Ceritasilat Novel Online

Kembaran Ketiga 3

Kembaran Ketiga The Third Twin Karya Ken Follett Bagian 3


tahu lebih banyak mengenai ini."
Ya, aku punya sebuah." Jeannie memeriksa rak bukunya. Ah,
ternyata di rumah." Kau tinggal di mana"" Dekat sini."
I Kau bisa mengajakku ke rumahmu untuk minum-minum."
132 133 Jeannie tampak ragu sebentar. Anak muda ini adalah kembaran yang normal,
bukan yang terganggu jiwanya, ujarnya dalam hati, untuk mengingatkan
dirinya. Steven berkata, Kau tahu begitu banyak mengenai diriku, setelah hari ini. Aku
juga ingin tahu mengenai dirimu. Aku ingin melihat di mana kau tinggal."
Jeannie angkat bahu. Oke, kenapa tidak" Ayo kita berangkat."
Saat itu pukul lima sore, dan udara mulai lebih sejuk sementara mereka
meninggalkan Nut House. Steven mengeluarkan siulan begitu melihat mobil
Mercedes merah Jeannie. Asyik sekali!"
Aku sudah memilikinya selama delapan tahun," ujar Jeannie. Aku betul-betul
sayang pada mobil itu."
Milikku ada di pelataran parkir. Aku akan membun-tutimu dari belakang dan
menyalakan lampu dimku."
Steve melangkah pergi. Jeannie masuk ke dalam mobilnya, lalu menyalakan
mesinnya. Beberapa menit kemudian, ia melihat lampu mobil yang disorotkan
ke arah kaca spionnya, la mengeluarkan mobilnya dari tempat parkir, kemudian
melaju. Saat meninggalkan kawasan kampus, ia melihat sebuah mobil jip polisi
menempel di belakang mobil Steven, la memeriksa spedometernya, lalu
melambatkan kendaraannya sehingga jarumnya menunjuk ke angka tiga puluh.
Rupanya Steven Logan naksir padanya. Meskipun tidak berniat menanggapinya,
Jeannie toh merasa senang. Asyik rasanya berhasil memenangkan hati seorang
anak muda yang begitu tampan.
Steven terus membuntutinya sepanjang perjalanan menuju tempat tinggalnya.
Jeannie memarkir mobil di muka rumahnya, sementara Steve berhenti persis di
belakangnya. Seperti halnya di kebanyakan jalan-jalan lama Baltimore, di situ terdapat
deretan emper-emper, semacam
134 serambi depan sepanjang deretan jalan, di mana para tetangga biasanya
duduk-duduk untuk menghirup angin segar semasa belum ada AC. la melintasi
emper-emper itu, kemudian berdiri di muka pintunya untuk mengeluarkan
knnci. Dua petugas dinas kepolisian melompat keluar dari mobil patroli mereka,
dengan senjata di tangan. Mereka mengambil posisi siap menembak, dengan
lengan terulur ke muka, senjata mereka terarah langsung ke Jeannie dan
Steve. Jantung Jeannie serasa berhenti berdetak. Steven berkata, Ada ap &"
Kemudian salah satu di antara kedua laki-laki itu berteriak, Polisi! Jangan
bergerak!" Jeannie dan Steven sama-sama menaikkan tangan mereka.
Namun kedua petugas itu masih tetap tampak tegang. Tiarap, bangsat!"
bentak salah satu di antara mereka. Muka ke bawah, tangan ke belakang!"
Jeannie dan Steve sama-sama tiarap.
Kedua petugas itu mendekati mereka dengan hati-hati, seakan mereka bom
yang sewaktu-waktu akan meledak. Jeannie berkata, Tidakkah sebaiknya Anda
jelaskan lebih dahulu pada kami, apa masalahnya""
Anda boleh berdiri. Miss," ujar yang satu.
Wauw, trims." Jeannie langsung berdiri. Jantungnya berdegup dengan cepat
sekali, tapi rupanya jelas sekali bahwa kedua petugas ini telah membuat
kesalahan. Sekarang, setelah kalian sempat membuat aku ketakutan selengah
mati, ada apa sih sebetulnya""
Mereka masih juga belum menjawab. Mereka masih terus mengarahkan senjata
mereka kepada Steve. Satu di antara mereka berlutut di sampingnya, lalu
dalam gerakan cepat dan terlatih, memborgol pergelangannya. Kau ditahan,
bajingan," ujar si petugas.
Jeannie berkata, Aku seorang wanita yang berpandangan terbuka, tapi apakah
maki-Tnakian itu memang perlu""^idak ada yang menggubrisnya. Ia mencoba
sekali lagi. Memangnya apa yang dia lakukan""
Ban sebuah mobil Dodge Colt berwarna biru muda berdecit di belakang mobil
jip polisi, kemudian dua orang melompat keluar. Yang satu ternyata Mish
Delaware, detektif dari Unit Tindak Kejahatan Seks. Ia masih mengenakan
setelan rok dan blus seperti yang dipakainya tadi pagi, namun ia juga
mengenakan jaket linen yang hanya sebagian menutupi senjata yang tersisip di
pinggangnya. Kalian cepat sekali sampai di sini," ujar salah satu petugas patroli itu.
Kami memang berada di sekitar tempat ini," sahut Mish. Ia melayangkan
pandangannya ke arah Steve yang masih tiara
p di bawah- Suruh dia berdiri,"
ujarnya. Si petugas patroli mencengkeram lengan Steve, lalu membantunya berdiri.
Ternyata memang dia," ujar Mish. Orang inilah yang memerkosa Lisa
Hoxton." Steven"" tanya Jeannie dalam nada tak percaya. Ya Tuhan, hampir saja dia
kuajak masuk ke dalam apartemenku.
Memerkosa"" tanya Steve.
Petugas patroli melihat mobilnya meninggalkan kawasan kampus," ujar Mish.
Untuk pertama kalinya Jeannie melihat mobil Steve. Sebuah Datsun berwarna
gelap, berumur sekitar lima belas tahun-Lisa mengira si pemerkosa
mengendarai sebuah Datsun tua berwarna putih.
Keterkejutan dan rasa paniknya mulai digantikan oleh pemikiran rasional. Pihak
kepolisian mencurigai Steve, tapi itu tidak membuatnya bersalah. Apa
buktinya" Ia berkata, Kalau kalian menahan setiap orang yang kalian lihat
mengendarai sebuah Datsun karatan &"
Mish menyodorkan sehelai kertas ke arah Jeannie. Ternyata selebaran berupa
gambar hitam-putih seorang
136 laki-laki yang dibuat dengan komputer. Jeannie menatap gambar itu. Memang
sedikit mirip Steven. Mungkin memang dia, tapi mungkin juga bukan," ujar
Jeannie. Apa yang sedang kaulakukan bersamanya""
Dia seorang subjek. Kami baru saja melakukan beberapa tes atas dirinya di
laboratorium. Aku masih tak percaya bahwa dialah orangnya!" Hasil
penemuannya menyatakan bahwa Steven mewarisi pembawaan seorang pelaku
tindak kriminal yang potensial tapi juga terbukti bahwa sejauh ini ia belum
pernah terlibat dalam suatu tindak kriminal sesungguhnya.
Mish berkata kepada Steven, Kau masih ingat apa kegiatanmu kemarin, antara
pukul tujuh dan delapan malam""
Ehm, aku berada di JFU," ujar Steven. Apa yang kaulakukan""
Tidak banyak. Tadinya aku akan pergi bersama sepupuku, Ricky, tapi dia
membatalkan rencana kami. Aku kemari untuk mengecek ke mana aku harus
pergi pagi ini. Aku sedang tidak ada kegiatan."
Alasan itu sama sekali tidak meyakinkan, bahkan bagi Jeannie. Mungkin Steve
memang si pemerkosa itu, ujarnya pada dirinya sendiri dengan kecewa. Tapi
andai kata ia memang pelakunya, maka seluruh teorinya hancur lebur.
Mish berkata, Bagaimana kau menghabiskan waktumu""
Aku menyaksikan pertandingan tenis selama beberapa waktu. Sesudah itu aku
pergi ke sebuah bar di Charles Village dan menghabiskan waktu selama
beberapa jam di sana. Aku tidak di sana sewaktu peristiwa kebakaran itu
terjadi." Ada yang dapat menguatkan pernyataanmu ini""
Ehm, aku sempat berbincang-bincang dengan Dr. Ferrami. meskipun ketika itu
aku belum tahu siapa dia sebetulnya."
Mish menoleh ke arah Jeannie. Jeannie menangkap sikap tourang bersahahat
yang terpancar dari matanya, lalu teringat akan ketegangan yang berlangsung
di antara mereka tadi pagi, saat Mish berusaha membujuk Lisa untuk bekerja
sama. Jeannie berkata, Itu terjadi setelah aku selesai bertanding, beberapa menit
sebelum peristiwa kebakaran itu."
Mish berkata, Jadi, Anda tidak dapat menyatakan kepada kami di mana dia
saat peristiwa pemerkosaan itu terjadi""
Tidak, tapi aku dapat menyatakan sesuatu yang lain. Aku sudah menghabiskan
sepanjang hari ini dengan mengetes laki-laki ini. Dia tidak memiliki profil
psikologis seorang pemerkosa."
Mish menatapnya dengan pandangan mencela. Itu bukan bukti."
Jeannie masih menggenggam selebaran itu di tangannya. Ini pun bukan,
kukira," Ia meremas kertas itu menjadi bola, kemudian ia campakkan ke
trotoar. Mish memberikan isyarat kepada kedua petugas polisi dengan gerakan
kepalanya. Ayo kita pergi."
Dalam nada terang dan tenang Steven berkata, Sebentar."
Mereka tampak ragu. Jeannie, aku tak peduli bagaimana anggapan mereka, tapi aku ingin kau tahu
bahwa aku tidak melakukan itu, dan bahwa aku tidak akan pernah melakukan
hal-hal seperti itu."
Jeannie mempercayainya. Ia mempertanyakan alasannya, pada dirinya. Apakah
ia ingin anak muda itu bersih demi teorinya" Tidak. Hasil tes psikologinya
membuktikan bahwa Steven tidak memiliki karakteristik yang dapat
dihubungkan dengan sifat seorang kriminal. Namun masih ada satu hal lagi:
intuisinya. Ia merasa aman saat berada bersama Steve. Anak muda itu tidak
memancarkan sinyal-sinyal neg
atif. Ia menyimak saat 138 Jeannie berbicara padanya, ia tidak mencoba melecehkannya, ia tidak
mencoba menyentuhnya secara tidak wajar, ia tidak memperlihatkan rasa
amarah atau sikap kurang bersahabat. Steven menyukai kaum wanita dan ia
menghormati Jeannie. Ia bukan tipe pemerkosa.
Jeannie berkata, Kau mau aku menelepon seseorang" Orangtuamu""
Jangan," ujar Steven dalam nada tegas. Mereka, akan cemas. Urusan ini toh
akan selesai dalam beberapa jam. Akn akan memberitahu mereka setelah itu."
Apa mereka tidak mengharapkan kedatanganmu malam ini""
Aku sudah mengatakan kepada mereka bahwa mungkin aku akan menginap
lagi semalam di tempat Ricky."
Yah, kalau itu maumu," ujar Jeannie dalam nada ragu.
Itu memang mauku." Ayo berangkat," ujar Mish dalam nada tak sabar.
Kenapa harus terburu-buru"" ujar Jeannie dalam nada sengit. Apa masih ada
orang tidak bersalah yang harus kalian tangkap""
Mish menatapnya dengan pandangan marah. Apa masih ada yang ingin Anda
katakan padaku""
Apa yang akan terjadi setelah ini""
Mereka-mereka yang dicurigai akan dibariskan. Kita akan biarkan Lisa Hoxton
yang memutuskan apakah orang ini yang memerkosanya." Kemudian dalam
nada ringan Mish menambahkan, Kalau Anda tidak berkeberatan tentunya, Dr.
Ferrami." Tidak ada masalah," sahut Jeannie.
139 9 BAB 9 Mereka membawa Steve ke pusat kota dalam mobil Dodge Colt berwarna biru
muda itu. Si detektif wanita duduk di belakang kemudi, sementara rekannya,
seorang laki-laki kulit putih berkumis dan bertubuh besar duduk di sebelahnya,
tampak terjepit dalam mobil kecil itu. Tidak ada yang berbicara.
Diam-diam Steve menghela napas dengan kesal. Kenapa ia harus berada di
dalam mobil yang tidak nyaman ini, dengan tangan diborgol, saat ia semestinya
duduk di dalam apartemen Jeannie Ferrami dengan segelas minuman dingin di
tangan" Sebaiknya mereka cepat-cepat berusaha menuntaskan urusan ini.
Markas besar dinas kepolisian itu berupa bangunan granit berwarna kemerahan
yang terletak di distrik lampu merah Baltimore, di antara bar-bar mesum dan
klub-klub malam. Mereka, melintasi sebuah tanjakan, kemudian berhenti di
dalam sebuah garasi. Tempat itu penuh dengan mobil jip polisi dan kendaraan
murah seperti Colt yang mereka pakai.
Mereka membawa Steve naik dengan lift, lalu memasukkannya ke sebuah
ruangan dengan dinding bercat hijau dan tidak berjendela. Mereka melepaskan
borgolnya, sesudah itu meninggalkannya sendirian. Ia memper
140 kirakan mereka mengunci pintunya, namun ia tidak mengeceknya.
Di situ terdapat sebuah meja dan dua kursi plastik yang keras. Di meja terdapat
asbak berisi dua puntung rokok, dua-duanya dengan ujung berfilter, yang satu
ada lipstiknya. Pada daun pintu terpasang selembar kaca berwarna buram;
Steve tidak dapat melihat keluar, tapi ia memperkirakan bahwa mereka bisa
melihat ke dalam. Saat melihat asbak itu, ia merasa menyesal bahwa ia tidak merokok. Rupanya
merokok diperbolehkan di dalam sel kuning ini. Sebagai gantinya, ia melangkah
mondar-mandir. Ia meyakinkan dirinya bahwa ia tidak melakukan pelanggaran apa-apa. Ia masih
sempat melihat gambar yang tercetak di selebaran itu. dan meskipun sedikit
banyak memang ada kemiripan dengannya, jelas itu toh bukan dirinya. Rupanya
tampangnya mirip si pemerkosa, tapi begitu ia dibariskan bersama anak-anak
muda bertubuh tinggi lainnya, si korban tidak akan menuding dirinya. Biar
bagaimanapun, wanita malang itu tentunya sempat melihat jelas tampang si
bajingan itu; wajahnya masih akan terus menghantui ingatannya. Ia tidak akan
membuat kesalahan. Tapi pihak kepolisian tidak berhak membiarkannya menunggu seperti ini. Oke,
mereka terpaksa menahannya sebagai seorang calon tersangka, tapi mereka
tidak bisa membiarkannya begitu saja sampai larut malam. Ia seorang warga
negara yang patuh hukum. Ia mencoba melihat dari sisi terangnya. Ia akan melihat dari dekat sistem
keadilan yang berlaku di Amerika. Ia akan menjadi pengacara bagi dirinya
sendiri; suatu latihan bagus. Jika di masa mendatang ia mewakili seorang klien
yang dituduh melakukan suatu tindakan kejahatan, ia akan tahu apa saja yang
dialami oran g ini selama berada dalam tahanan polisi.
141 Ia sudah pernah melihat bagian dalam sebuah rumah tahanan, tapi kesannya
lain ketika itu. Usianya baru enam belas tahun. Ia pergi ke kantor polisi
ditemani salah .seorang guru. la mengakui keterlibatannya dalam tindak
kejahatan itu tanpa bertele-tele, dan mengungkapkan secara blak-blakan
segala yang terjadi saat itu. Mereka bisa melihat bahwa ia babak belur; jelas
baku hantam itu tidak hanya berlangsung-dari satu pihak. Kedua orangtuanya
kemudian muncul untuk menjemputnya
Saat itu merupakan momentum paling memalukan dalam kehidupannya. Ketika
Mom dan Dad memasuki ruangan itu, Steve ingin mati rasanya. Dad tampak
amat terpukul, seakan baru saja menerima suatu penghinaan besar; ekspresi
wajah Mom membayangkan kesedihan; mereka sama-sama amat terguncang
dan terluka. Pada waktu itu, dengan seluruh dayanya ia berusaha mencegah
keluarnya air mata. dan sampai kini tenggorokannya masih terasa tersumbat
begitu teringat kejadian n ii kembali.
Tapi kali ini situasinya lain. Kali ini ia tidak bersalah.
Detektif wanita itu masuk membawa map. Ia sudah menanggalkan jaketnya,
namun masih menyandang senjata di ikat pinggangnya. Ia seorang wanita kulit
hitam yang menarik, berusia sekitar empat puluhan, agak kelebihan berat, dan
dengan pembawaan akulah-yang-ber-kuasa-di-sini.
Steve menatapnya dengan perasaan lega. Terima kasih, Tuhan," ujarnya.
Untuk apa"" Bahwa sesuatu akhirnya terjadi. Aku tak ingin mendekam di sini sepanjang
malam yang sial ini." Bagaimana kalau kau duduk sekarang"" Steve duduk.
Namaku Sersan Michelle Delaware." Ia mengeluarkan sehelai kertas dari
mapnya untuk ia letakkan di meja Sebutkan nama lengkap dan alamatmu."
142 Steve menjawab, sementara si sersan mengisi formulirnya. Umur"" Dua puluh
dua." Pendidikan""


Kembaran Ketiga The Third Twin Karya Ken Follett di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Aku seorang sarjana muda."
Michelle Delaware mengisi formulir itu, lalu menyodorkannya ke arah Steve. Di
atas kertas itu tertera: Dinas Kepolisian Baltimore, Maryland
PENJELASAN MENGENAI HAK Formulir No. 69
Bacalah kelima kalimat dalam formulir ini, kemudian cantumkan parafmu di
bagian kosong yang disediakan di belakang masing-masing kalimat." Si sersan
menyodorkan sebuah pena ke arahnya
Steve membaca isi formulir itu, lalu mulai memberikan parafnya
Kau harus membacanya dengan suara keras," ujar si seran.
Steve terdiam sebentar. Supaya kau dapat memastikan aku tidak buta huruf""
tanyanya Bukan. Supaya kelak kau tidak bisa berpura-pura tidak dapat membaca, dan
menuntut bahwa kau tidak mendapatkan penjelasan mengenai hak-hakmu."
Ini tidak diajarkan di Fakultas Hukum.
Steve membaca: Dengan ini kepada Anda dinyatakan bahwa: Satu. Anda
memiliki hak sepenuhnya untuk tetap diam." Steve mencanmmkan SL di bagian
kosong pada akhir kalimat itu, lalu membaca lagi sambil memberikan paraf di
bagian belakang kalimat-kalimat berikutnya. Dua, apa pun yang sudah Anda
katakan atau tulis dapat 143 digunakan sebagai bahan bukti yang memberatkan Anda dalam sidang
pengadilan. Tiga, Anda berhak berkonsultasi dengan seorang pengacara setiap
saat, sebelum proses interogasi, sebelum memberikan jawaban atas pertanyaan
apa pun, atau selama proses interogasi. Empat, kalau Anda ingin didampingi
seorang pengacara, tapi tidak mampu menanggung biayanya, kepada Anda
tidak akan diajukan pertanyaan apa pun, dan pihak pengadilan akan diminta
menunjuk seorang pengacara untuk Anda. Lima, kalau Anda menyatakan
bersedia menjawab pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan, Anda berhak
untuk minta berhenti setiap saat dan menuntut didampingi oleh seorang
pengacara, dan kepada Anda tidak akan diajukan pertanyaan-pertanyaan lebih
lanjut." Sekarang bubuhkanlah tanda tanganmu." Si sersan menunjuk. Di sini, dan di
sini." Bagian yang kosong untuk tanda tangan itu terdapat di bawah kalimat:
AKU SUDAH MEMBACA PENJELASAN MENGENAI HAK-HAKKU DI ATAS, DAN AKU
MENGERTI ISINYA SEPENUHNYA.
Tanda tangan Steve membubuhkan tanda tangannya. Lalu di bawahnya," ujar si sersan.
Aku bersedia menjawab pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan, dan aku
tidak membutuhkan kehadiran seorang pengacara saat ini. Keputusank
u untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan tanpa didampingi oleh
seorang pengacara adalah atas kehendak bebasku sendiri.
Tanda tangan 144 Steve memberikan tanda tangannya, lalu berkata. Bagaimana kalian memaksa
mereka yang memang bersalah untuk menandatangani itu""
Si sersan tidak menjawab, la membubuhkan namanya sendiri, lalu
menandatangani formulir itu.
Ia. mengembalikan formulir itu ke dalam mapnya, lalu menatap Steve. Kau
sedang dalam masalah, Steve," ujarnya. Tapi tampangmu seperti anak muda
baik-baik- Bagaimana kalau kauceritakan saja dengan terus terang, mengenai
apa yang terjadi""
Mana bisa," jawab Steve. Aku kan tidak di sana. Rupanya tampangku mirip
pelaku tindak pemerkosaan itu."
Mish menyandarkan tubuhnya, menyilangkan kaki, lalu tersenyum ramah ke
arah Steve. Aku kenal kaum laki-laki," ujarnya dalam nada intim. Mereka
punya kebutuhan." Kalau aku lugu, ujar Steve dalam hati, aku akan menanggapi isyarat tubuhnya
dan memperhitungkan bahwa ia akan mendekatiku.
Mish berkata lagi, Coba kuungkapkan apa yang ada di kepalaku. Kau seorang
laki-laki yang menarik; dia menaruh hati padamu."
Aku belum pernah bertemu dengan wanita ini. Sersan."
Mish tidak menanggapi protes Steve. Sambil mendoyongkan tubuh ke arah
meja, ia meletakkan tangannya di atas tangan Steve. Kukira dia
menggodamu." Steve menatap tangan Mish. Kuku-kukunya indah, terawat, tidak terlalu
panjang, dan dipoles dengan cat kuku berwarna bening. Tapi tangannya sudah
tidak mulus; usianya sudah lebih dari empat puluh tahun, mungkin sekitar
empat puluh lima. Mish berbicara seperti sedang mengajak berkonspirasi, seakan ingin berkata. Ini
kan cuma antara kita berdua. Dia yang minta sendiri, maka kau melayaninya
Betul, kan"" 145 Apa yang membuat Anda berpikir begitu"" ujar Steve dalam nada kesal.
Aku tahu bagaimana ulah gadis-gadis. Dia memberikan lampu hijau, kemudian
pada saat-saat terakhir, pikirannya berubah. Tapi sudah terlambat. Laki-laki
tidak dapat distop begitu saja, setidaknya seorang laki-laki normal."
Sebentar, aku mengerti maksud Anda," ujar Steve. Tersangka mengiyakan
Anda, karena mengira situasinya akan kelihatan lebih baik bagi dirinya; tapi
sesungguhnya dia jadi mengaku bahwa persetubuhan itu pernah terjadi, dan
separuh tugas Anda selesai."
Sersan Delaware menyandarkan tubuh. Tampangnya kesal, sehingga Steve
menarik kesimpulan bahwa dugaannya benar.
la berdiri. Oke, anak pintar, ikuti aku."
Ke mana"" Ke sel." Sebentar. Kapan mereka yang dicurigai dibariskan"*1
Begitu kami berhasil menghubungi korban dan membawanya ke sini."
Anda tidak berhak menahanku selama waktu yang tidak terbatas tanpa
melalui prosedur yang berlaku."
Kami dapat menahanmu selama dua puluh empat jam tanpa prosedur apa pun,
jadi tutup mulutmu dan ayo kita keluar."
Mish membawa Steve turun dengan lift, melalui sebuah pintu, ke dalam sebuah
ruang lobi yang dinding-dindingnya dicat warna oranye cokelat yang kurang
menarik. Sebuah pamflet di dinding mengingatkan para petugas untuk
membiarkan para tersangka tetap dalam keadaan diborgol selama proses
pemeriksaan. Si petugas pemegang kunci, seorang polisi kulit hitam berusia
lima puluhan, berdiri di belakang meja piket. Hei, Spike," tegur Sersan
Delaware. Aku punya seorang anak sekolahan yang pintar untukmu."
146 Si petugas tersenyum. Kalau dia memang pintar, kok dia bisa masuk sini""
Mereka berdua tertawa. Setelah menyadari reaksi mereka, Steve mengingatkan
dirinya untuk tidak membuka diri seperti itu lagi di hadapan polisi, di masa
yang akan datang. Ini suatu kekeliruan darinya; ia sudah pernah menghadapi
guru-gurunya dengan cara yang sama. Memang tidak ada yang suka pada orang-sok tahu.
Si petugas yang dipanggil Spike berpostur tubuh kecil dan liat, dengan rambut
keabuan dan kumis kecil. Sikapnya sok akrab, tapi sinar matanya dingin, la
membuka sebuah pintu baja. Kau juga ikut ke dalam, Mish"* tanyanya. Aku
harus minta padamu untuk menitipkan senjatamu lebih dulu kalau memang
begitu." Tidak, urusanku dengannya sudah selesai untuk hari ini," ujar Mish. Dia bakal
dibariskan nanti." Ia memut
ar tubuhnya, lalu pergi. Lewat sini. Bung," ujar si petugas kepada Steve. Steve memasuki sebuah
pintu. Sekarang ia berada di dalam suatu sel. Dinding-dinding dan lantainya
berwarna tanah. Steve mengira lift itu berhenti di lantai kedua, tapi ia tidak
melihat sebuah jendela pun, dan ia merasa seperu berada di dalam gua jauh di
bawah tanah, dan bahwa ia bakal membutuhkan waktu lama untuk dapat naik
ke atas lagi. Di sebuah ruang tunggu kecil terdapat sebuah meja tulis dan kamera. Spike
mengambil selembar formulir dari sebuah celah. Dalam keadaan terbalik, Steve
melihat bahwa di atas formulir itu tertulis:
Dinas Kepolisian Baltimore, Maryland
LAPORAN AKTIVITAS TAHANAN Formulir No. 92/12
147 Laki-laki itu membuka tutup bolpoinnya, lalu mulai mengisi formulir itu.
Setelah .selesai, ia menunjuk ke suatu tempat di dalam ruangan itu, lalu
berkata, Berdiri di sana."
Steve berdiri di muka kamera. Spike menekan sebuah tombol, kemudian
tampak kilatan. Putar ke samping." Sebuah kilatan lagi. Sesudah itu Spike mengeluarkan sebuah kartu persegi bertulisan dalam tinta
berwarna kemerahan: Biro Penyidikan Federal Departemen Kehakiman Amerika Serikat Washington.
D.C. 20537 Spike menekan jari-jari Steve di atas sebuah bantalan stempel, lalu mulai
mengisi kotak-kotak kosong di atas kartu yang ditandai dengan I. JEMPOL
KANAN, 2. TELUNJUK KANAN, dan seterusnya. Steve melihat bahwa meskipun
Spike berpostur kecil, tangannya besar-besar dan penuh otot. Saal melakukan
prosedur itu, Spike berkata, Kami sudah memiliki Fasilitas Pendataan Sentral
di rumah tahanan pusat kota, di Greenmount Avenue, dan mereka memiliki
komputer yang dapat mendata sidik-sidik jari seseorang tanpa tinta Persis
seperti mesin fotokopi yang besar; cukup menempelkan tangan pada
permukaan kacanya. Tapi di sini kita masih memakai sistem kuno yang jorok
ini." Steve menyadari bahwa ia mulai merasa tidak enak, meskipun ia tidak
melakukan tindak kejahatan itu. Sebagian disebabkan oleh suasana yang serba
tegang, tapi terutama karena perasaan tidak berdayanya. Sejak para petugas
patroli itu menghambur turun dari kendaraan mereka di muka rumah Jeannie,
ia terus didorong ke sana kemari seperti sepotong daging, tanpa hak kendali
atas dirinya sendiri. Itu ternyata dapat menjatuhkan harga diri seseorang
dengan amat cepat. 148 Setelah sidik-sidik jarinya diambil, Steve diperbolehkan mencuci tangan.
Izinkanlah aku mengantar Anda ke kamar suite Anda," ujar Spike melucu.
la menggiring Steve menelusuri sebuah lorong dengan ruangan-ruangan sel di
kanan-kirinya. Masing-masing sel berbentuk persegi. Di bagian yang berbatasan
dengan lorong tidak terdapat dinding, cuma terali besi, sehingga setiap
pojoknya dapat terlihat jelas dari luar. Melalui terali besi itu, Steve dapat
melihat bahwa masing-masing sel memiliki sebuah dipan metal yang terpancang
pada dinding dan sebuah kloset serta wastafel dari stainless-steel. Dinding-dinding dan dipannya dicat dalam warna oranye kecokelatan dan ditutupi
dengan oretan-oretan. Klosetnya tanpa penutup. Di dalam tiga atau empat sel
terlihat penghuninya berbaring resah di dipan, tapi kebanyakan masih dalam
keadaan kosong. Hari Senin merupakan hari tenang di sini, di Lafayette Street
Holiday Inn," ujar Spike dalam nada bercanda. Steve tidak dapat tertawa.
Spike berhenti di muka sebuah sel kosong. Steve melayangkan pandang ke
dalamnya, sementara si petugas memutar kunci pintunya. Sama sekali tidak
ada keleluasaan pribadi di sini. Steve menyadari bahwa andai kata ia perlu
menggunakan kloset, ia terpaksa memakainya secara terbuka di muka semua
orang, laki-laki atau perempuan, yang kebetulan lalu lalang di lorong itu. Entah
kenapa, itu terasa jauh lebih menyakitkan hati daripada apa pun.
Spike membuka pintu yang terletak di antara terali besi itu, lalu mendorong
Steve masuk. Pintu sorong itu ditutup dengan bantingan, untuk kemudian
dikunci oleh Spike.. Steve duduk di dipannya. Astaga, tempat apa ini," ujarnya.
Kau akan terbiasa," ujar Spike dalam nada ringan, lalu pergi.
Beberapa menit kemudian, ia kembali dengan membawa sebuah kotak dari
styrvfoam. Aku masih punya sisa makan malam," ujarnya. Ayam goreng.
Mau"" Steve menatap kotak itu, berpaling ke arah kloset yang terbuka, kemudian
menggeleng. Tapi trims," ujarnya Rasanya aku tidak lapar."
150 BAB 10 Berrington memesan sampanye. Jeannie sebetulnya ingin sekali menikmati
segelas Stolichnaya dengan es batu, setelah melewati hari yang amat berat
baginya, namun minum liquor berkadar alkohol setinggi itu tidak akan
meninggalkan kesan baik di mata atasannya. Karenanya ia memutuskan untuk
menahan keinginannya itu.
Sampanye berarti suasana romantis. Pada kesempatan-kesempatan
sebelumnya, saat mereka bertemu untuk memenuhi etika pergaulan.
Berrington lebih menampilkan sikap simpatik daripada ingin melakukan
pendekatan. Apakah ia sedang melakukan penjajakan sekarang" Pikiran itu
membuat Jeannie merasa resah. Ia belum pernah bertemu dengan laki-laki
yang dapat menerima penolakan secara sportif. Dan laki-laki ini adalah
atasannya. la juga belum menceritakan apa-apa mengenai Steve kepadanya. Ia sudah
berniat melakukan itu beberapa kali selama mereka makan, tapi entah kenapa
selalu ada yang menahannya. Andai kata. betul-betul di luar perhitungannya,
Steve ternyata seorang kriminal, teorinya akan tampak labil. Tapi ia memang
kurang suka meneruskan berita-berita yang kurang baik. Sebelum terbukti, ia
tak ingin menciptakan suasana ragu. Dan ia merasa
151 yakin bahwa pada akhirnya akan terbukti telah terjadi kekeliruan.
Ia sudah berbicara dengan Lisa. Mereka baru saja menahan si Brad Pitt!"
ujarnya tadi. Lisa merasa ngeri membayangkan laki-laki itu telah menghabiskan
seluruh harinya di Nut House, tempatnya bekerja, dan bahwa Jeannie hampir
saja mengajaknya masuk ke dalam rumahnya. Jeannie juga sudah menegaskan
padanya bahwa ia yakin Steve bukanlah pelakunya Kemudian ia menyadari
bahwa seharusnya ia tidak menelepon Lisa; itu bisa ditafsirkan sebagai tindakan
mempengaruhi seorang saksi. Lisa akan melihat sebarisan anak muda kulit
putih, dan kemungkinan ia akan melihat laki-laki yang memerkosanya itu, atau
ia tidak melihatnya Ia tidak akan membuat kekeliruan dalam hal seperti ini.
Jeannie juga sudah berbicara dengan ibunya. Patty ada bersamanya hari itu,
dengan ketiga putranya, dan Mom dengan antusias menceritakan kepadanya
bagaimana anak-anak itu berlarian di sepanjang lorong rumah perawatan itu.
Untunglah, rupanya ia tidak ingat bahwa baru kemarin ia dipindahkan ke Belia
Vista. Ia berbicara seakan ia sudah tinggal di sana selama bertahun-tahun, dan
ia mencela Jeannie karena tidak mengunjunginya lebih sering. Setelah
perbincangan itu, Jeannie merasa lebih enak sedikit mengenai keadaan ibunya.
Bagaimana ikannya"" tanya Berrington, memotong lanturan pikirannya
Enak. Rasanya halus sekali."
Berrington mengusap alisnya dengan ujung jari telunjuk kanannya Entah
kenapa, Jeannie menganggap gerakan itu sebagai suatu cara untuk
mengekspresikan kesuksesannya Sekarang aku akan mengajukan suatu
pertanyaan kepadamu, dan kau -harus menjawab sejujurnya" Laki-laki itu
tersenyum, supaya Jeannie tidak terlalu serius menanggapinya
Oke." 152 Kau suka hidangan pencuci mulut""
Ya Masa Anda menganggap aku tipe wanita yang akan berbasa-basi mengenai
hal seperti itu." Berrington menggeleng-gelengkan kepala Aku kira kau bukan tipe yang suka
berbasa-basi mengenai banyak hal."
Terlalu banyak hal malah. Mereka mengatakan aku terlalu blak-blakan."
Jadi, itulah kekuranganmu""
Sebetulnya aku bisa memperbaiki, itu. Apa yang Anda anggap sebagai
kekurangan Anda""
Tanpa berpikir dua kali, Berrington menjawab, Jatuh cinta."
Itu suatu kekurangan ""
Kalau terlalu sering terjadi."
Atau pada lebih dari satu orang pada waktu bersamaan, kukira."
Mungkin ada baiknya kalau aku menyurati Lorraine Logan untuk meminta
advisnya." Jeannie tertawa, namun ia tak ingin topik percakapan mereka beralih ke
Steven. Siapa pelukis favorit Anda"" tanyanya
Coba kautebak."

Kembaran Ketiga The Third Twin Karya Ken Follett di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Berrington adalah seorang patriot sejati, jadi*tentunya ia seorang laki-laki yang
sentimental. Norman Rockwell""
Sama sekali tidak!" Tampangnya betul-betul mengekspresikan rasa tak
sukanya. Dia ilustrator yang
vulgar! Tidak, kalau aku mampu mengoleksi
lukisan, aku akan membeli karya-karya Impresionis Amerika. Lukisan
pemandangan alam musim dingin John Henry Twacht-man. Aku ingin sekali
memiliki The White Bridge. Kalau kau""
Sekarang giliran Anda untuk menebak."
Berrington memusatkan pikirannya untuk sesaat. Joan Miro."
153 Kenapa"" Kukira kau suka semburat warna-warna yang berani."
Jeannie mengangguk. Dapat diterima. Tapi tidak betul-betul mengena. Miro
terlalu abstrak. Aku lebih suka karya Mondrian."
Ah, tentu. Garis-garis lurus." Tepat. Anda hebat sekali dalam hal ini."
Berrington angkat bahu. Terpintas dalam diri Jeannie bahwa ia sering main
tebak-tebakan seperti ini dengan banyak wanita lain.
Jeannie mencelupkan sendokuya ke dalam sorbet mangga. Jelas ini bukan acara
makan malam untuk urusan pekerjaan. Sebentar lagi ia harus mengambil
keputusan tegas mengenai arah hubungannya dengan Berrington sesudah ini.
Sudah satu setengah tahun lamanya ia tidak berciuman dengan laki-laki. Sejak
Will Temple meninggalkan dirinya, ia bahkan tidak pernah berkencan dengan
siapa pun, sampai hari ini. Ia tidak berniat untuk terus berkabung demi Will; ia
tidak mencintai laki-laki itu Tapi ia akan berhati-hati.
Namun ia bisa edan kalau harus terus hidup seperti biarawatf. la merindukan
sosok seseorang yang berbulu untuk menemaninya di tempat tidur; ia
merindukan aroma maskulin yang mengingatkannya akan minyak sepeda, baju
kaus penuh keringat, dan minuman wiski dan terlebih lagi, ia amat
merindukan seks. Saat kaum feminis radikal menyatakan bahwa penis adalah
musuh, Jeannie ingin menjawab. Omongmu saja begitu.
la melirik ke arah Berrington yang sedang menikmati hidangan apel yang
dimasak dengan karamel, la menyukai laki-laki ini, meskipun pandangan
politikuya tidak ia hargai. Berrington seorang laki-laki cerdas Jeannie
menyukai laki-laki yang cerdas dan ia selalu memperoleh apa yang
diinginkannya Jeannie menaruh
154 1 respek atas keberhasilannya dalam bidang ilmu. Postur tubuhnya langsing dan
tampangnya selalu bugar, sepertinya ia seorang kekasih yang amat
berpengalaman dan terampil, dan matanya yang biru menyenangkan untuk
dipandang. Namun ia sedikit terlalu tua. Jeannie menyukai laki-laki yang lebih malang,
tapi tidak setua itu. Bagaimana cara menolaknya tanpa menghancurkan kariernya" Cara terbaik
mungkin dengan berpura-pura menafsirkan perhatiannya sebagai sikap ramah
dan keba-pakan. Dengan demikian, ia tidak akan secara langsung menyinggung
perasaannya. Jeannie mencicipi sampanyenya. Si pelayan terus mengisi gelasnya dengan
rajirt. sehingga ia tidak tahu lagi sudah berapa banyak ia minum. Untung ia
tidak usah duduk di belakang kemudi.
Mereka mulai memesan kopi. Jeannie meminta secangkir double espresso untuk
menetralisir rasa ringan di kepalanya. Setelah Berrington membayar bonnya
mereka turun dengan lift ke tempat parkir, lalu menaiki mobil Lincoln Town
Car Berrington yang berwarna keperakan.
Berrington mengemudikan mobilnya menelusuri tepi pelahuhan, kemudian
memasuki Jones Falls Expressway. Itu penjara pusat," ujarnya sambil
menunjuk ke sebuah bangunan mirip benteng yang menempati sebuah blok.
Para bajingan di muka bumi ini mendekam di sana."
Steve mungkin di sana, ujar Jeannie dalam hati.
Bisa-bisanya ia mempertimbangkan untuk tidur dengan Berrington. la sama
sekali tidak merasakan sedikit pun kehangatan untuknya Ia merasa malu bahwa
ide itu sampai terlintas dalam dirinya. Saat Berrington menghentikan mobilnya
di tepi jalan di muka rumahnya, j . dengan tegas ia berkata, Oke, Berry,
terima kasih untuk malam yang menyenangkan ini." Apakah laki-laki itu
akan mengulurkan tangannya, tanyanya dalam hati, ataukah ia akan mencoba
menciumnya" Kalau Berrington mencoba menciumnya, Jeannie akan
menyodorkan pipinya. Namun Berrington tidak melakukan keduanya. Pesawat telepon di rumahku
sedang rusak, dan aku harus menelepon seseorang sebelum tidur." ujarnya.
Boleh kupinjam teleponmu""
Jeannie tidak dapat mengatakan, Nggak bisa, mampirlah di kios telepon umum.
Rupanya ia bakal harus berusaha mengatasi pendekatan yang tidak
menggunakan b anyak basa-basi lagi. Tentu," jawab Jeannie, sambil berusaha
menahan helaan napasnya. Yuk." Ia mempertanyakan dirinya apakah ia bisa
menghindar dari kewajiban untuk menawarkan kopi kepadanya.
Jeannie melompat keluar dari mobil itu lalu memimpin jalannya dengan
melintasi deretan emper. Pintu mukanya membuka ke sebuah ruangan lobi
kecil dengan dua pintu lagi. Yang satu menuju apartemen lantai bawah, yang
ditempati oleh Mr. Oliver, seorang petugas pelabuhan yang sudah pensiun. Yang
lain, pintu Jeannie, membuka ke sebuah tangga yang menuju apartemennya
yang terletak di lantai kedua.
Jeannie mengerutkan alisnya, seakan bingung. Ternyata pintunya sudah dalam
keadaan terbuka. la masuk ke dalam, lalu memimpin jalan menuju ke atas. Sebuah lampu
menyala di sana. Aneh sekali: ia pergi tadi, sebelum hari gelap.
Tangga itu langsung menuju ruang dudukuya. la melangkah ke dalam, lalu
menjerit. Laki-laki itu sedang berdiri di muka lemari esnya dengan sebuah botol vodka di
tangan. Tampangnya kotor dan wajahnya belum dicukur. Rupanya ia sedikit
mabuk. Di belakangnya, Berrington berkata, Ada apa""
Kau butuh sistem pengamanan yang lebih baik, Jeannie," ujar tamu yang tidak
diundang itu. Aku 156 berhasil membuka kuncimu dalam waktu sekitar sepuluh detik."
Berrington bertanya, Siapa dia"" Dalam nada masih terguncang. Jeannie
berkata, Kapan Daddy keluar dari penjara""
di-scan dandi-djvu-kan untuk dimhader (dimhad.co.ee) oleh:
Dilarang meng-komersil-kan atau kesialan menimpa hidup anda selamanya.
157 BAB 11 Ruangan tempat para tersangka dibariskan terletak di lantai yang sama seperti
sel-sel tempat mereka ditahan.
Di dalam ruang tunggunya terdapat enam laki-laki lain yang berusia serta
memiliki postur tubuh hampir sama dengan SiLLL. Menurut tebakan Steve,
mereka adalah para anggota dinas kepolisian. Mereka tidak mengatakan apa-apa kepadanya serta menghindari tatapan matanya Mereka memperlakukannya
seakan ia seorang penjahat. Ia ingin berkata, Hei, aku di pihak kalian, aku
bukan pemerkosa, aku tidak bersalah.
Mereka semua harus melepaskan arloji dan pernak-pernik mereka, dan
mengenakan setelan dari bahan kertas berwarna putih di atas pakaian mereka.
Sementara mereka menyiapkan diri, seorang anak muda dalam setelan jas
masuk, lalu berkata, Siapa di antara kalian yang dianggap sebagai tersangka""
Aku," jawab Steve. Aku Lew Tanner, pembela," ujar laki-laki itu. Aku kemari untuk memastikan
prosedur ini berlangsung sebagaimana mestinya. Apa yang ingin Anda
tanyakan"" Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengeluarkan aku dari sini setelah
ini"" ujar Steve.
158 Andai kata Anda tidak ditunjuk nanti, kira-kira beberapa jam."
Beberapa jam!" ulang Steve dalam nada protes. Jadi, aku harus kembali ke
dalam sel sialan itu"" Aku khawatir begitu." Ya ampun."
Aku akan minta mereka untuk lebih mempercepat prosesnya," ujar Lew. Ada
lagi"" Tidak, trims."
Oke." Lew meninggalkan tempat itu.
Seorang petugas menggiring ketujuh laki-laki itu melalui sebuah pintu yang
terletak di alas sebuah panggung. Di latar belakangnya terdapat sebuah skala
yang akan menunjukkan ketinggian mereka, serta posisi mereka yang ditandai
dengan nomor satu sampai sepuluh Sebuah lampu terang disorotkan ke arah
mereka, dan sebuah layar memisahkan panggung itu dari bagian lain ruangan.
Mereka tidak dapat melihat melalui layar itu, tapi mereka dapat mendengar
apa yang sedang berlangsung di baliknya.
Untuk sesaat tidak terdengar apa-apa selain suara langkah kaki dan sekali-sekali gumaman rendah, semuanya maskulin. Kemudian Steve mendengar suara
yang tak mungkin tidak adalah suara langkah kaki seorang wanita. Tak berapa
lama kemudian terdengar suara seorang laki-laki, nadanya seperti sedang
membaca dari sebuah kartu, atau mengulangi sesuatu yang dihafalnya.
Di hadapan Anda berdiri tujuh orang. Mereka hanya akan Anda kenali
berdasarkan nomor. Kalau di antara orang-orang ini ada yang pernah
melakukan sesuatu atas diri Anda, atau di saat Anda hadir, aku ingin Anda
menyebutkan nomor orang ini, hanya nomornya Kalau Anda ingin salah satu di
antara mereka mengatakan, atau mengu
capkan kalimat tertentu, kami akan
menyuruhnya melakukan itu. Kalau Anda ingin mereka memutar tubuh atau
menghadap ke samping, mereka
159 akan melakukannya secara serentak. Apakah Anda mengenali salah satu di
antara mereka sebagai orang yang pernah melakukan sesuatu atas diri Anda
atau di saat Anda hadir""
Suasana hening. Steve merasa saraf-sarafnya setegang tali gitar, meskipun ia
yakin wanita itu tidak akan menunjuk dirinya.
Kemudian terdengar suara rendah seorang wanita, Dia memakai topi."
Nadanya seperti seorang wanita kelas menengah yang terdidik dan kira-kira
sebaya dengannya. Suara seorang laki-laki berkata, Kami punya topi-topi. Anda mau mereka
semua memakai topi""
Sebetulnya lebih mirip pet. Pet baseball."
Steve menangkap nada waswas dan tegang dalam suaranya, tapi juga
kemantapan. Sama sekali tanpa kesan mengada-ngada. Sepertinya ia tipe
wanita yang akan bicara apa adanya, bahkan dalam keadaan amat terpukul.
Steve merasa lebih enak. Dave, coba kauperiksa apakah kita mempunyai tujuh pet baseball di dalam
lemari itu." Selama beberapa menit tidak terdengar apa-apa. Steve mulai mengenakkan
gigi, menahan sabar. Sebuah suara bergumam. Wauw, tak pernah kusangka
kita punya ini semua & kacamata, kumis &"
Jangan melantur, Dave," ujar laki-laki yang pertama. Ini prosedur resmi."
Akhirnya seorang detektif muncul di panggung, dari arah samping, untuk
membagi-bagikan pet baseball kepada ketujuh laki-laki yang berdiri di dalam
barisan itu. Mereka semua mengenakannya, kemudian si detektif berlalu.
Dari sisi lain layar itu terdengar suara isakan seorang wanita.
Laki-laki itu mengulang kembali kalimat-kalimat yang ia ucapkan sebelumnya.
Apakah Anda mengenali salah
160 satu di antara mereka sebagai orang yang pernah melakukan sesuatu atas diri
Anda atau di saat Anda hadir" Kalau memang begitu, sebutkanlah nomornya,
hanya nomornya." Nomor empat," ujar wanita itu dengan terisak. Steve berpaling untuk melihat
ke latar belakang. Ternyata ia nomor empat.
Tidak!" jeritnya. Itu tak mungkin! Bukan aku pelakunya!"
Suara laki-laki itu berkata, Nomor empat. Anda dengar itu""
Tentu saja aku dengar, tapi bukan aku yang melakukannya!"
Keenam laki-laki lain dalam barisan n u sudah mulai meninggalkan panggung.
Demi Tuhan!" Steve menatap ke arah layar dengan lengan terentang, seakan
memohon sesuatu. Kenapa Anda bisa menunjukku" Aku bahkan tidak tahu
bagaimana tampang Anda!"
Suara laki-laki dari sisi lain layar itu berkata. Jangan bilang apa-apa, Miss.
Terima kasih atas kerja sama Anda. Silakan lewat sini."
Ada kekeliruan di sini, tidakkah Anda mengerti"" teriak Steve.
Si petugas bernama Spike muncul. Sudah selesai. Bung, ayo," ujarnya.
Steve menatapnya. Sesaat ia merasa terdorong untuk menghantam deretan gigi
laki-laki bertubuh kecil ini sampai melesak.
Spike melihat apa yang terpancar di mata Steve. Ekspresi wajahnya berubah
menjadi keras. Sebaiknya jangan cari masalah sekarang. Kau tidak bisa ke
mana-mana lagi." Ia mencengkeram lengan Steve kuat-kuat. Tak ada gunanya
lagi protes. Steve merasa seperti dihantam dari belakang. Entah dari mana persisnya.
Pundaknya langsung lungai dan ia
161 diliputi perasaan tak berdaya yang membuatnya amat frustrasi. Kenapa ini
bisa sampai terjadi"" ujarnya. Bagaimana ini bisa sampai terjadi""
162 BAB 12 Berrington berkata, Daddy"" Jeannie serasa ingin menelan kembali
ucapannya. Benar-benar konyol mengatakan: Kapan Daddy keluar dari penjara"
Baru beberapa menit yang lalu Berrington mendeskripsikan mereka yang
mendekam di penjara kota sebagai bajingan muka bumi ini.
Jeannie betul-betul merasa tidak keruan. Sudah cukup gawat andai kata
atasannya sampai tahu bahwa ayahnya seorang maling profesional. Tapi
bertemu dengannya secara pribadi bahkan lebih gawat lagi. Wajahnya tampak
memar bekas jatuh atau entah apa, sementara cambangnya sepertinya sudah
beberapa hari tidak dicukur. Pakaiannya kotor dan dari tubuhnya menebar bau
yang tidak menyenangkan. Ia merasa begitu malu, sehingga tidak dapat
membalas tatapan Berrington.
Pernah ada suatu masa, bertahun-tahun yang lalu, ketika ia tidak merasa malu
a kan ayahnya. Malah sebaliknya; ayahnya membuat ayah gadis-gadis kecil lain
berkesan membosankan. Ayahnya masih tampan ketika itu dan lucu, dan ia
akan pulang dalam setelan jas yang baru dan saku saku penuh uang. Kemudian
akan ada bioskop, gaun-gaun baru, dan es krim Mom akan membeli sebuah gaun
malam yang cantik dan mulai berdiet. Tapi sesudahnya ayahnya akan pergi lagi,
dan setelah menginjak usia sekitar sembilan tahun, Jeannie akhirnya mengerti
sebabnya. I am my Fontaine-lah yang mengungkapkan itu kepadanya. Ia tidak
akan pernah melupakan percekcokan itu. Bajumu jelek," ujar Tammy ketika
itu. Hidungmu jelek," sahut Jeannie dengan cepat, sementara anak-anak lain
mulai mengerumuni mereka.
Pakaian-pakaian yang dibelikan ibumu benar-benar menakutkan."
Ibumu gendut." Ayahmu di penjara." Tidak." Iya." TIDAK!" Aku dengar sendiri daddy-ku mengatakan begitu pada Mommy. Dia sedang
membaca koran. Sepertinya si Pete Ferrami masuk penjara lagi, katanya."
Bohong, bohong, dasar tukang bohong," lantun Jeannie ketika itu, namun jauh
di dalam hatinya ia mempercayai ucapan Tammy. Segalanya menjadi lebih
jelas: mereka tiba-tiba kaya, kemudian tiba-tiba ayahnya menghilang, untuk
waktu lama. Sejak itu ia tak pernah melibatkan diri dalam percekcokan dengan teman-teman sekolahnya. Siapa pun dapat membungkamnya dengan menyebutkan
nama ayahnya. Dalam usia sembilan tahun, ia sudah merasa tercemar seumur
hidup. Kalau ada sesuatu yang hilang di sekolah, ia akan merasa mereka semua
menatapnya dengan pandangan menuduh. Ia tidak bisa merasa terbebas dari
perasaan bersalah. Kalau ada seseorang yang memeriksa isi dompetnya, lalu
berkata, Sial, kukira aku masih punya sepuluh dolar," wajah Jeannie akan
segera merona merah. Kemudian obsesinya adalah berlaku sejujur mungkin: ia
akan menempuh jarak satu mil dengan berjalan kaki hanya untuk
mengembalikan sebuah bolpoin murahan, karena takut kalau ia menyim-164


Kembaran Ketiga The Third Twin Karya Ken Follett di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

pannya si pemilik akan mengatakan ia maling, persis seperti ayahnya.
Kini, di sinilah ayahnya, berdiri persis di hadapan atasannya, dalam keadaan
kotor, belum bercukur, dan sepertinya bokek. Ini Profesor Berrington Jones,"
ujar Jeannie. Berry, perkenalkan ayahku, Pete Ferrami."
Berrington ternyata cukup simpatik, la menjabat tangan Daddy. Senang
berkenalan dengan Anda, Mr. Ferrami," ujarnya. Putri Anda betul-betul
seorang wanita yang istimewa."
Yang benar," sahut Daddy sambil tersenyum bangga.
Yah, Berry, kini kau mengetahui rahasia keluargaku," ujar Jeannie dalam
nada sendu. Daddy dijebloskan ke penjara, untuk ketiga kalinya, pada hari
aku diwisuda summa cum laude di Princeton. Dia mendekam di sana selama
delapan tahun terakhir ini."
Mestinya lima belas tahun," ujar Daddy. Kami menggunakan senjata ketika
itu." Trims untuk informasi itu. Dad. Atasanku pasti amat terkesan."
Daddy rupanya tersinggung, sekaligus tercengang. Jeannie merasa kasihan
padanya, meskipun hatinya kesal. Kelemahan ayahnya bukan hanya melukai
dirinya sen-" diri, tapi juga keluarganya. Ia benar-benar merupakan unsur
kegagalan alam. Sistem menakjubkan yang mereproduksi umat manusia
mekanisme yang amat kompleks dari DNA yang sedang dipelajari Jeannie
diprogram untuk membuat setiap individu sedikit berbeda satu sama lain.
Seperti sebuah mesin fotokopi dengan kesalahan yang memang sudah dari
sananya. Kadang-kadang hasilnya baik: seorang Einstein, seorang Louis
Armstrong, seorang Andrew Carnegie. Tapi kadang-kadang yang muncul adalah
seorang Pete Ferrami Jeannie harus berusaha mengusir Berrington secepatnya. Kalau kau masih
ingin menelepon, Berry, kau bisa memakai pesawat yang ada di kamar tidur."
165 Ehm, bisa ditunda sebetulnya ujar Berrington.
Untunglah. Kalau begitu, terima kasih untuk malam yang menyenangkan ini."
Jeannie mengulurkan tangannya.
Aku juga senang. Selamat malam." Dengan rikuh ia menerima uluran tangan
Jeannie, lalu meninggalkan ruangan itu.
Jeannie berpaling ke arah ayahnya- Apa yang terjadi""
Aku mendapat keringanan karena berkelakuan baik. Aku bebas sekarang. Dan
tentunya yang pertama-tama ingin kutemui adalah gadis kecilku."
Pers is setelah Daddy bermabuk-mabukan selama tiga hari." Ketidaktulusannya
begitu mudah terbaca, sehingga betul-betul tidak lucu lagi. Jeannie merasa
kemarahan yang sudah tidak asing itu mulai menggerayangi dirinya. Kenapa ia
tidak bisa mempunyai seorang ayah seperti yang dimiliki orang-orang lain"
Ayahnya berkata, Ayolah, jangan begitu."
Rasa marahnya digantikan oleh perasaan sedih. Belum pernah ia merasa
memiliki seorang ayah dalam arti sesungguhnya, dan ia tidak akan pernah.
Berikan botol itu padaku," ujarnya. Aku akan membuat kopi."
Dengan enggan si ayah menyerahkan botol vodkanya, yang kemudian ia
kembalikan ke tempatnya di lemari es. la mengisi air ke dalam mesin pembuat
kopi, lalu menyalakannya.
Kau jadi lebih tua," ujar si ayah. Aku melihat sedikit uban di rambutmu."
Wah, trims." Jeannie mengeluarkan dua buah cangkir, susu, dan gula.
"Ibumu masih muda ketika mulai ubanan."
Aku selalu mengira itu gara-gara ulah Daddy."
Aku sudah ke rumahnya," ujar ayahnya dalam nada sedikit tersinggung. Dia
tidak tinggal di situ lagi rupanya."
166 Dia tinggal di Belia Vista sekarang."
Itu yang dikatakan tetangganya. Mrs. Mendoza. Dia yang memberikan
alamatmu padaku. Aku kurang suka membayangkan ibumu di tempat seperti
itu." Kalau begitu, keluarkan dia dari sana!" ujar Jeannie dengan sengit. Biar
bagaimanapun, dia masih istri Daddy. Usahakan mencari pekerjaan, apartemen
yang layak, dan mulailah merawat Mom."
Kau tahu aku tidak bisa melakukan itu. Aku tidak pernah bisa melakukannya."
Kalau begitu, jangan mencela aku karena tidak melakukannya."
Nada suara si ayah melemah. Aku sama sekali tidak mencelamu. Manis. Aku
cuma bilang bahwa aku kurang suka membayangkan ibumu di tempat seperti
itu, hanya itu." Aku juga tidak suka, demikian pula Patty. Kami akan mencoba mengumpulkan
uang untuk mengeluarkannya dari situ. Tiba-tiba Jeannie menjadi emosional.
Ia berusaha menahan air matanya. Dasar Daddy, situasinya sudah cukup berat
tanpa komentar seperti itu."
Oke, oke," ujar ayahnya.
Jeannie menelan ludahnya. Aku tidak boleh membiarkannya merongrongku
seperti ini. Ia mengubah topik pembicaraan mereka. Apa yang akan Daddy
lakukan sekarang" Apa sudah punya rencana""
Aku akan lihat-lihat dulu."
Maksudnya ia akan melihat-lihat dulu, tempat mana yang akan dibobolnya.
Jeannie tidak mengomentarinya. Ayahnya seorang maling, dan ia tidak akan
dapat mengubahnya. Ayahnya mendeham. Mungkin kau bisa pinjamkan aku beberapa dolar sebagai
modal." Permintaan itn membuat Jeannie marah lagi. Coba dengar, Dad, ujarnya
dalam nada tegang. Aku minta Daddy mandi dan bercukur, sementara pakaian
Daddy akan kumasukkan ke dalam mesin cuci. Kalau Daddy berjanji untuk tidak
menyentuh botol vodka itu, aku akan membuatkan telur dan roti panggang.
Daddy boleh pinjam piama dariku dan tidur di sofaku. Tapi aku tidak akan
memberikan uang sedikit pun pada Daddy. Aku sedang berusaha mati-matian
mengumpulkan uang agar Mom bisa tinggal di tempat yang memperlakukannya
dengan lebih manusiawi, jadi aku tidak punya apa-apa lagi untuk kusisihkan."
Oke, Manis," sahut ayahnya sambil memasang tampang sendu. Aku
mengerti." Jeannie menatapnya. Akhirnya, setelah kemelut antara rasa malu, marah, dan
kasihan di dalam dirinya mereda, yang masih tinggal adalah rasa rindn. Andai
kata ayahnya dapat mengurus dirinya sendiri, bisa tinggal di suatu tempat lebih
dari beberapa minggu, bisa memiliki pekerjaan yang normal, mampu
mencurahkan cintanya, mampu memberikan dorongan dan lebih stabil. Ia
merindukan seorang ayah yang bisa berlaku seperti seorang ayah. Tapi ia tahu
bahwa harapannya tidak akan pernah bisa terpenuhi. Di dalam " hatinya ada
tempat untuk seorang ayah, tapi tempat itu akan kosong selamanya.
Pesawat teleponnya berdering.
Jeannie menjawabnya. Halo."
Ternyata dari Lisa. Nadanya amat emosional. Jeannie, ternyata dia!" Siapa"
Apa"" Laki-laki yang mereka tahan sewaktu bersamamu itu. Aku menunjuknya tadi.
Dialah yang memerkosaku. Steven Logan."
Dia pelakunya"" tanya Jeannie dalam nada tak percaya. Kau yakin""
Seyakin-yakinnya, Jeannie," ujar Lisa. Ya Tuhan, bet
ul-betul menakutkan melihat wajahnya lagi* Pada awalnya aku tidak bilang apa-apa, karena
tampangnya begitu lain tanpa topi. Kemudian detektifnya menyuruh
mereka semua memakai topi pet baseball, bam kemudian aku betul-betul
yakin." Lisa, tak mungkin dia pelakunya," ujar Jeannie.
Apa maksudmu"" Hasil tesnya tidak menyatakan itu. Dan aku sudah menghabiskan waktuku
bersamanya. Perasaanku mengatakan dia bukan seorang pemerkosa."
Tapi aku mengenalinya" ujar Lisa dalam nada tersinggung.
Aneh sekali. Aku tidak mengerti."
Tidak sesuai dengan teorimu, kan" Kau ingin kembaran yang satu baik dan
yang lain jahat." Ya. Tapi satu penyimpangan bukan berarti teori itu salah."
Aku minta maaf kalau kau merasa kelanggengan proyekmu terancam oleh
kejadian ini." Itu bukan alasanku menyatakan dia bukan si pemerkosa." Jeannie menghela
napas. Yah, mungkin aku keliru. Aku tidak tahu lagi. Kau di mana sekarang""
Di rumah." Kau nggak apa-apa""
Aku nggak apa-apa, setelah dia mendekam dalam tahanan sekarang."
Kelihatannya dia begitu baik."
Justru tipenya yang paling berbahaya, menurut Mish. Yang kelihatannya
normal dari luar, justru yang paling lihai dan paling kejam, dan mereka amat
suka membuat kaum wanita menderita."
Ya Tuhan." Aku mau tidur, aku capek sekali. Aku cuma mau mengabarimu. Bagaimana
malammu"" Begitu-begitu saja. Aku akan ceritakan padamu besok."
Aku masih mau ikut bersamamu ke Richmond."
Menurut rencana, Jeannie akan mengajak Lisa untuk membantunya
mewawancarai Dennis Pinker. Kau masih berniat""
169 168 % Ya, aku betul-betul ingin meneruskan kehidupanku secara normal. Aku nggak
sakit, dan aku tidak membutuhkan istirahat untuk memulihkan diri."
Ada kemungkinan Dennis Pinker betul-betul mirip Steve Logan."
Altu tahu itu. Dan aku bisa mengatasinya."
Kalau kau merasa begitu yakin."
Aku akan meneleponmu pagi-pagi."
Oke. Selamat tidur."
Jeannie mengempaskan tubuh di sofa. Apakah sikap simpatik Steven hanya
sekadar topeng" Ternyata penilaianku tentang karakter seseorang betul-betul
payah, ujar Jeannie pada dirinya Dan mungkin aku juga seorang ilmuwan yang
payah; mungkin semua pasangan kembar identik akan terbukti memiliki
kecenderungan identik untuk melakukan tindak kriminal. Jeannie menghela
napas. Di sebelahnya duduk sosok yang mewariskan pada dirinya kecenderungan untuk
melakukan tindakan kriminal. Profesor itu tampangnya oke, tapi sepertinya
dia lebih tua daripadaku!" komentar ayahnya. Kau menjalin sesuatu
dengannya, atau apa""
Jeannie mengernyitkan hidungnya. Kamar mandinya di sebelah sana, Daddy,"
ujarnya. V 170 BAB 13 Steve kembali berada di dalam mang interogasi yang berdinding kuning. Kedua
puntung rokok yang sama masih tergeletak di dalam asbaknya. Suasana ruangan
itu belum berubah, tidak seperti dirinya. Tiga jam yang lalu ia masih berstatus
seorang warga negara yang patuh hukum, sama sekali tidak pernah terlibat
dalam tindak kejahatan, kecuali mengemudikan mobil dengan kecepatan enam
puluh mil dalam zona batas kecepatan lima puluh lima mil. Kini ia seorang
pemerkosa, tertangkap, dikenali oleh korbannya, dan sekarang akan dituntut.
Ia sedang diproses dalam mesin peradilan, di atas ban berjalannya. Ia seorang
kriminal. Tak peduli berapa kali ia terus mengingatkan dirinya bahwa ia tidak
melakukan kesalahan apa-apa, ia tetap tak dapat menyisihkan perasaan tak
berharga dan tercemarnya.
Sebelumnya ia sudah bertemu dengan si detektif wanita, Sersan Delaware. Kini
muncul yang lain, seorang laki-laki, juga membawa sebuah map biru. Postur
tubuhnya setinggi Steve, tapi pundaknya lebih lebar dan bobotnya lebih berat,
dengan rambut merah keabuan dipotong pendek dan kumis kaku. la duduk, lalu
mengeluarkan sebungkus rokok. Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, ia
mengetuk-ngetuk keluar sebatang rokok, menyalakannya, lalu menjatuhkan
batang korek apinya ke dalam
asbak. Sesudah itu ia membuka mapnya Di dalamnya terdapat sebuah formulir
lain. Yang ini berjudul: PENGADILAN DISTRIK MARYLAND UNTUK & & & &.
(Kota/Daerah) Bagian atasnya dibagi dalam dua kolom yang masing-masing berjudul
PENGGUGAT dan TERGUGAT. Sedikit di bawahn
ya tercantum: SURAT GUGATAN Si detektif mulai mengisi formulirnya, masih tanpa mengeluarkan suara.
Setelah menulis beberapa patah kata, -ia mengangkat halaman putih teratas
untuk mengecek keempat lembaran copy di bawahnya, yang masing-masing
berwarna hijau, kuning, kemerahan, dan krem.
Dalam keadaan terbalik, Steve membaca bahwa nama si korban adalah Lisa
Margaret Hoxton. Bagaimana tampangnya"" tanyanya.
Si detektif menatapnya. Diam kau," ujarnya. Ia menghirup asap rokoknya, lalu
meneruskan pekerjaannya. Steve merasa dirinya diremehkan. Laki-laki itu memperlakukannya semaunya,
dan ia merasa tak berdaya untuk mengatasinya. Ini merupakan suatu tahap lagi
dalam proses untuk merendahkan harga dirinya, untuk membuat ia merasa
kecil dan tak berdaya. Kurang ajar, umpatnya dalam hati. ayo kita bertemu di
luar gedung mi, taupa senjata sialanmu.
Si detektif mulai melengkapi isi formulir itu. la menulis tanggal pada hari
Minggu itu, kemudiair Gedung Olah Raga Jones Falls University, Balto., MD. Di
bawahnya ia menulis Tindakan Pemerkosaan, tingkat satu. Kemudian ia menulis
nama tempat dan tanggal itu lagi,
172 laki Tindak penyerangan dengan maksud untuk memerkosa.
Ia mengambil sehelai kertas lagi, lalu menambahkan dua tuntutan Tindakan
Kekerasan dan Tindakan Sodomi. Sodomi"" tanya Steve dalam nada tak
percaya Tutup mulutmu."
Steve sudah mengambil ancang-ancang untuk mengayunkan tinjunya. Ini
kebangetan, ujarnya pada dirinya. Dia mau menerorku. Tapi kalau aku
mengayunkan tinju ke arahnya, dia akan punya alasan untuk memanggil tiga
orang lagi kemari untuk memegangiku, sementara dia menendangiku dengan
semena-mena. Jangan, jangan lakukan itu.
Setelah selesai menulis, si detektif membalik kedua lembaran itu dan
menyodorkannya pada Steve. Posisimu betul-betul buruk, Steve. Kau sudah
menghajar, memerkosa, dan menyodomi seorang gadis &."
Sama sekali tidak." Tutup mulutmu." Steve menggigit bibirnya, sambil berusaha menahan diri.
Kau brengsek. Kau bajingan. Orang baik-baik tidak akan mau berada satu
ruangan denganmu. Kau sudah menggebuki, memerkosa, dan menyodomi
seorang gadis. Aku tahu ini bukan yang pertama kali. Kau sudah beberapa lama
melakukan ini. Kau amat lihai, kau menyiapkan rencana, dan kau selalu
berhasil lolos dari cengkeraman hukum di masa lalu. Tapi kali ini kau
tertangkap. Kau sudah diidentifikasi korbanmu. Ada saksi-saksi lain yang
melihatmu di sekitar tempat kejadian peristiwa itu pada waktu itu. Dalam
waktu sekitar satu jam atau lebih, begitu Sersan Delaware menerima surat
penggeledahan dan penahanan dari petugas kehakiman yang sedang bertugas,
kami akan membawamu ke Mercy Hospital untuk melakukan tes darah dan
menelusuri rambut genitalmu untuk membuktikan bahwa
173 DNA-mu persis sama dengan yang kami temukan dari vagina korban."
Akan makan waktu berapa lama itu tes DNA-nya""
Tutup mulut. Kau tertangkap sekarang, Steve. Kau .tahu apa yang akan terjadi
atas dirimu"" Steve tidak menjawab.
Hukuman untuk tindak pemerkosaan tingkat satu adalah dipenjara seumur
hidup. Kau bakal masuk penjara, dan kau tahu apa yang akan terjadi atas
dirimu di sana" Kau akan mencicipi sendiri, bagaimana rasanya mendapat
perlakuan seperti yang biasanya kaulakukan. Seorang anak muda bertampang
keren seperti kau" Jangan khawatir. Kau akan dihajar, diperkosa, dan disodomi.
Kau akan tahu bagaimana perasaan Lisa ketika itu. Hanya saja dalam kasusmu
itu akan berlangsung selama bertahun-tahun."
Si detektif berhenti sebentar, memungut bungkus rokoknya untuk ia tawarkan
kepada Steve. Dalam keadan tertegun, Steve menggeleng.
Omong-omong, namaku Detektif Brian Allaston." Ia menyalakan sebatang


Kembaran Ketiga The Third Twin Karya Ken Follett di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

rokok. Sebenarnya aku tidak tahu untuk apa aku mengungkapkan ini padamu,
tapi ada suatu cara untuk meringankan situasimu."
Steve mengerutkan alisnya, penuh rasa ingin tahu. Apa lagi sekarang"
Detektif Allaston berdiri, mengitari meja, lalu dudyk di salah satu ujungnya,
dengan satu kaki di lantai, di dekat Steve, la mendoyongkan tubuhnya ke muka.
lalu berbicara dalam nada lebih rendah. Akan kujelaskan padamu. Tindak
pemerkosaan adalah persetubuhan melalui v
agina, dengan menggunakan
paksaan atau ancaman dengan kekerasan, di luar kehendak atau tanpa
persepakatan dari pihak wanita. Untuk dapat dikategorikan menjadi tindak
pemerkosaan tingkat satu, masih harus ada suatu faktor yang memberatkan,
seperti tindak 174 penculikan, penganiayaan, atau pemerkosaan oleh dua 1 orang atau lebih.
Hukuman untuk tindak pemerkosaan .tingkat dua lebih ringan. Nah, kalau kau
bisa meyakinkanku bahwa yang kaulakukan cuma tingkat dua, situasinya akan
jauh lebih menguntungkan untuk diri-fcmu."
Steve tidak memberikan tanggapan. Kau mau ungkapkan padaku bagaimana
kejadiannya"" Pada akhirnya Steve berkata, Usil sekali."
Allaston langsung bereaksi. Ia melompat turun dari meja, mencengkeram leher
kemeja Steve, menariknya berdiri dari kursinya, untuk kemudian ia hantamkan
pada dinding. Kepala Steve terentak ke belakang dan mengenai dinding dengan
mengeluarkan suara keras.
Tubuh Steve menegang. Ia mengepalkan tinjunya di .sampingnya. Jangan
lakukan itu, ujarnya pada dirinya, rjangan melawan. Ternyata itu tidak mudah.
Detektif I Allaston bertubuh berat dan tidak berada dalam kondisi prima. Steve
tahu bahwa ia dapat-menundukkan bajingan ini dalam sekejap. Tapi ia harus
bisa mengendalikan diri. Ia harus terus berpegang pada status tidak
bersalahnya. Kalau ia menghajar seorang petugas kepolisian, tak peduli apa
pun alasannya, ia akan dipersalahkan karena telah melakukan tindak
kekerasan. Kalau itu terjadi, runyamlah nasibnya. Rasa percaya dirinya akan
goyah andai kata ia tidak memiliki keyakinan bahwa ia berada di pihak yang
benar untuk membesarkan semangatnya. Karenanya ia hanya berdiri dengan
tubuh tegang, gigi terkatup rapat, sementara Allaston menariknya ke arahnya
untuk kemudian dihantamkan lagi ke dinding dua kali, tiga kali, empat kali.
Jangan coba-coba ngomong begitu lagi, bangsat," ujar Allaston.
Steve merasa kemarahannya mereda. Apa yang dilakukan Allaston bahkan tidak
terasa menyakitkan. Ini semua
175 cuma sebuah panggung sandiwara, ujarnya pada dirinya. Allaston sedang
memerankan bagiannya, dan memainkannya dengan buruk. Ia berperan sebagai
si keras dan Mish sebagai yang lembut. Sebentar lagi wanita itu akan masuk
untuk menawarkan kopi padanya dan berlaku seakan ia temannya. Namun
tujuannya tetap sama: membujuk Steve untuk mengakui bahwa ia telah
memerkosa seorang wanita yang belum pernah ia lihat, bernama Lisa Margaret
Hoxton. Cukup. Detektif," ujarnya. Aku tahu kau memang tangguh, tapi
andai kata kita berada di tempat lain dan kau tidak memiliki senjata yang
kausandang di pinggang itu, aku bisa menghajarmu. Jadi, sebaiknya kita
berhenti berlaga sekarang."
Allaston tampak tercengang. Jelas bahwa semula ia mengira Steve akan
ketakutan untuk membuka mulut, la melepaskan leher kemeja Steve, kemudian
melangkah ke arah pintu. Mereka bilang kau sok pintar." ujarnya. Oke, akan kuungkapkan padamu,
apa yang akan kulakukan untuk memberikan pelajaran padamu. Kau harus
kembali mendekam di dalam sel selama beberapa waktu, tapi kali ini kau bakal
punya teman. Sebagaimana kau tahu, keempat puluh satu sel yang ada di sini
entah karena apa tidak bisa dipakai, jadi kau terpaksa tinggal satu sel bersama
seorang laki-laki bernama Rupert Butcher, yang dikenal sebagai Porky. Kaupikir
kau jagoan, tapi dia lebih hebat darimu. Dia habis berpesta ganja selama tiga
hari, jadi kepalanya pusing sekarang. Tadi malam, sekitar waktu kau menyulut
api di gedung olahraga itu dan menodai Lisa Hoxton yang malang, Porky
Butcher menikam kekasihnya sampai mati dengan sebuah garpu kebun. Kalian
akan menikmati kebersamaan kalian Ayo."
Steve mulai ketakutan. Seluruh keberaniannya tiba-tiba surut, seakan sebuah
sumbat baru saja dicabut; ia
176 merasa dirinya tak berdaya dan dikalahkan. Si detektif telah berhasil
mengecilkan dirinya, tanpa sungguh-sungguh mengancam untuk melukainya,
tapi semalaman bersama seorang gila betul-betul amat berbahaya. Sosok
Butcher ini sudah pernah melakukan tindak pembunuhan; andai kata ia
memiliki kemampuan untuk berpikir rasional, ia akan menyadari bahwa tidak
akan banyak pengaruhnya kalau ia melaku
kan kejahatan itu sekali lagi.
Sebentar," ujar Steve dalam suara bergetar. Allaston memutar tubuhnya
tanpa terburu-buru. Ya"" Kalau aku mengaku, aku akan mendapat sel
sendiri"" Kelegaan membayang di wajah si detektif. Tentu," ujarnya. Nadanya tiba-tiba
terdengar lebih ramah. Perubahan nada itu membuat Steve digerayangi oleh perasaan kesal. Tapi
kalau aku tidak memperolehnya, aku akan dibunuh oleh Porky Butcher."
Allaston mengangkat tangannya dalam gerakan apa boleh buat.
Steve merasakan ketakutannya berubah menjadi kebencian. Kalau begitu,
Detektif," ujarnya, pergilah ke neraka."
Ekspresi tertegun membayang di wajah Allaston. Kurang ajar," ujarnya. Kita
lihat apakah kau akan tetap begitu berani dalam waktu beberapa jam lagi.
Ayo." Ia mendorong Steve ke arah lift, lalu menggiringnya ke arah blok yang terdiri
atas sel-sel. Spike masih di situ. Taruh si sok tahu ini di sel si Porky," ujar
Allaston padanya. Spike mengangkat alisnya. Sampai begitu gawatnya""
Ya. Dan omong-omong, Steve ini suka mengigau." O ya""
Kalau kau mendengar dia menjerit-jerit, jangan khawatir, paling-paling dia
lagi mimpi." 177 Aku ngerti maksudmu," ujar Spike. Allaston berlalu, sementara Spike
membawa Steve ke selnya. Porky sedang berbaring di dipannya. Tingginya hampir sama dengan Steve,
cuma ia lebih berat. Tampangnya seperti atlet bina raga yang baru saja
mendapat kecelakaan lalu lintas: baju kausnya yang penuh bercak darah
menempel di tubuhnya yang berotot. Ia sedang telentang, kepalanya
menghadap ke arah dinding belakang sel itu, kakinya menggelayut di bagian
kaki dipan. Ia membuka mata saat Spike memutar kunci pintunya agar Steve
dapat masuk ke dalam. Pintu itu diempaskan oleh Spike, lalu dikunci kembali.
Porky membuka matanya, lalu melayangkan pandangannya ke arah Steve.
Steve membalas tatapannya sesaat.
Selamat mimpi," ujar Spike.
Porky menutup matanya kembali.
Steve duduk di lantai, dengan punggung menghadap ke tembok, sambil
mengawasi Porky. 178 BAB 14 Berrington J ones mengemudikan mobilnya perlahan-lahan, la merasa kecewa,
sekaligus lega. Seperti seseorang yang sedang diet dan terus berusaha
menahan godaan untuk menuju ke kedai es krim, lalu mendapati tempat itu
sedang tutup, ia diselamatkan dari sesuatu yang seharusnya tidak boleh ia
lakukan. Ia tidak terlalu berhasil menangani masalah yang ditimbulkan Jeannie serta apa
yang mungkin terungkap gara-gara itu. Mungkin seharusnya ia lebih banyak
menggunakan waktunya untuk menginterogasinya daripada menikmati
kebersamaan mereka. Ia mengerutkan alisnya, seakan heran, saat memarkir
mobilnya di luar rumah, lalu masuk ke dalam.
Suasananya begitu hening: Marianne, pengurus rumah tangganya, tentunya
sudah tidur. Ia masuk ke ruang duduk untuk mengecek pesan-pesan di pesawat
penjawab teleponnya. Ternyata ada sebuah pesan.
Profesor, aku Sersan Delaware dari Unit Tindak Kejahatan Seks yang
menghubungi Anda pada hari Senin malam. Aku amat menghargai kerja sama
Anda hari ini." Berrington angkat bahu. Ia tidak berbuat banyak selain
mengkonfirmasi bahwa Lisa Hoxton bekerja - di Nut House. Kemudian wanita
itu berkata, Mengingat Anda atasan Ms. Hoxton dan tindak pemerkosaan itu
terjadi di kampus, kukira ada baiknya ku sampaikan pada Anda bahwa kami
sudah berhasil menangkap si pelaku malam ini. Malah dia sudah menjadi subjek
di laboratorium Anda hari ini. Namanya Steven Logan."
Ya Tuhan!" ujar Berrington."
Si korban menunjuknya saat dia dibariskan, karena itu aku yakin tes DNA-nya
akan membuktikan bahwa memang dialah orangnya. Tolong teruskan informasi
ini kepada mereka-mereka di kampus yang Anda anggap perlu diberitahu.
Terima kasih." Tidak!" ujar Berrington. Ia mengempaskan tubuhnya di sofa Tidak,"
gumamnya lagi. Kemudian ia mulai menangis.
Setelah beberapa saat, masih sambil menangis, ia berdiri untuk menutup pintu
ruangan kerjanya, karena khawatir pelayannya akan masuk. Sesudah itu ia
kembali ke meja tulisnya, lalu membenamkah kepala ke dalam tangannya
Ia tetap seperti itu selama beberapa waktu.
Ketika akhirnya air matanya mengering, ia meraih pesawat teleponnya. lalu
mulai memutar s ebuah nomor yang ia hafal dengan baik.
Mudah-mudahan jangan pesawat penjawab teleponnya," ujarnya sambil
mendengarkan deringan di ujung lain.
Seorang anak muda menjawab. Halo"" Ini aku," ujar Berrington. Hei, apa
kabar"" Payah."
Oh." Nadanya berkesan bersalah.
Andai kata semula Berrington ragu, nada di dalam suara itu berhasil menghapus
keraguannya. Kau tahu kenapa aku meneleponmu, bukan""
Kenapa"" Jangan main-main denganku. Aku sedang bicara
180 tentang peristiwa yang terjadi pada hari Minggu malam itu."
Anak muda itu menghela napas. Oke."
Kau ceroboh sekali. Kau pergi ke kampus, kan" K-kau &" Berrington menyadari
bahwa ia tidak boleh mengatakan terlalu banyak melalui pesawatnya. Kau
melakukannya lagi." M-maaf &" Maaf!" Dari mana Daddy tahu""
Mula-mula aku tidak mengira itu kau kukira kau sudah pergi. Mereka
menangkap seseorang yang tampangnya mirip denganmu."
Wauw! Jadi, itu berarti aku &"
Kau bebas." Wauw. Melegakan sekali. Begini &" Apa""
Daddy tidak akan membuka mulut, kan" Kepada polisi, atau entah siapa""
Tidak, aku tidak akan buka mulut," ujar Bemngton dalam nada berat.
Percayalah padaku." 181 SELASA di-scan dan di-djvu-kan untuk dimhader (dimhad.co.cc) oleh:
Dilarang meng-komersil-kan atau kesialan menimpa hidup anda selamanya.
BAB 15 Suasana kota Richmond memiliki kesan pernah jaya, dan Jeannie menilai
bahwa keberadaan kedua orangtua Dennis Pinker di situ memang pas. Charlotte
Pinker, seorang wanita berambut merah dengan wajah berbintik-bintik dalam
gaun sutra yang mengeluarkan suara gemeresik, memiliki pembawaan seorang
wanita kalangan atas daerah Virginia, meskipun ia tinggal di sebuah rumah
kecil di atas sebuah lahan sempit. Ia mengaku berumur lima puluh lima tahun,
namun Jeannie memperkirakan usianya lebih dekat ke enam puluh. Suaminya,
yang ia sebut Mayor", kira-kira sebaya dengannya, namun penampilannya
lebih tidak rapi dan pembawaannya yang berkesan serba santai mengingatkan
akan seseorang yang sudah lama pensiun. Si suami mengedipkan matanya
dengan nakal ke arah Jeannie dan Lisa, lalu berkata, Apa kalian mau minum
koktail"" Si istri memiliki aksen daerah Selatan yang halus, tapi suaranya terlalu keras,
seakan ia sedang berbicara di hadapan orang banyak. Ia berkata, Astaga,
Mayor, ini kan baru pukul sepuluh pagi
Si suami angkat bahu. Aku cuma mau mencoba mencairkan suasana."
Ini kan bukan pesta. Nona-nona ini datang untuk
185 melakukan >tndi mengenai kita. Karena puira kita seorang pembunuh."
Jeanriie menyadari bahwa wanita itu menyebut Dennis Pinker sebagai putra
kita; namun itu mungkin tidak berarti banyak. Bisa saja mereka
mengadopsinya. Jeannie benar-benar ingin tahu asal-usul Dermis Pinker. Andai
kata pasangan Pinker mau mengakui bahwa Dennis diadopsi, separuh dari teka-teki itu akan terpecahkan. Namun ia harus berhati-hati. Ini pertanyaan sensitif.
Kalau ia terlalu terburu-buru, mungkin mereka akan berkelit Ia memaksa
dirinya untuk menunggu saat yang lebih tepat.
Jeannie juga ingin tahu tampang Dennis. Apakah ia memang kembaran Steven
Logan atau bukan" Dengan penuh harap ia melirik ke arah foto-foto di dalam
bingkai-bingkai murahan di sekitar ruang duduk itu. Semuanya rupanya diambil
bertahun-tahun yang lalu. Dennis kecil difoto dalam kereta bayinya, di atas
sepeda roda tiganya, dalam pakaian baseball, dan saat bersalaman dengan
Mickey Mouse di Disneyland. Tidak ada fotonya sebagai seorang laki-laki
dewasa. Jelas kedua orangtuanya lebih suka mengingatnya sebagai si bocah
yang belum berdosa, sebelum ia menjalani hukuman sebagai seorang
pembunuh. Akibatnya, Jeannie tidak dapat belajar apa-apa dari foto-foto itu.
Bocah pirang berusia dua belas tahun itu mungkin tampangnya persis seperti
Steven Logan sekarang, atau bisa juga tumbuh dewasa menjadi jelek, pendek,
dan berkulit gelap. Baik Charlotte maupun si Mayor sudah mengisi beberapa lembar formulir
sebelumnya, dan sekarang mereka masih harus diwawancarai masing-masing
sekitar satu jam. Lisa mengajak si Mayor ke dapur, sementara Jeannie
mewawancarai Charlotte. Jeannie merasa agak sulit memusatkan perhatian pada pertanyaan-pe
rtanyaan rutin itu. Pikirannya terus melayang kepada Steve yang sedang berada di dalam
tahanan. 186 Masih sulit baginya untuk percaya bahwa anak muda itu seorang pemerkosa.
Alasannya bukan hanya karena itu akan mengacaukan teorinya sendiri. Jeannie
menyukai anak muda itu: ia begitu cerdas dan menarik, dan sepertinya baik. Ia
juga memiliki suatu Utik kelemahan: ketertegunan dan keprihatinannya saat
menerima kabar bahwa ia memiliki saudara kembar identik yang sakit jiwa
telah membual Jeannie ingin merangkulnya untuk menghiburnya
Ketika Jeannie menanyakan kepada Charlotte apakah ada di antara anggota
keluarganya yang lain yang pernah punya masalah dengan hukum, Charlotte
memandang Jeannie dengan tatapan menantang, lalu bergumam, Kaum lelaki
di dalam keluargaku memang bisa dibilang menyukai kekerasan Ia
mengeluarkan dengusan lewat hidungnya. Aku lahir sebagai seorang Marlowe
dan kami keluarga yang berdarah panas."
Itu bisa berarti bahwa Dermis bukan anak angkat, atau bahwa status adopsinya
tidak diakui. Jeannie mencoba menutupi rasa kecewanya. Apakah mungkin
Charlotte akan menyangkal bahwa Dennis memiliki seorang saudara kembar"
Pertanyaan itu terpaksa harus diajukan. Jeannie berkata, Mrs. Pinker, apakah
mungkin Dennis punya saudara kembar""
Tidak." Jawabannya datar, tanpa nada marah, tanpa emosi, hanya apa adanya. Anda
yakin"" Charlotte tertawa. Manisku, untuk satu hal itu, seorang ibu tak mungkin
membuai kesalahan!" Dia bukan anak angkat."
Aku yang mengandung anak itu di dalam rahimku, semoga Tuhan mengampuni
aku."

Kembaran Ketiga The Third Twin Karya Ken Follett di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Hati Jeannie langsung menciut. Charlotte Pinker mempunyai potensi lebih
besar untuk tidak mengatakan yang
187 sebenarnya daripada Lorraine Logan, menurut penilaian Jeannie, namun pada
saat bersamaan, rasanya janggal dan meresahkan bahwa mereka berdua sama-sama menyangkal fakta bahwa putra-putra mereka sebetulnya kembar.
Jeannie merasa pesimis saat minta diri pada pasangan Pinker. Perasaannya
mengatakan bahwa begitu bertemu dengan Dermis, ia akan mendapati laki-laki
itu sama sekali tidak mirip Steve.
Mobil Ford Aspire yang mereka sewa terparkir di luar. Cuaca hari itu panas.
Jeannie mengenakan gaun tanpa lengan dengan blazer untuk memberikan
kesan berwibawa. AC mobil Ford itu mengeluarkan suara deru, kemudian
mengembuskan kabut hangat. Ia melepaskan stocking-nya, lalu
menggantungkan blazernya pada kail pakaian di atas bangku belakang mobil
itu. Jeannie yang duduk di belakang kemudi. Saat mereka memasuki jalan raya,
menuju ke arah penjara, Lisa berkata, Aku jadi tidak enak setelah kau
menganggapku menunjuk orang yang salah."
Aku juga." sahut Jeannie. Aku tahu kau tidak akan melakukan itu, kecuali
kau betul-betul yakin."
Apa yang membuatmu begitu yakin bahwa aku keliru""
Aku sama sekali tidak yakin mengenai apa pun. Cuma perasaanku mengatakan
bahwa Steve Logan bukan pelakunya."
Kelihatannya kau harus menimbang-nimbang antara perasaan dan keyakinan si
saksi, lalu mempercayai keyakinan si saksi mata."
Aku tahu. Tapi apa kau pernah nonton film Alfred Hitchcock itu" Tayangannya
hitam-putih, dan pernah diputar ulang beberapa kali di televisi."
Aku tahu maksudmu. Yang kisahnya tentang empat orang yang menjadi saksi
mata sebuah kecelakaan lalu lintas, dan masing-masing melihat sesuatu dari
sudut yang berbeda."
188 Kau tersinggung"* Lisa menghela napas. Seharusnya iya, tapi aku terlalu menyukaimu untuk
marah-marah padamu mengenai itu."
Jeannie meraih tangan Lisa, lalu meremasnya. Trims."
Suasana hening selama beberapa saat, kemudian Lisa berkata, Aku benar-benar nggak suka dianggap lemah.**
Jeannie mengerutkan alisnya. Menurutku kau tidak lemah."
Tapi kebanyakan menganggapku lemah. Karena posturku kecil, hidungku kecil
dan lucu, dan aku punya bintik-bintik di wajahku."
Yah, tampangmu memang tidak tegar, itu betul."
Tapi aku tegar. Aku tinggal sendiri, aku mandiri, aku punya pekerjaan, dan
tidak seorang pun melecehkan aku. Setidaknya kukira begitu, sebelum hari
Minggu itu. Sekarang aku merasa anggapan orang-orang itu benar: ternyata aku
memang lemah. Aku sama sekali tidak bisa menjaga diriku sendir
i! Orang sinting mana pun yang sedang berkeliaran di jalan bisa menghadangku,
menghunuskan pisaunya ke wajahku, dan melakukan apa pun yang dia mau
dengan tubuhku dan meninggalkan spermanya di dalamnya.**
Jeannie menoleh ke arahnya. Wajah Lisa tampak pucat, penuh emosi. Jeannie
hanya bisa berharap bahwa dengan mengeluarkan isi hatinya seperti itu, Lisa
akan merasa lebih lega. Kau tidak lemah."
Kau tegar,* ujar Lisa. Masalahku justru kebalikannya orang cenderung menganggap aku tidak
sensitif. Karena tinggiku enam kaki, memakai cincin hidung, dan sikapku sok
asal. mereka mengira aku tak bisa disakiti."
Sikapmu nggak sok asal."
Aku tidak sensitif."
Siapa, bilang kau tidak sensitif" Aku tidak." Wanita yang mengelola Belia
Vista, tempat perawatan yang menampung ibuku. Dia mengatakan padaku.
189 secara blak-blakan, Ibumu tidak akan pernah mencapai usia enam puluh lima
tahun. Begitu saja. Aku tahu Anda akan lebih suka kalau aku langsung
mengatakan apa adanya, ujarnya. Aku kepingin mengatakan kepadanya bahwa
mentang-mentang aku memakai cincin di hidungku, bukan berani aku nggak
punya perasaan." Mish Delaware mengatakan bahwa para pemerkosa sebetulnya bukan tertarik
kepada seksnya. Yang mereka nikmati adalah perasaan dominan atas si wanita,
di mana dia dapat mendominasinya, membuatnya ketakutan dan kesakitan. Dia
akan memilih seseorang yang tampangnya sepertinya mudah untuk dibikin
takut." Siapa yang tidak bakal ketakutan""
Nyatanya dia tidak memilihmu. Kau bakal langsung menghajarnya."
Aku bakal menyukai kesempatan seperti itu."
Setidaknya kau akan memberikan perlawanan lebih hebat daripada yang sudah
kulakukan, dan kau nggak bakal kelihatan begitu tak berdaya dan ketakutan.
Karena itulah dia tidak memilihmu."
Jeannie dapat melihat arah pembicaraan ini. Lisa, mungkin yang kaukatakan
itu benar, tapi itu tidak berarti bahwa peristiwa pemerkosaan itu adalah
kesalahanmu, oke" Kau tidak bisa disalahkan, sedikit pun. Kau kebetulan
menjadi korban suatu tindak kejahatan beruntun: siapa pun bisa berada dalam
situasi yang sama." Kau benar," ujar Lisa.
Setelah menempuh jarak sejauh sepuluh mil dari kota, mereka memasuki suatu
kawasan yang ditandai dengan sebuah papan bertulisan Lembaga
Pemasyarakatan Greenwood". Penjara bergaya lama itu terdiri atas beberapa
bangunan batu yang dikelilingi tembok tinggi dengan kawat berduri. Mereka
meninggalkan mobil mereka di bawah naungan sebatang pohon di pelataran
parkir yang disediakan untuk para tamu. Jeannie mengenakan blazernya, tapi
membiarkan stoeking-nya. 190 Kau siap menghadapi ini"" tanya Jeannie. Tampang Dennis mungkin bakal
sama dengan yang memerkosamu, kecuali kalau metodologiku keliru sama
sekali." Lisa mengangguk dengan tegar. Aku sudah siap."
Pintu gerbang utama membuka untuk sebuah truk pengangkut barang, sehingga
mereka dapat masuk tanpa rintangan. Sistem penjagaannya tidak begitu ketat,
pikir Jeannie, meskipun ada kawat berduri. Rupanya kehadiran mereka sudah
dinantikan. Seorang petugas mengecek tanda pengenal mereka, lalu mengawal
mereka melintasi sebuah lapangan yang panas, di mana sekelompok anak muda
kulit hitam dalam seragam narapidana sedang main basket.
Bangunan perkantorannya memakai sistem AC. Mereka diantar ke ruang kerja
sipir penjara. John Temoigne. Laki-laki ini mengenakan kemeja lengan pendek
dan dasi. Di asbaknya terdapat beberapa puntung cerutu Jeannie menjabat
tangannya. Aku Dr. Jean Ferrami dari Jones Falls University."
Apa kabar, Jean""
Rupanya Temoigne termasuk tipe laki-laki yang sok akrab pada wanita. Dengan
sengaja Jeannie tidak menyebutkan nama kecil Lisa. Dan ini asistenku, Ms.
Hoxton." Halo, Manis." Aku sudah memberikan penjelasan mengenai pekerjaan kami sewaktu aku
menulis pada Anda. Tapi kalau masih ada yang ingin Anda tanyakan, aku
bersedia menjawabnya." Jeannie harus mengatakan itu, meskipun sebetulnya
ia sudah amat ingin segera bertemu dengan Dennis Pinker.
Anda harus mengerti bahwa Pinker seorang laki-laki yang menyukai kekerasan
dan amat berbahaya," ujar Temoigne. Anda tahu detail-detail tindak
kejahatannya"" Setahuku dia m encoba menyerang seorang wanita
191 di dalam sebuah gedung bioskop, dan membunuhnya sewaktu wanita itu
mencoba memberikan perlawanan
Sudah cukup dekat. Kejadiannya di gedung bioskop Eldorado yang terletak di
Greensburg. Mereka sedang menonton film horor. Pinker pergi ke ruang bawah
tanah untuk mematikan listriknya. Kemudian, sementara semua panik dalam
kegelapan, dia menggerayangi cewek-cewek di situ."
Jeannie dan Lisa bertukar pandang. Situasinya begitu mengingatkan akan apa
yang terjadi di JFU pada hari Minggu itu. Suatu selingan yang menimbulkan
kekacauan dan kepanikan, dan memberikan peluang pada pelakunya. Di
samping itu, kedua skenario tersebut masih memiliki kesamaan lain dalam
perwujudan fantasinya: menggerayangi cewek-cewek dalam ruangan bioskop
yang gelap, dan melihat kaum wanita yang berhamburan keluar dalam keadaan
telanjang dari ruang ganti. Andai kata Steve Logan memang pasangan kembar
identik Dermis, berarti mereka telah melakukan tindak kejahatan yang amat
mirip satu sama lain. Temoigne berkata lagi, Seorang wanita secara kurang bijaksana berusaha
menepisnya, lalu dia mencekiknya."
Darah Jeannie mulai mendidih. Kalau ada yang menggerayangi Anda. Bung
Sipir, apakah Anda tidak akan setara kurang bijaksana berusaha menepisnya""
Aku kan bukan cewek," ujar Temoigne dengan gaya sok dan penuh percaya
diri. Dengan penuh diplomasi Lisa memotong, Sebaiknya kita segera mulai, Dr.
Ferrami. Masih banyak yang harus kita kerjakan."
Anda benar." Temoigne berkata, Biasanya narapidana diwawancarai melalui penyekat. Anda
secara khusus meminta berada di dalam ruangan yang sama dengannya, dan
aku sudah memperoleh instruksi dari atas untuk memenuhinya. Namun
kuanjurkan pada Anda untuk mempertim
192 bangkannya sekali lagi. Dia penjahat yang menyukai
kekerasan dan berbahaya."
Jeannie merasakan sesuatu bergetar di dalam dirinya,
namun dari luar ia tetap tampak tenang. Akan ada
seorang petugas bersenjata di dalam ruangan itu selama
kami bersama Dermis."
Tentu. Tapi aku akan merasa lebih enak kalau ada
penyekat dari besi yang memisahkan Anda dari narapidana itu." Laki-laki itu
menyeringai. Seseorang tidak
harus terganggu jiwanya untuk merasa tergoda melihat dua gadis muda
semenarik Anda." Tiba-tiba Jeannie berdiri. Aku menghargai keprihatinan Anda, Bung Sipir,
sungguh. Tapi kami harus melakukan beberapa prosedur, seperti mengambil
contoh darah, memotret subjek, dan seterusnya, yang lak mungkin dapat kami
lakukan melalui penyekat. Selain itu, ada bagian-bagian dalam wawancara ini
yang sifatnya intim, dan kami rasa penyekat akan menjadi semacam pemisah
antara kami dan si subjek."
Temoigne angkat bahu. Yah. kukira kalian tidak akan apa-apa." la berdiri.
Akan kutemani Anda kc blok selnya."
Mereka meninggalkan ruang kerja itu dan melintasi sebuah lapangan, menuju
sebuah bangunan bertingkat dua. Seorang petugas membuka pintu gerbang
besinya dan membiarkan mereka masuk. Bagian dalam bangunan itu ternyata
sama panasnya seperti di luar. Temoigne berkata, Robinson akan melayani
kalian berdua mulai dari sini. Kalau ada yang kalian butuhkan, kalian tinggal
teriak." Terima kasih," ujar Jeannie. Kami menghargai kerja sama Anda."
Robinson adalah seorang laki-laki kulit hitam yang jangkung, dengan kesan
dapat diandalkan. Usianya sekitar tiga puluh tahun, la menyandang pistol
dalam sarung pistol tertutup dan sebuah tongkat yang tampak
193 menakutkan. Ta menggiring mereka ke sebuah ruang interogasi kecil dengan
sebuah meja dan setengah lusin kursi dalam sebuah tumpukan. Ada sebuah
asbak di meja itu dan sebuah perangkat pendingin air di pojok. Selain itu,
ruangan tersebut kosong. Lantainya berubin lembaran plastik berwarna
keabuan dan dinding-dindingnya dicat dalam nuansa yang sama. Tidak terdapat
sebuah jendela pun. Robinson berkata, Pinker akan muncul sebentar lagi." Ia membantu Jeannie
dan Lisa mengatur meja dan kursi-kursi. Kemudian mereka semua duduk.
Beberapa saat kemudian, pintu terbuka.
194 BAB 16 Berrington Jones bertemu dengan Jim Proust dan Preston Barck di The
Monocle, sebuah restoran dekat gedung perkantoran Senat
di Washington. Sebuah tempat makan siang terkemuka, penuh dengan tokoh-tokoh yang
mereka kenal: orang-orang kongres, para konsultan politik, jurnalis, dan
ajudan. Berrington telah memutuskan" bahwa tak ada gunanya mencoba
menyelinap diam-diam. Mereka sudah terlalu dikenal, terutama Senator Proust
dengan kepalanya yang botak dan hidung1 nya yang besar. Kalau mereka
bertemu di suatu tempat yang tidak jelas, pasti ada wartawan yang akan
memergoki mereka, lalu menulis berita gosip yang mempertanyakan alasan
mereka mengadakan pertemuan-pertemuan rahasia itu. Lebih baik muncul di
suatu tempat di mana tiga puluh orang akan mengenali mereka dan menarik
kesimpulan bahwa mereka sedang mengadakan diskusi rutin mengenai salah
satu hal yang ada sangkut-pautnya dengan kepentingan mereka bersama.
Tujuan Berrington adalah mengupayakan agar transaksi dengan pihak
Landsmann bisS tetap berlanjut. Sejak, awal usaha ini memang sudah penuh
risiko, dan Jeannie Ferrami telah membuatnya membahayakan. Satu-satunya
alternatif yang mereka miliki sekarang adalah merelakan impian itu terbang.
Hanya ada satu kesem 195 patarj untuk mengubah Amerika dan memulihkan arahnya Sekarang belum
terlambat. Bayangan akan sebuah keluarga Amerika kulit putih yang patuh
hukum, rajin ke gereja, dan sayang pada keluarga dapat diwujudkan. Namun
usia mereka bertiga sudah sekitar enam puluhan; mereka tidak akan pernah
memperoleh kesempatan yang sama lagi setelah ini.
Jim Proust adalah seorang tokoh terkemuka, selalu ramai dan mudah meledak;
tapi, meski sering membuat Berrington jengkel, biasanya ia dapat dibujuk.
Preston, yang lebih tenang dan menyenangkan, ternyata juga keras kepala.
Berrington harus menyampaikan suatu berita buruk kepada mereka, dan ia
langsung membeberkannya begitu mereka selesai memesan makanan. Jeannie
Ferrami pergi ke Richmond hari ini, untuk menemui Dennis Pinker."
Jim mengeluarkan umpatan. Kenapa tidak kaucegah dia"" Suaranya dalam dan
parau, akibat bertahun-tahun selalu main perintah sana-sini.
Sebagaimana biasa, sikap sok kuasa Jim membuat kesal Berrington.
Memangnya apa yang harus kulakukan" Mengikatnya""
Kau kan atasannya""
JFU kan universitas, Jim, bukan akademi militer."
Dalam nada rikuh Preston berkata, Sebaiknya jangan ngomong keras-keras,
Bung." Ia memakai sebuah kacamata sempit berbingkai hitam; ia sudah
mengenakan gaya yang sama itu sejak tahun 1959, dan menurut pengamatan
Berrington, model itu sekarang sudah mulai dianggap mode lagi. Kita kan
sudah memperhitungkan kemungkinan ini sebelumnya. Menurutku sebaiknya
kita mengambil insiatif. dan membuat pengakuan secara terbuka secepatnya."
Pengakuan"" ujar Jim dalam nada tak percaya. Apa kita pernah melakukan
sesuatu yang salah""
196 Orang-orang mungkin melihatnya."
Sebaiknya kalian ingat bahwa ketika CIA mengeluarkan laporan yang menjadi
awal dari semua ini, New Developments in Soviet Science Perkembangan Baru
dalam Dunia Ilmu Pengetahuan Soviet Presiden Nixon sendirilah yang
mengatakan bahwa itu merupakan berita paling mengguncangkan dari Moskow
sejak pihak Soviet berhasil memecah atom."
Preston berkata, Laporan itu belum tentu benar."
Tapi kita mengira itu benar. Dan yang lebih penting lagi, presiden kita
mempercayainya. Kalian masih ingat bagaimana resahnya situasi ketika itu""
Tentu saja Berrington masih ingat. Pihak Soviet memiliki suatu program
pemuliaan manusia kata CIA ketika itu. Mereka merekayasa calon-calon
ilmuwan yang sempurna, para pemain catur yang sempurna, atlet-atlet yang
sempurna dan serdadu-serdadu yang sempurna. Nixon memerintahkan
Komando Riset Medis Militer Amerika, sebagaimana statusnya ketika itu, untuk
mendirikan suatu pficgram serupa, dan menemukan cara untuk membiakkan
serdadu-serdadu Amerika yang sempurna. Jim Proust-lah yang ditunjuk untuk


Kembaran Ketiga The Third Twin Karya Ken Follett di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mewujudkannya. Jim langsung menghubungi Berrington untuk meminta bantuannya. Beberapa
tahun sebelumnya, Berrington mengejutkan semua orang, terutama istrinya,
Vivvie, dengan memasuki dinas ketentaraan, justru pada saat kaum muda
Amerika yang seusia dengannya mulai memperlihatkan sikap antiperang Ia
ditempatk an di Fort Derrick, di Frederick, Maryland, untuk mendalami
kelelahan yang dialami para prajurit. Menjelang awal tahun tujuh puluhan, ia
sudah menjadi seorang tokoh dunia terkemuka dalam bidang pewarisan
karakteristik prajurit, seperti sifat agresif dan stamina. Sementara Preston,
yang ketika itu masih di Harvard, sudah membuat beberapa terobosan dalam
pemahaman mengenai fertilitas manusia.
197 Berrington berhasil membujuknya untuk meninggalkan universitas itu dan ikut
ambil bagian dalam eksperimen besar bersama dirinya dan Proust.
Suatu momentum yang amat membanggakan bagi Berrington. Aku juga masih
ingat bagaimana mendebar-kannya masa-masa itu," ujarnya. Kita sedang
menjadi mata tombak dunia ilmu pengetahuan, kita sedang meng- arahkan
Amerika pada jalur yang benar, dan presiden kitalah yang meminta agar kita
melakukan pekerjaan ini" untuknya"
Preston memain-mainkan hidangan salad di piringnya. Zaman berubah. Alasan
bahwa Aku melakukannya karena presiden Amerika Serikat yang memintaku,
tidak lagi dapat diterima. Banyak yang masuk penjara karena melakukan apa
yang diperintahkan presiden kepada mereka."
Apa yang salah dalam hal ini"" tanya Jim dalam nada menantang. Itu
memang rahasia, oke. Tapi apa yang butuh pengakuan, coba""
Kita melakukan tugas terselubung ujar Preston.
Wajah Jim memerah. Kita mengalihkan proyek kita ke sektor swasta."
Itu suatu taktik, ujar Berrington dalam hati, meskipun ia tidak mencela Jim
untuk mengatakan itu. Badut-badut komite pencalonan kembali presiden
tertangkap basah dalam suatu aksi di Hotel Watergate, dan itu membuat
seluruh Washington resah. Preston mendirikan Genetico sebagai sebuah
perusahaan swasta, dan Jim memberikan fasilitas berupa koneksinya dengan
pihak militer. Selang beberapa waktu, usaha klinik fertilitas itu menjadi begitu
menguntungkan, sehingga hasilnya dapat menutupi biaya program riset mereka
tanpa bantuan dana dari pihak militer lagi. Berrington kemudian berkiprah
kembali dalam dunia akademis, dan Jim pindah dari dinas militer ke CIA, lalu
masuk ke Senat. Preston berkata, Aku tidak bilang bahwa apa yang
198 kita lakukan itu salah meskipun ada hal-hal yang pernah kita lakukan ketika itu
bertentangan dengan hukum."
Berrington tidak ingin kedua orang itu saling baku hantam. Ia menengahi
dengan berkata dalam nada tenang, Ironisnya, ternyata tak mungkin
membiakkan orang-orang Amerika yang sempurna. Seluruh proyek berada di
jalur yang salah. Pemuliaan secara alami ternyata amat tidak eksak. Tapi kita
toh cukup jeli untuk melihat prospek rekayasa genetika."
Istilah itu belum dikenal sama sekali waktu itu," gumam Jim sambil memotong
daging stea/c-nya. Berrington mengangguk. Jim benar, Preston. Seharusnya kita bangga aTcan
keberhasilan kita, bukannya malu. Kalau kaurenungkan kembali, kita berhasil
membuat mukjizat. Kita telah mengerahkan seluruh upaya kita untuk
mengetahui apakah bakat-bakat tertentu, seperti inteligensi dan sifat agresif,
dipengaruhi oleh faktor genetika, lalu kita mengidentifikasi gen-gen yang
bertanggung jawab untuk bakat-bakat itu, dan pada akhirnya berhasil
merekayasa mereka ke dalam embrio-embrio tabung percobaan dan kita
sedang berada di ambang sukses!"
Preston angkat bahu. Seluruh masyarakat ilmu biologi manusia sedang
menekuni topik yang sama."
Tidak juga. Kegiatan kita lebih terfokus, dan kita lebih berhati-hati dalam
mempertaruhkannya." Itu betul." Dengan cara masing-masing, Preston dan Jim berhasil meredakan emosi.
Mereka begitu dapat diduga, ujar Berrington dalam hati dengan lega; mungkin
karena mereka sudah begitu lama berteman. Jim sudah mengumbar emosinya,
dan Preston sudah mengeluarkan keluhan keluhannya. Kini mereka mungkin
sudah cukup tenang untuk bisa melihat seluruh situasi itu dengan kepala dingin.
Ini membawa kita kembali ke topik tentang Jeannie Ferrami," ujar Berrington.
Dalam waktu se-199 tahun atau dua, dia bakal mengungkapkan pada kita cara membuat seseorang
agresif tanpa mengubahnya menjadi seorang kriminal. Bagian-bagian terakhir
teka-teki itu mulai terisi. Pengambilalihan oleh pihak Landsmann menawarkan
kepada kit a kesempatan untuk meningkatkan seluruh program sambil
mengantar Jim ke Gedung Putih. Sekarang bukan saatnya untuk mundur."
Oke," ujar Preston. Tapi apa yang akan kita lakukan" Landsmann punya kode
etik, tahu"" Berrington menelan ludah. Hal pertama yang harus kita ingat adalah bahwa
kita tidak sedang menghadapi krisis di sini; kita cuma menghadapi suatu
masalah" katanya. Dan masalahnya bukalTlah Landsmann. Akuntan-akuntan
mereka tidak akan bisa menyingkapkan apa-apa dalam kurun waktu seratus
tahun, hanya dengan mempelajari buku-buku kita. Masalah kita adalah Jeannie
Ferrami. Kita harus menghentikan dia, setidaknya sebelum hari Senin yang akan
datang, saat kita menandatangani dokumen-dokumen pengambilalihan itu." "
Dalam nada sarkastis Jim berkata, Tapi kau tak bisa memerintahnya, karena
itu sebuah universitas, bukan akademi militer."
Berrington mengangguk. Kini ia sudah berhasil menggiring keduanya ke arah
yang dikehendakinya. Betul," jawabnya dengan tenang. Aku tidak bisa
memerintahnya. Tapi masih banyak cara untuk memanipulasi seseorang
daripada menggunakan cara-cara militer, Jim. Kalau kalian berdua mau
memasrahkan urusan ini ke tanganku, aku akan menghadapinya."
Preston masih belum puas. Caranya""
Berrington sudah menjajaki pertanyaan ini dari segala macam arah. Ia belum
punya rencana, tapi ia sudah memiliki ide. Kukira ada suatu masalah
mengenai pemakaian sistem database medisnya. Secara etis, itu akan
menimbulkan pertanyaan. Kukira aku bisa memaksanya untuk berhenti."
200 Tentunya dia sudah menyiapkan jawabannya." - Aku tidak perlu
mengemukakan alasan, cukup suatu dalih."
Seperti apa dia"" tanya Jim.
Sekitar tiga puluhan. Jangkung, atletis. Rambutnya berwarna gelap, dengan
cincin di cuping hidung, naik mobil Mercedes tua berwarna merah. Sejak
beberapa lama aku menaruh respek padanya. Tadi malam aku menemukan
bahwa ada darah yang kurang baik dalam keluarganya. Ayahnya ternyata tipe
kriminal. Tapi dia juga pintar sekali, penuh gairah, dan keras kepala."
Kawin, cerai"" Sendirian, tidak punya pacar."
Punya anjing"" Tidak. Tampangnya menarik, tapi sulit ditaklukkan."
Jim mengangguk dengan serius. Kita masih punya teman-teman yang bisa
diandalkan dalam masyarakat intelijen. Tidak terlalu sulit membuat cewek
seperti itu lenyap** Wajah Preston membayangkan kecemasan. Jangan pakai kekerasan, Jim, demi
Tuhan." Seorang pelayan mengangkat piring-piring mereka, dan mereka menunggu
sampai ia berlalu. Berrington menyadari bahwa ia harus mengungkapkan
kepada mereka pesan Sersan Delaware pada malam sebelumnya. Dengan berat
hati ia berkata. Masih ada satu hal yang perlu kalian ketahui. Pada hari Minggu
malam, seorang gadis diperkosa di dalam gedung olahraga. Pihak polisi
menahan Steve Logan. Si korban menunjuknya sewaktu dia dibariskan."
Jim berkata, Apakah dia pelakunya""
Bukan." Kau tahu siapa yang melakukannya"" Berrington menatap matanya lurus-lurus.
Ya, Jim, aku tahu." Preston mengumpat, Sial."
201 Jim berkata, Mungkin kita harus melenyapkan anak-anak itu."
Berrington merasa tenggorokannya seakan dicekik, dan ia tahu bahwa wajahnya
mulai memerah. Ia mendoyongkan tubuh ke arah meja, lalu menudingkan
jarinya ke arah Jim. Jangan sampai kudengar kau mengucapkan kata-kata itu
lagi!" serunya sambil menghujamkan jarinya ke arah mata Jim. sehingga Jim
menarik diri, meskipun postur tubuhnya jauh lebih besar.
Preston mendesis, Sudahlah, orang-orang pada menoleh!"
Berrington menarik diri, namun masih belum puas. Andai kata mereka berada
di tempat yang tidak begitu terbuka, ia sudah akan mencengkeram leher Jim.
Tapi yang ia cengkeram kemudian adalah bagian leher kemeja Jim. Kita sudah
memberikan kehidupan kepada anak-anak itu. Kita yang membawa mereka ke
dunia ini. Baik atau buruk, mereka tanggung jawah kita."
Oke, oke!" ujar Jim.
Dengar baik-baik. Kalau salah satu di antara mereka sampai terluka, Jim, akan
kuhancurkan kepalamu."
Seorang pelayuan muncul, lalu berkata, Adakah di antara tuan-tuan yang mau
memesan hidangan penutup""
Berrington melepaskan cengkeramannya.
Jim merapikan kembali letak pakaiannya
dengan gerakan marah. Sial," gumam Berrington. Sial."
Preston berkata kepada si pelayan. Bawa saja bonnya ke sini."
202 BAB 17 Steve Logan belum memejamkan matanya sepanjang malam.
Selama itu Porky Butcher tidur seperti bayi, sekali-sekali mengeluarkan suara
dengkuran lembut. Steve duduk di lantai sambil mengawasinya, memperhatikan
setiap gerak geriknya dengan hati waswas, dan mencoba membayangkan apa
yang akan terjadi begitu laki laki itu bangun nanti. Apakah Porky akan
mengajaknya berkelahi" Mencoba memerkosanya" Memukulinya"
Rasa takutnya cukup beralasan. Sepanjang sejarah, mereka yang masuk
tahanan sering mengalami penganiayaan. Banyak di antara mereka kemudian
terluka, malah ada yang terbunuh. Masyarakat luar tidak peduli, karena
berpandangan bahwa andai kata para narapidana itu saling membuat cedera
dan membantai satu sama lain, makin sedikit potensi mereka untuk merampok
dan membunuh para warga negara yang patuh hukum.
Biar bagaimanapun, ujar Steve pada dirinya dengan tubuh gemetar, ia tidak
boleh kelihatan tak berdaya. Ia tahu bahwa orang mudah terkecoh oleh
penampilannya. Tip Hendricks telah membuat kesalahan itu. Steve memiliki
tampang ramah. Meskipun postur tubuhnya besar, pembawaannya seperti orang
yang tidak sampai hati melukai seekor lalat pun.
Kini ia harus tampil siap untuk menghadapi setiap tindak kekerasan, meskipun
tanpa kesan menantang. Yang paling penting, ia tidak boleh membiarkan Porky
menganggapnya sebagai anak sekolah yang masih polos. Itu akan
menjadikannya target empuk sebagai bantalan tinju, sekadar untuk main-main,
dan akhirnya sebagai tempat pelampiasan kekesalan. Ia harus tampil seperti
seorang kriminal yang, tegar, kalau mungkin. Kalau tidak, ia akan membuat
Porky bingung dan merasa terkecoh dengan isyarat-isyarat yang dianggap asing
olehnya. Dan kalau semua itu tidak ada hasilnya"
Porky lebih tinggi dan lebih berat daripada Steve, dan mungkin juga seorang
tukang berkelahi jalanan yang berpengalaman. Stamina Steve lebih baik dan
mungkin ia dapat bergerak lebih cepat, tapi sejak tujuh tahun yang lalu ia
tidak pernah lagi memukul seseorang dalam keadaan marah. Di tempat yang
lebih luas, Steve mungkin dapat mengatasi atau menghindari Porky tanpa
akibat serius. Tapi di sini, di dalam sel itu, darah akan berceceran, entah siapa
pun yang menang. Andai kata apa yang dikatakan Detektif Allaston memang
benar. Porky sudah membuktikan, dalam kurun waktu dua puluh empat jam
terakhir, bahwa ia memiliki insting pembunuh. Apakah aku memiliki insting
pembunuh, tanya Steve pada dirinya sendiri. Apakah yang disebut insting
pembunuh itu memang ada" Aku hampir saja membunuh Tip Hendricks. Apakah
itu menjadikan aku sama seperti Porky"
Begitu terpintas dalam dirinya, apa artinya jika ia memenangkan perkelahian
dengan Porky, bulu kuduk Steve berdiri. Ia membayangkan tubuh laki-laki itu
tergeletak di lantai sel, bermandi darah, sementara ia berdiri di dekatnya,
seperti dulu di dekat tubuh Tip Hendricks, dan suara Spike, si petugas penjara,
berkata, Ya Tuhan, dia mati rupanya. Steve memilih untuk dihajar habis-habisan.
204 Mungkin lebih baik kalau ia bersikap pasif. Mungkin akan lebih aman jika ia
meringkuk saja di lantai dan membiarkan Porky menendangi dirinya, sampai
laki-laki itu capek sendiri. Namun Steve tidak yakin dapat melakukan itu.
Karenanya ia duduk dengan tenggorokan kering dan jantung berdebar-debar,
sambil menerawang! si penderita gangguan jiwa yang sedang tidur itu, dan
membayangkan perkelahian-perkelahian yang akan terjadi, di mana akhirnya
dirinyalah yang kalah. Ia memperkirakan semua ini adalah siasat yang sering dimainkan pihak polisi.
Spike, si petugas penjara, kelihatannya tidak menganggap prosedur ini luar
biasa. Mungkin, daripada menghajar orang di dalam ruang interogasi untuk
mendapatkan pengakuan, mereka lebih suka membiarkan para tahanan lain
yang melakukan pekerjaan itu untuk mereka. Steve mempertanyakan, berapa
banyak orang sudah mengaku melakukan suatu tindak kejahatan yang tidak
pernah mereka lakukan, hanya untuk menghindari kemungkinan dilemparkan
Mustika Lidah Naga 1 Suling Naga Karya Kho Ping Hoo Pendekar Harpa Emas 4

Cari Blog Ini