Ceritasilat Novel Online

Protokol Keempat 2

Protokol Keempat Karya Frederick Forsyth Bagian 2


nampaknya tidak tertarik untuk bertanya-tanya. Ketika buku jari tangan yang
keempat bergemeretak di antara kedua jepitan tang itu, Levy berteriak minta
mcreka bertanya. Penginterogasi yang duduk di jok depan mengangguk dengan santai dan berkata,
"Mau bicara?" Di balik sarung tangan yang menutupi mulutnya, Levy mengangguk dengan gencar.
Tangan bersarung itu disingkirkan. Levy mengeluarkan lo-longan panjang, napasnya
tersengal-sengal. Setelah dia berhenti, penginterogasi berkata, "Bcrlian-berlian
itu. Dari London. Di mana sekarang?" la bcrbicara dalam bahasa Flemish tapi
dengan logat asing yang kentara.
Levy langsung memberitahu mereka. Uang, be-rapa pun besarnya, tak akan bisa
menggantinya jika ia kehilangan tangannya yang berarti adalah modalnya untuk ?
mencari nafkah. Penginterogasi mempertimbangkan informasi ini dengan muram. "Kunci-kunci,"
katanya. Kunci-kunci itu berada di saku celana Levy. Penginterogasi mengambilnya dan
keluar dari mobil itu. Beberapa detik kemudian, mobilnya meluncur melintasi
rumput yang berdcrak-derak, menuju jalan raya. Ia pergi selama lima puluh menit
Sclama kepergiannya itu. Levy merintih dan memegang tangannya yang hancur. Priapria yang duduk di kanan-kirinya nampak acuh saja. Pengemudi duduk di situ dan
menatap ke depan, tangan-tangannya yang bersarung mcnumpang pada setir.
Ketika penginterogasi bergabung lagi dengan mereka, ia tidak mengatakan apa-apa
tentang keempat berlian yang kini telah berada di sakunya. Ia cuma berkata,
"Satu pertanyaan terakhir. Siapa orang yang membawanya?"
Levy menggelengkan kcpala. Penginterogasi menghela napas karena waktu yang
terbuang-buang dan menganggukkan kepalanya kepada pria yang duduk di sebelah
kanan Levy. Pria-pria besar itu bertukar peran. Yang di sebelah kanan mengambil
tang itu dan memegang tangan kanan Levy. Setelah dua buku jari tangan kanannya
diremuk-kan, Levy mengatakan kepada mereka. Penginterogasi mengajukan beberapa
pertanyaan tambahan yang pendek-pendek, sampai akhirnya ia nampak puas. Ia
keluar dari mobil dan balik ke mobilnya sendiri yang tadi. Bcriringan kedua
mobil itu meluncur menuju jalan raya. Mereka kembali ke arah Nijlen.
Saat mcreka melewati rumahnya, Levy melihat bahwa rumahnya gelap. Ia bcrharap
mereka akan menurunkannya di sini, tapi ternyata tidak. Mereka
88 89 meluncur" melewati pusat kota dan keluar menuju ke arah timur. Lampu-lampu cafe,
hangat dan nya-man menembus udara musim dingin yang beku, bergerak lewat
jendela-jendela mobil, tapi tak ada orang yang keluar. Levy bahkan bisa melihat
tulisan pada neon biru POLIT1E di atas kantor polisi di seberang gereja, tapi
tak ada yang keluar dari situ.
Dua mil di sebelah timur Nijlen, Looy Straat memotong rel kereta api di titik
jalur kereta antara Lier-Hercntals itu terbujur lurus seperti anak pa-nah, dan
lokomotif dicscl besar biasa lewat di situ dcngan kecepatan lebih dari tujuh
puluh mil per jam. Di sebelah kiri dan kanan persimpangan yang landai itu
terdapat bangunan-bangunan pcrtanian. Kedua mobil itu berhenti di persimpangan
yang landai itu dan mematikan lampu serta mesinnya.
Tanpa mcngucapkan apa-apa pengemudi itu mcmbuka kotak penyimpan sarung tangan,
mengeluarkan sebuah botol, dan memberikannya ke belakang kepada dua rekannya.
Yang satu memencet hidung Levy dan yang satu lagi menuangkan alkohol gandum
bermerek lokal ke tenggorokannya. Setelah tiga perempat isi botol itu tertuang,
mereka berhenti berulah dan tidak mengganggu Levy lagi. Raoul Levy mulai teler
karcna pengaruh alkohol. Bahkan rasa sakitnya sedikit berkurang. Ketiga orang
yang berada di mobil, dan satunya lagi yang berada di mobil depan, menunggu.
Pada jam 11.15 penginterogasi keluar dari mobil
90 yang pertama, mendekat, dan menggumamkan sesuatu melalui jendela. Levy sudah tak
sadarkan diri saat itu tapi masih bisa bergerak dengan kuat. Pria-pria yang
berada di sebelahnya mengeluarkan dia dari mobil dan setengah mengangkatnya kc
arah rel kereta api. Pada jam 11.20 salah satu dari mereka memukul kepalanya
kerns keras dengan sebatang besi, dan matilah dia. Mereka lalu meletakkan
tubuhnya pada rel kereta dengan tangan-tangannya yang hancur di salah satu rel
dan kcpala yang retak di rel sebelahnya.
Hans Grobbelaar mengemudikan kereta ekspres terakhir malam itu keluar dari Lier
pada jam 11.09, seperti biasa. Itu adalah perjalanan rutinnya dan ia akan tiba
di rumahnya di tempat tidurnya yang hangat di Herentals pada jam 1.00 malam.
Kereta angkutan barang itu adalah kereta nonstop dan ia meluncur lewat Nijlen
tepat pada waktunya, yaitu jam 11.19. Setelah melewati persimpangan di situ, ia
menambah kecepatan dan mclaju di lintasan yang lurus menuju ke persimpangan Looy
Straat dengan kecepatan lebih dari seratus kilometer per jam, dcngan spotlight
lokomotifnya yang bernomor 6268 mencrangi lintasan itu sejauh 100 meter ke
depan. Saat hampir sampai di Looy Straat, ia melihat sosok yang terpuruk di rel dan ia
segera menarik renin ya. Percikan-percikan api bcrpendar-pendar dari roda-roda
lokomotif. Kereta angkutan barang itu mcngurangi kecepatannya, tapi sudah
terlalu 91 dekat Dengan mulut lernganga, ia menyaksikan melalui kaca penahan angin saat
lampu depan menyinari sosok yang mcringkuk itu. Dua orang masinis rekannya sudah
pernah mengalami hal seperti itu; apakah korbannya bunuh diri atau ma-buk, tak
ada yang pernah tahu. Apalagi setelah tubuh korban terlindas. Dengan kereta
jenis ini, guncangan akibat lindasan itu takkan terasa sama sekali, kata mereka.
Ia memang tidak merasakan apa-apa. Lokomotif yang meraung-raung itu me-laju
bagai anak panah melindas sosok itu dcngan kecepatan lima puluh kilometer per
jam. Ketika akhirnya ia berhenti, ia bahkan tidak sanggup untuk melihat Ia berlari ke
salah satu rumah pertanian dan mcmbunyikan alarm. Ketika polisi datang dengan
mcmbawa lentera, tubuh di bawah roda-roda kereta itu nampak seperti selai
strawberry. Hans Grobbelaar baru pulang ke rumahnya menjelang fajar.
Pagi itu juga, John Preston mcmasuki lobi gedung Kementerian Pertahanan di
Whitehall, menghampiri meja penerima tamu, dan menggunakan kartu pengenal
univcrsal-nya untuk menunjukkan jati dirinya. Setelah dilakukan konfirmasi
dcngan orang yang akan dikunjunginya, ia diantar ke dalam lift dan lewat banyak
lorong ke kantor kepala keamanan internal kementerian itu, sebuah ruangan,
tinggi di belakang bangunan itu, yang menghadap ke Sungai Thames.
92 Brigadir Bertie Capstick tidak berubah banyak sejak Preston terakhir berjumpa
dengannya, bertahun-tahun yang lalu, di Ulster. Berperawakan besar, ramai, dan
riang, dengan pipi-pipi merah bagai apel yang membuatnya lebih mirip seorang
petani daripada seorang prajurit Ia maju kc depan dengan seruan, "Johnny, my
boy, bukan main. Mari masuk, masuk."
Meski hanya sepuluh tahun lebih tua dari Preston, Bertie Capstick mcmpunyai
kcbiasaan untuk menyebut hampir semua orang yang lebih muda dari dia "my boy",
yang membuat dia berkesan seperti seorang paman, yang memang cocok dengan gaya
dan penampilannya. Tapi tadinya ia seorang prajurit yang tangguh, yang bertugas
di pcdalaman di negeri para teroris di /aman kampanye Malaya dan kemudian
mcmimpin sckelompok penyusup ahli di hutan-hutan Kalimantan di masa yang
sekarang dikenal sebagai Indonesian emergency (keadaan darurat di Indonesia).
Capstick menyilakan Preston duduk dan mengeluarkan sebotol anggur malt dari
sebuah filing cabinet "Mau sedikit?"
"Masih agak pagi," Preston keberatan. Memang baru jam sebelas lewat sedikit
"Nonsense. Demi masa lalu kita. Laginya, kopi di sini rasanya payah."
Capstick duduk dan mendorong gelas kc arah Preston, menyeberang mejanya. "Nah,
apa yang telah dilakukan mereka terhadapmu, my boy?"
93 Preston menyeringai. "Sudah kukatakan padamu di telepon, apa yang telah mereka
berikan pada-ku." katanya. "Kerjaan polisi yang membosankan. Bukannya mau
menyinggung kau, Bertie."
"Well, aku juga begitu, Johnny. Pckcrjaan rutin. Memang aku sudah pensiun dari
Angkatan Darat sekarang, jadi aku tidak begitu mengeluh. Aku pensiun umur lima
puluh lima dan memperoleh jabatan ini. Tidak terlalu buruk. Naik kereta tiap
hari, melakukan pemeriksaan keamanan secara rutin, memastikan tidak ada yang
main kayu, dan pulang menjumpai istriku tcrsayang. Nasibku bisa saja lebih
buruk. Ngomong-ngomong, ini untuk
masa lalu kita." "Cheers," kata Preston. Mereka minum.
Masa lalu mereka tidak seramah itu, begitu pikir Preston. Terakhir ia bertemu
dengan Bertie Capstick, yang saat itu kolonel penuh, yaitu enam tahun
sebelumnya, perwira yang scolah nampak ekstrover itu menjabat wakil direktur
Intelijen Mililer di Irlandia Utara, melakukan pekerjaannya di kompleks bangunan
di Lisburn, yang bank data-nya bisa memberi informasi kepada orang yang
membutuhkan data tentang anggota IRA yang mana yang akhir-akhir ini menggaruk
punggungnya. Preston saat itu mcrupakan salah satu "boy" Capstick, yang bertugas dalam
pakaian sipil dan secara menyamar, bergerak menyusup ke perkam-pungan kaum Provo
garis keras untuk berbicara
94 dengan para informan atau menjemput kiriman-kiriman tanpa alamat pengirim. Saat
itu Bertie Capstick-lah yang tetap setia membelanya ketika menghadapi para
pejabat pemcrintah dari Holyrood House saat Preston "terbakar" dan hampir
terbunuh di saat mcnjalankan suatu misi untuk Capstick.
Saat itu tanggal 28 Mci 1981, dan surat kabar hanya memuat sedikit berila
tentang peristiwa itu esoknya. Preston saat itu berada dalam sebuah mobil yang
tidak herein dan telah masuk ke distrik Bogside di Londonderry dalam
pcrjalanannya untuk menjumpai seorang informan. Apakah ka rena ada kebocoran di
atas, apakah mobil yang dikendarainya telah terlalu sering dipakainya, atau
apakah wajahnya telah berhasil "diambil" oleh badan intelijcn Provo tak pernah ?bisa diketahui setelah itu. Bagaimanapun halnya, ada permainan curang. Tepat
setelah ia memasuki dacrah kaum Republikan, sebuah mobil berisi empat anggota
Provo bersenjata bergerak dari sebuah jalan samping dan mengikutinya.
Ia langsung mengenali mereka dari kaca spion dan langsung mcmutuskan unluk
membatalkan rendezvous-nya. Tapi orang-orang Provo itu mcnginginkan lebih dari
itu. Setelah sampai jauh ke dalam pcrkampungan itu, mereka menyalip, mcng-hadang
mobilnya, dan mcloncat keluar dari mobil, yang dua membawa scnapan mcsin ringan
dan yang salu membawa pistol.
Tak ada pilihan lain kecuali surga alau neraka.
95 Preston mengambil inisiatif. Menempuh risiko besar dan di luar dugaan para
penyerangnya, ia keluar dari mobilnya sambil.berguting-guling ce-pat, bersamaan
dengan tembakan senapan mesin ringan yang menghantam mobilnya. la membawa
Browning berpeluru tiga belas sembilan milimeter di tangannya, dipasang pada
? ?Olomatik-nya. Dari aspal berkerikil itu ia memuntahkan pelurunya kc arah mereka.
Mcreka menginginkan dia mati dcngan tcrhormat, dan mereka bcrada terlalu dekat
satu sama lain. Dcngan tembakan ccpat, ia berhasil merobohkan dua orang dan melukai lehcr orang
kctiga. Pengemudi Provo itu menginjak koplingnya dan menghilang dengan roda-roda
mobil terbakar. Preston berupaya mencapai sebuah pos darurat yang aman yang
dihuni empat anggota pasukan SAS. yang melindunginya sampai Capstick datang
menjemputnya. Tentu saja, setelah itu menyusul bagian yang tidak enak pertanyaan, interogasi,?rasa tidak percaya dari pihak atas. Nasib Preston selanjutnya sudah jelas. Ia
telah benar-benar "terbakar" suatu istilah di kalangan itu yang artinya,
? ?diketahui jati dirinya. Dia sudah tidak berguna lagi. Provo yang masih hidup ilu
akan dapat mengenalinya di mana pun nanti. Jadi, ia bahkan tidak boleh balik ke
resimcn asalnya, yaitu pasukan para-komando, di AldershoL Siapa yang tahu berapa
orang Provo yang bcrkcliaran di Aldcrshot"
96 Ia ditawari pos di Hong Kong atau harus berhenti bertugas. Lalu Bertie Capstick
berbicara dengan seorang tcman. Ada pilihan ketiga. Meninggalkan Angkatan Darat
sebagai mayor berumur empat puluh satu dan masuk ke MI-5 sebagai late
entrant anggota yang bergabung belakangan. la akhirnya memilih itu.
?"Ada yang khusus?" tanya Capstick.
Preston menggelengkan kepala. "Cuma melakukan serangkaian kunjungan perkcnalan,"
katanya. "Jangan kuatir, John. Sekarang setelah aku tahu kau menjabat itu, aku akan
menghubungimu kalau ada yang muncul di sini yang lebih penting daripada hanya
pencurian dana Hari Natal. Ngomong-ngomong, Julia bagaimana?"
"Dia telah meninggalkan aku. Tiga tahun yang lalu."
"Oh, aku ikut bersedih." Wajah Bertie Capstick berkcrut dan nampak benar-benar
prihatin. "Ada orang lain?"
"Tidak. Saat itu tidak. Sckarang mcmang ada, kukira. Hanya masalah pckcrjaan
saja... kau pasti tahu."
Capstick mcngangguk dengan muram. "Bctty-ku selama ini sungguh baik sikapnya,"
katanya tcpekur. "Scparo hidupku kuhabiskan di luar rumah. Dia tctap sctia.
Tctap berusaha menjaga hubungan kami. Toh itu bukan kehidupan yang cocok bagi
seorang wanita. Aku pernah melihat hal seperti itu
97 tcrjadi. Bcrulang kali. Sungguh mcnyedihkan. Sering bertemu putramu?"
"Sekali-sekali," Preston mengakui.
Capstick benar-benar telah menyentuh perasaan Preston yang paling dalam. Di
flatnya yang kecil dan sepi di South Kensington, Preston menyimpan dua buah
foto. Yang satu mempcrlihatkan dia dan Julia pada hari perkawinan mcreka ia dua
?puluh cnam tahun, nampak tegap dan langsing dalam seragam Resimcn Pencrjun
Payung; Julia dua puluh tahun, nampak cantik dalam gaun pengantin wama putib.
Yang satu lagi adalah foto putranya. Tommy, yang sangat berarti baginya lebih
daripada kchidupannya sendiri.
Mcreka saat itu menempuh kehidupan seperti yang Iain-Iain di perumahan-perumahan
khusus bagi anggota Angkatan Darat yang sudah mcnikah, dan Tommy lahir dclapan
tahun setelah pcrnikahan mcreka. Kclahiran Tommy telah mcmbuat hidup Preslon
menjadi lebih bermakna, tapi tidak demikian dcngan istrinya. Tak lama setelah
itu, Julia mulai merasa bosan dcngan tugas-tugas rutin seorang ibu, ditambah
dcngan kescpian yang dirasakannya karena ketidakhadiran Preston, dan juga mulai
mengeluh tentang terhatasnya keuangan mereka. Ia membujuk Preston untuk keluar
dari Angkatan Darat dan mencari kehidupan yang lebih baik sebagai orang sipil,
tanpa mau mengerti bahwa Preston mencintai pekcrjaannya dan bahwa rasa bosan
bekerja di belakang meja di bklang
perdagangan atau industri akan mcmbuat suaminya itu frustrasi.
Ia dipindahkan kc Korps Intelijcn, tapi itu mcmbuat situasi scmakin runyam. Ia
ditugaskan ke Ulster, di sana para istri tidak boleh ikut. Setelah itu ia hams
mcnyamar sclama bertugas dan semua hubungan dengan kcluarga putus. Setelah
pcristiwa Bogside, Julia benar-benar mcngungkapkan perasa-annya dengan tcrus
tcrang. Mereka lalu mencoba herbaik sekali lagi, tinggal di pinggiran kota
sementara Preston bekerja di Lima, la bisa pulang hampir sctiap malam kc
Sydenham, dan itu memecahkan masalah kelerptsahan tadi, tapi perkawinan mereka
telah telanjur rctak. Julia mcngingmkan lebih daripada apa yang bisa dicukupinya
dcngan gajinya sebagai pendatang bclakangan di Lima.
Julia mencoba bckcrja sebagai resepsionis di sebuah rumah mode di West End
ketika Tommy, umur dclapan lahun saat itu, karena desakannya, telah disekolahkan
di sebuah sekolah swasta di dekat rumah mcreka yang kecil itu. Ini scmakin
mcmperbumk kondisi keuangan mcreka. Sctahun kemudian Julia benar-benar pergi
mcninggalkan nya, dcngan membawa Tommy. Sekarang, ia tahu, Julia tinggal dcngan
bosnya, seorang pria yang cukup tua untuk menjadi ayahnya tapi mampu mcmbiayai
gaya hidup Julia yang mewah dan mc-nunjang biaya pendidikan Tommy di sekolah
pcr-siapan berasrama di Tonbridge. Preston hampir
98 99 tidak pernah lagi berjumpa dengan putranya yang kini bcrumur dua belas tahun.
Ia pernah menawarkan perceraian kepada Julia, tapi tawarannya ditolak. Setelah
hidup berpisah selama tiga tahun sebenarnya Preston bisa saja memperoleh
perceraian, tapi Julia mengancam, karena dia tidak akan mampu membiayai hidup
putranya dan menunjang hidupnya kelak, maka ia akan menuntut untuk memiliki
Tommy. Preston terpojok dan ia tahu itu. Julia membolehkan dia berada bersama
Tommy sclama satu minggu setiap liburan sekolah dan satu hari Minggu untuk
setiap peri ode sekolah. "Well, aku pamit dulu, Bertie. Kau tahu aku ada di mana kalau ada hal yang
periling." "Tentu, tentu." Capstick berjalan ke pintu untuk mengantarnya keluar. "Jaga
dirimu baik-baik, Johnny. Orang-orang baik seperti kita sudah tidak banyak lagi
yang tersisa." Mereka berpisah dalam suasana bercanda dan Preston kembali ke Gordon Street.
aft -

Protokol Keempat Karya Frederick Forsyth di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Louis Zablonsky mengenali orang-orang yang datang dengan mobil van dan mengetuk
pintu depan rumahnya hari Sabtu larut malam. Ia sedang berada sendirian di
rumah, seperti biasanya kalau hari Sabtu; Beryl sedang keluar dan belum akan
kembali sampai lewat tengah malam. Ia menduga orang-orang itu tahu akan hal itu.
Ia sedang menonton film di televisi ketika bunyi
100 kelukan itu terdengar, dan ketika pintu dibukanya, mereka langsung masuk ke
ruang depan, menutup pintu di belakang mereka. Mereka bertiga. Tidak seperti
empat orang yang mendatangi Raoul Levy dua hari sebelumnya (peristiwa yang sama
sekali tidak diketahui Zablonsky, sebab dia tidak membaca koran Belgia), orangorang ini adalah tukang pukul yang disewa dari kawasan East End London kaUm ?slag dalam peristilahan dunia hitam.
Yang dua benar-benar nampak seram, bajingan-bajingan dungu berwajah kayu yang
akan melakukan apa saja yang diperintahkan dan akan mematuhi instruksi orang
ketiga; yaitu seorang pria kecil, bopeng, jahat, dan berambut pirang dekil.
Zablonsky tidak mengenai mereka secara pribadi; ia cuma "tahu" siapa mereka; ia
pernah melihat mcreka di kamp-kamp mereka, berseragam. Itu membuatnya memutuskan
untuk tidak mclawan. Ia tahu bahwa tidak ada gunanya mclawan. Orang-orang
seperti ini selalu melakukan apa saja yang mereka maui terhadap orang-orang
seperti dia. Tak ada gunanya melawan atau minta dikasihani.
Mereka mendorong dia masuk kembali ke ruang duduk dan melemparkan dia ke
kursinya sendiri. Salah satu dari pria-pria besar itu bcrdiri di belakang kursi,
memajukan badannya ke depan, dan menekankan kepala Zablonsky ke kursinya. Yang
lainnya bcrdiri di dekat situ, mengusap-usap kepalan tangan dengan telapak
tangan yang lain. Pria 101 berambut pirang itu menarik sebuah bangku ke depan kursi itu, duduk mengangkang
di bangku itu, dan menatap wajah ahli permata itu. "Pukul dia," katanya.
Bajingan yang bcrdiri di sebelah kanan Zablonsky melayangkan kepalannya yang
berat ke mulut Zablonsky. Pria itu mengenakan krakeling kuningan di buku-buku
jari tangannya. Mulut sang ahli permata itu hancur menjadi campuran gigi, bibir,
darah, dan gusi. Si Pirang tersenyum. "Bukan di situ," katanya dengan lembuL "Kan kita mau dia
bicara" Lebih bawah lagi."
Bangsat itu melayangkan dua pukulan dahsyal ke dada Zablonsky. Beberapa tulang
iga retak. Dari mulut Zablonsky keluar rintihan yang bernada tinggi. Si Pirang
tersenyum lagi. Ia senang jika mereka membuat kegaduhan seperti itu.
Zablonsky berkutat lemah, tapi sebaiknya dia tidak mencoba melakukan apa-apa.
Tangan-tangan berotot di belakang kursi memeganginya erat-erat, seperti dulu
ketika tangan-tangan lain juga memegang dia di atas meja batu di Polandia
selatan, sementara seorang dokter berambut pirang tersenyum kepadanya.
"Kau telah berkelakuan jelek, Louis," kata si Pirang. "Kau telah membuat temanku
marah. Dia bilang barangnya ada padamu dan ia menginginkan ilu kembali." Lalu
dikalakannya kepada ahli permata itu barang apa yang dimaksudkannya.
102 Zablonsky menelan sebagian dari darah yang memenuhi mulutnya. "Tidak ada di
sini," ia berkata dengan suara serak.
Si Pirang bcrpikir sebentar. "Gcledah tempat ini," katanya kepada rekanrekannya. "Dia tak akan bisa apa-apa di sini. Obrak-abrik scmuanya."
Kedua bangsat itu menggeledah rumah itu, meninggalkan si Pirang bersama ahli
permata itu di ruang duduk. Mcreka menggeledah habis-habisan dan menghabiskan
waktu satu jam. Ketika mereka selcsai, setiap lemari, laci, sudut, dan celah
telah diobrak-abrik. Si Pirang menghibur diri dengan mcnusuk-nusuk iga-iga orang
tua itu iga yang kini benar-benar patah. Tepat lewat tengah malam bangsat?bangsat itu turun dari loteng rumah.
"Kosong," kata yang satu.
"Jadi, siapa yang mcnyimpannya, Louis?" tanya si Pirang. Zablonsky berusaha
untuk tidak mengaku. Akibatnya mereka memukulinya lagi berulang-ulang sampai
akhirnya dia mengaku. Ketika pria yang di belakang kursi melepaskan pegangannya,
Zablonsky tcrpuruk ke lantai yang berkarpet, lalu terguling ke samping. Sekitar
bibirnya biru, matanya menonjol keluar, napasnya tersengal-sengal dan
terdengaramat berat Ketiga orang itu memandanginya.
"Ia sedang mengalami serangan jantung," salah satu berkata dengan nada ingin
tahu. "Suaranya serak."
"Kau memukulnya terlalu keras," kata si Pirang
103 dengan sinis. "Ayo kita cabut. Namanya sudah kita dapat."
"Apa dia berkata jujur?" lanya salah satu bangsat itu.
Yeah, sejam yang lalu dia juga sudah berkata jujur," kata si Pirang.
Ketiganya lalu mcninggalkan rumah itu, naik ke mobil van, dan berlalu dari situ.
Di jalan di sebelah selatan Golders Green, salah satu bajingan itu bertanya
kepada si Pirang, "Jadi, sekarang apa yang akan kita lakukan?"
"Tutup mulut, aku sedang berpikir," kata si Pirang. Si sadis kecil itu
menganggap dirinya komandan para penjahat. Padahal sebenarnya ia tidak cukup
cerdas dan kini ia sedang bingung. Sementara itu, kontraknya hanyalah untuk
mendatangi satu orang dan memperoleh kembali barang curian itu. Di pihak lain,
mereka belum berhasil mendapatkan barangnya. Di dekat Regent's Park ia melihat
sebuah box telepon umum. "Ke pinggir," katanya. "Aku harus menelepon dulu."
Orang yang menyewanya telah memberikan kepadanya sebuah nomor telepon, lokasi
suatu box telepon umum yang bisa dipakainya, dan tiga waktu lertentu saat dia
harus menelepon. Waktu yang pertama hanya kurang beberapa menit lagi.
Beryl Zablonsky pulang dari bepergian di malam Minggu tepat sebelum jam dua
pagi. Ia memarkir mobil Metro-nya di seberang jalan dan,
104 karena heran melihat lampu-lampu di dalam rumah masih menyala, langsung masuk ke
dalam rumah. Istri Louis Zablonsky adalah seorang gadis Yahudi yang baik yang berasal dari
kelas pckerja yang sejak dini sudah tahu bahwa berharap untuk memperoleh ?semuanya dalam hidup adalah bodoh dan egois. Sepuluh tahun sebelumnya, ketika ia
berumur dua puluh lima tahun, Zablonsky memungut dia dari pekerjaannya sebagai
anggota paduan suara penunjang sebuah grup musik kelas dua yang tak punya
harapan untuk maju, dan meminta gadis itu menikah dengannya. Ia telah
menceritakan kepada gadis itu mengenai ketidakmampuan seksualnya, tapi gadis itu
toh mau menerimanya. Anehnya, perkawinan mereka ternyata sukses. Louis amat sangat baik dan
memperlakukan gadis itu seperti seorang ayah yang terlalu me man ja kan anaknya.
Beryl memuja Louis, hampir-hampir seperti seorang anak perempuan lerhadap
ayahnya. Louis memberikan apa saja yang dia mampu rumah yang bagus, pakaian,
?pcrhiasan, uang saku, rasa aman dan Beryl merasa sangat berterima kasih.
?Ada satu hal yang tidak bisa dibcrikan Louis, tentunya, tapi Louis sangat bisa
memahami dan sangat toleran. Syaratnya hanya dia tidak perlu tahu siapa teman
Beryl, atau tidak diminta menjumpainya. Di umur tiga puluh lima. Beryl nampak
agak montok, agak berani, lepas dalam ber-gaul, dan cukup menarik bagi pria-pria
yang lebih 105 muda. Minal yang ditunjukkan para pria ini dila-deninya dengan senang hati. Ia
mempunyai sebuah flat kecil di West End untuk melakukan kencan-kencannya dan
tanpa malu-malu mcnikmati malam Minggunya di situ.
Dua menit setelah memasuki rumah. Beryl Zablonsky menangis dan memberitahukan
alamatnya lewat telepon kepada perusahaan jasa ambulans. Mereka tiba di sana
enam menit kemudian, meletakkan pria yang sudah sekarat itu di usung-an, dan
menjaga supaya dia tctap hidup selama perjalanan menuju Hampstead Free Hospital.
Beryl ikut bersama dia di dalam ambulans itu.
Dalam perjalanan Louis sadar sebentar dan me-nank istrinya dekat ke mulutnya
yang berdarah itu. Mcndekatkan telinganya, Beryl bisa mcnangkap beberapa kata
yang diucapkannya, dan alisnya berkerut karena kurang mengerti. Cuma itu yang
sanggup dikatakannya. Pada saat mereka tiba di Hampstead, Louis Zablonsky
merupakan salah satu dari korban-korban yang mati pada saat-tiba di rumah sakit.
Beryl Zablonsky masih mempunyai sedikit kenangan manis di sudut hatinya untuk
Jim Rawlings. Ia pernah punya affair singkat dengan Jim tujuh tahun yang lalu,
sebelum Jim menikah. Beryl tahu bahwa kini perkawinan Jim sudah berakhir dan
bahwa Jim sckarang hidup sendiri lagi di apartcmennya di lantai paling atas di
Wandsworth yang nomor 106 teleponnya Beryl cukup hafal karena seringnya ia menelepon Jim.
Ketika menelepon Jim, Beryl masih menangis, dan pada mulanya Rawlings agak sulit
mengetahui siapa yang meneleponnya karena ia masih belum sadar benar dari
tidurnya. Beryl menelepon dari sebuah box telepon umum dengan menggunakan
fasilitas darurat yang terus terdengar bunyi tut-tut setiap kali ia memasukkan
koin-koin baru. Ketika akhirnya Jim tahu siapa yang meneleponnya, ia menyimak
pesan yang disampaikan itu dengan keheranan yang scmakin bertambah.
"Cuma itu yang dikatakannya" Cuma itu" Baiklah, Sayang. Begini, aku amat
menyesal, sungguh amat menyesal. Aku akan datang kalau situasi sudah mereda.
Katakan saja, apa yang bisa kulak ukan nanti. Oh, dan Beryl... terima kasih."
Rawlings meletakkan gagang telepon, berpikir sebentar, dan melakukan dua
pembicaraan telepon, langsung berurutan. Ronnie, pckerja di perusahaan besi tua
itu datang lebih dahulu, dan Syd tiba di sana scpuluh menit kemudian. Keduanya,
seperti diinstruksikan, membawa senjata, dan ternyata mereka datang tepat pada
waktunya. Gerombolan pendatang ilu langsung naik ke lantai dclapan lewat tangga. Si Pirang
tadinya tidak mau melakukan kontrak yang kedua, tapi uang tambahan yang
dijanjikan oleh suara di telepon itu terlalu menggiurkan untuk ditolak. Si
Pirang dan rekan-rekannya adalah penjahat-penjahat East End
107 sejati yang tidak pernah ingin menyeberang ke sebelah selatan sungai. Rasa
permusuhan di antara geng-geng East End dan dunia hitam London Selatan selalu
menjadi buah bibir di kalangan mereka yang berurusan dengan tindak kriminal di
ibu kota itu, dan untuk seorang dari selatan pergi ke "Timur" tanpa diundang,
atau sebaliknya, sama artinya dengan mengundang kerepotan. Tapi, si Pirang
berspekulasi bahwa pada jam tiga tiga puluh pagi semuanya masih sepi dan ia akan
aman kembali ke kawasannya sendiri, sebelum ada yang memergokinya, setelah
membereskan pekerjaannya.
Ketika Jim Rawlings membuka pintu flatnya, sebuah tangan yang berat mendorongnya
balik ke lorong pintu depan yang menuju ke ruang duduknya. Kedua bangsat itu
berada di depan, dengan si Pirang menyusul di belakangnya. Rawlings sengaja
mundur dengan cepat di lorong ruang depan itu untuk membiarkan mereka semuanya
masuk. Ketika si Pirang membanting pintu di belakangnya, Ronnie keluar dari
dapur dan merobohkan salah satu bangsat itu dengan sebuah tangkai kapak. Syd
keluar dari lemari pakaian dcngan cepat dan mcnghantamkan sebatang besi ke
tengkorak bangsat yang kedua. Keduanya lumbang seperti sapi yang akan dijagal.
Si Pirang sedang berkutat di pegangan pintu, mencoba menyelamatkan diri, ketika
Rawlings, dengan melangkahi tubuh-tubuh yang tergeletak itu, menangkapnya di
kuduknya dan membenturkan wajahnya ke lukisan Bunda Maria yang berpigura
108 kaca yang merupakan satu-satunya bukti bahwa pemiliknya masih memiliki hubungan?dengan suatu agama resmi. Kaca itu hancur dan serpihan-serpihannya menembus dan
bersarang di wajah si Pirang.
Ronnie dan Syd mengikat kedua tubuh yang berat itu, sementara Rawlings menyeret
si Pirang ke dalam ruang duduk. Beberapa menit kemudian, dengan kaki-kaki
dipegangi Ronnie dan pinggang oleh Syd, tubuh si Pirang dijulurkan ke luar
jendela, delapan lantai dari dasar.
"Kaulihat tempat parkir di bawah sana?" tanya Rawlings kepadanya. Walaupun malam
musim dingin itu sangat gelap, pria itu bisa melihat mobil-mobil yang diterangi
lampu-lampu jalan jauh di bawah sana. Ia mcngangguk.
"Well, dua puluh menit dari sekarang tempat parkir itu akan sangat meriah.
Orang-orang akan berdiri mengitari selembar plastik. Dan coba tebak siapa yang
berada di bawah plastik itu, dengan tubuh hancur mengenaskan?"
Si Pirang, yang kini sadar bahwa harapan hidupnya kini hanya bisa diukur dalam
detik, mengeluarkan suara dari mulutnya, "Baik, aku akan bicara."
Mereka membawa dia masuk dan mendudukkan dia. Ia berusaha mengambil hati.
"Begini, kita kan tahu masalahnya. Bung. Aku cuma disewa untuk melaksanakan
suatu pekerjaan. Untuk mendapatkan kembali sesuatu yang telah dicuri...."
"Orang tua di Golders Green itu," kata Rawlings.
109 "Yah. well, dia bilang barang ilu ada padamu, jadi aku ke sini."
"Ia adalah lemanku. Ia mati."
"Well, maafkan aku. Bung. Aku tidak tahu dia punya sakit jantung. Anak buahku
cuma menge-tuknya beberapa kali."
"Kau memang bangsat. Mululnya hancur beran-lakan dan semua tulang iganya patah.
Jadi sebenarnya apa yang kaucari?"
Si Pirang mengatakannya. "Barang apa?" tanya Rawlings dengan tidak percaya.
Si Pirang mengatakannya lagi. "Jangan tanya aku, Bung. Aku cuma dibayar untuk
mendapatkan-nya kembali. Atau mencari tahu apa yang terjadi atas barang itu."
"Well," kata Rawlings, "hampir saja kau dan kawan kawanmu kubuang di Sungai
Thames sebelum matahari tcrbit, hanya memakai celana da-lammu tapi ditambabi
pemberat Cuma aku tidak mau ribut-ribut. Jadi kubiarkan kau pergi. Kau bilang
sama bosmu barang itu kosong. Sama sekali kosong. Dan aku telah membakarnya...
jadi abu. Tak ada yang tersisa. Kau kan tahu aku tidak akan menyimpan apa pun
yang ada hubungannya dengan pekerjaan ilu" Aku bukan orang tolol. Sekarang pergi
kau dari sini." Di mulut pintu Rawlings memanggil Ronnie supaya balik. "Ikuti mereka sampai ke
seberang 110 sungai. Dan berikan kepada bangsat kecil itu ha-diah dariku, demi orang tua ilu.
Oke?" Ronnie mengangguk. Beberapa menit kemudian, di tempat parkir di bawah, para
penjahat East End yang babak belur ilu naik ke bagian belakang mobil van mereka,
dengan tangan masih terikat. Satu yang sudah setengah sadar ditaruh di belakang
kemudi dcngan tangan dilepaskan dari ik.it.in dan disuruh menjalankan mobil itu.
Si Pirang di lemparkan kc jok depan mobil, dcngan kedua tangannya yang patah
terkulai di pangkuannya. Ronnie dan Syd mengikuti mereka sampai ke Jembatan
Waterloo, lalu berbalik dan pulang.
Jim Rawlings merasa cemas. Ia membuat kopi espresso dan merenungkan semua itu.
Tadinya ia mcmang bcrmaksud membakar las kantor itu di anlara puing-puing. Tapi
tas bualan tangan itu begitu bagus; kulit asli yang kilapnya lembut itu bersinar
kena cahaya nyala api bagai kan logam. Ia telah memeriksanya kalau kalau ada
tanda identitas pcmiliknya. Tidak ada. Bertentangan dengan akal sehatnya dan
walaupun Zablonsky telah memperingatkannya, akhirnya ia memutuskan untuk
menyimpan tas itu. Ia mcnghampiri sebuah lemari pakaian dan menurunkan tas itu dari sebuah rak yang
letaknya tinggi di atas. Kali ini ia mcnelitinya kembali dengan kctclitian
seorang pembobol lemari besi profesional. Dibutuhkan waktu sepuluh menil unluk
menemukan sebuah kenop mungil di sisi las
111 yang berengsel, yang jika dilekan kuat-kuat dengan ibu jari akan bergerak
membuka ke samping. Dari dalam tas itu terdengar suatu bunyi. Ketika tas
dibukanya kembali, dilibatnya alasnya telah naik satu senUmeter di satu sisi.
Dengan pisau surat ia mcngangkat alas itu dan mengintip ruang tipis yang bcrada
di an Lira alas yang asli dan alas yang palsu. Dengan sebuah pinset ia
mengeluarkan sepuluh lembar kertas yang terdapat di dalamnya.
Rawlings tidak tahu banyak tentang dokumen-dokumen pemerintah, tapi ia bisa
memgerti prosedur-proscdur Kementerian Pertahanan, dan kata-kata TOP SECRET itu
bisa dimengerti siapa saja. Ia lalu duduk menyandar dan bersiul pelan.
Rawlings memang seorang pembobol dan ma-ling, tapi seperti kebanyakan penjahat
London, ia tidak ingin orang "merusak" negerinya. Pada kenyataannya para
pengkhianat negara yang ditahan di pcnjara, dan juga para pemerkosa anak-anak,
biasanya ditempatkan dalam set khusus, karena para penjahat profesional, jika
ditempatkan bersama-sama dengan orang-orang seperti itu, kemungkinan besar akan
mem"permak" orang-orang itu.
Rawlings tahu apartemen milik siapa yang telah dijarahnya, tapi pencurian itu
belum dilaporkan, dan ia curiga karena alasan-alasan yang kini da-pat ?diduganya bahwa pencurian itu tidak akan pernah dilaporkan. Jadi, jangan sampai
?ia menarik perhatian orang terhadap hal itu. Di pihak lain,
112 dengan kematian Zablonsky, berlian-berlian itu barangkali akan lenyap untuk
selamanya, dan bagian yang akan diperolehnya juga ikul lenyap. Ia mulai membenci
orang yang memiliki apartemen itu.
Ia telah telanjur memegang-megang dokumen itu tanpa sarung tangan, dan ia tahu
bahwa sidik jarinya berada pada file itu. Ia tidak berani menunjukkan jati
dirinya sendiri, jadi ia membersihkan kertas-kertas itu dengan secarik kain,
sekaligus menghapuskan sidik jari sang pengkhianat.
Sore hari berikutnya, hari Minggu, ia mengeposkan sebuah amplop coklat polos,
ditutup rapat dan dengan prangko yang lebih dari cukup, dari sebuah kotak pos di


Protokol Keempat Karya Frederick Forsyth di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Elephant and Castle. Tidak ada pemungutan pos sampai Senin pagi dan bungkusan
itu belum sampai ke tujuannya sebelum hari Se-lasa.
Hari itu, tanggal 20 Januari, Brigadir Bertie Capstick menelepon John Preston di
Gordon. Sifatnya yang biasanya riang tidak tercermin dalam suaranya. "Johnny,
kau masih ingat apa yang kita bicarakan hari itu" Kalau ada hal yang muncul..."
Well, ini ada. Dan ini bukan dana Hari Natal. Ini masalah besar, Johnny.
Seseorang mengirimkan kepadaku sesuatu melalui pos.... Bukan, bukan bom, walaupun
barangkali bisa lebih buruk dari itu. Nampaknya ada sesuatu yang dibocorkan di
sini, Johnny. Dan pelakunya pasti seseorang yang kedudukannya amat sangat
tinggi. Itu artinya dia 113 pasti dari departemenmu. Kukira kau sebaiknya ke sini untuk mclihatnya."
Pagi itu juga, walaupun pemiliknya tidak ada, dua pekerja masuk ke dalam
apartemen lantai delapan di Fontenoy House dengan menggunakan kunci-kunci yang
telah discdiakan schctumnya. Sepanjang siang mereka mengeluarkan lemari besi
Hamber dari dinding yang tebal dan mcnggantiknya dcngan model yang sama. Ketika
malam tiba, mereka telah membenahi dinding itu sehingga kembali seperti keadaan
semula. Lalu mcreka pergi.
114 4 Moskow Rabu, 7 Januari 1987 DARI : H.A.R. Philby
KEPADA : Sekretaris Jcndcral Partai Komunis Uni Soviet
l/mkaii saya untuk mcmulai, Kamerad Sekretaris Jcndcral, dengan uraian amat
singkat tentang latar belakang Partai Buruh Inggris dan penyusupan yang man Up
ke dalamnya dan akhirnya dominasi yang berhasil oleh golongan Ekstrem Kin selama
empat belas tahun yang telah lewat ini.
Partai itu asal mulanya didirikan oleh gerakan scrikat buruh sebagai alat
politik kelas pekerja Inggris yang baru saja dibentuk. Sejak semula partai itu
adalah pendukung aliran sosialisme borjuis mode rat dengan tujuan reformasi dan?bukan revolusi. Wadah bagi kaum marxis-leninis sejali saat ilu adalah Partai
Komunis. 115 Walaupun basis marxisme-leninisme di Inggris selalu gerakan serikat buruh
perusahaan, pengikut-pengikut sejatinya dikeluarkan dari Partai Buruh itu
sendiri. Mulai dari tahun 1930-an sampai sekarang, beberapa teman kita dari
kelompok Ekstrem Kiri pro-Soviet di Inggris berhasil menyusup ke dalam Partai
Buruh dcngan berbagai dalih, tapi mereka ini, begitu sudah berhasil berada di dalam, harus
bersikap sangat low profile. Teman-teman Moskow lainnya, yang dideteksi ketika
mereka sedang bcrupaya memasuki Partai Buruh, ditolak masuk atau, kalau
dipergoki sudah berada di dalam partai, dikeluarkan.
Mengapa teman-teman sejati kita di Inggris selama bertahun-tahun berada di luar
Partai Buruh yang mendapat dukungan massa, dapat dijelaskan dengan dua kata:
"proscribed lisf. Ini adalah daftar organisasi lerlarang; daftar itu melarang semua hubungan
kekerabatan antara Partai Buruh dan golongan-golongan yang jauh lebih kecil yang
beranggotakan kaum sosialis revolusioner sejati yaitu, kaum marxis-leninis. ?Selanjutnya, semua anggota golongan Ekstrem Kiri tidak diperbolchkan menjadi
anggota Partai Buruh di bawah persyaratan proscribed list, yang dijalankan
dengan setia oleh para pemimpin Partai Buruh selama lima puluh tahun.
Karena Partai Buruh adalah satu-satunya partai Kiri yang mendapat dukungan
massa, dengan harapan dapat mempunyai akses ke dalam pemcrin 116 tahan Inggris, maka penyusupan dan dominasi ke dalamnya oleh teman-teman kita,
dengan mcnganut ajaran leninisme klasik "entryism", hanya la h merupakan ilusi
saja selama tahun-tahun tersebut Walaupun demikian, teman-teman kita yang berada
di dalam partai itu, meski cuma sedikit sekali jumlahnya, bekerja tanpa kenal
lelah dan dengan diam-diam; dan di tahun 1973 upaya-upaya mereka akhirnya
mencapai sukses. Pada tahun tersebut, ketika partai berada di bawah kepemimpinan Harold Wilson
yang lemah dan tidak tegas, mereka memperoleh mayoritas tipis di Komite
Pelaksana Nasional Partai, dan menggunakan peluang itu untuk membuat keputusan
menghapuskan proscribed list tersebut Hasilnya sungguh lebih dari yang mereka
impikan. Dengan pintu-pintu terbuka lebar-lebar, para aktivis muda Ekstrem Kiri dari
generasi pasca-1945 berbondong-bondong masuk ke Partai Buruh dan langsung
menduduki semua pos dalam organisasi partai. Jalan menuju entryism, pengaruh,
dan akhirnya pengambilalihan telah terbuka, dan pengambilalihan itu sudah
terjadi sekarang. Sejak 1973, Komite Pelaksana Nasional Partai yang teramat vital peranannya itu j
a rang sekali lepas dari tangan golongan Ekstrem Kiri yang merupakan mayoritas,
dan melalui pemanfaatan sa-rana secara terampil inilah maka konstitusi partai
dan komposisinya di tingkat atas telah dirombak secara menyeluruh.
117 Sedikit mcnyimpang, Kamcrad Sekretaris Jendcral. untuk menjelaskan dengan tepat
siapa yang saya maksud dengan "teman-teman kita" di dalam Partai Buruh Inggris
dan di dalam gcrakan serikat buruh perusahaan. Mereka terbagi dalam dua
golongan: yang memang mau dan yang sebenarnya enggan. Dengan kategori yang
pertama, yang saya maksudkan bukan orang-orang dari golongan Kiri Lunak atau
sempalan pengikut Trotsky, kedua golongan itu sangat membenci Moskow, hanya saja
dcngan alasan yang berbeda. Maksud saya, yaitu kaum Ekstrem Kiri yang intinya
adalah kaum Kiri Ultra-Ekstrem. Mereka ini adalah kaum marxis-Icninis yang
sejati dan sangat berdedikasi, yang tidak suka disebut Komunis, karena ini
berarti bahwa mereka adalah anggota Partai Komunis Inggris yang sama sekali
tidak bcrmutu. Walaupun demikian, mcreka inilah teman-teman setia Moskow dan
sembilan dari sepuluh akan hersikap se-suai dengan kehendak Moskow, walaupun
kehendak itu barangkali tidak pernah tcrungkapkan dan walaupun orang yang
bersangkutan akan bersikeras menyatakan bahwa ia bertindak karena alasan "mi
rani" atau karena alasan "kepentingan Inggris".
Kategori kedua dari teman-teman kita, yang kini sedang berkuasa, di dalam Partai
Buruh Inggris, bisa dikenali ciri-cirinya sebagai berikut: orang-orang yang
memiliki komitmen politik dan cmostonal yang mclfdalam lerhadap suatu bentuk
sosialisme yang begitu condong ke kiri sehingga
menyerupai marxisme-leninisme; orang-orang yang, dalam situasi apa pun atau
dalam kctidak-pastian yang bagaimanapun, akan selalu bercaksi spontan dengan
suatu cara yang sangat sesuai dcngan, alau scjalan dengan, arah kebijakan luar
negeri Soviet terhadap Inggris dan/atau Persekulu-an Baut; orang-orang yang
tidak perlu pengarahan atau inslruksi apa pun, dan yang barangkali akan merasa
tcrsinggung jika hal seperti itu diusulkan; orang-orang yang, baik secara sadar
atau tidak sadar, baik terdorong oleh keyakinan pribadi patriotismc yang ?menyimpang, keinginan untuk mcnghancurkan, kcrinduan akan peningkalan diri, kc
tak ulan akan ic kanan intimidasi, rasa diri pen ling, alau keinginan untuk
bergabung dengan kaumnya akan bertingkah laku sesuai dcngan kepentingan?kepentingan Soviet secara sempurna. Mereka semua itu merupakan agen-agen
nenyebar pengaruh yang mcnguntungkan kita.
Mereka semua, tentu saja, mengaku sebagai pencari-pencari demokrasi. Untungnya,
mayoritas orang Inggris saat ini masih menafsirkan arti kata demokrasi sebagai
suatu negara multi partai, yang lembaga pemcrintahannya harus dipilih secara
berkala oleh hak pilih orang dewasa yang didasarkan atas cara pemilihan yang
bersifal rahasia. Jelas, bahwa teman-teman Ekstrem Kiri kita di sana, yang
adalab orang-orang yang makan, minum, bcr-napas, tidur, bcrmimpi, dan bekerja di
lingkungan politik sayap kiri setiap saat setiap hari, mcngarti-119
kan kata demokrasi sebagai suatu "demokrasi bagi mereka yang berkomitmen",
dengan tali kcndali yang dipegang oleh mereka sendiri dan orang-orang yang
bcrhaluan sama. L'ntunglah, pers Inggris sangat kurang melakukan koreksi atas
kesalahan tafsir ini. Jadi, mulai tahun 1973 sampai saat ini, teman-teman marxis-leninis kita di
Partai Buruh bisa mengabdikan diri mcreka dcngan penuh konscntrasi dalam
pcrjuangan untuk mcnguasai partai itu secara tidak kentara, suatu upaya yang
hanya bisa tercapai jika proscribed list dihapuskan. Inilah yang terjadi saat
itu. Partai Buruh sejak dulu bcrdiri bagai tripod pada tiga kakinya: serikat-serikat
buruh perusahaan, kelompok-kelompok beraliran Buruh di daerah-daerah pcmilihan
(satu di tiap dacrah pemilihan yang membentuk pola pemilihan umum Inggris), dan
Kelompok Buruh Parlcmen, yaitu kclompok anggota Parlcmen yang dipilih pada
pcmilihan umum sebelumnya. Pimpinan Partai Buruh selalu dipilih dari kelompok
ini. Serikat-serikat buruh perusahaan yang paling bcrkuasa dari ketiganya dan yang
menjalankan kekuasaannya dengan dua cara. Satu, mereka adalah penyandang dana
partai, yang mcmbiayai kegiatan-kegiatan dcngan melakukan pungutan-pungutan
politik yang diambil dari upah jutaan buruh. Dua, dalam konferensi-konferensi
partai mereka mengatur "block votes" (suara-suara gabungan) dalam
120 jumlah besar, yang diberikan oleh Union National Executive (Pelaksana Nasional
Scrikat Buruh) atas nama jutaan anggota yang tidak memberikan suara mereka.
Suara-suara gabungan ini dapat memastikan lolosnya semua resolusi dan dapat
mcmastikan pemilihan sampai ke tingkat tiga dari National Executive Committee
(Komite Pelaksana Nasional) Partai Buruh yang amat periling peranannya itu.
Komite-komite eksekutif scrikat buruh yang ber-peranan memberikan suara amat
vital kedudukannya; komite-komite itu adalah tempat bermukim-nya para aktivis
scrikat buruh yang bckcrja full-time dan pejabat -pejabat yang mencntukan
kebijakan scrikat buruh. Mereka berada di puncak pira-mid yang lapisan tcngahnya
adalah para pejabat daerah dan lapisan bawahnya adalah para pejabat cabang.
Jadi, pengambilalihan pos-pos penting di dalam serikat-serikat buruh oleh para
aktivis Ekstrem Kiri jelaslah sangat penting, dan telah berhasil dilakukan.
Faktor yang sangat membantu teman-teman kita dalam melakukan tugas ini ialah
sikap apatis para anggota scrikat buruh yang kebanyakan bersikap modcrat, yang
tidak mau merepotkan diri menghadiri rapat-rapat cabang scrikat buruh. Jadi,
para aktivis, yang menghadiri segala macam rapat, telah berhasil mengambil alih
ribuan cabang, ratusan daerah, dan pos-pos terpenting milik komite-komite
pelaksana. Saat ini, scpuluh yang terbesar' dari an Lira delapan puluh scrikat
buruh yang 121 bcrafiliasi dcngan Partai Buruh, menguasai scparo suara gcrakan scrikat buruh;
sembilan dari yang scpuluh itu dikcndalikan oleh golongan Ekstrem Kiri di
puncak, dibandingkan dcngan hanya dua di awal tahun 1970-an. Semua ini berhasil
dicapai dcngan mcngalahkan jutaan pekcrja Inggris oleh tidak lebih dari ? ?scpuluh ribu orang yang herded ikasi tinggi.
Pcntingnya suara scrikat buruh yang dikuasai golongan Ekstrem Kiri ini akan
menjadi jelas kalau saya uraikan tentang lembaga pcmilihan yang memilih pemimpin
Partai Buruh yang baru; serikat-serikat buruh menguasai empat puluh pcrscn suara
dalam apa yang dinamakan lembaga
pcmilihan ini. Selanjutnya, kclompok-kclompok buruh con
stituency, atau CLP (Constituency Labour Parly). Di pusat pnrt.ii-p.iri.il ini
bcrcokol komite komite manajemen umum, yang, selain menjalankan kegiatan scharihari partai di daerah-daerah pcmilihan (constituency), mempunyai satu lagi
fungsi penting: mereka memilih calon-calon Partai Buruh untuk Park-men Sepanjang
dekade 1973 sampai 1983, kaum muda aktivis garis keras dari golongan Ekstrem
Kiri mulai bergerak masuk kc dalam daerah-daerab pcmilihan, dan dengan selalu
rajin mcnghadiri rapat-rapat CLP yang membosankan 'dan biasanya hanya dihadiri
sedikit orang, mcreka berhasil menyingkirkan para pejabat lama untuk
akhirnya mengambil alih kckuasaan dalam komite-komite manajemen umum, satu per
satu. Karena setiap daerah pcmilihan bcrikutnya selalu jatuh kc dalam kckuasaan para
aktivis golongan Ekstrem Kiri, maka posisi para MP {Member of Parliament atau
anggota Parlemen) yang kcbanyakan adalah kaum scntris (golongan nctral), yang
mcwakili daerah-daerah pemilihan tersebut, menjadi semakin sulit Tapi toh,
mereka tidak mudah disingkirkan. Demi kemenangan yang sc-sungguhnya bagi
golongan Ekstrem Kiri, adalah pcrlu untuk melemahkan, bahkan mengebiri,
kebebasan nurani seorang anggota Parlemen; mcng-ubahnya dari peranannya sebagai
wakil yang mcmperjuangkan kepentingan daerah pemilihannya menjadi cuma seorang
utusan dari komite manajemen umumnya.
Tujuan ini dicapai dcngan gcmilang oleh golongan Ekstrem Kiri di Brighton pada
tahun 1979 dengan dibcrlakukannya peraturan baru yang mcwajibkan dilakukannya
selcksi ulang (atau dcscleksi) tahunan terhadap para MP oleh komite-komite
manajemen mereka. Peraturan ini mengakibatkan pcralihan kckuasaan besar-besaran.
Sejumlah besar kaum scntris mcngundurkan diri dari Partai Sosial Demokrat;
scbagian lagi terkena descleksi dan mcninggalkan panggung politik; sebagian dari
kaum sentris yang paling andal dipaksa untuk mcngundurkan diri. Walaupun
defnikian, Kelompok Buruh Parlcmen, mcski dikebiri dan diccmoohkan, masih
memiliki 122 123 satu fungsi: para MP, dan mcrcka saja, sudah bisa mcmilib pemimpin Parlai Buruh.
AdalaK periling, untuk menyclcsaikan penguasaan liga unsur kekuatan tersebutdan
mcnyingkirkan kekuasaan itudari tangan mercka. Tujuan ini tcrcapai, lagi-lagi
dcngan desakan darigolongan Ekstrcm Kiri, pada tahun 1981, dcngan diciplakannya
lembaga pemilihan umum,dcngan tiga puluh pcrscn suara yang masuk dikuasai olch
Kclompok ktlompok Paricmen, liga puluh pcrscn oleh kelompok-kelompokdi daerahdaerah pemilihan, dan cmpat puluh pcrscn olch scrikat-scrikat buruh pcrusahaan.
Lembaga itu akan memilih pemimpin baru kalau dan pada waktu diperlukan, dan akan
melakukan konfirmasi utang atas dirt pemimpin baru tersebul setiap tahun. Fungsi
yang tcrakhir ini sangat pen ting artinya bagi rencana yang sedang dijalankan
saal ini, dan yang akan saya jelaskan.
Pcrjuangan untuk mcrcbut kekuasaan yang telah saya uraikan dilanjutkan dcngan
bcrlangsungnya pemilihan umum 1983. Pengambilalihan kekuasaan sudah hampir
tuntas, tapi teman-tcman kita telah mcmbu.it dua kcsalahan, yaitu penyimpangan
dari doktrin Lenin mengenai kewaspadaan dan dissimu-lasi. Mereka telah tampil
terlalu terbuka, terlalu mcncolok, dalam upaya mercka mcmcnangkan perjuangan
yang besar itu, dan tunlutan untuk menyelenggarakan pemilihan umum scbelum
waktunya justm mcmbuat mereka tcrpcrangah. Kaum Ekstrcm Kiri mcmbutuhkan paling
sedikit satu tahun lagi untuk melakukan konsolidasi, meredakan
siluasi, dan mcnggalang persaluan. Mcrcka gagal mencapai tujuan. Partai Buruh,
yang terlalu dini hams mencrima manifesto kaum Ekstrcm Kiri yang paling ekstrcm
dalam scjarah, bcrada dalam kckacauan total. Lcbih buruk lagi, masyarakat
Inggris telah mcnyaksikan seperti apa sebenarnya wa-jah kaum Ekstrcm Kiri.
Seperti yang Anda masih ingat, pemilihan umum 1983 lernyata mcrupakan bencana
bagi Partai Buruh yang saat ini seharusnya sudah bisa dikuasai olch kaum Ekstrem
Kiri. Tapi ton mi nurut pendapal saya, kcjadian itu malahan merupakan suatu
hikmah terselubung. Karena itu semua telah membuat teman-teman sejati kita di
dalam partai itu sctuju untuk menyangkal dirinya sendiri dan mcngakui realisme
dengan bcrani selama cmpat puluh bulan terakhir ini.
Singkatnya, dari 650 dacrah pemilihan di Inggris pada tahun 1983, Parlai Buruh
hanya memenangkan 209. Tapi sebenarnya itu tidaklah sc-buruk seperti nampaknya.
Satu hal, dari 209 MP dari Partai Buruh yang duduk di Parlcmcn, 100 di antaranya
sckarang jelas-jelas orang Kiri, 40 di anlaranya kaum Ekstrem Kiri. Mungkin
memang kecil jumlahnya, tapi Partai Buruh di Paricmcn saat ini adalah yang
paling kiri yang pernah duduk di Parlemen.
Kcdua, kekalahan dalam pemilihan itu mcngc-jutkan orang-orang bodoh itu, yang
mengira bahwa pcrjuangan mcrcbut kekuasaan sccara total telah
124 125 selesai. Mereka dengan cepat sadar bahwa setelah perjuangan yang pahit tapi
perlu, yang dilakukan teman-teman kita untuk menguasai Partai Buruh antara lahun
1979 dan 1983, sudah tiba waklunya untuk membangun kembali kesatuan dan memperbaiki basis kckuasaan yang telah rusak di dalam negeri, sambil mcmpersiapkan
diri untuk pemilihan umum yang akan datang. Program ini dimulai dan didalangi
oleh kaum Ekstrem Kiri pada bulan Oktober 1983, saat disclenggarakannya
Konferensi Partai, dan masih tetap dilaksanakan dengan setia sejak itu.
Kctiga, mcreka semua memandang perlunya kembali ke prinsip kcrahasiaan yang
dituntut oleh Lenin dari semua pengikut sejati yang sedang ber-juang di dalam
suatu masyarakat borjuis. Jadi tcma scluruh kegiatan kaum Ekstrem Kiri selama
empat puluh bulan terakhir ini adalah kembali ke prinsip kerahasiaan yang begitu
berhasil sclama awal dan pertengahan 1970-an. Ini diikuti dengan arus balik ke
sikap mod era i yang nyata dan mengherankan. Dibutuhkan upaya yang keras untuk
me-nckankan disiplin diri guna mencapai hal ini, tapi sekali lagi para kamcrad
belum sepenuhnya dapat mclaksanakan langkah ini.
Sejak Oktober 1983, kaum Ekstrem Kiri telah dcngan cfektif menunjukkan sikap
luwes, toleran, dan mode rat; yang dipentingkan adalah kesatuan partai, dan
sejumlah kompromi yang dilakukan dalam dogma kaum Ekstrem Kiri untuk mencapai
126 hal ini. Baik sayap kaum scntris yang merasa senang dan bersikap ?bersahabat dan media nampaknya benar-benar telah sangat terkesan oleh wa-jah
?baru teman-teman marxis-leninis kita yang dapat benar-benar mereka terima.


Protokol Keempat Karya Frederick Forsyth di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Dengan lebih tidak kentara, pengambilalihan Partai Buruh telah dapat
dilaksanakan dcngan tun tas. Sekarang semua komite strategis kalau bukan sudah
dikuasai oleh kaum Ekstrem Kiri, dapat diambil alih dalam satu rapat darurat.
Tapi dan ini adalah sebuah "tapi" yang penting mereka biasanya sudah cukup
? ?puas jika kctua komite strategis ini dipcrcayakan kepada orang yang bcrhaluan
Kiri Lunak, dan kadang-kadang jika su-prcmasi suara terlampau
?bcrlebihan bahkan kepada seorang scntris.
?Sayap kaum scntris, dengan pcngccualian sckilar sclusin anggota yang skeptis,
telah berhasil dilucuti kekuasaannya oleh persaluan yang bam saja berhasil
digalang kembali dan oleh lenyapnya gangguan dalam tubuh mereka sendiri.
Walaupun demikian, tangan besi itu masih tetap tcrbungkus samng tangan bcludm.
Di tingkat daerah pcmilihan, pengambilalihan kekuasaan para CLP lokal oleh
unsur-unsur Ekstrem Kiri masih terns berlangsung secara diam-diam dan luput dari
pcrhatian masyarakat dan media. Begitu jugalah yang sudah tcrjadi dengan scrikat
bumh perusahaan, sepanjang scjarahnya, seperti yang telah saya uraikan
sebclumnya. Sembilan 127 dari Scpuluh Besar dan setengah dari ketujuh puluh scrikat buruh yang masih ada
kini dikuasai oleh kaum Ekstrem Kiri, dan lagi-lagi di sini profile-nya scngaja
ditekan jauh lebih kc bawah danpada sebelum tahun 1983.
Kesimpulannya, scluruh Partai Buruh Inggris sckarang adalah milik kaum Ekstrem
Kiri, secara langsung, alau melalui tangan kaum Kiri Lunak, atau melalui para
scntris yang dikcndalikan, atau melalui pcnyclenggaraan rapat-rapat darurat
komite; dan ton, para anggota biasa Partai Buruh dan scrikat buruh, media, dan
massa pemberi suara dari Partai Buruh lama, nampaknya tidak mcnyadari kenyataan
ini. Selanjutnya, kaum Ekstrem Kiri selama empat puluh bulan telah mcmpersiapkan diri
mcnyambut pcmilihan umum Inggris yang akan datang dcngan sikap sea kanakan
merencanakan sebuah kampanye militcr. Untuk memperoleh mayoritas di Parlcmen
Inggris, dipcrlukan 325 kursi atau sckitar 330. Kaum Ekstrem Kiri sudah
?mengantongi 210. Yang 120 lagi, yang lepas dari tangan kita dalam pemilihan
tahun 1979 atau 1983, atau dua-duanya, dianggap bisa dimenangkan dan telah
ditctapkan sebagai target yang harus dicapai.
Adalah suatu kenyataan dalam kehidupan politik di Inggris bahwa rakyatnya,
setelah dua masa pemerintahan yang sama, sering kali berpendapat bahwa sudah
waktunya ada pergantian, bahkan jika pemcrintahan yang masih berjalan itu masih
128 disukai orang. Tapi orang Inggris hanya mau menggantinya kalau mcreka percaya
kepada penggantinya. Tujuan Partai Buruh dalam empat puluh bulan terakhir ini
adalah memperoleh kembali kc-pcrcayaan rakyat itu, walaupun dcngan cara mink
yang dilakukan oleh teman-teman kita di dalam partai itu.
Menilai situasi berdasarkan hasil angket opini publik akhir akhir ini, upaya itu
cukup berhasil, sebab perbedaan persentase antara Partai Konservatif yang
bcrkuasa dengan Partai Buruh hanya tinggal beberapa point saja. Jika diingat
pula bahwa sesuai dcngan sislem Inggris, delapan puluh kursi "inaijinal" yang
sesungguhnya menjadi pe-nentu bagi hasil akhir pcmilihan umum, dan kursi-kursi
marjinal ini dapat bergeser kc salah satu pihak karcna pengaruh lima belas
pcrscn "suara mengambang", maka Partai Buruh mempunyai peluang untuk kembali
memegang pemcrintahan pada pcmilihan umum Inggris yang akan datang.
Naiknya Partai Buruh kc puncak kckuasaan saja tidak akan cukup untuk
mengguncangkan Inggris, dan yang selanjutnya akan membawa Inggris ke ambang
revolusi yang lebih lanjuL Kiranya kita pcrlu mcnumbangkan pemimpin Partai Buruh
yang baru saja mcnang itu sebelum dia dipanggil kc Istana dan disumpah sebagai
peruana mcntcri, untuk kemudian digantikan oleh calon Ekstrem Kiri yang sudah
dipersiapkan sebagai pcrdana mcntcri Inggris pertama yang menganut paham
marxismc-leninisme. Rencana inilah yang sekarang sedang berjalan.
Izinkan saya untuk menyimpang lagi, unluk menjelaskan cara pemilihan pemimpin
Partai Bu-ruh. Setelah diperkcnalkannya sistem Icmbaga pemilihan atas desakan
tcman-teman Ekstrcm Kiri kita, proscdurnya scbagai berikut: setelah pemilihan
dilaksanakan, nominasi untuk jabatan pimpinan Partai Buruh ditutup tiga puluh
hari setelah para MP diambil sumpahnya. Setelah itu ada tenggang waktu tiga
bulan saat para calon dari kubu lain dapat mengajukan tuntutan mereka sebclum
anggota-anggota Icmbaga pemilihan itu bcrtemu. Apabila Partai Buruh kalah, maka
mungkin akan terjadi pergantian pimpinan; apabila menang, maka tidaklah akan
mungkin menumbangkan Perdana Menteri, sebab tiga bulan itu akan dipakai untuk
melakukan pemblokiran suara massa, yang akan mendukung dia.
Kemudian, tahun lalu, dalam konferensi Ok-tobcr, teman-teman kita yang menguasai
Komite Pclaksana Nasional berhasil melicinkan jalan bagi suatu "reformasi"
berskala kecil. Apabila Partai Buruh menang dalam pemilihan umum, pimpinannya
akan dimantapkan kedudukannya dengan ccpat dan efisien melalui cara-cara
berikut: semua pen-calonan harus dilakukan dalam waktu tiga hari sejak
diumumkannya hasil-hasil pemilihan; lalu suatu rapat luar biasa anggota lembaga
pemilihan akan diselenggarakan dalam waktu empat hari sc-130
telah itu. Setelah rapat anggota Icmbaga pemilihan itu dan "pemilihan" pimpinan
partai, tak akan ada pemilihan lagi selama dua tahun, dengan meniada-kan tahun
yang berada di antaranya.
Mereka yang bersikap ragu-ragu dalam mendukung "reformasi" ini diyakinkan bahwa
scluruh proses "konfirmasi" ini hanyalah formalitas saja. Jelas tidak ada orang
yang akan mencntang pimpinan yang baru saja menang itu, yang masih menunggu
untuk dipanggil ke Istana. Dan ia akan disahkan kembali dalam pemilihan ulang
yang tidak beroposisi, bukankah demikian"
Padahal, yang diharapkan adalah kcbalikan dari kenyataan ini. Seorang calon
alternatif akan mcngusulkan dirinya sendiri untuk jabatan pimpinan itu.
Sempitnya waktu mengakibatkan tidak mungkin-nya dilakukan pemblokiran suara
massa; komite -komitc pclaksana nasional akan membcrikan suara mereka yang empat
puluh persen itu atas nama jutaan anggota serikat buruh, dan komite-komite itu
dikuasai oleh teman-teman kita. Demikian pula halnya dengan komite komite daerah
pemilihan. Bergabung dengan separo Partai Parlemen, keduanya akan mengumpulkan
lebih dari lima puluh persen dari keanggotaan Icmbaga pemilihan. Itu akan
menjadi pimpinan baru yang akan dipanggil ke Istana oleh Sri Ratu.
Sekarang kita sampai kepada rinciannya. Di pu-sat kubu kaum Ekstrcm Kiri Partai
Buruh Inggris dan gerakan serikat buruh perusahaan ada kelom 131 pok dua puluh yang, secara bersama-sama, da pa I disebul mewakili sayap ultrakiri. Mereka tidak dapat disebut sebagai komite sebab, walaupun mereka selalu
saling bcrhubungan, mereka jarang se-kali atau malahan tidak pernah bertcmu di
satu tempat. Masing-masing telah menghabiskan seluruh hidupnya dengan bcrjuang
mencari jalan ke atas di dalam mekanisme partai; masing-masing mempunyai
pengaruh yang jauh, jauh lebih besar daripada yang nampak dalam jabatan
resminya. Masing-masing memiliki dedikasi tinggi, kaum marxis-leninis sejati.
Jumlah seluruhnya dua puluh orang, sembilan belas pria dan satu wanita. Yang
sembilan adalah aktivis serikat buruh, enam (termasuk yang wanita) adalah MP
dari Partai Buruh yang masih menjabat, dan sisanya terdiri dari dua akademikus,
seorang bangsawan, scornng ahli hu-kum, dan seorang penerbit. Orang-orang inilah
yang akan mengawali gebrakan dan mendalangi pengambilalihan kckuasaan.
Sekali berada di dalam kepemimpinan Parlai dan memegang jabatan perdana menteri,
sang pendatang baru akan memiliki kekuasaan penuh, yang ditopang oleh Komite
Pelaksana Nasional Partai yang dikuasai oleh kaum Ekstrem Kiri, untuk me-rombak
kabinetnya sesuai dengan seleranya dan untuk dengan scgera menangani program
Icgislatif yang dicanangkan. Singkatnya, rakyat seharusnya memilih orang yang
nampak seperti scorang tradi-sionalis Kiri Lunak atau sedikitnya suatu pemerin132 tahan yang reformis, tapi suatu rezim Ekstrem Kiri total akan memcnangkan
jabatan itu tanpa melalui prosedur pemilihan yang menjengkelkan itu.
Akan halnya program Icgislatif tersebut, program itu terdiri dari sebuah rencana
untuk melaksanakan dua puluh langkah yang diinginkan yang, karena alasan yang
jelas, belum dibuat dalam ben-tuk tertulis. Semua langkah-langkah itu sudah lama
merupakan tujuan. program kaum Ekstrem Kiri, walaupun hanya beberapa yang
dicakup dalam manifesto resmi Partai Buruh, dan itu pun dalam bentuk yang sudah
diperlcmah. Rencana dua puluh butir itu dikenal sebagai Manifesto untuk Revolusi
Inggris atau singkatan-nya MBR (Manifesto for the British Revolution). Lima ?belas butir pertama berkenaan dengan nasio-nalisasi massa terhadap perusahaanperusahaan swasta, hak milik, dan kckayaan pribadi; penghapusan semua pcmilikan
tanah, jasa pelayanan medis, dan usaha pendidikan swasta; pengendalian profesi
guru, kepolisian, media informasi, dan pengadilan oleh negara; dan penghapusan
Parlemen, yang mempunyai kekuasaan untuk menjatuhkan veto terhadap tindakan
pengabadian diri olch suatu pemcrintah yang tcrpilih. (Terbukti bahwa revolusi
Inggris dulu tidak dapat dicegah atau diubah arahnya olch wewenang para
pcmilih.) Tapi lima butir MBR terakhir secara vital mc-nyangkut kepentingan kita di sini
di Uni Soviet, jadi saya perlu mcnguraikannya.
133 1. Pengunduran diri Inggris, dengan mengabaikan semua kewajiban pakta, dari
Masyarakat Ekonomi Eropa.
2. Pengurangan kekuatan angkatan bersenjata konvcnsional Inggris menjadi
seperlima dari yang sekarang, dengan segera dan tanpa ditunda-tunda lagi.
3. Penghapusan dan penghancuran semua senjata nuklir dan sistem distribusi
senjata Inggris, dengan segera dan tanpa ditunda-tunda lagi.
4. Penyingkiran dengan segera dari Inggris semua persenjataan Amerika
? ?Serikat, nuklir dan konvensional, bersama dengan pcrsonclnya dan
perlengkapannya. 5. Pengunduran diri Inggris dengan segera dari, dan penolakan atas. North
Atlantic Treaty Organization (NATO).
Kiranya tidak perlu lagi saya gar is bawahi, Kamcrad Sekretaris Jenderal, bahwa
kclima usutan terakhir ini akan merusak pertahanan Persckutuan Barat, sampai
tingkat yang tidak akan pernah bisa diperbaiki lagi dalam kurun waktu hidup
kita, atau bahkan untuk sclamanya. Dengan tidak adanya Inggris, negara-ncgara
NATO yang lebih kecil mungkin akan mengikuti, dan NATO pelan-pelan akan mati,
meninggalkan Amerika Serikat berdiri sendiri di sisi Atlantik yang lain.
Jelaslah bahwa semua yang telah saya jelaskan dan uraikan dalam memorandum ini
tergantung pada pelaksanaannya, seiring dengan kemenangan
134 Partai Buruh, dan dalam hubungan ini, pemilihan umum yang akan datang, yang
diharapkan dilakukan dalam musim semi 1988, mungkin akan merupakan kesempatan
yang terakhir. Semua uraian di atas ini adalah yang saya mak-sud dengan komentar saya di
resepsi makan ma-lam Jenderal Kryuchkov, bahwa stabilitas polilik Inggris
senantiasa dinilai terlalu tinggi oleh Mos-kow "dan belum pernah lebih tinggi
daripada sekarang ini".
Hormat saya, Harold Adrian Russell Philby
Tanggapan sang Sckrctaris Jcndcral atas memorandum itu sangat mengherankan dan ?sangat menyenangkan ternyata cepat. Hampir-hampir tidak lebih dari schari
?setelah Philby menyerahkan memorandum itu kepada Mayor Pavlov, perwira muda yang
misterius dan bermata dingin dari Di rektorat Sembilan itu telah datang kembali.
Di tangannya ada sebuah amplop manila yang di-serahkannya kepada Philby tanpa
mengucapkan apa-apa sebelum ia membalikkan badannya untuk pergi.
Itu sebuah sural, lagi-lagi dengan tulisan tangan Sekretaris Jenderal, singkal
dan to the point seperti biasa.
Di dalam suratnya, pemimpin Soviet itu mengucapkan terima kasih kepada temannya
Philby untuk apa yang telah dilakukannya. Ia sendiri telah
135 mcngecek kebenaran isi memorandum itu dan me-nyatakannya sebagai sangat akurat
Oleh karena itu, ia beranggapan bahwa kemenangan Partai Buruh Inggris dalam
pemilihan umum yang akan datang adalah masalah top priority bagi Uni Soviet la
telah membentuk sebuah komite penasihat terbatas, yang bertanggung jawab dan
melapor ha-nya kepada dia sendiri, untuk memberikan pertim-bangan kepadanya
mengenai kemungkinan-kemungkinan di masa yang akan datang. Ia me-wajibkan dan
meminta bantuan Harold Philby untuk bertindak sebagai penasihat bagi komite
tersebut 136 5 PRESTON duduk di kantor Bertie Capstick yang nampak sangat kuatir dan scdang
mengamati sepuluh lembar kertas fotocopy yang tersebar di meja tulisnya. Ia
membacanya dengan teliti. "Be-rapa orang yang telah memegang amplop ini?" ia
bcrtanya. "Si tukang pos, pasti. Hanya Tuhan yang tahu berapa orang yang memegangnya di
kantor pe-nyeleksi. Di dalam gedung ini, orang-orang front-office, pesurun yang
mcmbawa sural-sural pagi ke tiap-tiap kantor, dan aku sendiri. Amplop ini pasti
akan menyebabkan banyak kerepotan bagimu."
"Dan kertas-kertas yang di dalamnya?"
"Cuma aku sendiri, Johnny. Tentu saja aku tidak tahu itu apa sampai aku
mengeluarkannya." Preston berpikir sejenak. "Selain orang yang mengeposkannya, kertas-kerlas itu,
kukira, mengandung sidik jari orang yang memindahkannya. Aku hams miiiia
Scotland Yard untuk memeriksanya. Secara pribadi aku tidak terlalu optimis.
Sekarang 137 mengenai isinya. Tampak seperti bahan tingkat tinggi sckali."
"Yang paling tinggi," kata Capstick dengan mu-ram. "Semuanya bersifat top
secret. Scbagian sangat peka sifatnya, mengcnai sekutu-sekutu NATO kita; rencana
antisipasi bagi NATO guna menghadapi kemungkinan berbagai ancaman Soviet ?bahan-bahan semacam itu."
"Baiklah," kata Preston, "man kita pikirkan kemungkinan-kemungkinannya. Sabar
sedikit Mi salnya, kita anggap bahwa ini dikirim kembali oleh scorang warga yang
peduli akan kepentingan masyarakat yang karena satu dan lain alasan tidak ingin
dikenali. Ini sering terjadi; orang tidak ingin tcrlibat Dari mana orang itu
memperoleh dokumen ini" Ada tas kantor yang ditinggalkan di ruang ganti pakaian,
taksi, klub?" Capstick menggelengkan kcpala. "Secara legal tidak mungkin, Johnny. Bahan
seperti ini tidak akan pernah dalam situasi apa pun keluar dari grilling,
? ?kecuali barangkali saat dikirimkan dalam kantong yang disegel ke Kantor
Kcmcnterian Luar Negcri atau Kantor Kabinet Sampai saat ini be-lum ada laporan
bahwa ada kantong milik Bagian Arsip yang diacak-acak orang. Lagi pula, dokumen
ini tidak ditandai dengan tujuan di luar gedung ini, seperti layaknya kalau
sebuah dokumen dikirimkan secara legal. Bahkan orang-orang yang belum terbiasa
dengan urusan begini pasti tahu aturan mainnya. Tak scorang pun sungguh tak
?scorang 138 pun yang boleh membawa pulang bahan seperti ini untuk dipelajari. Terjawabkah
?pcrtanyaanmu?" "Lebih dari cukup," kata Preston. "Dokumen ini datang kembali dari luar
kcmcnterian. Berarti sudah pernah dibawa keluar. Secara ilcgal. Kecerobohan
berat" Atau usaha pembocoran yang di sengaja?"
"Coba lihat tanggal-tanggal asalnya," kata Capstick. "Sepuluh lembar dokumen ini
bcrada dalam masa satu bulan. Tidak mungkin lembaran-lembaran ini tiba di mcja
dalam satu hari. Semuanya ini pasti dikumpulkan dalam suatu jangka waktu
tertcntu." Preston, dengan menggunakan saputangannya, memasukkan kembali kesepuluh lembar
dokumen itu ke dalam amplop asalnya. "Ini harus kubawa ke Charles Street,
Bertie. Boleh kupakai teleponmu?"
Ia menelcpon Charles Street dan minta dihubungkan langsung ke kantor Sir Bernard
Hcmmings. Dircklur Jenderal ada di tempat, setelah menunggu bebcrapa waktu dan
atas sedikil desakan dari Preston, akhirnya ia mau menjawab telcpon itu sendiri.
Preston hanya minta waktu untuk sebuah appointment beberapa menit setelah itu
dan itu diperolehnya. Ia meletakkan telepon dan menoleh kepada Brigadir
Capstick. "Bertie, untuk sementara ini jangan melakukan atau mengatakan apa-apa dulu.
Kepada siapa pun. Berlakulah seakan hari ini sama seperti hari-hari
139 rutin lainnya," kata Preston. "Kau akan terus ku-hubungi."
Tidak mungkin meninggalkan kementerian dengan membawa dokumen itu tanpa kawalan.
Brigadir Capstick meminjamkan kepadanya salah satu dari kurirnya, scorang bekas
pengawal yang kuat dan tegap.
Preston meninggalkan kcmcnterian dengan dokumen tersebut di dalam tas kantornya
sendiri dan naik taksi menuju Charges Apartments; ia menyaksikan taksi itu
lenyap melalui Clarges Street sebelum melangkahkan kakinya sejauh dua ratus
meter menuju Charles dan kantor pusatnya, di sana ia dapat menyuruh pengawalnya
meninggalkannya. Sir Bernard menemuinya sepuluh menit kemudian.
Spycatcher tua itu nampak muram, seakan ia sedang kesakitan, yang memang sering
dialaminya. Penyakit yang diidapnya jauh di dalam tubuhnya tidak kentara dari
luar, tapi tes-les medisnya tak dapat diragukan lagi. Tinggal setahun lagi, kata
mereka, dan tidak bisa dioperasi. Dia akan pensiun pada tanggal 1 September, dan


Protokol Keempat Karya Frederick Forsyth di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

ditambah dengan cuti masa kerja berarti ia sudah bisa pergi pertengahan Juli,
enam minggu sebelum ulang tahunnya yang kcenam puluh.
Barangkali dia sudah meninggalkan semua itu kalau bukan karena langgung jawab
pribadi mem-bebaninya. Ia punya istri kedua yang membawa scorang anak perempuan
tiri ke dalam perkawinan tersebut anak yang sangat dicintai pria tua yang?140
tak punya anak itu. Anak itu masih bersekolah. Pensiun sebelum waktunya akan
menyebabkan dana pensiunnya dipotong cukup banyak, yang akan menyebabkan
jandanya dan anak perempuan nya itu berada dalam kondisi yang kurang bagus.
Apakah itu bijaksana atau tidak, ia berusaha untuk melanjutkan be kerja sampai
saat pensiunnya yang resmi jatuh waktunya, supaya dengan demikian ia bisa
mewariskan pensiun penuh kepada mereka. Setelah bekerja seumur hidup, cuma aset
itulah yang dimilikinya. Preston menjelaskan secara singkat dan tepat apa yang telah terjadi di
Kementerian Pertahanan pagi itu, dan pandangan Capstick mengenai besarnya
kemungkinan bahwa dokumen itu dikeluarkan dari kementerian secara sengaja.
"Oh, my Godt lagi-lagi begilu," gumam Sir Bernard. Masih segar dalam ingatannya
peristiwa Vas-sall dan Prime, juga reaksi pahil orang Amerika ketika mereka
menerima berita itu. "Well, John, kau mau mulai dari mana?"
"Saya telah memberitahu Bertie Capstick untuk berdiam diri untuk sementara,"
kata Preston. "Kalau kita memang benar mempunyai scorang pengkhianat sejati di
dalam kementerian, maka ada misteri yang kedua: Stapa yang mengirimkan dokumen
ini kembali kepada kita" Pejalan kaki yang kebetulan lewat" Maling yang licin"
Istri yang memendam rasa bersalah" Kita tidak tahu. Tapi jika kita bisa
menemukan orang itu, kita mungkin
141 akan tahu di mana dia memperoleh barang itu. Itu akan memperpendek rangkaian
penyelidikan. Saya tidak berharap banyak mcngenai amplop itu cuma amplop
?coklat biasa yang dijual di ribuan toko, prangko biasa, alamatnya dalam hum I
bcsar blok yang dilulis dengan pena her ma la lunak, dan sudah dipegang-pegang
oleh begitu banyak orang yang tidak kita kenal. Tapi kertas-kertas di dalamnya
mungkin masih mcngandung sidik-sidik jari. Saya ingin Scotland Yard melakukan
tes atas semua kertas itu di bawah pengawasan, tentunya. Setelah itu, mungkin
?kita akan tahu apa yang harus kita lakukan."
"Gagasan bagus. Kauurus sektor itu," kata Sir Bernard. "Aku harus membcritahu
Tony Plumb dan barangkali juga Perry Jones. Aku akan berupaya agar bisa
mengadakan pertcmuan dengan mereka berdua saat makan siang. Tergantung pada
pendapat Perry Jones, tentunya, tapi kita harus menetapkan J1C barang ini.
Kaukerjakanlah apa rencanamu itu, John, dan hubungilah aku selalu. Kalau Yard
mencmukan scsuatu, aku ingin tahu."
Di Scotland Yard, mereka sangat membantu, menugaskan salah satu petugas lab
mereka yang terbaik untuk semua kepenlingan Preston. Preston berdiri di scbclah
teknisi sipil itu saat dia dengan hati hati membersihkan debu-debu pada setiap
kertas itu. Mau tak mau terbaca olch teknisi itu kata-kala TOP SECRET di setiap
kepala halaman. 142 "Ada yang nakal di Whitehall sana, ya?" tanya teknisi itu memancing.
Preston menggelengkan kepala. "Bodoh dan ma-las," ia berdusta. "Barang itu
seharusnya sudah berada di mesin pemusnah, bukannya di keranjang sampah. Akan
berakibat buruk bagi petugas yang bertanggung jawab alas ini kalau kita bisa
menemukan sidik jarinya di situ."
Teknisi itu tidak berminat lagi. Setelah selesai mcmeriksa semuanya, ia
menggelengkan kepala. "Tidak ada apa-apa," katanya. "Bersih sckali. Tapi satu
hal Anda harus tahu. Kertas-kertas itu telah dibersihkan. Ada satu set sidik
jari yang jelas, tentu saja, barangkali punya Anda sendiri."
Preston mcngangguk. Tak perlu diutarakan bahwa satu set sidik jari itu adalah
milik Brigadir Capstick. "Itulah masalahnya," kata teknisi itu. "Kertas jenis ini menyerap sidik jari
dengan sangat bagus, dan bisa bertahan selama berminggu-minggu, mungkin
berbulan-bulan. Seharusnya ada lagi paling sedikit satu set, mungkin lebih.
Petugas yang menyentuh ini sebelum Anda, misalnya. Tapi tidak ada apa-apa.
Sebelum dibuang ke dalam keranjang sampah, kertas-kertas ini telah dibersihkan
dengan secarik kain. Saya bisa melihat serat-serat kainnya. Tapi tidak ada sidik
jari. Maaf." Preston tidak meminta dia untuk mcmeriksa amplopnya. Siapa pun yang telah
menghapus sidik-sidik jari itu dari dokumen tersebut pastilah tidak
143 akan membiarkan sidik jarinya ada pada amplop itu. Lagi pula, amplop itu akan
mengungkapkan dustanya tentang petugas yang ceroboh. Ia memungut kesepuluh
kertas rahasia itu dan meninggalkan lab itu. Ternyata Capstick benar, pikirnya.
Memang ada kebocoran, kebocoran yang amat bu-ruk. Sudah jam tiga sore; ia
kembali ke Charles Street dan menunggu Sir Bernard.
Sir Bernard, dengan memaksakan diri, pergi ma-kan siang dengan Sir Anthony
Plumb, kepala Komite Intelijen Gabungan (JIC Joint Intelligence Committee), dan?Sir Peregrine Jones, wakil Menteri Pertahanan. Mereka bertcmu di sebuah ruang
khusus di klub St. James. Kedua pcjabat pemerintah senior itu agak tegang karena
sadar akan pentingnya permintaan Direktur Jenderal MI-5 dan memesan makan siang
mereka dengan agak tor cenung. Ketika pelayan sudah pergi, Sir Bernard
menceritakan kepada kedua orang itu apa yang telah terjadi. Sclera makan kedua
orang itu langsung hilang.
"Kalau saja Capstick sudah melaporkannya pa-daku," kata Sir Perry Jones sedikit
jengkel. "Sangat tidak enak diberitahu seperti ini."
"Kukira," kata Sir Bernard, "orangku, Preston, yang meminta dia untuk berdiam
diri sedikit lebih lama lagi, sebab kalau kita mengalami kebocoran di tingkat
tinggi dalam kementerian ini, pelakunya
144 tidak boleh tahu bahwa kita telah mendapatkan dokumen itu kembali."
Sir Peregrine menggerutu, tapi agak terhibur.
"Bagaimana pendapatmu. Perry?" tanya Sir Anthony Plumb. "Dengan cara yang
seceroboh apa bahan itu bisa keluar dari kementerian dalam ben-tuk fotocopy?"
Pejabat puncak Kementerian Pertahanan itu menggelengkan kepalanya. "Kebocoran
itu bisa saja terjadi di tingkat yang tidak setinggi itu," katanya. "Semua
pejabat puncak pasti punya staf pribadi. Sering kali banyak copy
dibuat terkadang tiga atau empat orang harus melihat suatu dokumen asli. Tapi ?copy-copy itu didaftarkan sewaktu dibuat, dan kemudian dihancurkan. Tiga copy
dibuat, maka tiga copy juga yang dimusnahkan setelah selesai dipakai.
Masalahnya, seorang pejabat senior tidak bisa memusnahkan dokumennya sendiri. Ia
akan menyerahkan tugas itu kepada salah satu stafnya. Tentu saja mereka
diperiksa dengan saksama, tapi tidak ada sistem yang sempurna. Kenyataannya,
copy-copy itu, yang dibuat dalam rentang waktu satu bulan penuh, bisa di-bawa
keluar dari kementerian. Tidak mungkin itu ketidaksengajaan atau bahkan
kecerobohan. Pastilah itu dilakukan dengan sengaja. Kurang ajar...." Ia meletakkan
pisau dan garpunya di atas makanan yang hampir tidak disentuhnya. "Maafkan aku,
Tony, tapi kukira ini adalah suatu hal yang amat buruk."
145 Sir Tony Plumb nampak muram. "Kurasa aku harus membentuk sebuah subkomile
icrbatas JIC," katanya. "Untuk masalah ini, harus sangat terbatas. Hanya Kantor
Kementerian Dalam Ncgeri, Kantor Kementerian Luar Negeri, Pertahanan, Sekretaris
Kabinet, Kepala-kepala Lima dan Enam, dan seseorang dari GCHQ. Tidak bisa lebih
kecil lagi dari itu."
Disetujui bahwa ia akan memanggil calon-calon anggota subkomite itu untuk
berapat keesokan ha rinya dan Hemmings akan memberitahu dia kalau Preston
memperolech sesuatu di Scotland Yard. Sampai di situ mereka berpisah.
JIC yang lengkap merupakan sebuah komite yang agak besar. Selain setengah lusin
kementerian dan sejumlah badan, ketiga angkatan bersenjata, dan kedua dinas
intelijen, tercakup juga di dalamnya perwakilan-perwakilan Canada, Australia,
New Zealand, yang berbasis di London, dan, tentu saja, ClA-nya Amerika.
Rapat-rapat pleno jarang sekali diadakan dan agak formal sifatnya. Subkomite
terbatas lebih se-ring diselenggarakan, scbab yang hadir di situ, yang berurusan
dengan masalah khusus, biasanya lebih saling mengenal secara pribadi dan dapat
menyelesaikan lebih banyak pekerjaan dalam waktu yang lebih singkat
Subkomite yang dibentuk Sir Anthony Plumb, sebagai kepala JIC dan sebagai
koordinalor in - 146 telijen pribadi Perdana Menteri, pada pagi tanggal 21 Januari itu diberi nama
sandi Paragon. Subkomite itu bertemu pada jam 10.00 pagi di Ruang Briefing
Kantor Kabinet, yang dikenal sebagai COBRA (Cabinet Office Briefing Room), dua
lan-tai di bawah lantai dasar Kantor Kabinet di Whitehall, yailu sebuah ruang
konferensi yang bcr-AC, kedap sUara, dan yang setiap hari dibersihkan dari alatalat penyadap. Secara teknis, tuan rumahnya adalah Sekretaris Kabinet, Sir Martin Flannery,
tapi ia mengalihkan jabatannya kepada Sir Anthony, yang mengepalai pertemuan
itu. Sir Perry Jones hadir di sana sebagai wakil Kementerian Pertahanan, Sir
Patrick (Paddy) Strickland dari Kementerian Luar Negeri, dan Sir Hubert Villiers
dari Kementerian Dalam Negeri, yang secara politis memimpin MI-5.
GCHQ (Government Communications Headquarters) atau Markas Besar Komunikasi
Pemerintahan, dinas pengawasan negara yang berkantor di Gloucestershire, yang
peranan pengawasannya begitu penting di zaman high-lech ini sehingga hampirhampir merupakan dinas intelijen terse n diri, telah mengirim wakil direktur
jenderalnya, karena DG (Direklur Jcndcral) sedang berlibur.
Sir Bernard Hemmings tiba dari Charles Street, dengan mcngajak Brian HarcourtSmilh. "Kurasa akan lebih baik jika Brian dilibatkan secara pe-nuh," Hemmings
menjelaskan kepada Sir Anthony. Semua yang hadir tahu bahwa yang dimaksudkan 147 nya adalah "kalau kalau sualu waktu aku tidak bisa hadir lagi."
Orang terakhir yang hadir, yang duduk diam tidak bergerak di ujung meja panjang
berhadapan dengan Sir Anthony Plumb, adalah Sir Nigel Irvine, kepala SIS (Secret
Intelligence Service) atau MI-6.
Anehnya, walaupun MI-5 memiliki scorang direktur jenderal, MI-6 tidak. Ia
memiliki seorang kepala (chief), di kalangan dunia intelijen dan Whitehall
dikenal sebagai "(?" saja, siapa pun namanya. Juga, lebih aneh lagi, "C" itu
bukanlah singkatan dari Chief. Nama pimpinan MI-6 yang pertama adalah MansfieldCummings, dan "C" ini adalah singkatan nama belakangnya itu. Ian Fleming
mengambil singkatan nama depannya, yaitu "M", untuk figur sang pimpinan di dalam
novel-novel James Bond-nya.
Jadi, total seluruhnya ada sembilan orang di sekeliling meja itu; tujuh di
antaranya bergelar bangsawan yang mewakili kekuasaan dan pengaruh yang lebih
besar daripada yang bisa dipunyai tujuh orang yang mana saja di Kerajaan
Inggris. Semua nya telah saling mengcnai dengan baik dan saling memanggil nama
depan masing-masing. Masing-masing dari mereka bisa memanggil kedua wakil
direktur jenderal itu dengan nama depan mereka, akan tetapi para DDG (Deputy
Director General Wakil Direktur Jenderal) itu memanggil?14S
pejabat-pejabat senior itu dengan sebutan "sir". Semua itu sudah dimaklumi.
Sir Anthony Plumb membuka rapat itu dengan uraian singkat tentang apa yang
ditemukan di hari scbelumnya, yang mengundang gumam-gumam kc-heranan, dan
menyilakan Sir Bernard Hemmings untuk melanjutkan ceritanya. Pimpinan Lima itu
mclcngkapinya dengan rinciannya, termasuk gagalnya Scotland Yard menemukan
sidik-sidik jari. Sir Perry Jones menutup pembicaraan itu dengan ke-yakinannya
bahwa keluarnya fotocopy-fotocopy itu dari dalam kementerian tidak mungkin
disebabkan oleh suatu kebetulan atau keccrobohan semata. Itu pasti dilakukan
dengan sengaja dan dengan sembunyi-sembunyi.
Ketika dia mengakhiri pembicaraannya, semua yang hadir di sekeliling meja itu
diam seribu bahasa. Dua kata menggantung bagaikan hantu di atas mereka semua:
damage assessment (perkiraan jumlah kcrugian). Sudah berapa lama itu
berlangsung" Bcrapa dokumen yang telah hilang" Tujuannya ke mana" (Mcski
pertanyaan yang satu ini sudah cukup jelas jawabannya.) Jenls-jenis dokumen apa
saja yang telah dibajak" Seberapa besar kerugian yang diderita Inggris dan
persekutuan NATO" Dan bagaimana caranya kita memberitahukan masalah ini kepada
sekutu-sekutu kita" "Siapa yang Anda tugaskan untuk menangani ini?" Sir Martin Flannery bertanya
kepada Hemmings. 149 "Namanya John Preston," kata Hemmings. "Dia adalah C1(A). Pejabat kementerian,
Brigadir Capstick, memanggil dia ketika bingkisan itu tiba melalui pos."
"Kita bisa... ee... menugaskan seseorang yang lebih... berpengalaman," usul Brian
Harcourt-Smith. Sir Bernard Hemmings mengernyitkan keningnya. "John Preston adalah pendatang
belakangan," ia menjelaskan. "Sudah bekerja bersama kita se-lama enam tahun.
Saya mempercayai dia sepenuhnya. Dan ada alasan lain. Kita hams menganggap bahwa
kebocoran ini disengaja."
Sir Perry Jones mengangguk dengan muram.
"Kita juga bisa menganggap," Hemmings melanjutkan, "bahwa orang yang bertanggung
ja-wab akan kusebut dia 'Chummy' sadar akan hilangnya dokumen itu dari
? ? tempatnya menyimpan. Kita bisa berharap bahwa Chummy tidak tahu bahwa dokumen
itu telah dikembalikan tanpa ala-mat pengirim ke kcmcnterian. Toh, kemungkinan
besar saat ini Chummy sedang kebingungan dan dalam keadaan frustrasi. Kalau kita
mengerahkan sepasukan penyelidik, Chummy akan tahu permainannya sudah berakhir.
Jangan sampai nanti dia kabur dan menjadi bintang di sebuah konferensi pers di
Moskow. Saya mengusulkan untuk sementara ini kila bersikap low profile saja dan
menjajaki apakah kita bisa memperoleh petunjuk secara dini. Sebagai pimpinan
C1(A) yang baru. 150 Preston cukup punya alasan untuk melakukan tur ke kementerian-kementerian dan
melakukan penyelidikan, dalam gaya rutin, sesuai dengan prosedur. Itu akan
merupakan penyamaran yang terbaik yang bisa kita peroleh. Kalau kita beruntung.
Chummy tidak akan menyadarinya."
Dari ujung meja tempat ia duduk Sir Nigel Irvine mengangguk. "Masuk akal,"
katanya. "Ada kemungkinan kau bisa memperoleh petunjuk melalui salah satu sumbermu,
Nigel?" tanya Anthony Plumb.
"Aku akan menugaskan beberapa orang pelacak," katanya seakan tak acuh. Andreyev,
begitu pikimya; dia perlu mengadakan pertemuan dengan Andreyev. "Bagaimana
dengan sekutu-sekutu kita yang bersimpati?"
Sir Nigel sudah tujuh tahun berdinas di posnya yang sekarang dan ini adalah
tahun dinasnya yang terakhir. Berperangai halus, berpengalaman, dan pandai
menyimpan perasaan, ia sangat di hormati oleh dinas-dinas rahasia sekutu Eropa
dan Amerika Utara. Toh, bertindak sebagai penanggung jawab masalah ini bukanlah
sesuatu yang dapat dianggap ringan. Tak bisa ditemukan jalan yang mudah untuk
memenangkan permainan ini. Dia sedang mempertimbangkan Alan Fox, agen penghubung
senior CIA London yang tidak ramah dan terkadang sarkastik. Alan akan minta
bayaran tinggi amat tinggi jika dilibatkan dalam masalah ini. Sir Nigel ? ?mengangkat bahu dan tersenyum. "Aku setuju dengan Bernard.
151 Chummy saat ini pasti sedang kuatir. Kurasa kita bisa menganggap dia tidak akan
cepat-cepat mencuri dokumen top secret lainnya dalam beberapa hari mendatang
ini. Akan lebih enak kita memberitahu sckutu-sekutu kita kalau sudah ada sedikit
kemajuan, dengan suatu perkiraan jumlah kerugian. Aku ingin menunggu dan melihat
apa yang bisa diperoleh oleh orang kita, Preston. Sedikitnya untuk beberapa hari
ini." Sir Anthony mengangguk. "Perkiraan jumlah kerugian memang sangat penting. Dan
rasanya itu tidak mungkin diperoleh sampai kita sudah bisa menemukan Chummy dan
membujuk dia untuk menjawab beberapa pertanyaan. Jadi untuk sementara ini kita
rupanya harus bergantung pada kemajuan yang dicapai Preston."
"Kedengarannya seperti judul sebuah buku," sa-lah seorang menggumam seusai
pertemuan itu, para permanent under secretary itu langsung melakukan briefing
dengan para mentrinya dalam kerahasiaan yang ketat, dan Sir Martin Flannery tahu
bahwa dia akan harus mengalami beberapa saat yang kurang nyaman dengan Mrs.
Margaret Thatcher yang sangat berwibawa.
* ??Keesokan harinya, di Moskow, sebuah komite lain menyelenggarakan pertemuannya
yang pertama. 152 Mayor Pavlov menelcpon Philby beberapa saat setelah makan siang untuk
memberitakan bahwa ia akan menjemput kamerad kolonel itu pada jam enam; sang
Kamerad Sekretaris Jenderal PKUS (Partai Komunis Uni Soviet) ingin berjumpa
dengannya. Philby menduga (dan ia benar) bahwa tenggang waktu lima jam itu
sengaja diberikan supaya dia bisa datang dalam keadaan tidak ma-buk dan dalam
pakaian yang layak. Jalan-jalan pada jam itu, yang diselimuti salju, penuh scsak dengan arus lalu
lintas, tapi mobil Chaika dengan pelat nomor MOC itu meluncur lancar di jalur
tengah yang disediakan khusus untuk kaum vlasti, kaum elit, kucing-kucing gemuk
dalam masyarakat tak berkclas yang menjadi im-pian Marx masyarakat itu ternyata?telah menjadi suatu masyarakat yang terkolak-kotak, berlapis-lapis, dan


Protokol Keempat Karya Frederick Forsyth di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

berkelas-kclas yang hanya bisa terjadi di dalam suatu hierarki birokratik yang
mahaluas. Ketika mereka melewati Ukraina Hotel, Philby menyangka mereka akan melakukan
perjalanan jauh ke dacha di Usovo, tapi kira-kira satu kilometer dari situ
mereka berbelok menuju pintu gerbang yang berportal yang menuju ke gedung
berlantai delapan yang besar di Kutuzovsky Prospekt 26. Philby terheran-heran
masuk ke tempat tinggal pribadi anggota Politbiro sungguh merupakan suatu
kehormatan yang langka. Nampak orang-orang Direktorat Utama Sembilan berlalu-lalang di trotoar dalam
pakaian biasa. 153 tapi yang bertugas di gerbang baja itu semuanya berseragam, mengenakan mantel
abu-abu tebal, topi shapka dari bulu binatang dengan penutup telinga terpasang,
dan dengan Icncana biru Pengawal Kremlin. Mayor Pavlov menunjukkan identitasnya
dan gerbang baja itu membuka. Cbaika itu meluncur menuju halaman gedung yang
luas dan lengang, kemudian berhenti
Tanpa mengucapkan apa-apa mayor itu membawa Philby masuk ke dalam gedung,
melalui dua pemeriksaan jati diri, dengan metal-detector yang tersembunyi dan Xray scanner, lalu menuju ke lift. Sampai di tingkat tiga mereka melangkah
keluar, seluruh lantai ini dimiliki olch sang Sekretaris Jenderal. Mayor Pavlov
mengetuk sebuah pintu; pintu itu membuka, muncul seorang major-domo kepala
?pelayan yang mengenakan pakaian putih-putih, yang menyilakan Philby masuk.
?Mayor yang pendiam itu melangkah mundur dan pintu tertutup di belakang Philby.
Pelayan mengambil mantel dan topi nya dan dia diantarkan ke sebuah ruang duduk
besar, sangat hangat karena orang-orang tua tidak tahan dingin, tapi herannya
pe-rabotannya sederhana. Tidak seperti Leonid Brezhnev, yang mcncintai pajangan yang scmarak, gaya
rococo, dan yang mewah, sekretaris jenderal ini dikenal sebagai seorang puritan
dalam seleranya pribadi. Perabotannya terbuat dari kayu Swedia atau Finlandia,
berbentuk sederhana, putih rapi, dan fungsional. Kecuali dua
154 permadani Bokhara yang pasti sangat mahal, tak ada barang antik. Ada sebuah meja
kopi rendah dan empat kursi yang diatur mengitarinya, lingkaran itu nampak
terbuka di satu tempat untuk kursi kelima yang masih belum ada. Nampak tiga
orang masih berdiri tak scorang pun duduk sebelum dipersilakan. Philby kenal
?mereka semua, dan mereka menyapanya dengan menganggukkan kepala.
Satu bernama Vladimir Ilich Krilov. la profesor sejarah modern di Universitas
Moskow. Peranannya yang terpenting adalah sebagai ensiklopedi berjalan mengenai
partai-partai sosialis dan komunis di Eropa Baral; ia mengkhususkan diri dalam
masalah masalah Inggris. Lebih penting lagi, dia juga anggola Soviet Tertinggi,
yaitu lembaga paling tinggi di Uni Soviet, yang menganut paham parlemcn satu
partai; anggota Akademi Ilmu Pengetahuan; dan sering berperan sebagai konsultan
bagi Departemen Internasional Komite Sentral tempat sang Sekretaris Jenderal
pernah menjabat sebagai pimpinan.
Pria yang mengenakan pakaian sipil tapi sikapnya seperti seorang militer itu
adalah Jenderal Pyotr Sergeivitch Marchenko. Philby hanya kenal dia scpintas
lalu, tapi tahu bahwa ia seorang per wira senior di GRU, dinas intelijen militer
milik angkatan bersenjata Soviet. Marchenko sangat ahli dalam teknik-teknik
keamanan dalam negeri dan lawannya destabilisasi, minatnya yang khusus adalah
negara-negara demokrasi Eropa Barat, yang angkatan kepolisiannya dan kekuatan
keamanan 155 dalam negerinya telah dipelajarinya selama separo masa hidupnya.
Orang yang ketiga adalah Dr. Josef Viktorovitch Rogov, juga seorang akademikus,
bidang fisika. Tapi kcmasyhurannya ada pada gelarnya yang satunya lagi grand ?master catur. Ia dikenal sebagai salab satu dari sedikit teman pribadi sang
Sekretaris Jenderal, orang yang string dimintai bantuan oleh pemimpin Soviet itu
manakala ia merasa perlu menggunakan otak kawannya yang cemerlang itu untuk
memikirkan tahapan-tahapan perencanaan operasi-operasi tertentu.
Keempat pria itu sudah dua menit berada di situ ketika pintu ganda di ujung
ruangan itu membuka dan masuklah sang penguasa Uni Soviet yang tak tcrbantahkan,
penguasa terhadap negara-negara satelit, dan koloni-koloninya.
Ia duduk di kursi roda yang didorong oleh seorang pembantu berperawakan jangkung
yang mengenakan jas putih. Kursi roda itu didorong masuk ke tempat kosong dalam
lingkaran itu, yang memang disediakan untuknya.
"Silakan duduk," kata sang Sekretaris Jenderal.
Philby heran melihat perubahan dalam diri orang ini. Ia berumur tujuh puluh lima
dan punggung tangannya berbercak-bercak seperti tangan orang yang sangat tua.
Operasi bedah jantung di tahun 198S nampaknya berhasil baik, dan alat pacu
jantung itu rupanya bcrfungsi dengan baik. Tapi toh dia kelihatan sangat rapuh.
Rambutnya 156 yang putih, tebal, dan berkilau dalam potret Upacara Hari Buruh, bulan Mci itu,
yang membuatnya nampak seperti seorang dokter keluarga yang favo-rii, kini telah
hampir lenyap. Di sekitar kedua ma ia nya nampak bercak-bercak kecoklatan.
Satu setengah kilometer dari Kutuzovsky Prospekt, dekat desa tua Kuntsevo, di
sebuah kawasan luas yang dikelilingi pagar kayu palisade sc.tinggi dua meter di
jantung hutan pohon birkin, tertetak Rumah Sakit Komite Sentral yang supereksklusif. Rumah sakit ini merupakan modernisasi dan per-luasan Klinik Kuntsevo
yang lama. Di halaman rumah sakit itu terletak dacha tua milik Stalin, sebuah
bungalo yang ternyata sangat sederhana tempat sang tiran telah begitu banyak
menghabiskan waktunya dan tempat ia akhirnya meninggal. Seluruh dacha ini telah
diubah bentuknya menjadi unit medis gawat darurat yang paling modern demi
kepentingan pria yang sekarang sedang duduk di kursi rodanya mengamati mereka
satu per satu. Enam dokter spesialis top standby penuh di dacha Kuntsevo itu,
dan mereka inilah yang setiap minggu menyelenggarakan perawatan terhadap sang
Sekretaris Jenderal. Nampak jelas bahwa mereka hanya sekadar berusaha
mempertahankan hidupnya. Tapi otaknya masih utuh, di balik tatapan mata yang
dingin melalui kacamata berbingkai emas itu. Ia jarang mengedipkan mata, dan
jika itu dilakukannya, maka kedipan matanya sangat lam-bat, bagaikan burung yang
tak berdaya. 157 Ia tidak menghabiskan waktu untuk berbasa-basi. Philby tahu ia tidak pernah
begitu. Sambil mengangguk kepada tiga pria yang lain, ia berkata, "Anda, para
Kamerad, telah membaca memorandum tcman kita, Kamerad Kolonel Philby."
Itu bukan pertanyaan, tapi ketiga pria yang lain mengangguk tanda setuju.
"Jadi Anda tidak akan heran kalau tahu bahwa saya menganggap kemenangan Partai
Buruh Inggris, yang berarti kemenangan sayap ultra-kiri partai itu, sebagai
suatu prioritas bagi kepentingan Soviet Saya berharap Anda berempat membentuk
sebuah komite yang amat tertulup untuk memberitahu saya akan metode-metodc yang
menurut Anda baik yang dapat membantu kita dengan cara terselubung, ?tentunya meraih kemenangan itu.
?"Anda tidak boleh mcmbicarakan ini dengan siapa pun. Dokumen-dokumen, kalau ada,
akan dibuat oleh Anda sendiri. Catatan-catatan akan di-bakar. Pertemuanpertcmuan akan diadakan di rumah-rumah pribadi. Anda tidak akan saling
berhubungan di depan umum. Anda tidak perlu ber-konsullasi dengan orang Iain.
Dan Anda akan melapor kepada saya dengan cara menelepon ke sini dan berbicara
dengan Mayor Pavlov. Saya kemudian akan mengatur pertemuan tempat Anda harus
mengemukakan usulan-usulan Anda."
Jelas bagi Philby bahwa pemimpin Soviet itu sedang mcmbicarakan masalah yang
amat rahasia 158 dan menganggapnya sebagai sesuatu yang amat serius. Seharusnya dia bisa saja
menyelenggarakan pertemuan itu di kantornya, di gedung Komite Sentral, bangunan
kelabu besar di Novaya Ploshed tempat semua pemimpin Soviet pernah bekerja scjak zaman Stalin. Tapi para anggota Politbiro yang Iain akan bisa melihal mereka
datang atau pergi, atau mendengar tentang pertemuan itu. Jelas Sekretaris
Jenderal sedang membentuk sebuah komite yang amat rahasia sifatnya, dan tak ada
orang lain yang boleh tahu.
Ada satu hal lagi yang ganjil. Kecuali Sekretaris Jenderal sendiri dan dia
?sudah tidak menjabat pimpinan badan itu tidak ada anggota KGB yang hadir;
?padahal Dircktorat Utama Satu memiliki banyak file tentang Inggris dan ahli-ahli
yang perlu dicocokkan. Karena alasan pribadinya, pemimpin yang 1 it in ini telah
memilih untuk tidak melibatkan badan yang dulu pernah dipimpinnya.
"Ada hal-hal yang ingin ditanyakan?"
Philby mengacungkan tangannya. Sang Sekretaris Jenderal mengangguk.
"Kamerad Sekretaris Jenderal, saya dulu menyetir sendiri mobil Volga saya. Sejak
mengalami stroke tahun lalu, para dokter melarang saya menyetir sendiri.
Sekarang istri saya yang menyetir untuk saya. Tapi dalam hal ini, demi menjaga
kerahasiaan..." "Saya akan menugaskan seorang pengemudi KGB untuk menyetir mobil Anda untuk hal
itu," 159 kata sang Sekretaris Jenderal lirih. Mereka semua tahu, kctiga pria lainnya
telah mempunyai pengc-mudi yang a man untuk maksud itu.
Tidak ada point-point lain. Dengan anggukan sang Sekretaris Jenderal, pembantu
itu mendorong kursi roda bersama penumpangnya kembali melalui pintu ganda.
Keempat penasihat itu bangkit dan bersiap-siap untuk pergi.
Dua hari kemudian, di dacha di pedesaan, milik salah satu akademikus itu, Komite
Albion melakukan pembicaraan yang intensif.
Seperti judul buku atau tidak, Preston sudah membuat beberapa kemajuan. Bahkan
saat sidang per la ma Komite Paragon masih berjalan, ia sudah berada di Bagian
Arsip, jauh di dalam di bawah Kementerian Pertahanan.
"Bertie," katanya kepada Brigadir Capstick, "se-jauh menyangkut kepentingan staf
di sini, aku ini sapu baru yang sedang mcrcpotkan diriku sendiri. Katakan kepada
mereka bahwa aku sedang mencoba mencari muka di depan atasanku. Pcmcrik-saan
prosedur secara rutin, mereka tidak perlu kuatir, cuma sesuatu yang agak
merepotkan." Capstick telah mcnjalankan bagian tugasnya, menyiarkan bahwa pimpinan baru CI
(A) sedang melakukan kunjungan ke kementerian-kementerian untuk menunjukkan
bahwa ia seorang pejabat yang aktif. Para petugas di Bagian Arsip melotot dan
melayani Preston dengan rasa jcngkcl yang discm 160 bunyikan. Tapi Preston diberi akses. untuk memeriksa file-file yang diambil dan?yang dikembalikan lagi, siapa saja yang telah melihal dokumcn-dokumen itu, dan
yang terpenting, pada tanggal-tanggal berapa saja.
Ia telah memperoleh satu hasil dengan cepat. Semua dokumen yang dipertanyakan
itu, kecuali satu, scharusnya ada di Kantor Kementerian Luar Negeri atau Kantor
Kabinet, sebab semua dokumen terscbut menyangkut sekutu-sckutu Inggris di NATO
dan bidang-bidang yang berkenaan dengan reaksi gabungan NATO terhadap berbagai
kemungkinan serangan Soviet.
Tapi satu dokumen tidak pernah keluar dari Kementerian Pertahanan. Permanent
Under Secretary, Sir Peregrine Jones, baru-baru ini kembali dari pembicaraan di
Washington di Pentagon; to-piknya adalah patroli gabungan oleh kapal-kapal selam
nuklir Inggris dan Amerika di Laut Tengah, Atlantik Tengah dan Selatan, dan
Samudera India. Ia telah mempcrsiapkan konscp makalahnya tentang pembicaraan itu
dan mengedarkannya ke sejumlah pejabat senior di dalam kementeriannya. Bahwa
ternyata konscp makalah terscbut terdapat di antara dokumcn-dokumen yang dicuri,
dalam bentuk fotocopy, sedikitnya berarti bahwa kebocoran itu terjadi di dalam
kementerian terscbut. Preston melakukan analisa, mulai dari apa yang terjadi bcrbulan bulan yang lalu,
atas distribusi dokumen-dokumen top-secret. Semakin menjadi
161 jelas bahwa dokumcn-dokumen yang dikembalikan dalam bingkisan itu dibuat dalam
suatu jangka waktu tertentu, dari yang pertama sampai yang terakhir, sclama
empat minggu. Jelas juga bahwa setiap pejabat yang pernah menerima dokumendokumen itu di mejanya juga telah menerima lebih dari itu. Jadi pencurinya
bcrsikap selektif. Ada dua puluh empat orang yang mungkin sudah memperoleh semua, yakni sepuluh
dokumen itu, demikian kesimpulan Preston di akhir hari kedua. Kemudian dia mutai
mcngecck data ke tidakhadiran dari kantor-kantor itu, perjalanan-pcrjalanan ke
luar negeri, siapa saja yang mcngaku sakit flu dengan mengccualikan mereka yang
?tidak mungkin punya akses selama masa pencurian itu dilakukan.
Ia dihambat oleh dua hal. Pertama, ia harus berpura-pura mcmeriksa sejumlah
penarikan dokumen yang lain supaya tidak mengundang kecurigaan atas kcsepuluh
dokumen khusus itu. Bahkan petugas-petugas Bagian Arsip pun suka gosip, dan
sumber kebocoran itu bisa saja seorang staf kelas rendah, scorang sekretaris
atau tukang ketik, yang bisa saja bergosip saat coffee-break dengan scorang
petugas adminislrasi. Kedua, ia tidak bisa menembus ke lantai-Iantai atas untuk
mcmeriksa jumlah fotocopy yang dibuat dari dokumen aslinya. Ia tahu bahwa lumrah
bagi seseorang untuk minta sebuah dokumen top-secret dikeluarkan atas namanya,
tapi mungkin saja orang itu ingin minta
162 pendapat dari rekannya. Jadi dibuatlah fotocopy, diberi nomor, dan diberikan
kepada rekan tersebut. Jika kelak dokumen itu dikembalikan, maka fotocopy itu
akan dimusnahkan atau, dalam kasus ini, tidak dimusnahkan. Dokumen aslinya ?dikembalikan ke Bagian Arsip. Tapi beberapa pasang mata mungkin telah sempat
melihat fotocopy itu. Untuk memecahkan hambatan yang kedua, Preston kembali ke kementerian bersama
Capstick setelah hari gelap dan mcnghabiskan dua malam di lantai-Iantai
atas yang kosong kccuali wanita-wanita pembersih yang bersikap tak
?acuh mengecek jumlah copy yang pernah dibuat. Dengan ini ia bisa melakukan
?pengurangan-pengurangan lagi akan pihak-pihak yang tersangkut, yaitu jika ada
dokumen yang ada pada pejabat pemerintah senior yang sama sekali tidak membuat
copy-nya sebelum mengembalikannya kepada Bagian Arsip. Pada tanggal 27 Januari
Preston mclapor kembali ke Charles Street dengan Catalan kemajuan sementara.
Brian Harcourt-Smith-lah yang menerima dia. Sir Bernard lagi-lagi tidak berada
di kantornya. "Senang sekali kau telah memperoleh sesuatu buat kita, John," kata HarcourtSmith. "Aku telah menerima dua telepon dari Sir Anthony Plumb. Rupanya orangorang Paragon itu mulai mendesak. Bicaralah."
"Pertama," kata Preston, "dokumen-dokumcn itu.
163 Itu ternyata diseleksi dengan hati-hati, seolah ma-ling kita hanya mengambil
bahan yang dipesan orang kepadanya. Itu membutuhkan keahlian. Jadi tidak mungkin
kalau dilakukan oleh staf kclas bawah. Mereka pasti akan bcroperasi sesuai
dengan prinsip sindrom magpie sejenis burung ga-gak, yaitu menyambar apa saja
?yang lewat. Ini mcmang catatan scmcntara, tapi jumlah tcrsangka sudah banyak
berkurang. Kukira pelakunya orang yang berpengalaman di bidang ini dan sadar
akan isi dokumennya. Berarti tidak mungkin pelakunya juru tulis atau pcsuruh.
Bagaimanapun juga, kebocoran itu tidak terjadi di Bagian Arsip. Tidak ada segel
kantong dokumen yang rusak, tidak ada pcnarikan dokumen yang ilegal atau pengcopy-an tanpa izin."
Harcourt-Smith mengangguk. "Jadi menumt kau itu terjadi di atas?"
"Ya, Brian, kukira begitu. Alasan yang kedua begini. Selama dua malam penuh
kuperiksa semua copy yang pernah dibuat. Tidak ada yang tidak be res. Jadi, cuma
tinggal satu hal saja. Pemus-nahan copy-copy itu. Seseorang seharusnya
memusnahkan tiga copy, tapi hanya dua yang dimus-nahkannya, lalu yang kctiga
diselundupkan keluar dari gedung. Sekarang tentang jumlah pejabat senior yang
bisa melakukan hal itu. "Ada dua puluh empat yang mcmpunyai kemungkinan berhubungan dengan kesepuluh
dokumen itu. Kukira yang dua belas bisa kukeluarkan
164 karena mereka hanya pernah membuat satu copy saja satu setiap orang yaitu
? ?untuk keperluan minta pendapat orang lain. Aturan mainnya cukup jelas. Seseorang
yang menerima fotocopy karena keperluan tadi harus mcngcmbalikannya kepada orang
yang mengirimkannya kepadanya. Menahan copy seperti itu akan menimbulkan
kecurigaan. Menahan sepuluh copy merupakan hal yang tidak pernah tprdengar
dilakukan orang. Jadi kita sudah bisa memfokuskan diri pada kedua belas orang
yang mengeluarkan dokumen asli dari Bagian Arsip.
"Dari mereka ini, tiga tidak ada di tempat karena bcrbagai alasan pada saat
pengeluaran dokumen yaitu dengan melihat tanggal-tanggal dokumen yang dikirim
?kembali oleh orang yang tidak dikenal itu. Orang-orang itu melakukan pengeluaran
dokumen pada tanggal-tanggal yang lain dan dengan demikian harus disisihkan dari
daftar. Berarti tinggal sembilan.
"Dari yang sembilan ini, empat tidak pernah membuat copy untuk minta pendapat
orang lain sama sekali tidak pernah, dan tentu saja peng-copy-an yang tidak ?diizinkan dan tidak didaftarkan adalah tidak mungkin.
"Kalau begitu tinggal lima," gumam Harcourt-Smith.
"Benar. Nah, ini hanya tentatif sementara sifatnya, tapi ini kcsimpulan
? ?terbaik yang bisa kubuat saat ini. Tiga dari lima itu, selama jangka
165 waktu itu, mempunyai dokumcn-dokumen lain di meja nya yang jenisnya sama dengan
dokumen-dokumen yang dicuri, yang isinya jauh lebih menarik, tapi tidak dicuri.
Logisnya, dokumen-dokumen itu seharusnya ikut dicuri. Jadi daftarnya kupersempit


Protokol Keempat Karya Frederick Forsyth di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sehingga hanya tinggal dua orang saja. Bclum ada yang pasti, cuma mereka
merupakan tersangka-tersangka utama."
Ia menyorongkan dua file ke arah Harcourt-Smith, yang melihatnya dengan rasa
ingin tahu. "Sir Richard Peters dan Mr. George Bcrenson," Harcourt-Smith membacanya. "Yang
pertama adalah asistcn Under Secretary yang menangani Kebijakan Internasional
dan Industrial, dan yang kedua adalah wakil Kepala Pengadaan Pertahanan (Defense
Procurement). Kedua orang itu tentu saja punya staf pribadi."
"Ya." "Tapi kau tidak mendaftar staf-staf mereka sebagai tersangka! Bolehkah kutanya
mengapa?" "Mereka memang tersangka," kata Preston. "Kedua orang itu mungkin mcnyuruh staf
mereka membuat copy-copy itu untuk nantinya dimusnahkan. Tapi itu berarti akan
menjaring lebih dari selusin orang. Seandainya ternyata kedua pemimpin itu
bcrsih, maka untuk menangkap bawahannya dengan kerja sama atasannya akan mudah
sekali. Aku ingin mulai dengan kedua pemimpin ini.
166 "Jadi apa yang kauperlukan?" kata Harcourt-Smith.
"Pengawasan total terselubung atas kedua orang ini untuk jangka waktu yang
terbatas, dengan pemcriksaan surat-surat pas dan penyadapan telepon," kata
Preston. "Aku akan minta pendapat Komite Paragon," kata Harcourt-Smith. "Tapi mereka ini
adalah pejabat-pejabat senior. Jangan sampai kau keliru."
Pertemuan Paragon yang kedua diselenggarakan di COBRA sore mcnjclang senja hari
itu. Harcourt-Smith mewakili Sir Bernard Hemmings. Dia membagikan transkrip
laporan Preston kepada semua yang hadir. Para pejabat senior itu membaca laporan
Preston dengan diam. Setelah .semua sclesai membaca, Sir Anthony Plumb bertanya,
"Well?" "Nampaknya cukup logis," kata Sir Hubert Villicrs.
"Kukira Mr. Preston telah melakukan tugasnya dengan baik sampai saat ini," kata
Sir Nigel Irvine. Harcourt-Smith tcrsenyum tipis. "Tentu saja bisa jadi bukan kedua pejabat yang
sangat senior ini," katanya. "Seorang juru tulis yang diminta untuk memusnahkan
copy-copy, bisa saja dengan mudah nicngumpulkan sepuluh dokumen."
Brian Harcourt-Smith dulu bcrsekolah di sebuah sekolah swasta yang tidak
terkenal dan ia menyan - 167 dang suatu perasaan rendab diri yang sebenarnya sangat tidak perlu. Di balik
penampilannya yang halus, ia mampu melakukan hal hal yang kurang baik. Sepanjang
hidupnya ia tidak senang melihat betapa orang-orang di sekitarnya bisa dengan
san-tai menangani masalah masalah kehidupan mereka. Ia tidak senang melihat
jaringan relasi dan persahabatan yang seakan tidak terbatas dan saling bcrkait,
yang tcrbcntuk scjak masa sckolah, ketika masih di universitas, atau semasa
berdinas dalam resimen tempur yang menjadi tempat mereka bergantung kapan saja ?mereka menghcndakinya. Itu biasa disebut sebagai "jaringan pak tua", atau
"lingkaran ajaib", dan yang terutama membuatnya kurang senang adalah karena ia
tidak termasuk kclompok itu. Satu hari nanti, begitu dikatakannya kepada dirinya
sendiri berulang kali, kalau ia telah memperoleh jabatan direktur jenderal dan
memperoleh gelar kebangsawanannya, ia akan dapat duduk sama tinggi dengan orangorang ini, dan mereka akan mau mendengarkan dia, benar-benar mendengarkan dia.
Di ujung meja. Sir Nigel Irvine, orang yang sangat peka, menangkap sorot mala
Harcourt-Smith dan merasa kuatir. Orang ini punya kcmam-puan untuk ma rah,
pikirnya. Irvine adalah rekan sebaya Sir Bernard Hemmings, dan mereka telah
saling mengenal sejak lama sekali. Ia tcpekur mc*-mikirkan calon pcngganti sang
Direktur Jenderal di musim gugur nanti. Ia bcrtanya-tanya dalam hati.
168 mengapa Harcourt-Smith punya kccenderungan untuk marah, dan punya ambisi
terselubung, dan ke manakah kcduanya ini akan menuju atau, barangkali, sudah
menuju. "Well, kita sudah mendengar apa yang diinginkan Mr. Preston," kata Sir Anthony
Plumb. "Pengawasan total. Akan kita penuhi itu?"
Tangan-tangan terangkat ke atas.
Setiap hari Jumat di MI-5 diselenggarakan apa yang mereka sebut sebagai rapat
"tawar-menawar". Direktur Cabang K, yaitu gabungan dari seksi-seksi, yang
bertindak sebagai pimpinan rapat Dalam rapat tawar-menawar, direktur-direktur
yang lain mengajukan permintaan-permintaan berkenaan dengan kcpcrluan-keperluan
mereka dana, pelayanan teknis, dan pengawasan terhadap tersangka-tersangka
?favorit mereka. Beban yang ter-berat selalu dipikul oleh direktur Cabang A, yang
mcngcndalikan para pcngawas itu. Minggu itu rapat nya didominasi, scjauh yang
menyangkut pc-nyediaan pcngawas. Mereka yang hadir pada hari Jumat tanggal 30
Januari itu mendapati bahwa daftar pengawas sudah kosong. Dua hari sebelumnya,
Harcourt-Smith, berdasarkan permintaan Paragon, telah memberikan kepada Preston
para pengawas (agen rahasia) yang diperlukannya. Dengan enam agen untuk setiap
satu tim (empat membentuk "box"-nya dan dua menunggu di mobil yang diparkir) dan
empat tim untuk setiap dua puluh
169 empat jam, ditambah dua petugas survai, maka ia telah mengambi! empat puluh
dclapan agen dan mencopotnya dari tugas mereka yang lain. Scmpat terjadi protes
kcras, tapi tak scorang pun bisa berbuat apa-apa mengenai hal itu.
"Ada dua target," para petugas pemberi briefing di Cork berkata kepada tim-tim
itu. "Yang satu sudah menikah tapi istrinya sedang bcrada di pc-desaan. Mereka
tinggal di sebuah apartemen di West End dan ia pergi kerja dengan berjalan kaki
ke kementerian setiap pagi, sekitar dua sctengah kilometer. Yang satu lagi
seorang bujangan, tinggal di luar Edenbridge, di Kent. Ia pulang-pcrgi dengan
kcrcta setiap hari. Kita akan mulai besok."
Bagian Technical Support Bantuan Tcknis mcngurus penyadapan telepon dan pengecckan surat-surat? ?pos, dan baik Sir Richard Peters mau-pun Mr. George Berenson akan diamati dengan
Tengkorak Darah 3 Pendekar Slebor 02 Dendam Dan Asmara Algojo Gunung Sutra 2

Cari Blog Ini