Ceritasilat Novel Online

Never Too Far 4

Never Too Far Too Far 2 Karya Abbi Glines Bagian 4


aku memberitahukan pada ibuku bahwa dia harus mencari rumah
lain untuk tinggal dan kemudian memberitahukan pada mereka
semua bahwa aku akan menikahi Blaire. Well, tidak semuanya
bersikap seperti itu. Ayah Blaire tampak baik-baik saja menerima
berita itu. Nan dan ibuku yang sangat marah. Kami saling berteriak
marah selama beberapa jam dan aku membuat ancaman serius
kepada mereka. Nan seharusnya pergi rumah itu untuk kembali
bersekolah di hari Senin. Dia akan pergi sampai libur musim dingin
dan aku yakin dia akan menghabiskan liburannya bersama temantemannya di Vail.
Itu yang biasanya dia lakukan setiap tahunnya.
Biasanya aku juga pergi ke sana, tapi tidak tahun ini.
"Aku harus berurusan dengan ibu dan adikku selama empat jam
terakhir ini. Mengusir Georgianna keluar dari rumahku dan memberi
tahunya dan Nan bahwa aku bermaksud untuk melamar Blaire
bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Jadi maafkan aku kalau
aku butuh informasi untuk mengingatkanku tentang keberadaan
Blaire sekarang!" Bethy menaruh botol airnya di meja dapur dengan kasar dan ekspresi
kemarahannya berubah menjadi lebih mirip ekspresi jijik terhadap
sesuatu. Kukira kalau dia sudah tahu bahwa aku akan melamar
Blaire, dia akan menjadi lebih senang. Tampaknya dugaanku salah.
"Kuharap kau belum membeli sebuah cincin," hanya itu yang
terucap darinya. Aku lelah menghadapi sikapnya. "Katakan padaku di mana dia
bacabukunovel.blogspot.com
sekarang," aku menggeram.
Bethy menaruh kedua tangannya di atas meja dan mencondongkan
tubuhnya sembari menatapku dengan tatapan keji yang aku tidak
tahu bisa dilakukan seorang gadis. "Persetan. Denganmu."
Sial. Apa yang sudah kulakukan"
Pintu terbuka dan Blaire berjalan masuk sembari tersenyum hingga
akhirnya bertatapan mata denganku. Lalu senyum di wajahnya
segera menghilang. Dia juga marah padaku. Ini pertanda jelek.
"Blaire," kataku sembari berjalan ke arahnya dan dia mulai
melangkah mundur. "Jangan," jawabya sembari menaruh ke dua tangannya di depannya
untuk mencegahku mendekatinya.
Dia sedang memegang sesuatu. Sepertinya beberapa foto. Sialan,
foto apa yang sedang dia pegang" Apakah itu foto dari masa laluku"
Apakah dia marah tentang beberapa perempuan yang pernah kutiduri
di masa lalu" "Apa itu seperti dugaanku?" tanya Bethy sembari mendorongku
untuk menyingkir dari jalannya dan berlari menuju Blaire.
Blaire mengangguk dan menyerahkan foto-foto itu padanya. Bethy
menutup mulutnya yang ternganga kagum. "Oh Tuhanku. Apa kau
mendengar detak jantungnya?"
Ketika mendengar kata 'detak jantung' dadaku serasa dibelah hingga
terbuka lebar. Aku mulai memahami apa yang terjadi. Ini hari
bacabukunovel.blogspot.com
Kamis. Hari ini jadwal kunjungan Blaire ke dokter. Dia tadi
menelponku untuk mengingatkanku soal itu dan aku malah menutup
telponnya. "Blaire, sialan baby, aku sangat menyesal. Aku sedang berurusan
dengan - " "Keluargamu. Aku tahu itu. Nan yang memberi tahukan padaku
ketika aku menelponmu lagi. Aku tak mau mendengar alasanmu.
Aku hanya ingin kau pergi dari sini." Nada suaranya datar. Tak
terdengar satupun emosi di dalamnya.
Dia mengalihkan perhatiannya kembali ke foto-foto itu dan
menunjuk sesuatu. "Ini dia bayinya. Bisakah kau percaya bahwa dia
ada di dalam perutku?"
Ekspresi marah di wajah Bethy ketika menatapku sekejap
menghilang ketika dia melihat foto itu dan kemudian tersenyum
lembut. "Ini mengagumkan."
Mereka berdiri di sana menatap foto-foto bayiku. Blaire sudah
mendengar detak jantungnya hari ini. Sendirian. Tanpa ditemani
olehku. "Bolehkah aku melihatnya?" tanyaku sembari khawatir dia akan
berkata 'Tidak', atau parahnya lagi, mengacuhkanku.
Dia justru mengambil foto-foto itu dari Bethy dan menyerahkannya
padaku. "Benda kecil yang terlihat seperti kacang kecil itu. Itu...bayi
kita," dia menyelesaikan kalimatnya. Dia tampak enggan untuk
menyebutnya bayi kami. Aku tak bisa menyalahkan sikapnya.
bacabukunovel.blogspot.com
"Apakah jantungnya baik-baik saja" Maksudku, apakah jantungnya
berdetak dengan bagus dan semacamnya?" tanyaku sembari menatap
foto di tanganku. "Ya. Mereka bilang semuanya sempurna," jawabnya. "Kalau kau
mau kau bisa menyimpan yang satu itu. Aku punya tiga foto lainnya.
Tapi aku ingin kau segera pergi dari sini sekarang juga."
Aku tidak akan pergi. Postur tubuh Bethy yang seperti menjaganya
juga tak akan mampu menghentikanku. Aku akan mengatakan
semuanya di depan Bethy kalau memang harus begitu tapi aku
menolak untuk pergi dari sini.
"Ibuku dan ayahmu datang tak diundang hari ini. Nan pergi untuk
mulai kuliahnya hari Senin. Ibu mengira bahwa aku juga akan pergi
dari rumah itu jadi dia ingin pindah kembali selama setahun ke
depan. Aku memberitahukan padanya bahwa aku tak akan pergi dari
rumah itu dan dia harus mencari tempat tinggal yang lain. Aku juga
memberitahukan pada mereka bahwa aku akan tetap tinggal di
rumah itu sampai kau yang memutuskan ingin pindah ke tempat lain.
Aku juga memberitahu mereka bahwa aku bermaksud melamarmu,"
aku berhenti sejenak dan melihat wajahnya berubah menjadi pucat
pasi. Bukan reaksi yang kuharapkan. "Prosesnya tidak berjalan
mulus. Ada banyak teriakan. Berjam-jam berteriak dan saling
mengancam. Ketika kau menelponku, aku baru saja memberitahukan
kepada mereka bertiga bahwa aku akan menikahimu. Dan semuanya
berubah menjadi semakin kacau. Aku berencana menelponmu
kembali setelah ibuku dan Abe masuk ke mobil mereka dan pergi ke
luar dari kota ini. Aku tak mau kau harus berhadapan dengan
satupun dari mereka. Tapi ibuku tidak menyerah dengan mudah. Nan
sudah berkemas dan pergi untuk bersiap sekolah sore ini. Dia tak
mau bicara denganku lagi." Aku berhenti dan menarik nafas.
bacabukunovel.blogspot.com
"Aku tahu bahwa permintaan maafku tak akan pernah cukup.
Kenyataan bahwa aku lupa tentang jadwal kunjunganmu ke dokter
hari ini adalah sesuatu yang tidak bisa dimaafkan. Tapi aku tetap
harus meminta maaf padamu. Aku berharap aku bisa berhenti
mengacaukan segalanya."
"Kau tadi tidak sedang makan siang bersama dengan keluargamu?"
tanyanya. "Keluargaku" Apa" Tidak!"
Postur tubuhnya yang tegang seketika menjadi santai. "Oh," Dia
berkata sambil menghembuskan nafas.
"Kenapa kau kira aku akan pergi makan siang bersama mereka" Aku
tak akan menutup telponmu hanya untuk menghabiskan waktu
bersama mereka." "Nan," dia menjawab sambil tersenyum sedih.
"Nan" Sial, kapan kau berbicara dengannya?" Aku selalu bersama
Nan sepanjang pagi ini. "Ketika aku menelponmu lagi. Nan yang mengangkat telponnya dan
mengatakan bahwa kau tidak punya waktu untukku karena kau akan
pergi makan bersama keluargamu."
Adik kecilku yang pembohong itu sebaiknya lega pantatnya sudah
menuju ke arah pesisir timur negara ini karena aku akan mencekik
lehernya kalau nanti aku bertemu dengannya.
bacabukunovel.blogspot.com
"Kau tadi pergi ke dokter dengan pikiran bahwa aku mengabaikan
kau dan bayi kita demi mereka" Sial!" Aku mendorong Bethy untuk
menyingkir dari jalanku dan memeluk Blaire. "Kaulah keluargaku,
Blaire. Kau dan bayi ini. Kau dengar aku" Hari ini aku melewatkan
sesuatu yang tak akan pernah bisa ku maafkan. Aku ingin berada di
sana dan mendengar detak jantungnya. Aku ingin menggenggam
tanganmu ketika kau melihat anak lelaki kita untuk yang pertama
kalinya." Blaire mendongakkan kepalanya dan tersenyum kepadaku. "Kau
tahu kan kalau anak kita bisa saja perempuan."
"Ya, aku tahu."
"Makanya berhenti menyebutnya anak lelaki kita," jawabnya.
Aku tadi menyebutnya anak lelaki kita. Aku tersenyum lalu
mencium keningnya. "Bisakah kita kembali ke kamarmu dan kau
ceritakan padaku tentang kunjunganmu tadi" Aku ingin mendengar
semuanya." Dia mengangguk dan menatap sekilas ke arah Bethy. "Apa kau akan
terus menatapnya sinis begitu atau akan memaafkannya?"
Bethy mengangkat bahunya tak peduli. "Aku tidak tahu."
*** Bab 35 Blaire Musim sekolah sudah dimulai. Para pelancong dan orang pecinta
bacabukunovel.blogspot.com
musim panas telah pulang ke rumah. Klub tidak begitu ramai lagi
karena itulah jumlah tipnya menurun. Hal terbesar adalah Rush tidak
membahas lagi tentang lamaran sejak malam di kondo ketika dia
bilang apa yang dia katakan pada ibunya, adiknya dan ayahku. Dia
tidak pernah menyebut mereka lagi. Aku kadangkala bertanya-tanya
jika suatu saat dia berubah pikiran atau kalau aku hanya
membayangkannya. Jika bukan karena Bethy yang menanyakankanku setiap minggu
apakah Rush telah membicarakannya lagi aku akan berfikir itu
adalah bagian dari imajinasiku. Setiap kali aku mengatakan pada
Bethy bahwa Rush tidak bilang dia menjadi semakin gelisah. Belum
lagi hatiku menjadi semakin terluka. Aku takut dia terus-menerus
memikirkan itu dan memutuskan bahwa itu adalah suatu kesalahan.
Sebelum dia mengatakannya lagi malam itu aku bahkan tidak
membiarkan diriku percaya bahwa dia ingin menikahiku. Aku
membayangkan kami membesarkan bayi ini dari dua rumah yang
berbeda. Jika pikiranku pergi ke masa depan maka aku akan
membendungnya. Itu bukanlah sesuatu yang aku harapkan.
Jam kerjaku dikurangi karena sepi dan aku bertanya-tanya apakah
aku butuh pekerjaan kedua. Tidak banyak pillihan di sini. Tetapi
sepertinya Rush tidak akan menerimanya dengan baik.
Ketika aku melangkah ke dalam kamarku ada dua benda yang
menarik perhatianku. Ada bunga mawar di ranjangku dan di
tengahnya ada amplop yang bertuliskan namaku dengan rapi di
depannya. Aku mengambil dan membukanya. Kertas surat itu terasa
mahal dan nama Finlay ada diatasnya.
Temui aku di pantai. bacabukunovel.blogspot.com
Penuh cinta, Rush Tulisan tangannya yang tidak biasa membuatku tersenyum. Aku
pergi ke lemari dan mengeluarkan sundress putih dengan dua garis
hitam disepanjang kelimannya. Jika dia merencakan suatu hal
romantis di pantai aku tidak memakai baju kerjaku.
Setelah menyisir rambutku dan memakai make up aku berjalan
menuju ke pintu Prancis yang menghadap ke teluk dan menuju
pantai. Rush memakai celana pendek khaki dan kemeja berkerah.
Aku senang aku berganti pakaian. Dia membelakangiku dan
tangannya berada di sakunya saat dia berdiri disana menatap laut.
Aku ingin berhenti dan mengaguminya yang sedang mengagumi laut
tetapi aku juga ingin sekali melihatnya. Dia sudah pergi ketika aku
bangun pagi ini. Aku keluar dari jalan setapak dan berjalan di pasir. Ini adalah
kesunyian yang aneh kecuali bagi kami berdua. Meskipun di luar
sana keramaian mulai reda suhunya tetap delapan puluh delapan
derajat fahrenheit dan matahari bersinar di luar sana. Menatap
kebawah aku menyadari sesuatu di pasir. Seseorang menulisnya.
Dan ada tongkat tergeletak di sana.
Aku berhenti dan membacanya dengan suara keras, "Blaire Wynn,
maukah kau menikah denganku?" Saat kata-kata itu terucap Rush
berjalan mendekat dan berlutut di depanku.
Sebuah kotak kecil nampak ditangannya dan dia membukanya
perlahan ketika cincin berlian itu menangkap sinar matahari yang
memudar. Cincin itu nampak hidup seolah cincin bersinar. Ini
terjadi. Apakah aku menginginkan ini" Ya. Apakah aku
bacabukunovel.blogspot.com
mempercayainya"...Ya.
Apakah dia siap" Aku tidak yakin. Aku tidak ingin ini menjadi
sesuatu yang dia lakukan karena dia merasa tertekan. Rasanya
mudah untuk meraih dan memakaikannya di jariku. Tapi apakah itu
yang Rush inginkan" "Kau tidak perlu melakukannya," Aku memaksakan diriku untuk
menatapnya. Dia tidak berbicara pada adik atau ibunya seminggu ini.
Sebesar apapun aku tidak menyukai mereka...tidak membenci
mereka, aku tidak ingin menjadi penghalang antara dia dan
keluarganya. Rush menggelengkan kepalanya, "Tidak, aku tidak perlu melakukan
apa-apa. Tapi aku ingin menghabiskan sisa hidupku denganmu.Tidak
ada selain kamu." Kata-katanya adalah kata-kata yang tepat. Aku tetap merasa seolah
masih ada sesuatu yang salah. Dia tidak mungkin menginginkan ini.
Dia muda, kaya dan mengagumkan. Aku tidak punya apa-apa untuk
kuberikan padanya. Aku akan mengikatnya. Mengubah dunianya.
"Aku tidak bisa melakukan ini padamu. Aku tidak bisa menghalangi
masa depanmu. Kau bisa melakukan apapun. Aku berjanji padamu
aku akan membiarkanmu menjadi bagian dari kehidupan bayi kita.
Itu tidak akan berubah ketika kau merasa seolah kau siap untuk
pergi. Aku akan selalu mengijinkanmu."
"Jangan bilang apa-apa lagi. Aku bersumpah Blaire, beberapa saat
lagi aku akan melemparkanmu ke laut. "Dia berdiri dan matanya
menatap mataku. "Tidak pernah ada pria yang mencintai wanita
seperti aku mencintamu. Tidak ada yang lebih penting darimu. Aku
tidak tahu apa lagi yang harus kulakukan untuk membuktikan
bacabukunovel.blogspot.com
padamu bahwa aku tidak akan membiarkanmu lepas lagi. Aku tidak
akan melukaimu. Aku tidak akan sendirian lagi. Aku
membutuhkanmu." Mungkin ini tidak benar dan mungkin aku membuat kesalahan tapi
kata-katanya menyentak sudut hatiku yang dia miliki bagaimana pun
juga tidak dikendalikan untuk diraih hingga saat ini. Aku mengambil
kotak dari tangannya dan mengangkat cincin itu keluar. "Ini cantik,"
kataku padanya. Karena memang benar. Cincin itu tidak terlalu
mencolok atau berlebihan. Cincin itu sederhana.
"Tidak ada yang lebih pantas selain di jarimu," jawabnya dan
mengambil cincin itu dari tanganku. Kemudian dia kembali berlutut
dan tatapannya bertemu denganku.
"Kumohon, Blaire Wynn, maukah kau menjadi istriku?"
Aku menginginkan ini. Dia.


Never Too Far Too Far 2 Karya Abbi Glines di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Ya," kataku dan dia menyelipkan cincin itu di jariku.
"Terima kasih Tuhan," bisiknya kemudian berdiri dan menangkap
mulutku dengan ciuman lapar. Ini nyata dan mungkin ini tidak akan
terjadi selamanya tapi ini adalah milikku sekarang. Aku akan
menemukan cara untuk membiarkan dia pergi jika dia
menginginkannya. Tapi aku mencintainya. Itu tidak akan pernah
berubah. "Pindahlah bersamaku," dia memohon.
"Aku tidak bisa. Aku harus membayar setengah dari uang sewa," aku
mengingatkannya. bacabukunovel.blogspot.com
"Aku membayar uang sewamu selama setahun penuh. Setiap uang
yang kau berikan pada Woods sudah disimpan di akun bank dengan
namamu. Begitu juga Bethy. Sekarang, tolong tinggallah
bersamaku." Aku ingin marah padanya tapi sekarang aku tidak bisa. Aku
menekankan ciuman lagi di bibirnya dan kemudian mengangguk.
"Dan tolong berhentilah bekerja," dia menambahkan.
"Tidak," jawabku. Aku tidak akan melakukan itu.
"Kau tunanganku sekarang. Kau akan menjadi istriku. Kenapa kau
ingin bekerja di klub" Tidakkah kau menginginkan hal lain"
Bagaimana dengan kuliah" Kau mau melakukan itu" Apakah ada
gelar yang kau inginkan" Aku tidak akan mencoba untuk mengambil
pilihanmu; aku ingin memberimu lebih banyak lagi."
Aku akan menjadi istrinya. Kata-kata itu tenggelam saat aku
menatapnya. Aku tidak ingin menyerah saat kuliah seperti yang
kulakukan di SMA. Aku bisa mendapatkan gelar dan memiliki
pekerjaan. "Aku menginginkannya. Hanya saja...biarkan aku memikirkannya.
Ini terlalu banyak, terlalu cepat," kataku, membungkuskan lenganku
ke tubuhnya. *** Bab 36 Rush bacabukunovel.blogspot.com
Blaire bertekad untuk bekerja keras setelah peringatan dua minggu
dari Woods. Aku tidak akan berdebat dengannya. Dia setuju untuk
semua yang aku minta. Aku tidak akan memaksakan
keberuntunganku. Aku duduk di meja dengan laptop dan secangkir
kopi menunggunya selesai bekerja.
Woods berhenti untuk berbicara denganku selama beberapa menit
tapi selain itu semua tenang sepanjang sore ini. Kebanyakan orang
pergi keluar kota. Jace ada disana karena Bethy tapi aku tidak yakin
dia akan tinggal lebih lama. Aku melihat tatapan gelisah di matanya
beberapa hari yang lalu ketika kami bermain golf. Dia tidak akan
tinggal di kota ini lebih dari musim panas.
"Apakah kursi ini ada yang punya?" Aku mengangkat kepalaku
untuk melihat Meg duduk di kursi di sampingku. Aku jarang
melihatnya sejak perlombaan golf. Aku menatap pada Blaire yang
sedang mengisi air minum seseorang tetapi matanya tertuju padaku.
"Yeah, sudah," jawabku tanpa melihat pada Meg.
"Aku tahu kau bertunangan dengan gadis pirang itu. Semua orang
tahu itu. Aku disini tidak untuk menggodamu," jawabnya.
Blaire tersenyum padaku dan berbalik menuju ke dapur. Sial. Apa
arti senyuman itu" "Dia punya cincin berlian besar di tangannya. Tidak ada yang perlu
dia kuatirkan dan dia tahu itu.Tenang, kawan. Kau ketakutan pada
hal yang tidak penting."
Aku mengalihkan perhatianku pada Meg, "Dia tahu kau wanita
bacabukunovel.blogspot.com
pertamaku. Itu mengganggunya."
Meg tertawa, "Aku bisa meyakinkanmu kalau memori yang aku
miliki dari pengalaman kita dan kenyataaan yang dia hadapi benar
benar berbeda. Aku mendapat perjaka yang terangsang. Dia punya
yang profesional." Aku berbalik untuk melihat jika Blaire ada di belakang sana. Aku
tidak ingin dia mendengar ini. "Duduklah di tempat lain. Dia sedang
emosional sekarang. Aku tidak ingin dia marah."
Tidak ada yang tahu dia sedang hamil. Aku akan membiarkan Blaire
yang memutuskan kapan untuk mengatakan pada orang-orang.
"Dia tidak terbuat dari Cina. Dia tidak akan pecah. Apakah dia tahu
kau memperlakukannya seperti boneka?"
"Ya, aku tahu. Kami baik baik saja akan hal itu," jawab Blaire saat
dia mendatangi meja kami dan menuangkan kopi di cangkirku. "Aku
tidak percaya kita belum pernah berkenalan. Aku Blaire Wynn."
Meg mencuri pandang sesaat ke arahku kemudian berbalik pada
Blaire, "Meg Carter."
"Senang akhirnya bisa bertemu denganmu, Meg. Biasakah aku
membawakanmu minuman?"
Ini bukan seperti yang kuharapkan.Bukan karena aku tidak
menyukai ini, karena aku menyukainya. Itu artinya aku membuatnya
merasa lebih aman bersamaku.
"Jika aku meminta Diet Coke apakah dia akan mengayunkanku?"
bacabukunovel.blogspot.com
tanya Meg. Blaire tertawa dan menggelengkan kepalanya."Tidak. Dia akan jadi
pria yang baik. Aku janji." Kemudian dia menatapku. "Kau lapar?"
"Aku baik," aku meyakinkannya.
Dia mengangguk dan berjalan menuju dapur.
"Aku mungkin sedikit jatuh cinta padanya. Dia seksi. Tapi kemudian
ada seseorang yang akan mengikatmu mereka sudah punya paket
yang lengkap." Tertawa aku menyesap kopiku. Kemudian menatap pada arah pintu
menunggu Blaire berjalan masuk lagi. Aku tidak sabar membawanya
pulang. Blaire tetap bersandar pada kursi sambil menekan kan ciuman pada
leherku dan menggigit telingaku. Sulit sekali rasanya untuk tetap
fokus dalam perjalanan pulang.
"Aku sudah siap untuk menepi dan bercinta dengan tunangan
mungilku yang terangsang jika dia tidak berhenti," aku
memperingatkan,menggigit bibir bawahnya ketika ciumannya
berada terlalu dekat di mulutku.
"Terdengar seperti janji dari pada tantangan," katanya, menyelipkan
tangannya diantara pahaku dan menangkup ereksiku.
"Sial, sayang, kau mebuatku gila," aku menggeram, menekan ke
tangannya. bacabukunovel.blogspot.com
"Jika aku menghisapnya bisakah kau berkonsentrasi untuk
menyetir?" tanyanya saaat dia mulai membuka celana jeansku.
"Aku lebih suka membawa kita berdua di bawah pohon palem tapi
aku tidak peduli lagi sekarang," jawabku saat tangannya meluncur ke
bawah di depan celana dalamku.
Untungnya, kami tidak akan ketahuan. Aku memasuki jalanan
menuju rumah dan mematikan mobil di taman ketika Blaire baru
saja melepas celanaku. Telponku berbunyi untuk ketiga kalinya. Aku
membuatnya bergetar dan hening jadi itu tidak akan mengganggu
kami dengan kilatan cahaya pada layarnya. Ibuku telah menelponku
tadi ketika aku menunggu Blaire dan aku sedang tidak ingin
menjawabnya. Hanya sekali ponsel itu berhenti kemudian berbunyi
lagi. Sialan. Aku akan mematikannya atau berurusan dengan ibuku. Blaire
memegang penisku di tangannya jadi aku berfikir kalau mematikan
ponsel itu adalah yang terbaik. Menatap ponsel itu aku tahu telpon
itu berasal dari nomor luar kota yang terlihat di layarku.Kode
areanya tidak asing tapi aku tidak bisa mengetahuinya.
"Siapa itu?" tanya Blaire.
"Tidak tahu, tapi mereka memutuskannya."
Blaire berhenti menyentuhku. "Jawab saja. Aku baik baik saja dalam
beberapa menit." Aku menekan tombol jawab. Aku perlu melemparkan mereka dan
mendapatkan gadisku. Tapi sebelum aku berkata halo ibuku mulai
berbicara dan duniaku hancur berkeping keping di kakiku.
bacabukunovel.blogspot.com
*** Bab 37 Blaire Wajah Rush berubah pucat. Aku memegang tangannya namun dia
tidak bereaksi. Dia duduk di sana mendengarkan orang yang sedang
berbicara pada ujung telepon satunya tanpa berkata sepatah pun.
Semakin lama mereka berbicara semakin putih wajahnya. Jantungku
bergemuruh. Sesuatu yang mengerikan telah terjadi. Aku terus
menunggunya mengatakan sesuatu. Apa saja. Namun tidak dia
lakukan. "Saya dalam perjalanan," tukasnya dengan nada datar sebelum
menjatuhkan ponselnya ke atas pangkuannya dan memindahkan
tangannya dari cengkeramku untuk memegang roda kemudi dengan
amat erat. "Ada apa, Rush?" tanyaku yang saat ini semakin ketakutan daripada
yang kurasakan ketika dia sedang menelepon.
"Masuklah ke dalam rumah, Blaire. Aku harus pergi. Nana
mengalami kecelakaan. Perahu layar brengsek." Dia memejamkan
matanya kuat-kuat dan menggumamkan makian. "Aku hanya butuh
kau keluar dari mobil dan masuk ke rumah. Aku akan menghubungi
ketika sempat namun aku harus pergi, sekarang."
"Apakah dia terluka" Bolehkah aku pergi bersamamu?"
"TIDAK!" raungnya, masih memandang lurus ke depan. "Kau tidak
bisa ikut denganku. Kenapa kau sampai menanyakan hal itu" Adikku
bacabukunovel.blogspot.com
berada di ICU dan tidak responsif. Aku harus berada bersamanya
dan aku ingin kau keluar dari mobil."
Dia terluka dan ketakutan. Aku memahaminya. Namun aku ingin
berada di sana untuknya. Aku mencintainya dan aku tidak ingin dia
terluka seorang diri. "Rush, kumohon ijinkan aku ikut denganmu - "
"KELUAR DARI MOBIL!" Rush berteriak dengan sangat kencang
yang menyebabkan telingaku berdenging. Aku tergopoh-gopoh
memegang pegangan pintu dan menyambar tas tanganku.
Dia menyalakan mesinnya dan terus menatap lurus kedepan
sementara buku-buku jarinya berubah menjadi seputih wajahnya
akibat kencangnya cengkeraman Rush pada roda kemudi. Aku ingin
mengatakan hal yang lain namun dia sangat gusar. Aku takut pada
apa yang mungkin akan dia lakukan. Dia tidak ingin mendengarku
berbicara dan juga dia tidak ingin melihatku.
Aku tidak ingin menangis di hadapannya. Itu bukanlah yang
dibutuhkannya saat ini. Aku keluar dari mobil secepat yang aku bisa.
Sebelum pintu mobil tertutup sepenuhnya dia memundurkan mobil
dan melesat pergi Aku hanya berdiri terpaku di sana dan
menyaksikan dia menjauh. Aku tidah mampu membantunya. Aku
tidak diinginkan. Airmata mengalir dengan deras sekarang. Dia sedang terluka. Hatiku
hancur untuknya. Begitu dia tiba di sana dan melihat Nan dia akan
meneleponku. Aku harus meyakini hal itu. Aku ingin
menghubunginya namun telingaku masih berdenging dan hatiku
masih sakit karena perkataannya.
Akhirnya aku berbalik untuk menatap rumah. Itu sangat besar, luas
bacabukunovel.blogspot.com
dan gelap. Tanpa kehadiran Rush, tidak ada aura keramahan yang
menyambut. Aku tidak ingin tinggal di sana sendirian tapi aku pun
tidak memiliki mobil yang dapat kukendarai menuju apartemen
Bethy. Seharusnya aku tidak pindah dari sana. Terlalu cepat.
Segalanya bersama Rush telah bergerak sangat cepat. Sekarang,
semuanya sedang diuji. Aku tidak yakin siap akan ujian tersebut.
Belum saatnya. Menelepon Bethy dan mengatakan padanya bahwa aku butuh
tumpangan ke tempat kerja dan kepergian Rush bukanlah sesuatu
yang ingin aku hadapi malam ini. Dia pasti akan menemukan ada
sesuatu yang salah dengan hal ini dan akan membuatku merasa lebih
buruk. Aku mengerti ketakutan yang Rush rasakan dan caranya
bereaksi namun tidak demikian halnya dengan Bethy. Setidaknya
kupikir dia tidak akan paham. Rush telah memenangkan beberapa
poin untuk kepentingannya sendiri di mata Bethy ketika dia
menyematkan cincin di jariku dan aku ingin tetap seperti itu.
Kubuka tas tanganku untuk mengeluarkan kunci saat kusadari tidak
membawanya. Rush telah mengantarku ke tempat kerja. Aku tidak
berpikir akan membutuhkannya. Melihat lagi ke rumah yang gelap
aku hampir merasa lega tidak perlu tinggal di sana seorang diri
malam ini. Klub hanya berjarak tiga mil dari sini. Aku bisa berjalan kaki dengan
jarak itu. Kemudian ke apartemen Bethy hanya membutuhkan jalan
kaki yang sangat singkat dari klub. Hembusan angin malam telah
menyejukkan segalanya dan itu tidak terlalu buruk. Aku
menyelipkan tali tas tanganku melewati bahu dan mulai berjalan
menuruni paving blok jalan masuk mobil kearah jalan raya.
Membutuhkan waktu sekitar satu jam dan lima belas menit untuk
bacabukunovel.blogspot.com
sampai di apartemen Bethy. Mobilnya tidak ada di lapangan parkir.
Ada kemungkinan dia menginap di tempat Jace malam ini.
Seharusnya hal itu terpikirkan olehku. Aku berhenti melangkah dan
memandang pintu masuk condo. Aku sudah tidak memiliki energi
untuk berjalan kembali ke rumah Rush. Sikap keras kepalaku untuk
tidak menelepon memohon tumpangan telah memperlihatkan
konsekuensinya. Aku membungkuk dan mengangkat keset. Diatas lempengan semen
tersimpan kunci cadangan. Dia pasti menyimpannya di sana lagi
setelah aku pindah. Dia berhenti menyembunyikan kunci tersebut di
sana karena aku yang memintanya. Malam ini ternyata sangat
membantu. Lagi pula aku ragu dia akan pulang hingga besok. Aku
tidak perlu menceritakan mengenai semuanya malam ini.
Kubawa masuk kuncinya bersamaku dan kemudian menuju kamarku
untuk mandi. Rush telah memaksa Bethy untuk menyimpan tempat
tidur yang dia belikan di kamar tidur kedua alih-alih membawanya
ketika aku pindah. Satu hal lagi yang lain yang patut aku syukuri
malam ini. *** Aku berhasil berangkat kerja tanpa sepengetahuan Bethy bahwa aku
harus menginap di tempatnya tadi malam. Itu bukanlah karena
kupikir dia akan mempermasalahkannya namun aku belum siap
menjawab rentetan pertanyaannya atau mendengar pendapatnya.
Setelah berganti seragam bersih di ruangan persediaan aku berjalan
menuju dapur. Sebelum aku meraih pintu Woods melangkah keluar
dan mensejajarkan pandangannya denganku.
"Aku sedang mencarimu," ujarnya dan menganggukan kepalanya ke
bacabukunovel.blogspot.com
arah lorong yang menuju ruang kerjanya. "Kita harus berbicara."
Dia mengetahui soal Nan. Aku sangat yakin semua orang dalam
lingkaran sosial mereka tahu mengenai hal itu sekarang. Apakah dia
akan bertanya padaku mengenainya" Aku sangat berharap dia tidak
melakukannya. Mengakui bahwa aku tidak tahu apa-apa membuatku
terdengar tidak peduli. Apakah Rush berpikir aku tidak peduli"
Apakah kewajibanku untuk meneleponnya" Dialah yang sedang
terluka. Rekasinya semalam telah membuatku takut namun apabila


Never Too Far Too Far 2 Karya Abbi Glines di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dia membutuhkanku aku harus melupakan perbuatannya.
"Apakah kau tidur?" Woods bertanya sembari menatapku.
Aku menganguk. Tidurku tidak terlalu nyenyak namun aku bisa
tidur. Berjalan kaki sejauh tiga mil telah membantu membuatku
kelelahan hingga ke titik dimana aku tidak mampu lagi membuka
mata begitu aku berbaring.
Woods membuka pintu dan menahannya sehingga aku bisa masuk.
Aku masuk dan melewatinya kemudian berdiri disamping kursi
diseberang meja kerja Woods. Dia berdiri di depan mejanya dan
duduk di tepi meja sembari menyilangkan tangan di dadanya.
Dahinya berkerut saat dia mempelajariku. Aku mulai mengira-ngira
jika ini mengenai hal yang lain. Kupikir ini mengenai Nan namun
mungkin juga bukan. Apakah aku telah berbuat kesalahan"
"Aku ditelepon oleh Grant tadi pagi. Dia ada di rumah sakit dan dia
mengkhawatirkanmu. Dia berkata Rush muncul di tengah malam
buta dan dalam kemurkaan. Sepertinya pertama kali dalam
kehidupan mereka, Nan dan Rush dalam posisi saling tidak
berbicara dan sekarang Nan berada pada kondisi ini, Rush tidak
bacabukunovel.blogspot.com
dapat menerimanya dengan baik. Grant risau pada bagaimana cara
dia meninggalkanmu dan apakah kau baik-baik saja."
Hatiku pilu. Aku benci mengetahui Rush berada dalam kedukaan
dan tidak ada yang dapat kulakukan. Dia tidak menghubungiku dan
itu hanya menyebabkan aku yakin bahwa dia tidak ingin berbicara
denganku. Akulah penyebab keretakan hubungannya dengan Nan.
Akulah alasan dia tidak berbicara dengan Nan selama bermingguminggu. Akulah
alasan dia harus melalui ini semua. Air mata
menggenang. Walaupun aku sangat tidak ingin mengakuinya, aku
adalah alasan yang membuat keadaan ini semakin sulit bagi Rush.
Jika saja aku tidak menyebabkan pertengkaran mereka maka Rush
tidak akan hidup dengan perasaan bersalah yang aku tahu saat ini
sedang menggerogoti dirinya.
Inilah alasan mengapa hubunganku dan Rush tidak akan pernah
berhasil. Berpura-pura bahwa cerita negeri dongeng itu nyata
memang luar biasa. Namun itu tidak pernah menjadi kenyataan.
Kami telah mempertaruhkan waktu kami hingga kenyataan bahwa
aku tidak pantas di dalam dunianya menghantam. Rush
membutuhkan keluarganya sekarang. Aku bahkan tidak pernah
diterima oleh keluarganya. Bagaimana mungkin aku pantas di
dunianya" "Aku...Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan." Aku berkata
dengan suara tercekat, benci bahwa Woods akan melihatku
menangis. Aku tidak ingin dia melihatku menangis. Aku tidak ingin
siapa pun melihatnya. "Dia mencintaimu," Woods berkata dengan lembut. Aku bahkan
tidak yakin dia pun mempercayai kata-kata itu. Tidak sekarang.
Mungkin Rush telah berpikir bahwa dia mencintaiku namun
bacabukunovel.blogspot.com
bagaimana mungkin dia masih mencintaiku" Akulah yang
menyebabkan dia berpaling dari Nan dan sekarang dia mungkin akan
kehilangannya. "Benarkah?" Itu adalah pertanyaan yang harus kuajukan pada diriku
sendiri, bukan Woods. "Ya. Aku belum pernah melihatnya dengan siapa pun seperti caranya
bersamamu. Saat ini...beberapa hari kedepan atau minggu atau
berapapun lamanya ini berlangsung mungkin tidak akan terasa
demikian. Namun dia mencintaimu. Dia seorang bajingan dan aku
tidak berhutang apapun padanya. Aku mengatakan hal ini demi kau.
Itu adalah kebenaran dan aku tahu kau butuh mendengar hal itu
sekarang." Aku menggelengkan kepala. Aku tidak butuh mendengarnya.
Berpikir jernih dan memutuskan hal terbaik untukku dan bayiku
adalah apa yang harus aku lakukan. Bisakah aku membawa seorang
anak ke dalam keluarga yang mungkin tidak akan pernah
menerimanya" Apabila aku tidak pernah sepadan lalu bagaimana
anakku bisa" "Aku tidak bisa mendiktemu apa yang harus kau percayai. Namun
jika kau memerlukan apapun, aku disini. Aku tahu Rush memiliki
garasi yang penuh berisi mobil namun jika kau tidak ingin
mengendarai salah satunya maka aku bisa memberimu tumpangan
ke dokter atau toko. Telepon saja aku kalau kau membutuhkanku."
Janji temu dokterku yang berikutnya lima hari lagi. Bagaimana
caraku masuk ke dalam rumah" Dan dia tidak pernah menunjukkan
padaku dimana penyimpanan kunci mobil-mobilnya atau memberiku
ijin untuk mengendarainya.
bacabukunovel.blogspot.com
"Aku tidak dapat masuk ke rumah. Rush pikir aku membawa
kunciku ketika dia pergi," ujarku pada Woods.
"Di mana kau menginap semalam?" dia bertanya sembari
menjatuhkan tangannya dari dada dan berdiri. Dia terlihat marah.
Aku tidak bermaksud membuatnya marah. Aku hanya mengatakan
permasalahan yang kuhadapi. Semua pakaianku ada di rumah Rush.
"Apartemen Bethy."
"Bagaimana kau bisa sampai di sana?"
"Aku berjalan kaki."
"Sial! Blaire, itu setidaknya berjarak tiga setengah mil. Ketika Rush
pergi semalam keadaan sudah gelap. Kau memiliki ponsel sekarang,
gunakanlah." Dia berseru.
"Aku ingin berjalan kaki. Aku butuh berjalan. Jangan meneriakiku,"
aku meningkatkan nada suaraku dan memelototinya.
Ketegangan yang melingkupi bahu Woods mereda dan dia menghela
napas. "Maafkan aku. Aku seharusnya tidak berbicara padamu
seperti itu. Hanya saja kau sangat bersikukuh untuk selalu mandiri.
Biar kujelaskan. Telepon aku kapan pun kau membutuhkan
tumpangan. Aku sangat ingin menganggap bahwa kita berteman.
Aku membantu teman-temanku.."
Aku membutuhkan teman. "Aku sangat kita berteman juga,"
jawabku. bacabukunovel.blogspot.com
Dia mengangguk. "Bagus. Namun sebagai atasanmu aku tidak
membiarkanmu bekerja hari ini. Aku akan mengantarmu ke rumah
Rush dalam satu jam. Aku akan mengantarmu kesana."
Sebelum aku bisa bertanya bagaimana caraku masuk dia telah
menempelkan ponselnya pada telinganya.
"Aku telah membawanya ke kantorku. Dia terkunci tidak bisa masuk
ke rumah." Dia jeda sejenak.
"Sungguh. Dia berjalan kaki ke apartemen Bethy tadi malam. Aku
akan mengantarnya kesana jika kau bisa menghubungi pengurus
rumah Rush untuk membukakan pintu." Dia diam lagi sejenak.
"Tidak masalah. Senang bisa membantu. Terus kabari aku mengenai
perkembangannya, aku memikirkan kalian semua." Dia memutuskan
telepon dan menatapku. "Grant akan menyuruh pengurus rumah
membukakan pintu. Ambillah sesuatu untuk kau makan di dapur dan
setelahnya kita berangkat. Grant bilang untuk memberi pengurus
rumah tangga itu waktu sekitar dua puluh menit."
Aku sedang tidak lapar namun aku mengangguk saja. "Oke." Aku
mulai melangkah menuju pintu kemudian berhenti dan berbalik
untuk kembali memandangnya. "Terima kasih."
Woods mengedipkan mata. "Dengan senang hati."
*** Bab 38 Rush bacabukunovel.blogspot.com
Aku belum bisa memejamkan mata. Aku duduk di kursi kulit di
samping tempat tidur rumah sakit dan menatap adikku. Dia tidak
membuka matanya. Monitor berkedip dan berbunyi menandakan
bahwa dia masih hidup. Tubuhnya yang diam di tempat tidur dengan
kain kasa melilit kepala dan jarum di lengan membuatnya seolaholah dia sudah
meninggal. Kata-kata terakhir yang aku ucapkan
padanya sudah cukup keras. Kata-kataku sekarang tampak kejam.
Aku hanya ingin dia menjadi dewasa. Sekarang itu mungkin saja tak
akan terjadi. Kemarahan yang kurasakan ketika aku tiba telah tersingkir dariku
ketika aku menjatuhkan pandangan padanya. Hanya melihatnya tak
berdaya dan begitu sakit benar-benar menyiksaku. Aku tidak bisa
makan atau tidur. Aku hanya ingin agar dia membuka matanya. Aku
harus mengatakan padanya aku mencintainya dan aku menyesal.
Aku berjanji bahwa dia akan selalu mendapatkan perhatianku. Tak
peduli apapun. Lalu aku tersentak menjauh darinya. Karena dia tidak
bisa menerima Blaire. Perutku melilit memikirkan bagaimana aku meninggalkan Blaire.
Matanya terbelalak dan ketakutan. Aku salah telah meninggalkan
Blaire, tapi aku sendiri juga merasa ketakutan. Aku belum bisa
meneleponnya. Tidak bisa saat kondisi Nan seperti ini. Aku sudah
memposisikan Blaire di atas Nan dan lihat apa yang terjadi padaku.
Kali ini Nan harus mendapat prioritas pertama. Jika Nan tahu kalau
aku duduk di sini menunggunya membuka mata. Aku tahu dia akan
selamat. Pintu terbuka dan Grant melangkah masuk. Matanya langsung
tertuju ke arah Nan. Rasa sakit yang melintas di matanya tidak
mengejutkanku. Meskipun Grant bersikap seolah ia tidak suka pada
Nan namun aku tahu dia peduli padanya. Nan telah menjadi anak
bacabukunovel.blogspot.com
nakal yang butuh perhatian yang tidak mungkin untuk tidak
disayangi ketika kita tumbuh besar. Ikatan seperti itu tak akan
mungkin terputus. "Aku baru saja berbicara dengan Woods. Blaire tidak apa-apa. Tadi
malam dia tidak bisa masuk ke dalam rumah tapi dia menginap di
tempat Bethy. Aku menelepon Henrietta dan dia membukakan pintu
rumah untuknya." Dia bicara dengan pelan seolah-olah Nan akan
bangun atau mengganggunya karena membicarakan tentang Blaire.
Aku meninggalkan Blaire berdiri sendirian di jalan masuk rumah
tadi malam. Terima kasih Tuhan dia membawa ponsel.
Membayangkan Blaire sendirian dalam gelap sungguh tak mampu
kutanggung saat ini. "Apa dia marah?" Sebenarnya apa yang
sesungguhnya ingin kutanyakan adalah apakah ia marah padaku.
Bagaimana mungkin dia tidak akan marah padaku" Aku lari
meninggalkannya setelah membentaknya agar keluar dari mobilku.
Ketika ibuku mengatakan padaku tentang Nan sesuatu dalam diriku
menyala dan aku kehilangan akal.
"Dia bilang dia akan menjaganya..." Suara Grant melemah. Aku tahu
apa yang sedang dipikirkannya. Meninggalkan Woods sendirian
menjaga Blaire adalah sesuatu yang berbahaya. Ia kaya, sukses dan
keluarganya tidak membencinya. Bagaimana jika Blaire menyadari
kalau aku membuang-buang waktunya"
"Dia hamil," kataku padanya. Aku harus memberitahu seseorang.
"Oh sial," gumamnya dan jatuh terduduk di kursi plastik keras yang
terletak di sudut ruangan. "Kapan kau tahu?"
"Dia mengatakan padaku sesaat setelah dia kembali."
bacabukunovel.blogspot.com
Grant menutup mulutnya dan menggeleng. Itu bukan sesuatu yang ia
harapkan untuk didengar. Tapi kemudian dia juga tak tahu kalau
kami sudah bertunangan. Grant sudah meninggalkan Rosemary
ketika aku melamar Blaire. Aku tidak memberitahunya.
"Itulah kenapa kau melamarnya?" Itu sungguh bukan sebuah
pertanyaan. Itu lebih mirip sebuah pernyataan.
"Bagaimana kau tahu tentang itu?"
Dia mengalihkan tatapan matanya ke arah Nan, "Nan yang
memberitahuku." Aku yakin Nan perlu melampiaskan kekesalannya. Fakta bahwa dia
memilih Grant sungguh sesuatu yang menarik. Biasanya mereka
berdua saling bermusuhan. Jarang sekali mereka menghabiskan
waktu yang berkualitas bersama-sama.
"Dia tidak senang tentang itu," kataku.
"Tidak, dia tidak senang," kata dia.
Aku memandang Nan dan memohon kepada Tuhan agar aku bisa
menggantikan posisinya saat ini. Aku benci bahwa dia
membutuhkanku dan ini adalah sesuatu tak bisa kuperbaiki
untuknya. Aku sudah memperbaiki masalah yang dihadapi Nan
sepanjang hidupnya. Dan sekarang ketika ia sangat membutuhkanku
yang bisa kulakukan hanyalah duduk di sini dan menatap tak
berdaya. "Dia pikir kau telah kehilangan akal. Jika dia tahu tentang bayi itu
bacabukunovel.blogspot.com
maka dia akan berpikir kalau kau melamar Blaire hanya karena bayi
itu." "Aku tidak melamarnya karena bayi itu. Aku melamarnya karena
aku tidak bisa hidup tanpanya. Aku hanya perlu Nan memahami itu.
Aku telah menghabiskan hidupku membuat agar Nan bahagia.
Mencoba sekuat tenagaku untuk memperbaiki masalah yang
dihadapinya. Aku adalah ibu dan ayah baginya. Dan sekarang ketika
aku telah menemukan apa yang membuatku bahagia dia tidak bisa
menerimanya." Aku merasa tenggorokanku tercekat dan aku
menggeleng. Aku tak akan menangis. "Aku hanya ingin dia
menerima bahwa Blaire membuatku bahagia."
Grant menghela napas dalam-dalam. "Kurasa lama kelamaan dia
akan menerimanya. Nan juga ingin kau bahagia. Dia hanya berpikir
dia tahu apa yang terbaik untukmu. Sama seperti kau pikir kau tahu
apa yang terbaik untuknya." Nada suara saat ia mengatakan bagian
terakhir menghilang. Nada suaranya lebih dalam dari apa yang ia
katakan. Atau aku hanya kelelahan dan aku hanya perlu tidur siang.
"Aku harap begitu," jawabku, lalu aku menyandarkan kepalaku di
kursi dan memejamkan mata. "Aku butuh tidur siang. Aku tidak bisa
begini terus. Kepalaku semakin kabur."
Kursi yang ia duduki mengeluarkan suara gesekan di lantai saat ia
berdiri. Aku mendengarkan saat dia berjalan melintasi ruangan
menuju ke pintu. "Tolong periksa keadaan Blaire untukku." Pintaku,
membuka mataku untuk memastikan dia masih di sana dan
mendengarku. "Akan kulakukan," dia meyakinkanku kemudian berjalan keluar
pintu. bacabukunovel.blogspot.com
*** Dua hari berikutnya masih belum ada tanda-tanda perbaikan. Nan
belum siuman. Aku harus mandi dan berganti pakaian karena ibuku
bersikeras. Aku tidak bisa bermusuhan dengannya dan khawatir
tentang Nan disaat yang bersamaan. Aku hanya melakukan apa yang
dia minta untuk membuatnya diam.
Hari ini Grant duduk di sini bersamaku sepanjang hari. Kami tidak
banyak bicara tapi ditemani orang lain di sini cukup membantu.
Ibuku mengatakan bahwa dia tidak bisa menghadapi ini dan tinggal
di hotel sepanjang waktu. Kadang-kadang Abe akan menjenguk
untuk memeriksa, tapi aku tidak mengharapkan apapun darinya. Dia
tidak pernah menjenguk putri yang ia besarkan. Pria itu kehilangan
organ vital dalam dirinya, yaitu hati.
"Aku bicara dengan Blaire hari ini," kata Grant, memecah
kesunyian. Hanya mendengar namanya membuatku nyeri. Aku
merindukannya. Aku ingin dia di sini tapi itu hanya akan
mengganggu semua orang. Aku menginginkan Nan membaik
keadaannya. Ketika ia terbangun ia tidak perlu tahu kalau Blaire ada


Never Too Far Too Far 2 Karya Abbi Glines di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

di sini. Itu hanya akan membuatnya sedih.
"Kedengarannya dia seperti apa?" Apakah dia membenciku"
"Baik. Kurasa. Mungkin sedih. Dia khawatir tentang kau dan Nan.
Dia bertanya tentang Nan sebelum dia bertanya tentangmu. Dia
juga...dia juga bertanya apakah ayahnya baik-baik saja hari ini.
Tidak yakin kenapa dia peduli tapi dia menanyakannya."
Karena Blaire peduli lebih dari yang seharusnya kepada semua
orang. Termasuk diriku. Dia terlalu baik bagiku dan aku hanya akan
bacabukunovel.blogspot.com
terus menyakitinya. Keluargaku tidak akan menerimanya. Ayah yang
mencampakkannya dan kini menikah dengan ibuku. Gambaran itu
mulai menggelinding dalam pikiranku. Apa yang kulakukan
hanyalah menyakiti hatinya dalam jangka panjang.
"Dia punya janji dengan dokter hari ini. Woods mengatakan padaku
dia mengantarnya. Blaire tidak tahu kalau aku tahu tentang bayinya."
Pertemuan dengan dokter yang akan kulewatkan lagi. Berapa lama
lagi ia akan menanggung keadaan seperto ini" Aku bilang padanya
bahwa dia dan bayi kami adalah prioritas utama tapi ini kedua
kalinya keluargaku mengalahkan pertemuan dengan dokternya. Dan
kenapa Woods yang mengantarnya"
"Kenapa Woods yang mengantarnya" Aku punya tiga mobil di
garasi." Grant menatapku dengan pandangan kesal. "Ya, kau punya. Tapi kau
tidak pernah memberi izin untuk mengemudikan salah satu mobilmu
dan tidak pernah mengatakan padanya di mana ia bisa menemukan
kuncinya jadi dia tidak akan menyentuhnya. Woods sudah menjadi
sopirnya sepanjang minggu."
Sial. "Aku tahu kau terluka karena Nan. Dia seperti anakmu sendiri. Kau
adalah satu-satunya orangtua yang pernah dia miliki. Tapi kalau kau
tidak keluar dari keadaan ini dan menghubungi Blaire aku tidak
yakin kalau dia dan bayimu akan berada di sini ketika kau
memutuskan untuk pulang. Tentu aku tidak ingin keponakanku
memiliki nama belakang Kerrington," bentaknya dan berjalan keluar
ruangan. bacabukunovel.blogspot.com
*** Bab 39 Blaire Aku duduk di ruang tunggu dan berusaha keras untuk tidak
memandang pada wanita hamil lainnya yang juga sedang menunggu.
Ada tiga wanita hamil termasuk aku. Wanita diseberangku didekap
erat oleh lengan suaminya. Dia terus menerus berbisik di telinga
sang istri yang membuatnya tersenyum. Tangan sang suami tidak
pernah meninggalkan perutnya. Tidak ada keposesifan yang nampak
dari perilakunya. Hanya sikap protektif. Seolah-olah sang pria
melindungi istri dan anaknya hanya dari isyarat tubuh yang
sederhana. Wanita lainnya usia kehamilannya lebih tua daripada kami berdua
dan bayinya bergerak. Kedua tangan suaminya berada di perutnya
kala dia memandang istrinya dengan penuh kekaguman. Ada sorot
pemujaan yang manis terlihat di wajahnya. Mereka sedang berbagi
momen dan hanya dengan melirik kearah mereka saja membuatku
merasa seakan-akan mengganggu momen itu.
Kemudian disinilah aku. Bersama Woods. Aku telah berkata padanya
dia tidak perlu menemaniku namun dia bilang dia ingin
melakukannya. Dia tidak akan ikut masuk ke dalam ruang
pemeriksaan karena aku tidak akan membiarkan dia melihatku
hampir telanjang dalam balutan jubah katun pemeriksaan yang tipis
tapi dia akan duduk di ruang tunggu.
Dia telah mengambil untuk dirinya sendiri secangkir kopi yang
disediakan secara gratis dan karena dia hanya menyesap kopinya
bacabukunovel.blogspot.com
sekali aku berasumsi rasanya pasti memuakkan. Aku merindukan
kopi. Mungkin kopi yang diminum Woods tadi terasa nikmat
untukku. Aku harus membeli kopi non kafein.
"Blaire Wynn," sang perawat memanggil dari pintu masuk yang
mengarah ke ruang pemeriksaan.
Aku berdiri dan tersenyum pada Woods. "Aku tidak akan lama."
Dia mengendikkan bahu. "Aku sedang tidak terburu-buru."
"Suami anda bisa ikut masuk bersama anda," ujar sang perawat
dengan ceria. Secara langsung wajahku menghangat. Aku tahu tanpa
harus melihat bahwa pipiku merona.
"Dia hanya seorang teman," dengan cepat aku mengoreksinya.
Kali ini sang perawat yang merona malu. Jelas sekali dia tidak
membaca data diriku dan melihat bahwa aku masih lajang. "Saya
mohon maaf. Uh, well dia bisa ikut masuk juga jika dia ingin
mendengar detak jantung si bayi."
Aku menggeleng. Hal itu terlalu pribadi. Woods adalah seorang
teman namun aku belum siap berbagi sesuatu sedemikian penting
seperti detak jantung bayiku dengannya. Rush bahkan belum pernah
mendengar detak jantung bayinya. "Tidak, tidak usah."
Aku tidak memandang lagi kepada Woods karena aku merasa malu
untuk kami berdua. Dia hanya membantu. Dianggap sebagai ayah
dari si bayi bukanlah apa yang direncanakan sebelumnya.
Pemeriksaannya tidak memakan waktu lama. Kali ini aku dapat
bacabukunovel.blogspot.com
mendengar detak jantung bayinya tanpa harus ada tongkat yang
berada di dalamku. Suaranya senyaring dan semanis sebelumnya.
Kehamilanku berkembang dengan baik dan aku dipersilahkan pulang
dengan satu temu janji lagi empat minggu dari sekarang.
Berjalan kembali ke ruang tunggu aku menemukan Woods sedang
membaca majalah Parenting. Dia mengalihkan pandangannya
padaku dan tersenyum malu-malu. "Bahan bacaan di sini terbatas,"
dia menjelaskan. Aku menahan tawa. Dia berdiri dan kami berjalan bersama keluar dari pintu.
Setelah kami berada di dalam mobil dia memandangku. "Kau lapar?"
Sebenarnya aku merasa lapar namun lebih lama kuhabiskan waktu
dengan Woods semakin aku merasa tidak nyaman. Aku tidak dapat
menyingkirkan perasaan bahwa Rush tidak akan menyukai hal ini.
Dia tidak pernah senang aku sering berada dekat dengan Woods.
Walaupun aku membutuhkan tumpangan aku mulai khawatir ini
merupakan ide yang buruk. Mungkin sebaiknya Woods hanya
mengantarku kembali ke rumah Rush saja.
"Aku merasa lebih lelah daripada apapun. Bisakah kau mengantarku
saja, kembali ke rumah Rush?" tanyaku.
"Tentu," timpalnya dengan senyuman. Woods sangat mudah
dihadapi. Aku menyukai hal itu. Suasana hatiku tidak siap
menghadapi yang sulit-sulit.
"Sudahkah kau berbicara dengan Rush?" dia bertanya.
bacabukunovel.blogspot.com
Itu merupakan sebuah pertanyaan yang tidak ingin kujawab. Terlalu
berlebihan menganggapnya tidak sulit dihadapi. Aku hanya
menggelengkan kepala. Dia tidak membutuhkan penjelasan dan jika
dia merasakan yang sebaliknya sayang sekali aku tidak memiliki
satupun. Aku merasa hancur dan kuhubungi Rush dua malam yang
lalu dan langsung terhubung dengan pesan suara. Aku meninggalkan
pesan namun dia belum balik meneleponku. Aku mulai berpikir
apakah dia berharap aku sudah pergi ketika dia kembali. Berapa
lama sebaiknya aku tinggal di rumahnya"
"Dia tidak menghadapi semua ini dengan baik, menurut perkiraanku.
Dia akan menghubungimu dalam waktu dekat," kata Woods. Dengan
nada suaranya aku bisa bilang diapun tidak yakin dengan apa yang
dikatakannya. Itu hanya untuk membuatku merasa lebih baik.
Kupejamkan mataku dan berpura-pura tertidur sehingga dia tidak
perlu mengatakan apa-apa lagi. Aku tidak ingin membicarakan hal
ini. Aku tidak ingin berbicara mengenai apapun.
Woods menyalakan radio dan kami berkendara dalam diam selama
sisa perjalanan pulang ke Rosemary. Ketika mobil berhenti kubuka
mataku dan melihat rumah Rush ada di depanku. Aku telah kembali.
"Terima kasih," aku berujar, menoleh pada Woods. Ekspresinya
menyorotkan keseriusan. Aku tahu dia sedang memikirkan sesuatu
yang tidak ingin dibaginua denganku. Aku tidak perlu menanyakan
apa itu. Dia juga berpikir sebaiknya aku pergi. Rush tidak akan
menelepon dan ada kemungkinan dia tidak akan kembali lagi. Aku
tidak bisa begitu saja tinggal di rumahnya.
"Telepon aku jika kau membutuhkan sesuatu," ujar Woods menatap
mataku. bacabukunovel.blogspot.com
Aku mengangguk namun telah kuputuskan tidak akan pernah
meneleponnya lagi. Walaupun jika Rush tidak memperdulikan apa
yang kulakukan itu hanya terasa tidak benar. Kubuka pintu mobil
dan melangkah keluar. Dengan lambaian terakhir aku berjalan
menuju pintu depan dan masuk ke dalam rumah yang kosong.
*** Bab 40 Rush Tujuh hari dan Nan masih belum membuka matanya. Ibuku semakin
jarang dan jarang untuk menjenguk. Grant mulai menjadi satusatunya pengunjung
yang selalu hadir dan menengok secara rutin.
Abe mampir sekali sehari selama beberapa menit setiap kalinya.
Hanya Nan dan aku melawan dunia sekali lagi.
"Kau harus menelponnya," kata Grant, memecahkan kesunyian. Aku
tahu siapa yang ia bicarakan. Blaire tak pernah meninggalkan
pikiranku. Aku merasa bersalah karena aku duduk di sini menatap
adik perempuanku dan yang ada di pikiranku hanya Blaire.
"Aku tak bisa." Jawabku, tak mampu menatap Grant. Ia akan melihat
aku menyerah jika aku melakukannya.
"Ini tak adil untuknya. Woods bilang Blaire lama tak terlihat dan ia
belum menghubungi Woods selama tiga hari ini. Woods tetap
memeriksa keadaannya melalui Betty, tapi bahkan Betty tak yakin
Blaire akan bertahan lebih lama lagi. Kau hanya tinggal
bacabukunovel.blogspot.com
menelponnya." Meninggalkanku mungkin adalah yang terbaik yang pernah Blaire
lakukan. Bagaimana aku bisa menjadi yang ia butuhkan jika aku
terbagi antara adik perempuanku dan Blaire setiap waktu" Aku tak
dapat menjaga Nan tetap aman. Bagaimana bisa Blaire
mempercayaiku untuk menjaganya dan bayi kami tetap aman"
"Blaire pantas mendapatkan yang lebih baik," aku berhasil
mengatakannya dengan keras, bukannya hanya mengatakannya di
kapalaku. "Yeah, dia mungkin membutuhkannya. Tapi Blaire
menginginkamu." Ya Tuhan, itu menyakitkan. Aku juga menginginkannya. Aku
menginginkan bayi kami. Aku menginginkan kehidupan yang aku
berpura-pura dapat kami miliki. Bagaimana aku bisa
memberikannya padanya jika adikku tak pernah bangun lagi" Aku
akan terkungkung dalam rasa sakit dan rasa bersalah. Aku tak akan
menjadi laki-laki yang pantas untuk Blaire. Hal ini akhirnya akan
menghabisiku pelan-pelan sampai aku tak pantas untuk siapapun.
"Aku tidak bisa," adalah yang bisa kukatakan.
Grant menyumpah dan berdiri, mengenakan jaketnya dari lantai
sebelum ia keluar kamar dan membanting pintu di belakangnya. Ia
tak mengerti. Tak ada seorangpun yang mengerti. Aku hanya
menatap dinding di seberangku. Aku mulai merasa mati rasa. Aku
mulai kehilangan semua yang pernah aku cintai.
Pintu terbuka dan aku menoleh mengharapkan melihat Grant. Tetapi
bacabukunovel.blogspot.com
yang terlihat adalah Abe. Aku sedang tidak dalam suasana hati untuk
menemuinya. Ia mengabaikan dua orang yang paling aku cintai di
dunia di titik yang sama di kehidupan mereka.
"Kenapa kau harus datang ke sini" Seperti kau peduli," aku
membentak. Abe tidak merespon. Ia melangkah ke kursi yang baru saja Grant
tempati dan duduk di atasnya. Ia tak pernah duduk dan tinggal lama.
Kenyataan bahwa ia akan melakukannya saat ini membuatku
terganggu. Aku perlu menyendiri.
"Aku memang peduli. Ibumu tak tahu aku di sini. Dia tak akan
setuju dengan apa yang akan kukatakan padamu. Tapi kupikir kau
pantas untuk tahu." Tak ada satupun yang lelaki itu akan katakan yang ingin aku dengar
tapi aku tetap diam dan menunggu. Semakin cepat ia mengatakannya
semakin cepat ia akan pergi.
"Nanette bukanlah anak perempuanku. Ibumu sudah tahu dari dulu.
Dia menginginkan Nan menjadi anakku tapi kami berdua tahu saat ia
mengetaui bahwa dirinya hamil bahwa itu tak mungkin. Kami telah
berpisah selama lebih dari delapan bulan saat ia menghubungiku.
Ibumu baru saja tahu kalau dia sedang hamil dan ia ketakutan. Ia
masih mencintai ayahmu yang merupakan awal dari alasan
berakhirnya hubungan kami. Aku tak bisa jika harus dibandingkan
dengan seorang legenda seperti Dean Finlay. Aku ingin cukup bagi
seseorang. Aku tak pernah cukup untuk Georgianna. Tapi aku
mencintainya dan ia khawatir tentang bagaimana ia akan dapat
membesarkan seorang anak lagi. Aku masih muda dan bodoh
sehingga aku kembali padanya dan kami membicarakan tentang
bacabukunovel.blogspot.com
pernikahan. Aku mengatakan padanya aku harus memikirkannya."
Abe berhenti dan menoleh menatapku. Aku masih dalam kondisi
terkejut pada kenyataan bahwa ia bukanlah ayah Nan.
"Setelah aku sampai disana Georgie meninggalkanmu dengan Dean
kapanpun ia bisa dan masih bergaul dengan teman-temannya seakanakan dia tidak
hamil. Saat itu ia tak mau mengatakan siapa ayah bayi
itu. Aku bertemu dengan batasku saat Rebecca datang berkunjung."
Mata Abe melembut dan ia menutupnya sesaat. Aku tak pernah
melihat seseorang yang dapat menunjukkan begitu banyak emosi.
"Ia sangat cantik. Rambut pirang panjang yang terlihat seperti
dipintal oleh para malaikat. Mata hijau terbesar yang pernah aku
lihat dan benar-benar manis. Becca mencintaimu. Ia tak suka ibumu
membawamu ke Dean. Ia khawatir kau tak aman bila tinggal dengan
sekumpulan bintang rock. Ia menjagamu saat ibumu pergi keluar. Ia
membuatkanmu pancake dengan telinga Mickey Mouse yang kau
suka. Aku tertarik dan tak dapat meninggalkannya. Ibumu
memanfaatkan kami untuk sesaat. Rebecca tak akan pergi karena ia
mengkhawatirkanmu. Dan aku tak akan pergi karena aku jatuh cinta
pada Becca." Ini tidak sesuai dengan yang ibuku ceritakan padaku.
Ini bukanlah cerita yang kupercaya selama ini tapi sekarang setelah
aku bertemu dengan Blaire...setelah aku mengenalnya...semuanya
menjadi jauh lebih masuk akal.
"Suatu malam, ibumu pulang dalam keadaan mabuk. Umur
kehamilannya masih muda dan ia mengumumkan bahwa Dean
adalah ayah dari bayi itu juga. Aku sangat geram karena ia mabuk
dan semakin marah karena ayahmu melakukannya lagi dan tidak ada
niat untuk memperbaiki segalanya dengan Georgie. Jadi aku
menelponnya dan berkata ingin berbicara dengannya. Pembicaraan
itu tidak berjalan dengan baik. Dean bilang kalau bayi itu bukan
bacabukunovel.blogspot.com
miliknya. Jika memang itu bayinya, ia akan dengan senang hati
mengakui bayi itu tapi itu bukan miliknya. Georgie tidur dengan


Never Too Far Too Far 2 Karya Abbi Glines di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

vokalis utama Slacker Demon selama lebih dari sebulan. Bayi itu
adalah anak Kiro dan well, kau tumbuh di sekitar Kiro. Kau tahu ia
dengan baik bahwa ia bukan tipe seorang ayah."
Kiro adalah ayah Nan" Aku mangatupkan wajahku di kedua
tanganku saat berbagai kenangan yang berbeda kembali lagi padaku.
Kiro datang tengah malam berteriak dan memaki ibuku tentang
membawa pergi anaknya. Kiro memanggil ibuku pelacur murahan
dan berharap "anak gadisnya" tidak berakhir sama dengannya. Aku
melupakan hal-hal tersebut. Atau aku hanya menutup memori itu.
"Melalui semua ini Becca dan aku menjadi dekat. Dean
mengambilmu dan berjanji akan merawat apa yang menjadi
miliknya. Ibumu memaki dan mendorong Becca ke bawah tangga
dan memanggilnya dengan berbagai macam sebutan yang tak akan
kusebutkan dan mengatakan pada kami untuk esegera pergi setelah
ia memergoki aku mencium Becca pada suatu malam. Kami pergi
setelah itu. Becca tak berhenti menangis karena
mengkhawatirkanmu. Ia selalu mengkhawatirkanmu."
Saat Abe berbicara tentang Becca yang ada di mataku adalah wajah
Blaire. Wajah manis dan polosnya dan dadaku terasa akan meledak.
"Aku meminta Becca untuk menikahiku. Ia setuju. Beberapa minggu
setelah bulan madu, kami mengetahui bahwa ia hamil dengan anak
kembar. Dua gadis itu adalah duniaku, Aku memuja tanah yang
mereka pijak sama seperti aku memuja ibu mereka. Tak ada satu
haripun tanpa aku bersyukur untuk kehidupan yang telah diberikan
padaku." Abe berhenti dan terisak.
bacabukunovel.blogspot.com
"Lalu pada satu hari Val dan aku berkendara pulang dari berbelanja.
Kami pergi untuk membelikan Val sepatu Volley. Ukuran kakinya
bertambah besar selama musim panas tetapi kaki Blaire tetap.
Mereka berdua hampir identik tapi sepertinya Blaire adalah yang
lebih pendek diantara keduanya. Kami menertawakan diriku yang
bernyanyi mengikuti sebuah boyband konyol di radio. Aku
melewatkan...aku melewatkan lampu merah. Mobil kami ditabrak di
sisi Val oleh sebuah truk yang berjalan delapan puluh mil per jam
(?129 km/jam)." Ia berhenti dan menjalankan tangan ke wajahnya
untuk menghapus air matanya dan mengeluarkan isakan lain.
"Aku kehilangan gadis kecilku. Aku tidak memperhatikan. Dengan
kejadikan itu, aku kehilangan istriku yang tak dapat menatapku dan
gadisku yang lain yang menjadi gadis yang berbeda dengan dirinya
yang sebelumnya. Lalu kau muncul dengan gambar Nanette dan
bukannya bertahan dan menjadi laki-laki yang dibutuhkan oleh
keluargaku, aku pergi. Aku selalu mengatakan pada diriku sendiri
mereka pantas untuk mendapatkan yang lebih dari yang bisa aku
berikan pada mereka. Aku tak pernah bisa memafaankan diriku
sendiri. Aku tak akan bisa melanjutkan hidup dan melihatku hanya
akan lebih melukai mereka. Jadi aku meninggalkan mereka. Aku
membenci diriku sendiri saat itu; aku membenci diriku saat ini. Tapi
aku laki-laki yang lemah. Aku seharusny tetap tinggal. Saat aku
mengetahui bahwa Becca sakit aku menjadi seorang peminum.
Gagasan hidup di dunia tanpa Becca tidak mungkin bisa kuterima.
Tapi melihat istriku yang selalu penuh semangat hidup, yang
kucintai dan akan selalu kucintai, terbaring sekarat adalah sesuatu
yang tak bisa kulakukan. Aku telah menguburkan putriku. Aku tak
bisa menguburkan istriku. Karena aku lemah aku meninggalkan
gadis kecilku untuk menguburkan mamanya. Aku tak akan pernah
memaafkan diriku untuk itu." Abe akhirnya melihat ke arahku.
bacabukunovel.blogspot.com
"Yang kau lihat ini adalah lelaki egois yang hanya memikirkan
dirinya sendiri. Kau benar. Aku tak pantas mendapatkan rasa cinta
atau ampunan dari orang lain. Aku tak menginginkan itu. Ibumu dan
Nan menginginkanku. Mereka berdua bersikap seperti mereka
membutuhkanku. Aku dapat berpura-pura dengan mereka. Yang
sebenarnya adalah ibumu sama kehilangan arah dan kacau sepertiku.
Mungkin dengan alasan yang berbeda tapi kami berdua sama-sama
kosong di dalam. Aku berencana untuk menjelaskan semua ini dan
mengatakan pada Nan tiga bulan yang lalu. Aku tak dapat
melanjutkan lelucon ini. Aku hanya ingin duduk di samping makam
istriku dan berduka. Tapi lalu Blaire menelponku. Ia
membutuhkanku, tapi aku tak punya apapun yang bisa kuberikan.
Jadi aku berbohong padanya. Aku tak tahu kau akan menjadi lelaki
seperti apa tapi aku tahu satu hal. Kau mencintai dengan sepenuh
hati. Kau akan melakukan apapun untuk adik perempuanmu. Aku tak
ragu sedikitpun pada saat kau melihat Blaire, ia akan mendapatkan
perhatianmu. Semangat yang lembut dan manis yang ada pada
ibunya ada pada Blaire. Val adalah aku. Tapi Blaire...ia adalah
Becca-ku. Blaire amat sangat mirip seperti Becca. Tak ada satu pun
lelaki yang ada di sekitarnya dan tak jatuh cinta padanya. Aku
menginginkan seseorang yang kuat dan bisa menjaganya. Jadi aku
mengirimkannya padamu." Ia menghapus sisa air matanya dan
berdiri. Aku benar-benar kehabisan kata-kata.
"Jangan menjadi aku. Jangan membuatnya kecewa seperti yang telah
kulakukan. Kau hanya pantas mendapatkan apa yang kau buat
dirimu pantas mendapatkannya. Lakukan yang tak dapat kulakukan.
Jadilah laki-laki sejati." Abe berputar dan keluar ruangan tanpa katakata
lainnya. *** bacabukunovel.blogspot.com
Bab 41 Blaire Aku belum lama tertidur saat telepon berdering. Saat ini masih
tengah malam dan hanya beberapa orang yang memiliki nomerku.
Perutku melilit saat aku meraih ponselku. Itu dari Rush.
"Halo," kataku hampir takut pada apa yang akan ia katakan padaku.
"Hei, ini aku." Suaranya seperti ia baru saja menangis. Ya Tuhan...
tolong jangan biarkan Nan meninggal.
"Apakah dia baik-baik saja?" tanyaku, berharap kali ini Tuhan benarbenar
mendengar doaku. "Dia akhirnya bangun. Dia sedikit bingung tapi dia mengenaliku saat
dia membuka mata jadi memorinya baik-baik saja."
"Oh terima kasih Tuhan." Aku duduk di ranjang dan memutuskan
bahwa aku perlu berdoa lebih sering.
"Maafkan aku, Blaire. Aku benar-benar minta maaf." Suaranya
serak. Aku dapat merasakan rasa sakit dalam kata-katanya dan aku
tak perlu menanyakan apa maksudnya. Ini saatnya. Ia hanya tak
dapat mengatakannya. "Tak apa-apa. Rawat saja Nan. Aku benar-benar bahagia dia baikbaik saja Rush.
Kau mungkin tak percaya itu tapi aku
mendoakannya. Aku ingin dia baik-baik saja." Aku perlu dia
mempercayaiku. Bahkan jika tak ada cinta antara Nan dan aku, Nan
penting untuknya. bacabukunovel.blogspot.com
"Terima kasih," katanya. "Aku akan pulang. Aku akan berada di
rumah tak lebih dari besok malam."
Aku tak yakin apakah ini artinya ia ingin aku sudah pergi pada saat
ia datang atau apakah ia ingin berpamitan secara langsung. Lari akan
jauh lebih mudah. Tak harus berhadapan dengannya. Ini sudah cukup
menyakitkan lewat telepon. Melihat wajahnya akan sangat sulit tapi
aku tak dapat membiarkannya menghancurkanku. Aku memiliki bayi
kami untuk dipikirkan. Ini bukan hanya tentangku lagi.
"Aku akan menunggumu kalau begitu," jawabku.
"Aku mencintaimu." Mendengar kalimat itu lebih menyakitkan dari
apapun. Aku ingin mempercayainya tapi itu tak cukup. Rasa cinta
yang mungkin ia rasakan padaku tidaklah cukup.
"Aku juga mencintaimu," aku menjawab dan menutup telepon
sebelum aku bergelung dan menangis sampai tertidur.
Bel pintu berdering saat aku baru saja keluar dari kamar mandi. Aku
meraih pakaian yang telah kusiapkan dan segera berpakaian sebelum
membungkus rambutku dengan handuk dan segera ke lantai bawah.
Saat aku membuka pintu dan melihat ayahku berdiri di sana aku tak
yakin harus berpikiran apa. Apakah Rush mengirimnya untuk
mengusirnya" Tidak. Rush tak mungkin melakukannya. Tapi kenapa
ia di sini" "Hey, Blaire. Aku, uh, datang untuk berbicara padamu." Ia terlihat
seperti sudah tak tidur selama beberapa hari dan pakaiannya kusut.
Melihat putri yang benar-benar ia cintai di rumah sakit pasti sangat
bacabukunovel.blogspot.com
berat untuknya. Aku membuang jauh-jauh perasaan pahit itu. Aku
tak akan berpikiran tentang itu. Ia adalah ayah Nan juga. Setidaknya
ia ada untuknya sekarang bahkan jika ia mengacaukan hidup Nan di
awal kehidupannya. "Tentang apa?" tanyaku, tanpa bergerak untuk mengijinkannya
masuk. Aku tak yakin ingin mendengar apapun yang akan ia
katakan. "Ini tentang Nan...dan kau."
Aku menggelengkan kepalaku. "Aku tak peduli. Aku sedang tidak
ingin mendengar apapun yang akan kau katakan. Putrimu sudah
bangun. Aku senang ia tidak meninggal." Aku mulai menutup pintu.
"Nan bukanlah putriku," katanya. Hanya kata-kata itu yang
menghentikanku dari membanting pintu di depan wajahnya. Aku
membiarkan kata-katanya terserap di kepalaku saat aku membuka
pintu kembali secara perlahan. Apa maksudnya Nan bukanlah
putrinya" Aku hanya menatapnya. Semua ini tak masuk akal.
"Aku ingin mengatakan padamu yang sebenarnya. Rush akan
mengatakannya pada Nan saat Nan sudah siap. Tapi aku ingin
menjadi yang mengatakannya padamu."
Apa yang Rush ketahui" Apakah ia telah membohongiku" Aku tak
yakin aku bisa bernapas. "Rush?" tanyaku, sambil berjalan mundur
jika seandainya aku tak dapat menarik napas dan pingsan. Aku butuh
untuk duduk. bacabukunovel.blogspot.com
"Aku mengatakan segalanya pada Rush kemarin. Dia juga telah
dijejali kebohongan yang sama dengan yang kau tahu tapi ia tahu
yang sebenarnya sekarang."
Kebenaran. Apakah kebenaran itu" Apakah ada kebenaran itu atau
semua keberadaanku adalah kebohongan" Aku terduduk di anak
tangga dan menatap ke arah lelaki yang kupikir adalah ayahku saat
ia melangkah ke dalam dan menutup pintu di belakangnya.
"Aku selalu tahu Nan bukanlah putriku. Lebih penting lagi, ibumu
tahu Nan bukanlah putriku. Kau benar, ibumu tak akan pernah
mengijinkanku meninggalkan tunanganku yang hamil dan lari
bersamanya. Tidak untuk apapun. Ia hampir tidak membiarkanku
meninggalkan mantan kekasihku yang hamil dengan anggota Slacker
Demon yang lain karena ia khawatir pada apa yang akan terjadi pada
Rush. Hatinya memang sebesar yang kau tahu. Tak ada satupun yang
kau tahu adalah kebohongan, Blaire. Tak ada satupun. Dunia yang
kau tahu bukanlah sebuah kebohongan."
"Aku tak mengerti. Aku tahu mamaku tidak berhubungan dengan
semua ini. Aku tak pernah mempertanyakan hal itu. Tapi aku tak
mengerti. Jika kau bukanlah ayah Nan, mengapa kau meninggalkan
kami untuk mereka?" "Aku bertemu ibumu saat mencoba membantu mantan kekasihku
menghadapi masalah yang baru saja menimpanya. Ibumu datang
untuk membantu temannya juga. Kami berdua peduli pada
Georgianna. Dia membutuhkan kami dan kami mencoba untuk
membantu. Tapi saat Georgie sering keluar untuk berpesta dan
bersikap seakan ia tak punya anak lelaki kecil untuk di rawat di
rumah dan kehamilan yang tidak ia pedulikan, aku jatuh cinta pada
ibumu. Dia adalah segalanya yang tidak ada pada Georgianna. Aku
bacabukunovel.blogspot.com
memujanya, dan untuk apapun alasannya, ia jatuh cinta padaku. Saat
kami pergi, Dean datang untuk mengambil Rush dan Kiro, vokalis
utama Slacker Demon dan ayah kandung Nan, hadir untuk
menawarkan bantuannya. Georgianna mengetahui tentang Becca dan
aku. Dia mengusir kami dan kami dengan senang hati pergi dari
rumah itu. Ibumu mengkhawatirkan Rush dan menghubungi Dean
untuk menengoknya sesekali."
"Mom mengenal Rush?" Membayangkan ibuku merawat Rush saat
ia masih kecil dan terjebak dengan dua orang tua yang kacau
membuat air mataku berkembang. Rush mengetahui bagaimana
menakjubkannya ibuku dulu bahkan jika ia tidak ingat.
"Yeah. Rush memanggilnya Beck Beck. Ia lebih memilih ibumu
daripada Georgianna dan itu tidak membuat Georgie senang juga.
Setelah Georgianna berhasil mendapatkan Rush kembali, ia menolak
mengijinkan ibumu menengok Rush. Ibumu menangis bermingguminggu, mengkhawatirkan
anak lelaki yang mulai ia cintai. Tapi
itulah ibumu. Selalu terlalu menyayangi segala sesuatunya. Ia
memiliki hati yang lebih besar dari siapapun yang pernah aku
kenal... sampai kau. Kau sama sepertinya, sayang."
Aku mengangkat tanganku untuk menghentikannya. Kami tak akan
terikat hanya karena ini. Aku bukan menangis karena aku tahu ibuku
tak bersalah atas kebohongan yang aku dengar sebelumnya. Aku
menangis karena ia juga pernah mencintai Rush, masa kecil Rush
tidaklah kesepian. "Aku hampir selesai. Biarkan aku selesaikan, lalu aku akan pergi dan
kau tak akan pernah melihatku lagi. Aku berjanji."
Ia tahu aku akan pergi juga. Bahwa semua antara Rush dan aku telah
bacabukunovel.blogspot.com
usai. Rasa sakit yang menusuk di dadaku nyaris tak tertahankan.
"Kematian Val adalah kesalahanku. Aku menerobos lampu merah.
Aku tak memperhatikan dan aku kehilangan satu di antara gadisgadisku hari itu.
Tapi aku juga kehilanganmu dan ibumu juga. Kalian
berdua amat sangat terluka dan itu semua salahku. Aku tak cukup
kuat untuk melihat kalian berdua mengalami rasa sakit itu. Jadi aku
lari. Aku membiarkanmu merawat Becca saat seharusnya itu aku
yang merawatnya tapi aku terlalu lemah. Aku tak bisa bertahan
memikirkan melihat Becca-ku sakit. Itu akan menghancurkanku.
Aku mulai minum sampai mabuk. Itu adalah satu-satunya cara agak
aku tetap mati rasa. Lalu kau menelpon dan mengatakan ia telah
meninggal. Becca-ku tak lagi ada di dunia ini. Aku akan mengatakan
yang sebenarnya pada Nan tentang ayah kandungnya dan aku akan
pergi. Aku tak yakin akan pergi kemana tapi aku tak peduli jika aku
hidup atau mati. Lalu kau menelponku dan membutuhkanku. Aku bahkan bukan
seorang laki-laki lagi. Aku tidak berguna. Tapi aku tak bisa
membuatmu kecewa. Aku telah membuatmu sangat menderita
seorang diri. Aku mengirimmu ke Rush. Dia bukanlah tipe seorang
laki-laki yang sebenarnya seorang ayah ingin putrinya bergaul
dengannya tapi aku tahu dia akan melihat sesuatu padamu seperti
aku melihat sesuatu pada Becca. Sebuah garis hidup. Sebuah alasan
untuk hidup. Sebuah alasan untuk melawan. Sebuah alasan untuk
berubah. Dia kuat. Dia dapat melindungimu dan aku tahu apabila
terdesak ia akan melakukannya."
Semua ini terlalu berat. Aku tak dapat menalarkan semuanya. Ayah
telah mengirimku ke Rush" Seorang lelaki yang mencintai adik
perempuannya yang membenciku dan menyalahkanku untuk semua
yang salah di hidupnya"
bacabukunovel.blogspot.com
"Dia dulu membenciku," aku memberitahunya. "Dia dulu membenci
siapa aku."

Never Too Far Too Far 2 Karya Abbi Glines di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Ayahku tersenyum sedih. "Ya, dia membencimu berdasarkan apa
yang ada di pikirannya, tapi lalu dia bertemu denganmu. Dia ada di
sekitarmu dan hanya itulah yang dibutuhkan. Orang sepertimu
sangatlah jarang, Blaire. Sama seperti ibumu dulu. Tak banyak
manusia di dunia ini yang sekuat dirimu. Penuh dengan rasa cinta
dan kesediaan untuk memaafkan. Kau selalu iri dengan cara Val
mempesona dimanapun. Kau berpikir ia mendapatkan yang terbaik
dari kalian berdua. Tapi apa yang Val ketahui dan aku ketahui adalah
bahwa kami yang beruntung karena kami memiliki orang-orang
sepertimu dan ibumu di hidup kami. Val memujamu. Dia melihat
bahwa kaulah yang mempunyai semangat ibumu. Kami selalu
memandang kagum pada kalian berdua. Sampai sekarang pun aku
masih dan walau apapun yang telah aku lakukan adalah melukaimu
sejak hari kita kehilangan saudara perempuanmu, aku mencintaimu.
Aku akan selalu mencintaimu. Kau adalah gadis kecilku. Kau pantas
mendapatkan yang terbaik di dunia ini dan aku bukanlah yang
terbaik. Aku akan menjauh dan tak akan pernah mengganggumu
lagi. Aku perlu untuk hidup berkelana di sisa hidupku seorang diri.
Mengingat semua yang telah kulakukan."
Rasa duka di matanya mengiris jiwaku. Ia benar. Ia meninggalkanku
dan mama saat kami benar-benar membutuhkannya. Tapi mungkin
kami menelantarkannya juga. Kami tak mengejarnya. Kami hanya
membiarkannya pergi. Hari dimana kami kehilangan Valerie telah
menandai hidup kami. Mama dan Val telah pergi sekarang dan kami
tak akan bisa mendapatkan mereka kembali. Tapi kami disini. Aku
tak ingin hidup dengan mengetahui ayahku di luar sana seorang diri.
Mamaku tak akan menginginkan itu. Ia tak pernah menginginkan
bacabukunovel.blogspot.com
ayah seorang diri. Mama mencintainya sampai ia menarik napas
terakhirnya. Val tak menginginkan itu. Ia selalu menjadi putrinya
ayah. Aku berdiri dan mengambil langkah mendekatinya. Air mata yang
tertahan di matanya pelan-pelan mengalir turun di wajahnya. Ia
adalah lelaki yang berbeda tapi ia adalah ayahku. Sebuah isakan
keluar dari dadaku dan aku melemparkan diriku ke pelukannya. Saat
ia merangkulku dan memelukku erat aku membiarkan semua rasa
sakit itu terbebas. Aku menangis untuk kehidupan yang kami siasiakan. Aku
menangis untuknya karena ia tak cukup kuat dan aku
menangis untukku karena memang sudah saatnya.
*** Bab 42 Rush Keadaan rumah gelap dan senyap saat kubuka kunci pintu dan
melangkah masuk. Mungkinkan Blaire mematikan semua lampu jika
dia berada di sini sendirian" Aku telah sangat fokus untuk kembali
pulang padanya setelah berbincang-bincang dengan Nan bahwa aku
tidak membiarkan diriku mempertimbangkan kemungkinan dia
meninggalkanku. Mungkinkah dia meninggalkanku"
Aku berbalik dan menaiki tangga dua anak tangga sekaligus. Ketika
aku sampai di puncak anak tangga aku mulai berlari. Jantungku
berpacu dengan kencang di dadaku. Dia tidak mungkin telah pergi.
Aku telah mengatakan bahwa aku mencintainya. Aku telah berkata
padanya aku akan pulang. Dia harus berada di sini. Aku harus
mengatakan segalanya pada Blaire. Aku harus mengatakan semua
hal akan berubah. Aku harus mengatakan padanya bahwa aku ingat
bacabukunovel.blogspot.com
tentang ibunya. Aku ingat pancake Mickey Mouse buatan ibunya itu.
Aku harus mengatakan padanya aku akan menjadi pria yang dia
butuhkan. Aku harus mengatakan padanya aku akan menjadi ayah
terbaik yang pernah ada di dunia.
Kusentakkan pintu yang mengarah ke kamarku hingga terbuka dan
melesat menaiki anak tangga karena butuh melihatnya. Ya Tuhan,
ijinkan dia berada di sana. Kumohon ijinkan dia berada di sana.
Tempat tidurnya kosong. Tidak. TIDAK! Kutelusuri kamar untuk
mencari barang-barang miliknya. Perasaanku berkata dia belum
meninggalkanku. Dia tidak boleh meninggalkanku. Aku akan
mengejarnya. Aku akan berlutut dan memohon. Aku akan menjadi
bayangannya hingga dia menyerah dan memaafkanku.
"Rush?" Suaranya memecah keheningan dan dentuman di dalam
kepalaku dan berbalik dengan cepat melihatnya duduk di atas sofa.
Rambutnya berantakan dan wajah mengantuknya sempurna.
"Kau di sini." Aku berlutut di hadapannya dan menjatuhkan
kepalaku di atas pangkuannya. Di berada di sini. Dia tidak
meninggalkanku. Tangan Blaire menyentuh kepalaku saat dia menjalankan tangannya
membelai rambutku. "Ya, aku di sini," jawabnya dengan suara tidak
yakin. Aku telah menakutinya namun aku butuh semenit untuk
meyakinkan diriku sendiri dia tidak meninggalkanku. Aku tidak
sepenuhnya mengacaukan semuanya. Aku tidak ibgin seperti
ayahnya. Aku tidak pernah ingin menjadi seperti pria tersesat dan
hampa yang kulihat kemarin. Dan aku tahu tanpa kehadiran Blaire
aku akan menjadi seperti itu.
bacabukunovel.blogspot.com
"Kau baik-baik saja?" tanyanya.
Aku mengangguk tapi kubiarkan kepalaku tetap berada di
pangkuannya. Dia terus berusaha dan menenangkanku dengan
membelaiku secara lembut. Ketika aku telah merasa yakin bisa
berbicara padanya tanpa terlihat sepenuhnya rapuh kuangkat
kepalaku untuk melihatnya.
"Aku mencintaimu." Caraku mengatakannya sangat garang itu
terdengar hampir seperti aku sedang memaki.
Seulas senyuman sedih tersungging di bibirnya. "Aku tahu dan itu
bukan masalah. Aku mengerti. Aku tidak akan membuatmu memilih.
Aku hanya menginginkan agar kau bahagia. Kau pantas untuk
berbahagia. Kau tidak perlu mengkhawatirkan aku. Aku kuat. Aku
bisa melakukan ini seorang diri."
Aku tidak paham dengan apa yang dikatakannya. Apa yang akan
dilakukannya seorang diri" "Apa?" Aku bertanya, mengulang semua
kata-katanya di dalam kepalaku.
"Aku berbicara dengan ayahku hari ini. Aku tahu semuanya.
Memang sulit untuk dipahami namun sekarang semuanya makin
masuk akal." Abe telah datang kemari" Dia telah datang dan mengatakan
segalanya pada Blaire. Dia tahu...namun apa yang dikatakannya
tidak masuk akal. "Baby, mungkin karena aku kurang tidur selama delapan hari
belakangan ini atau mungkin karena sangat lega bahwa kau ada di
sini namun aku tidak mengerti apa yang berusaha kau katakan
bacabukunovel.blogspot.com
padaku." Setetes airmata menggenangi matanya dan aku terlonjak dan
menariknya keatas pangkuanku. Aku tidak ingin membuatnya
menangis. Kukira ini adalah hal yang membahagiakan. Dia telah
mengetahui kebenaran yang selalu dia tahu, bahwa ibunya suci dan
jujur seperti yang diyakininya. Aku telah berada di rumah dan aku
telah siap untuk menjadi segala yang pantas didapatkannya di dalam
hidup. Aku rela mati untuk membuatnya bahagia.
"Aku mencintaimu dan karena aku mencintaimu aku melepaskanmu.
Aku menginginkan kau mendapatkan kehidupan yang kau inginkan.
Aku tidak ingin menjadi belenggu yang merantai sekeliling kakimu."
"Apa yang baru saja kau katakan?" aku bertanya saat kata
"melepaskanku" meresap. Apa-apaan dia ingin melepaskanku.
"Kau telah mendengarku, Rush. Jangan membuat ini lebih sulit,"
bisiknya. Kupandangi dia dengan sorot ketidakpercayaan. Dia benar-benar
serius dengan apa yang dikatakannya. Aku telah meninggalkannya di
sini untuk memikirkan semua ini sementara aku duduk di rumah
sakit menunggui Nan. Aku seharusnya meneleponnya tapi tidak
kulakukan. Tentu saja dia kebingungan.
"Dengarkan aku, Blaire. Jika kau sampai berusaha pergi kemanapun
aku akan memburumu. Aku akan menjadi bayanganmu. Aku tidak
akan membiarkanmu lepas dari pandanganku karena aku tidak bisa
hidup tanpamu. Aku telah banyak sekali melakukan kesalahan
padamu aku bahkan tidak ingin berusaha dan menghitungnya namun
aku akan mulai membuat segalanya benar sejak saat ini. Aku
bacabukunovel.blogspot.com
bersumpah padamu ini tidak akan pernah terjadi lagi. Sekarang aku
tahu bahwa di sinilah seharusnya aku berada. Tak ada lagi
kebohongan. Hanya kita."
Dia terisak dan menguburkan kepalanya di bahuku. Aku
mendekapnya semakin erat. "Aku bersungguh-sungguh. Aku
membutuhkanmu. Kau tidak boleh meninggalkanku."
"Namun aku tidak pantas. Keluargamu membenciku. Aku membuat
hidupmu sulit." Disitulah dia salah. "Tidak. Kaulah keluargaku. Ibuku tidak pernah
menjadi keluargaku. Dia tidak pernah berusaha menjadi bagian dari
itu. Adikku mungkin tidak sepenuhnya menyetujui namun dia telah
mengatakan padaku bahwa dia bisa menjadi bagian dari kehidupan
keponakan perempuan atau keponakan laki-lakinya. Jadi dia sedang
berusaha menuju ke sana. Dan mengenai membuat hidupku sulit,
kau, Blaire Wynn, membuat hidupku lengkap."
Mulut Blaire menutupi mulutku saat dia mencengkeram kausku
sekepalan tangannya. Lidahnya meluncur memasuki mulutku dan
aku mengecap rasanya. Aku sangat merindukannya. Bagaimana aku
bisa sempat berpikir aku bisa bertahan hidup tanpa ini...tanpanya,
aku tak tahu. *** Bab 43 Blaire "Aku butuh berada di dalam dirimu," dia berbisik di telingaku saat
dia menciumku sepanjang rahangku dan tangannya meluncur ke
bacabukunovel.blogspot.com
bawah tank topku. "Baik," aku menjawab, meraih kemejanya dan menariknya ke atas
melalui kepalanya. Dia tertawa dan mengangkat tangannya agar
membuatnya lebih mudah kemudian menarik tank topku juga.
"Sialan, payudaramu telah tumbuh sejak aku pergi," gumamnya,
meremas masing-masing payudaraku di tangannya. "Apakah
ada...sudah ada semacam susu di keduanya?" tanyanya.
"Tidak," aku tertawa.
"Aku berusaha keras untuk tidak menjadi laki-laki semacam ini
tetapi aku tidak dapat menahannya. Aku sangat senang dengan ini,"
akunya sebelum melihatku melalui bulu matanya sambil menarik
putingku ke dalam mulutnya.
"Oh," aku mengerang dan meraih kepalanya untuk menahannya di
sana. Entah bagaimana, payudaraku telah tumbuh bahkan lebih
sensitif. Dengan setiap tarikan mulutnya, klitku berdenyut-denyut.
Rasanya seperti ada garis langsung antara keduanya.
"Lepaskan celana ini," kata Rush dengan mulut penuh saat dia
menarik-narik celanaku. Aku menengadah dan mereka meluncur ke
bawah dengan bantuannya. Rush hanya melepaskan satu puting
untuk menghisap puting lainnya.
"Sialan," dia mengerang, menggeser jarinya ke dalam diriku. "Ini
basah. Selalu basah dan siap."
Aku meraih gesper dan mulai membuka kancing celana jinsnya. Aku
ingin Rush telajang juga.
bacabukunovel.blogspot.com
"Belum," katanya, memindahkanku dari pangkuannya untuk
membaringkanku di sofa. "Aku butuh merasakan."
Aku melihat bagaimana dia mendorong kakiku terpisah dan
menundukkan kepalanya untuk menjilat tepat di pusat lipatanku.
"Oh Tuhan! Rush!" Aku menangis, mengangkat pinggulku untuk
lebih dekat ke mulutnya. Barbel meluncur ke klitku saat dia
menjentikkan barbel terhadap klitku yang membengkak berulangulang. Membuatku
gila. "Aku suka saat kau menggeliat," katanya sambil menyeringai jahat.
Aku menyukainya ketika dia membuatku menggeliat.
Jarinya meluncur menjadi panas saat dia terus menyiksa klitku
dengan menusuk lidahnya. Pria seksi liar ini adalah milikku.
Terkadang ini sulit untuk dipahami tapi aku sangat senang aku telah
muncul di pintunya empat bulan yang lalu.
Dia berdiri dan mendorong celana jins dan boxernya turun
melangkah keluar dari keduanya. Aku menatapnya. Dia begitu indah.
Aku membiarkan mataku berkeliaran menatap tubuhnya. Tidak ada
yang bisa membuatnya lebih sempurna. Kecuali..."Rush?"
"Ya?" "Bisakah kau menindik putingmu?" tanyaku, terkejut dengan
pertanyaanku sendiri. Rush tertawa saat dia kembali di atasku. "Sekarang kau ingin aku
menindik putingku?" bacabukunovel.blogspot.com
Aku mengangguk dan menyelipkan tanganku di atas dadanya dan
ibu jariku bermain di puitngnya. "Aku menyukai tindikkanmu yang
lain." Dia mencium leherku dan tangannya berlari ke bawah kakiku sampai
dia melingkarkan lengannya di bawah lututku dan menarikku
kakiku ke atas. "Maukah kau menciumnya dan membuatnya lebih
baik" Karena kurasa ini akan sakit."
"Aku janji untuk membuatnya terasa lebih baik." Aku tersenyum ke
arahnya. "Apapun yang kau inginkan sayang. Hanya jangan memintaku untuk
menindik bagian bawah pinggangku."
Aku mengangkat alisku. Aku tidak memikirkan itu. Sebelum aku
mampu mengatakan apapun Rush mendorong ke dalam diriku dan
meninggalkan semua pemikiranku. Dia mengisiku dan
meregangkanku dan semuanya menjadi kembali sempurna di dunia.
"Sialan! Bagaimana kau bisa sangat ketat?" Rush tersengal di atasku
selama lengannya bergetar karena menahan.
Aku melemparkan kepalaku kembali dan mengangkat pinggulku. Ini
lebih baik. Aku tidak berpikir ini bisa lebih baik. "Ini lebih sensitif,"
aku berhasil mengatakan dengan teriakan tercekik.
"Apakah ini sakit?" tanyanya, menarik kembali. Aku meraih
pantatnya dan menahannya di dalam diriku.
"TIDAK! Ini baik. Ini benar-benar baik. Lebih keras, Rush. Tolong.
bacabukunovel.blogspot.com
Rasanya luar biasa."
Rush mengerang dan menenggelamkan sisanya jauh ke dalam diriku.
"Aku tidak akan bertahan lebih lama. Ini sangat ketat. Aku akan
datang." Dia berhenti bergerak dan perlahan-lahan mereda kembali.
Aku sangat dekat. Aku tidak ingin dia memperlambat. Setiap sensasi
masing-masing yang melaluiku terasa sangat luar biasa. Aku
membutuhkan lebih dari itu. Aku mendorongnya kembali dengan
semua kekuatan yang aku punya. Dia duduk kembali menatapku saat
aku cepat naik ke atasnya dan tenggelam ke dalam dirinya keras dan
cepat. "SIALAN!" dia berteriak sambil meraih segenggam rambutku.
Aku dipompa naik dan turun di atasnya ketika tubuhku mulai
merasakan perasaan yang luar biasa meningkat itu menjanjikanku
sangat dekat. "Sayang, aku akan datang, ARRRRGGGGHHHH!" Rush berteriak


Never Too Far Too Far 2 Karya Abbi Glines di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kemudian meraih wajahku dan menciumku dengan ganas yang
mengirimkanku ke tepi bersamanya. Menangis di dalam mulutnya
aku mengguncang bersamanya melepaskan saat dia memegangku
dengan erat, merasakanku dan menghisap lidahku ke dalam
mulutnya. Aku roboh di atasnya dan dia memegangku dekat dengannya. Kami
duduk disana terengah-engah dalam keheningan. Vaginaku terus
berkontraksi seolah-olah tubuhku mengalami gempa susulan. Tiap
kali itu terjadi Rush mengerang.
Ketika aku yakin aku bisa berbicara lagi aku memiringkan kepalaku
ke balakang dan menatapnya. "Apa yang terjadi?" tanyaku padanya.
bacabukunovel.blogspot.com
Dia tertawa dan menggelengkan kepalanya. "Aku tak tahu. Tapi kau
baru saja mengejutkanku. Aku bersumpah, apa yang baru saja kita
lakukan tadi benar-benar bisa masuk ke buku rekor. Aku tidak
berpikir itu bisa lebih baik dan kau membuktikan aku salah. Sumpah
demi Tuhan kau benar-benar liar di ranjang."
Aku membenamkan wajahku di dadanya dan tertawa bersamanya.
Aku sedikit lepas kendali.
"Itu sebaiknya bukan sesuatu yang berhubungan dengan kehamilan
atau pantat seksimu itu akan kuhamili selama 30 tahun ke depan."
*** Bab 44 - Tamat Rush Aku memegang tangan Blaire dan melihat melalui bahunya saat dia
membolak-balik majalah *parenting. Semua gambar popok dan
benda bayi lainnya yang menakutkan kami seperti kotoran bayi. Aku
tidak mengatakan padanya tetapi kenyataannya hal-hal yang
menyangkut tentang bayi mulai membuatku takut. Payudara besar
dan seks di tengah malam dan pinggul manis Blaire yang
membengkak adalah keuntungan utama dan itu mudah dilupakan
mengapa semua hal tersebut bisa terjadi.
"Blaire Wynn." Seorang perawat memanggil namanya dan aku
melihat kearah berlian di jarinya. Dalam dua minggu nama
belakangnya akan berubah. Aku telah siap untuk itu. Aku tidak suka
dia dipanggil Wynn. Bagiku dia sudah menjadi Blaire Finlay.
bacabukunovel.blogspot.com
"Itu kita," katanya, tersenyum padaku sebelum berdiri. Dia nyaris
tidak terlihat sekarang. Bagaimana mereka berharap dapat melihat
sesuatu yang tidak lebih besar dari kacang aku tidak yakin tetapi dia
berjanji padaku kami benar-benar dapat melihat bayi. Bayinya
memiliki tangan dan kaki, kedengarannya gila.
Aku tidak melepaskan tangannya saat dia membawa kami kembali
ke ruang pemeriksaan. Beberapa kali perawat melirik kearahku.
Lebih baik dia tidak mengatakan jika aku tidak boleh masuk ke
ruangan tersebut karena aku akan masuk. Ini adalah waktuku untuk
melihat bayiku. "Di sini," kata perawat, mundur ke belakang dan membiarkan kami
masuk ke dalam ruangan. "Silahkan dan lepaskan semua pakaian dan
ganti dengan baju ini. Dokter Nelson akan melakukan pemeriksaan
vagina juga hari ini. Tetapi kita akan memeriksa dengan
ultrasonografi dulu."
Blaire tampak tidak berfikir itu adalah bukan masalah besar jika dia
harus telanjang. Perawat kembali melihatku. "Apakah masalah jika
orang ini ada di sini?"
Orang ini" Apa maksudnya"
Blaire tersenyum dan kembali melihatku. "Ya, orang ini adalah ayah
bayi ini." Perawat berdiri dan memberiku senyum lega. "Itu bagus sekali. Aku
benci jika seseorang yang masih muda sepertimu melakukan semua
ini sendirian." Blaire tersipu dan masuk ke dalam ruangan kecil dengan tirai di
bacabukunovel.blogspot.com
depannya. Setelah perawat pergi meninggalkanku dan melangkah ke
tempat yang tampak seperti sebuah ruangan ganti kecil.
"Apa yang dia maksud dengan 'orang ini'?" Tanyaku.
Blaire menggigit bibir bawahnya dan menutup matanya rapat.
"Apakah aku harus menjawabnya?"
"Uh, ya. Terutama setelah komentar tadi." Aku mempersiapkan diri
untuk mendengar jawaban yang tidak kusukai.
"Woods mengantarku pada pertemuanku terakhir. Mereka
mengatakan padanya jika dia bisa kembali dan aku mengatakan pada
mereka tidak bisa kembali, dia hanya seorang teman."
Aku hampir melupakan hal itu. Aku mengerti kenapa dia diantarkan
olehnya. Aku belum ada di sini. Tetapi mengetahui laki-laki lain
bersamanya saat dia membutuhkanku, membuatku sulit diterima.
Aku sadar wajahnya memucat dan aku membungkuk dan mencium
bibirnya. "Tidak apa-apa. Aku harusnya ada di sampingmu. Aku
tidak." Dia mengangguk. "Maafkan aku."
"Jangan. Aku yang harusnya meminta maaf."
Pintu ruang pemeriksaan terbuka kembali dan aku menolehkan
kepalaku ke ruang ganti. Perawat menyeringai padaku dan menarik
sebuah mesin dengan sebuah layar kecil di atasnya. "Apakah dia
siap?" Seringai geli di wajah perawat itu lucu.
"Hampir," kataku kemudian melihat ke Blaire yang bersemu merah.
bacabukunovel.blogspot.com
Aku tidak bisa menahan tawa.
"Bergantilah, seksi. Aku akan keluar."
Blaire mengangguk dan aku melangkah keluar melalui tirai.
Aku berjalan mendekati meja dan melihat kearah mesin. "Jadi ini
cara kita melihat bayi?" tanyaku heran bagaimana mereka
melakukan ini. "Ya. Karena Blaire menggunakan asuransi kesehatan maka kita
harus menggunakan yang satu ini. Asuransi akan mengganti
biayanya. Kami mempunyai alat 3D terbaru yang banyak digunakan
para ibu dan aku harap asuransi akan menggantinya karena kau bisa
melihat bayi sangat jelas. Tetapi tidak."
Aku berhenti dan menatap mesin lalu ke perawat. Blaire
menggunakan asuransi" Apa-apaan ini" Aku tidak pernah berfikir
tentang dia memerlukan asuransi. Aku selalu mempunyai uang yang
banyak untuk membeli; itu bukan sesuatu yang aku pikirkan.
"Aku ingin mesin 3D itu. Aku akan membayar berapapun harganya
sekarang tapi aku ingin kantor ini memberikan yang terbaik."
Perawat melirik padaku dari anting-anting ke t-shirt yang terlihat
bagus hari ini. Ini adalah salah satu pemberian ayahku setelah
melakukan tournya sekitar lima tahun yang lalu. Aku menyukainya
karena ketat dan tampaknya Blaire suka menyukai kaos ketat di
diriku. "Aku...uh...kurasa kau tidak mengerti berapa banyak uang
yang harus kau bayarkan untuk USG ini. Meskipun itu adalah
sesuatu yang sangat bagus yang ingin kau berikan pada Blaire itu
sangat - " bacabukunovel.blogspot.com
"Aku mampu membayar semua prosedur yang ada. Aku bilang
padamu dari sekarang aku yang akan membayar semuanya. Aku
ingin USG yang terbaik untuk Blaire dan bayiku."
Perawat mulai membuka mulutnya saat Blaire berjalan keluar
menggunakan baju katun yang tipis. "Jangan berdebat dengannya.
Dia akan memberikanmu masalah jika kau melakukannya. Berikan
aku USG 3D." Perawat mengangkat bahu, "Okay, jika kau yakin, tetapi dia harus
membayar terlebih dahulu."
Aku membuka domperku dan menyerahkan kartu hitam American
Express-ku. Matanya terangkat dan dia mengangguk lalu bergegas
keluar dari ruangan. "Aku seharusnya memberitahumu aku tidak apa-apa hanya dengan
USG biasa tetapi itu akan menjadi sebuah kebohongan. Aku pernah
melihat gambar USG 3D di majalah parenting dan aku benar-benar
menginginkannya." Blaire menyeringai seperti anak kecil yang baru pertama kalinya
pergi ke Disney World. Hell, untuk mendapatkan senyumnya yang
seperti itu aku harus membeli mesin 3D sialan.
"Kekasihku dan anakku mendapatkan yang terbaik. Selalu."
Pintu terbuka kembali dan perawat masuk mulai memperhatikanku
dia seperti mencoba mengingat sesuatu. Dia menyerahkan kartuku.
Aku mengambilnya dan mengembalikannya ke dalam dompetku.
bacabukunovel.blogspot.com
"Apa kau anak Dean Finlay?" akhirnya wanita itu bertanya.
"Ya. Sekarang ayo kita lihat bayiku," jawabku.
Wanita itu mengangguk dengan semangat dan kembali melihat
kearah Blaire. "Mesin 3D ada di ruangan khusus. Apakah kau
merasa nyaman berjalan melalui lorong itu?"
"Apakah seseorang akan melihatnya?" tanyaku melangkah di
depannya karena aku yakin dia tidak nyaman dengan ini.
Perawat membuka lemari dan memberikan selimut. "Ini bungkus ini
di sekelilingnya." Aku membungkusnya hingga dia benar-benar tertutup. Blaire
mengatupkan kedua bibirnya mencoba untuk tidak tertawa. Aku
mengedipkan mata dan memberikan sebuah ciuman di hidungnya.
Kami berjalan menyusuri lorong dimana kami melewati dua pasang
perawat lain dan dokter Blaire yang bertanya mengapa kami pindah.
Perawat segera memberitahunya bahwa baru saja membayar untuk
3D dan dokter sangar senang saat dia mengikuti kami masuk ke
dalam ruangan. Blaire berbaring di atas meja dan mereka mulai menyiapkannya saat
aku duduk dengan sabar menunggu. Begitu perut Blaire telanjang,
perawat memberi beberapa gel di atas perutnya kemudian
menatapku. "Apa kalian ingin mengetahui jenis kelamin bayi kalian?"
"Tanyakan pada ibunya," jawabku, kesal karena dia bertanya padaku
bacabukunovel.blogspot.com
bukan pada Blaire. "Aku ingin tahu," kata Blaire, melirik ke arahku untuk memastikan.
"Aku juga," aku setuju.
Kemudian dokter mulai menggerakan sesuatu di dalam perut Blaire
dan suara pukulan kecil memenuhi udara. Itu lebih cepat dari
biasanya. "Apa itu detak jantung bayiku?" tanyaku sambil berdiri
karena tidak mungkin lagi duduk. Jantungku berdetak cepat seperti
yang aku dengar di layar.
"Ya itu detak jantungnya," jawab dokter. "Dan di sana...dan di sana
dia berada," katanya.
Aku mulai menatap layar ketika sebuah kehidupan kecil terbentuk.
"Dia (laki-laki)?" tanya Blaire.
"Ya, ini bisa dipastikan anak laki-laki," jawab dokter.
Aku mengulurkan tangan dan meraih tangan Blaire, tidak bisa
mengalihkan pandanganku dari layar. Itu bayi kami. Aku akan
memiliki seorang putra. Sialan...Aku juga akan menangis.
TAMAT *parenting: ilmu tentang pengasuhan anak, cara mendidik, membimbing dan
mengasuhnya dengan baik dan benar Harpa Iblis Jari Sakti 10 Pendekar Pedang Dari Bu-tong Karya Liang Yu Sheng Jago Jago Rogo Jembangan 1

Cari Blog Ini