Ceritasilat Novel Online

Ternyata Tidak Mudah 4

Ternyata Tidak Mudah Menemukanmu Karya Raspcake Bagian 4


From Chitra: "Jadilah.. XXI Sun Plaza ya"
To Chitra: "Ok" Akhirnya Deal malam ini gw nonton bareng Chitra, pertama kalinya gw akan ketemu lagi
yang namanya bioskop, mungkin gw bakal norak banget kaya orang pedalaman pertama kali
nonton di bioskop. Pippp..Piiippp..Piiippp Ringtone SMS HP jadul gw bunyi lagi
From Chitra: "Dresscode nya esmudd yaaa..."
Gw balas To Chitra: "baju esmud" kostum gitu?"
From Chitra: "kok kostum" kostum apa sih?"
To Chitra: "kostum esmudkan" es kelapa muda" mana ada aku baju yang ada gambar es kelapa muda,
mau nonton apa kepantai?"
From Chitra: "haduuuuuu.. Once nya punn ga ketolong, eksekutif muda, dah lah yaa.. pening palaku"
Gw ga salah donk, gw emang taunya esmud itu es kelapa muda dan emang itu yang cuma gw pikirin.
tapi..pake dresscode segala" apa-apaan ini" lagian inikan masih hari libur, ngapain gw
make baju kerja segala"
Lalu gw bertanya lagi ke dia
To Chitra: "hahaha ngomong donk, tapi pula apa itu Once Cu?" gapake dresscode gapapa" casual aja
lah, bebas ya?" Lalu bunyi lagi hp gw From Chitra: "PAKE ONCE!! ONCE= OON CEkaliiii dirimu"
Gw jadi senyum-senyum sendiri baca sms penuh emosi dari Chitra, yah apa boleh buat
meskipun ini namanya pemaksaan dan penghinaan menyebut gw Once. Tapi okelah
daripada gw benjol atau gw sekarat keracunan saos gw setuju untuk mengenakan baju ala
esmud alias Once sang eksekutif muda makan es kelapa muda.
.. ... ..... ....... Malam yang ditunggu pun tiba.
Gw udah siap didepan pagar kos menunggu mobil Chitra yang baru aja gw liat diujung sana
keluar dari pagarnya. Gw melambaikan tangan Mobil berhenti tepat di samping gw
Chitra keluar dari mobil Gw dijitak "KOOOOK Dijitak?" protes gw
"Emangnya aku taksi apa berhentiinnya kaya gitu!"
"hahaha" Kali ini emang salah gw gw melambaikan tangan menyetop mobilnya seperti gw menyetop taksi.
"Hmmm.. lumayanlah.. cukup oke..agak gantengan, tapi masih acak-acakan seperti biasa ya
Cu.. kamu itu ga pernah bisa rapih" kata Chitra memerhatikan gw dari atas sampe bawah
"Hmmm.. kamu juga, masih cantik seperti biasa" balas gw sambil gantian memerhatikan
chitra dari atas sampe bawah
"Hmm..." "Hmmm..." gw ikut bergumam
Pletak! Gw dijitak lagi "Dijitak lagii?" protes gw lagi
"Lagian ikut-ikutan.. yuklah kita berangkat"
Chitra pun bergegas masuk kedalam mobil,
"Ayoo Oncee..masuklah cepat" katanya didepan pintu dan ngeliat gw masih berdiri diam
Gw berdiri diam bukan karena gw Once (oon cekali) tapi gw terpesona dengan apa yang
chitra pake malam ini.. Di mata gw dia terlihat..
Malam ini dia sangat cantik dan mempesona.
"Onceeeee cepattttlaaaaaaah, filmnya keburu mulai ini..." panggilnya lagi ga sabar
"eh.. iya.. oke" gw pun masuk kedalam mobil.
Bukan salah gw Gw jadi Once Chi.. Bukan salah gw Gw jadi bengong Chi.. Bukan salah gw Gw jadi salah tingkah Chi..
Semua salah kamu.. kamu membuat aku terpesona.
Lalu.. Kamipun berangkat .. .... ..... Kami terlambat masuk studio, ketika kami sampe di XXI Sun Plaza film nya ternyata udah
diputar.t. "Kamusih Cu.. dimobil ngajak becanda aja, gakonsen aku jalan, kelewatan kan muternyapun
jauh, udah muternya jauh lampu merahnya juga lama, udah lama pake ada kereta (") mogok,
hadduuuhh menyebalkan sekali kamu ya Cu" kata chitra terus merepet (ngomel)
Gw cuma nyengir aja ngedenger Chitra merepet sepanjang jalan menuju bangku didalam
studio tempat film kami diputar.
Akhirnya, Gw dan Chitra duduk. Dan gw baru sadar ternyata yang gw tonton adalah film animasi
"Ini film beruang" pake baju keren-keren nontonnya kartun beruang ?" kata gw takjub begitu
gw sadar "Hehehe.. lucukan ya beruangnya.. beruangnya namanya Yogi.. Yogi Bear" katanya polos
Gw langsung manyun, Untungnya bioskop itu gelap jadi muka manyun gw ga keliatan sama Chitra.
Sekian lama gw ga nonton di bioskop sekalinya nonton ternyata film nya beruang! Film
Beruang piknik! dan kartun! animasi! sama ajalah! bukan Action!
"hahahah yogiii..yogiiii... lucu kalipun dia yaa" kata Chitra sambil ketawa-tawa gemas
Gw nambah manyun tiap dia nyebut nama Yogi,
Yogi itu bagi gw kaya nama Cowo, cowo lagi piknik yang lagi diperhatiin sama Chitra!
Awalnya gw bete, tapi lama kelamaan gw jadi terbawa oleh film si yogi itu.
Gw pun ikut tertawa... tiba-tiba "bucu...." kata Chitra kemudian sambil merangkul tangan gw
"iya Cu.." jawab gw kaget begitu dirangkul
Setelah itu, Chitra menyenderkan kepalanya dibahu gw dan entah sejak kapan gw ga lagi memerhatikan
jalannya film.. seluruh penonton tertawa.. gw ga tertawa
seluruh penonton kesal.. gw ga kesal
seluruh penonton berteriak senang.. gw ga sama sekali berteriak
Gw ga tau apa yang gw tonton
Gw ga tau apa yang gw dengar
ditengah gemuruh suara dan penonton gw cuma bisa mendengar suara jantung gw yang
berdegup degdegan, Karena Gw tau perasaan ini, dulu gw pernah merasakannya..
Ini adalah cinta.. gw beneran jatuh cinta dengannya..
Tanpa sadar gw membelai rambut panjang Chitra yang berada persis dibawah dagu gw.
Gw membelainya dengan lembut..
"Bucu..." panggil Chitra lirih
"Ya..." Gw pikir dia akan mengatakan sesuatu ternyata tidak,
dekapannya semakin erat ditangan gw..
"Dingin.." katanya
Gw belai lagi rambutnya..
"Iya.." Dan, Tanpa terasa filmnya selesai, penonton satu demi satu pun keluar..
tapi.. gw dan Chitra tidak bergerak, tidak beranjak dari bangku sampai di ruangan ini pun hanya
tinggal kami berdua.. "Yuk.. udah kosong nih" kata gw kemudian
Chitra mengendurkan tangannya dan tersenyum
"Yuk.." balasnya
Kami pun berdua meninggalkan studio ini.
.. .... ...... ....... Di mobil, perjalanan pulang.
Sejenak ada kekakuan diantara kami,
Mungkin gw yang menyebabkan itu semua, bukan disengaja tapi gw gatau harus bersikap
bagaimana setelah kejadian waktu kita nonton tadi.
Yang ada dalam pikiran gw..
Gw mau jujur Gw mau menyatakan tapi.. Bagaimana memulainya"
"Bucu.." panggil gw akhirnya
"Eh iya..A.. eh Cu.." jawab chitra kaget
Gw yakin chitra pun sama,
dia mungkin bingung harus bagaimana,
mungkin.. dia menunggu gw. Kemudian "Ini CD apa" aku setel ya?" tanya gw berbicara untuk memecah keheningan
"Oh. iya setel aja"
Keheningan yang menimpa kami pun lenyap diganti alunan musik dari CD yang baru gw
masukkan ke dalam CD Player.
"Inikan lagu Eyes On Me yakan?" tanya gw lagi
"Iya.. aku suka lagu ini, kamu tau juga lagunya?"
"Tau banget donk, ini kan lagu dari game fenomenal Cu, Final Fantasy VIII"
"Hahaha.. iya.. Papa yang main game nya, ternyata aku suka, ini aku download aja dari
internet lagunya" jawabnya
Eyes On Me - Faye Wong (OST Final Fantasy VIII)
Recomended to Buffer, Sambil denger lagu ini dan baca percakapan gw selanjutnya
Spoiler for Lirik dan Arti lagu:
Whenever sang my songs Setiap kali ku bernyanyi On the stage, on my own Diatas panggung Whenever said my words Setiap kali ku berkata-kata
Wishing they would be heard
Berharap mereka mendengarnya
I saw you smiling at me Aku melihat kamu tersenyum kepadaku
Was it real or just my fantasy
Apakah itu nyata atau hanya khayalanku saja
You'd always be there in the corner
Kau yang selalu berdiri disudut ruang
Of this tiny little bar Didalam bar yang kecil ini
My last night here for you
Malam terakhir ini kudisini untukmu
Same old songs, just once more
Masih lagu yang sama, tapi hanay sekali lagi
My last night here with you"
Apa malam terakhir ini bersama denganmu"
Maybe yes, maybe no Mungkin iya.. Mungkin tidak
I kind of liked it your way
Terkadang aku menyukai How you shyly placed your eyes on me
Bagaimana malunya kau melihatku
Oh, did you ever know"
Oh. Pernahkah kau tau"
That I had mine on you Bahwa aku telah menjadi milikmu
Darling, so there you are
Sayang, itulah dirimu With that look on your face
Dengan apa yang terlihat diwajahmu
As if you're never hurt Seakaan kau tidak pernah sakit
As if you're never down Seakan kau tidak pernah jatuh
Shall I be the one for you
Dapatkah aku menjadi yang satu-satunya untukmu"
Who pinches you softly but sure
yang mencubitmu dengan lembut tapi pasti
If frown is shown then Jika wajahmu terlihat tidak suka
I will know that you are no dreamer
Aku tau... kau bukanlah mimpi
So let me come to you Jadi, ijinkan aku datang kepadamu
Close as I wanted to be Sedekat yang aku inginkan
Close enough for me Cukup dekat To feel your heart beating fast
Untuk merasakan jantungmu berdegup kencang
And stay there as I whisper
Dan diamlah sampai aku membisikkan...
How I loved your peaceful eyes on me
Betapa aku menyukai tatapan damai matamu kepadaku
Did you ever know Pernahkan kau tau" That I had mine on you Bahwa aku telah menjadi milikmu
Darling, so share with me
Sayang, berbagilah denganku
Your love if you have enough
Cintamu jika kamu merasa cukup
Your tears if your're holding back
Airmatamu saat kamu menahannya
Or pain if that's what it is
atau rasa sakit How can I let you know Bagaimana caranya agar kau tau
I'm more than the dress and the voice
Aku lebih dari sejedar gaun dan suara
Just reach me out then Raihlah diriku You will know that you're not dreaming
Maka kau tau bahwa kau tak lagi bermimpi


Ternyata Tidak Mudah Menemukanmu Karya Raspcake di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Darling, so there you are
Darling, so there you are
Sayang, itulah dirimu With that look on your face
Dengan apa yang terlihat diwajahmu
As if you're never hurt Seakaan kau tidak pernah sakit
As if you're never down Seakan kau tidak pernah jatuh
Shall I be the one for you
Dapatkah aku menjadi yang satu-satunya untukmu"
Who pinches you softly but sure
yang mencubitmu dengan lembut tapi pasti
If frown is shown then Jika wajahmu terlihat tidak suka
I will know that you are no dreamer
Aku tau... kau bukanlah mimpi
Syukurlah gara-gara lagu ini,
Suasana pun kembali mencair.
"Cu.. lagunya diulang ya..?" kata Chitra sambil membalikkan lagu ke awal
"Iya.. gapapa aku juga mau denger lagi hehe" jawab gw mengiyakan
"Whenever sang my songs, On the stage, on my own"
Gw menengok cepat ke arah Chitra,
Chitra bernyanyi setelah intro..
Suaranya ternyata bagus banget
"Whenever said my words Wishing they would be heard" nyanyi sambil tersenyum ke gw
"I saw you smiling at me Was it real or just my fantasy"
Gw mendengarkan Chitra bernyanyi yang akhirnya mengajak gw untuk bernyanyi juga..
Gw pun mau gak mau ikut bernyanyi..
dan dibagian reff nya kita menyanyi bersamaan.
"My last night here with you" Maybe yes, maybe no"
"I kind of liked it your way"
"How you shyly placed your eyes on me"
Chitra tersenyum kepada gw.
Gw tersenyum juga padanya.
Lagu eyes on me terus mengiringi perjalanan kami pulang.
Hingga tiba di lampu merah, mobil ini berhenti
dan entah sejak kapan tangan kita berpegangan.
"Bucu.." panggil gw
"ya?" "Aku mau bilang sesuatu.. Aku..seperti di lagu ini.."
"Aku tau kita belum kenal lama, waktu pertama kali ketemu aku membayangkan bisa ketemu
kamu lagi, dan ternyata kita bertemu"
"..." Chitra diam
"waktu akhirnya kita ketemu, aku membayangkan lagi, seandainya kita ga terpisah jauh,
dan..ternyata kita sekarang begitu dekat"
"..." "Bucu..." "Ya..." jawabnya
"Aku pernah mengira.. kamu cuma bisa dalam khalayanku saja, tapi malam ini terbukti kamu
bukan sekedar khayalan."
"...." "Saat Kamu merangkul tanganku.. saat kepalamu menyender dibahuku, saat aku membelai
rambutmu dan... saat kita berciuman di garasi"
"..." "juga sekarang.. aku memegang tanganmu seperti saat ini. Aku tau ini nyata"
".." Chitra melihat tangan kami yang berpegangan
"Bucu.." panggil gw lagi
"Ya.." jawabnya pelan
Gw menggenggam tangannya lebih erat.
bahkan Chitra ikut mengeratkannya.
"Aku percaya perasaan dalam hatiku sekarang, aku tau apa rasanya perasaan ini.. Aku..."
"..." Gw berhenti sejenak Mengambil nafas panjang yang menurut gw ga perlu.
"Aku.. Jatuh cinta sama kamu, Chitra... aku suka kamu"
Akhirnya... Sudah terkatakan Sudah gw ucapkan Sudah gw lakukan Sekarang.. Gw pasrah menunggu giliran Chitra menjawab
Detik demi detiknya terasa lambat
AC mobil yang awalnya dingin sekarang malah terasa gerah bagi gw
Lalu, "Kamu tau.. kenapa aku panggil kamu Bucu?" katanya bertanya
Gw menggeleng Chitra tersenyum "Aku.. bahkan udah memanggil kamu sayang sebelum kamu mengatakannya"
"kapan?" "Bucu..itu adalah sayang, panggilan sayang"
"..." gantian gw yang diem
"Sebenarnya..Aku mau kamu sendiri yang mengerti arti kata bucu yang selalu kamu panggil
ke aku, dan akhirnya bucu itu sampai ke hati kamu kan Cu.."
".." gw nyengir
".." chitra nyengir
"tanggal berapa sekarang?" tanya gw
Chitra melihat tanggal di jamnya
"Ini jadi hari kita jadian ya"
Gw mengangguk "Sayang kamu bucuku..." kata Chitra
"Aku juga sayang kamu" balas gw
Sepanjang perjalanan kami terus berpegangan hingga sampai kerumahnya.
Kamudian, kami pun sampai, dan mobil kembali masuk garasi
"Aku pulang dulu ya" ucap gw masih didalam garasi
"tunggu" DEG. Kembali gw disudutkan didalam garasi ini,
gw dan dengannya kembali begitu dekat, dan gw yakin ciuman pertama kali kita akan
terulang lagi disini. Wajah kami semakin dekat..
sedikit lagi.. .. ... ..... "Aku pulang dulu" ucap gw dan bergerak mundur
"..." "Bucu.. aku cowo kamu kan sekarang?" tanya gw
"iya Cu.." "Ciuman itu kita simpan nanti ya.. " kata gw
"iya" Malam itu kami resmi menjadi sepasang kekasih,
Walau gw sekarang menjadi pacarnya tapi gw menolak ciumannya
Gw bukannya ga ingin, tapi gw mau menjaganya. Menjaganya hingga ciuman itu akhirnya menjadi benar-benar tetap spesial suatu saat nanti.
Semoga.. Nanda Chitra Part 40 Hampir setiap hari di medan Hujan
dan hujan malam ini sangat deras, ditambah dengan suara halilintar yang bersahut-sahutan.
Di Lobby, Gw.. berdua dengan Saffa sama-sama menunggu pasangan masing-masing yang akan
menjemput kami. Suara derasnya hujan dan dinginnya angin yang berhembus tidak membuat gw dan Saffa
mau menunggu didalam. Kami diam, kaku. Bukan kaku karena dingin melainkan kaku karena obrolan gw dengannya siang tadi.
"Err.. Fa... kamu serius yang tadi siang?" tanya gw akhirnya ga tahan karena harus terus
menyimpannya Tapi.. Hanya senyuman yang diberikan olehnya sebagai jawaban.
................... ........... ..... ... .. Sebelumnya, Siang hari di Hari yang sama.
Saffa udah seminggu ga ada dikos.
Meskipun kita ketemu dikantor tapi hubungan gw dan Saffa seperti baru pertama kali ketemu
alias mengalami kemunduran.
Dibilang menjauh.. tapi gw rasa tidak.
karena didalam pekerjaan kami masih satu tim tapi diluar pekerjaan dia menjauh.. dan gw
rasa emang benar dia menjauh.
Tempat tongkrongan gw, tempat tidur siang gw, tempat dimana gw bisa sendiri dikantor yaitu
di lantai paling atas kantor sekarang tanpa Saffa lagi.
Selama seminggu itu..Dia.. tidak pernah kesini lagi.
Namun, yang suka mampir ke atas sini adalah..
"Disini lagi kau rupanya" panggil Papanya Chitra
Gw menengok ke arah pintu dan Papanya Chitra berjalan ke arah gw
"eh Om.." balas gw sambil berdiri
"Dia titip ini buat kau" kata Papa nya Chitra sambil memberikan gw sebuah apel merah dan
duduk dipipa didepan gw Sebenarnya gw malu, tapi gw tetap menerimanya
"Makasih Om" "Ya" Gw menimbang-nimbang dan melempar apelnya keatas pelan-pelan..
gw bingung merasa ga enak,
harus bagaimana, Chitra menyuruh Papanya seperti ini ke gw.
"Anak muda sedang gelisahkah?" tanya Papanya Chitra seperti membaca pikiran gw
"Eh. Engga Om" jawab gw kaget
"Ga usahlah kau sungkan, kita bukan lagi membicarakan urusan kantor jika kau ngerti
maksudku" Gw menengok cepat ke arah Papanya Chitra
Kaget "Maksudnya Om?" tanya gw
"Chitra udah cerita dan memang harus cerita. Kalian dalam bahasa anak mudanya jadian
kan ya" hapalah itu jadian itu sama kaya pacaran kan?"
"iya Om.. minggu kemaren" jawab gw
"Cuma satu yang dia belum bilang, ciuman kali itu di garasi" kata beliau lagi sambil nyengir
Pluk.. Gw gagal menangkap apel yang gw lempar ke atas
"Kok ta..tau Om?" tanya gw kaget dan gagap
"Yaiyalah.. Aku tu belom tidur, aku dengar kalian masuk, aku ke garasi tapi aku ga dengar
suara, aku perhatikan sekeliling.. ternyata kalian. Aku juga pernah muda, tapi bukan digarasi,
ga level itu masa digarasi, dulu sama Istriku aku juga gitu, di bawah pohon jambu haha"
katanya dan ketawa lebar "Haha kok bisa Om?" tanya gw dan ikut tertawa
"Yaah.. itu..semua terjadi begitu aja"
"Kau pun juga seperti itu?"
"Iya Om.." jawab gw tertunduk malu
"Aku ngerti. Aku sebenarnya ga mau ikut campur urusan kalian. Tapi kalian harus ngerti
kami sebagai orangtua ya. Kami ga ingin sesuatu terjadi, dan kalian harus ngerti apa yang
kami inginkan, kau tau maksudku?" ucap beliau mendadak serius kembali
"Saya mengerti Om" ucap gw meyakinkannya
"Good. Oke kalo gitu, itu aja yang Aku mau bilang, gatal lidah ini jika belum diutarakan"
katanya sekali lagi "Gapapa Om.. saya juga terimakasih diingatkan"
Papanya Chitra berdiri dan membersihkan celana bagian belakangnya
"Aku jadi ngiri.. Aku aja belum pernah dikasih makan siang apel sama Chitra tapi kau udah
dapet apel aja hahaha" katanya dan tertawa lagi
"hahaha.. kalo gitu ini buat Om aja" kata gw sambil menyodorkan apelnya
"AH..takusahlah, itu namanya dari kau HaHaHa"
"nanti saya bantu bilang deh Om ke Chitra Papanya minta Apel"
"AH KAU INI.. tak usahlah.. Aku cuma pingin dari kalian itu aja, bisa kau kabulkan?"
"Pasti" jawab gw sambil memberi jempol
Papanya Chitra lalu tersenyum dan pergi
dan kembali gw sendiri disini.
Gw kembali berpikir.. Harusnya gw bersyukur, keadaan gw yang sekarang ini lebih jauh beruntung dari
sebelumnya. Hubungan gw dan Chitra di restui oleh Papanya, kurang apa lagi"
Krauss.. Gw menggigit apel yang Chitra berikan.
Terasa manis tanpa rasa asam sama sekali.
Lalu, piipp..pippp..pippp... Ringtone HP tanda sms masuk berbunyi, gw melihatnya, sedikit memicingkan mata karena
layar HP gw warnanya udah semakin parah, dan kali ini warna nya hijau semua.
From : Chitra "Manis Cu apelnya" enakkan" aku tadi interogasi yang jual pokoknya apelnya harus yang
manis ga bole yang asam"
Gw tersenyum dan membalasnya
To : Chitra "Manis banget, makasih ya"
From Chitra: ": )" Apel ini manis dan memang manis,
Dia harus sampai bersusah payah untuk menginterogasi penjual buah agar dapat
memberikan sebuah apel manis hanya untuk gw.
piippp..pipppp..pipppp HP gw bunyi lagi, kali ini bukan dari Chitra
From Saffa : "Nda.. masih diatas?"
Rupanya Saffa, Gw membalasnya dan gw katakan iya.
Dan ga berapa lama setelah gw membalas smsnya, Saffa udah ada disamping gw sekarang.
"Tumben" kata gw menyindirnya ketika dia datang dan duduk di tempat sebelumnya
Papanya Chitra duduk "Awwwww" gw mengaduh karena dijepret pake karet
"lagian..." "hehe.. sory Fa"
"Nda" "Ya Fa?" "tanya donk.. kenapa aku kok ga kekos lagi"
"hahaha apaaan tuh ngarep banget ditanya kaya gitu?"
"tanya laaaaaah.. ga pedulian amat sih jadi cowo?" protesnya
"iyaa..iyaaa.. kenapa ga kekosan lagi Fa?" tanya gw akhirnya sambil nahan ketawa
"Aku..." jawab dan terputus
"Kenapa" tuhkan pas ditanya malah ga jawab"
"Aku mau nikah Nda, 6 bulan dari sekarang"
Pluk Gw menjatuhkan Apel yang baru gw makan setengah dan menyesalinya karena
menjatuhkan apel seenak ini.
"kok tiba-tiba?" tanya gw kaget


Ternyata Tidak Mudah Menemukanmu Karya Raspcake di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Ya engga donk Nda, 6 bulan lagi kan bukan tiba-tiba namanya, lagi direncanakan dari
sekarang" jawabnya "Oooohh...karena itu kamu ga ke kos lagi?"
Saffa mengangguk "Nda.." "Ya Fa.." "Aku.. belum siap"
Pluk.. Apel gw jatoh lagi, dua kali sudah gw menjatuhkan apel pemberian Chitra.
"belum siap" kamu ga bilang kamu belum siap?" tanya gw setelah mengambil apel lagi
"udah, karena itu aku dikasih waktu 6bulan Nda" jawabnya dan tersenyum pahit
Gw lihat Saffa gw rasa dia ga becanda sekarang.. dia cukup tertekan saat mengatakannya
"Fa.. dengan Vega ya?" lanjut gw memberi pertanyaan
"iya.." "sebenarnya kamu sama Vega itu gimana sih Fa" keluarga kamu juga gimana" kok bisa
begitu" Nikah itu kan sesuatu yang sakral Fa dan kalo bisa sih cuma sekali"
Saffa tersenyum pahit lagi
semakin terlihat ada senyum pedih disana..
"Vega... kalo Vega 6bulan yang akan datang sama seperti sekarang, aku ga mau Nda.. tapi..
seandainya..." "ya" seandainya apa?"
"seandainya dia Vega 6bulan yang lalu.. ceritanya akan lain Nda, aku ga keberatan jadi
istrinya" lanjut Saffa lagi
"..." gw diem ga tau harus komentar apa
"Nda.." "Ya?" "Aku.. Aku ga lebih baik sama dia. Kalo... sama kamu, Sama kamu aja ya Nda?"
Pluk.. Apelnya jatoh lagi, gw ambil dan langsung gw lempar ketempat sampah.
Gw jadi kesel sendiri menjatuhkan apel berkali-kali karena ini sudah kali ketiganya.
"Ha" sama aku" ngapain sama Aku..?"
"..." Saffa senyum
"Bentar Fa.. bcanda aja kamu ya?"
"..." Saffa makin senyum
"Lagian aku ga seperti yang kamu bayangin lho, bisa jadi aku lebih buruk dari Vega, bener
deh" "hahahaha.. mukanya meraaaaaaahh, ge-errrr bangettt" tawa Saffa kemudian
Gw yang kaget jadi terbengong
"Becanda apa serius Fa?" tanya gw bego
Saffa lalu berdiri dan membersihkan roknya
"Aku.. becanda Nda"
"Aku kira beneran, macem-macem aja nih ngomongnya" kata gw lega
"tapi.. kalo kamu mau.. aku juga mau, yuk Nda duluan" katanya lagi dan pergi sambil
tersenyum ke gw "Eh.." tunggu Fa.. woi Fa tunggu!" panggil gw sambil mengikuti dia turun dengan terburuburu mengejarnya
.. ... ..... ....... Kembali, pada saat pulang kantor.
BLLAARRR.. Suara petir yang menggelegar mengagetkan kita berdua yang berdiri di lobby ini.
Tanpa sadar Saffa merapatkan dirinya kedekat gw.
"Lama banget jemputnya sih" katanya mulai bosan
"tunggu aja Fa, aku juga masih disini kok, nunggu Chitra dateng"
"Nda" "ya Fa" "Aku becanda yang tadi, gausah dipikirin, tapi.. aku minta tolong boleh?"
"minta tolong apa?"
"pura-pura jadi cowoku, aku beneran belum mau nikah Nda, apalagi kalo Vega belum
berubah, mungkin kalo aku pura-pura ga suka dia lagi, dia bisa kembali kaya dulu, waktu
mempertahankan aku jadi pacarnya"
Kalo gw megang apel, mungkin apel nya bakal jatoh lagi.
"Err.. Fa.. itu aku rasa ga nyelesain masalah, yang ada nambah ruwet ditambah orang pihak
ketiga seperti ku" jawab gw menolaknya
"Nda.. please.. aku cuma mau liat aja Vega gimana, kalo ternyata dia nunjukin
kepeduliannya nanti aku jelaskan semua"
"Kalo engga?" tembak gw
"....." Saffa terdiam
"kalo engga gimana Fa?"
Setelah terdiam agak lama baru Saffa menjawabnya
"Ya.. artinya aku cukup tau aja, bahkan sebelum kita menikah aja sikapnya udah ga peduli
apalagi setelah kami menikah, rasanya itu menunjukan kejelasannya kan?"
Gw berpikir sejenak.. "Aku ga jawab sekarang ya, aku harus pikirin dulu Fa.. Lagian kamu tau.. aku dan Chitra
baru aja jadian, aku ga kebayang kalo Chitra tau meskipun ini cuma pura-pura" jawab gw
Saffa diam tertunduk "iya..maaf" Lalu.. sebuah mobil berhenti didepan kami berdua, mobil yang gw kenal, nissan x-gear warna
hitam. "BUCUUUUU..." teriak Chitra dari dalam mobilnya
Gw melambaikan tangan kepadanya
"SIAAAAPP YAAA" teriaknya lagi
Chitra lalu ditengah hujan membuka pintu mobilnya dan secepat kilat membuka payungnya
lalu berlari ke arah gw dan Saffa menunggu.
"Haduuuu kebalik pun ini, sapa yang jemput sapa, cemana ini jaman udah canggih masa
cewe yang nganterin payung jemput cowonya" merepet dia ke gw sambil mengucek-ucek
rambutnya yang basah terkena hujan
"hahaha.. ga ikhlas nihhh?" tanya gw sambil membuka payung yang satu lagi yang diberikan
oleh Chitra. "ikhlas lah.. buat bucu apa sih yang engga.. haha.. eh ya Saffa mau pulang bareng" ke kos
kan?" tawar Chitra ke Saffa kemudian
"engga ci, aku dijemput Vega, tapi dia belum dateng-dateng"
"Ooohhh.. Mau kami temenin?" tanya Chitra lagi
Saffa menggeleng "Gausah Ci.. bentar lagi juga dateng kok" tolaknya
"oooh okee.. oke bucu, kitaa pulang sekarang, dingin kali pun anginnya"
Gw mengangguk ke Chitra dan Gw mengangguk ke Saffa dan berkata kepadanya setelah Chitra udah mulai berjalan
lagi kemobilnya. "Maaf Fa.. Aku duluan"
Gw lalu meninggalkan Saffa sendiri di Lobby mengikuti Chitra masuk kedalam mobilnya
duluan. Didalam mobilnya Chitra, lewat kaca mobil yang diguyur air hujan yang mengalir deras gw melihat Saffa.
Dia kini berdiri sendiri tanpa seorang pun menemaninya.
Sosoknya yang gw lihat dari kaca semakin ngebuat gw merasa... kasihan.
"Bucu kok ngelamun?" tanya Chitra ketika kami hendak jalan
"Eh.. Cu.. gapapa, boleh pinjem payungnya lagi?"
"Payung" untuk?"
Setelah bertanya Chitra lalu melihat cepat kearah mata gw melihat.
"Oke" jawabnya dan mengerti
"Makasih Cu" Gw mengambil lagi payung dari bangku belakang dan kembali turun.
sambil berjalan gw memberikan kode lewat tangan ke Chitra bahwa gw cuma sebentar.
"See..ben..tar... aj..aa.. ya?" kata gw ke Chitra yang ada didalam mobil
Gw berjalan cepat dibawah payung menembus hujan kembali ke tempat Saffa berdiri.
"Ini..." kata gw menyodorkan sebuah payung ketika sudah berada didepan Saffa
"ha" untuk?" tanya Saffa bingung
"hujannya semakin deras, vega juga belum dateng, mungkin kamu jug abutuh payung
nantinya" "eh.. gausah Nda.. itukan payung punya CiChitra, ga enak lah"
"Aku udah minta ijin, gapapa katanya"
"ga enak lah Nda.. udah aku gapapa, bentar lagi juga dateng kok" tolaknya terus
"Fa.." "engga Nda" "katanya mau pura-pura?"
"maksud kamu?" "Ini aku lagi pura-pura jadi pacar kamu, pura-pura perhatian sama pacar sendiri.. yah
anggap aja aku lagi pura-pura" kata gw nyengir sambil ngelirik ke arah Chitra juga
"..." saffa bengong
"Ini payungnya, ambil" kata gw dan memberikan payungnya lagi dengan paksa
"Nda.." "Udah ya Fa, Chitra udah nunggu kelamaan, bisa-bisa dia nanti masuk angin, bajunya udah
basah" "Nda.. makasih ya.." ucap Saffa pelan namun gw masih bisa mendengarnya
"Iya, tiati ya Fa, semangat!" ucap gw juga dan sekali lagi pergi meninggalkan dia sendiri di
lobby. Meskipun sekali lagi mungkin perbuatan gw salah..
tapi gw tau apa ya ng gw lakukan. Ingin gw biarkan saja tapi ada bagian dalam hati gw merasa ga tega membiarkan itu semua
terjadi. Gw cuma ingin membantunya
Gw berharap.. semoga kepura-puraan ini tidak berlangsung lama dan tidak ada konflik
kedepannya. Gw menatap Chitra yang fokus menyetir,
menatapnya dengan perasaan sayang yang tidak terlukiskan.
"Bucu.." panggil gw
"ya?" jawabnya "gapapakan tadi?"
Chitra pun menjawabnya sambil tersenyum penuh arti
"Gpp Cu.. Ga masalah.."
Part 41 Entah berapa kali lagu galau tingkat tinggi ini muter terus di playlist winamp gw
3kali" engga.. udah ga keiitung Flanella - Anjelie Lagu ini terus mengalun, mengalun tanpa henti dari mulai gw menyalakan laptop hingga saat ini.
Saat ini.. Gw hanya diam memerhatikan apa yang terlihat didepan mata gw, yaitu wallpaper Putri.
Dia yang sampai sekarang masih menghiasi wallpaper laptop gw dengan senyumannya..
dan sekarang gw ingin sekali menggantinya.
Menggantinya dengan yang bukan dirinya.
Gw arahkan cursor mouse ke arah tombol "OK"
TIDAK (klik) Gw malah tekan di tombol "cancel"
Udah berkali-kali juga melakukan proses yang sama dan sia-sia, mulai dari memilih-milih file gambar
lain yang menurut gw bagus/indah/seram/lucu/romantis/kartun/seleb bikini/otomotif/dan lain-lain tapi
semuanya selalu berakhir di tombol "Cancel".
Gw gabisa. Gw sama sekali ga bisa. tapi gw Ingin! Karena, Chitra yang selalu datang tiba-tiba di kos selalu mengagetkan gw, ketika gw sedang asik
dengan pekerjaan atau apapun yang gw lakukan dengan laptop ini.
dan dia selalu mempertanyakan ketika gw melarangnya
"Mengapa?" Mengapa gw selalu ga melanjutkan apa yang gw kerjaakan ketika dia datang" padahal dia ga
mempermasalahkannya. Mengapa gw yang selalu mendadak menutup cover laptop gw"
dan Mengapa gw selalu melarangnya ketika dia akan meminjam laptop gw" padahal dia cuma ingin
melihatnya aja. Jawabnya, Karena begitu dia membukanya yang terlihat adalah sesosok wanita lain dari masa lalu gw yang
sampai saat ini gabisa gw lupakan.
.. ... .... Lagu ini pun masih mengalun..entah yang keberapa..
Kadang gw berpikir kenapa lagu super sedih seperti ini ada didalam playlist gw, padahal sebelumnya
gw pikir gw malah gatau ada lagu ini, siapa penciptanya, dimana penciptanya dan semalam berbuat
apa (oh yolanda donk). Namun... Pelan tapi pasti, lirik lagu ini sukses membuat gw teringat kenangan masa lalu
ingat saat kita berdua duduk di bawah malam memandang indah bintang yang berpijar di hati
Kebiasaan yang dulu sering gw lakukan, duduk dibawah malam memandang bintang dan berbicara
tentang masa depan, masa depan yang tak kunjung ada.
berjanji kita berdua untuk tetap setia meski berbeda Banyak janji yang terucap, banyak janji yang sudah gw penuhi bahkan sampai... sekarang, meskipun
yang meminta gw berjanji sudah tidak ada lagi di dunia ini.
ingat saat kita berdua meraba cinta itu bertanya-tanya pada waktu
yang terus berjalan ingat perjuangan kita Put"
ingat penantian kita Put" ingat pada saat kita berdua sama-sama menunggu, saling menyalahkan
waktu yang begitu lambat berjalan untuk sekedar membuat kita bertemu lebih cepat.
dan kau bisikkan kata cinta pasti abadi hingga waktu itu tiba sayangnya.. waktu itu ga pernah tiba, kita berdua ga abadi dan didunia ini ga ada yang abadi. Seperti
berlomba-lomba siapa dari kita berdua yang bertahan sampai sekarang.
anjelie datang dan pergi yang beri selalu aku senyuman di setiap mimpi
anjelie datang dan pergi menjadi satu kenangan Anjelie" tidak, gw ga mengenal Anjelie. Satu keegosian lagi dari diri gw, gw mengganti lirik anjelie
dengan Putri. Mereka berbeda tapi mempunyai kesamaan, mereka... sama-sama telah menjadi
kenangan yang terus menghantui lewat mimpi
ingat saat kita berdua dalam tangis dan tawa tak kau kerutkan wajah cantik walau terluka
tertawa banyak tawa denganmu tak sekalipun gw lupakan wajah cantik itu
terucap kata jika hanya kau yang mengerti aku
di saat aku lelah dan tak akan pernah akan sudah
waktu gw jatuh waktu gw susah, gw berkali-kali diberi semangat olehnya.
Hhhh.. Gw cape batin.. entah yang keberapa rokok dan kopi gw udah habiskan untuk sekedar melamunkan masa lalu gw saat
ini. Indikator baterai laptop pun udah berkedip merah tanda bahwa sebentar lagi laptop gw akan mati.
Juga tanda bahwa sudah sejam lebih gw melamun tentang masa lalu.
Gw yang bosan dengan situasi ini lalu berdiri dan melangkah keluar kamar.
Malam ini begitu cerah tidak hujan lagi seperti malam-malam sebelumnya, malam ini juga masih
sama sepinya dengan malam-malam sebelumnya, kamar sebanyak ini seperti tidak ada penghuninya.


Ternyata Tidak Mudah Menemukanmu Karya Raspcake di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Mungkin.. Gw merasa, Gw, Saffa dan Fajar aja yang membuat kos ini terlihat lebih ramai dan hidup.
tapi.. Saffa dan Fajar sudah cukup lama ga berada dikos ini. Setelah Saffa kini Fajar ikutan menghilang dari
kos ini juga, bilang pun engga.
Keputusan gw salah keluar kamar,
Karena merasa sepi dan gabisa mengobati kegelisahan gw, gw lalu masuk lagi kedalam kamar dan
rebahan dikasur mencoba untuk tidur.
Kebiasaan gw memandang langit-langit kamar menjelang tidur terus melekat sampai sekarang, entah
kenapa disaat sebelum tidur adalah saat dimana gw bisa mengingat semua apa yang terjadi didalam
hari ini dan apa aja yang udah gw lakukan seharian ini.
Gw mengurutkannya satu persatu, hingga tiba di pikiran gw tentang Saffa.
Sampai hari ini kepura-puraan hubungan gw dan Saffa masih berlanjut. berlanjut dalam tanda kutip
dua, dia hanya meminjam diri gw hanya sebagai status. Selebihnya.. tidak ada.
Kita ga melakukan perbuatan yang mengarah ke arah pacaran sedikit pun, seperti makan berdua atau
apapun yang membuat orang akan mengira kita mempunyai hubungan khusus. Gw dan Saffa masih
sama seperti dulu, tidak ada perlakuan istimewa yang gw berikan atau dia berikan ke gw.
Tapi, Gw... ga tau sampai kapan gw harus menjadi "cowonya" Saffa, sampai detik ini pun sepertinya ga ada
masalah dan kejadian apapun saat gw menjabat sebagai cowonya.
Vega juga tidak muncul lagi didepan gw sampai saat ini.
Apakah ini artinya masalah Saffa selesai" atau... dia malah belum bilang sama sekali.
Entahlah.. Gw malas menanyakannya.
Gw jadi mengantuk.. Sebelum terpejam gw kembali melihat layar laptop gw yang masih aja menyala.
Wajah disana masih tersenyum seakan memandang gw.
Mungkin.. inilah yang membuat gw ga mau mengganti wallpapernya..
Gw takut kehilangan senyum itu lagi.
.. ... .... ..... Menit demi menit berlalu tanpa membuat pandangan gw berpaling dari laptop
hingga.. gw mendengar suara langkah sepatu yang biasa gw dengar.
Tak..Tok..Tak..Tok.. Gw menajamkan telinga gw..
Tak..Tok..Tak..Tok.. Gw tau suara itu semakin mendekat..
sampai akhirnya.. sebuah bayangan melewati jendela kamar gw dan sudah terlambat bagi gw untuk bangun karena pintu
kamar gw langsung terbuka lebar.
Jklek BLAK.. pintu terbuka tanpa sepatah kata pun Chitra masuk di tengah keterkejutan gw.
Selepas melepas sepatunya, Dia masuk dan langsung melempar tasnya di atas kasur tepat diantara kaki
gw, membuka kunciran rambutnya dan melempar kuncirannya ke atas meja, lalu dengan tak sabar
membuka syal warna pink dengan motif bunga-bunga sakura yang melingkar dilehernya dan
melemparnya juga ke atas tasnya.
Kemudian.. Dia duduk dikursi membelakangi laptop gw.
Gw menelan ludah.. Pastinya terjadi sesuatu sampai akhirnya dia kaya gini.
dan Gw ga mau di membalik badannya dan melihat dengan jelas ke arah Laptop gw.
"kamu kenapa?" tanya gw
"ntarlah ya!" jawab Chitra kesal
menunggu sambil ditatap dengan tatapan setajam elang itu ga enak.
ada perasaan seperti lagi dicari-cari kesalahan apa yang ada dalam diri gw.
"Oke, jelaskan" ucapnya pada akhirnya
"Jelaskan apa?" tanya gw bingung
"Saffa" katanya singkat
Gw langusng mengerti arah pembicaraan Chitra, sepertinya sandirawa gw ketauan.
"Apa yang kamu tau?" tanya gw
"Lah kok malah tanya?"
"Aku jawab setelah mendengar apa yang kamu tau sebelumnya"
Gw memang seperti itu, Gw ga akan menjelaskan apa yang terjadi sebelum gw tau apa yang sudah orang itu katakan.
Jika apa yang dikatakannya benar gw akan katakan iya dan jika tidak gw akan bilang tidak benar, dan
gw akan meluruskan apa yang kira meleset itu.
"Kamu kenapa pura-pura harus jadi cowonya Saffa?" tanya Chitra setelah gw menunggu agak lama
Gw lega saat mendengar pertanyaannya, gw lega karena Chitra mengetahui itu hanya sandiwara
"Bucu.. " kata gw
"jelasiin lahhhh..lama kalipun"
"tau dari Saffa ya?" tanya gw
"iya" katanya singkat
"kalo gitu persis apa yang dia katakan"
"persis apanya" aku belum denger penjelasan dari kamu, kok udah bilang persis aja, emangnya" kamu
tau apa yang dibilang gitu?"
"Saffa bilang apa aja?"
"Dia minta maaf, dia cerita dia mau dinikahkan kan?" kata Chitra dan langsung gw angguk tanda
setuju "Dia minta bantuan kamu buat ngetes cowonya..."
Gw mengiyakannya "bantuannya itu pun kamu jadi cowonya"
Gw mengiyakannya lagi "tapi itu sebenarnya cuma pura-pura"
"Betul semua.. ada lagi?" tanya gw
"kenapa?" tanya Chitra setelah perkataannya dibenarkan seluruhnya oleh gw
"hanya membantunya"
"kenapa?" desak chitra
"Aku ga ada alasan"
"kenapa Cu" apalah alasan itu?" desak Chitra lagi
"Mau bantu orang apa perlu ada alasan Cu?" tanya gw balik
"Tapi..." "ya?" "Tapi.. harusnya bilang dulu ke akupun?"
"Aku minta Maaf" jawab gw langsung dan memegang pundaknya
Chitra meraih tangan gw yang ada dipundaknya
"Hhhh.. tapi mentel kali bucu ini ya, udah dibilang juga jangan mentel-mentel sama yang lain"
"hehe bukan mentel kok"
"gimana" boleh aku teruskan" kalo ga boleh aku akhiri juga, aku bilang ke Saffa sekarang"
"huh..sama apa yang dibilang saffa tadi, akhirnya minta persetujuan aku"
"hahaha.." tawa gw
"lalu kamu jawab apa?"
"Aku jawab.. gapapa"
"laaaaaah kok" jadi tadi marahnya kenapa kalo emang gapapa?" tanya gw bingung
"Aku tadinya mau marah sama dia Cu, tapi... aku malah iba, aku rasanya bisa ngerti kalo jadi dia"
jelas Chitra "semoga masalahnya cepat selesai ya Cu"
"Tapi..." kata chitra memutus perkataan gw
"tapi apa?" "Aku jadi kwatir sama kamunya.."
"percaya sama aku"
Chitra mengangguk "Tapi.. ada lagi.."
"apa?" "Sama vega kamu hati-hati"
gw genggam tangannya untuk membuat Chitra percaya dan tenang ga usah mengkhawatirkan gw
"Pasti" ucap gw itu saja
Kemudian Chitra mengambil kembali syalnya yang tadi dilemparkannya ke kasur,
Syal itu lalu dikalungkannya ke leher gw..
"Bucu.." ucapnya manja
"ya?" "jangan ada perasaan apapun ya.. aku percaya kamu lho"
Gw lepaskan Syal yang barusan dikalungkan olehnya dan balik gw kalungkan ke lehernya
"Ga akan" "kok malah dilepasin syalnya?" katanya sambil mencubit hidung gw
"Kamu lebih butuh ini daripada aku kan?"
"aku ada banyak kok"
tapi gw malah lanjut memakaikan syalnya dilehernya.
"Naah.. selesai, agak berantakan hehe"
"dasar.." senyum Chitra kemudian
"Okelah Cu.. aku pulang ya, maaf ya tadi"
"gapapa, aku juga minta maaf"
Lalu chitra mengambil tas nya dan memakai sepatunya kembali di depan pintu.
"Aku pulang ya?"
"Oke.. tiati, aku ga usah nganter gpp kan?"
"Huuuu..harusnya dianter inipun, payah kali bucu ini jadi cowo, jadi pacar pun
mengkhawatirkan..ckckck"
"hahaha..oke aku anter"
"bcanda, gausah sayang" katanya sambil senyum manis sekali
Chitra pun siap untuk pulang,
tapi, kembali Chitra masuk mendadak kedalam kamar gw dan langsung melihat ke arah laptop gw yang
lagi terbuka. (OH..TIDAK!!!) "Ini Siapa?" tanyanya lagi dan mengernyit
Gw syok... berbeda dengan cara gw menjelaskan tentang Saffa tadi..
kali ini gw malah ga bisa menjelaskan dengan benar siapa yang ada di layar laptop gw itu
"Ini.. ini..." jawab gw sambil mendekat ke arah Chitra
"Siapa?" "ini..." jawab gw lagi dengan gagap
"Ini yang namanya Putri?" tembak Chitra
Gw kaget Gw yang ga tau mau ngejelasin apa, malah Chitra yang menjawab duluan itu siapa.
"iya.." jawab gw pelan
Chitra tersenyum lagi, tapi gw malah merasa berdosa saat melihat dia malah tersenyum, gw lebih baik
dimaki-maki sekarang karena memajang foto wanita lain selain dirinya saat ini.
"Temen kamu dulu?"
Gw menggeleng "bukan" "Pacar kamu dulu?"
Gw ga menjawabnya.. Gw tau ini udah waktunya gw jujur padanya,
"meskipun dia udah meninggal...." katanya dan tertahan
"Sepertinya udah waktunya kamu kenalkan aku siapa Putri itu Cu" lanjut Chitra setelah berpikir
sebentar "Iya..Besok pagi, aku kenalkan kamu padanya.. kita bes..." jawab gw terpotong
Chitra mendekat ke arah gw dan memeluk gw yang membuat gw terdiam
"Ssst......" katanya dan mencegah bibir gw untuk berbicara dengan jarinya
"Siapapun itu.. aku percaya sama kamu bucuku" lanjutnya kemudian dan mengendorkan pelukannya
Gw berbalik ke arah meja melepaskan pelukannya
lalu.. memilih gambar secara asal dan mengganti wallpaper nya dengan seketika tanpa ragu
klik.. tombol "ok" pun tertekan dengan mudahnya
"Terimakasih Cu, percaya sama aku" ucap gw mengakhiri pertemuan di malam ini
Dia hanya tersenyum dan pergi..
Maaf Maaf Maaf.... Maafin aku.. Entah kepada siapa gw meminta maaf didalam hati ini
Part 42 Disinilah gw berada, disamping kuburan Putri dengan Chitra yang akhirnya turun juga dari mobil menghampiri gw
kemudian. Sepanjang perjalanan dia hanya diam dan tidak mau melepaskan pegangan tangannya,
mulai dari turun dari mobil hingga saat ini gw bercerita.
Gw banyak bercerita tentang masa lalu gw.
Gw ga mengharap apa-apa dari apa yang gw ceritakan, karena gw yakin... gw bisa aja
menyakitinya. Tapi dilubuk hati gw yang paling dalam,
gw hanya ingin.. dia tau kondisi gw sampai saat ini
dan juga, gw hanya ingin.. dia mau nerima gw apa adanya.
Chitra semakin menggengam erat tangan gw ketika kami mulai menjauh dari tempat
peristirahatan terakhir itu.
"Aku tambah yakin Putri itu, cewe spesial kan?" tanya Chitra kemudian
"hahaha..hanya teman lama, haddeeh Cu udah berapa kali kamu nanya itu mulu sih" jawab
gw sambil berjalan Gw masuk kedalam mobilnya..
dan duduk disebelah Chitra yang sudah memasuki mobil duluan
"Cu..." panggilnya ke gw
"iya Cu.." jawab gw sambil menoleh kearahnya
"......." "kenapa Cu" ada apa?"
"Sebenarnya apa yang mau kamu katakan padaku Cu" Kamu ga pernah menolak setiap aku
ikut kesini, tapi kamu ga pernah bilang sejujurnya siapa itu Putri"
"akting mulu nih...barusana udan diceritain, udahlaaaaah jangan ngeledekin aku mulu,
nanya mulu pertanyaan yang sama lagi"
"sebenarnya bukan itu aja" kata Chitra mendadak serius
Cklek (pintu mobil tertutup dan Chitra menyalakan mobilnya)
Mobil pun mulai berjalan pelan dan lama-lama semakin kencang.
"Cu.. pelan-pelan aja" ucap gw mengingatkan
Chitra hanya tersenyum dan bukannya mengurangi kecepatannya malah semakin
menambah laju kendaraannya
"HEI CU PELAN-PELAN AJA!" kata gw dengan agak keras karena gw udah mulai takut dari
caranya membawa mobil Chitra meminta gw berhenti berbicara dengan isyarat tangannya dan semakin menggila cara
membawa mobinya. Perempatan jalan, kelokan, tikungan dia lewati dengan caranya yang
menurut gw "ugal-ugalan".
TIIINNNNNNNNN..TIIINNNNNNN...
Chitra membunyikan klakson mobilnya berkali-kali dengan ga sabar karena jalannya
dihalangi oleh sebuah minibus yang tiba-tiba berhenti mendadak dan tidak meminggirkan
mobilnya dengan benar. TIIINNNNNN...TIIINNN... "Bodoh kalipun pengemudi (sensor) sial itu!" kata Chitra kasar
"WOI PINGGIRKANLAH ITU!!" teriak chitra lagi setelah membuka kaca mobilnya
"tenang Cu, sabar" kata gw
Chitra kembali menyuruh gw diam dan terus membunyikan klakson mobilnya dengan
semakin tak sabar TIIINNNNNN..TIIINNNNNNNN Akhirnya sopir minibus itu meminggirkan mobilnya dengan benar setelah berkali-kali chitra
membunyikan klakson dan berteriak, dan ketika kami berpapasan dengan samping mobil itu,
Chitra kemudian membuka otomatis kaca disamping gw
"JANGAN ASAL YA!" teriak dia lagi dengan emosi sambil memberikan jari tengahnya dan
kembali melajukan mobilnya begitu cepat secara mendadak
"ASTAGA BUCU!!! KAMU KENAPA?"
"Tau teori relativitas cahaya?" tanya dia ga menjawab pertanyaan
"Kenapa" apa hubungannya?"
"tau ga Bucuu jelek?"
"iya tau, tapi apa hubungannyaaaaa" Oke Chitra berhenti, kamu udah kelewatan ini, takut
aku. Berhenti Cu" "Jawab dulu laaaaaa apa itu"
TIIINNNNN... Chitra kembali membunyikan klakson dengan panjang lalu membanting setirnya ke kekiri
karena menghidari motor yang mendadak mau memutar


Ternyata Tidak Mudah Menemukanmu Karya Raspcake di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"SEEEEEIINNNN WOII!!" teriak dia lagi
"jawab lah cu, cemana kamu ini, tau apa engga?" ucapnya begitu selesai menutup kaca
jendelanya lagi "Oke.. aku ga tau" kata gw akhirnya jujur
"Hahaha" tawanya
"Kalo gitu apa?"
Ckiiittttttttt... Chitra meminggirkan mobilnya ke tepi jalan dan mengerem mendadak
"Aku lagi bawa kamu ke masa lalu" jawabnya sambil melihat mata gw
.. ... .... ...... Cukup lama bagi gw untuk mencerna apa arti perkataannya, memangnya apa hubungannya
antara membawa mobil secara menggila seperti ini dengan teori relativitas cahaya yang
dihubungkan dengan masa lalu"
"Oke Chitra xxxxxxx, Aku ga ngerti, aku beneran ga ngerti apa maksud kamu" kata gw
dengan sengaja memanggil nama panjangnya.
"Semakin besar kecepatan gerak suatu benda, maka waktu akan berjalan semakin lambat,
dan begitu kecepatan gerak itu mendekati kecepatan cahaya.. maka..." jawabnya panjang
kemudian terhenti "Kita bisa menembus waktu" jawab gw dan Chitra hampir bersamaan
"...." "...." "Menembus waktu ke masa lalu" lanjutnya lagi
"Jadi tujuan kamu membawa mobil ini secapat itu..."
"Untuk membawa kamu ke masalalu" sambung Chitra sebelum gw menyelesaikan ucapan
gw "Sayangnya itu ga mungkin Cu.. dengan mobil ini mana bisa, pesawat ulang alik baru bisa
kali ya, lagian ngapain ke masa lalu?"?""
"yaaaaah.. namanya juga usaha cuuu..HaHaHaHa"
Dia tertawa, mentertawakan kebodohan ini. Mana mungkin dengan sebuah mobil yang
melaju ditengah kota bisa melebihi kecepatan cahaya, mungkin sebelum mendekati
kecepatan chaya aja mungkin kita udah ditilang polisi atau malah yang lebih buruk lagi, ga
masuk akal. "Kok kamu bisa kepikiran kesana" untuk apa ke masalalu?" tanya gw
"Untuk merubah"
"merubah apa?" "merubah masa lalu kamu"
Setelah Chitra yang dengan polosnya mengatakan itu, gw jadi tertunduk.
Rasanya gw mulai mengerti apa maksudnya dia ingin ke masa lalu dan merubah masa lalu
gw. "Tapi...." katanya melanjutkannya
"Tapi apa?" "Tapi aku kembali ke masa lalu untuk bertemu kamu, bukan Putri"
"..." gw diam "Bukan Putri. Aku yang akan menggantikan Putri. Aku yang akan berkenalan dengan kamu,
aku yang akan menjalin hubungan sama kamu.. Sehingga... akhirnya sampai saat ini cuma
aku yang kamu pikirkan Nanda Arfxxxxxx "
"..." gw masih diam
"Aku masih hidup, aku masih ada disini bersama kamu Nanda Arfxxxxx"
"..." "Aku yang akan selalu kamu pikirkan, bukan orang lain... lupaka dia Nanda Arfxxxxx"
katanya pelan dan semakin pelan
"Maaf.." Gw menyadari kesalahan gw, untuk itu gw meminta maaf.
Gw masih aja memikirkan oranglain padahal saat ini gw sedang menjalin hubungan dengan
dia. "Maaf ya Cu" ucap gw sekali lagi
"Ayolah Cu.. kita teruskan perjalanan ini ya" kita tambah jadi 200 km/jam" kata Chitra
semangat dan mengatur posisi duduknya ke posisi siap jalan.
Gw menggeleng "Ga perlu" "Oooh...kalo gitu mentokin speednya nih 240 km/jam!!!, mungkin kita bisa nembus waktu!"
Gw menggeleng lagi "Ga perlu bucu, lagian kamu salah kecepatan cahaya bukan segitu"
Chitra menggenggam tangan gw
"Kalo itu ga perlu, kalo kamu terus melarang aku. Kamu harus....." katanya terputus dan
membiarkan mencoba gw yang melanjutkan
"harus apa?" "Move On" Setelah mendengar Chitra berkata demikian
Seperti melihat pelangi setelah hujan reda
Seperti melihat sebuah jalan lurus setelah kabut itu hilang
Seperti menemukan kunci lemari yang telah lama hilang
Gw menantikan saat-saat seperti ini, saat seseorang bisa mengatakan "Move On" kedalam
diri gw, dan orang itu mengerti diri gw yang sebenarnya, diri gw yang sampai saat ini masih
dibayangi masa lalu. "Move On...." kata gw mengulanginya
"Move On.. .Ayolah.. Move On" kata chitra ikut mengulanginya sekali lagi
Gw menatapnya, menatap Chitra yang menunggu gw memberi keputusan
"Cu.. You must make a decision that youre going to move on"
"Memang sih, semuanya ga berlangsung dan bisa begitu begitu aja"
"You must say I DONT CARE HOW HARD THIS IS!"
Gw tersenyum Chitra tersenyum "Aku bantu kamu ya" Untuk itu aku ada disini bukan" Aku sayang kamu Cu" tanya chitra
dan memegang bahu gw Gw menggeleng "Ga perlu, kamu ga perlu lakukan itu"
"Ga perlu" Akhhhhhhh..."
"Jadi kamu ga mau" dan terus tenggelam di keadaaan seperti ini" Kalo gitu kita..." kata
Chitra dan melepas tangannya kecewa
Gw menggeleng lagi "Bukan, kamu salah paham. Kamu ga usah bantu aku untuk merubah hidup aku. Mulai saat
ini aku akan hidup dengan keyakinan yang baru saja kamu katakan"
"...." Chitra diam seperti mau menangis
"Karena kamu.. aku sekarang yakin.."
"yakin apa?" "yakin, bahwa kekecewaaan/kesedihan dari masa lalu aku, ga akan lagi menghalangi
perasaan aku sekarang untuk mencintai kamu lebih dan lebih dan lebih dari yang sekarang"
"Aku.. tidak. Aku dan Kamu akan buat cerita baru, cerita yang sama-sama kita tulis mulai
saat ini" Chitra tersenyum mengerti apa yang barusan gw katakan.
"Terimakasih" katanya
"Maaf ya Cu, kita mulai lagi dari Nol ya.." ucap gw menghapus air matanya yang baru saja
menggenang "Janji?" "Aku janji" "lupakan dia" "iya" "Kita Jalan lagi?"
"Yuk.. udah lama kita berhenti loh"
"Bawa nya santai aja kan" gapake 240 km/jam" hehe" canda gw
"Sippp.. lagian aku mau hidup lebih lama bareng kamu" katanya membalas candaan gw
"Okee... Bucu.. Ehya bucu.. temenin aku dulu ya?"
"kemana?" Chitra malah nyengir-nyengir misterius (hampir mirip kaya senyum misterius tapi lebih
mengerikan kalo diliat) "Kemanaaaaa?" tanya gw mulai curiga
"Pizza, temenin akulah ya makan pizza di pizzahut waktu itu.. pake saos yang aku beli
kemaren, kemarenkan ga jadi..hehehe"
Gw pun mengiyakannya "ehya Cu.. kok tau teori relativitas cahaya bisa ke masa lalu dari mana?" tanya gw
penasaran ketika Chitra mulai menjalankan mobilnya kembali
"Oh itu..Filmnya Papa apa ya judulnya, Oh iya Star trek" jawabnya singkat
" " Gw nyengir .. .... ...... Sambil menyetir, Chitra lalu menyetel sebuah lagu
Lagu yang mengiringi perjalanan kami berikutnya
Lagu yang dengan seketika merubah suasana hati kita lebih ceria, lebih penuh canda dan
cinta didalamnya I Dream - Dreaming ============= Gw ga menyangka dan gw ga pernah memimpikan ini bakal terjadi dalam kehidupan gw,
Membayangkannya pun ga pernah.
Bahwa gw ternyata menemukan diri gw disini yang disadarkan olehnya
Bahwa gw harus bangkit, Ga peduli seberapa sulitnya.. seperti yang Chitra katakan
"I DONT CARE HOW HARD THIS IS!"
"YOU MUST MAKE A DECISION"
Sebuah keputusan singkat yang harus dipilih dari dalam diri gw pribadi untuk memilih
"Melanjutkan" atau "berhenti sampai sini".
Di perjalanan itu gw terus menatapnya..
Gw terus memandang wajahnya dari samping..
dan Sejak itu gw berjanji didalam diri gw sendiri:
Gw akan menjaga dia dan tidak akan pernah melepaskannya.
Terimakasih Einstein! Meskipun sampe sekarang gw ga ngerti Teori Relativitas Cahaya tuh apa
NB: I Dream - Dreaming (lirik dan terjemahan)
Spoiler for thx to agan userlen:
I've been dreaming about a place where I can watch you
Aku telah bermimpi tentang tempat di mana aku bisa memerhatikanmu
Smile as you let sunlight hit your face.
Melihatmu tersenyum, ketika sinar matahari mengenai wajah mu
Sing if your happy, cry if your blue,
Bernyanyi jika kau bahagia, Menangis jika kau membiru
Eat if your hungry, love if your true.
Makan jika kau lapar, Cintai jika kau benar
But baby theres heartache roaming this world
Tapi kekasihku, ada sakit hati yang mengembara di penjuru dunia
Something has gotten hold of us and baby we all hurt
Sesuatu telah menahan kita, dan kasihku kita semua terluka
We all try to fight it, and sometimes we win.
Kita semua telah mencoba melawannya dan kadang kala, kita menang
As long as your Dreamin' Selama kamu masih bermimpi
Your not giving in Kamu tidak akan menyerah We're Dreamin' Yeah yeah yeah yeah
Mari kita bermimpi, yeah yeah yeah
All around the world now Sekarang ke seluruh penjuru dunia
All around the world now.
Sekarang ke seluruh penjuru dunia
Dreamin' Yeah yeah yeah yeah
bermimpi yeah yeah yeah yeah
All around the world now Sekarang ke seluruh penjuru dunia
All around the world now.
We all have been wondering, if theres a plan
Kita semua telah bertanya Tanya, apakah ada rencana
Cause sometimes we find the cruelty,to cruel to understand
Karena kadang kita akan menemukan kekejaman demi kekejaman untuk dapat saling mengerti
Honey we're dreamin', and thats not a crime
Sayangku, kita bermimpi, dan bermimpi bukan lah kejahatan
The rules will reveal, with the passing of time
Peraturan akan terbongkar seiring berjalannya waktu
Tell me a story, I'll sing you a song
Ceritakanlah sebuah cerita, maka aku akan menyanyikan kamu sebuah lagu
Let's make it be about a place where people can belong
Mari kita menjadikan tempat itu sebuah tempat di mana semua orang bisa saling memiliki
Baby theres nothing that I wouldn't do
Kekasihku, tidak ada yang bisa aku lakukan
To bring them to life and,to make them come true.
Untuk membawa mereka hidup kembali dan menjadikan mereka nyata.
We're Dreamin' Yeah yeah yeah yeah
Mari kita bermimpi yeah yeah yeah yeah
All around the world now Sekarang ke seluruh penjuru dunia
All around the world now Sekarang ke seluruh penjuru dunia
Dreamin' Yeah yeah yeah yeah
Bermimpi yeah yeah yeah yeah
Park 43 Mari kita maju beberapa minggu ke depan
Chitra.. Dia.. membawa perubahan besar kepada diri gw.
Bisa dibilang mungkin gw tanpanya gw masih laki-laki yang masih aja menduakan perasaan atau
lebih tepatnya belum bisa mencintai 100%.
Dia juga.. membuat gw kembali merasakan indahnya mencintai dan saat kita bersama adalah saat-saat yang
selalu gw nantikan setiap hari mulai dari pagi hingga malam hari dan dimalam harinya sebelum gw
tidur gw masih aja memikirkannya.
Yaah.. Gw seperti.. baru pertama kali merasakan indahnya pacaran.
Lucu memang, tapi itulah.
Hubungan gw dengan keluarganya pun semakin akrab, terutama kepada papanya. Papanya suka
mengajak gw pergi berdua untuk menemani makan malam diluar ketika gw hendak pulang kantor, dan
gw gabisa menolaknya. Papanya.. bisa dibilang telah merestui kami dalam berhubungan, sehingga ga ada kendala berarti bagi gw untuk
mengajak Chitra keluar dan pulang terlambat dari jadwal yang udah diberikan Papanya.
Gw seperti punya keluarga baru disini.
Dikosan, Saffa dan Fajar sudah kembali perannya menjadi penghuni koskosan. Fajar kembali ga lama setelah
gw jadian dengan Chitra yang ternyata dia memang lagi sibuk kuliah dan mengisi acara-acara live di
cafe (gw juga baru tau ternyata dia bermain gitar solo), dan kebetulan karena lebih dekat dengan
rumahnya dia memilih untuk tinggal dirumahnya.
Saffa kembali baru-baru ini, katanya setelah situasi nya mereda dan sudah kembali normal dia baru
bisa lagi tinggal dikosan ini. Status gw dengannya masih "pacaran" dan Vega sudah mengetahuinya.
Vega. Setelah vega mengetahui status "mantannya" sudah jadian dengan gw, dia mununjukan sikap ga
terimanya namun bukan ke gw melainkan ke Saffa. Berkali-kali sudah dia datang kekosan ini hanya
untuk berbicara dengan Saffa.
Sikapnya ke gw" tentu aja setiap melihat gw dia terlihat mengepalkan tangan, tapi dia ga berbuat apa-apa ke gw.
Gw udah sampaikan itu ke Saffa berulang kali untuk menyudahi sandiwara ini, tapi Saffa tidak mau.
Dia masih ingin melanjutkannya, karena menurutnya Vega udah berubah meskipun cuma sedikit tapi
belum membuat dirinya terkesan kembali.
.. .... ......

Ternyata Tidak Mudah Menemukanmu Karya Raspcake di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Taaaak... Tookkkk... Taaaak... Toook..
Bunyi nyaring bola tenis meja yang dipukul berulang kali oleh gw dan Fajar mewarnai sore ini.
Baru-baru ini juga Papanya Chitra membelikan sebuah Meja Tenis meja untuk diletakkan disini, dan
siapapun bebas menggunakannya, dan tentu aja kesempatan ini ga sia-siakan oleh gw dan Fajar setiap
sorenya. "Enak nih Nda.. bisa olahraga kek gini" kata Fajar ketika akan servis
"Yoi" sahut gw dari seberang sana
Main tenis meja.. sebenarnya gw gabisa. Terlalu melelahkan buat gw. Bukan melelehkan karena
saking seriusnya tapi karena cape untuk mengambil bola dan kebanyakan ketawa.
"Seriusss lah Ndaaaa.. cape gw nih, hahaha" protes Fajar ke gw yang lagi-lagi gagal memukul dengan
benar "hahaha sori Jar, lo juga sama aja, mukul kemana bola kemana" jawab gw yang sudah siap
menyambut bola dari Fajar
"Hayolah serius Nda, sapa tau gw ada bakat di tenis meja nih"
"hahaha konyol, udah tua looo, ga ada bakat"
Tak..Tokk... Tak... Tookk...
Sedikit lebih baik permainan kamui pada akhirnya tapi tetap aja ga seperti orang kebanyakan main
tenis meja, persentasi memukul gw paling juga 3:10 (10bola kepukul 3).
Hari semakin sore dan gw mengakhiri permainan ini. Gw dan Fajar kembali ke tempat favorit kita
berdua di atas atap jemuran ini.
Sambil mengelap keringat yang bercucuran kita bersantai disana, menikmati suasana sore hari
menjelang malam sambil mengobrol dan merokok.
"Udah tua gw bener kata lo Nda, gampang cape gw"
"hahaha rokok terus sih"
"sama aja kan lo juga"
"ah iya haha" Akhirnya gw seperti mempunyai sahabat baru disini.
Gw merasa cocok dengan Fajar dalam berkomonikasi dan dia pun merasa demikian.
"Jar lo udah lama manggung-manggung gitu?" tanya gw
"hahaha mayan lah, sebenarnya udah lama, tapi sempet berhenti Nda. Sekarang gw mulai lagi, ada
yang mau gw beli dari hasil keringet gw sendiri" jawabnya
"Ckckck.. hebat ruy. buat pacara lo dah pastinya"
"Bukan" "lalu buat siapa?"
"Entarlah ya gw cerita. Gw lagi berjuang nih. Doain gw ya"
"Hahaha apalah kau jar pake minta doa segala"
"Nda.. ikut gw manggung mau?" tanyanya seperti teringat sesuatu dan merubah arah pembicaraan
Gw berpikir sejenak "Manggung" joget-joget?" gw malah balik bertanya bingung
"Katrookkkkk kaga lah, emangnya gw sama lo dangdutan. kaga lah. Keknya lo bisa menjual nih"
"sial. engglah jar. gw gabiasa kaya gitu, malumaluin ntar" jawab gw malas
"ayolaaah sekali-kali, bisa maen gitar kan Nda?" tanya fajar terus-menerus
"Engga jar, gw gabisa" jawab gw lagi sambil membetuk tangan X besar didepan dada
Gw berbohong mengenai kemampuan gw bermain gitar. Sampai sekarang dari setelah membaca surat
Diana gw ga pernah lagi memetik gitar sekalipun.
Cukup terakhir itu aja. "Masa sih?" tanya Fajar ga percaya
"Bener, gw gabisa maen gitar"
"Okelah gapapa, kalo nyanyi?"
"Edddaaah bused apalagi, suara gw ancur jar, gak lah"
"Hmmm.. kayanya lo boong deh, tapi okelah gpp, tapi kalo lo berubah pikiran, nanti kita latihan
bareng, maen aja deh ga serius, santai-santai, gw ambil gitar ya?" tawar nya lagi
"gakusah jar, gw bentar lagi turun, maen gitar mungkin 20 tahun lagi gw baru bisanya hahaha"
"Hahaha" tawa gw dan fajar bersamaan
dan Sore itu pun tak lama berakhir dengan sebuah kebohongan kecil
.. .... ...... Paginya. Entah sejak kapan gw jadi punya kebiasaan yang selalu gw nantikan ketika gw pergi mandi untuk
berangkat kerja. dan Seperti pagi ini, Secangkir kopi hitam manis dan secarik stick Notes sudah berada di atas meja komputer kamar gw
Gw membaca kertas itu sambil menyeruput kopinya
tertulis "Selamat Pagi Sayangku"
Selesai membacanya gw segera mengirimkan pesan sms untuk membalasnya
to : Chitra "Selamat pagiiiiiiii.... Makasih ya sayang atas kopi manisnya, kamu ga telat berangkat kerja kan?"
dan gw tau pasti beberapa saat kemudian dia pasti membalasnya
From : Chitra "Engga kok. Sukses ya Sayang"
Sambil tersenyum lebar, gw letakkan HP dan segera mengganti baju untuk bekerja.
... ..... ....... Sama seperti halnya di pagi hari,
di sore hari gw punya kebiasaan yang selalu gw nantikan dan entah sejak kapan gw sama-sama
menunggunya ketika pulang kerja dan kemudian setelahnya bemain tenis meja dengan Fajar.
Seperti sore ini , Secangkir kopi hitam pahit sudah berada di meja komputer kamar gw.
Gw menyeruputnya sekali dan bergegas ke kamar sang pemberi kopi
"Thanks ya Fa.." ucap gw begitu tiba di depan pintu kamarnya yang terbuka
Saffa tersenyum dan mengacungkan gelas yang sama kepada gw
"Sama-sama Nda, kebetulan aja" sahutnya
"tiap hari mana bisa disebut kebetulan Fa hahaha?" kata gw sambil tertawa
"haha iya sih" "Makasih ya" kata gw dan hendak meninggalkan kamarnya
"Iya.. Eh Nda tunggu"
Gw berbalik kembali dan menunggunya berbicara
"Gppkan?" tanyanya
"Apanya yang gpp?"
"Kamu suka kopi yang aku bikinin kan?"
"Suka banget Fa, pahit nya PAS!"
"Huuuuu mana ada pahitnya paaaaaaaaas, yang ada tuh manisnya pass kaliiiii" balasnya sambil
nyengir Sambil tertawa gw meninggalkan kamarnya.
Gw kembali masuk kekamar gw sendiri dan menghabiskan kopi yang diberikan oleh Saffa sambil
melihat layar laptop gw yang masih menyala.
Meskipun laptop gw sekarang tidak lagi dihiasi oleh wallpapernya, tapi sebuah kebiasaan itu masih
membekas tapi kali ini dengan perasaan yang berbeda, kali ini gw merasa jauh lebih baik dan
memandang semuanya dengan penuh keikhlasan.
"Terimakasih.. Akhirnya aku sekarang dikelilingi oleh orang-orang yang sayang kepadaku"
Hari itu pun kembali berakhir dengan banyak senyuman yang diberikan kopi hitam manis dan kopi
hitam pahit Part 44 Mengutip perkataan Lisa :
Bukan tasbih namanya kalau hanya satu butir dan bukan Hidup namanya jika satu rasa. Kehidupan
akan sempurna jika telah melewati serangkaian butiran suka, duka, tawa, tangis, gagal, berhasil, atau
pasang dan surut. Seperti Tasbih yang melingkar, hidup juga demikian,
Kemanapun pergi dan berlari, tetap dalam lingkaran takdirNya.
Sepertinya butiran tasbih hidup gw kembali berputar, dari satu sisi ke sisi lainnya dengan perlahan
namun pasti. Butiran demi butiran terus bergulir dari suka, senang, tawa, berhasil dan sekarang butiran
itu sampai kepada butiran yang semua orangpun ga menginginkannya, yaitu...konflik.
Janji gw kepada Saffa adalah salah satunya. Vega mulai dan semakin bertindak agresif kepada gw
namu itu semua ada positifnya. Positifnya yaitu semakin terlihat kalo Vega sama sekali ga mau
melepaskan Saffa. Kemudian.. Udah berkali-kali juga gw minta kepada Saffa untuk segera mengakhiri ini, jangan sampai hal seperti
ini akhirnya malah jadi penyesalan bagi dia juga.
Tapi.. Lagi-lagi gw mengalah untuk meneruskannya.
Tanggapan Chitra.. Dia hanya tersenyum saat gw menceritakan apa yang terjadi antara gw dan Vega belakangan hari ini.
Dia.. Sebenarnya ingin gw ga lagi berpura-pura namun pada akhirnya dia tau sifat gw yang ini dan akhirnya
dia terus mendukung gw dengan penuh kekhawatiran.
Hingga pada suatu hari Chitra meminta gw ikut dengannya ke suatu tempat.
"Cu.. besok minggu kita ke suatu tempat yuk?" pintanya ke gw lewat telefon
"kemana?" tanya gw
"Ke... kamu ikut aja ya?" jawabnya lagi
.. ... .... ...... Besok paginya. Sekitar jam 6 Pagi Chitra udah tiba didepan kos gw, entah sepagi ini mau dibawa kemana gw gatau.
Dia hanya menunggu didepan mobilnya, menunggu gw keluar menghampirinya.
Ga lama gw pun keluar, Tapi... Seseorang yang bersama Chitra begitu mengagetkan gw.
Senyum yang udah gw persiapkan untuknya pun sirna.
"Vega" panggil gw ketika mendekat
Vega dengan muka masamnya hanya diam ga menjawab gw
Gw berdiri disebelah Chitra sama kakunya dengan Vega ketika kami sudah begitu dekat, rasanya
sungguh ga mengenakan sekali.
"Ga, kita duluan ya.." kata Chitra
Gw pun masuk kedalam mobilnya dan tanpa berbicara Vega juga masuk kedalam pagar kos.
Suara halus mesin mobil yang dinyalakan Chitra sedikit membuat urat leher gw mengendur, ditambah
dengan Chitra yang memegang tangan gw.
"Tenang.. dia mau jemput Saffa pulang kerumahnya kok" jawabnya seperti mengetahui apa yang ada
didalam pikiran gw "Eh?" ucap gw terkaget
"Aku tau apa yang kamu pikirkan sayang" ucapnya begitu lembut
Lalu.. seperti biasa, Chitra menyetel kembali CD Player nya dengan lagu-lagunya yang begitu dalam.
Mobil pun terus berjalan di pagi yang mendung ini.
Entah dibawa kemana gw ga tau, jalanan ini pun gw baru melewatinya, perjalanan kami rasanya akan
cukup jauh. Yang gw perhatikan, pemandangan kanan kiri jalan pun berubah, mobil kami mulai meninggalkan
kota dan pemandangan berganti menjadi pegunungan juga banyak rumah makan jagung rebus dan
bakar dikanan kirinya. "Ini kemana Cu?" tanya gw pada akhirnya
"Ini jalan ke brastagi sayang..."
"Brastagi?" tanya gw bingung
"Kalo di Bogor, puncak Bogor lah ya." sahutnya ga sabar
Chitra lalu mematikan AC dan membuka jendela disebelahnya dan jendela kaca gw.
"Segar kan?" tanyanya lucui begitu udara segar pegunungan memasuki seisi mobil ini.
"Bukan seger lagi inilah Cu.. seger bangett" jawab gw ikut menikmati angin yang masuk
Dengan rambutnya yang berkibar-kibar Chitra tersenyum mendengar jawaban gw.
Ga berapa lama kemudian, Chitra menepikan mobilnya ke salah satu rumah makan kecil dipinggir
jalan. Dia meminta gw ikut turun dan mengikutinya.
Chitra masuk kedalam rumah tersebut dan langsung menuju pintu dibelakangnya.
"Cu.. ga disini aja?" tanya gw menunjuk meja dan kursi didepan
Chitra menggeleng "Lebih kedalam lagi sayang... udahlah ikut aja,banyak cakap ajapun"
Chitra lalu membuka pintu dan memasukinya
(CKLEK) Begitu pintu itu terbuka, langkah gw terhenti.
Terhenti dengan apa yang gw lihat seluas apa yang bisa gw lihat.
Kini..terhampar didepan gw...
Meskipun sedikit berkabut gw melihat suatu pemandangan yang luar biasa ditambah dengan hawa
yang dingin di pagi yang mendung ini membuat gw bener-bener menghayati apa yang gw lihat.
"Gimana?" tanyanya mengusik ketertarikan gw yang sedari tadi hanya menatap apa yang didepan gw
"Ini.. luar biasa Cu, liat bukit itu!!! kabut nya wow! waaaaaaaah ngeri kali lah cu kalo jatoh ya" jawab
gw norak Kemudian, Chitra memesan 2 teh manis panas dan 2 jagung bakar.
"Duduk sini sayang..." katanya sambil duduk di kursi panjang tanpa meja
Gw pun duduk disampingnya
"Ternyata kesini ya Cu" piknik kita?"
"Hehe Iya.. aku cuma mau minum teh pagi-pagi disini sama kamu aja" jawabnya
"minum teh aja sejauh ini?"
"hehehe.. maap ya ga bilang dulu, takut diketawain"
"Haduuu bucu kalo tau bakal kaya gini, aku bawa jaket tadi, disini dingin kali puuun"
"hahaha.. apa sih jadi kaya orang medan kamulah cu ngomongnya kaya gitu, ga cucok" katanya
sambil tertawa "yaaa kan pacarnya orang medan, cemana pula kamu cu hahaha"
"hahaha" chitra tertawa terpingkal-pingkal
Udara pagi ini semakin dingin karena awan mendung dan kabut semakin turun. Entah dari kapan
duduk kami semakin dekat, gelas teh panas yang kami pegang sedari tadi sekarang sudah tak terasa
panasnya, jagung bakar yang kami makan sembari ngobrol tadi sekarang juga sudah tergeletak
dibawah kaki kami. "Sayang.." ucap chitra
"ya.." sahut gw
"kamu kesana donk..." katanya sambil munujuk bukit didepan gw
"Ha" mana bisa" itu jauh kali cu, lagian mesti lewat mana aku kesana nya?" tolak gw
"Aaaaaaah kesanaaaaa pokoknyaaaaa... nanti aku ngomong dari sini, kamu denger dari sana
kedengaran ga ya..." rayu chitra
"enggaaaa... mana bisaaaa, lagian kita ada didepan-depanan gini ngapain juga aku kesana" tolak gw
terus "Huuh.." "Jangan cemberut donk bucu.. mana bisa aku kesana, kamu mau aku jatoh?" bujuk gw pada akhirnya
"Jatoh aja" jawabnya mengagetkan gw
"Be..ne..ran?" tanya gw ga percaya apa yang gw dengar
Pandangan Chitra jauh menatap ke depan ga menjawab pertanyaan gw.
"Cu.. be..ne..ran aku bisa jatoh kalo kamu maksain aku ke bukit di sana"
Kini.. Pandangan Chitra beralih ke mata gw, kami saling bertatapan. Matanya seperti melihat mata gw yang
ada dibalik kacamata ini. kemudian tangannya terjulur ke muka gw dan melepas kacamata gw.
"Siapa yang kamu lihat sekarang?" tanyanya
"Kamu" "Siapa?" "Ya Kamulah, Chi, kenapa memangnya?"
"Bucu..Sebelumnya.. Aku minta maaf ngomong gini, kadang aku..."
"...." gw diam mendengarkan
"Kadang aku.. ada pikiran, pikiran aku meragukan kamu Cu.. entah hapa yang aku pikirkan itu, aku
takut" katanya sambil memberikan kacamata gw kembali
"..." "yaaah.. seperti ada pikiran aneh yang melintas"
"contohnya?" akhirnya gw berbicara
"Seperti.... kamu akhirnya lebih memilih melindungi Saffa daripada aku" jawabnya dan berdiri dari
duduknya menjauh dari gw ke depan
"..." "Hhhhh.. wajar kan aku punya pikiran begitu Cu?"
"Engga.." jawab gw ikutan berdiri disampingnya
Angin dingin pun bertiup kencang menambah hawa menjadi semakin dingin.
"Ga sekalipun aku.. memikirkan Saffa Cu, tapi.. kalo emang masih mengkhwatirkan sandiwara antara
aku dan Saffa, baiklah aku hentikan"
"terlambat" "maksudmu?" tanya gw cepat
"Vega udah tahu, dan tadi pagi aku iyakan semua apa yang dia tanyakan"
"..." "Bucu kamu tau" bahkan setelah Vega tahu bahwa kalian cuma pura-pura tapi Saffa akhirnya tetap
membanding-bandingkan kamu dengannya, kamu masih jauh lebih baik dari Vega"
"HA" Saffa bilang begitu ke Vega" Aku kan.." ucap gw ga percaya
"Cu.. sebenarnya apa yang terjadi dengna kalian berdua sih?" potong Chitra
"Engga Cu, aku ga memberikan apa-apa ke dia, aku bertindak sama seperti ke yang lainnya, sesama


Ternyata Tidak Mudah Menemukanmu Karya Raspcake di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

teman, Sesama teman kantor pun begitu. Aku ga berikan perhatian lebih apalagi perhatian yang lain"
"Aku percaya kamu Cu, sebentar Aku lanjutkan dulu, Vega tetap menganggap kamu yang salah, dan
kamu harus bertanggung jawab karenanya"
"Tanggung jawab apa" emang apa yang dia minta?" tanya gw mulai gusar
"Dia.. ga bilang pasti mau apa, tapi kalo Saffa ga balik lagi..."
"kalau engga balik lagi?" kata gw bingung mengulangi
"Yaah.. mungkin.. kalian sesama laki-laki yang lebih tau akan seperti apa, aku ga mengharapkan
sesuatu yang buruk terjadi sama kamu Cu" pinta chitra akhirnya
Gw menelan ludah di tenggorakan yang kembali kering ini.
"Hhhhh... ya. Aku akan bujuk dia, aku bilang Saffa besok kalo ternyata Vega udah tau"
"Baiknya begitu" kata Chitra sambil tersenyum
BLAAAAARRR.. Hujan pun turun dengan derasnya mengguyur pegunungan ini. Kami berdua mau ga mau harus segera
masuk kedalam lagi dan mencari meja lain yang bisa kami tempati
"Disini aja Cu.." kata Chitra ketika melihat sebuah lesehan yang tidak dipakai
"Ya" jawab gw dan langsung duduk disana
Obrolan kami ditengah hujan ini pun berlanjut tentang Vega, Saffa dan gw.
Dan memang benar apa yang Chitra katakan, gw harusnya bisa memilih bantuan apa yang harus gw
tawarkan, terutama yang berkaitan dengan Pe..ra..saan.
"Aku mengerti" jawab gw
"Sekali lagi ya sayang, aku ga mau terjadi apa-apa dengan kamu, biarlah itu jadi urusan mereka, dan
misal kamu dengan Vega akhirnya berantam, kalo bisa sih jangan, coba selesaikan dengan kepala
dingin ya" kamu bisa kan Cu"
Gw mengangguk "Bisa, aku janji" kata gw sambil melihat kearah luar
"Janji ya!" "Iya aku janji"
"Eh ya Ini sih lebih dingin dari puncak bogor Cu.." ucap gw melanjutkan apa yang gw katakan
sebelumnya. "Hahaha.. ya iyalah" kata Chitra sambil tertawa geli
"Cu.. enak ya disini"
"Hmm.. enak kenapa bucu sayang?"
"Masih hijau dan juga..... dingin"
"hahaha kirain apaan gelik aku, kirain enaklah ditemenin aku... huuuuuu"
"Hehehe" Ditempat ini... bagi gw memang suasana alamnya indah, berbeda dengan apa yang gw liat ditempat lain, selain itu
juga... Gw senang, ternyata Chitra ga merubah perasaannya sama sekali terhadap gw. Dia malah membantu
memberikan solusi terhadap masalah yang gw hadapi.
Lalu.. "Cu aku jadi lapar"
"Hahaha iya ya.. aku juga lapar ini pun"
"Pesen makan disini?"
"Jangan, aku ada tempat yang lebih enak lagi, kita lanjut lagi perjalanan ke atas ya " nanti ada rumah
makan enak" jawabnya
"Haduuu lapar ini, masa makan jagung aja" itu ada didepan rumah makan BPK" kata gw sambil
menunjuk rumah makan didepan
Tapi Chitra malah ketawa setelah gw berkata seperti itu, ketawanya pun terpingkal-pingkal.
"Lah kok malah ketawa?" kenapa?"
"BPK itu....." "kenapa BPK" ada yang aneh?" tanya gw terheran-heran
"BPK itu Babi Panggang Kecap, enak kaliiii itu Cu.. cobain aja, orang luar sumatra pada nyari itu
BPK hahahaha" "Asem kaliii yaaa"
"LEzzaatooooooooo itu"
Hampir seharian gw dan Chitra menghabiskan waktu diluar dan dalam kondisi hujan, tapi meskipun
hujan kami malah menikmatinya dan banyak bertukar cerita tentang diri kami masing-masing.
"Terimakasih ya Sayang.. mau mendengarkan aku" kata Chitra
"Aku yang harus nya berterimakasih, kamu udah mau terbuka, penting bagi hubungan kita diawal ini
untuk saling terbuka ya kan?"
"asal ga buka yang lain ya?" kata chitra
"HAHAHAA" tawa terbahak-bahak gw langsung menjitak Chitra beberapa kali dikepalanya
"Addduuhh.. sakit lah Bucuuuuuuuu"
"Hmmm.. sakit ya?"
"yaiyalah" "mana yang sakit?"
Chitra menunjuk bagian kepalanya yang gw jitak tadi, padahal gw tau persis jitakan gw sangat lembut
dikepalanya CUP... Gw kecup bagian kepala yang ditunjuk
"Maaf.. udah buat kamu khawatir ya, aku sayang kamu Chi.. sayang banget" ucap gw sambil terus
mengecupnya Chitrapun menjawab.. dengan pelukan eratnya. Lalu kita pun pulang.. .. .... ...... ,........ Gw ingat betul Saat itu jam 7 Malam. Langit Malam medan saat itu hitam polos tanpa bintang setelah diguyur hujan seharian.
Gw turun dari mobilnya Chitra dan langsung masuk kekos.
Belum juga senyum gw menghilang
Kemudian... Gw melihat Vega yang berada didepan kamar gw.
"Ada apa dia kesini.. bukannya tadi ngejemput Saffa pulang?" ucap gw dalam hati
Gw semakin mendekatinya .. .... dan Vega melihat gw, diapun berdiri.
"Ada ap" BUAAAAAAAGGGHHK Belum selesai gw berbicara
Satu tinju mendarat dipipi gw tanpa gw bisa menghindar, kacamata gw pun terlepas terjatuh pecah
dilantai. Belum sempat gw pulih dari kekagetan gw dan rasa sakit di kepala, pukulan berikutnya datang dan
bertubi-tubi ke arah kepala gw
DUAAAK.. kepala gw terlempar ke kiri
DUAAAKKk.. kepala gw terlempar ke kanan
Bibir gw pecah dan mulut gw mengeluarkan darah
Vega mengambil kerah baju gw
"GA!!!... Denger dulu" kata gw disela-sela leher gw yang tercekik
Vega ga mendengar gw, dan terus memukul gw bagai orang kesetanan.
"GA!!!!" "Banyak CAKAP!!!" teriaknya
Teringat janji gw pada Chitra,
Gw ga membalasnya sedikit pun, gw hanya coba menghindar dan menangkis, meskipun kemungkinan
terpukul lebih kecil tapi efeknya malah membuat Vega bertambah marah semakin besar karena
sasarannya menghindar. "GA!!!" DUAAAAKKK Ga peduli Vega menendang gw yang menjauh dari dirinya.
Gw menangkis tendangannya yang kearah pinggang gw dengan lengan sehingga gw terjatuh terpental
meskipun berhasil menangkisnya.
"KAO..!" "GA!!" "KAO ITU! " "TENANG GA!!" "AARRGGGHHH ANJIN9 KAO...KAO UDAH TIDUR DENGAN SAFFA KAN!!!"
"...." DUAAAAGGGHHH Ditengah keterkejutan ketika mendengar apa yang Vega tuduhkan,
Satu tendangan keras lagi akhirnya sukses mendarat di perut gw yang akhirnya membuat gw
menyerah pasrah dengan tendangan-tendangan berikutnya.
DUAGHH ..DUUAGGHH...DUAAGGHHH..DUAAAGGHHH....
Hari itu rasanya seperti mimpi.. sampai gw ga bisa merasakan lagi sakit yang gw terima.............
(Chi.. aku udah tepatin janjiku)
Part 45 Sekarang disinilah gw berada, dilantai tempat gw seharusnya terkapar mengerang kesakitan,
melihat apa yang gw saksikan di depan mata gw yang rabun tanpa kacamata sekarang..
Fajar.. Menghentikan amukan vega yang seseat sebelumnya masih menendang gw.
Fajar juga.. Menahan, mendorong bahkan meneriaki vega agar berhenti dan menjauhi gw yang akhirnya
malah mengundang perhatian penghuni kos lain untuk menyaksikan peristiwa ini.
Gw mencoba bangun tapi ternyata ga mudah bagi gw bahkan sekedar untuk duduk, setiap
inci gerakan yang gw buat membuat badan gw mengirimkan sinyal sakit ke otak yang
membuat gw mengerang. "Nda..!!" Fajar menghampiri dan memapah gw agar bisa duduk senderan di dinding.
"thx jar.." ucap gw sambil meringis
Vega kembali mendekat "CUKUP!!!" kata Fajar kepada Vega dengan keras
"Jar.. bantu gw berdiri" pinta gw kepadanya
Akhirnya gw dibantu berdiri oleh Fajar dan gw kembali berhadapan dengan Vega.
"Ga.. lo salah paham, gw sama sekali ga pernah ngelakuin apa yang lo tuduhin ke gw tadi"
Vega diam dengan tangan masiih terkepal,
Nafasnya memburu seperti masih kurang puas telah membuat gw babak belur seperti ini
"Ga.. Gw dan Saffa ga pernah ngelakuin hal-hal yang lo duga, ga ada aktifitas yang
menjurus ke arah pacaran selain pergi pulang kerja dan pertemanan biasa kami dikos" jelas
gw sambil meringis-ringis menahan sakit di pinggang dan perut gw
"...." "Ga.. Saffa minta gw pura-pura hanya status aja, hal ini dia lakuin juga buat ELO!! BUAT
ELO BALIK SAMA DIA GA!!" ucap gw lagi dengan emosi yang tiba-tiba keluar
"GW EMANG GA KENAL ELO, GW JUGA GA PEDULI SIAPA ELO..!! HARUSNYA GW GA
TERIMA TAWARAN DIA. TAPI..."
"..." "SAFFA PUTUS ASA GA!!! PUTUS ASA SAMA SIKAP ELO!!! DIA BILANG GITU KE GW!!
LO PAHAM GA"!" "..." Kepalan tinju vega mengendur, tapi masih dengan mulut yang terkunci dia mendengarkan
gw terus berbicara "Gw ga percaya" kata vega pada akhirnya
"brengsek" kata gw jadi mengumpat
Gara-gara kata itu, vega langsung mencengkram kerah baju gw.
"Lo mau pukulin gw percuma Ga, ga merubah kenyataan kalo Saffa putus asa sama lo, dia
malah ngeliat semakin lo seperti ini semakin putus asa dia, pukul aja gw GA!!! GW BAKAL
BILANG KE SAFFA, INI MUKA GW!!! MUKA YANG ELO HANCURIN!!"
"Chitra" sebut Vega setengah berbisik
Jantung gw bagai berhenti sejenak, menunggu tanpa nafas setiap detiknya yang akan
diucapkan vega selanjutnya.
"Chitra" sebut vega mengulangi
"Apa yang bakal lo lakuin kalo lo diposisi gw?"
"Apa lo cuma senyum doank ngeliat orang yang lo sayang tidur bareng cowo lain!"
"GW GA TIDUR BARENG GA..!!!"
Vega semakin memperkuat cengkraman tangannya di baju gw
"Gw boleh tidurin Chitra kalo gitu?" tanyanya lagi masih dengan nada yang mengancam
Setelah Vega ngomong gitu,
Entah darimana gw dapat kekuatan lagi, gw bisa melepaskan diri dari cengkraman
tangannya, dan langsung mendorongnya jauh apa yang dari yang bisa gw bayangkan.
"BAJIN9AN..!!!"
Gantian gw yang sekarang menyerang Vega,
Gw bisa terima jika gw yang dihina karena kesalahan gw
Gw bisa terima jika gw yang harus terluka karena kesalaha gw
Tapi.. Gw ga akan terima jika orang yang gw sayang dilecehakan atau bahkan disakiti walau
secuilpun. "JANGAN...!! " kata gw sambil menuju kearahnya
"ELO" lanjut gw sambil mengambil kerah bajunya
DUAAAKKK "DEKETIN CHITRA LAGI!!" akhirnya gw pukul muka dia
"JANGAN!" kata gw sambil berusaha mengambil kerah bajunya lagi
"ELO" lanjut gw mencengkram kerah bajunya
DUAAAKKKK "SAKITIN DIA" gw pukul muka dia yang lain lagi
Sakit.. Gw sungguh sakit.. Gw bener-bener takut kehilangan lagi
Gw ga mau.. Gw gabisa.. Cukup sekali gw merasa kehilangan untuk selama-selamanya
Cukup sekali gw ikut merasakan sedih karena tidak bisa berada disampingnya ketika dia
membutuhkan Kali ini seperti pertarungan yang sebenarnya, meskipun gw lebih banyak menerima cedera
dari pada Vega. "NDA CUKUP LO BERLEBIHAN!!!" teriak Fajar dan beberapa penghuni kos lain melerai
perkelahian gw yang membabi buta
"NDA!!!! VEGA!! NDA!!! BRENTI WOI!! SADAR WOI!"
Gw semakin bernapsu Dipikiran gw.. Gw harus melukainya Gw harus menghentikan dia
Kalau bisa gw harus buat cacat dia hingga dia ga bisa berbuat macam-macam kepada
Chitra nantinya.. Tapi.. Ada daya.. badan gw ditarik mundur oleh beberapa orang bagai seorang pasien rumah sakit
jiwa yang mengamuk karena kegilaannya dihentikan.
Begitu juga dengan Vega, Dia ga lagi mengejar gw, dia berdiri merapikan bajunya dari kekusutannya.
"Mending lo pulang aja" pinta Fajar ke Vega sebelum gw bener-bener jauh dari mereka
"Gw bakal dateng lagi, selama Saffa masih memilih dia" ucap vega sambil menunjuk ke arah
gw Kemudian Vega pun pergi. ... ..... ....... .......... ............ Akhirnya, Cerita sampai ke tengah cerita, saat gw di Medan.
Saat gw menulis ini, gw harap Vega membacanya. Untuk mengingat aksi kita berdua dulu.
Aksi konyol bin lebay bin lebaybanget demi memperebutkan wanita yang menurut gw pikir
sebenarnya ga ada wanita yang harus diperebutkan. Yang belom lo sadari saat itu.
Ga.. Cerita ini juga buat lo, agar lo selalu inget, bahwa betapa nikmatnya mempertahankan apa
yang kita sayang. betapa keringet dan darah dari tinju waktu itu yang kita keluarkan sampe
ngebuat hati lo yang bagai batu itu akhirnya sedikit demi sedikit retak.
Ga Karena kita mencintainya..
Karena lo tidak mau kehilangannya kan Ga"
Saat itu Gw menyadari cinta sejati elo ga, dari sifat ksatria dan pengorbanan lo.
Karena sifat-sifat itulah yang memberi kekuatan pada cinta elo.
Sifat-sifat alami itu semua mengalir di darah lo, termasuk sifat cemburuan.
Dan bagi gw... Cemburuan itu adalah semangat pembelaan yang lahir dari cinta sejati.
Tapi yang salah dari kecemburuan lo adalah ketika kecemburuan yang lahir dari semangat


Ternyata Tidak Mudah Menemukanmu Karya Raspcake di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menguasai dan memiliki dengan egois, seperti sikap lo yang baru gw tulis sampai saat ini.
Yang pada akhirnya Kecemburuan lo yang salah ini malah berakibat menguras air mata
wanita yang lo sayang. Ga.. Gw bakal lanjutin sisi lain diri lo di part selanjutnya yang bahkan diri lo sendiri gengsi untuk
mengakuinya. Gw tulis ini.. atas permintaan seseorang yang pernah dilindungi dengan keberanian.
Part 46 Gw memang udah biasa terluka,
mestinya gw udah terbiasa
tapi.. tetap aja gw tetap gabisa mengendalikan diri gw yang terluka
Sayatan luka yang baru sembuh, seperti mulai terbuka lagi oleh pekataan Fajar.
...................... ................ ........... ....... ..... ... 3 Jam lalu Masih dihari yang sama, malam yang sama, setelah Vega pergi
Gw dibantu oleh Fajar ke kamar dan Fajar membantu gw membersihkan luka yang gw alami,
Bibir gw luka, pinggiran mata gw sobek sedikit, pelipis gw memar, mata gw gabisa terbuka
sepenuhnya karena memar-memar disekitaran pipi.
Begitu juga buku-buku tangan gw terluka yang selama ini sehari-harinya hanya digunakan
untuk mengetik dan barusan dipaksa untuk memukul daging dan tulang di wajah seseorang.
Ga luput juga perut dan pinggang gw yang ikutan memar akibat tendangan-tendangan Vega
yang dengan mulusnya mengenai gw.
"Lumayan" ujar Fajar sambil melihat sekujur badan gw
"haha" tawa gw pendek
"Beneran Nda ini sih lumayan.. lumayan ancur haha" tawa Fajar juga
"hahaha.. gw gabisa gerak lagi, sakit banget Jar tiap gw gerak"
"ya lo ga usah gerak, senderan aja dulu, bentar gw ambilin air hangat, betadin plus kapas
dikamar gw" Gw mengiyakannya dan Fajar langsung keluar dari kamar gw untuk mengambil beberapa
alat yang dia sebutkan tadi.
Gw meraba muka gw, Meringis perih ketika menyentuk kilit yang terluka dan memar
"aakh..kacamata gw" ucap gw menyesal teringat kacamata gw yang pecah
Penghilatan gw buruk banget tanpa kacamata.
Bahkan buat melihat 3meter kedepan pun gw ga sanggup.
Kemudian Fajar kembali "Nda.. gw cuma punya alkohol sama kapas aja, betadinnya ga ada"
"gpp jar" ucap gw
Dibantu dengan Fajar, gw membersihkan luka gw.
Tampak lebih baik setelah semuanya bersih dari kotoran dan darah
"Selesai!, cukup lah!"
"hahaha" tawa Fajar
Gw kembali memakai baju dan sudah bisa berjalan sendiri membereskan kapas-kapas yang
berserakan. "Rokok?" tawar Fajar
"...." gw mengambilnya dalam diam
Ternyata... Merokok sehabis dipukulin itu nikmat banget.
hembusan demi hembusan membuat gw terlihat keren dan menjadi lebih baik (perasaan ini
bodoh jangan ditiru). "Nda.." panggil Fajar
"Kenapa lo sama orang tadi?" kayanya dia dendam banget sama lo?"
"hahaha... udah sewajarnya" jawab gw asal
"wajar" lo udah punya musuh disini?"
"iya, baru satu, musuh yang gw buat sendiri" jawab gw makin asal
"baru satu?" "iya, mungkin dia besok-besok bawa satu kompi kalo gw ga berhasil"
"ha" apa sih yang lo omongin" berhasil apa" ga berhasil apa cui?" tanya Fajar makin tertarik
dan heran "yaaa. ga berhasil ngebalikin cewenya ke dia"
"Wuiiiiddiiiiiiiiiii...... gilaaa ya loo, ngembat pacar orang" hahaha"
"gw ga ngembat jar, tapi..."
Ditemani oleh beberapa batang rokok lagi..
Gw pun bercerita, cerita yang terjadi yang sebenarnya selama ini hanya diketahui oleh gw,saffa dan chitra aja.
Hingga.. Asap rokok memenuhi ruangan kamar gw dan akhirnya kami harus melanjutkan cerita di
atas atap jemuran tempat gw dan Fajar biasa menghabiskan waktu.
"Kalo gw jadi Vega... Gw bakal ngelakuin hal yang sama cui" ujar Fajar di akhir cerita gw
"hahaha..." "tapi yang gw ga ngerti darimana vega tau" darimana tuduhan ke elo, kalo elo tidur sama
Saffa?" "mana gw tau" Dari sebuah cerita akhirnya kita malah mengurutkan kejadian-kejadiannya, yang kemudian
cerita itu malah berkembang ngelantur tanpa arah karena dugaan-dugaan konyol bin ajaib.
"Gw juga mau cerita cuy" ucap Fajar setelah kami puas berbicara tanpa arah
"cewe lo lagi?" tanya gw yakin
"hahaha engga lah.. gw udah lama putus"
"putus" gampang banget lo putus. setau gw lo cerita cewe yang berbeda-mulu deh"
"hahaha, gw udah sdar Nda. Gw sekarang udah nemuin tujuan gw"
"baguslah" ucap gw ga tertarik
"Gw.. udah punya tujuan yang gw bakal kejar lagi yang sewaktu itu gw malah sia-siain, gw
ngerasa gw berbeda, gw udah berubah, gw bukan pemalas lagi, gw udah ngelanjutin kuliah
gw, nilai gw juga makin baik, gw malah bisa sambil kerja, meskipun kerjaan gw cuma
manggung, tapi setidaknya itu yang dia inginkan dari gw... " ucap Fajar panjang lebar
"Ha" lo ngomong apa sih?"
"hahaha lo ga ngerti sih ya, gw lagi cerita masa lalu gw Nda, dulu gw punya pacar,, sampe
akhirnya dia marah banget dan gw ikutan marah.. yaah lo tau gimana gw, gw orangnya
pemarah kan.." "terus?" gw minta lagi rokok nya jar" pinta gw
"sipp... lanjut ya. Dia marah... Gw makin marah, dia minta putus.. tapi meskipun gw marah
tapi gw ga bisa bilang putus dan mengiyakannya" jawab fajar sambil memberikan bungkus
rokok beserta koreknya ke gw
"terus?" "Gw cuma pergi, ga ngehubungin dia lagi, yaaah.. gw ngebiarin hubungan ini menggantung
Nda" "Hooooo.. terus?"
"Dia kuliah.. gw juga kuliah, tapi ternyata gw makin buruk tanpa dia, gw malah deket dan
jadian sama beberapa cewe lain, yang lo tau semuanya akhirnya ga mengena di hati gw"
"hahaha cowo brengsek dah lo"
"hahaha gw tau lo juga brengsek Nda, lo sama aja kaya gw"
"bedalah.. lo cuma cari pelarian kan" pelarian biar lo ga merasa kosong kan" Gw beda
sama lo Jar, gw ga cari pelarian"
"Sama lah.. sesama cowo brengsek jangan saling menghina laaaah hahaha"
"sial" umpat gw
"Nda.." "oi" "tapi gw akhirnya ngerti, setelah semuanya.. gw pengen balikan lagi sama dia, yang gw
lakukan dari kemarin.. gw ngumpulin bukti ke dia yang bakal gw tunjukin kedia kalo gw udah
seperti yang dia mau... Ini gw yang baru, ini gw yang baru!!!! Gw bakal lulus!! gw juga udah
bisa cari uang sedikit demi sedikit dan bakal gw beliin dia barang yang dia minta waktu
itu!!!!" kata Fajar dengan semangat di setiap ucapan-ucapannya
Gw ngeliat Fajar.. seperti ngeliat diri gw yang dulu
Saat gw berusaha buat ngedapetin dia, menjadi lebih baik untuk dia.
"Bagus jar, keren! baru Laki tuh!!!" ucap gw sambil mengangkat 2 jempol gw
"hahaha.. gw makin semangat nih dikasih semangat sama Lo..!"
"hahaha.. terus.. cewe nya ada dimana sekarang" belom punya cowo lain kan ya?"
"Belom! itu yang gw salut dari dia. Gw yakin dia masih nunggu gw Nda, karena gw kan ga
bilang putus" "lo beneran brengsek jar, lo gabilang putus tapi lo pacaran sama cewe lain" ucap gw kembali
malas "iya, gw tau gw salah. Gw udah tau resikonya, gw emang terlalu percaya diri, kalo.... dia
bakal nerima gw lagi Nda... setelah apa yang gw lakukan sama dia" ucap Fajar tanpa nada
optimis ga seperti tadi "Tapi..." "..." "Lo harus coba jar, barang bukti lo jadi lebih baik udah ada kan" tinggal lo tunjukin kedia,
diterima atau engga urusan belakangan. Tapi kalo lo ga diterima.. gw minta lo ga jadi diri lo
yang dulu, lo bakal jadi sampah yang semakin bau dan busuk"
"sadis amat ngomong lo Nda?"
"Karena Jar.. yang ada didepan lo itu adalah lubang yang sama, yang kalo lo gagal
melompatinya lo bakal jatuh lagi dilobang sama. Di lobang itu lo pernah terpuruk, dan gw ga
yakin lo bisa bangkit buat kedua kalinya dari lobang itu"
"..." "Jar.. apapun yang terjadi, lo harus siap, kalo lo jatuh, lo pegangan, lo liat ke atas Pegang
yang ada disekitar lo alias ingat perubahan apa dan pengorbanan apa yang udah lakuin
hingga akhirnya lo bisa semangat kaya sekarang ini."
"..." Fajar tampak serius
"Kalo lo berhasil gagal jatuh, Disekitar lobang itu masih banyak jalan bagus jar, yang
diujungnya banyak wanita baik atau jauh lebih baik dari dia" ucap gw terus hingga rokok gw
habis dan mematikannya dengan kaki gw
"...." "woi malah diem" protes gw karena gw udah ngomong segini kerennya malah didiemin
"hahaha.. engga cuy, gw cuma lagi mikirin setiap kata-kata elo, selama ini yang gw pikirin
cuma keyakinan gw bakal diterima lagi, ga mikirin sebaliknya"
"hahaha" tawa gw
"tapi thanks banget nih Nda, sekarang gw nambah percaya diri, gw bakal hadapin resikonya"
"sipppppp, keren dah looooooooo" kata gw dan ngasih 2jempol lagi kedia
"kapan?" tanya gw
"kapan apa?" Fajar balik bertanya
"yaaaa kapan lo mau ke cewe itu lagi?"
"ga dalam waktu dekat ini, uang gw masih kurang Nda.."
"OOhhhh.... jangan kelamaan, nanti dia keburu diambil orang, nyesel dah lo"
"hahahaha jangan sampeeeeeee, GW tau Chitra Nda.. dia ga segampang itu deket sama
cowo" DEG..!!! Gw ga percaya apa yang barusan gw denger
"Apa" Siapa cewenya" Siapa jar tadi?" tanya gw dengan jantung yang berdebar semakin
kencang "Chitra.. Hehehe Kaget ya Lo" ga nyangka kan lo gw sama dia sebenarnya deket, gw sama
chitra ya gitu kalo ngomong pasti sambil marah-marah kaya musuh, tapi sebenarnya engga..
" jawab Fajar nyengir
DEG.. DEG.... DEG...... Gw ga percaya apa yang barusan gw denger,
Gw juga ga percaya apa yang barusan gw ucapkan....
"Lo kenapa diem cuy?"
"......." "kesambet?" "......." Pandangan gw kosong, Gw ga ngerti.. Gw baru inget, gw selama ini selalu cerita dan terbuka masa lalu gw, tapi gw tersadar bahwa
gw belum tau, bahkan ga tau apa-apa tentang masa lalu Chitra.
Gw mencoba mengurutkan apa yang gw ingat sejak pertama kali ketemu Chitra hingga
sampai sini... Ada apa ini...?"" Apa yang gw gatau"!!!
"Nda?"" panggil Fajar
"Jar" "jiaaaah baru ngomong, bikin ngeri aja"
"JAR!!!!" ucap gw sedikit keras
"apaaan sih?" "Lo barusan denger apa yang ucapin kan" tentang lo harus siap jatuh lagi?"
"iya, emang kenapa" gw udah ngerti"
"Lo terlambat jar" ucap gw dingin
"maksud lo?" "Chitra sekarang dengan Gw" jawab gw gemetar
"..." fajar diam
"..." gw pun diam
"maksud lo?" tanya fajar akhirnya
"Chitra Pacar gw sekarang, gw udah jadian sama dia beberapa bulan lalu, mungkin
kejadiannya waktu lo ga ada dikosan ini lama banget" ucap gw gemetar
Fajar memegang kepalanya, meremas rambutnya ga percaya dengan apa yang gw katakan
"Lo terlambat Jar" kata gw lagi
"..." "..." "ELO!!!!!!" Fajar emosi
"BUKAN SALAH GW!!!!" Gw ikut emosi
Fajar melempar bangku plastik tempat dia duduk tadi ketembok
BRUAAAKKKK... "Gw dan Chitra udah komitmen Jar, Dia juga punya perasaan yang sama dengan gw"
"...." fajar diam namun penuh emosi
"Jar.." "....." "Jar.. gw ga akan melepas dia" kata gw mantab
.. .... ...... kemudian.. Gw memilih turun meninggalkan Fajar begitu aja diatas sana yang mungkin masih dengan
penyesalannya. Tapi.. itu semua bukan salah gw.
Salah dia sendiri yang membiarkan menggantung perasaan seseorang tanpa kepastian dan
membiarkan dia menunggu (mungkin).
Gw memang ga tau masa lalu dia.. gw emang ga tau.. dan bukan salah gw juga gw gatau.
Yang pasti.. Yang gw tau pasti.. Gw udah menyatakan apa yang gw nyatakan kepadanya.. Bahwa gw Cinta dia.
dan.. Gw udah mendengar pasti apa yang Chitra katakan kepada gw.. Bahwa dia juga Cinta gw.
Sebuah pernyataan yang berlanjut komitmen dalam diri gw,
komitmen itu adalah Gw ga akan lagi melepaskan orang yang gw sayangi.
Tick..Tock..Tick..Tock.. Hitungan mundur pun dimulai
Part 47 Mencari kebahagiaan di tengah kekacauan hati yang melanda itu rasanya.. seperti disuruh
bos design dengan photoshop tapi gw gabisa, atau disuruh ngejahit baju pake sumpit atau
bisa juga disuru beli server ratusan juta pake uang sendiri yang diganti perusahaan entah
kapan. Okeh.. cukup gw ngaco nya, ga ada korelasinya sama sekali dengan apa yang barusan gw
tulis. yahh.. seperti itulah kondisi gw setelah mengetahui kenyataan yang terjadi, serba ga
nyambung dan serba ga fokus. Gw terus terngiang-ngiang perkataan Fajar tentang masa
lalunya.. yang katanya Dia Cinta mati terus idup lagi atau sampe mati lagi atau cinta gila
sampe sinting gila miring.. Entahlah.. Gw kenapa jadi seperti orang linglung gini.
Lalu" Mau bersikap gimana ke Fajar.."
ke Saffa.." dan... tentu aja ke Chitra."
ketiga orang itu.. ya! ketiga orang itu! ngebuat gw seperti baru pertama kali ke medan! merasa asing..!


Ternyata Tidak Mudah Menemukanmu Karya Raspcake di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Muka bonyok gw dengan cepat menjadi perbincangan hangat di antara penghuni kos dan
teman -teman kantor. Alasan gw" melawan diri ketika gw kena kejadian perampasan tas
yang akhirnya gw ngotot dan malah beurujung dipukuli oleh beberapa teman premannya.
Klasik banget. Tapi Papanya Chitra, Chitra dan tentu aja Saffa gabisa gw bohongin.
Tanpa memaksa gw, mereka mau mengerti aja. Itu udah cukup bagi gw.
Mengenai hubungan gw berikutnya:
Dengan Fajar udah pasti, gw langsung renggang-serenggang-renggangnya. Bukan maksud
gw menjauh, tapi gw merasa gabisa dekat lagi, dia pun juga begitu. Seperti ada rasa ga
enak yang tercipta ketika kami berdua bertemu.
Dengan Saffa.. Udah pasti.
Yang merasa paling bersalah akan semua ini adalah dia.
Saat melihat muka gw keesokan paginya dikantor, dia hanya tertunduk dan kabur keluar
ruangan setelah mengatakan "HAI" dengan terisak.
Tapi... itu ga berlangsung lama, karena mau ga mau dia harus duduk disebelah gw selama
8jam kedepan. "Aku gpp" ucap gw begitu dia kembali duduk disamping gw
Saffa hanya tersenyum tidak enak.
Kemudian... Dengan Papa nya Chitra"
Gw langsung diajak keliling kota naik mobil buat menceritakan kejadian yang sebenarnya.
Dan mengatakan bahwa gw ga bijaksana. Tapi setelah itu semua dia membiarkan gw dalam
bersikap dan memuji hasil kreasi bogem mentah Vega dimuka gw yang terlihat baginya
sangat artistik. dan yang terakhir.. Dengan Chitra. Baru beberapa saat gw dan Papanya sampai dikos, dia langsung menghambur ke pelukan
gw didepan Papanya. "tuuhkaaaan kejadian kannnn..."
"yaaah kau gajaga dia Chi, jadi kaya gitu dia hahaha" kata Papanya Chitra
Gw cuma tersenyum menanggapinya.
... ..... ....... Hari-hari pun berlanjut Gw semakin mudah marah dan kesal tapi ga bisa gw tunjukkan didepan Chitra maupun
Saffa ketika bertemu. Gw lebih banyak diam.. Gw lebih banyak menghabiskan waktu sendiri tanpa Chitra disamping gw seperti beberapa
hari yang lalu. Mungkin.. terakhir kali gw ketemu dia saat gw menolaknya untuk pulang bareng dari kantor.
"Cu.. bareng?" tanyanya ketika gw udah turun dari lantai atas menghampirinya uang
menunggu di lobby "hehehe engga, masih ada lemburan Cu, rencana jam 9 nanti pulang nya" jawab gw
"Oooo.. aku tunggu lah ya kalo gitu, yuk.. keatas" ajak Chitra
"gausa Cu" tolak gw
"Hmmm..kenapa" lembur sama saffa yaaaaaa?" tanya chitra menyelidik
"Engga bucu.. aku sendiri, Saffa udah pulang daritadi" jawab gw
"lagian.. kamu ga kuliah?" tanya gw kemudian
"haduuuuu kamu lupa aja jadwal aku ya?"
"hahaha... maap, emang gainget"
"Bucu.." "ya?" "kamu masih marah sama aku ya?"
"Engga bucu, kamu kan jujur, aku ga marah"
"iya.. Maaf yang waktu itu ya, aku ga tau kamu ternyata udah tau"
Gw tersenyum "Nanti kita ngobrol lagi ya.. mungkin besok malam, ada yang aku bicarakan dengan kamu"
"Iya, tapi ga marahkan ya?"
"enggaa... kamu pulang aja sekarang, jangan mampir-mapir..langsung pulang yah?"?"
"haha Dasar, Oke aku pulang aja kalo gitu ya"
Gw hanya tersenyum mengiyakan,
Dan Chitra pun berlalu.. dan dia ga tau.. Senyum gw barusan adalah senyum palsu. dikatakan Senyum pedih juga bisa.
Gimana ga pedih" Jika gw tau ternyata pacar gw beberapa hari yang lalu ketauan sama gw jalan dengan
seseorang yang ga gw inginkan.... yaitu Fajar.
Sambil jalan kembali ke ruangan, gw membayangkan waktu itu, malam itu, beberapa hari
yang lalu.. Waktu itu... Gw pulang terlambat lagi dari kantor, sekitar jam 9 malam gw baru keluar dan langsung
menuju fastfood favorit gw.
Ketika gw sampai.. Gw tertegun dan langkah gw terhenti>
Gw melihat dari kaca luar resto tersebut dua orang yang gw sangat ga harapkan untuk
bertemu. Gw melihat.. Chitra dan juga Fajar di satu meja yang sama, saling berbicara satu sama lain.
Seketika gw langsung gusar dan terus menatap ga percaya dengan apa yang gw lihat.
Otak gw pun berpikir bercabang, disatu sisi gw berpendapat mereka hanya kebetulan
bertemu disini lalu makan bareng, tapi disisi lain gw berpendapat mereka sengaja berjanji
untuk bertemu dan makan bareng... atau malah sudah seharian ini mereka jalan bersama.
Pikiran negatif demi pikiran negatif mengahpus semua pikiran positif di otak gw,
dugaan demi dugaan membuat hati gw semakin ga menentu ga karuan.
Gelisah.. Gusar dengan apa yang mereka berdua lakukan.
Arrrgghhhh.. dugaan yang paling parah pun akhirnya keluar..
yaitu... Fajar baikan dengan Chitra dan Chitra setuju untuk balik dengannya.
Bodoohhh.. Gw sungguh menjadi manusia bodoh sekarang, Kenapa"
Kenapa" apa karena gw pulang malam terus sehingga gw jadi jarang bertemu Chitra untuk
menjemputnya" atau apa" kenapa mereka bisa bertemu dan berbicara sesantai ini didepan
gw" Gw.. memutuskan untuk memperhatikan mereka lebih lama.
Gw.. Ingin memastikan dengan mata kepala gw sendiri kejujuran Chitra dalam hubungan ini.
Menit demi menit berlalu,
Gw seperti menonton TV tanpa suara, bisa melihatnya tapi gabisa untuk mendengarnya.
Gw semakin gelisah.... kenapa mereka tertawa" mentertawakan apa" siapa yang mereka tertawakan"
kenapa Chitra terlihat biasa aja"
APA YANG MEREKA BICARAKAN"! KENAPA BERBEDA DENGAN APA YANG GW LIAT
SELAMA INI DIKOSAN" DIKOSAN MEREKA SALING TERIAK TAPI..... DISINI KENAPA
ENGGA" Rasa laparpun ga lagi gw rasakan dan berubah menjadi rasa mual.
Gw mengambil HP gw, yang sebenarnya gw takut untuk gw lakukan
Gw pencet beberapa nomor XL
dan dengan ragu gw tekan tombol hijau "CALL"
Calling.... Chitra Tuuutt...Tuuuttttt....Tuuutttt....
Beberapa tone yang gw dengar setiap nadanya membuat gw jantung berdebar-debar
kencang. Sambil menelponnya gw terus melihat kearah mereka berdua.
Kini.. terlihat Chitra yang kemudian mengambil HP nya dan terus menatapnya..
Tuuuttt.....Tuutttt.... Angkat!!! Lama sekali dia mengangkatnya...!!!
Tuuttt.... ANGKAATTTT!!!! Gw semakin gusar melihat dia yang hanya memegang erat HP nya.
Lalu.. ... ........... Cklek.. "Ya sayang?" ucap dia diseberang sana yang akhirnya terdengar di kuping gw.
"Lagi apa Cu?" tanya gw mencoba bersuara biasa aja
"lagi makan bucuu.. kamu udah makan?" jawab dia dan bertanya
Sambil berbicara, gw melihatnya menyuruh Fajar diam agar ga ikut berbicara.
"Cu" kok diem aja?"
"Belum. Aku masih dikantor, kamu dimana?" jawab gw berbohong
"Aku di McD" jawab chitra
"Sendiri" jam segini?" tanya gw lagi
"Sama temen bucu.. abis ini aku pulang kok"
"temen kampus?"
"bukan" "temen kerja?" "bukan bucu" "temen lama?" "iya.." "temen lama banget?"
"hahaha.. apaan bucu nih ya nanyanya kaya gitu" tumben kali pun detail dia yaaaaaa..."
"siapa nama temen kamu itu?" tanya gw ga peduli dengan candaannya Chitra
Chitra terlihat ragu Gw terus berdoa, memohon dalam hati
(Please jangan bohongin gw)
(Please jawab yang jujur..)
(Please........) "Fajar" ucapnya singkat
Gw menghembuskan nafas lega.. tapi hanya sesaat.
Karena gw masih punya pertanyaan lain untuknya
"Fajar" kenapa bisa ada disana?" lanjut pertanyaan gw
"ketemu dia disini tadi cu" jawabnya
Sepertinya Fajar tau apa yang dibicarakan Chitra dengan gw.
karena gw melihatnya membatu dan tidak lagi menyentuh makanan yang ada didepannya,
"ooohh.. ketemu" kok bisa?"
"ya ketemu ya ketemu aja bucu... ga janjian ini pun disini"
"Bucu ni ngomong apa siiihh" bingung akupun nih ya..."
"yaudah ya cu.. kamu pulangnya tiati, jangan kemaleman" ucap gw mengakhiri pembicaraan
ini "Bucu.. kok" bucu?" kok" gitu aja" tumben?" tanya Chitra heran namun gw ga
menjawabnya Cklek.. telefon pun gw putus. Disconnected Chitra Berbagai perasaan pun jadi satu sekarang.
Kenapa gw jadi ga percaya dengan pacara gw sendiri sekarang"
harusnya gw ga perlu melakukan hal seperti tadi yang akhirnya menjadi sebuah tanda tanya
besar baginya. Gw gak mau pada akhirnya ketidakpercayaan gw sekarang, membuat suatu setitik keraguan
baginya yang akhirnya nanti bisa mengikis sedikit demi sedikit kepercayaan gw seutuhnya.
Kemudian... "Dek..." p anggil gw kepada dua anak kecil yang kebetulan lewat didepan gw
"Mau ke McD ya?"
"iya kak" "kakak minta tolong bolehkah?"
Anak yang bertopi itu terlihat ragu
"Tenang kok, kakak cuma minta beliin eskrim cone aja, pake uang kakak kok, tapi eskrimnya
dikasih ke kakak disana itu" yang pake baju putih itu ya" yang lagi duduk sama cowo itu
ya?" jelas gw untuk membuat mereka percaya
"Ini uangnya" gw mengeluarkan selembar 50rb-an
"beli satu aja ya" es krim cone ok" kakak yang itu ya" namanya Kak Chitra, tanya aja pasti
bener namanya itu" "kenapa ga beli sendiri?" tanya anak itu
"yaaaah.. kakak harus pulang, ga sempet kalo kesana dulu ditunggu Temen kakak ini, lagian
itu...adik kakak kok, kakak ga enak ganggu dia lagi sama temennya. Tolong ya" nanti bilang
aja dari kakak yang pake kacamata, pasti dia ngerti"
"oooohhhhh.. terus cemana ini kembaliannya?"
"ah iyaaaa.. buat kalian aja, kan kakaknya udah pergi balek" jawab gw sambil tersenyum
Akhirnya kedua anak itu mau menolong gw.
Lalu.. dengan pura-pura pergi setelah memberikan mereka uang, gw menjauh, mengganti tempat
posisi gw ke tempat lain.
Gw terus memerhatikannya hingga kedua anak itu pun akhirnya memberikan eskrim yang
gw titipkan barusan ke Chitra.
Chitra dan Fajar terlihat bingung,
Mereka bertanya kepada kedua anak kecil itu.
yang beberapa saat kemudian, gw yakin mereka udah tau pasti siapa yang memberikan
eskrim itu. Fajar celingak-celinguk melihat ke luar
dan.. Chitra dengan cepat berlari keluar..
Menubruk setiap orang didepannya yang menghalangi jalannya.
Dia meninggalkan Fajar didalam dan terus berlari keluar.. yang pastinya gw tau..
Dia...Pasti mencari keberadaan gw disana.
Tapi.. terlambat.. Di adegan terakhir itu saat Chitra mencari-cari gw, gw udah menjauh...
Gw menjauh, Karena gw ga mau muka gw terlihat olehnya..
Muka gw yang seperti ini..
Muka yang penuh kekecewaan
I'm sad, I'm angry, I'm hurt, I'm mad, disapointed
But you know what" i still put on happy face, it hurts
Part 48 Quote: "haha Dasar, Oke aku pulang aja kalo gitu ya"
Gw hanya tersenyum mengiyakan,
Dan Chitra pun berlalu.. dan dia ga tau.. Senyum gw barusan adalah senyum palsu. dikatakan Senyum pedih juga bisa.
Gimana ga pedih" Jika gw tau ternyata pacar gw beberapa hari yang lalu ketauan sama gw jalan dengan seseorang
yang ga gw inginkan.... yaitu Fajar.
Sambil jalan kembali ke ruangan...
Gw seperti mau menangis saat menolak Chitra yang dengan niat baiknya ingin menemani
gw lembur malam ini. Senyum palsu yang gw berikan rupanya malah memberikan gw efek merasa bersalah yang
besar pada akhirnya. Lantai demi lantai gw lewati dan sampailah gw diruangan gw.
Mengacuhkan pekerjaan di meja gw dan malah menuju ke sisi jendela yang tepat diatas
lobby. Gw menatap ke bawah.. Sebuah Nissan X-Gear silver masih aja belum bergerak dari tempatnya.
Gw terus melihatnya.. Seperti bisa menembus kedalam atap mobil itu, gw melihat Chitra dan bertanya-tanya.
Mengapa" Mengapa dia belum juga pergi" Apa yang dia lakukan"
Gw masih melihatnya.. merenung.
Dada gw kembali merasa sedikit sesak
DUAGH.. Gw memukul keras kusen jendela ini.
Gw kesal Mengapa gw gabisa percaya penuh dengan dia.
Mengapa sejak kejadian itu gw ga menanyakannya langsung"
Mengapa harus gw tahan pertanyaan ini"
dan Mengapa gw yang malah menghindar" sedangkan dia terus berusaha menghampiri gw.
HHHhhh.. namun dilubuk hati gw yang terdalam gw tau jawabannya...


Ternyata Tidak Mudah Menemukanmu Karya Raspcake di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Gw cuma takut. Gw takut mendengar kenyataan yang akan terucap dari mulutnya.
"Chi..." panggil gw pelan sambil terus menatap mobilnya yang sedari tadi belum bergerak
"Chi..." panggil gw lagi yang gw tau itu adalah sia-sia yang ga mungkin dia mendengarnya.
HHhhh... Gw berbalik kembali menuju meja gw.
Lelah menatapnya dan leleh memikirkannya
Lalu gw kembali mencoba bekerja dengan sejuta kegelisahan.
.. .... ..... ...... Mungkin udah dua jam berlalu
Entah yang keberapa kali gw menguap tanda gw telah bosan dan lelah dengan pekerjaan ini.
"Udah selarut ini" ucap gw terus gw berbicara sendiri
Gw berdiri berusaha untuk merenggangkan tulang dan otot-otot gw.
"mungkin kopi bisa membuat gw lebih baik"
Gw pun membuat segelas kopi dengan 2 sendok kecil dan gula hanya seujung sendok.
Slruuppppp.. Gw menyeruput kopi hitam pahit yang barusan gw bikin.
Namun rasa pahitnya malah mengingatkan gw kepada Saffa dan membuat rasa memar
dalam tubuh gw seperti berdenyut-denyut mengingatkan kejadian waktu itu.
"Kamu emang nyebelin Fa.." ucap gw tersenyum sendiri sambil melihat ke mejanya
Sebenarnya juga.. Sejak kejadian itu, gw sama sekali ga menyalahkan Saffa dan lagi-lagi gw ga bertanya
"Mengapa Vega tahu semua".
Mungkin udah sifat gw yang begini, yang malas dan ga mau tau dengan apa yang
sebenarnya terjadi. Slruupppp.. Gw menyeruput sedikit kopi ini lagi.
"Apa gw sudah tepat datang kesini?" pikir gw
"hahaha" gw malah tertawa
Ah sudahlah Suasana kantor yang sepi ini malah membuat otak gw gila membayangkan yang tidak-tidak.
"Seperti nya sedikit musik bakal ngebuat gw rileks" ucap gw masih terus berbicara sendiri
Memilih-milih lagu untuk playlist dan mendengarkan lagu pun jadi kegiatan gw berikutnya.
Melupakan sejenak pikiran gw tentang Chitra
.. .... ....... Lalu setelah beberapa saat yang lama..
Gw melihat jam "udah jam 10 malem" cepet bener?"
Gw merapikan alat tulis dan tas gw untuk hendak pulang.
"Satu lagu ini aja, setelah ini gw pulang" ucap gw lagi sebelum mematikan komputer ini
dan lagu yang gw pilih adalah X-Japan.
X-JAPAN Forever Love Lagu pun mengalun lagi. .. .... ....... Sambil ikut bernyanyi, lagi-lagi gw kembali berjalan menuju jendela, memandang
pemandangan malam dengan segelas kopi dan lagu favorit yang semakin membuat gw
terhanyut dengan suasananya.
"Forever Love... Forever dream..afuferu omi dake ga"
"Cinta selamanya.. Mimpi selamanya.. hanya perasaan yang meluap"
"Chi...." panggil gw lagi dan melihat kebawah
DEG.. Jantung gw seperti mau berhenti..
Ternyata, Chitra masih ada dibawah sana, mobilnya masih belum bergerak dari tempatnya semula.
Kemudian Pintu mobil itu terbuka dan Chitra keluar, merapikan sebentar rambutnya yang tiba-tiba
berantakan tertiup oleh hembusan angin malam dan berjalan ke dalam.
Tanpa pikir panjang.. Gw berlari.. Gw berlari keluar ruangan secepatnya sesegera mungkin, menabrak tong sampah sehingga
isinya berhamburan berantakan yang untungnya isinya hanya kertas-kertas
Gw ga tau kenapa sereflek ini...
Badan gw bergerak sendiri,
Mengikuti naluri. Gw berlari semakin cepat tergesa-gesa,
berlari menuju tangga darurat agar bisa segera mungkin turun ke bawah tiba dihadapannya.
Lari... Larii... LARI...!
Tunggu.. Tunggu aku Chi..! Ucap gw terus-menerus didalam hati
(Lantai 2) Tunggu Chi... aku sebentar lagi sampai.
JGLEK... Pintu darurat lantai satu pun terbuka lebar
Chitra melihat gw tertegun diujung sana
Setelah sempat berhenti terdiam
Gw lari lagi menuju dia namun dengan lari yang lebih pelan dari sebelumnya
Dan.. HUPP. Gw memeluknya Akhirnya gw memeluk dia setelah kami bertemu dan saling berhadapan.
"Maafin aku" ucap gw ketika memeluknya
"Maafin aku Chi..."
Gw peluk dia semakin erat.
Gw ga lagi memikirkan ego gw yang bertahan untuk terus menghindar.
"Bucu... sakit...." ucap Chitra kemudian tapi ga melarang gw untuk terus memeluknya
Gw mengendurkan sedikit pelukan gw
"Maaf" "udah bucu... ada cctv lho..." katanya sambil menunjuk kamera cctv ga jauh dari tempat kami
berdiri "biarin" "apapuuun bucu ini, udaaaaah, malupuuun jadinya ini"
"maafin aku juga ya" ucap Chitra kemudian ditengah pelukan gw
Gw mengangguk "Aku ga tau kamu tau semuanya, Kalo tau kamu tau, akupun akan jaga perasaan kamu Cu"
katanya lagi "Ya" "Aku dan Fajar... sudah ga ada lagi hubungan seperti yang kamu kira"
"Aku percaya" "Aku jelasin dulu bucu.. boleh aku cerita?"
Sambil melepaskan pelukannya
Kemudian gw menggeleng "Ga usah bucu, itu cerita kalian, ga perlu aku tau"
"kamu jangan marah lagi"
"kesalku hilang, marahku hilang sudah Cu"
"yaaaaakin?" tanya chitra menggoda gw
"semuanya hilang Cu begitu aku tau ternyata kamu ga berbohong sama aku, seandainya
kamu waktu itu menutupinya, ceritanya akan lain hehe"
"Dasar...." kata chitra dan tersenyum
"Eh ya.. udah selesai belum kerjanya?"
"udah bucu.. aku keatas dulu ya" ikut?"
"ya ikutlaaaaaah, tega kalipun aku dibiarin nunggu diluar sendiri, mengerikan lah cowo aku
ini" "laaaah" kan udah aku suruh pulang kenapa ga pulang malah nungguin aku" aku aja ga tau
kamu masih dibawah" protes gw yang merasa disalahkan
"hehehe.. sayang kamulah bucuku....mana bisa aku ninggalin kamu tadi" kata Chitra dan
mencubit perut gw "hahaha...." gw tertawa
"Cu..." "ya?" "kayanya udah lama banget ga liat senyum kamu" ucap Chitra
"Maaf ya.." "jangan hilang lagi senyum itu ya"
"Pasti" jawab gw berjanji
Gw pun kembali keatas dan kali ini ditemani olehnya.
Tas segera gw ambil dan komputer segera gw mau matikan namun dicegah olehnya
"tunggu dulu... aku udah lama ga denger lagu ini"
"X-Japan?" "iya hehehe.. kamu juga suka ya?"
"bukan suka lagi, band legenda ini sih, melekat di hati"
"hahaha... ini kan yang judulnya Forever Love kan?" tanya Chitra
"yup.. bener banget, dengerin aja liriknya ada forever-forevernya"
"abis lagu ini ya" ulang lagi ya?" kata Chitra dan mengulang lagu tersebut
Gw mengangguk setuju. dan gw ikut menyanyi karena sedikit banyak gw hapal lagu ini.
Mou hitori de arukenai, toki no kaze ga tsuyosugite
"aku sudah tak bisa berjalan sendiri, katika angin terlalu kuat
Ah~ Kizutsuku koto nante nareta hazu dakedo ima wa
"ah.. meski sekarang seharusnya aku sudah terbiasa terluka
Ah~ Kono mama dakishimete, nureta mama no kokoro wo
"ah.. tetap peluklah aku seperti ini, hatiku yang tetap basah
Kawari tsuzukeru kono toki ni kawaranai ai ga aru nara
"bisa terus berganti, saat ini jika ada cinta yang tak pernah berubah
Will you hold my heart" namida uketomete
"akankah kau menggenggam hatiku" Terimalah air mataku
Mou kowaresou na All My Heart
"seakan telah hancur seluruh hatiku
Forever love, forever dream afureru omoi dake ga
"cinta selamanya, mimpi selamanya, hanya perasaan yang meluap
Hageshiku setsunaku jikan wo umetsukusu
"dipenuhi waktu yang menyakitkan dan kejam
Oh tell me why" All i see is blue in my heart
"oh katakan padaku mengapa" Semua yang kulihat adalah biru di hatiku
Will you stay with me" kaze ga sugisaru made
"akankah kau tetap bersamaku" Sampai angin terlewati
Mata afuredasu All My Tears
"mulai meluap lagi seluruh air mataku
Forever love forever dream kono mama soba ni ite
"cinta selamanya, mimpi selamanya, tetaplah di sampingku seperti ini
Yowake ni furueru kokoro wo dakishimete
"peluklah hatiku yang gemetar dalam kelemahan
Oh stay with me "oh tetaplah bersamaku
Ah~ subete ga owareba ii owari no nai kono yoru ni
"ah..tak apa jika segalanya berakhir, dalam malam tanpa akhir ini
Ah~ Ushinau mono nante nanimo nai anata dake
"ah.. hal yang lenyap, tak ada apapun, hanya kau
Forever love forever dream kono mama soba ni ite
"cinta selamanya, mimpi selamanya, tetaplah di sampingku seperti ini
Yowake ni furueru kokoro wo dakishimete
"peluklah hatiku yang gemetar dalam kelemahan
Ah will you stay with me kaze ga sugisaru made
"ah..akankah kau tetap bersamaku" Sampai angin terlewati
Mou dare yori mo soba ni "lebih dari siapapun, di sampingku
Forever love forever dream kore ijou arukenai
"cinta selamanya, mimpi selamanya, aku tak bisa berjalan lebih dari ini
Oh tell me why" oh tell me true oshiete ikiru imi wo
"oh katakan padaku mengapa" Oh katakan padaku kejujuran, katakanlah arti kehidupan
Forever love forever dream afureru namida no naka
"cinta selamanya, mimpi selamanya, meluap dalam air mata
Kagayaku kisetsu ga eien ni kawaru made
"musim yang bercahaya sampai berubah dalam keabadian
Forever love.... "cinta selamanya... "Forever Love... Forever Dream a i e uuu" kata Chitra ikut bernyanyi di bagian reff nya
"hahaha.. apaaaan tuh a i e uuuu?" ledek gw geli
"Iiieeehh nyebelin kalipunn bucu ini ya, akukan ga apal, gapapalah"
"Forever Love.. Forever Dream afureru namida no naka.. itu yang bener hahaha"
"iyaaaaa... Forever Love.. Forever dream afuferu e u a i o"
"hahahaha" gw jadi ketawa terpingkal-pingkal mentertawakan Chitra yang mukanya semakin
memerah karena malu Kemudian gw mendekat mendekat hingga hanya tinggal beberapa centi lagi muka gw dan dirinya
Lagu ini sudah hampir sampai diakhir, hanya tinggal mengalunkan bait-bait terakhir yang
terus menerus berputar di reff nya aja
Gw semakin dekat.. Chitra udah memejamkan matanya
Nafas gw tertahan.. Bahkan saking dekatnya gw bisa mendengar nafasnya
"Bucu..." kata gw pelan
"ya?" jawabnya lirih dalam pejamnya
"...." "...." "...." "...." "aiueoyahooo..." kata gw nyengir dan asal menirukan dia bernyanyi
Chitra membuka matanya lagi, pura-pura cemberut.
"apaaaaaan sih kirain mau apaaan, udah siap-siap aku ni" katanya manyun-manyun
"wahahaha emang mau ngapain?" tanya gw
"Gataaaauuuuuu... weeeeeq.. yuk lah pulang, dimarahin papa aku ni bisa-bisa"
Chitra pun berbalik mengambil tasnya
"CU!" panggil gw
Chitra kembali menengok dan.. .. .... CUP .. .... ...... Gw menciumnya Forever Love, Cinta Selamanya...
atau Forever Dream, Mimpi selamanya...
Tick..Tock..Tick..Tock.. Part 49 "Saya ga ikut pulang Om, saya disini dulu"
Setelah perdebatan yang panjang dan alot dengan terpaksa Papanya Chitra harus
mengalah. Juga.. Chitra, dia pun harus meninggalkan gw sendiri disini. Ingin bertanyapun tak bisa tentang
jawaban yang membuat dia penasaran penasaran apa yang sebenarnya Papanya dan gw
bicarakan sedari tadi dan menjauh dari mereka (chitra, kedua adiknya dan istrinya).
"Oke.. kami pulang dulu ya?" tanya Papanya Chitra sambil menepuk sekali lagi pundak gw
lewat kaca jendela mobilnya
"Iya Om" "Jangan terlalu malam"
"Siap Om" Lalu mereka semua pun pergi
............. ............

Ternyata Tidak Mudah Menemukanmu Karya Raspcake di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

......... ..... ... . Mengeluarkan kembali sebatang rokok yang gw simpen rapat-rapat dikantong celana, gw
pun duduk diantara puing-puing bangunan ini.
Gw menatap kebelakang. Masih ga percaya dengan apa yang dikatakan Papanya Chita ke gw beberapa saat lalu.
Masih ga percaya dengan apa yang gw lihat sekarang..
bahwa yang gw lihat adalah rumah masa depan gw.
Asmara Darah Tua Gila 3 Pendekar Pulau Neraka 03 Lambang Kematian Ratu Bukit Brambang 2

Cari Blog Ini