Protokol Keempat Karya Frederick Forsyth Bagian 1
Situasi politik di Inggris resah. Dan di balik Tirai Besi sebuah rencana rahasia
sedang disusun, rencana yang nekat dan amat berbahaya, sehingga bahkan KGB pun
tidak dibentahu akait keberadaannya. RENCANA AURORA, ide giia dua pria paling
berbahaya di dunia: Sekretaris Jenderal Uni Soviet dan Kim Philby, si tokoh
pengkhianat Inggris. Roda operasi sudah digerakkan, semua peralatan sudah
disiapkan, dan hitungan mundur countdown untuk suatu "kecelakaan terencana" ? ?sudah dimulai; musibah besar yang akan mengubah haluan politik Inggris untuk
setamanya dan mengawali hancurnya Persekutuan Barat. Hanya John Preston, agen
intelijen Inggris. yang punya kesempatan menggagalkannya. Dengan plot tertentu
dan plot tandingan, dari kawasan kumuh kota London sampai ruang-ruang mewah para
penguasa Barat dan Timur, penyelidikan dan usahanya yang tak kenal lelah selalu
terhalang oleh kebocoran informasi, pengkhianatan, dan musuh utama yang tak
kenal ampun... sang waktu.
Sekali lagi Frederick Forsyth membuktikan diri sebagai suspense master yang tak
tertandingi. Protokol Keempat amat berbahaya, cerdik, akurat,serta menyangkut
tokoh-tokoh dunia yang pernah ada dan masih hidup sampai saat ini.
PROTOKOL KEEMPAT Sanksi Pelanggaran Pasai 44 Undang-undang Nornor 7 Tahun 1987 Tenia ng Pcrubahan
alas Undang-undang Nomor 6 Tahun 1982 Tentang Hak Cipta
1. Barangsiapa dcngan srngaja dan Umpa hak mcngumumkan alau memperfcanyak sualu
ciplaan alau memberi izin unluk iiu, dipidana dcngan pidana pcnjara paling lama
7 (lujuh) lahun dan/atau denda paling banyak Rp 100.000000.- (serai us jula
rupiah). 2. Barangsiapa dcngan sengaja mcnyiarkan. mrmamerkan, mengedarkan, alau menjual
kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaian Hak Cipta scbagaimana
dimaksud dalarn ayat (1), dipidana dcngan pidana pcnjara paling lama 5 (lima)
lahun dan/atau denda paling banyak Rp 50000.000, (lima puluh jula rupiah).
KENOBI Dilarang meng komersil kan atau kesialan menimpa anda selamanya
THE FOURTH PROTOCOL by Frederick Forsyth Copyright CO 1984 by Frederick Forsyth
All rights reserved PROTOKOL kfj0v1pat -1 AUhbahasa: Drs. Bud ij an to T. Pramono GM 402 92 515 Hak
cipta terjemahan Indonesia: Peaerbit PT Gramedia Pustaka Uiama, JL Palmerah
Selatan 24-26, Jakarta 10270 Gamhar sampul dikerjakan oleh Srianio
Ditcrbitkao pertama kali oleh Penerbit PT Gramedia Pustaka Uiama, anggola IK
API. Jakarta. Agustus 1992
Pcrpustakaan Nasional : Kaulog Dalam Terbitan (KDT)
FORSYTH, Frederick Protokol keempat-1 / Frederick Forsyth ; alihbahasa, Budijanto T. Pramono. Cel. 1. - Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. 1992. 2 jil. ; 18 cm.
Judul asli: The fourth protocol. ISBN 979-511-514-6 (no jil. lengkap) ISBN 979511-515-4 (jil i) ISBN 979-511 516-2 Oil 2)
I. Judul. II. Pramono. Budiyanto T.
R23 Dicetak oleh Percetakan PT Gramedia, Jakarta
Isi di luar tanggung jawab Percetakan PI' Gramedia
Untuk Shane Richard, usia lima tahun, lanpa perbatiannya yang penuh cinta buku
ini seharusnya bisa diselesaikan dalam wakiu setengahnya.
BAGIAN PERTAMA OBI Laki laki berseragam abu-abu itu memutuskan untuk mengambil perhiasan berlian
Glen itu di tengah malam. Hanya kalau berlian tersebut masih berada di dalam
lemari besi apartemcn itu dan kalau para penghuninya sedang pergi. la perlu tahu
itu. Jadi ia mengawasi dan menunggu. Pada jam setengah delapan harapannya
terpenuhi. Limousine yang besar dan lebar itu meluncur keluar dari area parkir bawah tanah
dengan anggun dan gagah scperti yang diisyaratkan oleh namanya. Ia berhenti
sejenak di mulut tcrowongan karena pengemudinya mengamati arus lalu lint.is,
lalu berbclok memasuki jalan raya dan tcrus bergerak ke arah Hyde Park Corner.
Duduk diam di situ, berseberangan dcngan bangunan apartemen mewah itu,
berseragam pengemudi di belakang setir Volvo Estate sewaan itu, Jim Rawlings
mendesahkan napas lega. Mengamati seberang Belgravia Street secara tidak
mencolok, ia menyaksikan apa yang dimauinya si suami berada?9
di dalam mobil di belakang kemudi, dengan istrinya di sampingnya. Rawlings tetap
menghidupkan mesin mobil dan pemanasnya untuk mengusir dingin. Per sneling
otomatis itu dipindahkannya ke tanda Drive, dan ia mengemudikan mobilnya keluar
dari deretan mobil-mobil yang diparkir lalu mengikuti Jaguar itu.
t Mara pagi terasa bersih dan cerah, dcngan Green Park di sebelah timur nampak
diselimuti kabut cahaya temaram, dan lampu lampu jalan ma-sih menyala. Rawlings
sudah sejak jam lima pagi melakukan pengawasan di situ, dan walaupun beberapa
orang telah melewati jalan itu, tak ada yang memperhatikan kehadirannya. Seorang
pengemudi dalam mobil limousine di Belgravia, yang paling clit dari semua
kawasan West End London, memang tidak akan mengundang kecurigaan, apalagi dengan
empat koper dan satu keranjang besar di belakang, di pagi hari tanggal 31
Desember. Di saat begini banyak orang kaya bersiap-siap meninggalkan ibu kota
untuk merayakan datangnya Tahun Baru di vila-vila peristirahatan mereka di
pedesaan. Ia berada lima puluh meter di belakang Jaguar itu saat mencapai Hyde Park
Corner, dan ia membiarkan sebuah truk mengambil posisi di antara mcreka. Saat
memasuki tanjakan di Park Lane, Rawlings sempat merasa cemas sebentar, di situ
ada cabang Coutts Hank dan ia kuatir pasangan sua mi istri dalam Jaguar itu akan
berhenti untuk 10 mcnitipkan berlian itu di tempat penitipan Coutts Bank.
Di Marble Arch ia menarik napas lega untuk kedua kalinya. Mobil yang diikutinya
temyata tidak mengitari arch untuk mengambil jalan yang menuju ke selatan, balik
ke arah Park Lane menuju ke bank. Mobil itu terus meluncur kencang melewati
Great Cumberland Place, masuk ke Gloucester Place, dan tetap menuju ke utara.
Jadi, penghuni-penghuni apartemen mewah di lantai delapan Fontenoy House itu
tidak mcnitipkan barang berharga mcreka di Coutts; mungkin barang itu berada di
mobil dan akan mcreka bawa ke pedesaan alau mereka tinggalkan di apartemen
mereka selama liburan Tahun Baru ini. Rawlings yakin bahwa kemungkinan yang
terakhir itu yang benar. Ia menguntit Jaguar itu ke arah Hendon, meng-awasinya melaju dengan kencang dan
hampir tiba di jalan raya Ml, lalu berbalik ke arah pusat kota London. Jelas
sudah, seperti yang diharapkannya, mcreka akan bergabung dengan saudara lakiIaki si istri, Duke of Sheffield, di rumah peristirahatannya di Yorkshire utara,
sekitar enam jam bermobil dari London. Itu berarti ia punya waktu sedikitnya dua
puluh empat jam, yaitu lebih dari yang dibutuhkannya. Tak ada keraguan dalam
dirinya bahwa ia akan bisa menangani apartemen di Fontenoy House itu; bukankah
ia salah satu pendobrak le-mari besi yang terbaik di London.
Menjelang siang ia telah mengembalikan Volvo
11 itu ke perusahaan tempat ia menyewanya, seragam sopir kepada perusahaan
penyewaan kostum, dan koper-koper yang kosong itu kc lemarinya. Ia sudah balik
ke flat nya di lanjai paling atas, sebuah tempat Unggal yang nyaman dan
dilengkapi dengan perabotan mewah yang terletak di atas sebuah gudang
penyimpanan teh di daerah asalnya, Wandsworth. Bagaimanapun kayanya dia, ia
tetap saja seorang warga London Selatan, dilahirkan dan dibesarkan di situ, dan
walaupun Wandsworth mungkin tidak terlalu bergaya seperti Belgravia dan Mayfair,
itu adalah "kampung halamanNnya. Seperti semua rekan dengan pekcrjaan seperti
dia, ia tidak suka meninggalkan suasana aman di kampung halamannya itu. Di
wilayah itu ia merasa cukup aman, meskipun dunia hitam setempat dan polisi
mengenalnya sebagai seorang face, istilah dunia hitam untuk seorang penjahat
atau residivis. Seperti semua penjahat yang sukses, ia selalu bersikap low profile di kawasan
itu, naik mobil yang tidak mencolok, satu-satunya yang mewah hanyalah
apartemennya itu. Ia selalu berusaha me-ngaburkan pandangan dunia hitam kelas
bawah akan apa tepatnya yang dilakukannya untuk hidup, dan walaupun polisi
dengan persis mencurigai keterampilan khususnya itu, buku catatan kejahatan-nya
bersih, kecuali kenakalan-kenakalan kecil saat ia masih remaja. Suksesnya yang
nampak jelas dan kekaburan tenlang bagaimana ia memperoleh semua itu telah
membuatnya dihormati oleh para
12 pemuda yang berminat akan permainan yang di-mainkannya itu, yang dengan senang
hati mau melakukan tugas-tugas kecil untuknya. Bahkan para penjahat berkaliber
yang merampok uang gaji di siang hari bolong dcngan senapan dan beliung tidak
pcmah mengganggunya. Seperti yang selalu diperlukan, ia harus mempunyai suatu usaha bisnis nyata
untuk memper-tanggungjawabkan penghasilan yang diperolehnya. Semua face yang
berhasil selalu mempunyai pekerjaan legal. Usaha nyata yang disukai adalah
bisnis taksi (dikemudikan sendiri atau dimiliki), toko-toko P & D, dan usaha
jual-beli besi tua. Semua usaha ini memungkinkan adanya penghasilan yang bisa
disembunyikan, transaksi tunai, banyak waktu luang, sejumlah tempat
persembunyian, dan alasan untuk mempekerjakan sejumlah heavy, atau slag, yaitu
orang-orang kasar yang ber-IQ rcndah tapi kuat fisiknya, yang juga mem butuhkan
pekerjaan legal untuk melengkapi profesi mereka sebagai tukang pukul.
Rawlings memiliki bisnis penyalur besi tua dan tempat penampungan mobil
rongsokan. Ini memberinya alasan untuk memiliki sebuah bengkel mesin yang
diperlengkapi dengan baik, beraneka jenis logam, kabel listrik, zat asam untuk
baterai, dan dua tukang pukul yang digajinya untuk bekerja di bengkelnya dan
untuk melindunginya kalau kalau ia perlu menyelamatkan diri dari penjahat yang
berusaha mengganggunya. 13 Setelah mandi dan bercukur, Rawlings meng-aduk bcberapa kristal Dcmcrara ke
dalam kopi espresso-nya yang kedua di pagi itu dan mempelajari kembali sketsasketsa yang diberikan kepadanya oleh Billy Rice.
Billy adalah pemuda yang magang kepadanya, umurnya dua puluh tiga, pintar, dan
satu saat kelak pasti akan jadi ahli di bidang ini, bahkan sangat ahli. la belum
lama berkiprah di pinggiran dunia hitam dan sangat ingin berbuat banyak untuk
seseorang yang berstatus tinggi, walaupun sementara ini ia hanya disuruh
melakukan tugas-tugas sepele. Dua puluh empat jam sebelumnya, Billy mengetuk
pintu apartemen di tingkat delapan di Fontenoy House itu, mengantarkan sebuah
karangan bunga yang besar dan mengenakan seragam pengantar barang dari sebuah
toko bunga yang mahal. Samaran ini membuatnya dengan mudah bisa melewati petugas
penjaga di lobi, di mana ia sempat mengamati layout ruang depan sccara cermat,
ruang penjaga pintu, dan jalan menuju ke tangga.
Yang membukakan pintu adalah sang nyonya rumah sendiri, wajahnya nampak cerah
karcna he-ran dan terkejut melihat bunga-bunga itu; yang dibuat seolah-olah
dikirimkan oleh panitia Dana Kemanusiaan untuk Para Veteran yang Berke-kurangan.
Lady Fiona merupakan salah satu pe-nyumbang dana, dan yang pesta galanya akan
dihadirinya malam itu juga, 30 Desember 1986. Rawlings memperkirakan bahwa kalau
ia nanti 14 menyebut-nyebut tentang kiriman bunga itu kepada salah satu anggota panitia,
maka yang diajak bi-ear a paling-paling akan beranggapan bahwa bunga itu
dikirimkan oleh salah satu anggota lain atas nama mereka semua.
Di pintu, nyonya itu memeriksa kartu penyer-tanya, dan bcrseru, "Oh, sungguh
indah!" dalam logat yang jelas dan terjaga yang menjadi ciri kelas
masyarakatnya, serta menerima karangan bunga itu. Lalu Billy mcngacungkan blanko
slip penerimaan dan bolpoinnya. Karena tidak bisa sekaligus memegang tiga benda.
Lady Fiona cepat-cepat masuk ke dalam, kebingungan, ke ruang duduk untuk
meletakkan bunga itu, mcninggalkan Billy sendirian untuk beberapa detik di ruang
de-pan yang sempit itu. Wajahnya yang kekanak-kanakan, rambut pi rangnya yang berombak dan halus,
matanya yang biru, dan senyumnya yang malu-malu, membuat Billy disukai siapa
saja. Ia yakin bahwa ia akan selalu bisa mcnarik hati semua ibu rumah tangga
setengah baya di kota metropolitan itu. Tapi mata bayinya itu amat tajam dan
cermat jika mengawasi apa saja.
Bahkan sebelum memencet bel pintu, ia telah menghabiskan satu menit untuk
mengamati bagian depan pintu itu, kerangkanya, dan dinding-dinding di
sekitarnya. Ia ingin memastikan bahwa di situ tidak dipasang bel listrik yang
kecil, tidak lebih besar dari biji kenari, atau sebuah kenop hitam
15 atau sakelar yang dipakai untuk mematikan bel listrik seperti itu. Setelah yakin
bahwa semua itu tidak ada di situ, barulah bel pintu ditekannya.
Ditinggalkan sendirian di ambang pintu, ia melakukan hal yang sama, mcmcriksa
bagian dalam kerangka pintu dan dinding-dinding di dekatnya kalau-kalau ada bel
listrik atau sakelar. Juga di situ tidak ada. Saat nyonya rumah kembali ke ruang
depan untuk menandatangani tanda terima, Billy sudah sempat melihat bahwa pintu
itu diamankan dengan sebuah kunci langsir, yang un-tung sckali mereknya Chubb
dan bukan Brahmah, yang tcrkenal sulit dibongkar.
Lady Fiona mengambil tanda terima itu dan mencoba menandatanganinya. Tidak bisa.
Bolpoin itu sudah lama tak ada isinya, dan sisa tintanya telah dibuang. Billy
minta maaf berkali-kali. Dengan senyum cerah Lady Fiona berkata bahwa itu tidak
jadi soal, ia yakin ia punya bolpoin di dalam tasnya, dan ia kembali masuk
melewati pintu ruang duduk. Billy telah menemukan apa yang dicarinya. Pintu itu
ternyata memang dihubungkan dengan suatu sistcm alarm.
Nampak mencuat dari pinggiran pintu yang terbuka itu, tinggi di sisinya yang
berengsel, sebuah kenop karet kecil yang amat elastis. Tepat bcrhadapan dengan
kenop itu, dipasang masuk ke dalam bingkai pintu, nampak sebuah soket kecil. Di
dalam soket itu, ia tahu, pasti ada sebuah sakelar mikro mcrck Pye. Jika pintu
dalam ke - 16 adaan tertutup, maka kenop itu akan menusuk soket itu dan membuat kontak.
Kalau alarm anti maling dipasang dan diaktifkan, sakelar mikro itu akan
mcmbunyikan alarm itu jika kontaknya terputus, yailu, pada saat pintu dibuka.
Billy hanya memerlukan kurang dari tiga detik untuk mengeluarkan tube Super
Glue-nya, menorchkannya cukup banyak ke lubang bcrisi sakelar mikro itu, dan
memadatkannya dengan segumpal kecil campuran Plasticine dan lem. Empat detik
kemudian campuran itu akan mcngeras seperti batu, sakelar mikro itu akan mcnolak
kontak dengan kenop karet yang mencuat di pinggiran daun pintu itu. Ketika Lady
Fiona balik lagi ke situ dcngan membawa tanda terima yang sudah
ditandatanganinya, ia mendapati anak muda yang menyenangkan itu sedang menyandar
di bingkai pintu, lalu cepat-cepat berdiri tcgak mcluruskan dirinya sambil
tcrsenyum minta maaf. Sambil berbuat begitu ibu jarinya yang berlepotan lem digosokkannya ke pintu dengan tak kentara.
Tak lama kemudian, Billy memberi'Jim Rawlings gambaran lengkap tentang layout
ruang depan dekat pintu masuk itu, ruang penjaga pintu, lokasi tangga dan
elevator-elevator, koridor yang menuju pintu apartemen terscbut, lorong tempat
masuk di balik pintu itu, dan bagian-bagian ruang duduk yang bcrhasil
dilihatnya. Saat mcnghirup kopinya, Rawlings yakin bahwa empat jam sebclumnya pemilik
apartemen itu meng - 17 angkat kopcr-kopernya ke lorong dan kembali lagi ke ruang tempat masuk di
belakang pintu itu untuk memasang alarmnya. Seperti biasa, tak ada bunyi yang
lerdcngar. Pada saat menutup pintunya, ia pasti memutar anak kunci sampai habis,
merasa puas bahwa alarmnya sudah terpasang dan dalam keadaan aktif. Scharusnya,
kenop karet itu sudah mcmbuat kontak dcngan sakelar mikro Pye. Putaran kunci
seharusnya mcmbuat hubungan itu menjadi lengkap, yaitu mengaktifkan scluruh
sistcm alarm. Tapi karcna kenopnya kini tidak bisa mcmbuat kontak dcngan sakelar
mikro itu, maka sistem alarm pintu itu, scdikitnya, akan non-aktif. Rawlings
merasa pasti bahwa ia akan bisa membongkar kunci pintu itu dalam waktu tiga
puluh mcnit Di dalam apartemcn itu sendiri pastilah akan ada jebakan-jebakan
lain. Ia akan mcngatasinya nanti saja kalau ia sudah berada di sana.
Setelah kopi ditcguknya habis, ia mcmungut file yang bcrisi guntingan-guntingan
surat kabar. Seperti semua pencuri permata lainnya, Rawlings selalu mengikuti
dengan cermat kolom gosip surat kabar. Yang di file ini khusus tentang
pcnampilan Lady Fiona di depan umum dan tentang pcrhiasan berlian bcrkualitas
scmpurna yang dikenakannya di pesta gala di malam sebelumnya yaitu yang perlu ?diketahui Jim Rawlings, untuk terakhir kalinya.
Seribu mil di sebelah timur, laki-laki tua yang berdiri dekat jendela ruang
duduk apartemcn di 18 lantai tiga di Mira Prospekt 111 juga sedang memikirkan tcngah malam nanti. Akan
segera diprok-lamirkan datangnya tanggal 1 Januari 1987, yaitu ulang tahunnya
yang ketujuh puluh lima. Saat itu sudah lewat tcngah hari tapi ia masih mengenakan jubah tidumya; tidak
cukup alasan baginya hari-hari ini untuk bangun pagi-pagi atau bergegas-gegas
pcrgi ke kantor. Dia tidak punya kantor. Istri Rusia-nya, Erita, yang tiga puluh
Protokol Keempat Karya Frederick Forsyth di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
tahun lebih muda, pergi membawa dua putranya main ski di padang-padang salju
Taman Gorki, dan ia kini sendirian.
Terlibat sekilas sosok dirinya sendiri di kaca dinding itu, dan hari-hari
mendatang yang akan dijalaninya nampak tidak lebih cerah daripada pcrasaannya
sckarang ini yang sedang tercckam oleh renungan akan hidupnya, atau akan sisa ?hidupnya. Wajahnya, yang selalu banyak kerutan, kini nampak scmakin bcrkcrut.
Rambutnya, yang dulu tcbal dan hitam, kini putih bagai salju, jarang-jarang, dan
tak bersinar. Kulitnya, karcna sepanjang hidup minum alkohol tanpa batas dan
merokok seperti kcreta api, nampak bcrbcrcak-bcrcak dan berbintik-bintik.
Matanya mcnatap balik dengan memelas. Ia balik ke jendela itu dan melihat ke
bawah ke jalanan yang ditimbuni salju. Beberapa babushka wanita tua dengan
? ?mantel hangat dan kcpala dibungkus rapat-rapat sedang mcmbersihkan salju, yang
pasti akan turun lagi malam nanti.
Sudah lama sekali, ia tepekur, hampir dua puluh
19 empat tahun yang lalu, sejak ia berhenti dari pekerjaannya yang bukan pekcrjaan
dan dari pcngucilan dirinya di Beirut untuk datang ke sini. Tak ada gunanya
tinggal. Nick Elliot dan scmuanya yang lain di "Perusahaan" itu telah memperoleh
scmuanya saat itu; akhirnya itu diakuinya sendiri kepada mcreka. iadi ia datang
kc sini, mcninggalkan istri dan anak-anaknya, yang kelak bisa bergabung dcngan
dia kalau mcreka mau. Pada mulanya ia mcngira itu akan seperti pu-lang kc rumah, ke tempat asalnya
secara spiritual dan moral, la lalu memasuki kehidupan barunya; saat itu ia
benar-benar percaya akan faLsafah itu dan kemcnangan akhir yang menycrtainya.
Mengapa tidak" Ia telah mengabdikan dirinya untuk itu selama dua puluh tujuh
tahun. Ia merasa tcntcram dan bahagia di tahun-tahun awalnya, yaitu lahun 1960an. Tcntu saja dia diinterogasi secara intensif, tapi akhirnya dia ditcrima di
Komitc Kc-amanan Ncgara. Bagaimanapun juga dia adalah salah satu tokoh "Lima
Binlang" yang paling pia-wai dari mcreka semua bersama Burgess, Maclean,
? ?Blunt, dan Blake, orang-orang yang telah berhasil mcnyusup ke pusat pemerinlahan
Inggris dan kemudian mclakukan pengkhianatan.
Burgess, yang mati muda karcna tcrlalu banyak minum alkohol, telah bcrada di
sana scbclum ia datang. Maclean telah lebih dulu mcmbelot, dan ia telah bcrada
di Moskow sejak 1951. Tahun 1963 ia merasa begitu resah dan frustrasi karcna
Melin - 20 da akhirnya memutuskan untuk tidak mau datang kc sini, kc apartemcn ini. Maclean
jalan terus walaupun sangat keccwa dan penuh kebencian, sampai akhirnya kankcr
mcrcnggut nyawanya; saat itu ia membenci tuan rumah negeri ini dan mcreka juga
membenci dia. Blunl telah "ditiup" dan diusir kembali kc Inggris. Jadi yang
tinggal cuma dia dan Blake saja, begitu pikir laki-laki tua itu. Dalam bebcrapa
hal ia merasa in tcrhadap Blake, yang berhasil mcmbaur dengan total, hidup
bahagia, dan yang kini mcngundang dia dan Erita untuk merayakan Malam Tahun
Baru. Mcmang, Blake memiliki latar belakang kosmopolitan; ayahnya orang Bclanda,
dan ibunya orang Yahudi. Baginya, ia tidak mungkin akan bisa bcrbaur, ia lahu itu setelah lima tahun
pcrtama. Saat itu ia memang telah bisa bcrbahasa Rusia dengan fasih, tcrtulis
maupun lisan, tapi logat Inggrisnya yang kcntal masih saja. Selain ilu, akhirnya
ia mcmang membenci masyarakat di negeri ilu. Suatu masyarakat asing yang kaku
dan sangat tertutup. Tapi itu bclum yang tcrburuk; sclama kurun waktu tujuh tahun sejak
kedatangannya, ia mulai kehilangan semua aspirasi politiknya. Tcrnyata scmuanya
adalah dusta besar, dan ia cukup aril untuk bisa mcnyadari semua itu. Ia telah
meng-babiskan masa muda dan masa kcmalangannya sebagai laki-laki untuk mengabdi
kepada dusta, berdusta demi sebuah dusta, berkhianat demi dus-21
ta, mcninggalkan "tanah yang hijau dan ceria" itu scmuanya demi sebuah dusta.?Selama bertahun-tahun, kctika majalah dan surat kabar Inggris sudah boleh masuk,
ia mengikuti hasil-hasil pertandingan cricket sementara ia mcmberikan konsultasi
mengenai cara-cara penycrangan, mengamati tcmpat-tcmpat lama yang tak asing
baginya di majalah itu sementara menyiapkan rencana penghancuran tempat-tempat
itu, nongkrong di bang-ku tinggi bar di The National untuk mendengarkan orangorang Inggris lertawa dan bercanda dalam bahasa ibunya, sementara ia bertindak
sebagai konsultan bagi tokoh-tokoh teras di KGB, bahkan termasuk sang Direktur
sendiri, mengenai cara-cara yang terbaik untuk mclakukan subversi kc negeri
pulau yang kecil itu. Dan selama itu, jauh di lubuk hatinya, selama lima bclas
tahun terakhir ini, ia merasakan suatu keputusasaan yang mencekam yang bahkan
alkohol dan semua wanita yang pcrnah dikencaninya tidak sanggup mcngobatinya.
Sudah terlambat; ia tidak akan pernah bisa kembali, katanya kepada diri sendiri.
Tapi toh.... Bel pintu bcrdering. Ia hcran. Mira Prospekt 111 adalah bangunan yang sepenuhnya
milik KGB, di jalan samping yang sunyi di pusat kota Moskow, yang sebagian besar
penghuninya adalah tokoh-tokoh teras KGB dan sejumlah tokoh Kementerian Luar
Negeri. Seorang pengunjung pasti hams melewati pos pemeriksaan. Tak mungkin itu
Erita ia mempunyai kunci sendiri.
?22 Waktu pintu dibukanya, seorang laki-laki berdiri di situ sendirian. Ia masih
muda dan nampak bugar, mengenakan sebuah mantel dingin yang bagus buatannya,
tanpa lencana, dilengkapi dengan shapka topi bulu binatang tanpa lencana, di
? ?kepalanya. Wajahnya nampak kosong dan dingin, tapi bukan karcna angin dingin di
luar, sebab sepatunya menunjukkan bahwa ia metangkah ke-luar dari mobil dan
langsung menginjak bangunan apartemen yang hangat; ia tidak mcnapakkan kaki ke
salju yang beku. Matanya yang biru tanpa eksprcsi menatap Iclaki tua itu tanpa
kcramahan dan tanpa permusuhan.
"Kamerad Koloncl Philby?" ia bertanya.
Philby agak terkejut. Teman-tcmannya yang akrab suami-istri Blake dan kira-kira
?sctcngah lu-sin lainnya menyebutnya "Kim". Orang-orang lainnya mengenatnya
?dcngan nama samaran, yang disandangnya sclama bcrtahun-tahun. Hanya sc-gelintir
orang di tingkat puncak mengenatnya sebagai Philby, salah satunya adalah seorang
kolonel KGB yang sudah masuk daftar purnawirawan.
"Ya." "Saya Mayor Pavlov, dari Direktorat Utama Sembilan, diperbantukan kepada staf
pribadi Sekretaris JendcraL"
Philby mengenai Direktorat Utama Sembilan KGB ini. Badan itu menyediakan
bodyguard untuk semua tokoh penting Partai dan untuk semua ge-dung di mana
mcreka berkantor dan tinggal. Sc 23 ragam mereka kini hanya khusus dikcnakan bila bertugas di dalam bangunan Partai
?dan bila menghadiri upacara-upacara resmi antara lain ikat topi bcrwarna biru
?clcktrik, lidah-lidah di pundak, jas pcndck berkcrah tinggi. Mcreka juga dikenal
sebagai Pasukan Keamanan Kremlin. Dipcrbantukan sebagai bodyguard pribadi,
mereka mengcnakan pakaian sipil yang bagus buatannya; mcreka juga harus sangat
bugar, sangat tcrlatih, sangat loyal, dan bcrscnjata Icngkap.
"Begitu," kata Philby.
"Ini untuk Anda, Kamcrad Koloncl."
Sang mayor menyodorkan sebuah amplop panjang terbuat dari kertas berkualitas
tinggi. Philby menerimanya.
"Ini juga," kata Mayor Pavlov, dan menyodorkan scpotong karton kecil persegi
dengan nomor telcpon tertulis di atasnya.
"Terima kasih," kata Philby. Tanpa bcrkata apa-apa lagi mayor itu mcnganggukkan
kcpala dengan cepat, bcrputar pada tumitnya, dan berbalik lalu bcrjalan ke arah
lorong. Beberapa detik kemudian, dari jendelanya, Philby menyaksikan limousine
Chaika hitam dengan pelat nomor Komite Scntral yang nampak jelas itu, yang
dimulai dcngan huruf-huruf MOC, mcluncur pcrgi dari gerbang depan.
"** Jim Rawlings mengamati dengan cermat foto di
24 majalah umum itu melalui kaca pembesar. Foto itu yang d iambi I sctahun yang ?lalu mcmpcrlihat-kan wanita yang tadi dilihatnya meluncur dengan mobil ke arah
?utara kc luar London pagi tadi bersama suaminya. Ia sedang berdiri dalam suatu
derctan sementara wanita yang di sebclahnya sedang menyalami Princess Alexandra.
Dan ia mengenakan bcrlian-berlian itu. Rawlings yang telah melakukan pcnclitian
?bcrbulan-bulan scbclum ia mcmbuat ge-brakannya ini mengenai asalu.su! berlian
?ini lebih baik dari tanggal lahirnya sendiri.
Di tahun 1905 Earl of Margate yang masih muda usia kembali dari Afrika Selatan
dengan membawa empat balu mulia yang besar-besar tapi belum diasah. Waktu
menikah di tahun 1912, ia mcminta Carticr London mcngasahnya dan membcrikan
batu-batu itu kepada istrinya yang masih muda sebagai hadiah. Carticr kemudian
menugaskan Aascher's di Amsterdam untuk mcngasahnya, yang saat itu masih
dianggap sebagai pengasah berlian terbaik di dunia karcna sukses mcngasah batu
Cullinan yang sangat keras. Batu pcrmata yang asalnya empat potong itu dibentuk
menjadi dua pasang yang saling mclengkapi, berbentuk buah pir dengan facet lima
puluh detapan, satu pasangnya berukuran sepuluh karat untuk masing-masing
pcrmata, scdangkan scpasang yang satu lagi dua puluh karat untuk masing-masing
permata. Setelah kembali ke London, batu-batu ini oleh Carticr dibuat menjadi perhiasan
dengan emas pu - 25 lih. dikclilingi empat puluh berlian kccil-kccil, untuk menciptakan satu set
pcrhiasan terdiri dari satu tiara dcngan salah satu berlian bcrbcntuk buah pir
yang besar tadi sebagai titik tengahnya, sebuah mala kalung dengan berlian besar
yang satunya lagi sebagai titik tengahnya, dan anting-anting yang serasi yang
terdiri dari dua berlian yang lebih kecil itu. Scbclum perhiasan terscbut
sclesai dibuat, ayah sang Earl yaitu Duke of Sheffield yang Ketujuh meninggal
? ?dunia, dan sang Earl mewarisi gclarnya itu. Bcrlian-bcrlian itu lalu ili kenal
sebagai Berlian Glen, sama dcngan nama rumah kcluarga itu di Sheffield.
Duke Kcdelapan mewariskan berlian itu pada saat kematiannya di tahun 1936 kepada
putranya, dan putranya ini mcmpunyai dua anak, seorang putri yang lahir di tahun
1944 dan seorang putra yang lahir di tahun 1949. Putrinya inilah, sckarang
bcrumur empat puluh dua, yang saat ini fotonya sedang diamati oleh Jim Rawlings
lewat kaca pemhesar. NKau tak akan bisa mcmakainya lagi, darling," kata Rawlings kepada diri sendiri.
Lalu sckali lagi ia mcmcriksa pcralatan yang akan digunakannya malam itu.
Harold Philby mcmbuka amplop itu dcngan sebuah pisau dapur, mcngcluarkan
suratnya, dan me - 26 letakkannya di atas meja ruang duduk. Ia tcrkesan; surat itu bcrasal dari
Sekretaris Jendcral Partai Komunis Uni Soviet sendiri, ditulis dalam tulisan
tangan pemimpin Soviet yang rapi bagaikan tulisan seorang sekretaris dan tentu
saja, dalam bahasa Rusia.
Seperti amplopnya, kcrtas surat itu juga bcrkualitas tinggi dan tidak ada
kopnya. Pastilah ia menu I is surat itu di apartemennya di Kutuzovsky Prospckt
26, bangunan mahabesar yang sejak 7a-man Stalin telah mcnampung tokoh-tokoh
Partai yang paling penting dalam ruangan-ruangannya yang mewah. *
Di scbelah kanan atas tertulis Rabu, 31 Desember 1986, pagi. Lalu teks di
bawahnya. Bunyinya: Dear Philby, Perhatian saya tertarik kepada kata kata yang A/nla ucapkan di resepsi makan
malam belum lama mi di Moskow. Anda mcngatakan bahwa "stabilitas politik dt
Inggris Raya senantiasa selalu ditafsirkan secara bcrlebihan di Moskow sini,
terlebih-lebih sckarang ini."
Saya akan senang sekali kalau Anda dapat memberikan penjelasan lebih lanjut dan
rincian dan ucapan Anda tersebuL Harap penjelasan Anda diberikan secara tertulis
dan kirunkan tangsung kepada saya pribadi, dan Anda tidak perlu menytmpan
salinannya atau me minta sekretaris menuliskannya.
27 Kalau sudah siap harap hubungi Mayor Pavlov di nomor yang diberikan olehnya itu,
minta bicara dengan dia pribadi, dan ia akan datang ke tempat Anda untuk
mengambil surat itu. Saya mengucapkan selamat atas ulang tahun Anda besok.
Hormat saya.... Surat itu ditutup dcngan tanda tangan.
Philby mengembuskan napasnya pcrlahan-lahan. Jadi, acara makan malam Kryuchkov
pada tanggal dua puluh cnam untuk para perwira senior KGB itu ternyata telah
disadap. Ia mcmang sudah agak curiga saat itu. Sebagai wakil dircktur satu KGB
dan kepala Direktorat Utama Satu, Vladimir Alcxandrovitch Kryuchkov adalah
pembantu sctia sang Sekretaris Jcnderal, jiwa dan raga. Walaupun bcrpangkat
kolonel jenderal, Kryuchkov tidak berjiwa militer dan bahkan bukan seorang
perwira intelijcn profesional; ia adalah seorang apparatchik Partai, dari ujung
rambut sampai kaki, salah satu dari mereka yang dibawa masuk oleh pemimpin
Soviet yang sekarang waktu ia menjabat dircktur KGB.
Philby mcmbaca surat itu lagi, kemudian menyingkirkannya. Gaya si tua itu belum
juga bcrubah, begitu pikirnya. Singkat dan lugas sampai hampir-hampir kurang
pantas, jelas dan persis, tak ada basa-basi yang berlebihan, dan tidak
menyebabkan penafsiran yang bertentangan. Bahkan pe 28 nycbutan ulang tahun Philby juga cukup singkat, hanya untuk menunjukkan bahwa ia
telah mcmbuka-buka filc-nya. Tidak lebih dari itu.
Toh, Philby terkesan. Sebuah surat pribadi dari orang yang paling dingin dan tak
pcrnah akrab dcngan orang lain ini merupakan sesuatu yang luar biasa dan akan
membuat orang gemctar karena merasa mendapat kchormatan besar. Bcrtahun-tahun
yang lalu masalahnya akan lain. Pada saat pemimpin Soviet yang sekarang ini
memasuki KGB sebagai dircktur, Philby sudah bcrada di sana selama bertahun-tahun
dan masih dianggap seakan sebagai bintang, membcri kuliah tentang badan-badan
intelijcn Barat pada umumnya dan mengenai SIS Inggris khususnya.
Seperti semua orang Partai yang memperoleh kedudukan yang mcmbawahi orang-orang
dari disiplin yang berbeda, kctua baru itu juga mcnempatkan orang-orangnya
sendiri di posisi-posisi kunci. Philby, walaupun dihormati dan dikagumi sebagai
salah satu dari Lima Bintang, menyadari bahwa sangat penting mcmpunyai pelindung
yang berkedudukan tinggi di masyarakat yang penuh dcngan pcrsckongkolan ini.
Sang Ketua, yang jauh lebih intclck dan bcrbudaya daripada para pendahulunya,
ternyata menunjukkan minat besar bukan karena kckaguman tapi lebih dari ?sekadar pcrhatian biasa tcrhadap Inggris.
?Selama tahun-tahun itu sering sekali ia minta Philby untuk mcmberikan
interpretasi atau analisa
29 atas peristiwa-perisliwa di Inggris, tokoh-tokohnya, dan bagaimana kcmungkinan
rcaksi mcreka, dan Philby selalu scnang mcmbantu. Seakan kctua KGB itu ingin
membandingkan laporan yang masuk ke mejanya dari para ahli Inggris di badan yang
dipimpinnya dan dari kantornya yang lama Departcmen Intcrnasional Komite
?Sentral dcngan pengamat lain. Beberapa kali ia mengikuti nasihat Philby dalam
?mcnangani masalah-masalah yang berkenaan dcngan Inggris.
Sudah lima lahun sejak Philby bertemu muka dcngan tsar baru yang mcmbawahi
scluruh per-serikatan Rusia. Pada bulan Mei 1982 ia mcnghadiri sebuah rescpsi
untuk mcnganlarkan sang Kctua pergi meninggalkan KGB dan kembali kc Komite
Sentral lagi, seakan-akan sebagai sekretaris, tapi scbenamya untuk mempersiapkan
diri terhadap kematian Brezhnev yang sudah dekat dan untuk mendalangi rencananya
sendiri nanti. Dan sckarang ini lagi-lagi ia mcmbuluhkan inlerprctasi Philby.
Rcnungan Philby dibuyarkan oleh kcmbalinya Erita dan anak-anak. Wajah mcreka
mcrah karena main ski dan ributnya seperti biasa. Dulu, di tahun 1975, lama
setelah kepergian Mclinda Maclean, ketika para penguasa KGB memutuskan bahwa
Philby sudah mulai bosan main pcrempuan dan minum alkohol (di mata para apparat,
scdikitnya), Erita diinstruksikan untuk pindah dan tinggal bcrsama dia di
apartcmennya. Saat itu ia adalah seorang gadis anggota KGB, bcrdarah Yahudi (mc30 mang ini di luar kebiasaan), bcrumur tiga puluh empat, bcrambut hitam, dan
berperawakan gempal. Tahun itu juga mcreka mcnikah.
Setelah menikah, daya tarik pribadi Philby mulai menunjukkan pengaruhnya, Erita
benar-benar jatuh cinta kepadanya dan tidak mau lagi memberikan laporan kepada
KGB tentang Philby. Petugas yang menanganinya mengangkat bahu, mclapor ke atas,
dan diberi instruksi untuk mcmbiarkan saja hal itu. Anak-anak mereka lahir dua
dan tiga tahun kemudian. "Ada yang penting, Kim?" ia berlanya saat Philby bcrdiri dan mcmasukkan surat
itu ke dalam sakunya. Ia mcnggclcngkan kepala. Erita lalu membantu anak-anak
mclcpaskan jaket tebal yang bcrlapis-lapis.
"Tak ada apa-apa, Sayang," katanya. Tapi Erita bisa melihat bahwa ia sedang
memikirkan sesuatu. Erita cukup arif. Ia tidak mendesak. Dihampirinya Philby,
dan diciumnya pipinya. "Jangan minum terlalu banyak di pesta Blake nanti malam, ya?"
"Akan kucoba," katanya sambil tersenyum. Padahal ia sudah merencanakan untuk
ber-scnang-senang sekali saja lagi. Ia seorang peminum sclama hidupnya, yang
jika sudah mulai minum di pesta, biasanya akan mclanjutkannya sampai tak
sadarkan diri. Philby telah mengabaikan pcringatan seratus dokter untuk
menghentikan kcbiasaannya itu. Mereka telah memaksanya bcrhenti
31
Protokol Keempat Karya Frederick Forsyth di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
mcrokok, dan ilu saja sudah terlalu bcrat un-luknya. Jadi, dia akan tcrus minum
minum. Ia bisa saja bcrhenti jika mau, dan ia tahu bahwa ia harus menghentikan
kcbiasaannya untuk sementara waktu setelah pesta nanti malam.
Ia mencoba mcngingat kembali pemyataannya waktu makan malam di tempat Kryuchkov
dan gagasan-gagasan apa yang menyebabkannya mcmbuat pernyataan itu. Ia tahu
semua apa yang sedang tcrjadi, dan apa yang akan tcrjadi, di tubuh Partai Buruh
Inggris. Yang Iain-Iain mcnerima laporan intelijcn yang masih mentah, yang sudah
dikajinya sclama bcrtahun-tahun, dan yang masih selalu ditcruskan kepadanya
sebagai ungkapan ba-las jasa. Tapi memang hanya dia yang bisa mc-nyusun bahan
bahan itu, menggabungkannya bcr-dasarkan kerangka psikologi massa Inggris, dan
menghasilkan gambaran yang nyata. Jika ia mcng-hargai gagasan yang terbentuk di
benaknya, maka ia harus mcnguraikan gagasan tcrscbut dalam kata kata,
mcnyuguhkannya kepada pemimpin Rusia itu sebagai salah satu karya paling bagus
yang pemah ditulisnya. Di akhir pekan nanti ia bisa mengirim Erita dan anak-anak
ke dacha mcreka. Ia akan mulai mcnulis, sendiri di apartemennya, di akhir pekan
nanti. Scbctum itu, bcrscnang-scnang dulu untuk yang tcrakhir kali.
Jim Rawlings sclama satu jam, an Lint jam sembilan dan jam scpuluh malam itu,
duduk di sebuah 32 mobil sewaan lain yang lebih kecil, di depan Fontenoy House. Ia mengenakan jas
pesta yang bagus buatannya dan dcngan demikian tidak menimbulkan kecurigaan.
Yang sedang dikajinya adalah pola-pola pencrangan jauh di atas sana, di bangunan
apartemen itu. Flat yang menjadi targctnya tentu saja yang lampunya tidak
mcnyala itu, tapi ia lega melihat ada cahaya di apartemcn-apartemcn yang bcrada
di atasnya dan di bawahnya. Di masing-masing apartemcn itu, menilik penampilan
para tamunya yang nampak di jcndela-jcndclanya, sedang berlangsung pesta Tahun
Baru. Pada jam scpuluh, setelah mobil diparkirnya tersembunyi di sebuah jalan samping
dua blok dari tempat itu, ia berjalan santai masuk lewat pintu depan Fontenoy
House. Begitu banyak orang keluar masuk schingga pintu-pintu ditutup tapi tidak
dikunci. Di dalam lobi, di scbelah kiri, terdapat bilik penjaga pintu, persis
seperti yang dilaporkan Billy Rice. Di dalamnya si penjaga malam sedang mcnonton
telcvisi portable buatan Jcpang. Ia bangkit dan mcnghampiri mulut pintu, seakan
akan mcngatakan scsuatu. Rawlings mcmbawa scbotol sampanye yang di-hias dcngan pita besar. Ia mclambaikan
tangannya mcmbcri salam scpintas lalu.
"Malam," scrunya, lalu menambahkan, "oh, dan sclama! Tahun Baru."
Tidak mungkin penjaga tua itu akan mcnanyakan jati diri atau lujuan tamu. Paling
sedikit ada 33 cnam pesta berlangsung di bangunan itu. Scparc-nya nampaknya pesta bcbas, jadi
bagaimana mungkin dia akan mcncocokkan daftar tamu"
"Oh... cr... terima kasih, sir. Sclamat Tahun Baru, sir," katanya, tapi tamu bcrjas
pesta itu telah masuk kc koridor. Penjaga itu kembali asyik menonton film di TV.
Rawlings mcnggunakan tangga kc lanlai dua, kemudian naik //// kc lanlai dclapan.
Pada jam scpuluh lebih lima dia bcrada di luar pintu apartemen yang ditujunya.
Seperti yang dilaporkan Billy, tak ada alarm di situ dan kuncinya adalah mcrck
Chubb. Masih ada lagi sebuah kunci Yale pelengkap yang bisa mengunci sendiri,
untuk kcperluan sehari-hari, sctcngah meter di atas kunci Chubb itu.
Kunci Chubb memiliki tujuh belas hbu kombinasi. Kunci itu terdiri atas lima
pengungkit di dalamnya, tapi bagi seorang ahli kunci itu bukan masalah besar,
scbab hanya dua sctengah pengungkit yang pertama saja yang perlu dicocokkan;
yang dua setengah lagi sama, hanya kcbalikannya, sehingga kunci pemilik akan
cocok kalau ditusuk-kan dari sisi pintu yang lain.
Setelah putus sckolah pada umur cnam belas, sclama scpuluh tahun Rawlings
bckcrja di tempat pamannya, Albert, di toko besi miliknya. Toko itu mcrupakan
usaha samaran yang baik untuk orang tua itu, yang profesi sebenarnya adalah
pendobrak !<_ in.iri besi yang tcrkenal pada zamannya. Itu
34 mcmbuat Rawlings muda tahu semua jenis kunci yang dijual dan yang dipakai oleh
kebanyakan lemari besi ukuran kecil. Setelah scpuluh tahun terus-mencrus
bcrpraktck, dan di bawah bimbingan Paman Albert yang ahli, Rawlings mampu men
dobrak hampir semua jenis kunci yang dijual di pasaran.
Dari saku eclananya dikeluarkannya s^untai kunci berjumlah dua belas, scmuanya
dibuat di bcngkclnya sendiri. Ia mcmilih dan mencoba tiga, berurutan, dan
mclanjutkan sampai yang kecnam dalam unlaian itu. Dimasukkannya kc dalam kunci
Chubb ilu, dan ia mulai mcrasakan titik-titik yang menckan di dalam kunci itu.
Kemudian, dcngan mcnggunakan pclat baja tipis yang diambilnya dari saku alas
bajunya, ia mulai mcngikir kunci kawat yang terbuat dari logam lunak itu. Dalam
waktu sepuluh menit ia telah berhasil mcnembus dua setengah pengungkit
pertama konfigurasi, atau profil, yang dibutuhkannya. Lima belas menit setelah ?itu ia telah bisa mcmbuat pola pengungkit yang sama yang mcrupakan kcbalikannya.
Ia lalu menusukkan kunci kawat yang sudah dikikir itu ke dalam kunci Chubb,
serta memutarnya pcrlahan dan hati-hati.
Ternyata bisa bcrputar penuh. Ia mcnunggu selama cnam puluh detik, kalau kalau
campuran Plasticine dan Super Glue Billy tidak mclckat di dalam kcrangka pintu
ilu. Tak ada dering bel. Ia bernapas lega, lalu mclanjutkan mengutak-atik
35 kunci Yale dengan mcnggunakan sebuah paku baja halus. Itu mcmbutuhkan waktu cnam
puluh detik, dan pintu itu akhirnya terbuka tanpa suara. Di dalam gelap, tapi
cahaya dari kondor mcmbuat ia bisa melihat garis-garts tcpi lorong masuk depan
yang kosong. Luasnya sckilar dua setengah meter pcrscgi dan lantainya bcrkarpct.
Ia cunga ada tombol alarm di bawah karpct itu enlah di sebelah mana, yang jclas
tidak di dekat pintu supaya tidak terinjak oleh pcmiliknya sendiri. Rawlings
mclangkah masuk kc dalam ruangan itu, dcngan menjaga dirinya agar tetap mcrapat
ke dinding, sambil menutup pintu di bclakangnya dan mcnyalakan lampu di lorong
itu. Di sebelah kirinya ada pintu lain, setengah terbuka, lemyata itu kamar
mandi. Di sebelah kanannya, ada pintu lain, hampir pasti itu adalah lemari
pakaian yang dipasangi sistcm kontrol alarm, yang akan dibiarkannya saja. Ia
lalu mengambil sebuah tang dari saku di dadanya, mcmbungkukkan hadan dan nunc
angkat pinggiran karpct-Saat lembaran karpct tcr angkat lebih tinggi, ia melihat
tombol injakan alarm, lepat di tengah lorong. Hanya satu. Pclan-pelan ia
menurunkan karpct itu kembali, melangkah mcngclilinginya dan mcmhuka pintu yang
lebih besar yang berada di depannya. Seperti kata Billy, iuj pintu yang menuju
ke ruang duduk. Ia bcrdiri beberapa menit lamanya di ambang ruang duduk sebelum akhirnya
mcnemukan tombol lampu. Lampu dinyalakannya. Ini merupakan
36 suatu langkah penuh risiko, tapi ia bcrada di sebuah apartemcn di tingkal
delapan, para pcmiliknya bcrada jauh di Yorkshire, dan ia tidak punya waktu
untuk bckcrja dalam ruang penuh jcbakan hanya dcngan bantuan lampu baterai
pcnsil. Ruang itu berbentuk pcrscgi, luasnya sckitar delapan kali cnam meter, dengan
karpct mewah dan dilcngkapi pcrahotan mahal. Di hadapannya nampak jendela dcngan
kaca ganda yang mcnghadap kc arah selatan dan mcnaungi jalan raya. Di sebelah
kanannya ada dinding yang dipasangi perapian batu, dan di salah satu sudut ada
sebuah pintu yang bisa diduga pasti menuju kc ruang tidur utama. Di sebelah
kirinya, di dinding ada dua pintu: satu menuju ke lorong tempat kamar kamar
tidur tamu; satunya lagi tertutup, barangkali ilu pintu ruang makan dan dapur.
Sclama scpuluh mcnil bcrikutnya ia bcrdiri di situ tak bergeming, memandangi
dinding dinding dan langit-langit. Alasannya sedcrhana: ada kemungkinan ruang
itu dipasangi sebuah static movement alarm alarm gcrak statis yang tak ? ?tcrlihat oleh Billy Rice dan yang akan bisa mendctcksi tempcratur tubuh atau
gerakan yang memasuki ruang itu. Seandainya alarm bcrdcring, ia bisa k<-ltj.tr
dari situ dalam waktu tiga detik. Ternyata alarm tidak bcrbunyi; sistcm
pengamannya hanya mcngandalkan pintu yang dipasangi alarm dan barangkali juga
jendela yang tidak akan di-37
?sentuhnya dan juga mcngandalkan tombol-tombol injakan alarm di lanlai.
?Lemari besinya, dia yakin, pasti bcrada di mangan ini alau di ruang tidur utama,
dan pasti dipasang di dinding luar, scbab dinding datam tidak cukup tcbal untuk
itu. Tcpat sebelum jam sebelas ia mencmukan-nya. Persis di hadapannya, di
dinding sclcbar dua setengah meter di anlara dua jendela yang lebar, dipasang
sebuah cermin berbingkai emas, yang tidak mempunyai jarak dengan dinding itu,
seperti lukisan-lukisan di ruangan itu yang tcpi-tcpinya dinaungi bayang-bayang
?tipis tapi dipasang menempcl di dinding, seakan diberi cngsel.
?Menggunakan langnya untuk mcngangkat pinggiran karpct, ia menuju ke cermin itu
dcngan menyusur rapai sepanjang dinding, sambil mclangkahi kawat-kawat kecil
mirip benang yang be rasa I dari pusat kontrolnya dan menuju ke tombol-tombol
injakan yang tcrscbar di sekitar litik pusat ruangan itu.
Kctika sampai kc cermin itu ia melihat hanya ada satu tombol injakan tepat di
bawahnya. Tadinya ia bcrmaksud menyingkirkannya, tapi ia lalu mcngangkat sebuah
meja kopi besar tapi pendek yang ada di dekat situ, mencmpatkannya mcnaungi
tombol injakan itu, dan mcngusahakan agar kaki-kaki mcja tidak mcnycnluh tombol
itu. Kini ia tahu bahwa jika ia selalu bcrada dekat mcrapat ke dinding, atau
bcrdiri di alas suatu pcrabot (tak ada pcrabot yang mcnginjak tombol alarm),
maka ia akan aman. 38 Cermin itu ditempclkan ke dinding dengan kail magnctik, yang juga dipasangi
alarm. Ini bukan masalah. Ia menyclipkan lempengan tipis baja magnctik di anlara
kedua kait magnctik itu, satu pada bingkai cermin dan satunya lagi pada dinding.
Dengan it tap menjaga supaya lempengan magnet pengganti itu tclap menempcl kc
magnet yang ada di dinding, ia lalu melepaskan cermin itu dari dinding. Magnet
di dinding itu ternyata tidak bcreaksi; ia masih it tap lengket dcngan magnet
pengganti, jadi ia tidak mengirim laporan bahwa kontaknya telah diputuskan.
Rawlings terscnyum. Lemari besi dinding itu ternyata bermcrek Hamber Model D. Ia
tahu bahwa pintunya tcrhuat dari baja keras berlekanan tinggi setebal salu
scntimctcr lebih; cngselnya adalah tongkat vertikal dari baja keras, yang
dipasang mencmbus kcrangka lemari itu dari atas dan dari bawah. Mckanismc
pengamanannya terdiri dari tiga sekrup baja keras yang nampak mcnonjol pada
pintunya dan mencmbus kcrangka lemari itu sedalam hampir empat scntimeter. Di
balik permukaan pintu baja itu ada kotak scng sedalam lima sentimctcr yang
memuat kctiga sekrup pc-ngunci itu, sekrup vertikal yang mcngendalikan gcrakan
kctiga sekrup itu, dan kunci kombinasi beroda tiga yang kini tcpat bcrhadapan
dengan dia. Rawlings tidak bcrmaksud mengutak-atik semua ini. Ada cara yang lebih mudah,
yaitu memotong pintunya dari alas ke bawah di sisi roda kombinasi
39 tempat engselnya bcrada. Ini akan mcngakibatkan cnam puluh pcrscn pintunya, yang
mcmuat kunci kombinasi scrta kctiga sekrup pengunci ilu, ler-desak ke dalam
kcrangka pintu lemari besi ilu. Dan yang empat puluh pcrscn sisanya akan
terbuka, membcrinya cukup ruang untuk memasukkan tangannya ke dalamnya dan
mengcluarkan isi-nya. Dcngan hali hati ia kembali kc lorong, tempat ia meninggalkan botol sampanyenya,
dan kembali dcngan itu. Sambil berjongkok di atas meja kopi, dibukanya alas
botol palsu ilu dan dikeluarkannya pcralatannya. Sclain sebuah detonator listrik
yang tcrbungkus kain katun dalam sebuah kotak kecil, sejumlah magnet kecil, dan
segulung kabel listrik rumah tangga biasa, ia juga membawa CLC.
Rawlings tahu bahwa cara tcrb.uk untuk me-molong lempengan baja sctebal satu
scpercmpat scntimeter adalah dcngan menerapkan tcori Monroe suatu cara yang ?dinamai sesuai dcngan nama penemu prinsip shaped-charge itu. Apa yang sedang
dipegangnya disebut CLC atau charge-linear-cutting, yaitu sebalang logam
berbentuk V, kaku tapi bisa ditckuk dcngan tang, tcrbungkus dalam bahan pclcdak
plastik, dibuat oleh tiga perusahaan di Inggris, yang satu milik pemerintah, dua
lainnya nulik swasta. CLC jelas tidak bisa diperoleh secara bebas, kccuali
melalui perizinan yang ketat, tapi sebagai seorang pembongkar peli besi pro-40
lesion.il, Rawlings punya koneksi, seorang karyawan korup di salah satu
perusahaan swasta ilu. Dengan cepal dan mahir, Rawlings mempersiapkan logam itu sepanjang yang
dibutuhkannya dan memasangnya di sebelah luar pintu lemari Hamber itu, dari atas
ke bawah, di salah satu sisi roda kombinasi itu. Pada salah satu ujung CLC
dipasangnya detonator, dan dari detonator terscbut mencuat dua kabel tembaga
yang terpilin. Ia melepaskan kedua kabel yang terpilin dan dipi&ahkannya Icbarlebar, untuk mencegah terjadinya kor-sleling. Kabel ini lalu disambungkannya ke
kabel biasa yang dibawanya, yang di ujungnya terdapal sicker bcrkaki tiga.
Sambil mcmbuka gulungan kabel dengan hati-hati, ia lalu berjalan mundur sambil
merapat ke dinding, ke lorong yang menuju kc ruang tidur tamu. Lorong itu akan
melindunginya dari ledakan nanti. Ia lalu melangkah dcngan hati-hati ke dapur
untuk mengisi kantong polyethylene besar yang dikeluarkannya dari sakunya.
Kantong ini lalu dilekatkannya kc dinding dcngan paku-paku pa-yung dalam posisi
mcnggantung di atas bahan pclcdak yang dipasangnya pada pintu lemari besi itu.
Pcrcdam ledakan dari bulu unggas, demikian kata Paman Albert, hanyalah untuk
burung dan TV. Tak ada pcrcdam ledakan yang lebih cfektif daripada air.
Jam menunjukkan dua puluh menit sebelum tcngah malam. Pesta di atas scmakin
bising. Bahkan 41 di dalam bangunan yang mewah ini, yang me nekankan kenyamanan dan kcleluasaan
pribadi, ia bisa mendengar dengan jelas suara-suara teriakan dan langkah orang
bcrdansa. Tindakannya yang lerakhir sebelum pcrgi berlindung ke lorong itu
adalah menyalakan televisi. Di dalam lorong itu ia menemukan sebuah stopkontak
dengan kenop, mc-mcncet kenop dalam posisi Off, lalu menusukkan kabel listrik
tadi ke dalam stop kontak itu. Lalu ia menunggu.
Satu menit sebelum tcngah malam bunyi-bunyi di atas semakin gaduh. Lalu libatiba mereda, ke-tika seseorang berteriak minta semua orang tenang. Dalam bening
itu, Rawlings bisa mendengar suara televisi yang tadi dinyalakannya di ruang
duduk. Acara tradisional Scotch yang sedang ditayangkan, musik balada dan dansa
Highland, tiba-tiba bcrhenti dan nampak lonceng Big Ben dalam keadaan diam di
alas Gedung Parlemen London. Di belakang penampang luar lonceng itu nampak
lonceng raksasa. Great Tom, yang sering disangka orang Big Ben. Komentator TV
mcngisi detik-detik itu dengan obrolan ringan menunggu saat tepal tengah malam,
sementara seluruh penduduk Kerajaan Inggris mengisi gelas-gelas mereka. Bunyi
perempat lonceng ilu mulai bergenia.
Bunyi perempat selesai dan hening sejenak. Kemudian Great Tom berdenlang: Bong!
Menggele-garlah bunyi hitungan pertama dari saat tengah malam itu. Bunyi itu
bergenia di dua puluh jula
42 rumah penduduk di Kepulauan Inggris; mengguncangkan apartemen di tingkat
sembilan Fontenoy House, bcrbaur dengan suara orang bersorak dan nyanyian Auld
Lang Syne. Pada saat dentang pertama itu bergema di lanlai delapan, Jim Rawlings
memasang kenop listrik itu ke posisi On.
Ledakan di flat itu tidak didengar orang, kecuali olehnya sendiri. Ia menunggu
selama enam puluh detik, lalu melepaskan kabel dari stopkontak dan bcrjalan
balik ke lemari besi sambil mengemasi peralalannya. Asap ledakan itu sudah mulai
menipis. Dari kantong plastik berisi air tadi tak ada yang tersisa kecuali
bercak-bercak basah. Pintu lemari besi itu nampak seperti baru saja dibacok dari
atas ke bawah dcngan sebuah kapak tumpul oleh seorang raksasa. Rawlings meniup
asap yang menghalangi pandangan dan dengan tangan tcrbungkus sarung tangan ia
mcnarik bagian yang lebih kecil dari pintu itu pada engselnya. Kotak dari seng
itu terkoyak hancur karena ledakan, tapi semua sekrup yang ada di bagian pintu
yang satunya masih utub di dalam soket masing-masing. Celah yang dibuatnya itu
cukup besar untuk mengintip kc dalam. Ada peti uang dan sebuah kantong beludru;
ia mengeluarkan kantong itu, menarik tali pengikatnya, dan mcnuangkan isinya ke
atas mcja kopi. Benda-benda itu gemcrlapan dan bcrpendar-pendar di bawah sinar lampu, seakan
mengandung api. Berlian-berlian Glen. Rawlings telah mema 43 sukkan sisa-sisa pcralatannya kabel, kotak detonator yang sudah kosong, paku-?paku payung, dan sisa CLC kembali ke dalam botol sampanye pal-mi, ketika ia
?tiba-tiba sadar ada suatu masalah yang timbul di luar perhitungannya. Hiasan
kalung dan anting-anting itu pasti muat di saku celananya, tapi tiaranya
ternyata lebih lebar dan lebih tinggi daripada yang diperkirakannya. Ia
memandang ke sekelilingnya, mencari wadah yang sekiranya tidak akan mcnarik
pcrhatian orang. Yang dicarinya tcr-lctak di atas sebuah meja tulis beberapa
meter dari situ. Ia mengosongkan isi tas kantor itu dompet, kartu-kartu kred it, sejumlah pena,
?buku alamat, dan beberapa map menuangnya ke jok sebuah kursi.
?Tas kantor itu sangat sesuai untuk keperluannya. Itu akan bisa me muat perhiasan
Berlian Glen dan botol sampanye itu yang akan nampak mencurigakan jika dibawa
?ke luar setelatx pesta usai. Memandang ruang duduk itu untuk terakhir kali,
Rawlings lalu mematikan lampu, melangkah menuju lorong, dan mcnutup pintu. Tiba
di koridor ia mengunci kembali pintu utama dan enam puluh detik kemudian ia
berjalan melewati kamar penjaga pintu dan keluar menuju kcgelapan malam. Penjaga
tua itu bahkan mendongak pun tidak.
Sudah hampir tcngah malam di hari pertama bulan Januari 1987, ketika Harold
Philby duduk di
Protokol Keempat Karya Frederick Forsyth di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
44 hadapan meja ruang duduk di flatnya di Moskow. Dia jadi melaksanakan niatnya
untuk minum minum malam sebelumnya di pesta yang diadakan suami-istri Blake,
tapi sama sekali tidak mcnik-matinya. Pikirannya terlalu tcrpancang pada apa
yang akan ditulisnya nanti. Sepagian ini ia ber-angsur pulih dari pening akibat
alkohol, dan sekarang, sementara Erita dan anak-anak masih tidur, ia memperoleh
kescmpatan untuk bcrada sendirian dan mencoba merenungkan rencananya.
Terdengar dekur merpati dari sebcrang ruangan. Philby bangkit, menghampiri
sangkar besar di su-dut, dan memandang melalui jeruji sangkar sc-ekor merpati ? ?yang satu kakinya diikat dengan bi-lah supaya kaku. Philby mcmang punya hobi memchhara binatang, mulai dari rubah sewaktu di Beirut dulu sampai bcrbagai jenis
kenari dan par-kit di flatnya yang sekarang ini. Merpati itu mcloncat-loncat
menyeberangi lantai sangkarnya, kakinya yang terikat merintangi jalannya.
"Baik, kawanku," kata Philby melalui jeruji sangkar, "segera akan kila lepas
ikatan itu dan kau akan bisa terbang kembali."
Ia lalu balik ke meja. Scmuanya harus dikcrjakan dengan baik, katanya pada
dirinya sendiri untuk yang keseratus kalinya. Sekretaris Jendcral ini tak boleh
dibuat marah dan tak boleh dibo-hongi. Beberapa di an Lira perwira senior
Angkatan Udara yang telah mengelabuinya schubungan dengan pcristiwa penguntitan
dan penembakan pe - 45 sawat pcnumpang Korea di lahun 1983 akhirnya harus icrbujur dalam kubur dingin
di bawah udara beku Kamchatka. Walaupun Icmah karena kondisi keschatannya yang
buruk dan menghabiskan banyak waktu di atas kursi roda, sang Sekretaris Jendcral
masih telap merupakan penguasa mullak Uni Soviet. Kata-katanya merupakan hukum,
otaknya masih tajam seperti pisau silet, dan tak ada ha I yang Input dari
pandangan matanya yang pucat itu. Mengambil kertas dan pensil, Philby mulai
menuliskan konscp awal dari jawabannya.
Tepat sebelum tengah malam tangga I 1 Januari, pemilik apartemcn di Fontenoy
House kembali seorang diri ke London. Ia seorang laki-laki berperawakan jangkung
dengan rambut bcruban, dan nampak terhormat dalam umurnya yang mcnginjak
pertengahan 50-an. Ia mcngarahkan mobilnya langsung kc area parkir di basement,
menggunakan kartu plastiknya untuk masuk, menjinjing kopcrnya, dan naik lift ke
lanlai delapan. Suasana hatinya sedang kurang baik.
Ia baru saja naik mobil selama enam jam, meninggalkan rumah mewah ipar lakilakinya tiga bari sebelum yang direncanakan karena bertengkar hebat dengan
Lstrinya. Istrinya, yang bersifat kaku dan gemar bcrkuda itu, memuja suasana
pedesaan yang justru sangat dibenci suaminya. Karena ingin bersenang-senang naik
kuda sepanjang rawa-rawa Yorkshire dalam suasana pertengahan musim di-46
ngin, istrinya ;tu meninggalkan dia tcrsekap dalam rumah bersama saudara lakilakinya, yaitu Duke Kcsepuluh. Kenyataan ilu memperburuk suasana, karcna sang
pemilik apartemen, yang berbangga diri atas kecenderungannya akan sifat-sifat
mas-kulin, menemukan kenyataan bahwa iparnya yang brcngsek ilu ternyata seorang
gay. Makan malam mcnyambut Tahun Baru ilu sangat tidak menyenangkan baginya. Ia
dikelilingi oleh kerabat istrinya yang tak henti hentinya bcrbicara tentang
berburu, menembak, dan memancing, yang ditimpali oleh suara tawa sang Duke yang
melengking tinggi dan teman-lcmannya yang kclcwat tampan. Paginya ia menegur
istrinya dan itu membuat istrinya marah sekali. Akhirnya disetujui bahwa ia akan
naik mobil sendirian ke sclalan setelah minum ten. dan istrinya akan tinggal
selama ia suka di situ, bisa-bisa sampai sebulan lamanya.
Ia memasuki lorong tempat masuk ke apartemennya dan berhenti; sistcm alarm ilu
scharusnya mengeluarkan bunyi pip-pip-pip sclama tiga puluh detik sebelum alarm
berbunyi keras-keras, sementara itu ia akan punya cukup waktu untuk meraih kotak
pusat kontrol dan mematikannya. Sialan, pikirnya, macet barangkali. Ia berjalan
menuju lemari pakaian dan mematikan scluruh sistcm alarm apartcmennya dengan
kunci pribadi. Kemudian ia masuk kc ruang duduk dan menyalakan lampu.
47 Ia berdiri di situ, kopcrnya masili lertinggal di lorong, dan mcnatap ruang
duduknya dengan mu-lut ternganga dan perasaan ngeri. Bercak-bercak air telah
menguap karena suhu udara yang panas, dan televisinya tidak dihidupkan. Yang
tertangkap oleh pandangan matanya seketika itu adalah dinding yang terguratgurat dan pintu lemari besi yang terkoyak tepat di hadapannya. Ia berjalan
melintasi ruangan beberapa langkah dan mengintip ke dalam lemari besi itu. Tak
salah lagi, berlian-bcriian itu sudah raib. Sekali lagi ia memandang
berkeliling, melihat harang-barangnya terserak di kursi dekat perapian dan
karpet nampak terangkat pinggirannya, di bagian yang menempel di din ding. Ia
terduduk di kursi dekat perapian yang satunya lagi, wajahnya pucat bagai kertas/
"Oh, Tuhan," ia menarik napas. Ia nampak tertegun melihat musibah itu dan tetap
duduk di kursi tersebut sepuluh menit lamanya, bernapas dengan beral dan menatap
seisi ruangan yang po - rak poranda. Akhirnya ia bangkit dan berjalan menuju tcle-pon. Dengan telunjuk yang bergetar
ia memutar sebuah nomor. Di sebelah sana telepon berdering-dering, tapi tak ada
yang mengangkat. Keesokan paginya, tepat sebelum jam scbelas, John Preston berjalan di Curzon
Street menuju ke markas besar dari departemcn tempatnya bekerja, yang letaknya
di sudut jalan dari arah Restoran
48 Mirabelle; sebuah restoran mahal. Hanya scdikil karyawan departemen itu yang
sanggup makan di situ. Kebanyakan pegawai negeri pada hari Jumat pagi itu dibolehkan untuk tidak masuk
kerja, karena Tahun Baru jatuh pada hari Kamis, yang me-mang merupakan hari
libur resmi, tcrus libur sam-pai akhir pekan. Tapi Brian Harcourl-Smith telah
minta Preston untuk datang secara khusus, jadi ia datang. Ia merasa bahwa ia
tahu apa yang ingin dibicarakan oleh Wakil Direktur Jendcral MI-5 itu.
Selama tiga lahun, yaitu lebih dari setengah masa pengabdiannya di MI-5 sejak ia
bergabung sebagai anggota staf baru di musim panas 1981, John Preston bertugas
di Cabang F dinas rahasia itu, yang kegiatannya meliputi pengawasan terhadap
organisasi-organisasi politik kaum ekstrcmis, baik dari golongan Kiri maupun
Kanan; mclakukan risel tcrhadap badan-badan ini, dan mcngirimkan agen-agen untuk
mcnyusup kc dalamnya. Dua tahun ia bertugas di FI, mengepalai Scksi D, yang
mengurus masalah masalah penyusupan unsur-unsur sayap kiri ekstrem ke dalam
Partai Buruh Inggris. Laporan yang dibuatnya, yaitu hasil dari penyelidikanpcnyelidikan yang dilakukannya, telah diajukannya dua minggu sebelumnya, tcpat
sebelum Hari Natal. Ia heran laporan itu telah dibaca dan diccrna sedemikian
cepat. Ia melapor di resepsionis depan, menunjukkan kartunya, diperiksa, didaftar di
kantor Wakil Di - 49 rektur Jenderal (WDJ) ilu sebagai tamu yang diundang, dan dipersilakan untuk
naik ke lanlai paling atas.
la menyesal tidak diminta mencmui sang Direktur Jcndcial sendiri. [a suka Sir
Bernard Hemmings, (api sudah menjadi rahasia umum di kalangan "Lima" (julukan
unluk Ml-S pent.) bahwa orang tua itu sakit-sakitan dan scmakin jarang datang ?ke kantor. Karcna string tidak hadir, urusan sehari-hari kantor itu makin lama
makin dikuasai oleh wakilnya yang ambisius, suatu kenyataan yang kurang disukai
oleh para veteran tua dalam dinas rahasia itu.
Sir Bernard adalah orang "Lima" sejak awalnya, dan sudah pemah mclaksanakan
kerja lapangan dulu. Ia bisa mcmahami orang-orang yang bertugas di lapangan,
memperkirakan orang-orang yang patut dicurigai, menguntit kurir-kurir yang
menjadi musuh negara, dan mcnyusup ke dalam organisasi-organisasi subversif.
Harcourt-Smith adalah lulusan universitas, dengan ijazah kclas satu, dan
kariemya berkisar di kantor pusat, bcrgerak dcngan lincah di antara departemendepar-temen dan dengan mantap mendaki jenjang kc pangkatan.
Berpakaian sangat rapi dan bersih, seperti biasanya, Harcourt-Smith menerima
Preston dengan ha-ngat di kantornya. Preston ma la ha n curiga karena sikap
hangat itu. Konon, banyak orang lain juga ditcrima sehangat ini, tapi seminggu
kemudian di tendang dari dinas. Harcourt-Smith mempersilakan
50 Preston duduk di hadapan mejanya dan ia sendiri di belakang meja. Laporan
Preston tergclctak di meja, di atas pengering tinta.
"Begini, John, tentang laporanmu ini. Kau pasti tahu bahwa aku menganggapnya
sangat scnus, seperti semua hasil kerjamu yang lain."
"Terima kasih," kata Preston.
"Jadi," Harcourt-Smith melanjutkan, "aku menghabiskan liburan Tahun Baru di
sini, di kantor ini, unluk mcmbacanya ulang dan mcmikirkannya."
Preston berpikir, scbaiknya ia tak perlu menanggapi.
"Laporan ini, bagaimana ya, cukup radikal... dan lugas sekali, ya" Pcrtanyaannya
adalah dan ini mcrupakan pertanyaan yang harus kutanyakan dulu pada diri ?sendiri sebelum departemen mengajukan sualu kebijakan yang didasarkan alas
laporan ini apakah semua ini benar secara mutlak" Apa bisa diverifikasi" Ini
?pasti akan ditanyakan kepadaAu."
"Begini, Brian, aku mcnghabiskan dua lahun unluk penyelidikan itu. Orang-orangku
menyusup jauh, sangat jauh. Fakta-fakta itu, di mana aku mcmang mengajukannya
sebagai fakta, semuanya benar."
"Ah, John. Aku tidak pernah mcragukan semua fakta yang kauajukan. Tapi
kesimpulan yang ditarik berdasarkan fakta-fakta itu...."
"Didasarkan pada logika, kukira," kata Preston.
"Logika memang suatu cabang ilmu yang hcbaL
51 Dulu aku mempelajarinya," Harcourt-Smith me-nimpali. "Tapi tidak selalu
ditunjang dcngan bukti yang nyata, tidakkah kau sctuju" Coba kita lihat ini...."
Ia menemukan bagian yang dimaksudkannya dalam laporan itu dan jarinya bergerak
mengikuti satu baris. "MBR. Sangat ekstrem, ya tidak?"
"Oh, ya, Brian, memang ckstrem. Orang-orang ini mcmang dikenal sangat ekstrem."
"Tak ada keraguan tentang hal itu. Tapi tidakkah akan membantu jika laporanmu
ini dilampiri dengan copy dari MBR?"
"Sejauh yang bisa kutcmukan, itu belum pcrnah ditulis. Itu cuma merupakan
serangkaian niat yang akan dilaksanakan niat yang amat kuat dalam benak orang? ?orang tertentu." Harcourt-Smith dcngan kcsal menarik napas le-wat satu giginya. "Niat," katanya,
seakan kata itu menjadi masalah baginya, "ya, niaL Tapi kau harus tahu, John,
ada banyak niat dalam diri banyak orang yang berurusan dcngan negeri ini, yang
tidak scmuanya baik. Tapi kita tidak bisa mengusulkan suatu kebijakan, (indakan,
atau tindakan balasan hanya didasarkan pada niat-niat ini."
Preston sudah hampir membuka mulut, tapi Harcourt-Smith tidak memberinya
kesempatan. la bangkil dari duduknya untuk memberi isyarat bahwa pcrtemuan itu
sudah sclcsai. "Begini, John, biar ini di sini sedikit lebih lama lagi. Aku harus memikirkannya
lagi dan barangkali mclakukan beberapa pengecekan sebelum aku
52 memutuskan di mana ini akan kutempatkan. Ngomong-ngomong, apa kau merasa kerasan
di F1(D)?" "Aku senang," kata Preston, sambil bangkit juga.
"Mungkin aku punya sesualu yang lebih kausukai," kata Harcourt-Smith.
Setelah Preston pcrgi, Harcourt-Smith mcnatap ke pintu yang dilewatinya itu
selama beberapa menit. la nampak lenggelam dalam renungannya.
Mcnghancurkan begitu saja file ilu, yang secara pribadi dianggapnya bisa membuat
malu dan suatu saat kclak bisa menimbulkan bahaya, adalah sesualu yang tidak
mungkin dilakukan. File itu diajukan secara resmi oleh seorang kepala seksi dan
sudah diberi nomor.' la berpikir keras. Kemudian diambilnya penanya yang
bertinta merah dan dengan hati-hati dia menulis di atas sampul laporan Preston.
Ia lalu menekan bel memanggil sekretarisnya.
"Mabel," katanya saat sekretaris itu masuk, "bawa ini sendiri ke Bagian Arsip,
ya. Sekarang juga." Gadis itu memandang sampul file itu sekilas. Di atasnya tertulis huruf-huruf NFA
dan singkatan nama Brian Harcourt-Smith. Di kalangan dinas rahasia, NFA bcrarti:
"no further action" atau "tak ada penanganan lebih lanjut". Laporan itu
diputuskan untuk dipcti-cskan.
[ Dllarangmeng-koincrsil-kanatau
%J JD1 kesiaian mcnimpa anda sciamanya J
2 Baru pada hari Minggu, 4 Jamiari, sang pemilik apartemen di Fontenoy House itu
berhasil memperoleh tanggapan dari nomor telepon yang di-putarnya setiap jam
selama tiga hari. Terjadi pembicaraan pendek, yang kemudian disusul dengan
pertemuannya dengan seorang laki-laki sesaat sebelum saat makan siang di sebuah
ruangan kecil yang tersembunyi di sebuah hotel yang tidak mencolok di kawasan
West End. Orang baru itu berumur sekitar enam puluh tahun, rambutnya beruban, pakaiannya
berwarna suram, dan penampilannya seperti seorang pejabat pemerintab, yang
memang benar dari satu segi. Ia datang belakangan, dan duduk di situ setelah
buru-buru menyatakan maaf. "Sungguh aku minta maaf aku tak ada di tempat selama
tiga hari barusan ini," katanya. "Karena hidup membujang, aku di-ajak beberapa
teman unluk melewatkan Tahun Baru bersama mereka di luar kota. Baiklah, ada
masalah apa?" 54 Pemilik apartemen itu menceritakan masalahnya dcngan singkat tapi jelas. Ia
punya banyak waktu sebelum ilu untuk memikirkan dengan teliti bagaimana caranya
menyampaikan kedahsyatan peristiwa yang menimpa dirinya itu dan ia memilih katakatanya dengan baik. Pria satunya merenungkan cerita itu dengan sangat serius.
"Tentu kau benar sekali," katanya akhirnya. "Masalah ini bisa jadi amat gawat.
Saat kau kembali Kamis malam itu, apakah kau menghubungi polisi" Atau saat
lainnya, sejak ilu?"
"Tidak, kupikir lebih baik bicara denganmu dulu."
"Ah, sayang sekali. Kini sudah terlambaL Jika diperiksa oleh bagian forensik,
akan diketahui bahwa lemari besi diledakkan tiga atau empat hari yang lalu. Akan
sulit menjelaskan mengapa begitu. Kecuali kalau....1*
"Ya?" tanya sang pemilik apartemen dengan penuh minat
"Kecuali kalau kau bisa mengembalikan cermin itu dengan rapi dan sempurna ke
tempatnya dan menyatakan bahwa baru tiga hari kemudian kau tahu bahwa pencuri
telah menjarah apartemenmu?"
"Sulit," kata si pemilik apartemen. "Karpelnya telah diangkat-angkat sepanjang
pinggirannya. Bajingan itu pasti telah berjalan menyusuri dinding supaya tidak
mcnginjak tombol-tombol alarm."
"Ya," yang satunya menanggapi. "Mereka pasti tidak percaya bahwa ada mating yang
begitu rapi - 55 nya schingga bukan cuma cerminnya yang dikembalikan dengan rapi, tapi juga
karpetnya. Jadi rencana yang ini sudah pasti tidak akan jalan. Juga tkJak
mungkin mcngaku bahwa kau telah melewatkan tiga hari ilu di suatu tempat lain?"
"Tapi di mana" Harus ada orang yang mclihat-ku. Nyatanya tidak ada. Klub" Hotel"
Kan aku harus pernab melakukan check-in."
"Benar sekali," kata orang kepercayaan itu. "Tidak, tidak bisa. Mau tak mau,
dadu telah dilemparkan. Sudah tcrlambat untuk mclapor ke polisi sekarang."
"Jadi apa yang harus kulakukan?" lanya pemilik apartemcn itu. "Yang jelas
berlian itu harus dilemukan kembali."
"Berapa lama istrimu akan tidak bcrada di London?" lanya yang satunya.
"Siapa yang bisa tahu" la menikmati acara-acara di Yorkshire. Beberapa minggu,
kuharap." "Kalau begitu kita harus mcngupayakan penggantian lemari besi yang hancur itu
dengan yang baru dan yang modelnya sama. Juga tiruan Berlian Glen. Akan perlu
waktu untuk mengatur semua itu."
"Tapi bagaimana dengan yang dicuh ilu?" tanya si pemilik apartemen dengan
kuatir. "Itu kan tidak bisa dibiarkan hilang begitu saja. Aku harus mempcrolehnya kembali."
"Benar," satunya menjawab, menganggukkan kepala. "Begini, seperti kau tahu,
orang-orangku 56 punya koneksi di kalangan yang hcrgerak di bi dang berlian. Aku akan menyuruh
orang melakukan penyclidikan. Permata-permata itu hampir pasti akan dibawa ke
salah satu pusat berlian utama untuk dibentuk kembali. Berlian-bcrlian itu tidak
akan bisa dipasarkan seperti apa adanya sekarang. Terlalu dikenal orang. Akan
kuusahakan maling itu dilacak dan barangnya ditcmukan kembali."
Pria itu bangkit dan bcrsiap-siap untuk pcrgi. Rekannya masih tctap duduk,
nampak jelas babwa dia sangat gundah. Pria berpakaian suram itu juga sama
gundahnya, tapi ia bisa lebih menutupinya.
"Jangan melakukan apa-apa dan mengatakan apa-apa tentang itu," ia menasihati.
"Usahakan istrimu bcrada di pedesaan selama mungkin. Ber-tingkahlakulah scbiasa
mungkin. Tcnangkan hali-mil, aku akan selalu menghubungimu."
Keesokan paginya, John Preston tcrmasuk dalam rombongan orang yang berbondongbondong kembali ke pusat kota London setelah liburan Tahun Baru selama lima
Protokol Keempat Karya Frederick Forsyth di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
hari, yang sesungguhnya terlalu panjang. Karcna dia tinggal di South Kensington,
baginya lebih enak naik kereta bawah tanah. la turun di Goodgc Street dan sisa
lima ratus meter lagi ditempuhnya dcngan berjalan kaki. la adalah seorang pria
yang penampilannya tidak menonjol, tinggi badan sedang, besar badan sedang, umur
empat puluh enam, mengenakan jas hujan abu-abu
57 dan tidak bertopi walaupun udara terasa amat dingin.
Ketika hampir tiba di ujung Gordon Street ia berbelok masuk ke dalam sebuah
bangunan yang tidak mencolok yang bentuknya mirip perkantoran lainnya di situ;
nampak kekar tetapi tidak modern, dan pantas jika digunakan untuk kantor
perusahaan asuransi. Hanya jika kita telah masuk ke dalamnya, barulah kita
melihat perbedaannya dengan bangunan perkantoran lainnya di kawasan itu.
Salah satunya adalah bahwa ada tiga pria di lobinya satu dekat pintu, satu di ?belakang meja resepsion, dan satu lagi dekat pintu lift Ketiganya memiliki
perawakan dan otot yang tidak biasanya dimiliki oleh mereka yang terlibat dengan
bisnis asuransi. Setiap warga yang mencari perusahaan semacam ilu, salah masuk
ke situ, dan diminta untuk menyingkir dari situ, bisa melihat bahwa hanya orangorang yang bisa menunjukkan identitas mereka dan bisa melewali pengecekan oleh
terminal kompuler kecil di bawah meja resepsion yang diperbolehkan terus masuk
melewati lobi itu. Dinas Rahasia Inggris, yang lebih dikenal dengan sebutan Ml-5, berkantor di
lebih dari satu tempat. Dengan tidak kentara, walaupun kurang nyaman, dinas ini
terbagi dalam empat bangunan kantor. Markas besarnya ada di Charles Street (dan
sudah bukan di markas besar yang lama di Leconfield House, seperti yang selalu
diberitakan oleh surat kabar).
58 Bangunan yang nomor dua besarnya, di Gordon Street, disebut dengan "Gordon"
saja, tanpa'embel-embel apa-apa, seperti juga kantor pusatnya disebut sebagai
"Charles". Dua bangunan lainnya terletak di Cork Street (dikenal sebagai "Cork")
dan bangunan tambahannya di Marlborough Street, juga disebut begitu saja dengan
menggunakan nama jalan itu.
Departemennya terbagi dalam enam cabang yang terpencar di seluruh bangunanbangunan itu. Dan juga, dengan tidak kentara tapi membingungkan, beberapa dari
cabang-cabang itu memiliki seksi-seksi yang bertempat di bangunan-bangunan yang
berbeda. Untuk menghemat pemakaian se-patu, semua cabang dihubungkan dengan
jaringan telepon yang super aman, dilengkapi dengan sis-tern identifikasi yang
tanpa cela mengenai ciri-ciri si penelepon.
Cabang "A" menangani kebijakan berbagai sek-si, dukungan teknis, pengembangan
properti, pe-mrosesan data arsip, kantor penasihat hukum, dan pusat pelayanan
agcn rahasia. Yang disebut paling akhir ini adalah tempat bercokolnya kelompok
unik yang terdiri dari pria dan (sebagian) wanita, dari semua umur dan ragam,
baik yang memiliki keterampilan praktis maupun kecerdasan akadcmis, yang mampu
menyelenggarakan tim-tim pelacakan pribadi yang tercanggih di dunia. Bahkan para
"hostile** (musuh-musuh negara) harus mengakui
59 bahwa di kandangnya sendiri agen-agen MI-5 ini tak tcrkalahkan.
Berbeda dengan Secret Intelligence Service (MI-6), yang menangani intelijcn luar
negeri dan telah mcnyerap banyak unsur Amerika dalam pcrislilah-an di kalangan
dalamnya, maka Security Service (MI-5) ini, yang menangani counterintelligence
dalam negeri, mendasarkan peristilahannya pada ba-hasa polisi lama. Istilahistilah seperti "surveillance operative" dihindari dan para agen pelacaknya
masih juga disebut dcngan istilah "the watchers".
Cabang "B" menangani recruitment, kepegawaian, pemcriksaan identitas, kenaikan
pangkat, pensiun, dan keuangan (maksudnya gaji dan biaya operas tonal).
Cabang "C" berurusan dengan masalah-masalah keamanan dari pelayanan masyarakat
(para pe-gawainya dan hangunan-bangunannya), keamanan schubungan dengan para
kontraktor (terutama perusahaan-pcrusahaan swasta yang mengerjakan proyek-proyek
pertahanan dan komunikasi), keamanan bidang militer (yang tcrkait crat dcngan para staf
keamanan internal kepunyaan angkalan bersenjata sendiri), dan sabotase (yang
sudah tcrjadi atau dipcrkirakan akan tcrjadi).
Dulu ada Cabang "D". tapi karena suatu logika unik yang cuma dimengerti oleh
para pelaku di dunia intelijcn, cabang itu diubah namanya menjadi Cabang "K".
Salah satu seksinya yang terbesar yang bcrnama Soviet, dibagi menjadi
60 bidang-bidang operasi, penyclidikan di lapangan, dan prioritas pcrang. Lalu ada
juga seksi yang menangani satclit-satelit Soviet, yang juga terbagi dalam tiga
sub-scksi, kemudian ada lagi seksi riset dan yang terakhir seksi yang menangani
agen rahasia. Seperti bisa dipcrkirakan, K mencurahkan banyak waktu dan lenaga unluk mengikuli
jejak agen-agen Soviet dan negara-negara saielitnya yang banyak jumlahnya, yang
bcroperasi atau berusaha unluk beroperasi-melalui kedutaan-kedutaan, konsulat-?konsulat, perwakilan resmi, misi dagang, bank, kantor berila, dan perusahaan
komersial, yang karcna kebijakan lunak pemerintah Inggris dibiarkan terse bar di
scluruh ibu kola dan (dalam hal konsulal) di scluruh provinsi-provinsinya.
Juga di dalam Cabang K ada sebuah kantor yang dihuni oleh seorang pejabat yang
kcrjanya menjadi penghubung anlara MI-5 dan saudaranya, MJ-6. Pejabat ini
sebenarnya termasuk orang "Enam" (MI-6), yang bertugas di Charles Street supaya
bisa mclaksanakan tugas-tugas penghubungannya itu. Seksi ini dinamai K7.
Cabang "E" (urutan alfabet ini bcrakhir dengan E) mencakup komunisme
internasional dan para penganutnya, yang mungkin berkunjung kc Inggris dcngan
tujuan jahat, atau anggola-anggotanya di dalam negeri yang ingin ke luar negeri
dengan tujuan yang sama. Juga di dalam Cabang E, Seksi Timur Jauhnya mcnempatkan
agen-agen peng - 61 hubung di Hong Kong, New Delhi, Canberra, dan Wellington, sedangkan seksi yang
disebut Ail Regions Semua Daerah melakukan hal yang sama di Washington,
? ?Ottawa, Hindia Barat, dan semua ibu kota negara sahabat
Yang terakhir, Cabang "F", yaitu kantor John Preston, paling tidak sampai tadi
pagi, mengurus partai-partai politik (sayap kanan dan sayap kiri ekstrcm),
risct, dan agen-agen rahasia.
Cabang F beroperasi di Gordon, di lanlai empat, dan kc kantornya itulah John
Preston sedang menuju di pagi bulan Januari itu. Ia memang tidak mcngharapkan
bahwa laporannya tiga minggu sebelumnya akan menjadi topik favorit bagi Brian
Harcourt-Smith untuk bulan ini, tapi ia masih percaya bahwa laporannya itu akan
sampai ke meja Dircktur Jenderal, Sir Bernard Hcmmings
Sir Bernard, Preston percaya, akan mau menyampaikan informasi dalam laporan
itu dan temuannya, yang sebenarnya scbagian didasarkan atas dugaan kepada
? ?Kcpala Joint Intelligence Committee atau kepada Permanent Under Secretary (PUS)
di Kantor Kementerian Dalam Negeri, yaitu kantor politik yang mcmbawahi MI-5.
Seorang PUS yang kompcten akan tertarik minatnya, dan Mcntcri Dalam Negeri pada
gilirannya akan minta Perdana Menteri menaruh perhatian kepada informasi
tersebut Memorandum di meja Preston yang dilihatnya saat ia tiba menunjukkan bahwa itu
semua tidak 62 akan pcrnah tcrjadi. Setelah membaca memo itu ia duduk mcnyandar, tepekur. Ia
sudah bersiap-siap akan mcmpcrtahankan laporannya, dan scandainya laporan itu
mcmang sampai ke atas maka pasti akan ada pcrtanyaan-pertanyaan yang harus
dijawab. Dia akan bisa menjawab scmuanya dia akan siap menjawab scmuanya, ?karcna ia yakin bahwa ia benar. Ia akan bisa menjawab scmuanya itu, yaitu kalau
ia masih berstatus kcpala F1(D), tapi tidak kalau ia sudah dimutasikan ke
departemen lain. Setelah ia dipindahkan, maka yang bisa mengajukan masalah mengenai laporan
Preston adalah kepala seksi F1(D) yang baru; dan Preston lega karcna tahu bahwa
orang yang akan ditunjuk untuk mcnggantikan dia hampir bisa dipastikan adalah
salah satu pengikut sctia Harcourt-Smith, yang tentu saja tidak akan melakukan
hal tersebut. Ia menelcpon Kantor Arsip. Benar, laporannya telah diarsip. Ia mencatat nomor
arsipnya, kalau-kalau dipcrlukan kelak. Kemudian: "Apa maksudmu, NFA?" tanyanya
seakan tidak percaya. "Baik... Maaf... Ya, aku tahu bukan kau yang memutuskan itu,
Charlie. Aku cuma bcrtanya. Cuma scdikit hcran saja, tidak apa-apa."
Ia mclclakkan gagang telepon dan duduk kembali, berpikir keras. Gagasan-gagasan
yang sebenarnya tidak pan Lis ditujukan kepada atasannya, sckalipun di anlara
mereka tidak ada hubungan baik secara pribadi. Tapi gagasan-gagasan itu tidak
63 mau hilang dari bcnaknya. Mcmang mungkin, begitu diakuinya, bahwa jika
laporannya ditcruskan ke atas, akhirnya akan sampai pada Neil Kin nock, pemimpin
opostsi Partai Buruh di Parlcmcn, yang mungkin tidak akan scnang mencrima itu.
Ada juga kemungkinan bahwa dalam pcmilihan umum yang berikutnya, yang akan
bcrlangsung tujuh belas bulan lagi, Partai Buruh bisa mcnang dan bahwa Brian
Harcourt-Smith saat ini mcmu-puk harapan bahwa salah satu tindakan pemcrintah
yang baru adalah mcngangkatnya menjadi Dircktur Jcndcral MI-S. Sikapnya yang
tidak mau mcnyinggung pam politisi kuat yang saat ini bcrdinas, atau mcreka yang
barangkali akan menjabat kelak, bukanlah hal yang baru. Bagi sescorang yang
kepribadiannya lemah atau yang bcrambisi besar, sikap untuk tidak mau
mcngabarkan berita buruk ini merupakan suatu motif yang kuat untuk mcnutupi
kclcmahannya sendiri. Semua orang di kalangan dinas rahasia masih ingat kasus dircktur jcndcral yang
sebclumnya. Sir Roger Mollis Bahkan sampai saat ini, mistcri itu tidak pcrnah
bisa diungkapkan secara tunlas, walaupun para pendukung dari kedua bclah pihak
yakin akan apa yang telah tcrjadi.
Saat itu di lahun 1962 dan 1963, Roger Hollis sejak awal sudah tahu mengenai
perisliwa itu dan semua detail yang berkenaan dengan skandal Christine Kcelcr,
seperti yang akhirnya dikctahui orang. Di mcjanya ia telah menerima laporan 64 laporan, bcrminggu-minggu kalau tidak berbulan-bulan sebelum skandal itu
tersiar, tentang pihak-pihak Cliveden, tentang Stephen Ward, orang yang
mcnyediakan gadis-gadis itu dan orang yang melaporkan balik apa pun yang
tcrjadi, tentang atase Soviet Ivanov yang juga ikut mcnikmati I ay a nan dari
gadis yang sama dcngan yang melayani Mcnteri Pertahanan Inggris. Tapi saat itu
ia tidak melakukan apa-apa walaupun bukti-bukti sudah mc-numpuk, dan tidak
pcrnah yang sebenarnya menjadi lugasnya minta bcrtcmu dengan Pcrdana Mcntcri
?Harold Macmillan. Tanpa pcringatan, Macmillan tcrjerumus kc dalam skandal itu, yang mcrusak
rcputasinya. Skandal itu meruyak dan mcmburuk sampai lewat mu-sim panas 1963,
merusak martabat Inggris di dalam dan di luar negeri, di mala scluruh dunia
scakan itu sudah direncanakan oleh Moskow.
Bcrtahun-tahun kemudian, kontrovcrsi masih bcrlanjut: Apakah Roger Hollis mcmang
benar-benar tidak mampu, atau apakah dia malahan jaub lebih buruk dari itu..."
"Pcrsctan," kata Preston pada dirinya sendiri, dan mcnghapuskan gagasan-gagasan
itu. Ia mcmbaca kembali memorandum itu.
Memorandum itu be rasa I dari Kcpala B4 (kc-n.uk.m pangkat) pribadi, yang
membcritahukan bahwa mulai hari itu ia dipindahkan dan dinaikkan pangkatnya
menjadi kcpala C1(A). Nada surat itu ramah dan bcrsahabat, yang scngaja
dilakukan un - 65 tuk mclunakkan kcnyalaannya: "Saya dibcrilahu WDJ bahwa akan sangat mcmbantu
apabila tahun yang baru ini dapal dimulai dcngan semua jabatan yang baru yang
sudah ditsi... sangat bertcrima kasih kalau Anda mau membcrcskan hat hal yang
bclum tcrsclcsaikan dan mclimpahkannya kepada Maxwell muda tanpa menunda nunda
lagi, kalau memungkinkan dalam beberapa hari ini.... Saya sangat bcrharap bahwa
Anda akan mcnyukai jabatan yang baru ini...."
Bla, bla, bla. begitu pikir Preston. C 1. ia tahu, menangani masalah-masalah
kepegawaian dan bangunan-bangunan milik ncgara di scklor sipil, dan Seksi A
bcrarti khusus yang berkenaan dcngan ibu kota saja. Jadi ia akan menangani
keamanan semua kementerian Sri Ratu di London.
"Sialan, ini kan cuma pekerjaan polisi biasa," ia mendengus, dan mulai menelcpon
anggota-anggota korpsnya untuk mengucapkan selamat tinggal.
Kira-kira satu setengah kilometer dari kantor John Preston di London, Jim
Rawlings mcmbuka pintu sebuah toko pcrmata yang kecil tapi cksklu-sif yang
tcrletak di sebuah jalan masuk, kurang dari 200 meter dari lalu lintas yang
sibuk di Bond Street Toko itu gelap tapi sorotan-sorotan cahaya mcnimpa lemarilcmari pajang yang bcrisi pcrak Georgia, dan di dalam lemari-lcmari pajang
lainnya nampak bcrhagai pcrhiasan dari /aman dahulu kala. Jclaslah bahwa toko
itu mcngkhususkan diri 66 di bidang pcrmata antik dan bukan pcrhiasan modern.
Rawlings mcngenakan sctclan jas warna gelap, kemeja sutcra, dasi ramping, dan
mencnteng sebuah tas kantor yang bagus tapi tidak mcncolok. Gadis yang bertugas
di counter menengadah dan mcmandangnya dengan penuh minat Dalam umurnya yang
tiga puluh enam Rawlings nampak ramping dan fit. dcngan pcnampilan setengah
gentleman dan setengah garang suatu pcrpaduan yang selalu mcnguntungkan. Gadis?itu mcmbusungkan dada dan melcmparkan senyum cerah.
"Bisa saya bantu?"
"Saya ingin hcrtcmu dcngan Mr. Zablonsky Pribadi."
Logat Cockney-nya mcngungkapkan bahwa ia tidak mungkin pclanggan. Wajah gadis
itu berubah. "Anda seorang rep?" lanyanya.
I'll in saja Mr. James ingin bicara dengannya," kata Rawlings.
Tapi pada saat itu pintu bcrccrmin di bagian belakang toko itu mcmbuka dan Louis
Zablonsky kcluar. la seorang Iclaki pendek, kcriput, bcrumur lima puluh cnam,
tapi nampak lebih tua. "Mr. James," wajahnya menjadi cerah "sc-nang sekali Anda datang. Mari masuk
? ?ke kantor saya. Apa kabar?" Ia mcngantarkan Rawlings masuk melewati counter ke
dalam kantor pnbadinya sambil berkata, "Tak ada masalah, Sandra, my dear."
67 Begitu masuk ke kantornya yang kecil dan berantakan ia menutup dan mengunci
pintu bercermin itu, melalui pintu itu bisa dilihatnya kcadaan toko di luamya.
Ia mengisyaratkan supaya Rawlings duduk di kursi di depan mejanya yang antik dan
ia sendiri duduk di kursi putar di belakang meja itu. Sorotan cahaya tunggal
mencrangi rak di dekat situ. Ia memandang Rawlings dengan tajam.
"Well, Jim, ada apa?"
"Aku punya sesuatu untukmu, Louis, sesuatu yang kau pasti suka. Jadi jangan
bilang bahwa ini barang rongsokan."
Rawlings mcmbuka tas kantornya. Zablonsky membentangkan tangannya.
"Jim, apa aku...." Kata-katanya terputus saat ia melihat apa yang diletakkan
Rawlings di atas meja. Ketika scmuanya sudah bcrada di atas meja, ia memandang
dengan tidak percaya. "Berlian Glen," ia terkesiap, "kau telah beraksi dan mencuri Berlian Glen.
Bcritanya saja bclum nuinail di surat kabar."
"Jadi, mungkin mereka masih berada di luar London," kata Rawlings. "Alarmnya
tidak ada yang berbunyi. Aku seorang ahli, kau tahu itu."
"Yang terbaik, Jim, yang terbaik. Tapi Berlian Glen... Mengapa kau tidak
menceritakannya pada-ku?"
Rawlings tahu bahwa semuanya akan lebih mu-dah jika rencana penyaluran Berlian
Glen telah dipersiapkan sebelum perampokan dilakukan. Tapi
68 ia bekcrja dengan caranya sendiri, yaitu dengan sangat hati-hati. Ia tidak
percaya pada siapa pun, apalagi seorang tukang tadah, meskipun tukang tadah ilu
termasuk kelas yang paling terkemuka di pasar berlian seperti Louis Zablonsky.
Seorang tukang tadah yang digerebek polisi dan harus menghadapi interogasi yang
berkepanjangan bisa saja mcmberikan informasi akan adanya pencurian supaya ia
cepat dibebaskan. Pasukan Anti Kejahatan Tingkat Tinggi di Scotland Yard
mengenai Zablonsky, walaupun ia mcmang belum pcrnah meringkuk dalam tahanan
polisi Inggris. Itulah sebabnya Rawlings tidak pcrnah membocorkan ke-gialan yang
akan dilakukannya, dan selalu datang berkunjung secara diam-diam. Jadi ia tidak
menjawab pcrtanyaan itu. Bagaimanapun juga, Zablonsky tenggclam dalam kekagumannya memandangi berlianberlian yang bcrbinar-binar di atas mejanya ilu. Ia tahu sejarah berlian itu
tanpa harus diberitahu. Duke Sheffield Kesembilan, yang mcwarisi perhiasan itu
di tahun 1936, punya dua anak, laki-laki dan perempuan. Di tahun 1974, pada saat
putranya berumur dua puluh lima tahun, Duke dcngan sedih menyadari bahwa
putranya yang eksotik itu dijuluki "bujangan karena kchendak alam" oleh para
penulis kolom gosip. Jadi tidak akan ada countess muda dari Margate atau duchess
dari Sheffield yang akan bisa mengenakan Berlian Glen yang masyhur itu. Jadi
ketika Duke Kesembilan me-69
ninggal pada lahun 1980, ia mewariskan berlian itu bukan kepada putranya, tapi
kepada putrinya. Lady Fiona Glen.
Zablonsky tahu bahwa setelah kematian ayahnya Lady Fiona mengenakan berlian itu
scsckali, dengan izin yang sulit dari perusahaan asuransi yang menaunginya,
biasanya pada pesta gala untuk amal, yang sering dihadirinya. Jika sedang tidak
dikenakan, bcrlian-berlian itu tinggal di tempat yang sudah ditcmpatinya
bertahun-tahun, yaitu di tempat penyimpanan yang gelap di Bank Coutts di Park
Lane. Ia tersenyum. "Pesta gala untuk amal di Grosvcnor House tepat sebelum
Tahun Baru itu kan?" ia bertanya. Rawlings mcngangkat bahu. "Oh, kau mcmang anak
Protokol Keempat Karya Frederick Forsyth di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
nakal, Jim. Tapi sangat bcrbakat"
Walaupun fasih berbicara dalam bahasa Polandia, Yahudi, dan Ibrani, setelah
empat puluh lahun tinggal di Inggris Louis Zablonsky belum juga mcnguasai bahasa
Inggris dengan sempurna. Ia masih saja melafalkannya dengan logat Polandia yang
kental. Juga, karena ia mcmpclajari bahasa itu dari buku-buku lama, Zablonsky
sering memakai ungkapan-ungkapan salah yang di zaman ini disebut sebagai "camp".
Tapi Rawlings tahu, riwayat Louis Zablonsky bukanlah sesuatu yang mc-nycnangkan.
Rawlings tahu, karcna Beryl Zablonsky menceritakan kepadanya, bahwa orang tua
itu telah dikebiri di suatu kamp konscntrasi Nazi scwaktu masih kanak-kanak.
70 Zablonsky masih saja mengagumi bcrlian-berlian itu, seperti seorang pakar
mengagumi semua karya masterpiece. Samar-samar ia teringat telah membaca enlah
di mana bahwa di pertengahan tahun 1960-an Lady Fiona Glen menikah dengan
seorang pejabat pemcrintah yang masih muda dan sedang menanjak kariernya, dan
yang pada pertengahan tahun 1980-an telah menjadi seorang pejabat teras di salah
satu kemcntcrian, dan bahwa pasangan ilu tinggal di suatu tempat di West "End
yang mewah dan elit teruiama dengan dukungan dana dari harta pribadi sang Istri.
"Jadi bagaimana pendapatmu, Louis?"
"Aku sangat terkesan, my dear Jim. Sangat terkesan. Tapi juga kuatir. Ini bukan
batu mulia biasa. Gampang dikenal di kalangan pengusaha berlian di mana saja.
Harus aku apakan ini?"
"Coba, apa usulmu?" kata Rawlings.
Louis Zablonsky membentangkan kedua tangan nya lebar-lcbar.
"Aku tidak akan berbohong padamu, Jim. Aku akan berterus tcrang. Berlian Glen
ini barangkali nilai asuransinya sckitar tujuh ratus lima puluh ribu pound,
yaitu kira-kira harga yang akan dimaui orang jika dijual secara sab di pasar
bebas oleh C artier Tapi jelas tidak bisa dijual dcngan cara begitu, kan"
"Jadi hanya ada dua pilihan. Satu, mencari seorang pembeli yang sangat kaya yang
mau mcmbeli Berlian Glen yang termasybur ini tapi tahu bahwa ia tidak akan
pcrnah bisa mempertonton 71 kannya atau mengakui bahwa ia pcmiliknya seorang kaya yang cukup puas mcnikmati?berlian itu diam-diam. Orang-orang seperti itu mcmang ada, tapi scdikit sekali.
Dari orang seperti itu kita mungkin bisa mcmpcrolch harga setengah dari yang
kuscbutkan tadi." "Sampai kapan kau bisa mendapatkan pcmbeli
seperti itu?" Zablonsky mcngangkat bahu. "Tahun ini, lahun depan, pada suatu saat, tidak akan
pcrnah. Kita kan tidak mungkin mcngiklankannya di iklan ko-lom?"
"Terlalu lama," kata Rawlings. "Jalan lain?"
"Bongkar pcrhiasan ini, dan itu akan mcngurangi nilainya menjadi cnam ralus ribu
pound. Diasah ulang dan dijual terpisah sebagai empat bcrtian tunggal yang
berbeda-beda. Kita mungkin bisa mcmpcrolch liga ratus ribu. Tapi orang yang
mcngasahnya akan minta bagiannya. Kalau aku sendiri yang mcngcr-jakannya, kukira
aku bisa membcrikan scratus ribu pound kepadamu tapi di akhir opcrasi ini.
?Setelah pcnjualan sclesai dilakukan."
"Bcrapa yang bisa kauberikan di muka" Aku kan tidak bisa hidup cuma makan angin
saja, Louis." 'Si.ipa yang bisa?" kata tukang tadah tua itu. "Begini, untuk kcrangka emas
putihnya aku bisa mcmpcroleh barangkali dua ribu pound di pasar barang hekas.
Untuk batu-batu kecil yang empat puluh itu dijual di pasar rcsmi kata kan, dua
be 72 las ribu pound Jadi empat betas ribu pound, yang bisa kupcrolch dcngan cepat.
Aku akan membcrikan kepadamu setengah dari itu di muka, tunai, sekarang juga.
Bagaimana?" Mcreka mclanjutkan tawar-menawar sclama tiga puluh menit dan mencapai kata
sepakaL Dari Ic mari besinya Louis Zablonsky mengambil 7.000 pound uang tunai.
Rawlings mcmbuka tas kantornya dan mcmasukkan tumpukan uang kcrtas itu.
"Bagus," kata Zablonsky, mengagumi tas itu. "Kau beli sendiri?"
Rawlings menggclcngkan kepala. "Kudapat bcrsama hasil curian itu," katanya.
Zablonsky mcngcluarkan bunyi "ck-ck-ck" dan mcnggoyang-goyangkan jarinya di
bawah hidung Rawlings. "Singkirkan itu, Jim. Jangan pcrnah mcnyimpan apa-apa
yang berasal dari hasil kcrjamu. Tidak scpadan dcngan risikonya."
Rawlings mcmpertimbangkan saran itu, mcngangguk, mcngucapkan selamat tinggal,
dan bcrlalu dari situ. John Preston menghabiskan satu hari penuh untuk mcnghubungi anggota-anggota tim
penyclidik-nya, untuk mcngucapkan salam perpisahan. Mcreka mcnyesali
kepcrgiannya. Kini giliran menangani masalah administrasi. Bobby Maxwell,
pengganti -nya, telah datang untuk mengucapkan salam. Preston hanya mengcnalnya
sepintas. la seorang anak muda yang cukup mcnyenangkan, bersemangat
73 tinggi untuk mcrintis karier di Lima MI-5 dan melihat kescmpatan lerbaiknya ? ?untuk bisa naik pangkat adalah dengan menempel Brian Harcourt-Smith yang sedang
naik daun. Preston tidak bisa mcnyalahkan dia untuk itu.
Preston sendiri adalah orang yang masuk belakangan, diperbantukan ke dalam dinas
rahasia langsung dari Army Intelligence Corps (Korps Intelijen Angkatan Darat)
di lahun 1981, pada umur empat puluh satu tahun. Ia tahu ia tidak akan pcrnah
bisa sampai ke puncak. Jabatan paling tinggi yang mungkin bisa dicapai oleh
mcreka yang masuk belakangan adalah kepala seksi.
Cuma sesckali saja, dan itu pun pasti mcn-jengkelkan mcreka yang berdinas di
Lima, pos Direktur Jcnderal diberikan kepada seseorang yang benar-benar berasal
dari luar dinas rahasia itu apabila mcmang tidak ada calon yang cocok dari
dalam. Tapi wakil dircktur jcnderal, semua direktur keenam cabang, dan kepalakepala dcparlemen di dalam cabang-cabang itu mcnurut tradisi dijabat oleh para
staf yang bckcrja di situ seumur hidupnya.
Preston telah berjanji kepada Maxwell bahwa ia akan menggunakan hari itu, Senin,
untuk mcnye-lesaikan urusan administrasi dan sepanjang hari kecsokannya
melakukan briefing tcrhadap penggantinya mengenai semua file dan penyelidikan
mutakhir. Setelah bersepakat, mcreka bcrdua lalu bcrpisah dengan saling
mcngucapkan salam sampai bertcmu kecsokan harinya.
74 Preston memandang arlojinya sckilas. Ia akan bckcrja sampai larut malam ini.
Dari lemari kantor pribadinya ia harus mengeluarkan semua file mutakhir,
menyisihkan file-file yang dcngan aman bisa langsung dikirim ke Bagian Arsip,
dan menghabiskan setengah dari malam itu untuk meneliti flic-file mutakhir itu
ha la man demi halaman, sehingga dia siap untuk melakukan briefing kepada
Maxwell kecsokan paginya.
Pcrtama-tama ia perlu minuman yang mcnyc-garkan. Ia mcnggunakan lift kc
subbasement, di sana gcdung Gordon punya sebuah bar yang nya-man dan lengkap
persediaannya. Louis Zablonsky bekerja sepanjang hari Sclasa, mcngunci diri di ruang kerjanya
di belakang toko. Hanya dua kali ia muncul untuk mencmui sendiri pelanggannya.
Hari itu dagangan scpi, tidak seperti biasanya, ia justru merasa berterima
kasih. la bckcrja dcngan mclcpas jas dan dcngan le-ngan baju tcrgulung, menampakkan
lengan bawahnya yang hampir-hampir tidak bcrbulu sama sekali. Dengan hati-hati
ia mencopot Bcrlian-berlian Glen dari kcrangkanya yang tcrbuat dari emas putih.
Empat batu utama: dua permata masing masing scpuluh karat dari scpasang antinganting, dan pasangan yang masing-masing dua puluh karat dari mahkota dan dari
hiasan kalung, scmuanya bisa dikcluarkan dengan mudah dan hanya mcmbutuhkan
scdikit waktu. 75 Setelah berlian-berlian itu lepas dari kcrangka -nya hnrulah ia bisa
memeriksanya dengan lebih teliti. Rcnar-bcnar indah, menyala dan bcrpijar dalam
snrolan cahaya. Batu-batu itu dikenal sebagai blue-wiiites, pcrnah juga dinamai
"top river", tapi sekarang digolongkan ulang dan di bawah penilaian standar
disebut sebagai "D flawless" (D tanpa ccla). Kccmpat permala tersebut, setelah
puas memandanginya, dimasukkannya ke dalam sebuah kantong bcludru kecil. Setelah
itu, ia memulai kerja yang mcnghabiskan waktu, yaitu mcn-copot kcempat puluh
berlian yang lebih kecil itu dari kcrangka cmasnya. Saat ia mengerjakannya,
sinar lampu sesckali mcnangkap tanda kabur yang merupakan nomor bcrangka lima di
sebelah bawah lengan kirinya. Bagi orang-orang yang tahu apa penlingnya arti
tanda seperti itu, nomor itu hanya mcmpunyai satu arti. Itu adalah cap
Auschwitz. Zablonsky dilahirkan pada tahun 1930, pulra kctiga seorang ahli pcrmata Yahudi
Poland ia yang tinggal di Warsawa. la bcrumur sembilan tahun ketika Jcrman
masuk, dan pada tahun 1940 ghetto Warsawa ditutup; di dalamnya berjubel hampir
400.0W orang Yahudi, dan ransum makanan diberikan di bawah tingkat kclaparan.
Pada tanggal 19 April 1943, 90.000 orang yang berhasil bertahan hidup di ghetto
itu, dipimpin oleh beberapa orang yang masih schat fisiknya, bangkit untuk
melakukan pembcrontakan. Louis Zablonsky baru saja mcnginjak umur tiga belas
tahun, tapi ia 76 begitu kurus dan kercmpeng schingga orang mc-nyangkanya lima tahun lebih muda.
Ketika ghetto itu akhirnya jaluh kc tangan pasukan Waffcn SS pimpinan Mayor
Jcnderal Juergcn Stroop pada tanggal 16 Mei, Zablonsky adalah salah satu dari
scdikit tawanan yang masih hidup setelah pencmbakan masal itu. Bagian terbesar
dari penghuni ghetto itu, sckitar 60.000 orang, sudah mati, karena peluru,
granat, h.incur tertimpa bangunan yang run-tuh, alau dihukum lembak. Sisanya
yang 30.000 tinggal yang tua, wanita, dan anak-anak kecil. Zablonsky tcrmasuk
dalam kclompok ini. Kebanyakan dari mereka kemudian dikirim ke Trcblinka dan
mcninggal di sana. Tapi dalam situasi ganjil yang tcrkadang bisa mencntukan hidup atau matinya
scscorang, mcsin kcrcta api yang mcnank gerbong tcrnak yang mcng-angkui
Zablonsky saat itu mcngalami kcrusakan. Gerbong itu lalu dihubungkan dcngan
kerela lain yang menuju kc Auschwitz.
Walaupun sc inula akan dibunuh, Zablonsky akhirnya selamat karcna ia mcngaku
sebagai abli pcrmata. la lalu dipekerjakan sebagai petugas yang mcnyclcksi dan
mcmilah-milah pcrhiasan yang masih bisa ditcmukan di tubuh-tubuh orang Yahudi,
sctiap kali datang rombongan baru. Kemudian pada suatu hari ia dipanggil kc
rumah sakit kamp dan jatuh dalam genggaman Iclaki bcrambut pirang yang selalu
lerscnyum, yang dijuluki "sang Malai-kat"; Iclaki yang sedang gctol melakukan
ekspcri-77 men gilanya atas alat kclamin para pemuda Yahudi pubcr. Di meja operasi Josef
Mengcle itulah Louis Zablonsky, tanpa zat pcmbius, dikcbiri.
Di pcnghujung tahun 1944, para tawanan Auschwitz yang masih hidup dipaksa
berbaris menuju kc barat dan Zablonsky akhirnya tiba di Bergen BeIscn, ia lebih
mcnycrupai orang yang sudah mall daripada hidup, ia akhirnya dibebaskan oleh
lenlara Inggris. Setelah dirawat dengan intensif di rumah sakil, Zablonsky
disponsori oleh seorang rabbi di London Utara dan dibawa ke Inggris, dan setelah
menjalani program rehabililasi lebih lanjut, ia magang di sebuah toko pcrmata.
Di awal tahun 1960 ia mcninggalkan majikannya untuk mcmbuka toko sendiri di East
End. Scpuluh tahun kemudian, ia mcmbuka tokonya yang sckarang ini, yang lebih
maju dan bcrkelas di West End.
Di East End itulah, yaitu di kawasan pclabuhan, ia pertama kali mulai menangani
pcrmata-pcrmata yang dibawa oleh para pel.mi zamrud dan Sri-lanka, berlian dari?Afrika, batu mirah dari India, dan opal dari Australia. Di pertengahan tahun
198(1 an Zablonsky sudah menjadi orang kaya karena hasil dari kedua tokonya,
uang sah dan yang tidak sah. Ia menjadi salah satu tukang tadah terkemuka di
London, seorang spesialis di bidang berlian, dan memiliki sebuah rumah besar
yang eksklusif di Goldcrs Green, ia menjadi tokoh masyarakal di lingkungannya
Kini ia mcnarik lepas berlian kecil yang terakhir
78 dari empat puluh berlian itu, keluar dari wadahnya, dan memcriksa apakah ada
yang ketinggalan. Ia menghitung batu-batu itu dan mulai menimbangnya. Empat
puluh lotalnya semua, rala-rata bcrukuran setengah karat tapi kebanyakan kurang
dari itu. Bisa dipakai untuk cincin pcrtunangan, nilai lotalnya sckitar 12.000
pound, la bisa mcnjualnya lewal Hatlon Garden dan tak akan ada yang tahu.
Transaksi tunai ia kenal orang-orang itu. Ia mulai mcnghan curkan kcrangka
?cmas putih itu schingga menjadi gumpalan yang tak berbentuk.
Ketika cmas ilu sudah menjadi gumpalan logam tak berbentuk, dimasukkannya kc
dalam sebuah kantong bcrsama sisa-sisa lainnya. la melihat Sandra sudah bcrada
di luar bangunan, menutup toko, membenahi kantornya, dan bcrlalu dari situ
dcngan mcmbawa empat batu utama ilu. Di tcngah jalan pulang ia menclcpon dari
sebuah box lelcpon umum ke sebuah nomor di Bclgia, sebuah nomor yang bcrada di
sebuah desa kecil bemama Nijlcn, di luar Antwerpen. Scsampainya di rumah ia
menclcpon British Airways dan mcmbuat booking pesawat untuk kecsokan harinya kc
Brussels. Di sepanjang Sungai Thames, di tcpi selatan, di sana dulunya ada dcrmaga usang
bckas sebuah pclabuhan yang sudah mali, suatu program pem-bangunan kembali
besar-besaran sedang berjalan, mulai awal sampai pertengahan lahun 1980-an.
Program itu mcninggalkan petak-pctak tanah ger 79 sang yang penuh dcngan puing-puing di antara bangunan-bangunan baru, tanah Uriah
tidak rata tempat rumput yang terlalu subur berbaur dengan bata yang jatuh dan
debu. Suatu saat kelak, bc-gitulah rencananya, scmuanya ini akan ditutup dcngan
bangunan-bangunan apartemcn bam, pusat-pusat pcrbclanjaan, dan gedung-gedung
bertingkat. Tapi kapan itu akan leriaksana tak ada orang yang tahu dcngan pasti.
Jika cuaca sedang hangat para pecandu minum. in berkemah di daerah tempat
pembuangan ini dan semua face alias penjahat yang bcrmaksud melcnyapkan buktibukti kejahatan mcmbawa barang barang itu kc tcngah-tcngah kawasan scpi itu dan
membakarnya sampai musnah.
Di malam yang telah larut pada hah Sclasa tanggal 6 Januari, Jim Rawlings sedang
berjalan mclintasi kawasan yang luasnya beberapa arc, hampir jatuh dalam gelap
ketika kakinya tersandung sconggok batu bckas bangunan. Scandainya ada yang
mcmper-hatikan dia dan nyatanya tidak ada maka akan nampak bahwa Rawlings ? ?menjinjing sekaleng bensin sckitar dua liter di satu langannya dan sebuah tas
kantor bagus buatan tangan dari bahan kulit lembu muda di tangan lainnya.
Louis Zablonsky bisa melewati Heathrow Airport di pagi hari Rabu itu dengan
mudah. Mcngc-nakan mantel besar dan tebal scrta topi dari bahan tweed yang
lembui, menenteng tas tangan, dengan
80 pipa besar dari akar ma war yang mencuat dari mulutnya, ia bergabung dalam arus
kaum bisnis yang melakukan perjalanan schari harinya dari London ke Brussels.
Di atas pesawat, salah seorang pramugari mcn-dekatkan diri kepadanya dan
berbisik, "Saya kira kami tidak dapat mengi/inkan Anda menyalakan pipa di dalam
pesawat, sir." Zablonsky meminta maaf berulang-ulang dan memasukkan pipa akar
mawar itu kc dalam sakunya. la tidak merasa keberatan. Ia tidak mcrokok, dan
bahkan scandainya ia menyalakannya, pipa itu tidak akan bisa discdot dcngan
lancar. Sebab di dalamnya tcrdapat empat berlian bcrsegi lima puluh delapan
berbentuk buah pir yang dijcjalkan di sela-sela tem-bakaunya.
Di Brussels National ia menyewa sebuah mobil dan meluncur menuju utara lewat
jalan khusus mobil keluar dari Zavenlcm menuju Mcchclcn, di sana ia bcrbelok ke
kanan ke arah timur laut kc Lier dan Nijlcn.
Pusat industri berlian Bclgia tcrletak di Antwerpen dan tcrutama berada di
Pelikanstraat dan sekitarnya, di sana perusahaan-perusahaan besar memiliki
showroom dan workshop. Tapi seperti kebanyakan industri, bisnis berlian ini
mcnggantung-kan scbagian kegiatannya kepada sckelompok pc-masok skala kecil dan
pekerja-pekerja luar, usaha-usaha perseorangan yang bckcrja di luar workshopnya, kepada siapa disubkontrakkan se-81
bagian dari pckcrjaan mcmasang, members ih kan, dan mcngasah kembali.
Scbagian dari pekcrja-pckerja luar ini juga tinggal di Antwerpen, kebanyakan
bcrdarah Yahudi, dan banyak yang bcrasal dari Eropa Timur. Tapi di sebelah timur
Antwerpen ada sebuah kawasan yang dikenal dcngan nama Kcmpcn, kumpulan desa
kecil yang rapi tempat bcrdiri usaha-usaha kecil yang menerima pckcrjaan dari
industri Antwerpen. Di tcngah tcngah Kempcn terlctak Nij-Icn, yang mengapit
jalan raya dan jalan kercta api dari arah Lier ke Hcrentals.
Setengah jalan menuju Molcnstraat tinggal seorang Iclaki bernama Raoul Levy,
seorang Yahudi-Polandia yang telah bermukim di Belgia sejak pcrang usai dan yang
kebctulan masih sepupu jauh Louis Zablonsky. Levy seorang pengasah berlian,
seorang duda yang hidup seorang diri di salah satu bungalo dari bala merah yang
kecil dan rapi, yang berderet-deret di sisi barat Molcnstraat. Di belakang rumah
itu terlctak workshop-nya. Kc sinilah Zablonsky menuju dan bcrjumpa dengan
keluarganya ini beberapa saat setelah makan siang.
Mereka berbantah sclama satu jam dan akhirnya mencapai kata scpakat. Levy akan
mcngasah kembali kcempal berlian itu, dengan mengusahakan agar scsedikit mungkin
bcratnya berkurang, tapi tctap cukup untuk mcnyamarkan identitasnya. Mcreka
scpakat menetapkan ongkos 50.000 pound, setengah dibayarkan di muka dan
selengahnya lagi 82 setelah semua berlian itu laku dijual. Zablonsky kemudian minta diri dan kembali
ke London. Yang menjadi masalah dcngan Raoul Levy bukannya bahwa dia kurang ahli, tapi
Protokol Keempat Karya Frederick Forsyth di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
bahwa dia sangat kesepian. Jadi sctiap minggu ia menunggu-nunggu saat ia secara
tcratur hcrkunjung ke satu tempaL la suka naik kercta api ke Antwerpen untuk
mengunjungi cafe favoritnya, tempat semua tcman karibnya bcrtemu di malam hari
untuk mcngobrol tentang pckcrjaan mereka. Tiga hari setelah itu ia pcrgi kc
tempat itu dan berbincang terlalu banyak tentang pekcrjaannya.
Ketika Louis Zablonsky bcrada di Belgia, John Preston sedang pindah ke kantornya
yang baru di lanlai dua. Dia merasa bcrsyukur karena tidak harus mcninggalkan
Gordon dan menghuni gedung lain.
Pendahulunya telah pensiun di akhir tahun itu, dan Wakil Kcpala (1(A) mengambil
alih pimpinan sclama beberapa hari. Jelas dia berharap akan dikukuhkan sebagai
kcpala bagian di situ, la menerima kenyataan yang kurang memuaskan itu dcngan
baik dan memberikan briefing dengan bcr-limpah kepada Preston mengenai segala
hal yang menyangkut pckcrjaan di situ. Preston merasa bahwa sebagian besar
adalah rutinitas yang membosankan.
Bcrada seorang diri sore ilu, Preston mclayang-kan pandangannya kepada da I tar
gedung kemen - 83 terian yang berada di bawah Seksi A. Ternyata daftarnya lebih panjang dahpada
yang dibayangkannya, tapi kebanyakan gedung itu tidak sangat perlu diamankan,
kecuali jika terjadi kebocoran-kebocoran yang mungkin bisa mcmalukan secara
politis. Kebocoran dokumcn yang menyangkut, misalnya, rencana pengurangan
jaminan sosial, selalu merupakan bahaya scbab serikat kerja pegawai negeri
memiliki banyak staf yang bcrpandangan ckstrcm kiri, tapi mcreka biasanya bisa
diatasi oleh staf keamanan di dalam kementerian yang bersangkutan.
Yang renting pen ting bagi Preston adalah Kantor Kementerian Luar Negeri, Kantor
Kabinet, dan Kantor Kementerian Pcrtahanan, scmuanya ini menerima dokumcndokumcn dalam jumlah besar. Tapi masing-masing memiliki sistem keamanan yang
cukup ket.it, yang ditangani oleh tim keamanan dalamnya sendiri. Preston
mcnghcla napas. Ia mulai melakukan beberapa pembicaraan telepon, menetapkan
pertemuan-pertemuan pcrkcnalan dengan kepala-kepala keamanan di semua
kementerian yang pen ting itu.
Di antara pembicaraan-pembicaraan telepon itu, ia memandang sekilas tumpukan
barang-barang pribadinya yang dibawanya dari kantornya yang lama, yang terlctak
dua lantai di atas. Menunggu jawaban telepon dari seorang pejabat yang masih
bicara saat ditelcponnya, ia bang kit, mcmbuka kunci lemari pribadinya yang
baru, dan melctak - 84 kan file-file itu ke dalamnya, satu demi satu. Yang terakhir adalah laporannya
bulan lalu, copy kc-punyaannya sendiri. Sclain copy yang dikctahuinya telah
dinyatakan sebagai NFA di Bagian Arsip, copy ini adalah satu-satunya yang masih
ada. Ia mcngangkat bahu dan meletakkan file itu di bagian belakang lemari itu.
Barangkali itu tidak akan pcrnah diperiksa lagi, tapi ia tidak melihat alasan
mcngapa ia tidak menyimpannya, demi masa lalu. Lagi pula, ia telah bckcrja keras
menyiapkan laporan terscbuL
85 Dilarajjgmeng-koDiersil-kaii atau kcsiahm menimpa anda selamanya
3 PRIA-PRIA yang bcrkunjung kc tempat Raoul Levy itu ada empat; pria pria yang
berperawakan besar dan kuat yang datang dengan dua mobil. Mobil yang pertama
berhenti di depan bungalo Levy di Molenstraat, sedangkan mobil yang kedua
berhenti strains meter dari situ.
Mobil yang pertama menurunkan dua dari pria-pria itu, yang berjalan dengan gesit
tapi tanpa suara, menyusuri jalan setapak yang pendek menuju pintu depan. Kedua
pengemudi itu menunggu, lampu-lampu dimatikan, tapi mesin dihiarkan hidup. Malam
tcrasa mencckam, sedikit lewat jam 7, gelap pekat Tak seorang pun lewat di jalan
itu pada malam tanggal 15 Januari itu.
Pria pi ia yang mengetuk pintu depan itu nampak gesit dan businesslike, priapria yang tidak suka membuang waktu, yang sedang mclaksanakan suatu pckcrjaan,
dan yang berpendapat bahwa makin cepat scmuanya sclcsai makin baik. Mereka tidak
mcmpcrkcnalkan diri ketika Levy mcmbuka
86 kan pintu. Mcreka langsung masuk ke dalam dan mcnutup pintu di belakang mcreka.
Proles Levy tidak sempat keluar dari mulutnya karcna diputuskan oleh empat jari
yang keras yang mcnohok solar plexus atau pusat jaringan saraf di ulu hatinya.
Pria-pria besar itu mengenakan overcoat Levy ke bahunya, memasangkan topinya kc
kepalanya, meninggalkan pintu depan itu tidak terkunci, dan mcnyeretnya dengan
gerakan yang mahir menuruni jalan setapak menuju ke mobil, yang pintu
belakangnya mcmbuka saat mcreka berjalan mendekaL Kemudian mereka mcluncur
dcngan Levy duduk tcrapit di anlara mereka di jok belakang, semua itu hanya
memakan waktu dua puluh detik.
Mereka membawa Levy kc Kesselsc Heide, sebuah taman iiinum yang luas tcpat di
barat laut Nijlcn, dacrah alang-alangnya lima puluh are luasnya, dengan rumput
tcbal, pohon-pohon ek, scrta pohon-pohon conifer, benar-benar jauh dari
kcramaian. Setelah jauh dari jalan raya, tiba di tcngah-tengah padang alangalang itu, kedua mobil itu berhenti. Pengemudi mobil yang kedua, yang akan
bettindak sebagai pengintcrogasi, masuk ke dalam mobil pertama dan duduk di jok
depan. la mcnolch kc tempat duduk belakang dan menganggukkan kepalanya pada kedua
rekannya. Pria yang bcrada di sebelah kanan Levy mcrang-kulkan kedua tangannya
ke pengasah berlian yang berperawakan kecil itu supaya ia tak bisa ber 87 gerak, dan salu tangannya yang bersarung menutup mulul Levy. Pria yang satu
mengcluarkan sebuah tang besar, memegang tangan kiri Levy, dan dengan terampil
meremukkan tiga buku jari Levy,
satu demi satu. Yang membuat Levy lebih ngeri daripada rasa sakit yang meledakkan inderanya
adalah bahwa mereka tidak mengajukan pertanyaan apa-apa kepadanya. Mereka
Perawan Lembah Wilis 10 Mayat Kesurupan Roh Karya Khu Lung Kucing Suruhan 7
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama