubahan
langkah yang cukup menyenangkan. Tapi sejak mulai menggarap proyek Campuran J,
ia tidak mungkin bisa melakukannya. "Dengar, Rochelle, maafkan, tapi aku sibuk
akhir-akhir ini." Ia berdeham. "Katanya ada yang mau kaubicarakan."
"Kau sudah melihat perhitungan sel darah putihku?"
"Ini kubawa." Ia berusaha bersikap sesimpatik mungkin. "Aku tahu kalau tampaknya
darah putihmu rendah. Tapi yakinlah, kau belum mencapai taraf berbahaya."
Malahan, setelah tujuh bulan sumsum tulangnya dihajar kemoterapi, Boudin
bertahan dengan cukup baik.
"Kuminta dosisnya dikurangi. Aku minta dengan sangat"
"Rochelle, kau sepenuhnya mengetahui kalau menurut persyaratan protokol "
?"Aku sudah muak," selanya, "kenapa sih kau tidak mau menolongku sedikit...?"
"Please, Rochelle, kau mengetahui kalau aku kami semua sangat memperhatikan
? ?keadaanmu." "Benar?" tanyanya, tiba-tiba sikapnya berubah agak manja. "Terkadang aku tidak
tahu." "Dengar, kau sudah memikirkan apa yang kita bicarakan terakhir kali dulu?"
Yang dimaksudkannya adalah pemasangan lajur infus subclavian di dada atas.
Sebagaimana yang sering dialami para pasien kemoterapi dalam jangka
231 waktu lama, pembuluh darah dekat permukaan menyempit dan hampir tidak kelihatan,
menyulitkan pemasangan infus dan terkadang menyakitkan. Lajur infus akan
membuatnya semudah menancapkan steker ke stop kontak.
"Entahlah," katanya. "Menyakitkan atau tidak?"
"Rochelle, kita sudah membicarakannya. Sakitnya cuma sedikit. Dokter bedah bisa
melakukannya dalam lima belas menit, dengan pembiusan lokal. Sesudah kau selesai
menjalani kemo, lajurnya bisa disingkirkan dengan mudah."
"Menurutmu sebaiknya kulakukan?"
Dalam situasi lain, pertanyaan tersebut mungkin beralasan. Sekarang hanya
membuatnya jengkel. "Ya, tentu saja."
"Kalau begitu baiklah. Kalau menurutmu begitu."
"Bagus, kurasa itu keputusan yang benar. Nanti kuminta dokter bedahnya, Dr.


Obat Pamungkas The Magic Bullet Karya Harry Stein di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Dawkins, kemari." Logan memandang arlojinya sekilas. "Dengar, Rochelle, pagi ini
aku sibuk sekali. Mungkin kau bisa membicarakannya dengan dokter lain."
"Aku tidak mau membicarakannya dengan orang lain."
"Well, maaf, aku harus pergi." Dan ia berbalik, menuju pintu.
"Nanti kau kembali?"
Tapi ia berpura-pura tidak mendengarnya, tidak berhenti sebelum mencapai kantor
Stillman. "Bagaimana?" tanya seniornya tersebut, sama ramahnya seperti tadi.
Logan menggeleng. "Wanita itu benar-benar bagai mimpi buruk."
232 Stillman tertawa. "Well, duduklah, santai saja." Ia menunjuk kursi yang
menghadap mejanya. "Siapa tahu, mungkin bisa kita atur supaya kau tidak perlu
melakukannya lagi." Logan duduk dan membalas senyumnya. Apa-apaan ini" "Pasti menyenangkan kalau
bisa." "Aku jarang melihatmu akhir-akhir ini. Apa saja yang kaulakukan?"
Logan mengangkat bahu. "Tidak banyak. Ini dan itu."
"Ini dan itu" Kedengarannya kau terlalu santai." Ia diam sejenak, mencondongkan
tubuhnya ke depan. "Tidak ada gunanya menebak-nebak. Bergabunglah dengan timku."
"Tim penelitian klinis Anda?" Logan tertegun. "Sungguh?"
"Obat yang kubicarakan denganmu dan siapa namanya itu...?" "John Reston."
Ia mengangguk. "...Sebentar lagi siap dicobakan. Kami sedang menyusun protokolnya
sekarang, dan aku harus menambah staf pendukungku."
"Ya Tuhan! Luar biasa."
Kalau Stillman menangkap nada kurang begitu antusias dalam ucapannya, ia tidak
menampakkannya. "Aku tahu aku tidak perlu merayumu, Logan," katanya. "Tapi
menurutku ini akan menjadi obat penting. Dan penting juga artinya bagi siapa pun
yang ada di dekatnya."
"Sungguh menyanjung. Terima kasih."
Stillman melambaikan tangannya. "Lupakan, aku memintamu karena kau bagus. Aku
pernah melihat 233 pekerjaanmu di Klinik dan di bangsal pasien. Penambahan pasien merupakan aspek
paling penting dalam uji coba ini."
Ia menanti reaksi. Ketika Logan hanya mengangguk, ia mendesak lagi. "Tidak perlu
kukatakan lagi, dengan beranggapan segalanya berjalan memuaskan, pada akhirnya
namamu akan masuk koran." Ia tertawa. "Bukan sebagai pemimpin penelitian, tapi
pasti ada." Logan mengetahui betapa tidak biasanya penawaran tersebut. Ia menghargai apa
artinya itu bagi kariernya dalam situasi lain.
Ia juga mengetahui ia harus punya alasan kuat untuk menolaknya.
Logan mengangguk lagi, kemudian memutuskan untuk mengambil risiko. "Sir, bisa
tolong Anda jelaskan lebih jauh tentang obat tersebut?"
Pertanyaan semacam itu dari peneliti junior mungkin bisa dianggap sebagai
penghinaan. Tapi Stillman, benar-benar percaya diri, menerimanya dengan baik.
"Well, seperti yang sudah kukatakan, ini strategi faktor anti-pertumbuhan. Aku
benar-benar belum siap untuk menjelaskan lebih jauh lagi."
Masih belum siap, Logan penasaran, padahal segalanya hampir siap untuk diajukan
ke Dewan Penilai" Ada yang tidak beres. "Sir, tapi, well, kalau aku harus
mencurahkan perhatianku pada proyek ini, aku benar-benar ingin mengetahui lebih
dari itu." "Begitu, hah?" Stillman bersandar ke kursinya. "Yah, mulai saja dengan ini. Ini
obat paling hebat yang akan lolos seleksi untuk sementara ini. Baru dan berbeda
dan pers akan melalapnya habis."
"Bagus sekali."
234 "Dan," tambahnya, "kau bodoh sekali kalau tidak segera menerkam kesempatan ini."
Tiba-tiba, saat masih duduk di sana, ia mengerti, merasa begitu yakin hingga ia
berani mempertaruhkan nyawanya: Stillman tidak mempercayai obat itu sedikit pun!
Obat tersebut hanya sekadar variasi dari obat yang lama. Itu sebabnya ia tidak
mau menjelaskan lebih jauh.
Protokol ini sama sekali bukan ancaman bagi Campuran J. Stillman hanya
memikirkan jangka pendek kehebohannya, dan dana yang akan diperolehnya.?"Boleh aku pikirkan dulu?" kata Logan. "Maksudku, ini keputusan yang sangat
besar." Mata Stillman mengerjap jengkel, tapi ia menahan diri. "Silakan," katanya.
"Tentu saja." Ia beranjak bangkit dan mengulurkan tangan. "Seperti yang selalu
kukatakan pada orang-orang, itu salah satu sifatmu yang kusukai, Logan. Tidak
tergesa-gesa." 235 Logan dan para rekannya sejak semula telah menyadari ironi besarnya: bahwa
sebelum protokol mereka bisa diajukan pada Dewan Penilai, mereka harus meminta
tanda tangan orang yang paling tidak senang dengan proyek seperti ini. Raymond
Larsen. Secara sederhana, sebagai kepala Departemen Obat-obatan, Larsen menjalankan
sistem di mana semua protokol baru harus menyesuaikan. Ia mengatur ranjang dan
waktu klinis, menentukan adanya Klinik Pasien Berobat Jalan, dan, kalau ada
pekerjaan sisa yang harus dibereskan, mengendalikan akses terhadap rekan tahun
pertama. Sekalipun bagi orang luar hal itu tampak seperti hambatan potensial yang besar,
bagi Logan sekadar ketidaknyamanan. Dalam pandangannya, tidak mungkin Larsen
menghambat proyek tersebut: tidak ada ilmuwan peneliti bertanggung jawab yang
mau dianggap masyarakat sebagai penghambat gagasan yang baik. Selain itu, yang
penting, Campuran J mendapat dukungan Seth Shein; dan, Shein mendapat dukungan
Kenneth Markell, kepala YKA yang berkuasa.
discan dan didjvu-kan untuk dimhader (dimhad.co.cc) oleh OBI
Dilarang meng-komersil- kan atau keslalan menimpa aada selamanya
PRC/TXT BY OTOY Larsen juga menyadari kenyataan politik di tempat kerja.
Yang berarti Logan juga tidak merasa nyaman untuk menempatkan seniornya dalam
posisi seperti itu atau kalau ia pernah membayangkan bahwa Larsen akan ?menerimanya dengan enteng. Beberapa waktu sebelumnya, Shein telah mengatakan apa
yang tampaknya merupakan ejekan bagi pria tersebut: "Kau mengetahui alasan
Larsen menghalangi kemajuan orang lain" Karena dia sendiri tidak berbakat untuk
maju." Bagi kepala Departemen Obat-obatan itu, protokol Campuran J merupakan penghinaan
ganda; bukti positif bahwa bukan saja rekan tahun pertama ini, orang-orang yang
bukan apa-apa ini, telah menolak tawarannya, tapi juga telah bergabung dengan
musuh utamanya, Shein. Jelas sekali, Logan harus berusaha paling tidak mengendalikan kerusakan. Sambil
menyeberangi kampus menuju kantor Larsen di Gedung Administrasi, mencengkeram
amplop manila 12 x 14 inci yang berisi rancangan terakhir protokol, Logan sekali
lagi mengulangi apa yang akan dikatakannya sewaktu menyerahkannya: bahwa ia
telah mempertimbangkan gagasan ini beberapa waktu lamanya; bahwa selama ini,
Shein tertarik pada proyek ini; tapi ia sangat berharap agar Larsen sekarang
juga memberikan kritik atas proposalnya.
Ia gembira mendapati seniornya tidak ada di tempat.
"Bisa kutitipkan ini padamu?" tanyanya pada Elaine, sekretaris Larsen.
Ia memandang curiga kepada Logan. "Apa ini?"
237 Selama ia menghabiskan waktu di kantor luar tersebut, mempelajari protokol dari
tahun-tahun sebelumnya, mereka telah mengembangkan hubungan yang terkadang
hangat. Ia memutuskan untuk mengatakan sejujurnya. "Sebenarnya, ini protokol
baru." "Kau yang menyusunnya?" Elaine memandangnya entah dengan kebingungan atau
kemarahan. Logan tidak bisa memastikannya. "Sungguh...?"
"Bersama dua orang lainnya." Ia diam sejenak, tersenyum. "Tadinya aku mau
membawakan bunga supaya kau berada di pihak kami. Tapi kurasa terlalu mencolok."
"Seharusnya." "Kapan kira-kira Dr. Larsen datang?"
"Kenapa" Kau mau membawakan bunga untuknya?"
Logan mengetahui kalau senyumnya agak kecut. "Aku cuma mau berbicara dengannya,
menceritakan ini dengan kata-kataku sendiri..."
"Aku yakin," katanya dengan nada tak acuh, "dia akan menikmatinya." Ia terangterangan meletakkan amplop tersebut di samping dan kembali bekerja.
Ketika Logan kembali menjelang sore harinya, Larsen telah kembali dan ketika ?melihat ekspresi wajahnya, ia mengetahui kalau Larsen telah membacanya.
Tapi pria tersebut benar-benar orang yang bisa mengendalikan diri.
"Dr. Logan," katanya dengan anggukan kaku, saat muncul dari kantornya.
"Dr. Larsen," balasnya. Sejenak kesunyian timbul: bukankah alasan kedatangannya
kemari cukup jelas" "Sir, saya harap Anda punya waktu sebentar."
238 Larsen memandang arlojinya. "Kurasa tidak bisa, aku harus tiba di laboratorium
dalam lima menit." "Saya mengerti."
Seniornya tersebut mengaduk-aduk kertas-kertas di meja sekretarisnya, kemudian
tiba-tiba menengadah. "Kami sedang melakukan riset menarik tentang perkembangan
phenotype ganas. Riset yang sangat menarik."
Logan tidak mampu berbicara. Sebelum ini sekali pun ia tidak pernah mendengar
? ?Larsen membicarakan penelitiannya; atau menunjukkan antusiasme tentang apa pun.
"Bagus sekali, Sir," katanya akhirnya.
"Ya, well... Aku pergi dulu." Logan mengikutinya ke koridor. "Dr. Larsen..." Larsen,
sambil mempercepat langkahnya, tidak menjawab.
"Sir, bisa kita berbicara lain waktu?" "Aku sangat sibuk, anak muda." "Saya cuma
mau berbicara sedikit tentang " Tiba-tiba, Larsen berhenti dan memandangnya.
?"Apa?"" Nada kemarahan yang jelas terdengar membuat Logan mengernyit. Tapi ia tidak
mungkin mundur sekarang. "Apakah Anda sudah membaca proposal yang saya tinggalkan tadi pagi?"
"Ya, sudah kubaca. Apa yang sebenarnya kauinginkan dariku?"
Logan telah berusaha agar tidak kedengaran berpura-pura manis. "Sebenarnya, Sir,
saya mengharapkan komentar Anda untuk meningkatkannya."
discan dan didjvu-kan untuk dimhader (dimhad.co.cc) oleh OBI
Dilarang meng-komersil- kan atau keslalan menimpa aada selamanya
PRC/TXT BY OTOY "Komentarku?" Larsen tersenyum, matanya tiba-tiba memancarkan kebuasan.
"Pekerjaan yang sangat baik, Logan. Kupuji kau dan teman-teman kecilmu. Dan
tentu saja Dr. Shein."
"Well... ada rekomendasi tertentu?"
Larsen berdiri di tempatnya cukup lama, menatapnya dingin. "Aku sudah terlambat,
Logan." Dan, berputar pada tumitnya, ia melangkah pergi.
Esok paginya, kabar tentang proposal protokol tersebut telah menyebar ke seluruh
YKA, gosip yang bukan sekadar skandal cinta. SIAPA ketiga orang ini" Bagaimana
mereka bisa begitu akrab dengan Shein" Apa proposal ini benar-benar punya
kesempatan untuk sukses"
Sebagian besar rekan yang ditemui Logan di rumah sakit pada hari tersebut cukup
mendukung, paling tidak di hadapannya. Mereka berhasil menutupi iri hati apa pun
yang mereka rasakan dan bersorak menyemangati. "Apa ini sebaik kedengarannya
untuk kita semua1?" tanya salah seorang rekan tahun pertama. "Atau sebaiknya
kulupakan saja dan langsung membencimu?"
Tapi reaksi yang paling ditakuti Logan adalah reaksi Stillman. Ia tidak perlu
lama menunggu. Menjelang sore, saat ia mau mengakhiri tugasnya, ia melihat
seniornya tersebut mendatanginya.
"Jadi," kata Stillman ketus, sebelum Logan sempat bicara, "kurasa ini jawabanmu,
bukan?" "Dr. Stillman "?"Tutup mulutmu, keparat kecil! Aku tidak berminat mendengar penjelasanmu!"
240 Logan mengangguk dan menatap lantai.
"Asal kautahu, aku bisa membuat hidupmu sengsara, Logan. Kau menusukku dari
belakang, dan sebaiknya mulai sekarang kau berhati-hati!"
"Well," Reston mendesah malam harinya, "keadaan bisa lebih buruk."
"Lebih buruk bagaimana?"
"Dia bisa mengatakan pendapatnya yang sebenarnya."
Logan membalas senyuman Reston. Ia mengetahui kalau sahabatnya juga terguncang.
"Trims. Sungguh menghibur."
"Dengar, Logan" nada Sabrina lebih praktis daripada menghibur "apa masalahnya"
? ?Kita tahu kalau Stillman tidak akan senang, bukan" Larsen juga. Dan mungkin yang
lainnya. Tapi apa yang bisa mereka lakukan?"
Logan mengangkat bahu. "Kurasa tidak banyak begitu proposalnya disetujui."
?"Tepat sekali. Itu maksudku."
"Aku cuma khawatir mereka akan berusaha menjelekkan proposal tersebut di hadapan
komite. Mereka punya kesempatan enam minggu untuk melakukannya."
"Ingat apa yang kaukatakan padaku, bahwa aku mungkin agak paranoid" Sekarang
giliranku untuk mengatakannya padamu." Sabrina memandang keduanya bergantian.
"Protokol kita kuat. Dewan Penilai Institusional juga akan memandang begitu.
Sesudah itu" ia menampilkan isyarat Italia untuk kepasrahan; mata memandang
? langit, telapak tangan bergerak ke
241 arah yang sama "kau maupun aku tidak bisa berbuat apa-apa."?"Dia benar," kata Reston bersemangat. Ia memandang Sabrina. "Kau seratus persen
benar." "Ya," kata Sabrina, nyaris tak memedulikannya. "Aku memang benar."
"Well" kata Logan, "sekarang kita tidak bisa berbuat apa-apa hanya berusaha
?mengawasi langkah kita. Siapa yang tahu apa rencana mereka?"
Kenyataannya, gangguan-gangguan kecil mulai timbul dalam waktu singkat. Tibatiba berbagai pegawai di sekitar rumah sakit dan laboratorium kepala perawat,
?apoteker di Klinik Pasien Rawat Jalan bersikap lebih dingin daripada
?sebelumnya, dan lebih lambat untuk bekerja sama dalam permintaan rutin
administratif. Suatu hari Reston mendapati bahwa tanpa alasan jelas nomor
sambungan keluarnya kode yang diperlukan untuk melakukan interlokal telah
? ?berubah, dan yang baru belum tersedia. Tidak lama kemudian ia dimarahi rekan
tahun kedua karena alasan sepele: minum air dari teko di kamar pasien; jumlah
air yang diminum pasien dipantau dengan cermat, begitu isi peringatan keras
tersebut seakan beberapa teguk bisa membuat perbedaan penting dalam statistik.
?Dan puncaknya, seminggu kemudian Sabrina dipanggil ke kantor Kratsas dan
diperintahkan untuk menghentikan kegiatannya memberi cokelat pada pasiennya.
"Katanya diet ini harus dilakukan dengan ketat," katanya pada malam harinya.
"Katanya ini institusi penelitian, hanya materi penelitian yang diizinkan.
242 Makanan pun tidak boleh! Dan dia memberitahukannya sambil tersenyum, seolah ini
sekadar lelucon!" "Memang cuma lelucon," kata Logan. "Keluarga pasien selalu membawakan mereka
segala macam makanan."
Saat menariknya mendekat, Logan bisa merasakan ketegangan di bahu Sabrina.
Mereka senasib; ia sendiri meninggalkan pekerjaannya karena sakit kepala. "Apa
jawabanmu?" "Mau bagaimana lagi" Dia bosnya, bukan?"
Lebih dari segalanya, episode ini tampaknya menggenapkan jumlah musuh-musuh
mereka. Peringatan tersebut dimaksudkan untuk menyakiti hati Sabrina pada
tingkat yang paling dalam yang memungkinkan; bakatnya sebagai perawatlah yang
diserang, salah satu bakat sejatinya sebagai dokter. "Abaikan mereka," kata
Logan, berharap ia akan ingat untuk membeli aspirin dalam perjalanan pulang,
"apa lagi yang bisa kita lakukan" Ini cuma sementara. Tinggal beberapa minggu
lagi kita menghadap Dewan Penilai."
Tentu saja mereka tetap mengerti maksud seluruh perlakuan tersebut: segalanya
berjalan sesuai perkiraan. Kalau lawan mereka punya cukup kekuatan untuk
menyingkirkan mereka, mereka tidak akan melakukan gangguan-gangguan sepele
seperti itu. "Mudah bagimu untuk berkata begitu, Logan," katanya, tersenyum tiba-tiba. "Aku,
aku punya dua kilo cokelat Perugina di lemari. Tidak lama lagi aku akan diserbu
tikus dan kecoak." "Mudah" Siapa yang jatah tempat parkirnya diberikan pada dokter tamu dari
Estonia" Siapa yang harus berjalan setengah mil setiap hari dari tempat
243 parkir umum?" Ia diam sejenak, kepalanya berdenyut-denyut, tapi berhasil balas
tersenyum. "Aku bahkan belum menceritakan kabar terakhir. Tebak siapa yang baru
tahu kalau dia membutuhkan izin untuk memperoleh Tylenol dari apotek rumah
sakit?" Sepuluh hari kemudian Minggu, lima hari sebelum sesi Dewan Penilai yang sudah ?lama ditunggu-tunggu mereka terjaga oleh dering telepon.
?Dari Reston. "Post-mu sudah datang?"
"Yeah," jawab Logan.
"Ambil. Halaman enam dari seksi kedua berita. Telepon aku nanti."
Di permukaan, berita tersebut, yang berjudul "Pendanaan Kanker Berada dalam
Bahaya", cuma sekadar keluhan lain atas pengiritan alokasi dana pada penelitian


Obat Pamungkas The Magic Bullet Karya Harry Stein di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

medis tingkat tinggi. Tapi bagi mata terlatih tujuannya langsung dikenali:
rencana Stillman. Stillman sendiri ditampilkan, disebutkan sebagai "salah
seorang pakar kanker payudara di dunia" dan lebih tepatnya lagi, sebagai "orang
?di belakang apa yang dikatakan sebagai obat baru dengan 'potensi terobosan'."
Tentu saja kalau bisa mendapat pendanaan yang cukup. Masalahnya adalah obat
lain, termasuk "yang kata beberapa orang sama sekali tidak punya kesempatan
untuk diterapkan dalam praktek", mengalihkan uang dari pengobatan ajaib
Stillman. "Aku ingin menyelamatkan nyawa para wanita nyata," kata Stillman kepada wartawan
yang mudah terpengaruh tersebut. "Pemerintah akhir-akhir ini terlalu sering
menanamkan uangnya pada khayalan. Lalu kita keheranan kenapa tidak ada
hasilnya." discan dan didjvu-kan untuk dimhader (dimhad.co.cc) oleh OBI
Dilarang meng-komersil- kan atau keslalan menimpa aada selamanya
PRC/TXT BY OTOY Logan segera menghubungi sahabatnya. "Kurasa kita tidak perlu khawatir. Keparat
itu cuma menggantang asap."
"Sungguh?" tanya Reston, ingin sekali diyakinkan, tapi tidak begitu percaya
dengan apa yang didengarnya. "Menurutmu begitu?"
"Baca lagi, John. Dengan cermat."
Yang segera diperhatikan Logan adalah bahwa sasaran utama serangan
tersebut Campuran J tidak pernah disinggung namanya; juga tidak ada kesan
? ?bahwa obat yang menimbulkan ketidaksenangan Stillman ada kaitannya dengan YKA.
Malahan, apa yang bagi Logan tampak paling jelas adalah Stillman tidak bisa
berbuat apa-apa: ia tidak bisa mengambil risiko menghancurkan ilusi yang dibina
dengan hati-hati bahwa YKA melebihi para politisi picik, benteng inspirasi dan
harapan yang dikelola pria dan wanita yang dengan sungguh-sungguh melakukan
pekerjaan Tuhan. Yang paling pokok, inilah yang menyebabkan Yayasan mendapat
cukup dana dan mereka semua tetap bekerja.
?245 Saat tim Campuran J menunggu di luar ruang konferensi lantai tiga Gedung
Administrasi, kepercayaan diri Logan memuncak. Waktu menyalami para anggota
Dewan yang masuk, para rekan junior itu merasa bagai berada di antara rekanrekan setingkat. Ia menyadari bahwa penampilannya pun bagus. Menuruti saran Sabrina, baik dirinya
maupun Reston telah membeli setelan baru untuk peristiwa ini, konservatif dan
sangat mahal; hampir semahal setelan Italia kelabu-hitam bergaris-garis yang
dikenakan Sabrina. Logan, terpilih sebagai juru bicara tim, memiliki tugas ganda: menyimpulkan bagi
anggota Dewan pokok-pokok dokumen yang telah mereka baca, sekaligus menyampaikan
bahwa mereka telah membaca apa yang dibutuhkan agar bisa memahami proyek
tersebut secara menyeluruh.
Dari ketujuh anggota Dewan, Logan telah akrab dengan empat di antaranya: Dr.
Lauren Rostoker, mewakili Onkologi Bedah; Dr. Brendan Herlihy dari Departemen
Obat-obatan; Dr. Myra Manello dari Onkologi Radiasi; dan, terpilih dari sekian
banyak 246 orang, wakil dari Dinas Perawat, Marilyn Lennox. Tiga orang lainnya berlatar
belakang bukan dari obat-obatan tradisional, tapi bergerak dalam bidang di mana
institusi modern mau tidak mau harus peduli. Mereka meliputi seorang pakar
bioetika yang bermarkas di Universitas Georgetown; seorang pendeta Episcopal
dari Annandale, Virginia; dan seseorang dari Dinas Pasien bernama Marion
Winston, semacam perwakilan pemerintah bagi mereka yang menjalani pengobatan di
YKA. Tapi pertanda baik lainnya orang terakhir ini, wanita gemuk yang ? ?tampaknya menyenangkan, menyempatkan diri untuk memperkenalkan diri, bersalaman
dengan ketiganya dan mendoakan mereka.
Dewan berada di balik pintu tertutup selama lebih dari lima belas menit,
mendiskusikan protokol. Kemudian ketiga rekan junior tersebut diundang untuk
bergabung. "Well" kata Herlihy, wakil Departemen Obat-obatan, memimpin rapat dari kepala
meja konferensi, "segera saja, harus saya akui ada banyak pemikiran mantap dalam
gagasan ini." Ia diam sejenak, memberi kesempatan agar kata-katanya menyerap.
"Bagaimanapun, seperti yang sudah kalian ketahui, sangat sedikit rencana
protokol yang bisa kami setujui. Hanya yang memenuhi kriteria paling ketat,
bukan hanya untuk manfaat ilmiahnya, tapi juga keetisannya." Ia mengangguk pada
mereka. "Nah, saya anggap Anda, Dr. Logan, sebagai juru bicara mereka?"
"Yessir." Logan bangkit dan duduk di kursi kosong di ujung yang berseberangan. Ia
tersenyum. "Tuan-tuan dan
discan dan didjvu-kan untuk dimhader (dimhad.co.cc) oleh OBI
Dilarang meng-komersil- kan atau keslalan menimpa aada selamanya
PRC/TXT BY OTOY Nyonya-nyonya, atas nama para kolega saya dan saya sendiri, saya ucapkan terima
kasih atas waktu dan perhatian Anda. Saya yakin tidak banyak yang bisa saya
ceritakan hari ini yang belum Anda ketahui. Kami menawarkan uji coba perdana
Tahap Dua untuk campuran yang dikenal sebagai Campuran J untuk kanker payudara
yang menyebar. Agar uji coba ini memiliki kekuatan statistik yang tepat, kami
merasa perlu untuk mengumpulkan empat puluh pasien selama dua belas bulan yang
akan datang..." Dan ia memimpin mereka dalam pengulasan Campuran J; menekankan, terutama pada
orang-orang awam dalam dewan, pentingnya berbagai laporan tentang kegiatan obat
tersebut selama beberapa dekade dan jarak yang berjauhan. "Saya tidak akan
berpura-pura kalau kami mengetahui lebih banyak mengenai obat ini daripada
kenyataannya," katanya mengakhiri, dengan apa yang diharapkannya merupakan nada
penghormatan dan keterusterangan yang tepat. "Tapi apa yang kami amati sungguh
luar biasa: bukti nyata kalau obat ini mampu mengikat faktor-faktor pertumbuhan
ke reseptor permukaan sel mereka. Yang sungguh memesonakan adalah, sejak
ditemukan, obat ini tidak pernah diuji coba secara klinis dan diawasi dengan
ketat untuk keaktifannya melawan penyakit ini. Ini situasi yang, dengan bantuan
Anda, kami berharap bisa meluruskannya. Terima kasih."
Dan sambil mengangguk sekali, ia duduk.
"Bagaimana dengan Dokumen Persetujuan Setelah Pasien Diberitahu?" kata Winston,
perwakilan pasien. "Maaf?" "Apakah Anda mengatakan bahwa dokumen ini
248 menunjukkan kepedulian terhadap kebutuhan wanita yang akan Anda daftarkan dalam
uji coba ini" Bahwa dokumen ini akan membantu mereka"'
Logan ragu-ragu. Apa maksud wanita ini" "Menurut kami Dokumen Persetujuan
Setelah Pasien Diberitahu sudah sesuai," katanya pada akhirnya. "Yaitu
menyajikan semua kemungkinan masalah yang akan timbul."
"Oh, ya" Dr. Logan. Seperti yang Anda akui sendiri, ini obat yang sangat
beracun. Saya bukan dokter, tapi saya merasa Anda belum mencakup semua
kemungkinan. Misalnya, Anda tidak pernah menyinggung kemungkinan perdarahan
otak. Atau serangan jantung."
Sebenarnya, wanita tersebut hanya mempertegas ketidaktahuannya tentang semua ?masalah berbahaya yang mungkin diakibatkan Campuran J, bahwa kemungkinan
terjadinya sangat tipis. Sekalipun begitu, Logan khawatir ia bisa mempengaruhi
yang lain. Sesuai dengan instruksi Shein, dalam rancangan terakhir proposal,
mereka telah membahas masalah efek samping tidak secara mendalam. Ia tiba-tiba
merasa ruangan menjadi lebih panas.
"Ms. Winston, saya rasa kemungkinan yang Anda sebutkan tadi tidak perlu
dipertimbangkan secara serius."
"Intinya, Dokter," si pakar bioetika ikut bicara, "adalah beberapa dari kami
merasa penyelidikan terhadap obat ini kurang menyeluruh. Beberapa dari kami
berpendapat cukup kuat dalam hal ini."
Ada nada sok tahu dalam suara pria tersebut yang membuat Logan kesal. Apa yang
ia, orang yang seumur hidup tidak pernah menyentuh pasien sekali
249 pun, ketahui tentang penyelidikan mereka" Ia ingin melompati meja dan
mencengkeram lehernya. "Well," katanya datar, "saya cuma bisa mengatakan kalau kami sudah menghabiskan
banyak waktu untuk ini. Tentu saja, kalau kami tidak kelelahan setengah mati,
kemungkinan efek samping lainnya pasti sudah kami daftarkan. Saya akui itu. Tapi
itu hanya spekulasi murni. Itulah intinya: kami harus mengetahui lebih banyak
tentang obat ini." "Saya mengerti" Winston lagi "dan Anda merencanakan akan menggunakan pasien? ?pasien ini sebagai kelinci percobaan."
"Saya tidak berkata begitu. Itu tidak adil." Ia berhenti, menenangkan diri.
"Bukankah dalam setiap uji coba campuran baru ada ketidakpastian hingga tingkat
tertentu?" Ia memandang penuh harap kepada personil medis di sekitar meja: ahli bedah, ahli
radiologi, perawat. Sudah pasti mereka mendukungnya dalam hal ini.
Tapi tak seorang pun mendukung.
"Dr. Logan," kata Winston, suaranya mulai meninggi, "kami tidak mengajukan
pertanyaan-pertanyaan ini tanpa dasar. Kita semua harus menyadari kenyataan
kalau kepercayaan masyarakat terhadap uji coba kanker payudara telah menurun
cukup tajam dalam beberapa tahun terakhir ini, gara-gara para dokter yang lebih
mengkhawatirkan reputasi mereka sendiri daripada keselamatan pasien. Sejujurnya,
dalam kasus Anda, kami tidak akan merasa pertanyaan semacam itu mengganggu kalau
tidak ada aspek tertentu dalam sejarah Anda yang diberitahukan kepada kami."
discan dan didjvu-kan untuk dimhader (dimhad.co.cc) oleh OBI
Dilarang meng-komersil- kan atau keslalan menimpa aada selamanya
PRC/TXT BY OTOY Logan berusaha untuk tersenyum. "Ms. Winston, saya tidak tahu apa maksud Anda."
"Apa Anda kenal pasien di YKA bernama Rochelle Boudin?"
Logan merasa perutnya melilit, mual. Ia melirik Lennox sekilas, tapi yang
dilirik tengah menunduk, mencatat pada kertas folio. "Ya, saya salah seorang
dokter yang membantu merawat Rochelle Boudin."
"Dari jawaban Anda, saya anggap Anda merasa kalau perawatan yang Anda berikan
sudah mencukupi." "Ya. Saya rasa begitu. Penyakitnya tampaknya sudah berkurang."
"Saya bisa mengatakan bahwa pasien tidak sependapat. Saya sudah mewawancarai Ms.
Boudin langsung." Ia mengacungkan buku catatan tebal dengan sikap menang.
"Mungkin Anda tertarik dengan apa yang dikatakannya." Ia membukanya. "Dia
menjabarkan diri Anda sebagai ini kutipan 'dokter paling tidak peka yang ? ?pernah kutemui di YKA,' Katanya Anda sangat tidak acuh pada kebutuhannya.
Katanya sekali lagi saya kutip dia merasa 'Anda hanya mencari keuntungan'
? ?darinya, dan dia merasa Anda jarang mengatakan yang sebenarnya." Ia menutup
bukunya. "Bisa saya lanjutkan."
Seumur hidup, Logan belum pernah mengalami hal ini. Dari segi temperamen, ia
tidak siap untuk menghadapinya. "Saya bisa juga mengatakan beberapa hal tidak
menyenangkan tentang Rochelle Boudin," katanya lemah.
"Bukan dia yang meminta izin untuk melaksanakan protokol."
251 "Juga," tambah Logan, "hampir setiap orang di tempat ini yang pernah berurusan
dengannya." Ia memandang Lennox. "Saya rasa Suster Lennox bisa
mengkonfirmasinya." Lennox menengadah dari catatannya, wajahnya memerah. "Terkadang dia bisa
menyulitkan." "Anda menyadari kalau Ms. Boudin merupakan pasien salah satu protokol Dr.
Larsen?" "Saya sadar, ya."
"Well, harus saya katakan kalau Dr. Larsen sepenuhnya setuju dengan Ms. Boudin
mengenai situasinya. Apa Anda sekarang mau mengatakan kalau Dr. Larsen tidak
mampu menilai?" Jadi begitu" Larsen! Seketika, Logan tenggelam dalam perasaan tidak berdaya.
Tamat. Tidak ada jalan untuk menentang hal ini.
"Ms. Winston, entah apa yang Anda harapkan dari saya. Saya sudah berusaha
sebaik-baiknya dengan Rochelle Boudin, seperti dengan semua pasien saya yang
lain. Saya "?"Dengar," kata seseorang menyela, "ini tidak masuk akal. Kita sudah membicarakan
pokok permasalahan yang keliru."
Suara tersebut sangat dikenalnya, tapi Logan berbalik untuk melihatnya sendiri.
Shein berdiri di depan pintu. Entah sejak kapan ia berada di sana.
"Kau mau membicarakan Dokumen Persetujuan Setelah Pasien Diberitahu?" katanya.
"Baik, salahkan aku. Aku yang menyuruh mereka memendekkannya. Tapi, demi Tuhan,
kalian jangan mencari perkara yang tidak-tidak."
Keterlibatan Shein, seperti yang diketahui semua
252 orang dalam ruangan, sangat tidak biasa. Tapi mereka juga mengetahui dan
?terutama Shein kalau tidak ada yang akan menghentikannya. Sekarang ia mendekati
?meja dan berdiri di sebelah Logan.
"Untuk apa kita kemari sebenarnya?" tanyanya. "Maksudku bukan cuma ruangan ini,
tapi seluruh institusi ini. Negara kita punya masalah besar dengan kanker, dan
terutama dengan kanker payudara, oke" Dan jangan mengira kita sudah membuat
kemajuan dalam perang melawan penyakit ini. Tingkat kematian masih tetap sama
dengan dua puluh tahun berselang. Tidak ada yang menginginkannya begitu. Tapi
pada dasarnya, kita masih belum mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.
"Sekarang, teman-teman kita ini mempunyai gagasan yang tampaknya yang
?mungkin menyerang penyakit ini pada akarnya. Dalam pandanganku, berdasarkan
?pengalaman dua puluh tahun di bidang ini, ini gagasan baru dan rasional yang
telah dipikirkan masak-masak. Dan tidak memberi harapan kosong bagi para wanita
yang sudah tidak punya harapan lagi."
Setelah berhenti sejenak untuk memandang ke sekeliling meja, ia menyampaikan
intinya. "Jadi sekarang kuminta kalian menyingkirkan segala macam politik.
Singkirkan semua omong kosong dan argumentasi tentang hal-hal yang tidak ada
hubungannnya. Karena kita semua mengetahui bahwa orang yang sakit parah takkan
memedulikan hal lain kecuali berusaha sembuh Orang-orang ini hanya punya satu
pertanyaan. Mereka memandang dokternya lurus-lurus dan berkata, 'Apa sebaiknya
kuikuti protokol ini"' Dan kalau dokter
253 tersebut percaya dalam hatinya bahwa itu tindakan yang benar, maka pasien akan
mengikuti protokolnya. Itu kenyataan. Mungkin tidak sesuai dengan teori dalam
buku, tapi itulah yang terjadi."
Ia diam sejenak. "Dan kuberitahukan hal lain lagi. Kalau, amit-amit, istriku
yang menderita, aku sangat yakin untuk memintanya mengikuti protokol ini
?bahkan biarpun aku tidak mengetahui satu pun racunnya."
Dewan Penilai memerlukan waktu lebih dari setengah jam, dalam rapat tertutup,
untuk mengambil keputusan. Tim Campuran J diizinkan memakai protokol yang telah
dimodifikasi versi yang lebih kecil dan diawasi lebih ketat daripada yang
?mereka ajukan. Kartu yang menyertai botol sampanye yang tiba di pintu Seth Shein malamnya
bahkan tidak berusaha terdengar indah. Kata-katanya, dalam tulisan tangan Logan,
tertulis di atas tiga tanda tangan: Semua ucapan terima kasih kami tidak akan
pernah mencukupi. 254 Menurut panduan yang ditetapkan Dewan Penilai, tim Campuran J harus mendapatkan
"keberhasilan" hasil positif yang bisa ditunjukkan dengan lima belas pasien ? ?pertama. Itu berarti massa tumornya harus berkurang paling tidak lima puluh
persen. Tugas yang sangat berat. Sekalipun begitu, selama berhari-hari setelah rapat,
Logan merasa di awang-awang. Akhirnya, ia dan rekan-rekannya mendapat
kesempatan dan kalaupun datang dalam paket yang sedikit berbeda, inilah yang
?mereka tawar selama ini: berhasil menunjukkan bahwa obat tersebut aktif
sekaligus relatif aman. Mereka telah mengetahui kalau posisi mereka paling rawan dalam masalah kadar
racun. Kalau pasien tidak bereaksi terhadap obatnya, keadaan tersebut akan
diterima sebagai hasil yang tidak beruntung, tidak membahagiakan dari usaha yang
Pedang Tanduk Naga 5 Pendekar Rajawali Sakti 64 Dendam Naga Merah Makam Bunga Mawar 19

Cari Blog Ini