Ceritasilat Novel Online

Istana Hantu 4

Istana Hantu Seri 2 Pendekar Lengan Buntung Karya Kim Tiaw Bagian 4


suhunya lebih tinggi kepandaian silatnya Kun-lun Sam-lo-jin ini dapat diusir dan sejak
kejadian-kejadian aneh itulah akhirnya suhu dan subonya turun gunung untuk
menyelidiki dunia kang-ouw.
Dan ketiga orang kakek Kun-lun ini, mereka itu bukanlah tosu-tosu sembarangan,
melainkan tokoh Kun-lun-pay tingkat tiga yang ternama dan di dunia kang-ouw mereka
disebut Kun-lun Sam-lo-jin (tiga orang kakek dari Kun-lun-pay). Mereka terkenal dengan
permainan pedang Kun-lun-kiam-sut.
Yang tertua, tosu muka pucat dan kurus kering adalah Lung Nam Taysu, terkenal
dengan ilmu pedangnya yang dahsyat dan menduduki tingkat tiga di Kun-lun-pay.
Sedangkan yang kedua, tosu tinggi besar yang memegang toya itu dikenal bernama
Hay San Taysu, sedangkan tosu ketiga yang paling muda, adalah Hay Kui Taysu adik
kandung dari Hay San Taysu.
Melihat betapa Kun-lun Sam-lo-jin sudah mengurungnya dengan sikap mengancam,
-wi Taysu ini memang keterlaluan. Apakah
aku yang muda harus membohongi kalian"
-wi bahwa aku Wang Ie tidak suka dan tidak biasa
membohongi orang. Memang kepergian suhu, sama sekali aku tidak tahu kemana
perginya. Nah, aku sudah katakan. Terserah apakah samHabis berkata demikian, pemuda itu menarik kendali kudanya dan berjalan, akan
tetapi tiba-tiba berdesir suara senjata menyambar di belakangnya. Cepat Wang Ie
Istana Hantu - Halaman 167
167 yoza collection mengelak ke kiri dan ia melihat tosu muka pucat yang bernama Lung Nam Taysu sudah
menyerang dengan sabetan pedangnya ke arah punggung.
Suara pedang berdesing keras waktu ia menundukan kepalanya dan kemudian
mencelat ke atas menghindarkan serangan toya yang lewat di bawah kakinya. Ternyata
Hay San Taysu sudah menyerang pula dengan sodokan toyanya yang berat dan
mengeluarkan suara mengaung.
Dengan gerakan yang indah dan ringan tubuh Wang Ie melayang ke atas dan
hinggap di tanah tidak jauh dari kudanya. Akan tetapi begitu kakinya menginjak tanah,
tahu-tahu Hay Kui Taysu sudah menerjangnya dengan tusukan sepasang pedang
pendek dengan gerakan sabetan dari kiri dan kanan.
Akan tetapi Wang Ie adalah murid Pendekar Lengan Buntung, tidak percuma kalau
menghadapi serangan begitu saja harus gugup dan panik, maka sambil mengelak dan
menggeser gerakan kaki memainkan jurus-jurus Ji-cap-it sin-po.
Ia sudah dapat menghindari serangan sepasang pedang pendek yang bergerakgerak menggunting dari kiri dan kanan. Malah, begitu terlolos dari serangan lawan
Wang Ie menggunakan gerak tangan kilat dan entah bagaimana caranya tahu-tahu
dada Hay Kuy Taysu sudah kena dorong dan tergempur kuda-kudanya.
- Ie. Hebat sekali kemplangan toya yang beratnya seratus kati ini. Kalau Wang Ie tidak
buru-buru mengelak tentu ia akan pecah kepalanya terhantam toya Hak San Taysu.
Dan belum lagi ia sempat menghindarkan kemplangan toya itu tiba-tiba sebuah
pedang berkilat menyambar dahsyat ke arah dadanya dan dibarengi dengan sabetan
sepasang pedang pendek yang bergerak menggunting cepat dan kuat.
Kali ini Wang Ie tidak berlaku lambat ia mainkan jurus-jurus ilmu silat sinkhauwkun-hoat (ilmu silat monyet sakti) yang pernah ia dapati dari kitab dan bukan ajaran
dari suhunya. Ilmu silat ini semacam kun-tauw yang bergerak mengandalkan
kelincahan tubuh dan kekuatan sepasang lengan.
Entah bagaimana caranya tiba-tiba pemuda itu bergoyang-goyang dengan kaki
terungkit di atas sedangkan tangan kiri menutupi kepala. Nampak lucu sekali gerakan
yang kelihatan aneh ini, namun ajaib.
Istana Hantu - Halaman 168
168 yoza collection Sepasang pedang pendek di tangan Hay Kui Taysu terhenti di udara seakan-akan
tertahan sebuah tangan kuat tidak kelihatan. Sebaliknya toya dan pedang yang bergerak
menyodok dan menusuk tadi bagaikan menusuk bayangan saja lewat di samping
pemuda itu, menimbulkan suara berdesir dan mengaung keras, sedangkan tahu-tahu
Lung Nam Taysu dan Hak San Taysu terdorong ke depan ngusruk mencium tanah!
Tak mengerti bagaimana ini bisa terjadi. Kun-lun Sam-lo-jin yang sudah dibuat
marah menggeram keras dan menyerang dengan sungguh-sungguh. Pedang dan toya
berkelebatan amat cepat dan kuat, namun bagaikan menghadapi bayangan saja, tubuh
pemuda itu tidak pernah tersentuh oleh senjata mereka.
Jangankan tubuhnya, bajunya saja tidak pernah mereka sentuh. Padahal mereka
melihat pemuda ini bersilat acak-acakan seperti monyet menari yang kadang-kadang
melompat-lompat lucu dan kadang-kadang berputaran dengan tangan ditaruh di
pinggang, namun harus diakui bahwa gerakan ini cepat bukan main!
Pada saat kedatangan Hong Kwi dan Nguyen Hoat, pemuda itu merubah cara
bersilat, nampak ia begitu terdesak mainkan jurus-jurus yang pernah dipelajari dari
suhunya Tiang Le. Memang, sesungguhnya Wang Ie tidak begitu dalam menerima ilmu
silat dari Tiang Le, hanya pada dasar-dasarnya saja. Sehingga gerakan pemuda ini
nampak masih kaku ketihatannya dan lemah.
Pada ketika itu sebuah pukulan toya menghantam pundaknya. Wang Ie terkejut
sekali. Sebetulnya ia bisa menghindarkan diri dengan ilmu silat monyet sakti. Namun
karena ia merahasiakan ilmu ini di depan Hong Kwi maka sambil mengerahkan sinkang di pundak, ia menerima datangnya toya si tosu.
Hak San Taysu memburu dengan toya di tangan dibarengi berkelebatnya bayangan
Hay Kui Taysu dan Lung Nam Taysu menggunakan pedangnya menusuk ke arah iga si
pemuda. Akan tetapi pada saat itu berkelebat bayangan dan tahu-tahu pedang dan toya
sudah tertangkis oleh Hong Kwi yang menolong dengan cepat.
matanya ke arah Lung Nam Taysu yang memandangnya dengan terbelalak.
Le. Lekas minggir dan berlutut minta maaf kepada suhengku ini. Kau sudah menghadiahkan
Istana Hantu - Halaman 169
169 yoza collection terdengar ketus dan galak.
Memang sudah menjadi watak Hong Kwi kalau mengatai seenaknya saja. Gadis ini
memang cerewet, nampak sebuah tahi lalat kecil yang menghias di atas bibirnya.
Tentu saja Kun-lun Sam-lo-jin menjadi mendelik dimaki habis-habisan oleh gadis
puteri Pendekar Lengan Buntung Sung Tiang Le.
Hay San Taysu yang berwatak nggak sabaran sudah mengangkat toyanya dan
-lun Sam-lo-keledai tak tahu malu yang telah
ong Kwi membuang ludah di tanah, membuat wajah ke tiga orang kakek Kun-lun ini menjadi
merah seketika. -lun-pay yang tinggi besar
sudah melompat dengan gerakan ringan di depan Hong Kwi.
Gadis ini melihat gerakan kakek tinggi besar yang kelihatan galak mengacungacungkan toyanya, maklum bahwa sesungguhnya ke tiga orang Kun-lun-pay
mempunyai kepandaian tinggi. Ia pernah melihat kakek ini dahulu ketika mereka
bersama dataag ke puncak Tiang-pek-san.
Memang kakek Hay San Taysu mendongkol mendengar bahwa gadis itu adalah
puteri Sung Tiang Le, siang-siang Hay San Taysu sudah menjadi gemas bukan main
dan kalau mungkin tidak memandang kedua orang saudara seperguruannya, ia akan
menerjang gadis yang begini tajam mulut dan liar!
Akan tetapi Nguyen Hoat yang bermata tajam dan tahu bahwa ketiga orang tosu
tak boleh dipandang ringan, berkata:
kata kepada Hay San Taysu sambil
-wi taysu boleh aku bertanya, mengapa kalian datangdatang memusuhi Hong Kwi menyerang mati-matian kepada pemuda suheng temanku
Hay San tanpa ragu-ragu menuding ke arah Hong Kwi dan Wang Ie sambil berkata,
sengaja memang hendak menawan mereka sebagai tanggung jawab ayahnya yang
telah menculik ketua kami. Dan Pendekar Lengan Buntung Sung Tiang Le harus
Istana Hantu - Halaman 170
170 yoza collection dihadapkan di meja pengadilan Kun-lun-pay untuk mempertanggung jawabkan
Hong Kwi mengeluarkan suara mengejek lalu melompat ke atas kudanya dan
berkata kepada Nguyen Hoat,
yani orang-orang yang sedang miring otak"
Mari kita lanjutkan perjalanan. Suheng.. . . sebaiknya kita tidak melayani keledai dungu
Tentu saja dimaki keledai dungu, ketiga tosu ini menjadi mendongkol bukan main.
Hay Kui Taysu yang bersenjata sepasang siang-kiam membentak merah.
-lun-pay. Lekas kau menyerahkan diri dan menjadi tawanan kami sampai ayahmu mempertanggung
jawabkan perbuatannya, baru kami be
Lung Nam Taysu yang sejak tadi diam saja kini membuka mulut. Sinar matanya
yang berwibawa menentang pandangan si gadis.
Melihat mata yang tajam dan berpengaruh, tahulah Hong Kwi bahwa tosu muka
pucat dan kurus kering ini mempunyai tenaga lwekang yang tinggi dan ahli tenapa khikang. Diam-diam ia menjadi terkejut, akan tetapi ia tidak takut. Malah menoleh dan
mengawasi tosu itu dengan kening dikerutkan seperti orang tak senang.
k kami dan sekali, kemudian tanpa banyak bicara ia sudah menyerbu dan menubruk Hong Kwi
dengan terjangan toyanya yang besar dan berat. Memang diantara ketiga orang Kulun-sam-lojin yang paling nggak sabaran adalah Hay San Taysu, tosu tinggi besar yang
berwatak berangasan. Melihat datangnya terjangan toya yang menubruk dengan gerakan cepat dan kuat,
Hong Kwi menjadi terkejut. Suara mengaung terdengar waktu toya itu digerakkan,
mudah diduga bahwa tosu tinggi besar ini mempunyai tenaga gwa-kang yang tinggi
dan tidak boleh dibuat gegabah, maka Hong Kwi tidak berani menangkis melainkan
melompat dari atas kudanya, berjungkir balik dan turun dua tombak dari atas kudanya.
Terdengar suara kuda meringkik dan kuda tunggangan yang ditinggalkan Hong Kwi
itu kena sodokan toya Hay San Taysu sehingga menimbulkan suara berdebuk keras
dan terguling roboh. Istana Hantu - Halaman 171
171 yoza collection Kwi yang cepat menggerakkan tangan kirinya dengan gerakan kilat yang sukar diikuti
oleh pandangan mata dan tahu-tahu toya di tangan Hay San Taysu bergetar hebat dan
dari mulutnya keluar darah segar. Cepat sekali tosu tinggi besar itu bersila dan
meramkan matanya mengatur pernapasan yang terasa sesak dan sakit.
menubruk Hay San Taysu yang sudah tak berdaya. Pedangnya mendesing dan
langsung menyerang si gadis dengan terjangan-terjangan dari jurus-jurus ilmu pedang
Kun-lun-kiam-sut yang kuat dan lihai.
cepat dan menyelinap masuk di antara putaran pedang lawan.
Akan tetapi merasa serangan pedang lawan ini demikian kuat dan cepat, gadis itu
menarik kembali tangannya dan berganti dengan mengibaskan lengan bajunya ke arah
dada si tosu. Ia sudah memperhitungkan bahwa kibasan lengan bajunya itu tentu akan
merobohkan tosu ini, karena ia percaya akan kepandaiannya sendiri.
Memang sudah menjadi watak Hong Kwi, karena terlalu dimanja oleh ibunya
sehingga ia menganggap bahwa di kolong langit ini, dia sendiri itulah yaug paling lihai.
Oleh sebab itu menghadapi terjangan-terjangan pedang Lung Nam Taysu, ia hanya
mengibas dengan lengan bajunya.
Suara angin kibasan lengan baju itu berderu keras. Akan tetapi alangkah kagetnya
ketika kibasannya yang cepat sekali itu mengenai tempat kosong karena Lung Nam
Taysu sudah dapat mencelat ke samping dan bahkan membalas menyerang dengan
pukulan tangan kosong yang digunakan oleh tangan kirinya.
Saking cepatnya pukulan tangan kiri itu, amat jitu sekali mengenai pundak Hong
Kwi. Sung Hong Kwi terhuyung ke belakang, akan tetapi Lung Nam Taysu tiba-tiba
merasa tangannya panas, tanda ia terserang oleh tenaga pukulannya sendiri yang
membalik ketika bertemu dengan pundak gadis itu. Hal ini menjadi bukti bahwa
lweekang gadis yang menjadi puteri Sung Tiang Le demikian tinggi dan membuat dalam
benturan saja tangannya sudah terasa panas.
Pantas dalam segebrakan tadi sutenya telah muntahkan darah. Sungguh hebat
sekali gadis ini! Istana Hantu - Halaman 172
172 yoza collection Lung Nam Thaysu menjadi terkejut dan maklumlah ia bahwa harapannya untuk
melawan gadis ini tidak mungkin dilakukan lagi, baru saja menghadapi gadis puteri
Sung Tiang Le saja merupakan lawan yang berat, apalagi kalau orang muda itu turun
tangan, celaka! -sute, lekas kembali ke Kun-lun, laporkan kepada suheng.. . . biar su-couw Cin Cin
emikian ia mengibaskan lengan bajunya dan
berkelebat lenyap diikuti oleh kedua orang saudaranya yang merasa gentar
Hong Kwi mengirim suara jarak jauh sehingga terdengar oleh ke tiga tosu itu yang
menjadi panas hatinya dan menggeram mengertukkan gigi saking gemasnya. Rasa
benci dan penasaran kepada Tiang Le memuncak, hendak ia serbu Tiang-pek-san nanti,
pikirnya berlari cepat. Sementara itu, Hong Kwi mendekati kudanya. Begitu dilihatnya kudanya sudah
hampir mati dan telah menggeletak di tanah akibat pukulan toya si tosu tadi, Hong Kwi
mengangkat tangannya menghantam kepala kuda.
Untuk beberapa lama kuda itu meringkik panjang dan mati seketika. Wang Ie
mendekati si gadis dan bertanya heran,
Wang Ie mengangguk. Ia membenarkan perkataan gadis sumoaynya ini. Memang
bukan ia tidak tahu, pukulan toya si tosu tadi membuat jantung si kuda putus dan
sekarat hendak mati. Dan perbuatan sumoaynya berurusan, baik juga.
Namun Nguyen Hoat berkata perlahan,
jalan. Kalau nanti ia membusuk, baunya akan mengganggu orang yang lewat, sebaiknya
g! Kita harus mengguburkan dulu,
perkataan Nguyen Hoat. Istana Hantu - Halaman 173
173 yoza collection Entah mengapa hati Wang Ie tidak enak sekali. Ia merasa senang sumoaynya ini
membenarkan perkataan pemuda Nguyen Hoat yang baru dikenalnya.
Gila mengapa aku berpikiran begitu, Setan! Tak boleh aku mencintai sumoay. Wang
Ie menekan perasaan hatinya dan berkata,
-susah menggali lubang" Kita kasih tahu saja orang dusun,
mereka tentu akan mengambil dagingnya dan dapat dimanfaatkan untuk orang banyak,
dari pada dibuang cuma- matanya yang bening indah itu membelalak memandang Nguyen Hoat.
memanggil nama Hong Kwi demikian saja seperti sudah demikian akrab hubungan
mereka! Hemm! Wang Ie kau gila, mengapa kau berpikir sampai begitu bodoh, tak tahu diri!
Kau ini siapa, Hong Kwi itu siapa" Mengapa berpikir yang tidak-tidak! Tolol! Tiba-tiba
Wang Ie mengeplak kepalanya.
kepala" Sayang aku nggak bawa bintang tujuh nomor enambelas hitertawa. Ia memegang lengan suhengnya.
Aduhai, suara itu demikian mesra bagi pendengaran Wang Ie dan untuk beberapa
lama ia menjadi tersipu-sipu malu dan berkata gagap.
-yu-cing ini kepada saudara Wang Ie, mungkin ia
sakit kepala. Minyak Fung-yuNguyen Hoat sambil memberikan minyak angin kepada Hong Kwi.
Hong Kwi menerima dan membuka tutupnya.
-yu- Istana Hantu - Halaman 174
174 yoza collection Buru-buru Wang Ie menahan gerakan sumoaynya yang hendak mengoleskan
minyak angin di kepalanya. Ia malu bukan main, akan tetapi juga, entah mengapa
hatinya girang setengah mati! Akan tetapi mulutnya berkata,
karena.. . . saja, dan mereka itulah yang nanti akan menggotong beramai-sama
-apa lagi dari Hong Kwi dan Nguyen Hoat, pemuda itu mencelat pergi dan berkelebat cepat menuju sebuah
dusun. Habis memberitahukan penduduk dusun bahwa di hutan itu ada seekor kuda yang
mati dan menyuruhnya untuk dibawa ke dusun dibagi-bagi. Wang Ie terus berkelebat
lenyap dan ia meninggalkan sepucuk surat untuk sumoaynya bahwa ia hendak
mengadakan perjalanan seorang diri.
Tentu saja Hong Kwi dan Nguyen Hoat menjadi heran dan menyusul pemuda itu ke
arah selatan mengadakan perjalanan cepat. Sebentar saja hubungan Hong Kwi dengan
Nguyen Hoat sudah begitu akrab dan masing-masing sudah biasa berguyon dan
tertawa-tawa senang di sepanjang jalan.
Mereka terus ke Selatan! ooOOoo Hari itu udara sedikit mendung. Segumpalan awan hitam berterbangan menutupi
sinar matahari di atas kepala sehingga suasana di kaki bukit Hoa-san tidak begitu panas
terik seperti biasanya. Angin sejuk berhembus sepoi-sepoi basah. Pohon-pohon yang-liu yang ramping
bergoyang-goyang dipermainkan angin yang datang dari arah utara, sehingga
merupakan tarian ke kanan dan kiri disertai suara berkeresek suara daun beradu.


Istana Hantu Seri 2 Pendekar Lengan Buntung Karya Kim Tiaw di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Pada saat itu, dari kaki bukit nampak tiga orang laki-laki dengan gerakan kaki
seakan-akan terbang naik ke Hoa-san. Yang seorang bertubuh tinggi kurus dan
berwajah pucat, dilihat dari cara berpakaian laki-laki itu mudah diduga bahwa ia itu
Istana Hantu - Halaman 175
175 yoza collection seorang tosu, yang terkenal di Kun-lun-san dengan nama Lung Nam Taysu, orang
pertama dari Kun-lun Sam-lo-jin.
Orang kedua dan ketiga adalah kakek-kakek berjubah aneh, yakni berwarna
belontang-belontong terdiri dari warna merah, putih dan kuning. Yang pertama adalah
seorang kakek bongkok yang memegang tongkat hitam di tangan kanan dan tongkat
putih di tangan kiri, sedangkan orang kedua adalah seorang kakek botak yang pada
punggungnya terdapat sepasang pedang.
Yang bongkok itu adalah tokoh ketiga dari Bu-tong-pay, bernama Jin Jin Hoatsu,
berjuluk Hek-pek-siang-tung (Sepasang Tongkat Hitam Putih). Yang kedua bertubuh
besar pendek adalah tokoh keempat dari Cay-san-pay, bernama Su Tek Lay berjuluk
Siang-mo-kiam (Sepasang Pedang Iblis).
Mereka ini memiliki ilmu kepandaian tinggi dan merupakan tokoh-tokoh yang cukup
terkenal di dunia kang-ouw. Siapakah orangnya yang tidak pernah mendengar tokoh
Kun-lun-pay yang berjuluk Kun-lun Sam-lo-jin, tokoh Bu-tong-pay, Jin Jin Hoatsu yang
lihai bermain sepasang tongkat hitam dan putih, sedangkan orang ketiga adalah Su Tek
Lay si Sepasang Pedang Iblis.
-san- -pek-siang-tung Jin Jin Hoatsu. -san-pay sudah hampir bankrut, akan tetapi sudah berani main gila
-san-pay merupakan partai yang paling
berpengaruh dan amat disegani oleh banyak orang gagah akibat wibawa orang tua itu,
namun sekarang Hoa-san-pay menjadi berengsek. Sejak Tiong Gi Tojin wafat, Hoa-sanpay dipegang oleh Siang Siang Tojin, si kakek lengan buntung yang berkepandaian
hebat, akan tetapi sudah sangat tua usianya, dan kurang berwibawa memimpin.
idak memperdulikan lagi urusan partai
mengasingkan diri di lembah Im-kan-kok dan pemimpin diserahkan kepada Niang Pek
Tojin ini tidak mau mengumpulkan murid-muridnya. Dan kalau tidak salah Hoa-san-pay
g menyebalkan, masih hampir bangkrut masih saja berbuat sombong
dan berani mati, telah datang ke Kun-lun menculik ketua kami Hek Gan Taysu. Bukankah
Taysu sengit, mendongakkan kepalanya ke atas puncak yang tertutup kabut.
-tong-pay Istana Hantu - Halaman 176
176 yoza collection -cu Bu Beng Cu juga lenyap. Kabarnya Siang Siang Tojin itulah yang telah
datang ke Thay-san, her Lay dengan nada tak senang,
meja hijau Kun-lun-sannku. Hendak kupatahkan batang lehernya si bangsat
buntung itu dan menyiksa di Bu-tongPada saat ketiga orang kakek itu tengah berlari-lari mempergunakan gin-kangnya
yang tinggi menaiki puncak Hoa-san, melompati jurang-jurang dengan gerakan laksana
burung walet terbang. Pada saat itu Niang Pek Tojin sedang duduk di luar pondok bersama ke duapuluh
lima orang muridnya. Nampak dari pakaian mereka yang serba putih dan tanda hitam dibahunya
merupakan tanda perkabungan, sedangkan di depan mereka nampak sebuah meja
sembahyang yang mengebulkan asap dari hio yang dibakar. Dan di balik meja
sembahyang itu, nampak pula sebuah peti mati yang siap hendak dimasukkan ke dalam
liang kubur. Niang Pek Tojin berlutut dan diikuti oleh ke duapuluh lima orang murid-murid Hoasan-pay. Kemudian satu persatu mereka maju dan membakar hio dan bersembahyang
mengacungkan tiga batang hio di atas kepala dan mengheningkan cipta. Sesudah
demikian, hio itu ditancapkan di sebuah hio-low di tengah-tengah meja sembahyang.
Nampak kemudian di balik hio-low yang besar itu terpampang sebuah potret
seorang kakek yang sudah tua usia dan berlengan buntung sebelah kiri. Dalam gambar
itu, kakek itu sekitar usia sembilanpuluh tahun. Rambutnya sudah putih semua,
berjenggot putih pula, matanya cekung menampakkan wajah yang kurus seperti orang
yang sudah lama dihinggapi penyakit.
Siapakah kakek itu" Dia itulah Siang Siang Tojin yang telah meninggal dunia.
Tiga hari yang lalu Niang Pek Tojin dikejutkan oleh bayangan seseorang yang
bertempur dengan Siang Siang Tojin. Amat cepat sekali gerakan orang itu sehingga
hanya dalam sekelebatan saja ia dapat melihat orang itu yang juga berlengan buntung
dan begitu orang lengan buntung itu lenyap, tahu-tahu Siang Siang Tojin telah roboh
dan memuntahkan darah segar. Dan roboh dengan wajah hitam diduga akibat pukulan
tangan kosong yang penuh racun.
Istana Hantu - Halaman 177
177 yoza collection seka -murid Hoa-san-pay yang lain menjerit ternyata supek mereka telah
meninggal dengan amat mengenaskan.
Niang Pek Tojin termenung sejenak.
tiba-tiba Niang Pek Tojin berteriak marah, mengepalkan tinjunya.
-san Siang-sin-kiam Lim Ju Hian bertanya heran. Dan
memandang Niang Pek Tosu.
buntung yang demikian lihai. Tadi supek bilang dia itu Su.. . . hemm! Sung Tiang Le! Benar
Hoa-san-siang-sin-kiam Lim Ju Hian memegang lengan suhengnya dan pandangan
matanya seakan-akan tak percaya.
dekar Lengan Buntung Sung Tiang Le yang
melakukan perbuatan keji ini" Setahuku, Tiang Le adalah seorang pendekar yang mulia
dan entah ada permusuhan apakah dengan supek sehingga ia melakukan pembunuhan
hemm, sayang aku hanya melihat
sekelebatan saja. Yang jelas orang itu berlengan buntung, gin-kangnya sangat tinggi.
baru kita kemudian membicarakan tentang si Pendekar Lengan Buntung itu, kalau
memang dia orangnya. Biar nanti kita menyerbu ke Tiang-pekDemikianlah, Niang Pek Tojin dan murid-murid Hoa-san-pay mengadakan acara
sembahyang dan berkabung atas kematian supek mereka! Niang Pek Tojin dan muridmuridnya bersembahyang di depan pondok. Hari itu adalah hari ketiga dimana peti
hendak dimasukkan ke dalam liang kubur.
Setelah mereka semua berlutut dan memasang hio sebagai penghormatan atas
arwah supek Siang Siang Tojin, Niang Pek Tojin segera menggeser meja sembahyang
dan memerintahkan kepada empat orang muridnya untuk mengangkat peti.
Tiba-tiba Hoa-san Siang-sin-kiam Lim Ju Hian berkata,
Istana Hantu - Halaman 178
178 yoza collection Niang Pek Tojin mengangguk-angguk karena kakek ini juga sudah tahu. Adapun
murid-murid Hoa-san menoleh dan celingukan ke sana ke mari mencari-cari karena
mereka belum melihat tamu yang dikatakan tadi oleh Ju Hian.
Baru saja mereka hendak bertanya, dari samping kiri berkelebat tiga bayangan dan
sekejap kemudian tiga orang kakek berdiri di dekat samping pondok sambil tersenyum
menyindir. Dan mengawasi meja sembahyang yang sudah dipindahkan ke sebelah kiri.
Dan memandang peti mati. -san-pay begini pengecut, berani
berbuat nggak berani bertan
menghampiri peti mati. Namun dua orang murid Hoa-san bergerak dan menghadangnya dan memandang
Begini sombongkah murid-murid Hoa-san-pay
-wi ini hendak memberi Aha, Niang Pek Toyu, apakah kau belum mengetahui kedatangan kami" Aku adalah
Su Tek Lay, dari Thay-san-pay, dan dua orang sobat masing-masing dari Kun-lun-pay
dan Bu-tong-pay.. . . Kami hendak bertemu dengan Siang Siang Tojin dan minta
keterangan mengapa Tek Lay menatap tajam Niang Pek Tojin.
Dua orang tokah Kun-lun-pay dan Bu-tong-pay tidak berkata apa-apa, akan tetapi
mereka telah menggerakkan kedua tangannya dan bagaikan dua ekor burung mereka
melayang ke atas, menginjak pecahan genteng dan mengintai ke dalam. Mereka
mencari Siang Siang Tojin yang disangkanya bersembunyi di dalam pondok. Kemudian
mereka kembali melayang ke bawah, gerakan mereka sangat ringan menunjukkan
bahwa gin-kang ke dua orang kakek ini sudah mencapai tingkat tinggi.
Melihat kehebatan gin-kang kedua orang ini, diam-diam Niang Pek Tojin terkejut,
demikian pula Hoa-san Siang-sin-kiam Lim Ju Hian. Menghadapi kedua orang kakek
tokoh Bu-tong-pay dan Kun-lun-pay mereka tidak takut, akan tetapi melihat gerakan
itulah yang diperlihatkan oleh dua orang tadi benar-benar hebat sekali.
Niang Pek Tojin berdiri dan menjura ke arah ke tiga orang kakek yang baru datang
itu, Istana Hantu - Halaman 179
179 yoza collection -san-pay, sam-wi bengyu (tiga orang sahabat). Pinto
mengenal kalian sebagai tokoh-tokoh Kun-lun-pay, Thay-san-pay dan Bu-tong-pay yang
terkenal. Akan tetapi sangat disesalkan sekali bahwa perbuatan sam-wi bengyu tidak
memandang mata kepada Hoa-san-pay yang tengah berkabung malah telah merusak
-ha-tong-pay Jin Jin Hoatsu tertawa bergelak dan matanya
menyapu tempat itu. Akhirnya ia memandang kepada Niang Pek Taysu dengan mata
mendelik. h kalian yang telah menghina kami.
Berani mati menculik ketua partai besar Kun-lun-pay, Bu-tong-pay dan Thay-san-kata beng-yu seperti ngelindur, entah apakah kalian ini sudah miring otak
sehingga memaki-maki Hoa-san-pay, kalau memang ada urusan penting katakanlah.
Tak usah plintatsangat tidak mengerti kata-kata ketiga orang ini.
-lun-pay tidak pernah mempunyai permusuhan dengan Hoa-san-pay. Entah, Siang Siang Tojin pribadi. Ia telah
datang ke Kun-lun dan dengan cara yang pengecut telah menculik ketua kami Hek Gan
Taysu, hayo jawab! ketua kami saja yang telah diculik, akan tetapi ketua Thay-san-pay, Bu-tong-pay juga
sudah lenyap! Sungguh perbuatan yang berani dan tidak memandang mata dengan
Tentu saja Niang Pek Tojin dan murid-murid Hoa-san-pay menjadi terkejut
mendengar omongan tosu dari Kun-lun-pay ini. Dan mereka saling memandang heran.
Niang Pek Tojin yang merasa bertanggung jawab atas segala sesuatu yang
menimpah Hoa-san-pay melangkah maju dan berkata kepada tosu Kun-lun-pay ini:
-wi beng-yu, urusan tentang ketua kalian yang lenyap, sesungguhnya kami
menutupdan memandang si tosu dengan pandangan tajam.
-ha-ha, kalian ini bertiga sedang bermimpi atau sedang miring otak. Bagaimana kalian menyangka
Istana Hantu - Halaman 180
180 yoza collection t! jiwi cianpwe, betapa sombongnya orang Hoa-san-pay. Sudah berbuat tidak
kemarahannya lagi, tangannya bergerak tongkatnya berkelebat dan ia berdiri dengan
sepasang tongkat hitam dan putih melintang di depan dada.
-yu, kau selalu mengatakan bahwa Hoa-san-pay selalu bersikap
-lun beberapa hari yang lalu dan ka
mengacau di Hoadepan. Hoa-san Siang-sin-kiam Lim Ju Hian berseru dan meloncat ke
Saking mendongkolnya atas kedatangan ketiga orang tua yang rupanya sengaja
hendak mengacau di Hoa-san dalam suasana perkabungan seperti ini Ju Hian yang
biasanya penyabar kini berkata lagi:
bereskan agar mereka tidak mementang bacot yang tidakDiejek demikian tokoh dari Thay-san-pay menjadi marah dan membentak.
iblisnya bergerak ganas menyerang Hoa-san-siang-sin-kiam Lim Ju Hian.
Jago pedang dari Hoa-san-pay ini tidak menjadi gentar dan menangkis dengan
sepasang pedangnya pula. Terdengar suara nyaring dan bunga api bertebaran ketika
dua senjata bertemu. Sebentar saja mereka sudah saling terjang dan ternyata ke dua-duanya itu adalah
ahli dalam memainkan sepasang pedang. Sudah barang tentu, karena tokoh Hoa-sanpay ini dijuluki Hoa-san Siang-sin-kiam dan tentunya permainan sepasang pedang
saktinya demikian kuat dan luar biasa.
Sebaliknya lawannya pun disebut Siang-mo-kiam Su Tek Lay, sepasang pedang
yang tak kalah hebatnya dari sepasang pedang sakti Lim Ju Hian. Hanya dalam hal
tenaga Ju Hian menang setingkat, dan ini dibuktikan dari benturan kedua senjata yang
telah membuat tangan Su Tek Lay tergetar dan beberapa kali hampir saja sepasang
pedangnya terlepas. Istana Hantu - Halaman 181
181 yoza collection Namun demikian dalam jurus-jurus ilmu silat tokoh Thay-san-pay ini tidak kalah
lihainya. Pedangnya berkelebat cepat dan ganas merupakan sepasang naga yang
berebut mustika yang saling dulu menyambar-nyambar dengan dahsyat.
Serangan-serangan sepasang pedang iblis itu amat aneh, memang sumber ilmu
pedang dari Thay-san-pay ini agak sedikit ganas, sebab ia langsung dididik oleh seorang
tokoh hitam bernama Thian Te Siang-mo. Akan tetapi setelah orang tua sakti itu
meninggal, Thay-san-pay dipimpin oleh Bu Beng Cu dan mendapat kemajuan pesat.
Namun demikian ilmu pedang mereka tetap saja ganas dan keji karena bersumber
dari ciptaan Thian Te Siang-mo yang luar biasa. Baru setelah Bu Beng Cu mengangkat
diri menjadi ketua, sumber pedang ini agak dirubah dan diberi nama Thay-san Siangsin-kiam-hoat Sepasang Pedang Sakti dari Thay-san-pay!
Melihat betapa sutenya sudah bergebrak dan bertempur seru dengan tokoh dari
Thay-san-pay ini, Niang Pek Tojin maju dan menghampiri Lung Nam Taysu, membentak,
-betul keras kepala! Tidak menghormati perkabungan orang. Supek
lau memang Siang Siang Tojin sudah meninggal coba kuperiksa peti
matinya. Jangan-jangan dia hanya bersembunyi dan takut mempertanggung jawabkan
Lung Nam Taysu maju menghampiri peti. Tangannya bergerak hendak membuka
peti mati itu, tiba-tiba berkelebat bayangan dan tahu-tahu Niang Pek Tojin dan ke
duapuluh lima murid-murid Hoa-san sudah mengurungnya dengan pedang di tangan.
Tojin terdengar tergetar menahan gelora hatinya yang meledak menahan amarah!
Melihat sikap tosu ini dan murid-muridnya yang mengurungnya dengan pedang
ditangan, Lung Nam Taysu tertawa mengejek:
-ha-lun-pay dan Hoa-san-pay merupakan musuh besar.
Aku harus membasmi sampai keakar-san-pay yang
tidak dapat menahan kesabarannya lagi mencelat maju dan menggerakkan pedangnya.
Suara pedang berdesing keras, Lung Nam Taysu tertawa keras, dan mengelak dari
sambaran pedang itu dan membalas dengan sebuah dorongan jarak jauh setengah dan
membentak, Istana Hantu - Halaman 182
182 yoza collection ke muka. Terdengar jeritan kaget dari orang Hoa-san-pay yang menyerangnya itu. Ia tidak
sangka tosu ini dapat mengirim pukulan demikian cepatnya.
Melihat datangnya hawa pukulan yang demikian kuat dan menimbulkan hawa
panas segera ia mencelat ke kiri membuang diri dan menghindarkan pukulan jarak
jauh si tosu. Namun rupanya Lung Nam Taysu tidak hanya sampai bergebrak di situ,
tiba-tiba kakinya mengirim tendangan berantai dan sebuah tendangan ketiga tepat
mengenai lambung murid Hoa-san-pay.
-san-pay itu terlempar jauh dan menggeliat di tanah.
Perutnya dirasakan sakit bukan main, namun ia telah dapat berdiri dan
menggerakkan pedang. Dengan pedangnya yang masih dipegang di tangan kanannya
itu ia hendak menyerang lagi!
Tiba-tiba tubuhnya terhenti di tengah serangan ini karena lengan kanannya
dipegang orang dari belakang. Pegangan yang amat kuat dan membuatnya tidak
berdaya. -lunTernyata Niang Pek Tojin yang mencegatnya.
Diam-diam ia menarik napas lega. Tadinyapun ia telah merasa bahwa ia bukan
tandingan tosu Kun-lun-pay ini dan kini biarpun ia mengundurkan diri, ia bersiap-siap
dengan pedang di tangan yang suatu ketika pasti bergebrak apabila ketua mereka
berada dalam keadaan gawat di tangan tosu ini!
-lun-pay, ketahuilah bahwa hari ini Hoa-san-pay tengah mengadakan
perkabungan oleh sebab kematian supek kami Siang Siang Tojin. akan tetapi karena
kalian mendesak kami terpaksa kami melupakan hubungan baik dengan Hek Gan Taysu
di KunLung Nam Taysu sudah mengirimkan serangan dahsyat dan
pedangnya bertubi-tubi mengirimkan tusukan yang cukup hebat. Namun jago Hoa-san
ini bukanlah orang sembarangan, ia adalah murid pertama dari Siang Siang Tojin, ilmu
pedangnya sangat kuat dan berisi.
Tentu saja ia dapat mengimbangi orang pertama dari Kun-lun Sam-lo-jin ini. Dan
malah ia telah mulai melancarkan serangan-serangan balasan yang tak kalah
ganasnya. Istana Hantu - Halaman 183
183 yoza collection Pada saat itu terdengar suara pedang beradu, bunga api berpijar di udara dan


Istana Hantu Seri 2 Pendekar Lengan Buntung Karya Kim Tiaw di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

bersamaan dengan itu terdengar pekikan mengerikan. Ternyata Jin Jin Hoatsu sudah
bergebrak dan dikeroyok oleh ke duapuluh lima murid-murid Hoa-san-pay. Tentu saja
menghadapi tokoh Bu-tong-pay yang lihai ini, sebentar murid-murid Hoa-san-pay pada
roboh oleh sebab permainan tongkat yang luar biasa hebatnya.
Perlu diketahui bahwa semenjak Tiong Gi Tojin meninggal dunia, partai Hoa-san ini
menjadi banyak kehilangan murid oleh sebab dalam pimpinan Siang Siang Tojin, ia
hanya membatasi menerima murid, malah banyak pula murid-murid Hoa-san-pay yang
bertebaran dimana-mana segan untuk kembali ke puncak.
Ada lebih seratus murid Hoa-san-pay yang bertebaran di daerah-daerah menjadi
piauw-su, nelayan dan penduduk biasa. Sehingga sekarang di Hoa-san ini menjadi sepi,
murid-murid tinggal duapuluh lima orang saja. Itupun tidak begitu lihai, sebab Siang
Siang Tojin segan sudah melatih mereka, sehingga Hoa-san-pay menjadi partai yang
lemah dan tidak ada semangat.
Dan sebentar saja ke duapuluh lima murid Hoa-san-pay ini sudah menggeletak
mandi darah dalam amukan tongkat tokoh Bu-tong-pay. Beberapa orang lagi yang
masih kuat berjalan malarikan diri, akan tetapi banyak pula yang mati.
Melihat ini Hoa-san-siang-sin-kiam Lim Ju Hian menjadi marah. Ia menjadi nekad
dan mengamuk melawan tokoh Thay-san-pay ini, sepasang pedangnya berkelebat
ganas. Lebih seratus jurus mereka bertempur, namun mereka belum juga ada yang
kalah, mereka sama-sama tangguh, sama-sama lihai!
Sebuah guntur menyambar. Tidak mereka sadari udara di atas gelap menutupi
mereka. Hujan turun dengan lebatnya. Suasana di puncak Hoa-san-pay agak remangremang.
Pada ketika itu, terdengar suara mengakak keras dan di atas ketinggian batu
gunung berkelebat sesosok tubuh dan langsung saja ia menyambar Ju Hian dan Tek
Lay, begitu tangannya bergerak. Bagaikan sebuah kilat menyambar tubuh ke dua orang
yang tengah bertempur itu terlempar jauh dan mati seketika.
-ha-ha, Hoa-san-pay dan Kun-lun-pay saling cakar-cakaran, Bu-tong-pay tidak
lama lagi akan mengalami kehancuran di tangan Thay-san-pay, ha-ha-ha-hayang keras ini amat menyeramkan.
Tidak begitu jelas orang itu. Hanya nampak rambutnya panjang riap-riapan
menutupi mukanya, pakaiannya hitam sudah basah oleh air hujan, hanya nampak
lengan sebelah kanan yang buntung sebatas pundak.
Istana Hantu - Halaman 184
184 yoza collection Mendengar suara ini, Lung Nam Taysu dan Niang Pek Tojin menghentikan gerakan
serangannya. Jin Jin Hoatsu juga memandang terbelalak. Mereka seakan-akan melihat
setan. Orang buntung lengannya itu tidak begitu jelas, karena ditutupi oleh rambut yang
riap-riapan panjang. Tubuhnya agak pendek. Kurus kering dan menyeramkan!
selangkah. Pada saat itu hampir berbareng, Jin Jin Hoatsu dan Lung Nam Taysu
memandang terbelalak dan berkata,
-tong-pay, dan Kun-lun-san-ha-ha! Kalian orang-orang goblok! Akan tetapi kami tidak akan membunuh
-ha-sanmenyambar tubuh orang itu.
Diikuti gerakan sepasang pedang dari tongkat hitam dan putih dari tokoh Bu-tongpay, Jin Jin Hoatsu, berbareng berdesing pula pedang di tangan Lung Nam Taysu. Suara
desingan pedang menyambar-nyambar dari ke tiga penjuru.
Beberapa menit kemudian orang aneh itu mencelat ke kiri. Tiba-tiba terdengar
suara dalam bahasa asing yang tidak dimengerti oleh ketiga orang tokoh Hoa-san-pay,
Bu-tong-pay dan Kun-lun-pay. Suara itu kedengaran seperti geluduk, karena datangnya
dari angkasa. Habis suara itu bergema, tahu-tahu orang aneh itu mainkan silatnya luar biasa dan
dalam bebarapa gebrakan saja ke tiga tokoh dari Bu-tong-pay, Hoa-san-pay dan Kunlun-pay sudah menggeletak mandi darah.
Terdengar suara bergelak lama. Seperti suara iblis yang bergemuruh menyaingi
datangnya petir berkilat di udara. Kemudian sekali menggoyangkan tubuhnya, orang
aneh itu telah lenyap dan hanya terdengar suara ketawanya saja mengakak seperti
burung hantu. Udara bertambah gelap. Angin dingin bertiup dengan kerasnya.
Istana Hantu - Halaman 185
185 yoza collection Tiba-tiba terdengar ledakan keras dan tahu-tahu dari dalam peti mati itu keluar
sesosok tubuh yang kurus kering, berjalan perlahan melangkahi mayat-mayat orang
Hoa-san-pay yang sudah mati. Ia menggumam sendiri:
-siluman Istana Hantu, awas kau Bok Beng Cu akan datang
masanya Siang Siang Tojin menghancurkan Istana kalian
Siang Siang Tojin berjalan perlahan, kilat dan petir menerangi tempat itu. Sementara
hujan turun dengan derasnya membanjiri puncak Hoa-san-pay!
Sunyi dan sunyi. ooOOoo Sesosok tubuh seorang kakek tua kurus kering yang berambut riap-riapan
berjongkok dan mengangkat sebuah tubuh Lung Nam Taysu yang sudah pingsan. Darah
merah menodai jubahnya. Wajah tosu itu pucat dan sekarat hendak mati.
Orang aneh itu membawanya dan sekali menggerakkan tubuhnya ia sudah lenyap
dari puncak Hoa-san dan berlari cepat menuju Kun-lun-san. Amat cepat sekali
bayangan orang ini berkelebat, sehingga menjelang tengah hari mereka memondong
tubuh Lung Nam Taysu, sampailah ia di kaki bukit Kun-lun-san. Pada waktu itu udara
sudah gelap hampir menjelang malam, burung-burung beterbangan di atas.
Kakek rambut riap-riapan itu meletakkan tubuh Lung Nam Taysu di dekat sebuah
batu besar di kaki bukit Kun-lun-san. Pada sebuah batu yang besar, ia menggoreskan
huruf-huruf yang berbunyi demikian:
ncari Hek Gan Taysu, datanglah ke puncak Tiang-pek-san.
Sesudah menulis huruf-huruf demikian, kakek itu menggerakkan tangannya
menotok kepala Lung Nam Taysu. Setelah berbuat demikian ia berkelebat lenyap dan
meninggalkan tubuh Lung Nam Taysu yang pingsan.
Malam mengembangkan sayapnya.
Udara di kaki bukit Kun-lun-san hitam pekat. Lolongan anjing hutan terdengar dari
kejauhan. Angin malam amat kencangnya. Suara kentongan malam terdengar tiga kali,
menandakan waktu sudah hampir menjelang pagi.
Dari arah selatan dua dua orang murid Kun-lun-pay yang meronda sampai ke kaki
bukit nampak berjalan dengan membawa lui-teng di tangan. Cahaya lampu menerangi
jalan. Tiba-tiba seseorang yang kelihatannya mempunyai roman muka lonjong dan
Istana Hantu - Halaman 186
186 yoza collection pucat nampak lebih pucat lagi waktu ia melihat sesosok tubuh menggeletak di dekat
batu besar. berkata pula orang kedua yang memegang lui-teng menghampiri tubuh Lung Nam
Taysu dan terus saja dipondong oleh si muka pucat menaiki puncak.
Untuk yang kedua kali gemparlah tokoh-tokoh di Kun-lun-san. Mereka cepat
memeriksa luka di dalam dada Lung Nam Taysu dan diberinya obat. Dua orang termuda
dari Kun-lun-sam-lo-jin bertanya kepada dua orang yang menemukan tubuh Lung Nam
Taysu, -lun-san. Siauwte dapatkan It-suheng sudah pingsan, entah siapa
yang bersenjata toya. Belum lagi ke dua orang murid Kun-lun-pay menjawab, Hay San Taysu sudah
berkelebat lenyap dan menuruni puncak dengan diikuti oleh murid-murid Kun-lun-pay.
Mereka berlari cepat menuruni puncak.
Ketika itu hari sudah menjelang pagi. Matahari membersit hangat dari punggung
bukit dan menampakkan sinarnya yang kemerah-merahan, laksana tebaran cahaya
kemerahan yang melingkar-lingkar. Di sepanjang kaki bukit udara sudah mulai nampak
terang oleh sinar matahari pagi yang cerah.
Ke lima orang tosu Kun-lun-pay itu berhenti di sebuah batu besar yang terdapat
tulisan coret moret yang dikerahkan oleh tenaga lweekang tinggi. Nampak tulisan itu
sebesar telunjuk jari yang ditekankan pada batu hitam itu. Dari cara ini saja mudah
diduga betapa tinggi lweekang si penulis pada batu ini.
Akan tetapi yang membuat Hay San Taysu merah mukanya adalah membaca
u ada nyali dan hendak membalas dendam dan
mencari Hek Gan Taysu, datanglah ke puncak Tiang-pek-san. Sung Tian Le sedang
Hebat sekali bunyi tantangan ini, membuat darah di dada Hay San Taysu dan muridmurid Kun-lun-pay yang lainnya berdebar-debar menahan amarah.
Istana Hantu - Halaman 187
187 yoza collection lun-sam-lo-jin sudah mencelat dan mendaki puncak Kun-lun-san, sedangkan muridmurid yang lain membawa batu hitam yang bertulisan itu untuk dihadapkan kepada
Cin Cin Taysu. Mendengar laporan ini hampir saja Cin Cin Taysu tidak percaya, kalau saja tidak
melihat tulisan yang tertera pada batu hitam itu. Ia menatap tajam ke arah Lung Nam
Taysu yang sudah sadar diri, akan tetapi belum pulih benar kesehatannya!
-san-pay dan bagaimana dengan saudara-saudara dari Thay-san-pay dan Bu-tongLung Nam Taysu berlutut dan berkata:
mpunkan teecu sucouw, sesungguhnya entah bagaimana teecu tidak ingat lagi
akan peristiwa kejadian itu, teccu merasa diri teecu dipondong oleh seorang tua yang
lengannya buntung dan berambut riap-riapan.. . . Ia sudah membunuh Jin Jin Hoatsu,
Niang Pek Toj Jilid 7 UNG NAM, bicaralah yang betul, jangan pakai rasa-rasa segala. Betulkah
bergerak tangan kiri itu.. . . entah dengan cara bagaimana tahu-tahu teecu dan Niang
Pek Tojin telah terluka hebat. Untung teecu dapat bertahan dan tidak mati seperti Niang
Nam setelah kau sembuh benar kalian bertiga Kun-lun Sam-lojin berangkatlah ke Tiangpek-san, minta tanggung jawab Sung Tiang Le dan cari Hek Gan Taysu. Apabila keadaan
gawat, lekas laporkan kepadaku, biar aku yang akan turun tangan sendiri menghadapi
Tiang Le. Sungguh berani sekali
- -lun Sam-lojin Istana Hantu - Halaman 188
188 yoza collection Kakek ini usianya sudah tua sekali. Hampir seratus tahun, tubuhnya sudah kurus
kering dan berjenggot panjang.
Sebenarnya Cin Cin Taysu ini sudah mengundurkan diri dari Kun-lun-pay, akan
tetapi mendengar bahwa sutenya Hek Gan Taysu lenyap dan diculik oleh seseorang
berlengan buntung maka ia keluar dari pertapaannya dan untuk sementara waktu
menetap di puncak. Ia sendiri pernah mendengar si Pendekar Lengan Buntung Sung Tiang Le, namun
belum pernah bertemu muka. Maka ia mengutus Kun-lun Sam-lojin.
Demikianlah tiga hari kemudian, tiga orang kakek yang terkenal dijuluki Kun-lun
Sam-lojin itu turun gunung menuju puncak Tiang-pek-san. Ia berjalan cepat sekali.
Berhari-hari mereka melakukan perjalanan cepat, pada suatu hari mereka melewati
hutan kecil di kaki gunung Lu-liang-san.
Dilihat dari jalan-jalan yang rapih di sepanjang jalan kecil hutan itu, mudah diduga
bahwa hutan ini tentu sering kali dilalui penduduk dusun. Mereka bertemu dengan
beberapa penebang kayu. Nampak mereka terengah-engah sekali berjalan dan begitu
melihat ke arah tiga orang tosu, seorang di antara penebang kayu itu berkata,
Melihat orang setengah tua ini yang menegurnya, Lung Nam Thaysu tersenyum
dan balas bertanya: -pek-pek-san" Apakah sam-wi hendak pergi ke Tiang-pekheran.
Hay San Taysu mengangguk.
-pek-san, apakah melalui jalan ini masih
-wi salah jalan. Kalau hendak menuju ke Tiang-pek-san bukan dari sini
jalannya. Tiang-pek-tembusnya di kaki
gunung Lu-liang-san. Aiii, sebaiknya sam-wi tidak menerusi perjalanan dari hutan ini.
Istana Hantu - Halaman 189
189 yoza collection ini" Biar besar yang bernama Hay San Taysu itu mengetuk-ngetuk toyanya yang berat ke tanah.
Sedangkan Hay Kui Taysu merabah gagang pedangnya dan berkata gagah,
alau memang di hutan ini berkeliaran perampok-perampok, biar Kunlun SamOrang tua penebang kayu itu menjura hormat.
-lun-sam-lo- -wi percaya, turutlah omonganku yang tua ini. Di
hutan ini banyak hantu-hantunya, apalagi di dekat telaga itu.. . . hi-hi-hiikkk.. . . Rumah tua
itu kabarnya tempat tinggal hantu-wi nggak percaya coba tanya
penduduk dusun di luar hutan ini. Mereka sering menemukan mayat-mayat yang
-mayat itu adalah mayat-mayat para
ciang-bun-bun- bunjin digantung di situ. Kan Ciang-bun-jin mempunyai ilmu silat tinggi. Ahh lopek ini doyan
penebang kayu itu mengangkat pundaknya dan berlalu meninggalkan Kun-lun-sam-lojin.
Kun-lun-sam-lo-jin saling pandang.
adiknya. Hay Kui Taysu menggelengkan kepala,
a ini! Kakek tadi mungkin sudah miring
Istana Hantu - Halaman 190
190 yoza collection apa kita ke kaki gunung Lu-liang-pek-san.
jalan kecil itu. Dua orang sutenya berjalan di belakang. Mereka berjalan cepat.
Tak lama kemudian mereka sudah sampai di daerah yang kelihatannya sangat liar,
rumput-rumput tumbuh tinggi. Pohon-pohon besar penuh dengan kelabang-kelabang.
Bau busuk entah darimana datangnya menyengat hidung mereka.
Hay San Taysu menoleh kiri kanan,
-siang mana ada han mengejek dan melangkahkan kakinya.
Tiba-tiba terdengar suara berkeresek, tahu-tahu seekor ular besar menyambar
kepala Lung Nam Taysu. Melihat ini, cepat Hay San Taysu yang berjalan di belakang
berkelebat dan mencelat menghantam kepala ular.
-goyang terhantam toya di tangan Hay San Taysu.
Namun ular yang besar ini bukan menjadi takut malah merentang mulutnya lebar-lebar.
Lung Nam cepat menyingkir dan mencabut pedangnya.
bentak Lang Nam Taysu dan menggerakkan
pedangnya membabat leher ular itu.
Namun di luar dugaan ternyata ular ini gesit bukan main. Melihat datangnya sinar
pedang berkelebat, cepat ia mengegoskan kepalanya dan meluncur turun dan
menyerang Hay San Taysu menggeleser di tanah dan kepalanya terangkat ke atas.
Melihat ular ini demikian gesit dan seakan-akan tahu gerakan ilmu silat, Hay Kui
Taysu segera mengeluarkan sepasang pedang pendeknya dan ia menyerbu ular itu.
Namun sungguh mengagumkan sekali, ular sebesar paha ini demikian gesit dan
gerakannya seperti orang bersilat.
Istana Hantu - Halaman 191
191 yoza collection Kadang-kadang kepalanya mendongak ke atas. Kadang-kadang meluncur cepat
mengirimkan serangan merupakan pagutan ke arah tangan yang memegang pedang
merupakan ilmu serang yang bukan main lihainya.
Kun-lun Sam-lojin menjadi terkejut bukan main, masing-masing sudah mencabut
senjatanya dan siap mengeroyok ular ini. Akan tetapi tiba-tiba terdengar suara
mendesis dari atas. Lung Nam Taysu menengok dan menjadi heran melihat pemuda botak yang
kelihatannya ketolol-tololan, sedang nangkring di atas pohon yang penuh kabangkabang sambil makan buah. Mulutnya mengeluarkan desis, merupakan perintah kepada
ular yang terus saja menggeser masuk ke dalam semak-semak.
bentak mengacungkan pedang
pendeknya. -coa, kalau ular mati tentu kalian akan
-tosu sialan, gua sedang enakTahu-tahu dari tangan anak itu menyambar dua buah benda yang berwarna merah
berkilat. Lung Nam Taysu cepat berkelit dari benda yang berwarna merah itu. Namun
sebuah benda kecil menyambar sikunya membuat si tosu menjadi terkejut merasa
tangannya menjadi kesemutan dan hampir lumpuh. Begitu ia melirik ternyata benda itu
adalah biji ang-to yang berwarna merah.
Sialan, masak disambit sama buah ang-to saja tangan gua begini kesemutan, sialan
banget! Lung Nam Taysu mengerutu dan tahu-tahu ia sudah mencelat ke atas
mengirim terjangan pedang yang demikian luar biasa kuatnya.
Suara pedang berdesing keras. Namun pemuda gundul ini ternyata gesit juga, tahutahu ia sudah mencelat dan pindah ke pohon yang lain.
Hay San Taysu dan Hay Kui Taysu hendak memburu, akan tetapi tiba-tiba dari
angkasa seekor burung garuda terbang dengan amat cepatnya ditunggangi seorang
-datang mereka menyerang hekgundul mengadu,
Istana Hantu - Halaman 192
192 yoza collection Burung garuda yang ditunggangi kakek tinggi besar itu menukik ke bawah dan
tahuBurung itu terbang semakin tinggi Kun-lun Sam-lo-jin memandang ke angkasa,
-gara -tiong Tok-ong" Ya ya, siapa lagi
manusia yang menunggang burung garuda selain Kwan-tiong Tok-ong si Raja Racun


Istana Hantu Seri 2 Pendekar Lengan Buntung Karya Kim Tiaw di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Kemudian Kun-lun Sam-lojin berjalan cepat memasuki hutan, semakin dalam
semakin menyeramkan. Bau busuk bertambah menyengat hidung. Dan kelelawar hitam
berterbangan di atas, tiap-tiap pohon besar penuh dengan sarang laba-laba yang
membuat suasana di situ sangat menyeramkan.
Tiba-tiba dari arah hutan sebelah berlarian tiga orang yang kelihatannya seperti
piauwsu. Yang seorang gemuk pendek, memegang golok dan seorangnya tinggi besar
bercambang bauk, sedangkan seorang lagi memegang sepasang siang-kiam, orang
kurus pendek. Mereka berlari saking cepatnya dan seperti orang ketakutan hampir saja
menubruk Kun-lun Sam-lojin, kalau tidak buru-buru mereka menggeser kaki.
Orang yang gemuk pendek memegang golok menengok dan buru-buru berhenti
hendak menolong.. . . tahu-hik- Nam Taysu mulai tertarik akan cerita
orang-orang yang kelihatannya seperti piauw-su ini dan mengerti ilmu silat.
Tiga orang itu berhenti dan memandang Kun-lun Sam-lo-wi ini siapakah.. . . -lun-pay Istana Hantu - Halaman 193
193 yoza collection -wi locianpwe adalah Kun-lun Sam-lojin yang kesohor.. . . , ah,
kebenaran sekali.. . .! Lekas sam-wi tolong.. . . himemandang temannya seperti orang ketakutan.
-hiberkata demikian tiga orang yang berpakaian seperti piauw-su itu berlari-lari terbiritbirit ketakutan.
Kun-lun Sam-lojin saling pandang.
itu. -orang yang tengah ketakut Taysu sambil berjalan di depan. Ia bersiap-siap dengan pedang di tangannya.
Sedangkan Hay San Taysu yang gemuk pendek itu mencari-cari dengan pandangan
matanya dan mereka terus memasuki hutan yang semakin jauh, semakin seram
pemandangan di sana. Kalau pada mulanya tadi sering-sering kali mereka lihat
manusia-manusia yang lalu-lalang, di sini ini tidak ada sepotong pun manusia.
Bau busuk bertambah memuakkan. Suara burung goak mengoak panjang dan
sekali-sekali nampak kelelawar hitam berterbangan di atas. Siang hari itu, matahari
telah naik di atas kepala dan mengintip dari cela-cela daun pohon yang penuh kabangkabang.
Tiba- Istana Hantu - Halaman 194
194 yoza collection yang memang takut akan tulang belulang manusia melotot memandang di bawah
kakinya. Ternyata tadi ia kesandung kepala tengkorak manusia!
diri saja membuka suara, memandang heran ke arah kepala tengkorak manusia di
bawah kaki itu. jah memerintahkan kedua sutenya untuk maju.
Suara burung terdengar mencicit. Bau busuk semakin menyengat.
Tiba-tiba Hay San Taysu menunjuk ke samping dan berkata gagap seperti melihat
Lung Nam Taysu dan Hay Kui Taysu menoleh ke kiri dan benar saja, di samping
kiri tidak jauh dari situ terdapat sebuah rumah tua, bertingkat dua. Atapnya dari genteng
batu, tiang-tiang yang bergambar naga masih tegak berdiri terbuat dari kayu yang tebal
dan mengkilap. Kesunyian mencekam alam di sekelilingnya. Bau busuk menyebar dari halaman
rumah tua itu. Ternyata di halaman itu penuh dengan tulang belulang. Udara di sekitar rumah tua
itu menjadi sangat menyeramkan dan penuh hawa kematian dari bangkai-bangkai
manusia yang berserakan. Kun-lun Sam-lojin untuk beberapa lama berdebar hatinya melihat tiga sosok tubuh.
Ada tiga sosok tubuh manusia tergantung di depan rumah tua itu. Lung Nam Taysu
menjerit tertahan dan melompat ketika mengenali salah satu dari ketiga mayat yang
ada di situ, Mendengar suhengnya menyebut nama suhunya, keruan saja kedua orang Kun-lun
Sam-lojin mencelat dan beberapa kali lompatan saja mereka sudah sampai di tempat
itu. Mereka menghampiri sesosok mayat yang tergantung. Lung Nam Taysu cepat
menggerakkan pedangnya dan membabat putus tali ikatan yang menggantung Hek Gan
Siansu. -lun-pay itu berteriak dan menangisi mayat
suhunya yang sudah rusak itu.
Istana Hantu - Halaman 195
195 yoza collection Seluruh mukanya sudah hitam. Ke dua matanya sudah cekung bekas dikorek,
jantungnya sudah lenyap pula, menandakan dada ketua Kun-lun-pay ini bolong bekas
dirogoh orang. Sungguh keadaan yang sangat sadis dan menggenaskan hati.
muka mayat Hek Gan Siansu.
Tiba-tiba berkelebat sebuah benda menyambar Lung Nam Taysu yang cepat
mengelak dan benda itu menggelinding di dekat Hay San Taysu. Ternyata sebuah
carikan kain. Hay San Taysu mengambil dan membuka gulungan kain itu. Tiba-tiba tosu Hay San
lunLung Nam Taysu meraih gulungan kain itu dan bertulisan dengan darah. Merah
wajah tosu ini membaca tulisan warna merah, yang berbunyi demikian:
bersumpah untuk membasmi Tiang-pek-haKun-lun-pay, kalau kalian hendak menuntut balas, datanglah ke
Tiang-pekLung Nam Taysu mencelat ke arah datangnya suara itu, namun ia tidak melihat
orangnya yang tertawa tadi. Ia celingukan ke kanan dan ke kiri, namun ia tidak melihat
siapa-siapa. Mendongkol sekali hati tosu ini. Begitu pedangnya bergerak, batu besar yang
berbentuk patung singa-singaan yang terdapat di depan rumah tua itu mengeluarkan
api saking kerasnya benturan pedang Lung Nam Taysu.
Demikianlah ketiga orang itu memakamkan tiga mayat ketua tokoh besar dunia
persilatan di depan gedung tua itu. Acara pemakaman amat sederhana sekali.
Istana Hantu - Halaman 196
196 yoza collection Selesai menguburkan tiga mayat ketua tokoh besar partai persilatan itu, tiga orang
tosu Kun-lun-pay itu cepat-cepat pergi menuju ke Tiang-pek-san. Perjalanan mereka
dilakukan amat cepat sekali.
Lung Nam Taysu bermaksud untuk menghadap ke Tiang-pek-san sendiri,
sedangkan ke dua orang sutenya ini lalu mengambil arah ke Thay-san-pay dan Butong-pay untuk memberitahukan peristiwa ini.
Hay San Taysu menuju ke Thay-san-pay sedangkan Hay Kui Taysu menuju ke Butong-pay.
Tentu saja mendengar berita ini, baik di Thay-san-pay, maupun di Bu-tong-pay
menjadi gempar bukan main. Dengan perasaan marah wakil pimpinan dari Bu-tongpay dan Thay-san-pay ikut dengan kedua orang tosu itu untuk melihat mayat ketua
mereka yang kabarnya sudah dimakamkan oleh Kun-lun Sam-lo-jin.
Dari pihak Thay-san-pay limabelas tokoh-tokoh Thay-san-pay yang dipimpin oleh
Bu Ci Goat, adik seperguruan dari Bu Beng Cu yang telah lenyap, sedangkan dari pihak
Bu-tong-pay sepuluh orang tokoh-tokoh Bu-tong-pay turun gunung di bawah pimpinan
Giam-ong Ma Ek. Tentu saja melihat tiga gundukan tanah di muka rumah tua yang amat
kau Sung Tiang Le, akan tiba masanya Thay-san-pay akan menghancurkan Tiang-pek-enghiong, kalau begitu marilah kita menyerbu Tiang-pek-san. Kita harus
Giam-ong Ma Ek yang juga marah bukan main melihat pemandangan ini.
-lun-pay akan memutuskan hubungan dengan Tiang-pekpula Hay San Taysu dengan berapi-api.
-san-pay sebagai saksi bagi saudara-saudara kita di Thay-san bahwa Pay-cu kita telah binasa di tangan
Pendekar Lengan Buntung Sung Tia
-san-pay. -wi locianpwee.. . . . biarlah kami hendak membawa jenasah ketua
kami ke Thay-san dan baru setelah itu kami akan menyerbu Tiang-pekBu Ci Goat.
Akan tetapi Hay San Taysu berkata,
Istana Hantu - Halaman 197
197 yoza collection dan kemudian abunya baru kita bawa ke tempat partai masing-masing, bukankah
am ketua kita dan masing-masing
-ong Ma Ek berkata memerintahkan
anak buahnya untuk membongkar makam yang di sebelah kiri di mana Pay-cu Butong-pay dikuburkan oleh Kun-lun Sam-lojin.
Demikianlah, di depan rumah tua yang sungguh menyeramkan itu, orang-orang
Kun-lun-pay, Thay-san-pay dan Bu-tong-pay mengadakan acara pembakaran mayat
dengan sederhana dan hikmat. Mereka satu persatu berjanji untuk membasmi Tiangpek-pay!
Api mengebul membumbung ke atas. Asap berbau sangit menyebar sampai ke
dalam hutan. Tiga orang tokoh partai persilatan itu berlutut di dekat api yang sedang
berkobar-kobar dan mereka bersumpah disaksikan oleh langit dan bumi untuk
membunuh dan membalas sakit hati ini!
ooOOoo Empatbelas tahun telah lewat
pemuda berusia delapanbelas tahun lebih, tubuhnya tegap dan wajahnya tampan.
Dan Sung Hong Kwi telah menjadi seorang gadis yang usianya hampir mencapai
enambelas tahun. Berwajah cantik dan manja, menampakkan wajah yang selalu cerah
riang gembira laksana sinar matahari yang bersinar terang.
Senyumnya yang jenaka selalu menghias bibirnya. Dan sebuah tahi lalat hitam kecil
menghias di atas bibir yang indah itu, menandakan bahwa gadis ini doyan sekali bicara
dan kata-katanya ketus dan tajam.
Dalam bimbingan ayah bundanya yang mempunyai kepandaian tinggi ini, sehingga
dalam usia hampir enambelas tahun itu Hong Kwi telah mencapai tingkat tinggi ilmu
silatnya. Dari ayahnya yang berjuluk Pendekar Lengan Buntung Sung Tiang Le, ia
menerima latihan-latihan ilmu silat tinggi Tok-pik-kun-hoat, dan Gerak Tangan Kilat
yang luar biasa itu. Sedangkan dari ibunya, ia mempelajari dulu ilmu bermain sabuk dan tongkat yang
tak kalah lihaynya dari ilmu silat yang dipelajari dari ayahnya sehingga dalam usia
yang sangat muda ini Hong Kwi telah menguasai ilmu-ilmu silat yang luar biasa
lihaynya. Dan karena itu, murid-murid Tiang-pek-san yang lain merasa sayang dan
memanjakan gadis ini! Istana Hantu - Halaman 198
198 yoza collection Sebaliknya Wang Ie, sejak suhunya Sung Tiang Le mendapatkan seorang puteri
yang bernama Sung Hong Kwi itu, kurang lagi memperhatikan dirinya. Latihan silat
yang diterimanya dari suhunya amat jarang sekali dan hanya merupakan dasar-dasar
ilmu silat yang tidak tinggi.
Sebetulnya Tiang Le tidak mau membeda-bedakan puteri dan muridnya, akan tetapi
karena desakan-desakan Liang Bwe Lan untuk tidak melatih Wang Ie dengan sungguhsungguh maka Tiang Le pun asal melatih saja. Biar bagaimanapun juga ia lebih sayang
kepada puterinya dan oleh sebab itulah kasih sayangnya lebih besar dicurahkan untuk
puterinya. Namun demikian kepada murid-murid Tiang-pek-pay yang lain, Tiang Le dan Bwe
Lan tidak meninggalkan tugasnya untuk melatih mereka. Malah karena Tiang le merasa
perlu untuk memperkuat partainya, ia menjadi sungguh-sungguh melatih ke limapuluh
orang muridnya. Namun demikian ia tidak melatih langsung, melainkan tugas ini diserahkan kepada
A Toan, si kakek bongkok dan seorang kakek Tiang-pek-san lainnya yang bernama Lie
Su Hian. Kedua orang ini mempunyai kepandaian yang tinggi karena langsung dilatih
oleh Tiang Le, merupakan sepasang harimau Tiang-pek-san!
Wang Ie bukan tidak mengetahui perubahan dari suhu dan subonya ini, namun
karena ia tahu diri dan merasa bahwa suhu dan subonya itu sudah menolong jiwanya
dari korban kelaparan dan malah telah membawanya ke Tiang-pek-san. Ia tidak iri hati
melihat kemajuan Hong Kwi dan saudara-saudara seperguruannya di Tiang-pek-san.
Dan ia juga tidak minta dilatih ilmu silat Tok-pik-kun-hoat, seperti yang pernah ia
lihat Tiang Le melatih puterinya dan dua orang murid utama Tiang-pek-san yakni A
Toan dan Su Hian, dan kedua orang ini toh yang mewakili Tiang Le melatih murid-murid
Tiang-pek-san yang lain. Wang Ie adalah seorang yang tahu diri, biarpun subonya tidak menyatakan isi
hatinya, namun pemuda ini dapat menduga bahwa ibu gurunya ini tidak suka
kepadanya. Malah sejak Hong Kwi berusia duabelas tahun, subonya ini tidak pernah lagi
melatih dirinya. Hanya pada penghabisan kali itu subonya melatihnya dan berkata:
ari ini kami tidak akan melatihmu, kami terlalu sibuk oleh urusan
partai. Oleh sebab itu, kalau kau memang suka dengan ilmu silat.. . . boleh kau berlatih
atas bimbingan A Toan dan berlatih bersama-sama murid Tiang-pek-pay yang lain,
Istana Hantu - Halaman 199
199 yoza collection Tentu saja Wang Ie tidak menyatakan kekecewaan hatinya. Dan ia memang sudah
dapat meraba betapa subonya ini, entah mengapa menaruh hati yang tidak senang
kepadanya. Namun demikian Wang Ie bersikap tetap baik dan tidak menunjukkan kekecewaan
hatinya. Ia amat sopan serta taat terhadap Tiang Le dan Bwe Lan, pendiam dan tak
pernah berkelakar. Semakin hari, sikap Wang Ie semakin pendiam malah kadang-kadang anak muda
ini tidak keluar dari kamarnya. Dan tidak ikut berlatih dengan murid-murid Tiang-pekpay, yang lain, sehingga A Toan yang merasa bertanggung jawab atas anak didiknya
dan untuk kemajuan murid-murid Tiang-pek-pay, pada suatu hari ia menegur Wang Ie,
Wang Ie terkejut dan tidak enak hati ditegur demikian oleh kakek bongkok ini. Biar
bagaimanapun juga, kakek bongkok ini selalu bersikap baik terhadapnya dan tidak
pernah menyakiti hatinya.
Sekarang kakek itu menegurnya. Ia jadi tidak enak dan malu.
kan kata-katanya. -pek-san, kau juga harus rajin berlatih, seperti saudarasaudaramu. Jangan memalukan partai kita, oleh sebab punya murid goblok-goblok dan
nggak becus apa-apa. sikapmu, kau selalu kelihatan
kurang bersemangat dalam latihan tidak seperti dulu-dulu, mengapakah" Apakah kau
Akan tetapi sungguh diluar dugaan dari kakek bongkok ini, Wang Ie berkata
demikian, -lopek, aku ucapkan banyak terima kasih atas perhatianmu kepadaku, akan
kalau memang boleh, biarlah aku di sini sebagai tukang kuda saja dan tidak ikut dalam
latihan. Bagaimanakah menu
A Toan memandang heran. ini! Bukankah kau murid langsung dari suhu Sung Tiang Le, mengapa kau berkata
Istana Hantu - Halaman 200
200 yoza collection murid suhu Tiang Le lagi, suhu sudah
Wang Ie jangan kau bilang menjadi tukang kuda segala, kalau suhu tahu omonganmu
-lopek, apakah a mengapa kau memilih pekerjaan
itu. Di sini sudah ada tukang kuda, khusus untuk merawat kuda-kuda di Tiang-pekberlatih, karena tidak ada semangat. Aku tak akan maju, Toan lopek! Belajar silat
bukankah harus ada bakat dan kemauan yang keras"
-pek-pay, tentu akan memalukan saja. Lebih baik aku tidak turut berlatih dan menjadi tukang kuda.
Kan itu ketah Pada saat itu berkelebat sebuah bayangan dan tahu-tahu Bwe Lan sudah berdiri di
depan Wang Ie dan A Toan. Pandangannya menyambar Wang Ie dengan alis dikerutkan
seperti orang tak senang:
nar-benar malas. Mengapa beberapa hari ini kau tidak turut
Bwe Lan menoleh kepada A Toan, suaranya keras dan tajam,
ini kau tidak boleh melatih Wang Ie lagi, biar kalau dia mau menjadi tukang kuda.
ar Pek Bo di sebelah kiri kandang kuda. Biar ia
mengurus kudaku dan kuda milik Hong Kwi, tiap hari kuda harus dicarikan rumput,
dibersihkan, dan tiap-tiap sore dimasukkan ke dalam kandang. Mengertikah kau Wang
Istana Hantu - Halaman 201
201 yoza collection Wang Ie tertunduk dan berkata pelan:
Wang Ie terkejut sekali dan mengangkat wajahnya dan memandang perempuan
setengah tua itu dengan mata sedih,
-bo memanggilku dan membahasakan dirinya. Kau tidak boleh
menyebut teecu lagi, karena kau mulai hari ini bukan murid Tiang-pekSehabis berkata demikian Bwe Lan berkelebat lenyap dan langsung menuju ke
kamar Tiang Le dan be murid Tiang-pekTiang Le menoleh dan memandang isterinya heran. Ia meletakkan pit di atas meja
dan mengerutkan keningnya.
dah hampir sebulan ini ia tidak turut latihan.
Tadi ia datang kepadaku dan menyatakan tidak ingin berlatih lagi atas petunjuk A Toan.
heran dan menatap isterinya tajam.
Tiang Le menghampiri isterinya dan memegang lengan yang halus itu,
baikkata Tiang Le.

Istana Hantu Seri 2 Pendekar Lengan Buntung Karya Kim Tiaw di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

-akan tidak percaya. Nah, kalau tidak
percaya kau tanyalah pada anak itu. Memang dari dulu juga aku nggak senang terhadap
Istana Hantu - Halaman 202
202 yoza collection dulu, ia raj kita itulah yang harus kita latih baiknomor satu
-ha-ha isteriku, kan jangan tekebur. Di dunia ini banyak sekali orang pandai. Kita
tak boleh berpendapat begitu. Ingat sepandai-pandainya tupai melompat, ia akan
-moay.. . berhubungan deng -bukan Lan-moay. Anak kita masih bau kencur,
belum waktunya untuk pacar-pacaran. Juga Wang Ie, tentu ia tidak akan berani gila
- lu menguatirkan yang tidak-tidak. Biar nanti kalau
Hong Kwi tidak boleh mencintai sembarangan orang, apa lagi Wang Ie memilih sebagai
Sebuah isakan terdengar di atas genting. Isakan yang perlahan sekali namun cukup
terdengar oleh Tiang Le dan sekali mencelat Tiang Le sudah melompat ke atas genting
dan membentak, Akan tetapi di atas genting itu sepi-sepi saja. Tidak nampak bayangan orang.
Istana Hantu - Halaman 203
203 yoza collection Bwe Lan telah mencelat pula di atas genting dan memandang ke kanan kiri. Ia tadi
juga mendengar suara seperti orang menangis yang tertahan, buru-buru ia mencelat
ke atas, namun di atas tidak ada orang.
ko, masakah kalau orang seperti setan saja
cepatnya tahuMereka kembali mencelat ke bawah dan masuk ke dalam gedung.
ooOOoo Sementara itu, seorang pemuda berjalan menuntun seekor kuda yang berbulu
hitam mengkilap. Ia berjalan menuju sebuah sungai kecil dan memandikan kuda itu di
sana dan menyikat bulu-bulunya. Sesudah itu ia membawa segumpal rumput dan
diberikan kepada kudanya dan ia sendiri kemudian menyenderkan tubuhnya di
belakang pohon besar yang tumbuh di tepi sungai.
Ketika itu hari hampir menjelang senja, matahari bersinar lemah di balik bukit. Suara
suling mengalun perlahan ditiup oleh orang muda tadi.
Suara irama suling amat perlahan dan kemudian bergetar-getar melagukan irama
suling di senja hari. Entah perasaan apa yang sedang dialami oleh orang muda
sederhana itu, suara sulingnya terdengar melagukan lagu sedih.
Sementara suara keciprakan air sungai memberikan dendang irama lembut
sehingga suara suling yang ditiup oleh anak muda itu demikian serasi oleh keciprakan
air sungai. Burung-burung beterbangan di atasnya.
Saking asyiknya pemuda itu meniup suling sampai ia tidak menyadari seorang
gadis cantik jelita telah berdiri di belakangnya di pinggir sungai dengan mata basah.
Gadis itu adalah Sung Hong Kwi.
Ia sudah mendengar dari A Toan bahwa Wang Ie akan tinggal di gedung dekat
kandang kuda dan buat seterusnya pemuda itu akan mengurus kuda-kuda di Tiangpek-san. Gadis ini kemudian mencari-cari pemuda itu dan didapatinya Wang Ie di tepi
sungai sambil meniup suling.
punggung pemuda itu. Mendengar namanya dipanggil pemuda itu, ia menoleh ke belakang dan
melepaskan sulingnya di bibir.
Istana Hantu - Halaman 204
204 yoza collection bah terhadapku, mengapa kau memanggilku siocia
-betul aneh. Tadi kudengar dari
Toan- -pek-pay, aku hanya memegang lengannya. Untuk seketika berdebar dada Wang Ie. Ia tersenyum membalas pandangan si
gadis. suheng, karena aku kini bukan murid Tiang-pekKini Wang Ie yang memegang lengan si gadis dan menariknya duduk di sebelahnya.
Hong Kwi membiarkan tangannya ditarik dan ia duduk di sebelah pemuda itu di
atas rumput di bawah pohon yang rindang.
ru itu aku tidak suka. Sebenarnya aku murid suhu Sung Tiang Le, karena suhu
Istana Hantu - Halaman 205
205 yoza collection Wang Ie tersenyum. Gadis ini menampakkan wajah yang serius. Untuk beberapa saat ia memandang
pemuda di sebelahnya lama-lama.
yang tanggung jawab, mau kau" Kalau memang mau biarlah tiap hari kita
bertemu di tempat ini dan aku akan memberimu petunjuk-petunjuk ilmu silat yang
bis katanya dan memandang kepada Hong Kwi seakan-akan hendak manyampaikan
sesuatu yang penting, Pada waktu itu Hong Kwi baru berusia empatbelas tahun dan sifatnya masih
kekanak-kanakan, maka ia ingin sekali mendengar apa yang hendak dikatakan oleh
Wang Ie. mempelajari ilmu silat yang kudapat dari sebuah kitab yang kiranya tidak kalah lihai
dengan Tok-pik-kun-hoat. Kalau kau memang mau tetap bersahabat denganku dan
datang ke tempat ini setiap sore, sebagai budi baikmu, aku juga akan memberikan ilmu
pukulan yang aneh-aneh! Asalkan kau dapat, merahasiakan ini kepada kedua orang
tuamu dan murid-murid Tiang-pekHong Kwi maklum bahwa kepandaian Wang Ie masih jauh kalau hendak
dibandingkan dengannya, maka kata-kata itu tentu saja menimbulkan senyum.
lmu baru sehingga tidak mau
berlatih atas bimbingan paman A Toan. Coba kau perlihatkan dulu, hendak kulihat ilmu
pukulan macam apa yang pernah kau pelajari.
Istana Hantu - Halaman 206
206 yoza collection Wang Ie menunjuk kepada sebatang pohon yang berbunga. Bunganya berwarna
putih dan berada agak tinggi, paling rendah lima tombak dari tanah.
Hong Kwi menggerakkan sepasang alisnya sambil memandang ke atas. Lalu
-kang, Maksudku mengambil bunga itu dengan tidak melompat. Dari bawah ini dan
Hong Kwi memandang ke atas lagi,
-satunya, ya, memanjat saja. Pohon ini cukup tinggi. Siapa
mencelat ke atas dan tahu-tahu dua bunga telah terpegang di tangannya.
ng bisa dengan jalan itu, akan tetapi cabang pohon basah dan kotor, lihat,
waktu kau duduk di dahan pohon tadi pakaianmu sudah menjadi kotor dan basah.
dapat dipergunakan untuk mengambil semua bunga yang kau inginkan, tanpa ada
Hong Kwi tertawa dan merasa kasihan kepada Wang Ie. Baru kepandaian seperti
kehendaki akupun dapat meruntuhkan semua kembang itu dengan pukulan-pukulan
ulan Tok-pik-kunIstana Hantu - Halaman 207
207 yoza collection -gerakan lengan kirinya secara
aneh, tiba-tiba ia memukul ke arah atas pohon. Angin pukulan dahsyat menyambar,
cabang-cabang pohon bergoyang-goyang seperti ada tangan kuat yang
menggoyangkannya. Beberapa tangkai kembang jatuh ke bawah, bersama banyak
daun-daun yang melayang-layang.
-gelengkan kepala -bunganya pada rontok. Lihat
Wang Ie mengambil sekuntum bunga yang sudah hancur akibat angin pukulan tadi,
ena dicela, padahal pukulannya
tadi hebat sekali. Dan patut dipuji, sedangkan ia tahu ilmu kepandaian Wang Ie belum
sampai pada tingkat penggunaan tenaga lwekang seperti tadi.
Ia tadi telah mempergunakan jurus pukulan Tok-pik-kiam-hoat yang disebut, Badai
Mengamuk, Menggetarkan Gunung, dan dengan tenaga lwekang yang dikerahkan, hanya
hawa pukulan saja dapat membuat semua bunga-bunga itu rontok dan berjatuhan.
demikian Wang Ie lalu duduk bersila dan menahan napas, mengerahkan tenaga bathin
di kedua pasang matanya dan telunjuknya menunjuk ke depan, kemudian ia menoleh
ke arah Hong Kwi sambil katanya:
tanpa kugerakkan memukul ke depan. Bukankah dengan cara ini bunga di tanganku ini lebih
Hong Kwi menoleh, dan ia mengucekkan matanya. Benar-benar aneh, ilmu sihir apa
yang dilakukan oleh pemuda ini, sehingga tiap bunga yang ditunjuknya, segera patah
tangkainya dan melayang perlahan ke bawah, lalu diterima dengan tangan kiri Wang
Ie dan benar saja bunga-bunga itu masih utuh.
Hanya dengan menunjuk-nunjuk ke arah bunga-bunga di atas, Wang Ie telah
menurunkan sepuluh bunga-bunga. Kemudian ia tersenyum, memegang bunga-bunga
itu, pada tangkainya menjadi satu dan memberikannya kepada Hong Kwi.
Hong Kwi menerima bunga-bunga itu dan ia terkejut dan heran bukan main. Ia tidak
percaya bahwa apa yang diperlihatkan tadi adalah demonstrasi tenaga lweekang yang
luar biasa. Ia mengira bahwa tentu Wang Ie mempergunakan ilmu sihir.
Istana Hantu - Halaman 208
208 yoza collection i dan aku sendiri tidak mengetahui
namanya, boleh juga kau sebut ilmu hoat-sut, pokoknya aku sudah memperlihatkan dan
membuktikan omonganku, bukan"
siapa kalau kau hendak melatihku di tempat ini dan tiap sore kita bertemu. Kalau kau
-sut termasuk ilmu sesat, seringkali ayah mengatakan ini kepadaku. Aku takkan
-tiba Hong Kwi berkata keras.
tidaknya suatu ilmu. Baik tidaknya tergantung kepada orang yang memakainya. Kalau
ilmu tadi kupergunakan untuk memetik bunga, bukankah sangat menguntungkan
bagiku, sehingga tidak susah-susah aku dapat memetik kembang-pik-kun-hoat dengan ilmumu
yang aneh tadi. Kalau benar-benar kulihat ilmu itu berguna, aku tidak berkeberatan
u bertanya dan memandang tajam ke arah Hong Kwi, dan kemudian katanya lagi,
Wang Ie menunjuk ke arah sebatang pohon. Tiba-tiba Hong Kwi menubruk batang
pohon itu dan melancarkan serangan-serangan dahsyat. Pohon besar itu bergoyanggoyang keras terhantam pukulan tangan kiri yang luar biasa hebatnya.
Dengan gemas gadis itu terus menyerang batang pohon yang dalam pandangannya
adalah Wang Ie, yang menangkis pukulannya. Dan baru ia sadar ketika banyak daundaun yang rontok dan cabang-cabang pohon telah banyak yang patah.
Ketika itulah terdengar teguran Su Hian, murid kedua dari ayahnya yang
memandangnya heran. Istana Hantu - Halaman 209
209 yoza collection ini mencak-mencak seperti orang bersilat memukuli pohon sehingga mengeluarkan
getaran-getaran hebat. Mendengar suara Su Hian, seperti baru disiram dengan air dingin di kepalanya.
Hong Kwi sadar, dan alangkah herannya dia ketika pohon di depannya itu sudah
hancur-hancur batangnya terhantam pukulan-pukulannya tadi, daun-daun banyak yang
rontok betebaran. Baru sekarang ia merasa betapa lelahnya dia. Matanya celingukan ke kanan dan ke
kiri mencari-cari. mencelat pergi. Sengaja ia memutar jalan melewati kandang kuda dan ia melihat Wang Ie sedang
menuntun kuda memasuki kandang, dalam hatinya gadis itu menggerutu,
-benar Wang Ie mempunyai ilmu siluman, aku telah dikelabuhi. Kukira
tadi Wang Ie, ngga Akan tetapi diam-diam gadis itu tidak menceritakan keanehan yang dialaminya.
Dan cepat-cepat ia menuju ke gedungnya dimana ayah bundanya telah menanti untuk
makan sore! ooOOoo Malam harinya Hong Kwi benar-benar tidak dapat memejamkan matanya. Kejadiankejadian tadi sore sungguh membingungkan hatinya. Ia sangat heran dan tak habis
mengerti, bagaimana bisa mungkin, sekali tunjuk saja Wang Ie dapat meruntuhkan
bunga-bunga yang agak tinggi di atas pohon itu.
Apakah Wang Ie mempunyai tenaga sin-kang yang tidak kelihatan sehingga hanya
dengan telunjuknya saja pemuda itu dapat merontokkan bunga-bunga di atas pohon
tanpa merusak. Sungguh aneh! Hampir saja ia tidak akan percaya sendiri kalau tidak
menyaksikannya tadi. Ilmu Hoat-sut apakah yang dimiliki Wang Ie"
Benarkah pemuda itu mempunyai ilmu sihir sehingga pandangan matanya telah
dikelabui dan membuat ia mengamuk menghantam batang pohon. Gila! Mengapa
Istana Hantu - Halaman 210
210 yoza collection batang pohon itu yang kuhantam setengah mati, mengapa tiba-tiba Wang Ie menjadi
batang pohon" Heran!
Dalam pandangannya tadi ia benar-benar menempur Wang Ie dan memukulnya
dengan pukulan-pukulan Tok-pik-kun-hoat yang luar biasa. Akan tetapi mengapa batang
pohon itu yang diserangnya"
Apakah aku ini sudah gila, setan! Tentu Wang Ie menyihirku, sehingga pandanganku
tadi dikelabui olehnya. Sungguh memalukan benar!
Hong Kwi merasa gelisah memikirkan itu. Matanya tak dapat dipejamkan untuk
tidur. Ia merasa panas sekali di kamarnya. Dan penasaran benar akan kejadian tadi
sore, membuatnya ia bangun dan membuka jendela.
Angin malam berhembus dari balik jendela, sejuk dan nyaman. Ia membuka jendela
lebar-lebar supaya hawa di kamarnya tidak terlalu pengap. Dari balik jendela ia melihat
bulan berbentuk sabit terhalang sedikit mega hitam. Angin malam berhembus nikmat.
Tiba-tiba pandangan Hong Kwi yang tajam dapat melihat sesosok tubuh berkelebat
dari sebuah rumah gedung di sebelah utara dekat kandang kuda. Cepat-cepat ditutup
kembali jendelanya dan mencelat keluar mengejar bayangan yang tadi dilihatnya. Akan
tetapi gerakan bayangan itu demikian gesit dan luar biasa cepatnya.
Begitu ia sampai di gedung sebelah utara, ia telah kehilangan jejak. Tak nampak lagi
bayangan apa-apa yang dilihatnya. Ia menjadi heran bukan main, kalau bayangan itu
adalah murid-murid ayahnya.
Ia kenal betul dan itu tak mungkin. Yang ia tahu bayangan tadi demikian gesit, ini
saja sudah menandakan betapa tinggi tingkat kepandaian yang diperlihatkan oleh
bayangan tadi. Siapakah orang itu"
Tiba-tiba Hong Kwi teringat kepada Wang Ie. Mungkinkah bayangan tadi adalah
Wang Ie. Heran! Kalau memang Wang Ie mau apakah dia gentayangan di malammalam begini"
Teringat kepada pemuda itu, segera saja Hong Kwi mencelat ke genting lain dan
mengitari dari atas genting dengan membuka sebuah genting dan melongok ke bawah.
Akan tetapi di dalam kamar tidak terlihat Wang Ie, segera Hong Kwi menutup kembali
dengan meletakkan sebuah genting pada tempat semula.
Kemanakah Wang Ie" Hong Kwi menjadi heran. Ia berjalan melewati kandang kuda, namun tidak nampak
pemuda yang dicarinya itu.
Istana Hantu - Halaman 211
211 yoza collection Angin malam berhembus sejuk. Alangkah nikmat sekali jalan-jalan di tempat
terbuka seperti ini. Bulan di atas terhalang mega mendung, sinarnya hanya remangremang menerangi bumi. Suara air terjun di sebelah selatan terdengar di kesunyian
malam hari. Entah perasaan apa yang membuatnya gadis ini melangkahkan kakinya berjalan
ke air terjun. Semakin dekat, semakin deras suara itu bergemuruh.
Inilah air terjun yang sangat deras airnya di puncak Tiang-pek-san. Dari kejauhan
saja suaranya sudah bergemuruh memecah kesepian malam.
Cepat-cepat Hong Kwi mempergunakan gin-kangnya berlari ke tempat itu. Ingin
sekali, dalam keadaan hati resah seperti ini, ia hendak menyendiri di dekat air terjun
itu. Maka ia cepat berlari dan menuju ke tempat air terjun.
Akan tetapi gadis itu menghentikan larinya ketika dilihatnya sesosok tubuh laki-laki
muda dalam keadaan telanjang bulat berada di tengah-tengah air terjun. Melihat
pemandangan ini, sekelebatan saja Hong Kwi mengalihkan pandangannya dan
mukanya menjadi merah. Setan! Siapa orang itu, di malam buta begitu berada di tengah-tengah air terjun"
Akan tetapi berpikir demikian gadis ini menjadi tertarik sekali dan menurut hatinya
ingin ia menoleh ke arah air terjun tadi. Ia mengenal air terjun di puncak ini. Sangat
deras sekali airnya! Dulu pada waktu ia masih kecil pernah ayahnya berlatih lwekang dengan berdiri di
bawah air terjun dan menerima datangnya tenaga air yang deras itu. Akan tetapi
ayahnya sendiri tidak tahan untuk diam lama-lama di bawah air terjun.
Dinginnya bukan main! Belum lagi tenaga yang beratnya seribu kati yang terbawa
dari air terjun itu. Sungguh manusia manakah yang dapat bertahan berdiam diri lamalama di bawah air terjun itu"
Diam-diam Hong Kwi melirikkan matanya. Alisnya yang lentik sengaja dipicingkan


Istana Hantu Seri 2 Pendekar Lengan Buntung Karya Kim Tiaw di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

supaya tidak melihat pemandangan di bawah air terjun itu dengan sepenuhnya, hanya
samar-samar saja. Ia melihat betapa orang itu masih berdiri di bawah air terjun dengan tangan
bersedekap di dada. Akan tetapi yang membuat gadis ini tak berani memandang karena
orang itu bertelanjang bulat!
Sungguh gila, Hong Kwi memaki di dalam hati dan ia membalikkan tubuhnya
membelakangi air terjun itu dan menantinya di tempat ini kalau-kalau orang itu akan
keluar dari bawah air terjun itu. Ingin sekali hatinya tahu siapa gerangan orang gila itu
Istana Hantu - Halaman 212
212 yoza collection dan memberikan sedikit hajaran, karena telah begitu kurangajar bertelanjang bulat di
depan matanya! Namun demikian tak dapat disangkal perbuatan orang itu sungguh sangat
mengagumkan hatinya. Ia sendiri belum tentu sanggup menerima derasnya air terjun
yang begitu keras. Hanya orang yang telah memiliki lwekang tingkat tinggi itulah yang
baru mampu untuk berdiam di bawah air terjun.
Ia pernah melihat batu besar yang berhari-hari menerima air terjun di bawahnya
itu menjadi bolong dan berlubang oleh sebab derasnya air menimpa. Kini orang muda
itu, sungguh luar biasa. Sedang ngapain dia berdiam dibawah air terjun dan menerima
derasnya air yang luar biasa kuatnya menimpah tubuhnya itu" Heran!
Hong Kwi melirik lagi. Akan tetapi ia menjadi heran ketika melihat ke air terjun. Ia
tidak lagi melihat pemuda itu. Kapan pemuda itu lenyap dan bilakah ia naik mengapa
ia tidak mendengarnya"
Padahal sejak tadi ia sengaja memasang telinga untuk mendengar kalau-kalau
orang muda itu keluar dari tempat itu dan ia kepingin melihat siapakah sebenarnya
orang gila itu. Makanya ia menanti di tempat itu dan membelakangi tubuhnya.
Akan tetapi diluar tahunya orang sudah pergi. Kemanakah perginya, kenapa ia
sendiri tidak tahu" Gadis ini menjadi kheki bukan main, sekali loncat saja ia sudah tiba di dekat air
terjun dan benar saja orang yang tadi dilihatnya berdiri di atas batu hitam ini sudah
tidak nampak lagi. Entah pergi kemana.
Untuk sejenak gadis itu memandangi air terjun yang luar biasa derasnya, batu hitam
di bawah air terjun itu telah menjadi berlubang dan hancur menerima datangnya
pukulan air yang sangat deras itu. Sedangkan suaranya bagaikan gemuruh yang
memekakkan anak telinga. Tiba-tiba gadis itu teringat akan sesuatu dan cepat tubuhnya sudah mencelat jauh
dan berlari cepat ke tempat dimana Wang Ie tinggal. Ia merasa curiga sekali kepada
pemuda itu, apakah benar yang dilihatnya di bawah air terjun tadi adalah Wang Ie"
Wang Ie yang tadi dilihatnya telanjang bulat di dalam air terjun tadi"
Teringat ini telinga Hong Kwi menjadi merah saking malunya. Kalau memang betul
bayangan tadi adalah Wang Ie, tentu pemuda itu akan tahu bahwa ia sedang
mengintainya di tempat itu akan tahu bahwa ia sedang mengintainya di tempat itu
membelakangi tubuh" Sialan benar, gua harus cepat-cepat menyelidiki!
Istana Hantu - Halaman 213
213 yoza collection Dalam beberapa menit saja gadis ini sudah tiba di atas genteng di mana Wang Ie
tinggal. Seperti tadi, ia membuka sebuah genting dan mengintainya. Dari dalam kamar itu
terdengar suara orang tidur dengan nyenyaknya, tentu Wang Ie yang sudah tidur. Tapi
kenapa tadi ia tidak melihat Wang Ie di kamar itu"
Kalau memang Wang Ie yang dilihatnya di bawah air terjun tadi, mengapa cepat
benar pemuda itu sudah tiba di rumah dan telah ngorok pula. Mendongkol sekali hati
gadis ini, ia sengaja membanting genting sehingga menimbulkan suara keras.
Gadis itu mengintai. Namun suara mengorok itu menandakan pemuda itu sudah
pulas benar-benar. Apakah Wang Ie tidak mendengar genting pecah"
Kalau memang Wang Ie mempunyai kepandaian tentu ia akan mendengar. Hong
Kwi melongo lagi, tiba-tiba ia menutup genting di atas dan mencelat ke bawah ketika
ia melihat pemuda itu terbangun dan membuka jendelanya.
Ketika itu Hong Kwi mendatangi dari pintu depan dan mengetuk daun pintu Tiga
kali ia mengetuk, baru terdengar suara,
-tokwi. keras-keras. Dan pintu terbuka dan Wang Ie tersenyum lebar.
Wang Ie dengan tangannya mempersilahkan si gadis masuk ke dalam.
Hong Kwi tak berkata apa-apa telah mendahului masuk ke dalam dan duduk di
meja dekat tempat pembaringan.
-ngetuk pintu kau nggak bangun-bangun Istana Hantu - Halaman 214
214 yoza collection Pandangnya menyapu ruangan di situ. Sebuah ruangan dengan kamar tidur yang
sangat bersahaja. Ia melihat Wang Ie mengambil sebuah kendi (tempat minum yang terbuat dari
tanah) dan mengeluarkan air putih yang dituangnya ke dalam cawan. Lalu
menyodorkan cawan minuman itu kepada tamunya.
-hamba! Hamba kepalamu.. . . eh. Wang Ie tadi kulihat ada sesosok bayangan
Hong Kwi membantingkan kakinya.
Wang Ie terdiam. Hong Kwi juga terdiam. Tiba-tiba Wang Ie menguap, menutupi mulutnya dengan tangan.
Hong Kwi menoleh. duduknya dan hendak berjalan, namun Wang Ie telah menyentuh lengannya dan
berkata, Hong Kwi menoleh. Ia sudah duduk kembali.
-apa. Cuma aku hendak menanyakan apakah kau melihat seseorang
tanya Wang Ie. Istana Hantu - Halaman 215
215 yoza collection Hong Kwi menoleh. Memandang pemuda itu heran dan curiga.
Kini Hong Kwi menjadi curiga.
Wang Ie menuang air di kendi. Dan di minumnya beberapa teguk,
membuntuti orang itu, apakah.. . . .
Hong Kwi memandangnya heran. Rasa curiganya timbul.
an di malam-malam begini. Lagi siapa sih
orangnya yang begitu gila mau ke situ. Air terjun itu berbahaya sekali, kalau kau terseret
sahut Wang Ie serius. Wang Ie menyodorkan minuman di cawan.
- Istana Hantu - Halaman 216
216 yoza collection u diomeli, lagi tidak pantas bagi seorang gadis malamWang Ie tersenyum. Keduanya saling pandang. Dada Wang Ie berdebar-debar menerima pandangan
Hong Kwi yang dalam penglihatannya demikian jelita.
Waktu gadis itu tersenyum hampir saja pemuda itu menjadi semaput dan tak kuat
lagi berdiri. Senyum itu mempesonakan!
Sampai lama mereka saling berpandangan akhirnya Hong Kwi memegang lengan
Wang Ie dan ber Bagaikan terkena hikmat dan terpesona, Wang Ie tersenyum lebar dan berkata:
Sambil berkata demikian sepasang tangan itu merenggut tangan si pemuda yang
menggigil dan berdebar girang.
Wang Ie tersenyum dan mengangguk cerah. Entah mengapa berdekatan dengan
gadis ini, dunia selalu akan tertawa. Hatinya selalu riang dan berdebar-debar aneh.
Ia memandangi perginya gadis itu. Sampai lama ia berdiri di depan pintu
menghayali pertemuan-pertemuan barusan, Demikian mengesankan, waktu tangan si
gadis merenggut tangannya.
Istana Hantu - Halaman 217
217 yoza collection Dan senyum itu, aduhai betapa indahnya. Ingin lama-lama ia memandangi gadis itu
dirinya. Hatinya menjadi kecil bakan main. Mana pantas aku berdampingan dengan Hong
Kwi, puteri Pendekar Lengan Buntung Sung Tiang Le, sedangkan aku ini siapa"
Tanpa terasa lagi air mata pemuda itu menetes turun. Teringat ia akan perkataan
orang tua Hong Kwi yang telah didengarnya.
Meskipun tidak jelas benar, namun perkataan yang diucapkan oleh Tiang Le,
sungguh merupakan tusukan pedang yang menghujam ulu hatinya dan yang membuat
kedua kakinya lemas. -bukan Lan-moay, anak kita masih bau kencur,
belum waktunya untuk pacar-pacaran. Juga Wang Ie tentu ia tidak akan berani main
-moay, kau selalu menguatirkan yang tidak-tidak. Biar nanti kalau
Wang Ie bersikap mencurigakan, aku yang akan menegurnya. Bagaimanapun juga Hong
Kwi tidak boleh mencintai sembarang orang.. . . apalagi Wang Ie memilih sebagai tukang
Tanpa terasa lagi kedua mata Wang Ie menjadi merah dan mengembangkan air
mata. Ia berdiri di depan pintu seperti itu dengan air mata bercucuran.
Dilihatnya bulan di atas berseri-seri memancarkan cahayanya menerangi alam.
Tiba-tiba dalam pandangannya sebuah wajah menyembul dari balik bulan, wajah yang
cerah yang tersenyum amat manis kepadanya.
Wang Ie menatap dalam-dalam wajah itu, namun hatinya berteriak,
Hong Kwi itu siapa dan aku ini siapa" Tidak, aku tidak boleh mencintai Hong Kwi. Tak
Dan waktu ia merasa pundaknya ditepuk orang, Wang Ie sadar dan buru-buru
mengusap air matanya. Kiranya Pek Bo, si kakek gemuk pendek tukang merawat kuda
telah berdiri di sampingnya dan menegurnya.
Istana Hantu - Halaman 218
218 yoza collection Wang Ie mencoba untuk bersenyum dan menekan perasaan hatinya yang kala itu
sedang nelangsa dan merana.
Jilid 8 UDAHLAH, jangan sedih-sedih. Masuklah! Orang muda tidak boleh bersedih
hati. Melainkan harus bersemangat! Nih lihat walaupun aku hidup seperti
ini, sama seperti engkau, aku tak pernah menangisi nasib. Kalau nasib
sudah begini, ya apa boleh dikata!
begitu.. . . masuklah.. . . Besok pagi-pagi kau ikut aku mencari rumput di hutan sebelah
n Pek Bo mendorong Wang Ie masuk ke dalam kamarnya.
Wang Ie tersenyum dan menutup pintu rumahnya dan untuk beberapa lama, ia
termenung sendiri di dalam kamar itu. Perkataan Pek Bo barusan sungguh sangat
berkesan dihatinja. Ya, untuk apa aku mesti bersedih" Kutangisi juga percuma, bisik pemuda itu dan
tiba-tiba ia berjalan ke arah lemari pakaian dan mengeluarkan sebuah kitab yang sudah
kuning saking tuanya. Lalu, sambil bersila ia mulai membaca buku itu. Tak lama kemudian ia meramkan
matanya dan tenggelam dalam samadhinya dalam keadaan berdiri dan
menyedekapkan tangan. Kini tubuh Wang Ie berdiri bagaikan patung, tiba-tiba ada sekira dua jam pemuda
itu berdiri seperti patung dalam samadhi, tiba-tiba dari kepalanya mengepul uap putih
dan bergulung-gulung ke atas dan sungguh aneh sekali, nampak di depan penuda itu,
sebuah tubuh lain yang persis sekali seperti tubuh Wang Ie.
Bayangan itu lantas menggerak-gerakan tubuhnya bersilat, sementara tubuh yang
satu seperti patung tenggelam dalam samadhinya. Bayangan yang satu lagi, yang
serupa, bersilat terus makin lama makin cepat.
Gerakan-gerakan bayangan ini sungguh lucu dan menggelikan kalau diteliti benarbenar bayangan itu meloncat-loncat dan kadang-kadang meletakkan tangan kanannya
Istana Hantu - Halaman 219
219 yoza collection ke atas kepala dan kadang-kadang menari-nari seperti monyet menari, namun
demikian tak dapat disangkal, gerakan-gerakan bayangan yang menyerupai Wang Ie
itu sangat luar biasa gesitnya.
Inilah hebat. Inilah ilmu silat yang dinamakan sin-khauw-kun-hoat, ilmu silat yang biarpun
kelihatannja aneh dan lucu, akan tetapi mempunyai dasar-dasar yang luar biasa
hebatnya. Bagaimanakah Wang Ie bisa menemukan ilmu silat monyet sakti itu"
Memang sangat kebetulan sekali bagi pemuda ini, karena sesungguhnya ilmu silat
ini bukan sembarangan, melainkan salah satu ciptaan Sui-kek Siansu yang bernama
Sin-khauw-kun-hoat, adalah sebuah pecahan dari ciptaan Manusia setengah Dewa dari
ilmu silat dahsyat dan telah menggemparkan dunia persilatan yang bernama Thian-tebu-tek-cin-keng.
Memang biarpun kelihatannya kacau balau dan sepintas lalu persis kayak monyet
menari dan tidak teratur sekali, yang amat mengherankan sekali ialah kekacauan
pergerakan ilmu silat ini mengurung dan mematikan semua gerakan ilmu silat lawan.
Dan gerakan-gerakan dari sin-khauw-kun-hoat ini sangat cepat sekali dan penyerangan
yang dilancarkan sungguh diluar dugaan dan dahsyat. Inilah sin-khauw-kun-hoat!
Ilmu silat iai ditemukan oleh Wang Ie tiga tahun yang lalu. Pada saat itu, ia tengah
menggali lubang untuk menguburkan anjing kesayangannya di sebuah hutan kecil
dekat sebuah pekuburan. Anjing itu, sebetulnya juga adalah anjing kesayangan Hong
Kwi dan mati akibat penyakit yang menyerangnya.
Karena Wang Ie merasa sayang sekali dan tidak tega untuk membuangnya di hutan
begitu saja, maka hati nuraninya yang merasa kasihan sekali kepada anjing kesayangan
Hong Kwi ini, membuat lubang di dekat sebuah pekuburan.
Akan tetapi alangkah herannya begitu ia gali lubang yang dalamnya setengah
meter itu, tiba-tiba ia merasakan suatu benda yang keras sekali. Mulanya pemuda ini
menyangkanya tentu batu besar yang tertanam di dalam, maka ia terus menggali dan
menggali. Sebuah benda hitam mengejutkan hatinya, buru-buru Wang Ie membongkar
benda itu. Ternyata benda yang penuh tanah merah itu adalah sebuah peti hitam. Wang Ie
heran sekali, peti apakah ini.
Istana Hantu - Halaman 220
220 yoza collection Sambil mengamat-amati, memencet-mencet hendak membuka peti itu. Dan benar
sadja ketika ia menekan sebuah tombol yang terdapat di tengah-tengah peti terbuka,
dan apa yang dilihatnya"
Sebuah kitab! Mulanya Wang Ie tidak memperhatikan kitab itu dan mimpipun ia tidak pernah,
sehabis menguburkan mayat anjing kesayangannya. Peti itu dibawanya pulang. Ia
simpan di kamarnya. Pada suatu hari, karena iseng. Dibuka-bukanya buku itu. Dan alangkah tertarik
hatinya apabila melihat gambar-gambar dalam kitab itu merupakan gambar orang
bersilat. Amat jelas sekali gerakan orang yang bersilat dalam gambar itu.
Diam-diam dengan tanpa setahu Tiang Le dan Bwe Lan, ia melatih seorang diri. Ia
membaca ilmu silat yang bernama Sin-khauw-kun-hoat (ilmu silat monyet sakti) pada
bagian pertama dalam setahun ini.
Ia berhasil mempelajari isinya. Akan tetapi pada bagian kedua, mulailah terasa
betapa latihan-latihan yang dijalankan teramat berat. Ia harus melatih lwekang di
sebuah air terjun. Mulanya bagaikan di neraka rasanya, berkali-kali ia pingsan dalam
latihan ini. Namun berkat keuletan dan keinginan yang luar biasa akhirnya Wang Ie berhasil
bertahan dalam terjangan air terjun itu, dan malah dapat bertahan pula semalam suntuk
dalam keadaan tubuh bertelanjang bulat. Inilah latihan lwekang yang luar biasa!
Setelah menerima dasar-dasar ilmu silat sin-khauw-kun-hoat, bagian pertama dan
kedua barulah terbuka matanya bahwa untuk mencapai ilmu silat tinggi, ia harus
bertahan dan tenggelam dalam penderitaan jasmani dan rohani. Setiap malam, pemuda
ini melatih diri atau tepatnya menyiksa diri menahan dingin di bawah air terjun dan
untuk latihan gin-kang. Pemuda ini harus berpuasa selama tiga bulan lamanya dan hanya dibolehkan
makan sayur-sayuran dan buah-buahan saja (cia-jay), dan harus mengosongkan hati
dan pikiran. Oleh sebab itulah Wang Ie jarang sekali berbicara, ia seperti orang gagu
dan tidak banyak bicara. Barulah setelah dasar-dasar ini dikuasai benar-benar Wang Ie memberanikan diri
untuk pergi ke sebuah pulau yang bernama pulau monyet di mana banyak sekali
monyet-monyet yang besar-besar dan galak digauli.
Istana Hantu - Halaman 221
221 yoza collection

Istana Hantu Seri 2 Pendekar Lengan Buntung Karya Kim Tiaw di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Menurut petunjuk kitab yang dibacanya, pemuda itu harus pergi ke sebuah gua di
mana di situ terdapat seekor monyet yang sangat tua sekali usianya. Akan tetapi
mempunyai gerakan-gerakan ilmu silat yang luar biasa hebatnya.
Sesungguhnya monyet ini pada puluhan tahun yang lalu adalah binatang
peliharaan Sui-kek Siansu, dan orang tua setengah dewa ini berhasil mentjiptakan ilmu
silat monyet sakti berdasarkan gerakan-gerakan tangan dan kaki dari monyet ini!
Tiga bulan lamanya Wang Ie berdiam di pulau monyet, dalam waktu tiga bulan itu
dan berkat pimpinan kitab yang dibacanya ia berhasil menguasai pembicaraan dalam
bahasa monyet, sehingga memudahkan baginya untuk mencari monyet sakti
peliharaan Sui-kek Siansu itu.
Dan di tempat inilah ia benar-benar dilatih, luar biasa hebatnya! Dan di tempat ini
pula Wang Ie mendapat sahabat-sahabat monyet yang luar biasa baik dan setianya.
Kalau saja Wang Ie tidak berkeinginan untuk kembali ke Tiang-pek-san menemukan
suhunya Sung Tiang Le, tentu ia akan membawa monyet-monyet ini sebagai pasukan
atau pengawal yang boleh dapat diandalkan!
Setelah Wang Ie menguasai bahasa monyet barulah Wang Ie mempelajari bagian
keempat dan kelima dari kitab Sin-khauw-kun-hoat yang ditulis dalam bahasa monyet.
Justru itulah, setelah ia tahu bahwa suhunya tidak bersungguh-sungguh lagi untuk
melatih, maka ia sengaja memilih jalan sebagai tukang kuda dengan demikian ia
mempunyai banyak waktu untuk melatih diri dengan secara diam-diam dan tanpa
setahu orang lain! Melihat betapa ilmu ini malah lebih hebat dari Tok-pik-kun-hoat, pemuda ini menjadi
bersungguh-sungguh dalam melatih diri!
ooOOoo Hong Kwi berlari-lari kecil menuju ke sebuah sungai kecil di kaki Tiang-pek-san.
Seorang pemuda dengan senyum lebar telah menantinya dan ia telah mendengar
teriakannya demikian riang dan jenaka dari gadis itu, membuat dadanya berdenyardenyar saking girangnya hati itu.
rus tepati janjimu! Ingat nggak akan janjimu
-datang gadis-gadis itu bertanya dengan nada suara yang manja.
Sepasang matanya yang lebar dan bulat bagaikan mata burung hong itu berkilat-kilat
memandang si pemuda. -benar Istana Hantu - Halaman 222
222 yoza collection Kemarin kau dapat memetik bunga di atas itu dengan menunjuk-nunjuk segala.
Sepasang mata jelita itu membelalak heran memandang si pemuda.
Wang Ie tersenyum lebar dan menarik tangan si gadis.
kulakukan kemarin, adalah mustahil! Mana mungkin ada orang yang menunjuk tangan
saja dapat memetik bunga, kalau ia memetiknya dan mematahkan tangkainya" Seperti
halnya, mana mungkin padi di sawah akan menguning kalau tidak ada pak tani yang
akah hanya dengan menunjukkan tangan saja aku bisa mampu mengambil bunga itu. Tingginya ada lima
Wang Ie memandang si gadis dan tertawa lebar.
Sementara Hong Kwi memandangnya heran.
n dan pengerahan hawa murni untuk menaklukan pikiran dan ingatan lawan. Itulah ilmu hoat-sut hanya dapat dipelajari oleh orang yang sudah mempunyai ilmu
bathin dan pengerahan hawa murni untuk menaklukan pikiran seseorang. Bisa juga
dilakukan dengan pengerahan sin-kang tingkat tinggi. Sudahlah Hong Kwi pokoknya
Istana Hantu - Halaman 223
223 yoza collection yang kuperlihatkan kemaren adalah ilmu hoat-sut, tentu kau tidak senang
Mendengar ini Hong Kwi bangkit berdiri dan mencak-mencakan kakinya dan
memandang marah, ilmu kemaren itu" Kalau kau memang pelit untuk membagikan ilmu itu, ya sudah, aku
anku! Kau belum apa-apa sudah
-baik. Ilmu yang kemarin kuperlihatkan kepadamu
adalah ilmu sihir. tangan, namun pada waktu itu, aku telah mampu menguasai pikiran dan hatimu.
Pandangan mataku sudah memerintahkan hatimu untuk menurut kehendakku, dan
engkau akan berpikiran sejalan dengan pikiranku.
di tanganku, pada ketika itu juga pandanganmu melihat bunga itu telah berada di tanganku. Berapa
banyak yang kuinginkan terlihat pula olehmu, namun sesungguhnya di tanganku ini
tidak ada apa-apa! anmu sejalan dengan kehendakku. Seperti kemaren engkau memukuli batang pohon itu.
sehingga dalam ingatanmu itu pohon yang kau lihat itu adalah aku. Padahal ya tetap
pohon-pohon juga Hong Kwi memandang pemuda itu. Mengerut.
Wang Ie tersenyum. Akan tetapi tidak ada apa-apanya.
hawa hoat-sut. Lihatlah baik-baik, bunga ini telah berada di tanganku, seberapa banyak
Istana Hantu - Halaman 224
224 yoza collection Hong Kwi memandang ke atas pohon. Tiba-tiba ia memandang mata Wang Ie untuk
beberapa lama ia menjadi terheran-heran dan tak percaya, karena tahu-tahu yang
diperlihatkannya: Wang Ie menyerahkan bunga itu, dan Hong Kwi menerimanya. Lima
tangkai bunga. -baik bukankah yang kau pegang hanya lima
Ajaib, begitu habis pemuda itu bicara. Betul saja yang di tangannya itu bukan bunga
yang tadi diterimanya dari Wang Ie, melainkan lima helai rumput kering. Gila! Bagaikan
tak percaya Hong Kwi memandang Wang Ie.
-sut (ilmu sihir). Kalau aku orang jahat, ilmu itu menjadi ilmu yang
jahat dan keji, akan tetapi orang yang berbathin tinggi dan mempunyai pribudi, tidak
akan menyesatkan ilmu ini. Aku tak hendak membawa ilmu ini untuk kejahatan, hanya
Sebetulnya Wang Ie dapat menghindarkan diri dari tamparan gadis ini, namun
karena ia hendak menyembunyikan kepandaian silatnya kepada gadis ini, maka ia
membiarkan saja pipinya terkena tamparan si gadis.
gai hukuman Sehabis berkata demikian Hong Kwi menggerak-gerakan tangannya dan bersilat. Ia
memberi petunjuk ilmu silat Tok-pik-kun-hoat kepada pemuda ini. Selesai ia bersilat, ia
berkata, kau turuti gerakanku, aku akan bersilat
lambat- Istana Hantu - Halaman 225
225 yoza collection Demikianlah, Hong Kwi bersilat lambat-lambat dan diikuti gerakannya oleh pemuda
itu. Diam-diam dalam hati, Wang Ie tertawa geli, ia tahu bahwa gadis ini melatihnya
dengan ilmu silat Tok-pik-kun-hoat yang bagian bunga-bunganya saja.
Tentu saja jurus-jurus ini sudah ia hapal benar, akan tetapi untuk tidak
mengecewakan gadis tersebut, dia diam saja dan mengikuti gerakan-gerakan gadis itu.
Sebenarnya bagi pemuda ini, bukan latihan-latihan dari gadis itulah yang diinginkan,
melainkan ia hendak selalu berdekatan dengan Hong Kwi dan pura-pura bodoh.
Padahal ilmu yang sudah ia pelajari dari kitab sin-khauw-kun-hoat sudah mencapai
tingkat yang lebih tinggi. Jauh melampaui Hong Kwi sendiri.
Namun karena ia merasa senang berdekatan dengan gadis ini, maka seperti orang
bodoh ia menuruti dan mengikuti si gadis berlatih. Sampai sebulan lebih itu, mereka
selalu bertemu di tepi sungai ini dan berlatih silat bersama-sama!
Pertemuan-pertemuan itu, sangat mengesankan!
Pada suatu hari, seperti biasanya pada tiap-tiap sore, Wang Ie dan Hong Kwi berada
di tepi sungai itu dan melatih diri. Tiba-tiba dari bukit berlarian banyak orang menuju
ke puncak. Hong Kwi yang terlebih dahulu melihat banyak orang mendaki ke puncak, cepat
menghentikan latihannya dan berkata kepada Wang Ie.
berkelebat. Dan dengan menggunakan gin-kangnya yang tinggi, gadis itu sudah berlarian naik
ke puncak, dan begitu sampai di puncak, alangkah heran hatinya melihat ayah dan
ibunya sudah dikurung oleh lebih duapuluh orang-orang gagah.
Dan terdengar ayahnya berkata dengan tenang:
bukanng Le. apakah kau masih hendak menyangkal akan perbuatanmu yang
berani mati itu" Kalau hanya ketua kami yang kau culik dan kemudian kami dapatkan
mayatnya di hutan ini dan mendapatkan tulisan ini. Tentu kami salah mata dan boleh
kau katakan kami telah menuduhmu yang bukan-bukan.
-lun-pay Hek Gan Taysu dan ketua Thay-san-pay Bu Beng Cu dan ketua Bu-tong-pay Thung Hay Ong.
Inilah saksi- Istana Hantu - Halaman 226
226 yoza collection Tentu saja menghadapi tuduhan ini, Tiang Le menjadi heran dan menoleh ke pada
isterinya. Bwe Lan yang sudah panas hati datang-datang suaminya dituduh yang
bukan-bukan telah maju selangkah dan berkata keras.
kalian dan.. . hem, -tek Sianli yang kesohor di pulau bidadari itu hendak membela suaminya. Toanio apakah kami sudah
sinting menuduh suamimu secara serampangan begini"
waktu kami menemukan mayat pay-cu kami yang telah rusak oleh kekejian kalian. Nah
lihatlah dan baca ini kalau tidak percaya!
lun-pay melemparkan sebuah kain bertulisan warna merah.
Diterima oleh Bwe Lan dan dibacanya,
ikan gulungan kain merah itu kepada suaminya. Untuk beberapa lama Tiang Le diam sejenak
memandang tulisan itu. -benar Sung Tiang Le sudah melupakan persahabatan dengan dunia kangouw. Tindakan yang kau lakukan menganiaya dan membunuh pay-cu Bu Beng Cu,
membuat kami pihak Bu-tong-pay merasa penasaran besar kalau belum menyeret
orang yang melakukan perbuatan ini ke Bu-tong-pay untuk diadili.
akan tetapi kalau demikian jahatnya, Bu-tong-pay akan bertindak. Sung Tiang Le,
Ci Goat, wakil pemimpin dari Bu-tong-pay.
Kini mengertilah Tiang Le, bahwa ada orang jahat yang telah merusak namanya
dan mengadu domba, akan tetapi menghadapi tokoh-tokoh dunia persilatan dari partaipartai besar ini, membuat Pendekar Lengan Buntung ini menarik napas panjang, lalu
bertanya: -tong-pay, Kun-lun-pay dan
Thay-san-pay. kurang banyak saksi-saksi yang melihat sepak terjangmu" Kalau masih kurang, pinto
Istana Hantu - Halaman 227
227 yoza collection Lung Nam Taysu dari Kun-lun-pay menjadi saksi utama. Betapa ketua kami Hek Gan
Taysu sudah lenyap dari Kun-lun-pay.
perbuatan Siang Siang Tojin dari Hoa-san-pay, maka pinto bertiga dari wakil Thay-sanpay, dan Bu-tong-pay mendaki puncak Hoa-san-pay, nggak tahunya siapa kira justru
Hoa-san-pay juga telah menjadi korban kekejianmu.
-muridnya semua terbunuh. Untung
pinto selamat dan dalam setengah sadar setengah pingsan, engkau membawa pinto ke
bukit Kun-lun-pay dan menulis sebuah tantangan di sebuah batu hitam, nih kau boleh
Lung Nam Taysu memberi isyarat dengan tangannya dan meletakkan batu hitam
di depan Sung Tiang Le. Seperti ke kain gulungan yang dibacanya tadi, tulisan ini juga
merupakan tantangan kepada Kun-Lun-pay. Heran, siapakah orangnya yang menulis ini
dan menggunakan nama Tiang-pek-pay.
bukanlah tulisanku. Harap cuwi menjadi tahu bahwa ada orang jahat yang
menggunakan namaku hendak mengadu domba dengan cuwi! Aku Sung Tiang Le, tidak
-ha-ha-ha, Tiang Le, bukti-bukti sudah berbicara. Pokoknya jangan banyak cakap,
kau harus menyerah dan menjadi tawanan kami untuk kami hadapkan ke partai
masing-ong Ma Ek membentak dan telah melintangkan pedangnya. Siap hendak menerjang Pendekar
Lengan Buntung itu. Tiang Le tersenyum pahit.
-datang menuduhku" Kalau memang ada persoalan, mari kita berbicara baik-baik. Aku berjanji
hendak membantu kalian dan menyelidiki persoalan ini, akan tetapi bukan berarti aku
menye Kun-lun Sam-lo-jin ini telah mengeluarkan sepasang siang-kiamnya dan tanpa
bercakap lagi telah menerjangnya hebat.
Tiang Le maklum bahwa tokoh ke tiga dari Kun-lun Sam-lo-jin ini tidak boleh di
pandang enteng. Maka begitu sepasang pedang itu menyambar dekat, dengan
Istana Hantu - Halaman 228
228 yoza collection menggerakkan sedikit kakinya Pendekar Lengan Buntung itu sudah dapat
menghindarkan serangan Hay Kui Taysu.
sudah menerjang maju dan menggunakan pedangnya menusuk dada Tiang Le.
Akan tetapi pedang itu tiba-tiba tertahan oleh sebuah sabuk sutera merah, ternyata
Bwe Lan sudah turun tangan menghadang si tosu.
dengan murid Bu-tek Sianli. Pantas berani bertingkah dan sudah bosan hidup! Kalau
-pek-pay sampai keakaryang mati di tangan Pendekar Lengan Buntung ini.
Sambil menjerit keras ia sudah menerjang maju dan menggunakan pedangnya,
dahsyat menyambar tubuh Tiang Le. Namun tamunya ini disambut oleh kakek bongkok
A Toan, dan bersamaan dengan gebrakan Bu Ci Goat, ke duapuluh lebih orang-orang
gagah dari Thay-san-pay, Bu-tong-pay dan Kun-lun-pay ini sudah bergerak maju dan
merangsek Tiang Le. Pertempuran menjadi pecah beberapa bagian.
Tiang Le dikeroyok oleh Kun-lun Sam-lo-jin, sedangkan Bu Ci Goat dan Giam-ong Ma
Ek merangsek Bwe Lan yang menahan gerakan mereka yang hendak mengeroyok
Tiang Le. Sudah barang tentu melihat nyonya ini yang dikenalnya sebagai murid Butek Sianli membela suaminya.
Giam-ong Ma Ek dan Bu Ci Goat menjadi marah dan sengit, mereka merangsek Bwe
Lan. Namun nyonya ini pernah menjadi murid kesayangan Bu-tek Sianli, sudah barang
tentu kepandaiannya sangat tinggi dan sabuk sutera yang dimainkannya sangat lihai
dan dapat menandingi permainan pedang di tangan Bu Ci Goat dan Giam-ong Ma Ek.
Bersamaan dengan bergebraknya tamu-tamu yang mendaki Tiang-pek-san ini,
murid-murid Tiang-pek-pay juga tidak tinggal diam. Dan maju melayani murid-murid
Thay-san-pay yang limabelas orang itu. Perkelahian berlangsung di atas puncak Tiangpek-pay.
Pada saat itu terdengar bentakan nyaring dan tahu-tahu sesosok tubuh kecil
langsing telah berkelebat dan menyerang Kun-lun Sam-lo-jin yang tengah mengeroyok
Istana Hantu - Halaman 229
229 yoza collection Tiang Le. Pukulan-pukulan tangan kiri gadis yang baru datang ini hebat bukan main,
lebih ganas dari pada Tiang Le sendiri.
Memang karena Hong Kwi telah begitu marah melihat ayahnya dikeroyok bertiga
oleh tosu-tosu Kun-lun-pay ini. Datangnya puteri Pendekar Lengan Buntung ini, Kun-lun
Sam-lo-jin menjadi terdesak.
Bayangan Darah 1 Malaikat Keadilan Rage Of Angels Karya Sidney Sheldon Gerhana 1

Cari Blog Ini