Tetangga Menyebalkan Keluarga Flood Karya Colin Thomphson Bagian 1
Keluarga Flood Tetangga Menyebalkan Colin Thomphson download dan baca secara online di http://ceritasilat.mywapblog.com Pedang Sakti Cersil Istana Pendekar Dewa Naga Raja Iblis
Racun Ceritasilat.... thank.
Gambar oleh Pengarang Atria ? 2005, Colin Thompson First published Random House Austrolia Ply Limited, Sydney, Austraiio.
This edition published by arrangement with Rondom House Australia.
Diterjemahkon dari The Floods
karangan Colin Thompson, terbitan Random House Australia, 2005.
Hak terjemahan Indonesia pada Serambi
Dilorong mereproduksi atau memperbanyak seluruh maupun sebbgian dari buku
ini dalam bentuk atau cara apa pun tanpa izin tertulis dari penerbit.
Peneriemah: Shinto Horini
Penyunting: Ferry Holim Pewajah lsi: Suhoryono PT SERAMBI ILMU SEMESTA Anggota IKAPI Jln. Kemang Timur Raya No. 16, Jakarta 12730
www.littleserambi.com Cetakan I: Juli 2007 Ebook from Ravy Nightfury
Re Edited by : Farid ZE Blog Pecinta Buku - PP Assalam Cepu
Di Sini Terbaring BAB 1 Pada pandangan pertama, Keluarga Flood tampak seperti sebuah keluarga biasa
selama kamu berada paling tidak sekitar seratus meter dan melihat mereka dari
belakang pada suatu malam berhujan nan gelap di musim gugur.
Dalam keluarga itu, ada ibu, ayah, dan anakanak. Mereka semua memiliki dua
mata, satu kepala, dua lengan, dan dua kaki serta rambut di atas kepala kecuali Satanella, yang tidak memiliki lengan melainkan empat tungkai dan rambut di
sekujur tubuh. Jika dilihat lagi, terutama kalau kamu berada kurang dari seratus meter dan
berdiri di hadapan mereka, Keluarga Flood sama sekali tidak tampak seperti keluarga
lain. Sang ibu, ayah, dan hampir semua anak mereka selalu mengenakan pakaian hitam.
Satanella bahkan memakai kalung bertabur berlian di atas bulunya yang hitam.
Hanya si bungsu, Betty, yang tampak berbeda. Ia berambut pirang dan
mengenakan pakaian biasa berwarna-warni, dan ia senantiasa melompat-lompat.
Keluarga Flood terdiri atas para penyihir pria dan wanita-wizards dan
witchestermasuk Betty juga, walaupun ia terlihat seperti anak normal. Betty
senang tampak lain dari yang lain karena hal itu membuatnya merasa istimewa. Hal itu
juga membuat orang lain terbuai oleh rasa aman yang menipu. Betty adalah
satusatunya anggota Keluarga Flood yang tidak pernah dihindari orang-orang saat
berpapasan. Orang-orang itu bahkan kasihan pada Betty dan berkata, "Lihat gadis cilik itu.
Ia harus tinggal dengan orang-orang aneh itu. Sungguh malang."
Semua itu bermula ketika ibu Betty, Mordonna, memutuskan bahwa enam anakyang
semuanya adalah penyihir - sudah cukup. Yalla, Satanella, Merlinmary,
Winchflat serta si kembar, Morbid dan Silent-masing-masing dengan keanehan dan
tingkah laku mengerikan tersendiri - bisa dibilang anak-anak yang dapat membuat
orangtua penyihir mana pun merasa bangga.
Sebagai contoh, Satanella bukanlah binatang peliharaan keluarga - ia sebenarnya
merupakan seorang anak pasangan Flood, tetapi karena suatu kecelakaan yang
melibatkan seekor udang dan tongkat sihir yang keliru, Satanella menjadi seekor
anjing terrier. Sebenarnya, membalikkan mantra tersebut merupakan hal mudah,
namun Satanella sudah, terlanjur senang berjalan dengan keempat kakinya.
Merlinmary juga mempunyai rambut di sekujur badannya tetapi ia bukanlah seekor
anjing, walaupun ia sering menggeram dan gemar mengejar-ngejar tongkat yang
dilemparkan. (Tidak seorang pun merasa pasti apakah Merlinmary itu lelaki atau perempuan
karena ia berbulu sangat lebat sehingga tidak seorang pun dapat mendekatinya
untuk menentukan jenis kelaminnya. Di keseluruhan buku ini, Merlinmary
dianggap sebagai anak perempuan, tetapi tolong ingat, ia bisa saja seorang anak
lelaki atau sesuatu yang aneh, yang bukan merupakan keduanya, lelaki atau
perempuan.) "Aku menginginkan seorang anak perempuan," kata Mordonna pada suaminya,
Nerlin, setelah kelahiran si kembar. "Seorang anak perempuan cantik yang senang
mendandani boneka dengan baju-baju berenda dan bukannya mengubah boneka itu
menjadi katak. Aku ingin anak perempuan yang senang menemaniku memasak dan
membuat kue rasa cokelat dan bukannya rasa darah kelelawar."
"Tetapi, sayang, kita kan penyihir," kata Nerlin. "Mengubah benda-benda menjadi
katak dan darah memang pekerjaan kita. Keluarga kita telah melakukannya sejak
dulu kala." "Aku tahu, dan aku juga memuja katak serta darah," kata Mordonna, "dan aku
mencintai keenam anak kita yang sadis dan sangat berbakat. Mereka semua
sekejam mimpimu yang paling liar. Aku hanya menginginkan anak perempuan
untuk menemaniku melakukan hal-hal yang biasa dilakukan seorang ibu bersama
putrinya." "Tetapi kau kan sudah menanam jamur beracun bersama si kembar dan
menajamkan gigi kucing kita bersama Valla."
"Ya, ya, aku tahu," jawab Mordonna, "dan aku sangat menyukai semua itu, tetapi
bagaimana dengan merajut dan melukis bunga-bunga?"
''Apa itu merajut?" kata Nerlin, tetapi Mordonna sudah rnenetapkan hatinya. Ia
akan memiliki seorang anak lagi dan anak tersebut akan menjadi anak yang
normal, gadis biasa yang tidak memiliki kekuatan sihir sama sekali.
Tidak seperti anak-anak lain yang diciptakan berdasarkan sebuah buku resep kuno
di dalam sebuah laboratorium, menggunakan tongkat sihir berkekuatan turbo dan
seperangkat panci mengilap produksi juru masak terkenal dari Inggris, Jamie
Oliver, anak yang satu ini akan diciptakan seperti kau dan aku diciptakan.
(Yah, paling tidak begitulah caranya aku dibuat. Aku tidak tahu bagaimana halnya
dengan kamu. Bisa saja kamu dibuat dengan cara dirajut.)
Ketika Betty lahir, ia tampak seperti seorang gadis kecil cantik yang
didambadambakan Mordonna. Namun tentu saja sebagai seorang anak? penyihir,
kepandaian Betty melampaui anak-anak seumurnya. Ketika berusia tiga tahun,
Betty sudah dapat membanru ibunya membuat kue souffles dan merajut baju
hangat untuk neneknya, Ratu Seratehrot.
(Sang ratu, beserta beberapa teman dan saudaranya, dikubur di kebun belakang. Ia
merasa kedinginan yang amat sangat pada malam-malam di musim dingin karena
sebagian besar kulitnya telah hancur membusuk.)
. Tak peduli seberapa normal penampilan luarnya, Betty tetap mempunyai kekuatan
sihir di dalam dirinya. Biasanya hal itu berupa halhal sepele yang tidak begitu
diperhatikan orang, seperti ketika ia ingin mengambil buku yang letaknya terlalu
tinggi dan tiba-tiba buku itu sudah berada di atas meja; Atau ketika sebuah gel
as melayang di. dapur, mengisi dirinya sendiri dengan. air dari keran, dan lalu
tibatiba saja sudah ada dua bongkah es batu serta sebuah sedotan di dalamnya,
dan kemudian melayang kembali ke dalam cengkeraman tangan kiri Betty.
Di Sini Terbaring BAB 2 Ternpat tinggal Keluarga Flood juga seganjil penghuninya. Dari jauh, rumah itu
tampak biasa. Namun, dari dekat bangunan itu sama sekali tidak biasa. Keluarga
itu tidak tinggal di sebuah istana besar yang gelap dan menakutkan di
Transylvania Waters seperti saudara-saudara mereka, melainkan di sebuah negara yang
biasabiasa saja, di kota yang biasa-biasa saja, dan di sebuah jalan yang biasabiasa saja, di sebuah rumah dengan kebun di bagian depan dan belakang. Namun, rumah
Keluarga Flood terlihat agak berbeda.
(Penyunting bahasaku menyarankan untuk menyebutkan nama kota tempat
Keluarga Flood tinggal. Tetapi aku menolak usulnya sebab kamu mungkin akan
merasa lebih aman karena tahu bahwa keluarga itu tidak tinggal di dekatmu - dan
tentu saja, kira semua tidak menginginkannya, kan" Dan kalau kamu ternyata
memang tinggal di kota yang sama dengan keluarga itu, kamu mungkin akan
mengganggu mereka. Kemudian, mereka akan mengubah kamu menjadi katak.
Dan mungkin orangtua kamu akan menuntutku, kecuali jika kamu merasa menjadi
seekor katak merupakan sebuah perbaikan nasib.
Hal itu bukan disebabkan oleh pagar tumbuhan yang mencoba mencolek kalian
saat? kalian lewat dan juga bukan karena kebun mereka yang tumbuh sangat subur
sampai-sampai kita tidak dapat melihat rumah keluarga itu. Hal itu bukan karena
selalu ada tiga gumpal awan hitam yang senantiasa menggantung di atas rumah
tersebut, bahkan pada hari yang cerah sekali pun, atau karena kehadiran
kelelawar vampir berukuran besar yang menggantung pada setiap pohon yang ada.
Dan yang pasti, bukan karena Keluarga Flood bersikap jahat kepada setiap orang.
Mereka tidak jahat. Kalau saja orang-orang tidak terlalu takut untuk meminta,
Keluarga Flood pasti akan dengan senang hati meminjamkan mesin pemotong
rumput mereka (kalau ada) atau memberikan semangkuk gula.
Ketika Keluarga Flood membeli rumah itu, keadaannya sama saja dengan rumahrumah
lain yang ada di jalan itu. Ada sebuah kebun yang terpangkas rapi di depan
dan petak-petak tanaman bunga yang indah di bagian belakang. Pintu depan rumah
itu dicat merah dan jendela-jendelanya mempunyai kerai yang berwarna terang dan
kaca yang bersih berkilau.
Satu-satunya hal yang tidak diganti oleh Keluarga Flood adalah pintu, depan.
"Warna merah darah yang menawan," kata Mordonna, "tetapi yang lain harus
diganti." Keluarga itu mengecat ulang kerai-kerai jendela menjadi hitam dan menambahkan
sarang laba-laba dan bangkai-bangkai lalat. Mereka juga mencabuti seluruh
tanaman bunga yang menutut mereka jelek dan menanam semak berduri dan
tumbuhan berdaun tajam. Mereka mengancam akan mengecor seluruh halaman dengan beton jika kebun itu
tidak berhenti tumbuh. Keluarga itu juga mengubur teman-teman maupun
saudarasaudara mereka yang sudah mati atau yang setengah mati di kebun belakang
dan melatih gerbang depan untuk mengusir tamu yang tidak diundang.
Orang-orang biasanya memilih untuk menyeberang jalan daripada harus melewati
gerbang itu. Tukang pos memasukkan surat ke dalam kotak surat dengan bantuan
penjepit barbecue yang panjang setelah kotak surat itu menelan jam tangannya
mentah-mentah. Di bawah rumah, Keluarga Flood membuat labirin raksasa yang terdiri atas
ruangruang bawah tanah dan terowongan-terowongan yang panjangnya dapat mencapai
ratusan meter ke semua jurusan. Lantai terbawah rumah itu terletak jauh di bawah
tanah sampai-sampai kita dapat merasakan panasnya pusat Bumi. Kita bahkan
dapat memanfaatkan lantainya yang panas untuk menggoreng telur.
Keluarga itu menanam pagar tumbuhan yang tinggi, tebal, dan kelihatan
mengerikan di sekitar kebun agar terbebas dari gangguan orang-orang yang usil.
Namun, hal itu tidak terlalu arnpuh. Kita akan lihat nanti.
Keluarga Flood merupakan keluarga bahagia yang saling menyayangi. Menurut
mereka, rumah mereka sudah sempurna. Yang menjadi masalah adalah orang lain.
Kebanyakan orang tidak menyukai segala sesuatu yang berbeda. Mereka ingin
semua orang memiliki benda-benda seperti yang mereka miliki - jenis mobil yang
sama, televisi layar lebar yang sama, pemanggang daging yang sama, dan anakanak
yang besarnya sama. Kemudian, mereka dapat pergi ke tako swalayan dan
merasakan hal yang sama; bercerita tentang acara TV yang mereka tonton
semalam, dan ke mana mereka semua akan pergi berlibur.
Pada kenyataannya, hidup tidaklah sesederhana itu. Diam-diam, kebanyakan orang
ingin memiliki benda yang persis sama dengan orang lain-hanya sedikit lebih
baik. Mereka ingin mobil yang sedikit lebih mewah dengan kekuatan mesin yang sedikit
lebih besar. Mereka ingin anak mereka bersekolah di sekolah yang sedikit lebih
bagus, dan mereka ingin mempunyai uang sedikit lebih banyak. dan mandi spa
yang belum pernah dirasakan oleh para tetangga mereka.
Jadi sebenarnya, setiap orang merasa iri terhadap orang lain.
Kecuali Keluarga Flood. Mereka bahkan tidak mempunyai mobil.
Jika ingin pergi ke suatu tempat, mereka kadang terbang dengan gagang sapu
berkekuatan turbo yang mampu membuat mereka melaju sangat cepat sehingga
orang biasa tidak dapat menangkap mereka dengan mata, atau kalau tidak, mereka
biasanya berjalan kaki atau naik taksi.
(Kamu pernah kan merasa melihat sesuatu di sudut matamu tetapi ketika
menengok, kamu tidak menangkap apa-apa" Yah, itu berarti salah seorang anggota
Keluarga Flood baru saja lewat. Bahkan jika kamu memiliki mata di belakang
kepala yang tidak pernah berkedip, kamu tetap tidak dapat melihat Keluarga Flood
yang sedang lewat karena mereka bergerak lebih cepat dari cahaya. )
Keluarga itu, selain Betty, tidak pernah bepergian naik bis karena penumpang
lain akan mengeluh tentang aroma mereka - yang sebenarnya tidak terlalu buruk, hanya
agak aneh, seperti perpaduan aroma bunga mawar, merica, dan bau anjing basah.
Jika ingin menikmati mandi spa, mereka tinggal menanggalkan pakaian, berdiri di
kebun belakang, dan membiarkan ketiga gumpalan awan hitam memancurkan air
hujan ke atas tubuh mereka.
Air hujan yang turun tidak terasa dingin seperti yang biasa kalian maupun aku
rasakan, melainkan air hangat - bahkan mengandung sampo dan bahan pelembut
rambut. Sampai sekarang, mereka tetap tidak memiliki televisi.
Jadi, walaupun para tetangga berpikir bah'wa Keluarga Flood aneh, menakutkan,
berbeda, dan tidak pernah mengundang mereka untuk menghadiri acara minum
kopi pada pagi hari atau pesta-pesta Tupperware, barangkali keluarga itulah yang
paling bahagia di antara mereka semua. Keluarga itu, selain si sulung, Valla,
tidak perlu bekerja sebab mereka telah memiliki segalanya tanpa harus bekerja.
Di Sini Terbaring Bab 3 Senin pagi, pukul 5:30 Seekor ular milik Keluarga Flood yang berfungsi sebagai jam beker menggigit
leher Mordonna dan membangunkannya ketika cahaya pagi mengintip di sela-sela
tirai yang berwarna merah darah. Ular beker itu sama saja dengan jam beker.
Bedanya, ular itu tidak menimbulkan bunyi-bunyian berisik, melainkan akan
membangunkan kita dengan gigitan di leher.
(Yang artinya ular beker itu sama sekali tidak mirip jam beker, kecuali
fungsinya sama-sama membangunkan kita.)
Keuntungan besar dari memiliki seekor ular beker adalah binatang itu hanya
membangunkan orang yang ia gigit sehingga orang lain yang berada di tempat
tidur yang sarna dapat terus terlelap.
Tetapi jika kalian termasuk manusia normal, ular itu tidak akan membangunkan
kalian melainkan, langsung membunuh karena. ular itu sangat berbisa.
Nerlin berbaring telentang dengan mulut menganga dan mendengkur seperti,
seekor kuda nil yang baru saja menelan kereta uap penuh karat. Ular beker itu
menjilat mata Mordonna sampai wanita itu tidak merasa mengantuk lagi serta
melata turun untuk pergi ke kamar sebelah dan membangunkan Valla.
Mordonna melihat ke dalam cermin untuk memastikan dirinya masih secantik
ketika ia hendak tidur semalam. Kemudian, ia turun ke lantai bawah.
"Ayo semuanya," teriaknya sambil menuruni tangga. "Bangun. Waktu untuk
bersiap ke sekolah."
Ada tujuh anak di dalam keluarga itu dan hanya satu kamar mandi sehingga
biasanya akan terjadi sedikit keributan untuk mendapatkan giliran yang pertama,
seperti yang biasa terjadi di dalam keluarga-keluarga normal.
Semua orang mencoba mendahului Merlinmary karena ia biasanya butuh waktu
sampai satu jam hanya untuk merapikan rambutnya karena ia memang memiliki
rambut di sekujur tubuhnya. Ia bahkan memiliki rambut pada kedua bola mata dan
lidahnya. Namun ketika ia berada di kamar mandi, ia juga mengisi ulang baterai
alat cukur listrik dan sikat gigi listrik.
Tetangga Menyebalkan Keluarga Flood Karya Colin Thomphson di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Acara makan pagi di rumah Keluarga Flood mungkin agak berbeda dengan sarapan
di rumah kamu. Vlad, si kucing, mondar-mandir di bawah meja dapur dan menggosok-gosokkan
badannya ke sepotong tungkai. Tidak seorang pun tahu dari mana tungkai kaki itu
berasal atau milik siapa. Yang pasti, tungkai itu selalu di sana setiap pagi.
Lalu, ada lebih banyak yang berlarian di rumah itu dibandingkan dengan di
rumahrumah lain yang normal. Bukan karena anak-anak penyihir itu tidak bisa
diatur, tetapi karena makan pagi mereka yang berusaha kabur karena tidak mau dimakan.
"Morbid, Silent, berhenti memainkan sarapan kalian dan langsung makan," bentak
Mordonna. "Ya, tapi lihat Bu - kami berhasil, membuat mereka menempel pada langit-langit,"
kata Morbid. Silent cuma mengangguk keras-keras dan mendengus. Ia selalu mempunyai pikiran
yang sama dengan saudara kembarnya dan merasa tidak perlu mengulang apa pun
yangdikatakan Morbid. "Sayang, setiap orang bisa membuat keong menempel pada langit-langit. Ayo,
cepat makan selagi mereka masih enak dan empuk."
Tentu saja, paling tidak selalu ada seekor keong yang menyelinap ke luar dari
roti dan menghilang ke bawah kompor.
"Betty, berhenti mengganggu kelelawar-kelelawar gula," kata Mordonna.
"Langsung masukkan mereka ke dalam susu hangat dan cepat santap, atau kau
akan kembali menyantap makanan bayi."
Masalahnya, Betty sebenarnya belum cukup umur untuk makan kelelawar gula. Ia
baru berusia sepuluh tahun dan tangannya masih terlalu kecil untuk mengendalikan
mereka. Sebenarnya, ia tidak mengganggu binatang-binatang itu - karena hal itu
kejam sekali - tetapi setiap kali Betry berhasil menyendok seekor kelelawar dan
menyuapnya ke mulut, binatang itu selalu berusaha terbang dan bersembunyi di
belakang lemari es. Betty akhirnya harus memegang binatang itu dengan jemarinya meskipun tindakan
itu bertentangan dengan tata krama.
Vlad, si kucing keluarga, turut menambah keributan dengan meloncati barangbarang
di dapur. Ia mencoba menangkap kelelawar-kelelawar itu yang terbang
tetapi tentu saja ia gagal terus.
Sesudah acara makan pagi, Vlad selalu merasa tertekan selama satu jam atau
lebih. Ia tidak pernah mendapat masalah kalau harus mencabik-cabik burung-burung
kecil sampai menjadi serpihan kecil, tetapi ia tidak pernah berhasil menangkap
seekor kelelawar pun. Dan tidak ada yang berpikir untuk memberi tahu kucing itu
kalau kelelawar gula mempunyai radar dan dapat merasakan bahaya bila ada yang
hendak memangsa mereka. Nasib Winchflat dan Merlinmary tidak lebih baik. Santapan mereka - otak tikus
terlalu licin sampai-sampai mereka terus terjatuh ke lantai, tergelincir, dan
bergabung bersama para keong di bawah kompor.
"Ya ampun, anak-anak. Kalau kalian tidak bisa berhenti mengotori dapur, aku
akan menyuruh kalian makan keripik jagung saja," kata Mordonna sambil
menuangkan usus seorang akuntan ke dalam mangkuk Satanella yang terletak di
balik pintu. Satanella selalu makan di dekat pintu kecil untuk kucing sehingga
ia dapat langsung menyelinap ke taman. Sering kali, ia harus memuntahkan
makanannya dan menelannya lagi sampai beberapa kali sebelum akhirnya
makanan itu tetap berada di dalam perutnya.
"Wuueeeeeeeeeeeeek, keripik jagung," kata Morbid.
"Menjijikkan," kata Betty.
Saat keenam anak itu akhirnya berhasil menangkap makan pagi mereka dan entah
memakannya atau mengisap habis isi perut para binatang itu, nyaris sudah tidak
ada waktu yang tersisa untuk mengelap darah dan cairan-cairan dari dagu mereka
dengan spons karena bis sekolah sihir akan segera muncul di salah satu ruang
bawah tanah. (Dan memeras spons itu ke dalam sebuah mangkuk, untuk makan pagi belut
malam, Lihat bagian akhir buku untuk informasi lebih lanjut tentang belut malam
dan binatang peliharaan Keluarga Flood)
''Ayo, cepat, anak-anak. Bis akan datang sebentar lagi," kata Mordonna.
"Kusutkan rambut kalian dan pastikan ada darah di bawah kuku kalian. Ibu tidak ingin
orangtua lain menganggap aku tidak mendidik kalian dengan baik."
"Bu, Satanella memakan pekerjaan rumahku," kata Merlinmary.
"Yah, ia tinggal memuntahkannya lagi nanti," jawab ibunya. "Dan ingat Morbid;
kau harus mengunci tas sekolahmu. Aku tidak mau makan siangmu merangkak ke
luar dan menggigit sopir bis lagi."
(Ada dua alasan mengapa bis itu muncul di ruang bawah tanah.
Pertama, memang di situlah tempat pemberhentian bis, dan yang kedua, bis yang
membawa kelima anak itu ke sekolah sama sekali bukan bis sekolah biasa. Jadi,
kalau bis itu muncul di depan rumah Keluarga Flood, kendaraan itu pasti akan
membuat seluruh tetangga terbirit-birit.
Sekolah yang dituju adalah sekolah khusus untuk penyihir - laki-laki dan
perempuan. Sekolah itu tersembunyi dari dunia luar dan berada di sebuah lembah
rahasia di dekat pegunungan yang terletak di daerah tergelap Patagonia. Untuk
mencapai sekolah itu setiap hari, Satanella, Merlinmary, Winchflat, dan si
,kembar harus melintasi beberapa samudra, dan beberapa di antaranya berbadai dashyat.
Anak-anak itu juga harus melewati satu atau dua gurun pasir, hamparan salju
setebal lima puluh meter, sebuah air terjun yang sangat tinggi, dan menyeberangi
sebuah danau tak berdasar.
Sebuah bis sekolah biasa, bisa dipastikan, tak akan bisa melalui semua itu.
Bahkan bis itu tidak akan mampu melaju lebih dari dua puluh meter ke arah laut sebelum
akhirnya? terbenam. Sebaliknya, bis sekolah sihir mampu menempuh jarak yang sangat jauh itu hanya
dalam waktu sembilan menit.
Menyebut kendaraan itu sebagai sebuah bis sebenarnya menyalahi definisi bus itu
sendiri. Karena bis sekolah sihir itu adalah seekor naga dengan deretan bangku
dan sebuah toilet.) Senin pagi, pukul 8:00 Akhirnya, rumah Keluarga Flood kembali sunyi. Mordonna memeriksa
penampilannya dalam cermin.
"Masih sangat cantik," katanya dan duduk dengan secangkir besar kopi kental.
Anak Keluarga Flood yang masih tertinggal di rumah, Valla, akhirnya turun ke
lantai bawah. Ia memilih tetap berada di tempat tidur bersama kelelawar vampir
peliharaannya, Nigel dan Shirley, sampai semua saudaranya meninggalkan rumah.
Kemudian, Valla bangun dan dengan santai menghabiskan sepuluh menit di dalam
kamar mandi untuk memutihkan kulit wajahnya. Setelah itu, ia turun ke lantai
bawah untuk menghabiskan secangkir darah tukang susu.
(Valla percaya dirinya akan benar-benar terjaga dan mengawali harinya dengan
baik jika ia minum darah seorang tukang susu karena semua tukang susu biasa
bangun sangat pagi.) Valla kemudian akan mengambil kaki tak dikenal dari bawah meja dapur dan
memberikannya pada Nigel dan Shirley yang akan mengunyah-ngunyahnya selagi
ia pergi bekerja. Valla adalah manajer bank darah setempat.
Baginya, pekerjaannya itu sangat menyenangkan; ia seolah telah meninggal dan
berada di surga. Ia sangat mencintai pekerjaannya sampai-sampai ia sering
membawa pekerjaannya itu pulang ke rumah. Baik kamar tidur maupun kamar
bermain miliknya di lantai bawah tanah penuh dengan kantung-kantung darah yang
berserakan. Kantung-kantung itu diberi label dan didata dengan rapi seperti
koleksi anggur termahal. Darah favorit Valla adalah tipe OOH+ yang sangat jarang, yang
hanya dimiliki oleh satu orang, dia penyanyi cantik dari Australia yang memiliki
bokong yang sangat indah. Ia hanya memiliki satu kantung kecil darah penyanyi
itu. Ia biasanya meminum setetes pada kesempatan-kesempatan istimewa.
Untuk menutupi kenyataan bahwa ia telah membawa pulang darah lebih dari
jumlah yang disumbangkan orang-orang, Valla menggantinya dengan darah palsu
yang dibuat dari saus tomat, ludah katak, dan akar tumbuhan langka dari Tristan
da Cuhna. Seringkali, tipu muslihatnya berhasil dan pasien-pasien yang menerima darah
palsu dari Valla hampir tidak pernah menjadi hiperaktif atau bahkan mati.
Senin pagi, pukul 8:30 Kedamaian hanya mampir sebentar di rumah Keluarga Flood. Ular beker yang
telah pulih dari sakit kepala - yang selalu ia derita setiap kali menggigit
Valla merayap kembali ke kamar tidur utama untuk membangunkan Nerlin, yang baru
saja sampai pada bagian terbaik dari mimpinya.
(Penyunting bahasaku melarangku menceritakan mimpi Nerlin secara detail. Jadi,
rasanya kamu harus mengarang sendiri mimpi Nerlin.)
"Selamat pagi, Tampan," sapa Mordonna ketika suaminya muncul terhuyunghuyung di
dapur. "Apa kabar pagi ini" Tidurmu nyenyak?"
"Mmmm," gumam Nerlin. "Mulutku rasanya seperti mesin cuci kuno yang penuh
dengan kaus kaki kotor."
"Itu bagus, Sayang. Mau secangkir kopi?"
"Sebentar. Aku masih menikmati kaus-kaus kaki itu."
"Mimpi indah?" "Oh ya," kata Nerlin. "Yang paling aku sukai."
"Oh , yang bersama... "
"Ya." "Dan sesuatu yang besar serta berwarna merah jambu ....?"
"Itu dia," jawab Nerlin. "Aku suka sekali mimpi itu dan, kau tahu, mimpi itu
tidak pernah membosankan."
"Tentu saja," sahut Mordonna. "Apakah dalam mimpi, aku mengenakan benda
yang berkilau itu?" "Tepat sekali. Mungkin aku sebaiknya minum kopi sekarang."
Kedamaian itu tidak bertahan lama. Beberapa menit kemudian, suara musik disko
yang berdebam-debam diiringi teriakan dan sumpah-serapah datang dari rumah
sebelah. Kemudian, anjing tetangga mulai menggonggong dengan suara menggelegar yang
membuat cangkir-cangkir kopi bergetar.
Kalian tahu kan saat segalanya terasa sempurna dan kita merasa hidup begitu
indah, selalu ada saja yang merusaknya. Hal itulah yang terjadi pada Keluarga
Flood saat ini. Tetangga dari neraka - Keluarga Dent.
"Mmm, padahal belum pukul sembilan. Mereka bangun lebih awal hari ini," kata
Mordonna sambil bangkit dari kursinya.
"Ya," sahut Nerlin. "Kita harus melakukan sesuatu. Lama-lama, aku tidak tahan
lagi." "Tidak ada gunanya menelepon polisi. Mereka tidak pernah mengambil tindakan
apa-apa." "Jangan, jangan. Kita pecahkan masalah ini sendiri."
"Yah, sekarang aku harus merapikan rumah," kata Mordonna. ''Aku mau
memeriksa apakah para laba-laba telah menunaikan tugas mereka dengan baik."
"Yah, aku juga akan mengurus lumut-lumut dan binatang-binatang peliharaan.
Sepertinya percuma, saja meminta anak-anak memberi makan mereka?"
"Sepertinya sih begitu."
Sambil diiringi keributan dari kediaman Keluarga Dent yang menggema ke seluruh
penjuru rumah, Mordonna pergi dari kamar ke kamar untuk memeriksa sarangsarang
laba-laba. Ia meninggalkan beberapa ekor laba-laba baru di tempat yang
tidak ada sarang laba-laba. Untuk mendorong semangat para laba-laba yang
merajut jaring-jaring berpola rumit itu, Mordonna meninggalkan beberapa lalat
besar nan lezat. Nerlin turun untuk memeriksa kelembapan di ruang bawah tanah serta
menyemprot tembok-tembok dengan selang untuk memastikan semua lumut tetap
segar dan sehat. Kemudian, ia turun tiga tingkat ke bawah. Namun, ia masih bisa
mendengar Keluarga Dent walau kali ini hanya berupa dentuman-dentuman yang
tidak begitu jelas. Setelah itu, ia memberi makan binatang peliharaan di ruang
bawah tanah: belut malam, keong nil raksasa, dan Doris, si burung dodo buta yang
telah berusia tujuh ratus tahun.
Tentu saja, seperti dalam kebanyakan keluarga lainnya, binatang-binatang ini
merupakan milik anak-anak yang selalu lupa memberi mereka makan sehingga
para orangtualah yang harus melakukannya.
Membersihkan tempat kotoran burung dodol buta yang telah berusia tujuh ratus
tahun bukanlah hal yang mudah bagi mereka berjantung lemah atau yang
mempunyai daya penciuman sehat. Saat membawa tempat kotoran itu ke luar dan
menuang isinya ke kebun sayuran, Nerlin merasa pusing dan harus uduk sebentar
di atas makam ibu Mordonna dan mengambil napas dalam-dalam.
(Perlu -diketahui - bahwa daun selada tumbuh setinggi dua meter -di tempatNerlin
membuang kororan Doris.) "Selamat pagi, Ibu Mertua. Bagaimana kabamya para beliatung yang sedang
menggeliat?" tanya Nerlin, dan sebagai jawabannya, gundukan tanah di bawah
tubuhnya bergetar perlahan karena Ratu Scratchrot meregangkan tulangtulangnya."
"Yah. Lebih baik aku melanjutkan pekerjaanku," kata Nerlin.
Setelah membereskan urusan sarang laba-laba, Mordonna memeriksa setiap kamar
untuk melihat apakah debu telah ditaburkan-tidak terlalu tebal di atas meja dan
menumpuk di setiap sudut. Ketika akhirnya ia telah menyelesaikan itu semua,
katak-katak dapur telah menjelajahi dan menjilati seluruh piring kotor sampai
bersih. Kodok berkulit kasar telah memakan semua bagian gosong di dasar panci
dan ular alat makan telah menyelipkan lidahnya di sela-sela garpu. Yang harus
dilakukan Mordonna sekarang adalah menyusun semua alat makan itu di dalam
lemari. Keributan dari rumah sebelah selalu agak berkurang sesudah makan siang. Itulah
saat di mana Tuan Dent, setelah berteriak-teriak dan bersumpah-serapah sepanjang
pagi, menyelesaikan makan siangnya yang berlemak dan jatuh tertidur, sedangkan
Nyonya Dent duduk sambil menonton acara Reality Show dari Amerika yang
penuh dengan orang-orangsuper tolol sehingga Nyonya Dent pun terlihat lebih
hebat. Nerlin dan Mordonna memanfaatkan keadaan sunyi yang bersifat sementara itu
dengan tidur siang, berkebun sebentar, dan memotong kuku kaki nenek yang
mencuat keluar dari kuburnya yang terletak di dekat tiang jemuran.
Kemudian, saat minum teh tiba dan kembali dilanjutkan dengan acara tidur
sebelum anak-anak pulang sekolah.
Kalau bukan karena Keluarga Dent yang menyebalkan di sebelah, hidup mereka
pastilah sempurna. Di Sini Terbaring BAB 4 Ketika keluarga Flood pindah ke Acacia nomor 13, ada dua pasangan tua yang
selalu ramah. Mereka tinggal di sebelah kiri dan kanan kediaman Flood. Saat itu
hidup terasa menyenangkan. Para tetangga datang sambil membawa kue-kue.
Sebagai gantinya, Keluarga Flood membawakan mereka kecoak goreng garing.
Salah satu dari keuntungan memiliki tetangga yang sudah tua adalah kadangkadang
mereka sudah tidak dapat melihat dengan jelas sehingga ketika anak-anak
Keluarga Flood memberikan semangkuk kecoak goreng garing-yang sebenarnya
sangat lezat-kepada mereka, pasangan tua tersebut mengira hantaran itu daging
babi garing. Kerugian dari tetangga yang sudah tua adalah mereka cepat mati. Bahkan setelah
Winchflat, si otak encer dari Keluarga Flood, menggunakan Alat Kejut Listrik
Raksasa Untuk Membangkitkan Orang Mati miliknya untuk menghidupkan
pasangan yang tinggal di rumah nomor 11, mereka hanya dapat bertahan hidup
selama beberapa minggu. (Temukan instruksi cara pembuatan alat tersebut pada bagian akhir buku agar
kamu dapat membuatnya sendiri.)
Saat itulah Keluarga Dent muncul dan menghancurkan kedamaian di sepanjang
Acacia Avenue. Mereka benar-benar tetangga dari neraka.
Mungkin bukan dari neraka yang sebenarnya, tempat beberapa teman kental
Keluarga Flood tinggal, tetapi neraka dunia - yang sebenarnya tidak benar-benar
ada; melainkan hanya sebuah ungkapan. Jika kamu pikir sudah pernah bertemu
orang yang menyebalkan atau melihatnya di televisi, Keluarga Dent benar-benar
jauh lebih parah dari mereka.
Keluarga Dent selalu bertengkar dan senantiasa bersumpah-serapah dengan keras.
Tetangga Menyebalkan Keluarga Flood Karya Colin Thomphson di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Mereka menyimpan mobil-mobil dan mesin berkarat di halaman depan mereka dan
ribuan botol kosong serta segala macam sampah di halaman belakang, yang sering
kali luber sampai ke kebun Keluarga Flood.
Keluarga Dent memelihara seekor anjing yang sangat galak di dalam salah satu
mobil tua yang ada di halaman depan. Anjing itu diberi nama Rambo. Binatang itu
selalu mencoba menggigit semua orang yang lewat.
Seluruh pakaian Keluarga Dent terbuat dari bahan nilon dan Tuan Dent
mempunyai kumis yang mengerikan dan seuntai kalung emas besar di lehernya.
Nyonya Dent mempunyai tungkai yang sarat gumpalan lemak dan rambut yang
menyerupai isi bantal kursi yang sudah direndam dalam seember cairan pemutih.
Pekerjaan Tuan Dent adalah memastikan dirinya tidak mempunyai pekerjaan.
Namun, kesempatan seperti itu juga jarang ia temui. Saat berusia delapan belas
tahun, ia pernah bekerja sebagai pembersih pipa gorong-gorong kota, tetapi ia
dipecat setelah dua hari karena pipa-pipa itu malah menjadi semakin kotor
setelah ia berada di dalamnya. Asal tahu saja, ia dengan sengaja berusaha keras
menciptakan keadaan seperti itu.
Untuk memastikan dirinya tidak akan pernah bekerja lagi, Tuan Dent sengaja
terpeleset dan membuat punggungnya terluka cukup parah sehingga berhasil
mendapatkan dana pensiun.
Pekerjaan Nyonya Dent adalah menghindari Tuan Dent dan segala hal yang
membuatnya tidak dapat menikmati televisi.
Mereka mempunyai dua anak, yang keji: Tracylene, yang punya segudang pacar,
menggunakan pemulas mata terlalu tebal, dan memiliki sel otak terlalu sedikit.
Sedangkan Dickie baru berusia sepuluh tahun, padahal ia seharusnya tidak boleh
diizinkan mencapai usia satu, dua, tiga, empat tahun, dan seterusnya. Hobi
Dickie adalah masuk ke rumah orang tanpa izin, mengencingi kursi dan meja yang ada di
sana, dan memasukkan boneka Barbie yang ia temukan ke dalam oven microwave.
Dickie berada di kelas yang sarna dengan Betty Flood dan kalau anak lelaki itu
tidak sedang mencuri bekal anak lain, ia pasti akan duduk di belakang Betty
sambil menariki rambut dan mengata-ngatai anak perempuan itu.
Satu-satunya anak Keluarga Flood yang tidak masuk ke sekolah sihir adalah Betty.
Karena ingin membuat anak itu tidak terlalu tampak seperti penyihir, Mordonna
memasukkannya ke sekolah biasa yang berada tak jauh dari rumah mereka.
Betty sebenarnya ingin pergi ke sekolah yang sama dengan saudara-saudaranya.
Orang normal - kalau kita bisa menyebut Dickie Dent dan semua anak yang ada di
kelas Betty normal - sangatlah bebal, membosankan, bodoh, dan jelek. Tidak ada
seorang pun dari mereka yang dapat melihat dalam kegelapan atau membuat pensil
bergerak tanpa menggunakan tangan atau - dalam kasus Dickie - dengan
hidungnya. Saat mulai bersekolah, Betty memutuskan untuk tetap tampil beda - tanpa
memedulikan seberapa sering orangtuanya memaksanya untuk belajar seperti
orang normal. Namun, Betty memang tidak memiliki banyak pilihan.Fakta-fakta membosankan
masuk ke telinga kiri dan keluar dari telinga kanan secepat kilat.
Betty bahkan tidak dapat mempelajari tabel perkalian sembilan. Bukan karena ia
bodoh etapi karena ia tahu hal itu tidak akan ada gunanya.
"Kau kan penyihir," desis Dickie pada Betty ketika ibu guru sedang tidak melihat
mereka. "Jangan harap aku akan menyukaimu hanya karena kau mengatakan hal-hal manis
seperti itu," kata Betty. Kemudian, ia membuat enam buah jerawat raksasa tumbuh
di dahi Dickie. "Bu Guru, Bu Guru, " jerit Dickie. "Betty membuatku jerawatan. "
"Dickie Dent. Jangan bertingkah tolol seperti itu," kata ibu guru. "Tidak ada
yang bisa membuat orang lain jerawatan."
Betty memasang senyum termanis yang selalu membuat sang guru ingin
memeluknya. Kemudian, Betty membuat jerawat-jerawat Dickie pecah sehingga isinya mengalir
turun ke wajahnya. "Bu Guru, Bu Guru. Lihat kan apa yang telah ia lakukan?" jerit Dickie lagi.
Ibu guru menjadi murka dan akhirnya ia menyuruh Dickie tinggal di kelas selama
waktu istirahat dan ia juga menulis surat kepada orangtua Dickie - yang
sebenarnya sia-sia saja karena kedua orangtua Dickie tidak dapat membaca.
Betty mungkin tidak akan terlihat terlalu aneh kalau saja ia mau makan hidangan
khas sekolah, bukannya acar cicak dan lutut kodok. Ia memang pernah mencoba
makan pai daging dan kalkun yang disediakan sekolah, tetapi ia malah muntah.
"Kau anak aneh, " kata beberapa murid kepadanya, tetapi Betty menganggap
semua itu sebagai pujian. ?
"Memangnya kenapa?" tanya Betty sambil memasang tampang polos. Ia tahu
dirinya sepuluh kali lebih cerdas daripada semua anak di sekolah itu dan ia
selalu bisa menangkis komentar mereka.
"Makan cicak dan kodok.. Ih, menjijikkan, " kata anak-anak itu.
"Kalian lihat burger kalian, kan?"
"Ya?" "Nah, inilah bahan-bahan untuk membuat burger, " kata Betty. Tiba-tiba, setumpuk
potongan tubuh binatang berbau keras dan menjijikkan muncul di atas meja. "Lihat
bokong dan kelopak mata sapi, hidung kambing, paruh ayam, zat-zat kimia, dan
bahan-bahan sampah lainnya. "
Secara mendadak, semua anak merasa sesuatu bergejolak di tenggorokan mereka
dan setengah mati menahan diri untuk tidak muntah, tetapi tetap tidak bisa.
Akhirnya, mereka semua muntah dan membanjiri seluruh lantai.
"Hei, lihat, " kata Betty. "Muntahan kalian kelihatan persis seperti makan siang
kalian." Dan anak-anak itu muntah lagi.
"Kalian semua memang bodoh, " kata Betty dan menghadiahkan setiap anak tiga
bisul besar di bagian pantat sehingga bagaimanapun mereka duduk, bisul itu akan
membuat mereka kesakitan. Betty memberi Dickie beberapa tambahan jerawat Jagi
sehingga anak itu terpaksa berdiri terus karena rasanya memang sakit sekali jika
ia duduk. "Benar kan, " tambah Betty. "Semua makanan mengerikan itu membuat kalian
bisulan. " Di Sini Terbaring BAB 5 Banyak orang membenci pekerjaan mereka.
Mereka bekerja demi uang untuk membeli makanan, rumah, dan pakaian. Ketika
bekerja, mereka biasanya membayangkan sedang bersenang-senang di tempat lain
bersama orang-orang yang mereka cintai. Mereka membayangkan hal-hal yang
mereka suka lakukan, yang kadangkala terasa seperti pekerjaan, namun terasa
menyenangkan. Orang yang beruntung benar-benar menikmati pekerjaan mereka - atau dengan
kata lain mereka mencintai hal-hal yang mereka lakukan sepanjang hari.
Nyonya Dent selalu menikmati buaian televisi. Ia memiliki sebuah pesawat
televisi di kaki tempat tidurnya yang langsung ia nyalakan begitu ia terbangun.
Ia juga memiliki televisi tahan air di kamar mandi dan sebuah lagi yang kecil di
lantai bawah. Tuan Dent menyukai hal yang ia lakukan sepanjang hari, yaitu tidak melakukan
apa-apa, ditambah makan, minum, dan tidur.
Nyonya Dent dan Tuan Dent kadang juga sangat suka saling memaki. Mereka
melakukannya setiap hari.
Keluarga Flood sebenarnya akan selalu berbahagia kalau saja tidak ada Keluarga
Dent. Seperti halnya keluarga lain, Keluarga Flood mempunyai hobi.
Di lantai bawah tanah yang luas, setiap anggota Keluarga Flood mempunyai
ruangan untuk diri mereka sendiri sehingga mereka dapat melakukan apa pun yang
mereka sukai seperti bermain atau melakukan berbagai percobaan. Namun, bahkan
ketika setiap anggota Keluarga Flood sedang sibuk melakukan kegiatan yang
mereka sukai, atau ketika Keluarga Dent sedang tidak membuat kegaduhan-hal
yang sangat jarang terjadi, tetangga menyebalkan itu selalu mampu mengganggu
pikiran mereka. Bahkan ketika seluruh Keluarga Flood sedang berada jauh di bawah tanah, tujuh
tingkat di bawah rumah mereka, Keluarga Dent tetap mampu merusak suasana.
Winehflat, si cerdas dalam keluarga, memenuhi seluruh lantai ruang bawah
tanahnya dengan perangkat menakjubkan untuk menciptakan berbagai benda yang
dapat membuat orang biasa tercengang.
Winehflat sebenarnya bisa menjadi luar biasa kaya. Ia berhasil menciptakan
tablet kecil yang dapat mengubah air menjadi bahan bakar. Ia sendiri tidak mau
repotrepot memberitahukan hal ini kepada orang lain karena ia yakin akan mampu
menciptakan sesuatu yang jauh lebih baik - seperti yang sedang ia kerjakan saat
Qini, mobil yang dapat melayang di atas tanah, membaca pikiran penumpangnya,
dan mengantar ke mana pun si penumpang inginkan. Sang penumpang tidak lagi
memerlukan tablet itu untuk membuat bahan bakar karena mobil itu mendapatkan
sumber tenaga dari seekor lebah dan bunga dandelion.
Jika bukan karena suara televisi milik Nyonya Dent yang menyebalkan, Winchflat
pasti sudah menyelesaikan pekerjaannya. Namun, suara itu sangat mengganggu
konsentrasinya. Di ruang bawah tanah yang lain, Merlinmary sedang mengisi ulang sejumlah
baterai. Rambutnya dipenuhi tenaga listrik sehingga setiap malam ia harus tidur
di dalam kamar berlapis timbal, sementara jarinya tertancap ke sebuah soket yang
akan mengisi ulang baterai-baterai untuk keperluan seluruh keluarga.
Merlinmary terlahir dengan bakat seperti itu karena pada malam Nerlin
menciptakannya di ruang bawah tanah - dengan menggunakan resep yang belum
pernah ia coba sebelumnya - sebuah kilat (seperti yang ada dalam film-film
Frankenstein) menyambar. Bedanya, Nerlin tidak perlu menggunakan sambaran
kilat untuk menghidupkan Merlinmary, ia hanya menggunakan satu sendok teh,
ulat sayur. Jadi, ketika kilat menyambar rumah itu lima belas tahun yang lalu, listrik
mengalir masuk ke ruang bawah tanah dan mencapai kaki meja laboratorium, tepat pada saat
Nerlin menghidupkan Merlinmary.
(Kilat itu juga menyambar kaki Nerlin dan ternyata ia menyukainya.)
Alhasil, listrik mengisi tubuh bayi itu dengan daya yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan seluruh Amerika selama tujuh puluh lima tahun.
(Perhitungan ini hanya berdasarkan 36,72% dari jumlah penduduk yang
menggunakan sikat gigi listrik - jadi, hasilnya bisa kurang atau lebih beberapa
tahun.) Merlinmary bahkan mempunyai begitu banyak tenaga listrik di dalam tubuhnya
sehingga ia dapar membuat meteran listrik berputar mundur. Artinya, setiap kali
Keluarga Flood menerima tagihan listrik, perusahaan listriklah yang harus
memberi mereka uang. Namun, karena gangguan dari Tuan Dent yang sering kali menderum-derumkan
mesin sepeda motornya, konsentrasi Merlinmary sering kali terganggu dan
menancapkan jari-jarinya ke steker listrik secara keliru. Hal itu membuat
rambutnya mekar dan kadangkala membuat aliran listrik separuh kota terputus. Hal
seperti itu semakin sering terjadi seiring dengan semakin gaduhnya Keluarga
Dent. Morbid dan Silent mengembangbiakkan ngengat-ngengat cantik di salah satu ruang
bawah tanah mereka. Mereka memberikan mahkota bunga anggrek yang paling
indah sebagai makanan bagi bayi-bayi ulat itu dan meletakkan pupa-pupa tersebut
di tempat tidur mini yang terbuat dari benang wol. Morbid dan Silent membantu
bayi-bayi ngengat itu lahir ke dunia dengan selamat. Kemudian, mereka mencabuti
sayap-sayap kecil ngengat itu dan memakannya. (Sayapnya, dan bukan ngengatnya
karena hal itu akan sangat menjijikkan).
Terkadang Keluarga Dent berteriak satu sama lain dan si kembar menjadi kalap.
Mereka melempar sayap-sayap ngengat dan malah memakan tubuhnya. Akibatnya,
mereka muntah-muntah. Betty menghabiskan banyak waktu untuk membuat sayap-sayap palsu bagi
ngengat-ngengat malang yang selalu merayap ke bawah pintunya. Ia membuat
sayap-sayap itu - dengan cara merebus keeoak sampai menjadi cairan kental,
mengoleskan cairan itu pada permukaan kaca, dan setelah kering, ia memotongnya
menjadi sayap-sayap kecil.
Ketika Nyonya Dent mulai melemparkan panci-pancinya, Betty menjadi panik dan
lupa berapa kali ia mengikatkan karet gelang agar sayap menempel. Hasilnya,
tubuh ngengat-ngengat itu malah patah menjadi dua.
Valla, yang walaupun sangat terobsesi pada darah - sampai-sampai ia sering
mengambil darahnya sendiri untuk dilihat dengan mikroskop - sangat mencintai
kecoak. Ia mempunyai satu ruang bawah tanah yang berfungsi sebagai panti
asuhan bagi bayi-bayi kecoak yang telah kehilangan orangtua mereka di dalam
panci Betty. Kesukaan Valla adalah memberikan donor darah kepada kecoak-kecoak yatim itu,
dan hal itu memerlukan kesunyian dan konsentrasi yang sangat dalam.
Sekali lagi, keributan dari rumah Keluarga Dent mengacaukan segalanya termasuk
konsentrasi Valla dan akhirnya banyak kecoak yang meledak.
Winchflat menyukai bintang dan planet. Ia menghabiskan waktu berjam-jam untuk
mengamati mereka, yang sebenarnya sangat sukar dilakukan di sebuah ruang yang
terletak tujuh lantai di bawah tanah. Bukannya melakukan hal yang pasti akan kau
dan aku lakukan - yaitu ke luar rumah atau naik ke atap - Winchflat malah
memecahkan masalah tersebut dengan cara memetik bintang-bintang itu. Ia telah
menciptakan sebuah alat canggih yang mampu menyedot semua galaksi di jagad
raya dan memasukkannya ke dalam botol, yang kemudian ia taruh di atas bangku.
Karena telah dididik dengan baik, Winchflat selalu mengembalikan galaksi-galaksi
itu ke tempat semula setelah ia puas memandanginya. Selalu, kecuali pada suatu
hari Minggu, ketika tiba-tiba ada ledakan dari kebun belakang Keluarga Dent
Dickie bermain-main dengan korek api di gudang setelah menghabiskan tiga
kaleng kacang polong - dan hal tersebut membuat Winchflat menekan tombol B
sebelum tombol A. Akibatnya, galaksi yang seharusnya berada di dalam gugusan
Bimasakti menjadi berada di sisi lain; posisi galaksi itu bahkan terbalik.
Satanella pun mempunyai ruang bawah tanah sendiri. Di tengah lantai ruang itu
terdapat sebatang pohon. Pertama-tama, Satanella akan mengendus-endus pohon
itu, kemudian ia akan mengejar seekor kucing sampai naik ke atas pohon itu.
Tentu saja, kucing itu bukan Vlad; melainkan kucing yang disewa dari sebuah tempat
penyewaan kucing bernama Penyewaan Kucing Penakut.
Satanella kemudian akan duduk di dekat pintu sambil menunggu kucing itu
mencoba melarikan diri. Kucing itu selalu berhasil kabur karena perhatian
Satanella terpecah akibat letusan yang dibuat Dickie Dent.
Mordonna terus berusaha menawarkan jasa untuk mengembalikan wujud Satanella
menjadi seorang gadis kecil, tetapi Satanella seIalu menolak. Ia mengatakan pada
Mordonna, "Hidup itu sangat sederhana jika kau menjadi seekor anjing. Makan,
tidur, dan mengejar kucing. Itu saja. Oh, dan sedikit garukan di belakang
telinga, dan tentu saja mengejar-ngejar tongkat serta bola. Tidak ada yang lebih baik
dari itu semua." Namun, ada kalanya Satanella berharap kembali menjadi seorang gadis sehingga ia
dapat memukul Dickie. Winchflat membuatkan adiknya sebuah mesin yang secara otomatis dapat
melemparkan tongkat dan bola karet merah. Satanella menyimpan mesin itu di
sebuah ruang yang panjang dan sempit. Walaupun tidak ada seorang pun yang mau
mengaku, sebenarnya setiap orang - kakak, adik, bahkan kedua orangtua - telah
bermain dengan mesin itu ketika mereka pikir tidak ada orang yang melihat.
(Winchflat menciptakan sebuah mesin yang akan berbunyi keras kalau ada orang
lain yang datang mendekat sehingga ia TIDAK pernah tertangkap basah sedang
mengejar-ngejar bola karet merah.)
Hal itu adalah rahasia yang telah diketahui setiap anggota keluarga, tetapi
mereka pura-pura tidak tahu. Aku rasa pepatah berikut ini benar juga, "Selalu ada sifat
keanjing-anjingan di dalam diri setiap orang."4
(Penyunting bahasa: "Tidak ada yang pernah berkata seperti itu.")
Nerlin dan Mordonna berbagi satu ruang bawah tanah, tetapi kalian semua belum
cukup umur untuk mengetahui fungsi ruangan itu. Agar-agar rasa jeruk, rantai,
kaus kaki, beberapa cangkir cokelat panas, dan sebuah kursi malas besar ikut
terlibat dalam masalah ini (walaupun tidak harus dengan urutan seperti itu),
tetapi
Tetangga Menyebalkan Keluarga Flood Karya Colin Thomphson di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
yang pasti, bahkan hobi mereka pun terganggu oleh keributan yang dibuat
Keluarga Dent. Minggu sore, pukul 3:42 - pertemuan keluarga
"Kita harus melakukan sesuatu," kata Nerlin. "Sesuatu yang bersifat permanen."
"Ya," kata Satanella. Ia menyukai kata permanen. Ia merasa ada darah - dalam
jumlah besar - yang terlibat.
"Kalian bisa melihat sendiri mengapa nama mereka Dent - penyok," kata Valla.
"Mereka merupakan bagian penyok dalam masyarakat."
"Betul''' semua setuju.
"Dan apa yang akan kita lakukan pada bagian penyok seperti itu?" tanya Betty.
"Kita tambal," kata Winchflat.
"Tidak. Kita harus mengetoknya sampai gepeng terlebih dahulu," kata Morbid.
Silent mengangguk. "Grrrr," kata Satanella sambil berpikir betapa menyenangkannya kalau ia bisa
mengunyah-ngunyah tulang milik salah seorang Dent.
"Tidak dapatkah kita memantrai mereka supaya mereka bersikap lebih baik?" kata
Mordonna. ''Ah, bosan," kata Betty. "Lagi pula, mereka jelek serta tolol dan kita ingin
mereka pergi dari Acacia Avenue ini."
"Sebenarnya, kita ingin mereka pergi dari kota ini," kata Winchflat.
"Dari galaksi ini," kata Valla.
"Kupikir kau harus pergi dan bicara pada mereka sebelum kita memutuskan untuk
melakukan sesuatu," kata Mordonna.
"Baik, Sayangku, tetapi pasti tidak akan ada gunanya," kata Nerlin. "Orang-orang
seperti itu tidak bisa berpikir logis."
''Aku akan ikut denganmu, Yah," Merlinmary menawarkan diri. "Jika ada masalah,
aku tinggal menyetrum mereka."
Keluarga Dent telah mengubah halaman depan mereka menjadi sebuah kandang
babi.Namun, tidak ada seekor babi pun yang mau tinggal di situ. Di sana ada tiga
mobil yang sudah berkarat-satu di antaranya menjadi tempat tinggal Rambo; satu
lagi adalah tempat Tracylene mengurung pacar-pacarnya sehingga mereka tak bisa
melarikan diri, dan yang terakhir adalah tempat tidur Tuan Dent kalau ia terlalu
mabuk untuk menemukan pintu depan rumahnya sendiri.
Rumput setinggi satu meter tumbuh di antara mobil-mobil itu dan mengubur
sampah yang tidak pernah berhasil mencapai tempat sampah.
Ketika Nerlin dan Merlinmary berjalan melewati lubang di tembok yang
sebelumnya adalah pintu gerbang, Rambo mengangkat kepalanya melewati jendela
depan mobil yang telah pecah dan menggeram.
Anjing itu memakai kalung dengan paku-paku besar dan ia terikat ke roda kemudi
dengan seuntai rantai besar. Matanya bersinar-sinar seperti bara menyala, tetapi
susah untuk memastikan apakah ia benar-benar melihat ke arah kita karena
matanya juling. Penglihatannya benar-benar buruk sampai-sampai ia pernah
menggigit kakinya sendiri karena mengira ia sedang menyerang tukang pos.
''Apa mau kalian?" tanya Tuan Dent ketika melihat Nerlin dan Merlinmary berdiri
di beranda depan. "Pergi kalian, dasar orang aneh."
"Tidak perlu kasar begitu," kata Nerlin. "Kami hanya ingin bicara."
''Aku bilang pergi, dasar makhluk-makhluk aneh! Atau aku akan melepaskan
Rambo untuk mengejar kalian."
"Oh, aku tidak akan melakukan hal itu kalau aku jadi kau," Nerlin memberi
peringatan. "Oh ya, oh ya," kata Tuan Dent. "Kenapa tidak?"
"Pokoknya tidak," sahut Nerlin.
Tuan Dent langsung melepaskan Rambo.
Anjing gila itu sangat ingin mengejar Nerlin sampai-sampai ia menabrak Tuan
Dent sehingga tuannya itu melayang, berlumur air liur, dan berbau napas anjing.
Namun sebelum Rambo sempat mencapai Nerlin, Merlinmary telah menjentikkan
jarinya dan anjing rottweiler raksasa itu pun menjadi seekor anjing pudel kecil.
Ketika Tuan Dent berjuang bangkit, Rambo si pudel masuk ke dalam pipa celana
panjangnya dan menggigit sang tuan pada bagian yang tidak pernah tersentuh sinar
matahari. "Kau bang-" Tuan Dent mulai mengumpat, tetapi sakit yang ia rasakan begitu
menggigit sehingga ia tidak mampu menyelesaikan kalimatnya.
Rambo menggigit lagi, menyelinap turun lewat sisi lain dan berlari masuk ke
rumah. Tuan Dent dengan air mata berlinang akibat rasa sakit, terhuyung-huyung berdiri
dan langsung menuju bagian belakang mobil Rambo. Rasa sakitnya menjadi
penderitaan yang teramat sangat ketika ia terjatuh, dan tangannya tergores
pecahan botol. "Kau, kau, kau," semburnya sambil merangkak ke dalam rumah, di mana Rambo
telah menunggunya untuk menuntut balas atas semua tendangan dan umpatan yang
selama ini ia terima dari Tuan Dent. Ia berlari dari satu ruangruang lain di
rumah Keluarga Dent sambil melancarkan aksi. balas dendamnya.
Sesuai dengan namanya - poodle (pudel dalam bahasa Inggris) - anjing itu
meninggalkan poo atau kotoran di mana-mana.
Anjing kecil dapat berlari lebih kencang daripada anjing besar atau manusia.
Itulah sebabnya Keluarga Dent yang berbadan besar dan canggung tidak dapat
menangkap Rambo, entah seberapa kerasnya mereka berusaha. Mereka telah
membuat jebakan dengan menggunakan makanan, tetapi Rambo tiga kali lebih
cerdas dari mereka - sebenarnya, bahkan burung merpati pun lebih cerdas dari
mereka - jadi semua jebakan itu percuma saja.
"Bagus, Sayang," kata Nerlin kepada anak perempuannya ketika mereka beranjak
pergi. "Satu - kosong untuk kita, kurasa."
Di Sini Terbaring BAB 6 Kesokan harinya, ketika anak-anak Keluarga Dent berada di sekolah dan Nyonya
Dent berada di tempat seperti biasa - di depan televisi - sambil menonton
Cuplikan Film Istimewa Dr. Clint dan Tuan Dent masih terlelap di tempat tidur, Rambo naik
ke tempat tidur Dickie dan tidur di sana. Anjing itu memimpikan masa kecilnya
bersama kakak-kakak dan adik-adiknya. Hidup terasa menyenangkan saat itu, tiga
bulan pertama sejak ia lahir. Kemudian, Rambo tinggal bersama Keluarga Dent
dan sejak saat itu, segalanya berantakan. Setelah bertahun-tahun dirantai di
dalam mobil bobrok itu, Rambo merasa nyaman tidur di kasur Dickie - terlalu nyaman
malah, sampai-sampai ia tidak ingin turun dari tempat tidur dan pergi ke luar
untuk buang air. Jadi, kita tidak butuh imajinasi yang berlebihan untuk mengetahui apa yang
terjadi ketika Dickie Dent menaikkan kakinya yang telanjang ke atas tempat tidur malam
itu. Sebenarnya, ia tidak segera menyadarinya. Ia menggosok-gosokkan kakinya
sehingga benda itu masuk ke sela-sela jari kakinya dan ketika bau dari benda
tersebut merayap ke luar dari balik selimutnya, barulah ia sadar.
Mulanya, Dickie mengira benda itu adalah masakan ibunya karena kakaknya
sering mempermainkannya tetapi kemudian, ia menyadarinya.
"Ibuuuu," teriaknya, tetapi Nyonya Dent baru saja memindahkan saluran televisi
ke acara Edisi Istimewa Kejutan Sang Kakak, di mana sel-sel otak baru saja
ditemukan pada salah satu peserta dan penonton harus menebak siapa pemilik
selsel itu. "Semua ini gara-gara Keluarga Flood," gumam Dickie. "Kalau saja mereka tidak
melakukan apa-apa pada Rambo .. . . "
Dickie selalu takut kepada Rambo ketika anjing itu masih berupa seekor
rottweiler. Saat masih bayi, sang ayah pernah menggendongnya ke dekat taring anjing galak
yang berlumuran ludah itu. Tetapi Rambo adalah anjing mereka dan Keluarga
Flood telah mengubahnya menjadi seekor anjing pudel merah jambu-yang
kemudian mengotori tempat tidurnya.
Dickie ingin menuntut balas. Anak itu memutuskan untuk menunggu sampai
Keluarga Flood keluar rumah. Kemudian, ia akan menyelinap masuk ke rumah
mereka dan membalas sakit hatinya.
Tetapi selain jahat dan nakal, Dickie Dent juga teramat sangat bodoh. Ia terlalu
bodoh untuk menyadari bahwa tempat terakhir di bumi untuk dimasuki secara
paksa adalah rumah milik keluarga penyihir. Dickie menunggu sampai seluruh
Keluarga Flood meninggalkan rumah untuk acara jalan-jalan malam hari di
pemakaman setempat. Kemudian, ia menendang dan membuat lubang di pagar.
Setelah itu, ia menyelinap masuk ke halaman belakang milik Keluarga Flood. Pintu
belakang rumah itu tidak dikunci sehingga Dickie dapat masuk.
Salah satu contoh kebodohan Dickie adalah ia tidak dapat berhitung. Saat melihat
Keluaga Flood keluar rumah, ia tidak memastikan jumlah mereka ada sembilan
orang. Dan yang membuktikan Dickie teramat sangat bodoh ia tidak menyadari
bahwa anggota Keluarga Flood yang tidak keluar rumah adalah teman satu
sekolahnya sendiri. Rumah Keluarga Flood terasa menyeramkan. Udara di sana dingin dan lembap,
walaupun di luar cuaca musim panas terasa hangat. Tidak ada bekas pembungkus
keripik atau sisa-sisa burger berjamur seperti yang ada di dapur rumahnya
sendiri. Seluruh rumah Flood berbau mengerikan.
Tempat itu berbau bersih.
Baiklah, pikir Dickie, saatnya balas dendam.
Ia berjalan ke arah laci dapur dan menarik laci paling bawah. Ia lalu menurunkan
celananya. Tetapi Dickie tidak sendirian. Ketika ia mulai berkonsentrasi dan merapatkan
gigigiginya, Betty diam-diam turun ke lantai bawah. Dickie menutup matanya
rapatrapat dan mulai mengejan.
Betty sedang mengerjakan pekerjaan rumah di kamarnya ketika ia mendengar
suara Dickie menendang pagar.
Saat ini, ketika Dickie bersiap-siap buang hajat di laci dapur, Betty membuat
kaki anak lelaki itu terangkat.
Saat terjatuh, Dickie menggapai benda terdekat-yaitu celana panjangnya - dan
menariknya ke atas. Akhirnya, Dickie menyadari apa yang telah ia lakukan, tetapi
nasi telah menjadi bubur, dan ia terduduk dengan suara ceprot.
"Halo, Dickie," kata Betty. "Kelihatannya ada anak jorok yang buang kotoran di
celana." Tutup sebuah botol-yang berisi mata kodok dalam rendaman minyak ikan - yang
terletak di atas rak melayang jatuh dan isinya tumpah ke atas kepala Dickie.
"Ternyata, kau juga ceroboh." Betty tertawa ketika makhluk-makhluk sisa sarapan
yang tadinya bersembunyi di bawah? kompor merangkak menaiki kaki Dickie.
"Aku, aku, aku tidak takut padamu!" jerit Dickie.
"Kau seharusnya takut."
"Kau cuma seorang penyihir bodoh," Dickie terisak.
"Penyihir, iya," kata Betty. "Bodoh, tidak."
Mata-mata kodok itu mengalir turun dari wajah Dickie ke baju kausnya dan
menatap anak itu. Dickie mencoba bangkit, tetapi lantai basah karena minyak ikan
sehingga ia terus terpeleset.
"Tunggu saja sampai kuadukan kau pada ayahku!" jerit Dickie.
"Kaupikir kau masih akan bertemu ayahmu?" Betty tertawa.
Anak perempuan itu sangat menikmati keadaan itu. Sebagian kecil dari otaknya
sedikit merasa bersalah, tetapi ia adalah penyihir dan Dickie anak yang jahat.
Jadi, sebagian besar otak Betty mengatakan pada dirinya: Ini asyik sekali, ya"
"Kau masih ingat saat rambutmu terbakar di kelas?" tanya Betty.
"ltu cum a kecelakaan, " tukas Dickie, meskipun ia tahu hal itu bukanlah
demikian. Ia tahu Betty yang bertanggung jawab.
"Aku rasa bukan, " kata Betty.
Rambut Dickie mulai berasap dan ia mencoba merangkak ke arah pintu, tetapi
kemudian jatuh lagi dengan wajah menghantam lantai. Betty berdiri menjulang di
atasnya dengan senyum polos menghiasi wajah.
"Kau takut sekarang?" tanya Betty.
"T-t-t-t-tidak," Dickie berbohong.
Mata-mata kodok itu kembali mengalir turun ke wajahnya dan menatap Dickie
lekat-lekat. Anak itu mulai merintih.
"Kau seharusnya takut," kata Betty.
Dickie mencoba merayap ke arah pintu.
Betty menjentikkan jarinya dan cairan lengket di sekujur tubuh Dickie mulai
terasa panas Dua biji mata kodok masuk ke dalam lubang hidung Dickie, disusul dua
yang lain. Anak itu tidak bisa berpura-pura lagi. Ia sangat ketakutan dan mulai
menangis. "Kau bisa minta maaf sekarang," kata Betty.
"Maaf," isak Dickie.
"Tidak kedengaran," kata Betty.
"Maaf. " "Lebih keras lagi. "
"Aku minta maaf. Aku minta maaf," teriak Dickie keras-keras. Sekarang air
matanya mengalir deras di wajah dan ia juga mengompol di celananya.
"Kau memang benar-benar anak jorok, ya?" kata Betty.
"Benar, maafkan aku," isak Dickie.
"Masuk ke rumah orang tanpa izin dan melakukan hal-hal yang menjijikkan serta
berbuat keji pada semua orang. "
"Ya. " "Menarik rambut orang, membakar barang-barang, dan menggores mobil orang
lain. " "Ya. " "Kau benar-benar kotoran babi yang tak berguna," kata Betty.
"Iya... maaf!" jerit Dickie.
"Dan kau anak gendut yang suka berbohong juga, kan?"
"Ya. " "Dan itulah masalah utamanya, " kata Betty. "Kau terus minta maaf padahal kau
berbohong. " "Tidak. Aku tidak berbohong. Sungguh, " Dickie memohon.
"Benarkah" "
"Benar. " Minyak ikan i tu tidak teras a panas lagi.
Dickie menyambar sebuah kursi dan bangkit berdiri.
"Bolehkah aku pergi sekarang?" tanyanya.
"Kau berjanji tidak akan berbuat jahat lagi?" tanya Betty.
"Ya," kata Dickie sambil menyilangkan jemari di belakang tubuhnya. Hal tersebut
menandakan dirinya tidak bersungguh-sungguh.
Namun dasar anak bodoh; ketika Dickie membalikkan badan, jari-jarinya masih
tersilang sehingga Betty dapat melihat apa yang ia lakukan. Sebenarnya hal itu
bukanlah masalah besar karena Betty toh tidak berniat membiarkan anak itu pergi.
"Berhenti, " sambar Betty dan kaki Dickie langsung menempel ke lantai. "Aku
berubah pikiran. " "Apa?" "Jadi kulkaslah kau," kata Betty. "Jadi sangat kulkaslah kau!"
Dickie tertawa mengejek, seperti yang selalu dilakukan semua anak nakal di
seluruh dunia dengan sangat baik dan benar.
"Apakah maksudmu Jadi kakulah kau, anak bodoh?" seringai Dickie.
"Aku tahu apa yang aku maksud," tukas Betty. Ia memang seharusnya bermaksud
mengatakan Jadi kakulah kau karena takut, tetapi seperti yang sering terjadi
pada orang-orang yang terlalu bersemangat, lidahnya menjadi agak keriting. Namun,
Betty tidak ingin Dickie; mengetahui hal itu.
Pelan-pelan, Dickie rnerasa tubuhnya berubah bentuk menjadi persegi panjang.
Rasanya tidak sakit sama sekali. Betty memang penyihir, tetapi ia juga baik hati
dan lemah lembut. Ia berharap akan berubah saat tumbuh dewasa nanti.
Dickie tetap tegak berdiri, tetapi ia tidak dapat melarikan diri karena kakinya
seolah-olah lenyap. Ia masih mempunyai kaki bahkan kakinya ada empat sekarang
dan mereka adalah kaki hidrolik yang dapat menyeimbangkan diri.
Ketika Dickie memandang ke bawah - mungkin untuk yang terakhir merasa
tampangnya menjadi lebih enak dilihat karena tubuhnya terbuat dari baja tahan
karat dan bukan dari kulit dan lemak. Pada pintu sebelah kiri, terdapat sebuah
alat
Tetangga Menyebalkan Keluarga Flood Karya Colin Thomphson di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
pembuat es batu cantik dan sebuah televisi plasma di sebelah kanan.
Jadi, tentu saja, Dickie telah meninggal dunia - yang memang sudah sepantasnya
terjadi - sehingga dunia terbebas dari ancaman orang seperti dirinya. Namun, ia
mati dengan perasaan bahagia dan sangat berkilau. Pikirannya yang terakhir
adalah: Wow, mungkin aku adalah Lemari es tertampan dan termahal yang pernah
dijual.. Andai ibu dapat melihatku saat ini.
Dan hal terakhir yang ia katakan adalah:
"Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmm." Gumamannya yang lembut dan mahal itu terdengar beberapa kali
sehari. "Semua sihir yang kulakukan tadi membuatku sangat lapar," kata Betty kepada
dirinya sendiri. "Aku jadi ingin tahu apa yang ada di dalam lemari es yang baru
saja kubuat dari tubuh seseorang ini."
Betty tadinya merasa kulkas Dickie mungkin masih kosong dan harus dibiarkan
semalaman agar benar-benar dingin. Namun kemudian, ia teringat bahwa Dickie
adalah kulkas ajaib. Dan ketika ia melongok ke bagian dalam, kulkas itu ternyata
sangat indah, dingin, dan penuh makanan kesukaan Betty. Di dalam lemari
pembeku, ada tujuh belas jenis es krim.
Sedangkan di rak pendingin, ada sepiring besar kambing guling dingin dan dua
liter saus rasa mint. Ada juga sayap ayam panggang, puding kurma lengket, dan
sekotak besar cokelat yang tidak berlapis permen keras.
Betty mengambil sekotak es krim stroberi yang sangat lezat.
"Luar biasa," kata Betty ketika Vlad tuntas menjilati minyak ikan di lantai
dapur. Di Sini Terbaring BAB 7 Pada awalnya, tidak ada anggota Keluarga Dent yang menyadari bahwa Dickie
telah hilang. Tuan dan Nyonya Dent tidak terlalu menyukai anak-anak mereka.
Semakin jarang mereka melihat anak-anak itu, semakin bahagia mereka. Suatu
ketika, Tracylene pernah dipenjara selama sebulan karena mengutil, dan
orangtuanya bahkan tidak menyadari bahwa ia tidak pulang ke rumah.
Ketika menyajikan burger, kentang goreng, dan kacang polong di atas meja untuk
Dickie, Nyonya Dent sadar bahwa ia baru saja menaruh piring itu di atas piring
lain yang juga berisi burger, kentang goreng, dan kacang polong.
Nyonya Dent heran mengapa anaknya tidak menyantap hidangan itu malam
sebelumnya. Ia berteriak memanggil Dickie, tetapi anak itu tidak kunjung
menjawab, padahal acara kegemarannya sudah mulai. Wanita itu tidak peduli
apakah anaknya menjawab atau tidak. Musik pembuka sedang diputar dan hal itu
menariknya seperti magnet ke layar televisi.
(Program televisi favorit Nyonya Dent adalah Acara Permak Penampilan Selebriti
Yang Teramat Sangat Tolol, Gemuk, dan Jelek, di mana orang-orang yang lebih
bodoh, gemuk, dan bahkan lebih bodoh dari Nyonya Dent dipermak habis-habisan
oleh dokter-dokter yang kaya-raya dan diubah menjadi orang-orang yang sangat
langsing dan tidak terlalu jelek, namun tetap bodoh, dan tidak percaya bahwa
mereka, tetaplah para pecundang. Acara ini membuat Nyonya Dent merasa dirinya
jauh lebih baik.) Nyonya Dent membutuhkan lima tumpuk piring berisi burger, kentang goreng, dan
kacang polong di atas meja untuk sadar bahwa mungkin Dickie memang tidak ada
di rumah. ''Anak itu pergi ke mana sih?" kata Nyonya Dent sambil duduk dan kembali
menonton televisi. "Siapa?" tanya Tuan Dent. "Tracylene, ambilkan ayah sebotol bir lagi."
Lemari es yang berisi bir berada di lorong dan letaknya lebih dekat ke kursi
tempat Tuan Dent menonton televisi. Namun, ia menganggap mengambil minuman untuk
dirinya sendiri sebagai beban yang terlalu berat.
"Ambil saja sendiri," teriak Tracylene dari kamar tidurnya. Perasaannya terhadap
sang ayah sama seperti perasaan seseorang saat menginjak kotoran anjing. "Aku
pergi, Ma." "Jangan lakukan hal-hal yang tidak akan kulakukan," kata Nyonya Dent.
"Peduli amat." Tracylene mengenakan pakaian favoritnya, walaupun makan malamnya - yang
selalu terdiri dari burger, kentang goreng, dan kacang polong - membuat pakaian
itu menjadi terlalu sempit dan ketat untuk tubuhnya.
"Mungkin agak menciut ketika dicuci," karanya sambil mematut-matut diri di
depan cermin. "Tapi masih keliharan bagus, kok."
Mungkin itu definisi yang aneh untuk kelihatan bagus.
Sebagian besar tubuh Tracylene menonjol ke luar dari rok mininya yang berwarna
merah jambu norak dan sebagian besar dadanya menolak untuk tetap berada di
tempatnya. Kenyataan bahwa sepatu hak tingginya yang lancip tidak patah akibat
berat badan Tracylene yang keterlaluan membuktikan bahwa para insinyur Cina
memang orang-orang yang pintar.
"Pakaian dalam murahan," gumamnya sambil mengoles kelopak matanya lagi
dengan lebih banyak pemulas mata dan bibirnya dengan gincu.
"Celana dalam murahan! Celana dalam murahan!" jerir Adolf, si burung parkit satu
lagi binatang peliharaan Keluaga Dent. Adolf tinggal di kamar Tracylene dan
anak perempuan itu telah mengajarinya berbicara.
Setiap kali Tracylene becermin - ia melakukannya lusinan kali dalam sehari Adolf
akan bersiul dan berkata, "Tambah lagi gincunya, Sayang!" dan "Tungkai
yang menawan!" Namun ketika hanya sendirian saja di kamar, Adolf akan melihat ke dalam cermin
dan berkata kepada bayangan dirinya, "Memang pekerjaan yang memuakkan,
tetapi seseorang harus melakukannya."
Tracylene berjalan terhuyung-huyung ke luar dari pintu depan dan pergi menemui
teman-temannya, Shareelene dan Torylene serta sekumpulan anak lelaki jerawatan
yang memuja mereka. Setelah beberapa hari berlalu dan jumlah tumpukan burger, kentang goreng, dan
kacang polong dingin telah meningkat menjadi delapan piring, Nyonya Dent
mendapat ide. Besok ia akan menaruh piring kesembilan di samping tumpukan itu - bukannya di
bagian atas - sehingga tumpukan itu tidak akan jatuh berantakan.
Itu adalah hal paling rumit yang dipikirkan oleh Nyonya Dent sepanjang bulan
ini. "Ia tidak masuk sekolah selama seminggu ini," kata Nyonya Dent malam
berikutnya ketika Tuan Dent pulang dari kantor dinas sosial untuk melaporkan
bahwa sakit punggungnya bertambah parah. "Apakah kita harus menghubungi
polisi?" "Siapa" Untuk apa?" tanya Tuan Dent.
"Tracylene, ambilkaln sebotol bir lagi!"
"Ambil saja sendiri," kata Tracylene. Perasaannya terhadap sang ayah sarna
seperti perasaan orang saat sedang mual. "Aku pergi, Ma."
"Jangan lakukan hal-hal yang tidak akan
kulakukan," kata Nyonya Dent.
"Peduli amat." Tracylene mencoba membayangkan hal-hal yang tidak akan dilakukan ibunya,
tetapi tidak berhasil. Nyonya Dent menghubungi polisi.
Awalnya, polisi tidak mau datang ke rumah Keluarga Dent.
"Keluarga itu selalu menimbulkan masalah sejak pindah ke sini," kata Sersan
LeDouche - setelah ia meletakkan gagang telepon. "Sang ibu pernah ditangkap
akibat menyetir secara ugal-ugalan dan sang ayah karena mabuk, melakukan halhal
tercela. Anak perempuan mereka juga pernah dihukum karena mengutil dan
yang lelaki selalu membuat masalah. Mereka itu benar-benar berita buruk."
"Mungkin kalau kita diam saja, mereka akan menghilang satu demi satu," kata
asistennya. "Aku harap begitu," kata si sersan.
Namun, Nyonya Dent terus menelepon mereka selama beberapa hari sampai bulan
selanjutnya sehingga polisi tidak dapat tidak menghiraukannya lagi. Ketika
mereka sampai di rumah di Acacia Avenue nomor 11, di atas meja dapur sudah ada
tumpukan empat puluh tiga buah piring yang berisi burger, kentang goreng, dan
kacang polong dingin. Nyonya Dent merasa jika ia berhenti menumpukkan
piringpiring itu di atas meja, ia mungkin tidak akan pernah melihat Dickie lagi.
"Baiklah, Nyonya Dent, kapan anak lelakimu menghilang?" tanya LeDouche.
"Um, satu, dua, tiga, empat "
Nyonya Dent mencoba menghitung tumpukan piring yang berisi makanan dingin
itu, tetapi ia berhenti pada hitungan ketujuh.
Sersan polisi itu dapat menghitung sampai lima belas. Ia melakukannya sampai
tiga kali, dan kemudian ia menyisihkan dua piring.
"Aku belum menaruh makanan untuk hari ini," kata Nyonya Dent. "Jadi, tambah
satu hari lagi." "Reumm, yurghhmm oh," kata sersan itu dengan mulut penuh burger dingin.
Polisi mengambil tumpukan makan malam dingin itu untuk pemeriksaan forensik,
termasuk semua bir yang ada di dalam lemari es - barangkali ada sidik jari di
sana. ''Apakah kalian tidak ingin memeriksa kamar Dickie?" tanya Nyonya Dent.
"Pasti menjijikkan, kotor, bau, ada poster-poster mobil sport berwarna merah,
pakaian kotor, handuk basah, tempat tidur yang tidak pernah dirapikan, majalah
tak senonoh, dan mainan rusak. Iya kan?" kata LeDouche.
"Ya, tapi apakah kalian tidak ingin memeriksanya untuk mencari DNA?"
"Nyonya Dent, kami tidak benar-benar melakukan hal seperti itu. Anda terlalu
banyak menonton televisi."
"Jangan bodoh," kata Nyonya Dent. "Mana ada orang yang terlalu banyak
menonton TV?" "Terserahlah," kata sersan itu dan berlalu pergi.
Polisi itu berpikir untuk memasang poster pengumuman bahwa Dickie telah
menghilang, namun anak itu jelek sekali sehingga LeDouche membatalkan
niatnya. Poster seperti itu hanya akan menakut-nakuti orang.
Di Sini Terbaring BAB 8 Sementara itu, Keluarga Flood sedang menikmati kulkas mereka yang baru.
Mulanya, Betty berpikir ia mungkin akan mendapat masalah akibat ulahnya, tetapi
ternyata semuanya merasa gembira.
"Kulkas ini jauh lebih bagus dari yang lama," kata Nerlin. "Yang paling modern
di kelasnya. Luar biasa."
"Dan berkurang seorang Dent dari dunia ini," kata Valla. "Bagus sekali, Adik
sayang." "Jangan. Jangan, Valla-ingat apa yang terjadi saat terakhir kali kau
melakukannya?" Mordonna memperingatkannya.
''Apa"'' tanya Valla.
"Tanganmu copot, dan aku butuh waktu yang sangat lama untuk menjahitnya
kembali." "Bukankah memang itu yang harus terjadi ketika kita melakukan tos?" tanya Valla.
"Tidak, bukan begitu."
Bahkan Vlad pun menyukai kulkas yang baru. Ketika berjalan di depan kulkas itu,
ia dapat melihat bayangannya sendiri pada kedua pintu dan berpura-pura bahwa itu
adalah kucing lain yang sedang menguntitnya. Terlebih lagi, di dalamnya ada
sebuah akuarium dingin berisi ikan cupang yang suka berkelahi - ikan favorit
Vlad - yang dipelihara pada suhu tertentu sehingga mereka selalu merasa marah dan
terus berkelahi sampai mereka meluncur masuk ke tenggorokan kucing itu.
Kulkas itu benar-benar ajaib dan menawarkan sesuatu untuk masing-masing
anggota Keluarga Flood. "Susah dipercaya. Lumpia usus berlapis cokelat ini benar-benar lezat," kat a
Merlinmary. "Dan jempol-jempol kaki penari balet ini sangat luar biasa," kata Winchflat.
"Aku tidak pernah tahu bahwa darah seorang pembunuh berantai sederhana bisa
terasa nikmat," kata Valla.
"Pekerjaan hebat, sayang," kata Nerlin kepada Betty. "Kami benar-benar bangga."
"Ini adalah proses daur ulang terunggul," kata Winchflat. "Ambil sesuatu yang
sudah rusak serta tak berguna dan ubah menjadi sesuatu yang benar-benar
bermanfaat. Aku sangat senang kau telah menambahkan sentuhan akhir yang
sempurna sehingga kita tidak perlu lagi memolesnya. Baja antikarat agak susah
dirawat lho." Dickie diam saja. Ia telah menjadi kulkas, dan biasanya kulkas - bahkan yang
paling canggih sekalipun - tidak pernah bicara.
Ia hanya menggumam dan mendengung dengan perasaan bahagia.
Dan karena Dickie adalah kulkas ajaib, tak peduli berapa pun banyaknya makanan
lezat yang telah dihabiskan oleh Keluarga Flood, makanan di dalamnya kulkas itu
tidak pernah habis. "Namun, aku percaya sebentar lagi kamu akan dapat membeli lemari es yang bisa
memberitahukan kapan kamu perlu membeli susu lagi atau melempar ke luar
potongan ayam yang sudah kadaluwarsa, dan mengeluh ketika kamu memasukkan
benda-benda yang seharusnya tidak diletakkan di sana, seperti bangkai anjing
atau ular sayur. Di Sini Terbaring Bab 9 Berikutnya, yang hilang adalah Tracylene.
Suatu malam, ia sedang menunggu pacar cadangannya yang tidak begitu tampan di
balik semak-semak di halaman belakang. Ia mengenakan rok mini baru berwarna
ungu dengan belahan pada bagian sisi, dan gincu merah menyala - yang dijamin
akan membuat setiap pria tergila-gila - yang ia beli lewat internet.
(Dari www.cewekgenit.com. yang menjual barang-barang dengan harga selangit
yang akan membuat kamu kelihatan sangat murahan. Nama gincu Tracylene
adalah Wajah Menor.) Ia juga mengenakan sepasang sepatu dengan hak yang sangat tinggi sehingga ia
harus berdiri di atas kardus untuk memakainya.
Si pacar, yang mengaku bernama Jean-Claude tetapi sebenarnya bernama
Graham, tersesat di kebun sebuah rumah di seberang jalan. Tracylene sangat bosan
Dendam Jago Kembar 1 Jodoh Rajawali 12 Pusaka Hantu Jagal Naga Pembunuh 10
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama