Ceritasilat Novel Online

The Last Empress 2

The Last Empress Karya Anchee Min Bagian 2


akal. Namun, aku tetap saja merasa khawatir. Tung Chih naik takhta sama artinya aku
menyerahkan kekuasaan. Meskipun selama ini aku selalu menantikan saat-saat
pengunduran diriku, tetapi aku mencurigai bukan Tung Chihlah yang akan mengambil
alih kekuasaanku sekarang, melainkan Dewan Istana dan Pangeran Kung. Nuharoo
juga bersemangat menantikan pengunduran diriku. Dia mengatakan bahwa dia sangat
menantikan kebersamaanku: lakukan bersama, terutama saat cucu-cucu kita nanti
lahir.Apa dia akan merasa lebih aman saat aku mundur dari jabatan" Ataukah dia
memiliki niatan lain" Tung Chih sebagai pemegang kendali, berarti Nuharoo akan
memiliki pengaruh lebih besar atas keputusan-keputusan yang dia ambil. Bukankah
sudah kuketahui selama ini bahwa Nuharoo sesungguhnya tak sama dengan apa yang
dia tampilkan" Aku putuskan untuk menyetujui proposal Dewan Istana, bukan karena
aku percaya Tung Chih sudah siap, melainkan karena sudah saatnya baginya untuk
mengendalikan hidupnya sendiri. Sebagaimana yang dikatakan oleh Sun Tzu dalam
bukunya Seni Peperangan, tahu caranya berperang sebelum dirinya benar-benar terjun
dalam peperangan.Pada 25 Agustus 1872, pemilihan calon istri Kerajaan usai. Tung
Chih belum genap tujuh belas tahun. Nuharoo dan aku merayakan dirimeskipun dia baru
berusia tiga puluh tujuh dan aku hampir tiga puluh delapan. Calon istri Kaisar terpilih
adalah seorang gadis cantik delapan belas tahun bermata kucing bernama Alute. Dia
adalah anak dari seorang pejabat Mongol yang merupakan relasi lama kerajaan. Ayah
Alute adalah kerabat pangeran yang merupakan sepupu jauh suamiku. Tung Chih
beruntung memperoleh wanita seperti itu. Istana tak akan menyetujui pilihannya hanya
semata karena kecantikannya. Alasan pihak kerajaan memilih Alute adalah karena
pernikahan ini akan membantu memulihkan perselisihan antara pihak kekuasaan
Manchu dan klan Mongol yang berkuasa. bermain di bawah sinar terik matahari atau
menunggang kuda,merupakan pilihannya. dan wajahnya begitu lembut.Aku tak terlalu
terkesan dengan Alute. Dia sangat pemalu sampai-sampai kukira bisu. Saat kami diberi
kesempatan menghabiskan waktu bersama, perbincangan tak berjalan. Dia akan
menyetujui apa pun yang kukatakan sehingga aku tak bisa mencari tahu kepribadiannya
lebih mendalam. Nuharoo mengatakan aku terlalu muluk. menantu kita melakukan apa
yang kita katakan, apa gunanya mengetahui pikirannya"Pilihanku jatuh pada seorang
gadis tujuh belas tahun yang tampak penuh semangat, bernama Foo-cha. Meski
wajahnya tak seeksotis Alute, Foo-cha juga sangat memenuhi kualifikasi. Dia memiliki
The Last Empress - Anchee Min
bentuk wajah lonjong, bermata sipit melengkung ke atas, dan berkulit kecokelatan
sedikit terbakar matahari. Dia seorang anak gubernur dan telah dididik sastra dan puisi
secara pribadi, yang tak umum. Foo-cha tampak manis, tetapi penuh semangat. Saat
Nuharoo dan aku menanyakan apa yang akan dia lakukan jika suaminya menghabiskan
terlalu banyak waktu bermain-main dengannya dan mengabaikan urusan-urusan
negara, Foo-cha menjawab, suaminya untuk mengerjakan tugasnya, bukannya
mengejar kesenangan,meneoret nama Foo-cha dari daftar. debatku, meski mengetahui
Nuharoo tak akan bisa diminta untuk mengubah pikirannya. Tung Chih tampak tertarik
pada Foo-cha, tetapi dia sungguh jatuh hati pada Alute. Aku tak mendesak Tung Chih
untuk memilih Foo-cha sebagai Permaisurinya. Foo-cha akan menjadi istri kedua Tung
Chih. Pernikahan Kerajaan direncanakan akan dilansungkan pada 16 Oktober.
Persiapannya, terutama pembelian barang- barang dan materi upacara, mulai
dilaksanakan di bawah pengawasan Nuharoo. Sebagai upaya membungkamku,
Nuharoo mengizinkanku untuk memilih tema pernikahannya dan menyarankan agar
An-te-hai diberi tanggung jawab memimpin tugas pembelian. Ketika kukatakan pada
kasimku akan keputusan Nuharoo ini, dia sangat senang. Namun kuperingatkan dia,
jangka waktu yang singkat. Besar.Aku tertarik pada ide An-te-hai. Kanal Besar
merupakan hasil karya sejarah luar biasa yang menghampar sejauh delapan ratus mil,
menghubungkan Tungchow di dekat ibu kota dengan Hangchow di Selatan. tanyaku.
akan membuat mimpi jadi kenyataan! Jumlah barang yang diminta untuk kubeli akan
membutuhkan armada dengan beberapa kapal, mungkin sebesar armada Cheng Ho!
Kepala kasim dari Dinasti Ch'ing yang Agung akan menjadi Pemimpin Pelayaran! Oh,
tak dapat kubayangkan bagaimana perjalanan ini nantinya! Aku akan berhenti di
The Last Empress - Anchee Min
Nanking untuk mencari sutra terbaik. Aku akan berziarah ke situs makam Cheng Ho.
Tuan Putri, kau telah menjadikanku manusia paling bahagia di dunia!pernah kupikir
kesayanganku tak akan pernah kembali. Kejadian yang mengelilingi kematian An-te-hai
tetap menjadi sebuah misteri. Tetapi jelas, itu merupakan pembalasan
musuh-musuhku. Satu-satunya pikiran yang menghiburku adalah bahwa saat itu
An-te-hai betul-betul bahagia. Tak pernah kusadari betapa besarnya rasa sayangku
padanya dan betapa aku sangat membutuhkannya, hingga saat dia telah pergi.
Bertahun-tahun berikutnya, aku berkesimpulan bahwa itu tak terlalu buruk untuknya.
Meski dia memperoleh restuku dan memiliki kekayaan besar, dia sudah muak hidup
dalam tubuh seorang kasim. 9 PADA PAGI HARI, aku merindukan suara langkah kaki
An-te-hai di pekarangan istana, dan kemudian wajah riangnya muncul di hadapan
cerminku. Kurindukan bayangannya dari balik tirai kelambuku, dan suaranya
menyenandungkan lagu dari opera kesukaanku. Tak ada yang memberi tahuku
bagaimana kesayanganku meninggal. Laporan itu, tertanggal dua minggu sebelum aku
sendiri menerimanya, dikirimkan oleh Gubernur Ting dari Provinsi Shantung dan
menyatakan bahwa An-te-hai ditahan dan diadili karena melanggar hukum wilayah
setempat. Dalam laporannya, Ting meminta izin untuk mendisiplinkan sang kasim, tanpa
menyebutkan hukuman apa yang akan dia berikan. Aku meminta agar An-te-hai segera
dipulangkan ke Peking untuk kudisiplinkan sendiri. Namun, Gubernur Ting menyatakan
bahwa kurirku terlambat datang padanya. Tak ada keraguan dalam diriku bahwa
Gubernur Ting mengetahui latar belakang An-te-hai. Ting pasti mempunyai sokongan
kuat hingga berani menantangku. Pada akhirnya, semua bukti akan dalang di balik
kejadian ini mengarah pada tiga orang: Pangeran Kung, Nuharoo, dan Tung Chih. Hari
meninggalnya An-te-hai kusimpulkan bahwa Tung Chih-lah dalangnya karena kusadari
dalamnya rasa benci putraku terhadapku. Aku diharuskan melupakan An-te-hai. hanya
The Last Empress - Anchee Min
seorang kasim,anjing, aku akan menggonggongi Pangeran Kung, yang telah
mengundangku ke perjamuan yang diadakan kedutaan asing; pada Nuharoo, yang
memohon menemaninya menonton opera; dan pada anakku, yang mengirimiku
sekeranjang buah yang dipetik oleh tangannya sendiri di taman buah kerajaan. Hatiku
hancur dan sisa-sisa serpihannya hanya bisa merasakan kesedihan. Saat berbaring di
tempat tidur dan hanya kegelapan buta yang kulihat, akan kubayangkan burung-burung
merpati putih mengitari atapku dan suara lembut An-te-hai memanggilku. Di tengah
penyidikan yang kubuat sendiri, aku berusaha mencari bukti yang bisa membebaskan
Tung Chih sebagai tersangka. Ketika kutemukan bahwa aku tak dapat mengabaikan
fakta-fakta yang ada, aku hanya berharap anakku telah dimanipulasi oleh orang lain dan
tak sepenuhnya bersalah. kesayanganku meninggal, ying, yang kini menjadi pengganti
An-te-hai. dengar dari sisi An-te-hai sendiri dan keinginan-keinginan terakhirnya.Tak ada
seorang pun yang bersedia maju mengungkapkannya. yang akan berbicara atas nama
An-te-hai, dan tak ada yang bersedia menjadi saksinya,Aku perintahkan Yung Lu
menghadap, yang datang secepat mungkin dari provinsi di Utara. Ketika dia memasuki
balairung istanaku, aku berlari ke arahnya dan hampir menjatuhkan diri di atas kedua
lututku. Dia membantuku ke kursiku dan menunggu hingga aku selesai menangis.
Dengan lembut, dia bertanya padaku apakah aku yakin akan ketidakbersalahan
An-te-hai. Kutanyakan pada Yung Lu apa maksudnya. Dia menjawab bahwa selama
perjalanan ke Selatan, perilaku An-te-hai kalau tak bisa disebut seperti kriminal,
setidaknya, di luar kewajaran. Yung Lu tetap dalam pendiriannya. mengungkap
kebenaran, kau harus bersedia menerimanya.Kutarik napas dalam-dalam dan
mengucap, dengar.tidaklah seperti yang kauduga selama ini.memang seorang kasim,
tetapi sesungguhnya dia adalah seorang lelaki sejati. Aku tak pernah mengenal
seorang pun yang begitu meneintai kehidupan seperti halnya An-te-hai. Jika saja kau
tahu kisah-kisahnya, impian-impiannya, puisipuisinya, rasa senangnya pada opera,
penderitaannya, kau akan tahu orang seperti apa dia.Yung Lu tampak sinis. dan
aturan-aturan kerajaan,melanggarnya. Dia tahu persis akan konsekuensinya. Apa kau
bermaksud mengatakan padaku bahwa dia memang meminta kematiannya"
The Last Empress - Anchee Min
katakan sebaliknya,melakukan sesuatu yang tak semestinya. Aku yakin kau benar
bahwa dia tahu semua konsekuensinya. Bahkan, dia pasti sudah memperhitungkan
dengan matang akibat tindakannya sebelum melakukannya. Itulah yang membuat kasus
ini makin sulit. Kau tak bisa mengabaikan kenyataan bahwa An-te-hai memberi
musuhnya kesempatan untuk menghabisinya.menjadikan dirinya sebagai sasaran"Aku
menggelengkan kepala, merasa benar-benar bingung. Yung Lu meminta izin untuk
mengumpulkan tim yang terdiri atas penyidik profesional. Dalam waktu satu bulan,
sebuah laporan terperinci diberikan padaku. Selain Gubernur Ting, saksi-saksi yang
memberatkan An-te-hai melibatkan teman-teman sesama kasim, juru mudi kapal,
pemilik toko, penjahit baju, seniman lokal, dan para pelacur. Udaranya cerah saat
An-te-hai tengah berlabuh menyusuri Kanal Besar. Kasim itu berhasil menuntaskan
misinya di pabrik-pabrik Nanking, yang kain sutra dan brokatnya lengah ditenun untuk
pernikahan Kerajaan mendatang. An-te-hai juga menginspeksi kemajuan gaun-gaun
yang telah dipesan oleh Nuharoo dan aku, begitu pula yang untuk Tung Chih dan para
istri dan selirnya yang baru. Ant e-hai kemudian mengunjungi makam pahlawannya,
kapten kapal Cheng Ho dari Dinasti Ming. Aku hanya bisa membayangkan
kegirangannya. Teringat jelas dalam ingatanku saat An-te-hai datang padaku untuk
berpamitan. Saat itu dia mengenakan jubah satin hijau panjang berpola gulungan ombak
yang megah. Dia tampak gagah dan penuh energi. Aku memiliki harapan besar agar
The Last Empress - Anchee Min
perjalanan ini akan menjadi awal yang baru baginya. Hanya selang beberapa bulan
sebelumnya, An-te-hai menikah. Pernikahannya menjadi buah bibir seantero Peking.
Bagi para kasim, An-te-hai meniadi contoh akan adanya harapan bahwa mereka pun
suatu saat nanti bisa menebus kembali status mereka. Secara mental, pernikahan
seolah bisa mengembalikan kejantanan mereka dan memberi kedamaian bagi mereka.
Namun apa yang terjadi, tak sesuai dengan harapan. An-te-hai pindah dari tempat
tinggal para kasim untuk tinggal bersama keempat istri dan selirnya. Baik aku maupun
dirinya mengira para wanita pasangannya bisa menyemangatinya kembali. Sebenarnya,
An-te-hai bisa memperoleh gadis-gadis dari keluarga baik-baik mengingat dia
menawarkan banyak kekayaan yang besar sebagai mahar pernikahan, tetapi dia malah
membeli wanita-- wanita dari rumah bordil. Kuduga An-te-hai mengira wanita-wanita ini
akan lebih bisa memahami arti penderitaan dan lebih mudah menerima kekurangan
yang tak bisa dia berikan sebagai suami. An-te-hai secara sengaja menghindari untuk
memilih wanita yang cantik. Dia terutama mencari mereka yang menjadi korban
kekerasan seorang pria. Istri pertama adalah wanita usia dua puluh enam tahun yang
sakit parah dan dibiarkan sekarat di rumah bordilnya. Sulit untuk memuji wanita-wanita
pilihan An-te-hai ini, saat dia membawa mereka ke hadapanku. Mereka tampak
bagaikan saudara kandung, dan wajah mereka tampak tak cerdas. Mereka dengan
sembarangan merenggut kue dari baki dan menghirup teh mereka dengan berisik.
Sekitar sebulan setelah pernikahannya, An-te-hai kembali ke Kota Terlarang. Kepala
Kasim itu sama sekali tak menyebutkan perihal kehidupannya di rumah. Namun
sepertinya semua orang kecuali aku, mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Dari Li
Lien-ying kuketahui bahwa istriistri An-te-hai mengecewakannya. Wanita-wanita itu
sangat kasar, berisik, dan terlalu banyak menuntut. Mereka senang sekali memperolok
kelemahannya. Salah seorang dari mereka kabur dari rumah untuk menjalin hubungan
dengan klien lamanya. Saat An-te-hai mengetahuinya, dia mengejarnya dan
memukulinya hingga nyaris mati. Pada hari An-te-hai pergi dalam perjalanan jauhnya,
masalah-masalah barunya sudah tampak tak mengusiknya. Namun, aku tetap
mencemaskannya. Perjalanan itu begitu jauh dan tugasnya begitu berat. sumber mata
air yang merupakan rumah asalnya.mulai mencari istri baru, membawa pulang seorang
gadis dari keluarga baik-baik.Kami berpisah di pelabuhan Kanal Besar di mana parade
kapal-kapal telah menanti. An-te-hai berdiri pada salah satu dari dua tongkang
berbentuk naga besar, berhiaskan naga terbang dan burung phoenix. Aku yakin dengan
tampilan seperti itu, pejabat setempat akan terkejut. Mereka akan bersemangat
menjawab permintaan dari An-te-hai atau menawarkan perlindungannya. Kulambaikan
tangan saat dia berangkat. Kesayanganku tersenyum. Senyum yang mengesankan.
Senyuman terakhirnya. Musuh-musuhku menyebut parade kapal An-te-hai sebagai
tampak mabuk sepanjang perjalanan. dan dia mengenakan jubah naganya berlagak
seperti seorang kaisar,An-te-hai menerima ucapan selamat dari rombongan kapalnya.
Perilakunya melanggar hukum dan dianggap menyulut kerusuhan.
The Last Empress - Anchee Min
Dewan Istana membeo, yang pantas diberikan bagi seorang kasim yang berlayar keluar
Peking adalah kernatian,bahwa itu bukanlah perjalanan pertama An-te-hai. Lebih dari
sepuluh tahun sebelumnya, sebagai remaja enam belas tahun, An-te-hai pergi sendirian
dari Jehol menuju Peking dalam misi rahasia untuk menyampaikan berita ke Pangeran
Kung. Dia tak dihukum karena hal itu, tetapi mendapatkan penghargaan atas jasa
heroiknya. Tak ada seorang pun yang tampak mendengar argumenku. An-te-hai
memang telah bertindak gegabah, bahkan telah melanggar hukum, tetapi hukuman
yang dijatuhkan sangat tak sesuai dengan perbuatannya, terutama mengingat hukuman
The Last Empress - Anchee Min
itu dijalankan dengan melawan kehendakku. Jelas bahwa kalangan Istana berusaha
menguatkan kejahatan Gubernur Ting. Yang membuatku begitu marah adalah melihat
betapa plot itu direncanakan dengan begitu rapi. Aku memperoleh informasi yang cukup
spesifik untuk mengetahui garis besarnya, tetapi tetap saja aku tak bisa berbuat
apa-apa. An-te-hai dipenggal pada 25 September 1872. Usianya tiga puluh tahun. Tak
ada jalan bagiku untuk mencegah eksekusi itu karena musuh-musuhku bermaksud
menjadikannya sebagai pendahuluan atas kematianku sendiri. Aku bisa saja
memerintahkan agar Gubernur Ting dihukum. Aku bisa saja mencopot jabatannya atau
memerintahkan pemenggalannya. Namun aku tahu, itu akan jadi suatu
kesalahanmusuhku. Jika An-te-hai tengah berada di sisiku, dia pasti akan menasihatiku,
hanya menentang pemerintahan dan Dewan Istana, tetapi juga pada bangsa dan
kebudayaan yang ada.Aku ingin menantang Pangeran Kung. Aku tak dapat
membuktikan keterlibatannya, tetapi aku tahu dia mendukung pembunuhan An-te-hai.
Hubunganku dengan Pangeran Kung sudah tak mungkin lagi diselamatkan. Dengan
mengenyahkan An-te-hai, dia membuatku sadar bahwa dia sanggup melakukan apa
pun untuk mengambil alih kekuasaan. Nuharoo tidak ingin membahas kematian
kasimku. Ketika aku mendatangi istananya, pelayannya berpura-- pura tidak mendengar
kedatanganku di gerbang. Hal ini hanya membuktikan padaku bahwa Nuharoo memang
bersalah. Aku bisa terima ketidaksukaannya atas An-te-hai, tetapi aku tak dapat
memaafkan perbuatannya dengan turut andil dalam pembunuhannya. Tung Chih tidak
berusaha menutup-nutupi kesenangannya atas wafatnya An-te-hai. Dia tampak
kebingungan melihat kesedihanku dan mengambil kesimpulan bahwa sosok An-te-hai
ternyata memang sesuai dengan dugaannya selama inisembarangan menendang altar
yang kutaruh di kamar untuk mengenang An-te-hai. Melalui kesaksian musisi lokal yang
disewa An-te-hai selama perjalananlah, alasan yang lebih gelap dan mendalam di balik
kematiannya mulai tersibak. musik kami dengan lebih kencang,musisi. Saat itu sudah
lewat tengah malam. Aku takut menarik perhatian pejabat hukum setempat, jadi aku
memohon padanya untuk membiarkan kami berhenti. Tetapi Kepala Kasim mendesak
kami terus bermain, dan kami menurutinya. Perahu-perahu kami diterangi cahaya dan
kapal-kapal lain dipenuhi hiasan lampion warna-warni. Rasanya seperti sebuah festival.
Kami sering kali berlayar di laut setelah gelap malam, dan penduduk desa akan
mengikuti kami hingga bermil-mil jauhnya dari daratan. Sejumlah warga diajak masuk
kapal untuk bergabung dalam pesta. Kami minum-minum sampai pagi. Seperti yang
sudah kuduga sebelumnya, pejabat hukum turut campur. Awalnya, An-te-hai berhasil
mengusirnya. Dia menunjuk pada bendera kuning yang berkibar di atas perahu kami,
yang memiliki lambang burung hitam, dan menyuruh pejabat itu untuk menghitung
kakinya. Burung itu punya tiga kaki. karena ia melambangkan sang Kaisar,padanya.
An-te-hai menyukai musikku dan kita menjadi teman. Dia menceritakan padaku tentang
nasib malangnya selama ini. Aku terkejut ketika dia mengatakan bahwa dia sedang
mencari cara untuk mengakhiri hidupnya. Kukira dia sedang mabuk, jadi perkataannya
tak kuanggap serius. Siapa yang akan percaya bahwa kasim paling berkuasa pada
masa ini begitu menderita" Tetapi tak lama, aku pun memercayainya karena kusadari
dia memang memicu kekacauan dengan sengaja. Aku jadi takut. Untungnya, aku segera
berhenti sehari sebelum Gubernur Ting muncul. Aku tetap tak mengerti mengapa
An-te-hai mau membuang kehidupan mewahnya begitu saja. Mungkin An-te-hai
memang bermaksud menghabisi hidupnya sendiri; mungkin dia akhirnya memutuskan
untuk tak mau lagi meneruskan penderitaannya. Seharusnya kusadari bahwa dia lebih
berani daripada orang-orang lain yang kukenal. Kehidupannya seperti sebuah opera
megah, dan dia adalah reinkarnasi dari Cheng Ho. Sudah lewat dari tengah malam dan
semua suara di pekarangan Kota Terlarang sudah lenyap. Kunyalakan lilin dengan
The Last Empress - Anchee Min
harum bunga melati kesukaan An-te-hai, dan membacakan sebuah puisi yang kurangkai
untuknya. Betapa terangnya sungai dan Bukit Selatan, Dengan padang merentang
bagai benang emas. The Last Empress - Anchee Min
Seberapa seringnya, dengan segelas arak di tangan, kau hadir di sini Untuk membuat
kita bertahan, meski bagai mabuk. Di tengah Kolam Lili, begitu terang lampion baru
dinyalakan, Kau mainkan Alunan Air di kegelapan malam. Ketika kukembali, embusan
angin berhenti, terang bulan membuka jalan Bersama rerumputan hijau, sungai pun
melambai. 10 USAI PERNIKAHAN TUNG CHIH, Nuharoo dan aku meminta ahli nujum
untuk memilih tanggal yang dinilai membawa keberuntungan bagi Kaisar untuk menaiki
takhta. Tanda perbintangan menunjukkan pada 23 Februari 1873. Meskipun Tung Chih
sudah mulai mengerjakan tugas-tugas kerajaan, menduduki takhta belum dianggap sah
hingga upacara-upacara seremonial yang panjang dan rumit selesai dilangsungkan.
Upacara ini bisa memakan waktu berbulan-bulan: seluruh anggota klan senior harus
hadir, dan semuanya harus mengunjungi kuil-- kuil leluhur mereka dan melakukan


The Last Empress Karya Anchee Min di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

ritual-ritual persembahan di altar yang diwajibkan. Tung Chih harus memintakan izin
pada para arwah leluhur dan memohonkan restu dan perlindungan mereka. Tak lama
setelah pentahbisannya sebagai Kaisar, Tsungli Yamen, Biro Urusan Luar Negri,
menerima catatan dari para duta besar beberapa negara asing yang meminta
diadakannya audiensi. Biro ini telah menerima permintaan semacam ini sebelumnya,
tetapi pihak Istana selalu menjadikan usia Tung Chih yang masih muda sebagai alasan
untuk tak mengabulkannya. Kini Tung Chih mengabulkan permintaan itu. Dengan
bantuan Pangeran Kung, dia berlatih tata cara audiensi secara menyeluruh. Pada 29
Juni 1873, anakku menerima duta besar Jepang, Inggris Raya, Prancis, Rusia, Amerika
Serikat, dan Belanda. Para tamu berkumpul pada pukul sembilan pagi dan dibawa
masuk ke Paviliun Sinar Ungu, sebuah bangunan besar yang berundak-undak tempat
Tung Chih duduk di atas kursi singgasana. Aku merasa cemas karena itu adalah kali
pertama anakku berhadapan dengan dunia. Aku tak tahu akan ditantang seperti apakah
dia, dan berharap dia bisa meninggalkan kesan yang kuat. Kukatakan padanya bahwa
Cina tak bisa lagi menanggung kesalahpahaman. Aku tak akan menghadiri pertemuan
itu, tetapi kukerjakan apa yang bisa kulakukan sebagai seorang Ibu: Kupastikan anakku
mendapatkan sarapan yang baik dan menangani pakaiannya secermat
mungkinkancing-kancing pada jubah naganya, batu permata pada topinya, renda-renda
pada hiasan bajunya. Setelah apa yang diperbuatnya pada An-te-hai, aku telah
bersumpah untuk menahan rasa sayangku pada Tung Chih, tetapi aku tak sanggup
menepati janjiku. Aku tak bisa tak mencintai anakku. Beberapa hari kemudian,
Pangeran Kung mengirimiku salinan publikasi asing bernama The Peking Gazette
(Harian Gazette). Harian itu menunjukkan bahwa Tung Chih cukup sukses dalam
audiensinya: kebajikan agung memancar dari diri Kaisar sehingga mereka merasa takut
dan gemetar meski mereka tak menatap diri Kaisar Yang Mulia.Aku bisa mundur
sekarang adalah pikiran yang saat itu melintas dalam benakku. Aku akan menyerahkan
urusan-- urusan istana pada orang lain, memberiku waktu untuk bisa mengejar
kesenangan pribadi yang selama ini hanya bisa kuimpikan. Berkebun dan opera
merupakan dua minatku yang ingin kukerjakan. Satu hal pasti, aku selalu ingin mencoba
menanam sayuran. Keinginanku menanam tomat dan kol telah membuat Menteri
Kerajaan bidang Pertamanan kerepotan, tetapi akan kucoba lagi. Opera selalu menjadi
hiburan yang menyenangkan buatku, dan mungkin aku akan mengikuti pelajaran vokal
agar aku bisa menyanyikan lagu-lagu kesukaanku. Dan tentu, aku memimpikan
kehadiran cucu: dalam kunjungan khususku ke Alute dan Foo-cha, aku berjanji pada
The Last Empress - Anchee Min
menantuku akan meningkatkan peringkat jika mereka berhasil mengandung. Aku rindu
saat-saat membesarkan Tung Chih ketika bayi dan menginginkan sebuah kesempatan
baru. Ketika aku duduk mengerjakan lukisan untuk anakku, aku berusaha menggambar
berbagai objek lukis berbeda. Selain bunga dan burung, aku juga melukis ikan di kolam,
tupai bermain di pohon, rusa di tengah padang luas. Beberapa lukisan terbaikku kupilih
untuk disulam. cucu-cucuku,Anakku ingin mulai memugar rumah tamanku yang lama,
Yuan Ming Yuan, yang telah dibakar habis oleh bangsa asing sembilan tahun lalu. Jika
saja aku tak mengkhawatirkan biayanya, aku akan sangat senang. Yuan adalah simbol
kebanggaan dan kekuatan Cina,anakku mendesak. tahunmu yang keempat puluh
dariku.Kukatakan padanya bahwa aku tak bisa menerima hadiah semacam itu, tetapi dia
mengatakan akan menanggung biayanya. ribu tael,relasi, para menteri, dan pegawai
lainnya diharapkan akan menyusul Ibu, untuk sekali ini saja, cobalah untuk menikmati
hidup.Sudah sembilan tahun lamanya semenjak kali terakhirnya aku mengunjungi Yuan
Ming Yuan. Tempat itu semakin dirusak oleh terpaan angin, cuaca, hewan perusak, dan
pencuri. Rumput liar setinggi badan manusia menutupi
The Last Empress - Anchee Min
seluruh area. Selagi berdiri di sisi pilar-pilar batu yang rusak, aku dapat mendengar
derak suara roda gerobak dan suara langkah kaki kasim-kasim, dan teringat leembali
akan hari ketika kami nyaris tak berhasil menyelamatkan diri dari serangan musuh yang
kian mendekat. Aku tak pernah menceritakan pada Tung Chih bahwa Yuan Ming Yuan
adalah tempat dia dibesarkan dalam kandungan. Pada saat itu aku memiliki
segalanyaHsien Feng hanya ingin menyenangkan hatiku. Meski begitu singkat, rasanya
begitu nyata, dan masa itu datang pada saat aku benar-benar merasa putus asa. Telah
kuhabiskan semua yang kupunya untuk menyogok Kepala Kasim Shim untuk
menghabiskan satu malam bersama Kaisar. Ketika Hsien Feng mengejekku, nyaris
kukorbankan nyawaku dengan berani menantangnya terang-terangan.
Keterusterangankulah yang membuatnya menghormatiku, kemudian mengagumiku. Aku
ingat suara lembut Hsien Feng memanggilku, akan hasratnya yang tak habis-habisnya
terhadap diriku, dan juga hasratku terhadap dirinya. Kesenangan yang kami berdua
rasakan. Tetes air mata bahagia kami. Kasim-kasimnya sangat takut Kaisar akan
menghilang pada tengah malam, sementara para kasimku menanti di gerbang untuk
menyambutnya. Sebagai memang harus selalu menyiapkan diriku layaknya sepiring
hidangan yang disuguhkan pada Baginda Kaisar, tetapi Kaisar sendirilah yang
menawarkan dirinya padaku. Dia sendiri merasa sangat gembira akan perasaan
cintanya. Di kemudian hari, ketika Hsien Feng menghabiskan waktunya dengan
wanita-wanita lain, rasanya aku sudah begitu dekat dengan kematian. Mustahil bagiku
untuk terus hidup, tetapi aku tak dapat mengambil nyawaku sendiri karena Tung Chih
tengah hidup dalam kandunganku. Tempat pertama yang ingin dibangun kembali oleh
Tung Chih adalah istana tempat dulu kuhabiskan banyak waktu bersama Hsien Feng.
Aku berterima kasih pada Tung Chih dan bertanya bagaimana dia bisa tahu betapa
istimewanya istana itu bagiku. yang paling Ibu sayangi. Aku tak pernah meragukan niat
Tung Chih. Aku tak tahu bahwa alasan utama anakku begitu bersemangat memugar
Yuan Ming Yuan adalah untuk menjauhkanku darinya, agar dia dapat meneruskan
kehidupan rahasianya yang nantinya akan menghancurkannya. Para penasihat kerajaan
mendorong keinginan Tung Chih karena mereka ingin aku mundur. Mereka benci
menerima perintah-perintahku dan menantikan saat mengurus negara tanpa campur
tanganku. Dengan persetujuan dari mereka, Tung Chih memerintahkan pemugaran
segera dimulai, bahkan sebelum dananya cukup terkumpul. Proyek ini sudah menemui
masalah sedari awal. Saat kepala pemasok kayu tertangkap dalam kasus penggelapan,
The Last Empress - Anchee Min
pendanaan pun dihentikan. Proyek ini adalah awal dari mimpi buruk yang tak kunjung
habis. Pejabat lokal menulis surat keluhan ke Istana dan menuduh Tung Chih terlalu
menuruti kerakusanku. Dia mengutarakan bahwa pemugaran Yuan Ming Yuan adalah
bentuk penyalahgunaan dana negara. kami, Dinasti Ming, adalah salah satu dari enam
belas penguasa Cina yang bertahan paling lama,itu. menghambur-hamburkan energi
mereka pada kesenangan. Pada akhir abad ke-16, Dinasti Ming telah jatuh koma,
menanti untuk disingkirkan. Kas kosong, pungutan pajak mustahil, dan tanda-tanda
tradisional dari ketidakbecusan pemerintahmana-mana. Orang-orang memindahkan
kesetiaan mereka ke pemimpin baru karena Dinasti telah kehilangan mandat dari
Langit.Pihak Istana tidak memerlukan pejabat rendah untuk mengingatkannya bahwa
kondisi negara masih kacau akibat pemberontakan Taiping terbaru dan bahwa
pemberontakan kaum Muslim di Barat belum juga berhasil dipadamkan. Walau
demikian, Dewan Istana memprotes para pejabat yang seorang anak terhadap
ibunya.merealisasikan keinginannya, tetapi setelah berjalan setahun dan setelah
menanggung pengeluaran yang begitu besar, dia ditekan oleh Pangeran Kung untuk
meninggalkan proyek tersebut. Selama bertahun-tahun, aku akan disalahkan atas
segala sesuatu yang terjadi pada Yuan Ming Yuan, tetapi aku sudah tak berada pada
posisi untuk menasihati Tung Chihadalah sikap Pangeran Kung yang berubah pikiran.
Dialah yang pertama mendukung pelaksanaan restorasi dengan memberikan donasi
untuk memulai pemugaran, tetapi dia kini jadi salah seorang yang memohon kepada
Tung Chih untuk membatalkan proyek tersebut. Dengan mengamuk, Tung Chih
menuduh pamannya telah menggunakan bahasa yang kasar, kemudian menurunkan
pangkatnya. Nuharoolah yang membujuk Tung Chih untuk mengembalikan posisi
pamannya beberapa minggu kemudian. Aku tak mau turut campur karena aku merasa
Tung Chih perlu belajar bagaimana menjadi seorang Kaisar. Terlalu mudah baginya
untuk menyuruh orang-orang di sekitarnya tanpa pernah merasakan kesusahannya. 11
PADA HARI YANG HANGAT di musim panas 1874, aku melihat kasimku Li Lien-ying
memotong bunga bunga The Last Empress - Anchee Min
gardenia di tamanku. Dia memindahkan dan membuang kuncup bunga dan daun
pinggirnya, kemudian memotong tangkainya menjadi sepanjang tiga inci, dengan
hati-hati memastikan potongannya di bawah awal tangkai. baru akan tumbuh dari
sini,memasukkan potongan bunga ke dalam suatu wadah. musim semi berikutnya,
tanaman ini akan mulai bermekaran di taman.yang dilakukannya gagal menumbuhkan
dedaunan baru. Untuk menguji apakah akarnya tumbuh, Li Lien-ying pelan-pelan
mencabut setangkai. Dia tak merasakan perlawanan, yang menunjukkan bahwa
akar-akarnya tidak tumbuh kembali. Dia mengatakan pada dirinya sendiri untuk
bersabar dan menunggu lagi selama beberapa hari. padaku. lama.mati. Kasim tersebut
percaya bahwa itu merupakan pertanda Langit mengenai 'hal buruk yang akan
terjadi'menenangkan Li. Mungkin airnya terkontaminasi oleh air kencing hewan atau ada
serangga tersembunyi di balik lumut. Masalahnya, tanaman-tanaman ini mati karena
terlalu banyak stres.Aku jadi berpikir tentang anakku. Selama ini dia tampak seperti
tanaman hias dalam rumah, terlindungi hingga sekarang dari kekerasan dan
ketidakpastian yang ada di taman luar. Tung Chih menderita pilek yang tak kunjung
sembuh selama berbulan-bulan. Dia mulai menderita demam, dan saat musim gugur,
tubuhnya sudah sangat lemah. Pangeran Kung. Paman-paman anakku yang lain,
Pangeran Ts'eng dan Pangeran Ch'un, menduga kesenangan Tung Chih pada malam
hari merupakan penyebab memburuknya kesehatannya. Ketika Tabib Sun Pao-tien
meminta diadakannya pertemuan untuk membahas kondisi kesehatan Tung Chih
The Last Empress - Anchee Min
sebenarnya, permintaannya ditolak. Aku tak sanggup melihat Tung Chih terbaring di
atas ranjangnya. Itu mengingatkanku pada hari-hari ketika ayahnya sekarat. Aku
memanggil Alute dan Foo-cha serta istri-istrinya yang lain dan bertanya pada mereka,
selagi mereka bersimpuh di hadapanku, jika mereka mengetahui apa yang tengah
terjadi pada suami mereka. Pengakuan mereka mengejutkanku. Tung Chih tak pernah
berhenti mengunjungi rumah-rumah bordil. Mulia Kaisar lebih memilih bunga-bunga di
tempat liar,keluh Foo-cha. Ebook by : Hendri Kho by Dewi KZ Alute tak mau menjawab
pertanyaanku. Kujelaskan bahwa aku tak bermaksud turut campur atau
menyinggungnya, dan bahwa aku tak tertarik mengusik kehidupan pribadinya. Dengan
alis bertaut membentuk dua pedang, Alute mengatakan bahwa sebagai Permaisuri Cina,
dia mempunyai hak untuk tak menjawab. aku,bagai porselen berubah jadi merah jambu.
Aku berusaha tak menunjukkan kejengkelanku. Kukatakan padanya bahwa aku hanya
bermaksud membantu. saja ... aku tak merasa lebih rendah dalam status.Aku bingung.
membuatmu merasa 'lebih rendah dalam status'"Alute mengangguk ke arah istri-istri
yang lain. orang di sini takut mengungkapkan pikirannya di hadapanmu, tetapi aku akan
melakukannya. IbuSuri, Tung Chih merupakan tanggung jawab-mu, bukan kami.Aku
merasa tersinggung. berbicara atas nama yang lain.Sebagai ibu dari Kaisar, pernahkah
kautanyakan pada putramu ada masalah apa dengan dirinya"jika aku bisa bicara sendiri
padanya.Terlarang untuk mendatangi rumah pelacuran.salahku"Gadis itu menggigit
bibirnya, kemudian berkata, kausuruh dirinya untuk mendatangi Foo-cha. Kau tak bisa
terima jika dia memiliki anak denganku, bukannya dengan Foo-cha. Itu sebabnya Tung
Chih jadi muak pada kami semua karena dia muak padamu!Yang dikatakan Alute
mungkin ada benarnya, tetapi aku tak terima atas kekasarannya. tak punya hak untuk
bersikap begitu kasar padaku.Aku terkejut. Kuminta Alute mengulang perkataannya
barusan. tahu aku" Selamat! Bangkit! Bangkit! Yah, aku harus membagi kabar gembira
ini dengan Nuharoo! Kami akan mempunyai cucu!kekuatan untuk meneruskan
kehamilanku. The Last Empress - Anchee Min
yang tepat untuk menenangkannya. mengetahui dia bersama wanita-wanita lain.
Percayalah padaku, Alute, aku tahu bagaimana rasanya.memiliki anak dari Tung
Chih.apakah anak ini akan lahir ke dunia. Tubuhku dan jiwaku begitu sakit, hingga bisa
kurasakan dia mencari pembalasan. Aku takut sesuatu yang tak diinginkan akan terjadi.
Benih naga akan bertahan, bagaimanapun caranya, Tanpa meminta izin, Alute berjalan
ke jendela dan berdiri dengan punggung membelakangiku. Di luar, pohon- pohon eik
besar tampak gundul. Alute, menggeleng-gelengkan kepalanya. berjalan tanpa
menginjaknya. Ini pertanda buruk. Apa yang harus kulakukan" Aku tak siap menghadapi
penderitaan.Kau hanya lelah, itu saja.Dia tak mengacuhkanku, terus menatap jendela.
Suaranya terdengar lemah dan jauh. Aku dengar suara kacang-kacang berjatuhan dan
pecah di tanah siang dan malam.Kutatap punggung menantuku dari belakang. Rambut
hitam lurusnya dikepang rumit dan diikat pada sebilah papan. Jepit rambut bunga merah
jambu dengan taburan permatanya berkilat di tengah cahaya. Tiba-tiba kupahami
mengapa dia merupakan pilihan pertama Tung Chih: sama seperti dirinya, Alute punya
pikirannya sendiri. Pada pagi awal musim dingin, Tabib Sun Pao-tien mengumumkan
bahwa putraku tak akan bertahan hidup. Aku gemetar di depan tabib seperti anak pohon
diterpa badai. Mata dalam benakku melihat lampion-lampion merah melayang turun dari
langit-langit. Aku berusaha memahami perkataan tabib, tetapi tak bisa. Dia menjelaskan
tentang kondisi Tung Chih, tetapi terdengar seperti dia sedang berbicara dalam bahasa
asing. Kemudian aku pasti jatuh pingsan. Saat sadar, Li Lien-ying berada di
hadapanku. Dia mengikuti instruksi dari tabib, menekan ibu jarinya di antara hidung dan
The Last Empress - Anchee Min
atas bibirku. Aku berusaha mendorongnya pergi, tetapi aku tak punya kekuatan. aku
akhirnya mendengarnya bicara. dan menangismenghukumnya!Usai makan siang, Tabib
datang lagi. Sembari berlutut, dia mulai membacakan laporannya. Baginda Yang Mulia
sangat sulit. Aku tak bisa memastikan penyakit apa yang menyerangnya terlebih dulu,
cacar atau penyakit kelamin. Bagaimanapun, kondisinya parah, dan di luar
kemampuanku untuk menyembuhkan, bahkan mengendalikannya.Tabib mengakui
bahwa sulit baginya mengungkapkan kenyataan sebenarnya. Tim medisnya telah
dituduh membhawa kesialan pada Kaisar. Semua orang berusaha menutup-nutupi
kondisi Tung Chih. Aku meminta maaf pada Tabib dan berjanji akan mengendalikan
emosiku. Sebuah upaya dilakukan untuk menstabilkan kondisi Tung Chih. Pada
Desember 1874, luka-luka pada tubuhnya mengering dan demamnya mereda. Kalangan
Istana merayakan tanda-tanda pemulihan. Tetapi itu terlalu prematur. Beberapa hari
kemudian, demam Tung Chih kembali, dan kali ini terus bertahan. Aku tak bisa
mengingat bagaimana kuhabiskan hari hariku. Hanya satu hal yang bisa kupikirkan:
menyelamatkan anakku. Aku menolak memercayai bahwa Tung Chih akan meninggal.
Sun Pao-tien menyarankan agar aku mencari pendapat kedua dari para dokter Barat.
punya alat-alat untuk mengambil cairan tubuh dan contoh darah Baginda Kaisar,dia
memberikan saran itu. diagnosis mereka akan berbeda.Dewan Istana menolak
permintaanku atas kehadiran dokter Barat, cemas jika orang-orang asing itu akan
mengambil keuntungan dari kondisi Tung Chih dan melIihat kesempatan untuk
melancarkan serangan. Aku berbaring di isi anakku yang tengah demam. Kudengar
napas beratnya turun-naik. Pipinya terbakar. Pada saat-saat sadar, dia akan merintih
dan mengerang dengan suara lemah. Tung Chih meminta agar Nuharoo dan aku
meneruskan tugas perwallan. Aku menolak pada awalnya karena aku tahu tak akan
sanggup memusatkan pikiran pada urusan-urusan Istana. Namun, Tung Chih memaksa.
Ketika kubacakan dekritnya pada negara, kusadari arti bantuanku untuknya. Tulisan
tangan dengan tinta pada kertas nasi merupakan kaligrafi terakhir yang ditulis anakku.
Di atas segalanya, aku paling sedih memikirkan cucuku tak akan pernah melihat cara
ayahnya memegang pena kuasnya. bangsaku dan mengizinkanku untuk mengurus diri
sendiri,kepentingan negara untuk sementara, kedua Permaisuri akan menunjukkan
besarnya kebaikan mereka padaku, dan akan kuhaturkan pada mereka rasa terima
kasihku yang The Last Empress - Anchee Min
tak terkira.Setiap hari usai audiensi, aku pergi duduk di sisi Tung Chih. Aku bicara
dengan Tabib Sun Pao-tien dan para pelayan Tung Chih. Kuperiksa luka-luka bernanah
yang muncul di kulit anakku dan berharap luka-luka itu ada di tubuhku. Aku memohon
ampunan Langit dan berdoa: Kuperintahkan agar tak ada seorang pun yang boleh
mengganggu istirahat Tung Chih, tetapi Tabib menyarankan agar aku membiarkan
anakku bertemu dengan siapa pun yang diinginkannya. akan punya kesempatan
lagi.Aku menyetujuinya. Namun, aku tetap duduk di sisi anakku dan memastikan tak ada
yang akan melelahkannya. Alute menolak datang ketika Tung Chih memanggilnya. Dia
berkata bahwa dia tak akan memasuki ruangan jika aku berada di sana. Aku mengalah.
Pukul dua pagi, anakku membuka matanya. Meski kedua pipinya masih hangat,
semangatnya tampak baik. Dia memintaku duduk di sisinya. Kubantu dia menegakkan
sandaran kepalanya. Aku memintanya membiarkanku menyuapinya dengan bubur. Dia
menggeleng. Dia mengulas senyum lebar. Aku menangis dan mengatakan padanya
bahwa aku tak tahu kesenangan seperti apa yang sedang dia bicarakan. Bagiku,
kesenanganku akan langsung berakhir jika dia meninggal. Tung Chih menggenggam
tanganku dan meremasnya. keluar ke pekarangan"Kubungkus pundaknya dengan
The Last Empress - Anchee Min
selimut dan membantunya bangkit dari ranjangnya. Berpakaian saja sudah membuatnya
kepayahan, dan tak lama, dia kehabisan napas. Dengan lengannya di kedua bahuku,
dia berjalan menuju pekarangan. ke dalam.Dengan sinar rembulan di belakang,
pepohonan dan semak-semak tampak bagai potongan-potongan kertas berwarna hitam.
Kutatap anakku, dan tangisku meledak. Cahaya bulan menerangi wajahnya,
membuatnya tampak bagai pahatan batu. Aku benar-benar payah.terlalu berat bagi
anak mana pun.Guru-guruku mengatakan padaku bahwa aku harus merasakannya
terlebih dulu, kemudian menjelaskannya.Tung Chih tertawa lemah. merasakan
apa-apa. Percaya atau tidak, semenjak hari-hariku hampir habis, aku begitu penuh
dengan inspirasi.menunjuk ke kepalanya. yang Tercinta...Dengan suara pelan, Tung
Chih memulai: Berpisah, tetapi untuk perjalanan pulang Dalam mimpimimpi yang
melekat Sepanjang lorong berhias dan birai berkelok, Di pekarangan, hanya bulan
musim semi yang menerangi penuh simpati, Karena bagi kami yang berpisah, kelak
tetap bersinar saat gugurnya bungabunga. 12 PADA PAGI HARI, 12 Januari 1875,
putraku meninggal. Balairung Pemeliharaan jiwa dipenuhi bunga plum salju segar yang


The Last Empress Karya Anchee Min di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

baru dipetik, kelopak-kelopak kecilnya yang lengket dan tangkainya menjulang anggun
dalam vas. Bunga-bunga itu merupakan kesukaan Tung Chih. Dia selalu ingin
memetiknya saat salju, hal yang tak pernah diperbolehkan baginya. Aku mengenakan
gaun dukaku, bersulam bunga-bunga plum salju serupa, yang kujahit semalaman.
Wajah Tung Chih ditelengkan ke arah selatan, dan dia didandani dengan jubah megah
berpola simbol-simbol umur panjang. Dia berusia sembilan belas tahun, dan telah jadi
Kaisar sejak 1861. Dia telah memimpin selama dua tahun. Aku duduk di sisi peti mati
Tung Chih, sementara tukang kriya menyelesaikan pekerjaan besinya. Beberapa pelukis
mendoyong ke atas peti, memberikan sentuhan akhir kuasnya. Peti itu dipenuhi ukiran
naga yang dicat emas. Kusentuh lembut pipi dingin anakku dengan jemariku. Etika tak
mengizinkanku untuk memeluk dan menciuminya. Ebook by : Hendri Kho by Dewi KZ
Tung Chih meninggal dengan barisan luka lepuh akibat demam tinggi di sekitar
mulutnya. Dua minggu sebelum kematiannya, luka-luka lepuh ini muncul di mana-mana,
membusukkan tubuhnya dari dalam. Luka-luka infeksi juga memenuhi lidah dan
gusinya, begitu banyaknya hingga dia tak mampu menelan. Sudah tak ada lagi tempat
yang tersisa di kulitnya. Bisul-bisul juga tumbuh di sela-sela jari tangan dan kakinya,
mengeluarkan nanah. Salep obat hitam yang
The Last Empress - Anchee Min
diolesi Sun Pao-tien membuatnya jadi tampak menjijikkan. Setiap hari selama
minggu-minggu akhir itu, kubersihkan anakku, dan setiap harinya selalu kutemukan
luka-luka baru bermunculan. Luka baru tumbuh di atas yang lama. Tangan dan kakinya
tampak seperti akar ginseng. Ketika rasa sedihku tak tertahan lagi, aku berlari keluar
dari kamar dan jatuh berlutut. Aku tak dapat mengangkat tubuhku. Li Lien-ying
mengingatkanku bahwa aku belum makan. Pada sore hari, Li Lien-ying akan
mengejarku dengan semangkuk sup ayam di tangannya. Dia membungkuk dan berkelit
lincah dengan mangkuk diangkat tinggi karena sudah kutendang beberapa mangkuk
yang dia tawarkan. Tanganku sudah penuh luka memar. Aku telah melakukan begitu
banyak pekerjaan, memotong ayam, bebek, ikan, dan ular serta membawanya ke altar
persembahan. Kutatap langit dan menangis, Sekarang mereka sudah kenyang dan
harus tinggalkan anakku!Asap-asap dupa membuat Kota Terlarang tampak bagai
kebakaran. Air mataku tak habis-habisnya mengucur seperti air mancur yang bocor.
Tabib Sun Pao-tien mengatakan akan lebih baik bagiku untuk tak berkonsultasi lagi
dengannya. Aku pergi ke seorang biksu Tibet, yang menyarankan agar aku
memusatkan perhatian pada kehidupan akhirat Tung Chih. menjadi awal yang
The Last Empress - Anchee Min
baik.belum menyerahkan pada para dewa kepasrahan diriku. Bukannya menolong
putraku, aku hanya menambahkan kesusahan baginya. Aku mulai berpikir akan
mengambil nyawaku sendri untuk menemani putraku. Saat berusaha mencari jalan
untuk melakukannya, kusadari aku tengah dibuntuti. Para kasim dan pelayan
mengawasi lekat tiap tindak tandukku. Wajah mereka yang biasa tenang, kini tampak
selalu cemas. Mereka berbisik-bisik di belakangku. Setiap kali aku bangun pada tengah
malam, suara batuk akan terdengar di antara kasim. Juru masakku menyembunyikan
pisau dapur dan cairan yang bisa mematikan, sementara dayang-dayang menyingkirkan
semua tali. Ketika kusuruh Li Lien-ying mencarikanku opium, dia membawakan Tabib
Sun Paotien. Para pengawal kerajaan mengadangku saat aku mencoba keluar gerbang
Kota Terlarang. Ketika kuancam mereka dengan hukuman, mereka mengatakan bahwa
Yung Lu telah memerintahkan kepada mereka untuk menjaga keselamatanku. Anakku
meninggal dalam pelukanku selagi fajar menyingsing. Semak-semak gardenia di
pekarangan hancur oleh hantaman salju beku yang datang di penghujung musim,
dedaunannya berubah kering dan hitam. Tupai-tupai berhenti berloncatan dari pohon ke
pohon. Mereka duduk di dahan pohon mengunyah kacang dan membuat celotehan
berisik. Bulu-bulu berjatuhan dari angkasa dari angsa-angsa liar yang beterbangan. Aku
ingat memegang Tung Chih, dan merasakan detak jantungnya melemah. Aku ingat jatuh
tertidur dalam posisi duduk sehingga aku tak tahu kapan persisnya detak jantungnya
berhenti. Kepala Kasim Nuharoo membawakan pesan bahwa majikannya terlalu
terpukul sehingga tak mampu meninggalkan istananya. Dewan Istana sudah mulai
mempersiapkan upacara pemakamannya. Kurir-kurir dikirim agar para gubernur provinsi
bisa memulai perjalanan mereka ke ibu kota. Setelah sang Tabib dan timnya
mengundurkan diri, Kota Terlarang jadi begitu sunyi. Suara derap kaki menghilang,
begitu pula bau pahit yang menyerbak dari obat-obat herbal Tung Chih. Para kasim dan
pelayan membungkus semua tempat tinggal dengan kain sutra putih. Pakaian duka
yang dulu pernah dikenakan oleh mendiang suamiku disiapkan, setelah beres dicuci dan
disetrika, untuk dikenakan oleh putranya. Tung Chih dipindahkan untuk kali terakhirnya
dari tempat tidurnya. Aku membantu menggantikan pakaiannya. jubah keabadiannya
terbuat dari benang emas. Putraku tampak seperti boneka tidur dengan tangan-kaki
kaku. Kubersihkan wajahnya dengan kapas. Aku tak suka dengan cara penata rias
kerajaan mendandani wajah anakku, lapis demi lapis cat, dengan lapisan lilin di atas
riasannya. Putraku tampak tak bisa dikenali; kulitnya tampak begitu mengilat. Akhirnya,
aku ditinggalkan sendiri bersama Tung Chih. Kusentuh riasan wajahnya. Kuhapus
bersih semua lapisan catnya. Kulitnya kembali seperti sediakala, meski bekas-bekas
luka menodainya. Aku membungkukkan badan, mengecup kening, mata, hidung, pipi,
dan bibirnya. Kusapu seluruh wajahnya dengan minyak biji kapas, dimulai dari
keningnya. Aku berusaha menahan getaran tanganku dengan bertopang pada lengan
kursiku. Kuwarnai bibir dan pipinya dengan sentuhan merah untuk membuatnya tampak
sebagaimana yang kuingat. Kubiarkan wajahnya selebihnya tak terusik. Tung Chih
memiliki kening lebar yang indah. Alis matanya telah tumbuh ke dalam bentuk tetapnya,
layaknya dua sapuan kuas yang begitu cantik. Ketika Tung Chih masih kecil, warna alis
matanya begitu tipis sehingga membuatnya tampak seperti tak memiliki alis. Nuharoo
tak pernah puas dengan riasan wajah yang biasa dikenakan Tung Chih untuk audiensi.
Terutama alisnya. Sering kali dia
The Last Empress - Anchee Min
telat hadir pada audiensi karena Nuharoo memaksakan untuk merias ulang wajahnya.
Kedua mata jernih anakku sungguh menjadi hiburan hatiku. Sama sepertiku, matanya
memiliki satu lipatan kelopak dan berbentuk kacang almond. Menurut mendiang ibuku,
The Last Empress - Anchee Min
yang terbaik dari wajah Tung Chih adalah hidung lurusnya. Hidungnya sangat selaras
dengan tulang pipinya yang tinggi, yang merupakan karakteristik orang Manchu.
Bibirnya penuh dan tampak sensual. Dalam kematiannya pun, dia tetap tampan. Kuikuti
saran biksu dan berusaha menganggap kematian anakku sebagai peristiwa alami yang
terjadi dalam hidup. Namun penyesalan, entah bagaimana caranya, telah merasuk
batinku. Hatiku tenggelam dalam larutan racunnya. Peti mati Tung Chih seukuran
dengan peti mendiang ayahnya. Peti ini akan dipikul oleh 160 orang. Ketika Li Lien-ying
memberi tahuku bahwa sudah waktunya untuk menyampaikan salam perpisahan, aku
bangkit berdiri hanya untuk terjatuh di atas lututku. Li menopang lenganku dan aku
berdiri seperti orang renta. Kami maju ke arah peti, di mana aku akan melihat anakku
untuk kali terakhirnya. Li Lien-ying bertanya apakah Tung Chih ingin membawa mainan
lama kesukaannya, kertas miniatur Kota Peking, bersamanya. Lingkar-dalam kota akan
tetap bersamanya; lingkar-luar akan ditinggalkan untuk upacara pembakaran kertas,
untuk membantu melepaskan arwah Tung Chih pergi. Di depan peti, sang Kasim
memohon pengampunan anakku karena harus memisahkan sebagian dari lingkar dalam kota agar muat ke dalam peti. Tangga milik Yang Mulia,bisa dilihat Paduka Yang
Mulia, ia tampak seperti tangga yang menjulur naik ke tepi gunung. Di sini ada Gang
Tas dan Gang Semen, jalanan yang bisa kita masuki tetapi tidak jelajahi. Dan sekarang,
di sisi ini, jalanan Soochow. Baginda Yang Mulia pernah menanyakanku apakah
jalan-jalan asli ini sebelumnya dibuat oleh orang-orang dari Selatan Mereka mungkin
bukan berasal dari Soochow, tetapi Hangchow. Yang Mulia tak pernah punya waktu
untuk meneliti detail-detail dan perbedaan-perbedaan kecil yang ada, tetapi sekarang
waktu berada di sisi Yang Mulia. Sekilas pikiranku berkelana ke tempat lain, dan Li
Lien-- ying berubah jadi An-te-hai. Apa yang akan dikatakan Ante- hai akan semua ini"
Tak pernah ada acara peringatan mengenangnya. Hanya sedikit yang menyebut tentang
dirinya setelah eksekusi. Para istri dan selirnya membagibagi harta peninggalannya, dan
dengan segera melupakannya. Tak ada yang berduka untuknya. Secara diam-diam, aku
menyewa pengukir batu untuk membuat tablet bagi kubur An-te-hai. Karena statusku,
aku tak pernah bisa mengunjungi makamnya dan tak punya bayangan seperti apa
tempat peristirahatan terakhirnya. Adalah kernalangan bagi Tung Chih, tak pernah
mengenal An-te-hai sebagai teman. Selesai membenahi peti jenazahnya, Li Lien-ying
terus berbicara dengan mayat anakku. kesempatan untuk menjelaskan padamu arti
dari 'Gang Dewa Kuda' atau 'Kuil Dewa Kuda. Leluhur Yang Mulia mungkin akan
menanyakanmu hal-hal ini, dan penting bagimu untuk mempersiapkan diri. Orang-orang
Manchu pada masa lalu adalah orang-orang yang hidup dengan menunggang kuda.
Tanpa bantuan dari kuda-kuda mereka, tak mungkin mereka bisa menaklukkan Cina.
Bangsa Manchu mengagumi, menghargai, dan menghormati kuda. Kuil-kuil yang
dibangun di Peking didirikan untuk menghormati kuda-kuda yang menurut legenda,
tewas dalam peperangan-peperangan penting. Mungkin dalam kehidupan selanjutnya,
Yang Mulia memiliki kesempatan untuk mengunjungi jalan-jalan dan kuil-kuil yang
dibangun untuk menghormati kuda-kuda itu.Dalam kematiannyalah, Tung Chih baru
berkesempatan mempelajari kota tempat tinggaInya. Dengan bantuan kasimku, kubakar
sisa kota, lingkar-luar kota, untuk dibawa bersama arwah anakku. Nama-namanya
disalin dari aslinya: Gang Sumur Manis, Gang Sumur Pahit, Gang Sumur Mata-Tiga,
Gang Sumur Mata-Empat, Toko Domba, Toko Babi, Toko Keledai. Toko sayur-mayur
terletak di sebelah pabrik anak-panah Dinasti, dan lapangan latihan militer, Tempat
Pagar Besar, yang dipenuhi prajurit dan kuda-kuda dari kertas. Yang juga termasuk
dalam persembahan pembakaran ini adalah area pusat perbelanjaan kertas di Peking,
mencontoh dari Gang Kebaikan Kerajaan, yang membentang bermil-mil jauhnya. Li
Lien-ying tak melupakan tempat eksekusi, yang disebut Pasar Penjagalan. Semua ini,
The Last Empress - Anchee Min
menurutnya, akan dibutuhkan oleh Tung Chih sebagai penguasa pada kehidupan
berikutnya. Kuperintahkan agar Tungku Keramik yang terkenal juga disertakan, yang
merupakan toko buku terbesar, dibangun di atas bekas area tungku-pembakaran
porselen yang terbengkalai. Mengingat anakku akan memiliki banyak waktu untuk
memerhatikan detail, kami menambahkan Gang Ekor Anjing, Gang Penebang Kayu,
dan Gang Tirai Terbuka. Saat itu dingin dan gelap, ketika kukembali ke istanaku. Li
Lien-ying hendak menutup jendela-jendela, tetapi kuhientikan dia. mungkin akan datang
berkunjung.Di luar, bulan pucat besar yang menggantung di atas pepohonan gundul
memicu kembali kenangan. Aku teringat kejadian di Jehol ketika Tung Chih memohon
padaku untuk mengizinkannya mandi di sebuah mata air panas. Aku menolaknya
karena dia sedang pilek. Aku ingat menghirup
The Last Empress - Anchee Min
udara segar dan bermimpi bisa membesarkan Tung Chih di sana. Kami berdiri di antara
pepohonan bambu tinggi liar malam itu. Dedaunannya menari-nari tertiup semilir angin.
Sulur yang lebat menutupi pohon-pohon eik usia ratusan tahun, menggantung
sepanjang empat puluh atau lima puluh kaki bagai tirai surgawi. Jalur berbatunya
disinari cahaya bulan, seterang malam ini. Bayang-bayang bunga melati di sisi jalan
tampak bagai gulungan ombak beku. Aku pergi ke perpustakaan untuk mencari bahan
yang bisa membantuku menyusun obituari untuk Tung Chih. Sebuah buku tipis, Rumah
Pemulihan bagi BungaBunga Plum Salju, menarik perhatianku. Pengarangnya adalah
J.Z. Zhen dari awal Dinasti Ch'ing. Aku tak bisa menaruh bukunya kembali, begitu mulai
membacanya: Di selatan Cina, terutama di Soochow dan Hangchow, berseminya
pohon plum salju begitu populer. Pohon ini menjadi objek lukis para pelukis terkernuka.
Akan tetapi, keindahan pohon ini terletak pada kepedihannya: bentuk abnormal dan
dahan yang membengkok dengan tonjolan-tonjolan raksasa dan akar pohon yang
terlihat adalah yang digemari. Pohon-pohon yang berdiri tegak dan sehat dianggap tak
menarik dan tak bernilai seni. Dedaunannya dipangkas habis dan pohon itu dibiarkan
gundul. Begitu para penanam pohon memahami keinginan pelanggan mereka, mereka
mulai membentuk pepohonan mereka. Untuk menahan pertumbuhan alami, pepohonan
itu diperlakukan layaknya kaki wanita. Dahan-dahannya dipelintir mengikuti rangka
sedemikian rupa untuk menghasilkan bentuk yang diinginkan. Pohon-pohon itu tumbuh
mengarah ke samping dan ke bawah. Saat diperlihatkan pada umum, orang-orang
menganggapnya Bunga-bunga plum salju di seluruh Cina kini tengah sakit karena para
penanamnya telah mengundang cacing-cacing untuk membuat batang dan dahan yang
melintir, berwujud simpul. Dahan-dahannya yang berbentuk tak keruan menyebabkan
pohon tersebut sekarat, sementara pedagang memperoleh untung. Seorang lelaki
mengumpulkan kekayaan keluarganya dan pergi ke kebun bibit setempat. Dia membeli
tiga ratus pot plum salju yang sakit. Mengubah rumahnya menjadi rumah pemulihan,
orang itu mulai merawat pohon-pohonnya. Dia memotong rangkanya, menghancurkan
potnya, dan menanam pohon itu di tanah. Dia biarkan pohon itu tumbuh secara alami
dan menyuburkan tanahnya dengan pupuk kompos. Meski pohon plum salju yang
terparah tak berhasil sembuh, populasi selebihnya berhasil pulih. Tung Chih sama
seperti pohon-pohon plum salju itu, pikirku sambil menutup buku. Semenjak lahirnya,
dia sudah dibengkokkan dan dipelintir menjadi suatu hasil karya mutakhir. Aku
menginginkan dia bisa berenang di sungai dekat kota kelahiranku, Wuhu. Aku bahkan
ingin melihatnya menunggangi punggung kerbau layaknya anak laki-laki yang kukenal
saat aku kecil. Tetapi Tung Chih adalah plum salju yang harus dibatasi, dikungkung, dan
dibengkokkan. Pelajaran sekolahnya menyertakan semua hal, kecuali akal sehat. Dia
diajarkan akan harga diri tetapi tidak pemahaman, pembalasan dendam tetapi tidak
The Last Empress - Anchee Min
belas kasih, dan kebijaksanaan universal tetapi tanpa kebenaran. Serangkaian audiensi
dan seremonial yang tak kunjung habis mendorongnya pada keputusasaan. Tung Chih
mencapai bentuk yang diharapkan, tetapi dengan pengorbanan atas kehidupannya. Dia
dicegah dari memperoleh pemahaman akan dirinya sendiri dan dunia, direnggut dari
pilihan-pilihan dan kesempatan yang ada. Bagaimana mungkin dia akan tumbuh
seimbang" Bersenang-senang dengan para pelacur mungkin merupakan upaya Tung
Chih untuk mengenali dirinya yang sebenarnya di balik topeng kekaisaran. Mungkin dia
mewarisi tabiat pemburu dan merasa perlu mengejar kebebasan dan merasakan
petualangan. Tiga ribu selir memperebutkan benih naganya, telah mematikan jiwa
pemburu dalam dirinya. Jika saja aku mencoba melihatnya dari sudut pandangnya, aku
mungkin bisa memahami penderitaannya. Setelah pemakamannya, kutemukan lagi
barang-barang tak senonoh dalam kamarnya. Barangbarang ini tersembunyi di dalam
bantal-bantalnya, di dalam kain seprai, dan di bawah ranjangnya. Buku-buku ini
menampilkan kualitas dan selera paling rendah. Sisi tersembunyi dari kehidupan
anakku, sang Kaisar Cina. Aku ingat suatu ketika, suamiku berkata padaku, datang
menyerang tempat tidurku layaknya tentara.mengatakannya dengan nada suara jijik.
Aku telah berperan memaksakan ketidaksenangan yang sama terhadap anakku, yang
membuat kematiannya bagai pembalasan nyata. Kukirim Li Lien-ying untuk
mengundang menantuku, Alute, minum teh. Tanpa kusangka, dia mengirim
dewikzpesan balasan mengancam untuk bunuh diri. Aku bingung dan meminta
penjelasan padanya. lahir,harap kau akan menyerahkan kekuasaan. Akan tetapi, aku
telah diberitahukan bahwa kau tak akan mau mundur karena kau hidup hanya demi
kekuasaan itu. Aku tak punya pilihan lain, selain menghilangkan diriku dari dunia yang
rendah ini. Kuputuskan bahwa anak dalam kandunganku harus turut menemaniku.Aku
tak pernah menganggap serius Alute saat dia bertingkah seperti ini. Aku tak pernah
ambil pusing ketika dia merasa tidak perlu bersikap manis atau sopan di hadapanku. Dia
tak menyukai hadiah pernikahan dariku, sebuah baju musim panas berwarna hijau muda
dengan sulaman sutra. Dengan terang-terangan, dia mengkritik seleraku dan mendesak
untuk menata ulang seluruh istananya. Ketika
The Last Empress - Anchee Min
kuundang dirinya ke opera kesukaanku, Paviliun Bunga Peoni, dia membuang mukanya
sepanjang pertunjukan. Dia berpendapat sebagai Janda Kerajaan, tak sepantasnya aku
menonton opera roman yang konyol. Aku merasa jengkel, tetapi kubiarkan saja. Kupikir
jika dia bersikap seperti itu padaku, pasti dia akan berlaku sama pada para kasimnya,
pelayannya dan para selir, yang pada akhirnya nanti akan mencelakakannya. Kota
Terlarang adalah tempat para wanita berkomplot satu sama lain. Sepertinya Alute
menjadikan sikap diamku sebagai undangan untuk hinaan-hinaan selanjutnya. Akankah
Alute sanggup memimpin suatu negara, jika cucuku laki-laki, dan dia mengambil alih
pusat pemerintahan" Dia tampaknya meyakini bisa menangani krisis nasional tanpa
berbekal pendidikan atau pengalaman. Sebagai orang luar, dia hanya melihat sisi
kemewahan dan keagungan dari kedudukanku. Sebaliknya, aku bisa melihat bayangan
pedang bermata dua. Jika saja Alute menampilkan sisi kecerdasan dan kebaikan dari
dirinya, dengan senang hati aku akan membantunya. Semua yang dilakukan Alute
hanya menunjukkan padaku bahwa dirinya hanya seorang gadis yang manja dan tidak
punya ide sedikit pun akan akibat dari tindakantindakannya. Bukannya mengambil
bagian dalam proses pemakaman suaminya, dia malah menghabiskan waktunya
bersama para anggota kerajaan senior, rival-rival politikku. Jika saja Alute
memberikanku pilihan, aku akan bisa menunjukkan jalan padanya. Tetapi dia tak
mampu memahami bahwa proses alih-kekuasaan akan melibatkan pertentangan
The Last Empress - Anchee Min
antargolongan politik di Istana dan di pemerintahan negara secara keseluruhan. Dia tak
tahu bahwa akan muncul perlawanan. Alute memberi tahukanku bahwa dirinya tidak
memerlukan bantuanku, dan bahwa dia sudah berkeras hati untuk tak memercayaiku.
Bagaimana mungkin seorang gadis polos yang tidak mengenalku bisa begitu
membenciku" Kebingunganku lebih besar daripada rasa marahku. Meski Alute adalah
pilihan Nuharoo, kukira Nuharoo juga tak menyadari dalamnya kebencian Alute
terhadap diriku. Aku khawatir akan Alute, dan aku meneemaskan kondisi cucuku.
Kenyataan bahwa Alute telah mempertimbangkan untuk mengambil nyawa janinnya
sungguh menakutkanku. Apa yang akan diperbuatnya pada Cina jika dirinya diberikan
kekuasaan penuh" Kutulis balasan untuk Alute, setelah dia menampik secara kasar
proposalku untuk menawarkan solusi yang masuk akal bagi perselisihan kami: dan
Panglima Jenderal Cina tak akan mau mengabdi kecuali jika pemimpin mereka bisa
membuktikan dirinya pantas mendapatkan kesetiaan dan nyawa mereka. Tugas ini tak
akan semudah menghadiri pesta makan malam, membuat sulaman, atau menonton


The Last Empress Karya Anchee Min di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

opera.Alute menjawab suratku dengan aksi bunuh diri. Dia meninggalkan sebuah surat
terbuka, yang mungkin tak ditulisnya sendiri. Bahasanya kabur dan kiasan yang
digunakan tak jelas artinya. yang kutemui pada hari ini. Suatu ketika, seorang wanita
pergi menuju kematiannya, dan dia tak mampu berjalan tegak. Seseorang yang
melihatnya berkata padanya, 'Apa kau takut"' Jawab wanita itu, 'Ya.tak berbalik saja"'
Wanita itu menjawab, 'Rasa takutku adalah kelemahan pribadi, tetapi kematianku adalah
tugas publik... Apakah Alute meyakini bahwa kematiannya merupakan tugas mulia"
Aku melihat tindakan yang dia lakukan hanyalah bentuk protes dan hukuman bagiku
semata. Tidak saja aku telah kehilangan Tung Chih, tetapi anaknya yang belum
dilahirkan. Tak ada musuh yang bisa menghancurkanku melebihi ini. Pelayan Alute
mengatakan bahwa majikannya merasa senang dengan keputusannya untuk mengakhiri
hidupnya. Alute menjadikan aksi bunuh dirinya sebagai peristiwa yang harus dirayakan.
Dia menghadiahi para pelayannya dengan uang dan tanda mata karena menolongnya.
Para pelayan dipanggil untuk menyaksikan aksi bunuh dirinya. Alute memerintahkan
bahwa siapa pun yang berani menghentikannya akan dicambuk hingga mati. Ketika pagi
hari yang direncanakan itu tiba, Ebook by : Hendri Kho by Dewi KZ Alute menghirup
opium, kemudian mendandani dirinya dengan mengenakan jubah keabadian. Para
pelayan kemudian disuruh pergi. Alute mengunci dirinya di kamar, dan pada sore hari
dia ditemukan meninggal. Opium yang dihirup Alute diselundupkan ke Kota Terlarang
oleh ayahnya, yang sudah mengetahui rencana anaknya. Walaupun dia tak setuju,
sebagai bangsawan loyal yang telah dianugerahi gelar kerajaan yang tinggi dari
pernikahan putrinya, dia menyetujui keinginan anaknya. Dia takut perilaku salah putrinya
akan mengorbankan kehidupan baiknya. Setelah ayahnya menyediakan opium yang
cukup untuk membunuh Alute, dia menuliskan laporan untuk Dewan Istana bahwa dia
tidak tahu-menahu akan tindakan anaknya. Kupanggil ayah Alute dan kutanyakan
apakah dia telah mengatakan suatu hal yang membuat Alute marah. Lelaki itu
menjawab, kemarahan Baginda Ratu Yang Mulia.Aku merasa kasihan pada Alute
karena dia tidak menerima dukungan dari keluarganya. Lebih dari itu, aku membencinya
karena tindakannya membunuh cucuku yang
The Last Empress - Anchee Min
belum dilahirkan. Kemudian terbit dugaanku bahwa aku tak pernah menerima konfirmasi
akan kehamilan Alute dari tabib mana pun, juga tak pernah kulihat perutnya yang
membesar. Tabib Sun Pao-tien tiba atas panggilanku. Dia melaporkan bahwa
pemeriksaan tak pernah dilakukan karena Alute tak pernah mengizinkannya masuk.
Apakah mungkin semuanya hanyalah tipuan" Jika kehamilannya hanya tipuan, aksi
The Last Empress - Anchee Min
bunuh diri Alute jadi lebih masuk akal. Hidupnya akan berakhir hanya sebagai salah
seorang wanita Tung Chih yang terbuang. Dia tidak akan diberikan peran sebagai Wali
Kaisar, mengingat dia tak memiliki keturunan. Dengan menemani Tung Chih ke
kuburnya, perbuatannya akan dinilai sebagai satu kebajikan dan akan dihargai oleh
rakyat. Sebaliknya, suratnya menyiratkan bahwa tanggung jawab sepenuhnya atas
kematiannya tertuju pada diriku. Di balik sikap malu-malu Alute, tersimpan pikiran yang
keras dan ambisius. Karakter yang tak tenang, dengan ambisi raksasa. Lawan-lawanku
memanfaatkan Alute dengan baik. Aku sangat muak melihat ayahnya, yang tampak
begitu tak berbahaya. Aku tak akan memaafkan orang yang bisa mendorong anaknya
untuk menghabisi nyawanya sendiri. Jika begini cara Alute dibesarkan, mungkin suatu
keber untungan dia tidak memiliki anak. Dalam imajinasi Alute, aku merupakan
ancaman besar. Dia mungkin telah membayangkan kehidupannya sebagai Wali
Kekaisaran, dan hanya aku satu-satunya rintangan yang harus dia atasi. Cara Alute
menulis suratnya terdengar begitu percaya diri. Fakta bahwa dia seperti meyakini dirinya
tengah mengandung seorang bayi laki-laki adalah bukti tersendiri bahwa dirinya
menderita gangguan jiwa. Ada atau tidak adanya cucuku, kemungkinan itu akan tetap
terus menghantuiku. Yang membuatku sedih adalah mengetahui bahwa kematian
suaminya tak juga membangkitkan rasa simpati dalam diri Alute. Jika dia pernah
sungguh-sungguh mencintai Tung Chih, dia tak akan tega membunuh anak suaminya.
Aku sangat terluka memikirkan kemungkinan bahwa kehidupan putraku mungkin telah
terampas dari cinta satu-satunya. Pikiran itu mengarah pada kemungkinan-kemungkinan
lain, seperti alasan di balik ketagihan Tung Chih pada para pelacur. Apa karena kasih
sayang yang tak diterimanya" Tung Chih bukanlah malaikat, melainkan seorang anak
yang selalu haus akan cinta. Aku berusaha menghentikan pikiranku agar tak berkutat
pada rasa bersalah. Kukatakan pada diri sendiri bahwa Tung Chih dan Alute pernah
menjadi sepasang kekasih sejati dan itu pasti ada artinya, dan akan tetap begitu.
Sebelum musim semi, seorang pejabat Kerajaan menuduhku Aku tak ambil pusing akan
pendapat ini; ide itu begitu menggelikan. Yang tak kuduga adalah bahwa kisah itu telah
beredar cukup luas dan akhirnya dimuat dalam sebuah jurnal Inggris terkemuka. Berita
ini menjadikanku sebagai pusat skandal internasionalyang tengah sakit di
pembaringannya,campur dan selalu mendominasi, dan dia menantikan dengan senang
hati hari ketika Tung Chih akan sembuh. Pada saat itulah, Janda Kaisar Putri Yehonala
yang gusar, masuk. Dia masuk kamar dengan mengamuk, menjambak rambut Alute dan
menghajarnya. Sementara itu, Tung Chih yang sedang menderita sakit saraf yang
parah, menyebabkan demamnya kembali kambuh, dan pada akhirnya membunuhnya.13
KUBAYANGKAN ES MENGAPUNG di atas sungai ketika tengah mencair, begitu tipis
dan rapuh. Es itu tak tampak bagai es, tetapi seperti kertas nasi. Tung Chih tak pernah
tahu seperti apa salju di Selatan Cina. Dia sudah terbiasa dengan Salju Peking, dengan
es yang keras. Dia tak pernah diperbolehkan berseluncur di atas sungai istana yang
beku; sebaliknya, dia hanya menonton sepupusepupunya bermain sepanjang hari. Hal
yang masih boleh dilakukan oleh Tung Chih hanyalah mengikat tali jerami di sekitar
sepatunya agar dia dapat berjalan di atas es dengan bantuan kasim-kasimnya. Dalam
kenangan masa kecilku, musim salju selalu dingin dan lembap. Saat angin barat laut
bertiup kencang menerpa jendela dan membuat kaca-kaca jendela berderak seolah ada
yang mengetuknya, Ibu akan mengumumkan bahwa musim salju terdingin telah tiba.
Karena temperatur tak pernah mencapai titik beku di Selatan, hanya sedikit rumah di
sana yang memiliki pemanas. Aku ingat Ibu mengeluarkan semua pakaian musim dingin
kami dari peti cendana. Kami memakai jaket katun tebal, topi dan syal, serta semua
orang akan berbau kayu cendana. Saat dalam rumah terlalu dingin, orang-orang akan
keluar ke jalan untuk mengangatkan badan mereka di bawah matahari. Sayangnya,
The Last Empress - Anchee Min
musim dingin di Selatan sering kali tidak bermatahari. Udaranya lembap dan langit
berwarna abu-abu sepanjang musim dingin. Hari ini aku terbangun di ruangan yang
cukup penghangat. Li Lien-ying sangat lega melihatku tak menyingkirkan makananku
hinaga nyaris menangis. Dia menghidangkan makanan cita-rasa-Selatan: bubur panas
dengan tahu yang diawetkan, sayur-mayur dan kacang-kacangan, dengan ganggang
laut panggang dan biji wijen. Dia mengatakan bahwa selama ini aku sakit dan telah
tertidur sepanjang The Last Empress - Anchee Min
hari. Aku menengadah ke atas dan merasakan leherku kaku dan pegal. Kusadari
lampion-lampion merah di ruangan telah berganti putih. Pikiran akan Tung Chih kembali,
dan hatiku kembali merasakan perihnya tikaman. Aku bersusah payah bangkit dari
ranjang. Mataku menangkap tumpukan dokumen di atas meja. Tak ada jawaban. Li
Lien-ying menatapku seolah tak mengerti. Kusadari bahwa aku masih terbiasa dengan
cara An-te-hai, dan Li Lien-ying masih belum memahami peranannya sebagai
sekretaris kasimku. cuaca.Li Lien-ying adalah pelajar yang cepat. membawa badai debu
dari gurun,sembari membantuku berpakaian. tungkeu arang dinyalakan di
pekarangan.atas perintahmu. Dia telah mengamankan Kota Terlarang. Para gubernur
dari delapan belas provinsi telah bergegas kemari. Sebagian dengan keretanya dan
sebagian lagi dengan menunggang kuda. Mereka sedang memasuki gerbang saat ini.
Yung Lu telah diberi tahu akan situasinya dan akan datang ke sini beberapa hari
lagi.Aku terkejut. memanggilnya.Yang Mulia tertidur,persisnya adalah, 'Tung Chih tak
meninggalkan keturunan, dan seorang Kaisar baru harus dipilihperintahku. Nuharoo
tampak lega saat melihatku memasuki balairung. menyodorkanku catatan dari diskusi
hari itu, anggota Klan Kerajaan hadir.Meski rasa lelahku tak juga surut, aku berusaha
tampil seolah tak pernah meninggalkan urusan Kerajaan. Kuteliti nama-nama kandidat
itu. Kandidat pertama adalah seorang bayi berusia dua bulan bernama P'u-lun, cucu dari
anak sulung Kaisar Tao KuangTs'eng. Mengingat generasi generasi memenuhi aturan
hukum keluarga Kerajaan, yang menyebutkan bahwa penerus takhta tak bisa anggota
keluarga dari generasi yang sama dengan pendahulunya. Dengan cepat, kucoret
P'u-lun. Alasanku adalah karena suamiku pernah. mengatakan bahwa kakek P'u-lun,
Pangeran Tseng, telah diadopsi dari keturunan anggota rendah keluarga Kerajaan, jadi
bukan berasal dari garis darah sesungguhnya. dari anak adopsi yang menaiki
singgasana,Alasan sebenarnya di balik penolakanku adalah karena aku mengetahui
lelaki macam apa Ts'eng itu. Selain kegemarannya bersenang-senang, dia adalah
seorang radikal politik yang korup. Dia benar-benar tidak menghormatiku, hingga saat
dia mendengar tentang kematian anakku. Dia tahu aku akan memiliki kuasa untuk
memilih penerusnya. Ketika penasihat Pangeran Ts'eng, seorang pejabat Istana,
menunjukkan dokumen dari catatan-catatan Dinasti Ming yang membuktikan keabsahan
Pangeran, kuperingatkan Dewan Istana. yang satu itu berakhir dengan bencana,
dengan pangeran nya sendiri tertangkap dan terbunuh oleh kaum Mongol.Kandidat
terpilih kedua adalah putra sulung Pangeran Kung, Tsai-chen, teman lama Tung Chih.
Sekeras apa pun usahaku, aku tak bisa melupakan kenyataan bahwa dialah yang
mengenalkan Tung Chih pada rumah-rumah bordil. Kutolak Tsai-chen dengan
mengatakan, agar ayah Kaisar yang masih hidup harus mundur dari pemerintahan, dan
kupikir Istana tak dapat berfungsi dengan baik tanpa peranan Pangeran Kung, Ingin
sekali aku berteriak pada Nuharoo dan Dewan Istana: Bagaimana mungkin kita
memercayakan tanggung jawab kenegaraan pada seorang hidung belang" Aku akan
menyuruh Tsai-chen dipenggal, kalau saja dia bukan anak pangeran Kung! Pilihan
terakhir adalah Tsai-tberusia tiga tahun, putra dari Pangeran Ch'un, adik bungsu
The Last Empress - Anchee Min
suamiku, yang juga suami dari saudariku, Rong. Kami terpaksa melanggar aturan jika
memilih Tsai-t'ien, tetapi kami sudah kehabisan pilihan. Pada akhirnya, baik Nuharoo
dan aku, menjatuhkan pilihan pada Tsai-t'ien. Kami memberitahukan akan mengadopsi
anak itu jika Dewan Istana menerima proposal kami. Sebenarnya, selama ini aku
memang berpikir untuk mengadopsi Tsai-t'ien. Ide itu datang ketika kutahu ketiga anak
saudariku meninggal secara Kematian mereka dianggap sebagai takdir, tetapi aku sadar
akan kondisi mental Rong. Pangeran Ch'un mengeluhkan kondisi istrinya yang makin
memburuk, tetapi tak ada tindakan yang diambil dan Rong tidak diberikan perawatan.
Aku mencemaskan kemungkinan hidup Tsai-t begitu dia dilahirkan. Telah kusarankan
pada Rong untuk menyerahkan bayinya agar diadopsi, tetapi dia tetap memaksa untuk
merawatnya sendiri. The Last Empress - Anchee Min
Berat badan Tsai-t'ien di bawah normal untuk anak seusianya dan geraknya kaku
seperti kayu. Para pengasuhnya melaporkan bahwa dia menangis sepanjang malam,
sementara ibunya terus meyakini bahwa memberi makan anaknya hingga kenyang akan
membunuhnya. Ayah si anak mendorongnya untuk diadopsi. bersedia melakukan apa
pun untuk membantu putraku terbebas dari ibunya,tak cukup ketiga putraku meninggal
di bawah pengasuhan saudarimu"tentang perpisahan dirinya dari Tsai-t'ien, dia berkata
akan baik-baik saja, mengingat dia masih memiliki beberapa anak lain dari para istri dan
selir-selirnya. Selanjutnya, Dewan Istana mendengarkan laporan akan karakter dan
sejarah Ayah sang kandidat. Aku tak terkejut mendengar Pangeran Ch'un dianggap
sebagai lelaki gandaFeng, bahwa dan jatuh pingsan jika melihat ayahnya marah.tetapi,
dia juga dikenal sebagai Pangeran Ch'un mewakili golongan garis keras dari klan
Manchu. Sementara mengaku tak memiliki minat dalam politik, dia telah menjadi rival
lama saudaranya sendiri, Pangeran Kung. kebohongan-kebohongannya terlalu
bodoh,kali berkata. Pangeran Ch'un tak henti-hentinya memberitahukan pada dunia
akan filosofi hidupnya. Dia selalu menunjukkan kemuakannya pada kekuasaan dan
kekayaan. Di ruang tamunya, terpampang sebuah kuplet dari kaligrafinya sendiri,
memperingatkan kepada anakanaknya betapa kekayaaan akan menjatuhkan, merusak,
dan menyebabkan kehancuran. tanpa bahaya,tanpa kehancuran.tak memiliki jabatan
penting atau diserahi tugastugas negara. Akan tetapi, dia tak pernah malu untuk
menuntut kenaikan pendapatan tahunannya. Dia bahkan mengkritik Pangeran Kung,
mengeluhkan kompensasi yang diterima saudaranya untuk mengadakan pesta-pesta
demi menjamu para diplomat asing. Meski semua hambatan itu, dan dengan upaya
keras Yung Lu dari belakang untuk membujuk para anggota Klan, Dewan Istana
akhirnya memberikan persetujuannya atas Pangeran Ch'un. Tsai-tdan akhirnya terpilih.
Satu-satunya rintangan tersisa adalah bahwa Tsai-t'ien merupakan sepupu pertama
Tung Chih dan secara hukum tak dapat memimpin secara resmi menggantikan
mendiang Tung Chih. Dengan kata lain, Tung Chih tak dapat mengadopsi sepupunya
sebagai anak sekaligus penerus. Setelah perdebatan yang berlangsung berhari-hari,
Dewan Istana memutuskan untuk mengadakan kembali pungutan suara terbuka. Di luar
angin berembus, dan lampion-lampion di lorong berkedip. Hasil suara dihitung: tujuh
orang memilih cucu Pangeran Ts'eng, P'u-lun, tiga orang memilih putra Pangeran Kung,
Tsai-chen, dan lima belas orang menjatuhkan suaranya pada putra Pangeran Ch'un,
keponakan ku, Tsai-t'ien. Meski Pangeran Ch'un memberitahukan pada Dewan Istana
bahwa persetujuan istrinya mengenai pengadopsian resmi Tsai-t'ien tidak diperlukan,
aku tetap menekankan bahwa keputusanku tak akan sah tanpa adanya persetujuan dari
Rong. Rumput-rumput liar setinggi lutut memenuhi pekarangan dan sulur-sulur menutupi
jalan setapak. Di dalam wisma utama saudariku, popok-popok bayi, makanan,
The Last Empress - Anchee Min
piring-piring, botol-botol, mainan, dan bantal-bantal terserak di mana-mana. Kecoak
melintasi ruangan dan talat-lalat hingap dari satu jendela ke jendela lain. Kasim dan
pelayan Rong berbisik pada Li Lien-ying bahwa majikan mereka tak membolehkan
bersih-bersih. seperti habis bangun tidur. Rong mengenakan piama merah jambu terang
bergambar bunga-bunga, dan pada kepalanya, dia mengenakan topi wol yang cocok
digunakan saat menghadapi badai salju. Napasnya berbau busuk. Kutanyakan
bagaimana kabarnya, dan mengapa dia mengenakan topi itu. Rong, mengantarku
menyusuri lorong yang sangat berantakan. Kami memasuki ruang tamu, dan dia terjatuh
ke sebuah bangku besar. Meraih baki perak yang dipenuhi kue, dia mulai memakan.
tinggalkan aku sendiri setiap kali aku makan kue. Makhluk-makhluk licik dan keji.'
Saudariku tak tagi langsing dan cantik seperti dulu. Orang-orang di Wuhu dulu biasa
bilang, wanita menikah dan melahirkan, dia akan berubah dari beruang. Badannya dua
kali lebih besar daripada sebelumnya. Kutanyakan bagaimana perasaannya mengetahui
anaknya terpilih sebagai Kaisar. berisik. Aku tanyakan apa maksudnya. Dia menyeka
mulutnya dan bersandar lebih dalam pada punggung kursi. Perutnya membuncit seperti
bantal. bersyukur aku tak hamil.remah-remah kue menempel di mulutnya. pada suamiku
kebalikannya. The Last Empress - Anchee Min
badannya padaku dan berbisik, karena kami sudah tidak melakukan hal itu selama
bertahun-tahun. Kukatakan padanya bahwa kehamilan ini disebabkan oleh
iblis.menakutkannya!Aku tak tahu harus berkata apa. Ada masalah serius pada diri
saudariku. Berapa berat badanmu"Rong segera meledak. kecuali kalau ada urusan
penting. Seorang kasim datang membawakan teh. teh"Si kasim memungut
cangkir-cangkirnya dan memberikan Li Lien-ying tatapan marah. Kupandang saudariku.
kemudian berkata pelan, sini ingin bertemu Tsai-t'ien.Kami mendatangi kamar anaknya.
Tsai-tien sedang tidur di balik selimutnya, meringkuk seperti anak kucing. Dia sangat
mirip dengan Tung Chih. Aku mendekat untuk menyentuhnya. jelas. muak padaya.
Terus terang, Anggrek, dia akan lebih baik tanpaku.dari dunia hitam. Dia membuat
ketiga saudaranya mati agar dia bisa mendapatkan gilirannya memasuki tubuhku dan
hidup. Saat hamil, aku sangat menginginkannya, tetapi setelah dia lahir, aku tahu aku
telah membuat kesalahan besar. Aku selalu memimpikan ketiga anakku yang telah
mati.untuk menyuruhku mengambil tindakan terhadap adik mereka.akan benar-benar
menolongku, tetapi kau mesti berliati- hati dengan rohnya yang dikuasai iblis. Dia akan
merenggut ketenanganmu. Strategi liciknya adalah menangis sepanjang hari. Tak ada
orang di sini yang bisa tidur! Anggrek, bantu aku. Cekik anak ini dari iblis yang
merasuknya, jika perlu!menelantarkannya. Tsai-t'ien adalah anakmu, dan dia berhak
mendapatkan cintamu. Biar kuberi tahu padamu, Rong, satu-satunya hal yang kusesali
adalah tak cukup memberikan cinta pada Tung Chih.Terbangun oleh suara ibunya,
Tsai-t'ien membuka matanya. Sejenak kemudian, dia menangis tanpa suara. Seolah jijik,
Rong meninggalkannya dan kembali ke kursinya. Kuangkat Tsai-t'ien dan kugendong.
Kuusap-usap punggungnya dengan lembut. Badannya berbau air kencing. Rong datang
dan merenggut anaknya dariku. Dia menaruhnya kembali ke tempat tidur dan berkata,
kau kasih dia hati, dia akan minta jantung!menyiksa. Dia berpura-pura menangis,
padahal bersenang senang.Rasa marah dan sedih menyapuku. Aku merasa tak bisa
tinggal di ruangan itu lebih lama. Aku mulai berjalan ke arah pintu. Rong mengikuti. Aku
berhenti dan menengok ke belakang. Dia menjepit hidung anak itu dengan jari-jarinya.
Tsai-tien mulai berteriak, berjuang mencari udara. Rong terus menekan.
kauinginkan"Tsai-t'ien berusaha membebaskan diri, tetapi ibunya tak mau
melepaskannya. Mau begitu"Tsai-t'ien sampai dia tercekik. Rong tertawa histeris.
The Last Empress - Anchee Min
arahnya. Kuku-kuku tanganku menekan pergelangan tangannya. Saudariku berteriak.
Rong berusaha melawan, tetapi tak mau melepaskan anaknya. lebih kuat. memanggil
penjaga dan kau akan didakwa karena membunuh Kaisar Cina. kuperintahkan
penangkapan dan pemenggalanmu.Kudorong Rong menghadap tembok dan kutekan
dagunya dengan siku kananku, kau setuju atau tidak pada adopsi, Tsai-t'ien adalah
putraku. The Last Empress - Anchee Min
14 DALAM KEGELAPAN MALAM, detasemen pengawal dipimpin oleh Yung Lu,
berbaris di jalan menuju kediaman Pangeran Ch'un dan Rong. Mereka menjemput
Tsai-t'ien yang tengah tertidur dan membawanya memasuki Kota Terlarang, tempat dia
akan menghabiskan sisa hidupnya. Kaki para prajurit dan kuda-kuda mereka dibungkus
dengan jerami dan kain karung agar berita tentang pengganti Kaisar tak akan menyebar
ke seluruh kota sebelum waktunya, dan memicu kerusuhan dan kekacauan, yang sering


The Last Empress Karya Anchee Min di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kali menyertai peristiwa pergantian pemimpin. Fajar baru menyingsing ketika Tsai-t'ien
tiba di istanaku. Aku telah menunggunya dengan menggunakan jubah resmi kerajaan.
Masih setengah tidur, Tsai-t'ien diberikan padaku. Di Balairung Para Leluhur, dipimpin
oleh Menteri bidang Etika Istana dan bersama dengan menteri-menteri lain yang hadir,
kami menjalankan upacara adopsi. Kugendong Tsai-t'ien dan bersimpuh.
Bersama-sama, kami membungkuk ke lukisan-lukisan di dinding. Anak angkatku
kemudian didandani dengan jubah naga dari sutra. Kubawa dia menuju peti jenazah
Tung Chih, yang dengan bantuan para menteri, Tsai-t'ien menyelesaikan upacaranya
dengan melakukan kowtow [Cara menghormat dengan bersujud dan menyentuhkan
berkali-kali ke tanah.] sendiri. Kugendong Tsai-fien saat dia menerima Dewan Istananya.
Kami dikelilingi oleh cahaya lilin dan lampion. Kenangan akan Tung Chih kembali
menghantuiku. Pada 25 Februari 1875, keponakanku, yang sekarang menjadi anakku,
menduduki Takhta Naga. Dia dinyatakan sebagai Kaisar Guang-hsudiubah dari
Tsai-tpedesaan akan mulai menghitung tahun itu dengan pertama Kekaisaran
Guang-hsuSeperti yang pernah kami lakukan sebelumnya, Nuharoo dan aku
mengumumkan di hadapan Dewan Istana dan negara bahwa kenegaraan begitu Kaisar
menyelesaikan pendidikannya.Dalam dekrit, kami juga menjelaskan alasan mengapa
kami terpaksa memilih Tsai-tdia harus menjadi penerus melalui adopsi atas pamannya
Kaisar Hsien Feng, dan bukannya atas saudara sepupunya, Tung Chih. laki-laki,pada
mendiang pamannya, Tung Chih, sebagai penerus melalui adopsi untuk
menggantikannya.Para rival politikku menentang dekrit tersebut. begitu terkejut atas
pengabaian besar terhadap tata cara leluhur Kaisar Tung Chih,pertemuan dan
kedai-kedai teh di kota utama, fitnah keji dan gosip beredar. Satu kebohongan
menyebutkan bahwa Guang-hsu adalah anak kandungku dengan Yung Lu. Kebohongan
lain mengatakan bahwa ayah Guang-hsu adalah An-te-hai. Seorang hakim lokal
bernama Wu K'otu menangkap perhatian negara secara dramatis: dia meracuni dirinya
sendiri sebagai bentuk protesnya, dan menyebutkan suksesi yang dilakukan tidak sahDi
tengah kekisruhan ini, abangku mengirim pesan yang memintaku untuk
mengundangnya. Ketika Kuei Hsiang tiba, dengan mengenakan jubah satin bersulam
simbol-- simbol keberuntungan warna-warni, dia membawa serta anak perempuannya.
percakapan, Kukatakan padanya bahwa aku telah memilih satu nama. Dan aku meminta
maaf, mengatakan padanya bahwa aku masih begitu terpukul dan belum sempat
memikirkan banyak hal. Nama itu berarti Kuei Hsiang begitu gembira. Aku memandang
keponakanku baik-baik. Dia memiliki kening bulat dan dagu kecil yang lancip. Wajahnya
yang sempit menguatkan gigi depan atasnya yang tonggos. Dia tampak tak percaya diri,
hal yang tak mengherankan melihat bagaimana cara dia dibesarkan. Sosok abangku
The Last Empress - Anchee Min
adalah sebagaimana yang biasa disebut orang Cina, naga di rumah, tetapi seorang
cacing di luarkebanyakan orang Manchu, dia tak menghormati wanita, menganggap
istri-istri dan selir-selirnya sebagai propertinya. Bukannya dirinya tak baik, hanya saja
dia cenderung merendahkan orang lain. Aku tak pernah melihat perlakuannya terhadap
putrinya, tetapi sikap anaknya sudah cukup memberi tahuku. padanya bahwa Lan
begitu tak menarik, sampai-sampai kami nanti harus memberikan potongan harga pada
peminangnya. Terkesan oleh selera humornya sendiri, dia pun tergelak. Kutawarkan
pada Lan sebuah kue-mangkok, dan keponakanku mengucapkan terima kasih dengan
suara nyaris tak terdengar. Dia mengunyah seperti tikus dan menyeka mulutnya setiap
kali gigitan. Dia memakukan pandangannya ke atas lantai dan aku bertanya-tanya
apakah gadis ini menemukan hal menarik untuk dilihat. Dengan bercanda, kutanyakan
hal itu padanya. kue,Kusarankan agar saudaraku membawa Lan mengunjungi Putri
Jung, anak suamiku. Putri Jung telah mengalami begitu banyak kemalanganaksi bunuh
diriwanita muda yang bijak. tanya Kuei Hsiang.
The Last Empress - Anchee Min
berjuang dalam hidup,terbaik bagi Lan. Dan tolonglah, jangan rendahkan anakmu.
Menurutku, Lan gadis yang cantik.Mendengar kata-kataku, Lan mengangkat matanya.
Ketika ayahnya menjawab, geli. pulang.yang kukagumi. Dia memiliki semangat yang
positif dan menjalani kehidupan yang produktif. Kau akan bertemu dengannya saat dia
membantuku dalam urusan-urusanku.ajaran darimu, bukan ajaran dari anak selir yang
penuh aib.bersamaku, dan dia telah menyaksikan betapa banyak impianku yang tak
terwujud. Keberanian untuk menjaga impian-impian itu tetap hidup meski apa pun yang
terjadi adalah yang terpenting.Saudaraku tampak bingung. Guang-hsu terus-menerus
menangis, dan aku jadi frustrasi. Aku terus menyanyikan lagu anak-anak,
sampai-sampai jadi begitu muak dengan nadanya. Kubandingkan situasi Guang-hsu
seperti cara petani menanam beras. untuk mendorong keluamya biji padi,ungkapan di
desa. Aku ingat, bekerja di sawah membantu mematahkan akarnya. Awalnya, suara
pecahannya menggangguku karena aku tak percaya padi-padi itu akan bertahan.
Kutinggalkan sebidang lahan tak tersentuh untuk melihat apa yang terjadi. Ternyata,
batang padi yang dipatahkan tumbuh lebih sehat dan kuat daripada yang tidak. Para
pelayan Guang-hsu mengatakan, Mulia terus-terusan mengompol di ranjangnya tiap
malam, dan takut akan kegelapan dan orang-orang.juga mengalami kesulitan bicara,
menampilkan diri bagai tahanan penjara dan tampak sedih setiap saat. Setelah
beberapa bulan, berat badannya mulai merosot. Kupanggil beberapa ibu-susu lama
Guang-hsu. Mereka mengatakan padaku bahwa Guang-hsu adalah bayi yang bahagia
saat dia baru dilahirkan. Adalah ibunya sendiri, saudariku, yang mencoba dengan
memukulinya setiap kali dia ingin makan dan tertawa. Nuharoo dan aku tidak bisa
melakukan apa pun untuk menyenangkan bocah kecil itu. Guang-hsu gemetar dan
berteriak ketika tukang reparasi memukul paku atau menggergaji kayu. Kilatan guruh
pada musim panas menjadi satu masalah baru. Pada hari-hari terik sebelum hujan
datang, kami harus menutup pintu dan jendelanya agar suaranya tak mengganggunya.
Guang-hsu tak akan mau pergi menjelajah ruangan sendiri. Juru masak tak lagi
diperbolehkan memotong sayuran dengan pisau; mereka menggantinya dengan
gunting. Para pelayan diperintahkan untuk tak berisik saat meneud piring. Li Lien-ying
menggunakan ketepel untuk mengusir burung-burung pelatuk. Untuk membuat proses
adaptasi Kaisar lebih mudah, kuperintahkan salah seorang ibu-susunya untuk datang ke
Kota Terlarang dan tinggal bersama kami. Kuharap Guanghsu akan menemukan
ketenangan darinya. Tetapi Nuharoo menyuruhnya pulang, kondisi lamanya,seperti
anak yang terlahir di Istana.Ketegangan mulai terbangun antara Nuharoo dan aku, hal
The Last Empress - Anchee Min
yang sama terjadi seperti saat kami membesarkan Tung Chih. Aku takut akan kembali
memperjuangkan perang yang sia-sia. Di tengah-tengah perselisihan memanas yang
nyaris meledak, Nuharoo mengusirku dan aku meninggalkannya dengan berang. Dia
mengambil alih pengasuhan Guang-hsu, yang artinya menyerahkan bocah malang itu
pada para kasimnya. Nuharoo bukanlah orang yang mau mengorbankan waktu dan
tenaganya untuk mengurusi anak. Ternyata, kasim-kasimya yang frustrasi melakukan
hal yang paling ditakuti olah Guang-hsu. Mereka menguncinya dalam lemari, lalu
menakut-nakutinya dengan memukuli pintu lemari itu keras-keras. Saat Li Lien-ying
mengetahui apa yang terjadi dan protes, Kepala Kasim Nuharoo berdalih, Mulia memiliki
api di dadanya. Beri dia kesempatan untuk bernyanyi dan api itu akan padam dengan
sendirinya.Untuk kali pertamanya, tanpa memperoleh izin dari Nuharoo, kuperintahkan
agar Kepala Kasim itu dicambuk. Dan bagi pelayan selebihnya, mereka tidak
memperoleh makanan selama dua hari. Aku tahu itu bukan kesalahan para pelayan,
mereka hanya melakukan apa yang disuruh. Tetapi pemukulan itu diperlukan untuk
memperingatkan Nuharoo bahwa aku sudah mencapai batas kesabaranku. Nuharoo
mengatakan pada Li Lien-ying bahwa selama bertahun-tahun hidup bersamaku, dia
belum pernah melihatku bertindak dengan kemarahan yang begitu liar. Dia menyebutku
wanita gila dari kampung, kemudian pergi. Dalam lubuk hatinya, dia pasti tahu betapa
pun aku merasa bertanggung jawab atas kematian Tung Chih, aku juga menganggap
dirinya sama bersalahnya denganku. Kebijaksanaan Nuharoo memberi tahunya akan
betapa bodohnya untuk menabur garam di atas lukaku. Aku ingin menghabiskan waktu
lebih banyak dengan Guang-hsu, tetapi pada tahun-tahun berikutnya, aku
The Last Empress - Anchee Min
merasa seperti seorang pemain akrobat yang memutar piring-piring di atas tongkat. Aku
akan berusaha keras menjaga lusinan piring tetap melayang di udara walau menyadari
sepenuhnya bahwa apa pun yang kulakukan, sebagian piring akan tetap jatuh pecah.
Perekonomian Cina terpuruk akibat beratnya beban kompensasi perang yang harus
ditanggung. Kekuatan asing mengancam untuk menyerang, dengan alasan karena kami
menunggak pembayaran. Semua audiensiku menghabiskan waktu berdebat memikirkan
cara terbaik untuk mengadu domba bangsa-bangsa asing satu sama lain agar kami bisa
memperpanjang waktu. Berita pemberontakan petani dan permintaan bantuan dari
pejabat daerah datang tiap harinya. Aku bahkan tak punya cukup waktu untuk mandi
sewajarnya. Rambutku begitu kotor hingga akar-akarnya terasa sakit. Aku tak bisa
menunggu hidangan mewah disiapkan untukku; aku biasanya akan menyantap
hidanganku dingin di meja tulisku. Aku penuhi janjiku untuk selalu membacakan
dongeng sebelum tidur pada anakku, tetapi biasanya aku akan jatuh tertidur sebelum
mengakhiri dongengnya. Guang-hsu akan membangunkanku untuk menyelesaikannya,
dan aku akan memberinya kecupan sebelum tidur dan kembali ke pekerjaanku. Ketika
Guang-hsu berusia tujuh tahun, aku menderita insomnia parah, yang segera diikuti
dengan rasa sakit di perutku yang tak kunjung hilang. Tabib Sun Pao-tmemberi tahu
bahwa aku mengalami gangguan hati. nadi Anda menunjukkan bahwa cairan dalam
tubuh Anda tidak seimbang. Akibatnya, sistem tubuh Anda bisa rusak.Suatu hari, aku
merasa begitu lelah untuk bekerja. Nuharoo memberi tahuku bahwa dia akan
mengambil alih audiensi hingga kesehatanku pulih. Hal itu membuatku senang karena
aku bisa berkonsentrasi melakukan apa yang paling kuinginkan: membesarkan
Guang-hsu. Beberapa kali lidahku terpeleset dan aku menyebutnya Tung Chih. Setiap
kali pula, Guang-hsu akan meraih saputangannya dan menyeka linangan air mataku
dengan kesabaran dan penuh simpati. Watak lembutnya sangat menyentuhku. Tak
seperti Tung Chih, Guang-hsu tumbuh menjadi anak yang manis dan penyayang. Aku
The Last Empress - Anchee Min
ingin tahu apakah itu karena dia sendiri seorang anak yang lemah sehingga lebih
memahami bagaimana rasanya menderita. Seiring berlalunya waktu, Guang-hsu mulai
memperlihatkan rasa keingintahuannya yang besar. Walaupun dia tak pernah
menghilangkan ketakutannya sepenuhnya, rasa percaya dirinya mulai tampak.
Guang-hsu memiliki sikap yang begitu santun dan menyenangkan tamu-tamunya
dengan pertanyaannya yang antusias akan dunia luar. Dia sangat senang membaca,
menulis, dan mendengarkan kisah-kisah. Selama bertahun-tahun, Menteri Urusan Etika
Kerajaan telah memprotes tindakanku membiarkan Guang-hsu tidur di kamarku. Aku
bersikukuh membawanya tidur bersamaku hingga dia sudah siap menghadapi kamarnya
yang begitu luas tanpa rasa takut. Aku dituduh terlalu memanjakannya, dan lebih buruk
daripada itu, tetapi aku tak peduli, masuk hitungan sebagai pengganti Kaisar dari
awalnya,keluhku pada Nuharoo. Tak lama, Guang-hsu menemukan minatnya sendiri.
Dia jatuh hati pada jam-jam dan menghabiskan begitu banyak waktu di Ruang Jam
Utama Istana, yang di sana jam-jam dengan berbagai bentuk dipajang. jam-jam ini
merupakan hadiah dari para raja, ratu, dan duta besar asing. Hal ini menyenangkanku,
mengingat saat hari-hari pertamaku di istana dulu aku juga begitu terpikat pada
barang-barang baru dan rumit ini. Tak lama aku sudah kehilangan minat terhadapnya,
tetapi Guang-hsu tak pernah bosan mendengarkan suaranya dan berusaha mencari
tahu apa yang membuat jam-jam itu Pada suatu sore, Li Lien-ying datang padaku
dengan kepanikan terlukis di waj ahnya. menghancurkan jam-jam utama!Aku pergi
memeriksa dan menemukan bahwa jam-jam itu telah diobrak-abrik, potongan-potongan
kecil dari jam terserak di seluruh meja seperti sisa tulang-tulang ayam yang habis
digerogoti. ini , menggenggam obeng di tangan. ujarku menyemangatinya. lagi
bernyanyi"juga harus belajar untuk mengetahui cara membetulkan bagian-bagian yang
rusak.15 YUNG LU BERDIRI di hadapanku dengan jubah satin istana berwarna ungu.
Es di hatiku mulai mencair diterpa matahari semi. Seperti hantu sepasang kekasih,
tempat pertemuan kami terjadi dalam mimpi-mimpi kami. Pada pagi hari, kami harus
kembali merasuki tubuh nyata kami, tetapi mimpi-mimpi itu terus berlanjut. Dalam
kostum dan riasan wajahku, akan kubayangkan kepalaku bersandar di dadanya dan
tanganku merasakan kehangatannya. Aku melangkah dengan keanggunan Permaisuri,
tetapi The Last Empress - Anchee Min
merasakan hasrat seorang gadis desa. Aku tak punya seorang pun untuk membagikan
pikiranku tentang Yung Lu, setelah kematian An-te-hai. Saat menginjak usia empat
puluh, aku sudah menerima kenyataan bahwa Yung Lu dan aku tak akan bisa bersatu.
Kami berdua hidup di bawah pengawasan bangsa kami. Surat kabar dan majalah
memperoleh keuntungan dengan menjual gosip tentang hubungan kami. Tak ada
tempat bagi Yung Lu dan aku untuk bertemu tanpa diketahui. Uang yang ditawarkan
untuk memperoleh informasi tentang kehidupan pribadiku menggiurkan para kasim,
pelayan, dan pengabdi dari tingkat terendah untuk mengintai, memata-matai, dan
menceritakan kisah yang mengada-ada. Namun, saat-saat seperti ini mengingatkanku
akan ketidakmampuanku tak mengacuhkan rasa cintaku. Emosiku menemukan
kedamaian dari kehadiran Yung Lu. Tatapan matanya membebaskanku dari rasa takut
dan mencegahku terbenam dalam pikiran-pikiran yang bisa menghancurkanku.
Betapapun kepedihan yang kualami, dia meyakinkanku bahwa dia bersamaku. Pada
audiensi dan pertemuan Dewan Istana, aku bersandar pada penilaian dan
dukungannya. Dia adalah pengkritikku yang paling keras dan jujur, menuntunku untuk
melihat permasalahan apa pun yang kuhadapi dari segala sisi. Tetapi begitu aku sudah
menetapkan keputusan, dia akan memastikan agar keputusan itu dilaksanakan
The Last Empress - Anchee Min
sepenuhnya. enggan melakukan eksekusi. Yung Lu mengumpulkan napasnya dan
mendorong kata-kata itu keluar dari dadanya. Aku berusaha menahan perasaan yang
tiba-tiba menyerangku. Sekuat tenaga, kutahan air mataku. Kau tak memerlukan
izinku,pelan tetapi jelas. menatapnya, marah sekaligus takut. dia pelan. aku mengerti.
bertanya. wilayah kaum Muslim, area gurun yang terpencil, tempat terjauh dari ibu kota.
Aku tak ingin menangis, tetapi aku mulai kehilangan kendali. tanpamu"Yung Lu terdiam.
alasanku hadir tiap pagi untuk audiensi.agar aku bisa tenang.lebih baik bagimu jika aku
pergi,Dia menebarkan pandangan ke sepenjuru ruangan. Walaupun para kasim dan
pelayan tak menampakkan diri, mereka tidak pergi. Kami dapat mendengar gerakan
mereka di pekarangan. Yang Mulia. Provinsi itu penuh dengan kerusuhan. Tentara kita
sekarang telah mengendalikannya, tetapi belum bisa menumpasnya. Dalam krisis
terakhir, sekumpulan pembherontak dalam jumlah besar berkumpul di batas Provinsi
Jiansu.Bukankah ibu kota lebih penting"Dia tak menjawab. Dia menatapku tajam.
anakkumataku meleleh keluar. Kesadaranku tahu bahwa dia melakukan hal yang benar.
depan,badanku darinya. Kudengar suara debuman lutut Yung Lu menimpa lantai. Aku
tak mampu menengok ke arahnya. Istana.Dia bangkit dan berjalan ke arah pintu. aku
akan memberimu izin.Aku duduk di kursiku. Saputanganku bernoda cokelat dan hitam
dari riasan wajahku yang luntur.
The Last Empress - Anchee Min
yang kejam dengan penyakit dan kematian. Itu adalah tempat yang dikuasai oleh
orang-orang yang fanatik dengan agama. Di mana kaubisa dapatkan tabib saat sakit"
Ke mana kaubisa dapatkan pertolongan jika kalah dalam peperangan dengan Muslim"
Di mana akan kautempatkan pasukan cadanganmu" Siapa yang bertanggung jawab
terhadap jalur persediaanmu" Bagaimana caramu menjaga informasi terus sampai
padaku"Wanita itu seorang Manchu, tetapi memiliki nama seorang Han, Willow. Dia
memperlakukan para kasim dan pelayannya bagai keluarga sendiri. Hal itu saja cukup
memberi tahuku bahwa dia bukan keturunan darah biru. Seorang turunan kerajaan akan
memperlakukan kasim dan pelayannya bagai budak. Wanita itu adalah pengantin muda
Yung Lu. Nyonya Yung Lumemanggilnya dengan WillowPerbedaan usia di antara
mereka menimbulkan bisik-bisik karena Yung Lu cukup tua untuk menjadi ayahnya.
Namun, Willow tetap tersenyum dan mulutnya tetap terkunci. Untuk pernikahannya, dia
mengenakan gaun biru muda sutra bersulam tanaman air hibiseus. Seperti namanya,
Willow memiliki tubuh langsing dan bergerak dengan anggun. Aku lega Nuharoo
memberi alasan untuk tak menghadiri pernikahannya. Sikap sok tahunya akan
mengalihkanku dari memerhatikan perayaannya, terutama pada kedua mempelai baru
itu. Saat Yung Lu mengenalkan pengantinnya padaku, wanita itu bersikap sangat manis.
Dia menatap mataku lekat, yang sungguh mengejutkanku. Sambutannya pada diriku,
seolah dia telah menantikan saat ini sepanjang hidupnya. Bertahun-tahun kemudian,
setelah kami menjadi teman baik dan setelah kematian suaminya, Willow akan memberi
tahuku bahwa dia mengetahui kebenarannya selama ini. Yung Lu tak pernah
menyembunyikannya darinya, yang membuat sosoknya jadi begitu luar biasa di mataku.
Dia adalah anak dari seorang panglima perang yang merupakan teman Yung Lu,
seorang pemimpin suku Mongol. Prestasi-prestasi luar biasa Yung Lu telah lama
menjadi topik pembicaraan di tengah keluarganya saat dia tumbuh besar. Setiap kali
Yung Lu berkunjung menemui ayahnya, Willow muda akan mencari alasan untuk terus
menemani. Dia sudah jatuh cinta pada Yung Lu sebelum bertemu dengannya. Kelak,
Willow akan mengungkapkan padaku bahwa aku telah menjadi objek yang dipelajarinya
sebelum dia mengawali hubungannya dengan suaminya. Bahkan, aku adalah
satu-satunya topik yang menarik hatinya tiap kali Yung Lu datang berkunjung. Dia akan
The Last Empress - Anchee Min
menanyakan banyak hal, dan terkesan oleh jawaban-jawaban yang diberikannya. Dia
mengungkapkan bahwa minat yang sama akan dirikulah yang mengarahkan mereka
untuk saling menulis surat, berteman, dan akhirnya, menemukan rasa yang lebih
mendalam akan diri satu sama lain. Willow satu-satunya orang tempatnya berbagi
rahasia. Baru ketika Willow menolak banyak peminanglah, Yung Lu menyadari rasa
cintanya. Kesetiaan dan keterbukaan yang ditunjukkan Willow telah menyentuhnya.
Yung Lu akhirnya melamar, dan gadis itu menerimanya. Yung Lu sadar dia tak akan
mampu menjaga hubungan yang sehat bersama istrinya jika dia terus menemuiku pada
audiensi. Willow tak berhasil menutupi kepura-puraannya terhadapku. Kali pertama kami
bertemu, aku merasa seolah seseorang telah mengintip ke dalam jiwaku. Ada rasa
pemahaman yang aneh dan misterius di antara kami berdua. Bertahun-tahun kemudian,
Willow akan mengingat sambutanku pada pesta pernikahannya. Dia mengingatku
sebagai orang yang hangat dan jujur. Dia menanyakan bagaimana caraku bersikap


The Last Empress Karya Anchee Min di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

begitu tenang. Aku katakan padanya bahwa aku telah berlatih memerankan lakon di
panggung kehidupan. padanya.Yung Lu tak dapat menutupi perasaannya di hadapan
istrinya. Dia berusaha, tetapi tak bisa memberi Willow yang diinginkan hatinya. Rasa
bersalah selalu tampak dari sikapnya. Sikap menghindarnya dari diriku dan permohonan
maafnya yang berlebih-lebihan, membuat Willow merasa lebih buruk. Aku menenggak
cukup banyak arak di pesta itu. Kurasa aku berusaha melupakannya. Aku mengenakan
gaun sutra emas bersulam burung-burung phoenix. Rambutku digelung ke papan tipis
dan ditata membentuk awan. Li Lien-ying menata awannya dengan jepit rambut giok
warna biru tua. Anting-anting burung phoenixku berwarna biru muda. Aku ingin
menyenangkan hati Yung Lu, tetapi aku tak bisa terus berpura-pura riang. Pikiran tak
bisa menemuinya lagi, membuatku mabuk dan menangis. Aku merasa begitu pusing
dan mual, hingga aku harus berlari keluar dan muntah di semak-semak. Pada saat
memalukan dan putus asa itulah, Willow mendatangi dan duduk di sampingku,
menawarkan simpatinya. Dia tak mengungkapkan padaku apa yang kukatakan padanya
pada malam itu. Aku yakin telah bersikap kasar dan jahat padanya. Li Lien-ying yang
mengatakan padaku setelahnya bahwa Willow menggenggam tanganku dan tak
membiarkan orang-orang yang tampak usil mendekatiku. Itulah awal mula
pertemananku dengan Willow-nya Yung Lu. Tak pernah sekali pun dia menyebutkan
rahasia suaminya. Rasa harunya terhadap penderitaanku mengalahkan rasa
cemburunya. Sikap persahabatan yang dia tunjukkan adalah dengan memastikanku
tahu bahwa suaminya tak pernah berhenti mencintaiku hingga akhir
The Last Empress - Anchee Min
hidupnya. boleh memanggilmu dengan nama itu,aku tahu mengapa Yung Lu
mencintainya. Sebagai balasannya, aku ingin melakukan hal yang sama untuk Willow.
Ketika dia kembali ke Peking untuk melahirkan anak perempuannya setahun kemudian,
aku menyambutnya. Kehidupan gurun yang keras telah menggelapkan warna kulitnya
dan keriput telah mewarnal keningnya. Dia tetap bersikap ceria, tetapi tak dapat
menutupi rasa gelisahnya: Iklim gurun telah mengakibatkan Yung Lu menderita sakit
paru-paru kronis. Kukirimkan berkantong-kantong ramuan herbal ke Sinkiang, bersama
dengan teh terbaik, daging yang di keringkan, dan berbagai jenis kacang kedelai yang di
awetkan. Aku membiarkan Willow tahu bahwa dia dapat selalu mengandalkanku. 16
WENG TONG-HUR, dikenal sebagai Guru Wengahli sejarah, penulis puisi, dan kaligrafi
terkemukaditunjuk untuk mengawasi pendidikan Guang-hsu. Nuharoo dan aku sendiri
terlibat dalam proses seleksinya dan mengikuti jalannya wawancara. Kali ini aku sangat
berhati-hati karena aku mendapatkan pelajaran pahit ketika memilih guru-guru Tung
Chih. Aku menyesal tak pernah menyempatkan diri memeriksa atau menghadiri
The Last Empress - Anchee Min
pelajaran-pelajaran anakku. Ketika Tung Chih mengeluhkan padaku bahwa
guru-gurunya membosankan, aku malah menghukumnya. Tak pernah terpikir olehku
bahwa mungkin saja guru-gurunya memang salahmungkin saja menguasai pelajaran
mereka, tetapi kurang memahami cara mengajarkannya pada seorang anak. Setelah
Tung Chih wafat, aku telah berbicara dengan beberapa kasim yang dulu menyaksikan
cara guru-guru kerajaan mengajar. Aku diberitahukan bahwa anakku disuruh
menghafalkan isi satu buku, terlepas dari dia memahaminya atau tidak. Guru-guru itu
berusia enam puluh atau tujuh puluhan, dan lebih sibuk memikirkan bagaimana cara
mereka mencetak nama-nama mereka dalam sejarah Kerajaan, ketimbang membantu
Tung Chih memahami sesuatu. Aku diberi tahu bahwa guru-guru itu begitu bersemangat
pada awal pagi, tetapi usai makan siang mereka sudah begitu kelelahan. Mereka akan
jatuh tertidur di tengah-tengah pelajaran. Sementara seorang guru terlelap dan
mendengkur, Tung Chih akan menghibur dirinya dengan memainkan hiasan yang
menggantung dari topi sang Guru dan pakaiannya. Setelahnya, Tung Chih akan
menceritakan pada kasimnya dengan bangga bahwa dia telah mencabut bulu burung
merak dari topi gurunya. kepala guru,menyukai titik pada bulu burung itu, yang dia sebut
matanya. Dia senang melihat mata itu bergerak-gerak setiap kali gurunya
menganggukkan kepala. Paduka akan mengajukan pertanyaan yang sama
berulang-ulang agar sang Guru terus mengangguk.Dewan Istana, Tung Chih.Guru
Weng bukan orang asing bagi Nuharoo dan aku. Dia telah menjadi guru sejarah dan
sastra kami pada 1861, tepat setelah kematian suami kami dan kami memangku jabatan
sebagai Wali Kaisar. Pada saat itu, tak ada pria yang diperbolehkan menghabiskan
waktu bersama kami, kecuali Guru Weng. Dia ditugasi dengan misi kepentingan
nasional: dua wanita muda tanpa pernah mendapatkan pendidikan formal atau
pengalaman sedikit pun, tengah memimpin Cina. Guru Weng hadir atas rekomendasi
Pangeran Kung. Pada masa itu, sang Ilmuwan berusia empat puluhan dan sosoknya
begitu terkernuka. Dalam beberapa hari saja, Nuharoo dan aku benar-benar terkesan.
Kehebatannya terletak pada kemampuannya untuk menginspirasi pemikiran,
pengalaman yang sangat berharga bagiku. Selama delapan belas tahun, Guru Weng
telah berperan sebagai penasihat penting. Pada saat kematian Tung Chih, Guru Weng
menjabat sebagai pemimpin sekolah sastra terkemuka Cina, Akademi Hanlin. Dia juga
pernah menjabat sebagai kepala tim penilai ujian pegawai kerajaan. Dia bukan lagi
seorang pria berbadan rampingRambutnya memutih dan janggutnya abu-abu, tetapi
semangatnya tetap tak surut. Suaranya terdengar seperti bunyi lonceng kuil. Sosoknya
berkarisma dan dia berbicara dengan penuh tekanan penting. Standar moral Guru Weng
yang tanpa cela merupakan alasan lain mengapa kami akhirnya memilihnya. Sementara
banyak menteri bersaing satu sama lain dalam sikap menjilat dan menjunjung kami
secara berlebihan, Guru Weng tak pernah memuji. Dia sangat terus terang. Sayangnya,
kehausanku akan disukai oleh orang-orang yang kukagumi membuatku rentan terhadap
manipulasi. Hubunganku dengan Guru Weng adalah contohnya. Weng, sambil
membungkuk pada Nuharoo dan aku. aku paham akan tanggung jawabku.keturunan
yang tersisa dari Dinasti Ch'ing,tanggung jawab atas pendidikannya, kami bisa
mengharapkan kemakmuran Cina pada masa depan.Dedaunan berguguran tertimpa
salju dari pepohonan The Last Empress - Anchee Min
eik, kenari, dan mulberi. Tupai berkeliaran ke sana kemari, mengumpulkan makanan
musim dingin mereka. Hari-hari musim gugur tahun ini terasa hangat. Pepohonan mulai
menjatuhkan biji-bijinya dan tak lama, biji-biji itu menyelimuti tanah. Para kasim harus
menyapu pekarangan berulang-ulang karena Nuharoo memaksa agar pekarangan
The Last Empress - Anchee Min
istana tak boleh tampak bagai hutan rimba dengan dedaunan kering menggunung.
Takut kejatuhan biji-biji pohon, Nuharoo selalu berjalan di bawah payungnya. Aku
senang dengan acara jalan-jalan pagiku dan senang menendangi tumpukan dedaunan
yang berguguran. Suara letupan jatuhnya biji-biji pohon membawaku kembali ke masa
kecilku di desa. Ia memicu jiwaku keluar dari bayangan gelapnya. Guru Weng
mengawali suatu pelajaran dengan bertanya pada Guang-hsu apakah dia sudah
membaca Kisah Kehidupan Tiga Dinasti. Anak angkatku menjawab bahwa buku itu
merupakan kesukaannya. Guru itu kemudian bertanya jika dia menyukai tokoh-tokohnya
dan bisa menyebutkan nama-namanya. Yang hidup 1.600 tahun lalu!meramalkan
langkah musuh selanjutnya!Berbalut jubah bergambar rerumputan tinggi, Guru Weng
membuat muridnya senang dengan memuji pengetahuannya. memutar kepalanya, ajaib,
melainkan hasil kerja kerasnya. oleh Chu-ko Liang"Guang-hsu menggeleng.
tertarik"hanya berjarak sekian inci dengan muridnya. Judulnya adalah surat nasihat dari
Perdana Menteri masa itu pada sang Kaisar. Chu-ko Liang, yang tengah sakit, sedang
bersiap memimpin pasukannya melawan penyerang dari Utara. Keberangkatan itu
merupakan upaya terakhirnya untuk menyelamatkan Kerajaan yang tengah jatuh.
tengah meraih tujuannya,adalah bahwa dinasti kami merupakan yang terlemah. Paduka
Yang Mulia mesti menyadari bahwa alasan Paduka dilayani dengan baik adalah karena
para menteri dan jenderalnya hidup untuk membalas jasa kebaikan dan kepercayaan
Ayah Anda.' Dengan kata lain, Guang-hsu, sangat penting bagimu untuk memimpin
dengan kejujuran dan keadilan, serta mengenali temanteman sejatimu." Guang-hsu
mendengarkan dengan penuh perhatian ketika Menteri Yang Dimuliakan dalam kisah itu
berlanjut menyarankan pada orang-orang yang dia percayaikarakter yang dikenalnya
dari buku. Dengan pandainya, Guru Weng menampilkan situasi dalam sejarah untuk
mencerminkan masa kini. Dengan menempatkan Guang-hsu dalam suatu kejadian
sejarah, dia memberikan perspektif yang berharga. Sama seperti Guang-hsu, ini
adalah kali pertama aku benar-benar menghargai sejarah klasik. Kusadari bahwa
elemen-elemen yang diilustrasikan oleh Guru Weng untuk anakku merupakan jantung
moralitas Cina. Guru Weng hampir menangis ketika dia membacakan paragraf akhirnya:
"'Baginda Kaisar yang baru wafat tahu bahwa aku orang yang penuh kehati-hatian, dan
itulah sebabnya dia memberiku suatu tanggung jawab yang begitu besar. Aku tak bisa
tidur pada malam hari, khawatir masih ada hal-hal yang bisa kulakukan."' Guru Weng
menaruh bukunya dan mengangkat dagunya ke arah langit-langit, dan mulai membaca
Pendekar Kidal 15 Trio Detektif Misteri Warisan Hitchcock Api Di Bukit Menoreh 3

Cari Blog Ini