Ceritasilat Novel Online

Vertical Run 4

Vertical Run Karya Joseph R. Garber Bagian 4


perkiraan', dan 'diperkirakan'. Sebagai contoh, diduga keras Anda melemparkan
Direktur Senterex yang tidak berbahagia dari jendela 45 tingkat dari tanah.
Diperkirakan Anda melakukannya karena dia melihat jejak Anda di dekat
penyelewengan keuangan. Menurut perkiraan, Anda melakukan kenakalan dalam
transaksi keuangan perusahaan. Begitulah biasanya, bukan" Transaksi keuangan
yang meragukan, maksud saya."
819"Biasanya." "Nah, coba ceritakan pada saya, apakah Anda melakukannya" Mengakali dolar,
maksud saya. Tidak perlu malu. Kita adalah sahabat di sini, dan saya terbiasa
memegang rahasia. Katakanlah pada saya, berapa banyak yang Anda serobot, dan
mengapa" Apakah karena satu dari tiga R" Rum, redhead, dan racehorse, maksud
saya. Ayolah, krisis usia paro baya menimpa kita semua. Jangan malu mengakuinya.
Anda bisa menceritakannya pada saya. Saya akan menjaga rahasia rapat-rapat."
Mata Lee yang hitam pekat berkilau. Kulitnya menyala. Ia, pikir Dave, terlalu
tertarik. "Itu tidak penting sekarang."
Nick Lee mencondongkan badan ke depan. Dave melihat sederet titik keringat di
bibir atasnya. "Memang tidak. Saya hanya merasa ingin tahu. Meskipun demikian,
saya anggap sebagai kebaikan bila Anda mau memuaskannya. Maksud saya, rasa ingin
tahu saya." Dave menggeleng. Ia baru saja mengambil kesimpulan mengapa Lee begitu tertarik
pada urusannya dan Senterex. Sekarang ia berniat main-main.
Lee tersenyum simpul. "Mungkin kita bisa bertransaksi. Apalagi profesi saya
memang berdagang. Orang membeli; menjual; berharap mendapatkan laba yang
memadai. Itulah jiwa kapitalisme. Berdagang, maksud saya. Jadi, bila Anda mau
memberi saya satu-dua petunjuk mengenai faktor-faktor yang mendasari situasi
Anda sekarang, saya mungkin bisa memberikan sedikit bantuan kecil pada Anda."
"Bantuan itu harus agak besar."
320 Lee mengacungkan jarinya. "Ah, Anda sungguh cerdik. Anda mengerti."
"Tentu saja. Besok pagi saham Senterex akan jatuh. Kabar kematian Bernie dan
desas-desus penyelewengan finansial akan menyulut hal itu. Dan bila saya..." Suara
batinnya menawarkan nasihat, Pasang umpannya. "Bila saya atau orang lain..." Lee ?menjilat bibirnya "...bermain cepat dan leluasa dengan uang Senterex, saham
?perusahaan itu akan terjerembap lebih dalam. Sebaliknya, bila segalanya
beres atau kerusakannya hanya sedikit saham itu akan naik lagi. Bagaimanapun,
? ?orang yang tahu kejadian sebenarnya akan berada dalam posisi bagus untuk
mengambil tindakan mematikan."
Lee terpancing. Dave khawatir laki-laki ini akan meneteskan air liur,
"Begitulah. Menanam dan memetik pengaruh dalam option trading begitu menarik."
?"Orang yang punya informasi dalam bisa meraup $5 untuk setiap $1 yang
ditanamkannya." Lee menghirup napas. "Saya cenderung berpikir untuk mendapatkan $5 juta untuk
setiap $1 juta yang ditanamkan."
"Terserah." "Nah, apakah Anda mau membuat kesepakatan dengan saya" Sekarang sudah larut. Tak
lama lagi bursa di London, Frankfurt, Amsterdam, Zurich, dan Milan akan mulai.
Bila kita mau bertransaksi, mari kita selesaikan sekarang supaya saya bisa
membereskan urusan saya."
"Apa tawaran Anda?"
"Saya berikan yang terbaik untuk Anda. Beberapa
321rekan saya seperti Messrs. Boesky, Keating, Levine, Milken, dan lain-lain
telah membujuk saya agar membuat persiapan untuk bepergian dengan cepat bila
diperlukan. Kita tak bisa tahu kita perlu pergi ke suatu tempat segera. Karena
itu, di seberang Hudson di Bandara Teterboro, saya menyediakan pesawat
Gulfstream dengan bahan bakar penuh dan selalu siap. Pesawat itu dilengkapi
dengan semua yang diperlukan, termasuk, bisa saya tambahkan, beberapa tumpuk
mark Jerman, franc Swiss, yen, pound sterling, dan kalau ingatan saya benar,
satu atau dua Kruger-rand. Jet itu memiliki jarak jelajah cukup sehingga Anda
bisa memilih tempat perlindungan Anda mulai dari tempat-tempat tradisional di
Amerika Selatan, atau bila Anda mau, dan menurut rekomendasi saya, Spanyol yang
bermandi matahari, Portugal yang hangat, atau bahkan Yunani yang santai. Di
tempat-tempat itu biaya hidupnya rendah, cuacanya lembut, dan pihak yang
berwajib bisa ditenangkan tanpa biaya besar. Limusin saya diparkir di Fiftieth
Street. Sopirnya menunggu. Dalam sejam Anda sudah bisa terbang, dan segala
masalah Anda tinggalkan. Apa pendapat Anda?"
"Anda akan menyerahkan saya pada yang berwajib segera setelah saya keluar dari
kantor Anda." Dave mengarahkan pistol ke dada Lee. "Menurut surat kabar, Anda
sedang menghadapi gugatan untuk semua pelanggaran yang ada dalam buku. Anda akan
menawarkan saya pada mereka sebagai imbalan agar beberapa tuduhan dicabut. Anda
pialang, Mr. Lee, pedagang. Anda sendiri sudah mengatakannya. Anda tak bisa
bertransaksi seperti itu."
322 Wajah Lee berubah. "Tidak, sungguh, saya tidak..."
"Tutup mulut. Ada dua hal yang hendak saya katakan pada Anda. Yang pertama, saya
tak menjarah harta perusahaan Senterex. Paling tidak tak sendirian. Bernie ikut
dengan saya. Bahkan sebetulnya ini gagasannya. Kami mengambil dana pensiun,
ESOP, dan uang kas. Dan kami mendapatkan semuanya. Tak ada sepeser pun yang
tersisa. Senterex sudah bangkrut. Bernie tak kuat dengan tekanan ini. Itulah
sebabnya dia melompat dari jendela. "
Lee mengangguk bersemangat, matanya menyala-nyala dengan keserakahan. "Ya, oh,
ya!" "Yang kedua adalah ini: Anda akan tidur."
Kepala Lee tersentak. "Oh, tidak. Anda tak bisa. Bursa luar negeri akan buka
setiap saat sekarang. Saya tak bisa menjual..."
"Sayang. Tapi jangan khawatir, saya yakin Anda akan bangun saat bursa New York
mulai." "Jangan," rengeknya. "Jangan. Setidaknya biarkan saya menelepon Frankfurt..."
"Well..." Dave berdiri. Lee mengangkat muka dengan penuh harap. Ia meraih
teleponnya. Dave menyukai posisi dagunya. Lee melihat sorot matanya dan
menjerit, "Jangan pukul saya! Saya akan memar! Di kamar mandi saya. Dalam
lemari. Obat. Penenang. Pil tidur. Saya punya chloral hydrate. Tapi jangan pukul
saya!" Berat jam tangan emas Nicholas Lee terasa nyaman di pergelangan tangannya. Dave
butuh arloji, dan sungguh senang hatinya ternyata Lee memakai Rolex berat
seperti miliknya. 323Di lain pihak, dompet Nick Lee ternyata tak berguna. Yang ia bawa dalam
dompet itu hanyalah kartu kredit. Tapi ada penjepit uang Tiffany 18 karat di
saku celananya. Di situ ada beberapa lembar $20, $50, dan $100. Yang terbagus,
di sana ada beberapa lembar pecahan $500. Ternyata jumlahnya cukup banyak.
Pertama kau menjejalinya dengan informasi beracun mengenai bursa saham, lalu kau
mengambil semua uang dalam sakunya. Aku suka caramu.
Dave mengganjalkan bantal di bawah kepala Lee. Paling tidak itulah yang bisa
dilakukannya. Radio di sakunya berbunyi. Suara Ransome terdengar. "Oke, semuanya, saat untuk
rock and roli." di-scan dan di-djvu-kan untuk dimhader (dimhad.co.cc oleh:
OBI Salam buat dimhad-pangcu, suhu bbsc, kang zusi sekeluarga, otoy dengan
kameranya, syauqy_arr dengan lianaoki.wordpress.com -nya, grafity, dan semua
dimhader Dilarang meiig-komersil-kan atau kesialan , menimpa anda.
324 BAB 9 JACK 1. Unit tempur dalam keadaan terlemah ketika bergerak ke posisinya. Beberapa saat
anak buah Ransome akan lengah dan tidak bersiaga saat mereka menaiki tangga,
membuka pintu-pintu, dan mencari tempat berlindung. Dave punya keuntungan.
"Myna, aku sudah mengirim beberapa lagi ke lobi.".
"Mereka ada di sini."
Beberapa menit kekacauan ia tidak bisa membiarkan peluang ini lolos. Ia harus ?mencapai lantai 45 ke lemari arsip Bernie dan Marge Cohen lebih cepat
? ?daripada mereka. "Cukup bagus. Aku ingin mereka tersembunyi, dan aku ingin mereka waspada penuh."
"Kami siap, Robin."
325Lift-lift itu tak perlu dipertimbangkan lagi. Ada dua deret yang terpisah,
satu untuk 25 lantai pertama, dan satu untuk 25 lantai teratas. Ia tidak bisa
memakai lift ke Senterex tanpa lebih dulu kembali ke lobi. Laki-laki yang
dipanggil Myna itu tentu memantau panel kontrol lift. Begitu Dave menekan tombol
ke lantai 45, Myna akan segera tahu.
"Regu Alpha. Partridge, kau pegang komando. Jangan kecewakan aku."
"Afirmatif, Robin."
Satu-satunya cara adalah berlari naik. Mendaki 34 tingkat tangga.
"Parrot, kau pimpin regu B. Ini tugas cadangan untukmu. Lantai 43 di luar pintu
darurat sebelah selatan."
"Aye, aye, Robin. Kami akan sampai di pos dalam tiga menit."
Tapi Dave belum menelepon Kreuter. Ia melihat telepon pribadi Lee. Ia maju
selangkah menghampirinya.
"Pigeon, kau pimpin regu D. Kingfisher, kau dan regu C bersamaku."
"Aw, Bos, I's regurgitated. Sapphires mama done..."
"Sekali lagi lelucon Amos dan Andy, Kingfisher, dan tugasmu berikutnya adalah ke
Antartika." Dave berhenti dan menggeleng. Kreuter takkan mau bicara dengannya. Berusaha
meneleponnya hanyalah membuang-buang waktu.
"Sekarang kalian semua, dengarkan. Menjauhlah dari titik-titik masuk. Aku tak
ingin seorang pun terlihat dekat tangga atau lift. Satu-satunya peluang
326 cara ini berhasil adalah membiarkan sasaran masuk dengan mudah." "Motel kecoak?"
"Benar, Pigeon. Dia check' in, tapi tidak check out"
Dave berbalik ke arah pintu. Ia berhenti, dan melihat telepon. Ia tidak tahu apa
yang harus dikerjakannya.
"Satu hal terakhir. Aku lebih suka bila subjek tidak dibunuh. Kuanggap sebagai
bantuan pribadi bila kalian membidik kakinya. Hentikan dia. Silakan
menghancurkannya. Tapi jangan membunuhnya kecuali kalian tak punya alternatif
lain." Dave mengernyit. Perintah Ransome sungguh mengherankan. Apakah situasinya sudah
berubah, atau... Laki-laki yang dipanggil sebagai Kingfisher itu berbicara lagi, "Apa rencana
Anda, Chief?" "Baru saja masuk revisi untuk perintah-perintah siang tadi. Kita diinstruksikan
untuk merendam subjek dalam asam saat kita selesai. Tapi dalam perintah ini tak
ada syarat dia harus mati saat kita melakukannya."
"Mengerti, Chief." .
Dave meringis. Mengerti, Ransome.
"Siap ke tempat masing-masing."
Dave melihat ke pintu, la melihat ke telepon. Ia harus memutuskan.
2. "Bitte?" Dave ingin mencabut telepon itu dari soketnya. Perempuan keparat ini tidak bisa
bicara bahasa 327Inggris. "Kreuter," ia mendesis. "Saya ingin bicara dengan Mr. Jack Kreuter.
Kreuter. Tolong." Untuk ketika kalinya wanita itu menjawab, "Nein, nein, ich verstehe nicht."
Sungguh menggemaskan. Detik demi detik berlalu, dan perempuan keparat ini tak
mau memahaminya. Bagaimana mungkin ia tidak mengerti nama Kreuter" Terkutuklah
ia sampai ke neraka! Orang Swiss seharusnya mampu menguasai dua bahasa. Dave mencoba bahasa Prancis
patah-patah, "Mademoiselle, je desire a parler avec monsieur Kreuter, votre
president." "Bitte?" Dave merah padam karena marah. "Kreuter. Kreuter. Kau kraut tolol, apakah kau
tak tahu nama bosmu sendiri."
Perempuan itu menjawab dengan sopan, "Eins augenblick, bitte," dan Dave
menunggu. Beberapa detik kemudian suara wanita lain muncul di saluran. Ia bicara dengan
aksen berirama naik-turun yang lazim pada perempuan-perempuan Jerman yang
berbahasa Inggris, "Ya. Di sini Solvig. Ada yang bisa saya bantu?"
Terima kasih, Tuhan! "Saya mau bicara dengan Kolonel Kreuter."
"Ah." Dave tahu bahwa perempuan itu menutupi gagang teleponnya dengan tangan. Ia
mendengarnya berceloteh dalam bahasa Jerman. Lalu perempuan itu berbicara lagi
kepadanya, "Maaf atas kekacauan tadi. Kami mengucapkan 'crew-TER' dan Anda
mengucapkan 'CROY-ter\ Maaf."
Dave mengenakkan gigi. Perempuan itu menerus 328 kan, "Herr Kreuter belum tiba di biiro, bagaimana Anda mengucapkannya, di
kantor. Saya kira sebentar lagi dia akan datang. Boleh saya catat pesan Anda
supaya dia bisa menelepon Anda kembali?"
"Saya tidak bisa dihubungi. Saya akan menelepon lagi. Katakan padanya bahwa Dave
Elliot menelepon, dan saya akan menelepon kembali..."
Telepon berbunyi klik. Jantung Dave runtuh. "Halo!" teriaknya. "Halo! Kau masih
di sana?" Sesudah hening sesaat, terdengar suara yang diseret lamban, "Well, pindahkan.
Sambungkan aku dan gelitiki pantatku dengan bulu."
"Uh, apakah ini..." Dave tergagap-gagap. Ia tahu siapa orang ini.
"Nak, sungguh lama kau menunda meneleponku. Aku sampai sudah berhenti berharap."
Sambungan antara New York dan Basel sungguh jelas dan sempurna. Kedengarannya
seperti telepon lokal. Jack sepertinya sudah cukup siap untuk berbicara dengannya. Namun bukan begitu
reaksi yang diperkirakan Dave. Ia tidak tahu bagaimana menangani situasi ini.
"Well... kau tahu... uh..."
"Tentu. Ya, tentu. Seharusnya aku yang meneleponmu, tapi kupikir pilihan ada di
pihakmu." Ia tidak tahu pasti bagaimana menafsirkan kata-kata Jack. Ia tergagap-gagap
lemas, "Jadi, em... Jack, apa kabar?"
"Sebagian besar tak berubah, Nak. Tuhan rupanya menganggap aku layak menerima
kesehatan dan mempertahankan rambutku. Tak bisa minta lebih dari itu. Dan
bagaimana denganmu" Kau baik-baik dan sehat?"
329"Sama-sama."
"Dan keluargamu. Bagaimana dengan si pirang yang fotonya selalu kaubawa?"
"Annie. Baik, tapi kami... Ah, aku sudah punya istri baru sekarang."
"Yah, bukankah kita semua begitu. Omong-omong, aku sendiri sudah ganti enam
kali. Seperti kata orang, nasib buruk bisa saja terjadi. Jadi bagaimana dengan
kariermu" Kau baik-baik jadi pengacara hebat dan meraup banyak uang?"?"Aku tidak kuliah di fakultas hukum. Aku cuma usahawan New York biasa. Tapi ya,
kurasa aku baik-baik saja. Atau setidaknya dulu. Aku... ah... boleh kausebut
kehilangan pekerjaan."
"Aku ikut menyesal, Nak. Benar-benar menyesal. Sekarang aku juga berbisnis.
Perusahaan lama yang kumiliki di sini, pabrik uang. Terhebat yang pernah
kausaksikan. Aku akan terpaksa membuat gudang uang besar seperti Gober Bebek.
Mungkin menurutmu jiwa tempur, prajurit terhormat tak bisa menghasilkan laba,
tapi nyatanya bisa. Nak, dengar kataku, tentara bayaran dan perdagangan senjata
adalah bisnis yang berkembang untuk tahun '90-an."
"Aku ikut senang, Jack."
"Tadi kau bilang kau baru saja kehilangan pekerjaan, kan?" "Yah..."
"Persetan, Nak, mengapa kau tak naik burung perak besar, dan terbang ke sini.
Kita bisa ngobrol. Mungkin aku punya lowongan di suatu tempat."
"Uh..." "Ayolah, Nak. Kau selamanya favoritku, kau tahu
330 itu. Aku tak pernah bertemu dengan siapa pun yang lebih baik darimu."
"Jack, aku... oh, aduh, Jack..." Tidak, bukan ini yang diharapkannya. Mirip pun
tidak. "Oh, sudahlah, Nak. Ada apa" Apakah kau masih diberati kejadian di 'Nam dulu?"
"Bukan itu." Karena alasan yang aneh, Dave merasa matanya berkedut-kedut. "Atau
mungkin itu. Tapi, aduh, Jack, aku yang melaporkanmu!"
"Ya, lalu kenapa?" Jawaban yang keliru. Bukan itu yang ingin didengar Dave.
"Kau diadili di mahkamah militer."
"Lalu kenapa lagi?"
Tak sanggup berbicara, Dave menggerakkan rahangnya maju-mundur.
"Diadili di mahkamah militer bukan harga yang terlalu mahal untuk dibayar.
Mereka orang-orang jahat dan perlu dibunuh, dan ketika mereka lenyap, bumi ini


Vertical Run Karya Joseph R. Garber di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

jadi tempat yang agak lebih baik."
Dave hampir tak bisa mengeluarkan kata-katanya, "Jack, aku yang meniup peluit
melaporkanmu." "Oh, sialan, gara-gara itulah rupanya selama bertahun-tahun ini kau tak mau
meneleponku. Kaupikir aku masih marah atau apa. Tolol, Nak, itu benar-benar
tolol. Aku tak pernah marah padamu kecuali mungkin agak kesal. Apalagi kau cuma
melakukan yang benar. Nah, Nak, pernahkah kau melihatku mengeluh tentang orang
yang berbuat benar" Tidak, bukan begitu watakku. Memang, aku agak mencemaskan
pengadilan itu. Tapi tidak terlalu. Kurasa mereka tak punya keberanian untuk
memasukkanku ke penjara dengan semua yang kuketahui. Dan mereka tak
331melakukannya. Jadi persetan, mereka menendangku keluar dari Angkatan
Bersenjata. Sekarang aku punya rekening gemuk di bank Swiss, dan aku naik
Mercedes besar. Waktu aku mengendarainya mereka mengirim pesuruh-pesuruh mereka
berlarian untuk membuka pintu bagiku. Heh! Coba katakan padaku, Nak, coba
katakan, untuk apa aku harus marah padamu?"
Dua puluh lima tahun dihabiskan David Elliot dengan menghukum diri sendiri
karena sesuatu yang dianggapnya sebagai dosa. Namun ternyata si korban tidak
menyalahkannya. Si korban justru berterima kasih. Itu lebih parah daripada
pengampunan. Ia memukulkan tinjunya ke dinding.
"Kau masih di sana, Nak?"
"Aku di sini." Dave melirik tangannya. Darah merembes di buku jarinya.
"Nah, sekarang. Pasti apa" sekitar pukul 03.00 di situ. Kukira kau tak ? ?menelepon sekadar untuk basa-basi."
"Benar." Ia mengibaskan rasa sakit dari jemarinya. Rasa sakit itu biasa saja.
"Oke, kalau begitu kau mau mengatakan apa yang ada dalam pikiranmu?"
Dave hendak mengucapkan sesuatu. Ia menggigit lidahnya, menarik napas dalam, dan
mulai bicara. "Jack, apakah kau kenal... apakah kau pernah dengar seseorang
bernama John Ransome?"
Suara Kreuter jadi bersemangat. "Johnny Ransome" Tentu saja aku tahu. Dia sersan
di unit itu, oh, coba kuingat-ingat, mungkin delapan atau sembilan bulan sebelum
kau datang." Jantung Dave berdebar-debar. Ransome pernah jadi
332 salah satu anak buah Kreuter. Mungkin mereka berdua masih berhubungan. "Di mana
dia sekarang?" "Tidak ke mana-mana, kecuali namanya yang terpampang pada dinding hitam yang
mereka dirikan di Washington."
"Mati?" Dave menggigit bibirnya.
"Benar. Menginjak ranjau. Akulah yang memasukkannya ke kantong dan
mengidentifikasinya. Mengapa kau tanya?"
"Ada orang yang memakai namanya. Katanya dia pernah bertugas bersamamu."
"Banyak yang pernah melakukannya. Bagaimana tampangnya?"
"Besar, gempal, sangat berotot. Rambut kelabu pasir. Wajah persegi. Tingginya
175 atau 180 senti. Aksen Appalachian, kedengaran seperti... orang yang kita
kenal." "Bisa salah satu dari selusin orang yang berlainan. Apa lagi yang bisa
kauceritakan tentang dia?"
"Tak banyak. Kecuali... mungkin, hanya mungkin nama aslinya Donald. Kudengar..."
"Wah, wah. Dulu ada dua Donald dalam unit itu pada saat yang sama dengan Sersan
Johnny. Yang satu letnan dua, yang lain kapten. Orang-orang memanggil letnan itu
Tceman', sedang yang satunya 'Captain Cold' mereka berdua orang-orang busuk ?seperti kau."
"Aku bukan orang busuk."
Jack menyeret umpatan itu, "Bulllll-sheeeeet! Satu-satunya perbedaan antara kau
dan mereka berdua adalah kau punya selera humor."
Uh-uh, pikir Dave. Tidak. Tidak benar. Aku tidak
333sama dengan mereka, tidak pernah, dan takkan pernah...
"Jadi bagaimana, Nak, apa lagi yang bisa kauceritakan padaku tentang Donaldkeparat-Donald-mu ini?"
"Dia punya banyak kartu identitas. Salah satu menyebutkan dia bekerja di
Departemen Veteran. Satu lainnya menyebutkan dia bekerja untuk sesuatu yang
disebut The Specialist Consulting Group."
Dave mendengar Jack menarik napas keras. "Apa urusanmu dengan mereka?"
Dave tak menghiraukan pertanyaan itu. "Siapakah mereka, Jack?"
Suara Kreuter bernada tidak setuju. "Kontraktor. Pembunuh bayaran. Jenis yang
takkan disentuh orang-orang seperti aku dengan garu sampah sekalipun."
"Apa..." Kreuter mendengus. "Kurasa aku kedengaran sok suci. Sama seperti lelucon tentang
pengacara dan penyelundup perempuan dari Tijuana itu. Standar profesional dan
lain-lain. Tapi, tidak, mereka melakukan pekerjaan yang sama sekali takkan
kukerjakan. Specialist Consultin', entah apa, rasanya tak punya nilai moral.
Setidaknya, setahuku."
"Untuk siapa mereka bekerja?"
"Siapa saja yang punya uang. Siapa saja yang ingin orang lain menyelesaikan
pekerjaan kotor mereka, dan bersedia membayarnya."
"Pemerintah?" "Tidak belakangan ini, itu pasti. Specialist Consultin' sudah lama tidak dipakai
untuk pekerjaan Pemerintah AS. Sekitar dua puluh tahun lebih. Di
334 Washington tak bakal ada yang menyentuh mereka. Bukan berarti mereka sama sekali
tak punya satu-dua hubungan, entah di mana, entah bagaimana. Bukan hubungan
langsung, bukan sebagai kontraktor utama dan bukan pula sebagai subkontraktor.
Mungkin sub-subkontraktor atau sesuatu seperti itu. Mereka sudah ada sejak dulu,
sejak ayahku pulang dari perangnya. Jadi beralasan kalau mereka punya teman.
Nah, sekarang apakah kau akan menceritakan padaku mengapa kau bertanya-tanya
tentang mereka" Terus terang itu bukan pertanyaan yang akan diajukan warga
negara baik-baik." "Aku punya alasan sendiri. Ceritakanlah padaku tentang mereka, Jack. Siapa
mereka dan apa yang mereka kerjakan?"
"Oh, aku tak kenal mereka. Juga tak ingin kenal. Dan mengenai apa yang mereka
kerjakan, well, umumnya kelompok seperti Specialist itu terlibat dalam segala
macam bisnis. Intelijen dan analisis, menyuap dan membujuk perwira asing,
menjadi subkontraktor operasi, pekerjaan kotor R&D, penjualan senjata, plus
menyelundup dan masuk dan menyadap tempat orang lain serta berbagai pekerjaan
kotor lain." "Pekerjaan kotor R&D?"
"Ya, pekerjaan iblis yang hanya terpikir oleh pikiran bawah sadarmu yang paling
kotor." "Maksudmu..."
"Nak, aku tak suka berlarut-larut membicarakan hal ini."
Dave menghela napas dalam. "Jack, aku harus tahu. Harus!"
Kreuter mengeluh. "Yang kuketahui tak lebih dari
335spekulasi. Aku cuma bisa bilang padamu bahwa desas-desus sudah beredar
lama selama yang kuingat. Di akhir Perang Dunia II, pihak Rooskie menduduki ?Jerman bagian timur tempat para Kraut itu paling banyak membangun kamp kematian,
dan paling banyak, dalam tanda kutip, melakukan eksperimen medis. Menguasainya,
bisa kaubayangkan Joe Stalin, yang gila seperti tikus kakus, tentu mendapatkan
segala kebusukan yang sedang digarap para Kraut itu. Dan kaupikir sendiri begitu
orang-orang kita tahu, mereka mengatakan bila pihak Rusia punya barang itu, kita
harus punya juga." "Barang, Jack?"
"Bibit penyakit, Nak, bibit penyakit. Penyakit menular. Kuman dan virus dan
senjata biologi. Menurut desas-desus banyak ilmuwan musuh yang waktu itu
mengembangkannya. Menurut desas-desus masih ada yang melakukannya."
Mereka terdiam lama, Dave menyalakan sebatang rokok.
"Kau diam saja, Nak." Suara Jack jadi lembut. Dalam ucapannya tersimpan
keprihatinan. "Cuma berpikir, Jack." "Berpikir apa?"
"Apa yang akan terjadi bila lima puluh tahun lalu seseorang, katakan saja dokter
Angkatan Bersenjata dalam staf MacArthur, kebetulan menemukan fasilitas riset
senjata biologi Jepang."
"Pertanyaan mudah, Nak. Barang-barang itu dikemas dan dikirim pulang. Sama
seperti yang mereka lakukan dengan semua lab roket Nazi, serta orang-orangnya."
336 "Lalu apa?" "Kau harus ingat, senjata biologis sangat ilegal. Dilarang oleh Kongres dan
dikutuk oleh perjanjian bersama. Jadi mereka akan melakukan apa saja untuk
menjaga kerahasiaannya. Misalnya mereka takkan mensubkontrakkannya pada orang
luar mungkin pada teman-temanmu dari Specialist Consultin' atau orang-orang ?seperti mereka. Dan beberapa orang yang perlu tahu mengenai hal itu akan
diberitahu bahwa semua itu sekadar untuk riset sekadar agar. tak ketinggalan
?dari apa yang dikerjakan Rusia. Orang-orang Rusia itu punya sesuatu yang
dinamakan Biopreparat untuk diujicobakan di pulau di Laut Aral. Tak seorang pun
diizinkan pergi ke pulau itu. Mereka yang pergi tak pernah kembali. Jadi bisa
kaubayangkan bila pihak Rusia melakukan kegiatan R&D haram, tentu pihak Yankee
juga. Dan tentu saja bila mereka pihak kita atau pihak mereka merasa seseorang
? ?akan membuka rahasia mereka, mereka akan melakukan apa yang secara teknis
disebut 'appropriate sanction1, istilah yang definisinya mencantumkan juga
langkah-langkah yang patut disesalkan namun perlu, langkah-langkah yang sudah
kita kenal dengan sedih."
"Satu pertanyaan terakhir, Jack. Apa yang akan terjadi pada seseorang yang
terinfeksi oleh salah satu senjata itu?"
"Nak, kemungkinan besar akan mati."
Monyet itu. Monyet tolol keparat itu.
Ia sudah curiga sejak kucing Marge waspada terhadapnya, sudah tahu sejak ia
melihat bagian dalam akuisisi terakhir Bernie Levy, dan sejak itu meng 337habiskan setiap detik dengan berdoa mudah-mudahan ia keliru.
Lockyear menjadi kedok untuk laboratorium riset senjata biologis. Lab yang sudah
ada sejak akhir Perang Dunia II. Lab yang didirikan oleh laki-laki yang merasa
pantas berpose dengan seragam militer berusia lima puluh tahun untuk potretnya.
Laboratorium senjata. Dari luarnya lab itu seperti perusahaan bioteknologi
biasa. Tetapi di bagian dalamnya di dalam Lab nomor lima tempat itu jauh
? ?daripada sekadar biasa. Monyet itu pun bukan binatang lab biasa. Monyet itu
telah terinfeksi zat uji coba. Dan monyet itu lepas dan menggigit...
David Elliot almarhum. Bernie telah dibujuk agar membeli Lockyear. Siapa yang tahu bagaimana atau
mengapa" Mungkin Harry Halliwell, si pialang jujur, menangani transaksi itu.
Mungkin orang lain. Itu tidak penting. Yang penting adalah mereka telah menarik
rasa tanggung jawab dalam diri Bernie. Ia jatuh ke dalam kebohongan yang mereka
ceritakan padanya. Itulah sebabnya ia bersedia melakukannya. Itu mestinya tak
jadi masalah baginya. Tidak bila mereka mengungkit rasa patriotismenya. Semper
Fidelis. Bernie yang malang. Ia tidak tahu yang sebenarnya tentang Lockyear. Mereka tidak
bercerita padanya. Tidak sampai...
Ia menugaskan mantan tukang mengadu untuk menangani transaksi ini. Dan tukang
mengadu itu terinfeksi. Cepat atau lambat Dave akan mulai memperlihatkan gejala. Ia akan pergi menemui
dokter. Lalu menjalani 338 beberapa tes. Tes itu akan mengungkapkan sesuatu yang tak dapat dijelaskan. Dan
masalah pun akan meledak.
Panggilan ke Pusat Pengawasan Penyakit. Konsultasi dengan Organisasi Kesehatan
Dunia. Pertanyaan, pertanyaan, dan lebih banyak pertanyaan.
Pertapaan diajukan kepada orang-orang yang tidak suka pertanyaan.
Penyakit ini menular, kau tahu. Benar-benar amat menular.
Dave menuang kopi untuk diminumnya sendiri ketika ia berada di kantor Bernie.
Bernie minum dari cangkir yang sama. Kemudian ia bunuh diri. "Bernie Levy hanya
menyalahkan Bernie Levy. Itu lelucon yang menggelikan, Davy. Berbalik adalah
permainan yang adil..."
Ia membawa cangkir itu bersamanya. Empat puluh lima tingkat dari tanah.
Apa pun yang menimpa Dave, infeksi itu tentu sangat hebat sehingga Bernie lebih
suka bunuh diri daripada menanggungnya. Dan Ketika Partridge mengira Dave telah
kabur dari gedung itu, ia berkata, "Matilah kita semua."
Marge. Itulah sebabnya mereka melakukan vaginal smear dan mengambil sampel darah.
Mereka khawatir Dave telah...
Andai kata kau sampai menciumnya saja. Apa pun penyakit yang ia dapatkan dari
monyet itu tentulah lebih dari sekadar serius. Kaupikir bisa diobati"
Bila obatnya ada, mengapa mereka tidak memberikan saja obat itu kepadanya"
339Lebih mudah membunuhmu dan urusan selesai. Kau tukang tiup peluit, ingat"
Misalkan mereka memberimu obat. Apakah kau akan menunjukkan terima kasih yang
sepantasnya dan menutup mulut besarmu itu" Atau apakah kau akan go public" Dan
seandainya kau mereka, orang busuk seperti kau ini, apakah kau bersedia
mengambil riMko" Di ujung seberang sambungan telepon sejauh 6.400 kilometer itu, Mamba Jack
Kreuter bertanya, "Kau sudah menyimpulkan situasimu, Nak?"
"Begitulah, Jack." .
"Kau mau menceritakannya padaku?"
Dave mengembuskan napas panjang. "Terima kasih, Jack. Tapi sebaiknya tidak."
"Rasanya bisa kukatakan aku mengerti. Seorang pendeta Jerman yang kukenal di
sini memberikan kata yang tepat untuk itu. Lima suku kata, yaitu: 'eskatologi'.
Itulah yang kita bicarakan selama ini, eskatologi. Tapi bagaimanapun, bila ada
yang bisa kukerjakan..."
"Kau sudah cukup membantu. Kau sudah menceritakan apa yang perlu kuketahui. Dan
aku berterima kasih."
"Tak jadi soal. Dan dengar, bila kau berhasil lolos dari masalah-masalahmu ini,
kau harus meneleponku. Aduh, kita dulu bersahabat, dan kita seharusnya tetap
bersahabat." "Aku akan melakukannya bila bisa, Jack."
"Nah, Nak, aku sungguh berharap kau akan melakukannya."
"Oke. Dengar, Jack. Aku harus pergi."
340 "Baiklah. Tapi sekarang dengarkan, singkirkanlah urusan di 'Nam dari benakmu.
Itu sudah sangat lama, dan tak berguna memikirkannya terus."
"Baiklah, Jack."
"Dan tetaplah pakai otakmu, kaudengar?" "Ya."
"Sayonara, Nak." "Sayonara, Jack."
3. Senjata biologis. Tanpa suara, tak kasatmata, dan mematikan. Suatu benda dari
mimpi buruk dan novel-novel Stephen King. Bukan jenis senjata yang kaupakai
untuk membunuh seorang musuh, bahkan bukan untuk membunuh satu resimen. Kau
bahkan tidak memakainya untuk membunuh seluruh tentara musuh. Hanya ada satu
penggunaan untuk senjata macam itu membunuh seluruh negeri.?Sekarang senjata itu lepas berkeliaran dalam tubuhnya.
Dan ia lepas berkeliaran di New York. Tak heran mereka memburunya. Dan tak heran
Ransome berpikir Dave-lah pihak yang jahat. Memang!
Ia harus lari. Mereka tidak tahu ia ada di dalam gedung itu. Ransome sudah
memerintahkan orang-orangnya untuk menjauh dari tangga dan lift. Laki-laki yang
disebut Myna, yang bertanggung jawab di lobi, mengira ia pekerja komputer dari
American Interdyne Worldwide. Dave bisa melewatinya.
341Bila lari, ia akan selamat. Sekali ia berada di jalan ia bisa kabur ke... ke...
ke mana pun yang diinginkannya. Takkan sulit. Ia akan memanggil taksi dan
meminta si sopir membawanya menyeberangi Sungai Hudson menuju ke New Jersey.
Stasiun kereta api Newark merupakan tempat yang sama baiknya seperti tempat mana
pun. Dari sana, ia bisa naik Amtrak Express ke Philadephia atau Washington.
Kemudian ia bisa naik pesawat. Ia sudah mencuri cukup uang untuk terbang ke
tempat mana pun di dunia.
Begitu sampai di tempat persembunyian, ia akan menelepon beberapa orang.
Departemen Kesehatan. Pers. Bahkan mungkin satu atau dua anggota Kongres.
Bila ada obat untuk apa yang telah mereka berikan kepadanya, publisitas itu akan
memaksa mereka untuk memberikannya. Dan bila tidak ada... ia akan menyeberangi
jembatan itu bila sampai di sana.
Ia harus lari. Tidak ada alasan untuk tetap tinggal. Apalagi alasan untuk
melangkah dalam baku tembak.
Ah, mungkin ada satu alasan.
Marge. Mungkin dua alasan. Ransome. Sudah saatnya melunasi utang-piutang. 4.
Pukul 03.36 satu setengah jam sebelum cahaya redup pertama datangnya pagi di
?timur; tiga jam sebelum matahari terbit.
Dave memandang langit berlama-lama untuk terakhir kali. Di dekat cakrawala,
langit tampak pucat, 342 warna biru muda, dan bintang-bintang terhapus sinarnya oleh berpendarnya jutaan
lampu jalan. Lebih tinggi lagi, beberapa bintang, hanya yang paling terang,
terbakar menembus kabut kota. Namun tepat di atas kepala, malam masih hitam dan
pekat, bintang-bintang tampak tajam, bercahaya terang bericlerang Perseus ?untuk selamanya mengejar Andromeda, yang harus diselamatkannya; Orion menguntit


Vertical Run Karya Joseph R. Garber di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

gugusan Great Bear sepanjang masa; Pleiades menari-nari di belakang cadar biru
cerah. Betapa indahnya langit malam, betapa menyedihkan lampu-lampu listrik membutakan
mata penghuni kota terhadap keagungannya. Kapankah terakhir kali ia melihat
bintang-bintang itu, benar-benar melihatnya" Sudah begitu lama... berkemah di
bawah tenda mereka di ketinggian Sierra, Taffy mendengkur mabuk, Dave terjaga
dan memandang terpesona ke atas pada... Kita makin suka berfilsafat, kan" Dave
mendesah. Ah, setidaknya langit cerah. Diramalkan akan terjadi hujan badai Dave
?mendengar prakiraan cuaca dari radio mobil sewaan itu. Tapi, badai itu tidak
datang, setidaknya belum. Terima kasih, Tuhan, atas berkat-berkat kecil. Di
sekelilingnya pemandangan kota itu tenang. Di kejauhan, di selatan Battery dan
di balik pelabuhan, ia bisa melihat cahaya lampu dari Jembatan Verrazano.
Mendadak disadarinya bahwa belum pernah sekali pun ia sampai ke jembatan itu.
Sudah lebih dari dua puluh tahun ia habiskan di kota New York dan ia belum
pernah menginjakkan kaki di Pulau Staten. Aneh pulau itu merupakan bagian kota
?ini. Orang-orang tinggal di sana. Pulau itu punya restoran, teater, dan
343bahkan mungkin satu-dua museum. Namun ia tak pernah ke sana. Pernah terlintas
gagasan untuk pergi ke sana. Kini, di saat dan di tempat seperti ini, ia
bertanya-tanya dalam hati seperti apakah tempat itu.
Memang aneh hal-hal yang lewat dalam pikiranmu bila kau"akan mati.
Satu hal ganjil lainnya adalah selama bertahun-tahun bekerja di Senterex, ia
belum pernah sekali pun sampai di atap gedung ini. Atap gedung-gedung lain, ya.
Ada kebun di atap gedung apartemennya; di musim panas, pada pagi hari Minggu, ia
suka pergi ke sana untuk membaca The New York Times. Helen menggelar resepsi
pernikahan mereka rli atas gedung lain suatu tempat di pusat kota; barangkali
?ia bisa melihatnya dari tempatnya berdiri bila ia tahu ke mana harus memandang.
Dan juga atap-atap lain. Namun ia belum pernah ke atap gedung ini.
Tempat itu penuh sesak. Bagian tengahnya dipenuhi dengan sistem pengatur udara
gedung itu, mesin raksasa berwarna kelabu. Bahkan pada malam selarut ini,
disetel rendah, mesin itu bergemuruh bising. Di bagian lain ada pipa-pia, tandon
air darurat untuk fire sprinkler gedung tersebut, segala macam saluran, dan
tentu saja, blockhouse semen tempat tangga darurat berakhir.
Generasi-generasi mendatang akan menyebut blockhouse itu sebagai "tempat
pertahanan terakhir Elliot". Bahkan mereka mungkin akan memasang tanda
peringatan, sama seperti untuk Custer.
Dua deret susuran besi mengitari tepi atap itu. Pagar itu kokoh dan tertanam
kuat. Ia memeriksa kekuatannya dan memeriksanya kembali sebelum memutuskan untuk
memakainya. 344 Ia membungkuk ke balik susuran itu dan melihat ke bawah. Jalan raya jauh di
bawah. Setitik aspal lebih gelap dari lainnya.
Bernie. Ia tidak mau memikirkan hal itu. Tidak dengan apa yang hendak dilakukannya. Di
samping itu, sudah saatnya menyelesaikan urusan ini.
Ia menarik kabel coaxial itu sama seperti kabel yang menyelamatkan nyawanya ?siang tadi. Ia menemukan lagi gulungan kabel seperti itu sepanjang 75 meter di
salah satu ruang telepon. Kabel itu kuat; ia tahu kabel itu lebih dari cukup
untuk menahan bobotnya. Sayangnya kabel itu berlapis karet terlalu licin dan
?terlalu tipis sebagai tali yang tepat untuk panjat-memanjat. Tapi, itu saja yang
dipunyainya, jadi dengan mengorbankan lebih banyak waktu dan kejengkelan, dengan
hati-hati ia merangkapnya, dan mengikatkan simpul-simpul besar setiap semeter.
Simpul-simpul itu bisa jadi pegangannya.
Ia memakai sarung tangan tukang reparasi telepon, mengencangkan lilitan tali
pada pahanya, dan mencoba kekuatan kabel itu untuk terakhir kali, lalu
melangkahi susuran pagar itu.
Ia menunggu suara dari dalam pikirannya. Tidak ada. Malaikat pelindung Dave sama
sekali bungkam. Seolah tertegun dengan apa yang akan dilakukannya sehingga lupa
berkomentar. Ayolah, katakan sesuatu. Kau akan mati. Lalu kenapa" Kau akan membawaku bersamamu. Itulah hidup, Sobat.
345Ia menggoyang kabel itu. Rasanya kendur, bebas dari kekusutan. Saat pergi.
Ia mencengkam kabel itu, menapakkan kaki di pinggir atap, meregangkan kabel itu
dengan bobotnya. Satu kaki di bawah yang lain, satu tangan di atas yang lain,
satu simpul sekali jalan. David Elliot mulai berjalan mundur menuruni dinding
lantai 50. Dua puluh lima tahun lalu ia pernah melakukan perbuatan ini. Di Fort Bragg,
mereka memerintahkan semua peserta latihan memanjat cerobong asap setinggi 45
meter, lalu turun dengan tali. Dua orang dalam unit pelatihan Dave menolak.
Orang ketiga berhasil sampai ke puncak dan kemudian tak mampu bergerak. Mereka
bertiga dicoret. Tidak ada baret hijau untuk mereka. Dave bergabung dengan yang
lain menertawakan kepengecutan mereka.
Kita tak bisa tertawa sekarang, kan"
Tali dari kabel itu mengiris pahanya dengan kejam. Bila ia tidak turun dengan
cepat, ikatan itu akan mengakibatkan kakinya mati rasa.
Di antara jendela-jendela gedung itu ada lapisan lembaran batu granit. Dave
menapakkan kakinya ke sana. Sepatunya disisipkannya di sabuk. Batu granit itu
kasar dan tajam, serta terasa dingin menembus kaus kakinya.
Gedung itu didirikan pada awal dasawarsa 1960-an. Kini, sesudah tiga puluh tahun
ditempa angin, cuaca, dan polusi, batu itu mulai aus. Beberapa retakannya cukup
besar untuk dimasuki pensil. Takkan makan waktu lama lagi, paling banyak
beberapa tahun, lapisan batu itu akan runtuh. Kemudian
346 kepingan-kepingan batu akan mulai menghujani jalan. Dalam hati Dave bertanyatanya ada berapa gedung lain di New York yang berkondisi sama seperti ini.
Ia melewati lantai 50. Lampu-lampu di sana mati. Seharusnya ia memeriksa lampulampu itu sebelum turun. Tidak lucu bila ada pekerja malam* yang menengok ke
luar jendelanya dan melihat seorang laki-laki dengan sepasang pistol tersarung
di pinggangnya bergelantungan 50 lantai di atas jalan.
Ia melihat ke bawah. Tidak ada lampu hingga lantai 45. Ia aman.
Kabel coaxial }tu tidak cocok untuk menggantikan tali tambang. Kabel itu licin;
dan tangannya letih mencengkeram tali tipis itu. Lebih lama lagi dan tangannya
akan kejang. Dan itu akan jadi masalah.
Antara lantai 47 dan 46, tumit Dave menyentuh sekeping granit yang lepas dari
permukaan gedung. Enam detik kemudian kepingan batu itu meledak menimpa tong
sampah hijau, menimbulkan bunyi yang terdengar seperti ledakan mortir. Tentu
saja Myna, penjaga lobi tadi, akan mengirim orang untuk memeriksa, kecuali ia
benar-benar tolol. Di lain pihak, New York memang penuh dengan suara-suara aneh dan tak dapat
dijelaskan. Setiap saat sepanjang hari terdengar geraman dan lolongan serta
kadang-kadang seperti ledakan bom. Orang jadi terbiasa dengan itu. Mungkin Myna
mengabaikan bunyi itu. Sudah hampir sampai ke lantai 45. Perhentian terakhir terakhir dalam banyak ?arti bila Ransome dan anak buahnya ada di kantor Bernie.
Ia meninggalkan atap gedung dekat sudut timur
347laut. Ketika mencapai lantai 45, ia berada di sebelah kiri jendela yang
dipecah Bernie. Mereka tentu sudah menutup jendela itu. Manajemen gedung tentu bersikeras
menutupnya, demikian pula pihak polisi. Dengan prakiraan cuaca menyatakan
datangnya hujan badai, tak seorang pun ingin ada kantor yang terbuka untuk
dirusak air. Satu-satunya pertanyaan adalah apakah mereka memakai kanvas
atau seperti yang mereka pakai untuk menutupi jendela lobi yang pecah plywood.
? ?Jendela yang pecah di bawah sana itulah yang memberimu gagasan ini, kan" Kau
?tahu kau tak bisa melewati Ransome. Kau harus mengitarinya. Dan ya, aku setuju.
Gagasan ini gila luar biasa.
Ia turun sejajar dengan jendela. Jendela itu ditutup dengan kanvas.
Ia keliru memperhitungkan panjang kabel yang dibutuhkannya. Ada tiga atau empat
meter yang terkatung-katung di bawahnya. Itu bisa berbahaya seandainya ia
terpaksa meninggalkan kantor Bernie dengan terburu-buru.
Dave menapakkan kakinya pada batu dan memutar lengan kanannya sehingga terlilit
kabel. Satu, dua, tiga lilitan. Ia melepaskan pegangan tangan kiri. Kabel itu
mengiris ke dalam daging. Sambil meringis, ia menggulung naik beberapa meter
yang tergantung di bawahnya, mengikatnya, dan kemudian melepaskan lilitan tangan
kanannya. Dan sekarang bersiaga untuk sesuatu yang benar-benar berbahaya. Ia menanyai
suara dalam benaknya, apakah kau siap untuk ini"
Mengapa kau tak membuat tali jerat dan gantung diri saja"
348 Empat puluh lima lantai dari atas jalan tapi hanya butuh enam detik untuk jatuh
?sejauh itu David Elliot mendorong tubuhnya menjauh dari sisi gedung dan berayun
?ke arah jendela bertutup kanvas itu. Di puncak ayunan, ia merebahkan tubuh ke
belakang, meregangkan kaki, dan menggenjot seperti anak di ayunan.
Ia^berayun menjauh dari jendela tertutup itu, menggenjot lagi, dan berayun
kembali. Kabel itu berkeriat-keriut. Dalam hati ia bertanya-tanya seberapa besar
daya regang kabel itu. Apakah tidak terlambat mengajukan pertanyaan itu di tengah permainan seperti
ini" Ia berayun-ayun seperti pendulum. Lengkung lintasan ayunan itu membawanya
melewati jendela bertutup kanvas tersebut. Ia hampir mencapai jendela kaca di
sebelahnya. Hampir, tapi belum. Ia berayun kembali.
Jendela-jendela itu bertutup curtainwall aluminium dinding luar tanpa fungsi ?struktural. Curtainwall... Selama sembilan jam yang membosankan, lima hari
seminggu, setiap minggu sepanjang masa kuliah, ia bekerja di pabrik pengolahan
aluminium, dibayar 75 sen per jam, membuat curtainwall. Mungkin orang-orang yang
membangun gedung ini duki membeli curtainwall dari pabrik tempat ia bekerja.
Waktunya kira-kira sama. Bukankah itu kebetulan"
Ia mencapai puncak ayunan ke belakang. Ia menarik dan menggenjot serta mulai
turun kembali. Kali ini ia akan berhasil. Curtainwall itu menonjol lima senti dari lapisan batu
granit. Ia tentu bisa 349mengaitkan jari pada logam itu, menghentikan ayunan, dan mendorong tubuh ke
depan. Kemudian ia bisa melihat ke balik jendela. Bila Ransome benar
meninggalkan kejutan di kantor Bernie, ia tentu bisa melihatnya.
Pinggir jendela kaca berangka itu semakin dekat. Dave meraihnya, mencengkeramkan
jari-jarinya. Momentum ayunannya mengempas kembali. Tenaganya nyaris melepaskan
cengkeramannya. Ia mencengkeram erat-erat sambil mengenakkan gigi.
Keliru. Kau memendekkan kabel itu terlalu banyak.
Ia berhasil. Ia menegang, menarik badan ke depan, hampir ke sana, jari-jarinya
licin karena keringat, tumitnya berusaha mencari pijakan pada granit, kabel
tipis itu mengiris otot pahanya.
Ia sampai di sana berpegangan pada ambang jendela yang sempit, merapatkan tubuh
?pada jendela kaca, melihat ke dalam kantor Bernie.
Lampu-lampunya menyala. Apa yang ditinggalkan Ransome untuknya bisa terlihat
jelas. Dan ya, tepat seperti itulah yang disebut Ransome sebagai mahakarya.
Jemari Dave lepas dari curtainwall itu. Ia terguling dari jendela. Beberapa lama
ia terayun maju-mundur sampai gerakan itu reda.
Tidak sepenuhnya sadar, David Elliot tergantung lemas dan tak berdaya di atas
jalan. 5. Hijau zamrud. Dengan mata merah delima.
350 Seekor lipan bak permata.
Di atas sehelai daun bak batu kemala.
Ia mendengar bunyi berdesing membelah langit. Ia mengenal bunyi itu. Roket RPG-7
buatan Soviet^ Ia memejamkan mata.
Roket itu meledak. Ia membuka mata. Daun itu bergetar. Lipan itu seperti tak
mempan oleh pemboman itu. Ia terus makan.
Seseorang meneriakkan perintah. Perintah yang tak masuk akal.
Lipan itu berbisa. Dalam pelatihan survival, mereka mengajarimu serangga mana
yang bisa kaumakan dan mana yang tidak. Yang ini akan membuatmu kejang-kejang.
Lagi pula ia tidak lapar.
Sepucuk AK-47 mengosongkan magasinnya. Peluru melecut semak-semak. Beberapa
berdetak pada pohon di dekatnya. Seseorang berteriak, "Mundur!" Itu Kreuter. Apa
yang dikatakannya masuk akal juga.
Itu bukan Vietcong, bukan pasukan patroli. Siapa pun yang mengatakan itu pasukan
patroli pasti tidak tahu apa yang dikatakannya. Itu dua brigade penuh pasukan
Vietnam Utara. Mereka punya kendaraan lapis baja dan punya artileri. Ini bagian
dari serbuan besar. Bukan yang ingin dihadapi oleh tiga regu yang kekurangan
orang. "Mundur! Mundur!"
Mundur bukanlah yang dikehendaki. Lari terbirit-biritlah yang diperlukan.
Senapannya tergeletak di dalam lumpur. Ia mengulurkan tangan kanan untuk
mengambilnya. Ia tidak bisa memegangnya. Senapan tergelincir dari
351jarinya. Itu aneh. Rasanya ada yang tidak beres dengan tangannya. Mungkin ada
hubungannya dengan potongan logam yang menonjol keluar dari lengan atasnya.
Potongan besi itu sepanjang paku bantalan kereta api, tapi lebih pipih dan
melengkung. Sepertinya benda itu masuk ke satu sisi dan keluar dari sisi
lainnya. Tidak ada banyak darah.
Dengan memakai lengan kanannya, ia mengambil senapan itu, sepucuk CAR-15, dan
mendorong tubuh untuk berdiri. Ia gemetar dan nyaris jatuh.
Di sebelah kirinya, dua orang sedang tertatih-tatih menerobos semak belukar. Ia
tidak bisa memfokuskan pandangan pada mereka. Oh, sekarang ia melihat siapa
mereka. Latourneau dan Pasceault. Mereka mendaftar bersama di kota kecil di New
Hampshire, dan mereka bersahabat karib. Latourneau seperti sedang membantu
Pasceault, yang sulit berjalan. Kaki kanannya hilang. Itulah sebabnya ia tidak
bisa berjalan dengan baik.
Pijar yang sangat terang membutakan Dave. Ketika ia" bisa melihat lagi,
Latourneau dan Pasceault sudah lenyap. Hanya ada kawah berlumpur, dan asap.
"Berbaris! Mundur!"
Itu lucu. Orang yang baru saja melangkah ke dalam gilingan daging tidak mungkin
mundur dengan teratur. Ia terantuk-antuk ke arah suara Kreuter.
Bunyi yang ditimbulkan Kalashnikov AK-47 cukup istimewa. Kau takkan pernah
melupakannya. Beberapa prajurit Vietnam Utara itu tampaknya membawa modifikasi
Tipe 56 dengan magasin berisi 40 peluru. Senapan itu bisa menembakkan 350 peluru
per menit. Banyak sekali timah di udara.
352 Sparky Henderson berteriak-teriak di radio meminta bantuan dari udara*. Kreuter
merenggutkan handset itu dari jarinya dan dengan tenang memberikan koordinat
mereka. Dave terantuk. Jack menariknya. "Perlu medis?"
"Tidak sakit rasanya." Tepat seperti yang mereka ceritakan kepadamu. Bisa berjam-jam lagi sebelum luka itu
terasa sakit. Jack, Sparky, dan Dave berlari.
Langit di atas mereka penuh dengan deruan ombak gemuruh. Hutan di belakang
mereka tertelan kobaran api. Gemuruh petir dan halilintar dari Tuhan. Serangan
udara sedang berlangsung.
Kepala Dave sudah hampir jernih sekarang. Ia tahu sedang berada di mana, apa
yang terjadi, dan ke mana ia akan pergi. Akan ada evakuasi udara dekat desa yang
mereka lewati siang tadi. Hanya di tempat itulah helikopter bisa mendarat. Heli
itu dijadwalkan tiba pukul 19.15.
Ia menerobos semak belukar. Dedaunan hijau itu berat dan basah. Akar-akaran
melilit kakinya. Ia sudah jauh dari pertempuran. Lengking pesawat pem-bom
terdengar jauh, bunyi ledakan hanya seperti ketukan.
Ia berhasil memisahkan diri dari yang lain. Atau, mungkin mereka berhasil
memisahkan diri darinya. Mana pun kejadiannya, penarikan mundur ini tidak
dilakukan dengan ketepatan militer. Gerakan mundur kacau-balau. Semua orang lari
dalam kepanikan. Kreuter tentu akan marah.
Semua itu karena kejutan dan hebatnya serangan
353dari pihak Vietnam. Pasukan patroli itu terjeblos langsung ke tengahnya.
Musuh sedang menunggu, menjepit dalam posisi bagus, sergapan yang diperhitungkan
untuk menghabisi. Mereka sudah tahu ada regu patroli Amerika mendatangi.
Dave berhenti dan melihat lengannya. Mulai sakit sekarang. Akan ada bekas luka
besar dan mungkin kerusakan otot. Untuk sementara waktu ia akan masuk dalam
daftar nontempur. Dengan hati-hati ia mengeluarkan kotak plastik dari saku kemejanya. Di dalamnya
ada sebungkus rokok Winstons dan korek api butana. Ia membuka kotak itu dengan
mulut, menarik sebatang rokok dengan bibir, dan menyalakannya. Nikotin itu
menolong. Ia menutup kotak itu dengan hati-hati dan menyelipkannya kembali ke dalam


Vertical Run Karya Joseph R. Garber di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

seragam. Di dalam saku kirinya ada kompas. Tangan kirinya tak dapat ia pakai. Butuh
beberapa lama baginya untuk mengeluarkan kompas itu. Ia membuka tutupnya,
membacanya, dan menyesuaikan kembali arahnya. Pikirnya ia punya sekitar sejam
lagi. Ia punya banyak waktu.
Ia keluar dari hutan di tepi sawah padi. Desa itu ada di sana, di sebelah
kanannya, terpisah sekitar dua ratus meter. Ia bisa mendengar ratap tangis dari
desa itu. Tak bisa dibayangkannya apa yang menyebabkan ratap tangis itu.
Ia melihat arloji. $12 dari PX di Cam Ranch Bay. $12 harus dikeluarkannya
sesudah arlojinya yang lama dihancurkannya berkeping-keping. Ia ingin menghan 354 curkan arloji ini juga. Pukul 18.30. Masih ada 45 menit lagi sebelum helikopterhelikopter itu tiba di - tempat pendaratan.
Jerit tangis itu naik-turun bagaikan lolong serigala. Dave bertanya-tanya dalam
hati apa yang sedang terjadi. Mungkin ada orang melukai sapi dengan granat
pecah. Ia mulai merencah sawah, menuju ke desa itu.
Ia sampai ke tempat itu dari selatan. Semua tangis dan jeritan itu berasal dari
ujung utara. Senapannya tergantung di pundak. Toh ia tak bisa memakainya, tidak mungkin
dengan lengan kiri terluka. Ia mencabut pistolnya dari sarung, model standar
kaliber .45 untuk tentara.
Ia melewati gubuk-gubuk itu. Dengan sangat hati-hati, ia mengintip dari pojok
gubuk terakhir. Tempat yang bisa disebut sebagai alun-alun kota itu tepat di
depannya. Namun yang ia saksikan tak sepenuhnya ia pahami.
Di belakangnya ada suara berbisik, Hei, Sobat, kalau jadi kau, aku akan berbalik
dan pergi ke arah lain. Dave memutar tubuh. Tak ada siapa pun di sana. Ia menggeleng. Pasti karena
guncangan. Mendengar suara-suara.
Ia berbalik kembali untuk melihat lapangan desa itu.
Ia masih tetap tak memahami apa yang dilihatnya. Keletihan. Kebingungan. Gemetar
di dalam jiwa akibat pertempuran belum lagi terwujud dalam penampilan luar. Ia
kembali menggeleng, mencoba menjernihkan otak.
Sersan Mullins ada di sana, dan beberapa laki-laki. Kreuter dan sebagian besar
unit itu belum datang. 355Sedetik itu, ia bertanya pada diri sendiri apa arti sebagian besar unit itu
belakangan ini. Berapa korban yang tewas di belakang sana"
Ia melihat lebih cermat. Penduduk desa itu berkerumun di sisi pematang. Dua
prajurit Amerika memegang senapan mereka, menjaga mereka, menahan mereka di
tempat. Bukan hanya penduduk dusun itu yang mereka jaga. Ada selusin GI Amerika
yang berdiri bersama mereka. Senjata mereka sudah lenyap dan tangan mereka
terangkat ke udara. Aneh. Mullins sedang melakukan sesuatu. Ia berlutut di tanah memunggungi Dave. Tiga
laki-laki bersamanya, dua merangkak, dan satu berdiri.
Mullins menggerakkan tangannya maju-mundur. Penduduk desa itu melolong.
Mullins berdiri. Ada sesuatu di tangannya. Ia berjalan ke arah kerumunan itu.
Di sana ada beberapa tonggak tertancap ke tanah, tepat di depan pematang.
Beberapa di antaranya berujung runcing. Yang lainnya tidak. Tetapi ada beberapa
benda duduk di atasnya. Bukan, bukan duduk. "Duduk" adalah kata yang salah. Kata yang tepat adalah
"terpancang". Mullins menancapkan satu kepala perempuan lagi pada sebatang tonggak.
6. Ransome, karena tidak punya tonggak runcing dan tanah gembur untuk
menancapkannya, telah memakai tripod yang disimpan Bernie di lemarinya.?356
Cara mengirisnya pun lebih rapi, nyaris seperti pembedahan, sama sekali tidak
mirip dengan cara menjagal serampangan yang dilakukan Sersan Mullins dengan
pisau K-Bar-nya yang andal. Bagaimanapun, Ransome telah menyelesaikan pekerjaan
yang rapi dan bersih, tepat seperti yang diharapkan dari orang profesional
dengan keterampilan tinggi.
Ransome tentu saja memancangnya menghadap ke pintu. Cara itu akan menghasilkan
efek terbaik. Bahkan ia mungkin sudah menjahit kelopak mata itu agar terbuka.
Marge Cohen dengan mata membelalak. Itu karya yang bagus.
Itu tentu akan membuat Dave menjerit.
7. Dave menjerit. Mullins berputar. Orang-orang yang bersamanya jatuh bertiarap. Dave membidikkan
pistolnya ke dada Mullins. Mullins maju ke arahnya. Dave meneriakkan sesuatu
kepadanya, ia tidak tahu pasti entah apa. Mullins maju, langsung ke moncong
pistol Dave. Dave menekan picu. Tempat pelurunya kosong. Dengan tangan hancur ia
tidak bisa menarik pengokang. Ia meneriakkan sesuatu. Entah apa, ia tidak tahu
pasti. Mungkin sama sekali bukan kata-kata.
Mullins merenggut pistol itu darinya, dan menampar wajahnya. "Tutup mulutmu!
Tutup mulut, kau mahasiswa banci keparat!"
Dua laki-laki memeganginya dan membantingnya ke atas tanah. Mullins berdiri di
atasnya dengan 357pisaunya. "Kau banci keparat, kau mau menembakku! Benar, mahasiswa" Benar,
kan" Menembak rekanmu sendiri, kau bajingan!"
Mullins kelihatan seperti binatang gila. Bibirnya miring dan bergetar. Matanya
berkedip kadang terfokus kadang tidak. Butir-butir air liur bepercikan dari
mulutnya. Mullins jongkok. Ia mendorong ujung pisaunya ke leher Dave. "Tujuannya,
bajingan, adalah membunuh musuh terkutuk! Semuanya. Termasuk orang-orang keparat
yang membantu musuh keparat. Kau bunuh mereka, dan kau bunuh perempuan mereka,
dan kau bunuh anak-anak mereka, dan kemudian sesudah mereka semua mampus, semua
orang akan senang kecuali mereka yang sudah mati dan tak ada yang peduli, dan
kita semua akan pulang. Itulah tujuannya, kau bangsat kecil. Kau ingat itu,
ingatlah baik-baik, dan kau takkan pernah lagi menodongkan pistol ke arahku." Ia
menoleh kepada yang lain dan menggeram, "Bawa bangsat ini bersama bangsatbangsat lainnya. Aku akan berurusan dengan mereka sesudah selesai dengan
bajingan-bajingan itu."
Ia dan anak buahnya menarik seorang wanita lain dari gerombolan penduduk desa
yang sedang menangis. Mullins melirik ke arah Dave. "Yang kita perlihatkan ini
pelajaran langsung, demi Tuhan, pelajaran langsung."
Mereka mendorong perempuan itu ke bawah dan memeganginya. Ia telentang diam
sementara Mullins menggorok lehernya. Pancuran darah muncrat satu hingga satu
setengah meter ke udara, menyembur ke lumpur sejauh tiga atau tiga setengah
meter dari 358 sana. Mullins mengangkat kepala perempuan itu dengan mencengkeram rambutnya dan
memperlihatkannya ke seluruh desa. Ia melolong seperti serigala, dan matanya
gila tak tertembus. "Katakan pada mereka," teriaknya pada penerjemah, "katakan
pada mereka inilah yang akan terjadi bila bekerja sama dengan musuh! Katakan
pada mereka inilah yang akan mereka terima! Katakan kalian tidak sembarangan
dengan Amerika dan tidak sembarangan dengan Angkatan Bersenjata AS, dan terutama
tidak main-main dengan Sersan Satu Michael J. Mullins."
Si penerjemah menyemburkan kata-kata dalam bahasa Prancis, Mullins menyalak,
"Bawa satu lagi ke sini."
Mereka merangkul pinggang perempuan itu. Ia menjerit dan menendang-nendang. Ia
berhasil lepas dari pegangan mereka dan kembali ke dalam kerumunan orang banyak.
Karena alasan-alasan yang tak dapat dipahami Dave, perempuan itu berlari ke
arahnya, berlutut, dan merangkul kan tangan pada lututnya. Air matanya kemilau
jernih dan besar. Meskipun Dave bisa sedikit berbahasa Prancis, ia tidak
mengerti ucapan perempuan itu.
Mereka datang untuk mengambilnya. Dave pucat pasi karena marah. Ia menggeram,
"Mullins, kau akan digantung! Kaudengar aku" Aku akan menyaksikanmu digantung
karena ini!" Mullins memandangnya, hanya sekadar ingin tahu, atau demikianlah tampaknya.
Tatapannya tegas; suaranya dingin, tenang, dan tanpa beban, dan karena itu jauh
lebih mengerikan daripada jeritan gilanya. "Melaporkanku" Menuduhku" Kau akan
melakukan - 359nya, kan, mahasiswa?" Ia memberikan perintah kepada anak buahnya, "Bawa
piaraan si kolonel ke sini."
Salah satu di antara mereka memilin lengan kiri Dave yang terluka ke punggung.
Ia menjerit dan hampir pingsan. Mullins menyebutnya pengecut.
Mereka mendorongnya hingga telungkup. Mullins berlutut di sampingnya,
menggulingkannya, dan menyekakan bilah pisaunya pada baju seragam Dave. Pisau
itu meninggalkan noda seperti karat. Suara Mamba Jack Kreuter berdentum, "Jangan
bergerak! Jangan bergerak dan hentikan itu, prajurit!"
Mullins berdiri. Anak buahnya berdiri ke samping. Dave mendorong badannya untuk
berlutut. Jack berdiri di sana. Sekitar dua puluh orang ada di belakangnya. Mereka semua
mengangkat senapan. Jack memegang senapannya pada pahanya. Matanya lebar. Ia
memandangi penduduk desa yang berdiri di samping tanggul, para prajurit di
antara mereka yang masih mengangkat tangan, mayat-mayat tanpa kepala itu,
tonggak-tonggak itu, dan kepala-kepala yang tertancap di atasnya. "Oh, Tuhan,"
bisiknya. "Perbuatan menjijikkan apa ini?"
Dave memperhatikan aksen bicaranya sudah hilang. Ia tidak lagi terdengar seperti
orang kampung dari Texas Timur.
"Mullins, oh, Mullins, kau iblis..." Suara Kreuter memudar diam.
jVlullins hanya memandangnya. Matanya kekanak-kanakan tak menunjukkan rasa
bersalah. Jack melihat korban pembantaian itu, dan menggeleng. Ia bersuara parau,
"Mengapa, man, mengapa?"
Mullins menyeringai angkuh. "Aku perlu menegaskan."
360 Salah satu anak buahnya menirukan, "Ya Penegasan. Tak ada dewan di dunia yang
akan menyalahkan kami."
Cahaya dan kehidupan lenyap dari mata Jack Kreuter. Ia membidikkan senapannya
pada laki-laki yang baru saja bicara, dan menembak. Senjata itu disetel" dalam
keadaan full automatic; pelurunya membelah sasaran jadi dua. Seorang prajurit di
sampingnya mencondongkan badan ke depan dan bertanya, "Sir?"
Kreuter mengangguk. Prajurit itu menembak laki-laki yang berdiri paling dekat
dengan Mullins. Ia berjalan menghampiri mayat itu dan mengosongkan satu magasin
ke wajahnya. Seorang lagi anak buah Kreuter menembak. Dan yang lain lagi.
Ada enam orang yang membantu Mullins melakukan kekejiannya. Kreuter sudah
membunuh satu. Sisanya dibunuh oleh lima prajurit yang menyertai Kruter.
Semuanya berakhir dalam beberapa detik.
Mullins masih hidup, menyunggingkan senyum mencemooh. Dadanya dibusungkan, dan
ia berdiri siaga. Kreuter menjatuhkan senapannya. Dicabutnya pistol otomatis .45 dari sarung. Ia
mengambil tiga langkah cepat ke depan. Mullins meludahinya. Kreuter menjepit
dagunya dengan pistol, dan menempelkan moncongnya pada pelipis kanan Mullins.
Dave berdiri. "Jack!" serunya.
Kreuter mengalihkan matanya, yang dingin dan kosong mengerikan, ke arah Dave.
"Apa?" itu saja yang dikatakannya.
361Dave tak sanggup membalas tatapannya. Ia tidak bisa memandang lurus ke mata
Jack. Ia menggumam, "Tak apa-apa."
Sersan Michael J. Mullins, asal Hamilton, Tennessee, menggeram, "Banci keparat."
Jack mengalihkan pandangan dari Dave, kembali menatap Mullins. Sebagian besar
wajah Mullins lenyap. Di kejauhan Dave mendengar deru rotor helikopter. Pertolongan udara itu datang
agak terlalu awal. Namun juga agak terlambat.
Terkatung-katung lumpuh di atas Fiftieth Street, Dave membayangkan kembali hari
itu, sekali lagi menantang fakta bahwa ia sendiri seharusnya membunuh
mereka Mullins dan mereka semua. Memang itu kecelakaan, peristiwa kebetulan, ?sehingga ia tidak bisa melakukannya. Seandainya lengannya tidak lumpuh terluka,
seandainya bisa mengokang pistol .45 itu, ia tentu akan melakukannya. Ia ingin
melakukannya. Ia tentu menyukainya dan tak menyesal. Atau benarkah"
Eris, sang dewi peluang, kekacauan, dan nasib, menganggap Dave layak menerima
kesempatan kedua untuk membuktikannya.
362 BAB 10 ESKATOLOGI Kepala-kepala itu, semuanya kecuali satu, diambil dari tempat penyimpanan mayat.
Beberapa di antaranya kelihatannya nyaris segar, yang lain kurang begitu. Sudah
tentu mereka semua perempuan. Sudah dari dulu itulah yang dipakai Michael J.
Mullins orang-orang seperti Ransome dan Mullins selalu memakai perempuan bila
?mereka merasa perlu "menegaskan".
Beberapa masih muda, salah satu tak lebih hanya remaja. Lainnya lebih tua, meski
tak satu pun setua istri kepala desa itu dulu. Kebanyakan berusia setengah baya.
Mereka seharusnya punya waktu lebih panjang lagi.
Bagaimana cara mereka mati" David tidak tahu. Tidak pula berniat mengarang
cerita-cerita kecil tentang mereka. Mereka semuanya sudah mati dan masuk ke
rumah mayat. 363Semuanya kecuali Marge Cohen, dengan kulitnya yang kelabu, memar kini ?seperti dempul, tidak lagi hidup kemerahan mungkin masih sedikit menyisakan
?hawa hangat. Dave berpikir seharusnya ia membelai pipinya dengan jari untuk merasakan
kehangatan itu, kehangatan terakhir yang dipancarkan wanita itu. Namun jarinya
dingin, begitu dingin. Ia tidak dapat melakukannya, ia bahkan tidak bisa
mengendalikan diri untuk melihat lebih teliti....
Sesaat, ketika bergelantungan di atas jalan, ia sempat mengira Ransome juga
telah mengambil kepala Helen, dan Annie, bahkan resepsionis rabun dari lantai
14. Tetapi tidak. Mereka semua tak dikenal, semua kecuali Marge.
Dan Ransome memang benar ia lebih mengenal Dave daripada Dave mengenal diri
?sendiri. Melihat kepala-kepala yang tertancap itu telah melumpuhkannya, tepat
seperti yang direncanakan Ransome. Seandainya masuk lewat pintu kantor, Dave
tentu telah diam membeku dan ia akan tetap tak bergerak sampai anak buah
?Ransome meringkusnya. Rencana Ransome sungguh bagus. Ia tentu akan menyesal saat mengetahui rencana
itu tak berhasil. Sangat menyesal. Map arsip Bernie mengenai Lockyear ditandai dengan label biru. Map itu masih ada
di tempat Dave mengingatnya, di belakang berkas-berkas berlabel transparan
mengenai divisi operasi Senterex, dan sebelum map dengan label oranye yang
berisi proyeksi prakiraan bisnis.
364 Namun berkas Lockyear itu tidak lagi setebal beberapa jam sebelumnya. Arsip itu
kini hanya berisi sehelai kertas, catatan yang ditulis di atas kertas surat
pribadi Bernie. "Mr. Elliot, kurasa kau takkan bisa sampai sejauh ini. Bila
sampai di sini, kau tentu lebih pinttar daripada yang kuduga. Bila kau benarbenar pinttar, aku akan menyerah sekarang juga. J.R."
Dave memakai pena Mont Blanc milik Bernie untuk menuliskan jawaban di bawah
paraf Ransome: "J.R., kau orang kampung buta huruf, hanya ada satu huruf 't'
dalam kata 'pintar'. Omong-omong, kalau benar-benar pintar, kau tentu akan
menyerah sekarang (tanda kutip). D.P.E."
Dave meninggalkan map itu terbuka di atas meja kerja Bernie. Hanya ada sedikit
kemungkinan Ransome akan melihat tulisan Dave, namun bila melihatnya, tulisan
itu akan membakar hatinya pembalasan remeh, tapi memuaskan.
?Ada sesuatu yang baru di kantor Bernie, yang tidak ada di sana siang tadi. Benda
itu kotak kecil berwarna abu-abu, tergantung di atas pintu. Alarm kontak, Dave
menebak, dan mungkin dikendalikan dengan sinyal radio. Bila demikian, ia.bisa
memanfaatkannya. Sambil mengalihkan pandangan dari tengah kantor, Dave berjalan ke lemari Bernie,
dan menginventarisasi perlengkapan kantor yang disimpan Bernie di sana: kudakuda, spidol berwarna, paku payung, dan... ya, itu dia... "Scotch 3M #665 selotip
lapis ganda. Menempelkan kertas, foto, sampel dan potongan kain dengan cepat dan
rapi. Siap pakai! Menempel dan merekat seketika; tidak perlu waktu pengeringan.
1 Roli 1/2 in x 1296 in (36 yd)."
365Tiga puluh enam yard. 32,5 meter. Ia membutuhkan dua kotak.
Ia mengamati kotak abu-abu yang tergantung di atas pintu kantor. Sehelai kabel
yang hampir tak tampak terentang dari dasar kotak itu ke celah antara daun pintu
dan rangkanya. Kabel itu tertempel ke pintu; bila pintu terbuka, kabel itu akan
putus, memicu sinyal tanpa bunyi. Alarm yang sederhana, tidak mahal dan tidak
bisa diakali, jaminan akan memberi peringatan kepada pemburu bahwa buruannya
telah jatuh ke dalam perangkap.
Kecuali buruan itu sudah berada di dalam perangkap, dan menyusun rencana untuk
kabur.

Vertical Run Karya Joseph R. Garber di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Dengan hati-hati, sangat hati-hati, Dave melilitkan selotip di sekeliling kabel
pemicu alarm tersebut satu, dua, tiga lilitan, memastikan selotip itu menempel?cukup kuat.
Kemudian, sambil berjalan mundur dan hati-hati membuka gulungan selotip, ia
menuju ke jendela yang pecah.
Ia mengulurkan tangan ke luar jendela, meraih tali pemanjatnya. Sesaat ia
berniat menoleh kembali. Ada dua hal terakhir yang hendak dilakukannya. Satu
adalah memberikan ciuman pada...
Sudahlah, Sobat. Sudah lewat terlalu lama bagimu untuk memberikan isyaratisyarat dramatis. Ada satu hal lain yang ingin dilakukannya.
Ruang rapat direksi Senterex dihubungkan dengan kantor Bernie dengan pintu kayu
ek berwarna pucat. Dave tahu Ransome tentu memasang orang-orangnya di sana,
memerintahkan mereka untuk tiarap dengan senapan siaga.
366 Dan, karena itu, hal lain yang ingin dikerjakan David Elliot adalah masuk ke
ruang rapat itu. Ia berniat membunuh siapa saja yang ditemukannya di sana. Tidak
makan waktu lama, dan tentu memuaskan hati.
Ia kembali menggeleng, lalu dengan hati-hati melilitkan kabel pada pahanya,
mengikat kembali tali pemanjatnya. Tanpa menoleh, tanpa ingin menoleh, ia
berayun-ayun dalam kegelapan malam.
Saat ia memanjat naik, suara Ransome terdengar di radio: "Sekarang pukul 03.45,
Saudara-saudara. Beri laporan."
Pukul 03.45" Apakah tadi hanya sembilan menit" Bagaimana mungkin hanya sembilan
menit" Rasanya seperti berabad-abad.
Waktu lamban. "Myna di sini. Semua sepi. Petrel, Killdeer, dan Raven semuanya di pos masingmasing," lapor laki-laki di lobi tadi, yang punya masalah dengan kaum homoseks.
Empat orang di lantai dasar. Sangat gampang dibereskan, Sobat.
"Partridge lapor, Robin. Greylag, Ovenbird, Loon, Bluejay, dan Condor siap di
pos. Bila muncul di tangga timur, dia akan jadi santapanku."
Enam orang di lorong menuju ke tangga kebakaran timur.
"Parrot di sini. Stork, Finch, Darter, Buzzard, Macaw, dan Warbler bersamaku."
Regu cadangan di lantai 43.
"Pigeon melapor. Di sebelah barat Ringdove, Cockatiel, Catbird, Egret, dan
Whippoorwill sudah siaga."
367Sedikitnya ada dua belas orang di lantai 45. Berapa lagi"
"Di sini Kingfish, Calhoun, aku, dan tiga teman lagi-"
"Tunggu!" suara Ransome meninggi. "Pigeon, laporkan lagi jumlah kalian."
"Afirmatif, Robin. Ringdove, Cockatiel, Catbird, Egret, dan Whippoorwill."
Suara Ransome mengeras. "Itu baru lima. Kalian seharusnya berenam. Mana Snipe?"
"Kupikir dia bersama Kingfisher."
Laki-laki bernama Kingfisher itu menanggalkan gaya bicara model Amos and-Andy.
"Tidak, dia seharusnya ada di regumu, Pigeon."
Ada ketegangan dalam suara Ransome. "Snipe" Snipe, harap lapor. Di mana kau?"
Dave tahu di mana dia. Snipe sedang menggigit-gigit isolasi di Jantai 12.
Ransome kembali memanggil Snipe. Lagi-lagi tak ada balasan.
"Oh, sialan," Ransome mendesis gemetar. "Oh, sialan." Sesaat Dave mengira
Ransome gemetar ketakutan. Kemudian disadarinya bahwa bukan rasa takut yang
membuat suara laki-laki itu bergetar, melainkan luapan kegembiraan. "Dia sudah
kembali! Dia melewati Myna! Dia ada di sini!"
Partridge, orang kedua pemegang komando di bawah Ransome dan penghubung ke dunia
luar, berbisik penuh harap, "Kita akan berhasil, kan, Sir?"
"Afirmatif." Apa pun emosi yang tadi membuat suara Ransome melengking kini telah
lenyap. Dengan dingin ia memberikan perintah, "Hubungi Mabes. Katakan pada
mereka agar menunda heavy"
368 Heavy" Dave bertanya pada diri sendiri. Apa artinya" Karena alasan tertentu kata
itu memicu kenangan samar-samar akan Jenderal Curtis LeMay yang suka mengunyah
cerutu. LeMay kepala staf Angkatan Udara Amerika Serikat tahun 1960-an. Sekarang
kenapa aku tiba-tiba teringat padanya" tanya Dave dalam hati.
"Maaf, Sir." Suara itu milik Kingfisher, dan suara itu meninggi. "Kau bilang
'heavy'T Ransome menjawab lembut, "Tahan pertanyaan itu, Kingfisher. Itu cuma rencana
alternatif." "Mabes mengatakan mereka sudah siaga dalam jajaran!" Partridge nyaris berteriak.
"Partridge, suruh mereka kembali ke pangkalan."
"Heavy! Ya Tuhan. Bagaimana mungkin..."
Heavy" Curtis LeMay" Itu mengingatkan Dave pada film lama. Film apa itu..."
"Tenang," kata Ransome datar. "Kalau kau ada masalah, Kingfisher, kita akan
membicarakannya pada saat yang tepat."
Kingfisher berteriak, "Heavy keparat! Oh, man, kau telah menipuku!"
Ransome mengembuskan napas. "Kau sudah tahu * pekerjaan ini berbahaya ketika
menerimanya. Sekarang tenanglah."
"Oh, sialan, sialan, sialan..."
"Kau dibebaskan dari tugas, Kingfisher. Melaporlah pada Parrot di 43. Kestrel,
ambil alih regu kalian."
"Kau keparat, Robin! Kau keparat busuk..."
"Kestrel, tolong singkirkan orang itu dari udara."
Terdengar bunyi tercekik. Radio berderak. Seseorang, Kestrel, menurut perkiraan
David, menggeram, "Kingfisher masuk dalam daftar korban, Robin."
369Ransome berkata dengan suara halus dan dingin seperti es, "Kalian semua
dengarkan. Belum ada keputusan, kuulangi, belum ada keputusan akhir mengenai...
mengenai masalah kecil yang begitu mengusik Kingfisher. Tapi aku percaya kalian
tahu sudah disiapkan beberapa langkah darurat. Mungkin beberapa dari kalian yang
selama ini memandang ringan-gentingnya situasi sekarang mendapatkan perspektif
yang lebih baik." Jenderal LeMay adalah model dari tokoh dalam film lama itu. Pemainnya George C.
Scott. Apa judul film itu" Peter Sellers juga ikut main. Oh ya. Dr. Strangelove.
"Alternatif tersebut hanya akan dijalankan bila subjek tidak kembali ke gedung
ini." Dave menapakkan kakinya pada dinding. Pikirnya, mungkin memanjat kembali ke atap
bukanlah cara terbaik untuk meloloskan diri. Mungkin memicu alarm dan menuruni
tangga sementara Ransome dan gerombolannya berkerumun menuju ke kantor Bernie
bukanlah pemecahan terbaik. Mungkin ada jalan yang lebih baik.
Ia mendengar bunyi berdetak dan tarikan napas. . Ransome baru saja menyalakan
sebatang rokok. "Saudara-saudara, syarat keamanan... well, beberapa di antara
kalian telah menanyakan mengapa kita memburu Mr. Elliot yang licin, dan mengapa
kita diwajibkan untuk melaksanakan prosedur yang tak lazim. Selama ini aku belum
mengungkapkan seluruh fakta. Sekarang aku siap melakukannya."
Ransome menyedot dalam dan mengembuskan napas. Suara itu membuat Dave ingin
merokok. 370 Ayo, puaskan dirimu. Dave merogoh bungkus Virginia Slims dari saku. Dengan mulutnya ia mencabut
sebatang dan mengambil korek. Bungkus rokok itu lepas dari jarinya. Ia
meraihnya. Kotak rokok itu bergulir lepas, melayang-layang turun 45 lantai Jce
jalan. Biar saja. Benda itu akan membunuhmu.
"Sekarang akan kukatakan pada kalian. Dan karena tak disangsikan lagi subjek
kita, Mr. Elliot, tentu membawa radio Snipe, akan kuceritakan juga padanya.
Dengarkan, semuanya. Dengarkan, Mr. Elliot. Dengarkan baik-baik."
Dave mengisi paru-parunya dengan asap rokok. Ransome melakukan kekeliruan. Ia
berbicara saat ia seharusnya mengambil tindakan. Ia mengalihkan perhatian anak
buahnya dari misi mereka. Perhatian mereka akan terfokus pada kata-katanya dan
bukan pada kemungkinan bahwa Dave...
"Tampaknya Mr. Elliot telah terinfeksi suatu virus. Bukan virus biasa. Jauh dari
itu. Sebaliknya, virus ini sangat istimewa. Virus inilah yang oleh orang-orang
lab disebut 'tiga fase', istilah yang artinya sangat mutagenis. Virus ini
berubah, berevolusi dalam tiga fase yang terpisah dan berlainan. Mirip dengan
ulat yang berubah menjadi kepompong, dan kepompong menjadi kupu-kupu, virus Mr.
Elliot berubah dari satu bentuk' ke bentuk yang lain, kehidupan yang sama sekali
berbeda, dan kemudian berubah menjadi bentuk ketiga, makhluk hidup yang
sepenuhnya lain." ...sedang bergerak. Dave menjentikkan rokoknya, dan mulai mengayunkan tubuhnya, berayun kembali ke
jendela Bernie. Ia 371tahu apa yang akan dilakukannya. Ia tahu menurutnya ia tahu tepat ? ?bagaimana Ransome menyiagakan orang-orangnya. Bila mereka ditempatkan seperti
seharusnya, ia bisa melumpuhkan mereka.
Dengan keberuntungan, ia bahkan mungkin tidak perlu membunuh siapa pun. Siapa
pun, kecuali Ransome. "Atau telur katak jadi berudu, dan berudu jadi katak, tiga makhluk hidup yang
berlainan, masing-masing dengan sifat perilaku yang unik. Demikian juga virus
Mr. Elliot yang malang."
Dave melepaskan ikatan talinya, dan kembali memasuki jendela kantor itu. Ia
mencabut pistol dari bawah sabuknya dan mengeluarkan magasinnya. Penuh. Ia
menarik pengokang. Sebutir peluru melompat keluar. Ia mengambilnya dari lantai
dan mengembalikannya ke dalam bilik pelatuk. Ia memasang kembali magasin,
melepaskan kunci pengaman, dan menyetel selektornya ke full automatic.
Sedikitnya tentu ada dua orang di dalam ruang rapat itu. Mungkin lebih. Laporan
untuk Ransome hanya sampai pada Kingfisher 28 orang. Empat di antara mereka ada
?di lobi, dan tujuh lagi sebagai cadangan di lantai 43. Kingfisher sendiri sudah
bebas tugas. Itu berarti tinggal 16 orang, termasuk Ransome. Dave menghitung
rencana penyergapan yang baik. Ia tahu bagaimana ia akan mengalokasikan kekuatan
seandainya ia yang memegang komando dan bila Ransome berbuat yang sama, di sana
ada... "Pertama, virus ini hanya benda kecil yang tak berbahaya. Satu-satunya ciri
istimewa, ia sangat menyukai primata. Kera, gorila, simpanse, orang utan
372 kukira, dan manusia. Hanya primata, Saudara-saudara. Virus ini, virus Mr.
Elliot, adalah virus yang suka pilih-pilih takkan menerima spesies lain sebagai
?inang." ...tiga orang. Mereka semua memunggungi pintu. Perhatian mereka terpusat pada
ucapan Ransome sehingga mereka tak mendengar pintu terbuka, tidak tahu pintu itu
menutup. Dave memegang pistol itu dengan dua belah tangan, gaya tempur, dan beringsut
maju. Mereka tukang pukul biasa, prajurit hijau seperti Snipe, dan sama sekali
bukan kelas Ransome. Dua membawa Finnish Jati-Matic buatan Finlandia, senapan
mesin ringan 9 mm dengan magasin isi 40 peluru dan peredam suara bikinan pabrik.
Dave mengernyit tak setuju. Magasin isi 40 adalah amatir. Bobotnya menyeret
moncongnya ke bawah. Seorang profesional yang terlatih tentu tahu itu. Seorang
profesional hanya akan memakai magasin isi 20.
Orang ketiga membawa Ingram MAC dengan suppressor WerBell Sionics, senjata
canggih di zaman Dave dulu, tetapi sekarang hanya merupakan barang antik yang
menarik. Si tolol itu meletakkan senapan tersebut di atas meja rapat. Dave
mengulurkan tangan kiri dan...
"Seperti yang kukatakan, virus tiga fase. Pada fase pertama, tidak banyak yang
terjadi kecuali virus itu ikut berputar-putar dalam aliran darah yang hangat dan
nyaman, dan di sana banyak makanan. Virus itu suka berada di sana, maka
memutuskan untuk tinggal. Dan begitu tinggal, ia mulai membentuk keluarga.
Keluarga besar. Itulah inti tahap pertama berkembang?373biak. Setiap 45 menit virus itu membelah diri. Yang tadinya hanya ada satu
virus, kini ada dua. 45 menit kemudian, yang tadinya dua, kini jadi empat. 45
menit sesudahnya, delapan. Dan demikian seterusnya selama masa kurang-lebih 24
jam. Dan ketiga tahap pertama berakhir. Saudara-saudara, virus kecil itu sudah
menjadi bapak dari 4 miliar keturunan, Saudara-saudara, lebih dari 4 miliar."
...menjatuhkan pistol otomatis itu ke lantai. "Angkat kepala, Bung," bisik Dave.
"Angkat tangan juga."
Seorang berbalik, sambil mencoba membidikkan Jati-Matic-nya. Dave mengayunkan
pistolnya. Mulut laki-laki itu menyemburkan pecahan gigi dan ludah berdarah.
Dave berbicara sebelum tubuh itu terempas ke lantai. "Jangan bergerak dan kau
takkan mati. Aku tak ingin..."
Laki-laki itu sebenarnya pemuda yang membawa-bawa MAC, jadi pucat pasi.
? ?Matanya berputar ngeri. Kata-kata dan air liur menyembur dari mulutnya. "Dia
bawa penyakit. AIDS, oh, Tuhan, menjauhlah dariku!" Ia terbirit-birit ke pintu.
Dave membidikkan pistolnya ke paha pemuda itu. Ia tidak ingin membunuhnya. Ia
tidak ingin membunuh siapa pun. Bila menembak kaki anak muda itu, ia akan
menjatuhkannya... "Sesudah sekitar 24 jam, tahap kedua dimulai. Tahap ini berlangsung sekitar 72
jam tiga hari. Dalam tahap itulah virusmu sekarang, Mr. Elliot. Ia telah
?berubah, berevolusi, bermutasi dari tahapnya semula yang pasif dan tak
membahayakan menjadi sesuatu yang lain. Ulat itu telah berubah jadi kepompong,
dan pupa itu banyak tingkah."
374 ...dengan berteriak-teriak. Jeritan itu akan memberi tanda kepada anak buah
Ransome yang lainnya. Dave tidak bisa mengambil risiko itu. Ia mengangat moncong
pistol, menembak, dan memalingkan wajah, mual. Senjata laki-laki ketiga jatuh ke
lantai. Tangannya terangkat. Ia menyandarkan punggungnya pada salah satu lukisan
Pissaro yang sangat disayangi Bernie, lukisan rumah di ujung jalan yang gelap.
"Tapi jangan sentuh aku, man" ia memohon. "Aku akan melakukan apa saja yang
kauinginkan, cuma jangan sentuh aku!"
Dave mengangguk. Ia merogoh ke dalam saku dan mengeluarkan botol pil yang
diambilnya dari lemari obat Nick Lee. "Oke, Nak, aku ingin kau menelan lima
butir pil ini. Di belakangmu ada sebotol air. Ambil, dan tuang satu gelas, dan
kemudian telan pil ini."
Pemuda itu menunjukkan paras khawatir. Dave mencoba mengerahkan segala kemampuan
untuk melontarkan senyum ramah. Tidak cukup berhasil. "Hanya pil tidur."
Pemuda itu... "Begitu bermutasi, virus itu jadi gesit. Ia mulai bermigrasi keluar dari
peredaran darah dan masuk ke organ lain. Kini ia bisa menyebar. Sesudah 24 jam,
si pembawa kau, Mr. Elliot bisa menularkannya pada orang lain. Tapi hanya
? ?lewat cairan tubuhnya saja mani, air liur, urin, atau darah. Sudah sekitar 36
?jam Mr. Elliot terinfeksi virus ini, jadi virus itu dalam keadaan yang sangat
menular. Kalian tentu ingat, pada pukul 15.30 sore ini, tepat sebelum jam ke-24
infeksinya, aku memberikan perintah baru mengenai cara penanganan mayatnya.
Kalian kini tentu memahami dasar perintah tersebut."
375...menggeleng dan berkata, "Aku takkan makan apa pun yang sudah kausentuh."
Dave menjawab, "Bacalah labelnya. Ini bukan resep untukku. Aku belum menyentuh
pil-pil itu. Di samping itu, bila kau tak menelannya..." Ia memberi tanda dengan
pistol. Pemuda itu mengerti, membuka botol, dan menelan setengah lusin obat
tidur yang keras. "Sekarang bagaimana?" ia bertanya.
"Sekarang berbaliklah dan menghadap dinding."
"Jangan memukulku terlalu keras, oke?"
"Akan kulakukan sebaik mungkin." Dave...
"Mr. Elliot, aku ingin kau memperhatikan ini. Dengar baik-baik. Virus itu bisa
menyebar akan tersebar pada siapa saja yang minum dari cangkir bekas si ? ?pembawa, siapa saja yang mencium si pembawa, siapa saja yang diberinya gigitan
sayang, siapa saja yang ditidurinya."
...memukul belakang telinganya dengan pistol. Pemuda itu menjerit dan terhuyung,
tapi tidak jatuh. Dave memukulnya lagi, lebih keras.
Ia melihat kembali ke pintu yang menuju ke kantor Bernie, membayangkan bagaimana
tubuh-tubuh itu seharusnya tergeletak. Satu dari tiga tubuh itu benar-benar
mayat. Ia tidak suka hal itu. Ia sudah berusaha sebaik mungkin untuk
menghindarinya. Ia menyelipkan tangan ke bawah lengan orang mati itu. Terlalu banyak darah. Bila
Ransome atau salah satu anak buahnya melongok ke dalam ruang rapat, melihat ke
lantai dan dinding, mereka akan tahu apa yang telah terjadi. Terlambat
?memikirkannya sekarang. Ia menyeret mayat itu sepanjang ruang rapat,
376 menelentangkannya dekat pintu. Ia meletakkan salah satu senapan Jati-Matic di
dadanya. Kemudian ia kembali menyeret orang kedua.
Kurang dari semenit, ia sudah mengatur tubuh-tubuh itu sedemikian rupa sehingga
tampak... "Tentu saja si pembawa tak tahu ia bisa menularkannya, ia menyebarkan penyakit
ke mana-mana. Ia merasa masih sehat sebab virus itu tak menimbulkan efek yang
merugikan. Setidaknya belum. Itu belum terjadi sampai hari keempat. Saat itu
virus tersebut sudah bermutasi lagi. Apa yang tadinya kepompong kini jadi kupukupu. Ia siap terbang."
...seperti mereka sudah mati ketika menyerbu keluar dari ruang rapat itu. Bila
alarm di atas pintu Bernie berbunyi, mereka tentulah yang pertama masuk ke
kantornya. Untuk memberikan efek terakhir, ia melangkah ke tengah kantor dan menembakkan


Vertical Run Karya Joseph R. Garber di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

selusin peluru tanpa bunyi ke dinding dan ke lantai. Sekarang ruangan itu tampak
seperti tempat baku tembak.
Waktunya hampir habis. Ransome (Astaga, ia sungguh cinta dengan suaranya
sendiri!) tidak akan mengoceh selamanya. Dave harus membereskan sisa ilusinya
dengan cepat. Dua pintu terbuka ke ruang rapat satu dari kantor Bernie dan
?satu... "Secara teknis, pada tahap ketiga, virus ini menjadi apa yang oleh para dokter
disebut 'pneumatis'. Itu berarti si pembawa menyebarkan infeksinya hanya dengan
bernapas. Tiap kali mengembuskan napas ia menyemburkan enam juta
spora kuulangi, Saudara-saudara enam juta. Ia menghirup napas, mengembuskan
? ? napas. Bila melakukannya lima puluh kali, ia
377melepaskan cukup banyak virus untuk menginfeksi setiap laki-laki, perempuan,
dan anak-anak di Amerika Serikat. Bila melakukannya seribu kali, ia menyebarkan
cukup banyak virus untuk semua orang, setiap orang hidup, di bumi yang hijau
ini." ...dari lorong yang menghubungkan kantor Bernie dengan ruang resepsionis. Hanya
ada tiga kantor di koridor itu satu milik Mark Whiting, kepala keuangan ?Senterex, yang kedua milik Sylvester Lucas, wakil direktur perusahaan, dan yang
ketiga milik Howie Fine, kepala penasihat hukum. Ransome tentu memasang orang di
dalam semua kantor itu. Mereka, seperti tiga orang di ruang rapat itu, akan
saling mendului masuk ke suite Bernie bila alarm itu berbunyi.
Dave membungkuk, membuka pintu itu, dan berguling ke lorong. Ia membuat
lingkaran dengan pistolnya, mencari sasaran.
Tak ada seorang pun di sana. Tepat seperti seharusnya.
Pertanyaan yang menarik adalah lokasi Ransome. Dave tidak tahu pasti apakah
Ransome menempatkan diri dekat suite Bernie misalkan saja, di dalam kantor
?Whiting atau kantor Lucas atau lebih jauh lagi. Alternatif mana pun dari segi
?militer betul: dekat untuk memimpin serangan; jauh untuk mengarahkan kekuatan
sesuai dengan yang dibutuhkan situasi di medan pertempuran. Manakah yang akan
dipilih Ransome" Manakah yang akan kaupilih"
Lempar koin. Yang jauh, kurasa.
Ia bergeser ke pintu kantor Whiting dan menempel 378 kan telinga pada daun pintu. Ia tidak bisa mendengar apa-apa kecuali bisikan
Ransome yang dingin di radio. Ia mengangkat pistolnya...
"Tapi kutegaskan lagi. Kau tahu, virus ini makhluk kecil yang lemah. Begitu
keluar dari tubuh inangnya, ia tak bisa hidup terlalu lama. Sepuluh menit,
mungkin lima belas menit paling lama. Kecuali menemukan pembawa lain sebelum
waktu itu, ia akan mati."
...menumpukan kaki, dan dengan pundaknya mendorong pintu hingga terbuka. Seorang
laki-laki kulit hitam, sudah agak berumur, sedang duduk di belakang meja kerja
Whiting. Senjatanya, juga sepucuk Jati-Matic, disandarkan pada lemari arsip
Whiting dengan pangkal menghadap ke atas. Laki-laki itu memandang Dave,
membelalakkan matanya lebar-lebar, mengangkat tangannya. Ekspresi pada wajahnya
mengatakan bahwa ia terlalu miskin pengalaman untuk memberikan perlawanan.
"Dengan kakinya Dave mendorong pintu hingga menutup.
Laki-laki itu berkata, "Mister, aku cuma mau bilang aku menyesal. Aku kebetulan
melihat apa yang dikerjakan orang itu di kantor Mr. Levy, tapi aku sama sekali
tak ada sangkut pautnya, dan itu membuatku mual." Matanya sedih dan sedikit
basah. Ia memakai kumis yang sudah mulai beruban. Ia sudah mulai tua,-dan letih.
Dave bertanya, "Apakah kau veteran?"
"Ya, Sir. Masuk tahun '66. Aku tadinya anti wajib militer, ditugaskan di
kesatuan 546 Med. Tapi 93 persen kasatuan kami jadi korban di Tet. Sesudah itu
tidak lagi jadi CO. Aku masuk pasukan infanteri.
379Bertugas terus di sana. Pensiun dua tahun lalu. Seharusnya aku tetap pensiun,
kurasa." Dave mengangguk. "Kurasa begitu."
"Jadi, Sir, aku akan sangat berterima kasih bila kau tak menganggapku sebagai
musuh yang akan menyerang."
"Tidak." Dave mengeluarkan botol pil tadi dari sakunya.
Wajah sedih laki-laki itu menunjukkan bahwa ia mengerti, dan ia sudah siap
menerima nasib apa pun yang direncanakan Dave baginya.
"Buka tutup botol ini, keluarkan lima atau enam butir, dan telanlah."
Laki-laki hitam itu mengambil botol dari tempat Dave meletakkannya. Dengan
kesedihan tak terhingga, ia berkata, "Orang itu sudah gila. Memenggali kepala.
Memanggil heavy. Percayakah kau" Oh, Mister, aku sudah menimbang-nimbang untuk
kabur ketika mendengar itu. Seandainya kau tak masuk menerobos pintu, aku
mungkin sudah lari. Satu hal lagi, Sir masih ada satu lagi. Kau tahu apa kode
nama yang diberikan padaku" 'Crow' Gagak. Itulah yang diberikan padaku. Dan aku?satu-satunya kulit hitam dalam tugas ini. Percayakah kau?"
Dalam telapak tangannya ada enam tablet kuning. Ia mengamatinya, menghela napas,
dan menelannya. "Ini pil tidur, kan" Berapa lama waktu yang diperlukan?"
"Terlalu lama. Aku harus mempercepat kerjanya." "Kau ingin aku berbalik?"
Menyerah dan pasif. "Silakan."
"Oke, tapi kau harus ingat, aku menyesal. Mister,
380 aku menyesal dan seandainya bisa sejak dulu aku keluar dari sini." Dave
memukulkan gagang pistolnya ke belakang tengkorak laki-laki itu. "Aku juga,"
gumamnya. Perhentian berikutnya, kantor Sly Lucas. Apakah Ransome...
"Bagaimanapun, pembawa pertama tadi, Mr. Elliot, tetap tak tahu apa yang
terjadi. Ia tetap tak merasa sakit. Yang dirasakannya hanyalah sedikit ganjil,
dan anehnya merasa sedikit lebih bergairah. Warna-warni serasa lebih cerah
baginya, bunyi-bunyi lebih merdu, rasa dan bau lebih tegas. Ia akan mulai
bermimpi indah. Tergantung pada metabolismenya, ia bahkan mungkin mendapatkan
satu-dua penampakan."
...ada di dalam sana, mengoceh tak putusnya di radio" Dave berharap orang itu tak
ada di sana. Ia ingin Ransome terus berbicara, menceritakan yang -sebenarnya
kepada anak buahnya. Sebab begitu tahu kebenaran itu, mereka akan mulai
berkeringat. Satu-dua orang mungkin akan lari. Mereka semua akan melakukan
kesalahan. Ia menendang pintu Lucas.
Dua laki-laki, tak satu pun di antara mereka adalah Ransome.
Satu sedang berdiri siaga di pintu, yang lain menatap ke luar jendela. Penjaga
itu bergerak cepat. Ia menembak sebelum pintu sepenuhnya terbuka.
Ia menembak terlalu tinggi, terlalu banyak mengeluarkan tenaga untuk magasin isi
40 butir itu. Peluru merobek plesteran dinding di atas kepala Dave. Si penjaga
sibuk menurunkan moncong Jati-Matic itu. Dave menjatuhkan diri berlutut. Ia
melepaskan sem - 381buran tembakan pendek ke dada laki-laki itu. Bunyi duk, duk, duk pelan pistol
otomatis itu rasanya terlalu lembut untuk akibat yang dihasilkannya. Ditembakkan
dari jarak pendek, peluru tersebut mengangkat tubuh laki-laki itu dan
melemparnya berpusar ke belakang menimpa kursi. Semburan darah memercik ke mata
Dave. Debu plesteran dinding memasuki hidungnya.' Ia melompat kembali ke
koridor, merapatkan punggung ke dinding, di luar penglihatan.
Laki-laki di sebelah jendela itu menyemburkan dua tembakan ke lorong. Dave
menyeka mata dengan lengan kemeja. Satu lagi tembakan meledak ke dinding. Bunyi
peluru merobek plesteran dinding terdengar lebih keras daripada letusan teredam
dari Jati.-Matic tersebut.
Dave memasukkan satu klip baru ke gagang pistolnya. Ia harus bertindak sebelum
orang itu memakai radionya. Ia mencopot sepatu sebelah, menyiapkan diri, dan
melemparkannya melalui ambang pintu. Peluru menghujani udara. Dave berguling
melewati pintu. Lawannya sudah mengambil posisi di sudut. Jati-Matic-nya ditopangkan pada
pundak. Senapan itu dibidikkan ke sebelah kiri pintu, dan di atas lantai. Ia
mulai mengalihkan pandangan ke tempat Dave berbaring.
Tembakan Dave meruntuhkan kakinya. Laki-laki itu mendnegus. Senapannya
berguncang. "Kau bajingan, busuk," katanya.
Dave membidikkan pistol ke tengah dadanya. "Jangan lakukan."
Laki-laki itu mengayunkan senjatanya ke arah Dave...
382 "Kalian mungkin bertanya bagaimana kami tahu semua ini. Nah, Saudara-saudara,
jawabnya adalah: Ya. Ya, Mr. Elliot bukan orang pertama yang terinfeksi virus
ini. Tentu saja, dalam kasus lain kondisinya jauh lebih terkontrol. Begitulah
kami tahu, Saudara-saudara, dan begitulah kami tahu bahwa tidak ada obatnya."
...yang merobohkannya dengan satu tembakan tunggal.
Dave mendesis. Ia tidak menginginkan ini. Ia hanya menginginkan Ransome. Ini
tidak perlu, kematian itu, dan segala lainnya. Kata-kata Ransome membuktikannya.
Dan Dave merasa begitu dingin.
Namun ia tidak dapat, berhenti. Tidak sekarang. Masih ada satu kantor lagi,
kantor ketiga, tempat begundal Ransome sedang menunggu...
"Atau lebih tepatnya, masih ada satu pengobatan. Bila kau membunuh pembawanya,
orang yang terinfeksi itu, jauh sebelum virus itu mencapai tahap terakhirnya,
kau bisa menghentikan penyebaran penyakit ini. Dan, Saudara-saudara, itulah cara
satu-satunya untuk menghentikannya. Apakah kau mengerti, Mr. Elliot?"
...kantor Howie Fine. Howie adalah kepala penasihat hukum Senterex. Di atas lemari
arsipnya tergantung lukisan cat minyak karya Thomas Eakins. Lukisan itu
menggambarkan sidang pengadilan yang terkenal, sang hakim di balik mejanya, si
saksi yang bingung bercampur takut di boks, sang jaksa berbicara berapi-api
kepada dewan juri. Dave tidak pernah menyukai lukisan itu. Ia tak -pernah
menyukai apa pun yang berkaitan dengan ruang sidang.
383Ia menendang pintu hingga terbuka. Ruangan itu kosong. Tidak, tidak kosong
sama sekali. Ruangan itu...
Bagaimana..." Apa..."
Tenaga di kakinya hilang. Ia merosot berlutut, tak lagi mampu berdiri tegak,
begitu lemah sehingga ia bisa saja jatuh tak berdaya, tersungkur ke lantai.
Ruangan itu tidak sepenuhnya kosong; tak ada siapa pun di sana kecuali Marigold
Fields, panggil-aku-Marge, Cohen. Tali nilon tampak seperti tali ?
parasut dipakai untuk mengikatnya ke kursi besar Howie Fine yang berjok kulit, ?la masih hidup, sadar, tersumbat mulutnya, memandang padanya, matanya terbelalak
demikian lebar, selebar seharusnya. Benar-benar sangat lebar.
Ia mencoba mengatakan sesuatu kepada Dave. Dave tak dapat menangkap maksudnya.
Mulutnya tersumbat rapat. Kata-katanya hanya berupa gumam tanpa arti.
Dave menelan ludah. Berat. Dua kali. Ini tak mungkin... dia, yang lain... kepalakepala mereka... teater kebiadaban Ransome... Dia sudah mati. Dave sudah melihat
dengan mata kepala sendiri.
Marge bernapas lewat mulutnya yang ternganga, menelan udara. Suaranya yang
teredam seperti memohon agar Dave melepaskan ikatannya.
Mengapa" Apa yang Ransome... tunggu sebentar. Tentu saja. Sudah jelas. Ransome...
"Mengertikah kau bahwa inilah satu-satunya cara untuk menghentikan penyakit itu,
Mr. Elliot" Dan amat sangat penting menghentikan penyakit ini. Mengapa" Karena
gejala-gejala sebenarnya takkan mulai beberapa hari sesudah virus itu bermutasi
384 menjadi tahap ketiga. Kau dengarkan ini, Mr. Elliot" Beberapa hari menghirup
napas, beberapa hari mengembuskan napas. Beberapa hari menyemburkan enam juta
kematian dengan setiap embusan napasmu. Kemudian kau akan mulai merasakannya,
Mr. Elliot. Pertama demam. Kemudian keringat. Kedinginan, mual, rasa sakit yang
menusuk. Dalam 72 jam kau akan mati."
...seorang profesional. Dia tentu punya rencana cadangan untuk menghadapi
kegagalan. Dan rencana cadangan dari rencana cadangan. Itulah sebabnya ia tidak
membunuh Marge. Perempuan ini tak ada manfaatnya dalam keadaan mati. Akan
tetapi, dalam keadaan hidup ia akan jadi senjata lain, senjata terakhir yang
bisa dipakainya terhadap mangsanya. Ia harus membiarkannya hidup, siap
mengeluarkannya bila Dave berhasil selamat dari perangkap mematikan yang
disiapkan untuknya. Pada saat itulah bila tahu Dave lolos Ransome akan
? ?menempelkan salah satu radionya ke mulut Marge, dan berharap jeritannya akan
mencegah Dave kabur. Barangkali cara itu akan berhasil. Sama seperti caranya memancang kepala itu
seharusnya berhasil. Kepala itu... karya seni yang bagus. Yang nyaris bisa dikaguminya. Harus
diakuinya, benda itu dibuat dengan ahli, tepat seperti yang kauharapkan dari
seorang ahli semacam Ransome. Apakah itu terbuat dari lempung atau lilin atau
karet atau perempuan mati yang cukup mirip dan cukup makeup sehingga tampak
seperti Marge" Dave tidak tahu. Ia tid^ik peduli. Yang ia peduli adalah Marge
ternyata masih hidup. 385Ia berniat melihat Marge tetap demikian.
Dave berdiri dengan susah payah. "Maaf, Marge. Aku harus pergi."
Marge menggeleng keras-keras. Suara-suara yang lebih keras, jeritan seandainya
ia bisa membuka mulut, bergolak di bawah penyumbat mulutnya.
"Kau lebih aman di sini daripada bila aku melepaskanmu. Tak lama lagi akan
terjadi keributan di lorong-lorong itu. Aku tak ingin kau berada di tengahnya."
Matanya menyorotkan pandangan membunuh. Ia akan merobek tenggorokan Dave bila ia
lepas. Dave mendorongnya ke lemari Howie hingga tak terlihat. "Tapi aku akan kembali.
Aku janji. Aku janji akan kembali untukmu. Marge, jangan pandang aku seperti
itu. Sialan, aku kehabisan waktu dan tak punya pilihan."
Dave meninggalkannya, tahu bahwa Marge takkan memaafkannya, dan kembali ke
koridor untuk mengerjakan...
"Tujuh puluh dua jam. Itu saja yang akan kau-punyai. Dan kemudian kau mati.
Dalam jam-jam itu kau akan berharap kau sudah mati. 20 atau 30 hari sesudah itu,
semua orang akan mati. Semua orang yang berada cukup dekat untuk menghirup
napasmu. Dan setiap orang yang berhubungan dengan orang-orang yang sudah
terinfeksi olehmu, dan semua orang yang berhubungan dengan mereka. Dengan kata
lain, semua orang di dunia, Mr. Elliot, seluruhnya."
...apa yang harus dikerjakannya. Menyeret dua mayat itu ke posisi yan^
dimaksudkannya hanya butuh sesaat. Begitu mayat-mayat itu selesai diaturnya,
386 lorong di luar kantor Bernie tampak seperti tempat pembantaian. Darah yang
berbau tembaga menggenang di karpet, bau bubuk mesiu yang tajam tergantung di
udara, Orang mati malang melintang dalam posisi yang tidak nyaman, seperti
halnya semua orang mati, wajah mereka menunjukkan ekspresi terperanjat.
Dave berjalan dengan kaus kaki. Salah satu sepatunya telah dihancurkan dengan
tembakan. Yang sebelah lagi dibuangnya. Laki-laki kulit hitam itu memakai sepatu
kerja selutut berukuran besar dan tampak nyaman dipakai. Tampaknya sepatu itu
cocok dengan ukurannya dan Dave memandanginya dengan penuh keinginan.
Lebih baik jangan. Mungkin ada orang mengamatinya.
Benar. Sudah tiba saat memulai pesta ini, kan" Benar lagi.
Dave mengangkat salah satu Jati-Matic itu, memeriksa klip pelurunya, dan
mengeratkan talinya. Ia menyandangnya...
"Lupakan pembunuh biasa, dan lupakan tentara dan perang, dan lupakan Hitler
serta Stalin dan setiap despot sinting yang pernah lahir. Betapapun banyaknya
korban yang mereka timbulkan tidaklah ada artinya dibanding dengan angka yang
akan dicatat Mr. Elliot. Dia sendiri merupakan satu pasukan tunggal. Tak ada
kata yang tepat untuk menjelaskan dia itu apa, mereka belum menciptakannya."
...di pundak. Ia kembali menyusuri koridor menuju ke ruang rapat. Ia berhenti di
ambang pintunya. Sesudah memicu alarm agar berbunyi, ia punya
387tiga pilihan bisa lari ke tangga, bersembunyi di lemari Bernie, atau ?mengunci diri di ruang rapat.
Menurutnya lemari itu merupakan pilihan terbaik. Ia bisa mencapainya lebih cepat
daripada tangga mana pun. Anak buah Ransome takkan melongok ke dalam lemari.
Mereka akan melihat mayat-mayat, melihat kabel yang tergantung di luar jendela
terbuka, dan menyimpulkan ia telah kabur ke atap.
Atau demikianlah yang kauharap.
Atau demikianlah yang kuharap.
Ia masuk ke ruang rapat, berjalan mengukur panjangnya, dan untuk yang
diharapkannya sebagai terakhir kali, memasuki kantor Bernie Levy.
Pemandangan di sana tidak berubah. Karya potong-memotong Ransome masih
terpampang. Gila. Sinting. Sama sekali tidak diperlukan dan tidak bisa dibicarakan. Yang
harus mereka lakukan hanyalah menjelaskan hal itu kepadanya. Ia tentu tidak akan
senang, namun ia tidak akan lari. Seandainya mereka memberitahukan apa yang
diceritakan Ransome kepadanya sekarang, ia mungkin akan bekerja sama. Mereka
sebenarnya bisa menawarkan membawanya entah ke mana, ke ruangan bersih, steril,
terisolasi dari dunia luar. Atau mereka bisa membawanya ke pulau tak
berpenghuni, atau tempat lain yang aman. Yang harus mereka lakukan hanyalah
membiarkannya mati dengan sedikit martabat. Ia takkan melawan. Bagaimana ia bisa
melawan" Mengetahui yang sebenarnya, ia tentu akan menyerah.
Akan tetapi sebaliknya, mereka memutuskan memperlakukannya seperti binatang
buruan. Kami pembunuh berlisensi, Mr. Elliot, orang profesional
388

Vertical Run Karya Joseph R. Garber di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

yang sangat terlatih, dan kami tahu apa yang terbaik. Di samping itu, kami tak
cukup mempercayaimu untuk menceritakan yang sebenarnya. Kami tak cukup
mempercayai siapa pun untuk menceritakan hal itu. Kami akan berbohong padamu,
dan kami akan berbohong pada teman-temanmu, dan kami akan berbohong pada orangorang yang membayar kami. Begitulah cara kami, Mr. Elliot, dan bila sekarang kau
belum terbiasa dengannya, kau takkan pernah terbiasa. Maka jadilah warga negara
yang baik, dan jangan mempersulit saat kami membereskan masalah kami dengan cara
tradisional ini. Kau masih bisa menawarkan untuk menyerah. Mungkin kau bisa membujuk Ransome agar
membiarkan Marge pergi...
Terlambat. Segalanya sudah berkembang terlampau jauh. Ada utang yang harus
dilunasi... "Baiklah, kalian semua, baiklah, Mr. Elliot, inilah poko"persoalannya: begitu
virus itu bermutasi ke tahap ketiga, dan begitu virus itu menyebar ke penduduk,
ia tak dapat dihentikan. Satu-satunya cara untuk menghentikannya adalah
menghentikannya sebelum ia mencapai tahap ketiga. Itu berarti menghentikan orang
yang membawanya. Jadi kaubunuh dia sebelum terlambat. Dan dalam melaksanakannya
kau harus membunuh beberapa orang lain, itu merupakan harga yang murah. Bahkan
seandainya kau harus membunuh seluruh kota New York, itu masih murah. Itu
merupakan alternatif yang terbuka, kau tahu itu. Menjatuhkan bom merupakan
alternatif rasional."
...rekening yang harus ditutup. Tahun depan nama John Ransome tidak akan tercantum
dalam buku petunjuk telepon.
389Dave membuka dan menutup tangannya. Ia melihat selotip itu. Terentang dari
kotak alarm ke jendela yang pecah.
Ayo kita bereskan. Dave menyentakkan selotip itu.
Ransome masih berbicara. Kata-kata keluar dari mulutnya sedikit lebih cepat
daripada seharusnya. Ia sudah bicara terlalu banyak, tahu bahwa segala yang ia
ucapkan membuat urusan jadi lebih parah, tetapi tidak kuasa menahan diri.
"Kaupikir AIDS menular. Nah, Saudara-saudara, tingkat infeksi AIDS hanya
berlipat dua kali dalam setahun. Tapi ini..." Ransome menarik napas pendek, tajam.
"Dia ada di sini! Kantor Yahudi itu! Ayo! Ayo, ayo, ayo!"
Dave membuka pintu kantor Bernie, berputar, dan berlari kembali ke dalam lemari.
Dari koridor ia bisa mendengar pintu-pintu lain terempas dan suara orang
berlarian. "Robin, di sini Parrot..." "
"Tenang. Regu cadangan dan regu pelapis tetap di pos."
Dave di dalam lemari. Ia menggeser pintunya hingga tertutup.
Mereka ada di koridor, tepat di balik dinding. Dave mendengar mereka bergerak.
Seseorang tersandung dan berdebam di lantai. Ada suara lain. Dave tidak bisa
mengenalinya. Seperti suara berkumur, dan suara tercemplung. Siapa pun orangnya
yang paling dekat ke dinding berbisik cukup keras hingga Dave bisa mendengar,
"Singkirkan keparat loyo itu dari sini sampai dia berhenti muntah."
Ransome menyemburkan seruan, "Sialan!" Bukan seperti kebiasaannya ia mengumpat
terkejut. 390 Dari radio terdengar suara Parrot, "Robin, apa yang terjadi?"
"Tenang, kuulangi, tenang. Aku akan kembali menghubungimu."
Suara dari balik dinding, "Berapa banyak" Siapa?"
Suara lain, "Buzzard, Macaw, dan Crow."
Ransome tidak berbisik. Ia berbicara dengan nada percakapan tenang, normal.
"Loon, Bluejay, dan Condor ada di ruang rapat. Mereka juga tumbang. Enam orang.
Mr. Elliot mulai menjengkelkanku."
"Dia masih di sana, Sir?"
"Afirmatif. Bisa ke mana lagi dia" Bila dia keluar ke koridor, kita tentu sudah
mendapatkannya sekarang." Nada suara Ransome beralih. "Atau... atau..." Ia
kedengaran terheran-heran. Dalam hati Dave bertanya-tanya mengapa.
"Sir, apakah kita harus..."
"Harus apa, prajurit" Mengambil bayaran kita" Kurasa kita harus melakukannya.
Baiklah, semuanya, tunggu hitungan. Siapkan senjata kalian untuk rock and roli,
dan bila Mr. Elliot kebetulan masuk ke bidang tembak kalian, semprot dia.
Sekarang, satu..." Dave bisa mendengar gerendel berdetak. Orang-orang yang tahu mereka sudah
memasukkan sebutir peluru ke laras mengokang lagi senapan mereka untuk
memastikan. Selalu demikian. Dalam keadaan demikian ia sendiri tentu akan
melakukannya. "...dua..." Jantung mereka tentu terasa terlalu besar untuk dada mereka. Bahkan benar-benar
terasa sakit. Semburan adrenalin terakhir sebelum tembak-menembak dimulai
sungguh menggentarkan. Pertama kali merasakannya, Dave mengira ia kena serangan
jantung. 391"...tiga!" Hujan peluru tanpa suara terdengar tidak terlalu beda dari bunyi sekawanan
burung dara yang terkejut, mengepakkan sayap mereka dengan panik untuk
menghindari kucing yang mengintai.
Selongsong kuningan panas berdenting ke atas lantai. Kaca berhamburan. Sesuatu,
berderak seperti popcorn mekar. Sebuah benda terjatuh hancur. Dave bisa
merasakan getaran peluru yang menembus ke dalam dinding, lantai, langit-langit.
Ia bisa membayangkan apa yang terjadi di dalam kantor Bernie. Ia sudah pernah
menyaksikannya. Ada desa sekitar tiga puluh kilometer sebelah utara daerah
perbatasan, dan di luarnya ada rumah perkebunan Prancis yang dipakai sebagai
markas musuh. Anak buah Dave menembakkan peluru demikian banyak hingga salah
satu dindingnya runtuh. Begitu tembakan itu berhenti, Dave-lah yang pertama
masuk. Interior rumah itu setiap keping perabot telah berubah jadi confetti, ? ?guntingan kertas kecil yang ditebarkan dalam pesta.
Tempat itu sunyi senyap. Hanya sedetik tidak ada suara. Kemudian seseorang mulai
berceloteh. "Persetan! Oh, Tuhan! Perempuan-perempuan ini! Aku jadi prajurit bukan untuk..."
"Tenang." Dalam suara Ransome terdengar nada tajam yang belum pernah didengar
Dave. "Aku mau muntah. Biarkan aku keluar dari sini."
"Bergeraklah selangkah saja, dan kau akan jadi mayat."
"Aw, sialan! Itu si Cohen. Ya Tuhan! Apa kau sakit jiwa..."
392 Dave mendengar bunyi batuk pelan dari senjata berperedam. Sesuatu tersungkur
menimpa lemari, dan terperosot ke lantai.
Dengan suara pelan dan tenang Ransome berbisik, "Jika aku bilang tenang, kusuruh
kalian tenang. Sekarang, kalian semua, kembalilah bekerja. Persoalan di depan
mata bukanlah perempuan-perempuan ini, persoalannya adalah subjek ini, yang
tampaknya telah berkelit lagi dari kita..."
"Jendelanya, Sir..."
"Salah satu periksa ruang rapat itu..."
"Tidak, Sir, jendelanya..."
Suara Ransome menenggelamkan yang lain. "Minggir. Biar kulihat apa... oh, astaga.
Kalian tak tahu, ya?"
Ia di jendela, pikir Dave. Ia sudah melihat kabel itu. Mereka semua bersamanya.
Punggung mereka menghadap padanya, dan sungguh mudah membereskan mereka.
Ransome menyalak ke radio. "Atap! Elliot punya tali! Parrot, bawa regu cadangan
ke tangga! Cepat! Cepat!"
Parrot balas berteriak, "Tangga barat, Sir! Cuma itu satu-satunya jalan ke
atap!" "Kerjakan!"
Beberapa detik kemudian keheningan kembali. Dave menarik napas panjang.
Pundaknya mengendur, dan mengendur juga cengkeramannya pada gagang Jati-Matic
itu. Semua itu hanya makan waktu semenit. Mereka datang dan mereka pergi, dan
tak seorang pun curiga bahwa semua itu tipuan.
Tubuh-tubuh itu, darah, lubang peluru, kanvas
393terbuka dari jendela Bernie yang pecah, kabel yang tergantung di luar semua
?itu ilusi yang sempurna. Ransome menelannya mentah-mentah, bulat-bulat.
Hati-hati. Ingat apa yang dulu dikatakan Mamba Jack tentang perasaan yakin yang
berlebihan. Uang panjar untuk kantong mayat.
Sesaat tadi, bukankah ada sesuatu yang aneh pada suara Ransome"
Mungkin. Hanya sesaat itu tadi suaranya berubah. Seperti bingung.
Jadi " Lebih baik aman daripada menyesal.
Dave bertiarap di lantai lemari. Ia menggosokkan tangan pada kemeja dan
mencengkeram erat Jati-Matic itu. Gagangnya ditumpangkannya ke pundak.
Magasin isi 40 peluru. Mengimbangi bobotnya.
Ia mengungkit pintu lemari dengan ujung jari. Pintu itu terbuka sepersekian
inci. Dave berhenti dan mendengarkan. Sunyi. Tak ada sedikit pun tanda-tanda yang
menunjukkan ada orang di baliknya. Ia menggeser lagi pintu itu.
Masih tidak ada apa-apa. Dan lagi. Dan pintu itu terbuka seluruhnya.
Dave melangkahi mayat laki-laki yang ditembak Ransome.
Kantor Bernie kosong. Satu jendela lain hancur, diledakkan berhamburan ke udara malam oleh anak buah
Ransome. Sebagian dari meja kerja mahoni Bernie, bagian yang paling dekat ke
pintu, hancur berkeping-keping. Lima atau enam deret lubang peluru melintang
pada dinding di belakangnya. Salah satu lukisan Wyeth rusak; dua
394 lainnya tak tersentuh. Sofa Bernie kini hanya jadi serpihan kain, serat, dan
kayu. Lemari arsipnya miring seperti mabuk. Lampu-lampunya jadi serpihan
porselen. Dan kepala-kepala yang terpancang itu...
Ia menarik napas panjang, memaksa perasaan mual jadi kemarahan. Seseorang telah
mencuri peluru antitank berukir mengenang pengabdian Bernie di Korea. Dave
berpikir bila menemukan orang yang mengambilnya, ia akan membunuhnya juga.
Ia merayap ke pintu, yang kini lepas dari engselnya, dan menggulingkan tubuh ke
koridor. Ia berputar ke kiri, menyodokkan Jati-Matic itu ke depan, membidik
setinggi pinggang orang yang sedang berdiri. Ia melepaskan serentetan tembakan
Kisah Sepasang Rajawali 3 Animorphs - 24 Perang Melawan Helmacron Seruling Sakti 2

Cari Blog Ini