Ceritasilat Novel Online

Kematian Bintang Sirkus 3

Sherlock Holmes - Misteri Kematian Bintang Sirkus Bagian 3


Elliot mengambil secarik linen kering, melipatnya menjadi tiga bagian, dan menempelkannya di atas jahitan. Kemudian, dia memotong secarik kain panjang dari bagian bawah kemeja Ozzie dan menalikannya di sekeliling pinggang Ozzie, untuk menahan kain linen itu agar tetap di tempatnya.
Ozzie mengerang dan memejamkan mata.
"Apakah Ozzie akan mati"" Alfie bertanya.
Wiggins menatap Elliot, tiba-tiba merasa gugup. Tubuh Ozzie melemah setelah lukanya dijahit.
Mungkin mereka bertindak konyol karena menjahit luka Ozzie tanpa pertolongan medis.
"Dia tidak akan mati!" Elliot menempelkan kain dingin di kening Ozzie.
"Mengapa dia tidak berbicara"" tanya Rohan.
"Kupikir dia pingsan," kata Wiggins.
Anak-anak lain mengamati Ozzie yang bernapas pelan dan menunggu dengan tenang.
Menit demi menit berlalu. Lima menit, kemudian sepuluh menit, tetapi bagi anak-anak itu, rasanya bagaikan selamanya, duduk di pabrik kereta dingin itu, pada malam September yang gelap.
Kemudian, sambil tetap mematung, Ozzie terbatuk. "Wiggins""
"Aku di sini, Sobat."
Ozzie membuka matanya dan terbatuk lagi. "Apakah operasinya sudah selesai" Kita tidak boleh terlambat untuk menemui Master."
Wiggins memberi isyarat agar Alfie mengambilkan air minum buat Ozzie. "Oz, kau tidak akan pergi ke mana-mana malam ini. Lukamu baru saja dijahit."
"Kau hanya mendapatkan sembilan jahitan, tapi jika kau bergerak terlalu banyak, kau akan merusak pekerjaanku dan membuat kekacauan besar," Elliot berkata dengan nada datar ketika dia memasukkan kembali peralatannya ke dalam kotak cerutu. "Sekarang, ambilkan sedikit kacang untukku," dia menyuruh, tetapi tidak kepada orang tertentu. "Pekerjaan yang melibatkan darah-dan-nyali itu membuatku lapar."
Wiggins menatap Ozzie. "Kau mendengar Stitch, kau tidak boleh bergerak malam ini."
Ozzie perlahan-lahan duduk. "Aku mengagumi pekerjaan Stitch, dan memercayai bahwa jahitannya kuat. Aku akan makan sedikit sosis dan kacang sekarang." Dia menyeringai kepada Wiggins.
"Baiklah, kau lapar. Itu adalah pertanda bagus. Tapi, kau tetap di sini malam ini," Wiggins berkata. Dia pergi untuk mengambilkan sepiring makanan untuk Ozzie. Saat dia kembali, Ozzie sudah berdiri. Rohan sudah mengambilkannya kemeja ganti. Dengan sangat berhati-hati. Ozzie mengenakannya.
"Master mengandalkanku," Ozzie berkata pada Wiggins. "Aku berjanji padamu, saat semuanya sudah beres, aku akan beristirahat."
"Ya, sepertinya kau memang membutuhkan banyak istirahat karena jahitan di lukamu," sebuah suara muncul dari luar lingkaran anak-anak itu.
Laskar Jalanan berputar dan membeku ketika sesosok orang bertudung muncul di dalam pinTu tingkat.
"Berhenti!" Wiggins memerintah.
Tetapi, si penerobos itu berjalan dengan tenang ke arah mereka. "Selamat malam, Tem
an-Teman." nbalinya Pilar Anak-anak lelaki itu menatap Pilar seolah sedang melihat hantu. Selain Billy, tidak ada orang selain anggota Laskar Jalanan yang pernah memasuki Kastel.
"Apakah kau baik-baik saja"" Pilar bertanya kepada Ozzie.
Ozzie mengangguk. "Bagaimana kau bisa menemukan kami"" tanya Wiggins.
Dengan santai, Pilar memeriksa sekelilingnya. Kemudian, dia mendekati api dengan perhatian terpusat. Beberapa anak yang menghalangi jalannya melangkah mundur. "Mudah saja. Aku mendapatkan alamat Mr. Holmes dari salah seorang petugas polisi di sirkus. Kupikir semua orang sudah pernah mendengar Baker Street nomor 221 B. Saat Mama tidur, aku menumpang kereta menuju flat Mr. Holmes. Anak lelaki yang menemuiku di pintu lumayan banyak bicara. Setelah dia tahu aku adalah teman kalian, dia senang sekali bisa memberi tahuku di mana bisa menemukan kalian."
"Kita harus memberi tahu Billy tentang kejadian sesungguhnya hingga mampu meredam gunjingan orang-orang tentang kita," Wiggins berkata dengan tegas.
"Kupikir kau mungkin ingin tahu bahwa Indigo Jones sudah meninggalkan sirkus," Pilar melanjutkan. "Aku berbicara dengan salah satu saudaranya, Irma. Dia bersumpah bahwa Indigo sama sekali tidak terlibat dengan kematian Walenda Bersaudara, tapi Indigo merasa khawatir jika polisi akan menahannya karena dia memiliki catatan kriminal."
"Kami tahu siapa pembunuhnya," kata Wiggins. "Dan memang bukan Indigo Jones."
Pilar mengabaikan pernyataan Wiggins dan langsung berbicara kepada Ozzie. "Yang mungkin tidak kau ketahui adalah bahwa Indigo Jones juga didekati oleh seorang penjual tali. Penjual tali itu ingin menyewa Indigo dan keluarganya untuk melakukan suatu pekerjaan besar, suatu pencurian. Irma berkata Indigo ingin melakukannya, tapi keluarganya yang lain menolak."
Ozzie mengangguk. "Ya, kami tahu. Itulah mengapa Indigo Jones mengenal penjual tali itu, Orlando Vile. Dia yang terlebih dahulu ditawari pekerjaan itu." Ozzie menggigit sosis dan kacang gulungnya. "Mengapa kau pergi mencari kami"" dia bertanya sambil menelan makanannya.
"Karena sekarang ada suatu penyelidikan pembunuhan, polisi menutup sirkus. Aku ingin menolong kalian."
Anak-anak lelaki itu mulai mencemooh, dan
Wiggins melambaikan tangannya.
Ozzie menunggu keadaan tenang kembali, kemudian berkata, "Aku khawatir kau menemui kami pada waktu yang tidak tepat." Dia menunjuk ke arah Wiggins dan Rohan. "Kami sudah berjanji dengan Mr. Holmes malam ini. Dia benar-benar spesifik mengatakan instruksinya. Dia ingin tiga anak lelaki untuk menemuinya. Kami akan segera pergi."
Pilar memandang anak-anak lain. "Aku yakin, dia tidak akan keberatan jika ada anak keempat," dia berkata.
"Mr. Holmes adalah bos kami, jadi kami menuruti apa yang dia katakan," Wiggins berkata kepadanya.
"Mengajak orang lain pasti bukan tindakan yang tepat," Ozzie berkata dengan penuh simpati. "Aku rasa keterlibatanmu dalam kasus ini sudah cukup sampai di sini."
"Apakah ada yang sudah mengetahui bagaimana nasib Penelope"" Pilar bertanya.
Ozzie dan Wiggins menggelengkan kepala.
"Kukira tidak akan ada yang peduli," Pilar membenamkan wajah ke kedua tangannya.
"Maafkan kami. Tapi, aku yakin saat Mr. Holmes memecahkan kasus ini, dia juga akan memiliki jawaban atas nasib Penelope." Ozzie menatap Wiggins dan Rohan. "Teman-Teman, sebaiknya kita berangkat."
Wiggins mengamati Ozzie. Dia telah menghabiskan dua sosis dan kacang gulung, dan mulai
melihat kondisi Ozzie seperti sebelum terluka. Dengan kemeja bersihnya, luka itu tampak bagaikan sebuah kenangan lama. Selain itu, Wiggins tahu, sekali Ozzie bertekad tentang sesuatu, tidak ada yang bisa menghentikannya. Dan sudah pasti, Ozzie menetapkan tekadnya untuk bertemu dengan Master.
Wiggins mengangguk ke arah Elliot. "Kau yang bertanggung jawab saat kami pergi. Tetaplah tenang dan semuanya akan berjalan lancar."
Elliot mengangguk, menyeka mulut. Kemudian, dia berjalan menjauh dan duduk di sofa.
Wiggins menoleh ke arah Pilar. "Sudah terlalu malam untuk bepergian sendiri. Kau bisa tinggal di sini jika kau mau, dan saat kami pulang, kami akan mencari cara untuk mengantarmu pulang
." Pilar, yang tampak terpukul oleh kekecewaan, berterima kasih kepadanya, tetapi meninggalkan Kastel tanpa berkata apa-apa lagi.
Ozzie bertanya kepada Wiggins. "Apakah dia tidak akan apa-apa""
"Tampaknya dia bisa menjaga dirinya sendiri lebih baik daripada gerombolan ini," jawab Wiggins, tersenyum dan menunjuk ke arah anak-anak lain.
Alfie sudah memosisikan diri di depan sebuah lubang intip kecil yang terletak di pintu utama pabrik. "Ada kereta yang menunggu di luar."
"Kupikir Master ingin kita berkendara dengan layanan kelas satu," kata Wiggins.
"Mungkin dia lebih ingin agar kita tidak terlambat," bantah Ozzie.
Dengan diam-diam, ketiga anak lelaki itu keluar dari pabrik dan menyelinap keluar lorong menuju kereta-taksi. Si pengemudi mengangguk ke arah mereka ketika mereka membuka pintu dan memanjat ke kompartemennya. Kemudian, kereta-taksi itu meluncur di jalan dengan anak-anak lelaki yang duduk dengan nyaman di kursi berbantal empuk.
Ketika mereka melaju menembus kabut, bangunan-bangunan berkelebat cepat dan sebuah bintang tunggal berdenyut dalam kegelapan. Hal yang dinanti-nantikan anak-anak itu memenuhi diri mereka dengan kegairahan.
kar Jalanan di Dermaga Jalanan sangat sepi, hanya diterangi oleh cahaya bulan yang samar-samar. Derap kaki kuda yang menarik kereta sudah menghilang, dan ketika anak-anak berjalan menuju dermaga, mereka menoleh ke belakang diam-diam. Tidak ada di antara mereka yang merasa akrab dengan daerah ini.
Wiggins berhenti berjalan dan menatap penuh harap ke arah mereka tadi datang. Sebagian dari dirinya berharap, dia kembali ke Kastel, bermain kartu dengan anak-anak. Kesepian yang menghantui masa kecilnya mencengkeram kembali, malam-malam panjang yang dijalaninya sambil terjaga dalam ketakutan, meringkuk di ambang pintu yang dingin, berkelebat dalam benaknya bagaikan kilat. Angin yang dingin menggoyahkan pergelangan kakinya, dan dia berpikir telah mendengar suara langkah kaki di belakangnya. Dia berbalik dengan cemas, tetapi tidak melihat siapa pun. "Aku lebih memilih berada dalam kerumunan dan kerusuhan daripada suasana seperti ini. Keadaan ini membuat perutku melilit-lilit," dia berbisik.
Jalan yang dituju anak-anak itu mengarah ke sebuah dermaga besar yang kosong, berselisih tinggi sekitar tiga hingga empat meter dari Sungai Thames. Sebaris bangunan kayu berjajar di tepinya; tiang-tiang, peti-peti, dan tong-tong bertebaran di sepanjang tepi sungai.
Ketika angin bertiup, air sungai meninggi dan menerpa dermaga. Rohan menatap ke bawah. Dia memikirkan perahu nelayan ayahnya yang menghilang ditelan gelombang raksasa Laut Utara. Rohan bergidik dan bergerak menjauhi tepian dermaga. Seiring bertambah usia, dia semakin membenci seluruh bentuk air deras.
Ozzie juga merasa tidak nyaman. Jahitannya terasa terbakar, dan kabut tebal ini terasa menekan. Dia mulai pasrah saat membayangkan bahwa dia tidak akan beruntung untuk menemukan Nenek Agatha. Dia sangat khawatir bahwa surat yang kembali dia kirimkan tidak akan sampai ke tangan Nenek Agatha. Tiba-tiba, semua terasa di luar kendalinya. Dengan kegelapan ini, pikiran-pikiran buruk merayap dalam benaknya, bahkan dermaga-dermaga terbengkalai ini menyambutnya dengan ucapan selamat datang, bagaikan sapaan seorang teman lama.
Dermaga itu berderit, dan air menerpa kuat ke tiang-tiang di sana. Angin bertiup dengan tajam, membuat awan sedikit tersibak. Ozzie menatap secarik kertas yang diberikan Holmes melalui si sais kereta, memberikan petunjuk arah menuju alamat tempat pertemuan mereka.
Ketika mereka berjalan diam-diam, Ozzie memerhatikan bangunan-bangunan di sekitar dermaga, dan akhirnya dia berhenti di depan sebuah gedung yang sangat kumuh. Bangunan itu berdiri di sebuah sudut dermaga dan sebuah jalan kecil. Dua anak tangga mengarah ke pintu. Jendela-jendelanya gelap. "Ini tempatnya," Ozzie berkata.
Dengan ragu-ragu, anak-anak lelaki itu menaiki tangga. Ozzie baru saja akan mengetuk pintu, ketika dengan sudut matanya, dia melihat sebuah tangan bersarung di bahu Wiggins dan merasakan
sebelah lagi di bahunya. Anak-anak lelaki itu melonjak kaget, dan Wiggins bert
eriak. "Halo," sebuah suara yang terdengar akrab menyapa.
Anak-anak lelaki itu berputar.
"Maaf, aku mengagetkan kalian." Pilar menyeringai di bawah sinar bulan.
"Apa yang kau lakukan di sini"" Ozzie bertanya dengan bisikan tajam. Gadis kecil ini memiliki kecenderungan untuk menjelma di mana-mana, pikirnya. Apakah itu berhubungan dengan kemampuan supranaturalnya"
"Kau gila," Wiggins berkata, setelah bisa menguasai diri.
Rohan terlalu kaget untuk bisa berbicara.
"Kau harus pergi," Wiggins bersikeras.
"Aku tidak memiliki tempat untuk dituju. Aku datang kemari dengan menumpang di belakang kereta kalian. Aku tidak tahu jalan pulang dari sini." Pilar berpura-pura memelas.
Ketika anak-anak lelaki itu berdebat dengannya, ekspresi Pilar berubah, dari yang tadinya sedikit geli, menjadi ngeri.
Anak-anak itu berputar dan melihat pintu rumah itu terbuka. Seorang kelasi, yang hanya memiliki sebelah mata, berdiri di ambang pintu. Sebuah bekas luka yang besar tergores di wajahnya, di tempat matanya terletak sebelumnya. Lelaki itu tinggi dan ramping, mengenakan kaus bergaris-garis yang terbuka di bagian leher dengan kerah berbentuk V, celana wol berwarna gelap, dan sebuah
topi kelasi. Dia memeriksa dermaga dan jalanan dengan sebelah matanya yang masih berfungsi.
"Siapa kalian"" dia bertanya dengan suara rendah yang parau. Matanya menatap anak-anak dengan tajam. "Mengganggu kedamaian dermaga, seharusnya aku melemparkan kalian semua ke sungai!" Dia menyambar Ozzie dan Wiggins dan memegang paksa kerah baju mereka, kemudian mendorong mereka masuk dengan kekuatan yang mengejutkan. Sebelum Rohan dan Pilar bisa meloloskan diri, dia juga merenggut kerah baju mereka.
Setelah berada di dalam, si kelasi mengangkat sebuah lentera dari lantai, sambil berkata, "Ikuti aku, dan salah satu dari kalian, tolong kunci pintunya!" Tetapi, suara si kelasi telah berubah, Ozzie dan Wiggins mengenalinya.
"Master"" mereka bertanya.
Holmes berbalik dan mengedipkan mata. "Sekarang diamlah, dan ikuti aku."
Merasa lega, keempat anak itu mengikuti Holmes menaiki tangga menuju sebuah ruangan besar yang kosong, dengan dua jendela menghadap ke gedung-gedung di seberang jalan. Sebuah lampu menerangi jalanan di bawah, dan dermaga bisa terlihat di sebelah kanan.
Holmes menyuruh mereka berbaris. Pilar memutar matanya mendengar perintah itu, tetapi dia menurut.
Holmes berjalan di depan barisan itu. "Maafkan aku, karena telah membuat kalian ketakutan. Tapi,
kalian mengetahui metodeku. Semua penyamaran bisa sangat penting."
Anak-anak lelaki mengangguk dengan sungguh-sungguh.
Sambil berhenti di hadapan Wiggins, Holmes melanjutkan, "Kalian tepat waktu dan cermat dalam memilih anak-anak yang datang kemari. Tapi, siapa gadis Gypsi ini" Dan yang lebih penting, siapa yang bertindak gegabah untuk mengajaknya ke sini""
Sebelum Wiggins bisa menjawab, Pilar mendahuluinya. "Aku lebih suka menjawab langsung, Sir. Namaku adalah Pilar Ana Maria Reina de la Vega. Aku bekerja di sirkus, dan anak-anak buah Anda bisa gagal jika tidak ada aku. Aku mengikuti mereka ke sini; ini bukan ide mereka. Dan maafkan aku, tapi aku tidak menyukai nada suara Anda ketika menyebut Gypsi." Pilar menatap tajam ke arah Holmes ketika berbicara.
Holmes bergumam, "Irene Adler cilik. Dan mengapa kau ada di sini, Nona Muda"" Irene Adler adalah seorang perempuan yang pernah Holmes kenal dalam salah satu penyelidikannya, yang diceritakan dalam kisah "A Scandal of Bohemia".
"Aku bisa menolong."
Holmes mengabaikan tawaran itu dengan lambaian tangannya. Dia membuka topi kelasinya, melangkah ke jendela, dan menatap keluar. "Dengan suatu keberuntungan, Teman-Temanku, malam ini akan menjadi malam yang meriah. Aku telah mengetahui dari salah seorang sumberku, bahwa Orlando Vile sering kali mengurus bisnisnya di
gedung seberang itu. Aku berencana menemuinya. Kalian harus memeriksa dermaga sehingga aku mengetahui kedatangannya dan, jika dia mencoba kabur dariku, kalian harus menyelidiki jalan yang dia ambil. Itu tugas kalian."
Holmes berbalik dan menatap Laskar Jalanan, wajahnya muram, dan Wiggins belum pernah melihatnya semuram i
ni. "Kita berurusan dengan seorang lelaki yang akan membunuh siapa pun yang menghalanginya, bahkan seseorang yang tidak penting sekalipun. Kalian tidak boleh men-dekatinya dalam situasi apa pun. Mungkin dia tidak sen-dirian, dan antek-anteknya adalah orang-orang paling berbahaya di London. Aku ulangi, kalian hanya mengamati, itu saja."
Belum pernah sebelumnya Master terdengar semuram ini.
"Baik, Mr. Holmes," Wiggins menjawab mewakili anak-anak itu.
Dari balik kausnya, Holmes menarik tiga peluit tentara, yang tergantung dari semacam tali leher. Dia memberi anak-anak lelaki masing-masing sebuah peluit. "Jika ada kecelakaan, atau kalian tiba-tiba terancam, tiup peluit ini. Jika kau melihat Vile kabur, lakukan hal yang sama. Osgood, kau bersembunyi di dermaga, dari arah kedatangan kalian tadi. Rohan, kau pergi ke arah yang berlainan di dermaga. Wiggins, tetaplah berada di jalan ini, beberapa bangunan dari sini. Sembunyikan diri kalian dan pastikan jangan membuat suara apa pun. Ingat, kalian tidak boleh terlihat."
Holmes melangkah menyusuri ruangan. "Aku akan mengawasi dari atas sini, kemudian beraksi ketika mereka menampakkan diri. Ada pertanyaan""
"Apa yang harus kulakukan"" Pilar bertanya.
Holmes mendesah dengan perasaan sedikit kesal. "Aku tidak menduga keterlibatanmu, jadi kau harus tetap bersamaku."
Pilar menyilangkan lengannya, wajahnya merengut. "Tapi ..."
Holmes berdeham. "Anak-Anak, kalian mungkin harus menunggu selama beberapa saat. Sabarlah dan tetap siaga. Menyatulah dengan sekitar kalian. Ingat, kunci pengintaian lebih daripada sekadar tak terlihat; tetapi, tidak boleh ada seorang pun yang bisa membayangkan bahwa ka-lian sedang mengawasi. Keberadaan kalian benar-benar tidak boleh diketahui.
"Aku akan memanggil kalian pada saat yang tepat. Jika sesuatu menimpaku, temui Watson di Baker Street. Dia akan tahu apa yang harus dia lakukan. Sekarang, silakan, ambil posisi masing-masing."
^pigint aian di Dermaga Kabut kelabu tertiup dari seberang sungai, dan penglihatan anak-anak begitu suram. Ozzie merunduk di balik tumpukan peti. Aroma ikan yang amis dari Sungai Thames membuat perutnya bergolak. Dia mulai berkeringat, dan kepalanya sakit. Apakah dia akan muntah saat melakukan tugas terbesarnya"
Dia memutuskan untuk lebih memilih konfrontasi langsung dengan Vile daripada duduk selama sejam di dermaga. Dia tahu, Holmes telah memperingatkan mereka untuk menghindari kecerobohan semacam itu. Tapi, apa yang akan dikhawatirkannya jika kalah" Toh, dia bukan siapa-siapa. Salah satu pikiran gelap menguasainya.
Selama beberapa menit terakhir, sebuah dengungan terdengar dari sungai, dan seiring waktu, suaranya semakin keras dengan bunyi berdentang dan berkelontang. Sebuah kapal uap yang berangkat, Ozzie memperkirakan. Dengan diam-diam, dia menempatkan diri di dermaga dekat sebuah tempat yang cocok untuk berlabuh. Di antara kabut, dia menangkap samar-samar sebuah pemandangan.
Tetapi, saat kabut tiba-tiba menebal hingga berwarna kuning pekat, Ozzie tidak bisa lagi melihat ka-pal. Ketika kapal itu bergerak di sepanjang dermaga, Ozzie mendengar geraman mesinnya, perlahan-lahan semakin pelan hingga menjadi suara berkelontang pelan dan desisan. Rasanya sungguh mengerikan, tidak dapat melihat sesuatu yang jaraknya hanya beberapa meter di bawah.
Mungkinkah kabut ini menebal terus-menerus" Ozzie mengangkat tangan di depan wajahnya. Tangan itu muncul dan menghilang seiring terpaan angin.
Ozzie mengintip ke tepi dermaga dan menunggu embusan angin berikutnya yang bisa membersihkan udara. Kapal itu telah merapat di sebelah landasan kecil setinggi permukaan air. Si juru mudi mengenakan sehelai mantel wol panjang dan sebuah topi tinggi. Ozzie melihat, sepertinya dandanan lelaki itu terlalu necis untuk keadaan di sekelilingnya. Dia tidak tampak seperti seorang juru mudi kapal penyusur sungai.
Bukankah Wiggins telah memberi tahu Ozzie apa yang dikatakan Barboza tentang si penjual tali" Bahwa dia sepertinya tampak tidak pantas untuk usahanya"
Pasti itu adalah Orlando Vile! Ozzie menyadari, ketakutan dan kegairahan bertempur di dalam dirinya.
Di lan dasan yang ada di sebelah kapal, seorang lelaki gempal bertubuh bungkuk melepaskan ikatan tali. Lengannya kekar berotot, dan dia
bergerak dengan langkah dan lenggak-lenggok khas seekor gorila. Dagu lebarnya mencuat ke depan dengan rahang bawah yang lebih panjang. Wajah dan tangannya kotor karena ternoda debu dari hasil pembakaran uap di kapal itu.
Setelah dia selesai membuka ikatan tali, lelaki bungkuk itu melompat kembali ke kapal. Vile memberi isyarat kepadanya, kemudian memanjat ke sisi kapal, dan memanjat tangga menuju dermaga utama. Di bahunya, dia menyandang sebuah tas besar berbentuk segiempat.
Ozzie bergerak diam-diam ke arah titik tersembunyi dan mengamati Vile memanjat dermaga. Seberkas sinar bulan menyinari wajah Vile, berkerut dan penuh bekas cacar, dengan kumis yang tumbuh lebih ke bawah daripada ke sisi mulutnya.
Dari cara Vile bergerak, Ozzie bisa melihat bahwa tas di bahunya berat. Sebuah buku harian yang digunakan oleh ratu-ratu dan raja-raja selama dua abad terakhir pasti akan berukuran besar dan berat juga, Ozzie menyimpulkan. Apa lagi yang ada di dalam tas itu selain The Stuart Chronicle1.
Vile berhenti hanya beberapa langkah dari Ozzie. Dia menyulut sebatang korek api dan menyalakan cerutu. Kemudian, dia melangkah menyusuri dermaga. Ozzie mengikuti.
Vile terus berjalan sejauh sekitar sembilan puluh meter ke ujung lain dermaga, melewati bangunan tempat Holmes dan Pilar mengawasi. Dia bersandar di sebuah tong, mengisap cerutunya, dan mengawasi area tersebut.
Seperti seekor anjing pemburu, Ozzie mengikuti aroma asap cerutu itu, kemudian merunduk di balik beberapa puing-puing yang memenuhi dermaga. Kilatan api cerutu Vile tampak jelas di antara kabut. Ozzie bisa melihat dengan jelas siluet sosoknya yang tampak kejam. Sementara, jahitan luka Ozzie terasa berdenyut, tetapi dia memutuskan untuk duduk diam-diam dan terus mengamati.
Di lain tempat, Wiggins duduk dengan gugup di atas sebuah ember yang terbalik, di sebelah tangga dengan tiga anak tangga, melemparkan serpihan-serpihan roti kepada Shirley. Dia merasa terhibur karena telah membawa musang itu untuk menemani. Kebosanan mulai menyerang Wiggins. Setidaknya, apabila dia berada di keramaian jalanan kota, dia bisa mengamati kerumunan atau sekadar menguping suatu pembicaraan yang menarik. Tetapi, di dermaga ini, tidak ada kehidupan. Keheningan terasa mengerikan dan menguasai. Lagi-lagi, kesendirian Wiggins pada masa kehidupan sebelumnya sebagai yatim piatu menguasai benaknya dan membuat Wiggins gemetar. Dia tidak bisa mena-han diri untuk tidak mengingat peringatan Pilar sebelumnya: "Keamananmu tidak dapat dijamin. Tetaplah bersama kelompokmu, maka kau akan bertahan hidup. Jika beraksi sendirian, kau pasti akan mati." Vah, tiga anak lelaki itu sendirian saat ini, pikir Wiggins dengan gugup.
"Ayo, Shirley," dia berbisik, dan saat musang itu berjalan mendekatinya, Wiggins menggendong Shirley dan mengelusnya dengan sentuhan lembut.
Entah dari mana, sebuah kereta tertutup yang ditarik dua ekor kuda muncul dan bergerak menembus kabut di jalanan. Kuda-kudanya mendompak nyaris seperti marah, semakin membuat suasana ini tampak tidak alamiah. Wiggins merunduk di balik tangga dan mengamati kereta itu lewat.
Kereta tertutup itu tiba-tiba berhenti di depan sebuah bangunan tepat di seberang gedung tempat Holmes dan Pilar berada. Wiggins menyelinap di jalanan untuk melihat lebih jelas.
Sambil merunduk di sebuah tong yang lembap, Rohan menahan napas. Asap cerutu menyelinap ma-suk, dan dia khawatir akan terbatuk. Saat dia berani mengintip ke atas, dia melihat pundak seorang lelaki, bersandar ke tong itu. Dia berdoa agar lelaki itu tidak melongok ke dalam tong.
Beberapa meter dari situ, Ozzie mendengar kereta di jalan. Lebih baik kembali ke dermaga, dia memutuskan, tetapi dia melihat Vile berjalan ke arahnya.
Dari jendela di lantai dua, Holmes dan Pilar memerhatikan kereta tertutup itu.
"Posisi kita tidak terlalu bagus," Pilar berkata, menatap Holmes.
Mereka hanya bisa melihat sisi kereta itu. Saisnya turun dan mempersilakan seorang penumpang keluar dari sisi sebaliknya, y
ang terhalangi oleh kereta.
Holmes menatap Pilar dengan kekesalan yang tak terungkap, kemudian kembali menatap ke luar jendela. "Apa yang terjadi di gedung seberang adalah kuncinya, Nona Muda, bukan apa yang terjadi di jalanan."
Mereka memerhatikan Vile muncul dari arah dermaga, membawa sebuah kopor yang tampaknya berat, kemudian menghilang di balik kereta.
"Sialan! Kita tidak dapat melihat mereka," Holmes menggerutu.
Pilar menatap sang detektif, berusaha keras untuk menyembunyikan seulas senyuman kemenangan yang sangat samar.
unculan eoransAsin Wiggins berjalan menuju kereta tertutup, mencoba tetap berada di dekat bangunan dan berusaha agar tubuhnya tidak disinari cahaya bulan. Di samping kereta, saisnya berdiri. Di sebelahnya ada seorang lelaki tinggi kurus dengan kening yang lebar dan menonjol, mengenakan jubah pendek dan membawa sebuah tas kulit; dan seorang lelaki lain, mengenakan topi tinggi, mengisap cerutu, juga membawa sebuah tas kulit. Dua lelaki yang sama-sama membawa tas itu saling mengangguk satu sama lain dan berjabatan tangan. Si perokok cerutu mengeluarkan sebuah kunci dari sakunya dan membuka pintu bangunan. Dua lelaki itu memasuki gedung meninggalkan si sais yang menjaga kereta.
Ketika Wiggins bergerak mundur, dia menginjak sebuah kaleng. Si sais kereta langsung berbalik mencari sumber suara itu, dan mulai mengambil langkah-langkah lebar ke arah Wiggins yang sedang bersembunyi.
Ozzie berusaha menghindari Vile dengan kembali ke dermaga. Dia kini mengamati si lelaki bungkuk yang sedang menyekop batu bara ke tungku kapal uap. Vile pasti berencana meninggalkan tempat ini dengan kapal itu, Ozzie menyimpulkan, karena jika tidak, perahu itu tidak akan tetap berada di sini.
"Kau tidak boleh mendekatinya dalam situasi apa pun ..." peringatan Holmes bergema di dalam benak Ozzie. Tetapi, tidak ada perahu lain di sungai selain perahu itu. Dan jika Holmes tidak menghentikan Vile sebelum dia mencapai dermaga, pasti tidak akan ada kesempatan untuk menghentikannya.
Ozzie menemukan sebuah jaring ikan yang terbentang di atas beberapa kotak di seberangnya. Dia ingat, pernah melihat sebuah balok dan gulungan pancing saat berjalan ke sana. Sebuah rencana mulai tersusun di kepalanya ketika dia berjalan mengendap-endap untuk menemukan benda-benda itu.
Wiggins berlari tanpa suara menjauhi si sais kereta. Setelah melewati beberapa bangunan di jalan, dia merunduk di sebuah pintu masuk. Cahaya bulan menerangi siluet sosok si sais, yang tidak berhasil menemukan apa-apa kecuali kabut tebal dan malam gelap, dan akhirnya kembali ke keretanya.
Lantai dua di bangunan seberang jalan yang diterangi sebuah lampu gas membuat Holmes dan Pilar bisa melihat kedua orang itu. Lelaki yang lain, bertubuh tinggi dan kurus, membelakangi mereka. Holmes menarik sebuah teropong dan mengamati.
"Bolehkah aku menggunakan benda itu"" tanya
Pilar. "Nona Muda, ini bukan sebuah permainan. Yang terjadi di ruangan itu adaLah kunci kasus ini. Aku harus mengamati segalanya.
"Aku bisa membaca gerak bibir." Holmes mengamati Pilar, kemudian menyerahkan teropong itu kepada si gadis kecil. "Kita tidak boleh membuang-buang waktu."
Pilar mengangkat teropong itu ke depan matanya dan mengintip ke arah jendela. "Aku tidak bisa melihat wajah si lelaki tinggi, tapi Vile berkata, 'Semua berjalan lancar saat kami bekerja, kecuali bagian akhirnya. Cesar Walenda baru saja akan turun dari tali ketika angin bertiup kencang', oh, aku melewatkan beberapa kata ... tunggu, sekarang dia berkata, 'Dia jatuh menimpa puncak pagar dan terjatuh ke tanah.' Dia terdiam sekarang. Lelaki yang satu lagi pasti sedang berbicara."
"Teruslah mengamati," Holmes memerintahkan. "Vile berbicara lagi. 'Ini tidak akan terlalu buruk, tapi tiga saudaranya sangat kesal, dan gadis yang ikut bersama mereka mulai menjerit. Tentu
saja ada penjaga di sekeliling kami, jadi aku membungkam gadis itu. Selamanya. Walenda Bersaudara panik. Yang bisa kulakukan hanyalah mengangkut tubuh Cesar dan gadis itu ke dalam bangku kereta, lalu pergi. Aku tahu, itu adalah pekerjaan yang ceroboh, karena aku membuang tubuh mereka k
e sungai. Tapi, hanya aku dan tiga pemain akrobat tali gila itu yang tahu.111 Suara Pilar bergetar saat mengucapkan kata terakhir.
Dia berhenti mengamati dan menatap Holmes. "Dia memang melakukannya. Dia membunuh Penelope, lalu membuang mayatnya dan mayat Cesar ke Sungai Thames. Benarkah seperti itu""
Holmes mengangguk dengan suram.
"Mengapa kita berdiri di sini" Ayo kita lakukan sesuatu""
Holmes mengamati jendela dan menerangkan dengan tenang, "Aku membutuhkanmu untuk berkonsentrasi terhadap apa yang dia katakan. Kejahatan ini meliputi lebih daripada kematian Cesar dan Penelope. Banyak sekali hal penting saat ini. Kami akan memastikan keadilan ditegakkan, tapi ..."
Holmes terdiam di tengah-tengah kalimatnya. "Apa itu" Apa itu""
Pilar mengangkat teropongnya lagi. Vile menjatuhkan tas kulitnya ke lantai dan memegang sebuah buku besar, sampulnya berkilat dan berkilauan. Si lelaki tinggi yang membelakangi jendela melangkah maju dan mengambil buku itu dari tangan Vile. Dia lalu berbalik sehingga wajahnya diterangi lampu gas. Dia memegang buku di telapak
tangannya bagaikan menawarkan. Dia mengatakan dua kata, yang diulangi oleh Pilar: "'Sejarah lampau.'"
Holmes berdiri terdiam bagaikan kerasukan, menatap lelaki jangkung di seberang, yang sedang menghadap ke arah mereka. Dia bertubuh kurus, dengan mata cekung dan kening yang menonjol, memberi kesan umum mirip seekor reptil.
Meskipun Holmes belum pernah melihat orang itu sebelumnya, dia langsung mengenalinya. Sambil mengembuskan napas, dia berkata, "Moriarty."
Sambil menggosok-gosokkan kedua tangannya, dia bergumam, "Tentu saja. Hanya sang Napoleon Kejahatan sendiri yang bisa bertanggung jawab. Siapa lagi selain Moriarty yang memiliki kemampuan dan keberanian untuk mencuri The Chronicle"" Profesor Moriarty dijuluki sebagai Napoleon Kejahatan, karena dia berotak cemerlang, tetapi sangat licin dan lihai dalam melakukan tindakan-tindakan kriminal.
Pilar mengulangi kata-kata Moriarty, '"Buku harian monarki. Lihatlah sampulnya, emas padat, dengan brokat dari batu ruby dan safir. Buku ini sangat bernilai, dan yang paling penting, rahasia di dalamnya, benar-benar tak terhitung jumlahnya!'"
Holmes melangkah di ruangan itu. "Ya ... hanya The Chronicle yang mampu menariknya dari sarangnya sendiri. Hanya orang sepintar dia yang bisa mengonfirmasi keberadaannya dan menjamin kebenarannya. Ini memang suatu kesempatan yang bagus."
Mendengar perkataan Holmes, Pilar menurunkan teropong dan mengamati detektif itu.
"Terus awasi The Chronicle1." Holmes memerintahkan.
Dengan terkejut, Pilar kembali mengintip ke lensa teropong lagi, tetapi dua orang itu sudah memakai kembali tas mereka. "Bukunya sudah menghilang," dia berkata, nyaris tidak memercayai penglihatannya.
"Tidak apa-apa," Holmes berkata dengan maklum. Dia memakai lagi topi kelasinya dan memberi instruksi kepada Pilar, "Apa pun yang terjadi, tetaplah di sini. Aku atau salah seorang anak lelaki akan menjemputmu. Kau telah melakukan usaha terbaikmu."
Kemudian, dengan gerakan cepat, Holmes keluar dari ruangan.
infrontasi Ozzie melemparkan sebuah lentera tua ke dalam kapal uap, dan lentera itu hancur di buritan. Si bungkuk melompat keluar dari kapal dan, dalam satu lompatan, dia sudah memanjat tangga. Ketakutan melanda tubuh lemah Ozzie, tetapi dia berdiri menghadapi lelaki itu dari jarak sejauh sepuluh langkah, ketika si bungkuk menaiki dermaga. Kaki lebar si bungkuk mendarat tepat di jaring penangkap ikan yang Ozzie tebarkan.
Tepat sekali, pikir Ozzie. Dia berbalik dan berlari, sambil memegang tali. Gerakan tiba-tiba itu membuat jahitannya terasa terbakar dan dia merasakan sengatan rasa sakit bagaikan ditusuk pisau di sisi tubuhnya.
Segumpal kabut tertiup, membentuk sebuah tirai penghalang tebal di antara Ozzie dan si bungkuk.
Ozzie menarik tali itu sekuat tenaga. Tepat seperti yang dia harapkan, jaring penangkap ikan itu menyelubungi si bungkuk dan memerangkapnya. Si bungkuk menggeram dan menyumpah-nyumpah
saat dia meronta-ronta ingin keluar dari jaring.
Dengan sisi tubuh yang terasa perih, Ozzie mencoba mengikatkan talinya di sekeliling se
buah tiang yang ada di dekatnya, dan tetap memegang ujung tali.
Si bungkuk bergerak kalap bagaikan orang gila karena murka, membuat dia berayun ke segala arah, berkelahi dengan jaring itu, dan menggerakkan dirinya ke sisi dermaga. Tali itu mengencang, menarik Ozzie ke depan sebelum dia mampu menyeimbangkan diri dan menalikannya.
Ketika sedang kewalahan, Ozzie mendengar suara orang terjatuh. Dia menatap ke tepian dermaga dan melihat si bungkuk terbaring tanpa sadar.
Sementara itu, Holmes berjalan ke luar menuju kereta. Dengan nada suara seperti mabuk, dia berkata, "Kereta sangat indah yang berada di dermagaku! Oh, apa yang kulihat saat ini, Tuan-Tuan
Vile dan Moriarty berbalik, dan si sais kereta mendekati Holmes dengan sikap mengancam. Holmes pura-pura ketakutan. Sambil menatap sais, dia berkata, "Aku hanya ingin berbicara dengan Tuan-Tuan itu."
Moriarty mendengus dan melambai ke arah si sais. "Apa urusanmu"" dia bertanya.
"Aku ingin dibayar sedikit pajak karena kalian menggunakan dermagaku."
Vile berteriak, "Cukup," dan melemparkan se-genggam koin ke arah Holmes.
Holmes mengabaikannya dan menunjuk Moriarty. "Betapa bagusnya tas yang kau miliki itu, Gubernur. Aku bisa menggunakannya untuk menyimpan kertas-kertas penting."
Vile menarik sebuah pisau besar dari balik mantelnya dan menghunuskannya ke arah Holmes.
Sambil menarik revolvernya, Holmes berkata dengan suara yang terdengar lebih sadar, "Letakkan pisau pemotong keju itu, Sobat, atau kau akan mengambang di atas sungai sebelum pagi."
Dengan ragu-ragu, Vile menjatuhkan pisau.
Holmes menatap Moriarty yang memeluk kopernya, kemudian, tanpa berkata-kata, mengangguk ke arah jalan.
Moriarty ragu-ragu, tetapi akhirnya meletakkan tasnya.
Holmes memberi isyarat agar Vile meletakkan tasnya juga. Kemudian, dengan suaranya sendiri, dia memanggil, "Wiggins!"
Wiggins melangkah keluar dari balik bayangan ambang pintu.
"Bawa dua tas ini dan langsung menghilang!"
"Ternyata kita dikepung oleh banyak pencuri!" Vile berteriak, terdengar tidak percaya.
Tetapi, Moriarty, setelah memerhatikan Holmes, mengerutkan alis tebalnya karena mengenali si detektif. "Kau!"
Dengan cepat, Wiggins mengambil kedua tas itu, menatap Holmes, kemudian berlari kabur.
Tiba-tiba, sais Moriarty menghantam Holmes hingga roboh, menjadikan senjatanya terlempar ke jalanan.
"Akhirnya, dasar Perampok!" Vile berteriak saat dia berlari untuk memungut senjata itu.
Holmes bangkit dan mengejar. Sambil memukul Vile agar menjauhi senjatanya, dia menendang revolver itu ke dalam kegelapan.
Moriarty memasuki kereta. Saisnya telah mendekati Holmes lagi dan kembali merobohkannya sebelum melompat ke atas kereta.
Holmes berhasil meniup peluitnya ketika kereta itu pergi. Vile, yang masih mencari-cari senjata, berlari ke arah dermaga.
Ketika empat petugas dari Scotland Yard berlari di jalan untuk merespons suara peluit Holmes, Holmes melihat beberapa di antara mereka menuju arah yang tadi dituju Vile. Kemudian, Holmes berlari untuk mengejar kereta dan melompat ke sisinya. Sais kereta melecutkan cambuk ke arahnya. Sambil menghindar, Holmes memanjat ke kursi sais. Dua lelaki itu bergumul ketika kereta berayun-ayun, tidak Lagi bisa dikendalikan.
Sekitar lima puluh meter dari situ, Vile menuruni dermaga menuju kapal uapnya. Mesinnya masih berderak dengan keras, tetapi si bungkuk tidak terlihat di mana-mana. Vile melepaskan tali dan melompat ke kapal ketika kapal itu berayun di atas
permukaan air sungai. Tetapi, tepat sebelum dia memindahkan gigi mesin kapal untuk maju, mesinnya mati. Saat itulah dia menyadari untuk pertama kalinya bahwa tumpukan batu bara telah menghilang. Dalam keadaan panik karena mesin kapal yang mati, dia mendengar sebuah suara mengerang dari atas dermaga. "Seorang bocah kurus yang melakukan ini semua, Sir ... oh kepalaku ... kepalaku
Ketika kabut memudar, si bungkuk tampak terbungkus oleh jaring penangkap ikan, tergantung di sebelah tiang-tiang yang berjajar di dermaga.
Vile berseru, "Apa yang ..."
"Selamat malam, Sir," Ozzie menyapa, melangkah ke depan dan menarik seutas tali yang tersembunyi. Tali itu diikatkan ke
dermaga di salah satu ujungnya, dan satu lagi di buritan kapal uap. "Saya pikir, perjalanan Anda menikmati bulan purnama nyaris usai."
Vile menyumpah-nyumpah dan berusaha memotong tali ketika sebuah kapal uap lagi muncul, dengan tiga petugas polisi di atasnya. Vile menatap mereka, kemudian menatap Ozzie. "Kau tidak akan bisa selamat setelah ini, dasar Bocah Keparat. Hidupmu akan segera berakhir!"
Of Holmes bergelantungan dengan sebelah tangan dari tepian kereta ketika si sais berusaha menendangnya hingga terjatuh. Kereta itu dengan kudakudanya masih terus berlari di sepanjang dermaga, ke arah sungai.
Ketika menyembulkan kepalanya dari tong, Rohan melihat sebuah kereta yang melaju ke arahnya dengan Holmes yang bergelantungan. Rohan melompat keluar dan mengangkat tong itu ke atas kepalanya. Dengan seluruh kekuatannya, dia melemparkan tong ke arah si sais. Tong itu tepat mengenai bajunya, menjatuhkan si sais dari kereta ke tanah dengan suara dentuman yang teredam.
Holmes menarik dirinya ke kereta dan menyambar tali kekang, tetapi kuda-kuda itu terlalu ketakutan untuk dikendalikan.
Moriarty masih belum keluar dari kompartemen keretanya.
Holmes memutuskan tali kereta dari kuda-kudanya, dan dua binatang yang ketakutan itu berbalik, lalu berlari kabur menembus kabut. Kereta itu, masih bergerak karena momentum gerakan kuda, menuju ke arah sungai. Holmes berusaha menggerakkan tuas rem, tetapi tuasnya tidak mau terkunci.
Tepat sebelum kereta itu mencapai tepian dermaga, dia melompat. Kereta itu terbang ke dalam sungai dan tenggelam dengan cepat.
Moriarty tidak muncul di permukaan air.
Hojkftesg^n Laskar Jalanan Jn^^ui beri Informasi ^Cspada Scotland ^rd
Holmes, Laskar Jalanan, dan para anggota Scotland Yard bertemu di dalam gedung tempat Holmes dan Pilar melakukan pengintaian. Dua tas itu tergeletak di atas lantai, dan mereka merasakan suatu kemenangan.
Inspektur Lestrade menanyai Holmes, sementara Wiggins, Pilar, dan Rohan memberi Ozzie sebuah perban yang bersih.
"Mr. Holmes, Anda telah menjelaskan, mmm, bahwa kita telah mendiskusikan yang telah terjadi, tapi aku ingin informasi yang lebih banyak."
"Inspektur, bawa masuk Orlando Vile, dan Anda akan mendapatkan seluruh detail informasi yang ingin Anda ketahui."
Beberapa saat kemudian, dua petugas polisi menggiring Vile yang sudah terborgol memasuki ruangan.
Vile bergerak dengan kasar. "Kau tidak akan mendapatkan apa-apa dariku!" Sambil mengamati Holmes, dia membentak, "Siapa kau""
"Aku Sherlock Holmes, dan aku cukup akrab
dengan detail kejahatan Anda selama tiga hari terakhir. Jadi, jika Anda bersedia, silakan menceritakan beberapa detail yang ingin kukonfirmasi kebenarannya."
Dengan senyuman pahit, Vile berkata, "Holmes si tukang ikut campur, aku telah mendengar namamu, dan sejauh yang kulihat saat ini, kau tidak mengetahui apa-apa.
Holmes mulai menceritakan bagaimana Vile berhubungan dengan Walenda Bersaudara untuk mencuri The Stuart Chronicle dari Istana Buckingham.
Vile mendengus, "Kau tidak memiliki bukti."
"Seharusnya Anda bersedia bekerja sama. Ini adalah satu-satunya kesempatan Anda untuk menghindari tuduhan kriminal yang paling berat, karena Anda bersalah telah membunuh Walenda Bersaudara serta Penelope, selain mencuri The Stuart Chronicle, yang akan menjerat Anda dalam tuduhan pengkhianatan negara. Sejauh yang bisa kuketahui, Anda memiliki perjanjian yang lebih lanjut dengan suatu organisasi kriminal. Aku harus menambahkan bahwa Inspektur Lestrade sudah menahan dua pelayan yang dulu secara resmi bekerja di Istana Buckhingham; keduanya bersaksi bahwa mereka melakukan persekongkolan dalam pencurian yang kau rencanakan. Pertanyaan pertamaku adalah, bagaimana Cesar Walenda meninggal"" Holmes menatap ke arah Pilar dan mengangguk.
Vile tidak mengatakan apa-apa.
"Baiklah," kata Holmes. "Aku akan menerangkan apa yang terjadi. Setelah mengetahui lokasi The Chronicle dari salah seorang pelayan, Anda mengatur seorang pelayan lain untuk berada di lantai kedua sisi utara istana. Dia menurunkan seutas tali untuk salah seorang Walenda Bersaudara, yang berlari menyeberangi halaman, mena
rik tali kencang di belakangnya. Orang yang sama menaiki bangunan dan membuat sebuah tali kencang untuk akrobat, yang terentang dari pagar istana ke jendela lantai dua. Saat itu adalah malam yang sangat gelap dan berkabut, dan tiga orang Walenda Bersaudara yang lain menyeberangi tali tanpa terlihat di atas halaman istana, langsung di atas para penjaga yang tidak mencurigai apa-apa. Mereka membuat sebuah menara manusia dari tali dan memanjat ke lantai ketiga, membuat Walenda keempat bisa memanjat dan mengambil The Chronicle dari ruang kerja Yang Mulia Ratu tanpa diketahui.
"Satu-satunya masalah terjadi saat mereka meninggalkan tempat itu. Ketika Walenda Bersaudara berjalan di atas tali untuk kembali menyeberangi halaman, angin kencang mulai bertiup, dan ini adalah ketakutan terbesar para pelaku atraksi tali. Mereka berhasil kembali ke pagar dan tiga saudara pertama berhasil menuruni pagar. Tetapi, ketika angin semakin kencang bertiup, talinya mulai bergoyang. Saudara terakhir, Cesar, kehilangan pijakan dan terjatuh di atas pagar, dan jatuh ke tanah. Benar-benar ironis, kejadian
terjatuh dari jarak yang dekat itu menyebabkan kematian seorang lelaki yang terbiasa berjalan di atas ketinggian.
"Penelope, yang sedang bertugas mengawasi keadaan, mulai melolong ketika Cesar mendarat di kakinya. Anda, Mr. Vile, melompat keluar dari kereta yang menunggu, dan berusaha membungkamnya. Dalam kekalutan, Anda mencekik perempuan muda yang malang itu. Kemudian, Anda menginstruksikan Walenda Bersaudara untuk memasukkan tubuh Cesar dan Penelope ke dalam kereta. Tali kencang itu dilepaskan dari istana oleh pelayan dan diambil oleh Walenda Bersaudara, sehingga tidak ada bukti orang yang menyelinap masuk. Kemudian, Anda membuang mayat Cesar dan Penelope ke Sungai Thames."
Ozzie menatap Pilar, yang berdiri di sebelahnya. Gadis itu meneteskan air mata.
Holmes melanjutkan. "Langkah terakhir rencana ini dikerjakan oleh Anda sendiri. Keesokan harinya, Anda menyabotase tali akrobat Walenda dengan benda ini." Dari sakunya, Holmes mengeluarkan peniti yang ditemukan oleh Wiggins, kemudian membukanya, memperlihatkan pusatnya yang berupa silet.
"Motif Anda begitu sederhana. Musnahkan semua saksi pencurian The Stuart Chronicle."
Holmes berhenti berbicara, kemudian menatap Vile langsung. "Dan ini juga melibatkan ProfesoR Moriarty, sang Napoleon Kejahatan. Hanya seorang pemilik otak selogis dirinya yang bisa merencanakan
kejahatan serumit ini. Hanya dia yang bisa mengetahui keberadaan The Stuart Chronicle dan mengetahui bagaimana cara mengeksploitasinya."
Vile mendengus lagi. "Moriarty tidak akan berhasil jika tanpa kehadiranku. Profesor itu adalah orang yang hebat, tapi akulah yang merencanakan siasat ini. Dia hanya mengetahui keberadaan The Chronicle dan membiarkan sisanya untuk kutangani."
"Anda sudah mencatat itu semua, Inspektur"" Holmes bertanya, menoleh ke arah Lestrade, yang sedang mencatat.


Sherlock Holmes - Misteri Kematian Bintang Sirkus di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Ya, Mr. Holmes, aku sudah mencatatnya," Lestrade menjawab.
"Meskipun kita tidak berhasil menangkap Moriarty, kita memiliki The Chronicle." Holmes melambai ke arah Wiggins dan meminta tas kulit milik Moriarty. Dengan penuh kebanggaan, Wiggins membuka tas itu dan melongok ke dalamnya. "Apa"", dia berseru, menoleh ke arah Holmes sambil terpana. Di dalam tas itu hanya ada batu bata.
Vile tertawa puas penuh kemenangan.
Dengan terkejut, Holmes meraih tas milik Vile, tetapi isinya kosong.
"Dia membawa buku itu bersamanya, Holmes. Bahkan dalam kematiannya, sang Profesor telah berhasil menipumu," Vile menyombong. "Kau memang benar, dia mengetahui nilai The Chronicle, dan dia bersikeras untuk menyimpannya di seorang kaki tangannya untuk alasan keamanan. Meskipun aku berpikir bahwa dia bertindak ekstrem, dia selalu bertindak benar. Kau pasti menenggelamkannya
hingga dasar Sungai Thames, Holmes, tapi dia membawa The Chronicle bersamanya."
Ketika para petugas polisi menggiring Vile keluar, tawa jahat bergema di dalam ruangan.
Merasa kecewa, Holmes menoleh ke arah Lestrade. "Inspektur, aku menyarankan agar Anda menyiapkan beberapa perahu dan mulai menyusuri sungai untuk menc
ari Moriarty dan The Chronicle, tepat pada saat fajar.
Dia menoleh ke arah Laskar Jalanan dan Pilar. "Petualangan kita berakhir sampai di sini."
Ikar Jalanan -didapatkan Tumpangan Pulang
Sebuah kereta polisi mengantarkan Holmes, Ozzie, Pilar, Wiggins, dan Rohan kembali ke Baker Street. Ozzie ingin bertanya-tanya kepada Holmes tentang kejahatan itu dan apa yang akan terjadi pada diri Vile, serta ingin mendengar lebih banyak tentang The Stuart Chronicle. Tetapi, ketika melihat detektif itu tenggelam dalam pikirannya, bergumam lembut kepada dirinya sendiri, Ozzie menahan diri.
"Organisasiku," Holmes berkata, memecah renungannya sendiri. "Ada suatu kesalahan perhitungan dalam bagianku karena tidak bisa menyelamatkan The Chronicle, tapi kalian semua melakukan pekerjaan yang cemerlang. Kita tidak boleh melupakan Profesor Moriarty, orang paling berbahaya di seluruh Inggris Raya, tampaknya sudah tewas. Dia tidak akan mudah digantikan.
"Seperti biasa, Wiggins, kau sangat bisa diandalkan, tepat pada waktunya, dan membawa teman-teman yang tepat. Kau tetap berada di lokasi dan berhati-hati mengawasi, muncul dan menghilang dengan tas itu bagaikan seorang
pencopet profesional."
Wiggins mengangguk dengan bangga.
Holmes kemudian berbicara kepada Rohan. "Aku tidak akan duduk di sini jika kau tidak melempar sais Moriarty dengan tong itu. Ketika bergelantungan dengan sebelah tangan dari kereta, aku menyadari bahwa jika dia berhasil menendangku hingga terjatuh, aku pasti akan terlempar di antara roda kereta dan pasti terbelah menjadi dua."
Rohan membungkukkan kepalanya dengan hormat. "Itu adalah suatu kehormatan, Sir."
Holmes tersenyum ke arah Pilar. "Kepercayaan dirimu dan kemampuanmu membuatmu menjadi aset penting dalam pengintaianku. Aku belum pernah menemukan gadis seberguna dirimu."
Anak-anak lelaki saling berpandangan dengan terkejut; mereka belum pernah mendengar Master mereka memuji seorang perempuan.
Pilar berusaha menyembunyikan kegembiraannya.
Holmes kemudian menoleh ke arah Ozzie. "Meskipun aku sudah memperingatkan agar jangan mendekati Vile, dalam situasi ini kau telah melakukan tindakan yang tepat. Aku meragukan petugas terbaik Scotland Yard bisa menangkap Vile dan asisten bungkuknya seorang diri. Nah, sekarang, ceritakan kepada kami bagaimana kau bisa melakukan itu."
Ozzie menerangkan. "Setelah memerangkap si bungkuk dengan jaring, aku turun ke kapal uap dan membuka tungku, sehingga seluruh bahan bakarnya
bisa cepat habis. Kemudian, aku membuang persediaan bahan bakar ke luar perahu, mengikatkan sebuah tali lain di buritan, kemudian mengulur-kannya sehingga tersembunyi di dalam air hingga hanya muncul sedikit sekali bagian yang terlihat di dermaga. Tanpa bahan bakar untuk bisa bergerak, kupikir aku bisa menangkap Vile, tapi jika bukan karena Scotland Yard, pasti Vile sudah kabur."
Holmes berkata dengan bangga, "Memang kau yang berperan besar menangkap kedua orang itu. Betapa mengesankan bagiku bahwa kau melakukannya tanpa kekErasan. Kau memperlihatkan potensimu."
Ozzie merasa pipinya panas.
Ketika kereta itu berbelok ke Baker Street, Holmes melanjutkan. "Aku harus menekankan pada kalian semua tentang pentingnya sikap kita terhadap The Stuart Chronicle. Kalian semua tidak boleh mengungkitungkit sepatah kata pun tentang apa pun yang kalian ketahui. Masalahnya benar-benar rahasia, dan pengetahuan kalian tentang hal itu bisa membahayakan diri kalian. Itulah alasan mengapa aku tidak lagi melibatkan Watson dalam kasus ini. Aku khawatir dia akan menulis kisah tentang ini."
Anak-anak lelaki dan Pilar setuju untuk merahasiakan kondisi The Stuart Chronicle saat itu.
"Terakhir," Holmes berkata sambil tersenyum, "kalian harus merasakan bahwa kepuasan setelah melakukan suatu pekerjaan dengan baik adalah hal yang paling penting. Tapi, kompensasi atas suatu
pekerjaan pun penting juga." Holmes memberi mereka masing-masing dua lembar uang satu pound, jumlah paling banyak yang pernah mereka dapatkan. Itu sudah cukup, Ozzie menyadari tiba-tiba, untuk mulai melakukan pencarian Nenek Agatha.
Juru orang Asin g uncul di Kantor ipjhkat Dokumen
Ketik a kereta polisi itu tiba di Baker Street, semuanya kelelahan, termasuk Holmes. Mereka semua mengucapkan selamat berpisah, dan Holmes menuju ke atas untuk bercerita kepada Watson tentang peristiwa malam itu. Wiggins dan Rohan kembali ke pabrik kereta, dan Ozzie kembali ke kantor juru duplikat dokumen. Sebelum kereta polisi mengantarnya pulang, Pilar membuat Ozzie berjanji untuk mengunjunginya di arena sirkus lagi.
Sesaat lagi fajar akan menjelang. Ozzie memasuki kantor, terlalu kelelahan untuk memedulikan apa yang akan di-pikirkan oleh Crumbly. Dia membuka kunci pintu gudang penyimpanan, membaringkan diri di atas karung jeraminya, kemudian segera tertidur.
Beberapa jam kemudian, Ozzie terbangun karena pembicaraan di ruang depan. Ketika mengintip melalui pintu yang sedikit terbuka, Ozzie melihat Crumbly dengan seorang lelaki terhormat berpakaian bagus, dengan kening yang lebar, sedang berbicara pelan di salah satu meja. Lelaki itu berhenti
berbicara dan memandang Ozzie. Sesuatu dalam matanya dan kerut-kerut di sekitar mulutnya membuat Ozzie merasa tidak nyaman.
Crumbly berbalik dan berkata, "Ini dia, Sir, juru duplikat terbaik di seluruh London." Crumbly melambai agar Ozzie mendekat.
Dengan ragu-ragu, Ozzie melangkah maju.
Lelaki itu menatap Crumbly dan berkata, "Kau memercayakan pekerjaanmu kepada anak lelaki ini""
Crumbly menarik sehelai kertas dari laci meja dan meletakkannya di atas meja. "Tulislah sebuah kalimat, Sir."
Lelaki itu mengambil pena dan mulai menulis.
Ozzie duduk di bangku di depan meja, kemudian membuat salinan kalimat itu langsung di bawahnya, dengan gerakan cepat.
Lelaki itu mengamati, kemudian membandingkan tulisannya. Dia tersenyum. "Benar-benar identik. Kau melakukan pekerjaan yang bagus, Nak."
Lelaki itu berbicara dengan cukup ramah, tetapi tetap saja, ada sesuatu yang aneh dalam sikapnya yang membuat Ozzie ketakutan.
Lelaki itu membuka jubahnya. Sebuah bungkusan besar terbungkus dalam lembaran kulit yang dilapisi minyak terikat di dadanya. Dia membukanya dan mengeluarkan sebuah buku bertatahkan perhiasan, yang dia letakkan di atas meja.
Ketika melihat jilid buku yang berlapis emas dan perhiasan, Crumbly terdiam karena kaget, mulutnya terbuka lebar.
Ozzie bergidik dan mengerjap-ngerjapkan
matanya. Dia tidak bisa memercayai ini. Buku itu pasti The Stuart Chronicle. Artinya, lelaki yang berdiri di hadapannya adalah Profesor Moriarty. Moriarty masih hidup!
Crumbly bertanya, "Jika Anda tidak berkeberatan saya bertanya, apa buku ini, Profesor""
Moriarty menjawab, "Aku memang keberatan. Tidak perlu bertanya-tanya. Pekerjaan kalian tidak membutuhkan informasi tambahan. Catatan ini berusia sekitar dua ratus tahun; setiap detailnya harus sempurna."
"Anda tak perlu khawatir, Sir," kata Crumbly. "Kami memiliki berim-rim kertas dari masa itu dan mengetahui dengan tepat tinta mana yang digunakan. Kami bisa mereproduksi segalanya dengan identik, termasuk bingkai yang berwarna keemasan itu. Tapi, bagaimana dengan sampulnya""
"Ada orang lain yang mengerjakan sampulnya. Itu tak jadi masalah."
Ozzie bergeser mendekati The Chronicle dan, ketika dua lelaki itu berbicara, menyentuhnya. Buku kuno itu langsung memikat Ozzie. Tulisannya benar-benar dibuat secara ahli dan indah, halaman-halamannya sepanjang lengannya, dan terbuat dari kertas tebal yang indah. Aura masa lalu memancar dari buku itu.
"Kita membutuhkan pena berukuran paling besar, dengan mata dari emas," Ozzie berkata, mengamati The Chronicle dengan saksama. "Tinta ini lebih bagus daripada tinta terbaik yang kami miliki. Kita harus menciptakan suatu campuran istimewa,
tinta India dengan daun keemasan. Meskipun kuno, buku ini berada dalam kondisi terjaga. Duplikatnya harus membutuhkan kertas berkualitas tinggi. Pasti ada delapan ratus halaman tulisan di sini, yang ditulis oleh orang berbeda-beda. Pekerjaan ini membutuhkan waktu beberapa lama."
Terkagum-kagum karena penjelasan Ozzie, Moriarty langsung berbicara kepadanya. "Nak, jika pekerjaanmu membuatku terkesan seperti yang telah kau lakukan, mungkin kau akan mendapatkan suatu posisi di dalam organisasiku. Dan
aku menjamin, bayarannya jauh lebih besar daripada jumlah yang dibayarkan kurcaci kebun ini kepadamu. Tapi, terlebih dahulu kau harus menyelesaikan pekerjaan dengan sangat memuaskan." Moriarty kemudian menoleh ke arah Crumbly. "Aku ingin buku ini selesai diduplikat dalam waktu lima hari."
Senyuman menghilang dari wajah Crumbly, dan dia mengayun-ayunkan lengannya yang pendek dan kekar dengan gugup. "Profesor, anak ini adalah juru duplikat terbaik, tapi dia akan beruntung jika bisa menyelesaikannya dalam waktu dua minggu. Bolehkah saya menyarankan orang kedua untuk membantunya" Saya memiliki orang yang tepat. Kami bisa menyelesaikan pekerjaan itu dalam waktu dua kali lebih cepat."
"Tidak," Moriarty berkata datar. "Aku hanya menginginkan anak lelaki ini." Dia melambai ke arah dua lelaki yang berdiri di jalan.
"Untuk alasan keamanan, dua orang ini akan tetap bersama kalian hingga proses penduplikatan selesai. Baik kau maupun anak ini tidak bisa meninggalkan kantor ini selama itu. Jika ada sesuatu yang terjadi pada buku ini, aku akan menuntut pertanggungjawaban kalian secara pribadi. Aku tidak bisa menahan pembeliku untuk menunggu lebih lama lagi. Kau memiliki waktu seminggu, Nak, tapi tak boleh lebih sehari pun."
Sambil menoleh ke arah Crumbly, Moriarty melanjutkan. "Aku sulit memercayai orang dengan penampilan sepertimu bisa memiliki reputasi yang bagus. Tapi, ini tidak relevan selama duplikatnya berkualitas bagus. Jika itu terjadi, kau pasti akan mendapatkan imbalan. Jika tidak, yah ... aku yakin kau tidak ingin menerima konsekuensinya."
Ketika dia keluar, Moriarty menatap Ozzie dan berbicara dengan nada yang sedikit lebih ramah, "Semoga berhasil, Nak."
rins dan Pilar Meminta Bantuan Holmes Tiga hari kemudian, Wiggins dan Pilar muncul dengan panik di flat Holmes.
"Jadi, ada dua orang yang tampak kasar di kantor, dan Ozzie sedang menulis sesuatu, dan dia mendongak dan melihat kami melalui jendela, dan mulai komat-kamit mengatakan sesuatu, dan tidak ada yang bisa mengerti kata-katanya tapi Pilar melihatnya melakukan itu, dan dia mengerti apa yang Ozzie katakan, dan itu tentang The Chronicle, dan Ozzie ditahan, dan dua lelaki seram itu melihat kami, dan salah seorang membuka pintu lalu mulai mengejar kami, dan Oz bilang Moriarty hidup dan itu bukan buku tentang menjahit dan menenun, dan dia terus-menerus berkata 'telur1, 'telur', bukankah begitu, seolah dia sudah gila."
"Tolonglah, Wiggins, aku tahu kau merasa bersemangat. Tapi, duduklah dulu sebelum kau memulai penjelasanmu. Kau juga tampak gugup, Senorita. Silakan." Holmes menunjuk ke arah sofa.
Wiggins dan Pilar duduk. Tangan Wiggins gemetar, mata kiri Pilar berkedut-kedut.
"Jika kau mampu, Wiggins, tariklah napas dalam-dalam dan jawablah pertanyaanku."
Wiggins menurut, menarik dan mengembuskan napas dengan usaha yang sangat keras.
Holmes duduk dengan tenang, seulas senyuman samar tersungging di bibirnya ketika dia mengembuskan asap dari pipa. Watson mengamati penampilan Wiggins dengan sama gelinya.
"Mari kita mulai dari awal," Holmes berkata. "Apa yang membuat kalian pergi ke kantor juru duplikat""
"Dia datang ke Kastel dan berkata, 'Apa, dia sudah menghilang selama tiga hari dan kalian tidak berusaha memeriksanya,' tapi ketika kami memeriksa dan ..."
"Biarkan aku membantu menjelaskan," Pilar menyela.
Holmes mengangguk. "Jika kau bisa, Nona Muda. Teman kita Wiggins tampaknya merasa tertekan karena Osgood berada dalam kesulitan sehingga tidak mampu berbicara dengan terperinci."
"Aku datang untuk mengunjungi anak-anak dan mengetahui bahwa Ozzie sudah tidak terlihat selama tiga hari. Jadi, Wiggins dan aku pergi untuk mencarinya di kantor Juru Duplikat Oxford. Saat kami tiba di sana, kami mengintip ke dalam jendela dan melihat Ozzie sedang bekerja di sebuah meja besar. Ada dua lelaki mengerikan yang duduk di kedua sisinya, seperti penjaga. Ozzie tampak menderita, seakan-akan dia belum tertidur sejak saat terakhir kita melihatnya. Kami mencoba
menarik perhatiannya tanpa mengusik kedua penjaga itu, tapi sayangnya tidak berhasil. Akhirnya, Ozzie mendongak dan memandang ke luar j
endela, melihatku. Dia kembali menatap pekerjaannya, tetapi mengatakan beberapa kalimat tanpa suara, dan aku membaca gerak bibirnya.
"Ozzie berkata, Moriarty masih hidup dan dia sedang membuat sebuah duplikat The Stuart Chronicle untuk sang Profesor. Dia berkata bahwa The Chronicle tidak seperti yang terlihat, dan Moriarty tidak tahu apa yang sebetulnya dia miliki." Pilar berhenti berbicara. Tampaknya dia benar-benar cemas.
"Holmes, Moriarty masih hidup!" Watson berseru.
Holmes meneruskan mengisap pipa tembakaunya, tampak tidak terkejut. Watson duduk lebih tegak dan memerhatikan lebih saksama, sambil ber-deham.
"Ozzie kemudian berberkata Pilar tergagap, kemudian terisak.
"Apa yang dia katakan"" tanya Watson dengan sabar.
"Dia berkata, sebenarnya itu bukan sebuah buku, tetapi sebuah kotak harta karun, dan tulisan-tulisan di situ tidak berarti apa-apa. Vile dan Moriarty pasti tidak membacanya. Jika Moriarty menemukan hal yang sebenarnya terjadi, dia pasti akan merobek The Chronicle untuk menemukan telur-telur dan segera melenyapkan Ozzie. Ozzie bilang, ada lebih dari cukup telur untuk membeli
seluruh angkatan bersenjata."
Pilar membenamkan wajahnya ke kedua tangannya.
"Telur-telur"" Watson bertanya dengan bingung.
Holmes melompat berdiri dan melangkah di apartemen itu.
"Holmes, apa yang dikatakan oleh gadis kecil
ini"" Holmes terus melangkah seolah tidak mendengar pertanyaan Watson.
"Holmes, tolong ceritakan kepada kami apa yang sedang kau pikirkan," Watson memohon.
"Teman kita Osgood, dengan satu lagi kemampuannya, tampaknya merupakan salah satu ahli duplikat dan hanya mengetahui sedikit tentang sejarah. Dia memang benar bahwa Moriarty tidak mengetahui apa yang dia miliki, karena jika dia tahu, permainan akan selesai saat ini juga. Inilah saatnya kita merencanakan gerakan berikutnya."
"Gerakan berikutnya adalah untuk menyelamatkan Ozzie," Pilar berkata, suaranya bergetar.
"Sabarlah. Kita akan menyelamatkan Osgood dan mendapatkan kembali The Chronicle, tapi kita harus menjebak Moriarty."
"Kita tidak berhasil menjebaknya waktu itu," Pilar berkata. "Mengapa kita harus mengambil risiko" Sesuatu bisa terjadi pada Ozzie."
"Aku mengerti kekhawatiranmu, dan aku yakin tidak akan ada yang terjadi pada dirinya. Aku hanya perlu mengajukan suatu pembelian."
"Pembelian"" tanya Watson. Holmes menyeringai ketika dia membungkuk ke atas mejanya, dan membuat sebuah catatan. "Pembelian The Chronicle, tentu saja. Aku sudah melakukan negosiasi untuk membelinya dari Moriarty."
"Apa!" Watson, Wiggins, dan Pilar berseru serempak.
Holmes menyelesaikan catatannya dan memanggil Billy dari lantai bawah.
"Billy, antarkan ini ke kantor telegraf dan kirim-kanlah ke teman kita di Swiss." Billy mengangguk kepada Holmes dan yang lain saat dia keluar dari flat.
Holmes kemudian menerangkan, "Dengan pertolongan beberapa kontak di Jenewa, aku telah menyamar sebagai seorang kolektor buku langka di Swiss dengan reputasi terkenal, dengan nama Stocker Bowes. Segera setelah pencurian The Stuart Chronicle, aku meyakinkan orang-orang Moriarty bahwa aku, Bowes, tertarik untuk membelinya. Kalian bisa membayangkan kekagetanku saat aku dihubungi pada keesokan hari setelah malam kita di dermaga, dan diberi tahu bahwa dia menyepakati tawaranku. Aku menyimpulkan bahwa baik The Chronicle maupun Moriarty selamat dari arus Sungai Thames yang deras. Tampaknya, Moriarty mencoba menipuku dengan menjual sebuah duplikat buku itu. Dengan cara itu, dia bisa menyimpan The Chronicle sekaligus keuntungan dari penjualannya pada saat yang bersamaan. Aku baru
saja menulis pesan untuk orang-orang Moriarty yang mengabarkan bahwa jual-beli ini kubatalkan. Tidak diragukan lagi, Moriarty pasti akan berpikir untuk mengambil The Chronicle segera dari juru duplikatnya. Ketika dia pergi ke sana, kita akan menunggunya."
"Mengapa kau mengetahui tentang telur-telur yang disebutkan oleh Osgood" Dan apa maksudnya ketika dia mengatakan bahwa Moriarty akan menghancurkan The Chronicle"" Watson bertanya.
"Biarkan aku menyimpan sebuah kejutan untuk saat terakhir, Temanku. Mungkin Osgood akan merasa senang ka
rena bisa menjawab pertanyaan-pertanyaanmu. Kita memiliki waktu kira-kira tiga jam sebelum kita harus tiba di kantor juru duplikat. Pasti dalam waktu yang sama, telegramku bisa mencapai Swiss dan kontak-kontakku di sana akan meneruskannya kembali ke Inggris dan Moriarty. Mengapa kita tidak makan siang dulu sebelum itu" Aku yakin, Mrs. Hudson memasak cukup banyak untuk kita berempat."
Holmes daifflj^kar Jalanan MeiiyeiSnatkaii Ozzie
Ketika selesai makan siang, ketegangan Wiggins akibat penahanan Ozzie oleh Moriarty telah kembali pulih. Makanan selalu menenangkan saraf Wiggins yang tegang, dan Mrs. Hudson adalah seorang koki ahli. Dengan perut kenyang dan semangat yang kembali segar, dia meninggalkan Baker Street 221 B dan mengumpulkan anggota Laskar Jalanan yang lain. Dengan arahan sang Master, dia membawa mereka ke Oxford Street. Saat itu sudah menjelang petang, dan angkasa nyaris berubah warna menjadi biru gelap yang berkilauan, dengan segelintir gumpalan awan di sana-sini.
"Oke, Teman-Teman, kalian harus berpisah," kata Wiggins. "Rohan, pilihlah empat orang teman dan duduklah di gedung yang ada di sebelah kantor. Elliot, ajaklah sisanya menyeberangi jalan. Seperti biasa, sibukkan diri kalian hingga aku memberi isyarat. Bersabarlah."
"Apakah kita mendapatkan bayaran ekstra kalau bisa menyelamatkan Oz"" tanya Alfie.
Wiggins menjewer pelan telinga Alfie. "Elf,
dasar si mungil konyol, jika kau menyelamatkan Oz, kita akan mendapatkan Oz kembali. Dialah hadiahnya. Ada pertanyaan lain""
"Apa yang harus kita lakukan"" tanya Rohan. "Kalian harus terus berjaga-jaga dan memerhatikan dengan saksama setiap orang yang masuk ke dalam kantor. Aku akan tiba di sana dengan kereta bugi itu," Wiggins berkata sambil menunjuk. "Di sanalah Mr. Holmes dan Dokter Watson menunggu."
"Dan gadis itu"" tanya Elliot.
"Pilar juga akan ada di sana. Aku akan memberi tanda kepada kalian jika Master membutuhkan kita. Sekarang, bergeraklah."
Wiggins berjalan melewati jendela-jendela kantor dan melihat Ozzie sedang menatap meja di depannya, menduplikat The Chronicle. Dua lelaki dan Crumbly duduk di sampingnya, berbicara.
Di seberang jalan, Holmes duduk di belakang kereta bugi, menyamar sebagai sais dengan scarf panjang dan sebuah topi kanvas. Dia mengisap sebatang rokok. Watson duduk di dalam kereta bagaikan seorang penumpang, membaca surat kabar.
Pilar berdiri di jalan sambil memegang sebuah buket bunga, sambil berteriak, "Sekuntum mawar untuk kekasih Anda, sekuntum mawar untuk kekasih Anda!" kepada semua orang yang lewat.
Saat itu, Elliot, Alfie, dan kelompok mereka sudah berada di tempat yang sudah ditentukan. Wiggins melihat mereka mulai mengemis. Rohan dan kelompoknya berkumpul di seberang jalan dan bersandar di dinding bangunan, berpura-pura terlalu lelah untuk melakukan apa pun.
Wiggins duduk di trotoar, dengan jarak yang cukup dekat ke kereta bugi. Dia mengeluarkan serpihan-serpihan roti dari sakunya dan melemparkannya kepada Shirley agar dia menangkapnya. Mereka bersandiwara seakan tidak pernah mengenal satu sama lain.
Untuk suatu hari pada bulan September di London, udara terasa jernih dan kering. Wiggins menghibur dirinya sendiri dengan pikiran bahwa hari ini adalah hari yang terlalu indah untuk suatu musibah. Dia terus melemparkan remah-remah roti kepada Shirley, dan kadang-kadang menyuruh musang itu melompat ke sebuah lingkaran kecil yang dia buat dari beberapa utas kawat bengkok. Dari waktu ke waktu, cara memandang Pilar kepada Wiggins semakin aneh bagaikan orang gelisah. Tanpa kata-kata, dia mengungkapkan ketegangan dan ketidaksabarannya.
Kemudian, tiba-tiba tiga kereta beroda empat mendekat di jalan, ketiganya bersebelahan, dengan derap kuda yang kencang. Ketiga kereta itu berhenti di depan kantor Juru Duplikat Oxford. Wiggins melihat bahwa setiap kereta ditarik oleh dua ekor kuda hitam, dan bentuk bangku keretanya sama. Ketiga saisnya bahkan mengenakan topi tinggi yang
identik serta mantel luar berwarna kelabu, dan tampak mirip satu sama lain dalam sikap dan postur tubuh.
Holmes berbisik kepada Wiggins tanpa menggerakkan mulut, "Ini adalah
permainan tipuan cangkang tiram yang sudah kuno. Moriarty sudah mencurigai kita. Berikan isyarat kepada anak-anak lain, Wiggins. Permainan ini sudah selesai."
Wiggins meraih Shirley, kemudian berdiri. Dia menepuk Shirley dengan tepukan lembut yang tampak terang-terangan, kemudian memindahkan Shirley dari satu tangan ke tangan yang lain. Baik Rohan maupun Elliot melihat isyarat itu dan mengangguk.
Sementara itu, dari setiap kereta, seorang lelaki melompat keluar. Ketiganya berjalan dengan langkah mantap ke dalam kantor Crumbly.
Beberapa menit kemudian, mereka keluar. Masing-masing membawa sesuatu yang tampak seperti sebuah buku besar dalam bungkusan kertas, dan ditemani oleh dua lelaki yang sebelumnya menjaga Ozzie. Para sais melompat kembali ke ketiga kereta beroda empat itu, dengan diikuti para pengawal.
"Kupikir dia mengharapkan kita untuk memilih kereta mana yang akan kita kejar. Cukup. Aku tidak akan pernah menjadi seorang penjudi. Wiggins, kau dan sekelompok temanmu ikut denganku. Sisanya tolong bantu Watson."
Holmes menyentakkan tali kekang dan kudanya, menggoyangkan kereta itu hingga berputar.
Holmes mengarahkan kereta itu untuk berhenti tepat di depan tiga kereta beroda empat itu. Watson keluar dari dalam kereta dan bergabung dengan Holmes di bangku sais. Holmes memberikan tali kekang kepadanya dan memberi instruksi, "Tetap diam di sini."
Wiggins berteriak, "Kru Elliot, takut-takuti kudanya. Rohan, ikuti Master."
Elliot, Alfie, dan tiga anak lain berlari ke arah kuda-kuda yang terikat ke kereta beroda empat itu, menjerit-jerit sambil melambaikan tangan. Kuda-kuda itu bergerak mundur, dan para sais berusaha keras menjaga agar kuda-kuda mereka tetap diam.
Wiggins, Pilar, Rohan, dan yang lain mengikuti Holmes menyusuri lorong di samping kantor juru duplikat. Ketika mereka berbelok di suatu sudut, mereka melihat sebuah kereta bugi lain sedang menunggu tepat di belakang kantor. Ozzie sedang diseret keluar dari pintu belakang oleh Crumbly dan seorang lelaki lain. Crumbly membawa The Stuart Chronicle. Ozzie tampak bagaikan sesosok mayat hidup.
Dengan anggukan Holmes, Wiggins dan Rohan berlari ke arah Crumbly dan menabraknya.
Terkunci di tanah, Crumbly memeluk The Chronicle erat-erat bagaikan memeluk seorang bayi, sambil menggeram dan berteriak, "Lepaskan aku, dasar Binatang!"
"Lepaskan anak itu," Holmes berkata kepada anak buah Moriarty.
Karena panik, anak buah Moriarty melepaskan
Ozzie dan melayangkan sebuah tinju roundhouse kepada Holmes. Holmes merunduk dan menghindar, menggerakkan kakinya bagaikan seorang petinju. Dia melayangkan satu pukulan tinju yang bersih dan tepat sasaran di dagu lawannya.
Selama kericuhan itu, Pilar memanjat ke kereta bugi dan bergerak ke arah Ozzie.
Crumbly masih berusaha bergulat dengan Wiggins dan Rohan dengan salah satu tangannya, sambil memeluk The Chronicle dengan tangan yang lain. Wiggins dan Rohan menarik tangan Crumbly, sehingga pegangannya lepas dari buku itu. Secepat kilat, Ozzie merebutnya.
"Kau tidak tampak begitu sehat, Sobat," Wiggins berbicara kepadanya. "Pergilah bersama Pilar dan tunggu kami."
Ozzie tersenyum ketika dia memegang The Chronicle di hadapannya. "Aku hanya membutuhkan sedikit masakanmu yang lezat, Wiggins, dan aku akan mampu kembali menjadi diriku sendiri. Berikan dia satu atau dua ekstra sikutan di iga untukku, kumohon," dia berkata sambil menatap Crumbly. Kemudian, Ozzie berjalan terhuyung-huyung ke arah kereta bugi dan memanjat naik.
Pilar menyentakkan tali kekang. "Bolehkah kita berjalan-jalan dulu hingga semua kericuhan itu beRes""
Ctezie Jf||i ceritakan Sekitar empat puluh menit kemudian, Holmes, Watson, dan Laskar Jalanan berkumpul di Kastel. Mereka duduk mengelilingi perapian, dengan Holmes dan Watson duduk di atas sebuah peti kayu.
Segera setelah Ozzie dan Pilar kembali ke tempat kejadian perkara di kantor juru duplikat, para petugas polisi telah datang dan semua orang yang terlibat dalam kejahatan telah ditahan untuk diperiksa. Moriarty tidak ada di antara orang-orang yang menaiki kereta beroda empat itu, dan diperkirakan sudah menyelinap
kembali ke tempat persembunyiannya.
Holmes meminta The Stuart Chronicle dari Ozzie dan setelah berjanji untuk mengantarkannya kepada Lestrade di Scotland Yard malam itu dan menjelaskan semuanya, dia dan Laskar Jalanan diizinkan pergi.
Sekarang, ketika mereka mengulangi lagi peristiwa dalam beberapa jam sebelumnya, Ozzie memegang The Stuart Chronicle di atas pangkuannya. Holmes mengizinkan semua anak lelaki untuk melihat
sampulnya yang bertatahkan batu mulia dan membolak-balik halamannya yang antik dan berhias.
Ketika mereka melakukan itu, seorang demi seorang, Ozzie bercerita, "Pembukaan sangat elegan yang ditulis oleh Raja Charles II awalnya mengganggu perhatianku. Kalian tahu, buku ini terdiri dari tulisannya yang menakjubkan dan segel pribadinya. Aku mengira bahwa isi The Chronicle seperti yang Anda terangkan, Sir." Dia menatap Holmes. "Sebuah catatan pribadi raja-raja dan ratu-ratu. Tapi, aku segera menyadari bahwa ini adalah semacam buku yang konyol, dipenuhi dengan senandung-senandung nina bobo, puisi-puisi singkat yang lucu, dan lagu-lagu yang ditulis pada waktu berbeda-beda."
Holmes mengangguk, tetapi Watson tampak terkejut. "Kau harus menerangkan padaku, Holmes, bahwa sang Pangeran Wales menugaskanmu untuk mencari sebuah buku anak-anak""
"Tidak begitu tepatnya, Dokter," Ozzie menyahut. "Anda bisa melihat dengan jelas bahwa sampul buku ini, yang terbuat dari emas dan batu mulia, tidak ternilai harganya. Tapi, ini hanya hal yang remeh jika dibandingkan dengan harta karun tersembunyi di dalam buku ini. Bolehkah aku menerangkannya, Mr. Holmes""
Holmes tersenyum. "Aku percaya bahwa kau berhak membuka kejutan ini kepada yang lain."
"Aku telah menduplikat The Chronicle selama dua hari sebelum aku menemukan rahasia harta karun itu." Ozzie membuka halaman tengah buku
itu. Meskipun tidak terlihat pada awalnya, ada dua lingkaran tali yang terlepas dari jahitannya. Ozzie meminta Pilar untuk memegangi sampulnya ketika dia menarik lingkaran itu. Halaman-halaman terjahit The Chronicle terangkat dari sampul kulitnya, meninggalkan sebuah ruangan berbentuk segiempat yang kosong di antara sampul depan dan sampul belakang.
"Jilidannya kosong," Wiggins berkata dengan kaget. "Seperti sebuah kotak panjang."
"Tepat sekali," sahut Ozzie, meraba tempat yang tersembunyi itu dan mengeluarkan sebuah batu mulia yang berukuran dan berbentuk sama dengan sebutir telur. Cahaya memantul dari batu mulia itu, membuat warnanya bersinar hijau cemerlang.
"Sebutir intan"" Watson berkata, tidak percaya.
Ozzie memberikan intan itu kepadanya dan mengeluarkan dua butir lagi, yang identik dalam ukuran maupun bentuknya, dari tempat persembunyian itu. Dia memberikan salah satu kepada Holmes, dan satu lagi kepada Pilar.
"Batu mulia"" tanya Wiggins.
"Selusin batu mulia berbentuk telur," sahut
Ozzie. "Pasti ini adalah intan-intan terbesar yang pernah ada," Watson berkata, masih belum bisa memercayai.
Holmes mengangkat intan yang dia pegang di depan matanya. Sambil sedikit memicingkan mata,
dia berkata, "Kalian sedang melihat sesuatu yang hampir semua orang percayai sebagai suatu dongeng semata, Telur-Telur Galilee. Mungkin ini adalah intan-intan paling berharga di seluruh dunia. Harta karun ini diturunkan melalui banyak sekali tangan sehingga tidak pernah diketahui apakah benar-benar nyata atau tidak. Keberadaan mereka dilaporkan di Tangiers sekitar dua ratus tahun yang lalu. Charles II pasti mengumpulkan intan-intan ini selama masa kericuhan monarki."
"Batu-batu ini begitu indah," kata Pilar, memindahkan intan yang dia genggam ke tangan yang lain. "Seperti sebuah dunia kecil."
"Aku ingat pernah belajar tentang Raja Charles I dari kakekku, dan bagaimana dia tidak memiliki cukup uang untuk menghimpun bala tentara. Dan itulah sebabnya dia kehilangaN takhtanya," Ozzie berkata.
Holmes mengangguk. "Sudah pasti, itu adalah salah satu alasannya. Dan sudah bisa dijelaskan dengan logis bahwa putranya, Charles II, setelah mewarisi takhta, melakukan langkah-langkah untuk mengamankan posisinya, tetapi juga memastikan bahwa dia memiliki dana cukup untuk peristiwa-peristiwa y
ang tidak terduga. Di dalam buku yang berharga ini, dia memasukkan cukup batu mulia untuk bisa membangun suatu bala tentara. Ahli waris monarki selanjutnya pasti mengetahui kepraktisan idenya ini dan meninggalkan batu mulia itu tersembunyi di dalam The Chronicle. Suatu harta karun yang bisa dipindah-pindahkan. Tampaknya,
Pangeran Wales juga sangat bersungguh-sungguh untuk melindungi rahasia ini, sehingga dia bahkan menutupinya dariku."
"Mengagumkan," kata Watson.
"Salah satu telur ini bisa membuat kita semua menjadi raja," kata Alfie saat dia membungkuk untuk menyentuh batu mulia yang dipegang Ozzie.
Semua anak ternyata berpikiran sama ketika mereka memandang intan tersebut.
"Anak-Anak, aku tidak bisa menjanjikan harta karun ini bagi kalian, tapi aku yakin Yang Mulia Ratu akan memberikan penghargaannya untuk bantuan kalian menemukan kembali The Chronicle," Holmes berkata kepada mereka.
"Tapi, bagaimana dengan Moriarty"" Ozzie bertanya.
"Tidak diragukan lagi, dia tenggelam ke tengah-tengah jaringnya sendiri. Dia tidak akan muncul lagi, kecuali, tentu saja, jika ada suatu godaan yang terlalu besar untuk diabaikan."
"Dan bagaimana dengan Ozzie"" tanya Pilar. "Dia tidak perlu kembali ke Crumbly, kan""
Ozzie merasakan perutnya bergolak karena pikiran itu.
Holmes menggelengkan kepala. "Jack Crumbly bukan hanya tidak bisa lagi meneruskan usahanya, tapi dia juga akan dipenjara. Aku mengkhawatirkan hari-harimu sebagai seorang penduplikat dokumen, atau juga pemagang pemalsuan, Osgood. Dan aku harap pekerjaan seperti itu tidak kau lakukan lagi," Holmes menatapnya. "Entah bagaimana, tampaknya, kau bisa mendapatkan tempat tinggal yang layak di sini."
"Mr. Holmes, kami menerima semua kebaikan Anda. Kupikir kami bisa menerima Osgood kapan saja," Wiggins tersenyum dan meninju bahu Ozzie.
Anak-anak itu bersorak, dan Ozzie tiba-tiba begitu lega dan bahagia sehingga merasakan air matanya menggenang. "Terima kasih, Teman-Teman. Aku akan merasa terhormat untuk menyebut tempat ini sebagai rumah."
Bersamaan dengan itu, Holmes mengumpulkan semua intan dan memasukkannya kembali dengan hati-hati ke dalam punggung buku The Stuart Chronicle. "Tidak diragukan lagi, pasti akan banyak sekali pekerjaan kita pada masa yang akan datang," Holmes berkata kepada anak-anak saat dia dan Watson bersiap-siap pergi. "Kalian harus beristirahat sekarang." Kemudian, sambil menoleh ke arah Pilar, dia berkata, "Kami akan mengatur agar kau bisa diantar pulang."
Pilar mendesah, kemudian memberikan Wiggins dan Ozzie pelukan.
"Kami akan mengunjungimu di sirkus," Ozzie berkata.
"Jika tidak, aku yang akan menemui kalian." Pilar mengedipkan mata sambil menyambar mantelnya dan mengikuti Holmes serta Watson keluar dari pintu ting-kat.
Setelah tidak ada siapa-siapa lagi, Laskar Jalanan mengumpulkan selimut mereka. Wiggins mengambil sebuah selimut tambahan untuk Ozzie dan meletakkannya di samping selimutnya, di dekat batu bara yang membara lemah. Kasus Walenda Bersaudara ini sangat menarik, tetapi anak-anak itu kelelahan.
"Nyanyikan sebuah lagu untuk kami, kau mau, kan, Wiggins"" Alfie bertanya dengan mengantuk.
Ketika bulan yang berwarna keperakan muncul di West End, London, dengan gembira Wiggins memenuhi permintaan itu.
"Selama rembulan terus mengawasi Sepanjang malam
Selama dunia yang lelah ini tertidur lelap sekali Sepanjang malam
Jiwa-jiwa mereka perlahan terbang tinggi Pemandangan indah memenuhi mata hati Hiruplah perasaan murni dan suci Sepanjang malam.
Para malaikat menjaga kita semua Sepanjang malam Hingga tidur lelap menyelimuti kita Sepanjang malam
Tiada ketakutan yang mengancam kita
Tiada beban yang memberatkan kita
Mereka tak akan membiarkan ada yang mengganggu
kita Sepanjang malam." Beberapa Faktdrl" Ha J Praktis bagi &orangfDCTckt if Ifemula
DAFTAR KARAKTER Laskar Jalanan dari Baker Street
Osgood "Ozzie" Manning
Wiggins Rohan Alfie ("Elf) Elliot ("Stitch")
Alistair Barnaby Fletcher Simpson James Pete Shem Shirley, musang milik Wiggins
Penghuni Baker Street 221 B
Sherlock Holmes, Detektif Swasta
Dr. John Watson, partner Holmes
Mrs. Hudson, pengurus rumah Holmes d
an Watson Billy, pengirim pesan Holmes
Penghuni Perkampungan Sirkus
Pilar, putri Peramal Madam Estrella, Peramal Avalon Barboza (Able Price), Manajer Sirkus
Grand Barboza Zoloft si Perkasa, Pelempar Pisau Indigo Jones, Artis Trapeze Werner Walenda, Pemain akrobat tali Wilhelm Walenda, Pemain akrobat tali Wolfgang Walenda, Pemain akrobat tali Sang Pelatih Singa
Angelina dan Balina, Kembar Siam Jekyll dan Hyde
Clarence, si Manusia Meriam
"Si Kerah Lebar", Badut
Watty "si Topi Tergantung", Badut
Cesar Walenda, Pemain akrobat tali
Penelope, asisten pelempar pisau
Keluarga Kerajaan Edward, Pangeran Wales Para Penjahat Profesor James Moriarty, "Napoleon Kejahatan" Orlando Vile, orang keempat yang paling
berbahaya di London Para Penduplikat Oxford Jack Crumbly, pemilik dan majikan Ozzie Frankie, penduplikat ahli
Slang Berima Gbckney Sebuah Penjelasan dan Instruksi untuk Membuat Kata Slang Berima
Meskipun kebanyakan penduduk London berbicara bahasa Inggris yang baik, beberapa orang memiliki bahasa slang sendiri yang begitu kental sehingga terdengar seperti kode rahasia. Beberapa orang, yang lahir di daerah East End, London, disebut orang-orang Cockney. Asal mula bahasa slang berima sendiri tidak ada yang mengetahui secara pasti. Beberapa orang berpendapat bahwa bahasa slang itu diciptakan oleh para monger, pedagang keliling yang berkeliaran di jalan, yang tidak ingin para pembeli mengerti percakapan bisnis mereka. Beberapa orang lain berpendapat bahwa bahasa itu diciptakan di penjara sehingga mereka bisa berbicara dengan bebas di hadapan para penjaga. Dan masih ada yang berpendapat bahwa slang berima Cockney hanya terbentuk dari bahasa unik sekelompok orang di East End London.
Dari mana pun asalnya, bahasa slang berima
a la Cockney bisa digunakan tanpa batas oleh detektif saat ia harus berkomunikasi dengan rekannya melalui kode-kode. Detektif pemula direkomendasikan untuk berlatih bersama teman-teman atau anggota keluarga sebelum benar-benar menggunakan bahasa slang ini dalam sebuah kasus. Ucapan-u capan yang terputus-putus dan tidak meyakinkan bisa membuat orang curiga bahwa kita ingin merahasiakan sesuatu, dan memiliki efek sebaliknya, malah bisa membuka samaran seseorang.
Ayo kita mencoba sebuah contoh sederhana. Mulailah dengan memilih sebuah kata, seperti "stew" yang artinya setup, kau tahu, kan" Sejenis makanan rebus-rebusan. Berikutnya, pilihlah sebuah kata yang berima dengan kata itu: "dew", artinya embun. Kemudian, pikirkan sebuah kata atau frasa yang biasa menggunakan kata "dew" untuk membentuk suatu pasangan kata atau frase yang sudah lazim: "morning dew" atau embun pagi. Sekarang, saat menerapkan bahasa slang berima Cockney, bukannya mengatakan "stew", kita akan mengatakan, "morning dew". Untuk menambah misterinya, kita bisa menyingkat frase ini menjadi "morning" saja.
Sekarang, kita coba dengan kalimat lengkap. Misalnya kau sedang berada di rumah Bibi, dan Bibi menghidangkan stew untukmu dan abangmu. Tetapi, rasa stew itu tidak enak. Kau tidak ingin bersikap tidak sopan, tetapi ingin memberi tahu abangmu tentang rasa stew itu.
Pertama, pilihlah kalimat yang ingin kau katakan dalam bahasa Inggris (nah, kau bisa sekalian berlatih bahasa Inggris juga). Contohnya, "The stew tastes like dung," yang artinya, "Setup ini rasanya seperti kotoran hewan."


Sherlock Holmes - Misteri Kematian Bintang Sirkus di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Kemudian, ikuti langkah-langkah berikut untuk mencari kata-kata atau frase-frase yang berima dengan sebagian atau hampir semua kata dalam kalimat tersebut.
1. Biarkan saja kata "the" tetap ada dalam kalimat.
2. Lihat kata yang kedua: "stew". Dengan menggunakan contoh di atas, kita akan menggantinya dengan "morning dew" (karena "dew" berima dengan "stew" dan "morning" adalah padanan kata "dew"). Tetapi, untuk lebih menimbulkan aroma kerahasiaan, kita akan menghapus kata "dew" dan hanya menggunakan kata "morning".
3. Lihat kata yang ketiga, "tastes". Apa yang berima dengan kata tersebut" Wastes-sampah" Pastes-pasta! Kita akan menggunakan "pastes".
4. Sekarang, kita akan menambahkan sesuatu pada kata itu menjadi "toothpastes" atau pasta gigi. Tetapi, kita akan menghilangkan kata
"pastes" dan hanya menggunakan kata "tooth".
5. Biarkan kata "like", yang berarti 'seperti1, di dalam kalimat juga.
6. Kata terakhir adalah "dung" atau kotoran hewan. Apa yang berima dengan kata itu"
Stung-sengat" Rung-dering" Tongue-Wdah" Kita akan meng-gu-na-kan "to-ngue". 7. Kemudian, kita kembali menambahkan kata dan mem-buatnya menjadi sebuah frase: "tip of my tongue" atau ujung lidahku.
Jadi, setelah mencicipi stew buatan bibimu, kau mengatakan kepada abangmu, "The morning tooth like tip of my tongue," yang artinya "Gigi pagi ini bagaikan ujung lidahku." Sekarang, kau telah dapat memperingatkan abangmu dan membagi perasaanmu dengannya tentang stew yang rasanya tidak enak itu, tetapi tidak melukai perasaan bibimu. Meskipun, kata-kata yang kau ucapkan tidak memiliki arti yang jelas.
Lagi-lagi, disarankan untuk melakukan ratusan kali percobaan, baik tertulis maupun diucapkan dengan keras, agar bisa melatih keterampilanmu dalam membuat kode ini. Ingatlah, seorang detektif yang serius tidak boleh lelah melatih keahliannya. Seperti yang dikatakan oleh Sherlock Holmes: "Aku tidak pernah ingat jika aku lelah dengan pekerjaanku, meskipun kelambatan suatu peristiwa benar-benar menguras tenagaku." {"The Sign of Four")
Clo sarin m lasa a-iang, Meskipun bahasa slang asli dalam buku ini adalah bahasa slang khas Cockney, kita juga bisa mencari padanan kata-kata itu dalam bahasa Indonesia. Ini adalah contoh bahasa slang yang digunakan dalam percakapan di buku ini.
HalamanBahasa SlangArti 46Tulang belikatSobat 46Kalah dan MenangUang 46Bow BellsLonceng-lonceng ST. Mary-le-Bow. Dipercayai jika seseorang lahir saat lonceng ini berbunyi, dia adalah penO-duduk London asli.
52Bintang-bintangK e nta n g-ke ntan g
68Bergerak kesisi, kejarlah matahari.Menabrak Polisi, syo lari!
129GyppoKaum Gipsi 140Menjauhi ubur-uburKabur
192Tinta MerahDarah 225Menjahit dan menenunHarta katun.
Tl m u TVfen arik simpulan
Sherlock Holmes saat Bekerja
Tidak diragukan lagi, cara paling pasti untuk mempelajari kesimpulan adalah dengan mempelajari contoh-contoh dari proses menyimpulkan yang dilakukan oleh Sherlock Holmes. Sedikit pekerjaan yang cemerlang ini diambil dari cerita pendek berjudul "The Adventure of the Blue Carbuncle," yang diterbitkan dalam buku The Adventures of Sherlock Holmes karya Sir Arthur Conan Doyle.
Watson: Aku mengambil benda yang rusak dengan kedua tanganku dan melihat benda itu benar-benar menyedihkan. Benda itu adalah sebuah topi hitam biasa dengan bentuk bulat yang biasa pula, keras, dan benar-benar tidak layak untuk dikenakan. Tepiannya dilapisi oleh kain sutra merah, tetapi warnanya sudah benar-benar luntur. Tidak ada nama si pemilik di situ; tetapi, seperti yang dilihat oleh Holmes, inisial "H.B.11 tertulis di salah satu sisinya. Ada lubang untuk menggantungkan topi, tetapi karet elastiknya sudah menghilang. Selain itu, keadaan topinya sudah penyok, sangat
berdebu, dan bernoda di beberapa tempat, meskipun tampaknya ada suatu usaha untuk menyembunyikan pola-pola warna yang luntur dengan melumurkan tinta pada bagian itu.
Watson: Aku tidak melihat sesuatu pun.
Holmes: Sebaliknya, Watson, kau bisa melihat segalanya. Bagaimanapun, kau gagal untuk mengetahui fakta dari apa yang kau lihat. Kau terlalu lemah untuk menggambarkan pendapatmu Bahwa pria pemilik topi sangat cerdas dan tentu saja jelas tampak pada tampilan topi ini, dan juga lumayan makmur dalam tiga tahun terakhir ini, sebelum dia terjerumus dalam dunia kejahatan. Dia memiliki pandangan jauh ke depan, tetapi tidak begitu jauh seperti masa lalunya, menunjukkan sebuah kemunduran moral. Dari semakin memudarnya keberuntungan lelaki ini, dia tampaknya terkena pengaruh suatu keburukan di tempat kerjanya, mungkin dari minuman keras. Ini juga mungkin berhubungan dengan fakta jelas bahwa istrinya sudah tidak mencintai lelaki ini .... Bagaimanapun, dia telah mempertahankan harga dirinya .... Dia adalah seorang lelaki yang menjalani kehidupan dengan berleha-leha, hanya keluar usaha sedikit, benar-benar tidak pernah berlatih lagi, dan sudah berusia paruh baya, dengan rambut beruban yang b
aru dia potong beberapa hari yang lalu, serta dia olesi dengan krim beraroma lemon. Ini adalah fakta-fakta paten yang bisa disimpulkan dari topi
tersebut. Selain itu, omong-omong, dia benar-benar tidak mungkin memiliki bahan bakar gas di dalam rumahnya.
Watson: ... aku masih kebingungan dengan penjelasanmu, berilah sekadar contoh, bagaimana kau menyimpulkan bahwa lelaki ini adalah seseorang yang intelek"
Holmes meletakkan topi itu di atas kepalanya. Topi itu langsung lolos dari keningnya dan menutupi wajahnya sampai ke pangkal hidung.
Holmes: Ada pertanyaan tentang kapasitas volume ... seorang lelaki dengan otak sebesar ini pasti memiliki suatu kecerdasan di dalamnya.
Watson: Kalau begitu, bagaimana dengan memudarnya keberuntungan lelaki ini"
Holmes: Topi ini sudah berusia tiga tahun. Tepian datar ini sudah bergelombang di ujungnya. Ini adalah sebuah topi dengan kualitas sangat tinggi. Lihatlah pita sutra yang melapisinya, dan garis tepiannya yang benar-benar indah. Jika lelaki ini mampu untuk membeli sebuah topi yang sangat mahal tiga tahun yang lalu, dan tidak mampu membeli topi baru setelah itu, sudah pasti dia mengalami keterpurukan.
Watson: Baiklah, memang sudah cukup jelas, tentu
saja. Tapi, bagaimana dengan berpandangan jauh ke depan, atau kemunduran moral"
Holmes: Inilah kata kuncinya ... (Holmes mengambil sesuatu) jari telunjuk dan ibu jarinya memegang piringan hitam mungil dan lubang untuk menggantungkan topi. Benda-benda ini tidak pernah dijual sendiri. Jika lelaki ini memesannya, itu merupakan suatu tanda pikiran yang benar-benar jauh ke depan, karena dia melakukan hal ini untuk berjaga-jaga jika ada angin kencang. Tapi, karena kita melihat bahwa dia memutuskan tali elastiknya, dan tidak kesulitan untuk menggantinya, sudah jelas bahwa saat ini dia tidak terlalu berpandangan jauh ke depan seperti sebelumnya, dan merupakan tanda-tanda yang jelas dari keadaannya yang se-makin lemah. Pada sisi lain, dia telah berusaha keras menyembunyikan noda-noda di kain felt ini dengan mengoleskan tinta, yang merupakan sebuah tanda bahwa dia tidak benar-benar kehilangan harga dirinya .... Poin-poin yang lebih jauh, dia sudah berusia separuh baya, rambutnya beruban, baru saja dipotong, dan dia menggunakan krim beraroma lemon, semua diketahui dari pemeriksaan lebih teliti terhadap bagian tepinya yang lebih dalam. Kaca pembesar menampak-kan banyak sekali potongan rambut, yang baru saja digunting oleh seorang tukang cukur. Rambut-rambut itu tampak lengket, dan ada aroma samar krim-lemon. Debu ini, kau bisa melihatnya, bukan serpihan debu kelabu dari jalanan, tetapi debu cokelat dari rumah,
menunjukkan bahwa kebanyakan, topi ini digan-tung di dalam ruangan, sementara tanda lembap di bagian dalam adalah bukti positif bahwa si pemakai sangat cerdik, dan hanya dimungkinkan apabila dia keras dalam berlatih.
Watson: Tapi istrinya, kau berkata bahwa istrinya sudah tidak lagi mencintainya.
Holmes: Topi ini tidak pernah disikat selama berminggu-minggu. Ketika aku melihatmu, Watson yang baik, dengan lapisan debu selama seminggu di topimu, dan ketika istri-mu mengizinkanmu keluar dengan keadaan seperti itu, aku khawatir bahwa kau juga tidak beruntung karena kehilangan kasih sayang istrimu.
yamaran Sebuah kostum penyamaran benar-benar penting bagi setiap detektif. Hal yang paling utama di antara benda-benda itu adalah topi-topi, karena tidak ada satu pun pakaian yang bisa mengubah penampilan seseorang dengan sangat mudah dan cepat selain sebuah penutup kepala. Keuntungan tambahan topi untuk menutupi mata dan menyembunyikan rambut juga tidak dapat diremehkan.
Orang-orang Inggris menyukai topi mereka, dan di London pada zaman Victoria ada banyak topi: bowler, yang berbentuk bulat (juga disebut sebagai billycock, coke, dan derby), topi tinggi, topi sutra, topi opera, ascot, dan boater, beberapa di antaranya. Tergantung pada beberapa faktor, seperti, masa dan tempat kau hidup, kau bisa menggunakan banyak sekali jenis penutup kepala untuk menyamar, seperti babushka (sebuah penutup kepala mirip scarf), untuk meniru seorang nenek dari Rusia; sebuah
topi bellboy (topi pillbox), untuk seorang pegawai hotel (perhatikan bahwa Billy si pembawa pesan juga mengenakan topi
seperti ini); sebuah fez (semacam pot bunga terbalik dari bahan kain velt dengan seutas tali di kepala), jika kau tinggal di Maroko; sebuah topi baret dengan tepian pendek untuk seorang penjual koran; sebuah topi koboi untuk meniru orang-orang yang tinggal di daerah peternakan Amerika; sebuah topi hitam yang berat untuk menghadiri pemakaman; dan sebuah deer-stalker (topi dengan lidah ganda dan penutup telinga), jika kau ingin mencoba meniru sang detektif ahli Sherlock Holmes (meskipun hanya sedikit orang mengetahui bahwa dia jarang menggunakannya!). Daftar ini memang tidak lengkap. Gunakanlah imajinasimu untuk membantu mengisi lemari alat penyamaranmu, dan mungkin kau bisa mencari sebuah buku tentang topi untuk melengkapi koleksimu.
Ingatlah bahwa situasi yang berbeda memerlukan topi yang berbeda-beda pula (sebuah topi sutra yang terjaga rapi untuk seorang pria kota terhormat, contohnya; topi yang sama akan tampak lebih kumal jika pemiliknya adalah seseorang yang dulu makmur, tetapi kehilangan kekayaannya saat ini). Untuk mendapatkan efek yang mengagumkan, kau bisa meminta bantuan teman atau anggota keluargamu untuk memakai beragam topi hingga kau bisa mengetahui kesesuaian macam topi itu dengan situasi yang berbeda-beda. Dan saat kau sudah siap untuk memakai topi yang telah kau pilih dengan hati-hati sebagai alat penyamaran, pastikan bahwa topi itu benar-benar pas. Topi yang tampak kedodoran atau kekecilan pasti akan
lang--sung membongkar penyamaranmu!
Berpikirlah masak-masak, gunakan kecerdasanmu, dan bersikaplah dengan meyakinkan!
di V/TJkt eri Lain am Buku Jni
Apakah kau memerhatikan bahwa di setiap bab ada sebuah huruf yang berukuran lebih besar dan lebih tebal daripada huruf-huruf lainnya"
Jika kau mencatat huruf-huruf itu, kau akan menemukan sebuah petunjuk dalam kasus ini. Dan kalau kau sudah selesai membaca, kau pasti akan mengetahui apa tulisannya:
PROFESSOR MORIARTY WILL RETURN
Tulisan dalam bahasa Inggris ini berarti Profesor Moriarty Akan Kembali. Apakah kau sudah menduga hal ini sebelumnya
tamat Petualangan Tom Sawyer 3 Tugas Rahasia Karya Gan K H Naga Beracun 18

Cari Blog Ini