Gadis Hari Ke Tujuh Karya Sherls Astrella Bagian 2
membuatnya semakin ingin tahu.
Setiap berada di Pienlang ia selalu berharap melihat kembali gadis itu.
Sayangnya, harapan itu tak pernah terwujud.
Gadis itu benar-benar menghilang dari Pienlang seperti yang telah
dikatakannya. Satu-satunya yang tak hilang darinya adalah peninggalannya.
Siang hari setelah kepergian gadis itu, seorang pria bertubuh besar
dan berjenggot hitam tebal dengan rambut coklat keritingnya yang
gerondong, muncul. Pria itu adalah Lancetlon.
Lancetlon datang memenuhi panggilan gadis itu untuk melihat keadaan
Pienlang hingga ke sungai terdekat yang berjarak lebih kurang dua mil.
www.ac-zzz.tk Sepanjang hari itu Lancetlon mengukur dan menghitung saluran yang
akan dibuatnya. Menjelang malam, Lancetlon pergi tetapi ia kembali lagi
keesokan harinya bersama puluhan pekerja.
Bersamaan kedatangan para pekerja itu, berdatangan pula banyak
kereta. Segala yang diperlukan bagi pembangunan saluran didatangkan oleh
berpuluh-puluh kereta barang.
Dua buah kereta penuh berisi peralatan membangun terutama cangkul.
Kereta-kereta yang lain membawa kayu dan perlengkapan untuk tidur yakni
selimut hangat. Di antara kereta-kereta itu ada sebuah kereta yang khusus berisi
peralatan memasak dan bahan-bahan memasak.
Tujuh pekerja yang telah diperintahkan Lancetlon untuk membangun
rumah kayu sederhana, segera melaksanakannya.
Tiga orang laki-laki bertopi putih tinggi, turun dari kereta yang berisi
perlengkapan memasak itu dan segera menurunkan barang-barang yang perlu.
Ketika rumah kayu untuk dapur mereka usai dibangun, mereka dengan
bantuan pekerja lain, segera memindahkan barang-barang di kereta ke rumah
itu. Pekerja yang lain juga membangun perkampungan sementara mereka
dari kayu-kayu yang telah didatangkan. Di tempat yang mereka bangun itulah
mereka menempatkan selimut hangat yang akan mereka gunakan untuk tidur
di malam hari. Sepanjang hari itu mereka sibuk mempersiapkan pembangunan saluran
air dari sungai ke Pienlang.
Penduduk Pienlang berlalu lalang mengawasi para pekerja itu. Kemarin
gadis itu telah meminta Tervis untuk mengatakan kedatangan Lancetlon dan
para pekerjanya pada penduduk, hari ini beberapa penduduk tampak di antara
para pekerja. Penduduk merasa sangat berterima kasih pada kesukarelaan para
pekerja itu untuk membangun saluran yang kelak akan menyejahterahkan
hidup mereka. Mereka merasa perlu terlibat dalam usaha pembangunan ini.
Pria-pria yang telah dinyatakan sehat oleh dokter, membantu para
pekerja membangun perkampungan sementara.
Wanita-wanita yang telah pulih dari sembuhnya, membantu para koki
itu menyiapkan makanan bagi pekerja.
Anak-anak yang mendapatkan kembali keceriaan mereka, dengan riang
melakukan segala pekerjaan ringan yang dibebankan pada mereka.
Suasana kerja sama hari itu menakjubkan Pangeran.
www.ac-zzz.tk Mereka yang tidak saling mengenal bisa bekerja bersama tanpa
perasaan asing untuk satu tujuan. Mereka membantu tanpa peduli kenal atau
tidak. Pangeran terharu melihat rakyatnya.
Pangeran pun tidak mau ketinggalan. Bila kemarin-kemarin gadis itu
yang mendatangkan banyak bantuan untuk Pienlang, kali ini Pangeran ingin
memberikan bantuan. Kedatangan para pekerja itu disambut Pangeran dengan memerintahkan
prajurit segera ke Istana untuk mengumpulkan bahan makanan bagi para
pekerja. Pangeran juga memerintahkan Roger untuk mengumpulkan bahan
bangunan bagi pembangunan saluran ini.
"Barang apa saja yang kauperlukan untuk pembangunan ini, Lancetlon?"
tanya Pangeran sebelum menugaskan Roger.
"Saya tidak membutuhkan banyak bahan bangunan, Pangeran," jawab
Lancetlon, "Tuan Puteri menginginkan sebuah saluran buatan yang terlihat
alami." Pangeran hanya menatap Lancetlon.
"Kemarin saya telah menemui Tuan Puteri untuk membicarakan saluran
ini. Saya memberikan padanya rancangan saluran yang akan bangun. Saat
itulah Tuan Puteri menyatakan keinginannya. Ia ingin kami membuat anak
cabang sungai itu ke Pienlang. Untuk mencegah bila ada hujan deras yang
menyebabkan anak sungai meluap, ujung anak cabang akan dibuat dalam dan
besar menyerupai kolam besar. Pada tepi-tepinya akan dibangun dinding yang
sangat kuat untuk mencegah luapan air. Itulah yang kemarin dikatakan Tuan
Puteri. Sebagian besar pekerjaan kami adalah menggali anak cabang ke
Pienlang." Pangeran mendengarkan dengan tercengang.
Lancetlon adalah pria keras kepala yang tidak mau ditolak
rancangannya. Ia adalah arsitektur terbagik Evangellynn tetapi ia tidak
memiliki sifat yang menyenangkan. Lancetlon tidak mau orang lain mengkritik
apa yang dibuatnya. Baginya, apa yang ia rencanakan adalah yang terbaik. Tak
peduli siapapun yang memerintahkannya, Lancetlon akan membangun apa yang
ia rencanakan walau orang itu tak setuju. Itulah sifat keras kepala Lancetlon
yang sering membuat orang lain jengkel. Tetapi harus diakui hasil pekerjaan
Lancetlon selalu memuaskan.
"Anda mungkin bisa membawakan tambahan cangkul dan alat
pencongkel batu. Melihat penduduk yang ikut membantu, saya khawatir
peralatan yang disediakan Tuan Puteri tidak mencukupi."
www.ac-zzz.tk "Berapa yang kaubutuhkan?"
"Saya tidak dapat memastikannya, Pangeran."
"Aku akan melihat dulu seberapa banyak penduduk Pienlang yang akan
membantu pembuatan saluran ini kemudian akan kuputuskan berapa yang
harus didatangkan." "Itu adalah ide yang baik, Pangeran."
Pekerjaan membangun dimulai pada keesokan harinya. Pagi hari ketika
langit masih malam, para pekerja telah bangun dan bersiap-siap untuk
memulai pekerjaan mereka.
Ketiga koki juga bangun dan mulai mempersiapkan sarapan.
Ketika penduduk Pienlang bangun, mereka telah terlambat. Pekerjaan
telah dimulai. Penduduk bergegas membantu menggali sungai kecil.
Pekerja yang jumlahnya hampir 80 orang itu dipimpin oleh Lancetlon
untuk menggali saluran dari sungai ke Pienlang. Lancetlon mengawasi
pekerjaan para pekerja itu tanpa berhenti memberi komando.
Ketika Pangeran tiba, suasana desa kembali menjadi sangat sepi.
Bahkan jauh lebih sepi dari saat pertama kali Pangeran datang.
Tawa anak kecil yang telah muncul, kembali menghilang. Para wanita dan
pria pergi ke sungai untuk memberikan bantuan.
Pangeran sungguh tidak tahu bagaimana harus berterima kasih pada
gadis asing itu. Gadis itu telah membuat segalanya menjadi jauh lebih mudah
bagi Pangeran. Ia membuka jalan untuk diteruskan Pangeran.
Pangeran menemukan Lancetlon berada di tepi sungai bersama anak
buahnya yang telah menggali anak sungai.
Air sungai mengalir deras. Riak-riaknya menerjang tepi sungai dengan
keras. Percikan-percikan air berhamburan dari batu-batu di tengah sungai.
Warna airnya yang biru jernih, semakin indah biru oleh langit. Awan-awan
putih mengambang di permukaan air.
Di sampingnya, para pekerja yang penuh keringat, menggali tanpa kenal
lelah. Bunyi cangkul terdengar bertalu-talu bagai nyanyian ombak di laut.
"Bagaimana perkembangannya?"
"Semuanya berjalan lancar sesuai yang direncanakan," lapor Lancetlon.
"Air sungai sangat deras, apakah tidak berbahaya bagi Pienlang?" tanya
Pangeran. "Tidak, Pangeran. Ketika melewati anak sungai yang kami buat, aliran
air makin lama kian melambat dan ketika tiba di Pienlang, airnya tidak akan
meluap." www.ac-zzz.tk "Air sungainya akan merupakan air mati yang tidak dapat mengalir. Air
akan mengalir ke Pienlang tetapi setelah itu ia tidak dapat pergi ke manapun.
Ia akan terperangkap di ujung anak sungai. Air itu tidak akan sehat. Kalau
kita mengembalikannya ke sungai atau ke laut, air akan terus mengalir."
"Anda tidak perlu mengkhawatirkannya, Pangeran. Tuan Puteri telah
memikirkannya. Air anak sungai buatan ini, akan dapat mengalir masuk dan
pergi. Selama sungai induknya deras, air dapat pergi dan kembali."
Pangeran memikirkannya. "Anda tidak perlu memikirkannya, Pangeran. Kemarin malam Tuan Puteri
menemui saya untuk merubah pembangunan saluran. Ia ingin kami
membelokkan anak sungai ke Herbranchts kemudian mengembalikan kepada
induknya." "Herbranchts?" Pangeran kebingungan, "Apakah desa itu mengalami
nasib yang sama seperti Pienlang?"
"Tidak, Pangeran. Dibandingkan Pienlang, Herbranchts jauh lebih
makmur. Jaraknya dengan Pienlang tidak jauh hanya sekitar 2 mil. Anda dapat
melihat keadaan di sana bila Anda ingin. Dengan kuda Anda, saya yakin Anda
bisa mencapainya dalam waktu kurang dari seperempat jam."
Seorang pria mendekati Lancetlon dan berbisik padanya.
"Maafkan saya, Pangeran. Ada yang perlu saya urus."
Pangeran memperhatikan Lancetlon yang menjauh bersama pria itu.
Pria itu tidak terlalu tua juga tidak terlalu muda, Pangeran menilai pria
yang menganggu pembicaraannya dengan Lancetlon, mungkin umurnya sekitar
empat puluh tahun. Pakaian yang dikenakannya rapi. Bajunya berwarna hitam
mengkilat seperti celananya. Pakaiannya sangat rapi seperti seorang
bangsawan. Mereka berbicara dengan serius. Entah apa yang dikatakan pria itu
sehingga membuat Lancetlon mengangguk berulang kali. Tak lama kemudian
mereka berjabat tangan dan pria itu pergi.
Lancetlon kembali ke tempat Pangeran dengan wajah berseri-seri.
Pangeran menduga pria itu adalah utusan Putri negeri tetangga itu.
Kedatangannya menemui Lancetlon adalah untuk memberitahunya berapa
bayaran yang akan didapatkan Lancetlon setelah pekerjaannya selesai. Hal itu
terlihat jelas di wajah berseri Lancetlon.
"Maafkan atas gangguan ini, Pangeran," kata Lancetlon, "Ia adalah
utusan Tuan Puteri."
Pangeran sudah menduganya.
www.ac-zzz.tk "Sekarang kita dapat meneruskan kembali pembicaraan kita," kata
Lancetlon, "Sebelum saya lupa, Pangeran, saya ingin memberitahu Anda bahwa
bantuan Anda telah saya terima kemarin. Saya sangat berterima kasih atas
bantuan yang sangat banyak itu, tetapi sayang saya tidak memerlukan bahanbahan
bangunan itu lagi." "Ya," Pangeran mengangguk, "Engkau hanya menggali anak sungai."
"Tidak, Pangeran. Kami tetap akan membangun tetapi kami tidak
memerlukan banyak bahan bangunan. Tuan Puteri ingin kami membangun
beberapa sumur di tempat yang telah ditentukan oleh geologis yang dikirim
Tuan Puteri. Hari ini para geologis itu akan datang ke Pienlang untuk mulai
menentukan sumber air di dalam tanah."
"Begitu banyak yang ia keluarkan untuk Pienlang," pikir Pangeran,
"Kerajaan ini berhutang banyak pada kerajaannya. Entah dari kerajaan mana
ia berasal." Berpuluh-puluh orang mendekat dengan cangkul di tangannya.
Lancetlon menepuk tangannya dan dengan puas berkata, "Akhirnya
mereka datang juga."
Pangeran keheranan melihat puluhan pria itu.
Lancetlon meninggalkan Pangeran dan berseru pada pria-pria itu,
"Kalian cepat membantu yang lain menggali!"
Tanpa perlu diperintah dua kali, orang banyak itu segera berjajar di
antara para pekerja yang lain dan mulai menggali.
"Mereka adalah para pekerja yang dikirim Tuan Puteri pagi ini. Pria itu
tadi datang untuk memberitahukan kedatangan mereka," Lancetlon
memberitahu Pangeran. Pangeran terpana melihat deretan pria yang berjajar berhadaphadapan sejauh
seratus meter lebih itu. "Kalian akan membutuhkan banyak makanan. Aku akan mengirimkannya
untuk kalian." "Terima kasih, Pangeran. Kami sangat mengharapkan bantuan itu."
"Aku tak dapat membayangkan berapa banyak uang yang Tuan Puteri
kalian itu keluarkan untuk membiayai pembangunan besar-besaran ini."
6 www.ac-zzz.tk "TIDAK SAMA SEKALI!!!"
Mandletron membelalak kaget.
"Engkau tidak bercanda?"
"Tidak, Mandletron," kata Pangeran tegas, "Lancetlon sendiri yang
mengatakannya padaku. Aku juga tidak percaya tetapi Lancetlon berkata,
"Benar, Pangeran. Untuk pembangunan ini, Tuan Puteri tidak perlu
mengeluarkan uang sedikitpun. Tuan Puteri tidak perlu mengeluarkan uang
untuk membayar para pekerja maupun saya." Lancetlon meyakinkanku untuk
mempercayainya." "Gadis ini benar-benar menakjubkan!" seru Mandletron.
Pangeran mengangguk. "Ibumu akan senang sekali bila mendengarnya."
"Karena itu aku tidak memberitahu kedua orang tuaku. Mereka pasti
akan berkata, "Sayang engkau menjumpainya setelah ia bertunangan." Katakata itu
sungguh memerikan telingaku. Aku bosan mendengarnya."
"Harus diakui, Eduardo. Sayang sekali engkau tidak menjumpainya
sebelum ia bertunangan. Engkau tidak mau menikah dengan wanita manapun,
tetapi aku tertarik untuk menikah dengan gadis yang katamu mempesona itu.
Andai aku dapat berjumpa dengannya."
"Aku juga berharap mempunyai kesempatan untuk berjumpa dengannya
tetapi kurasa ia telah kembali ke kerajaannya."
"Gadis ini mempunyai kekuasaan yang besar," kata Mandletron.
"Aku setuju denganmu. Aku sendiri belum tentu bisa membuat
Lancetlon meninggalkan banyak pekerjaannya tanpa ganti rugi. Aku juga belum
tentu bisa mendatangkan banyak pekerja tanpa dibayar."
"Aku benar-benar ingin berjumpa dengannya."
"Aku juga ingin berjumpa lagi dengannya untuk mengucapkan terima
kasihku. Tetapi kesempatan itu tidak ada lagi. Baik Tervis maupun Lancetlon
mengatakan gadis itu tidak dapat kembali lagi karena masih banyak pekerjaan
yang harus diselesaikannya."
"Setidaknya Lancetlon bisa memberi informasi mengenai gadis ini."
"Tidak," kata Pangeran, "Seperti Tervis, Lancetlon tidak mengetahui
apa-apa tentang gadis ini. Ketika kutanya siapa gadis yang ia panggil Tuan
Puteri itu, ia menjawab, "Saya tidak banyak mengetahui dirinya, Pangeran."
Lancetlon juga terlalu sibuk untuk dimintai banyak keterangan."
Sudah satu bulan Pangeran menangani masalah Pienlang, tempat itu
telah mengalami banyak perkembangan yang memuaskan.
www.ac-zzz.tk Tim medis yang dulu Pangeran bawa, sekarang telah ditarik kembali.
Tervis juga telah kembali ke rumahnya. Di Pienlang, Pangeran meninggalkan
dua orang dokter dan beberapa perawat.
Rumah besar yang dulu digunakan gadis itu untuk rumah sakit, ternyata
gedung pertemuan Pienlang. Pangeran meminta Lancetlon untuk merenovasi
tempat itu menjadi rumah sakit setelah penggalian anak sungai selesai.
Tanpa banyak bertanya, Lancetlon menyetujuinya,
"Saya telah berjanji pada Tuan Puteri untuk melakukan yang terbaik
bagi Pienlang. Saya akan segera melaksanakannya saat ini juga walaupun
penggalian anak sungai belum selesai."
Pembangunan anak sungai yang diinginkan gadis itu juga mengalami
banyak kemajuan. Para pekerja itu bekerja tanpa kenal lelah demi gadis itu.
Gadis Hari Ke Tujuh Karya Sherls Astrella di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Siang malam mereka terlihat di jalur anak sungai buatan. Hingga satu bulan
berlalu, penggalian anak sungai itu telah mencapai desa Pienlang. Beberapa
hari lagi, penggalian akan diteruskan ke Herbranchts dan akhirnya
dikembalikan lagi ke induk sungai.
Para geologis yang dikirim gadis itu telah menemukan sumber mata air
bawah tanah. Lancetlon kemudian memerintahkan beberapa dari pekerja itu
untuk menggali tempat yang disarankan para geologis.
Sumur-sumur telah bermunculan di desa Pienlang. Galian anak sungai
juga telah mencapai tempat itu. Setelah anak sungai dilewatkan Herbranchts
dan dikembalikan ke sungai, sekat pemisan antara air sungai dengan anak
sungai buatan akan dibuka dan air akan mengalir deras.
Desa Pienlang tidak akan mengalami musim kemarau yang
berkepanjangan lagi. Mereka akan hidup makmur sejak saat ini.
Setelah beberapa sumur selesai dibangun, penduduk memulai kegiatan
mereka mengolah ladang. Kegiatan di Pienlang telah dimulai sejak kehidupan
rakyat tempat itu membaik.
Telah sebulan lebih Pangeran menghabiskan hari-harinya di Pienlang.
Artinya sudah sebulan lebih pula Pangeran memendam keingintahuannya yang
tak terjawab. Selama itu Pangeran tidak pernah melihat gadis itu lagi.
Siapa gadis itu, hingga kini Pangeran tidak mengetahuinya.
Ingin Pangeran berkunjung ke kerajaan-kerajaan tetangga untuk
menemukan gadis itu tetapi ia tidak bisa. Pienlang belum pulih benar.
Walaupun ada Roger yang telah diperintahkannya untuk menangani Pienlang,
Pangeran merasa lebih puas bila ia sendiri yang terjun ke Pienlang.
Di samping itu, Pangeran juga berharap suatu saat nanti ia dapat
bertemu kembali dengan gadis asing itu.
www.ac-zzz.tk "Sudah lama kita tidak berkuda bersama," kata Mandletron,
"Bagaimana bila besok kita berkuda ke Pienlang?"
"Ke Pienlang" Untuk apa?"
"Aku juga ingin bertemu dengan gadis itu."
"Ia tidak ada di sana. Sejak aku datang, ia tidak pernah terlihat lagi."
"Sudah lama kita tidak bertemu karena engkau selalu sibuk dengan
urusan Pienlang. Sepanjang hari engkau berada di Pienlang hingga para gadis
menangisi sikapmu." "Aku setuju dengan idemu selama engkau tidak mengungkit masalah
gadis. Aku bosan mendengarnya."
"Tetapi engkau tidak bosan untuk mendengar tentang gadis yang
kautemui di Pienlang, bukan?"
"Aku ingin mengetahui siapa dia untuk memberikan ucapan terima
kasihku yang sebesar-besarnya."
"Terserah padamu, Eduardo, tetapi aku melihat kenyataan yang lain."
Sebelum Pangeran terbangkitkan kemarahannya, Mandletron berkata, "Jadi,
engkau mau atau tidak?"
"Baiklah, besok pagi kita akan berkuda. Aku akan menyuruh Roger
menangani Pienlang selama aku berkuda."
"Rupanya engkau tidak bisa meninggalkan Pienlang walau hanya sehari."
"Aku harus membantu mereka sampai tuntas."
"Aku tidak sabar menanti esok hari. Semoga besok gadis itu datang
lagi." "Ia adalah seorang putri, Mandletron. Ia memiliki banyak pekerjaan di
kerajaannya sendiri daripada mengurusi kerajaan orang lain."
"Tidak baik memadamkan harapan orang lain," nasehat Mandletron.
"Hari ini sudah akan berakhir. Sebaiknya aku pulang. Aku harus beristirahat
banyak untuk bersiap menghadapi pacuan denganmu besok."
"Aku pasti menang darimu."
"Semoga tidak," sahut Mandletron, "Selamat malam."
Mandletron meninggalkan Istana.
Pangeran tersenyum membayangkan kekecewaan Mandletron esok hari.
Teah sebulan lebih Pangeran berada di Pienlang tetapi sekalipun ia tidak
pernah bertemu dengan gadis itu. Pernah suatu kali gadis itu datang, tetapi
Pangeran tidak bertemu dengannya.
Saat itu hari sangat panas. Matahari bersinar sangat terik hingga
tanah terasa membara. Tak sedikitpun angin bertiup.
www.ac-zzz.tk Para pekerja telah kelelahan. Tangan mereka terus mencangkul tanah
tetapi tenaga mereka banyak berkurang. Gerakan mereka tidak selincah pagi
harinya. Mereka seperti mencangkul dengan malas-malasan.
"Hari ini sangat panas," Lancetlon mengeluh, "Para pekerja menjadi
cepat lelah. Kalau panas ini tidak segera berakhir, pembangunan saluran ini
tidak akan selesai pada waktunya."
"Mungkin kita harus membiarkan para pekerja beristirahat dan
menikmati sesuatu yang menyegarkan. Terjun ke sungai di hari yang panas ini,
tentu sangat menyegarkan," usul Pangeran.
"Tepat sekali, Pangeran!" Lancetlon berseru, "Para pekerja memang
membutuhkan istirahat. Alangkah menyegarkannya bila di hari sepanas ini kita
berenang di sungai dan meminum sesuatu yang dingin."
Lancetlon memperhatikan air sungai yang bersinar-sinar. Airnya yang
biru jernih terus mengalir deras ke tempat yang sangat jauh. Air biru jernih
itu mengundang setiap orang untuk terjun ke dalamnya dan menikmati
kesegaran airnya di hari yang panas.
"Aku akan menyuruh juru masak membuat minuman yang menyegarkan
untuk kalian," Pangeran menawarkan dirinya.
"Tidak perlu merepotkan Anda, Pangeran. Saya bisa melakukannya
sendiri." "Engkau harus mengawasi para pekerja." Pangeran menepuk pundak
Lancetlon dan meninggalkan tempat penggalian.
Pangeran bergegas menemui para juru masak yang sibuk memasak
untuk makan siang. "Hari sangat panas. Buatkan sesuatu yang menyegarkan untuk para
pekerja," perintah Pangeran.
"Kami akan segera membuatnya, Pangeran," sahut wanita-wanita di
sana. "Kami akan segera mengirimnya."
"Mereka akan senang mendengarnya," kata Pangeran lalu Pangeran
kembali ke tempat para pekerja menggali.
Hari ini matahari di angkasa sungguh angkuh. Pagi tadi udara terasa
sejuk. Matahari bersinar hangat - menyapa semua yang ada di bumi ini.
Pangeran menyeka keringat yang membasahi wajahnya. Punggung
bajunya basah oleh keringat.
Cuaca hari ini sangat kejam.
Pangeran menengadah ke langit sambil melindungi matanya dari sinar
matahari. www.ac-zzz.tk Langit tetap biru tetapi awan putih yang biasanya menaungi langit,
tidak terlihat. Semua awan-awan putih bersembunyi entah di mana.
Pangeran tidak dapat menikmati kesegaran udara di bawah pohon
ketika ia melewati rerimbunan pohon hutan.
Pohon-pohon sepertinya juga enggan mengeluarkan udara segarnya di
udara sepanas ini. Daun-daunnya menunduk melindungi diri dari matahari yang
terik. Perlahan-lahan, terdengar suatu cangkul bertalu-talu membentuk lagu
kerja. Pangeran yakin ia sudah dekat dengan tempat para pekerja.
Lagu para pekerja terdengar nyaring dan penuh semangat.
Pangeran keheranan melihat para pekerja yang mendapatkan kembali
semangat mereka. Tangan-tangan kekar mereka tanpa henti memukulkan
cangkul. Udara yang panas tidak lagi terasa oleh mereka. Wajah-wajah
kepanasan yang beberapa saat lalu ada di wajah mereka, digantikan oleh
wajah riang. "Apa yang baru saja terjadi?" tanya Pangeran kebingungan.
"Tuan Puteri baru saja datang. Beliau mampir dalam perjalanannya
untuk melihat perkembangan pekerjaan kami," jawab Lancetlon.
"Tuan Puteri?" Lancetlon tersenyum. Pangeran baru menyadari kelelahan di wajah Lancetlon telah digantikan
oleh wajah ceria. "Tuan Puteri mengkhawatirkan kami. Beliau memang orang yang lembut.
Tetapi, Tuan Puteri mengeluh karena sifatnya itu. 'Aku mempunyai banyak
pekerjaan yang tidak bisa kutinggalkan tetapi aku merasa tidak tenang bila
tidak menangani Pienlang sampai tuntas,' katanya pada saya."
"Ia tidak perlu cemas. Sudah ada aku yang menangani tempat ini."
"Saya sudah mengatakan hal itu pada Tuan Puteri. Tuan Puteri berkata,
'Aku tahu Pangeran dapat menangani Pienlang, tetapi sifatku ini membuatku
tidak tenang. Aku selalu mengkhawatirkan kalian. Bila Pienlang telah pulih, aku
baru akan merasa tenang.' Tuan Puteri memang gadis seperti itu. Ia selalu
penuh perhatian. Dan, bila ia menangani suatu masalah, ia baru akan merasa
lega setelah masalah itu selesai."
"Entah mengapa aku merasa ia tidak dengan sepenuh hati meninggalkan
Pienlang dan menyerahkan masalah ini padaku."
"Anda salah, Pangeran. Ketika memanggil saya, Tuan Puteri berkata,
www.ac-zzz.tk 'Aku datang hanya untuk meminta bantuanmu. Selanjutnya, engkau akan
bekerja sama dengan Pangeran. Semua masalah di Pienlang saat ini telah
ditangani oleh Pangeran sendiri. Aku sungguh lega akhirnya ada orang Istana
yang mengetahui keadaan Pienlang sehingga aku tidak perlu memunculkan diri
untuk memberitahu mereka.'
Tuan Puteri benar-benar senang atas kedatangan Anda di Pienlang.
Sudah sifatnya bila ia tidak merasa lega sebelum melihat sebuah masalah
selesai. Tadi Tuan Puteri berkata, 'Pangeran telah melakukan semuanya
seperti yang aku harapkan. Seharusnya aku merasa lebih lega setelah
menjumpai kalian hari ini.'
Bahkan, Tuan Puteri berkata, 'Setelah hari ini, aku tentunya dapat
dengan lebih tenang mencurahkan perhatianku pada pekerjaanku yang lain.
Pienlang telah ditangani oleh Pangeran negeri ini.'
Anda tidak perlu khawatir Tuan Puteri tidak sungguh-sungguh
menyerahkan masalah Pienlang pada Anda."
"Ia menghindari pertemuan denganku," gumam Pangeran.
Gumaman itu ditangkap oleh Lancetlon.
"Tidak, Pangeran. Tuan Puteri adalah gadis yang selalu sibuk. Jangankan
Anda, saya sendiri selalu sulit menemui Tuan Puteri. Kalau bukan Tuan Puteri
yang menemui saya, kami tidak akan pernah bertemu."
"Aku telah banyak merepotkannya. Demi Evangellynn, ia meninggalkan
urusan kerajaannya yang penting. Entah bagaimana kita bisa membalas
kebaikkan hatinya." "Mungkin kita bisa mendirikan patungnya dan memujanya seperti dewi,"
gurau Lancetlon. Pangeran tersenyum membayangkan patung seorang gadis asing yang
cantik berdiri di salah satu sudut di Schildi. Kemudian orang-orang akan
bertanya siapa gadis yang dipuja-puja oleh Lancetlon itu.
Gadis misterius itu sangat aneh. Kedatangannya bisa membangkitkan
semangat para pekerja yang telah menghilang. Kedatangannya mengusir panas
menyengat matahari dari sekitar para pekerja. Ia adalah putri yang mampu
membangkitkan semangat orang lain dengan kemunculannya.
"Gadis itu sangat aneh," kata Pangeran sebelum ia jauh tertidur.
Pagi harinya, Pangeran terbangun dengan tubuh segar.
Tidur Pangeran sangat nyenyak. Pangeran merasa seperti baru saja
terbangun dari tidur panjang.
Pangeran bergegas bangkit dari tempat tidur dan membasuh mukanya.
Secepat mungkin, Pangeran menuju Ruang Makan untuk sarapan.
www.ac-zzz.tk Pangeran tidak menanti kedatangan kedua orang tuanya. Hari ini
Pangeran ingin segera berkuda bersama Mandletron.
Telah lama ia dan Mandletron, kawannya sejak kecil, berkuda.
Perkembangan Pienlang sangat memuaskan. Dalam waktu singkat,
kemajuan Pienlang telah terlihat.
Pangeran merasa bisa meninggalkan Pienlang untuk sehari.
Sebelum menuju kandang kuda, Pangeran mencari Roger.
Kepada pria itu, Pangeran berkata, "Katakan pada Lancetlon hari ini aku
tidak dapat datang ke Pienlang karena aku mempunyai janji lain. Besok aku
pasti akan datang lagi. Kuserahkan Pienlang padamu. Bila mereka
membutuhkan bantuan, segera hubungi Barnett."
"Baik, Pangeran."
Pangeran melanjutkan langkahnya menuju istal di kebun belakang.
"Kuda untuk Anda telah kami siapkan, Pangeran," sambut para pekerja
istal. "Terima kasih."
Pangeran meloncat ke atas kudanya yang berbulu coklat mengkilat dan
melaju secepat kilat ke Kastil Ollcyswe.
Penjaga gerbang yang mengenali Pangeran, segera menyambutnya,
"Selamat pagi, Pangeran. Adakah yang bisa saya lakukan untuk Anda?"
"Selamat pagi. Aku mencari Mandletron."
"Silakan masuk, Pangeran."
"Terima kasih."
Penjaga gerbang membuka gerbang untuk Pangeran.
Pangeran memacu kudanya hingga di depan kastil abu-abu itu.
Seorang pelayan segera muncul dari dalam rumah dan mengambil kuda
Pangeran. Pelayan yang lain muncul untuk menyambut kedatangan Pangeran di
pagi yang dini ini. "Selamat pagi, Pangeran," sambutnya, "Anda datang ke tempat ini pagipagi, ada
keperluan apa?" "Aku mencari Mandletron," jawab Pangeran.
"Tuan Muda masih tidur, Pangeran."
"Kemarin ia mengajakku untuk berkuda pagi-pagi, sekarang ia masih
tidur. Aku akan membangunkannya."
Pangeran memasuki kastil.
Sejak kecil, entah sudah berapa ratus kali Pangeran memasuki Kastil
Ollcyswe. Segala tempat di kastil ini, Pangeran mengetahuinya. Sama seperti
Mandletron yang mengetahui seluruh seluk beluk Istana Welyn.
www.ac-zzz.tk Tanpa kesulitan, Pangeran menemukan kamar Mandletron.
Pangeran membuka pintu kamar Mandletron perlahan-lahan - tanpa
menimbulkan suara. Kemudian dengan hati-hati, Pangeran mendekati ranjang
tempat Mandletron berbaring.
Mandletron tidur dengan pulas. Matanya terpejam rapat. Di bibirnya
tersungging sebuah senyum.
"Bangun. Hari sudah siang," Pangeran mengguncang tubuh Mandletron.
Mandletron sama sekali tidak bergerak. Ia tetap tidur dengan pulas.
Dengan kesal, Pangeran menarik selimut Mandletron.
Dalam keadaan setengah sadar, Mandletron menggapai-gapai mencari
selimut tebalnya yang hangat.
"Bangun! Hari sudah siang," kata Pangeran.
Mandletron tidak mendengarkan. Ia melirik sebentar Pangeran.
Mengetahui selimutnya dibawa Pangeran, Mandletron tidak peduli. Pria itu
kembali tidur pulas. "Kalau engkau tidak ingin bertemu dengannya, aku akan pergi sendiri.
Selamat pagi." Pangeran melemparkan selimut ke tubuh Mandletron dan melangkah
pergi. "Mungkin nasibmu memang buruk tidak dapat bertemu dengan gadis
yang kauimpikan dalam mimpimu. Sungguh sayang sekali," Pangeran
menggelengkan kepalanya dengan penuh penyesalan, "Gadis itu hanya muncul
saat pagi." "Tunggu!!!" Pangeran pura-pura tidak mendengar.
"Tunggu! Aku ikut denganmu!" seru Mandletron.
Pangeran sudah membuka pintu ketika Mandletron berteriak,
"EDUARDO, AKU IKUT DENGANMU!!"
"Oh... engkau sudah bangun?" Pangeran pura-pura terkejut.
"Sialan kau!" Mandletron melempar bantalnya.
Pangeran menangkapnya. "Cepat bangun kalau tidak ingin tertinggal
Gadis Hari Ke Tujuh Karya Sherls Astrella di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
kereta," Pangeran melemparkan kembali bantal itu kepada tuannya dan
meninggalkan kamar Mandletron.
Pangeran menuju pintu masuk.
"Mandletron sudah bangun, sebaiknya kalian segera menyiapkan
sarapan untuknya. Jangan lupa kudanya."
"Baik, Pangeran."
Pelayan-pelayan itu segera menghilang ke dalam.
www.ac-zzz.tk Pangeran mendekati kudanya.
Pelayan yang sedang menyikat bulu kudanya segera menghentikan
pekerjaannya. "Silakan, Pangeran," katanya sambil menyerahkan tali kendali
kuda. "Terima kasih."
Pangeran tidak segera menaiki kudanya. Ia mengelus kudanya sambil
menanti kemunculan Mandletron.
Selang beberapa waktu, Mandletron muncul di hadapan Pangeran
dengan wajah lega. "Aku kira engkau telah meninggalkanku."
"Hampir," Pangeran menciutkan kelegaan Mandletron.
Seorang pelayan bergegas mendekat bersama seekor kuda coklat.
"Kuda Anda telah siap, Tuan Muda."
Mandletron menerima kendali kudanya.
Pangeran naik ke punggung kudanya dan menanti Mandletron.
Mandletron naik ke punggung kudanya kemudian berseru, "Mari kita
temui gadis itu!" Mandletron memacu kudanya dengan kencang meninggalkan Ollcyswe.
Pangeran segera mengejar di belakangnya.
Selama melalui Schildi, kedua pria itu saling mengejar.
Lari kuda mereka yang kencang meninggalkan debu di mana-mana.
Orang-orang terbatuk-batuk oleh debu yang berterbangan itu tetapi tidak
seorangpun di antara mereka yang mempedulikannya. Mereka terlalu sibuk
dengan perlombaan mereka sendiri.
Pada awalnya, Pangeran dapat menyamai Mandletron tetapi lama
kelamaan ia berhasil mendahului pria itu.
"Kejar aku kalau engkau bisa!" seru Pangeran mendahului Mandletron.
"Aku pasti bisa!" geram Mandletron.
Mandletron jengkel. Dalam mimpinya, ia berhasil mengalahkan Pangeran
tetapi dalam kenyataannya, ia dikalahkan lagi. Sudah lama ia tidak berhasil
membalas kekalahannya. Kekalahannya semakin bertumpuk seperti dendamnya
untuk menang. Mandletron mencambuk kudanya dan mempercepat larinya.
Sebulan tidak berlomba kuda, membuat Pangeran merasa agak kaku.
Tetapi ia tetap tidak dapat dikalahkan oleh Mandletron yang tidak pernah
berhenti berlatih untuk mengalahkannya.
Pangeran membawa kudanya meninggalkan Schildi dan terus berlari
menuju daerah-daerah yang hijau di luar ibukota Evangellynn.
www.ac-zzz.tk Rumah-rumah sepanjang tepi Schildi perlahan-lahan menghilang.
Rerimbunan pohon di kedua tepi jalan, mulai menggantikan tempat rumahrumah.
Angin segar bertiup di jalan dan menerbangkan debu-debu semakin
tinggi. Pangeran mencambuk kudanya untuk mempercepat lajunya.
Di belakang, Mandletron sudah kelelahan mengejar Pangeran. Perlahanlahan, ia
mulai tertinggal dari Pangeran.
Pangeran tidak lagi memperhatikan Mandletron yang telah tertinggal.
Ia menikmati angin yang dengan kencang menerpa wajahnya ketika ia
melajukan kudanya dengan kencang.
Tiba-tiba seseorang menyeberang dari rerimbunan pohon.
Pangeran terkejut. Ia cepat-cepat menarik tali kekang kudanya
sebelum menabrak orang itu.
Ringkikan kuda mengejutkan orang itu. Ia berteriak kaget. Tangannya
terangkat melindungi wajahnya.
Kuda berhenti tepat sebelum Pangeran menabraknya.
"Anda baik-baik saja?" tanya Pangeran khawatir.
Debu tebal yang menghalangi pandangan Pangeran, perlahan-lahan
tersingkap. Pangeran tertegun melihat rambut hitam panjang menutupi wajah
gadis itu. Gadis itu menurunkan tangannya dan menggeleng perlahan.
Pangeran tertegun. Sepasang mata hijau cerah menatapnya dengan
penuh rasa kaget. Wajah pucat itu tampak sangat cantik.
Gadis itu... Gadis itu adalah gadis yang selama ini ingin ditemui Pangeran.
Gadis itu tersenyum pada Pangeran kemudian melanjutkan
perjalanannya seolah-olah tidak terjadi apa-apa.
"Tunggu!" Pangeran melompat turun dari kudanya dan mengejar gadis
yang berjalan cepat itu. Gadis itu masuk ke dalam semak-semak tinggi.
"Jangan pergi!" seru Pangeran, "Saya ingin berbicara dengan Anda!"
Pangeran menyikap semak-semak tinggi itu. Dan, ia melihat gadis itu
berada beberapa meter di depannya dengan seekor kuda putih yang indah.
"Tunggu!" Pangeran mengejar gadis itu.
Gadis itu melajukan kudanya dengan cepat tanpa mempedulikan
panggilan Pangeran. www.ac-zzz.tk Pangeran tidak dapat mengejar gadis itu dengan kuda putihnya yang
lincah. Ia tertegun melihat gadis itu semakin menjauh.
"Ada apa, Eduardo?" tanya Mandletron. "Kulihat kudamu di jalan."
Pangeran menggelengkan kepalanya. "Tidak," katanya, "Tidak ada apaapa."
"Kau yakin?" "Ya, kecuali aku hampir saja menabrak seorang gadis."
"Sungguh?" Mandletron tak percaya. "Karena itu jangan melajukan
kudamu terlalu cepat sehingga aku tidak dapat mengejarmu," Mandletron
mengingatkan. "Kuharap peristiwa ini tidak membuatku jera bertanding denganmu."
Mandletron tersenyum mengejek. "Di mana gadis itu" Ia baik-baik
saja?" "Ia baik-baik saja. Aku berhasil menghentikan kudaku sebelum
menabraknya tetapi aku tidak berhasil berbicara dengannya. Ia langsung
pergi ke sini. Dan ketika aku tiba, ia telah menunggangi kudanya dan pergi
jauh." "Luar biasa!" seru Mandletron kagum. "Dia masih bisa bertahan setelah
hampir ditabrak kuda apalagi olehmu, sang Pangeran yang selama ini dipuja
para gadis di Evangellynn" Sedikitpun ia tidak melirik padamu?"
Pangeran tidak menjawab. "Tak kusangka ternyata ada juga gadis yang tidak tertarik padamu.
Kupikir semua gadis di dunia ini selalu tertarik padamu."
Pangeran tidak menyahut juga tidak menanggapi. Ia membiarkan
Mandletron berkeliling dengan pikirannya sendiri.
"Ayo kembali ke Schildi," Pangeran kembali ke tempat kudanya berada.
"Kembali!?" Mandletron tidak percaya, "Aku bahkan belum berhasil
mengalahkanmu." "Hari sudah siang. Apakah engkau ingin meneruskan perlombaan ini
sampai sore?" tanya Pangeran, "Sekarang sudah waktunya kita pulang untuk
mengisi perut. Aku sudah lapar, entah denganmu."
Mandletron diam mendengar bunyi-bunyi di perutnya. "Perutku
merintih kelaparan," keluhnya. "Aku akan kembali untuk mengisinya dengan
penuh lalu kita kembali bertanding."
"Aku bertaruh engkau tidur setelah makan kenyang." Pangeran tertawa.
"Kali ini tidak!" Mandletron bersungguh-sungguh.
Kedua pria itu berjalan bersama ke tempat kuda mereka berada
kemudian kembali ke Schildi.
www.ac-zzz.tk Matahari semakin tinggi di langit ketika mereka tiba Schildi.
"Sungguh sial!" keluh Mandletron, "Aku tidak dapat bertemu dengan
Putri itu." "Itu salahmu sendiri. Engkau tidak mau bangun pagi."
"Salahmu juga," Mandletron balas menuduh, "Engkau berjanji
membawaku ke Pienlang tetapi engkau membawaku ke tempat yang aku sendiri
tidak tahu." "Sudah lama aku tidak berkuda. Tiba-tiba saja aku ingin berlomba
denganmu. Jangan lupa, engkau yang memulai pertandingan ini."
"Baiklah, aku mengaku salah. Besok aku akan bangun lebih pagi. Aku
berani menjamin besok aku telah siap sebelum engkau."
Walaupun Mandletron berkata demikian, keesokan harinya tetap
Pangeran yang lebih siap dulu.
Seperti kemarin, Pangeran segera menuju Ollcyswe setelah ia selesai
sarapan. Yang berbeda adalah Mandletron sudah bangun ketika Pangeran tiba.
Pria itu sedang memakan sarapannya ketika Pangeran menemuinya.
"Sial!" umpat Mandletron pada dirinya sendiri, "Aku kalah darimu
sebelum perang." Pangeran tertawa. "Habiskan makananmu lalu kita berangkat ke Pienlang."
"Tentu," kata Mandletron, "Engkau telah berjanji pada Roger untuk
menemui kembali ke Pienlang hari ini."
Seorang pelayan muncul dengan membawa segelas air jeruk.
"Silakan diminum, Pangeran," katanya sambil meletakkan gelas itu di
depan Pangeran. Secepat kedatangannya, pelayan itu mengundurkan diri.
Pangeran menyilangkan tangan di meja. "Hari ini apa rencanamu?"
"Melihat keadaan di Pienlang. Aku ingin tahu seperti apa anak sungai
yang dibangun oleh arsitektur terkenal Evangellynn. Aku ingin melihat hasil
pekerjaan sang Putri. Siapa tahu aku beruntung bisa menemuinya."
"Semoga," gumam Pangeran.
Pangeran kembali teringat tingkah gadis itu kemarin. Gadis itu cepatcepat pergi
seakan-akan ingin menghindarinya. Pangeran merasa gadis itu
tidak ingin menemuinya padahal Pangeran ingin sekali bertemu dengannya dan
berbicara banyak. Baru kali ini Pangeran merasa bagaimana bila mempunyai perasaan
berat sebelah. Rasanya benar-benar menyakitkan dan mengecewakan.
www.ac-zzz.tk Pangeran mengerti bila gadis itu ingin mencegah tunangannya cemburu.
Gadis itu sangat cantik. Tak heran bila tunangannya selalu cemburu setiap
gadis itu bersama lelaki lain.
Kalau Pangeran adalah tunangan gadis itu, Pangeran juga tidak akan
membiarkan gadis itu bersama lelaki lain. Ia pasti akan merasa sangat
cemburu bila melihat gadis itu bersama lelaki lain.
"Kita berangkat sekarang!"
Pangeran terkejut. "Jangan mengulur waktu lagi! Kali ini aku tidak ingin kesiangan untuk
menemui sang Putri yang cantik itu."
Mandletron berjalan setengah berlari ke depan.
Pangeran mengusir semua bayangan tentang gadis itu di benaknya dan
cepat-cepat mengikuti Mandletron. Semenjak bertemu gadis itu, Pangeran
tidak pernah benar-benar merasa tenang. Ia selalu merasa dibayangi oleh
gadis itu. Setiap saat Pangeran selalu memikirkannya dan membayangkan
wajahnya yang cantik. Pangeran mengeluh atas keadaannya saat ini yang seperti orang sakit
parah. Sejak melihat gadis aneh itu, ia selalu mudah melamun. Pikirannya
dengan mudah melayang-layang tanpa tujuan.
Gadis itu seperti telah menghinoptisnya. Gadis itu seperti memenuhi
seluruh pikiran Pangeran dan Pangeran tidak dapat membuangnya.
Mandletron sangat puas dan gembira ketika mereka tiba di Pienlang.
Langkah pertama yang dilakukannya ketika ia tiba di tempat itu adalah
mendatangi rumah yang dijadikan rumah sakit oleh gadis itu.
"Luar biasa!" Mandletron kagum pada apa yang dilihatnya. "Tak
kusangka di sini ada rumah sakit yang menyenangkan seperti ini. Aku akan
betah tinggal sebulan di sini."
Mandletron menatap dinding-dinding putihnya yang mengkilat. Dari
pintu, terlihat ranjang-ranjang berjajar rapi di kanan kiri. Ruangan ini tidak
terlalu besar tetapi juga tidak kecil.
Lorong panjang dari pintu terus menuju ke dalam ruang tempat para
dokter berkumpul. Dari jendela-jendela besar di dinding, terlihat hijau pohon. Angin yang
segar terus mengalir ke dalam ruangan yang penuh warna putih itu.
Mandletron mengawasi lekat-lekat bentuk ruangan itu.
"Dulu tempat apa ini?"
www.ac-zzz.tk "Tempat berkumpul penduduk," jawab Pangeran, "Mengapa" Ada
masalah?" "Aku merasa tempat ini seperti gereja. Bukankah gereja juga
mempunyai lorong panjang dari pintu ke dalam dan di kanan-kirinya adalah
bangku umat." "Bukan, tempat ini bukan gereja. Lancetlon menyempurnakan apa yang
telah dilakukan gadis itu. Gadis itu yang menata tempat ini seperti ini."
Mandletron hanya termangu-mangu. Tiba-tiba ia berkata, "Di mana
dia?" "Dia siapa?" Pangeran kebingungan, "Gadis itu?"
Mandletron mengangguk penuh semangat.
"Apakah engkau lupa aku telah berulang kali mengatakan padamu bahwa
ia tidak akan datang lagi ke tempat ini?"
"Aku yakin ia akan datang. Entah bagaimana, aku merasa yakin!"
Mandletron mengepalkan tangannya. Matanya bersinar penuh keyakinan.
Pangeran hanya dapat mengangkat bahunya. Sudah lama ia berada di
sini tetapi sebentarpun ia tidak melihat gadis itu.
"Akan kuantar kau ke tempat penggalian sungai."
Mereka meninggalkan rumah sakit yang telah selesai diperbaiki
Lancetlon itu. Penggalian anak sungai telah meninggalkan desa Pienlang. Penggalian kini
terarah menuju Herbranchts.
Setelah sebulan berada di Pienlang, para pekerja terus menggali
dengan penuh semangat. Mereka tidak merasa bosan pada pekerjaan mereka
yang melelahkan. Semua ingin menyelesaikan pekerjaan ini demi keinginan
gadis itu. Semua ingin menyenangkan gadis yang selalu memberikan
perhatiannya walau ia tidak pernah lagi datang ke Pienlang.
"Bagaimana perkembangannya, Lancetlon?" tanya Pangeran dari
kejauhan. "Semua berjalan lebih cepat dari yang direncanakan, Pangeran," seru
Lancetlon gembira, "Tuan Puteri pasti akan sangat senang."
"Ke mana sungai ini akan kauarahkan?" tanya Mandletron.
"Tuan Puteri ingin kami mengarahkan sungai ini ke Herbranchts
sebelum dikembalikan ke induknya."
"Keadaan di Herbranchts seperti di Pienlang?"
"Tidak. Desa itu sudah makmur. Keadaannya jauh lebih baik daripada di
Pienlang. Kalau Anda ke sana, Anda akan menjumpai desa itu menyerupai kota
kecil daripada sebuah desa."
www.ac-zzz.tk Pangeran memperhatikan para pekerja. Tiba-tiba ia berkata, "Aku
merasa pekerja ini lebih banyak dari yang kemarin-kemarin."
"Anda orang yang jeli," puji Lancetlon, "Para pekerja memang
bertambah. Banyak penduduk Herbranchts yang datang membantu ketika
mengetahui anak sungai ini akan digali melalui Herbranchts."
"Dengan bantuan ini, aku yakin pekerjaan ini akan segera selesai."
"Pasti, Pangeran."
"Berbicara tentang Herbranchts, aku merasa heran. Kalau desa itu
lebih makmur dari Pienlang, mengapa Putri kalian ingin anak sungai ini
dilewatkan Herbranchts?"
"Saya kurang mengetahuinya. Tuan Puteri sangat sulit ditemui bahkan
ia lebih sibuk dari saya yang kata orang adalah orang yang paling sibuk di
Evangellynn." Lancetlon tertawa geli. "Tuan Puteri adalah gadis yang tidak
Gadis Hari Ke Tujuh Karya Sherls Astrella di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
pernah berhenti bekerja. Sepanjang yang saya ketahui, ia selalu mempunyai
banyak tugas." "Selain mengurusi Pienlang, ia masih harus mengurusi pekerjaan di
kerajaannya sendiri."
"Ayah dari kerajaan mana yang membiarkan putrinya berkeliaran
seorang diri. Kalau benar ia secantik yang kalian katakan, aku takkan
membiarkan ia berkeliaran di kerajaan orang lain."
Pangeran tertegun menyadari kebenaran ucapan Mandletron.
"Tidak selalu sendirian," bantah Lancetlon, "Pernah Tuan Puteri
menemui saya bersama seorang pria. Saya juga sering melihatnya bersama
beberapa pelayannya. Ayah gila mana yang akan membiarkan putri secantik itu
berkeliaran sendirian."
"Tidak ada," sahut Mandletron.
"Aku ingin melihat keadaan Herbranchts."
"Aku ikut!" "Apakah engkau ingin menitipkan sesuatu?"
"Tidak, Pangeran. Semua yang kami butuhkan telah Anda siapkan, kami
tidak kekurangan apapun."
"Baiklah. Aku pergi melihat keadaan Herbranchts untuk membandingkannya dengan Pienlang."
"Selamat pagi, Pangeran," kata Lancetlon.
"Selamat siang."
Pangeran dan Mandletron menunggang kembali kuda mereka dan
menujuHerbranchts. www.ac-zzz.tk Keadaan desa itu benar-benar berbeda dengan keadaan Pienlang,
seperti yang dikatakan Lancetlon.
Jalanan desa itu sudah rata. Di kanan kiri jalan, terdapat rumah-rumah
yang indah. Rumah-rumah mewah turut menghiasi desa yang tak jauh lebih
besar dari Pienlang itu. Di beberapa tempat terlihat kaca-kaca toko kecil dengan tulisannya
yang besar-besar. Di sudut lain, terlihat toko besar.
Kereta kuda berlalu lalang di jalanan yang ramai.
Penduduk berlalu lalang dengan baju mereka yang sederhana tetapi
indah. Para pria memakai topi hitam yang tinggi dan para wanita mengenakan
gaun yang panjang berumbai.
"Aku merasa seperti berada di kota daripada di desa," komentar
Mandletron. "Desa ini sudah makmur. Mengapa gadis itu masih membelokkan sungai
ke tempat ini?" "Aku tidak mempunyai ide tentang itu. Jadi, jangan bertanya padaku."
Kuda kedua pria itu berjalan dengan perlahan di sepanjang jalan
Herbranchts yang besar dan ramai.
Mereka berhenti di sebuah bangunan besar. Di depan bangunan kayu
itu terdapat tulisan besar yang berbunyi, 'Toko Serba Ada. Anda dapat
menemukan segala yang Anda perlukan di sini.'
"Kurasa ini adalah toko terbesar di sini."
Pangeran memperhatikan bangunan tak bertingkat itu. Dari kanan ke
kiri, bangunan itu membentang sejauh sepuluh meter dan dari depan ke
belakang, membentang sejauh tujuh meter.
"Luasnya menyerupai toko-toko di kota," Pangeran sependapat. "Tak
heran bila Lancetlon mengatakan tempat ini jauh lebih menyerupai kota kecil
daripada desa." Pintu toko itu terbuka. Seorang pria muncul dengan barang yang
tingginya hampir menutupi pandangannya. Di belakangnya masih ada seorang
pria yang membawa barang yang banyak pula. Mereka membawa barangbarang itu ke
kereta yang berdiri tak jauh dari pintu.
"Penduduk desa ini juga kaya," komentar Mandletron.
Seorang pria tengah baya muncul membawa sebuah kotak besar. Ia
tersenyum pada seseorang yang mengikuti di belakangnya.
Dari belakang pintu, muncul seseorang bergaun jingga. Rambut hitam
panjangnya, menutupi pinggangnya yang ramping. Matanya bersinar lembut
bagaikan cahaya matahari pagi hari.
www.ac-zzz.tk Pangeran tertegun. Itulah gadis yang kemarin dilihatnya. Itulah sang Putri yang selama ini
dibicarakan penduduk Pienlang.
Gadis itu tersenyum pada pria tengah baya itu. Mereka berbicara
dengan penuh keakraban kemudian pria itu mengantar gadis itu ke kereta
yang telah menanti di depannya.
Seorang pria berbaju hitam, telah berdiri di samping kereta kuda
coklat itu. Pria itu menyerahkan kotak besar yang dibawanya pada gadis itu.
Gadis itu mengangguk pada pria tua kemudian pria berbaju hitam itu
membantunya naik ke dalam kereta.
Pria berbaju hitam itu kemudian duduk di samping kusir kuda.
Pria itu melambaikan tangan pada gadis itu ketika kereta mulai
bergerak. Ia terus berada di depan pintu sampai kereta itu membelok di
tikungan. "Cantik sekali!" seru Mandletron setelah pria itu masuk kembali ke
dalam toko. "Luar biasa! Baru kali ini aku melihat gadis secantik itu. Aku
merasa aku sedang jatuh cinta."
Tidak ada sahutan. Tetapi, Mandletron tidak peduli ia terus berkata, "Tidak rugi aku
bangun pagi dan berkuda bersamamu. Aku yakin malam ini aku tidak dapat
tidur karena terus terbayang wajah cantiknya."
Pangeran tidak mendengarkan apa yang dikatakan Mandletron. Dalam
pikirannya terdengar kebingungannya sendiri.
Mengapa gadis itu bisa berada di sini" Apa yang dilakukannya di tempat
ini" Pangeran tiba-tiba turun dari kudanya.
Mandletron terkejut dan cepat-cepat mengejar Pangeran.
Pangeran memasuki toko itu.
Pria tengah baya yang tadi berdiri di depan meja kasir. Melihat
kedatangan Pangeran, ia segera berkata, "Selamat datang, Tuan. Adakah yang
bisa saya bantu?" "Apakah Anda mengetahui siapa gadis yang baru Anda antar itu?"
"Gadis yang mana, Tuan?" pria itu kebingungan, "Pelanggan saya
banyak." "Gadis yang baru saja Anda antar ke kereta kudanya. Gadis yang
bergaun jingga itu dan berambut hitam," Pangeran menjelaskan.
"Oh... Tuan Puteri yang Anda maksud."
www.ac-zzz.tk "Benar," Pangeran tidak sabar.
"Tuan Puteri adalah salah satu pelanggan saya, Pangeran. Beliau sering
membeli bahan makanan di sini untuk diberikan pada orang lain. Karena itu,
saya tidak pernah mengambil untung darinya. Bahkan, saya sering ikut
menyumbang. Tuan Puteri adalah gadis yang baik hati."
Tanpa diminta, pria itu meneruskan ceritanya,
"Penduduk di sini semua mengenal Tuan Puteri. Sebab, Tuan Puteri
banyak membantu kami ketika kami kesulitan seperti Pienlang. Karena itu
ketika mendengar keadaan di Pienlang, kami banyak memberikan bantuan.
Banyak dari pemuda kami yang ikut membantu menggali anak sungai. Saya
mendengar Tuan Puteri menginginkan anak sungai itu digali melalui tempat ini
agar kami terhindar dari bencana yang sama."
"Bencana itu terjadi dua tahun lalu. Keadaan kami waktu itu sama
seperti keadaan di Pienlang. Daerah ini memang sulit mendapatkan air. Kalau
musim kemarau berlangsung lama, tempat ini akan mengalami musim kemarau
yang berkepanjangan. Tuan Puteri tidak ingin hal ini terjadi lagi."
"Ketika mendengar niat baik Tuan Puteri untuk menggali anak sungai
bagi kedua desa ini, kami tidak mau tinggal diam. Para pemuda kami dan para
pria yang masih kuat, berangkat ke sana tiap pagi untuk memberikan
bantuan." Pangeran merasa pria itu telah berbicara terlalu menyimpang jauh.
"Apakah Anda mengetahui siapa gadis itu?" katanya mengulangi pertanyaan.
"Gadis itu adalah putri yang menolong kami," jawab pria itu.
"Maksud adalah saya adalah nama keluarga gadis itu."
"Maafkan saya, Tuan. Saya tidak pernah menanyakannya. Saya hanya
mengetahui para pelayan Tuan Puteri memanggilnya demikian."
Pangeran kecewa mendengarnya.
"Gadis itu adalah Putri yang selama ini selalu kauceritakan?"
Pangeran terkejut. "Benarkah itu?"
"Ya," kata Pangeran. Pangeran menghadap pria itu dan berkata, "Terima
kasih atas cerita Anda, Tuan. Selamat pagi."
"Senang bisa membantu Anda, Tuan. Selamat pagi."
Pangeran meninggalkan tempat itu dengan kecewa.
"Aku tidak menyangka Putri itu sangat cantik. Jauh lebih cantik dari
yang kubayangkan." Pangeran tidak menyahut. www.ac-zzz.tk Wajah gadis itu ketika tersenyum tadi, kembali terlintas di matanya.
Mata bersinar lembut. Caranya memandang sekitarnya, sangat anggun. Ia menatap sekitarnya
dengan penuh kelembutan. Senyumannya sangat manis dan anggun. Ia terlihat sangat anggun
ketika menundukkan kepala.
Langkah-langkah kakinya ringan tetapi tegas. Tubuhnya ketika
berpaling ke kereta, sangat luwes bagaikan sekuntum bunga yang menari
bersama angin. Gerakan tubuhnya sangat luwes. Lebih luwes dan lebih anggun
dari bunga manapun. Malam ini tidak hanya Mandletron yang tidak akan dapat tidur.
Pangeran juga tidak akan dapat tidur karena di matanya selalu terlintas wajah
gadis itu yang cantik. 7 Pangeran merasa gila. Setiap hari ia semakin sulit tidur karena gadis itu. Sejak pertemuan
terakhir mereka, Pangeran tidak dapat memejamkan mata di malam hari.
Hatinya terus terusik oleh gadis itu. Gadis itu sangat luwes dan anggun
tetapi ia tidak angkuh. Dengan penuh kelembutan ia membantu setiap orang
tak peduli orang itu miskin atau tidak.
Semakin hari, mata Pangeran semakin merah karena kurang tidur.
Untuk berbaring di tempat tidur, sangat mudah bagi Pangeran tetapi
untuk dapat memasuki dunia mimpi...
Pangeran benar-benar gila karena gadis itu.
Siapa gadis itu Pangeran tidak tahu. Apakah ia akan bertemu
dengannya lagi, Pangeran juga tidak tahu.
Seminggu telah berlalu sejak perjumpaannya yang terakhir dengan
gadis itu di Herbranchts. Bila seminggu lagi Pangeran bertahan dalam keadaan
ini, matanya akan semakin membengkak seperti seekor katak.
Garis-garis hitam di sekeliling matanya mulai muncul.
Setiap malam, Pangeran merasa sangat lelah dan ingin segera tidur.
Tetapi, ketika ia berbaring di ranjang, ia tidak dapat memejamkan mata. Ia
www.ac-zzz.tk selalu teringat pada gadis cantik yang telah memporak-porandakan seluruh
pikirannya. Pikiran Pangeran kusut. Ia tidak tahu bagaimana terbebas dari
penyakit ingin tahu ini. Andai saja ada dokter yang bisa menyembuhkan penyakit ini, Pangeran
akan segera menemuinya. Entah mengapa ia tidak pernah berhenti teringat pada gadis itu walau
ia tahu pertemuannya kembali dengan gadis itu sangat mustahil.
"Gadis itu sulit ditemui."
Itulah yang dikatakan Lancetlon padanya. Bahkan Lancetlon berkata,
"Ia lebih sibuk dari saya."
Lancetlon adalah orang yang selalu dicari oleh setiap orang yang ingin
membangun atau memperbaiki rumah. Setiap hari, ia selalu mendapat
pekerjaan baru. Bila gadis itu lebih sibuk dari Lancetlon, ia tidak mempunyai banyak
waktu untuk berbicara dengan Pangeran. Belum lagi gadis itu selalu
menghindari Pangeran. Pangeran tidak mengerti mengapa ia merasa gadis itu menghindari
pertemuan dengannya. Apakah ia takut tunangannya cemburu atau ia enggan
berjumpa dengan Pangeran"
Kecemburuan muncul di hati Pangeran setiap ia teringat pada tunangan
gadis itu. Pria itu sangat beruntung. Ia mendapatkan gadis tercantik di seluruh
dunia dan juga gadis yang paling mempesona. Seluruh jiwa raga gadis itu
mempesona setiap orang yang melihatnya.
Tua muda, semua mencintai gadis itu. Pria maupun wanita menyukainya.
Walaupun ke manapun ia pergi selalu menarik perhatian para pria, takkan ada
wanita yang dapat membenci gadis berhati lembut itu.
Pangeran melangkahkan kudanya semakin dalam ke desa yang tak
pernah dikunjunginya itu.
Langkah kaki Pangeran tak berhenti seperti pikiran yang terus
berkecamuk di kepalanya. Mata Pangeran memandang jalanan tetapi yang
terlihat olehnya adalah wajah gadis itu. Wajah ovalnya yang cantik
mempesona. Kuda Pangeran berjalan dengan santai. Pangeran tidak memberi
perintah apa-apa padanya. Ia berjalan selangkah demi selangkah dengan
perlahan. www.ac-zzz.tk Dari kejauhan tampak seorang gadis bergaun nila berjalan bersama
seorang anak. Pangeran menatap lekat-lekat wajah gadis yang mendekat itu.
Tangan kanan gadis itu menggendong seorang anak kecil dan tangan
kirinya menggandeng yang lain. Wajahnya tersenyum. Sinar senyumannya
menakjubkan. Gadis itu seperti tidak hanya tersenyum dengan bibirnya tetapi
juga dengan jiwanya. Gadis itu berhenti di depan sebuah rumah lalu menurunkan anak dalam
gendongannya. Gadis itu mencium dahi kedua anak itu lalu beranjak dari
tempat itu. Pangeran segera memacu kudanya mengejar gadis itu.
Gadis itu menuju sebuah kereta yang telah menantinya. Seorang pria
berbaju hitam membuka pintu kereta untuknya dan membantunya naik
sebelum duduk di samping kusir kuda.
Setelah gadis itu naik, kereta meluncur dengan cepat.
Pangeran tertegun melihat cepatnya gadis itu pergi.
Gadis itu datang secepat angin dan pergi lebih cepat dari kilat. Gadis
itu selalu datang dan pergi dengan cepat.
Tiba-tiba terlintas dalam benak Pangeran bahwa gadis itu berasal dari
kerajaan yang berbatasan langsung dengan Evangellynn.
Gadis itu tidak akan dengan mudah muncul di Evangellynn bila
kerajaannya jauh dari Evangellynn. Kerajaan gadis itu pasti ada di antara
kerajaan-kerajaan tetangga yang tepat berbatasan dengan Evangellynn.
Pangeran yakin ia akan dapat menemukan gadis itu di antara kerajaankerajaan
tetangga. Dengan penuh semangat, Pangeran membelokkan kudanya ke Schildi.
Pangeran ingin segera menyelidiki silsilah kerajaan-kerajaan tetangga.
Pangeran ingin segera mengirim dirinya sendiri untuk berkunjung ke negaranegara
tetangga. Pangeran tidak sabar menyusun rencana kepergiaannya ke negaranegara tetangga.
Setibanya di Istana Welyn, Pangeran segera meloncat turun dari
kudanya dan berlari ke Ruang Perpustakaan.
Gadis Hari Ke Tujuh Karya Sherls Astrella di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Tanpa mempedulikan kebingungan penjaga perpustakaan, Pangeran
mencari-cari buku di lemari-lemari perpustakaan yang tingginya memenuhi
seluruh dinding ruang yang sangat luas itu.
Dengan asyiknya, Pangeran mencari silsilah kerajaan-kerajaan
tetangga. www.ac-zzz.tk "Eduardo!" Pangeran menghentikan kesibukannya mendengar panggilan ibunya.
"Apa yang kaulakukan di atas sana?" tanya Ratu dengan suara keras.
"Aku mencari buku," jawab Pangeran dengan suara keras pula.
"Turunlah! Ada yang ingin kubicarakan denganmu."
Pangeran menuruni tangga tinggi yang digunakan untuk mencari buku di
tempat yang tinggi. "Kemarilah. Kita akan berbicara di Viridis Cella."
Pangeran mengikuti langkah Ratu dengan enggan. Pangeran dapat
menduga apa yang akan dikatakan Ratu padanya.
Ratu akan menyuruhnya memikirkan pernikahan!
Sudah bosan Pangeran mendengar hal itu. Ia malas mendengar hal yang
terus diajukan padanya itu.
Ratu membuka pintu dan membiarkan Pangeran masuk lebih dulu.
Pangeran dan Ratu duduk berhadap-hadapan.
Ratu diam mengawasi putranya sebelum akhirnya berkata, "Masalah
Pienlang telah selesai?"
"Hampir," Pangeran membenarkan, "Penggalian sungai hampir rampung.
Lancetlon memperkirakan dalam waktu tiga minggu lagi, anak sungai itu akan
rampung. Tetapi, melihat orang yang membantu terus bertambah, Lancetlon
berpikir dua minggu lagi pekerjaan ini akan rampung."
"Bagaimana dengan penduduk Pienlang?"
Pangeran keheranan mendengar pertanyaan Ratu. Biasanya ibunya
hanya tertarik untuk mengetahui apakah ia jatuh cinta pada seorang gadis
atau kapan ia akan menikah. Ibunya tidak pernah bertanya tentang
pekerjaannya. Rajalah yang biasanya selalu bertanya tentang masalah ini.
"Keadaan rakyat sudah jauh lebih baik. Penduduk Herbranchts banyak
memberikan bantuan bagi penduduk Pienlang. Tidak ada yang perlu
dikhawatirkan lagi. Penduduk Pienlang telah mulai mengolah lahan mereka
dengan sumur-sumur yang dibangun. Penduduk yang sakit sudah hampir
sembuh semua. Di rumah sakit masih terdapat beberapa orang yang
penyakitnya parah. Tetapi sekarang mereka sudah jauh lebih baik."
"Bagus," kata Ratu, "Pekerjaanmu sangat memuaskan, anakku."
Pangeran ingin tahu apa yang ingin dikatakan Ratu.
"Pienlang dapat dikatakan telah selesai. Engkau bisa mewakilkan
tugasmu pada Roger, bukan?"
"Benar." "Bagus sekali," Ratu puas. "Sekarang engkau bisa membantuku, bukan?"
www.ac-zzz.tk "Tentu. Kapanpun Mama membutuhkan bantuan," kata Pangeran
kebingungan. Cepat-cepat Pangeran menambahkan, "Kecuali masalah
pernikahan." "Tentu. Aku tidak akan membicarakan masalah pernikahan lagi. Aku
sudah bosan. Aku tidak tahu bagaimana membuatmu mau menikah," aku Ratu,
"Aku hanya ingin mengingatkanmu pada tugas-tugasmu sebagai Putra
Mahkota." "Sejak engkau menangani masalah Pienlang, aku melihat engkau semakin
tidak menjaga kesehatanmu. Akhir-akhir ini aku melihat engkau semakin lesu.
Kalau engkau lelah, beristirahatlah. Jangan biarkan dirimu sakit."
"Aku baik-baik saja."
"Satu hal lagi yang perlu kauperhatikan adalah engkau mempunyai
banyak pekerjaan di luar Pienlang. Masalah Pienlang bia kaulimpahkan pada
Roger dan sekarang waktunya engkau mengerjakan tugas-tugas
kenegaraanmu. Dulu aku pernah berjanji akan memberimu kebebasan setelah
bertemu putri keluarga Horthrouth. Tetapi kebebasan yang kuberikan itu
tidak berlaku untuk selamanya. Satu setengah bulan sudah cukup."
"Aku mengerti. Aku akan menyuruh Roger menggantikan aku menangani
Pienlang. Dan, mulai besok aku akan mulai melaksanakan tugas-tugas
kenegaraanku." "Aku senang mendengarnya. Besok pagi aku akan menyuruh pelayan
mengantarkan jadwal kegiatanmu. Langkah pertama yang harus kaulakukan
adalah berkunjung di beberapa tempat di Evangellynn. Sejak engkau
mengetahui keadaan Pienlang, engkau mengabaikan keadaan di tempat lain.
Ayahmu khawatir rakyat yang lain cemburu pada penduduk Pienlang yang
mendapat banyak perhatianmu."
"Aku mengerti kekhawatiran kalian. Besok aku akan memulai
kunjunganku." "Jangan kecewakan aku pada hal ini," Ratu mengingatkan, "Aku sudah
cukup kecewa oleh sikap keras kepalamu. Jangan membuatku semakin kecewa.
Engkau putraku yang bisa kubanggakan. Aku yakin akan hal itu."
Ratu meninggalkan Pangeran sendirian di Veridis Cella.
Semangat Pangeran yang semula membara, menyusut. Pangeran sedih
dengan keputusan Ratu tetapi Pangeran tidak dapat berbuat apa-apa.
Ratu benar. Ia telah mengabaikan daerah-daerah yang lain dan
menganakemaskan Pienlang. Walaupun Pienlang telah dapat ditinggalkannya,
Pangeran tetap menangani tempat itu. Ia tidak melihat pada daerah lain selain
Pienlang. www.ac-zzz.tk Mulai besok, kesibukannya sebagai Putra Mahkota akan dimulai. Dan, ia
tidak akan mempunyai waktu lagi untuk mencari sang Putri.
Pangeran berharap setelah mengunjungi daerah-daerah lain di
Evangellynn, Raja akan menyuruhnya berkunjung ke kerajaan-kerajaan
tetangga. Pangeran sangat mengharapkannya karena ia ingin sekali menemukan
sang Putri. Pangeran ingin berjumpa dengannya untuk mengucapkan terima
kasihnya yang dalam. Pagi hari ketika Pangeran bangun, seorang pelayan datang dengan
daftar kegiataan Pangeran.
Pangeran berganti baju dan bersiap-siap sarapan bersama kedua orang
tuanya. "Engkau sudah menerima jadwal kegiatanmu?" tanya Raja.
"Sudah." "Jangan sampai terlambat," Ratu mengingatkan, "Jangan membuat
mereka terlalu lama menanti kedatanganmu."
"Baik, Mama," jawab Pangeran tanpa semangat.
Pangeran merasa enggan memulai pekerjaannya, kesibukannya. Ia ingin
mencari putri itu. Sebelum ia berhasil menemukannya, Pangeran tidak akan
merasa lega. Ia merasa berhutang pada gadis itu dan ia perlu melakukan
sesuatu untuk menebusnya.
Sesuatu apa, Pangeran tidak tahu. Ia tidak tahu apa yang masih belum
dimiliki oleh putri secantik dia yang selalu disukai semua orang. Pangeran
tidak tahu apa yang masih diinginkan Putri yang mempunyai segala sesuatu
yang ia inginkan itu. Tetapi, kelak bila Pangeran bertemu lagi dengannya, Pangeran akan
melakukan segala sesuatu untuk membalas budi baik Putri itu pada rakyatnya.
Pangeran akan melakukan segalanya untuk Putri yang luhur budi itu.
Pangeran mengucapkan janji itu berulang kali ketika kereta kuda
membawanya ke tempat pertama yang harus didatanginya pagi ini.
Pertemuan-pertemuan yang dulu menjadi makanan sehari-hari
Pangeran, sekarang terasa membosankan. Dulu Pangeran dengan senang hati
menghadiri setiap pertemuan. Pangeran senang mengetahui apa yang sedang
berkembang di kalangan rakyatnya.
Sekarang... Entahlah. Pangeran sendiri tidak mengerti mengapa ia merasa sangat
enggan untuk melakukan semua kegiatannya.
www.ac-zzz.tk Belum ia melihat kegiatannya, ia telah merasa jenuh. Ingin Pangeran
cepat-cepat menyelesaikan semua pertemuan hari ini dan segera ke Pienlang
serta Herbranchts untuk mencari sang Putri.
Kejenuhan Pangeran ini mengingatkannya pada kejenuhannya pada saat
ia harus menemui para gadis keluarga Horthrouth. Seperti saat itu, Pangeran
ingin segera menyelesaikan tugasnya.
Belum satu pertemuanpun didatangi, tetapi Pangeran sudah merasa
sangat lelah. Pangeran ingin mencari sang Putri di Herbranchts.
Seperti dulu, keinginan Pangeran dikurung oleh titah Ibunda Ratu.
Kereta yang membawa Pangeran akhirnya berhenti.
Banyak orang yang telah ebrada di depan menanti kedatangan
Pangeran. "Selamat pagi, Pangeran," sambut seorang pria berjas hitam.
"Selamat pagi," Pangeran berusaha bersikap seramah mungkin.
"Semoga perjalanan Anda ke sini nyaman."
Pangeran memasuki Gedung Utama.
Di gedung ini sering diadakan pertemuan-pertemuan. Sering juga
jamuan besar oleh suatu badan diadakan di tempat ini. Hari ini Pangeran
datang untuk membuka acara diskusi para ahli ekonomi Evangellynn.
Dengan datangnya Pangeran, acara segera dimulai.
Mula-mula Heckock, pria yang tadi menyambut Pangeran sekaligus
ketua panitia acara ini memberikan pidato panjang lebarnya.
"Terima kasih atas kehadiran kalian, para undangan yang terhormat
pada acara ini. Terima kasih pula atas kehadiran Yang Mulia Pangeran Eduardo
yang berkenan membuka acara ini. Dalam kesempatan ini, saya mewakili
seluruh panitia mengucapkan selamat datang pada Anda semua. Semoga
perjalanan Anda menyenangkan."
Heckock memulai pidatonya dengan kata-kata yang menjemukan. Di
manapun Pangeran berada, ia selalu mendengar kata-kata itu dalam kata-kata
pertama pidato. "Hari ini kita berkumpul di tempat ini untuk membicarakan beberapa
masalah ekonomi kerajaan ini. Seperti yang kita lihat, perekonomian
Evangellynn mengalami banyak kemajuan dalam beberapa tahun terakhir ini.
Tetapi, masih banyak rakyat di luar sana yang menderita kemiskinan. Hari ini
kita berkumpul untuk mencari jalan yang terbaik untuk lebih
menyejahterahkan kerajaan ini dan membawanya pada kehidupan yang lebih
makmur." www.ac-zzz.tk "Tindakan lebih berarti daripada kata-kata seperti itu," kata Pangeran
pada dirinya sendiri, "Ketika melihat orang miskin di depan mereka, apakah
mereka akan membantu" Aku yakin kalian akan merasa jijik. Lihatlah sang
Putri! Ia tidak mempedulikan statusnya sebagai putri kerajaan. Tanpa rasa
jijik ia mencium anak-anak miskin itu. Tanpa rasa takut, ia merawat orangorang
yang menderita itu. Tetapi apa yang dapat kalian lakukan dengan omong
kosong ini?" Pangeran tidak mendengar kelanjutan pidato pria itu. Ia kembali
teringat saat ia melihat gadis itu berjalan bersama dua anak laki-laki dari
desa kumuh. Seperti yang selalu dilihat Pangeran, gadis itu tampak bersinar. Ia
menggendong anak kecil tanpa perasaan terpaksa. Wajahnya berseri cantik
saat itu. Tubuh kedua anak itu kotor. Tubuh mereka penuh debu. Mereka
seperti selepas bermain tanah. Tetapi, gadis itu tidak takut anak-anak kecil
itu mengkotori gaun nilanya yang indah. Tanpa rasa jijik ia mencium dahi
kedua anak itu dengan penuh kasih sayang.
Pangeran melihat sinar kasih sayang yang besar di mata gadis itu
ketika ia menatap kedua anak itu.
Semua orang di dalam gedung bertepuk tangan sangat keras.
Pangeran terkejut. Ia melihat semua orang melihat padanya.
Mengertilah Pangeran bahwa telah tiba saat baginya untuk memberikan
pidato. Pangeran berdiri dan menuju podium.
"Selamat pagi," kata Pangeran membuka pidatonya, "Selamat datang
bagi Anda semua. Saya sungguh berterima kasih pada Anda semua yang telah
menyempatkan diri untuk datang. Saya hanya ingin menekankan beberapa hal."
"Pertama, pertemuan ini adalah penting bagi Evangellynn. Apa yang
Anda bicarakan dalam pertemuan ini, saya harap bisa membantu
perkembangan Evangellynn. Saya sangat berharap seseorang menyampaikan
pada Istana apa yang menjadi hasil dari pertemuan ini. Kedua dan yang
terpenting, perkataan tanpa perbuatan adalah omong kosong. Beberapa saat
lalu Heckock mengatakan tujuan pertemuan ini antara lain untuk
meningkatkan kemakmuran Evangellynn terutama rakyat yang miskin. Tetapi
saya mengatakan pertemuan ini sungguh tidak berguna bila kalian hanya
berbicara. Tunjukkan perbuatan kalian yang benar-benar ingin membantu
rakyat yang masih miskin. Tunjukkan! Jangan hanya berbicara tetapi
tunjukkan pada dunia keinginan kalian untuk memperbaiki kehidupan ini!"
www.ac-zzz.tk Semua yang ingin Pangeran katakan telah tersampaikan. Pangeran
mengakhiri pidatonya dengan berkata,
"Dengan ini saya menyatakan Pertemuan Para Ahli Ekonomi Evangellynn
yang kedua puluh resmi dibuka."
Semua bertepuk tangan dengan meriah ketika Pangeran menuruni
podium ke tempatnya semula.
Setelah acara ini dinyatakan dibuka oleh Pangeran, beberapa orang
maju ke depan untuk memimpin pertemuan ini.
Pangeran mendengarkan ceramah panjang lebar di pertemuan para ahli
ekonomi dengan jenuh. Pembicaraan mereka tidak pernah berubah. Selalu dan
selalu yang dibicarakan kemajuan ekonomi Evangellynn dan ramalan mereka
atas ekonomi yang mendatang.
Segala masalah ekonomi yang ada sampai yang akan muncul, dibicarakan
dengan tuntas. Pertentangan pun tak terlewatkan. Pangeran tidak tertarik
mendengar perdebatan yang panjang lebar ini. Pembicaraan ini hanya akan
memperlambat kepulangan Pangeran di Istana.
Dulu Pangeran merasa tertarik mengikuti pembicaraan bahkan ia juga
ikut memberikan pendapat. Sekarang ia lebih tertarik untuk ke Herbranchts.
Pangeran melakukan pekerjaannya dengan setengah hati.
Pembicaraan yang tiada berujung pangkal antar para ahli ekonomi
membuat Pangeran merasa lelah. Hari telah siang. Sudah waktunya Pangeran
meninggalkan tempat ini untuk menuju tempat lain.
Pangeran mendekat Heckock yang duduk tak jauh darinya.
"Acara ini sungguh menarik untuk diikuti tetapi sayang aku tidak dapat
terlalu lama berada di sini," bisik Pangeran.
Heckock segera berdiri. "Saya mengerti, Pangeran. Tentunya masih
banyak kegiatan yang harus Anda lakukan. Saya akan mengantar Anda."
"Tidak perlu. Aku yakin engkau ingin mengikuti acara ini dari awal
sampai akhir." "Saya merasa senang dapat mengantar kepergian Anda," Heckock
melawan dengan sopan. "Duduklah yang nyaman dan dengarkan pembicaraan ini. Aku tidak ingin
menganggu yang lain."
"Sesuai kehendak Anda, Pangeran," Heckock mengalah.
Pangeran meninggalkan tempat itu. Semua orang sibuk mencurahkan
perhatian pada pembicaraan yang semakin memanas hingga tak
memperhatikan kepergiaan Pangeran.
Kereta kuda Istana terus menanti Pangeran di depan Gedung Utama.
www.ac-zzz.tk Prajurit segera membuka pintu kereta ketika melihat kedatangan
Pangeran bersama beberapa pengawalnya.
"Sekarang kita menuju Xelnyz," prajurit memberitahu.
Pangeran mendengarkan dengan malas.
Biasanya, setiap kali selesai menyelesaikan suatu kegiatan, Pangeran
selalu bertanya, "Sekarang kita ke mana?"
Lama kelamaan kebiasaan itu membuat Fahrein selalu memberitahu ke
mana tujuan mereka selanjutnya sebelum Pangeran bertanya.
Fahrein tidak merasakan kejanggalan pada sikap Pangeran hari ini. Ia
mengira Pangeran lelah. Pangeran bersandar dengan malas. Ingin sekali ia menyuruh prajurit
berbelok ke Pienlang. Tetapi ia telah berjanji pada Ratu untuk melepaskan
Pienlang pada Roger.
Gadis Hari Ke Tujuh Karya Sherls Astrella di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Pangeran sudah tidak peduli lagi ke mana kereta membawanya. Ia hanya
ingin segera menyelesaikan semua ini dan segera melanjutkan pencariaannya
pada Putri asing itu. Perjalanan kali ini lebih lama dari saat mereka meninggalkan Istana.
Kali ini kereta membawa Pangeran ke Xelnyz yang letaknya 100 mil dari
Schildi. Kereta perlahan-lahan melambatkan jalan dan akhirnya berhenti.
Pangeran tidak menanti prajurit membukakan pintu baginya. Ia ingin
segera menyelesaikan kegiatan hari ini dan menghibur diri di Pienlang.
Mungkin hari ini di sana Pangeran akan bertemu dengan Putri yang telah
memenuhi seluruh isi kepalanya itu.
Fahrein terkejut pintu kereta tiba-tiba dibuka sebelum ia
membukanya. Pangeran keluar dari dalam kereta dengan wajahnya yang menahan
kebosanan. Melihat dua orang suster mendekat, Pangeran cepat-cepat memasang
wajah tersenyum. "Selamat datang, Pangeran," sambut seorang suster yang telah tua.
"Semoga perjalanan Anda menyenangkan."
"Terima kasih," kata Pangeran.
"Perkenalkan saya adalah Suster Theodore yang mengepalai Panti
Asuhan Popolo. Saya bertanggung jawab atas semua kegiatan di Panti Asuhan
ini. Ini adalah Suster Bernadetta."
"Mari saya antar berkeliling, Pangeran," kata suster itu pula.
www.ac-zzz.tk hati. Seorang suster yang masih muda memapah suster tua itu dengan hati"Anda tidak perlu repot-repot mengantar saya," kata Pangeran, "Saya
tidak ingin merepotkan Anda. Sebaiknya Anda beristirahat. Saya melihat
Anda kurang sehat." Suster tua itu tersenyum lembut. "Selama saya masih hidup, saya
mampu melakukannya."
Suster lanjut usia itu melangkah dengan hati-hati mengantar Pangeran
ke dalam gereja tua itu. "Ini adalah gereja tempat kami biasa mengadakan misa. Saat ini pastor
sedang pergi sehingga ia tidak dapat menyambut Anda."
"Tidak perlu dipikirkan. Saya mengerti kesibukan Anda semua."
Pangeran melihat beberapa anak yang berdiri di samping altar. Mereka
bernyanyi lagu-lagu pujian dengan penuh semangat.
"Mereka adalah anak-anak yang bertugas menyanyi lagu gereja dalam
tiap misa. Setiap anak kami latih untuk menjadi anggota paduan suara dan
mereka bertugas sesuai jadwal yang kami atur."
Pangeran mendengarkan tetapi pikirannya melayang-layang jauh.
Kedua suster itu mengantar Pangeran ke bagian belakang gereja.
"Inilah tempat anak-anak itu dirawat," kata Suster Theodore. "Di sini
kami menampung anak-anak yang malang itu."
Tidak ada pembatas antara gereja dengan panti asuhan selain sebuah
pintu kayu coklat yang seperti siap hancur.
Pangeran melihat banyak anak bermain-main di dalam ruangan. Tempat
itu cukup luas. Tetapi tidak cukup luas untuk menampung anak-anak banyak
itu. "Setiap tahun, banyak anak yang masuk ke tempat ini tetapi anak yang
diadopsi sangat sedikit. Bila keadaan ini terus berlangsung, kami khawatir
tidak mampu menampung semua anak-anak malang ini. Saat ini kami sudah
mengalami kesulitan dalam menampung mereka," kata Suster Bernadetta.
"Kami berencana membangun sebuah bangunan di samping tempat ini
untuk menampung mereka. Tempat ini sudah terlalu sesak untuk anak-anak,"
kata Suster Theodore, "Anak-anak selalu membutuhkan tempat yang luas
untuk bermain." Walaupun anak-anak itu kekurangan tempat untuk bermain kejar
mengejar, mereka tampak senang. Walaupun anak-anak itu harus duduk di
lantai dan bermain dengan mainan sederhana, wajah mereka berseri-seri.
www.ac-zzz.tk Di dalam ruangan itu tampak dua orang suster yang kewalahan menjaga
anak-anak yang jumlahnya sekitar lima puluh itu.
"Kami juga kekurangan orang untuk merawat mereka," jelas Suster
Bernadetta. "Tetapi dalam waktu dekat ini, bantuan akan datang. Biara pusat
telah mengirimkan orang untuk membantu kami."
"Sekarang akan saya tunjukkan tempat belajar anak-anak," kata Suster
Theodore. Mereka terus melangkah semakin ke dalam.
"Kami mengajari anak-anak dengan cara yang sederhana. Kami tidak
mampu memberikan pendidikan yang baik untuk mereka. Untuk membiayai
kehidupan mereka, kami menanti bantuan orang lain. Anda perlu melakukan
sesuatu untuk anak-anak ini," kata Suster Theodore sambil berjalan.
Pangeran mengangguk. Kedua suster itu menunjukkan semua tempat pada Pangeran. Ruang
belajar yang sederhana dengan beberapa kursi, ruang makan yang kecil
dengan meja panjang dikelilingi puluhan kursi, ruang perpustakaan dengan
buku-buku agama yang tebal. Semua mereka tunjukkan pada Pangeran.
Seperti yang dikatakan Suster Theodore, tempat ini luas tetapi tidak
cukup untuk menampung lebih dari 130 anak yang tiap tahunnya terus
bertambah. Untuk itu ia mengatur pemakaian setiap tempat secara bergiliran.
Saat Pangeran melihat Ruang Belajar, beberapa anak sedang belajar di
ruangan itu tetapi beberapa saat lagi mereka akan berganti giliran dengan
anak yang lain. Sayang sekali anak-anak yang ingin mengetahi banyak itu tidak
dapat menggunakan waktu sepanjang hari untuk belajar. Mereka harus rela
mengalah dengan teman-teman mereka.
Seorang guru yang didatangkan dari tempat lain mengajari anak-anak
itu. Semula, kata Suster Theodore, hanya ada seorang suster yang mengajar
anak-anak sepanjang hari. Tetapi sejak tahun lalu beberapa guru didatangkan
dari luar untuk mengajar anak-anak. Mereka mengajar secara bergiliran dan
suster yang semua menjadi guru itu bisa mencurahkan perhatiannya pada
perawatan anak-anak. Kedua suster itu mengantar Pangeran ke sebuah ruangan sangat luas
dengan ranjang-ranjang berderet rapi. Lima lajur tempat tidur memenuhi
ruangan itu dan membuatnya tampak sesak.
"Tempat ini adalah ruang tidur anak-anak. Karena terbatasnya tempat,
kami terpaksa mengumpulkan mereka di tempat ini. Anak-anak terpaksa tidur
seranjang dengan teman mereka. Sebab masih ada teman mereka yang tidak
bisa tidur berdua dengan yang lain."
www.ac-zzz.tk Pangeran melihat beberapa anak berbaring tak berdaya di tempat
tidur. Sementara itu banyak tempat tidur kosong yang rapi.
"Mereka adalah anak-anak yang sejak lahir cacat fisik
. Mereka tidak dapat meninggalkan tempat ini. Selain anak-anak yatim
piatu, kami juga menerima anak-anak yang cacat. Setiap minggu ada seorang
dokter yang khusus didatangkan untuk memeriksa mereka dan anak-anak lain
bila ada yang sakit," jelas Suster Theodore pula.
Mata Pangeran yang menjelajahi ruangan luas itu tertumbuk pada
rambut hitam panjang yang bergelombang di samping tempat tidur di
seberang ruangan. Rambut hitam yang bergelombang pada bagian bawah itu
membangkitkan perasaan ingin tahu Pangeran.
Seperti mengetahui apa yang ada di benak Pangeran, Suster Theodore
berkata, "Ia adalah gadis yang banyak membantu kami. Tanpa dia, kami tidak
akan dapat bertahan hingga hari ini. Selain memberikan bantuan barang dan
uang, ia juga membantu kami merawat..."
Suster Theodore belum menyelesaikan kalimatnya, Pangeran telah
meninggalkannya. Pangeran mendekati gadis itu. Perasaannya tidak keruan ketika ia
semakin mendekati rambut hitam yang menutupi gadis bergaun coklat muda
itu. Pangeran ingin segera berlari mendekat tetapi ia juga ingin berjalan
perlahan-lahan hingga gadis itu tidak mengetahui kedatangannya dan tidak
sempat menghindar. Pangeran ingin memanggil gadis itu tetapi ia tidak ingin gadis itu
mengetahui kedatangannya.
Pangeran ingin bergegas tetapi ia juga ingin menahan langkahnya.
Pangeran menyeberangi ruangan itu dengan hati-hati. Ia tidak ingin
menimbulkan bunyi sedikitpun yang dapat menyadarkan gadis itu akan
kedatangannya. Ketika akhirnya Pangeran tiba tepat di belakang gadis itu, Pangeran
kebingungan. Pangeran tidak tahu harus berbuat apa. Untuk pertama kalinya
dalam hidupnya, Pangeran tidak tahu harus melakukan apa. Ia bingung. Harus
memanggil gadis itu atau menepuk bahunya atau mengajaknya berbicara.
Sementara itu dua suster berdiri di ambang pintu dengan kebingungan.
Beberapa pengawal Pangeran yang terus mengikutinya, juga tidak tahu harus
mendekat atau tetap di tempat.
www.ac-zzz.tk 8 Gadis itu perlahan-lahan membalikkan badannya.
Pangeran terpesona oleh mata hijau bening yang menatapnya lembut.
Wajah cantik itu tersenyum padanya dan suaranya yang lebih lembut dari
nyanyian burung surga berkata,
"Selamat siang, Pangeran."
"S... selamat siang."
Pangeran tidak dapat melepaskan pandangannya dari wajah cantik di
depannya. Matanya yang hijau dengan bingkai rambut hitam yang bersinar
seperti membawa sinar misterius yang membuat Pangeran terjebak di dalam
pesonanya. Pangeran menatap gadis itu lekat-lekat.
Seperti yang biasa dilihat Pangeran, gadis itu mengenakan baju
sederhana. Tidak ada pita berumbai yang menghiasi. Tidak ada lekukanlekukan yang
rumit. Gaun yang dikenakannya benar-benar gaun sederhana
tanpa model yang selalu dikenakan oleh para gadis desa. Tetapi kain yang
digunakan untuk membuat gaunnya adalah kain katun yang halus.
Gadis itu tampak manis dengan gaun coklat mudanya yang serasi dengan
kulitnya yang kuning kecoklatan. Pipinya yang selalu memerah membuatnya
tampak kekanak-kanakan. Tetapi sinar matanya yang lembut dan garis
wajahnya yang klasik menunjukkan kedewasaannya.
"Bila Anda tidak tersinggung, Yang Mulia Pangeran, dapatkah Anda
memberitahu saya apakah yang membuat Anda terus menatap saya?" gadis itu
bertanya sopan dengan suaranya yang membawa Pangeran terbuai oleh
perasaan. "T... tidak. Tidak ada apa-apa," sahut Pangeran cepat-cepat. "Sungguh
tidak ada apa-apa." Gadis itu tersenyum mempesona.
"Dari mana Anda mengetahui kedatangan saya?" Pangeran kebingungan,
"Saya yakin saya telah berjalan sepelan mungkin hingga tak menimbulkan
suara sedikitpun." Gadis itu memalingkan kepala pada anak di tempat tidur. Kedua
tangannya mengelus penuh kasih sayang wajah anak itu. "Ia yang memberitahu
saya." "Rupanya aku telah meremehkanmu."
Anak itu tersenyum. www.ac-zzz.tk "Bagaimana Anda bisa sampai ke tempat ini?"
"Dengan kendaraan tentunya," jawab gadis itu.
Pangeran benar-benar terpesona oleh suara merdu yang tegas itu.
Suara maupun gerakan gadis itu sangat luwes dan anggun. Pangeran tidak
pernah menemukan gadis seperti itu di tempat mana pun.
"Apa yang Anda lakukan di sini?"
"Saya membantu para suster merawat anak-anak. Mereka
membutuhkan pengasuh terutama anak-anak yang berada di ruangan ini dan
tidak dapat meninggalkan tempat ini. Mereka kesepian dan membutuhkan
kawan." "Mengapa mereka tidak dapat meninggalkan tempat ini?"
"Sebenarnya mereka dapat, tetapi bila mereka di luar, tidak ada yang
dapat menjaganya. Kami kekurangan tenaga. Saat ini kami berharap para
suster segera datang untuk membantu. Tetapi, beberapa hari lalu saya
mendengar kabar dari biara pusat bahwa mereka kekurangan orang."
"Permintaan biarawati banyak tetapi yang mendaftarkan diri menjadi
biarawati sedikit. Menurut saya, yang membuat sedikit orang yang
mendaftarkan diri menjadi biarawati adalah ketatnya peraturan biara. Biarabiara
hanya mau menerima orang dari kalangan tertentu. Andai mereka mau
terbuka pada setiap orang, entah itu miskin atau kaya, akan banyak biarawati
yang kita miliki." "Saya sungguh menyesali keadaan ini. Pimpinan gereja pun menggunakan
kekuasaan mereka untuk memeras rakyat. Entah kapan seorang pastor benarbenar
mengabdikan diri mereka pada Tuhan."
Pangeran terkesan oleh pengetahuan gadis itu yang luas.
"Andai dalam waktu sebulan, seperti yang dijanjikan pimpinan biara,
para biarawati itu tidak datang, saya akan bertindak."
"Tindakan apa yang akan Anda ambil?"
"Saya akan melanggar wewenang pihak gereja. Saya akan mengirim
orang ke tempat ini. Saya tidak akan mempedulikan apakah tempat ini dikelola
oleh gereja atau tidak. Anak-anak membutuhkan pengasuh."
Pangeran kagum oleh keberanian gadis itu. Ia tidak pernah melihat
seorang gadis seberani gadis ini. Biasanya ia mendengar kata-kata para gadis
yang berani tetapi keberanian mereka hanya dalam kata-kata. Gadis ini lain.
Pangeran melihat sinar perlawanan di mata hijau bening yang mengagumkan
itu. Gadis itu benar-benar ciptaan yang paling mempesona!
www.ac-zzz.tk Matanya hijau bening seperti kelereng kaca yang dalam. Sinar matanya
yang lembut seperti tidak pernah terlepas darinya. Di dalamnya terdapat
banyak kejutan-kejutan yang mengagumkan. Sungguh menyenangkan untuk
terus dipandang. "Saya mendukung Anda," kata Pangeran.
"Saya sangat berterima kasih pada kebaikan hati Anda, Pangeran.
Tetapi Anda tidak perlu repot-repot melakukannya. Saya tidak ingin kerajaan
ini bertengkar dengan pihak gereja. Anda mengerti apa akibatnya bila kita
berseteru dengan Roma. Dengan seluruh Raja Eropa tunduk padanya, Uskup
Agung Roma bisa membuat Evangellynn dibenci semua negara. Jangan
mempersulit kerajaan Anda sendiri demi rakyat dan juga demi keturunan
Anda kelak." "Bagaimana dengan kerajaan Anda?"
Gadis itu kebingungan. "Kerajaan saya?"
"Kalau Anda membuka perselisihan dengan biara, kerajaan Anda bisa
terkena dampaknya." Gadis itu tertawa geli - membuat Pangeran keheranan.
"Dari mana Anda mendapatkan ide itu?" tanyanya tanpa dapat
menyembunyikan senyum gelinya yang manis.
Pangeran kebingungan oleh tindakan gadis itu.
"Bukan kehendak saya mengecewakan Anda, tetapi Anda harus tahu
saya tidak mempunyai kerajaan apapun."
"Dari mana Anda bisa memperoleh semua bantuan yang Anda berikan
untuk penduduk Pienlang?"
"Bila saya tidak salah, tentunya Anda berpikir sayalah yang
mendatangkan semua bantuan itu." Gadis itu menatap Pangeran dengan
pandangannya yang menghanyutkan. "Sungguh menyesal saya membuat Anda
kecewa. Semua bantuan itu tidak berasal dari saya. Dengan rendah hati, saya
mengakui bahwa saya tidak mampu memberikan semua bantuan itu. Sebagian
besar bantuan yang saya berikan kepada penduduk Pienlang berasal dari
penduduk Evangellynn pula. Saya hanya membantu menyalurkan bantuan
kepada mereka yang membutuhkan."
Pangeran tidak percaya. "Tidak seorangpun yang dapat memberikan bantuan yang setiap hari
membutuhkan uang jutaan selama satu bulan lebih termasuk saya dan Anda.
Kerajaan tidak dapat membiayai kehidupan Pienlang sampai mereka mampu
Gadis Hari Ke Tujuh Karya Sherls Astrella di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
bangkit kembali tanpa bantuan rakyat."
Pangeran menatap gadis itu. Ia tidak mempercayai kata-kata gadis itu.
www.ac-zzz.tk "Saya tidak ingin meremehkan kekayaan Evangellynn tetapi apa yang
saya katakan ini benar. Pikirkanlah, Pangeran. Bila Anda tidak tersinggung,
saya menyarankan Anda menghitung berapa pengeluaran yang harus Anda
keluarkan untuk memenuhi semua kebutuhan penduduk Pienlang. Cukup dalam
satu hari." "Sehari kurang lebih tujuh ratus lima puluh ribu Golpie atau delapan
ribu lima ratus Poundsterling tetapi itu belum termasuk bila mereka ke
dokter." Gadis itu menatap anak kecil itu dan tersenyum. "Engkau pintar. Setiap
hari engkau makin pintar menghitung. Berapa orang yang kauhitung dalam
perkiraanmu itu?" "Saya mengira jumlah penduduk desa itu dua ribu orang."
"Hampir sesuai, sayang. Engkau pandai. Suatu hari nanti aku akan
mengusulkan orang mengambilmu sebagai akuntan mereka."
"Sungguh" Saya ingin sekali menjadi ahli keuangan yang pandai."
"Tentu, sayang. Tetapi engkau harus rajin berlatih bila ingin citacitamu
terwujud. Ingat kata dokter. Engkau harus rajin berlatih kalau ingin
kakimu sembuh benar."
"Saya pasti rajin berlatih, Nona."
Gadis itu tersenyum senang. Ia menepuk kepala anak itu dengan
lembut. "Jangan sampai aku mendengar Suster Bernadetta mengeluh karena
engkau tidak mau melatih kakimu. Bila aku mendengarnya, aku akan
membatalkan semua janjiku padamu. Engkau mengerti?"
"Saya mengerti!"
"Bagus, anak manis. Aku bangga padamu." Gadis itu mencium dahi anak
itu. "Saya berjanji melaporkannya pada Anda bila ia membandel lagi, Nona."
Pangeran terkejut oleh kedatangan suara wanita lain.
Gadis itu membalikkan badannya dan tersenyum. "Aku berharap tidak
mendengarkan laporannya, Suster Bernadetta."
"Saya juga berharap tidak melaporkannya."
"Adakah sesuatu yang terjadi hingga Anda ke sini, Suster?"
"Suster Theodore ingin Anda dan Pangeran, bila Pangeran tidak
keberatan, untuk makan siang bersama kami. Sekarang sudah waktunya
makan." www.ac-zzz.tk "Saya sangat menghargai tawaran itu, Suster. Saya sangat senang bisa
menikmati makan siang bersama Anda semua." Gadis itu menatap Pangeran.
"Bagaimana dengan Anda, Pangeran?"
"Aku juga tidak keberatan. Aku merasa sangat tersanjung."
"Mari, Pangeran, Nona." Suster Bernadetta mengantar mereka ke
ruang makan. Anak-anak telah berkumpul di dalam ruangan. Mereka telah duduk rapi
menghadapi piring mereka. Mereka menanti saat membuka hidangan-hidangan
di atas meja yang tertutup oleh kain. Mereka tidak sabar untuk segera
makan. Kedua tangan mereka telah menggenggam erat sendok makan mereka.
Puluhan pasang mata kecil itu mengawasi kedatangan mereka.
Pangeran duduk bersama suster-suster lain di meja kecil yang terpisah
dari meja besar di dalam ruangan itu.
Di seputar meja kecil itu tertata rapi piring dan sendok. Di tengah,
terdapat berbagai hidangan yang tertutup oleh kain putih yang telah
menguning. Kursi-kursi kayu sederhana mengitari meja kotak kecil itu.
"Silakan duduk, Pangeran."
"Terima kasih, Suster." Pangeran menoleh pada gadis di sampingnya. Ia
ingin berbuat sopan dengan menarikkan kursi bagi gadis itu tetapi gadis itu
telah mengangkat bangku kayu itu lalu duduk di atasnya.
"Sekarang kita bisa memulai makan siang," kata Suster Theodore.
Suster Bernadetta berjalan ke samping meja besar itu dan berkata,
"Anak-anak sekarang waktunya kita berdoa agar Tuhan memberkati makan
siang kita ini." Anak-anak meletakkan sendok mereka dan melipat tangan di atas meja.
Seperti biasa, Suster Bernadetta menunjuk seorang anak untuk
memimpin doa. "Tuhan, terima kasih Engkau telah memberikan kesempatan pada kami
untuk menikmati makan siang ini. Berkatilah makanan ini. Semoga kami masih
dapat menyantap hidangan seperti ini esok hari. Berkatilah pula orang-orang
yang telah menyiapkannya untuk kami."
Untuk mengakhiri doa yang diucapkan anak itu, Suster Bernadetta
mengajak semua berdoa Bapa Kami.
Pangeran merasa asing dengan suasana ini. Biasanya ia tidak pernah
berdoa sebelum makan maupun setelah makan.
Suster Bernadetta kembali menempati tempat duduknya.
Suara riang anak-anak yang sudah tidak sabar memenuhi Ruang Makan.
Bunyi sendok yang beradu dengan piring menyemarakkan riuh anak-anak.
www.ac-zzz.tk Pangeran tertarik oleh suasana ini. Ia tidak pernah berada dalam
suasana seperti ini sebelumnya.
Pangeran mengamati anak-anak yang berebut mengambil makanan
duluan. Anak-anak itu sudah tidak sabar mengisi perut mereka.
"Mereka selalu ribut saat makan," Suster Theodore memberitahu,
"Berulang kali kami ajarkan untuk tidak berebut tetapi mereka tetap seperti
ini." Pangeran memalingkan kepala dari anak-anak itu. Pangeran kebingungan
melihat makanan yang telah tersaji di meja.
Di Istana, pelayan-pelayan muncul membawakan makanan. Seorang
pelayan membawa satu jenis makanan. Ia mendatangi Pangeran dan
menawarkan makanan yang dibawanya pada Pangeran. Bila Pangeran mau, ia
mengambilkannya untuk Pangeran setelah itu ia kembali ke dapur bersama
makanan yang dibawanya. Gadis di samping Pangeran tersenyum. Ia mengambil piring Pangeran
dan berkata, "Bisakah Anda memberitahu saya apa yang Anda sukai,
Pangeran?" Pangeran terdiam. "Kami menyesal tidak dapat menghidangkan makanan selezat yang koki
Istana buat." "Tidak apa-apa," Pangeran cepat-cepat berkata, "Aku tidak kecewa
dengan yang telah kalian siapkan untuk menjamuku. Aku hanya tidak tahu
harus makan apa. Semua ini menggiurkan."
Gadis itu mengambilkan segala sesuatu yang dikiranya akan disukai
Pangeran kemudian ia meletakkan piring yang penuh berisi makanan itu ke
depan Pangeran. "Silakan, Pangeran. Saya berharap saya tidak salah memilih."
Pangeran menatap mata hijau yang tersenyum lembut itu. "Terima
kasih," kata Pangeran canggung. Pangeran tidak biasa diperlakukan seperti ini
oleh seorang wanita. Pangeran menatap makanannya dengan terkagum-kagum.
Gadis itu menatakan makanannya dengan indah. Sayur-mayur yang hijau
menghiasi piring di satu sudut. Di atasnya terdapat ikan bakar yang
menggiurkan. Di sisi yang lain, bulir-bulir nasi yang putih memanjang seperti
sebuah pulau kecil. Tatanan sederhana buatan gadis itu menambah selera makan Pangeran.
Tangannya yang terampil tidak kalah dari koki Istana.
www.ac-zzz.tk Tengah Pangeran asyik menghabiskan makanan yang menurutnya adalah
makanan terlezat yang pernah dinikmatinya, gadis itu berdiri.
"Bila Anda tidak keberatan, saya ingin membawakan makanan bagi anakanak di Ruang
Tidur." "Saya akan membantu Anda, Nona."
"Tidak perlu. Kalian bisa menghabiskan makanan Anda setelah itu
membantu saya. Saya tidak ingin menganggu saat makan Anda."
Gadis itu menuju dapur yang letaknya tepat di samping Ruang Makan.
Pangeran cepat-cepat menghabiskan makanannya. Ia tidak ingin gadis
itu menghilang lagi. Baru pertama kali ini Pangeran bisa berbicara dengan
gadis menarik itu. Karena itu Pangeran tidak ingin ditinggal begitu saja.
Seusai menghabiskan makan siangnya, Pangeran bangkit sambil
berkata, "Bila Anda semua tidak keberatan, saya ingin undur diri dulu."
"Silakan, Pangeran."
Pangeran meninggalkan Ruang Makan dan bergegas ke Ruang Tidur.
Pangeran lega melihat rambut hitam bergelombang di tepi sebuah tempat
tidur. "Anak manis harus makan yang banyak setelah itu harus minum obat,"
terdengar suara merdu gadis itu membujuk.
Gadis itu tersenyum senang ketika memasukkan sesuap nasi ke dalam
mulut anak itu. "Pintar," katanya.
Pangeran berdiri di belakang gadis itu dan mengawasinya dengan penuh
kekaguman. Pangeran tidak akan menemukan gadis lain yang selembut gadis
ini. Hatinya lembut dan penuh kasih sayang. Sungguh gadis yang sulit
ditemukan. Beberapa saat kemudian beberapa suster muncul dengan beberapa
anak. Mereka datang untuk menyuapi anak-anak yang lain.
"Ayo, sayang, tinggal satu sendok. Setelah ini semuanya habis," bujuk
gadis itu, "Jadilah anak pintar. Jangan membuat nasi ini sedih. Temantemannya
telah meninggalkannya. Ia tentu ingin menyusul kawan-kawannya."
Gadis kecil itu membuka mulutnya.
"Pintar, sayang. Engkau telah menghabiskan makan siangmu."
Gadis itu meletakkan piring di meja samping tempat tidur dan
mengambil gelas dan sebutir pil. Dengan sabar, gadis itu menanti anak itu
menelan makanannya. www.ac-zzz.tk "Sekarang waktunya minum obat," gadis itu mengangkat tubuh anak itu
dengan hati-hati. Dengan penuh kelembutan ia membantu anak itu meminum
air putih yang telah disiapkannya bersama obatnya.
Setelah itu gadis itu menunduk mencium pipi gadis kecil itu. "Engkau
anak yang pintar, sayang," katanya kemudian meninggalkan anak itu.
Gadis itu melakukan pekerjaan yang sama kepada beberapa anak.
Dengan penuh perhatian, ia menyuapkan sesendok demi sesendok makanan ke
dalam mulut anak-anak itu. Dengan penuh kasih sayang ia menyodorkan gelas
ke mulut anak-anak itu. Pangeran senang mengawasi gadis itu.
Tubuhnya yang luwes berputar-putar di dalam ruangan luas itu.
Gerakannya yang anggun menyertai setiap lambaian rambut hitamnya yang
tergerai panjang. Walaupun di ruangan ini masih ada suster-suster lain dan anak-anak
yang cukup dewasa untuk membantu pekerjaan para suster, Pangeran masih
dapat menemukan gadis itu. Walaupun gadis itu tersembunyi di antara puluhan
gadis lain, Pangeran yakin ia masih dapat menemukan gadis itu.
Gadis itu sangat unik. Kulitnya kuning berseri kecoklatan seperti orang
timur. Pipinya kemerahan. Rambutnya hitam lebat dan bergelombang indah
pada ujungnya. Matanya hijau tua bening seperti sebuah kelereng. Perpaduan
antara mata, rambut dan kulitnya yang berseri membuatnya tampak unik.
Unik tak terkatakan. Wajahnya yang manis memancarkan keanggunan. Matanya yang bening
mengantarkan suasana lorong yang dalam dan penuh misteri. Rambut hitam
legamnya menambah kesan misteriusnya.
Pipinya selalu merona kemerahan seperti bibir mungilnya yang selalu
memerah. "Pangeran..." Gadis itu tersenyum dan mengulangi,
"Pangeran, apakah yang Anda pikirkan?"
Pangeran terkejut. Gadis itu tiba-tiba saja berada di depannya. Wajah
gadis itu dekat dengan wajahnya. Mata hijau bening itu menatapnya dengan
penuh kegelian. Mulut mungilnya membentuk seulas senyum lembut.
"Apa yang terjadi?" tanya Pangeran menyembunyikan kekagetannya.
"Kita harus meninggalkan ruangan ini. Sudah waktunya anak-anak ini
tidur." "Kita tidak boleh menganggu mereka, bukan?"
www.ac-zzz.tk Gadis itu tersenyum dan meninggalkan ruangan itu. Pangeran mengikuti
gadis itu. Sebelum meninggalkan ruangan itu, gadis itu menutup pintu.
"Anda telah melihat keadaan anak-anak di Panti ini. Saya bisa berharap
Anda melakukan sesuatu untuk membantu mereka."
Pangeran merasa suasana seperti ini pernah terjadi. Gadis itu lebih
dulu memberi bantuan. Akhirnya Pangeran mengetahui keadaan rakyatnya dan
setelah itu gadis itu pergi dengan keyakinan Pangeran akan melakukan sesuatu
untuk membantu rakyat. "Anda akan pergi?" tanya Pangeran menahan kekecewaan.
Gadis itu tersenyum sebagai jawabannya.
"Ke mana Anda akan pergi" Bolehkah saya mengantar Anda ke
penginapan Anda?" "Tidak perlu merepotkan Anda, Pangeran. Saya tidak akan pergi ke
mana-mana." "Maksud Anda?" "Saya baru saja berjanji pada seorang anak untuk menginap di sini
untuk beberapa hari."
Pangeran gembira mendengarnya. Ia tidak perlu lagi kesulitan mencari
gadis itu. "Dalam hari-hari mendatang, saya bisa menemui Anda di sini?" tanya
Pangeran sambil menahan luapan kegembiraannya.
"Tentu saja, Pangeran. Saya tidak melarang Anda untuk menemui saya."
Pangeran tersenyum senang. "Anda tidak keberatan saya menemui
Anda. Betapa sangat melegakan."
Gadis itu memandang Pangeran dengan keheranan tetapi ia tidak mau
bertanya. Ia pergi ke Aula tempat anak-anak bermain.
Kedatangan gadis itu segera disambut oleh anak-anak.
"Nona, mainlah bersama kami."
"Tidak. Mainlah bersama kami."
"Bersama kami saja."
Gadis itu melerai anak-anak itu. "Aku akan bermain dengan kalian
semua." "Kata Suster Bernadetta Anda akan menginap di sini. Benarkah itu?"
"Benar." Anak-anak itu berlompat-lompatan gembira. Mereka tertawa dan
menari senang. www.ac-zzz.tk Gadis itu tersenyum. "Sudah," suaranya yang lembut menenangkan
anak-anak itu, "Jangan berlompat-lompatan lagi. Kalau kalian jatuh, aku akan
dimarahi oleh Suster Theodore."
Beberapa anak bergelayutan di tangan gadis itu tetapi ia tidak merasa
keberatan. Ia menggandeng anak-anak itu ke tengah ruangan.
"Hari ini aku tidak bisa bermain bersama kalian. Ada sesuatu yang
harus kubicarakan bersama Suster Theodore dan Pangeran."
Anak-anak itu mendesah kecewa.
"Aku berjanji akan segera menyelesaikannya kemudian kita akan
bermain sampai puas. Sepanjang hari esok aku ada di sini. Besok aku akan
menemani kalian bermain."
"Janji?" tanya anak-anak itu.
Gadis itu tersenyum. "Aku janji."
"Baiklah, Anda boleh pergi bersama Pangeran."
Gadis itu tersenyum cantik. "Mari, Pangeran. Para pengawal kecil saya
telah memberikan ijin."
Pangeran mengikuti gadis itu ke ruangan Suster Theodore.
"Selamat siang, Suster Theodore. Saya berharap saya tidak menganggu
istirahat siang Anda."
"Tidak. Anda tidak menganggu saya. Saya belum berencana untuk
beristirahat. Silakan masuk, Nona."
Gadis Hari Ke Tujuh Karya Sherls Astrella di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Silakan, Pangeran."
Gadis itu membiarkan Pangeran memasuki ruangan kecil itu kemudian ia
menutup pintu. "Silakan duduk, Pangeran," kata Suster Theodore.
Pangeran menatap sebuah kursi kayu di depan meja.
"Silakan duduk, Pangeran. Saya lebih senang berdiri," kata gadis itu.
Pangeran ragu-ragu. "Silakan, Pangeran," ulang gadis itu.
Pangeran duduk dengan perasaan mengganjal. Sudah menjadi suatu
kebiasaan di sini untuk memperlakukan wanita dengan sopan. Segala sesuatu
pertama kali untuk wanita tetapi gadis ini lain. Ia tidak berusaha diperlakukan
sopan tetapi memperlakukan orang lain dengan sopan.
"Apakah yang membuat Anda menemui saya, Nona?"
"Saya merasa Anda harus melaporkan segala sesuatu di tempat ini
kepada Pangeran agar Pangeran tahu harus berbuat apa untuk menolong anakanak
ini." www.ac-zzz.tk "Sejujurnya, saya merasa tidak ada lagi yang perlu dilakukan oleh
Pangeran. Semua telah Anda atasi sejak dua tahun lalu. Anda tidak pernah
membiarkan kami kekurangan sesuatu apapun."
"Sebaliknya, saya tidak dapat melakukan apa yang bisa dilakukan
Pangeran." "Apakah itu, Nona?"
"Sudah waktunya tempat ini mendapatkan bangunan baru. Tahun ini,
Popolo masih dapat menampung anak walaupun berdesak-desakkan tetapi
tahun depan, saya tidak yakin lagi. Sudah waktunya pula tempat ini mempunyai
dokter tetap yang tinggal di tempat ini dan selalu siap memberikan bantuan
pada anak-anak yang cacat. Mereka juga membutuhkan orang yang ahli dalam
bidang ini." "Anda juga memerlukan sebuah sekolah besar yang dapat menampung
semua anak. Kasihan anak-anak yang harus belajar hingga larut malam.
Mereka telah merasa sangat lelah ketika memulai pelajaran mereka."
"Perawat-perawat yang sabar juga diperlukan dalam pelatihan dan
perawatan anak-anak yang cacat. Saya berharap suatu hari nanti mereka bisa
seperti kawan-kawan mereka. Mereka ingin keluar dari ruang tidur dan kita
tidak boleh mengurung mereka. Saya tidak setuju kebebasan anak-anak itu
terus dikurung." "Dan, yang tidak kalah pentingnya. Seorang guru yang khusus bagi
anak-anak cacat itu perlu didatangkan agar kelak mereka bisa bekerja seperti
orang normal lainnya. Anak-anak buta perlu mendapat guru yang bisa
mengajari mereka menulis. Anak-anak tuli perlu belajar mendengar dengan
melihat gerak mulut lawan bicara. Mereka juga perlu diajari berbicara dengan
normal." "Anda benar, Nona. Saya merasa malu tidak memikirkan semua itu."
"Jangan merasa seperti itu, Suster. Anda membuat saya merasa tidak
enak telah mengatakan semua itu. Mungkin sebaiknya saya tidak
mengatakannya di depan Anda."
"Anda adalah gadis yang cerdas, Nona. Semua yang Anda pikirkan
belum pernah terlewat dalam pikiran saya walaupun saya telah mengelola
tempat ini selama puluhan tahun. Anda seperti sebuah berkah yang diberikan
Tuhan pada kami." "Terima kasih atas pujian Anda yang tulus, Suster. Saya sangat
menghargainya tetapi saya merasa Anda terlalu melebih-lebihkan kenyataan.
Saya membantu karena saya merasa sudah sepatutnya saya membantu."
www.ac-zzz.tk Gadis itu melirik Pangeran dan melanjutkan. "Sekarang bukan waktunya
untuk berparade pujian, Suster Theodore. Saya menemui Anda di sini untuk
membicarakan masalah-masalah Popolo dengan Pangeran. Agar Pangeran tahu
harus berbuat apa untuk Popolo."
"Saya mengaku kalah, Nona." Suster Theodore tersenyum.
"Apakah semuanya telah jelas bagi Anda, Pangeran?"
"Ya. Apa yang Anda katakan telah memberikan banyak bantuan bagi
Evangellynn. Saya sangat menghargai usul-usul Anda yang sangat bagus itu."
"Saya merasa senang bisa berguna bagi Evangellynn."
"Apa yang menyebabkan kecacatan anak-anak itu?"
"Sebagian besar dari mereka cacat sejak lahir. Dan, beberapa cacat
akibat kecelakaan. Anak-anak yang lumpuh setelah kecelakaan inilah yang
mempunyai harapan besar untuk sembuh. Dibanding anak-anak yang lumpuh
sejak lahir, mereka bisa berjalan dengan normal bila setiap hari rajin
berlatih. Karena kekurangan orang, kami tidak dapat melakukannya secara
rutin setiap hari. Dengan sangat menyesal, kami melatih mereka seminggu dua
kali." "Besok bantuan yang saya minta akan datang," kata gadis itu. "Saya
sangat menyesal tidak bisa sering datang ke sini hingga tidak menyadari
kekurangan Popolo." "Anda sudah berkenan datang sudah membuat kami sangat senang,
Nona. Anda tidak perlu merasa bersalah. Kami sudah mengirim permintaan
bantuan kepada biara pusat sejak tahun lalu tetapi hingga kini belum ada
balasan." "Aku akan menghubungi biara pusat untuk memperhatikan masalah
Popolo," Pangeran menawarkan bantuan.
"Terima kasih, Pangeran. Sejujurnya saya berharap Anda
melakukannya. Tetapi, jangan sampai membuat perselisihan dengan mereka.
Saya yakin Anda telah mengetahui keadaan saat ini."
"Saya akan mengingat baik-baik pesan Anda," janji Pangeran.
Tiba-tiba pintu diketuk. Gadis itu segera menuju pintu.
Fahrein berdiri di depan pintu dengan raut wajahnya yang cemas.
"Kepala Pengawal Anda datang mencari Anda, Pangeran."
Pangeran segera menemui Fahrein. Pangeran menutup pintu dan
berkata perlahan, "Ada apa?"
"Sudah waktunya kita menuju tempat lain, Pangeran. Waktu berkunjung
Anda di tempat ini telah usai sejak satu setengah jam yang lalu."
www.ac-zzz.tk Biasanya, Pangeran akan marah karena Fahrein terlambat
memberitahunya. Tetapi sekarang Pangeran berkata,
"Lupakan saja. Di sini masih ada urusan penting yang harus
kuselesaikan." "Tetapi, Pangeran... Mereka tentu telah menunggu Anda."
"Kirim prajurit untuk mengatakan pada mereka untuk tidak
menungguku. Aku harus menyelesaikan urusan penting ini."
"Te..." "Tidak ada bantahan!" Pangeran membalikkan badan dan membuka
pintu. Fahrein tidak bisa berbuat apa-apa selain melihat Pangeran menghilang
ke dalam ruangan kecil itu.
"Maafkan atas gangguan kecil ini," kata Pangeran, "Sekarang kita bisa
melanjutkan pembicaraan kita."
Lonceng berdentang dengan keras.
Gadis itu tersenyum. "Dengan sangat menyesal, saya memberitahu
bahwa waktu tidak mengijinkan kita untuk melanjutkan pembicaraan ini."
"Anda akan pergi?" tanya Pangeran khawatir.
"Apakah Anda lupa, Pangeran" Saya telah berjanji pada puluhan anak
untuk menginap di sini. Saya tidak ingin mengecewakan Anda."
Pangeran lega diingatkan kembali oleh janji gadis itu pada anak-anak.
"Sekarang sudah waktunya tidur siang bagi penghuni Popolo," gadis itu
memberitahu, "Anda juga, Suster Theodore. Jangan sampai Anda jatuh sakit
lagi karena lelah." Gadis itu berdiri di samping Suster Theodore dan membantunya
berdiri. "Saya masih cukup sehat untuk berjalan sendiri , Nona."
"Ijinkanlah saya membantu Anda, Suster Theodore," bujuk gadis itu.
Dengan penuh hati-hati, ia memapah Suster Theodore.
Pangeran cepat-cepat membukakan pintu.
"Terima kasih, Pangeran," gadis itu tersenyum pada Pangeran.
Pangeran tidak ingin kehilangan gadis itu lagi. Ia mengikuti gadis itu
yang memapah Suster Theodore ke ruang tidurnya.
Mereka berjalan melalui lorong panjang yang terang benderang dengan
jendela-jendela yang berjajar rapi di dindingnya.
Ruang tidur para suster terletak di belakang ruang tidur anak-anak.
Bila sewaktu anak-anak itu membutuhkan para suster, dengan mudah mereka
www.ac-zzz.tk bisa menuju tempat para suster itu. Sebuah lorong kecil menghubungkan
kedua lorong itu. Pangeran membukakan pintu ruang tidur Suster Theodore.
"Terima kasih, Pangeran," kata gadis itu lagi. Gadis itu memapah Suster
Theodore ke dalam ruangan kemudian menutupnya dengan perlahan.
Tak lama kemudian ia muncul kembali.
Panti Asuhan yang ramai ketika Pangeran datang, sekarang menjadi
sepi. Anak-anak telah naik ke tempat tidur masing-masing.
Gadis itu menuju di Ruang Tidur anak-anak.
Anak-anak yang sudah berbaring itu duduk tegak di tempat tidurnya.
"Anda akan tidur bersama kami?"
"Tidak, aku akan menemani kalian sampai kalian semua tidur. Sekarang
berbaringlah. Bila para suster tahu kalian terbangun karena aku, mereka akan
memarahiku. Kalian tidak ingin melihat aku dimarahi para suster, bukan?"
Gadis itu mendekati sebuah ranjang dan menyelimuti anak-anak itu.
Setiap satu langkah, gadis itu berhenti untuk mencium dahi anak-anak itu dan
menyelimutinya. Kadang, gadis itu mengatakan sesuatu kepada anak itu.
Sementara gadis itu mengelilingi ruangan itu, Pangeran terus mengikuti
di belakangnya. Ketika ia telah mencium anak terakhir, gadis itu menuju pintu.
"Selamat tidur, anak-anak manis. Bermimpilah yang indah," kata gadis
itu sebelum menutup pintu.
Matahari telah membelakangi jendela yang menghadap timur. Matahari
yang semakin condong ke barat memberikan sinar hangat di lorong.
Gadis itu berdiri di samping jendela dan memandang keluar.
"Hari sudah siang. Tak lama lagi matahari akan tenggelam."
Pangeran menatap gadis itu.
"Bukan maksud saya untuk mengusir Anda, Pangeran. Juga bukan
kehendak saya untuk meminta Anda kembali. Waktu terus berjalan.
Kekhawatiran Kepala Pengawal Anda sangat berarti. Bila Anda tidak segera
kembali, saya khawatir Anda akan tiba di Schildi setelah langit menjadi
gelap." "Hal sekecil ini bukan masalah bagi saya. Saya bisa menginap di Xelnyz."
"Saya juga mempunyai pendapat, Pangeran. Dengan kuda-kuda Anda
yang perkasa itu, Anda bisa mencapai Schildi dalam waktu dua jam."
Pangeran tersenyum senang.
"Jangan membuat Paduka Raja dan Ratu mencemaskan Anda. Saya
yakin Anda bisa mengirim prajurit untuk memberitahu Paduka Raja dan Ratu
www.ac-zzz.tk bahwa hari ini Anda tidak akan pulang. Tetapi, alangkah baiknya bila Anda
berpamitan dulu pada mereka. Mereka tentu akan lebih lega bila mendengar
sendiri dari Anda." Gadis itu berjalan ke gereja.
Pangeran mengikuti gadis itu hingga di depan gereja.
Ketika melihat kereta kudanya, Pangeran terkejut. Ia seperti tidak
sadar ketika mengikuti langkah-langkah ringan gadis itu.
"Selamat sore, Pangeran," kata gadis itu dengan senyumnya yang
mempesona. "Engkau tidak akan pergi, bukan?"
"Tidak. Untuk beberapa hari mendatang, saya akan berada di sini,"
gadis itu mengatakan dengan tegas.
Pangeran meraih tangan gadis itu dan menciumnya dengan lembut.
"Selamat sore, M'lady. Semoga besok kita masih bisa bertemu."
"Selamat sore, Pangeran. Semoga perjalanan Anda menyenangkan."
Pangeran menoleh pada gadis itu sebelum menaiki keretanya.
Ketika kereta mulai bergerak, gadis itu melambaikan tangannya.
Bintang Malam 2 Pedang Siluman Darah 13 Misteri Penguasa Gunung Lanang Tabib Sakti Pulau Dedemit 1
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama