Ceritasilat Novel Online

Misteri Penyamun Horor 2

Trio Detektif 41 Misteri Penyamun Horor Bagian 2


Salah seorang dari pemudi-pem
udi yang kemarin datang ke pesta Arianne mengambil tempat di dekat Jupe. "Arianne bukan tipe orang yang sadar pada kenyataan hidup, kau mengerti apa maksudku, kan"" kata gadis itu. Ia mudah terpengaruh dan percaya saja pada kata-kata manis orang lain. Waktu orang itu mengaku bahwa ia seorang produser film dan ia ingin mengajak Arianne untuk main dalam suatu film, Arianne langsung terpengaruh. Tanpa pikir panjang lagi ia setuju. Dan kemudian mereka mengundang semua orang ikut berpesta untuk merayakan pekerjaan baru Arianne."
"Aku tidak mengerti," kata Pete. "Buat apa ia mengundang semua orang dalam pesta itu""
"Supaya Arianne tidak mengira bahwa ia seorang penipu," kata gadis itu. "Dan pasti Mclain telah memperhitungkan bahwa di tengah-tengah teman-temannya. Arianne akan merasa lebih tenang."
Gadis itu tampak serius. "Semuanya berjalan lancar. Kami semua pergi ke sana untuk berpesta. Ada sekitar lima puluh orang di sana. Kecuali terhadap Mclain dan Morell, kami saling kenal. Pesta kemarin itu benar-benar hiburan! Tapi... tapi sekarang dia hilang""
"Jupe mengangguk. Gadis itu menjadi cemas. "Aku mencoba menghubunginya di salon kecantikan tempat ia bekerja," lanjutnya. "Tapi hari ini ia tidak masuk. Aku ingin tahu apa yang terjadi dengan orang tuanya. "
"Orang tuanya pulang kembali ke Fresno," kata Jupiter. "Mungkin sekarang mereka akan kembali lagi ke sini, kalau Chief Reynolds sudah memberi tahu mereka."
"Mengapa kau bilang orang itu bukan McLain, tanya salah seorang pemuda. "Apa kau yakin itu bukan namanya""
"Kami bertemu dengan Craig McLain yang asli tadi pagi," kata Jupe. Ia jelas-jelas bukan orang yang kami temui kemarin di pesta."
"Craig"!" kata pemuda itu. Ia bilang namanya Craig McLain"! Temannya memanggilnya dengan nama lain - nama yang benar-benar aneh."
"Iggy," kata seorang pemudi. Itulah nama yang digunakan temannya untuk memanggilnya."
"Iggy"" Pertanyaan ini datang dari laki-laki belakang meja kasir itu.
Semua orang menoleh memandangnya. Tiba-tiba ia menjadi gugup. "Nama apa Iggy itu, katanya. Ia menggeleng. "Orang jahat, menculik seorang gadis! Buruk sekali kelakuannya."
Tidak seorang pun tidak setuju dengannya. Jupe dan Pete menunggu kalau-kalau ada orang yang tahu sesuatu tentang produser film gadungan itu.
"Tidak ada yang dapat memberi keterangan lagi. Orang itu memang licin bagai belut!
Bab 12 MONSTER DI MARKAS TRIO DETEKTIF!
"MR. DAN MRS. ANDERSON tiba di Rocky Beach malam itu. Mereka muncul di rumah keluarga Jones jam 8 pagi lewat sedikit dengan wajah sayu dan mata merah. Mereka sudah bertemu dengan Chief Reynolds.
Bibi Mathilda telah pulih dari rasa terkejutnya akibat pencuri yang menggerayangi rumahnya kemarin. Ia melakukan segala hal yang dapat dikerjakannya untuk dua tamunya yang datang dari Fresno itu. Biasanya yang diperbuat Bibi Mathilda ialah menghidangkan makanan enak serta minuman yang hangat. Namun kali Bibi Mathilda tidak bisa memaksa kedua tamu untuk makan.
"Aku tidak percaya tidak ada orang yang melihatnya," kata Mr. Anderson. "Masa tidak seorang pun dari tetangganya melihat seseorang. Chief sudah berbicara dengan mereka, dan tidak satu mata pun melihat Lucille meninggalkan rumahnya dengan kedua penipu itu. Dan tentang mobil yang dikendarai Mclain terdaftar atas nama orang lain, Henry Vance. Vance menjual kepada seseorang yang bernama Smith beberapa waktu yang lalu. Smith tidak mendaftar ulang, jadi nomor mobil itu tidak banyak menolong. Warna mobil itu abu-abu. Itu saja yang kita tahu. Kami sudah menghubungi tempat kerja Lucille. Salon kecantikan itu. Tetapi orang yang mengangkat telepon sama sekali tidak mau membantu."
Kepahitan tercermin di wajahnya.
"Mr. Anderson, Anda lelah dan begitu juga istri Anda," kata Bibi Mathilda. "Istirahat saja dulu di sini. Kami punya beberapa tempat tidur cadangan. Nanti kami beritahu kalau ada perkembangan lebih lanjut"
'Tidak." Pandangannya menerawang ke luar melalui jendela di ruang tamu "Kami sudah memesan tempat di Rocky Beach Inn. Tempat itu mestinya sudah siap sekarang. Kami akan menginap di sana sambil menunggu berita le
bih lanjut dari Chief Reynolds. Atau... atau siapa saja yang punya berita, tolong kabari kami. Seorang tetangga kami di Fresno kami minta menjaga telepon di rumah, kalau-kalau penculik itu menelepon ke rumah. Yang mereka minta mungkin sederhana saja." Ia terlihat penuh harap. "Mereka mungkin minta uang tebusan."
Mrs. Anderson bangkit Meskipun sudah berdiri, ia tampak seperti orang mimpi berjalan.
"Aku tahu kalian sudah melakukan yang terbaik," kata Mr. Anderson pada Jupiter. "Aku ingin mengucapkan terima kasih padamu dan pada kawan-kawanmu."
"Ia pergi keluar sambil menggamit lengan Mrs. Anderson.
Jupiter pergi ke bengkelnya di pangkalan, lalu merayap melalui Lorong Dua ke markas Trio Detektif. Pete dan Bob sudah berada di sana.
"Pagi," sapa Pete. Ia lagi duduk di lantai, bersandar pada lemari penyimpan berkas. Matanya tampak mengantuk. "Aku lihat mobil Anderson di rumahmu, jadi aku panggil Bob ke sini. Ada sesuatu yang baru""
Tidak." Jupe mengambil tempatnya yang biasa di belakang meja. "Keluarga Anderson akan check in di Rocky Beach Inn. Kukira mereka akan terus tinggal di sana sampai ada berita baru tentang anaknya."
"Semoga saja ada berita baru itu," kata Bob sambil mencatat segala sesuatu dalam buku catatannya. "Setiap usaha yang kita coba berakhir pada jalan buntu. Dua orang yang menyelenggarakan pesta bagi Lucille muncul begitu saja. Tidak ada yang tahu dari mana asal mereka. Dan akhirnya mereka lenyap entah ke mana. Paling tidak satu dari mereka menggunakan nama palsu. Mungkin demikian juga yang satu lagi. Ingat, tidak ada yang kenal dengan Morell di Twentieth Century-Fox."
Dahi Jupe berkerut "Banyak hal yang tidak cocok. Kedua orang itu mungkin sepasang penipu yang kebetulan memilih Lucille untuk diculik. Tetapi mereka mengambil terlalu banyak risiko kalau penculikan adalah tujuan utama mereka. Mereka menampakkan diri di hadapan teman-teman Lucille. Mereka menyelenggarakan pesta besar untuk Lucille. Dan mereka menjumpai orangtua Lucille. Itu tidak mungkin dilakukan seorang penculik."
Jupe mempertemukan ujung-ujung jarinya.
"Dan orang yang masuk ke rumah Fowler sebelumnya - yang masuk seperti pencuri sebelum Lucille bertemu dengan McLain dan Morell. Mungkinkah pencuri itu salah satu dari mereka - Mclain atau Morell" Kalau ya, mengapa" Untuk menculik Lucille" Atau untuk mengambil sesuatu dari rumah itu""
"Kebetulan"" tanya Bob. "Seperti makhluk yang menakutkan di rumah gadai tempat Lucille menggadaikan miliknya" Itu mungkin kebetulan. Penyamun berkostum menakutkan merajalela di mana-mana di tempat-tempat yang tidak ada hubungannya dengan Lucille, sepanjang pengetahuan kita."
Pete menghela napas. "Kita dapat saja membicarakan hal ini panjang lebar sepanjang hari," katanya. "Tapi tetap saja tidak ada kemajuan. Lucille sudah hilang. McLain dan Morell juga hilang. Kalau kita tidak berhasil menemukan mereka, habislah harapan kita."
Tas jinjing yang anak-anak temukan di pantai masih berada di kantor Trio Detektif ini. Mereka lupa membawanya ke Cheshire Square ketika mereka pergi untuk menemui Lucille. Bob menurunkannya dari atas lemari penyimpan berkas.
"Dituangnya isi tas ke meja. Ia memperhatikan koleksi peralatan perias rambut dan wajah, buku perpustakaan dan beruang teddy, seakan-akan barang-barang itu memberi petunjuk tentang Lucille. Beruang itu, yang terbuat dari bulu-bulu asli coklat mengkilat, melotot menatap anak-anak dengan matanya yang terbuat dari kancing hitam.
Jupiter mengambil buku itu lalu membolak-baliknya. Beberapa bagian ditandai pada halaman-halaman tertentu.
"'Setiap malam, sebelum kau tidur, ulangi kata-kata ini: sukses, cinta, kaya. Bayangkan dirimu sendiri mengalami hal ini,''' baca Jupiter. "'Seperti halnya matahari akan terbit selalu pagi, kesuksesan dan kemakmuran akan menjadi milikmu!"
Trio Detektif saling bertukar pandang sejenak. Lalu berderailah tawa mereka.
Pete meraih beruang teddy itu. Diajaknya beruang itu bicara. "Bayangkan dirimu bebas alam lepas dalam hutan yang lebat. Siapa tahu besok kau akan bangun sebagai beruang sungguh!"
Anak-anak tertawa lagi. Pete dan B
ob pulang. Jupe tinggal sendirian di dalam karavan itu terus memutar otaknya. Diperhatikannya beruang teddy di mejanya. Ia merasa ada suatu petunjuk yang tersembunyi di balik benda-benda itu. Jupiter percaya bahwa di balik kejadian-kejadian aneh, ada suatu pola yang belum dilihatnya. Kalau berhasil mengenali pola itu, ia akan dapat menemukan Lucille.
Dikembalikannya boneka beruang itu ke dalam tas jinjing. Demikian pula dengan buku dan peralatan kosmetik yang berserakan di meja.
Tahu-tahu, tepat di luar karavan, sesuatu bergerak.
Jupe menahan napas. Ia memasang telinga baik-baik. Apa itu" Apa cuma sekadar binatang berkeliaran di sekitar barang bekas yang menimbuni karavan"
Suara berisik yang sayup-sayup itu datang lagi. Dari dalam karavan, suara itu terdengar lebih halus dari suara orang mendesah. Seolah-olah ada orang di luar - menanti Jupe dengan gelisah.
Pada saat itu Jupe tahu ia harus mengecek ke luar markasnya. Sesuatu, atau seseorang, ada di luar sana. Jupe tidak dapat tenang sebelum mengetahui apa itu.
Ia berdiri, hati-hati supaya tidak menimbulkan bunyi. Ia berjingkat mengelilingi mejanya. Kemudian ia berhenti. Mencoba mendengar lagi.
Tidak ada suara apa-apa. Ah, itu hanya binatang, barangkali kucing, kata Jupe pada dirinya sendiri. Kucing itu cuma lewat bersama anak-anaknya. Atau tikus" Tikus akan merepotkan. Ia harus berhati-hati merawat buku-buku dan berkas-berkas kasus-kasus Trio Detektif.
Jalan yang paling cepat keluar markas adalah Gampang Tiga. Jupiter keluar melalui jalan itu. "Sebuah pintu terbuka dari kantor. Di depannya terdapat sebuah ketel raksasa. Ketel itu sanggup membuat Jupiter atau bahkan orang dewasa. Ketel ini membentuk jalan sempit melalui tumpukan batu-batu granit, dan berakhir pada sebuah pintu kayu yang masih terpancang pada kusennya.
Jupe mengintip ke luar melalui pintu itu. Dengan hati-hati ia melihat ke sekitar pangkalan. Tidak ada sesuatu yang luar biasa di luar.
Penyelidik Satu berjalan di sekitar situ untuk memeriksa selama beberapa menit. Ia tidak menemukan siapa-siapa atau binatang apa pun. Kemudian ia kembali ke bengkelnya. Ia kembali ke dalam markas Trio Detektif melalui Lorong Dua. Di dalam ia memeriksa kantornya itu. Tas jinjing masih berada di tempatnya semula.
Tapi ada satu perubahan. Sebuah buku catatan terbuka di meja, dekat telepon. Sementara Jupe memeriksa pangkalan tadi, ada orang yang menyelinap ke dalam markas. Orang itu membuka catatan untuk membaca isinya. Bulu kuduk Jupiter berdiri.
Tidak ada yang penting dalam buku catatan itu. Jupe cuma memakainya sebagai tempat coret-coret. Tetapi ia sadar bahwa pengacau itu telah masuk. Dan tiba-tiba ia tahu bahwa pengacau itu masih berada di dalam.
Jupe diam tak bergerak. Ia merasa ada sesuatu di belakangnya. Punggung Jupe menghadap ke gorden yang memisahkan kantor dengan kamar gelap untuk fotografi. Jupe merasa kaku. Ia tidak kuasa menoleh. Orang atau makhluk itu berada tepat di belakangnya. Di balik tirai menunggu... bernapas...
Suara napas itu sangat lembut. Mulanya Jupe tidak yakin. Tetapi makin lama makin keras. Suara itu kasar, lebih mirip dengusan hewan liar. Dan kini...dengusan itu begitu dekat dengan telinga Jupe.
Tahu-tahu tawa yang menakutkan memenuhi ruangan!
Jupe menjauh dari gorden. Ia berbalik untuk menghadapi pengacau itu.
Gorden tersibak. Jupe bergidik. Wajah yang tak berbentuk menyorot tajam. Dua baris gigi besar runcing mengancamnya.
Monster itu tertawa lagi. Sepasang tangan bercakar tajam mencoba meraih Jupe.
Jupe menghindar. Ia menabrak meja.
Makhluk itu terus memburu. Bahkan menyerang!
Jupe merasakan angin dekat mukanya ketika makhluk itu mengibaskan tangannya.
Dan kini sepasang tangan kekar itu berhasil meraih kerah bajunya.
Jupe merasa tubuhnya melayang diempas oleh monster itu.
Kepalanya terantuk lemari. Lalu segalanya menjadi gelap.
Bab 13 MELACAK JEJAK BERUANG
""IA menginginkan sesuatu di dalam tas jinjing! kata Jupe. "Aku lihat tas itu hilang sesaat setelah aku sadar. Tas jinjing itulah yang diinginkan ketika ia mengurung Bibi Mathilda di gudang. Itu pula sebabnya
mengapa Lucille diculik. Dan monster itu menemukannya ketika masuk ke sini."
Jupiter menelepon Pete dan Bob segera setelah ia siuman. Mereka bergegas kembali ke markas. Sekarang mereka mendengarkan kejadian yang baru saja dialami Jupe. Muka Jupe masih pucat, masih terguncang akibat peristiwa itu. Pete dan Bob juga terguncang. Seseorang memasuki markas yang mereka bangun dengan cermat. Jupe diserang di dalam markas rahasianya sendiri!
"Aku sendiri yang memberi jalan padanya, kata Jupe dengan perasaan sesal yang mendalam. "Aku mendengar sesuatu di luar. Salahnya, aku keluar lewat Gampang Tiga. Dengan begitu aku menunjukkan padanya jalan masuk! Ia sudah menunggu di dalam ketika aku kembali lewat Lorong Dua."
Jupe bergidik ketika mengingat makhluk bergigi dan bercakar tajam itu.
"Pete masih ingat pengalamannya sendiri dengan makhluk bertopeng di luar rumah gadai.
Apa itu topeng yang sama"" katanya. "Topeng serigala yang dipakai orang itu di Hollywood""
Tidak, tapi mungkin sekali orangnya sama." Jupe mulai tenang sekarang. Pucatnya mulai berkurang. "McLain dan Morell adalah siswa-siswa kursus film horor. Itu dapat dikenali dari cara mereka bicara. Mereka mungkin menganggap perbuatan kriminal yang dilakukan makhluk-makhluk horor adalah suatu seni. Jadi mereka memakai kostum yang menyeramkan untuk mencuri atau merampok."
"Kalau begitu orang yang mencoba mencuri di Cheshire Square bukan mereka, ia kan cuma memakai kaus untuk menutupi kepalanya," kata Bob. Itu sama sekali tidak menakutkan. Menggelikan malah."
Tapi ada satu hal," kata Jape. "Lucille Anderson terlibat. Bisa jadi dia orang yang itu-itu juga."
"Betul!" kata Pete. "Tetapi apa yang diinginkan monster itu dari tas jinjing plastik" Resi gadai""
Resi-resi yang diselipkan Lucille dalam buku perpustakaan"" Jupe mengernyit. "Kurasa tidak ada barang yang digadaikan Luclli bukan barang istimewa. Tidak terlalu penting artinya. Cincin, medali, dan peniti kecil. Ia cuma memperoleh beberapa dolar dari situ. Tidak seorang pun mau mengejar-ngejar resi itu. Di samping itu, jangan lupa bahwa rumah gadai itu hanya salah satu dari sekian banyak tempat yang dirampok monster itu."
""Hhh," desah Pete. "Aku jadi pusing. Jadi bagaimana dong, penjelasannya" Kalau bukan resi gadai, apa lagi" Buku""
"Buku perpustakaan"" Bob tertawa. "Tidak mungkin. Kecuali kalau Lucille membuat catatan di buku itu. Lucille bisa saja menulis sesuatu sana. Tapi tentang apa" Ia sepertinya tidak punya sesuatu yang perlu dirahasiakan. Ia cuma menghindar dari orangtuanya supaya bisa mendapat peran dalam suatu film."
"Beruang teddy!" kata Jupe tiba-tiba.
Bob dan Pete menatapnya. "Boneka beruang itu" Mengapa" Buat apa"" tanya Pete.
"Kita pikirkan saja bersama," sahut Jupe. "Boneka itu bukan sembarang boneka. Kebanyakan boneka terbuat dari bahan tiruan. Tapi yang ini terbuat dari bulu sungguhan."
"Jadi"" tanya Pete. "Sekalipun terbuat dari bulu cerpelai yang paling jarang di dunia, apa urusannya""
"Barangkali ada sesuatu di dalamnya," tebak Jupe.
"Nah, itu baru masuk akal!" seru Bob. "Pasti itu sumbernya. Permata. Atau obat terlarang. McLain dan Morell tahu Lucille punya beruang teddy yang dimuati dengan sesuatu yang sangat berharga. Salah seorang dari mereka masuk ke rumah Fowler untuk mencarinya, namun gagal. Ketika mereka kembali lagi, mereka tetap tidak menemukannya. Jadi diculiknya Lucille supaya mengatakan di mana beruang. itu disimpan. Lucille memberi tahu, kita yang memegangnya. Maka mereka menggeledah rumahmu, Jupe. Masih belum berhasil juga. Akhirnya mereka membuntuti kita ke sini."
Sementara itu, mereka menahan Lucille supaya ia tidak memanggil polisi," tambah Pete.
Teori yang indah," kata Jupiter. "Cocok dengan semua bukti yang kita punya. Bahkan itu juga menjelaskan mengapa kotak uang Bibi Mathilda tidak disentuh. Lalu mengapa ada bercak darah pada handuk kecil di kamar Fowler""
Tentu saja," kata Pete. "Ada perkelahian-dan salah seorang terluka."
Jupe timbul kembali semangatnya. Matanya bersinar-sinar ketika ia mengangkat telepon. Yang pertama harus kita temukan ialah di man
a Lucille mendapat beruang itu," katanya. Ini satu-satunya petunjuk yang kita punyai untuk menghantam si pengacau itu. Ini satu-satunya petunjuk untuk menemukan Lucille!"
Dengan tangannya yang bebas Jupe membolak-balik buku petunjuk telepon. "Ini dia," katanya. Rocky Beach Inn."
Ia memutar nomor itu dan minta disambungkan ke kamar Mr. Anderson. Ketika telepon itu dijawab, Jupe berkata, "Jupiter Jones di sini. Kami punya sesuatu yang bisa dijadikan petunjuk untuk penyelidikan selanjutnya. Ingat beruang teddy yang ditemukan dalam tas jinjing Lucille" Apa ia membawanya dari Fresno" Boneka itu terbuat dari bulu asli."
""Beruang teddy"" sahut Mr. Anderson. "Sebentar, kutanyakan pada istriku dulu."
Jupe samar-samar mendengar percakapan di seberang telepon. Beberapa saat kemudian Mr. Anderson kembali. "Judy tidak ingat apa beruang teddy itu salah satu boneka yang terdapat tempat tidur Lucille," katanya pada Jupe. "Sepanjang ingatan kami, Lucille membawa pakaian dan peralatan rias wajahnya. Itu saja. Kenapa""
"Kami tidak yakin, Mr. Anderson, tetapi kalau beruang itu sesuatu yang diperoleh Lucille di sini mungkin ini suatu petunjuk yang berarti. Kami akan hubungi Anda lagi. Terima kasih banyak.
Jupe meletakkan telepon. "Ia memperoleh boneka itu di sini," katanya. "Oke. Di mana dibelinya" Dan bagaimana kita bisa memperoleh benda seperti itu""
"Pizza Shack"" kata Bob. "Mungkin salah seorang anak di sana tahu tentang itu."
''Ya, itu tempat yang baik untuk mulai, Jupe menyetujui.
Beberapa menit kemudian anak-anak menyeberangi di Pacific Coast Highway. Ketika mereka memasuki Pizza Shack, beberapa pengunjung mengenali mereka. Wanita di balik meja kasir tersenyum.
"Mereka tidak makan banyak," kata wanita pada Mr. Sears, yang sedang memeriksa mesin kasir. Tetapi mereka anak-anak yang sopan.
Mr. Sears tidak berkomentar. Ia hanya mengawasi dan mendengarkan. Jupe bertanya pada pemuda-pemuda lain tentang boneka beruang Arianne.
"Beruang teddy"" kata salah seorang pemuda. Masa" Mana mungkin gadis seperti dia membawa-bawa boneka" Seperti anak kecil saja."
"Mengapa tidak"" tukas seorang gadis dengan lipstik merah tua dan bedak tebal. "Banyak remaja yang suka boneka. Itu tidak terlalu aneh. Apa lagi Arianne. Ia memiliki kepribadian yang cocok untuk itu. Bukan main bulu beruang itu. Bulu cerpelai! Aku pernah tanya di mana dia membelinya, tapi ia tidak mau memberi tahu."
"Apa ia sudah lama punya beruang itu waktu kau tanya"" tanya Jupe.
Gadis itu mengangkat bahu. "Sehari dua hari, kukira."
Tidak seorang pun di Pizza Shack tahu lebih banyak lagi tentang boneka beruang Arianne. Jadi Trio Detektif mengucapkan terima kasih pada setiap orang. Mereka keluar hampir dengan tangan hampa.
Pete mendesah. "Siapa lagi yang kita tanyai -karang""
''Ya, siapa"" tambah Bob.
Jupe langsung menyahut, Toko boneka. Mana lagi yang lebih mungkin dari itu" Kau tahu tempat-tempat di sini yang menjual beruang teddy""
Pete menggerutu. Toko yang mana" Apa kau tak tahu ada banyak sekali toko boneka di sekitar sini""
""Perhatian pada hal-hal yang kecillah, yang membuat seorang detektif menjadi sukses," tukas Jupiter.
Ada sebuah toko mainan tidak sampai setengah kilometer dari Pizza Shack. Anak-anak mulai mencari di sana. Pete menggerutu lagi sewaktu melihat begitu banyak boneka beruang dijual toko itu.
"Bagaimana kau bisa menentukan dari toko mana beruang itu berasal"" katanya.
Tidak di sini," sahut Jupiter dengan pasti. "Tidak satu pun dari boneka ini terbuat dari bulu asli."
Memang semua boneka di sana terbuat dari bahan tiruan.
Wanita yang memiliki toko itu terheran-heran ketika Jupe mengatakan ia mencari boneka beruang yang terbuat dari bulu asli. "Bulu asli, kata Jupe. "Bulu cerpelai barangkali."
"Itu harus memesan khusus," ujar wanita itu. "Apa harus terbuat dari bulu cerpelai""
"Yang penting berwarna gelap dan asli," kata Jupe. "Seorang temanku punya satu. Dan aku masih sangsi apakah ia membelinya dari toko ini.
Tidak. Kau dapat mencoba toko di Santa Monica-toko di seberang dermaga. Mereka biasa menjual mainan-mainan yang mahal.
Kalau mereka tidak punya boneka dari bulu asli itu, mereka tentu tahu di mana bisa memperolehnya."
Anak-anak naik bis ke Santa Monica. Mereka segera menemukan toko itu di seberang dermaga. Nama toko itu romantis benar, The End of the Rainbow. Segudang boneka dari bermacam ukuran dan jenis terdapat di sana.
Namun tidak ada beruang teddy dari bulu asli. Wanita muda yang menjaga tempat itu mengantakan anak-anak untuk mencoba pada beberapa toko di daerah Beverly Hills.
"Orang sering mencari barang-barang yang buat dari bulu cerpelai di Beverly Hills," katanya memberikan beberapa alamat yang menjual boneka dan mainan. "
Setelah mengucapkan terima kasih, anak-anak segera keluar. Setelah menunggu sampai sebuah sedan lewat, mereka menyeberang jalan menuju tempat pemberhentian bis. Pete mengempaskan dirinya di tempat duduk.
"Bisa sampai tua kita mencari terus," keluhnya. Dari toko sini ke toko sana. Dari toko sana ke toko situ. Kapan selesainya""
"Mungkin sebentar lagi," kata Jupe. "Aku lihat gambaran cerah di depan."
"Bab 14 GERUTU PENJUAL PAKAIAN BULU
"WORTHINGTON sedang tidak bertugas. Ia datang dengan Rolls-Royce untuk mengantar anak-anak ke Beverly Hills. Di sana ia memarkir mobilnya di kawasan tempat memuat barang di Beverly Drive.
"Aku akan tinggal di mobil," katanya. "Kalau aku harus pindah, aku akan memutar ke belakang blok ini."
Dua orang wanita berjalan melewati mobil itu. Yang satu membaca buku petunjuk. "Dengarkan ini," kata wanita itu pada temannya "Beverly Hill adalah salah satu tempat yang paling mahal negeri ini. Di sinilah bintang-bintang terkenal bermukim. Mereka membangun rumah-rumah indah di bukit-bukit sini. Pusat pertokoan..." Ketika menoleh ke arah kawannya, ia terpana.
'Thelma!" serunya. "Kau lihat mobil itu!" Ia mengeluarkan kameranya, lalu memotret.
Worthington pura-pura tidak tahu. Wanita masih ternganga melihat mobil mewah itu sewaktu anak-anak turun dan berjalan menjauh.
Ada dua toko mainan pada blok tempat Worthington memarkir kendaraannya. Pada toko pertama, anak-anak tidak mendapat keterangan sama sekali. Namun pada toko yang kedua seorang laki-laki kurus mengatakan ia pernah melihat boneka beruang dari bulu cerpelai asli.
Tapi tidak untuk dijual," katanya. "Salah satu dari pelanggan kami memperolehnya sebagai hadiah. Ia memesan jaket dari bulu cerpelai pada toko di simpang jalan Wilshire dan Olympic. Waktu jaket itu dikirim, di dalamnya ada boneka beruang. Yah, itu suatu bentuk ucapan terima kasih dari toko itu."
"Ah!" kata Jupiter. "
"Kurasa kalian dapat membeli beruang seperti itu dan toko yang menjual pakaian dari bulu asli."
Terima kasih," kata Jupiter.
"Kembali. Silakan datang lagi kalau kau perlu rumah tikus. Aku punya beberapa macam rumah tikus."
Tikus sungguhan"" tanya Pete.
Tikus mainan," sahut laki-laki itu. "Kita tidak diperbolehkan membawa tikus di Beverly Hills. Dilarang keras."
Pete mengerutkan hidungnya.
Anak-anak kembali ke mobil. Mereka menjumpai Worthmgton sedang menjelaskan pada wanita itu bahwa Rolls-Royce ini bukan untuk film. Worthington tampak lega ketika melihat Trio Detektif datang. Ketika ia mengantar mereka ke persimpangan jalan Wilshire dan Olympic ia tersenyum-senyum sendiri.
"Aku tadi diminta berpose di depan mobil oleh dua gadis tadi," katanya. "Mereka kira aku ini bintang film."
" Terang saja," kata Pete. "Mobil ini dan pakaian seragammu tidak biasa dijumpai di sini, sekalipun ini Beverly Hills."
"Atau mungkin kau memang punya bakat untuk jadi bintang film," tambah Pete sambil tertawa.
"Ah, ada-ada saja kalian ini," kata Worthington sambil turut tertawa.
Di persimpangan antara Wilshi"e dan Olympic terdapat sebuah toko bernama Vronsky Toys. Tembok toko itu dicat abu-abu, sewarna dengan karpetnya yang tebal. Anak-anak melihat seorang laki-laki yang mengalungi meteran di lehernya sedang ribut dengan seorang anak muda yang sedang membersihkan ruangan dengan alat pengisap debu.
"Beruang teddy"" kata laki-laki itu ketika Jupe menanyakan boneka yang dimiliki Lucille. "Aku pernah punya banyak Tapi sekarang aku sedang kehabisan. Semuanya sud
ah diambil." "Diambil"" tanya Jupe.
"Kecolongan!" katanya. "Kau tidak tahu" Oh tentu saja tidak tahu. Mengapa kau harus tahu. Pencurian bukan berita baru lagi di sini."
Jupe sedikit terkejut "Pencurian" Kapan""
"Mula-mula jas bulu yang dicuri. Itu minggu lalu. Kemudian empat hari yang lalu mereka mencuri beberapa data. Memangnya kenapa" Apa kepentingan kau dengan kasus ini" Kalau kau mau boneka, cari saja di toko mainan."
"Sudah," sahut Jupe dengan sabar, "tetapi mereka tidak punya boneka dari bulu asli. Kami pernah menyimpan sebuah boneka beruang dari bulu asli - kurasa terbuat dari bulu cerpelai. Tetapi kami kemalingan. Dan sialnya si maling mencuri boneka milik teman kami ini."
Orang itu mengangguk "Maling di mana-mana. Mereka mengambil boneka beruang juga waktu mencuri pertama kali. Tetapi kemudian mereka kembali lagi untuk membongkar berkas-berkasku. Wah, berantakan seluruh berkasku waktu itu. Ada beberapa data yang hilang. Susah juga kehilangan jaket-jaket mahal itu, tapi untungnya semuanya sudah diasuransikan. Maling brengsek itu seharusnya tidak usah membongkar isi lemariku segala. Iseng benar mereka itu. Bikin susah orang saja."
"Jadi mereka mencuri data di samping jaket," kata Jupiter dengan wajah serius.
Orang muda yang sedang membersihkan ruangan meletakkan alat pengisap debu. Lalu ia menghilang ke ruang belakang. "Dia itu!" kata si penjual sambil menunjuk pada pemuda tadi. "Mungkin dia jujur, tapi mungkin juga tidak. Orang memang sering kali sukar ditebak. Kita cuma bisa percaya, sambil berharap semoga dia jujur. Sudah bagus dia masih mau bekerja. Yang sebelumnya lebih parah. Tidak cukup diberitahu sekali. Sepuluh kali pun kurang rasanya. Minta ampun rewelnya. Sama sekali tidak bisa diandalkan. Ia tahu banyak tentang film, tetapi tidak bisa bekerja.
Jupe hampir meledak. Ia dapat merasakan Pete tegak bersemangat di sampingnya. Bob mencondongkan badannya ke arah penjual itu, seakan akan ia tidak mau melewatkan satu patah kata pun.
"Pembantu Anda yang sebelum ini pencandu film'"" tanya Jupe. "Apa dia tahu tentang film-film horor""
Tahu dari mana kau" Ya, tepat sekali. Drakula! Manusia serigala! Makhluk-makhluk aneh yang keluar dari kubur untuk memakan manusia. Segala macam yang tidak-tidak!"
Tiba-tiba penjual itu merasa curiga. Kau tahu tentang dia" A-apa yang sedang terjadi" Siapa kalian'" Apa yang kalian inginkan dariku"
"Kami.. kami ingin menolong seorang teman, kata Jupe dengan hati-hati. Teman kami punya boneka beruang dari bulu cerpelai. Ia hilang. Ini penting sekali! Tolonglah kami, apa yang Anda tahu tentang pembantu Anda ini" Di mana Anda temukan dia" Apa ada agen yang mengirimnya""
Si penjual memicingkan matanya. Ia datang begitu saja. Ia bilang ia mencari pekerjaan dan ia mau melakukan pekerjaan apa saja.
"Apa ia datang sebelum pencurian atau " sesudahnya'"" tanya Jupe. "Kapan dia berhenti bekerja" Sempat berapa lama dia bekerja di sini"
Tidak sampai dua hari. Aku tidak tahan lagi mempekerjakan dia. Aku pecat dia kira-kira dua minggu yang lalu. Kukira ini bukan urusan kalian.
"Alamat orang itu"" desak Jupe. "Di mana tinggalnya'" Apa nama yang dipakainya" Ada Mrs. Fowler-seorang wanita yang tinggal di Cheshire Square di luar Rocky Beach. Apa ia langganan toko ini""
"Apa lagi ini"" seru si penjual. Makin menjadi-jadi kecurigaannya. "Sekarang kalian ingin tahu tentang langgananku. Ini tidak baik. Akan kupanggil polisi."
Tolonglah, ini penting sekali!" Jupe langsung memberondong dengan kisah Lucille yang kabur dari rumahnya dan tinggal bersama Mrs. Fowler. Ia juga menceritakan betapa kuatirnya orangtua Lucille. "Kami pikir gadis itu diculik, dan penculikan ini ada hubungannya dengan beruang teddy."
Meskipun telah mendengar kisah itu, si penjual masih tetap curiga. Ia mengakui bahwa ia kenal Mrs. Fowler. Tetapi ia tidak memastikan bahwa Mrs. Fowler adalah langganannya. Ketika ditanya tentang pembantunya yang lama, sambil menggerutu ia masuk ke ruang belakang. Ia kembali lagi dengan membawa beberapa helai kertas.
Salah satunya adalah formulir resmi yang dikeluarkan oleh p
emerintah daerah, yang harus diisi oleh para pencari kerja. Di sana tertera nama dan keterangan tentang si pencari kerja. Nama yang tertulis di sana ialah Frank Jessup. Penjual itu memberikan sehelai kertas lagi untuk memperlihatkan pada Jupe nama dan alamat Jessup yang ditulis tangan.
"Aku telah mengirimkan gajinya selama dua hari itu dengan cek," kata si penjual.
""Apa cek itu dikembalikan oleh kantor pos"" tanya Jupe.
"Tidak" "Dan seperti apa rupa Jessup itu" Apa ia kurus dengan rambut lurus dan panjang menutup telinganya""
Tidak Pendek, agak gemuk dan berambut hitam. Agak keriting rambutnya. Dengar, aku sudah bosan..."
"Satu hal lagi" pinta Jupiter. "Dari mana datangnya beruang teddy itu" Anda tidak buat sendiri, kan""
"Tidak Aku mendatangkannya lewat sebuah agent R.J. Importers."
"Dan Anda memberi sebuah pada Mrs. Fowler, kan"" Jupe terus mendesak.
"Cukup!" bentak si penjual dengan geram. "Sekarang kalian kupersilakan keluar dari sini."
Meskipun diusir, anak-anak masih mengucapkan terima kasih. Mereka mendengar penjual itu menelepon ketika mereka sudah berada di luar
"Menelepon polisi," tebak Pete.
Jupe tidak mendengarkan. Ia terus melangkah ke tepi jalan. Di dekat situ sebuah mobil Fiat merah tua baru saja berangkat, melewati Worthington dan Rolls-Royce-nya. "Kita dapat memastikan," kata Jupe dengan perasaan puas. "bahwa Mrs. Fowler pernah menerima pakaian dari bulu asli dan sebuah beruang teddy dari Vronsky Toys. Kemudian Lucille meminjamnya dari Mrs. Fowler sewaktu Mrs. Fowler pergi ke Eropa. Sekarang kita bisa melanjutkan penyelidikan terhadap para pecandu film horor itu."
"Aku sempat mencatat alamat Jessup tadi," kata Bob sambil menyerahkan catatannya.
"Ini jalan kecil di Santa Monica," kata Jupiter. Ada nomor apartemennya, jadi itu pasti sebuah gedung apartemen."
"Mungkin saja nomor palsu, seperti nama Morell yang dipakainya," kata Pete.
Jupe tersenyum. "Belum tentu. Penjual toko tadi mengirimkan cek melalui pos, dan cek itu tidak dikirim kembali oleh kantor pos. Pasti ada orang di Santa Monica yang menerimanya.
"Jadi langkah berikutnya ialah menemukan siapa orang itu. Jiwa Lucille sangat tergantung pada penemuan kita!"
"Bab 15 KOLEKTOR ""ADA baiknya kalau semua orang di Santa Monica tidak tahu bahwa kita ada di sini," kata Bob.
"Beres, Bob," sahut Worthington. "Kita tadi memang terlalu menarik perhatian orang. Sekarang tinggal tiga blok lagi tempat yang kita tuju. Aku dapat berhenti di sini, kalian berjalan kaki saja ke sana. Biar aku menunggu, meskipun sebenarnya aku ingin ikut. Tidak usah tergesa-gesa, sambil menunggu aku bisa membaca majalah yang kubawa."
Anak-anak berjalan ke arah gedung apartemen yang mereka tuju. Setelah melintasi beberapa gedung apartemen yang sederhana, mereka akhirnya sampai pada sebuah taman. Dari taman itu laut sudah tampak. Apartemen nomor 15 terletak di lantai pertama dan menghadap ke laut. "
Pete ragu-ragu. "Sekarang bagaimana""
"Kita bel saja," kata Jupe.
Ia membunyikan bel. Tidak ada jawaban. Setelah satu dua menit, Bob menempelkan wajahnya di jendela. Ia dapat melihat sebuah ruangan yang dipenuhi buku, kertas dan bangku-bangku rotan. Beberapa kaleng dan sebuah benda yang tampak seperti tengkorak terletak di atas lemari buku. Pada dinding di atas tengkorak itu tertempel sebuah poster makhluk seram berwajah hijau. Makhluk itu sedang melangkah keluar dari sebuah kuburan tua.
"Pertemuan Tahunan Ketiga!" tertulis di bagian atas poster itu. "Horror Fan Club Amerika Utara, 14 dan 15 Agustus, Auditorium Santa Monica!"
""Kita mendapat alamat yang tepat!" ujar Bob.
"He, Anak-anak!" seru seseorang dari taman.
Anak-anak menoleh. Mereka melihat seorang wanita jangkung berambut merah. "Kalian mencari Mr. Morell"" tanya wanita itu. Kelihatannya ia manajer apartemen.
"Atau temannya, Frank Jessup," kata Jupe. Ia merasakan kegirangan yang sama dengan ketika ia mendapat keterangan yang berharga dari si penjual pakaian bulu.
"Jessup" Aku tidak tahu dia. Mr. Morell pernah menambahkan nama di kotak posnya untuk beberapa hari. Ia sudah beberapa hari tidak di rumah
. Mungkin sedang liburan. Ada pesan" Aku akan menyampaikan padanya, atau yang satu lagi-Jessup."
"Oh, terima kasih," kata Jupe.
Bob merobek sehelai kertas dari buku catatannya.
Aku tidak pernah melihat Jessup," kata wanita itu dengan pandangan bertanya-tanya. "Mestinya ia tinggal bersama Morell untuk beberapa hari. Seperti yang biasa dilakukan Mr. Pelucci."
"Mr. Pelucci"" seru Jupe. Suaranya bergetar saking semangatnya. Mungkin akhirnya mereka akan dapat mengungkap rahasia Craig McLain palsu. "'Apa ia laki-laki yang berambut lurus panjang" Dan kedua telinganya tertutup oleh rambutnya""
"Benar. Iggy Pelucci.
"Iggy"" hampir serempak ketiga anak itu mengucapkan nama itu.
Itu singkatan dari Ignatius, kan"" tanya Jupe.
Ya," sahut wanita itu. "Jadi kalian mau meninggalkan pesan atau apa""
Jupe menerima kertas itu dari Bob, lalu menulis, "Hubungi Edward Hyde, 555-6359." Ia memberikan kertas itu pada wanita itu. "Aku punya beberapa poster film tua yang kutemukan di gudang ayahku," katanya. "'Aku ingin menawarkannya pada Mr. Morell. Tolong katakan padanya supaya ia menelepon nomor ini. Atau mungkin aku yang akan menelepon kembali kalau Anda tahu nomornya."
Ia sedang tidak bekerja sekarang," ujar wanita itu. "Ia biasa bekerja untuk studio di suatu tempat beberapa minggu yang lalu, tapi rupanya sekarang ia tidak bekerja lagi."
Ia memandang Jupiter dengan curiga. "'Jadi kau salah seorang dari mereka juga""
"Mereka"" tanya Jupiter. "Mereka siapa""'
"Penggemar film horor," jawab si wanita. "Hen"ry Morell punya segudang benda-benda yang mengerikan. Apartemennya, bahkan garasinya, penuh dengan benda-benda itu. Mobilnya dibiarkan di luar. Kurasa ia bersedia tidak makan hanya untuk membeli film atau poster horor. Jangan buang-buang waktumu, Nak. Kalian masih muda."
Terdengar - suara telepon berdering di suatu tempat. Wanita itu pergi untuk mengangkatnya.
"Jadi Morell seorang kolektor," ujar Jupe. "Mestinya kita sudah bisa menduga dari dulu-dulu. Dan temannya Iggy Pelucci kadang-kadang tinggal dengannya. Kalau benar Pelucci adalah orang yang memakai nama McLain, kita sudah membuat kemajuan besar!"
"Jadi kita hubungi polisi sekarang"" tanya Pete. "Atau kita mata-matai tempat ini" Kalau Morell seorang kolektor, cepat atau lambat ia akan kembali. Kolektor tidak akan meninggalkan koleksinya, kan""
"Benar," sahut Jupe. Ia memandang gedung berbentuk U yang mengelilingi taman itu. Di seberang jalan ia melihat sederet garasi, yang pintunya terkunci dan digembok. Jupe berjalan ke arah garasi. Ia tidak sabar untuk memeriksa tempat itu. Baru beberapa langkah. berjalan, seorang lelaki bertubuh gemuk dengan rambut gelap muncul dari balik garasi.
Jupe terpana. Pete terkejut, "Oh, itu... itu Morelli"
Memang itu laki-laki berambut agak keriting yang datang ke pesta Lucille bersama Craig Mclain palsu. Ia mengenali anak-anak. Untuk sesaat ia berdiri mematung. Kemudian ia berhasil menguasai dirinya.
'Tidak kusangka kita bisa bertemu lagi," kata Morell. "Angin apa yang membawa kalian ke sini""
"Lucille Anderson," kata Jupe dingin. "Atau Arianne Ardis, kalau itu nama yang Anda suka."
"A.. ada apa dengan dia""
Ia menghilang," kata Jupe. "Anda pasti sudah tahu itu. Lalu orang yang menyebut dirinya Craig McLain... "
"Si tua Craig"" Morell mencoba tersenyum, namun senyumnya hambar. "Kenapa Craig""
"Namanya bukan Mclain," tegas Jupiter. "Sekarang Anda ceritakan keadaan yang sebenarnya Di mana dia" Kalau tidak..."
Pada saat itu Pete meledak marahnya. Ia mencengkeram lengan Morell. "Jangan coba-coba kibuli kami!" ancamnya. "Di mana orang itu" Dan di mana Lucille Anderson""
"Kenapa kalian tanyakan itu padaku"" kata Morell. Peluh mulai membasahi dahinya. "Aku tidak ta"u apa-apa. Lepaskan tanganku, atau kupanggil polisi."
"Panggil saja," tantang Pete. "Itu malah lebih baik"
"M...maksudku," gumam Morell. Matanya yang kecil mendelik ketakutan. "Dengar du1u. McLain sedang... sedang keluar untuk membeli sesuatu. Segera setelah beberapa hal terencana dengan rinci, pengambilan gambar akan dimulai. Lucille, ngng, Arianne, sangat berbakat. Na
mun ia perlu polesan dan didikan. jadi kami memberinya suatu pendidikan - olah vokal, akting, dan sebagainya. Kami melatihnya serta memolesnya supaya ia menjadi matang."
Wajah Morell tiba-tiba menjadi cerah. "Ikuti ku," katanya. "Kalian akan kutunjukkan sesuatu di dalam."
Anak-anak berpandang-pandangan dengan heran.
Morell mengeluarkan serenceng kunci dari kantongnya. Ia membuka gembok salah satu pintu garasi. "Peninggalan berharga," katanya dengan cara seakan-akan hal itu sakral. "Segarkan panca inderamu! Kau ingat adegan dalam film Panen Berdarah di mana zombie memasuki istana" Lihat-ada pintu yang tersibak ketika nada-nada tertentu dibunyikan pada organ itu. Dan di sebelah sana ada mayat dari Desa terkutuk. Tanganku gatal sehingga aku membuat sebuah boneka lilin dari film yang sangat indah, Frankenstein. Semua itu ada di sini, belum lagi film-film asli, foto, dan poster-poster. Bahkan beberapa naskah pun aku miliki dalam koleksiku!"
Ini... ini seperti museum!" Bob terkagum-kagum. Trio Detektif mengikuti Morell masuk ke dalam garasi. Di dalam mereka terpesona menyaksikan koleksi benda-benda aneh yang belum pernah mereka lihat sebelumnya. Jupe sangat terkesan dengan patung lilin Frankenstein yang dibuat sendiri oleh Morell. Kondisinya masih baik Ada juga sebuah lukisan tua yang menggambarkan Drakula yang sedang menyeringai, memperlihatkan taring-taringnya yang menakutkan.
Setelah beberapa saat, Jupe berpaling untuk mengatakan sesuatu kepada Morell. Namun Morell telah hilang. Trio Detektif ditinggalkan di tengah-tengah benda-benda aneh dan mengerikan.
"Morell"" panggil Jupe.
Tidak ada jawaban. Tahu-tahu pintu garasi tertutup. Di dalam menjadi gelap.
"He!" teriak Pete.


Trio Detektif 41 Misteri Penyamun Horor di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Anak-anak mendengar suara gembok dikunci dari luar.
"He, Morell!" Pete melompat ke arah pintu Berkas-berkas sinar menembus dari sela-sela pintu. "He, buka!"
Ia memukul-mukul pintu sambil berteriak. Di luar garasi tidak terdengar apa-apa. Yang ada hanya kesunyian.
Anak-anak terkurung di dalam!
"Bab 16 KAMAR HORORI
" PASTI ada yang dengar di luar!" Suara Bob melengking dan bergetar. "He! He, tolong! Tolong!"
Tidak ada yang menjawab. Setelah berteriak selama beberapa menit, anak-anak menyerah.
"Kalau saja Worthington tidak parkir terlalu jauh lari sini," kata Pete dengan geram. "Berapa lama lagi ia akan sadar bahwa terjadi sesuatu dengan kita di sini" Ia tadi bilang bahwa kita tidak perlu tergesa-gesa. Hhh, pasti lama sekali kalau begini."
"Kalaupun ia sadar, lalu mencari kita, itu pasti memakan waktu sebelum ia menemukan kita di garasi," tambah Bob.
"Kita jangan menunggu sampai Worthington membebaskan kita." kata Jupiter. "Bagaimana kalau Morell datang bersama temannya. Mereka bisa saja bersenjata!"
Pete meneguk ludah. Bob terdiam. "Kita harus menemukan jalan keluar dari sini cepatnya," sambung Jupe lagi. "Pasti ada jendela atau lubang di suatu tempat. Garasi kan biasa dilengkapi dengan jendela. Kalaupun jendela itu ditutup dengan kayu - asal tidak dengan tembok saja kita masih bisa membongkarnya."
"Kalau tidak ada," kata Bob, "bagaimana""
"Kita coba saja dulu," ujar Jupe seraya bergerak menyelinap di antara benda-benda aneh koleksi Morell. Ia menyeruak di sela-sela patung-patung mengerikan. Di suatu tempat tangannya menyentuh peralatan untuk menyiksa. Jupe mengangkat bahu. Merinding juga ia melihat peralat seperti itu. Ia terus berjalan menjauhi pintu depan. Baru disadarinya bahwa garasi itu cukup besar lebih besar dari ukuran garasi biasa. Jupe menyingkirkan benda-benda apa saja yang menghalanginya.
Dalam keremangan sebuah bayangan sama samar tahu-tahu muncul di depan anak-anak Bayangan itu mengerikan lebih-lebih lagi karena bentuknya tidak jelas. Mereka tidak dapat mematikan bayangan apa itu sebenarnya. Mereka hanya dapat membayangkannya. Bau tidak enak tercium - bau benda yang sudah lama terkurung dalam tempat yang pengap.
Bob dan Pete baru sampai di tempat Jupe. Hampir saja mereka menabrak Jupe, yang sedang berhenti.
"Apa itu"" bisik Bob.
Pete merapat pada Jupe. "Ada sesuatu di sini," balas Jupe. Ada sesuatu yang benar-ben
ar aneh. "Jupe memberanikan diri mendekati sumber bayangan itu. Ia menyentuh permukaan yang keras, namun halus. Mula-mula ia merasakan bulu, kemudian mulut. Dan gigi-gigi. Taring, tepatnya.
Jupe mencondongkan badannya ke depan. Tangannya mempelajari benda aneh itu. Matanya makin terbiasa dengan kegelapan di sana. Sosok yang menghalangi mereka itu ternyata semacam manusia kera. Setelah beberapa saat, Jupe merasa pasti apa benda itu.
"Ingat monster-monster yang keluar dari gua dalam film Pulau Hantu"" kata Jupe. "Aku yakin mi salah satu dari monster-monster itu."
"Bagaimana Morell bisa mendapatnya"" Bob tak percaya. "Aku tidak yakin apa pihak studio mau menjualnya."
"Peduli apa"" sela Pete. "Yang penting sekarang kita cepat-cepat keluar dari sini."
Ia mencoba menyingkirkan pikiran-pikiran yang mengerikan itu. Baru beberapa langkah berjalan, tiba-tiba Pete berhenti. Terdengar suara seperti rintihan yang melengking tinggi. Lalu makhluk yang mengeluarkan suara itu berdiri mengancam.
Tangan-tangannya yang panjang memperlihatkan cakarnya yang tajam. Mulutnya seperti mengunyah sesuatu.
Di sudut garasi itu sesuatu berderak dan berdecit. Anak-anak merapat satu sama lain.
''Tikus besar!" akhirnya Pete berkata Namun badannya masih gemetar.
"Jupiter menarik napas panjang beberapa kali untuk memulihkan diri dari rasa terkejutnya.
"Tikus-tikus besar tidak berbahaya," katanya. Tikus-tikus itu hanya berbahaya kalau orang menyudutkannya. Dalam keadaan terpojok, tikus-tikus hanya dapat menyerang, tidak ada pilihan lain. Tapi di sini ada banyak jalan dan lubang persembunyian bagi tikus-tikus itu. Kita tidak usah kuatir."
"Heran aku, kok lihat tikus saja aku jadi gemetar," kata Bob.
Anak-anak sudah sampai di ujung garasi. Sebagian tembok terhalang oleh monster dari film Pulau. Hantu itu. Mereka sadar bahwa sulit memindahkan monster itu. Satu-satunya kemungkinan adalah mencari jalan lain.
"Kita geser saja benda-benda di sampingnya," kata Pete. Ia mulai bekerja. Bob dan Jupe membantu. Sebentar saja mereka sudah bersimbah peluh. Akhirnya anak-anak bisa membuka jalan yang terhalang oleh benda-benda di samping monster tadi. Sekarang mereka harus mengerahkan tenaga sekali lagi. Di hadapan mereka terpancang papan-papan lebar yang memisahkan satu garasi dengan garasi lain di sebelahnya.
Anak-anak menggunakan apa saja yang mereka temukan di sana - kayu, batang besi - untuk mendongkel papan-papan itu. Cukup lama mereka bekerja, sampai dua bilah papan terlepas. Pete menerobos melalui celah ini. Ia melangkah ke dalam ruang yang lapang di sebelah garasi tadi.
"Namun ketika akan masuk, ia mengibas-ngibaskan tangannya ke udara.
"Ada apa"" bisik Bob.
"Sarang labah-labah! Uuhh!" seru Pete sambil terus mengibas dengan tangannya.
Tiba-tiba ia merasakan sesuatu yang lain. Tangannya menyentuh seutas tali yang tergantung di ruang terbuka itu. Ia memegangnya, lalu menariknya dengan hati-hati.
Sebuah jeritan terdengar tinggi dan menyayat, seperti tangisan. Sesuatu terbang dalam kegelapan. Melintas di depan wajah Pete. Kemudian menghilang.
Pete berteriak terkejut. Ia mundur selangkah untuk menghindar.
"Apa itu"" seru Pete. "Tempat ini penuh jebakan. Kupikir itu tadi robot kelelawar."
Bob tertawa kecil. "Bukan main Morell ini. Ia pasti perancangnya."
Sekarang anak-anak dapat melihat halangan terakhir di depan mereka. Tumpukan peti-peti mati berdiri menghalangi tembok samping garasi. Dari baliknya terlihat sinar menerobos masuk.
"Bagus!" seru Jupe. "Ada Jendela!
Sekarang anak-anak semakin bersemangat. Rasa lelah dan ngeri terlupakan. Suara berisik dari sudut ruangan tidak lagi mereka pedulikan. Mereka hampir bebas. Segarnya udara luar sudah terbayang.
Pete mulai menggeser peti-peti besi. Bob dan Jupe membantu. Satu demi satu peti-peti itu dipindahkan. Setelah beberapa peti tergeser, hanya sedikit tambahan sinar yang masuk.
Akhirnya anak-anak dapat melihat jendela itu Morell telah menutup jendela itu dengan papan kayu dari bagian dalam. Tetapi kerjanya ceroboh. Anak-anak masih dapat mengintip ke luar di antara papan-papan itu. Sebuah pe
karangan kecil terlihat di luar.
Pete berusaha mencopot papan itu. Tetapi ia tidak dapat mengerjakannya seorang diri. Bob dan Jupe membantu. Mereka bertiga menariknya. Sekali tarik saja papan itu copot.
Papan kedua dan ketiga dengan mudah dilepas oleh Pete. Papan keempat memberikan jalan yang leluasa bagi anak-anak.
Pete menyelusup melalui jendela yang terbuka itu. Kepalanya muncul lebih dulu di luar. Ia merasa ada yang sudah menunggu di luar.
Pete menoleh. Seorang polisi dengan senjata tangannya berdiri di luar
"Oh, boy! kata Pete.
"Keluar pelan-pelan! Jangan berbuat yang mencurigakan," kata polisi itu.
Patner polisi itu juga ada di sana, di samping jendela". Ia mengamati sambil mencibir ketika Pete memanjat ke luar. Bob menyusul sesudahnya Jupe yang terakhir, dengan susah-payah karena tubuhnya yang berat itu.
Manajer bangunan yang berambut merah itu sudah berdiri di dekat situ. "Ya, anak-anak ini yang kumaksud," katanya. "Mereka mengajukan pertanyaan bertubi-tubi tentang Mr. Morell. Waktu aku dengar teriakan-teriakan dari garasi, kupikir itu pasti mereka. Bagaimana kalian bisa masuk ke sana"" tanya wanita itu pada Jupiter.
Jupe tidak mempedulikan wanita itu. Ia berkata pada kedua polisi itu. "Aku ingin menyampaikan laporan," katanya. "Kami dikurung oleh Henry Morell."
"Oh, ya"" kata salah seorang polisi itu dengan nada mengejek. Wajahnya'dingin sedingin es.
"Mr. Morell sudah berhari-hari tidak pulang ke ini," kata manajer itu.
Jupe tidak tergoyahkan. Ia berkata dengan kalem dan yakin. "Seorang gadis hilang," katanya. "Namanya Lucille Anderson. Sepanjang pengeta1uan kami, Henry Morell dan temannya adalah orang terakhir yang melihatnya. Itu terjadi kemarin di Cheshire Square. Kami mencurigai Morell dan temannya menyelundupkan Lucille dari rumahnya, entah bagaimana caranya. Lucille mungkin saja disembunyikan di dalam bagasi mobil atau di baik selimut di kursi belakang mobil...
"He, kalian terlalu banyak nonton televisi," kata salah seorang polisi.
"Anda dapat membuktikan pernyataan kami," kata Jupe. "Hubungi Chief Reynolds di Rocky Beach. Ia juga sedang menyelidiki kasus hilangnya Lucille Anderson. Ia kenal betul dengan kami."
Seorang laki-laki yang lebih tua, dengan penampilan yang tenang dan sabar, muncul dari balik gedung. Ia ditemani seorang pemuda.
Kedua orang itu tidak berseragam, tetapi jelas kedua polisi tadi kenal dengan mereka. Kedua polisi itu melangkah mundur dengan hormat untuk memberi kesempatan pada mereka untuk bicara dengan Jupiter.
Jupe cepat menyadari bahwa dua orang ini adalah detektif yang berpakaian sipil. Ia menduga bahwa mereka dihubungi penjual pakaian bulu yang pernah dirampok.
Detektif-detektif itu mendengarkan sewaktu Jupe mengulangi pengalamannya. Mereka menyadari bahwa ada hubungan antara kasus yang ditanganinya dengan hilangnya Lucille Anderson.
Karena itu mereka mendengarkan dengan lebih cermat lagi.
Detektif yang lebih tua mempersilakan anak-anak untuk menunggu. Ia pergi untuk beberapa saat. Polisi yang berseragam pergi dengan manajer untuk memeriksa apakah Henry Morell ada rumah. Akhirnya mereka kembali. Trio Detektif diperingatkan supaya tidak mencampuri urusan polisi. Detektif yang tua mencatat nama dan alamat anak-anak, kemudian ia membolehkan anak-anak pergi.
Beberapa tetangga yang curiga berkumpul dekat mobil polisi yang diparkir di depan bangunan.
"He, mister" kata seorang anak di atas sepeda
"Ada maling ditangkap polisi, ya""
"Tidak," sahut Jupiter singkat
"Ketiga anak itu bergegas menjauh dari kerumunan orang. Mereka cepat-cepat -kembali ke tempat Worthington memarkir Rolls-Royce. Di pertengahan jalan Jupe melihat sebuah Fiat merah tua diparkir. Ketika anak-anak mendekat, pengendara mobil itu memalingkan muka. Seakan-akan ia ingin mengambil sesuatu yang terjatuh di dalam mobilnya.
"Oh!" kata Jupe. Ia bimbang sesaat. Kemudian ia berjalan terus tanpa menoleh ke kiri-kanan.
"Apa"" kata Bob. "Apa yang kautemukan, Jupe""
"Jangan lihat ke belakang," sahut Jupe. "Seorang laki-laki sedang duduk dalam mobil yang baru kita lewati - ia dapat mengamati apartemen M
orell dari situ." "Jadi'"" tanya Bob. "Hampir seluruh tetangga Morell keluar untuk melihat apa yang terjadi di sana. Apa bedanya dengan orang di dalam mobil tadi'""
"Aku berani bertaruh bahwa aku melihat Fiat merah tua itu sepanjang hari ini. Dan aku hampir yakin seratus persen bahwa pengemudinya ialah Mr. Sears dari Pizza Shack di Rocky Beach. Ia tadi berpura-pura tidak melihat kita. Ia berusaha supaya kita tidak tahu kehadirannya di sini. Aku jadi bertanya-tanya, apa yang dilakukannya di sini""
"Bab 17 TERJERUMUS DALAM BAHAYA
"ANAK-ANAK menjumpai Worthington berdiri di antara Rolls-Royce dan kerumunan anak-anak yang terkagum-kagum melihat mobil itu. Sopir itu menjadi cerah mukanya ketika melihat Trio Detektif datang. Ia bergegas membukakan pintu bagi mereka.
"Ke mana sekarang, detektif muda"" tanya Worthington.
"Telepon umum yang terdekat," kata Jupiter. "Kami ingin melacak beruang Teddy itu sampai ke sarangnya." Jupe ingin menanyai penjual grosiran yang menyalurkan beruang teddy ke penjual pakaian bulu itu.
Worthington berhenti di sebuah tempat mengisi bensin. Jupe keluar untuk melihat di buku telepon di dalam boks telepon umum di sana. Alamat R.J. Importers terletak di sebuah jalan di Long Beach, sekitar empat puluh lima menit naik mobil ke arah selatan.
"Kita sudah mendapatkan hubungan antara Morell dan si penjual pakaian bulu, dan antara penjual itu dengan beruang teddy, serta antara beruang teddy dengan Lucille. Morell pernah bekerja di toko itu. Penjual pakaian bulu pernah mempunyai beberapa boneka beruang teddy. Serta Lucille pernah memegang sebuah boneka seperti itu. Sekarang sudah saatnya kita menyelidiki sumber yang menyediakan beruang-beruang ini," kata Jupiter.
"Ini di luar wilayah yang biasa kujalani," kata Worthington. "Tapi jangan kuatir, aku punya peta jalan. Kita akan menemukan tempat itu."
Ia terus mengemudi. Sementara. anak-anak sibuk mendiskusikan beruang teddy yang mereka menemukan dalam tas jinjing Lucille, dan tentang beruang-beruang lain yang dicuri bersama-sama dengan beberapa pakaian bulu lainnya.
"Obat terlarang!" kata Bob. "Apa lagi yang mungkin selain obat terlarang" Orang di Long Beach ini seorang pengimport. Obat terlarang itu dikapalkan dari Amerika Selatan atau Asia. Barang-barang itu disembunyikan di dalam beruang sehingga petugas bea cukai tidak menemukannya. Secara tidak sengaja, pengiriman beberapa beruang yang berisi obat terlarang nyasar ke toko di Beverly Hills. Jadi Morell dan temannya harus mengambilnya kembali!"
"Tapi kalau beruang itu terbuat dari bulu cerpelai, ceritamu tidak cocok," kata Pete. "Aku punya seorang bibi yang punya jaket dari bulu cerpelai. Ia pernah bilang bahwa sebagian besar bulu cerpelai datang dari Kanada. Kanada kan bukan sumber obat terlarang."
""Satu hal yang kita bisa yakin," kata Jupe. "Yang terlibat di sini bukan hanya boneka beruang!"
Tapi apa isi boneka itu, Jupe"" desak Pete
Penyelidik Satu tidak berkomentar. Saat ini ia merasa belum tepat untuk mengeluarkan apa yang ada di dalam kepalanya.
R.J. Importer terletak pada sebuah gedung panjang namun beratap rendah di sebuah jalan yang sepi dekat pantai di Long Beach. Gedung itu tampak. tidak terurus. Tidak nampak kesibukan di luarnya. Tidak ada truk-truk yang diparkir.
Meskipun demikian Worthington tetap mempertimbangkan segi keamanan. Ia berusaha agar Rolls-Royce tidak terlihat dari dalam gedung itu.
Sebelum menurunkan anak-anak ia berjanji untuk menunggu mereka di sebuah restoran kecil beberapa blok dari sana. Bob memperhatikan bagian depan bangunan itu. "Apa yang kita lakukan sekarang"" katanya. "Sepertinya tidak ada orang di dalam sana"
"Belum tentu," tukas Jupe. "Kita coba bel saja."
"Kalau ada orang yang membukakan pintu, lalu apa"" tanya Pete. "Apa lalu kita bilang kita mau beli boneka beruang""
"Mengapa tidak"" sahut Jupe. "Kita bisa bilang bahwa Mrs. Fowler punya satu. Kita juga ingin punya yang seperti itu, lalu kita cari terus sampai ke sini. Kita ingin membelinya untuk... untuk Bibi Mathilda."
""Kau selalu punya ide, meskipun kadang-kadang konyol, Jupe," komentar .Bo
b. "Bibi Mathilda kan tidak suka boneka beruang""
"Itu tidak penting," tukas Jupe. "Yang penting sekarang kita punya alasan mengapa kita datang. Selama mereka tidak kenal dengan Bibi Mathilda, kita aman."
Ia berjalan ke pintu depan. Lalu ditekannya bel. Tidak ada orang yang datang membukakan pintu. Tidak pula ada yang muncul dari samping gedung. Melalui kaca di bagian atas pintu ia melihat ruangan kantor yang gelap.
"Kita harus cari jalan lain." Jupe memandang ke sekelilingnya.
Di bagian utara bangunan itu terdapat sebuah tempat parkir yang kosong. Anak-anak berlari-lari ke tempat itu. Dari sana mereka melihat jendela-jendela yang tinggi. Kisi besi melapisi kaca jendela itu. Pete mendapat sebuah balok kayu dari samping bangunan itu. Diletakkannya balok itu di bawah jendela. Dengan berdiri di atasnya ia bisa melihat ke dalam.
"Bagaimana"" kata Bob.
Ini seperti ruang besar untuk menyimpan stok," kata Pete. "Ada banyak rak besi berisi barang-barang. Beruang! Ada beberapa boneka beruang. Juga boneka lain, dan barang-barang lain yang terbungkus kertas karton. Ada meja besar dengan segulung kertas coklat. Ada suatu ruang besar lagi di bagian depan. Untuk kantornya kukira. Oh, salah satu kamar di sudut. Mungkin itu kamar kecil. Bukan, bukan. Kamar kecil bukan di situ. Ada tanda di pintu kamar itu."
"Mungkin itu ruangan untuk menyimpan obat-obat terlarang, atau perhiasan, atau benda-benda yang mereka selundupkan ke dalam beruang," tebak Bob.
Pete turun dari balok kayu. Diangkatnya balok itu. "Mungkin kita bisa lihat dari sisi lain."
Tapi anak-anak tidak menjumpai jendela di tempat lain supaya dapat melihat ke dalam ruangan kecil yang dilihat Pete tadi. Mereka sudah mengitari gedung itu, ke belakang dan ke bagian selatan. Tidak ada jendela lain. Kamar di sudut itu begitu terlindung dan mencurigakan.
"Di dalamnya mungkin gelap sekali," kata Bob.
"Perhiasan!" tambah Pete. "Obat terlarang. Tersimpan di sana"
"Ssst! Dengar!" kata Jupe.
Sebuah mobil berhenti di depan. Anak-anak tidak dapat melihatnya. Mereka hanya dapat mendengar suara mesinnya, yang sekarang dimatikan. Pintu mobil dibanting. Seseorang menaiki tangga depan.
"Aha!" gumam Bob perlahan "Sekarang kita bisa beraksi. Kita masuk untuk membeli sebuah boneka beruang untuk Bibi Mathilda."
Tetapi ketika mereka sampai ke ujung gedung itu dan melihat ke depan, mereka terpaku. Sebuah mobil Fiat merah tua diparkir di depan. Mobil itu persis sekali dengan mobil yang diparkir di dekat apartemen Henry Morell tadi.
"Anak-anak mundur. Inilah yang kukuatirkan dari tadi," kata Jupe. "Apa dia memang orang yang mengawasi kita tadi di tempat Morell" Siapa pengemudinya" Apa ia memang Mr. Sears-orang yang memiliki Pizza Shack" Atau aku yang salah""
"Kita amati saja terus sampai dia keluar," usul Bob. "Cepat atau lambat kan dia harus keluar juga."
Mereka menunggu di tempat mereka berada sekarang, di samping gedung. Lima belas menit berlalu. Dua puluh menit. Akhirnya pintu RJ. Importers terbuka. Seorang laki-laki keluar membawa tas. Ia menaruh tas itu dalam bagasi Fiat Kemudian ia pergi mengendarai Fiat itu.
"Kalian lihat tadi"" seru Pete. "Itu memang Mr. Sears pemilik Pizza Shack! Mungkin dia biang keladi seluruh operasi ini. Dan kita tenang saja duduk dalam restoran pizzanya sambil mengumumkan pada semua orang bahwa kita mencari Lucille dan beruangnya. Pantas saja dia mengikuti kita terus!"
"Kita harus masuk!" seru Bob. "Pasti ada barang bukti di dalam. Atau... he, Lucille mungkin dikurung di dalam ruangan kecil di sudut itu!"
"Polisi!" kata Pete. "Kita panggil saja polisi untuk menggeledah tempat ini."
"Kupikir belum saatnya untuk memanggil polisi," ujar Jupe. "Mereka tidak akan dapat masuk tanpa alasan yang benar-benar kuat bahwa perbuatan kriminal terjadi di tempat ini. Lagi pula, bukti apa yang kita punyai sekarang" Orang ini memiliki restoran pizza tempat kita berbicara tentang Lucille" Dan ia juga pemilik gedung ini Atau dia punya hubungan dengan pemilik R.J Importers" Itu belum cukup sebagai bukti. Tidak bisa kita ajukan hal ini sebagai bukti. Orang tidak akan p
ercaya!" "Nanti dulu, Pete bertepuk sekali. "Ada kaca di atapnya. Aku melihatnya tadi. Kalau ada kaca di atas ruangan kecil itu, kita dapat melihat isinya." Pete bergegas kembali ke belakang gedung Jupe dan Bob menyusul. Ada sebuah pipa yang terpancang kuat pada dinding hingga ke atas. Pete mulai memanjat pipa itu.
"Jangan bertindak terlalu jauh," pesan Jupe "Jangan coba untuk masuk. Mungkin mereka memasang alarm."
Tapi cepat!" seru Bob. "Kalau ada orang melihat kita di sini, kita tidak perlu memanggil polisi. Polisi yang akan datang untuk menangkap kita!"
"Oke," sahut Pete. Ia lalu menghilang di balik atap. Atap itu datar. Kaca-kaca terdapat di beberapa tempat. Ada sekitar enam buah kaca. Pete hampir bersorak kegirangan ketika melihat salah satu dari kaca itu terletak tepat di atas ruangan kecil di sudut ruangan.
Dengan perlahan-lahan didekatinya kaca itu. Di sampingnya ia berlutut dan melihat ke bawah. Ruangan di bawahnya agak gelap. Satu-satunya penerangan adalah melalui kaca itu. Pete menggeser ke pinggir supaya tubuhnya tidak menghalangi cahaya yang masuk melalui kaca ini.
Untuk memperjelas penglihatan, Pete membersihkan kaca itu. Ia melihat ada kisi-kisi besi yang menopang kaca itu.
Ia menempelkan wajahnya di kaca serta melindungi dengan kedua telapak tangannya. Sambil mengira-ngira, ia hanya dapat mengenali ruangan yang cuma berisi benda-benda yang terbungkus seperti karung-karung semen.
"Ada apa di sana"" Jupe tahu-tahu sudah berada di sampingnya. Napasnya tersengal-sengal. Temannya yang gempal ini rupanya tidak sabar untuk menanti di bawah. Ia menyusul Pete dengan memanjat pipa tadi. Pete tidak menjawab. Ia menyingkir dan mempersilakan Jupe untuk melihat sendiri.
"Apa itu menurutmu"" kata Jupe setelah satu atau dua menit.
"Tidak ada apa-apa."
Jupe duduk dengan tangan ke belakang menopang tubuhnya. "Paling tidak kita tahu bahwa Lucille tidak disekap di sini. Tapi ini tidak berarti kita sudah dekat dengan pemecahan kasus kita. Mainan! Mr. Sears mengimport mainan! Atau ia sama berurusan dengan pengimport yang sesungguhnya" Apa Morell dan McLain bekerja untuknya" Apa Lucille telah menyingkap rahasia tentang boneka beruang dalam tas jinjingnya""
Jupe dan Pete berdiskusi di atap untuk beberapa menit. Jupe berpikir keras untuk mencoba menyingkap misteri ini dengan berbekal beberapa petunjuk yang sudah mereka dapat
"He, kalian di atas!" Bob yang memanggil dari bawah. "He, kalian masih di sana""
"Ya, kami turun sekarang," sahut Jupe. Ia berdiri, lalu mulai berjalan ke arah pipa.
Tiba-tiba kayu tua di atap berderak-derak. Jupe berhenti.
"Diam di tempat!" seru Pete memperingatkan. "Jangan bergerak!"
Ia berlutut untuk mendapat keseimbangan yang lebih baik. Dengan merangkak ia bergeser ke tepi atap tempat pipa itu berada. "Akan kucarikan papan atau... atau sesuatu yang dapat kita letakkan sebagai pijakan dan..."
Jupe bersin. "Jangan, jangan!" seru Pete. Salah satu kaki Pete sudah mulai turun.
Jupe bersin lagi, lebih keras. Keseimbangannya hilang. Tanpa disadarinya, ia melangkah mundur. Atap berderak-derak lagi. Dan runtuh.
Tangan Jupe menggapai-gapai. Tapi tidak ada sesuatu yang bisa dijadikan pegangan. Mukanya pucat. Ia terjerumus ke dalam!
"Bab 18 KE MANA HARUS BERSEMBUNYI"
JUPE terbaring dalam kegelapan. Ia mencoba bernapas. Mulanya sukar sekali. Ia berjuang dan terus berjuang. Setelah berguling ke samping, ia merasakan dadanya lebih lega.
"Jupe" Jupe, kau bisa dengar aku""
Itu Pete. Sambil bertelungkup ia melongok sejauh mungkin dari samping atap yang runtuh.
"Jupe"" panggilnya lagi.
"Aku di sini. Aku baik-baik saja." Jupe berdiri dengan susah-payah. Ia bersandar pada dinding di dekatnya. Dinding itu adalah dinding ruangan kecil yang tersembunyi itu. Jupe jatuh dalam gudang penyimpanan, tepat di depan pintu menuju kamar itu.
"Jupe, hati-hati," pesan Pete
"Oke." Jupe mencoba memutar kenop pintu. Tidak bisa diputar. Ia berusaha sekuat tenaga. Tetap tidak ada hasilnya. Pintu itu sangat kuat dan terkunci erat.
Jupe melihat rak-rak besi yang memenuhi ruangan itu. Boneka beruang teddy dari bulu
asli, boneka-boneka kuda, bermacam-macam boneka tersusun dalam rak itu. Sejumlah mainan lain tersimpan dalam kotak-kotak. Mainan di mana-mana.
Jupe pergi ke rak yang terdekat. Ia mengambil sebuah boneka beruang yang terbuat dari bulu asli. Boneka itu mirip sekali dengan yang dimiliki Lucille. Dengan boneka di tangannya, ia mulai melangkah ke bagian depan - ke arah kantor yang dipisahkan dengan sebuah partisi.
Pintu partisi depan dapat dibuka dengan mudah. Jupe melongok ke dalam kantor. Ia melihat seperangkat meja. Ia melintasi kantor itu menuju pintu depan. Tepat ketika tangannya memegang kenop pintu, sebuah mobil datang dari luar.
Jupe mengintip melalui kaca di pintu. Mobil Fiat merah tua itu datang lagi! Jupe berlari kembali ke gudang penyimpanan. Tidak lupa ia menutup pintu partisi lagi.
Di atap, Pete mengingsut-ingsut "Jupe, di mana kau'""
Panggilan itu membuat Jupe kuatir.
Jupe segera berlari melintasi gudang ke tempat ia jatuh tadi. "Jangan keras-keras," katanya pada Pete. "Cepat turun dari sana! Ia datang lagi."
Pete buru-buru menjauh dari lubang. Jupe mendengar suara Pete beringsut di atap, lalu merambat turun di samping. Lalu suara orang menjejak di tanah. Jupe tersenyum. Pete sudah aman.
Jupe bersembunyi di balik tumpukan karton ketika pintu depan dibuka. Seseorang masuk ke dalam kantor. Jupe mendengar suara kursi ditarik lalu suara derit kursi ketika orang itu duduk. Laci dibuka. Orang itu batuk-batuk kecil.
Apa yang dilalukan Sears" Ia mau menyelesaikan pekerjaannya" Apa ia akan lama berada di dalam kantor"
Jupe menoleh ke bagian belakang gudang yang besar itu. Sepasang pintu dorong yang besar cepat dibuka. Pintu itu menghadap ke belakang gudang, tempat orang mengangkut atau mengantar barang. Jupe bisa keluar lewat situ... kalau ia dapat membuka kuncinya. Atau ia tunggu saja, sampai Sears pergi lagi. Siapa tahu Sears tidak mengecek gudang. Dalam hal itu ia tidak akan mengetahui bahwa ada lubang di atapnya-dan Jupe mendapat kesempatan untuk membongkar rahasia kamar yang terkunci tadi.
Jupe melangkah ke balik rak-rak besi yang penuh dengan main anak. Ia menunggu.
Tidak lama. Tahu-tahu kursi itu dikembalikan ke tempatnya. Terdengar suara langkah mendekat. Laki-laki itu datang. Setiap saat ia bisa masuk ke dalam gudang.
Ia akan melihatnya! Ia akan melihat lubang di atap dan bekas-bekasnya di lantai. Ia akan tahu!
Jupe memperhatikan sepasang pintu dorong di belakang. Apa ia dapat mencapainya"
Tidak. Pintu partisi sudah terbuka. Jupe menunduk di balik beruang-beruang teddy, di antara boneka-boneka yang tersenyum. Ia mengintip dari sela-sela rak. Dilihatnya sepatu Mr. Sears. Ia mendengar langkah-langkah pada lantai yang berdebu itu.
Sears berhenti. Perhatiannya terusik. Ia melihat kayu-kayu berserakan di lantai. Dan ia melihat atapnya berlubang.
Jupe melihat tangan Sears. Tangan itu menghilang di balik jaketnya. Kemudian Jupe melihat sepucuk senjata. Laki-laki beruban itu tentu mengambilnya dari balik jaketnya. Sekarang Sears melangkah hati-hati dengan sikap waspada. Ia mendekati tempat kayu-kayu itu berserakan.
Jupe menunduk makin dalam. Kalau Sears berjalan terus, ia akan melewati tempat Jupe bersembunyi. Jalan akan bebas bagi Jupe. Ia berharap dapat lari sebelum Sears mulai memeriksa gudang ini. Hanya memakan waktu sedetik bagi Jupe untuk mencapai pintu depan. Kalau sudah di luar, keadaan lebih aman. Di luar Sears tidak akan berani menembak. Jupiter dapat berlari dan terus berlari. Ia dapat menemukan Worthington.
Ia mendengar sirene. Tidak jauh dari situ. Sears juga mendengarnya. Ia terdiam. Tanpa bergerak-gerak ia menanti apa yang akan terjadi berikutnya. Senjata tergenggam erat di tangannya. Suara sirene itu menjauh. Sears mulai melangkah lagi.
Sekarang! Sekaranglah saatnya! Beranikan Jupe"
Tiba-tiba terjadilah suatu keajaiban. Seseorang membunyikan bel pintu depan bangunan itu.
Orang bersenjata itu terlompat. Ia bimbang. Bel itu berbunyi lagi. Halo! teriak tamu di depan. Ada orang di dalam" aku perlu pertolongan!
Sears berbalik. Ia keluar dari kantornya. Siapa itu" balasnya.
Maa fkan aku, mister, tapi aku benar-benar perlu bantuan Anda, kata tamu itu. Aku tersesat. Dapatkah anda menunjukkan jalan menuju bengkel Carter"
Terus saja, ikuti jalan ini, lalu belok kanan pada persimpangan pertama, sahut Sears dengan kesal.
Tapi aku tidak melihat tanda apa-apa di sana, kata tamu yang kebingungan itu. Tamu ini tampaknya gemar mengobrol dan bersedia untuk mendiskusikan masalah sekecil apa pun dengan panjang lebar. Jupe tidak menyia-nyiakan kesempatan. Ia menyelinap keluar dari persembunyiannya. Didorongnya pintu belakang dengan hati-hati. Pintu itu meluncur dengan ringannya. Suara yang ditimbulkan tidak keras. Bebas! Jupe melangkah keluar dan menutup lagi pintu dorong itu. Suara Worthington hanya samar-samar terdengar dari belakang. Sopir Roll-Royce itu masih menanyakan alamat yang dicarinya dengan cerewet.
Jupe tersenyum di luar. Dalam hati ia mengakui kecerdikan Worthington serta kepandaiannya bersandiwara.
Roll-Royce itu melaju ke utara.
Worthington, kau hebat! seru Jupe.
Worthington mengangguk. Aku kan anggota kehormatan Trio Detektif. Trio Detektif itu hebat, jadi aku tidak boleh memalukan Trio Detektif, katanya.
"Aku dan Bob sadar akan bahaya yang kau hadapi," ujar Pete. "Kami melihat Mr. Sears lagi. Kami pikir orang itu akan mengenali kami kalau kami yang muncul. Tapi ia kan tidak kenal Worthington. Jadi apa yang terjadi" Kau menemukan sesuatu""
Tidak terlalu penting," Jupe mengakui. "Orang itu punya senjata. Mungkin ia akan menggunakannya kalau ia menemukan aku di dalam gudangnya. Tapi itu tidak berarti apa-apa. Banyak orang punya senjata sekarang ini."
Jupe masih memegang beruang teddy di tangannya. Ia mempelajarinya sekarang. "Aneh, katanya. "Ini tidak lembut seperti biasanya boneka. Rasanya seperti ada plastik di balik bulu ini.
Ia menarik kepala boneka itu, mencoba menduga ada apa di dalamnya.
"Boneka memang tempat yang aman untuk menyembunyikan sesuatu yang kecil," kata Worthington. "Salah satu klienku punya mainan yang serupa. Ia menyimpan perhiasannya di dalam bonekanya. Lalu boneka itu diletakkan begitu saja tempat tidurnya. Pernah rumahnya kemalingan. Pencuri itu masuk ke kamar tidurnya. Si pencuri tidak menemukan apa-apa yang berharga. Boneka itu dibiarkannya. Selamatlah perhiasan klienku itu.
Pete memukul kepalanya sendiri. "Bodohnya kami ini...," katanya. "Seharusnya dari dulu kami tanyakan ini padamu."
""Aku juga baru ingat sekarang," sahut Worthington. "Boneka milik klienku itu dapat buka, seperti sekrup."
Demikian pula boneka yang dipegang Jupe. Jupe melihat isinya. Kosong. Hanya terlihat rangka plastik boneka itu.
Tidak ada obat terlarang," kata Bob.
Tidak pula perhiasan," tambah Pete. "Kosong melompong. Nol besar hasil pekerjaan kita."
Bob melemparkan tubuhnya hingga menyandar ke kursi belakang. Pete mengerutkan dahinya. "Apa kita harus mulai dari awal lagi"" keluh Pete. "Mulai dari orang yang berpakaian seperti Drakula yang menyusup ke dalam markas kita" Mungkin sekali itu Morell. Dia tahu banyak tentang hal-hal semacam itu. Lalu bagaimana" Mesti ada sesuatu dalam beruang teddy milik Lucille. Kalau tidak, buat apa Drakula itu susah-payah mencarinya" Pasti ada hubungannya dengan beruang yang dicuri dari penjual pakaian bulu itu. Morell pasti terlibat dalam kasus ini, aku berani bertaruh!"
"Jupe, apa kau ingin memberi tahu polisi'"" tanya Worthington.
Jupe menimbang-nimbang. Kalau kita melapor, apa yang akan kita katakan" katanya. Pengetahuan kita dalam kasus ini tidak lebih banyak dari beberapa jam yang lalu, ketika bicara dengan dua detektif itu di luar garasi Morell. Cuma satu kebetulan yang mencurigakan yang kita temui: pemilik Pizza Shack juga mempunyai bisnis lain di R.J. Importers. Dan tempat itu adalah sumber beruang teddy yang dimiliki Lucille. Ini bukan kejahatan, kan" Bisa saja ini suatu kebetulan."
Worthington mengangguk. "Benar sekali," katanya. Ia tidak berkata-kata lagi sepanjang perjalanan menuju Rocky Beach.
Matahari mulai tenggelam ketika Rolls-Royce itu berhenti di depan Pangkalan Jones. Gerbang depan ditutup selama saw
hari itu. Paman Titus berdiri di depannya. Ia mengamati Jupe dan kawan-kawannya.
"Kau seharusnya menelepon," katanya. "Bibimu kuatir terus seharian ini."
"Maaf, Paman Titus," ujar Jupe. "Kami dari... kami dari tempat yang tidak ada telepon umumnya. Saking asyiknya kami jalan-jalan, kami sampai lupa waktu."
"Asal kau baik-baik saja," kata Paman Titus. "Jangan pergi lagi seharian penuh tanpa memberitahu kami. Dan aku ingin bertanya sesuatu. Aku sudah beberapa waktu memikirkan hal ini... Apa menurutmu pencurian di rumah ini ada kaitannya dengan gadis di Cheshire Square itu""
"Mungkin saja, Paman Titus," sahut Jupe.
"Aku - cuma tidak ingin ia kembali untuk menakuti Mathilda," kata Paman Titus. "Aku kuatir ia merasa tidak aman di rumahnya sendiri."
"Tidak ada yang perlu dikuatirkan sekarang, Jupe menenangkan pamannya. "Pencuri itu sudah memperoleh apa yang dia inginkan. Ia tidak akan kembali lagi."
""Kalau begitu," kata Paman Titus sambil tersenyum lebar, "kau lebih baik cepat-cepat mandi sebelum terkena semprotan bibimu!"
"Bab 19 ILHAM JUPITER
"JUPITER terbangun malam itu. Ia mendengar suara langkah kaki di luar. Seperti ada orang yang sedang menyanyikan lagu sedih. Lagu itu mengisahkan tentang seekor anak domba yang terpisah dari kumpulannya dan tersesat.
Jupe berbaring di tempat tidurnya. Ia merasa terganggu mendengar nyanyian itu. Sukar baginya untuk tidur lagi, sekalipun badannya terasa lelah. Ia perlu tidur. Besok masih banyak yang harus dikerjakannya. Sekarang aku harus tidur, katanya pada diri sendiri, aku perlu tenaga. Pikirannya melayang...
Tiba-tiba ia terduduk di tempat tidurnya. Domba! Anak domba! Itu dia! Ini dia petunjuk yang menolongnya untuk menemukan penculik Lucille!
Ia melihat jam di samping tempat tidurnya. Jam tiga dinihari. Tidak mungkin menelepon Worthington pada saat seperti ini. Tidak juga Pete atau Bob. Jam tiga pagi. Siapa pun akan mengomel kalau ditelepon pada saat seperti ini. Apa yang bisa dilakukannya pada saat sepagi ini" Jupe tidak sabar menanti datangnya fajar.
"Jupe merebahkan tubuhnya lagi. Menit-menit yang panjang berlalu. Ia tertidur sebentar. Lalu terbangun lagi. Begitu terjadi berulang-ulang, sampai akhirnya matahari muncul. Jupe bergegas berganti pakaian, lalu menyantap sarapannya.
"Pada jam tujuh tiga puluh ia menelepon Bob.
Ingat apa yang dikatakan McLain waktu ia bertemu dengan orangtua Lucille"" tanya Jupe ada Bob.
"Yang mana"" Bob balik bertanya. Ia akan membuat Lucille ternama""
"Bukan "yang itu. Ia bilang ia tinggal di tempat yang dimiliki Cecil B. DeMille. Dan ada domba-domba merumput di dekatnya."
Bob tidak berkata apa-apa. Jupe dapat mendengar suara Bob menguap.
"Mengatakan sesuatu tentang Cecil B. DeMille adalah sesuatu hal palsu yang dipergunakan untu"k membuat orang terkesan," sambung Jupe. Ia ingin Anderson berpikir bahwa ia kaya dan penting. Tapi domba" Kupikir ia tidak sengaja berkata seperti itu. Dan menurut firasatku, ia berkata sebenarnya. Bob, di mana pun McLain - maksudku, Pelluci tinggal pasti ada domba di sekitarnya. Di mana ada tempat domba di Los Angeles ini""
"Betul juga," kata Bob. "Di awal musim semi kau dapat menjumpainya merumput di lereng bukit sepanjang pantai. Tapi kemudian mereka diangkut ke Sierras atau tempat lain."
"Betul," lanjut Jupe. "Mereka mengirim domba"domba itu ke tempat-tempat yang lebih dingin, sehingga bulunya lebih bagus. Tapi pasti ada beberapa yang ditinggalkan di sini. Dengar mungkin ada rumah tua atau gudang yang sudah tidak dipakai di bukit tempat orang dapat bersembunyi. Tempat yang dekat dengan tempat domba merumput Pelucci mengatakan hal itu tiga hari yang lalu. Jadi kemungkinan domba-domba itu ada di sana masih cukup besar,
"Oke," sahut Bob. "Tunggu apa lagi"" Ia menjadi bersemangat dan ingin segera melakukan tindakan.
Worthington," kata Jupe. "Kalau ia tidak sedang bertugas, hari ini, kurasa ia akan senang mengantar kita."
"Aku akan telepon Pete," ujar Bob. "Kau telepon Worthington!"
"Worthington tiba di Pangkalan Jones sebelum jam sembilan. Ia tidak mengendarai Rolls-Royse melainkan sebuah je
ep dengan roda-roda yang besar.
"Rolls-Royce tidak cocok untuk ekspedisi kali ini," kata Worthington. "Kendaraan ini milik temanku yang punya hobi mengendarai jeep setiap hari Minggu, di tempat-tempat berbatu naik-turun dan kadang-kadang berlumpur. Aku heran, kok ada ya, orang yang hobinya seperti itu. Tapi ia menikmati sekali pengalaman itu. Dan kendaraan ini memenuhi syarat untuk jalan-jalan seperti itu. Jeep ini four-wheel-drive,
" Wah, hebat sekali, Worthington!" seru Bob.
Sopir itu hanya tersenyum saja mendengar komentar Bob. "
Trio Detektif segera naik ke dalam jeep. Worthington memindahkan persneling. Mereka berangkat Guncangan dalam jeep jauh lebih besar dibandingkan dengan Rolls-Royce. Mereka berjalan ke arah Pacific Coast Highway, kemudian membelok ke sebuah jalan sempit yang dinamakan Cottonwood Creek Road. Worthington memindahkan persneling. Jeep ini mendaki sambil menderung. Anak-anak menikmati pemandangan alam yang indah di kiri-kanan mereka.
Belum lima belas menit berlalu, mereka sampai di Mulholland Highway. Mulholland terbentang di puncak pegunungan, mulai dari Hollywood sampai Ventura. Mulanya Worthington mengarahkan jeep ke kota. Ke sana akan lebih banyak rumah dijumpai.
Jupe membawa teropong. Ia meneropong daerah di sekitar bukit-bukit yang mereka lalui. Anak-anak berjumpa dengan pengendara sepeda yang bersimbah peluh mengarungi jalan yang menanjak dengan penuh konsentrasi. Worthington meminggirkan jeep. Jupe melambai pada pengendara sepeda itu.
"Kami mencari seorang teman," kata Jupe. Seorang laki-laki yang rumahnya dekat dengan tempat domba merumput. Ada keperluan penting dengan keluarganya. Kami ingin bertemu dengannya langsung."
""Maaf," kata pengendara sepeda itu. "Aku tidak melihat siapa-siapa dari tadi."
Mereka melanjutkan perjalanan. Sekitar satu sampai dua mil dari jalan Jupe melihat benda-benda abu-abu pada daerah yang miring ke atas di samping jalan. Tadinya ia mengira benda itu batu. Tapi ketika salah satu benda bergerak, ia sadar bahwa itu bukan batu - itu kawanan domba. Kemudian ia melihat karavan tua dan seorang laki-laki duduk di sebuah kursi lipat sambil memainkan harmonika.
"Itu dia!" seru Jupe sambil menunjuk.
Worthington dengan cepat meminggirkan jeep dan memarkirnya di balik batu. Anak-anak keluar Mereka memanjat daerah yang miring ini mendekati laki-laki yang sedang menggembala itu.
"Kami mencari teman kami," kata Jupe ketika mereka sudah dekat "Dua orang laki-laki dan seorang wanita. Mereka tinggal di suatu tempat sini dekat bukit Tapi aku tidak punya alamatnya.
Bob melihat ke sekelilingnya. Sejauh ia memandang, tidak terlihat tanda-tanda adanya rumah - tidak terlihat atap rumah, atau cerobong asap.
"Salah satu teman kami itu mengatakan bahwa mereka dapat mendengar suara domba di rumah mereka," lanjut Jupe. Penggembala domba itu memandang Jupe dengan heran. "Aku belum menemukan tempatnya. Apa ada kawan domba lain di bukit ini sekarang"'"
Gembala itu mengangkat bahu. "Aku belum lihat satu pun," katanya. Ia memiliki aksen Eropa. "Mungkin kalau kau terus berjalan ke barat, kau akan menemukannya. Sampai kemarin malam, domba-dombaku sudah bergerak sejauh satu atau dua mil dari arah sana."
Jupe mengucapkan terima kasih. Anak-anak kembali ke tempat Worthington
"Ke barat,'''kata Jupe. Ia sudah menggembala dari arah barat. Pada tempat-tempat di bawah jalan ini. Mungkin kita harus keluar dari jalan ini, Worthington."
Itu gampang, Jupe. jangan takut," sahut pengemudi itu.
Mereka memutar ke arah mereka datang tadi. Tidak lama kemudian mereka sampai di Persimpangan antara Cottonwood Creek Road dan Mulholland. Di sana Worthington memperlambat kecepatan.


Trio Detektif 41 Misteri Penyamun Horor di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Bukit-bukit tampak kosong sejauh mata memandang. Rocky Beach hanya beberapa menit dari sini. Namun keadaan di sini sangat jauh berbeda. Tempat ini seperti daerah yang belum pernah dijamah tangan manusia.
Kira-kira satu mil dari persimpangan, sebuah menara batu berdiri, menjulang di batik pepohonan. Ketika mereka mendekat, dinding batu terlihat di bawah menara itu.
Itu sebuah puri!" seru Pete.
Worthington menghenti kan jeep pada sebuah jalan kotor yang menuju puri itu.
"Lihat! Ada bentengnya!" kata Bob seraya menunjuk ke suatu tempat di luar puri. Benteng itu terdiri dari beberapa kabin yang dikelilingi pagar-pagar pertahanan tinggi.
"Dan ada kota tua," tambah Pete, yang memandangi bangunan-bangunan kayu yang berdebu di seberang puri itu.
Ini dia!" seru Jupe. "Ini tempatnya!" Matanya bersinar-sinar. Ia telah mengikuti ilhamnya, dan ternyata terbukti benar.
Tapi... tapi ini kan bukan tempat sungguhan," Pete tidak setuju. "Ini cuma tempat pengambilan film yang sudah tidak dipakai!"
"Tepat!" sahut Jupe. "Orang yang licin seperti Pelucci cocok tinggal di tempat seperti ini. Ia tidak akan mengakui bahwa ia sesungguhnya tidak punya rumah. Ia akan mengatakan pada orang lain bahwa ia menempati rumah sementara yang dulunya dimiliki Cecil B. DeMille.
"Semoga saja produser film palsu dan temannya itu masih ada di sini-dan mereka membawa Lucille ke sini!"
"Bab 20 SERBUAN TAK DIDUGA
" WORTHINGTON, kau jaga di sini," kata Jupiter. Kalau kami mendapat masalah yang tidak dapat kami tangani, cepat cari bantuan." "
"Beres, Jupe," sahut Worthington, "tapi hati-hati. Jangan bertindak sembrono."
Trio Detektif mengambil jalan memutar melalui daerah yang miring. Dengan begitu mereka tidak akan terlihat oleh siapa pun yang berada di dalam puri. Mereka menerabas semak-belukar untuk mencapai tempat itu. T empat itu penuh dengan setting untuk film-film tua. Antara satu lokasi dengan lokasi lain dihubungkan dengan jalan setapak yang kotor. Selain puri, benteng, dan kota tua, ada beberapa rumah dari zaman yang berbeda-beda dan sebuah gereja dengan menara yang tinggi. Sebagian besar bangunan itu hanya dekorasi saja. Dinding hanya terdapat di bagian depan dan kiri-kanan, sedang bagian belakang kosong terbuka.
Seperti kebanyakan lokasi pengambilan film, tempat ini selalu berubah dari waktu ke waktu. Bangunan-bangunan baru ditambahkan. Bangunan yang tidak lagi terpakai dirobohkan. "Beberapa rumah baru setengah jadi, atau baru setengah dibongkar. Lokasi untuk kota tua Old West masih dalam kondisi baik. Anak-anak melihat tanda untuk toko, saloon, kantor sherrif, dan penjara pada dua baris bangunan.
Tempat itu sangat sepi. Dari mana kita mulai mencari, Satu" bisik Bob.
Tidak mudah untuk mengambil keputusan. Jupe mempelajari bangunan-bangunan itu. Ia tahu bahwa tempat yang dipilih Morell dan Pelucci pastilah bangunan yang lengkap memiliki empat dinding, lantai dan atap. Bangunan untuk penjara tampak memenuhi syarat itu. Begitu pula dengan toko, benteng, puri, dan gereja.
Jupe memutuskan untuk menyelidiki puri lebih dahulu. Puri itu tampak sangat kokoh. Dindingnya terbuat dari batu sungguhan, dan jendela-jendelanya ditutup dengan terali. Kalaupun Morell dan Pelucci tidak tinggal di sana, mereka mungkin menyekap Lucille di balik terali itu.
Jupe menunjuk puri itu. Lalu ia mulai berjalan. Kedua temannya mengikuti. Ketika sudah dekat mereka melihat salah satu pintu mempunyai kunci pintu yang masih baru dan mengkilat.
Itu dia, Satu! bisik Bob.
Jupe bergerak tanpa menimbulkan suara.
Trio Detektif merapat ke dinding. Pete mengintip melalui jendela berterali. Lantainya terbuat dari kayu. Setumpuk benda seperti kain tergeletak di lantai. Tampaknya ada orang yang melemparnya ke sana.
Lucille! panggil Jupe perlahan. Lucille, kau ada di sana"
Tumpukan kain tadi bergerak. Lucille Anderson terduduk. Wajahnya sangat pucat. Sekeliling matanya hampir hitam.
Lucille, aku Jupiter Jones, kata Jupe. Temanku Pete dan Bob ada bersamaku. Di mana Morell dan Pel maksudku, McLain"
Gadis itu menyibakkan selimut dan kantong tidur. Ia berdiri dan berjalan ke jendela. Pakaian yang dikenakannya ialah blus yang dipakainya ketika pertama kali ia bertemu dengan Trio Detektif. Blus itu kotor dan sobek-sobek. Rambutnya kusut.
Kami akan mengeluarkanmu, janji Jupe dengan berbisik.
Lucille balas membisik, Hati-hati. Kupikir mereka itu gila.
Di mana mereka" tanya Jupe lagi.
Di atas sana. Dalam toko itu.
Jupe mengangguk. Ia dan Pete mulai mencoba melepa
s teralis yang menutup jendela itu. Bob bergegas kembali untuk memberi tahu worthington supaya menghubungi polisi.
Seperti kebanyakan benda dalam dunia artifisial, teralis yang mengungkung Lucille hanya dimaksudkan untuk film. Teralis itu terbuat dari kayu, bukan besi atau baja, meskipun warnanya adalah warna besi. Sekilas orang tidak akan menyangka bahwa terali itu terbuat dari kayu Ketika Bob kembali, Pete dan Jupe sedang membongkar terali itu. Di dalam puri, Lucille mulai menangis.
"Gila!" katanya berulang-ulang. "Mereka semua gila. Betul-betul sinting! Semua ini gara-gara mainan sial itu!"
"Beruang teddy"" kata Jupe. Itu yang mereka cari kan" Dan mereka menemukannya. Kenapa"
"Aku tidak tahu. Aku baru selesai mandi saat mereka datang ke rumah Fowler. Mereka ingin bicara denganku soal film Drakula. Ternyata mereka bohong. Aku sedang bicara dengan Henry di bawah. Craig pergi ke atas. Aku dapat mendengar langkahnya menaiki tangga. Kukejar dia. Henry mencoba menahanku, tapi aku terus saja mengejar Craig, yang sudah sampai di kamar Mrs. Fowler. Ia membuka laci-laci. Ia ingin tahu di mana kusimpan beruang teddy itu... Ia memaksaku untuk mengatakannya."
Ia menangis. Ia bilang aku harus mengatakan padanya... kalau tidak... Aku lari ke kamar mandi dan mencoba menguncinya dari dalam. Tapi ia menahannya sebelum aku berhasil mengunci ""dan ia... ia memukulku. Hidungku berdarah. Tapi ia tidak peduli. Ia memelintir tanganku kuat sekali. Aku katakan beruang itu ada pada tas jinjing yang kalian temukan... dan mungkin kalian yang menyimpannya dan...
'Tenanglah," kata Jupe. "Sebentar lagi kau bebas."
Mulanya cukup sulit untuk melepaskan paku-paku terali itu. Tetapi dengan bantuan pisau buatan Swiss milik Jupe, paku demi paku itu mulai terlepas.
"Kupikir tadinya setelah kuberi tahu tentang beruang teddy itu mereka akan pergi. Ternyata tidak."
"Mereka kuatir kau melapor pada polisi," kata Jupe. "Aku dapat menduga cerita selanjutnya. Mereka menyembunyikan kau di dalam mobil, lalu membawamu ke sini."
"Dalam bagasi mobil," katanya. "Henry punya senjata. Ia mengancam akan menembakku kalau aku ribut."
Akhirnya paku terakhir berhasil dicopot. Pete memegang terali itu dengan kedua belah tangannya. Satu kakinya ditekankan pada tembok. Dengan sekuat tenaga ia menarik terali itu.
Terali itu ambrol. Lucille memanjat keluar dibantu anak-anak. Blusnya yang panjang tersangkut pada sesuatu. Namun ia paksa supaya bisa lolos. Sobekan panjang bertambah lagi pada blusnya. Lucille sudah bebas. Mereka cepat-cepat lari menjauh dari puri, menuruni daerah yang miring, ke arah jalan. Lucille tidak peduli pada kakinya yang telanjang. Ia tidak mengacuhkan kerikil tajam yang menghunjam kakinya.
Saat itu pintu toko terbuka. Henry Morell muncul. Ia membawa sebuah piring kertas berisi makanan. Dilihatnya anak-anak dan Lucille sedang berlari. Ia terpaku sejenak. Kemudian ia berteriak, "Iggy! Iggy!"
Anak-anak berlari makin kencang. Pete memegang Lucille pada sikunya. Bob berlari mendampingi Lucille. Dan Jupe berlari di samping Bob.
Lucille tersandung batu. Hampir saja ia terjatuh. Ia menjerit kesakitan, namun terus berlari.
Ada sebuah rumah peristirahatan bergaya Inggris di hadapan Trio Detektif dan Lucille. Pintu depannya terbuka. Anak-anak masuk ke dalam sambil membawa Lucille. Mereka menutup pintu, menuju bagian belakang, lalu keluar lagi melalui pintu belakang. Kemudian mereka berlari terus sampai ke dalam sebuah gereja kecil.
Di sana mereka berlutut Bob mengintip dengan hati-hati melalui celah pada dinding kayu.
Morell dan Pelucci sudah sampai di jalan sekarang. Keduanya menggenggam senjata. Mereka tampak putus asa dan nekat. Mereka tahu bahwa mereka harus menangkap Lucille kembali. Kalau tidak, mereka dalam bahaya. Sedangkan untuk menangkap Lucille, mereka harus sekalian menangkap ketiga anak itu. Lalu" Apakah Morell dan Pelucci cukup nekat untuk melakukan apa saja terhadap keempat anak itu"
Bob melihat Morell dan Pelucci berjalan ke ujung jalan itu. Mereka memeriksa satu demi satu bangunan yang ada, mulai dari ujung.
"Awas!" kata Bob. "Me
reka berjalan ke arah kita. Mereka akan menemukan kita di sini!"
"Anak-anak melihat ke sekelilingnya. Mereka mencari jalan untuk meloloskan diri. Tetapi tidak ada jalan keluar. Kalau mereka keluar ke jalan, kedua orang itu akan melihat. Morell dan Pelucci tidak akan ragu-ragu untuk melepaskan tembakan. Anak-anak harus memikirkan jalan lain.
Pete melihat lonceng kecil di menara. Tidak ada tangga menuju ke atas, tetapi papan-papan dipakukan pada dinding pada jarak-jarak tertentu sehingga membentuk tangga. Lucille dan anak-anak dapat naik ke atas. Dan mungkin kedua orang yang memburu mereka tidak melihat.
Mereka mendengar kedua orang itu sekarang. Morell dan Pelucci saling memanggil satu sama lain ketika mereka memeriksa bangunan-bangunan yang kosong. Pintu-pintu ditendang hingga terbuka. Terdengar teriakan sewaktu Iggy Pelucci melihat ular.
Lucille gemetar. Namun ia tetap tenang. Bob menarik tangan Lucille untuk memanjat tangga. Tanpa ragu-ragu ia memanjat tangga darurat itu sampai pada tempat berdiri setengah jalan menuju lonceng gereja. Anak-anak m nyusul.
Tidak cukup ruang di tempat itu bagi mereka berempat. Tapi mereka saling berdesakan dan merapat ke dinding, hingga tidak terlihat dari bawah maupun dari jendela di menara itu.
Kini Morell dan Pelucci sampai di benteng di seberang menara. Mereka memeriksa rumah taman kolonial di samping.... Dan sekarang anak-anak dapat mendengar pintu gereja dibuka. "Langkah-langkah kedua orang itu membuat lantai kayu berderak-derak.
Tiba-tiba lengkingan terdengar dari atas. Ada sesuatu di dalam lonceng menara-sesuatu yang tersembunyi tepat di bawah atap. Anak-anak mendengar suara kepakan sayap. Kelelawar!
Lucille mendongak. Matanya melebar. Ia hampir menjerit Jupe cepat-cepat menutup mulutnya supaya Lucille tidak berteriak.
Lucille tidak jadi menjerit. Namun ia mengeluarkan suara tertahan.
Itu sudah cukup. Henry Morell terusik perhatiannya. Ia melintasi gereja dengan langkah cepat dan terburu-buru. Ia berdiri di bawah tangga darurat dan mendongak. Ketika ia bicara, suaranya tenang dan terkontrol.
Turun ke sini," kata Henry Morell, "atau aku kejar kalian ke atas."
Jupiter ingin tertawa. Morell sendiri sama sekali tidak membuatnya takut. Tapi sekarang ia punya senjata. Jupe diam saja.
"Turun kalian, kataku'" Morell berteriak sekarang. "Aku tahu kalian ada di atas sana!"
Anak-anak hampir bergerak. Tapi mereka mendengar suara lain. Mulanya suara itu samar-samar. Namun dengan cepat suara itu makin keras. Dan semakin keras. Itu suara mesin menderu-deru disertai klakson yang ditekan berulang-ulang. Kemudian teriakan-teriakan bergema di jalan.
Di bawah, Morell melangkah mundur. Ia menjadi gugup.
"Pete berjinjit untuk melongok keluar melalui jendela menara.
"Sukar dipercaya," ujarnya.
"Apa"" bisik Bob. "Ada apa di luar""
Sebelum Pete menjawab, mereka mendengar Morell di bawah. Ia berlari ke luar gereja. Di jalan Pelucci memanggilnya untuk cepat-cepat keluar.
Pete melihat Pelucci berlari kencang melintasi jalan yang berdebu menuju benteng. Pelucci membuka gerbang besar. Kemudian dengan tergopoh-gopoh masuk ke dalam sebuah sedan abu-abu yang diparkir di balik gerbang tadi.
Trio Detektif dan Lucille buru-buru turun dari menara. Mereka berlari ke luar. Sedan abu-abu sudah meluncur di jalan berdebu. Sedan itu melaju menuju jalan keluar. Namun sedan itu harus berhenti mendadak ketika sebuah karavan muncul dari arah jalan keluar. Beberapa mobil lain menyusul dari belakang.
Karavan itu dulunya mobil biasa, mungkin mobil Ford Sekarang karavan ini dicat dengan warna ungu serta motif-motif hijau bertebaran di sepanjang sisinya. Dua knalpotnya dipasang ke atas. Keempat bannya yang besar melontarkan batu-batu ketika kecepatannya dipacu. Di belakang karavan nyentrik itu datang sebuah mobil yang sudah berkarat dan tidak mempunyai kap.
Mobil itu sarat dengan anak-anak muda. Empat pemuda, semuanya berotot kekar, berteriak-teriak ketika melihat sedan abu-abu itu.
Di sampingnya sebuah VW Beetle yang dicat
oranye tampak dikendarai seorang gadis. Dengan lincahnya gadis itu mengendalikan mob
il di jalan yang rusak itu. Toyota di belakang VW juga sarat dengan anak-anak muda yang berteriak-teriak mengancam. Di belakang sekali tampak Worthington dengan jeepnya. Ia ditemani penjaga restor an Pizza Shack, yang membawa sebuah pentungan.
Di belakang kemudinya, Pelucci menyadari bahwa tidak ada lagi jalan keluar. Setiap saat pasukan anak muda yang marah itu dapat sampai di jalan berdebu dalam lokasi pengambilan film itu. Tapi Pelucci sudah nekat. Ia menekan pedal gas dalam-dalam. Sedan itu meluncur dengan cepat, membuat debu-debu beterbangan. Pelucci membalik arah, menjauhi jalan keluar. Dengan nekat ia menjalankan mobil ke sebuah daerah terbuka yang curam di belakang lokasi pengambilan film. Sedan itu menghindari sebuah tiang bendera - hampir saja menubruk gerbang benteng yang terbuka, lalu melewati Trio Detektif di pintu gereja. Sedan abu-abu itu terus meluncur keluar dari jalan, menerjang apa saja yang mungkin diterjang. Sedan itu terguncang-guncang ketika melewati daerah yang berbatu-batu.
Untuk sesaat Pelucci masih dapat mengendalikan mobilnya. Namun kini di hadapannya. ada sebuah batu besar. Pelucci membanting setir. Ia berhasil menghindar. Namun salah satu roda depannya naik ke batu itu. Kecepatan yang tinggi membuat mobilnya terbang. Mesinnya menderu-deru ketika ia melayang di udara untuk sesaat, sebelum akhirnya jatuh dan merosot pada salah satu sisinya. Sebatang pohon dihantamnya. Rangka sedan rusak seluruhnya.
Pelucci dan Morell keluar. Kedua orang itu berlari melintasi daerah terbuka. Tetapi anak-anak muda yang marah sudah keluar dari mobil mereka. Beramai-ramai mereka mengejar Morell dan Pelucci.
Morell berbalik. Ia mengacungkan senjatanya. Salah seorang pemuda yang berotot kekar menerjang kakinya. Morell terjatuh. Senjatanya terlempar.
Pelucci berhenti saja. Ia tahu bahwa tidak ada gunanya melawan. Dan tidak ada jalan untuk melarikan diri.
"Bab 21 JAMUAN UNTUK WORTHINGTON
"HECTOR SEBASTIAN kembali dari Idaho seminggu setelah penyelamatan Lucille Anderson. Jupiter segera meneleponnya.
"Kami baru menyelesaikan sebuah kasus, katanya. "Apa Anda ingin mendengarnya""
"Pakai tanya segala," sahut Mr. Sebastian. "Sudah tentu aku ingin dengar langsung dari kalian, meskipun aku sudah tahu ceritanya. Tentang gadis belasan tahun dari Fresno, kan"
"Bagaimana Anda tahu""
"Lho" Bagaimana aku tidak tahu"" balas Sebastian. "Kisah tentang sepak terjang kalian memenuhi halaman koran-koran. Besok kalian bisa" Datanglah pada saat minum teh sore. Don sedang hobi menghidangkan teh akhir-akhir ini.
Jupiter bimbang. Ia suka pengalaman baru. Tapi pengalaman mencicipi makanan hasil masakan Don tidak selalu menarik baginya.
"Kau akan suka teh ini," bujuk Mr. Sebastian "Percayalah!"
"Baik," sahut Jupe. "Boleh aku membawa beberapa teman""
"Apa salah seorang dari mereka adalah remaja yang punya ambisi untuk jadi bintang film itu"" tanya Mr. Sebastian. .
Ia janji untuk tidak meminta peran dalam film Anda," kata Jupe. Ia cuma ingin bertemu dengan Anda. Worthington juga salah seorang pengagum Anda. Ia punya semua buku karya Anda."
"Oh, bagus! Aku selalu ingin bertemu Worthington. Bawa dia sekalian. Atau lebih tepat, izinkan dia mengantarmu ke sini," ujar Mr. Sebastian sambil tertawa.
Jupe nyengir mendengar ejekan Mr. Sebastian.
Setelah itu ia menelepon rumah Mrs. Fowler dan juga Worthington.
Sopir itu datang tepat pukul tiga tiga puluh esok sorenya. Ia mengendarai Rolls-Royce hitam mengkilat. Tapi kini ia bukannya mengenakan seragamnya, melainkan celana jeans dan blazer biru. "Hari ini aku seorang tamu, bukan sopir," katanya. "Aku rasa aku harus berpakaian sesuai dengan situasi."
"Keren juga kau, Worthington," kata Pete. "Aku tidak bisa menduga pakaian apa yang akan dikenakan Lucille kali ini."
"Aku berani bertaruh ia akan memakai sesuatu yang gemerlapan," ramal Bob. "Ia akan membuat Mr. Sebasticln terkejut setengah mati!"
Ternyata Bob keliru. Ketika Lucille keluar dari rumah Mrs. Fowler, ia berpakaian sederhana. Celana panjang dan baju katun.
"Lucille!" seru Pete. Tidak biasanya kau berdandan seperti ini!"
""Kenapa"" balas Lucille. "Apa aku tidak boleh berpakaian seperti ini""
"Bukan begitu," sahut Pete sambil tertawa berderai-derai. "Aku sudah terbiasa melihatmu berpakaian meriah. Sekarang rasanya aneh melihatmu seperti ini."
Mereka berjalan ke utara di Coast Highway. Ketika membelok ke jalan tempat Mr. Sebastian tinggal, Lucille mengubah posisi duduknya menjadi tegak. Ia mengamati rumah Mr. Sebastian.
"He ia membiarkan lampu-lampu neon itu tetap seperti dulu, ketika tempat itu masih jadi restoran. Kupikir tadinya kalian bercanda."
"Tidak," sahut Bob. "Ia memanfaatkan lampu-lampu itu. Pada malam hari neon itu dinyalakan untuk para tamu yang tidak tahu jalan."
Ketika mobil itu berhenti di depan rumah, Mr Sebastian muncul di teras depan. Hoang Van Don, pembantu rumah tangganya, mengikuti dari belakang. Don terbelalak melihat Rolls-Royce itu. Ia lalu melambai pada Worthington yang baru turun dari mobil mewah itu.
"Don sangat bersemangat ketika mendengar kalian akan datang, terutama karena kalian membawa dua orang tamu," kata Mr. Sebastian
"Jangan heran kalau ia berusaha menghidangkan yang terbaik bagi kalian semua. Sepanjang hari ini dari dapur tercium bau harum."
"Bukan main!" seru Worthington.
Penulis itu tersenyum. Ia mempersilakan tamu nya masuk.
"Seperti biasa, terdapat perubahan di rumah Mr. Sebastian. Kali ini ruang tamunya yang berubah. Meja bundar besar dan kur"1 untuk direktur yang terbuat dari kanvas yang biasanya terletak dekat perapian kini telah dig anti dengan kursi khrom dan meja besar yang terbuat dari khrom dan kaca.
Penulis kisah misteri itu juga menghamparkan sehelai permadani warna putih susu yang kelihatan tebal dan mahal.
Pete bersiul kagum. "Kau suka"" tanya Mr. Sebastian. "Seorang teman meyakinkanku untuk membeli furniture di sini. Ia membelinya ketika aku sedang di luar kota. Ini lebih praktis dari meja bundar kayu itu. Tapi meja ini lebih dingin, padahal aku suka meletakkan kakiku di meja."
Ia mempersilakan tamunya untuk duduk. "Sekarang, ceritakan apa. saja yang telah kalian alami," katanya.
Bob berdehem sebelum mulai menyimpulkan petualangan Trio Detektif yang terbaru. Sekali-sekali ia melihat catatan yang dibawanya. Ketika ia sampai pada bagian akhir kisah itu - tentang Worthington dan anak-anak muda - Mr. Sebastian terbahak-bahak.
"Kenapa kau sampai membawa anak-anak muda itu, Worthington"" tanya Mr. Sebastian. "Kenapa bukan polisi yang kaupanggil""
Worthington tertawa kecil. "Aku harus menyusuri Coast Highway sebelum menemukan telepon umum," katanya. "Telepon yang pertama kujumpai itu ternyata rusak Aku meneruskan perjalanan sampai aku menemukan telepon berikutnya-yang kebetulan terletak di Pizza Shack. Beberapa teman Lucille mendengar pembicaraanku dengan polisi. Mereka menawarkan bantuan. Akhirnya kami berhasil sampai di sana lebih dulu dari polisi. Jadinya operasi penyelamatan itu berjalan lebih seru!"
Semua tertawa. "Sekarang, bagaimana nasib boneka beruang itu"" tanya si penulis kisah misteri. "Yang membuat Lucille sampai diculik. Apa yang membuat boneka itu begitu penting""
"Sabar, nanti juga akan sampai," kata Lucille.
"Jupe menemukan beruang itu ketika polisi menahan Morell dan Pelucci," kata Bob. "Jupe ingat di mana ia pernah melihat puri itu sebelumnya."
"Puri itu digunakan dalam sebuah film horor berjudul Tawanan di Bukit Berhantu," Jupe menjelaskan. "Dan aku ingat salah satu adegan ketika tuan pemilik puri itu membuka panel rahasia pada dinding dan menemukan mahkota keramat. Aku yakin Morell dan Pelucci tahu juga adegan itu."
"Jadi Jupe masuk ke dalam puri, ke dalam sebuah ruang kecil. Jupe meletakkan tangannya pada sebuah panel kayu, dan-sim salabim-panel itu terbuka!" kata Pete. "Dan di situlah beruang milik Lucille disembunyikan!"
"Kerjamu bagus, Jupe," kata Mr. Sebastian.
" Tapi apa yang ada di dalam beruang itu" Obat terlarang" Berlian" Teka-teki ini membuatku geregetan."
"Memang aku sengaja tidak memberi tahu Anda lebih awal," kata Jupe sambil tersenyum, "tapi tidak ada apa-apa di dalamnya kecuali uang."
"Uang"" kata Mr. Sebastian dengan heran. I
a tampak tidak percaya. "Apa itu uang palsu""
"Oh, tidak," jawab Jupe. Itu uang asli-dalam jumlah besar. Morell dan Pelucci mencurinya dari Sears." "
"Maksudmu mereka tidak bekerja sama""
Tidak, sama sekali tidak," kata Jupe. "Ceritanya begini, Morell dan Pelucci adalah dua orang pemimpi yang tergila-gila pada film. Tapi mereka tidak punya kesempatan untuk membuka usaha. Morell dulunya bekerja sebagai pengantar surat di Globe Studios, tapi ia dipecat. Pelucci kadang-kadang bekerja sebagai figuran, namun itu tidak cukup baginya. Dua orang itu memutuskan untuk menjadi produser film yang independen. Mereka berpendapat bahwa yang mereka perlukan hanyaah uang dan ide. Morell punya ide. Membuat film Drakula."
"Kok itu"" kata Mr. Sebastian. "Kan sudah banyak film tentang itu."
Pete nyengir. "Mungkin itu sebabnya tidak ada orang yang mau meminjamkan modal pada mereka."
"Kebetulan saja," lanjut Jupe, "Pelucci mendapatkan pekerjaan sebagai petugas pengangkutan "dalam perusahaan mainan import milik Mr. Sear. Ia mulai curiga pada kamar yang selalu terkunci rapat dalam gudang itu - kami juga sempat curiga terhadap kamar itu. Suatu hari ia mencuri kunci Sears dan masuk ke kamar itu. Di sana ia menemukan berkarung-karung uang. Ia mencuri satu karung, tapi tidak dapat membawanya luar. Jadi ia menyelundupkan uang itu ke dalam boneka-boneka beruang yang akan dikirim toko penjual pakaian bulu. Kotak-kotak berlabel boneka beruang itu berhasil keluar gudang tanpa dicurigai. Sejak saat itu Pelucci tidak pernah muncul lagi."
"Morell mendapat pekerjaan di toko penjual pakaian bulu, sehingga ia akan dapat mengambil uang itu dari dalam beruang teddy. Tapi ia begitu cerobohnya sehingga ia dipecat sebelum boneka-boneka itu sampai. Jadi Morell dan Pelucci merampok toko itu. Mereka mengambil seluruh boneka beruang serta beberapa jaket bulu. Tapi satu beruang hilang-dan ternyata sudah dikirim ke Mrs. Fowler. Jadi mereka harus merampok toko itu sekali lagi untuk mendapat keterangan siapa pembeli satu boneka beruang itu."
"Kenapa tidak dibiarkan saja"" tanya Mr. Sebastian. "Kan cuma satu boneka""
Tidak mungkin -ada sepuluh ribu dolar dalamnya!" kata Pete. "Dan mereka butuh banyak uang untuk membiayai film mereka."
"Sekarang kita sampai pada bagian di mana kami terlibat," kata Jupe. "Morell masuk ke dalam rumah Fowler, mencari beruang itu, namun saat itu Lucille masuk. Ia dan Pelucci merencanakan untuk membina persahabatan dengan Lucille ketika melihatnya di Rocky Beach-tidak sukar untuk mengenali Lucille dalam pakaian gaya Victoria-nya itu. Mereka berhasil meyakinkan Lucille bahwa mereka adalah produser film. Mereka buat pesta khusus buat Lucille supaya mereka bisa masuk ke dalam rumah Fowler. Beruang itu tidak ada di sana, tentu, tapi ada di markas. Hari berikutnya Morell dan Pelucci memaksa Lucille untuk mengatakan di mana beruang teddy itu disembunyikan. Kemudian Morell menggeledah rumahku dan kemudian markas kami."
"Dengan memakai kostum monster yang mengerikan itu," tambah Pete.
Tapi mereka kan sudah sering memakai kostum itu"" tanya Mr. Sebastian. "Bukannya mereka juga yang merampok di rumah gadai serta beberapa tempat lainnya" Penyamun itu juga memakai kostum makhluk yang mengerikan."
"Bukan," ujar Bob. "Itu penyamun lain! Buktinya masih ada perampok berkostum itu setelah Morell dan Pelucci ditangkap. Justru Morell mendapat ide untuk memakai kostum itu dari penyamun yang asli."
Mr. Sebastian tertawa. "Dan sekarang cerita selanjutnya. Apa yang dilakukan Sears dengan uang sebanyak itu" Dan buat apa ia mengikuti kalian ke mana-mana""
""Karena ia mendengar kami bicara mengenai Iggy dan beruang teddy di Pizza Shack," kata Bob. Ia pikir mungkin kita dapat memberi jalan baginya untuk menemukan Iggy Pelucci, yang telah mencuri uangnya dan menghilang."
"Mengapa Sears tidak minta bantuan polisi saja"" tanya penulis kisah misteri itu.
"Ia tidak berani mengambil risiko itu," kata Jupe, "karena itu berarti membuka rahasianya sendiri. Sudah jelas ia terlibat dalam kegiatan mencuci uang."
Penulis itu tersenyum. "Ah, aku mengerti sekarang.
Sudah kuduga sebelumnya."
"Aku tidak mengerti bagian ini," kata Lucille". "Apa itu mencuci uang""
Itu kalau kau mendapat uang 'haram'-sebagai untung dari kegiatan terlarang seperti menjual obat bius, judi-lalu mencarikan jalan supaya bisa membuat uang itu 'bersih' lagi," Mr. Sebastian menjelaskan.
"Kenapa ia tidak menyimpannya di bank" tanya Lucille lagi.
Tidak semudah itu melakukannya," kata Mr. Sebastian. "Begini penjelasannya. Semua bank diharuskan melaporkan segala macam transa"ksi yang melebihi sepuluh ribu dollar kepada U.S Treasury Department, yang kemudian mengecek sumber uang itu. Mereka selalu mencoba untuk menangkap penjual-penjual obat terlarang. Tapi mereka tidak peduli pada uang yang berasal dari usaha biasa yang menghasilkan banyak uang, seperti restoran atau supermarket.
"Dan itulah yang dimiliki Sears-segudang usaha yang menghasilkan banyak uang," kata Bob. "Pizza Shack, tempat bowling, dan beberapa usaha lainnya. Polisi berpendapat Sears sendiri bukan penjual obat terlarang - ia cuma menampung uangnya. Ia menyalurkan uang itu kepada dealer-dealer untuk mengeruk keuntungan lebih banyak lagi. Yang dilakukannya ialah mencampurkan uang dari usaha resminya dengan uang hasil penampungan dari penjualan obat terlarang."
"Polisi juga mencurigai Sears telah membawa kabur sebagian besar uang milik dealer itu ke luar negeri," kata Jupe. "Sears diduga menyimpan uang itu dalam bank-bank rahasia di Swiss."
"Dan apa yang diakui Sears dalam hal ini"" tanya Mr. Sebastian.
Tidak ada. Ia menghilang!" kata Pete. "Mungkin lari ke luar negeri."
"Sementara itu Morell dan Pelucci ditahan atas tuduhan pencurian dan penculikan," lanjut Jupe. "Mereka mengatakan segala yang mereka tahu tentang Sears, sambil berharap supaya hukuman mereka diringankan. Tapi mereka tidak tahu banyak Mereka tidak dapat menyebutkan dealer-dealer Sears yang merupakan penjahat kaliber kakap itu. Jadi Pelucci dan Morell masih menanti hukuman yang akan dijatuhkan. Lucille akan menjadi saksi. Di samping itu beberapa barang bukti, seperti dokumen milik si penjual pakaian bulu, ditemukan dalam mobil Pelucci. Ini akan sangat memberatkan hukuman bagi kedua orang itu."
"Mereka mengakhiri impian mereka untuk menghasilkan film horor dengan kisah yang tidak kalah mengerikannya-hukuman penjara," kata Mr. Sebastian.
Pintu terbuka di seberang ruangan. Penulis kisah misteri itu bangkit "Ah, ini dia Don. Sekarang giliran kalian dijamu."
Pembantu berkebangsaan Vietnam itu datang melintasi ruangan sambil membawa nampan besar. Ia meletakkannya pada meja di hadapan Mr. Sebastian sambil berkata, Teh Inggris asli, seperti yang biasa diminum oleh tuan-tuan dan nyonya-nyonya besar di sore hari. Silakan!"
Yang dihidangkan memang teh Inggris asli. Tata caranya pun mengikuti tata cara orang Inggris dalam menghidangkan teh. Dengan teko yang dijaga agar tetap hangat; sebuah teko ekstra berisi air panas untuk mencairkan teh; krim, gula, dan jeruk lemon; piring kecil untuk roti dan kue kismis.
"Aku membuat kue kismis itu sendiri," kata Don.
"Hebat!" ujar Worthington. "Belum pernah aku merasakan yang seperti ini semenjak aku datang ke Amerika. Jamuan yang hebat, Don."
Don tersenyum. Ia masih terus tersenyum ketika kembali ke dapur.
"Mr. Sebastian meminta Lucille untuk menuang teh. Dengan senang hati ia mengambil peran sebagai nyonya Inggris. Tanpa canggung ia menuangkan teh untuk Mr. Sebastian dan Trio Detektif. Ketiga anak ini tidak terlalu mempedulikan teh, tetapi mereka menyantap habis roti dan kue yang dihidangkan. Worthington menghabiskan apa yang- terhidang di depannya.
Kemudian Lucille membuat suatu pengumuman yang mengejutkan. "Aku akan kembali ke sekolah!" katanya. "Aku sempat pulang ke Fresno dengan Mom dan Daddy selama beberapa hari. Kami berbicara panjang lebar. Dan aku mengambil keputusan sendiri. Aku akan tetap tinggal bersama Mrs. Fowler untuk membantunya, seperti yang kulakukan sekarang. Tapi aku melepas pekerjaan di salon kecantikan itu untuk menyelesaikan sekolah di Rocky Beach.
"Kemudian aku akan mencoba salah satu sekolah drama yang betul-b
etul bagus. Dan kalian dengar janjiku ini, aku tidak akan pernah mau pinjam boneka beruang dari siapa pun juga!"
Tampaknya itu rencana yang bagus," kata Mr. Sebastian. "Dan lebih aman dari pengalaman yang baru saja selesai," tambahnya sambil mengedipkan sebelah matanya.
Anak-anak tertawa. Akhirnya seluruh kue tandas. Worthington melihat jam tangannya. Kunjungan itu berakhir sudah. Worthington dan Lucille berjalan ke luar ke arah mobil, sementara Trio Detektif berbicara singkat dengan Mr. Sebastian.
"Aku senang melihat Lucille berkelakuan seperti orang biasa, tidak lagi meniru-niru bintang film," Pete mengakui.
Mr. Sebastian terkekeh. "Nikmati saja selama kau bisa. Sekali aktris, tetap aktris. Minggu depan ia mungkin jadi Lady Macbeth atau Ratu Frankenstein."
"Tidak, tidak," protes Pete. "Sudah kapok aku melihat monster-monster mengerikan itu!"
"Selesai tamat Singa Jantan Dari Cina 1 A Romantic Story About Serena Karya Santhy Agatha Pendekar Kelana 11

Cari Blog Ini