Di Kawasan Singa Perak Karya Karl May Bagian 1
www.rajaebookgratis.com eBook ini dipersiapkan oleh paguyuban Karl May Indonesia (PKMI)
www.indokarlmay.com DI KAWASAN SINGA PERAK I: Singa
Pembalas Dendam Termasuk dalam: Kisah Perjalanan
KARL MAY BAB SATU DSCHAFAR Mungkin sebagian besar para pembaca mengenal Winnetou, Kepala Suku
Apache, orang Indian yang paling mulia, sahabat terbaik dan paling setia yang
pernah saya miliki; mereka juga pasti tahu, bahwa ia telah meninggal dan
bagaimana ia meninggal. Ia terkena peluru di dada dalam pertempuran melawan
suku Sioux di kawah gunung Hancock dan tidak lama kemudian ia
menghembuskan napasnya yang terakhir di pangkuan saya. Kami berhasil
membawa jenazahnya ke Pegunungan Gros Ventre dan mengebumikannya di
lembah Sungai Metsur. Setelah itu saya masih punya kewajiban pergi menuju
selatan, untuk menyampaikan berita duka itu kepada suku Apache, bahwa
pemimpin mereka yang paling dihormati dan dikagumi telah tiada.
Itu merupakan sebuah perjalanan yang sampai kini tidak ingin saya ingat
lagi. Kematian Winnetou begitu dalam menyentuh kalbu saya, hingga membuat
saya merasa seperti orang lain. Saya yang tadinya selalu periang dan sangat
percaya diri, sekarang menjadi sulit untuk tersenyum kecil sekalipun, dan
nampaknya saya sudah kehilangan gairah hidup. Saya ingin menyendiri dan
menghindari orang-orang sekitar, tapi terkadang dengan sendirian saya harus
melewati benteng atau pemukiman. Pada saat yang demikian, saya
melakukannya dengan cara sesingkat mungkin, kemudian secepat mungkin
berlalu dari situ. Saya memang tidak bisa mengatakan bahwa orang-orang yang saya temui
di sana bersikap memusuhi saya sehingga saya berpikiran untuk tidak tinggal
lebih lama dari yang saya rencanakan. Oh, tidak, justru sebaliknya mereka
bersikap tak acuh pada saya, seolah-olah bagi mereka saya tidak ada, dan ketika
saya akan pergi lagi, tak terdengar satu sapaan pun. Alasannya mungkin terletak
pada penampilan luar saya.
Tentunya perlu diketahui, bahwa saya pergi bersama Winnetou ke
Pegunungan Hancock, untuk membebaskan sejumlah settler yang kami kenal
dari tawanan suku Sioux-Ogellalah. Hal itu berhasil kami lakukan tapi harus
ditebus dengan kematian Winnetou. Ketika Winnetou dimakamkan, sebagian
orang kulitputih memutuskan untuk tinggal di lembah Sungai Metsur dan
membangun suatu pemukiman di sana. Saya ikut membantu mereka, sehingga
perjalanan saya menuju suku Apache baru bisa saya lakukan beberapa waktu
kemudian. Dengan berjalannya waktu, pakaian berburu saya menjadi rusak, sehingga
saya harus menggantinya dengan pakaian lain; tetapi karena di Wild West ini
tidak ada toko pakaian, maka saya sangat senang, ketika seorang settler
www.rajaebookgratis.com eBook ini dipersiapkan oleh paguyuban Karl May Indonesia (PKMI)
www.indokarlmay.com menawarkan kepada saya pakaian jadi yang dibuatnya sendiri, sebuah pakaian
sejenis pakaian Hinterw?ldler, dari bahan linen biru yang dipintal dan ditenun
sendiri dan juga dipotong dan dijahitnya sendiri. Pakaian seperti itu tentunya
tidak tampak jelas potongannya. Celananya mirip seperti dua pipa yang
disatukan; rompinya dari karung kecil dan roknya dari karung besar dan
panjang. Dan karena pakaian saya itu sebetulnya dibuat untuk orang lain, maka
dapat dipastikan, bahwa dalam habitat ini saya tidak punya peran yang
terpenting. Mungkin saya terlihat seperti yang lainnya, hanya tidak mirip
seperti orang kulitputih. Dan, karena watak saya sekarang yang menjadi pendiam serta
pemalu, menyebabkan saya di mana pun kini tidak diperhatikan, tidak
sebagaimana layaknya sebagai seorang yang bernama Old Shatterhand.
Dalam waktu dua minggu saya sampai ke dekat North Canadian. Saya
berkuda melalui prairie yang jauh dan datar, dikelilingi oleh sekelompok
pepohonan dan semak-semak yang mirip sebuah pulau, suatu keadaan yang
harus diwaspadai, karena pandangan menjadi terhalang dan harus selalu
waspada terhadap pertemuan yang tiba-tiba, yang bisa saja itu adalah
pertemuan dengan musuh, sebab menurut desas-desus, di daerah sekitar ini
sering terjadi pertempuran.
Saat itu siang hari, ketika saya mencapai sebuah sungai kecil. Airnya yang
segar dan jernih mengundang saya untuk beristirahat di sana. Saya memilih
suatu tempat yang bisa memandang ke sekeliling dan bisa melihat siapapun yang
datang mendekat. Saya turun dari kuda dan membiarkan kuda saya merumput,
lalu saya minum sepuasnya dan berbaring di bawah pohon yang teduh, dari sana
pun saya bisa melihat sekeliling.
Setelah saya terbaring di sana sekitar seperempat jam, saya baru menyadari
ada dua orang penunggang kuda yang berdiri tepat di tempat saya berbaring, dan
tampaknya tadi tak terlihat kedatangannya. Mereka itu kulitputih yang datang
dari arah yang sama dengan kedatangan saya; ya, mereka berkuda di atas jejak
saya yang menarik perhatian mereka. Rupanya mereka menemukan jejak saya,
lalu mengikutinya, untuk mengetahui siapa yang berkuda di depan mereka.
Mereka menunggangi bagal dan pakaian mereka serupa. Ketika mereka
datang mendekat, saya menyadari bahwa bukan hanya pakaian mereka saja
yang sama, perawakan dan raut wajah mereka pun juga sama. Siapapun yang
melihat mereka, pasti langsung mengira mereka itu bersaudara, bahkan mungkin
saudara kembar. Karena tubuh mereka yang sangat kurus kering, bisa diduga bahwa mereka
lama menderita kesusahan. Tetapi hal itu berbeda halnya dengan warna kulit
mereka yang sehat dan posisi duduk mereka yang gagah di atas pelana. Selain
itu, kemiripan mereka bukan hanya dari pakaian, melainkan juga dari senjata
mereka, sehingga mereka hanya bisa dibedakan dari bekas luka, yang terdapat di
pipi kiri salah seorang dari mereka. Mereka tidak begitu tampan, karena
sayangnya, bagian wajah mereka memiliki keanehan yang mencolok. Mereka
memiliki hidung yang bentuknya aneh. Dengan sangat pasti dan bisa diduga,
bahwa bentuk hidung seperti itu tidak ada lagi di seluruh Amerika. Bukan hanya
ukurannya, melainkan juga bentuk dan warnanya yang aneh. Untuk bisa
membayangkan hidung seperti itu, orang harus melihatnya langsung, karena
tidak bisa digambarkan. Dan anehnya lagi, hidung keduanya pun begitu mirip,
www.rajaebookgratis.com eBook ini dipersiapkan oleh paguyuban Karl May Indonesia (PKMI)
www.indokarlmay.com sehingga kalau dilepaskan dan dipertukarkan, kemudian kembali ditempelkan,
wajah keduanya masih akan tetap sama. Meski bentuk hidung mereka yang
aneh, tapi mereka tidak bisa disebut jelek. Sebaliknya justru raut wajah mereka
menunjukkan kesan baik hati; di sudut bibir mereka tersungging senyuman yang
riang, tanpa beban, dan mata mereka yang cerah dan tajam memandang dunia
dengan begitu baik dan ramah, sehingga orang yang sedang jengkel pun takkan
bisa menemukan alasan untuk mencurigai mereka.
Mereka mengenakan kemeja dan celana wol yang nyaman berwarna abuabu tua, terbuat
dari bahan yang sama; mereka memakai sepatu bertali yang
kuat, di atas kepalanya ada topi kulit berang-berang yang lebar, dan di bahu
mereka terjuntai kain penutup seperti jas hujan. Terselip di ikat pinggang kulit
mereka terdapat pisau dan revolver. Selain itu mereka bersenjatakan Rifles
panjang dan besar. Semua itu mudah tertukar. Andai kedua laki-laki ini sama-sama pergi ke
semak-semak dan salah satu dari mereka muncul lagi dari balik semak-semak,
tentu saja tidak akan diketahui, siapa yang muncul itu, jika tidak memperhatikan
bekas luka yang terdapat pada pipi salah seorang dari mereka. Agar kemiripan
itu lebih mengesankan lagi, mereka menunggang kuda yang warna, ukuran,
perawakan, dan gerakannya juga betul-betul mirip.
Saya belum pernah melihat kedua laki-laki ini 1 , tapi pernah mendengar
tentang mereka, jadi saya tahu, siapa yang ada di hadapan saya, jadi tidak
mungkin ada suatu kekeliruan atau suatu kesalahan. Mereka tidak dapat
dipisahkan; tak seorangpun pernah melihat salah seorang dari mereka sendirian;
nama asli mereka tidak diketahui; mereka hanya dipanggil "kedua Snuffle",
tentu saja itu disebabkan oleh hidung mereka. Jim Snuffle adalah yang memiliki
bekas luka; yang satunya lagi bernamaTim Snuffle. Rupanya nama depan mereka
juga terdengar mirip satu sama lain. Dan tidak cukup hanya itu saja, nama kuda
mereka pun bunyinya hampir sama: Jim memanggil kudanya Polly dan Tim
memanggil kudanya Molly. Jika akhir-akhir ini saya tidak menginginkan pertemanan, sekarang saya
malah tidak berkeberatan untuk berkenalan dengan kedua laki-laki ini. Mereka
orang yang sangat jujur dan memiliki karakter yang menarik, sehingga ada
gunanya juga, melanjutkan perjalanan bersama mereka, jika tujuan mereka
searah dengan saya. Mereka tidak melihat kuda saya yang berada di balik semak-semak, juga
tidak melihat saya, karena rumput-rumput tempat saya berbaring di pinggir
sungai ini begitu tinggi, sehingga menutupi tubuh saya. Mata mereka selalu
tertuju pada jejak kuda saya, kemudian mereka semakin mendekat, sampai
tinggal kurang duapuluh langkah dari saya. Saat itu seharusnya mereka
menyadari bahwa jejak yang mereka ikuti tiba-tiba berakhir di situ. Mereka
menghentikan kudanya dan laki-laki yang memiliki bekas luka berteriak heran.
"Wah! Jejaknya berahir di sana! Tidakkah kamu lihat itu juga,Tim?"
"Ya," angguk yang lainnya.
"Tapi di mana orangnya?"
1 Sebetulnya, dalam buku Hantu Llano Estacado, si pengarang telah pernah
mengungkapkan tentang tokoh dimaksud ini.
www.rajaebookgratis.com eBook ini dipersiapkan oleh paguyuban Karl May Indonesia (PKMI)
www.indokarlmay.com "Seperti hilang tertiup angin!"
"Tetap saja harus ada seseorang yang meniupnya, Jim. Tapi orang itu pun
tak terlihat. Tak pernah saya alami peristiwa ini!"
"Saya juga tidak. Tapi lihatlah ke sana, ada jejak langkah kuda di balik
semak-semak. Orang itu pasti bersembunyi di sana."
"Tidak. Arahkan matamu ke bawah sini! Di situ orang itu turun dan pergi
ke sungai, lalu dia...."
Ia terdiam sejenak, matanya tertuju pada jejak kaki saya, hingga sampai
pada tempat saya berbaring, ia terpana, lalu melanjutkan berbicara:
"Ya ampun! Di sana ia terbaring di rumput dan tidak bergerak! Apa
mungkin ia kira, bahwa di Wild West ini tidak ada mesiu dan pisau" Apakah ia
sedang istirahat siang, seolah-olah ia sedang berbaring di rumah di atas Kanappe
dan bukan di seberang Mississipi, tempat Comanche berkeliaran seperi
serigalaserigala yang melolong mencari mangsa. Ayo, kita bangunkan dia!"
Mereka mengarahkan kuda mereka ke dekat saya. Saya memandang mereka
dengan mata terbuka, sehingga mereka tahu, bahwa saya tidak tidur. Oleh karena
itu laki-laki yang memiliki bekas luka berkata:
"Good day, Sir! Anda orang ceroboh! Anda meninggalkan jejak yang bisa
dikenali sejauh tiga mil, lalu Anda berbaring dengan tenang di rumput persis di
ujung jejak Anda, sehingga setiap lawan dengan mudah menemukan dan
menghabisi Anda. Nampaknya Anda bukanlah seorang westman!"
Karena hidungnya sangat besar, maka suaranya pun terdengar aneh, itu
sebabnya ia dijuluki Snuffle (si Pengendus). Ia mengamati saya dengan tatapan
menyelidik, tapi bukan mendengki, lalu melanjutkan bicaranya:
"Nah, apa Anda tidak punya jawaban untuk saya?"
"Oh tentu saja; tapi saya tidak ingin membantah Anda," jawab saya.
"Membantah" Saya ingin tahu, dari mana Anda punya alasan untuk
membantah!" "Dari ucapan Anda, Sir."
"Oh! Benarkah" Mengapa?"
"Anda menyebut saya ceroboh, tanpa memiliki alasan sedikit pun. Jika
ada orang yang pantas mendapat celaan, Andalah orangnya."
"Kami" Ya ampun! Saya benar-benar ingin tahu, bagaimana Anda bisa
membuktikannya!" "Sangat mudah. Apakah Anda benar-benar yakin, bahwa seorang musuh
yang mengikuti jejak saya, bisa begitu mudah menghabisi saya?"
"Tentu saja!" "Oh ya! Saya akan melihat musuh itu datang, dan ia akan terkena peluru
saya, sebelum ia tahu, di mana saya berada."
" Anda benar-benar yakin?"
"Tentu saja. Anda hanya beberapa langkah saja di depan saya, ketika Anda
akhirnya melihat saya. Jadi bisa saja saya menghabisi Anda sepuluh kali lipat,
dibandingkan dugaan Anda, bahwa saya telah dihabisi."
Saat itu ia mengalihkan pandangan herannya kepada saudara laki-lakinya
dan berkata padanya: "Orang ini benar; kamu pikir begitu juga kan, Tim" Ia bicara hampir
seperti sebuah buku (lancar), meski kelihatannya ia tidak begitu pintar. Apakah
www.rajaebookgratis.com eBook ini dipersiapkan oleh paguyuban Karl May Indonesia (PKMI)
www.indokarlmay.com ia benar-benar akan begitu mudah menghabisi kita, jika ia memang musuh kita
dan" -lanjutnya dengan suara ditekan- " andai saja ia seorang westman."
"Yes. Tapi ia bukan seorang westman," jawab Tim dengan nada sangat
yakin, sambil ia memandang saya dengan tatapan penuh simpati. "Mungkin ia
seorang settler yang sedang tersesat."
"Iya betul. Hal itu langsung terlihat jelas. Mari kita ajak dia dan
membawanya ke jalan yang tepat. Tersesat di wilayah barat yang jauh dan
diserang oleh Comanche bukanlah hal yang menyenangkan. Sementara itu kita
bisa beristirahat juga di sini; tempatnya juga nyaman."
Ia turun dari kudanya dan duduk di sebelah saya, diikuti oleh saudara
lelakinya, lalu ia bertanya kepada saya dengan nada yakin tapi ramah, seperti
seorang petinggi menghadapi orang rendahan yang memerlukan bantuan:
"Anda tidak keberatan kan, jika kami bergabung dengan Anda?"
"Prairie terbuka untuk setiap orang, Sir."
"Wah! Kedengarannya seolah-olah Anda tidak peduli, jika kami
memberikan saran dan bantuan kepada Anda."
"Anda sangat baik; tapi saya tidak perlu saran, juga bantuan."
"Tidak?", tanyanya sambil mengangkat alisnya dan memandang saya
dengan khawatir. "Jadi Anda tidak sedang tersesat?"
"Tidak." " Jadi Anda kenal lingkungan ini?"
"Ya." "Hmm! Luar biasa! Saya berani bertaruh, bahwa Anda bukanlah seorang
westman. Sebenarnya Anda berasal darimana ?"
"Dari Jerman" "Orang Jerman" Hmm, hal itu sudah saya duga; memang hal itu sangat
mungkin. Wajah Anda, pakaian Anda, ya, ya, semua tentang Jerman ada pada
diri Anda. Bolehkah saya tahu, apa keperluan Anda di sini dan siapa nama
Anda?" "Mengapa tidak" Tapi saya kan lebih dulu di sini, jadi saya berhak
mengajukan pertanyaan terlebih dahulu kepada Anda."
" Ya ampun, orang ini kelihatannya ambisius! Baiklah, karena Anda
memang datang lebih dulu, kami akan berbaik hati dan memberitahu Anda,
bahwa kami westman, asli, benar-benar westman dan bukan pemburu bangkai
binatang yang saat ini meresahkan beratus-ratus orang di prairie. Dan siapa
nama kami" Mungkin Anda tidak peduli nama asli kami, sebab oleh seluruh
dunia kami hanya dipanggil sebagai 'kedua Snuffles'". Anda harus tahu, bahwa
hal itu disebabkan oleh hidung kami. Yah, memang hal itu sedikit
menjengkelkan, tapi kami sudah terbiasa, sehingga kami merasa tidak terganggu
sama sekali. Nah sekarang Anda sudah tahu siapa kami dan nama kami, saya kira
Anda juga sekarang akan menjawab pertanyaan saya."
"Dengan senang hati," jawab saya dengan ucapan yang hampir sama
seperti ucapannya tadi. "Saya juga akan berbaik hati dan memberitahu Anda,
bahwa saya westman, asli, benar-benar westman dan bukan pemburu bangkai
binatang yang saat ini meresahkan beratus-ratus orang di prairie. Dan siapa
nama saya" Mungkin Anda tidak peduli nama asli saya, sebab oleh seluruh dunia
saya hanya dipanggil sebagai Old Shatterhand."
Di Kawasan Singa Perak Karya Karl May di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
www.rajaebookgratis.com eBook ini dipersiapkan oleh paguyuban Karl May Indonesia (PKMI)
www.indokarlmay.com Ketika saya menyebutkan nama saya, Jim Snuffle melonjak kaget dan
berseru: "Old Shatterhand" Astaga! Orang terkenal itu" Kalau begitu kami
mendapat kehormatan besar, untuk..."
Ia tidak dapat melanjutkan kata-katanya karena saudaranya, Tim,
memotong pembicaraan: "Omong kosong! Kamu jangan mau dibohongi, Jim! Coba perhatikan
orang ini dengan seksama! Dia dan Old Shatterhand! Saya yakin, kamu juga
punya mata!" Jim menuruti permintaan itu, ia mengarahkan pandangannya kepada saya
dan dengan nada kecewa ia sependapat:
"Well, kamu benar,Tim. Orang ini bukanlah Old Shatterhand. Apa yang
saya pikir tadi! Andai dia Old Shatterhand, maka beruang biasa pun akan
dianggap seekor grizzly."
Sambil ia berkata hal itu, ia duduk kembali. Saya perhatikan dia:
"Terserah Anda mau percaya atau tidak ucapan saya, kenyataan tetap tidak bisa
diubah." "Pshaw!" ia tertawa. "Nama Anda bukanlah Old Shatterhand. Saya lebih
tahu, siapa Anda." "Kalau begitu, siapa?"
"Anda seorang penggurau, seorang pelawak yang ingin mengelabui kami.
Tapi Anda takkan berhasil. Saya tadi kaget mendengar nama Old Shatterhand,
tidak terpikir bahwa saya kenal dengan pemburu yang terkenal itu."
" Oh, jadi Anda kenal dia, Mr. Snuffle?"
"Ya." "Mungkin bahkan kenal baik?"
"Kenal baik, tentu tidak. Kami pernah melihat dia di Fort Clark dekat
Missouri." "Di Fort Clark" Apakah ia benar-benar pernah berada di sana" Saya sama
sekali tidak tahu tentang hal itu."
"Saya percaya hal itu, sebab saya yakin, bahwa Anda sama sekali tidak
tahu apa-apa tentang Old Shatterhand kecuali hanya tahu namanya. Saya
beritahu Anda, pemburu itu adalah laki-laki yang tinggi, berdada bidang dan
berjenggot hitam pekat yang terjuntai sampai ke dada. Ia terkena bacokan kapak
Winnetou di keningnya yang membekas sampai sekarang, tentunya itu terjadi
sebelum mereka bersahabat."
"Bacokan kapak di kening" Bertubuh tinggi dan berdada bidang serta
berjanggut hitam panjang" Hmm! Anda benar-benar terkecoh oleh hidung Anda
yang panjang, Mr. Snuffle. Old Shatterhand tak pernah ada di Fort Clark. Orang
yang baru saja Anda gambarkan tadi adalah seorang pemasang jerat yang
berasal dari Iowa, bernama Stoke. Ia memang beberapa kali mengaku sebagai
Old Shatterhand di berbagai tempat, sampai akhirnya kedoknya terbongkar."
"Oleh siapa?" "Oleh Old Shatterhand asli."
"Jadi oleh Anda?"
"Ya." www.rajaebookgratis.com eBook ini dipersiapkan oleh paguyuban Karl May Indonesia (PKMI)
www.indokarlmay.com "Ah! Bagaimana hal itu bisa terjadi, Sir" Saya benar-benar jadi penasaran
untuk mendengarnya."
"Kejadiannya sangat jelas. Kejadian itu terjadi juga di Fort, tapi bukan
Fort Clark, melainkan di Fort Randall, juga dekat Missouri. Saya datang ke sana
untuk mengisi amunisi dan di sebuah toko saya melihat sekelompok laki-laki
yang tengah duduk mengelilingi dirinya sambil mendengarkan bualannya. Saya
bertanya kepadanya, apakah ia benar-benar Old Shatterhand, dan ketika ia
membenarkan, maka saya jelaskan, bahwa saya adalah satu satunya yang berhak
menyandang nama itu. Karena ia menganggap saya pembohong, maka saya
menunjukkan bukti, bahwa saya berkata benar."
"Bukti" Apa buktinya?"
"Saya memberi dia pukulan ke kepalanya, sehingga ia seketika itu juga
tersungkur." "Well! Sudikah Anda tunjukkan sekarang pukulan itu?"
"Ini dia." Saya menyodorkan tangan saya kepadanya. Ia memegang tangan saya dan
mengamatinya, meraba dan menekannya, lalu ia berkata sambil tertawa:
"Anda benar-benar pelawak yang luar biasa. Ini kan seperti tangan wanita.
Jari-jari yang lembut seperti ini dimiliki juga oleh tante kami. Saya tahu
persis hal itu, karena saya sering mendapat tamparan darinya, tapi saya tidak terjatuh
atau bahkan pingsan. Jadi dengan tangan seperti itu Anda merobohkan orang?"
"Ya." "Sampai ia pingsan?"
"Bahkan sampai ia tidak bangun lagi, kalau saya mau."
"Well! Maukah Anda berbaik hati untuk memberikan pukulan itu kepada
saya sekarang! Saya mohon kepada Anda, sebab saya benar-benar ingin
merasakan, bagaimana rasanya jika pingsan."
Sambil tertawa ia menyodorkan kepalanya kepada saya. Tangan saya betulbetul
gatal untuk memukulnya, tapi saya menahan diri dan menjawab,
"Jangan meminta hal itu kepada saya, Mr. Snuffle, sebab Anda pasti perlu
dua pukulan." "Mengapa?" "Yang satu lagi khusus untuk hidung Anda."
"Oh ya! Anda jangan membuat jengkel, bagaimanapun kami tahu siapa
Anda. Andai Anda benar-benar Old Shatterhand, pasti Anda sekarang sudah
memukul, sebab orang seperti dia tak akan membiarkan dirinya disebut
pelawak." "Apalagi kata itu di sini sebenarnya berarti pembohong," lanjut saya
dengan tenang. "Anda begitu baik, menyatakannya dengan ungkapan yang lebih
halus. Tapi justru kebaikan Anda itu membuat saya enggan untuk mengabulkan
permintaan Anda." "Lagi-lagi pandai berkelit! Mungkin Anda tahu, senjata apa yang dimiliki
Old Shatterhand?" "Tentu saja!" "Kalau begitu, apa?"
"Senjata Pembunuh Beruang dan Senapan repertir."
www.rajaebookgratis.com eBook ini dipersiapkan oleh paguyuban Karl May Indonesia (PKMI)
www.indokarlmay.com Saya tentu ingat, bahwa senapan saya telah saya masukkan ke dalam
sarungnya, agar tidak lembab terkena hujan yang kemarin malam turun. Jim
Snuffle menunjuk ke senapan yang tergeletak di samping saya dan bertanya:
"Apakah senjata tua Pemburu Beruang yang besar ini milik Old
Shatterhand?" "Betul." "Kalau begitu sebuah meriam dari zaman Washington bisa diresmikan
sebagai revolver salon! Dan senjata kacangan murahan yang Anda bungkus rapi
itu adalah Senapan Henry?"
"Ya." "Kalau begitu, coba tunjukan senjata itu! Saya ingin melihatnya!"
"Apakah Old Shatterhand lain dari Fort Clark memperlihatkan senjatanya
kepada Anda" "Tidak." "Mengapa tidak?"
"Siapa yang berani memerintah kepada orang seperti dia."
"Tapi mengapa Anda tidak segan memerintah kepada saya?" Apakah ia
membawa Senapan Pemburu Beruang dan Senapan Henry ?"
"Tidak tahu. Lagi pula tidak penting untuk diketahui. Pokoknya dia yang
asli, bertopi lebar, memakai jubah dan kemeja berburu dari kulit rusa, celana
leggins dari kulit rusa dan sepatu bot panjang; seperti itulah Old Shatterhand.
Ia tidak bisa dan tidak boleh digambarkan selain dari yang itu. Tapi lihatlah Anda,
justru sebaliknya! Topi Anda itu hanyalah satu-satunya barang yang sesuai
dengan seorang pemburu dan wetsman, sedangkan barang yang lainnya cocok
berada di belakang bajak sawah atau di dalam kandang kelinci. Yang paling pasti
adalah, Old Shatterhand sama sekali tidak ada di daerah ini, pokoknya sama
sekali tidak mungkin dia ada di sini."
"Mengapa"' "Karena ia berada di seberang di pegunungan Gros Ventre."
"Apakah Anda yakin akan hal itu"'
"Ya. Tentunya Anda tidak tahu sama sekali, apa yang terjadi di seberang
sana. Apakah Anda pernah dengar tentang Winnetou?"
"Kepala Suku Apache" Apa yang Anda ketahui tentang dia?"
"Iia telah gugur. Ya, coba bayangkan, laki-laki hebat dan mulia itu telah
gugur! Suku Sioux Ogellalah menembaknya di Pegunungan Hancock, dan Old
Shatterhand tentunya sedang mengejar mereka, untuk membalas dendam atas
kematian sahabat dan saudaranya itu. Saya beritahu Anda, bahwa tak seorang
pun dari mereka akan lolos hidup-hidup! Old Shatterhand takkan pernah
membiarkan darahnya sia-sia. Tapi dalam hal ini ia takkan beristirahat dengan
tenang, sampai orang-orang itu dihabisi. Apakah sekarang Anda masih
menganggap diri Anda Old Shatterhand?"
"Ya." "Kalau begitu, coba Anda ceritakan kepada kami, apa yang telah terjadi di
Pegunungan Hancock itu!"
"Saya sudah cukup mengalaminya, dan tidak mau membicarakannya lagi."
"Well! Anda selalu punya alasan yang terdengar tidak jelek! Wah, saya
benar-benar menyukai Anda. Mungkin Anda gila dan mengaku seseorang yang
www.rajaebookgratis.com eBook ini dipersiapkan oleh paguyuban Karl May Indonesia (PKMI)
www.indokarlmay.com bukan Anda, maka kami harus mewaspadai Anda, soalnya nanti Anda bahkan
mengaku Sultan Turki atau Kaisar Tiongkok. Atau mungkin juga Anda hanya
bergurau, supaya Anda bisa menjadi teman kami, karena kami termasuk orangorang
yang suka bercanda. Jika tujuan Anda sama dengan kami, maka Anda akan
kami ajak." "Sungguh" Anda akan memberi kehormatan itu kepada saya?"
"Terserah apa itu disebut kehormatan atau bukan; kami suka tertawa.
Anda berasal dari mana"
"Dari Pegunungan Gros Ventre."
"Well! Anda tetap merasa jadi orang itu. Dan Anda mau ke mana?"
"Ke suku Apache."
"Astaga! Mau apa Anda ke mereka?"
"Memberitahu mereka tentang kematian Winnetou."
"Ya ampun, Anda benar-benar tidak mau melepas peran itu! Tapi jika
itu benar-benar maksud Anda, maka Anda sia-sia menempuh perjalanan
berbahaya, sebab orang-orang Apache sudah tahu, bahwa Winnetou telah
gugur." "Benar sekali! Saya tidak bisa segera pergi ke sana, karena keadaan
menahan saya, maka ada yang mendahului saya. Sebagaimana kita tahu, betapa
cepat desas-desus atau berita menyebar di wilayah Barat ini, tapi tetap saja
saya harus ke sana. Orang-orang Apache harus mendengar langsung dari saksi mata."
"Saksi mata! Anda benar-benar seorang yang istimewa! Kalau Anda mau
tetap bersama kami, tentunya kami akan senang. Soalnya kami mau
menyeberang Sungai Canadian lalu naik ke Santa Fe. Itu tentu arah Anda juga
kan" Anda mau bergabung dengan kami?"
"Ya, sebab saya juga suka Anda."
"Well! Kalau begitu kita sepakat. Tapi sebelumnya kami ingin tahu satu
hal: bagaimana kami memanggil Anda?"
"Nama saya." "Maksud Anda Old Shatterhand?"
"Ya." "Ya ampun. Anda tidak boleh memaksa kami! Kami tidak akan
mempermainkan nama itu."
"Bagi saya itu serius."
"Tapi bagi kami tidak. Coba sebut nama lain saja!"
"Saya tetap mau pakai nama itu."
"Kalau begitu Anda memaksa kami untuk mencarikan nama lain. Anda kan
orang Jerman, jadi kami akan memanggil Anda Mr. German, sampai Anda
memberitahukan nama asli Anda. Apa Anda setuju?"
"Saya tidak keberatan."
"Kamu juga setuju, kan Tim?"
"Panggil dia semaumu, panjang atau pendek, saya setuju. Sekarang iia
mengaku Old Shatterhand, nanti kita akan lihat semuanya tentang dia."
"Bagaimanapun ia bukan westman. Nah, Mr. German, Anda akan berkuda
bersama kami. Tapi apakah Anda juga tahu, apa artinya itu?"
"Pasti bukan sesuatu yang luar biasa."
www.rajaebookgratis.com eBook ini dipersiapkan oleh paguyuban Karl May Indonesia (PKMI)
www.indokarlmay.com "Oho! Kita harus melalui wilayah Comanche yang sekarang sedang
bertarung melawan kulitputih. Orang-orang Comanche itu menduga telah
diperdaya lagi. Mungkin mereka juga benar. Kita akan mati, jika mereka
menangkap kita. "Itu betul, tapi ungkapannya salah."
"Kalau begitu ungkapkan yang betul!"
"Kita bodoh, jika mereka menangkap kita."
"Well, jangan marah! Mudah-mudahan itu nyata seperti ungkapan cerdik
Anda, ayo jangan biarkan Anda tertangkap. Kita sudah cukup istirahat, sekarang
kita berangkat. Ambil kuda Anda, Sir!"
"Tidak perlu, dia akan datang sendiri."
Saya bersuit, kuda itu berderap datang dari balik semak-semak. Ketika
Snuffle Bersaudara melihat kuda yang sangat indah itu, mereka terkagumkagum
sehingga terdiam sejenak, lalu Jim berseru:
"Astaga, kuda apa itu! Bagaimana Anda dapat kuda seperti itu?"
"Itu hadiah" "Dari siapa?" "Dari Winnetou."
"Jangan membual! Winnetou memberi hadiah kuda seperti itu. Anda
tidak boleh bersandiwara sejauh itu. Saya akan berbicara jujur kepada Anda,
bahwa bagi saya, Anda perlu dicurigai. Seorang laki-laki seperti Anda dan seekor
binatang yang berharga! Mudah-mudahan kita tidak bertemu seseorang si
pemilik kuda itu, sehingga yang berwajib memanggil kita untuk dihukum
gantung." "Jangan khawatir, Mr Snuffle! Saya bukan pencuri kuda. Anda lihat
sendiri kan bagaimana kuda itu begitu patuh pada saya, itu membuktikan bahwa
kuda itu milik saya. Dulu kuda itu milik kepala suku Sioux yang dirampas oleh
Winnetou." "Jika memang begitu, berarti saya keliru. Siapapun yang menunggangi
kuda seperti itu, pasti bukanlah orang biasa. Tapi, seorang westman asli takkan
membalut tubuhnya dengan kain linen, seperti yang Anda kenakan itu! Bagi saya
Anda adalah sebuah teka teki."
"Mungkin saja, tapi Anda jangan memeras otak; jawabannya akan datang
dengan sendirinya." "Tapi saya mohon kepada Anda secepat mungkin, Mr. German! Saya
menganggap Anda pelawak, tapi kuda itu membuat saya berpikir. Untunglah
Anda punya wajah terbuka dan jujur, jadi kami akan coba mempercayai Anda.
Ayo naiklah dan siap-siap kita akan segera berangkat"
Catatan: Untuk pembelian buku Di Kawasan Singa Perak I: Singa Pembalas Dendam,
silakan menghubungi http://tokowinnetou.com (sedang dalam pengerjaan).
www.rajaebookgratis.com eBook ini dipersiapkan oleh paguyuban Karl May Indonesia (PKMI)
www.indokarlmay.com DI KAWASAN SINGA PERAK II
Termasuk dalam: Kisah Perjalanan
KARL MAY
Di Kawasan Singa Perak Karya Karl May di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
BAB SATU DI MENARA BABEL Keesokan hari, setelah malam yang digambarkan dalam bagian penutup jilid
yang lalu, kami melaksanakan perjalanan yang telah direncanakan menuju
Menara Babilonia, suatu tempat yang disebut Birs Nimrud oleh orang-orang
Badui di sana. Dari Bagdad ke Hilla atau Hilleh dibutuhkan waktu tiga hari
perjalanan singkat. Kami tidak membutuhkan waktu yang begitu lama dengan
kuda-kuda cepat milik kami, oleh karenanya kami tidak berencana harus sudah
berangkat sebelum tengah hari. Seperti yang sudah-sudah, kami menunggu
puncak suhu tertinggi menurun, dan setelah berpamitan dengan tuan rumah
dan onbaschi-nya yang gendut, ,barulah kami melaksanakan perjalanan ke hulu
kemudian menyeberangi jembatan menuju tepi kanan Sungai Tigris.
Dari sana, saat sepintas kami menengok ke belakang, dalam kilauan sinar
matahari yang menyilaukan mata kami, terpampanglah pemandangan kota. Di
sebelah kiri kami melihat taman untuk rakyat, di mana Midhat Pascha
membangun jalur trem yang ditarik kuda, dan lembaga karantina. Di atasnya
terdapat kastil dan sangat dekat dengan air berdiri gedung pemerintahan. Sedang
di sebelah kananm terletak daerah pinggiran kota, Mostansir-lama. Selanjutnya
di tengah, tampak menyebar perumahan penduduk dengan menara-menara dan
kubah-kubah masjid yang menjulang tinggi, yang di atasnya dilingkupi kepulan
asap dan debu. Itulah Bagdad yang sesungguhnya.
Dari sini kami berbelok menuju terusan Oschach, dan setelah kami
membelakanginya, di hadapan kami, sejauh mata memandang, yang terlihat
adalah ... gurun. Ya, gurun. Belum lama kami menyaksikan kebun-kebun
berjajar, di mana ribuan pohon kurma melambai-lambai, bunga-bunga
menyerbakkan harum, dan buah-buahan ranum berkilauan, sekarang kami
dihadapkan pada gurun yang mahaluas dan mencekam yang membentang ke
arah barat hingga tepi Sungai Efrat.
Melintasi gurun ini smula kami mengarah ke Khan Assad, selanjutnya
mengarah ke Khan Bir Nust yang dapat kami capai beberapa saat sebelum
malam tiba. Kami tidak bermalam di Khan 1 karena menghindari gangguan kutu
busuk. Kami hanya berhenti karena harus mencari sesuatu untuk minum kudakuda
kami, kemudian melanjutkan perjalanan sedikit lagi melewati Khan
Iskenderijeh, di mana kami turun, mengikat kuda-kuda, dan membentangkan
selimut di perkemahan. Hingga di sini kami belum melihat seorang pun peziarah Syiah atau satu
pun rombongan jenazah. Tapi saat kami berbaring bersebelahan, Halef berkata:
1 Khan: penginapan. www.rajaebookgratis.com eBook ini dipersiapkan oleh paguyuban Karl May Indonesia (PKMI)
www.indokarlmay.com "Sihdi, tidakkah Anda mencium sesuatu" Saya sangat merasakannya,
seolah kita tengah berada lagi dalam hembusan sampar dari 'kafilah maut'.
Tidakkah Anda merasakannya juga?" 2
"Ya, sama persis seperti yang engkau rasakan," jawab saya. "Kenangan itu
menusuk syaraf penciuman kita " Saya bukan saja melihat kafilah maut-nya,
tetapi juga membauinya. Kejadiannya sangat mengerikan waktu itu, sangat
mengerikan, sehingga bukanlah keajaiban bahwa hidung kita tidak melupakan
aroma bangkai-bangkai itu yang ganas menusuk hidung, hingga kini. "
Kafilah Maut, Karwan el Amwat, seperti yang disebut orang Badui,
apakah itu" Saya kira, pertanyaan ini harus dijelaskan dulu dengan penjelasan yang
sebaik-baiknya dan sesingkat-singkatnya:
Para pengikut Muhammad dari golongan Syiah yakin, bahwa setiap Muslim
dari sekte ini apabila dikuburkan di Karbala atau Najaf Ali akan masuk surga
tanpa halangan apa pun. Seperti yang diketahui, para pemeluk Islam terbagi ke
dalam dua golongan, Sunni dan Syiah. Kata Sunna, yang berarti "jalan" atau
"haluan" bermakna segala perbuatan atau ucapan Muhammad yang
berhubungan dengan tradisi, untuk segala persoalan, baik yang tidak disebutkan
atau tidak dinyatakan dengan tegas dalam Quran, berlaku sebagai hukum. Sunna
sendiri bagi para pengikutnya, di samping Quran, merupakan sumber utama bagi
aturan agama dan kehidupan. Dalam hal ini,
pengikut Sunni merupakan mayoritas di antara bermacam aliran Islam , mereka mengakui tiga orang
sahabat: Abu Bakar, Umar, dan Utsman sebagai pengganti nabi yang syah.
Yang masuk ke dalam kelompok ini adalah hampir seluruh kaum muslim di
Afrika, juga Mesir, Turki, Suriah, Arab, dan Tartar. Kaum Syiah lebih mirip
sebuah partai. Mereka menolak ketiga khalifah yang disebutkan di atas dan
menyatakan hanya Ali dan penerusnyalah yang memiliki hak menjadi khalifah.
Sebagian besar mereka tersebar di Persia dan India, sementara di negara lain
hanya ada di tempat tertentu saja. Mereka berjumlah hampir duapuluh juta,
sementara jumlah pengikut Sunni lebih dari duaratus juta.
Orang-orang Syiah memuliakan Ali dan penerusnya, khususnya kedua
puteranya, Hassan dan Hussein, dengan suatu penghormatan yang berlebihan
dan emosional, bahwa Ali dan seluruh pengganti syah-nya yang akan datang di
kemudian hari, oleh sebagian kelompok ekstrem bahkan diibadahi sebagai
penjelmaan Tuhan. Mereka, walaupun tidak mengakuinya, mencampurkan
ajaran asli dengan unsur-unsur mistik dan pantheis, dan menyatakan bahwa
orang-orang Sunni harus dimusnahkan, sikap yang lebih dari sekedar membenci
dan mengejar orang-orang Yahudi, Kristen, dan kafir sekalipun. Itulah sebabnya
selama berabad-abad terjadi perang yang keji dan banyak memakan korban di
antara kedua aliran itu. Darah, sangat banyak darah yang tumpah, Berbagai
kekejaman dilakukan yang tercatat dengan sendirinya, dan sampai hari ini pun
kebencian itu tidak hilang. Ia membara terus dan terus, melepaskan setiap alasan
ke dalam api yang menghanguskan. Selanjutnya sudah dapat dimengerti, bahwa
kegetiran ini mencari dan menemukan korbannya pada kedua belah pihak yang
bersengketa, di mana orang-orang Sunni dan Syiah tinggal bersama, di sana
2 Bacalah: Kara Ben Nemsi IV: Kafilah Maut, oleh Karl May.
www.rajaebookgratis.com eBook ini dipersiapkan oleh paguyuban Karl May Indonesia (PKMI)
www.indokarlmay.com semakin banyak terjadi konflik satu sama lain, tapi sungguh berbeda dengan
yang terjadi di perbatasan propinsi Irak Arabi -- tidak jauh dari Bagdad -tempat terletaknya kedua kota suci orang-orang Syiah, Najaf Ali dan Karbala.
Nama kota pertama diambil dari letaknya yang berdekatan dengan telaga
Najaf, yang juga disebut Mashad Ali atau kuburan Ali, karena ia dimakamkan di
sana. Kota tersebut terletak kira-kira limapuluh kilometer sebelah selatan dari
tempat reruntuhan Babilonia, di antaranya terletak jalan yang ditempuh orang
untuk mencapai desa Kefil, tempat tenang di mana Nabi Hesekiel berada.
Karbala, disebut juga Mashad Hussein atau Makam Hussein, adalah ibukota
sebuah sandzak (satuan wilayah administrasi pada masa pemerintahan Utsmani)
dengan penduduk sekitar enampuluh ribu, jauh melebihi penduduk Bagdad. Ia
disatukan oleh sebuah terusan dengan tepi kanan sungai Eufrat dan menjadi
tempat perziarahan yang menonjol bagi orang-orang Syiah, yang dianggap lebih
keramat daripada Najaf Ali.
Bukan maksud saya untuk masuk ke dalam pembicaraan mengenai perangperang
terdahulu antara kaum Sunni dan Syiah, serta kematian Ali dan kedua
puteranya, Hassan dan Hussein. Telah cukup dikatakan, bagaimana kita masih
akan melihat peringatan kematian Hussein dirayakan oleh orang-orang Syiah
dengan gairah emosional yang lebih besar, dan untuk mereplikasikannya,
penganut Syiah memegang keyakinan, setiap pengikutnya akan segera masuk ke
dalam surga jika ia dikuburkan di salah satu dari kedua kota tersebut.
Dengan alasan tersebutlah, maka hasrat terbesar dari setiap orang Syiah
adalah diizinkan untuk beristirahat-terakhir di tanah suci ini. Tapi bagi
kebanyakan orang-orang Syiah yang tinggal di Persia dan bahkan India, biaya
pengiriman jenazah yang jauh harus ditebus dengan harga yang sangat mahal.
Hal ini hanya bisa dilakukan oleh orang-orang kaya, yaitu mengirimkan jenazah
setelah kematian mereka ke Karbala atau Najaf Ali dan dikebumikan di sana;
orang-orang miskin harus berjalan sendiri ke sana, artinya ia harus berpisah
dengan sanak keluarganya untuk selamanya, mengemis dengan segala ketekunan
dan penderitaan melalui negeri-negeri yang luas ke tujuan akhir pengembaraan
dan hidupnya, kemudian menunggu saat kematiannya di sana.
Pengembaraan ini dilakukan di setiap musim dan sebagian besar
menempuh jalur-jalur yang sama, yang telah menjadi sebuah kelaziman, karena
telah terbukti sebagai jalur-jalur terbaik dan terdekat; juga merupakan rute,
arah, atau penunjukkan yang pasti yang diperintahkan oleh badan yang
berwenang. Jalur-jalur ini sama dengan alur sebuah sungai: daerah dengan mata
air, kali-kali kecil dan beberapa sungai kecil tersebar; kemudian satu sama lain
saling mendekati anak sungai, menjadi sebuah sungai, yang nantinya akan
bersatu pada sungai besar. ...
Catatan: Untuk membeli buku Di Kawasan Singa Perak II silakan menghubungi:
http://tokowinnetou.com (sedang dalam persiapan)
Misteri Bayi Ular 2 Detektif Ilmiah Einstein Anderson Karya Seymour Simon Pengemis Bintang Emas 2
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama