Ceritasilat Novel Online

Namaku Izrail 3

Namaku Izrail Karya Atmonadi Bagian 3


dirimu akan Keadilan dan Kebijaksaaan Tuhan, Rahmat, dan Kasih Sayang-Nya.
Ingatlah penderitaan seorang anak manusia bernama "Ahad"23, seorang anak berkulit
hitam yang hidup di Amerika sana, yang kehilangan setengah dari otaknya karena
letusan Magnum kaliber 3,2. Setengah dari batok kepala sebelah kanannya hancur
karena letusan peluru. Namun, semangatnya untuk hidup tak pernah padam. Bahkan
22 Eutanasia Kisah tentang Ahad, seorang kulit hitam dari keluarga muslim Amerika, pernah ditayangkan stasiun TV Indosiar
dalam acara Guinness Book Of Records pada tanggal 28 November 2004, pagi hari seusai subuh.
23 Namaku Izrail!______________________________________________________69
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
semangat hidupnya tidak pernah padam kendati para dokter ahli yang merawatnya
memperkirakan harapan hidupnya sangat kecil. Pernahkah engkau bayangkan
seorang manusia dapat hidup tanpa otak kanannya dengan sebelah batok kepalanya
menganga lebar-lebar. Namun, itulah buah dari mentalitas tahan ujian seorang anak
manusia. Kendati tanpa tanpa otak kanan, yang menyebabkan tubuh sebelah kirinya
lumpuh, ia berhasil melalui suatu fase krisis dalam kehidupannya. Ia mampu menjalani
semua itu dengan ketabahan seorang manusia yang berakal, yang mampu
menyelaraskan diri dengan sunnatullah, mampu memahami pengetahuan, dengan
dukungan tim-medis pemerintahnya yang menghargai kehidupan, dengan bantuan
kasih sayang orang tua dan kerabatnya yang tak pernah padam. Maka Ahad yang
malang pun menjalani kehidupan kembali dengan normal, dengan kepala yang
setengah darinya telah digantikan dengan batok kepala buatan. Ia, keluarganya, dan
mereka yang bertangguh jawab terhadap kesehatan masyarakatnya, menghargai
kehidupan yang telah dianugerahkan Allah kepadanya, sehingga dengan ikhtiar dan
keyakinan dirinya akan kasih sayang Tuhan yang melimpah tanpa batas, Ahad dapat
menjalani kehidupan seperti manusia normal umumnya. Aku saat itu, terus terang saja,
bersiap-siap untuk menjemputnya. Tetapi, Allah berkehendak lain, maka Ahad pun
tetap menjalani kehidupannya dengan hikmah yang lebih mendalam tentang arti
rahmat dan kasih sayang Tuhan.
Ingat juga penderitaan seseorang yang berada dalam keadaan antara hidup dan mati,
yang koma selama berbulan-bulan. Namun, dengan ketabahan seseorang yang
menyadari arti upaya manusia dan kasih sayang Tuhan. Hanya keridhaanlah yang
akhirnya mengakhiri kehidupan seorang anak manusia dalam rengkuhan kasih
sayang Tuhan. Jadi, jangan cengeng menyikapi semua penderitaanmu. Engkau dan
kaummu yang sudah dianugerahi akal dan pikiran, semestinya dapat memahami
hikmah-hikmah kehidupan. Bukannya menyerah dan meminta kematian, sedangkan
Dia yang memberikan dan memiliki kehidupan belum menetapkan kematian pada
mereka yang mengalami penderitaan seberat apapun menurut ukuran kamu. Jangan
pernah merasa bahwa keinginan untuk mematikan adalah suatu jalan terbaik. Selama
Dia belum menetapkan, maka keinginanmu tidak lebih dari putusnya harapanmu atas
rahmat dan anugerah-Nya. Ketika engkau menginginkan kematian untuk dirimu atau
pun orang lain, maka ketahuilah bahwa engkau tak lebih dari pengecut yang lari dan
lalai bahwa rahmat dan anugerah-Nya melimpah tanpa batas.
Namaku Izrail!______________________________________________________70
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
Ada banyak hikmah ketika seseorang mesti mati dalam peristiwa-peristiwa yang
disebut manusia sebagai tragedi. Banyak hikmah yang tersembunyi disana. Aku tidak
mengetahui apakah hikmah yang dirahasiakan Allah dariku. Itu adalah hak
prerogatif-Nya yang cuma Dialah yang mengetahuinya. Ada kematian tragis di usia
muda, di usia remaja, di usia paruh baya, dalam sakit yang tak terkira, sampai di usia
tua, atau kematian masal karena bencana-bencana alam atau keteledoran manusia.
Aku sekedar menjalankan perintah-Nya sehingga aku pun tak tahu kenapa si A mati
muda, mati remaja, kenapa seseorang harus koma, atau kematian lainnya. Bagiku
semuanya sama saja, karena tugasku sekedar mencabut nyawa.
"Pernahkah engkau dapati mereka yang ingin kau habisi berusaha bersembunyi",
tanyaku. Izrail, mengernyitkan alisnya yang rapih. Lucu juga melihat wajahnya dalam
posisi itu. Persis tokoh-tokoh game animasi Jepang "Final Fantasy".
"Hmm, ya rasanya pernah juga tuh. Dulu sekali sewaktu aku mengunjungi Nabi
Sulaiman setiap hari", ujarnya kalem. Dia sekarang sudah duduk disamping ranjangku,
seperti seorang Bapak mendongeng disamping tempat tidur anaknya.
Ya dulu aku setiap hari diperintahkan oleh Allah untuk mengunjungi Sulaiman. Setiap
hari, aku tanyakan kepadanya apakah ada yang bisa kubantu sekedar ini atau itu.
Kalau dia bilang "ya", maka aku menyelesaikan perintahnya dengan tuntas. Kalau
"tidak", ya aku cuma celingukan saja jalan-jalan di istananya yang indah. Terus balik
kembali ketempatku. Begitu saja setiap hari.
Suatu hari, seperti biasanya aku mengunjungi dia. Di balairung, ia sedang
bercengkerama dengan rakyatnya. Tiba-tiba pandanganku tertuju kepada seseorang
yang hadir di balairung itu. Lama sekali kuperhatikan orang itu. Orang itu pun menoleh
kepadaku, dan terlihat makin lama dia semakin tegang dan ketakutan. Akupun
kemudian mengalihkan perhatian darinya, supaya dia tidak terlalu tegang. Setelah
seharian di istana Sulaiman, aku kemudian berpamitan.
Namaku Izrail!______________________________________________________71
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
Esoknya, aku pun kembali ke kerajaan Sulaiman, dan melihat pada keramaian di
balairung seperti kemarin. Aku mencari-cari orang yang kemarin kutatap itu, namun
tidak ketemu juga. Setelah pertemuan usai, kutemui Nabi Sulaiman a.s.
"Wahai Nabi Allah, siapakah orang yang kemarin kulihat ada di balairung".
"Ohh si Polan yang kamu pelototin itu...", ujar Nabi Sulaiman.
"Ya benar, si Polan kemanakah dia perginya?".
"Lho memang kenapa kamu tanyakan orang itu.", ujar Nabi Sulaiman tidak menjawab
pertanyaanku. "Lusa kemarin, aku diperintahkan oleh Allah untuk mengambilnya hari ini, tapi kok
aneh dia kemarin masih disini.", aku bertanya sedikit bingung.
"Ya, memang dia ketakutan melihatmu dan menanyakan kamu." Nabi menjawab.
"Lalu, ketika kuberitahu bahwa kamu adalah malaikat pencabut nyawa, dia memohon
kepadaku untuk dikirimkan ke India."
"Maka dengan ilmuku, kukirimlah dia ke suatu tempat di India sesuai dengan
permintaannya." Nabi Sulaiman menjelaskan.
"O, ya benar India, aku memang heran kemarin itu. Karena Allah memerintahkan aku
untuk mencabut nyawa si Polan itu di India hari ini", kemudian akupun segera
berpamitan kepada Nabi Sulaiman a.s. Dalam sekejap aku berada di India. Kulihat si
Polan sedang sekarat menggelepar-gelepar di suatu dataran tinggi di India. Lantas
akupun mencabut nyawanya. Begitulah, kalau ajal sudah mendekat, tak ada tempat
untuk sembunyi. "Bagaimana dengan wali Allah?" Aku kembali bertanya padanya. Ia melihat kepadaku.
Tersenyum. "Seorang wali mempunyai kedudukan yang istimewa di mata Allah", ia mengawali
ceritanya. Setelah Nabi Muh ammad SAW menutup era para Nabi dan rasul. Tidak ada lagi
nabi-nabi dan rasul-rasul lainnya, maka akupun sudah tidak pernah lagi mencabut
nyawa dengan kebahagiaan seperti saat mengantarkan ruh para nabi kepada-Nya.
Kecuali para kekasih Allah yang gugur dan berjihad di jalan-Nya dan yang menjadi
guru manusia dengan keikhlasan tanpa batas. Itulah para Wali Allah yang jumlahnya
dalam setiap zaman beribu-ribu. Kadang ada yang kaya, yang miskin, yang jadi
Namaku Izrail!______________________________________________________72
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
penguasa, yang jadi karyawan, yang jadi tukang sapu, yang jadi gembel, yang jadi
prajurit, yang jadi tukang sol sepatu, yang jadi pemelihara makhluk-Nya yang
disia-siakan manusia, yang diperkenalkan kepada umum, yang tersembunyi, dan lain
sebagainya. Merekalah yang menegakkan warisan Nabi terakhir Muhammad SAW. Meneruskan
rahmatnya kepada semua makhluk. Biasanya aku dititipin sesuatu oleh yang Maha
Kuasa kalau aku menerima daftar wali-wali-Nya yang harus kucabut nyawanya. Allah
biasanya menitipkan salam seperti ini,
"Salam kesejahteraan bagimu, wahai wali Allah.
Berdiri dan keluarlah dari rumahmu yang engkau robohkan
menuju rumahmu yang engkau makmurkan!"
Biasanya para wali itu bergegas-gegas kalau aku sudah berteriak-teriak di halaman
rumahnya seperti itu. Dan begitulah, akupun kemudian masuk dengan senyum
sumringah Wali Allah. Seringkali, aku mencabut nyawa Sang Wali dalam berbagai
keadaan. Ada kalanya aku mencabut dalam kegilaannya kepada Allah. Seringkali juga
ada yang kucabut dalam kefakirannya terhadap dunia, menggelandang di
emper-emper toko atau masjid. Ada pula yang telanjang bulat dan tanpa pakaian,
kecuali cintanya kepada Allah yang membuatnya menjadi majnun. Ada juga yang
sedang enak-enaknya membaca ayat-ayat suci kucabut. Juga ada yang sedang
istirahat dengan tenang sambil duduk-duduk minum kopi seusai subuh. Ada juga yang
melalui sakit menahun yang dinikmatinya karena semata-mata ridhanya atas semua
ketentuan Allah SWT. Demikian juga dalam peperangan. Wali yang langsung kuraih dengan lemparan peluru
atau dentuman meriam sang maut. Badannya hancur lebur, tapi ruhnya terbang
bersamaku dengan kegembiraan tak terkira.
Yang sadispun ada. Seperti terpotong-potong tubuhnya di tiang gantungan karena
sudah tidak merasakan lagi segala macam kesakitan yang menimpanya. Itulah si
Mansyur al-Hallaj yang gelagapan di telan kebaqaan-Nya. Darah yang muncrat
Namaku Izrail!______________________________________________________73
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
berceceran dari tubuh Wali Allah kadangkala, dengan kehendak-Nya, seperti menjadi
saksi dan menuliskan lafaz Allah ..Allah..Allah...
Mencekam memang, tapi begitulah keadaan wali-wali yang sering kutemui saat Allah
sudah menghendakinya kembali kepada-Nya. Bagiku, mencabut nyawa Sang Wali
seperti mendapat kehormatan dan barokah Allah, karena dari situ aku bisa merasakan
gairah cintanya pada Allah SWT.
Hamba Allah yang diridhai Allah mengalami kondisi yang menakjubkan. Seperti
pernah disabdakan oleh Nabi SAW ketika menceritakan bagaimana hamba Allah
yang diridahi Allah menjelang kematiannya. "Jika Allah SWT ridha terhadap
hamba-Nya, maka Dia kan berfirman, "Wahai Malaikat Maut, pergilah kepada si Anu
dan bawalah kepadaku ruhnya untuk kuanugerahi kebahagiaan. Amalnya kupandang
sudah mencukupi: Aku telah mengujinya dan mendapatinya seperti yang kuinginkan.?"
Kalau Allah sudah menghendaki begitu, maka akupun turun dengan limaribu malaikat
lain. Semuanya membawa tongkat yang terbuat dari kayu manis dan akar-akar
tanaman safron, setiap malaikat itu menyampaikan pesan dari Tuhannya. Kemudian,
para malaikat itu membentuk dua barisan untuk mempersiapkan keberangkatan
ruhnya. Ketika setan melihat mereka, dia meletakkan tangannya di atas kepala
mereka dan menjerit keras-keras. Para bala tentaranya bertanya, "Ada apa Tuanku?"
Setan menjawab, "Tidakkah kamu melihat kehormatan yang telah diberikan manusia
ini?". Mereka menjawab, "Kami telah berusaha sekeras-kerasnya terhadapnya, tapi
dia tak bisa dipengaruhi."
Ketahuilah, ketika aku hendak mengambil nyawa orang arif, maka Allah Ta"ala
menampakkan pada telapak tanganku "Bismillahirrrahmaanirrahiim", dengan tulisan
dari cahaya yang berpendar dan bersinar, lalu Dia memerintahkan
aku untuk membentangkan tanganku kepada orang arif itu, sehingga iapun melihat tulisan itu.
Bila ruh orang arif itu melihatnya, tulisan itu terbang kepadanya lebih cepat dari
kejapan mata. Itulah tanda Rahmat dan Kasih Sayang Allah kepadanya. Al Hasan
berkata, Tidak ada yang kebahagiaan bagi mereka yang beriman
kecuali perjumpaan dengan Allah,
Namaku Izrail!______________________________________________________74
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
dan barangsiapa dianugerahi perjumpaan tersebut,
maka hari kematiannya adalah
hari kegembiraannya, kebahagiaannya, keterpesonaannya, keagungannya, dan kehormatannya Itulah sekelumit kemuliaan yang diperoleh para Wali Allah yang bisa kuceritakan. Ada
banyak kemuliaan disana, baik yang dapat kamu tangkap dengan tanda-tanda lahiriah,
maupun batiniah, gaib maupun nyata.
Sedangkan bagi yang bukan wali, atau mengaku-ngaku wali, akupun akan berteriak
kepadanya, "Berdiri! Keluarlah dari rumahmu yang engkau makmurkan
menuju rumahmu yang engkau robohkan!"
Kalau sudah kuteriakkan begitu, maka mereka yang mengaku wali, atau ulama yang
lupa diri, akan menggigil, gemetaran dan pucat pasi di ranjangnya. Tapi aku tak peduli
dan aku akan menampakkan diri sesuai dengan apa yang telah dilakukannya, yaitu
menipu manusia atas nama Tuhan.
Kendati para wali dan kaum arifin merasakan kengerian juga menjelang ajal tiba,
namun bagi mereka saat kematian merupakan undangan yang ditunggu-tunggu,
sehingga banyak diantara mereka malah membuat syair-syair yang syahdu tentang
aku. Izrail nampak terlihat sumringah. Senyum di wajahnya yang halus dan luar biasa
terlihat mengembang. Sesekali ia mengerlingkan matanya keatas, kemudian ia
menatapku dan bersyair dengan untaian syair kaum arifin :
Kerinduan hati para arifin adalah kepada zikir,
dan zikir mereka ada dalam kesunyian munajat.
Namaku Izrail!______________________________________________________75
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
Cangkir takdir diedarkan diantara mereka,
dan mereka berpaling dari dunia bagai orang mabuk.
Rasa rindu mereka berkeliling di perkemahan,
Jika ada pecinta Tuhan yang bersinar bagai bintang gemilang.
Jasad mereka terbujur karena cinta-Nya,
dan ruh ruh mereka yang tertabir,
pergi di malam hari menuju keagungan.
Perhentian mereka hanyalah disisi Sang Kekasih;
Dan mereka tak lagi disimpangkan kesengsaraan atau bahaya
(Abu Said al-Kharraz) Demi kebenaranMu, tak akan kupandang selain Engkau
dengan mata cinta Hingga aku bertemu denganMu
Aku melihat-Mu sebagai Penyiksaku,
Yang melemahkan penglihatanku,
Dan membuat pipiku merah karena rasa malu pada-Mu.
(Abu Ali Al-Rudzbari) Rumah yang kau tempati, tak lagi perlu lentera.
Wajah-Mu yang kami harap jadi bukti
Di hari ketika manusia memerlukan bukti.
Semoga Tuhan tidk memberikan kebahagiaan kepadaku
Jika baru hari ini aku bersimpuh memohon.
(Al-Syibli) Ketika hatiku mengeras dan jalanku menyempit,
Kujadikan harapan-harapanku sebagai titian menuju ampunan-Mu
Dosaku begitu besar, namun, kubandingkan dengan ampunan-Mu,
Ternyata ampunan-Mu lebih besar.
Engkau selalu mengampuni dosa,
Dan Engkau selalu bermurah hati
dan pemaaf karena sifat-Mu yang Pemurah.
Tetapi, seandainya bukan karena Engkau,
Namaku Izrail!______________________________________________________76
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
Tak seorangpun yang akan digoda Iblis;
Maka bagaimana, sedangkan dia telah menggoda insan pilihan-Mu,
Adam" (Al-Syafii) Lucu juga melihat malaikat bersyair, ia terbang mengelilingi kamarku, meliuk-liuk dan
menari-nari dengan gemulai seolah alunan nada syair itu mengombak dan
menggelombang seirama dengan gerakan tubuhnya. Pakaiannya yang putih kemilau
dibawah sinar lampu kamarku semakin cemerlang dengan diikuti percikan
bintang-bintang. Aku tersenyum-senyum bahagia terbawa arus syair yang ia lantunkan. Beberapa
jenak kemudian, ia sudah kembali disampingku, sambil memegang tanganku yang
lemas seperti tanpa tenaga.
"Kalau para Nabi bagaimana?", tanyaku sedikit merajuk seperti masa kanak-kanak


Namaku Izrail Karya Atmonadi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dulu aku merajuk minta dongengan pada ibundaku dulu.
"Para Nabi mempunyai kisah yang berbeda-beda", tuturnya melanjutkan seolah ingin
memuaskan rasa ingin tahuku yang tak pernah berhenti.
Nabi Musa misalnya, galaknya minta ampun. Dulu aku mendatangi manusia
terang-terangan. Aku mendatangi Musa waktu itu. Aku kira Allah sudah
menginformasikan Musa akan kudatangi. Tidak tahunya, dia menempeleng dan
mencungkil mataku. Akupun lalu kembali dan mengadu kepada-Nya, "Wahai Tuhanku, Musa telah
mencungkil mataku. Kalau bukan kemuliaan atas-Mu, pastilah aku akan menyusahkannya." Allah kemudian berfirman, "Pergilah kepada hamba-Ku (Musa) dan katakan padanya
agar meletakkan tangannya di atas kulit sapi, maka setiap rambut yang disentuh
tangannya umurnya akan bertambah selama setahun".
Namaku Izrail!______________________________________________________77
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
Akupun kemudian kembali dan menyampaikan firman Allah itu kepada Musa.
Lalu Musa bertanya,"Lalu apakah setelah itu?".
Aku menjawab , "Kematian".
Musa kemudian tergesa-gesa berkata, "Kalau begitu, sekarang saja."
Lalu aku menciumnya dan mencabut nyawanya. Allah pun kemudian mengembalikan
mataku. Setelah kejadian itu, aku
pun kemudian mendatangi manusia secara
diam-diam. Maka akupun menyamar jadi bermacam-macam hal. Ada wabah penyakit,
kecelakaan, peperangan, kegembiraan, kesedihan, dan lain sebagainya. Disetiap
kesempatan, di setiap waktu, aku bisa saja membuka penyamaranku, dan mencabut
nyawa setiap makhluk. Nabi Ibrahim a.s juga mempunyai jalinan kisah yang menarik ketika aku
mendatanginya. Aku datang kepada Ibrahim a.s. dengan mengatakan kepadanya
bahwa Tuhan sudah memerintahkan diriku untuk mencabut nyawanya dengan cara
yang paling ringan, seperti ketika aku mencabut nyawa seorang Mukmin.
Ibrahim kemudian menjawab,"Sesungguhnya aku memintamu dengan hak Yang
Mengutusmu untuk memohon pertimbangan kepada-Nya tentang penundaan
kematianku". Mendengar ia berkata begitu, akupun kembali menghadap Allah SWT dan berkata
pada-Nya, "Sesungguhnya kekasih-Mu meminta agar aku meminta pertimbangan
kepada-Mu tentang menunda kematiannya."
Allah kemudian berfirman, "Datangilah dia dan katakan padanya, "Sesungguhnya
Sang Kekasih sangat ingin bertemu dengan kekasih-Nya"."
Aku kemudian kembali kepada Ibrahim a.s. dan menyampaikan firman Allah tersebut.
Ibrahim a.s kemudian berkata, "Laksanakanlah apa yang diperintahkan-Nya!".
Aku juga kemudian bertanya padanya, "Wahai Ibrahim, pernahkah engkau minum
minuman keras?" Dia menjawab, "Belum pernah sama sekali".
Namaku Izrail!______________________________________________________78
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
Aku kemudian menciumkan bau wanginya arak dari surga dan mencabut nyawa
Ibrahim Khalil Allah dalam keadaan seperti itu. Mabuk oleh harumnya bau wangi arak
surgawi. 24 "Adakah saat-saat yang mengesankan ketika engkau menunaikan perintah-Nya?",
aku masih melanjutkan pertanyaan tentang caranya mengambil ruh para nabi.
Yang paling berkesan" Wah apa ya yang paling berkesan. Barangkali kalau kuingat ingat ada tiga peristiwa pengambilan yang paling berkesan sepanjang karirku. Yang
pertama mungkin sewaktu aku mengambil nenek moyangmu, Adam.
Ya, aku ingat saat itu. Itulah tugas resmiku yang pertama kali dilakukan saat mencabut manusia sempurna
yang pertama. Adam yang malang, kelalaianya menyebabkan Dia mengusirnya dari
Alam Surgawi yang tak terkira indahnya. Padahal, dulu kami pernah bersama-sama
disana. Aku pernah melihatnya ketika awal mula, sejenak setelah materi
pembentuknya selesai dibuat oleh-Nya.
Ia diajar langsung oleh-Nya, dari perbendaharaan-Nya yang tersembunyi. Tentang
nama-nama, hukum-hukum alam, dan tentang manusia itu sendiri. Itulah
asmaa-a-kulahaa yang ia pelajari dari Dia Yang Memiliki Perbendaharaan
Tersembunyi. Dan dengan pengetahuan-Nya itu, Adam mengalahkan semua
pengetahuan kami. Ketika kami protes pada-Nya, dan kamipun harus tahu diri dengan keluasan
pengetahuannya, kami pun mengerti, Dia lebih tahu segalanya. Karena kami
sesungguhnya tidak tahu apa-apa atas keluasan Ilmu-Nya. Itupun lebih banyak
disebabkan karena kadar yang sudah kami terima sebagai penyampai pengetahuan
belaka atau sebagai spesialis untuk tugas-tugas tertentu. Kami tidak memiliki memori
yang mampu dikembangkan lebih jauh. Menthok! Cuma sebatas kadar saya sebagai
malaikat semata " sebagai pencabut nyawa. Lebih dari itu, cuma Adamlah yang
24 Diriwayatkan oleh Abu Asy Syaikh dari ref 10, hal. 62
Namaku Izrail!______________________________________________________79
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
memilikinya, namun karena itu pula Adam dan anak cucunya memerlukan
ruang-waktu. Tanpa ruang waktu, Adam tak bedanya dengan kami. Sebab itulah
Adam yang merupakan tajali-Nya yang sempurna, harus menanggung beban karena
ilmu dan kelemahannya. Dan lalai, rupanya bakal menjadi sifat anak cucunya di dunia.
Itulah tugasku yang terberat, sekaligus menjadi kewajibanku.
Oh terkutuklah si Iblis yang membangkang. Ia jerumuskan Adam dan Hawa untuk
menanggung beban di dunia. Ketika ilusi kesombongannya mencuat, Iblis berkata:
"Aku lebih baik daripadanya, karena Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia
Engkau ciptakan dari tanah"(QS 38:76). Allah pun mengusirnya dari surga, Allah
berfirman: "Maka keluarlah kamu dari surga; sesungguhnya kamu adalah orang yang
terkutuk, sesungguhnya kutukan-Ku tetap atasmu sampai hari pembalasan" (QS
38:77-78). Iblis yang ngeyel putus asa, karena ia tahu kutukan-Nya adalah tak
terbantahkan, maka Iblis kembali berkata: "Ya Tuhanku, beri tangguhlah aku sampai
hari mereka dibangkitkan" (QS 38:79). Allah yang Maha Bijaksana kemudian
berfirman: "Sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang diberi tangguh, sampai
kepada hari yang telah ditentukan waktunya (hari kiamat)" (QS 38:80-81). Iblis
menjawab: "Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya,
kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka. (QS 38:82-83). Allah Yang
Maha Benar berfirman: "Maka yang benar (adalah sumpah-Ku) dan hanya kebenaran
itulah yang Ku-katakan". (QS 38:84). Sesungguhnya Aku pasti akan memenuhi neraka
Jahanam dengan jenis kamu dan dengan orang-orang yang mengikuti kamu di antara
mereka kesemuanya (QS 38:85). Begitulah, Iblis pun terusir dari surga dengan
mengancam anak cucu Adam sampai kiamat, katanya "Karena Engkau telah
menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari
jalan Engkau yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari
belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati
kebanyakan mereka bersyukur (taat)" (QS 7:16-17)
Tapi, Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang, pemberi rahmat bagi semua
makhluknya, kemudian membukakan pintu-pintu ampunan-Nya setiap saat
25 , walaupun kemudian banyak manusia-manusia bodoh yang mengabaikannya. Padahal
25 QS 2:37 Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, maka Allah menerima tobatnya.
Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.
Namaku Izrail!______________________________________________________80
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
pintu itu selalu Dia buka, dan terus terbuka, sampai aku diperintahkan-Nya untuk
menutupnya. Itu terjadi kalau ruh manusia sudah berada dalam genggamanku,
dikerongkongannya, dimana ia meregang nyawa, mempertahankan nafas terakhirnya.
Maka pintu tobat itupun akan menutup, menghapus semua harapan.
Manusia paling bodoh sajalah yang menyia-nyiakan hidayah Dia Yang Maha Memberi.
Hingga senjata pamungkas untuk melawan tipu daya Iblis pun di sia-siakannya.
Malang benar nasib anak cucu Adam, dan Adam pun seringkali menangis manakala ia
menengok kesebelah kirinya. Ia melihat milyaran manusia menjadi arang bara
Jahanam. Tapi itulah jalan ceritanya, yang akupun tak sanggup mencerna
Kebijaksaan-Nya. Hanya mereka yang ingat jalan kembalilah yang akan mengetahui
rahasia-rahasia penciptaan makhluk-Nya.
Diusianya yang keseribu, aku kemudian diperintahkan-Nya untuk mencabut nyawa
manusia sempurna yang pertama. Itulah Adam. Moyang semua manusia.
Ia yang kudatangi saat itu, sudah tua renta. Guratan nasib menghiasi wajahnya. Disitu
aku melihat guratan kesedihan seorang makhluk, yang karena kelalainya terpaksa
menjalani kehidupan di ruang terbatas yang ilutif. Disitu aku lihat jejak kesedihan
tragedi Qabil dan Habil, yang menjadi drama pembunuhan pertama, yang terekam
dalam ingatan sejarah manusia yang pelupa, yang menghitamkan bulu-bulu si gagak,
manakala ia menjadi saksi muncratnya darah anak Adam yang pertama, oleh
sudaranya sendiri. Si gagak adalah Utusan Allah yang menjadi saksi melihat
kengerian pertama kalinya, dari makhluk yang membuas bernama manusia. Ia pun
seperti memperoleh kutukan, untuk mengikuti setiap langkahku, ketika nyawa harus
dicabutkan dari tubuh anak cucu Adam.
Di wajah Adam, aku melihat guratan-guratan nasib anak cucunya dimasa depan,
seolah Dia telah mewaskitakan kepadanya, bahwa milenium demi milenium akan
terlewati dengan simbahan darah. Persis seperti apa yang pernah kami lihat dan kami
khawatirkan sebelumnya. Kami melihat ke masa depan dan kemasa lalu tak ada
bedanya, makanya bagi kami apa yang akan terjadi pada manusia cuma sekedar
sekelebatan saja. Kami telah melihat simbahan darah manusia di muka bumi sebelum
bumi itu sendiri terbentuk menjadi planet kehidupan. Abad demi abad, anak cucunya
Namaku Izrail!______________________________________________________81
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
mandi darah dengan peperangan, dengan penyakit, dengan khayal dan angan-angan
akal, dengan kesombongan Iblis dan kebodohan-kebodohannya sendiri. Iblis yang
telah bersumpah menyesatkan anak cucunya dari depan, belakang, kiri, dan
kanannya berpesta pora. Ketika kesuksesan demi kesuksesan diraihnya. Menjerumuskan anak cucu Adam dan Hawa. Virus kesombongan yang ia buat
pertama kali, akhirnya menyebar menjadi benih-benih penyakit hati, yang mengendap
ke banyak dada manusia; yang menumbuhkan rantai kepemilikan, kesombongan,
kedengkian, keserakahan, kemaksiatan, diseluruh penjuru dada anak cucunya.
Tapi, diantara anak cucunya pula muncul pahlawan-pahlawan kemanusiaan, yang
menjadi petunjuk jalan, menjadi guru manusia, untuk kembali mengingatkan bahwa
asal dari manusia adalah dari Kehendak-Nya dan akan kembali kepada-Nya. Hanya ia
yang berpikir dan berakal sesuai fitrahnya saja yang kemudian akan tersadar akan
dirinya; ia yang membukakan matahatinya dihening malam, memikirkan penciptaan
dirinya, memikirkan penciptaan alam semesta, memikirkan Tuhannya,
akan menemukan jalan kembali kepada-Nya, dengan ridha dan ridha-Nya.
Adam masih tercenung ketika aku hadir dihadapannya. Sekilas, aku melihat air mata
kesedihan meleleh di pipinya. Nenek moyang manusia itu menangis. Rupanya ia
sudah mendapat waskita, kalau kemanusiaanya dibatasi oleh sangkar ruang-waktu.
Ia tak lagi bisa abadi di dunia. Ia harus kembali.
Takdir-Nya akan berjalan sesuai dengan ketetapan-Nya. Ketika aku memperkenalkan
diri kepadanya, ia pelan-pelan menganggukkan kepalanya, kemudian ia berkata
"innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji"uun (Sesungguhnya kami milik Allah dan
sesungguhnya kepada-Nya kami kembali) (QS 2:156 )"
Akupun mengiringi ruhnya untuk kembali kepada-Nya. Di surga sana, Adam tinggal di
langit pertama, sebagai pintu gerbang menuju keabadian al-malakut.
Setelah Adam, tinggalah Hawa yang dicekam kesedihan. Ia yang selama ini dibimbing
oleh Adam menjadi pemurung. Hari demi hari ia lalui dengan merenungkan perjalanan
kehidupannya. Adam yang ia cinta, yang ia jadikan pendampingnya, yang
Namaku Izrail!______________________________________________________82
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
membimbingnya, yang memperkenalkannya tentang ini dan itu, telah kembali
kepada-Nya. Air matanya perlahan jatuh meleleh. Sunyi dan sepi alam ini tanpanya.
Ia yang sudah menjadi Ibu dari puluhan anak-anak zaman, mengingat kembali
masa-masa awalnya dulu. Disana, di suatu taman yang tertutup, yang keindahannya
tidaklah ia bisa lupakan begitu saja.
Kesedihan Hawa berimbas kelingkungannya, angin seolah enggan berhembus
mengiringi kesendiriannya, pohon enggan berbisik, daun-daunnya diam, kuda, lembu,
rusa, kodok, kadal, ular, kalajengking enggan beringsut seolah ingin meresapi
kesedihan alam atas kembalinya Bapak Para Manusia Adam. Ia terawangkan kembali
kebodohannya dulu, kemanjaannya dan bujuk rayunya dulu yang memaksa Adam
untuk melahap buah yang terlarang, karena bujuk rayu, khayal dan angan-angan
kekekalan, tapi itulah yang ciptakan kesengsaraan.
Ohhh, menyesalnya dia. Ular yang terkutuk desisnya. Iblis dajal pendengki, yang telah
menjerumuskan aku. Ia membujuk dengan kemalaikatan dan kekekalan. Ia pun
mengaku-ngaku sebagai penasehat buat kami. "Sesungguhnya aku ini adalah
penasehat bagi kamu bedua (QS 2:21)", begitu bujuknya. Dan akupun termakan tipu
dayanya. Sang penipu itu telah lari begitu dahan buah terlarang ia sentuh. Seolah
takut diciprati getah dahan pohon terlarang, yang sudah terlanjur ia petik. Begitulah
perilakunya di setiap zaman, menjadi ciri dari setiap tipu daya yang ia ciptakan. Bagai
kutukan, Iblis dan sekutunya selalu akan berkata :
"Ya Tuhan kami, mereka inilah orang-orang yang kami sesatkan itu;
kami telah menyesatkan mereka sebagaimana kami (sendiri) sesat,
kami menyatakan berlepas diri (dari mereka) kepada Engkau,
mereka sekali-kali tidak menyembah kami". (QS 28:63)
(Bujukan orang-orang munafik itu adalah) seperti (bujukan) setan
ketika dia berkata kepada manusia: "Kafirlah kamu",
maka tatkala manusia itu telah kafir ia berkata:
"Sesungguhnya aku berlepas diri dari kamu karena sesungguhnya aku takut
kepada Allah Tuhan semesta alam". (QS 56:19)
Namaku Izrail!______________________________________________________83
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
...setan itu balik ke belakang seraya berkata:
"Sesungguhnya saya berlepas diri daripada kamu; sesungguhnya saya dapat
melihat apa yang kamu sekalian tidak dapat melihat; sesungguhnya saya takut
kepada Allah." Dan Allah sangat keras siksa-Nya. (QS 8:48)
Itulah yang mereka katakan setelah berhasil menyesatkan manusia. Maka hati-hatilah
manusia terhadap siapa dan kepada siapa kamu bertaklid dengan membuta.
Waspadalah! Ohh, benih kesombongan dan kedengkian itu, merasuk begitu dalam, begitu dahsyat,
menggoncangkan keseimbangan jagat. Disetiap waktu, di setiap tempat. Manusia
yang tidak waspada akan masuk ke dalam perangkap Iblis dan sekutunya.
Hawa yang malang, kesedihannya adalah kesedihan dari keindahan. Keindahan yang
seringkali begitu gampang memurukkan dan melupakan. Hawa yang malang, ia
mengingat kembali serbuk-serbuk buah terlarang yang kadangkala diam-diam masih
ia gunakan. Menjadi bedak, menjadi permata, menjadi perhiasan dunia lainnya. Ia
terawangkan matanya menembus ke masa depan. Disana, ia melihat anak cucu dari
kaum sejenisnya masih menyukai pahitnya buah terlarang.
Ia melihat pemandangan yang membuatnya makin bersedih. Ia lihat melihat Cleopatra,
Matahari, Marylin Monroe, Madonna, Britney Spear, dan lain-lainnya yang masih
melekatkan serbuk-serbuk buah terlarang ketubuhnya. Ia melihat kaumnya mengikuti,
mencintai, menyukai, bahkan sampai-sampai menggadaikan kemanusiaannya,
akidahnya, berlomba-lomba mengecap pahitnya sisa-sisa racun buah terlarang. Ilusi
tentang keabadian. "Ohhh, kaumku yang malang", Hawa mengeluh iba. Iblis yang terusir, telah membuat
tipu daya dengan memulas pahitnya buah terlarang itu dengan ilusi kemewahan. Yang
berubah wujud menjadi kesenangan, kemaksiatan, keangkuhan, kesombongan,
bahkan dengan kecantikan. Ia melihat anak cucunya semakin tertutup bedak-bedak
pohon terlarang, ia melihat pantat bergoyang, ia melihat aurat tergelar dimana-mana,
di televisi, di jalanan, di bioskop, di mall-mall, diwarung-warung, diremang-remang


Namaku Izrail Karya Atmonadi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Namaku Izrail!______________________________________________________84
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
malam; bahkan ia melihat di rumah-rumah, bahkan di rumah-rumah Tuhanpun,
kaumnya masih suka berbedak pohon terlarang.
Hawa menangis. Disela tangisnya ia kadang tersenyum dan tertawa ketika melihat
Siti Khadijah, Aisyah, Fatimah Az Zahra, Rabiah, Joan D"Arc, Kartini, Bunda Teresa,
dan yang lainnya. Lalu ia kembali hanyut dalam kesedihannya.
Sedih, siapa lagikah yang akan membimbingku" Kepergianmu bagaikan lenyapnya
separoh dari hatiku. Hawa menangis kembali dan terus menangis.
Aku masih berdiri dihadapan Hawa. Melihatnya menangis, melihatnya bersedih,
melihatnya ketakutan, dicekam kengerian, akan kesendiriannya di dunia ini. Setelah
tangis dan kesedihan itu kulihat mereda, kuhampiri Ibu semua manusia itu.
"Wahai Hawa, Aku akan membawamu juga", sapaku dengan lembut.
Hawa menoleh, matanya yang menua masih memperlihatkan pesonanya yang
menundukkan Adam sehingga ia pun petik buah terlarang untuknya.
"Engkaukah Izrail?", tanyanya.
"Ya.", aku menjawab pendek.
Senyumnya mengembang. Seketika itu, ia meraih tanganku.
"Bawalah aku pergi.", mohonnya.
Akupun mengangguk. Lalu kubawalah Hawa pergi.
Kembali ke Sang Kekasih, kepada Adam di alam tinggi sana.
Bumi serasa berhenti berputar kala itu. Anak-anak dan cucu-cucunya meraung,
getarkan semua dahan dan ranting tumbuhan di muka bumi, sebagian menangis sedih,
sebagian lagi marah, sebagian lagi bergembira, karena lepas sudah kekang terakhir
atas tingkah lakunya, Ibunda Semua Manusia.
Aku termenung, melihat kepada Izrail yang juga termenung mengenang pengalamannya membawa Adam dan Hawa kepada sang Khaliq. Kemudian,
ia memecahkan keheningan : "Sekali waktu, aku ditugaskan untuk mengambil ruh paling mulia, yang sebenarnya
menyebabkan aku dan alam semesta ada. Dialah benih kun yang sebenarnya,
Namaku Izrail!______________________________________________________85
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
Muhammad SAW " Utusan Allah, yang cahayanya sudah ditakdirkan mengguncangkan kelahiran semesta sejak awal mula". Izrail meneruskan seolah-olah
mencabut pertanyaan yang masih menggantung di kepalaku.
Pemimpin orang-orang yang baik itu diperintahkan untuk mengakhiri usianya dengan
kebaikan. Kulihat ia dikelilingi sahabat dan keluarganya. Makhluk yang sempurna
itupun terbujur menanti diriku. Di pembaringan, sekilas ia masih terlihat ragu dan
melihat kesekelilingnya. Seakan, ia khawatir akan umat yang ditinggalkannya.
"Umatku...umatku..umatku..", sesekali ia seperti ngeri melihat umatnya di masa
depan. Ketahuilah, bahkan Nabi Muhammad pun menghadapi kematian sebagai manusia
biasa, dengan kegelisahan, rasa takut, dan kengerian. Allah seperti hendak
menunjukkan kepada manusia bahwa bahkan seorang Nabi Yang Paling Sempurna
diantara semua Nabi pun kematian menjadi suatu hal yang memang sepantasnya
ditakuti. Apalagi bagi manusia biasa. Maka sungguh lalai bila manusia mengabaikan
hal ini. Ketahuilah bahwa dalam kematian Nabi Muhammad SAW terdapat suri
tauladan tentang kehidupan dan kematian, tentang perkataan dan perbuatan. Tidak
ada manusiapun yang lebih mulia dibandingkan dengan Nabi Muhammad SAW yang
menjadi Habib Allah (Kekasih Allah), sehingga pada kematiannya tidak ada
keistimewaan tertentu kecuali dari keagungannya yang ditangisi oleh seluruh alam
dan seisinya. Allah menugaskan malaikat-malaikat yang mulia untuk menjemput ruh beliau yang
suci dan membawanya keridhaan-Nya, puncak kebaikan, kesempurnaan, kepada
Singhasana Kebenaran di Hadirat Yang Pengasih. Namun, bersamaan dengan itu
penderitaan yang dirasakan beliau saat sakratul maut sangatlah berat. Apa yang dia
rasakan saat itu, penderitaan yang dia alami sangat terdengar jelas bagi semua yang
melihatnya. Kegelisahannya memuncak dan suaranya mengeras ketika mengerang.
Menahan rasa takut dan sakit, yang tak seorangpun boleh menanggungnya kecuali
dirinya sendiri, sebagai suatu pelajaran bahwa kematian dan sakratul maut tak boleh
diabaikan. Warna kulitnya berubah, dahinya basah oleh keringat dan tarikan maupun
hembusan nafasnya mengguncangkan tulang-tulang rusuk kiri dan kanannya,
Namaku Izrail!______________________________________________________86
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
sehingga siapapun yang hadir ketika itu menangis menyaksikan beliau berjuang
menahan rasa sakit [11]. Perhatikanlah, bahwa jabatan kenabian tidak mengecualikan beliau dari ketentuan
Ilahi, dari dahsyatnya sakratul maut menjelang kematian. Semua yang dirasakannya,
tidak mendorongnya untuk memohon kekecualian dari Allah SWT karena beliau
adalah penolong Kebenaran dan pembawa kabar gembira dan peringatan kepada
umat manusia. Beliau melaksanakan yang telah diperintahkan dan mengikuti yang
tertulis pada Lauh Mahfuzh. Demikianlah keadaan Nabi SAW ketika menjelang
kematiannya, meskipun beliau memiliki tempat terpuji " Al-Maqam al-Mahm"d (QS
17:79) - di sisi Allah, dan telaga kemuliaan yang tak pernah surut - Al-Haudh al-Maur"d.
Maka ketahuilah bahwa apa yang dialami Nabi SAW saat-saat menjelang
meninggalkan kefanaan dunia adalah suatu pelajaran bagi semua manusia, bahwa
semua amaliah kita tidak menjamin keistimewaan tertentu saat-saat maut mendekat.
Jadi cermatilah, mawas dirilah atas apa yang telah dilakukan di dunia, sadarilah
bahwa betapa sulitnya perjalanan menuju Surga Abadi.
Tapi Sang Kekasih sudah lama menunggu. Akupun turun kebumi saat itu. Langit yang
cerah mendadak sepi dan hening, awan berhenti berarak, semesta seakan berhenti
bernafas, dengusnya yang biasanya kudengar menderu-deru, saat itu terlihat diam
terhenyak. Hari ini aku ditugaskan mencabut nyawa makhluk pembawa rahmat bagi
seluruh alam. Bahkan dari semua jenis makhluk yang hidup di semua alam,
rahmatnya itu tak akan pernah berhenti sepanjang waktu, sepanjang zaman.
Muhammad Utusan Allah, hamba Allah yang Insan Kamil, Maujud sempurna dari
semua penampakkan Af"al, Asma-asma dan Sifat-sifatNya, Harus kembali juga
kepada-Nya. Tak ada yang perlu ditangisi, apalagi keagungannya disalahgunakan
dengan mengkultuskannya. Ia tetaplah manusia. Hanya dalam format kesempurnaan,
menjadi Insan Kamil, menjadi Adimanusia, menjadi Logos, menjadi Gurujati.
Ia menjadi hamba Allah sejati, menjadi guru semua manusia, menjadi khalifah semua
makhluk; Ia adalah maujud tentang segala sesuatu yang terjadi di semesta. Yang
mengikutinya akan selamat sampai akhirat. Karena ia sebenarnya menjadi petunjuk
dalam membangun titian kehidupan yang setipis rambut dibelah tujuh. Titian Shiraat
Namaku Izrail!______________________________________________________87
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
al Mustaqiim. Jalan yang lurus, jalan Ilahiah, jalan para Nabi dan Rasul yang
berserah diri, jalan yang diridhai oleh-Nya. Siapa yang mengabaikan fakta-fakta ini,
maka ia akan menyia-nyiakan suatu peluang untuk menemukan jalan kehidupan yang
sebenarnya. Izrail terdiam sejenak seperti mengenang apa yang sudah ia laksanakan. Kemudian ia
melanjutkan. Ketika aku akan menjemputnya, di hari-hari akhirnya di dunia, aku mendatanginya.
Cukup lama aku bercakap-cakap dengannya. Akupun mengatakan kepadanya bahwa
Allah telah mengutusku dan kukatakan bahwa aku diperintahkan oleh-Nya agar tidak
masuk ke rumahnya tanpa seizinnya. Jika beliau tidak mengizinkan maka aku akan
kembali, tetapi jika dia mengizinkan
maka aku akan masuk. Allah juga
memerintahkanku untuk tidak mencabut nyawanya bila beliau tidak berkenan. Jadi
aku tanyakan saja apa yang dia inginkan sekarang. Kemudian Nabi SAW berkata
untuk menunggu kedatangan Jibril, karena di waktu itulah dia biasanya datang
mengunjunginya. Saat itu, tak seorangpun sanak saudara Rasulullah SAW yang berbicara karena
peliknya persoalan itu dan rasa takut yang hinggap dihati mereka. Kemudian Jibril
datang dan menyampaikan salam Allah kepada-Nya serta menanyakan keadaannya.
Apa yang dirasakan Rasulullah saat itu kemudian dijelaskan Jibril bahwa keadaannya
itu adalah suatu kehormatan baginya karena derajatnya berada jauh di atas semua
makhluk lainnya, agar beliau menjadi suri tauladan bagi umatnya. Nabi merasakan
kesakitan. Lantas, dijelaskan oleh Jibril bahwa beliau harus bergembira karena Allah
telah berkehendak untuk membawanya kepada yang telah dipersiapkan-Nya.
Beliau kemudian menceritakan kedatanganku kepada Jibril. Kemudian Jibril
berkata, "Wahai Muhammad! Tuhanmu merindukanmu! Apakah dia tidak memberitahukan maksud-Nya kepadamu" Sesungguhnya Izrail (Malaikat Maut) sama
sekali belum pernah meminta izin dari siapapun kalau hendak melaksanakan
tugasnya. Hal itu semata-mata karena Tuhanmu berkehendak menyempurnakan
kehormatanmu dan ia merindukanmu".
Namaku Izrail!______________________________________________________88
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
Lalu Nabi SAW berkata supaya Jibril jangan meninggalkannya sampai aku datang
kembali kepadanya. Setelah Nabi SAW memberikan izin kepada sanak saudaranya
masuk dan bercakap-cakap beberapa waktu lamanya, akupun datang kepadanya
dengan mengucapkan salam dan meminta izin untuk masuk. Beliau mengizinkannya,
dan akupun masuk kemudian bertanya kepadanya sekiranya beliau menginginkan
sesuatu. "Bawalah aku sekarang kepada Tuhanku", katanya kepadaku. "Ya", jawabku
singkat. Kemudian aku berkata kepadanya, "Hari ini, sungguh Tuhan Anda rindu kepadamu.
Belum pernah Dia memperhatikan seorang manusia seperti ia memperhatikan Anda.
Belum pernah pula Dia melarang saya masuk tanpa izin untuk menemui siapapun
yang lain. Tapi sekarang, saat kematian Anda berada di depan Anda." Kemudian aku
keluar lagi dari kamarnya. Lalu Jibril kembali masuk, dia berkata, "Assalamualaikum,
wahai Rasulullah! Ini adalah kali yang terakhir saya turun ke dunia. Wahyu telah
ditutup, dunia telah dilipat, dan saya tidak punya urusan lagi selain dengan Anda. Saya
tidak punya tujuan apa-apa kecuali hadir di dekat Anda. Setelah itu saya akan tetap
berada di tempat saya. Tidak! Demi Dia yang telah mengutus Muhammad dengan
kebenaran, tak seorangpun di dalam rumah ini yang dapat mengubah satu katapun
dari yang telah saya sampaikan. Dia tidak akan pernah diutus kembali kepada
umatnya betapapun pentingnya berita yang akan disampaikannya dan meskipun
dengan adanya kasih sayang maupun simpati kami."
Saat itu aku dapat melihat bagaimana manusia yang disempurnakan oleh-Nya itu
akhirnya pingsan di dada Aisyah. Dari keningnya keringat mengucur dengan deras.
Bau harum keringatnya semerbak memenuhi kamarnya. Ketika beliau sadar kembali,
dia berkata kepada Aisyah, "Wahai Aisyah, ruh orang beriman keluar bersama
keringatnya, sedangkan ruh orang kafir keluar melalui kedua rahangnya seperti nyawa
keledai". Mendengar itu Aisyah takut dan memanggil keluarganya. Namun sebelum semuanya
berdatangan, aku melakukan tugasku. Ketahuilah, Rasulullah wafat sebelum
kedatangan siapapun kecuali Aisyah karena Tuhan telah menahan mereka dari beliau
dan telah menyerahkan beliau ke tangan Jibril dan Mikail. Sebelum pingsan, masih
kuingat beliau selalu mengatakan,"Bahkan, sahabat tertinggi!", seolah-olah pilihan
Namaku Izrail!______________________________________________________89
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
telah dijatuhkan kepada-Nya. Dan ketika beliau mampu berbicara kembali, beliau
mengatakan "Shalat!shalat!Kalian semua akan bersatu jika kalian senantiasa shalat
bersama-sama". "Shalat! Shalat! ", beliau terus berpesan mengenai hal itu hingga
ruhnya kucabut dalam keadaan mengatakan "Shalat!Shalat!"[11].
Maka menjelang tengah hari, pada hari Senin, tanggal 12 Rabi"ul Awwal 1 H, dengan
usia enam puluh tiga tahun lebih empat hari, kubawalah Muhammad SAW pergi
kembali kepada Sang Kekasih Yang Maha Tinggi. Kulihat, ia sekilas melihat
kedatanganku. Kemudian ia tersenyum.
Kematian Nabi Yang Ummi, yang membawa rahmat bagi seluruh alam memang
menggoncangkan Umat Islam saat itu. Sehingga umat saat itupun kebingungan dan
meratap kehilangan. Sampai kedatangan Al-Khidhr a.s dan Alyasa (Elias) a.s yang
kemudian berkata [11]: "Assalammualaikum, wahai Ahli Bait!26.
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati.
Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu.
Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga,
maka sungguh ia telah beruntung.
Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan
yang memperdayakan.(QS 3:185).
Sesungguhnya Allah menyediakan pengganti bagi setiap orang,
pencapaian setiap keinginan,
dan keterbebasan dari setiap rasa takut.
Oleh karena itu, pautkanlah harapanmu
dan sikap tawakalmu kepada Allah."
"Wahai Ahli Bait! Ingatlah kepada Allah
dan pujilah Dia dalam setiap keadaan.
Sesungguhnya, disisi Allah terdapat pelipur lara
dan penggant ibagi kekasih yang hilang.
26 Ahli Bait, sebutan untuk sanak keluarga Nabi Muhammad SAW
Namaku Izrail!______________________________________________________90
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
Oleh karena itu, taatilah Allah.
Bekerjalah atas dasar perintah-Nya."
"Demikilanlah ceritaku ketika aku menjemput Nabi Muhammad SAW", Izrail
mengakhiri ceritanya. Namaku Izrail!______________________________________________________91
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
6. Kematian Izrail Aku masih termangu-mangu mendengar semua kisahnya. Kematian, betapapun juga
pada akhirnya memang akan menghampiri semua makhluk. Secara tabiat, manusia
memang membenci bahkan takut dengan kematian. Saking takutnya maka
manusiapun kemudian berangan-angan bahwa akhirat itu tidak ada. Merekapun
kemudian menjadi ateis. Mereka berangan-angan kosong dan mengira Tuhan tidak
ada. Sungguh bodoh sekali manusia seperti itu. Bahkan, saking bodohnya manusia
yang menafikan akhirat dan ateis, Sayyidina Ali bin Abu Thalib pernah berkata bahwa
"Jika apa yang Anda katakan tentang tidak adanya akhirat itu benar, maka Anda akan
selamat begitu pula kami. Tetapi jika yang kami katakan bahwa akhirat itu benar
adanya, maka kami akan selamat, sedangkan Anda akan binasa." Mereka memang
seperti penjudi yang bodoh. Disebut demikian karena mereka berani bertaruh "untuk
tidak mendapatkan apa-apa" atau "doing for nothing" atau untuk kesia-siaan. Padahal,
keimanan sekecil apapun akan tetap diakui sebagai tanda pengakuan atas
keberadaan Realitas Absolut yaitu Tuhan Yang Maha Esa[21].
Kematian memang sudah ketentuan Allah. Seperti pernah diriwayatkan oleh Nabi
SAW melalui Abu Hurairah bahwa Allah berfirman : "Aku tidak pernah ragu dalam
sesuatu yang Kukerjakan, seperti halnya ketika mencabut jiwa hamba-hamba-Ku
yang beriman yang membenci kematian dan Aku benci untuk menyakitinya. Tetapi hal
itu meskti kulakukan." Sehingga kematian adalah suatu realitas sebenarnya bagi
semua orang, baik dia nabi, rasul, wali, dan manusia lainnya. Kematian adalah kiamat
sebenarnya bagi manusia yang sadar akan hal ini. Kiamat yang pasti datang dalam
waktu yang sangat dekat. Berapa lamakah usia manusia" 1,5,10, 20, 63, 75, 80,
ataupun seribu tahun, Izrail pastilah akan datang. Maka risaukanlah kedatangan Izrail.
Ucapku membatin, mengenang peran dan tugas malaikat Izrail yang seringkali


Namaku Izrail Karya Atmonadi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dilupakan banyak orang. Aneh, pikirku, seringkali kulihat manusia ketakutan pada datangnya kiamat besar yang
juga pasti datang. Namun entah kapan. Namun, manusia seringkali lupa pada kiamat
kecil yang nyata sekali pasti datang setiap saat kalau memang sudah diinginkan Allah.
Namaku Izrail!______________________________________________________92
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
Kematian. Jadi sungguh aneh bila manusia makin lama kok makin tidak takut mati,
lupa diri, seolah dirinya akan hidup selamanya. Padahal, sudah jelas bahwa semua
orang diperingatkan tentang dekatnya ajalnya oleh uban dan keriputnya kulit disekujur
tubuhnya, itulah tanda-tanda perubahan masa karena akan datangnya kematian.
Cukuplah, ajal yang mendekat ditunjukkan dengan hilangnya masa muda
dan bertambahnya uban di kepala, juga berubahnya masa
Dan apakah setelahnya, orang-orang yang berakal menghendaki kekekalan
Ketika kebeliaan terus berubah dan keadaan hidup terus berputar [17].
Makin anehlah aku kalau melihat manusia yang dengan kesombongan dan
kepongahan Iblis berbuat semena-mena dengan mengabaikan apa yang sudah begitu
jelas menjadi petunjuk kepada jalan keselamatan : mengabaikan perintah Allah,
melanggar larangan-larangan-Nya, melanggar sunnatullah, mengabaikan apa yang
sudah dicontohkan oleh Rasulullah berupa akhlak yang mulia. Manusia tidak
segan-segan melakukan berbagai kemaksiatan dan tidak malu-malu pula mempertontonkannya tanpa takut mati, seolah dirinya akan selamat dari sergapan dan
siksa sakratul maut dan sergapan Izrail Sang Maut. Aku menghela nafasku yang
kurasakan semakin berat. Keringat dinginku sudah membasahi bajuku. Semilir
hembusan angin malam yang masuk ke kamarku menyebabkan tubuhku semakin
mendingin. Lantas aku memberanikan diri untuk bertanya "Bagaimanakan kamu mati?"
"Semua makhluk pastilah akan binasa, karena hanya Allah lah yang kekal. Akupun
demikian pula, akan binasa ketika waktunya tiba. Aku termasuk makhluk paling akhir
yang akan dibinasakan oleh-Nya", ujar Izrail mengawali cerita bagaimana iapun akan
binasa. Aku (Izrail), Jibril, Mikail, dan Israfil adalah makhluk-makhluk Allah yang pertama kali
diciptakan-Nya, terakhir kali dimatikan-Nya, dan pertama kali dihidupkan-Nya kembali.
Karena kamilah yang membagi-bagi segala urusan. Kami termasuk kelompok
malaikat yang dimuliakan Allah. Jibril adalah pengurus peperangan dan para rasul,
Namaku Izrail!______________________________________________________93
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
Mikail adalah pengurus setiap tetesan hujan dan daun yang tumbuh dan jatuh, yang
membawa rezeki kepada semua makhluk-Nya di dunia. Israfil adalah malaikat
kepercayaan Allah antara-Nya dan para malaikat lainnya, sedangkan aku ditugasi
mencabut nyawa setiap hamba, di manapun ia berada27.
Sesuai dengan tugas yang kuemban, maka aku akan ada di setiap saat Sang Waktu
lewat, mengintip setiap rumah kalau-kalau ada seseorang yang harus kucabut
nyawanya. Tugasku memang berat, kadang-kadang akupun merasa menzalimi
semua yang bernyawa. Namun apa daya, aku hanya makhluk yang tidak menzalimi ,
tidak bisa menangguhkan ajal, tidak mempercepat takdir, dan kamipun tidak berdosa
dalam mencabut nyawa semua yang mesti kucabut ketika saatnya tiba. Bahkan untuk
mencabut nyawa seekor nyamukpun aku sebenarnya tidak kuasa sebelum Allah
memberi izin mencabutnya. Ketahuilah, aku sendiri sebenarnya tidak mengetahui
siapa-siapa yang akan kucabut. Aku hanya diberi sebuah buku catatan yang di
dalamnya ada beberapa nama.
Izrail kemudian mengeluarkan sebuah lembaran dimana disitu kulihat daftar
nama-nama yang akan dihampirinya. Kemudian ia melanjutkan.
Aku biasanya menerima lembaran kematian pada pertengahan bulan Sya"ban, Allah
mewahyukan kepadaku untuk mencabut setiap nyawa manusia yang diinginkan-Nya
pada tahun itu 28 . Maka jangan heran kalau Nabi Muhammad SAW seringkali
berpuasa di bulan itu. Setelah semua makhluk mati, termasuk semua malaikat pun dimusnahkan, maka
akulah yang akan terakhir dimatikan langsung oleh Allah SWT. Dalam arti yang harfiah,
maka semua yang mewujud di alam semesta, yang masih memerlukan intervensi
kaumku akan dimusnahkan. Setelah itu, adalah hal yang menentukan bagaimana
semua makhluk akan kembali dalam penghisaban. Ketika saat kematianku tiba, maka
27 Diriwayatkan oleh Abu asy-Syaikh dari Ikrimah bin Khalid bahwa ada seseorang yang bertanya kepada Rasul,
kemudian ia menjelaskannya seperti itu. Dikutip dari Ref 10 hal 29
28 Diriwayatkan oleh ad-Dainuri di dalam al-Mujasalah dari Rasyid bin Said, ref 10 hal. 60
Namaku Izrail!______________________________________________________94
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
Dia berkata "Wahai Malaikat Maut, matilah engkau!" Akupun berteriak keras, yang
bila penghuni langit penghuni langit dan bumi mendengarnya, pastilah mereka akan
mati ketakutan. Akupun kemudian matilah. Kematian yang menimpa diriku bisa
dikatakan sebagai kematian terdahsyat dari kematian semua makhluk29.
29 Diriwayatkan oleh Ibnu Amid Dunya, ref. 10 hal. 63
Namaku Izrail!______________________________________________________95
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
7. Epilog Kami berdua terdiam. Mungkin cuma sejenak, tapi keheningan yang mencekam
seperti keheningan berhentinya detik sang waktu. Khususnya bagi diriku yang tergolek
tanpa daya dihadapannya. Akhirnya nuansa keheningan itu seperti tanpa makna,
kekosongan yang maha luas dan hamparan tak bertepi seperti menyelimuti diriku.
Kehampaanku terhadap dunia makin terasa. Tanpa sadar aku berguman
pelan, "Bawalah aku..", lalu syahadat meluncur begitu saja "La iIlaaha Illaa Allaah,
Muhammadurrasulullah".
Sesaat aku cuma merasakan betotan dahsyat yang diceritakannya tentang kematian,
lalu tidak kurasakan lagi aksi dan reaksi dari ujung kakiku. Aku seperti buntung tanpa
kaki, kemudian tanpa paha, kemudian tanpa tubuh, kemudian tanpa tangan, kemudian
tanpa leher, dan akhirnya semua kesadaran tentang ruang-waktu lenyap sama sekali.
Kulihat berkas-berkas cahaya melesat dan meluas dalam sekejap, kemudian padam
dan memasuki zona tanpa batas-batas yang jelas, apakah aku berada dalam suatu
ruang, aku tidak tahu. Sejenak kesadaran yang kurasakan kembali tanpa nuansa
duniawi menggugah diriku, aku masih celingukan mencari Izrail. Kudengar lagi
suaranya tanpa rupa "Aku cuma mengantarmu sampai disini, selamat jalan, temuilah
Rabb-Mu yang mengasihimu". Sayup-sayup masih kudengar suaranya bersenandung
Akulah Izrail Sang Elmaut,
datang tanpa diundang, pulang tanpa diantar. Aku jemput siapa pun yang harus kujemput.
Aku antar siapa pun yang harus kuantar.
Dengan kelembutan-Nya. ataupun dengan Kemurkaan-nya.
Hanya ia yang berjalan di jalan-Nya
saja akan selamat dari kedahsyatanku,
rasa takutnya akan hadir menjadi rindunya
Namaku Izrail!______________________________________________________96
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
karena hanya si perindu saja yang akan
menganggap diriku berkah keabadian dalam rengkuhan keabadian cinta-Nya.
Dia yang menyia-nyiakan waktunya didunia,
terlena dalam ilusi dan kesombongan Sang Durjana,
akan merana dalam keabadian Murka-Nya.
Sebelum ia lenyap dari kesadaranku, aku sempat meneriakkan pertanyaan terakhir
kepadanya, "kamu mau kemana setelah aku?". Suaraku langsung lenyap dalam
gaung yang menjauh senyap. Sayup-sayup masih kudengar suara Izrail menjawab,
"Menemui salah satu pembaca risalahmu ini".
"innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji"uun (QS 2:156)"
Cintailah siapa saja yang ingin engkau cintai,
namun ingatlah bahwa pasti engkau akan berpisah dengannya;
hiduplah dengan gaya kehidupan yang engkau inginkan,
namun ingatlah bahwa engkau akan mati;
dan berbuatlah apa saja yang engkau kehendaki,
namun ingatlah bahwa engkau pasti dibalas
[Sabda rasullullah SAW; HR Hakim, Thabrani]
Atmonadi, atmoon.geo@yahoo.com
Lebak Bulus, 27 November 2004
Namaku Izrail!______________________________________________________97
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
Referensi : 1. Al Qur"an Terjemahan Departemen Agama, 1984
2. Al Qur"an Terjemah Indonesia, PT Sari Agung, Cetakan ke-13, 1999
3. HB Yassin, "Al Qur"an Bacaan Mulia", Yalco Jaya, Cetakan ke-4, 2002
4. Choiruddin Hadhiri SP, "Klasifikasi Kandungan Al Qur"an", Gema Insani Press,
1999 5. Syaikh Hamami Zadah, "Menyelami Lubuk Al Qur"an: Tafsir Surah Yasiin",
Penerbit IIMAN & Penerbit Hikmah, Februari 2003.
6. M. Quraish Shihab, "Tafsir Al Mishbah", Jilid 1 & 11, Lentera Hati, 2003
7. Imam Az-Zabidi, "Ringkasan Shahih Al-Bukhari", Mizan, Cetakan ke-4, 2000
8. Rachmat Taufik Hidayat et al, "Almanak Alam Islami", Pustaka Jaya, 2000
9. Faruq Sherif, "Al Quran Menurut Al; Quran", Serambi, November, 2001
10. Imam Jalaludin as-Suyuthi, "Menjelajah Alam Malaikat", Pustaka Hidayah,
Januari 2003 11. Al Ghazali, "Metode Menjemput Maut", Mizan, 2001
12. Ahmad Barizi, "Malaikat Diantara Kita", Hikmah, Januari 2004
13. Khawaja Muhammad Islam, "Mati Itu Spektakuler", Serambi, April, 2001
14. Al-Harits bin Assad al-Muhasibi, "Menuju Hadirat Ilahi", Al bayan-Mizan, 2003
15. Al-Harits bin Assad al-Muhasibi, "Menjelajah Alam Akhirat", Arasy-Mizan, Mei,
2003 16. Ibnu Qayyim Al jauziyah,"Roh", Pustaka Al Kautsar, 1999
17. Ibnu Rajab Al Hanbali, "Setahun Bersama Nabi", Pustaka Hidayah, 2002
18. Yunasril Ali, "Ruh dan Jenjang-jenjang Ruhani", Serambi, 2003
19. Salim Said Bawazier, "Memahami Hakikat Takdir", Iqra Insan Press, 2003
20. M. Quraish Shihab, "Yang Tersembunyi : Jin, Iblis, Setan dan Malaikat",
Lentera Hati, 1999 21. Atmonadi, "Kun fa Yakuun: Mengenal Diri, Mengenal Ilahi", Kunfayakuun
Publishing, e-Book Release 3, Oktober, 2004
22. Ibnu Arabi, "Menghampiri Sang Mahakudus", Mizan, Maret 2002
23. Fariduddin Al-Attar, "Warisan Para Awliya", Penerbit Pustaka, Cetakan ke III,
2000 M Namaku Izrail!______________________________________________________98
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
Riwayat Hidup Penulis Atmonadi, sehari-hari biasa dipanggil "Atmo" atau nickname di Internet "Atmoon", di
situs myquran memperkenalkan diri sebagai "myQadmin" karena memang yang
membuat dan menggagasnya pada pertengahan 1999. Dilahirkan kurang lebih 4
dasawarsa yang lalu di sebuah kota yang dulu dikenal sebagai Kota Udang, pada
tanggal sebelas bulan lima di tahun yang kemudian menjadi tahun duka cita bagi
Bangsa Indonesia, tahun dimana disebut oleh seorang sineas asing menjadi "The
Years Living Dangerously", 1965. Saat ini, berprofesi sebagai konsultan Teknologi
Informasi dan Internet independen.
Dalam segmen-segmen kehidupan yang dilalui, menulis memang bukan sesuatu yang
asing. Pengalaman menulis yang intensif sebenarnya terjadi selama periode menjadi
mahasiswa pada sekitar tahun 1988 sampai 1992, sebagai penulis lepas untuk bidang
teknologi penerbangan dan militer. Selama periode tersebut, tulisan yang dibuat
umumnya berhubungan dengan desain pesawat udara penumpang, pesawat tempur
siluman, pesawat mata-mata tanpa awak, sistem radar, telekomunikasi, dan sistem
persenjataan yang dimuat di rubrik iptek pada beberapa harian nasional seperti
Kompas, Bisnis Indonesia, Pikiran Rakyat, majalah Teknologi, dan majalah Teknologi
& Strategi Militer (TSM). Dalam urusan tulis menulis, pernah mendapatkan
penghargaan karya tulis dari PT Telkom Indonesia dengan judul "Menuju Perusahaan
Adaptif Menjadi Urat Nadi Globalisasi" (1990). Kemudian, bersama salah satu rekan
kuliahnya, menulis artikel iptek populer dan tulisannya meraih penghargaan karya tulis
populer Ristek (1991) yang membahas masalah pesawat N-250. Setelah bosan
menjadi mahasiswa, ia menyelesaikan kuliahnya dan meraih gelar kesarjanaan dari
jurusan Teknik Aeronautika ITB (1992); setengah tahun kemudian (1993) bekerja di
Sempati Air sebagai Engineer; tiga tahun kemudian (1995) ia memutuskan beralih
profesi menjadi software development supervisor di perusahaan yang sama.
Tahun 1996 internet mulai marak di Tanah Air. Terpesona dengan kemampuan
hyperlink jejaring global tersebut, iapun memutuskan mengundurkan diri dari Sempati
Air dan bekerja sebagai web developer di sebuah perusahaan yang dibangun oleh
kenalannya di Internet yaitu Bubu Internet. Akhir dasawarsa sembilan puluhan,
Namaku Izrail!______________________________________________________99
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
Internet semakin populer dan bisnis dot.com booming, komunitas gaul di internet
bermunculan, namun sayangnya belum ada komunitas gaul yang khusus untuk
remaja Islam, maka ia pun nekat membangun Komunitas Islam Online myQuran.com
(1999, http://www.myquran.com) dan kemudian setidaknya mampu menggugah
banyak orang bahwa Umat Islam perlu memanfaatkan Internet baik untuk tujuan
pergaulan maupun dakwah. Setelah beberapa tahun mengelola situs independen
myQuran, dibantu dengan pengunjung yang rajin menulis artikel, puisi ataupun
sekedar numpang nulis, iapun kemudian menjadi tidak terlalu aktif mengelola myquran
karena kesibukkannya. Sebagai gantinya, pengelolaan myQuran diserahkan ke salah
satu anggota dan fans beratnya Hasanudin.
Pada tahun 2000 ia mengundurkan diri dari Bubu Internet dan bekerja di beberapa
proyek perusahaan sebagai Technology Advisor, menjadi nara sumber tetap di radio
MSTRI FM Jakarta (2000-2002), radio Ramako Jakarta, dan Metro TV untuk acara
yang berhubungan dengan teknologi informasi dan internet. Akhir tahun 2001 kembali
bekerja di Bubu untuk menangani Production & Development, kemudian mengundurkan diri pada akhir tahun 2003 dan awal 2004 mendirikan Getwo Advanced
sebuah biro konsultan teknologi informasi, internet dan multimedia.
Sejak akhir tahun 2002 sampai sekarang ikut aktif dalam majelis pengajian tasawuf
Al-Hikam tarekat Syadziliyah Jakarta dengan ustad Bapak M. Luqman Hakiem dan
Guru mursyid almarhum Syeik KH Abdul Djalil Mustaqiim dan Syeikh Hadlir
Shalahuddin Al Ayyubi Pengasuh Pondok Pesatren Thariqot Agung (Peta)
Tulungagung Jawa Timur. Dalam perjalanannya kemudian menulis risalah "Kun Fa
Yakuun" sebagai sebuah perenungan panjang tentang diri, perjalanan kehidupan,
alam semesta, dan Penciptanya. Risalah "Kun!" kemudian menjadi sebuah Risalah
Mawas Diri bagi seorang hamba dan juga sebuah risalah yang dimaksudkan untuk
semua Umat Islam (tentunya bagi yang mau membacanya), khususnya yang menjadi
bagian dari Bangsa Indonesia yang memang masih perlu
banyak belajar dan istiqamah (konsisten dan teguh) di jalan yang lurus, atau Shiraat al-Mustaqiim, agar
tidak mudah "Digoda" oleh goyangan ke kiri dan ke kanan yang memabukkan, yang
dapat menyelewengkannya dari jalan lurus yang di ridhai Ilahi. Setelah itu
tulisan-tulisan lainnya meluncur begitu saja yang baru berani didistribusikan kepada
teman-temannya saja karena berbagai masalah yang dibahas terhitung sangat pelik.
Namaku Izrail!______________________________________________________100
Atmonadi_______________________________________________Namaku Izrail!
Risalah yang beredar di kalangan terbatas antara lain "Prima Kausa: Al Qur"an
sebagai Kosmos Islam", "Superunifikasi (Kajian tentang huruf-huruf hijaiah dan makna
simbolis geometrisnya)", "Komposisi Dan Kodefikasi Al Qur"an", dan beberapa risalah
lainnya yang umumnya bercorak tasawuf dengan perpektif perkembangan ilmu
pengetahuan manusia saat ini, khususnya berkaitan dengan perkembangan Abad
Dijital yang dianggapnya sebagai Abad Pemurnian Tauhid karena basis dijital


Namaku Izrail Karya Atmonadi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sejatinya basis dari Pengetahuan Tauhid yaitu kaidah Biner atau huruf Ba alias 1001
(seribu satu malam). "Namaku Izrail" adalah tulisan singkat yang bercorak populer yang menggambarkan
pertemuan imajiner dengan Malaikat Elmaut yang ditakuti yaitu Izrail, berdialog
dengannya dengan merujuk pada gambaran tentang malaikat Izrail dari berbagai
bacaan yang menjadi sumber-sumber inspirasinya. "Namaku Izrail" bukan dimaksudkan untuk menakut-nakuti pembacanya, namun lebih tepat dikatakan
sebagai suatu mawas diri akan keterbatasan manusia terhadap takdirnya yang pasti
terjadi yaitu "kematian", sebagai kehidupan yang sebenarnya. Dengan mengulas
gambaran malaikat Izrail yang mengambil debu bumi untuk kemudian dengan tanah
lempung Allah menciptakan makhluk yang hidup di sistem tatasurya, gambaran yang
ditampilkan bukan sekedar kisah tentang Izrail Sang Malaikat sebagai Pencabut
Nyawa yang menyeramkan, namun gambaran yang lebih utuh tentang akibat dari
semua akhlak dan perilaku manusia ketika ia hidup sampai akhirnya kematian dapat
datang menjemput tanpa diduga, dimana saja, dan kapan saja. Kemudian kondisi
demikian diproyeksikan kepada diri sendiri, sudah siapkah kita menghadapinya untuk
kemudian mempertanggungjawabkan semua perbutan kita di dunia"
Namaku Izrail!______________________________________________________101
Pengemis Tua Aneh 2 Goosebumps - 2000 24 Manusia Bumi Mesti Enyah Mutasi The Mutation 2

Cari Blog Ini