Ceritasilat Novel Online

Aku Kamu Dan Rahasia Kita 2

Aku..kamu..dan Rahasia Kita Karya Riri Bagian 2


"Gimana kerjaan" Ini bulan terakhir lu lho.."
Oia...udah masuk Oktober, yang artinya bulan terakhir di Banjarmasin. Apa kamu juga tau kalo ini hari-hari terakhirku disini" Refleks aku melihat HP dan masih belum ada kabar dari kamu. ini hari minggu, Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
kamu udah balik belum ya ke Banjarmasin"
"Kerjaan beres. Gue tinggal report2 dan simulasi solusi yang udah gue siapin buat anak2. So far so good, sih." jawabku.
"Cukup waktunya" Atau perlu perpanjang waktu"" tanya Mas Adi "Cukup kok, masih sesuai schedule. Akhir oktober semuanya udah beres..."
"Oooh, jadi gak perlu diundur ya baliknya" Yakin udah mau cabut dari Banjarmasin"" tanya Mas Adi.
Nada suara Mas Adi seperti menyelidik. Aku merasa maksud pertanyaannya sudah bukan ke arah pekerjaan lagi. Ini pertanyaan jebakan. Dia pasti pengen tau tentang aku dan kamu.
"Yakin laaah..siapa sih yang gak pengen balik" Gue udah kangen Jakarta." sahutku.
Mas Adi cuma tertawa, "Oke2.. eh Neng, abis ini mau jalan kemana"" "Kemana ya enaknya""
"Martapura""
Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
"Big NO! batu mulu, lu!", dan gue berpikir pengen pergi kemana lagi. "Mas, anter gue belanja kain sasirangan yuk.. gue belum sempet beli nih." aku memberi usul
"Boleh, tapi gue gak tau loh tempat sasirangan yang bagus disini dimana."
"Gue tau kok..."
"dih, kayaknya gue deh yang lebih lama tinggal disini. Napa jadi lu yang banyak tau tempat2 sih" Sama dia yak""
"Bawel lu Mas.."
Selesai makan, aku dan Mas Adi melanjutkan perjalanan ke daerah Kampung Sasirangan.
Sasirangan itu nama kain tradisional khas Kalimantan. Aku terbiasa selalu belanja oleh2 khas daerah yang aku kunjungi. Bisa berupa kain ataupun pajangan. Buat koleksi aja, sekalian kenang2an kalo aku pernah datang ke daerah tersebut. Tentang tempat ini, darimana lagi aku tau infonya kalau bukan dari kamu" Cuma memang belum sempat aja kita pergi bareng kesana.
Aku belanja banyak kain dengan motif yang khas. Ada yang nantinya di pakai untuk sendiri, ada juga untuk oleh2 keluarga atau teman2. Mas Adi yang awalnya nemenin, jadi tergoda ikutan beli kemeja dan kain untuk keluaganya juga. Keluar dari area kampung Sasirangan, hari udah sore. Mas Adi bertanya tujuan selanjutnya,
Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
Quote: "Next kemana kita"" tanya Mas Adi Tepat notif WA masuk ke HP-ku. dari kamu...
Ri, lagi dimana" Saya baru banget landing nih.. nanti langsung ke kost kamu ya" See u
Aku tersenyum kecil. Akhirnya kamu kasih kabar juga dan mau langsung ke kost-ku pula.
Langsung ku balas, oke.. "Pulang aja deh Mas...ya""
"Okeei, capek juga sih gue abis CFD langsung anter muter2 belanja tadi. Mau beli makan dulu, gak"" tawar Mas Adi.
"Hehehe, makasih lho udah nemenin hari ini. Gak deh, langsung balik aja.."
Aku gak sabar pengen cepet2 sampai kost. Gak sabar ketemu kamu. Saya kangen kamu, Pak....
Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
PART XXV Sesampainya kost, Mas Adi langsung pamit pulang.
Kira-kira setengah jam setelahnya, pintu kost-ku diketuk2 dan begitu ku buka, kamu sudah ada di depanku. Aku tersenyum, mempersilakanmu masuk. Sekangen-kangennya aku sama kamu, aku gak bisa mengekspresikannya secara berlebihan. Selama ini aku berusaha bersikap wajar di depan kamu, layaknya seorang teman. Kamu langsung duduk menyender di tempat tidurku. Terlihat lelah. Aku duduk di kursi disebrangmu, menuangkan air putih ke gelas dan memberikannya ke kamu.
Quote: "Minum dulu, Pak"" tawarku menyodorkan gelas. Kamu menerimanya dan langsung minum, "Thanks, Ri.." "Capek banget kayaknya...udah makan"" tanyaku "Belum. Kamu udah makan""
"Belum juga. Mau makan apa, Pak"" "Apa yaa....." kata2mu menggantung
Aku jadi ikut2an berpikir. Kalau mau keluar cari makan, kamu keliatan capek banget. Huh, sayangnya di Banjarmasin ada GoJek, kalau ada kan jadi bisa order via GoJek. Kalo delivery service junkfood...kamu gak suka makanan western2 gitu.
Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
"Saya ada stok mie. Mau makan mie gak, Pak"" tawarku. Kamu tersenyum kecil, "Dasar anak kost. stok-nya mie terus..hehe" Aku jadi ikut tersenyum, "Yaaah, namanya juga anak kost. Lagian saya gak bisa masak apa2 lagi. Bikin mie yaa""
"Yaudah.. mau dibantuin""
"Gak, ga usah. bapak istirahat aja."
Aku mengambil stok mie di lemari mejaku. Mie rebus untuk kamu dan mie goreng untukku. Kamu pernah cerita kalo kamu lebih suka mie rebus daripada mie goreng. Ada stok telor juga yang ku simpan di kulkas Ibu Kost. Begitu aku mau pergi ke dapur, kamu memanggilku. Kulihat kamu mengeluarkan dua kantong plastik dari koper kecilmu. Almond Crispy Cheese!! Itu salah satu cemilan favoritku khas Surabaya. Pertama nyoba ketika aku ada tugas di Surabaya. Sejak itu, setiap siapapun ke Surabaya, aku selalu menitip dibelikan oleh2 itu. Makanya saat aku tau kalo kamu ada jadwal ke Surabaya dan menawariku mau oleh2 apa, aku langsung jawab Almond Crispy Cheese rasa coklat dan greentea. Tapi aku gak menyangka akan benar2 dibelikan sama kamu karena setelah dari Surabaya kan kamu gak ke Banjarmasin lagi, tapi pulang dulu ke Jakarta. Jadi sekarang melihat kamu memberikan oleh2 itu untukku, aku benar2 senang dan berterima kasih.
Quote: "Makasih lho Pak..beneran di anggap nih ternyata ya, request saya. Hehe.."
Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
"Saya selalu nganggap apa yang kamu bilang kok Ri..." Aku menatap kamu sebentar, tersenyum.
"Plastik yang satu buat siapa, pak"" tanyaku. "Buat Ibu Kost kamu.."
"Eh, Ibu juga dapet" Makasih ya Pak..."
"Iya laah, dia udah baik sama kamu. Baik sama saya juga.. Gapapa lah saya kasih oleh2."
"Iya sih...baik banget dia. Saya ngerasa ke orang tua sendiri." "Jadi gak bikin mie-nya" Laper nih Ri..."
"Oh iya iya..bentar ya Pak."
Aku segera ke dapur. Sambil memasak mie, kuberikan oleh2 dari kamu untuk Ibu Kost. Berulang kali beliau bilang terima kasih. Basa-basi sebentar, Ibu kost-ku menanyakan kamu. aku bilang kamu lagi di kamar, baru banget datang. Ibu kost menemaniku membuat mie, kutawari beliau untuk makan sama2 tapi seperti biasa, dengan halus beliau menolaknya. Saat mie sudah siap, Ibu kost mengikuti ku yang membawa mie ke kamar. Tapi ternyata kamu sudah duduk di teras belakang. Kuletakkan 2 mangkuk mie di atas meja bambunya. Ibu kost mengucapkan terima kasih lagi ke kamu.
Quote: "Oalaaaah, terima kasih lho ini oleh2nya Mas Didi. Jadi ngrepoti.."
Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
kata Ibu Kost-ku "Enggak lah bu, saya yang banyak terima kasih. Ini bawaan sedikit aja kok. "sahutmu sopan.
"Yo wis, makan yaa.. cuma mie tho" Lha Ibu ada lauk sama nasi kok masak mie..Ambilkan ya""
"Gapapa Bu, mie aja cukup kok" jawabmu cepat2. Aku juga ikutan berusaha menolak.
"Ya sudah.. Mba Riri kalo mau sama nasi ambil saja yaa di dalam. Mari saya masuk dulu yaa" kata Ibu kost
"Ibu sudah makan" Ayo makan sama2, Bu"" tawarmu.. "Wisss..makan saja. Saya sudah makan tadi sama anak2"
Akhirnya tinggal kita berdua di teras belakang. Makan mie sambil mengobrol. Selesai makan, aku mengambil jeruk di kulkas. Sebetulnya itu jeruk dari kamu juga. Kamu selalu bawa buah2an kalo main ke kostku, membiasakan aku untuk banyak makan buah2an. Karena favoritmu adalah jeruk, jadi kamu lebih sering bawa jeruk. Kita ngobrol macam2. Aku bertanya tentang kunjunganmu ke Surabaya, meeting-mu di Jakarta dan basa-basi bertanya tentang istri dan anakmu. Seperti biasa, kamu bercerita dengan antusias. Apalagi saat menceritakan tingkah anakmu yang menurutmu makin menggemaskan. Aku jadi ikut tertawa saat kamu menunjukkan video anakmu yang lucu itu di HPmu. Dan seperti biasanya juga, kamu tidak terlalu banyak bercerita tentang Aku..Kamu..dan Rahasia Kita istrimu. Hampir tidak membicarakannya malah.
Kamu gantian bertanya tentang kegiatanku seminggu ini, bertanya progress pekerjaanku juga. Bertanya weekend tadi kemana. Aku bercerita apa adanya. Progress pekerjaanku, dan kegiatan hari Sabtu yang full nonton dvd Korea. Aku bercerita kalo Minggu tadi aku pergi sama Mas Adi, jalan2 ke Kampung Sasirangan untuk belanja banyak kain disana, untuk oleh2 sebelum pulang.
Quote: "Jadi ini bulan terakhir kamu disini"" tanyamu.
"Iya, Pak...Hufh, akhirnya selesai juga pekerjaan disini yaaa" kataku, berusaha terdengar riang. Padahal batinku ada perasaan sedih juga mau pergi dari Banjarmasin. Sedih gak ketemu kamu lagi. "Terus gak kesini2 lagi"" kamu bertanya lagi.
"Hmm..kemungkinan besar engga. Kan saya staff Jakarta, bukan staff Banjarmasin."
"Yaaah...kalo Riri pulang, saya jadi sendiri lagi dong." katamu. Terdengar sedih.
"Ya cari temen lagi dong Pak, biar gak sendiri..hehe " aku berusaha santai
"Gak segampang itu, Ri... saya nyaman sama kamu." katamu sambil Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
menatapku serius. Kita saling bertatapan beberapa saat. Tapi seperti biasa, selalu aku duluan yang mengalihkan pandangan.
"Saya mau cuci piring beresin ini dulu Pak.." kataku, buru2 ke dapur.
Kamu berjalan ke kamar ku.
Selesai cuci piring dan beres2 teras belakang, aku kembali ke kamar. Aku pikir kamu sedang tiduran sambil melihat TV atau bermain game di HPmu. Tapi ternyata kamu tidur di tempat tidurku. Mungkin kamu kelelahan sampe tertidur seperti itu. Aku mengecilkan volume TV dan menyelimutimu. Melihat kamu tertidur seperti ini, ada kesenangan tersendiri untukku. Kulirik jam, masih jam 8 malam.. aku pikir, nanti jam 10-an mungkin kamu sudah bangun supaya bisa pulang ke rumah kamu. Kalo kamu gak pulang, aku mau tidur dimana" Kutarik kursi dan kubuka laptop di mejaku, mencoba menyiapkan pekerjaan untuk besok.
Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
PART XXVI Gak tau gimana ceritanya aku bisa sampe tertidur dan saat aku bangun, aku ada di tempat tidur dan pakai selimut. Aku seperti orang linglung. Terakhir yang kuingat adalah kamu yang tidur di tempat tidurku dan aku masih sibuk menyiapkan pekerjaan dengan laptopku. Aku mencari2 HP, melihat jamnya.. 03.40 WITA dan kulihat ada notif WA dari kamu.
'Pulang dulu Ri...maaf gak bangunin. Pules banget tidurnya. makasih yaaa, btw, Riri berat juga '
Astaga, jadi kamu yang mindahin aku ke tempat tidur! Aku juga heran kenapa aku bisa sampe gak sadar" Segitu pulasnya kah" Tapi memang sih kata orang2, aku kalo tidur udah kaya kebo Kulihat jam waktu kamu kirim WA, jam 23.20 WITA. Aku gak sabar nunggu pagi buat telpon kamu. Karena gak bisa tidur lagi, aku melanjutkan pekerjaanku di leptop tadi. Akhirnya ku dengar adzan shubuh dan setelah sholat, aku mencoba telpon kamu.
Quote: "Halo Pak" Udah bangun"" sapaku
"Ni baru melek pas ada telpon dari kamu. Ada apa Ri"" "Kok gak bilang2 semalem pulang""
"Ooh itu, ya kamunya udah tidur.
"Jadi Bapak yang mindahin saya ke kasur"" "hehehe...ya kamu ngerasa bangun gak"" Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
Aku diam "Lagian kamu bukannya bangunin saya aja sih" Malah ketiduran di kursi gitu. Maaf ya Ri..saya malah ketiduran di kost."
"Gapapa Pak. terus Bapak pulang pake apa" Kan waktu ke kost pake taksi langsung dari Bandara""
"Dianterin sama ponakan Ibu yang gede itu pake motor. Pas mau balik jam 11-an kalo gak salah, saya buka gerbang..ada dia keluar. Mungkin dia kira saya maling kali. Saya tanya, 'masih ada ojek gak ya depan gang"' trus dia bilang, 'gak tau deh Om. Kadang ada kadang engga. Emang pulangnya kemana"' trus saya jawab, 'Gang sebelah tuh...' eh dia malah bilang, 'aku antar aja Om..' gitu Ri. jadi saya dianter dia sampe rumah." kamu menjelaskan.
10 Oktober 2015, Weekend Kedua
Pagi2 aku udah bangun dan sudah rapih. Rumah kost-ku ramai sekali dan sibuk. Hari itu Ibu Kost-ku mendapat giliran arisan keluarga. Keluarga besar Ibu Kost-ku yang dari Jawa hampir semuanya datang. Dari semalam, rumah sudah ramai. Kamar Kak Hesty tetangga kostku yang setiap weekend mudik ke Surabaya akhirnya dipinjam Ibu kost untuk dipakai menginap saudara2nya. Ibu Kost-ku tidak menggunakan Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
jasa catering, jadi semuanya dimasak sendiri dibantu saudara2nya. Aku sendiri memang tidak dimintai tolong, tapi aku cukup tau diri untuk merasa perlu bantu2. Yah, kalau cuma bantu menata gelas piring atau mengiris-iris sih aku masih bisa diandalkan.
Aku sudah bilang ke kamu kalo Sabtu itu gak bisa main dulu, karena mau bantu2 Ibu Kost. Kebetulan kamu juga ada acara sendiri. Kamu cerita kalo siangnya ada undangan nikahan anak rekanan kamu dan setelah itu ada acara apa lah bareng rekanan2mu itu. Tapi kamu berjanji sehabis magrib mau ke kost dan mengajakku makan Lontong Orari. Aku mengiyakan.
Singkat cerita, setelah seharian jadi seksi sibuk di acara arisan keluarga Ibu Kost-ku, aku merasa lelah sekali. Tugas terakhirku membantu mencuci piring bersama saudara Ibu Kost-ku sudah selesai daritadi. Ibu Kost-ku berkali2 mengucapkan terima kasih sudah banyak dibantu dan aku hanya bisa mengangguk2 sopan. Saudara2 Ibu Kost-ku sebagian besar sudah pulang. Sisanya mungkin baru pulang besok. Aku masih duduk2 santai di kursi bambu teras belakang sambil memakan beberapa potong semangka.
Kulirik jam di HP. hampir jam 8 malam. Kamu kemana" Kok jam segini belum datang" Kamu gak pernah telat kalau bikin janji. Tapi malam ini kamu belum ada kabar. Aku gak berani menghubungi kamu duluan. Entahlah, walaupun sudah lama kenal dekat, aku jarang banget hubungi kamu duluan. Selama ini selalu...dan selalu kamu yang menghubungi aku.
Bolak-balik ku cek HP. berharap ada telpon atau WA dari kamu. Jam 9 lebih! Aku lapar. Sengaja ku tolak tawaran Ibu Kost untuk makan malam Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
bersama karena aku ingat kamu akan mengajakku makan malam keluar. Tapi sampai jam segini kamu belum juga datang. Aku memberanikan diri mengirim WA ke kamu,
'Pak, dimana"' send. hanya tanda ceklis.
Beberapa kali ku cek WA ku lagi. masih tanda ceklis. Berarti kamu belum buka WA kamu, apalagi sampai baca.
Jam 10 lebih!! Kamu masih belum ada kabar. Aku udah gak minat lagi nunggu kamu. Aku udah gak minat makan lagi. Langsung ku ganti bajuku dengan piyama. Aku udah siap2 mau tidur ketika pintu kamarku di ketuk2. Aku sudah gak berpikir kalau itu kamu karena ini sudah malam. Aku mengira itu adalah Ibu Kost-ku. Tapi setelah ku buka pintu....ternyata kamu. masih pake stelan baju kondangan. Aku diam saja melihat kamu berdiri di depan pintu. Tidak mempersilakanmu masuk.
Quote: "Udah mau tidur"" tanyamu. Pasti karena melihat aku sudah memakai baju tidur.
"Keliatannya"" aku balik nanya. Datar "Udah makan"" tanyamu lagi. "Udah.." jawabku ketus.
"Riri, saya minta maaf banget yaa... gak kabarin kamu. HP saya lowbatt, mati. Acara saya juga baru selesai dan saya langsung kesini. Itu HP baru saya charge di mobil pas perjalanan kesini..." katamu.
Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
Aku diam saja. Kamu memegang tanganku. "Riri, saya minta maaf yaa. Belum makan kan" Makan yuk..Mau makan dimana""
"Saya udah gak mood keluar. Gak pengen makan."
"yah..Riri jangan gitu dong. Maafin yaaa...Kita cari makan dulu yuk." kamu membujukku.
"Lontong orari juga udah tutup kan. Males ah." kataku "Ya cari yang lain, Ri... oke ya" Sekalian ada yang mau saya omongin. Penting!"
"Apaan, Pak"" tanyaku
"Jangan disini dong Ri... udah yuk keluar dulu sekalian cari makan." "Oke, tapi saya udah males ganti baju. Pake piyama gini, gak ngejomplang kan"" aku memperhatikan stelan kemeja dan jas yang kamu pakai.
"Hahahah...it's okay. Tapi pake jaket yaa. Biar gak dingin. Saya tunggu di depan."
Kita keluar ke arah kota. Itu pertama kalinya kita jalan di malam hari. Muter2 cari tempat makan tempat makan yang enak tapi gak ada yang Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
buka. Sekalinya masih ada yang buka, sepertinya udah siap2 mau tutup. Akhirnya kamu mengarahkan mobilmu ke Taman Siring. Ternyata disini kalau malam banyak penjual makanan juga. Semacam jagung bakar dan susu jahe. Berderet2 gerobak di sebrang taman dan berbaris2 tikar untuk lesehan di pinggir taman menghadap ke sungai Martapura. Malam minggu, banyak anak muda yang nongkrong2 juga. Sesekali lewat perahu kecil dengan lampu2nya melewati sungai martapura. Lampu2 taman yang temaram juga mempercantik taman ini di malam hari. Ini pertama kali aku duduk disini malam2. Biasanya kalau main kesini selalu sore2, sama kamu juga.
Kita duduk di salah satu tikar yang gak terlalu ramai pembeli. Agak ujung. Kita memesan jagung bakar dan susu jahe. Masih saling diam, belum ada yang inisiatif mulai obrolan. Aku memperhatikanmu diam2. Kamu tampak lebih ganteng dengan setelan jas-mu itu. Dan wangi parfum-mu, selalu aku suka. Hhhh...selalu suka. Yah, aku selalu suka kamu Pak..
Sampai sekarang, aku masih ingat detail tentang omongan penting yang kamu maksud itu...
Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
PART XXVII 10 Oktober 2015, menjelang tengah malam.. Taman Siring Sungai Martapura, Banjarmasin...
Sampai sekarang, aku masih ingat detail tentang omongan penting yang kamu maksud itu...
Quote: R = Riri D = Didi D : Gimana" Jadi pulang tanggal 31" R : Jadi, Pak...tiket udah di pesen juga.
D : Hmmm...(melepas jas, melipatnya dan mengambil rokok dari salah satu sakunya) sambil ngerokok gapapa ya Ri"
R : Bapak ngerokok" Saya gak pernah liat Pak Didi ngerokok" D : Emang engga. Udah lama berhenti. Tapi kalo lagi pusing atau gak jelas gini, bisa sebatang dua batang lah. Gapapa kan" R : Oooh.. ya gapapa sih..
Kamu menyalakan rokok. menghisapnya dan mengeluarkan asapnya pelan. Aku masih kaget melihat kamu ternyata perokok.
Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
R : Bapak lagi pusing, kenapa"
D : Gak tau ni Ri... (diam lama) gue bingung. menurut lo, cinta itu apa Ri"
Aku kaget lagi. Selama ini kamu gak pernah memakai istilah 'lo-gue'. Kamu selalu memakai kata 'saya-kamu' atau langsung 'saya-Riri'. Aku diam, masih menebak2 arah pembicaraan kamu.
D : gue gak pernah ngerasa hidup gue serumit ini, Ri... lo pernah ngerasa hidup lo rumit gak Ri" (menatapku)
R : Ehhm...rumit ya pernah ya Pak..berasa banyak masalah gitu. Tapi pasti selalu ada solusinya kan ya..
D : Lo pernah jatuh cinta"
Pernah jatuh cinta" Pertanyaan macam apa itu" 7 tahun aku jatuh cinta sampai akhirnya sadar kalau semuanya sia2. Dan sekarang pun aku sedang jatuh cinta, yakin juga kalau ini akan sia2.
D : Ri" Ngelamun... Hehe, kenapa"
Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
R : Bapak yang kenapa" Tau2 nanya yang aneh2 ke saya... D : (tertawa) Aneh ya" Saya juga lagi ngerasa aneh. So, kamu ada pacar gak sih" Kayaknya gak pernah cerita2 yaa..
Lha, saya-kamu lagi bahasanya..
R : Gak ada, Pak.. D : Tapi pernah" R : Pernah...
D : Berapa lama" R : 7 tahun...
D : Wow, kok bisa putus" Udah lama"
R : (tersenyum. pertanyaan mainstream) Yah..ternyata gak cocok aja. Beberapa bulan yang lalu udahannya. Sebelum kesini lah.. D : Oooh..jangan2 ngejadiin Banjarmasin buat pelarian. Biasanya kan kalo baru putus tuh gitu. Pergi ke tempat lain..
R : Hehe, ya begitulah Pak..
D : Pantes kamu dingin banget ya Ri... R : Dingin" Maksudnya"
Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
D : Iya...datar, diem. semacam jaga jarak, membatasi diri. Jadi kaya ada benteng pertahanan sendiri gitu di diri kamu tuh.
R : Oya" Saya malah gak ngerasa gitu lho Pak. Kayaknya biasa2 aja deh.
D : Orang di dekat kamu yang ngerasa itu, Ri..
Diam lagi.. D : Enak ya, bisa tau pasangan kita cocok atau engga tuh sebelum ada ikatan nikah. Jadi bisa langsung ambil sikap.
Aku diam, menyimak.. D : Curhat gapapa ya Ri"
Aku mengangguk D : Saya nih orangnya pekerja keras, Ri. Saya gede dari keluarga broken home. Ayah saya" Aduh, kalo gak dosa mah saya pengennya benci sama ayah saya. Tapi karena gimanapun juga dia ayah saya, Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
yah..pasrah aja. Cuma saya agak gak peduli aja sama dia. Saya hidup dari kecil sama ibu trus adik saya, cewek. Selisih 5 taun saya sama dia. Ibu saya, segalanya buat saya. Saya rela ngapain aja demi ibu saya Ri. Pokoknya saya sayang banget sama Ibu. Dia jualan kue sama masakan di pasar Kebayoran itu Ri...buat sekolah saya sama adik saya. Ngontrak di rumah kecil di deket pasar, subuh2 Ibu udah berangkat jualan, beres2, ngurus anak2, semuanya sendiri. Itu yang bikin saya akhirnya bertekad harus jadi orang sukses biar bisa nyenengin Ibu dan adek saya. Saya bantu ibu jualan kuenya di sekolah. sampai SMP tuh jualan kue. SMA saya kerja jaga warnet sama kadang2 jadi tukang parkir. Lulus SMA, saya gak langsung kuliah. Gak ada biaya, mending buat sekolah adek saya aja. Saya cari kerja kesana kemari. Dari supir angkot, buruh pabrik sampe kerja di KFC saya jabanin. Dari situ paling saya nabung buat kursus komputer. Mikir waktu itu, klo bisa komputer, canggih dan pasti bisa kepake kerja dimana aja. Jadi gak usahlah kuliah2. Apalagi malemnya saya masih jaga warnet temen kan, jadi materi kursus bisa praktekin di warnet juga. Sampe akhirnya saya ikut temen kerja di Bandung, jadi admin Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
gitu. Udah lumayan kan gaji kerja kantoran..saya ambil kuliah kelas karyawan tuh di Bandung. Yah alhamdulillah, penghasilan makin membaik sampai sekarang.
Kalau masalah cewek nih, gak pernah nyampe kepikiran serius. Pernah lah pacaran2 tapi paling cinta monyet doang. Dulu mah saya minderan, Ri. Cupu. Susah deket sama orang. Gak tau ya, mungkin karena jarang maen atau ngumpul2 gitu kali yaa, jadi kalo komunikasi sama orang baru agak2 susah. Apalagi mikirnya kerja kerja kerja terus dulu tuh. Jadi cewek yang bener2 saya kenal baik di dunia ini ya cuma Ibu sama adek saya. Makanya sifat2 Ibu tuh suka saya jadiin patokan kalo liat cewek.
Saya suka cewek yang gak neko2, apa adanya, mandiri, semangat, tau apa yang harus dia lakuin, pekerja keras tapi gak ngoyo, semangat tapi gak kelewat batas. Manja2 ya bolehlaaah..namanya juga cewek ya..
Tapi waktu itu, kok kayanya susaaaah banget cari cewek yang kaya
Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
gitu. Apa karena saya-nya yang kurang beredar ya" jadi gak ketemu2 sama cewek kaya gitu" Hehehe...
(kamu menyeruput susu jahe-mu. Aku masih menyimak sambil merapatkan jaket. Udara makin dingin, suasana gak seramai tadi. Jagung bakar udah habis daritadi)
Gue inget banget, waktu itu umur gue 34 tahun. (lha, 'gue' lagi bahasanya...) Temen2 gue udah pada nikah, punya anak. Gue masih sendiri aja. Alhamdulillah, gue udah lumayan. Adek juga udah kerja. Ibu udah gak gue bolehin jualan di pasar lagi. Kita udah ada rumah sendiri juga. Posisinya waktu itu udah kerja di XY, tapi di Jakarta. Adek gue udah minta2 nikah ke Ibu. Waktu itu, dia udah umur 29nan ya kalo gak salah.. Pacarnya juga udah ngelamar segala. Kita sih udah ngerestuin hubungan mereka, tapi Ibu pengen liat gue dulu yang nikah. Padahal gue-nya sih selow. Apalagi gue kan laki2 yaaa, ibaratnya dilangkahin juga gak masalah. Tapi Ibu gak mau gue dilangkahin begitu. Mungkin Ibu tau ya kalo gue belum niat nikah karena fokus karir banget. Akhirnya yang ngedesak gue nikah bukan Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
cuma Ibu gue doank tapi adek gue juga.
Gue nyerah Ri, kalo Ibu gue udah minta, itu artinya gue kudu turutin. Mulai fokus deh tuh cari calon istri. Nanya ke temen2 barangkali ada kenalan, Ibu juga nanya ke temen2nya apa ada anak perempuan yang mau dinikahin. Hahaha..kocak juga sih kalo diinget2. Terus, singkat cerita gue dapet tuh kenalan cewek. Pedekate brp bulan, trus gue kenalin ke Ibu dan adek gue. Ibu cuma bilang, 'Kalo Mas-nya sreg, Ibu juga sreg'
Cewek gue ini Ri, yang sekarang jadi istri gue.. gimana ya" Dia cewek baik, dari keluarga baik2. baik banget sama gue, baik sama keluarga gue. Bisa terima gue yang kaku dan aneh gini. Keluarga dia juga baik banget malah sama gue. Kalo ditanya sayang" Sayang.. Cinta" Cinta..kalo gak ada rasa gitu, ngapain gue sampe seriusin sama dia sampe sekarang ada anak segala. Tapi kalo ditanya, sreg" Gue ini menjalani hidup sama dia atas dasar gue mau belajar sayang dan mencintai dia. bukan karena gue sreg, terus gue sayang dan cinta trus gue nikahin dia. Dan 3 tahun berumah tangga, kalo ditanya sreg apa Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
gak" Gue masih belum bisa tegas bilang 'sreg atau engga sreg'...
Eh Ri, boleh nanya dulu gak gue"
R : Apa pak" D : Ceritain keluarga lo dong...
R : Hahaha, apa ya yg diceritain" Keluarga saya biasa aja. Saya dari broken home juga dari kecil. Tapi saya sama adek saya, cowok..tinggal sama Bapak. Tapi saya gak benci sama Mama. Yah..yang kaya pak Didi bilang, gimanapun juga itu kan orangtua kita. Selebihnya, biasa aja sih...saya sekolah, kuliah, sambil kuliah kerja juga..di toko. Bukan dari keluarga mampu juga, jadi saya harus cari uang sendiri kalo buat jajan,hehehe... Lulus, kerja, yaaa akhirnya sampe kaya sekarang.
D : Gimana perasaan lu sebagai anak broken home" R : Dari yang awalnya gak ngerti apa2, sampe akhirnya ngerti, terus sedih dan sok2 gak nerima kenyataan, terus akhirnya sampai di titik saya bisa menerima semuanya dan mulai bersyukur aja sih.
Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
Bersyukur karena saya bisa sampe jadi kaya saya sekarang. Kalo saya gak ngalamin kejadian ini yaitu ortu cerai, saya hidup sama Bapak, adek saya masih kecil juga tapi saya harus jagain adek saya, beresin rumah, tetep harus sekolah, dll saya yakin saya gak bakal ada di titik saya sekarang. Jadi, jalani dan syukuri aja Pak..hehe
D : keren kamu, Ri. Bijak banget, kalo ngeliat background kamu yang kaya gitu..wajar lah kamu bisa punya sikap kaya gini ya.. R : mudah2an sikap yang baik2 Pak, hehehe D : kapan rencana nikah"
R : Waduuuh, sensitif nih pertanyaannya, hehehe. Belum tau Pak, lagi nikmatin sendiri dulu. Fokus kerja, pergi kesana sini, siapa tau nemu jodohnya..hehehe
D : Pengen suami yang kaya gimana Ri"
R : Hmmm....yang komit sama bertanggung jawab, Pak. Kapok ngarep yang muluk2...terus bisa nerima saya yg labil ini, hehhehe D : Ri, sepakat gak sama LDR"
R : Dulu sepakat, sekarang sih engga sama sekali Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
D : Kenapa" R : Pengalaman pribadi. 7 tahun saya pacaran LDR, hasilnya nol juga. Jadi mending gak usah LDR2an lah..Eh tapi kalo udah berkeluarga sih dari dulu juga saya gak sepakat kalo jauh2an..
D : Oya" Kenapa"
R : Gak enak dong Pak. Nikah tuh buat bersatu, apa2 bareng, susah seneng bareng. Masa malah pisahan" Lagian kalo udah nikah kan ada 'kebutuhan2' yang lebih intens harus dipenuhi. Kalo jauh2an, terus kenapa2, gimana" Saya sih kalo misalnya nih nikah. Saya mau ikut suami dimanapun dia ada, gimanapun kondisinya. Suami saya tinggal dimana, saya ikut pindah kemana. Gak ada istilah LDR pokoknya.
D : walaupun itu ngorbanin karir kamu" Ninggalin keluarga sama temen2 kamu"
R : Iya. Kan katanya kalo udah nikah tuh surga istri ada di suami ya, bukan di ibunya lagi. Ya walaupun kita juga harus tetep hormat dan berbakti sama Ibu kita, tapi tetep aja Pak..kalo suami bilang A ya kita Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
harus A, walaupun ibu kita bilang B. Tapi menurut saya, suami yang baik sih gak bakal berdebat sama Ibu kita tentang pilihan A atau B. Toh karir bisa dicari lagi, temen2 bisa di dapet lagi. Keluarga yaa gak akan ditinggal laaah. Masa ninggal2 keluarga. cuma porsinya beda. Mungkin bakal lebih deket ke keluarga suami, misalnya.
D : Kalo suami kamu lebih milih Ibunya daripada kamu, gimana" R : Ya gapapa. Kan katanya juga gini, kalo surga istri ada di suami, kalo surga suami tetep ada di Ibu kandungnya. Jadi ya wajar kalo suami lebih nurut ke Ibunya. Cuma ya yang tadi saya bilang...kalo dari pihak laki2, suami yang baik pasti gak bakal bandingin istrinya sama Ibunya dan gak bakal berat sebelah. Ibu yang baik juga gak bakal ngekang2 anak laki2nya yang udah nikah buat lebih tetep condong ke dia. Buat pihak cewek, sebagai istri ya baik ya berarti harus ngedeketin Ibu mertuanya, biar bisa Ce Es dan kompakan, jadi suaminya gak bingung mau nurut dia atau mamahnya.. haduh, ngomongin gini..mudah2an saya dapet Ibu mertua yang baik ya Pak..hehehehehee
Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
Aku tertawa2 sendiri tapi kamu malah diam, menatapku dalam. Aku jadi salah tingkah..
R : Hmm..kenapa Pak" Kok ngeliatinnya gitu" Saya ada salah ngomong"
Kamu masih diam, kemudian memegang tanganku
D : Riri, lo ada dimana 3 tahun kemaren" Kenapa sih gak lo aja yang jadi istri gue"
DEGG!! Aku melepaskan pegangan tanganmu. Kaget.
Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
PART XXVIII 10 Oktober 2015, menjelang tengah malam.. Taman Siring Sungai Martapura, Banjarmasin...
Sampai sekarang, aku masih ingat detail tentang omongan penting yang kamu maksud itu...
Quote: R : Riri D : Didi Kamu masih diam, kemudian memegang tanganku
D : Riri, lo ada dimana 3 tahun kemaren" Kenapa sih gak lo aja yang jadi istri gue"
DEGG!! Aku melepaskan pegangan tanganmu. Kaget.
R : Eh"" (kaget)
D : Salah gak sih kalo gue punya perasaan ke lo" Pasti salah kan yaa... tapi gimana, gue juga gak bisa pura2 terus. Gue capek nahan2nya. Gue gak bisa. Gue ngerasa harus bilang ini ke lo, apapun Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
resikonya. Paling gak, gue udah lega setelah ngomong semuanya.
Aku kehabisan kata2. Perasaanku campur aduk. Kamu meraih tanganku lagi. Aku berusaha melepaskan tapi kamu menahannya.
D : Kamu yang saya cari, Ri... kamu cewek yang saya cari2 selama ini. Perempuan yang kaya kamu yang saya mau jadi pendamping saya.
R : Eeeuu..itu...eh.. (mendadak lidahku kelu, masih gak bisa ngomong apa2)
D : Saya mau perempuan yang bisa ngimbangin saya. Bisa ngerti kerjaan saya, paham cita2 saya, mendukung apapun kegiatan saya lah pokoknya. Bukannya yang banyak nuntut dan gak nurut.
Maaf2 ya Ri, bukannya saya ngomongin kejelekan istri saya. Ini cuma lagi sekedar curhat saya aja. Istri saya, tipe perempuan yang manja. Apa2 harus sama saya, kemana2 nunggu saya. Minta dianterin kesana kesini. Ada saat saya capek, pulang tuh pengen diladenin di Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
temenin bukannya malah disuruh2 ini itu. Saya udah coba bilangin, sampe saya ajarin bawa motor, bawa mobil segala biar bisa kemana2 sendiri. Minimal buat pergi2 yang jadi keperluan dia pribadi, kaya ke salon atau ketemu temen2nya itu ya sendiri aja..Tapi tetep aja, gak mau.. Sayanya juga sih yang gak bisa nolakan orangnya, apalagi sama istri sendiri ya kan"
Saya gak neko2 orangnya kok Ri. Makanan, saya gak suka yang ribet2. Sarapan aja cukup nasi goreng atau ceplok telor, udah cukup kok. Cukup dimasakin sayur asem sama ikan asin juga malah doyan banget. Pokoknya saya suka makanan rumahan. kalo ada makanan apa di rumah, pasti saya makan. info aja nih Ri, istri saya gak bisa masak dan susah disuruh belajar masak sama Ibu. Padahal Ibu juga udah bagi2 resepnya ke istri, udah nyuruh istri datang ke rumah biar masak bareng tapi istri saya masih susah. Makanya sering tuh pulang kerja malah mampir ke rumah Ibu dulu, buat makan. Kalau pulang kerja, malem2 capek kan.. saya gak minta apa2 kok. Saya cuma mau disambut hangat, diambilin minum, ditemenin makan, duduk bareng, Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
ngobrol2. Itu bukan kepengenan yang berat kan Ri"
Yang saya agak gimana sama istri, dia baik2 aja sama Ibu dan adek saya. Tapi saya pengen sekali2 istri saya inisiatif sendiri datang ke rumah Ibu, ngobrol2 sama Ibu. Selama ini, kalau ke rumah Ibu, harus selalu sama saya. Sejak saya di Banjarmasin ini, kalo ke Ibu ya nunggu saya pulang. Istri masih gak mau jauh2 dari keluarganya. Makanya waktu cari rumah juga pas awal nikah dulu, dia gak mau jauh2 dari rumah orang tuanya. Saya turutin. Padahal rumah saya sama rumah Ibu juga gak jauh2 juga. Ciputat ke Kebayoran, sejauh apa sih Ri" Udah sering saya bilangin, 'kamu maenlah ke Ibu, sekali2 nginep di rumah Ibu. Masa Ibu terus yang maen ke rumah kita buat ketemu cucunya"' tapi dia cuma bilang iya2 aja..
Kamu diam. Tanganku masih kamu pegang erat..
R : Kenapa gak coba ajak pindah kesini, pak"
D : Udah, Ri...pasti udah dicoba. Tapi saya udah bilang, istri gak mau jauh2 dari orang tuanya. Jadi dia gak mau ikut pindah kesini. Pernah Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
sih waktu awal2 dia ikut tinggal disini. Cuma 2 bulan dan dia gak betah. Maksa2 pengen pulang jadi akhirnya ya pulang lagi. Yah, mungkin istri saya kesepian..gak ada temen, gak ada sodara disini. Saya juga seharian di kantor, jadi dia jenuh kali. Sampe sekarang dia selalu nolak setiap saya ajak kesini. Dia malah nyuruh2 saya gimana caranya pindah lagi ke Jakarta. Saya juga maunya pindah ke Jakarta. Deket keluarga, deket Ibu, banyak temen2. Tapi ya gimana" Kerjaan saya lagi disini kan..karir saya lagi bagusnya disini. Pasti ada waktunya nanti saya balik ke Jakarta, tp mungkin gak sekarang2. Saya mau istri ngerti itu aja...
Aku masih menyimak cerita kamu. Tanganku masih gak terlepas. Kemudian kamu menatapku.
D : Dia beda sama kamu.. R : Jangan suka banding2in orang, Pak.. gak baik.
D : Iyaaa, saya tau... Tapi sekarang saya juga jadi tau siapa yang bikin saya sreg. Kamu, Ri...
Kamu yang bukan siapa2 saya, malah justru jadi orang yang bikin Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
saya nyaman. Mungkin aneh yaaa, baru juga kenal kemarin. Kita kenal baru berapa lama sih Ri" Tapi apa yang namanya perasaan itu kenal batasan waktu" Enggak kan... Itu yang saya rasain Ri.
Saya suka semua sikap kamu ke saya. Kamu yang apa adanya, cara kamu nyambut saya kalo saya datang, nyiapin minuman atau makanan buat saya. Kamu temen ngobrol yang pas, Ri. Pendengar yang baik, pembuka obrolan yang baik. Walaupun saya juga nyadar kalo ujung2nya tetep saya yang banyak ngomong tapi kenapa saya banyak ngomong ya karena kamu bisa bikin saya banyak ngomong. Itu lega banget lho Ri... Kamu yang tau kapan harus nurut sama omongan saya, tapi kadang kamu juga ngedebat omongan saya. Kamu kaya tau gimana harus bersikap. Kalo diinget2 suka pengen senyum sendiri, berapa kali kita ribut cuma gara2 kamu pengen patungan bayar makan atau kamu pengen gantian traktir makan. Jadi menurut saya tuh kamu perempuan yang mandiri dan tegas. Saya suka... Sejauh ini, saya ngerasa dingertiin kamu banget, Ri. Saya ngerasa 'pulang' kalo ketemu kamu. Nyaman banget kalo capek2 Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
pulang kerja terus ke kost, ketemu kamu..terus kamu ngasih air putih ke saya sambil nanya 'Gimana hari ini, pak"Lancar"' dan muka kamu antusias gitu dengerin saya..walaupun saya juga gak yakin kamu ngerti apa gak tentang kerjaan saya, paling cuma 'Ooo..oh gitu' aja, tapi saya seneng Ri.
Tadi saya sempet banyak nanya kan di awal ke kamu" Semua jawaban kamu, cara pandang kamu tentang gimana mau kamu pas nikah nanti, itu bikin saya makin yakin banget Ri.. kamu yang sebenernya saya cari. Kamu yang saya mau, Ri... Saya sayang sama kamu.
Aku menahan napas. Susah sekali berkata-kata. Ini apa sih maksudnya" Kenapa jadi kaya gini" Perasaanku makin gak karuan.
R : Eh, Tapi itu Pak..tapii...Nggg..(aku gak tau mau ngomong apa) D : Saya tau, gak ada gunanya saya bilang kaya gini. Semuanya kaya udah terlambat ya Ri" Saya ngomong kaya gini bukannya saya maksa kamu buat sayang sama saya juga. Saya tau diri. Saya udah menikah, Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
punya anak juga. Saya harus jaga keluarga saya, karena saya gak mau anak saya ngalamin apa yang saya rasain dulu. Saya harus jaga perasaan istri saya juga. Tapi di sisi lain saya juga gak mau kesiksa gini. Saya berusaha keras buat anggap kamu kaya teman biasa. Bolak balik ngeyakinin hati saya kalo hubungan kita sebatas temenan. Bolak balik mikir kalo saya sama kamu cuma dua orang yang kebetulan senasib dan ternyata cocok. Tapi gak bisa, Ri...susah banget. Susah buat pura2 gak ngaku kalo sebenernya saya sayang sama kamu. Saya selalu mikirin kamu, sejak kenal kamu..fokus saya sekarang ke kamu. Susah banget lepasin kamu dari hari2 saya. Sampe akhirnya saya mikir, 'gue harus sampein ini ke lo. Apapun resikonya..demi ketenangan gue' gitu Ri.
R : (setelah terdiam lama) Makasih ya Pak, udah punya perasaan lebih ke saya.. kita juga gak bisa salahin perasaan. Tapi...(aku berusaha kuat buat bisa menyampaikan kalimat selanjutnya) Tapi jangan sampe kebawa perasaan terus ya Pak. Gimanapun juga Bapak udah berkeluarga. Saya gak mau jadi Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
masalah di kehidupan orang...
Tepat! Tepat saat aku selesai menyampaikan itu, tiba2 air mataku mengalir begitu saja tanpa kompromi. Aku menangis. Tapi menangis karena apa" Menangis senang karena akhirnya aku tau bahwa kamu juga punya perasaan sama denganku" atau menangis sedih karena disaat yang sama aku justru harus sadar diri untuk
melepaskanmu" Mas Adiiiiiii...... batinku justru berteriak memanggil Mas Adi. Aku pengen cerita, Mas..
D : Lho" Kok nangis" Riri kenapa" (kamu merangkulku dan mengusap air mataku) Saya salah ya" Maaf ya Ri...saya gak maksud bikin kamu nangis kaya gini...
Aku menunduk, masih terisak. Kamu berbisik kepadaku
D : Ri, saya minta maaf kalo saya udah ngerusak pertemanan kita. Maaf saya gak tulus temenan sama kamu karena saya punya perasaan sayang ke kamu. Sayang banget ke kamu...
Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
Aku semakin menangis. Susah payah menutup mulut dengan tanganku untuk menahan supaya tangisku tidak pecah. Kamu masih merangkulku, menatapku tidak mengerti.
'seandainya kamu tau, pak...aku yang lebih dulu merusak pertemanan kita. karena mungkin aku yang lebih dulu sayang sama kamu, Pak..'
Setelah aku terlihat tenang, kamu mengajakku pulang. Kulihat jam di HP-ku, sudah jam 3 pagi. Taman Siring sudah sepi, hanya ada beberapa orang yang masih mengobrol.. Saat kita berjalan menuju parkiran mobil, kamu meraih tanganku lagi.
D : Gapapa ya kaya gini" (menunjukkan tanganmu yang sudah menggenggam tanganku). Saya pengen jalan kaya gini...
Aku hanya mengangguk. Selama perjalanan pulang, kita saling diam. Aku memejamkan mata, tapi sama sekali tidak bisa tidur. Aku mengingat-ingat percakapan kita di taman tadi. Bagaimana ini" aku harus bagaimana" Jujur aku senang akhirnya kamu mempunyai perasaan yang sama denganku. Ini benar2 gak aku sangka. Selama ini aku sibuk menghilangkan perasaanku karena kamu selalu bilang kalo kita hanya sebatas teman. Dan ternyata Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
kamu mengakui kalo sebenarnya punya perasaan sayang ke aku bukan sebagai teman" Harusnya ini jadi kabar baik. Tapi...di sisi lain, aku pikir ini salah! Ini gak boleh terjadi. Kamu sudah berkeluarga. Sudah ada istri dan anak. Gak seharusnya kamu punya perasaan seperti ke perempuan lain. Dan kalo kamu masih tetap punya perasaan itu, artinya tinggal bagaimana perempuannya -dalam hal iniaku, harus bisa bersikap. Aku gak boleh membiarkan kamu punya perasaan sayang ke aku. Kamu harus fokus lagi ke keluargamu. Aduh rumitnya! Mas Adi benar, suatu saat pasti akan terjadi hal seperti ini. Aku dilema..
Mobil sudah berhenti di depan rumah kost-ku. Aku membuka mata dan melepas seatbelt-ku.
Quote: D : Kirain masih bakal ketiduran.. (tersenyum)
R : Hehehe, pas bangunnya udah di depan rumah.. (padahal aku sama sekali gak tidur)
D : Gapapa pulang jam segini" Di kunci gak gerbang sama garasinya" R : Saya bawa kunci kok Pak...Gapapa. Yaudah, saya masuk yaaa.. Makasih ya Pak
D : Ri, saya masih boleh maen"
R : Haha, apaan sih Pak" Sejak kapan mau maen mesti ijin segala.. Biasanya juga slonang-slonong. Masuk ya Pak..
Tanganku sudah memegang handle pintu untuk membukanya sampai
Aku..Kamu..dan Rahasia Kita


Aku..kamu..dan Rahasia Kita Karya Riri di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tiba2 kamu menahan tanganku dan menatapku.
Gak tau gimana ceritanya, tapi aku merasa bibirmu sudah menyentuh bibirku. Aku gak bisa bergerak dan hanya memejamkan mata. Aku gak merespon ciumanmu. Tapi kamu mengecup bibirku perlahan2. Kita saling mengecup. Dan gak berapa lama, saat akan mulai memainkan lidah, aku seperti disadarkan. Aku mendorong kamu perlahan, mengatur nafasku... 'Maaf, Pak..' dan langsung buru2 keluar dari mobil. Aku setengah berlari masuk kamar. Ini gak benar, Ri.. batinku berteriak.
Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
PART XXIX Keesokan harinya... Aku terbangun. Kepalaku terasa sakit, mungkin karena aku baru tidur menjelang subuh dan sekarang baru bangun. Aku mencari HP untuk melihat jam tapi ternyata HPku mati. Begitu kunyalakan HP, kulihat sudah jam 1 siang. Berkali-kali notif WA-ku berbunyi, tanda ada banyak WA masuk saat HP masih mati tadi. Kubuka satu2. Ada 10 WA dari Mas Adi, Neng" Kenapa lo" Ada apa" Neng" Woi" Cumi, lo gapapa" Kok mati HPnya" Ri, ada apa hey" kalimat2 semacam itu lah.. Tumben Mas Adi heboh amat", begitu pikirku. Ada 2 WA dari kamu, aku langsung membukanya juga.
'Ri..maaf tentang kejadian tadi. Saya udah sampe rumah' 'Ri, HPnya gak aktif" Masih tidur ya"'
Aku gak membalasnya satupun. Kurebahkan diriku lagi di kasur, mengingat-ingat kejadian tadi subuh di mobil. Kenapa sih bisa sampe kaya gitu" Aku menyentuh bibirku, teringat saat bibirmu mengecup bibirku. Aku masih ingat rasanya. Jujur aku suka juga, tapi...ah sudahlah! Aku menyingkirkan jauh2 pikiran itu. Gak boleh lagi!, batinku mengingatkan. Aku memutuskan untuk mandi dan tiba2 Hp-ku berbunyi. Tertera nama Mas Adi disana. Aku mengangkatnya
Quote: "Eh kebo! Demen banget bikin orang khawatir..." sapaan khas Mas Adi
"Gak pernah belajar etika nelpon ya"" balasku Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
"Bodo amat sama etika. Elu tuh yg gak tau etika, nelpon orang malem2 buta. Giliran di telpon malah gak bisa. Ada apaan"" "Yeee..enak aja! Siapa ju.....
tunggu! Aku mengingat2, semalem setelah sampai kamar aku menangis lagi dan saat itu cuma pengen cerita sama orang. Akhirnya aku hubungi Mas Adi sampe 2x tapi gak diangkat2, ya maklum lah mungkin dia masih tidur. Oia ya, jadi semalem aku beneran telpon Mas Adi..
"Halooo..Neng" Kenapa sih lu""
"Oh..eh, iya Mas. Lupa gue semalem gue gangguin lu yak" Maap2..Hehe"
"Wooo..dasar! Baru inget lu. Ada apaan Ri""
Aku berpikir apa sebaiknya aku cerita ke Mas Adi" Tapi setelah di pikir2, Mas Adi gak boleh tau tentang perasaan kamu ke aku. Bisa2 dia marah. Bukan cuma marah sama aku, tapi sama kamu juga. Gak perlu tau deh.
Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
"Neng, halaoo" Lo lagi diem apa emang sinyal disono jelek" Manjat genteng dulu gih.."
"Elu yang manjat genteng sono... Enggak Mas, ga ada apa2. perut gue cuma sakit perih banget semalem." aku berbohong. "Kenapa lu""
"Biasaaa.. bawaan mens kali. Saking sakitnya sampe gue gatau mau cerita ke siapa. Gue telpon lu deh.. Maap yak ganggu." "Astaga..terus gimana sekarang" Udah enakan apa mau periksa" Gue masih di Jkt nih Neng..ntar sore baru terbang kesono" kata Mas Adi.
"Udah enakan. Gue emang biasa gitu Mas kalo lagi dapet, Suka mendadak kaya kena tornado nih perut gue, hehe" "Bener gapapa" Apa gue telpon Ibu Kost minta tolong anter lo periksa""
"Eh ga usah, apaan sih lu ngerepotin orang aja. Ga usah.. Udah ah, gue mau mandi nih. Hush..hush.."
"Sial lu ya ngusir2 gue.. Hahaha, yaudah deh..Ntar gue kabarin kalo Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
udah sampe Banjarmasin"
Setelah mandi, aku merasa lebih segar dan mulai merasa lapar. Pantas saja, dari semalam belum diisi makanan. Cuma makan jagung bakar aja. Aku memasak mie dan duduk santai di teras belakang. Suara burung dan air mancur membuatku merasa rileks. Hp-ku berbunyi, telpon dari kamu. Sengaja kubiarkan. Hmmm, aku memutuskan untuk menjaga jarak denganmu. Walaupun aku yakin bisa atau gak, tapi mau gak mau harus ku coba. Aku gak mau nanti perasaan kamu semakin dalam ke aku terus hubungan keluargamu jadi rusak. Kalo mendengar cerita kamu semalam di taman, sepertinya memang hubungan kamu dan istrimu sudah agak renggang. Bahkan sebelum aku datang di kehidupanmu. Tapi tetap saja kan, siapa tau nanti kalo ada apa2 sama kalian aku takut akan kena efeknya juga. Dan aku gak mau itu terjadi. Kamu meneleponku lagi dan aku tetap membiarkannya.
Quote: "Kok ga diangkat""
Aku menoleh kaget. Kamu sudah ada di belakangku. Sejak kapan"
"Eh" Bapak"" tanyaku kaget.
Kamu tersenyum, duduk di sebelahku.
"Kenapa gak di angkat telponnya"" tanyamu.
Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
"Eh itu...Nggg, gapapa sih. mmm, lagi gak pengen angkat aja. Maaf ya Pak." kataku merasa gak enak.
"Oooh, gapapa deh. Tapi jangan lama2 ya gak pengennya. Nanti saya gak bisa telpon kamu, hehe"
Aku cuma diam saja, memandang air mancur di depanku. Kamu juga diam.
HACCHIM, tiba2 kamu bersin dan cepat2 mengambil tissue yang ada di meja bambu.
Aku menoleh, kamu terlihat pucat.
"Flu, pak"" tanyaku
" Ah engga..ini tau2 bersin aja gatau kenapa." jawabmu. "Eh, tadi pagi saya iseng bikin puding biskuit. Cobain deh.."katamu
Aku tersenyum dan mengucapkan terima kasih. Biasanya kalo kamu membawakanku makanan, aku buru2 menyiapkan peralatan makan, membagi makanan itu menjadi dua piring, menyerahkan piring yang satu ke kamu, mengambilkan minum untukmu dan baru aku Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
mengambil untuk diriku sendiri. Tapi sejak aku tau bahwa itu yang salah satu kamu sukai dari aku, aku seperti ragu untuk melakukannya. Jadi kudiamkan saja puding buatanmu di meja.
"Gak mau coba" Kamu suka puding kan"" "Iya suka, tapi nanti aja deh Pak..hehe"
"Kalo gitu saya yang nyoba deh.. Boleh tolong pinjem piring sama sendoknya""
Mau gak mau aku menyiapkan peralatan makan. Tapi sekarang kamu yang membagi puding itu menjadi dua, meyerahkan satu piring untukku, baru kemudian kamu memakan puding bagianmu. Akhirnya aku ikut mencicipi puding juga. 'Enak, Pak..' kataku memuji. Kamu tersenyum, 'Habisin yaa...' begitu katamu.
Aku hanya mencicipi pudingmu sedikit. Sisa pudingnya aku simpan di kulkas, siapa tau Ibu kost atau dua ponakannya mau ikut makan juga. Setelah itu kita ngobrol2 seperti biasa, hanya saja bahasan obrolan kita standar dan lebih banyak jeda diamnya. HACCHIM, kamu bersin Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
lagi. Kamu mengelap hidungmu dengan tissue. Refleks aku menyentuh kening kamu
"Bapak demam...." kataku "Engga.." kamu mengelak.
"Iyaa, panas kaya gitu kok. Pake bersin2 juga.." jawabku. "Emang agak pusing sih..." kamu merubah posisi dudukmu dengan agak menyender di kursi.
"Tiduran aja di kamar saya..yuk"" ajakku sambil berdiri. "Kamu mengikutiku di belakang"
Begitu sampai kamar, kamu langsung merebahkan badan dan memakai selimut. Aku mengecilkan suhu AC kamar dan duduk di kursi.
"Kenapa sih" Kok bisa pusing gitu"" tanyaku "Gak tau..."
"Udah makan apa""
"Tadi bikin nasi goreng telor aja.." Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
"Minum obat, udah""
"Gak suka obat. Gak mau..Gak doyan!"
Aku tertawa, "Bapak kaya anak kecil ya takut sama obat. Waktu saya sakit dulu bawel banget nyuruh saya minum obat."
Kamu ikutan tertawa.. "Terus kalo sakit gini, obatnya apa"" tanyaku "Istirahat aja..Nanti juga enakan."
"Yaudah kalo gitu istirahat aja..Bapak demam banget ini." aku menyentuh keningnya lagi dan merapihkan selimutnya. Kamu memejamkan mata.
"Ri..mau kemana"" tanyamu ketika aku mau keluar kamar. "Ke dapur sebentar..." jawabku.
Aku pergi ke dapur, menyiapkan keperluan air hangat di baskop dan handuk kecil untuk mengompres kening kamu.
Sampai di kamar, kulihat kamu tertidur. Aku duduk di pinggir tempat tidur, disebelah kepala kamu, langsung kubasahi handuk, memerasnya dan meletakkan di kening kamu. Kamu terbangun.
Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
"Gapapa kan, di kompres"" tanyaku "He eh.."
"Bapak masuk angin kali gara2 kemarin semaleman nongkrong di taman. Sok muda siiih, udah tua juga sok2an begadang" candaku
Kamu tertawa kecil. HACCIMM..bersin lagi. Buru2 aku mengambilkan tissue untukmu.
"Berasanya dari kapan"" tanyaku
"Tadi pagi..saya belum tidur. Tadi pagi abis subuh berasa kliyengan. Langsung nyibukkin diri beres2 sama masak2 aja. Taunya makin pusing.."
"Lagian bukannya terus istirahat malah maen kesini..." kataku "Biar bisa ketemu kamu.."
Aku terdiam. Kubasahi lagi handuk kecil dan kuletakkan di keningmu lagi.
"Istirahat ya Pak..." Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
Baru kucoba berdiri untuk pindah duduk di kursi, tanganmu langsung memegang tanganku.
"Disini aja. duduk disini aja.. jangan kemana2." katamu pelan.
Aku kembali duduk disebelahmu, dan kamu tertidur. Aku menungguimu tidur, beberapa kali aku mengganti kompresmu dan meletakkan kembali di keningmu. Ini kedua kalinya kamu tidur di tempat tidurku. Dan aku suka memperhatikan wajahmu saat kamu tidur. Mendengar hembusan nafasmu yang tenang dan seperti lelap. Terlihat seperti anak2.Hhhh...aku suka kamu, Pak
Saat kamu lelap tertidur, diam2 aku keluar kamar dan bertanya pada Ibu Kost tempat jualan bubur. Ibu Kost bertanya, untuk siapa dan aku ceritakan saja bahwa di kamarku ada kamu yang sedang sakit. Ibu kost menengokmu di kamarku dan kamu masih tertidur. Dan memang beliau benar2 baik, Ibu kost membuatkan bubur untukmu. Lengkap dengan sayur sopnya. Aku sangat2 berterima kasih pada kebaikan Ibu kost-ku ini.
Begitu bubur dan sayur sudah siap, aku langsung membawanya ke kamar. Kamu sudah bangun dan duduk menyender di tempat tidur. Handuk kecil sudah masuk ke dalam baskom lagi.
Quote: "Udah bangun, Pak"" sapaku "Iya nih...bawa apa Ri""
"Bubur sama sop..Makan ya" Masih anget.." kataku Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
"Wah, Riri bisa bikin bubur"" tanyamu semangat
"Engga, Ibu yang bikin, hehehe. Tadi Ibu juga kesini tp Bapak masih tidur..."
"Ibu baik banget siiih.." "Iya... Makan ya Pak""
Kamu mengangguk. Aku menyiapkan makanmu dan memberikan mangkok bubur ke kamu.
"Makan sendiri bisa ya Pak"" "Pengennya disuapin..Hehe" "Yee manjanya.. udah kaya bocah.."
"Gak boleh ya" Iya deh..makan sendiri.." kamu meraih mangkok di tanganku.
Hhh..sebenarnya saat itu aku pengen banget nyuapin kamu, Pak..pengen mengusap kepalamu, pengen ngerawat kamu, tapi..ah sudahlah. Aku harus bisa mengendalikan diri.
Setelah makan dan istirahat sebentar, kamu sempat tertidur lagi. Hari sudah malam saat kamu bangun, bilang kalo kamu udah enakan dan Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
mau pamit pulang. 'Udah malem, gak enak Ri..' katamu. Aku sempat menawarkan diri untuk mengantarmu karena kulihat kamu masih agak pucat. Tapi kamu menolaknya dan bersikeras pulang sendiri. Sebelum kamu pulang, aku menghangatkan bubur dan sayur sop yang masih ada dan menyimpannya di kotak makan supaya bisa kamu bawa pulang. Setelah pamit sama Ibu Kost dan mengucapkan terima kasih, aku mengantarmu sampai depan gerbang.
Quote: "Hati2, Pak..sampe rumah di makan lagi ya buburnya." kataku "Okee.. Sampe rumah saya kabari kamu."
"Saya gak minta dikabari kok. Cuma minta dimakan aja buburnya..Hehe"
Kamu tertawa, mengusap2 kepalaku, "Pulang dulu yaa..Makasih buat hari ini."
Aku mengangguk.. Baru beberapa langkah kamu jalan ke arah mobilmu, kamu membalikkan badan. Berhadapan denganku.
"Riri, boleh minta sesuatu""
"Hmm"" "Jangan berubah yaaa.. hari ini gak kaya Riri yang biasanya. Gak selepas, gak se-santai Riri yang saya kenal.."
Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
"Ah perasaan Pak Didi aja. Saya sama aja kok.."
Kamu tersenyum, "pudingnya dihabisin yaa.. saya suka kalo liat Riri makan."
Aku mengangguk, berusaha tersenyum santai.
Tiba2 kamu memeluk dan mencium keningku, agak lama, "Pulang yaa.." kamu tersenyum dan masuk ke mobilmu.
Aku masih terdiam, gak bisa ngomong apa2, gak tau harus kaya gimana.
Mobil kamu menjauh dan pergi. Aku masih di depan gerbang. Mengusap bekas ciumanmu di keningku barusan. Aku suka...
Kututup pintu gerbang, 'Riri! Kamu tau ini gak boleh!' Hhhh...batinku berteriak lagi.
Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
PART XXX Sejak hari itu, kamu menjadi lebih berani menunjukkan rasa sayangmu. Aku yang selama ini sudah merasa kamu super perhatian, menjadi tambah sangat-sangat super perhatian. Bahkan kamu gak sungkan2 lagi mengatakan sayang padaku. Setiap malam kita bertemu. Setelah pulang kerja, kamu pasti mampir ke kost-ku untuk makan malam bersama diluar atau di kost-an. Setelah itu, duduk2 santai di teras belakang untuk sekedar ngobrol2 ringan atau saling diam karena aku serius membaca novel dan kamu asik bermain game di Hpmu. Kadang2 kamu menemaniku menonton film di laptop walaupun pada akhirnya kamu ketiduran di tempat tidurku karena mungkin kelelahan dan aku terpaksa membangunkanmu menjelang tengah malam supaya cepat pulang. udah malam Pak, gak enak sama Ibu kost kalau Bapak belum pulang begitu kataku. Lalu aku menarik2 tanganmu supaya kamu bangun dan dengan nakalnya kamu akan menarikku sampai jatuh menindihmu.
Quote: cium dulu, baru pulang.. katamu
Aku tertawa kecil, memukul bahumu pelan. Nakal nih om2. Pulang pak, udah malem.. kataku, berusaha melepaskan pelukanmu.
cium dulu, baru pulang katamu keukeuh
lepas dulu, baru cium.. sahutku gak mau kalah.
Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
Kamu melepasku. Aku berdiri tapi tanganmu masih menggenggamku, tersenyum.
Aku mencium pipimu, cepat2.
Selalu begitu. Aku hanya berani menciummu di pipi. Itupun cepat2, karena aku takut kamu tau betapa deg2annya aku saat menciummu dan aku gak mau kamu tau kalau sebenarnya aku juga senang mencium pipimu. Lalu dengan masih setengah mengantuk, kamu berjalan ke kamar mandi untuk cuci muka. Setelah itu pamit pulang dan aku mengantarmu sampai depan gerbang.
Sejak hari itu, seolah menjadi semacam kewajiban. Setiap kali kita baru ketemu atau mau pamit pulang, kamu selalu mencium keningku. Bukan hanya itu, sesekali kita berciuman hangat ketika semuanya terasa susah sekali untuk dikendalikan. Saat menciumku, kamu selalu melakukannya dengan pelan2, lembut dan hangat. Tanganmu yang erat memelukku atau memegang daguku, seperti benar2 menunjukkan bahwa ini adalah ciuman sayang. Bukan ciuman yang terburu-buru, kasar dan seperti penuh nafsu.
Aku" Tentu saja aku senang dan menikmatinya juga. Kita tidak pernah berciuman terlalu lama, tapi buatku selalu mengesankan. Apa aku tidak merasa bersalah" Sungguh, sebenarnya aku sadar kalau aku melakukan kesalahan. Bagaimanapun juga aku selalu ingat bahwa kamu adalah seorang pria beristri. Dengan membiarkanmu menyayangi ku pun, itu sudah kesalahan. Apalagi aku sampai merespon bentuk sayangmu ke aku...aku sadar itu benar2 kesalahan. Tapi, apa perasaan pernah mengenal kata salah" Saat perasaan sudah berbicara, Aku..Kamu..dan Rahasia Kita semuanya jadi terasa benar.
Saat sendiri, sering terjadi perdebatan dalam hatiku.
Sisi egoisku berkata bahwa perasaanku ke kamu gak salah. Kamu adalah sosok dari semua tipe yang aku idamkan. Wajar kalau akhirnya aku jatuh cinta dan sangat menikmati semua kebersamaan kita. Apalagi pada akhirnya aku tau kalau kamu juga menyayangiku. Yah, kalaupun memang ini suatu kesalahan, biarlah menjadi kesalahan. Toh aku gak selamanya hidup di Banjarmasin. Waktu-ku hanya sampai akhir Oktober. Setelahnya, aku kembali ke kehidupanku yang biasa di Jakarta. Anggap saja aku sedang menikmati masa2 indah tanpa harus mempedulikan perasaan keluargamu. Aku berhak bahagia juga, kan" Walaupun sampai detik ini aku masih menutupi kebahagiaanku dari kamu.
Kemudian sisi bijak-ku berkata lain lagi. Saat sisi egoisku berdalih meminta waktu untuk merebutmu dari istrimu hanya sampai hari terakhirku di Banjarmasin, apa aku bisa menjamin kalau setelahnya aku bisa melupakan perasaanku ke kamu dan berubah seolah-olah tidak pernah terjadi apa2" Oleh sisi bijak-ku, aku di cap benar2 melakukan kesalahan fatal. Karena membiarkan kamu masuk ke kehidupanku lebih dalam dengan mengabaikan bagaimana perasaan istrinya seandainya dia tau kalau di perantauan ini, suaminya malah berhubungan denganku. Sangat dekat! Aku teringat karma dan hanya bisa berharap semoga aku gak mendapat karma itu.
Aku bingung... Aku dilema... Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
Tapi seperti manusia pada umumnya, selalu sisi bijak-lah yang kalah. Aku memutuskan untuk terus berhubungan denganmu, menikmati kebersamaan denganmu walaupun tanpa ikatan apapun. Toh kamu juga tidak pernah bertanya tentang perasaanku dan tidak menuntut apapun. Tapi kita sama2 tau kalau kita sama2 nyaman dengan ini semua. Kamu hanya terus2an menunjukkan perasaan sayangmu, sedangkan aku mati2an menyembunyikan perasaan sayangku. Aku sayang kamu, Pak....tapi ini melelahkan..
Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
PART XXXI 18 Oktober 2015.. Kost Riri
Minggu pagi, aku terbangun karena pintu kamarku di ketuk2. Kelakuan Mas Adi nih..pasti ngajak car free day! batinku kesal dengan mata masih tertutup. Baru aku akan menarik selimut untuk mengabaikan suara ketukan pintu tapi tiba-tiba...
Quote: Ri..Riri" (tok tok tok) Masih tidur" Bangun dooong...
Aku langsung terbangun kaget. Suara kamu!
Cepat2 aku membuka pintu sampai lupa rambutku masih acak2an. Kamu tertawa begitu aku membuka pintu, pasti karena tampangku yang berantakan karena benar2 baru bangun tidur.
Anak perempuan jam segini baru bangun" katamu menahan tawa sambil merapihkan rambutku dan gak lupa, mencium keningku
Bapak yang kesininya kepagian... aku ngeles sambil ikut merapihkan rambutku juga.
Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
Ada apaan sih Pak" tanyaku.
Kamu mengacungkan plastik berisi sayuran, Kemarin ada yang pengen makan pake sayur asem sama tempe sambal kan" Yuk, saya masakin...bareng sama Ibu kost juga.
Beli dimana itu" tanyaku lagi.
Tuh di pasar belakang komplek. Saya beli jeruk juga nih..Hehe katamu menunjukkan kantong plastik lainnya yang berisi jeruk.
Saya mandi dulu deh.. Oke, saya ke dapur yaaaa Begitulah, minggu pagi ini kamu memasakkan menu yang aku inginkan. Di bantu Ibu Kost dan aku, kamu tampak lebih akrab sama perkakas dapur. Terlihat keren...
Yang bertugas membuat sambal dan menggoreng tempe dan ikan asin (ikan asin ini request kamu) adalah Ibu Kost. Sedangkan aku" Hanya membantu hal remeh temeh seperti menata piring, minuman dan memindahkan nasi dari magic.com ke mangkok nasi.
Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
Ibu kost-ku berkali-kali memuji kamu karena karena walaupun kamu laki2, tapi bisa memasak macam2. Dan sesekali bercanda meledekku karena aku hanya bisa membuat mie atau mentok2 nasi goreng. Dibanding2kan seperti itu, sebenarnya aku jadi malu sendiri. Tapi ya mau bagaimana lagi"
Saat semua sudah siap, kita duduk bersama di meja makan Ibu Kost. Ini pertama kalinya kita dan Ibu kost makan bersama satu meja, makan dengan menu yang sebenarnya gak matching untuk sarapan. Sayur asem, tempe goreng, ikan asin dan sambal buatan Ibu Kost bikin selera makanku meningkat sampai tambah nasi segala.
Quote: Nunggu apalagi tho Mas Didi..wong sudah keliatan cocok begini kok gak cepet2 dengan logat Jawa-nya Ibu Kost ku komentar hal yang membuatku merasa susah menelan makanan.
Seperti yang sudah aku ceritakan di awal, Ibu Kost-ku sama sekali gak tau tentang status kamu. Aku juga gak pengen beliau sampai tau. Aku gak mau Ibu kost-ku yang sepertinya nge-fans sama kamu jadi berpikiran yang engga2 tentang kamu.
Kamu hanya tersenyum, melirikku.
Cepet2 apa sih Bu" Kaya lagi lomba aja pake cepet2" sahutmu,
Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
tersenyum. Lho ya cepet2 diresmikan. Ya kan Mba Riri" Mas Didi ini lho..Sudah baik, dewasa..sudah mapan. Apalagi ini yang juara (Ibu kost-ku mengacungkan jempolnya) pinter masak sama bikin puding. Puding biskuit kesukaan Mba Riri tho" Kurang apa coba.....
Aku hanya tersenyum, mengaduk2 makananku. kurangnya cuma satu Bu...dia udah punya anak istri batinku menjawab.
Kamu coba mencairkan suasana, Ah Ibu..kalo ngomong suka bener ya" Jadi gak enak nih..Hehehe
Selesai makan, aku mencuci semua peralatan dan kamu menungguku di teras belakang. Aku iseng melihat kalender di HP. Aku terbiasa menuliskan note di kalender HP-ku karena aku orangnya pelupa. Bisa jadwal apalah, janji sama siapalah atau hari ulangtahun siapalah. Tapi kebanyakan memang hari ulangtahun keluarga dan orang2 yang dekat denganku.
Quote: Bapak ultahnnya kapan" iseng aku bertanya.
Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
25 Oktober Waaah..bulan ini"" (Aku melihat kalender) Eh pas minggu depan ya" Ciyeee yang bentar lagi ultah, tambah tua aja nih om2 satu.
Kamu tertawa.. Harus dirayain nih...traktir makan dimanaaa gitu ya" aku mulai memikirkan tempat makan.
Saya gak pernah ngerayain ulangtahun..
Ya sekarang dirayain... Pas banget tuh mumpung saya belum pulang, hehe kataku semangat
Seneng banget sih yang mau pulang" sahutmu datar, menatap ke arah air mancur taman belakang
Senyumku langsung hilang.. Hhhh, sebenernya Pak.....
Aku menghela nafas, berusaha terdengar ceria lagi. Seneng laaah.
Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
Kangen keluarga, kangen temen2, kangen Jakarta. Banjarmasin mah sepi... gak ada apa2an
Kan ada saya... Ah Bapak gak mau nraktir ultah. Males... candaku
Atau mau dikasih kado dulu" Bapak minta kado apa" Hehehe... ringan saja aku bertanya.
Kamu diam... kemudian menatapku.
Kalo minta Riri jangan pulang, boleh"
Aku kaget, tapi cepat2 kusembunyikan kagetku dan berusaha biasa saja.
Haha..gak bisa lah. Harus pulang. Kerjaan saya kan udah selesai disini...gantian kerjaan saya yang di Jakarta tuh udah numpuk minta diperhatiin.
Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
Kalo gitu, terserah Riri deh mau kasih apa. Nanti pas tanggal 25, kita makan di luar.
Asiik..yang spesial-an yaaa.. Saya gak mau lagi2 makan di lontong orari atau Mama Azka, hehehe
Yeee..malah nawar. Udah ditraktir juga...Hehehe
Sepulangnya kamu dari kost-ku, aku langsung berpikir kira2 kado apa yang cocok buatmu. Aku sebenarnya gak terlalu tau favorit kamu apa, hobby kamu apa..selain masak, futsal dan main gitar (ngomong2 aku belum pernah melihat kamu main gitar). Aku gak tau warna favoritmu apa. Aku juga malah gak tau kamu lagi pengen punya apa.
Setelah dipikir2, aku memutuskan untuk memberimu sweater. Aku sering melihat style baju kerjamu, kemeja kemudian ditumpuk sweater. Dan aku suka itu. Terlihat rapih! Akan kubelikan sweater warna biru. Karena itu salah satu warna favoritku.
Aku juga berencana membuat puding biskuit untuk kamu. Kejutan!!
Quote: Sini saya ajarin deh bikin puding biskuit. Kamu suka puding biskuit tapi gak bisa bikinnya..dasar. kamu pernah bilang seperti itu waktu pertama kali mengajariku membuat puding biskuit.
Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
Bukan gak bisa Pak..tapi masih gagal terus. Kalo puding instan yang tinggal dimasak, diaduk2 terus disimpen di kulkas sih gampang..Lha ini ribet, ada ager2, ada gula, tepung sama susu segala
Makanya saya kasih tau biar gak gagal, biar semuanya pas gitu. Biskuitnya juga gak hancur.. katamu lagi.
Aku diam saja, memperhatikanmu membuat puding biskuit.
Nanti kalau pulang kan jadi bisa bikin sendiri. Gak usah nunggu dibikinin saya..Hehehe
Aku tertawa pelan. Gak tau kenapa sejak dekat sama kamu, perasaanku jadi gak karuan setiap denger kata pulang .
Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
PART XXXII 21 Oktober 2015..... Aku ingat hari itu.. Siang itu Mas Adi ada meeting di luar kantor bersama salah satu vendor. Infonya dia akan kembali ke kantor sore hari. Kugunakan kesempatan ini untuk pergi mencari kado buat kamu. Aku ijin ke Mas Adi via WA,
Quote: "Mas, gue ijin keluar dulu bentar yak" Puyeng pala gue di kantor.."
"Kaya kerja aja lu, puyeng. Mau kemana" Awas ilang.."
"Paling ngopi. Ama liat2 aja..."
"Ama sapa" Awas lu kelayapan ama suami orang!"
"Apaan sih lu, Kaga laah... Udah gih meeting sono yang bener. WA-an mulu lu. Bye.."
"Lha, kan yang Wa duluan elu, cumi.. yadah, ati2"
Cuaca hari ini lebih panas dari biasanya. Aku mengendarai motor ke satu2nya mall yang ada di Banjarmasin. Heran juga, Banjarmasin bukan Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
termasuk kota kecil, tapi hanya ada satu mall disini. Begitu sampai, aku segera masuk mencari sweater yang rencananya akan ku kado buatmu. Lama mencari2, memilih2, akhirnya dapat juga. Setelah itu, aku masuk ke toko buku di mall itu untuk melihat2 buku terbaru sekalian membeli kertas kado. Sengaja aku gak memilih kotak kado karena aku gak mau pas kembali ke kantor nanti Mas Adi curiga dan banyak nanya. Saat aku sedang membaca2 buku yang dipajang, HP-ku berbunyi dan nama Mas Adi tertera di layarnya.
Quote: Yaaa... kataku. Jam di kantor udah mau jam 5 loh dan setau gue ini masih jam kerja.. kata Mas Adi seperti biasanya.
Refleks aku melihat jam tanganku. Astaga! Iya, udah sore ternyata. Kebiasaan nih kalo udah di toko buku selalu lupa waktu.
Iya, Iyaa...ini bentar lagi balik. kataku dan berjalan agak cepat ke parkiran.
Sampai di kantor, Mas Adi gak membahas apapun. Dia sibuk dengan pekerjaannya sendiri. Aku juga kembali mengerjakan pekerjaanku.
Sekitar jam 7 malam aku baru sampai kost dan seperti malam2 sebelumnya, kamu sudah menungguku di teras belakang. Cepat2 aku Aku..Kamu..dan Rahasia Kita masuk kamar dan menyembunyikan kado buatmu di lemari.
Kita makan malam bersama dan selesai makan ngobrol2 di teras belakang sambil memakan jeruk favoritmu. Tiba2 HP-mu berbunyi, Eh" Tumben Ibu telpon.. katamu pelan.
Kamu mengangkatnya. Aku gak bermaksud menguping tapi karena kamu ada di sebelahku, tentu saja aku mendengar..
Quote: "Waalaikumsalam, ya bu.."" .......
"Hah"! Apa"" Kapan"""" Wajahmu terlihat kaget dan panik. ........
"Kok bisa"!!" .........
"Terus sekarang gimana" Rendra (nama anakmu) gimana"" kamu khawatir sekali
........ "Rumah sakit mana"" ........
"Iya bu, iya..iya.. Didi secepatnya pulang!" Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
........ "Yaa yaa, besok cari yang paling pagi.." ........
Kamu mematikan HP-mu. Menghela nafas panjang, lurus menatap taman tapi kulihat tatapanmu kosong. Melamun. Aku membiarkanmu melamun beberapa saat sampai berkali-kali kamu mengusap wajahmu dan menghela nafas panjang.
Pelan2 aku menyentuh pundakmu.
Quote: Ada apa Pak" tanyaku hati2
Kamu menoleh, menatapku lama. Menghela nafas panjang lagi.
Istri saya kecelakaan... jawabmu singkat.
Aku kaget sekaget-kagetnya.
Kecelakaan apa" tanyaku pelan
Motor...ada temannya, dia dibonceng... semua di rumah sakit...sekarang. katamu kacau menjelaskan.
Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
Aku mengangguk2 mencoba paham. Kuambil air putih di gelas dan memberikannya padamu supaya kamu lebih tenang.
Bapak harus pulang.... kataku setelah sama2 terdiam lama.
Iya... besok pagi. Kalo gitu, mending sekarang pulang ke rumah..Istirahat. Besok harus pergi pagi2 kan" saranku
Kamu hanya mengangguk. Aku membantumu berdiri, mengantarmu sampai depan gerbang. Kutawari kamu untuk kuantar pulang karena kamu masih terlihat shock. Walaupun kost-ku dan rumahmu dekat, aku khawatir di jalan ada apa2. Tapi kamu menolak dan mengatakan kamu baik2 saja.
Sebelum masuk mobil, kamu menatapku lama,
Quote: Ada apa Pak" tanyaku
Tanggal 25..... Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
Gak usah dipikirin.. potongku cepat.
Istri bapak lebih penting. Mudah2an gak kenapa2 ya Pak...saya doain istri Bapak cepet sembuh. kataku, berusaha tersenyum.


Aku..kamu..dan Rahasia Kita Karya Riri di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Saat itu, aku sungguh tulus berdoa untuk istri kamu. Aku sama sekali gak berharap istri kamu kenapa2. Tapi entahlah...ada perasaan sedih yang mendadak muncul. Sedih karena kamu harus pulang melihat istrimu" Atau sedih karena melihat kamu sedih"
Tiba2 aku refleks memeluk kamu. Kamu sampai kaget tapi kemudian membalas pelukanku. Perasaanku sangat2 gak karuan. Gak tau kenapa hatiku rasanya ingin menangis, tapi aku gak bisa nangis. Aku melepaskan pelukan. Berusaha senyum menatap kamu dan bilang semuanya akan baik2 saja. Kamu tersenyum tipis.
Quote: Hati2 Pak.. pesanku. Oke..Pulang yaa kamu naik ke mobil dan menyalakannya.
Mobilmu menjauh dari rumah kost-ku dan aku masih berdiri di depan gerbang sampai mobilmu hilang dari pandangan.
Aku menghela nafas panjang. Aku benci perasaanku saat itu, karena berkali2 perasaanku berbisik..ini terakhir kalinya aku ketemu kamu.
Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
PART XXXIII Aku berkali-kali mengecek HP.
Biasanya gak sampe 1 jam kamu pamit pulang dari kost-ku, selalu ada WA dari kamu. saya udah sampe rumah, Ri.. met istirahat ya
Tapi malam ini, kamu belum kasih kabar sama sekali. Aku khawatir, Apa kamu udah sampai rumah" Lagi ngapain kamu sekarang, Pak" Aku rebahan di tempat tidur.
Aku belum pernah lihat muka kamu se-kalut itu. Seperti blank! Apalagi saat kamu masih bicara sama Ibu kamu di telpon. Terlihat tegang dan penuh khawatir. Aku berdoa sekali lagi, mudah2an istri kamu gak kenapa2.
Lalu aku teringat saat aku tiba2 memelukmu. Kenapa aku bisa refleks melakukannya" Aku merasa begitu sedih tadi. Tapi aku sendiri gak paham kenapa aku bisa sedih. Dan kenapa juga berkali2 feeling-ku berkata kalau aku ini terakhir kalinya aku ketemu kamu. Aku benar2 gak ngerti!
Aku masih tetap ingin ketemu kamu. Sebentar lagi ulangtahun kamu, aku mau kasih kamu sweater biru. Aku mau kamu coba puding biskuit buatanku. Kamu udah janji mau traktir aku makan, kan"
Sisi egoisku semakin keras berbisik meyakinkan.. Engga, Riri! Besok2 kamu masih bisa ketemu lagi. Istrinya gak kenapa2, pasti cepet sembuhnya. Tanggal 25 dia pasti udah balik lagi. Sebelum kamu pulang ke Jakarta, kamu pasti bisa ketemu dia lagi begitulah sisi egoisku menenangkan. Aku menghela nafas, memejamkan mata.
Sisi bijakku berbisik pelan, sekarang atau nanti sama saja, kan" Kamu akan ditinggalkan. Ingat Riri, dia sudah beristri! Hubungan kalian sekarang ini apa sih" Kalaupun dia bilang sayang sama kamu, belum tentu Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
dia juga mau hidup sama kamu. Karena dia sudah punya kehidupan dengan keluarga kecilnya. Kamu harus bisa ambil sikap, Riri.. mumpung sekarang konsentrasi dia lagi teralihkan, kamu harus tinggalin dia duluan. Gak usah inget2 lagi, gak usah ngarep2 lagi! Karena sekarang ini kamu cuma lagi buang2 waktu, Ri.. sia2! kata sisi bijakku tegas.
Tiba2 sisi egoisku menyela, kamu gak mau coba jujur kalo kamu sayang sama Pak Didi juga"
Astagaa.. Aku membuka mata. Ngaco! Aku gak mungkin bicara jujur ke kamu kalo sebenarnya aku juga sayang sama kamu. Buat apa" Aku takut pengakuanku justru akan melukai perasaan banyak orang. Mungkin kamu senang, tapi gimana pandangan orang2 ke aku" Ke kita"
Hhhh...seandainya saja kamu masih single...atau paling gak, duda deh kaya Mas Adi... kan jadi lebih enak kalo mau berhubungan juga..
Sisi egoisku menyela cepat, duda" Gimana kalo sekarang istrinya kenapa2" Terus dia jadi.....
Aku memukul kepalaku sendiri dengan bantal. Dasar bego!! Otak gila! Bisa2nya mikir yang engga2! aku memaki diriku sendiri. Dan berdoa lagi semoga istri kamu benar2 gak kenapa2 dan bisa cepat sembuh.
Aku bangun dari tempat tidur, mengambil segelas air putih dan langsung meminumnya sampai habis. Aku merasa lebih tenang sekarang. Ku cek HP sekali lagi, masih belum ada kabar dari kamu. Aku pikir kamu pasti sudah tidur karena mungkin kelelahan. Ah sudahlah..
Aku berjalan ke arah lemari baju, membukanya dan mengambil kantong plastik yang tadi cepat2 kusembunyikan dari kamu. Kukeluarkan isinya. Kertas kado, gunting, selotip dan sweater biru yang masih terbungkus plastik. Aku menyibukkan diri dengan membuat kado untukmu. Lipat sana sini, gunting sana sini dan jadilah kado itu. Tak lupa kuselipkan kartu ucapan di dalamnya yang sebelumnya sudah kutulis dengan kalimat sederhana saja, selamat ulang tahun Pak Didi..semoga bahagia selalu -Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
Riri Kado sudah jadi dan ku simpan di lemari. Setelah kurapihkan sisa2 kertas kado, aku rebahan lagi dan gak lama kemudian aku tertidur.
Keesokan harinya... Pagi2 saat kubangun, aku langsung mengecek HP. Ada notif WA dari kamu,
Riri..maaf baru ngabarin. Saya udah di bandara. Pake pesawat jam 06.20, kamu baik2 ya disana
Aku melihat jam di HP-ku. 06.45 WITA. Pasti kamu sudah di pesawat. Iya pak, hati2.. aku tetap membalas WA-mu.
Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
PART XXXIV 25 Oktober 2015... Ini hari Minggu, ulangtahun kamu.
Pagi2 aku sudah bangun. Mengecek HP dan masih belum ada kabar dari kamu. Terakhir kamu kasih kabar saat kamu sudah ada di bandara mau pulang ke Jakarta. Itupun melalui WA.
Kamu udah balik belum ya ke Banjarmasin" batinku bertanya2.
Berkali2 kulihat HP di tangan. Ragu apa aku harus bertanya atau tidak. Ragu apa aku perlu mengucapkan selamat ulang tahun atau tidak usah. Aku hampir gak pernah menghubungi kamu duluan. Aneh rasanya kalau tiba2 harus menghubungi kamu duluan.
Kuletakkan lagi HP di meja. Di sebelah kado yang sudah kusiapkan.
Kuputuskan untuk tidak menghubungi kamu. Kamu lagi berkumpul sama keluargamu, rasanya gak enak kalau tiba2 aku menghubungi kamu. Aku mencoba bersabar. Sabar menunggu kabar. Aku masih berharap hari ini kamu balik ke Banjarmasin dan menghubungiku. Sama seperti beberapa minggu yang lalu, saat aku lagi jalan2 sama Mas Adi belanja kain Sasirangan dan kupikir kamu masih di Jakarta tapi ternyata sorenya kamu memberi kabar kalau kamu sudah sampai di Banjarmasin. Aku berharap seperti itu lagi.
Sambil menunggu, aku menyibukkan diri. Mencuci baju, merapihkan kamar dan sedikit2 mulai packing. Minggu depan aku sudah harus Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
pulang karena tugasku di Banjarmasin sudah selesai. Bahkan aku sampai membantu keponakan Ibu kost-ku menguras kolam ikan di taman belakang.
Sorenya, semua kesibukanku sudah selesai. Aku mengecek HP lagi dan masih belum ada kabar dari kamu. Aku teringat, waktu itu kamu baru mengabariku menjelang magrib, siapa tau hari ini kamu akan mengabariku menjelang magrib juga. Aku langsung mandi sore dan setelah itu ke dapur Ibu kost-ku. Aku mau membuat puding biskuit. Bahan2nya sudah kusiapkan dari kemarin. Masih berharap, saat kamu datang nanti puding biskuitnya sudah siap dicicipi.
Sampai selesai magrib pun, belum ada kabar dari kamu. Aku mulai berpikir, jangan2 kamu memang masih di Jakarta" Aku memutuskan untuk jalan2 keluar kost daripada terus2an kepikiran kamu, sekalian cari makan malam.
Ku parkir motorku di depan Warung Mama Azka. Setelah memilih menu, aku duduk di pojok belakang. Kulihat HP sekali lagi dan lagi2 belum ada kabar dari kamu. Aku melihat sekeliling tempat makan ini. Biasanya selalu makan disini sama kamu dan sekarang sendirian duduk disini, agak aneh rasanya.
Selesai makan, aku langsung pulang ke kost. Sudah jam 9 lebih! Aku sudah gak berharap kabar dari kamu lagi. Terserah kamu mau ngabarin atau gak, mau balik atau gak, aku udah gak peduli! Begitu sampai di kost, baru mau masuk kamar..Ibu Kost menghampiriku.
Quote: Mba Riri...udah pulang" tanya Ibu Kost.
Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
Ya bu.. ada apa ya" Enggak...Maaf yaa, Itu lho puding biskuit bikinan Mba Riri tadi udah kecolek sama si Toto (nama keponakan Ibu Kost-ku yang kecil)
Ya gapapa bu..makan aja. Emang saya bikin puding buat di makan kok..hehe
Weeh..tak kira buat Mas Didi. Makanya tadi Ibu buka kulkas, kaget..pudingnya udah kepotong sedikit, taunya dicicip si Toto. Tak bilangin si Toto, itu punya Mba Riri untu Mas-nya..jangan dimakan dulu..
Ya ampun, Ibu...gak papa kali. Saya lagi bikin buat sendiri juga kok. Seneng malah kalo di makan, berarti saya udah lulus bikin puding..
Yaa yaa.. Itu ngomong2 Mas Didi berapa hari ini kok ndak keliatan Mba" Biasanya tiap hari kesini tho" Apalagi kalo libur begini...
Lagi banyak kerjaan, Bu..biasalah deket2 akhir bulan, sibuk jadinya.
Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
hehehe Oooh.. Tak kira kemana, kok ndak pernah keliatan.. Yowis, Ibu masuk dulu yaa
Aku mengangguk dan setelah Ibu Kost pergi, aku masuk kamar. Kulihat kado untukmu masih di meja. Segera kupindahkan ke lemari dengan perasaan kesal. Aku langsung rebahan. Hari ini berasa banget capeknya!
Hhhh....kenapa kamu gak ada kabar, Pak" Aku pengen ketemu... Aku tau aku salah karena terus memikirkanmu sampai2 berharap bertemu. Tapi ya gimana"""
Keesokan harinya, aku berangkat ke kantor dengan muka agak lesu. Gak tau kenapa, rasanya gak mood aja. Begitu masuk ke ruangan Mas Adi, kulihat Mas Adi lagi sarapan bubur ayam dan langsung menawariku sarapan. Aku menggeleng tapi Mas Adi tetap memanggil salah satu staffnya untuk membelikanku bubur ayam.
Quote: Kenapa sih, cantik" Pagi2 udah lesu begitu...
Efek Senin. jawabku singkat. Kubuka laptop dan mulai melihat email2 masuk.
Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
Halah, efek senin.. Belagu lu. Kaya yang kerja aja..
Bawel lu. Kerjaan udah beres kan" Ciyeeeh..yang tinggal menghitung hari buat balik. Kapan sih Neng" Sabtunya atau Minggu-nya lu balik tuh"
Sabtu... Flight jam 1 gue..
ih Sabtu gue ada kondangan. Kenapa gak Minggunya aja sih Neng"
Bawel ya lu. Tanya aja ama HRD lu yang ngurusin tiketnya...
Weits...selow Neng seloow..sensi amat lu pagi2. Gak lagi mens kan" Hehehe
Aku diam saja Pagian deh gue jemput lu yak. Gue anter sampe bandara. Sebelum gue kondangan
Aku termenung. Waktu itu kamu pernah bilang ingin mengantarku ke
Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
bandara saat aku pulang. Aku belum mengiyakan sih karena menebak kalo Mas Adi pasti mau mengantarku juga. Mendadak kepikiran kamu membuatku refleks melihat HP. Masih belum ada kabar dari kamu.
Kamu udah balik kesini belum ya" Kamu masuk kerja gak ya" Batinku bertanya2 lagi.
Sisa hari2 ku di kantor Banjarmasin kuhabiskan dengan menjelaskan solusi dari hasil evaluasiku selama mengaudit cabang disini ke Mas Adi dan staff2nya. Semua data dan apapun yang perlu di cek, sudah selesai aku cek. Masalah2 sudah kutemukan, evaluasi sudah kujabarkan dan solusi2 yang coba aku ajukan ke atasanku juga sudah mendapat approval dari decision maker kantorku dengan beberapa masukan. Tinggal mempraktekkan solusi2 itu supaya kedepannya bisa lebih baik.
30 Oktober 2015, sekitar jam 20.30 WITA Hari Jumat. H-1 kepulanganku...
Kantor sepi. Tinggal ada aku dan Mas Adi yang masih sibuk mengecek data2 akhir bulan yang sudah dikerjakan oleh staff2nya. Aku menemaninya lembur sambil bantu mengecek juga.
Quote: Aduuh, pedes mata gue gara2 ni kerjaan. Ke Alfamart dulu ah sekalian beli rokok kata Mas Adi.
Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
Sepik aja lu..bilang aja mau cuci mata sama mba2 alfamart. Sahutku
hehehe..tau aja lu Neng. Nitip cemilan apa lu"
Kaya biasanya aja.. ama minumnya juga yak!
Siiiip Dan tinggal lah aku sendirian di kantor. Gak berapa lama, telpon kantor berdering.
Lha" Siapa yang jam segini telpon ke kantor" Apa telpon dari pusat ya" pikirku menebak2.
Jam segini, kantor Jakarta juga pasti lagi ribet2nya closing jadi pasti banyak yang lembur juga.
Aku berjalan ke meja Mas Adi. Telpon di kantor ada tiga buah. Salah satunya ada di ruangan Mas Adi. Kalau ada telpon masuk, semua telpon berdering. Tapi kalau jam kerja, biasanya diangkat dulu sama anak2 dan langsung disambungkan ke meja Mas Adi kalau memang keperluannya sama Mas Adi. Aku mengangkat telpon di meja Mas Adi.
Quote: Halo, selamat malam... sapaku ramah.
Riri" Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
Itu suara kamu! Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
PART XXXV 30 Oktober 2015, sekitar jam 20.30 WITA Hari Jumat. H-1 kepulanganku...
Quote: "Halo, selamat malam.." sapaku ramah.
"Riri"" Itu suara kamu!! Bapak..." tanyaku dengan perasaan gak karuan. Kaget, bingung, seneng tapi kesal juga.
Kudengar kamu tertawa kecil, "Bener feeling saya. Kamu masih di kantor jam segini.. closing""
"Iya..." Diam "Apakabar"" kita mengucapkan berbarengan. Aku tersenyum tipis.
Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
Kamu tertawa kecil lagi. "Apakabar Ri"" kamu mengulangi pertanyaanmu lagi.
'Gak baik!' Batinku berteriak. Aku menghela nafas. "Baik.. Bapak gimana""
"Saya baik..." Diam "Tumben telpon ke nomer kantor"" tanyaku
"Gapapa..." Diam "Mmm..lagi dimana Pak""
Kamu gak langsung jawab. Setelah terdiam, Di kantor. Baru beres kerjaan...
Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
Kamu ada di kantor" Itu artinya kamu sudah balik Banjarmasin"! Sejak kapan" Kenapa gak kasih kabar"" Tiba2 hatiku terasa sakit.
"Ooh..." aku malah menjawab seperti itu.
Kita saling diam. Aku ingin sekali menanyakan kabar istrimu, tapi rasanya susah sekali mengucapkannya.
"Istri udah baikan. Sekarang keluar dari rumah sakit. Cuma tangan kirinya harus di gips. Kata dokter sih gak lama. Mudah2an gak kenapa2 ya.." tiba2 kamu menjelaskan
"Aamiin.." Diam "Jadi pulang besok""
"Jadi.." "Flight jam berapa""
Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
"Jam 1 siang..."
"Ada yang nganter atau pake taksi""
"Dianterin Mas Adi.." menurutku, gak perlu aku mengingatkan kamu tentang keinginanmu mengantarku ke bandara saat aku pulang nanti.
Oooo... Diam Kok diem aja sih Ri" Hehe.. katamu
Aku tersenyum, Gapapa.. Bapak juga diem aja
Ri.... Hmm" Kamu gak langsung menjawab lagi, tapi kemudian...
Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
saya minta maaf... untuk" sahutku baru kabarin kamu sekarang...
Saya kira Bapak masih di Jakarta...
Engga, saya balik Minggu malam, flight terakhir...
Apa"" Minggu"! Saat ulangtahun kamu"! Kamu sudah ada di Banjarmasin dari Minggu malam dan baru ada kabar hari ini" Aku baru denger suara kamu malam ini"! Kamu kemana aja"! Entah kenapa hatiku semakin sakit. Rasanya ingin menangis.
Oh gitu... tapi lagi2 aku hanya bisa merespon sependek itu.
Diam Maaf juga, hari Minggu kemarin saya gak datang. Gak bisa penuhin janji saya ke kamu..
Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
Aku teringat kado untuk kamu. Sweater biru itu. Aku teringat betapa seharian itu aku menunggu kamu dengan penuh harapan. Aku teringat puding biskuit buatanku untuk kamu. Dadaku sesak mengingat semua itu..
Saya nunggu Bapak seharian.... kurasakan suaraku bergetar. Cepat2 kututupi ujung telpon dengan tanganku. Berdehem. Aku gak mau kamu tau kalo aku hampir menangis.
Maaf, Ri..... jawabmu pelan.
Ri.." kamu memanggilku lagi karena aku masih diam.
Saya pikir Bapak masih di Jakarta.. Tapi ternyata Bapak udah balik kesini dari kemarin2.. Bapak gak ada kabar2 ke saya... Saya ada salah apa"" susah payah aku berusaha menahan suaraku supaya tidak terdengar kesal dan marah.
Engga, enggak Ri.. kamu menjawab cepat.
Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
Kamu gak salah apa2.. Saya yang salah. Riri gak salah.. katamu.
Diam. Aku menutup ujung telponku lagi. Mengatur nafasku supaya lebih tenang berbicara.
Terus kenapa, Pak" tanyaku pelan.
Diam. Saya... Maaf Riri, saya... saya gak bisa..(ku dengar kamu menghela nafas panjang, diam sebentar) Saya gak bisa ninggalin istri saya. Istri saya, butuh saya. Saya..gak bisa balik, Ri.. kamu berkata dengan pelan, tapi tegas. Terdengar tegar, tapi entahlah..aku merasa tegar yang dipaksakan. Lebih tepatnya, ditegar-tegarkan. Apa kamu sedih, Pak"
Tangisku gak bisa kutahan lagi. Aku terisak. Cepat2 aku menutup ujung telpon lagi. Bagaimanapun juga, aku gak mau kamu sampai tau kalau aku menangis mendengar kata2mu barusan. Rasanya sakit sekali.
Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
Bahwa kita sama2 sadar dan paham, kata2mu itu bermakna dalam. Tidak sekedar meninggalkan atau butuh karena istrimu mengalami kecelakaan. Kata gak bisa balik , tidak se-simple gak bisa balik ke Banjarmasin maksudnya. Tapi lebih dari itu. Tersirat makna, kalau kamu akhirnya memutuskan untuk benar2 kembali kepada istrimu. Berhenti bermain hati dan memantapkan hati kembali demi keluarga kecilmu.
Iya pak, saya ngerti.. hanya itu jawabanku. lirih
Lalu kamu menceritakan tentang kepulanganmu kemarin. Ada perdebatan batin yang kamu rasakan, Melihat istrimu di rumah sakit, menemaninya selama beberapa hari. Kemudian kalian berbicara dari hati ke hati. Kamu juga menceritakan perasaanmu saat kamu bermain dengan anakmu yang mulai besar dan lancar mengoceh ini itu. Betapa sayangnya kamu sama anakmu itu dan...betapa berharganya keluarga kamu.
Sungguh aku mengerti perasaanmu. Aku tau ini berat untukmu. Aku paham posisimu dan aku mengerti kenapa kamu mengambil keputusan itu. Yang tidak aku mengerti adalah justru perasaanku sendiri. Campur aduk gak karuan. Sedih" Pasti.. Sakit" Iya..
Tapi aku harus bagaimana" Harus seperti apa" Semuanya benar2 rumit.
Aku menghela nafas panjang. Aku berusaha lebih lancar berbicara denganmu. Aku dukung keputusanmu dan malah sedikit menasihatimu untuk menjaga baik2 hubunganmu dengan istri dan anakmu. Meyakini bahwa hidup ini adalah pilihan dan gak semua yang kita inginkan bisa Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
kita dapatkan. Yang penting bersyukur dan jalani apa yang ada dengan sebaik2nya, begitu pesanku. Bukankah aku terlihat dewasa dan baik2 saja" Hhhh..
Jujur, di sisi lain aku salut dan bangga sama kamu. Akhirnya kamu benar2 menunjukkan kalau kamu memang seorang pria. Pria dewasa yang mengerti betul apa itu komitmen. Seperti di tulisan yang pernah aku baca, komitmen adalah tetap bersama walaupun saat kamu sedang tidak ingin bersama.
Dengan sedikit rasa bangga ini, aku merasa sedikit lega. Setidaknya aku gak perlu merasa tidak enak hati lagi. Aku gak perlu merasa bersalah dan aku gak bakal terbawa perasaan lagi tentang hubungan kita...di depan kamu.
Quote: Terima kasih, Ri.. Saya juga bersyukur bisa kenal sama Riri. Katamu
Aku diam Dua bulan ini....dua bulan yang istimewa buat saya. Saya anggap ini kado ulangtahun saya. Saya dipertemukan dengan kamu, bisa dekat sama kamu. Saya akui kalau saya salah karena saya punya perasaan sayang ke kamu di saat saya sudah berkeluarga. Itu gak bener! Tapi saya gak menyesali kesalahan itu. Saya malah bersyukur, saya Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
dikasih kesempatan buat kenal dan deket sama orang seperti yang ternyata saya inginkan. Dua bulan, itu lebih dari cukup Ri. Dan justru dari kamu juga saya akhirnya komit sama keluarga saya. Terima kasih Ri... Kalopun nanti kita gak berhubungan lagi, kamu selalu punya tempat sendiri di hidup saya... Sekali lagi pengen bilang, maaf udah ngerusak pertemanan kita sama perasaan saya. katamu pelan dan agak terbata2. Apa saat itu kamu menangis, Pak"
*Sampai sekarang, aku masih ingat sampai ke jeda-jeda pengucapan kamu saat kamu mengucapkan kalimat2 itu*
Iya Pak...sama2 aku hanya menjawab seperti itu. Ingin bicara lebih banyak, tapi suaraku seperti tertahan.
Saya gak yakin bisa ngomong ini di depan kamu. Jadi lewat telpon aja, maaf ya..hehe katamu lagi
Aku tertawa kecil. Hati2 besok pulangnya. Mudah2an kamu sukses kedepannya. Saya
Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
harap kamu dapat pasangan yang terbaik yaa..
Aamiin.. Pak. Terima kasih.
Diam Riri, boleh saya tanya satu hal" Saya cuma pengen tau.
Boleh.. Apa kamu pernah punya perasaan sama seperti saya"
Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
PART XXXVI Apa kamu pernah punya perasaan yang sama saya"
Aku kaget. Pertanyaan macam itu" Apa pentingnya bertanya semacam itu sekarang" Apa kalau aku mengatakan yang sebenarnya, akan ada perubahan" Tapi sekedar mengatakan, apa salahnya" Aku juga merasa harus menyampaikannya supaya aku bisa tenang.
Ri.. Quote: Ya" Eh itu.. (aku berdehem) Mmmm...saya makasih banget selama ini Bapak udah baik banget sama saya. Nemenin saya selama di Banjarmasin dan ngenalin ini itu ke saya. Yang awalnya gak tau apa2 tentang disini, jadi tau. Saya jadi gak ngerasa sendirian disini. (aku diam sebentar) Terima kasih ya pak, udah jadi sahabat..yang baik buat saya. Yang saya lakuin ke Bapak kemarin2, saya sih anggapnya bentuk terima kasih aja. Kataku jelas, supaya terdengar yakin.
Kata2 itu meluncur begitu saja. Ternyata aku masih saja bertahan untuk memendamnya. Ah sudahlah, gak semua perasaan harus tersampaikan, kan" Beberapa malah harus ada yang dipendam demi Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
kebaikan. Yah, semoga ini yang terbaik.
Oh gitu.. begitu saja responmu.
Diam Hhhh...tapi kenapa peraasanku jadi gak enak dan gak karuan" Apa aku harus benar2 menyampaikan""
Pak.." Ya" Batinku berdebat. Sisi egoisku berkata, kamu bilang, Ri! Gak ada salahnya.. biar kamu tenang dan gak perlu ada yang di pendam2 Sedangkan seperti biasa, sisi bijakku lain lagi pendapatnya, gak perlu Ri.. buat apa" Nanti kalo Pak Didi ngerasa jadi ada harapan lagi, gimana" Dia juga pasti bakal kepikiran kalo kamu sampai ngomong yang sebenarnya. Gak perlu! dan sisi egoisku masih gak mau kalah, emang kamu mau mendam2 perasaan terus"
Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
Sampai kapan" Malah bikin gak tenang sampai Jakarta nanti.. Aku bingung!
Kenapa, Ri" tanyamu lagi.
Eh itu...eeeu..selamat ulang taun Pak...hehe aku mencoba tertawa.
Kudengar kamu tertawa kecil juga, Udah lewat banget. Tapi makasih ya Riri..
Yaudah ya Pak, saya mau siap2 balik. Udah malem.. kataku
Oh, okey Ri... Aku menutup telpon. Masih berdiri memandangi telpon. Entahlah, perasaanku masih gak karuan. Apa sih" Harus senang atau sedih" Aku lega tapi masih ngerasa sesak juga" Campur aduk. Aku merasa air mataku hampir menetes.
Quote: Neeng.... Aku kaget. Ada Mas Adi! Cepat2 kuusap mataku. Aku berbalik, Mas
Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
Adi sudah ada dibelakangku. Menenteng plastik belanjaannya dari alfamart.
Telpon dari siapa" Bukan siapa2...gak penting. Kataku sambil berjalan ke mejaku.
Minuman gue mana, Mas" begitu ku duduk dan mulai melihat laptop lagi.
Mas Adi membukakan tutup botol minuman dan memberikannya padaku. Aku langsung meminumnya.
Aku merasa Mas Adi sedang memperhatikanku.
Lu baik2 aja" Kaga..gue ngantuk, gue laper..gue capek. Hehehe.. aku tersenyum
Didi ya yang nelpon lu" tanya Mas Adi hati2, berdiri disampingku.
Senyumku hilang, Apaan sih lu..
Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
Neng, kalo ada yang mau lu ceritain...cerita aja.
Gak ada..kerjaan lu udah kelar belum" Cepet balik yuk..
Neng.... sorry gue nguping.....
Diam. Aku menatap Mas Adi. Tapi aku gak berani menatap lama2. Aku menunduk. Aku memang butuh cerita! Mas Adi juga sudah kuanggap seperti abangku sendiri. Aku harus curhat sama dia. Mas Adi menarik kursi lain dan duduk disebelahku. Aku masih menunduk
Hey..kenapa" Aku masih diam saja. Tapi air mataku yang daritadi kutahan2 sudah gak terbendung lagi. Aku mulai terisak.
Eh kok nangis" Ada apa Neng" tanya mas Adi panik, tangannya merangkulku.
Gue... Gue.. Pak Didi... dia... susah sekali bercerita sambil menahan
Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
tangis seperti ini. Mas Adi diam memperhatikan.
Gue... Lu... sama Didi.."" tanya Mas Adi..
Aku masih menunduk. Tangisku pecah! Sudah susah kutahan2. Aku benar2 menangis sekarang. Mas Adi memelukku. Tangisku pecah di bahu Mas Adi, belum bisa menjelaskan apa2.
Jadi....selama ini...bener"" tanya Mas Adi pelan.
Aku masih menangis. Sejak kapan"" Aku semakin menangis.

Aku..kamu..dan Rahasia Kita Karya Riri di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Didi-nya tau" Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
Aku menggeleng di bahunya.
Astaga Neeeeeeeng..!! hanya begitu komentar Mas Adi.
Gue...gue sayang sama dia, Mas! Gue.. sayang sama dia. Tapi gue...gak bisa bilang. Gue takut! Tapi gue sayang dia!" susah sekali bercerita sambil menangis seperti ini.
Sudah! Akhirnya kalimat yang aku tahan2 bisa keluar juga dari mulutku! Akhirnya ada orang yang tau tentang bagaimana perasaanku sebenarnya. Tersampaikan, walaupun bukan di depan yang bersangkutan, tapi aku merasa sedikit lega. Setidaknya aku sudah jujur membuat pengakuan.
Mas Adi diam saja, menungguku selesai menangis. Aku juga merasa lebih baik setelah menangis. Kulepaskan pelukan Mas Adi. Aku mengusap mata dan hidungku.
Quote: Makasih Mas.. Hmmm... Lu marah ya Mas" tanyaku melihat Mas Adi diam.
Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
Kaga... gue marah juga buat apa"
Mas Adi diam, menyalakan rokok dan mulai menghisapnya.
Gue udah ingetin lu dulu2. Gue tau bakal kaya gini kejadiaannya..
Aku mengangguk. Aku menceritakan semuanya tentang kita! Dari mulai obrolan intens kita di telpon dan WA, sampai pertemuan pertama di Gramedia, istrimu yang kecelakaan, kemudian aku membeli sweater biru dan membuat puding biskuit dan sampai akhirnya pembicaraan kita di telpon barusan, bahwa kamu memilih kembali ke keluarga kamu. Mas Adi menyimak dengan baik. Dia tau aku hanya butuh didengarkan.
Hhhh....perasaan ya Neng" susah juga ngomongnya kalo udah masalah perasaan. Begitu katanya setelah aku selesai bercerita.
Aku mengangguk lagi. Perasaan tu emang gak pernah salah, Neng. Datangnya juga jorok
Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
dimana aja. Gak milih tempat, gak milih keadaan, gak milih orang. Kaya sampah.. Nah, pinter2nya yang punya perasaan dah tuh buat milah2. Apa ni sampah pantes di simpen buat dijadiin sesuatu atau cepet2 dibuang. Kalo lu udah tau dari awal kalo ni sampah kayaknya udah gak guna lagi nih..ya buru2 buang. Ngapain di simpen2" Yang ada malah jamuran, kena laler. Bikin penyakit! Cuma kadang nih yaa..orang tuh suka nunda2, suka ngira2, sok2 spekulasi.. ah gue simpen ah ni sampah. Sapa tau nanti ada gunanya, sapa tau ada ide mau dibikin apa. Nah disini nih, perlunya otak tuh dipake. Gue yakin otak kita tuh gak bego2 amat sampai2 gak bisa bedain mana sampah yang masih layak dan mana yg harus buru2 di buang.
*sampe sekarang, aku masih inget banget cara Mas Adi ngomongin kata2 barusan*
Iya Mas.. sahutku. Mas, maafin gue ya selama ini kalo gue banyak bohong ke lu. Udah gak jujur ke lu kataku lagi.
Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
It s okay Ri..gue tau setiap orang punya yang namanya pilihan ama privacy. Gue hargai itu
Aku diam saja. Udah, yang kaya gini nih mudah2an bisa jadi pelajaran buat lu nanti. Kalo kalian udah sadar sendiri kaya gini kan, enak... Coba kalo dari dulu lu bilang terang2an ke gue kalo lu suka sama si Didi atau kalian saling suka. Udah gue geplak juga pala lu, malah bisa jadi gue tonjok muka si Didi juga. Hehehe.. Tapi gue paham sih, kalo dari dulu gue tau trus gue bilangin lu sampe berbusa pun, gue yakin lu atau dia gak bakalan dengerin gue. Namanya orang lagi ada perasaan, harus sampe ada momen sendiri baru bisa sadar itu salah apa gak.
He em.. Yaudah yuk, gue anter lu balik. Udah malem banget ini..gak enak ama Ibu Kost lu. Besok juga gue kudu jemput lu pagian kan"
Aku mengangguk. Hhhhh.....sebenarnya aku sudah merasa lebih baik
Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
setelah curhat semuanya sama Mas Adi. Aku bener2 dengerin semua nasihat dia. Tapi seperti masih ada sedikit, sedikiiiiiit yang masih mengganjal. Dan aku gak tau itu apa..
Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
PART XXXVII 31 Oktober 2015. Bandara Syamsudin Noor, Banjarmasin.... Aku menghampiri Mas Adi yang menungguku di luar.
Quote: Udah check in-nya" tanya Mas Adi.
Udah. Nih.. aku menunjukkan tiket pesawatku dan memasukkannya ke tas kecilku.
Kena charge bagasi ya pasti..
Iya..bisa di rembes gak ya ke kantor"
Hahaha..mana ada" Emang tu barang2 keperluan kantor" Lagian, lu kimpoiin koper lu ya" Bisa nyampe beranak gitu.. Berangkat satu, pas balik bisa double aja.."
Bawel lu, namanya juga cewek..
Aus Neng, ngopi dulu bisa kali. Masih sempet kan"
Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
Aku dan Mas Adi masuk ke salah satu cafe di area bandara. Kami duduk berhadapan. Memesan 2 gelas kopi dan 2 air mineral. sambil menunggu jadwal pesawat yang akan membawaku pulang ke Jakarta.
Quote: Akhirnya ya Neng, nyampe juga lu 2 bulan disini..hehehe
Iya..pertama dateng kesini, gue clingak clinguk. Ni bandara apa terminal" Kecil amat..sesek pula. Ama kampung rambutan juga masih gedean kampung rambutan ya gue rasa..
Hahaha...sial lu. Bandara kota gue disamain ama terminal.. Hehe, eh tapi iya ding! Emang sesek banget ni bandara..
Kami diam. Mas Adi meminum pelan2 kopinya yang panas. Aku memainkan HP-ku. Meihat2 sosmed, melihat2 WA, scroll ke bawah dan gak sengaja ada nama kamu. WA terakhir kamu masih sama, saat kamu mengabari kamu akan pulang ke Jakarta dengan pesawat jam 06.20. Aku jadi teringat kamu. Hhhh... aku menutup HP-ku, memandang keramaian bandara.
Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
Ngelamun! Mas Adi menyiprat2kan air dari sedotan air mineral.
Ih apaan sih lu Mas, kotor tau.. sahutku kesal. Mas Adi cuma tertawa.
Udah...gak usah keliatan sedih gitu dong ninggalin gue disini..gue tau pasti lu bakal kangen ama gue..hehehe
Ngaco lu.. Neng, kayanya janji gue udah gue tepatin ya"
Janji apaan yak" aku mengingat2, sepertinya Mas Adi gak pernah janji apa2
Hadeh, pikun lu. Lu inget gak waktu pertama lu dateng kesini. Muka lu di tekuk, cemberuut aja. Ngelamuun mulu. Masih keliatan sisa2 sedihnya. Trus gue janji, kalo gue bisa bikin lu kerasan disini dan lu gak bakal bisa lupa sama Ban-jar-ma-sin. Hehehe..
Aku hanya tersenyum menanggapi perkataan Mas Adi.
Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
Dan kenyataan kan" lu jadi kerasan kan disini" Gue udah prediksi-in itu. Hehe.. Yaaa walaupun betahnya juga pasti bukan karena ada gue.. Mas Adi meledekku.
Gantian aku yang menyipratkan air dari sedotan, Nyebelin banget sih lu Mas"
Mas Adi tertawa2 melihatku cemberut..
Tapi yang diluar prediksi gue, gue gak ngarep lu balik dari sini dalam keadaan muka lu di tekuk lagi, lu ngelamun2 lagi. Dan sedih2 gitu, Ri...kaya sekarang
Aku diam, menyeruput kopiku pelan2.
Lu..gapapa" tanya Mas Adi menatapku serius.
Gapapa...baik2 aja gue.. Oooh.. Mmmm, Neng..tapi menurut gue ya, ini sok taunya gue aja
Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
sih..kalo denger cerita lu semalem, lu yakin tuh udah gada lagi yang mau disampein ke si Didi" Lu gak mau gitu...
Buat apa sih Mas" aku memotong perkataan Mas Adi.
Ya buat ketenangan lu lah. Apapun hasilnya, paling gak, lu udah tenang, udah gak penasaran karena masih ada yg lu pendem2 ke dia. Kalo hasilnya nanti..misalnya si Didi jadi ke-GR-an trus jadi ngejar2 lu lagi ya pinter2nya lu aja buat pake otak lu yang kemarin sempet ngaco itu. Ini bukan buat Didi, Neng.. ini buat elu. Gue gak mau ya elu terus2an ada pikiran, gue bilang engga ya" Kalo gue bilang, nanti gimana ya" Kalo gue gak bilang, nanti gimana ya" Gue takut..blablabla. Sibuk sama pikiran lu sendiri, Neng..
Kami saling diam.. Gue...gak tau harus gimana bilangnya. Hhhh...udahlah Mas, gue gak mau bahas2 kaya ini.
Mas Adi tersenyum, meminum kopinya lagi dan melihat jam
Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
tangannya. Eh, udah jam segini aja.. masuk gih. Mending nunggu di dalem aja..Gue juga mau kondangan. Kata Mas Adi.
Aku meminum kopiku sampai habis dan setelah Mas Adi membayarnya, dia mengantarku sampai depan pintu keberangkatan.
Baik2 lu.. ruangan gue bakal sepi nih gada lu. Kabarin kalo udah nyampe Kata Mas Adi.
Iya..makasih ya Mas buat semuanya. Kalo balik ke Jakarta kabar2 ya, ngopi2 lagi kita
Mas Adi mengangguk. Kapan lu kesini lagi"
Enggak deh kayaknya... Mana bisa" Lu kan yang ngaudit disini.. Februari taun depan harus kesini sekali lagi dong brarti buat finalnya..
Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
Gue bisa monitor dr Jakarta. Yang kesini bisa diganti sama Jafar atau Mas Dimas (aku menyebutkan dua auditor yang lain).. . Ntar gue coba ngomong sama Mas Dimas."
Hmmm..gitu. Yaudah deh, gimana baiknya lu aja.
Aku memeluk Mas Adi sebentar. Walaupun dia jahil dan kadang ngeselin, tapi dia adalah senior, teman, dan salah satu sahabat yang paling baik yang aku punya. Yang sudah aku anggap seperti abangku sendiri. Aku langsung masuk dan berjalan untuk menaiki eskalator ke lantai dua bandara. Aku betul2 memikirkan perkataan Mas Adi saat minum kopi tadi. Apakah aku harus benar2 mengatakannya" Bagaimana caranya"
Aku masuk ke boarding room dan menunggu pesawat disana. Tidak peduli dengan keramaian di sekelilingku. Aku membuka HP yang daritadi ku genggam. Menyentuh tanda aplikasi WA, scroll ke bawah mencari namamu. Klik! dan aku mulai merangkai kata.
Aku..Kamu..dan Rahasia Kita PART XXXVIII (TAMAT)
Dan aku mulai merangkai kata....
Quote: Pak Didi, saya sudah di bandara
(dua garis ceklis biru. Artinya kamu sudah baca WA-nya. Saya melihat di bawah nama kamu tertulis typing.... )
Tolong banget jangan balas WA saya, Pak.. Saya cuma lagi pengen cerita
(aku berhenti sebentar) Waktu itu Bapak pernah tanya ke saya. Dari sekian banyak kota yang saya datengin, kota mana yang paling berkesan"
Waktu itu saya jawab, semuanya punya kesan masing2. Ada enak&gaknya. Namanya juga sambil kerja
Tp Bapak masih tetep nanya: kan paling Ri...masa gak ada yg paling berkesan" Waktu itu gak saya tanggepin
Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
Sekarang sy udah bisa jawab Pak...
Dari sekian banyak kota, Banjarmasin yg paling bikin saya terkesan...
Karena disana ada perasaan saya yang dalam, untuk seseorang yang akhirnya saya tau kalau dia juga menyayangi saya. Tapi perasaan itu harus saya tinggalkan, karena gak mungkin saya bawa pulang.
Saya harus kembali ke tempat saya... dan saya gak bisa balik, Pak
(aku berhenti sebentar. Aku yakin kita sama2 tau maksud kembali dan balik tidak se-simple itu. Sama seperti maksud gak bisa ninggalin dan balik di telpon kemarin)
Terima kasih untuk semuanya
Terima kasih untuk resep puding biskuitnya. Toto bilang, puding saya enak
Saya pamit, Pak.. Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
Selesai! Semua ceklis sudah berganti warna menjadi biru, artinya semua WA-ku sudah kamu baca.
Aku membaca sekali lagi WA kita dari awal.
Aku menghela nafas panjang. Tersenyum. Tiba2 aku merasa sangat lega.
Tidak apa2 tidak bertatap muka walaupun itu sebenarnya yang aku inginkan. Tapi sudahlah... toh aku sudah menyampaikan apa yang selama ini ingin aku sampaikan. Yang terpenting, kamu sudah tau semuanya. Pertanyaanmu sudah mendapat jawaban yang sebenarnya.
Aku melihat namamu di WA. Kutekan sedetik dan muncul tanda tong sampah. Aku klik tanda itu.
'Delete chat with Pak Didi" Cancel Delete
Ku klik pilihan delete Aku membuka daftar kontak HP-ku. Kucari namamu, dan setelah ketemu, kutekan sedetik lagi. Muncul banyak pilihan. Ku klik salah satu,
Delete contact Cancel Delete
Ku klik pilihan delete Aku mematikan HP dan segera beranjak dari tempat duduk. Pesawatku sudah menunggu.
Aku..Kamu..dan Rahasia Kita ------------------------------------------01 Maret 2016, Aku kembali ke Banjarmasin. Mas Dimas leaderkutidak mengizinkan final report dari solusi hasil auditku digantikan oleh Jafar. Jadi sebelum aku ditugaskan ke kota lain, aku harus ke Banjarmasin lagi. Hanya dua hari satu malam. Menginap di salah satu hotel dekat kantor. Hari kedua, aku hanya bekerja setengah hari karena Mas Adi mangajakku (lebih tepatnya memaksa) keliling Banjarmasin. Napak tilas, begitu katanya. Karena aku flight malam, jadi aku masih punya banyak waktu.
Awalnya aku menolak untuk jalan2. Rasanya seperti akan membuka kembali kenangan2 lama yang sebenarnya tidak ingin aku ingat2. Aku sudah merasa baik2 saja dan takut kalau kembali malah akan menjadi tidak baik2 lagi. Tapi kata Mas Adi, kita baru bisa dianggap ikhlas menerima kejadian2 menyakitkan/menyedihkan di masa lalu ketika kita bisa tersenyum saat kita kembali mengingat masa lalu itu.
Aku kembali ke kota ini. Melewati jalan ini. Sampai pertigaan, belok ke arah jalan Pramuka. Masuk ke komplek rumah kost-ku. Mas Adi mengajakku mampir. Sudah bilang ke Ibu Kost, katanya. Aku juga kangen Ibu Kost-ku yang sangat baik ini. Kami mengobrol banyak hal. Sebelum pamit, aku izin melihat bekas kamarku dulu. Sudah ada oranglain yang mengisi dan orangnya sedang pergi. Tapi ibu kost-ku punya kunci cadangannya. Dia menemaniku melihat kamar. Tempat tidur itu..Meja kursi itu..masih sama. Hanya sekarang lebih berantakan. Aku tersenyum. Kemudian berjalan ke teras belakang. Meja kursi bambunya masih ada. Kolam ikan dan air mancurnya juga. Kelinci, kucing dan burungnya malah tambah banyak. Setelah selesai melihat2, Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
aku dan Mas Adi pamit pulang. Aku minta diantar ke Warung Mama Azka. Mas Adi menawariku makan dan aku gak mungkin menolak. Ini pertama kali Mas Adi makan disini dan kesekian kalinya buatku. Suasana warung masih sama. Masakannya masih enak2. Tapi harganya sedikit naik dibanding saat aku disini dan porsinya lebih sedikit. Aku tersenyum.
Kemudian kami meneruskan perjalanan. Aku hanya melewati gang rumahmu. Mas Adi gak tau rumahmu.
Mobil belok kanan menuju arah Veteran. Melewati Gramedia, kemudian menuju Masjid Kuin.
Melewati tempat perahu yang dulu pernah aku sewa saat ke Pasar Terapung sama kamu. Kemudian mobil melaju ke arah Perintis, melewati toko Andalas, tempat cemilan favoritku. Aku belanja sedikit untuk oleh2. Aku lupa urutannya kemana lagi, yang jelas aku kembali ke tempat2 yang pernah kudatangi dulu. Melewati pasar lama, melewati kampung Sasirangan, Mie ayam KM.1 dan tempat makan seafood di depannya. Tak lupa ke tempat yang sering kudatangi, Lontong Orari dan Chystal Bakery. Mampir lagi untuk beli blackforest kesukaanku.
Kemudian aku melewati Taman Siring. Masih sore begini belum ramai gerobak2 jagung bakar, belum banyak tikar2 yang digelar. Tapi aku ingat, di ujung tikar itulah tempat yang paling historical buatku. Aku hanya tersenyum saat mengingatnya.
Aku melewati satu2nya mall di Banjarmasin. (Bahkan sampai aku kesini lagi pun, jumlah mall masih belum bertambah). Aku teringat di mall ini aku membeli kado untuk kamu. Kado yang tidak akan pernah tersampaikan. Aku jadi berpikir, sekembalinya aku ke Jakarta, akan Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
kuberikan sweater itu untuk adikku saja. Sweater biru, yang sampai sekarang masih tersimpan rapi di lemari pakaianku. Hanya bungkus kadonya agak lusuh, karena kulempar keras begitu saja ke lemari gara2 aku kesal menunggumu seharian. Ah sudahlah, kekesalanku sudah hilang. Sekarang aku malah berpikir, kenapa bisa sampai se-kesal itu. Aku ingat hari itu aku benar2 menyibukkan diri sampai2 membantu menguras kolam ikan. Astaga..menguras kolam ikan" Menguras bak mandi saja aku sering malas2an. Aku senyum sendiri.
Terakhir, setelah melewati mall, sebenarnya itu sudah arah pulang ke kantor. Lebih cepat kalau lewat flyover (satu2nya flyover yang ada di kota ini). Tapi Mas Adi memilih tidak lewat flyover, malah melaju terus sampai perempatan dan belok kiri, Jalan Gatot Subroto. Daerah kantor kamu. Agak memutar kalo mau ke kantorku.
Aku melewati warung siomay yang kita suka, melewati warung soto juga. Semakin mendekat kantor kamu, aku mendadak merasa grogi. Sebenarnya aku gak berharap dan gak yakin ketemu kamu walaupun dulu aku sangat berharap bertemu kamu atau melihat kamu. Aku memastikan ke Mas Adi kalau kita gak akan mampir karena Mas Adi hobby membuat kejutan ke orang lain. Tapi Mas Adi malah tertawa, ngapain sih mampir" Bego lu! begitu katanya. Aku malah tenang setelah Mas Adi ngomong seperti itu. Kantormu sudah mulai terlihat dan tiba2...
Aku melihat kamu! Kamu baru keluar dari mobil yang terparkir di depan kantormu. Kemudian berjalan masuk ke kantor sambil menenteng plastik bening yang sepertinya berisi beberapa buah jeruk. Tapi sampai di pintu Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
masuk, kamu di cegat seorang pria. Kalian bersalaman, mengobrol entah apa dan tertawa2. Mobil kami melewatinya dan semakin menjauh. Aku melihatmu sampai aku tidak bisa melihatmu lagi. Hatiku berdebar2. Ini bukan karena grogi. Aku senang. Aku bisa melihatmu lagi dalam keadaan kamu terlihat senang dan baik2 saja. Terlihat ceria seperti biasa. Jauh berbeda dengan ingatan terakhirku saat bertemu kamu. Saat kamu mendapat kabar kalau istrimu kecelakaan. Kamu terlihat sedih, kalut, khawatir. Yah raut muka semacam itulah.
Jauh berbeda dengan yang aku lihat hari ini. Ada perasaan lega di hatiku. Aku tersenyum.
Aku senang karena kamu terlihat senang. Aku menatap Mas Adi..
Quote: Ngerasa lebih baik" tanya Mas Adi
Baik, lebih baik banget! jawabku.
Makasih, Mas.. Aku merangkul Mas Adi.
Eh gue lagi nyetir..! Aku tertawa, melepas rangkulanku.
Tapi yang terakhir tadi itu diluar planning gue lho. Kebetulan banget yak si Didi bisa nongol
Aku..Kamu..dan Rahasia Kita
Iya...kebetulan apa gak, pokoknya gue makasih ama lu!
Traktir kopi dong brarti..
Siiip... udah sore, langsung ke Bandara aja. Ngopi disana.
Lu bisa balik dengan perasaan ceria dong sekarang...Hehe"
"Maksudnya""
"Waktu lu balik dari sini yang dulu itu, lu balik dengan muka penuh beban, Neng! Halah, bahasa gueee..Hahaha
Aku ikut tertawa, "bisa aja lu"
Dan mobil pun langsung meluncur ke Bandara. -selesai Pendekar Gelandangan 1 Harimau Kemala Putih Karya Khu Lung Tamu Aneh Bingkisan Unik 1

Cari Blog Ini