The Thrill Of Chase Karya Lynda Chance Bagian 1
http://bacabukunovel.blogspot.com
http://bacabukunovel.blogspot.com
The Thrill of Chase by Lynda Chance http://bacabukunovel.blogspot.com
Sinopsis: Ashley, Julie, dan Monica adalah teman sekamar dan sahabat baik.
Mereka masing-masing bertemu dengan seorang pria yang sangat
naksir padanya dan mati-matian mengejar mereka. Setiap bagian
menceritakan secara detail masing-masing karakter dan bagaimana
usaha sang Alpha male untuk mendapatkan mereka.
Kisah Ryan dan Ashley adalah awal yang bagus untuk memulai
buku ini. Ryan yang tak kenal lelah mengejar Ashley, tapi makin dia
menolak pendekatannya, makin membuat Ryan jadi gila. Saat Ryan
tak dapat menahan dirinya lagi ia menyelesaikannya dengan
caranya sendiri. Kisah Julie dan Gibson juga menarik. Julie berumur lebih muda dan
Gibson lebih tua, dan Julie sangat sulit pergi menjauh dari Ashley
karena dia adalah sepupunya. Tapi, saat Gibson mendapat
kesempatan untuk mengejar Julie ia mengambil kesempatan itu tak
peduli apapun yang orang lain pikirkan.
Kyle cowok macho pemadam kebakaran adalah kakak Ashley, yang
secara diam-diam sudah ditaksir Monica sejak remaja, mereka
bertemu lagi setelah dewasa dalam acara pernikahan Ashley,
and...the sparks fly. Copyright? 2012 by Lynda Chance
http://bacabukunovel.blogspot.com
Ryan And Ashley Part 1 "Apakah Kau berharap aku menikahimu dulu?" Geraman frustrasi
yang keluar dari bibir Ryan McKay membuat Ashley Weldon
terkesima terlebih tangan maskulin dan keras kini mencengkeram
lengan atasnya. "T-Tidak. Itu akan menjadi suatu kegilaan." Ashley menjawab
dengan suara gemetar. Cengkeraman Ryan menjadi lebih erat. "Dengar Sayang. Malam di
klub itu seharusnya menjadi suatu tanda kita mempunyai hubungan,
tapi kau menolakku. Kencan ketiga, keempat, kelima, kau tetap
menolakku. Sudah empat minggu dan aku bahkan sudah lupa untuk
menghitung sudah berapa kali kita pergi berkencan. Kau salah satu
dari wanita-wanita gila yang berpikir menunda-nunda akan
menghasilkan sebuah lamaran pernikahan" Atau apa?"
Kemarahan dan frustasi di suara Ryan membuat Ashley kehilangan
kesabaran. Tidak, Ashley bukan satu dari wanita-wanita gila itu dan
Ashley sama sekali tidak ingin lamaran pernikahan. Yang
sebenarnya adalah, Ashley takut untuk bercinta dengan Ryan karena
Ryan benar-benar membuatnya ketakutan. Jika saja Ashley tidak
sedikit mabuk saat dia bertemu dengan Ryan di klub dansa malam
itu maka Ashley tak akan pernah membiarkan Ryan mengajaknya
sarapan pada jam 2 pagi. Untungnya, Ashley tersadar setelah
meminum kopinya pada gelas kedua.
http://bacabukunovel.blogspot.com
Kencan kedua dan ketiga kalinya dengan Ryan memberikan
kemarahan ringan. Kenapa Ashley terus membiarkan dirinya
melakukan hal ini" Sudah selama empat minggu mereka berkencan.
Empat minggu tanpa henti Ryan berusaha untuk mengajak Ashley ke
atas tempat tidur. Ashley harus mengakhiri ini semua.
Ryan benar-benar tak terjangkau dan di atas kelasnya, baik secara
fisik atau intelegensi. Ryan memiliki wajah yang sempurna, tubuh
keras sempurna yang terjalin dari otot-otot dengan mekanisme yang
membuat tubuhnya menjadi besar. Sementara Ashley tidak. Ashley
cantik tapi Ashley tidak memiliki tinggi dan pendidikan yang
sepadan dengan Ryan. Ryan memiliki banyak faktor lebih yang tidak
dimiliki oleh Ashley. Tidak, hal ini tidak akan berhasil dan Ashley juga tak mau hanya
menjadi catatan lain di tiang ranjang Ryan. Ryan menarik dan
Ashley tergoda tapi kenapa Ashley mempermainkan dirinya sendiri"
Pertama kalinya Ryan mendapatinya telanjang, Ashley akan benarbenar jatuh cinta
dan perburuan Ryan akan menyurut. Ini sangat
alami. Sebuah Sensasi pengejaran.
Ashley tidak mau disakiti, oleh karena itu Ashley tak ingin
tertangkap. Ashley menarik nafas dan bersiap-siap untuk mengakhiri ini semua
sebelum hatinya menjadi hancur. "Aku tidak menunda apapun,
Ryan." Ashley menghembuskan nafasnya.
"Dengar, kita akan menemui jalan buntu dan aku tak akan tidur
denganmu, jadi kurasa-"
Kepala Ryan bergerak turun dan bibirnya mendarat di bibir Ashley
http://bacabukunovel.blogspot.com
dalam ciuman memaksa yang menghilangkan pikiran Ashley dari
kepalanya dan oksigen dari paru-parunya. Ryan menekan punggung
Ashley ke pintu depan apartemen Ashley dan mengurung Ashley
dalam tubuhnya. Lidah Ryan menari dengan lidah Ashley dan satu
tangannya tenggelam di dalam rambut Ashley sementara tangannya
yang lain memeluk pinggang Ashley dan menggangkat tubuh Ashley
ke atas tubuhnya. Tubuh Ashley dibanjiri oleh gairah seksual Ryan dan pikiran Ashley
mati seketika. Saat Ashley berpikir semua sudah hilang, Ryan
mengangkat kepalanya dan matanya terjerat pada mata Ashley.
"Jangan pernah berpikir itu, Sayang. Kau tak akan bisa menjauh
dariku semudah itu. Kau ingin terus bermain seolah-olah kau sulit
untuk didapatkan" Baik." Tangan Ryan meremas Ashley dengan
sangat keras sehingga Ashley mengalami kesulitan untuk
mendapatkan oksigen. "Aku ada presentasi besok malam, tapi aku
akan menjemputmu jumat malam jam 7. Bersiap-siaplah."
Ryan mencium bibir Ashley sekali lagi untuk terakhir kalinya lalu
berbalik dan meninggalkan Ashley berdiri di depan pintu.
***** Jumat malam, Ashley duduk di sebelah Ryan di belakang kursi
dalam sebuah rentetan restoran yang berisik, meneguk segelas white
Zinfandel dan mempertanyakan kewarasannya. Mereka sudah
memesan dan perhatian Ryan terpusat padanya, sementara Birnya
sama sekali tidak tersentuh.
Kencan kali ini menjadi berbeda dari kencan sebelumnya. Jenis
Restoran hampir sama tapi sikap Ryan sudah berubah. Sikap
http://bacabukunovel.blogspot.com
bermain-mainnya seperti percakapan awal saat masa perkenalan
dengan Ashley benar-benar hilang. Sekarang hanya ada fokus, tidak
ada celah, dan intensitas kepribadian Ryan dominan dan lebih dari
apa yang bisa diatasi oleh Ashley.
Tangan Kanan Ryan berada di belakang Ashley di belakang kursi
dan tangan Ryan mempermainkan daun telinga Ashley sembari terus
memandang Ashley. "Kau sangat cantik."
Nafas Ashley tersangkut di paru-parunya dan dia tetap diam.
"Malam saat kita bertemu kau membuatku tergila-gila. Aku sangat
ingin menyentuhmu. Apakah kau tahu aku memandangmu hampir
satu jam sebelum aku mengajakmu berdansa" Aku mengamatimu
duduk di kursi bar itu dengan teman-temanmu, menolak beberapa
pria, satu demi satu. Aku tak ingin menjadi pria yang ditolak.
Menjadi salah satu pria yang kau buat gila. Kau sangat cantik dan
semua hal yang bisa aku pikirkan hanya untuk mendapatkanmu.
Lalu kau berdansa dengan bajingan itu. Aku hampir saja meledak,
Sayang. Aku harus menjaga emosiku. Aku belum pernah merasa
takut untuk mengajak seorang wanita berdansa sebelumnya."
"Kau tidak mengajakku untuk berdansa." Ashley berbisik.
"Aku tidak?" Ryan terdengar bingung.
"Kau mencengkeram tanganku dan menarikku dari kursiku." Ashley
mengatakannya dengan lembut.
Jemari Ryan bergerak maju mundur dan kemudian naik ke
rambutnya saat dia tersenyum dengan perkataan itu.
http://bacabukunovel.blogspot.com
Tangan Ryan jatuh dari telinga Ashley dan mendarat di bahunya,
tangan Ryan menyusup dan meraba tulang leher Ashley. Ryan
menyapukan jemarinya maju mundur di atas kulit Ashley. Tangannya
lalu kembali ke bahu Ashley lalu mencengkeram. "Aku sangat
menginginkanmu, Ash."
Mata Ashley bertemu dengan mata Ryan dan perut Ashley bergetar
dengan kenikmatan rahasia.
Mata Ryan menelan Ashley seutuhnya dan Ashley tak dapat
memberikan jawaban. "Kucing memakan lidahmu (kenapa kau tak mengatakan apapun),
Sayang?" "T-Tidak." Ashley mengalihkan pandangannya dari Ryan.
Ryan memutar tubuhnya sampai dia benar-benar menghadap ke arah
Ashley dan tangan bebas Ryan mendarat di paha Ashley. "Aku ingin
mengajakmu ke atas tempat tidur. Penantian ini benar-benar konyol,
Sayang. Menurutmu apa yang akan terjadi" Menurutmu aku akan
kehilangan kesabaran dan tak akan menelponmu lagi?"
"Aku T-Tidak tahu," Ashley menjawab Ryan dengan jujur.
"Itu tidak akan terjadi, Sayang. Kau membuat aku begitu keras
untukmu, hal ini tidak akan berakhir dengan cepat."
Restoran ini berisik dan gelap dan tidak satu orangpun yang
memperhatikan mereka. Ryan memegang tangan Ashley dan
meletakkannya di atas pahanya dan secara perlahan
menggerakkannya naik sampai menangkup bagian panas dari tubuh
http://bacabukunovel.blogspot.com
Ryan, mengosok di atas resletingnya. Ryan memegang tangan
Ashley dengan erat. Ashley memandang Ryan dan jantungnya berdetak tiga kali lebih
kencang. Mata Coklat Indah Ryan melahap Ashley. "Rasakan apa
yang telah kau lakukan padaku, Sayang." Tangan Ryan
mempermainkan rambut Ashley dan mengepal pada kulit kepala
Ashley. "Itu untukmu. Tidak untuk siapapun. Ini bukan soal aku
yang mau berhubungan seks. Aku bisa mendapat teman tidur
kapanpun." Mata Ryan jatuh ke bibir Ashley dan perlahan kembali
ke mata Ashley. "Ini soal kau Sayang, hanya kau."
Bagaimana Ashley bisa menolak Ryan" Hati Ashley tertumbuk saat
dia menyadari Ryan benar-benar serius untuk menggodanya malam
ini. Ryan yang easy-going sudah menghilang. Sekarang yang ada
Ryan yang perayu. Ashley akan terperangkap. Ashley tahu dia akan terperangkap.
Ashley hanya seorang manusia biasa pada akhirnya. Dan Ashley
juga sangat menginginkan Ryan, Sangat ingin.
Ashley terselamatkan dari pemikiran itu saat pelayan datang
mengantarkan makanan mereka ke atas meja. Intensitas Ryan sedikit
berkurang saat dia mengangkat garpu dan mulai menyantap
makanan. Selera makan Ashley sudah hilang sejak tadi. Emosi
Ashley berantakan dan otaknya, tubuhnya mengalami pertempuran
internal yang begitu berisik, Ashley terpesona karena Ryan tidak
dapat merasakannya. Ashley mengambil makanannya dan dengan hati-hati meneguk
wine-nya. http://bacabukunovel.blogspot.com
Ashley merasa lebih dari hanya sekedar melihat Ryan terpaku di
sebelahnya dan Ashley melihat ke atas untuk melihat seorang
seorang wanita pirang yang tinggi dan cantik berjalan ke arah
mereka, tatapan tajam wanita itu mengarah pada Ryan.
Wanita pirang itu berhenti di depan meja dan memandang Ryan,
tatapan kebencian muncul dari matanya.
Ashley memandang mulut wanita pirang ini terbuka dan Ashley
terpaku saat kata-kata pedas mulai keluar. "Kau benar-benar
bajingan brengsek, Ryan. Sampah yang tak berharga." Wanita pirang
ini memandang Ashley. "Jangan sampai tertipu oleh dia. Karena
semua darinya hanya itu. Sampah."
Wanita pirang itu berbalik dan pergi secepat kedatangannya.
Keheningan hadir diantara mereka saat Ashley menjatuhkan garpu
dari tangannya. Suara nyaring garpu menghantam piring. Tangan
Ashley gemetar saat dia meneguk wine yang sangat ia butuhkan.
Pelayan lalu datang dan sebelum Ryan dapat bicara, Ashley melirik
ke arah Ryan. "Tolong, Bisakah kami m-mendapatkan tagihannya?"
Suara Ashley terdengar kaget dan kecewa bahkan bagi telinganya
sendiri. Udara ketegangan yang tebal hadir di atas meja mereka.
Pelayan memandang mereka berdua dan tanpa mengucapkan apapun
berbalik pergi untuk mengambil tagihan makan mereka.
Ryan tegang disamping Ashley dan insting bertahannya berubah
menjadi peringatan berwarna merah. "Demi Tuhan, Ashley, berikan
aku kesempatan untuk menje - "
http://bacabukunovel.blogspot.com
Ashley memotong kata-kata Ryan. "Aku ingin pulang."
"Tidak, Sayang. Kau harus mendengarkan aku-"
"Tidak aku tidak mau." Suara Ashley dingin.
"Wanita itu bukan siapa-siapa Ashley. Benar-benar bukan siapasiapa. Lupakan yang
tadi terjadi." Ryan tahu kalimat kedua yang keluar dari mulutnya merupakan
suatu kesalahan. Ashley membuang pandangannya dari Ryan, tapi
sebelum wajah Ashley menjadi pucat dan matanya dipenuhi air
mata. Dasar bajingan! Perjalanan pulang menuju apartemen Ashley benar-benar penuh
dengan keheningan. Ryan benar-benar marah pada wanita sialan
bernama Veronica itu dan Ryan marah pada Ashley karena percaya
pada kebohongan yang sudah diucapkan oleh Veronica. Tapi Ryan
paling marah pada dirinya sendiri untuk caranya yang sangat buruk
dalam menghadapi hal ini. Kau akan berpikir Ryan tidak memiliki
sel otak di dalam kepala sialannya.
Mereka merapat ke bagian depan gedung apartemen Ashley dan
Ashley membuat gerakan menyentak untuk membuka pintu mobil.
Ryan menghentikan Ashley dengan meletakkan tangannya di lengan
Ashley. "Berhenti. Aku akan membukakan pintu seperti yang selalu
aku lakukan." Suara Ryan kasar. Ryan marah.
Ashley tetap duduk dan menunggu sementara Ryan berjalan
memutar ke depan mobil dan membukakan pintu.
http://bacabukunovel.blogspot.com
"Kau tak perlu mengantarkanku ke atas." Suara Ashley menandakan
perpisahan. "Aku akan mengantarkanmu ke atas. Aku selalu mengantarkanmu
sampai atas, iya kan?"
Ashley berpaling dan berjalan menuju tangga saat Ashley merogoh
ke dalam tasnya untuk mencari kunci.
Ashley memasukkan anak kunci ke dalam. "Good bye." Kata
perpisahan itu final dan mutlak. Tangan Ashley meraba-raba kunci
dan tersentak saat tangan Ryan mendarat di tangannya dan memutar
tubuh Ashley untuk menghadapnya.
"Good Bye, apanya!" tangan Ryan meraih rambut Ashey dan
menarik kepala Ashley ke arahnya. Mata Ryan berkilau ke dalam
mata Ashley. Ashley menggelengkan kepalanya dan mencoba untuk bicara
sebelum mulut Ryan mendarat di atas mulutnya. "Ini berakhir, Ry-"
The Thrill Of Chase Karya Lynda Chance di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Lidah Ryan masuk lebih dalam, lengan Ryan mengunci lengan
Ashley dan mengangkat Ashley ke atas tubuh Ryan. Cengkeraman
Ryan erat, intensitasnya kasar.
Kepala Ryan terangkat. "Kau milikku Ashley. Sebaiknya kau
membiasakan diri dengan itu." Ryan yang perayu hilang; sekarang
hanya ada Ryan yang Sangat kasar.
Ashley menggelengkan kepalanya, membantah Ryan. "Tidak aku
bukan, Aku s-selesai Ryan. Aku tak pernah merasa nyaman
http://bacabukunovel.blogspot.com
bersamamu." Ashley melepaskan lengan Ryan dan memutar kunci di pintu.
Ryan mencengkeram lengan Ashley dan membalikkan badannya
menghadap Ryan, "Kau yakin kau ingin melakukan ini, Sayang" Ada
wanita lain di dunia ini, kau tahu itu, kan" Jangan melakukan
kesalahan dengan berpikir kau bisa mengendalikanku dengan sebuah
tali." Kemarahan dan frustasi mengalir dari Ryan dan membuat Ryan
mengatakan hal-hal yang tidak bermaksud untuk dia katakan. "Aku
tak akan peduli dengan sikapmu-"
"Baik. Jangan peduli dengan sikapku. Good Bye Ryan." Ashley
membentak kata itu pada Ryan lalu membanting pintu di depan
mukanya. *** Part 2 Ashley menghabiskan akhir pekannya dan minggu berikutnya
dengan menangis dan menolak untuk memikirkan tentang Ryan.
Ashley berangkat kerja dan langsung pulang ke rumah untuk
menonton TV meringkuk dengan erat dan hampir tidak memakan
apapun. Kamis malam, teman seapartemennya, Monica dan Julie, merasa
benar-benar terganggu dengan Ashley yang terus mengurung diri di
dalam kamarnya. "Kau akan pergi dengan kita ke luar besok malam.
Kita tidak menerima jawaban tidak."
Monica adalah sahabat Ashley. Mereka sudah saling mengenal sejak
http://bacabukunovel.blogspot.com
mereka berumur sepuluh tahun. Mereka sudah bersahabat selama
lima belas tahun. Julie adalah adik sepupu Ashley. Ashley selalu bersifat protektif
kepada Julie, seperti Ashley akan bersikap kepada adik
perempuannya. Mereka bertiga sudah tinggal di apartemen yang sama selama tiga
tahun, sejak Julie lulus dari SMA. Ketiga wanita ini teman yang
sangat dekat. Mereka mengetahui diri mereka masing-masing luar
dan dalam. Ashley tahu dia akan kalah dalam argumen tentang pergi ke luar
dengan mereka. Kedua wanita ini sangat mengenal Ashley; mereka
tahu tombol mana yang harus ditekan. Jika mereka memutuskan
untuk bersama-sama menarik Ashley keluar malam, mungkin itu
akan terjadi. Walau begitu Ashley tetap mendebat mereka, hanya untuk
bersenang-senang. "Kenapa kita harus pergi ke luar" Untuk apa"
Mereka semua brengsek. Semua pria hidup itu brengsek."
Julie memotong Ashley dengan menjatuhkan dirinya ke atas tempat
tidur dan tersenyum dengan senyuman kecil yang nakal. "Ya. Tapi
kita membutuhkan sperma mereka untuk perkembang-biakan
spesies." Ashley melihat Monica memberikan seringai kasih sayang kepada
Julie saat dia berkata, "Dia benar, lagipula, tidak semua pria
brengsek." Ashley memohon untuk menentang. "Sebutkan satu. Sebutkan satu
http://bacabukunovel.blogspot.com
pria yang tidak brengsek."
Monica membalas dengan segera. "kakakmu tidak brengsek."
Ashley kaget saat dia memandang Monica dan melihat wajah
sahabatnya itu berubah menjadi merah. Dari mana hal itu berasal"
Julie juga memandang monica, rahangnya terbuka.
"Ya, aku tahu kakakku tidak brengsek, tapi dia tak masuk hitungan
Monica. Aku bicara soal pria yang tidak punya hubungan darah
denganku." Julie menyeringai. "Atau dengan aku."
Monica bergumam , "Sebutkan saja."
Julie menyilangkan tangannya dan menasehati mereka berdua. "Ini
tidak menyelesaikan permasalahan. Kita akan keluar besok malam.
Setuju?" "Ya. Aku sangat setuju." Jawaban Monica pasti.
Ashley tahu mereka benar. Dia harus keluar dan melanjutkan
hidupnya. Ashley menegangkan tulang belakangnya dan menarik
nafas. "Baiklah jika kita memang harus." Ashley melirik ke mereka
berdua. "Kemana?"
"Kita harus pergi ke Jason lagi. Kau harus naik ke atas kuda yang
sama yang telah melemparkanmu." Julia mengatakannya dengan
keyakinan. http://bacabukunovel.blogspot.com
Panah ketidaknyamanan mengalir ke dalam diri Ashley memikirkan
untuk pergi ke klub dimana dia bertemu dengan Ryan dulu. Apakah
Ryan akan ada di sana" Ashley dan teman wanitanya mencintai klub
itu, itu tempat favorit mereka untuk mengadakan pesta dan Ashley
tak dapat berhenti untuk pergi bersama-sama ke sana. Ashley
mungkin bisa mendapatkan kesempatan pertama kalinya untuk
mencoba melalui ini semua. Ashley perlahan menyetujui dan melihat
teman seapartemennya saling memandang dengan kelegaan.
Sekarang yang harus Ashley lakukan adalah merencanakan untuk
memakai sesuatu yang spesial. Untuk berjaga-jaga...
*** Jumat malam, telepon Ryan berbunyi saat dia sedang mengeringkan
tubuhnya dengan handuk. Ryan mengangkat teleponnya dan
mendengarkan sahabatnya Gibson.
"Hey man, cewek pirang yang tinggal dengan pacarmu itu baru saja
mengirimkan SMS padaku."
Awan hitam menyelimuti Ryan. "Aku tak punya pacar." Kalimat
yang dia paksakan keluar itu menyebabkan rasa sakit di dalam
dirinya. "Tidak" lalu kau menyebut dia apa" cewek yang kau tiduri?" Suara
Gibson biasa-biasa saja. Karena Ryan tak menceritakan pada Gibson bahwa mereka telah
putus, Ryan tahu tak mungkin Gibson untuk mengetahuinya.
"Persetan kau, brengsek. Aku belum menidurinya dan dia bukan
pacarku." http://bacabukunovel.blogspot.com
Sejenak hening sebelum Gibson bicara, Kesembronoan dalam
suaranya hilang. "Kau belum menidurinya?"
"Gibson, aku bersumpah sebaiknya kau berhenti menggunakan kata
itu," Ryan membentak.
"Astaga, apa yang sebenarnya terjadi padamu?" Gibson bertanya
pada Ryan, ketidaksabaran terbersit pada suaranya.
"Tak ada." Kata tunggal itu keluar dari mulut Ryan.
Sejenak keheningan yang tak nyaman muncul sebelum Gibson
berkata. "Baik. Lanjutkan. Cewek pirang kecil itu bilang padaku bahwa
mereka akan pergi ke Jason malam ini." Gibson berhenti sejenak.
"Ashley bukan pacarmu?" Nadanya bertanya, terdengar bingung.
"Itu sebabnya kenapa cewek pirang itu menulis SMS padaku?"
Ryan tak menjawab dan suasana hatinya menjadi gelap saat dia
berpikir Ashley akan pergi ke klub itu. Semua pria-pria sialan itu
akan mencoba untuk mendapatkannya.
"Apa kita akan datang, teman?" Gibson memaksa jawaban dari
Ryan. "Ya, kita akan datang." Suara Ryan suram. "Kau tahu bahwa dia
tertarik padamu, man?"
"Siapa?" Gibson bertanya.
http://bacabukunovel.blogspot.com
"Cewek pirang itu, Julie." Ryan menjelaskan.
Hening. "Kau mendapatkan sinyal itu juga?"
"Dude, Dia mengirim SMS, benar?"
"Ya, tapi hanya untuk pesta __"
"Tidak. Bukan hanya untuk berpesta. Dia menginginkanmu. Hatihati dengan Dia,
man," Ryan mengingatkan temannya.
"Hati-hati" Apa-apaan maksudnya ini?" Gibson terdengar terganggu
dan terhina. "Dude, dia naksir padamu_"
Gibson menyela. "Kau pikir begitu" Aku perlu mengajaknya keluar."
"Bisakah kau sekali saja berpikir yang lain selain berhubungan
seks?" Ryan tahu dia terdengar marah.
"Hey. Aku tak bilang apapun soal berhubungan seks." Suara Gibson
singkat. "Ya. Kau memikirkannya."
"Kau tak tahu itu," Gibson membantah.
"Omong kosong. Ya Tuhan, man, bukankah itu yang selalu kau
pikirkan" berhubungan seks?"
"Biasanya begitu. Tapi tidak selalu. berhubungan seks dan
http://bacabukunovel.blogspot.com
mendapatkan uang. Dengan urutan seperti itu. Tidak. Mungkin
urutannya tidak begitu."
"Ya. Ada jutaan wanita di Houston. Dia sepupu Ashley. Apakah kau
tahu itu" Dia lebih muda dari Ash dan monica. Aku bertaruh cewek
itu belum berumur dua puluh satu. Jangan menjadi baji__"
"Sejak kapan kau jadi begitu perduli?"
"Ashley akan kecewa jika kau mengecewakan sepupunya. Masih
banyak vagina lain. Tinggalkan Julie."
Ryan menunggu sebentar sementara Gibson diam tidak seperti
biasanya. Akhirnya, sahabatnya itu berkata. "Apakah kau serius?"
Ada jeda dari kata-katanya. "Apakah kau serius mengatakan padaku
agar aku mundur" Dude, Dia menarik. Sangat menarik. Apakah kau
mengatakan padaku bahwa kita akan mendapat masalah jika aku
ingin mendekatinya?"
Ryan mengenali nada ini dan mendengar keperdulian nyata di dalam
nada suara Gibson. "Aku serius, Jangan mengacaukan keadaan demi
aku. Ashley - ashley berarti sesuatu untukku, man. Aku sudah
melalui minggu yang buruk. Dia sudah berpikir kau seorang player.
Kau membuat sepupunya kecewa maka dia akan mengaitkan hal itu
denganku. Dia tak akan memberikan peluang lagi padaku. Aku minta
tolong padamu, man, Cari wanita lain. Jangan membuat kekacauan
dengan cewek itu." Keheningan kembali terjadi sampai akhirnya Gibson berbicara
dengan nada datar, semua antusiasme itu hilang dari suaranya.
"Baiklah. Kita akan naik truk mu?"
http://bacabukunovel.blogspot.com
"Ya." "Sampai jumpa."
****** Ryan duduk di bar memegang birnya. Gibson sedang berada di lantai
dansa bersama tiga wanita. Mata Ryan melintas dari tontonan itu
sampai mendarat sekali lagi ke Ashley, duduk malu-malu dengan
teman-teman wanitanya dan dikelilingi oleh empat pria berisik
sialan. Gigi Ryan menggertak dan tangannya mencengkeram botol coklat di
hadapannya. Syukurlah Ashley kembali duduk di mejanya lagi.
Tadinya dia berdansa dengan seorang pria dan Ryan hampir saja
datang untuk memisahkan. Satu-satunya hal yang membuat Ryan
tetap berada di atas kursi barnya adalah dia tahu dirinya akan
berakhir di penjara jika dia berdiri. Jika dia berakhir di penjara maka
dia tak akan bisa berada di situ untuk menghentikan Ashley dari
melakukan kesalahan yang lebih buruk.
Ryan diam dalam kemarahan dan menunggu lagu pelan itu berhenti.
Itu 3 menit paling buruk dalam hidupnya. Benar-benar terburuk.
Saat musik kembali berlanjut dengan lagu pelan lainnya, Ryan
berpikir dia mungkin harus berdiri dan memotong. Dia tak bisa
bertahan hidup untuk melewati lagu berikutnya. Tapi Ryan melihat
Ashley menggelengkan kepalanya, menarik diri dari pria sialan itu
dan berjalan kembali ke mejanya. Cengkeraman mematikan
tangannya pada botol bir perlahan mengendur. Detak jantungnya
perlahan membaik. Itu sangat dekat. Terlalu dekat dari kehilangan
pikirannya. Sejak itu, Ashley tetap berada di mejanya. Syukurlah.
http://bacabukunovel.blogspot.com
Mata Ryan jatuh ke arah Ashley, melihat rambut panjangnya sebatas
pinggang yang mengikal di ujungnya. Kaki Ashley menyilang dan
sepatu hak tingginya membungkus otot betisnya dan mengait
sekeliling pergelangan kakinya. Roknya pendek dan kakinya mulus
dan lembut dan sangat mengacaukan kepala Ryan.
Pada akhirnya bisa dikatakan sangat mengganggu pikiran.
Seorang wanita pirang yang mabuk melintas di hadapan Ryan dan
mengatakan sesuatu di telinganya. Kalimat wanita itu tidak jelas
terdengar Oleh Ryan Karena kemudian mata Ashley pada akhirnya
memandang Ryan dan darah mulai memompa ke dalam pembuluh
darahnya bahkan lebih cepat. Ini sudah menjadi minggu yang sialan.
Minggu dari neraka yang sialan.
Ryan mengenyahkan wanita pirang itu dan melanjutkan memandang
Ashley yang masih memandang Ryan. Ryan menghabiskan birnya
saat musik berubah dari keras menjadi pelan. Saat pembukaan musik
pelan itu muncul pasangan pergi dari atas lantai dansa atau
melanjutkan dengan gerakan pelan.
Ryan ingat lagu ini. Dia dan Ashley berdansa dengan lagu ini malam
itu. Apakah Ashley ingat itu" Mata Ashley tetap pada Ryan dan pita
gairah mengalir ke otaknya.
Monica berdiri dan menghalangi pandangan Ashley kepada Ryan.
Ryan berusaha untuk melihat Ashley saat Monica berjalan ke arah
lantai dansa dengan salah satu pria yang mengitari meja mereka, apa
yang bisa Ryan lihat adalah Julie tetap duduk, memandang ke arah
Gibson berada. Gibson sudah memilih salah satu diantara tiga wanita
itu, memeluk pinggangnya dan menariknya ke dalam dansa yang
http://bacabukunovel.blogspot.com
pelan. Ryan meneguk beberapa kali lagi dari botolnya dan akhirnya
kerumunan itu mereda dan Ryan dapat melihat Ashley dengan jelas
lagi. Ryan dapat melihat dengan jelas pria sialan yang mengambil
tangan Ashley dan mencoba untuk mengajaknya pergi ke lantai
dansa dengannya. Pandangan Ryan berubah merah.
kecemburuan dan kemarahan melanda Ryan. Kemudian menjadi
sedikit mereda saat Ryan melihat Ashley menggelengkan kepalanya
dan mengambil minumannya dan melirik ke arah Ryan. Ryan
mengunci pandangan Ashley saat pria sialan itu tidak memahami
isyarat yang diberikan oleh Ashley dan pria itu lalu mengambil
helaian rambut Ashley, menyibakkannya. Menyentuh rambut Ashley!
Emosi Ryan terikat dengan kasar saat pria itu tidak berlalu. Pria
sialan itu tidak mau berlalu.
Ryan berdiri, berjalan menuju Ashley dan berhenti di hadapan pria
itu. "Dia bilang tidak, teman." Suara Ryan rendah dan mengancam.
"Apa urusanmu, brengsek?"
Dari sudut matanya Ryan melihat muka Ashley berubah menjadi
The Thrill Of Chase Karya Lynda Chance di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
pucat. Mungkin Ryan sudah kelewatan tapi Ryan tidak perduli.
"Kau ingin berdansa dengannya, Ash?" melemparkan pertanyaan itu
kepada Ashley, Ryan menyipitkan matanya ke pria sialan ini,
mengitari bahunya untuk menunggu dan melihat apa yang akan
http://bacabukunovel.blogspot.com
kemudian terjadi. Jantung Ashley berdetak sangat kencang, dia berpikir dia akan
pingsan. Ryan terlihat nikmat untuk disantap dan dia serius bertanya
pada dirinya dimana otaknya saat dia memutuskan Ryan. Ryan juga
siap untuk membunuh seseorang.
Ashey perlahan menggelengkan kepalanya pertanda tidak.
Ryan meraih melintasi meja dan merenggut tangan Ashley dengan
tangannya. Mengirimkan sinyal ke pria lain ini untuk mundur, Ryan
menggenggamkan jemarinya ke jemari Ashley, menarik Ashley dan
mulai berjalan menuju lantai dansa.
Hati Ashley tak karuan. Ashley tidak berdansa dengan Ryan sejak
malam itu. Itu Sangat mengagumkan, malam yang luar biasa saat
mereka bertemu dan Ryan sudah mengambil tangannya untuk
berdansa seperti sekarang, tidak perlu bertanya, dan berjalan ke arah
lantai dansa dan mendekapnya di lengannya, dari satu lagu ke lagu
berikutnya. Lengan Ryan memeluknya sekarang dan membungkusnya dengan
dekapan. Aroma tubuh Ryan mengagumkan. Aroma Ryan selalu
membuat Ashley gila. Itu satu hal yang paling seksi dari Ryan. Detak
jantung Ashley mulai berdentuman dan tubuhnya gemetar.
Kepala Ashley berada di bawah Dagu Ryan dan Restleting celana
Ryan menempel di perut Ashley. Hati Ashley berpacu. Ryan tidak
seperti pria berbadan tinggi lain yang pernah berdansa dengannya
yang selalu berusaha untuk bersandar pada Ashley. Tidak. Ryan
berdiri tegap dan mendekap Ashley dengan dekapan erat saat mereka
bergerak menari mengikuti musik.
http://bacabukunovel.blogspot.com
Ashley mendesah. Ya Tuhan. Siapa yang mau dia bodohi" Lima minggu terakhir ini
sudah menjadi minggu yang paling intens untuk dirinya. Ashley
sudah jatuh cinta pada Ryan. Tak ada gunanya membohongi dirinya
sendiri. Itulah kenapa Ashley menjadi begitu takut. Itulah kenapa dia
tak mau bercinta dengan Ryan. Insting protektif Ashley sudah
bermain dan membuat Ashley takut. Realisasi telah
menyentakkannya dari Ryan dan Ashley memandang ke atas kepada
Ryan. Ryan menyadari rasa takut yang muncul pada wajah Ashley, pada
saat yang sama Ryan sadar Ashley kembali berusaha untuk lari
darinya. Itu tidak akan terjadi. Ashley merasa sempurna berada di
pelukan Ryan dan Ryan berusaha untuk menenangkan rasa takut
yang dirasakan oleh Ashley. Tangan Ryan bergeser ke sisi wajah
Ashley dan menangkupnya. "Hey. Semua akan baik-baik saja." Ryan
menarik Ashley ke tubuhnya dan memeluknya dengan kasar kembali
memeluk Ashley. Ryan menyapukan mulutnya ke bawah untuk mencium telinga
Ashley. "Apa yang harus aku lakukan, sayang?" Ryan menggerakkan
tangannya ke bokong Ashley and mempererat dekapannya. "Kau
tinggal mengatakan apa pun yang kau inginkan."
Ryan merasakan Ashley gemetar, tapi Ashley tidak mencoba untuk
menjawabnya. "Aku begitu menginginkanmu. Aku ingin membawamu ke atas
http://bacabukunovel.blogspot.com
tempat tidur, memelukmu, mencintaimu, bangun tidur bersamamu di
pagi hari. Sayang, aku begitu menginginkannya sampai aku tak bisa
berkonsentrasi pada hal lainnya kecuali kamu." Lengan Ryan
memeluk Ashley semakin erat dan Ryan bernafas dengan panas di
telinga Ashley. "Tapi Sayang, aku bisa menunggu jika aku harus.
Tapi tolong jangan menolakku lagi. Tolong. Jangan lakukan hal itu
lagi padaku." Ryan menghembuskan nafas dengan dalam, lengannya menjepit
Ashley dengan kencang dan Ryan gemetar. Ashley merasakan
getaran melanda Ryan. Ryan mengangkat wajah Ashley kearahnya
dan Ryan memandang ke mata Ashley dengan kolam cair derita yang
panas. Mata mereka mengait dan terpaku saat Ryan kembali
mengulangi kata-katanya. "Jangan biarkan aku melalui kekacauan
itu lagi." Ashley menarik nafas, menutup matanya dan bersandar ke arah Ryan
saat kata-kata Ryan dan sentuhan menggoda Ashley. Tuhan, Ashley
sangat menginginkan Ryan juga. Tak hanya menginginkan untuk
pergi ke atas tempat tidur bersamanya, Ashley menginginkan Ryan
lebih dari itu. Tapi Ashley pernah disakiti sebelumnya dan sedemian
buruk sehingga secara insting Ashley tahu jika kali ini dia terbakar
lagi, maka dia tidak akan pernah bisa keluar dengan selamat lagi.
Tubuh Ashley gemetar yang disebabkan oleh takut dan gairah.
"Mari kita pergi ke suatu tempat dimana kita bisa bicara." Suara
Ryan dalam. Ashley ragu dan suara Ryan berubah jadi meyakinkan. "Aku tak
akan menyakitimu, sayang. Tolonglah, Mari kita bicara soal ini."
http://bacabukunovel.blogspot.com
Ashley mengangguk lembut setuju.
Musik berubah menjadi bernada cepat dan Ryan menarik Ashley ke
meja dimana Ashley dan teman-temannya berada tadi. Ashley
mengatakan pada Monica bahwa dia akan diantar pulang. Ashley
memandang sekeliling untuk mencari Julie, tapi tidak bisa
menemukannya. Monica melirik kepada Ashley dan Ryan, tapi Ashley bertingkah
bagai robot, mengikuti perintah Ryan.
Ryan bicara kepada Monica, "Kalian akan diantar oleh Gibson, Ok?"
Mata Monica menjadi dingin dan dia memandang Ryan dengan
tatapan menuduh. Monica menunggu sejenak kemudian menjawab
"Terserah." *** Ashley membiarkan Ryan menuntunnya ke truk Ryan dan sebelum
Ashley menyadari mereka sekarang sudah berada di jalan antar
negara bagian menuju ke arah selatan.
"Kemana kita?" Ryan mengalihkan pandangan sejenak dari jalan dan memandang
tubuh kecil Ashley gemetar disebelahnya.
Ryan mengalihkan pandangannya dari Ashley dan menjawab, "Ke
suatu tempat dimana kita bisa bicara hal pribadi tanpa sejuta orang
berada di sekitar kita."
http://bacabukunovel.blogspot.com
Itu sebuah jawaban yang mengelak dan untuk pertama kalinya
Ashley tidak berusaha untuk melawan.
Dua puluh menit kemudian, mereka merapat ke dalam garasi sebuah
pemukiman kelas atas yang tampak baru dibangun. Ashley belum
pernah ke rumah Ryan sebelumnya, Tapi Ryan pernah
menyebutkannya, dan Ashley tahu disitulah kini mereka berada.
Otaknya bertarung saat Ryan menuntunnya ke dalam. Mata Ashley
fokus pada Ryan dan tidak berusaha mengingat ruangan-ruangan
yang mereka lalui sampai dengan hati-hati Ryan duduk di atas sofa
besar dan menarik Ashley turun untuk duduk di sebelahnya.
Ryan sudah melalui minggu paling kacau dalam hidupnya dan Ryan
tidak bermaksud untuk membiarkan perasaan gelap itu berlanjut.
Ryan menginginkan Ashley dan Ryan berencana untuk mendapatkan
Ashley. Semoga malam ini. Tapi Ashley sangat yakin dia tak akan
bisa lagi untuk lari dari Ryan. Itu tidak akan terjadi.
Tubuh Ryan merenggang di sudut sofa dan dia menarik Ashley ke
arahnya, lutut Ashley berada di antara paha Ryan yang merenggang.
Tarikan paksaan itu membuat tangan Ashley jatuh ke atas dada Ryan
dan gairah melanda Ryan dengan keras saat selangkangan Ashley
mendarat di perut Ryan. Ashley dengan cepat menarik tubuhnya
menjauh dari Ryan. Ryan memegang pinggulnya dengan genggaman yang erat saat dia
berusaha untuk mengendalikan kebutuhan yang mengamuk di dalam
tubuhnya. Ryan mengatakan pada Ashley bahwa mereka akan bicara.
Mungkin ini bisa menjadi awal yang baik untuk membuat Ashley
tahu bahwa dia bisa percaya pada perkataan Ryan. "Kita Sudah
http://bacabukunovel.blogspot.com
sampai, sayang." "Y-ya." Ashley bersandar ke belakang menjauh dari Ryan, tidak
membiarkan tubuhnya menyentuh Ryan. Hal ini membunuh Ryan.
Ryan menyapukan tangannya ke atas lekuk tubuh Ashley dan
menyusupkan tangannya ke rambut Ashley dan merenggut kulit
kepala Ashley. Ryan memegang Ashley dengan erat sehingga Ashley
tidak bisa lari lagi. "Apa yang harus aku lakukan?" Ryan berbisik.
Ashley merasakan bisikan itu dan mengetahuinya, tanpa ragu,
Ashley akan menyerah pada Ryan malam ini. Sudah waktunya.
Ashley tak bisa menolak lagi. Tapi rasa takut Ashley masih kuat.
"Aku tak ingin menjadi seperti wanita itu. Wanita pirang di restoran
waktu itu. Wanita yang __"
"Tidak, sayang. Itu skenario yang sangat berbeda. Kau tidak seperti
dia." Ryan berhenti sejenak dan menarik nafas dalam untuk mulai
mencoba membuat Ashley mengerti.
Ashley memotong proses pemikiran Ryan. "Aku tak ingin tahu soal
wanita itu. Kau tak perlu menjelaskannya. Aku hanya tidak ingin
menjadi seperti dia."
"Kau tak akan pernah bisa menjadi seperti dia. Aku perduli
kepadamu Ash." Ibu jari Ryan menyapu bibir bawah Ashley dan
panah kebahagiaan menari ke tulang belakang Ashley.
"Aku tahu k-kau ingin tidur denganku." Mata Ashley mencari mata
Ryan lalu Ashley menunduk saat rasa panas melanda wajahnya.
http://bacabukunovel.blogspot.com
"Dan aku menginginkan itu juga. Tapi aku butuh sesuatu yang
lebih." "Apa" Apa yang kau butuhkan?" katakan padaku.
"Aku butuh komitmen."
Ryan tak tahu apa yang membuatnya lebih kaget. Fakta yang
dikatakan oleh Ashley atau fakta guratan kebahagiaan dan kelegaan
yang intens yang melandanya pada kata-kata Ashley.
"Komitmen" Aku milikmu dan kau milikku bisa disebut komitmen?"
"Ya." "Apakah kau yakin, sayang" Karena aku harus mengatakan padamu,
Aku bisa melakukan itu dengan mudah. Tak ada orang lain kecuali
kita. Aku tidak ada masalah dengan komitmen. "Ryan tergoncang
saat dia menyadari motifnya sudah berubah 180 derajat dari lima
minggu sebelumnya. Dia berumur 26 tahun, tak pernah
menginginkan pacar tetap dan tentunya komitmen jangka panjang.
Tapi beberapa minggu belakangan ini dia berubah dan terlebih 7 hari
belakangan ini. Ryan sudah melalui tujuh hari neraka yang tidak
pernah ingin dia ulangi dalam hidupnya. Tidak pernah ingin lagi.
Jadi apakah komitmen membuat dia takut" Tentu tidak. Ryan ingin
mengikat Ashley dengan komitmen. Ryan tak ingin perasaan sakit
dan kemarahan dari pemikiran Ashley bersama pria lain. Itu akan
sangat tidak bisa diterima. Ryan menarik nafas dalam. Ryan harus
menenangkan diri dan tidak membuat Ashley takut dengan terlalu
banyak intensitas. http://bacabukunovel.blogspot.com
Beruntungnya Ryan, Ashley sudah mengatakan ini dan Ryan hanya
perlu menyetujuinya sebelum Ashley kembali lari dari Ryan. Ryan
tidak ingin berada dalam kekacauan itu lagi. Tidak akan pernah. Tapi
Ryan suka dengan pemikiran bahwa dia seorang pria yang baik dan
Ryan harus jujur kepada Ashley sekarang.
Ryan memegang pipi Ashley di dalam telapak tangannya. "Apakah
kau sendiri bisa berkomitmen, sayang" Aku sudah siap untuk
membunuh pria itu malam ini. Kau pikir jika kau bercinta denganku
itu bisa membuatku tenang" Karena aku berjanji padamu, itu tidak
akan membuatku tenang."
"Apa-apa maksudmu?"
"Persis seperti apa yang kukatakan padamu. Kau katakan padaku
bahwa kau milikku, kau setuju untuk berkomitmen, mulai bercinta
denganku dan hanya itu untukmu. Tidak ada lagi menghindar dariku
berkeliaran di Houston dengan teman-teman wanitamu. Paham?"
Tangan Ryan mencengkeram rahang Ashley "Tidak ada lagi
clubbing tanpa aku. Tidak ada lagi interaksi dengan pria lain. Titik."
Ashley mendengarkan persyaratan Ryan, terkesima dengan emosi
yang dia lihat dalam mata Ryan. Perasaan gairah dari kebutuhan
melandanya. Ryan cemburu. Ryan posesif. Ashley seharusnya
membencinya. Tapi nyatanya tidak. Secara diam-diam Ashley
menyukainya. Ryan tidak terang-terangan tentang hal ini, tapi
Ashley menangkap Ryan melirik ke pria lain jika saja mereka
mengamati Ashley. Persyaratan Ryan tidak membuat Ashley khawatir. Ashley tidak
harus pergi clubbing tanpa Ryan. Ashley juga tak ingin Ryan pergi
tanpa dirinya dan Ashley lalu mengatakan itu kepada Ryan.
http://bacabukunovel.blogspot.com
"Aku tak akan pergi clubbing tanpamu, tapi kau juga tak akan pergi
tanpaku, iya kan?" "Iya, sayang." Tangan Ryan melebar di rambut Ashley dan
menyusup ke dalam kulit kepalanya.
"Tapi sesekali kita masih akan pergi berdansa, kan" Kau akan
mengajakku?" "Ya, sayang. Apapun yang kau mau." Mulut Ryan menggigit lembut
rahang Ashley, lalu ke telinganya. Ryan menghisap daun telinganya
dan menyapukan giginya di daun telinga Ashley sementara Ashley
gemetar di lengannya. Ryan melepaskan mulutnya dari telinga
Ashley dan mengangkat wajah Ashley untuk memandangnya dan
menunggu mata Ashley untuk secara perlahan terbuka. "Kalau
begitu selesai" Negosiasi berakhir" Kau setuju" Kau secara resmi
sudah menjadi milikku sekarang, tidak lagi ada masalah yang
berkeliaran, tidak ada lagi omong kosong diantara kita."
Rasa bahagia menembus ke dalam diri Ashley. Ashley tak akan
membiarkan rasa takut menghalangi kebahagiaannya. Dan Ryan
membuatnya bahagia. "Ya."
*** Part 3 Ryan menghembuskan nafas tertahannya. Persetujuan Ashley
membuat Ryan tenang tapi juga membakarnya.
"Berapa banyak kau telah minum malam ini?"
http://bacabukunovel.blogspot.com
Perubahan subjek pembicaraan membuat Ashley benar-benar
terkejut. "Um, sekitar setengah gelas wine. Kenapa?"
Ryan berdiri, menggendong Ashley dengan lengannya dan berjalan
ke kamar tidur utama. Ryan berhenti disebelah tempat tidur besar
dan menurunkan Ashley. Tangan Ryan sampai pada kancing paling
atas kemeja Ashley dan membukanya.
Ryan akhirnya menjawab. "Dibutuhkan kau dan aku di atas tempat
tidur ini. Tidak ada pengaruh alkohol diantara kita. Tidak ada
perasaan palsu. Hanya kemanisanmu. Hanya tubuh tanpa
busanamu." Jemari Ryan menggapai kancing berikutnya dan Suara
Ryan menjadi pelan. "Semua yang aku inginkan adalah kau, Ash.
Kau tahu itu sayang?"
Ashley mendengar ketulusan di suara Ryan dan terkesima karena
merasakan tangan Ryan gemetar. Ashley mulai mempercayai Ryan.
The Thrill Of Chase Karya Lynda Chance di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Y-Ya." "Apakah kau sudah siap sekarang, sayang" Aku tak ingin
membuatmu terburu-buru."
Perkataan itu membuat senyum kecil di wajah Ashley. "benarkah"
Kau tidak ingin membuat aku terburu-buru?"
"Ouch. Rasakan hal itu Sayang."
Jemari Ashley menari di wajah Ryan saat mata Ashley terpaku pada
Ryan dan aliran listrik mengalir deras di antara mereka. " Aku siap,"
Ashley berbisik. http://bacabukunovel.blogspot.com
"Terima kasih Tuhan."
Mulut Ryan mendarat di dahi Ashley dan berdiam di sana sementara
Ryan menyusupkan tangannya membuka baju Ashley dan
mendorong melepaskannya dari bahunya. Duduk di pinggir tempat
tidur, Ryan meletakkan tangan Ashley di atas paha Ryan dan
membawa Ashley ke antara kakinya yang terbuka.
Ashley berdiri diantara paha keras Ryan, tangan Ashley gemetar di
bahu Ryan. Ryan menyapukan jemarinya ke arah bawah ke lembah
diantara payudara Ashley, di atas renda merah jambu cup bra Ashley
lalu tangan Ryan kembali menyapu ke atas. "Tuhan, Kau begitu
mempesona. Aku tahu tubuhmu pasti mempesona." Kata-kata Ryan
bukan suatu kutukan, kata-kata itu sebuah bisikan, doa yang khusuk.
Ryan melakukannya dengan pelan, menggerakkan tangannya dari
pinggang, kebawah panggul Ashley dan memutar untuk
mencengkeram pantat Ashley di telapak tangannya yang lebar. Ryan
meremas dengan kencang, jemarinya tenggelam ke dalam daging
lembut Ashley. Ashley gemetar di lengan Ryan saat gairah tajam melanda sekujur
tubuhnya, dari atas sampai bawah. Mulut Ashley mendarat pada
mulut Ryan dan mereka berciuman dengan keterburu-buruan yang
panas dari lidah dan mulut mereka. Ashley merasakan desakan
kebutuhan dari Ryan, melayang dari tubuh Ryan ke tubuhnya dan
intensitas ini menghilangkan kesadarannya. Lidah mereka saling
menari. Tangan Ryan berada di sekujur tubuh Ashley dan Ryan
mulai mendorong restleting rok Ashley, gerakan Ryan dimulai
dengan godaan yang pelan menjadi sebuah kebutuhan seksual.
Mulut mereka terlepas. "Melangkah keluar." Saat Ryan mengatakan
http://bacabukunovel.blogspot.com
itu, tangan Ryan mendorong rok Ashley ke bawah kakinya.
Ashley mencari keseimbangan dengan meletakkan tangannya di atas
bahu Ryan dan Ashley mengangkat kakinya satu persatu keluar dari
roknya, sampai roknya terbaring bersama kemejanya, mendarat di
kaki Ashley. Ashley berdiri di antara kaki Ryan dengan Bra dan thong-nya, kaki
Ashley gemetar di atas sepatu hak tingginya. Ashley berpegangan
dengan Ryan untuk mendapatkan tumpuan, nafas Ashley mendesah
panas, membakar tenggorokannya. Tangan Ryan menjepit pinggul
Ashley dan celana dalam Ashley banjir dengan kelembaban. Ashley
terangsang dan gelisah dalam jumlah yang sama.
"Sialan." Mata Ryan menyapu ke atas dan ke bawah tubuh Ashley,
menikmatinya untuk pertama kalinya.
Ryan merasa puas. Ryan tahu Ashley akan terlihat indah. Itu sebuah
berkah. Tapi keindahan tubuhnya benar-benar mengagetkan Ryan.
Ashley bertubuh langsing, sangat langsing, pusarnya bagian sangat
indah dari perutnya, kulitnya pucat. Payudaranya kecil tapi padat dan
bentuknya sempurna pada tubuhnya.
Dan Ashley gemetar oleh gairah, kebutuhan seksual untuk berada di
lengan Ryan dan Ashley akan segera terbakar.
Untuk Ryan. Ryan kemudian mengetahui sebuah perasaan posesif yang buta hadir
saat Ryan memeluk Ashley dan pelukan Ryan menguasai Ashley
secara utuh. Gerakan itu mendorong lengan Ashley dari bahu Ryan
untuk kemudian lengannya berpindah memeluk leher Ryan. Dada
http://bacabukunovel.blogspot.com
Ashley menekan kuat ke dada Ryan. Bibir Ryan mendarat di telinga
Ashley, lubang hidung Ryan pada rambut Ashley dan aroma Ashley
membuat penis Ryan mengeras menimbulkan rasa sakit. Ryan
mencoba untuk menguasai emosinya. Ryan tidak ingin membuat
Ashley takut tapi tetap saja mulutnya terbuka. "Jangan pernah
katakan lagi padaku bahwa kau bukan milikku. Tidak setelah apa
yang terjadi malam ini. Apa yang terjadi. Kau milikku. Jangan
pernah mengingkari itu lagi."
Permintaan itu harusnya membuat Ashley takut. Tapi tidak.
Kebahagiaan mengalir pada diri Ashley dan Ashley merasa aman di
lengan Ryan. Merasa aman untuk memberikan tubuhnya pada Ryan.
Ini perasaan yang dia butuhkan dan akhirnya Ashley merasakan ini
untuk pertama kalinya di minggu pertama Ashley mengenal Ryan.
Di minggu pertama Ryan mencoba untuk mendapatkan Ashley di
atas tempat tidur. Ini waktunya. Ini waktu yang tepat. Jemari Ashley merenggut kulit kepala Ryan, tubuh Ashley
menyetujui permintaan Ryan. Ini tidak cukup bagi Ryan. Ryan
menangkup wajah Ashley dan mengangkat wajahnya untuk
memandangnya. "Jawab Aku Ash."
Mata Ashley terbuka. Ashley tenggelam pada intensitas Ryan. "Ya."
Satu tangan Ryan menyusup ke dalam kulit kepala Ashley ke dalam
helaian rambutnya. "Milikku."
"Ya." Ashley berbisik.
http://bacabukunovel.blogspot.com
"Yang tidak akan kubagi."
"Aku juga tidak ingin kau bagi. Aku juga tidak akan membagimu."
Kebahagiaan mengalir ke dalam tulang punggungnya. Ryan ingin
menjadi milik Ashley. Takdir mereka untuk bersama. Mereka saling
memiliki. Ryan terus memandang Ashley saat tangan Ryan bergerak menuju
penjepit bra-nya lalu Ryan membuka bra Ashley dengan cepat.
Cupnya terbuka lalu Ryan menyibakkannya ke samping mengikuti
alur renda lalu melemparkannya. Puting payudara Ashley mengeras
dari perhatian intens yang diberikan Ryan dan udara dingin yang
mengenai payudaranya. Ashley sedikit gemetar.
Pandangan Ryan tertuju pada payudara Ashley yang sudah terekspos.
Suara Ryan mendesis. "Kau ingin aku menggunakan kondom?"
"Itu - itu juga bagus." Ashley menjawab dengan suara yang gemetar.
"Kau tidak menggunakan kontrasepsi apapun?" Suara Ryan serak,
kata-katanya berasal dari kalimat yang tidak sempurna.
"Tidak." "Apakah kau akan menggunakan kontrasepsi" Minggu depan?" hal
itu permintaan. "Ya." Ashley menyetujui dengan suara pelan.
Ryan mengulangi kata-kata Ashley, "Itu akan jadi lebih bagus."
http://bacabukunovel.blogspot.com
"Ya." Ibu jari Ryan menyapu puting payudara Ashley dan Ryan mengamati
mereka berubah menjadi gelap saat Ryan menambah gerakan
melintir dengan ibu jarinya. "Ini akan menjadi sangat bagus,
Sayang." Ashley tak dapat bicara. Memandang Ryan dan berdiri dengan
kakinya sendiri sudah mengambil begitu banyak kekuatan Ashley.
Tangan Ashley kembali berpindah ke bahu Ryan dan Ashley
merasakan bahan halus dari kemeja Ryan. "Buka kemejamu."
Ashley berbisik. "Aku tidak bisa."
Ashley bingung. "Kenapa T-Tidak?"
"Aku tidak bisa lama-lama melepaskanmu."
Kebahagiaan yang tajam dan manis melanda ke dalam diri Ashley
dan Ashley menggerakkan jemarinya ke atas kancing kemeja Ryan
dan mulai membuka kancingnya satu per satu.
"Kau suka memelukku begitu lama?" Kata-kata Ashley merayu saat
pinggulnya mendorong maju ke arah Ryan dan jemari Ashley pelanpelan menyingkap
tubuh Ryan yang keras dan panas untuk
dipandangnya. Ryan mendengar rayuan Ashley yang lembut dan penuh gairah di
dalam suara Ashley dan kebahagiaan hadir di dalam tulang
belakangnya. "Ya." Ryan ingin agar Ashley menemukan
http://bacabukunovel.blogspot.com
kenyamanan denganya. Ryan membutuhkan itu. Ryan membutuhkan
itu karena Ashley membutuhkan itu dan Ryan pun membutuhkan
agar Ashley bisa merasa nyaman. Ryan menginginkan itu karena
Ryan menginginkan Ashley.
Tak akan membiarkan Ashley pergi.
Ashley mendorong kemeja Ryan dari bahunya dan Ryan menarik
membukanya. Tangan Ashley kembali memegang bahu Ryan dengan
segera dan Ashley melihat Ryan. Ryan begitu tampan.
Menawan dan tanpa kemeja. Bisepnya besar dan sekeras batu.
Tangan Ashley melingkar di atas paha Ryan, puting payudara lakilaki Ryan dan
turun ke bawah ke lintasan bulu yang menghilang ke
dalam celana jeans Ryan. Jemari Ashley menyapu di atasnya, maju
dan mundur dan Ashley merasa tubuh Ryan menjepit dan nafas Ryan
melambat. Tangan Ashley jatuh ke kancing celana Ryan.
Tangan Ryan jatuh ke atas tangan Ashley.
"Tidak." Ashley mengangkat tangannya dan memandang Ryan dengan tanda
tanya. "Jangan dulu." Ashley menggigit bibirnya dan mata Ryan menjadi gelap dengan
gigi kecil tajam Ashley menghias bibir bawah Ashley. Ryan
menggeram dan merenggut mulut Ashley dengan mulutnya. Ryan
http://bacabukunovel.blogspot.com
mendorong lidahnya diantara bibir Ashley dan mencium Ashley
dengan gairah. Dipenuhi dengan kebutuhan. Dipenuhi intensitas.
Ryan menangkup payudara ringan Ashley di tangannya,
menimbangnya, meremasnya. Ryan menyapukan ibu jarinya ke
ujung payudara Ashley lalu mencubit puting Ashley dengan
jemarinya. Ashley mulai mendesah lembut di belakan tenggorokannya saat
Ashley mulai menggeliat terhadap Ryan.
Tangan Ryan kemudian jatuh ke pantat Ashley dan menarik Ashley
ke tubuhnya, menekan Ashley ke perutnya. Ryan memeluk Ashley
dengan erat saat tangannya menyapu ke seluruh tubuh Ashley, tidak
membiarkan adanya jarak satu inch pun di antara mereka. Mulut
Ryan mengkonsumsi Ashley.
Ashley melepaskan ciuman Ryan dan mulai mengambil oksigen ke
paru-parunya. Ashley menekan tubuhnya ke arah Ryan, membelai
kulit kepala Ryan dengan jemarinya dan kembali ke mulut Ryan lagi.
Ryan terpaksa menurut Ashley.
Mulut Ryan terbuka di atas mulut Ashley dan lidahnya mulai
mendorong dengan dalam dan kuat. Ryan mendorong lidahnya ke
dalam mulut Ashley kemudian keluar hanya untuk kembali masuk,
lagi dan lagi. Mereka mulai saling menarik oksigen dan ciuman
diantara mereka menjadi basah, liar dan panas.
Intensitas pertukaran ini benar-benar membuat hilang pikiran.
Ashley menggantung di lengan Ryan, gairah menjerit melalui
http://bacabukunovel.blogspot.com
dirinya, membiarkan Ryan mengambil apa yang dia inginkan dari
Ashley. Ashley tak tahu kapan dia mulai mencakar Ryan, tapi
dengan gerakan tiba-tiba, Ryan mengangkat Ashley dan
mengayunkannya ke atas tempat tidur dan menghampiri Ashley
dengan gerakan cepat. Ryan membungkuk dan membuka sepatunya dan kembali di antara
paha Ashley. Tangan Ryan mulai menarik Ashley ke atas kepalanya.
"Kita tak akan melakukan ini saat masih memakai sepatu." Ashley
berbisik. Ryan tak ingin berhenti. "Tidak?"
"Tidak." Ashley mulai mendorong bahu Ryan dan Ryan berbalik dan
mengambil waktu beberapa detik untuk membuka sepatu botnya.
Ryan membuka restleting celananya, tapi tetap mengenakan
jeansnya dan kembali menghadap Ashley. Dalam hitungan detik
Ryan sudah kembali dan menarik celana dalam Ashley turun ke kaki
ashley dan mendorong kaki Ashley terbuka.
Ashley merasakan bahan jeans Ryan menyapu paha bagian
dalamnya saat Ryan bersandar ke arahnya. Tangan Ashley menyapu
sisi tubuh Ryan saat Ryan mencium bibirnya lalu bergerak ke
dadanya, Ryan memegang payudara Ashley dan mengambil
payudara Ashley lainnya dengan mulutnya. Manis, kenikmatan yang
manis menjalar ke bagian tengah tubuh Ashley, terasa sangat intens
untuknya saat Ryan mulai menghisap puting payudaranya, menjilat
lalu menghisap lagi. Ryan terus meremas payudara Ashley lainnya,
menggenggamkan tangannya ke atas payudara Ashley dan
menggenggam dengan penuh, bergerak menyapu puting
http://bacabukunovel.blogspot.com
payudaranya lalu memegangnya kembali, menyapunya seperti Ryan
tidak akan pernah merasa cukup.
Ryan menggerakkan kepalanya menuju lembah di antara payudara
Ashley, menarik nafas dalam, tarikan nafas dalam saat Ryan
menghirup aroma tubuh Ashley. Ryan kembali ke payudara Ashley
dan mengambil daging putih mulus itu ke dalam mulutnya dan mulai
menghisap, menggerakkan bibirnya dan lidahnya ke sekeliling kulit
Ashley. Ashley tahu Ryan tanpa diragukan membuat Ashley memar. Tidak
sakit, seperti sihir, tapi Ashley tahu dia akan melihat tanda
kepemilikan Ryan di pagi hari, hal itu makin membuatnya bergairah.
Ryan bergerak menyapu ke bawah tubuh Ashley sampai bibirnya
berada di pusar Ashley dan Jantung Ashley mulai berdebar dengan
tato gairah di dadanya saat pinggulnya bergerak dan basah, gairah
basah melembutkan Ashley. Satu tangan Ryan tetap berada di
payudara Ashley, menangkap payudara Ashley di dalam
genggamannya, Membius Ashley dengan perasaan puting
payudaranya yang dicubit diantara ibu jari Ryan dan jemarinya,
memegang Ashley dengan erat. Kepala Ryan berada di atas perutnya
yang lembut, Ryan menggerakkan tangannya yang lain ke antara
sambungan paha Ashley dan menyusupkan jari besar dan tumpul
diantara lipatan basah dan panas Ashley.
Ashley mendesah lembut di tenggorokannya saat jari Ryan menari di
bagian panas Ashley, bergerak dari clitnya kembali ke inti lembut
feminin Ashley. Ryan menyusupkan jemarinya ke dalam, Ryan
merasakan cairan panas Ashley dan menariknya keluar kembali
hanya untuk mengelus dan menggoda clit Ashley lagi. Maju dan
http://bacabukunovel.blogspot.com
mundur, Ryan terus bergerak secara konstan sampai kepala Ashley
bergerak di atas bantal dan tangan Ashley jatuh ke atas kepala Ryan
yang berada di atas perut Ashley.
"Ryan." Ashley mendesahkan nama Ryan.
"Ya, Sayang?" Ryan mengangkat kepalanya, memandang mata
Ashley dan menyusupkan jemarinya ke atas dan ke dalam diri
Ashley, mata gelap Ryan, cair saat Ryan memandang Ashley
sementara dia melakukan semua itu.
Nafas Ashley tertahan dan tertangkap di paru-parunya saat mata
Ryan menahan mata Ashley, Jari Ryan menggali dengan dalam.
The Thrill Of Chase Karya Lynda Chance di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Apa yang kau inginkan?" Suara Ryan serak.
Bernafas dengan kasar, Ashley hanya bisa menjawab dengan satu
kata. "Sekarang."
Ryan melepaskan jemarinya dengan lembut, mengangkat mereka ke
payudara lain Ashley dan Ryan menahan pandangan Ashley
sementara Ryan menyapukan jemarinya, melembabkan puting
payudara Ashley dengan cairan basah Ashley.
Ashley menarik nafas saat Ryan bergerak naik dan menjilat puting
payudara Ashley, mengisap cairan Ashley ke dalam mulutnya,
menahan mata Ashley selama dia melakukan itu semua.
Ashley hampir saja orgasme saat itu.
"Jangan Dulu." Ryan mendorong kata-kata itu keluar dan kembali
jatuh ke tubuh Ashley sampai kepalan berada di antara paha Ashley.
http://bacabukunovel.blogspot.com
Ryan memeluk kaki Ashley di lengannya dan membuka Ashley
untuk dirinya. "Oh Sayang."
Ashley mendengar kata-kata bisikan itu lalu otaknya berhenti
berfungsi saat mulut Ryan menemukan dirinya, gigi Ryan dan
bibirnya menghisap di atas clit Ashley. Ryan menyapukan lidahnya
ke atas dan ke bawah, Ryan menggeram dalam dari diafragmanya
dan memasukan jari tengahnya yang panjang dan besar ke dalam diri
Ashley. Pinggul Ashley naik ke atas saat dirinya dilanda oleh kenikmatan.
"R-Ryan," Ashley mendesahkan nama Ryan.
Ryan tidak berhenti. "Aku I-Ingin_" Ryan mengangkat kepalanya dan memandang Ashley, terus
memanipulasi jarinya di dalam Ashley. "Apa, Ash" Apa yang kau
inginkan" katakan padaku, sayang."
Ashley mendesah lembut dan kata-kata itu keluar. "Aku ingin
orgasme saat kau ada di dalam diriku."
*** Part 4 "Ya." http://bacabukunovel.blogspot.com
Ryan menarik jarinya dari Ashley dengan hati-hati dan berdiri lalu
menarik lepas jeans dan celana dalamnya.
Ryan berdiri di samping tempat tidur, tanpa busana, dan Ashley
memandangnya, tubuhnya begitu menawan, saat dia mengenakan
kondomnya. Ryan menjatuhkan lututnya ke atas tempat tidur dan berada di antara
paha Ashley, membentangkan kaki Ashley dan mengangkat kedua
kaki Ashley ke pinggangnya.
Ryan berada diatas Ashley sebentar dan menciumnya. "kau tahu
betapa aku menginginkanmu?"
"Ya." Ashley mendesah.
Ryan menyusupkan tangannya ke bawah dan memposisikan dirinya
ke gerbang masuk Ashley. Mendorong dengan memberi sedikit
tekanan, Ryan mengangkat tangannya ke wajah Ashley dan
membungkus wajahnya dengan tangannya, jemarinya menyapu
masuk ke dalam rambutnya.
Mata Ashley terbuka dan menemukan pandangan Ryan yang
terfokus sepenuhnya kearah dirinya. Ryan mendorong beberapa inci
lagi masuk ke dalam diri Ashley dan Ashley merasa dirinya
meregang untuk menerima Ryan.
Ryan menggeram dan mata Ashley terpejam.
"Buka." Kata tunggal itu adalah suatu desisan.
http://bacabukunovel.blogspot.com
Ashley membuka matanya dan Ryan menyusup masuk seluruhnya,
mendorong dengan konstan sampai Ryan tak lagi bisa lebih dalam
lagi. Mata Ashley melebar. Ashley tenggelam di dalam Ryan. Mata
Ryan, sentuhannya, keposesifannya. Terasa begitu nikmat.
Ryan menahan sebentar, koneksi diantara mereka begitu kuat,
getaran listrik dari mata Ryan menembus Ashley. Milik Ryan
mengisi Ashley, berdenyut didalam dirinya saat Ryan memandang
Ashley. "Begitu manis."
Ashley mendesah di bawah tubuh Ryan, Ashley mengangkat
pinggulnya, meminta lebih.
"Jadi milikku."
"Ryan, kumohon."
"Katakan, Ashley."
Ashley tahu apa yang Ryan inginkan. "Aku milikmu."
Ryan menghadiahi Ashley dengan dorongan yang lain lalu berhenti.
Kenikmatan hadir diantara mereka. Mereka terengah dengan hebat.
"Kau menikmati berdansa dengan pria itu, tadi?" Ryan menggeram,
suara Ryan serak saat dia mendorong kata-kata itu keluar untuk
Ashley. Kebingungan melanda Ashley. Ashley tak ingat pria itu. Apakah dia
tadi berdansa dengan seorang pria" Ryan adalah satu-satunya yang
dia pikirkan malam ini. Ryan begitu besar dan terasa penuh di dalam
dirinya dan Ashley tidak bisa membuat otaknya berfungsi. Ashley
http://bacabukunovel.blogspot.com
mengangkat pinggulnya lagi, memohon Ryan untuk melanjutkan.
Ryan menusuk dan berhenti lagi. Mata Ryan meraih ke bawah ke
dalam jiwa Ashley. "Aku berharap kau menikmatinya karena itu
akan jadi yang terakhir kalinya kau berdansa dengan pria lain selain
aku. Aku memilikimu seutuhnya. Aku tidak akan berbagi. Tidak lagi
ada dansa, tidak lagi ada ciuman, tidak ada lagi untukmu." Ryan
menarik lagi dan mendorong dengan keras. "Kau merasakan milikku
di dalam dirimu, Ash" Kau merasakannya?" Ryan mendorong ke
dalam Ashley, tubuh Ryan menindih di atas Ashley. Ryan
memindahkan tangannya dari wajah Ashley dan menangkap
pergelangan tangan Ashley dan mengangkat ke atas kepala dan
menahannya ke bawah. "Rasakan, sayang. Ingat. Belajarlah untuk
menyukainya, karena ini adalah semua yang akan pernah kau
ketahui. Hanya aku. Tidak ada orang lain."
Kenikmatan yang tajam dan panas menjalar ke dalam dirinya
mendengar kata-kata Ryan itu dan memicu mengalirnya kelembaban
baru ke titik dimana tubuh mereka terkoneksi saat ini.
Ryan melakukan tusukan lainnya saat Ryan menahan Ashley dan
menuntut jawaban. "Kau mengerti apa yang kukatakan?"
"Ya." Hanya itu kata yang bisa diucapkan Ashley. Pinggul Ashley
menggeliat memohon untuk lagi.
Dengan sepersetujuan Ashley, Ryan melepaskan tangan Ashley dan
memindahkanya ke bawah tubuh Ashley, memegang pantat Ashley
yang mulus dan mengangkatnya ke atas ke arah Ryan. Ryan mulai
bergerak dengan tusukan konstan, mengobarkan nafsu mereka
berdua. http://bacabukunovel.blogspot.com
Itu sangat nikmat. Oh Tuhan, Itu sangat nikmat. Ashley tak bisa
fokus pada hal yang lain. Pikiran terus terbang ke segala penjuru
otaknya. Dia bercinta dengan Ryan. Ryan pencemburu dan posesif
dan Ashley mencintainya. Ryan terasa besar di dalam dirinya dan
menusuknya menuju orgasme. Maju dan mundur, tubuh Ashley
dibajiri oleh kenikmatan, kenikmatan yang murni.
Ryan membungkuk untuk meraih mulut Ashley saat yang sama
Ashley mengangkat dagunya ke arah Ryan. Bibir Ashley terbuka dan
lidah Ryan masuk. Ciuman mereka panas, paru-paru mereka
terengah-engah mengharap oksigen tapi mereka tetap tidak
melepaskan diri mereka masing-masing.
Tubuh Ashley menegang dan Ashley tahu dia akan segera orgasme.
Getaran pelan berasal dari tenggorokannya, suara kebutuhan dan
gairah, dan otot internal miliknya mulai mengetat di penis Ryan.
Ashley mendorong ke arah Ryan saat kenikmatan menyelimuti
seluruh tubuhnya. Orgasme itu dalam, internal dan pikiran Ashley
tertutup untuk apapun selain kenikmatan yang memabukkan yang
menguasai seluruh tubuhnya.
Ashley masih berada dalam gelombang orgasme saat Ryan
menggeram dan menusuk ke dalam Ashley dengan tusukan lainnya.
Tiga tusukan dalam lalu Ryan klimaks, mengikuti Ashley ke dalam
dunia yang intens, kenikmatan yang mendalam. Ryan bertahan di
dalam Ashley, menumpahkan benihnya yang hangat, basah dan
nikmat ke dalam dirinya. Ashley merasakan itu langsung menuju ke dalam jiwanya saat ia
memeluk erat bahu Ryan. Mulut Ryan meninggalkan mulut Ashley dan Ryan menjatuhkan
http://bacabukunovel.blogspot.com
kepalanya di samping Ashley. Bibir Ryan yang terbuka mendarat ke
bahu Ashley dan Ryan tetap berada dalam posisi itu, Mulut Ryan
basah di atas kulit Ashley saat mereka berdua mulai menenangkan
diri. Bibir Ryan bergerak ke telinga Ashley. "Aku minta maaf, sayang."
Ryan berbisik. Ryan menahan dirinya di atas Ashley, masih ada di dalam tubuh
Ashley. Ashley mulai bisa berpikir kembali dan semua terasa baik. Tak ada
penyesalan sama sekali, hanya perasaan nyaman dan keyakinan
bahwa Ryan perduli padanya. Untuk apa Ryan meminta maaf" "Apa
yang kau sesali?" Ryan mengangkat dirinya dari atas tubuh Ashley, perlahan menarik
keluar dirinya dari dalam tubuh Ashley dan bergerak ke sampingnya.
Ryan menyusupkan lengannya kebawah tubuh Ashley. "Aku terlalu
kasar padamu." "Tidak. Kau tidak kasar."
Tangan Ryan menyusup ke payudara Ashley dimana kulit lembut
dan putih miliknya sudah mulai menunjukkan efek dari sentuhan
Ryan. "Ya,Tuhan, sayang, aku membuatmu memar."
"Ini hanya sebuah cupang. Tidak sakit." Kata-kata Ashley lembut,
mencoba untuk meyakinkan Ryan.
"Aku tidak bermaksud membuat cupang dikulitmu. Aku bahkan tak
menyadari apa yang kulakukan."
http://bacabukunovel.blogspot.com
Kenikmatan melanda Ashley. "Tidak Apa-apa," Ashley berbisik.
"Dan aku tak seharusnya mengancammu. Aku tak bermaksud untuk
membuatmu takut, Ash. Tentang pria yang tadi berdansa denganmu."
Ashley memalingkan kepalanya untuk memandang mata Ryan. "kau
tidak serius?" "Tentu saja aku serius. Tapi aku tak bermaksud untuk membuatmu
takut." "Apakah aku terlihat takut?"
Ryan tersenyum. "Tidak juga."
"Aku tidak takut." Jawaban Ashley sangat yakin.
"Bagus." Ryan menggerakkan tangannya ke bawah dan menangkap
gundukan Ashley dengan telapak tangannya. "Ok. Itu tadi latihan.
Sekarang ini untuk yang sebenarnya."
Ryan membungkuk ke bawah dan menempatkan mulutnya di atas
mulut Ashley. *** Hari-hari berikutnya berlalu dengan cepat. Mereka menghabiskan
waktu senggang mereka bersama dan perlahan, barang-barang milik
Ashley mulai bermigrasi ke rumah Ryan.
Ryan sepertinya tak terlihat keberatan. Bahkan, Ryan secara teranghttp://bacabukunovel.blogspot.com
terangan menganjurkan hal itu dengan meminta Ashley bermalam di
rumahnya lagi dan lagi. Ryan ingin Ashley merasa nyaman, jadi
Ryan ingin Ashley meninggalkan barang-barangnya di rumahnya.
Ashley mulai mengkonsumsi pil kontrasepsi dan segala sesuatu
diantara mereka berjalan dengan lancar.
Sampai suatu malam Julie menelpon dan mengatakan pada Ashley
agar jangan kembali ke apartemen karena polisi berada di manamana. Julie tak
tahu apakah telah terjadi perampokan atau tepatnya
hal apa yang terjadi. Hanya itu semua informasi yang Julie berikan.
Ashley menawarkan untuk datang dan menjemput Julie kemudian
membawa Julie ke rumah Ryan. Julie mengatakan padanya nanti
akan memberi kabar dan Monica saat ini sedang berada di rumah
orang tuanya. Ashley meminta Julie untuk berhati-hati sebelum Julie
menutup telepon. Ryan tiba-tiba menjadi murka.
Ryan berdiri dan berjalan mondar-mandir di hadapan Ashley,
mengusap rambutnya dengan pergolakan di dalam dirinya. Ryan
berbalik memandang Ashley dan melotot.
"Kita tak akan menghadapi masalah ini jika kau sepenuhnya pindah
ke rumahku. Aku tak suka kau tinggal di apartemen itu. Itu tidak
aman." Ashley jadi meradang. Hampir terdengar seperti ultimatum.
"Apartemen itu sepenuhnya aman."
"Apartemen itu tidak aman," Ryan menggeram, getaran datang dari
dadanya. Kemarahan Ryan begitu terlihat.
http://bacabukunovel.blogspot.com
"Monica dan Julie tinggal di sana-" Ashley berhenti bicara saat Ryan
memotong kata-katanya. "Aku tak bisa mencegah dimana Monica harusnya tinggal. Itu
urusan mereka atau urusan pria lain. Bukan aku. Bukan kau." Suara
Ryan terus menerjang Ashley, Ryan kehilangan kesabaran.
Ashley mengambil nafas dalam sebelum memulai bantahannya.
"Kami berbagi uang sewa. Dan perlengkapannya. Kami baru saja
memperpanjang sewa."
Tangan Ryan membelah udara. "Aku tidak perduli. Aku akan
membayar uang sewamu sampai waktu sewa berakhir. Itu bukan jadi
alasan kau tidak bisa pindah kesini. Selama teman se apartemenmu
mendapatkan uang sewamu, mereka akan baik-baik saja."
"Kau tak bisa melakukan itu Ryan." Ashley berkata dengan suara
lembut. Mulut Ryan membentuk garis lurus saat ekspresinya menjadi gelap.
Tangan Ryan mengepal saat dia membungkuk ke depan menyusup
ke wilayah pribadi Ashley. "Ya. Aku bisa. Apakah kau
menandatangani sewa untuk 6 bulan atau setahun"
"S-Setahun." Ashley menjawab dengan suara gemetar.
"Aku akan membayarnya di muka. Kau tidak akan melanggar
perjanjian sewa itu. Kita bisa memindahkan barang-barangmu
besok." Kata-kata Ryan mutlak, menegaskan apa yang akan
dilakukan. http://bacabukunovel.blogspot.com
"Ryan aku tidak tahu apakah itu adil untuk mereka, mereka tidak
hanya mengharapkan uang. Mereka mengharapkan aku untuk berada
di sana, Seorang teman sekamar. Seorang sahabat."
"Aku mengerti itu, tapi itu tidak bisa membantu. Kalian bertiga tidak
bisa terus berpikir hal itu akan bertahan selamanya. Hal buruk
terjadi. Orang melanjutkan hidupnya. Aku tidak bilang kau harus
menjauhi Sahabatmu, Aku hanya mengatakan kau tidak bisa tinggal
di tempat yang penuh dengan tikus-"
"Penuh dengan tikus! itu komunitas tertutup! bagus, mahal-"
"Terserah apa katamu. Ok. Aku berlebihan. Tapi intinya aku ingin
kau berada di sini di rumahku, Ash. Aku ingin kau berada di sini
setiap detik dalam setiap hari sejak kita kembali bersama. Tidak akan
kubiarkan kau kembali ke apartemen itu setelah apa yang terjadi hari
ini di sana. Itu tidak akan terjadi, sayang."
Ashley berdiri memandang Ryan, Keragu-raguan membingungkan
pikirannya. Ashley ingin bersama Ryan. Ashley menginginkan itu
jauh di dalam dirinya. Ashley menyayangi sahabatnya, tapi ashley
The Thrill Of Chase Karya Lynda Chance di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
juga mencintai...- Ashley memotong pikiran itu dengan cepat.
Ashley ingin bersama sahabatnya, tapi Ashley lebih ingin bersama
Ryan. Kekhawatiran utamanya adalah Ashley sudah menelantarkan Monica
dan Julie. Tapi mereka akan bisa mengerti. Terutama monica yang
sudah bisa mempercayai Ryan. Semakin sering mereka bersama,
semakin Monica mengetahui siapa Ryan, Monica semakin
menyadari apa yang Ashley dan Ryan miliki berdua. Monica dan
Julie menyayangi Ashley dan ingin agar Ashley bahagia.
http://bacabukunovel.blogspot.com
Dan ini tidak berarti Ashley akan melanggar perjanjian sewa
apartemennya. Ryan sudah menawarkan untuk membayar bagian
sewa Ashley, tapi Ashley tak akan membiarkan Ryan melakukan hal
itu. Jika Ashley tinggal di sini bersama Ryan, Ashley dapat dengan
mudah terus membayar bagian uang Sewanya dan peralatan.
Dan Ryan benar. Semua hal berubah. Orang berubah. Sebuah
hubungan terjadi dan hidup harus terus berlanjut. Mungkin ini
waktunya. Perasaan puas yang tersembunyi dan berbahaya menjalar
ke dalam tulang belakang Ashley dan mengisi dirinya dengan
kebahagian. Ashley akan sangat senang tinggal disini dengan Ryan.
Ashley tak bisa memikirkan hal lain yang begitu ia inginkan.
Dan satu hal pasti. Jika Ashley mengecewakan Ryan kali ini, Ryan
akan menjadi begitu buas di masa depan. Ashley tak akan
mendapatkan kedamaian sampai Ashley menyetujui apa yang
diminta oleh Ryan. Ashley mengambil waktu sebelum menjawab Ryan. Ashley dapat
merasakan penilaian Ryan menetap kepadanya.
Ryan berdiri dengan tegang, seloroh di pipi Ryan, menghirup
oksigen ke dalam paru-parunya begitu dalam sehingga Ashley bisa
melihat dada Ryan yang turun naik. "Jika aku melakukan ini Ryan,
tidak berarti kau akan selalu menang dalam segala hal. Jika aku
pindah ke rumahmu itu karena aku ingin pindah ke rumahmu.
Jangan berpikir bahwa kau bisa mengancamku untuk melakukan hal
yang kau inginkan." Ashley melemparkan kembali kata-kata awal
Ryan padanya. "Itu tak akan terjadi, sayang."
http://bacabukunovel.blogspot.com
Ryan terhenyak dan sedikit relaks dengan kata-kata Ashley. "Aku
tidak mencoba untuk mengancammu, sayang. Itu hal terakhir yang
ingin aku lakukan. Jika kau setuju dengan hal ini, melakukan hal
kecil ini untukku, aku akan memberikan apapun yang kau inginkan.
Ayolah Ashley. Keluarkan aku dari kesedihan ini dan katakan
padaku kau akan tinggal bersamaku."
"Hal kecil?" Ashley tercekat.
Ryan menyeringai kecil. "Mungkin tidak terlalu kecil."
"Tidak ada hal kecil tentangmu, Ryan."
Ryan tertawa. "Ya, sayang, itu yang aku sedang katakan. Itu baru
kekasihku. Katakan ya, Ash."
"Ya." "Ya kau akan pindah ke rumahku?"
"Ya aku akan pindah ke rumahmu."
Postur tubuh Ryan menjadi relaks saat legannya meraih Ashley dan
memeluknya seutuhnya. Ryan mengguncangkan tubuh Ashley ke
tubuhnya. "Kau tak akan menyesalinya, sayang. Aku akan
mendedikasikan hidupku untuk membuatmu bahagia."
Hati Ashley tergetar dan kebahagiaan mengalir keseluruh tubuhnya.
"Kau tahu aku akan begitu jatuh cinta denganmu, kan?"
Ryan tersenyum menatap mata Ashley dan mencium dahi Ashley
dengan ucapan syukur, "Aku berjanji sayang."
http://bacabukunovel.blogspot.com
*** Gibson and Julie Part 1 Gibson Jones menunggu untuk untuk menyudutkan Julie Weldon ke
lorong gelap menuju restroom dari klub dansa. Malam sudah larut
dan Gibson lebih dari sekedar marah. Emosinya mudah meledak,
libidonya tinggi, dan menghantam tubuhnya dengan intensitas yang
kasar. Gibson sudah menunggu Julie keluar dari toilet wanita selama
dua puluh menit. Gibson tahu antriannya panjang, tapi tetap saja,
Gibson ingin menyalahkan Julie untuk penantian ini. Hal ini
membuat agresi di dalam darahnya semakin besar.
Gibson berdiri di depan dinding dan mengamati gadis-gadis yang
keluar dari toilet wanita. Lebih dari satu wanita yang melirik ke
arahnya saat mereka berlalu. Perhatian yang tidak diinginkan itu
membuat Gibson lebih marah lagi. Jika saja Julie keluar dari sana
maka Gibson bisa dengan segera mengakhiri ini semua.
Gibson berdiri di sebelah mesin penjual rokok dan akhirnya melihat
Julie keluar dari toilet wanita. Rambut pirang kuning tua
menggantung seperti sutera di atas tonjolan payudaranya. Gairah
Gibson meninggi dalam kebutuhan yang sengit saat wajah Gibson
mengernyit menjadi ketidaksabaran. Gibson tidak membuang waktu
dan menarik tangan Julie saat dia berjalan.
Julie menghembuskan nafas tersentak saat pergelangan tangannya di
http://bacabukunovel.blogspot.com
kuasai oleh tangan yang kasar dan dia di tarik ke sudut gelap
diantara mesin penjual otomatis dan dinding. Julie membatalkan
teriakannya saat dia mengenali wajah Gibson yang kini memandang
ke arahnya. Detak jantung Julie menjadi kacau dan kakinya mulai
gemetar dengan hebat saat objek fantasi rahasianya menekannya ke
dinding. Gibson menjulang di depan Julie, lengan depan Gibson berada di
samping kepala Julie. Gibson tinggi dan besar dan dia berdiri
menutupi Julie, otot-ototnya menjepit dan giginya mengeretak.
Gulungan erat ketegangan membakar tubuh yang menjulang di
hadapan Julie, bersandar ke arahnya.
"Dengar gadis pirang kecil, hal ini tak akan berhasil." Gibson
mendesis. Gibson terlihat menggeram. Marah dan tidak bersahabat. Kemarahan
yang mendidih datang dari mata Gibson yang kini menunduk ke arah
Julie. Kemarahan yang mendidih dan sesuatu yang lain. Sesuatu
yang kimiawi. Sesuatu yang seksual.
Ketertarikan. Ketertarikan yang tidak diinginkan.
Julie menarik nafas saat getaran keragu-raguan bercampur takut,
rangsangan, dan kekecewaan dari kata-kata Gibson menyebar ke
dalam tubuh Julie. Sudah berapa lama Julie berusaha untuk dekat
dengan Gibson" Julie tahu dengan pasti sudah berapa lama. Sudah
empat minggu sejak sepupunya Ashley berkencan dengan teman
Gibson yaitu Ryan. Mereka berdua bertemu, saling bertukar nomor telepon, lalu tak ada
apa-apa lagi. http://bacabukunovel.blogspot.com
Tak ada apa-apa untuk Julie. Ashley berada di surga ke tujuh
berkencan dengan Ryan. Atau Ashley waktu itu berada di surga ke
tujuh sampai seminggu lalu saat tiba-tiba Ashley putus dengan Ryan.
Julie mengirim pesan SMS ke Gibson hanya untuk alasan itu. Untuk
menolong sepupunya dengan memberikan kesempatan Ashley dan
Ryan untuk berada di tempat yang sama dalam waktu yang sama.
Sepupunya dan Ryan ditakdirkan untuk bersama. Julie dapat
merasakan hal itu dan itu cerita yang dia yakini. Tak ada alasan
darinya selain itu saat mengirimkan SMS itu kepada Gibson.
Jika Julie bisa meyakinkan dirinya soal itu maka dia bisa
meyakinkan orang lain. Tapi saat ini dia tidak bisa membuat pita suaranya bekerja karena
Gibson berada di dekatnya, mengancamnya dengan besar tubuhnya
dan cercaan di suaranya. "Jawab aku." Kata-kata Gibson kasar, penuh tuntutan.
"A-Apakah kau bertanya padaku?" tubuh Julie gemetar dengan
hebat Julie hampir tak bisa mengontrolnya.
"Aku bilang ini tidak akan berhasil." Gibson berusaha untuk
mengintimidasi Julie. Gibson harus membuat Julie cukup takut
untuk mengasingkan Julie, membuat Julie ingin berada cukup jauh
dari Gibson. Ini hal yang tersulit yang Gibson pernah harus lakukan.
Julie sangat seksi, salah satu wanita paling seksi yang pernah Gibson
temui. Tapi Ryan sudah memintanya untuk menjauhi Julie dan
Gibson adalah teman yang setia, Gibson akan mencobanya dengan
susah payah. Dan sekarang Julie berdiri di dalam lingkaran
http://bacabukunovel.blogspot.com
lengannya, beberapa inchi dari Gibson dan tubuh Julie gemetar
dengan kebutuhan seksual yang akan membuat Gibson kehilangan
kendali. " Apa yang - apa yang kau m-maksud?" Julie melihat ke arah
koridor yang lengang. Tak ada orang lain di sekitar mereka untuk
mengganggu ketegangan. Mereka sendirian.
"maksudku adalah tentang kau yang mengejar-ngejar aku. Itu tidak
akan berhasil. Kau harus menghentikannya." Suara Gibson
menggambarkan kefrustasian dan kemarahan.
"kau G-Gila. Aku tidak mengejar-ngejarmu." Julie kaget dia terlihat
begitu jelas mengejar-ngejar Gibson. Bagaimana dan kapan dia
terlihat begitu menyolok mengejar-ngejar Gibson" Apakah Gibson
akan mempercayainya jika dia membantahnya" Ia pikir dia tidak
melakukan satu hal pun yang akan membuat Gibson tahu apa yang
dirasakan oleh Julie. Itu hal yang memalukan yang akan diketahui
oleh Gibson dan itu akan membuat Julie sangat malu. Julie
menegangkan tulang belakangnya.
"Omong kosong." Mata Gibson turun ke wajah Julie, melintasi bibir
Julie dan jatuh ke dada Julie yang naik turun penuh pergolakan.
"Sebenarnya kau umur berapa?"
"21, dan itu bukan urusanmu." Julie berusaha untuk menjaga nada
suaranya datar, tapi Julie punya banyak sekali emosi yang mengalir
di tubuhnya. Julie begitu bersemangat untuk bisa dekat dengan
Gibson, tapi Julie mulai merasa marah dengan sikap Gibson. Tidak
ada alasan bagi Gibson untuk bicara dengan nada seperti itu
dengannya. Walaupun Gibson tahu Julie sudah berlaku buruk
padanya itu merupakan alasan lebih lainnya untuk berlaku baik
http://bacabukunovel.blogspot.com
dengan Julie. Tidak bersikap seperti Julie sudah melakukan dosa
yang begitu besar. "Omong kosong. Kau belum 21." Gibson menekan kata-kata itu
keluar diantara giginya yang bergemeretak.
"Bagaimana kau pikir aku bisa berada di sini" Sulap?" suara Julie
sarkastis, memotong, memberikan padanya kembali apa yang sudah
dia hidangkan untuk Julie.
"Sok pintar. Kau pirang kecil sok pintar dan jika kau pikir sesuatu
akan terjadi diantara kita, kau gila."
"Kau orang tolol. Biarkan aku pergi." Sekarang Julie sama
marahnya dengan Gibson dan mulai mempertanyakan penilaiannya
sendiri. Ya, Gibson sangat menarik, tapi sial, siapa tahu yang tahu
ternyata dia seorang menjengkelkan"
"Aku tidak menahanmu." Gibson mencemooh Julie.
Julie menyadari Gibson Pada dasarnya benar. Gibson tidak
menyentuhnya sama sekali. Tubuh Gibson hanya menjulang
diatasnya, mengurung Julie, Tapi Gibson tidak benar-benar
menyentuh Julie. Julie tak mau bertahan untuk mendengar omong
kosong Gibson lagi. Julie mulai membungkuk ke bawah lengan
Gibson tapi Gibson lalu meraih Julie dan menghentikannya dan
menariknya kembali ke posisi awal.
Hanya saja kali ini, Gibson menyentuh dan menahan Julie.
Julie kembali terhimpit ke dinding dan Gibson menutupi ruang
lingkup Julie. Mata Gibson cair memandang Julie. Tangan Gibson
http://bacabukunovel.blogspot.com
mencengkeram Julie dengan erat.
Kaget dan ketegangan yang intens melanda Julie saat Julie
mendorong Gibson dan dia tak membiarkan dirinya lepas. Jelas ini
lebih dari sekedar kemarahan. Gibson pasti memiliki perasaan yang
lebih dari sekedar kemarahan. Mungkin Julie tidak salah saat dia
membayangkan apa yang terjadi diantara mereka berdua. Julie sudah
memimpikan hal ini cukup lama.
Julie menguji kekuatan cengkeraman Gibson dengan mencoba untuk
melepas diri dari Gibson lagi.
"Jangan bergerak." Suara Gibson brutal. Gibson memandang Julie,
Lubang hidung Gibson melebar dan bibirnya menggertak.
Tangan Gibson mencengkeram lengan atas Julie dan Gibson
memandang Julie dengan seksama.
"Buat keputusanmu." Julie menatap ke arah Gibson lewat kelopak
matanya, mencoba untuk menjauh dari Gibson beberapa Inchi lebih
jauh. Beberapa inchi yang dibutuhkan oleh Julie untuk tetap berada
dalam kewarasan. Cengkeraman Gibson pada Julie menjadi lebih erat."Jangan
Bergerak." Gibson mengulangi dengan desisan.
Tubuh Julie menjadi relaks seutuhnya, siap mendengarkan hal yang
tak bisa terelakkan. "Baiklah. Apa yang kau inginkan?"
"Aku ingin kau menyerah. Berhenti mengirimiku SMS-"
"Aku hanya mengirimkan satu SMS!" Julie balik berteriak.
http://bacabukunovel.blogspot.com
Cengkeraman Gibson seakan menembus kulit Julie, "Berhenti
memandangku seperti kau ingin memakanku-"
Julie menyentakkan lengan Gibson yang menahannya dan menyela
Gibson. "Kau gila." Ok, Mr. Arogan sepertinya butuh kepalanya di
periksa. Julie tak pernah memandang Gibson seperti itu. Ini pasti
imaginasi Gibson sepenuhnya.
Gibson tetap menahan Julie di hadapannya. "Jaga mulutmu, gadis
kecil." "Namaku Julie."
"Aku tahu siapa namamu" kata-kata itu keluar dengan cepat.
"Betulkah?" Julie bertanya dengan nafas yang cepat.
"Ya." Mereka saling menatap saat kesunyian hadir dengan seksual
chemistry yang mengalir di antara mereka.
Ketegangan sangat tinggi diantara mereka dan akhirnya Gibson
kembali bicara. "Ashley tak akan suka jika aku bermain-main
dengan. Ashley akan marah lalu Ryan juga akan marah padaku. Itu
tidak boleh terjadi."
Penjelasan Gibson tak membuat Julie tertarik.
"Ashley bukan penjagaku." Kata-kata Julie bermaksud untuk
menantang Gibson. http://bacabukunovel.blogspot.com
"Itu tidak boleh terjadi." Gibson mendorong kata-kata itu keluar,
mengulangi posisinya. Siapa sebenarnya yang Gibson coba yakinkan"
Julie menarik nafas, menahannya lalu mengatakan apa yang
sebenarnya Julie pikirkan. "Ya, Tapi kau juga menginginkannya."
Itu dia. Pernyataan Julie mengisyaratkan bahwa perkiraan Gibson
mungkin benar. Julie menginginkannya dan Julie berpikir Gibson
juga menginginkannya. Kesunyian total melanda mereka.
Mata Gibson menyala menatap ke arah Julie, mukanya marah
dengan garang. Julie mendorong dagunya ke atas, garis rahang Julie menantang.
Saat Gibson kemudian membuka mulutnya, Julie tahu Gibson tak
akan menyerah dengan chemistry yang ada diantara mereka.
The Thrill Of Chase Karya Lynda Chance di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Ini tak akan berhasil. Aku pria dewasa. Kau tidak bisa memperdaya
atau menggiringku ke dalam sesuatu yang tidak aku inginkan."
"Benar." Nada suara Julie menggambarkan bahwa dia tidak percaya
padanya. "Aku benar." "Tentu." Julie menjawab Gibson dengan cara yang jelas ingin
http://bacabukunovel.blogspot.com
membuat Gibson menjadi lebih marah lagi.
Julie benar. Jawaban singkat satu katanya membuat Gibson menjadi
lebih marah. Tubuh Gibson maju satu inchi lebih dekat untuk
mengancam dan mulut Gibson terkatup membentuk garis lurus yang
rapat. Julie menegangkan tubuhnya terhadap tubuh Gibson dan
menghantam Gibson dengan ungkapan yang terkenal tepat di
wajahnya. "Baiklah Gibson. Aku menangkap apa yang kau katakan
dengan sangat jelas. Biarkan aku pergi. Ada pria lain yang tak akan
keberatan untuk berdansa denganku."
Gibson menahan Julie dengan erat, ekspresinya berubah menjadi
muram. "Kau harus berhati-hati, gadis kecil." Itu sebuah peringatan. Gibson
mengatakannya dengan nada suara rendah, menggertak, suara
Gibson bergetar jauh dari dalam dada Gibson.
"Aku selalu hati-hati. Meskipun itu bukan urusanmu. Kau bukan
kakakku." Kata-kata Julie menjadi antagonis.
"kau benar." Mata Gibson menyapu tubuh Julie dari atas ke bawah.
"Bagus. Biarkan aku pergi." Julie berkata.
"Sebentar lagi." Gibson tidak terburu-buru.
"Sekarang." Tuntut Julie.
"Tidak. Aku katakan padamu untuk berhati-hati berada di sekitarku.
http://bacabukunovel.blogspot.com
Hati-hati untuk apa yang kau katakan padaku. Hati-hati untuk
melemparkan omong kosong seperti itu di wajahku. Kau mungkin
tak akan suka dengan konsekuensinya."
"Kau baru saja bilang padaku bahwa kau tak menginginkanku, lalu
kenapa harus ada konsekuensi" Kau tak perduli dengan apa yang aku
lakukan atau dengan siapa aku melakukannya."
"Itu sama sekali tidak benar dan aku tak pernah mengatakan aku
tidak menginginkanmu."
"ini semua tentang hal itu, kan" kau memperingatkanku karena kau
tak menginginkanku, kau ingin aku meninggalkanmu sendiri."
"Aku tak ingin mendekatimu karena Ashley. Aku ingin kau menjauh
dariku karena kau masih berumur 21 tahun. Aku ingin kau menjauh
dariku karena kau tak akan tahu bagaimana mengatasi laki-laki
seperti aku." Dengan fasih, pernyataan non-verbal, tangan Gibson
naik ke bahu Julie, menyapu kulit lembut Julie dan memeluk leher
Julie dan meremasnya dengan lembut. Mata Gibson menyala,
ekspresi Gibson kasar. "kau tak tahu bagaimana ini akan terjadi
diantara kita." Gibson menekan jemarinya ke leher Julie dan mata Julie melebar
saat kebutuhan seksual panas melandanya.
Perasaan ganda dari gairah keingintahuan dan ketakutan
menghantam perut Julie secara bersamaan. "B-bagaimana ini akan
terjadi diantara kita?"
Julie merasakan nadi di lehernya berdenyut keras dibawah sentuhan
telapak tangannya yang kasar.
http://bacabukunovel.blogspot.com
Mata Gibson menyapu wajah Julie, tulang pipi Julie, bibirnya yang
bergetar. "Itu akan jadi intens, gadis pirang. Sangat intens."
Jantung Julie berpacu dengan cepat saat sulur-sulur keinginan
melanda dirinya yang hampir melumpuhkannya. "Gibson,
Tolonglah." "Tidak, ini tak akan berhasil." Suara Gibson datar.
"Tolonglah." Julie berbisik. Julie tahu saat ini Julie memohon
kepada Gibson, tapi tampaknya Julie tidak perduli.
"Tidak, ini tak akan berhasil," Gibson mengulangi, kata-katanya
keluar dengan lebih lembut.
Dalam keputus asaan, Julie mulai mencari dalih. "Ok. Ini tak akan
berhasil. Aku mengerti." Denyut nadinya berpacu dengan sengit
sampai ke otaknya. Julie menjilat lidahnya. "Tolonglah, Satu ciuman
saja. Jadi aku bisa tahu." Mata Julie memandang Gibson.
Gibson mempelajari bibir Julie dan kebutuhan di dalam mata Julie.
Gibson memindahkan satu tangan dari leher Julie dan
menyapukannya ke pipinya dengan lembut. Tangannya terus
menyapu membentuk alur ke rambut Julie dan mencengkeram kulit
kepalanya. Tangan Gibson yang lain jatuh dari leher Julie dan
memeluk pinggangnya, mengangkat tubuhnya hingga berjinjit dan
menarik tubuh Julie ke tubuhnya.
Pandangan mereka saling bertemu dan tertahan saat gairah seksual
melingkupi di antara mereka.
http://bacabukunovel.blogspot.com
Paru-paru Gibson menarik masuk oksigen. "Seharusnya aku tidak
melakukan hal ini. Aku hanya akan menghukum diriku sendiri."
Kata-kata Gibson seperti kesedihan.
"Tolonglah Gibson." Julie berbisik.
"Itu terdengar sangat indah saat kau memohon padaku. Aku sudah
membayangkanmu ketika kau memohon padaku."
Kenikmatan bergelung menjalari tubuhnya saat Julie menyadari
bahwa Gibson juga berpikir tentang bagaimana hal ini akan terjadi
diantara mereka. Gibson menenggelamkan kepalanya dan mulutnya dekat ke arah
Julie, membuat Julie menahan oksigen di paru-parunya. Julie
merintih saat lidah Gibson mendorong ke dalam mulutnya.
Lutut Julie mulai gemetar dan kupu-kupu mulai berkibar di dalam
perutnya saat aroma Gibson, rasa Gibson secara ampuh
mempengaruhi dirinya. Julie menggelantung di lengan Gibson saat ia berusaha untuk
membuat otaknya berfungsi. Ia hanya memiliki satu pikiran. Gibson
akhirnya menciumnya! Tapi sesegara pikiran itu datang, keputus asaan melandanya saat ia
menyadari ciuman apa yang diberikan Gibson padanya.
Ciuman hukuman. Ciuman yang dipenuhi dengan kemarahan dan hukuman setimpal.
Dan kelaparan. Oh, Ya. Julie merasakannya. Kelaparan Gibson. Tapi
http://bacabukunovel.blogspot.com
Julie juga merasakan kemarahan Gibson saat tangannya mengangkat
wajah Julie dan menahannya, lidah Gibson menusuk secara
berulang-ulang ke dalam mulut Julie seperti Gibson tak pernah
merasa cukup. Seperti Gibson tak bisa merasa cukup dan ingin
menghukumnya untuk itu. Kenapa begitu banyak kemarahan" Apa yang telah Julie lakukan
pada Gibson" Julie bertahan di lengan Gibson, kesunyian yang pedih melanda
Julie. Ia tak menginginkan ciuman semacam ini yang diberikan
Gibson padanya. Ia ingin ciuman yang manis, ciuman yang lembut.
Penuh dengan kelaparan, ya. Tapi tidak kemarahan. Ia tak pantas
menerima kemarahan Gibson.
Julie merintih di belakang tenggorokannya, menyarangkan
tangannya di dada Gibson dan mulai mendorong. Tangan Gibson
menjadi lebih erat mencengkeram Julie dan Julie sejenak berpikir
Gibson tidak akan melepaskannya. Tapi lalu Mulut Gibson terlepas
dari mulutnya dan mereka berdiri bersama, menghisap oksigen dan
saling memandang seperti dua orang petarung dalam duel untuk
memperjuangkan hidup. Mata Julie menyipit dan ia melemparkan pandangan yang panas dan
menuduh ke arah Gibson. Gibson tetap diam dan Julie memberikan Gibson balasan atas
perlakuannya. "Ok. Sekarang aku tahu bagaimana rasanya. Kau
benar. Ini tidak akan berhasil. Aku ingin kau meninggalkan aku
sendiri. Kau kasar, kacau, bajingan yang egois. Biarkan aku sendiri."
Perasaan benci yang tajam nampak di dalam suara Julie.
http://bacabukunovel.blogspot.com
"Hanya karena hal terjadi tidak sesuai dengan apa yang kau
inginkan-" Api kemarahan bercampur dengan gairah bergejolak ke
dalam diri Gibson. "Tinggalkan aku sendiri Gibson," Julie berteriak di depan wajah
Gibson dan menarik diri dari Gibson.
Tangan Gibson terangkat dari Julie dan Julie menyapukan punggung
telapak tangannya ke mulutnya mencoba untuk menghapus ciuman
hukuman darinya, mencoba untuk menunjukkan pada Gibson betapa
dalam rasa benci dirinya.
"Bajingan." Julie mengatakan itu sambil mendengus, berbalik dan
mulai berjalan menjauh. Gibson meraih tangan Julie dan mencoba untuk, apa" Minta maaf"
"Julie-" Julie menyela Gibson dengan menyentakkan tangannya dan
menjerit. "Pergi."
Gibson mengangkat tangannya dari Julie dan melepaskan
pegangannya. Julie memandang Gibson untuk terakhir kalinya lalu
kembali menuju keramaian dan musik.
*** Part 2 Satu setengah jam kemudian, Gibson duduk di atas kursi barnya
dengan marah, tangannya memegang bir keduanya malam ini. Julie
berubah menjadi bola liar yang panas sebagai balas dendam seorang
http://bacabukunovel.blogspot.com
wanita saat ia dengan sengaja membuat malam Gibson menjadi
sangat menyedihkan dengan cara menari dengan semua pria sialan di
klub dan tidak pernah sekalipun memandang Gibson.
Ini sebuah hukuman, Gibson merasakan ini sangat berat.
Tubuh mungil berlekuk Julie mengacaukan kepala Gibson yang
Gibson sendiri bahkan tak bisa membuat dirinya berpikir.
klub akan segera tutup dan Gibson duduk menunggu dua wanita
yang akan memberikannya tumpangan. Ryan sudah
menelantarkannya saat dia mendapatkan kesempatan untuk bersama
Ashley. Monica tadi melintas di hadapannya dan mengatakan padanya
mereka akan memberikan dia tumpangan.
Gibson mengamati kedua sahabat itu di lantai dansa sekarang.
Monica langsing dengan rambut coklat terang. Monica cantik. Para
pria mendekatinya sepanjang malam. Mata Monica memandang
mereka dengan tatapan tidak tertarik, dan seperti yang monica tahu,
itu justru membuat para pria itu semakin tertantang.
Monica sangat menawan, tapi Gibson harus mengakui bahwa dirinya
tidak tertarik dengan monica dan matanya terus beralih tanpa ragu ke
teman sekamar monica. Gibson seketika tersentak lagi, dengan
kefemininan Julie. Julie kecil dan mempesona, dengan pinggul yang
ramping dan payudara yang belum lama tadi, berada di bawah
sentuhannya. Gibson gatal untuk merasakannya lagi.
Gibson sudah sangat menginginkan Julie sejak bertemu dengannya,
http://bacabukunovel.blogspot.com
tapi Gibson waktu itu sangat sibuk dengan pekerjaannya sehingga
dia tak punya waktu untuk melakukan apa pun. Gibson juga belum
memutuskan apakah dia harus melakukan sesuatu atau tidak soal itu.
Umurnya selalu menjadi penghalang, mengacaukan rencana yang
dibuat untuk Julie. Julie hanya 7 tahun lebih muda dari Gibson tapi karena Julie 21
tahun maka 7 tahun perbedaan umur itu menjadi berarti. Gibson
sudah berada di wilayah ini cukup lama, sering terlihat. Gibson
memiliki kebaikan di dalam dirinya untuk menyadari bahwa Julie
akan sangat terluka jika Gibson mempermainkannya. Otak Gibson
sudah berdansa menginginkan dia tapi di satu sisi ingin melindungi
Julie dari dirinya. Tapi sial, pandangan di mata Julie saat Julie memohon Gibson untuk
menciumnya tadi. Itu bukan sesuatu yang dengan mudah dapat
dilupakan oleh Gibson. Gibson tahu dia harus mencoba. Sial. Gibson benar-benar tak ada
pilihan. Ia punya banyak pilihan tapi sudah berjanji pada Ryan untuk
tidak mendekati Julie. Jika ditinjau kembali, seharusnya Gibson mengajak Julie berkencan
pada malam pertama mereka bertemu. Jika waktu itu Gibson
mengajaknya berkencan, mendeklariskannya dari awal, maka Ryan
tak akan bisa memberikannya omong kosong seperti ini. Tapi siapa
yang tahu akan ada deadline untuk mengajak Julie kencan" Gibson
mempunyai urusan pada pekerjaannya yang membutuhkan perhatian
penuh dari dirinya. Dan sekarang Ryan menghadapi masalah ini.
Ini situasi benar-benar kacau. Gibson seharusnya sudah
mendapatkan Julie di atas tempat tidurnya beberapa minggu lalu.
http://bacabukunovel.blogspot.com
Dan sekarang Gibson hanya menghadapi kekacauan.
Tangan Gibson terikat. Oh Tuhan. Gibson meneguk bir-nya lagi dan meringis saat dia menyadari dia
membiarkan minumannya menjadi hangat.
Gibson meletakkan botol birnya di bar di hadapannya dan
mengalihkan perhatiannya kepada dua wanita itu. Mereka berdua
minum dan Gibson khawatir tentang mereka yang harus berkendara.
Gibson tak tahu mobil siapa yang mereka bawa, dan Gibson juga
tidak perduli. Gibson yang akan menyetir.
Dengan satu setengah botol bir, Gibson tanpa ragu lebih aman
berada di belakang kemudi dari pada salah satu dari kedua wanita
itu. Gibson duduk, merenung dalam diam dan menunggu sampai dansa
terakhir berakhir dan kedua wanita itu menyusup ke arahnya.
Monica bicara, "Ayo kita pulang Gibson."
Gibson berdiri dan memandang ke arah Julie yang berdiri di
belakang dan merogoh kunci ke dalam kantong celananya.
Jadi mereka memakai mobil Julie.
Julie benar-benar mengabaikan Gibson, jadi Gibson hanya menarik
diri ke belakang dan mengikuti kedua wanita itu ke tempat parkir.
http://bacabukunovel.blogspot.com
Beberapa pria seperti hendak bergerak menghampiri mereka, tapi
kedua wanita itu tampak tidak sadar dan Gibson berdiri tegap dan
memberikan isyarat pada para pria itu bahwa mereka jangan
mengganggu kedua wanita ini.
Udara larut malam terasa dingin. Gibson menunggu sampai Julie
berjalan ke compact car biru dan Gibson bergerak ke depan ke arah
Julie dengan sangat santai dan membuat Julie kaget.
"Aku akan membukakan pintunya." Gibson mengulurkan tangannya
untuk menerima kunci dan Julie dengan ragu-ragu menyerahkan
kepada Gibson. Setelah Gibson menerima kunci di tangannya, sikap Gibson berubah.
Gibson meraih Julie dengan tangannya dan mengarahkannya ke
kursi penumpang. Gibson membuka kunci, membuka pintu dan
mendorong Julie ke dalam. "Aku yang akan menyetir." Kata-katanya
tegas dan menuntut. Julie melihat Monica naik ke kursi belakang mobil tanpa berdalih
dan Julie memutuskan tak ada gunanya membantah. Jika Gibson
ingin menyetir ke rumahnya itu tidak masalah. Setelah itu Julie akan
The Thrill Of Chase Karya Lynda Chance di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
menyetir. Tapi faktanya kemudian, tidak seperti itu.
Gibson sudah pernah ke apartemen mereka sebelumnya bersama
Ryan dan sekarang Gibson menuju ke sana.
Julie meradang. "Apa-"
"Kau tidak akan menyetir malam ini. Jangan pernah berpikir untuk
http://bacabukunovel.blogspot.com
itu. Aku akan mengembalikan mobilmu besok."
"Aku punya banyak hal yang harus aku lakukan besok pagi. Tugas
yang harus aku lakukan. Ini tidak perlu-"
"Diam Julie. Kau tadi minum dan Aku tidak sedang mood untuk
mendengarkan omong kosongmu."
Julie duduk kembali, menutup mulutnya dan bergolak. Dia hanya
minum dua kali selama periode 4 jam. Dia juga minum tiga gelas air
mineral. Dia tidak mabuk. Tapi Gibson terlihat sangat marah dan
Julie begitu lelah untuk melayani kemarahan Gibson.
Besok. Saat Gibson mengembalikan mobilnya, Julie akan
mengatakan padanya apa yang Julie pikirkan tentang sikap dan
perlakukan Gibson. ***** Jam sepuluh pagi, bel pintu Julie berbunyi. Julie sudah selesai
mandi, berpakaian dan memakai make up. Julie siap menumpahkan
uneg-unegnya pada Gibson yang tak sempat dia ucapkan tadi
malam. Julie membuka pintu dan Gibson berdiri bersandar dalam celana
jeans ketat dan sudah pudar, sepatu boot dan kaos ketat merah yang
membentuk perut berototnya dan mata Julie bergerak dengan cepat,
secepat matanya mendarat pada Gibson. Maskulinitas teradiasi dari
diri Gibson dan Julie tidak kebal dengan hal itu.
Gibson berdiri memandang Julie, memutar kunci mobil Gibson di
tangannya. http://bacabukunovel.blogspot.com
Kunci mobil Gibson bukan kunci mobil miliknya.
Julie mengabaikan ketegangan seksual yang mengalir diantara
mereka setiap kali mereka berada di ruangan yang sama dan Julie
langsung ke pokok permasalahan. "Dimana Kunci mobilku?"
"Mobilmu di dealer. Mereka akan mulai mengerjakannya senin
pagi." "Apa?" Julie kaget, Julie tidak sepenuhnya paham apa yang Gibson
katakan. "Mobilmu sedang dikerjakan." Kata-kata Gibson pendek dan
singkat. "Aku tidak mengerti." Kebingungan melanda Julie.
"Apa kau menyadari lampu check mesin yang berkedip?" Mata
Gibson berkabut, tak membiarkan Julie melihat apa yang sebenarnya
terjadi di kepalanya. "Ya, Tapi sudah seperti itu sejak beberapa minggu dan tidak ada hal
buruk yang terjadi." Saat Julie mengatakan hal itu, Julie bisa
mengatakan itu membuat Gibson lebih kecewa lagi. Wajahnya
meringis seperti merasakan sakit.
"sebuah kecelakaan menunggu untuk terjadi." Suara Gibson menjadi
dalam dan keras. "Kau ingin mogok di pinggir jalan, sayang dan
berharap belas kasihan pada siapapun orang yang berhenti?"
"Tidak. Aku punya telepon. Aku bisa menelpon Derek mobil jika
http://bacabukunovel.blogspot.com
aku membutuhkannya." Julie berusaha untuk membuat suaranya
ringan tapi itu bukan seutuhnya yang menjadi perhatian Gibson. Dan
Julie tidak mempunyai uang untuk perbaikan.
"Sementara itu siapa yang sedang mengintai bokong kecilmu yang
manis itu, saat kau berdiri di tepi jalan menunggu" seorang
pemerkosa" Atau bahkan seorang pembunuh?" kemarahan hadir di
suara Gibson. "Aku tak punya uang sekarang ini untuk memperbaikinya." Julie
mendorong kata-kata itu keluar, malu pada sesuatu yang sama sekali
tidak bisa Julie hindari.
"Bukan masalah. Aku akan membayarnya." Gibson mengatakannya
seperti itu sudah disepakati.
"Tidak. Kau tidak boleh." Julie mencoba untuk tidak bertengkar, tapi
Julie tak bisa mencegah untuk berargumen.
"kenapa tidak" Kau harus memperbaikinya, aku punya uang untuk
memperbaikinya untukmu."
"Tidak sesederhana itu. Kenapa kau mau melakukan hal itu
untukku?" Julie dengan tulus bertanya kepadanya.
"Kau punya orang lain yang akan melakukan itu untukmu?" Gibson
tahu Julie tidak punya. Mobil Julie begitu jelek, itu sama sekali tidak
lucu. Jika Julie memiliki seseorang yang akan memberikannya uang,
maka mobilnya pasti sudah diperbaiki.
"T-tidak." Suara Julie ragu-ragu.
http://bacabukunovel.blogspot.com
"Baiklah. Aku akan membuat mobilmu diperbaiki. Kau tak bisa
mengendarai mobil seperti itu mengelilingi kota. Sesuatu yang buruk
akan terjadi padamu," Suara Gibson langsung berubah pelan. "Aku
tak ingin berpikir sesuatu yang buruk terjadi padamu. Tidak ketika
sesuatu itu dapat dengan mudah ku bereskan."
Julie tetap berdiri, terkesima. Sedikit kehangatan perlahan mengalir
ke bawah tulang belakangnya. Lutut Julie mulai gemetar seperti
biasa tiap kali Gibson berada di dekatnya. Perlahan, pikiran Julie
mulai bekerja. "Terima kasih. Aku akan m-membayarmu kembali
secepatnya saat Aku b-bisa."
"Kita akan lihat."
"kau tak percaya padaku?"
"Bukan itu maksudku. Kau bilang kau akan membayarku kembali
dan aku bilang kita akan lihat. Biarkan seperti itu. Kau punya tugas
yang harus kau lakukan pagi ini" kau ingin meminjam mobilku atau
kau ingin aku mengantarmu?"
Lagi, Julie berdiri saat dia mengumpulkan kecerdasannya. Julie tak
bisa percaya Gibson berada di sini di apartemennya, tidak bisa
percaya Gibson memperbaiki mobilnya dan Julie tidak bisa percaya
Gibson menawarkan waktunya dan atau mobilnya padanya.
Apa maksud ini semua"
Tidak ada Julie. Mungkin Gibson seorang pria yang baik. Kau berpikir dia pria yang
baik semalam. Mungkin semalam itu anomali dan kesan awal Julie
http://bacabukunovel.blogspot.com
adalah yang benar. Jawaban Julie datang dengan pelan. "Aku tak ingin terus
merepotkanmu. Aku sudah cukup merasa tidak enak untuk apa yang
telah kau lakukan untukku. Aku bisa membatalkan tugasku. Aku tak
ingin kau mengantarku dan aku tak ingin meninggalkanmu tanpa
mobilmu." "Sayang, aku punya dua mobil. Aku akan membawa trukku dan kita
bisa ke rumahku dan mengambil mobilku yang satunya lagi.
Lagipula aku tidak pernah memakainya. Ok?"
Julie mengamati Gibson yang berdiri di pintunya. "Apa kau yakin?"
"Ya aku yakin. Aku mengasuransikan mobilku. Tak ada hal buruk
yang bisa terjadi." Julie memberikan Gibson senyuman kecil, senyum keragu-raguan.
"Ok, terima kasih. Aku akan mengambil tasku."
*** Part 3 Tiga puluh menit kemudian, Julie duduk dengan diam di sebelah
Gibson di dalam truk Gibson sementara Gibson menyetir masuk ke
dalam lingkungan berpagar dimana Gibson tinggal. Julie
memandang sekeliling dengan kagum. Tempat ini mempesona.
Tempat ini berada di sebelah utara kota, di tengah-tengah antara
Houston dan Galveston. Mereka sudah melewati air mancur yang di disain untuk
http://bacabukunovel.blogspot.com
menandakan bahwa mereka sudah berada di kota Galveston.
Mereka berada di sebuah area pemukiman kelas atas yang membuka
jalan baru, pohon palem dan restoran di depan pancuran air dekat
gerbang. Lingkungan perumahan Gibson masih baru dan terlihat mengkilap.
Gibson membuka pintu garasi dengan menekan tombol di dashboard
nya dan satu dari tiga bagian dinding membuka.
Gibson membawa truknya masuk.
Garasi terhubung dengan rumah lewat jalan yang tertutup dan
setelah mereka meninggalkan truk, Julie berdiri di jalan rumah
Gibson dan menunggu dipersilahkan oleh Gibson. Julie ingin
melihat rumah Gibson, tapi Julie tidak akan meminta. Julie masih
trauma dengan perlakuan kasar Gibson semalam dan Julie tidak akan
berkata apapun, melakukan apapun yang dalam cara apapun
memberikan kesan Julie mengejar-ngejar Gibson. Gibson yang
harus memohon terlebih dulu padanya. Julie masih memiliki sedikit
harga diri. Gibson menekan tombol keypad dan pintu dinding garasi lain
terbuka. Julie mengamati dengan diam saat Gibson masuk ke dalam dan
kembali dengan membawa sebuah mobil keluar.
Julie meringis saat melihat mobil itu.
Oh astaga. Tidak, Tidak akan.
http://bacabukunovel.blogspot.com
Julie tidak akan mengendarai mobil itu.
Julie tidak bisa. Julie tidak akan. Bisakah" Julie memandang dengan kagum saat Gibson keluar dari Corvette
seri terbaru yang cantik dan berwarna merah cherry. Gibson berjalan
kembali ke arah Julie dan melemparkan kunci mobil. Julie secara
otomatis meraih kunci dan menangkapnya.
"Aku tak bisa mengendarai mobil itu." dengan segera Julie
membantah. "Tentu saja kau bisa. Ini transmisi otomatis. " Gibson dengan
sengaja mengalihkan kata-kata Julie.
"Bukan, maksudku, ini sebuah Vette." Julie menunjuk sesuatu yang
sudah jelas terlihat. "Ya." Gibson setuju,
"Ini seri terbaru." Julie meneruskan bantahannya.
"Tidak, ini seri lama," Gibson membantah pernyataan Julie.
"Omong kosong. Ini terlihat baru."
"Ini tidak baru, sayang. Aku membeli mobil ini dengan uang signing
bonus (uang yang diberikan kepada karyawan baru oleh perusahaan
http://bacabukunovel.blogspot.com
sebagai insentif karena mau bergabung dengan perusahaan) enam
tahun lalu." Gibson menjelaskan.
"Signing bonus" Apa maksudmu?" Suara Julie bergetar.
"Aku seorang pialang saham." Suara Gibson datar.
"Oh." Julie berkata.
"Apa pekerjaanmu?" Gibson balik bertanya.
"Aku seorang resepsionis di kantor dokter gigi." Jawaban Julie
diucapkan dengan pelan. "Ya" Kau punya gigi yang cantik." Mata Gibson memandang mata
Julie, tidak pernah berpaling.
Julie membiarkan itu beralih saat pembicaraan menjadi lebih
berputar. "kau membeli mobil ini enam t-tahun lalu" be-berapa usiamu?" Julie
menjadi bertanya-tanya tentang Gibson.
"28. Apakah kau tidak mengerjakan PR mu?" Gibson bertanya.
"PR?" "Ya. Kau tahulah, hal-hal biasa yang dilakukan para wanita saat
mereka tertarik pada seorang pria" Google. Memata-matai lewat
Facebook." Gibson tersenyum. "Dun and Bradstreet. (nama
perusahaan penyedia informasi bisnis)" Katanya dengan menggoda.
http://bacabukunovel.blogspot.com
Julie meradang. "Aku tidak tertarik Gibson. Aku tidak tertarik
denganmu. Aku tidak tertarik dengan uangmu."
"Ok. Terserah apa katamu." Kata Gibson dengan netral.
Mereka mempelajari diri mereka masing-masing dalam diam sampai
Julie bicara. "Kau menerima signing bonus yang cukup besar untuk
membeli Corvette saat umurmu 22 tahun?"
"Ya." "Bagaimana?" Julie benar-benar ingin tahu.
"Bagaimana apanya?" Gibson bertanya.
"Bagaimana kau bisa melakukan itu?"
"Mereka menginginkan aku, sayang. Aku lulus dari Rice University
dengan IPK 3.98." Gibson tersenyum dengan senyuman mematikan.
"Aku memiliki karisma," Gibson menggerutu dengan suaranya yang
dalam dan seksi. "Mereka menginginkan omong kosongku. Masih
sampai sekarang." Julie menelan ludah dan memalingkan pandangannya dari Gibson
dan memandang Mobil Gibson. Pikirannya berada dalam kekacauan.
Gibson jauh dari jangkauannya, benar-benar jauh dari jangkauannya.
Semua yang Julie tahu soal Gibson adalah hal-hal di permukaan saja.
Julie berpikir Gibson berumur hampir tiga puluh dan Julie tahu
Gibson terlihat cukup enak untuk disantap, tapi Julie tak pernah tahu
bahwa Gibson kaya dan berpendidikan tinggi. Rice. Astaga.
http://bacabukunovel.blogspot.com
Julie lulus SMA, punya hutang kartu kredit seribu dua ratus dollar
yang sepertinya tidak bisa ia atasi dan tinggal di sebuah apartemen
dengan dua gadis lainnya sehingga mereka bisa berbagi uang sewa.
Well, terlalu banyak bermimpi tentang Gibson. Julie tak akan
mempermalukan dirinya lebih jauh lagi. Saat ini Julie akan
menerima saran Gibson dan berhenti berfantasi tentangnya. Julie
tidak benar-benar pernah mengejar-ngejar Gibson, tak perduli
apapun yang dipikirkan oleh Gibson, tapi saat ini, mimpi itu mati.
Julie berbalik menghadap ke arah Gibson.
"Aku tak bisa mengendarai mobilmu. Kukira mobilmu Ford Taurus
atau sejenisnya." "Mobilku diasuransikan, sayang." Saat Gibson mengatakan itu dia
berjalan menuju Julie dan mengambil kunci mobil dari tangan Julie.
Gibson membuka pintu kemudi dan menunggu.
Perlahan, Julie berjalan menuju Gibson. Julie bahkan belum pernah
mengendarai Corvette sebelumnya dan ingin setidaknya melihat
interiornya. Gibson bersandar ke dalam mobil, memasukkan kunci mobil dan
menyalakannya. Gibson kembali berdiri tegak dan membawa tangan Julie ke
tangannya. Gibson mengangkat dagu Julie dan menempatkan satu
ciuman lembut ke bibir Julie. "Aku bersikap seperti seorang
bajingan semalam. Kau tak pantas mendapatkannya. Kau lembut dan
manis dan aku berhutang permintaan maaf padamu. Hanya karena
aku punya masalah dengan Ryan itu Seharusnya tidak berarti aku
http://bacabukunovel.blogspot.com
harus melampiaskannya padamu. Ini bukan salahmu. Kendarailah
mobilnya, sayang. Hati-hati. Aku tidak perduli dengan mobilnya,
tapi aku ingin kau aman. Mobil ini punya tenaga yang besar. Hatihati."
Gibson menjadi sangat lembut padanya dan Julie nyaris menitikkan
air mata. "Apakah kau yakin?"
"Aku yakin." Gibson mengamati Julie dengan hati-hati, khawatir
dengan air mata yang Gibson bisa dilihat di matanya.
The Thrill Of Chase Karya Lynda Chance di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Terima kasih. Aku tak tahu apa yang harus aku katakan, Aku-"
"katakan bahwa kau akan menyetir dengan aman." Jika Gibson tak
bisa mendapatkan Julie, ia setidaknya ingin tahu bahwa Julie akan
baik-baik saja. "Ya. Aku akan berhati-hati."
"Aku akan menelponmu minggu depan saat mobilmu telah selesai,
Ok?" "Ok." Julie setuju.
Gibson mendorong Julie ke arah pintu dan Julie masuk ke dalam
mobil. Jok kulit dan interior kayu seakan membungkus dirinya.
Gibson memberitahu Julie tentang beberapa hal mengenai kontrol
dan menunjukkan pada Julie bagaimana cara mengatur jok dan
spion. Gibson mendorong pintu mobil tertutup dan Julie memandang ke
arah Gibson untuk beberapa saat lewat jendela mobil sebelum
http://bacabukunovel.blogspot.com
dengan hati-hati mundur di halaman rumah Gibson.
Gibson mengamati Julie yang membawa mobilnya keluar dan turun
ke jalan. Rasa bahagia yang tajam melanda Gibson saat dia melihat
Julie mengendarai mobilnya. Mobil itu dibayar dengan uangnya.
Saat Gibson menyadari kemana emosinya menuju, Gibson dengan
kasar mengenyahkannya. Ya, Gibson begitu menginginkan Julie.
Julie adalah terlarang untuknya. Jika Gibson mengambil apa yang ia
inginkan, maka ia kemungkinan akan kehilangan sahabatnya.
Pandangan marah yang gelap melintasi Gibson. Situasi ini secara
keseluruhan menyebalkan, jelas sekali.
*** Jika mengendarai mobil Gibson selama akhir pekan seharusnya
membantu Julie untuk melupakan Gibson, maka itu tidaklah
berhasil. Julie berusaha untuk fokus tentang keadaan yang berbeda
diantara mereka tiap kali dia masuk ke dalam mobil, tapi Julie tak
bisa membuat pikirannya kesana. Semua yang bisa Julie ingat hanya
N Atau M 2 Siluman Ular Putih 17 Maling Tanpa Bayangan Senopati Pamungkas I 13
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama