Trio Detektif 26 Misteri Kuda Tanpa Kepala Bagian 2
Wah! seru Diego kagum, ketika ia muncul lewat lubang tingkap ke dalam
karavan. Ia melihat berkeliling, memandang meja tulis, pesawat telepon, mesin
ketik, rak-rak arsip, peralatan elektronik, kamar gelap tempat mencuci foto,
kandang-kandang burung, patung-patung yang terbuat dan bahan gips, serta segala
perkakas dan cenderamata lainnya yang dikumpulkan oleh Jupiter serta kedua
kawannya, hasil kegiatan mereka selaku penyelidik selama itu.
Ini benar-benar hebat! kata Diego memuji.
Kurasa perlengkapan kami sudah benar-benar memadai sekarang, kata Jupiter
dengan nada agak sok. "Kesemuanya ini hasil buatan dan pengumpulan kami
sendiri." Pantas kalian bisa dengan begitu gampang memecahkan misteri yang sulit-sulit!
"Tidak semua kasus gampang bagi kami, kata Jupiter, kini dengan suram.
"Menemukan petunjuk sehubungan dengan Pedang Cortes, rasanya sulit sekali!
Bob, atau Pete, pasti akan berhasil menemukan sesuatu, kata Diego
membesarkan hati. Sambil menunggu dengan perasaan tidak sabar, Diego berkeliling ruang kantor itu,
memperhatikan benda-benda yang ada di situ. Ia tidak bisa melihat ke luar, karena
jendela-jendela karavan yang kecil-kecil ukurannya itu tertutup barang-barang
bekas yang ditimbun bertumpuk-tumpuk. Sementara itu Jupiter duduk termenung.
Raut mukanya yang bundar saat itu ada kemiripannya dengan patung Alfred
Hitchcock yang sedang termenung, yang diletakkan di atas lemari arsip di
belakang remaja itu. Beberapa waktu kemudiari pintu tingkap terangkat, dan Bob muncul dari bawah
lantai. Kosong! kata anggota Trio Detektif yang menangani tugas-tugas catatan dan
riset itu. Ia menghenyakkan tubuhnya pada sebuah kursi. Tampangnya muram,
semuram wajah Jupiter. Padahal semua buku tentang daerah sini yang ada di
perpustakaan sudah kuteliti.
Ketika Pete akhirnya muncul lewat lubang tingkap, ketiga remaja yang sudah lebih
dulu di dalam karavan hanya perlu melihat air mukany" saja. Mereka tidak usah
bertanya lagi. Jika Puri Nasar memang benar-benar punya makna tertentu, Teman-teman, kata
Pete, kurasa itu hanya diketahui oleh Don Sebastian dan Jose saja
"Kita menghadapi jalan buntu, Satu." kata Bob menarik kesimpulan.
Jangan menyerah, Teman-teman, kata Diego. Kasihan Ia hampir tidak bisa lagi
menahan tangis. "Kita "
Tiba-tiba Pete kaget. Ssst! Dengar! desisnya. Selama beberapa saat keempat remaja itu membisu. Ruang karavan sunyi sepi.
Kemudian mereka semua mendengarnya: bunyi samar logam yang digeser.
Datangnya dari luar. Kemudian bunyi itu terdengar lagi, tapi kini berpindah sedikit
lokasinya. Lalu disusul bunyi mengetuk-ngetuk.
Ssst! desis Jupiter, sambil menempelkan telunjuk ke bibir.
Bunyi serupa terdengar kembali, datang dari tempat lain.
Ada orang berkeliaran sambil memeriksa barang-barang bekas yang bertumpuk di
luar, kata Bob lirih. Seseorang yang menduga bahwa kita ada di sini!
Kalian tadi ada yang membuntuti"" tanya Jupiter dengan suara pelan.
Tidak ada, bisik Bob menjawab.
Aku... aku tidak tahu pasti, kata Pete. Tadi aku buru-buru, jadi tidak sempat
mengecek. Jangan ada yang bicara atau bergerak kata Jupiter memberi instruksi.
Bunyi mengetuk-ngetuk dan menarik-narik di tengah tumpukan barang bekas
masih terdengar terus selama beberapa menit. Kemudian bunyi itu berhenti.
Coba kaulihat, Bob, bisik Jupiter.
Dengan hati-hati Bob menghampiri teropong buatan sendiri yang menjulur ke atas,
menembus atap karavan. Dan luar, teropong itu kelihatannya seperti sepotong pipa
usang biasa yang mencuat di sebelah atas tumpukan barang bekas. Bob mengintai
ke luar. "Wah, itu Cody, manajer itu! kata Bob melaporkan. Ia melintasi pekarangan
sekarang, pergi dari sini. Tapi masih terus celingukan, mencari-cari. Nah, sekarang
dia meninggalkan pangkalan. Ia sudah pergi lagi, Teman-teman!
Bob berpaling, memandang kawan-kawannya. Rupanya Ia tadi membuntuti salah
seorang dari kita, untuk mengintai gerak-gerik kita. He, Jupe, jangan-jangan dia
yang kemarin menguping di tempat Emiliano Paz!
Dugaanku memang begitu, kata Jupiter sambil merenung. Skinny dan Cody
nampaknya ingin sekali mengetahui segala perbuatan kita. Aku ingin tahu,
mungkinkah mereka punya alasan lain untuk itu, di samping membantu Mr. Norris.
merebut tanah pertanian keluarga Alvaro.
Mungkin ada sesuatu yang mereka ketahui tentang pedang itu, dan kini ingin
menemukannya untuk dimiliki sendiri! kata Diego.
"Itu bisa saja, Diego"
Jika ada sesuatu yang mereka ketahui, itu berarti mereka sudah lebih berhasil
daripada kita, ujar Pete.
Jupiter mengangguk dengan murung. Padahal aku sudah begitu yakin, kita pasti
bisa berhasil menemukan peta kuno yang mengandung keterangan tentang apa
sebenarnya Puri Nasar itu, dan di mana letaknya.
Mungkin yang kita perlukan adalah peta kuno buatan orang Indian, ditambah
dengan orang Indiannya sekaligus yang bisa menjelaskan makna yang tertera di
situ, kata Pete. Ia tertawa.
Lucu, tukas Bob dengan sebal Lelucon tidak ada gunanya bagi kita untuk
Nanti dulu! seru Jupiter. Kurasa kau berhasil menemukan jawabannya, Pete!
Melihat reaksi Pete yang nampaknya mengira bahwa Ia diejek, Jupiter buru-buru
menyambung, Sungguh, aku tidak main-main! Kurasa mungkin memang itulah
jawabah yang tepat! Ck, benar-benar tolol aku ini!
Jawaban yang mana maksudmu, Satu" tanya Pete bingung.
Peta yang benar-benar kuno! Soalnya, jika Don Sebastian waktu itu menggunakan
nama yang bisa ditemukan siapa saja pada peta buatan masa itu, maka orang-orang
Amerika pasti juga akan bisa! Don Sebastian sadar bahwa pihak yang menawan
dirinya pasti akan memeriksa suratnya itu. Karenanya Ia lantas menggunakan nama
yang diambil dari sebuah peta yang pada tahun 1846 pun sudah sangat kuno dan
jarang bisa diperoleh l"gi, sehingga mungkin cuma dia sendiri serta Jose saja yang
mengenal nama itu! Tak terpikir olehku selama ini untuk menanyakan peta-peta
yang benar-benar kuno pada asisten di Perhimpunan Sejarah! Peta-peta begitu
sangat berharga, sehingga pasti disimpan baik-baik, tidak ditaruh begitu saja di
ruang peta. Yuk kita kembali ke sana!
Keempat remaja itu bergegas keluar lewat Lorong Dua. Sesampainya di ujungnya
mereka merneriksa keadaan sekeliling dulu dengan seksama. Mereka bersikap
waspada, karena tidak ingin ada orang lain tahu mereka ada di situ. Apalagi jika
orang lain itu Cody! Setelah pasti bahwa keadaan aman, Jupiter mendului lari
menuju ke tempat sepeda-sepeda ditaruh.
Ketika mereka hendak meninggalkan pangkalan itu dengan sepeda masing-masing,
tahu-tahu terdengar suara lantang berseru dan seberang jalan.
JUPITER! Bibi Mathilda berdiri di tangga depan rumahnya. Kelihatan jelas bahwa Ia marah.
Ke mana saja kau ini, Bandel! Tidak ingat perayaan ulang tahun Paman Matthew
rupanya, ya"! Lima belas menit lagi kita sudah harus berangkat! Ayo pulang!
Cepat, ganti pakaianmu dengan yang rapi. Lain kali saja keluyuran dengan kawankawanmu
itu! Aduh, aku benar-benar lupa! keluh Jupiter. Sekarang ini hari ulang tahun Kakek
Matthews yang kedelapan puluh, katanya menjelaskan pada teman-temannya.
Ada pesta keluarga untuknya, tempatnya jauh di seberang kota Los Angeles. Mau
tidak mau aku harus ikut ke sana, dan aku tahu pasti kami baru akan kembali larut
malam nanti. Apa boleh buat, kalian terpaksa sendiri saja meneruskan
penyelidikan. Jupiter! seru Bibi Mathilda sekali lagi. Nada suaranya kini mengandung
ancaman. Jupiter bergegas ke seberang, sambil melambai dengan sedih ke arah ketiga
temannya. Apa yang kita lakukan sekarang" kata Pete.
Kita ke Perhimpunan Sejarah, tentu saja," jawab Bob. Tidak lama kemudian
ketiga remaja itu sudah melupakan Jupiter, karena terdesak semangat yang kembali
timbul. Mereka harus mencari peta yang benar-benar kuno, di mana mungkin
tertera keterangan mengenai Puri Nasar!
Asisten ahli sejarah yang bertugas diperpustakaan Perhimpunan Sejarah Rocky
Beach berpikir sebentar setelah mendengar pertanyaan ketiga remaja itu.
Peta daerah sini, yang kuno sekali. katanya. Ya, kami memang punya satu,
dalam koleksi dokumen langka kami. Peta itu termasuk yang paling tua, berasal
dan tahun 1790. keadaannya sudah sangat rapuh, jadi kami jarang sekali
mengeluarkannya dari tempat penyimpanan.
Bolehkah kami melihatnya, Sir" tanya Bob dengan nada memelas. Kami akan
sangat berhati-hati! Asisten itu agak sangsi. Tapi kemudian Ia mengangguk. Diajaknya mereka ke
belakang. Dibukanya sebuah pintu, lalu diajaknya mereka masuk ke sebuah
ruangan yang tidak ada jendelanya. Ruangan itu dilengkapi dengan alat pengatur
hawa. Dokumen-dokumen yang disimpan di situ ditaruh dalam kotak-kotak kaca,
atau dalam rak-rak dengan pintu kaca. Asisten itu memeriksa sebentar catatan pada
arsip. Setelah itu ia membuka kunci sebuah lemari dan menarik sebuah kotak kaca
yang panjang dan pipih dari dalamnya. Di dalam kotak itu ada selembar p"ta yang
kelihatannya sudah sangat tua. Kertasnya tebal dan sudah kuning warnanya,
sedang garis-garis gambar petanya berwarna coklat. Peta itu sangat sederhana
buatannya. "Lihat saja dari balik kacanya, kata asisten itu.
Ketiga remaja itu membungkuk, mempelajari peta kuno yang menampakkan
kawasan Rocky Beach. Itu dia yang kita cari-cari kata Diego terharu sambil menuding. Puri Nasar, tapi
dalam bahasa Spanyol."
Di sana rupanya letaknya! kata Bob bergairah.
Ya, di tanah pertanian Alvaro, jika garis bengkok-bengkok ini maksudnya sungai,
yaitu Santa Inez Creek, kata Diego.
Tunggu apa lagi kita sekarang" seru Pete.
Mereka mengucapkan terima kasih pada asisten ahli sejarah lalu bergegas keluar,
meninggalkan petugas itu yang hanya melongo saja.
Bab 8 PURI NASAR HUJAN sudah reda. Tapi awan gelap masih berarak rendah di atas pegunungan
ketika Bob, Pete, dan Diego memacu sepeda mereka melalul jalan tanah di
pertanian Alvaro. Mereka menuju ke bendungan tua, tempat mereka memerangi
api dalam peristiwa kebakaran yang lalu. Ketika tiba di bagian jalan yang menurun
ke sisi cekungan kering serta punggung bukit rendah sebelum sampai di
bendungan, Diego berhenti.
Jika aku tidak keliru membaca peta tadi, maka yang namanya Puri Nasar itu
puncak karang yang terdapat di ujung punggung bukit yang terakhir ini, kata
remaja berlubuh langsing itu. Santa Inez Creek terletak langsung di belakangnya.
Mereka meninggalkan sepeda-sepeda mereka di tempat yang tersembunyi dalam
semak di tepi jalan, lalu merambah belukar lebat sampai ke tepi arroyo, yaitu
cekungan sempit dan dalam itu. Dan tempat mereka saat itu, bendungan tidak
nampak. Letaknya di sisi kiri mereka, di balik bukit rendah bersemak lebat yang
menutup ujung arroyo. Anak-anak memandang ke puncak punggung bukit yang terbentang di seberang
cekungan. Di ujung kiri, tidak jauh sebelum punggung bukit itu menukik dan
berakhir pada bukit rendah, nampak sebuah cadas yang tinggi menjulang.
Pasti itu dia yang kita cari! kata Diego lagi. Tepat pada posisi yang ditunjukkan
dalam peta. Apa namanya sekarang" tanya Pete, sementara mereka merangkak-rangkak turun
ke dalam arroyo lalu mendaki sisi bukit di seberang.
Sepanjang pengetahuanku, cadas itu tidak ada namanya, jawab Diego.
Lereng bukit yang tinggi itu terbagi dalam dua bagian. Bagian sebelah bawah
sampai dua pertiganya landai, dengan batu-batu besar dan belukar bertaburan.
Sedang sepertiga bagian sebelah atas lebih curam dan hampir seluruhnya terdiri
dari batu-batu, tanpa ada semak sama sekali. Napas anak-anak sudah tersengal
sengal ketika mereka akhirnya berdiri di atas cadas raksasa yang merupakan
puncak punggung bukit yang panjang itu.
Puri Nasar, ujar Bob. Ia terpesona.
Dari atas cadas besar itu nampak seluruh daerah di sekeliling kecuali bagian
sebelah utara, di mana terdapat gunung-gunung yang menjulang. Tapi di depannya
nampak bendungan serta sungai kecil di belakangnya, dengan belukar yang hangus
di kedua sisinya. Air sungai sebelah atas bendungan sudah bertambah, kata Diego sambil
menunjuk. Waduk sudah penuh, sehingga airnya melimpah sedikit lewat tepi atas
bendungan. Kalau masih hujan terus, tidak lama lagi batang sungai di bawah juga
akan berair Bob menunjuk ke bawah, ke arah bukit kecil yang terdapat di bagian kaki bukit
yang memanjang. Lihatlah, betapa bukit kecil itu memisahkan arroyo dan sungai
kecil serta bendungan, katanya. Jika bukit itu tidak ada, arroyo itu juga akan
menjadi sungai pula."
Anak-anak membalikkan tubuh, lain mengamat-amati pemandangan pada sisi yang
lain. Di sebelah barat nampak jalan serta arroyo dalam yang memanjang ke arah
selatan, menuju ke puing-puing rumah pertanian keluarga Alvaro yang letaknya
hampir satu mil dari situ. Tepat di arah selatan terdapat sejumlah bukit memanjang
lagi yang memencar. Lalu jauh di belakangnya, nampak kota Rocky Beach dan
Samudra Pasifik, yang kelihatan berwarna kelabu gelap pada hari yang mendung
itu. Di selatan, di balik punggung bukit memanjang yang tinggi, kelihatan sungai
kecil yang bernama Santa Inez Creek, melengkung ke tenggara. Sungai itu tidak
kelihatan kering lagi sekarang. Di seberang batang sungai yang datar it" terbentang
dataran yang ditumbuhi belukar. Jauh di belakang, sekitar satu mil jauhnya, anakanak
melihat bangunan-bangunan ranch milik Mr. Norris. Jalan yang melintasi
tanah pertanian ayah Skinny itu dari selatan menuju ke bendungan, lalu
menghilang ke arah utara, masuk ke daerah pegunungan.
"Kenapa ya, tempat ini dinamai Puri Nasar, tanya Pete ingin tahu. Aku tidak
melihat ada burung nasar di sini
Kau boleh mengucap syukur, kata Bob sambil tertawa. Burung nasar itu kan
pemakan daging. Biasanya memang bangkai yang disikat, tapi siapa tahu
mungkin mereka juga mau melahap dagingmu!
Mungkin, kata Diego menduga, nama itu timbul karena pandangan lapang yang
nampak dari sini. Burung nasar kan selalu hinggap di tempat-tempat tinggi, supaya
bisa melihat kalau ada bangkai di kejauhan."
Itu bisa saja, kata Bob, tapi sekarang ini kita jangan merepotkan nama. Kita
kemarii ini untuk mencari Pedang Cortes! Menurut kalian, kira-kira di mana Don
Sebastian rnenyembunyikannya,
Mestinya ada tempat penyembunyian di atas sini, jawab Pete. Sebuah lubang
atau celah di sela batu, atau mungkin bahkan sebuah gua. Yuk, kita cari saja!
Ketiga remaja itu memencar untuk mencari di bagian atas cadas itu. Tapi dengan
segera mereka tahu bahwa di situ sama sekali tidak ada lubang, atau celah. Sisi atas
cadas itu rata permukaannya, hampir serata batu marmer. Mereka memeriksa
sambil mengentak-entakkan kaki, dan meraba-raba sepanjang sisi tebingnya yang
curam, sejauh jangkauan lengan mereka. Tapi hanya batu mulus semata-mata yang
terasa. "Tidak ada apa pun juga yang disembunyikan di atas cadas ini! kata Pete. Kita
coba saja sekarang di bagian baw"hnya, di lereng bukit.
Bob mengangguk. Oke! Kau mencari di bagian sungai, Pete, sedang aku dan Diego di sisi arroyo.
Ketiga remaja itu bergegas menuruni puncak itu, lalu melanjutkan pencarian. Pete
mencari sambil menuruni lereng di sebelah atas Santa lnez Creek yang saat itu
sudah mulal berisi air. Pencarian dilakukannya dengan gerakan melingkar, yang
semakin melebar ke bawah. Ia menemukan sejumlah batu yang longgar letaknya.
Tapi tilak ada celah atau lubang. Tidak ditemukannya tempat yang aman, di mana
mungkin disembunyikan sebilah pedang.
Akhirnya Pete putus asa. Ia mengambil jalan mengitari ujung utara punggung
bukit, untuk menggabungkan diri dengan Bob dan Diego. Sementara itu keduanya
sudah hampir selesai memeriksa lereng di bagian mereka.
Sama sekali tidak ada lubang atau celah yang bisa dijadikan tempat
menyembunyikan sesuatu, Dua, kata Bob mengeluh.
Mungkin pedang itu dikubur dalam tanah oleh Don Sebastian,". ujar Diego.
Pete mengerang. Aduh, kalau benar begitu katanya, kita terpaksa menggali seluruh permukaan
bukit ini. Sampai tua! Kurasa Don Sebastian tidak menguburkannya, Diego, kata Bob sambil berpikirpikir.
Jika Jupiter benar dengan teorinya, yaitu bahwa Don Sebastian berhasil
Trio Detektif 26 Misteri Kuda Tanpa Kepala di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
meloloskan diri dari kejaran lalu pergi menyembunyikan pedangnya, maka
waktunya tidak mungkin banyak untuk melakukannya secara cermat. Coba
bayangkan, jika kalian jadi dia. Ia tahu bahwa dirinya dalam keadaan gawat dan
mungkin tidak bisa kembali untuk mengambil pedangnya. Ia menyadari bahwa ada
kemungkinan Jose baru lama kemudian bisa kembali. Ia juga tahu bahwa Ia sudah
hampir tersusul oleh Sersan Brewster beserta konco-konconya. Jika dalam keadaan
begitu Don Sebastian masih memutuskan untuk menyembunyikan pedang itu
dengan jalan menguburnya dalam tanah, maka tempat itu perlu diberinya tanda
dengan jelas agar bisa ditemukan oleh Jose. Sebab kalau tidak, pasti akan lenyap
untuk selama-lamanya. Tapi jika Ia membuat tanda, Sersan Brewster yang
mengejar pasti juga akan melihatnya, den bisa menebak maknanya. Bob
menggeleng, lalu melanjutkan, Tidak, aku yakin Don Sebastian tidak
menguburkan pedang itu. Yang lebih mungkin adalah menyembunyikannya di
suatu tempat dekat Puri Nasar. Di suatu tempat yang pasti akan terpikir oleh Jose.
Tempat itu harus tidak perlu dipersiapkan dulu, karena itu akan memakan waktu.
Dan juga tidak perlu diberi tanda secara khusus.
Tapi di mana" kata Pete, sambil memandang berkeliling.
Yah, bisa dibilang kita sudah bisa memastikan, pedang itu tidak ada di dekatdekat
Puri Nasar, di atas punggung bukit ini, kata Bob. Jadi cadas itu kita
pikirkan saja sebagai tanda, sebagal petunjuk untuk lingkungan sini. Mestinya di
dekat-dekat sini ada suatu tempat yang sering didatangi oleh Don Sebastian dan
Jose. Diego, adakah Bagaimana dengan bendungan" kata Diego menyarankan. Bendungan itu sudah
ada waktu itu." Bendungan" kata Bob. Ya, kenapa tidak"
Diego berjalan mendului, menyusur sisi punggung bukit lalu melintasi bukit
rendah di ujungnya. Bukit kecil itu menjorok ke sudut sebelah kiri bendungan. Air
memancur dari pintu bendungan yang sebelah tengah dan jatuh berhamburan di
dasar sungai kecil yang terletak sekitar sepuluh meter di bawah. Anak-anak
bergegas ke bawah dari bukit kecil lalu meloncat turun ke sungai, tanpa peduli
bahwa dengan begitu kaki mereka menjadi basah. Mereka memeriksa seluruh
permukaan bendungan, sejauh kemampuan lengan mereka menjangkau.
Bendungan itu terbuat dari batu-batu yang jumlahnya ratusan, mungkin bahkan
ribuan. Batu-batu itu disusun saling merapat dan diikat dengan semacam semen.
Tidak ada batu yang longgar letaknya pada permukaan bendungan. Tidak ada
lubang atau celah di situ.
Bendungan ini benar-benar padat, seperti
baja, kata Pete. Orang-orang Indian setempat yang membuatnya hampir dua abad yang lalu, atas
permintaan keluargaku waktu itu, kata Diego.
Yang jelas, hasil pekerjaan mereka sangat baik. Sama sekali tidak ada celah pada
permukaannya, di mana mungkin disembunyikan sebuah pedang, kata Bob.
Setidak-setidaknya pada bagian sebelah bawah sini. Jika di sebelah atas sana ada,
diperlukan tangga untuk mencapainya, dan Don Sebastian kemungkinannya waktu
itu tidak membawa tangga. Tapi kita coba saja memeriksa bagian sebelah atas
sana. Mereka kembali mendaki bukit rendah. Berulang kali kaki mereka terbenam di
bagian-bagian yang becek karena air hujan. Dari bukit kecil mereka naik ke sisi
atas bendungan. Sisi atas itu lebarnya hampir dua meter, dan juga terbuat dari batubatu
yang .disusun rapat. Tapi di tempat itu terdapat lubang-lubang serta celahcelah.
Anak-anak lantas memencar untuk melakukan pencarian. Tapi setengah jam
kemudian mereka terpaksa menyerah.
Jika pedang itu ada di bendungan ini, tukas Pete dengan geram, untuk bisa
menemukannya kita harus membongkar bendungan."
Don Sebastian waktu itu tidak mungkin punya waktu untuk mencari tempat
penyembunyian yang aneh-aneh, kata Bob mengingatkan. Kurasa kita sekarang
bisa mengatakan dengan pasti, pedang itu tidak disembunyikan di sini. Dan itu
berarti kita menghadapi jalan buntu. kita terpaksa mencari petunjuk lain.
Mencarinya di mana, Bob" tanya Pete. Segenap dokumen tentara sudah kita
teliti dengan cermat. Dan Don Sebastian pada waktu itu hanya menulis satu surat
yang itu saja. Dia tokoh penting, dan mestinya banyak temannya di kawasan sini," kata Bob.
"Mungkin ia dibantu orang lain, atau mungkin juga ada orang yang melihatnya hari
itu. Kita perlu menemukan sesuatu yang bisa memberi keterangan lebih banyak
tentang apa yang dilakukannya, atau bahkan barang sesuatu yang dikatakannya.
"Wah," kata Diego dengan sikap sangsi, "kejadiannya kan sudah zaman dulu,
Bob. Memang betul, tapi pada masa itu, ketika telepon belum ada, orang lebih sering
menulis surat dan lebih banyak yang dibicarakan dalam surat-surat mereka, kata
Bob. Selain itu, banyak. orang yang memiliki buku harian. Mungkin pula waktu
itu pun sudah ada surat kabar. Kurasa kita akan bisa menemukan bahan-bahan
yang berguna di Ya, ya, kau tidak perlu mengatakannya lagi, kata Pete sambil mengeluh. kita
kembali ke Perhimpunan Sejarah! Ih, pekerjaan detektif kadang-kadang
membosankan! Bob tertawa mendengar keluhan itu..
Kurasa kau nanti tidak perlu membacanya, Pete, karena kebanyakan dokumen
kuno itu mungkin ditulis dalam bahasa Spanyol! Tapi lebih baik urusan itu kita
tangguhkan saja sampai besok, apabila Jupiter sudah ada lagi untuk membantu kita
mengadakan pelacakan. Kecuali itu, aku sama sekali belum sempat membuat PR
selama akhir pekan ini."
Pete mengeluh lagi, karena saat itu baru teringat bahwa ada tugas-tugas sekolah
yang masih harus dikerjakan.
Ketiga remaja itu berjalan lewat sisi atas bendungan, hendak menuju sepedasepeda
mereka yang ditaruh di tepi jalan. ketika mereka baru saja turun dari
bendungan, tiba-tiba Pete berhenti.
He, Diego, katanya, sambil memandang ke arah kanan, di tanah pertanianmu
ada yang memiliki empat ekor anjing besar berbulu hitam""
"Anjing"" kata Diego. Tidak, aku "
"Aku melihat anjing-anjing yang kaumaksudkan, Dua, kata Bob dengan nada
agak cemas. Keempat anjing hitam yang besar-besar itu nampak di kejauhan, di bagian hulu
waduk dan di belakang daerah yang terbakar pada sisi sungai kecil yang termasuk
tanah keluarga Alvaro. Keempat ekor binatang itu berjalan mondar-mandir dengan
sikap gelisah di depan segerombol pohon dan belukar lebat. Lidah mereka yang
merah terjulur keluar, sedang mata mereka nampak berkilat-kilat.
Wah, kata Bob gugup, kelihatannya galak-galak, dan "
Saat itu terdengar suitan melengking, yang entah dari mana datangnya. Pete
berbalik dengan cepat, lalu menuding ke seberang bendungan yang baru saja
mereka lewati. Itu isyarat! Cepat, lari ke seberang. Kita harus berlindung ke atas pohon-pohon
yang di sana itu! Keempat ekor anjing yang kellhatan di kejauhan itu lari menuju bendungan.
Mereka menyeringai memamerkan taring, siap untuk menerkam! Anak-anak lari
pontang-panting menyeberangi bendungan lagi, lalu melintasi bagian yang
berbatu-batu menuju sederet pohon ek yang sudah tua, sekitar lima puluh meter
dari bendungan. Ter... terlalu... jauh... jaraknya! kata Bob terputus-putus.
Ki.. kita... tidak... mungkin... bisa... mencapainya! keluh Diego dengan napas
tersengal-sengal. Percepat lari kalian! desak Pete.
Pete! teriak Diego sambil menoleh ke belakang. Mereka berenang!
Keempat anjing yang nampak galak-galak itu ternyata tidak mengambil jalan yang
lebih cepat bagi mereka, yaitu mengitari waduk lalu melintasi bendungan! Tidak,
mereka langsung mencebur ke dalam waduk, lalu berenang menuju seberang.
Mereka berenang dengan tangkas, dan tidak lama kemudian sudah melompat ke
luar lagi dari air dan meneruskan pengejaran. Tapi keterlambatan karena harus
berenang itu sudah cukup bagi ketiga remaja yang dikejar!
Pete dan kedua temannya sampai di bawah pohon-pohon ek lalu buru-buru
memanjat ke atas. Mereka duduk di dahan-dahan yang kekar, memandang keempat
anjing yang meloncat-loncat sambil menggeram-geram di bawah kaki mereka.
Ketiga remaja itu tidak bisa ke mana-mana lagi!
Bab 9 SHERIFF BERTINDAK SEKALI lagi terdengar suitan melengking. Keempat anjing itu dengan segera
berhenti menggeram dan melonjak-lonjak. Mereka berbaring di bawah pohon
tempat Bob dan kedua temannya menyelamatkan diri.
Itu, di sana! kata Bob. Skinny dan manajer ranch ayahnya, Cody!
Musuh mereka yang bertubuh ceking berlarian melintasi bendungan, bersama pria
kekar yang berpakaian koboi. Skinny tertawa lebar, senang nampaknya melihat
ketiga remaja yang duduk di atas pohon ek. Ketika mereka berdua sudah dekat,
Cody menyerukan perintah pada anjing-anjing itu, dengan suara keras. Keempat
binatang itu datang m"nghampirinya lalu duduk dekat kakinya dengan sikap
waspada, sementara Cody memandang ke arah anak-anak yang berada di atas
pohon. Matanya yang kecil berkilat-kilat Ia menyeringai.
Wah, ada yang memasuki tanah orang lain tanpa izin, rupanya! Pohon-pohon ini
kebetulan berada di tanah milik keluarga Norris!
Anda tahu sendiri, anjing-anjing Anda itu yang mengejar kami kemari! tukas
Diego dan atas pohon. Apa yang kalian lakukan tadi di tanah Alvaro"! seru Pete dengan sengit.
Cody malah tertawa. Bagaimana kalian mau membuktikan hal itu, hah" tukasnya.
Aku cuma melihat tiga anak yang tanpa izin masuk ke tanah milik ayahku, kata
Skinny dengan gaya seperti tidak tahu apa-apa.
Seperti kami katakan pada Sheriff, kata Cody. sambil tersenyum, belakangan
ini kami mengalarni gangguan orang-orang yang seenaknya saja masuk tanpa
izin. Ia mengangguk ke arah jalan tak beraspal di sisi sungai. Sebuah mobil polisi
nampak meluncur di jalan itu, yang melintasi tanah milik Norris. kurasa sekarang
Ia pasti mau percaya."
Mobil itu berhenti, dan Sheriff turun dari dalamnya bersama seorang asistennya.
Kedua petugas hukum itu menghampiri Skinny dan Cody.
Ada apa ini" tanya Sheriff.
Kami memergoki orang-orang yang memasuki tanah kami tanpa izin, Sheriff,
kata Cody. Anak Alvaro itu bersama dua orang kawannya. Kan sudah kukatakan
pada Anda, kedua Alvaro itu dan kawan-kawannya bersikap seolah-olah seluruh
tanah di sini masih selalu merupakan milik mereka! Membiarkan kuda-kuda
mereka berkeliaran di tanah kami, merusak pagar, menyalakan api unggun dengan
seenaknya saja. Anda kan tahu, berbahaya sekali menyalakan api. unggun pada
musim kering seperti sekarang ini.
Sheriff mendongak, memandang anak-anak yang mendekam di atas pohon.
"Turun," katanya pada mereka. "Cody, kautahan anjing-anjing itu.
Diego beserta kedua kawannya turun dan pohon, sementara Cody menyuruh
keempat anjing yang menggeram-geram agar jangan menyerang. Sheriff
memperhatikan Bob dan Pete.
Kalian berdua kukenal, kan" Pete Crenshaw dan Bob Andrews, dari Trio
Detektif! Dan cerita Chief Reynolds tentang kalian, mestinya kalian tahu bahwa
memasuki tanah orang tanpa izin pemiliknya merupakan pelanggaran yang tidak
bisa dipandang enteng. Kami tidak melakukan hal itu, Sir, kata Bob dengan tenang. kami tadi berada di
tanah milik Alvaro, tapi kemudian anjing-anjing itu mengejar sehingga kami
terpaksa menyelamatkan diri kemari."
Ya, ya, karang saja cerita yang bagus. Skinny mencibir. Mana mungkin mereka
mau mengaku, Sheriff. Kau yang pembohong, Skinny Norris! bentak Pete.
Sheriff, kata Bob lagi, jika kami tadi ketika dikejar anjing-anjing itu sedang
berada di atas tanah milik Norris, lalu kenapa bulu keempat binatang itu basah
kuyup" Sekarang kan tidak sedang hujan."
"Basah"" Sheriff mengamati keempat anjing itu.
Ya, kata Bob dengan tegas, dan itu disebabkan karena mereka tadi berenang
menyeberangi waduk untuk mengejar kami! Dan waduk serta sungai di sebelah
hulu bendungan terletak di atas tanah Alvaro!
Muka Cody memerah. Tapi Ia masih berusaha menggertak
"Anda mau mendengarkan ocehan anak-anak ini, Sheriff" Anjing-anjing ini sudah
basah sejak sebelumnya. Ya, betul begitu!
Nah, kata Sheriff sambil menatap Cody dengan tajam, bulu anjing-anjing yang
basah itu menyebabkan ceritamu perlu diragukan kebenarannya, Cody. Mudahmudahan
bukti yang ingin kauperlihatkan sehingga aku memerlukan datang kemari
ini lebih bisa dipercaya.
Itu sudah pasti, kata Cody dengan nada geram. Marilah, benda itu ada dalam
mobilku, yang kuparkir di sebelah sana."
Bukti apa"" tanya Bob, sementara Cody mengajak Sheriff pergi ke mobilnya.
Kepingin tahu, ya! ejek Skinny.
Diego beserta kedua temannya saling berpelototan dengan Skinny, sambil
menunggu di bawah pohon-pohon ek. Sheriff kembali sekitar lima belas menit
kemudian, dengan membawa sebuah kantung besar yang terbuat dari kertas
berwarna coklat. Sambil mengangguk dengan wajah tegar pada Diego serta kedua
temannya, ia berkata, "kalian boleh pergi sekarang. Aku tidak tahu siapa yang
bicara dengan sebenarnya, tapi Cody sudah kuperingatkan untuk mengawasi agar
anjing-anjingnya tetap berada di tanah mereka, dan kini kalian kuperingatkan agar
jangan masuk ke tanah orang tanpa izin pemiliknya
Diego dan Pete hendak memprotes, tapi Bob sudah cepat-cepat mendului.
Ya, Sir, kami akan mengingatnya baik-baik. kemudian Ia menambahkan secara
sambil lalu, Apa yang ada dalam kantung itu, Sir"
Itu bukan urusanmu, Bob Andrews, tukas Sheriff. Sekarang pergi!
Dengan segan-segan ketiga remaja itu pergi meninggalkan tempat itu. Mereka
berjalan mengitari anjing-anjing dengan sikap waspada, lalu kembali ke jalan
dengan melintasi bendungan, menuju ke tempat sepeda-sepeda mereka. Hujan
lebat mulai turun lagi ketika mereka bersepeda di jalan tanah yang melintasi daerah
pertanian Alvaro, menuju puing-puing hacienda yang jauhnya sekitar satu mil.
Ketika melintas di depan rumah pertanian keluarga yang saat itu tinggal
reruntuhannya saja, mereka melihat Pico. Ia berjalan dengan langkah lambat di
tengah puing-puing rumah itu, seakan-akan mencari sesuatu yang barangkali saja
tidak sempat dimakan api.
Anda menemukan sesuatu" seru Pete, sementara anak-anak membelokkan sepeda
mee reka memasuki pekarangan.
Pico terkejut, lalu menoleh. ketika melihat bahwa yang datang itu anak-anak,
sikapnya lantas berubah menjadi kikuk.
Aku sedang mencari Pedang Cortes, katanya mengaku. Tiba-tiba terlintas
dalam pikiranku, jika Don Sebastian sempat menyembunyikannya, maka ada
kemungkinan itu dilakukannya di dalam hacienda ini. Dan setelah rumah ini
terbakar habis, mungkin pedang itu akan kelihatan di tempat penyembunyiannya.
Logam tidak luluh dalam api kayu yang terbakar. Jadi kalau pedang itu ada di sini,
pasti bisa ditemukan dengan mudah. Tapi," sambungnya sambil memandang
berkeliling, memperhatikan sisa-sisa dinding yang masih tegak, sama sekali tidak
ada pedang di sini. Disepaknya genteng-genteng atap yang terserak di lantai,
untuk melampiaskan kejengkelannya.
Tapi Puri Nasar ada di sini, Pico! seru Diego. Kami sudah menemukannya!
Dengan cepat anak-anak bercerita tentang ditemukannya peta kuno serta tempat
yang dinamakan Puri Nasar, dan juga tentang usaha pencarian mereka di punggung
bukit dekat bendungan. Pada awal laporan mereka mata Pico bersinar-sinar, tapi
kemudian hilang lagi serinya ketika anak-anak mengatakan bahwa mereka tidak
berhasil menemukan jejak adanya tempat penyembunyian dekat cadas besar yang
terdapat di atas bukit memanjang itu.
Kalau begitu apa gunanya mengetahui di mana letak Puri Nasar" kata Pico
kecewa. Kalian tidak menemukan apa-apa di sana! Jadi kalian masih tetap saja
seperti semula. Tidak! Itu tidak benar, kata Bob mantap. Kami berhasil menemukan sesuatu
yang sangat penting, tentu saja menemukan pedang itu sendiri ."
Apa maksudmu, Bob" tanya Pico.
Kami kini tahu bahwa Don Sebastian ternyata memang merencanakan
penyembunyian pedang itu, untuk kemudian diambil putranya, Jose! kata Bob.
Nama Puri Nasar hanya tertera pada peta paling kuno yang ada. Tempat itu tidak
ada sangkut-pautnya dengan di mana Don Sebastian berada atau di mana Ia
bertempat tinggal. Jadi tidak ada alasan untuk menuliskan nama itu dalam
suratnya, kecuali jika dimaksudkan sebagai petunjuk. Petunjuk bagi Jose yang
menyatakan di mana ia harus pergi untuk mencari sesuatu. Dan sesuatu itu, yang
demikian berharga sehingga Don Sebastian sampai mau melakukan segalanya itu,
hanyalah Pedang Cortes saja!
Itu mungkin saja benar, kata Pico mengakui, tapi kalian masih tetap saja
Sebelum Pico sempat menyelesaikan kalimatnya, dua buah mobil muncul di jalan
Trio Detektif 26 Misteri Kuda Tanpa Kepala di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
yang menuju ke rUmah pertanian itu, dan masuk ke pekarangan. Mobil yang di
depan adalah ranch wagon dan tanah pertanian Mr. Norris, sedang yang satunya
lagi mobil Sheriff. Cody dan Skinny Norris meloncat ke luar dan ranch wagon
mereka. Itu dia! seru Cody. Jangan sampal dia lari! teriak Skinny.
Sheriff turun dari mobil dinasnya.
Sudah kukatakan pada kalian berdua tadi, biar aku yang menangani urusan ini,"
katanya. "Ia sama sekali tidak menunjukkan gelagat hendak melarikan diri.
Sheriff masih menenteng kantung besar dan kertas yang sudah dilihat anak-anak
sebelum itu, ketika masih berada di seberang waduk. Petugas kepolisian itu
berjalan dengan tenang, menghampiri Pico.
"Pico, aku harus menanyakan padamu," katanya, di manakah kau ketika ada
kebakaran dekat bendungan""
Di mana aku waktu itu" Kening Pico berkerut. Di tempat kebakaran itu. Anda
sendiri kan melihat aku di sana! Dan sebelum itu, aku ada bersama Diego di Rocky
Beach, di sekolahnya."
Ya, ada yang melihatmu waktu itu. Dan itu sekitar pukul tiga siang. Lalu sebelum
itu"" Sebelum itu" Di rumah. Apa-apaan ini sebenarnya, Sheriff"
Kami sudah berhasil mengetahui, apa yang menyebabkan kebakaran hutan itu.
Ada orang menyalakan api unggun di tanah pertanian Norris, jauh sebelum pukuL
tiga siang. Menyalakan api di daerah gersang pada musim sekarang ini merupakan
tindakan melanggar hukum! Apalagi api itu kemudian dipadamkan secara ceroboh.
Pagar pembatas tanah pertanian Norris rusak
Dan kami menemukan jejak kaki kuda-kuda kalian!" sela Cody dengan cepat.
Kau mengejar kuda-kuda itu, lalu menyalakan api! teriak Skinny.
"Jika pagar kalian rusak. lalu kuda-kuda kami tersasar masuk ke tanah kalian, kami
pergi untuk mengambil dan menggiring mereka keluar lagi." Pico berbicara dengan
nada dingin. "Begitulah sikap tetangga yang balk, yang tahu aturan. Tapi aku dan
teman-temanku tidak menyalakan api dengan sembarangan!
Sheriff membuka kantung kertas yang ditentengnya, lalu mengeluarkan topi
sombrero hitam yang dihiasi simpai yang terbuat dari bulatan-bulatan perak.
Kaukenali topi ini, Pico" tanya Sheriff.
Tentu saja, jawab Pico, itu sombrero-ku. Kusangka sudah musnah karena
terbakar. Untung Anda Maksudmu, kau berharap sudah ikut terbakar w"ktu itu! sergah Cody.
"Aku tidak suka berbelit-belit, Mr. Cody. Aku mengatakan persis seperti yang
kumaksudkan. Jelas"" Dengan mata berapi-api, Pico menatap manajer ranch
bertubuh kekar itu. Pico." kata Sheriff. Kapan kau kehilangan topimu ini" .
Kapan"" Pico berpikir sebentar. "Kurasa pada waktu aku sedang ikut
memadamkan kebakaran dekat bendungan itu. Aku
Tidak, kata Sheriff. Saat itu kau tidak memakai topi. Aku masih ingat. Begitu
pula para petugas pemadam kebakaran yang kutanyai.
Kalau begitu aku tidak ingat lagi kapan tepatnya, kata Pico.
Topi ini ditemukan di lokasi api unggun yang kemudian menyebabkan kebakaran
itu, Pico, kata Sheriff.
Kalau begitu kenapa tidak habis terbakar waktu itu"
Api yang kemudian berkobar menjalar ke satu arah, menjauhi lokasi api unggun
itu. Dan topi ini terletak di dekat lokasi itu, di tanah yang tidak menampakkan
bekas-bekas kebakaran. Sesaat lamanya tidak ada yang berbicara. Akhirnya Sheriff mendesah.
"Aku harus menahanmu, Pico," katanya. Diego berteriak. Tapi Pico menyuruhnya
diam, lalu mengangguk pada Sheriff.
Anda harus melakukan apa yang merupakan kewajiban Anda, Sheriff, katanya
dengan tenang, lalu berjalan menuju ke mobil sheriff itu. "Beritahu Don Emiliano
dengan segera! serunya sambil menoleh ke arah Diego.
Kini Sheriff berpaling pada Cody dan Skinny. Kalian berdua harus ikut, untuk
memberi keterangan. "Itu sudah jelas, kata Cody.
Dengan senang hati, ujar Skinny menimpali, lalu sambil tertawa mengejek ke
arah anak-anak yang lain. Ia berjalan mengikuti Cody ke ranch wagon mereka.
Ketiga remaja yang ditinggal tidak bisa berbuat apa-apa, selain memandang
dengan nanar ke arah kedua mobil yang pergi meninggalkan tempat itu. Kemudian
Diego berpaling, memandang Bob dan Pete. Nampak matanya berkaca-kaca.
Tidak mungkin Pico yang menyebabkan kebakaran itu! serunya.
"Ya, tentu saja tidak, kata Bob. Aku yakin sekali, ada sesuatu yang aneh dalam
penuturan sheriff itu tadi, tapi saat ini aku tidak bisa memastikan bagian yang
mana. Dan aku juga merasa pasti, aku sudah pernah melihat topi itu sebelum ini.
Tapi kapan, dan di mana" Aduh, kenapa Jupiter tidak ada di sini sekarang!
Bob mendesah karena sebal.
Yah, sekarang ada dua masalah yang harus kita tanggulangi, Teman-teman.
Menemukan Pedang Cortes, dan berusaha membebaskan Pico!
Bab 10 GAGASAN BARU SEMENTARA Diego pergi untuk memberi tahu Emiliano Paz, Bob dan Pete
bergegas kembali ke Rocky Beach. Sesampainya di sana, sampai malam kedua
anggota Trio Detektif itu berusaha menelepon Jupiter. Tapi pesawat telepon di
rumah keluarga Jones tidak diangkat-angkat. Seperti sudah dikatakan
kemungkinannya oleh Jupiter, pesta ulang tahun Kakek Matthews ternyata
berlangsung sampai larut malam. Akhirnya Bob dan Pete menyerah, dan pergi
tidur. Keesokan paginya ketika Bob turun ke bawah untuk sarapan, ayahnya yang sedang
membaca surat kabar terbitan pagi menoleh padanya.
Kubaca di sini bahwa Pico Alvaro kenalanmu itu ditahan dengan tuduhan
menyebabkan kebakaran di padang belukar, kata Mr. Andrews. Itu merupakan
pelanggaran berat, Bob. Aku jadi heran, karena Alvaro itu kan petani yang
berpengalaman. Masak sampai bisa berbuat seperti itu.
Ia tidak bersalah, Ayah! Kami yakin sheriff itu keliru, atau ada yang dengan
sengaja memfitnah Pico. Dan itu akan kami buktikan."
Mudah-mudahan saja, Nak, kata Mr. Andrews.
Bob sarapan dengan terburu-buru, lalu menelepon Jupiter untuk melaporkan apa
yang telah terjadi. Jupiter kaget mendengar kabar bahwa Pico ditahan.
Tentu saja bukan Pico yang menyebabkan kebakaran itu, dan kau seharusnya tahu
kenapa itu tidak mungkin! Kau kemarin sebenarnya bisa mencegah Sheriff untuk
menahan Pico, Bob. Bagaimana sih, ingatanmu" Masak begitu saja tidak bisa
ingat! Kita kan melihat topi Pico, Jupiter sebenarnya sebal, karena tidak ikut
mengalami kejadian itu. "Kebetulan ingatanku tidak seperti kau, yang bisa merekam segala sesuatu yang
pernah dilihat seperti dalam foto, tukas Bob tersinggung. Lalu di mana kita
melihat topinya itu""
Nanti sajalah kukatakan, di sekolah, kata Jupiter.
Bagus! kata Bob, sambil membanting gagang telepon ke tempatnya. Ia sudah
ketularan perasaan Jupiter.
Tapi hari itu ketiga anggota Trio Detektif sibuk sekali di sekolah, sehingga tidak
sempat bercakap-cakap sesama mereka. Sementara itu perasaan sebal yang semula
menghinggapi Bob dan Jupiter sudah lenyap lagi. Sekolah cepat usai hari itu. Jadi
masih ada waktu hampir sepanjang siang sampai sore untuk melanjutkan
penyelidikan. Ada yang melihat Diego hari ini" tanya Jupiter, sementara mereka bertiga
bersepeda di tengah hujan yang sudah turun lagi, menuju ke Jones Salvage Yard.
"Aku tadi mencari-carinya, tapi tidak berjumpa, kata Pete. Kurasa Ia tidak
sempat berangkat ke sekolah."
Hari itu Diego memang sibuk bersama Emiliano Paz, berusaha mencarikan
pengacara hukum untuk membela Pico. Ketika ketiga anggota Trio Detektif tiba di
pangkalan, ternyata remaja itu sudah menunggu mereka di luar. Dan b"gitu mereka
berempat sudah masuk ke karavan yang tersembunyi letaknya, dengan segera
Diego menyampaikan laporan hasil kegiatannya.
Kami tidak mampu menyewa tenaga pengacara hukum, katanya, karena itu
kami dibantu Badan Bantuan Hukum. Menurut mereka, kedudukan Pico sulit.
Kita tahu bahwa Ia tidak bersalah, Diego, kata Bob dengan sengit.
Tapi bagaimana kita bisa membuktikannya" kat" Diego dengan air mata
berlinang-linang. Dan bagaimana kami bisa menyelamatkan tanah kami sekarang"
Kami tidak bisa berbuat apa-apa lagi, setelah Pico ditahan. Bahkan uang untuk
membayar jaminan untuknya saja pun, kami tidak punya!
Jaminan" Jaminan untuk apa" tanya Pete tidak mengerti.
"Uang itu diserahkan kepada pengadilan sebagai jaminan bahwa orang yang
ditahan akan muncul pada waktu perkaranya disidangkan di pengadilan, jika
sebelum itu Ia dibebaskan dari tahanan. kata Jupiter menjelaskan. Dengan
membayarnya, orang itu tidak perlu mendekam dalam tahanan selama sedang
berlangsung pemeriksaan prapengadilan. "
Untuk pembebasan Pico dari tahanan, hakim menentukan uang jaminan setinggi
lima ribu dollar, kata Diego.
Lima ribu dollar! seru Pete kaget. Tidak banyak yang punya uang tunai
sebanyak itu! Jumlah yang ditentukan itu tidak perlu dibayar dalam bentuk tunai, kata Jupiter
menjelaskan lagi. Hanya sekitar sepuluh persen yang harus tunai, sedang jaminan
selebihnya bisa dalam bentuk harta benda seperti rumah, misalnya. Jadi jika nanti
orang yang akan diadili itu tidak muncul saat Ia dipanggil menghadap ke
pengadilan, maka pengadilan akan menyita uang dan harta milik itu. Tapi jika
muncul, jaminan dikembalikan. Orang-prang pada umumnya muncul, karena tidak
ingin terlibat dalam kesulitan yang lebih besar.
Diego mengangguk. Pico pasti muncul, katanya. Ia takkan mungkin melarikan diri, karena itu akan
merendahkan harga dirinya. Tapi yang jelas, sekarang ini kami tidak memiliki apaapa
yang bisa dijadikan jaminan! Baik uang tunai lima ratus dollar, maupun harta
benda sebagai pelengkap untuk memenuhi jumlah yang ditentukan.
Bagaimana dengan tanah pertanian kalian"" tanya Pete.
Itu kan sudah digadaikan pada Don Emiliano, jadi tidak bisa lagi digunakan
sebagai jaminan. Sementara ini kami masih berusaha meminjam uang dari temanteman.
Tapi selama itu, Pico terpaksa tetap berada dalam tahanan!
"Kurasa," kata Jupiter dengan geram, "mungkin hal itu sudah diperhitungkan oleh
seseorang. Menurutku, urusan ini sebenarnya sudah direncanakan. Topi itu dicuri,
lalu ditaruh dekat lokasi api unggun.
"Tapi bagaimana kita bisa membuktikannya, Jupiter" kata Diego. Ia sudah hampir
menangis lagi. Kita bahkan tidak tahu, kapan saat terakhir Pico masih memakai topinya, kata
Bob menambahkan. Tapi kita tahu, Pico masih memakainya sekitar pukul tiga siang hari Kamis yang
lalu, pada hari padang belukan itu terbakar, kata Jupiter dengan gaya pasti.
Masak kalian tidak ingat lagi" Ia masih memakainya, ketika kita melihatnya di
depan lapangan olahraga, di sekolah!
Aduh, betul juga katamu, seru Bob sambil menepuk keningnya.
Dan itu berarti tidak mungkin topinya itu tencecer dekat api unggun! Sebelum
pukul tiga, Ia masih memakainya. Dan sesudah itu ia bersama-sama dengan kita,
dan kemudian memerangi api kebakaran. Jika Sheriff tahu pasti bahwa pada waktu
itu Pico tidak memakal topinya, maka topi itu mestinya hilang, atau dicuri orang,
pada waktu antara saat kita meninggalkan sekolah pada hari itu, dan saat kita tiba
di lokasi kebakaran! Jupe" kata Bob sambil merenung. Bagalmana jika hilangnya topi itu ketika kita
sedang dalam perjalanan ke lokasi kebakaran" Pico waktu itu kan duduk di bak
belakang. Bagaimana jika topi itu diterbangkan angin, dan kemudian jatuh dekat
lokasi api unggun" Topi Pico tidak mungkin diterbangkan angin, kata Diego yakin, Karena ada
talinya, yang selalu diselipkan ke bawah dagu. Kalau naik mobil, Pico selalu
mengencangkan tall pengikat itu.
"Lagi pula, hari itu boleh dibilang tidak ada angin sama sekali, kata Pete
menambahkan. Itulah sebabnya kebakaran tidak sampai menjalar ke mana-mana,
sehingga bisa dikuasai. "Pokoknya," kata Jupiter, "kebakaran itu sudah pasti berawal sebelum kita sampai
di rumah kalian, Diego. Itu berarti bahwa topi itu baru datang ke dekat api unggun
setelah terjadi kebakaran di padang belukar.
Tapi itu tidak bisa kita buktikan, kata Bob dengan lesu. Maksudku, kita tahu
Pico masih memakai topinya pada pukul tiga siang. Tapi kecuali kita, tidak ada
orang lain yang tahu. Jadi yang ada hanya keterangan kita, berhadapan dengan
kesaksian Cody dan Skinny!
Keterangan kita lumayan besar artinya." kata Jupe agak tersinggung, karena
merasa martabatnya direndahkan. Tapi kau memang benar. Kita sama sekali tidak
punya bukti-bukti nyata. karena itu kita harus mencarinya, sampai ketemu! Kita
harus menyelidiki, apa sebenarnya yang terjadi dengan topi itu.
Bagaimana caranya, Jupe" tanya Pete.
Menurutku, pertama-tama kita harus bicara dulu dengan Pico, untuk melihat
apakah ia bisa ingat dengan pasti kapan saat terakhir "a masih memakai topinya,
kata Jupiter mengambil keputusan. Tapi sementara itu kita juga harus melanjutkan
usaha pencarian Pedang Cortes. Aku yakin, Skinny dan Cody pasti tahu bahwa kita
mencari-cari pedang itu, atau setidak-tidaknya suatu benda berharga yang akan
bisa membantu keluarga Alvaro menyelamatkan tanah milik mereka. Dan
penahanan terhadap Pico merupakan upaya untuk menghalang-halangi kita!
Jadi kita kembali lagi ke Perhimpunan Sejarah, untuk mencari informasi lebih
banyak lagi tentang Don Sebastian, kata Bob.
Pete langsung mengeluh. "Aduh itu bisa memakan waktu satu abad!
"Memang mungkin agak lama juga kita harus mencari, Dua, kata Jupiter, tapi
kalau seabad, itu sudah keterlaluan. Kita cuma perlu memusatkan perhatian pada
dua hari tertentu saja, yaitu tanggal 15 dan 16 September 1846. Sebelum melarikan
diri pada tanggal 15 September, Don Sebastian berada dalam tawanan, dan sejak
itu tidak ada lagi yang pernah mellhatnya. Dan langsung keesokan harinya, jadi
pada tanggal 16, ketiga tentara itu ketahuan melarikan diri dari pasukan. Mereka
pun tidak pernah terlihat lagi sejak itu."
Maksudmu, di antara orang-orang yang kita ketahui, kata Bob mengomentari. Ia
mengubah sikap duduknya, kini dengan tubuh dicondongkan ke depan. Aku
selama ini berpikir-pikir tentang Puri Nasar, Satu. Selama ini kita beranggapan, itu
merupakan petunjuk mengenai lokasi di mana pedang itu disembunyikan. Tapi bisa
saja itu memang sudah seharusnya dituliskan sebagai kepala surat., karena
merupakan alamat Don Sebastian!
Jupiter menggeleng, tanda tidak sependapat. Tidak! Alamat Don Sebastian adalah
rumah Cabrillo. Atau hacienda-nya.
Tidak harus begitu, kata Bob. Begini soalnya, Teman-teman! Aku teringat
pernah membaca tentang seseorang yang sedang mengalami kesulitan yang serupa
dengan Don Sebastian. Namanya Cluny MacPherson, seorang Skot. Ketika bangsa
Inggris melancarkan penyerbuan ke dataran tinggi Skotlandia pada tahun 1745 dan
mengalahkan bangsa Skot dalam pertempuran di Culloden, mereka kemudian
berusaha menawan atau bahkan membunuhi semua kepala suku di daerah dataran
tinggi itu. Kepala-kepala suku yang berhasil meloloskan diri kemudian kebanyakan
lari meninggalkan tanah tumpah darah mereka. Kecuali Cluny, kepala suku, atau
klan, MacPherson. Walau tahu orang Inggris mengejar-ngejar dirinya, Ia tetap
tidak mau lari. Jadi apa yang dilakukan olehnya, Bob"" tanya Diego.
Ia mendekam dalam sebuah gua di tanah miliknya, selama hampir sebelas tahun!
kata Bob. Segenap anggota sukunya membantu dia bersembunyi. Mereka
mengantarkan makanan dan minuman serta pakaian. Orang Inggris tidak pernah
bisa berhasil melacaknya, sampal Ia sendiri muncul setelah keadaan aman
kembali! Maksudmu, kata Pete bersemangat, kau sekarang menduga bahwa Puri Nasar
itu merupakan petunjuk tentang di mana Don Sebastian hendak menyembunyikan
diri" Bob mengangguk. Masih ingat tidak, Pico merasa heran apa sebabnya tidak ada seorang pun pemah
melihat Don Sebastian lagi jika moyangnya itu tidak kena tembak lalu tercebur ke
laut. Dan jika Ia benar berhasil meloloskan diri, lalu ke mana perginya" Nah,
kurasa Don Sebastian waktu itu sudah berniat hendak bersembunyi di tanah
pertaniannya sendiri, di suatu tempat dekat Puri Nasar!
Lalu kawan-kawannya yang akan membantunya, mengantar makanan dan
sebagainya! kata Jupe bersemangat. Mungkin dugaanmu ini benar, Bob! Tak
terpikir olehku kemungkinan itu selama ini. Jika itu ternyata benar, maka ada lagi
yang bisa kita carl dalam catatan-catatan dan surat-surat dari masa itu! Misalnya
saja tentang menyembunyikan makanan atau pakaian, atau tentang menolong
seseorang! Tapi dengan begitu pencarian harus kita perluas waktunya. katakanlah,
sebagai permulaan kita meneliti dokumen-dokumen kuno yang berkenaan dengan
waktu selama sisa bulan September itu.
Trio Detektif 26 Misteri Kuda Tanpa Kepala di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Asyik, bertambah lagi pekerjaan kita! tukas Pete. Seperti sekarang ini kurang
pekerjaan saja." Kita memerlukan segala petunjuk yang bisa kita temukan, kata Jupiter. Tapi
dokumen-dokumen yang perlu kita teliti kebanyakan pasti dalam bahasa Spanyol.
Jadi aku dan Diego yang harus melakukan riset.
Lalu aku dan Pete, apa yahg harus kami kerjakan selama itu"" tanya Bob.
Kalian pergi ke tempat Pico ditahan, dan usahakan agar ia bisa mengingat
kembali apa yang terjadi dengan topinya! Bab 11 MENJENGUK PICO DI PENJARA
RUANG tahanan yang didatangi oleh Bob dan Pete terletak di lantal paling atas
gedung Markas Besar Kepolisian Rocky Beach. Untuk sampai ke situ harus
melewati sebuah gang khusus di lantai satu dulu, lalu naik lift. Gang yang terdapat
di sebelah kiri pintu masuk utama itu dirintangi dengan pintu berjeruji. Seorang
polisi duduk menghadap sebuah meja di depan pintu terali itu. Bob dan Pete
menghampiri meja itu dengan gugup, lalu minta izin untuk menjenguk Pico.
Wah, sayang, kata petugas itu, waktu untuk menjenguk tahanan hanya terbatas
pada saat sehabis makan siang saja kecuali jika kalian ini tim pembelanya! Ia
mengatakannya sambil nyengir.
Tahanan itu klien kami, kata Bob, sambil berusaha bersikap anggun.
"Kami ini bisa dibilang pengacaranya," kata Pete menambahkan.
Sudahlah, aku tidak punya waktu untuk main-"
Kami ini detektif, Sir, kata Bob dengan cepat.
kami memang masih remaja, tapi Pico betul-betul klien kami. Kami perlu bicara
dengan dia, tentang kasus yang menyebabkan Ia sekarang ditahan. Urusannya
sangat penting. Kami Tampang polisi itu berubah, menjadi masam. Sudah, jangan membual terus! Ayo
keluar! Bentakan itu menyebabkan Bob dan Pete hanya bisa menelan ludah, lalu
berpaling untuk meninggalkan tempat itu. Tahu-tahu terdengar suara di belakang
mereka, Tunjukkan kartu kalian padanya, Anak-anak. Chief Reynolds, kepala kepolisian
Rocky Beach berdiri di belakang Bob dan Pete. Ia memandang mereka sambil
tersenyum. Bob menunjukkan kedua lembar kartu pengenal Trio Detektif yang
selalu ada di kantungnya pada polisi yang menjaga di belakang meja. Petugas itu
membaca tulisan yang tertera di situ dengan lambat-lambat.
Ada perlu apa kalian kemari, Anak-anak"" tanya Chief Reynolds sementara itu.
Setelah mendengar penjelasan dan Bob dan Pete, Ia lantas mengangguk.
Yah, katanya, dalam hal ini kurasa kita bisa memberi kelonggaran sedikit. Pico
Alvaro tidak bisa kita golongkan penjahat berbahaya, Sersan, dan kedua penyelidik
remaja ini memang berhak mendatangi klien mereka.
"Ya, Sir, kata sersan polisi itu. Saya tidak tahu mereka ini teman Anda, Sir.
Bukan teman, Sersan, melainkan asisten tidak resmi. Kalau kuceritakan sudah
berapa sering anak-anak ini membantu kita, kurasa Anda pasti tercengang."
Kemudian Chief Reynolds pergi, setelah tersenyum lagi pada Bob dan Pete.
Petugas yang menjaga di meja menekan sebuah tombol. Terdengar bunyi
mendesum, dan seorang polisi lagi muncul dari sebuah ruang kantor yang terdapat
di sisi gang di balik pintu terali. Pintu itu dibukakan olehnya. Bob dan Pete
bergegas masuk ke gang. Mereka sempat kaget, ketika pintu terali itu tertutup
kembali dengan bunyi berdentang.
Huh, kata Pete, untung kita cuma tamu saja di sini!
Kedua remaja itu menuju ke sebuah lift, dan dengannya naik ke tingkat paling atas.
Sesampainya di sana mereka keluar lagi, dan kini tiba di sebuah gang yang panjang
dan sangat terang karena disinari lampu-lampu yang menyala. Di gang itu berjejer
meja-meja. Pada meja yang pertama orang yang masuk tahanan harus
mengeluarkan segala isi kantung dan menitipkannya ke situ, termasuk pula segala
milik pribadi lainnya. Pada meja kedua, yang juga terdapat di sisi kiri gang,
tahanan diambil sidik jarinya. Pada meja ketiga mereka diberi pakaian seragam
tahanan. Mereka harus berganti pakaian di sebuah ruang yang terletak di ujung
gang, juga di sisi kirinya. Di seberang ruang itu ada pintu berterali. Pada pintu itu
ada tulisan, Ruang Tamu . Sedang di samping pintu itu, jadi sepanjang sisi kanan
gang, ada lagi sejumlah meja. Sejumlah petugas kepolisian duduk di balik
beberapa meja itu. Mereka sedang menanyai tahanan-tahanan yang baru masuk.
Ke sini, panggil polisi yang duduk di meja yang paling dekat. kalian Andrews
dan Crenshaw" Detektif swasta""
Bob dan Pete mengangguk saja, karena kerongkongan mereka rasanya seperti
tersumbat saat itu. Petugas tadi mengetikkan nama dan alamat mereka ke selembar
formulir, lalu menambahkan nama tahanan yang hendak dijenguk serta untuk
keperluan apa. Oke, sekarang berdiri di sana, menghadap ke dinding.
Bob dan Pete menurut saja. Seorang petugas lain menggeledah mereka dengan
cekatan, untuk memeriksa apakah mereka dengan diam-diam membawa senjata
atau benda lain yang bisa dipakai oleh tahanan yang akan dijenguk untuk
melarikan diri. Dalam hati Pete mengucap syukur, bahwa hari itu Ia tidak
mengantungi pisau lipatnya. Setelah penggeledahan selesai, polisi yang pertama
membawa Bob dan Pete ke pintu kamar yang berterali. Ia membuka pintu itu, lalu
menyuruh mereka masuk. Bob dan Pete melihat sebuah ruangan sempit tapi panjang, dengan sebuah meja
rendah dan kokoh memanjang di tengah-tengahnya. Pada meja itu ada dua deretan
kotak berdinding pada ketiga sisinya. Kotak-kotak itu berpasang-pasangan. Deret
yang satu menghadap ke pintu masuk bagi para tamu, sedang deret kedua
menghadap ke dinding seberang, di mana terdapat pintu berterali. Penjara yang
sebenarnya terdapat di balik pintu itu. Apabila sudah duduk dalam sepasang kotak
yang tersedia, tamu dan tahanan yang dijenguk bisa saling melihat lewat sisi atas
dinding pembatas setinggi dagu. Jadi mereka bisa bercakap-cakap saja, tanpa
mungkin menyerahkan apa-apa tanpa kelihatan oleh polisi yang duduk sebagai
pengawas di ruangan itu. Bob dan Pete mengambil tempat duduk dalam salah satu kotak. Tidak lama
kemudian pintu terali pada tembok seberang terbuka. Seorang penjaga mengawal
Pico masuk. Pico duduk menghadapi Bob dan Pete, di balik dinding pembatas.
Terima kasih atas kedatangan kalian, katanya dengan suara pelan, tapi aku tidak
perlu apa-apa. Kami tahu, bukan Anda yang menyalakan api unggun itu! kata Pete
bersemangat. Pico tersenyum. Itu juga kuketahui. Tapi sayangnya, Sheriff tidak tahu.
Tapi kami rasanya bisa membuktikannya, kata Bob.
Membuktikannya" Dengan cara bagaimana"
Kedua remaja itu menuturkan semua yang sementara itu sudah mereka ingat lagi,
sehubungan dengan topi sombrero milik Pico.
"Jadi, kata Bob kemudian, pukul tiga siang, di sekolah kami, topi itu masih Anda
pakai. Tidak mungkin ketinggalan dekat api unggun di tanah pertanian Norris,
sampai saat kita semua tiba di hacienda. Padahal waktu itu kebakaran sudah
terjadi dan orang lain yang menyebabkannya!
Kalau begitu, kata Pico dengan mata berkilat-kilat, topiku itu mestinya baru
berada di tanah milik Norris ketika api kebakaran sudah berkobar! Hebat, kalian
ternyata memang penyelidik jempolan. Ya, topiku mestinya tercecer sampai ke
sana, atau Atau, kata Bob menyambung, ada orang lain
yang meletakkannya di situ, dengan sengaja!
Supaya aku kemudian bisa dituduh. Pico mengangguk. Tapi kalian tidak bisa
membuktikan bahwa ketika di sekolah kalian, aku memakai topiku itu. Yang ada
hanya kesaksian kalian belaka.
Itu memang betul, kata Bob mengakui, tapi kini kami sudah mengetahui
bagaimana keadaan yang sebenarnya! Sekarang kami harus menyelidiki,
bagaimana topi itu bisa sampai ada dekat api unggun itu.
Jadi kami harus tahu, di mana topi itu Anda tinggalkan waktu itu, kata Pete. Di
sekolah, Anda masih memakainya. Dan aku rasanya ingat, di pangkalan pun topi
itu masih ada. Bagaimana ketika kita kemudian sudah naik truk untuk pergi ke
hacienda kalian" Di truk" Kening Pico berkerut. Kita waktu itu beramai-ramai duduk di bak
belakang. Ya, dan aku saat itu bercerita tentang keluarga kami. Mungkin... ah, aku
tidak bisa mengatakannya dengan pasti. Aku tidak ingat apakah saat itu aku
melepaskannya. Atau bahkan apakah aku masih memakainya."
"Anda harus berusaha mengingatnya! kata Pete mendesak.
Pikir! kata Bob. Tapi Pico hanya bisa menatap mereka dengan sikap putus asa.
*** Sambil mendesah, dengan lesu Diego membalik halaman mikrofilm dan surat
kabar tua yang sedang dibacanya sepintas lalu. Saat itu Ia berada di ruang
perpustakaan umum kota Rocky Beach. Jupiter yang menugaskannya ke situ,
setelah ternyata bahwa koleksi surat kabar kuno di Perhimpunan Sejarah tidak
lengkap. Sementara itu Diego telah menyelesaikan terbitan selama dua bulan
dalam kurun waktu tahun 1846 dan koran mingguan yang terbit di Rocky Beach
waktu itu. Ia kini sudah sampai pada minggu keempat bulan Oktober. Dan sejauh
itu hanya sedikit sekali yang berhasil ditemukannya. Mengenai Don Sebastian
hanya ada berita singkat mengenai kematiannya. Berita itu jelas sekali didasarkan
pada laporan Sersan Brewster. Jadi tidak terkandung hal-hal baru di dalamnya.
Diego mendesah lagi, lalu menggeliat. Ruang baca itu sunyi. Hanya hujan yang
turun di luar saja yang kedengaran. Diego membalikkan tubuh, menghadapi
setumpuk buku yang terletak di meja di sampingnya. Buku-buku itu berisi tulisan
kenang-kenangan serta catatan harian penduduk Rocky Beach pada abad
kesembilan belas. Diego membuka buku kenang-kenangan yang terletak paling atas, lalu mulai
mencari bagian sejak pertengahan bulan September tahun 1846.
*** Jupiter mendengarkan bunyi hujan yang berderai turun di luar gedung
Perhimpunan Sejarah. Ia baru saja menyelesaikan buku catatan kelima yang sudah
ditelitinya selama itu. Catatan harian kuno dari para pemukim bangsa Spanyol
yang ditulis dengan tangan sangat menarik perhatiannya. Berulang kali Jupiter
harus mengingatkan dirinya agar hanya menyimak catatan dari tanggal-tanggal
yang berdekatan dengan saat Don Sebastian melarikan diri. Tapi sampai sejauh itu,
bahkan catatan pada hari-hari bulan September 1846 yang penuh gejolak itu sama
sekali belum menghasilkan petunjuk baginya.
Dengan lesu dibukanya buku catatan harian keenam. Harapannya sudah tipis, akan
bisa menemukan sesuatu yang penting di dalamnya. Tapi setidak-tidaknya
menyimak buku catatan sekali ini takkan begitu merepotkan, karena ditulis dalam
bahasa Inggris. Penyusunnya seorang letnan dua barisan berkuda dari pasukan
Amerika yang dipimpin oleh Mayor Fremont.
Setelah menemukan halaman-halaman yang berisikan catatan untuk kurun waktu
pertengahan bulan September, dengan segera Jupiter mulai membaca.
Sekitar sepuluh menit kemudian sinar matanya tiba-tiba berubah. Sikap duduknya
pun menegang. Dengan seksama dibacanya sekali suatu halaman tertentu dalam
buku harian letnan dua itu.
Kemudian Ia bergegas bangkit untuk membuat fotokopi halaman itu, lalu pergi
setelah mengembalikan buku-buku harian yang dipinjamnya itu pada ahli sejarah
yang bertugas. Jupiter tidak mengacuhkan hujan yang masih saja mengguyur
*** Di ruang tempat tahanan menerima tamu di penjara Rocky Beach, sekali lagi Pico
menggeleng. "Aku tidak ingat lagi. Apa boleh buat. "
Baiklah, kata Bob. Sikapnya tetap tenahg. Kita telusuri saja lagi, langkah demi
langkah. Kita sekarang di sekolah, dan saat itu Anda masih memakai topi itu.
Tentang itu Jupiter benar-benar yakin, dan aku pun sekarang rasanya ingat lagi.
Nah Aku berani bertaruh, Skinny dan bahkan orang bernama Cody itu pun pasti ingat
bahwa ketika itu Pico memakai topinya, kata Pete dengan getir.
"Tapi mereka takkan mau mengaku, kata Bob. Lalu Pete mengatakan bahwa ia
masih ingat, ketika ber"da di pangkalan topi itu masih Anda pakai. kemudian
ketika sama-sama berada di bak belakang truk, Anda bercerita pada kami tentang
anugerah tanah yang kemudian menjadi milik keluarga Alvaro. Aku ingat Anda
saat itu menunjuk-nunjuk ke berbagai hal yang kita lewat. Jadi Anda tidak
memegang topi itu. Karena kita duduk di bak belakang yang terbuka,
kemungkinannya topi itu Anda pakai untuk menahan angin.
"Lalu kemudian kita sampai di hacienda," sambung Pete. Kita semua turun dari
truk, lalu Anda bercakap-cakap dengan Paman Titus, mengenai patung Cortes. Apa
yang terjadi sesudah itu, Pico" Apakah Anda masuk ke hacienda, dan saat itu
barangkali melepaskan topi Anda""
Aku... Pico berusaha mengingat-ingat. Tidak, aku tidak masuk ke rumah. Aku...
kita semua... Nanti dulu! Ya, kurasa ak" ingat sekarang!
Apa" seru Pete bersemangat.
Teruskan! desak Bob. Mata Bob berkilat-kilat..
Kita semua langsung masuk ke gudang, untuk melihat barang-barang yang saat
itu kutawarkan pada Mr. Jones. Keadaan di dalam bangunan itu agak gelap, dan
pandanganku terganggu tepi topiku. Karenanya lantas kubuka, agar bisa lebih jelas
melihat, lalu... Kepala keluarga Alvaro yang jangkung itu menatap Bob dan Pete.
Lalu topi itu kugantungkan ke sangkutan yang terdapat di sisi dalam pintu
gudang! Ya, aku tahu pasti sekarang. Topi itu kugantungkan di dalam gudang, lalu
ketika Huerta dan Cluerra berteriak-teriak di luar untuk memberi tahu bahwa ada
kebakaran, aku ikut lari ke luar bersama kalian semua. Topiku kutinggal di dalam
gudang." Kalau begitu mestinya tetap ada di situ, dan bukan dekat api unggun di tanah
pertanian Norris, kata Bob.
Jadi pasti ada yang mengambilnya, sebelum gudang itu terbakar, kata Pete.
Lalu orang yang mengambil itu meletakkannya di dekat api unggun, dengan
tujuan agar Pico kemudian bisa dituduh menyebabkan kebakaran!
Tapi, kata Pico dengan pelan, kita masih saja belum punya bukti sama sekali.
Mungkin kita bisa menemukan sesuatu didalam gudang, jika tidak semuanya
habis dimakan api di situ! kata Bob. Yuk, kita memberi tahu Jupiter, Pete.
Kami pergi, Pico! Setelah itu Bob dan Pete bergegas keluar, sementara Pico dibawa lagi oleh penjaga
ke selnya. Pete dan Bob langsung menuju ke Perhimpunan Sejarah, lalu lari ke dalam gedung.
Sepeda-sepeda mereka dibiarkan saja kehujanan. Tapi Jupiter temyata tidak ada di
situ! Ke mana dia, Bob"" tanya Pete dengan heran.
Entah, aku juga tidak tahu, kata Bob sambil menggigit-gigit bibir. Tapi masih
ada waktu beberapa jam lagi sebelum gelap, Dua! Masih ada waktu bagi kita untuk
mencari-cari tanda bukti di gudang Alvaro, yang bisa dipakai sebagai petunjuk
bahwa ada yang datang ke situ untuk mencuri topi Pico.
"Ke mana saja kita sekarang, kalau begitu," kata Pete. Mungkin Jupe juga ke
sana, bersama Diego."
Kedua remaja itu lari lagi ke luar untuk mengambil sepeda masing-masing, lalu
mengendarainya dengan terburu-buru di tengah hujan, menuju hacienda Alvaro
yang tinggal puing-puing.
Bab 12 TEMUAN DI TENGAH RERUNTUHAN
BOB dan Pete memasuki pekarangan hacienda Alvaro. Sementara itu hujan sudah
berhenti. Reruntuhan hangus di depan mereka lengang dan sunyi. Kelihatannya
seperti kerangka bangunan yang porak-poranda di tengah salah satu medan
pertempuran. Di atas punggung bukit yang terdapat di belakang hacienda itu
nampak patung kuda yang tidak berkepala lagi. Nampaknya aneh dan
menyeramkan, dengan latar belakang awan mendung yang berarak rendah. Balk
Jupiter maupun Diego tidak kelihatan di situ.
"Mungkin kita tadi lebih baik menunggu dulu, Bob, kata Pete.
Yah, yang jelas kita sudah ada di sini sekarang," kata Bob. "Tidak ada salahnya
jika kita mulai saja mencari, kalau-kalau ada salah satu tanda bukti yang bisa
ditemukan. Pete memandang bekas-bekas dinding dan balok-balok bangunan gudang yang
ambruk terbakar itu. Benar-benar berantakan! Di mana kita mulai""
Jupiter pasti akan mengatakan, mulai dari awal, jawab Bob sambil berpikir.
Kita harus mencari-cari di luar dulu, barangkali ada sesuatu yang tercecer. Atau
mungkin juga ada jejak kaki.
Pete mengangguk. Kedua remaja itu memencar, masing-masing mulai mencari
pada satu sisi kandang terbuka yang terdapat di depan reruntuhan bangunan itu.
Keduanya beringsut-ingsut sambil membungkuk dan memperhatikan setiap jengkal
tanah yang becek, menuju ke arah pintu bangunan. Hujan yang turun selama
beberapa hari menyebabkan seluruh pekarangan becek. Lumpur melekat ke telapak
Trio Detektif 26 Misteri Kuda Tanpa Kepala di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
sepatu mereka, dan menimbulkan bunyi menyedot setiap kali mereka melangkah.
Mereka bertemu lagi di depan tempat yang dulunya merupakan pintu gudang.
Yang kini tinggal kusen yang hangus dan terpuntir saja.
Bahkan ranting saja pun tak kutemukan di tanah, kata Pete sambil mengeluh.
Lumpurnya begitu tebal, sehingga benda yang ukurannya lebih kecil dari kepala
kita pasti terbenam di dalamnya."
Dan kurasa kalau tidak ada hujan pun, kita takkan menemukan jejak kaki di sini.
Tanah begini keras sekali dalam keadaan kering, kata Bob. "Kita coba saja di
dalam. " Keadaan di dalam gudang yang terbakar itu sangat berantakan. Kayu konstruksi
atap dan dinding yang ambruk bertumpang tindih dengan sisa kamar, kandang, dan
sekian banyak barang berharga yang mulanya hendak dijual oleh Pico pada Paman
Titus. Kini semuanya hangus! Dua sisi dinding luar ambruk sama sekali, sedang
yang dua lagi tinggal kerangkanya saja. Jendela-jendela di kedua kerangka dinding
itu nampak sepertI luka menganga. Bau reruntuhan yang hangus terbakar menusuk
hidung, setelah ditimpa hujan berhari-hari. Hampir tidak ada sesuatu yang masih
bisa dikenali wujudnya di situ. Pete dan Bob berdiri sambil memandang dengan
bingung, memperhatikan keadaan yang begitu kacau.
Mana mungkin kita bisa menemukan sesuatu di sini"" keluh Pete. Maksudku,
kita bahkan tidak tahu apa sebenarnya yang harus dicari.
Kita harus mencari apa saja yang bisa dijadikan petunjuk tentang orang yang
datang kemari dan mengambil topi Pico, kata Bob. Ia tidak mau segampang itu
menyerah. Dan kau tahu sendiri apa yang akan dikatakan Jupiter dalam
menghadapi keadaan begini kalau kita sudah melihatnya, saat itu kita pasti tahu!
"Hebat, kata Pete, tapi bagaimana kita bisa menemukan sesuatu di tengah puingpuing
berantakan seperti ini" Dan di mana kita harus mulai mencari"
Kita mulai di tempat topi itu pada saat terakhir yang masih kita ketahui. kata
Bob. Ia menuding ke sisi kusen pintu. Dinding depan di situ merupakan satu dari
kedua dinding luar yang masih tegak kerangkanya. Lihatlah, sangkutan tempat
Pico menggantungkan topinya waktu itu masih ada di bagian dinding yang masih
tegak. Sisa sangkutan itu, maksudmu, kata Pete menggerutu. Tapi diikutinya juga Bob,
yang sementara itu menghampiri dinding yang ditunjuknya tadi.
Sangkutan yang terdiri dari tiga kait di sebelah dalam pintu juga tidak selamat dari
amukan api. Tapi sisa-sisanya masih nampak pada kerangka dinding yang hangus.
Bob dan Pete mulai mencari-cari di tanah, di bawah sangkutan itu.
Sisa benda-benda yang terbakar bercampur aduk dengan abu yang berasal dari
kayu. Sulit sekali mengenali apa sebenarnya benda-benda itu, kecuali genteng atap.
Kedua remaja itu menemukan sejumlah besar benda yang sudah tidak bisa
diketahui lagi wujud asalnya, sementara mereka mencari dengan gerak melingkar
yang semakin melebar. Tapi tidak satu pun dan benda-benda itu kelihatannya
berarti penting, atau mungkin merupakan milik orang lain.
Akhirnya Pete menghenyakkan diri pada sebatang balok penyangga atap yang
sudah ambruk. Jika ada tanda bukti tertentu di tengah reruntuhan ini, maka barang itu perlu ada
tanda khusus, katanya. Kalau tidak, aku takkan bisa mengenalinya.
Kurasa katamu itu benar, Dua, kata Bob terpaksa mengakui. Begitu banyak
barang rusak Ada yang datang, kata Pete memotong, lalu bergegas menghampiri pintu. Pasti
itu Jupe dan Diego. Ju Tahu-tahu Ia meloncat dan bersembunyi di balik dinding
depan, sambil berbisik, Bob, yang datang itu tiga orang! Aku belum pernah
melihat mereka! Sambil cepat-cepat merunduk di belakang tumpukan reruntuhan yang ada di
dekatnya, Bob mengintip ke arah pintu.
Mereka kemari! katanya dengan suara lirih. Tampang mereka mencurigakan,
Dua! Cepat ke sana, ke bawah balok-balok itu. Cepat!
Kedua remaja itu bergegas menyelinap ke sisi bekas gudang itu, di mana dinding
sampingnya ambruk menimpa beberapa balok penyangga atap yang jatuh tersandar
ke dinding depan. Di bawah balok-balok yang ambruk itu terdapat rongga sempit
yang gelap dan berbentuk segitiga. Anak-anak merangkak ke dalamnya, lalu
merebahkan diri sambil mengintip keluar. Mereka menahan napas, karena takut
terdengar orang-orang yang datang itu.
Tidak lama kemudian ketiga pria yang dilihat Pete tadi masuk
Ih, tampang mereka jahat-jahat bisik Pete dengan cemas.
Ketiga orang itu masuk, lalu berdiri tidak jauh dari ambang pintu sambil
memandang puing-puing reruntuhan di depan mereka. Seorang di antara mereka
bertubuh besar, berambut hitam, dengan kumis tebal serta jenggot yang
kelihatannya tidak dicukur beberapa hari. Temannya bentubuh kecil dan
kerempeng, dengan muka sempit seperti celurut. Matanya yang kecil memancarkan
kelicikan. Sedang orang yang ketiga gendut, botak, dengan hidung besar berwarna
merah serta gigi depan gerepes. Ketiga-tiganya berpenampilan kumal dan kasar,
berpakaian seperti koboi yang tidak mempunyai pekerjaan tetap, celana jeans
lusuh, sepatu koboi berlumur lumpur, kemeja biru yang dekil, serta topi kobol yang
kumuh karena sudah terlalu lama dipakai. Melihat muka dan tangan mereka,
terdapat kesan bahwa mereka pasti paling sedikit sudah satu bulan tidak mandi.
Ketiga orang itu memandang puing-puing di depan mata mereka dengan perasaan
yang tidak bisa dibilang senang.
Kita takkan mungkin menemukan apa-apa di sini, kata yang beitubuh kecil
kerempeng. Mana mungkin bisa menemukan sesuatu di antara reruntuhan ini,
Cap" Kita harus menemukannya, kata orang yang bertubuh besar dan berkumis tebal.
Mustahil, Cap, kata yang gendut dengan suara tinggi mencicit. Ia menggelenggeleng.
Tidak mungkin. Mustahil. "Pokoknya kalian harus mencari, mengerti" tukas orang yang bernama Cap.
Mestinya ada di sekitar sini.
Oke, Cap, kata si Gendut, lalu menendang-nendang tumpukan puing sambil
menatap lantai dengan sikap seolah-olah benda yang dicari itu setiap saat akan
nampak. Sedang orang yang bertubuh kecil kerempeng dan bertampang seperti celurut
mulai mondar-mandir mencari, tapi nampak tidak dengan bersungguh-sungguh.
Orang bertubuh besar yang dipanggil dengan sebutan Cap membentaknya.
Carl yang benar, Pike! Kau bukan sedang memetik kembang!
Pike yang kerempeng itu melirik Cap dengan sebal, lalu membungkuk dan mencari
dengan lebih teliti. Kini Cap berpaling ke arah si Gendut.
Kau juga, Tulsa. kita masing-masing mencari di satu bagian, mengerti""
Dengan segera Tulsa berlutut di tengah-tengah puing bekas kebakaran, lalu
merangkak-rangkak dengan muka nyaris menyentuh tanah. Cap dan Pike
memperhatikan orang itu sesaat dengan wajah sebal, lalu memencar untuk mencari
di kedua sisi kusen pintu yang meliuk.
Kau yakin hilangnya di sini, Cap" tanya Pike. Tentu saja aku yakin. Ketika
hendak pergi lagi waktu itu, kita kan terpaksa mengontak langsung lewat kabel
supaya bisa jalan! Dan kemudian terpaksa mengambil serepnya.
Selama ketiga orang itu mencari-cari di tengah reruntuhan, dua kali mereka sudah
dekat sekali ke tempat Bob dan Pete bersembunyi sambil menahan napas. Cap
bahkan sudah begitu dekat, sehingga kedua remaja itu bisa menyentuh sepatunya,
kalau mereka mau dan berani! Sambil meneguk ludah, Pete menuding ke pisau
runcing bergagang besar yang terselip dalam sepatu laki- laki bertubuh kekar dan
berkumis lebat itu. Ah, tidak tahu," kata Pike yang kerempeng setelah beberapa lama mencari-cari.
"Siapa bilang hilangnya sebelum kita sampai di sini""
Kita kan memerlukannya supaya bisa sampai di sini, Goblok! tukas Cap dengan
sebaL Oke, tapi kan bisa saja kemudian tercecer di luar" balas Pike dengan berteriak
pula. Laki-laki kerempeng itu duduk pada sebuah balok, tepat di atas tempat Bob dan
Pete bersembunyi. Ia mengambil pisaunya yang juga nampak menyeramkan, lalu
menyayat-nyayat sepotong kayu yang hangus.
Oke, kata Cap akhirnya, mungkin juga kau benar. Lagi pula, kurasa kita takkan
mungkin bisa menemukannya di sini, tanpa penerangan lampu. Kita cari saja
sekarang di tempat kita memarkir mobil kita waktu itu. Kalau di sana juga tidak
ketemu, kita ambil lampu untuk menerangi.
Sementara Bob dan Pete meringkuk ketakutan, Pike bergegas berdiri lalu ikut
keluar bersama kedua temannya. Bob dan Pete masih mendengarkan saja selama
beberapa saat, tanpa berani berkutik. Mereka mendengar ketiga orang itu bercakapcakap
dengan nada kesal di pekarangan. Bob dan Pete masih terus menunggu.
Ketika di luar tidak terdengar apa-apa lagi, akhirnya mereka menyelinap keluar
dari bawah dinding yang ambruk, lalu menghampini ambang pintu. Di pekarangan
tidak kelihatan siapa-siapa lagi. Bob berpaling, memandang Pete dengan mata
bersinar gembira. Aku tidak tahu siapa ketiga orang tadi, Dua, katanya, tapi kuduga mereka
datang kemari pada hari kebakaran itu terjadi. Barangkali mereka ada sangkutpautnya
dengan topi Pico! Dan kurasa mereka kehilangan kunci mobil!
Kedengarannya memang begitu, kata Pete sependapat. Dan penampilan mereka,
kelihatannya mereka itu pekerja di ranch. Mungkin mereka bekerja untuk Mr.
Norris! Dan mereka tadi berusaha keras untuk menemukan kunci itu, kata Bob
menambahkan. "Itu berarti kunci itu bisa membahayakan diri mereka atau
seseorang yang ada hubungannya dengan mereka. Yuk, kita cari sampai k"temu!
Kan sudah," kata Pete mengingatkan. Dan orang-orang itu juga tidak berhasil
menemukannya." Mereka tadi mencari asal-asalan saja, dan kita sekarang tahu apa yang harus
dicari, kata Bob. Aku tadi sempat melihat sebuah penggaruk yang terbakar
gagangnya, di sebelah sana. Coba kauambil, lalu kita garuk puing-puing di sekitar
ambang pintu! Pete menemukan penggaruk itu, yang tertetak di salah satu sudut. Gagangnya
memang sudah terbakar separuh, tapi bagiannya yang terbuat dari logam masih
bisa dipakai. Dengan alat itu ia menggaruk-garuk reruntuhan dan abu yang
menumpuk di sekitar ambang pintu. Setiap kali terkena sesuatu yang berbunyi
seperti logam, dengan cepat Ia dan Bob membungkuk untuk memeriksa. Usaha
pencarian mereka agak lebih mudah dari sebelumnya karena langit tidak begitu
mendung lagi. Akhirnya terdengar Bob berseru,
Pete! sambil menuding ke tanah. "Ada sesuatu yang berkilat di situ."
Pete menggaruknya sehingga muncul keluar dari tengah abu. Nyaris saja kepala
kedua remaja itu saling membentur, karena kedua-duanya membungkuk serempak
untuk memungut benda itu.
Sepasang anak kunci! seru Bob dengan gembira.
Kedua anak kunci itu tergantung pada rantai yang berhiaskan mata uang dollar.
Ada tanda-tanda pengenal tertentu" tanya Pete cepat-cepat.
Tidak, kata Bob, setelah mengamat-amati sebentar. Tapi ini jelas kunci mobil,
dan pasti inilah yang dicari-cari ketiga orang tadi.
kecuali jika itu kepunyaan Pico, kata Pete. "Atau salah seorang kawannya."
He! kalian berdua! Bob dan Pete kaget. Mereka berpaling dengan cepat. Pria gendut yang bernama
Tulsa berdiri di ambang pintu sambil menatap mereka. Sesaat orang itu ragu, tidak
tahu apa yang harus diperbuat.
Lari lewat belakang! bisik Pete pada Bob.
Keduanya lari keluar lewat bagian belakang bangunan yang sudah runtuh itu, lalu
bersembunyi di balik beberapa batang pohon ek yang tumbuh di situ. Sambil
menyelinap dari pohon ke pohon, mereka bengerak ke suatu posisi dari mana
mereka bisa melihat pekarangan hacienda.
"He! Kalian!" Pria bertubuh besar yang bernama Cap berdiri dekat hacienda yang sudah habis
terbakar. Ia menggerakkan tangan, menyuruh Bob dan Pete datang. Tiba-tiba pria
kerempeng yang bertampang seperti celurut datang dari arah kandang terbuka.
Cap! serunya. Kata Tulsa, anak-anak itu menemukan sesuatu di dalam
gudang! Bob dan Pete celingukan. Jalan lari ke sepeda-sepeda mereka yang tadi ditaruh di
pekarangan hacienda terhalang, sedang di dekat-dekat situ tidak ada tempat yang
bisa dipakai untuk menyembunyikan diri.
Ke bukit! desis Pete. Kedua remaja itu lari menuju punggung bukit tinggi, di mana patung kuda tanpa
kepala nampak menjulang berlatarbelakangkan langit!
Bab 13 BAHAYA DI RANCH DARI Perhimpunan Sejarah, Jupiter pergi ke Perpustakaan Umum Rocky Beach.
Dijumpainya Diego dalam keadaan murung di sana.
Dalam koran-koran kuno itu banyak berita tentang tembak-menembak di sekitar
sini pada waktu itu," kata remaja langsing berdarah Spanyol itu, tapi tidak satu
pun di antaranya yang bisa kita jadikan petunjuk tentang apa yang sebenarnya
terjadi dengan Don Sebastian.
Tidak apa, kata Jupiter bersemangat, karena kurasa aku sudah berhasil
menemukan sesuatu! Bob dan Pete mestinya sementara ini sudah selesai dengan
tugas mereka di penjara. Mungkin mereka sudah menunggu di kantor. Yuk, kita ke
sana! Jupe dan Diego mengayuh sepeda mereka cepat-cepat menembus hujan, menuju ke
The Jones Salvage Yard. Jupe mengajak Diego masuk lewat jalan belakang, untuk
menghindari kemungkinan dilihat oleh Bibi Mathilda atau Paman Titus yang
barangkali kemudian akan menyuruh melakukan ini atau itu. Jupe mengerem
sepedanya di sisi pagar belakang, sekitar lima belas meter dari pojok. Sekeliling
pagar yang mengitari pangkalan barang bekas itu dihiasi dengan lukisan dinding
yang dibuat oleh sejumlah pelukis kota Rocky Beach, dan Jupe berhenti di depan
bagian yang menggambarkan peristiwa kebakaran kota San Francisco, yang terjadi
pada tahun 1906. Gambar seekor anjing kecil nampak duduk dekat kobaran api
berwarna merah. Anjing ini kami beri nama Kelana, kata Jupiter pada Diego, jadi jalan rahasia
untuk masuk ke dalam yang ada di sini disebut Kelana Gerbang Merah!
Salah satu mata anjing kecil itu sebenarnya mata kayu papan pagar. Dengan hatihati
Jupiter mencongkel mata kayu itu, lalu meraihkan jarinya ke dalam lubang
yang terjadi untuk menarik gerendel yang tersembunyi di sebelah dalam. Seketika
itu juga tiga lembar papan pagar terayun ke atas, dan dengan cepat Jupiter
menyuruh Diego masuk ke pekarangan, diikuti olehnya sendiri.
Sesampainya di dalam mereka menaruh Sepeda-sepeda mereka dulu, lalu
merangkak lewat lorong-lorong yang tersembunyi di tengah tumpukan barang
bekas, dan akhirnya sampai di depan selembar papan tripleks. Mereka masuk ke
dalam karavan yang merupakan kantor Trio Detektif dengan jalan menggeser
papan itu. Tapi Bob dan Pete temyata tidak ada di situ.
Mungkin mereka masih sibuk dengan Pico, kata Jupiter. Kita tunggu saja di
sini. "Baiklah, kata Diego. Tapi tadi kaukatakan menemukan sesuatu. Apa itu"
Dengan mata bersinar-sinar, Jupiter mengeluarkan secarik kertas.
Seorang letnan anak buah Fremont yang datang kemari, ternyata menyusun buku
catatan harian. Aku menemukan catatan ini, dengan tanggal 15 September 1846,
kata Jupiter, lalu mulai membacakan isi fotokopi catatan itu. Pikiranku kalut!
Kurasa akal sehatku terganggu, karena ketegangan saat-saat penyerbuan. Tadi
malam aku ditugaskan pergi ke hacienda Don Sebastian Alvaro untuk mencari
barang-barang terlarang yang mungkin disembunyikan di sana. Saat itu sudah
temaram senja, dan aku melihat sesuatu yang hanya mungkin disebabkan oleh
pikiran yang sedang kacau. Di atas punggung bukit memanjang, di seberang sungai
kecil yang oleh orang-orang setempat dinamakan Santa Inez Creek, aku merasa
dengan jelas sekali melihat Don Sebastian Alvaro yang sedang menuntun kudanya,
sambil mengacungkan pedang! Sebelum aku sempat mencoba menyeberangi
sungai itu, sekelilingku sudah gelap. Karena tidak mau mengambil risiko terlibat
dalam perkelahian sementara aku seorang diri saja saat itu, aku lantas, kembali ke
perkemahan pasukan. Sesampainya di sana aku diberi tahu bahwa Don Sebastian
pagi itu mati ditembak ketika berusaha melarikan diri. Kalau begitu, lalu apa yang
kulihat di seberang sungai, ketika aku pergi dari hacienda Alvaro" Hantu" Atau
hanya bayangan dalam khayalanku" Mungkinkah aku sebelumnya sepintas talu
mendengar orang berbicara tentang kematian Don Sebastian tapi melupakannya
lagi, lalu baru teringat ketika kedatanganku di hacienda Alvaro membangkitkannya
dari lubuk pikiranku yang saat itu sudah sangat lelah" Aku tidak tahu.
Tapi Don Sebastian kan sama sekali tidak mati ditembak saat itu! seru Diego
bergairah. Jadi letnan itu rupanya benar-benar melihat dia! Dan Don Sebastian
saat itu membawa pedangnya, Jupiter!
Betul, kata Jupiter dengan nada puas, kurasa kita sekarang sudah berhasil
membuktikan secara jelas bahwa pada malam tanggal 15 September itu Don
Sebastian masih hidup, dan Pedang Cortes ada padanya setelah Ia berhasil
meloloskan diri. Baik penglihatan maupun pikiran letnan itu tidak terganggu!
Nanti, begitu Bob dan Pete sudah datang, kita datangi tempat yang dikatakan oleh
letnan itu, untuk mengadakan pemeriksaan di situ!
Trio Detektif 26 Misteri Kuda Tanpa Kepala di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Tapi sampai setengah jam kemudian, Bob dan Pete masih juga belum muncul di
kantor Trio Detektif. Diego mulai cemas.
Mungkin ada sesuatu yang terjadi dengan mereka. Atau mungkin dengan Pico,
kata remaja itu dengan gelisah.
Kemungkinan itu selalu ada, kata Jupiter dengan wajah serius, tapi kurasa yang
lebih mungkin ialah bahwa mereka berhasil mengetahui sesuatu dari pembicaraan
mereka dengan Pico, lalu setelah itu langsung mengadakan penyelidikan sendiri.
Tapi ke mana kemungkinannya mereka pergi""
Kalau mengingat bahwa mereka bertugas menanyai Pico tentang di mana
abangmu itu terakhir kalinya masih melihat topinya, maka kuduga mereka setelah
itu pergi ke hacienda kalian. Yuk, kita cari mereka ke sana.
Diajakny" Diego menyelinap lagi ke luar lewat Kelana Gerbang Merah, lalu
mereka memacu sepeda secepat-cepatnya menuju hacienda yang sudah habis
dimakan api. Sementara itu hujan sudah berhenti, dan langit mulai terang kembali.
Air di dalam Santa Inez Creek sudah tinggi ketika kedua remaja itu melintasinya
lewat jembatan batu. Ketika sedang menyusur deretan punggung bukit yang
memanjang antara sungai dan arroyo, mereka sempat mengarahkan pandangan ke
patung Cortes di atas kuda tak berkepala yang terdapat di punggung bukit terakhir.
Jupiter! Patung itu! Dia... dia bergerak! seru Diego.
Keduanya Iangsung mengerem sepeda masing-masing, lalu menatap ke arah
patung. Tidak! Bukan patung itu yang bergerak! kata Jbpiter. Ada orang di sana, di
dekatnya! Dia bersembunyi di belakang patung! seru
Diego. Mereka berdua! Dan sekarang mereka lari!
Menuruni bukit, menuju kemaril
Itu Bob dan Pete! Yuk, kita songsong mereka!
Dengan terburu-buru mereka menyurukkan sepeda-sepeda mereka ke dalam semak
di tepi jalan, lalu lari menyongsong Bob dan Pete yang sementara itu sedang
pontang-panting menuruni lereng sebelah ujung bukit yang memanjang, menuju ke
jalan. Dengan napas tersengal-sengal, keempat remaja itu bergabung di kaki bukit,
dalam parit yang dalam di sisi jalan.
"Kami berhasil menemukan petunjuk, Satu!" kata Pete dengan napas putus-putus.
Dan kami kepergok tiga orang, kata Bob.
Siap" mereka!" tanya Diego.
Kami tidak tahu, tapi kami dikejar oleh mereka!"
Lari ke jembat"n, kata Jupiter. Kita bersembunyi di bawahnya!
Mereka nanti pasti mencari ke sana! kata Bob.
Di sebelah sana ada pipa saluran air yang besar! seru Diego. Ujungnya di parit
ini, tapi tidak kelihatan karena sekelilingnya penuh dengan semak! Ayo, kita ke
sana! Keempat remaja itu lari menyusur parit yang becek dan penuh semak itu.
Kemudian Diego menyuruk masuk ke tengah belukar lebat dan berduri. Benarlah,
di balik belukar itu nampak ujung sebuah pipa besar yang menyalurkan air yang
datang dari lereng bukit. Anak-anak bergegas masuk ke dalam pipa itu, tanpa
mempedulikan air hujan setinggi mata kaki yang mengalir di dalamnya. Begitu
semua sudah masuk, belukar yang tadi ditarik kembali sehingga menutupi jalan
masuk. Setelah itu mereka hanya bisa duduk menongkrong bersesak-sesak,
menunggu dengan perasaan gugup.
Petunjuk apa yang kalian temukan" tanya Jupe berbisik.
Bob dan Pete menuturkan tentang sepasang anak kunci yang mereka temukan di
dalam gudang yang sudah habis terbakar, serta pengalaman mereka di situ. Dalam
keremangan tempat mereka bersembunyi itu, Diego memperhatikan temuan Bob
dan Pete. Aku yakin, ini bukan punya kami, katanya.
Orang-orang itu mengatakan bahwa mereka kehilangan ini sehingga terpaksa
menghidupkan mesin mobil dengan cara mengontak kabel-kabel" Jupiter
merenung. Dan cerita kalian kelihatannya orang-orang itu berada di dalam gudang
sebelum bangunan itu terbakar. Dan mereka rupanya tidak ingin orang lain
menemukan kunci-kunci itu, sehingga tahu bahwa mereka pernah ke sana!
Mungkin mereka bertiga itu yang mencuri topi dan meletakkannya dekat api
unggun! Tapi siapakah mereka, Satu" tanya Pete dengan sikap bingung.
Aku tidak tahu, Dua, tapi mereka pasti ada sangkut-pautnya dengan peristiwa
kebakaran serta penahanan Pico. Aku... Ssst!
Keempat remaja yang sedang bersembunyi itu langsung membisu. Dan arah
sebelah atas, terdengar bunyi langkah berlari-lari di jalan! Anak-anak mengintip ke
luar lewat sela-sela belukar lebat. Mereka melihat ketiga pria berpenampilan
kumuh itu. Dengan wajah sangar, ketiga koboi itu berlari lewat. Mereka tidak
berbicara. Baru sekali ini aku melihat mereka! bisik Diego. Jika mereka itu bekerja untuk
Mr. Norris, jelas mereka itu orang baru.
Kalau begitu mau apa mereka di sini"" tanya Pete.
Itulah yang perlu kita selidiki, Dua, kata Jupiter.
Cuma satu hal saja kuharapkan, kata Bob sepenuh hati, mudah-mudahan
mereka tidak muncul kembali!
Keempat remaja itu menunggu sambil memasang kuping. Mereka tidak mendengar
bunyi apa-apa lagi di jalan. Setetah lima belas menit dalam keadaan tegang,
akhimya Jupiter mendesah.
Kurasa sebaiknya salah seorang dari kita keluar untuk memeriksa, katanya lirih.
Biar aku saja, kata Diego. Mereka itu kan mengejar Bob dan Pete, bukan aku.
Dan aku tinggal di sini, jadi ada kemungkinan mereka tidak begitu curiga jika nanti
melihat aku. Remaja bertubuh langsing itu begitu cepat menyelinap ke luar, sehingga sangat
kecil kemungkinannya ada orang yang melihat dari mana Ia muncul. Diego naik ke
badan jalan, lain berjalan menuju ke jembatan yang terdapat di sebelah kiri. Anak
anak yang bersembunyi dalam pipa saluran menunggu lagi. Akhirnya Bob yang
paling dulu mendengar bunyi orang datang, lalu beranjak hendak keluar.
Tunggu dulu! desis Pete. Jangan-jangan itu bukan Diego!
Bob tidak jadi keluar. Sesaat kemudian orang yang datang itu berhenti tepat di
depan ujung pipa. Oke, keadaan sudah aman. Ternyata yang datang itu Diego. Ketiga remaja yang masih berada di daiam pipa
bergegas keluar, lain mengikuti Diego kembali ke jembatan yang melintas di atas
Santa Inez Creek. Diego menunjuk ke arah bukit-bukit. Di kejauhan nampak ketiga
pria tadi, di jalan tanah yang melintasi tanah pertanian milik Mr. Norris. Mereka
menuju ke utara. Mereka putus asa, kata Diego sambil nyengir. Dan kira-kira di sini kan
tempatnya, di mana kita hendak mengadakan penyelidikan, Jupiter""
Menyeiidiki apa" tanya Bob dan Pete serempak
Jupiter memberi tahu mereka tentang buku harian letnan itu, lalu menunjukkan
fotokopi dari halaman yang dimaksudkan.
Wow! seru Pete. Jadi Don Sebastian ternyata memang berhasil meloloskan diri,
dan dengan membawa Pedang Cortes!
"Ya, begitulah keyakinanku pula, kata Jupiter. Tapi kemudian Ia mendesah.
Sayangnya, catatan ini takkan bisa menotong kita menernukan pedang itu!
Tapi letnan itu kan menulis kata Diego.
Tidak mungkin Ia melihat apa yang dikatakan dilihat olehnya, kata Jupiter
memotong, atau setidak-tidaknya, di tempat Ia merasa melihatnya. Coba pikir
saja ia menulis bahwa saat itu "a baru saja meninggatkan hacienda. Itu berarti Ia
berada di sisi sungai di sebelah sini, di sisi barat. Ia memandang ke timur, ke
seberang sungai, kira-kira dari tempat kita sekarang ini. Ia menulis bahwa Ia
melihat punggung bukit padahal dilihat dari sini, sama sekali tidak ada bukit di
seberang sana! Di seberang Santa Inez Creek yang saat itu sedang penuh dengan air, sejauh mata
memandang hanya dataran saja yang nampak, bahkan sampai di balik bangunanbangunan
ranch milik Mr. Norris! Kelihatannya Ia keliru, kata Jupiter dengan murung, dan itu bisa tentang di
mana Ia berada waktu itu, atau kalau tidak, apa yang diingatnya saat menulis
catatan harian itu. Keempat remaja itu berpandang-pandangan dengan lesu.
Kurasa lagi-lagi kita sampai di ujung jalan buntu, Teman-teman, kata Jupiter.
Dengan sedih mereka kembali ke tempat sepeda-sepeda mereka, lalu pulang.
Bab 14 KEADAAN SEMAKIN GENTING MALAM itu hujan lebat turun lagi, dan masih berlanjut sepanjang hari besoknya.
Anak-anak tidak sempat berembuk tentang Pedang Cortes. Mereka juga tidak ada
waktu untuk berusaha mengadakan penyelidikan tentang kunci mobil yang
ditemukan di lokasi bekas gudang yang terbakar. Seusai sekolah, sampai sore
mereka sibuk terus dengan tugas-tugas pelajaran.
Sorenya Diego menjenguk abangnya, dan menunjukkan pasangan anak kunci yang
ditemukan padanya. Ia juga melaporkan tentang ketiga pekerja ranch yang muncul
di hacienda. Tapi Pico tidak mengenali kedua anak kunci yang ditunjukkan. Ia juga
tidak tahu siapa ketiga orang asing itu, dan kenapa mereka tampaknya berminat
terhadap gudang yang kini sudah tinggal reruntuhannya saja.
Kecuali, kata Pico dengan getir, "Jika Mr. Norris mengambil mereka untuk
memaksa kita agar melepaskan pertanian kita!
Sehabis makan malam itu ketiga anggota Trio Detektif datang lagi ke perpustakaan
umum serta ke Perhimpunan Sejarah. Di sana mereka sekali lagi meneliti korankoran
kuno, begitu pula buku-buku dan catatan-catatan harian, buku kenangkenangan,
serta dokumen-dokumen laporan tentang Amerika Serikat yang
sebelumnya sudah mereka periksa. Sekali lagi mereka menyimak laporan palsu
tentang kematian Don Sebastian, serta pernyataan resmi tentang perginya Sersan
Brewster beserta kedua kawannya meninggalkan pasukan tanpa izin. Surat Don
Sebastian yang aneh pada anaknya, dengan tulisan Puri Nasar pada bagian kepala
surat, begitu pula catatan letnan Amerika yang nampaknya mengandung
kekeliruan. Tapi ketiga anggota Trio Detektif tidak menemukan hal-hal baru,
apalagi sesuatu yang penting.
Hujan masih terus turun semalaman itu, dan juga sepanjang hari Rabu besoknya.
Pihak berwenang langsung siaga, menyiarkan pengumuman pada penduduk di
kawasan itu agar berjaga-jaga terhadap kemungkinan akan ada banjir. Sehabis
sekolah, sudah ada tugas menunggu Bob dan Pete di rumah masing-masing. Diego
pergi menjenguk Pico lagi, sementara Jupiter dengan lesu kembali lagi ke
Perhimpunan Sejarah, untuk melanjutkan pekerjaan pelacakan yang membosankan.
Selesai melakukan tugas masing-masing di rumah, Bob dan Pete dengan segera
pergi ke kantor Trio Detektif. Setelah membuka mantel yang basah kuyup.
keduanya duduk mendekam di depan alat pemanas listrik yang juga ada dalam
karavan yang tersembunyi letaknya itu, menunggu Jupiter dan Diego datang.
Bagaimana menurut perasaanmu, Bob mungkinkah kita akan berhasil
menemukan pedang itu"" tanya Pete.
Entah ya, jawab Bob. Coba kejadiannya belum begitu lama, mungkin harapan
kita bisa lebih besar. Memang ada bermacam-macam laporan tentang kejadian
tembak-menembak dan keributan antara para pemukim Meksiko dengan tentara
Amerika di kawasan perbukitan sana, tapi kita tidak bisa tahu apakah di antaranya
ada yang melibatkan Don Sebastian, atau ketiga perajurit Amerika yang lain itu.
Tidak lama kemudian Diego datang, lewat Lorong Dua. Bob dan Pete kaget
melihat tampangnya, ketika muncul dari lubang tingkap di lantai. Diego kelihatan
semakin sedih saja, dibandingkan dengan dua hari belakangan.
Ada sesuatu yang terjadi dengan Pico" tanya Bob dengan cemas.
Ada lagi kesulitan menimpanya"" kata Pete menimpali.
Pico tidak apa-apa, tapi ada kesulitan lain menimpa dia. Menimpa kami berdua!
Diego membuka jaketnya yang basah kuyup, lalu duduk di sisi Bob dan Pete, di
depan alat pemanas yang memancarkan kehangatan. Diego menggeleng-geleng
dengan sikap putus asa. Senor Paz sudah menjual surat tanda pinjaman kami pada Mr. Norris, katanya.
Aduh, gawat keluh Pete. Tapi, kata Bob, Ia kan berjanji akan menangguhkan selama
Don Emiliano tidak bisa dipersalahkan, kata Diego. Ia sangat memerlukan
uangnya, sedang karena Pico ditahan, entah baru kapan kami akan melunasi utang.
Di samping itu, Pico kan perlu uang untuk membayar jaminan serta untuk
pembelaannya. karenanya Pico menyuruh Don Emiliano untuk menjual surat tanda
pinjaman itu sekarang ini juga.
Kami ikut menyesal, Diego, kata Bob dengan suara lirih.
Wah, kelihatannya benar-benar payah, kata Pete. Maksudku, tanpa ada
petunjuk-petunjuk lain kita takkan mungkin bisa menemukan pedang itu, dan
sekarang tidak banyak lagi waktu yang tersisa untuk mencari-cari petunjuk.
Menurut perkiraanmu, masih berapa lama lagi kita
Tiba-tiba terdengar bunyi berisik di sisi luar panil yang merupakan ujung jalan
rahasia lewat kelana Gerbang Merah. Panil itu digeser, disusul masuknya Jupiter
yang basah kuyup dan terengah-engah.
Aku tadi dibuntuti Skinny, kata Jupiter dengan napas putus-putus, tapi aku
berhasil meninggalkannya, lalu masuk lewat Kelana Gerbang Merah tanpa
ketahuan! Kenapa ia mengejarmu" tanya Diego heran.
Mana aku tahu" Masak aku tadi harus berhenti untuk menanyakan"" tukas Jupiter.
Mungkin saja Ia bermaksud hendak bicara, tapi aku ingin cepat-cepat kemari
tanpa membuang-buang waktu dengan Skinny! Teman-teman, aku berhasil
menemukan " Terdengar bunyi nyaring, seperti ada sesuatu
jatuh ke tengah tumpukan barang bekas yang menutupi karavan yang tersembunyi
letaknya. kemudian terdengar bunyi keras lagi, di tempat lain dalam pekarangan
pangkalan itu, disusul suara Skinny.
Aku tahu kau ada di sekitar sini, Fatso Jones! Aku tahu pasti, kalian semua ada di
sini! kalian mengira kalian pintar, ya""
Sekali lagi terdengar bunyi nyaring di luar. Skinny berdiri di tengah pekarangan
yang becek karena hujan, sambil melemparkan berbagai benda yang berat ke
tumpukan barang bekas yang ada di situ. Ia merasa yakin bahwa para anggota Trio
Detektif pasti bersembunyi di sekitar situ, tapi tidak tahu di mana tepatnya.
Tapi kalian ternyata kalah cerdik! seru Skinny di tengah hujan. Dengar tidak"
Kawan-kawan kalian orang Meksiko itu tidak bisa berkutik lagi sekarang! Hari
Sabtu nanti pertanian mereka akan kami ambil alih! Kalian dengar itu"
Keempat remaja yang berada dalam karavan berpandang-pandangan. Hanya
Jupiter saja yang nampak bingung saat itu. Ia belum mendengar kabar bahwa surat
gadai tanah pertanian Alvaro sudah dijual Emiliano Paz pada Mr. Norris.
Jadi tinggal beberapa hari lagi! teriak Skinny lagi. Tidak ada kemungkinan lagi
bagi kalian untuk menolong kedua pendatang gelap itu! Apa pun juga yang kalian
rencanakan, semuanya tidak ada gunanya lagi! Sekali ini kalian terpaksa mengaku
kalah, Sok jago! Skinny tertawa mengejek Nah, selamat bermimpi, Anak-anak
konyol! Selamat berkhayal!
Sambil tertawa terus, Skinny pergi lagi. Ana-kanak yang berada dalam karavan
masih mendengar suaranya selama beberapa waktu, makin lama makin menjauh.
Akhirnya tinggal bunyi hujan saja yang terdengar menderu di atap.
Sok aksi benar Skinny itu! tukas Jupiter marah-marah. Padahal Ia cuma ingin
membuat kita mengira "
Tidak, kata Diego. Sekali ini ia mengatakan
yang sebenarnya, Jupiter. Ia lantas menuturkan tentang penjualan surat gadai oleh
Emiliano Paz. "Dan hari Sabtu nanti kami sudah harus melunasinya, kata Diego dengan wajah
murung. Don Emiliano memberi kelonggaran pada kami untuk membayar
sebagian dulu, tapi Mr. Norris jika kami tidak langsung melunasi seluruhnya,
pertanian kami akan langsung disita olehnya sebagai tebusan.
Jadi kelihatannya Mr. Norris menang juga akhirnya, kata Jupiter.
Jupe! seru Bob kaget Kau kan tidak berniat menyerah dengan begitu saja! ujar Pete.
Aku aku tidak bisa menyalahkan sikapmu, kata Diego terbata-bata.
Mata Jupiter berkilat-kilat.
Aku tadi bilang, Mr. Norris kelihatannya sudah menang! Itu berarti sekarang tidak
ada lagi yang akan merintangi kita. Kita harus memanfaatkan waktu yang masih
tersisa dan itu tidak banyak!
Tidak ada waktu, maupun petunjuk, keluh Pete.
Kau keliru, kata Jupiter mantap. Kalau petunjuk, sebenarnya banyak! Cuma kita
saja yang belum berhasil menafsirkannya dengan tepat. Dan aku sudah
menemukan satu petunjuk lagi, bahwa dugaan kita selama ini ternyata benar.
Pemimpin Trio Detektif yang bertubuh montok itu mengeluarkan secarik kertas
dari kantungnya. Bob benar ketika mengatakan bahwa ada kemungkinan Don Sebastian berniat
menyembunyikan diri di perbukitan, dengan membawa Pedang Cortes. Ia memang
berniat begitu, dan kemudian juga dilakukan olehnya. Disodorkannya kertas yang
Trio Detektif 26 Misteri Kuda Tanpa Kepala di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
dipegangnya pada Diego. Tulisannya dalam bahasa Spanyol, Diego, dan aku tidak
pasti apakah aku benar-benar menangkap maksudnya. Coba tolong terjemahkan.
Kelihatannya ini berasal dari catatan harian, kata Diego sambil mengangguk.
Tanggalnya 15, September, tahun 1846. Ia mulai menerjemahkan isi seterusnya.
Malam ini kelompok kami yang kecil dan terdiri dari para patriot, mendengar
berita bahwa Rajawali sudah berhasil menemukan sarang. Kita harus menyusun
rencana mengenai kesejahteraannya. Tugas itu tidak enteng, mengingat di mana
mana ada pemangsa yang siap menerkam. Tapi mungkin kami bisa menemukan
jalan! Diego berhenti membaca. Menurut perasaanmu, rajawali itu Don
Sebastian, Jupiter" Bahwa catatan inl berarti ada sejumlah patriot Meksiko yang
berhasil meloloskan diri, dan merencanakan untuk membantunya bersembunyi""
Itu kuyakini, kata Jupiter. "Buku catatan harian itu berasal dari seseorang yang
waktu itu menjadi walikota pemerintahan Spanyol, seorang sahabat keluarga
Alvaro. Dan dari dokumen-dokumen kuno yang kubaca, Don Sebastian itu
sewaktu mudanya ternyata dijuluki Rajawali. "
Tapi, kata Bob, sambil memandang kertas catatan harlan yang ditulis dalam
bahasa Spanyol itu, apa gunanya ini bagi kita, Satu" Maksudku, mungkin saja
dugaanku waktu itu benar dan Don Sebastian memang menyembunyikan diri
seperti yang dilakukan oleh Cluny MacPhenson tapi di sini tidak ada keterangan
tentang di mana Ia menyembunyikan diri. Bagaimana dengan catatan hari-hari
selanjutnya dalam buku harian walikota itu Jupe" Ada informasi yang lebih jelas
dari yang ini"".
Catatan ini merupakan yang paling akhir dalam buku itu, Bob. Sedang buku
catatan walikota itu yang lain, sayangnya tidak ada. Ia tewas beberapa minggu
setelah tanggal ini, dalam pertempuran melawan pasukan yang menyerbu. Kurasa
Ia kemudian begitu sibuk, sehingga tidak sempat meneruskan catatannya.
Yah, jika Don Sebastian memang menyembunyikan diri di kawasan perbukitan,
kata Pete, lalu apa yang kemudian terjadi dengan dirinya" Mungkin Ia dibantu
kawan-kawannya melarikan diri meninggalkan kawasan ini dengan membawa
Suramnya Bayang Bayang 32 Lauw Pang Vs Hang Ie Kejatuhan Dinasti Cin Dan Kebangkitan Dinasti Han Cula Naga Pendekar Sakti 7
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama