Ceritasilat Novel Online

Sweet Enemy 1

Sweet Enemy Karya Santhy Agatha Bagian 1


Santhy Agatha Sweet Enemy situs baca secara online ini dibuat oleh Saiful .... admin http://ceritasilat.mywapblog.com Pedang Sakti Cersil Istana Pendekar Dewa Naga Raja Iblis
Racun Ceritasilat.... thank.
Penerbit : Saira Publisher Sweet Enemy SWEET ENEMY Oleh: (Santhy Agatha) Copyright ? Maret 2013 by (Santhy Agatha)
Penerbit (Saira Publisher) (www.anakcantikspot.blogspot.com)
(demondevile@gmail.com) Editor Meyrizal & Mendy Jane
Desain Sampul: (Picture by Google design Saira Production)
Diterbitkan melalui: www.nulisbuku.com Sweet Enemy Colorful Of Love Enjoy The Series! Colorful of love adalah seri bertema romantis dengan kisah
percintaan empat tokoh gadis yang memiliki kisah berbedabeda. Ikuti kisah mereka
dan nikmati keindahan percintaan
dari sisi yang berbeda dari empat tokoh utama Colorful of Love
Nessa - [ Brown Afternoon } "Perjanjian Hati"
Gadis penyuka cokelat, guru taman kanak-kanak yang
penyabar, yang selalu menghabiskan waktu sepulang kerjanya
di sore hari untuk memesan secangkir cokelat yang nikmat dan
menenangkan pikirannya. Keyna - [ Grey Morning ] "Sweet Enemy"
Gadis sederhana, anak kuliahan berotak cemerlang,
yang tidak pernah melewatkan waktu untuk menikmati oreo
milkshake sebagai menu sarapannya. Minuman itu
membuatnya bersemangat, untuk melalui harinya yang berat di
kampusnya. Sani - [ Red Night] "You've Got Me From Hello"
Gadis dengan hubungan yang rumit, seorang penulis
yang mencari ketenangan dengan menghirup segelas anggur
merah setiap malam, untuk mencerahkan hatinya yang kelam
akibat kisah cintanya yang rumit.
Saira - [ Green Dayligt ] "Pembunuh Cahaya"
Gadis yang lembut dan tenang, pemilik toko bunga dan
tanaman, selalu memanfaatkan waktu makan siangnya dengan
menghirup teh hijau yang panas, untuk menguatkan dirinya
menghadapi perkawinannya yang menyesakkan dada
Sweet Enemy PROLOG "Itu dia orangnya baru datang," Erland menunjuk dari
jendela di lantai paling atas mansion itu , "Dia anak miskin itu,
yang dipungut oleh mama Davin."
"Mana?" Jason ikut-ikutan mengintip di jendela dan
mengernyit, "Sepertinya dia biasa-biasa saja" Apa yang
membuat mama Davin memungutnya?"
"Karena dia anak kesayangan di sekolah yang didirikan
oleh mama Davin, nilai-nilai pelajarannya paling sempurna, dan
otaknya jenius, meskipun dia datang dari keluarga miskin,
dengar-dengar ayahnya baru meninggal karena kecelakaan di
tempat kerja, dan dia tidak punya siapa-siapa lagi, karena itulah
Nyonya Jonathan memutuskan menjadi penyandang dananya."
Jason melirik ke arah Davin yang tampak tidak tertarik,
sedang menenggelamkan diri dalam buku bacaannya. Lelaki itu
tampak begitu dingin, muram dan tidak tersentuh, hanya
beberapa orang yang bisa berdekatan dengannya, Jonathan
Davin putera dari konglomerat nomor satu di negara ini. Jason
dan Erland adalah sebagian yang beruntung. Mereka dekat
bukan karena Davin membuka diri, tetapi karena kedua
orangtua mereka memang bersahabat dan mereka sudah
berkenalan sejak kecil. Davin bukanlah orang yang dekat dengan
kedua orangtuanya. Papanya tidak pernah ada di mansion, sibuk
dengan bisnisnya, dan Mamanya lebih senang berkeliaran di luar
dengan kegiatan amal dan kebaikan hatinya, merasa bahagia
karena dipuja orang sebagai pribadi yang darmawan. Meskipun
Davin sangat menghormati kedua orang tuanya itu.
Dan Keyna, orang yang mereka bicarakan itu tentunya
menjadi subjek terbaru mamanya untuk menuai pujian dari
semua orang. Davin mengernyit kesal. Mamanya selalu
membuatnya repot, dan sekarang, dia menampung anak
gelandangan itu di sini, di mansionnya. Davin harus selalu
berinteraksi dengan anak gelandangan dari keluarga miskin itu.
"Tapi dia cantik," Jason bergumam lagi, kali ini
mengamati dengan lebih intens, "Davin, kau benar-benar tidak
ingin melihatnya?" 2 Sweet Enemy "Tidak." Davin mengangkat kepalanya dari buku, merasa
terganggu karena kedua temannya itu mengganggu
konsentrasinya membaca, "Toh aku akan bertemu dengannya
nanti, dia akan tinggal di mansion ini."
Erland mengernyit, "Mamamu memutuskan supaya dia
tinggal di mansion keluarga Jonathan" Aku pikir dia hanya akan
menanggung biaya hidup dan pendidikannya."
"Keyna tidak punya rumah, karena ayahnya begitu miskin
dan tidak mampu membayar hutang, rumah mereka disita oleh
Bank, karena itu mama memutuskan menempatkannya di sini,"
Davin mencibir, membayangkan betapa senangnya Keyna
mendengar keputusan mamanya. Anak gelandangan itu pasti
tidak akan melepaskan kesempatan sekalipun supaya bisa
tinggal di mansion mewah, mansion keluarga Jonathan. Tinggal
tunggu waktu saja sebelum anak gelandangan itu mencoba
menggerogoti harta mamanya. Semua orang sama, semuanya
mengincar harta keluarga Jonathan. Begitupun anak
gelandangan itu, Davin sangat yakin Keyna punya rencana buruk
untuk menggerogoti kekayaan keluarganya.
"Kau tidak menyukainya ya?" Jason menangkap sorot
kebencian di mata Davin. Dengan acuh Davin mengangkat bahunya, "Aku tidak
suka semua gelandangan miskin pengincar harta."
Jason dan Erland saling melemparkan pandangan tahu
sama tahu, akan gawat bagi Keyna, kalau Davin tidak
menyukainya. Karena Davin terkenal kejam dan tak berbelas
kasihan kepada orang-orang yang tidak dia suka.
?"" Keyna turun dari Limousine yang dikirimkan Nyonya
Jonathan kepadanya, dan tertegun menatap Mansion yang begitu
indah di depannya. Astaga. Mansion ini besar sekali, seperti
istana di negeri dongeng. Ini adalah mansion terbesar yang
pernah Keyna lihat, yang bisa Keyna bayangkan. Tetapi
kemudian Keyna mengernyit, mansion ini terlalu besar, terlalu
mewah dan Keyna merasa tidak nyaman kalau harus tinggal di
sini. Dia sudah berusaha menolak ketika Nyonya Jonathan
memintanya tinggal di Mansion keluarga Jonathan yang terkenal
itu, setelah Keyna tinggal sebatang kara karena kematian
Sweet Enemy 3 ayahnya. Tetapi Nyonya Jonathan bersikeras, dan Keyna tidak
bisa menolaknya, Nyonya Jonathan sudah membiayai
sekolahnya, Keyna sangat berhutang budi kepadanya.
Saat ini, sebatang kara di dunia ini Keyna sepenuhnya
tergantung kepada kebaikan hati Nyonya Jonathan. Dia masih
ingin sekolah, dan menyelesaikan pendidikannya. Itulah impian
ayahnya, supaya Keyna menjadi anak pintar dan berpendidikan,
sehingga bisa hidup lebih baik daripada ayahnya yang tidak
mengenal bangku sekolahan. Digenggamnya kalung perak di
lehernya, kalung itu sederhana, dengan liontin bulat yang bisa
dibuka, di dalamnya ada foto Keyna bersama ayahnya. Kalung
perak itu adalah benda miliknya yang paling berharga, satusatunya peninggalan
ayahnya, hadiah ulang tahunnya yang ke
tujuh belas, dan dibeli ayahnya dari seluruh uang tabungannya
selama bekerja sebagai buruh bangunan.
Seorang pelayan menjemputnya ke depan pintu dan
membungkukkan tubuhnya dengan formal.
"Selamat datang, Nyonya Jonathan sudah menginformasikan kedatangan anda, silahkan masuk, kamar
anda sudah disiapkan."
Keyna menatap pelayan itu dengan gugup,"Eh... Apakah
Nyonya Jonathan ada di mansion?"
Pelayan itu menggeleng, "Beliau tidak ada di mansion
jam-jam segini, biasanya di malam hari beliau baru ada, itu pun
kalau tidak ada undangan-undangan jamuan makan malam
penting, tetapi saat ini Tuan Muda ada di mansion. Mari saya
antar anda ke kamar anda."
Keyna mengangguk gugup, membiarkan pelayan itu
mengambil kopernya, sejenak Keyna merasa malu karena koper
bututnya tampak tidak pantas berada di dalam mansion
semewah ini. Tetapi pelayan laki-laki itu tampaknya tidak
memperhatikannya. Dengan ragu Keyna mengikuti pelayan itu melangkah
menaiki tangga lingkar dengan pegangan keemasan yang
berkilau menuju lantai dua.
4 Sweet Enemy "Ini kamar anda, semoga anda betah di sini." pelayan itu
membukakan sebuah pintu besar dan mempersilahkan Keyna
masuk. Keyna masuk, lalu terpesona. Astaga. Luas kamar ini
mungkin sama dengan luar mansion kecil yang dia tinggali
bersama ayahnya dulu, bahkan mungkin lebih besar. Interiornya
mewah, bergaya Eropa dengan nuansa keemasan. Karpet yang
melingkupi seluruh lantainya juga begitu tebal, sampai-sampai
Keyna merasa malu karena sepatu jeleknya tampak tidak pantas
untuk menginjak karpet kamar itu.
"Silahkan anda beristirahat dulu, kalau anda butuh
sesuatu tinggal tekan intercom di samping ranjang, kami akan
menyediakannya. Oh ya, nanti malam silahkan turun ke bawah
untuk makan malam, Nyoya Jonathan ingin bercakap-cakap
dengan anda nanti." Keyna mengangguk, dan pelayan itu melangkah pergi
setelah meletakkan koper Keyna di kamar, meninggalkan Keyna
sendirian, berdiri ditengah ranjang dan terpana, seolah-olah
sedang berada di negeri dongeng.
Suara pintu terbuka mengagetkan Keyna dari
lamunannya, dia menoleh ke pintu dan terpana. Sosok yang
berdiri di depannya adalah sosok yang paling tampan yang
pernah Keyna lihat. Lelaki itu bersandar di pintu kamarnya yang
sudah ditutup dan menatap Keyna dengan pandangan penuh
penghinaan. "Kuharap kau nyaman di kamar ini," suara yang keluar
begitu dingin, dan tanpa sadar Keyna memundurlan langkah
menjauh. "Kau... Kau siapa" Kenapa kau masuk ke kamarku tanpa
permisi?" Davin mengangkat alisnya jengkel, "Kenapa aku harus
meminta permisi kepadamu" Ini mansionku."
Keyna tertegun, jadi inilah dia, Davin Jonathan, pewaris
tunggal kerajaan bisnis keluarga Jonathan yang terkenal itu.
Keyna sering mendengar namanya disebut-sebut di berita atau
di tabloid-tabloid. Jonathan Davin putera mahkota kerajaan
bisnis Jonathan yang berkepribadian buruk dan sering
Sweet Enemy 5 bertengkar dengan wartawan. Keyna dulunya tidak pernah
tertarik dengan berita-berita itu, dia terlalu sibuk belajar di pagi
hari dan kerja sambilan di malam harinya, tetapi satu yang pasti.
Jonathan Davin yang asli jelas lebih tampan dari apa yang
ditayangkan di televisi atau di tabloid-tabloid.
"Aku kesini untuk memperingatkanmu." Davin
melemparkan pandangan mencemooh kepada Keyna, "Kau pasti
merasa beruntung sekali karena mamaku mengizinkanmu
tinggal di mansion kami. Tapi kau jangan terlalu berbesar hati,
aku akan menendangmu langsung dari mansion ini segera
setelah kau lulus sekolah nanti, karena tempat yang pantas
untukmu bukanlah di mansion ini, tetapi di tempat kumuh,
bersama para gelandangan sejenismu!" Davin mengernyit
menatap Keyna, lalu membalikkan tubuh dan melangkah pergi
meninggalkan kamar Keyna, dengan pintu berdebam di
belakangnya. ?"" "Sepertinya kalian sangat rukun," Jason tertawa geli
ketika dia dan Davin berpapasan dengan Keyna di lorong
mansion, lalu Keyna hanya menganggukkan kepalanya dan
bergegas menjauh, sementara Davin hanya menatap dengan
pandangan dingin. Davin melemparkan pandangan marah kepada Jason,
"Jangan bercanda, aku benar-benar terganggu dengan
kehadirannya di mansion ini."
"Tapi kau tidak berbuat apa-apa untuk mengusirnya dari
sini." "Hmmm..." Davin tampak berpikir, "Jangan salah, aku
sedang membuat sebuah rencana."
"Rencana apa?" Jason menatap Davin dengan pandangan
tertarik. "Rencana yang bisa membuat mama mengusirnya dari
mansion ini." ?"" Mansion itu heboh, ketika di pagi harinya Nyonya
Jonathan berteriak marah karena salah satu kalung rubi
favoritnya hilang. Kalung itu adalah benda yang berharga, selain
6 Sweet Enemy karena harganya yang tak ternilai, kalung itu adalah kalung
warisan yang diturunkan secara turun temurun kepada
pengantin keluarga Jonathan. Seluruh isi mansion begitu heboh,
seluruh pelayan ribut mencari kalung itu, dan ketika tak juga
ditemukan, mereka mulai saling menuduh.
"Dulu tidak pernah ada barang yang hilang di mansion
ini."

Sweet Enemy Karya Santhy Agatha di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Iya dulu mansion ini sangat aman."
"Atau jangan-jangan karena anak itu" Kau pernah lihat
kan" Anak angkat Nyonya Jonathan yang ditempatkan di lantai
dua itu, kemarin dia datang dan kalung Nyonya hilang, sungguh
suatu kebetulan." "Betul juga, sebelum kedatangan anak itu, mansion ini
tidak pernah terdengar ada kejadian pencurian apapun."
Davin kebetulan lewat dan mendengar percakapan para
pelayan yang saling berbisik-bisik itu. Dia tersenyum. Bagus.
Bara sudah dinyalakan, tinggal menunggu angin menghembus
supaya apinya membakar Keyna. Dengan langkah tenang Davin
melangkah memasuki ruang kerja mamanya yang kebetulan
sedang ada di rumah. "Aku dengar kalung mama hilang," Davin langsung
menyapa dan duduk di kursi, di seberang meja kerja mamanya.
Nyonya Jonathan mengangkat kepalanya dari berkas
dihadapannya dan mengerutkan alisnya, "Benar-benar
kecerobohan luar biasa, kalung itu warisan turun temurun
keluarga Jonathan, kalau para pelayan itu tidak bisa
menemukannya, mama akan memecat mereka semua."
"Mama sudah lapor polisi?"
"Belum," Nyonya Jonathan bersedekap, "Mama ingin para
pelayan mencarinya dulu, kalau sampai malam mereka tidak
bisa menemukannya, mama akan menghubungi polisi."
Davin mengangkat bahunya, "Bukankah ini suatu
kebetulan?" "Kebetulan apa?"
"Bahwa kalung mama hilang setelah anak gelandangan
itu masuk ke rumah ini."
Sweet Enemy 7 "Davin Jonathan! Jaga bicaramu." suara Nyonya Jonathan
meninggi, "Kau tidak tahu apa yang kau tuduhkan. Keyna adalah
anak baik di sekolah, dan dia jenius dengan nilai tertinggi,
bagaimana mungkin kau mencurigainya mengambil kalung itu?"
"Aku tidak mencurigainya, aku hanya berpikir bahwa itu
suatu kebetulan." Davin menatap mamanya dengan penuh
perhitungan, "Kalung itu tidak ketemu sampai sekarang, dan
kamar anak gelandangan itu adalah satu-satunya tempat yang
belum diperiksa pelayan, tidak ada ruginya kan mama
memeriksa kamar anak itu?"
Nyonya Jonathan termenung mendengar perkataan anak
tunggalnya itu. Benar juga, tidak ada ruginya kan kalau dia
memerintahkan pelayannya memeriksa kamar Keyna"
?"" Keyna sedang belajar dan mencoba memecahkan soal
aritmetika yang rumit ketika pintu kamarnya terbuka dan
beberapa pelayan masuk, diikuti Nyonya Jonathan sendiri dan
Davin yang menatapnya dengan sinar kebencian yang aneh di
belakangnya. "Nyonya Jonathan?" Keyna langsung berdiri dari kursi
belajarnya. Nyonya Jonathan hanya menatapnya datar, "Kau tidak
keluar ya seharian ini?"
"Iya Nyonya Jonathan, sepulang sekolah saya langsung
belajar di kamar." Keyna menatap wajah-wajah yang
menatapnya itu dengan bingung. Ada apa" Kenapa semua orang
menatapnya dengan aneh. Nyonya Jonathan berdeham sebentar dan menggumam,
"Kalau begitu kau mungkin belum dengar, kalung rubiku hilang
entah kemana pagi tadi, dan seluruh penjuru rumah sudah
dicari, tinggal kamar ini yang belum." Tiba-tiba pandangan
Nyonya Jonathan tampak malu, "Maafkan aku Keyna, mungkin
kami terpaksa memeriksa kamarmu, aku harap kami tidak akan
menemukan kalung itu disini."
Wajah Keyna pucat pasi antara perasaan terhina dan
sedih. Kalung Nyonya Jonathan hilang, dan dia sebagai
pendatang yang datang dari kelas miskin, harus menghadapi
8 Sweet Enemy penghinaan karena dicurigai. Dengan pedih Keyna mengangkat
dagunya, "Silahkan periksa kamar ini."
Ketika para pelayan bergerak memeriksa seluruh bagian
kamar, Keyna sungguh yakin bahwa mereka tidak akan
menemukan apapapun di kamar ini. Keyna sungguh tidak
mengambil kalung rubi itu, bahkan dia tidak terpikirkan sama
sekali akan bentuk kalung rubi itu.
Tetapi kemudian, seorang pelayan membuka laci pakaian
Keyna dan terkesiap. Semua menoleh ke arah suara itu dan
tertegun. Di laci baju itu, dibawah pakaian-pakaian Keyna, ada
kalung rubi itu tergeletak di sana.
Wajah Nyonya Jonathan berubah-ubah antara kekecewaan dan kemarahan, "Aku sudah berbuat baik
kepadamu, aku tidak menyangka kau melakukan perbuatan
yang begitu tidak terpuji."
Keyna pucat pasi, sungguh tidak menyangka kenapa
kalung itu ada di sana, dia sungguh tidak tahu. Bagaimana bisa"
Bagaimana mungkin" Kemudian dia menangkap sinar kemenangan dan seringai
menghina sekilas dari Devin dan dia sadar. Lelaki itu pernah
mengancam akan mendepaknya keluar dari mansion ini. Keyna
sangat yakin ini adalah pekerjaan Davin untuk memfitnahnya.
"Nyonya... Saya sungguh-sungguh tidak mengambil
kalung itu." suara Keyna bergetar karena semua pelayan dan
Nyonya Jonathan menatapnya dengan menuduh, "Saya tidak
tahu bagaimana bisa kalung itu berada di sana."
"Apa kau pikir kalung itu bisa jalan sendiri?" gumam
Davin dengan pandangan menghina.
Nyonya Jonathan menghela nafas panjang. "Kita
bicarakan ini nanti, Keyna, kau ikut ke ruanganku, aku harus
mengevalusi kebijakanku memberikan bantuan kepadamu, kau
sungguh-sungguh mengecewakanku!" dengan marah Nyonya
Jonathan membalikkan badannya dan pergi, para pelayan
langsung mengikutinya. Sementara itu Davin tetap tinggal di sana, bersedekap
dan menatap Keyna dengan santai, "Well sepertinya kau akan
Sweet Enemy 9 lebih cepat didepak dari sini, tidak perlu menunggu sampai kau
lulus sekolah," gumamnya mengejek.
Mata Keyna berkaca-kaca antara perasaan malu dan
marah luar biasa, "Kau sungguh jahat!" desisnya penuh emosi.
Tanpa perasaan Davin terkekeh dan kemudian matanya
berubah kejam ketika melangkah mendekati Keyna, membuat
Keyna memundurkan langkahnya setengah takut.
Davin terus mendekat sampai Keyna terjebak di tembok,
"Tempatmu bukan di sini, tempatmu di sana di tempat kumuh
bersama para gelandangan, aku sudah pernah bilang kan" Jadi
jangan bermimpi kau bisa tinggal dan menikmati kemewahan di
mansion ini." tatapan Davin tiba-tiba tertarik ke kilatan cahaya
dari dada Keyna, matanya beralih dan menemukan kalung perak
yang sangat bagus di sana.
"Kalung apa itu?" tangannya meraih kalung itu dan Keyna
dengan defensif berusaha melindungi kalung peninggalan
ayahnya, tetapi Davin memaksa sehingga rantai kalung itu lepas,
dan Davin merenggut kalung itu dalam genggaman tangannya.
"Jangan!!!" Keyna berusaha berteriak dan meraih kalung
itu, tetapi tubuh Davin terlalu tinggi.
Davin menatap kalung itu, lalu dengan jahat
mengantonginya, "Sepertinya kalung itu sangat berharga ya"
Aku akan mengambilnya, sebagai hukuman karena kau mencuri
kalung ibuku." "Aku tidak mencuri kalung itu, aku tahu kau yang
memfitnahku!!!" Keyna berteriak, berusaha mengejar Davin,
"Kembalikan kalungku!"
"Tidak, aku memutuskan akan memilikinya," dengan
kejam Davin membalikkan langkah dan meninggalkan Keyna
yang menangis di belakangnya.
?"" Sore sudah beranjak malam ketika Keyna turun dari bis.
Dia diusir dari mansion itu karena di tuduh mencuri, dan
Nyonya Jonathan mengatakan akan mencabut semua
bantuannya kepada Keyna, serta Keyna harus berterima kasih
kepadanya karena Nyonya Jonathan memutuskan tidak akan
melaporkan Keyna kepada polisi, karena kalau tidak, Keyna akan
10 Sweet Enemy dipenjara. Sekarang Keyna berdiri di dekat kompleks rumah
kumuh, rumahnya yang dulu. Dan bingung harus berbuat apa.
Dia tidak punya rumah karena rumahnya bersama ayahnya dulu
sudah disita, dan dia tidak punya siapa-siapa. Dan... Perutnya
lapar, tapi dia juga tidak punya uang, yang dia bawa ketika
keluar dari mansion Nyonya Jonathan hanyalah pakaianpakaiannya. Sambil menekan
perutnya yang mulai terasa perih,
Keyna melangkah ke emperan sebuah toko yang sudah tutup.
Dan duduk di sana. Seperti melengkapi kepedihannya, hujan
turun dengan derasnya, meniupkan hawa dingin dan cipratan air
yang mulai membasahinya, emperan toko itu ternyata tidak
cukup melindunginya. Lapar dan sakit hati, Keyna teringat akan ayahnya dan
menangis. Diingatnya ketika ayahnya pulang sambil membawa
jatah makan siang di proyek bangunannya untuk Keyna, ayahnya
berpuasa tidak makan siang supaya bisa membagi jatah makan
siangnya dengan Keyna, mereka lalu makan sepiring berdua,
meskipun hanya makanan sederhana, tetapi karena dimakan
dengan penuh rasa syukur dan bahagia, terasa begitu nikmat.
Ayahnya adalah sosok malaikat dalam hidup Keyna, meskipun
mereka tidak beruntung dalam hal keuangan, tetapi mereka
berbahagia dalam kesederhanaan, bisa memiliki satu sama lain.
Keyna selalu mengingat pesan ayahnya supaya dia selalu
menjaga hatinya. "Kita ini orang miskin Keyna, tetapi jangan sampai kita
juga miskin hati. Isilah hatimu dengan kebaikan, maka kau akan
menjadi orang kaya di hadapan Tuhan."
Dan sekarang ayahnya sudah tiada. Kecelakaan di tempat
kerja, ayahnya tertimpa batu ketika sedang mengopernya ke
atas, ayahnya berkerja sebagai buruh bangunan di sebuah
proyek pembangunan apartment, dan ayahnya meninggal
seketika. Di tengah hujan deras ini, hati Keyna hancur mengingat
ayahnya, dan kalung liontin kenangan ayahnya sudah direnggut
oleh Davin yang jahat itu. Air mata Keyna mengalir deras.
Rasanya lebih baik dia mati saja.
?"" "Mama masih kecewa dengan Keyna, mama tidak
menyangka dia akan berbuat seperti itu." Nyonya Jonathan
Sweet Enemy 11 mendesah sedih sambil menatap makan malamnya, hujan deras
turun di luar, dan dia hanya berdua dengan Davin di meja makan
yang besar itu. Tuan Jonathan sedang dalam perjalanan
bisnisnya di luar negeri.
Davin mendengus kesal, "Yah, mama seharusnya tahu,
orang miskin biasanya memang tergoda menjadi pencuri ketika
mereka dihadapkan pada barang-barang berharga."
Nyonya Jonathan menggelengkan kepalanya, "Dulunya
mama berpikir Keyna akan berbeda," Nyonya Jonathan
mendesah, "Kau tahu, kita berhutang budi kepadanya."
Hutang Budi" Davin mengernyit
Nyonya Jonathan menatap Davin dan tersenyum lembut,
"Kau masih kecil waktu itu, mungkin kau lupa." Nyonya Jonathan
mulai bercerita, "Dulu ada seorang pemain biola terkenal,
namanya Robert, dia berasal dari keluarga miskin, tidak
mengenal sekolah, tetapi sangat berbakat, dia sahabat papamu."
Davin tidak mengingatnya, tetapi entah kenapa ada
dorongan samar-samar ingatan di benaknya.
"Suatu hari, ada penculik, kau waktu itu sedang berumur
5 tahun, kau bermain-main sendirian di lorong kantor papamu.
Di saat yang sama, Robert sedang mengunjungi papamu untuk
persiapan kunjungannya ke Austria, dia menerima kontrak kerja
untuk tampil di konser-konser besar di seluruh dunia, masa
depannya sangat cerah." Tatapan mata Nyonya Jonathan
menerawang, mengenang masa lalu, "Dan dia menemukan
penculik itu sedang berusaha menculikmu, penculik itu sudah
menyekap dan membawamu, tetapi Robert mencegahnya..."
Nyonya Jonathan menghela nafas panjang. "Penculik itu
membawa pisau...dan melukai Robert... Tetapi dia berhasil
menyelamatkanmu, petugas keamanan datang dan penculik itu
ditangkap, kau selamat, kembali dalam pelukan kami."
"Dimana Robert sekarang ma?" Davin mengernyit, dia
tidak pernah mendengar pemain biola terkenal bernama Robert
sampai sekarang. Kalau dia memang berbakat dan bermasa
depan saat itu, pasti sekarang dia sudah di elu-elukan dan
terkenal sampai penjuru dunia.
12 Sweet Enemy Nyonya Jonathan menyusut air matanya, "Robert...
Penculik itu mencabik tangan kirinya dengan pisau, dan
mengenai saraf yang paling penting, luka itu membuat Robert
tidak akan pernah bisa bermain biola seumur hidupnya.
Karirnya hancur dan seluruh masa depannya hancur, papamu
sebenarnya berusaha menolongnya, tetapi dia menolak semua
bantuan dari papamu, dia menghilang." Nyonya Jonathan
menatap Davin sendu, "Dua puluh tahun kemudian, tanpa
sengaja aku bertemu dengan Keyna dan melihat kemiripannya
dengan Robert..." "Apakah maksud mama...?" wajah Davin memucat ketika
berhasil menarik kesimpulan.
"Ya Davin, Keyna adalah anak perempuan Robert, dan
kita punya hutang budi yang begitu besar kepada keluarga
mereka, karena menyelamatkanmulah Robert kehilangan masa
depannya, membuatnya dan anak perempuannya hidup miskin
selama ini." Tiba-tiba tatapan mata Nyonya Jonathan berubah
tajam, "Mama tahu bukan Keyna yang mencuri kalung mama."
Wajah Davin yang sudah pucat mendengar informasi itu
semakin memucat, "Apa?"
"Kau yang melakukannya." Nyonya Jonathan menatap
tajam, "Mama tahu Keyna tidak akan berbuat begitu, dia terlalu
jujur dan polos untuk mencuri."
"Kalau begitu kenapa mama mengusirnya dari mansion
ini?" suara Davin berubah cemas. Dia telah salah paham selama
ini, dia telah membuat Keyna terusir dari rumah ini, karena
pandangan jahatnya pada kemiskinan Keyna. Padahal semua


Sweet Enemy Karya Santhy Agatha di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

penderitaan yang menimpa Keyna, semuanya berakar
kepadanya! Karena ayah Keyna berusaha menyelamatkannya!
"Mama ingin kau belajar dari kesalahanmu, supaya kau
tidak gegabah bertindak, dan menilai orang dari kaya dan
miskinnya... Davin, mau kemana kau."
Davin bahkan tidak menoleh ketika tergesa meninggalkan
ruangan, "Aku akan mencari Keyna!" Dan Nyonya Jonathan
duduk di ruang makan itu, melap bibirnya dengan elegan dan
tersenyum, Davin rupanya telah belajar menjadi dewasa.
?"" Sweet Enemy 13 Davin mengumpat-umpat sepanjang perjalanan, hujan
deras ini menghalangi perjalanannya mencari Keyna ke daerah
perumahan kumuh, tempat rumah Keyna dulu berada, Davin
tahu alamat ini dari mamanya. Ketika sampai, Davin makin
frustrasi, karena lokasi perumahan kumuh itu sangat jelek, dan
penuh dengan gang sempit yang saling berdesak-desakan, dan
tidak bisa dimasuki mobil. Dengan marah Davin keluar dari
mobilnya, membiarkan tubuhnya diterpa hujan, lalu berdiri
mengitarkan pandangan ke sekeliling.
Bagaimana dia bisa menemukan Keyna di sini" Bagaimana
dia bisa menemukan alamat lama rumah Keyna"
Davin yakin Keyna pasti kembali ke sini, dia tidak punya
siapa-siapa, bekas rumahnya bersama ayahnya dulu pasti
menjadi tujuan utamanya. Sejenak rasa cemas dan bersalah
menyesaki dadanya. Tuhan, kalau sampai Keyna kenapa-kenapa,
maka Devin akan menanggung rasa bersalah seumur hidupnya.
Matanya menyipit ketika menemukan sesuatu yang bergerakgerak di emperan toko di
sudut sana, dengan penuh harapan,
Davin berlari menembus hujan ke sana. Di temukannya Keyna
sedang duduk meringkuk kedinginan di emperan toko itu,
bekas-bekas air mata ada di pipinya.
Semula Keyna tidak mengenali lelaki yang tiba-tiba
berdiri menjulang di depannya, seolah muncul begitu saja dari
tirai hujan, tetapi begitu mengenali bahwa lelaki itu adalah
Davin, tatapannya berubah waspada.
"Kenapa kau kemari?"
Davin langsung berlutut sampai kepala mereka hampir
sejajar, "Maafkan aku."
Keyna mengernyit, "Apa?"
"Aku sungguh menyesal, maafkan aku, kuharap kau mau
pulang kembali ke mansion bersamaku."
Pulang ke mansion" Untuk kemudian disiksa oleh Davin
kembali dengan kebenciannya" Tidak!
"Tidak! Aku tidak mau!" wajah Keyna berubah keras
kepala, "Aku bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang-orang kaya
seperti kalian, aku akan mencari pekerjaan sambilan dan rumah
14 Sweet Enemy sementara besok, kau... Kau tidak akan pernah bisa menyakiti
dan menghina orang-orang miskin seperti aku lagi!"
Hati Davin terasa dirobek oleh perkataan Keyna yang
penuh kepedihan itu, "Keyna, aku minta maaf." bisiknya lembut,
"Aku telah salah paham selama ini, Mama sudah menjelaskan
semuanya kepadaku, dan aku menyesal, ini..." Davin
mengeluarkan liontin Keyna dari tangannya, "Ini liontinmu, aku
lihat ada foto ayahmu di sana, ini pasti sangat berharga
untukmu, kukembalikan kepadamu," dengan tak kalah lembut
Davin menggenggamkan liontin itu di jemari Keyna.
Keyna langsung menerima kalung itu dan menggenggamnya erat-erat. Oh Terima kasih Tuhan! Kalung itu
akhirnya kembali kepadanya.
Tetapi dia tetap menatap Davin dengan waspada,
"Ke...kenapa kau berubah pikiran secepat itu?" pikiran buruk
berkecamuk di benak Keyna, apakah Davin punya rencana jahat
yang lain untuknya. "Keyna, percayalah, aku sungguh menyesal, kumohon kau
ikut aku pulang kembali ke mansion, akan aku ceritakan
semuanya, aku bersumpah akan memperlakukanmu dengan
baik sekarang." Davin mulai frustrasi, berusaha meyakinkan
Keyna. "Kalau begitu... Kau tidak akan berbuat jahat kepadaku
lagi?" "Aku berjanji, kau bisa pegang kata-kataku."
Keyna menghela nafas panjang.
"Aku... Aku bisa hidup sendiri tanpa bantuan keluarga
kalian." "Aku tidak akan mengizinkanmu melakukannya!" suara
Davin meninggi, "Kumohon Keyna, apakah kau ingin menyiksaku
dalam penyesalan" Kumohon ikutlah pulang ke mansion
bersamaku, izinkan aku membalas budi dan menebus
kesalahanku." Keyna termenung. "Kumohon Keyna." nada frustrasi mulai mewarnai suara
Davin, lelaki itu tampak benar-benar tersiksa.
Sweet Enemy 15 Ahkirnya Keyna menganggukkan kepalanya yang
langsung disambut dengan desahan lega Davin, lelaki itu
melepaskan jaketnya dan memakaikannya di kepala Keyna.
"Tapi kau akan basah..."
"Tidak apa-apa, aku lebih kuat daripada kau," dengan
lembut Davin menghela Keyna dan mereka berlari menembus
hujan masuk ke mobil. Aku akan memperlakukanmu dengan baik Keyna. Mungkin
aku tidak bisa mengucapkan terima kasih secara langsung
kepada ayahmu, tetapi ayahmu akan tenang di sana, karena kau
ada dalam penjagaanku. Janji Davin dalam hati.
?"" "Bukan begitu caranya." Davin mengerutkan alis, dan
dengan tidak sabar meraih tangan Keyna lalu memposisikan
jemari Keyna dengan benar memegang garpu dan pisau itu,
"Begini cara memegangnya, kalau kau salah memegang. Tuan
dan Nyonya besar yang terhormat itu akan menyadarinya dan
mempermalukanmu." "Aku tidak akan mempermalukan Keyna, meskipun aku
termasuk di golongan Nyonya besar yang kau maksud Davin."
Nyonya Jonathan yang sedang duduk membaca di sudut ruangan
menyeletuk, sedari tadi dia hanya duduk di sana, geli
memperhatikan Davin yang dengan tidak sabaran mengajari
Keyna tata cara makan resmi di jamuan makan malam
terhormat. Davin menoleh ke arah mamanya dan mengerutkan
kening, "Mama mungkin tidak akan melakukannya. Tetapi
teman-teman mama akan berbisik-bisik dengan hidung mereka
yang angkuh dan memuakkan." Lelaki itu lalu menatap Keyna
lagi, "Coba pegang garpu itu dengan lebih elegan, Keyna!"
Davin tampak tidak sabaran, pemarah dan kaku
sedangkan Keyna lebih tampak ketakutan dengan sikap Davin.
Nyonya Jonathan tersenyum, anak laki-lakinya ini memang
terbiasa bersikap kasar, bahkan meskipun tujuannya baik, Davin
tetap membungkusnya dengan sikap kasar. Semoga saja Keyna
menyadari dan terbiasa dengan sikap Davin. Davin sudah
membuatnya terkejut dengan bersikap baik kepada Keyna
16 Sweet Enemy selama ini, meskipun masih kaku dan kadang sinis, anak
lelakinya itu tampak sudah menerima kehadiran Keyna sebagai
bagian dari mansion ini. Dari malam itu, sejak Davin menjemput
Keyna dengan penuh tekad pada malam berhujan itu, anak
lelakinya benar-benar memegang teguh pendiriannya bahwa dia
akan menjaga Keyna dan menjadi kakak yang baik.
Meskipun mereka berdua tampak begitu serasi lebih
daripada kakak dan adik. Ditatapnya Davin yang begitu tampan,
berdiri dan menggenggam jemari Keyna mengatur cara jemari
Keyna menggenggam dengan baik, kemudian ditatapnya Keyna
yang begitu cantik dibalik penampilan rapuhnya yang
menyimpan kekuatan tersembunyi itu. Mereka begitu cocok
bersama, Nyonya Jonathan membatin, lalu tersenyum sendiri.
Mungkin kalau tentang hal itu, lebih baik diserahkan kepada
yang muda-muda saja untuk memutuskan...
?"" Sweet Enemy 17 "Cinta adalah ketika kau ingin memberi
sebanyak mungkin bahkan ketika kau tidak
diminta" 1 Pagi itu, sebelum berangkat ke kampus, Keyna mampir ke
Garden Cafe, cafe dengan nuansa hijau dan taman dengan
dinding-dinding kaca yang berkilauan. Memantulkan nuansa
taman di sekelilingnya. Cafe itu terletak di pinggir jalan yang
sering dilalui Keyna ketika berjalan kaki menuju kampusnya...
Dulu pada awalnya Keyna ragu memasuki cafe itu karena
sepertinya harganya mahal, dia hanya berdiri di depan cafe itu,
merasa tertarik tetapi ragu. Tetapi seorang pelayan, yang
kebetulan sedang berada di depan cafe itu menyapanya dengan
ramah, mempersilahkannya masuk sehingga akhirnya Keyna
memberanikan diri untuk masuk. Pelayan yang ramah itu
bernama Albert dan mereka akhirnya berteman. Sekarang setiap
pagi sebelum berangkat ke kampus, Keyna pasti akan mampir ke
cafe ini untuk membeli minuman kesukaannya : Oreo Milkshake.
Keyna sangat menyukai susu, dan ketika pertama kali memilih
menu di cafe itu, matanya langsung mengarah ke bagian
milkshake. Dia mencoba oreo milkshake, dari susu yang nikmat,
dengan whipped cream yang lembut di atasnya, tentu saja
dipadukan dengan remahan oreo yang bercampur putihnya susu
menjadikan warnanya abu-abu yang menggugah selera.
"Milkshake lagi, Keyna?" Albert langsung menyapanya
dan menyebutkan pesanannya, bahkan sebelum Keyna sempat
memesan. Keyna tertawa, "Ya. Yang biasanya."
Albert menatap Keyna dengan pandangan mencela, "Dan
aku heran kau tidak bertambah gemuk padahal kau
mengkonsumsi minuman itu setiap hari, kau terlalu kurus,
mungkin kau harus menambah porsi makanmu."
18 Sweet Enemy "Aku sedang dalam program penggemukan, karena itulah
aku memesan milkshake setiap hari." jawab Keyna dengan
senyum geli. Dia duduk di kursi tinggi di depan counter bar yang
menyediakan sarapan dan kopi hangat tiap pagi, dan berubah
menjadi bar minuman kalau menjelang malam. Beberapa saat
kemudian Albert datang membawakan pesanannya. Keyna
menerimanya dengan senang, lalu menyedot Milkshake itu dari
sedotan besar di gelas tingginya, rasa manis, gurih, dan
nikmatnya susu bercampur oreo dan whipped cream langsung
berpadu di mulutnya, membuatnya senang. Dan yang pasti
memberinya kekuatan untuk menghadapi suasana kampus yang
tidak menyenangkan setiap hari. Keyna langsung mengerutkan
keningnya, dan Albert yang masih berdiri di situ beserta
beberapa pelayan lain yang menyiapkan pesanan sarapan di
meja counter rupanya memperhatikannya.
"Suasana kampus masih tidak menyenangkan, Keyna?"
tanya Albert penuh pengertian.
Keyna mendongak dan menatap Albert, lalu tersenyum
sedih. Albert benar-benar sudah menjadi teman bicaranya yang
baik. Lelaki itu ternyata bukan hanya sekedar pelayan. Dari
cerita pelayan lain, Albert ternyata adalah orang kepercayaan
dari pemilik cafe ini dan diberikan kendali penuh untuk
mengelola cafe, tetapi dia menyerahkan tugas itu kepada orang
yang lebih muda, kemudian memilih menjadi pelayan dan
menikmati hidup dengan bercakap-cakap dan berbagi cerita
bersama para pelanggannya. Dia lelaki setengah baya yang
hidup sendirian. Berdasar gosip juga, lelaki ini kehilangan
keluarganya di masa lalu dan kemudian memilih untuk hidup
sendiri selamanya. "Mereka semua masih bersikap sama.
Menjauh dan memusuhiku." Keyna mengangkat bahu. Dia
memang sering bercerita tentang suasana kampusnya kepada
Albert, karena lelaki itu sangat baik dan bersedia
mendengarkan, Albert membuat Keyna teringat kepada
ayahnya. "Yah mau bagaimana lagi, aku memang bukan bagian
dari mereka." "Kau harus tetap semangat dan melupakan mereka."
Albert tersenyum bijaksana seperti biasanya, "Sebenci-bencinya
orang kepadamu, hidupmu adalah hidupmu, jadi teruslah
melangkah maju." Sweet Enemy 19 Keyna menatap Albert dengan senyum tulus, 'Terima
kasih, Albert... Aku senang berbagi cerita kepadamu, kau benarbenar mirip
ayahku," gumamnya malu-malu.
Albert tertawa mendengar perkataannya, "Apakah kau
memujiku karena ingin mendapatkan milkshake gratis?"
godanya sambil tergelak, "Bersemangatlah! Oke. Aku harus
kesana dan melanjutkan pekerjaanku." setelah melempar
senyuman untuk terakhir kalinya, Albert membalikkan badan
dan meninggalkan Keyna sendiri, menikmati oreo milkshakenya.
?"" "Mereka menghebohkannya di kampusnya." Erland
melirik ke arah Davin, "Adikku yang cerita. Banyak yang
memusuhi dan merendahkannya karena menganggapnya tak
sederajat." Davin mengalihkan pandangannnya dari buku yang
dibacanya, "Siapa yang berani memusuhi Keyna di kampus?"
"Hampir semuanya," gumam Erland, "Yah sudah biasa
terjadi kalau anak-anak keluarga kaya, di kampus khusus
keluarga kaya akan merasa terganggu kalau tiba-tiba ada anak
miskin yang naik status menjadi bagian dari keluarga yang
paling berpengaruh di antara mereka. Dulu Keyna hanyalah
anak biasa yang mendapat beasiswa di sana, sekarang posisinya
tentu berbeda, dia menjadi bagian dari keluarga Jonathan,
tinggal di mansion ini. Tentu saja permusuhan ini tidak terangterangan, tetapi
ada. Anak itu tidak punya teman sama sekali."
"Dan bagaimana Keyna" Apakah adikmu bisa
mengawasinya?" "Pamela tidak tahu," gumam Erland, menyebut nama
adiknya, "Dia satu tingkat di atas Keyna jadi tidak bisa
mengawasinya terus menerus, menurutnya, Keyna biasa saja
menghadapi semuanya, tampaknya dia sudah terbiasa


Sweet Enemy Karya Santhy Agatha di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menghadapi perlakukan macam itu."
Davin tercenung, "Apakah menurutmu dia butuh
bantuanku?" "Menurutku dia tidak butuh bantuan siapa-siapa." Erland
tersenyum kagum, "Dia bisa menghadapimu dan 20 Sweet Enemy mengalahkanmu, dan menurutku teman-teman di kampusnya
tidak ada apa-apanya dibandingkan denganmu."
?"" Keyna duduk sendirian di kantin itu, di bagian paling
ujung, tempatnya biasa duduk. Tidak ada yang menemaninya,
tidak ada yang menyapanya. Begitulah kesehariannya di kampus
paling terkenal milik keluarga Jonathan ini. Tetapi tidak apa, dia
sudah terbiasa. Dulu ketika masuk pertama kali ke sini dengan
beasiswa dari mama Jonathan, dia sudah dimusuhi, tidak ada
yang mau berteman dengan manusia yang mereka pandang dari
kelas rendahan. Bahkan banyak yang tampak merasa jijik hanya
dengan tersentuh olehnya. Tetapi sekarang, ketika kabar bahwa
dia tinggal dan diangkat anak oleh Nyonya Jonathan di
mansionnya sudah menyebar. Aura permusuhan itu terasa lebih
kental dan menguar di udara meskipun makin tertahankan.
"Bolehkah aku duduk di sini?"
Sapaan manis itu membuat Keyna mendongakkan
kepalanya dengan kaget. Seorang perempuan. Perempuan yang
sangat cantik dengan baju dan penampilan mahalnya.
"Silahkan." Keyna mempersilahkan meskipun masih
merasa bingung, siapa perempuan ini" Kenapa dia tidak pernah
mengenalnya selama berada di kampus ini" Seharusnya
perempuan secantik ini sangat terkenal di sini, apalagi dari
penampilannya yang jelas-jelas berasal dari keluarga kaya.
"Namaku Sefrina." perempuan cantik itu meletakkan
piring makanannya di meja lalu duduk di depan Keyna dan
tersenyum manis kepadanya, "Aku baru pindah kesini,
sebelumnya aku kuliah di London, tetapi mama sakit sehingga
aku memutuskan tinggal dekat dengannya." dia tersenyum
manis, "Aku sudah mendengar tentangmu, Keyna dan tahu
mereka memusuhimu karena alasan yang cukup konyol, jangan
pedulikan mereka ya."
Keyna menatap Sefrina yang tampak begitu tulus di
depannya, dan kemudian tersenyum. "Aku tidak apa-apa, aku
sudah terbiasa," gumamnya lembut.
Sefrina menatap menantang kepada beberapa orang di
kantin yang menatap mereka dengan sembunyi-sembunyi, "Aku
Sweet Enemy 21 akan menjadi temanmu di sini, supaya mereka menyadari
betapa konyolnya memusuhi seseorang hanya berdasarkan
kekayaan dan kemiskinan."
Keyna tersenyum tertahan melihat kekeraskepalaan
Sefrina, "Terima kasih Sefrina, aku senang kau mau menjadi
temanku." ?"" "Bagaimana keadaan di sekolah?" Davin menyambut
Keyna di ballroom mansion mereka, dengan gayanya yang
elegan dan tetap tampan. Lelaki itu sekarang memegang
beberapa cabang perusahaan Jonathan dan menjalankannya
dengan baik. Karena kesibukannya, sangat jarang Davin berada
di rumah sore-sore begini. Keyna menatap Davin dan mencoba
tersenyum. Hubungan mereka bisa dibilang baik. Davin benarbenar melaksanakan
janjinya untuk bersikap baik kepada Keyna
di rumah ini, meskipun kadang lelaki itu masih menyimpan
arogansi dan sikap kasarnya.
"Baik-baik saja." jawab Keyna pelan.
"Aku dengar mereka memusuhimu."
"Mereka memusuhiku sejak awal, tidak apa-apa, aku
sudah terbiasa Davin."
"Kau adikku." suara Davin terdengar keras, "Mereka
tidak boleh memusuhimu, itu penghinaan terhadap keluarga
Jonathan." Keyna meringis mendengar suara mengancam Davin, dia
takut lelaki itu akan melakukan sesuatu yang mengerikan.
Seperti memaksa semua orang berteman dengannya misalnya.
Keyna berpikir itu bukan ide baik. Teman-temannya tidak bisa
dipaksa menerimanya, ketika mereka dipaksa, yang timbul nanti
malahan permusuhan yang lebih mendalam.
"Jangan lakukan apapun atas nama keluarga Jonathan."
Keyna menyela dengan waspada, "Berjanjilah."
Davin mengerutkan keningnya marah, "Kenapa aku
harus berjanji kepadamu" Aku bisa melakukan apapun yang aku
suka, tidak perlu diatur-atur olehmu."
"Kau berhak melakukan apapun yang kau mau, selama itu
tidak berpengaruh kepadaku." Keyna mengeluarkan senjatanya,
22 Sweet Enemy menatap Davin dalam-dalam, "Kau sudah berjanji kepadaku
Davin, tidak akan berbuat jahat kepadaku."
Davin mengerutkan keningnya. Dia memang pernah
mengucapkan janji itu, di malam yang berhujan, tetapi apa
hubungannya dengan semua ini.
"Aku toh tidak akan berbuat jahat kepadamu, malahan
aku membantumu supaya tidak dimusuhi di kampus. Aku akan
memperingatkan dewan sekolah supaya memperingatkan
teman-temanmu atas perlakukan mereka kepadamu, mereka
harus bersikap baik kepada adikku."
"Kau hanya akan menghina mereka dan memaksa
mereka melakukan sesuatu yang tidak mereka suka. Oh ya,
mereka mungkin akan bersikap baik kepadaku, tetapi mereka
akan semakin membenciku."
Davin mengernyit, "Kau harusnya tahu Keyna, kami para
orang kaya tidak peduli apa yang ada di hati semua orang. Yang
penting mereka bersikap baik dan menghormati kami."
Keyna menghela nafas, "Tetapi aku bukan orang kaya
Davin, aku tidak mau orang berbuat baik kepadaku dengan
menjilat atau kebaikan palsu, tetapi di belakangnya menanam
kebencian." lalu Keyna teringat kepada Sefrina, "Lagipula
akhirnya aku punya seorang teman."
"Siapa?" "Namanya Sefrina, dari keluarga Nathaniel, dulu dia
sekolah di London, dan baru pindah kemari di awal bulan, dia
berkata bahwa sikap semua orang yang memusuhiku hanya
karena harta adalah konyol dan dia bersedia berteman
denganku." Keyna terkekeh kembali mengingat kata-kata Sefrina
dan kedekatan mereka setelahnya, mereka cocok mengobrol
bersama dan sepertinya benar-benar bisa bersahabat, "Aku
senang menemukan orang kaya yang tidak berpikiran sempit
seperti Sefrina." "Aku juga orang kaya yang tidak berpikiran sempit," sela
Davin sambil melipat tangannya di dada dengan santai
"Oh ya?" Keyna menatap Davin menantang, "Kau adalah
orang kaya yang berpikiran paling sempit yang pernah kukenal
Davin Jonathan!" Sweet Enemy 23 Davin terkekeh, mencoba kelihatan tersinggung, "Aku
hanya berpikiran sempit kepada orang-orang tertentu saja."
Keyna mendengus, "Oh ya, tentu saja."
"Aku hanya ingin kau berhati-hati Keyna. Tentang Sefrina
itu, kau harus memahami motif dibalik keputusannya menjadi
temanmu." "Tidak, tidak perlu, aku tahu Sefrina orang yang tulus."
jawab Keyna yakin. Davin mengernyit menatap Keyna. Sefrina, kenapa nama
itu terdengar tidak asing"
?"" "Namanya Sefrina, dari keluarga Nathaniel yang terkenal
itu. Pantas aku merasa dia tidak asing," Davin duduk di depan
meja kantor mamanya yang besar. Sang mama yang dari tadi
tampak menelusuri pekerjaannya terpaksa mengalihkan
perhatiannya kepada anak laki-laki satu-satunya.
"Dan kalau mama boleh tahu, kenapa kau tiba-tiba jadi
tertarik kepadanya?"
Davin mengerutkan alis, "Karena dia satu-satunya orang
yang mau berteman dengan Keyna di kampusnya."
Sang mama menumpukan jemarinya di dagunya, "Dan
menurutmu itu aneh" Apakah kau tidak bisa berpandangan
bahwa ada beberapa orang yang memang benar-benar tulus?"
"Itu aneh karena dia tiba-tiba mucul setelah sekian
lama." Nyonya Jonathan tersenyum, "Mungkin memang
kebetulan yang aneh..." sang mama melepas kacamatanya di
meja dan menatap Davin, "Sefrina Nathaniel adalah perempuan
yang pernah ditunangkan kepadamu sejak kau dilahirkan. Itu
adalah salah satu janji antara kakekmu dengan kakek Sefrina."
"Apa?" "Ya. Kau punya tunangan sejak kecil. Tetapi karena
Sefrina tubuhnya lemah, dia dirawat di London dan bersekolah
di sana sejak kecil. Dia seumuran denganmu, tetapi karena
sakitnya dia terlambat bersekolah, mungkin karena itulah dia
24 Sweet Enemy bisa setingkat dengan Keyna. Dan karena dia sejak kecil di
London-lah, kau tidak pernah bertemu dengannya sebelum ini."
"Kenapa mama tidak pernah bercerita kepadaku tentang
pertunangan ini?" "Karena hal itu sudah tidak penting lagi, sebab ketika
usiamu lima tahun setelah kejadian percobaan penculikan itu,
papamu membatalkan kesepakatan itu. Seperti mama bilang
tadi, itu adalah janji yang dibuat oleh kakekmu dengan kakek
Sefrina, mama tidak tahu alasan papamu membatalkannya,
mungkin dia berpikiran kalau kesepakatan itu tidak relevan lagi
di jalan sekarang, papamu adalah orang yang berpandangan
modern... Kau bisa menanyakan alasan pastinya nanti kalau
beliau sudah pulang dari Eropa."
Davin mengernyitkan keningnya makin dalam. Entah
kenapa dia merasa bukanlah suatu kebetulan Sefrina muncul di
kehidupan mereka dan menjadi sahabat Keyna.
?"" Keyna melangkah di balkon sambil menghirup udara
segar yang berhembus dari luar, rasanya dingin, menyejukkan
dan menyenangkan. Rasanya begitu damai berdiri di sini.
Dipegangnya kalung pemberian dari almarhum papanya dan
tersenyum. Sang papa pasti senang melihatnya diurus di sini.
Keyna tidak pernah menyalahkan papanya karena hidup miskin.
Keyna tidak menyalahkan papanya karena kehilangan bakat di
jemarinya yang membuatnya terpuruk menjadi seorang buruh
bangunan. Mereka memang miskin, tetapi mereka bahagia,
hidup dengan penuh cinta di rumah mereka yang kecil tetapi
hangat. Tidak perlu takut akan niat lain di balik kebaikan orangorang, karena
mereka tidak punya apapun untuk diincar.
Kehidupan di masa itu biarpun sulit dan berkekurangan, tetapi
terasa menyenangkan karena kehangatan yang mereka miliki.
Suara alunan biola membuat Keyna teralih dari
lamunannya, suara itu terdengar dekat dari sini, dari ruang
keluarga. Alunannnya begitu indah, memainkan musik yang
menyayat hati, terbawa oleh hembusan angin merasuk hingga ke
jiwa. Keyna berdiri dengan ragu di ruang keluarga, lalu
melangkah masuk. Ada seorang lelaki sedang memainkan biola
di tengah ruangan, lelaki yang tampan dan sepertinya seumuran
Sweet Enemy 25 dengan Davin. Siapa lelaki ini" Lelaki itu menyelesaikan alunan
lagunya dengan nada pedih yang semakin pelan, menyisakan
kesesakan bagi yang mendengarkan, karena terbawa oleh
kesedihan nadanya. Lalu berhenti, menghela napas, dan
menatap Keyna, seolah baru menyadari kehadiran Keyna di
sana. "Hai." lelaki itu meletakkan biolanya dengan anggun di
meja, lalu tersenyum lembut, "Kau pasti Keyna, kenalkan aku
Jason," dia mengulurkan tangannya.
Dengan gugup Keyna membalas uluran tangan itu.
"Aku sudah lama melihatmu, bahkan sejak kau datang
pertama kali ke mansion ini, aku salah satu sahabat Davin,"
senyum lembutnya tidak pernah hilang dari wajahnya, "Tetapi
baru sekarang aku berkesempatan berbicara langsung
denganmu." "Di sini kau rupanya. Aku sudah curiga kau tak tahan
untuk memainkan biola dari koleksi papa," suara Davin menyela
di pintu, lelaki itu melangkah masuk, dan kemudian berdiri
tertegun, mengernyit kepada Keyna dan Jason yang berdiri
berhadap-hadapan. "Kenapa kau ada di sini Keyna?"
Jason tersenyum kepada Davin, "Dia mengikuti alunan
permainan biolaku dan masuk ke sini, ah, aku harus pergi." Jason
melirik ke arah jam tangannya, "Terima kasih sudah
meminjamiku biola itu Davin," sebelum keluar, Jason
mengedipkan matanya kepada Keyna.
Setelah pintu itu tertutup Davin menatap Keyna dengan
tajam, "Jangan berhubungan dengan Jason, jangan melakukan
kontak dengannya, pokoknya jangan sampai kau berinteraksi
dengannya." Keyna menatap Davin dengan bingung, "Kenapa?"
"Karena dia benci perempuan." Davin menatap Keyna
dengan serius, "Dia dipanggil sebagai penghancur hati
perempuan, semuanya. Tidak peduli tua atau muda, bersuami
atau lajang, semua akan dihanyutkan dalam pesonanya untuk
kemudian dihancurkan. Dia menyimpan kebencian yang
mendalam kepada ibu kandungnya yang meninggalkannya, lalu
26 Sweet Enemy melampiaskannya kepada semua perempuan. Jangan pernah
dekati dia atau kau akan menjadi korbannya."
Keyna menghela napas, sedikit merinding mendengar
penjelasan Davin. Kalau memang benar deskripsi Davin tentang
Jason, dia pasti akan menghindarinya. Tetapi entah kenapa ada
perasaan aneh ketika dia melihat Jason tadi, perasaan aneh yang
akrab, seolah-olah dia telah mengenal Jason sebelumnya.
?"" "Keadaan makin buruk ya." Sefrina duduk di sebelah
Keyna di kelas sambil menatap ke sekeliling, beberapa orang
tampak langsung berbisik-bisik melihat Sefrina mendekati
Keyna. Keyna menoleh ke arah Sefrina dan tersenyum sedih,


Sweet Enemy Karya Santhy Agatha di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Maafkan aku." "Tidak perlu minta maaf." Sefrina terkekeh, "Pendapat
orang-orang yang picik dan dangkal sama sekali tidak
mempengaruhiku. Aku senang dengan yang kulakukan, lagipula
aku dulu sama sepertimu, tidak punya teman."
Keyna menoleh ke arah Sefrina dan menatap dengan
tertarik, "Benarkah?" Mana mungkin orang secantik Sefrina dan
tampak jelas dari keluarga berkelas pula bisa merasakan tidak
punya teman" "Aku dulu sering sakit-sakitan dan tinggal kelas. Pada
akhirnya aku harus diam di dalam rumah dan menjalani
perawatan." Mata Sefrian menerawang jauh, "Dan kemudian
teman-temanku hanyalah para dokter dan perawat dan hilir
mudik." "Kau sakit apa?"
"Bukan sakit yang penting." Sefrina memalingkan muka
dan menatap buku di tangannya, "Sekarang aku sudah sembuh,
dan aku masih tidak suka membicarakannya." lalu perempuan
itu menatap Keyna dengan mata bulatnya yang begitu bening,
"Maafkan ya." Keyna langsung luluh dan tersenyum pengertian pada
Sefrina, "Tidak apa-apa. Yang penting sekarang kau sudah
sembuh." "Ya. Aku senang bisa berteman denganmu Keyna." jawab
Sefrina, setengah berbisik.
Sweet Enemy 27 "Cinta terpendam adalah cinta yang paling
sulit dipadamkan" 2 "Kau sedang apa?" Davin tiba-tiba saja muncul di dapur
dan mendapati Keyna sedang memanaskan sesuatu dan
mengaduk-ngaduknya di panci, lelaki itu tampak tertarik dan
melangkah memasuki dapur, mendekat ke arah kompor,
kemudian mengernyit, "Apa itu?"
Keyna menoleh dan menatap Davin dengan malu, dia
tidak menyangka akan dipergoki Davin di dapur selarut ini.
"Ini biji vanilla yang direbus bersama susu putih cair."
"Untuk minuman?"
"Ya." Keyna mengalihkan pandangan ke panci, airnya
belum mendidih tetapi sudah tampak makin menghangat, Keyna
harus mengaduknya karena kalau sampai airnya mendidih dan
tidak diaduk busanya akan naik dan tumpah dari panci, "Aku
biasa meminumnya kalau sedang tidak bisa tidur."
"Kau bisa meminta pelayan membuatkannya untukmu."
"Tidak." Keyna bergumam, "Ini sudah jam sebelas malam,
mereka semua sudah beristirahat, aku tidak mau merepotkan."
"Keyna." suara Davin berubah tajam, khas dikeluarkannya
ketika dia merasa jengkel kepada Keyna, "Para pelayan di
mansion ini dibayar untuk melayani majikannya. Dan kau adalah
anggota keluarga ini, salah satu majikan mereka."
"Ya... Aku tahu... Hanya saja aku tidak ingin mengganggu
orang-orang yang sudah beristirahat malam."
Davin menggeleng-gelengkan kepalanya atas sikap keras
kepala Keyna. Dia melangkah, duduk di kursi kayu di depan meja
kayu besar yang ada di dapur itu. Susu itu sudah mengeluarkan
aroma harum yang khas, aroma wangi vanilla dan gurihnya susu
menguar, memenuhi ruangan.
28 Sweet Enemy "Kau bilang tadi kau tidak bisa tidur" Kenapa?"
Kenapa Davin tidak pergi saja dan membiarkan Keyna
memasak susu vanilla hangatnya dengan tenang" Keyna
membatin dalam hati. Tetapi kemudian menghela napas dan
menjawab. "Kadang-kadang aku memang susah tidur, terjadi begitu
saja. Tidak bisa dijelaskan kenapa."
"Hmmm." Davin menaruh tanganya di meja, "Karena
banyak masalah di kampus?"
"Kenapa kau bilang begitu?" Susu di panci sudah
mendidih dan Keyna mematikan kompor. Ketika akan menuang
ke mug, dia menyadari bahwa isinya cukup banyak. "Mau?"
tanyanya menawarkan ke Davin.
"Mau. Kebetulan aku juga sedang susah tidur." lelaki itu
menjawab sambil tersenyum. Senyum tulus yang sangat jarang
muncul di wajahnya yang angkuh itu. "Karena aku mendengar
selain si Sefrina itu, tidak ada yang mau berteman denganmu."
"Itu tidak masalah, aku kuliah bukan untuk berteman,
tetapi menyelesaikan pendidikanku sehingga aku bisa segera
mencari pekerjaan." Keyna menuang susu vanilla itu ke dua mug,
menyaring isinya supaya biji vanilla tidak ikut masuk ke dalam
mug. Satu untuknya dan satu untuk Davin. Dia lalu meletakkan
mug itu di depan Davin. Lelaki itu langsung meraihnya dan
menghirup aromanya, belum bisa mencicipinya karena masih
panas sekali. "Duduklah." Davin menatap Keyna tak terbantahkan,
meskipun sebenarnya Keyna sangat ingin kembali ke kamarnya
sendirian, dia akhirnya duduk di kursi kayu itu, di depan Davin.
"Dari kata-katamu, sepertinya kau ingin segera mencari
pekerjaan." "Ya. Supaya aku bisa hidup mandiri dan tidak merepotkan
Nyonya Jonathan lagi." Keyna tersenyum tipis, "Aku tahu kalau
mengganti seluruh biaya yang dikeluarkan Nyonya Jonathan
kepadaku tidak mungkin, tetapi setidaknya aku ingin membalas
budi, dengan uangku sendiri."
"Tetapi kau bagian dari keluarga ini, menurutku." Davin
menatap Keyna dan bertanya-tanya, apakah Keyna tidak tahu
Sweet Enemy 29 bahwa ayah Keyna-lah yang menyelamatkan Davin di waktu
kecil" Mengorbankan tangannya, mengorbankan keahliannya,
dan mengorbankan masa depannya" Kalau memang benar
Keyna tidak tahu, bagaimana kalau Keyna tahu nantinya"
Akankah dia membenci Davin" Karena kalau Robert, ayah Keyna
itu tidak menyelamatkan Davin, dia mungkin akan menjadi
pemain biola yang sangat tersohor dan Keyna pasti hidup layak,
tidak seperti yang dialaminya. "Lagipula sepertinya mama tidak
mengharapkan pengembalian darimu, dia cukup puas kalau kau
mencapai nilai tertinggi, seperti biasanya."
Keyna tertawa pelan. "Ya. Aku akan berusaha untuk poin
nilai tertinggi itu." Keyna mengamati Davin. Lelaki ini sungguh
tampan, sekaligus terasa jauh, tak tersentuh, Keyna bahkan
kadangkala merasa begitu canggung kepada lelaki itu, meskipun
mereka tinggal serumah dan Davin melaksanakan janjinya untuk
tidak mengganggu Keyna. Ngomong-ngomong... Apa yang membuat Davin berubah
pikiran secepat itu" Dari membencinya lalu berubah menerima
kehadirannya di rumah ini" Bahkan lelaki itu sendiri yang
menjemputnya. Apakah penyebabnya hanya karena penyesalan"
Keyna sudah lama bertanya-tanya, tetapi tentu saja dia tidak
berani menanyakannya langsung kepada Davin. Mereka duduk
berhadap-hadapan dalam keheningan, di ruang dapur yang
temaram itu. Keyna meniup susunya dan menikmati aroma
vanilla segar yang menyeruak, membuatnya santai.
"Ayahku dulu sering membuatkanku minuman ini di
malam hari sepulang kerja. Aku akan meminumnya kemudian
tertidur nyenyak dengan santai." Keyna menyesap minumannya
dan tersenyum kepada Davin. Lelaki itu entah kenapa membalas
senyumannya, lalu ikut meniup minuman di mugnya untuk
kemudian mencicipinya. "Enak." suara Davin berubah serak, "Aku rasa aku akan
tidur nyenyak juga malam ini."
Tiba-tiba Keyna teringat sesuatu, dia berbalik dan
membuka laci atas dapur dan menemukan biskuit yang
dicarinya, oreo dengan gula vanila yang melapisinya. Sementara
itu Davin menatapnya dengan bingung sekaligus tertarik.
"Kau sedang apa?"
30 Sweet Enemy "Aku mau mencampur oreo ini dengan susu."
Mata Davin menatapnya ngeri, "Apa" Nanti akan jadi
bubur biskuit kental yang menjijikkan." gumamnya,
mengamankan susu hangatnya seolah takut Keyna juga akan
menuang oreo itu ke minumannya.
Keyna melirik Davin dengan tatapan mencela, "Biskuit
ini tidak akan hancur menjadi bubur, dia akan menjadi remahan
keras yang memberikan cita rasa khas. Kau belum mencobanya,
ini enak. Aku selalu minum oreo milkshake setiap pagi di cafe
langgananku." "Di mana?" Davin langsung bertanya dan tertarik. Dia
tidak pernah tahu bagaimana kegiatan Keyna sehari-hari, yang
dia tahu Keyna selalu berangkat kuliah lalu pulang ke mansion,
informasi ini membuatnya ingin tahu.
"Di Garden Cafe, sebuah cafe dengan nuansa hijau dan
taman dengan dinding-dinding kaca yang indah." mata Keyna
berbinar, "Dan oreo milkshake yang paling enak di dunia."
Davin terkekeh, "Sepertinya aku harus mencobanya
kapan-kapan." lelaki itu lalu melirik ragu ke arah Keyna yang
sekarang memecah oreo itu menjadi serpihan-serpihan dan
menaburkannya ke dalam gelas susunya. Setelah semua oreo
hancur dan tertuang di dalam gelas susunya, Keyna mengambil
sendok dan mengaduknya sehingga titik-titik gelap muncul dari
susu yang semula putih itu, menimbulkan warna keabuan.
"Kau benar-benar akan meminumnya?" Davin menatap
Keyna dengan pandangan tak percaya.
Keyna tertawa, lalu meneguk susu oreo itu dengan
nikmatnya, kemudian menatap Davin mengejek, "Ini adalah
minuman yang sangat lezat."
"Benarkah?" tanpa diduga, Davin mengambil gelas itu
dari tangan Keyna dan meneguknya. Sementara itu Keyna
tertegun dengan perbuatan Davin. Lelaki itu meneguk dari gelas
yang sama dengannya, sebuah bentuk keintiman yang tidak
disangkanya. Keyna masih tertegun ketika Davin meletakkan gelas di
itu di depannya, tersenyum misterius.
"Kau benar, ternyata enak."
Sweet Enemy 31 Keyna masih melirik gelas itu, susunya masih setengah...
Tapi ada bekas bibir Davin di sana. Apakah dia boleh meminum
dari gelas itu" Kalau-kalau nanti mereka minum di tepi gelas
yang sama... Bukankah sama saja mereka sudah berciuman
secara tidak langsung"
Pipi Keyna memerah dengan pikiran itu, membuatnya
salah tingkah. Sementara Davin tampaknya tidak peduli, dia
menatap Keyna dan mengerutkan keningnya.
"Kenapa diam" Ada apa?"
Keyna langsung menggelengkan kepalanya, dan meraih
gelas susu itu dalam genggamannya, "Eh tidak ada apa-apa."
Davin mengedipkan sebelah matanya, "Kapan-kapan ajak
aku ke Garden Cafe itu, aku ingin tahu seperti apa minuman
paling lezat di dunia menurut versimu." gumamnya menggoda,
lalu berdiri dan melangkah pergi meninggalkan Keyna di dapur.
?"" Davin memarkir mobilnya di pelataran kampus.
Kedatangannya di kampus Keyna ternyata memang mencolok.
Beberapa orang tampak berkerumun dan mulai menatapnya
dengan tertarik. Beberapa perempuan tampak tak malu-malu
melemparkan tatapan mata memuja. Davin sudah terbiasa
menerima tatapan semacam itu, dari tatapan kagum, tatapan iri,
tatapan memuja dan banyak lain jenisnya. Dia sudah belajar
untuk tidak mempedulikannya. Dengan tenang dia melangkah
melalui pintu kaca besar di gedung kampus itu dan melangkah
menuju hall depannya. Kedatangannya rupanya sudah
menyebar dengan cepat, karena salah satu petinggi kampus
tampak turun dari tangga dan menyambutnya. Pengaruh mama
Devin memang besar di kampus ini. Karena mama Devin adalah
pemilik kampus swasta paling megah di kota ini. Meskipun itu
tak menghentikan mereka membenci anak angkat mama. Batin
Davin, mencibir dalam hati.
"Tuan Davin, kenapa anda tidak mengabarkan
kedatangan anda sebelumnya?" petinggi kampus itu
menyambutnya dan menyalaminya.
Davin menyambut uluran tangan itu dan tersenyum,
"Saya bukan dalam kunjungan resmi menemani mama saya.
32 Sweet Enemy Saya hanya kebetulan lewat dan sekalian mampir untuk
menjemput adik saya."
"Adik anda?" petinggi kampus itu mengerutkan
keningnya, "Maksud anda, Keyna?"
"Yah. Siapa lagi." Davin melirik beberapa orang yang
tampak begitu tertarik, menguping percakapannya dengan sang
petinggi kampus ini. "Terima kasih atas sambutan anda,
sekarang saya akan mencari adik saya dulu."
"Eh... Apakah anda ingin duduk dan masuk di ruang tamu
atas dulu, tuan Davin?"
"Tidak. Mungkin lain kali." Davin menganggukkan
kepalanya dan melangkah meninggalkan petinggi kampus itu.
Dia menelusuri koridor demi koridor berlantai marmer itu
dengan tenang. Seluruh bagian dari kampus ini sudah sangat
dihafalnya, karena dulu dia juga bersekolah di sini sebelum
melanjutkan magisternya di England. Dia melangkah menuju
kelas Keyna, seharusnya, kalau Keyna belum pulang, dia ada di
sana. Davin rupanya tidak salah. Dia menemukan Keyna sedang
duduk di salah satu sudut kelas, sendirian dan membaca buku
yang tampaknya sangat menarik baginya karena dia seperti larut
di dalamnya, tak peduli dengan dunia luar. Rupanya perkuliahan
sudah selesai dan sekarang para mahasiswa sedang berdiskusi
santai sebelum pulang. Davin melangkah mendekat dan begitu
orang-orang menyadari dia datang, suasana langsung berubah.
Semua menatap ke arahnya, tetapi Davin tidak peduli.
"Keyna." panggilnya lembut.
Keyna yang sedang menunduk mengangkat kepalanya,
menatap ke arah Davin, lalu matanya membelalak, kaget.
"Kenapa kau di sini?" suaranya setengah berbisik, setengah
tercekik. "Menjemputmu. Aku kebetulan lewat."
Keyna menoleh ke arah sekeliling. Davin benar-benar
membuktikan kata-katanya. Dengan kedatangannya ke sini,
terang-terangan menjemput Keyna, dia benar-benar ingin
menunjukkan bahwa Keyna adalah bagian dari keluarga
Jonathan yang harus dihormati, Davin terang-terangan
menunjukkan bahwa Keyna harus diperlakukan sama seperti
Sweet Enemy 33

Sweet Enemy Karya Santhy Agatha di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

ketika mereka semua menghormati keluarga Jonathan. Semua
orang memandang ke arah mereka. Dan ketika Keyna menatap
orang-orang itu, semuanya mengalihkan pandangan. Tidak
berani balas menatap. Well, ternyata kehadiran Davin cukup
mengintimidasi di sini. "Aku tidak perlu kau melakukan ini
semua." Keyna berbisik lirih, yang hanya bisa didengar oleh
Davin saja. Hal itu membuat Davin terkekeh, "Aku cuma datang
menjemputmu Keyna, jangan berpikiran terlalu rumit. Ayo
kemasi barang-barangmu, ikut aku."
Ketika itulah Keyna menatap kedatangan Sefrina dari
pintu kelas. Tadi Sefrina bilang mau ke kamar kecil, dia
mengajak Keyna untuk mampir ke toko roti di dekat kampus
sebelum pulang dan Keyna sudah bilang iya. Jadi dia tidak
mungkin mengikuti Davin pulang begitu saja,
"Sefrina." Keyna memanggil Sefrina yang tampak ragu
melangkah ketika menyadari sosok Davin yang berdiri
menghadap Keyna, membelakangi Sefrina.
Davin yang menyadari nama Sefrina disebut langsung
menoleh, penuh ingin tahu. Kata mamanya, Sefrina adalah
mantan tunangannya. Dan sejauh yang diketahui Davin,
kedatangan Sefrina kemari, meninggalkan London, kota yang
bisa dikatakan merupakan tempat dia menghabiskan sebagian
besar hidupnya masih misterius. Belum lagi alasannya
mendekati Keyna yang masih dipertanyakan. Yang berdiri di
depan Davin adalah seorang perempuan yang cantik. Dengan
tubuh mungil yang tampak rapuh dan rambut panjang
menjuntai. Sefrina tampak seperti peri yang sangat cantik. Aku
mungkin harus memprotes mama karena membatalkan
pertunangan itu, Davin bergumam dalam hati, tetapi kemudian
menatap Keyna dan senyumnya semakin dalam, tetapi
bagaimanapun juga Keyna terasa lebih menarik, entah kenapa.
Mungkin karena mereka berasal dari latar belakang berbeda,
sehingga Davin merasa akan terus menemukan hal-hal baru jika
bersama Keyna. Davin lalu mengalihkan pandangannya kembali
kepada Sefrina. 34 Sweet Enemy "Hai, aku sering mendengar namamu dari Keyna." Davin
bersikap ramah, seolah-olah tak tahu kalau Sefrina adalah
mantan tunangannya. Sefrina mengamati wajah Davin lama, sebelum kemudian
tersadar dan menjabat uluran tangan Davin, "Aku Sefrina."
"Terima kasih sudah mau berteman akrab dengan adikku.
Keadaan sulit baginya di sini, dan aku senang dia bisa
menemukan teman yang bisa mendukungnya."
Sefrina tertawa, "Aku cuma mengikuti kata hatiku, dan
tidak peduli dengan pemikiran dangkal orang-orang. Keyna
sungguh teman yang baik."
Keyna yang masih duduk di kursi kelasnya mengamati
kedua orang di depannya itu. Mereka tampak sangat cocok
ketika berhadap-hadapan seperti itu. Tampan dan cantik, dan
berkelas, dan sudah pasti sama-sama dari keluarga kaya. Kalau
mereka berpasangan pasti akan menjadi pasangan yang
membuat iri orang-orang yang memandangnya saking cocoknya.
"Keyna. Ayo kita pulang."
"Eh..." Keyna tersadar dari lamunannya. "Tapi aku sudah
berjanji kepada Sefrina untuk menemani ke toko roti..."
"Lain kali saja Keyna, kasihan Davin sudah susah-susah
menjemputmu kemari." Sefrina tersenyum manis, "Lagipula kita
kan bertemu lagi besok, kita bisa kesana sepulang kuliah besok."
"Oh. Oke. Maafkan aku Sefrina." Keyna beranjak dari
duduknya dan memasukkan buku-bukunya ke dalam tas. "Aku
tidak sabar menanti besok." Dia membiarkan Davin dengan
gentle meraih tasnya dan membawakan tasnya.
"Aku juga tidak sabar." Sefrina melambai, masih dalam
senyum manisnya. Keyna lalu melangkah mengikuti Davin. Meninggalkan
Sefrina yang berdiri diam, mengamati mereka berdua sampai
menghilang. ?"" Malam itu hujan turun dengan lebatnya. Tak terkira,
diiringi suara angin dan hujan. Sementara Keyna berbaring
diranjangnya gemetaran. Mencoba menutupi seluruh tubuhnya
Sweet Enemy 35 dari ujung kaki sampai dengan kepala dengan selimut. Tetapi
setiap suara guntur menggelegar dia terlonjak kaget lalu
meringis ketakutan. Tidak ada yang tahu selain ayahnya. Tetapi
Keyna memang takut dengan guntur. Dulu sewaktu kecil kalau
mendengar suara guntur, Keyna akan menangis meraung-raung.
Dan ayahnya akan memasukkannya ke dalam selimut
bersamanya. Ketika Keyna beranjak dewasa pun sama saja, dia
akan mengetuk pintu kamar ayahnya dan minta izin untuk
bersembunyi di balik selimutnya sampai badai guntur di luar
reda. Ayahnya adalah satu-satunya tempat Keyna bergantung.
Guntur berbunyi lagi, kali ini demikian kerasnya sampai
membuat kaca-kaca dan kusen jendela bergetar menimbulkan
bunyi yang tak kalah kerasnya. Keyna berusaha menahan
ketakutannya, sambil menyusut air matanya. Ayah... Ayahnya. Di
saat seperti ini dia merasa amat sangat merindukan ayahnya,
dan berharap ayahnya masih hidup.
Tiba-tiba lampu mati, gelap gulita. Cahaya yang masuk
hanyalah kilatan-kilatan guntur yang menembus kegelapan,
menimbulkan bayangan bayangan menakutkan yang kemudian
menghitam secepat kilat. Keyna makin gemetar, makin takut.
Astaga. Kapan siksaan ini akan berakhir" Kapan hujan guntur itu
akan berhenti" Keyna begitu takut, ketakutan yang tidak mampu
dijelaskannya ketika mendengar suara guntur. Ketakutan yang
menggelayutinya, entah kenapa, dan entah karena apa. Lalu
pintu kamarnya terbuka. "Keyna, kau tidak apa-apa" Lampu
mati sebentar sepertinya ada pohon tumbang menimpa kabel
listrik di luar. Tetapi sedang diperbaiki..." Itu suara Davin. Dan
kemudian, tanpa mempedulikan rasionalitasnya, meskipun nanti
kalau dia sudah tidak ketakutan Keyna pasti akan merasa malu,
dia melompat dengan histeris dari ranjang, melemparkan
selimutnya dan setengah berlari, lalu menubruk Davin dengan
kerasnya, hingga tubuh lelaki itu sempat mundur sedikit, lalu
memeluknya erat-erat. Pada saat yang sama guntur menggelegar
lagi dengan kerasnya, dan seluruh tubuh Keyna mulai bergetar.
"Keyna?" Davin tidak menolak pelukan Keyna. Dia balas
memeluk perempuan kecil itu, berusaha menenangkan tubuh
kecil yang gemetaran tenggelam di pelukannya. Ketika petir
menggelegar lagi dan Keyna berjingkat kaget lalu makin erat
memeluknya, Davin tahu, Keyna takut pada suara petir. "Sttt..."
36 Sweet Enemy dia berbisik lirih, berusaha menenangkan Keyna. Perempuan ini
memeluknya begitu erat sampai membuatnya susah bernafas,
dan Keyna pasti melakukannya tanpa sadar. Davin tersenyum,
kalau Keyna sadar, dia pasti tidak akan mau memeluknya seperti
ini. Tiba-tiba Davin teringat, lalu tersenyum penuh syukur,
untunglah hujan deras waktu itu, ketika dia menemukan Keyna
setelah terusir dari mansion, hujan deras waktu itu tidak dihiasi
oleh petir yang menggelegar seperti ini. Kalau tidak mungkin
Keyna sudah melemparkan dirinya ke pelukan siapapun yang
dia temukan, Davin tersenyum kecut. "Sttttt... Tenanglah sayang,
jangan takut. Ada aku di sini. Lampu akan menyala sebentar lagi.
Ayo akan kutemani kau sampai tertidur."
Seluruh tubuh Keyna bergetar ketika Davin
mengangkatnya seolah dia sangat ringan, lalu meletakkannya di
ranjang, Davin duduk di tepi ranjang dan menyelimuti Keyna.
"Tidurlah, aku akan ada di sini menemanimu."
Keyna mengangguk, dan memejamkan matanya. Petir
menyambar-nyambar di luar dan suara guntur menggelegar,
tetapi kehadiran Davin rupanya membuat Keyna lebih tenang.
Perempuan itu masih mencengkeram jemari Davin seolah takut
di tinggalkan. Dan kemudian lampu menyala kembali, memenuhi
kamar dengan nuansa kuning lampu tidur yang temaram. Hujan
mulai reda pada akhirnya, lama kemudian, meskipun aliran
airnya masih tercurah ke bumi.
Keyna tampaknya sudah di ambang tidurnya, dia
menatap Davin dengan mata setengah terpejam dan tersenyum.
"Terima kasih, Davin." gumamnya pelan sebelum larut di dalam
tidurnya. Davin hanya menatap Keyna yang sudah terlelap itu.
Dia lalu hendak melangkah berdiri, tapi tangan mungil Keyna
ternyata masih menggenggam tangannya begitu erat. Lelaki itu
lalu duduk lagi dan termenung di atas ranjang, kembali menatap
wajah Keyna dalam-dalam Sweet Enemy 37 "Mimpi adalah manifestasi dari kenangan
yang terlupakan di masa lalu."
3 Tidurnya begitu lelap. Davin menggumam dalam hati.
Duduk di tepi ranjang dan mengamati Keyna. Dan dia nampak
begitu polos, seperti anak kecil. Lelaki itu lalu mengangkat
alisnya dan mengalihkan pandangannya ke bagian bawah
tubuhnya dengan kesal. Kalau memang baginya Keyna seperti anak kecil, kenapa
dia bisa terangsang seperti ini"
Davin menatap Keyna lagi dan menggeram kesal. Kesal
pada dirinya sendiri. Terlalu berbahaya berada di sini. Dia takut
lupa diri dan menyerang Keyna dalam tidurnya. Lalu
menyesalinya. Dengan hati-hati, dilepaskannya pegangan jemari
Keyna di jemarinya, dan berdiri dari ranjang. Dia lalu
membungkuk untuk menyelimuti Keyna. Wajah Keyna begitu
dekat dengannya, napasnya berembus ringan dan teratur. Dan
Davin tidak dapat menahan diri. Dikecupnya bibir Keyna lembut.
Sebelum kemudian melangkah pergi, meninggalkan kamar itu,
meninggalkan Keyna yang masih tertidur pulas.
?"" Pagi harinya Keyna terbangun dengan kepala pening.
Hujan sudah reda, tetapi masih menyisakan rintikannya yang
membuat pagi hari ini gelap dan berkabut.
Setidaknya sudah tidak ada guntur...
Keyna terduduk dan menyadari selimutnya melorot ke
pinggang. Dia meraih selimut itu dan menaikkannya lagi ke
dadanya karena hawa dingin langsung menyengatnya. Selimut
itu tadinya terpasang rapi di tubuhnya. Siapa yang telah
menyelimutinya ketika tidur.Ingatan Keyna berputar, dan
kemudian pipinya langsung terasa panas ketika mengingat
kejadian kemarin malam, ketika dia menghambur ke dalam
pelukan Davin tanpa malu.
38 Sweet Enemy Oh ya ampun! Dengan begitu saja dia memeluk Davin
Jonathan yang sangat angkuh dan terkenal galak itu - meski
sekarang Davin tidak pernah bersikap buruk padanya, tetap saja
image itu melekat pada pembawaannya - Dan anehnya, Davin
tidak menolaknya. Dia sangat ingat bahwa Davin membalas
pelukannya, menenangkannya, membawanya kembali ke
ranjang dengan lembut dan menemaninya sampai dia tertidur...
Kenapa Davin begitu baik kepadanya"
?"" "Kau takut dengan petir?" Sefrina menatap Keyna sambil
tersenyum geli, dia lalu menyesap cangkir cokelatnya berusaha
menyembunyikan tawanya, "Keyna, hanya anak kecil yang takut
dengan petir." "Yah, aku sebenarnya malu dengan ketakutan tidak
wajarku itu." Keyna tersenyum sambil menatap perempuan
cantik di depannya. Oh astaga, Sefrina memang benar-benar
cantik. Kulitnya memang agak pucat, tetapi Sefrina pernah cerita
bahwa dia menderita sakit yang lama sehingga harus terus di
dalam rumah. "Sepertinya aku punya trauma masa lalu di waktu
kecil." "Trauma apa?" Sefrina menyipitkan matanya dan
meletakkan cangkirnya di meja. Mereka berdua sedang duduk di
Garden Cafe pagi itu, kebetulan dosen memundurkan waktu
kuliah agak siang karena ada acara wisuda, jadi sambil
menunggu jam kuliah, Keyna mengajak Sefrina ke Garden Cafe
yang biasa dia kunjungi setiap pagi... Sefrina ternyata
penggemar kopi, katanya kopi bisa membuatnya lebih segar
menghadapi hari. "Entahlah..." Keyna berusaha mengingat-ingat, "Aku dulu
sering bermimpi. Hujan badai, petir, dan teriakan-teriakan
keras... Aku bersembunyi di lemari ketakutan..." Keyna menarik
napas karena usahanya mengingat itu membuat kepalanya sakit,
"Aku tidak tahu apakah itu mimpi atau kenyataan. yang pasti aku
selalu mengasosiasikan hujan petir dengan rasa takut yang amat
sangat." "Mungkin kau harus mencoba hipnotis untuk
mengembalikan ingatanmu."
Sweet Enemy 39 "Apa?" Sefrina terkekeh, "Aku pernah melihatnya di film, ada
seseorang yang begitu takut akan darah, dia lupa kenapa,
sesuatu terjadi di masa kecilnya tetapi dia tidak bisa
mengingatnya, seolah-olah otaknya membentengi ingatan itu
dan hanya menyisakan trauma. Dia datang ke ahli hipnotis dan
alam bawah sadarnya dibimbing untuk mengingat semuanya.
dan hasilnya mengejutkan." Sefrina tersenyum misterius,
"Mungkin kau harus mencobanya."
"Mencoba menonton film itu" Atau mencoba datang ke
ahli hipnotis?" Sefrina tertawa lagi, "Dasar. Tentu saja ke ahli hipnotis,
siapa tahu kau seperti tokoh di film itu, otakmu memblok
ingatanmu, dan kau punya hal mengejutkan yang kau lupakan."
"Oh ya, mungkin aku harus mencobanya. Setidaknya aku
tidak harus menahan malu lagi kalau bertemu dengan Davin
nanti." tatapan Keyna menerawang dan pipinya memanas lagi
mengingat kejadian semalam.
"Kenapa harus menahan malu kepada Davin?"
"Karena semalam aku melemparkan diri ke dalam
pelukannya karena ketakutan." Keyna mengusap pipinya,
berusaha menghilangkan rasa panas di sana. "Tetapi setidaknya
Davin berlaku baik padaku, dia menenangkanku dan menjagaku
sampai aku tertidur. Mungkin itu ya rasanya memiliki seorang
kakak lelaki." Ekspresi wajah Sefrina tak terbaca. Tetapi kemudian dia
tersenyum lembut."Iya Keyna, beruntung sekali dirimu."
Pipi Keyna memerah, dia berusaha memusatkan
pandangannya kepada oreo milkshake yang sangat menggiurkan
di depannya, mencoba menghilangkan bayangkan bahwa dia
memeluk Davin erat-erat.

Sweet Enemy Karya Santhy Agatha di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Aku memang sangat beruntung, karena keluarga
Jonathan mau menanggungku dan memperlakukanku dengan
baik." Keyna menghela napas, "Karena itu aku akan berusaha
sebaik-baiknya supaya tidak mengecewakan mereka."
?"" 40 Sweet Enemy Keyna berjalan sendirian di trotoar, tadi Sefrina sudah
dijemput supir pribadinya dan mengajak Keyna menumpang
mobilnya, tetapi Keyna menolak karena sebelum pulang dia
ingin mengunjungi toko buku tua di sudut kota. Sekarang setelah
berhasil membawa beberapa buku hasil buruannya, dia ingin
segera pulang karena tanpa disadarinya, waktu sudah beranjak
sore. Mama Davin, Nyonya Jonathan menyediakan supir dan
mobil untuk mengantar jemput Keyna, tetapi Keyna menolak
fasilitas itu dengan halus, selama ini Keyna selalu menggunakan
bus untuk pulang dan dilanjutkan dengan jalan kaki. Keyna ingin
segera sampai ke halte bus, dia tidak ingin ketinggalan bus,
karena kalau sampai terlambat, dia harus menunggu bus
berikutnya dua jam lagi. Itu berarti dia harus menunggu di halte
sendirian sampai malam. Tiba-tiba sebuah mobil berjalan lambat di sampingnya,
semula Keyna tidak memperhatikan, tetapi ketika mobil itu
semakin mengikutinya, Keyna menoleh dan menatap waspada.
Mobil itu berwarna hitam legam, jenis mobil sport yang cukup
bagus, dengan kacanya yang gelap.
Apakah ini penculikan" Mobil itu mirip mobil mafia-mafia
di film. Kadang Keyna kesal dengan imaginasinya sendiri yang
membuatnya ketakutan. Lalu kaca mobil itu terbuka sebelum
Keyna sempat panik lebih jauh. Yang ada di balik kemudi adalah
Jason. Lelaki yang memainkan biola waktu itu. Keyna tak akan
pernah lupa wajahnya. Langkahnya langsung terhenti.
Jason ikut mematikan mobilnya dan tersenyum lembut,
"Aku pikir aku tadi salah orang, ternyata kau benar-benar Keyna.
Kenapa kau berjalan sendirian di sini Keyna?"
"Aku... Eh... Aku sedang menuju halte bus."
"Menuju halte bus" Memangnya tidak ada mobil dan supir
yang menjemputmu?" Jason mengerutkan kening, tampak tidak
suka dengan ide Keyna berjalan sendirian dan pulang dengan
naik bus. Keyna tersenyum, "Bukan Jason, bukannya tidak ada,
mama Jonathan menyediakannya untukku, tetapi aku
menolaknya... Kupikir terlalu berlebihan kalau harus diantar
jemput setiap hari."
Sweet Enemy 41 Jason mengangkat alisnya, "Tidak terlalu berlebihan,
apalagi untuk seseorang yang sudah menjadi bagian dari
keluarga Jonathan. Sangat berbahaya berjalan sendirian, karena
banyak orang dengan pikiran negatif yang bisa saja memutuskan
menculikmu demi uang."
Kata-kata Jason membuat Keyna takut, dia menatap
sekelilingnya dengan waspada, "Tetapi aku bukan bagian dari
keluarga Jonathan..." gumamnya pelan, "Mereka tidak akan
tertarik menculikku."
Jason mengangkat bahunya, "Yah, siapa tahu. Banyak
orang putus asa dan nekad di dunia ini." lelaki itu membuka
pintu mobilnya, "Ayo, aku akan mengantarmu pulang."
Sejenak Keyna berdiri ragu. Dia teringat akan kata-kata
Davin kemarin kepadanya, kalau dia harus berhati-hati dan
jangan terlalu dekat kepada Jason, karena Jason adalah
penghancur hati perempuan dan membenci perempuan. Tetapi
dilihat dari manapun, dia pasti bukanlah tipe yang diincar oleh
lelaki sekelas Jason, jadi tidak mungkin dia dijadikan target oleh
lelaki itu. Lagipula Jason tampak baik dan tulus kepadanya, tidak
apa-apa mungkin kalau dia ikut lelaki itu.
Setelah menghela nafas ragu untuk terakhir kalinya.
Keyna melangkah masuk ke mobil Jason.
?"" "Kau duduk dengan begitu tegang. Tenanglah Keyna, aku
tidak akan memakanmu." Jason akhirnya bergumam dengan geli
setelah beberapa lama mereka berdua dalam keheningan.
Keyna merasa begitu malu, apakah ketegangannya
sangat terbaca" Dia dipenuhi kekhawatiran akibat peringatan
Davin kemarin, padahal Jason sepertinya benar-benar berniat
baik kepadanya. "Maafkan aku," gumam Keyna pelan, mengalihkan
pandangannya ke arah jendela luar. Langit malam sudah makin
menggelap, dan kemacetan di jalan raya membuatnya semakin
terlambat pulang. Ponselnya mati karena kehabisan baterai dan
dia tidak bisa menghubungi mansion. Tetapi sepertinya mansion
juga tidak akan menunggunya pulang. Nyonya Jonathan sedang
berada di luar negeri dan Keyna yakin Davin sedang sibuk
42 Sweet Enemy dengan urusannya sendiri sehingga tidak memikirkan
kepulangan Keyna. "Aku mengerti kok. Suasana memang terasa canggung
karena kita belum begitu kenal," Jason terkekeh, "Dan mungkin
kau mendengar tentang reputasi jelekku. Reputasiku memang
jelek kepada beberapa perempuan, tetapi sepertinya berlebihan
kalau aku dikatakan suka membuat patah hati perempuan. Aku
menjalin hubungan dengan beberapa perempuan dan tidak
berhasil. Itu saja." perkataan Jason itu seolah menjawab semua
pertanyaan yang ada di benak Keyna, meskipun Keyna bertanyatanya dalam hatinya,
Jason sahabat Davin bukan" Kalau begitu
kenapa Davin memperingatkannya tentang Jason" Bukankah
para sahabat biasanya saling mendukung"
"Aku tidak mempertanyakan reputasimu." Keyna
bergumam pelan, "Aku juga tidak takut kepadamu. Aku hanya
cemas karena pulang terlambat."
"Pulang terlambat bersamaku." Jason tertawa geli, "Mari
kita lihat bagaimana reaksi Davin."
Davin tidak akan peduli, gumam Keyna dalam hati.
Lagipula kenapa Davin harus peduli"
?"" Sepertinya Davin memang peduli. Itu yang ada di benak
Keyna ketika melangkah turun dari mobil Jason dan menemukan
Davin bersandar di pilar teras mansion itu. Gaya tubuhnya
tampak santai, tetapi tidak bisa menipu. Tatapannya terasa
membakar. Lelaki itu marah. Batin Keyna dalam hati.
"Darimana saja kau Keyna?" suara Davin berdesis lirih.
"Dan kenapa ponselmu mati?"
Keyna menatap Davin penuh rasa bersalah, lelaki itu
memperlakukannya seperti ayah memarahi anaknya yang masih
kecil. Keyna bukan anak kecil lagi bukan" Seharusnya Davin
tidak memperlakukannya seperti itu.
"Aku... Tadi pulang kuliah aku bersama Sefrina, lalu aku
mampir ke toko buku di sudut kota sampai lupa waktu... Aku...
Aku terlambat pulang jadi..."
Sweet Enemy 43 "Dan bagaimana kau bisa pulang bersama Jason?" Davin
mengangkat alisnya mengamati Jason yang menyusul dengan
tanpa rasa bersalah di belakang Keyna.
"Eh... Aku bertemu Jason di..."
"Sudahlah Davin. Keyna tidak harus diintimidasi seperti
itu. Tadi aku kebetulan berpapasan di jalan dengannya, jadi aku
menawarkan untuk mengantarnya pulang karena hari sudah
malam. Itu saja." Tatapan Davin tampak tajam kepada Jason, "Di antara
sejuta kesempatan setiap detiknya, dan kau kebetulan bertemu
Keyna?" Jason mengangkat bahunya, "Mau bagaimana lagi"
memang begitu kejadiannya. Ya kan Keyna?"
Keyna menatap Davin dan Jason berganti-ganti dengan
gugup, lalu menganggukkan kepalanya. "Ya... Memang begitu
kejadiannya." Davin menghela napas kesal, "Lain kali kalau kau pulang
terlambat, telepon aku. Mengerti?"
Keyna sebenarnya ingin membantah. Davin tampak
begitu arogan dan memaksakan kehendaknya, dan Keyna tidak
suka diperlakukan seperti itu. Tetapi kemudian dia
mengurungkan niatnya. Lelaki di depannya ini tampak begitu
marah, entah kenapa. Seakan-akan sudah siap meledak kalau
dipancing. Keyna pikir lebih baik dia diam dan membiarkan
Davin mereda dengan sendirinya.
"Mengerti, Keyna?"
"Mengerti Davin." jawab Keyna datar kemudian setengah
terpaksa. Davin tentu saja mengetahui nada terpaksa itu, tetapi
dia tidak mempedulikannya. Lelaki itu melemparkan tatapan
memperingatkan kepada Jason yang hanya tersenyum datar dan
melangkah pergi keruangan santai tempat biasanya dia duduk
kalau sedang datang ke rumah ini.
Setelah Jason menghilang, Davin menatap Keyna
memperingatkan."Bukankah aku sudah memperingatkanmu
supaya menjauhi Jason?"
"Aku tidak pernah berusaha mendekati Jason, kami
bertemu dan dia mengantarku pulang. Kenapa kau membesar44 Sweet Enemy
besarkan masalah ini Davin?" gumam Keyna agak keras, lalu
menatap Davin marah, "Ah. Sudahlah." Keyna membalikkan
tubuhnya dan meninggalkan Davin yang tercenung sambil
menatap punggung Keyna. Davin sendiri tidak bisa menjawab pertanyaan Keyna.
Kenapa melihat Jason mengantarkan Keyna pulang terasa sangat
mengganggunya" Sambil menghela napas panjang, dia melangkah ke
ruangan santai menyusul Jason.
?"" "Jangan dia Jason." Davin membanting tubuhnya di sofa
dan menyesap minuman di gelas kristal bening yang
dipegangnya, dia tampak begitu frustrasi.
Jason yang sedari tadi duduk sambil membaca buku di
sofa seberangnya mengangkat kepalanya. "Apa?"
"Jangan. Jangan Keyna."
Jason terkekeh dan meletakkan buku di tangannya, lalu
menyandarkan tubuhnya di sofa, "Apa yang membuatmu
berpikir kalau aku sedang mengincarnya?"
"Tatapanmu. Kau tidak melepaskannya dari pandanganmu." Jason mengusap rambutnya pelan dan menatap Davin
penuh spekulasi, "Lalu kenapa kau melarangku?"
"Karena," Davin menghela nafasnya frustrasi. "Karena aku
sudah berjanji akan menjaganya. Dia adalah satu-satunya gadis
yang tak akan kubiarkan untuk kau hancurkan."
"Kalau aku tidak mempedulikan peringatanmu?" nada
suara Jason tampak tenang dan tidak terpengaruh oleh tatapan
Davin yang menajam, seolah ingin membunuhnya.
"Maka kau akan berhadapan denganku."
Jason tertawa dan menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Kenapa kau ini Davin, sebelumnya kau tidak peduli dengan
sepak terjangku dengan siapapun. Dan tentang Keyna, dulu kau
membencinya dan ingin mengusirnya. Lalu tiba-tiba saja kau
membawanya kembali ke rumah ini dan bertingkah seperti
malaikat penjaganya."
Sweet Enemy 45 "Sebenarnya itu bukan urusanmu."
"Ah ya." Jason tersenyum santai, "Itu memang bukan
urusanku... Tetapi setidaknya bisa menjadi pertimbanganku
untuk tidak mengincar Keyna."
"Dia bukan tipemu."
"Aku tidak punya tipe khusus. Kau sudah berteman
denganku sejak lama, kau pasti tahu kalau aku tidak pilih-pilih."
Davin mengacak rambutnya kesal, "Kau sahabatku. Dan
aku tidak suka harus bertentangan denganmu. Tetapi Keyna
adalah pengecualian. Kau tidak boleh mengganggunya, kau
dengar itu" Dan kalau kau bertanya-tanya kenapa, itu adalah
karena aku punya hutang yang sangat besar kepadanya."
"Hutang?" Jason mengerutkan keningnya, ekspresinya
tidak lagi bercanda. "Bagaimana mungkin seorang Davin
Jonathan mempunya hutang kepada gadis biasa seperti Keyna?"
"Bukan hutang uang. Aku berhutang nyawa kepada
Keyna, ah bukan... Kepada ayah Keyna."
"Apa maksudmu?"
"Kau seorang pemain biola profesional, mungkin kau
pernah mendengar namanya, Robert Samuel" Itu nama
panggungnya dulu kalau tidak salah."
Jason mengetuk-ngetukkan jemarinya, tampak berfikir.
"Ah, ya... Aku ingat... Robert Samuel adalah pemain biola yang
sangat hebat dulu. Guru-guru musik kami menyebutnya jenius.
Terakhir dia menerima tawaran yang sangat menarik di Austria.
Tetapi entah kenapa ternyata dia batal mengambil tawaran itu
lalu menghilang begitu saja. Sejak itu dia tak pernah muncul
seolah-olah ditelan bumi." Jason terkekeh, "Guru biolaku adalah
salah satu penggemarnya, dia selalu mengulang-ngulang kisah
tentang Robert Samuel yang jenius dan betapa sayangnya
karena dia menghilang. Sebuah kehilangan besar di dunia musik
klasik, katanya." "Dia menghilang karena dia tidak bisa bermain biola lagi."
"Apa" Kenapa kabar itu tidak pernah terdengar?" Jason
menatap Davin tajam, "Dan darimana kau tahu?"
46 Sweet Enemy "Karena aku yang menyebabkan dia tidak bisa bermain
biola lagi. Lelaki itu menyelamatkanku dari penculikan waktu
aku masih kecil, dan melukai tangannya. Luka itu mengenai saraf
pentingnya dan dia tidak bisa bermain biola lagi." Davin
mengatupkan kedua jemarinya di bawah dagu, "Dan dia
mempunyai seorang puteri."
Jason mengamati ekspresi Davin lalu wajahnya memucat
ketika menemukan kebenaran di depannya.
"Keyna..." Apakah maksudmu, putri dari Robert Samuel
adalah Keyna?" "Ya." Davin mendesah, "Orangtuaku berusaha mencaricari Robert, dan mereka
menemukannya memiliki seorang putri,
hidup dalam kemiskinan. Putri dari Robert Samuel adalah
Keyna." Davin menatap Jason letih, "Sekarang kau tahu kenapa
aku harus menjaga Keyna."
Jason menatap Davin dalam-dalam, "Dan apakah Keyna
tahu kisah ini?"

Sweet Enemy Karya Santhy Agatha di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Tidak." Davin mengangkat bahu. "Aku tidak ingin dia
tahu. Mama sudah ingin memberitahu Keyna, tetapi aku
melarangnya." "Kenapa?" Karena dia pasti akan langsung membenciku. Itulah yang
dipikirkan Davin pertama kali. Tetapi dia menatap Jason dengan
pandangan tanpa ekspresi.
"Karena aku ingin menjaga supaya hubungan kami tetap
seperti ini. Aku akan menjaganya dengan sepantasnya. Kau tahu,
bisa saja begitu Keyna mengetahui bahwa kami mempunyai
hutang budi kepadanya. Dia akan meminta lebih dan
memanfaatkan kekayaan kami. Yah, aku tidak menuduh Keyna
mata duitan. Tetapi hati orang siapa yang tahu?" Davin merasa
mulutnya pahit mengucapkan kebohongan dan penghinaan
kepada Keyna. Tetapi di tahannya perasaannya. Jason tidak
boleh tahu kalau Davin sangat takut dibenci oleh Keyna.
Jason menghela napas, lalu menyandarkan tubuhnya ke
sofa. "Well, tidak kupungkiri, kisahmu ini sangat mengejutkan."
dia memasang ekspresi kosongnya yang biasa. "Jangan khawatir
Sweet Enemy 47 kawan, kisahmu ini sudah pasti membuatku mengurungkan niat
untuk merayu Keyna. Kau tidak usah khawatir."
?"" Mimpi itu datang lagi. Keyna tahu kalau dia sedang
bermimpi. Teriakan-teriakan keras, pertengkaran dan adu mulut
panas terdengar di luar kamar, diselingi dengan hujan badai dan
kilatan petir lengkap dengan suara guntur yang memekakkan
telinga. Membuat Keyna merasa sangat ketakutan, dia masih
kecil di mimpi itu, mungkin empat tahun, duduk di lantai sambil
menutupi telinganya, memejamkan matanya. Mencoba tidak
mendengarkan teriakan-teriakan itu.
Siapa yang berteriak-teriak itu" Kenapa" dimana ayahnya"
Lalu sebuah tangan meraihnya, lembut. Keyna kecil
tersentak dan berseru ketakutan. "Sttt... Jangan takut ini aku."
Keyna kecil mengenali aroma itu, aroma menenangkan yang
sangat akrab. Dan suara itu juga terdengar akrab. "Mereka akan
berhenti bertengkar nanti. Sini biar kupeluk dirimu dan
kunyanyikan lagu untukmu."
Yang memeluknya adalah seorang anak lelaki. Lebih tua
darinya. Tidak dikenalnya tetapi terasa akrab. Akrab tetapi dia
tidak dapat mengingatnya. Kenapa dia tidak dapat
mengingatnya" Anak lelaki itu bernyanyi, suaranya terdengar lembut. Dia
bernyanyi untuk mengalihkan perhatian Keyna dari suara petir
yang menggelegar di luar, mengalihkan Keyna dari suara
teriakan-teriakan pertengkaran di luar.
Lambat laun Keyna hanya mendengarkan suara nyanyian
anak lelaki kecil itu. Tidak ada lagi suara guntur, tidak ada lagi
suara teriakan pertengkaran. Kamar itu terasa begitu damai...
Hanya ada Keyna dan anak lelaki kecil itu...
Keyna terbangun kemudian, dengan tubuh basah kuyup
dan napas terengah-engah. Mimpi itu sudah lama tidak datang.
Dan sekarang datang lagi menghantuinya. Mimpi yang sama,
kamar yang sama, anak lelaki yang sama...
Kenapa" 48 Sweet Enemy "Tidak ada yang lebih berbahaya daripada
seorang musuh yang berpura-pura manis di
depanmu" 4 "Pulang sendirian lagi?"
Keyna menoleh mendengar sapaan yang akrab itu. Dia
mendapati Jason sedang bersandar pada mobil hitam legamnya,
tersenyum menatapnya. Senyumnya lebar dan ramah, sama
sekali tidak tampak kalau dia adalah penghancur wanita seperti
yang dikatakan oleh Davin.
Kalaupun dia memang seorang penghancur wanita,
sepertinya sah-sah saja, Keyna membatin, mengamati
ketampanan Jason yang halus. Lelaki itu bisa dibilang sangat
tampan sampai mendekati cantik. Matanya sendu tapi bening,
seolah menarik siapapun yang tergoda untuk tenggelam
bersamanya. "Iya." Keyna menjawab dan mengerutkan keningnya, apa
yang dilakukan Jason sore-sore begini di depan kampusnya"
"Kau harus membiarkan supir pribadimu menjemput,
sudah kubilang, berbahaya kalau seorang perempuan berjalanjalan sendirian malammalam, apalagi kampusmu terkenal
sebagai kampus anak-anak kaya. Siapa tahu ada yang mengawasi
dan mencari kesempatan, lalu melihatmu sedang jalan
sendirian" Kau akan diculik."
Jason mengulangi lagi peringatannya, sama seperti
kemarin ketika berpapasan dengan Keyna di jalan. Lelaki itu
begitu serius dengan kata-katanya sehingga Keyna merasa takut.
Tetapi perkataan lelaki itu memang ada benarnya.
"Kau sendiri apa yang kau lakukan di sini?"
Jason mengangkat bahu dan tertawa, "Mungkin aku
sedang mengawasi kampus ini, mencari kesempatan kalau-kalau
Sweet Enemy 49 ada anak orang kaya berjalan sendirian yang bisa kuculik." lelaki
itu membuka pintu mobilnya, "Mau masuk?"
Sejenak Keyna ragu. Tetapi Jason tampak begitu tulus.
Dan dia kan sahabat Davin, meskipun Davin sudah
memperingatkannya tentang kebencian Jason kepada
perempuan. Keyna yakin dia bukan termasuk salah satu tipe
yang Jason incar untuk dibuat patah hati.
?"" "Davin bercerita kalau kau selalu mendapatkan nilai-nilai
tinggi di sekolah, begitulah cara Mama Davin menemukanmu,
dengan penyaringan anak-anak cemerlang untuk mendapatkan
beasiswa." Jason memulai percakapan, sambil menyetir
mobilnya dengan tenang. Keyna menganggukkan kepalanya, "Ya, waktu itu
perwakilan yayasan Nyonya Jonathan menemuiku dan
menawarkan beasiswa, waktunya tepat sekali karena kondisi
keuangan kami sedang sulit." Keyna menatap Jason sambil
tersenyum, "Ayahku seorang tukang bangunan, dan meskipun
dia mengupayakan segala cara untuk menyekolahkanku,
membiayai kuliahku akan terlalu berat untuknya."
Jason menoleh sebentar dan menatap Keyna dengan
tatapannya yang bening. "Lalu ayahmu meninggal ya" Aku turut berduka Keyna."
Suara itu benar-benar tulus sehingga Keyna
melemparkan senyum lembut kepada Jason.
"Ya, ayah mengalami kecelakaan di tempatnya bekerja.
Setelah ayah meninggal, Nyonya Jonathan menawariku beasiswa
sepenuhnya dan aku boleh tinggal di rumahnya, jadi di sinilah
aku sekarang." "Kau tidak pernah curiga kenapa Nyonya Jonathan begitu
baik kepadamu" Banyak anak lain yang juga cemerlang dan
hidup dalam kemiskinan. Tetapi kenapa kau" Kenapa kau yang
dipilih?" tatapan Jason yang memandang jauh ke depan terlihat
kelam dan misterius. Keyna mengangkat bahunya, "Yah... Mungkin karena aku
ada di saat yang tepat dan tempat yang tepat. Kebetulan seperti
itu akan selalu ada kan?"
50 Sweet Enemy Jason tersenyum muram, "Tidak ada yang namanya
kebetulan, Keyna. Semua hal terjadi pasti ada alasannya." Dia
lalu menghentikan mobilnya. Mereka ternyata sudah sampai di
ujung jalan dekat mansion keluarga Jonathan.
"Maaf. Aku menurunkanmu di sini." Jason tersenyum
meminta maaf, "Davin melarangku mendekatimu. Yah. Kau pasti
sudah diperingatkan tentang reputasiku." senyumnya berubah
serius, "Tetapi selama kau masih tidak mau menggunakan supir
pribadimu itu, aku akan menjemputmu setiap hari sepulang
kuliah." "Aku tidak perlu dijemput setiap hari." Keyna menoleh
kaget mendengar kata-kata Jason, "Aku baik-baik saja."
"Tidak. Aku sudah memutuskan. Kau terlalu polos dan
menganggap semua orang di dunia ini baik hati. Kau akan
mudah ditipu dan dimanfaatkan orang. Harus ada seseorang
yang menjagamu." "Aku bisa menjaga diriku sendiri." sela Keyna keras
kepala, "Terima kasih sudah mengantarku," dengan sopan Keyna
melangkah pergi dan berjalan menuju mansion.
Setelah beberapa langkah, dia merasa ingin tahu. Dengan
sembunyi-sembuyi dia menoleh dan mendapati mobil Jason
masih terparkir di sana, mengawasinya. Dan mobil itu baru pergi
setelah Keyna memasuki gerbang rumah dengan aman.
?"" "Dia bilang dia akan menjemputku setiap hari." Keyna
setengah berbisik saat berbicara di ponselnya, Sefrina tadi
meneleponnya dan mengatakan bahwa besok pagi dia belum
bisa masuk karena sakit. Mereka bercerita-cerita tentang hari
itu, dan Keyna pun teringat akan Jason.
"Aneh..." Sefrina tampak tercenung di seberang sana,
"Kenapa dia repot-repot melakukan itu" Kau harus hati-hati
Keyna, jangan-jangan dia mengincarmu sebagai korban
berikutnya." "Perempuan-perempuan yang menjadi korban Jason
adalah perempuan kaya dan semuanya cantik. Aku sama sekali
bukan tipenya." Keyna membantah, "Lagipula aku merasa aneh,
dia berkali-kali mengingatkanku tentang bahayanya berjalan
Sweet Enemy 51 sendirian karena aku bisa diculik, dia tampak serius dengan
perkataannya." "Tapi dia ada benarnya juga Keyna. Bahaya kalau kau
selalu pulang sendirian. Kita tidak tahu siapa orang jahat yang
mengincar di luar sana. Kami anak-anak orang kaya selalu
diawasi setiap saat dengan ketat oleh kedua orangtua kami,
supir pribadi kami dibekali kemampuan bela diri juga, untuk
menghindari insiden itu, karena dari pengalaman, banyak sekali
kejadian penculikan itu." Sefrina tampak berpikir di seberang
sana. "Demi keselamatanmu juga Keyna... Kalau kau mau aman
dan terhindar dari penculikan, sekaligus mengindari Jason,
gunakan fasilitas supir pribadi yang diberikan oleh keluarga
Jonathan." Keyna termenung mendengar nasehat Sefrina. Mungkin
memang ada benarnya juga...
?"" Dia tadi mengawasi dengan kesal ketika lelaki itu
ternyata menunggui Keyna pulang. Dia sudah menyiapkan pisau
di tangannya, dengan beberapa pegawainya yang kekar dan ahli.
Rencananya untuk menculik Keyna sudah hampir berhasil.
Karena dari pengamatannya, Keyna selalu pulang dari kampus
sendirian, tanpa ada supir pribadi yang menjemputnya.
Perempuan bodoh! Dia seperti mengumpankan dirinya kepada
para penjahat. Lalu lelaki pengganggu itu muncul dan
menjemput Keyna. Dan rencana penculikannya hancur
berantakan. Lelaki itu sepertinya akan terus mengganggu. Dia
harus mencari cara lain...
?"" Pagi itu Keyna mampir di Garden Cafe seperti biasa
dengan segelas besar oreo milkshake di tangannya, ketika dia
menghirupnya, Albert sudah ada di depan counter bar itu dan
menyapanya. "Sepertinya suasana makin membaik ya." gumamnya
dalam senyum, "Kulihat kau sudah memiliki seorang teman."
Pasti Sefrina yang dimaksud oleh Albert. "Namanya
Sefrina, dan dia anak orang kaya, tetapi dia baik kepadaku
berbeda dengan yang lainnya."
52 Sweet Enemy "Jadi tidak semua orang kaya berpikiran sempit bukan?"
Albert tertawa, "Setidaknya sekarang hari-harimu menyenangkan." "Iya... Sangat menyenangkan memiliki teman di kampus,
selama ini aku selalu sendirian sehingga setiap detiknya terasa
lama, tetapi aku tetap harus berjuang menyelesaikannya dengan
nilai yang baik supaya bisa membalas budi kepada keluarga
Jonathan." "Ternyata menjadi anak angkat keluarga kaya cukup
berat ya?" gumam Albert dengan ironis.
Keyna tersenyum menyetujui, "Sangat berat. Dulu aku
hidup dengan sederhana, tidak memikirkan apakah kita akan
punya musuh atau tidak, kami tidak sempat memikirkan hal
semacam itu karena pikiran kami sudah tersita tentang
kecemasan memikirkan apa yang akan kami makan esok hari."
Keyna mengangkat bahu, "Sedangkan orang kaya, mereka semua
sibuk memikirkan cara melindungi diri dari musuh-musuhnya,
kemudian saling mencurigai dan berpikir siapa yang menjadi
musuh terselubung." Albert tertawa. "Seperti halnya sahabat, musuh itu ada di
mana-mana Keyna, tidak peduli kita orang kaya ataupun orang
miskin. Seperti minumanmu. Lihat, dia berwarna putih bersih,
bayangkan itu adalah dirimu dan sahabat-sahabatmu, satu
pikiran, sama-sama berwarna putih. Tetapi lalu ada butiranbutiran remah oreo
itu, berwarna hitam dan banyak, menodai
warna putihnya hingga menjadi abu-abu, bayangkan itu adalah
musuh-musuhmu, selalu ada di sekitarmu, mengincarmu, tidak
menyukaimu, mempunyai rencana terselubung." Albert
mengedipkan sebelah matanya, "Yang perlu kau lakukan adalah
melalui mereka semua, kau tidak akan bisa mengalahkannya
karena mereka terlalu banyak, kau hanya bisa melaluinya,
selaras bersamanya, dan kemudian kau bisa membuat musuhmusuhmu itu menghilang
dengan sendirinya, kalah oleh
dominasi rasa susu yang manis dan segar, sehingga kemudian
hanya menjadi pelengkap yang manis."
Keyna tertawa mendengar filosofi Albert, "Jadi pada
intinya aku harus bisa membuat musuh-musuhku menjadi
manis?" Sweet Enemy 53 Albert tergelak, "Ya. Tetapi sebelumnya kau harus bisa
menemukan mana yang bisa diubah menjadi manis, mana yang
memang pahit dan tak bisa diperbaiki, dan mana yang berpurapura menjadi manis,
yang terakhir itulah yang paling
berbahaya."

Sweet Enemy Karya Santhy Agatha di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Berbahaya?" "Ya. Tidak ada yang lebih berbahaya selain seorang
musuh yang berpura-pura manis di depanmu."
?"" "Bagaimana harimu?" Davin mengetuk pintu kamar
Keyna dan mendapati Keyna sedang belajar di mejanya. Dengan
langkah elegan, lelaki itu duduk di pinggir ranjang Keyna. Davin
masih memakai jas dan dasinya sudah dilonggarkan. Lelaki itu
tampak lelah. "Baru pulang kerja?" Keyna meletakkan buku
pelajarannya dan mengernyit, Davin tampak pucat. "Kau tidak
apa-apa Davin?" "Sepertinya aku sedikit flu. Aku batuk-batuk dari tadi dan
tenggorokanku sakit." lelaki itu berdeham, "Tapi aku sudah
minum obat flu, sebentar lagi juga sembuh."
"Oh." Keyna melirik Davin dengan cemas, "Sepertinya kau
harus ke dokter." "Tidak, aku tidak apa-apa." tiba-tiba lelaki itu
membaringkan tubuhnya di ranjang Keyna.
Keyna menoleh kaget, hampir berdiri dari duduknya.
"Davin?"?"
"Please. Jangan berteriak." lelaki itu mengernyit,
membuat Keyna tertegun, padahal dia sama sekali tidak
berteriak, Davin berbaring dan menutup matanya dengan
sebelah lengannya, "Kepalaku pusing seperti berdentamdentam, biarkan aku
berbaring sebentar di sini."
Keyna terdiam, merasa kasihan kepada Davin, sepertinya
lelaki itu benar-benar sakit. Ya sudah, biarlah. Lagipula Keyna
masih belum ingin tidur, dia harus belajar sampai larut malam
untuk persiapan ujian minggu depan.
54 Sweet Enemy Waktu berlalu, dan Keyna larut dalam kegiatan
belajarnya. Diiringi suara dengkuran halus Davin yang
sepertinya jatuh lelap ke dalam tidurnya, mungkin karena
pengaruh obat flunya. Keyna menguap dan melirik jam di dinding, sudah jam
dua pagi, dan dia mengantuk. Dengan bingung diliriknya Davin
yang masih pulas di atas ranjangnya.
Lalu dia harus bagaimana"
Dengan bingung Keyna memutar kursinya dan
menghadap ke arah ranjang. Davin sedang tidur pulas. Dan
ketika tidur lelaki itu tampak sangat tampan. Gurat-gurat sinis di
wajahnya tidak tampak dan lelaki itu kelihatan begitu polos
seperti bayi, bibirnya sedikit terbuka dan napasnya teratur.
Keyna larut dalam kenikmatan memandangi maha karya
Tuhan di depannya. Tuhan pasti sedang tersenyum ketika
menciptakan sosok ini. Mata itu terbuka. Seketika itu juga langsung menatap
tajam ke arah Keyna. Membuat Keyna berjingkat dari duduknya
karena kaget. Lelaki itu tampaknya tipikal orang yang langsung sadar
ketika bangun, dia mengerutkan keningnya menatap Keyna.
"Kenapa kau menatapku?"
Keyna merasa pipinya memerah, "Aku tidak menatapmu."
dipalingkannya wajahnya, tidak mampu menahankan tatapan
tajam Davin kepadanya. Lelaki itu beranjak duduk di ranjang, memandangi
sekeliling dan menatap Keyna lagi.
"Kenapa aku tidur di kamarmu?" gumamnya menuduh.
Keyna menaikkan alisnya jengkel. "Kau yang datang
kesini ketika aku sedang belajar lalu tiba-tiba tidur di ranjangku.
Coba tanya dirimu sendiri."
"Oh." Davin tampak mencoba mengingat-ingat, "Maaf."
Lelaki itu tanpak sakit, Keyna menatapnya dengan cemas,
"Kau tidak apa-apa Davin" Bagaimana pusing dan flumu?"
"Aku masih pusing." lelaki itu tampak terhuyung, "Aku
akan kembali ke kamarku."
Sweet Enemy 55 Pintu tertutup di depan Keyna, meninggalkan Keyna yang
menatap cemas. ?"" Davin terserang flu keesokan harinya. Suara batuknya
terdengar ke seluruh penjuru rumah saking kerasnya. Batuknya
terdengar kering dan itu pasti menyakitkan. Keyna memutuskan
untuk tidak masuk kuliah untuk menunggui Davin, Nyonya
Jonathan sedang ada di luar negeri.
"Pergilah." Davin terbatuk-batuk dan mengusirnya,
dokter sudah memeriksanya dan memberikan obat. Dan
sekarang Keyna sedang mencoba membantu Davin meminum
obatnya. Tetapi lelaki itu dengan kasar menolak bantuannya.
"Pergilah, kenapa kau tidak masuk kuliah?"
"Aku harus menungguimu, aku tidak mungkin
meninggalkanmu sendirian dengan kondisi seperti ini."
"Aku sudah biasa seperti ini." tatapan Davin tampak
sedih, "Sakit sendirian dan hanya ditemani pelayan sementara
kedua orang tuaku pergi entah kemana."
Keyna menatap Davin dan menyadari kepedihan di mata
lelaki itu. Kasihan lelaki ini, dia hidup bergelimang harta, tetapi
kehilangan kasih sayang orangtuanya. Kini Keyna mengerti apa
yang menyebabkan Davin selalu bersikap sinis dan penuh
kebencian. "Sekarang berbeda, kau mempunyai seorang adik, dan
adikmu akan merawatmu." Keyna menyerahkan pil-pil obat dari
dokter ke arah Davin bersama dengan segelas air putih, "Ini
minumlah obatmu." Davin menatap Keyna, tampak tertegun dengan
perkataan Keyna tadi, sejenak dia ingin membantah, lalu dia
menghela napas dan menerima obat itu dan meminumnya,
ditatapnya Keyna dengan kesal setelahnya.
"Sudah kuminum. Puas?"
"Puas. Sekarang tidur."
Lelaki itu menggerutu, tetapi tidak membantah. Mungkin
tubuhnya sudah terlalu sakit. Dia masuk ke dalam selimutnya,
56 Sweet Enemy terbatuk-batuk sebentar, dan tak lama kemudian, mungkin
karena pengaruh obat langsung tertidur pulas.
Keyna menghela napas panjang. Semoga obat itu bisa
meredakan sakit Davin. Lelaki itu tampak begitu tersiksa ketika
batuk, meskipun demikian tatapan sinis dan kejamnya tidak
hilang, Keyna tersenyum, dasar Davin...
Suara bel dipintu mengalihkan perhatian Keyna, tampak
pelayan membuka pintu dan terdengar percakapan-percakapan
di sana. Keyna beranjak dengan hati-hati, merapikan selimut
Davin lalu melangkah keluar ruangan. Dia menengok ke lobby
mansion di lantai bawah. Jason ada di sana. Lelaki itu mendongak dan menatapnya
dengan tatapan mata yang bening,
"Aku dengar kau tidak masuk kuliah. Tadi aku
menjemputmu di kampus." Jason bergumam pelan sambil
menaiki tangga, "Maaf aku cemas, jadi aku datang kemari."
Keyna menganggukkan kepalanya, "Untunglah kau
datang Jason. Aku tidak bisa masuk karena aku merawat Davin."
Jason mengerutkan keningnya, "Davin sakit" Sakit apa?"
"Sepertinya dia sedang flu dan batuk... Dia sedang tidur di
atas." "Dokter sudah memeriksanya?"
"Sudah, dan aku juga sudah memberinya obat."
Lelaki itu menganggukkan kepalanya, "Jangan cemas
Keyna, aku akan menginap di sini, untuk menemani kalian."
Keyna menghembuskan nafasnya lega. Setidaknya kalau
ada lelaki dewasa lain di rumah ini, dia bisa tenang kalau nanti
Davin kenapa-napa. Jason adalah sahabat Davin dia pasti akan
menjaganya. Sweet Enemy 57 "Pelukan, adalah hadiah dari Tuhan bagi
manusia yang mampu menyayangi sesamanya."
5 "Tak kusangka seorang Davin Jonathan bisa sakit juga."
Jason tersenyum sambil melipat lengannya, dia menatap Davin
dan tersenyum lucu, "Kupikir kau bukan manusia. Ternyata kau
manusia biasa." "Kau datang kesini hanya untuk mengejekku?" Davin
menatap tajam, terbatuk-batuk sebentar.
Jason terkekeh dan mengangsurkan segelas air kepada
Davin untuk meredakan batuknya, "Wah, aku datang untuk
menjagamu, kebetulan tadi siang aku mampir dan begitu masuk,
Keyna datang dengan cemas mengatakan kalau kau sakit."
"Keyna mencemaskanku?" Davin bergumam, membayangkan Keyna. Tatapan lembut Davin itu tidak lepas
dari pengamatan Jason yang tajam.
"Yah siapapun juga akan cemas kalau mendengar suara
batukmu yang keras dan kering itu."
"Aku tertular salah satu staffku mungkin." Davin
mengerang, "Sial, mungkin aku lelah dan daya tahanku turun."
"Yang penting kau minum obatmu. Sakitmu akan sembuh
kalau kau banyak istirahat."
?"" "Aku memasak sup." Keyna mengintip di pintu, sambil
membawa nampan. Davin melirik Keyna dan mendengus. "Aku tidak mau
sup-mu, rasanya pasti tidak enak."
Keyna berdiri mematung sambil membawa nampan
dengan bingung. Lelaki ini memang sangat ketus, tetapi ketika
dia sakit, sikap ketusnya berubah menjadi menjengkelkan,
58 Sweet Enemy Keyna menghela napas panjang, dia harus sabar menghadapi
Davin, lelaki ini sedang sakit.
Keyna memasak sup jagung, sosis dan ayam. Kuah
kaldunya menguarkan aroma harus ke seluruh penjuru ruangan,
membuat Davin merasakan perutnya keroncongan, tetapi dia
memalingkan mukanya, berpura-pura bersikap dingin.
Jason yang melihat pemandangan itu tersenyum geli, dia
berdiri dari kursinya dan menghampiri Keyna, mengambil
nampan itu darinya. "Tidak apa-apa Keyna, aroma supmu sangat harum, aku
jadi lapar." Keyna menatap Jason dengan menyesal, "Eh... Tapi aku
hanya membuat satu mangkuk." Dia membuat sup itu khusus
untuk Davin. Dia tidak berpikiran kalau Jason juga ingin karena
di ruang makan, koki telah menyiapkan makan malam untuk
Jason. Oh astaga dia sungguh tidak sopan kepada Jason...
Jason terkekeh melihat penyesalan di mata Keyna, dia
meletakkan nampan itu di meja, "Tidak apa-apa. Toh Davin
tidak menginginkannya, jadi aku pasti boleh mencicipinya.
Benar kan Davin?" Jason melirik ke arah Davin yang tetap diam.
Dengan gaya ala pencicip makanan, Jason menghirup
aroma sup itu, "Hmm harum sekali, rasanya pasti seenak
aromanya," diraihnya sendok hendak mencicipi.
"Jangan!" Davin berseru tiba-tiba, membuat gerakan
Jason terhenti. "Ada apa Davin?" Jason terlihat geli, Keyna bisa melihat
itu di matanya. "Aku harus minum obat, jadi kupikir aku akan memakan
sup itu." Kali ini Jason benar-benar tampak menahan tawa, "Kau
mau disuapi siapa" Aku atau Keyna?"
Davin memandang Jason dan Keyna berganti-ganti
dengan muram, lalu mendengus, "Tidak, aku bisa makan
sendiri." Keyna berusaha menyembunyikan senyum gelinya ketika
bertanya, "Apakah kau ingin dibuatkan susu vanila hangat
Sweet Enemy 59 Davin" Itu akan membuat badanmu lebih enak. Aku bisa
mencampurkan remahan oreo di dalamnya seperti dulu."
"Susu dengan remahan oreo?" Jason menyela, tampak
tertarik, "Bagaimana bisa?"
"Rasanya enak, aku sering minum setiap pagi di cafe
langgananku, milkshake oreo... Kemudian aku mencobanya di
rumah dengan susu hangat dan vanila, ternyata enak." jawab
Keyna bersemangat. Jason tersenyum lembut melihat betapa bersemangatnya
Keyna ketika menceritakan minuman favoritnya, "Mungkin
kapan-kapan aku harus mencobanya, di mana cafe itu?"
"Namanya Garden Cafe, aku bisa mengantarmu kalau..."
Davin yang dari tadi hanya diam, menatap bergantian
antara Keyna dan Jason yang bercakap-cakap dan seolah
melupakan kehadirannya di ruangan ini akhirnya memutuskan
untuk menyela. "Kurasa aku mau susu vanila dan oreo itu Keyna."
"Aku juga mau satu." Jason bergumam cepat, tidak
mempedulikan Davin yang langsung melemparinya dengan
tatapan tajam. "Aku akan membuatkannya." jawab Keyna senang. Kalau
begitu aku keluar dulu, nanti akan kubawa minumannya ke sini
kalau sudah jadi." Keyna tersenyum dan mundur ke pintu.
"Terima kasih Keyna." gumam Jason pelan. Ketika Keyna
melirik Jason, lelaki itu mengedipkan matanya dan tersenyum.
Membuat Keyna membalas senyumannya dengan senyuman
lebar. ?"" Malam itu hujan turun dengan begitu derasnya. Dan petir
menyambar-nyambar. Sambaran petir diikuti suara gemuruh
membuat jendela kaca bergetar dengan begitu kerasnya.
Davin terbangun mendengar suara berisik itu, dan
langsung teringat kepada Keyna, dia ingat betapa takutnya
Keyna terhadap petir, betapa tubuhnya gemetaran seakan
menanggung rasa sakit yang amat sangat.
60 Sweet Enemy Dengan panik, Davin mencoba bangun, tetapi kepalanya
pening, membuatnya jatuh lagi ke atas ranjang. Dipanggilnya
Jason yang tampaknya tertidur di sofa dengan suara keras, Jason
mengenakan earphone di telinganya untuk mendengarkan
musik, sehingga suara keras itu tidak langsung membuatnya
bangun. "Jason! Jason Bangun!" Davin akhirnya berteriak dengan
lebih keras, lengannya menggapai dan berhasil menyentuh


Sweet Enemy Karya Santhy Agatha di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Jason, mengguncangnya keras.
Jason menggeliat, setengah terjaga mendengar panggilan
Davin, dia melepaskan earphone-nya dan mengerutkan kening
bingung, tetapi kemudian langsung terjaga ketika petir
menyambar lagi, menimbulkan suara yang luar biasa kerasnya.
Lelaki itu langsung tegak berdiri.
"Jason! Keyna! Keyna takut akan suara petir..."
"Aku tahu." Jason setengah melompat dan berlari keluar
dari kamar Davin. ?"" Petir datang lagi menyambar-nyambar, menimbulkan
bayangan cahaya yang menakutkan di kamar. Keyna
bersembunyi di pojok, bersandar di kaki ranjang, kakinya dilipat
di atas karpet dan tangannya menutupi kedua telinganya.
Seluruh tubuhnya gemetar ketakutan. Keringat dingin
membasahi tubuhnya, membuatnya ingin pingsan.
Lalu suara petir menyambar lagi. Dan lagi. Dan lagi
Keyna memekik ketakutan setiap petir itu berbunyi. Dia
mulai menangis. Oh ya ampun. Apa yang harus dia lakukan"
Petir ini sepertinya tidak akan berhenti menyambar dalam
waktu yang lama, karena hujan masih turun dengan derasnya.
Kaki Keyna terlalu lemah untuk berdiri, dan dia tidak bisa
mengharapkan Davin datang kepadanya, memeluknya seperti
malam itu. Petir menyambar lagi. membuat Keyna menjerit
kencang. Pada saat itulah pintu terhempas dengan kasar, Jason
berdiri di sana, terengah-engah karena setengah berlari. Dan
mereka berdua bertatapan.
?"" Sweet Enemy 61 Kaki Keyna terlalu lemas untuk berdiri menghampiri
Jason, dia tetap menutup kedua telinganya ketika petir itu
menyambar lagi dan lagi, menimbulkan suara keras yang
memekakkan telinganya. Jason melangkah pelan, dan berjongkok lembut di
sebelah Keyna. "Hei... Jangan takut, ada aku di sini."
Seluruh tubuh Keyna gemetaran dan berkeringat dingin,
Keyna menangis dan Jason mengusap air matanya dengan
lembut. Ketika petir menyambar lagi, Keyna memekik dan
menenggelamkan wajahnya di dada Jason. Lelaki itu langsung
memeluknya erat, mengusap punggungnya, mencoba
menenangkannya. Jason mengecup puncak kepala Keyna lembut, lalu
melepas earphone yang masih tergantung di lehernya.
Dipakaikannya earphone itu ke kedua telinga Keyna.
Suara musik yang familiar mengalun di telinganya.
Nadanya... Ini nada yang dinyanyikan anak kecil itu di
mimpinya... Ini... Ini adalah rekaman permainan biola Jason.
Keyna merasakan aroma yang familiar itu melingkupinya. Dia
mendongak dan menatap Jason dengan bingung.
Jason tersenyum kepada Keyna. Lalu memeluk Keyna
erat-erat. "Sekarang petir tidak akan menakutimu lagi," dipeluknya
Keyna dan dibuainya dalam pelukannya sampai Keyna tertidur
lelap ?"" Ketika bangun keesokan harinya, Keyna sendirian. Dia
tertidur di karpet, tetapi selimut menyelubungi tubuhnya dan
membuatnya hangat.Di telinganya masih mengalun earphone
yang mengalunkan lagu itu dari pemutar musik warna hitam
yang tergeletak di lantai. Keyna tercenung. Lagu ini. Dia tidak
mungkin salah, ini adalah lagu yang selalu muncul di dalam
mimpi-mimpinya. Apakah Jason anak lelaki kecil di mimpinya itu"
Tetapi kenapa" Bagaimana bisa"
62 Sweet Enemy Seorang anak adalah kumpulan butiran kasih
sayang, dia hanya bisa membenci ketika dia
tidak punya pilihan lain."
6 Keyna menatap earphone di tangannya dengan ragu.
Diputarnya ipod mini itu, pemutar musiknya masih memainkan
lagu yang sama, permainan biola yang pastinya dimainkan oleh
Jason, ini adalah lagu yang dinyanyikan anak kecil itu dalam
mimpi-mimpi yang sering sekali muncul akhir-akhir ini. Apakah
ini ada hubungannya ataukah hanya kebetulan semata"
Keyna beranjak dari lantai dan melangkah duduk ke atas
ranjang, dilipatnya selimutnya dan diletakkannya di dekatnya.
Semalam sangat mirip dengan mimpinya... Petir yang
sama... Pelukan yang sama... Tetapi bagaimanapun Keyna
mencoba, dia tidak bisa mengingat siapa anak laki-laki itu dan
kenapa dia memimpikan kejadian itu.
Keyna melangkah ke kamar mandi, dan mandi. Dia
melirik ke arah jam dinding. Ini waktunya Davin sarapan, dia
harus ke dapur mengambil makanan untuk Davin...dan semoga
dia bisa berbicara dengan Jason, menanyakan kebingungannya,
semoga Jason punya jawaban untuknya...
?"" Keyna membawa nampan berisi mangkuk sup daging
dan telur serta kentang panggang. Lalu mengetuk pintu kamar
Davin sambil berusaha menyeimbangkan mangkuk itu di
tangannya. Davin sendiri yang membukakan pintu kamarnya, lelaki
itu tampak pucat, tetapi kondisinya sudah membaik. Davin
mengangkat alisnya melihat Keyna, lalu meraih nampan
makanan itu dari tangan Keyna.
Sweet Enemy 63 "Biarkan aku saja yang membawanya." lelaki itu masih
memakai piyama, dia melangkah masuk ke kamarnya dan
meletakkan nampan itu di meja.
Keyna mengikuti masuk, lalu berdiri canggung di tengah
ruangan kamar. Tidak ada orang lain di kamar itu, hanya ada
Davin. "Kemana Jason?"
"Sudah pulang." Davin duduk di kursi, "Duduklah Keyna,
kau sudah makan?" "Aku sudah makan di bawah sana." Keyna berusaha
mengatasi kekecewaannya karena Jason sudah pulang, padahal
tadi dia sangat berharap bisa mendapatkan keterangan dari
Jason. Sekarang dia bahkan tidak bisa menghubungi Jason
karena dia tidak punya nomor kontaknya. Yang bisa dia lakukan
adalah menunggu Jason menemuinya.
"Bagaimana kondisimu?" Keyna bertanya kepada Davin
yang mulai mencicipi supnya.
"Lapar." Davin mengernyit sambil menatap supnya,
"Tetapi tidak bisa menikmati makanan, aku tidak bisa mencium
aroma apapun." Keyna tertawa, lalu duduk di kursi di depan Davin.
"Tetapi kondisimu sudah jauh lebih baik. Kau sudah bisa
berdiri, kemarin jangankan berdiri, bangun dari ranjang saja
sepertinya kau kesakitan."
Davin tersenyum, "Yah... Aku harus mengucapkan terima
kasih kepadamu Keyna."
"Sama-sama." Davin agak tercekat, "Maafkan aku, sikapku buruk kalau
sedang sakit." "Kalau sedang sakit?" Keyna mengangkat alisnya
menahan geli, membuat Davin menatapnya dengan kesal.
"Oke sifatku memang buruk, sepanjang waktu. Mau apa
lagi" Begitulah aku."
"Aku tidak protes kok," Keyna tersenyum.
64 Sweet Enemy "Benarkah?" Davin membalas senyum Keyna ketika
perempuan itu mengangguk, "Keyna, malam kemarin ada petir.
Aku tahu kau ketakutan. Aku ingin menolong tetapi tidak bisa
bangun dari tempat tidur. Aku meminta bantuan Jason, apakah
Jason menolongmu?" "Ya." Keyna tersenyum. "Dia memasangkan ini
ditelingaku." Keyna menunjukkan earphone dan pemutar musik
itu kepada Davin, semula dia ingin mengembalikannya kepada
Jason, tetapi karena Jason tidak ada, dia memutuskan untuk
menyimpannya dulu sampai nanti dia bisa bertemu Jason lagi.
"Jason tidak kembali ke kamar sampai lama." pandangan
Davin berubah menyelidik, "Apakah dia memelukmu dan tidur
di kamarmu?" Pipi Keyna memerah menerima tatapan menyelidik
Davin, "Dia memelukku." Keyna mengangkat bahunya, "Lalu aku
tidak ingat apa-apa lagi, musik di sini memenuhi telingaku, aku
tidak mendengar apa-apa lagi, bahkan suara petir sekalipun, dan
sepertinya aku langsung jatuh tertidur."
Davin menarik napas panjang. Menahan dorongan
cemburu membayangkan adegan Jason yang memeluk Keyna.
"Kenapa kau begitu takut petir Keyna?"
"Aku tidak tahu." Keyna tersenyum malu. "Begitu
mendengar pertir seakan semua mimpi burukku berkumpul jadi
satu, aku mulai gemetaran dan tubuhku kaku tidak bisa
bergerak lagi." "Mungkin ada trauma di masa kecilmu?"
"Aku tidak ingat." Keyna mendesah frustrasi, "Seandainya
saja aku bisa mengingatnya, mungkin bisa membantuku
menyembuhkan ketakutanku."
?"" Keyna takut petir. Jason membatin sambil mengelus
biolanya dalam kegelapan kamarnya. Sepertinya kenangan
malam itu telah membawa trauma buruk bagi Keyna, malam
perpisahan itu. Mereka ada di rumah. Ibunya sedang berteriak-teriak
kepada ayah mereka yang telah menghancurkan semua rencana
masa depan mereka. Ayahnya telah kehilangan kesempatan
Sweet Enemy 65 menjadi orang terkenal dengan menyelamatkan anak orang kaya
dari penculikan. Saraf utama di tangan ayahnya luka permanen,
sehingga dia tidak bisa bermain biola lagi.
Jason yang waktu itu masih kecil, mendengarkan
percakapan kedua orangtuanya yang penuh pertengkaran dan
maki-makian kasar... Well, sebenarnya yang mendominasi
makian kasar adalah ibunya. Ibunya menghina ayahnya,
mengatakan tidak mau hidup miskin selamanya bersama
ayahnya, dia sudah muak dan lelah, dibebani oleh dua orang
anak, dan hidup serba pas-pasan. Kesempatan karier ayahnya di
luar negeri terlanjur membuatnya senang membayangkan
bahwa mereka akan kaya. Tetapi ternyata kesempatan itu
hancur begitu saja. "Aku akan meninggalkanmu. Aku lelah hidup miskin
bersamamu!" begitulah teriakan ibunya waktu itu. Kemudian
hujan turun dengan derasnya, diiringi suara guntur yang
menakutkan. Jason teringat akan adiknya yang tertidur di
kamar. Ditinggalkannya kedua orang tuanya yang masih sibuk
berperang mulut, masuk ke kamar mencari adiknya.
Saat itulah dia melihat adiknya sedang duduk gemetaran
di lantai, menutup kedua telinganya dan menangis. Suara guntur
dan petir telah bercampur dengan jeritan pertengkaran kedua
orang tua mereka, membuatnya berpadu menjadi melodi yang
mengerikan. Adiknya ketakutan...
Jason langsung memeluknya, membisikkan kata-kata
menghibur dan membujuknya agar tidak menangis lagi. Jason
sangat mencintai adiknya. Hanya Keyna satu-satunya harta yang
dimilikinya. Tetapi bujukannya tidak berhasil, Keyna tetap
menangis. Dan kemudian Jason menyanyikan lagu itu, sebuah
lagu kanak-kanak yang diajarkan oleh pengasuh mereka. Dan
selalu Jason nyanyikan untuk Keyna sebelum Keyna tidur. Keyna
selalu mengantuk kalau Jason menyanyikan lagu itu.
Dan rupanya lagu itu berhasil, Keyna mulai mengantuk di
dalam pelukannya. Tetapi kemudian pintu itu terbuka dan
seluruh mimpi buruk itu terjadi. Ibunya masuk dan merenggut
tangan Jason, hendak membawanya pergi.
Keyna terbangun dan menangis lagi. Dia memegang
tangan Jason erat-erat, berteriak-teriak memanggil-manggil
66 Sweet Enemy kakaknya, memohon supaya tidak dipisahkan. Tetapi sayang ibu
dengan kasar merenggut pegangan Keyna dan menghempaskan
adik kecilnya itu ke lantai, dengan kasar mengatakan bahwa
Keyna harus ikut ayahnya, dan Jason ikut dia. Ibunya lalu
setengah menyeret Jason pergi, tidak mempedulikan
permohonan Jason yang menangis tidak mau pergi. Tidak
mempedulikan teriakan-teriakan Keyna kecil di lantai yang
mernegek-rengek ingin bersama kakaknya. Mereka dipisahkan
dengan begitu kejam, di bawah hujan dan suara petir yang
menggelegar. Tidak heran kalau Keyna takut dengan suara petir. Jason
mengernyitkan dahi dengan suara pedih. Hujan yang berpadu
dengan petir, penuh dengan kenangan buruk bagi mereka
berdua. Sejak perpisahan itu, Jason tidak pernah mendengar
kabar tentang Keyna dan ayahnya. Mereka telah pindah ke luar
kota. Sementara itu, ibunya ternyata memilih membawa Jason
bukan untuk merawatnya. Jason punya bakat biola sejak kecil,
dan sang ibu melihatnya sebagai aset berharga. Ibunya
melakukan tindakan keji. Menjualnya kepada keluarga kaya,
yang mengetahui bakat bermain biola Jason, dan bersedia
memberikan uang pengganti kepada ibunya karena mereka
tidak bisa mempunyai anak kandung sendiri. Ibunya menerima
uang dalam jumlah yang banyak. Lalu pergi entah kemana, yang
pasti sang ibu tidak pernah muncul lagi.
Keluarga angkat Jason memperlakukannya dengan baik.
Mereka berasal dari kalangan pemusik handal, dan mereka
sangat menyayangi Jason. Apalagi mereka tidak punya anak
kandung sendiri. Tetapi Jason tidak pernah memaafkan tindakan
ibunya yang begitu keji, memisahkannya dari adik dan ayahnya,
untuk kemudian menjualnya hanya demi kekayaan dan segepok
uang. Kebenciannya kepada ibunyalah yang menyebabkan dia
begitu benci kepada perempuan. Dia selalu mempermainkan
perempuan, terutama yang silau akan hartanya. Kemudian
menghancurkannya begitu saja. Dia akan sangat puas ketika
para perempuan itu menangis di kakinya, memintanya untuk
tidak meninggalkan mereka.
Sweet Enemy 67 Pertama kali dia melihat Keyna dia tahu. Tetapi dia ragu.


Sweet Enemy Karya Santhy Agatha di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Namanya sama. Tetapi mereka sudah lama sekali tidak bertemu.
Jason bahkan hanya bisa mengingat samar-samar wajah adiknya
karena waktu itu dia sendiri masih kecil. Tetapi kemudian Davin
menceritakan hutang budinya kepada Ayah Keyna, kepada
ayahnya. Membuat Jason mengetahui semuanya.
Keyna adalah adik kandungnya. Dan Davin adalah anak
itu, anak lelaki kaya yang diselamatkan oleh ayahnya, yang
bertanggung jawab terhadap hancurnya keluarga mereka.
?"" "Aku senang akhirnya kau masuk, aku merindukanmu."
Sefrina tersenyum girang ketika melihat Keyna datang.
Keyna tersenyum, "Davin sudah baikan, jadi aku bisa
kuliah lagi." "Syukurlah." Sefrina menatap Keyna, "Kau pasti
kerepotan merawatnya sendirian."
"Tidak juga." Keyna tertawa. "Banyak pelayan yang
membantuku, dan ada Jason juga."
"Jason datang?" Sefrina menatap Keyna penuh arti,
"Tampaknya dia sedang berusaha mendekatimu Keyna, kau
harus berhati-hati. Jangan-jangan dia sedang mengincarmu
sebagai korban berikutnya."
"Tidak mungkin, aku bukan selera Jason." Keyna tertawa
lagi, "Setahuku deretan mantan kekasih Jason semuanya cantikcantik."
"Kau juga cantik Keyna, hanya saja kau tidak
menyadarinya." Sefrina tersenyum lembut, "Menurutmu apakah
Jason akan menjemputmu lagi sore ini" Dia bilang dia akan terus
menjemputmu sampai kau mau menggunakan jasa sopir pribadi
bukan?" "Aku rasa Jason tidak perlu repot-repot." Keyna menghela
napas, "Aku sudah bilang kepada Davin, seperti usulanmu waktu
itu, aku menggunakan jasa supir pribadi."
Sefrina tertegun, lalu mengangguk-anggukkan kepala
setuju, ditepuknya pundak Keyna sambil memuji, "Keputusan
bagus. Setidaknya keamananmu terjamin Keyna."
68 Sweet Enemy "Yah, meskipun aku ragu apakah ada orang yang mau
menculikku." Sefrina tertawa, "Kau akan terkejut Keyna, mungkin
banyak orang yang ingin menculikmu, kau adalah orang yang
paling dekat dengan keluarga Jonathan."
"Tetapi aku bukan bagian dari mereka."
"Tetapi orang-orang jahat itu mungkin berpikir kalau
mereka menahanmu, keluarga Jonathan akan menolongku."
Sefrina mengangguk-anggukkan kepalanya, "Dan menurutku,
kalau ada yang menculikmu Davin-lah yang pertama kali akan
berusaha menyelamatkanmu. Dia tampaknya sangat menyayangimu, kau beruntung Keyna."
Pipi Keyna memerah mendengar kata-kata Sefrina,
"Jangan mengarang. Davin tidak mungkin menyayangiku. Dia
hanya merasa bersalah karena telah memperlakukanku buruk
dulu." Sefrina tertawa, "Tetapi pipimu memerah," gumamnya
menggoda. "Tidak... Pipiku tidak merah." Keyna membantah,
"Ayo masuk, kita sudah terlambat ke kelas." Merekapun berjalan
melalui lorong menuju kelas perkuliahan.
?"" Sepertinya rencananya harus dimodifikasi. Dia mengamati
sore itu. Ketika Keyna sepulang kuliah keluar dari gerbang dan
memasuki mobil pribadi yang menjemputnya. Keyna
memutuskan memakai mobil dan supir pribadi untuk
menjemputnya, itu berarti dia tidak akan bisa melakukan usaha
penculikannya dari tempat kuliah Keyna. Dia harus bisa
memancing Keyna supaya bisa berada di tempat yang rentan,
dan dia bisa dengan leluasa menculik gadis itu...
Sweet Enemy 69 "Kemarahan yang tersimpan jauh di
dalam dirimu, bisa menjadikanmu gila suatu
saat nanti" 7 Jason sangat tampan. Dengan tubuhnya yang ramping,
matanya yang selalu tampak sendu, menyimpan kesedihan
tersendiri. Membuat para perempuan selalu ingin mengasihinya.
Petualangan Dipuri Rajawali 3 Siluman Ular Putih 03 Sumur Kematian Pendekar Sakti 16

Cari Blog Ini