Ceritasilat Novel Online

Gokil Sebuah Kompilasi 2

Gokil Sebuah Kompilasi Kedodolan Karya Miund Bagian 2


apa yang datang setelah "Halo". Atau dalam beberapa ka-sus apa yang diucapkan
sebagai pengganti "Halo". Berikut beberapa teori dodol mengenai hal ini.
"Halo?" Ini yang paling normal. Biasanya keluar kalau nomor yang tertera di layar LCD
adalah nomor tak dikenal, orang yang sudah lama tak bertemu, atau teman yang
tidak terlalu dekat. Kenapa kita melakukan hal ini" Karena kita ingin di-anggap
normal sehingga orang tidak menyangka kita sok akrab. Padahal, orang sok akrab
biasanya menyapa pe-nelepon dengan...
"Oi!" Berdasarkan pengalaman, sapaan ini dapat menyamarkan suara baru bangun tidur
sehingga tidak menimbulkan ke-san malas bila ada orang yang menelepon jam 12
siang dan Anda masih tidur. Tingkat keparauan suara berkurang dan Anda akan
terdengar seperti orang yang sudah aktif sejak subuh.
"Halo" Eh kamu. Gimana... Gimana?"
Aha! Ini yang paling sering kedengeran. Berdasarkan pembicaraan dengan mbak
Wentjeh, sapaan seperti ini tarnpak cocok untuk bapak-bapak Pemda yang lagi ngejar proyek. Tapi sekarang sapaan
ini sudah melebar dan me-luas ke kalangan eksmud ganteng kece dan wangi. Sejujurnya saya tadinya nggak ngerti kenapa harus "GIMANA GIMANA?". Tapi sekarang
saya mulai 'ngeh' ketika selesai melakukan beberapa eksperimen. Coba ganti
"GIMANA-GIMANA?" dengan "KENAPA" KENAPA?". Kesan yang ditim-bulkan nggak bisnis
banget, tapi agak sedikit kedengaran panik. Sementara kalo diganti dengan "APA"
APA?" kesan yang ditimbulkan adalah (1) bodoh, (2) nantang. Dua-duanya nggak
oke. Kalo diganti dengan "TRUS" TRUS?" aura yang timbul adalah keinginan
bergosip yang tiada ta-ra. Lebih pas digunakan pada pembicaraan antarteman.
Bukan buat bisnis. Karena kalau kita nanya "GIMANA" GIMANA?" itu bisa berarti:
"Gimana follow up proyeknya?" atau "Gimana presentasinya?" atau "Gimana" Masih
di kantor yang lama?" dan lain sebagainya yang berbau pe-kerjaan, lobby dan halhal yang berhubungan dengan uang.
www.rajaebookgratis.com Menjawab dengan menyebutkan nama sendiri dan bukan dengan "HALO"
Ini applicable bila seseorang bekerja di kantor dengan ra-tusan pegawai dan
memiliki line yang dipakai berjuta umat. Tujuannya adalah memberitahu si
penelepon bahwa teleponnya diterima oleh si B, bukan si C atau D. Tapi, apakah
masuk akal bila kita menjawab telepon di ponsel (t*i banget bahasanyaaa...)
pribadi dengan nama sendiri" Saya belum menemukan jawaban untuk yang satu ini.
Biar begitu, Ini mengingatkan saya kepada seorang mantan bos saya yang kebetulan
dikenal baik oleh salah satu teman ngeblog bernama mbak Meltje. Hihihihi... si
mister selalu menjawab teleponnya dengan nama lengkap. And every time I hear him answer
the phone like that, I'll go "Dude, it's YOUR phone. Do you seriously think
people will expect somebody else to pick up?" BWAHAHAHAHAAHAK-HAKHKKM
"Nyet!" Walau berarti 'tidak' dalam bahasa Rusia, saya sering sekali menggunakan sapaan
ini untuk menerima telepon dari si Neng Wentjeh. Tentunya maknanya bukan 'tidak'
tetapi merujuk pada seekor hewan mirip manusia yang merupa-kan panggilan sayang
untuk sahabatsahabat terdekat saya. Dalam beberapa kasus, seringnya saat nggak
konsen, telepon yang seringnya datang dari kantor dengan nomer berkepala 38XXX
ini saya anggap si Neng. Ini menyebab-kan terjadi salah paham karena beberapa
klien pun memiliki telepon kantor yang mirip. Seperti beberapa hari lalu saat
klien saya yang berkantor di Jakarta Pusat deket tempatnya si Neneng menelepon.
Saya salah menyapa dan harus mencari alasan secepat kilat untuk keluar dari
situasi tidak enak karena kurang memperhatikan ke-sopanan.
Saya: "Nyett!!"
Klien: "Halo" Und" Ini Joni" nama samaran Saya: "HAH" Oh maap Pak! Maap!" Klien:
"Lo kenapa barusan?" Saya: "Eng... sori... lagi... ng... batuk..."
How lame was that. Tapi dari seluruh sapaan telepon, saya paling suka sapaan si dia saat menelepon saya. Simpel, private dan mesra abis-abisan.
"BEBEEEEEEEE!!!!!!"
Mood dia juga gampang terbaca dari intonasi. Kala "Sebe" diucapkan dengan cepat
dan terburu-buru, tandanya dia sedang sibuk. Kalau diucapkan dengan manja,
tandanya dia baru bangun tidur atau emang lagi kangen berat. Kalau diucapkan
dengan teriak, tandanya dia lagi senang. Saya berharap sapaan ini gak pernah
berubah sampai ka-panpun. Dan saya tidak akan tau bagaimana harus be-reaksi
kalau tiba-tiba suatu saat dia menelepon saya dan menyapa saya dengan...
"Bebe... Gimana gimana?"
Hihihihihihi... teori konspirasi Kalau pembicaraan menjelang tengah malam itu men-cerminkan mentai state
seseorang, lain halnya dengan pembicaraan siang menjelang sore...seperti yang
terjadi barusan. Tiga perempuan berkumpul dan memba-has mengenai teori-teori
terselubung yang ada dalam serial drama boneka si Unyil. Saya tidak ingin
membahas mengenai detil pembicaraan, karena dikhawatirkan akan menimbulkan
keresahan tak berujung berbagai pihak. Untuk itu, saya akan menyampaikan
beberapa poin penting yang sekiranya dapat kita renungkan bersama...
1. Siapakah sebenarnya Kinoy" Mengapa jati dirinya
hampirtak pernah diungkap dalam serial ini"
Pertanyaan diatas melahirkan teori konspirasi:
Kinoy adalah hasil perselingkuhan. Antara siapa dengan
siapa, belum diketahui. Pemikiran ini didasari oleh latar
belakang budaya desa Sukamaju yang serba moralis. Tak
mungkin rasanya mengumbar aib sesama warga. Sungguh
memprihatinkan...padahal serial ini sarat pesan moral bagi
anak-anak... 2. Apa hubungan antara Ableh, Ucrit dan Orang Gila Hutan Lindung"
www.rajaebookgratis.com Pertanyaan diatas melahirkan teori konspirasi: Ucrit adalah anak si orang gila
(who remains anonymous) yang di-culik oleh Ableh. Mengapa" Karena coba Anda
perhatikan anatomi wajah ketiganya yang hampir mirip. Ketika orang gila
bernyanyi 'dimana anakku, dimana istriku...', sebenarnya kita dapat memberitahu
keberadaan Ucrit yang aman jaya sentausa didalam desa Sukamaju. Mungkin Ableh
pun dapat buka mulut, tetapi karena dia ada dalam bayang-bayang Pak Ogah yang
selalu mendominasi, terjadi infe-rioritas dalam pembawaannya sehingga ia tampak
cende-rung sebagai yes man. Ini membawa kita ke pertanyaan selanjutnya:
3. Siapa sebenarnya Pak Ogah"
Pertanyaan diatas melahirkan teori konspirasi: Ogah adalah seseorang yang
disusupkan pihak luar untuk menyeim-bangkan keadaan Desa Sukamaju yang aman
tentram loh jinawi. Mengenai apa maksud dan tujuan aslinya, masih merupakan
misteri hingga kini. Mungkinkah ia ingin mem-bentuk semacam regenerasi dengan
meracuni Cuplis" Per-lu kita ingat: potongan rambut, penampilan dan sebagainya...bagi generasi muda sangat berpengaruh. Apalagi Cuplis tergabung dalam Band
Dekil. Mental anak band yang secara tipikal sangat labil...adalah sasaran empuk
bagi pihak-pihak pengacau.
4. Apakah Meilan menyimpan hati bagi Unyil"
Pertanyaan diatas melahirkan teori konspirasi: Benar. Te-tapi karena ada
perbedaan kultur dan agama, hal ini tak dapat terjadi. Ini juga faktor
penyeimbang dalam Desa Sukamaju. Mengenai cinta segitiga Meilan, Ucrit dan Unyil
seperti pernah diparodikan di acara Extravaganza Trans TV beberapa waktu lalu,
rasanya tak mungkin terjadi me-ngingat gender Ucrit yang selama ini masih
menjadi pertanyaan orang banyak. Hanya dua orang yang benar-benar tahu mengenai
hal ini yaitu Ucrit sendiri, dan Ableh selaku ayah angkat yang bersangkutan.
Tapi sekali lagi: mereka tutup mulut.
5. Benarkah Unyil adalah tokoh sentral"
Pertanyaan diatas melahirkan teori konspirasi: Unyil adalah kedok Pak Lurah dan
Pak Raden untuk menyajikan drama kehidupan desa fantastis, dengan bungkusan
cents seputar anak. Bila kita kaji dengan seksama, Si Unyil bukan hanya
bercerita mengenai Unyil semata, melainkan mengenai intrik-intrik yang terjadi
di Desa Sukamaju. Me-ngapa Pak Lurah dan Pak Raden" Mereka inilah otak diba-lik
berjalannya kehidupan sosio-kultural desa Sukamaju.
6. Ada apa sebenarnya di Hutan Lindung"
Pertanyaan diatas melahirkan teori konspirasi: Hutan lindung adalah dunia nyata.
Desa Sukamajulah yang meru-pakan desa percontohan atau boleh dibilang daerah
eksperimental untuk kehidupan ideal. Bila disejajarkan dengan film barat, Desa
Sukamaju itu mirip kota Stepford dalam film Stepford Wives. Mengapa dibentuk
desa eksperimen-tal seperti itu" Inilah misteri yang masih belum terkuak sampai
hah ini. Ya, begitulah beberapa hipotesa teori konspirasi yang terungkap
berdasarkan diskusi ilmiah yang terjadi siang ini. Mungkin akan menimbulkan
kericuhan, bahkan silang pendapat akut... tapi yang jelas, seperti kata Mulder
pada Scully... The Truth is Out There... teori konspirasi babak 2
Setelah merasa memberikan pemaparan yang cukup mumpuni... saya diserang rasa
kurang percaya diri atas teori-teori yang sebelumnya saya kemukakan. Malam ini
saya mendapatkan kehormatan untuk berdiskusi lang-sung dengan seorang mahasiswa
S2 bidang Komunikasi Politik, seorang entertainer muda berbakat yang sedang
menunggu nominasi p*******c Awards, seorang wanita dewasa yang paling 'manusia'
diantara kumpulannya, dan seorang publik figur yang kini jabatannya adalah bos
saya. Berikut adalah kalimat-kalimat yang terlontar dari diskusi dengan level
absurditas tinggi ini...(siapa yang bicara, silakan diraba sendiri saja karena
para pembicara enggan diungkap jati dirinya):
+ "Bahasan ini menarik! Ini erat kaitannya dengan ide-ologi orde baru"
www.rajaebookgratis.com - "Jadi apakah orde baru itu bagus?"+ "Lho, saya nggak bilang bagus. Saya bilang
'sesuai' diterapkan pada zamannya"
- "Ya, tapi itu kan tandanya bagus... buktinya kon-sumsi utama ada pada anakanak"
+ "Orde baru itu penuh doktrin bos. Si Unyil dan teman-temannya bertugas untuk
menyampaikan doktrin tersebut"
- "Tandanya bagus?"
+ "Sekali lagi: itu cara paling kreatif dalam menyampaikan program pemerintah!
Belum tentu bagus" - "Iya lho, pikir aja... hah gini mana ada sih yang tau program pemerintah"
Booo...mending ke mall, nge-ceng-ngeceng. Itulah hebatnya si Unyil. Anak kecil
belom sekolah aja tau hutan lindung, tau KB segala macem"
+ "Nan, pengejawantahan KB dalam Unyil ada dalam keluarga Unyil dimana terdapat
Kinoy!" - "Tapi Kinoy itu kan anak angkat!"
+ "Oh my dear friend... kamu melihat segalanya seca-ra empirik... lihat dong
secara simbolik. Anak DUA, ayah ibu sehat...itu simbol dari KB. Ga penting Kinoy
itu anak siapa dan dari mana. Lagipula, soal anak ha-ram dan perselingkuhan itu
kan a big NO NO untuk dibicarakan saat itu?"
- "Menarik... menarik... inilah yang namanya hiperse-miotika endebrey endskrey
..." *maap, saya lupa dia bilang apa, pokoknya bahasanya tinggi banget... *
- "Wah, apaan tun?"
+ "Serial anak-anak itu penuh dengan bahasa TANDA"
- "Misalnya?" + "Sekarang gini aja... kenapa Unyil itu bajunya me-rah?"
- "Ini tebakan atau pertanyaan beneran?"
+ "Beneran, gue nanya... kenapa bajunya harus merah?"
- "Merah itu adalah warna yang merangsang motorik anak. Karena Unyil adalah
tokoh sentral, maka anak diharapkan mencontoh Unyil sebagai teladannya"
+ "See" Tandanya memang anak-anak itu harus mencontoh Unyil yang serba moralis.
Itulah mengapa dia tidak boleh melakukan hal yang salah...contohnya ja-dian
dengan Mei Lan. Bukan Meilani ya. Mei Lan."
*krik... krik... krik...* semua terdiam, berpikir.
- "Benar juga ya. Kalau begitu apa kira-kira tujuan Mei Lan ada disitu?"
+ "Sekali lagi bahasa tanda. Mei Lan adalah simbol pluralisme."
- "Jadi Unyil selaku nasionalis seyogianya bergaul dengan orang dari berbagai
suku dan golongan?" + "Betul. Tetapi mengingat keadaan saat itu...hubu-ngan pertemanan tak bisa jadi
lebih. Karena: 1) me-reka masih underage dan 2) perbedaan kultur yang mencolok
bisa menjadikan serial ini counter moralistic"
- "Tau gak sih... obrolan iseng kita malam ini bisa di-sebut sebagai wacana
berjudul 'Besutan Ideologi Orba dalam serial Si Unyil1. Hebat yah"
+ "Iya hebat..."
- "Pertanyaan terakhir: Apa maksud Pak Ogah mem-bungkam Ableh sampai jati diri
Ucrit tersembunyi hing-ga kini?"
+ "Nah itu PR buat kita semua. Apakah Ogah adalah petanda yang merupakan
penanda" Seperti dalam teoh Hipersemiotika yang namanya aja susah banget itu?"
- "Only God and G.D knows, man..."
Ya. Hanya Tuhan dan penanggung jawab acara yang tahu...
*menghefa nafas sambil geleng-geleng kepata... dun Gus-ti, kenapa teman-temanku
pinter semua ya... ckckck*
sinting keriting karena rating
- "Kenapa lu keliatan seneng banget?"
+ "Bo, plis deh. Acara gue rating-nya naik banget nih!"
- "Seriusan lo" Berapa?" + "8.5 gitu minggu lalu!"
www.rajaebookgratis.com - "Anjrit! Selamat ya bo! Pantes lu sumringah" + "YA IYALAH... TOP RATING
GITULOHHM" Percakapan ini sering banget terjadi dibalik layar acara-acara televisi. Apapun
bentuk acaranya, siapapun host-nya dan bagaimanapun konsepnya...semua seolah
terje-bak satu kata sakti ini. Rating. Yang akan saya bahas ini adalah
pengertian 'rating' dalam hal peringkat ya. Bukan censorship rating seperti PG,
Aduit, Violent dan seba-gainya.
Saya orang bodoh dan bukan pakar pertelevisian dalam negeri apalagi luar negeri.
Makanya saya punya satu pertanyaan yang sampai sekarang belum ada jawabannya.
Jadi gini...yang saya tau, untuk menentukan rating sebuah program tv dan share sebuah stasiun televisi diguna-kanlah responden. Nah,
para responden ini adalah orang-orang yang dianggap mewakili kategori-kategori
tertentu misalnya dari segi usia, gender, tingkat ekonomi. Kerena-nya disebut
SES (Social Economic Status). Berdasarkan SES ini, maka sebuah stasiun televisi
dapat menganalisa siapa-siapa saja pemirsanya dan berdasarkan analisa ini" lah
dilakukan berbagai inovasi dan perbaikan bagi acara-acara yang ditayangkannya.
Saya nggak mau get all technical deh, karena jujurnya, ngebahas ini aja
sebenernya bikin kepala mumet. Tapi saya penasaran sejadi-jadinya:
Siapakah para responden yang dimaksud"
Kalau cara memperoleh responnya sih saya pernah dije-lasin sama pihak yang cukup
kompeten secara si orang yang nerangin ini adalah staf R&D atau LITBANG sebuah
PH kelas dunia (hai, mbak!). Jadi dia bilang, orang-orang yang masuk daerah
survei ini punya alat deteksi di tele-visinya di rumah. Katanya, ada semacam
remote control yang akan otomatis mengirim data tentang acara yang ditonton,
lama menontonnya dan siapa yang menonton (apakah ayah, ibu atau anak). Gokil
bos, bisa sampe se-detail itu karena konon kabarnya sebelum mulai menonton
mereka harus memencet tombol yang sesuai. Jadi kalau si Bapak yang menonton,
harus mencet tombol 'BAPAK1, kalau ibu harus pencet 'IBU' dan seterusnya.
Tidak dijelaskan berapa tombol yang ada dan apa yang terjadi bila yang menonton
adalah ponakan atau sepupu yang tinggal serumah misalnya. Dan tidak pula
dijelaskan apa yang terjadi bila di rumah tersebut ada satu orang
yang berkuasa merajai atau meratui televisi. Bisa aja kan rumahnya daerah survei
kelas A tapi yang nonton adalah si asisten rumah tangga yang masuk kelas C
karena para empunya rumah jarang dirumah secara kerja" Tapi okelah. Se nggak
mungkin kedengarannya, hal ini masih bisa saya toleransi.
Yang nggak bisa saya toleransi adalah pertanyaan saya tadi. Siapa para responden
ini" Soalnya seumur-umur saya belum pernah ketemu orang yang rumahnya dipasangi alat
survei ini. Nonton di film sih pernah, itupun film barat. Saya pernah cerita
seperti ini sama teman-teman saya tapi komentar mereka lagi-lagi klise:
"Elu kan gaulnya ngga sama semua kalangan, Neng. Mungkin aja diluar lingkaran lu
banyak yang dipasang-in. Elu aja yang nggak tau"
Iya memang. Mungkin saya aja yang nggak tau. Sekarang mari kita tinjau SES saya
yang paling simpel aja. Usia masuk bracket 2D-4D Bekerja dengan penghasilan bracket 5-20 juta/bulan
Pendidikan Sarjana Perempuan Kalau dilihat sepintas aja, saya masuk kelas A dalam sis-tern penggolongan
responden. Dan yang bikin frustasi, kelas A ini adalah kelas minoritas penonton
televisi lokal. Kelas A adalah orang yang nonton TV kabel atau satelit sebanyak
70%, nonton TV lokal untuk acara gosip dan
berita 20% dan sisanya channel flicking atau zapping se-besar 10%. Itu baru
kelas A. Dan untuk mendapatkan angka 70, 20 dan 10 persen tersebut, tentunya
harus ada kumpulan orang-orang kelas A yang berjumlah total 100%. Jika betul
saya masuk kelas A yang disebut-sebut sebagai kaum minoritas ini dan dituduh
hanya bergaul di lingkungan saya semata, teorinya adalah: seharusnya paling


Gokil Sebuah Kompilasi Kedodolan Karya Miund di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

www.rajaebookgratis.com tidak saya pernah berjumpa dengan satu orang sesa-ma kelas A yang merupakan
objek survei. Loh, iya dong. Walau nggak semua masuk daerah survei, coba pikir
deh: penduduk Jakarta aja udah berapa ratus juta. Logikanya, kemungkinan itu
besar. 28 tahun saya hidup di dunia ini, 12 tahun pendidikan dasar dan menengah, 4,5
tahun kuliah dan kurang lebih 6 tahun bekerja, saya belum pernah sama sekali
bertemu dengan rekan-rekan "sekelas" yang sempat disurvei oleh badan survei
andalan: kiblat stasiun TV dan radio Indonesia yang cuma ada SATU tersebut di
Indonesia. Ini aneh menurut saya. Dulu saya pernah bertanya pada produser saya semasa kerja di PH internasional:
+ "Mbak, pernah nggak kamu ketemu sama orang yang jadi target badan survei
andalan?" - "Enggak. Kenapa emang?"
+ "Ah enggak. Aku penasaran sama bentuk alatnya."
- "Yang gue tau sih alatnya bentuknya kayak remote gitu"
+ "Emang kamu pernah liat, Mbak?"
- "Pernah." + "Liat aslinya?"
- "Oh, enggak. Liat di gambar"
+ "Mbak sama sekali nggak pernah ketemu sama orang yang jadi target survei" SAMA
SEKALI?" - "Enggak. Kenapa sih lo nanya-nanya?" + "Penasaran aja."
Dan lebih duluuuuuu lagi, saat saya masih menjadi produ-ser radio...saya pun
pernah mengajukan pertanyaan yang sama kepada rekan produser lain yang pada saat
ditanya sedang dalam pengaruh ganja. Bahasa lainnya: giting.
+ "Bo, emang radio itu cara surveinya gimana ya?"
- "Alan gak usah sok deh mentang-mentang program situ top rating"
+ "Bukan bukan. Kalo sok sih emang udah bawaan. Gue seriusan nih nanya"
- "Oh. Wah ga tau deh. Mungkin ada alat khusus kali yang ditancepin di radionya"
+ "Oke, say there is a specific device. Menurut lo bentuknya kaya apa?"
- "Antene tambahan kali ya?"
+ "Maksud lo, antene tambahan d\-attach ke radio transistor gitu?"
- "Probably" + "Ooo... gitu. Nah kalo radio yang di mobil gimana?"
- "Maksud lo?" + "Ya soalnya katanya nih, pendengar gue itu banyak-nya dari orang-orang kelas A
yang ngedengerin program saat dalam perjalanan menuju kantor"
- "Wah itu gue rada kurang tau bo. Mungkin pake radio
transistor juga kali ngedengerinnya"
+ "DIBAWA KE MOBIL GITU?"
- "Eh bo, hah gini apa sih yang gak mungkin?"
Dan sebagai orang yang masih bodoh masalah beginian (sekarang juga masih sih),
waktu itu saya cuma menge-rutkan dahi sambil mikir. Apa iya ada orang yang rela
bawa-bawa radio transistor di mobil secara teknologi udah tinggi" Hm.
Ketika masuk dunia TV, pertanyaan saya tentang metode pengambilan respon dan
keingintahuan saya tentang pe-nentuan rating makin menjadi-jadi. Saya selalu
curiga berlebihan jika acara yang saya pegang mendadak jadi top-rated show.
Demikian pula halnya jika acara tersebut merosot rating-nya. Dan saya jadi benci
pada rating bila saat pitching ide program baru selalu dipatahkan dengan katakata:
"Pitch lo keren banget. Ide lo bagus. Tapi...selera lu terlalu A. Turun dikit
deh biar kelas B, C dan D bisa ikutan nonton dan acara ini laku dijual ke TV dan
sponsor" Walau pernah mencium tangan Gubernur DKI (dan dicela semua orang, entah kenapa),
saya tetap seorang idealis. Bagi saya, untuk apa membuat acara yang ratingnya
tinggi tapi 'gitu-gitu aja1. Kalau kebetulan infotainment dan sinetron itu
www.rajaebookgratis.com merajai tangga rating, selamat buat yang bikin. Tapi apakah dengan demikian kita
harus menyerah pada sebuah hal yang fakta pengambilan datanya saja seolah kasat
mata" Hngg...atau sayakah yang terlampau
ignorant untuk mengetahui siapa saja responden yang dimaksud"
Kalau sistem rating televisi itu seperti sistem site meter pada biog atau
website, saya setuju-setuju aja. Fakta-nya jelas. Hitungan hit pada sebuah
website jelas adanya dan software pendukungnya pun walau bermacam-macam merknya
tetap sama. Memang tak sedetail penentuan gender, usia dan pendapatan, tapi
paling tidak kita bisa tahu website atau biog kita dikunjungi average nya berapa
orang perhari. Berapa lama rata-rata orang stay di biog atau website kita, dari
mana mereka ini mendapat referensi website kita, dan kapan terakhir mereka mengunjungi website kita. Apa dari search engine kah" Biog lain kah" Atau memang
karena kenal secara pribadi"
Semua jelas tertulis, dan bisa dilacak balik. Keabsahan info rmasi sungguh
terpercaya. Sementara televisi dan radio" Kecurigaan saya yang condong pada
kebencian ke-pada rating tidak didasari performa program yang sedang maupun
pernah saya pegang. Saya pernah memegang program yang rating-nya drop sehingga
harus dihentikan walau baru 15 episode berjalan padahal komitmen pena-yangannya
adalah 26 episode. Sayapun pernah terlibat dalam produksi program besar yang
tergolong merajai tingkat rating secara nasional. Semua nggak masalah.
Kecurigaan dan kesebalan ini semata didasari oleh...
Betapa sering saya merasa kreativitas saya terbelenggu karena alasan "rating".
Dan sebagai orang yang masih 'terlalu meledak-ledak1 dalam hal ide (mungkin ini bukan 'masih' tapi 'selalu' dan akan terus seperti
ini), saya amat sangat terganggu pada kenyataan bahwa di industri yang saya
geluti ini saya dipaksa tunduk pada sebuah benda gentayangan bernama rating.
Sekarang pandangan saya pada pengambilan responden dan penentuan rating ini
sudah seperti pandangan saya tentang hantu. Saya tahu hantu itu ada, tapi karena
saya tak pernah melihat secara langsung (knock on wood), saya memilih untuk
tidak percaya sama sekali. Dan ketika kamu sebagai orang yang tidak percaya
hantu tapi dike-lilingi oleh dukun-dukun yang sangat percaya bahkan me-nyembah
hantu yang dimaksud, gak ada pilihan lain selain pura-pura ngerti dan purapura
tau. Walau hati tetap ke-ras tidak ingin percaya.
Attitude ini pun terbawa dalam menulis biog walau perhi-tungannya sangat jelas.
Saya nggak peduli tulisan ini panjang lebar. Saya nggak peduli dibaca atau
enggak. Karena bila biog ini dikategorikan secara rating seperti di televisi,
dari data yang ada saya tau kalau 80 persen pembaca biog ini adalah silent
reader yang suka baca-baca aja tanpa meninggalkan komentar. Average stay pembaca
adalah 5-8 menit per kunjungan. Referensi ter-banyak adalah link yang ada di
biog masing-masing. Tiap hah ada average 80 hits tidak termasuk saya. Dan ini
sah-sah aja dan saya senang-senang aja karena meng-hibur orang itu ibadah
sementara menghibur diri dengan menulis itu terapi. Jadi semua menang dan semua
senang. Saya pengen say hello aja sama temen-temen yang kerja
di badan survei andalan: "Hai teman-teman, saya punya permintaan nih. Tolong
bawa saya dong ketemuan sama 5 orang responden televisi yang kalian survei,
masing-masing dari kelas A, B, C, D dan E. Penasaran banget s-oalnya, bos. Di
sini saya nggak lagi marah dan ngomel. Sekali lagi, saya cuma orang bodoh yang
pengen tambah pinter. Dan kalo orang bodoh itu pengen tau sesuatu, otomatis
harus bertanya. Kalau bertanya, pengennya sih dijawab. Kalau bisa malah pake
ekskursi lapangan. Buat apa" Buat kepuasan batin dan penambahan ilmu. Itu aja
kok. Makasih ya" Tolong saya mengubah pandangan saya pada rating su-paya saya tak selalu mengira
rating itu seperti hantu. Ke-riting 'kan jadinya ngomongin rating...
photo branding menurut saya
Disclaimer: Posting ini emang ngaco abis-abisan. Tidak ada maksud menghina dina
pihak manapun. Ini sekadar studi banding yang diiakukan berdasarkan pengamatan
www.rajaebookgratis.com aw am tanpa ada peneiitian mendaiam sama sekaii dan ditujukan untuk orang-orang
berseiera humor tinggi. Nama-nama sengaja diganti;)
Setelah melalui proses observasi selama bertahun-tahun dumpiak dungjes, saya
baru saja menyadari bahwa sebuah usaha yang sukses ternyata terdukung pula oleh
faktor visual. Logo sebagai visual identity de-wasa ini TIDAK cukup. Karena,
visual identity ini sebe-narnya sudah dikenal sejak zaman kuda gigit besi (ini
juga istilah yang sampai sekarang nggak bisa menembus membran otak saya namun karena populer dan biog ini harus-nya 'gaul' jadi saya
pakai sembarangan aja). Kenapa saya berani bilang begitu" Karena...lihatlah
betapa suksesnya usaha-usaha yang mencantumkan visual image PARA PE-MILIKNYA
instead of just a goddamn logo.
Yang paling melekat... dan dekat dengan kehidupan se-hari-hari" Ada yang tau"
Ayatn Ny. Suganti vs Ayatn Mbok Bebek
Nggak usah bicara rasa dulu deh, dimana-mana ayam tetap ayam, tepung tetap
tepung. Mari kita tinjau dari tek-nik pengkomunikasiannya kepada masyarakat.
Ayam Ny. Suganti secara copywriting sudah menang jauh diban-ding Bebek yang
masih menggunakan "Mbok" sebagai sa-paan. Jelas "Nyonya" di sini adalah sapaan
yang lebih modern, mewah dan kebarat-baratan karena hanya bisa di-sandingkan
dengan "Tuan". Sementara "Mbok" selalu ber-ada paling tidak selevel dibawah si
"Nyonya". Ketika teman-teman socialite "Nyonya" memutuskan untuk sese-kali turun
gunung dan makan ayam tradisional, mana kira-kira yang lebih menjanjikan" Nyonya
atau siMbok" Itu baru dari segi copywriting. Dari segi visual...apakah perbandingan foto diri
sang Nyonya lengkap dengan sang-gul vespa dan make-up lengkap serta kebaya
ketatnya bisa dikategorikan 'apple to apple' dengan 'sketsa' ayam goreng yang
kurang representatif dari si Mbok"
Jamu Ny. Belanda vs Jamu berlogo air muncrat
Yang ini mah sutrafah...sete\ah membaca penjelasan panjang lebar mengenai ayamayaman di atas, nampaknya menampilkan gambar air muncrat memang kurang efektif untuk melawan seseorang
yang menampilkan FOTO beserta titel dobel NYONYA dan TUAN dalam bahasa Be-landa.
Teori saya...mungkin si Nyonya ini menikah dengan seorang "Meneer" Belanda yang
enggan disebut nama-nya. Tapi, beliau berhasil merebut perhatian masyarakat
dengan cara memasang foto. Sungguh hebat karena hingga kini, beberapa orang yang
masuk kategori 'aneh' seperti saya, masih penasaran siapa sebenarnya nama nyonya
yang ada di logo jamu tersebut. Dan sudah berapa dekade ia berdiri" Sampai jadi
tebakan garing klasik! Itu baru namanya legendary branding*.
Ayam si Kolonel, Burger si Ronal dan Restoran mbak Wendy
Kalo yang tiga ini saya nggak mau saling membanding-kan...karena ketiganya
sukses. Yang satu tampil dengan aki-aki tua berpangkat kolonel untuk kegiatan
PRnya, sementara walau menurut saya agak pengecut karena selalu tampil
berombongan, si badut berambut merah berkos-tum kuning juga tampil mempromosikan
burger dan seba-gainya. Mbak Wendy walau kedainya di PS sudah jadi res-to Jepang
dan di PIM makin mengecil, tetap tidak kalah pamor mengingat dialah yang pertama
kali memperkenal-kan waffle potato di Indonesia sebelum restoran lainnya latah.
Terimakasih mbak Wendy yang mirip Pippi Long-stocking itu.
Mari kita bandingkan tiga resto fast food ternama ini dengan resto sejenis yang
tidak menggunakan image dalam logonya. Sebut saja Fried Chicken lokal bernamakan
sebuah negara bagian di Amrik sana. Dulu sempat berjaya di
tahun SO'an karena masih ada gambar koboi menunggang kuda dengan tali lasonya.
Setelah mengganti logo dengan tulisan saja seperti sekarang" Hm...Walau sempat
menge-luarkan paket murah yang dibintangi seorang bintang Sri-mulat, tetap
kurang "menampar" aja rasanya...
Ada lagi sebuah resto fast food yang juga pake nama negara bagian di Amrik sana,
yang dewasa ini hanya bisa di-temui di "mall anjing" mall yang bila kamu ketemu
orang yang kamu kenal pasti disapa dengan "a****g! ngapain lo bo di sini?" di
pinggiran kota metropolitan ini. Dulu banget waktu pertama kali ada di Jakarta,
www.rajaebookgratis.com sempat NGETOP surotop sampai ada kuis gila di radio SK bernama KUK KUK CFC.
Ingat logonya dulu" Kereta carriage koboi DENGAN kusirnya. Setelah logo ini di
simplify untuk mendapat ke-san modern...hampir tidak kedengaran lagi pamornya.
Sekarang kita beralih ke SOTO AYAM AMBENGAN milik Pak S Asli. (emang banyak yang
palsu ya") Saya selalu tergoda berkomentar kalau melewati cabang-nya yang ada di jalan
Santa. Karena, alih-alih foto studio seperti yang dilakukan nyonya pemilik resto
ayam, si ba-pak pemilik resto soto nan sedap ini memilih untuk men-cantumkan
foto KTP untuk logo usahanya. Mungkin karena lelaki adalah mahluk yang lebih
praktis daripada perem-puan. Dan walau secara estetika ini agak 'salah1,
ternyata langkah yang dipilihnya terbukti BENAR untuk bisnis! He-baaaaattt
laaahhh!! Mana ada juragan soto lain yang bisa punya cabang sampe puluhan
seperti ini" Bahkan Bang Madun, juragan soto Betawi, sampai kini hanya punya
satu tempat jualan walau omzetnya mungkin mirip dengan si soto Ambengan. Makenye
bang...cobain dah pake poto...
Usaha berpromosi dengan menggunakan foto diri ini ter-nyata tidak hanya dipakai
oleh para entrepreneur tra-disional. Banyak pengusaha muda juga yang memakai jurus ini. Lihat saja teman kita, artis ngetop berinisial UK. Dagangan pisang
gorengnya laris manis semanis yang beli. Kenapa" Karena photo branding tersebut!
Nah. Udah jelas ya gambarannya. Photo branding ini setelah puas merajalela (dan
sukses) di consumer goods dan f&b business juga mulai masuk ke kawasan politik.
Pak Gu-bernur kita dengan (ehem) kecenya berpose dengan flute di tangan
menyambut JakJazz 2006 lalu membuat efek mabuk udara terasa sensasinya di darat
setelah mendarat di Cengkareng dan melewati tol sialan yang dipinggirnya ada
billboard segede dosa itu. Seolah tak kapok, beliau berpose lagi kali ini
ditemani Om Ireng Maulana dengan ketipung di event JakJazz kemarin. Harapannya
mungkin dengan melihat foto si Gubernur maka masyarakat akan lebih Enjoy di
Jakarta. Berhasilkah" Mungkin saja ;)
Yang lain pun ikut-ikutan: para cagub mendadak promo diri pake foto. Gak tau deh
ya sukses apa enggak, tapi yang jelas...se geuleuh-geuleuh nya, masyarakat jadi
ingat pada mereka-mereka yang fotonya nampang di pinggir jalan dengan penataan
grafts yang nggak banget itu. Bukti lain dari efektivitas photo branding.
Naahh...seperti sudah disinggung sebelumnya, beberapa minggu lalu saya
mengajukan ide ini pada bos saya si Om. Tapi tanggapannya gak sesuai yang
diharapkan :( + "Om, pake dong foto kamu biar company kita ini tambah sukses!"
- "Alan apa sih lo"
+ "Beneran deh. Masa kalah sama Jamu Nyonya Be-landa?"
- "Laki-laki itu harus ngalah sama perempuan"
+ "Ya udah. Masa kalah sama pisang gorengnya UK?"
- "Haduh...yang tua mesti ngalah sama yang muda"
+ "Tapi Om...oke deh...ayam Kolonel cuek tuh Om. Masa kalah sama kartun?"
- "Miund, ide lo tentang acara infotainment yang me-liput skandal para selebriti
kurang terkenal pertama kali lo ajuin ke gue taun berapa inget gak?"
+ "2002 Om." - "Sampe sekarang gue oke-in gak?" + "Belom Om"
- "Bukan BELOM, tapi GAK AKAN! Yang ini juga sama-33333!!! UDAH SANA PULANG!"
Huh. Susshnys jadi orang krestif...
KEHIDUPAN M ENURUT SAYA Saya nggak pernah bisa ngerti kah ada orang-orang yang biiang hidup itu
membosankan. Banyak hai menarik yang keiihatan di sekitar kehidupan sehari-hari.
Masalah-nya sekarang adaiah: apakah kita cukup peduli untuk me-nuliskannya dan
menggunakan berbagai hal tersebut untuk menertawai diri kita sendiri"
mengenai fenomena cewek PS dan cewek CiTo
ulisan ini ditulis tahun 2004. Maap-maap hore kalo banyak yang udah nggak up to
date neh. www.rajaebookgratis.com Wah rencana mau tidur gagal gara-gara tergelitik edan-edanan ingin MENANGGAPI
tulisan teman saya, Wenni, tentang cewek-cewek generasi muda (baca: generasi CiTos) yang makin lama makin 'mengancam' perempuan-pe-rempuan generasi kita (baca:
generasi PS) dalam berbagai hal.
Begini Wen, mari kita simak bersama perbedaan kita dengan cewek-cewek PS dan
CiTos yang baik dari segi wa-jah, rambut maupun kepribadian itu tampak SAMA
karena "tidak berkarakter".
MEREKA: Usia: belasan tahun, paling tua 22-an deh.
Interest: Aston Kutcher, Hoobastank, MTV, distro, butik,
cowok, cinta Pekerjaan: Pelajar, Mahasiswa, SPG, Credit Card Sales Level Pergaulan: A - B
Bacaan: Nah yang ini rada bias, karena sekarang pun banyak yang ngaku-ngaku udah
baca "The Alchemist"
nya Paulo Coelho bahkan "Sophie's Choice" yang berat baik dalam arti filosofis
maupun sesungguhnya. Tapi saya pikir mereka tidak terlalu jauh dari Seventeen,
CosmoGirl, goddamn chick-lit yang SUDAH DITEPJEMAHKAN ke bahasa kita (which is
nota bene sudah kehilangan kadar kelu-cuan kurang lebih 45% secara bahasa), dan
yang sok da-lem pasti ngaku-ngaku ngerti isi "Supernova" nya kawan kita, Dee,
padahal mah lalieur. Musik: Apa saja yang diputar di Prambors, dan apa saja yang dijual secara kurang
ajar di Parkir Timur. Makanan: Apa saja yang tidak akan menambah lemak di
pinggul dan pinggang, dan apa saja yang upscale tapi gratis atau dibayarin ortu.
Minuman: Belum legal minum alkohol, tapi sudah tau rasanya Tequila dan
Grasshopper. Tapi ini tidak jadi ma-salah, karena kini Bir Bintang sudah


Gokil Sebuah Kompilasi Kedodolan Karya Miund di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mengeluarkan Bintang Zero, minuman dengan konsep Green Sands, hanya dengan
kemasan yang lebih gaya dan mirip dengan jus gan-dum yang sebenarnya.
Bahasa: Yah bahasanya seh yang gaol
getoh...Geddit gak loh" O em 3iii...sumpah
lo gak geddit getoh" diucap-kan dengan gaya anval stroke ketiga selama enam
bulan. Isi dompet: Kartu kredit (dibayarin bokap), cash minimal 100 ribu tiap
"jalan" Dandanan: Sendal teplek, rok lebar melambai, baby tee dari distro terdekat,
gelang lucu-lucu, cincin modis, choker keren, jepitan imut, temporary tattoo
kalau ada dan rambut LURUS PANJANG (^-highlight dengan
semburat tembaga atau marun. MARI BANDINGKAN DENGAN KITA:
Usia: Sedikit di BAWAH 25 tahun, dan sedikit di ATAS 25
tahun Interest: Lagu-lagu 80'an, distro, butik, cowok, cinta (gak berkembang banyak
disini...) Pekerjaan: Tenaga kreatif di sebuah rumah produksi internasional, Advertising
Specialist di sebuah perusahaan telekomunikasi nasional dan gong-nya adalah
seorang PE-NYANYI dan SELEBRITI muda yang sedang naik daun walau telah terpisah
dari trio terkenal. Hebat tokh" Level Pergaulan: A+, A, kadang kalo lagi pengen
ke B ya hayu oge. Bacaan: The DaVinci Code (cukup mendalam walau me-nurut Wenni buku ini
memusingkan), goddamn chick/its (yang membuat kita menang dari mereka adalah
kita membaca VERSI A5LI dan beli SENDIRI dengan UANG hasil KERJA), majalah TEMPO
(secara banyak teman yang bekerja di sana sebagai kuli grafis), Cosmopolitan
(untuk di-ketawain), Indonesian Tattler (juga untuk DIKETAWAIN) dan Wine and
Dine (untuk bahan bacaan kalau nungguin orang di Bistro atau W's)
Musik: rekaman suara sendiri dari WannaBe Studio (ah sungguh narsis), lagu-lagu
TOP 40 yang beken (PADA JA-MANNYA), Nat King Cole, Sinatra, Tom Jones, Grace
Jones, John Travolta, Genesis, Rolling Stones (Setun A!), Beatles dan grup-grup
legendaris lainnya. Makanan: Apa saja yang upscale, bisa dicicil dengan credit
card yang BAYAR SENDIRI, cocok dipadukan dengan obrolan ringan tapi isi, dan
www.rajaebookgratis.com yang jelas harus nikmat walau nantinya kudu kerja keras MEMBAKAR lemak yang
mungkin bergelantungan di pinggang, pinggul, pipi, paha dan lengan
Minuman: Air putih, teh botol dan es teh manis karena selain sudah sadar akan
pentingnya hidup sehat, tentunya lebih sadar bahwa daripada menghamburkan uang untuk mengkonsumsi alkohol,
lebih baik untuk ditabung buat liburan. Dan di liburan nanti itulah baru akan
berpesta alkohol sepuas hati...
Bahasa: Mostly (excellent) English, but we'll spare some time to speak gaol
getoh...biar gak ketinggalan trend. Naik pesawat ke Gorontalo...SO WHAT GITU
LOOOHHH?"" Isi dompet: Kartu kredit (bayar sendiri), kartu debit (re-kening
sendiri), kartu member di salah satu dept. store ternama demi mendapatkan diskon
dan keuntungan lain saat berbelanja. Uang cash 50.000 cukup buat ongkos dan beli
bensin kalau kepepet. Tidak menutup kemung-kinan menerima kebaikan hati orang
tua bila mereka sedang mood (which happens only ONCE in a blue moon) Dandanan:
Kemeja trendy, baby tee dari distro terdekat, sepatu kets gaul, jins keren,
gelang lucu, cincin perak aduhai, jam tangan funky, tas ber merk, pin heboh,
pencil skirts, knee high socks, maryjanes...diar\ yang TERPENTINE Semua BELI
SENDIRI. Jelas kan dimana perbedaan kita dengan mereka" Sok atuh sekarang mana yang lebih
promising: gold diggers atau gold mines" Biarkan saja orang menilai mereka dari
penampilan. Tetap untuk kita, KEPRIBADIAN (mobil pribadi dan lain sebagainya)
adalah yang utama. Itulah karakter kita: mandiri, narsis, gengsi tinggi, ego
gede, sombong, sok tau, tapi menjanjikan. Jadi point nya cukup clear ya untuk
sekarang. Dan jangan pernah merasa minder. Satu perbedaan paling mendasar antara
kita dengan mereka: Kita lahir duluan cong...k\ta Sarjana Kehidupan (S.Kh)
kadang sedih, kadang menyenangkan bukan"
Semoga menjawab pertanyaanmu, nak Wenni... PUASS-SS?"?"" HUAKAKAKAKKAKKKM!
gara-gara bramdun Saya pikir, gara-gara kemarin syuting seharian, otak saya jadi ekstra sensitif
mendengar katakata puitis sampai segitu tersentuhnya. Ternyata saya bangun pagi
ini dan membaca kata-kata yang sama yang saya tulis dengan cakar ayam di buku
kerja...dan merasa LEBIH ter-sentuh lagi. Hm. Tidak dinyana, ternyata selama ini
saya bekerja dengan salah satu pujangga yang begitu he-batnya.
... nurani sudah mati tadi pagi dia hiiang ketika muncui matahari...
Edan. Nggak nyangka kalo rekan sekerja saya yang bernama Hil-bram Dunar, seorang
presenter, penyiar radio dan salah satu konseptor taikshow brilian yang tampak
sangat metropolis itu bisa melahirkan kata-kata seindah ini... EDA-AANNNM!
Salut lah Bram, buat kepuitisanmu itu. Selaku sastrawan-sastrawan muda, mari
kita bangkitkan kembali generasi puitis bangsa! Hm. Untuk itu, demi membakar
semangat, walau dengan sedikit malu-malu, berikut ini silakan dinik-mati sajak
yang pernah saya tulis beberapa tahun lalu. Sukses masuk koran Republika
(dibahas pula), tapi ga ada kelanjutannya secara penulisnya keburu silau dunia
entertainment dan males nerusin karir di bidang sastra... hak-hakahkahkahkahka....
Suatu sore, air dan api duduk di sebuah kafe
Seperti biasa mereka minum espresso,
asbak di hadapan mereka penuh puntung Marlboro putih
+ "Kudengar kemarin kamu melalap pasar," ujar air
api hanya tersenyum kecil
- "Yah, seperti kamu baca di koran-koran"
+ "Enakkah?" tanya air lagi api menghisap rokoknya
- "Sama seperti waktu kamu membanjiri kota minggu lalu"
air menjadi bosan, + "Ah kupikir lebih enak," lalu diteguknya espresso Api tiba-tiba mencolek air
kobarannya padam sedikit www.rajaebookgratis.com - "Kamu pernah terpikir nggak, kenapa diantara kita berdua kamu selalu dianggap
jagoannya?" Air menatap api, bingung + "Maksudnya?"
- "Ya, kalau aku sedang melalap pasar, kamu da tang dan aku padam.
Sementara kalau kamu sedang membanjiri kota, a ku da tang tapi kamu terus
beraksi. Apa-apaan itu?"
Api menyulut lagi rokoknya, mukanya agak mas am.
Air mendesah. Gundah, dia.
+ "Aku rasa semuanya terjadi karena manusia ter-lalu membesar-besarkan perbedaan
kita" Api tersenyum setuju. Mereka nongkrong disitu dua jam lamanya
Bicara tentang berbagai hal
Setelah membayar, keduanya meninggalkan kafe Asmara Letizia April 2000
Review dari Republika, ditulis oleh Bapak Ahmadun:
Asmara Letizia adalah alumnus Institut Teknologi Bandung, dan kini tinggal di
Jakarta. Sajak-sajaknya banyak ditemukan di mailing list penyair dan
cybersastra. net. Ia termasuk salah seorang 'penyair saiber1 (dalam tanda petik) yang sajak-sajaknya terangkum dalam buku antologi puisi saiber Graffiti
Gratitude. Di antara ribuan karya 'pe-nyair-penyair saiber1 (penulis puisi yang
karyanya berte-bar di media saiber dan namanya mulai dikenal melalui media
digital ini), karya-karya Asmara termasuk yang kuat dan segar. Barangkali,
beberapa sajaknya dapat dianggap sebagai 'mutiara' di tengah tumpukan 'sampah
saiber1. Seisin Asmara, tentu masih banyak nama lain yang juga me-miliki sajaksajak yang cukup kuat dan segar, seperti Ruk-mi Wisnu Wardani, Anna Siti
Herdiyanti, dan Indah Iriani Putri selengkapnya simak situs tersebut. Sayangnya,
mereka cenderung tidak selektif dalam mempublikasikan karya melaui media saiber.
Karya-karya Asmara dan Rukmi yang lemah, misalnya, juga ikut terpublikasi di
media digital itu. Media sastra saiber yang nyaris 'tanpa seleksi ku-alitatif
agaknya mendorong mereka untuk menayangkan karya 'suka-suka gue1 (apa saja).
Lebih-lebih di mailing list-nya. Tapi, itulah realitas sastra saiber, yang untuk
saat ini agaknya memang harus diterima apa adanya.
Mbwahahakahkahkahkahkahkahkahkahkahka....mari marii.. mari jadi sastrawan
kembali... masa sma masa paling indah... masa sih"
Selamat pagi... selamat pagi... Barusan saya terbangun dengan pertanyaan di
kepala saya: "Kenapa ya masa-masa SMA itu dibilang masa paling indah?"
Gara-garanya, kemaren saya dapet info bahwa almamater saya bikin reuni akbar
gitu. Waktu ditanya bakal dateng apa enggak, tanpa pikir panjang saya langsung
mengge-lengkan kepala dan bilang gini: "Enggak ah. Satu: saya belom sukses, dua:
saya males ada di keramaian, tiga: saya suka lupa nama orang-orang, empat: masa
SMA buat saya nggak seru-seru amat. Seruan kuliah!"
Selesai ngomong gitu, saya baru sadar... ternyata emang SMA itu nggak terlalu
berkesan-kesan amat buat saya. Isinya adalah bandel, ngebangkang, nyontek,
ngeceng tanpa hasil, nge-geng dan akhirnya bisa lulus dengan selamat. Waktu
lulus juga rasanya biasa aja... karena ma-nusia memang harus LULUS pada
akhirnya. Coret-coret di baju juga cuma ngikutin temen-temen aja. Prom night,
berhubung panitia ya harus dateng dan dandan kece... itu juga standar lah kalo
dipikirpikir. Ngecengin cowok... sampe cinta mati sih, tapi ya sutralah secara
gak jadi milik juga pada akhirnya.
Dimana indahnya ya" Ini tipikal hari-hari saya waktu SMA...tolong jelaskan dimana indahnya. -06.45Bangun tidur...PANIK karena IS menit lagi harus masuk kelas -07.00Baru ngeluarin mobil dari garasi dan belom bisa nge-but secara mesin belom panas
udah digeber -07.20- www.rajaebookgratis.com Sampe di tempat parkir sekolah...lari ke pagar -07.30Masih memohon-mohon sama guru piket dan ter-paksa kreatif bikin alasan lain
selain "macet" -07.45Akhirnya boleh masuk, tapi gak ikutan jam pertama karena mesti dihukum di
perpustakaan -08.15Masuk kelas. Gurunya boring abis...pelajarannya apa-lagi. Akhirnya suratsuratan. -08.40Surat kegap sama guru, disuruh berdiri di depan kelas... -09.15Disetrap
bukan berarti jadi tau malu. Begitu bel is-tirahat langsung cabut ke
kantin trus makan baso Pak Item... -09.30Masuk kelas lagi... anjrit ngantuk banget...akhirnya sepanjang pelajaran
berusaha mempraktekkan ilmu 'tidur dengan mata terbuka1 -10.20Udah ilang ngantuknya...ngerumpi selamajam kosong! Wuhuuuuuuu!!!
-11.00Istirahat lagi! Kali ini nangkring di pinggir lapangan basket, pasang muka imut,
pose kece karena dibutuhkan untuk ngeceng tentunya... -11.15Masuk kelas dengan perasaan segar, pelajaran lebih cepat terserap secara abis
ketemu kecengan yang me-nunjukkan sinyal-sinyal cinta! -12.30Udah dalam perjalanan menuju McDonalds Blok M Plaza untuk nongkrong bersama
teman-teman...ceritanya sih belajar kelompok padahal isinya gosip
mulu...akhakhakah-kahk... -14.00Harusnya ikutan SSC secara mau ebtanas...tapi Aquarius lebih menggoda...akhirnya
duit buat bayar les, dituker sama CD dan kaset.. -16.30Sampe rumah kecapean... mandi, terus bobo sampe mahgrib -19.00Bikin pe-er sebisanya karena kalo gak bisa pun be-sok kan bisa nyontek di
kelas... -20.00Makan malem, bete sama mamah dan papah karena mereka sibuk sendiri ngomongin
kerjaan dan saya dicuekin -21.00Masuk kamar, alasannya mau bobo...padahal tele-ponan sama teman-teman...lagilagi rumpi dan curhat... -22.00Nonton TV dengan suara dikecilin abis-abisan secara kalo ketauan masih bangun
pasti diomelin -23.00Masih nonton TV tentunya...mengagumi ketampan-an George Clooney di serial E.R 24.15Mulai ngantuk, berdoa semoga besok gak kesiangan karena PR baru dikerjain
setengah dan masih harus nyon-tek sebelum bel masuk -24.30Tiba-tiba inget kalo besok ada ulangan...berusaha ngambil buku buat belajar 24.35Ketiduran
Jadi dari satu hah penuh, belajar maksimal itu cuma seki-tar satu jam lebih
dikit. Sisanya maen, gosip, nongkrong.. ya gimana juga mau
sukses...hakhaakahkk... Hm...saya heran juga kenapa dengan kelakuan seperti tertera diatas itu saya bisa
lulus dan gak pernah gak naik kelas.. .hahahahahah..
Eniwei, Pikir-pikir saya ngeri juga sih melihat keseharian saya waktu SMA dulu. Ngerinya
kalo besok-besok saya punya anak terus kelakuan dia gak beda sama ibunya. Saya
mungkin beruntung ya... bisa masuk sebuah institusi ternama dan lulus tepat
waktu (well, again I think this is pure LUCK), terus kerja di tempat-tempat yang
bener. Tapi kan gak semua orang bisa seberuntung saya. Dan rasanya ngeri sekali
kalau diantara orangorang kurang beruntung itu terdapat nama anak saya sendiri.
Ih. Belum lagi bahaya-bahaya lain seperti narkoba...Oh NO!
Keputusan akhir: saya tetep gak dateng aja deh ke reuni itu. Entar mungkin kalo
udah lebih sukses dan bisa bilang begini:
www.rajaebookgratis.com "Aduh bo...sekolah" Hah gini masih musim" Plis deeehhh... Gue aja bisa jadi
milyuner...Gue gitu looooohhhh!!!11
Hakhakhakhakhakhakhakkk... pertanyaan mematikan
Sesi gosip antara dua perempuan di pertengahan (cen derung menuju ke penghujung)
usia 20-an tahun memang seringnya nggak penting dan penuh dengan kece-masan.
Walau kemudian kecemasan-kecemasan ini ditu-tupi dengan tawa getir yang
ditujukan pada diri sendiri... pembicaraan seperti ini sering jadi pemikiran
gokil. Seperti sesi malam tadi dengan sahabat saya si Wenni dimana kami membahas
tentang berbagai pertanyaan mematikan yang sering dihadapi perempuan single.
Saya: "Jadi gitu bo ceritanya...mati gaya abis deh gue kalo ditanya 'dalam
karir, apa yang lu cari di masa de-pan"' karena jujur aja gue gak tau. All I
know is to make as much money as possible, and that's it!" Wenni: "Anjrot. Bener
banget lu. Tapi kalo gue sih ada satu pertanyaan lagi yang selalu bikin gue mati
gaya: 'Wen, lagi deket ama sapa lu sekarang" Kok ga jadian"' Males gak sih?"
Saya: "Wakahkahkahkahkahakhkahak!!! Sama bangeeett!! Tapi gue tetep lebih mati gaya yang karireuy... Lebih menyakitkan"
Wenni: "Eh, tapi tandanya setiap orang pasti punya satu pertanyaan mematikan.
Lethal question, yang kalo ditanyakan ke subjek, rasanya kaya digampar" Saya:
"Mber! Pinjem bahasanya oknum A.E yang pe-nulis kondang itu, bagai disayat
sembilu gitu loon" Wenni: "Anjrot ya lo, bahasa lo subuh-subuh begini" Saya:
"Lan kan gue bilang pinjem bahasanya oknum A.E"
Wenni: "Kira-kira apa ya pertanyaan mematikan tapi yang basi..."
Saya: "OH GUE TAU! Kalo buat gue... 'Und, kenapa sih sebenernya lu putus sama si
*****"' Wakakakakakak-akakak!!!! BASI GA SEEEHHH"
Wenni: "HUAUHAUHAUAUHUAHUAHUAUHUAHUA!!! Bener juga lo! Kalo gue: 'Wen,
sebenernya lu sama si ***** itu pacaran gak sih?""' HAKHKAHKAHAKAA" Saya:
"Anjrot ya... ANJROT!" Wenni: "Abis-abisan..."
Kesimpulannya adalah: semua orang pasti punya anti pertanyaan. You know,
pertanyaan yang sebisa mungkin di-hindari. Gak penting, tapi ganggu. Besoknya
saya lang-sung melancarkan survei kecil-kecilan di kantor ke bebe-rapa orang
rekan kerja...dan jawaban-jawabannya rata-rata adalah:
- "Kapan nikah"
- "Nunggu apa lagi sih?"
- "Kapan punya anak?"
- "Kapan lulus?"
Hm. Klise, kecil tapi ganggu.
Ada satu lagi sebenernya. Untuk yang udah punya anak rada gede, pertanyaan
mematikannya adalah yang beri-kut:
"Kapan mantu?" Waduh. Mungkin ini yang sedang dihadapi orangtua kita hah ini. Kasian juga ya.
Tapi kan kalo dipikirpikir, dari 'Kapan nikah' sampe 'Kapan mantu' itu kan lama
span waktu-nya. Jadi gak masalah-masalah amatlah kalau sekarang ditanya-tanyain
lagi. Mereka sudah break sekian lama dari pertanyaan-pertanyaan mematikan
tersebut, nah sekarang mari kembali bergoyang... hakhakhakhakhahakk...
Pertanyaan hah ini untuk teman-teman bloggers... "Apa pertanyaan mematikan buat
Anda?" Ditunggu jawabannya ;)
change status, stat! emarin saya bertelepon dengan seorang teman. Here's how it went:
- "Und, lu inget si ****?"
+ "Inget lah. Emang kenapa?"
- "Kayaknya dia mau cerai deh..." + "Serius lo" Kenapa?"
- "Nggak tau, katanya sih udah lama ada problem..."
+ "Ah no wonder, statusnya di friendster juga udah ganti."
- "Oya" Ganti 'single'?"
+ "Nggak. Open Marriage. Awalnya gue juga rada curiga, tapi ga tau deh..."
Pada saat mengucapkan kalimat itu, saya tersadar beta-pa teknologi sudah
memasuki kehidupan kita, bahkan yang paling pribadi sekalipun. Betapa friendster
www.rajaebookgratis.com dan ajang serupanya sudah seolah mendikte kita tentang keadaan hidup yang
sesungguhnya. Kalau kita ingat-ingat masa mewabahnya internet bebe-rapa tahun lalu, pertanyaan
paling pribadi yang tampil dalam bentuk kolom-kolom di layar monitor hanya
berkisar sekitar jenis kelamin, tanggal lahir dan kode pertanyaan kalau-kalau
kita lupa password. Sekarang, pertanyaan yang tampil lebih pribadi lagi:
interests, schools, affiliations bahkan status. Dan yang paling ngeri, yang
terakhir ini tampil untuk dilihat semua orang di dunia. Oke memang tidak SEMUA,
hanya teman-teman dari derajat kedua atau ketiga yang nota bene sudah masuk
desimal tiga alias ribuan. Jadi dengan kemampuan matematika yang sangat
mediocre, orang-orang seperti saya pun dapat dengan mudah mengkalkulasikan
berapa ribu orang yang mendadak tahu tentang kehidupan pribadi kita, simply by
peeking at our current status. Hell.
Lalu saya berpikir kembali tentang berapa banyak situs yang memfasilitasi halhal seperti ini. Friendster, Hi5, bfogdrive, blogspot... semua seolah disediakan
untuk orang-orang sibuk seperti saya, yang kadang sudah tak punya waktu untuk
confide pada teman-teman terdekat. Kalimat "Hey, gue mau curhat nih", sekarang
sudah ter-gantikan dengan, "Liat d\ biog gue deh..." atau "Gue baru


Gokil Sebuah Kompilasi Kedodolan Karya Miund di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

nulis di biog, tell me what you think..." Lagi-lagi dunia maya.
Seorang teman bahkan posting di bulletin board friendster dan isinya sungguh
irritating menurut saya. Dia bilang begini:
"Teman-teman, masih ada sisa sekitar ID space di friendster saya. Sungguh berat
rasanya mengatakan ini, tapi saya tidak berencana untuk membuat cabang kedua
atau ketiga karena tak mungkin saya me maintain semua teman saya dengan cara
seperti itu. Jadi, segera kirim pesan ke saya supaya saya tahu mana friends yang
harus saya delete dan mana yang tetap ingin ada di friendlist saya."
Who does he think he is" Situ oke" Begitu sebalnya, saya langsung mengirim pesan
kepada si penulis. Isinya begini: "Mas, delete saya aja deh. Toh tanpa
friendster, kita masih bisa temenan kalau memang niat..."
Begitu kuatnya-kah dan begitu pentingnyakah sebuah friendster bagi dia" Who
cares if we don't meet online" Mendadak kertas surat, amplop dan perangko bahkan
te-lepon jadi usang dan seolah tak bisa berfungsi lagi di era friendster tolol
ini. And I hate that. Fakta memang menyakitkan ketika kita mengakui bahwa kita sudah terlalu dimanja
dengan kemudahan maya. Kita lupa bahwa diluar kubikel kantor yang sempit masih
banyak individu, event bahkan tempattempat menarik yang harus ditemui,
dikunjungi dan dirasakan.
Saya pecandu friendster, dan rasanya tak dapat hidup bila tidak memandangi fay
out abu-abu putih berisi ber-bagai foto yang memuat tampang teman-teman saya barang sehari saja. Tetapi, come on, apakah tak ada lagi yang lebih menarik
daripada menongkrongi bahkan sampai memikirkan gila-gilaan apa perasaan teman
yang hendak d\-delete namanya sampai harus mem-post pesan ultimatum tak penting
seperti di atas" Man, we're living in the age of technology, but we have to remind ourselves
everyday that we were NOT created through technology. Biasa-biasa aja deh, nggak
perlu berlebihan. Kita dilahirkan karena dua orang saling men-cintai, bukan
karena ayah meng add ibu ke dalam friend list nya. Kita dilahirkan karena sperma
bertemu ovum, bukan pesona biog menembus membran otak.
Menjadi naturalistic bukanlah solusi menghadapi fenomena ini. Tetapi masih
banyak cara lain di luar sana untuk me-nambah teman sebanyak-banyaknya. Mari
berjalan bersi-sian dengan teknologi. Kenalan, ngopi-ngopi sambil ngo-brol, lalu
add partner ngopi kita di friend list supaya kita tidak melupakan mereka the
next time we bump into each other. Itulah yang seharusnya kita lakukan. Bukan
kenalan online, add sana sini, baru ajak mereka ketemuan di sebuah offline
gathering yang sarat dentuman ritmis dari meja DJ. Talking about impersonal
shit/ www.rajaebookgratis.com Kembali ke teman saya, the future divorcee, I feel so sorry for her. Mungkin
kini dampak friendster akan berubah baginya. Bukan ajang ketemu teman lama lagi,
dan bukan sarana komunikasi antar relasi, tetapi jadi biro jodoh mendadak. / don't blame her for that.
Sepertinya that's all for now, karena bila saya mengha-biskan 5 menit lagi di
sini, / won't be true to my words. I'd just be the internet geek who's having a
major PMS. And I don't want to be that person. HA! ketika mengidam...
Judul, kekenyangan abis-abisan gara-gara mengamuk di Sushi Tei... Hwaaaahh..
Malam ini genap dua hah berturut-turut saya makan sushi dengan ganasnya. Tapi ya
itulaahh kalo perempuan udah pengen, mau ujan badai banjir dan macet tetep harus
dapat. Bahkan kadar ngi-damnya pun dapat tercermin dari isi bulettin board
friendster kemaren malem...
1. Apa yang paling kamu inginin" makan sushi... salmon skin roll., mmm...
2. Saat ini kamu lagi mau apa"
mau nyari temen buat makan sushi...
3. Apa yang kamu harapkan dari diri kamu" menemukan teman makan sushiiiii!!!!
hihihii... 4. Apa kamu seorang pemaaf" tentunya...apalagi buat orang-orang yang mau menemani aku makan sushi jugaaa... hakhakhak..
5. Apa yang kamu lakukan kalau kamu menyukai seseorang"
aku tes dulu dia suka sushi apa enggak! -WANT1. Saat-saat ini kamu lagi ingin miliki apa"
Dan kenapa" sushi bar pribadi karena bisa bikin sushi kapan aja gue mawu...
2. Kamu ingin milikin pacar seperti apa sih" yang doyan sushi juga!
3. Seperti apa cara pacaran kamu" a sushi date! sushi sushi sushiii!!!
4. Ingin tidak kamu milikin pacar yang baik dan pengertian"
ingin bener... apalagi yang doyan sushi jugaaa!!!
5. Kamu suka tidak dimanja sama seseorang"
pengen dibeliin sushiii... WHO1. Siapa yang kamu ingin temui"
sesama penggemar sushi! 2. Kamu lagi kangen sama siapa"
gale harold maap kalo yang ini emang kangen beneran... hihihihi
3. Kamu ingin siapa yang telp kamu saat ini" *ehek* tentunya yang doyan sushi
lah yaaaa!!! 4. Siapa yang bisa buat kamu bahagia" pembuat sushi sejati. ehem.
5. Who's the next your boyfriend or your girlfriend u expect"
the sushi iovin' guy! WHY1.
2. 3. Kenapa kamu bisa menjadi diri kamu yang sekarang"
karena banyak makan sushi, makanya sehat. Kenapa kamu bisa suka sama seseorang"
karena ikan yang ada didalam sushi itu mengandung banyak protein baik untuk otak
dan hati... *ehek* Kenapa kamu merasa sakit hati jika kamu merasa
4. dikhianati" ah gak sakit-sakit amat kalo ada sushi sih...
5. Kenapa kamu begitu mencintai seseorang" Dan siapa dia"
gale harold. alias brian kinney. ehehekhek...
6. Kenapa kamu ingin memiliki seseorang di sisi kam u"
biar selalu ada temen makan sushi.. -YANG1. yang lo lakukan pas balik ke rumah "
menghayalkan sushi... 2. yang buat hidup lo menyenangkan hari ini" keinginan tiba-tiba untuk makan
sushi sekampung... www.rajaebookgratis.com 3. yang buat lo susah tidur"
kalo gak kesampean makan sushi malem ini...
4. yang udah lo buat untuk nyenengin orang" mengajak mereka semua makan sushi!
5. yang bikin lo bt hari ini"
macet... diduga lama nyampe ke tempat makan sushi!
6. orang yang pengen lo telpon "
*ehek* ini mah ga ada hubungannya ama sushi... *senyum-senyum simpui*
7. yang lo butuhin sekarang" SUSHI
8. duit yang lo keluarin hari ini"
yang jelas untuk sushi. 9. yang terakhir kali add lo"
sapa ya" mungkin dia ga doyan sushi makanya gue ga inget.
10. yang paling sering lo doain pas mau tidur"
ya Tuhan, karuniakanlah kebersihan laut di dunia ini
sehingga ikan-ikan dapat lebih sehat dan lebih nikmat dimakan sebagai pelengkap
sushi... amin. Believe me, after tonight... it's gonna be hard for me to face a plate of sushi.
But if there's more than one plate... I won't mind... mbwahahakhaahkakkk!!!
tentang lelaki Indonesia Hm Saya kasihan sama laki-laki Indonesia belakangan ini. Cu-ma gara-gara segelintir
orang yang berbuat 'salah1, se-muanya jadi di-generalisasi. Gara-gara kasus YZ
dan ME, cewek-cewek pada komentar:
- "Kasian ya istrinya YZ. Udah diselingkuhin, dijelek-jelekin pula"
+ "Iya, booo plis deh, jangan sampe kita punya suami politikus! Tukang bohong
semua" Analisa saya dalam kasus YZ dan ME cukup simpel dan mungkin bodoh seperti
biasanya 1. Kalau bicara kasihan istrinya YZ, sebenarnya dari se-belum kasus ini merebak
juga orang harusnya sudah kasihan. Secara "ukuran" saja, YZ itu nggak meme-nuhi
syarat untuk dipuja-puja istri juga kok...
2. Saya nggak masalah sama lelaki dengan profesi politikus. Mereka tukang
bohong, itu jelas. Kalo nggak pinter bohong mah nggak bakal jadi politikus. Yang
saya masalahkan adalah... lelaki yang berprofesi sebagai politikus di partai yang orang-orangnya masih mikir kalau kuning itu
adalah 'the winning color'. Booo... coba buka Vogue Desember. Yellow is soooo
last decade! 3. Makanya nggak heran kalau cewek-cewek partai tersebut rada 'kacau'
kelakuannya dan berhasil bikin om om partai tergoda. Sayang mereka juga nggak
sadar fashion. Liat deh rekaman YZ dan ME... kenapa atuh mesti ditutupin handuk
kalau emang pake lingerie yang bagus" Heran. Pake apa kek Victoria Secret kek
apa kek... Itu baru lelaki suka selingkuh. Yang masih aja hot diomo-ngin orang-orang
sekitar saya selain kasus Alda adalah mengapa A'a Jimi menikah lagi. Ini nggak
c uma di antara teman-teman semata. Ibu saya pun patah hati melihat fi-gur
idolanya menyandang gelar pelaku poligami di penghu-jung tahun ini. Timbul pula
berbagai komentar dan reaksi dari berbagai pihak.
- "Sayang ya, padahal Teh Neneh itu tampak baik sekali... Kok A'a tega nian"
+ "Ah itu mah bisa-bisanya aja si A'a ngegombal dengan dasar agama..."
- "Tapi mungkin emang selama ini kita salah idola euy...barangkali harusnya sama
Ustad Jerry bo idolanya..."
+ "Kalo UJ sih gue maapin deh poligami... kalo A'a... aduh... gak nyangka"
Dan seterusnya Sekali lagi Indonesia mengadili. Nggak cuma Indonesia mungkin ya, secara kasus
YZ dan ME udah dimuat di koran-koran bergengsi di luar negeri sana. Saya tadinya
nggak pengen komentar sama sekali tentang dua kasus yang sangat 'juicy' ini
karena menurut saya, ukuran penis YZ bukan urusan publik dan poligaminya si A'a
www.rajaebookgratis.com bukan juga urusan saya. Tapi... nggak tahan juga karena seperti saya ungkapkan
di atas... saya kasihan sama lelaki-lelaki Indonesia yang mendadak diterpa
penyamarataan ke-brengsekan cuma gara-gara kelakuan beberapa oknum.
Lelaki Indonesia tulen memang terkesan brengsek, ka-dang-kadang. Apalagi mereka
yang berdarah Jawa plus embel-embel ningrat. Percaya deh, saya besar di keluarga
dengan sosok Bapak yang seperti ini. Mereka pada dasar-nya pengen perempuan
tinggal di rumah saja, ngurus anak, masak di dapur dan ngerumpi sama tetangga.
Di mata seorang perempuan modern, hal ini dipandang sebagai penghinaan terhadap
apa yang sudah diperjuangkan RA Kartini: Emansipasi.
Tapi...pernah nggak perempuan modern memandang hal ini sebagai bentuk kasih
sayang lelaki dan perwujudan rasa tanggung jawab yang demikian besarnya kepada
istri yang telah dinikahinya dan anak yang diharapkan jadi pe-nerus keluarga
kelak" Pernah nggak perempuan modern mengesampingkan ambisi sejenak dan
memandang lebih jelas bahwa dengan tinggal di rumah dan mengurus tetek bengek
domestik, ia akan memiliki banyak waktu untuk merawat diri" Sehingga
kecantikannya tidak akan luntur dimakan waktu, dan suami pun tidak akan mudah
ber-pindah ke lain hati"
Menurut saya, perempuan modern (termasuk saya, tadinya) sekarang salah
mengartikan 'emansipasi'. Kita diberi-kan kesempatan sekolah tinggi, sampai
gelar Profesor pun boleh, tapi kita sering lupa bahwa kodrat kita adalah sebagai
ibu dan istri. Kita menjadi 'terpelajar' untuk tetap bisa mengimbangi suami yang
bekerja di luar sana, dan menjaga supaya pemikiranpemikirannya dapat kita
imbangi dengan pengetahuan kita yang tak kalah luasnya. Hal ini penting,
mengapa" Supaya suami-suami kita tidak mudah terpesona oleh perempuan-perempuan
karir yang ambisius dan salah mengartikan 'emansipasi' tadi.
Saya pernah terlibat obrolan santai dengan seorang rekan kerja lelaki yang
tadinya saya pikir sangat modern.
+ "Istri lo kerja bo?"
- "Iya." + "Wah enak ya, pendapatannya bagi-bagi"
- "Ah nggak juga. Gaji dia sih utuh. Gaji gue yang di-bagi"
Sampai sini saya agak shock. Bukankah prinsip equality harusnya berlaku di
pasangan bekerja" + "Lalu untuk anak" Uang sekolah misalnya?"
- "Gue lah" + "Belanja bulanan?"
- "Ya gue juga"
+ "Listrik, telpon dan Iain-Iain?"
- "Miund, gue kan laki-laki. Gue berani nikah, dan gue harus bertanggung jawab"
+ "Tapi istri lo jadi gak ada kontribusinya dong?"
- "She gave me a child, dan dia lebih banyak meng-asuh anak kita. Isn't that a
huge contribution already?" + "Iya sih. Tapi secara finansial..."
- "Bo, kalo lo pikir semua harus dibagi rata sampe tiap sen diitung, itu bukan
hidup berumah tangga yang baik" + "Jadi?"
- "Jadi bagi-baginya udah pake feeling. And it's ok because we love each other"
Ternyata selama ini saya sangat naif.
Dan pandangan saya bahwa lelaki Indonesia khususnya Jawa itu brengsek pun
perlahan luntur. Saya kern bali percaya kepada hukum alam bahwa Men are the
Providers. Itu kodrat mereka. Bila kita, perempuan dapat membantu, how great1.
Tetapi bila kita, perempuan, hanya dapat menuntut...minta ini dan itu tanpa
berkontri-busi apa-apa secara fisik maupun mental...
Maka kita harus bersiap-siap bahwa suatu hari nanti penis suami kita tersebar
melalui youtube dan ditertawakan perempuan-perempuan single sok tahu yang segera
me-nuliskannya di biog masing-masing seperti ini. Atau kita harus bersiap-siap
menangis dan menerima kenyataan bahwa suami kita sudah menikah lagi dengan
perempuan yang lebih muda, dan tidak jauh lebih berpendidikan dari-pada kita.
www.rajaebookgratis.com Mari kita ubah pola pikir kita. Katanya perempuan modern yang terbuka pada
segala hal. Masa nyelipin 'traditional thinking' sedikit aja di otak yang
canggih ini nggak bisa" Manusia diciptakan lelaki dan perempuan pasti ada alasannya. Dan bila alasannya adalah satu melindungi yang lain sehingga yang
dilindungi harus berbakti, then be it. Itulah kodrat manusia. Memang sulit
ditelan, tapi pada saat-saat seperti ini, rasanya kok pas untuk paling tidak
dikunyah sedikit-sedikit.
Nggak sulit kok :) Nggak semua lelaki Indonesia itu brengsek. Nggak semua suka selingkuh. Nggak
semua suka poligami. Nggak semua ber-penis kecil.
Sudah saatnya kita stop generalisasi.
PENAMPILAN ITU PENTING Untuk ukuran seorang perempuan yang bekerja di kota metropolitan, saya mengaku
masih kaiah jauh dengan rekan-rekan sejawat yang sefaiu tampii modis dan trendi.
Tapi segaia bentuk us aha untuk men jadi kece dan berbagai hai yang sedang in
atau out di kancah mode Jakarta nggak pernah iuput dari perhatian saya. Ketika
keisengan meianda, jadiiah beberapa posting gokii seputar penampi-ian dan tetekbengeknya.
face-off! jjwarakadah. Jadi judulnya kemaren itu saya facial. Gitu deh, kalo abis ulang tahun kan
bawaannya pengen bersenang-senang dan mempercantik diri secara merasa tua dan
tidak menarik. Pilihannya ada dua: ganti model rambut atau mem-bersihkan komedo
yang sudah lama bersarang di hidung. Karena sayang sama rambut yang mulai
keliatan panjang walaupun belum sepenuhnya melalui tahap gondrong sio-may
akhirnya saya memilih untuk facial di sebuah klinik kulit terkemuka.
Boy, was I wrong! Sebagai perempuan ini bukan pertama kalinya saya facial. Saya tau resikonya
bakal sakit setengah mati dan ke-mungkinan besar memang keluar dengan muka nggak
ke-ruan bentuknya. Tapi yang kali ini bener-bener fenomenal karena selain sakit
di muka, saya pun mengalami sakit di perasaan... hakahkahkahahkak...
Begitu masuk, saya disambut dengan ramahnya oleh se-deretan mbak-mbak berpakaian
resmi. - "Selamat siang, ada yang bisa kami bantu?"
+ "Eng... saya tadi udah telepon, mau facial. Nama saya Asmara"
- "Ooo iya mbak Asmara, ini silakan isi form dulu"
Saya mengisi formulir catatan medis yang diperlukan.
Di sebelah saya seorang ibu-ibu dengan usilnya nanyananya.
- "Mau ketemu dokter siapa, Mbak?"
+ "Dokter" Oh enggak, saya cuma pengen facial kok"
- "Oo... kirain ke dokter. Mukanya nggak jerawatan soalnya."
+ "Emang enggak..."
- "Tapi komedonya banyak tun"
LIKE DUH! Itulah alas an utama kenapa saya kesini! + "Ehng... iya... makanya mau
facial" - "Oo... Iya ya, harus perawatan tuh mbak"
Ini ibu-ibu apa sih maksudnya. Tapi saya cuek dan segera menuntaskan mengisi


Gokil Sebuah Kompilasi Kedodolan Karya Miund di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

formulir dengan kecepatan setara The Flash biar gak ditanya-tanyain lagi.
Masuk ruang perawatan, saya d\-handle oleh dua orang. Satu yang untuk facial,
dan satu lagi menangani manicure dan pedicure. Kayak ratu getoh rasanya. Anyway,
si facial expert ini meneliti kulit muka say dengan seksama.
- "Wah mbak ini komedonya banyak sekali ya"
+ "Mhm..." - "Ini kulit mukanya lelah nih mbak..."
Duileh, yang lelah mah bukan kulit muka aja, dodol... Otak ama perasaan juga
lagi lelah-lelahnya... + "Oh ya?"
www.rajaebookgratis.com - "Iya nih. Mbak jarang merawat kulit muka nih kayaknya. Males ya?"
Sumpah. Seumur-umur, belom pernah rasanya saya di-judge sede-mikian rupa secara terbuka
di ruang umum berisi manusia-manusia lain yang juga sedang facial. Sinting.
+ "Bukan males. Ga ada waktu"
- "Oo... Mbak kerja ya?" + "Mhm"
- "Kerja dimana mbak?" + "Di kantor"
- "Kantornya dimana?" + "Di Tendean"
- "Ooo... pasti sering lembur ya?" + "Mhm"
- "Kita buka sampe jam 8 malem kok mbak. Jadi kalo lagi lembur bisa mampir
sebelum pulang" Rasanya pengen bilang gini: "Wah, kalo sampe jam 2 pagi, mungkin saya mampir"
Hhh...heran ni orang, tau apa dia tentang kerja lembur...Dan saat-saat tolol
penuh penyik-saan itu pun dimulai. Kayaknya mbaknya bete gitu karena saya hanya
menjawab dengan "mhm..", "oh gitu..." dan "oh ya...", makanya pencetannya di
daerah hidung dikencengin. Air mata mulai mengalir deras.
- "Wah, ini emang sakit mbak. Tahan ya" + "Mhm..."
- "Mbaknya nggak tahan sakit nih. Terusin nggak?"
Gila ni orang. Ditantangin begitu, saya mengangguk man-tap. Enak aja bilang saya
gak tahan sakit...hakhakhak-hakhak...
Naaah... lagi tersiksa-siksanya, tiba-tiba ada sebuah sua-ra muncul di dekat
kepala saya. "WAH BANYAK YA KOMEDONYA!"
Saya membuka mata dengan susah payah. Jeng jee-eeengg...ternyata ibu-ibu usil
yang saya temui di lobby. Wajahnya menampakkan concern luar biasa.
+ "Ibu facheial sjhugha?" saya mencoba bertanya de ngan ribetnya secara hidung
tetap sedang dipencet-pencet dengan tidak sopannya.
- "Oh enggak, saya lagi nungguin anak saya tun..." ia menunjuk ranjang sebelah.
Seorang gadis tampak sedang telungkup dan punggungnya tampak sedang di masker.
+ "Oh, kenapa anaknya?"
- "Itu, punggungnya jerawatan" katanya, dengan su-ara agak pelan.
+ "OH PUNGGUNG JERAWATAN" SUSAH TUH NGO-BATINNYA," saya menaikkan volume suara
dengan pemahaman penuh bahwa sang anak pun akan malu
karena ibunya membahas problemnya dengan orang lain.
- "Iya makanya perawatan..." dan sang ibu pun per-lahan-lahan melipir dari
tempat tidur saya. / felt sooooo violated, makanya jadi judes. Bo plis deh, kalo kita ke salon,
kita kan gak ujug-ujug dateng ke bela-kang stylist yang lagi ngerjain rambut
orang terus bilang gini: "Wah biow-nya gede banget ya" Kaya SINGA!" atau "Kayaknya potongan rambutnya
udah out of date deh\ Ga pantes sama muka ibu"
Mau ditampar orang se salon"
Itulah, orang kadang suka usil dan gak mau tau privasi orang. Iya sih tempat
umum, tapi BUKAN BERARTI VA. Namanya juga perempuan, paling sensitif kalo udah
me-nyangkut masalah merawat diri. Gak perlu deh ditambah dengan keribetan
dikomentarin macem-macem. Heran. Kembali ke kegiatan pencet-memencet wajah...
- "Mbak Asmara, kayaknya perlu peeling deh" + "Buat?"
- "Buat mengangkat sel kulit mati... ini kulitnya lelah soalnya"
+ "Boleh deh" - "Tapi nambah seratus lima puluh" + "Ga pa pa"
/ figured, gak masalah deh, selama kulit muka bisa jadi
bersih dan terawat. Toh gak tiap hari juga facial begini. So they peeled off my
face. Perih edan, tapi secara ga mau dikatain ga tahan sakit, ya saya tahantahanin juga.
Akhirnya, setelah melalui dua setengah jam penuh siksa dunia, proses facial
selesai sudah. Dan alangkah betenya saya ketika berkaca. Daerah bawah hidung dan
www.rajaebookgratis.com atas bibir saya MERAH edan-edanan secara mungkin peeling nya bereaksi keras di
bagian tersebut. + "MBAK! KOK BENTUKNYA JADI GINI?"
- "Oh itu karena kulit di atas bibir biasanya emang lebih sensitif
+ "JADI KAYA KUMISAN GINI?"" CEMONG!"
- "Ya entarjuga sejam dua jam ilang kok" + "Bener?"
- "Bener. Nanti kan kering terus ngelupas" + "Ooo... iya deh"
Saya agak kuatir, sebenarnya, secara setelah facial saya janjian makan siang
sama si bos untuk kemudian ke toko buku. Hayah. Mau tampil di muka umum kok
begini. Bener-bener gak nyangka secara dulu belom pernah peeling dan gak tau
bentuknya bakal jelek banget. Segera saya meng sms si bos.
I'm all blotchy, shiny and ugly. Meet u in 15 mintes' Dan dibalas...
7 lost my appetite already. C U later'
H'\yaaaaaaaaaa\\\ Mau ke restoran dengan kulit muka begini...sumpah gak pede abis. Tapi akhirnya saya cuek bebek. Menembus Pondok
Indah yang macet najis, akhirnya saya sampai di Kemang 1 JAM kemudian. Si bos
udah nunggu, dan untungnya dia gak bete. Cengar-cengir nge-liat saya dateng
dengan muka berminyak dan merah-merah.
+ "MAAP BANGET MAAP BANGET MAAP BANGEEEETT!!! PI MACEEETTM! MAAPPM!"
- "Indonesians. When you say 15 minutes, you arrive 15 minutes. Not 1 hour and
35 minutes" + "Iya makanya, sori sori soriiii... Nih muka aku kayak begini dan aku LAPAR!"
- "SAME HERE!" + "Lho?" Kirain kamu udah makan duluan?"
- "I TRY TO BE A GENTLEMAN!"
Pengen ngakak tapi buat ngomong aja sakit banget ni muka...akhirnya saya cengarcengir campur meringis karena sakit...hihihihihi kasian amat ni orang udah lama
nunggu, belom makan pula. Hayaaahhh...
Mau cantik aja susah amat sih. geng katjamata
Keceriaan dimulai siang hari, saat Gusye, Rika, Erwin dan Mba Dhany memutuskan
untuk menikmati hida-ngan Jepang modifikasi berjudul Hoka-Hoka Bento.
Berangkatlah kami menuju sebuah mail yang sedang "happening" banget gitu
loh...tepat di seberang kantor: "Tendean Plaza".
Setelah menikmati Sukiyaki dengan citarasa Jepang-Jawa, kami pun bergegas
kembali ke kantor tercinta. Tetapi, sampai di atrium TP, pandangan kami
tertumbuk pada sebuah benda yang selama ini sudah diincar oleh saudara Erwin:
RAK KACAMATA. Berbagai kacamata indah bentuk-nya terpampang di sana. Didasari
oleh jiwa banci tampil yang seolah sudah merasuk ke diri kami berempat, tanpa
aba-aba kamipun langsung MENYERBU rak tersebut dan mematut-matut diri dengan
berbagai kacamata model ter-kini. Cuit cuiiiiwww!!!!
Dan kamipun tampak ciamik dengan kacamata gaya tersebut.
Hal berikut yang mampir di otak kami adalah hal klasik yang selalu dipikirkan
kaum pekerja kantoran: berapa ya harganya" Sungguh keadaan yang sangat
menguntung-kan karena ternyata kini untuk tampil gaya bak supermodel hanya
dibutuhkan uang sejumlah 19.500 rupiah. Tanpa pikir panjang, kamipun segera
menghampiri kasir showroom kacamata tersebut. Di sinilah terjadi sedikit kericuhan.
Saya: "Mbak, mau bayar kacamata" Mbak-mbak showroom: "Eng, kalau rak itu, bayarnya bukan di sini tapi di sana" (menunjuk ke sebuah arah yang kurang spesifik)
Saya: "Oh, maaf... makasih" (mulai merasa terdiskri-minasi, mentang-mentang beli
kacamata murah...) Bergegaslah kami berempat berbondong-bondong ke kasir yang paling dekat
terlihat, sembari menenteng kacamata
masing-masing Gusye: "Mbak, mau bayar kacamata" Mbak-mbak kasir: "Oh, yang ini pake nota, Mas"
Gusye: "Bayarnya di sini kan?"
www.rajaebookgratis.com Mbak-mbak kasir: "Bukan, bayarnya di sana (menun-juk kasir makanan kecii), tapi
pake nota" Kami berempat makin keder mencari tempat bikin nota yang dimaksud. Ternyata
saudara-saudara, tempat ber-cokolnya nota-nota adalah di sebuah counter yang
JUGA BERFUNGSI SEBAGAI CAR CALL. Sungguh aneh bin ajaib plaza yang satu ini.
Kericuhan kembali terjadi saat mbak-mbak nota ini menulis harga 24.500 rupiah di
nota yang dibuat. Saya langsung protes,
"Mbak, ini kan harganya 19.500!"
Si mbak, dengan menahan kesabaran sampai level ter-tinggi segera menjawab,
"Nanti sampai di kasir baru didiskon, mbak..."
Kami pun tertawa jijik pada diri sendiri, saking jijiknya pada ke-ogah rugi-an
kami, dan acara tertawa ini tak juga berhenti sampai kami tiba di kasir yang
dimaksud. Mulailah ocehan tolol mewarnai siang yang indah ini.
Erwin: "Bo, pantes murah ya... bayarnya aja deket counter nachos..."
Akhirnya acara bayar membayar pun selesai. Kami segera
kembali ke counter nota untuk mengklaim belanjaan kami. Dan sungguh sedihnya
melihat kacamata kami sedang di-pak kedalam SEBUAH KANTONG KRESEK warna merah.
Saya: "Aduh sumpah seumur-umur gue beli kacamata, baru ini yang dikresekin..."
Komentar-komentar gak penting lainnya pun menyu-sul. Simak percakapanku, mbak
nota dan Erwin: Saya: "Mbak, itu tulisan yang dipinggir kaca itu bisa diilangin
kan ya?" Mbak-Mbak Nota: "Entar lama-lama juga ilang sendiri kok, Mbak"
Erwin: "Oh, kayak tinta pemilu ya?"
HAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAKKKAKAKAKAKAKKAkAKAKA KAKAKAKKAKAKAKAKKKKKK!!!!!
Apaan siiiiihhhhh.... kukuku
- "Gigit kuku itu adalah kebiasaan paling menjijikkan" + "Emang kenapa?"
- "Itu 'kan nggak higienis. Elu bisa dapet penyakit banyak"
Saya hobi menggigit kuku. Nggak tahu kenapa, rasanya nyaman aja duduk di depan
komputer, mikir sambil "nge-mil" benda organik yang nggak bikin gemuk ini.
Gimana mau bikin gemuk, ditelan aja enggak. Jangan jijik dulu karena saya bicara
mewakili semua penggigit kuku yang ada di dunia ini.
"Gigit kuku itu 'kan tanda-tanda orang yang insecure... kalo dari ilmu
psikologi. Kamu mungkin nggak sadar saat melakukannya...tapi itu cerminan
mentaistate kamu" Teman saya pernah berkata begitu.
Heh. Aneh. Gigit kuku adalah kegiatan yang dengan sadar saya lakukan. Anatomi
kuku saya memang ganjil. Alih-alih tumbuh meruncing seperti layaknya kuku
normal, jika dibi-arkan panjang, kuku saya tumbuh melebar dan hasilnya sungguh
lucu seperti kipas. Makanya daripada menggang-gu pemandangan, lebih baik
dimusnahkan dengan cara di-gigiti. Suatu kali, karena kesibukan yang SANGAT
PADAT, saya lupa menggigiti kuku dan tiba-tiba kuku saya sudah melebihi ujung
jari. Godaan manicure untuk mendapatkan kuku sempurna tentunya tak saya lewatkan
begitu saja. Sampailah saya di sebuah naif par/or di bilangan Thamrin.
- "Manicure dan Pedicure, mbak?" + "Boleh"
Dan si mbak mulai bekerja. Ketika saya mengulurkan ta-ngan kanan, matanya
terbelalak kaget dan mulutnya mo-nyong setengah. Mendadak perut saya mulas dan
diam-diam saya merasa menyesal sudah masuk ke tempat ini.
+ "Kenapa, mbak" Kuku saya aneh ya?"
Si mbak tampak kehilangan kata-kata. Untuk beberapa detik, ia berusaha kembali
ke tahap normal dan tersenyum.
- "Eng... bentuknya memang nggak biasa sih.
Tapi masih bisa dibentuk"
'Nggak biasa'. Kalau dalam bahasa Inggris, artinya 'unusual', yang dapat
diterjemahkan bebas sebagai 'freaky', 'hideous' atau 'awful'. Saya berusaha
menekan rasa ma-lu dan memejamkan mata, mencoba untuk relaksasi. Tak disangkasangka, proses manicure-pedicure ini
memang menyenangkan. - "French tips atau color, mbak?" + "French," jawab saya pasti.
www.rajaebookgratis.com Si mbak tampak berpikir. Dari tatapan matanya yang penuh konsentrasi, saya tahu
pasti ada yang salah. + "Bisa 'kan, French?"
Si mbak tampak ragu-ragu berat.
- "Bisa sih... tapi... kelihatannya masih kurang panjang untuk French tips. Ini
sering digigitin ya kuku-nya?"
Oh man. Ibu-ibu di sebelah saya melirik penuh keingin ta-huan. Rasanya saya
ingin mendelep kedalam perut bumi.
+ "Eng... dulu sih..." dan dengan 'dulu' maksud saya adalah sekitar tiga minggu
yang lalu. - "Ini mbak, batas putihnya itu rendah banget. Jadi kalo dibikin French,
kelihatannya aneh. Kita pake nude polish dulu sih, tapi nanti tetep jadi aneh.
Kalau saya saranin sih lebih baik diwarna aja. Kita punya
pearl, glitter..." Mendadak rasa sebal mulai menggelegak di kepala saya. Hey man, elu gitu loh yang
nawarin French manicure... dan sekarang lu bilang nggak bisa"
+ "French aja, mbak. Nggak pa-pa aneh"
- "Tapi..." + "Kalo nggak bisa, kenapa tadi ditawarin?"
Dengan kalimat terakhir, si mbak terdiam dan saya tersenyum puas.
- "Oke. Kakinya juga?" + "Yap. Kakinya juga"
Butuh waktu hampir dua jam untuk membuat kuku kipas saya terlihat manusiawi
dengan sentuhan French manicure yang apik. Selesai semua proses, si mbak tampak
seperti habis ikutan marathon 1D-K. Sambil menunggu cat kuku kering dibawah
dryer, saya melirik lagi ke ibuibu yang duduk di sebelah. Ia menatap saya.
- "Adik kukunya bagus"
+ "Ibu juga. Mau kondangan?"
Saya melirik kuku indah si ibu yang kini sudah tercat ma-nis dengan polish
berwarna marun metalik. Si ibu tersenyum malu.
- "Ini kuku palsu kok"
Insiden manicure-pedicure itu terjadi di tahun 2DD1. Se-jak French manicure
tersebut pudar, saya kembali ke ke-biasaan lama: menggigit kuku. Berbagai
teguran manis dari teman-teman pun saya hadapi lagi.
Gigit kuku itu gak sehat.
Gigi lu bisa rusak kalo buat nggigitin kuku terus. Lu bisa sakit tipes.
Saya tentu kehabisan jawaban karena respon, "Biarin aja, yang penting kan gue
gak gigitin kuku lu" yang awalnya terdengar 'witty', makin hari makin terdengar
basi. Sampai suatu hari, saya berkesempatan mewawan cara seorang diva Indonesia
di sebuah pemotretan. Selesai wawancara, kami bersalaman dan hal pertama yang
dia lakukan adalah meneliti tangan saya. Dengan jari-jarinya yang ter manicure
dengan baik, ia mendekatkan jari saya ke matanya.
- "Jari kamu lucu banget bentuknya" + "Ah mbak bisa aja."
- "Enggak kok, beneran. Lucu! Panjangin deh kukunya. Pasti lucu"
+ "Nggak bisa. Saya suka nggigitin kuku sih"
Saya memejamkan mata, menunggu komentar lebih lanjut dari sang diva. Here we go
with the unhygienic thingies, ujar saya dalam hati. Tapi si diva tak berkata
apa-apa. Ketika saya membuka mata, ia menatap saya dengan penuh simpati dan
(bukan ge-er) kekaguman. - "Wah pasti kamu orangnya kreatif banget ya" Kreatif" Wah. This is new.
+ "Maksud mbak?"
- "Rata-rata, orang yang kreatif itu emang kayak gini. Aku dari dulu
mikir...kayaknya keren aja gitu jadi orang di belakang layar kayak kamu. Aku
juga dulu hobi gigit kuku...tapi sekarang gak boleh...tuh sama dia," sang diva
menunjuk managernya di seberang ruangan.
+ "Hubungannya kuku sama kreatif...emang apaan?"
- "Nggak tau ya... kayaknya seniman banget gitu" + "Masa sih?"
www.rajaebookgratis.com - "Iyalah! Coba, emang ada seniman kukunya kayak gini?" ia menyodorkan tangannya
ke muka saya. + "Mungkin ada, mbak ngga tau aja barangkali"
- "Nggak lah. Kalaupun ada pasti dikit banget!"
Sejak itu, keyakinan sang diva membuat saya lebih percaya diri untuk tampil
dengan jari bujel dan kebiasaan gigit kuku.
Waktu terus berlalu, pekerjaan meningkat, hubungan as-mara berubah. Saya bukan
lagi seorang cewek tomboi be-rambut jabrik, berkuku bujel dan berkaos baseball.
Semua perubahan terjadi saat saya pindah divisi di kantor. Meru-pakan mimpi bagi
saya untuk pindah ke divisi itu disaat saya sedang merasa mentok. Untuk itu,
saya bernazar: kalau sampai mimpi saya jadi kenyataan, saya harus me-rubah
penampilan. Dan perubahan pertama adalah jelas: berhenti menggigit kuku.
Mulailah saya bekerja gila-gilaan, membuat diri ini sibuk sampai tak ada waktu
lagi untuk terobsesi dengan kuku saya yang mulai panjang dan tampak ranum untuk
digigiti. Bulan demi bulan berganti, dan hey, kuku saya pun mulai


Gokil Sebuah Kompilasi Kedodolan Karya Miund di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tampak lagi seperti kipas. Sahabat-sahabat saya mulai memperhatikan perubahan
paling prinisipil ini. - "Kuku lu panjang tuh. Manicure deh" + "Alan, gue punya gunting kuku kok..."
- "Ya gunting deh. Nggak ganggu emangnya, punya kuku sepanjang itu?"
+ "Paling enggak 'kan gue berhenti gigitin kuku"
Dan hari itu tiba juga. Saya resmi pindah divisi. Rasanya ingin teriak senang
dan lompat-lompat kegirangan. Tapi sebelum saya melakukan hal itu, ada satu hal
yang harus saya lakukan: nail trimming. Mulailah saya menggunting kuku untuk
pertama kalinya dalam waktu empat bulan. Sambil menggunting, saya teringat
betapa sulitnya makan ikan cakalang dengan kuku sepanjang ini. Betapa ribetnya
ngetik tanpa khawatir kuku saya patah. Betapa seringnya saya mencakar orang
tanpa sengaja. Betapa seringnya saya mencakar diri sendiri tanpa sengaja saat
tidur. Wa-duh, banyak sekali tantangan yang saya hadapi hanya untuk melakukan
sebuah perubahan kecil. Dengan kuku yang terbentuk rapi, saya mendapat pujian dari banyak orang.
Sahabat-sahabat saya terutama. Tapi yang paling menakjubkan adalah orang-orang
yang baru bertemu dengan saya tanpa mengetahui sejarah perkuku-an dalam hidup
saya. "Elu French manicure ya?" bebe-rapa dari mereka bertanya. Saya
memperhatikan kuku-kuku saya dan tersenyum bangga: "Enggak, emang dari sananya
begini," jawab saya dengan rendah hati. Mereka lalu akan mendekat, memegang
jari-jari saya dan menatap dengan kagum sambil berkata, "Wah... kuku lu bagus
banget. Kuat dan putih banget ujungnya. Rajin minum susu ya?" Saya akan sertamerta menggeleng, "Enggak kok. Gue 'kan nggak bisa minum susu." Dan mereka akan
terus menanyakan apa resep punya kuku sesehat ini. Jawaban saya simpel: "Yang
penting niat." Beberapa hari lalu saya meeting dengan beberapa orang wanita setengah baya. Kami
membicarakan kegiatan sosi-al yang melibatkan kerja fisik dalam membantu orangorang yang kurang beruntung secara finansial. Saya me-nyukai idenya, dan
langsung siap ketika diminta untuk tu-run langsung ke lapangan dan bekerja
sebagai sukarela-wati acara ini. Di ujung meja, seorang ibu memandang saya
dengan sangat skeptis dan bilang begini:
- "Yakin kamu mau?"
+ "Yakin. Kenapa enggak" It's for a good cause"
- "Well, kayaknya kamu harus potong kuku dulu se-belum mulai kerja..."
Saat itu saya tidak merasakan apa-apa. Tapi di perjalan-an pulang, saya
berpikir: apakah tadi saya di judge karena berkuku indah" Apakah indahnya kuku
jadi parameter baru dalam menilai pribadi seseorang"
Mendadak saya ingat masa kecil. Hari Minggu adalah hari grooming, dimana saya
harus duduk di hadapan ibu saya dan beliau akan menggunting kuku saya sambil
bercera-mah, "Anak perempuan itu kukunya harus bersih. Yang kukunya hitam-hitam
itu anak kampung. Nggak sehat. Ke-tahuan kalau dirumahnya nggak diajarin dengan
benar. Jorok." www.rajaebookgratis.com Flashback lagi, ibu saya juga suka bercerita tentang dua kakaknya yang benarbenar ladylike dan nggak pernah tahu rasanya mengerjakan pekerjaan rumah tangga.
"Mereka itu benar-benar seperti putri keraton.
Boro-boro ngepel. Nyapu aja enggak. Kukunya bagus-bagus...nggak pernah nggak
pake kuteks..." Semua itu menyadarkan saya. Ya, tanpa kita sadari ... kuku sudah jadi bagian
dari sistem penilaian kepribadian di dalam masyarakat kita.
Kuku hitam = jorok Kuku bujel = kreatif (dan jorok)
Kuku normal = membosankan
Kuku palsu = pesolek tingkat tinggi (atau mau kondangan) Kuku indah = tuan
puteri yang nggak mungkin kerja kasar
Hm... apakah saya harus mulai menggigiti kuku lagi"
best hair day rjiadi sore ini ceritanya saya potong rambut.
Setelah melalui dua minggu yang penuh keluhan, "Bo, gue bad hair daaaayyy\\\"
akhirnya saya meneguhkan hati untuk menelepon hairdresser kesayangan, Ember.
Niat sudah ada dari hari Jumat, tetapi lumayan tertolong secara Ember masih
harus bekerja di tempat shooting sehingga harus diundur jadi Senin. Hari Minggu
saya masih berada dalam keraguan, saat menemukan bahwa mendadak rambut saya jadi
mudah diatur dan kooperatif menerima wax yang sebelumnya cuma bikin berantakan. Ka-ta Wenni saya tidak boleh
mundur, sekali niat potong rambut, harus dilaksanakan semantap mungkin.
Ada apa ya dengan perempuan dan rambut"
Perempuan itu emang mahluk susah. Kalau mau datang bulan mendadak jadi suka
ribet milih baju. Baju yang harusnya biasa-biasa aja mendadak jadi jelek banget
kelihatannya, sementara baju yang sebaiknya sudah dimasuk-kan kategori afkir
mendadak tampak "keren" dan inilah, teman-teman, mengapa sering terjadi kondisi
911 fashion emergency bahkan pada perempuan terkeren sekalipun "> Hal ini sering
membuat saya mikir: gimana perempuan tahun 8D'an hidup secara gak PMS aja
wardrobe- nya ancur buradul...
Itu baru masalah baju. Sepatu pun tak kalah seru. Kadang pengen tampil sporty,
tapi bingung setengah mati memilih sepatu mana yang harus dipakai hari ini.
Adidas strip biru" Old skooi abis, dan terlalu "laki". Adidas merah strip
kuning" Baru hari Senin...terlalu casual. Converse hitam" Membuat penampilan
tampak kusam dan kurang gengsi secara mirip Warrior. Mocassin" Aduh, kaya mau
piknik. Pantofei" Aeh terlalu resmi. Stiietto takut
keple-set.. Ribetawati abis-abisan. Tapi rambut tetap yang paling top karena salah model sedikit saja akan
menyebabkan efek domino berkepanja-ngan. Bayangin: pagi, ngaca pertama kali kaya
rambut model Fiock of Seagulls secara baru bangun dan kena ce-takan bantal...
Begitu disisir kok seperti rambut Gito Gilas
di film "Elegi Buat Nana?"?" Dikasih wax, salah model.. Tujuannya mirip Indy
Barends, malah jadi kayak Billy Ray Cyrus. Dikasih gel, wet look banget jadi
kaya KD Lang... entar ditaksir perempuan lagi. Akhirnya harus dibilas pake air
lagi, dikeringin seadanya pake handuk terus menyerah ditutup bandana atau
dijepit pake bobby pins sebanyak mungkin (dan menyebabkan rekan-rekan kantor
yang me-lihat terkena migren empati). Akibatnya berpengaruh pada wardrobe. Gak
Pendekar Setia 7 Nona Berbunga Hijau ( Kun Lun Hiap Kek ) Karya Kho Ping Hoo Dendam Kesumat 1

Cari Blog Ini