Ceritasilat Novel Online

Juri Pilihan 6

Juri Pilihan The Runaway Jury Karya John Grisham Bagian 6


tidak ada apa pun yang luar biasa. Ia menyelesaikan tahun pertama dan kembali
untuk tahun kedua. Marlee menggunting rambut dan menurunkan bobotnya sebanyak
lima kilo, meskipun itu sebenarnya tidak perlu.
Nicholas lulus dari college dan melamar ke tiga puluh fakultas hukum. Sebelas
menerimanya, meski 370 tak satu pun termasuk dalam sepuluh besar. Ia melempar koin dan pergi ke
Lawrence, tempat yang belum pernah dilihatnya. Ia menemukan apartemen dua kamar
yang menempel di belakang rumah tua yang hampir runtuh. Ia belajar keras dan
tidak punya banyak waktu untuk kehidupan sosial, setidaknya selama dua semester
pertama. Pada musim panas sesudah tahun pertama, ia bekerja magang pada biro hukum besar
di Kansas City, bertugas menyampaikan surat-surat internal dari lantai ke lantai
dengan kereta dorong. Biro hukum itu punya tiga ratus pengacara di bawah satu
atap, dan kerap kali tampaknya mereka semua hanya bekerja menangani satu
sidang menjadi pembela Smith Greer dalam kasus tembakau/kanker paru-paru yang ?disidangkan di Joplin. Sidang tersebut berlangsung selama lima minggu dan
berakhir dengan kemenangan untuk tergugat. Sesudahnya, biro hukum itu mengadakan
pesta yang dihadiri seribu orang. Desas-desus mengatakan bahwa perayaan itu
menelan 80.000 dolar uang Smith Greer. Siapa peduli" Musim panas itu merupakan
pengalaman yang menyebalkan.
la benci biro hukum besar itu, dan di tengah kuliah tahun kedua ia muak dengan
hukum secara umum. Tidak mungkin baginya untuk menghabiskan lima tahun terkurung
dalam bilik kerja serta menulis dan menulis ulang makalah yang sama, sehingga
klien-klien kaya bisa dikecoh.
Kencan pertama adalah menghadiri pesta minum fakultas hukum sesudah pertandingan
football. Musik-nya keras, birnya berlimpah, ganja dibagi-bagikan seperti
permen. Mereka pulang lebih dini, sebab
371 Nicholas tidak suka kebisingan dan Marlee tidak suka bau daun cannabis. Mereka
menyewa video dan memasak spageti di apartemen Marlee yang cukup luas dan
berperabot bagus. Nicholas tidur di sofa.
Sebulan kemudian ia pindah ke sana dan untuk pertama kalinya menyinggung
keinginannya untuk keluar dari sekolah hukum. Marlee sedang berpikir-pikir untuk
mendaftar. Sementara kisah cinta mereka berkembang, minat Nicholas pada hal-hal
akademis menghilang hingga ia hanya menyelesaikan ujian musim gugur. Mereka
tergila-gila satu sama lain, dan tidak ada hai lain yang lebih penting. Plus,
Marlee punya cukup uang, maka tidak ada tekanan. Mereka melewatkan Natal di
Jamaika pada semester antara tahun kedua dan tahun terakhirnya di bangku kuliah.
Saat Nicholas berhenti, Marlee sudah tiga tahun tinggal di Lawrence, dan sudah
siap untuk pindah lagi. Nicholas akan mengikutinya ke mana saja.
Marlee hanya bisa tahu sedikit mengenai kebakaran Minggu siang itu. Mereka
mencurigai Fitch, tetapi tidak bisa menemukan alasannya. Satu-satunya aset yang
cukup berharga adalah komputer tersebut, dan Nicholas yakin tak seorang pun bisa
membongkar sistem pengamannya. Disket-disket yang penting sudah disimpan dalam
lemari besi di kondominium Marlee. Keuntungan apa yang dapat Fitch peroleh
dengan membakar apartemen butut" Mungkin intimidasi, tetapi itu tidak cocok.
Petugas pemadam kebakaran melakukan pemeriksaan rutin. Tampaknya
372 kecil sekali kemungkinan ditemukan bahwa kebakaran itu disengaja.
Mereka sudah pernah tidur di tempat yang lebih baik daripada Siesta Inn, dan
mereka pernah tidur di tempat yang lebih buruk. Dalam empat tahun mereka sudah
tinggal di empat kota kecil, bepergian ke setengah lusin negara, menyaksikan
sebagian besar Amerika Utara, menjelajah dengan ransel ke Alaska dan Meksiko,
dua kali menjelajahi Colorado dengan perahu, dan satu kali di Amazon. Mereka
juga mengikuti perkara gugatan terhadap perusahaan rokok, dan perjalanan itu
memaksa mereka untuk tinggal di tempat-tempat seperti Broken Arrow, Allentown,
dan sekarang Biloxi. Bersama-sama, mereka tahu lebih banyak tentang kandungan
nikotin, karsinogen, peluang statistik mengidap kanker paru-paru, pemilihan
dewan juri, taktik sidang, serta Rankin Fitch dibandingkan dengan pakar-pakar
mahal mana pun. Sesudah satu jam di bawah selimut, lampu menyala di samping ranjang dan Nicholas
turun dengan rambut acak-acakan, mengambil pakaian. Marlee mengenakan pakaian
dan mengintip halaman parkir dari balik tirai.
Tepat di bawah mereka, Hoppy sedang berusaha sebisa mungkin untuk memojokkan
rahasia-rahasia yang dibongkar oleh Lawrence Krigler, kesaksian yang tampaknya
cukup meninggalkan kesan pada Millie. Ia menyuapkannya pada Hoppy dalam dosis
besar, dan terheran-heran oleh semangat suaminya untuk berdebat
Sekadar iseng, Marlee meninggalkan mobilnya ter 373 parkir di jalan setengah blok dari kantor Wendall Rohr. Ia dan Nicholas
beroperasi dengan asumsi bahwa Fitch mengikuti setiap gerakan yang dilakukannya.
Rasanya lucu membayangkan Fitch menggeliat-geliat dengan gagasan bahwa ia ada di
sana, dalam kantor Rohr, menemuinya berhadap-hadapan muka dan berembuk siapa
tahu apa. Untuk kunjungan pribadi itu, Marlee datang dengan mobil sewaan, salah
satu dari beberapa 'yang dipakainya bulan terakhir ini.
Nicholas mendadak merasa jemu dengan kamar itu, replika yang sama dengan
tempatnya dikurung. Mereka pergi bermobil di sepanjang Coast; Marlee mengemudi,
ia meneguk bir. Mereka berjalan-jalan di dermaga di atas Gulf, dan berciuman
sementara air bergelombang lembut di bawah mereka. Mereka bicara sedikit
mengenai sidang itu. Pukul sepuluh, Marlee keluar dari mobil sekitar dua blok dari kantor Rohr.
Sewaktu ia berjalan cepat di sepanjang trotoar, Nicholas mengikuti dari dekat.
Mobilnya diparkir sendirian. Joe Boy melihatnya masuk ke mobil itu dan
menghubungi Konrad melalui radio. Sesudah Marlee pergi, Nicholas buru-buru
kembali ke hotel dengan mobil sewaan tersebut.
Rohr sedang di tengah rapat dewan yang berlangsung seru, pertemuan harian antara
delapan pengacara yang masing-masing sudah menyetor satu juta dolar. Pokok
pembicaraan Minggu malam itu adalah jumlah saksi yang masih akan dipanggil oleh
penggugat, dan seperti biasanya ada delapan pendapat berlainan mengenai apa yang
akan dikerjakan selanjutnya. Hanya ada dua garis pemikiran, tetapi ada delapan
pendapat kuat dan berlainan mengenai tindakan apa yang paling efektif.
Termasuk tiga hari yang dihabiskan untuk memilih dewan juri, sidang itu kini
sudah berlangsung tiga minggu. Besok minggu keempat akan mulai, dan pihak
penggugat punya cukup pakar dan saksi lain untuk bicara selama sedikitnya dua
minggu lagi. Cable punya pasukan pakarnya sendiri, meskipun lazimnya pada kasuskasus seperti ini pihak pembela hanya memakai kurang dari setengah waktu yang
dipakai oleh pihak penggugat. Enam minggu adalah prakiraan yang masuk masuk
akal, yang berarti para anggota juri akan diasingkan selama hampir enam minggu,
skenario yang meresahkan semua orang. Suatu ketika juri akan berontak, dan
karena pihak penggugatlah yang memakai porsi terbesar waktu sidang itu,
merekalah yang paling banyak menanggung kerugian. Tetapi di lain pihak, karena
pihak pembela yang belakangan berbicara, dan para juri pada akhirnya sudah
letih, mungkin racun para juri itu akan diarahkan pada Cable dan Pynex.
Perdebatan ini berkobar selama satu jam.
Wood v. Pynex unik, sebab inilah pertama kalinya sidang perkara tembakau dengan
juri dalam pengasingan. Bahkan, pertama kalinya dewan juri untuk kasus perdata
diasingkan dalam sejarah negara bagian itu. Rohr berpendapat bahwa dewan juri
itu sudah cukup mendengar. Ia hanya ingin memanggil dua saksi lagi,
menyelesaikan argumentasi mereka Selasa siang, lalu beristirahat dan menunggu
Cable. Ia di-dukung oleh Scotty Mangrum dari Dallas dan Andre Durond dari New
Orleans. Jonathan Kotlack dari San Diego menginginkan tiga saksi lagi.
375 374 Pandangan yang berlawanan diajukan dengan keras oleh John Riley Milton dari
Denver dan Rayner Lovelady dari Savannah. Karena mereka sudah menghabiskan
begitu banyak uang untuk pakar-pakar ter-hebat di dunia, mengapa harus terburuburu, demikian mereka berkilah. Masih ada kesaksian-kesaksian penting dari
saksi-saksi terkemuka. Para anggota juri itu takkan pergi ke mana-mana. Sudah
tentu mereka letih, tetapi bukankah setiap anggota juri mana pun mengalaminya"
Jauh lebih aman untuk mempertahankan rencana semula dan membeberkan kasus ini
dengan terperinci daripada melompat di tengah jalan karena beberapa anggota juri
merasa bosan. Carney Morrison dari Boston berulang-ulang mengemukakan laporan mingguan dari
para konsultan juri. Juri ini tidak yakin! Menurut undang-undang Mississippi,
dibutuhkan sembilan suara dari dua belas orang untuk mendapatkan vonis. Morrison
yakin bahwa mereka belum mendapatkan sembilan suara. Rohr paling sedikit menaruh
perhatian pada analisis terbaru mengenai cara bagaimana Jerry Ferandez menggosok
mata, bagaimana Loreen Duke menggeser badan, dan bagaimana si tua Herman memutar
lehernya ketika Dr. Ini dan Itu memberikan kesaksian. Terus terang, Rohr sudah
muak dengan para pakar juri itu dan paling muak dengan besarnya uang yang mereka
peroleh. Memang bantuan mereka diperlukan sewaktu memenksa calon juri yang
potensial. Namun urusannya jauh berbeda bila mereka mengintai di mana saja
selama persidangann, selalu bersemangat menyiapkan laporan hari an untuk
memberitahu para pengacara itu bagaimana hasil persidangan tersebut.
376 Rohr bisa membaca sikap dewan juri jauh lebih baik daripada konsultan mana pun.
Arnold Levine dari Miami tidak banyak berbicara, sebab kelompok itu tahu
bagaimana perasaannya. Dia pernah menangani perkara General Motors dalam sidang
yang berlangsung selama sebelas bulan, jadi enam minggu hanyalah merupakan
pemanasan baginya. Tidak perlu ada undian dengan melempar uang logam bila jumlah suara di masingmasing pihak seimbang. Sudah disepakati jauh sebelum pemilihan juri bahwa ini
adalah sidang Wendall Rohr, diajukan di daerah asalnya sendiri, dipertarungkan
di dalam ruang sidangnya sendiri di depan hakim dan jurinya. Dewan pengacara
penggugat ini adalah lembaga yang sampai taraf tertentu bersifat demokratis,
namun Rohr mempunyai hak veto yang tidak bisa dikesam-pingkan.
Ia mengambil keputusan Minggu malam, dan harga diri beberapa orang jadi memar
tetapi tidak mengalami kerusakan permanen. Terlalu banyak yang dipertaruhkan
untuk bertengkar sendiri dan menebak-nebak.
377 Dua Puluh Tiga Urusan pertama Senin pagi itu adalah rapat pribadi antara Hakim Harkin dan
Nicholas; topiknya adalah kebakaran tersebut dan keselamatan diri Nicholas.
Mereka berbicara berdua saja di ruang kerja Hakim. Nicholas meyakinkannya bahwa
ia baik-baik saja dan punya cukup banyak pakaian di motel untuk dicuci dan
dipakai kembali. Ia cuma mahasiswa tanpa banyak harta, kecuali sebuah komputer
canggih dan beberapa peralatan pengawasan yang mahal, yang semuanya tidak
diasuransikan Masalah kebakaran itu dengan cepat disisihkan, dan karena mereka hanya berdua.
Harkin bertanya, "Jadi, bagaimana keadaan rekan-rekan Anda?" Bercakap-cakap off
the record dengan salah satu anggota juri seperti ini bukanlah pelanggaran,
namun jelas berada pada daerah kelabu dalam prosedur sidang. Praktek yang lebih
baik adalah mengundang para pengacara agar hadir dan memerintahkan notulis
mencatat setiap patah kata. Namun Harkin hanya ingin gosip beberapa menit. Ia
bisa mempercayai pemuda ini. "Semuanya baik-baik," jawab Nicholas.
378 'Tidak ada yang luar biasa?" "Sejauh yang saya ketahui, tidak ada." "Apakah
kasus ini dibicarakan?" 'Tidak. Bahkan, bila sedang bersama, kami berusaha
menghindarinya." "Bagus. Ada pertengkaran atau percekcokan?" "Belum."
"Makanannya oke?" "Makanannya baik." "Cukup kunjungan pribadi?" "Saya rasa
begitu. Saya belum mendengar keluhan."
Harkin ingin sekali mengetahui apakah ada yang main-main di antara para anggota
juri, meskipun itu tidak memiliki arti apa-apa dari segi hukum. Ia cuma punya
pikiran jorok. "Bagus. Beritahu saya kalau ada masalah. Dan simpan semua ini
untuk diri sendiri."
'Tentu," kata Nicholas. Mereka berjabat tangan, lalu ia berlalu.
Harkin menyapa jurinya dengan hangat dan mengucapkan selamat datang kembali
seminggu lagi. Mereka tampak bersemangat untuk bekerja dan menyelesaikan cobaan
ini. Rohr berdiri dan memanggil Leon Robilio sebagai saksi selanjutnya, dan para
pemain mulai menggarap pekerjaan masing-masing. Leon dibawa dari pintu samping
ke dalam ruang sidang. Ia berjalan hati-hati di depan meja hakim, menuju podium
saksi, tempat deputi membantunya duduk. Ia sudah tua dan pucat, memakai setelan
jas hitam, kemeja putih, tanpa dasi. Di lehernya ada lubang, sayatan yang
ditutup dengan 379 perban putih tipis dan disamarkan dengan kain linen putih yang dililitkan pada
leher. Ketika bersumpah untuk memberikan kesaksian sejujurnya, ia melakukannya
dengan memegang mikrofon kecil seperti pensil ke dekat lehernya. Kata-katanya
datar, ucapan monoton tanpa nada dari korban kanker tenggorokan yang tidak
memiliki larynx. Akan tetapi, kata-katanya bisa didengar dan dimengerti. Mr. Robilio memegang
mikrofon itu dekat ke tenggorokan dan suaranya bergenia ke seluruh penjuru ruang
sidang. Beginilah cara ia berbicara, sungguh terkutuk, dan ini dilakukannya
setiap hari sepanjang hidupnya. Ia ingin ucapannya dimengerti.
Rohr cepat-cepat masuk ke pokok persoalan. Mr. Robilio berusia 64 tahun, selamat
dari kanker, tapi kehilangan pita suaranya delapan tahun yang lalu dan belajar
berbicara melalui esofagusnya. Selama hampir empat puluh tahun ia menjadi
perokok berat, dan kebiasaan ini hampir saja membunuhnya. Kini, di samping
akibat lanjutan dari kanker tersebut, ia menderita penyakit jantung dan
emfisema. Semua itu karena rokok.
Para pendengarnya dengan cepat menyesuaikan diri dengan suaranya yang sudah
diperkuat dengan peralatan dan berbunyi seperti robot. Ia merebut perhatian
mereka ketika menceritakan bahwa selama dua dasawarsa ia mencari nafkah sebagai
pelobi bagi industri tembakau. Ia berhenti bekerja ketika menderita kanker, dan
menyadari bahwa meski terkena penyakit itu. ia tetap tak bisa berhenti merokok
Ia kecanduan, secara fisik dan psikologis tergantung pada nikotin dalam rokok.
Selama dua tahun sesudah 380 pangkal tenggorokannya dibuang dan kemoterapi merusak tubuhnya, ia masih terus
merokok. Ia akhirnya berhenti setelah serangan jantung yang hampir me-renggut
nyawa. Meskipun kondisi kesehatannya buruk, ia masih bekerja penuh di Washington, namun
kini di pihak yang berlawanan. Ia punya reputasi sebagai aktivis antirokok yang
teguh. Beberapa orang menyebutnya gerilyawan.
Dalam masa hidupnya dulu, ia bekerja di Tobacco Focus Council. "Yang sebenarnya
tidak lebih dari lembaga pelobi yang sepenuhnya didanai oleh industri tersebut,"
katanya dengan menghina. "Misi kami adalah memberikan informasi kepada
perusahaan-perusahaan rokok mengenai perundang-undangan terbaru dan upaya untuk
mengaturnya. Kami memiliki anggaran besar dengan uang tak terbatas untuk menjamu
politisi-politisi berpengaruh. Kami mengha-lalkan segala cara, dan kami
mengajari organisasi-organisasi penentang rokok tentang seluk-beluk pertarungan
politik." Di dalam Council tersebut, Robilio memiliki akses pada berbagai penelitian rokok
dan industri tembakau. Bahkan sebagian dari misi Council itu adalah mengasimilasikan semua penelitian, proyek, dan eksperimen yang pernah dikenal. Ya,
Robilio sudah melihat memo menghebohkan mengenai nikotin yang diuraikan Krigler.
Ia sudah melihatnya berkali-kali, meskipun tak pernah menyimpan kopinya. Dewan
itu tahu benar bahwa semua perusahaan rokok sengaja memasukkan nikotin kadar
tinggi dalam produk mereka untuk menjamin ketergantungan.
381 Robilio berulang-ulang menyebut kata "kecanduan". Ia pernah melihat penelitian
yang dibiayai oleh perusahaan-perusahaan rokok, yang menunjukkan bahwa segala
macam binatang dengan cepat kecanduan rokok karena kandungan nikotinnya. Ia
sudah melihat dan membantu menyembunyikan penehtian-penehtian yang membuktikan
dengan pasti bahwa begitu para remaja tergaet oleh rokok, jumlah mereka yang
berhasil menyingkirkan kebiasaan tersebut jauh lebih rendah. Mereka menjadi
pelanggan seumur hidup. Rohr mengeluarkan kardus berisi laporan-laporan tebal untuk diidentifikasi oleh
Robilio. Penelitian-pe-nelitian tersebut diajukan sebagai bukti, seolah-olah
para anggota juri mau membaca dokumen sepanjang sepuluh ribu halaman itu sebelum
mengambil keputusan. Robilio menyesali banyak hai yang pemah dilakukannya sebagai pelobi, namun
dosanya yang paling besar, yang setiap hari menghantuinya, adalah sanggahansanggahan yang disusunnya dengan indah, menyatakan bahwa industri tersebut tidak
membidik remaja sebagai sasaran iklannya. "Nikotin menimbulkan kecanduan.


Juri Pilihan The Runaway Jury Karya John Grisham di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Kecanduan berarti Iaba. Kelangsungan hidup industri rokok tergantung pada setiap
generasi baru yang memiliki kebiasaan ini. Anak-anak menerima pesan campur aduk
melalui iklan. Industri ini menghabiskan miliaran dolar untuk menggambarkan
rokok sebagai sesuatu yang bergaya dan glamor, bahkan tidak membahayakan. Anakanak lebih mudah terbujuk, dan tercengkeram lebih lama. Jadi, merayu orang-orang
muda merupakan keharusan." Robilio berhasil mengungkapkan kepahitan melalui
suara buat-382 annya. Ia menunjukkan sikap mencemooh ke meja pembela, sambil memandang hangat
kepada juri. "Kami menghabiskan berjuta-juta dolar untuk meneliti anak-anak muda. Kami tahu
mereka bisa menyebutkan tiga merek rokok yang paling banyak diiklankan. Kami
tahu bahwa hampir sembilan puluh persen dari anak-anak di bawah delapan belas
tahun yang merokok, lebih menyukai tiga merek yang paling gencar diiklankan.
Jadi, apa yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan itu" Mereka meningkatkan
iklan mereka." "Apakah Anda tahu berapa banyak uang yang didapat oleh perusahaan-perusahaan
tersebut dari penjualan rokok pada anak-anak?" Rohr bertanya, yakin atas
jawabannya. "Sekitar 200 juta dolar setahun. Dan itu adalah angka penjualan kepada anak-anak
berusia delapan belas tahun ke bawah. Tentu saja kami tahu. Kami menelitinya
setiap tahun, terus mengisi komputer kami dengan data. Kami tahu segalanya." Ia
diam dan melambaikan tangan kanannya ke meja pembela, mencemooh, seolah-olah
meja itu dikelilingi oleh para penderita kusta. "Mereka masih tahu itu. Mereka
tahu bahwa tiga ribu anak mulai merokok setiap hari, dan mereka bisa memberi
angka perbandingan setepatnya dari merek-merek yang mereka beli. Mereka tahu
sebenamya semua perokok dewasa memulai kebiasaannya pada saat remaja. Sekali
lagi, mereka " harus menjerat generasi berikutnya. Mereka tahu bahwa sepertiga
dari tiga ribu anak yang mulai merokok hari ini, akhirnya akan mati karena
kecanduan" 383 Juri terpikat pada Robilio. Sesaat Rohr membalik beberapa halaman bukunya,
sehingga drama itu tidak terburu-buru selesai. Ia mundur beberapa langkah dan
maju ke belakang mimbar, seolah-olah otot kakinya perlu dilemaskan. Ia menggaruk
dagu, memandang ke langit-langit. lalu bertanya, "Ketika Anda masih bersama
Tobacco Focus Council, bagaimana Anda membalas argumen bahwa nikotin menyebabkan
kecanduan?" "Perusahaan-perusahaan rokok punya garis kebijaksanaan bersama; saya membantu
merumuskannya. Bunyinya kurang-lebih seperti ini: Para perokok memilih kebiasaan
tersebut. Jadi, ini soal pilihan Rokok tidak menimbulkan kecanduan, tapi, hei,
meskipun seandainya benar demikian, tidak ada yang memaksa siapa pun untuk
merokok. Semua ini masalah pilihan bebas.
"Dulu saya bisa membuat dalih ini benar-benar terdengar bagus. Sekarang pun
mereka bisa membuatnya terdengar bagus. Masalahnya, itu tidak benar."
"Mengapa tidak?"
"Sebab pokok persoalannya adalah ketergantungan, dan orang yang kecanduan tidak
bisa memilih. Dan anak-anak jadi kecanduan lebih cepat daripada orang dewasa."
Sekali ini Rohr menghindari dorongan hati untuk bicara berlebihan. Robilio
efisien dengan kata-katanya, ketegangan untuk mengemukakan pendapat dengan jelas
dan bisa didengar, membuatnya letih setelah" satu setengah jam. Rohr
menyerahkannya pada Cable untuk pemeriksaan silang, dan Hakim Harkin mengumumkan
rehat minum kopi. Hoppy Dupree datang ke sidang untuk pertama kalinya Senin pagi, menyelinap ke
dalam ruang sidang di tengah kesaksian Robilio. Millie menangkap pandangan
matanya dan merasa gembira suaminya mau mampir. Namun minat Hoppy yang mendadak
timbul terhadap sidang ini terasa ganjil. Selama empat jam tadi malam ia tidak
membicarakan hai lain. Sesudah rehat kopi selama dua puluh menit, Cable melangkah ke podium dan
merobek-robek Robilio. Suaranya melengking, nyaris kejam, seolah-olah ia
memandang saksi itu sebagai pengkhianat dalam urusan ini. Cable langsung
mencetak angka dengan mengungkapkan bahwa Robilio dibayar untuk memberikan
kesaksian tersebut, dan ia sengaja mencari pengacara di pihak penggugat. Ia juga
sudah menerima uang muka untuk dua kasus tembakau lainnya.
"Ya, di sini saya dibayar, Mr. Cable, sama seperti Anda," kata Robilio,
memberikan balasan khas seorang ahli. Akan tetapi, faktor uang itu sedikit
menodai karakternya. Cable mendesaknya untuk mengaku bahwa ia mulai merokok ketika hampir berusia 25
tahun, sudah menikah, dengan dua anak, sama sekali bukan remaja yang bisa dirayu
oleh kelicinan iklan Madison Avenue. Robilio gampang naik darah, fakta yang
telah terbukti bagi semua pengacara itu dalam kesaksian maraton selama dua hari
lima bulan sebelumnya, dan Cable bertekad untuk memanfaatkan hai ini.
Pertanyaan-pertanyaannya tajam, cepat, dan dirancang untuk memancing kegusaran.
"Berapa anak Anda?" tanya Cable.
385 384 'Tiga." "Apakah ada di antara mereka yang pernah merokok secara teratur?" "Ya."
"Berapa orang?" "Tiga."
"Berapakah umur mereka ketika mulai?" "Berlain-lainan." "Pukul rata?" "Menjelang
dua puluhan." "Iklan manakah yang Anda persalahkan membuat mereka kecanduan rokok?" "Saya
tidak ingat pasti." "Anda bisa mengatakan kepada juri, iklan manakah yang bertanggung jawab membuat
anak Anda sendiri kecanduan rokok?"
"Begitu banyak iklan waktu itu. Sekarang pun masih demikian. Mustahil menunjuk
satu atau dua atau lima yang berhasil menjerat."
"Jadi, itu gara-gara iklan?"
"Saya yakin iklan-iklan tersebut efektif. Masih."
"Jadi, itu kesalahan orang lain?"
"Saya tidak mendorong mereka untuk merokok."
"Anda yakin" Anda mengatakan kepada juri ini bahwa anak-anak Anda sendiri, anak
dari orang yang pekerjaannya selama dua puluh tahun adalah mendorong agar
seluruh dunia merokok, mulai merokok karena iklan yang licik?"
"Saya yakin iklan-iklan itu membantu. Untuk itulah iklan dirancang."
"Apakah Anda merokok di rumah, di depan anak-anak Anda?"
386 "Ya." Tstri Anda?" "Ya."
"Apakah Anda pernah melarang tamu Anda merokok di rumah Anda?" 'Tidak. Tidak
waktu itu." "Kalau begitu, bisa diasumsikan bahwa lingkungan rumah Anda ramah terhadap
perokok?" "Ya. Waktu itu."
'Tetapi anak-anak Anda mulai merokok karena iklan yang licik" Itukah yang Anda
katakan kepada juri ini?"
Robilio menarik napas dalam-dalam, menghitung perlahan-lahan sampai lima, lalu
berkata, "Saya berharap banyak hai tertentu tidak terjadi. Mr. Cable. Saya
menyesali awal saya terjerat rokok pertama."
"Apakah anak-anak Anda berhenti merokok?"
"Dua di antara mereka. Dengan susah payah. Vang ketiga sudah sepuluh tahun ini
mencoba berhenti." Cable mengajukan pertanyaan terakhir ini karena dorongan hati, dan sesaat
menyesalinya. Saat untuk melanjutkan. Ia mengganti pokok pembicaraan. "Mr.
Robilio, apakah Anda tahu usaha-usaha yang dilakukan oleh industri rokok untuk
mengekang para remaja agar tidak merokok?"
Robilio tertawa, yang kedengaran seperti suara berkumur ketika diperkuat oleh
mikrofon kecilnya. "Tidak ada usaha serius," katanya.
"Empat puluh juta dolar tahun lalu untuk Smoke Free Kids?"
"Kedengarannya begitu. Memberi kesan hangat dan penuh perhatian, bukan?"
387 "Apakah Anda tahu bahwa industri ini tercatat mendukung undang-undang yang
membatasi mesin otomat penjual rokok di daerah tempat anak-anak berkumpul?"
"Rasanya saya pernah mendengar tentang hai itu. Kedengarannya bagus, bukan?"
"Apakah Anda tahu bahwa industri ini tahun lalu menyumbangkan sepuluh juta dolar
ke California untuk program taman kanak-kanak, untuk memperingatkan anak-anak
agar tidak merokok di bawah umur?"
'Tidak. Bagaimana dengan merokok sesudah cukup umur" Apakah mereka memberitahu
anak-anak kecil itu bahwa boleh-boleh saja merokok sesudah ulang tahun mereka
yang kedelapan belas" Mungkin saja."
Cable punya checklist, dan kelihatannya puas memberondongkan pertanyaanpertanyaan tersebut tanpa menghiraukan jawabannya.
"Apakah Anda tahu bahwa di Texas, industri ini mendukung undang-undang larangan
merokok di dalam semua restoran fast food, tempat-tempat yang kerap dikunjungi
remaja?" "Yeah, dan tahukah Anda mengapa mereka melakukan hal-hal seperti itu" Akan saya
katakan sebabnya. Agar mereka bisa membayar orang-orang seperti Anda untuk
mengatakan semua hai tadi kepada juri. Itulah alasan satu-satunya kedengarannya?bagus dalam sidang."
"Apakah Anda tahu bahwa industri ini tercatat mendukung undang-undang yang
menetapkan sanksi pidana terhadap toko-toko yang menjual produk tembakau kepada
anak-anak9" 388 "Yeah. Saya rasa saya juga sudah dengar yang itu. Itu semacam kedok. Mereka
membagikan beberapa dolar di sini dan di sana untuk bersolek, merias muka, dan
membeli kehormatan. Mereka melakukan hai ini karena mereka tahu yang sebenarnya,
yaitu bahwa iklan senilai dua miliar dolar setahun akan menjamin ketergantungan
generasi berikutnya terhadap tembakau. Dan Anda tolol bila tidak mempercayai hai
ini." Hakim Harkin mencondongkan badan ke depan. "Mr. Robilio, ucapan tadi tidak
senonoh. Jangan diulangi lagi. Saya ingin kata-kata tadi dicoret dari catatan."
"Maaf, Yang Mulia. Dan maaf untuk Anda, Mr. Cable. Anda hanya melaksanakan
tugas. Klien Anda-lah yang tidak saya sukai."
Cable terlempar ke luar jalur. Dengan lemah ia mengucapkan, "Mengapa?" dan
langsung berharap ia tetap tutup mulut.
"Sebab mereka begitu licik. Orang-orang perusahaan rokok ini pintar, cerdas,
terdidik, tak kenal kasihan. Mereka bisa menatap Anda dan mengatakan dengan
sungguh-sungguh bahwa rokok tidak mengakibatkan ketergantungan. Dan mereka tahu
bahwa itu merupakan kebohongan."
'Tidak ada pertanyaan lagi," kata Cable, di tengah jalan ke mejanya
Gardner adalah kota kecil berpenduduk 18 juta jiwa, terpisah satu jam perjalanan
dari Lubbock. Pamela Blanchard tinggal di bagian lama kota tersebut. dua blok
dari Main Street, di rumah yang
389 dibangun pada permulaan abad ini dan sudah dire-novasi dengan bagus. Pohon-pohon
maple merah cerah dan keemasan menutupi halaman depannya. Anak-anak menjelajahi
jalanan dengan sepeda dan skateboard.
Pukul sepuluh hari Senin, Fitch sudah mengetahui hal-hal berikut ini: Pamela
menikah dengan direktur bank lokal, laki-laki yang pernah satu kali menikah dan
istrinya meninggal sepuluh tahun yang lalu. Ia bukan ayah Nicholas Easter atau
Jeff atau entah siapa namanya. Bank itu nyaris bangkrut saat terjadi krisis
minyak pada awal dasawarsa delapan puluhan, dan masih banyak penduduk setempat
yang takut memakainya. Suami Pamela asli berasal dari kota itu. Ia sendiri
tidak. Ia mungkin berasal dari Lubbock, atau mungkin Amarillo. Mereka menikah di
Meksiko delapan tahun yang lalu, dan mingguan lokal hampir tidak mencatatnya.
Tidak ada foto pernikahan. Cuma pengumuman di samping kolom obituari yang
menyatakan bahwa N. Forrest Blanchard, Jr., telah menikah dengan Pamela Kerr.
Sesudah bulan madu singkat di Cozumel, mereka tinggal di Gardner.
Sumber terbaik di kota itu adalah detektif swasta bernama Rafe yang pernah
menjadi polisi selama dua puluh tahun dan menyatakan kenal dengan semua orang.
Rafe, sesudah menerima uang panjar tunai dalam jumlah besar, bekerja tanpa tidur
sepanjang malam Senin. Tanpa tidur, tetapi dengan bourbon melimpah, dan
menjelang fajar ia sudah bau asam. Dante dan Joe Boy bekerja di sampingnya, di
dalam kantornya yang pengap berantakan di Main Street, dan berulang-ulang
menolak tawaran wiski darinya.
390 Rafe bicara dengan setiap polisi di Gardner, dan akhirnya menemukan satu orang
yang bisa bicara dengan perempuan di seberang rumah keluarga Blanchard. Kena.
Pamela punya dua anak laki-laki dari perkawinan sebelumnya; perkawinan tersebut
berakhir dengan perceraian. Ia tidak banyak bicara tentang kedua anaknya, tapi
yang satu ada di Alaska dan satu lagi pengacara, atau sedang belajar untuk
menjadi ahli hukum. Seperti itulah.
Karena tak satu pun dari kedua putranya itu besar di Gardner, jejak itu pun
langsung kabur. Tak seorang pun kenal mereka. Bahkan Rafe tak bisa menemukan
seorang pun yang pernah melihat putra Pamela. Kemudian Rafe menelepon
pengacaranya, spesialis perkara perceraian yang secara rutin memakai jasa
penyelidikan primitif Rafe; pengacara itu kenal sekretaris di bank Mr.
Blanchard. Sekretaris itu berbicara dengan sekretaris pribadi Mr. Blanchard, dan
terungkaplah bahwa Pamela bukan berasal dari Lubbock atau Amarillo. melainkan
dari Austin. Ia bekerja di sana pada asosiasi bankir, dan demikianlah ia bertemu
dengan Mr. Blanchard. Sekretaris tersebut tahu tentang perkawinannya yang
terdahulu, dan berpendapat bahwa itu sudah berakhir bertahun-tahun yang lalu.
Tidak, ia tidak pernah melihat putra Pamela. Mr. Blanchard tidak pernah
membicarakan mereka. Pasangan itu hidup tenang dan hampir tidak pernah menerima
tamu. Fitch setiap jam menerima laporan dari Dante dan Joe Boy. Senin menjelang siang,
ia menelepon kenal-annya di Austin, laki-laki yang pernah bekerja sama dengannya
dalam sidang perkara tembakau di Mar 391 shall, Texas. Ini urusan darurat, Fitch menjelaskan. Dalam beberapa menit,
selusin penyelidik sudah meneliti buku telepon dan menelepon kian-kemari Tak
lama kemudian, anjing-anjing pelacak itu mengendus jejak.
Pamela Kerr pernah menjadi sekretaris eksekutif pada Texas Bankers Association
di Austin. Satu telepon menunjuk pada benkutnya, dan seorang man-tan rekan
kerjanya ditemukan bekerja sebagai guru pembimbing pada sekolah swasta. Dengan
memakai dalih bahwa Pamela adalah calon anggota juri sidang pembunuhan di
Lubbock, si detektif menjelaskan dirinya sebagai asisten jaksa yang mencoba
mengumpulkan informasi legal mengenai para calon anggota juri. Rekan kerja itu
merasa wajib menjawab beberapa pertanyaan, meskipun sudah bertahun-tahun tidak
pernah berjumpa atau berbicara dengan Pamela.
Pamela punya dua anak laki-laki, Jeff dan Alex. Alex dua tahun lebih tua
daripada Jeff, dan sudah lulus dari high school di Austin, lalu berkelana ke
Oregon. Jeff juga lulus high school di Austin dengan prestasi tinggi, lalu masuk
ke college di Rice. Ayah mereka meninggalkan keluarga tersebut ketika mereka
masih kanak-kanak, dan Pamela benar-benar hebat sebagai orangtua tunggal.
Dante, baru saja turun dari jet pribadi. mengikuti seorang penyelidik ke high
school itu. Mereka dipersilakan membongkar buku tahunan lama di perpustakaan.
Foto senior Jeff Kerr pada tahun 1985 itu berwarna tuksedo biru, dasi lebar ?warna biru, rambut pendek, wajah serius menatap lurus ke kamera, wajah yang
>.udah berjam-jam dipelajari
392 Dante di Biloxi Tanpa ragu ia berkata, "Inilah orangnya," kemudian diam-diam
menyobek halaman tersebut dari buku tahunan itu". Dengan telepon genggam. ia
langsung menelepon Fitch di antara rak-rak buku.
Tiga telepon ke Rice mengungkapkan bahwa Jeff Kerr lulus dari sana pada tahun
1989 dengan gelar sarjana psikologi. Berpura-pura sebagai wakil dari calon
majikan, si penelepon berbicara dengan seorang profesor ilmu politik di Rice
yang pernah mengajar dan ingat pada Kerr. Ia mengatakan pemuda itu kuliah hukum
di Kansas. Dengan jaminan uang tunai dalam jumlah besar, melalui telepon Fitch menemukan
biro keamanan yang bersedia menyisihkan pekerjaannya saat itu dan mulai
menyelidiki Lawrence, Kansas, untuk mencari jejak Jeff Kerr
"p Bagi seseorang yang biasanya begitu ceria, Nicholas agak murung saat makan
siang. Ia tidak mcngucap kan sepatah kata pun sewaktu makan kentang bakar dari
O'Reilly's. Ia menghindari tatapan mata orang lain dan tampak sedih.
Suasana hati itu dirasakan oleh yang lain. Suara Leon Robilio melekat pada benak
mereka, suara robot pengganti suara asli yang hilang karena rokok, suara robot
yang mengungkapkan kebusukan yang dulu ikut ditutup-tutupi Robilio Suara itu
masih berdering di telinga mereka. Tiga ribu anak setiap hari, sepertiganya
meninggal karena kecanduan rokok. Harus menjerat generasi berikutnya!
Loreen Duke mencoba makan salad ayamnya. I a
393 memandang Jerry Fernandez di seberang meja, dan berkata, "Boleh aku tanya
sesuatu?" Suaranya memecahkan kesunyian yang mencekam.


Juri Pilihan The Runaway Jury Karya John Grisham di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Tentu," kata Jerry.
"Unwr berapa kau mulai merokok?"
"Empat belas." "Mengapa kau mulai?"
"The Marlboro Man. Semua teman sepergaulanku merokok Marlboro. Kami anak-anak
desa, menyukai kuda dan rodeo. Daya tarik Marlboro Man itu terlalu kuat."
Pada saat itu, setiap anggota juri langsung bisa membayangkan papan-papan
iklannya wajah yang kera.s, dagunya. topinya, kudanya, kulit yang sudah aus, ?mungkin gunung dan saljunya, kebebasan dalam menyalakan sebatang Marlboro di
tengah kesendirian-nya. Tidak heran bocah umur empat belas tahun pun ingin
menjadi .Marlboro Man. "Apakah kau kecanduan?" tanya Rikki Coleman, main-main dengan piringnya yang
berisi selada air tanpa lemak dan kalkun rebus. Kata "kecanduan" itu bergulir
dari lidahnya, seolah-olah mereka sedang berbincang mengenai heroin.
Jerry berpikir sebentar dan menyadari bahwa rekan-rekannya sedang mendengarkan.
Mereka ingin tahu, dorongan kuat apa yang membuat orang terns terjerat.
"Entahlah," katanya. "Kurasa aku bisa berhenti. Aku iudah mencoba beberapa kali.
Sudah tentu akan menyenangkan bila berhenti. Kebiasaan ini sungguh jelek "
"Kau tidak menikmatinya?" tanya Rikki.
394 "Oh, di saat-saat tertentu ketika rokok memberikan kenikmatan, tapi sekarang aku
mengisap dua bungkus sehari dan itu terlalu banyak "
"Bagaimana denganmu, Angel?" Loreen menanyai Angel Weese, yang duduk di
sampingnya, dan seperti biasanya berbicara sesedikit mungkin. "Berapa umur-mu
ketika kau mulai?" 'Tiga belas," kata Angel, malu.
"Aku umur enam belas," Sylvia Taylor-Tatum mengaku sebelum yang lain sempat
bertanya. "Aku mulai ketika berusia empat belas tahun," ujar Herman dari ujung meja,
berusaha melakukan percakapan. "Berhenti ketika umur empat puluh."
"Ada yang lainnya?" Rikki bertanya, menyelesaikan pengakuan itu.
"Aku mulai umur tujuh belas," kata sang kolonel* "Ketika aku bergabung ke dalam
Angkatan Bersenjata. Tapi kutendang kebiasaan itu tiga puluh tahun yang lalu."
Seperti biasa, ia bangga dengan disiplin pribadi ny a.
"Yang lainnya lagi?" Rikki kembali bertanya, sesudah jeda panjang.
"Aku. Aku mulai ketika umur tujuh belas dan berhenti dua tahun kemudian," kata
Nicholas, meskipun itu tidak benar.
"Apakah di sini ada yang mulai merokok sesudah umur delapan belas?" Loreen
bertanya. Tak ada sepatah sahutan pun.
Nitchman, dengan berpakaian biasa, menemui Hoppy untuk makan sandwich bersama.
Hoppy cemas kalau dilihat di depan umum bersama agen FBI, karenanya
395 ia cukup Iega ketika Nitchman muncul mengenakan jeans dan kemeja kotak-kotak.
Bukan berarti teman-teman dan kenalan Hoppy di kota itu bisa langsung mengenali
anggota FBI, tapi bagaimanapun ia tetap gelisah. Di samping itu, Nitchman dan
Napier berasal dari unit khusus di Atlanta, begitulah kata mereka pada Hoppy.
Ia menceritakan apa yang didengarnya dalam sidang pagi tadi, mengatakan bahwa
Robilio yang tak punya suara itu meninggalkan kesan cukup mendalam dan tampaknya
sudah mengantongi simpati juri. Nitchman, bukan untuk pertama kalinya,
menyatakan tidak begitu tertarik pada sidang itu, dan sekali lagi menjelaskan
bahwa ia hanya mengerjakan apa yang diperintahkan bosnya di Washington. Ia
menyerahkan sehelai kertas terlipat pada Hoppy, putih polos dengan angka-angka
dan huruf-huruf kecil bertebaran di bagian atas dan bawah, dan mengatakan bahwa
ini baru saja diterima dari Cristano di Departemen Kehakiman. Mereka ingin Hoppy
melihatnya. Kertas itu sebenarnya buatan orang-orang Fitch di bagian dokumen, dua orang
pensiunan CIA yang hilir-mudik di D.C., menikmati kenakalan kecil tersebut.
Itu adalah kopi faks laporan mengenai Leon Robilio yang tampak menyeramkan.
Tanpa mencantumkan sumbernya, tanpa tanggal, hanya empat alinea di bawah judul
MEMO RAHASIA. Hoppy membacanya dengan cepat, sambil mengunyah kentang goreng.
Robilio dibayar setengah juta dolar untuk memberikan kesaksian itu. Robilio
pernah dipecat dari Tobacco Focus Council karena menggelapkan dana; pernah
396 diperkarakan, meskipun akhirnya tuduhan-tuduhan itu dicabut. Robilio punya
catatan pernah mengalami masalah psikis. Robilio pernah melakukan pelecehan
seksual terhadap dua sekretaris di Council itu. Kanker tenggorokan Robilio
mungkin disebabkan oleh kebiasaannya menenggak alkohol, bukan karena tembakau.
Robilio adalah pembohong terkenal yang membenci Tobacco Council dan berjuang
keras untuk membalas dendam.
"Wah," kata Hoppy, menganga memperlihatkan kentang semulut penuh.
"Menurut pendapat Mr. Cristano, kau harus menyelundupkan ini ke istrimu," kata
Nitchman. "Dia hanya boleh memperlihatkannya pada anggota juri lainnya yang bisa
dipercaya." "Benar," kata Hoppy, cepat-cepat melipat dan menjejalkannya ke dalam saku. Ia
melihat sekeliling ruang makan yang penuh sesak itu, seakan-akan ia benar-benar
bersalah mengenai sesuatu.
Dengan meneliti buku tahunan sekolah hukum dan catatan terbatas yang bisa
diberikan fakultas tersebut, diketahui bahwa Jeff Kerr mendaftar sebagai
mahasiswa fakultas hukum tahun pertama di Kansas pada musim gugur tahun 1989.
Wajahnya yang tanpa senyum muncul bersama kelas tahun kedua pada tahun 1991,
tapi sesudah itu tidak ada jejak apa pun darinya. Ia tidak menerima gelar
sarjana hukum. Pada tahun kedua, ia main rugbi memperkuat regu fakultas hukum. Sebuah foto tim
tersebut memperlihatkannya bergandengan dengan dua rekannya Michael Dale dan ?Tom Ratliff keduanya lulus
?397 pada tahun benkutnya. Dale bekerja untuk Legal Services di Des Moines. Ratliff
adalah associate pada biro hukum di Wichita. Penyelidik dikirim ke dua tempat
itu. Dante tiba di Lawrence dan dibawa ke kampus sekolah hukum itu. Ia
mengkonfirmasikan identitas Kerr dalam buku tahunan tersebut. Ia menghabiskan
satu jam untuk mengamati wajah-wajah dari tahun 1985 hingga 1994, dan tidak
melihat satu pun wanita yang mirip dengan perempuan bernama Marlee itu. Ini
adalah langkah untung-untungan, tembakan dalam gelap. Banyak mahasiswa hukum
tidak ikut serta berfoto. Buku tahunan adalah untuk mahasiswa-mahasiswi baru.
Ini adalah orang-orang dewasa yang serius. Namun pekerjaan Dante memang hanya
usaha untung-untungan. Senin siang, penyelidik bernama Small menemukan Tom Ratliff yang sedang bekerja
keras di kantornya yang tak berjendela di Wise & Watkins, biro hukum besar di
pusat kota Wichita. Mereka setuju untuk bertemu di bar, satu jam kemudian.
Small bicara dengan Fitch dan mengumpulkan latar belakangnya sebanyak mungkin,
atau sebanyak yang diberikan Fitch kepadanya. Small mantan polisi dengan dua
mantan istri. Jabatan yang disandangnya adalah security specialist, yang di
Lawrence berarti mengerjakan segala hai mulai dari mengawasi motel sampai
pemeriksaan polygraph. Ia bukan orang cer-das, dan Fitch langsung menyadari hai
ini. Ratliff datang terlambat dan mereka memesan minuman. Small berusaha sebaik
mungkin untuk menggertak. dan bertingkah seakan-akan tahu banyak.
398 Ratliff curiga. Pada mulanya ia hanya bicara sedikit; wajar saja, mengingat ia
diminta oleh orang tak dikenal agar bicara mengenai kenalan lama.
"Sudah empat tahun saya tidak pernah melihatnya." kata Ratliff.
"Pernahkah Anda bicara dengannya?"
'Tidak. Tidak sepatah pun. Dia drop out kuliah sesudah tahun kedua."
"Apakah Anda dekat dengannya?"
"Saya kenal baik dengannya pada tahun pertama, tapi kami bukan sahabat kental
Dia menarik diri sesudah itu. Apakah dia dalam masalah?"
'Tidak. Sama sekali tidak."
"Mungkin Anda seharusnya memberitahu saya, mengapa Anda begitu tertarik."
Small mengulangi secara garis besar apa yang diperintahkan Fitch untuk
dikatakan; hampir semuanya benar dan mendekati kebenaran. Jeff Kerr adalah calon
anggota juri dalam sidang besar di suatu tempat, dan dia, Small, dibayar oleh
salah satu pihak untuk menyelidiki latar belakangnya.
"Di mana sidang itu?" tanya Ratliff.
"Tidak bisa saya katakan. Tapi saya jamin, tidak ada apa pun yang ilegal dalam
hai ini. Anda pengacara. Anda mengerti."
Benar, ia mengerti. Ratliff telah menghabiskan sebagian besar kariernya yang
singkat untuk bekerja seperti budak di bawah partner yang menangani perkaraperkara pengadilan. Riset juri adalah pekerjaan yang dibencinya. "Bagaimana saya
bisa memeriksa kebenarannya?" ia bertanya, bak pengacara sejati.
"Saya tidak punya wewenang untuk mengungkap 399 kan informasi spesifik mengenai sidang tersebut. Begini saja, bila saya
menanyakan sesuatu yang menurut Anda mungkin merugikan Kerr, Anda tidak perlu
menjawab. Cukup add?"
"Kita coba saja, oke" Tapi kalau saya jadi gelisah, saya akan keluar dari sini."
"Baiklah. Mengapa dia berhenti kuliah?"
Ratliff minum birnya seteguk dan mencoba mengingat-ingat. "Dia mahasiswa pandai,
sangat cemerlang. Tapi sesudah tahun pertama, dia tiba-tiba kehilangan minat
menjadi pengacara. Musim panas itu dia magang pada biro hukum besar di Kansas
City, dan pengalaman itu rupanya mengecutkan hatinya. Plus, dia sedang jatuh
cinta." Fitch setengah mati ingin mengetahui apakah Nicholas punya kekasih. "Siapa
wanita itu?" tanya Small.
"Claire." "Claire siapa?"
Seteguk lagi. "Saya tidak ingat." "Anda kenal dia?"
"Saya tahu siapa dia. Claire bekerja pada bar di pusat kota Lawrence, tempat
mangkal yang sangat disukai mahasiswa hukum. Saya pikir di sanalah dia berjumpa
dengan Jeff." "Bisakah Anda memberikan uraiannya?"
"Mengapa" Saya pikir pembicaraan ini mengenai Jeff."
"Saya diminta untuk mendapatkan deskripsi pacarnya di sekolah hukum. Itu saja
yang saya ketahui." Small angkat bahu, seolah-olah tak berdaya
Mereka saling mengamati beberapa lama. Peduli amat, pikir Ratliff. Ia takkan
pernah melihat orang - 400 orang ini lagi. Jeff dan Claire toh hanya kenangan samar-samar
"Tinggi rata-rata, sekitar 180 senti. Ramping. Rambut hitam, mata cokelat.
cantik, menarik." "Apakah dia mahasiswi?"
"Saya tidak tahu pasti. Menurut saya, dia pernah kuliah. Mungkin mahasiswi
pascasarjana." "Di KU?" "Saya tidak tahu."
"Apa nama bar itu?"
"Mulligan's, di pusat kota."
Small tahu betul tempat itu. Kadang-kadang ia sendiri pergi ke sana untuk
menenggelamkan kekhawatiran dan mengamati gadis-gadis college. "Saya pernah
beberapa kali bersenang-senang di Mulligan's," katanya.
"Yeah. Sayang saya melewatkannya." kata Ratliff muram.
"Apa yang dia kerjakan sesudah putus kuliah?"
"Saya tidak tahu pasti. Saya dengar dia dan Claire pergi meninggalkan kota ini,
tapi saya tidak pernah mendengar kabar apa pun darinya "
Small mengucapkan terima kasih padanya dan menanyakan apakah ia bisa menelepon
Ratliff di kantor, bila ada pertanyaan lain. Ratliff mengatakan ia sangat sibuk,
tapi coba saja. Bos Small di Lawrence punya teman yang kenal dengan mantan pemilik Mulligan's
selama lima belas tahun. Itulah keuntungan tinggal di kota kecil. Catatan
pekerja tidak begitu dirahasiakan, terutama bagi pemilik bar yang melaporkan
hanya setengah penjualan tunai-nya Nama gadis itu Claire Clement.
401 Fitch menggosok-gosokkan kedua belah tangannya yang gemuk dengan gembira ketika
menerima kabar itu. Ia suka perburuan ini. Marlee sekarang adalah Claire, wanita
dengan masa lampau yang mati-matian hendak ditutupinya.
"Kenalilah musuhmu," katanya keras ke dinding. Peraturan pertama dalam
pertempuran. 402 Dua Puluh Empat Senin siang, orang-orang itu kembali dengan semangat baru. Sang utusan adalah
ahli ekonomi yang terlatih untuk menilai hidup Jacob Wood dan menempelkan harga
padanya. Namanya Dr. Art Kallison, pensiunan profesor dari sekolah swasta di
Oregon yang tak seorang pun pernah mendengarnya. Perhitungan matematis itu tidak
rumit, dan jelaslah bahwa sebelum ini, Dr. Kallison sudah pernah melihat ruang
sidang. Ia tahu bagaimana harus memberikan kesaksian, bagaimana membuat angkaangka itu sederhana. Ia menggelarnya pada papan tulis dengan tulisan rapi.
Ketika meninggal pada usia 51, gaji pokok Jacob Wood adalah $40,000 setahun,
ditambah tunjangan pensiun yang diberikan oleh majikannya, plus tunjangantunjangan lain. Dengan asumsi bahwa ia akan hidup dan bekerja hingga umur 65,
Kallison menghitung pendapatan di masa mendatang yang hilang adalah $720,000.
Undang-undang juga memperkenankan untuk memperhitungkan inflasi dalam prakiraan
ini, dan jumlah totalnya menjadi $1,180,000. Kemudian undang-undang mensyaratkan
jumlah total 403 ini diturunkan ke nilainya saat ini. Uang itu mungkin bernilai $1,180,000 bila
dibayarkan dalam lima belas tahun, tetapi untuk perkara gugatan ini, ia harus
menentukan berapakah nilainya saat ini. Jadi, angka itu harus dikurangi. Angka
barunya adalah $835,000. Dengan cara yang bagus, ia meyakinkan juri bahwa angka ini hanya mengenai gaji
yang hilang. Ia ekonom, cukup terlatih untuk memasang harga pada nilai
nonekonomis dari kehidupan seseorang. Pekerjaannya tidak ada sangkut pautnya
dengan rasa sakit dan penderitaan yang ditanggung Mr. Wood menjelang
kematiannya; tidak ada kaitannya dengan rasa kehilangan yang dialami
keluarganya. Seorang pengacara muda dari regu pembela, bernama Felix Mason, menggumamkan kata
pertamanya dalam sidang ini. Ia salah satu partner Cable, spesialis dalam
prakiraan ekonomi, tapi sayang sekali, penampilannya hanya akan berlangsung
singkat. Ia memulai pemeriksaan silang terhadap Dr. Kallison dengan menanyakan
berapa kali setahun ia memberikan kesaksian. "Itu saja yang saya kerjakan
belakangan ini. Saya sudah pensiun dari mengajar," Kallison menjawab. Ia selalu
mendapat pertanyaan ini dalam setiap sidang.
"Apakah Anda dibayar untuk memberikan kesaksian?" Mason bertanya. Pertanyaan itu
selesu jawabannya. "Ya. Saya dibayar untuk hadir di sini. Sama seperti Anda." "Berapa?"
"Lima ribu dolar untuk konsultasi dan kesaksian." Tidak ada keraguan di antara
pengacara-pengacara itu, bahwa Kallison merupakan saksi ahli paling murah dalam sidang ini.
Mason mempermasalahkan tingkat inflasi yang dipakai Kallison dalam
perhitungannya, dan selama setengah jam mereka tawar-menawar mengenai tingkat
kenaikan indeks harga konsumen. Ini faktor penting, tapi tak seorang pun
memperhatikannya. Mason ingin Kallison menyetujui bahwa angka yang lebih masuk
akal untuk gaji Mr. Wood yang hilang adalah $680,000.
Itu sama sekali bukan soal. Rohr dan rekan rekannya akan menerima angka berapa
pun. Upah yang hilang hanyalah titik tolak awal. Rohr akan menambahnya dengan
faktor kesakitan dan penderitaan, hilangnya peluang menikmati hidup, hilangnya
kehadirannya, dan beberapa pengeluaran insidental seperti ongkos perawatan medis
Mr. Wood dan biaya pemakamannya. Kemudian Rohr akan melepaskan bom itu. Ia akan
memperlihatkan kepada juri, berapa banyak uang tunai yang dimiliki Pynex, dan ia
akan meminta sejumlah besar darinya sebagai ganti kerugian
Masih ada waktu satu jam. Rohr dengan bangga mengumumkan kepada sidang,
"Penggugat memanggil saksi terakhir. Mrs. Celeste Wood."
Juri tidak mendapat peringatan bahwa pihak penggugat sudah hampir selesai.
Mendadak beban mereka serasa terangkat. Udara berat sore hari itu langsung
menjadi lebih ringan. Beberapa anggota juri tidak dapat menyembunyikan senyum.
Beberapa lainnya tidak lagi mengernyit. Kursi mereka bergoyang saat semangat
mereka pulih kembali. 405 404 Malam ini adalah malam ketujuh mereka dikarantina. Menurut teori terakhir
Nicholas, pihak pembela tidak akan makan waktu lebih dari tiga hari. Mereka
menghitung. Mereka sudah bisa pulang akhir pekan nanti!
Selama tiga minggu duduk diam di belakang meja, dengan kerumunan pengacara di


Juri Pilihan The Runaway Jury Karya John Grisham di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sekelilingnya, Celeste Wood hampir tidak pernah menggumamkan sepatah bisikan
pun. Ia memperlihatkan kemampuan mencengangkan untuk mengabaikan para pengacara
serta para juri; ia hanya menatap lurus ke depan pada saksi, dengan wajah
kosong. Ia memakai gaun bernuansa hitam dan kelabu, selalu dengan kaus kaki
hitam dan sepatu hitam. Pada minggu pertama, Jerry sudah menjulukinya Janda Wood.
Celeste kini berusia 55 tahun, sama dengan suaminya seandainya tidak terkena
kanker paru-paru. Ia sangat kurus, kecil, dengan rambut pendek kelabu. Ia
bekerja pada perpustakaan regional dan telah membesarkan tiga orang anak. Fotofoto keluarga diperlihatkan kepada dewan juri.
Satu tahun sebelumnya, Celeste sudah memberikan deposisi, dan ia sudah dilalih
oleh para profesional yang didatangkan Rohr. Ia bisa menguasai diri, gelisah
tapi tidak berlebihan, dan bertekad untuk tidak menunjukkan emosi. Apalagi
suaminya kini sudah empat tahun meninggal dunia.
Ia dan Rohr mengikuti skenario mereka tanpa kesalahan. Ia bicara tentang
hidupnya bersama Jacob, betapa bahagia mereka waktu itu, tahun-tahun awal, anakanak, kemudian cucu, impian mereka saat pen 406 siun nanti. Memang ada beberapa kesulitan, tapi tidak ada yang serius. tidak ada
apa pun sampai sang suami sakit. Jacob begitu ingin berhenti merokok, sudah
berkali-kali mencobanya tanpa hasil. Ketergantungannya terlalu kuat.
Dengan mudah Celeste bisa membangkitkan simpati. Suaranya tidak pernah bergetar.
Rohr sudah menebak dengan tepat, bahwa air mata yang dibuat-buat tidak akan
diterima dengan baik oleh juri. Tapi Celeste memang tidak gampang menangis.
Cable melepaskan pemeriksaan silang. Apa yang bisa ditanyakan padanya" Ia
berdiri, dengan air muka sedih dan roman rendah hati hanya mengatakan. "Yang
Mulia, kami tidak ada pertanyaan untuk saksi ini."
Fitch punya segunung pertanyaan untuk saksi ini, namun ia tak bisa mengajukannya
dalam sidang terbuka. Sesudah masa berkabung, tepatnya setahun sesudah
pemakaman. Celeste mulai berkencan dengan duda cerai yang umurnya tujuh tahun
lebih muda Menurut sumber-sumber yang bisa dipercaya, mereka merencanakan untuk
menikah diam-diam begitu sidang ini usai. Fitch tahu bahwa Rohr sendiri
melarangnya menikah sampai sidang berakhir.
Dewan juri tidak akan mendengar hai ini dalam ruang sidang, namun Fitch menyusun
rencana untuk menyelundupkannya lewat pintu belakang.
"Penggugat selesai," Rohr mengumumkan sesudah mendudukkan Celeste di belakang
meja. Para pengacara dari kedua belah pihak saling mendekat dan bergerombol
dalam kelompok-kelompok kecil, sambil berbisik-bisik serius.
407 Hakim Harkin mengamati barang barang yang berserakan di mejanya, kemudian
memandang ke dewan jurinya yang letih. "Saudara-saudari sekalian, s.aya punya
kabar baik dan buruk. Kabar baiknya sudah jelas Pihak penggugat sudah selesai,
dan kita sudah hampir setengah selesai. Pihak pembela diperkirakan akan
memanggil lebih sedikit saksi daripada pihak penggugat. Kabar buruknya adalah,
sampai titik ini kami dituntut untuk membahas setumpuk mosi. Kami akan
melakukannya besok, mungkin sepanjang hari. Saya menyesal, tapi kami tidak punya
pilihan." Nicholas mengacungkan tangan. Harkin memandangnya beberapa detik, lalu berkata,
"Ya, Mr. Easter?"
"Maksud Anda, kami harus duduk di motel sepanjang hari besok?"
"Saya khawatir demikian." "Saya tidak mengerti alasannya." Para pengacara itu
merenggang dan menghentikan konferensi kecil mereka, menatap Easter dengan
tertegun. Jarang terjadi anggota juri berbicara dalam sidang terbuka
"Karena kami punya sederet urusan yang harus dikerjakan tanpa kehadiran dewan
juri." "Oh, saya bisa mengerti itu. Tapi mengapa kami harus duduk menganggur?"
"Apa yang ingin Anda lakukan?" "Banyak. Kita bisa menyewa kapal besar, pergi
bertamasya ke Gulf, memancing kalau mau."
"Saya tidak bisa meminta pembayar pajak di count\ ini untuk membiayai kegiatan
itu. Mr. Easter." "Saya pikir kami pembayar pajak." "Jawabannya adalah tidak.
Maaf." 408 "Lupakan pembayar pajak. Saya yakin para pengacara di sini tidak akan keberatan
menanggung biayanya. Dengar, mintalah masing-masing pihak untuk memberikan
seribu dolar. Kita bisa menyewa kapal besar dan bersenang-senang."
Meskipun Cable dan Rohr bereaksi seketika pada saat yang sama, Rohr berhasil
lebih dulu mengucapkannya sambil berdiri, "Dengan senang hati kami bersedia
membayar setengahnya, Yang Mulia."
"Itu gagasan bagus, Pak Hakim!" Cable cepat-cepat menambahkan dengan keras.
Harkin mengangkat kedua belah tangan. telapaknya menghadap ke depan. "Tunggu,"
katanya. Kemudian ia menggosok-gosok pelipis dan mencari-cari preseden serupa
itu dalam otaknya. Tentu saja tidak pernah ada. Tidak ada peraturan atau undangundang yang melarangnya. Tidak ada konflik kepentingan.
Loreen Duke menepuk lengan Nicholas dan membisikkan sesuatu ke telinganya.
Yang Mulia berkata, "Well, saya sama sekali be-"lum pernah mendengar kejadian
seperti ini. Rasanya hai ini termasuk kategori pen>oalan yang bisa diputuskan
sesuai kebijaksanaan. Mr. Rohr?"
"Ini tidak merugikan, Yang Mulia. Masing-masing pihak membayar setengah. Tidak
ada masalah." "Mr. Cable?" "Saya rasa tidak ada peraturan atau undang-undang prosedur yang melarangnya.
Saya setuju dengan Mr. Rohr. Kalau dua belah pihak berbagi menanggung biayanya,
apa masalahnya?" Nicholas kembali mengangkat tangannya. "Maaf, Yang Mulia. Baru saja saya dengar
bahwa mungkin 409 beberapa anggota juri lebih suka berbelanja di New Orleans daripada bertamasya
dengan kapal di Gulf."
Sekali lagi Rohr sedetik lebih cepat. "Dengan senang hati kami akan berbagi
menanggung ongkos bus, Yang Mulia. Dan makan siang."
"Sama di sini," kata Cable. "Makan malam juga."
Gloria Lane mendatangi boks juri dengan clip-hoard. Nicholas, Jerry Fernandez,
Lonnie Shaver, Rikki Coleman, Angel Weese, dan Kolonel Herrera memilih
bertamasya dengan kapal. Sisanya memilih French Quarter.
Tlrmasuk video Jacob Wood, Rohr dan kawan-kawan sudah mengajukan sepuluh saksi
ke hadapan dewan juri dan memakan tiga belas hari untuk melakukannya. Sudah
terbangun kasus yang kokoh, kini terserah pada juri untuk menentukan: bukan
apakah rokok berbahaya, melainkan apakah sudah saatnya menghukum pembuatnya.
Seandainya dewan juri itu tidak dikarantina, Rohr tentu sudah memanggil tiga
pakar lainnya: satu untuk bicara mengenai psikologi iklan, satu pakar mengenai
ketergantungan, serta satu untuk menguraikan secara terperinci pemakaian
insektisida dan pestisida pada daun tembakau.
Akan tetapi dewan juri ini dikarantina, dan Rohr tahu sudah saatnya berhenti.
Jelaslah bahwa ini bukan dewan juri biasa. Satu laki-laki buta. Satu laki-laki
aneh yang berlatih yoga saat istirahat makan siang. Paling tidak, dua kali
pemogokan hingga sejauh ini. Daftar tuntutan pada setiap belokan. Peralatan
makan porselen dan perak untuk makan
410 siang. Bir setelah jam kerja, dibayar oleh pembayar pajak. Communal interlude
dan kunjungan pribadi. Hakim Harkin jadi sulit tidur.
Sudah jelas ini pun bukan juri biasa di mata Fitch, orang yang sudah berkalikali melakukan sabo-tase terhadap juri, lebih daripada siapa pun dalam sejarah
yurisprudensi Amerika. Ia menggelar perangkap-perangkap seperti biasanya dan
mengumpulkan cacat-cacat busuk seperti biasa. Rencana busuknya terlaksana dengan
sempurna. Hanya satu kebakaran, sejauh ini. Tidak ada tulang patah. Tetapi
kemunculan Marlee mengubah segalanya. Melalui wanita itu, ia bisa membeli vonis,
kemenangan total untuk tergugat, yang akan mempermalukan Rohr dan mengusir
pasukan pengacara lapar yang berputar-putar seperti burung bangkai menunggu
santapannya. Dalam sidang ini, perkara tembakau terbesar, dengan pengacara-pengacara
penggugat terbesar berbans membawa jutaan dolar, Marlee akan menyerahkan vonis
itu kepadanya. Fitch percaya akan hai ini, dan gagasan itu menguasai pikirannya.
Setiap menit ia memikirkan wanita itu dan melihatnya dalam mimpi-mimpinya.
Kalau bukan karena Marlee, Fitch takkan bisa tidur sama sekali. Waktunya tepat
untuk vonis kemenangan bagi penggugat; pengadilan yang tepat, hakim yang tepat,
suasana hati yang tepat. Pakar-pakar itu adalah yang terbaik dalam sembilan
tahun pekerjaan Fitch mengatur pembelaan. Sembilan tahun, delapan sidang,
delapan vonis kemenangan untuk tergugat. Betapapun bencinya terhadap Rohr, ia
bisa mengakui, hanya pada diri sendiri, bahwa Rohr pengacara yang tepat untuk
meruntuhkan industri ini.
411 Satu kemenangan atas Rohr di Biloxi akan menjadi benteng untuk menahan gugatan
lain di masa mendatang. Itu juga akan menyelamatkan industri ini.
Bila Fitch menghitung suara yang diberikan oleh juri, ia selalu mulai dengan
Rikki Coleman, karena aborsi itu. Ia sudah mengantongi suaranya, cuma Rikki
masih belum mengetahuinya. Kemudian ia menambahkan Lonnie Shaver. Lalu Kolonel
Herrera. Millie Dupree akan mudah. Para pengamat jurinya yakin bahwa Sylvia
Taylor-Tatum sebenarnya tidak bisa bersimpati, selain itu ia pun merokok. Tetapi
para pengamat jurinya tidak tahu ia tidur dengan Jerry Fernandez. Jerry dan
Easter bersahabat. Fitch memperkirakan mereka bertiga Sylvia, Jerry, dan ?Nicholas akan memberikan suara yang sama. Loreen Duke duduk di samping Nicholas,
dan mereka berdua kerap kali terlihat berbisik-bisik selama sidang berlangsung.
Fitch menduga perempuan itu akan mengikuti Easter. Dan bila Loreen benar
mengikuti, Angel Weese pun demikian pula, sebab ia satu-satunya wanita kulit
hitam lainnya. Weese tidak mungkin dibaca.
Tak seorang pun meragukan bahwa Easter akan mendominasi pengambilan keputusan.
Sekarang Fitch tahu bahwa Easter pernah dua tahun kuliah hukum, maka berani
bertaruh ia tentu sudah memberitahukan hai ini kepada rekan-rekannya yang lain.
Tidaklah mungkin memperkirakan bagaimana Herman akan memberikan suaranya. Namun
Fitch tidak mengandalkannya. Demikian juga dengan Phillip Savelle. Fitch merasa
lega dengan Mrs. Gladys Card. Ia sudah tua dan konservatif, dan kemungkinan akan
terperanjat bila Rohr meminta 20 juta dolar.
412 Jadi, Fitch sudah mengantongi empat suara, dengan Mrs. Gladys Card sebagai
kemungkinan kelima. Herman Grimes tidak usah diperhitungkan. Savelle juga,
dengan alasan bahwa siapa pun yang begitu mencintai alam, tentu membenci
perusabnan rokok. Tinggallah Easter dan lima anggota kelompoknya. Masing-masing
pihak membutuhkan sembilan suara untuk memenangkan vonis. Kurang dari itu
berarti Hakim Harkin akan terpaksa menyatakan sidang ini dibatalkan tanpa
keputusan, dan juri dibubarkan. Pembatalan sidang akan jadi persidangan ulang,
dan Fitch tidak menginginkan itu terjadi dalam kasus ini.
Gerombolan analis dan pakar hukum yang mengamati sidang ini tidak banyak
mencapai kesepakatan, tetapi mereka sepenuhnya setuju bahwa vonis bulat yang didukung dua belas suara untuk kemenangan Pynex akan menahan, atau malah
meruntuhkan, gugatan terhadap perusahaan rokok selama satu dasawarsa.
Fitch bertekad untuk mendapatkannya, berapa pun biayanya
Suasana Senin malam di kantor Rohr jauh lebih riang. Tanpa saksi lain yang harus
dipanggil, tekanan itu untuk sementara terangkat. Wiski enak dituang di ruang
rapat. Rohr meneguk air mineralnya, sambil menggigit-gigil keju dan biskuit
asin. Sekarang giliran Cable beraksi. Biarkan dia dan anak buahnya menghabiskan beberapa hari untuk menyiapkan saksi dan memberi label dokumen. Rohr hanya perlu
bereaksi, melakukan pemeriksaan silang, dan ia akan menonton video-video
deposisi setiap saksi di pihak tergugat selusin kali.
413 Jonathan Kotlack, pengacara yang bertanggung jawab untuk melakukan nset juri.
juga hanya minum air dan berspekulasi bersama Rohr mengenai Herman Grimes.
Mereka berdua merasa telah mendapatkan suaranya. Dan mereka senang dengan Millie
Dupree serta Savelle, si aneh. Herrera membuat mereka khawatir. Semua anggota
juri kulit hitam Lonnie, Angel, dan Loreen sepenuhnya sudah berada di pihak ? ?mereka. Apalagi ini kasus orang kecil terhadap perusahaan besar yang berkuasa.
Sudah pasti orang-orang kulit hitam itu akan berpihak kepada mereka. Selalu
demikian. Yang menjadi kunci adalah Easter, sebab dialah pemimpinnya, semua orang tahu
itu. Rikki akan mengikutinya. Jerry adalah sahabatnya. Sylvia Tay-lor-Tatum
pasif dan akan mengikuti suara terbanyak. Demikian pula Mrs. Gladys Card.
Mereka hanya butuh sembilan suara, dan Rohr yakin ia sudah mendapatkannya
414 Dua Puluh Lima KI'-mbali di Lawrence, Small, si detektif, dengan rajin meneliti daftar
petunjuknya, tapi tidak bisa menemukan apa-apa. Senin malam ia bermalas-malasan
di Mulligan's, minum minuman keras, sekali-sekali bercakap-cakap dengan pelayan
dan mahasiswa hukum, tapi tidak mendapatkan apa pun selain membangkitkan
kecurigaan pemuda-pemuda itu.
Selasa pagi, ia mengunjungi satu orang. Nama perempuan itu Rebecca, dan beberapa
tahun sebelumnya, ketika masih menjadi mahasiswi di KU, ia pernah bekerja di
Mulligan's bersama Claire Clement. Mereka bersahabat, demikian menurut sumber
yang didapat oleh bos Small. Small menemukannya di bank di pusat kota, tempat ia
bekerja sebagai manajer. Ia memperkenalkan diri dengan canggung, dan Rebecca
langsung curiga. "Apakah Anda bekerja bersama Claire Clement beberapa tahun yang lalu?" ia
bertanya sambil melihat buku catatan, berdiri di satu sisi meja kerja, sebab
Rebecca berdiri di sisi lainnya. Ia tidak diundang masuk, dan Rebecca sedang
sibuk. "Mungkin. Siapa yang ingin tahu?" Rebecca berta 415 nya, melipat tangan, menganggukkan kepala, telepon berdering entah da/i mana di
belakangnya. Kontras tajam dengan Small, ia berpakaian rapi dan sangat cermat.
"Apakah Anda tahu di mana dia sekarang?"
"Tidak. Mengapa Anda menanyakannya?"
Small mengulangi omongan yang sudah dihafalkan-nya. Itu saja yang ia miliki.
"Dia calon anggota juri dalam suatu sidang besar, dan firma saya dibayar untuk
melakukan pemeriksaan terhadap latar belakang nya."
"Di mana sidangnya?"
"Tidak bisa saya ceritakan. Kalian bekerja bersama di Mulligan's, benar?" "Ya.
Itu sudah lama." "Dari mana asalnya?" "Mengapa itu penting?"
"Well, terus terang. pertanyaan itu ada dalam daftar saya. Kami hanya
memeriksanya, oke" Apakah Anda tahu dari mana asalnya."
"Tidak." Ini pertanyaan penting, sebab jejak Claire dimulai dan berhenti di Lawrence.
"Anda yakin?" Rebecca menggoyangkan kepala ke arah lain dan menatap berapi-api pada orang
tolol ini. "Aku tidak tahu dari mana asalnya. Ketika aku berjumpa dengannya, dia
bekerja di Mulligan's. Terakhir kali aku melihatnya, dia masih bekerja di
Mulligan's." "Pernahkah Anda berbicara dengannya akhir-akhir ini?"
"Tidak dalam empat tahun terakhir." "Apakah Anda kenal Jeff Kerr?"
"Tidak " "Siapa teman-temannya di Lawrence sini?" "Aku tidak tahu. Dengar, aku sangat
sibuk, dan Anda menghambur-hamburkan waktu Anda. Aku tidak kenal baik dengan
Claire. Gadis yang menarik, itu saja. tapi kami tidak akrab. Sekarang, silakan,
aku ada pekerjaan lain yang harus diselesaikan." Ia menunjuk ke pintu saat
menyelesaikan ucapannya, dan dengan enggan Small meninggalkan kantornya.
Setelah Small keluar dari bank, Rebecca menutup pintu kantornya dan memutar
nomor ke apartemen di St. Louis. Suara rekaman di ujung seberang itu milik ?temannya, Claire. Mereka bercakap-cakap paling sedikit satu kali sebulan,
meskipun mereka sudah satu tahun tidak pernah berjumpa. Claire dan Jeff
menjalani kehidupan aneh, berkelana dan tidak pernah menetap lama di satu
tempat, tidak berniat memberitahukaa keberadaan mereka. Hanya apartemen di St.
Louis itu tetap sama. Claire pernah memperr ingatkannya bahwa mungkin orangorang akan muncul dengan pertanyaan-pertanyaan aneh. Lebih dari satu kali ia
memberi isyarat bahwa ia dan Jeff bekerja untuk pemerintah, dengan misi
misterius. Setelah mendengar tanda untuk bicara, Rebecca meninggalkan pesan pendek mengenai
kunjungan Small. Marlei. memeriksa pesan teleponnya setiap pagi, dan pesan dari Lawrence itu
membuatnya terenyak. Ia menyeka wajah dengan kain basah, dan mencoba menenangkan
diri. Ia menelepon Rebecca dan berusaha terdengar
417 416 tenang, meski mulutnya kering dan jantungnya berdebar-debar. Ya, laki-laki
bernama Small itu dengan tegas bertanya tentang Claire Clement. Dan ia menyebutnyebut Jeff Kerr. Dengan pertanyaan yang diajukan oleh Marlee, Rebecca bisa


Juri Pilihan The Runaway Jury Karya John Grisham di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menguraikan kembali seluruh percakapan tersebut.
Rebecca tahu, sebaiknya tidak bertanya terlalu banyak. "Kau baik-baik saja?"
hanya sejauh itulah pertanyaannya.
"Oh, kami baik-baik," Marlee meyakinkannya. "Tinggal di tepi pantai beberapa
lama." Informasi pantai mana tentu akan melegakan hati, tapi Rebecca membiarkannya
saja. Tak ada yang bisa menggali terlalu dalam pada pribadi Claire. Mereka
mengucapkan selamat berpisah, dengan janji biasa untuk tetap berhubungan.
Baik Marlee maupun Nicholas yakin mereka tidak akan pernah terlacak hingga
Lawrence. Kini karena mereka sudah terlacak, berbagai pertanyaan berjatuhan
bagaikan hujan. Siapa yang telah menemukan mereka" Pihak mana. Fitch atau Rohr"
Kemungkinan besar Fitch, karena ia punya uang lebih banyak dan lebih licik. Apa
kesalahan mereka" Bagaimana jejak itu meninggalkan Biloxi" Berapa banyak yang
mereka ketahui" Dan hingga sejauh mana mereka akan bertindak" Ia perlu bicara dengan Nicholas,
tapi saat ini Nicholas sedang berada di atas kapal di Gulf, memancing makerel
dan bertamasya dengan rekan-rekan sesama anggota juri.
StJDxH tentu Fitch tidak ikut memancing. Bahkan
418 sebenarnya belum pernah sehari pun ia beristirahat atau bersantai dalam tiga
bulan. Ia sedang duduk di belakang meja kerja, mengatur tumpukan-tumpukan
dokumen dengan rapi, ketika telepon itu masuk. "Halo, Marlee," katanya, kepada
gadis impiannya itu. "Hei, Fitch. Kau baru saja kehilangan satu lagi."
"Satu lagi apa?" ia bertanya, menggigit lidah sendiri agar tidak memjrhggilnya
Claire. "Satu anggota juri lagi. Loreen Duke sangat terpesona pada Mr. Robilio, dan kini
dia memimpin kampanye untuk memberikan kemenangan pada penggugat."
"Tapi dia belum mendengar pembelaan kami."
"Benar. Kau punya empat orang perokok sekarang Weese, Fernandez, Taylor-Tatum, ?dan Easter. Coba terka, berapa orang yang mulai merokok sesudah usia delapan
belas tahun?" "Entahlah." "Tak satu pun. Mereka semua mulai sejak kanak-kanak. Herman dan Herrera pernah
merokok Coba terka, umur berapa mereka ketika mulai?"
'Tidak tahu." "Empat belas dan tujuh belas. Itu setengah dari anggota jurimu, Fitch, dan
semuanya pernah merokok sebelum dewasa."
"Apa yang harus kulakukan mengenai ini?"
'Terus berbohong, kurasa. Dengar, Fitch, seberapa-kah peluang untuk kita bertemu
dan bercakap-cakap sedikit, percakapan pribadi tanpa begundal-begundalmu
bersembunyi di balik semak-semak?"
"Peluangnya bagus."
"Bohong lagi. Begini, kita bertemu dan bicara,
419 bila orang-orangku melihat orang-orangmu di dekat kita, itu akan jadi percakapan
terakhir kita." "Orang-orangmu?"
"Semua orang bisa menyewa kaki-tangan, Fitch. Kau harus tahu ini." "Baiklah."
"Kau tahu Casella's, restoran seafood kecil dengan meja-meja di luar ruangan
di^jung dermaga Biloxi?" "Aku bisa mencarinya."
"Di sanalah aku sekarang. Jadi, sewaktu kau berjalan di dermaga, aku akan
mengawasi. Dan bila aku melihat ada orang yang sedikit saja kelihatan
mencurigakan, kesepakatan ini batal."
"Kapan?" "Sekarang juga. Aku menunggu."
Jose mengurangi kecepatan sebentar di halaman parkir dekat pelabuhan perahu
kecil, dan Fitch melompat dari Suburban itu. Mobil itu terus jalan. Fitch,
seorang diri dan tanpa alat perekam, menyusuri dermaga kayu dengan papan-papan
tebal yang bergeser-geser pel an diterpa air pasang. Marlee duduk di meja kayu
dengan payung di atasnya, punggungnya menghadap ke Gulf, wajahnya menghadap
dermaga. Saat makan siang masih satu jam lagi dan tempat itu kosong.
"Halo, Marlee," kata Fitch ketika mendekat, berhenti, lalu duduk di hadapannya.
Marlee memakai jeans dan kemeja denim, topi memancing, dan kacamata hitam.
"Silakan, Fitch," katanya.
"Apa kau selalu bermuka masam seperti ini?"
420 tanya Fitch, meletakkan tubuhnya yang gemuk di kursi sempit, mencoba sebaik
mungkin untuk tersenyum dan akrab.
"Apa kau dipasangi penyadap. Fitch?"
'Tidak. Tentu saja tidak."
Perlahan-lahan Marlee mengeluarkan perangkat hitam seperti Dictaphone kecil dari
dompetnya yang tebal. Ia menekan satu tombol dan meletakkannya di meja,
mengarahkannya ke perut Fitch yang besar. "Maafkan aku, Fitch, sekadar memeriksa
apakah kau punya waktu untuk menempelkan penyadap di sini atau di sana "
"Sudah kukatakan aku tidak membawa penyadap, oke?" kata Fitch, sangat lega.
Konrad menyarankan agar ia memakai mikrofon kecil dengan van peralatan diparkir
di dekatnya, namun Fitch, dalam keadaan tergesa-gesa, menolak.
Marlee melihat monitor digital kecil di ujung sensor-scan, lalu memasukkan
perangkat itu kembali ke dompetnya. Fitch tersenyum, tapi hanya sedetik.
"Pagi tadi aku menerima telepon dari Lawrence," kata.Marlee, dan Fitch menelan
ludah dengan sulit. "Jelas kau mengirim orang-orang tolol ke sana untuk
menggedor pintu-pintu dan menendangi tempat sampan."
"Aku tidak tahu maksudmu," kata Fitch, agak kurang mantap dan tanpa keyakinan.
Fitch-lah pelakunya! Matanya menunjukkan hai itu; mata itu cemas dan memandang
ke bawah, dan cepat-cepat mengelak dan tatapan sebelum kembali memandangnya,
lalu diturunkan lagi; semuanya terjadi hanya sekilas, tapi jelas membuktikan
bahwa ia 421 tertangkap basah Sedetik Fitch bernapas pendek, dan pundaknya terentak sangat
sedikit. Ia tepergok. "Baiklah. Satu telepon lagi dari teman lama, dan kau takkan pernah mendengar
suaraku lagi." Meskipun demikian, Fitch bisa memulihkan diri dengan baik. "Ada apa di
Lawrence?" ia bertanya, seolah-olah integritasnya dipertanyakan.
"Sudahlah, Fitch. Dan panggil pulang anjing-anjing itu."
Ia mengembuskan napas dengan berat sambil angkat bahu keheranan. "Baiklah. Apa
saja katamu. Aku cuma ingin tahu apa maksudmu."
"Kau tahu. Satu lagi telepon seperti itu, dan segalanya berakhir, oke?"
"Oke. Terserah apa katamu."
Meskipun tidak bisa melihat mata Marlee, Fitch bisa merasakannya berkilauan
menatapnya dari balik kacamata itu. Ia tidak mengatakan apa-apa selama semenit.
Seorang pelayan menyibukkan diri pada meja di dekatnya, tapi tidak berusaha
melayani mereka. Akhirnya Fitch mencondongkan badan ke depan dan berkata, "Kapan kita berhenti
main-main?" "Sekarang."
"Bagus. Apa yang kauinginkan?" "Uang."
"Sudah kuduga. Berapa?"
"Akan kusebutkan harganya nanti. Kuanggap kau siap untuk memutuskan
kesepakatan." "Aku selalu siap untuk itu. Tapi aku harus tahu apa yang akan kudapatkan sebagai
imbalannya." "Sangat sederhana, Fitch. Itu tergantung pada apa
422 yang kauinginkan. Sejauh menyangkut kepentingan-mu, dewan juri ini bisa
melakukan satu dari empat hai. Mereka bisa memberikan vonis bagi kemenangan
penggugat. Mereka bisa berselisih pendapat dan sampai ke jalan buntu dan pulang,
lalu satu atau dua tahun lagi kau akan kembali ke sini, mengerjakan semua ini
lagi. Rohr takkan menyingkir. Mereka bisa mengambil keputusan sembilan lawan
tiga untuk kemenanganmu, dan kau memperoleh kemenangan besar. Dan bisa saja dua
belas suara lawan nol, dan klienmu bisa bersantai selama beberapa tahun." "Aku
tahu semua ini." 'Tentu saja kau tahu. Kalau kita coret vonis untuk kemenangan penggugat, kita
punya tiga pilihan."
"Apa yang bisa kauberikan?"
"Apa saja yang kuinginkan. Termasuk vonis untuk kemenangan pihak penggugat."
"Jadi, pihak lain juga bersedia membayar?"
"Kami sedang bicara. Mari kita biarkan sampai di situ dulu."
"Apakah ini lelang" Vonis untuk penawar tertinggi?"
"Apa saja semauku."
"Aku merasa lebih lega kalau kau menjauhi Rohr."
"Aku tidak terlalu peduli dengan perasaanmu."
Satu pelayan lain muncul dan melihat mereka. Dengan enggan ia menanyakan apakah
mereka ingin minum. Fitch ingin es teh. Marlee minta Diet Coke dalam kaleng.
"Ceritakan pa^aku, bagaimana syarat-syarat kesepakatan ini?" kata Fitch ketika
pelayan itu berlalu. "Sangat sederhana. Kita membuat kesepakatan ten 423 tang vonis yang kauinginkan; lihat saja menunya dan kaupilih pesananmu. Kemudian
kita bisa merundingkan harganya. Kausiapkan uangmu. Kita tunggu sampai akhir,
sampai para pengacara itu menyelesaikan argumentasi penutup mereka dan dewan
juri mengundur-kan diri untuk mempertimbangkan keputusan. Sampai di situ, aku
akan memberikan instruksi transfer, dan uang itu harus segera dikirim ke bank,
katakanlah di Switzerland. Begitu aku mendapatkan konfirmasi bahwa uang itu
sudah diterima, dewan juri akan kembali dengan vonis yang kauminta."
Fitch sudah menghabiskan waktu berjam-jam membayangkan skenario yang sangat
mirip dengan ini, namun mendengarnya keluar dari bibir Marine dengan ketepatan
seperti itu membuat jantungnya berdebar - debar dan kepalanya berkunang-kunang.
Ini bisa menjadi kemenangan paling mudah selama ini!
"Tidak bisa," katanya pongah. seperti orang yang sudah berkali-kali
menegosiasikan kesepakatan vonis seperti ini.
"Oh, benarkah" Menurut Rohr, ini akan berhasil."
Sialan, dia sungguh cepat! Dia tahu persis di mana harus menancapkan pisau.
"Tapi tidak ada jaminan," Fitch protes.
Marlee mengatur kacamata hitamnya dan mencondongkan badan ke depan sambil
bertelekan. "Jadi, kau meragukan aku. Fitch?"'
"Bukan itu persoalannya. Kau memintaku mentransfer uang yang aku yakin akan
besar jumlahnya, sambil berharap dan berdoa temanmu bisa mengendalikan
pengambilan keputusan itu. Dewan juri selalu tak bisa diramalkan."
424 "Fitch, temanku sedang mengendalikan pengambilan keputusan itu bahkan saat kita
berbicara sekarang. Dia akan mengantongi suara mereka, jauh sebelum para
pengacara itu berhenti bicara."
Fitch akan membayar. Ia sudah mengambil kepu tusan seminggu sebelumnya, untuk
membayar berapa saja yang diinginkan Marlee, dan ia tahu bahwa saat uang itu
meninggalkan The Fund, tidak akan ada jaminan apa pun. Ia tidak peduli. Ia
percaya pada Marlee-nya. Ia dan temannya Easter, atau entah siapa namonya, telah
dengan sabar membuntuti Big Tobacco untuk sampai ke titik ini, dan mereka dengan
senang hati akan menyerahkan vonis kemenangan untuk harga yang tepat. Mereka
telah menanti-nanti saat seperti ini.
Oh, ada pertanyaan-pertanyaan yang ingin ia aju-kan. Ia ingin mulai dengan dua
di antaranya. menanyakan gagasan siapa semua ini. Sungguh rencana yang rumit
berliku-liku untuk menyelidiki gugatan ini, mengikutinya ke seluruh penjuru
negeri, lalu menyelinap ke dalam dewan juri, sehingga bisa mengajukan tawarmenawar untuk vonis. Sungguh brilian. Ia bisa menanyai Marlee selama berjam-jam,
mungkin berhari-hari, mengenai perinciannya, namun ia tahu tidak akan ada
jawaban. Ia juga tahu Marlee akan memberikan vonis itu. Marlee sudah bekerja keras dan
sudah terlalu jauh melaksanakan rencana ini untuk menanggung kegagalan.
"Aku bukannya sama sekali tak berdaya dalam hai ini, kau tahu," katanya, masih
mempertahankan pendapat. 425 'Tentu saja tidak, Fitch. Aku yakin kau sudah menggelar cukup banyak perangkap
untuk menjebak sedikitnya empat orang anggota juri. Perlukah kusebutkan nama
mereka?" Minuman tiba dan Fitch meneguk tehnya. Tidak, ia tak ingin perempuan ini
menyebutkan nama mereka. la tidak akan main tebak-tebakan dengan orang yang
sudah memiliki fakta kuat. Berbicara dengan Marlee seperti berbicara dengan
pimpinan dewan juri itu, dan meskipun Fitch menikmati saat ini, percakapan itu
jadi terasa bersifat satu arah. Bagaimana ia bisa tahu apakah perempuan ini
menggertak atau mengatakan yang sebenamya" Ini tidak adil.
"Kurasa kau meragukan apakah aku memegang kendali atau tidak," katanya.
"Aku meragukan segalanya."
"Bagaimana kalau kusisihkan satu orang anggota juri?"
"Kau sudah melakukannya terhadap Stella Hulic," kata Fitch; jawabannya memancing
senyum pertama yang sangat tipis dari Marlee.
"Aku bisa melakukannya lagi Bagaimana kalau, misalnya saja, aku memutuskan untuk
memulangkan Lonnie Shaver" Apa kau akan terkesan?"
Fitch nyaris tersedak oleh tehnya. Ia menyeka mulut dengan punggung tangan, lalu
berkata, "Aku yakin Lonnie akan senang. Mungkin dialah yang paling bosan di
antara dua belas orang itu."
"Perlukah aku rhenyingkirkannya?"
"Jangan. Dia tidak membahayakan. Di samping itu, karena kita akan bekerja sama,
kurasa kita harus mempertahankan Lonnie."
426 "Dia bicara banyak dengan Nicholas, kau tahu?" "Apa Nicholas bicara dengan
semuanya?" "Ya, pada tingkat beragam. Beri dia waktu." "Kau tampak yakin."
"Aku tidak yakin dengan kemampuan pengacara-pengacaramu. Tapi aku yakin pada
Nicholas, dan itulah yang penting."
Mereka duduk diam dan menunggu dua pelayan menata meja di samping mereka. Makan
siang mulai pukul setengah dua belas, dan kafe itu mulai ramai.
Ketika pelayan-pelayan itu selesai dan berlalu. Fitch berkata, "Aku tidak bisa
memutuskan kesepakatan kalau tidak tahu syarat-syaratnya."
Tanpa sangsi sedikit pun, Marlee berkata, "Dan aku tidak akan menawarkan
kesepakatan selama kau terus menggali-gali masa laluku."
"Punya sesuatu yang harus disembunyikan?"
'Tidak Tapi aku punya teman-teman, dan aku tidak suka menerima telepon dari
mereka. Hentikan-lah sekarang, dan pertemuan ini akan berlanjut dengan yang
berikutnya. Satu telepon lagi, dan aku takkan pernah bicara lagi denganmu."
"Jangan begitu."
"Aku sungguh-sungguh, Fitch. Panggil pulang anjing-anjing itu."
"Mereka bukan anjing-anjingku, sumpah."
"Bagaimanapun, panggillah mereka, atau aku akan menghabiskan waktu lebih banyak
bersama Rohr. Dia mungkin mau memutuskan kesepakatan denganku, dan vonis
kemenangan baginya berarti kau akan kehilangan pekerjaan, dan klienmu akan
kehilangan miliaran dolar. Kau tidak akan kuat menanggungnya, Fitch."
427 Ia benar mengenai hai itu. Berapa pun jumlah yang ia minta, hanyalah angka kecil
dibanding dengan biaya yang harus ditanggung bila sampai penggugat mendapatkan
kemenangan. "Sebaiknya kita bergerak cepat," kata Fitch. "Sidang ini tidak akan berlangsung
lebih lama." "Berapa lama?" tanya Marlee.
'Tiga atau empat hari untuk pembela "
"Fitch, aku Iapar. Bagaimana kalau kau pergi saja" Aku akan meneleponmu dua hari
lagi." "Kebetulan sekali. Aku juga lapar."
"Tidak, terima kasih. Aku akan makan seorang diri. Di samping itu, aku ingin kau
pergi dari sini." Fitch berdiri, lalu berkata, "Baiklah, Marlee. Apa pun yang kauinginkan. Selamat
siang." Marlee menyaksikannya berjalan kembali menyusuri dermaga, menuju halaman parkir
di samping pantai. Fitch berhenti di sana dan memanggil seseorang dengan telepon
genggam. SbsuDAH beberapa kali berusaha menghubungi Hoppy per telepon, Selasa siang Jimmy
Hull Moke mampir tanpa pemberitahuan di kantor Dupree Realty, dan diberitahu
oleh resepsionis bermata mengantuk bahwa Mr. Dupree ada di belakang. Si
resepsionis pergi memanggilnya, dan kembali seperempat jam kemudian
dengan permintaan maaf bahwa ia telah keliru, Mr.
Dupree ternyata tidak ada di kantornya, bahkan
sudah pergi untuk pertemuan penting.
"Aku melihat mobilnya di luar sana," kata Jimmy


Juri Pilihan The Runaway Jury Karya John Grisham di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Hull dengan jengkel, menunjuk ke halaman parkir
sempit di luar pintu. Jelas-jelas di sana ada station
wagon tua milik Hoppy. 428 "Dia pergi bersama orang Iain," kata si resepsionis, jelas berbohong.
"Ke mana dia pergi?" Jimmy Hull bertanya, seolah-olah berniat hendak mengejamya.
"Di dekat Pass Christian. Itu saja yang saya tahu."
"Mengapa dia tidak membalas teleponku?" "Saya tidak tahu. Mr. Dupree orang yang
sangat sibuk." Jimmy Hull membenamkan kedua tangannya ke saku jeans dan menatap tajam pada
perempuan itu. "Katakan padanya aku mampir, aku sangat kesal, dan sebaiknya dia
meneleponku. Kau mengerti?"
"Ya, Sir." Ia meninggalkan kantor itu, masuk ke pickup Ford miliknya, dan berlalu. Si
resepsionis mengawasi untuk amannya, lalu bergegas ke belakang untuk membebaskan
Hoppy dari lemari penyimpan sapu.
Di kapal berukuran delapan belas meter yang sudah menempuh delapan puluh
kilometer di tengah Gulf dan dikemudikan oleh Kapten Theo, setengah dari dewan
juri itu sedang memancing makerel, kakap, dan kakap merah dengan tiupan angin
lembut di bawah langit yang tak berawan. Angel Weese tidak pernah naik kapal,
tidak bisa berenang, dan mabuk setelah dua ratus meter meninggalkan pantai, tapi
dengan bantuan awak kapal kawakan dan sebotol Dramamine, ia pulih kembali,
bahkan menangkap ikan pertama berukuran besar. Rikki tampak sangat manis dengan
celana pendek, sepatu Reebok, dan kaki kecokelatan Sang kolonel dan sang kapten
tak 429 pelak lagi adalah rekan yang sepaham; sebentar saja mereka sudah asyik bicara
mengenai strategi angkatan laut dan bertukar kisah perang.
Dua awak kapal menyiapkan makan siang yang lezat, terdiri atas udang rebus,
sandwich kerang goreng, capit kepiting, dan sup kental. Bir pertama dihidangkan
bersama makan siang. Hanya Rikki yang pantang minum bir, dan ia minum air.
Bir terus berlanjut sepanjang siang, sementara semangat memancing kadang
memuncak dan kadang diwarnai kebosanan; matahan kian panas di atas dek. Kapal
itu cukup besar untuk menemukan privasi. Nicholas dan Jerry memastikan bahwa
Lonnie Shaver memegang bir dingin. Mereka bertekad akan bercakap-cakap untuk
pertama kali dengannya. Lonnie punya paman yang bekerja di kapal penangkap udang selama bertahun-tahun,
sebelum kapal tersebut tenggelam karena badai dan seluruh awaknya tak pernah
ditemukan. Ketika masih kanak-kanak, ia pernah memancing di perairan ini bersama
pamannya, dan, terus terang, ia sudah puas memancing. Bahkan sebenarnya ia tidak
menyukainya, dan sudah bertahun-tahun tidak melakukannya. Tapi bertamasya di
atas kapal terdengaran lebih menyenangkan daripada naik bus ke New Orleans.
Butuh empat kaleng bir untuk menghilangkan ketegangan dan mengendurkan lidah.
Mereka duduk-duduk dalam kabin kecil di dek atas, yang terbuka pada semua sisi.
Di dek utama di bawah mereka, Rikki dan Angel mengamati para awak kapal
membersihkan tangkapan mereka.
"Aku ingin tahu, entah berapa banyak saksi ahli
430 yang akan dipanggil pembela," ujar Nicholas, mengalihkan pokok pembicaraan dari
memancing dengan sikap sangat kesal. Jerry sedang berbaring di dipan plastik,
kaus kaki dan sepatunya dilepas, matanya terpejam, bir dingin di tangan.
"Sejauh menyangkut aku, mereka sebetulnya tak perlu memanggil satu pun." kata
Lonnie, menatap ke laut. "Kau sudah bosan, ya?" kata Nicholas.
"Sangat menggelikan. Orang merokok selama tiga puluh tahun, lalu menghendaki
jutaan dolar sesudah dia mati."
"Nan, apa kubilang?" kata Jerry tanpa membuka mata.
"Apa?" Lonnie bertanya
"Aku dan Jerry menebak bahwa kau berpihak pada tergugat," Nicholas menerangkan.
'Tapi sulit menerkanya, sebab kau begitu sedikit bicara "
"Dan bagaimana denganmu?" tanya Lonnie.
"Aku" Pendapatku masih terbuka. Jerry condong pada tergugat, benar, Jerry?"
"Aku tidak pernah membicarakan kasus ini dengan siapa pun. Aku tidak pernah
dihubungi secara tidak sah. Aku tidak menerima sogokan. Aku anggota juri yang
bisa dibanggakan Hakim Harkin."
"Dia condong pada tergugat," kata Nicholas pada Lonnie. "Sebab dia kecanduan
nikotin, tidak bisa menghentikan kebiasaan itu. Dia meyakinkan diri sendiri
bahwa dia bisa membuang kebiasaan itu kapan saja dia mau, tapi sebenarnya tidak
bisa, sebab dia lemah Namun dia ingin jadi laki-laki sejati seperti Kolonel
Herrera." 431 "Siapa yang tidak ingin?" kata Lonnie.
"Jerry berpikir bahwa karena dia bisa berhenti, bila dia benar-benar
menginginkannya, siapa pun seharusnya bisa juga, padahal dia sendiri tidak bisa,
dan karena itu Jacob Wood seharusnya berhenti, jauh sebelum terkena kanker."
"Itu kurang-Iebih benar," kata Jerry. "Tapi aku keberatan dengan bagian yang
mengatakan aku Iemah."
"M"uk akal bagiku," kata Lonnie. "Bagaimana kau masih bisa berpendapat terbuka?"
"Aduh, aku tidak tahu. Mungkin karena aku belum mendengar seluruh kesaksian itu.
Yeah, itulah sebabnya. Undang-undang mengatakan kita harus menahan diri agar
tidak menjatuhkan vonis sebelum semua bukti dikemukakan. Maafkan aku."
"Kau dimaafkan," kata Jerry. "Sekarang giliranmu mengambil bir." Nicholas
menghabiskan isi kalengnya dan menuruni tangga sempit ke lemari es di dek utama.
"Jangan khawatir dengan dia," kata Jerry. "Dia akan bersama kita di saat yang
menentukan." 432 Dua Puluh Enam Kapal itu kembali beberapa menit sesudah pukul lima. Gerombolan pemancing itu
berjalan terhu-yung-huyung dari dek ke dermaga, berpose untuk foto bersama
Kapten Theo dan trofi tangkapan mereka; yang terbesar adalah ikan hiu seberat 45
kilo hasil tangkapan Rikki, dan dinaikkan oleh awak ka pal. Mereka dijemput oleh
dua orang deputi dan dipimpin menyusuri dermaga, meninggalkan tangkapan mereka,
karena sudah pasti tidak akan ada gunanya di motel.
Bus berisi para tukang belanja itu baru akan tiba satu jam lagi. Kedatangannya,
seperti juga kedatangan kapal itu, diawasi cermat, dicatat, dan disampaikan pada
Fitch, tapi tak seorang pun tahu pasti tujuannya Fitch sekadar ingin tahu.
Mereka harus mengawasi sesuatu. Hari ini santai, tidak banyak yang harus
dikerjakan. kecuali duduk dan menunggu para juri itu kembali.
Fitch mengunci diri di dalam kantornya bersama Swanson, yang menghabiskan
sebagian siang itu dengan bicara di telepon. "Orang-orang tolol" itu, sebutan
Marlee pada mereka, sudah dipanggil pulang.
433 Sebagai gantinya. Fitch mengirim orang-orang profesional, kelompok di Bethesda
yang juga dipakainya untuk menjebak Hoppy. Swanson dulu pernah bekerja di sana,
dan kebanyakan agen-agen. itu kalau bukan mantan FBI tentu mantan CIA.
Hasilnya dijamin. Tugas itu mudah mengungkap masa lalu seorang wanita muda. ?Swanson harus berangkat satu jam lagi, terbang ke Kansas City untuk memantau
segalanya. Juga ada jaminan bahwa mereka tidak akan tepergok. Fitch dalam kesulitan ia
?harus mempertahankan Marlee, tapi juga harus tahu siapa dia. Ada dua faktor yang
mendorongnya untuk terus menggali. Pertama, Marlee menegaskan agar Fitch
menghentikan penyelidikannya. Berarti ada sesuatu yang sangat penting
tersembunyi di belakang sana. Dan kedua, perempuan itu sudah bersusah payah
menghapus jejaknya. Marlee meninggalkan Lawrence, Kansas, empat tahun lalu, sesudah tinggal di sana
selama tiga tahun. Namanya bukan Claire Clement sampai ia datang ke sana, dan
sudah pasti bukan demikian ketika ia pergi. Sementara itu, ia berjumpa dan
merekrut Jeff Kerr, yang sekarang bernama Nicholas Easter, dan kini entah
melakukan apa pada juri Angel weese sedang jatuh cinta dan merencanakan akan menikah dengan Derrick
Maples, seorang laki-laki tegap berusia 24 tahun yang sedang menganggur dan akan
bercerai. Ia kehilangan pekerjaannya menjual telepon mobil ketika perusahaannya
melakukan merger, dan ia kini dalam proses perceraian dengan istri
434 pertamanya, hasil kisah kasih remaja yang berubah jadi rusak. Mereka punya dua
anak yang masih kecil. Istrinya dan pengacaranya ingin enam ratus dolar per
bulan untuk tunjangan anak. Derrick dan pengacaranya mengibar-ngibarkan status
penganggur-annya bagaikan bendera yang terbakar. Negosiasi itu sangat alot dan
perceraian terakhir tinggal beberapa bulan lagi.
Angel sedang hamil dua bulan, tapi ia tidak menceritakannya pada siapa pun,
kecuali Derrick. Marvis, saudara laki-laki Derrick, pernah menjadi deputy sheriff dan kini
bekerja sebagai pendeta pa-ruh waktu dan aktivis komunitas. Marvis didekati oleh
seorang laki-laki bernama Cleve, yang mengatakan ingin bertemu dengan Derrick.
Perkenalan pun dilakukan.
Karena tidak memiliki deskripsi pekerjaan yang lebih baik. Cleve dikenal sebagai
runner. Ia memburu perkara-perkara tertentu untuk ditangani Wendall Rohr. Tugas
Cleve adalah menemukan perkara klaim ganti kerugian atas kematian dan
kecelakaan, dan memastikan perkara itu sampai ke kantor Rohr. Pekerjaan ini
memerlukan seni, dan sudah tentu Cleve runner yang bagus, sebab Rohr hanya
memilih yang terbaik. Seperti runner baik mana pun, Cleve bergerak dalam
kalangan remang-remang, sebab me-rayu klien secara teknis masih merupakan
praktek yang tidak etis, meskipun kecelakaan mobil pasti akan menarik lebih
banyak runner daripada petugas gawat darurat. Di kartu nama, Cleve menyebut
dirinya sebagai "penyidik"
Cleve juga mengantar dokumen-dokumen untuk
435 Rohr, mengirimkan surat panggilan pengadilan, memeriksa saksi dan calon anggota
juri, dan memata-matai pengacara lain, fungsi biasa runner bila sedang , tidak
mengejar kasus perkara. Ia menerima gaji untuk penyelidikannya, dan Rohr
memberinya bonus tunai bila ia membawakan kasus bagus.
Sambil minum bir di tavern, ia berbicara dengan Derrick, dan segera menyadari
bahwa laki-laki ini ter-lilit masalah finansial. Ia kemudian mengarahkan
percakapan ke Angel, dan menanyakan apakah ada orang yang pernah datang
bertanya-tanya. Tidak, jawab Derrick, tak seorang pun pernah muncul bertanya
mengenai sidang itu. Tetapi Derrick selama ini tinggal dengan saudaranya,
semacam bersembunyi dan mencoba menghindari pengacara istrinya yang rakus.
Bagus, kata Cleve, sebab ia dibayar sebagai konsultan oleh beberapa pengacara
itu, dan, well, sidang itu penting luar biasa. Cleve memesan bir kedua, dan
beberapa lama membicarakan betapa pentingnya sidang itu.
Derrick cerdas, pernah satu tahun kuliah di junior college, dan berminat untuk
menangguk uang besar, jadi ia menanggapi dengan cepat. "Mengapa kau tidak
langsung pada pokok persoalannya?" ia bertanya.
Cleve sudah siap melakukannya. "Klienku bersedia membeli pengaruh. Tunai. Tidak
ada jejak apa pun." "Pengaruh," Derrick memulai, lalu meneguk panjang-panjang. Senyum di wajahnya
mendorong Cleve untuk meneruskan kesepakatan itu.
"Lima ribu tunai," kata Cleve sambil melihat berkeliling. "Setengah sekarang,
setengah setelah sidang berakhir."
436 Senyum itu melebar bersama satu tegukan lagi. "Dan apa yang perlu kukerjakan?"
"Berbicaralah dengan Angel saat kau menemuinya pada kesempatan kunjungan
pribadi, dan pastikan dia mengerti betapa pentingnya kasus ini bagi penggugat.
Cuma jangan katakan padanya mengenai uang ini, atau tentang aku atau apa pun
yang menyangkut urusan ini. Tidak sekarang. Mungkin kelak."
"Mengapa tidak?"
"Sebab ini sangat ilegal, oke" Bila Hakim, entah bagaimana caranya, sampai tahu
aku bicara denganmu, menawarkan uang untuk bicara dengan Angel, kita berdua akan
masuk penjara. Mengerti?"
"Yeah." "Penting bagimu untuk memahami bahwa ini berbahaya. Kalau kau tidak mau
melakukannya, katakan saja sekarang."
"Sepuluh ribu."
"Apa?" "Sepuluh. Lima sekarang, lima sesudah sidang berakhir."
Cleve mendengus, seolah-olah sedikit muak. Kalau saja Derrick tahu taruhannya.
"Oke. Sepuluh."
"Kapan aku bisa menerimanya?"
"Besok." Mereka memesan sandwich dan berbicara satu jam lagi mengenai sidang itu
dan vonisnya, dan bagaimana cara terbaik untuk membujuk Angel.
Tugas untuk menjauhkan D. Martin Jankle dari vodka kegemarannya jatuh ke pundak
Durwood Cable. Fitch dan Jankle berselisih hebat mengenai apakah Jankle boleh
minum atau tidak pada malam
437 Rabu, malam sebelum ia memberikan kesaksian. Fitch, yang dulu juga pemabuk,
menuduh Jankle punya masalah. Jankle mengumpat Fitch dengan hebat karena mencoba
memerintahnya, padahal ia CEO dari Pynex, perusahaan yang tercantum dalam
Fortune 500. Cable diseret ke dalam perkelahian itu oleh Fitch. Cable bersikeras agar Jankle
tetap di kantornya sepanjang malam itu, untuk mempersiapkan kesaksiannya.
Simulasi pemeriksaan diikuti dengan simulasi pemeriksaan silang yang
berkepanjangan, dan Jankle tampil cukup memadai. Tidak ada yang spektakuler.
Cable menyuruhnya melihat rekaman video bersama panel pakar juri.
Ketika akhirnya dibawa ke kamar hotelnya sesudah pukul sepuluh, ia mendapati
Fitch sudah mengambil semua minuman keras dari mini-bar dan mengganti-nya dengan
minuman ringan dan sari buah.
Jankle mengumpat dan menghampiri tas bawaan-nya; ia menyembunyikan sebuah botol
dalam kantong kulit. Tapi di situ tidak ada botol. Fitch sudah mengambil nya
juga. Pukul satu dini hari, Nicholas diam-diam membuka pintunya dan memeriksa koridor
dari ujung ke ujung. Penjaga sudah pergi, tak disangsikan tentu tidur dalam
kamarnya. Marlee sedang menunggu dalam kamar di lantai dua. Mereka berpelukan dan
berciuman, tapi tidak lebih dari itu. Marlee sudah mengisyaratkan di telepon
bahwa ada masalah, dan dengan tergesa-gesa ia menuangkan cerita itu, dimulai
dari percakapan pagi 438 dengan Rebecca di Lawrence. Nicholas mendengarkannya dengan tenang.
Selain gelora perasaan yang wajar dari dua kekasih muda, hubungan mereka jarang
diwarnai emosi. Kalaupun ada gejolak, hampir selalu berasal dari Nicholas, yang
sedikit lebih emosional daripada Marlee. Nicholas akan meninggikan suaranya bila
marah, tapi itu hampir tak pernah terjadi. Marlee tidak dingin, cuma penuh
perhitungan. Nicholas tidak pernah melihat Marlee menangis, satu-satunya
perkecualian adalah pada akhir film yang dibenci Nicholas. Mereka tidak pernah
terlibat dalam perselisihan yang rumit, dan pertengkaran biasanya disisihkan
dengan cepat, sebab Marlee telah mengajarinya untuk menahan marah. Ia tidak
mentolerir gejolak perasaan yang sia-sia, tidak menunjukkan paras murung atau
menyimpan dendam remeh. dan tidak membantah saat Nicholas mencobanya.
Ia menguraikan kembali percakapannya dengan Rebecca, dan berusaha mengingat
setiap patah kata dari pertemuannya dengan Fitch.
Rasanya mengguncangkan bahwa identitas mereka telah terungkap sebagian. Mereka
yakin Fitch-lah pelakunya, dan mereka bertanya-tanya, berapa banyak yang ia
ketahui. Mereka yakin, sejak dulu, bahwa Jeff Kerr harus ditemukan lebih dulu
untuk menemukan Claire Clement. Latar belakang Jeff tidak membahayakan. Latar
belakang Claire harus dilindungi, atau mereka hams kabur sekarang juga.
Tidak banyak yang bisa dilakukan, kecuali menunggu.
*** 439 Derrick memasuki kamar Angel lewat jendela horizontal. Sudah sejak hari Minggu
mereka tidak bertemu, hampir 48 jam, dan ia tak bisa menunggu sampai besok
malam, sebab ia jatuh cinta setengah mati pada Angel, merindukannya. dan harus
memeluknya. Angel langsung tahu bahwa Derrick baru saja minum. Mereka
menjatuhkan diri ke ranjang, diam-diam menikmati kunjungan pribadi tidak sah
itu. Derrick menggulingkan tubuh dan tertidur dengan cepat.
Mereka bangun menjelang fajar dan Angel panik, sebab ada laki-laki di kamarnya,
dan ini tentu saja melanggar perintah Hakim. Derrick tidak peduli. Ia mengatakan
akan menunggu sampai mereka berangkat ke pengadilan, lalu menyelinap keluar dari
kamar. Angel tetap saja cemas dan mandi berlama-Iama.
Derrick mengambil alih rencana Cleve dan mem-perbaikinya secara besar-besaran.
Sesudah meninggalkan bar, ia membeli sekotak bir isi enam kaleng dan bermobil di


Juri Pilihan The Runaway Jury Karya John Grisham di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sepanjang Gulf selama berjam-jam. Perlahan-lahan, menyusuri Highway 90, melewati
hotel-hotel, kasino-kasino, dan dok-dok perahu. Ia mengemudi dari Pass Christian
hingga Pascagoula, meneguk bir dan mengembangkan rencana itu. Cleve, sesudah
minum beberapa gelas, membocorkan bahwa pengacara-pengacara di pihak penggugat
sedang memburu jutaan dolar. Hanya butuh sembilan dari dua belas suara untuk
mendapatkan amar keputusan, jadi Derrick menghitung bahwa nilai suara Angel jauh
lebih besar daripada sepuluh ribu dolar.
Di tavern itu, sepuluh ribu kedengarannya jumlah
440 yang besar, tapi bila mereka bersedia membayar jumlah itu dengan segera, berarti
mereka pasti mau membayar lebih banyak lagi dengan tekanan. Semakin jauh ia
mengemudikan mobilnya, semakin mahal nilai suara Angel. Kini jumlahnya mencapai
50.000 dolar, dan naik hampir setiap jam.
Derrick sangat tertarik dengan gagasan untuk mendapatkan persentase. Bagaimana
kalau vonis itu bernilai sepuluh juta dolar, misalnya" Satu persen, i>atu persen
sepele saja, bukankah berarti seratus ribu dolar" Vonis sejumlah 20 juta dolar"
200.000 dolar. Bagaimana bila Derrick mengusulkan pada Cleve kesepakatan agar
mereka membayar kontan di muka, plus persentase dari vonis itu" Itu akan
membangkitkan motivasi Derrick, dan tentu saja pacarnya, agar berjuang keras
dalam rapat pengambilan -keputusan untuk memberikan vonis besar. Mereka sudah
jadi pemain. Peluang ini takkan pernah mereka dapatkan lagi.
Angel kembali dengan memakai mantel mandi dan menyalakan sebatang rokok.
441 Dua Puluh Tujuh Pembelaan atas nama baik Pynex dimulai dengan pembukaan menyedihkan pada pagi
hari Rabu, bukan karena kesalahan sendiri. Seorang analis bernama Walter Barker,
penulis dalam Mogul, majalah berita keuangan mingguan, meramalkan dua berbanding satu bahwa dewan juri di Biloxi akan mengalahkan Pynex, dan memberikan
vonis besar. Barker bukan penulis kacangan. Terlatih sebagai pengacara, ia sudah
mengembangkan reputasi hebat di Wall Street sebagai orang yang harus didengar
bila suatu perkara pengadilan mempengaruhi perdagangan. Spe-sialisasinya adalah
memantau sidang pengadilan, sidang banding, dan perundingan damai, serta
meramalkan hasilnya sebelum sidang tersebut berakhir. Ia biasanya benar, dan
berhasil meraih kekayaan dengan riset-risetnya. Tulisannya dibaca luas, dan
fakta bahwa ia merrmsang taruhan menentang Pynex telah mengguncangkan Wall
Street. Harga saham yang ditawar kan 76 di saat pembukaan, jatuh menjadi 73, dan
menjelang tengah hari, turun menjadi 71,5.
Hari Rabu itu, pengunjung sidang lebih banyak. Bocah-bocah Wall Street kembali
dengan kekuatan 442 penuh, masing-masing membaca Mogul dan tiba-tiba setuju dengan Barker, meskipun
saat makan pagi satu jam sebelumnya sudah ada konsensus bahwa Pynex sudah
melibas saksi-saksi penggugat dan mengemukakan argumen penutup yang kuat. Kini
mereka membaca dengan paras khawatir dan mem-perbaiki laporan mereka ke kantor
masing-masing. Barker benar-benar hadir di ruang sidang itu minggu lalu. Ia
duduk seorang diri di deretan belakang. Apa yang telah ia lihat, tapi
terlewatkan oleh mereka"
Para anggota juri berbaris masuk tepat pukul sembilan. Lou Dell dengan bangga
memegangi daun pintu, seolah-olah mengumpulkan kawanannya sesudah berpencaran
kemarin, dan kini membawa mereka kembali ke tempat semestinya. Harkin menyambut
mereka seolah-olah sudah sebulan mereka pergi, mengucapkan basa-basi datar
mengenai acara memancing tersebut, kemudian bergegas menyelesaikan pertanyaanpertanyaan bakunya seputar "Apakah Anda diganggu?" Ia menjanjikan penyelesaian
cepat sidang itu kepada para juri.
Jankle dipanggil sebagai saksi, dan pembela pun mulai. Bebas dari pengaruh
alkohol, Jankle tampak segar bugar. Ia tersenyum dengan mudah dan keli hatannya
senang mendapat kesempatan untuk membela perusahaan rokoknya. Cable
membimbingnya menyelesaikan prosedur pendahuluan, tanpa sentakan.
Pada deretan kedua, duduklah D.Y. Taunton, pengacara kulit hitam dari biro hukum
Wall Street yang dulu bertemu dengan Lonnie di Charlotte. Ia mendengarkan Jankle
sambil melontarkan tatapan pada Lonnie. Lonnie melirik satu kali, tidak dapat
menahan 443 diri untuk melihat lagi, dan pada pandangan ketiga, ia mengangguk dan tersenyum,
sebab rasanya itulah sikap yang sepantasnya. Pesannya jelas Taunton adalah ?orang penting yang jauh-jauh datang ke Biloxi, sebab hari ini hari penting.
Pembela sekarang berbicara, dan penting bagi Lonnie untuk mengerti bahwa ia
harus mendengarkan dan mempercayai setiap patah kata yang sekarang diucapkan
dari podium saksi. Tidak ada masalah dengan Lonnie.
Tusukan pembelaan pertama Jankle adalah seputar masalah pilihan. Ia mengakui,
banyak orang berpikir bahwa rokok menimbulkan ketergantungan, tapi itu
dilakukannya hanya karena ia dan Cable menyadan bahwa ia akan kedengaran bodoh
kalau mengatakan yang sebaliknya. Tapi mungkin rokok tidak menimbulkan
kecanduan. Tak seorang pun benar-benar tahu, dan para ahli riset sama bingungnya
seperti orang lain. Penelitian-penelitian itu bertentangan hasilnya, tapi ia
belum pernah melihat bukti positif bahwa merokok menimbulkan kecanduan. Secara
pribadi, ia tidak mempercayai nya. Jankle sudah dua puluh tahun merokok, karena
menikmatinya. Ia mengisap dua puluh batang sehari, atas pilihan sendiri, dan
memilih merek dengan kandungan ter rendah. Tidak, sudah pasti ia tidak
ketagihan. Ia bisa berhenti kapan saja ia mau. Ia merokok sebab ia suka
melakukannya. Ia main tenis empat kali seminggu dan pemeriksaan kesehatan
tahunannya tidak mengungkapkan apa pun untuk dikhawatirkan.
Satu deret di belakang Taunton, duduk Derrick Maples yang muncul untuk pertama
kalinya dalam sidang itu. Ia meninggalkan motel hanya beberapa
444 menit setelah bus berangkat. dan merencanakan akan menghabiskan hari itu untuk
mencari pekerjaan. Kini ia bermimpi menangguk uang dengan mudah. Angel
melihatnya, tapi tetap mengarahkan pandang pada Jankle Mmat mendadak Derrick
terhadap sidang itu sungguh mencengangkan, sebab ia terus mengeluh sejak para
juri dikarantina. Jankle menguraikan berbagai merek yang dibuat oleh perusahaannya. Ia turun dan
berdiri di depan bag an warna-warni yang menggambarkan delapan macam merek,
masing-masing dengan kadar ter dan nikotin tercantum di sampingnya. la
menjelaskan mengupa beberapa jenis rokok memakai filter, sebagian lagi tidak,
sebagian mengandung ter dan nikotin lebih banyak daripada yang lain. Semua itu
berpusar sekitar pilihan. Ia bangga dengan aneka ragam produknya.
Suatu pokok penting terungkap di sini, dan Jankle menyampaikannya dengan baik.
Dengan menawarkan aneka ragam pilihan merek, Pynex membiarkan masing-masing
pelanggan memutuskan berapa banyak ter dan nikotin yang diinginkan. Pilihan.
Pilihan. Pilihan. Pilih kadar ter dan nikotinnya. Pilih jumlah rokok yang
kauisap. Pilihan untuk mengisapnya atau tidak. Ambilah pilihan yang cerdik
mengenai apa yang harus kaulakukan terhadap tubuhmu dengan rokok.
Jankle menunjuk gambar cerah sebungkus Bristol berwarna merah, merek dengan
tingkat ter dan nikotin nomor dua paling tinggi. Ia mengaku bahwa bila Bristol
Mayat Misterius 2 Tongkat Setan Lam Hay Djie Tee Karya Seng Kie-su Istana Tanpa Bayangan 2

Cari Blog Ini