Namaku Izrail Karya Atmonadi Bagian 2
akan membentuknya menjadi ini atau itu. Jadi, perhatikanlah bahwa aspek-aspek
biologis dan psikis manusia pada akhirnya tergantung dari keselarasannya dengan
sunnatullah, baik dalam pembentukannya maupun dalam pendidikannya setelah
dilahirkan ke dunia, jadi akhlak manusia dipengaruhi aspek genetis dan
lingkungannya. Kebolehjadian adalah manifestasi dari Kehendak Allah yang nyata terekam dalam
sel-sel genetis (gnome) manusia. Karena disitu tersimpan sejarah tentang nenk
moyangmu, kehidupanmu, takdirmu, dan qad" dan qadar anak cucumu. Ketika
anakmu cacat mental atau fisik, maka boleh jadi ada sesuatu yang salah dalam dirimu,
ayahmu, kakekmu atau moyangmu. Ini bukan dosa turunan, karena fitrah asal
manusia sebagai ruh yang ditiupkan didalam jasad adalah tersucikan dari dosa. Boleh
jadi ini karena aktivitas fisikmu di dunia, jasad biologismu yang mengendalikan dirimu,
15 Lathifah dalam istilah sufi mengacu kepada suatu makna yang lebih mendalam, sedangkan lathifah manusia
adalah jiwa rasional yaitu qolbu. Qolbu pada hakikatnya berperan "menurunkan" derajat atau kualitas ruh pada
Namaku Izrail!______________________________________________________39
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
sehingga segala nafsu syahwat merajalela. Ketika keturunanmu cacat fisik, cacat
mental, ada apakah ini" Kenapakah demikian" Apakah Allah tidak adil" Maka,
sebelum melontarkan pertanyaaan ini, lihatlah ke dirimu sendiri" Apa yang salah
dengan diriku, kehidupanku, apa yang aku makan dan minum, cara aku memperoleh
makanan dan minuman, cara aku menyikapi kehidupan"
Renungkanlah dengan pikiran yang terbuka, bukan dengan pikiran yang terbelenggu
oleh nafsu. Karena pikiran yang terbelenggu hawa nafsu adalah manifestasi Iblis yang
bersemayam dalam jiwa dan ragamu. Ia akan membisikkan dirimu dengan buruk
sangka dan berkata "Tuhanmu tidak adil maka ikutlah aku (Iblis)". Ketika engkau ikuti
bisikan Sang Durjana itu, maka engkau menjadi budaknya, yang menepiskan realitas
hakiki akan Tuhanmu yang menciptakan semua makhluk dengan limpahan rahmat
dan kasih sayang-Nya. Ketika kegilaan fisis-biologis menimpa seseorang, tekanan mental yang dahsyat
muncul karena potensi jasad dan ruhanimu tidak terolah dengan benar, sehingga
semua fakta yang tercerap inderawi menjadi suatu beban yang tidak tertahankan.
Ibarat cangkir, maka cangkirmu terlalu kecil sehingga tidak mampu menampung
semua limpahan rahmat dan kasih sayang Allah yang terus menerus, baik berupa
kemajuan-kemajuan zaman, peradaban, keduniawian, maupun limpahan-limpahan
ruhaniah. Maka pecahlah cangkir itu. Ia yang kemudian menjadi gila secara fisis
biologis, adalah ia yang terenggut dalam genggaman Allah dan mati sebelum
dimatikan. Aku biasanya tidak terlalu dipusingkan dengan keadaan lahir seseorang ketika
mencabut nyawanya. Hanya saja, dampak-dampak perilaku yang menyebabkan
kegilaannya seringkali membuatku terpaku, maka si gila yang meregang maut adalah
ia yang meregang dalam genggaman Allah. Hanya Dialah yang tahu bagaimana si gila
akan diperlakukan, kecuali kegilaannya itu jelas sebagai kegilaan si Iblis yang
terhalusinasi akan kesucian diri dan kesombongannya.
tingkat yang lebih mendekati dan sesuai dengan diri manusia di satu sisi , yaitu jasadnya, akan tetapi tetap sesuai
dengan ruh di sisi lain, catatan kaki raf 22 hal 34
Namaku Izrail!______________________________________________________40
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
Si gila karena cintanya kepada Allah adalah si gila ya
ng menjadi tenggelam dalam
genggaman Allah. Entah kenapa, Allah sepertinya membiarkan kegilaan kepada-Nya
bagaikan memberikan contoh kepada manusia bagaimana kegilaan makhluk yang
ter-baqa-kan dalam diri-Nya. Ia yang majnun16 dalam genggaman Allah kurenggut
dengan citarasa kegilaan karena cinta-Nya. Maka seringkali akan engkau temui
syair-syair penuh kerinduan kepada-Nya dan mayat-mayat yang menggeletak di
sembarang tempat dengan senyum keabadian Sang Pecinta yang terlampiaskan
kerinduannya. Sejenak aku masih menatap Izrail menyelesaikan kisah tentang si gila. Pikiranku
masih mengambang tanpa memikirkan apa-apa kecuali cerapan rasa takut yang
makin meliputi diriku. Kemudian terlintas seorang teman yang telah mendahuluiku. Ia
meninggal dalam keadaan yang biasa-biasa saja. Tanpa tanda-tanda ataupun
firasat-firasat, baik kesehatan maupun yang sifatnya spiritual. Entah kalau ia sendiri
mengalaminya. Aku tidak tahu. Yang jelas, ia sedang berolah raga kegemarannya
ketika Sang Maut menjemput dengan tiba-tiba di usianya yang masih muda. Lalu,
tercetus pertanyaanku, "Bagaimanakah untuk orang sehat walafiat yang mendadak
meninggal?" "Haa, kamu teringat temanmu ya, atau dirimu sendiri yang merasakan kedatanganku
yang tiba-tiba", ia melihat kepadaku dan tersenyum dikulum. Aku menganguk perlahan.
"Oke, akan aku ceritakan bagaimana aku mencabut yang sehat", ujarnya.
Banyak orang yang masih mengira bahwa kesehatan yang baik akan membawa umur
panjang. Pendapat ini , kalau ditinjau dari sisi manusia, memang benar adanya.
Setidaknya, ia yang menjaga kesehatannya berupaya untuk selaras dengan
sunnatullah. Tetapi, ketahuilah bahwa masalah "hidup dan mati" adalah kehendak
Allah yang penuh ketidakpastian dan keserbamungkinan. Aku sendiri tidak tahu kapan
si A, si B, atau si C mati. Akan tetapi, yang jelas aku pasti mendatangi setiap makhluk
kalau sudah diinginkan-Nya, karena kematian adalah suatu kepastian. Namun, kapan
aku akan datang, itu tergantung kehendak-Nya semata.
16 Majnun adalah tokoh fiksi dalam sastra Arab Kuno yang tergila-gila kepada seorang gadis cantik bernama Laila,
sehingga ia menjadi sedemikian gilanya. Maka muncul istilah Majnun ynag identik dengan gila karena cinta.
Namaku Izrail!______________________________________________________41
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
Tetapi, sadarilah! Aku selalu mengikuti setiap makhluk dalam setiap detik sang waktu berjalan.
Percayalah, Sang Waktu dan aku sebenarnya selalu beriringan, sehingga dalam
setiap saat "hidup dan mati" sebenarnya sekedar anugerah Allah semata. Ketika Dia
perintahkan aku untuk beraksi, maka saat itu juga aku beraksi. Maka manusia
sebenarnya harus berhati-hati, karena setiap saat aku selalu mengincar dirinya. Ketika
Dia berkehendak padaku untuk mengambil si A atau si B saat itu, aku tinggal
mengiyakan dan saat itu juga dia yang dikehendaki-Nya mati akan mati.
Jadi, ingatlah selalu bahwa posisi semua makhluk sebenarnya sangat kritis sekali.
Bagi yang bertasbih setiap saat maka tasbihnya adalah penghambaannya yang
mutlak, seperti kaumku yang selalu bertasbih kepada-Nya. Bagi manusia maka
bertasbihlah setiap saat dengan selalu "mengingat-Nya", lakukan dzikir. Tanpa itu
maka boleh jadi engkau akan mati dalam keadaan "bermaksiat kepada-Nya". "Na udzu
billah min dzalik". Sekiranya semua manusia menyadari hal ini, aku yakin bahwa bumi
ini akan sepi dari semua aktivitas karena rasa takut akan kedatanganku. Karena itu
dalam keadaan sehat, selalu ingatlah kepada-Nya, bertasbihlah selalu dengan
dzikir-dzikir qolbu yang ikhlas dan ridha bahwa kehidupan dan kesehatanmu
sebenarnya sekedar anugerah-Nya semata. Ia yang kucabut dalam keadaan sehatnya,
akan mati sesuai dengan kondisinya saat itu. Aku sekedar melempangkan perintah
dan kehendak-Nya, sehingga seringkali dia yang kucabut nyawanya tidak merasakan
kedatanganku. Seringkali, aku beraksi ketika ia sedang duduk minum kopi, membaca koran, di bis
kota, di jalanan, ketika manusia sedang giat-giatnya berolah raga, sedang bermaksiat,
dan sebagainya. Makanya, seringkali kamu akan temui nasihat-nasihat dari si bijak
untuk berhati-hati dalam setiap tindak tandukmu. Namun, hal ini rupanya tidak disadari
oleh banyak manusia bahwa "hidup dan matinya" tak lebih sekedar Kehendak-Nya
semata. Maka waspadalah dan ingatlah sabda Nabi berikut "Kematian yang tiba-tiba
adalah rahmat bagi orang yang beriman, dan nestapa bagi pendosa (HR Abu
Daud)[11]". Namaku Izrail!______________________________________________________42
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
"Dia yang selalu mengingat Allah SWT, menyadari dirinya adalah hamba-Nya semata,
maka iapun menjalankan kesolehan seperti yang dijelaskan oleh para nabi, rasul, wali,
dan para pewaris ilmu Nabi. Ikutilah kesolehannya, berkumpullah dengan mereka baik
dalam keadaan senang maupun susah. Ia yang soleh sebenarnya dititipi cahaya
ilahiah sehingga dalam setiap langkahnya adalah ibadahnya." Ujar Izrail, kemudian dia
menyitir salah satu firman Tuhan,"Dan sembahlah Tuhanmu sehingga datang
kepadamu yang diyakini (ajal) (QS 15:99)". Semua bulan, tahun, malam dan siang hari
merupakan ketentuan ajal dan waktu untuk beramal. Semua akan berakhir dan berlalu
dengan cepat. Maka, dalam setiap detik waktu yang berjalan, sesungguhnya bagi
mereka yang beriman terdapat amal-amal ketaatan yang ditetapkan oleh Allah. Maka,
jangan sia-siakan waktumu!
Aku belum sempat bertanya lagi ketika Izrail bertutur meneruskan ceritanya tanpa
kuminta. Kemudian ia melanjutkan kisahnya tentang bagaimana ia seringkali merasa
malu kalau mendatangi orang yang soleh, oleh karena kesolehannya.
Dia yang mematuhi semua perintah Allah, dalam keadaan apapun, sebenarnya contoh
yang indah bagaimana aku dengan kelembutan mengantarkan dirinya memasuki
keabadian. Kesolehannya akan menjadi penerang dirinya di alam barzakh yang luas.
Disana, ia akan menanti keputusan, bahkan sebenarnya tidak menanti, sebab
penantiannya tidak memiliki makna temporal yang berarti baginya. Sehari serasa
seribu tahun17. Dan ia merasakan kebahagiaan yang hakiki ketika berkumpul dengan
orang-orang yang soleh juga. Mereka bergerombol dalam kesolehannya. Sekali-sekali,
iapun bisa berkomunikasi dengan karib kerabatnya yang masih ada di dunia, melalui
mimpi, melalui getaran-getaran qolbu mukminin yang soleh, yang mampu menembus
batas-batas kegaiban alam barzakh. Semuanya terjadi atas kehendak-Nya semata,
karena semua hasrat dan keinginan dirinya telah terbaqakan dengan Kehendak-Nya
semata. Aku mendatangi mereka yang soleh dengan kesantunan yang sebisa mungkin tidak
mengagetkan dirinya. Bahkan aura kedatanganku sebenarnya sudah ia cium
17 QS 32:5 Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang
kadarnya (lamanya) adalah seribu tahun menurut perhitunganmu.
Namaku Izrail!______________________________________________________43
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
jauh-jauh hari sebelum aku dikehendaki oleh-Nya untuk melakukan penarikan ruhnya
yang tercerahkan. Ahhh, seringkali aku merasakan kerinduan-kerinduan mereka kepada-Nya. Biasanya
auraku yang mendatanginya akan menyebabkan dirinya tergerak dengan Kehendak-Nya semata. Ia berbuat sesuai dengan Kehendak Allah. Ia menjadi asing
atas perbuatan dirinya, kalau ia sadari hal itu. Namun, biasanya mereka sendiri tidak
sadar bahwa semua gerak-geriknya sudah bukan lagi gerak-gerik yang disebabkan
keinginan dirinya. Bisa dikatakan, bahwa si soleh yang menjelang kematiannya sudah
terfanakan dan terbaqakan dalam semua Kehendak-Nya.
Bagi yang matahatinya awas, boleh jadi gerak geriknya akan terpahami sebagai bukan
gerak gerik dirinya. Bagi yang tidak memahami, keasingan dirinya baru akan tersadari
setelah kematiannya. Tidak disadari oleh semua orang kalau gerak-geriknya adalah
kehendak Allah semata. Ketika aku datang, maka aku biasanya datang diam-diam
supaya tidak mengagetkannya. Maka kucabut ia dalam sujud shalat lima waktunya,
dalam shalat malamnya, dalam tafakkurnya, dalam tidurnya, dalam sakitnya, dalam
sehatnya, dan dalam keadaan apapun ia berada saat itu. Kewaspadaannya akan
kedatanganku, menyebabkan ia tidak lalai mengingat Allah, ia tidak alpa untuk
waspada terhadap kedatanganku yang mendadak. Hal ini menyebabkan aku malu
menemuinya langsung. Maka akupun datang diam-diam dalam setiap keadaan dirinya.
Maka iapun akan kucabut dengan keselamatan akhirat yang selalu melingkupinya.
Boleh jadi kematian bagi mereka yang soleh akan dirasakan sangat ringan dan juga
sangat berat. Bagi yang berat maka boleh jadi ia masih mempunyai hajat untuk
mencapai derajat tertentu, yang belum berhasil dicapainya melalui amal perbuatannya,
maka kematian baginya sangat menyakitkan karena lepasnya peluang untuk
mencapai derajatnya di surga.
Bagi yang kurang iman, katakanlah si kafir, terjadi sebaliknya khususnya bagi si kafir
yang mempunyai amal baik yang belum memperoleh balasan. Maka ia akan
dimudahkan dalam kematian sebagai balas jasa kebaikannya dan nanti ia akan
langsung mendapatkan tempatnya di neraka. Jadi, jangan merasa selamat kalau ada
amal kebaikan yang belum terbalas. Karena boleh jadi balasan itu hanya akan
Namaku Izrail!______________________________________________________44
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
diterimanya sebatas saat kematiannya saja. Setelah itu, semua amal akan dihisab
sesuai kadarnya masing-masing.
"Tapi, kesolehan bukanlah mutlak keselamatan dariku. Maka engkau harus hati-hati."
Tiba-tiba ia berkata begitu. Kemudian ia terus menuturkan.
Yang soleh sekalipun sebenarnya masih rentan terhadap dua jenis keadaan
menentukan yang berujung pada "akhir yang buruk". Salah satunya yang berbahaya
adalah "pada saat sekarat dan mengalami kengerian maut, hatinya mungkin diliputi
oleh keraguan atau pun kekufuran, hingga ketika ruhnya dicabut, dia masih berada
dalam keadaan seperti itu", Yang kedua adalah, "pada saat kematian, kecintaan pada
materi atau kesenangan duniawi mungkin telah menguasai hatinya....maka diapun
akan menghadapkan wajahnya ke dunia, dan sebanding dengan kecondongan
seseorang kepada dunia, itu semua akan menyebabkan tabir, yang menyebabkan
turunnya siksa". Aku menggigil mengingat Izrail berkata seperti itu. Lha..., yang soleh saja belum tentu
selamat dalam menghadapi kematian, bagaimana dengan yang setengah hati
solehnya, atau yang sama sekali keblinger"
"O ya, aku akan perdengarkan untaian nasihat dari sufi generasi terdahulu". Katanya
tiba-tiba saja ia menjadi romantis. Judulnya "Delapan Nasihat Hatim"18. Izrail pun pun
bersenandung [21]. Cintailah amal saleh, ia dapat memutuskan rantai kepemilikanmu kepada dunia,
ia akan menjadi penerang kuburmu,
pendampingmu disana dan tidak meninggalkanmu sendirian.
Taatilah perintah Allah dengan ridha,
18 Abu Abdur Rahman Hatim bin Unwan Al Ashamm ("si Tuli"), seorang sufi generasi awal dari pribumi Balkh,
adalah murid Syaqiq al-Bakhi. Hatim mengunjungi Baghdad dan meninggal dunia di Wasyjard di dekat Tirmiz
pada tahun 237 H/852 M, lihat ref. 23, hal 190
Namaku Izrail!______________________________________________________45
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
karena dengan keridhaan pada ketaatan-Nya maka
keinginan hawa nafsumu akan terbelenggu (QS 79:40).
Sedekahkanlah bagian duniamu kepada Allah Ta'ala,
karena apa yang ada disisimu semua akan lenyap,
sedekah adalah tabunganmu disisi Allah,
dan apa yang ada disisi-Nya adalah kekal (QS 16:96)
Bertaqwalah kepada Allah SWT,
karena disitu tersimpan Kemuliaan dan Keagunganmu (QS 49:13)
sebagai suatu anugerah ketaqwaanmu kepada-Nya.
Ridhalah kepada semua ketentuan Allah SWT,
karena pembagian dari Allah sudah ditentukan sejak azali (Qs 43:32).
Tanpa keridhaan pada semua ketentuan Ilahi,
maka engkau akan dihinggapi hasud,
penyakit Iblis yang timbulkan iri dan dengki
karena harta, kedudukan, dan ilmu
yang akan timbulkan saling cela dan gunjing diantaramu.
Musuhilah syeitan, ia adalah musuh yang sangat nyata bagimu (QS 35:6).
Ia mewujud dari semua hasrat , keinginan, penguasaan, dan kepemilikanmu;
Ia muncul menjadi berbagai bentuk nafsu dan syahwat,
yang akan mengikatkanmu kepada materi, duniawi, dan segala maksiat.
Putuskan semua harapanmu dari selain Allah,
jangan terpedaya dengan rasa takut akan rezekimu,
Dia yang maha Pemberi telah menjamin dan menanggung
semua rezeki makhluk-Nya (Qs 11:6), tanpa kecuali.
Karena itu, perhatikan pencarian kehidupanmu
dari syubhat, dari halal dan haram, dari yang menghinakan dirimu,
Namaku Izrail!______________________________________________________46
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
dari yang merendahkan kedudukanmu.
Bertawakkalah kepada Allah SWT semata (QS 65:3).
Namaku Izrail Karya Atmonadi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Dialah yang akan menjaminmu, mencukupkan keperluanmu,
dimanapun kamu berada, dalam keadaan apapun.
Jangan gantungkan dirimu pada tali gantungan syeitan
yaitu uang, kekayaan, kekuasaan, kerajaan, pekerjaan,
dan bergantung kepada makhluk lainnya.
Gantungkan dirimu hanya pada Kehendak Allah SWT semata.
Izrail tersenyum, alunan suara dan makna-makna yang terkandung dalam puisi
"Delapan Nasihat Hatim" itu benar-benar semakin menggigilkan diriku, seolah
mengingatkan bahwa aku masih jauh dari gambaran yang disampaikan Hatim.
Aku masih tercenung di hadapan Izrail yang kulihat menatapku dengan lebih lembut
seolah menenangkan diriku. Lantas, aku teringat Malin Kundang si anak durhaka.
Bagaimanakah orang-orang seperti itu menghadapi sakratul maut sedangkan yang
soleh saja masih bisa dikatakan belum tentu bisa selamat melaluinya. Aku
beratnya, "Pernahkah engkau mendengar kisah Malin Kundang?" , kataku kepada
Izrail. Ia menjawab, "Ya, aku mengetahuinya. Bahkan di banyak belahan dunia, di
setiap zaman, kisah-kisah si anak durhaka semacam itu cukup dikenal".
Izrail melanjutkan bagaimana ia menghadapi anak durhaka semacam itu, baik yang
terhitung soleh maupun tidak.
Banyak kisah yang mengerikan bagi manusia yang durjana. Namun, barangkali tidak
ada yang paling mengerikan bagi ia yang durhaka kepada orang tuanya sendiri.
Silaturahim adalah kaitan fundamental yang membangun suatu masyarakat dan
peradaban yang sebenarnya aktualisasi dari Rahmaatan Lil Aalamin. Bila silaturahim
ini rusak maka bisa diprediksikan bahwa semua tatanan masyarakat cepat atau
lambat akan mengalami kerusakan. Dan keluarga adalah tatanan masyarakat terkecil
yang melibatkan lebih dari satu orang. Maka pemutusan silaturahim, apalagi kalau hal
itu melibatkan keluarga antara anak dan orang tua, maka bayang-bayang malapetaka
Namaku Izrail!______________________________________________________47
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
seperti menaungi kehidupan seseorang. Maka hati-hatilah dalam menjaga hubungan
demikian. Tanpa alasan yang pasti, bahwa silaturahim itu mesti terputus karena Allah
semata, maka hati-hatilah karena pemutusan itu akan menyebabkan terputusnya
barokah Allah kepadamu. Bukankah dongeng klasik dari negerimu tentang si Malin Kundang yang membatu
berhubungan dengan kedurhakaan karena menyia-nyiakan ibundanya. Ingat sajalah
cerita-cerita kearifan bagaimana sakit hati orang tua akan mencegah si anak
memasuki kematian dengan wajar. Ada ancaman Allah disana, karena ridha ibunda
adalah ridha Allah. Hati-hatilah dengan hal ini. Seburuk apapun hubunganmu dengan
ibumu, Nabi SAW menyebutkannya sebanyak tiga kali berurutan ketika seseorang
bertanya tentang keutamaan bakti anak terhadap orang tua, khususnya ibundanya.
Dalam banyak kesempatan, hubungan keluarga memang sangat fundamental untuk
membangun masyarakat dan peradaban. Namun, tanpa pijakan akan kebenaran,
maka mempertahankan silaturahim yang membuta akan membahayakan karena yang
lahir adalah fanatisme yang dungu maujud niat busuk Iblis yang menelusup kedalam
dada manusia yang tidak waspada. Oleh karena itu, bila memang diperlukan,
silaturahim dapat diputuskan karena Allah semata. Dalam era awal Islam, Nabi SAW
menyadari hal ini sehingga ketika keputusan untuk berperang ditetapkan, maka
sebagian dari pengikut Nabi SAW (bahkan Nabi sendiri) mengalami dilema ini, yaitu
terputusnya tali silaturahim. Namun, kehendak Allah sudah demikian jelas bahwa bila
putusnya silaturahim itu karena mempertahankan akidah yang benar, maka belalah
Allah SWT. Allah memang patut dibela, oleh karena keberadaan dirimu di dunia
sebenarnya bagian dari proses yang memaujudkan Kehendak-Nya. Dan ketika satu
keluarga berselisih mempertahankan akidah kebenaran dari Yang Maha Benar, maka
pilihlah jalan Allah. Ketahuilah bahwa kekafiran atau kesesatan seseorang adalah pilihannya sendiri,
karena ia telah menutup dirinya dari Kebenaran Mutlak (al-Haqq). Namun, ingatlah
juga, keimanan dan kesolehan seseorang semata-mata adalah hidayah dan
anugerah-Nya. Manusia tidak mampu memberikan hidayah dan anugerah, sehingga
ketika engkau sudah menyampaikan apa yang benar dari Allah, maka suatu kewajiban
Namaku Izrail!______________________________________________________48
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
untuk mempertahankannya meskipun hal itu akan memutuskan semua ikatan-ikatan
silaturahim. Tetapi sekali lagi bila memang itu diperlukan dan tidak bisa dihindari.
Ingat saja kisah Nabi Nuh yang tidak mampu menyelamatkan istri dan anaknya ketika
banjir tiba, kendati mereka istri dan anak seorang Nabi, namun tanpa hidayah Allah
maka tidaklah akan hadir keimanan meskipun sekecil zarah atom. Ingat juga kisah
anak-anak Nabi Yaqub yang menipu orang tuanya sehingga nabi Yusuf, yang nota
bene adiknya saudara sekandungnya sendiri, mereka celakakan sampai Allah
menetapkan keputusan bahwa mereka akan dihadirkan kehadapan Yusuf dalam
kehinaan karena kelaparan. Namun, Yusuf Yang Nabi maha pemaaf sehingga mereka
yang menghianati dirinya dimaafkannya. Ingat juga paman Nabi SAW, Abu Thalib,
kendati ia begitu sayang dan mati-matian melindungi Nabi, namun tanpa hidayah Allah
SWT, Nabi SAW pun tidak dapat berbuat banyak untuk mengislamkannya.
Akan tetapi, sekali lagi, perlu kehati-hatian dalam menjaga hubungan silaturahim,
kendati orang tuamu sesat dan sangat tersesat, maka nasihatilah dengan perkataan
yang baik-baik. Setelah itu, berserah dirilah kepada Allah SWT, karena hanya Allah lah
yang berhak memberikan hidayah dan anugerah kepada orang tuamu berupa
keimanan yang benar kepada-Nya.
Hindarilah kedurhakaan kepada orang tua yang berkepanjangan, apalagi kalau orang
tuamu adalah orang tua yang solehah dan penuh kasih sayang kepadamu. Maka
celakalah anak yang mendurhakai orang tua yang solehah. Tidak saja berdosa secara
harfiah sebagai orang yang mendurhakai orang tua, tetapi kutukan Tuhan akan
melingkupi dirinya dalam setiap kehidupannya. Tanpa ridha orang tua, maka semua
perbuatannya akan sia-sia, shalatnya tidak bermakna, puasanya tidak berguna,
semua amaliahnya musnah tanpa guna. Sesoleh apapun kamu kelihatannya, ketika
engkau sakiti orang tuamu yang seiman, yang selalu berdoa dan memohon ampunan
dari Tuhan, maka semua ibadahmu sia-sia. Jadi, berupayalah dengan kesabaran dan
kerelaan ketika engkau berselisih dengan kedua orang tuamu.
perselisihan itu dengan percikan-percikan api syeitan Jangan tanggapi sehingga ia akan menjerumuskan dirimu dalam penyesalan yang tidak berkesudahan.
Namaku Izrail!______________________________________________________49
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
Akan kuceritakan sebuah kisah lama sebagai rujukan untuk manusia. Kisah ini
memang bisa dibilang contoh umum bagaimana seseorang yang durhaka kepada
orang tuanya akan mengalami kesulitan ketika aku menjemputnya. Diceritakan bahwa
suatu hari seseorang mendatangi Nabi SAW dan memberitahu seseorang bahwa
seorang pemuda membutuhkan bantuan untuk dituntun mengucapkan kalimat
tayyibah19 menjelang kematiannya. Nabi mengatakan apakah anak muda tersebut
sudah terbiasa mengucapkan kalimat tayyibah selama ia hidup sehat. Orang-orang
kemudian menjawab bahwa si pemuda sudah terbiasa mengucapkan kalimat
tayyibah. Nabi keheranan karena orang tersebut terbiasa mengucapkan kalimat tayyibah, tetapi
mengalami kesulitan untuk mengucapkannya menjelang detik terakhir kehidupannya.
Nabi kemudian mendatangi pemuda tersebut dan memandunya untuk mengucapkan
kalimat tayyibah, namun dia tetap tidak mampu mengucapkannya. Nabi kemudian
berkata kenapa dia seperti itu. Anak muda itu memberitahukan bahwa hal itu terjadi
karena dia tidak patuh kepada ibunya karena dipengaruhi istrinya. Nabi bertanya
apakah ibunya masih hidup. Dia membenarkan. Nabi kemudian meminta orang-orang
untuk memanggil ibu pemuda tersebut. Ketika perempuan itu datang, beliau bertanya
kepadanya, apakah pemuda itu anaknya. Dia membenarkan. Kemudian bertanya apa
yang akan dia lakukan jika anaknya itu dibakar hidup-hidup di dalam api yang
menyala-nyala. Perempuan itu menangis. Ia memahami maksud Nabi SAW untuk
memaafkan anaknya. Ia lalu menjawab bahwa ia akan memaafkan anaknya itu.
Perempuan itu lalu melakukannya. Kemudian Nabi memerintahkan pemuda itu
mengucapkan kalimat tayyibah. Dengan mudah, pemuda itu melakukannya. Nabi
merasa senang dan berkata bahwa Tuhan telah menyelamatkan pemuda itu dari
hukuman neraka20. Begitulah bagaimana hubungan anak dan orang tuanya sangat berperan untuk
memperoleh ridha Allah dalam setiap keadaan. Bukan saja ketika masih hidup, namun
menjelang kematian pun, hubungan anak dan orang tua yang kurang harmonis akan
berakibat fatal. Kesusahan yang muncul ketika nyawa di ujung kehidupan sebenarnya
bukan keenggananku untuk mencabut nyawa pemuda itu. Tetapi semata-mata hanya
19 20 Laa Ilaaha Ilallaah HR Baihaqi dan Thabrani Namaku Izrail!______________________________________________________50
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
kasih sayang Allah SWT kepada pemuda tersebut, mengingat kesolehannya di dunia.
Namun, ketika ia menyakiti orang tuanya, yaitu ibunya, maka semua amalnya seolah
tanpa guna, sehingga Allah masih memberikan suatu peluang terakhir kepada dirinya
agar ibunya mau memaafkannya. Kalau tidak, maka sia-sialah semua upaya amal
pemuda itu selama ia hidup di dunia. Sesoleh apapun pemuda itu, tanpa maaf orang
tua maka akupun akan sejenak menunggu sampai ibunya memaafkannya. Apakah hal
ini adzab atau kemurahan Allah" Maka jelaslah hal ini merupakan kemurahan Allah
untuk memberikan kesempatan bagi ibu pemuda tersebut untuk memberikan maafnya.
Kendati si anak berdosa, sebagai orang tua, maka diapun memiliki tanggung jawab
untuk memaafkannya. Orang tua bagaimanapun juga memiliki tanggung jawab
kenapa seorang anak bisa begini atau begitu. Karena, sebagai orang tua yang
bertanggung jawab, ia sebenarnya menjadi bagian kenapa si anak menjadi tersesat,
atau terhalang amalnya. Yang dibutuhkan sebenarnya adalah ridha orang tua sebagai
orang tua, dan menyadari bahwa orang tualah yang berperan dalam menentukan
apakah seorang anak dikemudian hari menjadi majusi, nasrani, atau yang lainnya.
Aku masih meresapi cerita Izrail tentang hubungan anak dan orangtua, serta
akibat-akibatnya di kemudian hari. Bayang-bayang keretakan dalam keluarga yang
makin hari makin sering kudengar atau kulihat sendiri menjadi jelas, bahwa dalam
keadaan apapun, silaturahim harus tetap dijaga. Dalam skala yang luas, retaknya
silaturahim adalah retaknya suatu jalinan sosial. Maka, bila silaturahim sudah terjadi
dalam skala yang luas, ancaman keretakan akan terlihat dipermukaan sebagai
jatuhnya masyarakat ke dalam cengkeraman ketimpangan sosial dan ketidakadilan.
Ketimpangan sosial dan ketidakadilan adalah sumber dari segala angkara murka,
sumber dari iri dan dengki, sumber permusuhan yang memperlebar jurang antara
yang kaya dan yang miskin, yang berpangkat dan yang tidak berpangkat, sehingga
yang nampak hanyalah kesombongan-kesombongan yang dikenakan untuk menutupi
kekurangan-kekurangan; yang kaya akan mengenakan kekayaannya untuk menutupi
kekurangannya; yang miskin akan menutupi kemiskinannya dengan kesombongan
sebagai si miskin untuk menutupi kekurangannya. Banyak masalah sosial yang terjadi
di negeri ini dan di zaman ini muncul karena ketidakadilan, ketika yang satu
mengabaikan yang lainnya, yang satu menelantarkan hak-hak hidup yang lainnya,
maka jangan heran bila selalu akan terjadi pergesekan-pergesekan sosial yang
menghancurkan tali-tali silaturahim.
Namaku Izrail!______________________________________________________51
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
Ketidakadilan adalah juga ketidakseimbangan. Maka ketika hal itu terjadi juga kepada
alam lingkungan dimana manusia hidup, maka ketidakadilan itu akan menimbulkan
ketidakselarasan dengan hukum-hukum alam (sunnatullah) sebagai suatu kehendak
Allah. Maka hati-hatilah, ketika ketidakadilan bersinggungan dengan alam lingkungan
yang kadarnya tidak mungkin diubah manusia, maka bencana-bencana alam akan
mengintai sebagai gempa bumi, kehancuran fisik, longsor, banjir, kebakaran, kabut
asap, penyakit, dan bencana-bencana alam lainnya. Ketika bencana alam itu
mengharubirukan semua manusia di muka Bumi, maka jangan salahkan keadilan
Tuhan. Dia Maha Adil dan Bijaksana sesuai dengan apa yang sudah Dia firmankan
dalam kitab wahyu Al Qur"an. Tinjaulah alam semesta dan dirimu sendiri dan
selaraslah dengan kehendak Allah dengan ridha, sehingga sebuah bencana ataupun
malapetaka yang memutuskan semua harapan dan angan-angan-mu, yang
membangkitkan semua rasa takutmu akan adzab yang menimpa suatu kaum, tak lebih
dari suatu peringatan atas kelalaian dan kebodohanmu karena mengabaikan keadilan
yang sudah ditetapkan sebagai hukum-hukum alam yang mestinya dipahami oleh
manusia. Tiba-tiba Izrail menyela lamunanku. Ia sepertinya memang bisa membaca apa yang
kupikirkan. Ada kalanya aku mencabut nyawa orang yang disesatkan Allah SWT dalam keadaan
yang mengerikan. Seolah adzab neraka disegerakan terhadap orang-orang yang
sesat dan murtad. Mereka termasuk golongan yang disesatkan Iblis semata-mata
karena kesombongan dirinya. Biasanya orang yang demikian, menurut tolok ukuran
kamu dianggap sukses dan pandai, padahal itulah manusia yang paling bodoh yang
termanifestasikan dari kebodohan dan kesombongan Iblis. Kebodohan dan
Kesombongan adalah dua sisi mata uang yang sama, yaitu mata uang Iblis Sang
pendurhaka. Orang yang demikian dikatakan sebagai orang yang benar-benar sakit
jiwa dan terpenjara dalam rumah sakit jiwa yang disebut dunia. Ia sakit jiwa karena
terbelenggu oleh akalnya. Sementara, dirinya terbelenggu akalnya, nafsu nya pun
membentengi dirinya sehingga iapun mengisolasi diri,
jauh dari fitrah asal dan
mengira akalnya adalah tuhannya.
Namaku Izrail!______________________________________________________52
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
"Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai
tuhannya, dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah
mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya" Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah
(membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran" (QS
45:23)" Hati-hatilah dengan orang yang seperti itu, karena mereka biasanya menebar bau
busuknya neraka dalam kehidupan kamu. Mereka tidak segan untuk bermanis muka,
namun menikammu dari belakang, memfitnah, dan menebarkan kejahatan dalam
kehidupan kamu. Kendati akalnya seperti berjalan, ia sebenarnya makhluk bodoh
seperti robot yang hanya digerakkan oleh nafsu syahwatnya, yang sudah menjadi
tuhannya. Ia termasuk manusia yang menjadi syeitan karena menuhankan nafsu dan
syahwatnya, merobohkan sendi-sendi agama, dan tidak segan untuk berdusta. Ia
dapat berada disekitar kehidupanmu sebagai kawan, sebagai boss-mu, teman
mainmu, sebagai lawan, sebagai pejabat, sebagai guru, sebagai kiai, sebagai ustad,
sebagai pengusaha, sebagai pengacara, sebagai dukun, sebagai artis, sebagai
penyiar, sebagai pedagang, sebagai petani, sebagai pengemis, sebagai maling,
sebagai polisi, sebagai tentara, dan banyak lagi yang lainnya.
Aku mencabut mereka sesuai dengan keadaanya. Maka ia yang kucabut dalam
kesesatan dan kemurtadan adalah ia yang merasakan hawa panas dan busuknya api
neraka. Akan sering kautemui bagaimana mereka akhirnya. Mata melotot, tubuh
disana-sini meregang kaku, bau yang busuk, kadang disertai keganjilan, mayat yang
sangat berat karena jasadnya menyimpan beban perbuatannya, dan keadaan-keadaan lainnya yang mengerikan. Kalau saja engkau mampu mendengar
dan melihat sesuai dengan keadaan mereka, maka akan kau lihat kengerian paling
mengerikan yang dihadapi mereka ketika aku temui dengan tanpa basa-basi. Lantas,
kuhempaskan dia dalam kubur dengan kerelaan bumi ataupun tidak. Disana, ia akan
menghadapi siksa kubur yang tak pernah berhenti sampai kiamat tiba. Dalam barzakh
yang sempit, maka penantiannya sampai kiamat tiba adalah kengerian abadi yang
akan disesalinya.
Namaku Izrail Karya Atmonadi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Namaku Izrail!______________________________________________________53
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
Ketahuilah, ketika aku mencabut mereka yang sesat dan murtad, aku mewujud
sesuai dengan perbuatan mereka yang bodoh. Manusia yang paling kuat dan
beranipun tak akan akan sanggup melihat wujudku ketika aku mencabut orang yang
penuh dosa. Dulu, Nabi Ibrahim a.s pernah juga ingin mengetahui rupa asliku ketika
aku mencabut nyawa si pendosa. Kendati aku memperingatkannya bahwa dia tidak
akan sanggup melihat wujudku, namun ia memaksaku. Akhirnya akupun
menampakkan wujudku kepadanya dalam bentuk seorang yang berkulit hitam legam,
dengan rambut berdiri, berbau busuk, dengan pakaian berwarna hitam. Dari mulut dan
lubang hidungku keluar jilatan api . Melihat wujudku yang mengerikan itu, Nabi Ibrahim
a.s. pun klenger 21 . Ketika sadar kembali, ia kemudian berkata, "Wahai Izrail,
seandainya seorang pelaku kejahatan pada saat kematiannya tidak menghadapi
sesuatu yang lain kecuali wajahmu, niscaya cukuplah itu sebagai hukuman atas
dirinya." Itu baru melihat rupa asliku untuk si pendosa. Ketika aku mencabut ruh si pendosa,
kamu tidak akan bisa membayangkan bagaimana siksaku ketika sakratul maut
sebelum aku cabut nyawanya, siksa kubur yang akan diembannya, dan siksa neraka
yang akan dialaminya. Tubuhku bergetar membayangkan kengerian dari mereka yang sesat dan murtad
ketika Izrail mendatanginya. Aku masih menggigil ketika kulihat wajah Izrail tampak
seperti udang direbus, kemerahan menahan gejolak saat-saat ia mencabut manusia
yang sesat dan murtad. Kemudian, dia menoleh kepadaku dan berkata "apalagikah
yang ingin kau tanyakan", katanya.
Aku masih berfikir, kira-kira apalagikah yang ingin kuketahui. Selama ini, apa yang
selalu kukhawatirkan di dunia adalah menyusupnya hal-hal yang diharamkan dalam
kehidupanku. Salah satunya adalah melalui profesi yang kugeluti. Menurutku, profesi
yang sebenarnya ideal untuk mendapatkan rezeki halal adalah berdagang. Karena
dengan berdagang orang sebenarnya dapat menentukan sendiri tingkat kehalalan
yang ia jual belikan. Tentunya dengan norma-norma yang sesuai dengan ajaran Islam.
Namun, anehnya, banyak pedagang kulihat tidak mau tahu dengan hal ini, sehingga
21 klenger=pingsan Namaku Izrail!______________________________________________________54
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
dalam banyak aspek, apa yang semestinya halal menjadi haram karena praktek
perdagangannya yang tidak jujur dan tidak wajar. Seolah hanya keuntunganlah yang
dipikirkan sehingga tega-teganya ia menaikkan harga komoditas dan barang ketika
bulan Ramadhan, lalu kemudian ia turunkan lagi setelah lebaran usai, kemudian ia
naikkan lagi. Ah demikian bodohnya para pedagang itu sehingga tanpa sadar ia
meracuni dirinya dan keluarganya dengan hal-hal yang semestinya dijauhi dan
dihindari. Nah aku mau menanyakan hal ini sajalah. "Bagaimana dengan pedagang
yang curang" ", lanjutku.
Yang mati dengan mengerikan salah satunya adalah mereka yang curang dalam
berdagang. Aku akan ceritakan sebuah kisah bagaimana aku mencabut nyawa
pedagang yang menggunakan dua timbangan, yaitu timbangan saat menjual dan saat
membeli. Ini juga berlaku untuk mereka yang berdagang dengan keuntungan yang
semena-mena yang sering terjadi di zamanmu. Contohnya ketika gaji pegawai
pemerintah naik, pedagang dengan seenaknya menaikkan harga bahan pokok. Tanpa
pernah turun lagi. Ketika Ramadhan atau Lebaran tiba, harga-harga komoditas yang
dibutuhkan masyarakat naik tanpa kompromi. Demikian juga, ini berlaku bagi mereka
yang menipu dalam berdagang, menimbun barang sehingga harga melonjak,
menggoreng saham, calo-calo yang menaikkan harga seenaknya, menjual komoditas
yang jelas-jelas haram, menimbun minyak, atau aktivitas perdagangan yang curang
lainnya. Bagi pedagang yang demikian, maka segala perbuatannya itu akan tampak
sebagai dua gunung api dari neraka yang sangat panas dan menyala-nyala, sehingga
akan membuat yang melihatnya menggigil ketakutan. Pedagang yang sekarat akan
disuruh untuk mendaki kedua gunung itu. Setelah itu barulah
aku mencabut nyawanya tanpa ampun. Membayangkan dua gunung api yang menyala-nyala memang mengerikan. Lha wong
kita sering melihat tukang sulap berjalan di atas bara-bara api saja membuat kita
meringis, maka membayangkan kondisi seperti berjalan di atas gunung api sebelum
nyawa dicabut Izrail benar-benar tidak habis pikir bagaimana rasanya. Mungkin panas
yang tidak berkesudahan, badan yang kelojotan menahan panas seperti ikan
dipanggang, lidah yang mengelu, hidung seperti tersumbat asap yang tidak bisa keluar,
persis ketika kita flu burung dan hidung kita tersumbat, betapa tersiksanya. Entah
berapa lama siksaan itu akan berlangsung. Mungkin dalam bentuk sakit yang tidak
Namaku Izrail!______________________________________________________55
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
berkesudahan, yang tidak tersembuhkan bahkan dengan dokter termahal maupun
dukun tersakti sekalipun. Aku tidak bisa membayangkan lebih jauh kondisi mereka
yang curang dalam berdagang ini ketika Izrail mulai mengincarnya.
"Mungkin kamu pernah mendengar cerita bagaimana susahnya orang dalam sakratul
maut mengucapkan syahadat", Izrail meneruskan ceritanya tanpa kuminta. Aku masih
tetap mendengarkannya dengan takjub.
Ya, mereka yang kelu lidah saat aku akan mencabut nyawanya umumnya
dikarenakan sifat mereka selama ini yang suka bergunjing, memfitnah, iri dan
pemabuk. Berkali-kali sebenarnya kitab-kitab suci mengingatkan penyakit-penyakit
iblis yang satu ini. Tapi, entahlah, barangkali kaummu memang susah dibilangin.
Kegiatan yang merupakan warisan penyakit Iblis itu malah akhir-akhir ini menjadi
semacam profesi saja. Wartawan, tukang gunjing di radio, televisi, di pasar dan di
rumah, malah disukai. Padahal aktivitas itu sangat berpotensi untuk menggelincirkan
manusia kedalam dosa seperti di atas.
Dulu pernah ada seorang murid alim ulama terkenal yaitu Imam Fudhail Bin Iyad yang
sedang menghadapi sakaratul maut. Terdorong oleh rasa sayang dan tanggung
jawabnya, Sang Guru mengunjungi muridnya yang nampak sedang kepayahan
tersebut. Iapun kemudian membacakan surah Yasin. Tapi bukannya bacaan itu
menentramkannya malah bacaan surah Yasin itu membuat si murid menjadi gelisah
dan susah meninggal dengan tenang. Fudhail pun kebingungan. Kemudian si guru
pun membacakan syahadat. Namun, bacaan tauhid tersebut tetap tidak bisa
menolongnya. Begitulah, telinga terasa budeg, lidah kelu dan mata membuta ketika aku mulai
bertugas. Setelah dengan susah payah, akhirnya aku pun mencabut nyawanya dan
menyerahkannya ke pada malaikat yang bertanggung jawab dalam penghisaban di
kuburan. Sang Guru menangis tersedu-sedu karena muridnya ternyata telah
kehilangan keimanannya karena suka memfitnah, bergunjing, iri dan minum arak.
Aku masih menatapnya dalam diam sambil melayangkan imajinasi pada berbagai
infotainment yang sepertinya sudah menjadi komoditas hiburan. Membuang waktu
Namaku Izrail!______________________________________________________56
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
dengan membicarakan aib orang lain. Wah, repot juga. Padahal, hampir sebagian
besar acara televisi yang disukai tidak lepas dari membicarakan orang lain. Apakah itu
suatu kebenaran, atau cuma sekedar bumbu penyedap untuk mendongkrak rating
sebuah acara yang membuat orang lain naik pitam. Namun, dilain pihak mungkin akan
membuat orang lain meraih kekayaan, hidup makmur diatas penderitaan orang lain
atau dengan mempermainkan hidup orang lain. Aku menggigil ngeri.
Ah, betapa lalainya manusia kalau sudah menyinggung yang satu ini. Kekayaan.
Sehingga iapun lupa bahwa kekayaan yang diraihnya dari membicarakan orang lain
seperti orang yang memakan bangkai saudaranya sendiri. Hmm, aku masih
memikirkan mereka yang meraih kekayaan dengan cara-cara yang tidak etis seperti
itu. Di negeri ini, menjadi kaya memang jadi impian banyak orang. Sehingga seringkali
tidak peduli lagi bagaimana kekayaannya itu ia kumpulkan, ia raih, dan kemudian
menjerumuskan dirinya sendiri.
Aku menatap Izrail sekali lagi, seolah masih tidak percaya bahwa aku dapat
bercengkerama dengannya seperti ini. Kemudian aku bertanya, "Wahai Izrail
bagaimanakah engkau mencabut nyawa orang yang kaya raya?"
"Orang kaya?", Izrail sedikit mengernyitkan keningnya. Alisnya terangkat sedikit,
amboi indahnya alis itu. Yah orang kaya tidak beda sebenarnya dengan makhluk Allah lainnya. Saat kematian
menjemput, maka kekayaannya tidak akan berarti apa-apa. Sebab, kekayaan yang
akan dinilai oleh-Nya adalah amaliah yang muncul dari dasar hatinya. Kekayaan
duniawi hanya berguna untuk anak cucu dan jandanya (dudanya) saja.
"Yang paling menyebalkan adalah kalau aku mencabut nyawa orang yang kaya
karena menggadaikan kemanusiaannya", Izrail menegaskan. Kelihatan benar dia
geregetan dan gemas. Itulah kekayaan yang diraih dari jalan yang diharamkan Allah. Mereka yang korupsi,
menipu, merampas harta anak yatim, membohongi publik, pura-pura membangun
Namaku Izrail!______________________________________________________57
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
yayasan, karena riba, dan cara-cara lain pengambilan kekayaan yang tidak sah.
Mereka sebenarnya sebodoh-bodohnya manusia. Mereka bisa dikatakan terkelabui.
Mungkin kaummu sering mengucapkan pepatah "Muda Foya-foya, Tua Kaya Raya,
Mati masuk Surga". Itulah peribahasa kaum hedonis yang mengira dengan tipu
muslihatnya bisa menipu Allah SWT. Mereka lupa bahwa dari mulai bapak-ibunya
bertemu sampai ajal menjemput, Allah menggenggam kehidupan mereka, baik
digenggam dalam Kebaikan-Nya maupun Kemurkaan-nya. Bodohlah manusia yang
mengira kekayaaan yang diperoleh dengan jalan haram, bisa ditebus dengan aktivitas
amal-amal lahir, apakah itu dengan berzakat , berumroh dan berhaji, mendirikan
rumah yatim piatu, atau mendirikan masjid-masjid dengan tiang-tiang yang besar.
Selama kesyirikan dan riya masih menempel dalam lubuk hati mereka yang terdalam,
meskipun sebesar zarah atom sekalipun (QS 99:7-8), kesyirikannya dan kekurang
ajarannya dengan menyogok Allah akan berdampak mengerikan. Orang yang kaya
seperti ini, seakan membawa kesombongannya selama di dunia dengan menganggap
Allah pun bisa disogok. Padahal Kesombongan adalah Selendang-Nya.
Karena itu, akupun tidak sungkan untuk menampakkan diri dalam bentuk yang paling
mengerikan yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Aku akan cabut nyawa
mereka sesuai dengan tindakan-tindakan mereka. Aku akan menyeret roh mereka dari
dalam tubuhnya yang membusuk secara perlahan-lahan. Agar ia bisa mencium sendiri
kebusukannya itu sebelum sakratul maut tuntas menunaikan tugasnya. Rohnya akan
kuseret seperti diseretnya tubuh melalui dinding bergerigi, yang sakit dan sangat
menyakitkan. Banyak yang tidak kuat melalui fase ini, dan menangis meraung-raung,
tidak saja dalam wujud jasadnya yang membusuk. Namun, juga ruhnya akan meraung
dan bersedih, sekaligus juga tidak rela meninggalkan kekayaannya yang tersisa yang
tidak sempat dinikmatinya.
Keringat dingin meleleh didahiku, ketakutanku muncul. Lalu terbata-bata aku
berkata, "Tttapi kan tidak semua orang kaya diperoleh dari tipu menipu dan kejahatan,"
protesku. Namaku Izrail!______________________________________________________58
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
"O, ya jelas. Ada juga orang kaya yang tidak seperti itu. Tapi kebanyakan, kekayaan
telah membutakan matahati seseorang sehingga alpa dari menelusuri dan
menggunakan kekayaannya." Ujar Izrail menjelaskan.
Dia melanjutkan," Hanya sedikit orang kaya yang menyadari apa arti kekayaannya itu.".
"Dari yang sedikit itu, lebih sedikit lagi yang lolos dengan mulus", tegasnya.
"Kekayaan cenderung menghalangi tugas-tugasku." Ucap Izrail sedikit iba.
Pernah suatu ketika aku mendatangi orang kaya raya. Karena ia tahu kedatanganku,
maka ia pun gemetar dan memerintahkan semua harta bendanya untuk dikumpulkan
dihadapanku. Setelah semua hartanya berada didepan matanya, dia berkata mencaci
maki harta bendanya "Semoga Allah mengutukmu sebab engkau telah memalingkan
aku dari beribadah kepada Tuhanku dan menghalang-halangi aku dari pengabdian
kepada-Nya". Allah kemudian membuat harta bendanya berbicara,
"Mengapa engkau menghinaku, sedangkan karena akulah engkau bisa
diterima oleh presiden, para pejabat, pengusaha, selebritis, kalangan jet-set,
dan golongan yang mengandalkan kekayaan dunia lainnya, padahal
orang-orang yang bertakwa kepada Allah malah diusir dari pintu rumahmu"
Karena akulah engkau bisa mengawini wanita-wanita lacur, duduk bersama
raja-raja, pelesiran ke tempat-tempat yang hina, dan membelanjakan aku di
jalan keburukan. Namun, aku tidak pernah membantah.
Seandainya saja engkau membelanjakan aku di jalan kebajikan, niscaya aku
akan memberi manfaat kepadamu. Engkau dan semua anak Adam diciptakan
dari tanah, kemudian sebagian dari mereka memberikan sedekah, sedang
yang lain berbuat keji seperti dirimu yang bodoh dan terkelabui oleh gemerlap
diriku." Aku pun tanpa basa-basi lagi mencabut orang kaya yang bodoh itu, maka robohlah ia
ke tanah dengan penyesalan yang mendalam.
Namaku Izrail!______________________________________________________59
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
"Lalu bagaimana dengan orang yang miskin secara duniawi, secara materi?", lanjutku
menanyakan. "Ketahuilah, dimata Rabb-mu, kekayaan dan kemiskinan tidak dapat dijadikan alasan
dari lalai terhadap-Nya", Izrail berkata sebelum melanjutkan ceritanya.
Orang miskin, sebenarnya memiliki peluang besar untuk merasakan nikmatnya kasih
sayang Allah. Tapi, kemiskinan tidak jarang juga menyebabkan kekufuran. Di
zamanmu ini, kemiskinan sudah seperti kekayaan, mereka yang merasa miskin
kebanyakan jatuh ke dalam kekufuran karena kemiskinannya tidak identik dengan
kezuhudan dan kejujuran, tidak identik dengan ridha terhadap semua ketentuan Allah
SWT. Bila kekufuran menimpa si miskin, maka ini tak ubahnya si orang kaya yang mencari
kekayaan dengan cara-cara yang tidak halal. Disinilah pentingnya mereka yang miskin
mengetahui. Jangan sampai sudah miskin di dunia, di akhirat jauh lebih miskin lagi.
Nabi Muhammad Yang Ummi mengatakannya sebagai "orang yang bangkrut total". Ini
ibarat merubuhkan rumah di dunia dan rumah diakhirat. Dunia tak dapat, akhirat tak
selamat. Sangat merugi, sangat merugi, benar-benar sangat merugi.
Maka, jangan jadikan kemiskinan menjadi alasan dan tameng kekufuran dan
kemungkaran. Ia yang miskin dan terikat dengan kemiskinannya, akan cenderung
tergelincir dalam jerat-jerat nafsu si bodoh Iblis. Jadi, gunakankah kemiskinamu pada
materi untuk memupuk kekayaanmu disisi-Nya. Engkau boleh jadi si fakir dunia, tapi
disisi-Nya semua itu tidak berarti apa-apa. Maka dekatilah Dia dengan kehambaanmu,
jangan dekati Dia dengan kesombonganmu atau keluh kesahmu. Jangan jadikan
kemiskinan menjadikan dirimu lalai atas semua perintah Allah, larangan-larangan-Nya,
sunnatullah-Nya, dan petunjuk dari Nabi Muhammad SAW.
Jangan dikira bahwa kemiskinan manusia itu menjadi belenggu sehingga ia harus
bertahan hidup dengan melupakan Allah. Jangan dikira bahwa kemiskinan menjadi
alasan yang bagus untuk menghadapi murka Allah. Percayalah, kalau mau
dibandingkan dengan kehidupan Nabi SAW dan sebagian sahabat yang berbaju bulu
Namaku Izrail!______________________________________________________60
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
domba, yang hidup di emperan masjid Nabi dahulu (Asy Shufa), menggelandang di
padang pasir nan panas, maka kemiskinan yang dialami oleh masyarakat di zamanmu
saat ini tidak seberapa. Galilah hikmah dari kehidupan Nabi SAW yang bersahaja. Ia
yang pernah mengganjal perutnya dengan batu selama tiga hari dua malam, tidak
pernah mengeluh atas kelaparannya. Lha, manusia di zaman ini memang aneh.
Kendati peradaban mampu memberikan kemudahan-kemudahan, namun seringkali
ini malah menjadi godaan kesenangan. Maunya serba instan, sehingga ketika Allah uji
dengan kepapaan, kemiskinan, kemelaratan, dan kekurangan lainnya, sebagian besar
manusia semakin jatuh ke dalam kemiskinan dan kekufuran. Sebagian lagi malah
benar-benar jadi seperti binatang, menghalalkan segala cara, demi isi perut belaka.
Sungguh ini sangat bodoh, seolah hidup sekedar untuk makan saja. Padahal, kalimat
bijak sering mampir di telinga bahwa makanlah secukupnya hanya untuk menegakkan
tubuh dan meneruskan kehidupan.
Aku yang mencabut nyawa si miskin, kadangkala tidak habis mengerti. Kenapa
manusia bisa begitu bodoh. Padahal, kemampuannya melebihi kemampuan kaumku
(malaikat). Yah, akhirnya sering sekali aku mencabut nyawa si miskin dalam
kebusukan dunia dan kebusukan akhirat. Benar-benar orang yang merugi.
Izrail mengakhiri cerita bagaimana mengurus si kaya dan si miskin yang terkelabui
oleh bedak-bedak duniawi. Ia sekarang sudah duduk disampingku, menatap dengan
kelembutan malaikatnya. Pertanyaan selanjutnya bergulir begitu saja menyambung
dari kekayaan, kemiskinan, dan kekuasaan. Ketiganya dapat menjadi berkah bagi
manusia, namun dapat juga dapat menjadi pembawa bencana. "Bagaimana penguasa
yang meninggal?", lanjutku, meneruskan pertanyaan.
Penguasa sebenarnya diberi mandat oleh Allah untuk membawa rakyatnya ke jalan
yang diridhai-Nya. Ia yang mampu menjalankan kekuasaanya di bawah naungan
Cahaya Ilahi, maka ia sebenarnya khalifah Allah.
Akan tetapi, kalau penguasa lupa diri, cenderung memperkaya diri, lebih
mementingkan keluarganya, kelompoknya daripada kepentingan rakyat banyak, maka
Allah sebenarnya menyiapkan adzab yang menyengsarakan sebelum aku mencabut
Namaku Izrail Karya Atmonadi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
rezekinya yang terakhir baginya dan seluruh rakyatnya. Itulah saat kematian.
Namaku Izrail!______________________________________________________61
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
Penguasa yang lalim, akan tersiksa oleh kelalimannya yang maujud dalam bentuk
rasa takut mati, kepikunan yang berlarut-larut, sakit yang menahun, sampai tubuhnya
yang tak lebih dari bangkai membusuk yang menunggu tebasan pedang waktu. Saat
itulah, akupun harus menutup hidung ketika ruhnya kucabut degan paksa. Dan
dikembalikan kepada-Nya, lantas dihempaskan-nya ke dalam adzab akhirat yang
kekal. Ketahuilah, aku berjalan bersama Sang Waktu, melihat banyak kerusakan di muka
bumi karena penguasa yang lupa diri. Dahulu, sepeninggal nabi yang Ummi,
kepongahan jahiliyah muncul kembali dalam bentuk ketamakan atas kekuasaan,
kesombongan atas kesukuan, dan kejahilan jahiliyah yang sebenarnya ingin di
hapuskan oleh Nabi Muhammad SAW. Maka, kehancuran Umat Islam pun kemudian
dimulai ketika sebagian mencela sebagian lainnya, sebagian merasa diri paling benar,
sebagian sangat buta mata hati sehingga tidak mampu berfikir jernih tentang
kebenaran yang sudah di ajarkan Nabi Muhammad SAW.
Sudah banyak zaman kulalui, maka keruntuhan peradaban karena lemahnya
penguasa sering aku lihat. Dan selama itu pula berbagai jenis penguasa yang lalai dan
lupa diri sering kucabut nyawanya dalam penderitaan dirinya. Lucunya, banyak juga
yang masih buta matahati, kendati kucabut nyawanya dalam kesesatannya, anak
cucunya makin terjebak ilusi dengan membangun istana-istana kesia-siaan. Mereka
bangun kuburan-kuburan yang megah untuknya, mereka kira kemegahan kuburan itu
dapat menyelamatkan si mati. Tidak tahukah mereka bahwa hanya amal salehlah
yang dapat menerangi ruh simati di alam kubur sana"
Dungu, sungguh dungu perilaku penguasa yang lupa diri itu. Ia kira bisa menyogok Ilahi dengan membangun
tiang-tiang besar di kuburannya.
Izrail kemudian bercerita tentang tugasnya mencabut penguasa lalim Bani Israil.
Ketika itu Sang Tiran sedang duduk-duduk seorang diri di istananya tanpa ditemani
oleh salah seorang istrinya. Aku kemudian masuk melalui istananya dengan tiba-tiba.
Penguasa Tiran itu marah dan berkata dengan pongah, "Siapakah Engkau" Siapa
yang mengizinkanmu masuk kedalam istanaku?"
Namaku Izrail!______________________________________________________62
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
Aku menjawab, "Yang mengizinkanku masuk kedalam rumah ini adalah pemilik istana ini.
Sedangkan aku adalah yang tak bisa dihalangi oleh seorang pengawalpun
dan tidak butuh izin apapun untuk masuk kesini.
Bahkan terhadap raja-raja sekalipun,
aku tak perlu izin apapun,
tidak pernah takut pada kekuatan raja-raja yang perkasa,
dan tidak pernah diusir oleh penguasa tiran yang keras kepala
atau setan pembangkang sekalipun."
Mendengar seruanku, penguasa lalim itu menutup mukanya. Agaknya ia sadar siapa
yang dihadapinya. Dia pun jatuh tersungkur. Kemudian bangkit dengan memelas dan
mengiba-iba. "Jadi Engkau adalah Malaikat Maut?" , katanya.
Aku menjawab "Ya".
Kemudian dia menawar dengan cengeng, "Sudikah engkau memberiku kesempatan
agar aku bisa memperbaiki kelakukanku?".
Aku menjawab, "Alangkah bodohnya engkau ini; waktumu telah habis; nafas dan
masa hidupmu telah berakhir; tidak ada jalan lagi untuk memperoleh penangguhan."
Penguasa tiran itu menangis tersedu-sedu, lalu ia bertanya,"kemana engkau akan
membawaku?" Aku menjawab, "Kepada amal-amalmu yang telah engkau kerjakan sebelumnya dan
juga ke tempat tinggal yang telah engkau dirikan sebelumnya."
Sang tiran menjawab bingung, "Bagaimana mungkin" Aku belum pernah
mempersiapkan amal baik dan rumah baik apapun juga."
Aku menjawab, "Kalau begitu, ke neraka, yang menggigit hingga ke pinggir-pinggir
tulang kamu akan ditempatkan."
Akupun kemudian ditengah-tengah mencabut keluarganya nyawa dengan penguasa mata tiran melotot itu penuh yang jatuh mati penyesalan, di tengah-tengah mereka yang kemudian meratap-ratap dan menjerit-jerit. Andai saja
Namaku Izrail!______________________________________________________63
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
mereka mengetahui bagaimana buruknya neraka bagi si lalim itu, mungkin mereka
akan menangis lebih keras lagi.
Keringat dingin tanpa terasa makin menderas, membasahi dahi dan leherku. Izrail
kulihat masih berdiam diri seolah tahu aku masih mempunyai beberapa pertanyaan
lain yang menggelayut di pikiranku.
"Ketika engkau mencabut nyawa seseorang, baik dalam waktu yang berlainan
maupun bersamaan, engkau nampaknya tidak memiliki kesukaran apapun juga.
Bagaimanakah dengan kematian di medan perang dimana terdapat puluhan bahkan
mungkin puluhan ribu nyawa yang secara bersamaan melayang?", pertanyaanku
meluncur begitu saja. Izrailpun nampaknya masih tenang-tenang saja dan tidak
terburu-buru. Ia merapikan rambutnya yang berkilauan, setelah melontarkan
senyumnya, ia kembali bercerita.
Peperangan adalah bagian dari sunnatullah Tuhan. Bagian dari keseimbangan
alamiah karena kaummu seringkali overdosis dalam banyak hal. Itulah senyatanya
kejelekan manusia yang utama karena dicengkeram ketidakadilan dan keangkaramurkaan. Peperangan, meskipun kamu seringkali tidak terima akan adanya peperangan, tapi
Tuhan punya timbangan sendiri, yang semestinya diperhatikan oleh umat manusia.
Namun, sudah menjadi ketentuan sejak awal penciptaan bahwa manusia pada
akhirnya terbelenggu dengan berbagai persoalan karena ketidakmampuannya
mengenal dirinya sendiri. Belenggu kepemilikan, penguasaan, keserakahan, dan
nafsu ingin menguasai lainnya akhirnya akan menyeret umat manusia ke dalam
peperangan demi peperangan.
Peperangan jangan ditangisi. Kalau timbangan sunnatullah sudah bergeser ke titik
yang tak dapat balik, maka setekun apapun doa-doamu, sunnatullah tetap terjadi.
Ambil saja contoh di Afghanistan, Irak, Palestina, atau di belahan dunia lainnya.
Kendati di situ banyak Umat Islam, namun sunnatullah tidak pernah bisa dikelabui, ia
akan berjalan apa adanya, sesuai ketentuan-ketentuan yang sudah ditetapkannya.
Ketika umat lalai akan arti pentingnya peradaban, ukhuwah, ilmu pengetahuan,
Namaku Izrail!______________________________________________________64
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
keadilan, lupa arti pentingnya kesatuan, maka peperangan dapat menjadi guru untuk
mengingatkan manusia, bahwa itulah akibat kalau umat menjadi bodoh dan bercerai
berai. Mereka seperti buih-buih yang akan mudah menjadi bulan-bulanan gelombang
zaman yang tidak menentu. Apakah engkau lupa kalau dulupun adzab peperangan
menimpa Umat Islam ketika Jenghis Khan dan tentara Mongolnya mengamuk di
kawasan Jazirah Arab, menghancurleburkan negeri-negeri Islam dari India sampai
Baghdad karena kelemahan umat" Manusia mungkin berkewajiban meminimalisir
dampak-dampak perang, itu perbuatan mulia. Tapi apakah perang lantas berhenti,
serahkan saja kepada-Nya. Karena justru dengan peperangan manusia semestinya
akan mengerti bagaimana dampak-dampak perbuatannya, kebodohannya, keangkaramurkaan, dan kesombongannya. Namun, manusia itu seringkali mirip
keledai. Meskipun, perang demi perang dilalui. Toh tetap saja terjadi dan celakanya
dianggap sebagai solusi. Dalam peperangan, manusia itu seperti onggokan kacang yang dimasukkan ke dalam
kuali. Aku lebih mudah melakukan tugas saat itu, karena sekali sentil dengan kedua
jariku maka ribuan orang akan mati. Persis kacang dalam kuali, dengan sekali pukul
puluhan kacang dalam kuali remuk redam. Wujud pukulanku bermacam-macam.
Seringkali peluru, meriam, roket, rudal, bahkan pernah juga bom Atom.
Tapi, peperangan zaman sekarang lebih kejam dari dahulu. Dahulu, sekali tebas
badan terbelah atau leher terputus mempercepat kematian. Memang bagi manusia
terlihat kejam. Tapi manusia sudah mengembangkan kekejaman dalam beberapa
format yang terlihat halus, berbudi, namun sebenarnya lebih kejam dan mengerikan.
Lha sekarang, peperangan di satu tempat memberikan dampak di tempat lain dimana
orang tidak tahu menahu masalah yang terjadi. Belum lagi penderitaan rakyat tak
berdosa. Apalagi kalau para spekulan ekonomi mulai bermain mata, seperti
menggoreng saham, melambungkan harga bahan pangan, minyak, menjual senjata,
dan lain sebagainya. Maka penderitaan peperanganpun akan menjalar ke seluruh
dunia. Nyawa yang kucabut saat perang di masa kamu tidak seberapa dibandingkan
peperangan jaman dulu. Tapi nyawa yang meregang-regang di telan penderitaan
akibat dampak perang dan pasca perang seperti keracunan, kelaparan, kemiskinan,
Namaku Izrail!______________________________________________________65
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
penyakit, cacat, sakit mental, dan lain-lainnya malah tumbuh subur, memperpanjang
usia penderitaan banyak orang.
Perang sekarang sudah menjadi komoditas. Alasan perang pun kebanyakan tak lagi
berhubungan dengan kebenaran di Jalan Allah. Tapi sekedar memenuhi kebutuhan
ekonomi semata. Jadi sebenarnya tidak jauh-jauh dari urusan perut. Bahkan tidak
jarang perang muncul karena kedunguan manusia, hingga perangpun berkecamuk
karena adu domba dan fitnah. Urusan perut yang sederhana bisa menjadi bencana
perang yang membuat merana.
Maka, sudah jarang sebenarnya prajurit-prajurit yang berperang dijalan Tuhan.
Padahal, ada kemuliaan bagi mereka yang murni berjihad di jalan Tuhan. Meski
mereka disebut mati, tetapi mereka sebenarnya hidup dan sudah memilih kehidupan
yang lain. Aku pun seringkali trenyuh, penderitaan manusia semakin memanjang dari satu nasib
ke nasib lainnya. Dari takdir buruk yang satu ke takdir buruk lainnya. Seolah keledai di
penggilingan masa. Tapi, semua itu adalah takdir dan sunnatullah.
Dan semua itu bukan lagi menjadi tugasku, karena sebenarnya itu adalah karena
kebodohan kaummu sendiri. Tuhan cuma sekedar menetapkan hukum-hukumNya.
Manusia menjalaninya, kalau mereka berbuat kebaikan, selaras dengan ruang dan
waktunya, dalam arti selaras dengan kehendak Allah, maka hasilnya pun baik dan
semata-mata karena anugerah-Nya. Tapi ketika kalian berbuat tanpa keselarasan,
menolak harmoni dalam kedinamisan alam semesta, dirinya dan dengan Tuhannya,
maka itulah akibat ulah kalian sendiri. Sama halnya dengan mereka yang tidak
mempercayai akhirat setelah aku datang. Mereka memang pastas dijuluki "penjudi
yang bodoh", yang berspekulasi dapat menciptakan kesejahteraan dengan
peperangan demi isi perut sendiri.
Aku setengah terpana mendengar uraiannya tentang peperangan. Sebagai pencabut
nyawa, aku sendiri tidak pernah mengira bahwa Izrail dapat menangkap banyak
makna-makna tersembunyi di balik peperangan, mulai dari keseimbangan alam,
sebagai suatu contoh buat manusia, maupun sebagai suatu pengajaran bagi manusia
Namaku Izrail!______________________________________________________66
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
untuk menarik hikmah tentang kehidupan. Yah, peperangan memang sepertinya
sudah menjadi bagian dari peradaban manusia sejak dahulu kala, apapun alasannya,
peperangan sepertinya sudah menjadi bagian solusi manusia. Aku membatin.
Seberapa berharga sebenarnya manusia menghargai kehidupannya, memang suatu
misteri. Di satu sisi ada yang mati-matian tidak menyerah dengan kehidupannya,
bahkan dengan jalan peperangan sekalipun, namun ada juga sebenarnya yang malah
menyia-nyiakan kehidupannya. Seolah dirinya sudah menjadi Tuhan untuk
menentukan nasib sendiri. Sehingga dalam titik yang ekstrim, maka bunuh diri
kadangkala menjadi suatu solusi. "Bagaimanakah engkau mencabut nyawa orang
yang bunuh diri?", setengah nyeletuk aku kembali bertanya kepada Izrail.
Bunuh diri sangat dicela oleh Tuhan. Karena tidak saja mengabaikan tugas dan
amanat, tetapi selemah-lemahnya manusia. Bahkan binatang yang tak berakal pun
jauh lebih mulia dari mereka yang mengambil jalan pintas untuk bunuh diri. Tidak ada
ampun untuk mereka yang bunuh diri dengan semena-mena. Kenapa begitu" Karena
Tuhan tidak menginginkan ruh manusia yang bunuh diri. Senyatanya, bunuh diri
adalah perbuatan Setan dan Iblis. Oleh karena itu, sebenarnya aku tidak segan-segan
mengambilnya, dan mencampakkannya kedalam jahanam yang kekal. Tetapi karena
kebodohan manusia saja maka ia melakukan bunuh diri. Aku cuma instrumen yang
digerakkan oleh kehendak Allah. Ruh yang bunuh diri tidak akan pernah menjadi ruh
penasaran, tapi ia akan ditempatkan di alam barzakh yang sempit dan gelap. Itulah
alam kegaiban tempatnya semua arwah yang melupakan Tuhan. Orang yang bunuh
diri adalah mereka yang tidak saja menyalahi amanat Ilahi. Tetapi, menjadi sangat
dimurkai Allah SWT. Bunuh diri ibarat kebodohan dan pembangkangan Iblis yang
menolak perintah-Nya untuk bersujud kepada Adam. Dalam konteks demikian
kemurkaan Allah SWT begitu besar sehingga Ia tidak lagi menerima arwah atau roh
ditempat semestinya. Ketahuilah, Allah telah berfirman tentang mereka yang bunuh
diri, "Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha
Penyayang kepadamu (QS 4:29)".
"Aku tidak dapat bercerita banyak tentang orang bunuh diri", Ujar Izrail setengah
bersedih. Ia kemudian melanjutkan.
Namaku Izrail!______________________________________________________67
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
Karena sudah bukan lagi menjadi tanggung jawabku sejak ia memutuskan untuk
mematikan diri sendiri. Yang patut kamu ketahui adalah, bunuh diri adalah buah dari
kesesatan manusia yang sesesatnya. Amal ibadah dan kebaikannya akan musnah
seperti debu-debu beterbangan. Persis seperti musnahnya amal dan ibadah Iblis yang
sudah mengabdi kepada-Nya selama ribuan tahun.
Bagi yang bunuh diri, maka di akhirat ia akan mengalami siklus bunuh diri yang terus
menerus tanpa henti sebagai wujud siksaannya di akhirat. Ia yang minum racun akan
terus menerus minum racun, ia yang bunuh diri dengan belati akan disiksa sesuai
dengan cara bagaimana ia bunuh diri. Akibatnya, siklus penyiksaan dengan cara
bunuh dirinya akan terus menerus dialami sebagai siksa yang tidak pernah berhenti.
Ia yang bunuh diri, akan abadi dengan siklus bunuh dirinya di akhirat, namun dengan
siksa yang lebih berat. Izrail mengakhiri penjelasan tentang orang yang bunuh diri dengan sedikit masgul,
kemudian ia mengatakan, "Aku akan meneruskan bagaimana aku mencabut nyawa
mereka yang dibunuh, baik dalam kesesatannya, mempertahankan kehormatannya,
maupun dalam keadaan yang tidak diinginkannya."
Pembunuhan tanpa alasan yang jelas merupakan tindakan manusia yang dimurkai
oleh Allah. Dimurkai dalam arti bukan saja menghilangkan nyawa manusia tetapi
dalam arti merusak makhluk ciptaan-Nya yang merupakan citra diri-Nya yang
sempurna. Pembunuhan di luar arena peperangan sangat diharamkan, bahkan Allah
mengatakan harus menebusnya dengan taubatan nasuha.
Bila si pembunuh sadar. Ia harus menebusnya dengan penghambaan kepada-Nya
sepanjang hidupnya. Bila ia semakin tersesat, menganggap nyawa manusia seperti
miliknya sendiri, maka ia akan dihempaskan kedalam kenestapaan neraka dunia. Ia
akan semakin diselimuti nafsu ammarah yang sudah menjelma menjadi Iblis sang
Durjana. Yang menafikan semua perintah-Nya, yang membangkang karena
kesombongan dirinya. Ia pun sudah menjadi budak si Iblis.
Mereka yang dibunuh akan mati dalam banyak keadaan. Ada yang dibunuh karena
kesesatannya, dan ini merupakan hukuman Allah yang disegerakan. Ada yang
Namaku Izrail Karya Atmonadi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Namaku Izrail!______________________________________________________68
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
dibunuh karena kesewenang-wenangan, ada yang dibunuh karena membela
kehormatan, ada pula yang dibunuh karena membela keluarganya, atau agamanya
bukan dalam peperangan. Mereka yang dibunuh dalam rangka membela agama,
keluarga, kehormatannya, tanah air, dan dibunuh karena memegang keyakinan di
jalan Allah akan menjadi syahid. Dia akan hidup disisi Allah.
Demikian juga, hati-hatilah dalam bersikap. Sebenarnya makhluk lain tidak berhak
untuk menentukan hidup makhluk lainnya. Temasuk disini meminta kematian atas
makhluk lainnya. Di zamanmu, keinginan untuk meminta kematian22 terlihat seperti
sesuatu yang wajar, lumrah dan manusiawi. Tapi hati-hatilah, kematian yang
dipaksakan tanpa alasan tidaklah dibenarkan oleh Islam. Semenderita apapun engkau
rasakan suatu penderitaan, tanpa kesadaran diri bahwa itu semua adalah ujian
dari-Nya, maka celakalah bagi mereka yang meminta kematian baik untuk dirinya
maupun orang lain. Ketahuilah bahwa Allah tidak akan melewati batas dalam menguji
semua manusia (QS 2:286). Dia sudah menentukan suatu keadaan yang optimum
bahwa penderitaan yang ditanggung oleh seseorang adalah ujian yang masih dalam
batas-batas kemampuannya. Ketika kamu menyerah, dengan alasan tidak sanggup
lagi, maka ketahuilah bahwa apa yang muncul di pikiranmu senyatanya
bisikan-bisikian syeitan yang akan membawamu kepada penyangkalan atas
kebijaksanaan Tuhan Yang Maha Bijaksana. Ketika engkau menyerah dengan alasan
tidak sanggup menanggung derita yang engkau alami, maka waspadailah atas
keputusan yang akan membawa penyesalan di kemudian hari. Sesungguhnya apa
yang engkau sebut penderitaan adalah suatu ujian. Ketika engkau menyadari hal ini,
dan lolos dari ujian yang berupa penderitaan, maka engkau sebenarnya telah
melewati suatu fase kritis dalam kehidupanmu, yaitu fase bertambahnya keimananan
Manusia Setengah Dewa 1 Pendekar Pulau Neraka 07 Jago Dari Seberang Sepasang Bidadari Merah 1
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama