The Bourne Supremacy Karya Robert Ludlum Bagian 4
telepon itu dan pergi dari sana!"
Orang Cina itu berbalik, wajahnya memancarkan kengerian. "Kau!". teriaknya
histeris, menekankan tubuhnya ke plastik putih itu. "Tidak... tidak! Jangan
sekarang! Jangan di sini!"
Tiba-tiba suara tembakan mengiringi angin dari laut, rentetan tembakan yang
bergabung dengan suara-suara khas pelabuhan. Kekacauan sekehka menyapu jalur
itu, saat orang-orang menjerit dan bertenak-tenak " di tanah atau berlarian ke
segala arah menjauh, teror yang menghasilkan kematian seketika.
AIYA!" raung Liang, melempar diri ke samping boks telepon sementara peluru
mencabik-cabik dinding jalur dan merobek-robek udara di atas kepala. Webb
menghambur ke arah orang Cina itu, merangkak di sampingnya, pisau berburu
tercabut dari sarungnya. "Jangan! Apa yang kaulakukan?" jerit Liang sementara
David, sambil berbaring miring, mencengkeram bagian depan kemejanya dan
menyurukkan pisau itu ke dagu si manajer, melukai kulitnya, membuat darah
mengucur. "Ahhee!" Jeritan histeris itu tenggelam dalam kekacauan.
"Berikan nomornya! Sekarang?"
"Jangan! Aku bersumpah aku tidak tahu ini jebakan.1"
"Ini bukan jebakan untukku, Liang," kata Webb dengan terengah-engah, keringat
bercucuran di wajahnya. "Ini jebakan untukmu!"
"Aku" Kau gila! Kenapa aku?"
"Karena mereka tahu aku sudah di sini sekarang, dan kau sudah bertemu denganku,
sudah berbicara denganku. Kau sudah menelepon dan mereka tidak bisa membiarkanmu
lebih lama lagi." 'Tapi kenapa?" "Kau diberi nomor telepon. Kau sudah melakukan pekerjaanmu dan mereka tidak bisa
membiarkan ada jejak apa pun." "Itu tidak menjelaskan apa pun!"
"Mungkin nam aku bisa menjelaskannya. Namaku Jason Bourne."
"Oh, Tuhan.J." bisik Liang, wajahnya pucat dan mulutnya menganga, sambil menatap
David. "Kau adalah jejak itu," kata Webb. "Kau matt."
'Tidak, tidakf Orang Cina itu menggeleng. "Tidak mungkin! Aku tidak kenal siapa
pun, hanya nomor! Nomor telepon kantor kosong di New World Centre, telepon yang
dipasang sementara. Please! Nomornya tiga, empat, empat, nol, satu! Jangan bunuh
aku, Mr. Bourne! Demi Tuhan, jangan bunuh aku!"
"Kalau kupikir jebakan ini untukku, akan ada darah membanjiri tenggorokanmu,
bukan dagumu___Tiga, empat, empat, nol, Satu?"
"Ya, tepat!" Tembakan itu berhenti tiba-tiba, sama mengejutkan seperti mulainya. "New World
Centre ada di atas kepala kita, bukan" Salah satu dari jendela-jendela di sana."
"Benar sekali!" Liang gemetar, tidak mampu mengalihkan pandangan dari wajah
David. Lalu ia memejamkan mata rapat-rapat, air mata mengalir dari balik
kelopaknya saat ia menggeleng kuat-kuat. "Aku belum pemah melihatmu! Aku
bersumpah demi salib Yesus yang suci!"
Terkadang aku penasaran aku ini ada di Hong Kong atau di Vatikan." Webb
mengangkat kepala dan memandang sekitarnya. Di sepanjang jalur itu orang-orang
yang ketakutan dengan ragu-ragu mulai beranjak. Ibu-ibu memeluk anak-anaknya
erat-erat; pria memeluk wanita, dan pria, wanita, serta anak-anak berdiri, dan
kabur berbondong-bondong menuju lengkungan Salisbury. "Kau disuruh menelepon
dari sini, bukan?" tanya David dengan cepat. berpaling memandang karyawan hotel
yang ketakutan itu. "Ya, Sir."
"Kenapa" Apakah mereka memberi alasan?" "Ya, Sir."
"Demi Tuhan, buka matamu!"
"Ya, Sit" Liang membuka ma tanya, membuang muka saat berbicara. "Mereka mengaku
tidak mempercayai tamu yang meminta Suite 690. Orang itu mungkin memaksa orang
lain untuk menyampaika'n kebohongan. Oleh karena its mereka ingin mengawasiku
sewaktu aku berbicara dengan mereka.... Mr. Boume tidak, aku tidak bilang begitu!?Mr. Cruett Sepanjang hari aku mencoba menghubungi Anda, Mr. Cruett! Aku ingin
?Anda tahu bahwa aku didesak terus, Mr. Cruett. Mereka berulang kali meneleponku,
ingin tahu kapan aku akan menelepon mereka dari sini. Aku terus mengatakan Anda
?belum tiba! Apa lagi yang bisa kulakukan" Dengan terus mencoba menghubungi Anda
seperti itu, Anda bisa melihat aku berusaha memperingatkan Anda, Sir! Jelas
sekali, bukan?" "Yang jelas kau benar-benar bodoh."
"Aku tidak memiliki kemampuan untuk pekerjaan ini."
"Kenapa kau melakukannya juga?"
"Demi uang, Sir! Aku pengikut Chiang, pengikut Kuomintang. Aku punya istri dan
lima anak dua putra dan tiga putri. Aku.harus keluar! Mereka memeriksa latar ?belakang; mereka memberi kami cap yang tidak bisa dibantah. Aku orang
terpelajar, Sir! Universitas Fudan, kedua di kelasku aku punya hotel sendiri di
?Shanghai. Tapi semua tidak ada artinya sekarang. Pada saat Beijing mengambil
alih, aku mati, keluargaku mati. Dan sekarang Anda mengatakan aku sudah mati.
Apa yang harus kulakukan?"
"Peking Beijing tidak akan menyentuh kptoni, mereka tidak akan
? ?mengubah apa pun," kata David, teringat kata-kata Marie padanya pada malam
menakutkan sesudah McAllister meninggalkan rumah mereka.
"Kecuali orang-orang gila yang mengambil alih."
"Mereka semua gila, Sir. Jangan percaya hal lain lagi. Anda tidak mengenal
mereka." "Mungkin tidak. Tapi aku kenal beberapa di antara kalian. Dan, sejujurnya, lebih
baik tidak." '"Biarlah yang tak berdosa di antara kalian yang melempar baru pertama', Sir."
"Batu, tapi bukan berkantong-kantong perak dari korupsi Chiang, bukan?" "Sir?"
"Siapa nama ketiga putrimu" Cepatr "Mereka... mereka... Wang... Wang Sho "
?"Lupakan!" teriak David sambil melirik ke arah lengkungan Salisbury. "Ni bushi
ren! Kau bukan manusia, kau babi! Semoga kau baik-baik saja, Liang dari
Kuomintang. Semoga kau baik-baik selama mereka membiarkanmu. Sejujumya, aku
tidak peduli sedikit pun."
Webb berdiri, bersiap-siap tiarap lagi begitu melihat kilasan cahaya yang tak
biasa dari jendela di sebelah kiri atasnya. Mata Jason Bourne akurat: tidak ada
apa-apa. David bergabung dengan gerombolan massa yang berhamburan ke pintu masuk
dan menyelinap ke dalam keramaian Salisbury Road.
Ia menelepon dari telepon umum di jajaran toko yang ramai dan ribut di Nathan
Road. Ia memasukkan jari telunjuk ke telinga kanannya agar bisa mendengar lebih
jelas. hgM "Wei?" kata seorang pria.
"Ini Bourne, dan aku akan menggunakan bahasa Inggris. Mana istriku?"
"Wode tian ah! Kata orang, kau mampu-berbicara bahasa kami dengan puluhan
dialek." "Sudah lama sekali dan aku ingin semua dipahami dengan jelas. Aku bertanya ten
tang istrikuT "Liang yang memberikan nomor ini padamu?"
"Ia tidak punya pilihan."
la juga mati." "Aku tidak peduli apa yang akan kaulakukan, tapi kalau jadi kau, aku akan
berpikir panjang kalau mau membunuhnya." kenapa" Ia lebih rendah dari pada
cacing." "Karena kau memilih orang tolol -lebih buruk lagi, orang tolol yang histeris.
? Ia bicara pada terlalu banyak orang. Seorang operator telepon memberitahuku ia
meneleponku setiap beberapa menit "?141
"Meneleponmu?" "Aku tiba dengan pesawat tadi pagi. Mana istriku " "Liang pembohong!"
?"Kau tentu tidak berharap aku menginap di suite itu, bukan" Kupaksa dia
memindahkanku ke kamar lain. Kami terlihat bercakap-cakap berdebat di bawah
? ?pengawasan enam anak buahnya. Kalau kau membunuhnya, akan timbul lebih banyak
isu daripada yang kita inginkan. Polisi akan mencari orang Amerika kaya yang
menghilang." "Celananya kotor," kata orang Cina itu. "Mungkin itu sudah cukup."
"Memang cukup. Nah, bagaimana dengan istrikuF' "Aku dengar. Aku tidak berhak
atas informasi seperti itu." "Kalau begitu sambungkan dengan orang yang lebih
berhak. Sekarang.1" "Kau akan bertemu orang-orang lain yang lebih tahu."
"Kapan?" "Kami akan menghubungimu. Kau menginap di kamar berapa?" "Aku akan meneleponmu.
Kau punya waktu lima belas menit." "Kau memerintahAa?"
"Aku tahu kau ada di mana, jendela yang mana, kantor yang mana kau ceroboh
?dengan senapanmu. Seharusnya kau membungkus larasnya; cahaya matahari memantul
pada logam, itu pelajaran dasar. Dalam tiga puluh detik aku akan berada sepuluh
meter dari pintumu, tapi kau tidak akan tahu di mana aku berada dan kau tidak
bisa meninggalkan telepon itu."
"Aku tidak percaya!"
"Coba saja Kau tidak' sedang mengawasife/ sekarang. Aku sedang mengawasimu. Kau
punya waktu lima belas menit, dan pada saat meneleponmu lagi, aku ingin
berbicara dengan istriku."
"Ia tidak ada di sini!"
"Kalau menurutku ia ada di sana, kau akan tewas, kepalamu terpenggal dan
dilempar ke luar jendela untuk bergabung dengan sampah-sampah lain di pelabuhan.
Tanyakan pada orang-orang yang pernah berurusan denganku. Tanya taipan-mu, Yao
Ming yang tidak pernah ada itu."
"Aku tidak bisa memuneulkan istrimu, Jason Bourne!" teriak orang rendahan yang
ketakutan itu. "Beri aku nomor yang bisa menghubungkanku dengan istriku. Entah aku mendengar
suaranya berbicara padaku atau tidak ada apa-apa. Kecuali mayatmu tanpa kepala
? ?dan syal hitam yang melilit di lehermu yang berlumuran darah. Luna belas menitfl
David menutup telepon dan menyeka keringat dari wajahnya. Ia sudah melakukannya.
Pikiran dan kata-katanya adalah pikiran dan kata-kata Jason Bourne ia kembali
?ke masa yang samar-samar diingataya dan secara naluriah mengetahui tindakan apa
yang harus diambilnya, apa yang harus dikatakannya, ancaman yang harus
dilontarkan. Dipelajari entah di mana. Penampakan mengalahkan kenyataan. Ataukah kenyataan dalam dirinya
yang ingin keluar, ingin mengendalikan, mem beri tahu David Webb agar
mempercayai orang di dalam dirinya"
Ia meninggalkan pertokoan yang padat itu dan berbelok ke kanan di trotoar yang
sama sesaknya. Golden Mile di Tsim Sha Tsui bersiap-siap untuk permainan
malamnya, ia juga. Ia bisa kembali ke hotel sekarang; asisten manajer itu akan
berada ribuan mil jauhnya, diperkirakan kembali ke Taiwan, kalau pemyataan
histerisnya memang benar. Webb akan menggunakan lift karyawan untuk ke kamarnya
sebagai tindakan berjaga-jaga kalau ada orang yang menunggunya di lobi,
sekalipun ia meragukannya. Galeri tembak di sebuah kantor kosong di Hew World
Centre bukanlah pos komando, dan penembak jitu itu bukan komandan tapi hanya
penghubung, sekarang ketakutan setengah mati terhadap keselamatannya sendiri.
Dengan setiap langkah yang diambilnya di Nathan Road, napasnya semakin pendek,
dadanya berdebar-debar semakin kencang. Dua belas menit lagi ia akan mendengar
suara Marie. Oh Tuhan, ia sangat ingin mendengarnya! Harus! Hanya itu yang bisa
mempertahankan kewarasannya, hanya itu yang penting.
"Waktu lima belas menitmu sudah habis," kata Webb, duduk di tepi ranjang,
mencoba mengendalikan debaran jantungnya, bertanya-tanya apakah gemanya bisa
terdengar orang lain, berharap hal itu tidak membuat suaranya gemetar. "Hubungi
lima, dua; enam, lima, tiga."
"Lima?" David mengenali perbedaannya. "Ia di Hong Kong, bukan di Kowloon." "Ia
akan segera dipindahkan."
"Akan kutelepon kau lagi sesudah aku berbicara dengannya."
'Tidak perlu, Jason Bourne. Orang-orang yang lebih tahu ada di sana dan mereka
akan bicara denganmu. Urusanku sudah selesai dan kau tidak pemah melihatku."
"Aku tidak perlu meiihatmu. Kau akan difoto sewaktu meninggalkan ruangan itu,
tapi kau mungkin tidak akan tahu dari mana atau oleh siapa. Kau mungkin akan
melihat sejumlah orang di lorong, atau di lift, atau di lobi tapi kau tidak ? ?akan tahu siapa yang membawa kamera dengan lensa yang mirip kancing jas, atau
emblem di tas tangannya. Jaga dirimu, keroco. Pikirkan hal-hal yang
menyenangkan." Webb menekan tuas telepon, memutuskan sambungan; ia menunggu tiga detik, melepas
tuasnya, mendengar nada panggil, dan menekan tombol. Ia bisa mendengar
deringnya. Astaga, ia tidak tahan lagi!
"Wei?" 143 "Ini Bourne. Sambungkan dengan istriku."
"Baik." "David?" "Kau baik-baik saja?" teriak Webb nyaris histeris.
"Ya, hanya kelelahan, itu saja, Sayang. Kau baik-baik saja "
?"Apa mereka menyakitimu apa mereka menyentuhmu ?"
?'Tidak, David, mereka cukup ram ah. Tapi kau tahu terkadang aku cepat lelah.
Ingat suatu minggu di Zurich sewaktu kau ingin melihat Fraumunster dan museum
dan berlayar di Li mm at, dan aku bilang aku terlalu capek?""
Tidak ada suatu minggu di Zurich. Hanya mimpi buruk semalam ketika mereka hampir
kehilangan riyawa. Ia berlarian menghindari para algojonya di Steppdeckstrasse,
Marie hampir diperkosa, dihukum mati di tepi sungai yang sepi di Guisan Quai.
Apa yang ingin dikatakan Marie kepadanya" "Ya, aku ingat"
"Jadi kau tidak perlu mengkhawatirkanku, Sayang. Syukurlah kau ada di sini! Kita
akan segera berkumpul lagi, mereka sudah berjanji padaku. Akan sama seperti
Paris, David. Ingat Paris, sewaktu kukira aku akan kehilangan dirimu" Tapi kau
kembali padaku dan kita tahu ke mana harus pergi. Jalan yang cantik dengan
pepohonan hijau tua dan "
? "Sudah cukup, Mrs. Webb," sela seorang pria. "Atau sebaiknya ku-panggil Mrs.
Bourne," tambah pria itu, berbicara langsung ke telepon.
"Pikir, David, dan haH-hatir teriak Marie di latar belakang. "Dan jangan
khawatir, Sayang! Jalan yang cantik dengan deretan pepohonan hijau, pohon
kesayanganku "?"Ting zhi!" sera pria di ujung seberang, memerintah dalam bahasa Cina.
"Singkirkan dia! Ia memberikan informasi kepada suaminya! Cepat. Jangan biarkan
dia bicara!" "Kalau kau menyakitinya dengan cara apa pun, kau akan menyesal sepanjang sisa
hidupmu yang singkat," kata Webb dingin. "Aku bersumpah akan menemukanmo."
Tidak ada alasan untuk kejadian yang tak menyenangkan hingga sekarang," jawab
pria mi perlahan-lahan, nadanya tulus. "Kau sudah mendengar kata istrimu. Ia
diperlakukan dengan baik. Ia tidak mengeluh."
"Ada yang tidak beres dengannya! Apa yang sudah kalian lakukan, yang tak bisa
diberitahukannya padaku?"'
"Hanya ketegangan, Mr. Bourne. Dan ia memang memberitahukan sesuatu padamu,
tidak ragu lagi dalam kegelisahannya berusaha menjabarkan lokasi tempat
ini secara keliru, harus kutambahkan tapi bahkan kalau deskripsinya akurat,
? ?informasinya tetap saja tak berguna, sama dengan nomor telepon ini. Ia sedang
dalam perjalanan ke apartemen lain, satu di antara sekian juta apartemen di Hong
Kong. Kenapa kami akan menyakitinya dengan cara apa pun" Tindakan seperti itu tidak produktif.
Seorang taipan besar ingin bertemu denganmu." "Yao Ming?"
"Seperti dirimu, ia dikenal dengan beberapa nama. Mungkin kalian bisa mengadakan
kesepakatan." "Entah begitu atau ia mati. Dan kau juga."
"Aku percaya apa yang kaukatakan, Jason Bourne. Kau membunuh kerabat dekatku
yang berada di luar jangkauanmu, di benteng pulaunya sendiri di Lantau. Aku
yakin kau ingat." "Aku tidak menyimpan catatan. Yao Ming. Di mana?"
"Malam ini." . "Di mana?" "Kau harus mengerti, ia sangat mudah dikenali, jadi tempatnya harus yang paling
tidak biasa." "Seandainya aku yang memilih?"
"Tidak bisa diterima, tentu saja. Jangan memaksa. Istrimu ada pada kami."
David menegang; ia kehilangan kendali yang sangat dibutuhkannya. "Sebutkan,"
katanya. "Walled City. Kami anggap kau mengetahuinya."
"Pemah dengar," Webb mengoreksi, sambil berusaha memusatkan pikiran pada
ingatanya. "Wilayah kumuh paling kotor di muka bumi, kalau aku tidak salah
ingat." . "Memangnya apa lagi" Itu satu-satunya milik Republik Rakyat Cina yang sah di
seluruh koloni. Bahkan Mao Zedong yang menjijikkan memberikan izin pada
kepolisian kami untuk membersihkannya. Tapi abdi masyarakat tidak dibayar
sebanyak itu. Pada rntinya, tempat itu masih sama."
"Pukul berapa malam ini?"
"Sesudah gelap, tapi sebelum bazar tutup. Antara pukul setengah sepuluh dan
tidak lebih dari pukul sepuluh kurang lima belas menit."
"Bagaimana aku menemukan si Yao Ming ini yang sebenaraya bukan Yao Ming?"?"Ada seorang wanita di blok pertama pasar terbuka yang menjual organ-organ tubuh
ular sebagai afrodisiak, terutama kobra. Temui dia dan tanyakan di mana orang
agung berada. Ia akan memberitahukan tangga mana yang harus kauturuni, lorong
mana yang harus kaumasuki. Kau akan ditemui."
"Aku mungkin tidak akan sampai ke sana. Warna kulitku tidak diterima di sana."
The Bourne Supremacy Karya Robert Ludlum di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Tidak akan ada yang menyakitimu. Tapi kusarankan kau tidak mengenakan pakaian
yang mencolok atau memamerkan perhiasan mahal."
"Perhiasan?" 145 "Kalau kau memiliki arloji mahal, jangan dipakai." Mereka bersedia memotong
lenganmu demi sebuah arloji. Medusa. TerseraM. 'Terima kasih atas nasihatnya."
"Satu hal terakhir. Jangan berpikir untuk melibatkan pihak berwenang atau
konsulatmu untuk menangkap sang taipan. Kalau kaulakukan, istrimu akan man*."
"Itu tidak perlu."
"Dengan Jason Bourne segalanya perlu. Kau akan diawasi."
"Setengah sepuluh hingga sembilan lewat empat puluh lima," kata Webb, lalu
meletakkan telepon dan beranjak, dari ranjang. Ia menuju jendela dan menatap
pelabuhan. Apa itu" Apa yang ingin dikatakan Marie padanya"
...kau tahu terkadang aku cepat lelah.
Tidak, ia tidak tahu. Istrinya berasal dari peternakan Ontario, kuat dan tidak
pernah mengeluh kelelahan.
.. jangan mengkhawatirkanku, Sayang.
Permohonan bodoh, dan Marie pasti menyadarinya. Marie tidak mau membuang-buang
waktu yang berharga dengan bersikap bodoh. Kecuali... apakah ia berceloteh tanpa
maksud" ..Akan seperti Paris, David... kita tahu ke mana harus pergi... jalan yang cantik
dengan pepohonan hijau tua. Ht|-&
Tidak, bukan tanpa maksud, hanya tampaknya saja begitu; ada pesan. Tapi apa"
Jalan cantik dengan "pepohonan hijau tua?" Tidak ada yang muncul dalam benaknya
dan hal itu membuatnya suiting! Ia telah mengecewakan Marie. Marie mengirimkan
sinyal padanya dan ia tidak mampu memahaminya.
..^fkir, David, dan hati-hatil... jangan khawatir, Sayang! Jalan yang cantik
dengan deretan pepohonan hijau, pohon kesayanganku
?Jalan cantik apa" Deretan pohon apa, pohon kesayangan apa" Tidak ada yang masuk
akal baginya padahal seharusnya masuk akal! Ia seharusnya mampu menjawab, bukan
menatap ke luar jendela, dengan ingatan kosong. Tolong aku, tolong aku! Jeritnya
dalam hati bukan kepada siapa-siapa.
Suara hati memberitahunya agar tidak memikirkan apa yang tidak bisa dipahaminya.
Ada yang harus dilakukannya; ia tidak bisa datang dengan sukarela ke tempat
pertemuan pilihan musuh tanpa tahu apa-apa, tanpa memiliki keuntungan untuk
digunakannya.... Kusarankan kau tidak memakai pakaian yang mencolok... Pakaian yang
akan dikenakannya memang tidak mencolok, pikir Webb, tapi sekarang pakaiannya
justru sebaliknya dan tidak terduga.?Selama berbulan-bulan sewaktu ia berusaha mengungkap Jason Bourne, satu kalimat
muncul terus-menerus. Berubah, berubah, berubah. Bourne
pandai berubah; mereka menyebutnya "bunglon", orang yang dengan mudah membaur
dalam lingkungan yang berbeda. Bukan sebagai karakter kartun jelek dan konyol
dengan rambut dan hidung palsu, tapi sebagai orang yang bisa mengadaptasikan
hal-hal inti penampilannya ke lingkungan sekitar, sehingga mereka yang pemah
bertemu si "pembunuh bayaran" itu tapi jarang dalam cahaya terang atau berdiri
?dekat dengannya memberi deskripsi yang bervariasi mengenai orang yang diburu di
?seluruh Asia dan Eropa itu. Detailnya selalu bertentangan: rambutnya gelap atau
terang; matanya cokelat, biru, atau berbintik-bintik; kulitnya pucat, atau
kecokelatan, atau bebercak-bercak; pakaiannya bagus dan berwama lembut kalau
pertemuan berlangsung di kafe yang mahal dan remang-remang, atau lusuh dan tidak
pas potongannya kalau pertemuan diselenggarakan di pantai atau di bagian kota
yang kumuh. Berubah. Tanpa susah payah, menggunakan sedikit peralatan. David
Webb mau mempercayai bunglon di dalam dirinya. Terjun bebas. Pergi ke mana pun
Jason Bourne membawanya. Sesudah menelepon, ia pergi ke Hotel Peninsula dan, dengan tip besar yang
diberikan tanpa terlihat, ia mendapat kamar, menyimpan tas atasenya di dalam
lemari besi hotel. Ia menyewa kamar dengan nama yang tercantum dalam paspor
palsu Cactus yang ketiga. Kalau ada yang mencarinya, mereka akan menggunakan
nama yang digunakannya di Regent; hanya itu yang mereka miliki.
Ia kembali menyeberangi Salisbury Road, menggunakan lift karyawan, berjalan
tergesa-gesa ke kamamya, dan mengemasi sedikit pakaian yang dibutubkannya dalam
tas kabin. Tapi ia tidak check out dari Regent Kalau ada yang. mencarinya, ia
ingin mereka mencarinya.di tempat ia tidak berada.
Setelah membereskan kamar di Peninsula, ia masih punya waktu untuk makan, dan
berburu di beberapa toko hingga malam turun. Pada saat kegelapan tiba, ia akan
berada di Walled City sebelum pukul setengah sepuluh. Jason Bourne memberi
?perintah dan David Webb mematuhinya.
Walled City di Kowloon tidak memiliki dinding yang mengelilinginya, tapi batas
itu begitu jelas, seakan-akan dinding-dinding itu terbuat dari baja yang keras
dan tinggi. Hal itu langsung terasa di pasar terbuka yang mem ben tang di
sepanjang jalan di depan deretan apartemen kumuh yang gelap gubuk-gubuk sating
?menumpuk sembarangan, sehingga menimbulkan kesan setiap saat seluruh kompleks
itu akan runtuh karena beratnya sendiri, tidak meninggalkan apa-apa kecuali
puing-puing tempat puing-puing bertingkat itu sebelumnya berdiri. Tapi ada
kekuatan yang menipu yang bisa ditemukan kalau orang berjalan menuruni tangga
pendek ke bagian dalam kawasan kumuh itu. Lebih rendah dari permukaan tanah,
lorong-lorong dari batu bulat yang mirip terowongan di bawah struktur kumuh itu.
Di lorong-lorongnya yang kotor dan bau, para gelandangan cacat bersaing dengan
para peiacur berpakaian sekadarnya dan pengedar obat bius dalam siraman cahaya
lampu telanjang yang tergantung di kabel telanjang di sepanjang dinding batu.
Kelembapan berbau busuk; semua sudah membusuk, tapi kekuatan waktu telah memperkeras pembusukan itu, terfosil di sana.
Dalam lorong-lorong bau yang tak teratur maupun seimbang itu terdapat tanggatangga sempit gelap yang menuju serangkaian apartemen kumuh, kebanyakan tiga
tingkat, dua di antaranya berada di atas permukaan tanah. Di dalam kamar-kamar
kecil dan lapuk dijual berbagai jenis obat bius dan seks; semua di luar
jangkauan polisi dengan diam-diam disetujui semua pihak karena sedikit di
? ?antara para penguasa koloni yang bersedia berkeliaran di dalam perut Walled
City. Tempat itu merupakan neraka yang menghidupi dirinya sendiri. Biar saja.
Di luar, di pasar terbuka yang memenuhi jalan bersampah tanpa lalu lintas yang
diizinkan lewat, meja-meja kotor penuh tumpukan tinggi barang buangan dan/atau
curian yang terjepit di sela-sela kios-kios kotor tempat uap mengepul dari
panci-panci besar berisi minyak mendidih dengan potongan-potongan daging yang
meragukan, lalu disendok dan diletakkan di koran untuk segera dijual. Kerumunan
bergerak di bawah siraman cahaya lemah lampu jalan dari satu pedagang ke
pedagang yang lain, tawar-menawar terdengar melengking, menjerit berbalasbalasan, membeli dan menjual. Lalu ada orang-orang di tepi jalan, pria dan
wanita lusuh yang tidak memiliki kios atau meja, yang dagangannya disebar di
trotoar. Mereka berjongkok di belakang jimat dan perhiasan murahan, sebagian
besar barang curian dari pelabuhan, dan kurungan-kurungan berisi serangga dan
buTung-burung kecil yang mengepak-ngepakkan sayapnya.
Di dekat mulut pasar yang aneh dan bau itu, seorang wanita kekar duduk di bangku
kayu pendek dengan kaki-kakinya yang besar mengangkang, menguliti ular dan
mengambil isi perutnya, matanya yang gelap seolah terobsesi pada .ular yang
meliuk-liuk dalam cengkeramannya. Di kedua sisinya terdapat karung yang
menggeIiat-geliat, sesekali tersentak saat reptil bernasib sial di dalamnya
saling menyerang sambil mendesis murka, marah karena kurungan mereka. Kaki kanan
wanita kekar yang tak bersepatu itu menjepit seekor king cobra, tubuhnya yang
hitara mengilap tidak bergerak dan terentang kencang, kepalanya rata, matanya
yang kecil menusuk, terhipnotis oleh keramaian yang terus-menerus bergerak.
Kekumuhan pasar terbuka itu merupakan barikade yang sesuai bagi Walled City yang
tak berdinding di belakangnya.
Dari balik tikungan di ujung pasar yang panjang itu, seseorang
berpakaian lusuh masuk ke jalanan yang penuh sesak tersebut Pria itu mengenakan
setelan cokelat murahan yang tidak pas potongannya, celana panjangnya terlalu
besar, mantelnya kedodoran, tapi ketat di sekitar bahu yang membungkuk. Topi
lunak Oriental berlidah lebar, hitam, membuat wajahnya "selalu tertutup bayangbayang. Langkahnya lamban, seperti orang yang berhenti di depan berbagai kios
dan meja, memeriksa barang dagangan, tapi hanya sekali ia memasukkan tangan
dengan hati-hati ke dalam saku untuk melakukan pembelian. Selain itu, sosoknya
bungkuk, sosok pria yang bekerja keras selama bertahun-tahun di kebun atau di
pelabuhan, makanannya tidak pernah memadai bagi tubuh yang memberi banyak. Juga
ada kesedihan pada diri pria ini, keputusasaan yang timbul akibat segala sesuatu
yang terlalu sedikit, terlambat, dan terlalu mahal bagi benak dan tubuhnya.
Sikapnya memancarkan pengakuan pada ketidak-mampuan, pada kebanggaan yang sudah
lenyap, karena tidak ada apa pun yang bisa dibanggakan; harga bertahan hidup
menjadi begitu mahal. Dan pria ini, sosok bungkuk yang membeli secontong ikan
goreng yang meragukan, mirip banyak pria di pasar itu bahkan, orang itu sendiri?tidak bisa dibedakan dari mereka. la mendekati wanita kekar yang tengah mencabik
usus seekor ular yang masih menggeliat-geliat.
"Di mana orang agung itu?" tanya Jason Bourne dalam bahasa Cina, pandangannya
terpaku pada ular kobra yang tak bergerak, minyak dari eontong koran membasahi
tangan kirinya. "Kau terlalu awal," jawab wanita itu tanpa ekspresi. "Sekarang sudah gelap, tapi
kau datang terlalu cepat."
"Aku dipanggil dengan cepat. Apa kau meragukan instruksi taipanV
"Ia terlalu pelit untuk menjadi taipanV sembur wanita itu dalam bahasa Kanton
yang kasar. "Apa peduliku" Pergilah ke tangga di belakangku dan belok kiri di
lorong pertama. Seorang peiacur berdiri sekitar lima belas atau dua puluh meter
dari sana. Ia menunggu seorang pria kulit putih dan akan mengantarnya menemui
taipan.... Apa kau orang kulit putih itu" Aku tidak bisa memastikan dalam
kegelapan dan bahasa Cifla-mu bagus tapi kau tidak tampak seperti orang kulit
?putih, kau tidak mengenakan pakaian orang kulit putih."
"Kalau kau jadi aku, apa kau akan sengaja memamerkan diri sebagai orang kulit
putih, mengenakan pakaian orang kulit putih, kalau kau diperintahkan datang
kemari?" "Aku akan menunjukkan *pada seribu setan bahwa aku dari Qing Gaoyan!" kata
wanita itu sambil tertawa memamerkan gigi-giginya yang sudah hilang separo.
"Terutama kalau kau membawa uang. Apa kau membawa uang... Zhongguo ren?"
"Kau menyanjungku, tapi tidak."
"Kau bohong. Orang kulit putih berbohong dengan kata-kata yang mam's ten tang
uang." "Baiklah. aku berbohong. Semoga ularmu tidak menyerangku karenanya."
"Orang bodoh! Ia sudah tua dan tidak bertaring, tidak beracun. Tapi citra yang
bagus bagi organ vital laki-Iaki. Ia mendatangkan uang bagiku. Kau mau memberiku
uang?" "Untuk layanan, ya."
"Aiya! Kau mau tubuh tua ini, kau pasti memiliki kapak di balik celanamu! Kapak
saja peiacur itu, jangan aku!"
"Bukan kapak, hanya kata-kata," kata Bourne, tangan kanannya menyelinap ke saku
celananya. Ia mencabut sehelai seratus dolar Amerika dan menempelkannya di
telapak tangan di depan wajah pedagang ular itu, menyembunyikannya dari
pandangan para pemburu barang murah di sekitarnya.
"Aiya aiya!" bisik wanita tua itu saat Jason menarik uang dari jemarinya yang ?berusaha meraih uang itu; ular yang sudah mati itu jatuh di antara kaki-kakinya
yang besar. "Layanan," kata Bourne sekali lagi. "Karena kau mengira aku salah satu dari
kalian, kuharap orang lain juga berpikir begitu. Aku hanya ingin kau memberi
tahu siapa pun yang bertanya padamu bahwa orang kulit putih itu tidak pernah
muncul. Adil?" "Adilf Berikan uangnya!"
"Layanannya?" "Kau membeli ular! Ular! Apa yang kutahu tentang pria kulit putih. Ia tidak
pernah muncul! Ini. Ini ularmu. Bercintalah!" Wanita itu meraih uang itu, meraup
isi perut ular dan menjejalkannya ke dalam kantong plastik bertuliskan nama
perancang terkenal. Christian Dior.
Sambil tetap membungkuk, Bourne mengangguk cepat dua kali dan menjauh dari
keramaian, membuang isi perut ular di tepi jalan, cukup jauh dari lampu jalan
sehingga tidak menarik perhatian. Sambil memegang contong berisi ikan bau, ia
berpura-pura makan sambil perlahan-lahan melangkah ke tangga dan turun ke perut
Walled City yang menebarkan uap. Ia memandang arloji sambil membuang sisa
ikannya. Saat itu pukul 21.15; patroli si taipan akan segera menempati posisi
masing-masing. Ia harus tahu sejauh mana pengamanan bankir itu. Ia ingin kebohongan yang
dikatakannya pada penembak jitu di kantor kosong di atas jalur pelabuhan itu
sebagai kebenaran. Bukannya diawasi, ia ingin menjadi orang yang mengawasi. Ia
akan mengingat setiap wajah, setiap peran dalam struktur komando, kecepatan
setiap penjaga dalam mengambil keputusan di bawah tekanan, peralatan komunikasi,
dan, di atas semua itu, ia ingin menemukan kelemahan dalam keamanan si taipan.
David memahami Jason Bourne sudah mengambil alih; ada tujuan dalam tindakannya
itu. Surat bankir itu dimulai dengan kata-kata: Istri dibalas istri... Hanya satu
kata yang harus diubah. Taipan dibalas istri.
Bourne berbelok memasuki lorong di sebelah kirinya dan berjalan beberapa meter
melewati pemandangan yang diabaikannya dengan sengaja; penghuni Walled City akan
berbuat sama. Di tangga gelap seorang wanita sedang berlutut, memberi layanan
yang akan menghasilkan upah, pria di atasnya memegang uang di atas kepalanya;
pasangan muda, dua pencandu yang hampir histeris, memohon pada seorang pria
berjaket kulit hitam yang mahal; bocah laki-laki, mengisap mariyuana, kencing di
dinding batu; gelandangan tanpa kaki terseok-seok di bebatuan bundar dengan
kereta beroda sambil melantunkan "Bong ngo, bong ngo!" memohon sedekah; dan di?tangga remang-remang lain seorang muncikari berpakaian bagus mengancam akan
membuat cacat salah seorang pelacurnya kalau wanita itu tidak menghasilkan uang
lebih banyak lagi. David Webb merenung bahwa ia bukan berada di Disneyland.
Jason Bourne mempelajari lorong itu seakan-akan zona tempur di belakang garis
musuh. Pukul 21.24. Para prajurit akan menempati pos masing-masing. Para penjaga
luar dan dalam berkeliling dan berkeliling lagi.
Peiacur bankir itu tengah berjalan ke posnya, bius merah manyala tidak
dikancingkan, hampir tak menutupi payudaranya yang kecil; belahan rok hitamnya
mencapai paha. Penampilannya seperti satire. "Orang kulit putih" tidak diberi
kesempatan untuk melakukan kekeliruan. Poin pertama: Perkuat apa yang sudah
jelas. Sesuatu yang harus diingat; ketidakkentaraan tidak akan berhasil.
Beberapa meter di belakang peiacur itu seorang pria berbicara di radio
genggamnya; ia menyusul wanita itu, menggeleng, dan bergegas menuju ujung lorong
dan tangga. Bourne berhenti, tubuhnya merosot, lalu berpaling ke dinding. Suara
langkah kaki terdengar di belakangnya, bergegas, kecepatannya bertambah. Pria
Cina kedua mendekat dan melewatinya, pria paro baya kecil bersetelan bisnis,
dasi, dan sepatu hitam yang dipoles hingga mengilap. Ia bukan penduduk Walled
City; ekspresinya campuran antara takut dan jijik. Ia tidak mengacuhkan peiacur
itu, memandang arlojinya, dan berjalan lagi. Sikapnya seperti eksekutif yang
mendapat perintah untuk melakukan tugas yang menurutnya menjijikkan. Karyawan
perusahaan, teliti, teratur, motivasinya uang, karena uang tidak berbohong.
Bankir" Jason mengamati deretan tangga yang tidak beraturan; pria itu pasti muncul dari
salah satu tangga itu. Langkah-langkah kakinya terdengar tiba-tiba dan baru
saja, dan menilai kecepatan langkahnya. orang itu tidak lebih dari enam puluh
atau tujuh puluh meter jauhnya sewaktu mulai berlari. Tangga ketiga sebelah kiri
atau keempat di sebelah kanan. Di salah satu apartemen di atas salah satu dari
dua tangga itu, seorang taipan sedang menunggu kedatangan tamuriya. Bourne harus
tahu apartemen yang mana dan di tingkat berapa. Taipan itu harus dikejutkan,
dibuat terguncang. Ia harus paham dengan siapa ia berhadapan dan apa akibat
tindakannya. Jason kembali melanjutkan perjalanan, sekarang langkahnya seperti orang mabuk;
syair lagu rakyat Mandarin tua melintas dalam benaknya. "Me li hua cherng zhang
Itu yue," nyanyinya pelan sambil menabrak-nabrak dinding mendekati peiacur itu.
"Aku ada uang," katanya dengan ramah, kata-katanya dalam bahasa Cina tidak
jelas. "Dan kau, wanita cantik, memiliki apa yang kubutuhkan. Kita ke mana?"
'Tidak ke mana-mana, pemabuk. Pergi dari sini." "Bong ngo! Cheng bong ngo!"
jerit pengemis tak berkaki di lorong, berbelok ke dinding sambil menjerit.
"Cheng bong ngo!"
"Jau!" teriak wanita itu. "Pergi dari sini sebelum kutendang tubuh tidak
bergunamu dari kereta, Loo Mi! Sudah kukatakan jangan roen-campuri bisnisku!"
"Pemabuk murahan ini bisnis" Akan kucarikan yang lebih baik." "Ia bukan
bisnisku, Sayang. Ia hanya gangguan. Aku menunggu orang lain."
"Kalau begitu akan kupotong kakinya!" teriak sosok mengerikan itu sambil
mencabut sebilah golok pemotong daging dari keretanya.
"Apa-apaan kau?" raung Bourne dalam bahasa Inggris, mendorongkan kakinya ke dada
pengemis itu, melontarkan manusia-separo dan keretanya ke dinding seberang.
"Ada hukumF' teriak pengemis itu. "Kau menyerang orang cacat! Kau merampok orang
cacat!"- 'Tuntut saja," 'kata Jason sambil berbalik menghadapi wanita itu, sementara
pengemis itu kabur dengan ribut di lorong.
"Kau bicara... bahasa Inggris." Peiacur itu menatapnya.
"Kau juga," kata Bourne.
"Kau bisa bahasa Cina, tapi kau bukan orang Cina." "Mungkin dalam jiwa. Aku
The Bourne Supremacy Karya Robert Ludlum di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
sudah mencarimu sejak tadi." "Kau orangnya?" "Benar."
"Akan kuantar kau ke taipan."
Tidak. Katakan saja tangga yang mana, tingkat berapa." "Bukan begitu instruksi
yang kuterima." ....
"Ada instruksi baru, diberikan taipan. Kau meragukan instruksi barunya?"
"Instruksinya harus dikirim lewat kepala anak buahnya." "Zhongguo ren kecil
bersetelan gelap?" "Ia yang memberitahukan segalanya. Ia membayar kami atas nama taipan"
"Siapa yang dibayarBya?" 'Tanya sendiri padanya."
"Taipan ingin tahu." Bourne mengulurkan tangan ke dalam saku dan mencabut
setumpuk uang. "Ia menyuruhku memberi tambahan uang
152 kalau kau bekerja sama denganku. Menurutaya kepala anak buahnya sudah
mengkhianatinya." Wanita itu mundur ke dinding dengan pandangan tertuju pada uang dan wajah Bourne
bergantian. "Kalau kau bohong "?"Untuk apa aku bohong" Taipan ingin menemuiku, kau tahu itu. Kau seharusnya
mengantarku menemuinya. Ia menyuruhku mengenakan pakaian seperti ini, bertingkah
begini, untuk mencarimu dan mengawasi anak buahnya. Dari mana aku tahu tentang
dirimu kalau ia tidak memberitahuku?"
"Di pasar. Kau seharusnya menemui seseorang."
"Aku belum ke sana. Aku langsung kemari." Jason mencabut beberapa lembar uang.
"Kita berdua bekerja untuk taipan. Ini, ia mau kau menerima ini dan pergi, tapi
kau tidak boleh pergi ke jalan." Ia mengacungkan uangnya.
"Taipan benar-benar dermawan," kata peiacur itu sambil meraih uangnya. <"f" . i
'Tangga yang mana?" tanya Bourne sambil menarik kembali uangnya. 'Tingkat
berapa" Taipan tidak tahu."
"Di sana," jawab wanita itu sambil menunjuk dinding seberang. 'Tangga ketiga,
tingkat dua. Uangnya."
"Siapa yang dibayar kepala anak buahnya" Cepat."
"Di pasar ada sundal yang menjual ular, dan pencuri tua yang menjual rantai emas
jelek dari utara, dan tukang masak dengan ikan dan daging kotomya."
"Hanya itu?" "Kita bicara. Hanya itu." .
"Taipan benar, ia sudah ditipu. Ia berterima kasih padamu." Bourne mengambil
selembar uang lagi. 'Tapi aku ingin bersikap adil. Selain yang membawa radio,
berapa banyak orang yang bekerja untuk kepala anak buah itu"'
'Tiga orang, juga membawa radio," kata peiacur ituj pandangannya terpaku pada
uang, tangannya merayap mendekat.
"Nah, ambil dan pergilah. Lewat sana dan jangan ke jalan;"
Wanita itu menyambar uang dan berlari menyusuri lorong, sepatu berhak tingginya
berdetak-detak. sosoknya menghilang dalam keremangan. Bourne mengawasi hingga ia
tidak terlihat lagi, lalu berbalik dan bergegas keluar dari lorong kotor itu ke
tangga. Ia sekali lagi berpura-pura bungkuk dan naik ke jalan. Tiga penjaga dan.
seorang kepala. Ia tahu apa yang harus dilakukannya, dan ia harus melakukannya
dengan cepat. Saat itu pukul 21.36. Taipan dibalas istri.
Ia menemukan penjaga pertama sedang bercakap-cakap dengan penjual ikan,
berbicara gelisah sambil menggerak-gerakkan tangan. Keributan orang-orang
menghalangi. Pedagang itu menggeleng-geleng terus. Bourne
memilih seorang pria kekar di dekat penjaga itu; ia bergegas maju mendorong
orang yang terkejut itu ke arah si penjaga dan melangkah ke samping saat anak
buah taipan itu melompat. Dalam keributan singkat yang terjadi. Jason menarik
penjaga yang kebingungan itu, menghunjamkan buku-buku jarinya ke pangkal
tenggorokan orang itu, memuntimya saat ia mulai jatuh, dan mengayunkan tangan
kanannya ke tengkuk penjaga dengan tepat, di pangkal tulang punggung. Ia
menyeret orang yang tak sadarkan diri itu ke trotoar, meminta niaaf pada
keramaian dalam bahasa Cina karena temannya mabuk. Ia menjatuhkan penjaga itu di
sisa-sisa bagian depan sebuah toko, mengambil radio dan menghancurkannya.
Orang kedua taipan tidak membutuhkan taktik seperti itu. Ia sendirian, terpisah
dari keramaian, berteriak-teriak ke radionya. Bourne mendekatinya, sosoknya yang
menyedihkan tidak tampak mengancam, dan ia mengulurkan tangan, seperti pengemis.
Penjaga itu melambai mengusirnya; itu gerakan terakhir yang akan diingatnya,
karena Bourne menyambar pergelangan tangannya, memuntimya, dan mematahkan lengan
orang itu. Empat belas detik kemudian orang kedua taipan telah tergeletak dalam
tumpukan sampan, radionya dilempar ke tengah-tengah sampah itu.
Penjaga ketiga sedang bercakap-cakap dengan "sundal penjual ular". Yang membuat
Bourne senang, wanita itu juga menggeleng-gelengkan kepala seperti yang
dilakukan si penjual ikan; ada kesetiaan tertentu di Walled City kalau
melibatkan uang suap. Orang itu mengeluarkan radionya, tapi tidak sempat
menggunakannya. Jason berlari mendekatinya, menyambar kobra tua yang tak bergigi
itu dan menjejalkan kepalanya yang rata ke wajah penjaga itu. Sentakan napas
ngeri, diikuti jeritan, adalah reaksi yang diharapkan Jason Bourne. Saraf di
tenggorokan merupakan jaringan untuk melumpuhkan, jaringan seperti kawat yang
menghubungkan organ-organ tubuh dengan sistem saraf pusat. Bourne memainkannya
dengan sigap, dan sekali lagi menyeret korbannya melewati keramaian, meminta
maaf sambil meninggalkan penjaga yang pingsan itu di sepetak beton gelap. Ia
mengangkat radio ke telinganya; tidak terdengar apa-apa. Saat itu pukul 21.40.
Masih tersisa si kepala. Pria Cina kecil paro baya bersetelan mahal dan sepatu mengilap itu berlari-lari
sambil memegangi hidungnya dari satu pos ke pos lain, mencoba menemukan anak buahnya, enggan mengadakan kontak paling minim sekalipun
dengan kerumunan di sekitar kios dan meja para pedagang. Tubuhnya yang pendek
membuatnya sulit dilihat. Bourne mengawasi ke mana ia menuju, berlari mendului,
lalu berbalik dan menghantamkan tinjunya ke perut bawah si eksekutif. Ketika
orang Cina itu terbungkuk, Jason meraih pinggangnya dengan lengan kiri,
mengangkatnya, dan menyeret sosok yang terkulai itu ke tepi jalan tempat dua
pria sedang duduk sambil minum bergantian dari botol yang sama.
Ia menghunjamkan pukulan Wushu ke leher si bankir dan menjatuhkannya di antara
kedua pria itu. Meski mabuk, kedua orang itu akan memastikan teman baru mereka
akan tetap pingsan untuk waktu yang cukup lama. Ada saku-saku yang harus
dijarah, pakaian dan sepasang sepatu yang harus diambil. Semua. akan
menghasilkan uang; uang tunai merupakan bonus bagi jerih payah mereka. 21.43.
Bourne tidak lagi membungkuk, hilang sudah si bunglon. Ia bergegas menyeberangi
jalan yang dipadati manusia dan melesat menuruni tangga ke lorong. Ia sudah
melakukannya! Ia sudah menyingkirkan para Pengawal Praetoria. Taipan dibalas
istri! Ia tiba di tangga tangga ketiga di dinding kanan dan mencabut senjata ? ?luar biasa yang dibelinya dari pedagang senjata di Mongkok. Sedapat mungkin
tidak menimbulkan suara, ia naik ke tingkat dua. Ia memantapkan posisinya di
luar pintu, menyeimbangkan berat tubuhnya, mengangkat kaki kirinya, dan
menendang kayu tipis itu.
Pintunya berdebam membuka. Ia melompat masuk dan berjongkok, senjatanya
teracung. Tiga pria menghadapinya, membentuk setengah lingkaran, masing-masing menggenggam
sepucuk pistol yang diarahkan. ke kepalanya. Di belakang mereka, mengenakan
pakaian surra putih, orang Cina bertubuh besar duduk di kursi. Pria itu
mengangguk kepada para pengawalnya.
Ia sudah kalah. Bourne salah perhitungan dan David Webb akan mati. Yang jauh
lebih menyakitkan, ia tahu kematian Marie akan segera mengikuti. Biarkan mereka
menembak, pikir David. Tarik picu yang akan membunuhnya! Ia sudah membunuh satusatunya yang penting dalam hidupnya.
'Tembak, terkutuk! Tembakr
11 J3ELAMAT datang, Mr. Bourne," kata pria besar berpakaian sutra putih itu sambil
melambai pada para pengawalnya. "Kuanggap kau memahami logika untuk meletakkan
pistolmu di lantai dan mendorongnya menjauhimu. Benar-benar tidak ada
alternatif, kau tahu."
Webb memandang ketiga orang Cina itu, pria yang di tengah mengokang pistol
otomatisnya. David meletakkan pistol dan mendorongnya ke depan. "Kau sudah
mengharapkah kedatanganku, bukan?" tanyanya dengan suara pelan sambil beranjak
bangkit, sementara pengawal di sebelah kirinya mengambil senjatanya.
"Kami tidak tahu harus mengharapkan apa kecuali yang tak terduga. Bagaimana
?caramu melakukannya" Apakah anak-anak buahku mati?" "Tidak. Mereka memar-memar
dan tak sadarkan diri, tidak mati." "Luar biasa. Kau mengira aku sendirian di
sini?" - "Aku diberitahu bahwa kau bepergian dengan kepala anak buahmu dan tiga
orang lainnya, bukan enam. Kukira itu logis. Lebih dari itu, menurutku, akan
terlalu mencolok." "Itu sebabnya orang-orang ini datang lebih awal untuk mengatur dan tidak
meninggalkan lubang ini sejak tiba. Jadi kau mengira bisa menangkapku, menukarku
dengan istrimu." "Sudah jelas istriku tidak ada hubungannya sama sekali. Lepaskan dia; dia tidak
bisa menyakitimu. Bunuh aku, tapi biarkan istriku pergi." * "Pi gel" kata bankir
itu, memerintahkan dua pengawalnya keluar; mereka membungkuk dan bergegas pergi.
"Orang ini akan tetap di sini," lanjutoya, berpaling kembali pada Webb. "Selain
kesetiaan yang sangat tinggi kepadaku, ia tidak berbicara ataupun memahami
bahasa Inggris." "Kulihat kau mempercayai anak buahmu."
"Aku tidak mempercayai siapa pun." Ahli keuangan itu memberi isyarat ke kursi
kayu reyot di seberang ruangan kumuh itu, memperlihatkan arloji Rolex emas di
pergelangan tangannya, dengan berlian pada angkanya, serasi dengan kancing
manset emasnya. "Duduklah," perintahnya. "Aku sudah bersusah payah dan
menghamburkan banyak uang untuk menyelenggarakan pertemuan ini."
"Kepala anak buahmu kuanggap ia kepala anak buahmu" kata Bourne tanpa tujuan, ? ?mempelajari setiap detail di ruangan sambil berjalan ke kursi, "menyuruhku tidak
mengenakan arloji mahal di sini. Kurasa kau tidak mendengarkan nasihatnya."
"Aku datang mengenakan mantel kotor dengan lengan yang cukup lebar untuk
menyembunyikannya. Saat kulihat pakaianmu, aku yakin si Bunglon mengerti."
"Kau Yao Ming." Webb duduk.
"Itu nama yang kugunakan, kau tentu memahami. Bunglon muncul dalam berbagai
bentuk dan warna." "Aku tidak membunuh istrimu atau orang yang kebetulan sedang bersamanya."
?"Aku tahu, Mr. Webb."
"Kau apa?" David melompat bangkit dari kursi dan pengawal itu bergegas maju,
pistolnya teracung. "Duduk," kata bankir itu sekali lagi. "Jangan mengejutkan temanku yang setia ini
atau kita berdua akan menyesal, kau jauh lebih menyesal daripada aku."
"Kau tahu bukan aku pelakunya dan kau tetap berbuat begini kepada kami!" 'Tolong
cepat duduk." "Aku minta jawaban.!" kata Webb sambil duduk.
"Karena kau Jason Bourne yang asli. Itu sebabnya kau berada di sini, itu
sebabnya istrimu tetap kami tahan, dan akan tetap begitu sampai kau melakukan
permintaanku." "Aku sudah berbicara dengannya."
"Aku tahu. Aku yang mengizinkan."
"Ia kedengaran tidak seperti biasa bahkan mengingat situasinya. la kuat, lebih
?kuat daripada diriku selama minggu-minggu yang payah di Swiss dan Paris. Ada
sesuatu yang tidak beres dengannya! Apakah ia djoias?"
"Sudah pasti tidak"
"Apakah ia terluka?"
"Mungkin semangatnya, tapi tidak dengan cara lain. Tapi, ia akan disakiti dan ia
akan mati, kalau kau menolakku. Bisakah aku menjelaskan?"
"Kau mati, taipan."
"Bourne yang sejati bicara. Bagus sekali. Itu yang kubutuhkan." "Jelaskan."
"Aku diburu -seseorang yang menggunakan namamu," taipan itu memulai, suaranya
keras, intensitasnya meningkat. "Jauh lebih parah semoga rofa para leluhur
?memaafkan aku daripada kehilangan seorang istri yang masih muda. Dari segala
?sisi dan segala bidang. teroris itu, si
157 Jason Bourne baru ini, menyerang! Ia membunuhi orang-orangku, me-Jedakkan
Jdriman barang-barang berharga, mengancam para taipan lain dengan kematian kalau
mereka berbisnis denganku! Upahnya yang sangat mahal berasal dari musuh-musuhku
di Hong Kong dan Macao, dan di rute-rute air Deep Bay, ke utara hingga Cina
daratan!" "Kau memiliki banyak musuh."
"Bidangku sangat luas."
"Begitu pula kata orang yang tidak kubunuh di Macao. Begitu aku di beri tahu."
"Aneh juga," kata bankir itu, napasnya memburu dan ia mencengkeram lengan kursi
untuk menenangkan diri. "Ia dan aku bukan musuh. Di bidang-bidang tertentu
kepentingan kami sama. Begitulah ia mengenal istriku."
"Menyenangkan sekali. Aset bersama." "Kau kasar."
"Itu bukan peraruranku," jawab Bourne, pandangannya dingin, terpaku pada orang
Oriental itu. "Katakan maksudmu yang sebenarnya. Istriku masih hidup dan aku
menginginkan ia kembali tanpa bekas apa pun pada tubuhnya, tanpa orang yang
membentaknya. Kalau ia disakiti dengan cara apa pun, kau dan para Zhongguo renma tidak sebanding dengan apa yang akan kutimpakan padamu." "Kau tidak dalam
posisi untuk mengancam, Mr. Webb." "Webb memang tidak," kata orang yang paling
diburu di Asia dan Eropa itu. "Bourne bisa." ,
Orang Oriental itu menatap Jason dengan tajam, lalu mengangguk dua kali
sementara pandangannya menunduk di bawah tatapan Webb. "Keberanianmu sesuai
dengan kesombonganmu. Langsung pada sasaran. Sederhana sekali, sangat mudah."
Taipan itu tiba-tiba mengepalkan tangan kanannya, lalu mengangkatnya dan
mengempaskannya ke lengan kursi reyot itu. "Aku minta bukti yang memberatkan
musuh-musuhku!" teriaknya, matanya yang marah mengintip dari balik daging
bengkak yang setengah terpejam. "Satu-satunya cara untuk mendapatkannya adalah
kau membawa padaku penipu yang kurang ajar dan yang mengambil alih tempatmu! Aku
ingin is menghadapiku, mengawasiku sementara ia merasakan nyawanya meninggalkan
tubuhnya dengan menyakitkan, hingga ia menceritakan segala sesuatu yang harus
kuketahui. Bawa dia padaku, Jason Bourne!" Bankir itu menghela napas panjang,
lalu menambahkan dengan suara pelan, "Lalu, dan hanya sesudah itu, kau bisa
bersatu kembali dengan istrimu."
Webb menatap taipan itu dalam kebisuan. "Kenapa kau mengira aku bisa
melakukannya?" katanya pada akhirnya.
"Siapa yang lebih bisa menjebak si peniru selain aslinya?" "Kata-kata," kata
Webb. "Tidak ada artinya/*
"Ia sudah mempelajarimu! Ia menganalisis metodemu, teknik-teknikmu. Kalau tidak
begitu, ia tidak akan bisa menyamar menjadi dirimu. Temukan dia! Jebak dia
dengan taktik yang kauciptakan sendiri."
"Semudah itu?" "Kau akan dibantu. Beberapa nama dan deskripsi, orang-orang yang aku yakin
terlibat dengan pembunuh baru yang menggunakan nama lama ini."
"Di Macao?" "Tidak boleh! Tidak boleh di Macao! Tidak boleh ada sepatah kata pun mengenai
insiden di Hotel Lisboa. Insiden itu sudah ditutup, selesai; kau tidak tahu apaapa mengenai kejadian itu. Aku tidak boleh dikaitkan dengan apa yang akan
kaulakukan. Kau tidak ada urusannya denganku! Kalau kau muncul, kau memburu
orang yang telah menyamar menjadi dirimu. Kau melindungi diri, membela diri.
Tindakan yang wajar mengingat situasi."
"Kukira kau menginginkan bukti "?"Bukti itu akan kuperoleh kalau kau membawakanku penipu itur teriak taipan itu.
"Kalau bukan Macao, lalu di mana?"
"Di Kowloon. Di Tsim Sha Tsui. Lima orang dibantai di ruang belakang sebuah
kabaret, di antaranya seorang bankir seperti aku, taipan, rekanku dari waktu ke
?waktu dan tak kalah berpengaruhnya juga tiga orang lain yang identitasnya
?dirahasiakan; tampaknya itu keputusan pemerintah. Aku tidak pernah tahu siapa
mereka." 'Tapi kau tahu siapa orang kelima," kata Bourne.
"Ia bekerja padaku. Ia menggantikanku dalam pertemuan itu. Seandainya aku
sendiri nadir, perampas namamu sudah membunuhku. Di sinilah kau akan mulai, di
Kowloon ini, di Tsim Sha Tsui. Aku akan memberitahukan nama dua korban yang
sudah diketahui dan identitas musuh kedua orang itu, sekarang menjadi musuhku
juga. Bergeraklah dengan cepat. Temukan orang yang membunuh dengan namamu dan
bawa dia padaku. Dan peringatan terakhir, Mr. Bourne. Seandainya kau mencoba
mencari tahu siapa aku, perintah akan turun segera, eksekusinya lebih cepat
lagi. Istrimu akan mati."
"Kalau begitu kau juga akan mati. Berikan nama-namanya."
"Ada di kertas ini," kata pria yang menggunakan nama Yao Ming itu, memasukkan
tangan ke saku rompi sutra putihnya. "Nama-nama ini diketik stenografer publik
di Mandarin. Tidak ada gunanya melacak mesin tik yang digunakan."
"Buang-buang waktu," kata Bourne sambil mengambil kertas itu. "Pasti ada dua
puluh juta mesin tik di Hong Kong."
'Tapi taipan sebesar diriku tidak sebanyak itu, eh?"
"Itu aku pasti ingat"
"Aku yakin begitu."
"Bagaimana caraku menghubungimu?" "Tidak akan. Tidak pemah. Pertemuan ini
?tidak pemah terjadi." "Kalau begitu kenapa diadakan" Kenapa semuanya terjadi"
Katakan aku berhasil menemukan dan menangkap pemalsu yang mengaku bernama Bourne
ini dan itu kemungkinan yang sangat besar apa yang harus kulakukan
The Bourne Supremacy Karya Robert Ludlum di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
? ?terhadapnya" Meninggalkannya di tangga luar apartemen ini, di Walled City?"
"Itu bisa jadi gagasan yang luar biasa. Dibius, tak seorang pun akan memberi
perhatian lebih selain menguras isi sakunya."
"Aku akan memberi perhatian besar. Harga untuk harga, taipan. Aku meminta
jaminan kokoh. Aku ingin istriku kembali."
"Jaminan apa itu?"
"Pertama-tama suaranya melalui telepon untuk meyakinkanku bahwa ia tidak
disakiti, lalu aku ingin melihatnya katakanlah, berjalan dengan kekuatannya
?sendiri tanpa seseorang pun di dekatnya."
"Jason Bourne bicara?"
"Ia bicara." "Baiklah. Kami mengembangkan industri teknologi tinggi di Hong Kong ini, tanya
pada siapa pun dalam bisnis elektronik di negaramu. Di bagian bawah kertas itu
ada nomor telepon. Pada saat dan kalau hanya pada saat dan kalau penipu itu ? ?sudah ada di tanganmu, hubungi nomor itu dan ulangi kata snake lady' beberapa
kali " ?"Medusa," bisik Jason, menyela. "Mengudara."
Taipan mengangkat alis, ekspresinya tidak berubah. "Yang kumaksud adalah wanita
di pasar." "Yang benar saja. Lanjutkan."
"Seperti yang kukatakan tadi, ulangi kata itu beberapa kali hingga kau mendengar
serangkaian ceklikan "
?"Menghubungi nomor lain, atau nomor-nomor lain," sela Bourne lagi.
"Ada hubungannya dengan bunyi dua kata itu, aku yakin," taipan itu menyetujui.
"Desis diikuti vokal datar dan konsonan keras. Cerdik, kan?" . "Itu namanya
aurally receptive programming, instrumen yang diaktifkan dengan jejak suara."
"Karena kau tidak terkesan, izinkan aku menekankan kondisi kapan kau boleh
menelepon. Demi keselamatan istrimu, kuharap ini akan membuatmu terkesan.
Telepon itu baru boleh di lakukan sesudah kau siap mengirim penipu itu dalam
waktu beberapa menit Seandainya kau atau orang tain lagi menggunakan nomor dan
kata sandi itu tanpa jaminan yang kuminta, aku akan tahu ada yang melacak
sambungan itu. Dalam hal ini, istrimu akan dibunuh, dan mayat wanita kulit putih
yang cacat tanpa identifikasi akan dibuang di perairan di pulau-pttlau kecil.
Apa aku cukup jelas?"
Sambil menelan ludah, menekan kemurkaan yang dirasakannya bersama ketakutan yang
memuakkan, Bourne berbicara dengan nada dingin,
"Kondisi itu dipahami. Sekarang pahamilah syaratku. Pada saat dan kalau aku
menelepon, aku akan meminta berbicara dengan istriku bukan dalam waktu
?beberapa menit tapi dalam waktu beberapa detik. Kalau tidak, siapa pun yang
menerima telepon akan mendengar suara tembakan dan kau akan tahu bahwa pembunuh
bayaran yang kaucari, badiah yang katamu harus kaumiliki, baru saja diledakkan
kepalanya. Kau punya waktu tiga puluh detik."
"Syaratmu dipahami dan akan dipenuhi. Menurutku pertemuan isi sudah berakhir,
Jason Bourne." "Aku meminta senjataku. Salah satu pengawahnu yang keluar membawanya."
"Senjatamu akan dikembalikan pada saat kau meninggalkan tempat ini."
"Ia percaya kata-kataku?"
'Tidak perlu. Kalau kau pergi dari sini, ia sudah diperintahkan untuk
memberikannya padamu. Mayat tidak membutuhkan pistol."
Sisa-sisa rumah-rumah megah dan anggun zaman kolonial Hong Kong berada tinggi di
perbukitan di atas kota, di wilayah yang dikenal dengan nama Victoria Peak,
sesuai nama puncak pegunungan pulau itu, mahkota seluruh wilayah. Di sini kebunkebun yang anggun melengkapi jalan-jalan setapak bertepi rumpun bunga mawar,
menuju gazebo dan beranda tempat orang-orang kaya menikmati pemandangan
pelabuhan di bawah dan pulau-pulau kecil di sekitar Hong Kong. Penghuni yang
memiliki pemandangan paling indah menempati bangunan versi Jamaica walau tidak
semeriah aslinya. Rumah-rumah itu beratap tinggi dan rumit; kamar-kamar yang
saling dihubungkan pada sudut yang tidak biasa untuk memanfaatkan embusan angin
musim panas sepanjang musim yang lama dan menekan itu, dan di mana-mana terdapat
ukiran kaya dipemis yang mengelilingi dan memperkuat jendela-jendela yang dibuat
agar tahan angin dan hujan musim dingin di pegunungan. Kekuatan dan kenyamanan
tergabung di mansion-mansion kecil ini; yang rancangannya diatur oleh iklim.
Tapi salah satu rumah di distrik Peak itu berbeda dengan rumah-rumah lainnya.
Bukan dalam ukuran, kekuatan, keanggunan, maupun keindahan kebun-kebunnya, yang
memang sedikit lebih besar dibandingkan tetangga-tetangganya, bukan pula
megahnya gerbang depan dan ketinggian dinding batu yang membatasi lahannya Yang
membuat rumah itu tampak berbeda adalah kesan terisolir yang mengetilinginya,
terutama pada malam hari sewaktu hanya sedikit lampu yang menyala di antara
puluhan kamar dan tak terdengar suara dari jendela-jendela maupun kebunnya. Rasanya rumah itu
nyaris tak berpenghuni; jelas tidak ada tanda-tanda keramaian. Tapi yang
membedakan rumah itu secara dramatis adalah orang-orang di gerbang dan orangorang lain seperti mereka yang bisa terlihat dari jalan, berpatroli di halaman
di balik dinding. Mereka bersenjata dan mengenakan seragam tempur. Mereka
marinir Amerika, Properti itu disewa Konsulat Amerika Serikat atas saran National Security
Council. Kalau ada yang bertanya, Konsulat hanya mengomentari bahwa selama bulan
depan puluhan wakil pemerintah dan industri Amerika akan terbang ke koloni pada
waktu-waktu yang bervariasi dan belum bisa dipastikan, dan keamanan serta
keefektifan akomodasi mengharuskan penyewaan tempat itu. Hanya itu yang
diketahui Konsulat. Tapi, beberapa personel MI6 Inggris, Cabang Khusus, mendapat
lebih banyak informasi, karena kerja sama mereka dipandang perlu dan telah
disahkan oleh .London. Tapi, sekali lagi, informasi itu terbatas pada aturan
perlu-tahu, juga disetujui secara tegas oleh London. Orang-orang pada tingkat
tertinggi di kedua pemerintahan, termasuk para penasihat terdekat Presiden dan
Perdana Menteri, mencapai kesimpulan yang sama: pengungkapan apa pun mengenai
hakikat sebenarnya properti di Victoria Peak itu bisa menghasilkan konsekuensi
bencana bagi Timur Jauh dan dunia. Properti itu merupakan rumah persembunyian,
markas besar operasi rahasia yang begitu peka bahkan Presiden dan Perdana
Menteri hampir tak mengetahui rinciannya, hanya tujuannya.
Sebuah sedan kecil melaju ke gerbang. Seketika lampu-lampu sorot yang kuat
menyala, menyilaukan pengemudinya, yang mengangkat lengan untuk melindungi mata.
Dua marinir yang berjaga-jaga mendekat dari kedua sisi mobil, senjata mereka
terhunus. "Kalian seharusnya sudah mengenali mobil ini sekarang, Nak," kata pria Oriental
bertubuh besar yang mengenakan setelan sutra putih, menyipitkan mata dari balik
jendela terbuka. "Kami kenal mobilnya, Major Lin," jawab kopral di sebelah kiri. "Kami hanya
harus memastikan pengemudinya."
"Siapa yang bisa meniru aku?" tanya mayor bertubuh besar itu, bergurau.
"Man Mountain Dean, Sir," jawab marinir di sebelah kanan. "Oh, ya, aku ingat.
Pegulat Amerika." "Kakekku Bering membicarakarrnya."
"Terima kasih, Nak. Mungkin semestinya kau menyebut ayahmu yang sering
membicarakannya. Aku jadi kelihatan tua sekali. Bolehkah ku-lanjutkan perjalanan
atau aku ditahan?" "Kami akan memadamkan lampu dan membuka gerbangnya, Sir," kata marinir yang
pertama. "Omong-omong, Major, terima kasih untuk nama restoran di Wanchai itu.
Mewah tapi tidak menguras dompet."
'Tapi, sialnya, kau tidak menemukan Suzie Wong." "Siapa, Sir?"
'Tidak penting. Gerbangnya, tolong, Nak."
Di dalam rumah, di perpustakaan yang sudah diubah menjadi ruang kerja, Menteri
Muda Urasan Luar Negeri Edward Newington McAllister duduk di belakang meja,
mempelajari dokumen di bawah sorotan lampu yang terang benderang, memberi tanda
di tepi paragraf-paragraf dan kalimat-kalimat tertentu. Ia begitu tenggelam,
konsentrasinya terpusat. Interkom mendengung, dan ia terpaksa mengalihkan
pandangan dan tangannya ke telepon. "Ya?" Ia mendengarkan dan menjawab. "Suruh
dia masuk, tentu saja." McAllister menutup telepon dan kembali mempelajari
dokumen di hadapannya, pensil di tangan. Di bagian teratas halaman yang tengah
dibacanya tertera kata-kata yang dicantumkan di setiap halaman: Rahasia
Ultramaksimum. R.R.C. Internal. Sheng Chou Yang.
Pintu terbuka dan Major Lin Wenzu yang bertubuh tinggi besar dari Intelijen
Inggris, MI6, Cabang Khusus, Hong Kong, berjalan masuk, menutup pintu, dan
tersenyum pada McAllister, yang tetap tenggelam dalam dokumennya.
"Masih sama, bukan, Edward" Tersembunyi dalam kata-kata itu, ada pola, garis
yang harus diikuti."
"Kalau saja bisa kutemukan," jawab menteri muda itu, sambil terus mcmbaca dengan
tekun. "Pasti, sobat. Apa pun itu."
"Aku akan menemanimu sebentar lagi."
'Tidak perlu tergesa-gesa," kata mayor itu sambil menanggalkan arloji Rolex dan
manset emasnya. Ia meletakkannya di meja, dan berbicara dengan suara pelan.
"Sayang sekali barang-barang ini harus dikembalikan. Barang-barang ini jelas
menambah nilai penampilanku. Tapi kau harus membayar setelannya, Edward. Bukan
termasuk kategori dasar koleksi pakaianku, tapi seperti biasa di Hong Kong,
pakaian itu boleh juga, bahkan untuk orang dengan ukuran tubuh seperti diriku."
"Ya, tentu saja," menteri muda itu menyetujui, tetap sibuk.'
Major Lin duduk di kursi kulit hitam di depan meja, membisu selama hampir
semenit. Jelas ia tidak bisa membisu lebih lama lagi. "Ada yang bisa kubantu,
Edward" Atau lebih tepatnya, adakah kaitannya dengan tugas yang kita hadapi"
Sesuatu yang bisa kauceritakan padaku?"1*
"Aku khawatir tidak ada, Lin. Dalam segala hal." *
"Kau harus memberi tahu kami cepat atau lambat. Para atasan kami di London harus
memberi tahu kami. 'Penuhi permintaannya,' kata mereka 'Catat semua pembicaraan
dan perintah, tapi patuhi perintahnya dan beri saran.' Memberinya saran" Tidak
ada saran tapi taktik. Seseorang di kantor kosong menembakkan empat butir peluru
ke dinding di jalur pelabuhan, enam ke air, dan sisanya kosong untung saja tidak ada yang kena ?serangan jantung dan kita menciptakan situasi yang kauinginkan. Nah, itu bisa
?kami pahami " "Kuanggap semua berjalan lancar."
?"Ada kerusuhan, kalau itu yang kaumaksud dengan 'lancar'."
"Memang itu yang. kumaksud." McAllister bersandar di kursi, jemari tangan
kanannya yang ramping memijat-raijat kening.
"Satu skor, sobat. Jason Bourne yang asli berhasil diyakinkan dan ia mulai
bergerak. Omong-omong, kau harus membayar biaya rumah sakit satu orang yang
lengannya patah, dan orang lain yang lehernya sangat sakit dan katanya masih
shock. Yang keempat terlalu malu untuk mengatakan apa pun."
"Bourne sangat hebat dalam bidangnya dulu."
?"Ia mematikan, Edward!"
"Kuanggap kau berhasil menanganinya." ' "Sambil terus berpikir bahwa ia akan
bertindak dan meledakkan kamar kotor itu hingga berkeping-keping! Aku ketakutan
setengah mati. Orang itu maniak. Omong-omong, kenapa ia harus menghindari Macao"
Itu larangan yang aneh."
Tidak ada apa pun yang bisa dilakukannya di sana. Pembunuhan itu terjadi di
sini. Klien penipu itu jelas berada di Hong Kong, bukan di Macao."
"Seperti biasa, itu bukan jawaban."
"Begini saja, dan hanya sejauh ini yang bisa kukatakan padamu. Sebenarnya kau
sudah tahu, karena kau memainkan perannya malam ini. Kebohongan mengenai mhos
istri muda taipan kita dan kekasihnya yang dibunuh di Macao. Apa pendapatmu
tentang hal itu?" "Alat yang cerdik," kata Lin sambil mengerutkan kening. "Tindakan balas dendam
bisa disamakan dengan 'utang nyawa dibayar nyawa'. Boleh dikata, itu dasar
strategimu yang kuketahui."?"Menurutmu apa yang akan dilakukan Webb kalau ia tahu itu cuma kebohongan?"
Tidak mungkin. Kau sudah menjelaskan pembunuhan itu ditutup-tutupi."
"Kau meremehkannya. Begitu berada di Macao, ia akan mengaduk-aduk setiap sampah
untuk mengetahui siapa taipan ini. Ia akan menanyai setiap pesuruh hotel, setiap
pelayan mungkin mengancam atau menyuap selusin personel hotel di Lisboa dan
?sebagian besar polisi hingga ia mengetahui kebenarannya."
Tapi kita menahan is'trinya, dan itu bukan kebohongan. Ia akan bertindak sesuai
keinginan kita." 'Ya, tapi dalam dimensi yang berbeda. Apa pun yang, dipikirkannya sekarang dan
?ia pasti curiga ia tidak mungkin tahu dengan pasti. Tapi
?1 (.A kalau ia mencari tahu di Macao, dan menemukan kebenarannya, ia akan memiliki
bukti bahwa ia ditipu oleh pemerintahnya." "Bagaimana caranya, spesifiknya?"
"Karena kebohongan itu disampaikan kepadanya oleh pejabat senior Kementerian
Luar Negeri aku. Dan yang ia tahu, ia memang sudah pemah dikhianati."
?"Sejauh itu kami tahu."
"Kuminta kau menempatkan orang di imigrasi Macao sepanjang waktu dua puluh
?empat jam. Sewa orang-orang yang bisa kaupercayai, . beri mereka foto tapi tanpa
informasi. Tawarkan bonus bagi siapa pun yang melihatnya dan jnenghubungimu."
"Bisa dilakukan, tapi ia tidak akan mengambil risiko itu. Ia percaya kemungkinan
di pihaknya tipis. Satu informan di hotel atau di markas besar kepolisian, maka
istrinya tewas. Ia tidak akan mengambil risiko."
"Dan kita juga tidak bisa mengambil risiko, tidak peduli sekecil apa pun. Kalau
ia tahu dirinya sekali lagi dimanfaatkan dikhianati- ia mungkin akan lepas
? ?kendali, melakukan dan mengatakan hal-hal yang akan menimbulkan konsekuensi tak
terpikirkan bagi kita semua Sejujurnya, kalau ia menuju Macao, ia bisa menjadi
ancaman mengerikan, bukannya aset yang kita kira sudah kita ciptakan."
"Penghancuran?" tanya mayor itu.
"Aku tidak bisa menggunakan kata itu."
"Kurasa tidak perlu. Aku tadi sangat meyakinkan. Kuhantamkan tangan ke kursi dan
kutinggikan suaraku dengan cara yang paling efektif. 'Istrimu akan mati!'
teriakku. Ia percaya padaku. Seharusnya aku ikut opera."
"Kau bekerja dengan baik."
"Aiding yang sejajar dengan Akim Tamiroff."
"Siapa?" "Please, aku sudah menjalani percakapan semacam ini di gerbang."
"Maaf"'" "Lupakan saja. Di Cambridge mereka mengatakan aku akan bertemu orang-orang
seperti dirimu. Dosen sejarah Oriental-ku mengatakan kanan tidak bisa
melupakannya, tidak satu pun. Kau bersikeras menyimpan rahasia karena status
Zhongguo ren lebih rendah; mereka tidak bisa mengerti. Begitukah kejadiannya,
yang quizi?" "Astaga, tidak."
"Kalau begitu apa yang kita lakukan" Aku mengerti apa yang sudah jelas. Kita
merekrut orang yang memiliki posisi unik untuk memburu seorang pembunuh karena
pembunuh itu menyamar sebagai dirinya menyamar sebagai dirinya yang dulu. Tapi?untuk menempuh kerepotan seperti ini menculik istrinya melibatkan kami,
?memainkan permainan yang rumit dan, jujur saja, berbahaya. Sejujumya, Edward,
sewaktu kau memberikan skenarionya padaku, aku sendiri bertanya kepada London.
165 'Deuti perintah,' kata mereka berulang-ulang. 'Di atas segalanya, jaga
kerahasiaan.' Well, seperti yang kaukatakan beberapa saat yang lalu, itu tidak
cukup bagus. Kami seharusnya diberitahu lebih banyak. Tanpa pengetahuan,
bagaimana Cabang Khusus bisa bertanggung jawab?"
"Untuk saat ini, tanggung jawab ada di pihak kami, keputusannya merupakan
keputusan kami. London menyetujuinya, dan mereka tidak akan setuju kalau tidak
yakin inilah cara yang terbaik. Segala sesuatu harus dirahasiakan; tidak ada
ruang untuk kebocoran atau salah perhitungan. Kebetulan, London sendiri bilang
begitu." McAllister mencondongkan tubuh ke depan, menangkupkan tangan, buku-buku
jarinya memutih akibat cengkeramannya. "Kuberitahu kau sebanyak ini, Lin. Aku
berharap pada Tuhan itu bukan tanggung jawab kita, terutama dengan keberadaanku
di dekat inti permasalahan. Bukan aku yang mengambil keputusan final, tapi aku
lebih suka tidak mengambil keputusan apa pun. Aku tidak memenuhi syarat."
"Aku tidak bilang begitu, Edward. Kau salah satu orang paling teliti yang pemah
kutemui. Kau membuktikan hal itu dua tahun yang lalu. Kau analis yang cemerlang.
Kau tidak perlu memiliki keahlian yang dibutuhkan selama kau menerima perintah
dari orang yang memiliki keahlian itu. Kau hanya perlu memahami dan yakin dan
?keyakinan terpancar dari wajahmu yang tampak khawatir. Kau akan melakukan
tindakan yang benar kalau kau ditugaskan untuk melakukannya." 'Terima kasih,
kurasa." "Yang kauinginkan sudah diselesaikan malam ini, jadi tidak lama lagi kau akan
tahu apakah pemburu yang kauhidupkan lagi masih memiliki keahlian lamanya.
Selama hari-hari mendatang kita bisa memonitor kejadian-kejadian, tapi hanya itu
yang bisa kita lakukan. Kita tidak berdaya. Si Bourne ini memulai perjalanannya
yang berbahaya." "Ia memiliki nama-namanya, kalau begitu?"
"Nama-nama yang autentik, Edward. Nama-nama di jajaran paling kejam dalam
kalangan bawah tanah Hong Kong-Macao prajurit tingkat atas yang melaksanakan
?perintah, para kapten yang memulai transaksi dan mengatur kontrak, kontrakkontrak kekerasan. Kalau ada orang di wilayah ini yang memiliki pengetahuan
tentang pembunuh-penim ini, mereka akan ditemukan dalam daftar itu."
"Kita mulai tahap dua. Bagus." McAllister melepaskan genggamannya dan memandang
The Bourne Supremacy Karya Robert Ludlum di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
arloji. "Ya ampun. Aku sama sekali lupa waktu. Ini hari yang meielahkan bagimu.
Kau tidak perlu kembali bertugas malam ini."
"Aku tahu itu."
"Lalu kenapa?" "Aku tidak ingin membebanimu lebih jauh, tapi kita mungkin menghadapi masalah
yang belum terlihat sekarang. Sedikitnya ada satu hal yang belum kita
pertimbangkan, meskipun secara bodoh."
"Apa itu?" "Wanita itu mungkin sakit. Suaminya merasakannya sewaktu berbicara dengan
istrinya." "Maksudmu serius?"
"Kita tidak bisa mengesampingkan kemungkinan itu dokter tidak?bisa mengesampingkan kemungkinan itu." "Dokter?"
'Tidak ada gunanya membuatmu terkejut. Kupanggil salah seorang staf medis kami
beberapa hari yang lalu ia bisa dipercaya sepenuhnya Istri Webb tidak makan dan
?mengeiuh mual. Dokter mengira mungkin karena gelisah atau depresi, atau bahkan
virus, jadi ia memberi antibiotika dan obat penenang ringan. Kondisi istri Webb
tidak membaik. Malahan, kondisinya merosot dengan cepat. Ia menjadi tak berdaya;
terkadang gemetar hebat dan berhalusinasi. Kondisi yang tidak biasa bagi wanita
itu, kujamin." "Jelas tidak!" kata menteri muda luar negeri itu sambil mengerjap-ngerjapkan
mata dengan cepat, bibirnya mengerut. "Apa yang bisa kita lakukan?"
"Menurut dokter, seharusnya ia dibawa ke rumah sakit secepatnya untuk menjalani
tes." "Tidak bisa! Astaga, itu sama sekali tidak mungkin!"
Perwira intelijen keturunan Cina itu bangkit dari kursi dan perlahan-lahan
mendekati meja. "Edward," katanya dengan tenang. "Aku tidak mengerti tujuan
operasi ini, tapi aku bisa memperkirakan beberapa tujuan mendasar, terutama
satu. Aku khawatir aku harus menanyakannya: Apa yang terjadi pada David Webb
kalau istrinya benar-benar jatuh sakit" Apa yang akan terjadi pada Jason Bournemu kalau istrinya meninggal?"
12 jT\KV membutuhkan sejarah medisnya, dan kuminta secepat mungkin, Major. Itu
perintah, Sir, dari man tan letnan Her Majesty's Medical Corps."
Ia dokter Inggris yang memeriksaku. Ia sangat sopan, tapi dingin, dan, aku
curiga, dokter yang sangat baik. Ia kebingungan. Itu cukup.
"Akan kami dapatkan; ada caranya. Kata Anda, ia tidak bisa mein-beritahu nama
doktemya di Amerika Serikat?"
Itu orang Cina bertubuh besar yang selalu sopan menakutkan, sebenarnya, tapi
?cukup lulus. Selama ini sikapnya baik padaku, sebagaimana anak buahnya. Ia
mengihai perintah mereka semua mengikuti perintah tapi mereka tidak tahu
? ?alasannya. "Bahkan pada saat-saat sadar ia seperti melamun, dan itu tidak bagus. Itu bisa
jadi mekanisme pertahanan yang menunjukkan bahwa ia menyadari penyakit progresif
yang ingin dihalanginya." "Ia bukan orang semacam itu, Dokter. Ia wanita yang
kuat." "Kekuatan psikologis sangat relatif, Major. Sering kali yang terkuat di
antara kita benci menerima kefanaan. Ego menolaknya. Dapatkan sejarah medisnya.
Aku harus tahu." "Akan ada yang menelepon Washington, dan orang-orang di sana akan menelepon.
Mereka tahu tempat tinggalnya, situasinya, dan dalam beberapa menit mereka akan
tahu siapa tetangganya. Akan ada yang mem beri tahu kita. Akan kita temukan
doktemya." "Kuminta segala sesuatunya berupa cetakan komputer satelit. Kita memiliki
peralatannya." 'Transmisi informasi apa pun harus diterima di kantor kami." "Kalau begitu aku
ikut denganmu. Beri aku waktu sebentar." "Anda takut bukan, Dokter?"
"Kalau penyakitnya terrryata penyimpangan saraf, itu selalu menakutkan, Major.
Kalau anak buah Anda bisa bekerja dengan cepat, mungkin aku bisa berbicara
dengan doktemya sendiri. Itu usaha optimal."
"Anda tidak menemukan apa-apa dalam pemeriksaan Anda?"
168 "Hanya kemungkinan-kemungkinan, tidak ada yang pasti. Ada sakit di sini, dan
tidak ada sakit di sana. Aku sudah mengatur CAT scan untuk besok pagi."
"Anda memang takut."
"Setengah mati, Major." .
Oh, kalian semua melakukan tepat seperti yang kuinginkan. Astaga, aku lapar, aku
akan makan selama lima jam penuh pada saat keluar dari sini dan aku akan ?keluar! David, apa kau mengerti" Apa kau mengerti apa yang kukatakan padamu"
Pepohonan gelap itu pepohonan maple; pohon-pohon itu begitu umum, Sayang, begitu
biasa. Daun tunggal adalah Kanada. Kedutaan! Ini konsulat di Hong Kong! Itu yang
lata lakukan di Paris, Sayang! Di Paris menakutkan, tapi di sini tidak. Pasti
ada yang kukenal. Di Ottawa aku memberikan instruksi pada begitu banyak orang
yang ditugaskan di seluruh dunia. Ingatanmu kabur, sayangku, tapi aku tidak....
Dan kau harus mengerti, David, orang-orang dengan siapa aku berurusan tidak
begitu berbeda dengan orang-orang yang menahanku sekarang. Dalam beberapa hal,
tentu saja, mereka hanya robot. Tapi mereka juga individu yang berpikir dan
bertanya-tanya dan penasaran kenapa mereka diminta melakukan hal-hal tertentu.
Tapi mereka mengikuti perintah, Sayang, karena kalau tidak, laporan mereka akan
buruk, yang sangat penting dibandingkan kemungkinan buruk dipecat yang jarang
?terjadi karena itu berarti tidak ada kenaikan pangkat bagi mereka. Mereka
?benar-benar ramah padaku lembut, bahkan seakan-akan mereka malu dengan
? ?tindakan mereka, tapi tetap harus melaksanakan tugas. Mereka mengira aku sakit
dan mereka prihatin dengan keadaanku, benar-benar prihaiin. Mereka bukan
penjahat atau pembunuh, David-ku yang munis. Mereka birokrat yang mencari
pengarahan! Mereka birokrat, David! Seluruh masalah ini berbau PEMERINTAH. Aku
tahu! Aku bekerja sama dengan orang-orang seperti ini selama bertahun-tahun. Aku
salah satu dari mereka! Marie membuka matanya. Pintu tertutup, kamar itu kosong, tapi ia tahu ada
penjaga di luar ia mendengar mayor Cina itu memberi instruksi. Tidak seorang
?pun diizinkan masuk ke kamamya, kecuali dokter Inggris dan dua perawat yang
pemah dijumpai para penjaga dan yang akan bertugas hingga pagi. Marie tahu
aturannya, dan dengan pengetahuan itu ia bisa melawan mereka
la duduk tegak ya Tuhan, aku lapar! dan merasa geli memikirkan para tetangga
? ?mereka di Maine ditanyai mengenai doktemya. Ia hampir tidak mengenai para
tetangganya dan tidak punya dokter. Mereka baru tinggal di sana kurang dari tiga
bulan, mulai akhir sesi musim panas sebagai masa persiapan bagi David, dan
dengan semua masalah menyewa rumah dan mempelajari-apa yang harus dilakukan
istri baru dosen tidak tetap, dan menemukan toko serta binatu dan seprai dan
taplak seribu?169 I satu macam hal yang dilakukan wanita untuk merapikan rumah-r-tidak ada waktu
untuk memikirkan dokter. Ya Tuhan, mereka sudah hidup bersama para dokter selama
delapan bulan, dan kecuali Mo Panov, Marie sudah cukup senang kalau tidak perlu
bertemu dokter lain lagi.
Di atas semua itu, ada David yang tengah berjuang keluar dari terowongan
pribadinya, istilah yang diberikan David sendiri, berusaha begitu keras untuk
tidak menunjukkan penderkaannya, bersyukur kalau melihat cahaya dan kenangan.
Bagaimana David menyerang buku-buku, bersukacita bila suatu sejarah lengkap
kembali teringat, tapi sukacitanya diimbangi kemarahan karena sadar bahwa
ingatan itu hanyalah satu segmen kehidupannya yang telah meninggalkannya. Dan
sering kali di malam hari, Marie merasakan kasur bergoyang dan menyadari David
turun dari ranjang untuk menyendiri dengan kenangan yang hanya separo dan
bayangan-bayangan yang menghantui. Marie akan menunggu selama beberapa menit,
lalu keluar ke lorong dan duduk di tangga, mendengarkan. Dan sesekali, terdengar
isakan pelan seorang pria kuat dan bermartabat yang tengah menderita. Ia
mendekati suaminya dan David membuang muka; rasa malu dan penderitaan itu
terlalu hebat. Marie akan mengatakan, "Kau tidak melawan masalah ini seorang
diri, Sayang. Kita akan melawannya bersama-sama. Sama seperti sebelumnya." Lalu
David akan berbicara, mula-mula dengan enggan, lalu semakin kuat, kata-katanya
berhamburan makin lama makin cepat hingga akhirnya pintunya jebol dan ia akan
menemukan banyak hal. Pepohonan, David! Pohon kesayanganku, pohon maple. Daun
maple, David! Konsulat, Sayang! Ada pekerjaan yang harus dilakukannya. Ia meraih
kabel dan menekan tombol memanggil perawat.
Dua menit kemudian pintunya terbuka dan seorang wanita Cina berusia pertengahan
empat puluhan masuk, seragam perawataya dikanji dan tak bercacat "Apa yang bisa
kubantu, Sayang?" katanya dengan nada menyenangkan, seperti juga bahasa Inggrisnya yang beraksen. "Aku sangat lelah, tapi sulit tidur. Boleh aku minta pil yang bisa membantuku?"
"Akan kutanyakan pada dokter Anda, ia masih ada di sini. Aku yakin tidak
masalah." Perawat ini berlalu dan Marie turun dari ranjang. Ia menuju pintu,
gaun rumah sakit yang kebesaran merosot di bahu kirinya, dan karena ruangan itu
berpendingin, belahan di bagian punggung membuatnya menggigil. Ia membuka pintu,
mengejutkan pemuda kekar yang duduk di kursi di sebelah kanan.
"Ya, Mrs....?". Penjaga itu melompat bangkit.
"Shhh!" desis Marie, jari telunjuknya di bibir. "Kemarilah! Cepat!"
Dengan kebingungan, pemuda Cina itu mengikutinya masuk ke kamar. Mane bergegas
melangkah ke ranjang dan naik tapi tidak menarik selimutnya. Ia memiringkan bahu
kirinya; gaunnya merosot, hanya tertahan payudaranya.
"Kemarilah!" bisik Marie. "Aku tidak ingin ada yang mendengar." "Ada apa, lady?"
tanya penjaga itu, tatapannya menghindari bagian
tubuh Marie yang terbuka dan terfokus pada wajah dan rambut merah Marie yang
panjang. Ia maju beberapa langkah, tapi tetap menjaga jarak. "Pintunya tertutup.
Tidak ada yang bisa mendengar Anda."
"Kuminta kau " Bisikannya begitu pelan hingga tak terdengar.
?"Bahkan aku tak bisa mendengar Anda, Mrs...." Pria itu mendekat.
"Kau penjagaku yang paling baik. Kau sangat baik padaku."
'Tidak ada alasan untuk tidak begitu, lady."
"Kau tahu kenapa aku ditahan?"
"Demi keselamatan Anda sendiri," penjaga itu berbohong, ekspresinya tidak
berubah. "Aku mengerti." Marie mendengar suara langkah kaki di luar yang semakin dekat.
Ia menggeser tubuhnya; gaunnya merosot semakin rendah, menampilkan tungkainya.
Pintu terbuka dan perawat masuk.
"Oh" " Wanita Cina itu terkejut. Jelas tatapannya menilai pemandangan yang
menjijikkan itu. Ia memandang penjaga yang malu-malu sementara Marie menutupi
tubuhnya. "Aku heran kenapa kau tidak berada di luar."
"Wanita ini mengajakku bicara," jawab pria itu sambil melangkah mundur.
Perawat itu melirik Marie sekilas. "Benar?" "Kalau katanya begitu."
"Ini bodoh," kata penjaga bertubuh kekar itu, melangkah ke pintu dan membukanya.
"Wanita ini tidak sehat," tambahnya. "Pikirannya ke mana-mana. Ia mengatakan
hal-hal yang bodoh." Ia keluar dan menutup pintu dengan tegas di belakangnya.
Sekali lagi perawat itu memandang Marie, sekarang tatapannya bertanya-tanya.
"Anda baik-baik saja?" tanyanya
"Pikiranku tidak ke mana-mana. Tapi aku mematuhi perintah yang kuterima." Marie
diam sejenak, lalu melanjutkan. "Kalau mayor raksasa itu meninggalkan rumah
sakit, tolong temui aku. Ada yang harus kukatakan padamu."
"Maaf, aku tidak bisa berbuat begitu. Anda harus istirahat. Ini, kubawakan obat
penenang untuk Anda. Kulihat Anda sudah punya air minum."
"Kau wanita," kata Marie, menatap tajam perawat itu.
"Ya," kata wanita Oriental itu, mengiyakan tanpa ekspresi. Ia meletakkan mangkuk
kertas mungil berisi pil di meja samping ranjang Marie dan kembali ke pintu.
Sekali lagi ia melontarkan pandangan ingin tahu ke arah pasiennya sebelum
berlalu. Marie turun dari ranjang dan diam-diam berjalan ke pintu. Ia m nempelkan telinga
ke panel logam itu; di koridor ia mendengar suai suara teredam percakapan yang
cepat, jelas dalam bahasa Cina. Apa p yang dikatakan dan betapa pun singkatnya,
percakapan penuh soman 7 itu sudah jelas, ia telah menanamkan benihnya. Tangani efek visualnya, Jason
Bourne menekankan hal itu berulang-ulang selama neraka yang mereka lalui bersama
di Eropa. Itu lebih efektif daripada apa pun. Orang-orang akan menarik
kesimpulan yang kauinginkan berdasarkan apa yang mereka lihat, jauh melebihi
kebohongan yang paling meyakinkan yang bisa kauceritakan pada mereka.
Ia menuju lemari pakaian dan membukanya. Mereka meninggalkan sedikit barang yang
mereka belikan untuknya di apartemen di Hong Kong, tapi celana panjang, bius,
dan sepatu yang dikenakannya pada hari mereka membawanya ke rumah sakit masih
ada; tak terpikirkan oleh mereka untuk menyingkirkan barang-barang itu. Kenapa
tidak" Mereka bisa melihat sendiri ia sakit parah. Gemetaran dan kejangkejangnya telah berhasil meyakinkan mereka; mereka melihat semuanya. Jason
Bourne akan memahami. Ia melirik telepon putih di meja samping ranjang. Telepon
itu pipih, unit yang berdiri sendiri, dengan panel tombol yang terpasang pada
instrumen itu. Marie penasaran, sekalipun tak ada orang yang akan diteleponnya.
Ia melangkah ke meja dan meraihnya. Telepon itu mati, seperti yang sudah
diduganya. Ada alat untuk memanggil perawat; hanya itu yang dibutuhkannya dan
hanya itu yang diizinkan baginya.
Ia melangkah ke jendela dan menaikkan kerai putih, sekadar menyapa malam. Cahaya
Hong Kong yang berwarna-warai dan memesona menerangi langit, dan ia lebih dekat
dengan langit daripada dengan tanah. Sebagaimana yang akan dikatakan David atau?lebih tepatnya, Jason: Jadilah. Pintu. Koridor:
Jadilah. Ia menyeberangi ruangan ke wastafel. Sikat gigi dan pasta gigi yang disediakan
rumah sakit masih terbungkus dalam plastik; sabunnya juga masih belum disentuh,
terbungkus kemasan pabriknya, kata-kata di bungkusnya menjamin kemurnian yang
melebihi napas malaikat. .
Lalu ada kamar mandi; tidak jauh berbeda, hanya ada tambahan dispenser pembalut
dan tanda kecil dalam empat bahasa yang menjelaskan apa yang tidak boleh
dilakukan dengan alat itu. Marie kembali ke kamarnya. Apa yang dicarinya" Apa
pun itu, ia tidak menemukannya.
Pelqjari segala sesuatunya. Kau akan menemukan apa yang bisa kaugunakan. Katakata Jason, bukan David. Lalu ia melihatnya.
Ranjang-ranjang rumah sakit tertentu dan ranjang ini salah satu di
?antaranya memiliki gagang di bawah papan dasarnya yang kalau diputar ke satu
?arah atau sebaliknya akan menaikkan atau menurunkan ranjang. Gagang ini bisa
dicabut dan sering kali begitu kalau pasien diinfus, atau kalau dokter
? ?menginginkan pasiennya berada dalam posisi tertentu misalnya karena digips.
?Seorang perawat bisa membuka kuncinya dan mencabut gagang ini dengan menekannya,
memutarnya ke kiri, dan 172 menariknya keluar saat kunci pengaitnya terlepas. Hal ini sering dilakukan dalam
jam berkunjung, untuk menghindari pengunjung yang pasrah dengan keinginan pasien
untuk mengubah posisi melanggar keinginan dokter. Marie mengenai ranjang ini dan
mengenai gagangnya. Sewaktu David dalam proses pemulihan luka-luka yang
diperolehnya dari kejadian di Treadstone 71, ia bertahan hidup melalui infus;
Marie mengawasi para perawat bekerja. Penderitaan calon suaminya pada waktu itu
lebih daripada yang mampu ditanggungnya, dan para perawat menyadari Marie
mungkin ingin mempermudah situasi bagi calon suaminya dan mengacaukan perawatan
David. Ia tahu cara mencabut gagang itu, dan begitu dicabut, gagang itu tak
lebih daripada sebatang besi melengkung.
Ia mencabutnya dan naik kembali ke ranjang, gagang itu berada di balik seprai.
Ia menunggu, memikirkan betapa berbeda kedua pria di dalam hidupnya yang hidup
?dalam diri satu orang. Kekasihnya, Jason, bisa begitu dingin dan sabar, menunggu
saat untuk bertindak, untuk mengejutkan, untuk mengandalkan kekerasan demi
bertahan hidup. Dan suaminya, David, begitu pasrah, begitu bersedia
mendengarkan, menghindari kekerasan dengan segala cara karena ia pemah
mengalaminya dan membenci penderitaan dan kegelisahan dan di atas semua itu,
?keharusan menyingkirkan perasaan untuk menjadi tak lebih daripada binatang.
David, David-ku! Pertahankan kewarasanmu! Aku sangat mencintaimu.
Terdengar keributan di koridor. Marie memandang jam di meja samping ranjang.
Enam belas menit telah berlalu. Ia meletakkan kedua tangan di atas selimut saat
perawat masuk, menurunkan kelopak matanya seakan-akan mengantuk.
"Baiklah, Sayang," kata wanita itu, maju beberapa langkah dari pintu. "Anda
menyentuh perasaanku, aku tidak akan mengingkarinya. Tapi aku sudah mendapat
perintah instruksi yang sangat spesifik tentang Anda. Major dan dokter Anda
?sudah pergi. Sekarang, apa yang ingin Anda katakan padaku?"
'Tidak... sekarang," bisik Marie, kepalanya merosot ke dagu, tampak seperti sedang
tidur. "Aku sangat lelah. Aku... milium pflnya." "Apa karena penjaga di luar itu?"
"Ia sakit... Ia tidak pemah menyentuhku aku tidak peduli. Ia membawakan barang-?barang untukku.... Aku lelah sekali" "Apa maksud Anda, 'sakit'?"
"Ia... senang memandang wanita.... Ia tidak... menggangguku kalau aku... tidur." Mata
Marie terpejam. "Zang!" kata perawat itu pelan. "Kotor, kotor!" Ia berputar pada tumitnya,
berjalan keluar' dari pintu, menutupnya, dan berbicara dengan penjaga. "Wanita
itu tidur! Kau mengerti!"
"Untung saja begitu."
"Katanya kau tidak pemah menyentuhnya!"
The Bourne Supremacy Karya Robert Ludlum di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
'Terpikir pun tidak."
"Jangan memikirkannya sekarang!"
"Aku tidak membutuhkan kuliah darimu, perawat jelek. Ada pekerjaan yang harus
kulakukan." "Pastikan kau melakukannya! Aku akan berbicara dengan Major Lin Wenzu besok
pagi!" Wanita itu memelototi pria itu dan berjalan menyusuri koridor, langkah
dan posturnya agresif. "Kau!" Bisikan kasar terdengar dari pintu kamar Marie, yang terbuka sedikit.
Marie membukanya lebih lebar dan berbicara, "Perawat itu! Siapa dia"'
"Kukira Anda tidur, Mrs....," kata penjaga yang kebingungan itu.
"Katanya dia akan bilang begitu padamu."
"Apa?" Ta akan kembali untukku! Katanya ada pintu penghubung ke kamar lain. Siapa dia?"
"Dia apa?" "Jangan bicara! Jangan memandangku! Ia akan melihatmu!" "Ia berbelok ke kanan di
lorong." "Kau tidak akan pernah tahu. Lebih baik iblis yang kaukenal daripada yang tidak
kaukenal! Kau mengerti maksudku?"
"Aku tidak mengerti maksud siapa pun" kata penjaga itu, berbicara dengan lembut,
berempati, pandangannya terarah ke dinding seberang. "Aku tidak tahu apa yang
dimaksudkannya dan aku tidak tahu maksud Anda, lady]"
"Masuklah. Cepat! Kupikjr dia Komunis! Dari Peking!" "Beijing?"
"Aku tidak mau pergi bersamanya!" Marie menarik pintu, lalu bersembunyi di
belakangnya. Penjaga itu bergegas masuk saat pintunya tertutup. Kamar itu gelap; yang menyala
hanya lampu di kamar mandi, cahayanya teredam pintu kamar mandi, yang hampir
tertutup. Pria itu bisa/ dilihat, tapi ia tidak bisa melihat. "Di mana Anda,
Mrs...." Tenang. Ia tidak akan membawa Anda ke mana-mana "
?Penjaga itu tidak mampu berkata apa-apa lagi. Marie menghantamkan gagang besi
itu ke tengkuknya dengan kekuatan gadis asal peternakan Ontario yang terbiasa
mengayunkan cambuk saat menggiring ternak. Penjaga itu pingsan; Marie berlutut
dan bekerja dengan cepat.
Orang Cina itu kekar tapi tidak besar, tidak jangkung. Marie tidak besar, tapi
ia jangkung untuk ukuran wanita. Dengan mengikat di sana dan menjejalkan di
sini, pakaian dan sepatu penjaga itu cukup untuk keluar dengan cepat, tapi
rambutnya menjadi masalah. Ia memandang sekeliling ruangan. Pelajari segala
sesuatu. Kau akan menemukan apa yang bisa kaugunakan. Ia menemukannya. Sehelai
handuk tangan yang tergantung di batang krom di meja samping ranjang. Ia mencabutnya, menumpuk
rambutnya di atas kepala dan melititkan handuk, menjejalkan ujungnya ke dalam
lilitan itu. Tampak bodoh dan pasti tidak akan lolos pemeriksaan, tapi
penampilannya mirip surban.
Dengan hanya mengenakan celana pendek dan kaus kaki, penjaga itu mengerang dan
mulai bergerak, lalu tak sadarkan diri lagi. Marie berlari ke lemari pakaian,
menyambar pakaiannya sendiri, dan menuju pintu, membukanya dengan hati-hati,
tidak lebih dari satu inci. Dua perawat satu Oriental, yang lainnya ?Eropa tengah bercakap-cakap dengan suara pelan di lorong. Perawat Cina itu
?bukan wanita yang tadi kembali untuk mendengar keluhannya tentang si penjaga.
Perawat lain muncul, mengangguk kepada kedua rekannya, dan langsung menuju pintu
di seberang lorong. Itu pintu lemari persediaan seprai. Sebuah telepon berdering
di meja, sekitar lima belas meter jauhnya di lorong; sebelum meja bundar itu
terdapat lorong yang sating memotong. Tanda EXIT menjuntai dari langit-langit,
anak panahnya menunjuk ke kanan. Kedua perawat yang bercakap-cakap itu berbelok
dan melangkah ke meja; yang ketiga meninggalkan lemari seprai sambil membawa
setumpuk seprai. Pelaridn yang paling berhasil adalah yang dilakukan secara
bertahap, menggunakan kebingungan apa pun yang bisa dihasilkan.
Marie menyelinap keluar dari kamar dan berlari menyeberangi lorong ke lemari
seprai. Ia masuk ke dalam dan menutup pintunya. Tiba-tiba, teriakan protes
seorang wanita terdengar mengisi lorong, memicu ketakutannya. Ia bisa mendengar
suara langkah-langkah kaki yang berat berlari mendekat; lalu suara langkah kaki
yang lain. "Penjaga!" teriak perawat Cina itu dalam bahasa Inggris. "Di mana penjaga kotor
itu?" Marie membuka pintu lemari selebar satu sentimeter. Tiga perawat berada di depan
kamar rumah sakitnya; mereka menghambur masuk.
"Kau! Kau menanggalkan pakaianmu! Zangsile orang kotor! Cari di kamar mandi!"
"Kau!" teriak penjaga itu dengan suara gemetar. "Kau membiarkan dia lolos! Akan
kulaporkan kau ke atasanku." "Lepaskan aku, orang kotor! Kau pembohong!" "Kau
Komunis! Dari Beijing.1"
Marie menyelinap keluar dari lemari seprai, membawa setumpuk handuk di bahunya,
berlari ke perempatan lorong dan tanda EXIT. "Panggil Major Lin! Aku menangkap
penyusup Komunis!" "Panggil polisi! Ia sinting!"
Di luar lahan rumah sakit, Marie berlari ke areal parkir, ke tempat yang paling
gelap, dan duduk terengah-engah dalam kegelapan di antara dua
mobil. I a harus berpikir; ia harus memperti mbangkan situasi. Ia tidak boleh
melakukan kesalahan. Ia membuang handuk dan pakaiannya dan mulai menggeledah
saku-saku penjaga, mencari dompet. Ia menemukannya, membukanya, dan menghitung
uang dalam keremangan. Ada enam ratus dolar Hong Kong lebih sedikit, yang
berarti seratus dolar Amerika kurang sedikit. Tidak cukup untuk menyewa kamar
hotel; lalu ia melihat kartu kredit yang diterbitkan sebuah bank Kowloon. Jangan
meninggalkan rumah tanpa membawanya. Kalau terpaksa, ia akan mengeluarkan kartu
kredit itu kalau terpaksa dan kalau ia bisa menemukan kamar hotel. Ia
? ?mengambil uang dan kartu kredit itu, mengembalikan dompet ke saku pakaian
penjaga, dan memulai proses berganti pakaian dengan kikuk sambil mempelajari
jalan di luar lahan rumah sakit Yang membuatnya lega, jalan-jalan itu ramai, dan
keramaian itu membuatnya aman.
Sebuah mobil tiba-tiba melesat masuk ke areal parkir, rodanya berdecit-decit,
saat mobil meliuk berhenti di depan pintu EMERGENCY. Marie bangkit dan mengintip
dari balik jendela mobil. Mayor Cina bertubuh besar dan dokter yang dingin itu
melompat keluar dari mobil dan berlari-lari ke pintu masuk. Saat mereka
menghilang di balik pintu, Marie berlari keluar dari areal parkir, menuju jalan.
Ia berjalan berjam-jam, berhenti untuk mengisi perut di restorah fast-food
sampai ia muak melihat hamburger. Ia pergi ke kamar mandi dan memandang dirinya
di cermin. Ia kehilangan berat badan dan ada lingkaran hitam di bawah matanya,
tapi ia tetap dirinya. Tapi rambui sialan ini! Mereka akan menyisir Hong Kong
mencarinya, dan hal pertama yang dituliskan dalam deskripsi adalah tinggi badan
dan rambutnya. Ia tidak bisa berbuat banyak untuk mengatasi yang pertama, tapi
ia bisa mengubah yang terakhir dengan drastis. Ia mampir di apotek dan membeli
jepit rambut Lalu ia teringat perintah Jason padanya di Paris sewaktu fotonya
muncul di koran, ia menarik rambutnya ke belakang, menggelungnya, dan
menjepitnya di kedua sisi kepala. Hasilnya wajahnya menjadi jauh lebih keras,
kesan itu diperkuat berat badannya yang turun dan tanpa makeup. Itu pengaruh
yang diinginkan Jason David di Paris.... Tidak, pikirnya, bukan David di Paris. ? ?Tapi Jason Bourne. Dan sekarang malam hari, seperti waktu di.Paris dulu.
"Kenapa Anda berbuat begitu, Miss"*' tanya karyawan apotek yang berdiri di dekat
cermin di konter kosmefik. "Rambut Anda cantik, sangat indah."
"Oh" Aku bosan menyikatnya terus, itu saja."
Marie meninggalkan apotek, membeli sandal bertumit rata dari penjual di jalan,
dan tas tangan Gucci imitasi dari pedagang jalanan yang lain buruf G-nya
?terbalik. Ia masih memiliki 45 dolar Amerika dan tidak
tahu di mana harus bermalam. Sekarang sudah terlambat sekaligus terlalu dini
untuk pergi ke Konsulat. Warga Kanada yang tiba selewat tengah malam dan meminta
daftar personel akan memicu tanda bahaya; lagi pula ia belum sempat memikirkan
cara mengajukan permohonan itu. Ke mana ia bisa pergi" Ia perlu tidur. Jangan
bertindak kalau kau kelelahan. Marjin kesalahan terlalu besar. Istirdhat adalah
senjata. Jangan lupa itu.
Ia melewati jajaran pertokoan yang hampir tutup. Sepasang orang Amerika yang
masih muda, mengenakan jins, sedang tawar-menawar dengan pemilik kios T-shirt.
"Hei, ayolah, man," kata yang laki-laki. "Kau mau menjual satu lagi untuk malam
ini, bukan" Maksudku, potong saja sedikit labamu, dan kau masih mendapat
beberapa dinero di sakumu, kan?"
'Tidak mau dinero," seru pedagang itu sambil tersenyum. "Hanya dolar, dan kau
menawar terlalu murah! Aku punya anak. Kau mengambil makanan yang berharga dari
mulut mereka!" "Ia mungkin punya restoran," kata yang perempuan.
"Kau mau restoran" Masakan Cina asli?"
"Astaga, kau benar, Lacy!"
"Sepupu ketiga dari pihak ayahku memiliki kios istimewa dua jalan dari sini.
Sangat dekat, sangat murah, sangat lezat."
"Lupakan saja," kata pemuda itu. "Empat dolar, untuk enam T-shirt. Ambil atau
lupakan." "Kuambil. Hanya karena kau terlalu ngotot bagiku." Pedagang itu menyambar uang
yang disodorkan dan menjejalkan T-shirt ke dalam kantong kertas.
"Kau benar-benar luar biasa, Buzz." Gadis itu mencium pipinya dan tertawa. "Ia
masih mendapat laba empat ratus persen."
"Itu masalah dengan kalian para mahasiswa bisnis! Kalian tidak mempertimbangkan
estetikanya. Perburuan, kegembiraan konflik verbal!"
"Kalau kita menikah kelak, aku akan mendukungmu sepanjang sisa hidupku yang
payah, kau negosiator hebat"
Kesempatan akan datang sendiri. Kenalilah. bertindaklah berdasarkan kesempatan
itu. Marie mendekati kedua mahasiswa itu.
"Maaf," katanya, berbicara terutama pada gadis itu. "Aku tidak sengaja mendengar
kalian "?"Aku hebat, bukan?" sela pemuda itu.
"Sangat lincah," jawab Marie. "Tapi kurasa temanmu ada benarnya. T-shirt itu
tidak ragu lagi harganya kurang dari dua puluh lima sen sepotong."
"Empat ratus persen," kata gadis itu sambil mengangguk. "Keystone seharusnya
seberuntung itu." "Key siapa?"
"Istilah pedagang perhiasan," Marie menjelaskan. "Itu seratus persen."
"Aku dikepung orang Filistin!" jerit pemuda itu. "Aku mahasiswa sejarah seni.
Suatu hari aku akan memimpin Metropolitan!"
"Asal jangan coba-coba membelinya," kata kekasihnya sambil berpaling memandang
Marie. "Maafkan aku, kami hanya bersenang-senang. Kami menyela kata-katamu."
"Ini memalukan, sungguh, tapi pesawatku terlambat sehari dan aku tertinggal tur
ke Cina. Hotel penuh dan aku ingin tahu "
?"Kau butuh tempat untuk tidur?" sela mahasiswa sejarah seni itu.
"Ya, benar. Sejujurnya, danaku cukup tapi terbatas. Aku guru sekolah dari
Maine ekonomi, sayangnya."
?"Jangan," kata gadis itu sambil tersenyum.
"Aku akan bergabung dengan kelompok tur-ku besok, tapi aku khawatir itu besok,
bukan malam ini." "Kami bisa membantu. Benar, Lacy?"
"Aku yakin bisa. College kami punya perjanjian dengan Chinese University of Hong
Kong." "Layanan kamarnya tidak bagus sekali, tapi harganya lumayan," kata pemuda itu.
'Tiga dolar Amerika semalam. Tapi, holly roller, benar-benar prasejarahf1
"Maksudnya ada aturan-aturan yang puritan di sana. Jenis kelamin dipisahkan."
"'Pemuda dan pemudi yang bersama-sama "' mahasiswa sejarah seni itu, menyanyi.
?"Omong kosong!" tambahnya.
Marie duduk di ranjang lipat di dalam ruangan luas dengan langit-langit setinggi
lima belas meter, ia menganggap itu ruang olahraga. Di sekitarnya, ada beberapa
wanita muda yang tidur, dan ada yang tidak. Sebagian besar membisu, tapi
beberapa mendengkur, lainnya menyulut rokok, dan sesekali ada yang tergesa-gesa
ke kamar mandi, dengan lampu neon yang tetap menyala. Ia berada di tengah anakanak, dan ia berharap ia sendiri masih kanak-kanak, bebas dari kengerian di
mana-mana. David, aku membutuhkanmu! Kau menganggapku beitu kuat, tapi, Sayang,
aku tidak bisa mengatasinya! Apa yang harus kulakukan" Bagaimana cara
melakukannya" Pelajari segala sesuatunya, kau akan menemukan apa yang bisa kaugunakan Jason ?Bourne.
HuJAN turun dengan deras, menghamburkan pasir, menghantam lampu sorot yang
menerangi patung-patung mengerikan di Repulse Bay reproduksi dewa-dewa Cina
?berukuran raksasa, mitos dari Timur dalam berbagai pose fharah, beberapa
menjulang hingga lima belas meter. Pantai yang gelap itu kosong, tapi terlihat
keramaian di hotel tua di dekat jalan dan kios hamburger di seberangnya. Mereka
pejalan kaki dan orang-orang yang sekadar mampir, wisatawan dan penduduk
setempat, yang datang ke teluk untuk minum larut malam atau makan dan memandang
patung-patung suram yang mengusir roh jahat apa pun yang setiap saat mungkin
muncul dari laut. Hujan yang turun tiba-tiba memaksa para pejalan kaki masuk;
yang lainnya menunggu badai reda sebelum pulang.
Basah kuyup, Bourne berjongkok di sesemakan sepuluh meter jauhnya dari salah
satu patung yang tampak menyeramkan di pantai. Ia mengusap air hujan dari
wajahnya sambil menatap tangga beton yang menuju pintu masuk Hotel Colonial tua.
Ia tengah menunggu nama ketiga dalam daftar taipan.
Orang pertama mencoba menjebaknya di Star Ferry, lokasi pertemuan yang telah
diserujui, tapi Jason, mengenakan pakaian yang sama dengan yang dikenakannya di
Walled City, melihat dua petugas patroli. Tidak semudah mencari orang yang
membawa radio, tapi juga tidak sullt. Pada perjalanan ketiga ke pelabuhan,
setelah Bourne tidak muncul di jendela yang ditentukan di sisi kanan kapal,
kedua orang itu dua kali berpapasan dengan kontaknya, masing-masing berbicara
singkat, dan masing-masing menempati posisi yang berseberangan, pandangan mereka
terpaku pada atasan mereka. Jason menunggu hingga feri mendekati dermaga dan
para penumpang berbondong-bondong menuju pintu keluar di haluan. Ia
menyingkirkan orang Cina di sebelah kanan dengan pukulan di ginjal sewaktu
berpapasan dengannya dalam keramaian, lalu memukul bagian belakang kepala orang
itu dengan pemberat kertas kuningan; para penumpang bergegas lewat dalam
keremangan. Lalu Bourne berjalan melewati bangku-bangku yang mulai kosong ke
sisi lain; ia menghadapt orang kedua, menjejalkan pistol ke perut petugas
patroli itu dan memaksanya ke buritan. Ia mendorong orang itu melewati pagar dan melemparkannya
ke Iaut saat peluit kapal berbunyi di malam hari dan feri itu merapat di dermaga
Kowloon. Lalu ia kembali menemui kontaknya di jendela yang telah kosong di
tengah kapal. "Kau menepati janji," kata Jason. "Sayangnya aku terlambat" "Kau yang
menelepon?" Kontak itu memandang pakaian Bourne. "Aku orangnya."
"Kau tidak tampak seperti orang beruang yang kaugambarkan di telepon."
"Kau berhak berpendapat begitu." Bourne mencabut segepok lembaran dolar Amerika
yang digulung. angka 1.000 terlihat sewaktu gulungannya dibuka.
"Kau orangnya." Pria Cina itu sekilas memandang ke balik bahu Bourne.. "Apa yang
kauinginkan?" tanyanya gelisah.
"Informasi mengenai orang sewaan yang mengaku bernama Jason Bourne."
"Kau menghubungi orang yang keliru."
"Aku bersedia membayar mahal."
"Aku tidak memiliki apa-apa untuk dijual."
"Menurutku ada." Bourne menyingkirkan uang dan mencabut senjatanya, melangkah
mendekati pria itu sementara para penumpang Kowloon mengalir masuk. "Entah kau
akan memberitahuku demi uang, atau kau akan terpaksa mengatakannya demi
nyawamu." "Hanya ini yang kutahu," kata orang Cina itu, memprotes. "Anak buahku tidak akan
berhubungan dengannya!"
"Kenapa tidak?"
la bukan orang yang sama!"
"Apa katamu?" Jason menahan napas, mengawasi pria itu dengan tajam.
"Ia mengambil risiko yang dura tidak akan pernah diambilnya." Orang Cina itu
kembali memandang ke belakang Bourne; keringat mulai mengucur di batas
rambutnya. "Ia kembali sesudah dua tahun. Siapa yang tahu apa yang sudah
terjadi" Minuman, narkotika, penyakit dari peiacur, siapa tahu?"
"Apa maksudmu, 'risiko'?"
"Tepat seperti itulah yang kumaksud! Ia masuk ke kabaret di Tsim Sha Tsui ada ?keributan, polisi dalam perjalanan ke sana. Sekalipun begitu, ia masuk dan
membunuh lima orang! Ia bisa saja tertangkap, klien-kliennya bisa dilacak! Ia
tidak akan berbuat seperti itu dua tahun yang lalu."
"Kronologimu mungkin keliru," kata Jason Bourne. "Ia mungkin masuk sebagai
?orang lain dan memancing keributan. Ia membunuh, dan pergi sebagai orang lain,
?melarikan diri dalam kekacauan,"
Pria Oriental itu menatap mata Jason sejenak, tiba-tiba tampak lebih ketakutan
daripada sebelumnya, ketika ia kembali memandang pakaian lusuh yang kedodoran
itu. "Ya, kurasa mungkin saja," katanya gemetar, kepalanya menoleh ke kanankiri. "Bagaimana cara menghubungi si Bourne ini?"
"Aku tidak tahu, aku berani bersumpah demi para roh! Kenapa kau menanyakan halhal ini kepadaku?" "Bagaimana caranya?" ulang Jason sambil mencondongkan tubuh ke pria itu, kening
mereka beradu, pistol dijejalkan ke perut bawah pria Oriental itu. "Kalau kau
tidak mau berhubungan dengannya, kau tahu di mana ia bisa dihubungi, di mana ia
The Bourne Supremacy Karya Robert Ludlum di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
bisa dijangkau! Nah, di mana?" .
"Oh Tuhan." "Terkutuk, bukan Dia! Bourner
"Macao! Menurut isu ia bekerja dari Macao, hanya itu yang kuketahui, aku berani
bersumpah!" Pria itu memandang ke kiri-kanannya dengan panik. O^k^fefcl
"Kalau kau mencari kedua anak buahmu, jangan bersusah payah, akan kuberitahu,"
kata Jason. "Satu meringkuk di sana, dan kuharap yang satu lagi bisa berenang."
"Orang-orang itu Siapa kau?"
?"Kupikir kau tahu," jawab Bourne. "Pergilah ke bagian belakang feri dan tetap di
sana. Kalau kau maju selangkah sebelum kita merapat, kau tidak akan pernah
berjalan lagi." "Oh Tuhan, kau "
?"Kalau jadi kau, aku tidak akan menyelesaikan kalimat itu."
Nama kedua dilengkapi alamat yang rasanya mustahil, sebuah restoran di Causeway
Bay yang spesialisasinya hidangan Prancis klasik. Menurut catatan singkat Yao
Ming, orang itu bertindak sebagai manajer, tapi sebenarnya pemilik restoran itu,
dan sejumlah pramusajinya. pandai menangani pistol sepandai menangani baki.
Alamat rumah kontak tidak diketahui; semua bisnis dilakukan di restoran, dan
diduga ia. tidak memiliki tempat tinggal permanen. Bourne kembali ke Peninsula,
membuang jas dan topinya, dan berjalan cepat melewati lobi yang padat menuju
lift; pasangan berpakaian bagus mencoba tidak tampak terkejut melihat
penampilannya. Bourne tersenyum dan menggumam minta maaf.
"Perburuan harta perusahaan. Agak bodoh, bukan?"
Di kamarnya, ia membiarkan dirinya kembali menjadi David Webb selama beberapa
menit. Kesalahan; ia tidak bisa menahan berbagai pikiran Bourne yang menekan.
Aku kembali menjadi dirinya. Hants.' Ia tahu apa yang harus dilakukan. Aku
tidak!... Ia mandi untuk membersihkan kotoran Walled City dan kelembapan yang
menyesakkan di Stat Ferry, mencukur bayangan gelap di wajahnya, dan mengenakan pakaian yang sesuai
untuk makan malam Prancis yang terlambat.
Akan kutemukan dia Marie! Aku bersumpah pada Tuhan, akan kutemukan dia! Itu
janji David Webb, tapi Jason Bourne yang berteriak dajam kemurkaan.
Restoran itu lebih mirip restoran mewah bergaya rococo di Avenue Montaigne di
Paris daripada bangunan satu tingkat di Hong Kong. Lampu-lampu kristal yang rum
it tergantung dari langit-langit dengan lampu-lampu mungil memancarkan cahaya
temaram; lilin-lilin di dalam wadah berkelip-kelip di meja yang tertutup linen
asli dan peralatan makan dari perak serta kristal yang terbaik.
"Saya khawatir tidak ada meja kosong malam ini, Monsieur," kata maitre d'. Ia
satu-satunya orang Prancis yang terlihat di sana.
"Aku disuruh mencari Jiang Yu dan mengatakan ini masalah meridesak," jawab
Bourne sambil menunjukkan selembar seratus dolar Amerika. "Menurutmu ia bisa
menemukan tempat, kalau ini bisa sampai ke tangannya?"
"Saya yang akan menemukannya, Monsieur." Maitre d' itu menjabat tangan Jason
tanpa kentara, menerima uangnya. "Jiang Yu adalah ahggota kelompok kecil kami,
tapi sayalah yang memilih. Comprenez-vous?" "Absolument."
"Bien! Anda memiliki wajah pria yang menarik dan santun. Lewat sini, please,
Monsieur." Makan malam memang seharusnya tidak disajikan; kejadian-kejadian berlangsung
begitu cepat. Dalam waktu beberapa menit sesudah minumannya tiba, pria Cina
ramping bersetelan hitam mendekati mejanya. Kalau ada yang aneh pada dirinya,
pikir David Webb, itu adalah warna kulrtnya yang lebih gelap dan matanya yang
tidak terlalu sipit; Ada darah Malaysia. Hentikan! perintah Bourne. Itu tidak
ada gunanya bagi kita! "Anda mencari saya?" kata manajer itu, pandangannya menyelidik Wajah yang
menengadah memandangnya. "Apa yang bisa saya bantu?"
"Pertama-tama kau bisa duduk."
"Sangat tidak biasa untuk duduk bersama tamu, Sir."
"Tidak juga. Terutama kalau kau yang memiliki tempat ini. Silakan. Duduklab."
"Apa ini gangguan merepotkan lagi dari Biro Pajak" Kalau benar begitu, kuharap
kau menikmati makan malammu, yang akan kaubayar. Pembukuanku cukup jelas dan
akurat." "Kalau menurutmu aku orang Inggris, kau belum mendengarkanku. Dan kalau yang
kaumaksud 'merepotkan' adalah bahwa setengah juta dolar itu membosankan, kau
boleh pergi dari hadapanku dan aku akan menikmati makan malamku." Bourne
bersandar ke biliknya dan menghirup minuman dengan tangan kiri. Tangan kanannya
tersembunyi. "Siapa yang mengirimmu?" tanya orang Oriental berdarah campuran itu sambil
duduk. "Menjauhlah dari tepi bilik. Aku ingin berbicara dengan sangat pelan."
"Ya, tentu saja." Jiang Yu menggeser duduknya hingga tepat di seberang Bourne.
"Aku harus bertanya. Siapa yang mengirimmu?"
"Aku harus bertanya," kata Jason, "apakah kau menyukai film-film Amerika kami"
Terutama film Western?"
'Tentu saja. Film-film Amerika indah, dan aku mengagumi film Western lama.
Pedang Darah Bunga Iblis 17 Pendekar Gila 31 Peti Mati Untuk Pendekar Gila Pendekar Cacad 9
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama