Ternyata Tidak Mudah Menemukanmu Karya Raspcake Bagian 3
Fajar menutup kembali kotak pizza dan duduk di atas meja gw.
Sambil matanya sesekali melihat keluar.
"Ada jar, satu lagi" jawab gw
"Siapa" Cewe apa Cowo?" tanyanya
"Cewe" "Wuidiiiiiii... ganteng amat looo.. kemaren gw kenalin temen cewe ga mau , sekarang udah
punya cewe" ledek Fajar sambil cengengesan
"hahaha.. ngaco aja lo, temen jar, temen" elak gw ikut nyengir
"yaah.. gapapalah Cuy, dari temen sapa tau jadi temen lebih"
"hahaha yaudahlah jangan dibahas lagi Jar"
Fajar ketawa-ketawa dan keluar dari kamar gw,
Dia lalu menyalakan rokok dan duduk di lantai depan kamar gw, awalnya gw pengen
dikamar aja tapi Fajar memberi isyarat ke gw untuk keluar kamar
"Napa lo Jar.. galau mulu"
"haha" tawa fajar pendek
"Hhhh gaktaulah"
Gw lalu duduk disampingnya, ikut merokok
"Jar.." "yo" "Santai aja lah.. dibuat beban amat"
"sotoy dah lo..."
"hahaha kampret"
Lalu seperti biasa kami mengobrol sambil merokok, gw menceritakan asal mula membuat
acara ini dan menceritakan temen satu lagi yang gw maksud.
Kemudian, Suara sepatu dilantai yang mendekat membuat gw sadar siapa yang datang, dia muncul
masih dengan kemeja dan rok kerjanya, rambut yang masih di cepol dan tangannya
memegang bungkusan plastik putih.
"Bucuuuuuu,... " panggilnya dari jauh ketika gw melihatnya
"Selamat yaaaaaaa... Longhongkieeeeeen spesial untuk bucu" katanya lagi ketika kami
sudah dekat Chitra jadi heboh sendiri, yahhhh.. dia emang selalu heboh kalo ngomong.
Chitra juga membawakan gw seporsi Long Hongkien, dia lama rupanya memang mampir
dulu ke Nelayan Resto untuk membelikan gw ini.
"Cu.. temenku.. ini temenku.. Namanya Fajar" ucap gw sambil menggeser badan gw agar
Fajar terlihat oleh Chitra
Fajar ga berdiri dia tetep duduk dilantai sambil terus merokok.
"Sok Cool amat sih looooo" kata gw sambil ngekeplak palanya Fajar
"Hahaha... gw udah kenaaal kaleeee... siapa sih yang ga kenal anak juragan kos ini" kata
Fajar sambil ketawa "Gw kan udah lama disini" lanjutnya lagi
Gw melihat Chitra dan Chitra hanya tersenyum mengiyakan
"Iya Cu.. Fajar aku udah kenal daridulu, Fajar si mahasiswa abadi"
"Enak aja, ngedoain gw kaya gitu"
"yaaah lagian gak lulus-lulus"
"lah" siapa juga yang gak mau lulus?"
"IP aja nasakom"
"Sekarang kan udah engga!"
Awalnya gw seneng karena ternyata kita udah saling mengenal tapi kemudian
Gw bingung Gw Heran Fajar dan Chitra malah adu mulut
Saling sindir'dan akhirnya malah berantem
"weeeiitttssssss... ni kalian jadi berantem"
"bodo" kata Chitra kesel
"Yaa dia dulu yang ngejek-ngejek gw" kata Fajar juga kesel
"yaaaa... tapi jangan kaya bocah napa" kata gw lagi
"Nda.. gw keatas duluan,oke..." ucap Fajar lalu pergi
Gw melihat Chitra dan Chitra melihat gw dengan muka geram
"Itu.. dari dulu selalu aja gitu, kalo ketemu ngajak berantem mulu Cu..!"
"yaaaaa..udah-udah.."
"dari dulu tuh Cu, mulai SMP dia pindah ke sekolahku, terus pindah lagi ke Jakarta, pindah
lagi kesini pas SMA ke SMA ku lagi, terus sekarang kuliah, ketemu lagi, ngekos pula disini,
ngajak beranteeeem mulu" kata Chitra berapi-api
"Ha" jadi kalian udah kenal lama?"
"yaudahlah bucu jelekkkk, udah dibilangpun dari SMP aku kenal dia"
"hahaha.. yayaya.. oke..ehya Cu, aku beli pizza kita makan diatas ya" bareng Fajar juga,
kasian dia udah nungguin pizzanya"
"Okeee.. asal dia ga bikin marah aja gapapa"
"hahaha yaudahlah ya, yuk.." kata gw sambil berjalan ke kamar untuk mengembil pizza dan
cocacola "Cu.." panggil Chitra menghentikan gw
"apa?" "Gausah ke atas.." katanya
"Lho..." tapi Fajar udah nunggu diatas sana kan Cu" protes gw
"Disini aja" kata Chitra lagi
"Tapi.." "Disini aja" paksa Chitra
Setelah mengatakan itu, Chitra lalu duduk di lantai tempat sebelumnya Fajar duduk
"Cu.. duduk sini donk" ujarnya lagi dan meminta gw duduk disebelahnya
Gw lalu ikut duduk disebelahnya
"Fajar gimana?" tanya gw pelan
"Biarin aja" "Lho.. kamu kenapa sih sama Fajar?"
"Gapapa Cu, sebel aja, dia tuh orangnya rese, nyebelin kalilah pokoknya"
"mantan ya" hehe"
"amit..amit" "Hahahaha terserah kalian aja lah, yang penting pizza ku harus habis ini"
"OKeee.. aku pun jago makan pizza loh Cuuu...hehehe"
"bentar aku ambilkan"
Gw lalu berdiri mengambil 2kotak pizza dan gw bawa lagi ke Chitra
"Ini Pizza nya" kata gw ke Chitra
"Cu.. biar seru gini aja, aku ada permainan. Kita balap makan pizza, yang kalah harus jawab
semua pertanyaan yang menang. mau?"
Gw ngeliat Chitra takjub Emangnya cewe sekuat apa makan pizzanya"
Gw juga belom tau kemampuan Chitra dalam hal makan-memakan
"malah dieeem, mau ga?" tantang Chitra lagi
"Errr.. Boleh aja"
"Sippp.. Oke ya.. siaaaaap yaaaaaaa Cuuu.... hohoho"
Chitra malah ketawa jahat
"Satu......." kata chitra mulai menghitung
Tangan gw di pizza kotak pertama
"Duaaa...." Tangan Chitra di pizza kotak kedua
"Tigaaaaaaaa...."
Yak, dimulai lah lomba makan Pizza tercepat
siapa yang bisa ngehabisin paling banyak akan jadi pemenangnya dan yang kalah harus
jawab semua pertanyaan yang diajukan sang pemenang.
Gw makan dengan kecepatan tinggi
tapi... Chitra rupanya makan dengan kecepatan yang lebih tinggi dari gw
Gilaaaaaa... Dia makan 1 pizza dalam hitungan detik, sepertinya sih ga dikunyah cuma ditelan-telan aja.
Pizza pertama habis lalu lanjut pizza kedua, pizza kedua gw belom habis Chitra udah habis
pizza ke tiga. ASTAGA Gw LOMBA sama MONSTER "CU...kambu basti kabah haha" katanya dengan mulut penuh pizza
"kambuu yang kabaahhhh" kata gw juga dengan mulut penuh
"WEEEE emphaattt..."
HAP..HAP..HAP KRAUK..KRAUK.. GW PANIK.. Di Pizza ke empat perut gw udah mulai penuh, tapi chitra masih makan dengan muka yang
masih biasa-biasa aja "OI.. CU.. BENTAR TUNGFUUUU"
"WEEEEE... Limaaaaaaa"
Chitra udah pizza kelimanya dan gw baru menghabiskan setengah pizza ke empat.
MATILAH GW GW PASTI KALAH, satu pizza lagi Chitra bakal menang kalau gini
Gw gamau kalah, gw langsung ambil langsung 2 pizza dan gw gulung lalu gw masukkan kemulut semuanya.
"APWAAAAN ITHUU CURANGGG KALI KAMU CCUUUUU.." kata Chitra juga ikutan panik
karena gw langsung mencoba menghabiskan dua pizza terakhir.
Tapi apa daya, strategi gw ga sejalan dengan perut gw, sepenuh-penuh nya gw makan pizza
tapi gabisa ketelen percuma aja
"AKWUUU MWENANNGGG....." Teriak Chitra menggila
Gw langsung manyun semanyun-manyunnya gw telen pun belom pizza nya jadi rotinya masih ngegantung dimulut gw
"Hiiyyyyy... mejibangkan kali bucu ini ya"
"BODWO" "telan dulu lahhh itu baru ngomong, gasopan pun jadi orang hahaha"
Chitra ketawa puas banget ngetawain gw, dia membersihkan mulut dan tangannya dari saos
yang tersisa "Gelas didalam ya?" tanyanya
"Iya..." kata gw setelah berhasil menelan semuanya
"bentar aku ambilin dulu ya"
Chitra lalu masuk kekamar gw dan mengambil 2 buah gelas, lalu menuangkan isi cocacola
nya. "Nih... minum biar ga kesedek" katanya
"makasih Cu" Gwpun minum. Selagi gw minum chitra juga minum tapi minum dengan mata yang menatap gw
"apa sihh liat-liat?" kata gw
"hehehe.. lucu aja" jawabnya nyengir
"haha apaan yang lucu?"
"bibir kamu kecil kaya tweety"
"HA?" Gw bengong bibir gw kecil kaya tweety"
burung" burung itukan pake paruh" lancip donk"
jelek gitu sampe dibilang tweety segala"
"Kok bisa kaya tweety?"
"hahaha udahlah twwety ya tweety... bucu tweetyyyyyy" katanya dan ketawa terus
"Hushh.. ketawa mulu kamu ya, udah-udah"
"weeeee" lanjutnya lagi mengejek gw
Kemudian setelah beberapa saat Chitra pun mereda ketawanya dan diam.
Lalu suasana kembali hening, sehening malam ini.
Gw melihat Chitra.. Dia.. lagi memainkan sesuatu di tanah dengan lidi ditangannya, entah apa yang tulis, entah
apa yang dia gambar, atau hanya mencoret secara abstrak, gw ga tau.
"Cu.."katanya tiba-tiba
"Apa?" jawab gw
"Pernah punya pacara berapa kali?" tanya chitra
"Ha?" "Jawaaaaab... yang kalah jawaaaab" ucapnya dengan muka dibuat-buat serius
"Dijawab nih?" "ya iyalaaaaaah, hayooooo berapa kaliiiii hayooooo pasti banyaaak yaaaaaaa, keliatan"
"hahaha, satu" "booooonggggg" "Aku serius, aku cuma pernah pacaran sekali" jawab gw sambil rebahan di lantai
Chitra merubah posisi duduknya menjadi bersila disamping gw yang terlentang
"Terus.. sekarang?"
"Sekarang" Dia... Pergi...." jawab gw dengan pelan
"Ditinggalin" Diselingkuhin?"
Sebenarnya gw malas menjawabnya
Gw gakmau lagi menceritakan bagaimana gw ditinggalkan dan bagaimana cara gw ditinggal pergi.
"Pergi ya Pergi Cu..." jawab gw sambil melihat ke atas menerawang
"pasti ada sebabnya donk kamu ditinggal pergi?"
Ga ada alasan buat gw untuk menyianyiakannya
Justru gw mencarinya Justru gw berharap bisa terus bersamanya
"Ga ada alasannya, dia pergi begitu aja" jawab gw dengan mata mulai kabur
"pergi ga alasannya" jahat banget donk dia?"
Gw melihat Chitra, Gw gasuka ngomongin ini "Engga.. dia ga jahat Cu"
"lalu" "Dia.. pergi karena.. memang sudah waktunya"
Gantian Chitra yang terdiam
memikirkan apa yang barusan gw ucapkan
"Meninggal?" tanyanya pelan
Mata gw terpejam Sekelebat bayangan itu muncul lagi
mencoba membuka peti kenangan dalam hati yang udah gw simpan rapat-rapat
"Iya" Lalu kenangan semuanya terbuka lebar
Berhamburan dalam otak gw
Mengeluarkan semua rasa dalam hati
"Maaf ya Cu" Terlambat, kamu udah membukanya
"Ga apa-apa, udah berlalu Cu..." jawab gw dan bangkit dari tidur terlentang gw
Malam kembali hening Hanya bunyi-bunyi kecil dari kamar-kamar sekitar gw, itu juga hanya bunyi yang ga berarti
"Cu.." panggilnya
"ya?" jawab gw dan menengok kearahnya
"Ini... Long hongkiennya?"
"Ha?" "Long hongkien dari akunya.. belum dimakan"
Gw senyum Gw ngerti Gw paham Chitra berusaha merubah suasana hening ini dengan Longhongkiennya
"Aku makan ya?"
"iya, makan aja"
Chitra bangun dari duduknya, membetulkan pakaian dan rambutnya, merapikan segalanya.
"enak?" katanya bertanya
"banget" "Abisin ya?" "pastiii donk" Gw menghabiskannya, lalu ikut berdiri
"Cu.. aku pulang ya?"
"eh iya, udah malam... aku anterin ya" tawar gw dan mengunci kamar
"Ga usah Bucu, akukan ada mobil"
"ooowh, oke, aku anter sampe depan aja kalo gitu"
Gw dan Chitra melangkah menuju pagar, sampai didepan pagar chitra pun berpamitan ke
gw "Makasih ya bucu tweety... aku kenyaaaang"
"gila kamu makannya"
"hahaha, aku pulang ya"
"iya...tiati" Setelah Chitra masuk ke dalam mobilnya gw pun berbalik badan dan berjalan menuju kamar
gw lagi.
Ternyata Tidak Mudah Menemukanmu Karya Raspcake di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Belum jauh gw dari pagar tiba-tiba
HUUPP.. Sepasang tangan melingkar dipinggang gw
Membuat gw kaget tapi gw segera mengetahuinya saat
Kepalanya bersandar ke punggung gw
dan mulutnya berkata "Maaf ya.. pertanyaan aku keterlaluan tadi" ucapnay setengah berbisik
"tidak apa-apa" jawab gw pelan
Sungguh tidak apa-apa Pelukanmu sukses mengunci lagi kenangan itu dalam hatiku.
Malam ini Satu Kenangan lama terbuka dan tertutup
dan Satu Kenangan baru tercipta
Part 28 "Pagi Saffa..."
Saffa terkejut ketika baru masuk ruangan sudah ada yang menyapanya.
"Eh.. Pagi. Pagi banget Nda?" katanya membalas ucapan gw
"Iya.. takut nyasar lagi, makanya berangkat lebih awal aja"
"Loh emang dari mana?" tanyanya sambil meletakkan tasnya di loker di sudut ruangan ini
"Tinggal apa asal nih fa?"
"fa" haha yang lain manggil aku tuh saf bukan fa Nda"
"hahaha aku juga dipanggil Nan bukan Nda" kata gw nyengir
"haha maap ya Nan... aku ga tau"
"Gapapa, kamu udah bener kok Saf"
"Looh" mana yang bener ini" Nan apa Nda?"
Gw cuma ketawa aja akhirnya,
Diruangan ini baru gw dan Saffa aja yang baru datang, katanya sih sebentar lagi juga pada
datang yang lainnya. Kecuali Pak Husein yang datang biasanya di jam 10an.
Di pagi ini gw memulai perkenalan dengan Saffa.
Saffa orangnya mudah diajak ngobrol dan becanda, dia tinggal lumayan jauh dari sini dan
kadang membawa kereta sendiri (bukan masinis ya) dan kadang diantar juga oleh Bapaknya.
Dari pertama gw liat sepertinya dia suka sekali dengan permen, gw perhatikan di atas
mejanya banyak tempat permen lucu-lucu yang diisinya pagi ini dengan permen lagi dan
kebanyakan adalah permen jenis Yupi.
"Itu permen boleh diminta?" tanya gw
"boleh.. ambil aja"
"Doyan apa laper permen sebanyak itu Fa?" tanya gw sambil mengambil satu permennya
yang berbentuk ular "haha bisa aja kamu Nda, aku suka aja wanginya"
"wangi?" tanya gw lagi sambil memakan permennya
"iya wangi, coba kesini, duduk disini" kata saffa sambil berdiri dari tempat duduknya dan
menyuruh gw duduk di kursinya
Lalu gw duduk dikursinya,
dan benar saja begitu gw duduk, tercium wangi khas dari permen
"Kok bisa sewangi ini?" tanya gw heran
"itu?" kata Saffa sambil menunjuk keatas
Gw menengok dan melihat AC
Pantas saja, rupanya angin AC nya menghembus ke arah mejanya Saffa terlihat dari seutas
kertas yang bergoyang-goyang ke arahnya.
"kalo satu aja emang ga kecium, tapi kalo banyak" kecium kan" " katanya sambil senyumsenyum
"iya.. berasa kaya di supermarket wanginya"
Saffa lagi-lagi senyum. kemudian gw pindah tempat duduk lagi mempersilahkan Saffa duduk lagi dibangkunya.
Lalu Satu-persatu staff IT datang hingga lengkap dan gw udah gw berdua lagi diruangan ini.
Selanjutnya gw dengan Pak Bambang diajarkan dan dikenalkan tentang Job Desk yang
akan gw pegang sementara.
Hingga.. Waktu kerja pun akan berakhir
"fiuuhhh.. banyak juga ya.. banyak yang harus dipelajarin nih pulang kantor juga" kata gw
sambil membuka-buka map yang diberikan Pak Bambang tadi
"hahaha, pasti bisa kok. Jadinya buat report nih?" tanya Saffa kemudian
"Ha" Oh Iya Fa.. katanya sih biar familiar dulu" kata gw menengok sebentar ke Saffa dan
kembali dengan map gw "Udah mau pulang lho"
Gw ga menjawabnya, Gw malah sibuk mencatat point-point penting di "buku bego". Buku bego yaitu sebutan bagi
gw untuk buku pintar, lalu kenapa harus disebut buku pintar kalo gw masih harus
berpedoman pada buku catatan"
karena gw cepat lupa gw butuh buku ini agar ingat lagi.
lalu beberapa lama kemudian
gw mendengar yang lain satu-persatu termasuk Saffa menyapa gw dan meninggalkan
ruangan ini "Pulang dulu yaaaaa.. rajin bener anak baru nih" kata saffa sambil mencolek bahu gw
Gw menengok kaget "Ah.. iya.. iya Fa, duluan aja gapapa, aku bentar lagi, nyatet ini nih bentar lagi baru pulang,
kan ga boleh dibawa pulang map nya" kata gw
"Iya..iya... tapi jangan terlalu sore lho..kantornya ini serem kali Nda" kata Saffa sambil lirik
kanan kiri pura-pura ketakutan
"Ha" serius?" kata gw malah terpancing dengan ucapannya Saffa
"hahaha... becanda. yaudah ya Nda. aku duluan... Daaghh"
"oke, tiati" Saffa pun keluar dari ruangan ini, dan tinggallah gw sendiri disini.
Gw meneruskan mencatat secepat mungkin tapi secepat-cepatnya gw mencatat waktu
malah jadi semakin tak terasa.
"Selesai..!" kata gw puas
Gw berdiri lalu berjalan menuju jendela,
Melihat keluar jendela dibawahnya lalu melihat ke langit yang mataharinya sudah hampir
tenggelam. "Ternyata udah sesore ini" kata gw dalam hati
Gw lalu membereskan semuanya, mengambil tas lalu berjalan bergegas keluar menuruni
lantai demi lantai hingga akhirnya sampai di parkiran.
Setelah tiba di parkiran,
ternyata gw ga sendiri Disana juga ada Saffa, tapi dia tidak sendiri. Melainkan bersama seorang Cowo. Gw
mengurungkan niat gw menyapanya dan bertanya mengapa dia belum pulang sampai
sekarang. Sepertinya, Saffa ga melihat gw, begitu juga cowo itu.
Mungkin karena posisi gw masih di tangga menuruni parkiran jadinya gw ga terlalu terlihat.
Lalu.. Gw mendengar suara sebuah seperti tamparan yang bergema di parkiran itu
PLAAKK... Gw secara reflek menengok cepat kearah suara itu berasal,
Saffa sedang memegangi pipinya sambil menangis.
PLAK... Sekali lagi tangan cowo itu melayang mengenai pipi Saffa sebelahnya.
Gw terkejut Dan berhenti melangkah memerhatikan mereka berdua.
"Ngelawan KAU HAH?" teriak cowo itu
Saffa lalu menutup mukanya dengan kedua tangannya, dan gw tau pasti Saffa menangis
Saffa kenapa diam" Saffa ngomong! Ngomong Saffa, jangan mau diperlakukan seperti itu!
"Kunci aku pinjam dulu, kau tunggu sini sampai aku pulang, jangan kemana-mana kau" kata
Cowo itu dan mengambil kunci motor nya Saffa dari tas nya.
Lalu Cowo itu menyalakan motor langsung meninggalkan Saffa disana dan melewati tempat
gw berdiri. Setelah cowo itu pergi Gw berlari menghampiri Saffa yang berdiri mematung diparkiran.
"Saffa" panggil gw
Saffa melihat gw matanya merah dan bengkak
helai-helai rambut menempel dimukanya menjadikan Saffa semakin terlihat berantakan
"Eh.." katanya kaget dan langsung merapikan rambut dimukanya dengan terburu-buru,
mengelap semua sisa air mata di pipinya dan menguncir rambutnya lagi.
"Kamu.." tanya gw
"Gapapa.." jawabnya cepat memotong pertanyaan gw
"Ini..." kata gw sambil menyodorkan sapu tangan yang gw keluarkan dari dalam tas
Saffa menolaknya dengan halus, menolak tangan gw yang terjulur kearahnya.
"Kamu lihat ya?" tanyanya kemudian setelah kembali menguasai dirinya
"Iya dari sejak kamu ditampar. Maaf ya ga sengaja"
"HHhhh...ya sudahlah" Kata Saffa menghela nafas
"itu.. siapa... fa?" tanya gw hati-hati
Saffa melihat gw, mukanya seperti menimbang-nimbang akan menjawab atau tidak
dan akhirnya dia menjawabnya
"Cowo aku" jawabnya pelan
Gw ikut menghela nafas mendengarnya
Cowo macam apa yang tega menampar pacarnya sendiri"
Cowo macam apa yang tega membuat menangis pacarnya sendiri"
Cowo macam apa yang tega menyakiti perasaan pacarnya sendiri"
GILA!!! Lalu Saffa berjalan menjauh dari gw
"Saffa" panggil gw
Saffa ga menengok dan terus berjalan keluar parkiran berjalan menaiki tangga naik
"Mau kemana?" tanya gw sambil mengikuti jalannya dibelakangnya
"pulang" jawabnya singkat
"terus motor kamu?"
"biarin aja" jawabnya cuek
Gw lalu berjalan cepat mendahuluinya dan memintanya berhenti sebentar ketika sudah
sampai dijalan depan kantor
"tunggu sini, sebentar aja ya Saf" kata gw sedikit memohon
Gw berlari ke sebuah warung kaki lima disebrang jalan untuk membeli sebotol aqua dan
sebungkus tissu kecil lalu berlari balik lagi ke Saffa.
"Ini..." kata gw ngos-ngosan
"Gausa, Aku mau langsung pulang" katanya menolak lagi
Gw memberikan paksa semuanya ke tangannya Saffa.
"Setidaknya kamu bisa minum nanti di perjalanan nanti, katamu rumah kamu jauh, bawa aja
siapa tau haus dan butuh tissu" kata gw sambil senyum
Saffa ga bisa menolaknya lagi,
Dia melihat gw dan gw melihatnya
Wajahnya berbeda seperti yang gw liat pagi tadi, kini wajah itu begitu merasa terluka
karenanya. Wajah seperti "Makasih ya, Aku pulang ya." katanya kemudian
Saffa lalu memanggil Betor dan pergi (becak motor : angkutan umum dimedan)
Gw memandanginya sampai betor itu hilang dari pandangan gw.
dan giliran gw sekarang yang mematung terdiam.
.. .... ....... Kemudian Sore itu pun berlalu
Hari pertama gw kerja disini, gw mendapat banyak kenalan baru, teman baru.
dan diantara teman itu adalah Saffa.
Disisa hari ini Saffa membuat gw melupakan yang lainnya
melupakan Chitra yang sebenarnya gw mulai memikirkannya
melupakan catatan yang gw buat seharian menjadi tidak berguna
karena Peristiwa di parkiran yang ga bisa gw lupakan
yang membuat gw sulit tidur, yang membuat diri gw kesal semalaman dan yang membuat
diri gw menyesal akan ketidakmampuan gw membiarkan wanita ditampar bolak-balik
seorang cowo (banci").
Tapi dari itu semua yang menghantui tidur gw hingga gw bermimpi buruk adalah:
Wajah berantakan Saffa yang menangis
SIAL ARRRGGHHHHH GW KESAL DIMANA-MANA PASTI AJA ADA YANG SEPERTI INI
Aku pulang dulu Part 29 Kemudian kira-kira 1 Minggu setelah hari itu berlalu
Dikantor, baru beberapa hari ini, gw nemu spot bagus untuk gw untuk istirahat ataupun tidur siang.
Ternyata dibagian paling atas kantor gw ada ruangan terbuka yang bisa gw masukin lewat
tangga darurat, disana gw bisa duduk santai dibawah tembok sambil merokok tentunya.
dan disiang ini, Gw pun lagi ada disini, bersantai menikmati angin sepoi-sepoi yang menampar muka gw
lembut. Begitu tenang dan begitu damai gw rasakan diatas sini.
Pikiran gw pun seakan terbang bebas kemana-mana sampai akhirnya gw melamun
"Hari ini dia juga begitu" ucap gw pelan
Dia yang gw maksud adalah Saffa.
Sejak kejadian diparkiran minggu lalu, sebenarnya gw sama sekali ga pernah
menanyakannya lagi sebab mengapa ada kekerasan disana, Saffa juga terlihat tidak mau
mengungkitnya lagi. Tapi.. Hari ini Saffa terus menerus memegangi bahunya yang ketika gw tanya dia hanya menjawab
pegal-pegal aja. Memangnya sepegal apa hingga memegang pun harus dengan muka meringis"
"Dia kenapa ya.. Bahu nya apa jangan-jangan...." kata gw malah mengira-ngira
Rokok yang gw hisap perlahan-lahan memendek seiiring dengan lamunan gw yang
kemudian gw akhiri. "masih 10 menit lagi"
Gw berdiri beranjak menuju pembatas dinding.
Melihat keramaian dibawah sana
dan kembali menyalakan rokok gw.
lalu Plok..Plok.. Bahu gw ditepok dari belakang yang membuat kaget setengah mati hingga menjatuhkan
rokok gw. "Saffaaaaaaa bikin kaget aja"
"kamu yang bikin kaget, ngapain disini" udah bosen idup ya" haha" katanya
"haha.. ini kan tempat umum siapa aja boleh kan masuk sini?"
"iya boleeeeh.. kok tau tempat ini?"
"yaaa awalnya nge-explore kantor aja, terus nemu tangga yang mengarah ke atas, aku kira
terkunci tapi ternyata engga, aku buka.. terus yaa selama ini aku kalo abis makan siang ke
atas sini, tiduran" "ngerokok kaliii bukan tidur"
"yaah itu juga, daripada harus kebawah dulu, terlalu rame"
"terus ngapain kamu disini Fa?" lanjut tanya gw
"Sama seperti kamu dulu itu awalnya nemu tempat ini ga sengaja, sebenarnya pintu ini baru
dibuka lagi sempet kemaren-kemaren ketutup, aku cek tadi kok kebuka ya aku masuk,
ternyata ada kamu. Aku juga biasa kesini kok kalo bosen" kata saffa sambil merapikan
rambutnya yang tertiup angin terus
Gw lalu ketawa Saffa juga ketawa sambil menguncir rambutnya
"aduh" katanya menjerit pelan
Saffa kembali memegangi bahu sebelah kirinya yang sakit karena mengangkat kedua
tangannya yang lagi menguncir rambut.
"Awww sakit" katanya mengaduh
"Fa.. aku boleh liat?" tanya gw
Saffa menggeleng "gapapa" katanya menolak
Ternyata Tidak Mudah Menemukanmu Karya Raspcake di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"apanya yang gapapa" kamu setengah hari ini terus megangin bahu, aku yang ngeliat aja
juga tau bahu kamu sakit bukan pegel-pegel doank" bujuk gw
Saffa menggeleng lagi "Salah tidur?" Saffa menggeleng "Jatoh?" Saffa menggeleng "Ka..lo...Di...pukul?" tanya gw dengan perlahan
Saffa tidak menggeleng "Dipukul Fa?" tanya gw lagi
Saffa tersenyum pahit "Aku boleh liat?"
Saffa menurunkan tangan satunya yang memegangi bahunya yang sakit
lalu gwpun mendekat dan Saffa menggeser sedikit blazernya agar gw bisa melihatnya.
KEPARAT INI SIH UDAH MEMAR SAMPE MENGHITAM GINI
"Sakit banget?" tanya gw sambil mengendalikan emosi gw
Saffa mengangguk BRENGSEK DIPUKUL PAKE APA EMANGNYA
"Kenapa bisa kaya gini Saf?" tanya gw lagi dengan rasa ga percaya
Saffa menggeleng lalu membetulkan lagi blazernya dan tersenyum lagi (dan lagi)
"Gapapa, udah selesai masalahnya kok" katanya
"tapi.." "Gapapa, ini masalahku" katanya memotong ucapan gw
"ya tapi.. bahu kamu sampe kaya gitu kok "
"Ssstt... udah gapapa. Nda, kamu jangan bilang-bilang yang lainnya ya"
Giliran gw yang mengangguk
"Ga akan" "Udah mau masuk, kita balik ya"
Gw mengiyakannya, mempersilahkan Saffa jalan didepan gw
Sambil melihatnya berjalan didepan gw
Akhirnya timbul rasa kasihan kepadanya.
Kasihan karena itu adalah masalah pribadinya yang dia sendiri ga mengijinkan orang lain
untuk ikut campur, Ditambah dengan sambil berjalan menuju ruangan kami, sesekali tangannya memegang
bahunya yang sakit. Sampai akhirnya kita tiba di tempat duduk masing-masing
"Udah gapapa, kamu tenang aja aku gapapa" katanya seolah menjawab pertanyaan gw dan
(lagi-lagi) tersenyum seperti tidak terjadi apa-apa
Jika saja ada yang bisa aku lakukan
Part 30 "Aku berubah" kamu kali... Aku ga ngerasa berubah "
Sebenarnya gw ga menguping,
tapi Fajar berbicara lewat HP nya persis di samping gw.
"Itu sebuah kesalahan"
Apa pula itu sebuah kesalahan"
memang dulu komitmen apa yang dibuat mereka pertama kali"
"Dengar aku, Tidak, kamu yang dengar aku, jangan ngomong dulu, seharusnya..."
"Akkkhhhhhhh malah ditutup" kata Fajar akhirnya kesal
Gw ngeliat Fajar frustasi
Jalan mondar-mandir disamping gw mencoba untuk menelpon seseorang diujung sana.
"Heran gw, mintanya dimengerti mulu, gw sendiri ga didengerin" ucapnya menggerutu
Gw cuma memerhatikan aja, cukup lucu teman gw yang satu ini, minta didengar tapi caranya
ngomong seperti itu. "Nda" panggilnya kemudian
"Yo.." "Sory ya" "sok aja silahkan, anggap aja gw ga disini haha"
Telfon fajar pun tersambung lagi, masih dengan nada yang sama, masih dengan keegoisan yang sama.
Yang gw yakin berikutnya pasti telefonnya diputus lagi.
"Akkhhhhh.. bisa ga si diputus!" omel Fajar kesal
Gw ketawa Bukan begitu caranya Bukan begitu caranya meminta pengertian
Bukan begitu jika memang ingin dimaafkan
"Pengen gw bom aja"
"ya bom aja" "gw bakar sekalian"
"ya tinggal bakar"
"Lo kenapa sih?"
"ya elo kenapa pengen bom dan bakar-bakar?"
"kesel gw" "oke.. lanjut" "lo kenapa sih?"
"ya elo kenapa ga lanjut" mau ngapain lagi" bebas"
Fajar diem menggurutu ga jelas. Gw sengaja seperti itu karena gw memang ga setuju dengan tindakan Fajar berbicara seperti itu.
"Gw kekamar dulu"
"Oke.. Gw masih mau disini"
"tumben.. udah jam 10 biasanya jam 9 udah molor lo"
"haha.. ada yang gw tunggu Jar"
"Chitra?" "Yup.. dia mau kesini"
Fajar diem lebih diem dari yang tadi
"Udah sejauh mana hubungan lo sama Chitra?" tanyanya kemudian
"sejauh sampai saat ini"
"Lo suka?" Gw ga jawab melainkan menyuruh dia cepat turun
"Udaaah cepet turun looo... ntar ada Chitra malah berantem lagi diatas sini, pusing gw hahaha" jawab
gw becanda "haha.. oke, udah malem tapi lo anter dia pulang kan?"
Dahi gw mengenyit Apa urusannya dia nanya gitu ke gw"
"Biasanya juga gitu" akhirnya gw menjawab
"ok" Setelah itu Fajar turun meninggalkan gw diatas sini sendiri.
Gw lalu melihat jam.. Mungkin dia sebentar lagi datang.
Bukan gw yang meminta dia datang, tapi obrolan gw dengan Chitra tadi siang yang mengatakan dia
akan datang malam ini, katanya sih dia nemuin Mie Aceh yang enak yang mau diberikannya ke gw
setelah dia pulang nanti.
Lalu Seperti biasa, suara sepatu itu datang, suara yang membuat gw berdebar-debar menunggunya,
menunggu dia datang dan apa lagi yang akan dia lakukan berikutnya, karena Chitra memang seperti
itu.. Dia suka melakukan hal yang ga biasa.
"Bucu..hoiii.. " panggil dia didepan kamar gw
Gw ketawa, dia salah alamat, sebelumnya gw udah bilang kalo gw menunggu disini bukan dikamar.
"Chii.. aku diatas sini" teriak gw
Chitra menoleh ketempat gw berada, lalu bertolak pinggang dengan kesal
"ngapain pula Cu diatas sana?" teriaknya
"Yaaa kan aku bilang disini" teriak gw
Setelah itu Chitra melangkah ketempat gw, menaiki tangganya dan tiba di depan gw
"Hadeeeehhh...macam-macam aja bucu nih ya nangkring diatas sini" katanya masih bertolak pinggang
"hahaha siapa yang nangkring" aku duduk manis disini"
"Macam beruk aja"
CTAAAKKK Gw Jitak pelan kepala Chitra karena ngomong gitu
"KooooKkkkk dijitak aku nya?" katanya protes
"lagian ngomong macam beruk aja"
"hehehe.. maaaap bucu..."
"Iniiiihhhhh mie aceh nya....." lanjutnya sambil memberikan bungkusan mie aceh ke gw
"Woowww.. enak ini Cu?" tanya gw ga sabar
"wadduh Cu jangan tanya, habiskan aja, enak kali itu tiada duanya"
Gw ketawa ngakak macam iklan aja dia berkata seperti itu
"Kamu dibayar berapa iklan gitu"
"Huuu.. Heboh kali pun! Makan!"
Gw ketawa lagi "Aku buka yaaa..." kata gw
"pelan-pelan cu" kata Chitra juga
"iya ini juga pelan-pelan"
"yang lembut cu"
"Ssstt.. udah hampir kebuka ini"
"Sakit ga ya?" Gw bengong Chitra juga bengong Ini ngomong apa sih"
buka bungkusan mie aja kok sampe kaya gitu
"Sakit cu kok diem?" kata gw nanya ke Chitra
"Cu.. kamu sinting ya" heboh kali pun buka bungkus mie aja"
"hahaha apaaan, lagian aku bilang aku buka malah ditanggepinnya kaya gitu"
"Yeeee kamulah harusnya bimbing aku bilang berhenti gitu"
"berhenti" emang kita lagi ngapain?"
"buka bungkus mie"
"Hahahaha" tawa gw lagi
"macam naskah film mesum aja ya Cu barusan kita" kata Chitra lagi
Gw diem Chitra nyengir Gw ikut nyengir Giliran Chitra yang diem PLETAAAAKKKKK GW dijitak "Dasar mesum, seneng ya diaaa yaa.. seneng dia yaaaaaa" kata Chitra meledek gw
Benerkan.. Akhirnya malam ini menjadi malam yang ga biasa buat gw.
Chitra selalu dapat membuat suasana yang seru dan hangat
Gw mulai memakan mie yang diberikannya
sesuap demi suap gw melahapnya
"Enak?" tanyanya
"Banget" jawab gw
"Mau yang lebih enak ga?"
"emang ada lagi?"
"TARAAAAAAA.... Pake iniiii..."
Chitra mengeluarkan sebotol kecil saos cabe dari plastik satunya
Saos dengan tulisan EXTRA PEDAS
"terus?" kata gw deg-degan
Gw deg-degan pasti berikutnya bakal kejam kalo udah gini
"...." gw masih diem menunggu
"kaget yaaaaaaaaaaaaaaaaa....kaget doonk pastinya"
"...." gw diem makin curiga
"halaaaaa heboh kali diem nya, gini ni ya Cu, ini namanya Saos Challenge"
"Ha" Apa lagi itu Saos Challenge?" tanya gw
"Makanya dengerin dulu, ini tantangan Cu, tiap suapan yang disuap dikasih saos 1 kecrotan"
Muka gw mengernyit "misal gini, kamu nyuap duluan berarti 1 kecrotan saos, nah berikutnya aku 2 kecrotan saos, nanti
kamu nyuap lagi 3 kecrotan saos, terus aku 4 ,5 ,6 ,7, 8 gitttttuuuuuu ngertiii bucuuuu?"
Gw ngeliat Chitra dengan pandangan takjub
Dia pasti bukan manusia Manusia ga mungkin punya pikiran kaya gini
"Terus" ini makan mie pake saos apa makan saos pake mie?" tanya gw
"awalnya sih ya Cu ya, kita tuh hidup ada prosesnya, setahap demi setahap, selangkah demi selangkah,
lalu..." "Kepanjangaaaaaaaaaan.. to the point aja" kta gw ga sabar
"hahahaha jelek sabarlah biarkan aku yang cantik mulus bagai putri ini berbicara dulu" kata Chitra
ketawa "Jadi gini ya.. saos pake mieeee.... hahaha beranikaan?"
"OGAAAAAAAAHHHH.... MENCRETT NTARAAANN MAH IYAAAAA" kata gw menolak
setelah mengerti maksud perkataannya
"Mulai yaaaaa..." katanya cuek
"Apaaaan yang mulaaaaai" aku bilang tuh gak mau kok" kata gw protes
"Aku dulu apa kamu dulu?" tanyanya masa bodo
"Kagaaaaaa,, aku gak mau" ucap gw protes
"Hmmm.. kalo gitu aku dulu" katanya lagi ga peduli
MATI GW DIA UDAH KENA PENYAKIT SETAN BUDEG
yang kaya gini nih gw bener-bener ga bisa ngehadapin cewe kaya gini
Chitra sudah mengambil sendok, mengambil mie dengan sendoknya dan
CROT.. 1 kecrotan saos mendarat di sendoknya.
Chitra senyum-senyum ke gw
lalu HAAAAPPP Dia menelannya "Sekarang Bucu..., aku ambilin yaaa, apa sih yang engga aku lakukan buat bucu"
ELOOOO YANG ENGGA-ENGGA AJAAA WOI
Crot..Crott 2 Kecrotan Saos didalam 1 Sendok
GLEK.. "SINI.." kata gw akhirnya mau ga mau merasa tertantang
HAAAPP Gw menelannya HUEEEKKKKKK... kaya nelen lendir yang rasanya pedess
"YEEEEEE, nihhh minum dulu" kata Chitra senang
"Sekarang kamu, sini saosnya" kata gw sambil merebut saos dari tangan Chitra
Crot..Crot..Crott 3 Kecrot saos ada diatas sesendok mie
"HoHoHoHo.. rasakan" kata gw ketawa jahat
"AH..inipun mudah kali Cu"
HAAPP Chitra menelannya GLEK.. Gw ikut menelan ludah ketika chitra melahap tanpa kesulitan
"Kamu sekarang, EMPAT!!!!! YEEEAAA" kata Chitra semangat sambil minum
Crot..Crot..Crot..Crot...
4 Kecrotan Saos di diatas sesendok mie
GLEK... NGERI BANGET ITU SAOS di sendok udah tumpah-tumpah, mie nya aja sampe ga keliatan lagi
"Nyerah ha?" "SINI" HAAAAAPPP Gw Nekat HUEEEEEEEEKKKK rasanya lebih buruk dari sebelumnya
ditambah pedes yang ngebuat lidah gw kebakar
Chitra ketawa ngakak ngeliat perubahan dimuka gw
"Kamu sekarang 5 ya!"
"bentar.. ganti sendok ini sih, aku kedapur dulu ngambil centong sayur"
Gw lari kebawah, ngambil centong, lalu lari lagi ke atas
"NIH... 5 ya.."
Chitra pucet Gw seneng "Cu" panggilnya
Crot..Crot..Crot..Crot...Crot..
5 Kecrotan saos diatas secentong mie
Baru kali ini gw ngeliat Chitra merasa enggan
"makan" kata gw ga peduli
Ternyata Tidak Mudah Menemukanmu Karya Raspcake di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Chitra mengambil centongnya dengan ragu-ragu
HAAAAPPP.. GLEK... Gw menelan ludah lagi merasa eneg ngeliatnya
"PEDDDDDAASSSSS KALIIIII INIIII" katanya hebohh setelah berhasil menelan
Chitra mengipas-ngipas mulutnya dengan cepat
sambil mukul-mukul bahu gw
"Pedeesssss Cu.. Hah..HAH..HUH.. HAHHHH, minuuummmm"
"Sini kamu sekarang ENAM!!!!" katanya ga sabar
MATI GW Crot..Crot..Crot..Crot..Crot..Crot..
6 Kecrotan Saos diatas secentong mie
INI BUKAN MIE LAGI INI GW MAKAN SAOS, Mienya cuma secuil tapi saosnya udah kaya kuah sayur
"Maaaaaakaaaaaaan buka mulutnyaaaa..bukaaaaa" kata Chitra memaksa gw membuka mulut
"gaaaa... udah cukup gak mau lagi" kata gw ngomong dengan mulut mingkeem
"Curanggg.. gak lah buka mulutnya biar hitungannya sama, masa aku 3x kamu 2x..
bukaaaaaaaaaaaaaaa" paksa Chitra sambil nyodorin centong kemulut gw
"Gaaaaaaaa.. udah nyeraaaah Cu.. Nyeraaah.. pearaturannya kan siapa yang ga bisa nyuap lagi, bukan
udah berapa kali nyuaaapp"
"Huuu... mubazir kali Cu saosnya, nanti nangis saosnya ini"
"BODDDOOO.. " "Jadi aku menang nih"
"Sook lahh ambil tuh piala, sertifikat, piagam de el el" balas gw sambil tetap menutup mulut dengan
tangan "Ga penasaran rasanya?"
"gak" jawab gw cepat
"YEEEEEE AKU MENAAANGGG LAGIII"
Chitra ketawa sampai keluar air matanya
Gw yang kalah juga ketawa
senang penderitaan ini berakhir
Lalu.. Setelah sama-sama ketawa cukup lama saling menertawakan bagian-bagian yang lucu di Saos
Challenge tadi Kita lalu terdiam karena cape
Gw yang duduk dibawah diikuti juga dengan Chitra yang kemudian duduk dibawah disamping gw
"Dingin ya Cu" "Pedes bukan dingin"
"HU Dasar" Chitra kemudian merapatkan badannya ke gw
"Cu... makasih ya.. seneng aku" katanya
"kamu seneng, aku besok mencret"
CWIITTT Gw dicubit '"aaawwww" gw meringis
"Sekali-kalikan gapapa"
"iyaaaaaa... udah malem nih, pulang ya"
"ntar" "aku besok masih masuk kerja lho"
"Aku juga sama, mau merem dulu bentar aja, cape"
"Bangunin ya sejam lagi" lanjut Chitra lagi
Gw geleng-geleng kepala, kalo udah kaya gini, gw gabisa lagi ngomong apa-apa.
"Jangan lupa ya bucu" katanya dan menutup matanya
...... ...... ...... ...... ...... ...... Lalu... Beberapa saat kemudian gw mendengar Chitra bersuara
"hehe.. besok bawa apa lagi ya"
EEEEHHHH" DIA SAMPE NGIGO! (tepok jidat)
Walau menderita makan saos,
Aku senang, kita jadi semakin dekat ya Cu
Part 31 Yup, Paginya gw bener-bener mencret gara-gara makan saos,
Karena gw bolak-balik ke wc dikos alhasil dikantor pun juga demikian.
Dikantor, Buang gas diem-diem jadi kegiatan gw dari pagi, dan untungnya ga bau (menurut gw). Tapi
gw yakin Saffa yang duduk disebelah gw dia pasti denger suara-suara misterius di
sebalahnya, terbukti dari sikapnya yang tiba-tiba nengok mendadak ke arah gw.
Tuuutt... (Gw kentut) Saffa nengok ke gw (lagi)
Lalu Gw senyum dikit Saffa Senyum aneh Gw nyengir Saffa balik badan Akkhh Jelek banget. Image gw turun drastis, mungkin minus dibawah 0%. Padahal yang namanya jaga image itu
susah banget apalagi buat ningkatin image diri sendiri dan itu hancur seketika ketika diri lo
kentut berkali-kali. "Nihh..." kata Saffa kemudian sambil menyodorkan permen yupinya
"Ga ah Fa.." kata gw menolaknya
"Biar ga bau" katanya lagi
"apa hubungannya?" tanya gw
Setelah bertanya itu, Gw dan Saffa berdua nyengir lalu ketawa cekikikan, gw sampe megangin perut saking
gelinya gara-gara nahan ngakak.
"Ga bau kan Fa xixixixi?"
"bau sih.. sedikit, bau-bau basi gitu"
"......" gw diem berhenti ketawa
"iya, aku kira apa ya gitu yang basi"
"serius Fa" kok aku gak nyium ya?"
"Serius, cebok sana"
Rasanya Gw mau loncat dari lantai paling atas sekarang juga setelah Saffa ngomong gitu,
jadi yang kita tertawakan tadi adalah diri gw sendiri
Gw ngelirik Saffa ga enak,
Saffa juga ngelirik gw, kita jadi lirik-lirikan
"Bcanda Ndaa.. becandaaa.. serius amat" katanya sambil lanjut mengetik lagi
"Serius Fa?" tanya gw kwatir image gw hancur
"Ya amppun heboh amat, apalah arti sebuah kentut xixixi" jawabnya sambil cekikikan
"yang berarti lah, kalo kentut disamping cewe secantik kamu" kata gw asal
Saffa nengok "halaah cowopun sama aja ya, pandai kali dia merayu ya haha"
Gw yang ga sadar kalo gw berkata demikian pun jadi ngerasa muka gw memanas karena
malu ditertawakan. "haha lupakan" ucap gw
"gawat disamping cowo kaya gini" katanya
"iyaaaa daaah hahaha, ehya Fa, aku ke atas dulu ya.. biasa.. udah mau istirahat"
"Ooohh.. oke.. ga makan Nda?"
"Aku belum laper" jawab gw dan berlalu
.. .... ...... Gw bener-bener menyukai tempat santai gw diatas sini.
Sejenak gw bisa melupakan rasa cape setelah setengah hari berkutat dengan laporan dan
kadang diberi training singkat oleh Pak Bambang sendiri yang jika berbicara sanggup tanpa
putus 3 jam. Gw duduk bersila dibawah bayangan dinding dan seperti biasa merokok. Entah sejak kapan
kebiasaan gw merokok kambuh lagi, sebenarnya ga sering, mungkin sebungkus bisa gw
habiskan dalam waktu 5-7 hari.
Beberapa lama kemudian CKLEK.. Suara pintu terbuka, gw menengok
Kepala Saffa pun muncul beberapa saat kemudian.
"Jeruk?" katanya bertanya
"boleh" jawab gw sambil mengangguk
Setelah gw mengangguk, Saffa pun membuka pintu lebih lebar agar dia bisa melewatinya
"Lho.. kamu ga makan siang Fa?" tanya gw ketika Saffa akhirnya duduk juga di depan gw
"Hmm.. nantilah ya, masih agak kenyang aku" jawabnya
"Nih... jeruk" lanjutnya sambil menyerahkan sebuah jeruk ke gw
Gw menerimanya dan juga ikut membuka kulit jeruknya.
"Enak?" tanya Saffa kemudian setelah gw melahap satu potong jeruk
"Ummm.. manis..asem sedikit.. enak ini Fa"
Lalu, kita berdua asik mengupas dan memakan jeruk masing-masing
"ini namanya jeruk medan Nda"
"Oohh enak ya.. ehya Fa.. aku dari dulu pengen nanya, kamu bukan orang asli sini ya" logat
kamu sedikit beda" "hahaha iya, meskipun udah lama disini tapi tetep gabisa mirip orang sini ya"
"tuhkan bener, emangnya kamu asli mana Fa?"
"Hmmmm.. asli mana yaa... hehe"
"halaah.. jawab asli aja pake rahasia-rahasian segala"
"aku dari Malang Nda, pindah kesini ikut Bapa"
"Ibu kamu?" Saffa menggeleng "Ibuku udah ga ada Nda, dari aku kecil, aku tinggal bareng Bapa selama ini, dulu aku diurus
Kakekku di Malang sana, lalu pas lulus SMA aku pindah ikut Bapa kesini langsung kerja"
Gw menggangguk "Maaf Fa, turut berduka cita ya"
Saffa tersenyum "Gapapa" "Eh ya mau jeruk lagi" ini punyaku ambil aja"
"Cukup Fa, udah cukup nanti malah kentut-kentut lagi" tolak gw
"hahaha emangnya abis makan apa sih sampe gitu?"
"Saos" "halaaah makan saos aja sampe mencret gitu Nda, payahnya"
Gw nyengir, ga menceritakan sebab terjadinya tragedi Saos Challenge dengan Chitra tadi
malam. "Fa" "ya?" "Bahu kamu udah sembuh?" tanya gw
Saffa memegang bahu nya dengan reflek, lalu menggeleng
"Belum" "loh Fa, ga periksa aja ke dokter?" tanya gw terus-terusan
Saffa menggeleng lagi "nantilah ya Nda, belum sempet aja nih"
Gw mengangguk dan memerhatikannya, baru pertama kali gw liat cewe bisa sesimpati ini.
Dia cantik (menurut gw) tapi jika diperhatikan sedekat ini dia seperti cewe pemurung.
"Saffa, boleh tanya ?"
"tanya apa Nda" nanya ya nanya aja" sahutnya
"waktu itu.. yang mukul kamu beneran cowo kamu?"
"nanya itu aja?"
"Iya, ya itu juga kalo kamu mau jawab sih" balas gw
"Iya, itu cowo Aku Nda"
"kenapa bisa?" lanjut gw bertanya
"Gapapa Nda, dia emang pemarah, mungkin dia saat itu lagi kesel aja"
"Lah marah..." kenapa harus kamu yang dipukul Fa?"
Saffa menggeleng "Gapapa Nda, biasanya setelah dia mukul jadi tenang, selanjutnya ga marah-marah lagi kok,
lagian aku yang salah waktu itu"
"Lalu Bahu kamu" dia juga yang mukul?"
"bukan dipukul Nda, ga sengaja kepukul, dia ngelempar barang kena bahu aku"
Geram gw mendengarnya Gw ga habis pikir kalo gini
Saffa menerima semua perlakuan cowonya.
Akhirnya gw ga melanjutkan pertanyaan gw lagi,
Gw cuma menyimpulkan hubungan meraka yang menurut gw pribadi adalah SALAH.
"Nda.. aku turun duluan ya" kata Saffa kemudian berdiri dan membersihkan rok nya dari
debu yang menempel "Oh.. Oke, ehya makasih ya Fa jeruknya"
Saffa mengangguk tersenyum mengiyakan
Baru aja Saffa mau berjalan ke pintu
Lalu tiba-tiba CKLEK.. Suara pintu terbuka "Bucu..?" Gw dan Saffa menengok cepat kearah pintu.
"Chitra?" kata gw
"Eh Ci Chi (Cici Chitra)" kata Saffa
"kata OB kamu mungkin disini Cu.. ada Saffa juga ya" kata Chitra setelahnya ketika berjalan
mendekati kami "Iya, aku biasa disini istirahat aja Cu.. Nih sambil makan jeruk sama Saffa" jawab gw sambil
menunjuk Saffa juga "Iya Ci, tapi jeruknya udah abis" kata Saffa lagi
"Ooohh.. iya gapapa" timpal Chitra
"Ga kerja Cu?" tanya gw sambil melihat jam tangan
"Kerja donk.. tapi aku ada perlu sama Papa, jadi ijin dulu sebentar buat kesini, ketemu kamu
sekalian. Eh ya kalian udah makan siang?" tanya chitra ke kami berdua
"Aku belum, tapi Saffa katanya udah" jawab gw
"Iya aku udah makan, Ehya Cici, aku turun dulu ya, keburu dicariin" ucap Saffa
"Yaaah.. baru dateng nih, belum masuk jam kerja lagi kan ini?"
"Iya Ci, ga enak dicariin nanti, mau ke meja aja ada perlu" jawab Saffa
Setelah diiyakan oleh Chitra, Saffa pun menuju pintu.
"mentel kali ya Bucu ini ya..." ucap Chitra kemudian
"ha" mentel" apa itu mentel"' tanya gw heran
"Mentel yaaaaaa.. berduaaan disini" kata Chitra lagi dengan suara dipanjang-panjangkan
"hahaha.. apa sih mentel, aku tadi sendiri disini, terus Saffa dateng gitu aja ga ada yang
ngajak kok" jelas gw
"OOhhh..Ehya Cu, kamu kenapa belum makan" udah mau masuk kan ini?" tanya Chitra
"Hmm.. belum laper banget aku, nanti aja jam 3 an aku makan nya"
"jangan lupa makan donk, eh ya Cu, liat Papa?"
"ga liat, aku langsung kesini tadi, Papa mungkin makan siang di luar, tunggu aja atau telpon
aja" "iya, nanti ah" kata Chitra lagi
"Kamu udah makan?" balas gw bertanya
"belum, aku mules terus dari pagi jadi ga napsu makan"
Setelah Chitra ngomong mules dengan muka melas
Gw ketawa ngakak sejadi-jadinya, mentertawakan penderitaan yang sama seperti yang gw
alami sejak pagi tadi. "Lho kok diketawain?" tanya Chitra dengan gayanya yang bertolak pinggang lagi
"hahaha.. iya.iyaa maap..hahahaha" tawa gw ga peduli
"Apaaaaa siiiihh malah ketawa-ketawa"
"hahaha masalahnya.. aku juga mules Cu.. mencret malahan, kentut mulu sampe Saffa aja
protes ada bau-bau basi gitu disebelahnya" kata gw setelah tawa gw mereda
"Hahahaha sama kita yaa Cu... sehati kita yaaa, kentut-kentut aja bisa bareng" tawa Chitra
akhirnya dia ikut tertawa juga
Gw malah ketawa lagi, alasan baru gw untuk ketawa yaitu kenapa kentut bareng aja bisa
dikatakan sehati" hati sama pantat kan jauh, harusnya "sepantat kita yaaa, kentut-kentut aja
bareng" naaaah itu baru bener.
Lalu,
Ternyata Tidak Mudah Menemukanmu Karya Raspcake di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Gw ga habis pikir, tiap ada Chitra disamping gw, dia bisa membawa suasana yang menurut
gw sangat menyenangkan. Dia emang kadang dengan polosnya ngeluarin perkataan atau
celetukan yang sebenarnya ga dia sadari itu lucu tapi menurut gw itu "kata-kata yang engga
banget" yang bisa bikin gw ketawa pada akhirnya.
Setelah gw ngakak guling-guling (lebay sih ini)
Ketawa kami pun mereda .. .... ...... "Bucu.. udah mau masuk kan" aku juga mau ketemu Papa setelah itu balik lagi ke kantor"
"ehiya, bentar lagi ini sih.."
"yuk turun?" kata gw sambil menarik tangan Chitra untuk berjalan turun
"eh.." EEEhhhhhh... Gw kaget karena reflek megang narik tangan dia dan langsung gw lepaskan
Chitra cuma senyum aja "Maap Cu" kata gw meminta maaf
"Gapapa, Cu.. eh bentar sini dulu"
Gw balik badan lagi kearahnya
"Sini kedepanku" pintanya
Gw sekarang persis didepannya
"kalo mau kerja bajunya jangan berantakan donk" katanya sambil memerhatikan baju gw
Gw memang ga bisa rapih, kalaupun rapih itu mungkin hanya sebentar karena berikutnya
baju gw pasti berantakan lagi, keluar dari celana (lagi dan lagi)
"Juga...Kalo ngegulung lengan kemeja juga yang rapih, kanan kiri sejajar ya, lipetannya juga
harus simetris 3-4 gulungan cukup" kata Chitra lagi
Lalu yang dilakukan chitra berikutnya ngebuat gw deg-degan,
Bagaimana engga" Dia mengambil tangan kanan gw dan merapikan gulungan kemeja tangan gw.
"Menggulungnya.... seperti ini..." katanya sambil melipat lipatan demi lipatan
"i...iya..a" ucap gw grogi
Sambil menggulung lengan kemeja gw dia pun tersenyum
"tangan satunya lagi "
Gw menyerahkan tangan gw yang satunya
"Ini... juga.. ga rapih" katanya sambil membuka gulungan lengan kemeja gw
"...." gw diem deg-degan yang semakin kencang
JEDUG..JEDUG..JEDUG (kira-kira gitulah bunyi jantung gw)
"bajunya sekarang masukin dulu" katanya lagi setelah selesai merapikan kedua lengan
kemeja gw "tapi.." "iyaaa aku balik badan, kamu masukin dulu bajunya" katanya dan berbalik badan
Gw pun langsung memasukkan baju gw ke celana
"Udah Cu.." kata gw
"Hmm..Masih berantakan, bukan gini" katanya setelah mengelilingi diri gw
Lalu, Chitra berjalan ke belakang gw dan merapikan kemeja gw dari belakang
"Setelah dimasukin, bagian belakangnya agak ditarik kebawah sedikit terus kesamping biar
ga kusut, dikiittt aja nariknya... begini..." jelasnya sambil membetulkan kemeja gw
(Oh tidakk..) Gw mengiyakannya Setelah selesai di belakang Chitra ke depan gw lagi
Sekarang gw kembali hadap-hadapan dengannya
Gw Menunggu.. Menunggu dengan grogi
Sudah selesai apa belum ya
Gw berharap sih belum "Depannya..." Gw semakin deg-degan "kemeja depannya hmm..."
Pleaseee bilang berantakan juga
Rapihin juga pleeaasee "Sudah rapih" AKHHHHHH Harusnya gw ga terlalu rapih tadi
"Tapi.." DEG..DEG..DEG Deg-degan lagi "Agak miring dikit disini, tapi gapapa ga keliatan" katanya melanjutkan
AKKHHHH Ga jadi lagi "Makasih ya Cu.. " ucap gw pada akhirnya
Chitra cuma senyum aja "yuk turun, udah rapih kan?" kata gw sambil ngeliat ke diri gw sendiri
Kemudian, .. .... ...... "Tunggu Cu..." Chitra lalu merapikan kerah baju gw
Gw dan dia jadi begitu dekat sekarang
sekarang gw bisa cium wangi parfumnya yang membuat jantung gw semakin berdegup
kencang "Nah...Kerahnya udah rapih.." katanya
Tangannya lalu turun menyusuri kancing demi kancing dari atas ke bawah kemeja gw,
berusaha untuk me-simetriskannya
"Sudaaaah.." kata Chitra lagi masih dengan senyum yang sama
"eh..i.ya.ma..kasih Cu" jawab gw grogi sambil garuk-garuk pipi salah tingkah
"Iya...tapi jangan mentel lagi ya?"
"Ha?" "apa itu?" "apapun itu.. jangan pokoknya"
Gw masih diam mencerna apa arti kata itu..
"Cu... ayoooo.. telat nanti..kok malah diem" ajak Chitra lagi
"Eh.. iya... tunggu..."
AH terserah lah apapun artinya
Gw pun berlari mengikuti Chitra yang sudah memasuki pintu itu duluan
Sabar bucu.. ini aku masih deg-degan...
Part 32 Hari-hari berikutnya menjadi hari biasa-biasa aja buat gw.
Biasa lagi karena hari-hari gw jadi ga biasa kalo ada Chitra, dan sekarang lagi-lagi gw lama
ga ketemu dia sejak pertemuan gw terakhir kali di kantor saat itu.
Mungkin dia sibuk, dan gw juga sibuk.
Sering gw harus lembur hingga malam hari, bersama Saffa tentunya. Karena kejaan gw dan
Saffa sama. Saffa... Dia adalah manusia nocturnal, manusaia yang aktif ada malam hari.
Pada malam hari Saffa berbanding terbalik dengan Siang hari. Di malam hari ini dia lebih
cerewet dan bawel, ditambah dengan nyanyiannya yang menurut gw jauh dari suara bagus.
"Fa, suara kamu luar biasa" kata gw
"hahaha bisa aja"
"Luar biasa bikin peningg"
"Apwaaaaaa..menghinaaa yaaaa.. kutuk nanti jadi batu"
"hahaha.." Yahh.. seperti itulah kalo gw dan Saffa lembur, kerja sambil becanda, yang penting kan
selesai dan jam lembur juga banyak
Lalu suatu hari, Semakin hari kerjaan gw dan Saffa semakin menggila
(sebutan Saffa untuk banyak/banget adalah menggila, contohnya gini: wiiiih nasinya menggilaa,
panasnya menggila, kenyangnya menggila... untung aja ga nyebut gw wiiihhhh Nanda gantengnya
menggila.... hahaha itu sih gw yang gila beneran)
"Makin menggila aja ini... ga abis-abis" katanya kesal
"Apa lagi yang gilaaaaaa Safaaa" semua disebut gila sama kamu.."
"Ehya tapi Fa, yang gila (banyak) ini keknya bisa dibawa ke rumah deh, di copy aja, besok
sampe kantor di timpa aja filenya" kata gw ikut-ikutan pake kata gila
"iya sih, cape aku pulang malem terus, bisa menggila aku (nah yang ini bener artinya bisa
gila)" "yayaya.. Fa, aku mau bawa ini pulang, mau kerjain dikos aja, jadi aku ga lembur ya dikantor
ya" kata gw "lho terus aku sendiri dinator gitu?"
Gw mikir sejenak "Hmm.. kalo ngerjain dikos aku gimana?"
Saffa mikir juga "Hmmm... boleh. Dimana?"
"Kos deket rumahnya Ci Chitra ya, udah tau?"
"belum sih, tapi rumahnya tau, waktu itu pernah kesana bareng Pak Bambang" jawabnya
"Oke nanti aku sms tempatnya juga no kamarku.. jadi sekarang ga lembur ya, besok lanjut
aja dikos" "Oke" katanya setuju
Akhirnya gw dan Saffa ga jadi lembur dikantor, melainkan dikosan gw pada hari sabtu nanti.
... .... ..... ....... ......... Besoknya, Sabtu pagi. Menyapu, mengelep, membereskan kamar, mencuci dan menjemur pakaian adalah hal-hal
yang rutin gw lakukan di sabtu pagi. Semuanya cuma sempet gw lakukan di hari Sabtu.
Dan seperti biasa yang terakhir yang gw lakukan adalah menjemur pakaian, Gw menjemur
pakaian di tempat gw dan Fajar duduk bareng di atap.
"Celana ini terakhir" ucap gw sendiri sambil ngejemur celana terakhir
"Akhirnyaaa.... istrirahat sebentar sebelum Saffa dateng" ucap gw lagi sambil duduk di kursi
kebanggaannya fajar. Gw duduk sambil nyalain rokok lalu gw bersantai sejenak
Lalu gw melihat mobilnya Chitra melewati jalan di depan kos gw
"mau kemana ya dia"
"udah lama gw ga ketemu dia" ucap gw dalam hati dan ga pake lama juga, gw turun untuk
kekamar lagi .. .... ..... ....... Tok..Tok.. Sekitar pukul 10 pintu kamar gw diketok
"Ndaa.. nandaa..?" Suara Saffa di depan kamar gw
"Masuk aja Fa ga dikunci pintu kamarnya" jawab gw sambil bangun dari kasur
CKLEK.. Pintu kamar terbuka lalu Saffa masuk kedalam
"Ehh.. enaknya lagi santai dia yaaa" kata Saffa setelah masuk kedalam
"hehehe iya Fa, duduk Fa, bebas dimana aja" kata gw sambil mempersilahkan Saffa untuk
duduk "Waah.. lumayan nih kosan kamu Nda.. " katanya lagi sambil duduk dikursi meja komputer
"iya Fa" "Aku langsung nyalain ya Laptopnya?" katanya kemudian sambil mengeluarkan laptopnya
sendiri Akhirnya Saffa menghidupkan Laptopnya dan Laptop gw yang ada diatas meja,
Gw sendiri masih asik nonton tv sambil tiduran (lagi).
"Yaaaah, dia malah nonton tv" protes Saffa
"Cieeeeee... sapa niiiiiih?" katanya kemudian
Gw nengok dan rupanya dia melihat ke layar laptop gw.
Gw nyengir ke Saffa dan gw senyum untuk seseorang yang menjadi wallpaper laptop gw.
"Pacar kamu?" tanyanya kemudian
"Tidak lagi" jawab gw
"Kok masih dipajang" masih berharap ya?" tanyanya lagi
"Engga Fa, tidak lagi" jawab gw sambil membuka sekaleng minuman yeos chrisantium
"dasar.. sama aja ya semua cowo tuh, dimulut bilang engga tapi dihati pastinya beda, ini aja
buktinya masih dipajang" kata Saffa sambil menunjuk laptop gw
"hahaha.. bukan itu maksudnya, aku sebenarnya.." balas gw tapi segera dipotong oleh Saffa
"Aku sebenarnya beda sama laki-laki lain kan" Aku sih ga masuk itungan. yakan?" potong
Saffa lalu ketawa "Ga kreatif banget siiih Nda.. haha" lanjutnya
"hahaha..." tawa gw
Gw cuma ketawa aja Saffa bilang seperti itu, karena dia ga mengerti cerita sebenarnya.
Kemudian kami mulai kerja, tapi beda saat di kantor, dikos kami kerja dengan santai,
mendengarkan musik, mengobrol dan sesekali bercanda.
"Eh Fa, cowo kamu ga nyariin?" tanya gw
"dia tau aku kerja"
"Bilang kesini?"
Saffa menggangguk-angguk dan mengambil sebatang pockie rasa strawberry di dalam
toples makanan gw lalu menggigitnya
"Perasaan ngemil dulu deh Fa, itu kamu sendiri yang makan pockie nya" kata gw
Saffa bukannya menjawab gw malah mengambil lagi beberapa batang pockie dan
memakannya sekaligus, sekarang mulutnya jadi bergelantungan batang-batang pockie.
"Eh ya Nda.." katanya cuek sambil menggigit satu demi satu pockie nya
"apa?" "Hmm.. aku mau kos juga ah Nda disini, jaraknya ga jauh dari kantor, kosannya juga
nyaman ga berisik" katanya lagi
"serius mau kos?" tanya gw kaget
"iya, sekalian kalo ada lemburan gini kan bisa dikerjain bareng kamu ga mesti dikantor kan?"
Gw mengiyakannya, karena Saffa benar. Kerjaan gw operan dari Saffa, jika Saffa lembur gw
pasti lembur juga. Ga terasa juga, kami udah lama bekerja.
Kamar semakin panas seperti cuaca diluar, perut juga mulai lapar minta diisi sedangkan
kerjaan gw sepertinya ga menunjukan progress yang banyak. Masalahnya adalah logika gw
yang ga nyampe membaca bahasa pemograman sehingga terus menerus merepotkan Saffa
untuk membantu gw. Saffa memang ga keberatan tapi lama-lama gw jadi sungkan untuk
bertanya dan pada akhirnya gw lebih banyak mencari baris error (amatiran banget gw).
Gw lalu melihat Saffa, dia juga sepertinya sama seperti gw, stuck. Tapi sepertinya kalau gw perhatikan lebih lama
lagi, ternyata tidak. Rupanya dia melamun. Pandangan matanya mengarah ke arah keyboard dengan tangan yang menggantung diatas
keyboard.. Gw terus memerhatikkanya selama beberapa menit,
tapi.. Masih sama, dia diam tak bergeming.
"Fa.." panggil gw
"....." tidak ada jawabannya darinya
"Oi....Fa..." panggil gw sedikit lebih keras
Saffa menengok pelan kearah gw
dan menghela nafasnya "Hhhhh..." "kenapa Fa?" tanya gw heran
"Tidak apa-apa" jawabnya pelan dan menunduk lagi
"Beneran gapapa?"
"....." Saffa menggigit ujung bibirnya sedikit
"Nda" katanya "ya?" "Aku ngekos sini ya"
"Mikirin mau ngekos aja sampe kaya gituu, ya ampun faaaaa.. kirain kesurupan"
Saffa mengangguk ga menanggapi becandaan gw.
Kemudian dia berdiri dari kursinya, duduk dikasur dan menyenderkan dirinya ke dinding.
"Aku cape" lanjutnya berbicara
Gw mendengarkannya berbicara
"Aku cape" katanya sekali lagi
"cape" kerja?" tanya gw
"Bukan.. Aku cape dengannya....."
"Dengannya?" tanya gw
Ternyata Tidak Mudah Menemukanmu Karya Raspcake di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"iya, dia.. Dia itu.. kenapa sih.. aku memang kenapa siih.." katanya lagi
"Fa.." "Sorry Nda.. Aku cerita ga penting ke kamu, memang hubungan aku dengannya tinggal
selangkah lagi, sekarang aku malah ragu untuk melangkah" lanjutnya lagi sambil menyeka
sudut matanya "Sabar ya Fa...." ucap gw ga tau harus berbicara apa
Saffa mengangguk, Lalu Kamar gw menjadi hening cukup lama,
gw kembali memerhatikan kerjaan gw dilayar laptop, tapi gw malah semakin ga fokus.
Jadi sekarang satu-satunya suara hanya suara pelan dari laptopnya Saffa yang memutarkan
satu demi satu lagu yang tersusun di playlistnya.
dan Ketika lagu dari Lene marlin yang judulnya Disguise, Saffa membesarkan volume suara
speakernya. Lene Marlin - Disguise Have you ever felt some kind of emptiness inside
Pernahkan kau merasakan banuak kekosongan didalam
You will never measure up, to those people you
Must be strong, can't show them that you're weak
Harus menjadi kuat, tak dapat menunjukkan ke mereka bahwa kau lemah
Have you ever told someone something
Pernahkah kau mengatakan sesuatu ke seseorang
That's far from the truth
yang jauh dari kebenaran Let them know that you're okay
Untuk membiarkan mereka tau kau baik-baik aja
Just to make them stop Hanya untuk membuat mereka berhenti
All the wondering, and questions they may have
dari semua kekhawatiran dan pertanyaan yang mereka punya
I'm okay, I really am now
Aku baik-baik aja, Inilah aku sekarang
Just needed some time, to figure things out
Hanya perlu beberapa saat, membayangkan sesuatu itu pergi
Not telling lies, I'll be honest with you
Bukan kebohongan yang dikatakan, aku akan jujur padamu
Still we don't know what's yet to come
Kita masih tidak tau apa yang akan terjadi
Have you ever seen your face,
Pernahkah kau melihat wajahmu
In a mirror there's a smile
Didalam cermin ada sebuah senyuman
But inside you're just a mess,
Tapi didalam dirimu kau malah diam
You feel far from good Perasaanmu jauh dari baik
Need to hide, 'cos they'd never understand
Perlu bersembunyi, karena mereka tidak pernah mengerti
Have you ever had this wish, of being
Pernahkah kau berharap Somewhere else Berada di tempat lain To let go of your disguise, all your worries too
Untuk pergi dari tempat persembunyianmu, dan juga semua kekhawatiranmu
And from that moment, then you see things clear
karena dengan itu, masalahmu selesai
I'm okay, I really am now
Aku baik-baik aja, Inilah aku sekarang
Just needed some time, to figure things out
Hanya perlu beberapa saat, membayangkan sesuatu itu pergi
Not telling lies, I'll be honest with you
Bukan kebohongan yang dikatakan, aku akan jujur padamu
Still we don't know what's yet to come
Kita masih tidak tau apa yang akan terjadi
Are you waiting for that day when your pain will disappear"
Apakah kau menunggu hari dimana rasa sakit itu akan hilang"
When you know that it's not true what they say about you"
Ketika kau tahu akhirnya yang mereka katakan tentangmu tidak benar
Couldn't care less 'bout the things surrounding you
Tidak peduli hal-hal disekitarmu
Ignoring all the voices from my wall
Mengabaikan semua suara I'm okay, I really am now
Aku baik-baik aja, Inilah aku sekarang
Just needed some time, to figure things out
Hanya perlu beberapa saat, membayangkan hal itu pergi
Not telling lies, I'll be honest with you
Bukan kebohongan yang dikatakan, aku akan jujur padamu
Still we don't know what's yet to come
Kita masih tidak tau apa yang akan terjadi
Still we don't know Kita masih tidak tau What's yet to come apa yang akan terjadi Kemudian.. Setelah lagu itu selesai Saffa mengajak gw keluar kamar
"Nda, temenin aku ke ibu kosnya donk, aku udah putuskan"
"lho jadi ya" udah ijin ke bapa kamu?"
"Gapapa, dia pasti mengerti kok" katanya sambil tersenyum
"kalo disini udah ga ada kamar gimana?"
"aku tetep cari kos lain hari ini juga"
"Ehya Fa, satu lagi. Aku yakin alasan kamu ngekos bukan karena jauh dari rumah aja kan?"
tanya gw akhirnya bertanya
"Iya" "Aku mau melupakannya Nda.. karena dia begitu dekat denganku disana"
Still we don't know what's yet to come
Kita masih tidak tau apa yang akan terjadi
buffer aja Part 33 Di sebuah sore besoknya, di hari minggu.
Seperti biasa gw duduk-duduk di depan kamar gw, mengisi beberapa TTS yang gw akuin
otak gw ga nyampe saat mengisi baris demi barisnya.
Udah beberapa lembar gw lewati karena gagal menjawab semuanya.
"persamaan kata lagi aaaarrggghhhhh, menyebalkan" omel gw sendiri
gw melanjutkan ke pertanyaan lainnya
"bahasa perancis.. dari xxxx EMANG GW TAU APAAAAA?" omel gw frustasi
TTS buat gw jadi berkali-kali senyum saat bertemu soal yang mudah dan ngomel sendiri
saat bertemu soal yang susah.
Lalu.. Gw melihat sebuah motor masuk ke parkiran yang gw tau itu adalah Saffa.
Saffa jadi ngekost disini, ternyata masih ada sebuah kamar kosong lagi yang letaknya ga
jauh dari kamar gw, kamar yang letaknya tepat di pertigaan antara jalan ke kamar gw dan
dia. dan Sore ini dia berjanji akan langsung mengisinya.
"Haii..." ucapnya ketika baru membuka helmnya
"Hai Fa...." jawab gw dan menghampirinya
Gw melihat Saffa hanya membawa 2 tas, satu yang digendongnya dan satu lagi yang ada
didepan motornya. "Nda.. bantuin doonk" katanya lagi setelah gw sudah mendekat
Gw mengambil tas yang ada didepan motornya
"Berat juga, apa aja nih isinya?" tanya gw sambil menimbang-nimbang tasnya
"Biasalaaah keperluan wanita Nda.." jawabnya
"yuk.. ke kamar"
Gw nyengir diajak kekamar sama dia.
"Kok nyengir?" "HaHaHaHa.." akhirnya gwketawa
"Dasar aneh.. "
(Ah Fa.. mau tau aja kamu pikiran laki-laki)
Sore itu pun kegiatan gw berubah, dari yang awalnya mengisi TTS sekarang membantu
Saffa membereskan kamarnya dan hanya perlu kurang dari 2 jam dari mulai hingga selesai
"Masih kurang nih barangnya, segini aja dulu kali ya" katanya kurang puas ngeliat sekeliling
kamarnya "yaa.. pelan-pelan kali Fa, segini aja udah bisa ditempatin kok" kata gw menanggapinya
"Jadi... langsung malam ini langsung disini atau..." lanjut gw bertanya ke Saffa
"Langsssssuungg donk Ndaaa..." jawabnya cepat
"Okelah kalo gitu.. aku kekamar dulu, udah sore, mandi solat dulu"
"Iya Nda, makasih ya"
Gw pun keluar dari kamarnya dan beranjak pergi, ketika gw sampai didepan kamar gw untuk
masuk, Saffa memanggil gw dari ujung sana
"Nda.. Mau kopi gaaaaaaaa?"
Gw mengangguk mau "Manis?" tanya lagi
Gw menggeleng "Gulanya seujung sendok kecil aja" jawab gw agak keras
Saffa melotot kaget lalu tertawa
"Kok kaya dukun kopi pait?"
"tapi okelaaaaaa selera itu sih hahaha"
Gw pun masuk kamar, mandi , solat dan setelahnya tiduran dikasur memandangi wallpaper
layar laptop gw yang masih menyala.
Melihatnya dan teringat, Kopi atau teh dengan gula seujung sendok kecil adalah kebiasaan gw saat ngopi/ngeteh,
bukannya gw ga suka manis, tapi ada cerita dibalik gula seujung sendok kecil itu, cerita yang
masih sulit bagi gw untuk gw lupakan dengannya.
Cuma dia.. Ya, cuma gw dan dia yang mengerti apa arti gula dengan kopi itu, secangkir kopi panas
dengan paduan pahit dan sedikit manis buatannya, bukan hanya rasanya yang gw nikmatin
aja tapi sifatnya yang membuat kopi pahit itu terasa manis bagi gw.
Seperti.....ada rasa manis tersembunyi didalamnya yang ga bisa dirasakan oleh orang lain
kecuali gw. Hhhh.. Sampai kapan gw begini.. Kemudian... Tok...Tok.. Pintu kamar gw yang ga tertutup diketok oleh Saffa,
"Eh Saffa... masuk Fa.." kata gw kepadanya
Saffa masuk kekamar gw membawa 2 cangkir kopi.
"Ini kopinya Nda..."
"Makasih Fa" kata gw sambil bangkit dan mengambil kopi ditangannya Saffa.
Gw menyeruputnya.. Terasa Pahit.. dan memang pahit, mana mungkin seujung gula di sendok kecil tidak
sanggup membuat kopi sehitam ini manjadi manis.
"Pahit banget ya Nda?" tanyanya penasaran
Gw menggeleng "Engga sih..." jawab gw sambil menyeruputnya sekali lagi
"Masa sih, coba cobain?"
Gw memberikan kopi gw ke dia dan dia meminumnya
"Iya ga pahit ya..."
"hahaha.. bohong" kata gw sambil ketawa
Saffa juga ikut ketawa karena gw tau dia berbohong, cuma orang yang punya gangguan di
indra pengecap nya yang bilang kopi ini ga pahit.
"Pahit..ya bilang pahit aja Fa, gausah bilang engga" kata gw lagi
"hehe" "mau lagi?" tawar gw
"daripada minum kopi kamu lagi, kamu cicipin kopi aku aja.. nihh.." katanya membalas
ucapan gw Gwpun nyobain kopinya Saffa
"Gimana rasanya?" tanya Saffa kemudian
"Pahit.. ga pake gula ya?" tanya gw
Saffa cuma tersenyum lalu berkata kemudian
"Gulanya ga jauh beda sama kamu, mungkin cuma beda di jumlah butiran gulanya aja yang
ga aku hitungin satu-satu.."
"Kamu juga doyan kopi pahit ya?"
"Iya.. kopi hitam itu paling enak pahit Nda"
"Huu...Ngatain orang dukun tapi dia sendiri juga dukun.." ledek gw
Gw dan Saffa pun tertawa bersamaan.
Lalu... Sore sudah berganti malam, dan gw masih asik ngobrol dengan Saffa berdua didalam kamar
ini. Dan gw merasa, Mungkin mulai malam ini dan seterusnya kamar gw ga bakalan sepi lagi, karena Saffa.
"Nda..." "yaaaaa..." "jawabnya biasa aja nappa.. kaya orang mabok kopi"
"hahaha lebay ah.. apa Fa..?"
"Jawab nih Nda, Kenapa rasa dan aroma kopi kamu dan aku berbeda meskipun takarannya
sama?" tanyanya "yaaa... bisa dari jumlah kopi, gula, dan suhu airnya" jawab gw yakin
"Salah" "Lalu?" tanya gw tertarik
"Hmmm... Kamu sabar deh minum kopinya, cobain aja karena ada kenikmatan sendiri lho
Nda, sabar ketika pertama kali menghirup aromanya, sabar ketika pertama kali merasakan
rasanya" "buat kebanyakan orang, kopi hitam itu ga enak banget. Tapi.. kalo aja mereka mau sabar
saat pertama kali menghirup aromanya.. mereka bakal nemuin aroma yang enak, kalo aja
mereka mau sabar ketika merasakan rasanya.. mereka bakal nemuin rasa pahit yang enak,
termasuk gula didalamnya.. kalo mereka mau sabar sedikit lagi buat merasakannya.. mereka
pasti bisa nemuin rasa manis didalam pahit itu"
Gw merenung.. Gw memang ga menemukan rasa manis dibalik kopi itu, rasa manis yang gw rasakan
mungkin hanya sugesti dibalik kenangan yang dulu tercipta. Tapi sesungguhnya.. Jujur gw
ga merasakannya lagi. "Nda.. malah bengong" ucap Saffa
"haha" tawa gw maksa
"kenapa?" "kamu bener-bener penikmat kopi ya?"
Gantian Saffa yang ketawa maksa
"haha" "lho.. kenapa?" tanya gw
"Engga..itu...kopi.. juga memberikan rasa pahit dihatiku Nda"
"Dulu... kami (cowonya) sering ngopi bareng, ngobrol, bercanda dan ketawa sama-sama..
tapi sekarang engga lagi, sekarang kopi baginya cuma teman untuk berjudi, kita udah lama
ga ngobrol bareng lagi"
Curhat colongan yang membuat Hati gw mencelos..
Akhh.. Kopi... selalu aja ada kisah dibalik secangkir kopi, hubungan berawal dari kopi, kopi sebagai
teman ngobrol, karena kopi obrolan yang sebentar dapat menjadi lama, karena kopi suasana
yang kaku menjadi hangat, karena kopi seseorang dapat menjadi dekat.
"Putus?" tebak gw langsung
"Belum.. aku sekarang menghindar, aku... malas"
Gw menyeruput lagi kopi gw yang tinggal sangat sedikit
Lalu.. Gw mendengar sebuah langkah sepatu High Heels bergema di lorong yang biasa gw dengar
mendekat.. Tak..Tok..Tak..Tok.. (begitu bunyinya)
Gw menengok ke arah pintu.. Menunggu seseorang itu muncul dibalik pintu kamar gw, Saffa
pun juga demikan, dia juga melihat kerah pintu.
Dan.. Benar aja Beberapa saat kemudian "Bucu" panggil Chitra
Ternyata Tidak Mudah Menemukanmu Karya Raspcake di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Hai" jawab gw "Ci" kata Saffa sambil mengangguk sopan
Chitra terlihat kaget "Eh, masuk Cu.. ngapain berdiri mulu dipintu kaya security aja haha" canda gw meminta dia
masuk Chitra lalu masuk kekamar gw, meletakkannya tas tangannya di samping meja komputer gw
dan duduk dikursinya "Saffa mulai kapan ngekos sini?" tanya Chitra kemudian ke Saffa
"malam ini Ci" jawabnya
"Iya, aku tadi dikasih tau Bu Sari kamu kos disini, makanya aku kesini"
"ini juga baru aja selesai beres-beres kamarnya Cu" kata gw ke Chitra
Baru aja Chitra datang dan duduk
Kemudian, "Nda..... Oi.. Eh.. Chi.." panggil Fajar yang kemudian berhenti
Fajar tiba-tiba juga dateng kekamar g
w, "Lagi pada kumpul ya" tanya Fajar
"Iya Jar, masuk Jar.. Ini kenalin Saffa temen kantor gw"
Fajar masuk lalu Fajar dan Saffa berkenalan.
"Kalo ini ngapain disini?" tanyanya sambil menunjuk-nujuk Chitra
"Yaaa ngapain juga kamu kesini?" jawab Chitra sambil menunjuk Fajar
Gw tepok jidat, mereka mulai lagi, mulai menyalahkan satu sama lain.
Gw ngeliat Saffa Dia cuma angkat bahu, tidak mau tau menahu
"Mau kopi CiChi Jar?" kata Saffa kemudian
"Kopi boleh...."
"Boleh deh Kopi" kata Fajar dan Chitra berbarengan
"Manis" "Manis ya jangan pahit-pahit" kata Fajar dan Chitra berbarengan lagi
Gw ketawa Saffa Ketawa Chitra ga ketawa Fajar ketawa dikit Kemudian Saffa bangun dari duduknya dan membuat kopi untuk Fajar dan Chitra di dapur.
Sambil menunggu Saffa dateng lagi,
Mengobrol bertiga dengan Fajar dan Chitra.
Tujuan Chitra kesini adalah karena dikabarin oleh Bu Sari ada penghuni kos baru disini, jadi
dia melihatnya sekarang juga dan semakin bertambah penasaran ketika nama Saffa yang
disebut yang ternyata benar Saffa staff Papanya,
Sedangkan tujuan Fajar kesini, seperti biasa juga seperti yang gw duga untuk mengajak gw
nyari makan malem. Beberapa saat kemudian, Saffa pun datang membawa 2 cangkir kopi tambahan,
kami jadi berempat lagi didalam kamar dan efeknya kamar gw jadi rame banget karenanya,
ditambah Fajar dan Chitra yang saling sindir satu sama lain yang semakin menambah seru
pertemuan kami disini. Lalu "Bucu..." panggil Chitra sambil menunjuk HP gw diam-diam
"Apa?" jawab gw ga mengerti
"Ituuu.. ituuu..." ucapnya pelan sambil menunjuk HP gw lagi
Karena penasaran, gw mengambil HP gw dan melihatnya
1 New Inbox From: Chitra "Mentel kali yaa sama Saffa Bucu ni"
Gw mau ketawa saat membacanya
dan Gw balas To : Chitra "tadi itu cuma ngebantu dia aja kok"
Chitra melihat sms yang gw kirimkan dan menatap gw dengan senyuman
.. .... ...... ........ .......... Kemudian.. Karena semakin malam...Mereka pun keluar dari kamar gw, menyudahi kumpul-kumpul
mendadak ini, Saffa kembali kekamarnya Chitra pulang kerumahnya Fajar pergi mencari makan
tinggal gw sendiri lagi dikamar ini yang harus membereskan cangkir-cangkir kotor yang
tertinggal di atas meja, Tapi Sebenarnya ada yang belum gw sadari saat itu,
dimeja gw ternyata terdapat 2 cerita, yang lagi-lagi dilahirkan karena kopi yaitu.....
Cerita Dibalik Dua cangkir Kopi Pahit dan Dua cangkir Kopi Manis
Part 34 Di tengah sejuknya udara senin pagi buta ini, gw menatap kamar gw sendiri, menatapnya
dari tempat jemuran. Mengingat kejadian malam tadi saat kita berempat mengobrol bersama.
dan tentu saja gw memikirkan arti dari Sms Chitra tersebut, yang isinya tidak diijinkannya gw
untuk mentel (genit) dengan Saffa.
"kenapa dia ngomong gitu ya" ucap gw didalam hati
Sengaja gw pagi-pagi udah diatas sini, karena gw bangun terlalu pagi dan tanggung untuk
tidur lagi, Lalu Gantian sekarang gw menatap kamar Saffa dari sini, kamarnya masih gelap tanda dia belum
bangun. Sambil menatap kamarnya, Gw juga jadi berpikir tentang Saffa, dia seperti lagi
menghindar dari masalah, atau lebih tepatnya menunda menyelesaikan masalahnya sendiri.
"Rumit" ucap gw dalam hati lagi
Gw berbalik, agak jauh memandang kedepan, kamar ketiga yang gw pandang yaitu
kamarnya Fajar. Dia juga sama aja, ribet. Entah apa yang selalu diributkan dengan cewenya,
dan satu lagi yang gw sampai sekarang bingung, seburuk apa sih hubungan dia dengan
Chitra sampai setiap bertemu aja meributkan hal-hal ga penting.
"Jangan-jangan mereka ada hubungan khusus di waktu dulu" ucap gw lagi-lagi dalam hati
Gw kembali berbalik, kali ini gw menyalakan rokok gw lagi karena angin pagi membuat gw
menggigil terus. Lalu gw memandang jauh kesamping kesebelah kanan gw, ke sebuah
rumah diujung jalan sana yaitu rumahnya Chitra.
Chitra... Jujur gw.. Menyukainya. "Dia masih tidur kali ya hahaha" tanpa sadar gw ngomong sendiri dan tertawa kecil saat
membayangkannya kejadian lucu dengannya
Chitra.. Akhhh.. Asap rokok gw hisap dalam-dalam dan gw hembuskan, asap itu perlahan menghilang ditelan
angin dengan lembut. Sambil terus menatap rumahnya..gw bertanya ke diri gw sendiri.....
"gw pantes ga ya?"
Ada perasaan minder yang besar yang gw rasakan, dia dan gw berbeda, dan perbedaan itu
gw rasakan jauh sekali. "Boleh ya Put?"
Seketika senyuman itu berganti dengan senyum kecut, menyesali kebodohan gw yang lagilagi bertanya kepada yang sudah meninggal, dia udah ga ada hubungannya lagi dengan
semua ini. Jika udah seperti ini biasanya gw memaki diri gw sendiri dalam hati dan berkata
terus-terusan. "Dia udah mati..mati..mati..mati bego....bego banget sih lo Nda"
Gw mematikan rokok gw yang tinggal sedikit, dan perlahan menuruni tangga untuk berbalik
ke kamar gw. .. .... ...... ....... Wangi kopi kini memenuhi seluruh ruangan kamar gw,
teringat perkataan Saffa saat itu gw mencium aromanya dengan penuh penghayatan
"Ah..Biasa aja, wangi kopi emang gini" ucap gw dalam hati
Dan, Daripada gw menghabiskan waktu untuk menghayati kopi lebih baik gw memilih untuk mandi
karena sudah waktunya untuk berangkat kekantor.
Gw pun mandi, dan setelah mandi gw berbalik kekamar.
Klik.. gw membuka pintu kamar
"Bucu..." HUAAAAAA.... Astaga, gw kaget "Kamu..Kok?" ucap gw kaget campur bingung
Chitra bangun dari duduknya dikasur gw
"Udah ganteng kali ya hehe" katanya mengamati gw
Gw yang diamati otomatis langsung merasa kikuk, karena gw cuma pake celana training
panjang dan telanjang dada dengan handuk yang masih mellingkar di leher gw.
"Eh.. iya..ada apa Cu kok pagi banget udah dateng?" tanya gw sambil membuka pintu lemari
untuk menutupi tubuh gw "Gapapa, cuma mau ngasih ini..." jawab Chitra sambil menunjuk kotak bekal yang
diletakkannya diatas meja gw
"apa itu Cu"' tanya gw yang sudah mengenakan kaos sekarang
"Itu.... mi goreng buatanku, baru belajar masak sih, mudah-mudahan enak, kalo ga enak
jangan dimakan ya cu..." jawabnya merasa ga enak tapi lebih kearah bingung mau ngomong
apa Gw membuka kotak bekalnya dan didalamnya ada mi goreng dengan telur mata sapi
diatasnya. "Waaahh... sepertinya enak ini, aku makan sekarang boleh?"
"eh.. jangaaaaaan, nanti aja dikantor" tolak chitra
"Lho kenapa Cu?"
"takut ga enak" katanya pelan
Gw melihatnya dan tersenyum
"Aku makan yaaaa..." kata gw mengabaikannya
Gw makan sesuap demi sesuap mie itu dan Chitra mengamati gw dengan khawatir
"enak?"katanya Gw memberi isyarat dengan tangan gw untuk menyuruh dia ga berbicara dulu selagi gw
makan hingga selesai. "enak?" katanya lagi dan lagi
"Ah... ga enak" jawab gw datar setelah menghabiskannya
Chitra kaget "ooh.. ga enak ya.." katanya dengan pelan
Gw membereskan kotak bekalnya dan menyerahkannya kembali Chitra
"Ga enaknya kenapa hayoo" sedikit banget siiih, kalo banyakan lebih enak lagi ini, makasih
ya..." "beneran?"katanya kaget
"Bener" jawab gw dengan senyum selebar mungkin
"Makasi ya" lanjut gw
Chitra ikutan senyum "padahal baru pertama kali aku masak mie goreng selain mie goreng instan"
"Enak kok" kata gw lagi
"aku belum nyicipin padahal Cu mienya, kamu main abisin aja"
"Enak kok Cu..." kata gw lagi dan lagi
"Besok mau dibawain lagi?"
Gw mengangguk dan duduk dikasur, mengeringkan rambut gw yang masih basah dengan
handuk yang kemudian ikut diacak-acak oleh Chitra
"Aaaaahhh Cu... pelan-pelan laaaa" ucap gw protes
"hehehe seneng kali aku Cu.." katanya
Gw lalu mengambil kemeja dan celana panjang gw di dalam lemari dan gw letakkan dikasur.
"Make baju yang ini Cu, perasaan baru kemaren?" tanya Chitra melihat baju gw
"iya.. bajukukan cuma segini, liat aja" kata gw sambil menunjuk lemari
Chitra membuka lemari gw melihat-lihat isi lemari gw
"Waaaalaaah beneran malah diliat, itukan ada barang rahasiaku" kata gw protes
"hahaha... biariin" katanya sambil menutup pintu lemari gw
"beli lagi donk Cu bajunya..."
"nanti aja ah, masih bisa kepake kok" jawab gw cuek
Chitra lalu duduk disamping baju dan celana yang gw letakkan diatas kasur
"Cu." panggil gw
"Ya?" "Aku mau pake baju celana nih" kata gw nyengir
"terus" minta dipakein gitu?"
Gw nyengir, Chitra malah nantangin "Boleh aja" jawab gw
"Huuuuuuu maunyaaaaaaaaaa... emang cowo ini mentel kali ya" katanya sambil melempar
bantal ke gw BUK..BUK.. "hahahaha" tawa gw
"iyaa, aku keluar dulu, sekalian pamitlah ya, kesiangan aku nih ya, Aku duluan ya Cu..."
Lalu, Gw mengantar Chitra sampai ke mobilnya.
"Tiati ya" kata gw kepadanya
"kamu juga" Kemudian Chitrapun pergi dan gw balik lagi ke kamar untuk berpakaian kerja.
Sambil berpakaian gw mikir tentang Mie goreng tadi, sebenarnya..
Mie gorengnya ga enak, rasanya hambar, tapi segaenak-enaknya makanan yang diberikan
oleh wanita kekita jangan pernah sekalipun bilang ga enak, itu kata Ibu gw.
Jawab enak, meskipun ga enak.
Hargai perasaan seorang wanita yang memasak, bangun pagi, didepan kompor panaspanasan, memotong dan menghaluskan bumbu jauh lebih sulit daripada tinggal
memakannya aja. Jika bener-bener ga enak, minta dia ikut mencicipinya, setelah dia merasakannya kemudian
tanya ke dia seakan-akan diri kamu sendiri ga mengetahui apa-apa tentang bumbu dapur.
"kira-kira kurang apa ya?"
"hahaha, besok dibawain lagi ga ya" akhirnya gw ketawa karena membayangkan besok gw
dibawain makanan lagi oleh Chitra
Tok..Tok.. Pintu gw diketok dan terlihat wajah Saffa mengintip dari sela pintu yang terbuka.
"Masuk Fa.." Klik.. Saffa membuka pintu kamar gw lebih lebar
"Udah siap Nda?" tanyanya
"dikit lagi" "Bentar ya Fa.."
"iya tenang aja, eh ini minta ya" katanya sambil menunjuk cangkir kopi gw
"minum aja" kata gw
Saffa meminum kopi gw sedikit
"iya gapapa, Yuk Fa kita berangkat" ajak gw
"Yuk..." Gw pun berangkat dengannya pake kereta(motor) masing-masing
.. .. .. Pagi ini.. Lagi-lagi gw ga bisa menduganya.
Gw persis membayangkan apa yang gw bayangkan dan Chitra muncul pagi ini dikamar gw.
Dalam hati gw berdoa dan benar-benar berharap
Semoga kita punya perasaan yang sama ya Chi...
"jika punya perasaan yang sama mau apa memangnya?" tanya suara dalam hati gw
"jika sama...mau...apa..ya mau.." jawab suara yang lain lagi
tapi suara itu terhenti, Ternyata....hati gw sendiri malah ga bisa menjawabnya
Part 35 Hari-hari pun berlalu, gw dan Chitra semakin dekat. Sekarang gw lebih sering ketemu dia baik
dikosan maupun sepulang kantor kita menyempatkan pulang bareng. Karena itu yang memang gw
harapkan. Kadang saat mau jalan dengannya keberanian gw muncul untuk menyatakan perasaan gw,
tapi begitu ketemu dia lagi-lagi perasaan minder gw muncul dan akhirnya gw kembali jadi pengecut..
Chitra, Gw melihatnya sebagai sosok yang sempurna dan juga mempunyai keluarga yang sempurna.
Walaupun terlihat seperti anak kecil yang manja tapi sebenarnya dia sosok yang bisa dibilang
membanggakan bagi gw, bagaimana tidak" dia dari keluarga kaya raya tapi sikapnya sangat rendah
Ternyata Tidak Mudah Menemukanmu Karya Raspcake di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
diri, bergaulnya juga dengan siapa aja termasuk tukang-tukang parkir dan es cendol, gw ajak makan
dipinggir jalan di trotoar aja diapun ga keberatan.
"itu sapa?" tanya gw sambil menunjuk ke pedagang yang menyapa kami ketika berjalan kaki disuatu
tempat "oooh.. itu abang heru, tukang es diujung sana" jawabnya sambil menunjuk dia lagi
"Oooh kenal ya?"
"ya kenal laaah... temennya Papa"
"temen Papa?" "hahaha iya, temennya Papa tuh Cu, dia kanparkir disitu kalo lagi belanja bareng Mama, mending
diparkiran deeeh daripada ikut-ikut belanja katanya" jelas Chitra ketawa-tawa
Chitra juga ga keberatan gw ajak panas-panasan dan debu-debuan naik motor untuk jalan atau jemput
dia dikampusnya ketika dia sedang malas bawa mobil.
Ada waktunya gw dan dia dalam keadaan sangat dekat, becanda dan melakukan "Challange
mengerikan" dimanapun ada kesempatan.
Dan.. seperti saat ini gw dan dia lagi-lagi janjian bertemu setelah pulang kerja di Pizza Hut jalan Setia Budi.
Chitra datang dengan terburu-buru, duduk dan langsung melempar tasnya ke kursi disamping tempat
duduknya. "lamanya Cu... aku udah nunggu hampir satujam ini" kata gw protes karena Chitra datangnya super
telat "Haduh bucu, protes aja, masih gerah gini, macet jalannya, cemana ini tadi itu kerjaanku itu lagi
banyak kali, akupun lupa ngabarin kamu, pening aku tadi seharian dikantor, maap ya Bucu" katanya
sambil ngeluarin Saos Belibis dengan polosnya.
Minta maaf sih minta maaf..
tapi..... "Terus" itu buat apa"... saosnya?" kata gw ngeri
"oooh.. Ini adalah Saos.. Be..li..bi..s Cu.... Pe..da..ss Asam nya cukup menantang" jawabnya dengan
dramatis Gw tepok jidat CEPLOK.. Tepok jidat lagi dan lagi
CEPLOKK..CEPLOKKK... "Terus dimakannya pake apa?"
"Hmmmm.. yang namanya cobaan hidup itu Cu, harus kuat, harus lebih berat dari sebelumnya untuk
persiapan cobaan hidup yang sebenarnya" katanya dengan dramatis lagi
"Haduuuu.. apa lagi Cu, gausah bertele-tele laaaaah... lancung aja..lancungg"
"APA" Lancuung" hahaha apapun bucu ini.. lancung bahasa apa itu?" katanya ketawa-tawa
"Langsung, udaaaah bilang aja, mau diapaian nih saos nya?" tanya gw ga sabar
"Salad" "Ha?" "Salad Bucu" "Engggalaaaaaaah yaaaa, kamu aja sendiri sama kucing, mana enak itu makan salad pake saos belibis
pake mayonaise juga"
"Naaah justru itu, biar enak ga pake mayonaise, saos aja saos.. Saaaa...osssss" katanya semangat
Glek.. Gw menelan ludah, membayangkan kengerian yang akan terjadi beberapa menit kedepan nanti.
lalu, Pelayan Pizza datang memberikan menu setelah dipanggil oleh Chitra ke meja kami.
"Gimana Kak, mau langsung pesen atau lihat-lihat dulu?" tanyanya sopan
"Pesan aja lancung" jawabnya menirukan ucapan gw
Pelayan itu tersenyum, Ehya kak, kebetulan disini lagi ada event, nanti temen saya yang datang kalau setuju untuk ikut
eventnya, mau?" tawarnya lagi
"Event apa ya kak?"tanya Chitra
"Event dari PizzaHut untuk customer yang lagi berpasangan seperti kakak-kakak ini, hadiahnya 1
medium pizza apa aja lhoo" jawabnya dengan senyuman lagi
"Kakak pacarnya abang ini ya?" lanjutnya bertanya
Gw ngeliat Chitra dan Chitra juga ngeliat gw
Gw menggeleng cepat "Buk..." kata gw yang langsung dipotong Chitra
dan Chitra lancung mencubit paha gw
"Iya kak, kami pacaran baru jadian kok, ya ya ya?"" katanya ke pelayan itu dan melotot ke gw
Adduuhh.. Pelayan itu juga ga bego kali, dia pasti tau gw lagi dapat ancaman. Mana ada pacaran cowonya
meringis-ringis kena cubit dan cewenya senyam-senyum mencurigakan kaya gitu.
"OOhh.. selamat ya, jadi ikut ya eventnya, Saya panggil teman saya dulu" katanya dan kemudian pergi
Bagus, Pelayan itu ternyata bego.
"Udahlah Cu... kapan lagi coba dapat pizza gratis gini, yakan?"
Gw cuma meringis aja. Gw tau elo Chi, elo bohong, elo bahkan bisa ngebayarin setiap orang yang lagi makan disini, bukan karena pizza gratisan,
Kemudian, Pelayan yang satu lagi datang, membawakan kami 2buah pensil dan sebuah kertas untuk
kami. Dia menjelaskan rule permainannya yang harus kami patuhi sampai akhir permainan.
"Jadi harus jujur ya kak, dengerin apa yang saya katakan, jawab apa yang saya katakan, tulis
semuanya dikertas, tapi nulisnya jangan sampai keliatan oleh saya ya, nanti saya tebak semua yang
ditulis dikertas itu, kalo saya salah nebak meskipun cuma satu jawaban yang meleset, kakak-kakak ini
nanti dapat hadiahnya" jelas pelayan itu panjang lebar
Gw mengangguk setuju. Chitra juga mengangguk, dia sepertinya sangat antusias sekali, berkali-kali menyenggol-nyenggol
badan gw dengan sikutnya agar memerhatikan pelayan itu berbicara.
"Mulai yaa.." (gw lupa pertanyaannya) Pelayan itu bercerita terlebih dahulu, kemudian meminta kami menulis angka berapapun sebanyak
3digit dikertas (angka pertama ini diserahkan ke gw), yang kemudian angka itu dikali, ditambah,
dibagi dikurang, dikali lagi sesuai yang disebutkan. Chitra yang menulisnya dan gw yang
menghitungnya. "Jadi hasilnya itu ulang tahun kakak ini, yakan" 8-10-86" benar kan?" kata pelayan itu yakin sambil
menunjuk gw Chitra kaget, Syok berat. "Bener Cu" tebakannya hasil ulang tahun kamu?" tanya Chitra penasaran
Gw menggeleng "Bukan" Pelayan itu kaget Syok juga Gw nyengir "yang bener kak" jujur lho kak.. kan rulenya harus jujur" katanya cemas
"bentar, ni buktinya 9Oktober" kata gw sambil mengeluarkan KTP dari dompet gw
"HAHAHAHAHA salaaaaaah YEAAAA kita dapat Pizza gratiisssss bucuuuu, horeeee... senang kali
lah aku malam ini" ucap Chitra kegirangan sambil tepuk tangan begitu tau pelayan itu yang kalah
"bentar kak, kita ulangi ya"
"Oke, ini angka awal saya" kata gw sambil menulis kembali di kertas
Kemudian pertanyaan tadi diulang kembali dan malah kita menghitung sama-sama.
"Nah bener kan" kakak ini yang salah hitung, sepertinya salah dipengurangannya deh, coba liat
contekannya lebih teliti kak, hahaha" kata Chitra masih dengan tawa senangnya
"Ah iya, ini harus dilaporin ke bos nih, salah ini contekannya" jawabnya bingung
"Jadi.. Menang ya Kak, pizza nya nanti pesen sama temen saya yang satu lagi, Trimakasih" katanya
kemudian kabur sambil terus ngeliat kertas ditangannya
Gw dan Chitra pun ketawa-ketawa puas
Dan gw pun bernafas lega karena Chitra sepertinya melupakan "Saos Challenge"nya. karena yang
dibicarakannya terus adalah bagaimana dia mendapatkan pizza gratis dan terus membujuk gw untuk
datang lagi kesini besoknya.
"Udah malem nih Cu, kita pulang sekarang?" ajak gw
"Uhhmm... bentar lagi laaa.."
"Nanti makin dingin, kan aku bawa motor, kamu ga pake jaket juga" bujuk gw
"iyaaa.. bawel kali pun"
Dengan sedikit cemburut yang dibuat-buat Chitra pun menerima ajakan gw untuk pulang dan lagi-lagi
dia membuat gw minder. Chitra membayarnya lagi tanpa meminta persetujuan gw, padahal gw duluan yang mengeluarkan uang
dari dompet. "Aku aja" "Ini kak.." kata Chitra mengacuhkan gw sambil memberikan kartunya ke kasir
"Yuk?" ajaknya ketika transaksi selesai
Gw dan Chitra pun pulang ... ..... ....... .......... ............... Hampir tengah malam kami baru sampai dirumahnya, karena kami bertamu dulu kerumah teman
kuliahnya untuk mengambil tugas via flashdisk.
"Jadi kamu tadi ga kuliah?" tanya gw ketika sudah sampai dirumahnya
"hehehe.. engga, lagi jenuh" jawabnya enteng
"Hmmm.. kalo tau kamu kuliah aku mending batal aja tadi ke pizza nya Cu"
"Udahlah Cu, sekali doank kok. ya" gapapa yaa?" katanya sambil senyum-senyum nyebelin
Gw mengangguk "Oke ya Cu kamu masuk aja, aku pulang dulu, udah malem juga nih" pamit gw sambil memakai lagi
helm gw "Nganter nya cuma sampe pager aja ?"
"Lah" kan udah sampe"
"Sampai masuk donk, kalo ditanya Papa gimana nanti?" katanya lagi
Gw mikir sejenak "Eh iya, hayulah kalo begitu, mungkin Papa kamu juga belum tidur" kata gw setuju
Gw ikut masuk melewati pagar, dan menunggu Chitra yang mencari-cari kunci didalam tasnya.
"Adanya kunci garasi..Kunci depannya lupa bawa, Gimanaa donk?" katanya bisik-bisik
"yauda sama aja kan yang penting bisa masuk" kata gw ikut-ikutan bisik-bisik
Chitra lalu membuka pintu garasinya
Tapi sepelan apapun usaha Chitra untuk mendorongnya secara perlahan-lahan tapi pintu besi itu tetap
mengeluarkan suaranya yang keras
JGREKK... "Ssstttt..." isyarat Chitra ke gw menyuruh gw diam
"...." "Sini dulu Cu... bentar aja" panggilnya sambil mengendap-endap
"kok jadi kaya maling gitu?" tanya gw sambil ngikutin dia mengendap-endap
"Sini, dikit lagi" kata Chitra sambil terus masuk ke belakang menuju belakang mobilnya
"Apaaaan sih Cu..." gelap ini, nyalain lampu aja dulu"
Lalu... Tepat Dibelakang mobilnya,
Hanya sedikit cahaya yang menerangi kami
"Cu....." katanya pelan dan lirih
"........hmphhhhhhhhhhhh"
Belum juga mata gw membiasakan diri dengan kegelapan garasinya, bibirnya menempel di bibir gw
"................." gw terbengong
Tapi ciuman itu begitu panjang dan begitu lembut yang membuat gw dalam beberapa detik melupakan
rasa minder gw rasa gengsi gw dan rasa ga pantas yang gw rasakan sebelum-sebelumnya.
dan, Secara reflek gw pun membalasnya
"Makasi ya Bucu..." katanya sambil mendorong badan gw dan menyudahi ciuman kami
"......." gw diem ga tau harus berkata apa
"Kamu pulang ya" lanjutnya lagi mengajak gw kembali ke pintu yang terbuka tadi
"......" gw keluar melewati pintu garasi
"Besok ketemu lagi yaaa..." katanya dan menutup pintu perlahan-lahan
JGREKK. Pintu pun terutup
Tinggal gw berdiri sendiri disini, masih syok dengan kejadian barusan. Kejadian ini sungguh sangat
gila bagi gw, jauh dari apa yang gw bayangkan apalagi gw harapkan.
Gw pegang bibir gw, "Masih terasa basah"
Ini bukan mimpi kan...." ini gila.. ini sih gila banget....!!!!
Tuuut..tuut..tuuuttttt 1 New Inbox: From: Chitra "Kunci depannya ada kok.. Sengaja tadi pengen lewat garasi
" Dasar Chitra... Dia ngebuat gw semalaman dalam keadaan nyengir membayangkan kegilaannya.
Part 36 Kalo berbicara tentang Chitra sekarang, maka mulai sekarang gw akan berbicara
tentang C.I.N.T.A. Sejak tragedi garasi di tengah malam ini, jujur.. Gw jatuh cinta dengannya. Seperti ada
perasaan yang ga bisa gw lukiskan,
Saat melihatnya didepan mata..
Saat mendengarnya berbicara
dan Saat menggenggam tangannya (ga sengaja sih)
Setiap ucapannya yang memanggil nama gw dengan sebutan Bucu, hati gw seperti
melayang meskipun sampai sekarang gw ga tau artinya.
"Woiiiiii... diajak ngomong malah Ngelamun aja...." tegor Saffa mengagetkan gw
"Eh.. engga Fa" ngeles gw
"Terus" kenapa tuh iler sampe netes-netes gitu?"
Secara otomatis gw langsung mengelap mulut gw karena Saffa bilang begitu
"Hahahaha... " tawanya renyah
"Sial" kata gw setelah tersadar telah dikerjai olehnya
"Eh.. Nda, boleh tanya?"
"Tanya aja Fa" "Kamu, sama Cici itu ya?"
"itu apa?" tanya gw bingung
"Punya hubungan khusus gitu?"
Gw mikir, teringat kejadian itu beberapa hari yang lalu
Gw mau jawab iya tapi engga
Gw mau jawab engga tapi kayanya iya
Gw sendiri belum lagi menanyakan apa maksud dia mencium gw, dan gw juga ga pernah
mau menyatakan apa-apa ke dia, gw terlalu malu (atau terlalu pengecut)
Padahal pernah suatu kali ketika ada kesempatan dengan dia dimobilnya gw mau bertanya
tentang arti ciuman itu, tapi Chitra sepertinya tau arah pembicaraan gw dan menyuruh gw
diam menolaknya sambil menggeleng melarangnya.
"Nda" gimana?" panggil Saffa lagi
Gw menggeleng "Ga ada apa-apa" jawab gw sambil merebahkan diri dikasur
"Ooohhh.. kirain.."
"Geser donk Nda"
Gw menggeser badan gw yang lagi rebahan dikasur dan semakin mepet ke dinding kamar.
lalu Saffa ikutan rebahan dikasur gw.
"eeeehhh... gw kira mau apaaan geser-geser, ada kasur sendiri kan Fa!" protes gw kaget
begitu Saffa malah tidur disebelah gw
"Hahaha... dikit doank peliat amat sih, males ah Nda dikamar sendirian"
"yauda tapi jangan macem-macem" ucap gw sambil kembali balik badan menghadap
tembok "Idiiihhh ngarep.."
"hahaha" Jadilah malam itu gw menghabiskan waktu bareng Saffa.
Dia banyak berbicerita tentang dirinya dan selama ini kesimpulan gw benar, dia menghindari
sesuatu atau lebih tepatnya seseorang. yang seseorang itu dihindarinya dengan sebuah
pengecualian, pengecualian jika dia mau lagi berubah menjadi dirinya yang dulu.
"diomongin aja kali Fa..hoaam" kata gw sambil menguap
"Engga, harusnya dia tau aku ga suka hal seperti itu"
"tapi kamu bilang lah, kadang cowo itu ga ngerti kalo ga diomongin lho..HOaaamm" kata gw
lagi sambil menguap "andai aja dia bisa pahamin diriku, hargai diriku sedikit aja.. aku ga harus bilang Nda"
Gw menguap lagi, entah udah berapa kali menguap,
entah udah jam berapa sekarang gw ga tau.
dan entah udah berapa lama Saffa dikamar gw, gw juga ga memerhatikannya lagi.
"Kamu ga ganti baju Fa?" tanya gw sambil berbalik menghadapnya
Saffa memang sedari pulang kerja tadi udah mampir kekamar gw sampai sekarang ini, dia
Ternyata Tidak Mudah Menemukanmu Karya Raspcake di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
masih memakai baju kerjanya (kemeja dan rok) berikut dengan tas yang belum
diletakkannya dikamarnya sendiri
"Bentar lagi" kata Saffa ikut menghadap gw
Sekarang.. Gw dan dia malah tiduran hadap-hadapan.
Saat gw mulai enggan bicara, Saffa kembali menghidupkan mulut gw untuk terus
menanggapi pertanyaannya "Nda.." "yaaa....Hoaaamm"
"jangan nguap mulu napa"
"ngantuk Fa, aku mau tidur aja ya"
"huh.. yauda" Gw pun tertidur.. .. .... ..... ....... (Apa ini") (Gulingkah") (Pastinya, soalnya empuk)
.. ..... ....... .............. Gw bangun. membuka mata gw setelah tertidur.
tidur nyenyak karena gw memang udah lelah dan semakin nyenyak memeluk guling yang
empuk yang ternyata guling itu adalah..
"SAFFFA!!!" ucap gw kaget begitu tau apa yang gw peluk dan langsung menarik tangan gw
dari badannya. Saffa masih tertidur. (untunglah) Rupanya dia juga tertidur disini dan ga balik kekamarnya sejak malam tadi.
"Kok bisaaa-bisanya dia tidur disini?" tanya gw bingung dalam hati
Gw bolak-balik ngeliatnya,
Ini anak kenapa tidur disini"
terus semalem itu gw ngobrol apa ya..gw juga lupa
terus asal-usul dia ada disamping gw, gw juga lupa gimana persisnya.
"Saf... Saffaa.. oi Faaa..." panggil gw terus-menerus untuk membangunkannya
"Eh Nda" katanya pada akhirnya gw berhasil membangunkannya
"Kok malah Eh.. Bangun fa! pindah sana ke kamar kamu sendiri" suruh gw
"Nyam..nyamm..nyamm.." katanya dan kembali menutup matanya
"yaelaaaaaah bukannya pindah malah nyam..nyam...nyam.." kata gw lagi
Tapi.. Saffa malah kembali tertidur
dan gw ga berhasil lagi membangunkannya.
"Hhh.. yasudahlah" kata gw menyerah pada akhirnya
Gw pun kembali tiduran disampingnya, tapi kali ini gw sepenuhnya sadar ada Saffa
disamping gw dan badannya menghadap ke gw juga.
Gw mencoba kembali tidur dengan gelisah dan gw bener-bener gelisah sekarang,
Segala posisi tidur udah gw coba
dari terlentang lalu tengkurap biasa sampe tengkurep nungging
kemudian terlentang lagi dan miring menghadap tembok pun sudah.
Cuma satu yang belum.. dan itu adalah tidur menghadap dia. Gw memiringkan badan gw ke arahnya.
Tapi.. Pemandangan didepan mata gw
semakin membuat gw ga bisa tidur.
Saffa.. Dengan mukanya yang polos dia tertidur..
Dadanya dengan teratur naik turun seiiring dengan hembusan nafasnya.
Kerah bajunya juga sedikit terbuka.
Akkhh.... Salah banget gw bisa tidur kalo ngeliat yang kaya beginian.
Gw lalu mengambil selimut yang dari tadi hanya dibiarkan sebagai alas kaki di ujung kasur,
lalu gw menutupi Saffa dengan selimut itu sampai dengan sebatas lehernya.
"Nah gini.. gw konsen tidur" kata gw puas dengan pekerjaan kecil itu
Gw pun kembali memejamkan mata
efeknya.. gw pun sukses tertidur lagi
.. .... ...... ........ Esok paginya. Gw kembali membuka mata. Masih dengan posisi yang sama saat gw mau tidur untuk keduakalinya, namun yang
berbeda kali ini adalah tanpa ada Saffa disamping gw lagi dan tubuh gw yang gantian
tertutup selimut. Gw melihat jam tangan yang gw lupa lepaskan semalaman.
"Jam 6 pagi lewat dikit" kata gw dalam hati
Gw pun bangun dan duduk dipinggir kasur,
"ini sih telat bangun gw"
"Saffa kemana ya?"
"mungkin dia balik kekamarnya selagi gw tertidur" begitu pikir gw
Lalu.. Gw keluar kamar menuju kekamarnya, melihat kedalam dari luar jendela.
"Kosong, mungkin mandi" kata gw sambil berbalik kekamar gw lagi
Gw kembali berjalan kekamar gw dan ternyata gw malah bertemu dengannya disana
"kopi?" tanyanya dengan tersenyum
Gw nyengir "Bole banget.."
Gw mengambil segelas kopi dari tangannya Saffa dan menghirupnya
"Seddapp ini sih Fa.., minta ya?"
"itu punya kamu Nda, aku bikinkan" katanya menjawab pertanyaan gw
"Lho" terus kamunya?"
"Aku udah tadi didapur"
Kami berdua malah duduk didepan kamar gw.
"Fa.." "ya?" "tadi malem.... kamu..." tanya gw ragu-ragu
"Makasih ya" katanya seolah menjawab pertanyaan gw
"Lhooo..makasih apa ya?" tanya gw malah beneran ragu-ragu
"Aku ga diapa-apain"
Setelah gw kaget dengan polosnya Saffa berkata demikian,
Gw ngakak Kalo bisa gw guling-guling gw bakal guling-guling saat itu juga di tanah
"HaHaHa.. apa sih Fa, emang aku mau ngapain coba?"
"hehehe.. biasanya cowo gitu, kaya kucing ngeliat ikan asin, meleng dikit disamber"
"haha" gw ketawa membenarkannya
"kok ketawa" bener ga?"
"itu sih buat cowo ga punya prinsip"
"emang kamu punya?"
Gw menggeleng "hahahaha apa sih ga jelas kamu Nda" katanya ikutan ketawa bareng gw
"untungnya aku bukan kucing yang liat ikan asin"
"hehehe untung ya?"
"bau ikan asinnya sih udah mirip hahaha" ejek ga kemudian dan tertawa kembali
"NandAAAAAAAAAAA.... huuuuu" katanya cemberut
Pagi itu.. Kembali gw dengan Saffa berbincang-bincang, bercanda dan tertawa sambil meminum kopi
panas secangkir berdua. "eh Fa.. udah mau jam 7 nih, belom mandi, bentar lagi berangkat kan kita" kata gw
mengingatkan "eh iya Nda!!! haduuhh malah keasikan ngobrol, gini nih kalo ngobrol bareng kamu, bikin
LUPA WAKTU!!!" katanya dengan marah yang dibuat-buat
"idiih, kamu sendiri bawelnya kaya apaan ga bisa distop"
"udahlah ya telat kita nih!!" katanya
Gw lalu berdiri dan hendak masuk kekamar gw lagi.
Lalu.. tiba-tiba gw dipanggilnya lagi
"Nda.. Makasih lho ya.." ucap Saffa seperti teringat sesuatu
"Makasih atas apa lagi?" tanya gw
"Hmmm..." "Apa" Hmmm" Hmmmm itu apa?" tanya gw gregetan
"Atas Selimutnya" katanya sambil tersenyum
Gw ikut tersenyum menanggapinya
"Sama-sama Fa atas selimutnya juga" jawab gw kemudian
Part 37 Terkadang gw membiarkan semua emosi gw bicara.
Terkadang juga.. Gw menahan semua emosi gw, keduanya ga jauh berbeda.. selalu ada sesal yang muncul
ketika emosi itu keluar atau tertahan.
Ada peristiwa yang gw gabisa gw lupakan, hingga gw gatau harus bersikap bagaimana.
.. .... ...... Seperti biasa, gw dan Saffa berangkat dan pulang kantor bersama-sama. Kami sepakat
untuk menggunakan satu motor saja daripada menggunakan motor masing-masing.
Waktu itu, Hujan deras, Gw dan Saffa pulang jam 21 dari kantor menembus hujan..
"Dingin Nda.." kata Saffa didalam perjalanan kami
"Iya Fa, bentar lagi sampe" kata gw meminta dia untuk bersabar
Kami menembus hujan bukan tidak sengaja, namun sengaja. Kami tidak bisa menunggu
hujan reda. Kami harus segera pulang kekos sekarang juga karena.. Pacar Saffa ada disana.
Dia memaksa Saffa untuk segera datang.
1jam sebelumnya, dikantor
"Bilang dia, kita pulang setelah hujan reda, aku gabawa mantel" kata gw geram
"Nda.. Please.. kalo gitu pinjem motor kamu aja, aku harus kesana" pintanya memelas
"LHO!! kenapa memangnya?"
"Aku... Aku..." kata Saffa gabisa melanjutkan ucapannya
Terlihat jelas diwajahnya Saffa, seperti wajah penuh kekhawatiran akan sesuatu yang
menimpanya jika dia ga segera memenuhi panggilan pacarnya itu.
"Nda.. please.."
Setelah menimbang-nimbang, akhirnya gw memutuskan bukan saja meminjamkan motor gw
kepadanya namun gw juga ikut menembus hujan.
.. .... ...... ........ Dalam perjalanan Gw merasakan pelukan Saffa dipinggang gw semakin erat, mencoba menahan semua rasa
dingin yang dia rasakan dari hujan dan angin.
Pakaian kami total sudah basah semua, muka dan tangan gw pun seperti membeku mati
rasa kedinginan. "Bentar lagi Fa" ucap gw sekali lagi
"Iya" Akhirnya kosan kita tinggal satu gang lagi, tapi Saffa meminta gw berhenti.
"Nda.. Stop. Mulai dari sini aku jalan kaki aja" katanya kemudian
Gw spontan berhentikan motor gw ga percaya
"Ha" kenapa?"
"Gpp Nda.. Aku turun ya, itu dia" jawab Saffa sambil menunjuk sebuah mobil di depan kos,
turun dari motor dan langsung lari ke arah kosan
"SAFFAAA" panggil gw berteriak
Namun, Saffa terus berlari sambil menutupinya kepalanya dari air hujan yang menimpa kepalanya
"SAFFFAAA....!!!!!" teriak gw lagi
Saffa tidak peduli dan terus berlari.
berkali-kali dia berusaha agar tidak jatuh dari larinya karena dia berlari masih menggunakan
sepatu highheelsnya. Gw masih diam di atas motor mengacuhkan derasnya hujan, mengamatinya, mengamatinya
sampai dia membuka pintu pagar itu.
Jeglek.. Pintu terbuka dan diapun menghilang dibalik pagar dan tembok.
Otak gw yang hampir membeku dirasuki hawa dingin rupanya masih bisa berpikir..
Gw ga mungkin disini terus, ini aja gw udah menggigil ga karuan.
Tapi.. kenapa Saffa melarang gw untuk kesana"
Glek.. Gw menelan ludah beberapa kali sampai akhirnya gw memutuskan harus kesana.
Gw starter motor lagi, Bunyi mesin pun terdengar pelan,
Gw memasukkan gigi dan mulai jalan perlahan sampai akhirnya gw sampai diparkiran kosan
gw. Tanpa mengganti baju gw langsung berjalan cepat menuju kamar Saffa.
Gw berjalan semakin dekat.
Pintunya tertutup rapat, namun jendelanya terbuka
dan semakin dekat. Sekarang gw bisa melihat mereka dari balik gorden jendela, gw melihat lagi cowo yang
pernah gw liat waktu itu, saat pertama kali gw melihatnya di parkiran motor yang menampar
Saffa hingga dia menangis.
Cowo itu cuma memandang seisi kamar tanpa berkata apa-apa, membuka lemari pakaian,
laci meja dan tas Saffa lalu memeriksa Hp nya.
Saffa cuma berdiri diam cemas ga berbicara maupun melarangnya.
Lalu .. .... ..... CKLEK Pintu terbuka secara tiba-tiba dengan gw yang masih mengintip didepannya
"Nanda" kata cowo itu begitu melihat gw
Gw mengangguk sedikit. dan cowo itu meludah disamping kaki gw.
"VEGA!" teriak Saffa
Cowo yang bernama Vega itu menengok ke Saffa.
Sekarang gw baru bisa melihatnya jelas dan dekat,
Dia ternyata lebih tinggi dari gw dan juga lebih berotot daripada badan gw, rambutnya
pendek, mukanya biasa aja tapi terkesan tanpa ekspresi.
"Bang" cowo itu memanggil gw lagi
"Jangan ginilah caranya" lanjutnya
Gw diam sebentar masih bingung apa maksud perkataannya.
"Dengarkan awak bang ya?" lanjutnya lagi sambil menepuk bahu gw
"Apa?" tanya gw bingung
"VEGA!!" panggil Saffa lagi
Vega menengok lagi ke Saffa dan menyuruh Saffa diam. moment sepersekian detik itu
ngebuat gw ngerti dan gw yakin ada kesalahpahaman disini.
"Oke ya bang ya, jangan kau terusin jadi panjang ya" katanya cuek
"Gue.. temen kantornya aja, ga lebih"
"BANG! cukup denger aja LAAAH, janganlah banyak cakap, awak dah bilang begini artinya
awak ga suka" ucapnya tiba-tiba tegas
Jujur aja, Malam itu gw bener-bener mencekam gw yakin tipe orang ini ga pake pikir panjang kalo
ngomong dan bertindak. "kau baik-baik disini ya, aku pulang dulu" katanya kepada Saffa
Saffa mengangguk lemah kemudian cowo itu pergi.
Menatap gw tajam dan meludah sekali lagi.
Ternyata Tidak Mudah Menemukanmu Karya Raspcake di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Saffa" panggil gw ketika Vega sudah tidak ada lagi
Saffa tersenyum ga enak ke gw
"Maaf ya" "Gapapa Fa, Vega ya namanya" ngeri juga Fa"
"Dia memang gitu"
"bukannya udah putus?" tanya gw
"engga, dia ga mau" jawabnya sambil menggeleng sebelumnya
Sekarang bagi gw semua udah jelas,
Gw jadi ngerti kenapa Saffa takut sama pacarnya sendiri
"Fa yaudah.. ganti baju dulu" kata gw
"ah iya, sampai lupa, kamu juga Nda ganti baju dulu"
Gw dan Saffa lupa sampai lupa bahwa kami basah kuyup dari atas hingga bawah.
"Aku ke kamar dulu Fa"
"iya.. aku juga" jawabnya
Lalu.. Gw kembali kekamar gw, mandi dan mengganti baju.
Kini.. Setelah selesai semuanya, gw kembali keluar kamar,
Duduk didepannya dengan sebatang rokok yang sudah terbakar di tangan kanan gw.
Sampai detik ini... Hujan masih mengguyur bumi dengan lebatnya
Membungkam semua katak yang biasanya selalu bersahut-sahutan
Huffff... Sambil menikmatin hujan, gw menghisap dan menghembuskan asap berkali-kali
Mengamati setiap asap nya yang terbang terbuang ke atas.
Gw ga menyangka.. Kejadian tadi menimbulkan perasaan ga enak dalam diri gw, merasa telah ikut campur
kedalam hubungan orang lain dan menimbulkan kesalahpahaman.
Tapi.. Gw juga merasakan gw ga bersalah..
Sepertinya biasa aja hubungan gw dengan Saffa, sebatas teman kantor dan... teman kos...
itu aja bukan" Lalu.. "Nda..." panggil Saffa
Karena gw lagi berpikiri, gw ga menyadari Saffa udah disamping gw.
"Eh.. Fa.. duduk Fa.." ucap gw mempersilahkan dia duduk.
"Nda, sekali lagi maaf banget ya"
"Oh itu.. iya gapapa"
Kemudian, gw dan dia diem-dieman, gw memerhatikan titik-titik air yang berjatuhan dari atap dan
seperitnya Saffa juga begitu.
Tetesan air itu seperti menghipnotis gw untuk selalu memerhatikannya.
"Dingin" ucap Saffa kemudian
"iya dingin" ucap gw menirukannya
"Setiap tetesnya pasti Dingin ya Nda" ucapnya lagi
"iya, pastinya"
"Meskipun tetesan hujan dingin.. dulu kami suka berandai-andai"
"Maksudnya?" "Kalo aku jadi bunga dia jadi apa, kalo aku jadi bulan dia jadi apa.. dan kalo aku jadi bumi
dia jadi apa...." "...." gw diam "Kalo aku jadi bumi.. katanya dia mau jadi langit. tapi aku terus ketawa... kok malah jadi
langit" bukannya malah semakin jauh kaya langit dan bumi?"
"tapi.. dia bilang engga, dia mau jadi langit yang terus menurunkan hujan"
"kok?" tanya gw
"Karena Hujan adalah bukti cinta langit kepada bumi, langit bisa menurunkan hujan agar
bumi sejuk" "...." gw diem jadi teringat saat dulu gw suka berandai-andai dengan Lisa dibawah langit
malam "Meskipun hujan dingin aku ga keberatan terkena air hujan, meskipun dingin aku suka jika
hujan datang, dan meskipun dingin hujan membawa kesejukan kemudian" lanjut Saffa lagi
"..." "Tapi sekarang... aku ga suka jika hujan itu turun, aku ga suka jika hujan itu membasahiku,
karena Hujan yang sekarang hanyalah hujan yang membuat rasa dingin ini terasa menusuk
dan menyakitkan" kata Saffa terus berbicara
"Fa.." "ya..." Setelah memanggilnya.. Gw malah ga tau harus nanggepinnya gimana
Lalu.. Seketika linangan air mata itu tumpah keluar dari Mata Saffa
"Sudah lama...." katanya lagi sambil mengusap matanya
"Sudah lama.. Hujan (Vega) itu membuatku sakit"
"tapi.. aku ternyata gabisa lari karena masih dibawah langit yang sama"
"Fa...." ucap gw mencoba menenangkannya
"dulu aku cinta dia.. tapi sekarang aku benci dia, dulu dia buat aku mengatakan sayang tapi
sekarang benci dia. aku benci dia Nda.. Tapi dia katanya cinta banget sama aku, tapi
kenapa dia malah nyakitin aku terus" kata Saffa lagi sambil menutup mukanya dengan
tangannya Sekarang gw bener-bener ga tau harus ngomong apa.
Selintas gw berpikir gw udah tau masalah dia, tapi.. ternyata tidak.
Gw malah merasa ga tau apapun sekarang.
"Fa..." "Aku kekamar mu ya" kata Saffa sambil berdiri dan tanpa menunggu jawaban gw dia
langsung masuk kamar dan tiduran dikasur
Gw ikutan masuk. "Yauda Fa istirahat aja dulu.. biar tenang ya" kata gw pada akhirnya
Saffa mengangguk Gw lalu keluar lagi Kemudian ga berapa lama..
"Nda.." panggilnya dari dalam kamar
"Ya Fa?" jawab gw
"Aku tidur sini lagi ya?"
"Silahkan.." jawab gw tanpa bisa menolaknya
Lalu Gw kembali menyalakan rokok gw lagi.
Ingin menikmatinya kembali bersama-sama dengan Hujan yang gw sukai.
Karena bagi gw ada cerita di setiap hujan..
Karena itu gw menyukainya
Gw suka cara hujan turun, tetes demi tetes nya bisa membuat hati gw sejuk dan berkata
gembira "Asik.. Hujan"
Gw suka menikmati jika hujan turun, seperti tak mau menyia-nyiakannya dan rela duduk
berlama-lama hanya untuk menyaksikan hujan.
Cerita gw.. Cerita dia.. maupun cerita Saffa.. Cerita yang sulit untuk dilupa yang selalu terngiang jika hujan itu turun.
dan kali ini gw mendengar cerita baru tentang hujan dari Saffa..
tentang hati yang meringis karena cinta yang selalu mengiris..
Meskipun gw ga ingin hujan ini berhenti
tapi sekarang gw ingin hujan ini segera berhenti..
Berharap besok pagi cerah
Untuk menghangatkan hati Saffa
Huff.. Sepertinya malam ini cukup
Gw masuk kamar dan tiduran beralaskan selimut di lantai..
Semakin terasa dingin aja malam ini.
Part 38 "Bucuuuu" "Oiiii... Bucu jeleeeeek bangun nappaaa"
Gw merasa dibangunkan dengan paksa, yang gw bingung kenapa gw dibangunin sampe
begitunya. "Bucuuu.. kamu kenapa" hey..heyyyyyy"
Gw merasa pipi gw ditepuk-tepuk , mata gw udah melek tapi kepala gw terlalu berat untuk
diangkat. "Bucu.." kata gw akhirnya berbicara
Suara gw serak dan terasa sakit di tenggorokan
"Kamu demam ini bucu..." kata Chitra lagi
Gw sakit" Kok bisa" akh iya.. gw baru inget.. semalam gw ujan-ujanan dengan Saffa
.. ... Lalu Saffa?"?"
Gw langsung inget Saffa ada diatas kasur gw. Gw bangun mendadak dan menyesal karena
setelahnya kepala gw seperti dipukul besi.
Saffa.. mana dia" Dia.. Tidak ada. Syukurlah... "Saffa ya Bucu?" tanya Chitra begitu melihat gw yang mendadak melihat ke atas kasur
"Dia.. lagi beli sarapan untuk kamu"
DEG... Gw mencoba tersenyum tapi gabisa,
Kok bisa Chitra nebak apa yang gw pikirkan"
Gw takut chitra tau kalo Saffa semalam menginap tidur dikamar gw.
"Iya... dia lagi beli sarapan. kok kaya orang bingung gitu sih Cu?" kata Chitra menjelaskan
kembali "ga kerja?" tanya gw masih bingung
"Ini hari libur bucu jelek.. Bucu sakit kenapa?" tanya Chitra dengan lembut
Disini gw baru bisa tersenyum
"Kena hujan" jawab gw
"Lain kali.. kalo hujan-hujanan langsung mandi cuci rambutnya ya.."
"iya" "minum anget.. buat angetin badannya" lanjutnya lagi
"iya.." "lalu.. Jangan tidur dilantai"
DEG. Gw langsung kaget "iya.. Lain kali.. kalo Saffa tidur disini, kamu tidur dikamarnya ya.." sambung Chitra sambil
tersenyum Chitra akhirnya tau.. Kalo Saffa tidur dikamar gw tadi malam.
Gw memandang Chitra dengan perasaan ga enak dan ga karuan. Chitra malah
membereskan kasur gw, membuka tirai jendela untuk membiarkan udara pagi dan sinar
matahari masuk dan meminta gw untuk pindah keatas kasur.
"Kamu tiduran aja dulu ya." katanya
"sampai demam gini...." lanjutnya dan kembali memegang dahi gw
"Cu..." panggil gw
"ya?" tengok Chitra
"...." gw malah diem
"Iya gapapa, lain kali gitu aja ya... tidurnya dikasur jangan dilantai ya"
Entah gw harus merasa lega atau gw harus meminta maaf atau malah gw harus bersyukur
Chitra memaklumi perbuatan gw.
Tapi.. "Cu.." panggil gw sekali lagi
"Maaf" akhirnya gw meminta maaf
"apa pun bucu ini ya minta maaf segala" ucapnya
"eh ya.. aku kerumah dulu ya.. ada obat demam kayanya dirumah, nanti kalo Saffa dateng
duluan, jangan lupa dimakan ya bucu"
Tanpa menunggu jawaban gw, Chitra bangun dari duduknya dikasur gw, mengambil tas nya
dan keluar kamar. Dia.. Marah. atau Engga sih" Meskipun dia bilang iya dimulut tapi belum tentu dihatinya.
Dan.. semakin gw memikirkannya semakin sakit kepala gw
Terserahlah.. Sudah terjadi.. yang sudah terjadi biarlah..
lalu gw kembali tertidur .. ... ..... ...... (bucu) (bucu) (seperti ada memanggil-manggil nama gw)
(seperti ada yang membelai-belai rambut gw)
(seperti ada yang memegang dahi gw, kemudian panas.. kemudian dingin.. ada sesuatu
yang diletakkan di dahi gw)
(bucu...) (Bucu......) (Lalu... terasa hangat... bukan didahi... bukan dibagian kepala yang lain...)
(namun terasa hangat di bibir)
(ini bibir siapa") (apa gw barusan dicium" oleh siapa")
(apakah gw bermimpi")
(tapi...... seperti nya gw tau... gw pernah merasakan bibir ini... rasa yang sama seperti waktu
itu.. dan seperti nya baru terjadi belum lama ini....)
(sepertinya ini bukan mimpi...)
Perlahan gw mencoba membuka mata, tapi sangat berat sekali bahkan untuk membuka
kelopak mata sekalipun, kepala gw merasakan sakit yang amat sangat.
Mata gw terbuka.. Silau... dan Putih..
Sinar matahari yang masuk melalui jendela kamar, membuat gw buta sesaat..
(siapa itu didepan gw" sosok itu siapa")
(silau sekali) "PUTRI?"?" panggil gw
tidak bukan dia "CHITRA?"" panggil gw
"Iya bucu..." "udah bangun rupanya.. sakit kali ya?" ucap Chitra menjawab panggilan gw
(rupanya Chitra) "Iya.. berat kali kepalaku" jawab gw lemah
"kita makan dulu ya.. aku bantu bangun"
Chitra membantu badan gw bangun dan bersender di dinding.
"Makasih Cu, jadi ngerepotin kamu"
"haduuhhh kamu pun cari perkara aja ya.. harusnya aku hari ini bisa ngajak kamu nonton
pun malah gagal kan ya.. " kata Chitra sambil geleng-geleng kepala
"haha.. aduuh.. iya maaf kalo gitu, lain kali ya cu" ucap gw
"ga ada lain kali lah Cu.. film nya udah abis minggu depan" balasnya bercanda
"..." Gw cuma senyum aja.
"Sekarang makan.. terus minum obat"
Gw pun akhirnya makan, dibantu oleh Chitra untuk menyuapnya, bukan dibantu disuapi tapi dengan ancamanancaman khasnya.
"Sesendok lagi... ayo lah jangan cemen gitu jadi cowo, ayao mangap!"
"Sesendok lagi... tanggung, ayoo.... ayooooo"
"perasaan sesendok terus mulu Cu?" protes gw karena ketidakkonsistenan chitra bilang
sesendok lagi "haduuu kamu tuh ya, susah kali pun dibilanginnya, sesendok lagi nih"
Sesendok lagi" ini udah berapa sendok gw mangap
Chitra jadi seru sendiri dan geram sendiri, mungkin kalo kata-kata "jebrett" udah populer
waktu itu, mungkin dia bakal bilang jebreet pas sendok gw masuk mulut.
"Nah.. siap makan, sekarang minum obatnya"
"Ha" apanya siap makan" ini udah abis makannya, makan apa lagi?" protes gw laget
"haduuuuhh si jelek ini ya, siap itu selesai bukan siap mau mulai, udah berapa lama sih
kamu disini" masa harus dijelasin mulu?"
Gw nyengir Gw lupa penggunaan kata SIAP disini berbeda
Siap artinya sudah/selesai.
Ternyata Tidak Mudah Menemukanmu Karya Raspcake di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Gw pun minum obat yang diberikan Chitra.
kemudian kembali tiduran, tapi tadi sebenarnya ada yang mau gw tanyakan.. tapi apa ya"
gw lupa gw gabisa mengingatnya.
"Aku pulang dulu ya Bucu" kamu tidur aja, nanti siang aku datang lagi, kalo ga lupa
HaHaHa.. kalo lupa cari makan sendiri ya" bisakan ngesot" haha" katanya sambil tertawa
"......" AH IYA. Gw jadi apa yang mau gw tanyakan!
"ehya tunggu bentar.. tadi katamu Saffa yang beli sarapan" dianya mana sekarang?"
"Ohh.. dia pulang" jawab Chitra pendek
"pulang?" "iya pulang, kenapa?"
"kenapa ga makan bareng?"
"ada perlu katanya dirumah"
Ah iya.. gw baru inget lagi, semalam itu Saffa bertemu dengan pacarnya yang datang ke kos ini, mungkin dia sekarang
pulang untuk tujuan itu.. mungkin..
"Cu?" panggil Chitra
"ya " "Aku pulang dulu ya" boleh?"
"eh iya, makasih ya Cu..."
Baru aja Chitra berjalan menuju pintu kamar.
"Cu... bentar!!" panggil gw lagi
"Appppaaauuppuunnn panggil-panggil lagi, aku ga pulang-pulang ini, ditunggu mama iniiiiiii
jelek kali lah nanya nanggung-nanggung, kaya kakek-kakek pun..."
"merepet aja" ucap gw
"wwwwiiihh tau merepet dia ya sekarang... gayaaaa"
"lah katamu disuru belajar ngomong" udah ngomong dibilang gaya"
"hahaha iyaiya jangan ikutan merepetlah.. mau nanya apa?"
"hehe" "mengerikan.. malah ketawa sendiri"
"itu tadi.. kamu?"
Sumpah gw bingung beneran mau nanya nya gimana.
Gw mau nanya apa yang gw rasain waktu gw setengah sadar tadi ketika tidur.
benerkah chitra mencium gw lagi atau gw cuma mimpi.
kalo cuma mimpi udah jelas gw pasti bakal malu banget nanyanya.
"itu.. tadi.. kamu.. ngapain aja waktu aku tidur?" tanya gw akhirnya
"hahaha kirain apa yang mau ditanyain"
"hmmm.. ngapain aja ya?" jawab chitra sambil mikir yang dibuat-buat
"...." gw diam menunggu jawaban
"hehehe.. menurut bucu tadi aku ngapain?" tanyanya dan kembali mendekat ke gw
"Ga tau makanya nanya"
"Kerasa ya?" tanyanya sambil memegang bibir gw dengan jari telunjuknya
"apaan yang kerasa?" jawab dan tanya gw merasakan muka gw memanas
Chitra tersenyum. "Cepet sembuh ya.... Aku pulang dulu" katanya kemudian dan meninggalkan kamar gw
Ternyata itu bukan mimpi Chi.. Terimakasih *merepet = ngedumel CMIIW
Part 39 Gw membaik dari demam setelah 2hari terkapar dikasur.
Obat dari Chitra berupa kasul dengan tulisan mandarin sangat ampuh dan cepat ngurangin
demam dari badan gw. Dam, malam ini gw ada janji untuk nonton dengannya
To Chitra: "Jadi kita nonton malam ini Cu?"
Harpa Iblis Jari Sakti 17 Pendekar Guntur Lanjutan Seruling Naga Karya Sin Liong Kemelut Di Majapahit 7
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama