Ceritasilat Novel Online

The Last Empress 3

The Last Empress Karya Anchee Min Bagian 3


dari ingatannya: "'Aku memohon untuk dihukum dengan kematian jika aku gagal
mengalahkan musuh dari Utara dalam perjalanan ini. Kutinggalkan Anda dengan para
pejabat paling pandai dan paling berpengalaman di Dinasti."' Guru itu menatap
Guang-hsu. "Ikuti aku sekarang, Yang Mulia." Bersama, murid dan guru itu membaca:
"'Kuharap Paduka punya kemurahan hati untuk memanfaatkan mereka. Sementara
untuk diriku sendiri, Yang Mulia, aku telah diberi kepercayaan dan persahabatan oleh
Ayah Anda. Untuk mengabdikan hidupku bagi anaknya, hingga saat ajalku tiba, akan
menjadi suatu kehormatan dan kebahagiaan tersendiri bagiku."' Hal ini mulai terjadi
dalam tidurku. Aku dapat mendengar suara derak tengkorak kepalaku yang menyumbat
jalannya pikiranku. Aku dapat merasakannya saat tengah berpakaian atau saat aku
sedang duduk makan. Memiliki "pikiran-pikiran buntu", atau merasa "muak dengan
memiliki pikiran-pikiran yang sama," adalah hal yang kurasakan. Perasaan ini mulai
menggangguku. Tabib mengatakan bahwa hal ini ada kaitannya dengan usia yang
makin menua. Saat lebih muda, aku sudah terbiasa dengan pikiranpikiran gelapku.
Pikiran-pikiran itu datang dan pergi seperti seorang teman. Aku tak takut pada mereka.
Sering kali kubiarkan diriku tenggelam jauh ke dasar laut pikiranku, dan menjelajahi
daerahnya yang suram. Nuharoo mengatakan bahwa dia mengalami peristiwa yang
The Last Empress - Anchee Min
sama dan perasaan tenggelam serupa. Karena itulah, dia berpaling ke ajaran Buddha.
Itu untuk menyelamatkannya dari kejatuhan.
The Last Empress - Anchee Min
Aku menyebut diriku penganut Buddha, bahkan aku menyatakan dapat melihat sosok
Buddha melebihi sebuah patung kayu. Namun sebenarnya, aku tak bisa. "Tak ada
ruginya mempersembahkan makanan sesajian dan hewanhewan pada setiap altar di
istana," An-te-hai sering kali menasihati. "Tuan Putri, memuja banyak dewa akan
memastikan keberuntungan yang melimpah ruah." "Ketidaktulusan akan menjadi
kemalanganmu yang sesungguhnya,takkan temukan ketenangan dalam pikiranmu.Aku
tidak meragukan perkataannya, karenanya aku berusaha menolong diriku sendiri.
Namun, sering kali bukanlah suara Buddha yang kudengar, melainkan An-tehai.
hidupmu, Tuan Putri. Ini masalah kematian dan kelahiran. Kau akan hidup jika kausadari
apa yang kauhadapi. Namun, jika kau merasa telah menyerah, itulah saat awal dari
akhir hidupmu. Aku selalu takut terhadap kematian batin, maka aku berusaha mencari
makna dari peristiwa sehari-hari. Tung Chih, Yung Lu, dan An-te-hai adalah
elemen-elemenku. Melawan keputusasaan adalah tujuan hidupku. Kutemukan diriku
mencapai keseimbangan dan keselarasan dengan sendirinya, meskipun aku tak pernah
bertanya-tanya bagaimana caraku mencapainya, ataukah aku hanya membohongi diriku
sendiri. Aku tak pernah membuka pintu mana pun semenjak jadi Permaisuri. Namun,
dalam mimpiku, aku membuka sebuah pintu. Aku terkejut melihat bunga-bunga merah
tua dan merah jambu memenuhi seluruh pekaranganku. Hujan deras baru reda.
Bunga-bunga itu terbanting oleh terpaan angin dan hujan, tetapi mereka masih tampak
penuh semangat. Kepala-kepala basah mereka meminum air dari genangan hujan. Satu
demi satu bunga-bunga itu mulai bangkit berdiri seperti para pejabat Istana. Aroma
mereka begitu kuat, campuran wangi bunga gardenia dengan sayuran busuk. Li
Lien-ying membawakan seorang penafsir mimpi, yang menanyakan hal lain yang kulihat
dari mimpiku. Kukatakan padanya bahwa aku melihat jendela-jendela. Penafsir.
jambu,bunga-bunga popi beracun memperebutkan matahari. Setiap gadis itu memiliki
leher yang jenjang dan tipis.Tangan sang Penafsir bergerak-gerak cepat di udara seolah
sedang menulis catatan di atas kertas yang tak terlihat. untuk mengungkapkan arti
mimpimu, tetapi kau harus rnemberikan perincian terakhirnya. Biar kutanyakan lagi:
jendela siapakah itu"buah.Terkejut, kukatakan bahwa tebakannya benar. bunga popi itu
satu demi satu.dalam keranjang, menaruhnya pada alat penggiling dan membuat sup
darinya.Kuakui bahwa semua yang disebutkannya sungguh terjadi dalam mimpiku.
meminumnya. Lelaki itu diam. Dengan cepat, Li Lien-ying menyerahkan sekantong tael
ke tangannya. Penafsir itu melanjutkan, bertanya apakah aman baginya untuk
menyampaikan apa yang dia ketahui. Li Lien-ying meyakinkannya. Lelaki itu menghela
napas dan berkata sambil membuang napas, telah diracuni oleh penyakitmu
sendiri.Kutanyakan penyakit seperti apa. Lelaki itu enggan menjawab, tetapi
mengatakan bahwa penyakit itu mengandung elemen kecemburuan, dendam, dan
hasrat terpendam akan keintiman. Saat itulah aku menyuruhnya berhenti. lengan
bajunya. Penafsir mengatakan bahwa dia tak tahu obat yang paling manjur. pintu kamar
Yang Mulia terbuka dari malam hingga fajar. Tujuannya untuk mengundang
jangkrik-jangkrik masuk. jangkrik-jangkrik ini akan bekerja menanggung penderitaan
baginyatanya Li Lien-ying. mereka. Kau harus menaruh rerumputan segar dan kacang
kedelai di kamar. Juga taruh batu bata basah di tiap sudut
The Last Empress - Anchee Min
ruangan. Jangkrik-jangkrik itu akan datang untuk mencari makan, kemudian mencari
The Last Empress - Anchee Min
pasangan kawin. Mereka akan bernyanyi sepanjang malam. Bisa kau anggap usahamu
berhasil jika kautemukan bangkai-bangkai jangkrik di bawah ranjangmu keesokan
paginya.Ketika aku sudah terbiasa dengan nyanyian jangrik dan bangun pada pagi hari
menemukan bangkai-bangkai mereka di dalam sepatuku, mimpi-mimpiku mulai berubah
jadi tak terlalu menakutkan lagi, lebih tentang diriku yang kelelahan dan berusaha
membebaskan diri. Aku kembali mampu menghargai keindahan pergantian musim.
Berjalan menyusuri jalur setapak taman menjadi begitu menyenangkan bagiku. Aku
akan memandangi tanaman yang habis digerus cacing, bergoyang-goyang diterpa
angin, dan mengagumi caranya bertahan untuk hidup. Aku akan menghayati kekuatan
dari kehidupan dan merasa gembira melihat hal sederhana seperti serangga yang
tengah mengisap nektar dari jantung bunga. Aku akan mendapati diriku bernapas
dengan bebas dan aku akan kembali merasakan kehadiran Tung Chih dan An-te-hai.
Aku masih sangat merindukan Yung Lu, tetapi memiliki kekuatan untuk
menanggungnya. 17 AKU SUDAH DUDUK di depan cermin sejak pukul tiga dini hari.
Kubuka mataku dan kulihat papan lebar yang menyangga rambutku membuat kepalaku
tampak bagai jamur raksasa. berdiri supaya dia bisa mulai membantuku mengenakan
jubah resmi istana yang berat dan berlapis-lapis. Aku tak terlalu menaruh perhatian akan
penampilanku akhir-akhir ini. Pikiranku begitu sibuk mengurusi Rusia di Utara, India
Inggris di Barat, Indocina Prancis di Selatan, dan Jepang di Timur. Sejumlah negara dan
wilayahRyukyu, Annam, dan Burmamengirimkan perwakilan dan upeti pada kami pada
masa kekuasaan Tung Chih, semakin jarang mengirimnya, dan tak lama bahkan
berhenti sama sekali. Kenyataan bahwa Cina sudah tak mampu menuntut kembali
hak-hak istimewanya menunjukkan bahwa posisi kami semakin lemah. Dari setiap
pembelotan yang terjadi, pertahanan luar kami pun melemah. Aku kini berharap agar
Guru Weng berhenti menampilkan sikap ketulusannya yang tak ada gunanya, dan mulai
lebih mempersiapkan Guang-hsu untuk memegang tampuk kepemimpinan. Dengan
kurangnya keluwesan dan kecerdikan, Nuharoo dan aku tak sanggup mengambil
langkah kepemimpinan yang dibutuhkan saat begitu banyak masalah mengepung kami
dari segala sisi. Tampaknya tak ada seorang pun yang mengerti bahwa negeri kami
telah mengarah pada kejatuhan semenjak berabad-abad lalu. Cina seperti orang yang
berpenyakit dan tengah sekarat, hanya saja baru sekarang ini kebusukan tubuhnya
mulai tampak. Seperti singa lapar, Jepang telah bersembunyi di se mak-semak,
menantikan waktu untuk menyerang. Pada masa lalu, kami meremehkan tingkat
kelaparannya. Kami telah bersikap terlalu baik terhadap tetangga kami yang kecil dan
miskin sumber daya dari zaman dahulu. Jika saja kutahu bahwa Kaisar Meiji dari
Jepang telah menghasut bangsanya untuk menyambar dan merampas kami, aku pasti
akan mendorong Dewan Istana untuk hanya memusatkan diri membangun pertahanan.
Sepuluh tahun sebelumnya, pada 1868, sementara aku memusatkan tenagaku untuk
membangun sekolah-sekolah dasar di pedesaan, Kaisar Jepang telah menjalankan
reformasi menyeluruh, mengubah sistem feodalnya menjadi masyarakat kapitalis
modern yang kuat. Cina tak menyadari artinya, saat Jepang mulai menekan untuk
meluaskan wilayahnya, dimulai dari pulau-pulau utamanya di Utara hingga Formosa di
Selatan. Formosa, yang disebut bangsa Mandarin sebagai Taiwan, selama ini
merupakan negara kepulauan yang membayarkan upeti pada Kaisar Cina selama
beratus-ratus tahun. Pada 1871, ketika beberapa pelaut dari Kepulauan Ryukyu dibunuh
di sana oleh orang-orang yang kemungkinan besar bandit setempat, pihak Jepang
menggunakan kejadian itu sebagai alasan untuk ikut campur. Birokrasi kerajaan dan
kenaifan kami sendiri telah menjatuhkan kami ke dalam perangkap konspirasi Jepang.
Awalnya, kami berusaha menjelaskan bahwa pihak kami tak patut disalahkan, tetapi
Biro Urusan Luar Negeri kami memberikan tanggapan yang sembrono terhadap tuntutan
The Last Empress - Anchee Min
Jepang agar segera dilakukannya pembenahan: bisa bertanggung jawab atas tindakan
orang-orang barbar yang di luar batas.Jepang sebagai undangan untuk mengambil alih
negara kepulauan itu. Tanpa adanya peringatan, tentara Jepang melancarkan
serangannya, menuntut pembalasan atas nama penduduk Kepulauan Ryukyu. Sudah
telat ketika gubernur provinsi kami di sana menyadari bahwa dia tidak hanya telah
membiarkan pihak Jepang menggantikan posisi kami di Ryukyu, tetapi juga telah
menghapuskan hak otorisasi kami atas Pulau Taiwan yang memanjang sejauh 250 mil,
yang sangat vital bagi kami. Setelah perdebatan dan penundaan yang berlangsung
selama berhari-hari, Dewan Istana menyimpulkan bahwa Cina tak dapat menyaingi
kekuatan militer baru Jepang. Akhirnya, kami harus membayar 500.000 tael pada
Jepang sebagai uang ganti rugi, hanya untuk menerima
The Last Empress - Anchee Min
berita lebih buruk enam tahun kemudian, saat Jepang resmi. Pihak Inggris juga
berusaha mengambil kesempatan dari setiap kejadian yang datang. Pada 1875,
seorang penerjemah Inggris, AR Margary terbunuh di Provinsi Barat Daya Yunnan.
Margary sedang menemani suatu ekspedisi untuk menyelidiki rute perdagangan dari
Burma ke Pegunungan Yunnan, Kweichow, dan Szechuan, provinsi-provinsi yang kaya
akan sumber daya mineral dan bijih tambang. Pihak asing tak mengacuhkan tanda
peringatan bahaya akan pemberontakan kaum Muslim. Penerjemah itu diserang secara
tiba-tiba dan dibunuh oleh bandit atau para pemberontak. Perwakilan Inggris, Sir
Thomas Wade, memaksa Cina untuk mengeluarkan suatu traktat baru. Kukirim Li
Hungchang, yang saat itu menjabat sebagai raja muda dari Provinsi Chihli, untuk
bernegosiasi. Konvensi Chefoo ditandatangani, yang dengannya, beberapa pelabuhan
dengan terpaksa dibuka lagi untuk kebutuhan perdagangan negara-negara Barat,
termasuk kota asalku, Wuhu, di Sungai Yangtze. Dengan rambut terjalin dalam
kepangan panjang di punggungnya, Li Hung-chang yang berusia lima puluh lima tahun,
datang memohon ampunan. Dia mengenakan jubah istana hitam, dengan sulaman
lambang-lambang keberuntungan dan keberanian berwarna cokelat dan merah. Meski
kurus, posturnya tegak dan raut mukanya serius. Dia memiliki kulit terang khas orang
Selatan, dan mata sipitnya memancarkan kecerdasan. Hidungnya tampak panjang pada
wajahnya yang bagai pahatan, dan bibirnya tersembunyi di balik janggutnya yang
tercukur rapi. India menuju Burma untuk menekankan garis perbatasan orang-orang
Burma dan Cina,sembari berlutut. Inggris"Aku meyakini bahwa jika aku memperoleh
kesetiaan dari para raja muda, aku dapat mewujudkan stabilitas Cina. Melawan nasihat
Dewan Istana, aku meneruskan penunjukan Li Hung-chang sebagai pejabat provinsi
terpenting Cina. Li akan memangku jabatan yang sama di Chihli selama dua puluh tiga
tahun. Dengan sengaja, aku tak mengacuhkan fakta bahwa Li sudah melewati batas
waktu dalam pergiliran jabatan ke bagian lain kerajaan. Sudah menjadi niatku untuk
membiarkannya menambah kekayaan, koneksi, dan kekuasaannya. Aku mendukung
rencana Li menata ulang dan memodernisasi kekuatan militer di Utara, di bawah nama
Angkatan Bersenjata Keluarga Li. Aku sadar sepenuhnya bahwa para panglima perang
mengabdi secara langsung pada Li Hung-chang, bukannya pada Kaisar.
Kepercayaanku pada Li Hung-chang kudasarkan pada penilaianku terhadap dirinya
selaku orang yang menjunjung nilai-nilai Konfusius. Sementara sebaliknya, dia
memercayaiku karena telah kubuktikan padanya bahwa aku tak akan mengabaikan
kesetiaannya begitu saja. Dalam pandanganku, satu-satunya yang bisa ditawarkan oleh
Dewan Istana hanyalah kepastian penghargaan atas kepercayaan dan kesetiaan yang
diberikan rakyatnya. Aku yakin bahwa seorang pemberontak kemungkinan besar tak
akan mulai memicu pemberontakan jika saja dia diberikan kuasa penuh atas satu
The Last Empress - Anchee Min
provinsi. Tidak saja aku memberikan Li keleluasaan untuk memimpin, tetapi juga
membuatnya ingin mengabdi padaku. Hal ini merupakan bisnis yang menguntungkan
bagi kami berdua. Keuntungan yang diperoleh Li merupakan sumber utama bagi
pendapatan pajak Cina. Pada 1875, pemerintah kami sudah bergantung secara penuh
pada Li Hung-chang. Sebagai contoh, ketika prajurit Li mengawasi pengangkutan garam
ke Peking, yang membuatnya bisa mengawasi pelaksanaan monopoli garam, aku
menerima aliran pemasukan darinya untuk mencegah Cina dari kebangkrutan. Li
Hung-chang tak pernah meminta Dewan Istana untuk mendanai tentaranya. Itu tak
berarti bahwa dia membayar para tentaranya dari harta simpanannya sendiri. Sebagai
usahawan andal, dia menggunakan simpanan uang daerahnya sendiri. Aku yakin dia
menghabiskan banyak harta untuk menyuap para Pangeran Manchu yang akan
merintangi jalannya. Li juga menyediakan banyak lapangan kerja bagi negara, hingga
jika bangkrut, perekonomian negeri pun akan segera menyusul. Meyakini bahwa Cina
harus melakukan perbaikan secara meluas, Li membangun pabrik-pabrik senjata,
galangan kapal, pabrik batu bara, dan rel kereta api. Dengan persetujuan dan dukungan
dariku, dia juga mendanai layanan pos dan telegram pertama Cina, sekolah teknologi
pertama, dan sekolah bagi penerjemah bahasa asing. Aku tak mampu meloloskan
proposal Li untuk membangun angkatan laut pertama Cina karena sebagian besar
pejabat Istana menolak untuk menerima pemahamannya akan betapa mendesaknya
proyek tersebut. terlalu besarHung-chang dituduh menakut-nakuti negara demi
mendapatkan pendanaan dari pemerintah untuk kekuatan angkatan bersenjata
pribadinya. Surat-surat keluhan dari kubu konservatif, terutama dari Topi-Besi Manchu,
terus berdatangan. Tak ada yang bisa dilakukan oleh Li Hung-chang untuk
menyenangkan mereka. Topi-Besi mengeluhkan bahwa Li Hung-chang
The Last Empress - Anchee Min
mengambil bagian keuntungan mereka, dan mereka mengancam akan membalasnya.
Jika saja Li Hung-chang tidak melakukan transaksi urusannya secara tertutup dan
belum menanam kaki-tangannya di mana-mana, dia sudah akan dibunuh dengan
mudahnya. Tetap saja, dia diperas atas tuduhan menerima keuntungan dari kontrak
dagang dan suap dari pengusaha asing. Pihak konservatif memperingatkanku bahwa
hanya masalah waktu bagi Li untuk merancang kudeta dan merebut takhta Kerajaan. Li
Hung-chang punya caranya sendiri untuk melawan Dewan Istana. Dia tinggal di luar
Kota Peking dan mendatangi ibu kota hanya ketika meminta izin untuk meluaskan
bisnisnya. Saat Li Hung-chang sadari bahwa dia membutuhkan suara politis di Istana,
dia membangun persekutuan dengan teman-temannya yang berkuasa, baik dari bangsa
Manchu maupun Cina Han. Selain Pangeran Kung, Li memiliki kenalan gubernur di
beberapa provinsi kunci. Persekutuan terpentingnya adalah dengan Gubernur Kanton,
Chang Chih-tung, yang membangun tempat pengecoran besi modern terbesar di Cina.
Li membuat kesepakatan dengan Gubernur Kanton: bukannya memesan material untuk
pembangunan relnya dari perusahaan-perusahaan asing, dia mengalihkan pesanannya
ke Kanton. Kedua lelaki itu disebut sebagai si Utara dan Chang si Selatan.Aku
menerima kehadiran mereka berdua dalam audiensi pribadi. Keduanya pantas
mendapatkan kehormatan itu, tetapi itu juga karena aku menyadari pentingnya
melibatkan diri. Sudah begitu banyak insiden terjadi, dengan diriku menjadi orang
terakhir yang tahu. Semua gubernur menyadari bahwa persetujuanku di Istana
mempunyai nilai penting, dan memenangkan persetujuanku telah menjadi bagian
penting dari politik Istana. Sebagai akibatnya, orang-orang berusaha merebut
perhatianku, yang mengarah pada aksi penjilatan dan ketidakjujuran. Meskipun
kebohongan yang berlebih-lebihan tak akan berhasil melewati akal sehatku, sekali
The Last Empress - Anchee Min
waktu aku tak bisa menghindar dibodohi. pada masa reses pertemuan Istana. Manchu
merupakan contoh nyata terbaik.Guang-hsu belajar dengan cepat. Suatu hari dia
bertanya mengapa Li Hung-chang memberiku berbagai hadiah, seperti berkotak-kotak
sampanye dari Prancis yang baru saja dikirim. jawabku. Guang-hsu. dikirimnya dari
Inggris" Tidakkah Ibu lebih menginginkan vas antik Han atau barang-barang cantik
lainnya" Kebanyakan wanita begitu.jawabku. yang menerangkan cara kerjanya.
Sekarang aku bisa melindungi gigiku dari kerusakan, sekaligus merenungkan
bagaimana cara melindungi negara dari kerusakannya sendiri.Aku mendesak agar
Guang-hsu menghadiri audiensi pribadiku dengan Li Hung-chang dan Chang Chih-tung.
Anakku baru tahu bahwa akulah yang mengangkat Chang menjadi Gubernur Kanton
setelah dia mendapatkan peringkat pertama dalam ujian pegawai kerajaan sewaktu
mudanya. Guang-hsu bertanya pada Chang, sekeras aku"Gubernur berdeham dan
menatapku, memohon pertolongan. ujarku tersenyum, ribuan murid untuk
memenangkannya, sementara kauGuang-hsu paham. kuinginkan, dan dia akan
memberikannya padaku.keistimewaan.untuk menanggapi anakku. bermain karena
mereka tak punya tanggung jawab mengurusi negara.mengangguk dan tersenyum. Saat
Guang-hsu berusia sembilan tahun, dia menunjukkan dedikasi yang mengagumkan
terhadap peran Kaisar. Dia bahkan meminta diberikan minuman lebih sedikit pada pagi
hari agar dia tak perlu pergi untuk buang - air kecil saat menghadiri audiensi. Dia tak
ingin ketinggalan apa pun. Pendidikannya menyertakan pelajaran-pelajaran Barat. Untuk
kali pertamanya dalam sejarah Istana, dua guru berusia dua puluhan dipekerjakan.
Mereka lulusan sekolah bahasa asing Peking dan dipekerjakan untuk membantu
mengajari Kaisar bahasa Inggris. Aku senang mendengarkan Guang-hsu belajar.
Guruguru muda itu berusaha menjaga wajahnya tetap tenang saat dia salah
menyebutkan kata. Keriangan tampaknya merupakan penyemangat terbaik. Aku ingat
bagaimana guru-guru Tung Chih menghilangkan kesenangan belajar, dengan terlalu
berusaha mendisiplinkannya. Ketika Pangeran Kung berniat mengenalkan Tung Chih
pada budaya Barat, seorang guru senior protes dengan mengundurkan
The Last Empress - Anchee Min
diri, dan guru yang lain mengancam akan bunuh diri. Mimpiku untuk Tung Chih
diwujudkan melalui Guang-hsu. Guru Weng mengenalkan dirinya pada ide tentang alam


The Last Empress Karya Anchee Min di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

semesta, dan Li Hung-chang serta Chang Chih-tung memberikan padanya pengetahuan
tentang dunia, yang diperoleh mereka dari pengalaman langsung. Li Hung-chang juga
mengirimkan Guang-hsu buku-buku Barat yang telah dialihbahasakan, yang juga disukai
Chang. Buku-buku itu menceritakan kisah-kisah pada Kaisar Muda yang akan
membantunya berurusan dengan pedagang-pedagang asing, diplomat, misionaris, dan
pelaut di Kanton. Aku tak setuju dengan penekanan Guru Weng terhadap sastra klasik
Cina. Karya klasik itu terlalu banyak berkutat pada dongeng dan fatalisme. keadaan
rakyatnya yang sebenarnya,Aku merasa begitu bersyukur dengan kemajuan
Guang-hsu, hingga aku mengundang penanam bunga peoni dan krisan datang ke istana
untuk memeriksa tanah di tamanku. Aku tak sabar menanti ketika aku bisa meng
habiskan hari-hariku yang hanya disibukkan dengan urusan bertanam bunga. Ketika
Guang-hsu berulang-ulang menyatakan keinginannya untuk mengabdikan hidupnya
melayani Nuharoo dan aku, aku merasa jengah. Nuharoo meyakini bahwa itu tak ada
kaitannya dengan traumanya pada masa kecil. saja,Naluriku mengatakan bahwa
saudariku telah merusak sesuatu dalam diri anak itu, sesuatu yang belum kami ketahui.
Aku juga mencurigai perananku dalam masalah ini. Seberapa terganggunya Guang-hsu
ketika dia direnggut dari rumah keluarganya" Betapa pun buruknya, tetap itu merupakan
rumahnya. Istana memberinya kehidupan yang berarti, tetapi dengan menerima tekanan
The Last Empress - Anchee Min
yang begitu hebat. Aku tak pernah berhenti mempertanyakan diri sendiri. Jika
ditinggalkan sendiri, akankah Guang-hsu tumbuh menjadi pemuda manja yang malas
seperti anggota Kerajaan Manchu lainnya" Hak apa yang kumiliki untuk menentukan
jalan hidup anak ini" Sekitar umur empat puluh lima, aku menjadi tak yakin akan hidup
yang kupilih untuk diriku sendiri. Saat kali pertama memasuki Kota Terlarang, aku tak
pernah meragukan keinginanku untuk tinggal di sana. Sekarang aku merasa begitu
banyak hal yang kuhilangkan dan yang terampas dari hidupkumencintai, dan yang
paling utama, hak menjadi diri sendiri. Aku takkan pernah melupakan perayaan Tahun
Baru Cina di Wuhu. Aku menikmati saat panen; beras segar, kacang kedelai garam dan
panggang, serta sayur-mayur petik. Semua gadis berkumpul bersama dengan jajanan
mereka, dan menonton pertunjukan opera lokal. Aku rindu mengunjungi kerabat dan
teman-teman. Meskipun aku dilimpahi kemewahan dan tugas-tugasku sering kali
mendapatkan ganjaran yang setimpal, kemegahan Kerajaan juga berarti kesendirian
dan hidup dalam cengkeraman rasa takut akan aksi pemberontakan dan pembunuhan.
Kematian Tung Chih telah mengubah pandanganku terhadap kehidupan. Aku tidak
merindukan sosok dirinya sebagai kaisar, aku merindukan menggenggam kaki-kaki
mungilnya dalam telapak tanganku saat dia lahir, atau kali pertama dia menyunggingkan
senyum ompongnya. Aku rindu membawanya ke taman dan memandangnya berlarian
bebas. Hal yang paling senang dilakukannya adalah membentuk ranting pohon Willow
menjadi pecut kuda mainan. Aku merindukan hal-hal yang tak menyangkut dirinya
selaku kaisar, tetapi pada waktu-waktu kebersamaan yang pernah kami miliki. Kematian
Tung Chih telah merampasku dari kebahagiaan, dan aku bertekad untuk mencegah
Guang-hsu dari perampasan yang sama. Aku mencegah apa pun yang dapat
mengakibatkan penyesalan di kemudian hari, atau setidaknya itulah yang kupikirkan.
Aku merasa tak yakin bahwa aku telah membebaskan diri dari hal itu. Aku ingin melihat
Guang-hsu menjadi kaisar atas kehendaknya sendiri, bukan aku. Aku ingin melihat
dirinya menjadi seorang lelaki dewasa sebelum menjadi seorang penguasa. Aku tahu
ajaran Cina tak akan banyak membantunya, tetapi aku berharap pelajaran Barat akan
dapat memberinya kesempatan itu. Kehadiranku di audiensi dan kesibukan Nuharoo
dengan upacara-upacara keagamaannya sering kali meninggalkan Guang-hsu di tangan
para kasim usai pelajaran sekolahnya. Di kemudian hari, aku akan mengetahui bahwa
sebagian pelayan Guang-hsu telah bersikap begitu kejam. Aku sudah menduga bahwa
kematian An-te-hai akan menggelisahkan kaum kasim, menimbulkan rasa
ketidakamanan, bahkan memancing kemarahan mereka. Namun, aku tak pernah
mengharapkan ekspresi pembalasan seperti ini. Di belakangku, kasim-kasim
membungkus Guang-hsu yang berusia sembilan tahun dengan selimut tebal dan
menggelindingkannya di atas hamparan salju. Selimut itu membuat tubuhnya banjir
keringat, tetapi tangan dan kakinya yang tak tertutup menjadi beku. Ketika aku curiga
dengan batuk kronisnya, para kasim menyembunyikan informasi hingga aku menyelidiki
sendiri dan menemukan kebenarannya. Kesehatannya tetap rentan, dan para kasim
terus-- terusan mengerjai bocah itu atas kematian An-te-hai. Tak semua kasim
bermaksud mengerjai Guang-hsu, tetapi sikap takhayul dan tradisi kuno yang masih
mereka percayai memengaruhi cara mereka mengurusnya. Sebagai contoh, mereka
meyakini sepenuhnya bahwa kelaparan dan dehidrasi
The Last Empress - Anchee Min
merupakan metode umum dari perawatan kesehatan. Yang tak bisa kumaafkan adalah
mereka yang dengan sengaja tak menyediakan tempat buang air Guang-hsu pada
waktunya, dan yang menertawakan dan mempermalukan dirinya saat dia membasahi
celananya. Orang-orang kejam ini kuhukum dengan keras. Sayangnya,
The Last Empress - Anchee Min
tindakan-tindakan jahat itu dilakukan seolah-olah hal yang biasa. Kemudian, akulah
yang disebut sebagai penyiksa dan kejam. Aku tak bisa memaafkan diriku sendiri,
bahkan setelah kasim-kasim itu mendapatkan hukumannya. Penderitaan Guang-hsu
sungguh menyakitkanku. Aku mulai meragukan keputusanku menjadikan dirinya
sebagai kaisar. Tronisnya, para Pangeran Manchu selalu menginginkan agar takdir
memilih putra-putra mereka untuk menduduki posisi Guang-hsu. Para kritikus,
sejarawan, dan ilmuwan masa depan akan menyebutkan bahwa Guang-hsu menjalani
kehidupan normal hingga saat aku, bibinya, merusaknya. Kehidupan Guang-hsu di Kota
Terlarang disebut sebagai Dia terus-menerus kejiMeskipun kenyataannya aku tidak
mengadopsi Guanghsu karena cinta, perasaan cintaku perlahan tumbuh padanya. Aku
tak dapat menjelaskan bagaimana terjadinya, pun mengapa aku perlu menjelaskannya.
Penebusan diri adalah yang kutemukan dari diri anak itu. Siapa pun yang pernah
menjadi seorang ibu atau yang pernah kehilangan seorang anak, akan mengerti apa
yang terjadi antara Guang-hsu dan aku. Aku ingat bahwa Guang-hsu masih terlalu kecil
untuk menyadari niatku saat aku mengajarinya dengan memberi contoh, bahwa
memimpin negara kami yang luas harus dilakukan dengan tindakan seimbang.
Kusiratkan bahwa memberikan kepercayaan kepada para menterinya tak akan cukup
untuk mengamankan kedudukannya sebagai satu-satunya penguasa Cina. Adalah
orang-orang seperti Li Hung-chang dan Chang Chih-tung, yang akan mengapungkan
atau menenggelamkan Guang-hsu menyaksikan bagaimana aku memainkan kedua
lelaki itu melawan masing-masing, saat aku mengubah istana menjadi pentas
hidup-nyata. Pada suatu audiensi Oktober, Li Hung-chang tampak begitu hanyut dengan
proposalnya, untuk menghapuskan sistem sekolah Cina kuno dan menggantikannya
dengan model Barat. Sebagai pengimbang antusiasmenya, kugunakan Chang
Chih-tung. Sebagai produk dari sistem tradisional Jepang, Chang selalu menekankan
pentingnya Pada audiensi ini, sebagaimana yang telah kuramalkan pada Guang-hsu, Li
tiba-tiba merasa diserang. caraku untuk membuatnya memikirkan ulang
pendekatannya,jelasku pada Guang-hsu kemudian. memanggil Chang adalah untuk
mengingatkan Li Hungchang bahwa dia bukanlah satu-satunya orang yang diandalkan
Istana.Taktik manipulasi semacam itu bukanlah sesuatu yang ingin kuajarkan pada
anakku, tetapi itu merupakan hal yang diperlukan untuk ketahanannya sebagai kaisar.
Guang-hsu mewarisi Kerajaan Tung Chih yang rapuh, dan aku merasa sudah
tugaskulah untuk mempersiapkannya menghadapi hal terburuk. Sebagaimana bunyi
suatu perkataan, tak kaukenal.dikhianati oleh orangtua atau walinya sendiripelajaran
yang kudapatkan dari kematian Tung Chih. 18 SUHU UDARA TIBA-TIBA merosot
tajam, dan air dalam jambangan besar di pekarangan luar balairung terlapisi es. Di
dalam, tungku penghangat ruangan menyala merah di tiap sudut ruangan. Nuharoo dan
aku merasa lega telah memperbaiki jendela-jendela kami. Celah-celah jendela telah
ditutupi untuk memastikan tak masuknya embusan angin barat laut. Para kasim juga
telah mengganti tirai-tiranya. Tirai sutra tipis digantikan oleh tirai beledu tebal. Begitu
Guang-hsu kunilai mampu, aku berbicara dengan Guru Weng dan membuat ruangan
kelasnya serupa audiensi. Bukan hal yang mudah bagi anakku. Gurunya akan
membantunya mencerna apa yang dia lihat dan dengarkan. Sering kali topiknya
terlampau rumit untuk dipahami seorang anak. Untuk membuatnya berhasil, aku
menyediakan waktu untuk mempersiapkan Guang-hsu menghadapi diskusi mendatang.
tanya Guang-hsu mengenai situasi pada 1871, ketika kekuatan Kekaisaran Rusia telah
bergerak jauh memasuki hutan belantara kami di barat Sinkiang, ke wilayah yang
disebut Ili, mengambil dari nama sungainya. untuk meneegah Ili menjadi negara Muslim
yang merdeka,jawabku. Rusia itu. Guang-hsu berusaha mengerti. pemberontakan
kaum Muslim berhasil ditumpas"menunjuk ke peta, dan telunjuknya menyusurinya.
The Last Empress - Anchee Min
orang-orang Rusia itu masih di sini" Kenapa mereka tak juga kembali ke tempat
asalnya" The Last Empress - Anchee Min
Aku mengangguk. orang-orang Rusia itu"murah hati untuk mengembalikan
Ili.Kukatakan pada Guang-hsu bahwa aku juga tak bisa menjelaskannya. Tak sama
halnya seperti Tung Chih, setidaknya Guang-hsu mengerti bahwa Cina tidak memiliki
posisi yang kuat dalam perundingan. Guang-hsu berusaha keras memahami keputusan
yang harus segera dia ambil, tetapi sering kali itu mustahil. Anak itu tak mampu
memahami mengapa Cina harus menjalani negosiasi diplomatik yang begitu panjang
dan melelahkan dengan pihak Rusia, jika hanya untuk menyerah pada akhirnya. Dia tak
akan mengerti mengapa traktat atas namanya yang baru saja dia tanda tangani, pada
Februari 1881, memaksakan pembayaran sembilan juta rubel pada Rusia untuk wilayah
Cina sendiri. Aku mulai melihat perubahan sikap Guang-hsu meng hadapi audiensi.
Dia berada di bawah tekanan terus-- menerus dan begitu menderita. Ketika dia
mendengar kabar buruk, bisa kurasakan ketegangannya dan melihat ketakutan terlukis
di wajahnya. Aku bersalah karena telah bergabung dengan para menteri yang
mengeluhkan dengan tak sabar, menantikan saat kematangan Guang-hsu untuk mulai
mengambil tanggung jawab. Tak lama, ini bukan lagi menjadi pengalaman belajar
semata bagi Guang-hsu. Terguncang setiap harinya, suasana hati dan kesehatannya
terpengaruh secara negatif. Namun, pilihanku hanyalah antara menutup-nutupi
kenyataan yang melingkupi dirinya ataukah membiarkannya hidup dalam kenyataan.
Apa pun pilihannya, tetap saja keduanya terasa begitu kejam. Ketika kami memanggil
Menteri Urusan Pertanian untuk menjelaskan ramalannya akan hasil panen tahun
mendatang, Guang-hsu lepas kendali. Dia merasa bertanggung jawab secara pribadi
ketika menteri meramalkan kekurangan panen yang besar akibat banjir dan kekeringan.
Kini sebagai anak remaja, Guang-hsu cukup menunjukkan kebulatan tekad dan disiplin
diri. Aku senang melihatnya tak memiliki keinginan untuk bermain-main ke sana kemari
dengan para kasim, dan tak berniat menyelinap keluar dari istana untuk minum-minum.
Dia sepertinya lebih senang menyendiri. Dia akan menyantap makanannya sendirian
dan tampak tak nyaman jika ditemani. Saat makan bersama Nuharoo dan aku, dia
duduk dengan diam dan menyantap apa pun yang terhidang di meja. Kesedihanku atas
kehilangan Tung Chih sangat memengaruhinya sehingga Guang-hsu memastikan
sikapnya akan selalu menyenangkanku. Aku ingin bisa memberi tahunya akan
perbedaan antara sikap seriusnya dalam pelajaran dan kemurungannya yang makin
mengganggu. Meskipun pengalamanku memberi tahuku bahwa audiensi-audiensi
harian bisa menjadi beban yang begitu berat, aku tak menyadari bahwa bagi seorang
anak, ia bisa menjadi racun. Tak sabar membawanya pada kedewasaan, aku
mengabaikan kemungkinan telah merampas masa kanak-kanaknya. Sikap Guang-hsu
yang tampak senang telah mengelabuiku. Baru di kemudian harilah, dia mengakui
dirinya takut tak mampu memenuhi keinginanku terhadap dirinya. Aku tak mengatakan
pada Guang-hsu bahwa kalah hanyalah suatu cara untuk mempelajari caranya menang.
Aku takut mengulang kesalahan yang sama dengan Tung Chih. Terlalu memanjakan
dan enggan bersikap keras merupakan salah satu faktor yang telah mengakibatkan
kematian anakku. Tung Chih berani melawan karena dia tahu bahwa dia tak perlu takut
kehilangan kasih sayangku. Guang-hsu mematuhi aturan protokol dan tata cara Istana
yang ketat. Guru Weng selalu mengawasinya agar tak menyalahgunakan hak-hak
istimewanya. Dengan demikian, Guang-hsu telah berubah menjadi tawanan Istana. Baru
di kemudian hari, kuketahui bahwa tiap kali para menteri menyampaikan masalahnya
pada anak itu, dia akan menjadikannya sebagai masalahnya pribadi. Dia jadi begitu
The Last Empress - Anchee Min
malu pada diri sendiri akan ketidakmampuannya memecahkan masalah-masalah
kerajaan. Sekitar 1881, kondisi kesehatanku menurun. Aku kehilangan siklus
menstruasiku dan kembali mengalami kesulitan tidur. Aku mengabaikan rasa lelahku
dan rasa panas yang tiba-tiba menjalariku, dan berharap ia akan hilang dengan
sendirinya. Pada saat rakyat sedang merayakan ulang tahunku yang keempat puluh
enam pada November, aku tengah terbaring sakit. Aku membutuhkan waktu lebih lama
untuk bangkit dan berganti pakaian, dan aku harus meminum teh ginseng untuk
menjaga kekuatanku. Walaupun demikian, aku tetap menghadiri audiensi dan
mengawasi pelajaran Guang-hsu. Aku menyarankan pada Guru Weng untuk
mengenalkan Kaisar dengan orang-orang dari luar ibu kota. Guang-hsu memberikan
audiensi pribadi dengan para gubernur dari dua puluh tiga provinsi. Para gubernur
senior yang diangkat oleh mendiang suamiku, Kaisar Hsien Feng, sangat berterima
kasih. Aku turut menghadiri setiap audiensinya dan merasa senang bisa bersua kembali
dengan teman-teman lama. Kami sering kali harus berhenti untuk mengeringkan air
mata kami. Pada awal musim dingin, aku sudah benar-benar lelah. Dadaku sesak dan
terasa berat, dan aku menderita diare yang parah. Suatu pagi, aku jatuh pingsan di
tengah-tengah The Last Empress - Anchee Min
audiensi. Dengan mengenakan gaun istana emasnya, Nuharoo membesukku esok
paginya. Itu kali pertama aku melihatnya dengan tatanan rambut membungkusi papan
hitam berbentuk huruf V, penuh dengan perhiasan dan ornamen. Aku memuji
penampilannya dan memintanya memimpin audiensi. Nuharoo menyetujui, sebelum
menambahkan, budak.Selama bertahun-tahun, aku tak memiliki keleluasaan untuk
bangun pada tengah hari. Selagi musim dingin berganti semi, tenagaku perlahan
kembali. Menghabiskan hari di bawah sinar matahari, aku bekerja di taman. Aku
teringat akan Yung Lu dan mencemaskan kondisinya tinggal di wilayah bagian Muslim
yang jauh. Aku telah menulis surat padanya, tetapi tak juga menerima jawaban.
Guang-hsu menyempatkan diri menemuiku usai audiensi dan membawakanku makan
malam. Dia telah tumbuh tinggi, dan tampak begitu manis dan lembut. Dengan penuh
perhatian, dia menyuguhkan sepotong ayam panggang ke atas piringku dan bertanya
apakah aku menikmati bunga-bunga camelia yang baru bermekaran. Aku menanyakan
Guang-hsu apakah dia ingin merasakan kehidupan di luar Kota Terlarang, dan juga
apakah dia merindukan kedua orangtuanya. diizinkan untuk datang mengunjungiku
kapan pun,balasnya. Dia menatapku sejenak, kemudian menggeleng. Aku tak tahu
apakah dia memang tak memiliki keinginan untuk bertemu dengan mereka, ataukah
takut menyingung perasaanku. Komentar-komentarku tentang saudariku dulu pasti telah
memengaruhi sikapnya. Meski aku tak pernah bermaksud menjelek-jelekkan Rong
dengan sengaja, aku juga tak memiliki kata-kata yang baik tentangnya. Kutanyakan
pada Guang-hsu apakah dia mengingat saat kematian sepupunya, Tung Chih, dan
bagaimana perasaannya ditunjuk sebagai penggantinya. Guang-hsu. Membahas malam
kepergiannya dari rumah dulu, dia mengingat berada dalam dekapan Yung Lu. kancing
seragamnya. Kancingnya terasa dingin di kulitku. Aku merasa janggal. Aku ingat saat itu
benar-benar gelap-- gulita.ingat merasa senang menunggangi kuda dengan para
Pemegang Panji. merasa bersalah. tempat tidur hangatmu dan dari tidur pulasmu. Aku
minta maaf karena telah memaksamu menjalaninya.itu berujar dengan suara seperti
orang tua. Aku mendesah, sekali lagi terkesan oleh kepekaannya. peneguhan keyakinan
ataupun penjelasan, sementara yang buruk begitu memerlukannya.yang berikutnya, jika
saja Ibu tak mengadopsiku.bangkit dan memberiku lengan kanannya. Kami berjalan
menuju taman. Dia sudah setinggi alis mataku dan tampak kurus dalam jubah satin
The Last Empress - Anchee Min
kuningnya. Gerakannya Mengingatkanku akan sepupunya. ujarku. menyerah.ayahmu
sudah pindah, dan kini tinggal bersama selir kelimanya. Betulkah itu" pinggulnya
sebulan lalu. Dia menyalahkan pada tabib atas kesakitannya. Aku tak seharusnya
mengirimkan Tabib Sun Pao-tmenambahkan, membantunya. Kadang-kadang, aku
berharap dia mati saja.Guang-hsu terdiam dan menyeka matanya.
mengadopsimu,hanya satu-satunya hal yang kupikirkan. Tung Chih memperoleh akhir
yang tragis. Aku masih tak bisa memaafkan diriku sendiri. Aku telah
mengecewakannya... dan aku takut akan mengecewakanmu, Guang-hsu.Pemuda itu
jatuh berlutut dan melakukan kowtow. aku mohon agar kau berhenti memikirkan Tung
Chih. Aku ada di sini, hidup, dan aku mencintai Ibu.19 PADA APRIL, KABAR
NUHAROO pingsan menyebar di Kota Terlarang. minggu yang lalu,pertemuan Istana.
Leher kurusnya menjulur ke depan, membuatnya tampak bagai labu masak yang
menggantung dari sulurnya. sebelum kami sempat menghangatkan seprainya.
Keesokan harinya, dia ingin bangun dari ranjangnya, tetapi tak bisa. Kubantu dia
mengenakan pakaiannya, dan ku sadari
The Last Empress - Anchee Min
pakaiannya basah oleh keringat dingin. Dia menyandarkan berat tubuhnya pada kedua
bahuku saat kami menata rambut dan riasan wajahnya. Dia berhasil memasuki
Balairung Pemeliharaan Jiwa dengan menaiki tandu, tetapi dia sudah tak sadarkan diri
sebelum audiensi dimulai.awal"untuk mengurangi sakitnya,melaporkan. Tabib.
dirahasiakan,dia mengusir pergi para tabib. Tuan Putriku mengalami kejang-kejang
semalam. Badannya terkunci di atas lantai. Bola matanya terbalik ke dalam, dan busa
keluar dari mulutnya. Sebelum tabib tiba, Yang Mulia tak bisa mengendalikan tubuhnya.
Aku harus menyampaikan bahwa Tabib Sun Pao-t pasienku seperti penari
akrobat,kering!itu mulai kehilangan kesabarannya. Kasim itu memukul-mukuli kepala
dengan kepalan tangannya. orang yang sekarat bangkit dan berjalan.Kuhentikan
cerocosan kasim itu dan meminta Sun Pao-tMulia tersumbat oleh lendir yang ada. Kami
sudah berusaha mencari cara untuk menghisapnya keluar.serempak. Aku bertanya
kenapa belum diberi tahu. Anda, untuk tak diberi tahu. Dia meyakini bahwa dirinya akan
segera membaik.selembar kertas lecek. perintahnya.hidung kasim itu dan menetes. kali


The Last Empress Karya Anchee Min di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

terakhirnya. Jadi, kami pikir dia akan pulih dari serangan ini. terjadi sebelumnya"dua
puluh enam tahun, kemudian saat dia berumur tiga puluh tiga. Kali ini aku takut dia tak
akan bertahan.Ketika aku bergegas mendatangi istana Nuharoo, suara tangis
memenuhi udara. Pekarangannya disesaki oleh orang. Melihat kedatanganku, kumpulan
orang itu memberi jalan. Aku tiba di sisi ranjang Nuharoo dan menemukan dirinya
hampir terkubur oleh bunga-bunga gardenia segar. Tabib Sun Pao-tSungguh
mengejutkanku melihat bagaimana penyakit telah mengubah penampilannya. Alis
matanya berbentuk simpul besar dan mulutnya jatuh ke samping. Napasnya berat, dan
ada suara degukan dalam tenggorokannya. Tak ada satu pun pelayan yang bergerak.
menindih dadanya"Para kasim menjatuhkan diri. Mulia.tak pernah sakit, bahkan untuk
satu hari pun!ini. Beberapa menit kemudian, Nuharoo membuka matanya.
berpamitan.kusentuh bahunya yang kurus dan pucat, air mataku tumpah. Kau harus
memastikan agar aku tak dibohongi dalam kematianku.mati.mencari jalan untuk
mengakhiri hidupmu.kasim menyeka wajahnya dengan handuk. menyerah karena aku
tak mau mempermalukan diriku sendiri.dirimu.karena aku tak akan merintangi jalanmu
lagi selama lamanya. The Last Empress - Anchee Min
sapu-sapu mereka sekarang.menumpuknya setinggi yang kau mau di pekarangan.
The Last Empress - Anchee Min
Masa bodoh dengan noda-noda di lantai marmernya.Aku mendengarkan, dan terisak.
Dia mengangkat tangannya. Kematian sangat buruk. Aku tak punya apa-apa lagi.Aku
menggenggam tangannya. Tangannya dingin dan jemarinya terasa seperti kumpulan
sumpit. Nuharoo. Kehidupanmu selanjutnya akan sungguh baik.Suaranya
mengambang. melewatilangit-langit. puluh ekar telah jadi duniaku dan duniamu,
Yehonala. Aku tak akan memanggilmu Anggrek. Aku telah berjanji pada diri sendiri.yang
tak ada habisnyanapas. sesungguhnya dari kata yang terbungkus emas... arti itu
tersembunyi di balik kilau kuningnya.Setengah jam kemudian, Nuharoo memerintahkan
agar ditinggalkan berdua denganku. Ketika tinggal kami berdua dalam ruangan, aku
menarik dua bantal tebal dan mendudukkannya. Lehernya, rambutnya, dan jubah
dalamannya basah oleh keringat. Aku bertanya apakah maksudnya para selir yang dia
undang masuk untuk menggoda Hsien Feng selama masa kehamilanku. Dia
mengangguk. Kukatakan padanya untuk tak mengkhawatirkan masalah itu.
meninggalkanku.kau tak memaafkanku, Putri Yehonala.mau berhenti. Air mata menetes
dari ujung matanya. baik, Yehonala. Namun, dia tetap meneruskannya. izin atas
pembunuhan An-te-hai.Suaranya nyaris tak terdengar, tetapi perkataannya sangat
menusukku. Aku memang membencinya, tetapi aku tak sanggup mengucapkannya.
Bibirnya bergetar. jernih.Dia meremas jemariku. Raut wajahnya begitu sedih dan tak
berdaya. Mulutnya membuka dan mengatup seperti ikan yang kehabisan air. Aku tak
yakin memiliki hak untuk memaafkan. Kulepaskan tanganku dari genggamannya.
Nuharoo. Aku akan menemuimu besok.Dengan sepenuh tenaga, dia berteriak, akan
bisa diulang!Aku menarik diri dan berjalan ke arah pintu. aku tahu itu.Aku berhenti dan
membalikkan badan. "Benar, tetapi aku berubah pikiran. Kita berdua memang tak
pernah menjadi rekan terbaik, tetapi tak bisa kubayangkan tak punya rekan sama sekali.
Aku sudah terbiasa denganmu. Kau adalah iblis berengsek paling menyedihkan yang
kukenal!" Seulas senyum lemah terukir di wajah Nuharoo dan dia bergumam, "Aku benci
kau, Yehonala." Nuharoo meninggal keesokan harinya. Usianya empat puluh empat
tahun. Kata-kata terakhirnya padaku adalah, "Dia tak menyentuhku." Aku terkejut karena
aku yakin maksudnya adalah Kaisar Hsien Feng tak tidur bersamanya pada malam
pernikahan mereka. Kuikuti perintah Nuharoo akan pemakamannya, dan kuselimuti dia
dengan bunga-bunga gardenia. Peti jenazahnya diangkut ke situs makam Kerajaan dan
dia tempatkan di sisi suami kami. Untungnya saat itu April, musim bagi bunga gardenia.
Aku tak menemui kesulitan mengangkut berton-ton bunga dari Selatan. Upacara
The Last Empress - Anchee Min
perpisahan dilangsungkan di lautan bunga gardenia di Balairung Penyembahan Buddha,
dihadiri oleh ribuan orang. Ratusan karangan bunga dengan berbagai bentuk dan
ukuran tiba dari seantero negeri. Kasim-kasim menumpuknya, memenuhi seisi ruang
balairung. Kesukaan Nuharoo pada bunga gardenia baru kuketahui. Tanaman ini bukan
tanaman yang umum di Peking; ia populer di selatan Cina. Dari para kasimnya,
kuketahui bahwa Nuharoo belum pernah melihat gardenia sebelum sakitnya yang
terakhir. Dia telah meminta agar bunga bunga gardenia itu ditanam mengelilingi
makamnya, tetapi dia diberi tahu bahwa tanaman itu tak akan bertahan menghadapi
cuaca Utara yang keras. Dan tanah gurun tak cocok bagi mereka. Nuharoo juga telah
mengejutkanku dengan perasaan yang dipendamnya. Aku ingat betapa gembiranya dia
ketika kali pertama aku bertemu dengannya pada usianya yang keenam belas. Dia
meyakini bahwa dunia di luar adalah tempat yang tak ada artinya dibandingkan dengan
"Kemegahan di dalam Kota Terlarang". Aku hanya bisa membayangkan bagaimana
gembiranya Nuharoo jika dia bepergian ke Selatan dan melihat dengan kedua matanya
sendiri hamparan rumput hijauDua ribu biksu Buddha menghadiri upacara
The Last Empress - Anchee Min
pemakamannya. Mereka merapal doa seharian penuh. Guanghsu dan aku menanti
hingga malam untuk "upacara arwah", ketika arwah Nuharoo dikatakan naik ke Surga.
Para kasim menaruh lilin pada kapal-kapalan kertas dan mengapungkannya di Sungai
Kun Ming. Guang-hsu berlari menyusuri tepi daratan, mengikuti lilin-lilin yang terapung.
Aku duduk di atas bongkahan batu besar di tepi sungai. Dengan pelan, aku
membacakan puisi untuk mengantarkan Nuharoo dalam perjalanannya menuju Surga.
Gardenia memenuhi pekarangan, bebas dari debu Dengan merayapi sulur berbentuk
trompet, harumnya menguak; Dengan lembut, mereka menyegarkan hijau musim semi
Perlahan mereka menyebar wanginya, sekuntumsekuntum. Kabut tipis
menyembunyikan jalur berkelok dari pandangan, Dari jalur berselimut gardenia,
menetes embun dingin segar. Namun, siapakah yang akan merayakan genangan ini
dalam lagu" Tersesat dalam mimpi, dalam kedamaian, pujangga itu pun mengawali tidur
panjangnya. Berita luar negeri menyebutkm bahwa kematian Nuharoo bahwa akulah
yang membunuhnya. umum bahwa Tzu Hsi penyebab kematian rekannya,sebuah
harian Inggris terkemuka menyebutkan. memutuskan untuk membunuhnya karena dia
tepergok oleh Nuharoo sedang bermesraan dengan aktor utama suatu opera.Aku masih
sanggup tak mengacuhkannya, hingga saat Tung Chih dibawa-bawa ke dalam cerita itu.
Lagi: Yehonala Mengorbankan Putranya Sendiri di Atas Altar Ambisinya!Inggris, dan
kisah itu akhirnya juga diangkat oleh harian Cina. Artikel itu menyebutkan, sakit parah,
ibunya, alih-alih memastikan anaknya memperoleh perawatan kesehatan yang baik, dia
membiarkan penyakitnya menjalari badannya yang lemah. Akankah kita memiliki alasan
untuk menyangsikan bahwa dia mampu berbuat hal yang sama terhadap rekannya
sesama Wali Kaisar"serupa, dalam merancang kematian dini anaknya dan Nuharoo.
Semua orang di Istana mengetahui bahwa Tung Chih dan Nuharoo tak akan hidup
hingga usia tua.Aku merasa tak berdaya. Untuk menjustifikasi pendudukan bangsa
asing selanjutnya di Cina, aku harus dibuat menjadi monster. berita memalukan yang
tengah mengemuka, tentang putranya dan Nuharoo,Dia memiliki kekuasaan untuk
melarang semakin merebaknya berita tersebut, tetapi dia tidak melakukan apa pun
untuk mencegahnya.Hari demi hari, pengumbar fitnah dari berbagai belahan dunia
menumpahkan racun bisanya: Janda Kaisar tak memiliki rasa belas kasih terhadap
anaknya, dan betapa haus dirinya akan kekuasaan.gadis muda dari provinsi termiskin
Cina, tak ada harga yang terlalu tinggi untuk mempertahankan cengkeramannya
sebagai penguasa tunggal di Kerajaan Langit.Aku memimpikan Yung Lu akan datang
untuk membelaku. Aku menangis di atas pusara Tung Chih dan berjalan pulang pada
tengah malam melewati Balairung Pemeliharaan Jiwa layaknya hantu. Pada pagi hari
saat audiensi, aku sudah tak bisa menahan emosi dan aku pun akan terisak seperti
anak ingusan. Guang-hsu akan menyodorkan saputangannya, hingga dia sendiri mulai
menangis. 20 AHLI STRATEGI DAN pebisnis andal, Li Hung-chang, mengatakan
padaku bahwa Cina bukanlah tengah menghadapi ancaman perang yang tak terhindari,
melainkan kami sebenarnya telah lama memasuki pertempuran itu. Selama seminggu,
Istana hanya membahas ambisi Prancis di provinsi-provinsi batas selatan kami,
The Last Empress - Anchee Min
termasuk Vietnam, yang semenjak lama dikuasai Cina, sebelum orang-orang Vietnam
memperoleh semu-nyaTak lama setelah kematian suamiku pada 1862, Prancis
menduduki Vietnam Selatan, atau Cina Cochin. Sama halnya seperti Inggris, Prancis
juga berniat membuka perdagangan di provinsi-provinsi barat daya dan telah mengincar
untuk menguasai Sungai Merah yang bisa dilayari di Vietnam Utara. Pada 1874, Prancis
mendesak Raja Vietnam untuk menerima traktat menganugerahinya hak istimewa
sebagai penguasa wilayah, yang selama ini secara tradisi dinikmati oleh Cina. Tanpa
The Last Empress - Anchee Min
sepengetahuan Prancis, Raja Vietnam tetap mengirimkan upeti pada anakku sebagai
ganti atas jaminan perlindungan. Untuk menjaga keutuhan wilayah Vietnam di selatan,
kuanugerahi kebebasan terhadap mantan pemimpin pemberontakan Taiping dan
mengirimnya untuk melawan Prancis. Sang Pemberontak terlahir di wilayah itu dan
menganggapnya sebagai tanah kelahirannya. Dia berjuang dengan gagah berani dan
berhasil menahan laju Prancis. Namun, ketika Raja wafat, pihak Prancis merundingkan
traktat baru dengan penggantinya, yang menyatakan, Sebagai tanggapan atas
ultimatum kami selaku pihak Kekaisaran, Prancis meluncurkan serangan militer
mendadak. Karena kami tak mempersiapkan diri berperang, perbatasan barat daya
wilayah kami belum sempat diperkuat ataupun dipersiapkan. Pada Maret 1884, Li
Hungchang datang untuk melaporkan bahwa seluruh kota utama di Vietnam telah jatuh
ke tangan Prancis. Dewan Istana terpecah dalam menghadapi krisis itu. Publik melihat
bahwa perselisihan itu terjadi dalam menentukan cara terbaik untuk menghadapi agresi
Prancis. Akan tetapi, di balik permukaannya, perselisihan itu sesungguhnya disebabkan
oleh semakin lebarnya jurang antara dua golongan politik: pihak konservatif Topi-Besi
Manchu dan pihak progresif, yang dipimpin oleh Pangeran Kung dan Li Hung-chang.
Kutanyakan pada Guang-hsu, yang baru saja menginjak empat belas tahun, bagaimana
perasaannya menghadapi situasi itu, dan dia menjawab, tahu.Aku tak yakin apakah
anakku sedang merendah atau tidak. Berbulan-bulan dipaksa mengikuti
audiensi-audiensi Istana sepertinya telah membuatnya letih. Dia tampak bosan dan tak
bersemangat. Guang-hsu telah mengatakan padaku setengah bercanda bahwa dia lebih
memilih bermain catur daripada menghadiri audiensi. Ketika kukatakan padanya bahwa
dia harus menjalani tugas yang dibebankan padanya, Guang-hsu menjawab,
menempelkan tubuhku di kursi naga.Aku berusaha menyemangatinya. menyelamatkan
negaramu, Guang-hsu. mendengarkan argumen yang sama setiap harinya.Saat itulah,
baru kuketahui bahwa Guang-hsu telah mangkir dari audiensinya selama aku sibuk
mempersiapkan pemakaman Nuharoo. Hal itu sangat memukulku, melebihi jika kuterima
berita jatuhnya kota di Vietnam. Aku tak tahu apa lagi yang harus kulakukan untuk
menanamkan kesadaran akan prioritas penting tugasnya selaku Kaisar. Suatu hari saat
makan siang, kuterangkan posisi kami di sehelai serbet, menggambar sebuah segitiga
melambangkan Dewan Istana yang terbagi dengan Kaisar terimpit di tengah. Aku
berusaha tak terlalu menekannya. Aku ingat bagaimana Tung Chih memilih kabur walau
tampak menurut. Aku ingat rasa benci dan kesalnya yang terdengar dari suaranya.
Kukatakan pada diri sendiri untuk mendidiknya dengan mengikuti cara Guang-hsu, dan
bukan diriku. Hal pertama yang kulakukan adalah melepaskan Guang-hsu dari tugas
resminya menjalani upacara penghormatan arwah leluhur sesuai dengan ajaran
Konfusius. Meski aku menyetujui dengan Dewan Istana bahwa arwah Tung Chih
memerlukan panjatan doa-doa panjang dan serangkaian ritual demi kenyamanan dan
keamanan rohnya, aku menyadari bahwa Guang-hsu juga perlu istirahat. Aku tak ingin
Guang-hsu hidup di bawah bayang-bayang Tung Chih. Akan tetapi, Dewan Istana
melihat naiknya takhta Guang-hsu seperti itu. Tanpa pengawasan Nuharoo, aku mulai
membengkokkan aturan. Beberapa menteri mempertanyakan tindakanku, tetapi
sebagian besar pejabat kerajaan memahami ketika kukatakan, Guang-hsu berhasillah,
baru arwah Tung Chih akan tenang. jika aku setuju untuk membiarkan orang-orang
asing tinggal dan berdagang di Cina,dalam mendanai Boxers. Aku sudah sangat paham
akan gerakan Boxers, gerakan orang-orang desa dengan akar dari budaya tradisional
Cinamereka. Secara perlahan, jumlah mereka terus bertambah. adalah membunuh
orang-orang asing, tanya Guang-hsu. Aku mendesah. melanjutkan. mana-mana.
The Last Empress - Anchee Min
The Last Empress - Anchee Min
Bagaimana pendapatmu"menjawab. Kemudian sambil menatapku tajam, dia berkata,
membiarkan Dewan Istana mendengarkan pendapatku.perlahan kuterangkan.
baru.Guang-hsu mengangguk. sudah siap, tetapi Dewan Istana tidak memberiku izin
untuk menerimanya. Ayahku berpikir bahwa dialah Kaisar sebenarnya, meski aku yang
mengenakan pakaiannya.yang menangani Biro Urusan Luar Negeri"sebenarnya aku tak
terlalu suka dengannya, atau dengan paman-pamanku yang lain.kemudian melanjutkan.
relasi dengan orang-orang di luar-lingkaran Kerajaan. Para pemikir dan pembaru,
orang-orang yang tahu bagaimana untuk sungguh-sungguh
menolongku.diterapkan.terlalu mengerti. rencana reformasi.istimewa dari orang-orang
yang menikmati gaji pemerintahan tanpa memberi kontribusi apa pun.karena status
mereka sebagai pangeran dan orang pemerintahan. Ayahku, paman-pamanku, saudara,
dan sepupuku adalah penyokong setia kebijakan ini.baru dari Topi-Besi,yang
mendukung Pangeran Kung dan Li Hung-chang.Ch'un Junior.jaga hubungan baik
dengan golongan konservatif,menyarankan. berkata dengan tenang. Melihat kebulatan
tekadnya membuatku senang, meski aku tahu tak bisa mendukungnya lebih jauh. Kaisar
memutar kepalanya dan menatapku. jelasku. menjadi musuh.menurunkanmu dari
takhta.Guang-hsu tampak tak yakin. Dia bangkit dari kursinya dan melangkah
bolak-balik mengitari balairung. strategi Topi-Besi,mendapatkan sokongan dari teman
kita, Gubernur Kanton, Chang Chih-tung. orang-orang yang membenci, bahkan
menentang keras kehadiran semua orang asing.kursinya dan duduk. Dia
mengembuskan napas berat. Aku bangkit untuk menambahkan air hangat ke cangkir
tehnya. Guang-hsu. dengan kekuatan asing.bahwa saudaramu Ch'un juga memiliki
kepedulian terhadap Dinasti Manchu ini, tak kurang dari Li Hung-chang.Udara musim
semi begitu kering dengan pasir beterbangan oleh tiupan angin gurun yang kuat. Baru
saat memasuki April, angin mulai melembut, dan kini bertiup sepoi-sepoi. Di bawah
kehangatan matahari, para kasim melepaskan jubah cokelat musim dingin mereka yang
membuat mereka tampak seperti beruang. Para selir kerajaan pekarangan belakang
menukar pakaian mereka dengan chipaos sepanjang mata kaki, gaun khas Manchu
yang menekankan keindahan tubuh wanita. Aku rindu berjalan-jalan di jalanan Peking di
bawah sinar mentari. Sudah lebih dari seperempat abad, aku tak memiliki kesenangan
itu. Pemandangan kota hanya hadir dalam mimpi-mimpiku. Aku rindu menyusuri
gang-gang dan pekarangan yang di sana pohon-pohon fermiana masih menguncup dan
pohon-pohon loquat bermekaran dalam gerumbulannya. Aku rindu keranjang penjual
bunga peoni di persimpangan jalan yang ramai. Aku teringat wangi bunga-bunga segar
dan manisnya aroma pohon kurma. Kembang pohon willow yang berbentuk bola-bola
saling mengejar dalam tembok Kota Terlarang. Kembang ini beterbangan melewati
tembok, jendela, dan mendarat di mejaku saat aku tengah menuliskan hal penting dari
laporan-laporan luar negeri yang baru selesai kubaca. Guang-hsu berada di sampingku.
mengatakan bahwa dia telah mengirimkan pasukan tambahan
The Last Empress - Anchee Min
ke titik yang bermasalah, tetapi dari yang lain aku mendengar sebaliknya,menangkup
dagu. Tak ada orang lain dalam ruangan. Kami dapat mendengar gema suara kami
sendiri. Kuingatkan pada Kaisar bahwa ada kemungkinan orang-orang akan
mengatakan hal apa pun demi mendiskreditkan Li. Guang-hsu menyetujui. Aku berharap
ada orang lain yang bisa kupercaya untuk memberi informasi. Li Hung-chang
satu-satunya orang yang telah memantapkan kredibilitasnya tanpa keraguan. Aku
menyukainya walaupun tak pernah pada berita-berita yang dibawakannya. Tiap kali
kudengar suara kasimku mengumumkan kedatangan Li, perutku terasa diaduk. Aku
harus berusaha keras untuk menegakkan dudukku agar aku dapat menahan berita
The Last Empress - Anchee Min
buruk itu di perutku. Pada 22 Agustus 1885, pihak Prancis membuka tembakan tanpa
peringatan, tetapi mereka menolak menyebutnya sebagai perang. Pesan dari Li
Hung-chang berbunyi, dan semuanya tenggelam dalam hitungan menit.Tangan
Guang-hsu bergetar pelan saat dia membalikkan halaman kertas. armada laut Prancis
memblokade selat antara Taiwan dan Fukien. Di mana Angkatan Bersenjata Utara Li
Hung-chang"masalah Korea,bertahan di Utara.Dengan kedua tangan, Guang-hsu
memegangi kepalanya. kukatakan. Menekan mata dengan jari-jarinya, dia berkata,
sanggup untuk tak mengurusi Jepang.Aku setuju. menuju Teluk Pechili, kemudian ke
Peking sendiri.Guang-hsu bangkit dan pergi untuk membaca memorandum Dewan
Istana. disarankan Dewan Istana" menyulut konflik dengan Jepang saat berperang
dengan Prancissetelah kita membiarkan mereka mendapatkan Taiwan.diri kami tak
seharusnya diartikan sebagai undangan penyerangan. minggu ketika Amerika
menandatangani traktat dengan Korea, Guru Weng sampai sakit perut" Dia berusaha
menghukum dirinya sendiri dengan tak makan apa-apa kecuali kulit keras roti. Aku
mendesah dan mencoba berkonsentrasi. Amerika hanya memperumit
masalah.Guang-hsu melingkari badannya dengan kedua tangannya, dan duduk
kembali. Kami saling menatap. kini menjadi negara yang setara dan merdeka dari
Cina"Aku mengangguk. Aku ingin mengatakan diri-sendiri tidak akan membangkitkan
keberanian,aku hanya membalikkan badanku dan mulai menangis. Sebagai Kaisar,
kedua putraku tak memiliki cara untuk membebaskan diri. Guang-hsu harus
meneruskan mimpi buruk Tung Chih. Aku merasa seperti hantu yang datang merenggut
seorang pengganti agar arwah putranya yang mati bisa mendapatkan kehidupan yang
baru. Aku merasa tanganku sendirilah yang menarik dan mengeratkan ikatan tali yang
mencekik leher Guang-hsu. Guang-hsu bertanya dengan nada panik. diberi tahu setelah
kalah dalam perang dan traktat telah dibuat!dan Korea,sudah seperti pohon mulberi
yang digigiti habis oleh cacing- cacing. Perasaan frustrasimu tak beda dengan yang
dirasakan suamiku, Kata-kata nasihatku tidak juga menenangkan Guang-hsu. Dia
mulai kehilangan keriangannya. Berbulan-bulan kemudian, penderitaan akan
menguasainya. Tak sama seperti Tung Chih, yang memilih untuk meloloskan diri,
Guang-hsu tak melakukan apa pun selain bertahan menerima tamparan berita-berita
buruk itu. Li Hung-chang berunding dengan Prancis dan Pangeran Kung mengundang


The Last Empress Karya Anchee Min di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Robert Hart dari layanan bea cukai kami untuk melakukan diplomasi atas nama kami.
Kami beruntung karena pada akhirnya Hart membuktikan dirinya sebagai teman sejati
Cina. Sebelum akhir musim panas, secara begitu saja kami menyerahkan Vietnam pada
Prancis. Li Hung-chang dengan sukarela menanggung malu ini agar Kaisar bisa
menyelamatkan mukanya. Saat yang menyakitkan datang ketika Guang-hsu menyadari
bahwa usai peperangan yang berlarut-larut, penderitaan berkepanjangan, proses
pengambilan keputusan yang maju-mundur, dan kematian ribuan orang secara tragis,
Cina hanya memperoleh penghapusan beban ganti rugi yang selama ini diwajibkan oleh
Prancis. Sementara itu, Korea, dengan didanai oleh Jepang, memulai proses reformasi
dengan acuan Barat dan memproklamasikan kemerdekaannya.
The Last Empress - Anchee Min
di tengah-tengah audiensi. kepalan tangannya. Semua orang bersikap,
amarahnya.resolusi Perang Cina-Prancis demi mengonsentrasikan pertahanan kami di
Utara, melawan Jepang. Sering kali, ketika kabar sampai di Istana, momen untuk
bertindak sudah lewat. Sudah tertulis dengan jelas pada hukum dinasti bahwa
pemegang kekuasaan harus mendapatkan penghormatan tinggi dan etika mesti diikuti
secara kaku, tetapi aku terpaksa menyesuaikan hukum dengan tuntutan situasi yang
berubah-ubah. Otonomi yang lebih luas telah membawa efisiensi dan hasil yang baik
The Last Empress - Anchee Min
pada berbagai kesempatan. Sering kali, inisiatif ini datang dari Li Hung-chang, yang
berusaha sekuat kemampuannya untuk menahan laju Jepang. Dalam kekuatan yang
dikirim Li Hung-chang ke Korea, terdapat seseorang yang akan segera memainkan
peran pentingnya dalam panggung politik Cina. Namanya adalah Yuan Shih-kai,
seorang pemuda dua puluh tiga tahun berbadan besar, yang ambisius dan memiliki
keberanian besar. Ketika golongan pro-Jepang merencanakan kudeta pada Desember
1884 di suatu perjamuan seremonial di Seoul, Yuan selaku Komandan garnisun
menjadikan Raja Korea sebagai sandera setelah perkelahian sengit di pekarangan
istana, dan berhasil membungkam orang-orang Jepang dan para pengikutnya dari
Korea. Tindakan militer Yuan Shih-kai yang begitu tangkas dan percaya diri mencegah
jatuhnya Korea ke tangan Jepang. Karena jasanya itu, Guang-hsu memberinya
penghargaan. Selain mendapatkan promosi lompat-peringkat, Yuan diangkat sebagai
utusan Cina di Seoul. Traktat hasil negosiasi Li Hung-chang dengan pihak Jepang
pada 1885 menuntut agar kedua negara menarik mundur pasukannya dari Korea.
Traktat itu juga menjelaskan bahwa pihak ketiga akan memimpin reformasi di Korea,
dan bahwa Cina dan Jepang diperbolehkan turut serta dengan menawarkan bantuan
militer mereka, hanya jika telah memberi tahu satu sama lain. Lima tahun kemudian,
utusan Korea akan datang ke Peking dan melakukan kowtow layaknya seorang pengikut
di hadapan Guang-hsu. Hal itu memberi ketenangan pada anakku meskipun kami
berdua tahu hanya menunggu waktu saja sebelum kami akan kehilangan kendali lagi.
Sementara itu, aku menyarankan Guang-hsu untuk menerima proposal Li Hung-chang
untuk meningkatkan status Taiwan dari wilayah distrik Fujian menjadi satu provinsi yang
berdiri sendiri. Jika sudah tak terhindari bagi kami untuk kehilangan pulau itu, setidaknya
tindakan yang diambil bisa memberi kami penghargaan lebih. Dekrit Guang-hsu pada
1887 menyatakan bahwa Taiwan akan menjadi IbuKota Taipei!akan melibatkan
pembangunan rel kereta dan layanan pos pertama.21 SEMALAM TURUN SALJU.
Meskipun tak berat, hujan salju itu berlangsung hingga pagi. Ini minggu yang sungguh
berat. Kepalaku rasanya habis dipukuli, dan kini membengkak. Guru Weng telah
memberi Kaisar dan aku pengenalan intensif mengenai transformasi Jepang melalui
reformasi politik. Guru Weng menjelaskan lebih mendalam mengenai pentingnya
kebebasan berekspresi. sebagai kaum pemberontak harus diubah.sang guru
menggantung di depan dadanya bagai tirai, membuatnya tampak bagai Dewa Dapur. [
Zao Shen atau Dewa Dapur adalah dewa rumah tangga yang penting dalam keyakinan
Cina. Gambar dirinya biasa terpajang pada kompor-kompor dalam rumah. Dipercaya
dapat membawa kekayaan bagi penghuni rumah dan melindungi mereka dari roh jahat. ]
para pengusung paham yang beda.tampak bersemangat. aku bertanya padanya. Dinasti
Manchu dibangun atas kekuasaan militer. Para leluhur kita mengamankan kedudukan
mereka dengan menyingkirkan dan membantai semua penentangnya.senior dari klan
kerajaan dan memiliki kewenangan besar. Dewan Istana bisa menolakku, tetapi akan
sulit bagi mereka untuk menolakmu. Aku berjanji akan membantu. Di hadapan Dewan
Istana, aku memberikan izin bagi proposal Guru Weng, yang akan memperkenalkan
reformasi gaya-Jepang. Akan tetapi, di balik gerbang Kota Terlarang, aku menyatakan
kekhawatiran pribadiku pada Guru Weng. Kukatakan padanya bahwa aku kurang
memercayai kualitas pemikiran para ilmuwan kami, terutama pada kelompok yang
menamakan diri Ming-shih, mereka lebih dikenal sebagai pembual dan pencari
kesenangan pribadi. Sebagai gadis kecil yang besar di Wuhu, aku ingat mengenali
orang-orang semacam itu sebagai teman-teman ayahku. Mereka menghabiskan
hari-hari mereka mendeklamasikan puisi, membahas filsafat, menyanyikan lagu opera,
dan minum-minum. Mereka dikenal sering mengunjungi teater dan
The Last Empress - Anchee Min
The Last Empress - Anchee Min
kembangAku lebih mencemaskan akan agresi Jepang yang kian meluas dan
mendorong Kaisar untuk bekerja sama dengan Li Hung-chang dalam membangun Biro
Angkatan Laut untuk mengawasi urusan-urusan kelautan. Aku meminta Guang-hsu
untuk mengawasi secara pribadi aliran dana Kerajaan bagi penyediaan armada kapal
dan persenjataan untuk perang. Tantangan terbesarku datang dari kemarahan yang
ditunjukkan para anggota kerajaan Manchu terhadap pemotongan penerimaan tahunan
mereka. Untuk mendiamkan mereka, kutunjuk Pangeran Ch'un sebagai penanggung
jawab biro yang baru. Kemampuan lelaki itu tak sepantar dengan saudaranya, Pangeran
Kung, yang sangat cerdas. jika harus memilih, aku akan lebih senang bekerja sama
dengan Pangeran Kung. Namun, Pangeran Kung telah membuat satu kesalahan besar,
yang membuatnya tersingkir. Pangeran Ch'un kurang cakap dalam berbagai hal, tetapi
dia adalah ayah dari sang Kaisar dan aku tak punya kandidat lain. Menyadari
kekurangannya, aku menunjuk Li Hung-chang dan Tseng Chi-tse, anak dari Tseng
Kuo-fan, sebagai penasihatnya, mengetahui bahwa mereka akan memenuhi
peranannya dengan baik. Sejarawan masa mendatang akan menyebutkan penunjukan
Pangeran Ch'un sebagai bentuk pembalasanku atas Pangeran Kung, dan sebagai satu
contoh lain yang membuktikan kehausanku akan kekuasaan. Kenyataannya adalah
Pangeran Kung merupakan korban dari politik dalam-Istana kaum Manchu. Pandangan
liberalnya menjadikan dia sasaran empuk tidak hanya bagi Topi-Besi, tetapi juga bagi
saudara-saudaranya yang iri padanya, termasuk pula Pangeran Ch'un dan Pangeran
Ts'eng. Pada masa konflik dengan Prancis, pihak Topi-Besi menganjurkan pada Cina
untuk segera maju berperang. Pangeran Ch'un terdorong untuk menuntut kekuasaannya
pada pemerintahan anaknya. Saat aku mulai terlibat, masalah Pangeran Kung dengan
mayoritas Dewan Istana sudah di luar kendali. Meyakini bahwa Cina harus menjauhi
peperangan, Kung mengambil tindakan sendiri dengan mengirimkan utusan ke Prancis
untuk bernegosiasi. Dengan penilaian dari Robert Hart akan situasi yang terjadi,
Pangeran Kung berhasil meyakinkan Prancis untuk membuat suatu kesepakatan, dan Li
Hung-chang dikirim untuk meresmikan persetujuan tersebut. Ketika hasil kompromi Li
mengubah Indocina ke dalam bentuk protektorat-bersama antara Cina dan Prancis,
rakyat Cina berang. Pangeran Kung dan Li Hung-chang dituduh sebagai pengkhianat.
Surat-surat mengkritik keduanya menumpuk di mejaku. Walaupun mendukung
Pangeran Kung, aku tak dapat mencegah semakin meluasnya konflik di Istana. Kaisar
Guang-hsu terus ditekan oleh saudara-saudaranya yang cepat naik-darah dan
pemimpin Topi-Besi, Pangeran Ch'un Junior. Kusadari bahwa satu-satunya cara untuk
menghindarkan Pangeran Kung dari masalah adalah dengan memecat nya atas
alasan-alasan sepele: arogansi, nepotisme, dan ketidakefisienan. Kuyakinkan saudara
iparku bahwa suatu dekrit pemecatan akan membebaskan dirinya dari dakwaan atas
pengkhianatan. Dengan marah dan kecewa, Kung mengajukan pengunduran dirinya,
dan segera dikabulkan. Sementara itu, Li Hung-chang tertinggal dalam posisi yang
lemah. Untuk menyelamatkan hidupnya sendiri, dia memilih untuk berpindah haluanbisa
kumengerti dan aku hanya bisa bersimpati untuknya. Kemudian Pangeran Ch'un
menggantikan Pangeran Kung selaku Menteri Kepala. Negara menerima
konsekuensinya akibat kepergian Pangeran Kung, seseorang yang selama
bertahun-tahun lamanya telah menjadi sandaran perlindunganku. Dengan perginya
Yung Lu dan Pangeran Kung, aku menjadi sangat cemas. Cina sekarang sudah nyaris
dikuasai sepenuhnya oleh pihak garis-keras Manchurakus, keji, dan tak terdidik, yang
jumlahnya mencapai ribuan. Leluhur Manchu telah membuat suatu sistem rotasi jabatan
yang dilangsungkan setiap dua atau tiga tahun untuk mencegah para pejabat meraup
keuntungan pribadi. Rotasi itu sering kali berarti bahwa seorang gubernur baru akan
The Last Empress - Anchee Min
jatuh dalam genggaman staf dan bawahannya, yang mengenali wilayah mereka dengan
baik. Aku menaruh kecurigaan pada para gubernur baru yang akan datang melaporkan
pada Kaisar tentang Menurut Li Hung-chang, tiga puluh persen dari penghasilan
tahunan negara mengalami kebocoran akibat aksi penyuapan, penipuan, dan korupsi.
Pemerintah kami disusahkan oleh makin langkanya orang-orang yang jujur dan
kompeten. Dan, di atas segalanya, atas keterbatasan dana dan juga sumber-sumber
untuk mendapatkannya. Guang-hsu berencana untuk memberlakukan pajak tanah. Aku
memohon padanya untuk tak menerapkannya. Musim panas lalu telah membawa
kehancuran pada separuh wilayah Cina. Di provinsi-provinsi termiskin, keluarga akan
menukar anak-anak merekamampu melihat anak-anak mereka sendiri meninggal,
kemudian dengan terpaksa memakan bangkainya. Sementara itu, jumlah ekspor kami
tertinggal jauh dari besar impornya. Bahkan perdagangan teh, yang sejak 1876
dimonopoli oleh kami, telah dicuri oleh India di bawah kekuasaan Inggris. Kini kami
hanya menyuplai seperempat dari jumlah konsumsi teh dunia. Ruanganku penuh sesak
oleh kertas-kertas. Kuas, cat, batu tinta dan stempel khusus berserak di seluruh
permukaan. Tembokku tertutupi
The Last Empress - Anchee Min
lukisan-lukisan yang tengah dikerjakan. Objek lukisku masih mengambil tema
bunga-bunga dan lanskap, tetapi sapuan kuasku menunjukkan kecemasan yang kian
kurasakan. Pengajar lukisku memilih angkat kaki karena aku membuatnya gila. Dia tak
bisa mengerti mengapa aku tak bisa melukis seperti sebelumnya. Dia takut melihat
sapuan kuas anehku. Alis matanya membentuk puncak gunung dan mulutnya akan
menganga lebar seolah terkejut dalam hening, sewaktu dia memperbaiki sapuan
lukisku. Dia memulas tinta hitam di mana-mana hingga cat lukisannya menetes, dan
bunga mawarku berubah menjadi zebra. Li Lien-ying memberi tahuku bahwa
lukisan-lukisanku tak laku dijual karena para kolektor tak memercayainya sebagai
karyaku. ujar kasimku. Kukatakan padanya bahwa keindahan taman kerajaan sudah
tak lagi menginspirasiku. paviliun-paviliun itu berdiri di sana hanya untuk membuatku
stres!Terlarang hidup seperti kelelawar dalam gua. Kegelapan sudah jadi hal yang
biasa.Kulempar kuasku ke ruangan. memandangi pekarangan yang suram dan jalur
tapaknya yang panjang, gelap, sempit! Kamar-kamar di Kota Terlarang sama persis,
membisiki pembunuhan di telingaku!mempersiapkan untuk memajang cermin besar di
pintu masuk. Ia akan membantu menangkal kedatangan arwah-arwah jahat.Hari ketika
Li Lien-ying menggantungkan sebuah cermin baru, aku bermimpi melakukan perjalanan
ke kuil Buddha di pegunungan tinggi. Jalur dakian di tepi tebingnya tak lebih dari
setengah meter. Ratusan kaki ke bawah terlihat sungai yang tampak bagai cermin.
Sungai itu terimpit antara dua bukit. Dalam mimpiku, keledai yang kutunggangi tak mau
bergerak. Kakinya bergetar. Saat terbangun, aku teringat saat liburan musim panas,
berjalan-jalan ke sungai dengan keluargaku. Perahu kami dikerubungi kutu. Kutu-kutu
itu tampaknya hanya menggangguku. Pada malam harinya, ketika kubersihkan
debu-debu dari sepraiku untuk bersiap tidur, debu itu melompat dan kembali menutupi
sepraiku. Saat itulah kusadari bahwa itu bukan debu, melainkan kutu. Melayari sungai,
aku dapat mendengarkan nyanyian para pendayung perahu untuk menyamakan
gerakan dayungnya. Aku ingat mengangkat tangan dan memasukkannya ke dalam
sungai berwarna hijau tua. Terbenamnya matahari memancarkan warna merah,
kemudian abu-abu, kemudian tiba-tiba langit jadi gelap. Air menyusuri jarijariku, begitu
hangat dan lembut. Yung Lu mengunjungiku dalam mimpi. Dia selalu berdiri di puncak
benteng di tengah-tengah gurun. Bertahun-tahun kemudian, ketika kujelaskan padanya
apa yang dilihat oleh mataku dalam mimpi, dia terkejut oleh ketepatannya. Kulitnya
The Last Empress - Anchee Min
kering tergerus cuaca, dan dia mengenakan seragam Pemegang Panjinya. Posturnya
tegak bagai patung penjaga batu yang dibuat untuk makam kubur. Pada tengah malam,
kudengar suara sesuatu menghantam atapku. Sebuah ranting busuk jatuh dari pohon
yang tua. Aku menuruti nasihat ahli nujumku untuk menghindari pertanda buruk dan
pindah dari Istana Kecantikan Tak Terlarai ke Istana Kedamaian dan Panjang Umur,
yang letaknya jauh di timur Kota Ebook by : Hendri Kho by Dewi KZ Terlarang. Istana
yang baru lebih tenang dan jaraknya yang jauh dari balairung membuat Guang-hsu jadi
lebih mandiri karena sekarang akan lebih sulit baginya untuk berkonsultasi denganku.
Pada usia lima puluh satu, kusadari betapa aku menginginkan Yung Lu kembali. Tidak
hanya karena alasan pribadi: kehadirannya akan dapat menenangkan Gung-hsu dan
Dewan Istana. Aku membutuhkannya untuk melakukan peran yang sama sebagaimana
yang dulu dilakukan oleh Pangeran Kung bagi Kaisar Muda. Dalam surat yang kutulis
untuk Yung Lu, kuberitakan mengenai kematian Nuharoo, upacara kenaikan takhta
Guang-hsu yang akan segera dilangsungkan, dan pengunduran diri Pangeran Kung.
Aku tak menyebutkan bagaimana aku bisa bertahan selama tujuh tahun tanpa
kehadirannya. Untuk memastikan kepulangannya, aku menyertakan salinan petisi yang
ditandatangani oleh para menteri Istana yang isinya menuntut pemancungan Li
Hung-chang. Aku tak pernah menduga sebelumnya bahwa ini akan menjadi peristiwa
reuni kami: Yung Lu melahap kue-kue bola di ruang makanku, kelaparannya memberiku
kesempatan untuk mengamatinya. Garis-garis keriput kini melintangi wajahnya seperti
bukit dan sungai. Akan tetapi, perubahan terbesar yang kudapati adalah sikapnya yang
tak lagi terlalu formal dan kaku. Waktu, jarak, dan pernikahan tampaknya membuatnya
lebih tenang. Aku tak menemui ketegangan yang sudah kuantisipasi. Aku telah
membayangkan kepulangannya berkali-kali-seperti berbagai variasi dari adegan yang
sama dalam pertunjukan opera, dia akan memasuki ruangan berulang-ulang, tetapi
dengan latar dan kostum yang beda, juga dengan mengucapkan kata-kata yang beda
padaku. mendorong piring yang kosong dan menyeka mulutnya.
The Last Empress - Anchee Min
Aku tak yakin Yung Lu memahami pengorbanan istrinya. Atau dia berpura-pura tak tahu.
Yung Lu melanjutkan, kebebasan dan aku ingin tahu apakah menurutmu dia sudah
siap untuk itu.berkata pelan, oleh Kaisar Guang-hsu.Aku setuju. 22 AKU TAK PERNAH
LAGI merayakan Tahun Baru Cina setelah kematian Tung Chih. Aku merasa diriku lebih
banyak hidup pada masa lalu daripada masa kini. Aku benci saat mendengarkan suara
kembang api di kejauhan karena aku akan menghitung umur Tung Chih seolah dia
masih hidup. Dia akan berumur dua puluh enam tahun. Begitu nyata, Tung Chih akan
hadir di depan mataku. Anakku akan tampak pucat. Mata sedihnya akan berkata, penuh
penyesalan. Aku akan mematung hingga bayang-bayang Tung Chih menguap,
kemudian jatuh berlutut, memandangi tempatnya tadi berdiri, dan menangis.
Tahun-tahun berganti, bayang-bayang tertentu akan muncul dan menguat sementara
yang lain akan berganti atau menghilang. Aku dapat melihat dengan jelas Tung Chih
berlari ke arahku memeluk kelinci bermata merahnya. Aku dapat menghirup wangi
buah beri pada napasnya. Akan tetapi, aku tak lagi bisa mengingat apa yang
dikatakannya padaku. An-te-hai juga sering kali datang dalam pikiranku. Aku
merindukan semangatnya, selera humornya, dan nasihat-- nasihatnya. Aku ingat
puisi-puisinya. Aku akan melihat bayangannya muncul dan menghilang di sudut paviliun
atau di balik semak-semak. Dia akan tersenyum dan terkadang tangan kanannya akan
menggenggam sisir. Dia akan bertanya, Putri hari ini"Tuan Putri.Bayang-bayang hantu
Kaisar Hsien Feng dan Nuharoo juga mengunjungiku. Suamiku selalu tampak jauh dan
dingin, sementara Nuharoo, tak sama seperti saat hidupnya, tampak penuh kasih,
The Last Empress - Anchee Min
bahkan senang bergurau. Dia akan menyuruhku membuatkan grup opera dari keramik
untuk dibawa ke altarnya. Secara rutin, aku memeriksakan makam suamiku, Tung Chih
dan Nuharoo. Aku ingin memastikan gubernur provinsi melaksanakan pekerjaannya
dengan baik, bahwa tak ada perampok yang menjarahi situs-situs itu. Aku ingin
meyakinkan diri bahwa patung-patung yang mengelilinginya, juga hutan dan tamannya
terpelihara dengan baik. Upacara pemakaman Nuharoo diselenggarakan dengan begitu
mewah, persis seperti yang dimintanya. Kuturuti perintahnya: hamparan bunga-bunga
gardenia menumpuk tinggi seperti gundukan salju, dan aku mengenakan jubah istana
berbahan satin hitam dengan sulaman tiga ratus kelelawar. Aku membencinya karena
gaun itu membuatku tampak bagai burung pemakan bangkai. Aku bisa saja
mengabaikan permintaannya, tetapi aku putuskan untuk menghormatinya. Itu
merupakan cara Nuharoo memastikan bahwa aku tak merebut pertunjukan terakhirnya.
Dia menginginkan peti jenazah yang terbuka, tradisi yang disenangi bangsawan di
Barat, tetapi membatalkan ide tersebut pada menit-menit akhir. Nuharoo menyenangi
ide ketika orang-orang akan datang mengagumi jubah keabadiannya, hasil karya yang
pengerjaannya dilakukan oleh tiga puluh penjahit kerajaan dan membutuhkan beberapa
tahun untuk menyelesaikannya. Aku teringat hari ketika Nuharoo dan aku kali petama
melihat makam itu, tak lama setelah kematian Hsien Feng. Dia berdiri tegak dengan
balutan jubah berkabung putihnya dan menunjukkan ketidakpuasannya terhadap desain
peti jenazahnya sendiri. Hari itu sama dinginnya dengan hari ini. Angin gurun tak pernah
berhenti berembus. Anting-antingku berdenting seperti nyanyian lonceng angin. Aku
juga ingat berjalan sendiri ke dalam makam. Ante- hai, layaknya seorang mak comblang
gila pada sandiwara komedi, begitu ingin melihat aku dan Yung Lu bersatu. Dan
rencananya berhasil. Namun, kenyataan kembali menyapu kami dan kehidupan pun
berlanjut. Lebih dari setengah orang yang memberi pengaruh besar dalam hidupku, kini
telah meninggal. Aku telah melihat kepergian mereka menuju kehidupan selanjutnya
dengan begitu megahnya. Semua, kecuali An-te-hai. Sisa tubuhnya tak berhasil
ditemukan. Dengan demikian, dia pergi tanpa pemakamannya. Bertahun-tahun
kemudian, dan setelah banyak sogok sana sini, aku akhirnya bisa menemukannya.
Kesayanganku terbungkus oleh kain rombeng dan dikirim kembali ke tempatku.


The Last Empress Karya Anchee Min di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Kepalanya dijahit kembali ke lehernya dengan asal. Aku tahu dia menginginkan dikubur
kembali sebagai menjadi kasim peringkat-tertinggi, An-te-hai akhirnya mampu membeli
kembali kemaluannya dari tukang jagal yang dulu mengastrasinya. Dia menguras
banyak harta demi Aku ingat matanya berbinar ketika menceritakan kehidupan
selanjutnya, ketika dia akan hidup sebagai lelaki normal. Impiannya begitu
menyentuhku. Dia sudah tahu
The Last Empress - Anchee Min
tempatnya dalam hidupnya, dan dengan kepandaiannyalah dia berjuang melawan
kemalangan. Aku mengagumi usahanya dan berharap bisa memiliki keberaniannya.
Hingga saat kehilangan dirinya, aku tak menyadari betapa aku telah
mencintainyatanaman-tanamannya, dan impian-impian besarnya. Pada malam hari saat
aku berkabung untuk An-te-hai, kukenakan gaun merah jambuku, kesukaannya. Kutiup
lilin-lilin peringatan kematiannya, dan kumasuki tempat tidurku yang sudah dihangati.
Sambil memejamkan mata, kupanggil arwah An-te-hai. Li Lien-ying begitu kagum
dengan An-te-hai. Dia melihatku dengan mata berkaca-kaca ketika aku menyalakan lilin
dan membakar dupa untuk ulang tahun An-te-hai. Dan pada setiap hari ulang tahunnya,
aku akan menceritakan hal yang sama pada Li Lien-ying: kali pertama aku bertemu
dengan An-te-hai, dia adalah pemuda lima belas tahun yang pemalu, dengan mata
berbinar dan bibir yang merah Aku menghabiskan Malam Tahun Baru dengan para selir
The Last Empress - Anchee Min
tua dari ayah mertuaku, Kaisar Tao Kuang, yang tengah sakit. Dulu aku takut dengan
wanita-wanita ini, tetapi kini aku telah menjadi salah seorang dari mereka. Mereka
menolak obat-obatan dan bantuan tabib karena mereka percaya bahwa itu akan
mengganggu jalan Buddha. Setiap beberapa bulan, salah seorang dari mereka akan
mati, meninggalkan tumpukan saputangan sulam, sarung-sarung bantal, dan labu hias
berukir anak-anak yang tengah bermain. Seminggu lalu, Putri Jung, anak dari Putri Yun,
yang tak kutemui selama bertahun-tahun, datang mengunjungiku. Bertahun-tahun yang
lalu, ibunya dihukum mati karena berusaha mencelakakanku saat aku tengah hamil. Aku
telah mengangkat Putri Jung, memperlakukannya dengan baik, dan memastikan dia
dibesarkan secara pantas. Setelah menyelesaikan pendidikannya, dia menikahi seorang
Pangeran Manchu dan tinggal dekat Peking. Selama kunjungannya, kami berbincang
tentang saudara tirinya, Tung Chih, dan memeriksa barang-barang yang akan dipajang
di Aula Peringatan Tung Chih yang akan segera selesai dibangun, di dekat kota lama
Sian. Memandang lewat bahu Jung, aku memeriksa handuk, saputangan, sisir, kalung,
topi, sepatu, karpet tempatnya berlutut, kursi, baskom, vas, mangkok, cangkir, sendok,
dan sumpit kepunyaan anakku. Saat kami sudah selesai, badanku begitu gemetar
hingga Jung harus menahan tubuhku. Sekitar Tahun Baru 1888, aku menerima kabar
buruk bahwa putra Pangeran Kung, Tsai-chen, meninggal dunia. Dulu dia adalah
teman bermain Tung Chih dan sahabat terdekatnya. Dia juga meninggal akibat terjangkit
penyakit kelamin. Meski Pangeran Kung menyalahkan dirinya sendiri atas kematian
putranya, dia tak pernah membiarkan dirinya bersedih. Tepat setelah pemakaman Tung
Chih, Pangeran Kung telah mengusir Tsai-chen dan bersumpah tak akan bicara
dengannya lagi. Saat menerima berita bahwa anaknya sakit, Pangeran Kung terkejut.
Namun, ketika dia memasuki kamar anaknya dan melihat jubah sutra bersulamkan
bunga-bunga peoni merah jambu menggantung di lemarinya, dia berbalik dan pergi, dan
Tsai-chen meninggal pada malam itu. Aku mengundang Pangeran Kung untuk makan
malam dan mengajaknya minum sembari berbicara tentang kenangan-kenangan masa
lalu yang indah. Kami bertukar cerita tentang kedua putra kami yang meninggal, tentang
saat mereka berkenalan, dan bagaimana dulu mereka bermain bersama. Li Lien-ying
berdiri di hadapan salah satu penjahit kerajaan selama tiga hari belakangan ini,
mengawasi pembuatan gaunku untuk menghadiri pertemuan klan dalam rangka
membahas rencana pernikahan Guang-hsu. Kukenakan gaun itu dan menatap
bayanganku di cermin. Keriput di wajahku sudah terlalu banyak untuk disembunyikan,
dan gigiku tak lagi seputih dulu. Untungnya, rambutku masih bertahan hitam mengilat. Li
Lien-ying senang mendengarku menyetujui untuk mencoba tatanan baru. Dia
mengatakan bahwa aku sudah membiarkannya lama tak berlatih. Untuk memilih
anting-anting, gelang, dan kalung untukku, kasimku bangun sebelum fajar. Dia
meletakkan sisir, jepitan, kawat, botol wewangian, dan papan rambut. Aku
mendengarnya mengisi baskom dan berpikir mungkin aku semestinya berhenti
membicarakan An-te-hai terlalu banyak. Di tangan Li Lien-ying aku menjadi sebuah
karya seni. Gaunku bagai pola lobak berwarna perak, dan tatanan rambut baruku bagai
Rong datang bersama suaminya, Pangeran Ch'un. Anggota keluarga yang berkumpul
melebihi tiga puluh orang. Sudah lama aku tak bertemu saudariku dan menyadari begitu
banyak perubahan pada dirinya. Punggungnya bungkuk dan perutnya membuncit.
Mengenakan sepatu bersol empat inci khas Manchu, dia melangkah seperti orang
mabuk. Papan rambut gioknya yang besar dilekatkan di belakang kepalanya. Perhiasan
di tengahnya berbentuk belalang dari bahan giok. Giginya sangat tonggos, hingga
tampak seperti terbang keluar dari mulutnya. Gusinya yang terinfeksi membuat
rahangnya bengkak. Satu sisi wajahnya tampak lebih besar. Rong mulai mengkritikku
begitu dia tiba. Dia begitu berisik dan bersemangat. Mengingat peringatan Pangeran
The Last Empress - Anchee Min
Ch'un akan kondisi mentalnya yang makin memburuk, aku berusaha tak
mengacuhkannya. The Last Empress - Anchee Min
Para saudara kerajaan duduk bersama. Pangeran Kung, Pangeran Ch'un, dan
Pangeran Ts'eng hanya menunjukkan sedikit perhatian satu sama lain. Mereka duduk
diam, sembari mengisap pipanya. Saudaraku dewikz, Kuei Hsiang, tiba dalam keadaan
mabuk. Istrinya mengenakan papan rambut dengan ornamen yang menumpuk seperti
pagoda. Karena istrinya nyaris tak bisa menggerakkan kepala, dia berbicara dengan
mata bergerak ke sana kemari. Kaisar Guang-hsu, kini berusia tujuh belas tahun,
tampak tampan dan percaya diri dalam balutan jubah sutra kuningnya. Guang-hsu telah
menerangkan keinginannya kepada Klan Kerajaan bahwa dia tak akan mengambil lebih
dari satu permaisuri dan dua selir. Aku mendukungnya. Sekarang ini, aku sudah
mengenali karakter unik dari anak-anak lelaki yang dibesarkan sebagai Putra Surga.
Mereka hidup di dalam kepala mereka sendiri. Bagi Tung Chih, hidup berarti
membebaskan diri. Bagi Guang-hsu, hidupnya berarti menolak sisi manusiawinya
karena dia meyakini bahwa kesenanganlah yang telah menghancurkan Tung Chih.
Daftar pilihan untuk calon permaisuri baru sungguh panjang. Para Klan Kerajaan
menghabiskan berhari-hari dalam perdebatan. Akhirnya, terpilihlah anak dari abangku
yang berumur dua puluh tahun, Lan. Ruanganku menjadi gelap setelah matahari
terbenam. Kasim-kasim datang dan menambahkan arang ke tungku pemanas.
Guang-hsu dan aku duduk berhadapan. Dia memberi tahuku bahwa dia tak begitu
senang dengan rencana pernikahannya. Kuyakinkan dirinya bahwa untuk membuktikan
dirinya sebagai lelaki dewasa dan menaiki takhta secara resmi, dia harus menikah
terlebih dahulu. kulakukan! sungguh pandai dalam seni, sastra, dan musik.yang akan
menjadi permaisuriku.dewasa. Dia mungkin tak sesuai dengan seleramu, tetapi kalian
tumbuh besar berdua dan kalian sudah saling kenal satu sama lain. Tetapi tetap saja,
kaulah yang harus memilih.bersemu merah. aku tak merasa sudah benar-benar
mengenalnya.Aku mengangguk. kemudian bangkit dari kursinya. tepat, kalau begitu.
Kau menyukainya, dan itu yang terpenting buatku.cantik" tetapi juga orang yang paling
bisa kupercaya. Akan tetapi, aku tak akan bisa memaafkan diriku sendiri jika
menjodohkan kalian berdua membuat kalian tak bahagia.Guang-hsu terdiam. Setelah
sejenak, dia berkata, mataku, Lan gadis yang cantik dan selama ini dia selalu baik
padaku.Aku mulai tenang dan merasa memiliki harapan. orang yang selalu
melindungiku saat yang lain mengejekku.Guang-hsu"melakukannya bukan untuk
menyenangkanmu,karena aku sudah menundanya dua kali. Orang-orang mengira
bahwa alasan mengapa aku belum menikah adalah karena kau menolak untuk
mundur.Aku tersentuh oleh perhatiannya padaku. Aku tak mengatakan apa pun, tetapi
air mataku mulai menggenangaku kehilangan Tung Chih tetapi memperoleh Guang-hsu.
aku akan jatuh cinta, Lan-lah orangnya.Sekarang aku merasa cemas dan meminta
Guang-hsu untuk berpikir selama beberapa bulan mengenai Lan sebelum mengambil
keputusan final. Kami berjalan menyusuri Sungai Kun Ming, dengan pemandangan yang
begitu tenang. Diselubungi kabut, bukit-bukit tampak bagai lukisan cat air raksasa, dan
ombak sungai mengingatkanku akan kain sutra. Aku mendesah saat Tung Chih muncul
dalam pikiran. berkata lembut. Sekumpulan bintang menggantung terang di ufuk ungu.
Pada malam itu, Li Lien-ying membalur krim dandelion dengan kandungan teh hijau di
kulitku dan memijat tangan dan kakiku. Rasa gelisah menyergapku, tetapi aku tak bisa
mengetahui sebabnya. Pada masa depan, aku akan
The Last Empress - Anchee Min
The Last Empress - Anchee Min
berharap seandainya saja aku melanjutkan perbincanganku dengan Guang-hsu. Aku
hanya dapat mengatakan bahwa begitulah kehidupan sebenarnya: sebuah misteri yang
seseorang tak akan pernah tahu di mana sesungguhnya dia berada. 23 GUANG-HSU
MEMILIH dua saudari dari klan Tatala yang memiliki hubungan dekat dengan klan
Yehonalaselirnya. Gadis-gadis itu merupakan murid-murid kesayangan Guru Weng.
Awalnya, Guang-hsu mendengar gurunya memuji mereka, kemudian begitu terkesan
saat bertemu dengan mereka. Ayah para gadis itu adalah Sekretaris Biro Hukum
Kerajaan, teman Pangeran Kung, yang terkenal akan pandangan-pandangan liberalnya.
Aku tak tahu harus bersikap apa saat Guang-hsu mengenalkan gadis-gadis itu padaku.
Gadis yang lebih muda, Zhen, atau Mutiara, belum genap empat belas tahun. Dia
cantik dan sikapnya lebih seperti adik perempuan Guanglisu daripada selirnya. Mutiara
penuh keingintahuan, cerdas, dan riang. Gadis yang lebih tua, Chin, atau Cahaya,
berusia lima belas. Tubuhnya gemuk dengan wajah yang tenang, tetapi kaku.
Guang-hsu tampak senang dengan pilihannya dan meminta persetujuanku. Meski ada
banyak nama gadis yang direkomendasikan, dan yang menurut pendapatku jauh lebih
memenuhi kualifikasi dalam hal kecantikan dan kecerdasan, aku sudah berjanji pada diri
sendiri untuk tak mencampuri keputusan Guang-hsu. Aku bersikap sedikit egois dan
mengira bahwa semakin kurang menariknya gadis-gadis yang terpilih, akan lebih aman
jadinya bagi keponakanku, Lan. Aku akan mencelakai Lan jika mengelilingi suaminya
dengan kecantikan. Walaupun senantiasa berdoa agar Guang-hsu dan Lan kelak jatuh
cinta, aku selalu bertanya pada diri sendiri, Mutiara dan Cahaya melengkapi sebuah
paket yang harmonis. Ketika kuderetkan dengan Lan, kupikir susunan itu begitu ideal:
Mutiara masih belia, Cahaya pasif, dan Lan memperoleh kesempatannya untuk
bercahaya. Keinginanku sekarang adalah mendorong Guang-hsu untuk memiliki anak
dari mereka semua. Ketiga gadis itu hadir untuk jamuan teh dengan gaun-gaun indah
mereka. Mereka mengingatkanku akan masa mudaku. Aku ingin mereka mengetahui
akan penyesalanku atas hubunganku dengan Alute. Mereka tak menyangka akan
keterusteranganku dan terkejut karenanya. jelasku. atau lambat kalian akan
mendengarnya dari gosip istana. Alangkah baiknya, bila kuberi tahu kalian dari sudutku
sendiri.Kuperingatkan mereka untuk menyingkirkan impian-- impian mereka akan
kehidupan di dalam Kota Terlarang. tetapi terimalah hidup seperti apa adanya.Kubiarkan
Lan tahu bahwa aku sangat senang memiliki kesenangan yang sama dengannya
terhadap sastra dan opera, tetapi kuingatkan dia bahwa puisi dan opera hanya pengalih
pikiran, bukan kesenangan sesungguhnya. Gadis-gadis itu tampak tak sepenuhnya
mengerti, tetapi mereka semua mengangguk-angguk dengan patuh. dan Tung Chih
jatuh cinta pada kali pertama mereka bertemu,mengabaikannya setelah sekian bulan
demi wanita-wanita lain.oleh selir-selir Cina. ketahanan untuk bisa bertahan di dalam
Kota Terlarang.Untuk menjelaskan maksudku, kutekankan bahwa aku tak akan
menoleransi kehadiran Alute yang lain. Sementara Lan, yang sudah mengetahui
ceritanya, mendengarkan, Cahaya dan Mutiara membelalakkan mata mereka saat aku
membicarakan mendiang menantuku, Alute. Aku harus berhenti untuk menyeka air
mataku karena ingatan akan Tung Chih begitu menyesakkan. Mutiara menangis saat
aku menceritakan akhir hidup Alute yang begitu memilukan. Alute meskipun aku begitu
kecewa terhadap hidupku dan ingin mengakhirinya!kematian bayinya!negatif akan
menCelakai kesehatan Baginda Ratu.bertahan dan sukses"teh kami yang ketiga.
jawabanku. kisah dongeng,melayaniku, lemari pakaianku sungguh tak terbayangkan,
tetapimengikuti. Aku terdiam, memikirkan apakah sebaiknya aku mengungkapkan
pikiran terdalamku. begini: Aku telah memperoleh kedudukan tinggi, tetapi kehilangan
kebahagiaan.Meski disikut oleh saudaranya, Mutiara mengungkapkan
ketidakpercayaannya dan memohon padaku untuk menjelaskannya.
The Last Empress - Anchee Min
The Last Empress - Anchee Min
tujuh tahun,teman-teman kampungku di lapangan rumput, bukit-bukit, dan sungai.
Kondisi keuangan keluargaku lebih baik dibandingkan dengan sebagian besar penduduk
kota itu, yang mengandalkan hidupnya hanya pada hasil panen tahunan. Keinginan
terbesarku saat itu adalah untuk bisa memberikan hadiah Tahun Baru pada sahabat
terbaikku, seorang gadis kerempeng berkaki panjang yang biasa disebut Belalang.
Belalang bilang bahwa jika aku sungguhsungguh ingin membuatnya senang, yang harus
kulakukan hanyalah membiarkannya membersihkan lubang tinja
keluargaku.menginginkan tinjamu" Aku mengangguk. untuk menyuburkan lahan mereka
merupakan impian setiap petani.Sembari menghirup teh terbaik, kujelaskan bagaimana
Belalang dan keluarganya mendatangi rumah kami untuk menerima keluarganya
membawa ember kayu dan tiang bambu. Bagaimana mereka bernyanyi-nyanyi saat
tengah mengosongkan lubang itu. Bagaimana Belalang akan berlutut di dalam lubang,
menggerus pinggirannya hingga bersih. Ketiga gadis lembut itu membelalakkan
matanya. Mutiara tampak begitu terkejut hingga menutup mulut dengan tangannya,
seolah takut pada kata-kata yang akan dikeluarkannya. Belalang, arti kebahagiaan itu.
Aku tak pernah menemui kebahagiaan yang begitu sederhana, semenjak memasuki
Kota Terlarang, tak dapat menahan diri untuk tak berkomentar. Guang-hsu dan Guru
Weng bergabung dengan kami untuk makan malam. Mutiara, dengan segala kepolosan
dan daya tarik alaminya, memohon pada Guang-hsu untuk membagi apa yang telah
dipelajarinya hari itu. Sebagai murid Guru Weng sendiri, mereka saling meledek. Guang
hsu tampaknya menikmati tantangan Mutiara dan hubungan pertemanan mereka
berkembang di depan kedua mataku. akan keselamatannya adalah dengan belajar dan
meniru ilmu dan teknologi dari negara-negara Barat,berkata dengan nada tinggi dan
Mutiara menganggukangguk setuju. Saat Mutiara meminta Kaisar menunjukkan
bagaimana cara kerja sebuah jam, Guang-hsu meminta kasimnya untuk membawakan
sebagian koleksi jamnya. Seperti pelakon pertunjukan, dia membongkar jamnya,
menunjukkan cara kerja bagian dalamnya. Gadis itu terpana akan kepandaiannya,
kedua kepala mereka bagai menempel selagi mereka berdua melanjutkan penelitiannya.
Aku bisa merasakan bahwa Lan berkeinginan memiliki kesempatan untuk berbincang
dengan Kaisar mengenai puisi dan sastra. Pada kesempatan berikutnya, ketika sedang
bersama keponakanku, aku menanyakan bagaimana perasaannya. Kami berdua
sedang duduk di depan cermin riasnya. Permaisurinya,Aku tak ingin menjadi orang yang
harus mengatakan hal ini padanya, tetapi tahu bahwa dia harus mempersiapkan dirinya:
Keponakanku mengangkat mata kecilnya dan menatap bayangannya di cermin. Dia
menilai dirinya dengan saksama. Semenit kemudian, dia merendahkan kepalanya dan
mulai menangis. Kutaruh tanganku di atas kedua bahunya. tonggos!Nuharoo, bukan"
Siapa yang lebih cantik, dia atau aku" Semua orang berpikir dialah yang lebih cantik,
temasuk aku sendiri, karena memang itulah kenyataannya. Aku bukanlah saingan bagi
Nuharoo. Namun, Kaisar Hsien Feng meninggalkannya untukku.Keponakanku
mengangkat matanya yang berkaca-kaca. menyemangatinya. kecantikan di
pekarangan belakangnya. Baginya, itu sudah tak ada artinya kecuali hiasan berjalan.
Seperti yang kautahu, Tung Chih meninggalkan tiga ribu kecantikan dari seluruh dunia
demi pelacur di rumah bordil.mengaliri pipinya. tegang aku jadinya. Aku bahkan tak bisa
membuat Guanghsu menatapku. Selagi kami berpamitan, kukatakan pada Lan bahwa
masih ada waktu baginya jika dia ingin membatalkan pernikahannya. nada suaranya
begitu tegas. Itu kali pertamanya aku menyadari kekeraskepalaannya.
The Last Empress - Anchee Min
The Last Empress - Anchee Min
Pada 26 Februari 1889, pernikahan Guang-hsu dirayakan seantero negeri. Kaisar belum
genap delapan belas tahun. Sama seperti Nuharoo, Lan memasuki Kota Terlarang dari
Gerbang Utama, Gerbang Keselarasan Surgawi. Cahaya dan Mutiara masuk dari
sampingnya, gerbang yang sama yang kumasuki tiga puluh tujuh tahun sebelumnya.
Seminggu kemudian, 4 Maret, aku mundur sebagai Wali. Ini kali kedua aku
melakukannya. Usiaku lima puluh empat tahun. Semenjak itu, panggilan resmiku
menjadi Janda Kaisar. Aku senang bisa kembali mengurusi taman-taman di Istana
Musim Panas, meninggalkan urusan Istana yang memusingkan Guang-hsu dan
ayahnya, Pangeran Ch'un. Kelompok garis-keras Manchu mengkhawatirkan komitmen
Guang-hsu akan reformiasi, yang ditunjukkannya dalam dekrit pertamanya: lama Cina
dan menghapuskan kekuatan reaksioner yang tak bisa membawa diri mereka untuk
melihat kenyataan. Dan ini artinya demosi, pemindahan, pengasingan, dan eksekusi
bagi mereka yang keras kepala.Meskipun aku tak memberi dukungan secara publik bagi
Guang-hsu, sikap diamku sudah cukup berbicara. Membenci cara memerintah
Guang-hsu dan meragukan keputusanku untuk mundur dari kekuasaan, salah satu
perwakilan garis-keras, seorang hakim provinsi, menyerahkan petisi yang memintaku
untuk meneruskan perwalian. Yang mengejutkanku adalah jumlah tanda tangan yang
mereka kumpulkan. Ebook by : Hendri Kho by Dewi KZ Orang-orang pasti berpikir
hahwa aku tak bersungguh-sungguh dengan apa yang kukatakan. Kusadari bahwa
hakim itu pasti berpikir bahwa aku tengah menunggu datangnya proposal semacam itu.
Alih-alih memberi penghargaan pada hakim itu dengan kenaikan pangkat, aku malah
membatalkan rencana Dewan Istana untuk membahas petisi itu. Aku menyebutnya
sebagai pemborosan waktu dan memecat sang hakim provinsi sambil memastikan
bahwa itu merupakan pemiecatan permanen. Kujelaskan pada negara, tak pernah
menjadi keinginanku dari awalnya.Aku ingin membiarkan orang-orang tahu bahwa
pikiran-pikiran yang buruk akan tumbuh layaknya rumput liar di Istana. Kutandai hari
pengunduran diriku dengan mengadakan perayaan, yang di sini aku akan membagi
penghargaan pada banyak orang. Kukeluarkan setengah lusin dekrit untuk
mengungkapkan rasa terima kasihku pada semua orang, mereka yang hidup dan mati,
yang telah memberikan sumbangsihnya selama masa perwalianku. Di antara tokoh


The Last Empress Karya Anchee Min di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

penting yang kuanugerahi penghormatan adalah seorang warga Inggris, Robert Hart,
atas pengabdian dan prestasinya sebagai Inspektur Jenderal Layanan Bea Cukai Cina.
Dekrit itu dikeluarkan meski mendapatkan tentangan kuat dari para menteri Istana.
Kuanugerahi Hart sebuah gelar paling istimewa, peringkat leluhur akan Tingkat Pertama
dari Kelas Pertama untuk Tiga Generasi. Itu artinya bahwa penghargaan itu berlaku
surut, terlimpah pada para leluhurnya, bukan pada keturunannya. Hal ini mungkin
tampak aneh dari sudut pandang orang Barat, tetapi bagi orang-orang Cina, tak ada
penghargaan lain yang bisa melebihinya. Aku memilih berpura-pura bisu dan tuli saat
Penasihat Klan mengeluh, tinggi daripada sebagian besar dari kita, bahkan dari para
leluhur kita sendiri!Aku meyakini bahwa Robert Hart mewakili suatu perubahan
revolusioner yang sangat dibutuhkan oleh Cina. Namun, Dewan Istana secara bulat
menolak permintaanku untuk bertemu dengannya secara langsung. Menteri Urusan
Bidang Etika mengancam akan mengundurkan diri, selagi dia mengemukakan
bukti-bukti catatan yang menunjukkan bahwa sepanjang sejarah Cina, seorang wanita
dengan statusku tak pernah menerima tamu lelaki asing. Tiga belas tahun akan berlalu,
sebelum aku akhirnya menemui Robert Hart. Aku tak pernah menyangka sebelumnya
bahwa pemugaran rumah peristirahatanku akan menjadi suatu skandal. Rencana itu
bermula dari sikap kemurahan hati. Ketika aku memutuskan untuk menetap di Istana
Musim PanasAir Jernih Beriakuntuk memugarnya. Sebagai Kepala Menteri, dia
berbicara atas nama Kaisar. Ch'un bermaksud menyediakanku tempat tingggal yang
The Last Empress - Anchee Min
nyaman, yang dengan senang hati kuterima. Aku tak ingin mempermalukan Pangeran
Ch'un dengan mengungkit bahwa dia telah menolak ide yang sama, saat diajukan oleh
Tung Chih setelah dia naik takhta pada 1873. Saat itu, Ch'un menyebutkan bahwa
mereka tak memiliki cukup dana untuk melakukannya. Aku tak habis pikir, bagaimana
mereka bisa berhasil mengumpulkan dananya sekarang. Aku hanya bisa menyimpulkan
bahwa dia ingin aku betah menghabiskan waktu berjalan-jalan di tamanku daripada
mencampuri urusan negara. Aku tetap pasif karena aku merasa sudah saatnyalah bagi
Pangeran Ch'un untuk merasakan bagaimana jika berada di posisiku. Sebagai menteri
yang membawahkan Angkatan Laut, dia telah menjadi singa buas, selalu menggagalkan
upaya Li Hung-chang untuk memodernisasi Cina. Yang tak kuduga sebelumnya adalah
teman komplotannya sekarang, Guru Weng. Weng adalah seorang liberal dan
penganjur utama reformasi yang dulu mendukung inisiatif Li. Namun, ketika dia
menjabat sebagai Menteri Pendapatan baru Pangeran Ch'un, Weng menyadari bahwa
dia tak menyukai berbagi kekuasaan dengan Li. Pangeran Ch'un dan Guru Weng telah
The Last Empress - Anchee Min
mengirim sejumlah memorandum yang mengkritik Li, dan membatalkan persetujuanku
akan proyek-proyek yang digagas Li. Kedua lelaki itu meyakini bahwa mereka bisa
melakukan pekerjaan lebih baik jika diberikan kekuasaan penuh. Aku telah
memperingatkan pada Li Hung-chang akan apa yang bisa terjadi saat aku mundur.
Sangat menyedihkan melihat bagaimana Li terpaksa bertahan menghadapi penghinaan,
penyerangan atas karakter, bahkan upaya pembunuhan. Satu-satunya hal yang bisa
kulakukan adalah untuk menunjukkan padanya betapa aku menghargainya. Dalam
sebuah pesan yang dikirimkan Yung Lu untuk Li, sekutu terdekatnya di Istana, aku
menulis, tak kuasa lagi kauterima, kau mendapatkan izinku untuk meninggalkan
posisimu untuk alasan apa pun, padanya bahwa aku bersedia memberikan kompensasi
berapa pun besarnya yang dia tuntut. Li Hung-chang meyakinkanku bahwa hal itu tak
penting dilakukan, dan bahwa pemahamanku atas pengorbanannya sudah cukup untuk
membuatnya bertahan. bukanlah waktu yang baik untuk mengamati atau membiarkan
para Topi-Besi yang keras kepala menggunakan waktunya untuk menyadari semuanya
dengan sendiri,denganku saat ini.Aku pernah tinggal dengan suamiku di Istana Musim
Panas. Istana ini dipisahkan oleh sungai, yang disebut Sungai Utara, Sungai Selatan,
dan Sungai Tengah. Tak sama seperti Yuan Ming Yuan, yang dibangun oleh
kepandaian tangan manusia, Istana Musim Panas dirancang untuk menyelaraskan
dengan keajaiban alam. Taman Air Jernih Beriak yang mengelilingi istana itu sendiri
hanyalah bagian kecil dari area taman yang lebih luas. Di hamparan area luas ini,
paviliun-paviliun terbuka berdiri di tengah lanskap hijau yang memukau, dan ketiga
sungai besar itu berkilatan di antara bebukitan rendah. Kenanganku akan istana ini
begitu menyenangkan. Guang-hsu-lah yang akhirnya meyakinkanku untuk mengizinkan
pelaksanaan pemugaran itu. Dia secara pribadi membacakan pernyataannya pada
Dewan Istana, mendesak untuk segera memulai pelaksanaannya. itulah yang
setidaknya bisa diberikan oleh Cina pada Baginda Ratunya, yang telah memikul begitu
banyak penderitaan.meneguhkan kemandiriannya, dan aku merasa harus
mendukungnya. Ketika menteri-menteri kerajaan menulis untuk memperingatkanku akan
berencana untuk mengisolasiku secara politik, aku menuliskan di belakang surat
mereka, adalah rancanganku sendiri.mengenai dari mana sumber dana itu akan datang.
Prioritas utama Biro Angkatan Laut dan Pendapatan adalah membangun armada Laut
Cina, dan aku menginginkan prioritas itu dihargai. Pada Juni, Guang-hsu
memublikasikan dekritnya mengenai pemugaran tempat tinggalku: teringat bahwa di
sekitar Taman Barat, pernah berdiri sebuah istana. Sebagian besar gedungnya berada
The Last Empress - Anchee Min
dalam kondisi buruk dan memerlukan pemugaran untuk membuatnya menjadi tempat
yang tenang, dan menyenangkan bagi Ibu Suri Yang Mulia.nama baru pada Taman Air
Jernih Beriak: mulai dari sekarang, ia akan disebut sebagai Taman untuk Pemenuhan
Keselarasan Masa Tua. Setelah ragu sejenak, akhirnya kukeluarkan jawaban resmi:
istana di area Barat mucul dari perhatiannya yang patut dihargai akan kesejahteraanku,
dan atas alasan itu, aku tak mampu membalas permintaannya yang tulus dengan
penolakan tajam. Lebih lagi, biaya konstruksi telah disediakan dari surplus dana yang
terkumpul akibat kukuhnya perekonomian pada masa lalu. Dana di bawah pengawasan
Biro Pendapatan tak akan disentuh dan tak akan mencederai pendapatan
negara.Pernyataanku dimaksudkan untuk menjelaskan pada mereka yang menentang
rencana tersebut, tetapi pada akhirnya aku terjatuh dalam perangkap. Segera, aku akan
terjepit di antara dua peperangan, hal yang membuatku nyaris tak bertahan.
Peperangan pertama akan dipicu oleh Guru Weng. Ketika sang cendekiawan
penggagas reformasi ini diberikan kekuasaan tertinggi, dia mendorong Guang-hsu yang
selama ini telab memiliki semangat besar akan reformasi. Saat dia bisa saja memainkan
peranan yang lebih moderat, Guru Weng sebaliknya mendorong dia lebih kuat,
mengarahkan Kaisar pada jalan yang kelak terbukti membawa bencana, baik pada
keluarga kami maupun pada Cina. Peperangan kedua merupakan perlawananku untuk
bertanggung jawab terhadap kekalahan Cina dalam perang melawan Jepang.
Bertahun-tahun kemudian, saat semua orang melarikan diri dari tuduhan, akulah yang
akan menanggung kehinaan itu. Apa yang bisa kulakukan" Aku selalu terjaga, tetapi
aku tak juga bisa melepaskan diri dari mimpi buruk ini. akan menulis, digunakan, tetapi
dana-dana penting, yang diestimasikan sekitar tiga puluh ribu tael, dirampas dari Biro
Angkatan Laut demi Ibu Suri Tzu Hismelipatgandakan seluruh armada, yang akan
membuat The Last Empress - Anchee Min
Cina mampu mengalahkan musuhnya.Malangnya, aku masih hidup untuk membaca
kritik ini. Saat itu, aku sudah tua dan sekarat. Aku tak mampu dan juga tak ingin
berteriak, tinggalku!membangunnya tiga kali lipat dengan emas murni. 24
PERMASALAHAN KAMI dengan Jepang atas Korea telah berlangsung selama satu
dekade. Saat Ratu Min dari Korea meminta pertolongan, aku mengirimkan Li
Hung-chang. Sang Ratu tengah diancam oleh gerombolan pendukung Jepang. Aku
mengambil masalah ini secara pribadi. Aku sadar bahwa aku akan mencari pertolongan
yang sama jika hal itu terjadi padaku. Dibutuhkan waktu dua tahun bagi Li Hung-chang
untuk menyelesaikan persetujuan dengan Perdana Menteri Jepang, Ito Hirobumi. Li
meyakinkanku bahwa persetujuan itu bisa mencegah memanasnya situasi Korea, yang
bisa berubah menjadi konfrontasi militer penuh antara Cina - Jepang. Aku berusaha
keras melakukan apa yang kubisa agar draft persetujuan Li mendapatkan keabsahan.
Penasihat Klan Manchu sangat membenci Li Hung-chang secara pribadi dan melakukan
apa pun untuk merintangi upayanya. Pangeran Ch'un dan Pangeran Ts'eng mengatakan
bahwa hidupku yang begitu lama dihabiskan di Kota Terlarang telah menyesatkanku
akan kenyataan, dan bahwa kepercayaanku pada Li Hung-chang salah besar. Akan
tetapi, naluriku mengatakan bahwa aku akan berakhir dengan masalah yang sama
seperti Ratu Min jika aku menyandarkan kepercayaanku pada anggota kerajaan
Manchu, bukannya Li Hung-chang. Sebagai hasil dukunganku, Konvensi Li-Ito
ditandatangani. Cina dan Jepang menjaga kedamaian untuk sementara. Orang-orang
Manchu menghentikan kampanye mereka atas pemenggalan Li Hung-chang. Akan
tetapi, pada Maret 1893, Li meminta diadakan audiensi darurat denganku di Istana
Musim Panas. Aku sudah bangun sebelum fajar untuk menyambutnya. Di taman luar,
The Last Empress - Anchee Min
udara begitu kering dan dingin, tetapi bunga-- bunga camelia bermekaran. Kusuguhi Li
teh hijau panas, mengingat dia telah menempuh perjalanan sepanjang malam. Aku
merasakan kegelisahan dan memintanya untuk langsung ke pokok permasalahan. Dia
membenturkan keningnya ke lantai sebelum mengeluarkan kata-katanya. Yang Mulia,
Aku terkejut. Hung-chang bangkit. menteri Paduka Ratu telah dibunuh secara keji. Dan
persis pada saat ini, orang-orang radikal Korea sedang melancarkan kudeta.ke dalam
istana Ratu Min dengan menyamar sebagai pengawal keamanan Korea.Li Hung-chang
meyakinkanku bahwa tak ada yang bisa kulakukan untuk menolong Ratu Min. Bahkan
Sepasang Naga Penakluk Iblis 9 Detektif Stop - Panik Di Sirkus Sarani Kembang Kecubung 6

Cari Blog Ini