Fitch berjalan lebih cepat lagi ke kantornya, dan meraih telepon. "Halo."
"Fitch, dengar. Instruksi transfer baru. Jangan tutup teleponmu dan pergilah ke
mesin faks." Fitch melihat faks pribadinya, yang sedang menerima kabar.
"Ada di sini," katanya. "Mengapa memberi instruksi baru?"
597 Tutup mulut, Fitch. Kerjakan saja seperti yang kukatakan. segera."
Fitch menarik lembaran faks dari mesinnya dan membaca pesan tulisan tangan
tersebut. Uang itu sekarang ditujukan ke Panama. Banco Atlantico, di Panama
City. Marlee memberikan instruksi transfer dan nomor rekeningnya.
"Kau punya waktu dua puluh menit. Fitch. Para juri sedang makan siang. Kalau aku
tidak mendapatkan konfirmasi pada pukul setengah satu, kesepakatan ini batal dan
Nicholas akan berbalik arah Dia mengantongi telepon genggam, dan sedang menunggu
aku meneleponnya." "Teleponlah kembali pukul setengah satu," kata Fitch sambil meletakkan gagang
telepon. Ia memerintahkan Konrad untuk mcnangguhkan semua telepon. Tanpa
kecuali. Ia langsung memfakskan pesan Marlee ke pakar transfernya di D.C., yang
pada gilirannya mengirimkan otorisasi yang diperlukan ke Hanwa "Bank di
Netherlands Antilles. Hanwa sudah siap sepanjang pagi, dan dalam sepuluh menit
uang itu meninggalkan rekening Fitch, meluncur melintasi Karibia ke bank di
Panama City, tempat ia sudah ditunggu. Konfirmasi dari Hanwa difakskan kepada
Fitch, yang sangat ingin memfakskannya langsung kepada Marlee, tapi ia tidak
punya nomor Marlee. Pukul setengah satu, Marlee menelepon bankirnya di Panama, yang
mengkonfirmasikan penerimaan sepuluh juta dolar.
Marlee ada di kamar motel, delapan kilometer dari sana, bekerja dengan mesin
faks portabel. Ia menunggu lima menit, lalu mengirimkan instruksi
598 kepada bankir yang sama untuk mentransfer uang tersebut ke bank di Kepulauan
Cayman. Seluruhnya, dan begitu uang tersebut terkirim, tutup rekening di Banco
Atlantico Nicholas menelepon tepat pukul setengah satu. Ia bersembunyi di dalam kamar
kecil. Makan siang sudah selesai, dan sudah tiba saatnya untuk berunding
mengambil keputusan. Marlee mengatakan uang itu aman, dan ia akan pergi.
Fitch menunggu hingga hampir pukul satu. Marlee menelepon dari telepon umum
lain. "Uang itu sudah sampai, Fitch," katanya.
"Bagus. Bagaimana kalau kita makan siang?"
"Mungkin nanti."
"Jadi. kapan kita bisa mengharapkan keputusan?" "Sore ini. Kuharap kau tidak
khawatir. Fitch." "Aku" Tidak pernah."
"Tenang saja. Ini akan jadi saat-saat terindah bagi-mu. Dua belas lawan nol.
Bagaimana kedengarannya?"
"Seperti musik. Mengapa kau menyingkirkan Herman?"
"Aku tidak tahu apa maksudmu."
"Yeah, benar. Kapan kita bisa merayakannya?"
"Aku akan meneleponmu nanti."
Marlee memacu mobil sewaannya. mengawasi setiap gerakan di belakangnya. Mobilnya
terparkir di depan kondominiumnya, terabaikan. Di jok belakangnya, ia menaruh
dua tas penuh pakaian, barang-barang pribadi yang bisa ia kemasi, bersama dengan
mesin faks portabel. Perabot dalam kondominium tersebut akan menjadi milik siapa
saja yang membelinya dengan harga loakan.
599 Ia berbelok pada cabang jalan, cara yang sudah dilatihnya kemarin, untuk
berjaga-jaga bila ada yang menguntit. Anak buah Fitch tidak ada di belakangnya.
Ia berkelok-kelok menembus jalan-jalan kecil, hingga sampai ke Gulfport
Municipal Airport; sebuah Jet Lear kecil sedang menunggu. Ia meraih dua tasnya
dan mengunci mobil itu. Swanson menelepon satu kali, tapi tidak bisa masuk. Ia menelepon supervisor di
Kansas City, dan tiga orang agen langsung dikirim ke Columbia, satu jam
perjalanan dari sana. Dua lagi bekerja dengan telepon, menghubungi University of
Missouri, ke bagian studi sejarah abad pertengafian, sia-sia berusaha menemukan
orang yang tahu sesuatu dan bersedia berbicara. Enam orang bernama Brant
terdaftar dalam buku telepon Columbia. Semuanya ditelepon lebih dari sekali, dan
tak seorang pun menyatakan kenal dengan Gabnelle Brant.
Ia akhirnya menghubungi Fitch lewat telepon, tak lama sesudah pukul satu. Fitch
sudah satu jam terkurung dalam kantornya, tidak menerima telepon. Swanson dalam
perjalanan menuju Missouri.
600 Tiga Puluh Sembilan Ketika sisa hidangan makan siang dibersihkan dan semua perokok kembali dari
ruang rokok, jelaslah bahwa mereka kini diharapkan untuk mengerjakan apa yang
telah mereka impikan selama satu bulan. Mereka mengambil tempat masing-masing di
sekitar meja, dan menatap kursi kosong di ujung, yang biasa ditempati Herman
dengan bangga. "Kurasa kita perlu seorang ketua," kata Jerry. "Dan menurutku
seharusnya Nicholas-lah orangnya " Millie cepat-cepat menambahkan.
Sama sekali tidak ada keraguan mengenai siapa yang akan jadi ketua baru. Tak ada
orang lain yang menginginkan jabatan itu, dan Nicholas rasanya sama pintarnya
dengan para pengacara itu. Ia dipilih secara aklamasi.
Ia berdiri di samping kursi lama Herman dan menguraikan daftar saran dari Hakim
Harkin. Ia berkata, "Dia ingin kita mempertimbangkan seluruh pembuktian dengan
hati-hati, termasuk barang bukti dan dokumen-dokumen, sebelum kita memberikan
suara." Nicholas menoleh ke kiri dan menatap meja
601 sudut, tempat tumpukan laporan dan penelitian hebat yang sudah mereka kumpulkan
selama empat minggu. "Aku tidak mau tinggal di sini selama tiga hari," kata Lonnie sewaktu mereka
semua memandang ke meja itu. "Bahkan sebenarnya aku sudah siap memberikan suara
sekarang juga." "Tidak secepat itu," kata Nicholas. "Ini kasus yang sangat rumit dan penting,
dan kita keliru kalau bertindak terburu-buru, tanpa pertimbangan hati-hati."
"Menurutku, sebaiknya kita melakukan pemungutan suara," kata Lonnie.
"Dan menurutku, kita kerjakan apa yang di katakan Hakim. Kalau perlu, kita bisa
memanggilnya untuk bercakap-c akap."
"Kita tidak akan membaca semua itu, bukan9" tanya Sylvia si Poodle. Membaca
bukanlah salah satu kegemarannya.
"Aku tidak tahu," kata Nicholas. "Bagaimana kalau masing-masing mengambil satu
laporan, membacanya sepintas, lalu memberikan uraian ringkas untuk yang lain"
Dengan begitu, kita bisa sejujurnya mengatakan kepada Hakim Harkin, bahwa kita
sudah memeriksa semua bukti dan dokumen."
"Kau yakin dia ingin tahu?" tanya Rikki Coleman.
"Mungkin saja. Keputusan kita harus didasarkan pada bukti yang ada di depan
kita kesaksian yang kita dengar dan barang bukti yang kita terima. Setidaknya ?kita harus berusaha mengikuti perintahnya."
"Aku setuju," kata Millie. "Kita semua ingin pulang, tapi tugas menuntut agar
kita mempertimbangkan dengan hati-hati, apa yang ada di depan kita."
Dengan itu, protes lainnya dibungkam. Millie dan
602 Henry Vu mengangkat laporan-laporan teba\ \ei>>eWi dan meletakkannya di tengah
meja: para anggota juri mengambil satu-satu.
"Baca saja sepintas," kata Nicholas, membujuk mereka seperti guru yang
kebingungan. Ia meraih yang paling tebal, penelitian oleh Dr. Milton Fricke
mengenai erek asap rokok pada saluran pernapasan. dan membacanya dengan
antusias, seperti menikmati prosa yang indah.
Di dalam ruang sidang, beberapa orang tinggal, terdorong perasaan ingin tahu dan
harapan bahwa mungkin akan muncul keputusan cepat. Ini sering kali terjadi bawa
?dewan juri ke belakang sana, beri mereka makan siang, biarkan mereka melakukan
pemungutan suara, dan kau sudah mendapatkan vonis. Dewan juri itu sudah
mengambil keputusan sebelum saksi pertama muncul.
Tapi tidak yang ini. Pada ketinggian 12.300 meter dan kecepatan 800 kilometer per jam, jet Lear itu
menempuh jarak antara Biloxi ke George Town, Grand Cayman, dalam waktu sembilan
puluh menit. Marlee melewati pabean dengan paspor Kanada baru, atas nama Lane
MacRoland, wanita muda yang cantik dari Toronto, dan datang ke sana untuk
berlibur selama seminggu, tanpa bisnis. Sesuai dengan ketetapan undang-undang
Cayman, ia juga membawa tiket kembali. yang menunjukkan bahwa ia sudah memesan
tempat pada pesawat Delta ke Miami, enam hari yang akan datang. Penduduk Cayman
senang menerima wisa-tawan. tapi tidak mengharapkan warga negara baru.
603 Paspor itu bagian dari satu set dokumen palsu yang dibelinya dari pemalsu
terkemuka di Montreal. Paspor, SIM, akta kelahiran, kartu registrasi pemilihan
umum. Biayanya: tiga ribu dolar.
Ia naik taksi memasuki George Town dan menemukan banknya, Royal Swiss Trust, di
dalam gedung tua yang indah, satu blok dari tepi laut. Ia belum pernah ke Grand
Cayman, meskipun tempat itu serasa seperti rumah kedua Sudah dua bulan ia
mempelajari tempat itu. Urusan keuangannya di sana diatur dengan hati-hati
melalui faks. Udara tropis itu berat dan hangat, tapi ia hampir tak peduli. Ia tidak datang
untuk menikmati matahari dan pantai. Saat itu pukul tiga di George Town dan New
York. Pukul dua siang di Mississippi.
Ia disambut oleh resepsionis dan dibawa ke kantor kecil untuk mengisi formulir
lain yang tidak bisa dikirimkan lewat faks. Dalam beberapa menit, seorang lakilaki muda bernama Marcus memperkennlkan diri. Sudah berkali-kali mereka
berbicara di telepon. Marcus berperawakan ramping, rambut rapi, berpakaian
bagus. sangat bergaya Eropa, dengan sedikit aksen pada bahasa Inggris-nya yang
sempurna. Uang itu sudah tiba, Marcus memberitahu, dan Marlee menerima kabar itu sambil
menahan senyum. Sulit. Dokumen-dokumennya beres. Ia mengikuti Marcus ke
kantornya di lantai atas. Jabatan Marcus tidak jelas, seperti banyak jabatan
bankir lain di Grand Cayman, tapi ia wakil presiden dalam bidang ini atau itu,
dan ia mengelola rek"ning.
Seorang sekretaris membawakan kopi dan Marlee memesan sandwich.
604 Harga saham Pynex mencapai 79, menguat dengan mantap sepanjang hari dalam
transaksi besar-besaran, Marcus melaporkan sambil mengetik di komputernya. Saham
Trellco naik 3 3/4 hingga mencapai 56. Smith Greer naik 2, hingga menjadi 64
1/2. Nilai ConPack stabil, sekitar 33.
Bekerja berdasarkan catatan yang sebenarnya sudah dihafal, Marlee melakukan
transaksi pertama dengan menjual 50.000 saham Pynex pada harga 79. Mudah-mudahan
ia bisa membelinya kembali dalam waktu dekat; dengan harga jauh lebih rendah
Short selling merupakan manuver rumit yang biasanya hanya dipergunakan oleh
investor paling canggih. Apabila harga saham itu akan jatuh, peraturan
perdagangan saham memperkenankan saham itu dijual lebih dulu dengan harga lebih
tinggi, kemudian dibeli lagi sesudahnya dengan harga lebih rendah.
Dengan sepuluh juta dolar tunai, Marlee diperke-nanktn menjual saham senilai
kurang-lebih 20 juta dolar.
Marcus mengkonfirmasikan transaksi itu dengan mengetik cepat, dan minta permisi
sebentar sewaktu memasang perangkat headset. Transaksinya yang kedua adalah
short selling saham Trellco 30000 saham seharga 56 1/4 dolar. Marcus ?mengkonfirmasi-kannya, kemudian disusul kesibukan. Marlee menjual 40.000 Smith
Greer dengan harga 64 1/2; 60.000 lagi saham Pynex pada harga 79 1/8; 30.000
lagi saham Trellco dengan harga 56 1/8; 50.000 saham Smith Greer pada 64 3/8.
Ia berhenti dan menginstruksikan Marcus untuk mengamati Pynex dengan waspada. Ia
baru saja 605 menjual 110.000 saham perusahaan itu, dan waswas dengan reaksi susulan di Wall
Street. Harganya bertahan pada 79, turun sampai 78 3/4, lalu naik
kembali ke 79. "Saya rasa sudah aman sekarang," kata Marcus, yang selama dua minggu terus
mengamati saham itu dengan cermat.
"Jual 50.000 lagi," kata Marlee tanpa keraguan.
Sedetik Marcus tidak menanggapi, lalu mengangguk ke monitornya dan menyelesaikan
transaksi tersebut. Harga saham Pynex merosot sampai 78 1/2, lalu turun 1/4 lagi. Marlee meneguk
kopi dan sibuk dengan catatannya, sementara Marcus mengawasi dan Wall Street
bereaksi. Marlee memikirkan Nicholas, dan apa yang tengah dikerjakannya
sekarang, namun ia tidak khawatir. Bahkan ia tenang luar biasa saat ini.
Marcus menanggalkan headset. "Ini kira-kira 22 juta dolar, Ms. MacRoland. Saya
rasa kita hams berhenti. Penjualan lebih lanjut perlu persetujuan dari atasan
saya." "Itu cukup," kata Marlee.
"Bursa akan tutup seperempal jam lagi. Anda bisa menunggu di ruang duduk klien
kami." "Tidak, terima kasih. Saya akan pergi ke hotel, mungkin berjemur."
Marcus berdiri dan mengancingkan jasnya. "Satu pertanyaan. Kapan Anda
memperkirakan pergerakan harga saham-saham ini?"
"Besok. Pagi-pagi."
"Pergerakan besar?"
Marlee berdiri dan mengambil catatannya. "Ya. Kalau Anda ingin klien lain
menganggap Anda jenius, juallah saham perusahaan rokok sekarang juga."
Marcus memanggil mobil perusahaan, sebuah Mercedes mungil, dan Marlee dibawa ke
hotel di Seven Mile Beach, tidak jauh dari pusat kota dan bank tersebut.
Miski masa kini Marlee tampak terkendali, masa lampaunya dengan cepat mulai
memburunya. Seorang penyelidik yang bekerja untuk Fitch di University of
Missouri menemukan koleksi buku manual admisi di perpustakaan utama. Pada tahun
1986, seorang Dr. Evelyn Y. Brant terdaftar di sana, dan dengan ringkas
disebutkan sebagai profesor dalam studi abad pertengahan, namun namanya tidak
muncul dalam buku manual tahun 1987.
Penyelidik itu langsung menelepon rekannya yang sedang memeriksa daftar wajib
pajak di Pengadilan Boone County. Rekan itu langsung pergi ke kantor panitera,
dan dalam beberapa menit menemukan buku register Wills and Estates. Surat wasiat
Evelyn Y. Brant ditenma untuk disahkan hakim pada bulan April 1987. Seorang
panitera membantunya menemukan arsip tersebut.
Temuan itu cukup berharga. Mrs. Brant meninggal dunia pada tanggal 2 Maret 1987,
di Columbia, pada usia 56 tahun. Ia tidak meninggalkan suami, tapi meninggalkan
seorang anak, Gabrielle, usia 21 tahun, yang mewarisi segalanya sesuai surat
wasiat yang ditandatangani oleh Dr. Brant tiga bulan sebelum kematiannya
607 606 Berkas tersebut dua setengah senti tebalnya, dan si agen memeriksanya dengan
sangat cepat. Harta warisan itu terdiri atas sebuah rumah senilai $180,000
dengan pinjaman pembelian setengahnya, sebuah mobil, perabot yang tidak
mengesankan, dan surat de-posito di bank lokal sejumlah $32,000. Hanya ada dua
bukti penarikan oleh kreditor; jelas Dr. Brant tahu bahwa ajalnya sudah
menjelang dan ia mendapatkan nasihat hukum. Dengan persetujuan Gabrielle, rumah
tersebut dijual, dijadikan uang tunai, dan sesudah pajak bangunan, biaya bantuan
hukum, dan biaya pengadilan, sejumlah $191,000 dimasukkan ke dana perwalian.
Gabrielle adalah ahli waris satu-satunya.
Warisan itu ditangani tanpa sedikit pun tanda-tanda perselisihan. Pengacaranya
kelihatan cakap dan kompeten. Tiga belas bulan setelah kematian Dr. Brant,
warisan itu dicairkan. Ia kembali membalik-balik halaman, sambil membuat catatan. Ada dua halaman
tertempel rapat satu sama lain, dan dengan hati-hati ia memisahkannya. Yang
bawah hanya setengah lembar, dengan stempel resmi di atasnya.
Kertas itu adalah akta kematian. Dr. Evelyn Y. Brant meninggal dunia karena
kanker paru-paru. Ia pergi ke koridor dan menelepon supervisornya.
Saat telepon tersebut dihubungkan pada Fitch, mereka sudah tahu lebih banyak.
Penelitian berkas tersebut secara lebih cermat oleh penyelidik lain, mantan
anggota FBI dengan gelar sarjana hukum, mengungkapkan adanya beberapa sumbangan
kepada 608 beberapa kelompok seperti American Lung Association, Koalisi untuk Dunia Bebas
Rokok, Tobacco Task Force, Clean Air Campaign, dan setengah lusin kelompok
antirokok lain. Salah satu penarikan uang itu tercatat hampir sebesar 20.000
dolar untuk biaya perawatan rumah sakit yang terakhir. Suami Evelyn, almarhum
Dr. Peter Brant, tercatat dalam polis asuransi lama. Penyelidikan pada register
menunjukkan penarikan warisan pada tahun 1981. Berkasnya ditemukan di sisi lain
kantor panitera. Ia meninggal pada bulan Juni 1981 dalam usia 52 tahun,
meninggalkan istri tercinta dan putri yang disayangi, Gabrielle, saat itu lima
belas tahun. la meninggal di rumah, menurut akta kematiannya, yang
ditandatangani oleh dokter yang juga menandatangani akta kematian Evelyn Brant.
Seorang oncologist. spesialis kanker.
Juri Pilihan The Runaway Jury Karya John Grisham di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Peter Brant juga meninggal karena serangan kanker paru-paru.
Swanson menelepon setelah berkali-kali diyakinkan bahwa takta-fakta tersebut
benar. Fitch menerima telepon itu di kantornya, seorang diri, dengan pintu terkunci,
dan ia menerimanya dengan tenang, sebab ia terlalu terkejut untuk bereaksi. Ia
duduk di mejanya tanpa jas, dasi diken-durkan, tali sepatu tak terikat. Tidak
banyak yang ia ucapkan. Kedua orangtua Marlee meninggal dunia karena kanker paru-paru.
Ia menuliskan hal ini pada buku tulis kuning. kemudian melingkarinya,
mencoretkan garis ber - 609 cabang-cabang, seolah-olah ia bisa membuat flow chart tentang kabar ini,
menguraikannya, mengana-lisisnya; entah bagaimana, ia bisa membuat hal itu cocok
dengan janji Marlee untuk memberikan vonis.
"Kau masih di sana, Rankin?" Swanson bertanya setelah kebisuan panjang.
"Yeah," kata Fitch, lalu terus membisu beberapa lama Flow chart itu meluas, tapi
tidak sampai ke mana-mana.
"Di mana perempuan itu?" tanya Swanson. Ia sedang berdiri di tengah hawa dingin
di luar gedung pengadilan Columbia, dengan telepon genggam yang sangat kecil
tertempel di rahang. "Entahlah. Kita harus menemukannya." Fitch mengucapkan hal ini tanpa keyakinan
apa pun, dan Swanson tahu bahwa gadis itu sudah menghilang.
Diam beberapa lama lagi. "Apa yang harus kulakukan?" tanya Swanson.
"Kembali ke sini, kurasa," sahut Fitch, kemudian cepat-cepat ia memutuskan
sambungan. Angka-angka pada jam digitalnya mengabur, dan Fitch memejamkan mata.
Ia memijat pelipisnya yang berdenyut nyeri. dan menekan keras jenggotnya ke
dagu. Ingin rasanya ia meluapkan kemarahannya dengan melemparkan meja ke dinding
dan mencabut telepon dari soket, tapi ia mengurungkannya. Ia perlu berkepala
dingin untuk menangani hal ini.
Kecuali membakar gedung pengadilan atau melempar granat ke ruang juri, tidak ada
yang bisa ia lakukan untuk menghentikan perundingan pengambilan keputusan.
Mereka ada di dalam sana, dua belas orang terakhir, dengan beberapa deputi
menjaga di 610 pintu. Mungkin bila kerja mereka lamban. dan bila mereka harus istirahat semalam
lagi dalam pengasingan, mungkin Fitch bisa menyulap dengan mengeluarkan kelinci
dari topi dan mengupayakan pembatalan sidang.
Ancaman bom adalah satu kemungkinan. Para juri akan dievakuasi, diasingkan lebih
lama, dibawa ke tempat persembunyian, sehingga mereka bisa meneruskan pekerjaan.
Flow chart itu gagal dan ia membuat daftar kemungkinan langkah-langkah kotor, ?seluruhnya berbahaya, ilegal, dan pasti gagal.
Jam terus berdetak. Dua belas orang yang terpilih sebelas pengikut dan tuan mereka.
?Ia berdiri perlahan-lahan dan mengambil lampu keramik murahan dengan kedua belah
tangan. Lampu itu dulu sudah hendak disingkirkan Konrad karena berada di meja
kerja Fitch, tempat yang penuh kekacauan dan kekerasan.
Konrad dan Pang sedang berada di koridor. menunggu instruksi. Mereka tahu ada
sesuatu yang sangat tidak beres. Lampu itu menerpa pintu dengan kekuatan besar.
Fitch berteriak. Plywood berderak. Satu benda lain menerpa dan hancur; mungkin
pesawat telepon. Fitch meneriakkan sesuatu tentang "uang itu!". kemudian meja
kerjanya membentur dinding dengan kencang.
Mereka mundur, ngeri, dan tak ingin berada di dekatnya saat pintu membuka. Bum!
Bum! Bum! Kedengarannya seperti bor beton. Fitch memukuli plywood dengan
tinjunya. 611 "Can perempuan itu!" ia berteriak penuh kemarahan. Bum! Bum!
"Can perempuan itu!"
612 Empat Puluh Sesudah rentang waktu yang berat penuh konsentrasi, Nicholas merasa perlunya
mengadakan perdebatan. Ia memilih untuk lebih dulu mulai, dan secara ringkas
mengulas laporan Dr Fricke mengenai kondisi paru-paru Jacob Wood. Ia mengedarkan
foto-foto autopsi, yang tak satu pun menarik banyak perhatian. Ini topik lama,
dan pendengar sudah bosan.
"Laporan Dr. Fricke mengatakan bahwa kebiasaan "merokok berkepanjangan
menyebabkan kanker paru-paru," Nicholas berkata sungguh-sungguh, seakan-akan hal
ini mungkin akan mengejutkan seseorang.
"Aku punya gagasan," Rikki Coleman berkata. "Apakah kita semua bisa sepakat
bahwa rokok menyebabkan kanker paru-paru" Ini akan menghemat banyak waktu." Ia
menunggu kesempatan, dan tampaknya siap berdebat
"Gagasan bagus," kata Lonnie. Boleh dikata, dia yang paling jengkel dan
frustrasi di antara gerombolan itu.
Nicholas mengangkat pundak membenkan persetujuan. Ia adalah ketua, tapi ia cuma
punya satu 613 suara. Dewan juri akan melakukan apa pun sekehendak mereka. 'Tidak ada masalah
bagiku," katanya. "Apakah semua percaya bahwa rokok menyebabkan kanker paruparu" Angkat jari."
Dua belas tangan terangkat, dan diambillah satu langkah besar menuju vonis.
"Mari kita teruskan dan kita bahas soal kecanduan," Rikki berkata sambil
memandang ke seputar meja. "Siapa yang berpendapat bahwa nikotin menimbulkan
kecanduan?" Sekali lagi terbentuk kesepakatan bulat mengiyakan.
Ia menikmati saat-saat ini, dan tampaknya sudah berniat melangkah ke persoalan
peka mengenai pemberian ganti kerugian.
"Mari kita usahakan untuk terus sepakat bulat, rekan-rekan," kata Nicholas.
"Kita harus keluar dari sini dalam keadaan bersatu. Kalau kita terpecah, kita
gagal." Mereka kebanyakan sudah mendengar pidato kecil seperti ini. Alasan hukum di
balik usaha untuk mendapatkan vonis bulat ini tidaklah jelas, namun mereka toh
mempercayainya. "Sekarang, mari kita selesaikan laporan-laporan ini. Apakah ada yang sudah
siap?" Yang dibaca oleh Loreen Duke adalah laporan bersampul mengilap oleh Dr. Myra
Sprawling-Goode. Ia membacakan pengantarnya, yang menyatakan bahwa penelitian
tersebut adalah telaah mendalam mengenai praktek periklanan oleh perusahaan
rokok, terutama bagaimana praktek semacam itu dikaitkan dengan anak-anak di
bawah delapan belas tahun, dan ia membacakan kesimpulannya, yang membebas-614
kan industri tersebut dari tuduhan membidik perokok di bawah umur sebagai
sasaran. Sebagian besar dari dua ratus halaman di antara pengantar dan
kesimpulan tidak tersentuh.
Ia meringkas lagi ringkasan laporan tersebut. "Di sini dikatakan mereka tidak
bisa menemukan bukti apa pun bahwa perusahaan rokok menarik perhatian anak-anak
" "Kau percaya itu?" tanya Millie.
'Tidak. Kupikir dia sudah memutuskan bahwa kebanyakan orang mulai merokok
sebelum mereka berumur delapan belas tahun. Bukankah kita pernah mengadakan
pengumpulan pendapat di sini?"
"Benar," jawab Rikki. "Dan semua perokok di sini mulai merokok ketika masih
remaja." "Dan seingatku, sebagian besar dari mereka berhenti," kata Lonnie dengan nada
cukup pahit. "Mari kita teruskan," kata Nicholas. "Ada yang lainnya?"
Jerry tanpa semangat menguraikan temuan-temuan membosankan dari Dr. Hilo Kilvan,
jenius statistik yang membuktikan peningkatan risiko kanker paru-paru di antara
perokok. Kesimpulan Jerry tidak mengundang minat dan pertanyaan, lalu ia
meninggalkan kamar untuk merokok.
Kemudian suasana kembali hening ketika mereka kembali menekuni bahan tertulis
tersebut. Mereka datang dan pergi sekehendak hati untuk merokok, meregangkan ?tubuh, atau pergi ke kamar kecil Lou Dell, Willis, dan Chuck menjaga pintu.
Mrs. Gladys card pernah mengajar biologi untuk
615 anak-anak kelas sembilan. Ia memahami ilmu itu. Dengan bagus ia membedah laporan
Dr. Robert Bronsky mengenai komposisi asap rokok lebih dari empat ribu senyawa,
?enam belas karsinogen yang sudah dikenal, empat belas alkali, penyebab iritasi,
dan segala macam lainnya. Ia memakai gaya bicara terbaiknya di depan kelas dan
memandang dari wajah ke wajah.
Sebagian besar wajah-wajah itu meringis ketika ia bicara terus berlarut-larut.
Ketika ia selesai, Nicholas, yang masih bangun, mengucapkan terima kasih
kepadanya dengan hangat, dan berdiri untuk mengambil kopi lagi.
"Jadi, bagaimana pendapatmu mengenai semua itu?" Lonnie bertanya. Ia berdiri di
depan pintu, punggungnya menghadap ke ruangan, makan kacang dan memegangi
minuman ringan. "Menurutku, laporan ini membuktikan bahwa asap rokok cukup membahayakan," jawab
Mrs. Gladys Card. Lonnie berbalik dan memandangnya. "Benar. Kupikir kita sudah memutuskan hal
itu." Ia kemudian memandang Nicholas. "Menurutku, kita teruskan saja dengan
pemungutan suara. Sekarang kita sudah hampir tiga jam membaca, dan kalau Hakim
menanyai aku apakah sudah melihat semua laporan itu, aku akan mengatakan, 'Wah,
ya. Membaca setiap patah kata.'"
"Lakukan saja apa yang ingin kaulakukan, Lonnie," balas Nicholas.
"Baiklah. Mari kita pungut suara."
"Mengenai apa?" Nicholas bertanya. Dua orang
616 itu kini berdiri di sisi meja yang berseberangan, dengan anggota juri lain duduk
di antara mereka. "Mari kita lihat, siapa berdiri di mana. Aku yang pertama."
"Baik. Mari kita dengarkan."
Lonnie menarik napas dalam, dan semua orang berpaling memandangnya.
"Posisiku mudah. Aku percaya bahwa rokok adalah produk yang membahayakan.
Menimbulkan kecanduan. Mematikan. Itulah sebabnya aku tidak mengkon sumsinya.
Semua orang tahu hal ini, bahkan kita sudah memutuskannya. Aku percaya bahwa
semua orang berhak menentukan pilihan. Tak seorang pun bisa memaksa kalian untuk
merokok, tapi bila melakukannya, kalian menanggung konsekuensinya. Jangan
merokok seperti kesetanan selama tiga puluh tahun, lalu berharap agar aku
membuat kalian kaya raya. Gugatan ini sinting dan perlu dihentikan."
Suaranya keras dan setiap patah kata terserap.
"Sudah selesai?" Nicholas bertanya.
"Yeah." "Siapa berikutnya?"
"Aku ada satu pertanyaan," kata Mrs. Gladys Card. "Berapa bSnyakkah uang yang
diharapkan penggugat" Mr. Rohr sepertinya membiarkan hal ini terkatung-katung "
"Dia menginginkan dua juta untuk ganti kerugian aktual. Hukumannya terserah
keputusan kita," Nicholas menjelaskan.
"Kalau begitu, mengapa dia menulis angka 800 juta di papan tulis?"
"Sebab dia ingin mengambil 800 juta," jawab
617 Lonnie. "Apakah kau akan memberikan itu kepadanya?"
"Kurasa tidak," kata Mrs. Card. "Aku tidak tahu ada uang sebanyak itu di dunia.
Apakah Celeste Wood akan mendapatkan seluruhnya?"
"Kaulihat semua pengacara di luar sana?" Lonnie bertanya sengit. "Beruntunglah
dia kalau sampai mendapatkan sesuatu. Sidang ini bukan mengenai dia atau
suaminya yang sudah almarhum. Sidang ini mengenai segerombolan pengacara yang
jadi kaya raya dengan menuntut perusahaan rokok. Kita tolol kalau sampai memberi
kannya." "Tahukah kau kapan aku mulai merokok?" Angel Weese menanyai Lonnie, yang masih
berdiri. 'Tidak." "Aku ingat tepat kejadiannya. Aku umur tiga belas, dan aku melihat papan iklan
besar di Decatur Street, tidak jauh dari rumahku, menggambarkan laki-laki hitam
berperawakan kokoh, ramping, sangat tampan, dengan jeans terguiung, berlari di
pantai, dengan sebatang rokok di satu tangan dan seorang wanita hitam. yang
cantik di punggungnya. Penuh senyum. Gigi yang sempurna. Salem mentol. Sungguh
menarik. Aku pikir dalam hati. itu baru enak. Aku ingin menikmati sebagian
darinya. Maka aku pulang, menghampiri laci, mengambil uang, pergi ke jalan, dan
membeli sebungkus Salem mentol. Teman-temanku merasa aku hebat, maka sejak itu
aku terus merokok." Ia berhenti dan memandang Loreen Duke, lalu kembali pada
Lonnie. "Jangan katakan padaku bahwa siapa pun bisa melepaskan kebiasaan ini.
Aku kecanduan, oke" Ini tidak mudah. Aku umur dua puluh tahun, dua bungkus
618 sehari, dan kalau tidak berhenti, aku tidak akan sampai umur lima puluh tahun.
Dan jangan katakan mereka tidak membidik anak-anak sebagai sasaran. Mereka
membidik orang-orang kulit hitam, perempuiin, anak-anak, koboi, kulit putih,
mereka membidik semua orang, dan kau tahu itu."
Bagi seseorang yang tidak pernah menunjukkan emosi selama empat minggu mereka
bersama-sama, kemarahan dalam suara Angel merupakan kejutan Lonnie menatap tajam
padanya, namun tidak mengucapkan apa pun
Loreen mendukung Angel. "Salah satu anak pe-rempuanku, lima belas tahun, minggu
lalu bercerita bahwa dia mulai merokok di sekolah, sebab semua temannya kini
merokok. Anak-anak ini terlalu muda untuk mengerti mengenai ketergantungan, dan
saat menyadarinya, mereka sudah terjerat. Aku tanya padanya, dari mana dia
mendapatkan rokok. Kalian tahu apa yang dia katakan padaku?"
Lonnie tidak mengucapkan apa-apa.
"Mesin otomat. Ada satu mesin otomat di sebelah arena bermain, di mall tempat
anak-anak biasa datang. Dan ada satu di lobi bioskop tempat anak-anak biasa
bermain. Beberapa restoran fast-food juga punya mesin itu. Dan kau mau
mengatakan padaku mereka tidak membidik anak-anak sebagai sasaran" Itu membuatku
muak. Aku sudah tak sabar menunggu saat untuk pulang dan meluruskan
perbuatannya." "Lalu, apa yang akan kaulakukan bila dia mulai minum bir?" Jerry bertanya. "Kau
akan menggugat Budweiser sebesar sepuluh juta dolar karena semua anak lain minum
bir?" 619 "Tidak ada bukti bahwa bir secara fisik menimbulkan kecanduan," balas Rikki.
"Oh, jadi bir tidak membunuh?" "Ada bedanya."
"Coba jelaskan," kata Jerry. Perdebatan itu kini meliputi dun kebiasaan buruk
favoritnya. Mungkinkah judi dan berselingkuh jadi topik selanjutnya"
Rikki mengatur pemikirannya sejurus, lalu me-lancarkan pembelaan yang tak
menyenangkan atas alkohol. "Rokok adalah satu-satunya produk yang mematikan bila
dipakai tepat seperti yang dimaksudkan. Alkohol memang dimaksudkan untuk
dikonsumsi, tentu saja, tapi dalam jumlah yang wajar Dan bila dipakai
secukupnya, produk itu tidak berbahaya. Memang benar, banyak orang mabuk-mabukan
dan membunuh diri sendiri dalam berbagai cara. tapi bisa diajukan argumentasi
kuat bahwa dalam kasus itu, produk tersebut tidak dipakai dengan benar."
"Jadi, kalau seseorang minum alkohol selama lima puluh tahun, dia tidak membunuh
diri sendiri?" 'Tidak, kalau dia tidak minum berlebihan."
"Aduh, sungguh enak didengar."
"Dan ada satu hal lagi. Alkohol memberikan peringatan alarm Kau langsung
mendapatkan umpan balik bila memakai produk itu. Tidak demikian dengan tembakau.
Sesudah merokok bertahun-tahun, barulah kau menyadari kerusakan pada tubuhmu.
Saat itu kau sudah terjerat dan tidak bisa berhenti."
"Kebanyakan orang bisa berhenti," kata Lonnie dari dekat jendela, tanpa
memandang Angel. "Dan mengapa menurutmu semua orang berusaha berhenti?" Rikki bertanya pelan.
"Apakah karena 620 mereka menikmati rokok" Apakah karena mereka merasa lebih muda dan glamor"
Tidak, mereka berusaha berhenti untuk menghindari kanker paru-paru dan penyakit
jantung." "Jadi, bagaimana kau memberikan suaramu?" tanya Lonnie.
"Kiwasa ini cukup jelas," ia menjawab. "Aku mulai mengikuti sidang ini dengan
pikiran terbuka, tapi aku menyadari bahwa satu-satunya cara untuk membuat
perusahaan rokok bertanggung jawab adalah dengan menghukum mereka."
"Bagaimana denganmu?" Lonnie menanyai Jerry, berharap akan mendapatkan teman.
"Aku belum punya keputusan sekarang. Kurasa aku akan mendengarkan yang lain
dulu." "Dan kau?" ia bertanya pada Sylvia Taylor-Tatum.
"Aku merasa sulit memahami mengapa kita harus membuat perempuan ini menjadi
multijutawan " Lonnie berjalan mengitari meja, memandang wajah-wajah yang kebanyakan berusaha
Juri Pilihan The Runaway Jury Karya John Grisham di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
menghindarinya. Tak ada keraguan bahwa ia menikmati perannya sebagai pemimpin
pemberontak. "Bagaimana denganmu, Mr. Savelle" Rasanya kau sedikit sekali bicara
" Ini akan menarik. Tak seorang pun dalam panel itu bisa meraba pikiran Savelle.
"Aku percaya dengan pilihan bebas," katanya. "Pilihan murni. Aku menyesalkan apa
yang dilakukan perusahaan-perusahaan ini terhadap lingkungan. Aku benci produk
mereka. Tapi masing-masing orang punya kekuasaan untuk memilih."
"Mr. Vu?" kata Lonnie.
Henry berdeham melegakan tenggorokan, mere 621 nung sejurus, lalu berkata, "Saya masih berpikir." Henry akan mengikuti
Nicholas, yang saat ini sama sekali tak bersuara.
"Bagaimana denganmu, Pak Ketua?"* tanya Lonnie.
"Kita bisa menyelesaikan laporan-laporan ini dalam setengah jam. Mari kita
kerjakan, lalu kita akan mulai pungutan suara."
Sesudah pertempuran serius yang pertama, mereka merasa lega melewatkan beberapa
menit lagi untuk membaca. Perdebatan sengit jelas tidak jauh lagi.
Pada mulanya Fitch merasa ingin berkeliaran dalam Suburban-nya dengan Jose"
memegang kemudi. menyusuri Highway 90 tanpa tujuan tertentu, tanpa peluang untuk
mengejar wanita itu. Setidaknya ia ada di luar sana. mengerjakan sesuatu,
mencoba menemukan wanita itu, berharap mungkin berpapasan dengannya.
Ia tahu Marlee sudah pergi.
Jadi, ia memutuskan untuk tetap tinggal di kantor, seorang diri di samping
telepon, sambil berdoa mudah mudahan Marlee menelepon sekali lagi dan mengatakan
padanya bahwa kesepakatan tetap kesepakatan. Sepanjang siang Konrad datang dan
pergi, membawa kabar yang sudah diduga Fitch: Mobil Marlee ada di luar
kondominium, dan sudah delapan jam tidak pernah digeser Tidak ada kegiatan di
dalam atau di luar kondo itu. Tidak ada tanda apa pun. Ia sudah lenyap.
Anehnya, semakin lama dewan juri itu berunding, semakin besar harapan yang
diciptakan Fitch untuk diri sendiri. Bila Marlee merencanakan untuk meng 622 ambil uang tersebut dan kabur, serta menghancurkan Fitch dengan vonis bagi
penggugat, di manakah vonis itu" Mungkin takkan segampang itu. Nicholas mungkin
sedang mengalami kesulitan mengumpulkan suara untuk mendukungnya.
Fitch belum pernah kalah dalam sidang, dan ia terus mengingatkan diri sendiri
bahwa ia sudah pernah mengalami keadaan seperti ini, berkeringat darah sementara
para juri bertarung. TtPAT pukul lima. Hakim Harkin mengumpulkan kembali semua pihak ke ruang
sidangnya, dan mengirim kabar agar juri kembali ke ruang sidang. Para pengacara
hilir-mudik kembali ke tempat mereka. Hampir semua penonton kembali.
Para anggota juri menempati tempat duduk masing-masing. Mereka tampak letih,
tapi memang demikianlah keadaan semua anggota juri pada saat seperti ini.
"Hanya beberapa pertanyaan pendek." kata Yang Mulia. "Apakah kalian sudah
memilih ketua baru?"
Mereka mengangguk, kemudian Nicholas mengangkat jari. "Saya mendapat kehormatan
itu," katanya pelan, tanpa sedikit pun nada bangga.
"Bagus. Sekadar untuk kalian ketahui, satu jam yang lalu saya berbicara dengan
Herman Grimes, dan dia baik-baik saja. Tampaknya bukan gara-gara serangan
jantung, dan dia diperkirakan akan dipulangkan besok. Dia menyampaikan salam."
Hampir semuanya menunjukkan ekspresi senang.
"Nah, Anda sekalian sudah lima jam memegang kasus ini, dan saya ingin tahu
apakah sudah ada kemajuan."
623 Nicholas berdiri dengan canggung dan menyisipkan tangan ke dalam saku celana.
"Saya rasa ada, Yang Mulia."
"Bagus. Tanpa mengungkapkan apa pun yang telah dibahas, apakah menurut Anda
dewan juri akan sampai pada vonis, untuk penggugat atau tergugat?"
Nicholas memandang rekan-rekannya, lalu berkata, "Saya rasa demikian, Yang
Mulia. Ya, saya yakin kami akan memutuskan vonis."
"Kapan Anda akan mencapai vonis" Saya peringatkan, saya tidak mendesak. Anda
bisa memakai waktu selama yang Anda kehendaki. Saya hanya perlu menyusun rencana
untuk ruang sidang ini, kalau kita akan tinggal di sini sampai malam."
"Kami ingin pulang, Yang Mulia. Kami bertekad untuk menyelesaikan kasus ini dan
memberikan vonis malam ini."
"Bagus. Terima kasih. Makan malam sedang disiapkan. Saya ada di kantor bila Anda
memerlukan saya." 624 Empat Puluh Satu Mr oreilly kembali untuk terakhir kalinya, menyajikan hidangan terakhir dan
mengucapkan selamat berpisah kepada orang-orang yang kini sudah dianggapnya
sahabat. Ia dan tiga pegawainya menyajikan makanan dan melayani mereka, seolaholah mereka adalah kaum bangsawan.
Santap malam selesai pukul setengah tujuh, dan dewan juri siap pulang. Mereka
setuju untuk lebih dulu memberikan suara mengenai masalah ganti rugi. Nicholas
menyusun pertanyaannya dalam kalimat orang awam: "Apakah kalian bersedia
menyatakan Pynex bertanggung jawab atas kematian Jacob -Wood?"
Rikki Coleman, Millie Dupree, Loreen Duke, dan Angel Weese mengatakan ya dengan
tegas. Lonnie, Phillip Savelle, dan Mrs. Gladys Card tanpa ragu mengatakan
tidak. Sisanya jatuh di antara dua kelompok itu. Poodle tidak pasti, tapi
cenderung ke arah tidak. Jerry tiba-tiba terombang-ambing. tapi mungkin condong
ke arah tidak. Shine Royce, anggota terbaru dari panel tersebut, belum
mengucapkan tiga patah kata sepanjang hari, dan terseret mengikuti
625 arah angin. Ia langsung melompat ke dalam kelompok terbesar. Henry Vu menyatakan
diri belum siap memutuskan, tapi sebenarnya sedang menunggu Nicholas, yang
menunggu sampai semua orang selesai. Ia kecewa bahwa juri ini begitu terpecah.
"Kupikir sudah saatnya kau menyatakan pendapatmu," kata Lonnie kepada Nicholas,
gatal untuk bertarung. "Yeah, coba kita dengar," kata Rikki, yang juga siap berdebat. Semua mata
terpaku pada sang ketua. "Oke," kata Nicholas, dan ruangan itu jadi hening. Sesudah bertahun-tahun
menyusun rencana, kini tibalah saat itu. Ia memilih kata-kata dengan hati-hati,
tapi dalam pikirannya ia sudah mengucapkan pidato itu seribu kali. "Aku yakin
bahwa rokok berbahaya dan mematikan; membunuh 400.000 jiwa setahun; ditambah
dengan nikotin oleh pembuatnya, yang sudah sejak lama tahu bahwa rokok bersifat adiktif, rokok itu bisa jauh
lebih aman bila perusahaan-perusahaan itu menghendakinya, tetapi nikotinnya
harus dikurangi, dan dengan demikian penjualannya akan merosot. Kupikir rokok
telah membunuh Jacob Wood, dan tak satu pun di antara kalian bisa menyangkal hal
ini. Aku yakin perusahaan-perusahaan rokok itu berbohong, menipu, dan menutupnutupi, serta melakukan segala hal dalam kuasa mereka untuk menjerat anak-anak
agar merokok. Mereka adalah gerombolan bajingan yang kejam, dan menurutku
sebutan itu pantas buat mereka."
"Saya setuju," kata Henry Vu. Rikki dan Millie merasa seperti ingin bertepuk
tangan. 626 "Kau ingin menghadiahkan ganti kerugian?" Jerry bertanya, dengan perasaan tak
percaya. "Vonis ini tidak berarti apa-apj bila tidak cukup besar jumlahnya, Jerry. Harus
%esar. Penggantian atas kerugian aktual cuma berarti kita tidak memiliki
keberanian untuk menghukum industri tembakau atas dosanya."
"Kita harus membuatnya menyakitkan," Shine Royce berkata, hanya karena ingin
kedengaran pintar. Ia sudah menemukan kereta tumpangan.
Lonnie memandang Shine dan Vu dengan perasaan tercengang. Ia menghitung
cepat tujuh suara untuk penggugat. "Kau tidak bisa bicara uang, sebab kau belum?menentukan pilihanmu."
"Ini bukan pilihanku," kata Nicholas.
"Apanya yang bukan?" katanya pahit. "Ini adalah vonismu."
Mereka kembali duduk mengelilingi meja tujuh di pihak penggugat, tiga di pihak
?tergugat, Jerry dan Poodle melompat-lompat pagar, tapi mencari tempat untuk
mendarat. Kemudian Mrs. Gladys Card mengacaukan penghitungan itu dengan
mengatakan. "Aku tidak suka memberikan suara untuk perusahaan rokok, tapi aku
juga tidak mengerti, mengapa harus memberikan uang sebanyak itu untuk Celeste
Wood." "Berapa banyak yang ingin kaubenkan padanya?" tanya Nicholas.
Ia kebingungan. "Aku tidak tahu. Aku mendukung untuk memberikan sesuatu, tapi,
well, aku tidak tahu."
"Berapa banyak yang ada dalam pikiranmu?" tanya Rikki pada sang ketua. dan
ruangan itu kembali hening. Diam dan hening.
627 "Satu miliar," sahut Nicholas dengan wajah datar. Ucapan ini mendarat bagaikan
ledakan bom di tengah meja itu. Mulut-mulut jadi ternganga dan mata melotot.
Sebelum orang lain sempat berbicara, Nicholas menjelaskan maksudnya, "Kalau kita
serius hendak memberikan peringatan kepada industri rokok, kita harus
mengguncang mereka. Vonis kita harus spektakuler. Harus terkenal dan dikenang
sejak hari ini sebagai peristiwa di mana masyarakat Amerika, melalui sistem
juri, akhirnya berdiri menghadapi industri rokok dan berkata, 'Cukup sudah.'"
"Kau sudah hilang akal," kata Lonnie, dan pada saat itu juga, ia merasakan hal
yang sama. "Jadi, kau ingin terkenal," kata Jerry dengan nada sangat menyindir.
"Bukan aku, tapi vonis ini. Takkan ada seorang pun yang ingat nama kita minggu
depan, tapi semua orang akan mengingat vonis kita. Kalau kita akan melakukannya,
mari kita lakukan dengan benar."
"Aku setuju," Shine Royce menambahkan. Bayangan akan memberikan uang sedemikian
banyak membuatnya bergidik. Shine adalah satu-satunya anggota juri yang siap
melewatkan satu malam lagi di motel, sehingga ia bisa makan gratis dan
mengumpulkan lima belas dolar lagi besok.
"Ceritakan pada kami, apa yang akan terjadi," kata Millie, masih tertegun.
"Mereka akan naik banding, dan suatu hari kelak, mungkin dua tahun dari
sekarang, segerombolan kam-bing tua berjubah hitam akan mengurangi jumlahnya.
Mereka akan menurunkannya sampai ke jumlah yang
628 nalar. Mereka akan mengatakan itu vonis yang tidak masuk akal dari dewan juri
yang juga sudah kehilangan akal sehat, dan mereka akan membetulkannya. Sistem
ini hampir selalu berhasil."
"Kalau begitu, mengapa kita harus melakukannya?" Loreen bertanya.
"Sebagai selingan. Kita akan memulai proses panjang membuat perusahaan tembakau
bertanggung jawab telah membunuh begitu banyak orang. Ingat, mereka belum pernah
kalah dalam sidang seperti ini. Mereka pikir mereka tak terkalahkan. Kita
membuktikan sebaliknya, dan kita melakukannya sedemikian rupa, sehingga
penggugat lain tidak takut untuk menuntut industri tersebut."
"Jadi, kau ingin rr.embuat mereka bangkrut," kata Lonnie.
'Tidak jadi soal bagiku. Pynex punya 1,2 miliar, dan sebenarnya seluruh
keuntungan itu berasal dari orang-orang yang memakai produk mereka, tapi
sebenarnya ingin berhenti. Yeah, kalau dipikir-pikir, dunia akan jadi tempat
yang lebih baik tanpa Pynex. Siapa yang akan menangis kalau dia gulung tikar?"
"Mungkin pegawainya," kata Lonnie.
"Pemikiran bagus. Tapi aku lebih bersimpati pada ribuan orang yang terjerat
produk mereka" "Berapa banyak yang akan diberikan pengadilan tinggi pada Celeste Wood?" Mrs.
Gladys Card bertanya. Ia merasa terusik oleh gagasan bahwa salah satu
tetangganya, meski orang yang tidak ia kenal, akan kaya raya. Memang, perempuan
itu kehilangan suami, tapi Mr. Card pernah menderita kanker prostat . tanpa bisa
menggugat siapa pun. 629 "Aku tidak tahu," kata Nicholas. "Dan itu tidak perlu kita repotkan. Itu akan
terjadi kelak, di ruang sidang lain, dan ada beberapa petunjuk yang harus
diikuti ketika mengurangi vonis dalam jumlah besar."
"Satu miliar dolar," Loreen mengulangi untuk diri sendiri, tapi cukup keras
untuk didengar. Rasanya semudah mengatakan "Sam juta dolar." Hampir semua
anggota juri itu menatap meja dan mengulangi kata "miliar".
Bukan untuk pertama kalinya, Nicholas bersyukur dengan ketidakhadiran Herrera.
Pada saat seperti ini, dengan satu miliar dolar di meja, Herrera akan ribut luar
biasa dan mungkin akan melempar-lemparkan barang. Tetapi ruangan itu hening.
Lonnie adalah satu-satunya pembela yang tersisa di pihak tergugat, dan ia sibuk
menghitung dan menghitung kembali jumlah suara.
Kepergian Herman juga penting, mungkin jauh lebih penting dari kepergian sang
kolonel, sebab orang akan mendengarkan pendapat Herman. Ia pintar dan penuh
perhitungan, tidak mudah terpancing emosi, dan sudah pasti kebal dengan vonis
yang luar biasa. Tapi mereka sudah pergi. Nicholas sudah mengarahkan pembicaraan hingga menyimpang dari masalah tanggung
jawab menjadi masalah ganti kerugian, pergeseran penting yang tidak disadari
oleh siapa pun, kecuali olehnya sendiri. Angka semiliar dolar itu mencengangkan
mereka dan memaksa mereka untuk berpikir mengenai uang, bukan kesalahannya.
Ia bertekad untuk terus mengarahkan pikiran me 630 reka pada uang. "Ini cuma gagasan," katanya. "Sangat penting untuk mendapatkan
perhatian mereka." Nicholas cepat-cepat mengedipkan mata pada Jerry, yang langsung paham. "Aku
tidak bisa memberikan sebesar itu," katanya dengan omongan gaya salesman, yang
hasilnya cukup efektif. "Jumlah itu, well, keterlaluan. Memang ada kerugian,
tapi, aduh, ini benar-benar gila."
"Ini tidak keterlaluan," Nicholas membantah. "Perusahaan itu punya 800 juta
dolar tunai. Tempatnya seperti pabrik uang. Semua perusahaan rokok mencetak uang
mereka sendiri." Dengan Jerry, maka ada delapan pendukung, dan Lonnie mundur ke sudut, mulai
menjentik-jentikkan kuku.
Dan ditambah Poodle jadi sembilan. "Ini keterlaluan, dan aku tidak bisa
melakukannya," katanya "Lebih rendah sedikit, mungkin, tapi satu miliar dolar?"
"Jadi, berapa?" tanya Rikki.
Hanya 500 juta. Hanya 100 juta. Mereka tidak bisa memaksa diri untuk mengucapkan
jumlah yang keterlaluan ini.
"Entahlah," kata Sylvia. "Bagaimana menurutmu?"
"Aku suka dengan gagasan akan menggantung orang-orang ini," kata Rikki. "Kalau
kita bermaksud menyampaikan pesan. kita jangan malu-malu."
"Satu miliar?" Sylvia bertanya.
"Yeah, aku bisa melakukannya."
"Aku juga." kata Shine, merasa kaya dengan sekadar berada di sini.
Mereka terdiam lama; satu-satunya suara hanya berasal dari Lonnie yang
menjentik-jentikkan kuku.
631 Akhirnya Nicholas berkata, "Siapa yang tidak bersedia memberikan suara untuk
memberikan ganti kerugian apa pun?"
Savelle mengangkat jari. Lonnie tidalc menghiraukan pertanyaan itu, tapi memang
ia tak perlu menanggapi. "Pemungutan suara menjadi sepuluh lawan dua," Nicholas melaporkan, dan mencatat
keputusan ini. "Dengan ini, dewan juri sampai pada keputusan untuk memberikan
ganti kerugian. Sekarang, mari kita bereskan masalah kerugian. Bisakah kita
bersepuluh sepakat bahwa keluarga Wood berhak mendapatkan dua juta dolar sebagai
ganti kerugian aktual?"
Savelle mendorong kursinya ke belakang dan meninggalkan ruangan. Lonnie menuang
secangkir kopi dan duduk di samping jendela, memunggungi kelompok itu, tapi
mendengarkan setiap patah kata.
Dua juta dolar kedengaran seperti uang receh bila mengingat pembicaraan
sebelumnya, dan jumlah itu pun disetujui oleh kesepuluh juri. Nicholas
menuliskan ini pada sehelai formulir yang sudah disetujui oleh Hakim Harkin.
"Bisakah kita bersepuluh setuju bahwa tergugat diganjar dengan hukuman dalam
jumlah tertentu?" Ia perlahan-lahan memandang sekeliling meja dan mendapatkan
kata "Ya" dari masing-masing. Mrs. Gladys Card sangsi. Ia bisa berubah pendapat,
tapi tidak akan ada pengaruhnya. Hanya sembilan suara yang dibutuhkan untuk
mencapai vonis. "Baiklah. Sekarang, mengenai jumlah denda itu. Ada usul?"
"Aku punya," Jerry berkata "Minta semua juri
632 untuk menuliskan jumlahnya pada secarik kertas, lipat kertas itu, rahasiakan,
lalu jumlahkan semuanya dan dibagi sepuluh. Dengan begitu, kita bisa tahu berapa
rata-ratanya." "Apakah ini mengikat?" Nicholas bertanya.
"Tidak. Tapi ini akan memberikan bayangan tentang posisi kita."
Gagasan pemungutan suara secara rahasia itu sangat menarik, dan mereka cepat
Juri Pilihan The Runaway Jury Karya John Grisham di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
cepat menuliskan angka mereka pada potongan kertas.
Nicholas perlahan-lahan membuka lipatan setiap kertas dan menyebutkan jumlahnya
kepada Millie, yang mencatatnya. Satu miliar, satu juta. lima puluh juta,
sepuluh juta, satu miliar, satu juta, lima juta, lima ratus juta, satu miliar,
dan dua juta. Millie menjumlahkan. "Jumlahnya 3.569 juta. Dibagi sepuluh, dan rata-ratanya
adalah 356,9 juta." Butuh beberapa lama sampai nol pada angka-angka itu mengendap. Lonnie melompat
berdiri dan berjalan di samping meja. "Kalian gila," katanya, lalu meninggalkan
ruangan, membanting pintu.
"Aku tidak bisa melakukan ini," kata Mrs. Gladys Card, kelihatan terguncang.
"Aku hidup dari uang pensiun, oke" Jumlahnya cukup, tapi aku tidak bisa
membayangkan angka-angka ini."
"Angka-angka ini nyata," kata Nicholas. "Perusahaan itu punya 800 juta dolar
tunai, kekayaan sebesar satu miliar. Tahun lalu negara kita menghabiskan enam
miliar untuk biaya pengobatan yang langsung berkaitan dengan rokok, dan angka
itu terus naik setiap tahun. Tahun lalu angka penjualan empat pabrik rokok
terbesar itu seluruhnya mencapai hampir
633 16 miliar dolar. Dan angka itu terus naik. Kalian harus berpikir besar, oke"
Orang-orang ini akan menertawakan vonis senilai lima juta dolar. Mereka takkan
mengubah apa pun, bisnis tetap seperti biasa. Iklan yang sama diarahkan pada
anak-anak. Kebohongan yang sama kepada Kongres. Segalanya sama, kecuali kalau
kita membangunkan mereka."
Rikki mencondongkan tubuh ke depan sambil bertelekan, dan menatap Mrs. Gladys
Card di seberang meja. "Kalau kau tidak bisa melakukannya, biarkan kami yang
membereskannya." "Jangan mengejekku."
"Aku tidak mengejek. Ini butuh nyali, oke" Nicholas benar. Kalau kita tidak
menampar muka mereka dan membuat mereka bertekuk lutut, tidak ada apa pun yang
berubah. Mereka orang-orang yang kejam dan tak kenal ampun."
Mrs. Gladys Card resah dan gemetar, hampir tak tahan. "Maafkan aku. Aku ingin
membantu, tapi aku tak bisa melakukannya."
'Tidak apa. Mrs. Card," kata Nicholas, mencoba menghibur. Perempuan malang ini
sedang tertekan dan membutuhkan teman. Memang benar, segalanya beres selama ada
sembilan suara lain. Ia bisa memberikan hiburan, tapi ia sama sekali tak bisa
kehilangan satu suara lagi.
Suasana hening ketika mereka menunggu, apakah Mrs. Card akan kembali bergabung
atau melepaskan diri. Ia menarik napas dalam, memajukan dagu ke depan, dan
menemukan kekuatan. "Bisakah aku mengajukan satu pertanyaan?" tanya Angel kepada Nicholas, seolaholah ia kini satu-satunya sumber kebijaksanaan.
634 "Tentu," kata Nicholas sambil mengangkat pundak.
"Apa yang terjadi pada industri rokok bila kita menjatuhkan vonis besar, seperti
yang kita bicarakan sekarang?"
"Dari sudut hukum, ekonomi, atau politis?" "Seluruhnya."
Ia berpikir satu-dua detik, tapi sebenarnya sudah sangat ingin menjawab.
"Kepanikan luar biasa, pada awalnya. Banyak gelombang kejutan. Banyak eksekutif
yang ketakutan dan khawatir dengan yang terjadi selanjutnya. Mereka meringkuk
dan menunggu, apakah para pengacara itu akan membanjiri mereka dengan gugatan.
Mereka akan dipaksa untuk memeriksa ulang strategi periklanan mereka. Mereka
tidak akan bangkrut, setidaknya tidak dalam waktu dekat, sebab mereka punya
begitu banyak uang. Mereka akan lari ke Kongres dan meminta undang-undang
istimewa, dan aku menduga Washington tidak akan terlalu memanjakan mereka lagi.
Pendeknya, Angel, industri ini takkan pernah sama lagi bila kita melakukan apa
yang harus kita lakukan."
"Mudah-mudahan suatu hari kelak rokok akan dilarang," Rikki menambahkan.
"Begitu, atau perusahaan-perusahaan itu secara finansial tidak lagi mampu
memproduksinya," kata Nicholas.
"Apa yang terjadi pada kita?" tanya Angel. "Maksudku, apakah kita akan terancam
bahaya" Kau mengatakan orang-orang ini sudah mengawasi kita sejak sebelum sidang
dimulai." 'Tidak, kita akan aman," kata Nicholas. "Mereka tidak bisa berbuat apa-apa pada
kita. Seperti sudah 635 kukatakan sebelumnya, minggu depan mereka tidak akan ingat lagi nama kita. Tapi
semua orang akan mengingat vonis kita "
Phillip Savelle kembali dan duduk di kursinya. "Jadi, apa yang sudah diputuskan
oleh para penyamun budiman ini?" ia bertanya.
Nicholas mengabaikannya. "Kalau kita mau pulang, rekan-rekan, kita harus
memutuskan jumlahnya."
"Aku pikir kita sudah mengambil keputusan itu," kata Rikki.
"Apakah kita sedikitnya punya sembilan suara?" Nicholas bertanya.
"Untuk berapa dolar, kalau aku boleh tanya?" Savelle bertanya dengan nada
mengejek. 'Tiga ratus lima puluh juta, tambah atau kurang sedikit," jawab Rikki.
"Ah, teori kuno tentang distribusi kekayaan. Lucu, kalian kelihatannya bukan
seperti gerombolan kaum Marxis."
"Aku punya gagasan," Jerry berkata. "Mari kita bulatkan sampai empat ratus,
setengah dari uang tunai mereka. Itu tidak akan membuat mereka bangkrut. Mereka
boleh mengencangkan ikat pinggang, menambahkan lebih banyak nikotin, menjerat
lebih banyak anak-anak, dan, presto, mereka akan memperoleh kembali uang mereka
satu-dua tahun." "Apakah ini lelang?" Savelle bertanya, dan tak seorang pun menjawab.
"Mari kita kerjakan," kata Rikki.
"Hitung jumlah suaranya," kata Nicholas, dan sembilan tangan terangkat. Ia
kemudian menanyai delapan anggota juri itu satu per satu, apakah mereka
636 setuju memberikan vonis sebesar dua juta dolar sebagai ganti kerugian aktual dan
400 juta sebagai hukuman. Mereka masing-masing mengatakan ya. Ia mengisi
formulir vonis, dan meminta masing-masing menandatanganinya.
Lonnie kembali setelah lama menghilang.
Nicholas berbicara dengannya. "Kami sudah sampai pada suatu vonis, Lonnie."
"Sungguh mengejutkan. Berapa?"
"Empat ratus dua juta dolar," kata Savelle. 'Tambah atau kurang beberapa juta."
Lonnie memandang Savelle, lalu memandang Nicholas. "Kau bercanda?" tanyanya,
nyaris tak terdengar. 'Tidak," jawab Nicholas. "Itu benar, dan kami punya delapan suara. Mau
bergabung?" 'Tidak."
"Cukup luar biasa, bukan?" kata Savelle. "Dan kalau dipikir-pikir, kita semua
akan jadi terkenal."
"Ini belum pernah terdengar," kata Lonnie, bersandar ke dinding.
'Tidak," balas Nicholas. 'Texaco terkena vonis. sepuluh miliar dolar beberapa
tahun lalu." "Oh, jadi ini harga murah?" tanya Lonnie.
'Tidak," sahut Nicholas, berdiri. "Ini keadilan." Ia berjalan ke pintu,
membukanya, dan meminta Lou Dell memberitahu Hakim Harkin bahwa dewan juri sudah
siap. Sewaktu mereka menunggu sebentar, Lonnie membawa Nicholas ke sudut, dan berbisik
bertanya, "Apakah ada cara agar namaku tidak dikaitkan dengan ini?" Ia cemas,
bukan marah. 637 "Tentu. Jangan khawatir. Hakim akan menanyai kita satu per satu, apakah ini
vonis kita. Sewaktu dia menanyaimu, pastikan semua orang tahu kau tidak
tersangkut paut dengan ini."
"Terima kasih."
638 Empat Puluh Dua Lou dell mengambil catatan itu, seperti yang biasa ia lakukan sejak dulu, dan
memberikannya pada Willis, yang berjalan sepanjang koridor, berbelok di sudut,
dan hilang dari pandangan. Ia pribadi menyampaikannya kepada Yang Mulia Hakim,
yang saat itu sedang bercakap-cakap di telepon, dan sudah sangat tak sabar untuk
mendengar vonisnya. Ia sudah biasa mendengarkan vonis, tapi ada firasat bahwa
yang ini mungkin mengandung kejutan. Ia yakin suatu ketika akan memimpin sidang
kasus perdata yang lebih besar, tapi saat ini hal itu sulit dibayangkan
Catatan itu berbunyi, "Hakim Harkin, bisakah Anda mengatur seorang deputi untuk
mengawal saya keluar dari gedung pengadilan, segera sesudah kami bubar" Saya
takut. Akan saya jelaskan masalahnya nanti. Nicholas Easter."
Yang Mulia memberikan instruksi kepada seorang deputi yang sedang menunggu di
luar ruang kerjanya, lalu berjalan dengan pasti melewati pintu, masuk ke ruang
sidang. Udara di sana pekat dengan kegentaran. Para pengacara. yang kebanyakan
duduk-duduk di seputar kantor mereka. tidak jauh dari sana, menung 639 gu panggilan, berbaris di sepanjang koridor, bergegas ke tempat duduk mereka,
saraf menegang dan mata melotot. Penonton berdatangan. Saat itu sudah hampir
pukui delapan. "Saya diberitahu bahwa dewan juri sudah sampai pada vonis," kata Harkin keras ke
mikrofon, dan ia bisa melihat para pengacara itu gemetar. "Harap bawa masuk
dewan juri." Mereka beriringan masuk dengan wajah serius, seperti umumnya juri. Tak peduli
kabar baik apa yang mereka bawa bagi satu pihak atau pihak lain, dan tak peduli
betapa bersatunya pendapat mereka, mata mereka selalu terarah ke bawah, hingga
kedua belah pihak secara naluriah merosot lebih rendah di kursi dan mulai
merencanakan untuk naik banding.
Lou Dell mengambil formulir itu dari Nicholas, memberikannya kepada Yang Mulia,
yang entah bagaimana bisa memeriksanya tanpa menunjukkan perubahan paras muka.
la tidak memberikan sedikit pun tanda akan kabar menghancurkan yang sedang
dipegangnya. Vonis itu mengejutkannya luar biasa, namun dari segi prosedur tidak
ada yang bisa ia lakukan. Secara teknis, vonis itu benar. Tentu nanti akan ada
mosi untuk menguranginya, tapi ia kini terbelenggu. Ia melipat lagi kertas itu,
mengembali kannya kepada Lou Dell, yang kemudian berjalan menghampiri Nicholas.
Nicholas sudah berdiri dan siap memberikan pengumuman.
"Ketua, harap bacakan vonis tersebut."
Nicholas membuka lipatan mahakaryanya, berdeham, memandang berkeliling dengan
cepat, untuk melihat apakah Fitch ada di dalam ruang sidang itu.
640 dan ketika tidak melihatnya, ia membaca, "Kami, dewan juri, memberikan
kemenangan kepada penggugat, Celeste Wood, dan memberikan ganti kerugian aktual
sebesar dua juta dolar."
Ini saja sudah merupakan preseden. Wendall Rohr dan kelompoknya dengan keras
mengembuskan napas lega. Mereka baru saja membuat sejarah.
Tetapi juri belum lagi selesai.
"Dan kami, dewan juri, memberikan kemenangan kepada penggugat. Celeste Wood, dan
memberikan ganti kerugian sebagai hukuman sejumlah 400 juta dolar."
Dari sudut pandang pengacara, penerimaan vonis bisa dianggap suatu bentuk seni.
Ia tidak boleh tersentak atau berkedut Ia tidak boleh melihat sekeliling untuk
mencari penghiburan ataupun ungkapan kegirangan. Ia tidak boleh memeluk klien
untuk merayakan kemenangan atau memberikan hiburan. Ia harus duduk diam,
memandangi buku tulis yang sedang ditulisinya, dan bersikap seolah-olah sudah
tahu pasti bagaimana vonis tersebut.
Tapi kedua belah pihak tak sanggup menyembunyikan perasaan. Cable terperosot
seolah-olah tertembak perutnya. Rekan-rekannya menatap boks juri dengan mulut
ternganga, mata terpicing dengan perasaan tak percaya. Suara "Astaga!" terdengar
dari deret kedua kerumunan pembela di belakang Cable.
Rohr tersenyum lebar sambil cepat-cepat merangkul Celeste Wood, yang mulai
menangis. Pengacara lainnya saling berjabat tangan, memberikan selamat tanpa
suara. Oh, getaran kemenangan, prospek untuk membagi empat puluh persen dari
vonis ini. 641 Nicholas duduk dan menepuk pelan kaki Loreen Duke. Ini sudah selesai, akhirnya
selesai. Hakim Harkin tiba-tiba jadi sibuk, seolah-olah ini adalah vonis biasa, se,perti
lainnya. "Nah. Bapak-Ibu sekalian, .saya mengajukan poll kepada dewan juri. Ini
berani bahwa secara individu, saya akan menanyai Anda masing-masing, apakah ini
vonis Anda. Saya akan mulai dengan Ms. Loreen Duke. Harap ucapkan dengan jelas,
untuk dicatat, apakah Anda memberikan suara mendukung vonis ini?"
"Ya," jawabnya bangga.
Beberapa pengacara itu membuat catatan. Beberapa hanya menatap kosong ke angkasa
"Mr. Easter" Apakah Anda memberikan suara mendukung vonis ini?"
"Ya" "Mrs. Dupree?" "Ya, Sir. Benar." "Mr. Savelle?" "Tidak."
"Mr. Royce" Apakah Anda memberikan suara mendukung vonis ini?" "Ya."
"Ms. Weese?" "Ya." "Mr. Vu?" "Ya."
"Mr. Lonnie Shaver?"
Setengah berdiri, Lonnie berkata keras agar didengar oleh seluruh dunia, 'Tidak,
Yang Mulia, saya tidak memberikan suara mendukung vonis ini, dan saya sama
sekali tidak setuju."
642 "Terima kasih. Mrs. Rikki Coleman. Apakah ini vonis Anda?" "Ya, Sir."
"Mrs. Gladys Card?" 'Tidak, Sir."
Tiba-tiba muncul secercah harapan bagi Cable, Pynex, Fitch, dan seluruh industri
rokok. Tiga anggota juri kini sudah menolak vonis itu. Hanya satu lagi, dan
dewan juri ini akan dikirim ke dalam untuk berdiskusi lagi. Setiap hakim bisa
bercerita banyak tentang dewan juri yang vonisnya terpecah belah sesudah
diumumkan dan pada saat pertanyaan diajukan. Di depan sidang terbuka, dengan
para pengacara dan klien mengawasi, suatu vonis bisa kedengaran jauh bebeda
daripada beberapa menit sebelumnya dalam ruang juri yang aman.
Akan tetapi harapan tipis itu terinjak-injak oleh Poodle dan Jerry. Mereka
berdua meneguhkan vonis itu.
'Tampaknya jumlah suara adalah sembilan banding tiga," kata Yang Mulia. "Semua
yang lainnya tampak sesuai. Ada yang lainnya, Mr. Rohr?"
Rohr hanya menggelengkan kepala. Ia tak bisa mengucapkan terima kasih kepada
juri sekarang, meskipun ia sangat ingin melompati pagar pembatas dan mencium
kaki mereka. Ia duduk berpuas diri di kursinya, satu tangan memeluk Celeste
Wood. "Mr. Cable?" "Tidak, Sir," Cable berhasil mengeluarkan kata-kata. Oh, sungguh banyak yang
ingin ia katakan kepada para juri itu, orang-orang idiot.
Fakta bahwa Fitch tidak ada di dalam ruang
643 sidang sangat mengkhawatirkan Nicholas. Ketidak-hadirannya berarti ia ada di
luar, di suatu tempat dalam kegelapan, mengintai dan menunggu. Berapa banyak
yang diketahui Fitch sekarang" Mungkin terlalu banyak. Nicholas sangat ingin
meninggalkan ruang sidang, dan menyingkir ke luar kota.
Harkin kemudian mulai mengucapkan terima kasih dengan panjang-lebar, diselingi
pujian tentang patriotisme dan tugas warga negara, menggelar setiap omongan
klise yang pernah didengarnya sebagai hakim, memperingatkan mereka agar tidak
berbicara pada siapa pun mengenai pertimbangan dan vonis mereka, mengatakan
bahwa ia bisa mengadili mereka dengan tuduhan me-lecehkan pengadilan, kalau
mereka bicara mengenai apa yang terjadi dalam ruang juri. Lalu ia mengirim
mereka dalam perjalanan terakhir ke motel untuk mengumpulkan barang masingmasing. Fitch menyaksikan dan mendengarkan dari ruang pengamat di samping kantornya. Dan
ia menyaksikan seorang diri. Para konsultan juri sudah dipecat beberapa jam
sebelumnya dan dipulangkan ke Chicago.
Ia bisa menculik Easter, dan hal ini sudah di-rundingkan panjang-lebar dengan
Swanson, yang langsung diberitahu segalanya segera setelah tiba. Tapi apa
manfaatnya" Easter takkan bicara dan mereka menghadapi risiko dikenai tuduhan
melakukan penculikan. Tanpa mendekam di penjara Biloxi pun mereka sudah punya
cukup banyak masalah. Mereka memutuskan untuk menguntitnya, berharap ia akan menuntun mereka pada
wanita itu. Sudah tentu ini pun menimbulkan dilema lain. Apa yang akan mereka
lakukan terhadap perempuan itu sean 644 dainya mereka menemukannya" Mereka tidak bisa melaporkan Marlee pada polisi. Apa
yang akan diceritakan Fitch kepada FBI dalam kesaksiannya di bawah sumpah" Bahwa
ia memberi Marlee sepuluh juta dolar untuk memberikan vonis kemenangan dalam
sidang kasus tembakau, dan perempuan itu berani mengecohnya" Nah, tolong gugat
dia.
Juri Pilihan The Runaway Jury Karya John Grisham di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Fitch terperosok di setiap belokan.
Ia menonton video melalui lensa kamera tersembunyi Oliver McAdoo. Para juri
berdiri, berjalan keluar, dan boks juri itu pun kosong.
Mereka berkumpul dalam ruang juri, untuk mengambil buku-buku, majalah, dan tas
rajut. Nicholas tidak berminat berbasa-basi. Ia menyelinap keluar dari pintu.
Chuck, yang kini sudah jadi sahabat lama, menghentikannya dan memberitahukan
bahwa Sheriff sedang menunggu di luar.
Tanpa sepatah kata pun kepada Lou Dell atau Willis, atau kepada orang-orang yang
bersamanya selama empat minggu terakhir ini, Nicholas tergesa-gesa menghilang di
belakang Chuck. Mereka menyelinap keluar dari pintu belakang. Sheriff sendiri
sedang menunggu di belakang kemudi mobil Ford cokelatnya yang besar.
"Hakim mengatakan kau butuh bantuan," kata Sheriff dari belakang kemudi.
"Yeah. Kita ke Forty-nine North. Akan kutunjuk-kan ke mana harus pergi. Dan
pastikan kita tidak diikuti."
"Oke. Siapa yang mungkin menguntitmu?" "Orang-orang jahaL"
Chuck membanting pintu di depan, dan mereka
645 melaju pergi. Nicholas memandang untuk terakhir kali ke ruang juri di lantai
dua. Ia melihat Millie dari pinggang ke atas, memeluk Rikki Coleman.
"Kau tidak punya barang di motel?" Sheriff bertanya.
"Lupakan saja. Aku akan mengambilnya nanti."
Sheriff memberikan instruksi lewat radio, agar dua mobil mengikuti dan
memastikan mereka tidak dikuntit. Dua menit kemudian, sewaktu mereka melaju
kencang membelah Gulfport, Nicholas mulai menunjuk jalan ini dan itu, dan
Sheriff berhenti di pinggir lapangan tenis sebuah kompleks apartemen luas di
sebelah utara kota. Nicholas mengatakan ini sudah cukup, dan ia pergi keluar.
"Kau yakin tidak apa-apa?" Sheriff bertanya.
"Pasti Aku akan tinggal di sini bersama beberapa teman. Terima kasih."
"Teleponlah kalau kau butuh bantuan."
'Tentu." Nicholas menghilang dalam kegelapan malam, dan dari belokan melihat mobil
patroli itu berlalu. Ia menunggu di samping rumah biliar, tempat yang
memungkinkannya melihat lalu lintas ke dan dari kompleks apartemen. Ia tidak
melihat apa pun yang mencurigakan.
Kendaraannya untuk melarikan diri adalah mobil baru yang disewa dan ditinggalkan
di sana oleh Marlee dua hari yang lalu. Satu dari tiga yang kini ditinggalkan di
berbagai halaman parkir di pinggiran kota Biloxi. Ia dengan aman menempuh
perjalanan sejauh sembilan puluh menit ke Hattiesburg, sambil sepanjang jalan
mengamati belakangnya 646 Jet Lear itu menunggu di bandaia Hattiesburg. Nicholas mengunci mobil. dan
berjalan santai ke terminal kecil tersebut.
Beberapa lama setelah tengah malam, ia melewati pabean George Town dengan
dokumen Kanada baru. Tidak ada penumpang lain; bandara itu praktis kosong.
Marlee menjemputnya di tempat pengambilan barang, dan mereka berpelukan erat.
"Kau sudah dengar?" tanya Nicholas. Mereka melangkah ke luar; udara lengas
memukul keras. "Yeah, semuanya ada di CNN," kata Marlee. Ttukah langkah terbaik yang bisa
kaulakukan?" ia bertanya sambil teilawa, dan mereka berciuman lagi.
Marlee mengemudi ke arah George Town, melalui jalan-jalan kosong yang berkelokkelok, mengitari gedung-gedung bank modern yang bergerombol dekat dermaga. "Itu
bank kita," kata Marlee, sambil menunjuk gedung Royal Swiss Trust.
"Bagus." Sesudahnya, mereka duduk di pasir, di tepi air. Buih bepercikan, sementara
gelombang tenang memecah di kaki mereka. Beberapa perahu dengan lampu redup
beringsut di cakrawala Hotel-hotel dan kondominium berdiri bisu di belakang
mereka. Untuk sementara itu. hotel tersebut milik mereka.
Dan sungguh saat-saal yang membahagiakan. Jerih payah mereka selama empat tahun
kini berakhir. Rencana mereka akhirnya terwujud sempurna. Mereka sudah demikian
lama memimpikan malam ini, yakin bahwa ini takkan pernah bisa terjadi.
Jam demi jam hanyut pergi.
647 *** Mereka berpendapat sebaiknya Marcus sang pialang tidak pernah melihat Nicholas.
Ada kemungkinan pihak berwajib akan mengajukan pertanyaan kelak, dan makin
sedikit yang diketahui Marcus, makin baik keadaannya. Marlee seorang diri
menemui resepsionis Royal Swiss Trust tepat pukul sembilan, dan diantar ke atas.
Marcus sedang menunggu, dengan banyak pertanyaan yang tidak dapat diajukan. Ia
menawarkan kopi, kemudian menutup pintu.
"Pembelian shorting atas saham Pynex ternyata transaksi yang sangat bagus."
katanya sambil tersenyum lebar pada keahliannya merendah.
"Tampaknya demikian," kata Marlee. "Berapa harga pembukaannya?"
"Pertanyaan bagus. Saya sudah menelepon New York, dan keadaan agak kacau-balau.
Vonis itu mencengangkan semua orang. Kecuali Anda, saya kira." Ia sungguh ingin
mengetahui lebih dalam, tapi tahu takkan ada jawaban. "Ada kemungkinan saham itu
tidak akan ditawarkan. Mereka bisa menunda transaksi selama satu-dua hari."
Marlee kelihatannya mengerti benar hal ini. Kopi tiba. Mereka meneguknya sambil
mengevaluasi penutupan transaksi kemarin. Pada pukul setengah sepuluh, Marcus
memasang headset dan memusatkan perhatian pada dua monitor di meja samping.
"Bursa sudah buka," katanya, menunggu.
Marlee mendengarkan dengan penuh perhatian, sambil berusaha tampak lenang. Ia
dan Nicholas ingin melakukan pukulan cepat, masuk dan keluar,
648 lalu pergi bersama uang itu ke tempat jauh yang belum pernah mereka lihat. Ia
harus membereskan 160.000 saham Pynex, saham yang hendak ia lepas.
"Transaksi ditunda," kata Marcus ke komputernya, dan Marlee tersentak sedikit.
Marcus menekan beberapa tombol dan mulai berbicara dengan seseorang di New York.
Ia menggumamkan angka-angka, lalu berkata pada Marlee, "Mereka menawarkannya
dengan harga lima puluh, dan tidak ada pembeli. Ya atau tidak?"
"Tidak." Dua menit lewat. Mata Marcus tak pernah meninggalkan layar. "Sampai pada 45. Ya
atau tidak?" "Tidak. Bagaimana dengan yang lain?"
Jemari Marcus menari-nari di atas keyboard. "Wah. Trellco turun tiga belas,
menjadi 43. Smith Greer turun sebelas, jadi 53 1/4. ConPack turun delapan, jadi
25. Mandi darah di sana. Seluruh industri ini terguncang."
"Periksa Pynex."
"Masih jatuh. Empat puluh dua, dengan beberapa pembeli kecil."
"Beli 20.000 saham pada 42," kata Marlee sambil melihat catatan.
Beberapa detik berlalu sebelum Marcus berkata, "Confirmed. Naik sampai 43.
Mereka di sana memperhatikan. Lain kali transaksinya akan saya kurangi, jangan
sampai 20.000 saham sekaligus."
Dikurangi komisi, kemitraan Marlee/Nicholas baru saja meraup $740,000.
'Turun lagi sampai 42," kata Marcus.
"Beli 20.000 saham pada 42," kata Marlee.
649 Satu menit kemudian, Marcus berkata. "Confirmed."
Laba lagi sebesar $760,000.
"Stabil pada 42, sekarang naik setengah," kata Marcus seperti robot. "Mereka
melihat pembelian Anda."
"Apakah ada orang lain yang membeli?" tanya Marlee.
"Belum." "Kapan mereka akan mulai?"
"Siapa tahu" Tapi tidak lama lagi, saya kira. Perusahaan ini punya terlalu
banyak uang untuk tersungkur. Nilai nominal per sahamnya sekitar tujuh puluh.
Harga lima puluh sangatlah murah. Akan saya suruh semua klien saya untuk masuk
sekarang." Marlee membeli 20.000 saham lagi pada 41, lalu menunggu satu jam untuk membeli
20.000 lagi pada 40. Ketika Trellco jatuh sampai 40, turun 16, ia membeli 20.000
saham, dengan keuntungan sebesar $320,000.
Pukulan cepat itu terjadi. la meminjam telepon pada pukul setengah sebelas dan
menelepon Nicholas yang sedang terpaku pada TV, menyaksikan semua itu dilaporkan
di CNN. Mereka punya satu kru di Biloxi yang mencoba mewawancarai Rohr, Cable,
dan Harkin, bahkan Gloria Lane atau siapa saja yang mungkin tahu sesuatu. Tak
seorang pun mau berbicara dengan mereka. Nicholas juga mengamati harga saham di
saluran berita finansial.
Saham Pynex jatuh sampai ke dasar, sejam setelah transaksinya dibuka. Pembeli
baru masuk pada harga 38; sampai di situ, Marlee melempar 80.000 saham sisanya.
650 Ketika Trellco tertahan pada 41, Marlee membeli 40.000 saham. Ia keluar dari
jual-beli Trellco. Dengan besarnya transaksi yang ia lakukan secara brilian,
Marlee tidak berniat tinggal lama dan tamak dengan saham-saham lainnya. Ia
berupaya keras untuk sabar. Sudah berkali-kali ia melatih rencana ini, dan
peluang tersebut tidak akan muncul lagi.
Beberapa menit sebelum tengah hari, dengan keadaan pasar kacau-balau, ia menutup
saham sisa Smith Greer. Marcus mengangkat headset dan menyeka kening.
"Bukan pagi yang buruk, Ms. MacRoland. Anda baru saja meraup delapan juta,
dikurangi komisi." Printer mendengung pelan di meja, memuntahkan konfirmasi.
"Saya ingin uang itu ditransfer ke bank di Zurich." "Bank kami?"
"Bukan." Marlee mengangsurkan sehelai kertas dengan instruksi transfer
kepadanya. "Berapa banyak?" Marcus bertanya.
"Seluruhnya, tentu saja setelah dikurangi komisi Anda."
"Baiklah. Saya asumsikan ini prioritas." "Tolong secepatnya."
Marlee berkemas dengan cepat. Nicholas cuma menonton, sebab tidak ada yang harus
ia kemasi, tidak ada apa pun kecuali dua kemeja golf dan jeans yang dibelinya di
toko perangkat selam di hotel. Mereka saling menjanjikan pakaian baru di tujuan
mereka selanjutnya. Uang tidak akan jadi masalah. Mereka terbang, kelas satu,
menuju Miami, lalu 651 menunggu dua jam sebelum naik pesawat ke Amsterdam. Layanan tayangan berita di
kabin kelas safu didominasi oleh CNN dan Financial News. Mereka menonton dengan
sangat senang ketika vonis di Biloxi itu diliput, sementara Wall Street
berputar-putar. Para pakar muncul di mana-mana. Profesor hukum memberikan
ramalan berani mengenai masa depan tuntutan ganti rugi terhadap perusahaan
rokok. Analis saham menawarkan berjuta pendapat, yang masing-masing berbeda
tajam dengan sebelumnya. Hakim Harkin tidak memberikan komentar Cable tak bisa
ditemukan. Rohr akhirnya muncul dari kantornya dan menjadi pahlawan atas
kemenangan itu. Tak seorang pun tahu mengenai Rankin Fitch. Patut disayangkan,
sebab Marlee sangat ingin melihat wajahnya yang menderita.
Bila dilihat kembali, pengaturan waktunya sempurna. Harga di bursa merosot
sampai titik terendah, tak lama setelah jatuh, dan di penghujung hari itu, harga
Pynex mulai stabil pada 45.
Dari Amsterdam, mereka terbang ke Jenewa, menyewa kamar suite untuk satu bulan.
652 Empat Puluh Tiga Fitch meninggalkan Biloxi tiga hari setelah vonis tersebut. Ia kembali ke
rumahnya di Arlington, dan melakukan kegiatan rutinnya di Washington. Meskipun
masa depannya sebagai direktur The Fund diragukan, perusahaan kecilnya yang
tanpa nama masih punya banyak pekerjaan, di luar urusan bisnis rokok, untuk
membuatnya sibuk. Tapi tak satu pun membayarnya seperti The Fund.
Seminggu setelah vonis tersebut, ia rapat dengan Luther Vandemeer dan D. Martin
Jankle di New York, dan mengakui setiap detail kesepakatannya dengan Marlee.
Rapat itu bukan pertemuan ramah-tamah.
la juga berunding dengan sejumlah pengacara New York yang tak kenal ampun,
mengenai cara terbaik untuk menyerang vonis tersebut. Fakta bahwa Easter lenyap
seketika sudah merupakan alasan untuk curiga. Herman Grimes sudah setuju untuk
memberikan catatan medisnya. Tidak ada bukti serangan jantung waktu itu. Ia
bugar dan sehat sampai pagi itu. Ia ingat ada rasa aneh dalam kopinya, kemudian
ia sudah tersungkur ke lantai. Kolonel Purnawirawan Herrera sudah memberikan
affidavit pernyataan ter-653?tulis, bersumpah bahwa bacaan-bacaan tidak sah yang ditemukan di bawah
ranjangnya tidak diletakkan di sana olehnya. Ia tidak mendapat kunjungan siapa
pun. Mogul tidak dijual di mana pun dekat motel tersebut. Misteri di seputar
vonis itu berpusar makin hebat setiap hari.
Para pengacara New York tersebut tidak tahu dan takkan pernah tahu mengenai
kesepakatan dengan Marlee.
Cable sudah bersiap dan akan mengajukan mosi memohon izin untuk mewawancarai
anggota juri. Gagasan ini tampaknya disukai oleh Hakim Harkin. Bagaimana lagi
mereka bisa mencari tahu apa yang terjadi di dalam sana" Lonnie Shaver yang
paling ingin menceritakan seluruhnya. Ia mendapatkan promosi dan siap membela
dunia bisnis Amerika. Ada harapan untuk upaya-upaya pascasidang. Proses naik banding akan berlangsung
lama dan sulit. Sedangkan bagi Rohr dan kelompok pengacara yang mendanai kasus gugatan tersebut,
masa depan dipenuhi dengan peluang tanpa batas. Sekelompok staf diorganisasikan
hanya untuk menangani banjir telepon dari pengacara lain serta korban-korban
potensial. Dipasang pula nomor telepon bernomor depan 800. Langkah-langkah
kelompok dipertimbangkan.
Wall Street tampaknya lebih bersimpati kepada Rohr daripada kepada industri
rokok. Dalam minggu-minggu sesudah vonis itu, harga saham Pynex tidak bisa naik
lebih dari lima puluh, dan tiga lainnya turun sebesar dua puluh persen.
Kelompok-kelompok antirokok meramalkan kebangkrutan, bahkan akhirnya kematian
perusahaan-perusahaan rokok.
654 Enam minggu setelah meninggalkan Biloxi, Fitch makan siang seorang diri di
restoran India yang kecil dekat Dupont Circle di D.C. Ia sedang menikmati sop
pedas, masih memakai mantel, sebab salju sedang turun di luar, dan hawa di dalam
sangat dingin. Marlee muncul entah dari mana. datang begitu saja seperti malaikat, sama seperti
ketika ia muncul di teras atas St. Regis di New Orleans, lebih dari dua bulan
yang lalu. "Hai, Fitch," ia menyapa, dan Fitch menjatuhkan sendoknya.
Ia memandang sekeliling restoran yang gelap itu, tidak melihat apa pun kecuali
beberapa kelompok kecil orang India sedang mengelilingi mangkuk yang mengepulkan
uap; tidak ada sepatah kata pun dalam bahasa Inggris terdengar dalam jarak dua
belas meter. "Apa yang kaukerjakan di sini?" tanyanya tanpa menggerakkan bibir. Wajah
perempuan itu tertutup sebagian oleh bulu mantelnya. Fitch ingat bagaimana*
cantiknya wajah itu. Rambutnya kelihatan lebih pendek.
"Sekadar mampir untuk mengucapkan halo."
"Kau sudah mengucapkannya."
"Uang itu kukembalikan padamu, saat kita bicara sekarang. Aku mentransfernya
kembali ke rekeningmu di Hanwa, di Netherlands Antilles. Sepuluh juta
seluruhnya, Fitch." Fitch tidak bisa memikirkan jawaban cepat untuk kata-kata ini. la sedang
memandangi wajah cantik satu-satunya orang yang pernah mengalahkannya ini.
655 Dan wanita ini masih saja membuatnya menerka-nerka. "Kau sungguh baik hati,"
katanya. "Aku sudah mulai membagi-bagikannya, misalnya untuk kelompok-kelompok antirokok.
Tapi kami memutuskan untuk membatalkannya."
"Kami" Bagaimana kabar Nicholas?"
"Aku yakin kau merindukannya."
"Luar biasa." "Dia baik-baik saja."
"Jadi, kalian bersama-sama?"
"Tentu saja." "Tadinya kukira kau mengambil semua uang itu dan lari dari semua orang, termasuk
dia." "Ayolah, Fitch."
"Aku tidak menginginkan uang itu." "Bagus. Berikanlah pada American Lung
Association." "Bukan begitu caraku memberi derma. Mengapa kau mengembalikan uang itu?" "Itu
bukan milikku." "Jadi, kau sudah menemukan etika dan moral, bahkan mungkin Tuhan."
"Jangan menguliahi. Fitch. Dari mulutmu, omongan itu terdengar hambar. Aku tidak
pernah punya niat untuk menyimpan uang itu. Aku cuma ingin memin-jamnya."
"Kalau kau mau berbohong dan menipu, mengapa tidak meneruskannya dan mencuri
juga?" "Aku bukan maling. Aku berbohong dan menipu sebab itulah yang dimengerti
klienmu. Coba ceritakan padaku, Fitch, apakah kau menemukan Gabrielle?"
"Ya"
Juri Pilihan The Runaway Jury Karya John Grisham di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
656 "Dan apakah kau menemukan orangtuanya?" "Kami tahu di mana mereka." "Mengertikah
kau sekarang. Fitch?" "Itu jadi masuk akal, ya."
"Mereka berdua orang yang sangat baik. Mereka pmtar dan penuh semangat, serta
mencintai hidup. Mereka berdua terjerat rokok ketika masih kuliah, dan aku
menyaksikan mereka bergulat melepaskan kebiasaan itu, sampai meninggal. Mereka
membenci diri sendiri karena merokok, tapi tak pernah bisa berhenti. Mereka
meninggal dengan menyedihkan. Fitch. Aku menyaksikan mereka menderita dan melayu, terengah mencari napas hingga tak bisa lagi bernapas. Aku anak tunggal
mereka, Fitch. Apakah begundal-begundalmu tahu ini?"
"Ya." "Ibuku meninggal di rumah, di sofa ruang keluarga, sebab dia tak bisa berjalan
ke kamarnya. Hanya Ibu dan aku." Ia berhenti dan memandang berkeliling. Fitch
melihat mata Marlee sangat jernih. Betapapun sedih mata itu, Fitch tak bisa
mengerahkan sedikit pun perasaan simpati.
"Kapan kau mulai menjalankan rencana ini?" ia bertanya, akhirnya makan sesendok
sup. "Sejak kuliah. Aku belajar keuangan, berpikir-pikir untuk kuliah hukum, kemudian
untuk beberapa lama aku berkencan dengan pengacara dan mendengar cerita-cerita
tentang gugatan terhadap pabrik rokok. Gagasan itu berkembang."
"Rencana yang luar biasa."
"Terima kasih, Fitch. Karena berasal darimu. itu benar-benar pujian."
657 Marlee menarik sarung tangannya lebih rapat, se-akan-akan ia siap untuk pergi.
"Cuma ingin mengucapkan halo, Fitch. Dan untuk memastikan kau tahu mengapa ini
terjadi." "Apa kau sudah selesai dengan kami?"
"Belum. Kami akan mengamati sidang banding itu dengan cermat, dan bila
pengacara-pengacaramu terlalu bersemangat menyerang vonis itu, aku punya kopi
transfer itu. Hati-hati, Fitch. Kami bangga dengan vonis itu, Jan kami selalu
mengawasi." la berdiri di sisi meja. "Dan ingat. Fitch, lain kali kalian maju sidang, kami
akan ada di sana." 658 Nama No. Anggota Tgl. Lahir Jabatan
Alamat : Kodc pos:............ * Coret yang tidak perlu Tandai pengarang yang Anda pilih
( ) Agatha Christie ( ) Alistair MacLean ( ) Barbara Dclinsky ( ) Barbara Taylor Bradford
( ) Carl Sagan ( ) Danielle Steel ( ) Dean Koontz ( ) Erich Segal ( ) Harold Robbins ( ) Irving Wallace ( ) Jack Higgins ( ) Jackie Collins ( ) James Patterson ( ) Jeffry Archer ( ) John Gn ham Ya, catat nama saya sebagai anggota GRAMEDIA BOOK CLUB dan kirimi saya informasi
setiap kali ada buku baru karya pengarang favorit saya yang terbit Terlampir
prangko balasan Rp 2.500,Telp.:..................................
(Juri Pilihan) ) Joseph Finder ) KenFollct ) Mario Puzo ) Mary Higgins Clark ) Michael Crichton ) Patricia Corn well ) Pearl S. Buck ) Rosamundc Pilchcr ) Sandra Brown ) Scott Turrow ) Sidney Sheldon ) Sir Arthur Conan Doyle ) Stephen King ) Steve Martini ) Thomas Hams ...........................(tsikan jika Anda pernah terdaftar)
............................Usia:..............tahun Pria/wanila*
Pc ajar mahasiswa/karyawan/wiraswastawan/ ibu rumah tangga*
PT Cramcdia Pustaka Utama
Bagian Promos Jl. Palmcrah Barat 33-37. L( " Jakarta
10270
?"?"?"?"
Jago Kelana 5 Giring Giring Perak Karya Makmur Hendrik Manusia Kelelawar 1